penerapan layanan bimbingan rohani dalam …repository.radenfatah.ac.id/7240/1/skripsi_paisar... ·...
TRANSCRIPT
PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN ROHANI DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP DI
RUMAH SAKIT KOMPLEK PERTAMINA PLAJU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Strata 1 Sosial (S.Sos) Dalam Ilmu Dakwah Dan Komunikasi
Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam
OLEH :
PAISAR
NIM. 1525200026
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2020 M / 1441 H
i
NOTA PEMBIMBING
Hal : Pengajuan Ujian Munaqosyah
Kepada Yth. Bapak Dekan
Fak. Dakwah dan Komunikasi
UIN Raden Fatah
Di-
Palembang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan Hormat
Setelah mengadakan bimbingan dengan sungguh-sungguh, maka kami
berpendapat bahwa Skripsi saudara Paisar, NIM. 1525200026 yang berjudul
“Penerapan Layanan Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan Motivasi
Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Komplek Pertamina Plaju”
sudah dapat diajukan dalam ujian Munaqosyah di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Raden FatahPalembang.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Palembang, 20 Februari 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Abdur Razzaq, MA Neni Noviza, M.Pd
NIP. 197307112006041001 NIP. 197903042008012012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Paisar
Nim : 1525200026
Fakultas/Jurusan : Dakwah dan Komunikasi/Bimbingan Penyuluhan Islam
Judul Skripsi : Penerapan Layanan Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan
Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Komplek Pertamina Plaju
Telah dimunaqasyahkan dalam sidang terbuka Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang pada :
Hari/Tanggal :
Tempat : Ruang Sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Raden Fatah Palembang
Dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Program Strata I (S.Sos) pada jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.
Palembang, 2019
DEKAN,
Dr. Kusnadi, M.A
NIP. 197108192000031002
TIM PENGUJI
KETUA, SEKERTARIS
( ) ( )
NIP. NIP.
Penguji I Penguji II
( ) ( )
NIP. NIP.
iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Paisar
Tempat & Tanggal Lahir : Palembang, 26 September 1995
Nim : 1525200026
Fakultas/Jurusan : Dakwah dan komunikasi/Bimbingan Penyuluhan Islam
Judul Skripsi : Penerapan Layanan Bimbingan Rohani Dalam
Meningkatkan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit Komplek Pertamina Plaju
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa:
1. Seluruh data, informasi, interpretasi, pembahasan, dan kesimpulan yang disajikan
dalam skripsi ini kecuali yang disebutkan sumbernya adalah merupakan hasil
pengamatan, penelitian, pengolahan serta pemikiran saya dengan pengarahan
pemimbing yang ditetapkan.
2. Skripsi yang saya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Raden Fatah maupun di perguruan tinggi lainnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari ditemukan adanya ketidak benaran dalam pernyataan tersebut di
atas, maka saya bersedia menerima sanksi akademis berupa pembatalan gelar
akademik yang saya peroleh melalui pengajuan skripsi ini.
Palembang, 2020
Yang membuat pernyataan,
Paisar
NIM. 1525200026
iv
MOTTO
Demi Masa.
Sesungguhnya Manusia Itu Benar-Benar Dalam Kerugian,
Kecuali Orang-Orang Yang Beriman Dan Mengerjakan Amal Saleh Dan
Nasehat Menasehati Supaya Mentaati Kebenaran Dan Nasehat Menasehati
Supaya Menetapi Kesabaran.
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Kepada Abibillah Ayah angkatku sekaligus guruku dan Almarhumah Ibu angkatku
Arbayna yang tercinta, senantiasa mendo’akan serta memberikan semangat pada saya.
2. Adikku tercinta (Pratiwi) yang selalu mendukung baik suka maupun duka dalam
indahnya persaudaraan.
3. Mbak Ana, Bapak Kosim, Umi Lili Dianawati, Mbak Lili, Yai Usman Hasan, Hj Yani,
Juju Junardi, Ibu Nasima, Mem Puji, dan keluarga besarku yang selalu memberikan
support dan semangat kepada saya.
4. Bapak Fahrudin, Mangcek Helmi, Ayuk Meri yang telah banyak membantu dan
memberikan nasihat dalam perjuangan kuliahku.
5. Sahabat terbaikku (Siti Nur Hajariyah Bt Rusman) yang selalu memberikan semangat
dan saran-saran.
v
6. Muhammad Rizqi Akbar, S.Sos, Putri Puspita Hati, S.Sos Ahmad Mushlih, Ridho
Fahlevi, Hesi Dwi Hertika, Izati Basriyah, Syehan, Guntur Maulidin, Ade Rahmana
Arif, S.Sos yang selalu memberikan semangat dan saran serta do’a untuk kelancaran
sekripsiku.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan yang telah diberikan
kepada penulis sehingga dapat menuangkan fikiran, tenaga dan waktu dalam
menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) yang berjudul “Penerapan Layanan Bimbingan
Rohani Dalam Meningkatkan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Komplek Pertamina Plaju”. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada uswah hasanah bagi kita Rasulullah Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia dan senantiasa menegakan kalimat
Allah semata.
Skripsi ini penulis selesaikan dalam rangka sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana (S.Sos) bidang Dakwah dan Komunikasi pada Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan skripsi
ini, penulis mengakui banyak kekurangan dan keterbatasan. Namun atas pertolongan
Allah SWT, serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
merampungkan skripsi ini. Karena itu tidak berlebihan jika dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
vii
1. Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Bapak Prof. Drs. H.M.
Sirozi, MA. Ph.D yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada saya untuk
menimba ilmu di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang.
2. Bapak Dr. Kusnadi, MA. Sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Raden Fatah Palembang.
3. Ibu Neni Noviza, M. Pd sebagai ketua jurusan sekaligus penasehat akademik dan
Ibu Manah Rasmanah., M. Si. Sebagai sekretaris Jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam UIN Raden Fatah Palembang.
4. Bapak Dr. Abdur Razzaq, MA sebagai pembimbing utama, dan Ibu Neni Noviza,
M. Pd sebagai pembimbing kedua dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Raden Fatah Palembang yang telah memberikan ilmu pengetahuannya dan
memberikan kelancaran dalam penyelesaian skripsi dan studi di Fakultas Dakwah
dan Komunikasi.
6. Kepada pihak rumah sakit Pertamina Plaju yang telah memberikan data dan
informasi yang dibutuhkan penulis dalam pembuatan skripsi ini.
7. Rekan seperjuangan BPI angkatan 2015 yang selalu berjuang bersama dan akan
menjadi kenangan terindah bagi penulis.
Akhirnya, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. Sebagai manusia biasa, penulis menyadari skripsi ini tidaklah
sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan yang ada pada penulis. Penulis juga
viii
mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dan kekhilafan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan penulisan ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
sebagai penerus agama dan bangsa, dan ini menjadi amal sholeh bagi kita, semoga
diterima oleh Allah SWT sebagai bekal di akhirat kelak. Aamiin Ya Rabbal
‘Alaamiin.
Palembang, 2019
Penulis
Paisar
NIM. 1525200026
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTA PEMBIMBING .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... iii
MOTTO .................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv
ABSTRAK .............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Batasan Masalah ..................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 5
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 5
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6
G. Kerangka Teori ....................................................................................... 8
H. Metodelogi Penelitian ............................................................................ 9
1. Jenis Penelitian ................................................................................. 9
2. Subjek Penelitian .............................................................................. 9
x
3. Jenis Data dan Sumber Data ............................................................ 10
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 11
5. Teknik Analisis Data ........................................................................ 12
I. Sistematika Penulisan............................................................................. 14
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Rohani Islam........................................................................ 15
1. Definisi Bimbingan Rohani Islam .................................................... 15
2. Tujuan Bimbingan Kerohanian Islam .............................................. 18
3. Manfaat Bimbingan Rohani Islam ................................................... 19
4. Sasaran Bimbingan Rohani Islam .................................................... 20
5. Fungsi Bimbingan Rohani Islam ...................................................... 21
6. Bentuk Pelayanan Bimbingan Rohani Islam .................................... 22
7. Urgensi Bimbingan Rohani Islam .................................................... 23
8. Pembimbing Rohani Islam ............................................................... 24
9. Tahapan Dalam Bimbingan Rohani ................................................. 26
B. Motivasi.................................................................................................. 29
1. Definisi Motivasi .............................................................................. 29
2. Fungsi Motivasi ................................................................................ 31
3. Teori Motivasi .................................................................................. 32
4. Motivasi Dan Perilaku ...................................................................... 36
5. Jenis-Jenis Motivasi ......................................................................... 37
xi
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi .................................. 39
7. Klasifikasi Motivasi ......................................................................... 41
8. Cara Meningkatkan Motivasi ........................................................... 42
C. Pasien ..................................................................................................... 42
1. Pengertian Pasien ............................................................................. 42
2. Karakteristik Pasien Rawat Inap ...................................................... 43
3. Hak Pasien Sebagai Konsumen ........................................................ 44
BAB III DESKRIPSI WILAYAH
A. Profil RS Pertamina Plaju ...................................................................... 47
B. Fasilitas RS Pertamina Plaju .................................................................. 49
1. Fasilitas Layanan .............................................................................. 49
2. Dokter Spesialis ............................................................................... 50
3. Klinik................................................................................................ 51
C. Struktur Organisasi................................................................................. 53
D. Visi Dan Misi RS Pertamina Plaju ......................................................... 54
1. Visi ................................................................................................... 54
2. Misi .................................................................................................. 54
3. Corporate Culture ............................................................................ 54
4. Motto ................................................................................................ 55
E. Strategi RS ............................................................................................. 55
F. Klinik Umum dan Klinik Kesehatan Kerja ............................................ 57
xii
1. Tujuan first aid ditempat kerja ......................................................... 58
2. Beberapa program CSR diantaranya ................................................ 59
G. Perlengkapan .......................................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Data ................................................................... 61
1. Identitas Responden ......................................................................... 61
2. Tingkat Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di RS
Pertamina Plaju ................................................................................ 64
3. Pelaksanaan Bimbingan Kerohanian Dalam Meningkatkan
Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap Pada RS Pertamina
Plaju Palembang ............................................................................... 67
4. Peran Bimbingan Kerohanian Terhadap Pasien Rawat Inap
Pada RS Pertamina Plaju Palembang ............................................... 72
B. Pembahasan ............................................................................................ 75
1. Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap Pada RS Pertamina
Plaju .................................................................................................. 75
2. Pelaksanaan Bimbingan Kerohanian Dalam Meningkatkan
Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap Pada RS Pertamina
Plaju Palembang ............................................................................... 76
3. Peran Bimbingan Kerohanian Terhadap Pasien Rawat Inap
Pada RS Pertamina Plaju Palembang ............................................... 77
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 79
B. Saran ....................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Subyek Penelitian .................................................................................... 10
Tabel 3.1. Daftar Jumlah Tempat Tidur RS Pertamina Plaju Th 2016 .................... 59
Tabel 3.2. Daftar Kelas Perawatan RS Pertamina Plaju Th 2016 ............................ 60
Tabel 4.1. Hasil Wawancara Pada Responden Untuk Mengetahui Tingkat
Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di RS Pertamina Plaju ........ 64
Tabel 4.2. Hasil Wawancara Untuk Mengetahui Pelaksanaan Bimbingan
Kerohanian Dalam Meningkatkan Motivasi Kesembuhan Pasien ........ 67
Tabel 4.3. Program Bimbingan Kerohanian Pasien Rawat Inap RS Pertamina
Plaju ....................................................................................................... 70
Tabel 4.4. Hasil Wawancara Untuk Mengetahui Peran Bimbingan
Kerohanian Terhadap Pasien ................................................................. 72
xv
ABSTRAK
Bimbingan rohani Islam pada pasien adalah kegiatan yang didalamnya terjadi proses
layanan dan bimbingan serta pembinaan rohani kepada pasien di rumah sakit sebagai
upaya menyempurnakan ikatan medis ikhtiar spiritual. Dengan tujuan memberikan
ketenangan dan kesejukan hati dengan dorongan, motivasi, penguatan mental dan
pemberian do’a untuk tetap bersabar, bertawakal dan senantiasa menjalankan
kewajiban sebagai hamba Allah. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
bagaimana tingkat motivasi pasien rawat inap di Rumah Sakit Komplek Pertamina
Plaju, program apa saja yang dilakukan rumah sakit, bagaimana penerapan layanan
bimbingan kerohanian dalam meningkatkan motivasi kesembuhan pasien rawat inap.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat motivasi pasien rawat inap di
rumah sakit komplek Pertamina Plaju, program apa saja yang dilakukan rumah sakit
komplek Pertamina Plaju, dan penerapan layanan bimbingan kerohanian dalam
meningkatkan motivasi kesembuhan pasien rawat inap. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data yaitu menggunakan reduksi data, penyajian data serta penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian tingkat motivasi rendah pada awal mereka di diagnosa,
dapat terlihat pada saat ditunjukkan rasa cemas, takut, terkejut, frustasi, pelaksanaan
bimbingan kerohanian dilakukan yaitu para pasien dianjurkan sabar dan do’a dengan
menggunakan dzikir, baca Al-Qur’an, memotivasi dari kisah Nabi, bimbingan ibadah
wajib, penerapannya yaitu membantu kesembuhan pasien rawat inap plaju, dapat
dilihat dari segi ketenangan, bisa memaknai hidup, mengetahui keislaman, dapat
menerima penyakit yang diderita.
Kata Kunci: Bimbingan Rohani, Motivasi Kesembuhan Pasien
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa iini ikeperawatan idi iIndonesia itelah imengalami iperubahan
iyang isangat ipesat imenuju iperkembangan ikeperawatan isebagai iprofesi.
iAsmadi imengemukakan ibahwa ikeperawatan isebagai iprofesi imerupakan
ituntutan idan ikewajiban isebagai ibentuk itanggung ijawab iprofesional idan
isosial.1 iProses iini imerupakan isuatu iperubahan iyang isangat imendasar
idan ikonsepsional, iyang imencakup iseluruh iaspek ikeperawatan ibaik
iaspek ipelayanan iatau iasuhan ikeperawatan, ipendidikan, ipengembangan
idan ipemanfaatan iilmu ipengetahuan idan iteknologi, iserta ikehidupan
ikeprofesian idalam ikeperawatan.2
Peningkatan ikualitas ipelayanan ikeperawatan itidak ihanya
idiutamakan idalam ipelayanan ikeperawatan iaspek ifisik isaja, itetapi ijuga
idalam ipelayanan iaspek ipsikologis-religius iatau ispiritual.3 iHal iini isesuai
idengan iilmu idan ikiat ikeperawatan iyang imenyatakan ibahwa ipelayanan
iyang iprofesional iadalah ipelayanan iyang imemenuhi ikebutuhan ibio-psiko-
sosio-spiritual iyang ikomprehensif, iyang iditujukan ikepada iindividu,
1Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2008. Hal 45
2Al-Bukhari, Al-Imam Ibn „Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Maghiroh
Bardzabah. 1992. Shahih Bukhari Jilid I. Beirut: Darul Kutub al-„Ulumiyah. Hal 167 3 Ake, Julianus, Malpraktik dalam Keperawatan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2002.
Hal. 65
2
keluarga, idan imasyarakat, ibaik isakit imaupun isehat iyang imencakup
seluruh iproses ikehidupan imanusia.4
Perlu kita sadari bahawa kesehatan raga akan berpengaruh terhadap
kesehatan mental. Apabila mental seseorrang sehat maka raganya akan sehat.
Mental yang sehat ialah jiwanya akan kuat agar dapat berinteraksi dengan
orang lain. Kesehatan imerupakan isuatu ikeadaan isejahtera ifisik, imental
idan isosial iyang ilengkap idan ibukan ihanya ikebebasan idari ipenyakit iatau
ikecacatan.sehat idengan imenambahkan isatu ielemen iatau ispiritual iagama.
iSehingga isekarang iini iyang idimaksud isehat, itidak ihanya isehat ifisik,
ipsikologi, idan isosial ijuga itetapi ijuga isehat isecara ispiritual.5 iPengertian
ikesehatan iMenurut iWHO i(World iHealthy iOrganization) itampaknya ijuga
imengalami iperkembangan imenjadi isemakin ikompleks, iWHO
imendenifisikan ikesehatan isebagai i“... ikeadaan i(status) isehat iutuh
isecara ifisik, imental(rohani) idan isosial, idan ibukan ihanya isuatu
ikeadaan iyang ibebas idari ipenyakit, icacat idan ikelemahan...”.6
Banyak isekali iorang-orang iyang iterserang iberbagai imacam
ipenyakit, iselain ifisiknya iyang isakit itetapi imentalnya ijuga iterganggu.
iBanyak iorang iyang imengalami idepresi iterhadap ipenyakit iyang idi
ideritanya. iSeseorang iyang idinyatakan isudah isembuh idokter, itetapi ijuga
itak ibanyak ijuga iorang iyang imengalami ikecemasan ipada idirinuya
imeskipun itelah idikatan isembuh, irasa itakut iyang idialami ioleh iseseorang
ijika ipenyakitnya iakan ikambuh ilagi, isehingga idapat imengganggu
4Ibid
5Ibid
6Ibid
3
ikesehatan ipsikis iseseorang itersebut.Psies iberpendapat ibahwa ikecemasan
iatau ipersaan icemas iadalah isuatu ikeadaan iyang idialami iketika iberfikir
itentang isesuatu itang tidak menyenangkan terjadi. Calhoun idan iAcocella
imenambahkan ikecemasan iadalah iperasaan ibaik i(realistis imaupun itidak
irealistis) iyang idisertai idengan ikeadaan ipeningkatan ireaksi ikejiwaan.7
Manusia iadalah imakhluk iciptaan iAllah iyang ipaling itinggi
iderajatnya idibandingkan idengan imakhluk iAllah iyang ilain. iKarena
imanusia idiberi ikelebihan iberupa iakal idan ifikiran iagar idapat
imembedakan iantara iyang ibaik idan iyang iburuk. iDengan
ikeistimewaannya itersebut idiharapkan imanusia idapat ihidup ibahagia idi
idunia idan iakhirat. iSesuai idengan itujuan ipenciptaannya, imaka itinjauan
itentang ihakekat imanusia idengan iberbagai idimensi ikemanusiaannya,
ipotensinya idan ipermasalahannya imenjadi ititik itolak ibagi ipentingnya
ikegiatan ibimbingan idan ikeagamaan ibagi imanusia, idi imana isalah isatu
idari itujuan ibimbingan idan ikeagamaan iadalah iuntuk imemelihara idan
imencapai ikesehatan imental.
Dari isekian ibanyak iorang, imasih iditemukan iketika iseseorang
itersebut ijatuh isakit icenderung ilupa iuntuk iberibadah ikepada iAllah.
iKetika iseseorang isakit iseharusnya iseseorang itersebut iakan isemakin
idekat idengan iAllah iSwt imemohon iampunan iatas idosa-dosanya iorang
isakit iakan ilebih ibaik idi iijabah idibandingkan idengan iorang iyang itidak
isakit. iSesungguhnya isakit iitu idatangnya idari iAllah iSwt imaka iia
7Ibid
4
ipulalah iyang iakan imenyembuhkannya. iSebagaimana idalam ifirman iAllah
idalam isurat iAr-ra‟d iayat i28 i iyang iberbunyi i:
Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-
lah hati menjadi tenteram. (Q.S Ar-Ra‟d : 28)
Berdasarkan hasil dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik
untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai “Penerapan Layanan Bimbingan
Rohani Dalam Meningkatkan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap
di Rumah Sakit Komplek Pertamina Plaju”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti akan membatasi masalah
yang diteliti agar dapat mengarah pada sasaran yang efektif, permasalahan
yang dibatasi mengenai layanan bimbingan rohani yang akan diterapkan
bentuk spiritual dengan psikologis (dzikir dan do‟a) motivasi ekstrinsik dalam
diri pasien.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat motivasi pasien rawat inap dalam upaya kesembuhan
mereka di rumah sakit komplek Pertamina Plaju ?
5
2. Program-program apa saja yang dilakukan rumah sakit komplek Pertamina
Plaju dalam meningkatkan motivasi kesembuhan pasien rawat inap ?
3. Bagaimana penerapan layanan bimbingan kerohanian dalam meningkatkan
motivasi kesembuhan pasien rawat inap di rumah sakit komplek Pertamina
Plaju?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat motivasi pasien rawat inap dalam upaya
kesembuhan mereka di rumah sakit komplek Pertamina Plaju ?
2. Untuk mengetahui program-program apa saja yang dilakukan rumah sakit
komplek Pertamina Plaju dalam meningkatkan motivasi kesembuhan
pasien rawat inap ?
3. Untuk mengetahui penerapan layanan bimbingan kerohanian dalam
meningkatkan motivasi kesembuhan pasien rawat inap di rumah sakit
komplek Pertamina Plaju?
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangsih pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama
bagi jurusan bimbingan penyuluhan Islam.
2. Secara Praktis
a. Peneliti ini diharapkan bermanfaat untuk konselor ssecara praktis
adalah dapat menjadi salah satu pedoman, bagi konselor dalam
menerapkan bimbingan kerohanian pada pasien rawat inap
6
b. Untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh gelar sarjana (S1)
dalam fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang
F. Tinjauan pustaka
Rani Wijayanti dalam penelitiannya yang berjudul “Pelayanan
bimbingan rohani Islam dalam menunjang penyembuhan pasien rawat inap di
rumah sakit daerah DR Abdul Gani Moeloek (RDSUDAM) Bandar
Lampung”. Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa perlu diadakan bimbingan
rohani terhadap pasien yang dalam berada di rawat inap untuk memberikan
semangat dalam kesembuhan. Perbedaan dalam penelian ini dengan judul
yang peneliti teliti adalah jika penelitian Rani Wijayanti ini berfokus pada
layanan bimbingan konseling dalam membimbing rohani pasien untuk
menunjang kesembuhan sedangkan peneli berfokus pada pelayanan penerapan
layanan bimbingan konseling itu untuk meningkatkan motivasi pasien rawat
inap. Adapun persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang Bimbingan
rohani terhadap pasien rawat inap untuk menunjang kesembuhannya.
Aditya Kusuma Wardana dalam penelitiannya yang berjudul
“Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam Bagi Pasien Rawat Inap Di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang (Analisis Bimbingan Konseling Islam)”.
Hasil dalam penelitian iini iadalah iproses ipelaksanaan ibimbingan irohani
iIslam idi iRumah iSakit iIslam iSultan iAgung iSemarang iadalah isebagai
iberikut i: iPelaksanaan ibimbingan irohani iIslam idi iRumah iSakit iIslam
iSultan iAgung iSemarang idilaksanakan ioleh ipetugas ibimroh iyang
imemang idiangkat idengan ikemampuan iyang idibutuhkan idan
7
imembimbing isetiap ipasien irawat iinap idi irumah isakit. iMetode iyang
idigunakan iyaitu idengan imetode ilangsung i(tatap imuka, ipenyampaian
ilangsung idalam ivisit ikeruang ipasien idan iproses iinteraksi ilangsung) i&
imetode itidak ilangsung i(melalui ibuku ipanduan isakit, imajalah,
imikrofone, idan iTV iDakwah). iPemberian ilayanan ibimbingan irohani ibagi
ipasien irawat iinap idi irumah isakit iIslam iSultan iAgung itidak iterlepas
idari iproses ibimbingan ikonseling iIslam. iHal iini idikarenakan iuntuk
imenangani imasalah iyang idialami ibeberapa ipasien, ipemberian ibimbingan
irohani iharus imerujuk ipada iproses ibimbingan ikonseling iIslam iuntuk
imembantu imenyelesaikan imasalah iyang idihadapi ioleh ipasien. iSehingga
idiharapkan ipasien ibisa imenemukan icore iproblem idari imasalah iyang
idihadapinya. Perbedaan dalam penelitian ini jika penelitian terdahulu fokus
pada bimbingan Islam untuk pasien sedangkan peneliti pada layanan
bimbingan kerohanian untuk meningkatkan motivasi, adapun persamaannya
adalah sama-sama membahas tentang bimbingan yang berhubungan dengan
kerohanian.
Andrey Nur Saputra dalam penelitiannya yang berjudul “Peran
Bimbingan Rohani Islam Dalam Menangani Kecemasan Pasien Cacat Fisik
Korban Kecelakaan (Studi Kasus Di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran,
Kabupaten Semarang”. Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa peran dalam
membimbing kerohanian pada pasien cacat fisik korban kecelakaan ini sangat
dibutuhkan untuk memberikan ketegaran dan semangat baru dalam menata
kehidupan. Perbedaan dalam penelitian ini adalah berfokus pada pasien yang
8
mengalami cacat fisik setelah mengalami kecelakaan sedangkan peneliti
mengadakan penelitian pada pasien yang hanya rawat inap saja. Persamaannya
adalah sama-sama melalui peran bimbingan kerohanian pada jiwa pasien.
G. Kerangka Teori
1. Bimbingan rohani
Bimbingan rohani Islam iadalah ipelayanan iyang imemberikan
isantunan irohani ikepada ipasien idan ikeluarganya idalam ibentuk
ipemberian imotivasi iagar itabah idan isabar idalam imenghadapi icobaan,
idengan imemberikan ituntunan ido‟a, icara ibersuci, ishalat, idan iamalan
iibadah ilainya iyang idilakukan idalam ikeadaan isakit.8
Bimbingan ikerohanian ibagi ipasien iadalah ipelayanan iyang
imemberikan isantunan irohani ikepada ipasien idan ikeluarganya idalam
ibentuk ipemberian imotivasi iagar itabah idan isabar idalam imenghadapi
icobaan, idengan imemberikan ibantuan ido‟a, icara ibersuci, isholat, idan
iamalan iibadah ilainnya iyang idilakukan idalam ikeadaan isakit.
iPengertian iyang ilain idisebutkan ibimbingan ikerohanian iIslam idapat
idiartikan isebagai iproses ipemeliharaan ipengurusan, ipenjagaan
iaktivitas irohaniah, iinsaniyah, iagar itetap iberada idalam isituasi idan
ikondisi iyang ifitrah idalam irangka imewujudkan ikeyakinan, isabar,
itawakal, iberikhtiar idalam imengatasi imasalah, imenjalani ianugrah
inikmat iyang iberupa ikesehatan.9
2. Motivasi
8Bukhori, Baidi, Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian Bagi Pasien Rawat Inap,
Laporan Penelitian, (tidak diterbitkan), Semarang: Pusat Penelitian Walisongo, 2005. 9 Neni Noviza, Op.,Cit, hal 1
9
Teori imotivasi idapat idi ikategorikan imenjadi itiga ikelompok
iyaitu iteori idengan ipendekatan iisi i(content), iproses idan ipenguatan.
iTeori idengan ipendekatan iini ilebih ibanyak imenekankan ipada ifaktor
iapa iyang imembuat iindividu imelakukan isuatu itindakan idengan icara
itertentu.10
Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat orang
bertindak atau berperilaku dengan cara-cara motivasi yang mengacu pada
sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor-faktor yang mendorong
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi dapat
diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status, kekuasaan dan
pengakuan yang lebih tinggi bagi setiap individu. Motivasi justru dapat
dilihat sebagai basis untuk mencapai sukses pada berbagai segi kehidupan
melalui peningkatan kemampuan dan kemauan. 11
H. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yang
berupa penelitian pustaka dan menggunakan buku-buku yang relevan
dengan penelitian dan yang diperoleh langsung dari data yang ada
dilapangan.
10
Surya, Mohamad, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy: 2003, h. 102 11
George Terry, Prinsip – Prinsip Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hal 131
10
2. Subyek Penelitian
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah para perawat, para
pembimbing kerohanian dan pasien rawat inap di rumah sakit komplek
Pertamina Plaju dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1
Subyek Penelitian
No Subyek Jumlah
1 Perawat 1 orang
2 Pasien 2 Orang
3 Dokter 1 Orang
4 Pembimbing rohani 1 orang
Jumlah 5 orang
3. Jenis data dan sumber data
a. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif yang dimaksud adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat serta gambar.
b. Sumber data
1) Data primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari responden oleh peneliti dengan cara diperoleh melalui angket
dan wawancara yang dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti.
11
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari
dokumentasi dan buku-buku pendukung yang tersedia di instansi
tempat dimana penelitian itu dilakukan juga tersedia diluar instansi
atau lokasi penelitian. Data sekunder yang tersedia di lokasi
penelitian disebut dengan data sekunder internal, sedangkan yang
tersedia di luar lokasi penelitian disebut dengan data sekunder
eksternal.
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Menurut i iNazir i ipengumpulan idata iadalah isuatu iproses
ipengadaan idata iprimer iuntuk ikeperluan ipenelitian.12
iUntuk idata
iyang idiperlukan itersebut idigunakan ibeberapa iteknis ipengumpulan
idata. iPada ipenelitian iini idigunakan iteknis ipengambilan idata iyaitu:
a. Wawancara atau Interview
Peneliti lakukan untuk memperoleh data-data primer, yaitu
meliputi data-data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
langsung pada pihak-pihak yang berkepentingan. Model ini
diaplikasikan untuk menggali data dari rumah sakit komplek Pertamina
Plaju.
b. Observasi
Observasi iatau iyang idisebut idengan ipengamatan, imeliputi
ikegiatan iperhatian iterhadap isuatu iobjek idengan imenggunakan
12
Nazir. 1998. Tekhnik Pengumpulan Data. Ghalia Indonesia
12
iseluruh ialat iindera. iJadi iobservasi idapat idilakukan imelalui
ipengllihatan, ipenciuman, ipendengaran, iperaba, idan ipengecap.
iAdapun iobservasi iyang idigunakan idalam ipenelitian iini iuntuk
imengetahui ikeadaan iobjek isecara langsung serta keadaan wilayah,
letak geografis, keadaan sarana prasarana serta kondisi rumah sakit
komplek Pertamina Plaju.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah iteknik ipengumpulan idata isekunder
imelalui ireferensi-referensi iilmiah, iseperti ibuku-buku, ijurnal-jurnal,
idata-data inilai isiswa iataupun ilaporan-laporan ilain iyang irelevan
idengan ipembahasan. Dalam ipenelitian iini idokumentasi iyang
idilakukan iuntuk imendapatkan idata iyang iberkaitan idengan
ipenerapan ilayanan ibimbingan ikerohanian idalam imeningkatkan
imotivasi ikesembuhan ipasien irawat iinap idi irumah isakit ikomplek
Pertamina Plaju.
5. Tekhnik Analisa Data
Tujuan ianalisis idata iadalah iuntuk imengungkap idata iapa iyang
imasih iperlu idicari, ihipotesis iapa iyang iperlu idiuji, ipertanyaan iapa
iyang iperlu idi ijawab, imetode iapa iyang iharus idigunakan iuntuk
imendapat iinforman ibaru, idan ikesalahan iapa iyang iharus isegera
idiperbaiki. iPenelitian iini imenggunakan iteknik ianalisis idata idalam
iBurhan iBungin. iTeknik ianalisis iini iterdiri idari itiga ikegiatan isecara
13
ibersamaan, iyaitu ireduksi idata, ipenyajian idata, iserta ipenarikan
ikesimpulan iatau iverifikasi.13
a. Reduksi idata idapat idiartikan isebagai iproses ipemilihan, ipemusatan
iperhatian ipada ipenyerderhanaanya, ipengabstrakan idan itranformasi
idata i“kasar” iyang imuncul idicatatan-catatan ilapangan. iPeneliti
imelakukan ipengumpulan idata-data iyang imasih ibelum irapi idari
ihasil ipencarian data. Kemudian di reduksi melalui proses
menajamkan, mengolongkan, mengategorikan sesuai dengan dimensi-
dimensi kualitas yang di perlukan, mengarahkan, membuang data yang
tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga
akhirnya data yang terkumpuldiverifikasi.
b. Penyajian data adalah mendeskripsikan sekumpulan informasi tersusun
yang memberikan kemungkinana adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilantindakan.Penyajiankualitatifdisajikandalamteksnaratif,
matrik, grafik, jaringan dan bagan. Display data ini dilakukan dengan
memaparkan data dengan memilih inti informasi terkait dengan
penerapan layanan bimbingan kerohanian dalam meningkatkan
motivasi kesembuhan pasien rawat inap di rumah sakit komplek
Pertamina Plaju.
c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan diakhir
penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai kesimpulan dan melakukan
verifikasi, baik dari segi makna maupun segi kebenaran kesimpulan
13
Burhan Bunging, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi Ekonomi dan
kebijakan publik serta ilmu-ilmu lainnya, (Jakarta : Grafindo Persada, 2016), hal. 45
14
yang disepakati oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna
yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan,
dan kekokohannya. Peneliti mencari arti dan penjelasannya kemudian
menyusun pola-pola hubungan tertentu yang mudah dipahami dan
ditafsirkan. Data tersebut dihubungkan dan dibandingkan atara yang
satu dengan yang lainnya sehingga, mudah ditarik kesimpulan sebagai
jawaban benar setiap permasalahan yangada.
Ketiga imacam ikegiatan ianalisis iyang idipaparkan idi iatas,
isaling iberhubungan idan iberlangsung iterus imenerus iselama ipenelitian
idilakukan. iKegiatan iyang iterus imenerus idari iawal isampai iakhir
ipenelitian, isehingga idata iyang idiperoleh itidak itimpang iatau iberat
isebelah ikarena iantara idata iyang isatu idengan iyang ilain isaling
terkait.
I. Sistematika Pembahasan
BAB I. Pendahuluan, merupakan bagian pendahuluan yang ditujukan
untuk memahami tulisan secara garis besar yang mencakup latar belakang,
perumusan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian.
BAB II. Tinjauan pustaka, Membahas defenisi bimbingan rohani
Islam, Tujuan bimbingan kerohanian Islam, Manfaat bimbingan rohani Islam,
Sasaran bimbingan rohani Islam, Fungsi bimbingan Rohani Islam, Bentuk
pelayanan bimbingan Islam, Urgensi bimbingan Rohani Islam, Pembimbing
Rohani Islam, Motivasi, fungsi motivasi, teori motivasi, Motivasi dan
perilaku.
15
BAB III. Deskripsi wilayah penelitian, merupakan uraian dari historis
Rumah Sakit komplek Pertamina Plaju
BAB IV. Hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian merupakan
inti dari penulisan yang berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil
penelitian
BAB V. Kesimpulan dan saran, merupakan bagian akhir dari penulisan
yang mengungkapkan tentang kesimpulan dan saran-saran penelitian
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Rohani Islam
1. Definisi Bimbingan Rohani Islam
Yang dimaksud dengan bimbingan kerohanian Islam bagi pasien
adalah pelayanan iyang imemberikan isantunan irohani ikepada ipasien
idan ikeluarganya idalam ibentuk ipemberian imotivasi iagar itabah idan
isabar idalam imenghadapi icobaan, idengan imemberikan ibantuan ido‟a,
icara ibersuci, ishalat, idan iamalan iibadah ilainnya iyang idilakukan
idalam ikeadaan isakit. iDalam ipengertian iyang ilain idisebutkan
ibimbingan ikerohanian iIslam idapat idiartikan isebagai iproses
ipemeliharaan ipengurusan, ipenjagaan iaktivitas irohaniah, iinsaniah,
iagar itetap iberada idalam isituasi idan ikondisi iyang ifitrah idalam
irangka imewujudkan ikeyakinan, isabar, itawakal, iberikhtiar idalam
imengatasi imasalah, imenjalani ianugrah inikmat iyang iberupa
ikesehatan.14
Bimbingan idan iPerawatan iRohani iIslam iadalah iproses
ipemberian ibantuan, ipemeliharaan, ipengembangan idan ipengobatan
iruhani idari isegala imacam igangguan idan ipenyakit iyang imengotori
ikesucian ifitrah iruhani imanusia iagar iselamat isejahtera idunia iakhirat
didasari ipada ituntunan iAl-Qur‟an, ias-sunnah idan ihasil iijtihad imelalui
14
Neni Noviza, Bimbingan Rohani Pasien, (Palembang : Noer Fikri, 2018), hal. 1
17
metodelogi penalaran dan pengembangan isecara: istibathiy (deduktif),
istiqr‟iy (induktif/riset iqtibasiy (memimjam teori) idan „irfaniy
(laduni/hudhuri).15
Al-Qur‟an iadalah ikitab isuci iyang imerupakan isumber iutama
idan ipertama iajaran iIslam iyang iberfungsi isebagai ipetunjuk ibagi
ikehidupan imanusia. iBila iumat iIslam imenjadikan ial-Qur‟an isebagai
ipedoman ihidup, iniscaya iumat iIslam iakan imaju, icerdas, isejahtera
ilahir idan ibatin. iSebaliknya ijika iumat iIslam ijauh idari ial-Qur‟an
imaka ikemunduranlah iyang iakan idialami. iTujuan idari ipada ial-
Qur‟an iditurunkan isecara iberangsur-angsur itidak ilain iadalah iagar
imanusia idapat imemahami idan imengamalkan iajaran iislam isecara
ibertahap, isehingga idalam ipelaksanaan iajaran iislam itidak imenjadi
ibeban, itetapi imenjadi isalah isatu ikeyakinan idan ikeutamaan idalam
imengamalkan iisi ikandungan ial-Qur‟an isesuai idengan itingkat
ikemampuan imanusia.16
Dalam ipenemuan imutakhir, iruhani isebagai ipusat ispiritual
imanusia imenduduki iposisi iyang isangat ipenting idan imenentukan
ibagi ikeselamatan idan ikesejahteraan ihidup imanusia idi idunia idan
iakhirat.17
iDalam iislam iposisi idan ieksistensi iruhani itidak idiragukan
ilagi isangat ipenting ikarena isubtansi iruhani idalam iislam imerupakan
15
Isep Zaenal Arifin, Bimbingan & Perawatan Rohani Islam Di Rumah Sakit, (Bandung:
Fokusmedia,2017), hal. 1 16
Methy Meilani,Abdur Razzaq, Strategi Bimbingan Dan Konseling Islam Dalam
Meningkatkan Minat Anak Untuk Membaca Al-Qur‟an Di Tk/Tpa Unit 134 Al-Ittihad Di
Komplek Way Hitam Pakjo Palembang, (Palembang, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang). Hal. 1-2 17
Ibid
18
icitra idan ipercikan iilahi iyang iia ihembuskan ibukan iia iciptakan
isebagaimana itubuh. iSebagaimana iterkandung idalam iQ.S. iAs-Sajdah:
i9 iyang berbunyi :
Artinya : “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya
roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”.(Q.S.
As-Sajdah: [32]: 9).
Akibatnya imanusia imenganggap ipusat ikehidupan iini iadalah
ibadan idengan iakal idan ilogika iadalah isegalanya, ilupa ibahwa iruh
imanusia ilah iinti ikehidupannya,dan iruh ipula ilah iyang iakan ikembali
ike ialam iasal imuasal ikehidupan imanusia.18
iApabila iagama iislam
imenjadi iframe ibagi ikepribadian imanusia imaka isemua itindakan
ikepribadiannya idianggap isuatu iibadah, isebab iibadah imerupakan
iaktualisasi idiri i(self-actialization). iOleh ikarena iitu ikepribadian
idianggap isebagai iamalan iibadah imaka imanusia idituntut
iberkepribadian isesuai idengan ituntunan iAl-Qur‟an idan iSunnah, isebab
ikedua ituntunan iini imenjadi ipembimbing istruktur iruhani.19
Jadi, ibimbingan ikerohanian iIslam iadalah iproses ipemberian
ibantuan ipada iindividu iyang imengalami ikelemahan iiman iatau
ispritual ikarena idihadapkan ipada iberbagai ipermasalahan ikehidupan.
18
Ibid, Hal. 2 19
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam(Ed-1), (jakarta: PT RajaGrafindo
Persada,2001), hal. 123
19
iDalam ikonteks iini ibimbingan ikerohanian iditekankan ipada ipasien
idan ikeluarganya iyang imengalami ikelemahan iiman idan ispritual
ikarena idihadapkan ipada iujian ikehidupan iyang iberupa isakit idan
iberbagai iproblematika iyang mengiringinya iagar imereka imampu
imenjalani iujian itersebut isesuai idengan ituntunan iagama iIslam.20
Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bimbingan rohani Islam
adalah sebagai pusat memotivasi spiritual manusia yang rohaninya
menjadi lemah niscaya agar menjadi semangat lagi dalam menjalani proses
kesembuhan.
2. Tujuan Bimbingan Kerohanian Islam
Bimbingan irohani iIslam imerupakan ikegiatan iyang idiberikan
ikepada ipasien idan ikeluarganya iselama imenjalani iperawatan irumah
isakit iterutama iberkaitan idengan imemberikan ipembinaan ispiritual
iagama idan idukungan imoral. iSecara irinci itujuan ikegiatan iini
idiantaranya iadalah i:21
a. Dapat meyakinkan ipasien iuntuk ioptimis iterhadap ikesembuhan
ipenyakitnya.
b. Meyakinkan ipasien iuntuk imengikuti iproses iperawatan idengan
ibaik isampai isembuh.
c. Menyadarkan ipasien iperihal iberbagai ikonsep isehat idan isakit
imenurut iajaran iIslam.
d. Menyadarkan ipasien ibahwa ikondisi ikejiwaan isangat iberpengaruh i
i iterhadap ikesehatan ijasmani.
e. Mengajak ipasien iuntuk ibersikap itenang idan isabar isebagai iwujud
iterapi iuntuk imempercepat ikesembuhan.
f. Membantu iIndividu imenyesuaikan idiri iterhadap igangguan
ikesehatan isepanjang isiklus ihidupnya.
20
Neni Noviza., Op.Cit. Hal 1 21
Neni Noviza., Op.,Cit. Hal 1-2
20
g. Memberikan ipertolongan ikepada ipasien iyang imengalami
ikegelisahan idan imenghadapi ipenyakitnya.
h. Memberikan ibimbingan itentang imakna isakit isecara iagamis.
i. Memberikan ipertolongan ipada ipasien iyang imengalami isakaratul
imaut idan imendampingi iagar ipasien imeninggal idalam ikeadaan
ikhusnul ikhotimah.
j. Menolong ikeluarga iuntuk idapat imenerima ikondisi iatau ikematian
ipasien.
3. Manfaat Bimbingan Rohani Islam
a. Secara Akademis
Pemenuhan iaspek ispiritual idalam ipelayanan ikesehatan
imembutuhkan idisiplin iilmu, iSDM iprofesional, ipara iahli, ilembaga
ipengajaran iyang isecara iakademis imemberikan ipengajaran iteori
idan ipraktik ibagaimana isehat isecara ispiritual.22
iSehingga
iperawatan iterhadap ikesehatan imanusia idilakukan isecara iholostik
ikomperhensif idan isaling imelengkapi iantara ipengobatan imedis
idan ispiritual i(ruhani). iKarena iperawatan idan ipengobatan isecara
imedis isaja iini ibukan isatu-satunya imetode ipengobatan iyang idapat
imengatasi isegala imacam ipenyakit imanusia idalam ipenelitian
imutakhir ibahkan iditemukan isekitan idelapan ipuluh ipersen
ipenyakit imanusia idisebabkan ioleh imasalah ikeruhanian idan
ikejiwaan i(psikologis) imanusia.23
b. Secara iPraktis
1) Mengetahui ilebih imendalam itentang ikehidupan ispiritual idan
ikeruhanian.
22
Yuliani Muslim, Peran Bimbingan Rohani Islam Dalam Memberikan Motivasi Psikis
Pada Pasien Jantung Rawat Inap Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo Bandar Lampung, UIN Intan
Lampung 2018, hal. 22 23
Ibid
21
2) Memberi iwawasan itentang iaspek-aspek ipengasuhan ikeruhanian
imeliputi: iperawatan, ipengobatan, idan ipengembangan ihidup
ikeruhanian.
3) Bagi ipasien/orang iyang isedang imengalami igangguan ikarena
ipenyakit isecara ifisik ibagaimana idapat imembantu imereka
imemenuhi ikebutuhan ispiritual isakit iyang isering iterabaikan
isebagai iakibat iadanya iparadigma ipengobatan iyang iterfokus
ipada iaspek imedis isemata.
4) Bagi ilembaga iseperti iRumah iSakit imembantu iterpenuhinya
ikebutuhan iasuhan iperawatan isecara iholistik iyaitu ibio-psiko-
sosio-spiritual, ikhususnya ipemenuhan iaspek ispiritual iyang
ikurang idiperhatikan ioleh ipihak irumah isakit idan
ipenyelenggara ipendidikan iharus imenghasilkan itenaga
iprofesional iuntuk imemenuhi ilayanan iaspek ikebutuhan
ispiritual ipasien irawat iinap.24
4. Sasaran Bimbingan Rohani Islam
Sasaran dalam bimbingan rohani Islam adalah sebagai berikut :25
a. Ruhani manusia pada umumnya, karena subtansi hidup sesungguhnya
iadalah memelihara fitrah ruhani. Sasarannya adalah ruhani manusia
iyang sehat dengan pemeliharaan dan pengembangan.
24
Ibid 25
Ibid
22
b. Ruhani manusia yang mengalami gangguan oleh penyakit ruhani
karena ketidak seimbangan atau gangguan pada nafsani atau sistem
kejiwaan manusia.
c. Ruhani manusia yang secara fisik sedang mengalami gangguan karena
penyakit terutama pada pasien rawat inap di berbagai rumah sakit atau
tempat perawatan dan pengobatan pada umumnya dengan cara
perawatan dan pengobatan.
5. Fungsi Bimbingan Rohani Islam
Dianjurkan bagi pasien untuk mendapatkan bimbingan rohani
Islam yang berfungsi sebagai berikut :
a. Fungsi iPreventif iyaitu imembantu iindividu imenjaga iatau
imencegah itimbulnya imasalah ibagi idirinya.
b. Fungsi iKuratif iyaitu imembantu iindividu imemecahkan imasalah
iyang isedang idihadapi iatau idialami.
c. Fungsi iPresertatif iyaitu imembantu iindividu imenjaga iagar isituasi
idan ikondisi iyang isemula itidak ibaik imenjadi ibaik idan ikebaikan
iitu ibertahan ilama.
d. Fungsi iPengembangan iyaitu imembantu iindividu imemelihara idan
imengembangkan isituansi ikondisi iyang itelah ibaik iagar itetap ibaik
iatau imenjadi ilebih ibaik isehingga itidak imemungkinkan inya
imenjadi isebab imuncul imasalah ibaginya.26
26
Aenurrohim Faqih, Bimbingan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta : UII Press, 2001),
Hal. 37
23
Dari ipenjelasan idiatas idapat idisimpulkan ibahwa ibimbingan
irohani iislam imempunyai ifungsi ipencegahan, imembantu imemecahkan
imasalah, imembantu idan imemotivasi iserta imengembangkan isituasi
idan ikondisi iyang isedang idihadapi ioleh ipasien. iDalam ipelaksanaanya
isupaya ibimbingan isesuai idengan ipertumbuhan idan iperkembangan
ipasien, iserta imelihat ibagaimana ikemampuan iyang iberhubungan iapa
iyang idiinginkan, iyang isemua iitu idapat iditerapkan idalam ibimbingan
irohani iislam idi irumah isakit. iSelain ihal itersebut iyang imenjadi
ifungsi ifundemental ibimbingan irohani iadalah imembantu iindividu
idalam imemecahkan imasalahnya isehingga itidak imemungkinkan
imenjadi isebab imunculnya imasalah ibaru ibaginya.
6. Bentuk Pelayanan Bimbingan Rohani Islam
Bentuk ipelayanan ibimbingan irohani iislam ipada ipasien irawat
iinap idi irumah isakit iadalah isebagai iberikut:27
a. Bimbingan Spiritual
Bimbingan ispiritual iadalah ibimbingan idengan
imengedepankan ispiritualitas iagama iseperti idzikir,do‟a, idan
isebagainya. iBimbingan iini idimaksudkan agar pasien yang sedang
dalam keadaan sakaratul maut untuk senantiasa mengingat kepada
Allah sehingga seandainya meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
b. Bimbingan iPsikologis
27
Baedi Bukhori, Upaya Optimalisasi Pelayanan Sistem Kerohanian Bagi Perawatan
Pasien RawatInap , (Semarang: Walisongo, 2005), hal. 193
24
Bimbingan ipsikologis iadalah ibimbingan iyang iditunjukkan
ikepada imasalah ipsikologis ipasien iseperti iuntuk imenghilangkan
ikecemasan, ikeputusasaan, iketakutan idan imasalah ipsikologis
ilainnya. iBimbingan iini itentunya imenggunakan ipendekatan-
pendekatan ipsikologis.
c. Bimbingan iFiqih iSakit
Fiqih isakit iadalah ibimbingan iyang imenjelaskan ikepada
ipasien itentang itata icara iibadah iorang isakit. iKita itahu ibahwa
iorang isakit itidak imemiliki ikemampuan iseperti iorang iyang isehat,
ioleh ikarenanya iagama iislam imemberi irushoh iatau ikeringanan
idalam iberibadah ibagi iorang isakit. isebagai icontoh iketika ipasien
itidak ibisa imengambil iwudhu iatau imemang itidak idiperbolehkan
iterkena iair isecara imedis imaka iwudhu idigantikan idengan
itayyamum. iOleh ikarena iitu ibimbingan iini isangat ipenting ibagi
ipasien ikarena iwalaupun idalam ikeadaan isakit iibadah ikepada
iAllah itetap iharus idijalankan.
Menurut Steiger untuk membuka ikunci ibeberapa ipotensi
ipenyembuhan imental iyang imisterius idan iajaib idalam idiri isetiap
imanusia idiketahui ioleh ibanyak iindividu isebagai ikekuatan iberfikir
ipositif, idan ibanyak ipeneliti iyang ipercaya ibahwa ienergi iluar
25
ibiasa iitu idapat idikendalikan ioleh ikeinginan imanusia salah satunya
adalah oleh kekuatan sungesti di dalam jiwa.28
7. Urgensi Bimbingan Rohani Islam
Bimbingan rohani Islam merupakan salah satu kegiatan dakwah
yang memiliki urgensi penting dalam kehidupan masyarakat. Meskipun
masih belum banyak didasari secara penuh karena pelayanan kesehatan
bagi pasien di rumah sakit lebih menekankan pada pengobatan medis. Dan
seringkali mengabaikan pelayanan rohani atau spiritual. Adapun urgensi
bimbingan rohani bagi pasien di dasarkan pada pertimbangan berikut :29
a. Al-Qur‟an memerintahkan umat Islam untuk melakukan kewajiban
berdakwah terhadap siapapun tak terkecuali kepada pasien.
b. Kebutuhan dasar manusia terhadap kesehatan.
c. Seseorang yang sakit secara psikilogi ia juga mengalami guncangan
jiwa disebabkan karena oroses perawatan yang lama, meninggalkan
pekerjaan, kesepian karena terpisah dengan keluarga, biaya, dan
persoalan lainnya yang terkait dengan kejiwaan.
8. Pembimbing Rohani Islam
Pembimbing didenifisikan sebagai iseseorang iyang iyang itelah
idipersiapkan imelalui ipendidikan iuntuk iturut iserta imerawat idan
imenyembuhkan iorang iyang isakit, iusaha irehabilitasi, ipencegahan
ipenyakit, iyang idilaksanakan isendiri iatau idibawah ipengawasan idan
28
Brad Steiger dan Sherry Hansan Steiger, Amazing Stories Of Healing, (Jakarta : PT
Bhuana Ilmu Populer, 2004), Hal. 43 29
Neni Noviza, Op.,Cit. Hal 4-5
26
isupervisi idokter iatau isuster.30
iPembimbing irohani iIslam imembantu
ipara idokter/perawat idalam iproses ipenyembuhan, ipemeliharaan idan
ipenjagaan ikeruhanian ipada ipasien idengan imemberikan imotivasi
ikepada ipasien iagar ipasien iselalu isabar idalam imenghadapi isakit
iyang idialamai, itawakkal, idan iselalu iberkhusnudzon ikepada iAllah
iSWT ibahwa isakit iyang idialami imerupakan isuatu iujian iyang
idiberikan iuntuk imenaikkan iderajat ikita isebagai iumat-Nya. iAdapun
isyarat idan ifungsi ipembimbing irohani iIslam iyaitu:31
a. Syarat-Syarat iMenjadi iPembimbing iRohani iIslam
Pembimbing rohani islam memiliki peranan pentingdalam
ikegiatan iBimbingan iRohani iIslam, ikarena ifaktor ikeberhasilan
ipembimbing irohani iIslam iyaitu i isesuai i idengan i ikemampuan
iatau iskill idan iprofesionalisme ipembimbing idalam imemberikan
ibimbingan irohani iislam ikepada ipasien iyang isedang idirawat.
Menurut iSinggih iD. iGunarsa ibeberapa iciri ikhas iyang
iperlu idimiliki ioleh iseorang ipembimbing iyaitu:
1) Penampilan iyang ibaik
2) Kejujuran, idapat idipercaya
3) Keriangan
4) Berjiwa isportif
5) Rendah ihati
6) Murah ihati
30
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Keperawatan, (Jakarta:Gunung Mulia, 2008), hal. 8 31
Ibid. Hal 9
27
7) Keramahan, isimpati idan ikerjasama idan iloyalitas.32
b. Fungsi iPembimbing iRohani iIslam
Dalam ipsikoterapi ifungsi iterapis/pembimbing irohani iIslam
iadalah isebagai ipembimbing i(mursyid) ibagi iklien i(mursyid ibih)
iuntuk imencapai itaraf ikehidupan iyang ilebih itinggi idan isempurna
isesuai idengan ikapasitas imanusia idan ifitrah ikemanusiaannya.33
iSebagai ipembimbing irohani ibertanggungjawab ikepada itiga ifungsi
iunsur ikehidupan imanusia, iyaitu imembimbing ijasmani iklien iagar
iterhindar idari isegala iperbuatan iyang imengotori ijasad imanusia,
imerusak ihal-hal ibergarga idalam ifisik idan ibologis imanusia
idengan iprinsip ipreventif iterhadap ilima ihal iyaitu:
1) Hifzh ial-din i(memelihara iketentuan iibadah idari iagama);
2) Hifz ial-nafsi i(memlihara ikebersihan ijiwa);
3) Hifz ial-nasal i(memelihara iketurunan);
4) Hifz ial-mal i(memelihara iharta);
5) Hifz ial-„aql i(memelihara iynag imerusak iakal).
Dari pengertian diatas dapat peneliti simpulkan pentingnya seorang
pembimbing dalam membimbing atau merawat pasien, seorang
pembimbing telah dipersiapkan dengan sebaik mungkin dan harus
mempunyai kemampuan dalam hal tersebut. Seorang pembimbing juga
berfungsi untuk membimbing jasmani klien dengan sebaik mungkin.
32
Ibid. Hal 47 33
Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam Pengembangan (Dakwah Melalui
PsikoterapiIslam) , (Jakarta: PT RajaGafindo Persada, 2009), hal. 41
28
9. Tahapan Dalam Bimbingan Rohani
Menurut Nurhayati tahapan yang harus dilalui konselor dan konseli
adalah sebagai berikut :34
a. Tahap Perencanaan
Pertemuan ipertama idengan iklien isangat ipenting iuntuk
imerencanakan idan imemperoleh idata iawal ilatar ibelakang iklien
idalam imengindentifikasi imasalah iyang idihadapi iklien itersebut.
iPada itahap iini ikonselor iberusaha imendorong ianggota ikeluarga
iuntuk iterlibat idalam iproses ipenentuan iaturan idasar ibimbingan
ikonseling.
b. Tahapan Ekplorasi
Bimbingan iKonseling ipada itahapan iini idifokuskan iuntuk:
imembuka idan imenjalin ihubungan ikonseling, imengklarifikasi
ipermasalahan iklien, imenentukan iapakah iproses ibimbingan
ikonseling idilanjutkan iatau itidak, idan imenstrukturkan ihubungan
ikonseling.
Beberapa ihal iyang iperlu imenjadi ikewaspadaan ikonselor
ipada itahap iini iadalah: i(1) ikadang-kadang iklien imerasa ilebih
ibaik, isehingga imerasa imasalahnya iterpecahkan, ipadahal iyang
iterjadi ibaru isebatas iperedaan iperasaan iyang ibelum iterlihat
iperubahan idasar idalam iwawasannya, i(2) ikadang-kadang iklien
ikehilangan isemangat, isehingga iingin imengakhiri ikonseling, i(3)
34
Nuhayati, Eti. 2011. Bimbingan, Konseling &Psikoterap Inovatif, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hal 56
29
iklien imengalami igejala itransference.
c. Tahap Klarifikasi
Konselor idapat imelakukan iklarifikasi isehingga imasalah
ilebih ifokus idan ispesifik idengan icara imengajukan ipertanyaan-
ipertanyaan iyang iberguna. iKonselor idapat imelakukan iklasifikasi
isehingga imasalah ilebih ifokus idan ispesifik idengan icara
imengajukan ipertanyaan-pertanyaan iyang iberguna.Misalnyaapakah
iseperti iitu imasalahnya? iSeberapa isering imasalah iitu imuncul?
iKapan? iDi imana? idan ilain isebagainya.
d. Tahap Interaksi
Individu imendapat ikesempatan imengemukakan imasalah
idan imenanggapi imasalah iklien idan ianggota ilain isecara
ibergiliran, imeski ipandangannya imasih imenurut ipersepsi imasing-
masing. iSaat iada iperbedaan ipandangan iyang itajam, imaka
ikonseling imemasuki itahapan iinteraksi iyang iterjadi. iKonselor
idapat imendorong imembahas iperbedaan-perbedaan idan imencoba
imencari ititik itemu itentang imasalah iyang idihadapi. iInteraksi iini
imenjadi iinformasi iyang iberharga iuntuk imemahami imasalah iyang
isebenarnya idialami iklientersebut.
e. Tahap PenetapanTujuan
Pada itahap iini ikonselor imenetapkan ikesepakatan itentang
imasalah iyang iakan idipecahkan. iAktivitas iutama iyang idilakukan
ikonselor ibersama iklien iadalah iberkisar ipada iperumusan itujuan
30
iyang iingin idicapai idi imasa idepan. iPerumusan itujuan iini
imerupakan ikerangka iacuan iuntuk imelihat isejauh imana iklien
iberhasil imencapai iperubahan iyang idiinginkan, iperencanaan
itindakan, ievaluasi, idan imeninjau ikembali isejauh imana iklien
imampu imengimplementasikan irencana-rencana itindakannya
itersebut. iSetelah itercapai ikesepakatan itentang imasalah idan itujuan
iyang iingin idicapai, ikonselor idapat imemberi ipekerjaan irumah
iyangberkaitan idengan imasalah itersebut idan ijuga idapat imengatasi
iperubahan istruktural idan iurutan iyang imenyebabkannya.
f. Tahap Akhir
Konselor imeminta irespon iulang iberkaitan idengan iproses
ikegiatan ibimbingan ikonseling iyang itelah iberlangsung idan
ikemudian imenyusun iprogram. iSecara ikhusus itujuan ipada itahap
iini iuntuk: i(1) imenentukan iperubahan iyang itepat, i(2) imentransfer
ihal-hal iyang idiperoleh idalam ikonseling ike idalam ikehidupan
inyata idi iluar ikonseling, i(3) imengimplementasikan iperubahan
iperencanaan idan ipengambilan itindakan isecara ikongkrit, i(4)
imengakhiri ihubungankonseling.
g. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pada isesi iterakhir ikonselor idapat imelakukan ievaluasi
iterhadap iteknik ikonseling imaupun imengevaluasi iindikator
ikeberhasilan iyang iditunjukkan iklien. iPada isesi iterakhir ikonselor
idapat imelakukan ievaluasi iterhadap iteknik ikonseling imaupun
31
imengevaluasi iindikator ikeberhasilan iyang iditunjukan iklien
iberdasarkan ipengamatan iterhadap iperubahan iprilaku, imaupun
iberdasarkan ipenuturan iklien imengenai iperubahan iperasaan,
iperilaku, ipemahaman idiri iterhadap ipermasalahan idan irencana
imasa idepan isetelah imendapat itanggapan idari ianggota ikeluarga.
iKonselor idapat imemfasilitasi imenyusun irencana idan itindak
ilanjut iyang idibutuhkan ianggota ikeluarga.
B. Motivasi
1. Definisi Motivasi
Istilah imotivasi i(motivation) iberasal idari ibahasa ilatin, iyakni
imovere, iyang iberarti i“menggerakkan” i(to imove). iIstilah imotif
imengacu ipada isebab iatau imengapa iseseorang iberprilaku. iDari ikata
imotif iini iterbentuk ikata imotivasi.35
Dalam iPsychology iUnderstanding iOf iHuman iBehaviorseperti
iyang idikutip ioleh iNgalim iPoerwanto imenjelaskan ibahwa iyang
idimaksud imotivasi iadalah isuatu ipernyataan iyang ikompleks ididalam
isuatu iorganisme iyang imengarahkan itingkah ilaku ike isuatu itujuan
iatau iperangsang. iBila idipakai idalam iarti iini, imaka imotivasi iakan
imeliputi isegala iaspek ipsikologis.36
Walau idemikian ipara ipsikolog
imembatasi ikonsep imotivasi ipada ifaktor-faktor iyang imenguatkan
iperilaku idan imemberikan iarahan ipada iperilaku iitu. iSuatu iorganisme
35
J. Winardi, Motivasi Dan Pemotivasian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal.
1 36
Ngalim Poerwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1984),
hal. 60
32
iyang idimotivasi iakan imelakukan iaktivitasnya isecaralebih igiat idan
ilebih iefiseien idibandingkan idengan iorganisme iyang iberaktivitas
itanpa imotivasi.37
Motivasi iakan imengarahkan iorang iuntuk imelakukan isesuatu
isebagaimana iyang idia imimpikan.20
iDalam isistem inafs, imotif
ibersifat ifitri, idalam iarti ibahwa imanusia imemiliki ikecederungan idan
ipotensi iyang iberlaku isecara iuniversal, imeski isetiap iorang imemiliki
ikeunikan idalam idirinya. iDidalam isistem inafs ijuga iterdapat inaluri
idan iinsting iyang imemiliki ikecederungan itertentu. iDorongan-doronga
inafs itersebut iada iyang idisadari idan iada ipula iyang itidak idisadari.38
Isyarat tentang adanya tingkah laku manusia (motif) dalam sistem
nafs dipaparkan dalam Al-Qur‟an dalam surah Yusuf ayat 53:
Artinya “dan iaku itidak imembebaskan idiriku i(dari ikesalahan), ikarena
iSesungguhnya inafsu iitu iselalu imenyuruh ikepada ikejahatan,
ikecuali inafsu iyang idiberi irahmat ioleh iTuhanku.
iSesungguhnya iTuhanku iMaha iPengampun ilagi iMaha
iPenyanyang.
Ayat idiatas isecara ijelas imengisyaratkan iada isesuatu ididalam
isistem inafs iyang imenggerakkan itingkah ilaku imanusia ipada
ikejahatan. iRespons imenjadi ipositif, ijika imemenuhi ipemuasan imotif
37
Faizah, Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006), hal. 103 38
Ibid
33
ifitrinya iseseorang itetap iingat ikepada iAllah, iberpegang iteguh ikepada
ituntunan iagama, idan ituntunan iakhlak i(moral). iJika ihal iitu
idilakukan, imaka iorang itersebut idapat imengendalikan imotif ijahatnya
idengan irespons iyang ise-imbang.39
iKemampuan iseseorang
imengalahkan istimulus inegatif isecara ibertahap iakan imelemahkan
ikekuatan inegatif imotif ifitri iitu isendiri.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat peneliti simpulkan jika
motivasi dapat mengarahkan sesorang dalam menggapai apa yang ia
harapkan. Dengan demikian motivasi sangatlah penting terutama untuk
membangkitkan semangat yang sedang menurun.
2. Fungsi Motivasi
Motivasi dalam diri pasien sangatlah dibutuhkan, dengan adanya
motivasi dalam diri seseorang maka diharapkan dapat berfungsi
sebagaimana yang diharapkan, adapun fungsi motivasi adalah sebagai
berikut :
a. Memotivasi iatau imendorong imanusia iuntuk iberbuat iatau
ibertindak. iMotif iitu isebagai ipengerak iyang imemberikan ienergi
i(kekuatan) ipada iseseorang iuntuk imelakukan isesuatu.
b. Motivasi iitu imenentukan iarah iperbuatan. iYakni ike iarah
iperwujudan isuatu itujuan iatau icita-cita. iMakin ijelas ipula
iterbentang ijalan iyang iharus iditempuh.
39
Syah Muhibin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya,2000), h.70-71
34
c. Motivasi iitu imenyeleksi iperbuatan ikita. iArtinya imenentukan
iperbuatan-perbuatan imana iyang iharus idilakukan, iyang iserasi
iguna imencapai itujuan iitu.23
iSeorang ipasien iyang isedang idalam iperawatan idan iingin
isembuh, imaka iharus imemenuhi iperintah idokter iselain iitu ijuga iharus
itetap idibentengi ioleh ispiritual idan imenyadari ibahwa isakitnya iitu
isebagai ipenggugur idosa. iPasien iharus itetap ibertawakkal idan
ihusnudzon ikepada iAllah iseperti iyang itelah idiajarkan ioleh
ipembimbing irohani.
3. Teori Motivasi
Teori-teori imotivasi idapat idi ikategorikan imenjadi itiga
ikelompok iyaitu iteori idengan ipendekatan iisi i(content), iproses idan
ipenguatan. iTeori idengan ipendekatan iini ilebih ibanyak imenekankan
ipada ifaktor iapa iyang imembuat iindividu imelakukan isuatu itindakan
idengan icara itertentu.40
a. Teori iMotivasi iManusia idari iA.H. iMaslow
Menurut iMaslow i(dalam islavin, i1982), imanusia ibertingkah
ilaku ikarena iadanya ikebutuhan iyang iharus idi ipenuhi.
iTerpenuhinya isuatu ikebutuhan imenimbulkan ikepuasan idan ibila
itidak iterpenuhi ikebutuhan imenimbulkan iketidakpuasan. iMenurut
iMaslow ikebutuhan imanusia itersusun isecara iHirearki iatau
40
Surya, Mohamad, Psikologi Konseling, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy: 2003, h. 102
35
ibertingkat. iTerpenuhinya isuatu ikebutuhan ipada ijenjang itertentu
imenimbulkan iadanya ikebutuhan ipada ijenjang iselanjutnya.
1) Kebutuhan-Kebutuhan iFisiologikal
Abraham iMaslow imemandang imotivasi iseorang
iindividu isebagai isuatu iurutan ikebutuhan iyang idi
ipredeterminasi. iKebutuhan-kebutuhan ifisiologokal, imerupakan
ikebutuhan iyang ipaling iimperatif, itetapi isecara
ipsikologikalkebutuhan iakan irealisasi idiri isangat ipenting ibagi
imasing-masing iindividu.25
Apabila ikebutuhan-kebutuhan ifisiologikal itidak
iterpenuhi, imaka imereka iakan ilebih iterasa idibandingkan
idengan ikebutuhan-kebutuhan ilainnya. iBoleh idikatakan, ibahwa
iseorang iindividu iyang itidak imemiliki iapa-apa idalam
ikehidupan imungkin isekali iakan itermotivasi ioleh ikebutuhan-
kebutuhan ifisiologikal.
2) Kebutuhan iKeamanan
Kebutuhan-kebutuhan idemikian isering idinamakan
ikebutuhan ikeamanan i(security ineeds), idinyatakan imisalnya
idalam iwujud ikeinginan iakan iproteksi iterhadap ibahaya ifisikal
i(bahaya ikebakaran, iatau iseangan ikriminal); ikeinginan iuntuk
imendapatka ikepastian iekonomi i(economic isecurity); iprefensi
iterhadap ihal-hal iyang idikenal idan imenjauhi ihal-hal iyang
36
itidak idikenal idan ikeinginan iatau idambaan iorang iakan idunia
iteratur, isarta iyang idapat idi iprediksi.41
3) Kebutuhan-Kebutuhan iSosial
Sewaktu ikebutuhan ifisiologikal imanusia idan ikebutuhan
iakan ikeamanan irelatif iterpenuhi, imaka ikebutuhan-kebutuhan
isosial iyang imerupakan ikebutuhan ipada itingkatan iberikutnya
imenjadi imotivator ipentig ibagi iperilakunya. iSeorang iindividu
iingin itergolong ipada ikelompok-kelompok itertentu, iia iingin
iberasosiasi idengan ipihak ilain, iia iingin iditerima ioleh irekan-
rekannya, idan iia iingin iberbagi idan imenerima isikap iberkawan
idan iafeksi.
4) Kebutuhan-Kebutuhan iAkan iPenghargaan
Dalam iHirearki iMaslow, ipada itingkatan iberikutnya
iterlihat iadanya ikebutuhan-kebutuhan iakan ipenghargaan iatau
ikebutuhan-kebutuhan iegoistik iuntuk ipenghargan idiri imaupun
iuntuk ipenghargaan idari ipihak ilain. iKebutuhan ipenghargaan
idiri imencakup ikebutuhan iuntuk imencapai ikepercayaan idiri,
iprestasi, ikompetensi, ipengetahuan, ipenghargaan idiri, idan
ikebebasan iserta iindependensi i(ketidaktergantungan).
5) Kebutuhan iUntuk iMerealisasi iDiri
Pada ipuncak iHirearki, iterdapat ikebutuhan iuntuk
imerealisasi idiri iatau iaktualisasi idiri. iKebutuhan-kebutuhan
41
Ibid
37
itersebut imerupakn ikebutuhan-kebutuhan iindividu iuntuk
imerealisasi ipotensi iyang iada ipada dirinya untuk mencapai
pengembangan diri secara berkelanjutan dan untuk menjadi kreatif
dalam arti kata seluas-luasnya. Bentuk khusus kebutuhan demikian
akan berbeda-beda dari orang ke orang, seperti halnya terlihat pada
kepribadian-kepribadian manusia.
b. Teori Kebutuhan Untuk Berprestasi
Teori ikebutuhan iberprestasi idipelopori ioleh iMc iClelland.
iKebutuhan iuntuk iberprestasi i(need ifor iachievement) iatau
idisingkat iN.Ach iadalah idaya imental imanusia iuntuk imelakukan
isuatu ikegiatan iyang ilebih ibaik idan imencapai ihasil iyang ilebih
ibaik ipula, iyang idisebabkan ioleh ivirus imental.42
iVirus imental
iadalah iadanya isuatu idaya, ikekuatan i(power) idalam idiri
iseseorang itersebut isehingga iia imempunyai idorongan iyang iluar
ibiasa iuntuk imelakukan isuatu ikegiatan iuntuk imencapai ihasil
iyang ilebih ibaik.43
Mc iClelland imengatakan ibahwa imotivasi
iberprestasi imerupakan iusaha iatau iperjuangan iuntuk imencapai
istandar iyang iunggul i(excellence).
Teori iharapan i(expectancy itheory) iadalah iorang iakan
itermotivasi ibila iadanya iharapan iakan ihasil itertentu, iharapan
itersebut imempunyai inilai ipositif ibagi iyang ibersngkutan, idan
ihasil itersebut idiperoleh imelalui iusaha itertentu. iTeori iharapan idi
42
Ibid 43
Ibid
38
ipelopori ioleh iVroom iPace idan iFaules imengukakan iada itiga
iasumsi idasar iteori iharapan, iyaitu:44
1) Setiap iindividu ipercaya ibahwa iia iberprilaku itertentu ikarena
iada iharapan iuntuk imemperpleh ihasil itertentu. iHal iini idisebut
iharapan ihasil i(outcomeexpentancy).
2) Setiap ihasil imempunyai idaya itarik itertentu ibagi iseseorang
iyang idisebut idengan ivalensi i(valency).
3) Setiap hasil berkaitan dengan persepsi mengenai seberapa besar
usaha untu memncapai hasil tersebut. Hal ini disebut harapan usaha
(effort expentancy).
c. Teori Penguatan
Menurut iSkinner isetiap irespon iyang iterjadi ikarena
istimulus iakan imenjadi ibaru iyang imendorong iuntuk
iberperilaku.Bila istimulus imenghasilkan isesuatu iyang imemuaskan,
imaka itindakan icenderung iakan idi iperkuat, idan isebaliknya
iapabila ikurang imemuaskan imaka itindakan iitu icenderung iakan idi
iperlemah. iDalam imelakukan ibimbingan ihendaknya ipembimbing
imemberi ipenguatan iterhadap itindakan iyang idinilai ipositif iatau
ibaik, ijadi iperawat irohani imemberikan idorongan iuntuk imenuruti
ikata idokter idan itepat iminum iobat iagar ipasien icepat isembuh,
idan imeninggalkan itindakan-tindakan iyang idipandang inegatif iatau
ikurang itepat, isebagai icontoh iminum iobat itelah, idan ilain-lain.
44
Zulfan Saam, Sri Wahyuni, Op.,Cit. h. 56-57
39
4. Motivasi iDan iPerilaku
Menurut ipandangan iPaul iHersey idan iKen iBlanchard istudi
itentang imotivasi idan iperilaku imerupakan isuatu iupaya imanusia
iuntuk imencapai ijawaban-jawaban iatas ipertanyaan-pertanyaan ipenting
itentang isifat imanusia. iElemen imanusia imaha ipenting idalam
iorganisasi-organisasi.45
Pemahaman iperilaku imanusia ibukan isaja iakan
idapat imengungkapkan ijawaban-jawaban iatas ipertanyaan-pertanyaan
itentang iperilaku imasa ilampau, itetapi ihingga itingkat itertentu iia ijuga
idapat idimanfaatkan iuntuk imemprediksi, imengubah, idan ibahkan
imengedalikan iperilaku i(manusia) ipada imasa iyang iakan idatang.46
Psikologi iislami idalam imemandang imotivasi iutama imanusia
iberprilaku isetingkat ilebih itinggi idari imotivasi iutama imanusia idalam
iPsikologi iHumanistik. iKalau imotivasi imanusia iberperilaku ibagi
ihumanistik iadalah iaktualisasi idiri i(self-actualization) isebagai
imotivasi iutama i(tertinggi), imaka idalam ipsikologi iislamimotivasi
iutama i(tertinggi) idisebut iibadah.47
Hal iini idipahami ikarena istruktur
ipsikis imanusia idalam iPsikologi iIslami ijuga ilebih ilengkap idari
istruktur imanusia idalam iPsikologi iHumanistik. isama ihalnya idengan
ipsikologi ihumanistik, ibahwa imotivasi iutama iitu imerupakan
ikonseukensi ilogis idari idimensi ispiritual, iyaitu idimensi iterakhir idan
itertinggi idari idimensi ipsikis imanusia, imaka ibagi ipsikologi iislami
45
Surya, Mohamad, Psikologi Konseling, (bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), h. 102 46
Winardi., Op.,Cit. Hal 21 47
Ibid
40
imotivasi iutama iberupa iibadah ibersumber idari idimensi ial-fitrah
isebagai idimensi iterakhir idari ideretan idimensi-dimensi ijiwa imanusia.
5. Jenis-Jenis Motivasi
Pada dasarnya, motivasi terdiri dari jenis/tipe, yaitu (1) motivasi
intrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik. hal tersebut menimbulkan perbedaan
motivasi antarindividu. Berikut adalah penjelasan dari tipe-tipe motivasi:48
a. Jenis Motivasi Intrinsik
Motivasi iinstrinsik iadalah imotivasi iyang imemberikan
ikesenangan iatau ikepuasan ikarena imelakukan isuatu iperilaku iyang
itidak imengharapkan iimbalan.Kondisi itersebut idipengaruhi ioleh
idua ialasan, iyaitu ialasan iuntuk imendapatkan istimulasi ikognitif
idan iuntuk imendapatkan rasa telah berprestasi, merasa kompeten, dan
merasa bisa menguasai lingkungan.Individu dengan motivasi intrinsik
akan menjadi aktif dan tidak memerlukan ransangan dari luar dalam
bertindak, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.Sebagai contoh konkrit, seorang karyawan baru
yang rajin bertanya dalam diskusi. hal tersebut dilakukan karena ingin
mendapat pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam
pekerjaannya, tidak ada tujuan lain. Perilakunya tersebut murni untuk
mendapatkan informasi penting yang dibutuhkan dalam bekerja, bukan
karena ingin pujian atau imbalan lain.
48
Winardi, Op.,Cit. Hal.67
41
b. Jenis Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berasal dari lingkungan eksternal, dari luar
diri individu yang berlaku dengan imbalan-imbalan tertentu, seperti
pujian dari orang lain.Imbalan tersebut membuatnya memperkuat
perilaku. individu dengan motivasi ekstrinsik akan menjadi aktif
karena adanya perangsang dari luar.Atau dengan kata lain, motivasi
ekstrinsik adalah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang bersumber pada suatu kebutuhan kebutuhan
yang harus dipenuhi. Sebagai contoh itu seorang karyawan baru yang
rajin bertanya dalam diskusi, karena mengharapkan pujian dari
atasannya. Tujuan utama buka pada peroleh informasi, tetapi pada
pujian yang didapatkan karena melakukan sesuatu. Jadi kalau dilihat
dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung
berkaitan dengan esensi dari aktivitas yang dilakukannyn itu.Dalam
berperilaku, dorongan yang dimiliki individu tidak selalu intrinsik atau
ekstrinsik. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi individu, baik faktor
internal maupun eksternal. Akan tetapi, ada kecenderungan jenis
motivasi tertentu yang menjadi kekhasan individu dalam perilakunya.
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi isebagai iproses ibatin iatau iproses ipsikologis idalam
idiri iseseorang, isangat idipengaruhi ioleh ibeberapa ifaktor. iFaktor-
faktor itersebut iantara ilain i:49
49
Ibid
42
a. Faktor iEkstern
1) Lingkungan ikerja
2) Pemimpin idan ikepemimpinannya
3) Tuntutan iperkembangan iorganisasi iatau itugas
4) Dorongan iatau ibimbingan iatasan
b. Faktor iIntern
1) Pembawaan iindividu
2) Tingkat ipendidikan
3) Pengalaman imasa ilampau
4) Keinginan iatau iharapan imasa idepan.
Motivasi iitu iterdapat isuatu irangkaian iinteraksi iantar iberbagai
ifaktor. iBerbagai ifaktor iyang idimaksud imeliputi i:50
a. Individu idengan isegala iunsur-unsurnya i: ikemampuan idan
iketrampilan, ikebiasaan, isikap idan isistem inilai iyang idianut,
ipengalaman itraumatis, ilatar ibelakang ikehidupan isosial ibudaya,
itingkat ikedewasaan, idsb.
b. Situasi idimana iindividu ibekerja iakan imenimbulkan iberbagai
irangsangan: ipersepsi iindividu iterhadap ikerja, iharapan idan icita-
cita idalam ikeja iitu isendiri, ipersepsi ibagaimana ikecakapannya
iterhadap ikerja, ikemungkinan itimbulnya iperasaan icemas, iperasaan
ibahagia iyang idisebabkan ioleh ipekerjaan.
50
Ibid
43
c. Proses ipenyesuaian iyang iharus idilakukan ioleh imasing-masing
iindividu iterhadap ipelaksanaan ipekerjaannya.
d. Pengaruh iyang idatang idari iberbagai ipihak i: ipengaruh idari
isesama irekan, ikehidupan ikelompok imaupun ituntutan iatau
ikeinginan ikepentingan ikeluarga, ipengaruh idari iberbagai
ihubungan idi iluar ipekerjaan
e. Reaksi iyang itimbul iterhadap ipengaruh iindividu
f. Perilaku iatas iperbuatan iyang iditampilkan ioleh iindividu
g. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan
tujuan
Dari uraian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi berasal dari faktor eksteren dan faktor
eksteren, selain itu juga motivasi terdapat suatu rangkaian interaksi dari
berbagai faktor.
7. Klasifikasi Motivasi
Menurut Irwanto klafikasi motivasi dapat dikategorikan sebagai
berikut :51
1. Motivasi Kuat
Motivasi idikatakan ikuat iapabila idalam idiri iseseorang
idalam ikegiatan-kegiatan isehari-hari imemiliki iharapan iyang
ipositif, imempunyai iharapan iyang itinggi, idan imemiliki ikeyakinan
51
Irwanto. Klasifikasi Motivasi. http://www.media.com. diakses tanggal 26 Maret 2019
44
iyang itinggi ibahwa ilansia iakan imudah idalam imelakukan
iaktivitasnya iberkaitan idengan ipersoalan-persoalan iyang idihadapi.
2. Motivasi iSedang
Motivasi idilakukan isedang iapabila idalam idiri imanusia
imemiliki ikeinginan iyang ipositif, imempunyai iharapan iyang
itinggi, inamun imemiliki ikeyakinan iyang irendah ibahwa idirinya
idapat ibersosialisasi idan imampu imenyelesaikan ipersoalan iyang
idihadapi.
3. Motivasi iLemah
Motivasi idikatakan ilemah iapabila idi idalam idiri imanusia
imemiliki iharapan idan ikeyakinan iyang irendah, ibahwa idirinya
idapat iberprestasi. iMisalnya ibagi iseseorang idorongan idan
ikeinginan imempelajari ipengetahuan idan iketerampilan ibaru
imerupakan imutu ikehidupannya imaupun imengisi iwaktu iluangnya
iagar ilebih iproduktif idan iberguna.
8. Cara Meningkatkan Motivasi
Untuk meningkatkan motivasi dapat menggunakan bebeapa cara
yaitu:
1. Memotivasi idengan ikekerasan i(Motivating iby iforce) iyaitu icara
imemotivasi idengan iancaman ihukuman iatau ikekerasan idasar iyang
idimotivasi idapat imelakukan iapa iyang iharus idilakukan.
45
2. Memotivasi idengan ibujukan i(Motivating iby ienticement) iyaitu icara
imemotivasi idengan ibujukan iatau imemberi ihadiah iagar
imelakukan isesuatu iharapan iyang imemberikan imotivasi.
3. Memotivasi idengan iidentifikasi i(Motivating iby iidentification ion
iegoinvoiremen) iyaitu icara imemotivasi idengan imenanamkan
ikesadaran.52
C. Pasien
1. Pengertian Pasien
Pasien iadalah iorang iyang isakit idirawat ioleh idokter, idengan
ikata ilain ipasien iadalah iorang iyang iterkena isakit idi ibawah
ipenanganan idokter. iPasien ijuga icenderung imelukiskan igejala isebagai
ipantas itidaknya imemperoleh ipengobatan ibila itampak itidak isama
idengan iyang idialami isebelumnya iatau imalah imenakutkan idan
imereka itak idapat imelukiskannya isebagai igejala iyang ibiasa.53
Pasien iatau ipesakit iadalah iseseorang iyang imenerima
iperawatan imedis, ikata ipasien idari ibahasa iIndonesia ianalog idengan
ikata ipatient idari ibahasa iInggris, ipatient iditurunkan idari ibahasa
iLatin iyaitu ipatiens iyangmemiliki ikesamaan iarti idengan ikata ikerja
ipati iyang iartinya i"menderita",orang isakit i(yang idirawat idokter),
ipenderita i(sakit).1 iDalam iUndang-Undang iRepublik iIndonesia
iNomor i29 iTahun i2004 itentang ipraktik ikedokteran imenyebutkan
ibahwa ipasien iadalah isetiap iorang iyang imelakukan ikonsultasi
52
Sunaryo, Psikologi Kesehatan untuk Keperawatan. Jakarta : EGC, 2005, Hal. 65 53
Neni Noviza, Op.,Cit. Hal 34
46
imasalah ikesehatannya iuntuk imemperoleh ipelayanan ikesehatan iyang
idiperlukan ibaik isecara ilangsung imaupun itidak ilangsung ikepada
idokter.54
2. Karakteristik Pasien Rawat Inap
Karakteristik pasien yang rawat di rumah sakit bermacam-macam,
ada yang tenang, gelisah, merintih dan sebagainya. Penyakit fisik yang
diderita di ikuti dengan problem psikologis yang beragam. Problematika
psikologis yang dihadapi pasien antara lain sebagai berikut :55
a. Penyesuaian diri
b. Rasa takut dan khawatir
c. Penerimaan diri terhadap penyakit
d. Stres dan depresi
3. Hak pasien sebagai konsumen
Hak iadalah ikekuasaan iatau ikewenangan iyang idimiliki
iseseorang iatau ibadan ihukum iuntuk imendapatkan iatau imemutuskan
iuntuk iberbuat isesuatu, isedang ikewajiban iadalah isesuatu iyang iharus
idilakukan, imenurut iJoko iWiyono i(2000), ihak ipasien iyaitu ihak
ipribadi iyang idimiliki isetiap imanusia isebagai ipasien.56
Pasien isebagai
ikonsumen ikesehatan imemiliki iperlindungan idiri idari ikemungkinan
iupaya ipelayanan ikesehatan iyang itidak ibertanggung ijawab iseperti
ipenelantaran, ipasien ijuga iberhak iatas ikeselamatan, ikeamanan idan
54
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasien, diakses tanggal 30agustus 2019 55
Neni Noviza, Op,Cit, hal 35 56
Susatyo Herlambang, Etika Profesi Kesehatan,(Yogyakarta : Gosyen Publishing,
2011), hal. 65
47
ikenyamanan iterhadap ipelayanan ijasa ikesehatan iyang iditerimanya,
idengan ihak itersebut imaka ikonsumen iakan iterlindungi idari ipraktek
iprofesi iyang imengancam ikeselamatan iatau ikesehatan.57
iHak ipasien
isebenarnya imerupakan ihak iyang iasasi iyang ibersumber idarihak idasar
iindividu idalam ibidang ikesehatan, i(the iright iof iselfdetermination),
imeskipun isebenarnya isama ifundamentalnya, inamun ihak iatas
ipelayanan ikesehataan isering idianggap ilebih imendasar, idalam
ihubungan idokter–pasien,secara irelatif ipasien iberada idalam iposisi
iyang ilemah, ikekurang imampuan ipasien iuntuk imembela
ikepentingannya idalam isituasi pelayanan kesehatan menyebabkan
timbulnya kebutuhan untuk mempermasalahkan hak-hak pasien dalam
menghadapi para professional kesehatan.58
Sebagai mana dijelaskan idimuka, imaka ihak ipasien iberasal idari
ihak iatas idirinya isendiri, idengan idemikian ipasien iadalah isubjek
ihukum imandiri iyang idianggap idapat imengambil ikeputusan iuntuk
ikepentingannya isendiri, idahulu, ihubungan idokter idengan ipasiennya
ilebih ibanyak ibersifat ipaternalistik, ipasien iumumnya ihanya idapat
imenerima isaja isegala isesuatu iyang idikatakan idokter itanpa
idapatbertanya iapapun. i iDengan ikata ilain, isemua ikeputusan
isepenuhnya iberada iditangan idokter, idengan isemakin imeningkatnya
ikesadaran imasyarakat iterhadap ihak-haknya, imaka ipola ihubungan
idemikian iini ijuga imengalami iperubahan iyang isangat iberarti. iPada
57
Ibid., Susatyo Herlambang, h. 44 58
Danny Wiradharma, Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran, (Jakarta : CV Sagung Seto,
2010), h. 51
48
isaat iini isecara ihukum, idokter iadalah ipartner idari ipasien iyang isama
ikedudukannya, ipasien imempunyai ihak idan ikewajiban itertentu,
iseperti ihalnya idokter,walaupun iseseorang idalam ikeadaansakit itapi
ikedudukan ihukumnya itetap isama idengan iorang iyang isehat,
isamasekali ikeliru ijika imenganggap iseorang iyang isakit iselalu itidak
iboleh imengambil ikeputusan,karena isebenarnya ipasien iadalah isubyek
ihukum iyang imandiri idan idapat imengambil ikeputusan iuntuk
ikepentingannya isendiri.59
Dengan idiamandemennya itiga ipasal idalam iUUD i1945, itujuan
inegara isemakin ijelas, iyaitu isecara ieksplisit imenempatkan ikesehatan
isebagai ibagian idari ikesejahteraan irakyat iyang iharus itersedia imerata,
idengan ikata ilain, iprinsip iekuitas itelah iditancapkan idalam iUUD
i1945 isehingga idaerahdaerah iseharusnya itidak ibisa ilagi imenghindar
idari imemberi iporsi iyang ilebih ibesar iuntuk ipendanaan isektor
ikesehatan. iNamun idemikian, ivisi iekuitas iyang imengarah ipada
icakupan iuniversal ijaminan ikesehatan ibagi iseluruh ipenduduk iharus
ibisa idijabarkan idengan icara iyang imudah idipahami, idapat idibiayai
ioleh isistem idan idapat iditerima ioleh imasyarakat.60
59
Soerjono soekanto, Segi-Segi Hukum Hak Dan Kewajiban Pasien dalam Krangka
Hukum Kesehatan, (Jakarta : CV Mandar Maju, 1990), H. 27 60
Hasbullah Thabrany, Pendanaan Kesehatan dan Alternative Mobilisasi Dana
Kesehatan di Indonesia, (Jakarta : PT Raja Gravindo Persada, 2005), h, 13
49
BAB III
GAMBARAN UMUM RS PERTAMINA PLAJU
A. ProfilRSPertaminaPlaju
RS Pertamina Plaju terletak di Plaju, 11 KM dari kota Palembang
tepatnya berada didalam komplek perumahan Pertamina RU (Refinery Unit)
III Plaju dengan luas tanah 40.157 m2 dan luas bangunan 8.487 m
2.
Keberadaan RS Pertamina RU III Plaju tidak terlepas dari usaha kegiatan
perminyakan yang meliputi eksplorasi, ekploitasi, pengilangan dan kegiatan-
kegiatan lain yang berhubungan dengan perminyakan didaerah Sumatra
bagian Selatan. Pada dasarnya keberadaan RS adalah untuk menunjang
kegiatan perminyakan yang ada.61
RS Pertamina Plaju merupakan sarana pelayanan kesehatan meliputi
Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif untuk pekerja dan keluarga
Pertamina khususnya dan juga masyarakat umum. Didirikan sejak PT SHELL
mengoperasikan kilang besar Plaju pada tanggal 20 Desember 1933. RS
pertama didaerah Seberang Ulu Palembang. Karena lalu lintas hanya melalui
sungai dan mengingat kepentingan perusahaan didirikan juga RS di Sungai
Gerong.62
Mengingat terjadinya peralihan perusahaan SHELL ke Pertamina pada
tahun 1965, RS Plaju berubah menjadi RS Pertamina Plaju dan RS Sungai
61
Sumber Data Profil RS Pertamina Plaju 2019. 62
Ibid.
50
Gerong berubah menjadi RS Pertamina Sungai Gerong sejak tahun 1970
dibawah PT Pertamina RU III.63
Dari perjalanan panjang RS Pertamina Plaju dan RS Pertamina Sungai
Gerong, dalam rangka efisiensi, maka operasional RS Pertamina Sungai
Gerong sejak tahun 1985 dihentikan dan semua bentuk layanan dipindahkan
ke RS Pertamina Plaju, sedang di Sungai Gerong sendiri didirikan poliklinik
satelit yang beroperasi sampai sekarang.Dengan kebijakan PT Pertamina fokus
pada bisnis inti yaitu Migas maka pada tanggal 25 Oktober 2012 RS
Pertamina Plaju di Alih Kelola kepada PT Pertamedika.64
Seiring dengan perkembangan industri kesehatan dan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat, PT. Pertamina
Bina Medika sebagai Anak Perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang
industry jasa layanan kesehatan akan terus mengembangkan usaha di seluruh
aspek bisnis industry layanan kesehatan.65
Pertamedika memiliki 14 rumahsakitdan 25 poliklinik yang tersebar di
seluruh Indonesia. Dilengkapi dengan pelayanan kesehatan berbasis Managed
Care yang dikelola oleh MPPK (Manajemen Pemeliharaan Pelayanan
Kesehatan). Jaringan rujukan pasien MPPK bekerja sama dengan 120 RS yang
tersebar di seluruh Indonesia. Pertamedika juga memiliki beberapa poliklinik
onsite, Medical Evacuation (Medevac) sampai ke Aero Medevac.
Pertamedika dengan didukung oleh berbagai produk layanan kesehatan yang
unggul dan sudah terbiasa melaksanakan pelayanan kesehatan onsite (rig),
63
Ibid. 64
Ibid. 65
Ibid.
51
tentu saja mampu dan siap melaksanakan pelayanan kesehatan di lokasi
perusahaan.RS Pertamina Plaju telah memiliki sertifikat akreditasi tingkat
dasar dari Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI sejak tahun 2001.66
Berdasarkan wawancara dengan kepala administrasi RS Pertamina
Plaju menurut Bapak Marhaba RS Pertamina Plaju tidak diperkenankan
masyarakat luar untuk berobat di RS Pertamina Plaju, melainkan untuk
kariawan dan keluarganya, setelah tahun 2005 RS Pertamina Plaju menjadi
Rumah Sakit umum, tidak hanya keluarga kariawan tetapi masyarakat luar
Pertamina bisa berobat disana dengan penambahan kamar dan alat-alat
medical check up dan lainnya.67
B. FasilitasRSPertaminaPlaju
RS Pertamina Plaju menyediakan dan memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan terpadu serta memenuhi standar kualitas tinggi
bagi masyarakat Palembang dan sekitarnya.68
1. Fasilitaslayanan yang kami berikan antara lain :
a. Rawat Jalan.
b. Rawat Inap.
c. IGD.
d. Medical Check Up.
e. Periksa Kehamilan dan Persalinan (CTG).
f. Apotek.
66
Ibid. 67
Marhaba, Kepala Administrasi RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 20
November 2019. 68
Data Fasilitas RS Pertamina Plaju 2019
52
g. Klinik Gigi danMulut.
h. Kamar Bedah.
i. ICU.
j. Hemodialisa.
k. Ambulance rescue/P3K/transport/event dengan timmedis.
l. Layanan home visit/home care.
m. Penyuluhan dan pelatihan kesehatan.
n. Perawatan luka terkini dan SIDL (Sentra Informasi Diabetes dan
Lipid).
o. Bakti sosial (pengobatan gratis, sunatan masal, Operasi Katarak, bibir
sumbing, pemeriksaan ibu hamil dg USG dan Clino Gigi Murid SD).69
2. DokterSpesialis
a. SpesialisPenyakitDalam.
b. SpesialisAnak.
c. SpesialisBedahUmum.
d. SpesialisBedahOrthopaedi.
e. SpesialisBedahSyaraf.
f. SpesialisBedahMulut.
g. SpesialisKebidanandanKandungan.
h. SpesialisAnestesi.
i. Spesialis Mata.
j. Spesialis THT.
69
Ibid.
53
k. Spesialis Jantung.
l. Spesialis Syaraf.
m. Spesialis Kulit dan Kelamin.
n. Spesialis Kedokteran Jiwa.
o. Spesialis Radiologi.
p. Spesialis Patologi Klinik.
q. Spesialis Patologi Anatomi.
r. Sub spesialis Ginjal dan Hipertensi.
s. Sub spesialis Alergi dan Imunologi.70
3. Klinik
a. Klinik UMUM
1) Klinik Dokter Keluarga, Perusahaan/Hiperkes
2) Klinik Dokter Umum dengan pemeriksaan teknologi quantum
(Gelombang Elektromagnetik)
3) Perawatan Luka Terkinidan PIDL (Pusat Informasi Diabetes dan
Lipid)
b. Klinik GIGI
1) Klinik Gigi & Spa Gigi
2) Klinik Gigi Spesialis
c. Penunjang
1) Radiologi
2) Laboratorium
70
Ibid.
54
3) Apotik / Farmasi
4) RehabilitasiMedik
5) Gizidan Diet
d. InstalasiGawatDarurat
1. Ruang Gawat Darurat berada dipintu utama masuk RS
2. Buka 24 Jam Non Stop UntukUmum
3. Sarana Resusitasi Lengkap, Ruang observasi, dan ruang tindakan.
4. Fasilitas 6 Tempattidur.
5. Dokter Bersertifikasi ATLS, ACLS, hyperkes
6. Paramedis Terlatih, Sertifikasi PPGD / BTCLS, hyperkes
7. Konsul Dokter umum dan spesialis 24 jam
8. Ambulance Rescue / transport
9. Penunjang medis (radiologi, lab, apotik) 24 jam
10. Patient monitor unitdan DC Shock
e. KamarBedah Dan Cssd
1) Kami memiliki 3 ruang OK (Kamar Bedah) terdiri dari : 1 kamar
bedah utama, 1 kamar bedah Mata dan 1 kamar bedah kecil.
2) Didalam kamar bedah utama terdapat alat C-Arm radiologi untuk
membantu/mempermudah dokter spesialis Bedah Tulang maupun
Bedah Syaraf dalam melakukan operasi dengan menggunakan
teknologi sinar-X.
f. Fasilitas Pendukung
1) IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
55
2) Insinerator (Alat pemusnah limbah padat B3/medis)
Rumah sakit ini didesign dengan tata ruang yang berkonsep
layaknya seperti dirumah sendiri meskipun gedung lama namun bersih
serta pelayanan yang ramah sehingga memberikan kenyamanan kepada
pasien dan keluarga saat berkunjung.71
C. STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 3.1
Sumber:DokumenRS PertaminaPlaju
71
Ibid.
56
D. Visi Dan MisiRSPeraminaPlaju
Adapun visi dan misi Rumah Sakit Pertamina Plaju adalah sebagai
berikut:
1. VISI
Menjadi RS yang Handal, Terkini, Aman, dan Terpercaya serta
memberikan pelayanan dan pelatihan kesehatan secara PRIMA
(Profesional, Ramah, Ikhlas, Bermutu dan Antusias), manusiawi,
terpercaya, dan terbaik se Sumatera Selatan.
2. MISI
a. Memberikan pelayanan kesehatan bermutu, terpadu kepada pekerja
Pertamina beserta keluarganya dan pensiunan Pertamina serta
masyarakat umum.
b. Senantiasa melengkapi sarana dan prasarana medis, serta
meningkatkan profesionalisme pekerja dalam memberikan pelayanan
kesehatan
c. Membudayakan sikap peka dan tanggap terhadap kebutuhan pelanggan
dan menciptakan suasana lingkungan RS yang nyaman.
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan mendayagunakan
berbagai potensi dan pengelolaan secara efektif dan efisien
3. Corporate Culture
a. Tersedianya jasa layanan kesehatan profesional yang berorientasi
kepada kepuasan pelanggan dengan memperhatikan etika profesi.
57
b. Mengelola perusahaan dengan prinsip GCG untuk menghasilkan profit
dan benefit sehingga RS. Pertamina Plaju dapat menjadi RS yang
mandiri.
c. Secara berkesinambungan mempersiapkan SDM yang professional
untuk menunjang operasional RS.
4. Motto
“We care & we cure“
Core believes :
a. Customer Focus : kepuasan terhadap pelanggan.
b. GCG (GoodCorporate Governance) : Transparan, Akuntabel,
Bertanggungjawab, Integritas, Adil, dan Terstruktur (TABIAT).
c. Capability : Organisasi yang kuat dengan Team Building yang Solid
dan Kompeten.
d. Human Capital : Sebagai basis keunggulan daya saing.72
E. StrategiRS
Menciptakan “Brand Image dan Brand Awarness” mengenai Produk
dan Pelayanan Kesehatan RS PertaminaPlaju, sehingga tercipta “customer
need & loyalty” dengan membuat keunikan atau ciri khas terhadap layanan
kesehatan, seperti :kecepatan layanan terutama di IGD, keramahan,
kelengkapan fasilitas, Kualitas SDM (Skill, Knowledge, Competence,
72
Data Visi Misi RS Pertamina Plaju 2019.
58
Profesionalisme) yang kesemuanya disatukan dalam La PRIMA. (Layanan,
Profesional, Ramah, Ikhlas, BerMutu, Antusias) antara lain:73
1. Penerapan Layanan Dokter Layaknya Dokter Keluarga :
Cakupan populasi jelas, dapatdihitung “Unit Cost” serta “profit
margin” dengan melakukan “cost effectiveness”, hal ini memudahkan
pengendalian penggunaan obat (DaftarObatSesuaiStandarPertamina /
DOSP) selalu melakukan pengembangan “skill and knowledge”.
2. Pembuatan Paket –paket pengobatan (Rawat Jalan dan Rawat Inap) seperti
paket Sectio Caesaria (SC)
Menciptakan produk-produk unggulan seperti :Pusat Trauma di
IGD, Pelayanan BKIA terpadu, MCU dan Kesehatan Untuk jangka
panjang dapat membangun RS yang lebih besar di daerah Kenten
Palembang dan dapat melakukan Diversifikasi produk yg masih
berhubungan dgn peningkatan Layanan Kesehatan (Minimal Invasife
surgery, PBF, dan lain-lain)
3. Bekerjasama dengan berbagai pihak (Investor / Perusahaan / Kerja Sama
Operasi) untuk :
a. Membuat poliklinik-poliklinik didalam RS (penambahan unggulan
seperti Memperluas Klinik Hemodialisa, Klinik Estetika dan
Kecantikan, dan lain-lain)
b. Membuat Medical Services On Site (Pelayanan medis lokasi
perusahaan seperti : mengoperasionalkan klinik kesehatan kerja atau
73
Data Strategi RS Pertamina Plaju 2019.
59
manajemen onsite clinic dan emergency, layanan rawat jalan, dan
farmasi maupun pengiriman tenaga dokter dan paramedic ke on shore
maupun offshore).
c. Membuat klinik-klinik satelit di area Kota Palembang dan sekitarnya
di Provinsi Sumatera Selatan, karena hal ini akan lebih mendekatkan
layanan RSPPL kepada masyarakat, menjaring pasien BPJS dan
sebagai Feeder rujukan.74
F. Klinik Umum dan Klinik Kesehatan Kerja
Salah satu pendukung pelayanan RS dalam mewujudkan visi dan
misinya, serta membantu perusahaan dalam mewujudkan kesehatan bagi para
pekerjanya secara komprehensif meliputi promotif, preventif, dan
kuratif.Derajat kesehatan populasi pekerja Pertambangan baik Minyak
(Pertamina) maupun Batubaraserta perkebunan kelapa sawit sangat banyak di
daerah Sumatera Bagian Selatan khususnya di Palembang perlu dipelihara dan
ditingkatkan untuk meningkatkan produktifitas kerja dan memperkecil resiko
kesehatan termasuk kecelakaan kerja.75
RS. Pertamina Plaju merupakan provider layanan kesehatan termasuk
layanan kesehatan kerja yang telah terdaftar dan ditunjuk oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Selatan sebagai RS Pelaksana
untuk melaksanakan Medical Check Up bagi seluruh karyawan Pertamina
maupun subkontraktornya. Adapun bentuk Medical Training Center
74
Ibid. 75
Sumber Data Klinik Umum dan Klinik Kesehatan Kerja RS Pertamina Plaju 2019.
60
:PELATIHAN FIRST AID (Basic Life Support), Patient Safety & Fire
Safety.
Setiap aktivitas/proses pekerjaan yang dilakukan di tempat kerja
mengandung resiko untuk terjadinya kecelakaankerja (ringan sampai dengan
berat).Berbagai upaya pencegahan dilakukan supaya kecelakaan tidak
terjadi.Selain itu,keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama tetap
diperlukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Oleh
karena itu di setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K (First Aider)
atau setidaknya setiap karyawan memiliki keterampilan dalam melakukan
pertolongan atau setidaknya setiap karyawan memiliki keterampilan dalam
melakukan pertolongan pertama ketika terjadi kecelakaan kerja maupun
kegawatan medik.76
1. Tujuan first aid ditempat kerja:
a. Menyelamatkan jiwa di tempat kerja.
b. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
c. Mencegah terjadinya hal yang lebih buruk atau kecacatan pada korban.
d. Menenangkan penderita atau korban yang terluka di tempat kerja.
Pelatih First Aider/Basic Life Support (BLS) yang kami
milikisudahbersertifikasisecaranasionalbaikdoktermaupunperawatCSR
(Corporate Social Responsibility) :Sebagai wujud membantu pemerintah
76
Ibid.
61
dalam hal ini masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan, maka
kami bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan.77
2. Beberapa program CSR diantaranya :
a. Pengobatan Massal.
b. Khitanan Massal.
c. Pemeriksaan Ibu Hamil dengan USG Kandungan.
d. Pemeriksaan Gigi dan Mulut anak SD.
e. Operasi Katarak.
f. Donor Darah.78
G. Perlengkapan
RS Pertamina Plaju memiliki perlengkapan yang cukup memadai,
dapat dilihat dari jumlah gedung, jumlah kamar paisen yang cukup banyak,
ruang dokter dan perawat, sarana dan prasarana yang cukup memadai, untuk
lebih jelasnya peneliti uraikan pada tabel berikut:79
1. BerdasarkanRuangan
Tabel3.1
DaftarJumlahTempatTidur RS PertaminaPlajuTh 2016
No. Ruangan JumlahTempatTidur JumlahPerawat
Yang Bertugas
1. Bungur 15 8
KamarBersalin 2
Perinatologi 4
77
Ibid. 78
Ibid. 79
Marhaba, loc.cit.
62
2. Cempaka 25 8
3. Kenanga 21 8
4. Flamboyan 16 -
5. I C U 4 8
T O T A L 87 T
Sumber: Dokumen RS Pertamina Plaju
2. BerdasarkanKelasPerawatan
Tabel3.2
DaftarKelasPerawatan RS PertaminaPlajuTh 2016
Sumber: Dokumen RS Pertamina Plaju
No. Kelas JumlahKamar Jumlah
Tempattidur
1. Kelas III ( 2 TT ) 16 32
2. Kelas II ( 2 TT ) 10 20
3. Kelas IB ( 2 TT ) 11 20
4. Kelas IA ( 1 TT ) 3 3
5. Kelas VIP ( 1 TT ) 2 2
6. KamarBersalin (VK) 1 2
7. Perinatologi 1 4
8. I C U 1 4
T O T A L 87 TT
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi dan Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 10 November 2019 sampai
dengan tanggal 20 Desember 2019, adapun data-data yang dikumpulkan
dengan menggunakan observasi dan wawancara, terhadap pasien rawat inap
pada rumah sakit Pertamina Plaju Palembang, dengan menggunakan metode
wawancara, observasi serta dokumentasi dalam mengumpulkan data guna
untuk mengoptimalkan hasil penelitian yang diinginkan. Pada penelitian ini
peneliti memfokuskan pada penerapan layanan bimbingan kerohanian dalam
meningkatkan motivasi kesembuhan pasien rawat inap di rumah sakit komplek
Pertamina Plaju.
1. Identitas Responden
Identitas responden subyek dalam penelitian sebanyak 5 orang
yang terdiri dari 2pasien rawat inap, 1 orang perawat, 1 orang petugas
kerohanian dan 1 orang dokter. Berikut ini akan diuraikan identitas
responden.
a. Pasien subyek I
Nama : M
Usia : 38 Tahun
Alamat : Plaju
Pekerjaan : Wiraswasta
64
Keluhan : Tumor
Jenis kelamin : Laki-laki
Lama Perawatan : 3 Minggu
b. Pasien Subyek II
Nama : NS
Usia : 80 Tahun
Alamat : Talang Putri
Pekerjaan :Dagang
Keluhan : Asam Lambung
Jenis kelamin : Perempuan
Lama Perawatan : 2 Minggu
c. Pasien Subyek III
Nama : YJ
Umur : 41 Tahun
Alamat : Tegal Binangun
Pekerjaan : Dagang
Keluhan : Kanker
Jenis kelamin : Perempuan
Lama Perawatan : 4Minggu
65
d. Perawat Subyek IV
Nama : HI
Umur : 25 Tahun
Alamat : Plaju
Pekerjaan : Perawat
Jenis kelamin : Laki-laki
Lama Bekerja : 2 Tahun
e. Dokter Subyek V
Nama : IA
Usia : 25 Tahun
Alamat : Plaju
Pekerjaan : Dokter
Jenis kelamin : Perempuan
Lama Bekerja : 3 Tahun
f. Pegawai kerohanian Subyek V
Nama : S
Umur : 36 Tahun
Alamat : Plaju
Pekerjaan : Pegawai Kerohanian
Jenis kelamin : Laki-laki
Lama Bekerja : 2 Tahun
66
2. Tingkat Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di RS Pertamina
Plaju
Tabel 4.1
Hasil Wawancara Pada Responden Untuk Mengetahui Tingkat Motivasi
Kesembuhan Pasien Rawat Inap di RS Pertamina Plaju
No Responden Hasil Wawancara
1 Responden I Pertama kali yang ada dalam benak saya rasa
cemas takut dan lainnya bercampur aduk,
karena sakittumorini bukan sakit yang ringan
saya juga merasa tidak enak badan dan lemah.
Harus ada orang lain yang mendukung dan
memberikan motivasi dalam hidup saya
untuk kembali sehat dan dapat beraktivitas
sepeti sedia kala.80
2 Responden II Pertama kali saya merasa takut, cemas terkejut.
Asam lambung ini bukan penyakit ringan telah
banyak contohnya dalam keluarga yang
dibilang penyakit keturunan dari nenek, cemas
karena tidak bisa berfikir berat, tidak bisa
berfikir yang terlalu jauh, mudah pusing, mual
dan lain-lain, saya merasa takut nanti kena
struk bagaimana hidup anak dan istri saya, saya
mau berobat nggak ada uangnya, saya susah
untuk menenangkan fikiran memikirkan kena
asam lambung ini. Terbebani masalah-masalah
lain yang muncul dalam hidup soal ekonomi,
sekolah anak dan lain sebagainya menjadi
pemicu juga dalam pemikiran saya semakin
membuat kondisi saya semakin drop. Tapi
para perawat terus memberikan motivasi
untuk sembuh, begitu juga dengan petugas
80
M, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 20
Oktober 2019.
67
kerohanian terus memberikan bimbingan
dan nasehat untuk tenang mengahadapi
cobaan dari Allah SWT ini, memohon agar
cepat disembuhkan seperti sedia kala da tidak
ada guna meratapi selalu sakit yang diderita.81
3 Responden III perasaan saya alami ketika mengetahui bahwa
terkena penyakit kangker saya langsung cemas
bahkan Fruestasi terhadap penyakit yang
menimpa saya. Namun, pada akhirnya saya
dapat merasakan ketenangan ketika para
perawat memberikan motivasi dan
perawatan dengan baik danada juga petugas
kerohanianyang memberikan nasihat dan
selalu memberikan bimbingan agar senantiasa
tenang karena tidak ada penyakit yang tidak
dapat disembuhkan dengan cara ikhtiar dan
selalu memohon kepada Allah SWT. Karena
penyakit yang saya derita adalah ujian agar
saya dapat lebih dekat kepada sang maha
pencipta. Akhirnya perasaan saya tenang dan
tidak meratapi penyakit yang saya derita.
(W/RII/I).82
4 Responden IV setiap pasien yang di rawat pada RS Pertamina
Plaju, pada umumnya mereka merasa takut dan
cemas terhadap penyakit yang di deritanya
bahkan sampai ada tidak perduli terhadap
keselamatan dirinya karena merasa sangat takut
terhadap penyakit yang diderita. Hal ini wajar
saja karena kebanyakan pasien yang dirawat
mengalami penyakit yang lumayan berat
sehingga mempengaruhi psikologi pasien.
Namun motivasi kesembuhan itu akan
tumbuh ketika kami memberikan nasehat
81
NS, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 21
Oktober 2019. 82
YJ, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 22
Oktober 2019.
68
dan megarahkan pasien agar tetap sabar
dalam menjalani perawatan.83
5 Responden V setiap pasien ketika mengetahui penyakit yang
dialaminya. Kebanyakan dari mereka
mengalami takut bahkan frustasi. Apalagi yang
di rawat yang masih kalangan muda karena
mereka merasa tidak mampu melakukan
aktivitas apapun dengan kondisi penyakit yang
diterima, dan biasanya keluhan dari pasien,
mereka menanyakan apakah masih dapat di
sembuhkan penyakit yang saya derita.
Sehingga disini tugas kami untuk
merawatnya dengan medis, menenangkan
dan mengarahkan untuk selalu mengingat
Allah SWT dengan banyak berzikir dan
melakukan solat 5 waktu. Dan akhirnya para
pasien mendapatkan motivasi dalam
kesembuhan. Karena setiap penyakit yang
dikaruniakan oleh Allah SWT sudah ada
penawarnya/obatnya yaitu Al-quran itu sendiri.
Kami juga di bantu oleh petugas kerohanian
untuk membimbing spiritualnya dan
Alhamdulillah dengan bimbingan yang kami
lakukan pasien yang di rawat di RS Pertamina
Plaju Palembang dapat menerima dan ikhlas
terhadap penyakit yang diderita bahkan mereka
lebih semangat untuk sembuh sehingga bisa
melakukan aktivitas seperti biasa.84
6 Responden VI kebanyakan pasien yang dirawat di RS
Pertamina Plaju Palembang sebelum mereka
mendapatkan bimbingan hampir semua
merasa cemas dan takut namun tergantung dari
orangnya sendiri. Apabila yang menderita
penyakit memang orang yang telah memahami
agama Islam terutama maknanya dari ajaran
Islam itu sendiri, mereka lebih tenang terhadap
83
HI, Perawat di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 24 Oktober 2019. 84
IA, Doker di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 24 Oktober 2019.
69
penyakit yang diderita. Bahkan kami pernah
terharu dengan perkataan dari pasien. Kami
ikhlas buk dengan penyakit yang kami derita
karena penyakit yang ada pada diri saya ini
tidak lain karena saya sudah banyak melakukan
dosa. Wajarlah kalau Allah SWT memberikan
penyakit kepada saya. Apalagi saya hamba
yang penuh dosa bu. Mendengar perkataan itu
saya sampai mengeluarkan air mata. Baru ini
saya mendengar perkataan dari pasien yang
membuat saya terharu. Alhamdulillah hampir
semua telah berkonsultasi pada kami mereka
dapat menerima keadaan yang mereka alami.
Mereka lebih tenang dan sudah mulai hilang
perasaan takut dan cemas pada diri sang
pasien.85
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tingkat
motivasi pasien rawat inap di RS Pertamina Plaju yaitu pada awal mereka
didiagnosa tentang penyakitnya adalah menunjukkan rasa cemas, takut,
terkejut, frustasi, tingkat keadaan yang dialami pasien tersebut termasuk
dalam tingkat motivasi rendah, motivasi yang mereka dapatkan diawal
yaitu berasal dari orang sekitar yang mendukung kesembuhan, selain hal
tersebut motivasi diawal mereka dapatkan dari para perawat, dokter, dan
pembimbing rohani.
3. Program Bimbingan Kerohanian Dalam Meningkatkan Motivasi
Kesembuhan Pasien Rawat Inap Pada RS Pertamina Plaju
Palembang.
85
S, Pembimbing Rohani Pasien di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang
25 Oktober 2019.
70
a. Pelaksanaan Bimbingan Kerohanian Dalam Meningkatkan Motivasi
Kesembuhan Pasien
Tabel 4.2
Hasil Wawancara Untuk Mengetahui Pelaksanaan Bimbingan Kerohanian
Dalam Meningkatkan Motivasi Kesembuhan Pasien
No Responden Hasil Wawancara
1 Responden I Ada pelayanan bimbingan kerohanian disini,
mereka para perawat senantiasa memberikan
perawatan medis, nasehat dan memberikan
pengarahan kepada saya agar senantiasa sabar,
berdoa kepada Allah SWT. Karena sehat maupun
sakit merupakan ujian dari Allah SWT agar kita
senantiasa ingat dan selalu bersyukur kepada
Allah SWT. Banyak orang yang diberi penyakit
yang berat serba kekurangan tapi senantiasa ingat
dan selalu mengerjakan perintah Allah SWT. Dan
para petugas kerohanian dengan sabar menuntun
saya untuk berzikir dan membaca ayat suci Al-
Qur’an sehingga saya sangat merasakan
ketenangan dan tingkat kecemasan serta yang
dialami pasien dari observasi yang penulis amati
itu dari tingkat rendah, sedang dan tinggi. Hal ini
dibedakan dari tingkat usia yang menderita
penyakit dan beratnya penyakit yang dialami sang
pasien ketika telah mengenal ajaran Islam dan
kandungan yang terdapat dalam Al-quran dan
Sunnah pasien dapat dengan menerima penyakit
yang di derita. Karena seberat apapun penyakit
yang diderita semua berasal dari kesalahan kita
sendiri.86
2 Responden II Di RS Pertamina Plaju ini ada pelayanan
bimbingan kerohanian. Para tugas kerohanian
dirumah sakit ini senantiasa memberikan
86
M, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 20
Oktober 2019.
71
support/semangat kepada saya. Agar tegar
menghadapi penyakit yang saya derita. Mereka
memberikan motivasi dengan mengisahkan
bagaimana perjuangan para Nabi yang diberi
beban yang berat, misalkan saja Nabi Ayub As
yang diberi ujian dengan penyakit yag bertahun-
tahun dengan kesabarannya. Akhirnya dapat
melewati ujian yang diberikan Allah SWT. Hal
inilah menjadi pelajaran bagi saya untuk
senantiasa selalu mengingat kepada Allah SWT
yang maha mengetahui.87
3 Responden III Ada pelayanan dirumah sakit ini, para petugas
kerohanian tidak hentinya memberikan
pengarahan serta bimbingan kepada saya
untuk selalu berzikir dan menjelaskan makna
dari hal itu. Bahwa ternyata obat dari semua
penyakit adalah senantiasa membersihkan diri
dengan meninggalkan perbuatan yang dapat
merugikan diri kita. Karena dengan pikiran yang
tenang maka akan terhindar dari berbagai
penyakit. Dan akhirnya dari bimbingan yang
diberikan para petugas kerohanian mengajarkan
saya lebih tenang dan ikhlas menerima apa yang
terjadi. Dan sudah lebih termotivasi untuk lebih
berikhtiar dalam penyembuhan penyakit yang saya
derita.88
4 Responden IV diRS Pertamina Plaju ada Bimbingan kerohanian
tugasnya khusus memberikan dan pengarahan
kepada pasien yang takut dan defresi terhadap
penyakit yang diderita. Sedangkan perawat disini
hanya membantu dalam hal medis pengobatan
penyakit yang diderita pasien. Dan dalam
pelaksanaan bimbingan yang dilakukan petugas
kerohanian yaitu menanamkan nilai-nilai ke
Islaman dan membimbing penuh kesabaran
87
NS, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 21
Oktober 2019. 88
YJ, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 22
Oktober 2019.
72
hingga pasien merasa tenang terhadap
penyakit yang di derita.89
5 Responden V Di RS Pertamina Plaju ini ada bimbingan
kerohanian, hampir dari semua pasien ketika
sudah diberi bimbingan mengalami ketenangan
dan lebih ikhlas menerima penyakit yang di derita.
Karena petugas kerohanian disini sangat sabar dan
penuh semangat untuk membimbing dan
penyembuhan terhadap penyakit yang di derita
sedangkan para perawat di sini membimbing
secara medis dan memberikan motivasi agar
pasien tidak merasakan kecemasan dan
ketakutan. Di balik penyakit yang kita alami,
Allah SWT akan memberikan kemudahan serta
hidayahnya.90
6 Responden VI Metode yang kami gunakan disini dengan cara
konsultasi secara berkala dan memberikan
nasehat kepada para pasien untuk selalu tidak
takut dan tenang. Karena kebanyakan pasien yang
di rawat mengidap penyakit yang berat sehingga
harus terlebih dahulu ditenangkan agar lebih
siap ketika di atasi dalam perawatan medis
apalagi ada harus di operasi. Alhamdulillah
dengan bimbingan kerohanian para pasien merasa
lebih tenang dan tidak takut menjalani pengobatan
di RS Pertamina Plaju.91
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa pelaksanaan
bimbingan kerohanian sangat berperan dalam kesembuhan pasien
rawati inap di RS Pertamina Plaju, hal ini sejalan dengan pelaksanaan
petugas pembimbing rohani menuntun untuk berdzikir dan membaca
89
HI, Perawat di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 24 Oktober 2019. 90
IA, Doker di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 24 Oktober 2019. 91
S, Pembimbing Rohani Pasien di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang
25 Oktober 2019.
73
ayat suci Al-Qur‟an, mereka mengisahkan tentang perjuangan para
Nabi yang diberikan musibah, dijelaskan makna dari berdzikir,
menanamkan nilai-nilai keislaman dan membimbing dengan penuh
kesabaran, memberikan motivasi agar pasien tidak merasakan
kecemasan dan ketakutan sehingga mereka lebih mudah untuk
ditenangkan dan diatasi oleh perawat dan tim medis.
b. Program Bimbingan Kerohanian RS Pertamina Plaju
Tabel 4.3
Program Bimbingan Kerohanian Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju
No Program Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Memberi nasehat pasien yang sedang
dirawat
Senin, rabu dan jum‟at pukul
16.00 - selesai
2 Mengazankan dan mengiqomatkan
bayi yang baru lahir
Ketika orangtua tidak ada di
tempat
3 Membimbing pasien sakarotul maut -
4 Bimbingan sholat bagi pasien Sabtu dan minggu setiap waktu
sholat
5 Bimbingan membaca Al-Qur‟an Jum‟at pukul 09.00 - selesai
6 Kultum Senin pukul 13.00 - selesai
7 Pengurusan jenazah -
Program pelaksanaan bimbingan kerohanian pasien rawat inap
RS Pertamina Plaju dalam tujuh hari yaitu memberi nasehat pasien
yang sedang dirawat, mengazankan dan mengiqomatkan bayi yang
baru lahir, membimbing pasien sakarotul maut, bimbingan sholat bagi
74
pasien, bimbingan membaca Al-Qur‟an, kultum dan pengurusan
jenazah.
c. Proses pelaksanaan bimbingan tayamum bagi pasien RS Pertamina
Plaju
Proses pelaksanaan bimbingan kerohanian yang peneliti
terapkan pada pasien rawat inap di RS Pertamina Plaju adalah
bimbingan dalam pelaksanaan sholat, adapun bentuk pelayanannya
yaitu thaharah dengan cara mengajarkan pasien tata cara berwudu.
Sebagai penggantinya dengan cara bertayamum apabila berwudhu
dengan air tidak dapat dilakukan. Adapun tahapan dalam
pelaksanaannya yaitu menyuruh pasien untuk bersiap-siap terlebih
dahulu, setelah itu peneliti menyiapkan batu sebagai alat untuk pasien
bertayamum, kemudian peneliti mengajarkan kepada pasien untuk
duduk menghadap kiblat, ucapkan basmalah lalu menyuruh pasien
meletakkan kedua telapak tangannya pada debu yang ada di batu
dengan posisi jari-jari tangan dirapatkan, setelah itu peneliti
mengajarkan kepada pasien untuk mengusapkan kedua telapak tangan
keseluruh wajah disertai dengan niat dalam hati, salah satunya dengan
bacaan tayamum kemudian peneliti menyuruh kepada pasien untuk
menempelkan telapak tangan kiri pada punggung lengan kanan sampai
ke bagian siku begitu pula sebaliknya yaitu meletakkan telapak tangan
kanan ke punggung lengan kiri sampai ke bagian siku. Waktu
pelaksanaannya yaitu setiap hari minggu pukul 02.00 sampai selesai.
75
4. Penerapan Bimbingan Kerohanian Terhadap Pasien Rawat Inap
Pada RS Pertamina Plaju Palembang
Tabel 4.4
Hasil Wawancara Untuk Mengetahui Peran Bimbingan Kerohanian
Terhadap Pasien
No Responden Hasil Wawancara
1 Responden I Perasaan saya ketika baru ketemu dengan para
perawat adalah takut karena yang ada dalam
pikiran saya pasti hanya memberikan perawatan
seadanya dan tidak jauh dari memberi obat. Dan
kebanyakan para perawat cuek dan tidak perduli
terhadap keadaan pasien, ternyata perawat di RS
Pertamina Plaju Palembang melayani saya
dengan ramah dan memberikan pelayanan
dengan baik pada waktu memberikan
pengobatan. Dan begitu juga yang di lakukan
oleh para petugas kerohanian yang senantiasa
membimbing saya untuk tenang. Dengan selalu
untuk mengingat Allah SWT. Mengajari saya
berzikir, berdoa dan tidak lupa untuk memohon
ampunan kepada sang maha pencipta. Akhirnya
saya merasakan ketenangan ketika menjalani
proses pengobatan.92
2 Responden II Saya merasa sangat senang dan mengucapkan
terima kasih kepada para perawat dan petugas
kerohanian yang selalu memberikan bimbingan
dan pengarahan sehingga saya merasa dan
mengurangi beban pikiran saya yang selalu
memikirkan penyakit yang diderita. Adapun
bimbingan yang dilakukan paramedis senantiasa
selalu memberikan obat-obatan dan
memberikan nasehat serta pengarahan dalam
memberikan pengobatan begitu juga dengan
92
M, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 20
Oktober 2019.
76
para petugas kerohanian yang selalu ada
untuk memberikan motivasi tentang makna
kehidupan ini. Karena semuanya telah di atur
oleh Allah SWT. Dan di balik semua yang kita
derita sudah ada hikmah tersendiri.93
3 Responden III perasaan yang saya alami ketika di rawat RS
Pertamina Plaju Palembang saya merasa takut
dan gelisah karena saya takut penyakit yang saya
alami tidak akan di sembuhkan. Barulah pada
waktu pengobatan saya baru sedikitnya dapat
menerima penyakit yang saya derita karena
berkat dan peran dari paramedis (perawat) yang
memberikan bimbingan selalu memberikan
perhatian ketika merawat dan tak lupa
memberikan semangat kepada saya. Yakinlah
kalau bapak semangat menjalani pengobatan ini
maka penyakit bapak juga cepat akan sembuh
sehingga di sini saya jadi semangat menjalani
pengobatan. Begitu juga yang di lakukan para
petugas kerohanian yang memberikan
bimbingan tentang kajian keislaman maklum
saja saya tidak terlalu mengetahui tentang islam
ini, setelah mendapatkan pencerahan dari
petugas kerohanian saya merasakan ketenangan
serta tegar dalam menjalani kehidupan ini
walaupun dalam keadaan sakit.94
4 Responden IV perasaan yang saya alami ketika di rawat RS
Pertamina Plaju Palembang saya merasa takut
dan gelisah karena saya takut penyakit yang saya
alami tidak akan di sembuhkan. Barulah pada
waktu pengobatan saya baru sedikitnya dapat
menerima penyakit yang say derita karena berkat
dan peran dari paramedis (perawat) yang
memberikan bimbingan selalu memberikan
perhatian ketika merawat dan tak lupa
93
NS, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 21
Oktober 2019. 94
YJ, Pasien Rawat Inap RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 22
Oktober 2019.
77
memberikan semangat kepada saya. Yakinlah
kalau bapak semangat menjalani pengobatan ini
maka penyakit bapak juga cepat akan sembuh
sehingga di sini saya jadi semangat menjalani
pengobatan. Begitu juga yang di lakukan para
petugas kerohanian yang memberikan bimbingan
tentang kajian keislaman maklum saja saya
tidak terlalu mengetahui tentang islam ini,
setelah mendapatkan pencerahan dari
petugas kerohanian saya merasakan
ketenangan serta tegar dalam menjalani
kehidupan ini walaupun dalam keadaan sakit.95
5 Responden V Kami paramedis (perawat) selalu memberikan
yang terbaik dalam menjalankan pengobatan dan
tak lupa kami memberikan bimbingan serta
nasehat agar para pasien tidak takut dan tak lupa
kami memberikan bimbingan serta nasehat agar
para pasien tidak takut dan cemas. Apabila
mereka dalam pengobatan masih merasakan
takut dan cemas maka akan menganggu proses
pengobatan. Alhamdulillah para pasien yang
telah kami berikan bimbingan serta pengarahan
dalam pengobatan mereka dapat menerima
terhadap penyakit yang di derita dan lebih
sabar dalam menjalani proses pengobatan.96
6 Responden VI ketika kami memberikan bimbingan kepada para
pasien yang ada di RS Pertamina Plaju banyak di
antaranya ketika baru pertama kalinya kami
berikan bimbingan tanggapannya biasa-biasa
saja karena mereka lebih memikirkan penyakit
yang di derita dari pada nasehat dan bimbingan
yang kami lakukan, namun dengan memberikan
nasehat dan bimbingan yang terus menerus
Alhamdulillah para pasien dapat menerima dan
lebih sabar dalam menjalani pengobatan.
Sehingga termotivasi dalam proses
95
HI, Perawat di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 24 Oktober 2019. 96
IA, Doker di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang 24 Oktober 2019.
78
penyembuhan dan lebih tenang dalam
menjalani pengobatan di RS Pertamina Plaju.97
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan kerohanian sangat berperan dalam memotivasi kesembuhan
pasien rawat inap di RS Pertamina Plaju, hal ini sejalan dengan ungkapan
dari pasien bahwa setelah mereka mendapatkan bimbingan rohani, mereka
merasakan ketenangan menerima penyakit dalam jiwanya sehingga lebih
baik dalam proses pengobatannya.
B. Pembahasan
1. Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap Pada RS Pertamina Plaju.
Berdasarkan tingkat motivasi kesembuhan RS Pertamina Plaju
pada tingkat rendah pada awal mereka di diagnosa, hal ini bisa dilihat pada
saat ditunjukkan rasa cemas, takut, terkejut, frustasi dan motivasi diawal
mereka dapatkan dari luar diri (eksternal).
Hal ini sejalan dengan pendapat Winardi yaitu:
a. Individu dengan segala unsur-unsurnya : kemampuan dan ketrampilan,
kebiasaan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman traumatis,
latar belakang kehidupan sosial budaya, tingkat kedewasaan, dsb.
b. Situasi dimana individu bekerja akan menimbulkan berbagai
rangsangan: persepsi individu terhadap kerja, harapan dan cita-cita
dalam keja itu sendiri, persepsi bagaimana kecakapannya terhadap
97
S, Pembimbing Rohani Pasien di RS Pertamina Plaju, Wawancara Pribadi, Palembang
25 Oktober 2019.
79
kerja, kemungkinan timbulnya perasaan cemas, perasaan bahagia yang
disebabkan oleh pekerjaan.
c. Proses penyesuaian yang harus dilakukan oleh masing-masing individu
terhadap pelaksanaan pekerjaannya.
d. Pengaruh yang datang dari berbagai pihak : pengaruh dari sesama
rekan, kehidupan kelompok maupun tuntutan atau keinginan
kepentingan keluarga, pengaruh dari berbagai hubungan di luar
pekerjaan.
e. Reaksi yang timbul terhadap pengaruh individu.
f. Perilaku atas perbuatan yang ditampilkan oleh individu.
g. Timbulnya persepsi dan bangkitnya kebutuhan baru, cita-cita dan
tujuan.
2. Program Bimbingan Kerohanian Dalam Meningkatkan Motivasi
Kesembuhan Pasien Rawat Inap Pada RS Pertamina Plaju
Palembang
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan bimbingan kerohanian
dilakukan yaitu para pasien dianjurkan untuk sabar dan do‟a dengan
menggunakan dzikir, baca Al-Qur‟an, memotivasi dari kisah Nabi,
bimbingan ibadah wajib, bimbingan sakarotul maut, dan pengurusan
jenazah.
Hal ini sejalan dengan teori Baedi Bukhori mengenai bentuk
pelayanan bimbingan rohani islam pada pasien rawat inap di rumah sakit
adalah sebagai berikut:
80
a. Bimbingan Spiritual
Bimbingan spiritual adalah bimbingan dengan mengedepankan
spiritualitas agama seperti dzikir, do‟a, dan sebagainya. Bimbingan ini
dimaksudkan agar pasien yang sedang dalam keadaan sakaratul maut
untuk senantiasa mengingat kepada Allah sehingga seandainya
meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
d. Bimbingan Psikologis
Bimbingan psikologis adalah bimbingan yang ditunjukkan
kepada masalah psikologis pasien seperti untuk menghilangkan
kecemasan, keputusasaan, ketakutan dan masalah psikologis lainnya.
Bimbingan ini tentunya menggunakan pendekatan-pendekatan
psikologis.
e. Bimbingan Fiqih Sakit
Fiqih sakit adalah bimbingan yang menjelaskan kepada pasien
tentang tata cara ibadah orang sakit. Kita tahu bahwa orang sakit tidak
memiliki kemampuan seperti orang yang sehat, oleh karenanya agama
islam memberi rushoh atau keringanan dalam beribadah bagi orang
sakit. sebagai contoh ketika pasien tidak bisa mengambil wudhu atau
memang tidak diperbolehkan terkena air secara medis maka wudhu
digantikan dengan tayyamum. Oleh karena itu bimbingan ini sangat
penting bagi pasien karena walaupun dalam keadaan sakit ibadah
kepada Allah tetap harus dijalankan.
81
3. Penerapan Bimbingan Kerohanian Terhadap Pasien Rawat Inap
Pada RS Pertamina Plaju Palembang
Berdasarkan tingkat berperan membantu kesembuhan pasien rawat
inap plaju, dapat dilihat dari segi ketenangan, bisa memaknai hidup,
mengetahui keislaman, dapat menerima penyakit yang diderita.
Hal ini sejalan dengan teoriMachasin dalam buku Neni Noviza
mengenai tujuan bimbingan rohani Islam yaitu:98
k. Dapat meyakinkan pasien untuk optimis terhadap kesembuhan
penyakitnya.
l. Meyakinkan pasien untuk mengikuti proses perawatan dengan baik
sampai sembuh.
m. Menyadarkan pasien perihal berbagai konsep sehat dan sakit menurut
ajaran Islam.
n. Menyadarkan pasien bahwa kondisi kejiwaan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan jasmani.
o. Mengajak pasien untuk bersikap tenang dan sabar sebagai wujud terapi
untuk mempercepat kesembuhan.
p. Membantu Individu menyesuaikan diri terhadap gangguan kesehatan
sepanjang siklus hidupnya.
q. Memberikan pertolongan kepada pasien yang mengalami kegelisahan
dan menghadapi penyakitnya.
r. Memberikan bimbingan tentang makna sakit secara agamis.
98
Neni Noviza, Bimbingan Rohani Poasien , (Palembang: Noer Fikri, 2018). hal. 3
82
s. Memberikan pertolongan pada pasien yang mengalami sakaratul maut
dan mendampingi agar pasien meninggal dalam keadaan khusnul
khotimah.
t. Menolong keluarga untuk dapat menerima kondisi atau kematian
pasien.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menarik kesimpulan dari
penelitian tentang Penerapan Layanan Bimbingan Rohani Dalam
Meningkatkan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Komplek Pertamina Plaju. Sebagai jawaban atas pokok masalah yang
dikemukakan dalam penelitian ini. Kesimpulan dapat ditarik dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap Pada RS Pertamina Plaju.
Berdasarkan tingkat motivasi kesembuhan RS Pertamina Plaju
pada awal mereka di diagnosa tentang penyakitnya adalah menunjukkan
rasa cemas, takut, terkejut, frustasi, tingkat keadaan yang dialami pasien
tersebut termasuk dalam tingkat motivasi rendah, motivasi yang mereka
dapatkan diawal berasal dari orang sekitar yang mendukung kesembuhan,
selain hal tersebut motivsi diawal mereka dapat dari para perawatt, dokter
dan pembimbing rohani.
2. Program Bimbingan Kerohanian Dalam Meningkatkan Motivasi
Kesembuhan Pasien Rawat Inap Pada RS Pertamina Plaju
Palembang
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan bimbingan kerohanian
dilakukan yaitu para pasien dianjurkan untuk sabar dan do‟a dengan
84
menggunakan dzikir, baca Al-Qur‟an, memotivasi dari kisah Nabi Ayub,
bimbingan ibadah wajib, sejalan dengan program yang ada di RS
Pertamina Plaju yaitu pelaksanaan bimbingan kerohanian sangat berperan
dalam kesembuhan pasien rawat inap di RS Pertamina Plaju, hal ini
sejalan dengan pelaksanaan petugas pembimbing rohani menuntun untuk
berzikir dan membaca ayat suci Al-Qur‟an, mengisahkan tentang
perjuangan para nabi yang diberikan musibah, dijelaskan makna dari
berzikir, membimbing sholat bagi pasien, memberi nasehat pasien yang
sedang dirawat, menanamkan nilai-nilai keislaman dan membimbing
dengan penuh kesabaran, memberikan motivasi agar pasien tidak
merasakan kecemasan dan ketakutan sehingga mereka lebih muda untuk
ditenangkan dan diatasi oleh perawat dan tim medis.
3. Penerapan Bimbingan Kerohanian Terhadap Pasien Rawat Inap
Pada RS Pertamina Plaju Palembang
Layanan bimbingan rohani yang diterapkan dalam meningkatkan
motivasi pasien rawat inap memberikan nasehat pasien yang sedang
dirawat, bimbingan sholat bagi pasien, bimbingan membaca Al-Qur‟an.
Dari hasil penerapan tersebut pasien merasakan ketenangan, menerima
penyakit dalam jiwanya sehingga lebih baik dalam proses pengobatannya.
B. Saran
Berdasarkan dari uraian-uraian dan hasil penelitian ini, maka penulis
memberikan saran-saran sebagai sumbangan pemikiran, diantaranya:
85
1. Bagi RS Pertamina Plaju supaya menambah petugas kerohanian,
mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang berkaitan
dengan rohani pasien.
2. Untuk paramedis agar memberikan perawatan yang baik, senantiasa sabar
dalam melayani pasien.
3. Untuk pasien agar tetap sabar dalam menjalani pengobatan, karena tidak
ada penyakit tidak ada obatnya.
4. Untuk keluarga pasien agar selalu memberikan motivasi dan do‟a agar
pasien tetap tenang dan lebih bersemangat lagi dalam menjalani proses
pengobatan untuk kesembuhan penyakitnya.
5. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih banyak lagi menerapkan bimbingan
rohani pasien, baik dari bimbingan dzikir, do‟a, kisah para nabi, dan
bimbingan Islam lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Al-Bukhari, Al-Imam Ibn ‘Abdillah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn
Maghiroh Bardzabah. 1992. Shahih Bukhari Jilid I. Beirut: Darul Kutub al-
‘Ulumiyah.
Arifin, Isep Zaenal. 2017. Bimbingan & Perawatan Rohani Islam Di Rumah Sakit.
Bandung: Fokusmedia.
Baidi, Bukhori. 2005. Optimalisasi Sistem Pelayanan Kerohanian Bagi Pasien Rawat
Inap, Laporan Penelitian. Semarang: Pusat Penelitian Walisongo
Bunging, Burhan. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi Ekonomi dan
kebijakan publik serta ilmu-ilmu lainnya. Jakarta : Grafindo Persada.
Faizah, Effendi, Lalu Muchsin. 2006. Psikologi Dakwah.Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Faqih, Aenurrohim. 2001 Bimbingan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta : UII
Press.
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Keperawatan. Jakarta:Gunung Mulia.
Herlambang, Susatyo. 2011. Etika Profesi Kesehatan. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasien.
Irwanto. Klasifikasi Motivasi. http://www.media.com.
Julianus, Ake. 2002. Malpraktik dalam Keperawatan, Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Meilani, Methy. Razzaq, Abdur. Strategi Bimbingan Dan Konseling Islam Dalam
Meningkatkan Minat Anak Untuk Membaca Al-Qur’an Di Tk/Tpa Unit 134
Al-Ittihad Di Komplek Way Hitam Pakjo Palembang. Palembang, Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Mujib, Abdul. 2001. Kepribadian Dalam Psikologi Islam(Ed-1). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Muslim, Yuliani. 2018. Peran Bimbingan Rohani Islam Dalam Memberikan Motivasi
Psikis Pada Pasien Jantung Rawat Inap Di Rumah Sakit Urip Sumoharjo
Bandar Lampung, UIN Intan Lampung.
Muhibin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Nazir. 1998. Tekhnik Pengumpulan Data. Ghalia Indonesia.
Noviza, Neni. 2018. Bimbingan Rohani Pasien. Palembang : Noer Fikri.
Nuhayati, Eti. 2011. Bimbingan, Konseling &Psikoterap Inovatif, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Poerwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerjono. 1990. Segi-Segi Hukum Hak Dan Kewajiban Pasien dalam
Krangka Hukum Kesehatan. Jakarta : CV Mandar Maju.
Surya, Mohamad. 2003. Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sunaryo. 2005. Psikologi Kesehatan untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Steiger, Brad dan Steiger, Sherry Hansan. 2004. Amazing Stories Of Healing. Jakarta
: PT Bhuana Ilmu Populer.
Terry, George. 1996. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.
Thabrany, Hasbullah. 2005. Pendanaan Kesehatan dan Alternative Mobilisasi Dana
Kesehatan di Indonesia. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada.
Winardi, J. 2011. Motivasi Dan Pemotivasian.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wiradharma, Danny. 2010. Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran. Jakarta : CV
Sagung Seto.
PERMOHONAN PENJILIDAN SKRIPSI
Hal : Permohonan Penjilidan Skripsi
Kepada Yth. Bapak Dekan Fak.
Dakwah dan Komunikasi UIN
Raden Fatah
Di-
Palembang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan Hormat
Setelah mengadakan pemeriksaan dan perbaikan sepertinya kami
berpendapat bahwa skripsi:
Nama : Paisar
NIM : 1525200026
Fakultas/Jurusan : Dakwah dan Komunikasi/Bimbingan Penyuluhan Islam
Judul Skripsi : Penerapan Layanan Bimbingan Rohani Dalam
Meningkatkan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Komplek Pertamina Plaju
Sudah disetujui untuk dijilid. Demikianlah perihal ini kami buat dengan
sebenar-benarnya, atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Palembang, 2019
Penguji I Penguji II
( ) ( )
NIP. NIP.
DAFTAR PERBAIKAN
Nama : Paisar
Nim : 1525200026
Fakultas/Jurusan : Dakwah dan Komunikasi/Bimbingan Penyuluhan Islam
Judul Skripsi : Penerapan Layanan Bimbingan Rohani Dalam Meningkatkan
Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
Komplek Pertamina Plaju
Tanggal Hal Yang Diperbaiki
Palembang, 2019
Penguji I Penguji II
( ) ( )
NIP. NIP.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Paisar
Alamat : Jl. Kapten Robani Kadir, Rt. 29, Rw. 08, Talang Putri
NIM : 1525200025
Program Studi : Bimbingan Penyuluhan Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 26 September 1995
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Warga Negara : Indonesia
No Telp : 08117182609
Nama Orangtua
Ayah : Tobi
Ibu : Fatmawati
Alamat Orangtua : Jl. Kapten Robani Kadir, Rt. 29, Rw. 08, Talang Putri
Riwayat Pendidikan
Periode Sekolah Jurusan
2001 - 2007 SD Negeri 266
Palembang -
2007 - 2010 SMP YLPP Plaju
Palembang -
2010 - 2013 MA Patra Mandiri Plaju IPS
Hormat Saya
Paisar