penerapan keterampilan bertanya dalam...

146
PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP LABSCHOOL KEBAYORAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Rohmah Hidayanti Ningrum NIM: 11140110000073 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: hoangbao

Post on 20-Aug-2019

255 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

i

i

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SMP LABSCHOOL KEBAYORAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd)

Oleh:

Rohmah Hidayanti Ningrum

NIM: 11140110000073

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ii

ii

Page 3: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

iii

iii

Page 4: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

iv

iv

Page 5: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

v

v

Page 6: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

vi

vi

Page 7: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

i

i

ABSTRAK

Rohmah Hidayanti Ningrum (NIM 11140110000073). Penerapan

Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMP Labschool Kebayoran.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang, tujuan,

persiapan guru, pelaksanaan, serta manfaat penerapan keterampilan bertanya

dalam pembelajan PAI di kelas VIII SMP Labschool Kebayoran. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai dengan bulan Maret 2019.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,

wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan

data dilakukan melalui prosedur cek ulang secara cermat, ketekunan pengamatan,

dan triangulasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang diterapkannya

keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI adalah atas dasar keresahan guru

terhadap pembelajaran yang cenderung monoton, dan siswa cenderung pasif

dalam proses pembelajaran. Selain itu juga alokasi waktu yang kurang memadai,

membuat guru lebih ekstra dalam penyampaian materi ajar. Tujuan dari penerapan

keterampilan bertanya ini adalah agar pembelajaran menjadi lebih aktif, siswa

turut aktif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran tidak lagi monoton,

dan siswa dapat lebih fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

Selanjutnya persiapan yang dilakukan guru dalam penerapan keterampilan

bertanya ini adalah dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang diiringi

dengan penggunaan media presentasi yang menarik, sehingga siswa merasakan

kenyamanan dalam pembelajaran. Namun, dalam RPP ini masih terdapat

kelemahan, yaitu kurang jelasnya posisi keterampilan bertanya, hanya terdapat

metode tanya jawab. Penerapan keterampilan bertanya ini dilakukan dengan jalan

metode tanya jawab antara guru dengan siswa. Dalam penerapan keterampilan

bertanya ini, guru dapat mengimplementasikan keterampilan bertanya dasar dan

lanjutan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Keterampilan bertanya ini

secara umum bermanfaat guna meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Secara lebih spesifik, menurut siswa, siswa dapat ikut turut aktif

bertanya, dan pembelajaran menjadi seru dan menyenangkan. Sedangkan bagi

guru, dengan keterampilan bertanya ini, siswa dapat memahami materi yang

dipelajari, dan siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapat sehingga siswa

lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: Keterampilan Bertanya, PAI, Metode.

Page 8: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ii

ii

ABSTRACK

Rohmah Hidayanti Ningrum (NIM 11140110000073). The Implementations

of Question Skills in Islamic Education Learning at SMP Labschool

Kebayoran.

This research aims to describe the background, objectives, preparation of

teachers, the implementation, as well as the benefits of the application of skill ask

in PAI learning in class VIII at SMP Labschool Kebayoran. This research was

carried out in July 2018 up to March 2019.

As for this type of research is qualitative research methods. Data collection

procedure used namely observation, interviewing, documentation, and questioner.

Examination and checking of the validity of the data is done through checks

resetting procedure carefully, perseverance, observation and triangulation. While

the data analysis done by the data collection, reduction of the data, the

presentation of data, and the withdrawal of the conclusion.

The results showed that the background applied to PAI learning in

question skills is the foundation of teacher unrest against learning tends to be

monotonous, and students tend to be passive in the process of learning. In

addition, the inadequate time allocation, make teachers more extras in the delivery

of teaching material. The purpose of the application of skill ask this is so that

learning becomes more active, students takes part actively in the learning process

because the learning is no longer a monotonous, and students can better focus on

ongoing learning. Further preparation is done in the implementation of teacher

skills to ask this is to plan the implementation of learning, who accompanied with

usage of media presentations, so that students feel comfortable learning. However,

in this RPP there is still weakness that is less obviously a position of skill ask,

there are only question and answer methods. The application of skill ask this is

done with the method of question and answer between teachers with students. In

applying the skills asked this, teachers can implement the skills asked suit with

basic and advanced level students. Asked in general skills useful in order to

increase the participation of students in learning activities. More specifically,

according to students, students can participate actively participated and asked, and

learning becomes fun and enjoyable. As for teachers, with the skills of ask this,

students can understand the material studied, and students more courageous in

suggested so the students more actively in the learning process.

Keywords: Question Skills, PAI, Method.

Page 9: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

iii

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahirabbil „aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT. yang telah

memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Penerapan Keterampilan Bertanya dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Labschool Kebayoran”. Shalawat

dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. berserta

keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan pernah

terwujud tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk arahan,

bimbingan, serta dorongan motivasi yang diberikan kepada penulis. Oleh sebab

itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Asril DT Paduko Sindo, MA., selaku Dosen Penasehat Akademik

yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam menempuh studi

S1 di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

5. Ibu Heny Narendrany Hidayati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah mendidik

dan memberikan ilmu kepada penulis dalam melaksanakan studi di Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Page 10: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

iv

iv

7. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., dan Ibu Hj. Marhamah Saleh, Lc.

MA., selaku Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang senantiasa

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Ibu Isti, selaku Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam yang sigap membantu

dalam hal administratif.

9. Bapak Drs. Mukhirin, M.Pd.I., guru Pendidikan Agama Islam (guru pamong

PPKT) di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan, yang telah memberi arahan dan

motivasi serta doa kepada penulis agar terselesaikannya penulisan skripsi ini.

10. Ibu Yati Suwartini, M.Pd., selaku Kepala SMP Labschool Kebayoran yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP

Labschool Kebayoran.

11. Ibu Yulinda Asnita, M.Pd., selaku Wakil Kepala SMP Labschool Kebayoran

bidang Akademik yang telah memberikan arahan dan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian di SMP Labschool Kebayoran.

12. Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd., selaku Guru Pendidikan Agama Islam

kelas VIII di SMP Labschool Kebayoran yang telah menyediakan waktu

pembelajaran untuk penulis teliti di SMP Labschool Kebayoran.

13. Siswa-siswi kelas VIII-A dan VIII-C SMP Labschool Kebayoran yang telah

membantu penulis dalam penelitian.

14. Ibu Lestari, selaku Tata Usaha SMP Labschool Kebayoran yang telah

membantu dalam hal administrasi dan memberi dorongan kepada penulis

dalam penelitian ini.

15. Teristimewa, kedua orangtuaku tercinta, Bapak Yoni Saparin dan Ibu Karti,

yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan cinta dan kasih sayang,

dan selalu memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Semoga

Allah SWT senantiasa memberkahi dan melindungi Bapak dan Ibu.

16. Kakakku tercinta Mas Rohmat Giri Ayon, serta kakak iparku Mbak Diah

Kartika Fury yang selalu memberikan doa, semangat, dan kasih sayang

kepada penulis. Dan juga, keponakanku tersayang Adik Zaky Ahmad

Cakrawangsa yang selalu menjadi penyemangat dan kegembiraan bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

v

v

17. My partner, Kanda Yusfik Helmi Koto, yang setia menemani, senantiasa

memberikan doa, kasih sayang, dan dorongan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

18. Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2014, Mafaza PAI A, Pukis PAI B dan khususnya Apache

(kelas PAI C) yang telah memberikan semangat dan bantuannya selama ini,

semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin dan diberkahi Allah SWT.

19. Sahabat yang selalu menemani sejak semester awal kuliah, Riska Rudithia

Lestari dan Faridatunnuha KAF. Semoga persahabatan ini terjalin sampai

kapanpun dan diberkahi Allah SWT.

20. Nengku, sahabat terdekat, Siti Badriati Chaniago, yang senantiasa memberi

semangat dan mendoakan penulis. Semoga persahabatan ini senantiasa

terjalin dengan baik dan diberkahi Allah SWT.

21. Uswatun Hasanah (Ana) dan Teteh Irma Rahma Sari Putri, sahabat

seperjuangan yang senantiasa memberi semangat, serta doanya diberikan

kepada penulis. Semoga persahabatan ini diberkahi Allah SWT.

22. Serta semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk dapat

memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri,

pembaca dan masyarakat pada umumnya. Aamiin.

Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 22 April 2019

Penulis

Rohmah Hidayanti Ningrum

NIM. 11140110000073

Page 12: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

vi

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ....................................................................................................... i

ABSTRACK .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8

D. Perumusan Masalah .............................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9

F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori .......................................................................................... 11

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam......................................... 11

2. Perencanaan Pembelajaran ............................................................. 15

3. Keterampilan Bertanya................................................................... 21

4. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI ........ 33

B. Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 35

Page 13: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

vii

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 38

B. Latar Penelitian .................................................................................... 38

C. Metode Penelitian ................................................................................ 38

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................... 39

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................... 43

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMP Labschool Kebayoran ....................................................... 45

B. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI .............. 49

1. Latar Belakang dan Tujuan Penerapan Keterampilan Bertanya .... 60

2. Perencanaan Pembelajaran Guru.................................................... 61

3. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI ........ 62

4. Manfaat Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam ............................................................... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 67

B. Saran ..................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

LAMPIRAN .................................................................................................... 73

Page 14: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

viii

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara ...................................................................... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi ......................................................................... 41

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner ....................................................... 42

Tabel 4.1 Data Peserta Didik 5 (Lima) Tahun Terakhir ................................ 47

Tabel 4.2 Penerapan Metode .......................................................................... 50

Tabel 4.3 Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran ............................................ 53

Tabel 4.4 Kesiapan Siswa .............................................................................. 54

Tabel 4.5 Keaktifan Guru ............................................................................... 54

Tabel 4.6 Manfaat yang dirasakan Siswa ....................................................... 58

Page 15: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

ix

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Pembelajaran PAI di kelas VIII A dan VIII C ........................... 52

Gambar 4.2 Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di kelas VIII A dan VIII C ................ 56

Gambar 4.3 Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI .... 57

Page 16: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

x

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Observasi

Lampiran 2: Hasil Wawancara

Lampiran 3: Instumen Kuesioner

Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 5: Silabus Pembelajaran

Lampiran 6: Profil Sekolah

Lampiran 7: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 8: Biodata Penulis

Page 17: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

1

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan

sekaligus masa depan. Sejalan dengan hal tersebut, visi dari pendidikan nasional

menurut rumusan Depdikbud adalah “terwujudnya individu baru yang memiliki

sikap dan wawasan keimanan dan akhlak tinggi, kemerdekaan dan demokrasi,

toleransi dan menjunjung hak asasi manusia, saling pengertian, dan berwawasan

global.”1

Adapun tujuan dari pendidikan nasional adalah membangun bangsa dan

negara Indonesia lebih baik sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.2

Penyelanggaraan pendidikan dapat berjalan melalui proses pembelajaran,

dimana setiap komponen saling berhubungan satu sama lain. “Pembelajaran

adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan

melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.”3

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni

mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan

pengubahan perilaku.4

1 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2015), h. 17. 2 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, h. 6. 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam

Implementasi Pembelajaran yang Efektif Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,

2014), h. 131. 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 27.

Page 18: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

2

2

Dalam belajar, yang terpenting adalah proses bukan hasil yang

diperolehnya. Ini artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun

orang lain hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar

belajar itu mendapatkan hasil yang baik. Dan agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai, maka dibutuhkan interaksi dalam proses pembelajran antara guru dengan

siswa ataupun siswa dengan siswa.

Sebagai seorang guru, hendaknya juga mampu memberikan pelayanan

yang sama kepada semua siswa sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab

seorang guru di kelas merasa mendapatkan perhatian yang sama. Untuk

memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh siswa tentunya kita perlu

mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan

secara matang dalam setiap rencana pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan

sempurna.5

Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu ke

dalam benak para siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa

yang mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa

adanya peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikkan,

dan barangkali bahkan mengajarkannya kepada siswa yang lain, proses belajar

yang sesungguhnya tidak akan terjadi.6 Ini artinya bahwa, seorang guru yang

profesional mempu memahami apa yang diajarkannya, menguasai bagaimana

mengajarkannya dan yang tidak kalah pentingnya menyadari benar mengapa dia

menetapkan pilihan terhadap kegiatan belajar mengajar tersebut.

Melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang

mudah dan dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi

mengajar itu merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan dan

didesain sedemikian rupa dengan mengikuti langkah-langkah dan prosedur

5 Ibid.

6 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Terj. Raisul

Muttaqien, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2016), h. 27.

Page 19: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

3

3

tertentu. Sehingga dengan demikian pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang

diharapkan.7

Guru adalah motor penggerak aktivitas murid dalam belajar, terutama bila

ada hambatan-hambatan, ketidaklancaran yang sumbernya pada murid itu sendiri.

“Tugas guru yang utama adalah mengorganisasi proses belajar mengajar,

merencanakan bagaimana caranya agar peserta didik dapat belajar dengan aktif,

rajin, teliti, dan tekun.”8

Untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, seorang guru harus

melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan, yang diharapkan dapat

membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Rusman

menjelaskan bahwa “keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa

bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh

seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas

pembelajarannya secara terencana dan profesional.”9

Kualitas pendidikan paling utama tergantung pada guru yang membimbing

dan melaksanakan aktivitas pendidikan di sekolah. Guru yang mengajar di kelas

dituntut untuk menyediakan dan menjaga kinerja yang terbaik. Namun, pada

nyatanya kualitas pendidikan di Indonesia belum menunjukkan hasil yang

maksimal.

Data UNESCO dalam Global Education Monitoring Report 2016

memperlihatkan pendidikan di Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dan

14 negara berkembang.10

Selanjutnya, hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) pada

tahun 2015 yang menguji untuk dua bidang yaitu pedagogik dan profesional,

menunjukkan rata-rata nasional sebesar 53,02. Dan bila dirinci lagi, untuk hasil

7 Syarifuddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum

Teaching, 2005), h. 84. 8 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2012), h. 116. 9 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2016), h. 80. 10

Syarifudin Yunus, Mengkritisi Kompetensi Guru, dalam Skripsi Vira Alfia Belqis

“Impelementasi Keterampilan Dasar Mengajar Guru pada Pembelajaran Unit Of Inquiry di Kelas

II SD Madania Bogor”, Jakarta, 2018.

Page 20: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

4

4

UKG pada kompetensi pedagogik saja, rata-rata nasional hanya 48,94, yakni

berada di bawah standar kompetensi minimal yaitu 55.11

Data tersebut di atas menunjukkan, bahwa pedagogik yakni cara mengajar

guru masih dikategorikan kurang baik, dan sangat perlu untuk diperhatikan.

Karena cara mengajar yang kurang baik akan berdampak pada proses atau

aktivitas pembelajaran yang membosankan bagi siswa di kelas.

Selanjutnya juga, selain masalah kompetensi guru, dalam proses

pembelajaran siswa belum banyak terangsang aktif dalam kegiatan belajar di kelas

seperti mengajukan pertanyaan dari materi yang dipelajari, karena siswa tidak

terlatih dalam mengajukan pertanyaan, siswa juga seringkali ditemukan kurang

percaya diri dengan konsep yang dimilikinya atau siswa tidak diberi kesempatan

bertanya oleh guru. Dalam proses pembelajaran, seorang guru dapat mengajukan

pertanyaan kepada siswa untuk memancing keaktifan siswa. Pertanyaan biasanya

diajukan oleh guru pada saat awal memulai pelajaran dan atau akhir pelajaran.

Pertanyaan biasanya dijawab oleh siswa tertentu saja, tidak semua turun aktif

dalam menjawab pertanyaan. Apabila guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya, hanya terlihat beberapa siswa saja yang aktif mengajukan

pertanyaan.

Untuk merangsang terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran,

diperlukan sebuah keterampilan mengajar yang dikuasai guru. Keterampilan

mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai

integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Terdapat

delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas

pembelajaran, yaitu “keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan

variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi

kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan

11

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , “Uji Kompetensi Guru 2015”,

www.kemendikbud.go.id/uji-kompetensi-guru-2015, pada Jakarta, 4 Januari 2016, diakses pada

Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 06.03 WIB.

Page 21: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

5

5

perorangan.”12

Keutuhan delapan keterampilan mengajar tersebut merupakan

kunci keberhasilan pembelajaran.

Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip

dasar tersendiri. Termasuk keterampilan bertanya guru atau keterampilan bertanya

siswa akan berpengaruh terhadap kesegaran proses pembelajaran.

Penerapan keterampilan dasar mengajar, dalam hal ini adalah keterampilan

bertanya, pada praktik pendidikan haruslah dikuasai dengan benar dan

dilaksanakan secara konsisten oleh guru karena dalam langkah-langkah yang

dilakukan tersebutlah yang dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik

sesuai dengan keberhasilan yang akan dicapai dari keunggulan keterampilan

bertanya.13

Dalam jurnal pendidikan lainnya, disebut bahwa pada proses keterampilan

bertanya guru dituntut memiliki keterampilan bertanya dasar maupun lanjutan.

Meskipun pada dasarnya guru melakukan kegiatan bertanya jawab dengan siswa,

namun tujuan sebenarnya adalah mengupayakan siswa pun memiliki kemampuan

aktif bertanya.14

Mengenai keterampilan bertanya guru, juga disinggung dalam standar

proses pendidikan yang salah satu isinya bahwa “Guru mendorong dan

menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.”15

Isi dalam standar proses tersebut diharapkan mampu dilaksanakan oleh

guru dalam proses pembelajaran, agar nantinya tujuan pembelajaran dapat

tercapai dengan baik.

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Isalam (PAI) di kelas seringkali

siswa kurang memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga

apabila diberikan kesempatan untuk bertanya oleh guru, siswa hanya diam saja,

12

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012), h. 284. 13

Sri Lestari, “Keterampilan Bertanya Lanjut dalam Upaya Membiasakan Siswa Gemar

Bertanya dan Menyampaikan Pendapat dengan Benar dalam Proses Pembelajaran”, Jurnal

Ilmiah PGSD Vol. VII No.1 April 2015, h. 103. 14

Meiria Sylvi Astuti, “Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa

Kelas 2 SDN Slungkep 03 Menggunakan Model Discover Learning”, Jurnal Scholaria Vol.V No.1

Januari 2015, h. 14. 15

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, h. 10.

Page 22: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

6

6

dan ketika diberikan tugas tidak dapat menjawabnya. Hal ini disebabkan karena

siswa kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ditambah

lagi karena tatap muka jam pelajaran PAI yang hanya 2 jam pelajaran (2x40

menit) dalam satu minggu, menjadi salah satu faktor kurang optimalnya guru

dalam menumbuhkembangkan aktivitas belajar siswa di kelas.

Oleh karena itu, sekolah terutama guru PAI sangat besar peranannya

dalam membantu mengembangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran agama

Islam. Upaya ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara dan metode

pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan dapat dicapai. Yakni dengan guru hendaknya melaksanakan

keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran. Guru perlu menyadari bahwa

pertanyaan berkualitas yang dilontarkan oleh guru kepada siswa atau siswa yang

bertanya kepada guru dapat menjadikan proses pembelajaran tersebut bernilai dan

membuat peserta didik menjadi lebih aktif di kelas. Peserta didik merasa nyaman

dan senang sehingga menjadi lebih terarah dalam proses pembelajaran yang

sedang berlangsung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI, hambatan yang ditemui

pada saat kegiatan belajar mengajar adalah alokasi waktu yang kurang jika

menggunakan metode diskusi kelompok. Serta rendahnya fokus siswa hingga

cenderung pasif dan kurang merespon jika diberi tugas. Oleh karena itu, guru

lebih memaksimalkan metode ceramah yang diiringi dengan keterampilan dasar

mengajar yang kreatif salah satunya keterampilan bertanya sehingga siswa dapat

memfokuskan dirinya kepada pembelajaran yang sedang berlangsung.16

Hal tersebut terlihat sejalan dengan salah satu misi sekolah yakni

“melakukan upaya untuk memberikan kesempatan kepada pendidik dan tenaga

kependidikan agar memiliki inisiatif dan kemandirian dalam melaksanakan

pembelajaran yang kreatif dan bertanggung jawab.”17

16

Hasil wawancara dengan guru PAI terkait masalah pembelajaran PAI di kelas di SMP

Labschool Kebayoran, Selasa, 24 Juli 2018. 17

SMP Labschool Kebayoran, (www.labschool-unj.sch.id/smpkebayoran), diakses pada

Minggu, 22 Juli 2018.

Page 23: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

7

7

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Labschool Kebayoran, sebuah sekolah

yang mulanya dimaksudkan sebagai sekolah laboratorium IKIP Jakarta (saat ini

Universitas Negeri Jakarta) pada tahun 1968. Sekolah ini digunakan untuk praktik

mengajar, penelitian pendidikan dan inovasi pendidikan.18

Berdasarkan hasil pengamatan, dalam pembelajaran PAI di SMP

Labschool Kebayoran, guru PAI mampu mengaplikasikan keterampilan bertanya

dengan baik kepada siswa pada saat proses pembelajaran. Sehingga siswa mampu

fokus dan turut aktif dalam interaksi proses pembelajaran. Sehingga kegiatan

pembelajaran menjadi interaktif dan tidak membosankan.19

Pelaksanaan keterampilan bertanya ini tidak semata-mata spontanitas guru

saja dalam menghadapi situasi pembelajaran, namun memang sudah dirancang

sebelumnya oleh guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dimana

dalam RPP tersebut tercermin kegiatan bertanya baik guru kepada siswa atau

sebaliknya dan juga guru mendorong siswa untuk berani mengemukakan

pendapatnya.

Hal ini dirasa dapat menjadi contoh bagi guru PAI yang lain dalam

mengaplikasikan keterampilan-keterampilan mengajar yang menjadi keterampilan

dasar bagi seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas. Terutama pada

pelaksanaan keterampilan bertanya.

Dilihat dari pentingnya keterampilan dasar yang dimiliki guru terutama

keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai, untuk itu peneliti tertarik untuk mendeskripsikan mengenai keterampilan

bertanya dalam pembelajaran PAI, sehingga dalam penelitian ini peneliti tertarik

untuk mengambil judul “Penerapan Keterampilan Bertanya dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Labschool Kebayoran”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah, ada beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi, yaitu:

18

Ibid. 19

Hasil pengamatan pembelajaran PAI di kelas VIII A SMP Labschool Kebayoran, Rabu,

25 Juli 2018.

Page 24: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

8

8

1. Kurangnya perhatian dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

2. Siswa cenderung diam, tidak aktif dan kurang berani bertanya atau pun

mengemukakan pendapat dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Minimnya alokasi waktu pembelajaran.

4. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran di

kelas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah

sebagai berikut: penerapan keterampilan bertanya, pada penelitian ini dibatasi

pada penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam pada siswa kelas VIII di SMP Labschool Kebayoran. Dengan fokus

penelitian untuk mendeskripsikan tentang latar belakang dan tujuan penerapan,

perencanaan guru, penerapan keterampilan bertanya, serta manfaat dari penerapan

keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII

SMP Labschool Kebayoran.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana latar belakang dan tujuan guru menerapkan keterampilan

bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas

VIII di SMP Labschool Kebayoran?

2. Bagaimana perencanaan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di

SMP Labschool Kebayoran?

3. Bagaimana penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di SMP Labschool

Kebayoran?

Page 25: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

9

9

4. Apa saja manfaat dari penerapan keterampilan bertanya dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di SMP

Labschool Kebayoran?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk

menjelaskan:

1. Latar belakang dan tujuan guru menerapkan keterampilan bertanya dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di SMP

Labschool Kebayoran.

2. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menerapkan

keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

siswa kelas VIII di SMP Labschool Kebayoran.

3. Penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam siswa kelas VIII di SMP Labschool Kebayoran.

4. Manfaat dari penerapan keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di SMP Labschool

Kebayoran.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberi manfaat bagi:

1. Bagi guru, adalah sebagai upaya menambah pemahaman ilmu

pengetahuan guru dalam penerapan keterampilan bertanya dan sebagai

upaya memperkaya model pembelajaran sehingga mampu meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI).

2. Bagi siswa, sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar,

mengembangkan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI untuk

mencapai prestasi yang lebih baik, meningkatkan pemahaman, sehingga

siswa ikut berperan aktif di dalam kelas, dan dapat memberikan arahan

Page 26: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

10

10

bimbingan kepada siswa pada proses pembelajaran di kelas dalam

merespon pertanyaan serta menguasai konsep-konsep ilmu yang diajarkan.

3. Bagi peneliti, dapat dijadikan suatu pedoman untuk melaksanakan

aktivitas belajar mengajar di dalam kelas serta mampu memberikan

inspirasi dalam mengaplikasikan keterampilan mengajar yakni

keterampilan bertanya dengan baik.

Page 27: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

11

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

Qur‟an dan al-hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

serta penggunaan pengalaman.1

Proses pembelajaran dalam pendidikan agama Islam selalu

memperhatikan perbedaan individu peserta didik serta menghormati

harkat, martabat, dan kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat dan

menetapkan pendiriannya, sehingga bagi peserta didik belajar merupakan

hal yang menyenangkan dan sekaligus mendorong kepribadiannya

berkembang secara optimal, sedangkan bagi pendidik, proses

pembelajaran merupakan kewajiban yang bernilai ibadah yang

dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. di akhirat.2

Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati

makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan

Islam sebagai pandangan hidup.3

1 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012), h. 11. 2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 91.

3 Abdul Majid, Op.Cit., h. 12.

Page 28: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

12

12

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, secara garis besar

kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta

didik di samping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi juga

sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial.

Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Dasar operasional pelaksanaan pendidikan agama Islam terdapat

dalam TAP MPR No IV/MPR/1973 yang kemudian dikukuhkan dalam

TAP MPR No IV/MPR/1978. Ketetapan MPR No. II/MPR/1983 diperkuat

oleh TAP MPR No II/MPR/1988 dan TAP MPR No II/MPR/1993 tentang

Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa

pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam

kurikulum sekolah-sekolah formal mulai dari sekolah dasar hingga

perguruan tinggi.4

Dasar religius pelaksanaan Pendidikan Agama Islam adalah

berdasarkan pada Al-Qur‟an dan al-hadist.5 Al-Qur‟an sangat tepat

dijadikan sumber utama dalam pendidikan khususnya Pendidikan Agama

Islam karena menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah dari

Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur'an

banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut antara lain Q.S. An-

Nahl ayat 125, sebagai berikut:

نىة... وعظىة الىسى ة وىالمى بيل رىبكى بالكمى ادع إلى سى

4 Ibid., h. 14.

5 Suparta, Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2016), h. 272.

Page 29: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

13

13

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik...”

Beserta Q.S. Ali Imron ayat 104. 6

يىأمرونى ة يىدعونى إلى الىي وى نكم أم لتىكن م ر... وى ونى عىن المنكى هى ي ىن عروف وى بالمى

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar...”

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Agama dalam kehidupan mempunyai fungsi sebagai sosialisasi

individu yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan

mengantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa

seseorang memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan

aktivitasnya dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan

kepribadian, dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing

pertumbuhan jasmani dan rohaninya hingga hikmah mengarahkan,

mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlaku ajaran Islam.7

Menurut Hasan Langgulung, setidaknya terdapat tiga fungsi

pendidikan agama Islam yaitu pendidikan dipandang sebagai

pengembangan potensi, pendidikan dipandang sebagai pewarisan budaya,

dan pendidikan dipandang sebagai interaksi antara potensi dan budaya.8

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah berfungsi sebagai:

1) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta

akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin.

6 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bogor: Lembaga Percetakan

Al-Qur‟an Kementerian Agama Republik Indonesia, 2010), h. 382. 7 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

2014), h. 21. 8 Suparta, Op.Cit., h. 277.

Page 30: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

14

14

2) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.9

3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan

sosial.

4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pemahaman, pengamalan ajaran agama

Islam dalam kehidupan sehari-hari.10

5) Pencegahan dari hal-hal negatif budaya asing yang dihadapi sehari-

hari.

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,

sistem, dan fungsionalnya.

7) Penyaluran untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga

pendidikan yang lebih tinggi.11

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah dan madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan

bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.12

Tujuan pendidikan agama Islam di atas merupakan turunan dari

tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UU No. 20 tahun 2003,

berbunyi “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

9 Abdul Majid, Op.Cit., h. 15.

10 Ramayulis, Op.Cit., h. 22.

11 Suparta, Op.Cit., h. 276-277.

12 Abdul Majid, Op.Cit., h. 16.

Page 31: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

15

15

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.13

Pendidikan Agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah

mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan

melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga

dalam rangka memenuhi keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang

kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.

2. Perencanaan Pembelajaran

a. Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pada mulanya merupakan suatu ide dari

orang yang merancangnya, tentang bentuk-bentuk pelaksanaan proses

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk mengkomunikasikan ide

tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan tertulis.

Selanjutnya berdasarkan perencanaan tersebut diwujudkan dalam

pelaksanaan, yakni dalam proses pembelajaran.14

Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal

sebelum berlangsungnya proses pembelajaran. Perencanaan itu sendiri

dapat diartikan sebagai penyusunan langkah-langkah yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.15

Salah satu pentingnya sebuah perencanaan pembelajaran adalah

sebagai bentuk perbaikan kualitas tenaga pendidik.16

Dengan perbaikan

tersebut, guru paling tidak dapat mengorganisasi pembelajaran dengan

13

Ibid., h. 17. 14

Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),

h. 1. 15

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 3. 16

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 112.

Page 32: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

16

16

jalan menggunakan teori-teori belajar, serta desain pembelajaran yang

dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa dalam belajar di kelas.17

Perencanaan pembelajaran juga dijelaskan dalam Permendikbud

Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, bahwa

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada

Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan

sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario

pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan

pendekatan pembelajaran yang digunakan.18

Perencanaan pembelajaran ini harus disusun secara sistematis, utuh

dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian situasi

pembelajaran yang aktual.19

Dengan demikian, perencanaan pembelajaran

berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa

yang direncanakan.

b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

secara lengkap dan sistematis sebagai langkal awal dari proses

pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar “pembelajaran dapat berlangsung

secara interaktif inspiratif, menyenangkan, menantang, dan efisien dalam

rangka mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.”20

17

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 82. 18

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, h. 5. 19

Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar, Landasan dan Konsep Implementasi,

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 115. 20

Ninik Purwanti, dkk., Panduan Penyusunan RPP Sekolah Menengah Pertama,

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2017), h. 4.

Page 33: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

17

17

RPP disusun berdasarkan serangkaian Kompetensi Dasar (KD)

yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Penyusunan RPP

ini dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, namun

perlu diperbarui sebelum pembelajaran dilaksanakan.21

Dalam menyusun RPP hendaknya guru memperhatikan prinsip-

prinsip yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah sebagai berikut:

1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan

awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi

belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan

khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,

dan/atau lingkungan peserta didik.22

2) Partisipasi aktif peserta didik.

3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat

belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi

dan kemandirian.23

Dilihat dari sudut pandang peserta didik,

bahwa guru bukanlah seorang instruktur, komandan atau

birokrat. Guru bertindak sebagai pembimbing, pendamping,

serta fasilitator bagi peserta didik, terutama dalam mencapai

tujuan pembelajaran yakni kompetensi peserta didik.24

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang

untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman

beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk

tulisan.25

21

Ibid. 22

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, h. 7. 23

Ibid. 24

Ninik Purwanti, dkk., Op.Cit., h.5. 25

Op.Cit.

Page 34: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

18

18

5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat

rancangan program pemberian umpat balik positif, penguatan,

pengayaan dan remedi.

6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

keutuhan pengalaman belajar.

7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan

lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman

budaya.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara

terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan

kondisi.26

Komponen dan sistematika RPP juga mengacu pada Permendikbud

No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah, sebagai berikut:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

3) Kelas/semester;

4) Materi pokok;

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan

jumalh jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang

harus dicapai;

6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,

dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat

diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan;

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

26

Ibid., h. 7-8.

Page 35: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

19

19

8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan

prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir

sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran

untuk menyampaikan materi pelajaran;

11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,

alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan

pendahuluan, inti, dan penutup; dan

13) Penilaian hasil pembelajaran.27

Salah satu indikator utama keberhasilan implementasi Kurikulum

2013 adalah tercapaiya efektivitas pembelajaran, yakni tercapainya tujuan

pembelajaran oleh peserta didik secara optimal. Hal ini terlaksana apabila

guru mampu menyusun persiapan pelaksanaan pembelajaran secara

sungguh-sungguh.

Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara

berkelompok melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di

sekolah/madrasah, yang selanjutnya dikoordinasi dan disupervisi oleh

kepala sekolah, pengawas dan/atau Dinas Pendidikan.28

c. RPP Penerapan Keterampilan Bertanya

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan

saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan.29

Dalam pendekatan

27

Ibid., h. 6-7. 28

Ninik Purwanti, Op.Cit., h. 4. 29

Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah, h. 4.

Page 36: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

20

20

saintifik ini digunakannya model pembelajaran langsung dan tidak

langsung. Pembelajaran langsung adalah “pembelajaran yang

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikirdan keterampilan

menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung

dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP.”30

Selanjutnya, pembelajaran tidak langsung adalah “pembelajaran yang

terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan

menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).”31

Dalam pendekatan saintifik ini terdapat lima pengalaman belajar32

yang diantaranya mengandung unsur keterampilan bertanya. Lima

pengalaman belajar ini dicantumkan dalam RPP di langkah-langkah

pembelajaran pada bagian kegiatan inti. Yakni sebagai berikut:

1) Mengamati (observing); mengamati dengan indra (membaca,

mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya)

dengan atau tanpa alat.

2) Menanya (questioning); membuat dan mengajukan pertanyaan,

tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum

dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau

sebagai klarifikasi.

3) Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting);

mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan,

meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca

sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari

narasumber melalui angket, wawancara, dan

memodifikasi/menambahi/mengembangkan.

4) Menalar/mengasosiasi (assosiating); mengolah informasi yang

sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat

kategori, mengasosiasi atau menghubungkan

30

Ibid. 31

Ibid. 32

Ibid., h. 5.

Page 37: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

21

21

fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan

suatu pola dan menyimpulkan.

5) Mengkomunikasikan (communicating); menyajikan laporan

dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan

tertulis dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil dan

kesimpulan secara lisan.33

Berdasarkan paparan di atas, keterampilan bertanya masuk ke

dalam unsur pengalaman belajar yaitu menanya. Keterampilan bertanya ini

dapat dikonsepkan oleh guru dalam RPP yang kemudian diterapkan pada

proses pembelajaran di kelas.

3. Keterampilan Bertanya

a. Konsep Dasar Keterampilan Bertanya

Bertanya adalah salah satu teknik untuk menarik perhatian para

pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut

perhatian dan perlu dipertanyakan.34

Bagi seorang guru, keterampilan bertanya merupakan keterampilan

yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru

dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna.35

Pembelajaran

akan menjadi sangat membosankan manakala selama berjam-jam guru

menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik

hanya sekedar pertanyaan pancingan atau pertanyaan untuk mengajak

siswa berpikir.

Keterampilan bertanya adalah “ucapan verbal yang meminta

respon dari seseorang yang dikenali. Respon yang diberikan dapat berupa

pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil

33

Ibid., h. 5-6. 34

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 284. 35

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2006), h. 33.

Page 38: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

22

22

pertimbangan.”36

Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang

mendorong kemampuan berpikir.

Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai guru untuk

memancing jawaban, komentar, pemahaman dari para siswa. Keterampilan

bertanya adalah cara-cara yang dapat digunakan guru untuk mengajukan

pertanyaan kepada siswa. Kualitas pertanyaan guru akan menentukan

kualitas jawaban siswa.37

Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila

pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan

dengan topik yang dibicarakan.38

Menurut Syaiful Bahri Dzamarah, dalam bukunya yang berjudul

“Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif”, menjelaskan tujuan

keterampilan bertanya antara lain:

1) Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap

satu topik.

2) Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.

3) Mengembangkan belajar secara aktif.

4) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

5) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa.39

Menurut Rusman, prinsip-prinsip pokok keterampilan bertanya

yang harus diperhatikan guru antara lain:

1) Berikan pertanyaan secara hangat dan antusias kepada siswa di

kelas.

2) Berikan waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan.

36

J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 62. 37

Buchari Alma, dkk., Guru Profesional, Menguasai Metode dan Terampil Mengajar,

(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 30. 38

Hamid Darmadi, Op.Cit., h. 1. 39

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), h. 75.

Page 39: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

23

23

3) Berikan kesempatan kepada yang bersedia menjawab terlebih

dahulu.

4) Tunjuk peserta didik untuk menjawab setelah diberikan waktu

untuk berpikir.

5) Berikan penghargaan atas jawaban yang diberikan.40

Keterampilan bertanya itu sendiri merupakan bagian dalam

kegiatan pembelajaran saintifik pada Kurikulum 2013.41

Pada dasarnya

guru melakukan keterampilan bertanya dengan jalan bertanya jawab

dengan siswa, namun tujuan sebenarnya adalah mengupayakan siswa

memiliki kemampuan aktif bertanya.42

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, melalui bertanya kita

akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin

kita ketahui. Keterampilan bertanya ini harus dikuasai oleh guru baik itu

guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan

pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari

materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik.

b. Komponen Keterampilan Bertanya

Komponen keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi dua

yakni keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.43

1) Keterampilan Bertanya Dasar

Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan

bertanya dasar meliputi:

a) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.44

40

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 83-84. 41

Meiria Sylvia Astuti, “Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa

Kelas 2 SDN Slungkep 03 Menggunakan Model Discovery Learning”, Jurnal Pendidikan

Scholaria Vol.5 No.1, Januari 2015, h. 14. 42

Ibid. 43

Buchari Alma, dkk., Op.Cit., h. 36. 44

Hamzah B.Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), h. 170.

Page 40: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

24

24

Pertanyaan perlu disusun secara jelas dan singkat, serta harus

memperhitungkan kemampuan berpikir dan perbendaharaan

kata yang dikuasai peserta didik.45

Pertanyaan yang panjang

dan berbelit-belit akan sulit ditangkap oleh siswa dan biasanya

menjadi tidak jelas dan tidak terarah.

b) Pemberian acuan; supaya siswa dapat menjawab dengan tepat,

dalam mengajukan pertanyan guru perlu memberikan

informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.46

c) Pemusatan ke arah jawaban yang diminta; pemusatan dapat

dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas

(terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan

yang sempit.47

Atau juga dengan memusatkan perhatian siswa

yang dapat dilakukan misalkan dengan mengetuk meja,

mengetuk papan tulis, dan tepuk tangan.48

d) Pemindahan giliran menjawab; dapat dikerjakan dengan cara

meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang

sama. Cara demikian dapat mengurangi atau meminimalisir

keterlibatan guru dalam proses pembelajaran di kelas.

Walaupun komponen ini sangat sederhana, namun mampu

meningkatkan partisipasi siswa di kelas.49

e) Penyebaran pertanyaan; untuk maksud tertentu guru dapat

melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa

tertentu, atau menyebarkan respons siswa kepada siswa yang

lain.

45

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan

Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 70. 46

J.J Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 62. 47

Ibid. 48

E. Mulyasa, Op.Cit., h. 71. 49

Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., h. 77.

Page 41: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

25

25

f) Pemberian waktu berpikir; dalam mengajukan pertanyaan guru

harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa untuk

merespon pertanyaan.

g) Pemberian tuntunan; bagi siswa yang mengalami kesukaran

dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntunan perlu

dikerjakan. Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan

dengan bentuk atau cara yang lain, mengajukan pertanyaan lain

yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan

sebelumnya. Sehingga siswa memiliki gambaran jawaban yang

diharapkan.50

Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk

menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena

hampir dalam setiap tahap pembelajaran, guru dituntut untuk

mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru

akan menentukan kualitas jawaban peserta didik.

2) Keterampilan Bertanya Lanjutan

Keterampilan bertanya lanjut adalah merupakan kelanjutan dari

keterampilan bertanya dasar yang mempunyai keunggulan dapat

meningkatkan partisipasi siswa dalam sebuah situasi pembelajaran dan

dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.51

Komponen-komponen yang termasuk ke dalam keterampilan

bertanya lanjutan adalah:

a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan; untuk

mengembangkan kemampuan berpikir siswa diperlukan

pengubahan tingkat kognitif pertanyaan (ingatan, pemahaman,

50

Rusman, Op.Cit., h. 83. 51

Sri Lestari, “Keterampilan Bertanya Lanjut dalam Upaya Membiasakan Siswa Gemar

Bertanya dan Menyampaikan Pendapat dengan Benar dalam Proses Pembelajaran”, Jurnal Ilmiah

PGSD Vol. VII No.1 April 2015, h. 104.

Page 42: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

26

26

penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi).52

Hal ini

berdasarkan Taksonomi Bloom, sebagai berikut:

(1) Ingatan atau recall (mengingat kembali); yaitu pertanyaan

yang meminta siswa untuk mengingat kembali informasi

yang telah diterima sebelumnya. Biasanya pertanyaan

semacam ini diajukan guru pada permulaan pembelajaran.53

(2) Pemahaman; pertanyaan pemahaman menyangkut

kemampuan siswa menyadap informasi, menginterpretasi

diri, dan melakukan ekstrapolasi atau memberikan saran-

saran. Dalam hal ini, guru perlu latihan untuk

mempertimbangkan hubungan antara jumlah waktu yang

realitistik diperlukan dengan respons terhadap pertanyaan

yang komprehensif dan kompleks.

(3) Aplikasi atau penerapan; pertanyaan ini meminta siswa

menggunakan abstraksi dan generalisasi pada situasi

tertentu. Menurut teori Bloom, pertanyaan aplikasi sangat

erat sekali dengan pertanyaan komprehensif, tetapi dapat

dibedakan. Dengan pertanyaan aplikasi, guru mempunyai

kesempatan untuk mengulang kembali pelajaran yang

penting-penting melalui sudut pandang yang bervariasi.

(4) Analisis; pertanyaan ini meminta siswa untuk dapat

memecahkan masalah sampai ke bagian-bagian kecil untuk

mempelajari bagaimana hubungan antara bagian-bagian itu.

Pertanyaan analisis memberi kesempatan yang luas bagi

siswa agar terlibat dalam semangat berpikir. Dengan

domain kognitif yang tinggi, siswa perlu waktu untuk

mengembangkan jawabannya dan menyampaikannya

secara hati-hati terhadap pertanyaan guru. Kadang-kadang

juga memerlukan keberanian untuk keluar dari respons

52

J.J Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 63. 53

Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., h. 81.

Page 43: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

27

27

pertama untuk mempertajam respons yang kedua melalui

pertanyaan melacak dari guru.54

(5) Sintesis; pertanyaan ini meminta siswa untuk

membuat/membentuk pikiran baru tentang konsep,

perencanaan, atau percobaan. Menemukan suatu cara kerja

untuk membuktikan hipotesis atau kecermatan dalam

pengambilan keputusan, sering dihasilkan dari pertanyaan

sintesis ini. Untuk menjawab pertanyaan sintesis dengan

lengkap dibutuhkan waktu yang lama. Untuk itu,

disarankan penggunaannya tidak terlalu banyak.

(6) Evaluasi; pertanyaan ini meminta siswa untuk membuat

keputusan atau menyatakan pendapat khususnya tentang

kualitas. Dalam penggunaan pertanyaan evaluasi, sebaiknya

guru memiliki persiapan dalam pikirannya untuk merespons

jawaban berbeda dari siswa, kemudian berikan kepada

mereka pandangan atau sikap yang sama.

b) Urutan pertanyaan; pertanyaan yang diajukan haruslah

mempunyai urutan yang logis.55

Dari pertanyaan yang

sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan.56

c) Melacak; untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa

yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan,

keterampilan melacak perlu dimiliki oleh guru. Melacak dapat

dikerjakan dengan meminta siswa untuk memberikan

penjelasan tentang jawabannya, memberikan alasan,

memberikan contoh yang relevan, dan sebagainya.57

54

Ibid., h. 82-83. 55

J.J Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 63. 56

E. Mulyasa, Op.Cit., h. 75. 57

Ibid.

Page 44: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

28

28

d) Keterampilan bertanya mendorong terjadinya interaksi antar

siswa.58

Untuk mendorong terjadinya interaksi, sedikitnya perlu

memperhatikan dua hal berikut.

(1) Pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang peserta didik,

tetapi seluruh siswa diberi kesempatan singkat untuk

mendiskusikan jawabannya bersama teman di dekatnya.

(2) Guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada siswa

yang bertanya, jangan langsung dijawab, tetapi dilontarkan

kembali kepada seluruh siswa untuk didiskusikan. Dengan

cara ini, para peserta didik dapat mempelajari cara

memberikan komentar yang wajar terhadap pertanyaan

temannya.59

Seperti halnya pada keterampilan bertanya dasar, dalam

keterampilan bertanya lanjut pun perlu dievaluasi sampai sejauh mana

teori yang dipelajari itu telah dikuasai. Komponen-komponen yang

diharapkan muncul dalam keterampilan ini akan tampak dari tahapan

proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.

c. Macam-Macam Pertanyaan

Macam-macam pertanyaan menurut Ramayulis dalam bukunya

“Metodologi Pendidikan Agama Islam” dibagi menjadi dua; pertanyaan

dilihat dari waktu penyampaiannya dan dilihat dari sasarannya.

1) Dilihat dari waktu penyampaiannya:

a) Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pertanyaan pendahuluan yang

dimaksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu

dengan pengetahuan yang baru, merangsang minat belajar

untuk menerima pelajaran baru, dan memusatkan perhatian

mereka kepada pelajaran.

58

J.J Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 63. 59

Op.Cit., h. 77.

Page 45: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

29

29

b) Pertanyaan di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar

mengajar, dimaksudkan untuk mendiskusikan bagian-bagian

pelajaran dan dapat menarik sebagian fakta baru.

c) Pertanyaan akhir pelajaran, yaitu pertanyaan penutup yang

dimaksudkan untuk mengulang, atai menyimpulkan materi

pembelajaran.60

2) Dilihat dari sasarannya:

a) Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai

sejauh mana pengetahuan sudah dikuasai oleh siswa. Kata

tanya yang digunakan yaitu: apa, siapa, dimana, kapan, dan

berapa.

b) Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai

sejauh mana cara berpikir siswa dalam menanggapi suatu

persoalan. Kata tanya yang digunakan yaitu: bagaimana dan

mengapa.61

d. Teknik Bertanya

Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara

mengajukannya tidak tepat, akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan

yang dikehendaki. Oleh karena itu, aspek teknik dari bertanya harus pula

dipakai dan dilatih, agar pendidik dapat menggunakan pertanyaan secara

efektif dalam proses belajar mengajar. Selain itu juga guru hendaknya

mendengarkan apa yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan

tanggapan yang psitif terhadapnya.62

Faktor-faktor yang harus

diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan, antara lain:

a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan

Pertanyaan hendaknya diajukan dengan jelas serta nampak

kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lain.

60

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, h. 452-453. 61

Ibid. 62

Conny Setiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990), h.

71.

Page 46: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

30

30

b. Kecepatan dan selang waktu

Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta

tidak tergesa-gesa. Begitu pertanyaan selesai diucapkan,

berhentilah sejenak untuk memberi kesempatan kepada siswa

untuk berpikir; sementara itu, sambil memonitor kelas, apakah

sudah ada yang siap menjawab.

c. Arah dan distribusi penunjukkan

Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas. Sesudah

diberi kesempatan berpikir, barulah menunjuk seseorang untuk

menjawabnya. Diusahakan agar pertanyaan didistribusikan

secara merata ke seluruh kelas.

d. Teknik reinforcement

Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap positif pada siswa

serta meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar

mengajar sehingga memungkinkan tercapainya tujuan belajar

yang lebih baik.

e. Teknik menuntun dan menggali (prompting and probing).63

e. Fungsi Pertanyaan

Fungsi pertanyaan di dalam kegiatan pembelajaran menurut

Turney, yaitu:

1) Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu

topik.

2) Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.

3) Menggalakkan penerapan belajar aktif.

4) Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.

5) Menstruktur tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung

secara maksimal.

6) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

63

J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 19-20.

Page 47: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

31

31

7) Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus

terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

8) Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan

pemahamannya tentang informasi yang diberikan.

9) Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat

mendorong mengembangkan proses berpikir.

10) Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau

pertanyaan guru.

11) Memberi kesempatan untuk belajar diskusi.

12) Menyatakan perasaaan dan pikiran yang murni bagi siswa.64

f. Manfaat Mengajukan Pertanyaan

Berikut merupakan manfaat mengajukan pertanyaan:

1) Memperluas wawasan berpikir. Jika seseorang selalu menerima

suatu ide atau teori tanpa mempertanyakannya, maka

pengetahuannya terbatas pada apa yang diterimanya. Tetapi jika

bertanya dan mempertanyakan tentang hal itu, akan mendapat

penjelasan lebih luas, dihubungkan dengan ide atau teori lain.

Selanjutnya, memungkinkan siswa yang bersangkutan dapat

mengsosiasikan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan ide

atau teori yang sedang dibahas.

2) Mengundang reinforcement (penguatan). Pada umumnya seorang

siswa merasa puas jika ia mengetahui bahwa jawaban yang

dikemukakan untuk menjawab pertanyaan guru disetujui, atau

pertanyaan yang diajukan relevan dan dapat mengundang

pembahasan lebih lanjut. Guru sepatutnya menunjukkan sikap

setuju itu dengan ucapan, anggukan atau kerlingan mata (tindakan

bersifat gestural). Hal ini dapat dirasakan sebagai suatu hadiah

(reward) yang dapat menguatkan pemahaman siswa yang

bersangkutan terhadap materi pembelajaran yang dibahas.

64

Abdul Majid, Op.Cit., h. 237.

Page 48: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

32

32

3) Memberi motivasi atau mendorong siswa untuk belajar lebih jauh.

Dengan mengajukan pertanyaan, mendorong siswa untuk selalu

bersikap tidak menerima suatu pendapat, ide atau teori secara

mentah. Ini dapat mendorong sikap selalu ingin mengetahui dan

mendalami berbagai teori, dan dapat mendorong untuk belajar

lebih jauh.65

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya

berguna untuk:

1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu

sendiri pada hakikatnya adalah bertanya.66

3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

masalah yang sedang dibahas.67

4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan

membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik pula.68

5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang

dibahas.69

Hampir pada semua aktivitas belajar dapat menerapkan

bertanya (questioning) antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa,

siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dan sebagainya.

Aktivitas bertanya juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja

dalam kelompok; ketika menemukan kesulitan, ketika mengamati, dan

sebagainya. Aktivitas bertanya juga ditemukan pembahasan dalam

65

Lukmanul Hakim, Op.Cit., h. 58-59. 66

Wina Sanjaya, Op.Cit., h. 34. 67

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep

Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 110. 68

Rusman, Op.Cit., h.82. 69

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam

Implementasi Pembelajaran yang Efektif Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,

2014), h. 172.

Page 49: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

33

33

bahan bacaan siswa. Dengan ide pokok ini akan memudahkan mereka

memberi keseluruhan ide yang ada.

4. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI

Keterampilan bertanya merupakan bagian dalam keterampilan

proses pembelajaran. Interaksi pengembangan keterampilan proses dengan

keterampilan konsep dalam proses belajar akan menghasilkan sikap dan

nilai dalam diri siswa.70

Bagi seorang guru, keterampilan bertanya merupakan keterampilan

yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru

dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna.71

Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya

untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai

upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian

tujuan yang telah direncanakan.72

Pembelajaran dapat pula dipandang

sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk

membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar.73

Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya merupakan

kegiatan terencana yang mendorong seseorang agar bisa belajar dengan

baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik harus

terlibat dalam interaksi yang baik.74

Dalam membangun iklim kelas yang

baik, guru harus tahu betul bagaimana pembelajaran yang akan

70

Djago Tarigan, Proses Belajar Mengajar Pragmatik, (Bandung: Angkasa, 1990), h. 10. 71

Wina Sanjaya, Op.Cit., h. 33. 72

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 109. 73

Yatim Riyanto, Op.Cit., h. 131. 74

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h. 44.

Page 50: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

34

34

disampaikan sesuai dengan tujuan dan makna dari pelajaran tersebut.75

Hal

ini dikarenakan setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu

seperti halnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Dalam pembelajaran PAI itu sendiri, peserta didik dipersiapkan

untuk meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pengarahan atau pelatihan yang

telah direncanakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.76

Di

samping itu juga untuk membentuk keshalehan atau kualitas pribadi

sekaligus untuk membentuk keshalehan sosial.77

Perintah bertanya, telah Allah SWT. sampaikan dalam firman-Nya

Q.S. al-Anbiyaa‟ ayat 7, sebagai berikut.

ت ىعلىمونى لو~ا أىهلى الذكر إن كنتم لى الا نوحى إلىيهم فىسئ ى رجى لىكى إل لنىاق ىب ا أىرسى مى وى

Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau

(Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu

kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu

tidak mengetahui.78

Keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI, kita mengenal

dengan metode tanya jawab. Dalam proses belajar mengajar, tanya jawab

adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran oleh guru dengan jalan

mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab atau sebaliknya, siswa

75

Fitria Agustini dan Wahyu Sopandi, “Peningkatan Kemampuan Bertanya dan

Penguasaan Konsep IPA melalui Pendekatan Question Formulation Technique (QFT)”, Jurnal

Pendidikan ISSN 1412-565 X, h. 36. 76

Abdul Majid, Op.Cit., h. 13. 77

Akmal Hawi, Op.Cit., h. 20. 78

Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, h. 448.

Page 51: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

35

35

bertanya mengenai suatu materi kepada guru dan guru menjawab dengan

penjelasan utuh mengenai materi yang ditanyakan.79

Menurut Suparta dalam bukunya “Pengantar Teori dan Aplikasi

Pengembangan Kurikulum PAI” menjelaskan beberapa bentuk metode

tanya jawab (dialog) Qur‟ani, antara lain sebagai berikut.

1) Dialog langsung, yang ditujukan kepada orang-orang yang

beriman. Yakni dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183.

2) Dialog yang bersifat peringatan akan nikmat-nikmat Allah yang

banyak dan harus disyukuri. Seperti halnya Allah jelaskan dalam

Q.S. Ali Imran ayat 102-103.

3) Dialog yang bersifat mengingatkan dan menjelaskan. Bentuk

dialog ini ditandai dengan datangnya pertanyaan dari Allah SWT

yang disertai dengan jawabannya. Seperti yang Allah jelaskan

dalam firman-Nya Q.S. Al-Qari‟ah ayat 1-11.80

B. Hasil Penelitian Relevan

Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti mendapatkan ada beberapa

penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya:

1. Jurnal program Pascasarjana Universitas Ganesha oleh Gandhi Ermasari, I

Wayan Subagia, dan Ida Bagus Nyoman Sudria yang berjudul

“Kemampuan Bertanya Guru IPA dalam Pengelolaan Pembelajaran” tahun

2014. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan bertanya

guru belum optimal. Hal ini dikarenakan jenis pertanyaan guru yang

didominasi pertanyaan kognitif tingkat rendah dan teknik bertanya guru

yang belum efektif. Ketidakefektifan teknik bertanya guru tersebut

ditunjukkan dari penyebaran pertanyaan yang belum merata, pemberian

tanggapan yang belum baik serta masih munculnya kebiasaan guru yang

79

Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences,

(Jakarta: Kencana, 2015), h. 40. 80

Suparta, Op.Cit., h. 224-225.

Page 52: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

36

36

mengganggu jalannya diskusi. Selain itu juga, guru kurang mampu

menyadari akan adanya hambatan dalam pengajuan pertanyaan, serta

kurangnya perencanaan pertanyaan yang akan diajukan, juga kurangnya

pelatihan tentang keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan temuan tersebut, maka diajukan saran agar guru IPA

diberikan pelatihan khusus tentang keterampilan mengajukan pertanyaan

yang efektif.81

2. Skripsi yang dibuat oleh Vira Alfia Belqis dengan judul “Implementasi

Keterampilan Dasar Mengajar Guru pada Pembelajaran Unit of Inquiry di

Kelas II SD Madania Bogor” tahun 2018. Dalam penelitian ini ditemukan

bahwa guru kelas II mampu menerapkan keterampilan dasar mengajar

pada pembelajaran unit of inquiry dengan sangat baik, mulai dari

keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan

menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membuka

dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok

kecil, keterampilan mengelola kelas, hingga keterampilan mengajar

perseorangan. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa faktor, yaitu

tersedianya fasilitas yang menunjang seperti ruang kelas yang nyaman,

media pembelajaran yang bervariasi, dan juga guru yang terfasilitasi untuk

meningkatkan kemampuan dirinya seperti diikutsertakan dalam training

secara rutin, juga workshop dan seminar.82

3. Skripsi yang dibuat oleh M.Basri dengan judul “Persepsi Siswa tentang

Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan

03 Pagi Jakarta Timur” tahun 2013. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa

umumnya siswa berpersepsi guru PAI belum memiliki kemampuan

mengajar secara optimal baik dalam membuka pelajaran, melakukan

81

Gandhi Ermasari, I Wayan Subagia, dan Ida Bagus Nyoman Sudria, “Kemampuan

Bertanya Guru IPA dalam Pengelolaan Pembelajaran”, Jurnal Program Pascasarjana Universitas

Ganesha Program Studi IPA, Volume 4 Tahun 2014. 82

Vira Alfia Belqis, Implementasi Keterampilan Dasar Mengajar Guru pada

Pembelajaran Unit of Inquiry di Kelas II SD Madania Bogor, Skripsi pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (2018), h. 75.

Page 53: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

37

37

kegiatan ini pelajaran, maupun menutup pelajaran. Dengan kata lain guru

PAI “cukup” mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini

dikarenakan belum terfasilitasinya guru untuk mengembangkan

kemampuan mengajarnya, seperti pembinaan yang optimal atau diberikan

pelatihan kegiatan pendidikan dan seminar. Juga dalam hal menyampaikan

pelajaran kepada siswa, guru terpaku pada buku siswa yang digunakan

setiap pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan mengikuti

pembelajaran.83

83

M. Basri, Persepsi Siswa tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, (2013), h. 72.

Page 54: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

38

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool Kebayoran, yang berlokasi di

Jl. KH. Ahmad Dahlan No.14 Kebayoran Barat, Jakarta Selatan. Waktu penelitian

dilaksanakan mulai 25 Juli 2018 sampai dengan 14 Maret 2019.

B. Latar Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool Kebayoran yang merupakan

sekolah laboratorium Universitas Negeri Jakarta. Sekolah ini memang digunakan

untuk praktik mengajar, penelitian pendidikan dan inovasi pendidikan.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilakukan pengamatan

langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang berorientasi pada temuan

atau gejala yang bersifat alami. Penelitian ini menggambarkan proses penerapan

keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII

SMP Labschool Kebayoran.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian kualitatif

yaitu jenis penelitian yang mencoba mencari makna suatu kejadian dengan

berinteraksi dengan orang-orang dalam kejadian/fenomena tersebut.1 Dalam

penelitian ini, peneliti memulai berpikir secara induktif yaitu menangkap fakta-

fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan lapangan, kemudian

menganalisisnya dan kemudian berupaya melakukan toerisasi berdasarkan apa

yang diamati itu.2

Peneliti melakukan penelitian terhadap penerapan keterampilan bertanya

dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP

Labschool Kebayoran, dengan mengamati dan menganalisis tentang bagaimana

persiapan guru, faktor motivasi penerapan, penerapan/implementasinya dalam

1 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 328. 2 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 6.

38

Page 55: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

39

39

pembelajaran serta manfaat yang dirasakan oleh siswa dan guru dari penerapan

keterampilan bertanya tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui observasi,

wawancara dengan para partisipan, kuesioner, dan dokumentasi.

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.3

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi pustaka, yaitu dengan menelaah buku-buku yang ada kaitannya

dengan masalah yang penulis bahas pada laporan penelitian ini sebagai

bahan teoritis.

2. Penelitian lapangan, yaitu peneliti melihat secara langsung kondisi yang

terjadi di tempat penelitian. Dalam penelitian lapangan, peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya observasi,

wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Dengan lebih memfokuskan

kepada pendalaman wawancara (45%) dan observasi (30%), yang

ditunjang dengan kuesioner (15%) dan dokumentasi (10%).

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui

komunikasi secara langsung dengan responden. Wawancara ini dilakukan

dengan menggunakan wawancara terbuka dalam bentuk wawancara tidak

terstruktur yakni suatu bentuk wawancara yang dalam hal ini peneliti

menyusun rencana wawancara, tetapi tidak menggunakan format dan

urutan yang baku.4

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),

h. 224. 4 Ibid., h. 377.

Page 56: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

40

40

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

terkait dengan penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI

terhadap guru PAI serta kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang

akademik.

Tabel 3.1

Kisi-kisi Wawancara

No. Pokok Pertanyaan Aspek yang Diungkap Sumber

Data

1. Latar belakang dan

tujuan penerapan

keterampilan bertanya

Latar belakang dan tujuan

penerapan keterampilan

bertanya dalam

pembelajaran PAI

Guru PAI,

2. Perencanaan penerapan

keterampilan bertanya

Perencanaan pembelajaran

guru

Guru PAI,

Kepsek/

Waka

Akademik

3. Penerapan keterampilan

bertanya dalam

pembelajaran PAI

Penerapan keterampilan

bertanya dasar dan

lanjutan

Guru PAI

4. Manfaat penerapan

keterampilan bertanya

dalam pembelajaran PAI

Manfaat penerapan

keterampilan bertanya

bagi guru dan siswa

Guru PAI,

Siswa

b. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada kegiatan

memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan

mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena tersebut.5Kunci

5 Imam Gumawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 143.

Page 57: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

41

41

keberhasilan observasi sebagai teknik pengumpulan data sangat banyak

ditentukan dari pengamat sendiri, sebab pengamat melihat, mendengar,

mencium atau mendengarkan suatu objek penelitian dan kemudian ia

menyimpulkan dari apa yang diamati itu.6 Pada dasarnya observasi

bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-

aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan

makna kejadian dilihat dari perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang

diamati tersebut.

Agar lebih terarah, maka peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi

untuk dijadikan acuan dalam melakukan observasi. Berikut kisi-kisi

observasi dalam penelitian ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Observasi

No. Objek Pengamatan Indikator

1. Penerapan keterampilan

bertanya dalam

pembelajaran PAI

1.1 Kesiapan guru dan siswa

1.2 Metode yang diterapkan

1.3 Interaksi guru dengan siswa

2. Keterampilan bertanya

dasar

2.1 Pengungkapan pertanyaan secara

jelas dan singkat

2.2 Pemberian acuan/petunjuk

2.3 Pemusatan jawaban

2.4 Pemindahan giliran

2.5 Penyebaran

2.6 Pemberian waktu berpikir

2.7 Pemberian tuntunan

3. Keterampilan bertanya

lanjutan

3.1 Pengubahan tuntunan tingkat kognitif

3.2 Urutan pertanyaan

3.3 Pertanyaan melacak

3.4 Mendorong terjadinya interaksi

c. Kuesioner

6 Muri Yusuf, Op.Cit., h. 384.

Page 58: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

42

42

Kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan

cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh

responden.7 Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner semi terbuka, yakni dengan memberi kebebasan

kemungkinan responden menjawab selain dari alternatif jawaban yang

sudah tersedia.8

Kuesioner ini diberikan kepada siswa-siswi kelas VIII untuk

mengetahui informasi mengenai proses penerapan keterampilan

bertanya dalam pembelajaran PAI di SMP Labschool Kebayoran.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Penerapan Keterampilan

Bertanya dalam Pembelajaran PAI

No. Sub Pokok

Pertanyaan Aspek yang Diungkap

Butir

Soal

1. Siswa 1.1 Kesiapan siswa

1.2 Keaktifan siswa dalam

pembelajaran

1

3, 4, 5, 6

2. Guru 2.1 Penerapan metode

2.2 Keaktifan guru

2, 7, 8

9

3. Penerapan

keterampilan

bertanya

3.1 Manfaat yang dirasakan siswa 10

d. Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.9 Menurut Bungin,

7 S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 167.

8 Ibid., h. 168.

9 Op.Cit., h. 391.

Page 59: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

43

43

“metode dokumen adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data

hostoris.”10

Dokumentasi ini dilakukan dengan melihat data-data terkait

penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI kelas VIII di

SMP Labschool Kebayoran, berupa perencanaan yaitu Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru, maupun silabus.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data pada penelitian ini

dilakukan melalui cara:

1. Melakukan prosedur cek ulang secara cermat

Pengecekan ulang dilakukan dengan memverifikasi hasil wawancara dan

hasil observasi, dengan melihat apakah hasil wawancara yang

diungkapkan narasumber sesuai dengan keadaaan konkrit di lapangan.

2. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan merupakan upaya peneliti untuk memperdalam

dan memperinci temuan setelah data dianalisis.11

Dalam hal ini peneliti

melakukan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan

terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian menelaahnya secara rinci

sampai pada satu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah

satu faktor yang ditelaah sudah dipahami.

3. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan

sesuatu dari luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.12

Peneliti melakukan pemeriksaan dengan membandingkan satu metode

dengan metode lainnya. Diantaranya membandingkan data hasil

wawancara dengan hasil kuesioner atau observasi atau dokumentasi, atau

10

Burhan Bungin,Op.Cit., h. 121. 11

Op.Cit., h. 394. 12

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman

Penulisan Skripsi, 2015, h. 74.

Page 60: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

44

44

dengan membandingkan hasil wawancara informan satu dengan informan

lainnya. Hal ini dilakukan agar data yang diterima dapat dipercaya.

F. Teknik Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,

wawancara, dokumentasi, dan kuesioner yang merupakan catatan lapangan

yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas terhadap temuan penelitian.

3. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.13

Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah teks naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi.

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah melakukan reduksi data, dan penyajian data, kemudian penulis

menarik kesimpulan hasil penelitian. Penarikan kesimpulan disusun

berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan.

13

Ibid., h. 70.

Page 61: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

45

11

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini yaitu mendeskripsikan hasil-hasil temuan yang

telah didapatkan dari tempat penelitian diawali dengan proses mendeskripsikan

data melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian

ini diharapkan dapat disampaikan sesuai dengan kondisi yang terjadi di tempat

penelitian. Penjabaran maupun analisis yang dilakukan berdasarkan instrumen

yang ada dan telah ditetapkan sebelum terjun ke tempat penelitian. Peneliti

memfokuskan pada pendalaman wawancara ditambah dengan observasi,

kuesioner, juga dokumentasi yang ada, sehingga dalam pembahasan ini berisi

analisis dari peneliti.

A. Profil SMP Labschool Kebayoran

1. Identitas Sekolah

Labschool bermula sebagai sekolah teladan yang didirikan tanggal

12 Februari 1968. Yaitu sebuah sekolah yang dimaksudkan sebagai

sekolah laboratorium IKIP Jakarta. Sekolah ini digunakan untuk praktik

mengajar, penelitian pendidikan, dan inovasi pendidikan. Periode 1972,

Sekolah Teladan berganti nama menjadi “Comprehensive School” atau

Sekolah Proyek TPK. Sekolah ini mengemban tugas sebagai pelaksana

proyek Tempat Pembinaan Keterampilan (TPK) dari Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek TPK bertujuan untuk mencobakan

ide-ide baru dalam bidang pendidikan.1

Di tahun 1974, sekolah telah memiliki nama dan fungsi yang baru

sebagai sekolah pelaksana proyek PPSP (Proyek Perintis Sekolah

Pembangunan). Proyek ini bertujuan untuk menguji coba ide-ide dalam

pendidikan guna memberi masukan bagi pembaharuan pendidikan

nasional. Sekolah PPSP berlangsung selama dua belas tahun. Tahun 1986

proyek ini berakhir.

1 Profil (Sejarah Singkat) Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta Labschool,

http://www.labschool-unj.sch.id/smpkebayoran, diakses pada 15 Januari 2019.

45

Page 62: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

46

46

Setelah proyek PPSP berakhir, di tahun 1986 berganti pula nama

sekolah-sekolah yang dibawah naungan IKIP Jakarta ini. SD, SMP, dan

SMA eks PPSP IKIP Jakarta berganti nama menjadi SD Negeri Komplek

IKIP Jakarta, SMP Negeri 236, dan SMA Negeri 81, sedangkan TK-nya

masih tetap berstatus swasta dengan nama TK IKIP Jakarta. Pada tahun

1992, SMPN 236 berpindah lokasi ke komplek PIK Cakung dan SMAN

81 berpindah lokasi ke Komplek Kodam Cipinang Melayu. Atas

permintaan masyarakat, mulai tahun pelajaran 1992/1993 Yayasan

Pembina IKIP Jakarta membuka SMP dan SMA IKIP Jakarta dengan SK

Kanwil P dan K DKI tertanggal 15 Maret 1993 No.Kep.854 P/I01.a1/1/93

dan No.Kep.853 A/I01.a1/1/93. Seiring perluasan mandate dan

bergantinya nama IKIP Jakarta menjadi Universitas Negeri Jakarta, maka

mulai tahun 1999, sekolah TK, SLTP, SMU IKIP Jakarta berganti nama

menjadi TK, SMP, dan SMU Labschool.2

Berdasarkan Izin Kanwil Depdiknas DKI Jakarta No.

047/I01.G/PP/2001 dan No. 048/I01.G/PP/2001, didirikan SLTP dan SMU

Labschool Kebayoran yang peresmiannya dilaksanakan pada 12 Juli 2001.

Labschool Kebayoran ini merupakan upaya perluasan layanan pendidikan

kepada masyarakat setelah suksesnya penyelenggaraan Labschool Jakarta.3

Seiring dengan perkembangannya, saat ini bernama SMP

Labschool Kebayoran. Yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan No.14,

Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Kabupaten/Kota Jakarta

Selatan, Provinsi DKI Jakarta, dengan No. Statistik Sekolah (NDS)

200104168 dan terakreditasi “A”.4

2. Visi dan Misi

Visi dan Misi SMP Labschool Kebayoran adalah sebagai berikut:

a. Visi

Labschool merupakan sekolah yang mempersiapkan calon pemimpin

masa depan yang bertakwa, berintregritas tinggi, berdaya juang kuat,

2 Ibid.

3 Ibid.

4 Profil Sekolah SMP Labschool Kebayoran, h. 1.

Page 63: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

47

47

berkepribadian utuh, berbudi pekerti luhur, mandiri, serta mempunyai

kemampuan intelektual yang tinggi.

b. Misi

1) Menciptakan lingkungan belajar yang menantang, menyenangkan

dan bermakna.

2) Melakukan proses pembelajaran inklusi yang humanistik dan

holistik.

3) Menghasilkan lulusan yang bermutu, berkarakter positif, dan

mempunyai daya saing yang kuat.

4) Melakukan upaya untuk memberikan kesempatan kepada

pendidikan dan tenaga kependidikan agar memiliki inisiatif dan

kemandirian dalam melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan

bertanggung jawab.

5) Memiliki pendidikan dan tenaga kependidikan yang memberikan

teladan dan melakukan tugasnya sesuai tuntutan profesi.

6) Memiliki pimpinan yang berwawasan luas, berorientasi ke masa

depan dan terampil melakukan manajemen yang prefesional.

7) Menjalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat dalam

mewujudkan visi Labschool.

3. Peserta Didik

Tabel 4.1

Data Peserta Didik 5 (Lima) Tahun Terakhir

Th.

Pelajaran

Jml Pendaftar

(Cln Siswa

Baru)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

(Kls. VII + VIII + IX)

Jml

Siswa

Jml

Rombe

l

Jml

Siswa

Jml

Rombe

l

Jml

Siswa

Jml

Rombe

l

Siswa Rombel

2014/2015 1141 243 7 193 5 212 6 648 18

2015/2016 1126 216 6 222 6 215 6 653 18

2016/2017 1023 233 6 219 6 221 6 673 18

2017/2018 1175 235 7 233 6 219 6 687 19

2018/2019 1183 243 7 223 6 233 6 698 19

Page 64: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

48

48

4. Fasilitas Sekolah

SMP Labschool Kebayoran memiliki beberapa sarana dan

prasarana, antara lain yaitu, ruang kelas ber-AC, ruang seni (rupa, musik

dan tari), laboratorium (komputer, biologi, kimia, dan bahasa),

perpustakaan, multi media center, plaza, masjid, kantin, auditorium, ruang

teater, serta lapangan olahraga indoor dan outdoor.5 Dan juga tersedia

fasilitas wifi.

5. Kegiatan Ekstrakurikuler

SMP Labschool Kebayoran melaksanakan beberapa kegiatan

ekstrakurikuler yang mempunyai tiga tujuan dasar yaitu sebagai

pembinaan minat dan bakat siswa, sebagai wadah siswa di sekolah agar

dapt belajar dalam mengorganisir setiap aktivitas kegiatan, serta sebagai

pencapaian prestasi yang optimal baik di lingkungan sekolah maupun di

luar sekolah secara perorangan maupun kelompok.6

Berikut adalah ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh Majelis

Pembina Ekstrakurikuler (MPE) SMP Labschool Kebayoran tahun

pelajaran 2018-2019:

a. Bidang Keilmuan

1) LECC (Labsky English Conversation Club)

2) Bahasa Jepang

3) Bahasa Perancis

4) BTQ (Baca Tulis Al-Qur‟an)

5) KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)

6) Kelompok Pecinta Mata Pelajaran IPA

7) Kelompok Pecinta Mata Pelajaran Matematika (Magistra)

b. Bidang Keterampilan

1) Komputer

2) Jurnalistik

3) Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera)

5 Hasil observasi dan dokumentasi Buku Expo Ekskul 2018 SMP Labschool Kebayoran.

6 Expo Ekskul 2018 SMP Labschool Kebayoran, h. 4.

Page 65: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

49

49

4) Pramuka

5) Robotik

6) Kuliner

7) Palang Merah Remaja

c. Bidang Kesenian

1) Paduan suara (Sky Voice)

2) Gitar

3) Seni rupa (Pelangi Art)

4) Teater

5) Fotografi (Sky Blizt)

6) Tari tradisional

7) Gamelan

d. Bidang Keolahragaan

1) Tenis meja

2) Bola basket

3) Sepak bola

4) Bulu tangkis

5) Pencak silat – perisai diri

6) Taekwondo7

B. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di Kelas VIII SMP Labschool Kebayoran

Penelitian penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dilakukan di kelas VIII A dan VIII C SMP Labschool

Kebayoran. Pembelajaran menggunakan kurikulum 2013. Alokasi waktu untuk

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 2 jam pelajaran dalam

satu kali pertemuan dalam satu minggu, yakni untuk kelas VIII A pada hari Rabu

pukul 08.20 sampai dengan pukul 09.40, sedangkan kelas VIII C pada hari Senin

7 Ibid., h. 5-6.

Page 66: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

50

50

pukul 10.40 sampai dengan pukul 12.00.8 Jumlah siswa kelas VIII A sebanyak 33

siswa, dan kelas VIII C sebanyak 35 siswa.

Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.9

Dalam pembelajaran PAI di kelas VIII, guru lebih sering menggunakan

metode ceramah, presentasi serta tanya jawab.10

Hasil angket siswa menunjukkan

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Penerapan Metode

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)

2 Apakah guru Anda pernah menerapkan

belajar berkelompok?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

1

64

3

1,5%

94,1 %

4,4 %

Jumlah (N) 68 100 %

7 Jika anda bertanya kepada guru, apakah

guru merespon pertanyaan anda?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

61

2

5

89,7 %

2,9 %

7,4 %

Jumlah (N) 68 100 %

8 Apakah guru menuntun anda untuk

menemukan jawaban yang benar?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

59

0

9

86,8 %

0 %

13,2 %

Jumlah (N) 68 100 %

8 Hasil wawancara dengan Ibu Yulinda Asnita, Wakil Kepala SMP Labschool Kebayoran

bidang Akademik, pada Jumat 20 Juli 2018. 9 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012), h. 16. 10

Hasil observasi di kelas VIII, Rabu 03 Oktober 2018.

Page 67: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

51

51

Berdasarkan data di atas dikemukakan bahwa sebanyak 94,1% siswa

menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak pernah menerapkan

belajar secara berkelompok. Selanjutnya sebesar 89,7% siswa menyatakan bahwa

guru sangat merespon pertanyaan yang siswa ajukan. Kemudian sebesar 86,8%

guru juga menuntun atau memberi petunjuk untuk siswa dapat menemukan

jawaban yang benar.11

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode yang

dilakukan oleh guru adalah jarangnya atau bahkan tidak pernah menggunakan

metode secara berkelompok dan guru lebih menerapkan metode bertanya secara

aktif.

Bertanya adalah salah satu teknik untuk menarik perhatian para

pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut perhatian

dan perlu dipertanyakan. Bagi seorang guru, keterampilan bertanya merupakan

keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini

guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran

akan menjadi sangat membosankan manakala selama berjam-jam guru

menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya

sekedar pertanyaan pancingan atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.

Guru PAI mengawali pembelajaran yang berlangsung selama 2 jam

pelajaran dengan salam pembuka setelah itu membaca doa bersama dengan

hikmat. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode presentasi dan tanya

jawab. Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu menyiapkan

presentasi power point materi ajar beserta RPP dan guru kondisikan siswa untuk

siap mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir pembelajaran terlihat

interaksi siswa dengan guru yang cukup bersemangat karena guru dapat

mengemas pembelajaran secara menarik sehingga tidak membosankan bagi siswa

dengan guru menerapkan keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam

pembelajaran dapat merangsang serta mendorong siswa untuk turut aktif dalam

proses pembelajaran.12

11

Hasil angket siswa. 12

Hasil observasi di kelas VIII C, Senin 25 Februari 2019.

Page 68: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

52

52

Gambar 4.1

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII A dan VIII C

Keterampilan bertanya adalah salah satu cara guru mengaktifkan

pembelajaran, karena siswa cenderung pasif jika tidak dipancing oleh guru dengan

pertanyaan-pertanyaan yang menarik. Guru mengajak siswa untuk berpikir-

berpikir logika terkait pelajaran, tidak melulu teks buku, tapi juga hal-hal

kontekstual di luar buku pelajaran namun tetap ada kaitan dengan materi

pelajaran. Dengan guru memberi pertanyaan-pertanyaan seperti itu siswa dapat

mengembangkan pikirannya, kemudian siswa juga belajar untuk dapat

mengemukakan pendapat.13

13

Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho, Rabu 6 Maret 2019 di

SMP Labschool Kebayoran.

Page 69: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

53

53

Tabel 4.3

Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)

3 Apakah anda termasuk siswa

yang aktif bertanya di kelas?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

9

25

34

13,2 %

36,8 %

50 %

Jumlah (N) 68 100 %

4 Apakah anda menjawab

pertanyaan yang disampaikan

guru?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

13

10

45

19,1 %

14,7 %

66,2 %

Jumlah (N) 68 100 %

5 Jika ada materi pelajaran yang

belum dimengerti, apakah anda

mencoba bertanya kepada guru?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

31

13

24

45,6 %

19,1 %

35,3 %

Jumlah (N) 68 100 %

6 Jika ada salah satu teman anda

yang bertanya atau menanggapi

jawaban, apakah anda

memperhatikan dan mencoba

menanggapi?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

40

5

23

58,8 %

7,4 %

33,8 %

Jumlah (N) 68 100 %

Berdasarkan data diatas dikemukakan bahwa sebanyak 50% siswa

termasuk kedalam yang aktif bertanya di kelas, kemudian sebesar 66,2% siswa

kadang-kadang menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Selanjutnya

Page 70: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

54

54

sebesar 45,6% siswa menyatakan iya, jika ada materi pelajaran yang belum

dimengerti siswa mencoba untuk bertanya kepada guru. Selanjutnya sebesar

58,8% siswa memperhatikan dan mencoba menanggapi jika ada salah satu teman

yang bertanya atau menanggapi jawaban. Hal tersebut menunjukkan bahwa

keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan aktif sehingga dapat terjadi

interaksi dalam proses pembelajaran.

Keaktifan siswa ini selain daripada penerapan metode yang dilakukan guru

juga didukung dengan adanya kesiapan siswa itu sendiri.

Tabel 4.4

Kesiapan Siswa

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)

1 Apakah anda memperhatikan guru

saat pembelajaran di kelas?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

58

0

10

85,3 %

0 %

14,7 %

Jumlah (N) 68 100 %

Berdasarkan data di atas dikemukakan bahwa sebanyak 85,3% siswa

menyatakan iya, bahwasanya mereka memperhatikan guru saat pembelajaran di

kelas.14

Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kesiapan yang matang untuk

atau dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas.

Tabel 4.5

Keaktifan Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)

9 Apakah guru anda aktif

memberikan pertanyaan saat

pembelajaran?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

50

1

17

73,5 %

1,5 %

25 %

Jumlah (N) 68 100 %

14

Hasil angket siswa.

Page 71: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

55

55

Berdasarkan data diatas bahwa sebesar 73,5% guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam aktif memberikan pertanyaan saat proses pembelajaran

berlangsung.15

Hal ini menunjukkan bahwa guru memang aktif dan guru

menerapkan keaktifan bertanya tersebut dalam metode tanya jawab dalam

pembelajaran di kelas.

Prinsip-prinsip pokok keterampilan bertanya yang harus diperhatikan guru

antara lain:

1. Berikan pertanyaan secara hangat dan antusias kepada siswa di kelas.

2. Berikan waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan.

3. Berikan kesempatan kepada yang bersedia menjawab terlebih dahulu.

4. Tunjuk peserta didik untuk menjawab setelah diberikan waktu untuk berpikir.

5. Berikan penghargaan atas jawaban yang diberikan.

Keterampilan bertanya itu sendiri merupakan bagian dalam kegiatan

pembelajaran saintifik pada Kurikulum 2013. Pada dasarnya guru melakukan

keterampilan bertanya dengan jalan bertanya jawab dengan siswa, namun tujuan

sebenarnya adalah mengupayakan siswa memiliki kemampuan aktif bertanya.

Dalam penerapan keterampilan bertanya dasar, guru mengajukan

pertanyaan, guru menggunakan kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas

dan singkat (tidak berbelit-belit).16

Dalam memberi pertanyaan, guru juga

memberikan petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau materi yang

berkaitan agar siswa dapat menjawab sesuai dengan harapan. Guru juga memberi

kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan

satu siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari pertanyaan itu adalah

mengaktifkan kondisi atau proses pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban

siswa yang pertama pun belum tentu benar atau memadai jawaban yang

diharapkan. Oleh karena itu diperlukan jawaban lain. Guru juga melakukan

penyebaran yakni menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru

berusaha agar siswa mendapat kesempatan atau giliran yang sama (merata).

15

Hasil angket siswa. 16

Hasil observasi pembelajaran di kelas VIIIA dan VIIIC.

Page 72: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

56

56

Dalam memberika pertanyaan, guru pun memberi waktu kepada siswa beberapa

detik untuk berpikir sebelum siswa menjawab. Ketika jawaban siswa meluas dari

materi, guru akan kembali memusatkan ke arah jawaban yang diminta (sesuai

dengan konten). Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru menuntun

agar siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang tepat.17

Gambar 4.2

Penerapan Keterampilan Bertanya dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII A dan VIII C

Dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut, ketika diawal

pembelajaran, guru memberikan pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa

dapat mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti pembelajaran, pertanyaan

diajukan guna sebagai pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau

menganalisis materi yang disampaikan. Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang

paling mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah agar siswa dapat tertarik

dan siswa dapat lebih berpikir kritis dan logis. Guru juga meminta siswa

memberikan alasan atas jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat menunjang

kebenaran atas jawabannya tersebut. Selain itu juga guru memberi kesempatan

siswa untuk menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu jawaban atau

pernyataan dari guru disertai alasan. Ketika jawaban siswa dianggap kurang tepat,

guru memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk meninjau kembali atas

jawabannya. Ketika siswa menjawab samar-samar, guru meminta siswa

17

Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C, Rabu 27 Februari 2019 dan Senin 4 Maret

2019.

Page 73: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

57

57

memberikan ilustrasi atau contoh tentang apa yang dia kemukakan. Jika ada siswa

yang bertanya, guru tidak segera menjawab melainkan mengajukan kembali

pertanyaan tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi kesempatan siswa

lain untuk mengemukakan pendapat agar situasi pembelajaran menjadi aktif.18

Gambar 4.3

Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI

kelas VIII A dan VIII C

Pembelajaran PAI ini menggunakan Kurikulum 2013 yang tidak lain

adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses

keilmuan. Dalam pendekatan saintifik ini terdapat lima pengalaman belajarr yang

diantaranya mengandung unsur keterampilan bertanya. Lima pengalaman belajar

ini dicantumkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di langkah-

langkah pembelajaran pada bagian kegiatan inti. Yakni sebagai berikut:

1. Mengamati (observing); mengamati dengan indra (membaca, mendengar,

menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.

2. Menanya (questioning); membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab,

berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang

ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

3. Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting); mengeksplorasi,

mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan

eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari

18

Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C, Rabu 27 Februari 2019, Senin 4 Maret 2019

dan Rabu 6 Maret 2019.

Page 74: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

58

58

narasumber melalui angket, wawancara, dan

memodifikasi/menambahi/mengembangkan.

4. Menalar/mengasosiasi (assosiating); mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,

mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam

rangka menemukan suatu pola dan menyimpulkan.

5. Mengkomunikasikan (communicating); menyajikan laporan dalam bentuk

bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis dan menyajikan

laporan meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan.

Dengan keterampilan bertanya ini guru menghadirkan sesuatu yang dapat

menarik keaktifan siswa diiringi juga dengan media pendukung seperti presentasi

power point. Ketika siswa menjawab belum tepat atau kurang tepat, bisa guru

lempar lagi ke siswa lain, atau guru membimbing sampai siswa menemukan

jawaban itu sendiri. Guru memberi clue-clue ke arah jawaban yang diharapkan,

atau dengan mengulas kembali materi terkait pertanyaan itu, diulangi lagi sampai

paham dan bisa menjawab.19

Dengan diterapkannya keterampilan bertanya, diharapkan siswa dapat

memahami materi pelajaran. Tidak hanya itu, siswa juga menjadi berani untuk

menjawab, berani berbicara, dan pada akhirnya berani untuk bertanya, juga

mengemukakan pendapat, dengan alasan yang jelas. Dari hal tersebut kelas

menjadi aktif. Dan siswa lebih dapat berpikir kritis mengenai materi pelajaran.20

Tabel 4.6

Manfaat yang dirasakan Siswa

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)

10 Apa manfaat yang anda rasakan

dari penerapan keterampilan

bertanya yang guru sampaikan?

44

64,7 %

19

Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho, Rabu 6 Maret 2019 di

SMP Labschool Kebayoran. 20

Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho.

Page 75: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

59

59

a. Anda ikut aktif bertanya

b. Anda sulit menyesuaikan diri

c. Jawaban lainnya

2

22

2,9 %

32,4 %

Jumlah (N) 68 100 %

Berdasarkan data di atas sebanyak 64,7% siswa menjadi ikut aktif

bertanya setelah guru menerapkan menerapkan keterampilan bertanya dalam

proses pembelajaran. Dan sebesar 32,4% siswa menjawab opsi lain dengan

menuliskan beberapa hal diantaranya, dengan adanya guru menerapkan

keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran siswa dapat mengerti,

menambah wawasan dan lebih memahami dalam materi pelajaran. Siswa juga

berpendapat bahwa dengan adanya penerapan keterampilan bertanya yang

disampaikan guru dalam proses pembelajaran membuat pembelajaran menjadi

lebih seru dan siswa diajak untuk berpikir logika serta diajak untuk berpikir lebih

keras mengenai materi yang disampaikan berdasarkan hal-hal kontekstual,

sehingga siswa dapat menjadi aktif dan dapat memahami materi dalam

pembelajaran.21

Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan keterampilan

bertanya yang disampaikan guru, membuat siswa menjadi turut aktif dalam proses

pembelajaran, juga siswa dapat memahami materi pelajaran serta pembelajaran

menjadi lebih seru dan menyenangkan bagi siswa.

1. Latar Belakang dan Tujuan Penerapan Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan bagian dalam kegiatan

pembelajaran saintifik pada Kurikulum 2013. Pada dasarnya guru

melakukan keterampilan bertanya dengan jalan bertanya jawab dengan

siswa, namun tujuan sebenarnya adalah mengupayakan siswa memiliki

kemampuan aktif bertanya.

Keterampilan bertanya diterapkan atas dasar keresahan guru

terhadap proses pembelajaran yang cenderung monoton. Guru menyadari

21

Hasil angket siswa.

Page 76: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

60

60

bahwa keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang harus dimiliki

oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.22

Bagi seorang guru, keterampilan bertanya merupakan keterampilan

yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru

dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna.

Kecenderungan siswa yang pasif saat proses pembelajaran

menjadikan salah satu faktor guru menerapkan keterampilan bertanya .

Selain itu juga dikarenakan alokasi waktu untuk mata pelajaran PAI yang

dirasa kurang memadai sehingga guru harus bisa bagaimanapun caranya

materi dapat tersampaikan, tetapi dengan cara atau metode yang menarik

dan tidak membosankan bagi siswa, dan juga dapat menggugah siswa

untuk turut aktif dalam pembelajaran.23

Tujuan penerapan keterampilan bertanya antara lain:

a. Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap

satu topik.

b. Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.

c. Mengembangkan belajar secara aktif.

d. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

e. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

Dengan penerapan keterampilan bertanya ini diharapkan siswa

mampu turut aktif dalam pembelajaran dengan merespon pertanyaan-

pertanyaan guru atau juga menanggapi dan merespon jawaban-jawaban

siswa atau teman siswa dalam pembelajaran. Diharapkan juga siswa dapat

memahami materi pelajaran, siswa dapat berani untuk bertanya serta

mengemukakan pendapat disertai dengan alasan yang jelas. Siswa juga

dapat lebih berpikir kritis mengenai materi pelajaran. Materi pelajaran

yang didapat siswa tidak hanya dari teks buku melainkan kontekstual yang

up to date di kehidupan atau pengalaman siswa.24

Dalam penerapan

22

Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho, Rabu 6 Maret 2019. 23

Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho. 24

Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho.

Page 77: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

61

61

keterampilan bertanya pada metode tanya jawab ini juga melatih siswa

untuk berpikir logika dan guru sering mengungkapkan pernyataan dan

siswa menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap pernyataan guru

disertai alasan hal itu bertujuan agar siswa berani berbicara, berpendapat

dengan alasan yang jelas. Setelah itu nantinya barulah guru dapat

menyamakan pandangan atau pendapat dengan siswa dengan kebenaran

yang ada, sehingga siswa dapat memahami materi yang sedang dipelajari.

Dengan keterampilan bertanya ini juga, bertujuan untuk memfokuskan

siswa kepada pembelajaran.25

2. Perencanaan Pembelajaran Guru

Persiapan guru dalam penerapan keterampilan bertanya dituangkan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang berpedoman kepada silabus

yang telah ditetapkan di sekolah berdasarkan kurikulum 2013.26

Secara

bertahap pertanyaan-pertanyaan diajukan oleh guru mulai dari awal

pembelajaran yang merupakan pertanyaan-pertanyaan ingatan kemudian di

tengah pertanyaan-pertanyaan pemahaman serta di akhir pembelajaran

merupakan pertanyaan-pertanyaan yang merujuk kepada kesimpulan

materi ajar.27

Dalam perencanaan pembelajaran ini masih terdapat kelemahan,

yaitu kurang sesuainya RPP dengan pada saat implementasi proses

pembelajaran di kelas. Jika mengacu kepada silabus pembelajaran yang

ditentukan sekolah, pembelajaran PAI yang menggunakan kurikulum

2013, digunakannya berbagai metode seperti diskusi, dan lain-lain. Begitu

juga yang tertera dalam RPP guru. Namun, pada pelaksanaannya, guru

jarang sekali menggunakan metode diskusi. Yang ada guru lebih sering

menggunakan metode tanya jawab, yang didalamnya terdapat

keterampilan bertanya, yang mana guru menunjang penerapan

keterampilan bertanya dengan menggunakan media berupa power point

25

Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C dan wawancara dengan Bapak Kuncoro. 26

Hasil wawancara dengan Ibu Yulinda Asnita, Wakil Kepala SMP Labschool

Kebayoran bidang Akademik, 20 Juli 2018. 27

Hasil observasi pembelajaran dan dokumentasi RPP guru dan silabus pembelajaran.

Page 78: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

62

62

presentasi. Sehingga dalam perencanaan ini masih terdapat kekurangan

yaitu kurang jelasnya posisi keterampilan bertanya dalam proses

pembelajaran.28

Meski begitu, dapat dipahami keterampilan bertanya ini

terdapat dalam metode tanya jawab yang guru lakukan, yang berfungsi

sebagai stimulus siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.

3. Penerapan Keterampilan Bertanya Dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam

Pada dasarnya guru menerapkan melakukan keterampilan bertanya

dengan jalan bertanya jawab dengan siswa, namun dalam penerapannya

guru juga mengiringi dengan menggunakan media presentasi dengan

tujuan siswa dapat tertarik mengikuti pembelajaran yang berlangsung.

Keterampilan bertanya ini dilakukan oleh guru mulai dari awal

pembelajaran hingga dalam proses pembelajaran.

Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan

pertanyaan, antara lain:

a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan

Pertanyaan hendaknya diajukan dengan jelas serta nampak kaitannya

antara jalan pikiran yang satu dengan yang lain.

b. Kecepatan dan selang waktu

Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta tidak tergesa-

gesa. Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak untuk

memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir; sementara itu,

sambil memonitor kelas, apakah sudah ada yang siap menjawab.

c. Arah dan distribusi penunjukkan

Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas. Sesudah diberi

kesempatan berpikir, barulah menunjuk seseorang untuk

menjawabnya. Diusahakan agar pertanyaan didistribusikan secara

merata ke seluruh kelas.

d. Teknik reinforcement

28

Hasil dokumentasi RPP dan Silabus pembelajaran.

Page 79: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

63

63

Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap positif pada siswa serta

meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga

memungkinkan tercapainya tujuan belajar yang lebih baik.

e. Teknik menuntun dan menggali (prompting and probing).

Dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan guru menggunakan

kata-kata yang mudah dipahami bagi siswa. Guru mengajukan pertanyaan

secara jelas dan singkat dalam arti tidak berbelit-belit. Dalam memberi

pertanyaan guru juga memberikan petunjuk atau acuan yakni berupa

materi ajar atau materi yang berkaitan dengan materi pelajaran agar siswa

dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan harapan. Guru juga memberi

kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab artinya guru tidak puas

hanya dengan satu jawaban dari satu siswa saja karena tujuan dari

pertanyaan itu adalah untuk mengaktifkan situasi atau proses pembelajaran

yang berlangsung. Serta jawaban siswa yang pertama pun belum tentu

benar atau memadai jawaban yang diharapkan, oleh karena itu diperlukan

jawaban lain. Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru

menuntun sehingga siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang tepat.

Guru juga melakukan penyebaran yakni menyebarkan giliran menjawab

pertanyaan secara acak. Guru berusaha agar siswa mendapat kesempatan

atau giliran yang sama dalam menjawab pertanyaan. Dalam memberikan

pertanyaan guru pun memberi waktu kepada siswa beberapa detik untuk

berpikir sebelum siswa menjawab.29

Ketika jawaban siswa meluas dari

materi, guru akan kembali memusatkan siswa ke arah jawaban yang

diminta sesuai dengan konten.

Dalam halnya keterampilan bertanya lanjut, ketika di awal

pembelajaran guru memberikan pertanyaan ingatan yang bertujuan agar

siswa dapat mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti

pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai pemahaman siswa serta

agar siswa dapat berpikir atau menganalisis materi yang disampaikan.

29

Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C dan wawancara dengan Bapak Kuncoro.

Page 80: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

64

64

Pertanyaan diajukan guru mulai yang paling mudah hingga ke yang lebih

kompleks, gunanya adalah agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih

berpikir kritis dan logis. Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas

jawaban yang siswa berikan dengan tujuan dapat menunjang kebenaran

atas jawabannya tersebut. Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa

untuk menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu jawaban atau

pernyataan dari guru disertai dengan alasan. Ketika jawaban siswa

dianggap kurang tepat, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

meninjau kembali atas jawabannya. Ketika siswa menjawab samar-samar,

guru meminta siswa memberikan ilustrasi atau contoh tentang apa yang

dikemukakan. Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera menjawab

melainkan mengajukan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa yang

lain atau memberi kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat

agar situasi pembelajaran menjadi aktif dan siswa dapat berinteraksi dalam

proses pembelajaran.

Dalam penerapannya keterampilan bertanya diiringi dengan

presentasi guru yang menarik. Dan juga dalam materi tertentu, dapat guru

sampaikan materi berupa video, kemudian guru membahas video tersebut

dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa atau dengan

guru memancing siswa untuk bertanya dan kondisi kelas dan siswa

menjadi aktif.30

Selain itu dalam pembelajaran PAI guru terbiasa untuk

mengkondisikan siswa untuk melakukan table free. Siswa diminta untuk

mengkosongkan meja dari buku, catatan, pulpen, pensil, maupun alat tulis

lainnya dan guru pun menegaskan agar siswa tidak ada yang bersandar di

meja seperti mengantuk atau bahkan tertidur. Guru melakukan hal

demikian agar siswa dapat fokus kepada pembelajaran yang sedang

berlangsung.31

30

Hasil wawancara dengan Guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho. 31

Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C dan wawancara dengan Bapak Kuncoro.

Page 81: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

65

65

Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai guru untuk

memancing jawaban, komentar, pemahaman dari para siswa. Keterampilan

bertanya adalah cara-cara yang dapat digunakan guru untuk mengajukan

pertanyaan kepada siswa. Kualitas pertanyaan guru akan menentukan

kualitas jawaban siswa.32

Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila

pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan

dengan topik yang dibicarakan.

4. Manfaat dari Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya

berguna untuk:

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu

sendiri pada hakikatnya adalah bertanya.

c. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

masalah yang sedang dibahas.

d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan

membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik pula.

e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang

dibahas.

Atas penerapan keterampilan bertanya ini manfaat yang

dirasakan oleh siswa yaitu siswa dapat ikut turut aktif dalam proses

pembelajaran. Siswa bisa menjawab pertanyaan dan juga siswa dapat

aktif bertanya mengenai materi pelajaran yang ingin dia tanyakan atau

belum ia mengerti. Selanjutnya menurut siswa, dengan adanya

penerapan keterampilan bertanya ini, pembelajaran Pendidikan Agama

Islam menjadi lebih seru dan membuat siswa bersemangat, serta siswa

32

Hasil wawancara dengan Guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho.

Page 82: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

66

66

dapat lebih mengerti dan memahami materi pelajaran yang

disampaikan guru.33

Sedangkan manfaat yang dirasakan oleh guru ialah siswa dapat

memahami materi pelajaran dan siswa juga menjadi berani untuk

menjawab, berani untuk berbicara dan berani untuk mengungkapkan

pendapat dan pada akhirnya siswa juga berani untuk bertanya dan aktif

bertanya dalam kegiatan proses pembelajaran. Dengan hal tersebut,

kondisi kelas menjadi aktif dan interaktif dan siswa dapat lebih

berpikir kritis dan logis mengenai materi pelajaran.34

33

Hasil angket siswa. 34

Hasil wawancara dengan Guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho, 6 Maret 2019.

Page 83: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

67

11

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan dalam penerapan

keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII

SMP Labschool Kebayoran, penulis menarik kesimpulan bahwa:

1. Latar belakang dan tujuan guru menerapkan keterampilan bertanya dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam bermula atas keresahan guru

terhadap proses pembelajaran yang cenderung monoton, sehingga

kurangnya semangat dalam diri siswa mengikuti pembelajaran. Dan juga

siswa yang cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu

karena alokasi waktu yang dirasa cukup sempit, namun menuntut untuk

ketuntasan materi ajar. Tujuan dari penerapan keterampilan bertanya

adalah agar pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan adanya keaktifan

siswa dalam menjawab pertanyaan, menanggapi, dan juga bertanya. Dan

juga agar siswa dapat fokus kepada materi pelajaran.

2. Perencanaan yang dilakukan guru dalam penerapan keterampilan bertanya

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang ditunjang dengan media

presentasi yang menarik bagi siswa, sehingga siswa merasakan

kenyamanan dalam pembelajaran. Namun, dalam perencanaan RPP guru

terdapat kelemahan yaitu kurang jelasnya posisi keterampilan bertanya

dalam pembelajaran, hanya nampak metode tanya jawab. Dan juga kurang

sesuainya antara penggunaan metode dalam silabus dan RPP yang

tercantum dengan implementasinya pada proses pembelajaran.

3. Penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI ini dilakukan

guru dengan jalan metode tanya jawab, yang juga diiringi dengan

penggunaan media presentasi yang menarik, sehingga siswa tertarik dan

turut aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menyenangkan dan

tidak monoton. Dalam penerapan keterampilan bertanya ini, guru dapat

mengimplementasikan keterampilan bertanya dasar dan lanjutan sesuai

dengan tingkat kemampuan siswa.

67

Page 84: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

68

68

4. Manfaat dari penerapan keterampilan bertanya ini adalah guna

meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga

dapat lebih memahami materi pelajaran yang sedang berlangsung. Dan

siswa juga merasakan kenyamanan dalam pembelajaran yang asik, seru,

dan tidak monoton. Dengan demikian, kondisi pembelajaran menjadi

lebih aktif dan siswa dapat lebih berpikir kritis dan logis mengenai materi

pelajaran. Dengan penerapan keterampilan bertanya ini, guru lebih mudah

menghadirkan pertanyaan-pertanyaan dari siswa, dan juga mengaktifkan

siswa dalam proses pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa

saran dari peneliti sebagai berikut:

1. Pelaksanaan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI hendaknya

tetap ditingkatkan dan lebih disempurnakan mulai dari perencanaan,

hingga kepada pelaksanaannya.

2. Guru PAI hendaknya tetap meningkatkan kreatifitas dalam

mengembangkan potensi siswa yang ada.

3. Sebaiknya pihak sekolah, keluarga maupun masyarakat mempunyai rasa

tanggung jawab yang sama dalam proses pembelajaran PAI.

4. Dengan keterbatasan penelitian ini, hendaklah peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan penelitian tentang pendidikan yang serupa menggunakan

variabel lain atau pembelajaran lainnya.

Page 85: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

69

11

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, Fitria dan Sopandi, Wahyu. Peningkatan Kemampuan Bertanya dan

Penguasaan Konsep IPA melalui Pendekatan Question Formulation

Technique (QFT). Jurnal Pendidikan ISSN 1412-565 X.

Alma, Buchari., dkk. Guru Profesional, Menguasai Metode dan Terampil

Mengajar. Bandung: Alfabeta. 2014.

Asnita, Yulinda. Wawancara. Jakarta: 20 Juli 2018.

Basri, M. Persepsi Siswa tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama

Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur. Skripsi pada Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.

Belqis, Vira Alfia. Implementasi Keterampilan Dasar Mengajar Guru pada

Pembelajaran Unit of Inquiry di Kelas II SD Madania Bogor. Skripsi pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. 2010.

Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar, Landasan dan Konsep

Implementasi. Bandung: Alfabeta. 2012.

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta. 2010.

------------------------------- dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta. 2013.

Ermasari, Gandhi., dkk. Kemampuan Bertanya Guru IPA dalam Pengelolaan

Pembelajaran. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Ganesha Program

Studi IPA. Volume 4 Tahun 2014.

Expo Ekskul 2018 SMP Labschool Kebayoran.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman

Penulisan Skripsi 2015.

Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, Aa. Guru Profesional. Bandung: PT Refika

Aditama. 2012.

Gumawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara. 2013.

Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

69

Page 86: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

70

70

2009.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.

Hasibuan , J.J. dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2009.

Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

2014.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Uji Kompetensi Guru 2015”,

www.kemendikbud.go.id/uji-kompetensi-guru-2015, pada Jakarta, 4

Januari 2016, diakses pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 06.03 WIB.

Lestari, Sri. Keterampilan Bertanya Lanjut dalam Upaya Membiasakan Siswa

Gemar Bertanya dan Menyampaikan Pendapat dengan Benar dalam

Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmiah PGSD Vol. VII No.1 April 2015.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.

----------------- Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2012.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2015.

--------------- Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan

Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2017.

Nurdin, Syarifuddin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:

Quantum Teaching. 2005.

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah.

Profil (Sejarah Singkat) Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta Labschool,

http://www.labschool-unj.sch.id/smpkebayoran, diakses pada 15 Januari

2019.

Profil Sekolah SMP Labschool Kebayoran.

Purwanti, Ninik., dkk. Panduan Penyusunan RPP Sekolah Menengah Pertama.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan

Page 87: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

71

71

Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

2017.

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2005.

RI, Kementerian Agama. Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Bogor: Lembaga

Percetakan Al-Qur‟an Kementerian Agama Republik Indonesia. 2010.

Riyanto, Yatim . Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik

dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif Berkualitas. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group. 2014.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Pers. 2016.

Said, Alamsyah dan Budimanjaya, Andi. 95 Strategi Mengajar Multiple

Intelligences. Jakarta: Kencana. 2015.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Prenadamedia Group. 2006.

Setiawan, Conny., dkk. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.

1990.

Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Terj. Raisul

Muttaqien. Bandung: Nuansa Cendekia. 2016.

SMP Labschool Kebayoran, (www.labschool-unj.sch.id/smpkebayoran), diakses

pada Minggu, 22 Juli 2018.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta,

2013.

Suparta. Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI. Jakarta:

Rajawali Pers. 2016.

Sylvi Astuti, Meiria. Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar

Siswa Kelas 2 SDN Slungkep 03 Menggunakan Model Discover Learning.

Jurnal Scholaria Vol.V No.1 Januari 2015.

Tarigan, Djago. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa. 1990.

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik

Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi

Pustaka. 2007.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Page 88: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

72

72

Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.

---------------------- Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.

---------------------- Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara. 2008.

Widagdho, Kuncoro. Wawancara. Jakarta: 6 Maret 2019.

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan.

Jakarta: Prenadamedia Group. 2016.

Page 89: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

73

73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 90: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

74

74

Lampiran 1

Lembar Observasi

Nama Guru : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VIII C

Waktu Pembelajaran : Senin, 25 Februari 2019

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas Pendidikan Agama Islam SMP

Labschool Kebayoran

Objek Pengamatan Deskripsi

Penerapan keterampilan

bertanya dalam

pembelajaran PAI

Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x

40 menit) dengan yang diawali dengan salam pembuka

dari guru mata pelajaran setelah itu membaca doa

bersama-sama dengan khidmat. Dalam pembelajaran

guru menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu

menyiapkan presentasi power point materi ajar beserta

RPP, dan guru mengkondisikan siswa untuk siap

mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir

pembelajaran, terlihat interaksi siswa dengan guru

yang cukup bersemangat karena guru dapat mengemas

pembelajaran secara menarik sehingga tidak

membosankan bagi siswa. Dengan guru menerapkan

keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam

pembelajaran dapat merangsang/mendorong siswa

untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.

Keterampilan Bertanya

Dasar

Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan

kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas dan

singkat (tidak berbelit-belit).

Dalam memberi pertanyaan, guru juga memberikan

petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau

materi yang berkaitan agar siswa dapat menjawab

sesuai dengan harapan.

Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain

untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan satu

siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari

pertanyaan itu adalah mengaktifkan situasi atau proses

pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban siswa

yang pertama pun belum tentu benar atau memadai

Page 91: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

75

75

jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan

jawaban lain.

Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru

menuntun hingga siswa dapat menemukan sendiri

jawaban yang tepat.

Keterampilan Bertanya

Lanjut

Ketika diawal pembelajaran, guru memberikan

pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa dapat

mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti

pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai

pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau

menganalisis materi yang disampaikan.

Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang paling

mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah

agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih berpikir

kritis dan logis.

Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas

jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat

menunjang kebenaran atas jawabannya tersebut.

Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa untuk

menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu

jawaban atau pernyataan dari guru disertai alasan.

Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera

menjawab melainkan mengajukan kembali pertanyaan

tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi

kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat

agar situasi pembelajaran menjadi aktif dan terjadi

interaksi.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.

Page 92: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

76

76

Lembar Observasi

Nama Guru : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VIII A

Waktu Pembelajaran : Rabu, 27 Februari 2019

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas lt.2 SMP Labschool Kebayoran

Objek Pengamatan Deskripsi

Penerapan keterampilan

bertanya dalam

pembelajaran PAI

Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x

40 menit) yang diawali dengan salam pembuka dari

guru mata pelajaran setelah itu membaca doa bersama-

sama dengan khidmat. Dalam pembelajaran guru

menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu

menyiapkan presentasi power point materi ajar beserta

RPP, dan guru mengkondisikan siswa untuk siap

mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir

pembelajaran, terlihat interaksi siswa dengan guru

yang bersemangat karena guru dapat mengemas

pembelajaran secara menarik sehingga tidak

membosankan bagi siswa. Dengan guru menerapkan

keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam

pembelajaran dapat merangsang/mendorong siswa

untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.

Keterampilan Bertanya

Dasar

Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan

kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas dan

singkat (tidak berbelit-belit).

Dalam memberi pertanyaan, guru juga memberikan

petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau

materi yang berkaitan agar siswa dapat menjawab

sesuai dengan harapan.

Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain

untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan satu

siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari

pertanyaan itu adalah mengaktifkan kondisi atau

proses pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban

siswa yang pertama pun belum tentu benar atau

memadai jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu

diperlukan jawaban lain.

Page 93: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

77

77

Guru juga melakukan penyebaran yakni menyebarkan

giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru

berusaha agar siswa mendapat kesempatan atau giliran

yang sama (merata).

Dalam memberika pertanyaan, guru pun memberi

waktu kepada siswa beberapa detik untuk berpikir

sebelum siswa menjawab.

Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru

menuntun hingga siswa dapat menemukan sendiri

jawaban yang tepat.

Keterampilan Bertanya

Lanjut

Ketika diawal pembelajaran, guru memberikan

pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa dapat

mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti

pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai

pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau

menganalisis materi yang disampaikan.

Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang paling

mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah

agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih berpikir

kritis dan logis.

Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas

jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat

menunjang kebenaran atas jawabannya tersebut.

Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa untuk

menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu

jawaban atau pernyataan dari guru disertai alasan.

Jika jawaban siswa kurang tepat, guru memberi

kesempatan kepada siswa tersebut untuk meninjau

kembali atas jawabannya.

Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera

menjawab melainkan mengajukan kembali pertanyaan

tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi

kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat

agar situasi pembelajaran menjadi aktif.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.

Page 94: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

78

78

Lembar Observasi

Nama Guru : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VIII C

Waktu Pembelajaran : Senin, 4 Maret 2019

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas lt.2 SMP Labschool Kebayoran

Objek Pengamatan Deskripsi

Penerapan keterampilan

bertanya dalam

pembelajaran PAI

Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x

40 menit) yang diawali dengan salam pembuka dari

guru mata pelajaran setelah itu membaca doa bersama-

sama dengan khidmat. Dalam pembelajaran guru

menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu

menyiapkan presentasi power point materi ajar beserta

RPP, dan guru mengkondisikan siswa untuk siap

mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir

pembelajaran, terlihat interaksi siswa dengan guru

yang bersemangat karena guru dapat mengemas

pembelajaran secara menarik sehingga tidak

membosankan bagi siswa. Dengan guru menerapkan

keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam

pembelajaran dapat merangsang/mendorong siswa

untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.

Keterampilan Bertanya

Dasar

Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan

kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas dan

singkat (tidak berbelit-belit).

Dalam memberi pertanyaan, guru juga memberikan

petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau

materi yang berkaitan agar siswa dapat menjawab

sesuai dengan harapan.

Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain

untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan satu

siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari

pertanyaan itu adalah mengaktifkan kondisi atau

proses pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban

siswa yang pertama pun belum tentu benar atau

memadai jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu

diperlukan jawaban lain.

Guru juga melakukan penyebaran yakni menyebarkan

Page 95: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

79

79

giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru

berusaha agar siswa mendapat kesempatan atau giliran

yang sama (merata).

Dalam memberika pertanyaan, guru pun memberi

waktu kepada siswa beberapa detik untuk berpikir

sebelum siswa menjawab.

Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru

menuntun agar siswa dapat menemukan sendiri

jawaban yang tepat.

Keterampilan Bertanya

Lanjut

Ketika diawal pembelajaran, guru memberikan

pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa dapat

mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti

pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai

pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau

menganalisis materi yang disampaikan.

Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang paling

mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah

agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih berpikir

kritis dan logis.

Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas

jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat

menunjang kebenaran atas jawabannya tersebut.

Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa untuk

menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu

jawaban atau pernyataan dari guru disertai alasan.

Ketika jawaban siswa dianggap kurang tepat, guru

memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk

meninjau kembali atas jawabannya.

Ketika siswa menjawab samar-samar, guru meminta

siswa memberikan ilustrasi atau contoh tentang apa

yang dia kemukakan.

Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera

menjawab melainkan mengajukan kembali pertanyaan

tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi

kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat

agar situasi pembelajaran menjadi aktif.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.

Page 96: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

80

80

Lembar Observasi

Nama Guru : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas : VIII A

Waktu Pembelajaran : Rabu, 6 Maret 2019

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas lt.2 SMP Labschool Kebayoran

Objek Pengamatan Deskripsi

Penerapan keterampilan

bertanya dalam

pembelajaran PAI

Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x

40 menit) yang diawali dengan salam pembuka dari

guru mata pelajaran setelah itu membaca doa bersama-

sama dengan khidmat. Dalam pembelajaran guru

menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.

Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu

menyiapkan presentasi power point materi ajar beserta

RPP, dan guru mengkondisikan siswa untuk siap

mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir

pembelajaran, terlihat interaksi siswa dengan guru

yang bersemangat karena guru dapat mengemas

pembelajaran secara menarik sehingga tidak

membosankan bagi siswa. Dengan guru menerapkan

keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam

pembelajaran dapat merangsang/mendorong siswa

untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.

Keterampilan Bertanya

Dasar

Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan

kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas dan

singkat (tidak berbelit-belit).

Dalam memberi pertanyaan, guru juga memberikan

petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau

materi yang berkaitan agar siswa dapat menjawab

sesuai dengan harapan.

Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain

untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan satu

siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari

pertanyaan itu adalah mengaktifkan kondisi atau

proses pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban

siswa yang pertama pun belum tentu benar atau

memadai jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu

diperlukan jawaban lain.

Page 97: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

81

81

Guru juga melakukan penyebaran yakni menyebarkan

giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru

berusaha agar siswa mendapat kesempatan atau giliran

yang sama (merata).

Dalam memberika pertanyaan, guru pun memberi

waktu kepada siswa beberapa detik untuk berpikir

sebelum siswa menjawab.

Ketika jawaban siswa meluas dari materi, guru akan

kembali memusatkan ke arah jawaban yang diminta

(sesuai dengan konten).

Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru

menuntun agar siswa dapat menemukan sendiri

jawaban yang tepat.

Keterampilan Bertanya

Lanjut

Ketika diawal pembelajaran, guru memberikan

pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa dapat

mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti

pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai

pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau

menganalisis materi yang disampaikan.

Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang paling

mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah

agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih berpikir

kritis dan logis.

Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas

jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat

menunjang kebenaran atas jawabannya tersebut.

Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa untuk

menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu

jawaban atau pernyataan dari guru disertai alasan.

Ketika jawaban siswa dianggap kurang tepat, guru

memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk

meninjau kembali atas jawabannya.

Ketika siswa menjawab samar-samar, guru meminta

siswa memberikan ilustrasi atau contoh tentang apa

yang dia kemukakan.

Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera

menjawab melainkan mengajukan kembali pertanyaan

tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi

kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat

agar situasi pembelajaran menjadi aktif.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.

Page 98: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

82

82

Lampiran 2

Hasil Wawancara

Informan : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Waktu Wawancara : Rabu, 6 Maret 2019, Pukul 10.40 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Guru SMP Labschool Kebayoran

No. Pertanyaan Jawaban

1

Apa yang melatarbelakangi

Bapak menerapkan

keterampilan bertanya dalam

proses pembelajaran?

Ya karena, pertama, siswa cenderung pasif

kalau tidak dipancing oleh guru dengan

pertanyaan-pertanyaan menarik. Gurunya

dulu harus aktif, nanti bisa mengaktifkan

siswa. Dan saya pribadi guru ingin kelas

yang anti-mainstream, jadi saya ajak siswa

untuk berpikir-berpikir logika terkait

pelajaran, tidak melulu teks buku, tapi

juga hal-hal kontekstual di luar buku

pelajaran tapi ada kaitan dengan materi

pelajaran. Dengan saya beri pertanyaan-

pertanyaan seperti itu siswa dapat

mengembangkan pikirannya, kemudian

dia juga belajar mengemukakan pendapat

dia, mengapa dan kenapa, seperti itu.

Selain itu juga, kedua, karena alokasi

waktu kita yang kurang memadai, hanya 2

jam pelajaran begitu, sehingga guru harus

bisa bagaimanapun caranya, materi dapat

tersampaikan tapi dengan cara/metode

yang juga menarik, tidak membosankan

bagi siswa, tidak membuat siswa acuh.

Apalagi karena mata pelajaran kita ini

Pendidikan Agama Islam, PAI, yang

banyak orang atau siswa bilang „yah

cuman PAI, apasih?‟ begitu kan. Yang

padahal Pendidikan Agama ini menjadi

pondasi bagi manusia. Tapi yang sering

ditemui dimasyarakat di sekolah-sekolah

pelajaran PAI ini monoton, begitu-begitu

saja, materi-praktik, materi-praktik saja,

tidak ada sesuatu hal yang menjadikannya

menarik untuk dipelajari. Sehingga saya

ingin sesuatu yang beda, dengan apa,

Page 99: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

83

83

dengan menampilkan, menghadirkan

penerapan bertanya ini. Yang didukung

dengan media juga, jadi tidak

membosankan untuk siswa. Memang

penerapan bertanya ini masih terfokus

kepada guru sebagai aktor utamanya, guru

yang awalnya memberi pertanyaan-

pertanyaan pancingan dan sebagainya.

Tetapi, kita iringi juga dengan hadikan

media misal, presentasi yang menarik

sehingga siswa antusias. Dan nantinya

dengan diawali guru yang merangsang

keaktifan siswa dengan pertanyaan-

pertanyaan tadi, siswa akan berpikir, siswa

akan berlomba untuk menjawab, dan tidak

dipungkiri siswa juga akan menjadi

penarasan dengan materi yang sedang

dipelajari, sehingga muncul juga

pertanyaan-pertanyaan dari siswa

mengenai materi ajar. Dan dengan begitu

situasi atau proses pembelajaran itu jadi

asyik, menarik dan interaktif. Dan juga

siswa dapat memahami materi pelajaran.

2

Apa yang Bapak siapkan

untuk menunjang penerapan

keterampilan bertanya ini?

Tentunya dari pribadi guru harus siap

dengan hal ini. Apalagi jika ada kendala-

kendala dalam penerapannya. Karena

mungkin saja siswa tidak bisa menjawab,

atau muncul pertanyaan siswa yang diluar

perkiraan kita. Itu bisa saja terjadi. Ya itu

bisa diatasi dengan kita tuntun terus

hingga siswa bisa menjawab, atau

mungkin pada saat kita belum tau

pertanyaan siswa yang diluar perkiraan

tadi, ya guru mencoba mengembalikan

lagi kepada siswa lain untuk menjawab,

biar terjadi interaksi di kelas. Atau jika

memang kita tidak tau, jujur saja, nanti

kita cari tau jawabannya sama-sama

begitu. Yang paling penting adalah RPP

guru, karena disana kita buat skenario

pelaksanaan pembelajaran, hari ini mau

seperti apa pelaksanaannya begitu. Tapi

perlu diketahui juga bahwa antara skenario

di RPP dengan kenyataan di kelas bisa saja

berbeda dan diluar dugaan. Karena itulah,

sebagai guru harus siap segala hal dalam

Page 100: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

84

84

menghadapi situasi pembelajaran, situasi

siswa seperti apa. Ya saya suka selipkan

humor-humor dalam pertanyaan-

pertanyaan agar kelas menjadi asyik, siswa

tertarik. Dalam memberi pertanyaan-

pertanyaan juga saya gunakan kata-kata

yang mudah dipahami, tapi secara

bertahap pertanyaan itu naik tingkatannya

sesuai kondisi apakah diawal pelajaran

atau pada saat inti materi dan juga akhir

pelajaran. Selain itu juga yang dapat

menunjang penerapan bertanya, ya itu tadi

saya gunakan media, saya beri presentasi

power point yang menarik, atau dalam

materi tertentu misalkan, makanan halal

haram, bisa kita hadirkan video singkat

agar siswa tertarik, baru kemudian bisa

jadi siswa bertanya mengenai video

tersebut, atau juga guru yang memulai

bertanya terkait video materi ajar.

3

Bagaimana respon siswa

ketika Bapak mengajukan

pertanyaan?

Awal mungkin banyak diamnya, tapi kalau

sudah mulai satu orang bisa menjawab,

banyak lagi muncul yang ingin menjawab.

Apalagi kalau jawaban pertama belum

tepat, lalu saya kembalikan lagi, saya beri

kesempatan lagi yang lain untuk

menjawab. Atau meskipun yang pertama

sudah tepat, bisa juga tetap saya beri

kesempatan yang lain menjawab biar

bergilir, agar merata. Kadang juga disela-

sela malah muncul siswa yang ingin

bertanya, nah disitulah mulai berkembang

pemikiran siswa, dan saya bisa

mengembangkan penerapan bertanya

dengan lebih luas dan lebih gampang

terjadi interaksi pembelajaran di sana.

4

Bagaimana cara Bapak

menuntun siswa untuk

menemukan jawaban yang

benar?

Ya ketika ada yang menjawab belum tepat

atau kurang tepat, bisa saya lempar lagi ke

siswa lain, atau saya bimbing sampai dia

menemukan jawaban itu sendiri. Saya beri

clue-clue ke arah jawaban yang

diharapkan, atau dengan mengulas

kembali materi terkait pertanyaan itu,

diulangi lagi sampai paham dan bisa

menjawab. Alhamdulillah sejauh ini anak-

anak termasuk responsif ya jadi mudah

Page 101: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

85

85

membimbingnya.

5

Mengapa Bapak juga sering

memberi kesempatan kepada

siswa untuk menyatakan

persetujuan atau penolakan

disertai alasan seperti itu?

Seperti yang saya jelaskan di awal tadi,

saya inginkan pembelajaran yang anti-

mainstream. Seringkali saya koyak-koyak

dulu pemikiran anak-anak diawal, kenapa?

Karena biar terlatih anak-anak untuk

berpikir kritis. Logikanya jalan. Agar anak

itu mau mengungkapkan pendapatnya,

berani berbicara, mau benar mau salah

urusan belakang, yang penting berani dulu

dia untuk berpendapat dengan catatan

disertai alasan yang jelas, kenapa dia

setuju, kenapa dia menolak begitu. Agar

anak-anak juga paham kenapa harus setuju

dan kenapa harus menolak suatu

pernyataan itu. Setelah itu, nantinya

barulah kita bisa samakan pandangan,

pendapat, antara guru dan siswa dengan

kebenaran yang ada, yang benar di materi

pelajaran seperti itu. Dan siswa bisa

memahami materi yang sedang dipelajari.

6

Mengapa ketika di awal

pembelajaran Bapak

mengkondisikan siswa untuk

„free table‟?

Iya karena agar anak-anak fokus ke

pembelajaran. Jadi saya minta kosongkan

meja, free, bersih, tidak ada buku, catatan,

kertas, pulpen ataupun alat tulis lainnya.

Juga saya tekankan anak tidak ada yang

sandaran di meja seperti mengantuk, tidur

begitu. Saya disiplikan supaya fokus ke

pembelajaran yang berlangsung.

7

Dari penerapan keterampilan

bertanya ini, apa manfaat

yang Bapak rasakan?

Siswa dapat memahami materi pelajaran.

Tidak hanya itu, siswa juga menjadi berani

untuk menjawab, berani berbicara, dan

pada akhirnya berani untuk bertanya, juga

mengemukakan pendapat, dengan alasan

yang jelas. Dari hal tersebut kelas menjadi

aktif. Dan siswa lebih dapat berpikir kritis

mengenai materi pelajaran.

Mengetahui,

Guru Pendidikan Agama Islam

H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.

Page 102: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

86

86

ANGKET/KUESIONER

Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMP Labschool Kebayoran

ANGKET PENELITIAN

Profil Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian

Bacalah pertanyaan yang telah tertulis di bawah ini dan pilihlah jawaban sesuai

alternatif yang telah disediakan dan sertakan alasan. Apabila alternatif tidak sesuai

dengan jawaban anda, maka tulislah jawaban sesuai pendapat anda pada tempat

yang telah disediakan.

1. Apakah anda memperhatikan guru saat pembelajaran di kelas?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

2. Apakah guru Anda pernah menerapkan belajar berkelompok?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

3. Apakah anda termasuk siswa yang aktif bertanya di kelas?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

4. Apakah anda menjawab pertanyaan yang disampaikan guru?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

5. Jika ada materi pelajaran yang belum dimengerti, apakah anda mencoba

bertanya kepada guru?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

Page 103: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

87

87

6. Jika ada salah satu teman anda yang bertanya atau menanggapi jawaban,

apakah anda memperhatikan dan mencoba menanggapi?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

7. Jika anda bertanya kepada guru, apakah guru merespon pertanyaan anda?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

8. Apakah guru menuntun anda untuk menemukan jawaban yang benar?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

9. Apakah guru anda aktif memberikan pertanyaan saat pembelajaran?

a. Ya

b. Tidak

c. Kadang-kadang

10. Apa manfaat yang anda rasakan dari penerapan keterampilan bertanya yang

guru sampaikan?

a. Anda ikut aktif bertanya

b. Anda sulit menyesuaikan diri

c. Jawaban lainnya.............................................................................................

.......................................................................................................................

Page 104: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

88

88

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

1.1. Beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT.

2.3. Menunjukkan perilaku toleran sebagai implementasi beriman kepada

kitabullah

3.3. Memahami makna beriman kepada Kitabullah.

4.3. Menyajikan dalil naqli tentang beriman kepada kitabullah.

Oleh:

Kuncoro Widagdho,S.Ag., M.Pd

Dra. Faridah

SMP LABSCHOOL KEBAYORAN

JL.KH.AHMAD DAHLAN NO.14, KEBAYORAN BARU

JAKARTA SELATAN

2018-2019

Page 105: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

89

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Labschool Kebayoran

Mata Pelajaran : PAI

Kelas/Semester : VIII/1

Materi Pokok : Iman kepada Kitabullah

Alokasi Waktu : 6 x Pertemuan (2 x 40 menit)

Materi Pembelajaran :

1. Pengertian Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

2. Dalil naqli tentang kitab-kitab Allah Swt.

3. Kesimpulan isi kitab-kitab Allah Swt.

4. Keistimewaan dan keutamaan Al-Qur‟an.

5. Sikap mencintai Al-Qur‟an.

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena

dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1.3 beriman kepada kitab-kitab suci yang

diturunkan Allah Swt.

2.3 menunjukkan perilaku toleran sebagai

implementasi beriman kepada kitab-

kitab Allah Swt.

3.3 memahami makna beriman kepada

Kitab-kitab Allah Swt.

4.3. menyajikan dalil naqli tentang beriman

kepada Kitab-kitab Allah Swt.

1. Menjelaskan dalil naqli iman kepada kitab-kitab Allah

Swt.

2. Menjelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

3. Menjelaskan kitab-kitab Allah Swt.

4. Menjelaskan isi dari kitab-kitab Allah Swt

5. Menjelaskan sebab turunnya Al-Qur‟an.

6. Menjelaskan keutamaan Al-Qur‟an.

7. Menjelaskan makna iman kepada kitab-kitab Allah

Swt.

8. Menjelaskan perilaku toleransi sebagai salah satu

pemahaman iman terhadap kitab-kitab Allah Swt.

9. Menjelaskan perilaku meyakini kitab-kitab Allah Swt.

Page 106: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

90

90

C. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (3 JP)

Pada pertemuan pertama, siswa akan diajak untuk memahami materi tentang

beriman kepada kitab-kitab Allah Swt, meliputi arti beriman, macam-macam,

serta isi dari kitab-kitab Allah Swt. Guru menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa

memperoleh perhatian dan motivasi pada materi yang akan dipelajari. Selain

itu, guru juga menyampaikan garis besar dari materi dan kegiatan yang akan

dilakukan beserta teknik penilaian yang akan digunakan. Selanjutnya, guru

membimbing siswa untuk berkelompok dan meminta siswa untuk bekerjasama

dengan seluruh anggota kelompoknya dengan tertib.

a. Indikator:

1) Menjelaskan dalil naqli iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

2) Menjelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

3) Menjelaskan kitab-kitab Allah Swt.

4) Menjelaskan isi dari kitab-kitab Allah Swt

b. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

1) Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum memulai

pembelajaran.

2) Guru mengondisikan kelas agar siswa tertib mengikuti proses

pembelajaran, mengenai Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

3) Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan mengenai

perbedaan/persamaan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para

nabi dan rasul-Nya

4) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang beriman

kepada Allah Swt.

5) Guru meminta siswa untuk duduk dengan baik.

Kegiatan Inti

1) Mengamati dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait

dengan iman kepada kitab-kitab Allah.

2) Menyimak dan membaca penjelasan iman kepada kitab-kitab Allah.

3) Membaca dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah beserta

artinya

4) Menggali pengetahuan tentang kitab-kitab Allah melalui berbagai

media yang ada.

5) Mencari dan menelaah dalil naqli tentang keberadaan kitab-kitab

Allah selain al-Qur‟an.

6) Mengumpulkan informasi dari media mengenai bukti-bukti yang

relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.

7) Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan

beriman kepada kitab-kitab Allah.

8) Menghubungkan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah dengan

bukti-bukti yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.

9) Merumuskan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.

Page 107: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

91

91

10) Menyajikan paparan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah

disertai bukti-bukti lain yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-

kitab Allah mulai Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur‟an.

11) Memaparkan rumusan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab

Allah.

Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan tanggapan terhadap siswa terkait materi yang telah

disampaikan.

2) Guru memberikan siswa penguatan terhadap materi yang belum

dipahami dan memberikan apresiasi dengan pujian atau penghargaan

kepada siswa atau kelompok yang mampu menghafal salah satu dalil

naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan baik selama

proses pembelajaran.

3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada

Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini berlangsung dengan baik dan

lancar.

c. Teknik Penilaian

1) Penilaian Sikap

2) Penilaian Pengetahuan

3) Penilaian Keterampilan

d. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1) Media/alat : Proyektor dan komputer, lengkap dengan media

presentasi

Microsoft PowerPoint Bab 2.

2) Bahan : Lembar Aktivitas Siswa (LAS).

3) Sumber Belajar : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Penerbit

Grafindo Media Pratama dan materi tambahan

yang dapat diunduh di

https://id.scribd.com/doc/286060549/Makna-

Beriman-Kepada-Kitab-Allah

2. Pertemuan Kedua: (3 JP)

Pada pertemuan kedua, siswa akan diajak untuk memahami materi tentang

beriman kepada kitab-kitab Allah Swt, meliputi asbab an-nuzul Al-Qur‟an,

keutamaannya, dan makna beriman kepadanya. Guru menyampaikan

kompetensi yang akan dicapai dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-

hari, agar siswa memperoleh perhatian dan motivasi pada materi yang akan

dipelajari. Selain itu, guru juga menyampaikan garis besar dari materi dan

kegiatan yang akan dilakukan beserta teknik penilaian yang akan digunakan.

Selanjutnya, guru membimbing siswa untuk berkelompok dan meminta siswa

untuk bekerjasama dengan seluruh anggota kelompoknya dengan tertib.

a. Indikator:

1) Menjelaskan sebab turunnya Al-Qur‟an.

2) Menjelaskan keutamaan Al-Qur‟an.

Page 108: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

92

92

3) Menjelaskan makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

4) Menjelaskan perilaku toleransi sebagai salah satu pemahaman iman

terhadap kitab-kitab Allah Swt.

5) Menjelaskan perilaku meyakini kitab-kitab Allah Swt.

b. Kegiatan Pembelajaran

1) Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum memulai

pembelajaran.

2) Guru mengondisikan kelas agar siswa tertib mengikuti proses

pembelajaran, mengenai Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

3) Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan mengenai

perbedaan/persamaan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para

nabi dan rasul-Nya

4) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang beriman

kepada Allah Swt.

5) Guru meminta siswa untuk duduk dengan baik.

Kegiatan Inti

1) Mengamati dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait

dengan iman kepada kitab-kitab Allah.

2) Menyimak dan membaca penjelasan iman kepada kitab-kitab Allah.

3) Membaca dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah beserta

artinya

4) Menggali pengetahuan tentang kitab-kitab Allah melalui berbagai

media yang ada.

5) Mencari dan menelaah dalil naqli tentang keberadaan kitab-kitab

Allah selain al-Qur‟an.

6) Mengumpulkan informasi dari media mengenai bukti-bukti yang

relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.

7) Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan

beriman kepada kitab-kitab Allah.

8) Menghubungkan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah dengan

bukti-bukti yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.

9) Merumuskan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.

10) Menyajikan paparan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah

disertai bukti-bukti lain yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-

kitab Allah mulai Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur‟an.

11) Memaparkan rumusan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab

Allah.

Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan tanggapan terhadap siswa terkait materi yang telah

disampaikan.

2) Guru memberikan siswa penguatan terhadap materi yang belum

dipahami dan memberikan apresiasi dengan pujian atau penghargaan

kepada siswa atau kelompok yang mampu menghafal salah satu dalil

naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan baik selama

proses pembelajaran.

3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada

Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini berlangsung dengan baik dan

lancar.

Page 109: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

93

93

c. Teknik Penilaian

1) Penilaian Sikap

2) Penilaian Pengetahuan

3) Penilaian Keterampilan

d. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1) Media/alat : Proyektor dan komputer, lengkap dengan media

presentasi

Microsoft PowerPoint Bab 2.

2) Bahan : Lembar Aktivitas Siswa (LAS).

3) Sumber Belajar : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Penerbit

Grafindo Media Pratama dan materi tambahan

yang dapat diunduh di

https://muslim.or.id/9030-keutamaan-keutamaan-

al-quran.html

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1

Materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada Buku Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Bab 2 mengenai Beriman kepada

kitab-kitab Allah Swt. Subbab A halaman 15-21.

2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1 a. Penilaian Sikap

1) Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Satuan Pendidikan : ……………………….

Kelas/Semester : ……………………….

Tahun Pelajaran : ……………………….

No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/

Neg Tindak Lanjut

1. 25/1/2016 Bagas Bermain-main saat

berdoa

Ketakwaan

dalam

Beragama

- Ditanya apa

alasannya bermain-

main pada saat

berdoa agar

selanjutnya tidak

bermain-main saat

berdoa

2. 10/2/2016 Ellya Menyajikan hasil

diskusi kelompok dan

menjawabsanggahan

kelompok laindengan

tegas menggunakan

Percaya diri + Diberi apresiasi/

pujian

Page 110: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

94

94

argumentasi yang

logis dan relevan

3 …. …. …. …. …. ….

2) Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual dan Sosial

Nama : ...............................................

Kelas/Semester : ..................../..........................

No Pernyataan Ya Tidak

Selama kegiatan kelompok, saya:

1. Mengusulkan ide kepada kelompok

2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri

3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan

4. Menertawakan pendapat teman

5. Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan

6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai

dengan pendapat saya

3) Contoh Lembar Penilaian Antarteman Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Teman : 1. …………… 2. ………………

Nama Penilai : ………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………….

No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2

1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan

2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas

dalam kelompok

3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah

4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya

5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok

6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain

7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh

8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun

tidak sesuai dengan pendapatnya

Page 111: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

95

95

b. Penilaian Pengetahuan

Lembar Tes Tulisan

1) Tuliskan salah satu dalil tentang diturunkannya kitab Taurat.

2) Tuliskan salah satu dalil tentang diturunkannya kitab Zabur.

3) Tuliskan sikap terpuji dari iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

c. Penilaian Keterampilan

1) Penilaian Portofolio

Pada pertemuan pertama, siswa telah mempelajari tentang arti dan dalil naqli

tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt. Berdasarkan materi yang telah

dipelajari tersebut, guru meminta siswa secara individu menulis salah satu dalil

iman kepada kitab-kitab Allah. Dalil tersebut disajikan dengan tulisan yang

indah/kaligrafi. Kreativitas siswa sangat diharapkan dalam menyajikan tugas

tersebut.

3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2

Materi pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Buku Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Bab 2 mengenai Beriman kepada kitab-

kitab Allah Swt. Subbab B dan C halaman 19-21.

4. Instrumen Penilaian Pertemuan 2 a. Penilaian Sikap

1) Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Satuan Pendidikan : ……………………….

Kelas/Semester : ……………………….

Tahun Pelajaran : ……………………….

No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/

Neg Tindak Lanjut

1. 25/1/2016 Bagas Bermain-main saat

berdoa

Ketakwaan

dalam

Beragama

- Ditanya apa

alasannya bermain-

main pada saat

berdoa agar

selanjutnya tidak

bermain-main saat

berdoa

2. 10/2/2016 Ellya Menyajikan hasil

diskusi kelompok dan

menjawabsanggahan

kelompok laindengan

tegas menggunakan

argumentasi yang

logis dan relevan

Percaya diri + Diberi apresiasi/

pujian

Page 112: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

96

96

3 …. …. …. …. …. ….

2) Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual dan Sosial

Nama : ...............................................

Kelas/Semester : ..................../..........................

No Pernyataan Ya Tidak

Selama kegiatan kelompok, saya:

1. Mengusulkan ide kepada kelompok

2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri

3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan

4. Menertawakan pendapat teman

5. Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan

6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai

dengan pendapat saya

3) Contoh Lembar Penilaian Antarteman Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Teman : 1. …………… 2. ………………

Nama Penilai : ………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………….

No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2

1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan

2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas

dalam kelompok

3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah

4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya

5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok

6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain

7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh

8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun

Page 113: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

97

97

tidak sesuai dengan pendapatnya

b. Penilaian Pengetahuan

Lembar Tes Tulisan

1) Tuliskan salah satu kedudukan Al-Qur‟an.

2) Tuliskan bagaimana Al-Qur‟an diturunkan.

3) Tuliskan 5 keutamaan Al-Qur‟an.

c. Penilaian Keterampilan

1) Penilaian Portofolio

Pada pertemuan kedua, siswa telah mempelajari tentang keutamaan kitab

Al-Qur‟an. Berdasarkan materi yang telah dipelajari tersebut, guru

meminta siswa secara individu membuat kumpulan konsep tentang Al-

Qur‟an sebagai kitab suci umat Islam. Kumpulan konsep tersebut dapat

disajikan dengan menggunakan kepingan kertas warna. Kreativitas siswa

sangat diharapkan dalam menyajikan kumpulan konsep tersebut.

5. Contoh Model Pembelajaran yang Dapat Diterapkan

Pada pembelajaran Bab 2 mengenai Iman kepada kitab-kitab Allah Swt, guru dapat

menerapkan beberapa model pembelajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan

model Picture And Picture Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dan

kedua dapat menggunakan Picture And Picture sebagai berikut.

Sintaks/Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

● Guru menyampaikan kompetensi

yang ingin dicapai

Guru menyampaikan materi dan kompetensi yang akan

dibahas dan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah

mempelajari bab 2 ini.

● Menyajikan materi sebagai

pengantar

● Guru menunjukkan/memperlihatkan

gambar-gambar kegiatan berkaitan

dengan materi

Guru menyuruh siswa untuk membuka Buku Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 15

sampai 21. Guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang

ada pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2

Kelas VIII halaman 15 sampai 21 tersebut untuk diamati.

● Guru menunjuk/memanggil siswa

secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-

gambar menjadi urutan yang logis

● Guru menanyakan alasan/dasar

pemikiran urutan gambar tersebut

Guru memanggil siswa untuk menyebutkan makna dari materi

tersebut dan mencontohkannya dengan gambar yang telah

diamati, yang berkaitan dengan iman kepada kitab-kitab Allah

Swt meyakini bahwa Al-Qur„an adalah kitab penyempurna

kitab-kitab sebelumnya. Guru menanyakan juga arti dan

penjelasan dari gambar yang telah diamati.

● Dari alasan/urutan gambar tersebut

guru memulai menamkan

konsep/materi sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai

Setelah menerima beberapa penjelasan dan alasan dari siswa,

guru mengarahkan kepada materi yang akan disampaikan

sesuai dengan kompetensi yang harus dipahami.

Guru juga menjelaskan pengertian kitab Allah Al-Qur„an

sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Sesuai dengan

Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII

Page 114: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

98

98

halaman 15 sampai 21.

● Kesimpulan/rangkuman Guru menyimpulkan hasil dari pengamatan terhadap gambar

dan memberikan pemahaman yang mudah yang dapat

dipahami oleh siswa. Sesuai dengan Buku Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 22.

Jakarta, Juli 2018

Guru Bidang Studi Guru Bidang Studi

Kuncoro Widagdho,S.Ag.,M.Pd. Dra. Faridah

Mengetahui

Kepala Sekolah

Yati Suwartini, M.Pd.

Page 115: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

99

99

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Labschool Kebayoran

Mata Pelajaran : PAI

Kelas/Semester : VIII/1

Materi Pokok : Iman kepada Rasul Allah

Alokasi Waktu : 6 x Pertemuan (2 x 40 menit)

Materi Pembelajaran :

1. Pengertian Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.

2. Dalil naqli tentang kitab-kitab Allah Swt.

3. Kesimpulan isi kitab-kitab Allah Swt.

4. Keistimewaan dan keutamaan Al-Qur‟an.

5. Sikap mencintai Al-Qur‟an.

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1.4 beriman kepada Rasul Allah Swt.

2.4 menunjukkan perilaku amanah sebagai

implementasi iman kepada Rasul Allah

Swt.

3.4 memahami makna beriman kepada Rasul

Allah Swt.

4.4 menyajikan dalil naqli tentang iman

kepada Rasul Allah Swt.

1. Menjelaskan dalil naqli iman kepada Rasul-rasul Allah

Swt.

2. Menjelaskan arti iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

3. Menjelaskan tugas dan sifat Rasul-rasul Allah Swt.

4. Menjelaskan fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah

Swt.

5. Menjelaskan Rasul-rasul ulul azmi..

6. Menjelaskan dalil naqli tentang Rasul-rasul ulul azmi.

7. Meneladani sifat-sifat Rasul Allah Swt.

8. Menjelaskan perilaku amanah sebagai salah satu

pemahaman iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

Page 116: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

100

100

C. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (3 JP)

Pada pertemuan pertama, siswa akan diajak untuk memahami materi tentang

iman kepada Rasul-rasul Allah Swt., meliputi pengertian, tugas, dan fungsi

iman kepada Rasul-rasul Allah Swt. Guru menyampaikan kompetensi yang

akan dicapai dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa

memperoleh perhatian dan motivasi pada materi yang akan dipelajari. Selain

itu, guru juga menyampaikan garis besar dari materi dan kegiatan yang akan

dilakukan beserta teknik penilaian yang akan digunakan. Selanjutnya, guru

membimbing siswa untuk berkelompok dan meminta siswa untuk bekerjasama

dengan seluruh anggota kelompoknya dengan tertib.

a. Indikator:

1) Menjelaskan dalil naqli iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

2) Menjelaskan arti iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

3) Menjelaskan tugas dan sifat Rasul-rasul Allah Swt.

4) Menjelaskan fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

b. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

1) Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum memulai

pembelajaran.

2) Guru mengondisikan kelas agar siswa tertib mengikuti proses

pembelajaran, mengenai Iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

3) Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang hal-hal

tentang iman kepada nabi dan rasul. Mengajukan pertanyaan fungsi

nabi dan rasul diutus ke muka bumi.

4) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang beriman

kepada Allah Swt.

5) Guru meminta siswa untuk duduk dengan baik.

Kegiatan Inti

1) Membaca dan mencermati teks bacaan tentang materi iman kepada

nabi dan rasul.

2) Mengamati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada

nabi dan rasul.

3) Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada nabi dan

rasul.

4) Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul sebagai utusan Allah

Swt.

5) Menggali informasi sejarah perjuangan dan ajaran para nabi dan rasul

melalui berbagai sumber.

6) Secara berkelompok mendiskusikan tugas para nabi dan rasul.

7) Menghubungkan sejarah perjuangan dan ajaran antara satu nabi

dengan nabi yang lainnya.

8) Merumuskan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang dialami

oleh umatnya.

9) Menyajikan paparan mengenai hubungan sejarah perjuangan dan

ajaran antara satu nabi dengan nabi yang lainnya.

Page 117: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

101

101

10) Memaparkan rumusan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang

dialami oleh umatnya.

11) Menyimpulkan hasil pembahasan.

Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan tanggapan terhadap siswa terkait materi yang telah

disampaikan.

2) Guru memberikan siswa penguatan terhadap materi yang belum

dipahami dan memberikan apresiasi dengan pujian atau penghargaan

kepada siswa atau kelompok yang mampu menghafal salah satu dalil

naqli tentang iman kepada rasul-rasul Allah Swt. dengan baik selama

proses pembelajaran.

3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada

Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini berlangsung dengan baik dan

lancar.

c. Teknik Penilaian

1) Penilaian Sikap

2) Penilaian Pengetahuan

3) Penilaian Keterampilan

d. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1) Media/alat : Proyektor dan komputer, lengkap dengan media

presentasi

Microsoft PowerPoint Bab 7.

2) Bahan : Lembar Aktivitas Siswa (LAS), Buku/artikel

Sejarah Islam.

3) Sumber Belajar : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Penerbit

Grafindo Media Pratama dan materi tambahan

yang dapat diunduh di

http://www.academia.edu/31065042/Iman_Kepa

da_Rasul_Allah_SWT

2. Pertemuan Kedua: (3 JP)

Pada pertemuan kedua, siswa akan diajak untuk memahami materi tentang iman

kepada Rasul-rasul Allah Swt, meliputi rasul-rasul ulul azmi, dalil naqli dan

meneladani sifat-sifatnya. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa memperoleh

perhatian dan motivasi pada materi yang akan dipelajari. Selain itu, guru juga

menyampaikan garis besar dari materi dan kegiatan yang akan dilakukan beserta

teknik penilaian yang akan digunakan. Selanjutnya, guru membimbing siswa

untuk berkelompok dan meminta siswa untuk bekerjasama dengan seluruh

anggota kelompoknya dengan tertib.

Page 118: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

102

102

a. Indikator:

1) Menjelaskan Rasul-rasul ulul azmi..

2) Menjelaskan dalil naqli tentang Rasul-rasul ulul azmi.

3) Meneladani sifat-sifat Rasul Allah Swt.

4) Menjelaskan perilaku amanah sebagai salah satu pemahaman iman

kepada Rasul-rasul Allah Swt.

b. Kegiatan Pembelajaran

1) Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum memulai

pembelajaran.

2) Guru mengondisikan kelas agar siswa tertib mengikuti proses

pembelajaran, mengenai Iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.

3) Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan mengenai rasul-

rasul yang termasuk ke dalam ulul azmi serta pertanyaan lain yang

relevan.

4) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang beriman

kepada Rasul-rasul Allah Swt.

5) Guru meminta siswa untuk duduk dengan baik.

Kegiatan Inti

1) Membaca dan mencermati teks bacaan tentang materi iman kepada

nabi dan rasul.

2) Mengamati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada

nabi dan rasul.

3) Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada nabi dan

rasul.

4) Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul sebagai utusan Allah

Swt.

5) Menggali informasi sejarah perjuangan dan ajaran para nabi dan rasul

melalui berbagai sumber.

6) Secara berkelompok mendiskusikan keberadaan para rasul yang

mendapat gelar ulul „azmi.

7) Menghubungkan sejarah perjuangan dan ajaran antara satu nabi

dengan nabi yang lainnya.

8) Menyimpulkan keberadaan para rasul yang mendapat gelar ulul „azmi.

9) Menyajikan paparan mengenai hubungan sejarah perjuangan dan

ajaran antara satu nabi dengan nabi yang lainnya.

10) Memaparkan rumusan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang

dialami oleh umatnya.

11) Memaparkan keberadaan para rasul yang mendapat gelar ulul „azmi.

Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan tanggapan terhadap siswa terkait materi yang telah

disampaikan.

2) Guru memberikan siswa penguatan terhadap materi yang belum

dipahami dan memberikan apresiasi dengan pujian atau penghargaan

kepada siswa atau kelompok yang mampu menghafal salah satu dalil

naqli tentang iman kepada rasul-rasul Allah Swt. dengan baik selama

proses pembelajaran.

Page 119: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

103

103

3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada

Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini berlangsung dengan baik dan

lancar.

c. Teknik Penilaian

1) Penilaian Sikap

2) Penilaian Pengetahuan

3) Penilaian Keterampilan

d. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1) Media/alat : Proyektor dan komputer, lengkap dengan media

presentasi

Microsoft PowerPoint Bab 7.

2) Bahan : Lembar Aktivitas Siswa (LAS).

3) Sumber Belajar : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Penerbit

Grafindo Media Pratama dan materi tambahan

yang dapat diunduh di

https://kisahteladan.web.id/tag/rasul-rasul-ulul-

azmi/

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1

Materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada Buku Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Bab 7 mengenai Iman kepada Rasul-

rasul Allah Swt. Subbab A halaman 85-87.

2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1 a. Penilaian Sikap

1) Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Satuan Pendidikan : ……………………….

Kelas/Semester : ……………………….

Tahun Pelajaran : ……………………….

No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/

Neg Tindak Lanjut

1. 25/1/2016 Bagas Bermain-main saat

berdoa

Ketakwaan

dalam

Beragama

- Ditanya apa

alasannya bermain-

main pada saat

berdoa agar

selanjutnya tidak

bermain-main saat

berdoa

2. 10/2/2016 Ellya Menyajikan hasil

diskusi kelompok dan

Percaya diri + Diberi apresiasi/

Page 120: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

104

104

menjawabsanggahan

kelompok laindengan

tegas menggunakan

argumentasi yang

logis dan relevan

pujian

3 …. …. …. …. …. ….

2) Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual dan Sosial

Nama : ...............................................

Kelas/Semester : ..................../..........................

No Pernyataan Ya Tidak

Selama kegiatan kelompok, saya:

1. Mengusulkan ide kepada kelompok

2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri

3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan

4. Menertawakan pendapat teman

5. Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan

6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai

dengan pendapat saya

3) Contoh Lembar Penilaian Antarteman Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Teman : 1. …………… 2. ………………

Nama Penilai : ………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………….

No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2

1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan

2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas

dalam kelompok

3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah

4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya

5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok

6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain

7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh

Page 121: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

105

105

8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun

tidak sesuai dengan pendapatnya

b. Penilaian Pengetahuan

Lembar Tes Tulisan

1) Tuliskan salah satu dalil tentang iman kepada rasul-rasul Allah Swt.

2) Tuliskan salah satu tugas para Rasul Allah Swt.

3) Tuliskan sifat-sifat wajib bagi Rasul Allah Swt.

c. Penilaian Keterampilan

1) Penilaian Portofolio

Pada pertemuan pertama, siswa telah mempelajari tentang pengetian kepada

rasul, sifat, tugas para Rasul. Berdasarkan materi yang telah dipelajari tersebut,

guru meminta siswa secara individu menulis salah satu dalil iman kepada rasul-

rasul Allah. Dalil tersebut disajikan dengan tulisan yang indah/kaligrafi.

Kreativitas siswa sangat diharapkan dalam menyajikan tugas tersebut.

3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2

Materi pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Buku Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Bab 7 mengenai Iman kepada Rasul-

rasul Allah Swt. Subbab B dan C halaman 88-93.

4. Instrumen Penilaian Pertemuan 2 a. Penilaian Sikap

1) Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Satuan Pendidikan : ……………………….

Kelas/Semester : ……………………….

Tahun Pelajaran : ……………………….

No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/

Neg Tindak Lanjut

1. 25/1/2016 Bagas Bermain-main saat

berdoa

Ketakwaan

dalam

Beragama

- Ditanya apa

alasannya bermain-

main pada saat

berdoa agar

selanjutnya tidak

bermain-main saat

berdoa

2. 10/2/2016 Ellya Menyajikan hasil

diskusi kelompok dan

menjawabsanggahan

kelompok laindengan

tegas menggunakan

argumentasi yang

Percaya diri + Diberi apresiasi/

pujian

Page 122: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

106

106

logis dan relevan

3 …. …. …. …. …. ….

2) Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual dan Sosial

Nama : ...............................................

Kelas/Semester : ..................../..........................

No Pernyataan Ya Tidak

Selama kegiatan kelompok, saya:

1. Mengusulkan ide kepada kelompok

2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri

3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan

4. Menertawakan pendapat teman

5. Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan

6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai

dengan pendapat saya

3) Contoh Lembar Penilaian Antarteman Sikap Spiritual dan Sosial

Nama Teman : 1. …………… 2. ………………

Nama Penilai : ………………………………….

Kelas/Semester : ………………………………….

No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2

1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan

2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas

dalam kelompok

3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah

4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya

5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok

6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain

7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh

8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun

tidak sesuai dengan pendapatnya

Page 123: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

107

107

b. Penilaian Pengetahuan

Lembar Tes Tulisan

1) Tuliskan yang dimaksud Ulul Azmi.

2) Tuliskan yang termasuk rasul-rasul Ulul Azmi.

3) Tuliskan salah satu sikap bukti meneladani sifat para rasul.

c. Penilaian Keterampilan

1) Penilaian Portofolio

Pada pertemuan kedua, siswa telah mempelajari tentang Rasul-rasul Ulul

Azmi. Berdasarkan materi yang telah dipelajari tersebut, guru meminta

siswa secara individu menceritakan kembali kisah teladan salah satu Rasul

Ulul Azmi dalam bentuk tulisan. Tulisan tersebut dapat disajikan dengan

tulisan tangan yang bagus dan rapi. Kesungguhan siswa sangat diharapkan

dalam menyelesaikan tugas tersebut.

5. Contoh Model Pembelajaran yang Dapat Diterapkan

Pada pembelajaran Bab 7 mengenai Iman kepada kitab-kitab Allah Swt, guru dapat

menerapkan beberapa model pembelajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan

model Picture And Picture Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dan

kedua dapat menggunakan Picture And Picture sebagai berikut.

Sintaks/Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran

● Guru menyampaikan kompetensi

yang ingin dicapai

Guru menyampaikan materi dan kompetensi yang akan

dibahas dan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah

mempelajari bab 7 ini.

● Menyajikan materi sebagai

pengantar

● Guru menunjukkan/memperlihatkan

gambar-gambar kegiatan berkaitan

dengan materi

Guru menyuruh siswa untuk membuka Buku Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 85

sampai 93. Guru menyuruh siswa untuk membaca materi dan

memperhatikan gambar yang ada pada Buku Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 85

sampai 93 tersebut untuk diamati.

● Guru menunjuk/memanggil siswa

secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-

gambar menjadi urutan yang logis

● Guru menanyakan alasan/dasar

pemikiran urutan gambar tersebut

Guru memanggil siswa untuk menyebutkan makna dari materi

tersebut dan mencontohkannya dengan gambar yang telah

diamati, yang berkaitan dengan iman kepada rasul-rasul Allah

Swt meyakini bahwa diantara para nabi dan rasul ada yang

tergolong ke dalam Ulul Azmi. Guru menanyakan juga arti dan

penjelasan dari gambar yang telah diamati.

● Dari alasan/urutan gambar tersebut

guru memulai menamkan

konsep/materi sesuai dengan

Setelah menerima beberapa penjelasan dan alasan dari siswa,

guru mengarahkan kepada materi yang akan disampaikan

Page 124: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

108

108

kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan kompetensi yang harus dipahami.

Guru juga menjelaskan pengertian nabi dan rasul, serta arti

dari Ulul Azmi. Sesuai dengan Buku Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 85 sampai 93.

● Kesimpulan/rangkuman Guru menyimpulkan hasil dari pengamatan terhadap gambar

dan memberikan pemahaman yang mudah yang dapat

dipahami oleh siswa. Sesuai dengan Buku Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 94.

Jakarta, Juli 2018

Guru Bidang Studi Guru Bidang Studi

Kuncoro Widagdho,S.Ag.,M.Pd. Dra. Faridah

Mengetahui

Kepala Sekolah

Yati Suwartini, M.Pd.

Page 125: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

109

109

SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP LABSCHOOL KEBAYORAN

Kelas : VIII

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Kompetensi Inti :

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong

royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

1.1. terbiasa membaca al-

Qur‟an dengan

meyakini bahwa

rendah hati, hemat, dan

hidup sederhana adalah

perintah agama.

2.1. menunjukkan perilaku

rendah hati, hemat, dan

hidup sederhana

sebagai implementasi

pemahaman Q.S. al-

Furqan/25: 63, Q.S. al-

Isra‟/17: 26-27 dan

Hadis terkait.

3.1. memahami Q.S. al-

Furqan/25: 63, Q.S. al-

Isra‟/17: 26-27 dan

Hadis terkait tentang

rendah hati, hemat, dan

hidup sederhana.

4.1.1. membaca Q.S. al-

Furqan/25: 63, Q.S.

al-Isra‟/17: 26-27

dengan tartil

4.1.2. menunjukkan hafalan

Bab 1

Memahami Ayat-ayat

Al-Qur’an

A. Surah al-Furqan

[25] Ayat 63

B. Surah al-Isra‟ [17]

Ayat 27

● Menyimak bacaan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.

al-Isrā‟/17: 26-27 ● Mencermati artiQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-

Isrā‟/17: 26-27. ● Menyimak penjelasan tentang hukum bacaan

mad. ● Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya

belajar al-Qur‟an, apa manfaat belajar ilmu

tajwid, atau pertanyaan lain yang relevan. ● Mengajukan pertanyaan mengenai hukum

bacaan mad. ● Secara berkelompok mencari dan

mengumpulkan lafal yang mengandung hukum

bacaan mad di dalam mushaf al-Qur‟an. ● Diskusi menyusun arti kataQ.S. al-Furqān/25:

63, Q.S. al-Isrā‟/17: 26-27 menjadi terjemah

secara utuh. ● Secara berpasangan membaca dan

menghafalkan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-

Isrā‟/17: 26-27. ● Melakukan koreksi secara berkelompok

terhadap hasil pengumpulan lafal yang

mengandung bacaan mad. ● Merumuskan, mengoreksi, dan memperbaiki

hasil penterjemahan. ● Mengidentifikasi dan mengklasifikasi lafal

yang mengandung hukum bacaan madyang

terdapat pada Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-

Isrā‟/17: 26-27.

Page 126: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

110

110

Q.S. alFurqan/25: 63,

Q.S. Al-Isra‟/17: 26-

27 serta Hadis terkait

dengan lancar

4.1.3. menyajikan

keterkaitan rendah

hati, hemat, dan hidup

sederhana dengan

pesan Q.S. al-

Furqan/25: 63, Q.S.

al-Isra‟/17: 26-27.

● Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Furqān/25:

63, Q.S. al-Isrā‟/17: 26-27. ● Menyajikan paparan hasil pencarian hukum

bacaan mad dalam Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.

al-Isrā‟/17: 26-27. ● Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi

maknaQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā‟/17:

26-27. ● Menanggapi paparan maknaQ.S. al-Furqān/25:

63, Q.S. al-Isrā‟/17: 26-27. ● Menyusun kesimpulan makna ayat dengan

bimbingan guru.

1.3. beriman kepada kitab-

kitab suci yang

diturunkan Allah Swt.

2.3. menunjukkan perilaku

toleran sebagai

implementasi beriman

kepada kitab-kitab

Allah Swt.

3.3. memahami makna

beriman kepada Kitab-

kitab Allah Swt.

4.3. menyajikan dalil naqli

tentang beriman

kepada Kitab-kitab

Allah Swt.

Bab 2

Iman kepada Kitab-

Kitab Allah Swt.

A. Beriman kepada

Kitab-Kitab Allah

Swt.

B. Al-Qur‟an sebagai

kitab suci umat

Islam

C. Sikap mencintai

Al-Qur‟an

● Mengamati dan mencermati gambar atau

tayangan yang terkait dengan iman kepada

kitab-kitab Allah. ● Menyimak dan membaca penjelasan iman

kepada kitab-kitab Allah. ● Membaca dalil naqli tentang iman kepada

kitab-kitab Allah beserta artinya ● Mengajukan pertanyaan mengenai

perbedaan/persamaan kitab-kitab Allah yang

diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. ● Mengajukan pertanyaan untuk menggali

pengetahuan tentang kitab-kitab Allah. ● Mencari dan menelaah dalil naqli tentang

keberadaan kitab-kitab Allah selain al-Qur‟an. ● Mengumpulkan informasi dari media mengenai

bukti-bukti yang relevan terkait dengan

keberadaan kitab-kitab Allah. ● Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku

yang mencerminkan beriman kepada kitab-

kitab Allah. ● Menghubungkan makna dalil naqli tentang

kitab-kitab Allah dengan bukti-bukti yang

relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab

Allah. ● Merumuskan ciri-ciri orang yang beriman

kepada kitab-kitab Allah. ● Menyajikan paparan makna dalil naqli tentang

kitab-kitab Allah disertai bukti-bukti lain yang

relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab

Allah mulai Taurat, Zabur, Injil, dan al-

Qur‟an. ● Memaparkan rumusan ciri-ciri orang yang

beriman kepada kitab-kitab Allah. 1.6. meyakini bahwa

perilaku jujur dan adil

adalah ajaran pokok

agama

1.7. menghayati ajaran

berbuat baik, hormat,

dan patuh kepada

orang tua dan guru

Bab 3

Akhlak Terpuji

A. Jujur dan adil

B. Adab terhadap

Orangtua dan Guru

C. Beramal Saleh dan

Berbaik Sangka

terhadap sesama.

● Mengamati dan memberi komentar gambar atau

tayangan yang terkait dengan jujur dan adil. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

jujur dan adil. ● Membaca Q.S.al-Māidah/5: 8 dan Hadis

terkait. ● Mengajukan pertanyaan tentang cara

menumbuhkan jujur dan adil. ● Mengajukan pertanyaan tentang manfaat

perilaku jujur dan adil atau pertanyaan lain

Page 127: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

111

111

adalah perintah agama

1.8. meyakini bahwa

beramal saleh dan

berbaik sangka adalah

ajaran pokok agama.

2.6. menunjukkan perilaku

jujur dan adil dalam

kehidupan sehari-hari

2.7. menunjukkan perilaku

berbuat baik, hormat,

dan patuh kepada

2.8. memiliki sikap gemar

beramal saleh dan

berbaik sangka kepada

sesama.

3.6. memahami cara

menerapkan perilaku

jujur dan adil

3.7. memahami cara

berbuat baik, hormat,

dan patuh kepada

orang tua dan guru

3.8. memahami makna

perilaku gemar

beramal saleh dan

berbaik sangka kepada

sesama.

4.6. menyajikan cara

menerapkan perilaku

jujur dan adil

4.7. menyajikan cara

berbuat baik, hormat,

dan patuh kepada

orang tua dan guru

4.8. menyajikan contoh

perilaku gemar

beramal saleh dan

berbaik sangka kepada

sesama

yang relevan dan aktual. ● Mendiskusikan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan

Hadis terkait. ● Mencari contoh-contoh nyata jujurdan adil

dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai

sumber. ● Mencari data dan informasi tentang kesuksesan

yang diawali dari sikap jujur dan adil. ● Merumuskan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan

Hadis terkait. ● Menghubungkan perilaku jujur dan adil dalam

kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S.al-

Māidah /5: 8 dan Hadis terkait. ● Menghubungkan perilaku jujur dan adil dengan

kesuksesan seseorang dalam kehidupan sehari-

hari. ● Memaparkan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan

Hadis terkait. ● Memaparkan hubungan antara jujur dan adil

dalam kehidupan sehari-hari dengan makna

Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait. ● Memaparkan hubungan perilaku jujur dan adil

dengan kesuksesan seseorang dalam kehidupan

sehari-hari. ● Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki

paparan. ● Menyusun kesimpulan. ● Mengamati dan memberi komentar gambar atau

tayangan yang terkait dengan berbuat baik,

hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang

tua dan guru. ● Membaca Q.S. an-Nisā/4: 36 dan Hadis terkait. ● Mengajukan pertanyaan tentang cara

menumbuhkan berbuat baik, hormat, dan patuh

kepada orang tua dan guru. ● Mengajukan pertanyaan tentang manfaat

perilaku berbuat baik, hormat, dan patuh

kepada orang tua dan guru atau pertanyaan lain

yang relevan dan aktual. ● Mendiskusikan makna Q.S. an-Nisā/4: 36 dan

Hadis terkait. ● Secara berkelompok mencari contoh-contoh

nyata berbuat baik, hormat, dan patuh kepada

orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari

melalui berbagai sumber. ● Mencari data dan informasi tentang kesuksesan

yang diawali dari sikap berbuat baik, hormat,

dan patuh kepada orang tua dan guru. ● Menghubungkan perilaku berbuat baik, hormat,

dan patuh kepada orang tua dan guru dalam

kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. an-

Nisā/4: 36 dan Hadis terkait. ● Memaparkan hubungan antara berbuat baik,

Page 128: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

112

112

hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru

dalam kehidupan sehari-hari dengan makna

Q.S. an-Nisā/4: 36 dan Hadis terkait. ● Mendemontrasikan/mensosiodramakan contoh

perilaku berbuat baik, hormat, dan patuh

kepada orang tua dan guru. ● Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki

paparan. ● Menyusun kesimpulan. ● Mengamati dan memberi komentar gambar atau

tayangan yang terkait dengan gemar beramal

saleh dan berbaik sangka kepada sesama dalam

kehidupan sehari-hari. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

gemar beramal saleh dan berbaik sangka

kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. ● Membaca Q.S. al-‟Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-

Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait ● Mengajukan pertanyaan tentang cara

menumbuhkan sikap gemar beramal saleh dan

berbaik sangka kepada sesama. ● Mengajukan pertanyaan mengenai manfaat

sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka

kepada sesama. ● Mendiskusikan makna Q.S. al-‟Asr/ 103: 2-3,

Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan hadis terkait. ● Secara berkelompok mencari contoh-contoh

nyata sikap gemar beramal saleh dan berbaik

sangka kepada sesama di sekolah dan di

masyarakat. ● Mendiskusikan manfaat yang ditimbulkan oleh

sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka

kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. ● Mendiskusikan dan merumuskan makna Q.S.

al-‟Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan

hadis terkait. ● Menghubungkan sikap gemar beramal saleh

dan berbaik sangka kepada sesama dalam

kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. al-

‟Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan

Hadis terkait. ● Merumuskan manfaat yang ditimbulkan oleh

sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka

kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. ● Memaparkan rumusan makna Q.S. al-‟Asr/ 103:

2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait. ● Memaparkan hubungan sikap gemar beramal

saleh dan berbaik sangka kepada sesama dalam

kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. al-

‟Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan

Hadis terkait. ● Memaparkan pentingnya perilaku gemar

beramal saleh dan berbaik sangka kepada

sesama. ● Memaparkan manfaat yang ditimbulkan oleh

Page 129: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

113

113

sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka

kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. ● Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki

paparan. ● Menyusun kesimpulan.

1.9. melaksanakan salat

sunah berjamaah dan

munfarid sebagai

perintah agama.

2.9. menunjukkan perilaku

peduli dan gotong

royong sebagai

implementasi

pemahaman salat sunah

berjamaah dan

munfarid.

1.10. melaksanakan sujud

syukur, sujud tilawah,

dan sujud sahwi sebagai

perintah agama.

2.10. menunjukkan perilaku

tertib sebagai

implementasi dari sujud

syukur, sujud tilawah,

dan sujud sahwi

Bab 4

Salat Sunah dan

Macam-Macam

Sujud

A. Salat Sunah

B. Macam-macam

Sujud

● Mengamati dan memberi komentar gambar atau

tayangan yang terkait dengan salat sunah

berjamaah dan munfarid. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

tata cara salat sunah berjamaah dan munfarid. ● Membaca dan mencermati dalil naqli tentang

tatacara salat sunah berjamaah dan munfarid

beserta artinya. ● Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang

terkait dengan ibadah salat sunah berjamaah

dan munfarid. ● Mengajukan pertanyaan tentang tatacara salat

sunah berjamaah dan munfarid beserta artinya. ● Mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya

salat sunah yang dilakukan baik secara

berjamaah maupun munfarid. ● Secara berkelompok mencari data dan

informasi tentang dalil naqli, ketentuan, tata

cara, dan manfaat salat sunah berjamaah dan

munfarid dari berbagai media/literatur. ● Mengumpulkan dan mengelompokkan macam-

macam salat sunah yang dikerjakan secara

berjamaah maupun munfarid. ● Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara,

dan manfaat salat sunah berjamaah dan

munfarid. ● Berlatih mempraktikkan salat sunah berjamaah

dan munfarid. ● Mengolah informasi mengenai dalil naqli,

ketentuan, tata cara, dan manfaat salat sunah

berjamaah dan munfarid menjadi paparan yang

menarik. ● Merumuskan prosedur praktik salat sunah

berjamaah dan munfarid. ● Menyajikan paparan mengenai dalil naqli,

ketentuan, tata cara, dan manfaat salat sunah

berjamaah dan munfarid. ● Mendemonstrasikan praktik salat sunah

berjamaah dan munfarid. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan. ● Menonton dan mencermati gambar atau

tayangan yang terkait dengan tatacara sujud

syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Mengamati secara langsung praktik tatacara

pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah,

dan sujud sahwi. ● Mencermati, menyimak, dan membaca kembali

penjelasan tentang tatacara pelaksanaan sujud

syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.

Page 130: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

114

114

● Mencermati dan membaca dalil naqli mengenai

sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Mengajukan pertanyaan tentang sujud syukur,

sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Mengajukan pertanyaan terkait dengan tatacara

pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah,

dan sujud sahwi. ● Secara berkelompok menggali informasi

tentang tatacara pelaksanaan sujud syukur,

sujud tilawah, dan sujud sahwidari berbagai

sumber. ● Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara,

dan manfaat sujud syukur, sujud tilawah, dan

sujud sahwi. ● Berlatih mempraktikkan sujud syukur, sujud

tilawah, dan sujud sahwi. ● Mengolah informasi mengenai dalil naqli,

ketentuan, tata cara, dan manfaat sujud syukur,

sujud tilawah, dan sujud sahwimenjadi paparan

yang menarik. ● Merumuskan prosedur praktik pelaksanaan

sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Menyajikan paparan mengenai dalil naqli,

ketentuan, tata cara, dan manfaat sujud syukur,

sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Mendemonstrasikan praktik pelaksanaan sujud

syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.

1.13. meyakini bahwa

pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada

masa Bani Umayah

sebagai bukti nyata

agama Islam

dilaksanakan dengan

benar.

2.13. menunjukkan perilaku

tekun sebagai

implementasi dalam

meneladani ilmuwan

pada masa Bani

Umayyah.

3.13. memahami sejarah

pertumbuhan ilmu

pengetahuan masa

Bani Umayah.

4.13. menyajikan rangkaian

sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada

masa Bani Umayah.

Bab 5

Perkembangan Ilmu

Pengetahuan pada

Masa Bani Umayyah

A. Ilmu Pengetahuan

pada Masa Bani

Umayyah

B. Ilmuwan Muslim

dan Peranannya

pada Masa Bani

Umayyah

● Membaca dan mencermati teks atau bacaan

tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa Umayah. ● Menyaksikan film atau tayangan yang terkait

dengan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa Umayah. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

sejarah sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa Umayah. ● Mengajukan pertanyaan tentang sejarah

pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa

Umayah. ● Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor

yang mendukung terjadinya pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada masa Umayah. ● Secara berkelompok mengumpulkan data dan

informasi mengenai bukti-bukti sejarah

pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa

Umayah. ● Mendiskusikan karya dan kiprah tokoh-tokoh

ilmuwan muslim pada masa Umayah. ● Mengolah data dan informasi mengenai bukti-

bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa Umayah menjadi paparan yang

menarik. ● Merumuskan karyadan kiprah tokoh-tokoh

Page 131: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

115

115

ilmuwan muslim pada masa Umayah. ● Memaparkan data dan informasi mengenai

bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada masa Umaya. ● Memaparkan karya dan kiprah tokoh-tokoh

ilmuwan muslim pada masa Umayah. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.

1.2. terbiasa membaca al-

Qur‟an dengan

meyakini bahwa Allah

memerintahkan untuk

mengonsumsi

makanan dan

minuman yang halal

dan bergizi.

1.12. meyakini ketentuan

makanan dan minuman

yang halal dan haram

berdasarkan al-Qur‟an

dan Hadis.

2.2. terbiasa mengonsumsi

makanan dan

minuman yang halal

dan bergizi dalam

kehidupan seharihari

sebagai implementasi

pemahaman Q.S. an-

Nahl/16: 114dan

Hadis terkait.

2.12. menunjukkan perilaku

hidup sehat dengan

mengonsumsi

makanan dan minuman

halal.

3.2. memahami Q.S. an-

Nahl/16: 114dan

Hadis terkait tentang

mengonsumsi

makanan dan

minuman yang halal

dan bergizi dalam

kehidupan sehari-hari.

3.12. memahami ketentuan

makanan dan minuman

yang halal dan haram

berdasarkan al-Qur‟an

dan Hadis.

4.2.1. membaca Q.S. an-

Bab 6

Memahami Ayat-

Ayat Al-Qur’an (2)

A. Surah an-Nahl [16]

Ayat 114

B. Makanan yang

Halal dan Haram

A. Menyembelih

Binatang yang

Halal

● Mencermati bacaan Q.S. an-Nahl/16: 114. ● Menyimak Q.S. an-Nahl/16: 114 serta Hadis

tentang mengonsumsi makanan dan minuman

yang halal dan bergizi. ● Menyimak penjelasan tentang hukum bacaan

tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan ra. ● Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya

belajar al-Qur‟an, apa manfaat belajar ilmu

tajwid, atau pertanyaan lain yang relevan. ● Mengajukan pertanyaan mengenai hokum

bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan

ra. ● Secara berkelompok mencari dan

mengumpulkan lafaz yang mengandung hukum

bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan

ra di dalam mushaf al-Qur‟an. ● Diskusi menyusun arti kataQ.S. an-Nahl/ 16:

114. menjadi terjemah secara utuh. ● Secara berpasangan membaca dan

menghafalkanQ.S. an-Nahl/ 16: 114. ● Melakukan koreksi secara berkelompok

terhadap hasil pengumpulan lafaz yang

mengandung bacaan tafkhim dan tarqiq pada

lam jalalah dan ra. ● Merumuskan, mengoreksi, dan memperbaiki

hasil penerjemahan. ● Mengidentifikasi dan mengklasifikasi lafal

yang mengandung hukum bacaan mim sukun

yang terdapat pada Q.S. an-Nahl/ 16: 114. ● Mendemonstrasikan hafalan Q.S. an-Nahl/ 16:

114. ● Menyajikan paparan hasil pencarian hukum

bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan

radalam Q.S. an-Nahl/ 16: 114. ● Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi

makna Q.S. an-Nahl/ 16: 114. ● Menanggapi paparan maknaQ.S. an-Nahl/ 16:

114. ● Menyusun kesimpulan makna ayat dengan

bimbingan guru. ● Membaca dan mencermati teks yang

menyajikan materi tentang makanan dan

minuman yang halal dan haram. ● Mencermati gambar atau tayangan yang terkait

makanan dan minuman yang halal dan haram. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

makanan dan minuman yang halal dan haram.

Page 132: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

116

116

Nahl/16: 114terkait

dengan tartil.

4.2.2. menunjukkan hafalan

Q.S. an-Nahl/16: 114

serta Hadis terkait

dengan lancar.

4.2.3 menyajikan

keterkaitan

mengonsumsi

makanan dan

minuman yang halal

dan bergizi dalam

kehidupan sehari-

haridengan pesan Q.S.

an-Nahl/16: 114.

4.12 menyajikan hikmah

mengonsumsi makanan

yang halal dan bergizi

sesuai ketentuan dengan

al-Qur‟andan Hadis.

● Mencermati dan membaca dalil naqli tentang

makanan dan minuman yang halal dan haram. ● Mengajukan pertanyaan tentang makanan dan

minuman yang halal dan haram. ● Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan

jenis makanan yang diharamkan. ● Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan

jenis minuman yang diharamkan. ● Secara berkelompok mencari data dan

informasi tentang dalil naqli dan ketentuan

mengenai makanan dan minuman yang halal

dan yang diharamkan. ● Mendiskusikan skema tentang jenis-jenis

makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan. ● Mendiskusikan manfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal. ● Mendiskusikan bahaya dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang diharamkan. ● Mengolah data dan informasi tentang dalil

naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan

menjadi paparan yang menarik. ● Merumuskan skema tentang jenis-jenis

makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan. ● Merumuskanmanfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal. ● Merumuskan bahaya dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang diharamkan. ● Memaparkan data dan informasi tentang dalil

naqli dan ketentuan mengenai makanan dan

minuman yang halal dan yang diharamkan. ● Memaparkan skema tentang jenis-jenis

makanan dan minuman yang halal dan yang

diharamkan. ● Memaparkan manfaat dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang halal. ● Memaparkan bahaya dari mengonsumsi

makanan dan minuman yang diharamkan. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.

1.4 beriman kepada Rasul

Allah Swt.

2.4 menunjukkan perilaku

amanah sebagai

implementasi iman

kepada Rasul Allah

Swt.

3.4 memahami makna

beriman kepada Rasul

Allah Swt.

4.4 menyajikan dalil naqli

tentang iman kepada

Bab 7

Iman kepada Rasul-

Rasul Allah Swt.

A. Pengertian, Tugas,

dan Fungsi

Beriman kepada

Rasul-Rasul Allah

Swt.

B. Nama-nama Rasul

Ulul Azmi

C. Meneladani Sifat-

sifat Rasul Allah

● Membaca dan mencermati teks bacaan tentang

materi iman kepada nabi dan rasul. ● Mengamati gambar atau tayangan yang terkait

dengan iman kepada nabi dan rasul. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

iman kepada nabi dan rasul. ● Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul

sebagai utusan Allah Swt. ● Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang

iman kepada nabi dan rasul. ● Mengajukan pertanyaan fungsi nabi dan rasul

diutus ke muka bumi. ● Menggali informasi sejarah perjuangan dan

Page 133: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

117

117

Rasul Allah Swt. Swt. ajaran para nabi dan rasul melalui berbagai

sumber. ● Secara berkelompok mendiskusikan tugas para

nabi dan rasul. ● Secara berkelompok mendiskusikan keberadaan

para rasul yang mendapat gelar ulul „azmi. ● Menghubungkan sejarah perjuangan dan ajaran

antara satu nabi dengan nabi yang lainnya. ● Merumuskan tugas para nabi dan rasul serta

perubahan yang dialami oleh umatnya. ● Menyimpulkan keberadaan para rasul yang

mendapat gelar ulul „azmi. ● Menyajikan paparan mengenai hubungan

sejarah perjuangan dan ajaran antara satu nabi

dengan nabi yang lainnya. ● Memaparkan rumusan tugas para nabi dan rasul

serta perubahan yang dialami oleh umatnya. ● Memaparkan keberadaan para rasul yang

mendapat gelar ulul „azmi. 1.5 meyakini bahwa

minuman keras, judi,

dan pertengkaran

adalah dilarang oleh

Allah Swt.

2.5 menunjukkan perilaku

menghindari minuman

keras, judi, dan

pertengkaran dalam

kehidupan sehari-hari.

3.5 memahami bahaya

mengonsumsi

minuman keras, judi,

dan pertengkaran.

4.5 menyajikan dampak

bahaya mengomsumsi

minuman keras, judi,

dan pertengkaran

Bab 8

Menghindari Akhlak

Tercela

A. Menghindari

Minuman Keras

B. Menghindari Judi

C. Menghindari

Permusuhan dan

Perselisihan

● Mengamati dan memberi komentar gambar atau

tayangan yang terkait dengan bahaya

mengonsumsi minuman keras, judi, dan

pertengkaran. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan

pertengkaran. ● Membaca Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32

serta Hadis terkait beserta artinya. ● Mengajukan pertanyaan tentang bahaya

mengonsumsi minuman keras, judi, dan

pertengkaranatau pertanyaan lain yang relevan

dan aktual. ● Mendiskusikan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–

91 da n 32 serta Hadis terkait. ● Secara berkelompok mencari contoh-contoh

nyata bahaya mengonsumsi minuman keras,

judi, dan pertengkaran dalam kehidupan sehari-

hari melalui berbagai sumber. ● Merumuskan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91

dan 32 serta Hadis terkait. ● Menghubungkan bahaya mengonsumsi

minuman keras, judi, dan pertengkaran dengan

makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta

Hadis terkait. ● Menyajikan rumusan makna Q.S. al-Māidah/5:

90–91 dan 32 serta hadis terkait. ● Memaparkan hubungan antara bahaya

mengonsumsi minuman keras, judi, dan

pertengkaran dengan makna Q.S. al-Māidah/5:

90–91 dan 32 serta Hadis terkait. ● Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki

paparan. ● Menyusun kesimpulan.

1.11 menjalankan puasa

wajib dan sunah

Bab 9 ● Membaca literatur yang menyajikan materi

tentang puasa sunah dan puasa wajib.

Page 134: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

118

118

sebagai perintah

agama.

2.11 menunjukkan perilaku

empati sebagai

implementasi puasa

wajib dan sunah.

3.11 memahami tata cara

puasa wajib dan sunah.

4.11 menyajikan hikmah

pelaksanaan puasa

wajib dan puasa sunah.

Puasa Wajib dan

Puasa Sunah

A. Puasa Wajib

C. Puasa Sunah

● Mengamati gambar atau tayangan yang terkait

puasa wajib dan puasa sunah melalui berbagai

sumber dan media. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

ketetuan puasa wajib dan puasa sunah. ● Mencermati dan membaca dalil naqli puasa

wajib dan puasa sunah. ● Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang

puasa wajib. ● Mengajukan pertanyaan tentang puasa sunah. ● Secara berkelompok mencari data dan

informasi tentang dalil naqli, ketentuan, tata

cara, manfaat, dan halangan puasa wajibdan

puasa sunah. ● Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara,

manfaat, dan halangan puasa wajib dan puasa

sunah. ● Mendiskusikan hikmah puasa wajib dan puasa

sunah. ● Mengolah informasi mengenai dalil naqli,

ketentuan, tata cara, manfaat, dan halangan

puasa wajib dan puasa sunah menjadi paparan

yang menarik. ● Merumuskan hikmah pelaksanaan puasa wajib

dan puasa sunah. ● Merumuskan hubungan antara ibadah puasa

dengan manfaat dan hikmahnya. ● Menyajikan paparan mengenai dalil naqli,

ketentuan, tata cara, manfaat, dan halangan

puasa wajib dan puasa sunah. ● Memaparkan hikmah pelaksanaan puasa wajib

dan puasa sunah. ● Memaparkan hubungan antara ibadah puasa

dengan manfaat dan hikmahnya. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.

1.14 meyakini bahwa

pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada

masa Abbasiyah

sebagai bukti nyata

agama Islam

dilaksanakan dengan

benar.

2.14 menunjukkan perilaku

gemar membaca

sebagai implementasi

dalam meneladani

ilmuwan pada masa

Abbasiyah.

3.14 memahami sejarah

pertumbuhan ilmu

pengetahuan masa

Bab 10

Sejarah Ilmu

Pengetahuan pada

Masa Bani Abbasiyah

A. Ilmu Pengetahuan

pada Masa Bani

Abbasiyah

B. Ilmuwan Muslim

dan Karya-

Karyanya yang

Terkenal pada

Masa Bani

Abbasiyah

● Membaca dan mencermati teks atau bacaan

tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa Abbasiyah. ● Menyaksikan film atau tayangan yang terkait

dengan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa Abbasiyah. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai

sejarah sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa Abbasiyah ● Mengajukan pertanyaan tentang sejarah

pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa

Abbasiyah. ● Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor

yang mendukung terjadinya pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada masa Abbasiyah. ● Secara berkelompok mengumpulkan data dan

informasi mengenai bukti-bukti sejarah

pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa

Abbasiyah.

Page 135: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

119

119

Abbasiyah.

4.14 menyajikan rangkaian

sejarah pertumbuhan

ilmu pengetahuan pada

masa Abbasiyah.

● Mendiskusikan karya dan kiprah tokoh-tokoh

ilmuwan muslim pada masa Abbasiyah. ● Mengolah data dan informasi mengenai bukti-

bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan

pada masa Abbasiyah menjadi paparan yang

menarik. ● Merumuskan karyadan kiprah tokoh-tokoh

ilmuwan muslim pada masa Abbasiyah. ● Memaparkan data dan informasi mengenai

bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu

pengetahuan pada masa Abbasiyah. ● Memaparkan karyadan kiprah tokoh-tokoh

ilmuwan muslim pada masa Abbasiyah. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.

Mengetahui,

KepalaSekolah

Yati Suwartini, M.Pd.

Jakarta, 16 Juli 2018

Guru Mata Pelajaran

H. Kuncoro Widagdho, S.Ag., M.Pd.

Page 136: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

120

120

” PROFIL SEKOLAH ”

1. Nama Sekolah : SMP LABSCHOOL KEBAYORAN

2. No. Statistik Sekolah/NDS : 200104168

3. Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2

4. Alamat Sekolah : Jl. KH. Ahmad Dahlan No.14, Kramat Pela

: Kecamatan Kebayoran Baru

: Kabupaten/Kota Jakarta Selatan

: Propinsi DKI Jakarta

5. Telepon/Fax Sekolah : 021-7257367 / 021-7208966

6. Telepon/HP Kepala Sekolah : 021- 021-7257367 / 08128739491

7. E-mail Kepala Sekolah : [email protected]

8. Telepon/HP Waka Sekolah : /

9. E-mail Waka Sekolah :

10. Status Sekolah : Swasta

11. Nilai Akreditasi Sekolah : Terakreditasi ” A ”

12. Website Sekolah : http://www.labschool-unj.sch.id

13. E-mail Sekolah : [email protected]

Page 137: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

121

121

Page 138: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

122

122

Page 139: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

123

123

Lampiran 8

BIODATA PENULIS

Rohmah Hidayanti Ningrum, lahir di Bogor, 02 Februari

1996, anak bungsu dari dua bersaudara, putri dari Bapak

Yoni Saparin dan Ibu Karti. Pendidikan penulis dimulai

dari asuhan seorang ibu sampai saat ini. Penulis memasuki

pendidikan formal pertama di TK Gembira, lulus pada

tahun 2001. Kemudian dilanjutkan ke jejang sekolah dasar

pada tahun 2001 di SD Negeri Wanaherang 04 yang

berlokasi di daerah kelahirannya, kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan

sekolah di SMP Negeri 1 Gunung Putri, lulus pada tahun 2010. Dan pada tahun

2011, penulis bersekolah di SMA Negeri 1 Gunung Putri, lulus pada tahun 2014.

Di tahun yang sama, penulis menempuh studi Strata 1 (S1) di Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 140: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

124

124

Page 141: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

125

125

Page 142: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

126

126

Page 143: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

127

127

Page 144: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

128

128

Page 145: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

129

129

Page 146: PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46089/1/Rohmah...i i PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

130

130