penerapan keterampilan bertanya dalam...
TRANSCRIPT
i
i
PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SMP LABSCHOOL KEBAYORAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh:
Rohmah Hidayanti Ningrum
NIM: 11140110000073
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
ii
ii
iii
iii
iv
iv
v
v
vi
vi
i
i
ABSTRAK
Rohmah Hidayanti Ningrum (NIM 11140110000073). Penerapan
Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMP Labschool Kebayoran.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang, tujuan,
persiapan guru, pelaksanaan, serta manfaat penerapan keterampilan bertanya
dalam pembelajan PAI di kelas VIII SMP Labschool Kebayoran. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai dengan bulan Maret 2019.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan
data dilakukan melalui prosedur cek ulang secara cermat, ketekunan pengamatan,
dan triangulasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang diterapkannya
keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI adalah atas dasar keresahan guru
terhadap pembelajaran yang cenderung monoton, dan siswa cenderung pasif
dalam proses pembelajaran. Selain itu juga alokasi waktu yang kurang memadai,
membuat guru lebih ekstra dalam penyampaian materi ajar. Tujuan dari penerapan
keterampilan bertanya ini adalah agar pembelajaran menjadi lebih aktif, siswa
turut aktif dalam proses pembelajaran karena pembelajaran tidak lagi monoton,
dan siswa dapat lebih fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.
Selanjutnya persiapan yang dilakukan guru dalam penerapan keterampilan
bertanya ini adalah dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, yang diiringi
dengan penggunaan media presentasi yang menarik, sehingga siswa merasakan
kenyamanan dalam pembelajaran. Namun, dalam RPP ini masih terdapat
kelemahan, yaitu kurang jelasnya posisi keterampilan bertanya, hanya terdapat
metode tanya jawab. Penerapan keterampilan bertanya ini dilakukan dengan jalan
metode tanya jawab antara guru dengan siswa. Dalam penerapan keterampilan
bertanya ini, guru dapat mengimplementasikan keterampilan bertanya dasar dan
lanjutan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Keterampilan bertanya ini
secara umum bermanfaat guna meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Secara lebih spesifik, menurut siswa, siswa dapat ikut turut aktif
bertanya, dan pembelajaran menjadi seru dan menyenangkan. Sedangkan bagi
guru, dengan keterampilan bertanya ini, siswa dapat memahami materi yang
dipelajari, dan siswa lebih berani dalam mengemukakan pendapat sehingga siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci: Keterampilan Bertanya, PAI, Metode.
ii
ii
ABSTRACK
Rohmah Hidayanti Ningrum (NIM 11140110000073). The Implementations
of Question Skills in Islamic Education Learning at SMP Labschool
Kebayoran.
This research aims to describe the background, objectives, preparation of
teachers, the implementation, as well as the benefits of the application of skill ask
in PAI learning in class VIII at SMP Labschool Kebayoran. This research was
carried out in July 2018 up to March 2019.
As for this type of research is qualitative research methods. Data collection
procedure used namely observation, interviewing, documentation, and questioner.
Examination and checking of the validity of the data is done through checks
resetting procedure carefully, perseverance, observation and triangulation. While
the data analysis done by the data collection, reduction of the data, the
presentation of data, and the withdrawal of the conclusion.
The results showed that the background applied to PAI learning in
question skills is the foundation of teacher unrest against learning tends to be
monotonous, and students tend to be passive in the process of learning. In
addition, the inadequate time allocation, make teachers more extras in the delivery
of teaching material. The purpose of the application of skill ask this is so that
learning becomes more active, students takes part actively in the learning process
because the learning is no longer a monotonous, and students can better focus on
ongoing learning. Further preparation is done in the implementation of teacher
skills to ask this is to plan the implementation of learning, who accompanied with
usage of media presentations, so that students feel comfortable learning. However,
in this RPP there is still weakness that is less obviously a position of skill ask,
there are only question and answer methods. The application of skill ask this is
done with the method of question and answer between teachers with students. In
applying the skills asked this, teachers can implement the skills asked suit with
basic and advanced level students. Asked in general skills useful in order to
increase the participation of students in learning activities. More specifically,
according to students, students can participate actively participated and asked, and
learning becomes fun and enjoyable. As for teachers, with the skills of ask this,
students can understand the material studied, and students more courageous in
suggested so the students more actively in the learning process.
Keywords: Question Skills, PAI, Method.
iii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalamu‟alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil „aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Penerapan Keterampilan Bertanya dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Labschool Kebayoran”. Shalawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. berserta
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan pernah
terwujud tanpa ada bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk arahan,
bimbingan, serta dorongan motivasi yang diberikan kepada penulis. Oleh sebab
itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Asril DT Paduko Sindo, MA., selaku Dosen Penasehat Akademik
yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam menempuh studi
S1 di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
5. Ibu Heny Narendrany Hidayati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah mendidik
dan memberikan ilmu kepada penulis dalam melaksanakan studi di Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
iv
iv
7. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., dan Ibu Hj. Marhamah Saleh, Lc.
MA., selaku Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang senantiasa
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Ibu Isti, selaku Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam yang sigap membantu
dalam hal administratif.
9. Bapak Drs. Mukhirin, M.Pd.I., guru Pendidikan Agama Islam (guru pamong
PPKT) di SMP Negeri 10 Tangerang Selatan, yang telah memberi arahan dan
motivasi serta doa kepada penulis agar terselesaikannya penulisan skripsi ini.
10. Ibu Yati Suwartini, M.Pd., selaku Kepala SMP Labschool Kebayoran yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP
Labschool Kebayoran.
11. Ibu Yulinda Asnita, M.Pd., selaku Wakil Kepala SMP Labschool Kebayoran
bidang Akademik yang telah memberikan arahan dan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di SMP Labschool Kebayoran.
12. Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd., selaku Guru Pendidikan Agama Islam
kelas VIII di SMP Labschool Kebayoran yang telah menyediakan waktu
pembelajaran untuk penulis teliti di SMP Labschool Kebayoran.
13. Siswa-siswi kelas VIII-A dan VIII-C SMP Labschool Kebayoran yang telah
membantu penulis dalam penelitian.
14. Ibu Lestari, selaku Tata Usaha SMP Labschool Kebayoran yang telah
membantu dalam hal administrasi dan memberi dorongan kepada penulis
dalam penelitian ini.
15. Teristimewa, kedua orangtuaku tercinta, Bapak Yoni Saparin dan Ibu Karti,
yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan cinta dan kasih sayang,
dan selalu memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Semoga
Allah SWT senantiasa memberkahi dan melindungi Bapak dan Ibu.
16. Kakakku tercinta Mas Rohmat Giri Ayon, serta kakak iparku Mbak Diah
Kartika Fury yang selalu memberikan doa, semangat, dan kasih sayang
kepada penulis. Dan juga, keponakanku tersayang Adik Zaky Ahmad
Cakrawangsa yang selalu menjadi penyemangat dan kegembiraan bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
v
17. My partner, Kanda Yusfik Helmi Koto, yang setia menemani, senantiasa
memberikan doa, kasih sayang, dan dorongan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
18. Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2014, Mafaza PAI A, Pukis PAI B dan khususnya Apache
(kelas PAI C) yang telah memberikan semangat dan bantuannya selama ini,
semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin dan diberkahi Allah SWT.
19. Sahabat yang selalu menemani sejak semester awal kuliah, Riska Rudithia
Lestari dan Faridatunnuha KAF. Semoga persahabatan ini terjalin sampai
kapanpun dan diberkahi Allah SWT.
20. Nengku, sahabat terdekat, Siti Badriati Chaniago, yang senantiasa memberi
semangat dan mendoakan penulis. Semoga persahabatan ini senantiasa
terjalin dengan baik dan diberkahi Allah SWT.
21. Uswatun Hasanah (Ana) dan Teteh Irma Rahma Sari Putri, sahabat
seperjuangan yang senantiasa memberi semangat, serta doanya diberikan
kepada penulis. Semoga persahabatan ini diberkahi Allah SWT.
22. Serta semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk dapat
memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri,
pembaca dan masyarakat pada umumnya. Aamiin.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 22 April 2019
Penulis
Rohmah Hidayanti Ningrum
NIM. 11140110000073
vi
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACK .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8
D. Perumusan Masalah .............................................................................. 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori .......................................................................................... 11
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam......................................... 11
2. Perencanaan Pembelajaran ............................................................. 15
3. Keterampilan Bertanya................................................................... 21
4. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI ........ 33
B. Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 35
vii
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 38
B. Latar Penelitian .................................................................................... 38
C. Metode Penelitian ................................................................................ 38
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................... 39
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................... 43
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMP Labschool Kebayoran ....................................................... 45
B. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI .............. 49
1. Latar Belakang dan Tujuan Penerapan Keterampilan Bertanya .... 60
2. Perencanaan Pembelajaran Guru.................................................... 61
3. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI ........ 62
4. Manfaat Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ............................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 67
B. Saran ..................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69
LAMPIRAN .................................................................................................... 73
viii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Wawancara ...................................................................... 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi ......................................................................... 41
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner ....................................................... 42
Tabel 4.1 Data Peserta Didik 5 (Lima) Tahun Terakhir ................................ 47
Tabel 4.2 Penerapan Metode .......................................................................... 50
Tabel 4.3 Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran ............................................ 53
Tabel 4.4 Kesiapan Siswa .............................................................................. 54
Tabel 4.5 Keaktifan Guru ............................................................................... 54
Tabel 4.6 Manfaat yang dirasakan Siswa ....................................................... 58
ix
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Pembelajaran PAI di kelas VIII A dan VIII C ........................... 52
Gambar 4.2 Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di kelas VIII A dan VIII C ................ 56
Gambar 4.3 Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI .... 57
x
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil Observasi
Lampiran 2: Hasil Wawancara
Lampiran 3: Instumen Kuesioner
Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 5: Silabus Pembelajaran
Lampiran 6: Profil Sekolah
Lampiran 7: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 8: Biodata Penulis
1
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan
sekaligus masa depan. Sejalan dengan hal tersebut, visi dari pendidikan nasional
menurut rumusan Depdikbud adalah “terwujudnya individu baru yang memiliki
sikap dan wawasan keimanan dan akhlak tinggi, kemerdekaan dan demokrasi,
toleransi dan menjunjung hak asasi manusia, saling pengertian, dan berwawasan
global.”1
Adapun tujuan dari pendidikan nasional adalah membangun bangsa dan
negara Indonesia lebih baik sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.2
Penyelanggaraan pendidikan dapat berjalan melalui proses pembelajaran,
dimana setiap komponen saling berhubungan satu sama lain. “Pembelajaran
adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan
melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.”3
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan perilaku.4
1 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 17. 2 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, h. 6. 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2014), h. 131. 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 27.
2
2
Dalam belajar, yang terpenting adalah proses bukan hasil yang
diperolehnya. Ini artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun
orang lain hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar
belajar itu mendapatkan hasil yang baik. Dan agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai, maka dibutuhkan interaksi dalam proses pembelajran antara guru dengan
siswa ataupun siswa dengan siswa.
Sebagai seorang guru, hendaknya juga mampu memberikan pelayanan
yang sama kepada semua siswa sehingga siswa yang menjadi tanggung jawab
seorang guru di kelas merasa mendapatkan perhatian yang sama. Untuk
memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh siswa tentunya kita perlu
mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan yang sudah dirumuskan
secara matang dalam setiap rencana pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan
sempurna.5
Seorang guru tidak dapat dengan serta merta menuangkan sesuatu ke
dalam benak para siswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa
yang mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa
adanya peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikkan,
dan barangkali bahkan mengajarkannya kepada siswa yang lain, proses belajar
yang sesungguhnya tidak akan terjadi.6 Ini artinya bahwa, seorang guru yang
profesional mempu memahami apa yang diajarkannya, menguasai bagaimana
mengajarkannya dan yang tidak kalah pentingnya menyadari benar mengapa dia
menetapkan pilihan terhadap kegiatan belajar mengajar tersebut.
Melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang
mudah dan dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi
mengajar itu merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan dan
didesain sedemikian rupa dengan mengikuti langkah-langkah dan prosedur
5 Ibid.
6 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Terj. Raisul
Muttaqien, (Bandung: Nuansa Cendekia, 2016), h. 27.
3
3
tertentu. Sehingga dengan demikian pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang
diharapkan.7
Guru adalah motor penggerak aktivitas murid dalam belajar, terutama bila
ada hambatan-hambatan, ketidaklancaran yang sumbernya pada murid itu sendiri.
“Tugas guru yang utama adalah mengorganisasi proses belajar mengajar,
merencanakan bagaimana caranya agar peserta didik dapat belajar dengan aktif,
rajin, teliti, dan tekun.”8
Untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, seorang guru harus
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan, yang diharapkan dapat
membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi edukatif. Rusman
menjelaskan bahwa “keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa
bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh
seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas
pembelajarannya secara terencana dan profesional.”9
Kualitas pendidikan paling utama tergantung pada guru yang membimbing
dan melaksanakan aktivitas pendidikan di sekolah. Guru yang mengajar di kelas
dituntut untuk menyediakan dan menjaga kinerja yang terbaik. Namun, pada
nyatanya kualitas pendidikan di Indonesia belum menunjukkan hasil yang
maksimal.
Data UNESCO dalam Global Education Monitoring Report 2016
memperlihatkan pendidikan di Indonesia hanya menempati peringkat ke-10 dan
14 negara berkembang.10
Selanjutnya, hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) pada
tahun 2015 yang menguji untuk dua bidang yaitu pedagogik dan profesional,
menunjukkan rata-rata nasional sebesar 53,02. Dan bila dirinci lagi, untuk hasil
7 Syarifuddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005), h. 84. 8 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012), h. 116. 9 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), h. 80. 10
Syarifudin Yunus, Mengkritisi Kompetensi Guru, dalam Skripsi Vira Alfia Belqis
“Impelementasi Keterampilan Dasar Mengajar Guru pada Pembelajaran Unit Of Inquiry di Kelas
II SD Madania Bogor”, Jakarta, 2018.
4
4
UKG pada kompetensi pedagogik saja, rata-rata nasional hanya 48,94, yakni
berada di bawah standar kompetensi minimal yaitu 55.11
Data tersebut di atas menunjukkan, bahwa pedagogik yakni cara mengajar
guru masih dikategorikan kurang baik, dan sangat perlu untuk diperhatikan.
Karena cara mengajar yang kurang baik akan berdampak pada proses atau
aktivitas pembelajaran yang membosankan bagi siswa di kelas.
Selanjutnya juga, selain masalah kompetensi guru, dalam proses
pembelajaran siswa belum banyak terangsang aktif dalam kegiatan belajar di kelas
seperti mengajukan pertanyaan dari materi yang dipelajari, karena siswa tidak
terlatih dalam mengajukan pertanyaan, siswa juga seringkali ditemukan kurang
percaya diri dengan konsep yang dimilikinya atau siswa tidak diberi kesempatan
bertanya oleh guru. Dalam proses pembelajaran, seorang guru dapat mengajukan
pertanyaan kepada siswa untuk memancing keaktifan siswa. Pertanyaan biasanya
diajukan oleh guru pada saat awal memulai pelajaran dan atau akhir pelajaran.
Pertanyaan biasanya dijawab oleh siswa tertentu saja, tidak semua turun aktif
dalam menjawab pertanyaan. Apabila guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, hanya terlihat beberapa siswa saja yang aktif mengajukan
pertanyaan.
Untuk merangsang terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran,
diperlukan sebuah keterampilan mengajar yang dikuasai guru. Keterampilan
mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai
integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Terdapat
delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas
pembelajaran, yaitu “keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan
variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan
11
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , “Uji Kompetensi Guru 2015”,
www.kemendikbud.go.id/uji-kompetensi-guru-2015, pada Jakarta, 4 Januari 2016, diakses pada
Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 06.03 WIB.
5
5
perorangan.”12
Keutuhan delapan keterampilan mengajar tersebut merupakan
kunci keberhasilan pembelajaran.
Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip
dasar tersendiri. Termasuk keterampilan bertanya guru atau keterampilan bertanya
siswa akan berpengaruh terhadap kesegaran proses pembelajaran.
Penerapan keterampilan dasar mengajar, dalam hal ini adalah keterampilan
bertanya, pada praktik pendidikan haruslah dikuasai dengan benar dan
dilaksanakan secara konsisten oleh guru karena dalam langkah-langkah yang
dilakukan tersebutlah yang dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan yang baik
sesuai dengan keberhasilan yang akan dicapai dari keunggulan keterampilan
bertanya.13
Dalam jurnal pendidikan lainnya, disebut bahwa pada proses keterampilan
bertanya guru dituntut memiliki keterampilan bertanya dasar maupun lanjutan.
Meskipun pada dasarnya guru melakukan kegiatan bertanya jawab dengan siswa,
namun tujuan sebenarnya adalah mengupayakan siswa pun memiliki kemampuan
aktif bertanya.14
Mengenai keterampilan bertanya guru, juga disinggung dalam standar
proses pendidikan yang salah satu isinya bahwa “Guru mendorong dan
menghargai peserta didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.”15
Isi dalam standar proses tersebut diharapkan mampu dilaksanakan oleh
guru dalam proses pembelajaran, agar nantinya tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Isalam (PAI) di kelas seringkali
siswa kurang memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga
apabila diberikan kesempatan untuk bertanya oleh guru, siswa hanya diam saja,
12
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 284. 13
Sri Lestari, “Keterampilan Bertanya Lanjut dalam Upaya Membiasakan Siswa Gemar
Bertanya dan Menyampaikan Pendapat dengan Benar dalam Proses Pembelajaran”, Jurnal
Ilmiah PGSD Vol. VII No.1 April 2015, h. 103. 14
Meiria Sylvi Astuti, “Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa
Kelas 2 SDN Slungkep 03 Menggunakan Model Discover Learning”, Jurnal Scholaria Vol.V No.1
Januari 2015, h. 14. 15
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, h. 10.
6
6
dan ketika diberikan tugas tidak dapat menjawabnya. Hal ini disebabkan karena
siswa kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Ditambah
lagi karena tatap muka jam pelajaran PAI yang hanya 2 jam pelajaran (2x40
menit) dalam satu minggu, menjadi salah satu faktor kurang optimalnya guru
dalam menumbuhkembangkan aktivitas belajar siswa di kelas.
Oleh karena itu, sekolah terutama guru PAI sangat besar peranannya
dalam membantu mengembangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran agama
Islam. Upaya ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara dan metode
pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan dapat dicapai. Yakni dengan guru hendaknya melaksanakan
keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran. Guru perlu menyadari bahwa
pertanyaan berkualitas yang dilontarkan oleh guru kepada siswa atau siswa yang
bertanya kepada guru dapat menjadikan proses pembelajaran tersebut bernilai dan
membuat peserta didik menjadi lebih aktif di kelas. Peserta didik merasa nyaman
dan senang sehingga menjadi lebih terarah dalam proses pembelajaran yang
sedang berlangsung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI, hambatan yang ditemui
pada saat kegiatan belajar mengajar adalah alokasi waktu yang kurang jika
menggunakan metode diskusi kelompok. Serta rendahnya fokus siswa hingga
cenderung pasif dan kurang merespon jika diberi tugas. Oleh karena itu, guru
lebih memaksimalkan metode ceramah yang diiringi dengan keterampilan dasar
mengajar yang kreatif salah satunya keterampilan bertanya sehingga siswa dapat
memfokuskan dirinya kepada pembelajaran yang sedang berlangsung.16
Hal tersebut terlihat sejalan dengan salah satu misi sekolah yakni
“melakukan upaya untuk memberikan kesempatan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan agar memiliki inisiatif dan kemandirian dalam melaksanakan
pembelajaran yang kreatif dan bertanggung jawab.”17
16
Hasil wawancara dengan guru PAI terkait masalah pembelajaran PAI di kelas di SMP
Labschool Kebayoran, Selasa, 24 Juli 2018. 17
SMP Labschool Kebayoran, (www.labschool-unj.sch.id/smpkebayoran), diakses pada
Minggu, 22 Juli 2018.
7
7
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Labschool Kebayoran, sebuah sekolah
yang mulanya dimaksudkan sebagai sekolah laboratorium IKIP Jakarta (saat ini
Universitas Negeri Jakarta) pada tahun 1968. Sekolah ini digunakan untuk praktik
mengajar, penelitian pendidikan dan inovasi pendidikan.18
Berdasarkan hasil pengamatan, dalam pembelajaran PAI di SMP
Labschool Kebayoran, guru PAI mampu mengaplikasikan keterampilan bertanya
dengan baik kepada siswa pada saat proses pembelajaran. Sehingga siswa mampu
fokus dan turut aktif dalam interaksi proses pembelajaran. Sehingga kegiatan
pembelajaran menjadi interaktif dan tidak membosankan.19
Pelaksanaan keterampilan bertanya ini tidak semata-mata spontanitas guru
saja dalam menghadapi situasi pembelajaran, namun memang sudah dirancang
sebelumnya oleh guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dimana
dalam RPP tersebut tercermin kegiatan bertanya baik guru kepada siswa atau
sebaliknya dan juga guru mendorong siswa untuk berani mengemukakan
pendapatnya.
Hal ini dirasa dapat menjadi contoh bagi guru PAI yang lain dalam
mengaplikasikan keterampilan-keterampilan mengajar yang menjadi keterampilan
dasar bagi seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas. Terutama pada
pelaksanaan keterampilan bertanya.
Dilihat dari pentingnya keterampilan dasar yang dimiliki guru terutama
keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai, untuk itu peneliti tertarik untuk mendeskripsikan mengenai keterampilan
bertanya dalam pembelajaran PAI, sehingga dalam penelitian ini peneliti tertarik
untuk mengambil judul “Penerapan Keterampilan Bertanya dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Labschool Kebayoran”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi, yaitu:
18
Ibid. 19
Hasil pengamatan pembelajaran PAI di kelas VIII A SMP Labschool Kebayoran, Rabu,
25 Juli 2018.
8
8
1. Kurangnya perhatian dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
2. Siswa cenderung diam, tidak aktif dan kurang berani bertanya atau pun
mengemukakan pendapat dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Minimnya alokasi waktu pembelajaran.
4. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran di
kelas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah
sebagai berikut: penerapan keterampilan bertanya, pada penelitian ini dibatasi
pada penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam pada siswa kelas VIII di SMP Labschool Kebayoran. Dengan fokus
penelitian untuk mendeskripsikan tentang latar belakang dan tujuan penerapan,
perencanaan guru, penerapan keterampilan bertanya, serta manfaat dari penerapan
keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII
SMP Labschool Kebayoran.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana latar belakang dan tujuan guru menerapkan keterampilan
bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas
VIII di SMP Labschool Kebayoran?
2. Bagaimana perencanaan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di
SMP Labschool Kebayoran?
3. Bagaimana penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di SMP Labschool
Kebayoran?
9
9
4. Apa saja manfaat dari penerapan keterampilan bertanya dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di SMP
Labschool Kebayoran?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk
menjelaskan:
1. Latar belakang dan tujuan guru menerapkan keterampilan bertanya dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di SMP
Labschool Kebayoran.
2. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menerapkan
keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
siswa kelas VIII di SMP Labschool Kebayoran.
3. Penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam siswa kelas VIII di SMP Labschool Kebayoran.
4. Manfaat dari penerapan keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas VIII di SMP Labschool
Kebayoran.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat bagi:
1. Bagi guru, adalah sebagai upaya menambah pemahaman ilmu
pengetahuan guru dalam penerapan keterampilan bertanya dan sebagai
upaya memperkaya model pembelajaran sehingga mampu meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI).
2. Bagi siswa, sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar,
mengembangkan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI untuk
mencapai prestasi yang lebih baik, meningkatkan pemahaman, sehingga
siswa ikut berperan aktif di dalam kelas, dan dapat memberikan arahan
10
10
bimbingan kepada siswa pada proses pembelajaran di kelas dalam
merespon pertanyaan serta menguasai konsep-konsep ilmu yang diajarkan.
3. Bagi peneliti, dapat dijadikan suatu pedoman untuk melaksanakan
aktivitas belajar mengajar di dalam kelas serta mampu memberikan
inspirasi dalam mengaplikasikan keterampilan mengajar yakni
keterampilan bertanya dengan baik.
11
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-
Qur‟an dan al-hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
serta penggunaan pengalaman.1
Proses pembelajaran dalam pendidikan agama Islam selalu
memperhatikan perbedaan individu peserta didik serta menghormati
harkat, martabat, dan kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat dan
menetapkan pendiriannya, sehingga bagi peserta didik belajar merupakan
hal yang menyenangkan dan sekaligus mendorong kepribadiannya
berkembang secara optimal, sedangkan bagi pendidik, proses
pembelajaran merupakan kewajiban yang bernilai ibadah yang
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. di akhirat.2
Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami kandungan ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati
makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup.3
1 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 11. 2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 91.
3 Abdul Majid, Op.Cit., h. 12.
12
12
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, secara garis besar
kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta
didik di samping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi juga
sekaligus untuk membentuk kesalehan sosial.
Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dasar operasional pelaksanaan pendidikan agama Islam terdapat
dalam TAP MPR No IV/MPR/1973 yang kemudian dikukuhkan dalam
TAP MPR No IV/MPR/1978. Ketetapan MPR No. II/MPR/1983 diperkuat
oleh TAP MPR No II/MPR/1988 dan TAP MPR No II/MPR/1993 tentang
Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa
pelaksanaan pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam
kurikulum sekolah-sekolah formal mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi.4
Dasar religius pelaksanaan Pendidikan Agama Islam adalah
berdasarkan pada Al-Qur‟an dan al-hadist.5 Al-Qur‟an sangat tepat
dijadikan sumber utama dalam pendidikan khususnya Pendidikan Agama
Islam karena menurut ajaran Islam, pendidikan agama adalah perintah dari
Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur'an
banyak ayat-ayat yang menunjukkan perintah tersebut antara lain Q.S. An-
Nahl ayat 125, sebagai berikut:
نىة... وعظىة الىسى ة وىالمى بيل رىبكى بالكمى ادع إلى سى
4 Ibid., h. 14.
5 Suparta, Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), h. 272.
13
13
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik...”
Beserta Q.S. Ali Imron ayat 104. 6
يىأمرونى ة يىدعونى إلى الىي وى نكم أم لتىكن م ر... وى ونى عىن المنكى هى ي ىن عروف وى بالمى
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar...”
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Agama dalam kehidupan mempunyai fungsi sebagai sosialisasi
individu yang berarti bahwa agama bagi seorang anak akan
mengantarkannya menjadi dewasa. Sebab untuk menjadi dewasa
seseorang memerlukan semacam tuntunan umum untuk mengarahkan
aktivitasnya dalam masyarakat dan juga merupakan tujuan pengembangan
kepribadian, dan dalam ajaran Islam inilah anak tersebut dibimbing
pertumbuhan jasmani dan rohaninya hingga hikmah mengarahkan,
mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlaku ajaran Islam.7
Menurut Hasan Langgulung, setidaknya terdapat tiga fungsi
pendidikan agama Islam yaitu pendidikan dipandang sebagai
pengembangan potensi, pendidikan dipandang sebagai pewarisan budaya,
dan pendidikan dipandang sebagai interaksi antara potensi dan budaya.8
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah berfungsi sebagai:
1) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta
akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin.
6 Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bogor: Lembaga Percetakan
Al-Qur‟an Kementerian Agama Republik Indonesia, 2010), h. 382. 7 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), h. 21. 8 Suparta, Op.Cit., h. 277.
14
14
2) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.9
3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial.
4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pemahaman, pengamalan ajaran agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari.10
5) Pencegahan dari hal-hal negatif budaya asing yang dihadapi sehari-
hari.
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum,
sistem, dan fungsionalnya.
7) Penyaluran untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga
pendidikan yang lebih tinggi.11
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolah dan madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan
bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.12
Tujuan pendidikan agama Islam di atas merupakan turunan dari
tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UU No. 20 tahun 2003,
berbunyi “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
9 Abdul Majid, Op.Cit., h. 15.
10 Ramayulis, Op.Cit., h. 22.
11 Suparta, Op.Cit., h. 276-277.
12 Abdul Majid, Op.Cit., h. 16.
15
15
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.13
Pendidikan Agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah
mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan
melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga
dalam rangka memenuhi keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang
kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.
2. Perencanaan Pembelajaran
a. Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran pada mulanya merupakan suatu ide dari
orang yang merancangnya, tentang bentuk-bentuk pelaksanaan proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Untuk mengkomunikasikan ide
tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan tertulis.
Selanjutnya berdasarkan perencanaan tersebut diwujudkan dalam
pelaksanaan, yakni dalam proses pembelajaran.14
Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal
sebelum berlangsungnya proses pembelajaran. Perencanaan itu sendiri
dapat diartikan sebagai penyusunan langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.15
Salah satu pentingnya sebuah perencanaan pembelajaran adalah
sebagai bentuk perbaikan kualitas tenaga pendidik.16
Dengan perbaikan
tersebut, guru paling tidak dapat mengorganisasi pembelajaran dengan
13
Ibid., h. 17. 14
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
h. 1. 15
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 3. 16
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 112.
16
16
jalan menggunakan teori-teori belajar, serta desain pembelajaran yang
dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa dalam belajar di kelas.17
Perencanaan pembelajaran juga dijelaskan dalam Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, bahwa
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario
pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan
pendekatan pembelajaran yang digunakan.18
Perencanaan pembelajaran ini harus disusun secara sistematis, utuh
dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian situasi
pembelajaran yang aktual.19
Dengan demikian, perencanaan pembelajaran
berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa
yang direncanakan.
b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis sebagai langkal awal dari proses
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar “pembelajaran dapat berlangsung
secara interaktif inspiratif, menyenangkan, menantang, dan efisien dalam
rangka mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.”20
17
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 82. 18
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, h. 5. 19
Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar, Landasan dan Konsep Implementasi,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 115. 20
Ninik Purwanti, dkk., Panduan Penyusunan RPP Sekolah Menengah Pertama,
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, 2017), h. 4.
17
17
RPP disusun berdasarkan serangkaian Kompetensi Dasar (KD)
yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Penyusunan RPP
ini dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, namun
perlu diperbarui sebelum pembelajaran dilaksanakan.21
Dalam menyusun RPP hendaknya guru memperhatikan prinsip-
prinsip yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah sebagai berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi
belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,
dan/atau lingkungan peserta didik.22
2) Partisipasi aktif peserta didik.
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat
belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi
dan kemandirian.23
Dilihat dari sudut pandang peserta didik,
bahwa guru bukanlah seorang instruktur, komandan atau
birokrat. Guru bertindak sebagai pembimbing, pendamping,
serta fasilitator bagi peserta didik, terutama dalam mencapai
tujuan pembelajaran yakni kompetensi peserta didik.24
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan.25
21
Ibid. 22
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, h. 7. 23
Ibid. 24
Ninik Purwanti, dkk., Op.Cit., h.5. 25
Op.Cit.
18
18
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat
rancangan program pemberian umpat balik positif, penguatan,
pengayaan dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan
lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.26
Komponen dan sistematika RPP juga mengacu pada Permendikbud
No.22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, sebagai berikut:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumalh jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai;
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,
dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
26
Ibid., h. 7-8.
19
19
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk menyampaikan materi pelajaran;
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13) Penilaian hasil pembelajaran.27
Salah satu indikator utama keberhasilan implementasi Kurikulum
2013 adalah tercapaiya efektivitas pembelajaran, yakni tercapainya tujuan
pembelajaran oleh peserta didik secara optimal. Hal ini terlaksana apabila
guru mampu menyusun persiapan pelaksanaan pembelajaran secara
sungguh-sungguh.
Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara
berkelompok melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di
sekolah/madrasah, yang selanjutnya dikoordinasi dan disupervisi oleh
kepala sekolah, pengawas dan/atau Dinas Pendidikan.28
c. RPP Penerapan Keterampilan Bertanya
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan.29
Dalam pendekatan
27
Ibid., h. 6-7. 28
Ninik Purwanti, Op.Cit., h. 4. 29
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah, h. 4.
20
20
saintifik ini digunakannya model pembelajaran langsung dan tidak
langsung. Pembelajaran langsung adalah “pembelajaran yang
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikirdan keterampilan
menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP.”30
Selanjutnya, pembelajaran tidak langsung adalah “pembelajaran yang
terjadi selama proses pembelajaran langsung yang dikondisikan
menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect).”31
Dalam pendekatan saintifik ini terdapat lima pengalaman belajar32
yang diantaranya mengandung unsur keterampilan bertanya. Lima
pengalaman belajar ini dicantumkan dalam RPP di langkah-langkah
pembelajaran pada bagian kegiatan inti. Yakni sebagai berikut:
1) Mengamati (observing); mengamati dengan indra (membaca,
mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya)
dengan atau tanpa alat.
2) Menanya (questioning); membuat dan mengajukan pertanyaan,
tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum
dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau
sebagai klarifikasi.
3) Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting);
mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan,
meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari
narasumber melalui angket, wawancara, dan
memodifikasi/menambahi/mengembangkan.
4) Menalar/mengasosiasi (assosiating); mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat
kategori, mengasosiasi atau menghubungkan
30
Ibid. 31
Ibid. 32
Ibid., h. 5.
21
21
fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan
suatu pola dan menyimpulkan.
5) Mengkomunikasikan (communicating); menyajikan laporan
dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan
tertulis dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil dan
kesimpulan secara lisan.33
Berdasarkan paparan di atas, keterampilan bertanya masuk ke
dalam unsur pengalaman belajar yaitu menanya. Keterampilan bertanya ini
dapat dikonsepkan oleh guru dalam RPP yang kemudian diterapkan pada
proses pembelajaran di kelas.
3. Keterampilan Bertanya
a. Konsep Dasar Keterampilan Bertanya
Bertanya adalah salah satu teknik untuk menarik perhatian para
pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut
perhatian dan perlu dipertanyakan.34
Bagi seorang guru, keterampilan bertanya merupakan keterampilan
yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru
dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna.35
Pembelajaran
akan menjadi sangat membosankan manakala selama berjam-jam guru
menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik
hanya sekedar pertanyaan pancingan atau pertanyaan untuk mengajak
siswa berpikir.
Keterampilan bertanya adalah “ucapan verbal yang meminta
respon dari seseorang yang dikenali. Respon yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
33
Ibid., h. 5-6. 34
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 284. 35
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2006), h. 33.
22
22
pertimbangan.”36
Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir.
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai guru untuk
memancing jawaban, komentar, pemahaman dari para siswa. Keterampilan
bertanya adalah cara-cara yang dapat digunakan guru untuk mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Kualitas pertanyaan guru akan menentukan
kualitas jawaban siswa.37
Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila
pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan
dengan topik yang dibicarakan.38
Menurut Syaiful Bahri Dzamarah, dalam bukunya yang berjudul
“Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif”, menjelaskan tujuan
keterampilan bertanya antara lain:
1) Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap
satu topik.
2) Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.
3) Mengembangkan belajar secara aktif.
4) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
5) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa.39
Menurut Rusman, prinsip-prinsip pokok keterampilan bertanya
yang harus diperhatikan guru antara lain:
1) Berikan pertanyaan secara hangat dan antusias kepada siswa di
kelas.
2) Berikan waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan.
36
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 62. 37
Buchari Alma, dkk., Guru Profesional, Menguasai Metode dan Terampil Mengajar,
(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 30. 38
Hamid Darmadi, Op.Cit., h. 1. 39
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 75.
23
23
3) Berikan kesempatan kepada yang bersedia menjawab terlebih
dahulu.
4) Tunjuk peserta didik untuk menjawab setelah diberikan waktu
untuk berpikir.
5) Berikan penghargaan atas jawaban yang diberikan.40
Keterampilan bertanya itu sendiri merupakan bagian dalam
kegiatan pembelajaran saintifik pada Kurikulum 2013.41
Pada dasarnya
guru melakukan keterampilan bertanya dengan jalan bertanya jawab
dengan siswa, namun tujuan sebenarnya adalah mengupayakan siswa
memiliki kemampuan aktif bertanya.42
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, melalui bertanya kita
akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin
kita ketahui. Keterampilan bertanya ini harus dikuasai oleh guru baik itu
guru pemula maupun yang sudah profesional karena dengan mengajukan
pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari
materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik.
b. Komponen Keterampilan Bertanya
Komponen keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi dua
yakni keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.43
1) Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan
bertanya dasar meliputi:
a) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.44
40
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 83-84. 41
Meiria Sylvia Astuti, “Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Siswa
Kelas 2 SDN Slungkep 03 Menggunakan Model Discovery Learning”, Jurnal Pendidikan
Scholaria Vol.5 No.1, Januari 2015, h. 14. 42
Ibid. 43
Buchari Alma, dkk., Op.Cit., h. 36. 44
Hamzah B.Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h. 170.
24
24
Pertanyaan perlu disusun secara jelas dan singkat, serta harus
memperhitungkan kemampuan berpikir dan perbendaharaan
kata yang dikuasai peserta didik.45
Pertanyaan yang panjang
dan berbelit-belit akan sulit ditangkap oleh siswa dan biasanya
menjadi tidak jelas dan tidak terarah.
b) Pemberian acuan; supaya siswa dapat menjawab dengan tepat,
dalam mengajukan pertanyan guru perlu memberikan
informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.46
c) Pemusatan ke arah jawaban yang diminta; pemusatan dapat
dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas
(terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan
yang sempit.47
Atau juga dengan memusatkan perhatian siswa
yang dapat dilakukan misalkan dengan mengetuk meja,
mengetuk papan tulis, dan tepuk tangan.48
d) Pemindahan giliran menjawab; dapat dikerjakan dengan cara
meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang
sama. Cara demikian dapat mengurangi atau meminimalisir
keterlibatan guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Walaupun komponen ini sangat sederhana, namun mampu
meningkatkan partisipasi siswa di kelas.49
e) Penyebaran pertanyaan; untuk maksud tertentu guru dapat
melemparkan pertanyaan ke seluruh kelas, kepada siswa
tertentu, atau menyebarkan respons siswa kepada siswa yang
lain.
45
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), h. 70. 46
J.J Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 62. 47
Ibid. 48
E. Mulyasa, Op.Cit., h. 71. 49
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., h. 77.
25
25
f) Pemberian waktu berpikir; dalam mengajukan pertanyaan guru
harus berdiam diri sesaat sebelum menunjuk siswa untuk
merespon pertanyaan.
g) Pemberian tuntunan; bagi siswa yang mengalami kesukaran
dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntunan perlu
dikerjakan. Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan
dengan bentuk atau cara yang lain, mengajukan pertanyaan lain
yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan
sebelumnya. Sehingga siswa memiliki gambaran jawaban yang
diharapkan.50
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, karena
hampir dalam setiap tahap pembelajaran, guru dituntut untuk
mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru
akan menentukan kualitas jawaban peserta didik.
2) Keterampilan Bertanya Lanjutan
Keterampilan bertanya lanjut adalah merupakan kelanjutan dari
keterampilan bertanya dasar yang mempunyai keunggulan dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam sebuah situasi pembelajaran dan
dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.51
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam keterampilan
bertanya lanjutan adalah:
a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan; untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa diperlukan
pengubahan tingkat kognitif pertanyaan (ingatan, pemahaman,
50
Rusman, Op.Cit., h. 83. 51
Sri Lestari, “Keterampilan Bertanya Lanjut dalam Upaya Membiasakan Siswa Gemar
Bertanya dan Menyampaikan Pendapat dengan Benar dalam Proses Pembelajaran”, Jurnal Ilmiah
PGSD Vol. VII No.1 April 2015, h. 104.
26
26
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi).52
Hal ini
berdasarkan Taksonomi Bloom, sebagai berikut:
(1) Ingatan atau recall (mengingat kembali); yaitu pertanyaan
yang meminta siswa untuk mengingat kembali informasi
yang telah diterima sebelumnya. Biasanya pertanyaan
semacam ini diajukan guru pada permulaan pembelajaran.53
(2) Pemahaman; pertanyaan pemahaman menyangkut
kemampuan siswa menyadap informasi, menginterpretasi
diri, dan melakukan ekstrapolasi atau memberikan saran-
saran. Dalam hal ini, guru perlu latihan untuk
mempertimbangkan hubungan antara jumlah waktu yang
realitistik diperlukan dengan respons terhadap pertanyaan
yang komprehensif dan kompleks.
(3) Aplikasi atau penerapan; pertanyaan ini meminta siswa
menggunakan abstraksi dan generalisasi pada situasi
tertentu. Menurut teori Bloom, pertanyaan aplikasi sangat
erat sekali dengan pertanyaan komprehensif, tetapi dapat
dibedakan. Dengan pertanyaan aplikasi, guru mempunyai
kesempatan untuk mengulang kembali pelajaran yang
penting-penting melalui sudut pandang yang bervariasi.
(4) Analisis; pertanyaan ini meminta siswa untuk dapat
memecahkan masalah sampai ke bagian-bagian kecil untuk
mempelajari bagaimana hubungan antara bagian-bagian itu.
Pertanyaan analisis memberi kesempatan yang luas bagi
siswa agar terlibat dalam semangat berpikir. Dengan
domain kognitif yang tinggi, siswa perlu waktu untuk
mengembangkan jawabannya dan menyampaikannya
secara hati-hati terhadap pertanyaan guru. Kadang-kadang
juga memerlukan keberanian untuk keluar dari respons
52
J.J Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 63. 53
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., h. 81.
27
27
pertama untuk mempertajam respons yang kedua melalui
pertanyaan melacak dari guru.54
(5) Sintesis; pertanyaan ini meminta siswa untuk
membuat/membentuk pikiran baru tentang konsep,
perencanaan, atau percobaan. Menemukan suatu cara kerja
untuk membuktikan hipotesis atau kecermatan dalam
pengambilan keputusan, sering dihasilkan dari pertanyaan
sintesis ini. Untuk menjawab pertanyaan sintesis dengan
lengkap dibutuhkan waktu yang lama. Untuk itu,
disarankan penggunaannya tidak terlalu banyak.
(6) Evaluasi; pertanyaan ini meminta siswa untuk membuat
keputusan atau menyatakan pendapat khususnya tentang
kualitas. Dalam penggunaan pertanyaan evaluasi, sebaiknya
guru memiliki persiapan dalam pikirannya untuk merespons
jawaban berbeda dari siswa, kemudian berikan kepada
mereka pandangan atau sikap yang sama.
b) Urutan pertanyaan; pertanyaan yang diajukan haruslah
mempunyai urutan yang logis.55
Dari pertanyaan yang
sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan.56
c) Melacak; untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan,
keterampilan melacak perlu dimiliki oleh guru. Melacak dapat
dikerjakan dengan meminta siswa untuk memberikan
penjelasan tentang jawabannya, memberikan alasan,
memberikan contoh yang relevan, dan sebagainya.57
54
Ibid., h. 82-83. 55
J.J Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 63. 56
E. Mulyasa, Op.Cit., h. 75. 57
Ibid.
28
28
d) Keterampilan bertanya mendorong terjadinya interaksi antar
siswa.58
Untuk mendorong terjadinya interaksi, sedikitnya perlu
memperhatikan dua hal berikut.
(1) Pertanyaan hendaknya dijawab oleh seorang peserta didik,
tetapi seluruh siswa diberi kesempatan singkat untuk
mendiskusikan jawabannya bersama teman di dekatnya.
(2) Guru hendaknya menjadi dinding pemantul. Jika ada siswa
yang bertanya, jangan langsung dijawab, tetapi dilontarkan
kembali kepada seluruh siswa untuk didiskusikan. Dengan
cara ini, para peserta didik dapat mempelajari cara
memberikan komentar yang wajar terhadap pertanyaan
temannya.59
Seperti halnya pada keterampilan bertanya dasar, dalam
keterampilan bertanya lanjut pun perlu dievaluasi sampai sejauh mana
teori yang dipelajari itu telah dikuasai. Komponen-komponen yang
diharapkan muncul dalam keterampilan ini akan tampak dari tahapan
proses pembelajaran yang dilakukan di kelas.
c. Macam-Macam Pertanyaan
Macam-macam pertanyaan menurut Ramayulis dalam bukunya
“Metodologi Pendidikan Agama Islam” dibagi menjadi dua; pertanyaan
dilihat dari waktu penyampaiannya dan dilihat dari sasarannya.
1) Dilihat dari waktu penyampaiannya:
a) Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pertanyaan pendahuluan yang
dimaksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu
dengan pengetahuan yang baru, merangsang minat belajar
untuk menerima pelajaran baru, dan memusatkan perhatian
mereka kepada pelajaran.
58
J.J Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 63. 59
Op.Cit., h. 77.
29
29
b) Pertanyaan di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar
mengajar, dimaksudkan untuk mendiskusikan bagian-bagian
pelajaran dan dapat menarik sebagian fakta baru.
c) Pertanyaan akhir pelajaran, yaitu pertanyaan penutup yang
dimaksudkan untuk mengulang, atai menyimpulkan materi
pembelajaran.60
2) Dilihat dari sasarannya:
a) Pertanyaan ingatan dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana pengetahuan sudah dikuasai oleh siswa. Kata
tanya yang digunakan yaitu: apa, siapa, dimana, kapan, dan
berapa.
b) Pertanyaan pikiran dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana cara berpikir siswa dalam menanggapi suatu
persoalan. Kata tanya yang digunakan yaitu: bagaimana dan
mengapa.61
d. Teknik Bertanya
Suatu pertanyaan yang baik ditinjau dari segi isinya, tetapi cara
mengajukannya tidak tepat, akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
yang dikehendaki. Oleh karena itu, aspek teknik dari bertanya harus pula
dipakai dan dilatih, agar pendidik dapat menggunakan pertanyaan secara
efektif dalam proses belajar mengajar. Selain itu juga guru hendaknya
mendengarkan apa yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan
tanggapan yang psitif terhadapnya.62
Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam mengajukan pertanyaan, antara lain:
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan jelas serta nampak
kaitannya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lain.
60
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, h. 452-453. 61
Ibid. 62
Conny Setiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990), h.
71.
30
30
b. Kecepatan dan selang waktu
Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta
tidak tergesa-gesa. Begitu pertanyaan selesai diucapkan,
berhentilah sejenak untuk memberi kesempatan kepada siswa
untuk berpikir; sementara itu, sambil memonitor kelas, apakah
sudah ada yang siap menjawab.
c. Arah dan distribusi penunjukkan
Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas. Sesudah
diberi kesempatan berpikir, barulah menunjuk seseorang untuk
menjawabnya. Diusahakan agar pertanyaan didistribusikan
secara merata ke seluruh kelas.
d. Teknik reinforcement
Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap positif pada siswa
serta meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar sehingga memungkinkan tercapainya tujuan belajar
yang lebih baik.
e. Teknik menuntun dan menggali (prompting and probing).63
e. Fungsi Pertanyaan
Fungsi pertanyaan di dalam kegiatan pembelajaran menurut
Turney, yaitu:
1) Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu
topik.
2) Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3) Menggalakkan penerapan belajar aktif.
4) Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5) Menstruktur tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung
secara maksimal.
6) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
63
J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Op.Cit., h. 19-20.
31
31
7) Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus
terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
8) Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan.
9) Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat
mendorong mengembangkan proses berpikir.
10) Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau
pertanyaan guru.
11) Memberi kesempatan untuk belajar diskusi.
12) Menyatakan perasaaan dan pikiran yang murni bagi siswa.64
f. Manfaat Mengajukan Pertanyaan
Berikut merupakan manfaat mengajukan pertanyaan:
1) Memperluas wawasan berpikir. Jika seseorang selalu menerima
suatu ide atau teori tanpa mempertanyakannya, maka
pengetahuannya terbatas pada apa yang diterimanya. Tetapi jika
bertanya dan mempertanyakan tentang hal itu, akan mendapat
penjelasan lebih luas, dihubungkan dengan ide atau teori lain.
Selanjutnya, memungkinkan siswa yang bersangkutan dapat
mengsosiasikan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan ide
atau teori yang sedang dibahas.
2) Mengundang reinforcement (penguatan). Pada umumnya seorang
siswa merasa puas jika ia mengetahui bahwa jawaban yang
dikemukakan untuk menjawab pertanyaan guru disetujui, atau
pertanyaan yang diajukan relevan dan dapat mengundang
pembahasan lebih lanjut. Guru sepatutnya menunjukkan sikap
setuju itu dengan ucapan, anggukan atau kerlingan mata (tindakan
bersifat gestural). Hal ini dapat dirasakan sebagai suatu hadiah
(reward) yang dapat menguatkan pemahaman siswa yang
bersangkutan terhadap materi pembelajaran yang dibahas.
64
Abdul Majid, Op.Cit., h. 237.
32
32
3) Memberi motivasi atau mendorong siswa untuk belajar lebih jauh.
Dengan mengajukan pertanyaan, mendorong siswa untuk selalu
bersikap tidak menerima suatu pendapat, ide atau teori secara
mentah. Ini dapat mendorong sikap selalu ingin mengetahui dan
mendalami berbagai teori, dan dapat mendorong untuk belajar
lebih jauh.65
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk:
1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu
sendiri pada hakikatnya adalah bertanya.66
3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
masalah yang sedang dibahas.67
4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik pula.68
5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang
dibahas.69
Hampir pada semua aktivitas belajar dapat menerapkan
bertanya (questioning) antara siswa dengan siswa, guru dengan siswa,
siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dan sebagainya.
Aktivitas bertanya juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja
dalam kelompok; ketika menemukan kesulitan, ketika mengamati, dan
sebagainya. Aktivitas bertanya juga ditemukan pembahasan dalam
65
Lukmanul Hakim, Op.Cit., h. 58-59. 66
Wina Sanjaya, Op.Cit., h. 34. 67
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep
Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 110. 68
Rusman, Op.Cit., h.82. 69
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2014), h. 172.
33
33
bahan bacaan siswa. Dengan ide pokok ini akan memudahkan mereka
memberi keseluruhan ide yang ada.
4. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI
Keterampilan bertanya merupakan bagian dalam keterampilan
proses pembelajaran. Interaksi pengembangan keterampilan proses dengan
keterampilan konsep dalam proses belajar akan menghasilkan sikap dan
nilai dalam diri siswa.70
Bagi seorang guru, keterampilan bertanya merupakan keterampilan
yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru
dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna.71
Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya
untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai
upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan ke arah pencapaian
tujuan yang telah direncanakan.72
Pembelajaran dapat pula dipandang
sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk
membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar.73
Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya merupakan
kegiatan terencana yang mendorong seseorang agar bisa belajar dengan
baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik harus
terlibat dalam interaksi yang baik.74
Dalam membangun iklim kelas yang
baik, guru harus tahu betul bagaimana pembelajaran yang akan
70
Djago Tarigan, Proses Belajar Mengajar Pragmatik, (Bandung: Angkasa, 1990), h. 10. 71
Wina Sanjaya, Op.Cit., h. 33. 72
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 109. 73
Yatim Riyanto, Op.Cit., h. 131. 74
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 44.
34
34
disampaikan sesuai dengan tujuan dan makna dari pelajaran tersebut.75
Hal
ini dikarenakan setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu
seperti halnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Dalam pembelajaran PAI itu sendiri, peserta didik dipersiapkan
untuk meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pengarahan atau pelatihan yang
telah direncanakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.76
Di
samping itu juga untuk membentuk keshalehan atau kualitas pribadi
sekaligus untuk membentuk keshalehan sosial.77
Perintah bertanya, telah Allah SWT. sampaikan dalam firman-Nya
Q.S. al-Anbiyaa‟ ayat 7, sebagai berikut.
ت ىعلىمونى لو~ا أىهلى الذكر إن كنتم لى الا نوحى إلىيهم فىسئ ى رجى لىكى إل لنىاق ىب ا أىرسى مى وى
Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau
(Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu
kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu
tidak mengetahui.78
Keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI, kita mengenal
dengan metode tanya jawab. Dalam proses belajar mengajar, tanya jawab
adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran oleh guru dengan jalan
mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab atau sebaliknya, siswa
75
Fitria Agustini dan Wahyu Sopandi, “Peningkatan Kemampuan Bertanya dan
Penguasaan Konsep IPA melalui Pendekatan Question Formulation Technique (QFT)”, Jurnal
Pendidikan ISSN 1412-565 X, h. 36. 76
Abdul Majid, Op.Cit., h. 13. 77
Akmal Hawi, Op.Cit., h. 20. 78
Kementerian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, h. 448.
35
35
bertanya mengenai suatu materi kepada guru dan guru menjawab dengan
penjelasan utuh mengenai materi yang ditanyakan.79
Menurut Suparta dalam bukunya “Pengantar Teori dan Aplikasi
Pengembangan Kurikulum PAI” menjelaskan beberapa bentuk metode
tanya jawab (dialog) Qur‟ani, antara lain sebagai berikut.
1) Dialog langsung, yang ditujukan kepada orang-orang yang
beriman. Yakni dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183.
2) Dialog yang bersifat peringatan akan nikmat-nikmat Allah yang
banyak dan harus disyukuri. Seperti halnya Allah jelaskan dalam
Q.S. Ali Imran ayat 102-103.
3) Dialog yang bersifat mengingatkan dan menjelaskan. Bentuk
dialog ini ditandai dengan datangnya pertanyaan dari Allah SWT
yang disertai dengan jawabannya. Seperti yang Allah jelaskan
dalam firman-Nya Q.S. Al-Qari‟ah ayat 1-11.80
B. Hasil Penelitian Relevan
Berdasarkan penelitian sebelumnya peneliti mendapatkan ada beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya:
1. Jurnal program Pascasarjana Universitas Ganesha oleh Gandhi Ermasari, I
Wayan Subagia, dan Ida Bagus Nyoman Sudria yang berjudul
“Kemampuan Bertanya Guru IPA dalam Pengelolaan Pembelajaran” tahun
2014. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan bertanya
guru belum optimal. Hal ini dikarenakan jenis pertanyaan guru yang
didominasi pertanyaan kognitif tingkat rendah dan teknik bertanya guru
yang belum efektif. Ketidakefektifan teknik bertanya guru tersebut
ditunjukkan dari penyebaran pertanyaan yang belum merata, pemberian
tanggapan yang belum baik serta masih munculnya kebiasaan guru yang
79
Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences,
(Jakarta: Kencana, 2015), h. 40. 80
Suparta, Op.Cit., h. 224-225.
36
36
mengganggu jalannya diskusi. Selain itu juga, guru kurang mampu
menyadari akan adanya hambatan dalam pengajuan pertanyaan, serta
kurangnya perencanaan pertanyaan yang akan diajukan, juga kurangnya
pelatihan tentang keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan temuan tersebut, maka diajukan saran agar guru IPA
diberikan pelatihan khusus tentang keterampilan mengajukan pertanyaan
yang efektif.81
2. Skripsi yang dibuat oleh Vira Alfia Belqis dengan judul “Implementasi
Keterampilan Dasar Mengajar Guru pada Pembelajaran Unit of Inquiry di
Kelas II SD Madania Bogor” tahun 2018. Dalam penelitian ini ditemukan
bahwa guru kelas II mampu menerapkan keterampilan dasar mengajar
pada pembelajaran unit of inquiry dengan sangat baik, mulai dari
keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membuka
dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok
kecil, keterampilan mengelola kelas, hingga keterampilan mengajar
perseorangan. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa faktor, yaitu
tersedianya fasilitas yang menunjang seperti ruang kelas yang nyaman,
media pembelajaran yang bervariasi, dan juga guru yang terfasilitasi untuk
meningkatkan kemampuan dirinya seperti diikutsertakan dalam training
secara rutin, juga workshop dan seminar.82
3. Skripsi yang dibuat oleh M.Basri dengan judul “Persepsi Siswa tentang
Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Rambutan
03 Pagi Jakarta Timur” tahun 2013. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
umumnya siswa berpersepsi guru PAI belum memiliki kemampuan
mengajar secara optimal baik dalam membuka pelajaran, melakukan
81
Gandhi Ermasari, I Wayan Subagia, dan Ida Bagus Nyoman Sudria, “Kemampuan
Bertanya Guru IPA dalam Pengelolaan Pembelajaran”, Jurnal Program Pascasarjana Universitas
Ganesha Program Studi IPA, Volume 4 Tahun 2014. 82
Vira Alfia Belqis, Implementasi Keterampilan Dasar Mengajar Guru pada
Pembelajaran Unit of Inquiry di Kelas II SD Madania Bogor, Skripsi pada Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (2018), h. 75.
37
37
kegiatan ini pelajaran, maupun menutup pelajaran. Dengan kata lain guru
PAI “cukup” mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini
dikarenakan belum terfasilitasinya guru untuk mengembangkan
kemampuan mengajarnya, seperti pembinaan yang optimal atau diberikan
pelatihan kegiatan pendidikan dan seminar. Juga dalam hal menyampaikan
pelajaran kepada siswa, guru terpaku pada buku siswa yang digunakan
setiap pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan mengikuti
pembelajaran.83
83
M. Basri, Persepsi Siswa tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama
Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, (2013), h. 72.
38
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool Kebayoran, yang berlokasi di
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.14 Kebayoran Barat, Jakarta Selatan. Waktu penelitian
dilaksanakan mulai 25 Juli 2018 sampai dengan 14 Maret 2019.
B. Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Labschool Kebayoran yang merupakan
sekolah laboratorium Universitas Negeri Jakarta. Sekolah ini memang digunakan
untuk praktik mengajar, penelitian pendidikan dan inovasi pendidikan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilakukan pengamatan
langsung ke lokasi yang dijadikan obyek penelitian yang berorientasi pada temuan
atau gejala yang bersifat alami. Penelitian ini menggambarkan proses penerapan
keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII
SMP Labschool Kebayoran.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian kualitatif
yaitu jenis penelitian yang mencoba mencari makna suatu kejadian dengan
berinteraksi dengan orang-orang dalam kejadian/fenomena tersebut.1 Dalam
penelitian ini, peneliti memulai berpikir secara induktif yaitu menangkap fakta-
fakta atau fenomena-fenomena sosial, melalui pengamatan lapangan, kemudian
menganalisisnya dan kemudian berupaya melakukan toerisasi berdasarkan apa
yang diamati itu.2
Peneliti melakukan penelitian terhadap penerapan keterampilan bertanya
dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP
Labschool Kebayoran, dengan mengamati dan menganalisis tentang bagaimana
persiapan guru, faktor motivasi penerapan, penerapan/implementasinya dalam
1 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 328. 2 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 6.
38
39
39
pembelajaran serta manfaat yang dirasakan oleh siswa dan guru dari penerapan
keterampilan bertanya tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui observasi,
wawancara dengan para partisipan, kuesioner, dan dokumentasi.
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan.3
Untuk memperoleh data dari penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi pustaka, yaitu dengan menelaah buku-buku yang ada kaitannya
dengan masalah yang penulis bahas pada laporan penelitian ini sebagai
bahan teoritis.
2. Penelitian lapangan, yaitu peneliti melihat secara langsung kondisi yang
terjadi di tempat penelitian. Dalam penelitian lapangan, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya observasi,
wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Dengan lebih memfokuskan
kepada pendalaman wawancara (45%) dan observasi (30%), yang
ditunjang dengan kuesioner (15%) dan dokumentasi (10%).
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan informasi melalui
komunikasi secara langsung dengan responden. Wawancara ini dilakukan
dengan menggunakan wawancara terbuka dalam bentuk wawancara tidak
terstruktur yakni suatu bentuk wawancara yang dalam hal ini peneliti
menyusun rencana wawancara, tetapi tidak menggunakan format dan
urutan yang baku.4
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013),
h. 224. 4 Ibid., h. 377.
40
40
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
terkait dengan penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI
terhadap guru PAI serta kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang
akademik.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Wawancara
No. Pokok Pertanyaan Aspek yang Diungkap Sumber
Data
1. Latar belakang dan
tujuan penerapan
keterampilan bertanya
Latar belakang dan tujuan
penerapan keterampilan
bertanya dalam
pembelajaran PAI
Guru PAI,
2. Perencanaan penerapan
keterampilan bertanya
Perencanaan pembelajaran
guru
Guru PAI,
Kepsek/
Waka
Akademik
3. Penerapan keterampilan
bertanya dalam
pembelajaran PAI
Penerapan keterampilan
bertanya dasar dan
lanjutan
Guru PAI
4. Manfaat penerapan
keterampilan bertanya
dalam pembelajaran PAI
Manfaat penerapan
keterampilan bertanya
bagi guru dan siswa
Guru PAI,
Siswa
b. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena tersebut.5Kunci
5 Imam Gumawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 143.
41
41
keberhasilan observasi sebagai teknik pengumpulan data sangat banyak
ditentukan dari pengamat sendiri, sebab pengamat melihat, mendengar,
mencium atau mendengarkan suatu objek penelitian dan kemudian ia
menyimpulkan dari apa yang diamati itu.6 Pada dasarnya observasi
bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan
makna kejadian dilihat dari perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang
diamati tersebut.
Agar lebih terarah, maka peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi
untuk dijadikan acuan dalam melakukan observasi. Berikut kisi-kisi
observasi dalam penelitian ini:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Observasi
No. Objek Pengamatan Indikator
1. Penerapan keterampilan
bertanya dalam
pembelajaran PAI
1.1 Kesiapan guru dan siswa
1.2 Metode yang diterapkan
1.3 Interaksi guru dengan siswa
2. Keterampilan bertanya
dasar
2.1 Pengungkapan pertanyaan secara
jelas dan singkat
2.2 Pemberian acuan/petunjuk
2.3 Pemusatan jawaban
2.4 Pemindahan giliran
2.5 Penyebaran
2.6 Pemberian waktu berpikir
2.7 Pemberian tuntunan
3. Keterampilan bertanya
lanjutan
3.1 Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
3.2 Urutan pertanyaan
3.3 Pertanyaan melacak
3.4 Mendorong terjadinya interaksi
c. Kuesioner
6 Muri Yusuf, Op.Cit., h. 384.
42
42
Kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan
cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh
responden.7 Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner semi terbuka, yakni dengan memberi kebebasan
kemungkinan responden menjawab selain dari alternatif jawaban yang
sudah tersedia.8
Kuesioner ini diberikan kepada siswa-siswi kelas VIII untuk
mengetahui informasi mengenai proses penerapan keterampilan
bertanya dalam pembelajaran PAI di SMP Labschool Kebayoran.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Penerapan Keterampilan
Bertanya dalam Pembelajaran PAI
No. Sub Pokok
Pertanyaan Aspek yang Diungkap
Butir
Soal
1. Siswa 1.1 Kesiapan siswa
1.2 Keaktifan siswa dalam
pembelajaran
1
3, 4, 5, 6
2. Guru 2.1 Penerapan metode
2.2 Keaktifan guru
2, 7, 8
9
3. Penerapan
keterampilan
bertanya
3.1 Manfaat yang dirasakan siswa 10
d. Dokumentasi
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.9 Menurut Bungin,
7 S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 167.
8 Ibid., h. 168.
9 Op.Cit., h. 391.
43
43
“metode dokumen adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data
hostoris.”10
Dokumentasi ini dilakukan dengan melihat data-data terkait
penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI kelas VIII di
SMP Labschool Kebayoran, berupa perencanaan yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru, maupun silabus.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data pada penelitian ini
dilakukan melalui cara:
1. Melakukan prosedur cek ulang secara cermat
Pengecekan ulang dilakukan dengan memverifikasi hasil wawancara dan
hasil observasi, dengan melihat apakah hasil wawancara yang
diungkapkan narasumber sesuai dengan keadaaan konkrit di lapangan.
2. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan merupakan upaya peneliti untuk memperdalam
dan memperinci temuan setelah data dianalisis.11
Dalam hal ini peneliti
melakukan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan
terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian menelaahnya secara rinci
sampai pada satu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah
satu faktor yang ditelaah sudah dipahami.
3. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu dari luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.12
Peneliti melakukan pemeriksaan dengan membandingkan satu metode
dengan metode lainnya. Diantaranya membandingkan data hasil
wawancara dengan hasil kuesioner atau observasi atau dokumentasi, atau
10
Burhan Bungin,Op.Cit., h. 121. 11
Op.Cit., h. 394. 12
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman
Penulisan Skripsi, 2015, h. 74.
44
44
dengan membandingkan hasil wawancara informan satu dengan informan
lainnya. Hal ini dilakukan agar data yang diterima dapat dipercaya.
F. Teknik Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dokumentasi, dan kuesioner yang merupakan catatan lapangan
yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, serta
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas terhadap temuan penelitian.
3. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.13
Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah teks naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan reduksi data, dan penyajian data, kemudian penulis
menarik kesimpulan hasil penelitian. Penarikan kesimpulan disusun
berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan.
13
Ibid., h. 70.
45
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini yaitu mendeskripsikan hasil-hasil temuan yang
telah didapatkan dari tempat penelitian diawali dengan proses mendeskripsikan
data melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat disampaikan sesuai dengan kondisi yang terjadi di tempat
penelitian. Penjabaran maupun analisis yang dilakukan berdasarkan instrumen
yang ada dan telah ditetapkan sebelum terjun ke tempat penelitian. Peneliti
memfokuskan pada pendalaman wawancara ditambah dengan observasi,
kuesioner, juga dokumentasi yang ada, sehingga dalam pembahasan ini berisi
analisis dari peneliti.
A. Profil SMP Labschool Kebayoran
1. Identitas Sekolah
Labschool bermula sebagai sekolah teladan yang didirikan tanggal
12 Februari 1968. Yaitu sebuah sekolah yang dimaksudkan sebagai
sekolah laboratorium IKIP Jakarta. Sekolah ini digunakan untuk praktik
mengajar, penelitian pendidikan, dan inovasi pendidikan. Periode 1972,
Sekolah Teladan berganti nama menjadi “Comprehensive School” atau
Sekolah Proyek TPK. Sekolah ini mengemban tugas sebagai pelaksana
proyek Tempat Pembinaan Keterampilan (TPK) dari Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek TPK bertujuan untuk mencobakan
ide-ide baru dalam bidang pendidikan.1
Di tahun 1974, sekolah telah memiliki nama dan fungsi yang baru
sebagai sekolah pelaksana proyek PPSP (Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan). Proyek ini bertujuan untuk menguji coba ide-ide dalam
pendidikan guna memberi masukan bagi pembaharuan pendidikan
nasional. Sekolah PPSP berlangsung selama dua belas tahun. Tahun 1986
proyek ini berakhir.
1 Profil (Sejarah Singkat) Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta Labschool,
http://www.labschool-unj.sch.id/smpkebayoran, diakses pada 15 Januari 2019.
45
46
46
Setelah proyek PPSP berakhir, di tahun 1986 berganti pula nama
sekolah-sekolah yang dibawah naungan IKIP Jakarta ini. SD, SMP, dan
SMA eks PPSP IKIP Jakarta berganti nama menjadi SD Negeri Komplek
IKIP Jakarta, SMP Negeri 236, dan SMA Negeri 81, sedangkan TK-nya
masih tetap berstatus swasta dengan nama TK IKIP Jakarta. Pada tahun
1992, SMPN 236 berpindah lokasi ke komplek PIK Cakung dan SMAN
81 berpindah lokasi ke Komplek Kodam Cipinang Melayu. Atas
permintaan masyarakat, mulai tahun pelajaran 1992/1993 Yayasan
Pembina IKIP Jakarta membuka SMP dan SMA IKIP Jakarta dengan SK
Kanwil P dan K DKI tertanggal 15 Maret 1993 No.Kep.854 P/I01.a1/1/93
dan No.Kep.853 A/I01.a1/1/93. Seiring perluasan mandate dan
bergantinya nama IKIP Jakarta menjadi Universitas Negeri Jakarta, maka
mulai tahun 1999, sekolah TK, SLTP, SMU IKIP Jakarta berganti nama
menjadi TK, SMP, dan SMU Labschool.2
Berdasarkan Izin Kanwil Depdiknas DKI Jakarta No.
047/I01.G/PP/2001 dan No. 048/I01.G/PP/2001, didirikan SLTP dan SMU
Labschool Kebayoran yang peresmiannya dilaksanakan pada 12 Juli 2001.
Labschool Kebayoran ini merupakan upaya perluasan layanan pendidikan
kepada masyarakat setelah suksesnya penyelenggaraan Labschool Jakarta.3
Seiring dengan perkembangannya, saat ini bernama SMP
Labschool Kebayoran. Yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan No.14,
Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Kabupaten/Kota Jakarta
Selatan, Provinsi DKI Jakarta, dengan No. Statistik Sekolah (NDS)
200104168 dan terakreditasi “A”.4
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi SMP Labschool Kebayoran adalah sebagai berikut:
a. Visi
Labschool merupakan sekolah yang mempersiapkan calon pemimpin
masa depan yang bertakwa, berintregritas tinggi, berdaya juang kuat,
2 Ibid.
3 Ibid.
4 Profil Sekolah SMP Labschool Kebayoran, h. 1.
47
47
berkepribadian utuh, berbudi pekerti luhur, mandiri, serta mempunyai
kemampuan intelektual yang tinggi.
b. Misi
1) Menciptakan lingkungan belajar yang menantang, menyenangkan
dan bermakna.
2) Melakukan proses pembelajaran inklusi yang humanistik dan
holistik.
3) Menghasilkan lulusan yang bermutu, berkarakter positif, dan
mempunyai daya saing yang kuat.
4) Melakukan upaya untuk memberikan kesempatan kepada
pendidikan dan tenaga kependidikan agar memiliki inisiatif dan
kemandirian dalam melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan
bertanggung jawab.
5) Memiliki pendidikan dan tenaga kependidikan yang memberikan
teladan dan melakukan tugasnya sesuai tuntutan profesi.
6) Memiliki pimpinan yang berwawasan luas, berorientasi ke masa
depan dan terampil melakukan manajemen yang prefesional.
7) Menjalin kemitraan dengan orang tua dan masyarakat dalam
mewujudkan visi Labschool.
3. Peserta Didik
Tabel 4.1
Data Peserta Didik 5 (Lima) Tahun Terakhir
Th.
Pelajaran
Jml Pendaftar
(Cln Siswa
Baru)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
(Kls. VII + VIII + IX)
Jml
Siswa
Jml
Rombe
l
Jml
Siswa
Jml
Rombe
l
Jml
Siswa
Jml
Rombe
l
Siswa Rombel
2014/2015 1141 243 7 193 5 212 6 648 18
2015/2016 1126 216 6 222 6 215 6 653 18
2016/2017 1023 233 6 219 6 221 6 673 18
2017/2018 1175 235 7 233 6 219 6 687 19
2018/2019 1183 243 7 223 6 233 6 698 19
48
48
4. Fasilitas Sekolah
SMP Labschool Kebayoran memiliki beberapa sarana dan
prasarana, antara lain yaitu, ruang kelas ber-AC, ruang seni (rupa, musik
dan tari), laboratorium (komputer, biologi, kimia, dan bahasa),
perpustakaan, multi media center, plaza, masjid, kantin, auditorium, ruang
teater, serta lapangan olahraga indoor dan outdoor.5 Dan juga tersedia
fasilitas wifi.
5. Kegiatan Ekstrakurikuler
SMP Labschool Kebayoran melaksanakan beberapa kegiatan
ekstrakurikuler yang mempunyai tiga tujuan dasar yaitu sebagai
pembinaan minat dan bakat siswa, sebagai wadah siswa di sekolah agar
dapt belajar dalam mengorganisir setiap aktivitas kegiatan, serta sebagai
pencapaian prestasi yang optimal baik di lingkungan sekolah maupun di
luar sekolah secara perorangan maupun kelompok.6
Berikut adalah ekstrakurikuler yang dilaksanakan oleh Majelis
Pembina Ekstrakurikuler (MPE) SMP Labschool Kebayoran tahun
pelajaran 2018-2019:
a. Bidang Keilmuan
1) LECC (Labsky English Conversation Club)
2) Bahasa Jepang
3) Bahasa Perancis
4) BTQ (Baca Tulis Al-Qur‟an)
5) KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)
6) Kelompok Pecinta Mata Pelajaran IPA
7) Kelompok Pecinta Mata Pelajaran Matematika (Magistra)
b. Bidang Keterampilan
1) Komputer
2) Jurnalistik
3) Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera)
5 Hasil observasi dan dokumentasi Buku Expo Ekskul 2018 SMP Labschool Kebayoran.
6 Expo Ekskul 2018 SMP Labschool Kebayoran, h. 4.
49
49
4) Pramuka
5) Robotik
6) Kuliner
7) Palang Merah Remaja
c. Bidang Kesenian
1) Paduan suara (Sky Voice)
2) Gitar
3) Seni rupa (Pelangi Art)
4) Teater
5) Fotografi (Sky Blizt)
6) Tari tradisional
7) Gamelan
d. Bidang Keolahragaan
1) Tenis meja
2) Bola basket
3) Sepak bola
4) Bulu tangkis
5) Pencak silat – perisai diri
6) Taekwondo7
B. Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Kelas VIII SMP Labschool Kebayoran
Penelitian penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dilakukan di kelas VIII A dan VIII C SMP Labschool
Kebayoran. Pembelajaran menggunakan kurikulum 2013. Alokasi waktu untuk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 2 jam pelajaran dalam
satu kali pertemuan dalam satu minggu, yakni untuk kelas VIII A pada hari Rabu
pukul 08.20 sampai dengan pukul 09.40, sedangkan kelas VIII C pada hari Senin
7 Ibid., h. 5-6.
50
50
pukul 10.40 sampai dengan pukul 12.00.8 Jumlah siswa kelas VIII A sebanyak 33
siswa, dan kelas VIII C sebanyak 35 siswa.
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.9
Dalam pembelajaran PAI di kelas VIII, guru lebih sering menggunakan
metode ceramah, presentasi serta tanya jawab.10
Hasil angket siswa menunjukkan
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Penerapan Metode
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)
2 Apakah guru Anda pernah menerapkan
belajar berkelompok?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
1
64
3
1,5%
94,1 %
4,4 %
Jumlah (N) 68 100 %
7 Jika anda bertanya kepada guru, apakah
guru merespon pertanyaan anda?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
61
2
5
89,7 %
2,9 %
7,4 %
Jumlah (N) 68 100 %
8 Apakah guru menuntun anda untuk
menemukan jawaban yang benar?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
59
0
9
86,8 %
0 %
13,2 %
Jumlah (N) 68 100 %
8 Hasil wawancara dengan Ibu Yulinda Asnita, Wakil Kepala SMP Labschool Kebayoran
bidang Akademik, pada Jumat 20 Juli 2018. 9 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 16. 10
Hasil observasi di kelas VIII, Rabu 03 Oktober 2018.
51
51
Berdasarkan data di atas dikemukakan bahwa sebanyak 94,1% siswa
menyatakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak pernah menerapkan
belajar secara berkelompok. Selanjutnya sebesar 89,7% siswa menyatakan bahwa
guru sangat merespon pertanyaan yang siswa ajukan. Kemudian sebesar 86,8%
guru juga menuntun atau memberi petunjuk untuk siswa dapat menemukan
jawaban yang benar.11
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode yang
dilakukan oleh guru adalah jarangnya atau bahkan tidak pernah menggunakan
metode secara berkelompok dan guru lebih menerapkan metode bertanya secara
aktif.
Bertanya adalah salah satu teknik untuk menarik perhatian para
pendengarnya, khususnya menyangkut hal-hal penting yang menuntut perhatian
dan perlu dipertanyakan. Bagi seorang guru, keterampilan bertanya merupakan
keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini
guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran
akan menjadi sangat membosankan manakala selama berjam-jam guru
menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya
sekedar pertanyaan pancingan atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.
Guru PAI mengawali pembelajaran yang berlangsung selama 2 jam
pelajaran dengan salam pembuka setelah itu membaca doa bersama dengan
hikmat. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode presentasi dan tanya
jawab. Sebelum memulai pembelajaran, guru terlebih dahulu menyiapkan
presentasi power point materi ajar beserta RPP dan guru kondisikan siswa untuk
siap mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir pembelajaran terlihat
interaksi siswa dengan guru yang cukup bersemangat karena guru dapat
mengemas pembelajaran secara menarik sehingga tidak membosankan bagi siswa
dengan guru menerapkan keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam
pembelajaran dapat merangsang serta mendorong siswa untuk turut aktif dalam
proses pembelajaran.12
11
Hasil angket siswa. 12
Hasil observasi di kelas VIII C, Senin 25 Februari 2019.
52
52
Gambar 4.1
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII A dan VIII C
Keterampilan bertanya adalah salah satu cara guru mengaktifkan
pembelajaran, karena siswa cenderung pasif jika tidak dipancing oleh guru dengan
pertanyaan-pertanyaan yang menarik. Guru mengajak siswa untuk berpikir-
berpikir logika terkait pelajaran, tidak melulu teks buku, tapi juga hal-hal
kontekstual di luar buku pelajaran namun tetap ada kaitan dengan materi
pelajaran. Dengan guru memberi pertanyaan-pertanyaan seperti itu siswa dapat
mengembangkan pikirannya, kemudian siswa juga belajar untuk dapat
mengemukakan pendapat.13
13
Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho, Rabu 6 Maret 2019 di
SMP Labschool Kebayoran.
53
53
Tabel 4.3
Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)
3 Apakah anda termasuk siswa
yang aktif bertanya di kelas?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
9
25
34
13,2 %
36,8 %
50 %
Jumlah (N) 68 100 %
4 Apakah anda menjawab
pertanyaan yang disampaikan
guru?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
13
10
45
19,1 %
14,7 %
66,2 %
Jumlah (N) 68 100 %
5 Jika ada materi pelajaran yang
belum dimengerti, apakah anda
mencoba bertanya kepada guru?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
31
13
24
45,6 %
19,1 %
35,3 %
Jumlah (N) 68 100 %
6 Jika ada salah satu teman anda
yang bertanya atau menanggapi
jawaban, apakah anda
memperhatikan dan mencoba
menanggapi?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
40
5
23
58,8 %
7,4 %
33,8 %
Jumlah (N) 68 100 %
Berdasarkan data diatas dikemukakan bahwa sebanyak 50% siswa
termasuk kedalam yang aktif bertanya di kelas, kemudian sebesar 66,2% siswa
kadang-kadang menjawab pertanyaan yang disampaikan guru. Selanjutnya
54
54
sebesar 45,6% siswa menyatakan iya, jika ada materi pelajaran yang belum
dimengerti siswa mencoba untuk bertanya kepada guru. Selanjutnya sebesar
58,8% siswa memperhatikan dan mencoba menanggapi jika ada salah satu teman
yang bertanya atau menanggapi jawaban. Hal tersebut menunjukkan bahwa
keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan aktif sehingga dapat terjadi
interaksi dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa ini selain daripada penerapan metode yang dilakukan guru
juga didukung dengan adanya kesiapan siswa itu sendiri.
Tabel 4.4
Kesiapan Siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)
1 Apakah anda memperhatikan guru
saat pembelajaran di kelas?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
58
0
10
85,3 %
0 %
14,7 %
Jumlah (N) 68 100 %
Berdasarkan data di atas dikemukakan bahwa sebanyak 85,3% siswa
menyatakan iya, bahwasanya mereka memperhatikan guru saat pembelajaran di
kelas.14
Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kesiapan yang matang untuk
atau dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas.
Tabel 4.5
Keaktifan Guru
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)
9 Apakah guru anda aktif
memberikan pertanyaan saat
pembelajaran?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
50
1
17
73,5 %
1,5 %
25 %
Jumlah (N) 68 100 %
14
Hasil angket siswa.
55
55
Berdasarkan data diatas bahwa sebesar 73,5% guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam aktif memberikan pertanyaan saat proses pembelajaran
berlangsung.15
Hal ini menunjukkan bahwa guru memang aktif dan guru
menerapkan keaktifan bertanya tersebut dalam metode tanya jawab dalam
pembelajaran di kelas.
Prinsip-prinsip pokok keterampilan bertanya yang harus diperhatikan guru
antara lain:
1. Berikan pertanyaan secara hangat dan antusias kepada siswa di kelas.
2. Berikan waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan.
3. Berikan kesempatan kepada yang bersedia menjawab terlebih dahulu.
4. Tunjuk peserta didik untuk menjawab setelah diberikan waktu untuk berpikir.
5. Berikan penghargaan atas jawaban yang diberikan.
Keterampilan bertanya itu sendiri merupakan bagian dalam kegiatan
pembelajaran saintifik pada Kurikulum 2013. Pada dasarnya guru melakukan
keterampilan bertanya dengan jalan bertanya jawab dengan siswa, namun tujuan
sebenarnya adalah mengupayakan siswa memiliki kemampuan aktif bertanya.
Dalam penerapan keterampilan bertanya dasar, guru mengajukan
pertanyaan, guru menggunakan kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas
dan singkat (tidak berbelit-belit).16
Dalam memberi pertanyaan, guru juga
memberikan petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau materi yang
berkaitan agar siswa dapat menjawab sesuai dengan harapan. Guru juga memberi
kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan
satu siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari pertanyaan itu adalah
mengaktifkan kondisi atau proses pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban
siswa yang pertama pun belum tentu benar atau memadai jawaban yang
diharapkan. Oleh karena itu diperlukan jawaban lain. Guru juga melakukan
penyebaran yakni menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru
berusaha agar siswa mendapat kesempatan atau giliran yang sama (merata).
15
Hasil angket siswa. 16
Hasil observasi pembelajaran di kelas VIIIA dan VIIIC.
56
56
Dalam memberika pertanyaan, guru pun memberi waktu kepada siswa beberapa
detik untuk berpikir sebelum siswa menjawab. Ketika jawaban siswa meluas dari
materi, guru akan kembali memusatkan ke arah jawaban yang diminta (sesuai
dengan konten). Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru menuntun
agar siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang tepat.17
Gambar 4.2
Penerapan Keterampilan Bertanya dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII A dan VIII C
Dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut, ketika diawal
pembelajaran, guru memberikan pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa
dapat mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti pembelajaran, pertanyaan
diajukan guna sebagai pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau
menganalisis materi yang disampaikan. Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang
paling mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah agar siswa dapat tertarik
dan siswa dapat lebih berpikir kritis dan logis. Guru juga meminta siswa
memberikan alasan atas jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat menunjang
kebenaran atas jawabannya tersebut. Selain itu juga guru memberi kesempatan
siswa untuk menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu jawaban atau
pernyataan dari guru disertai alasan. Ketika jawaban siswa dianggap kurang tepat,
guru memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk meninjau kembali atas
jawabannya. Ketika siswa menjawab samar-samar, guru meminta siswa
17
Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C, Rabu 27 Februari 2019 dan Senin 4 Maret
2019.
57
57
memberikan ilustrasi atau contoh tentang apa yang dia kemukakan. Jika ada siswa
yang bertanya, guru tidak segera menjawab melainkan mengajukan kembali
pertanyaan tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi kesempatan siswa
lain untuk mengemukakan pendapat agar situasi pembelajaran menjadi aktif.18
Gambar 4.3
Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran PAI
kelas VIII A dan VIII C
Pembelajaran PAI ini menggunakan Kurikulum 2013 yang tidak lain
adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses
keilmuan. Dalam pendekatan saintifik ini terdapat lima pengalaman belajarr yang
diantaranya mengandung unsur keterampilan bertanya. Lima pengalaman belajar
ini dicantumkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di langkah-
langkah pembelajaran pada bagian kegiatan inti. Yakni sebagai berikut:
1. Mengamati (observing); mengamati dengan indra (membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.
2. Menanya (questioning); membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang
ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.
3. Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting); mengeksplorasi,
mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan
eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari
18
Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C, Rabu 27 Februari 2019, Senin 4 Maret 2019
dan Rabu 6 Maret 2019.
58
58
narasumber melalui angket, wawancara, dan
memodifikasi/menambahi/mengembangkan.
4. Menalar/mengasosiasi (assosiating); mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam
rangka menemukan suatu pola dan menyimpulkan.
5. Mengkomunikasikan (communicating); menyajikan laporan dalam bentuk
bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis dan menyajikan
laporan meliputi proses, hasil dan kesimpulan secara lisan.
Dengan keterampilan bertanya ini guru menghadirkan sesuatu yang dapat
menarik keaktifan siswa diiringi juga dengan media pendukung seperti presentasi
power point. Ketika siswa menjawab belum tepat atau kurang tepat, bisa guru
lempar lagi ke siswa lain, atau guru membimbing sampai siswa menemukan
jawaban itu sendiri. Guru memberi clue-clue ke arah jawaban yang diharapkan,
atau dengan mengulas kembali materi terkait pertanyaan itu, diulangi lagi sampai
paham dan bisa menjawab.19
Dengan diterapkannya keterampilan bertanya, diharapkan siswa dapat
memahami materi pelajaran. Tidak hanya itu, siswa juga menjadi berani untuk
menjawab, berani berbicara, dan pada akhirnya berani untuk bertanya, juga
mengemukakan pendapat, dengan alasan yang jelas. Dari hal tersebut kelas
menjadi aktif. Dan siswa lebih dapat berpikir kritis mengenai materi pelajaran.20
Tabel 4.6
Manfaat yang dirasakan Siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (P)
10 Apa manfaat yang anda rasakan
dari penerapan keterampilan
bertanya yang guru sampaikan?
44
64,7 %
19
Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho, Rabu 6 Maret 2019 di
SMP Labschool Kebayoran. 20
Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho.
59
59
a. Anda ikut aktif bertanya
b. Anda sulit menyesuaikan diri
c. Jawaban lainnya
2
22
2,9 %
32,4 %
Jumlah (N) 68 100 %
Berdasarkan data di atas sebanyak 64,7% siswa menjadi ikut aktif
bertanya setelah guru menerapkan menerapkan keterampilan bertanya dalam
proses pembelajaran. Dan sebesar 32,4% siswa menjawab opsi lain dengan
menuliskan beberapa hal diantaranya, dengan adanya guru menerapkan
keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran siswa dapat mengerti,
menambah wawasan dan lebih memahami dalam materi pelajaran. Siswa juga
berpendapat bahwa dengan adanya penerapan keterampilan bertanya yang
disampaikan guru dalam proses pembelajaran membuat pembelajaran menjadi
lebih seru dan siswa diajak untuk berpikir logika serta diajak untuk berpikir lebih
keras mengenai materi yang disampaikan berdasarkan hal-hal kontekstual,
sehingga siswa dapat menjadi aktif dan dapat memahami materi dalam
pembelajaran.21
Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan keterampilan
bertanya yang disampaikan guru, membuat siswa menjadi turut aktif dalam proses
pembelajaran, juga siswa dapat memahami materi pelajaran serta pembelajaran
menjadi lebih seru dan menyenangkan bagi siswa.
1. Latar Belakang dan Tujuan Penerapan Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan bagian dalam kegiatan
pembelajaran saintifik pada Kurikulum 2013. Pada dasarnya guru
melakukan keterampilan bertanya dengan jalan bertanya jawab dengan
siswa, namun tujuan sebenarnya adalah mengupayakan siswa memiliki
kemampuan aktif bertanya.
Keterampilan bertanya diterapkan atas dasar keresahan guru
terhadap proses pembelajaran yang cenderung monoton. Guru menyadari
21
Hasil angket siswa.
60
60
bahwa keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang harus dimiliki
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar.22
Bagi seorang guru, keterampilan bertanya merupakan keterampilan
yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru
dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna.
Kecenderungan siswa yang pasif saat proses pembelajaran
menjadikan salah satu faktor guru menerapkan keterampilan bertanya .
Selain itu juga dikarenakan alokasi waktu untuk mata pelajaran PAI yang
dirasa kurang memadai sehingga guru harus bisa bagaimanapun caranya
materi dapat tersampaikan, tetapi dengan cara atau metode yang menarik
dan tidak membosankan bagi siswa, dan juga dapat menggugah siswa
untuk turut aktif dalam pembelajaran.23
Tujuan penerapan keterampilan bertanya antara lain:
a. Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap
satu topik.
b. Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu.
c. Mengembangkan belajar secara aktif.
d. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
e. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
Dengan penerapan keterampilan bertanya ini diharapkan siswa
mampu turut aktif dalam pembelajaran dengan merespon pertanyaan-
pertanyaan guru atau juga menanggapi dan merespon jawaban-jawaban
siswa atau teman siswa dalam pembelajaran. Diharapkan juga siswa dapat
memahami materi pelajaran, siswa dapat berani untuk bertanya serta
mengemukakan pendapat disertai dengan alasan yang jelas. Siswa juga
dapat lebih berpikir kritis mengenai materi pelajaran. Materi pelajaran
yang didapat siswa tidak hanya dari teks buku melainkan kontekstual yang
up to date di kehidupan atau pengalaman siswa.24
Dalam penerapan
22
Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho, Rabu 6 Maret 2019. 23
Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho. 24
Hasil wawancara dengan guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho.
61
61
keterampilan bertanya pada metode tanya jawab ini juga melatih siswa
untuk berpikir logika dan guru sering mengungkapkan pernyataan dan
siswa menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap pernyataan guru
disertai alasan hal itu bertujuan agar siswa berani berbicara, berpendapat
dengan alasan yang jelas. Setelah itu nantinya barulah guru dapat
menyamakan pandangan atau pendapat dengan siswa dengan kebenaran
yang ada, sehingga siswa dapat memahami materi yang sedang dipelajari.
Dengan keterampilan bertanya ini juga, bertujuan untuk memfokuskan
siswa kepada pembelajaran.25
2. Perencanaan Pembelajaran Guru
Persiapan guru dalam penerapan keterampilan bertanya dituangkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang berpedoman kepada silabus
yang telah ditetapkan di sekolah berdasarkan kurikulum 2013.26
Secara
bertahap pertanyaan-pertanyaan diajukan oleh guru mulai dari awal
pembelajaran yang merupakan pertanyaan-pertanyaan ingatan kemudian di
tengah pertanyaan-pertanyaan pemahaman serta di akhir pembelajaran
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang merujuk kepada kesimpulan
materi ajar.27
Dalam perencanaan pembelajaran ini masih terdapat kelemahan,
yaitu kurang sesuainya RPP dengan pada saat implementasi proses
pembelajaran di kelas. Jika mengacu kepada silabus pembelajaran yang
ditentukan sekolah, pembelajaran PAI yang menggunakan kurikulum
2013, digunakannya berbagai metode seperti diskusi, dan lain-lain. Begitu
juga yang tertera dalam RPP guru. Namun, pada pelaksanaannya, guru
jarang sekali menggunakan metode diskusi. Yang ada guru lebih sering
menggunakan metode tanya jawab, yang didalamnya terdapat
keterampilan bertanya, yang mana guru menunjang penerapan
keterampilan bertanya dengan menggunakan media berupa power point
25
Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C dan wawancara dengan Bapak Kuncoro. 26
Hasil wawancara dengan Ibu Yulinda Asnita, Wakil Kepala SMP Labschool
Kebayoran bidang Akademik, 20 Juli 2018. 27
Hasil observasi pembelajaran dan dokumentasi RPP guru dan silabus pembelajaran.
62
62
presentasi. Sehingga dalam perencanaan ini masih terdapat kekurangan
yaitu kurang jelasnya posisi keterampilan bertanya dalam proses
pembelajaran.28
Meski begitu, dapat dipahami keterampilan bertanya ini
terdapat dalam metode tanya jawab yang guru lakukan, yang berfungsi
sebagai stimulus siswa untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.
3. Penerapan Keterampilan Bertanya Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
Pada dasarnya guru menerapkan melakukan keterampilan bertanya
dengan jalan bertanya jawab dengan siswa, namun dalam penerapannya
guru juga mengiringi dengan menggunakan media presentasi dengan
tujuan siswa dapat tertarik mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
Keterampilan bertanya ini dilakukan oleh guru mulai dari awal
pembelajaran hingga dalam proses pembelajaran.
Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan
pertanyaan, antara lain:
a. Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan jelas serta nampak kaitannya
antara jalan pikiran yang satu dengan yang lain.
b. Kecepatan dan selang waktu
Usahakan menyampaikan pertanyaan dengan jelas serta tidak tergesa-
gesa. Begitu pertanyaan selesai diucapkan, berhentilah sejenak untuk
memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir; sementara itu,
sambil memonitor kelas, apakah sudah ada yang siap menjawab.
c. Arah dan distribusi penunjukkan
Pertanyaan hendaknya diajukan ke seluruh kelas. Sesudah diberi
kesempatan berpikir, barulah menunjuk seseorang untuk
menjawabnya. Diusahakan agar pertanyaan didistribusikan secara
merata ke seluruh kelas.
d. Teknik reinforcement
28
Hasil dokumentasi RPP dan Silabus pembelajaran.
63
63
Dimaksudkan untuk menimbulkan sikap positif pada siswa serta
meningkatkan prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan belajar yang lebih baik.
e. Teknik menuntun dan menggali (prompting and probing).
Dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan guru menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami bagi siswa. Guru mengajukan pertanyaan
secara jelas dan singkat dalam arti tidak berbelit-belit. Dalam memberi
pertanyaan guru juga memberikan petunjuk atau acuan yakni berupa
materi ajar atau materi yang berkaitan dengan materi pelajaran agar siswa
dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan harapan. Guru juga memberi
kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab artinya guru tidak puas
hanya dengan satu jawaban dari satu siswa saja karena tujuan dari
pertanyaan itu adalah untuk mengaktifkan situasi atau proses pembelajaran
yang berlangsung. Serta jawaban siswa yang pertama pun belum tentu
benar atau memadai jawaban yang diharapkan, oleh karena itu diperlukan
jawaban lain. Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru
menuntun sehingga siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang tepat.
Guru juga melakukan penyebaran yakni menyebarkan giliran menjawab
pertanyaan secara acak. Guru berusaha agar siswa mendapat kesempatan
atau giliran yang sama dalam menjawab pertanyaan. Dalam memberikan
pertanyaan guru pun memberi waktu kepada siswa beberapa detik untuk
berpikir sebelum siswa menjawab.29
Ketika jawaban siswa meluas dari
materi, guru akan kembali memusatkan siswa ke arah jawaban yang
diminta sesuai dengan konten.
Dalam halnya keterampilan bertanya lanjut, ketika di awal
pembelajaran guru memberikan pertanyaan ingatan yang bertujuan agar
siswa dapat mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti
pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai pemahaman siswa serta
agar siswa dapat berpikir atau menganalisis materi yang disampaikan.
29
Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C dan wawancara dengan Bapak Kuncoro.
64
64
Pertanyaan diajukan guru mulai yang paling mudah hingga ke yang lebih
kompleks, gunanya adalah agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih
berpikir kritis dan logis. Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas
jawaban yang siswa berikan dengan tujuan dapat menunjang kebenaran
atas jawabannya tersebut. Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa
untuk menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu jawaban atau
pernyataan dari guru disertai dengan alasan. Ketika jawaban siswa
dianggap kurang tepat, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
meninjau kembali atas jawabannya. Ketika siswa menjawab samar-samar,
guru meminta siswa memberikan ilustrasi atau contoh tentang apa yang
dikemukakan. Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera menjawab
melainkan mengajukan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa yang
lain atau memberi kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat
agar situasi pembelajaran menjadi aktif dan siswa dapat berinteraksi dalam
proses pembelajaran.
Dalam penerapannya keterampilan bertanya diiringi dengan
presentasi guru yang menarik. Dan juga dalam materi tertentu, dapat guru
sampaikan materi berupa video, kemudian guru membahas video tersebut
dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa atau dengan
guru memancing siswa untuk bertanya dan kondisi kelas dan siswa
menjadi aktif.30
Selain itu dalam pembelajaran PAI guru terbiasa untuk
mengkondisikan siswa untuk melakukan table free. Siswa diminta untuk
mengkosongkan meja dari buku, catatan, pulpen, pensil, maupun alat tulis
lainnya dan guru pun menegaskan agar siswa tidak ada yang bersandar di
meja seperti mengantuk atau bahkan tertidur. Guru melakukan hal
demikian agar siswa dapat fokus kepada pembelajaran yang sedang
berlangsung.31
30
Hasil wawancara dengan Guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho. 31
Hasil observasi di kelas VIII A dan VIII C dan wawancara dengan Bapak Kuncoro.
65
65
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai guru untuk
memancing jawaban, komentar, pemahaman dari para siswa. Keterampilan
bertanya adalah cara-cara yang dapat digunakan guru untuk mengajukan
pertanyaan kepada siswa. Kualitas pertanyaan guru akan menentukan
kualitas jawaban siswa.32
Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila
pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan
dengan topik yang dibicarakan.
4. Manfaat dari Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk:
a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu
sendiri pada hakikatnya adalah bertanya.
c. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
masalah yang sedang dibahas.
d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik pula.
e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang
dibahas.
Atas penerapan keterampilan bertanya ini manfaat yang
dirasakan oleh siswa yaitu siswa dapat ikut turut aktif dalam proses
pembelajaran. Siswa bisa menjawab pertanyaan dan juga siswa dapat
aktif bertanya mengenai materi pelajaran yang ingin dia tanyakan atau
belum ia mengerti. Selanjutnya menurut siswa, dengan adanya
penerapan keterampilan bertanya ini, pembelajaran Pendidikan Agama
Islam menjadi lebih seru dan membuat siswa bersemangat, serta siswa
32
Hasil wawancara dengan Guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho.
66
66
dapat lebih mengerti dan memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru.33
Sedangkan manfaat yang dirasakan oleh guru ialah siswa dapat
memahami materi pelajaran dan siswa juga menjadi berani untuk
menjawab, berani untuk berbicara dan berani untuk mengungkapkan
pendapat dan pada akhirnya siswa juga berani untuk bertanya dan aktif
bertanya dalam kegiatan proses pembelajaran. Dengan hal tersebut,
kondisi kelas menjadi aktif dan interaktif dan siswa dapat lebih
berpikir kritis dan logis mengenai materi pelajaran.34
33
Hasil angket siswa. 34
Hasil wawancara dengan Guru PAI, Bapak Kuncoro Widagdho, 6 Maret 2019.
67
11
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang ditemukan dalam penerapan
keterampilan bertanya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII
SMP Labschool Kebayoran, penulis menarik kesimpulan bahwa:
1. Latar belakang dan tujuan guru menerapkan keterampilan bertanya dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam bermula atas keresahan guru
terhadap proses pembelajaran yang cenderung monoton, sehingga
kurangnya semangat dalam diri siswa mengikuti pembelajaran. Dan juga
siswa yang cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu
karena alokasi waktu yang dirasa cukup sempit, namun menuntut untuk
ketuntasan materi ajar. Tujuan dari penerapan keterampilan bertanya
adalah agar pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan adanya keaktifan
siswa dalam menjawab pertanyaan, menanggapi, dan juga bertanya. Dan
juga agar siswa dapat fokus kepada materi pelajaran.
2. Perencanaan yang dilakukan guru dalam penerapan keterampilan bertanya
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang ditunjang dengan media
presentasi yang menarik bagi siswa, sehingga siswa merasakan
kenyamanan dalam pembelajaran. Namun, dalam perencanaan RPP guru
terdapat kelemahan yaitu kurang jelasnya posisi keterampilan bertanya
dalam pembelajaran, hanya nampak metode tanya jawab. Dan juga kurang
sesuainya antara penggunaan metode dalam silabus dan RPP yang
tercantum dengan implementasinya pada proses pembelajaran.
3. Penerapan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI ini dilakukan
guru dengan jalan metode tanya jawab, yang juga diiringi dengan
penggunaan media presentasi yang menarik, sehingga siswa tertarik dan
turut aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menyenangkan dan
tidak monoton. Dalam penerapan keterampilan bertanya ini, guru dapat
mengimplementasikan keterampilan bertanya dasar dan lanjutan sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa.
67
68
68
4. Manfaat dari penerapan keterampilan bertanya ini adalah guna
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga
dapat lebih memahami materi pelajaran yang sedang berlangsung. Dan
siswa juga merasakan kenyamanan dalam pembelajaran yang asik, seru,
dan tidak monoton. Dengan demikian, kondisi pembelajaran menjadi
lebih aktif dan siswa dapat lebih berpikir kritis dan logis mengenai materi
pelajaran. Dengan penerapan keterampilan bertanya ini, guru lebih mudah
menghadirkan pertanyaan-pertanyaan dari siswa, dan juga mengaktifkan
siswa dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa
saran dari peneliti sebagai berikut:
1. Pelaksanaan keterampilan bertanya dalam pembelajaran PAI hendaknya
tetap ditingkatkan dan lebih disempurnakan mulai dari perencanaan,
hingga kepada pelaksanaannya.
2. Guru PAI hendaknya tetap meningkatkan kreatifitas dalam
mengembangkan potensi siswa yang ada.
3. Sebaiknya pihak sekolah, keluarga maupun masyarakat mempunyai rasa
tanggung jawab yang sama dalam proses pembelajaran PAI.
4. Dengan keterbatasan penelitian ini, hendaklah peneliti selanjutnya dapat
mengembangkan penelitian tentang pendidikan yang serupa menggunakan
variabel lain atau pembelajaran lainnya.
69
11
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Fitria dan Sopandi, Wahyu. Peningkatan Kemampuan Bertanya dan
Penguasaan Konsep IPA melalui Pendekatan Question Formulation
Technique (QFT). Jurnal Pendidikan ISSN 1412-565 X.
Alma, Buchari., dkk. Guru Profesional, Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta. 2014.
Asnita, Yulinda. Wawancara. Jakarta: 20 Juli 2018.
Basri, M. Persepsi Siswa tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama
Islam di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur. Skripsi pada Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.
Belqis, Vira Alfia. Implementasi Keterampilan Dasar Mengajar Guru pada
Pembelajaran Unit of Inquiry di Kelas II SD Madania Bogor. Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. 2010.
Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar, Landasan dan Konsep
Implementasi. Bandung: Alfabeta. 2012.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010.
------------------------------- dan Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2013.
Ermasari, Gandhi., dkk. Kemampuan Bertanya Guru IPA dalam Pengelolaan
Pembelajaran. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Ganesha Program
Studi IPA. Volume 4 Tahun 2014.
Expo Ekskul 2018 SMP Labschool Kebayoran.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman
Penulisan Skripsi 2015.
Fathurrohman, Pupuh dan Suryana, Aa. Guru Profesional. Bandung: PT Refika
Aditama. 2012.
Gumawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
69
70
70
2009.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.
Hasibuan , J.J. dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2009.
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Uji Kompetensi Guru 2015”,
www.kemendikbud.go.id/uji-kompetensi-guru-2015, pada Jakarta, 4
Januari 2016, diakses pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 06.03 WIB.
Lestari, Sri. Keterampilan Bertanya Lanjut dalam Upaya Membiasakan Siswa
Gemar Bertanya dan Menyampaikan Pendapat dengan Benar dalam
Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmiah PGSD Vol. VII No.1 April 2015.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011.
----------------- Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2012.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2015.
--------------- Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2017.
Nurdin, Syarifuddin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Quantum Teaching. 2005.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
Profil (Sejarah Singkat) Yayasan Pembina Universitas Negeri Jakarta Labschool,
http://www.labschool-unj.sch.id/smpkebayoran, diakses pada 15 Januari
2019.
Profil Sekolah SMP Labschool Kebayoran.
Purwanti, Ninik., dkk. Panduan Penyusunan RPP Sekolah Menengah Pertama.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
71
71
Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
2017.
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2005.
RI, Kementerian Agama. Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Bogor: Lembaga
Percetakan Al-Qur‟an Kementerian Agama Republik Indonesia. 2010.
Riyanto, Yatim . Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif Berkualitas. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group. 2014.
Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers. 2016.
Said, Alamsyah dan Budimanjaya, Andi. 95 Strategi Mengajar Multiple
Intelligences. Jakarta: Kencana. 2015.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenadamedia Group. 2006.
Setiawan, Conny., dkk. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
1990.
Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Terj. Raisul
Muttaqien. Bandung: Nuansa Cendekia. 2016.
SMP Labschool Kebayoran, (www.labschool-unj.sch.id/smpkebayoran), diakses
pada Minggu, 22 Juli 2018.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta,
2013.
Suparta. Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI. Jakarta:
Rajawali Pers. 2016.
Sylvi Astuti, Meiria. Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar
Siswa Kelas 2 SDN Slungkep 03 Menggunakan Model Discover Learning.
Jurnal Scholaria Vol.V No.1 Januari 2015.
Tarigan, Djago. Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa. 1990.
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik
Konsep Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi
Pustaka. 2007.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
72
72
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
---------------------- Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
---------------------- Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara. 2008.
Widagdho, Kuncoro. Wawancara. Jakarta: 6 Maret 2019.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenadamedia Group. 2016.
73
73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
74
74
Lampiran 1
Lembar Observasi
Nama Guru : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : VIII C
Waktu Pembelajaran : Senin, 25 Februari 2019
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas Pendidikan Agama Islam SMP
Labschool Kebayoran
Objek Pengamatan Deskripsi
Penerapan keterampilan
bertanya dalam
pembelajaran PAI
Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x
40 menit) dengan yang diawali dengan salam pembuka
dari guru mata pelajaran setelah itu membaca doa
bersama-sama dengan khidmat. Dalam pembelajaran
guru menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.
Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu
menyiapkan presentasi power point materi ajar beserta
RPP, dan guru mengkondisikan siswa untuk siap
mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir
pembelajaran, terlihat interaksi siswa dengan guru
yang cukup bersemangat karena guru dapat mengemas
pembelajaran secara menarik sehingga tidak
membosankan bagi siswa. Dengan guru menerapkan
keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam
pembelajaran dapat merangsang/mendorong siswa
untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.
Keterampilan Bertanya
Dasar
Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas dan
singkat (tidak berbelit-belit).
Dalam memberi pertanyaan, guru juga memberikan
petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau
materi yang berkaitan agar siswa dapat menjawab
sesuai dengan harapan.
Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain
untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan satu
siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari
pertanyaan itu adalah mengaktifkan situasi atau proses
pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban siswa
yang pertama pun belum tentu benar atau memadai
75
75
jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan
jawaban lain.
Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru
menuntun hingga siswa dapat menemukan sendiri
jawaban yang tepat.
Keterampilan Bertanya
Lanjut
Ketika diawal pembelajaran, guru memberikan
pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa dapat
mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti
pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai
pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau
menganalisis materi yang disampaikan.
Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang paling
mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah
agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih berpikir
kritis dan logis.
Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas
jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat
menunjang kebenaran atas jawabannya tersebut.
Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu
jawaban atau pernyataan dari guru disertai alasan.
Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera
menjawab melainkan mengajukan kembali pertanyaan
tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi
kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat
agar situasi pembelajaran menjadi aktif dan terjadi
interaksi.
Mengetahui,
Guru Pendidikan Agama Islam
H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.
76
76
Lembar Observasi
Nama Guru : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : VIII A
Waktu Pembelajaran : Rabu, 27 Februari 2019
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas lt.2 SMP Labschool Kebayoran
Objek Pengamatan Deskripsi
Penerapan keterampilan
bertanya dalam
pembelajaran PAI
Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x
40 menit) yang diawali dengan salam pembuka dari
guru mata pelajaran setelah itu membaca doa bersama-
sama dengan khidmat. Dalam pembelajaran guru
menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.
Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu
menyiapkan presentasi power point materi ajar beserta
RPP, dan guru mengkondisikan siswa untuk siap
mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir
pembelajaran, terlihat interaksi siswa dengan guru
yang bersemangat karena guru dapat mengemas
pembelajaran secara menarik sehingga tidak
membosankan bagi siswa. Dengan guru menerapkan
keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam
pembelajaran dapat merangsang/mendorong siswa
untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.
Keterampilan Bertanya
Dasar
Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas dan
singkat (tidak berbelit-belit).
Dalam memberi pertanyaan, guru juga memberikan
petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau
materi yang berkaitan agar siswa dapat menjawab
sesuai dengan harapan.
Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain
untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan satu
siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari
pertanyaan itu adalah mengaktifkan kondisi atau
proses pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban
siswa yang pertama pun belum tentu benar atau
memadai jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu
diperlukan jawaban lain.
77
77
Guru juga melakukan penyebaran yakni menyebarkan
giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru
berusaha agar siswa mendapat kesempatan atau giliran
yang sama (merata).
Dalam memberika pertanyaan, guru pun memberi
waktu kepada siswa beberapa detik untuk berpikir
sebelum siswa menjawab.
Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru
menuntun hingga siswa dapat menemukan sendiri
jawaban yang tepat.
Keterampilan Bertanya
Lanjut
Ketika diawal pembelajaran, guru memberikan
pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa dapat
mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti
pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai
pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau
menganalisis materi yang disampaikan.
Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang paling
mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah
agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih berpikir
kritis dan logis.
Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas
jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat
menunjang kebenaran atas jawabannya tersebut.
Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu
jawaban atau pernyataan dari guru disertai alasan.
Jika jawaban siswa kurang tepat, guru memberi
kesempatan kepada siswa tersebut untuk meninjau
kembali atas jawabannya.
Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera
menjawab melainkan mengajukan kembali pertanyaan
tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi
kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat
agar situasi pembelajaran menjadi aktif.
Mengetahui,
Guru Pendidikan Agama Islam
H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.
78
78
Lembar Observasi
Nama Guru : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : VIII C
Waktu Pembelajaran : Senin, 4 Maret 2019
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas lt.2 SMP Labschool Kebayoran
Objek Pengamatan Deskripsi
Penerapan keterampilan
bertanya dalam
pembelajaran PAI
Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x
40 menit) yang diawali dengan salam pembuka dari
guru mata pelajaran setelah itu membaca doa bersama-
sama dengan khidmat. Dalam pembelajaran guru
menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.
Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu
menyiapkan presentasi power point materi ajar beserta
RPP, dan guru mengkondisikan siswa untuk siap
mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir
pembelajaran, terlihat interaksi siswa dengan guru
yang bersemangat karena guru dapat mengemas
pembelajaran secara menarik sehingga tidak
membosankan bagi siswa. Dengan guru menerapkan
keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam
pembelajaran dapat merangsang/mendorong siswa
untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.
Keterampilan Bertanya
Dasar
Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas dan
singkat (tidak berbelit-belit).
Dalam memberi pertanyaan, guru juga memberikan
petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau
materi yang berkaitan agar siswa dapat menjawab
sesuai dengan harapan.
Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain
untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan satu
siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari
pertanyaan itu adalah mengaktifkan kondisi atau
proses pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban
siswa yang pertama pun belum tentu benar atau
memadai jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu
diperlukan jawaban lain.
Guru juga melakukan penyebaran yakni menyebarkan
79
79
giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru
berusaha agar siswa mendapat kesempatan atau giliran
yang sama (merata).
Dalam memberika pertanyaan, guru pun memberi
waktu kepada siswa beberapa detik untuk berpikir
sebelum siswa menjawab.
Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru
menuntun agar siswa dapat menemukan sendiri
jawaban yang tepat.
Keterampilan Bertanya
Lanjut
Ketika diawal pembelajaran, guru memberikan
pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa dapat
mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti
pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai
pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau
menganalisis materi yang disampaikan.
Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang paling
mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah
agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih berpikir
kritis dan logis.
Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas
jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat
menunjang kebenaran atas jawabannya tersebut.
Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu
jawaban atau pernyataan dari guru disertai alasan.
Ketika jawaban siswa dianggap kurang tepat, guru
memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk
meninjau kembali atas jawabannya.
Ketika siswa menjawab samar-samar, guru meminta
siswa memberikan ilustrasi atau contoh tentang apa
yang dia kemukakan.
Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera
menjawab melainkan mengajukan kembali pertanyaan
tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi
kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat
agar situasi pembelajaran menjadi aktif.
Mengetahui,
Guru Pendidikan Agama Islam
H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.
80
80
Lembar Observasi
Nama Guru : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas : VIII A
Waktu Pembelajaran : Rabu, 6 Maret 2019
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Tempat Pembelajaran : Ruang Kelas lt.2 SMP Labschool Kebayoran
Objek Pengamatan Deskripsi
Penerapan keterampilan
bertanya dalam
pembelajaran PAI
Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x
40 menit) yang diawali dengan salam pembuka dari
guru mata pelajaran setelah itu membaca doa bersama-
sama dengan khidmat. Dalam pembelajaran guru
menggunakan metode presentasi dan tanya jawab.
Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu
menyiapkan presentasi power point materi ajar beserta
RPP, dan guru mengkondisikan siswa untuk siap
mengikuti pembelajaran. Mulai dari awal hingga akhir
pembelajaran, terlihat interaksi siswa dengan guru
yang bersemangat karena guru dapat mengemas
pembelajaran secara menarik sehingga tidak
membosankan bagi siswa. Dengan guru menerapkan
keaktifan bertanya dalam metode tanya jawab dalam
pembelajaran dapat merangsang/mendorong siswa
untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.
Keterampilan Bertanya
Dasar
Dalam mengajukan pertanyaan, guru menggunakan
kata-kata yang mudah dipahami siswa secara jelas dan
singkat (tidak berbelit-belit).
Dalam memberi pertanyaan, guru juga memberikan
petunjuk atau acuan yakni dengan materi ajar atau
materi yang berkaitan agar siswa dapat menjawab
sesuai dengan harapan.
Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain
untuk menjawab, artinya tidak puas hanya dengan satu
siswa saja yang menjawab, karena tujuan dari
pertanyaan itu adalah mengaktifkan kondisi atau
proses pembelajaran yang berlangsung, serta jawaban
siswa yang pertama pun belum tentu benar atau
memadai jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu
diperlukan jawaban lain.
81
81
Guru juga melakukan penyebaran yakni menyebarkan
giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru
berusaha agar siswa mendapat kesempatan atau giliran
yang sama (merata).
Dalam memberika pertanyaan, guru pun memberi
waktu kepada siswa beberapa detik untuk berpikir
sebelum siswa menjawab.
Ketika jawaban siswa meluas dari materi, guru akan
kembali memusatkan ke arah jawaban yang diminta
(sesuai dengan konten).
Apabila jawaban siswa tadi belum sesuai, maka guru
menuntun agar siswa dapat menemukan sendiri
jawaban yang tepat.
Keterampilan Bertanya
Lanjut
Ketika diawal pembelajaran, guru memberikan
pertanyaan ingatan yakni bertujuan agar siswa dapat
mengingat materi sebelumnya. Berlanjut pada inti
pembelajaran, pertanyaan diajukan guna sebagai
pemahaman siswa serta agar siswa dapat berpikir atau
menganalisis materi yang disampaikan.
Pertanyaan diajukan guru mulai dari yang paling
mudah hingga ke lebih kompleks. Gunanya adalah
agar siswa dapat tertarik dan siswa dapat lebih berpikir
kritis dan logis.
Guru juga meminta siswa memberikan alasan atas
jawaban yang dia berikan dengan tujuan dapat
menunjang kebenaran atas jawabannya tersebut.
Selain itu juga guru memberi kesempatan siswa untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan atas suatu
jawaban atau pernyataan dari guru disertai alasan.
Ketika jawaban siswa dianggap kurang tepat, guru
memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk
meninjau kembali atas jawabannya.
Ketika siswa menjawab samar-samar, guru meminta
siswa memberikan ilustrasi atau contoh tentang apa
yang dia kemukakan.
Jika ada siswa yang bertanya, guru tidak segera
menjawab melainkan mengajukan kembali pertanyaan
tersebut kepada siswa-siswa lainnya, atau memberi
kesempatan siswa lain untuk mengemukakan pendapat
agar situasi pembelajaran menjadi aktif.
Mengetahui,
Guru Pendidikan Agama Islam
H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.
82
82
Lampiran 2
Hasil Wawancara
Informan : Bapak H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Waktu Wawancara : Rabu, 6 Maret 2019, Pukul 10.40 WIB
Tempat Wawancara : Ruang Guru SMP Labschool Kebayoran
No. Pertanyaan Jawaban
1
Apa yang melatarbelakangi
Bapak menerapkan
keterampilan bertanya dalam
proses pembelajaran?
Ya karena, pertama, siswa cenderung pasif
kalau tidak dipancing oleh guru dengan
pertanyaan-pertanyaan menarik. Gurunya
dulu harus aktif, nanti bisa mengaktifkan
siswa. Dan saya pribadi guru ingin kelas
yang anti-mainstream, jadi saya ajak siswa
untuk berpikir-berpikir logika terkait
pelajaran, tidak melulu teks buku, tapi
juga hal-hal kontekstual di luar buku
pelajaran tapi ada kaitan dengan materi
pelajaran. Dengan saya beri pertanyaan-
pertanyaan seperti itu siswa dapat
mengembangkan pikirannya, kemudian
dia juga belajar mengemukakan pendapat
dia, mengapa dan kenapa, seperti itu.
Selain itu juga, kedua, karena alokasi
waktu kita yang kurang memadai, hanya 2
jam pelajaran begitu, sehingga guru harus
bisa bagaimanapun caranya, materi dapat
tersampaikan tapi dengan cara/metode
yang juga menarik, tidak membosankan
bagi siswa, tidak membuat siswa acuh.
Apalagi karena mata pelajaran kita ini
Pendidikan Agama Islam, PAI, yang
banyak orang atau siswa bilang „yah
cuman PAI, apasih?‟ begitu kan. Yang
padahal Pendidikan Agama ini menjadi
pondasi bagi manusia. Tapi yang sering
ditemui dimasyarakat di sekolah-sekolah
pelajaran PAI ini monoton, begitu-begitu
saja, materi-praktik, materi-praktik saja,
tidak ada sesuatu hal yang menjadikannya
menarik untuk dipelajari. Sehingga saya
ingin sesuatu yang beda, dengan apa,
83
83
dengan menampilkan, menghadirkan
penerapan bertanya ini. Yang didukung
dengan media juga, jadi tidak
membosankan untuk siswa. Memang
penerapan bertanya ini masih terfokus
kepada guru sebagai aktor utamanya, guru
yang awalnya memberi pertanyaan-
pertanyaan pancingan dan sebagainya.
Tetapi, kita iringi juga dengan hadikan
media misal, presentasi yang menarik
sehingga siswa antusias. Dan nantinya
dengan diawali guru yang merangsang
keaktifan siswa dengan pertanyaan-
pertanyaan tadi, siswa akan berpikir, siswa
akan berlomba untuk menjawab, dan tidak
dipungkiri siswa juga akan menjadi
penarasan dengan materi yang sedang
dipelajari, sehingga muncul juga
pertanyaan-pertanyaan dari siswa
mengenai materi ajar. Dan dengan begitu
situasi atau proses pembelajaran itu jadi
asyik, menarik dan interaktif. Dan juga
siswa dapat memahami materi pelajaran.
2
Apa yang Bapak siapkan
untuk menunjang penerapan
keterampilan bertanya ini?
Tentunya dari pribadi guru harus siap
dengan hal ini. Apalagi jika ada kendala-
kendala dalam penerapannya. Karena
mungkin saja siswa tidak bisa menjawab,
atau muncul pertanyaan siswa yang diluar
perkiraan kita. Itu bisa saja terjadi. Ya itu
bisa diatasi dengan kita tuntun terus
hingga siswa bisa menjawab, atau
mungkin pada saat kita belum tau
pertanyaan siswa yang diluar perkiraan
tadi, ya guru mencoba mengembalikan
lagi kepada siswa lain untuk menjawab,
biar terjadi interaksi di kelas. Atau jika
memang kita tidak tau, jujur saja, nanti
kita cari tau jawabannya sama-sama
begitu. Yang paling penting adalah RPP
guru, karena disana kita buat skenario
pelaksanaan pembelajaran, hari ini mau
seperti apa pelaksanaannya begitu. Tapi
perlu diketahui juga bahwa antara skenario
di RPP dengan kenyataan di kelas bisa saja
berbeda dan diluar dugaan. Karena itulah,
sebagai guru harus siap segala hal dalam
84
84
menghadapi situasi pembelajaran, situasi
siswa seperti apa. Ya saya suka selipkan
humor-humor dalam pertanyaan-
pertanyaan agar kelas menjadi asyik, siswa
tertarik. Dalam memberi pertanyaan-
pertanyaan juga saya gunakan kata-kata
yang mudah dipahami, tapi secara
bertahap pertanyaan itu naik tingkatannya
sesuai kondisi apakah diawal pelajaran
atau pada saat inti materi dan juga akhir
pelajaran. Selain itu juga yang dapat
menunjang penerapan bertanya, ya itu tadi
saya gunakan media, saya beri presentasi
power point yang menarik, atau dalam
materi tertentu misalkan, makanan halal
haram, bisa kita hadirkan video singkat
agar siswa tertarik, baru kemudian bisa
jadi siswa bertanya mengenai video
tersebut, atau juga guru yang memulai
bertanya terkait video materi ajar.
3
Bagaimana respon siswa
ketika Bapak mengajukan
pertanyaan?
Awal mungkin banyak diamnya, tapi kalau
sudah mulai satu orang bisa menjawab,
banyak lagi muncul yang ingin menjawab.
Apalagi kalau jawaban pertama belum
tepat, lalu saya kembalikan lagi, saya beri
kesempatan lagi yang lain untuk
menjawab. Atau meskipun yang pertama
sudah tepat, bisa juga tetap saya beri
kesempatan yang lain menjawab biar
bergilir, agar merata. Kadang juga disela-
sela malah muncul siswa yang ingin
bertanya, nah disitulah mulai berkembang
pemikiran siswa, dan saya bisa
mengembangkan penerapan bertanya
dengan lebih luas dan lebih gampang
terjadi interaksi pembelajaran di sana.
4
Bagaimana cara Bapak
menuntun siswa untuk
menemukan jawaban yang
benar?
Ya ketika ada yang menjawab belum tepat
atau kurang tepat, bisa saya lempar lagi ke
siswa lain, atau saya bimbing sampai dia
menemukan jawaban itu sendiri. Saya beri
clue-clue ke arah jawaban yang
diharapkan, atau dengan mengulas
kembali materi terkait pertanyaan itu,
diulangi lagi sampai paham dan bisa
menjawab. Alhamdulillah sejauh ini anak-
anak termasuk responsif ya jadi mudah
85
85
membimbingnya.
5
Mengapa Bapak juga sering
memberi kesempatan kepada
siswa untuk menyatakan
persetujuan atau penolakan
disertai alasan seperti itu?
Seperti yang saya jelaskan di awal tadi,
saya inginkan pembelajaran yang anti-
mainstream. Seringkali saya koyak-koyak
dulu pemikiran anak-anak diawal, kenapa?
Karena biar terlatih anak-anak untuk
berpikir kritis. Logikanya jalan. Agar anak
itu mau mengungkapkan pendapatnya,
berani berbicara, mau benar mau salah
urusan belakang, yang penting berani dulu
dia untuk berpendapat dengan catatan
disertai alasan yang jelas, kenapa dia
setuju, kenapa dia menolak begitu. Agar
anak-anak juga paham kenapa harus setuju
dan kenapa harus menolak suatu
pernyataan itu. Setelah itu, nantinya
barulah kita bisa samakan pandangan,
pendapat, antara guru dan siswa dengan
kebenaran yang ada, yang benar di materi
pelajaran seperti itu. Dan siswa bisa
memahami materi yang sedang dipelajari.
6
Mengapa ketika di awal
pembelajaran Bapak
mengkondisikan siswa untuk
„free table‟?
Iya karena agar anak-anak fokus ke
pembelajaran. Jadi saya minta kosongkan
meja, free, bersih, tidak ada buku, catatan,
kertas, pulpen ataupun alat tulis lainnya.
Juga saya tekankan anak tidak ada yang
sandaran di meja seperti mengantuk, tidur
begitu. Saya disiplikan supaya fokus ke
pembelajaran yang berlangsung.
7
Dari penerapan keterampilan
bertanya ini, apa manfaat
yang Bapak rasakan?
Siswa dapat memahami materi pelajaran.
Tidak hanya itu, siswa juga menjadi berani
untuk menjawab, berani berbicara, dan
pada akhirnya berani untuk bertanya, juga
mengemukakan pendapat, dengan alasan
yang jelas. Dari hal tersebut kelas menjadi
aktif. Dan siswa lebih dapat berpikir kritis
mengenai materi pelajaran.
Mengetahui,
Guru Pendidikan Agama Islam
H. Kuncoro Widagdho, M.Pd.
86
86
ANGKET/KUESIONER
Penerapan Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SMP Labschool Kebayoran
ANGKET PENELITIAN
Profil Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian
Bacalah pertanyaan yang telah tertulis di bawah ini dan pilihlah jawaban sesuai
alternatif yang telah disediakan dan sertakan alasan. Apabila alternatif tidak sesuai
dengan jawaban anda, maka tulislah jawaban sesuai pendapat anda pada tempat
yang telah disediakan.
1. Apakah anda memperhatikan guru saat pembelajaran di kelas?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
2. Apakah guru Anda pernah menerapkan belajar berkelompok?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
3. Apakah anda termasuk siswa yang aktif bertanya di kelas?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
4. Apakah anda menjawab pertanyaan yang disampaikan guru?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
5. Jika ada materi pelajaran yang belum dimengerti, apakah anda mencoba
bertanya kepada guru?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
87
87
6. Jika ada salah satu teman anda yang bertanya atau menanggapi jawaban,
apakah anda memperhatikan dan mencoba menanggapi?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
7. Jika anda bertanya kepada guru, apakah guru merespon pertanyaan anda?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
8. Apakah guru menuntun anda untuk menemukan jawaban yang benar?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
9. Apakah guru anda aktif memberikan pertanyaan saat pembelajaran?
a. Ya
b. Tidak
c. Kadang-kadang
10. Apa manfaat yang anda rasakan dari penerapan keterampilan bertanya yang
guru sampaikan?
a. Anda ikut aktif bertanya
b. Anda sulit menyesuaikan diri
c. Jawaban lainnya.............................................................................................
.......................................................................................................................
88
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
1.1. Beriman kepada kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT.
2.3. Menunjukkan perilaku toleran sebagai implementasi beriman kepada
kitabullah
3.3. Memahami makna beriman kepada Kitabullah.
4.3. Menyajikan dalil naqli tentang beriman kepada kitabullah.
Oleh:
Kuncoro Widagdho,S.Ag., M.Pd
Dra. Faridah
SMP LABSCHOOL KEBAYORAN
JL.KH.AHMAD DAHLAN NO.14, KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN
2018-2019
89
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Labschool Kebayoran
Mata Pelajaran : PAI
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Iman kepada Kitabullah
Alokasi Waktu : 6 x Pertemuan (2 x 40 menit)
Materi Pembelajaran :
1. Pengertian Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
2. Dalil naqli tentang kitab-kitab Allah Swt.
3. Kesimpulan isi kitab-kitab Allah Swt.
4. Keistimewaan dan keutamaan Al-Qur‟an.
5. Sikap mencintai Al-Qur‟an.
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong
royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.3 beriman kepada kitab-kitab suci yang
diturunkan Allah Swt.
2.3 menunjukkan perilaku toleran sebagai
implementasi beriman kepada kitab-
kitab Allah Swt.
3.3 memahami makna beriman kepada
Kitab-kitab Allah Swt.
4.3. menyajikan dalil naqli tentang beriman
kepada Kitab-kitab Allah Swt.
1. Menjelaskan dalil naqli iman kepada kitab-kitab Allah
Swt.
2. Menjelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
3. Menjelaskan kitab-kitab Allah Swt.
4. Menjelaskan isi dari kitab-kitab Allah Swt
5. Menjelaskan sebab turunnya Al-Qur‟an.
6. Menjelaskan keutamaan Al-Qur‟an.
7. Menjelaskan makna iman kepada kitab-kitab Allah
Swt.
8. Menjelaskan perilaku toleransi sebagai salah satu
pemahaman iman terhadap kitab-kitab Allah Swt.
9. Menjelaskan perilaku meyakini kitab-kitab Allah Swt.
90
90
C. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (3 JP)
Pada pertemuan pertama, siswa akan diajak untuk memahami materi tentang
beriman kepada kitab-kitab Allah Swt, meliputi arti beriman, macam-macam,
serta isi dari kitab-kitab Allah Swt. Guru menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa
memperoleh perhatian dan motivasi pada materi yang akan dipelajari. Selain
itu, guru juga menyampaikan garis besar dari materi dan kegiatan yang akan
dilakukan beserta teknik penilaian yang akan digunakan. Selanjutnya, guru
membimbing siswa untuk berkelompok dan meminta siswa untuk bekerjasama
dengan seluruh anggota kelompoknya dengan tertib.
a. Indikator:
1) Menjelaskan dalil naqli iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
2) Menjelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
3) Menjelaskan kitab-kitab Allah Swt.
4) Menjelaskan isi dari kitab-kitab Allah Swt
b. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
2) Guru mengondisikan kelas agar siswa tertib mengikuti proses
pembelajaran, mengenai Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
3) Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan mengenai
perbedaan/persamaan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para
nabi dan rasul-Nya
4) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang beriman
kepada Allah Swt.
5) Guru meminta siswa untuk duduk dengan baik.
Kegiatan Inti
1) Mengamati dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait
dengan iman kepada kitab-kitab Allah.
2) Menyimak dan membaca penjelasan iman kepada kitab-kitab Allah.
3) Membaca dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah beserta
artinya
4) Menggali pengetahuan tentang kitab-kitab Allah melalui berbagai
media yang ada.
5) Mencari dan menelaah dalil naqli tentang keberadaan kitab-kitab
Allah selain al-Qur‟an.
6) Mengumpulkan informasi dari media mengenai bukti-bukti yang
relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.
7) Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan
beriman kepada kitab-kitab Allah.
8) Menghubungkan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah dengan
bukti-bukti yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.
9) Merumuskan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.
91
91
10) Menyajikan paparan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah
disertai bukti-bukti lain yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-
kitab Allah mulai Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur‟an.
11) Memaparkan rumusan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab
Allah.
Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan tanggapan terhadap siswa terkait materi yang telah
disampaikan.
2) Guru memberikan siswa penguatan terhadap materi yang belum
dipahami dan memberikan apresiasi dengan pujian atau penghargaan
kepada siswa atau kelompok yang mampu menghafal salah satu dalil
naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan baik selama
proses pembelajaran.
3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada
Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini berlangsung dengan baik dan
lancar.
c. Teknik Penilaian
1) Penilaian Sikap
2) Penilaian Pengetahuan
3) Penilaian Keterampilan
d. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1) Media/alat : Proyektor dan komputer, lengkap dengan media
presentasi
Microsoft PowerPoint Bab 2.
2) Bahan : Lembar Aktivitas Siswa (LAS).
3) Sumber Belajar : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Penerbit
Grafindo Media Pratama dan materi tambahan
yang dapat diunduh di
https://id.scribd.com/doc/286060549/Makna-
Beriman-Kepada-Kitab-Allah
2. Pertemuan Kedua: (3 JP)
Pada pertemuan kedua, siswa akan diajak untuk memahami materi tentang
beriman kepada kitab-kitab Allah Swt, meliputi asbab an-nuzul Al-Qur‟an,
keutamaannya, dan makna beriman kepadanya. Guru menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-
hari, agar siswa memperoleh perhatian dan motivasi pada materi yang akan
dipelajari. Selain itu, guru juga menyampaikan garis besar dari materi dan
kegiatan yang akan dilakukan beserta teknik penilaian yang akan digunakan.
Selanjutnya, guru membimbing siswa untuk berkelompok dan meminta siswa
untuk bekerjasama dengan seluruh anggota kelompoknya dengan tertib.
a. Indikator:
1) Menjelaskan sebab turunnya Al-Qur‟an.
2) Menjelaskan keutamaan Al-Qur‟an.
92
92
3) Menjelaskan makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
4) Menjelaskan perilaku toleransi sebagai salah satu pemahaman iman
terhadap kitab-kitab Allah Swt.
5) Menjelaskan perilaku meyakini kitab-kitab Allah Swt.
b. Kegiatan Pembelajaran
1) Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
2) Guru mengondisikan kelas agar siswa tertib mengikuti proses
pembelajaran, mengenai Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
3) Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan mengenai
perbedaan/persamaan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para
nabi dan rasul-Nya
4) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang beriman
kepada Allah Swt.
5) Guru meminta siswa untuk duduk dengan baik.
Kegiatan Inti
1) Mengamati dan mencermati gambar atau tayangan yang terkait
dengan iman kepada kitab-kitab Allah.
2) Menyimak dan membaca penjelasan iman kepada kitab-kitab Allah.
3) Membaca dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah beserta
artinya
4) Menggali pengetahuan tentang kitab-kitab Allah melalui berbagai
media yang ada.
5) Mencari dan menelaah dalil naqli tentang keberadaan kitab-kitab
Allah selain al-Qur‟an.
6) Mengumpulkan informasi dari media mengenai bukti-bukti yang
relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.
7) Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku yang mencerminkan
beriman kepada kitab-kitab Allah.
8) Menghubungkan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah dengan
bukti-bukti yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab Allah.
9) Merumuskan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.
10) Menyajikan paparan makna dalil naqli tentang kitab-kitab Allah
disertai bukti-bukti lain yang relevan terkait dengan keberadaan kitab-
kitab Allah mulai Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur‟an.
11) Memaparkan rumusan ciri-ciri orang yang beriman kepada kitab-kitab
Allah.
Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan tanggapan terhadap siswa terkait materi yang telah
disampaikan.
2) Guru memberikan siswa penguatan terhadap materi yang belum
dipahami dan memberikan apresiasi dengan pujian atau penghargaan
kepada siswa atau kelompok yang mampu menghafal salah satu dalil
naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt. dengan baik selama
proses pembelajaran.
3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada
Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini berlangsung dengan baik dan
lancar.
93
93
c. Teknik Penilaian
1) Penilaian Sikap
2) Penilaian Pengetahuan
3) Penilaian Keterampilan
d. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1) Media/alat : Proyektor dan komputer, lengkap dengan media
presentasi
Microsoft PowerPoint Bab 2.
2) Bahan : Lembar Aktivitas Siswa (LAS).
3) Sumber Belajar : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Penerbit
Grafindo Media Pratama dan materi tambahan
yang dapat diunduh di
https://muslim.or.id/9030-keutamaan-keutamaan-
al-quran.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1
Materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada Buku Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Bab 2 mengenai Beriman kepada
kitab-kitab Allah Swt. Subbab A halaman 15-21.
2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1 a. Penilaian Sikap
1) Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Nama Satuan Pendidikan : ……………………….
Kelas/Semester : ……………………….
Tahun Pelajaran : ……………………….
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/
Neg Tindak Lanjut
1. 25/1/2016 Bagas Bermain-main saat
berdoa
Ketakwaan
dalam
Beragama
- Ditanya apa
alasannya bermain-
main pada saat
berdoa agar
selanjutnya tidak
bermain-main saat
berdoa
2. 10/2/2016 Ellya Menyajikan hasil
diskusi kelompok dan
menjawabsanggahan
kelompok laindengan
tegas menggunakan
Percaya diri + Diberi apresiasi/
pujian
94
94
argumentasi yang
logis dan relevan
3 …. …. …. …. …. ….
2) Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual dan Sosial
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
No Pernyataan Ya Tidak
Selama kegiatan kelompok, saya:
1. Mengusulkan ide kepada kelompok
2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4. Menertawakan pendapat teman
5. Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai
dengan pendapat saya
3) Contoh Lembar Penilaian Antarteman Sikap Spiritual dan Sosial
Nama Teman : 1. …………… 2. ………………
Nama Penilai : ………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………….
No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2
1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah
4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya
5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok
6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh
8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
tidak sesuai dengan pendapatnya
95
95
b. Penilaian Pengetahuan
Lembar Tes Tulisan
1) Tuliskan salah satu dalil tentang diturunkannya kitab Taurat.
2) Tuliskan salah satu dalil tentang diturunkannya kitab Zabur.
3) Tuliskan sikap terpuji dari iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
c. Penilaian Keterampilan
1) Penilaian Portofolio
Pada pertemuan pertama, siswa telah mempelajari tentang arti dan dalil naqli
tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt. Berdasarkan materi yang telah
dipelajari tersebut, guru meminta siswa secara individu menulis salah satu dalil
iman kepada kitab-kitab Allah. Dalil tersebut disajikan dengan tulisan yang
indah/kaligrafi. Kreativitas siswa sangat diharapkan dalam menyajikan tugas
tersebut.
3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2
Materi pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Buku Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Bab 2 mengenai Beriman kepada kitab-
kitab Allah Swt. Subbab B dan C halaman 19-21.
4. Instrumen Penilaian Pertemuan 2 a. Penilaian Sikap
1) Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Nama Satuan Pendidikan : ……………………….
Kelas/Semester : ……………………….
Tahun Pelajaran : ……………………….
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/
Neg Tindak Lanjut
1. 25/1/2016 Bagas Bermain-main saat
berdoa
Ketakwaan
dalam
Beragama
- Ditanya apa
alasannya bermain-
main pada saat
berdoa agar
selanjutnya tidak
bermain-main saat
berdoa
2. 10/2/2016 Ellya Menyajikan hasil
diskusi kelompok dan
menjawabsanggahan
kelompok laindengan
tegas menggunakan
argumentasi yang
logis dan relevan
Percaya diri + Diberi apresiasi/
pujian
96
96
3 …. …. …. …. …. ….
2) Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual dan Sosial
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
No Pernyataan Ya Tidak
Selama kegiatan kelompok, saya:
1. Mengusulkan ide kepada kelompok
2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4. Menertawakan pendapat teman
5. Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai
dengan pendapat saya
3) Contoh Lembar Penilaian Antarteman Sikap Spiritual dan Sosial
Nama Teman : 1. …………… 2. ………………
Nama Penilai : ………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………….
No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2
1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah
4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya
5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok
6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh
8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
97
97
tidak sesuai dengan pendapatnya
b. Penilaian Pengetahuan
Lembar Tes Tulisan
1) Tuliskan salah satu kedudukan Al-Qur‟an.
2) Tuliskan bagaimana Al-Qur‟an diturunkan.
3) Tuliskan 5 keutamaan Al-Qur‟an.
c. Penilaian Keterampilan
1) Penilaian Portofolio
Pada pertemuan kedua, siswa telah mempelajari tentang keutamaan kitab
Al-Qur‟an. Berdasarkan materi yang telah dipelajari tersebut, guru
meminta siswa secara individu membuat kumpulan konsep tentang Al-
Qur‟an sebagai kitab suci umat Islam. Kumpulan konsep tersebut dapat
disajikan dengan menggunakan kepingan kertas warna. Kreativitas siswa
sangat diharapkan dalam menyajikan kumpulan konsep tersebut.
5. Contoh Model Pembelajaran yang Dapat Diterapkan
Pada pembelajaran Bab 2 mengenai Iman kepada kitab-kitab Allah Swt, guru dapat
menerapkan beberapa model pembelajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan
model Picture And Picture Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dan
kedua dapat menggunakan Picture And Picture sebagai berikut.
Sintaks/Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
● Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai
Guru menyampaikan materi dan kompetensi yang akan
dibahas dan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah
mempelajari bab 2 ini.
● Menyajikan materi sebagai
pengantar
● Guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
Guru menyuruh siswa untuk membuka Buku Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 15
sampai 21. Guru menyuruh siswa untuk membaca materi yang
ada pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2
Kelas VIII halaman 15 sampai 21 tersebut untuk diamati.
● Guru menunjuk/memanggil siswa
secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis
● Guru menanyakan alasan/dasar
pemikiran urutan gambar tersebut
Guru memanggil siswa untuk menyebutkan makna dari materi
tersebut dan mencontohkannya dengan gambar yang telah
diamati, yang berkaitan dengan iman kepada kitab-kitab Allah
Swt meyakini bahwa Al-Qur„an adalah kitab penyempurna
kitab-kitab sebelumnya. Guru menanyakan juga arti dan
penjelasan dari gambar yang telah diamati.
● Dari alasan/urutan gambar tersebut
guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai
Setelah menerima beberapa penjelasan dan alasan dari siswa,
guru mengarahkan kepada materi yang akan disampaikan
sesuai dengan kompetensi yang harus dipahami.
Guru juga menjelaskan pengertian kitab Allah Al-Qur„an
sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Sesuai dengan
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII
98
98
halaman 15 sampai 21.
● Kesimpulan/rangkuman Guru menyimpulkan hasil dari pengamatan terhadap gambar
dan memberikan pemahaman yang mudah yang dapat
dipahami oleh siswa. Sesuai dengan Buku Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 22.
Jakarta, Juli 2018
Guru Bidang Studi Guru Bidang Studi
Kuncoro Widagdho,S.Ag.,M.Pd. Dra. Faridah
Mengetahui
Kepala Sekolah
Yati Suwartini, M.Pd.
99
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Labschool Kebayoran
Mata Pelajaran : PAI
Kelas/Semester : VIII/1
Materi Pokok : Iman kepada Rasul Allah
Alokasi Waktu : 6 x Pertemuan (2 x 40 menit)
Materi Pembelajaran :
1. Pengertian Iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
2. Dalil naqli tentang kitab-kitab Allah Swt.
3. Kesimpulan isi kitab-kitab Allah Swt.
4. Keistimewaan dan keutamaan Al-Qur‟an.
5. Sikap mencintai Al-Qur‟an.
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong
royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.4 beriman kepada Rasul Allah Swt.
2.4 menunjukkan perilaku amanah sebagai
implementasi iman kepada Rasul Allah
Swt.
3.4 memahami makna beriman kepada Rasul
Allah Swt.
4.4 menyajikan dalil naqli tentang iman
kepada Rasul Allah Swt.
1. Menjelaskan dalil naqli iman kepada Rasul-rasul Allah
Swt.
2. Menjelaskan arti iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
3. Menjelaskan tugas dan sifat Rasul-rasul Allah Swt.
4. Menjelaskan fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah
Swt.
5. Menjelaskan Rasul-rasul ulul azmi..
6. Menjelaskan dalil naqli tentang Rasul-rasul ulul azmi.
7. Meneladani sifat-sifat Rasul Allah Swt.
8. Menjelaskan perilaku amanah sebagai salah satu
pemahaman iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
100
100
C. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama: (3 JP)
Pada pertemuan pertama, siswa akan diajak untuk memahami materi tentang
iman kepada Rasul-rasul Allah Swt., meliputi pengertian, tugas, dan fungsi
iman kepada Rasul-rasul Allah Swt. Guru menyampaikan kompetensi yang
akan dicapai dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa
memperoleh perhatian dan motivasi pada materi yang akan dipelajari. Selain
itu, guru juga menyampaikan garis besar dari materi dan kegiatan yang akan
dilakukan beserta teknik penilaian yang akan digunakan. Selanjutnya, guru
membimbing siswa untuk berkelompok dan meminta siswa untuk bekerjasama
dengan seluruh anggota kelompoknya dengan tertib.
a. Indikator:
1) Menjelaskan dalil naqli iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
2) Menjelaskan arti iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
3) Menjelaskan tugas dan sifat Rasul-rasul Allah Swt.
4) Menjelaskan fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
b. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
2) Guru mengondisikan kelas agar siswa tertib mengikuti proses
pembelajaran, mengenai Iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
3) Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang hal-hal
tentang iman kepada nabi dan rasul. Mengajukan pertanyaan fungsi
nabi dan rasul diutus ke muka bumi.
4) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang beriman
kepada Allah Swt.
5) Guru meminta siswa untuk duduk dengan baik.
Kegiatan Inti
1) Membaca dan mencermati teks bacaan tentang materi iman kepada
nabi dan rasul.
2) Mengamati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada
nabi dan rasul.
3) Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada nabi dan
rasul.
4) Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul sebagai utusan Allah
Swt.
5) Menggali informasi sejarah perjuangan dan ajaran para nabi dan rasul
melalui berbagai sumber.
6) Secara berkelompok mendiskusikan tugas para nabi dan rasul.
7) Menghubungkan sejarah perjuangan dan ajaran antara satu nabi
dengan nabi yang lainnya.
8) Merumuskan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang dialami
oleh umatnya.
9) Menyajikan paparan mengenai hubungan sejarah perjuangan dan
ajaran antara satu nabi dengan nabi yang lainnya.
101
101
10) Memaparkan rumusan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang
dialami oleh umatnya.
11) Menyimpulkan hasil pembahasan.
Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan tanggapan terhadap siswa terkait materi yang telah
disampaikan.
2) Guru memberikan siswa penguatan terhadap materi yang belum
dipahami dan memberikan apresiasi dengan pujian atau penghargaan
kepada siswa atau kelompok yang mampu menghafal salah satu dalil
naqli tentang iman kepada rasul-rasul Allah Swt. dengan baik selama
proses pembelajaran.
3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada
Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini berlangsung dengan baik dan
lancar.
c. Teknik Penilaian
1) Penilaian Sikap
2) Penilaian Pengetahuan
3) Penilaian Keterampilan
d. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1) Media/alat : Proyektor dan komputer, lengkap dengan media
presentasi
Microsoft PowerPoint Bab 7.
2) Bahan : Lembar Aktivitas Siswa (LAS), Buku/artikel
Sejarah Islam.
3) Sumber Belajar : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Penerbit
Grafindo Media Pratama dan materi tambahan
yang dapat diunduh di
http://www.academia.edu/31065042/Iman_Kepa
da_Rasul_Allah_SWT
2. Pertemuan Kedua: (3 JP)
Pada pertemuan kedua, siswa akan diajak untuk memahami materi tentang iman
kepada Rasul-rasul Allah Swt, meliputi rasul-rasul ulul azmi, dalil naqli dan
meneladani sifat-sifatnya. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa memperoleh
perhatian dan motivasi pada materi yang akan dipelajari. Selain itu, guru juga
menyampaikan garis besar dari materi dan kegiatan yang akan dilakukan beserta
teknik penilaian yang akan digunakan. Selanjutnya, guru membimbing siswa
untuk berkelompok dan meminta siswa untuk bekerjasama dengan seluruh
anggota kelompoknya dengan tertib.
102
102
a. Indikator:
1) Menjelaskan Rasul-rasul ulul azmi..
2) Menjelaskan dalil naqli tentang Rasul-rasul ulul azmi.
3) Meneladani sifat-sifat Rasul Allah Swt.
4) Menjelaskan perilaku amanah sebagai salah satu pemahaman iman
kepada Rasul-rasul Allah Swt.
b. Kegiatan Pembelajaran
1) Guru membimbing siswa untuk berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
2) Guru mengondisikan kelas agar siswa tertib mengikuti proses
pembelajaran, mengenai Iman kepada Rasul-rasul Allah Swt.
3) Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan mengenai rasul-
rasul yang termasuk ke dalam ulul azmi serta pertanyaan lain yang
relevan.
4) Menyampaikan inti tujuan pembelajaran hari ini tentang beriman
kepada Rasul-rasul Allah Swt.
5) Guru meminta siswa untuk duduk dengan baik.
Kegiatan Inti
1) Membaca dan mencermati teks bacaan tentang materi iman kepada
nabi dan rasul.
2) Mengamati gambar atau tayangan yang terkait dengan iman kepada
nabi dan rasul.
3) Menyimak dan membaca penjelasan mengenai iman kepada nabi dan
rasul.
4) Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul sebagai utusan Allah
Swt.
5) Menggali informasi sejarah perjuangan dan ajaran para nabi dan rasul
melalui berbagai sumber.
6) Secara berkelompok mendiskusikan keberadaan para rasul yang
mendapat gelar ulul „azmi.
7) Menghubungkan sejarah perjuangan dan ajaran antara satu nabi
dengan nabi yang lainnya.
8) Menyimpulkan keberadaan para rasul yang mendapat gelar ulul „azmi.
9) Menyajikan paparan mengenai hubungan sejarah perjuangan dan
ajaran antara satu nabi dengan nabi yang lainnya.
10) Memaparkan rumusan tugas para nabi dan rasul serta perubahan yang
dialami oleh umatnya.
11) Memaparkan keberadaan para rasul yang mendapat gelar ulul „azmi.
Kegiatan Penutup 1) Guru melakukan tanggapan terhadap siswa terkait materi yang telah
disampaikan.
2) Guru memberikan siswa penguatan terhadap materi yang belum
dipahami dan memberikan apresiasi dengan pujian atau penghargaan
kepada siswa atau kelompok yang mampu menghafal salah satu dalil
naqli tentang iman kepada rasul-rasul Allah Swt. dengan baik selama
proses pembelajaran.
103
103
3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada
Tuhan YME bahwa pertemuan hari ini berlangsung dengan baik dan
lancar.
c. Teknik Penilaian
1) Penilaian Sikap
2) Penilaian Pengetahuan
3) Penilaian Keterampilan
d. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1) Media/alat : Proyektor dan komputer, lengkap dengan media
presentasi
Microsoft PowerPoint Bab 7.
2) Bahan : Lembar Aktivitas Siswa (LAS).
3) Sumber Belajar : Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII. Penerbit
Grafindo Media Pratama dan materi tambahan
yang dapat diunduh di
https://kisahteladan.web.id/tag/rasul-rasul-ulul-
azmi/
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1
Materi pada pertemuan pertama dapat dilihat pada Buku Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Bab 7 mengenai Iman kepada Rasul-
rasul Allah Swt. Subbab A halaman 85-87.
2. Instrumen Penilaian Pertemuan 1 a. Penilaian Sikap
1) Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Nama Satuan Pendidikan : ……………………….
Kelas/Semester : ……………………….
Tahun Pelajaran : ……………………….
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/
Neg Tindak Lanjut
1. 25/1/2016 Bagas Bermain-main saat
berdoa
Ketakwaan
dalam
Beragama
- Ditanya apa
alasannya bermain-
main pada saat
berdoa agar
selanjutnya tidak
bermain-main saat
berdoa
2. 10/2/2016 Ellya Menyajikan hasil
diskusi kelompok dan
Percaya diri + Diberi apresiasi/
104
104
menjawabsanggahan
kelompok laindengan
tegas menggunakan
argumentasi yang
logis dan relevan
pujian
3 …. …. …. …. …. ….
2) Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual dan Sosial
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
No Pernyataan Ya Tidak
Selama kegiatan kelompok, saya:
1. Mengusulkan ide kepada kelompok
2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4. Menertawakan pendapat teman
5. Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai
dengan pendapat saya
3) Contoh Lembar Penilaian Antarteman Sikap Spiritual dan Sosial
Nama Teman : 1. …………… 2. ………………
Nama Penilai : ………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………….
No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2
1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah
4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya
5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok
6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh
105
105
8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
tidak sesuai dengan pendapatnya
b. Penilaian Pengetahuan
Lembar Tes Tulisan
1) Tuliskan salah satu dalil tentang iman kepada rasul-rasul Allah Swt.
2) Tuliskan salah satu tugas para Rasul Allah Swt.
3) Tuliskan sifat-sifat wajib bagi Rasul Allah Swt.
c. Penilaian Keterampilan
1) Penilaian Portofolio
Pada pertemuan pertama, siswa telah mempelajari tentang pengetian kepada
rasul, sifat, tugas para Rasul. Berdasarkan materi yang telah dipelajari tersebut,
guru meminta siswa secara individu menulis salah satu dalil iman kepada rasul-
rasul Allah. Dalil tersebut disajikan dengan tulisan yang indah/kaligrafi.
Kreativitas siswa sangat diharapkan dalam menyajikan tugas tersebut.
3. Materi Pembelajaran Pertemuan 2
Materi pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Buku Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti 2 untuk SMP/MTs Kelas VIII Bab 7 mengenai Iman kepada Rasul-
rasul Allah Swt. Subbab B dan C halaman 88-93.
4. Instrumen Penilaian Pertemuan 2 a. Penilaian Sikap
1) Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Nama Satuan Pendidikan : ……………………….
Kelas/Semester : ……………………….
Tahun Pelajaran : ……………………….
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/
Neg Tindak Lanjut
1. 25/1/2016 Bagas Bermain-main saat
berdoa
Ketakwaan
dalam
Beragama
- Ditanya apa
alasannya bermain-
main pada saat
berdoa agar
selanjutnya tidak
bermain-main saat
berdoa
2. 10/2/2016 Ellya Menyajikan hasil
diskusi kelompok dan
menjawabsanggahan
kelompok laindengan
tegas menggunakan
argumentasi yang
Percaya diri + Diberi apresiasi/
pujian
106
106
logis dan relevan
3 …. …. …. …. …. ….
2) Contoh Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual dan Sosial
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
No Pernyataan Ya Tidak
Selama kegiatan kelompok, saya:
1. Mengusulkan ide kepada kelompok
2. Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri
3. Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan
4. Menertawakan pendapat teman
5. Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan
6. Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai
dengan pendapat saya
3) Contoh Lembar Penilaian Antarteman Sikap Spiritual dan Sosial
Nama Teman : 1. …………… 2. ………………
Nama Penilai : ………………………………….
Kelas/Semester : ………………………………….
No Pernyataan/Indikator Pengamatan Teman 1 Teman 2
1. Teman saya mengajukan pertanyaan dengan sopan
2. Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas
dalam kelompok
3. Teman saya mengemukakan ide untuk menyelesaikan masalah
4. Teman saya memaksa kelompok untuk menerima usulnya
5. Teman saya menyela pembicaraan teman kelompok
6. Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain
7. Teman saya menertawakan pendapat teman yang aneh
8. Teman saya melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun
tidak sesuai dengan pendapatnya
107
107
b. Penilaian Pengetahuan
Lembar Tes Tulisan
1) Tuliskan yang dimaksud Ulul Azmi.
2) Tuliskan yang termasuk rasul-rasul Ulul Azmi.
3) Tuliskan salah satu sikap bukti meneladani sifat para rasul.
c. Penilaian Keterampilan
1) Penilaian Portofolio
Pada pertemuan kedua, siswa telah mempelajari tentang Rasul-rasul Ulul
Azmi. Berdasarkan materi yang telah dipelajari tersebut, guru meminta
siswa secara individu menceritakan kembali kisah teladan salah satu Rasul
Ulul Azmi dalam bentuk tulisan. Tulisan tersebut dapat disajikan dengan
tulisan tangan yang bagus dan rapi. Kesungguhan siswa sangat diharapkan
dalam menyelesaikan tugas tersebut.
5. Contoh Model Pembelajaran yang Dapat Diterapkan
Pada pembelajaran Bab 7 mengenai Iman kepada kitab-kitab Allah Swt, guru dapat
menerapkan beberapa model pembelajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan
model Picture And Picture Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dan
kedua dapat menggunakan Picture And Picture sebagai berikut.
Sintaks/Tahap Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
● Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai
Guru menyampaikan materi dan kompetensi yang akan
dibahas dan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah
mempelajari bab 7 ini.
● Menyajikan materi sebagai
pengantar
● Guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi
Guru menyuruh siswa untuk membuka Buku Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 85
sampai 93. Guru menyuruh siswa untuk membaca materi dan
memperhatikan gambar yang ada pada Buku Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 85
sampai 93 tersebut untuk diamati.
● Guru menunjuk/memanggil siswa
secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis
● Guru menanyakan alasan/dasar
pemikiran urutan gambar tersebut
Guru memanggil siswa untuk menyebutkan makna dari materi
tersebut dan mencontohkannya dengan gambar yang telah
diamati, yang berkaitan dengan iman kepada rasul-rasul Allah
Swt meyakini bahwa diantara para nabi dan rasul ada yang
tergolong ke dalam Ulul Azmi. Guru menanyakan juga arti dan
penjelasan dari gambar yang telah diamati.
● Dari alasan/urutan gambar tersebut
guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan
Setelah menerima beberapa penjelasan dan alasan dari siswa,
guru mengarahkan kepada materi yang akan disampaikan
108
108
kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan kompetensi yang harus dipahami.
Guru juga menjelaskan pengertian nabi dan rasul, serta arti
dari Ulul Azmi. Sesuai dengan Buku Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 85 sampai 93.
● Kesimpulan/rangkuman Guru menyimpulkan hasil dari pengamatan terhadap gambar
dan memberikan pemahaman yang mudah yang dapat
dipahami oleh siswa. Sesuai dengan Buku Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti 2 Kelas VIII halaman 94.
Jakarta, Juli 2018
Guru Bidang Studi Guru Bidang Studi
Kuncoro Widagdho,S.Ag.,M.Pd. Dra. Faridah
Mengetahui
Kepala Sekolah
Yati Suwartini, M.Pd.
109
109
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP LABSCHOOL KEBAYORAN
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong
royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
1.1. terbiasa membaca al-
Qur‟an dengan
meyakini bahwa
rendah hati, hemat, dan
hidup sederhana adalah
perintah agama.
2.1. menunjukkan perilaku
rendah hati, hemat, dan
hidup sederhana
sebagai implementasi
pemahaman Q.S. al-
Furqan/25: 63, Q.S. al-
Isra‟/17: 26-27 dan
Hadis terkait.
3.1. memahami Q.S. al-
Furqan/25: 63, Q.S. al-
Isra‟/17: 26-27 dan
Hadis terkait tentang
rendah hati, hemat, dan
hidup sederhana.
4.1.1. membaca Q.S. al-
Furqan/25: 63, Q.S.
al-Isra‟/17: 26-27
dengan tartil
4.1.2. menunjukkan hafalan
Bab 1
Memahami Ayat-ayat
Al-Qur’an
A. Surah al-Furqan
[25] Ayat 63
B. Surah al-Isra‟ [17]
Ayat 27
● Menyimak bacaan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.
al-Isrā‟/17: 26-27 ● Mencermati artiQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-
Isrā‟/17: 26-27. ● Menyimak penjelasan tentang hukum bacaan
mad. ● Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya
belajar al-Qur‟an, apa manfaat belajar ilmu
tajwid, atau pertanyaan lain yang relevan. ● Mengajukan pertanyaan mengenai hukum
bacaan mad. ● Secara berkelompok mencari dan
mengumpulkan lafal yang mengandung hukum
bacaan mad di dalam mushaf al-Qur‟an. ● Diskusi menyusun arti kataQ.S. al-Furqān/25:
63, Q.S. al-Isrā‟/17: 26-27 menjadi terjemah
secara utuh. ● Secara berpasangan membaca dan
menghafalkan Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-
Isrā‟/17: 26-27. ● Melakukan koreksi secara berkelompok
terhadap hasil pengumpulan lafal yang
mengandung bacaan mad. ● Merumuskan, mengoreksi, dan memperbaiki
hasil penterjemahan. ● Mengidentifikasi dan mengklasifikasi lafal
yang mengandung hukum bacaan madyang
terdapat pada Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-
Isrā‟/17: 26-27.
110
110
Q.S. alFurqan/25: 63,
Q.S. Al-Isra‟/17: 26-
27 serta Hadis terkait
dengan lancar
4.1.3. menyajikan
keterkaitan rendah
hati, hemat, dan hidup
sederhana dengan
pesan Q.S. al-
Furqan/25: 63, Q.S.
al-Isra‟/17: 26-27.
● Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Furqān/25:
63, Q.S. al-Isrā‟/17: 26-27. ● Menyajikan paparan hasil pencarian hukum
bacaan mad dalam Q.S. al-Furqān/25: 63, Q.S.
al-Isrā‟/17: 26-27. ● Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi
maknaQ.S. al-Furqān/25: 63, Q.S. al-Isrā‟/17:
26-27. ● Menanggapi paparan maknaQ.S. al-Furqān/25:
63, Q.S. al-Isrā‟/17: 26-27. ● Menyusun kesimpulan makna ayat dengan
bimbingan guru.
1.3. beriman kepada kitab-
kitab suci yang
diturunkan Allah Swt.
2.3. menunjukkan perilaku
toleran sebagai
implementasi beriman
kepada kitab-kitab
Allah Swt.
3.3. memahami makna
beriman kepada Kitab-
kitab Allah Swt.
4.3. menyajikan dalil naqli
tentang beriman
kepada Kitab-kitab
Allah Swt.
Bab 2
Iman kepada Kitab-
Kitab Allah Swt.
A. Beriman kepada
Kitab-Kitab Allah
Swt.
B. Al-Qur‟an sebagai
kitab suci umat
Islam
C. Sikap mencintai
Al-Qur‟an
● Mengamati dan mencermati gambar atau
tayangan yang terkait dengan iman kepada
kitab-kitab Allah. ● Menyimak dan membaca penjelasan iman
kepada kitab-kitab Allah. ● Membaca dalil naqli tentang iman kepada
kitab-kitab Allah beserta artinya ● Mengajukan pertanyaan mengenai
perbedaan/persamaan kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. ● Mengajukan pertanyaan untuk menggali
pengetahuan tentang kitab-kitab Allah. ● Mencari dan menelaah dalil naqli tentang
keberadaan kitab-kitab Allah selain al-Qur‟an. ● Mengumpulkan informasi dari media mengenai
bukti-bukti yang relevan terkait dengan
keberadaan kitab-kitab Allah. ● Mengumpulkan contoh-contoh nyata perilaku
yang mencerminkan beriman kepada kitab-
kitab Allah. ● Menghubungkan makna dalil naqli tentang
kitab-kitab Allah dengan bukti-bukti yang
relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab
Allah. ● Merumuskan ciri-ciri orang yang beriman
kepada kitab-kitab Allah. ● Menyajikan paparan makna dalil naqli tentang
kitab-kitab Allah disertai bukti-bukti lain yang
relevan terkait dengan keberadaan kitab-kitab
Allah mulai Taurat, Zabur, Injil, dan al-
Qur‟an. ● Memaparkan rumusan ciri-ciri orang yang
beriman kepada kitab-kitab Allah. 1.6. meyakini bahwa
perilaku jujur dan adil
adalah ajaran pokok
agama
1.7. menghayati ajaran
berbuat baik, hormat,
dan patuh kepada
orang tua dan guru
Bab 3
Akhlak Terpuji
A. Jujur dan adil
B. Adab terhadap
Orangtua dan Guru
C. Beramal Saleh dan
Berbaik Sangka
terhadap sesama.
● Mengamati dan memberi komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan jujur dan adil. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
jujur dan adil. ● Membaca Q.S.al-Māidah/5: 8 dan Hadis
terkait. ● Mengajukan pertanyaan tentang cara
menumbuhkan jujur dan adil. ● Mengajukan pertanyaan tentang manfaat
perilaku jujur dan adil atau pertanyaan lain
111
111
adalah perintah agama
1.8. meyakini bahwa
beramal saleh dan
berbaik sangka adalah
ajaran pokok agama.
2.6. menunjukkan perilaku
jujur dan adil dalam
kehidupan sehari-hari
2.7. menunjukkan perilaku
berbuat baik, hormat,
dan patuh kepada
2.8. memiliki sikap gemar
beramal saleh dan
berbaik sangka kepada
sesama.
3.6. memahami cara
menerapkan perilaku
jujur dan adil
3.7. memahami cara
berbuat baik, hormat,
dan patuh kepada
orang tua dan guru
3.8. memahami makna
perilaku gemar
beramal saleh dan
berbaik sangka kepada
sesama.
4.6. menyajikan cara
menerapkan perilaku
jujur dan adil
4.7. menyajikan cara
berbuat baik, hormat,
dan patuh kepada
orang tua dan guru
4.8. menyajikan contoh
perilaku gemar
beramal saleh dan
berbaik sangka kepada
sesama
yang relevan dan aktual. ● Mendiskusikan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan
Hadis terkait. ● Mencari contoh-contoh nyata jujurdan adil
dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai
sumber. ● Mencari data dan informasi tentang kesuksesan
yang diawali dari sikap jujur dan adil. ● Merumuskan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan
Hadis terkait. ● Menghubungkan perilaku jujur dan adil dalam
kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S.al-
Māidah /5: 8 dan Hadis terkait. ● Menghubungkan perilaku jujur dan adil dengan
kesuksesan seseorang dalam kehidupan sehari-
hari. ● Memaparkan makna Q.S.al-Māidah /5: 8 dan
Hadis terkait. ● Memaparkan hubungan antara jujur dan adil
dalam kehidupan sehari-hari dengan makna
Q.S.al-Māidah /5: 8 dan Hadis terkait. ● Memaparkan hubungan perilaku jujur dan adil
dengan kesuksesan seseorang dalam kehidupan
sehari-hari. ● Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki
paparan. ● Menyusun kesimpulan. ● Mengamati dan memberi komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan berbuat baik,
hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
berbuat baik, hormat, dan patuh kepada orang
tua dan guru. ● Membaca Q.S. an-Nisā/4: 36 dan Hadis terkait. ● Mengajukan pertanyaan tentang cara
menumbuhkan berbuat baik, hormat, dan patuh
kepada orang tua dan guru. ● Mengajukan pertanyaan tentang manfaat
perilaku berbuat baik, hormat, dan patuh
kepada orang tua dan guru atau pertanyaan lain
yang relevan dan aktual. ● Mendiskusikan makna Q.S. an-Nisā/4: 36 dan
Hadis terkait. ● Secara berkelompok mencari contoh-contoh
nyata berbuat baik, hormat, dan patuh kepada
orang tua dan guru dalam kehidupan sehari-hari
melalui berbagai sumber. ● Mencari data dan informasi tentang kesuksesan
yang diawali dari sikap berbuat baik, hormat,
dan patuh kepada orang tua dan guru. ● Menghubungkan perilaku berbuat baik, hormat,
dan patuh kepada orang tua dan guru dalam
kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. an-
Nisā/4: 36 dan Hadis terkait. ● Memaparkan hubungan antara berbuat baik,
112
112
hormat, dan patuh kepada orang tua dan guru
dalam kehidupan sehari-hari dengan makna
Q.S. an-Nisā/4: 36 dan Hadis terkait. ● Mendemontrasikan/mensosiodramakan contoh
perilaku berbuat baik, hormat, dan patuh
kepada orang tua dan guru. ● Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki
paparan. ● Menyusun kesimpulan. ● Mengamati dan memberi komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan gemar beramal
saleh dan berbaik sangka kepada sesama dalam
kehidupan sehari-hari. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
gemar beramal saleh dan berbaik sangka
kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. ● Membaca Q.S. al-‟Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-
Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait ● Mengajukan pertanyaan tentang cara
menumbuhkan sikap gemar beramal saleh dan
berbaik sangka kepada sesama. ● Mengajukan pertanyaan mengenai manfaat
sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka
kepada sesama. ● Mendiskusikan makna Q.S. al-‟Asr/ 103: 2-3,
Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan hadis terkait. ● Secara berkelompok mencari contoh-contoh
nyata sikap gemar beramal saleh dan berbaik
sangka kepada sesama di sekolah dan di
masyarakat. ● Mendiskusikan manfaat yang ditimbulkan oleh
sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka
kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. ● Mendiskusikan dan merumuskan makna Q.S.
al-‟Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan
hadis terkait. ● Menghubungkan sikap gemar beramal saleh
dan berbaik sangka kepada sesama dalam
kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. al-
‟Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan
Hadis terkait. ● Merumuskan manfaat yang ditimbulkan oleh
sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka
kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. ● Memaparkan rumusan makna Q.S. al-‟Asr/ 103:
2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan Hadis terkait. ● Memaparkan hubungan sikap gemar beramal
saleh dan berbaik sangka kepada sesama dalam
kehidupan sehari-hari dengan makna Q.S. al-
‟Asr/ 103: 2-3, Q.S. al-Hujurāt/ 49: 12 dan
Hadis terkait. ● Memaparkan pentingnya perilaku gemar
beramal saleh dan berbaik sangka kepada
sesama. ● Memaparkan manfaat yang ditimbulkan oleh
113
113
sikap gemar beramal saleh dan berbaik sangka
kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari. ● Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki
paparan. ● Menyusun kesimpulan.
1.9. melaksanakan salat
sunah berjamaah dan
munfarid sebagai
perintah agama.
2.9. menunjukkan perilaku
peduli dan gotong
royong sebagai
implementasi
pemahaman salat sunah
berjamaah dan
munfarid.
1.10. melaksanakan sujud
syukur, sujud tilawah,
dan sujud sahwi sebagai
perintah agama.
2.10. menunjukkan perilaku
tertib sebagai
implementasi dari sujud
syukur, sujud tilawah,
dan sujud sahwi
Bab 4
Salat Sunah dan
Macam-Macam
Sujud
A. Salat Sunah
B. Macam-macam
Sujud
● Mengamati dan memberi komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan salat sunah
berjamaah dan munfarid. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
tata cara salat sunah berjamaah dan munfarid. ● Membaca dan mencermati dalil naqli tentang
tatacara salat sunah berjamaah dan munfarid
beserta artinya. ● Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang
terkait dengan ibadah salat sunah berjamaah
dan munfarid. ● Mengajukan pertanyaan tentang tatacara salat
sunah berjamaah dan munfarid beserta artinya. ● Mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya
salat sunah yang dilakukan baik secara
berjamaah maupun munfarid. ● Secara berkelompok mencari data dan
informasi tentang dalil naqli, ketentuan, tata
cara, dan manfaat salat sunah berjamaah dan
munfarid dari berbagai media/literatur. ● Mengumpulkan dan mengelompokkan macam-
macam salat sunah yang dikerjakan secara
berjamaah maupun munfarid. ● Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara,
dan manfaat salat sunah berjamaah dan
munfarid. ● Berlatih mempraktikkan salat sunah berjamaah
dan munfarid. ● Mengolah informasi mengenai dalil naqli,
ketentuan, tata cara, dan manfaat salat sunah
berjamaah dan munfarid menjadi paparan yang
menarik. ● Merumuskan prosedur praktik salat sunah
berjamaah dan munfarid. ● Menyajikan paparan mengenai dalil naqli,
ketentuan, tata cara, dan manfaat salat sunah
berjamaah dan munfarid. ● Mendemonstrasikan praktik salat sunah
berjamaah dan munfarid. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan. ● Menonton dan mencermati gambar atau
tayangan yang terkait dengan tatacara sujud
syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Mengamati secara langsung praktik tatacara
pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah,
dan sujud sahwi. ● Mencermati, menyimak, dan membaca kembali
penjelasan tentang tatacara pelaksanaan sujud
syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi.
114
114
● Mencermati dan membaca dalil naqli mengenai
sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Mengajukan pertanyaan tentang sujud syukur,
sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Mengajukan pertanyaan terkait dengan tatacara
pelaksanaan sujud syukur, sujud tilawah,
dan sujud sahwi. ● Secara berkelompok menggali informasi
tentang tatacara pelaksanaan sujud syukur,
sujud tilawah, dan sujud sahwidari berbagai
sumber. ● Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara,
dan manfaat sujud syukur, sujud tilawah, dan
sujud sahwi. ● Berlatih mempraktikkan sujud syukur, sujud
tilawah, dan sujud sahwi. ● Mengolah informasi mengenai dalil naqli,
ketentuan, tata cara, dan manfaat sujud syukur,
sujud tilawah, dan sujud sahwimenjadi paparan
yang menarik. ● Merumuskan prosedur praktik pelaksanaan
sujud syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Menyajikan paparan mengenai dalil naqli,
ketentuan, tata cara, dan manfaat sujud syukur,
sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Mendemonstrasikan praktik pelaksanaan sujud
syukur, sujud tilawah, dan sujud sahwi. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.
1.13. meyakini bahwa
pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada
masa Bani Umayah
sebagai bukti nyata
agama Islam
dilaksanakan dengan
benar.
2.13. menunjukkan perilaku
tekun sebagai
implementasi dalam
meneladani ilmuwan
pada masa Bani
Umayyah.
3.13. memahami sejarah
pertumbuhan ilmu
pengetahuan masa
Bani Umayah.
4.13. menyajikan rangkaian
sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada
masa Bani Umayah.
Bab 5
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan pada
Masa Bani Umayyah
A. Ilmu Pengetahuan
pada Masa Bani
Umayyah
B. Ilmuwan Muslim
dan Peranannya
pada Masa Bani
Umayyah
● Membaca dan mencermati teks atau bacaan
tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa Umayah. ● Menyaksikan film atau tayangan yang terkait
dengan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa Umayah. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
sejarah sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa Umayah. ● Mengajukan pertanyaan tentang sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa
Umayah. ● Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor
yang mendukung terjadinya pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa Umayah. ● Secara berkelompok mengumpulkan data dan
informasi mengenai bukti-bukti sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa
Umayah. ● Mendiskusikan karya dan kiprah tokoh-tokoh
ilmuwan muslim pada masa Umayah. ● Mengolah data dan informasi mengenai bukti-
bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa Umayah menjadi paparan yang
menarik. ● Merumuskan karyadan kiprah tokoh-tokoh
115
115
ilmuwan muslim pada masa Umayah. ● Memaparkan data dan informasi mengenai
bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa Umaya. ● Memaparkan karya dan kiprah tokoh-tokoh
ilmuwan muslim pada masa Umayah. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.
1.2. terbiasa membaca al-
Qur‟an dengan
meyakini bahwa Allah
memerintahkan untuk
mengonsumsi
makanan dan
minuman yang halal
dan bergizi.
1.12. meyakini ketentuan
makanan dan minuman
yang halal dan haram
berdasarkan al-Qur‟an
dan Hadis.
2.2. terbiasa mengonsumsi
makanan dan
minuman yang halal
dan bergizi dalam
kehidupan seharihari
sebagai implementasi
pemahaman Q.S. an-
Nahl/16: 114dan
Hadis terkait.
2.12. menunjukkan perilaku
hidup sehat dengan
mengonsumsi
makanan dan minuman
halal.
3.2. memahami Q.S. an-
Nahl/16: 114dan
Hadis terkait tentang
mengonsumsi
makanan dan
minuman yang halal
dan bergizi dalam
kehidupan sehari-hari.
3.12. memahami ketentuan
makanan dan minuman
yang halal dan haram
berdasarkan al-Qur‟an
dan Hadis.
4.2.1. membaca Q.S. an-
Bab 6
Memahami Ayat-
Ayat Al-Qur’an (2)
A. Surah an-Nahl [16]
Ayat 114
B. Makanan yang
Halal dan Haram
A. Menyembelih
Binatang yang
Halal
● Mencermati bacaan Q.S. an-Nahl/16: 114. ● Menyimak Q.S. an-Nahl/16: 114 serta Hadis
tentang mengonsumsi makanan dan minuman
yang halal dan bergizi. ● Menyimak penjelasan tentang hukum bacaan
tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan ra. ● Mengajukan pertanyaan tentang pentingnya
belajar al-Qur‟an, apa manfaat belajar ilmu
tajwid, atau pertanyaan lain yang relevan. ● Mengajukan pertanyaan mengenai hokum
bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan
ra. ● Secara berkelompok mencari dan
mengumpulkan lafaz yang mengandung hukum
bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan
ra di dalam mushaf al-Qur‟an. ● Diskusi menyusun arti kataQ.S. an-Nahl/ 16:
114. menjadi terjemah secara utuh. ● Secara berpasangan membaca dan
menghafalkanQ.S. an-Nahl/ 16: 114. ● Melakukan koreksi secara berkelompok
terhadap hasil pengumpulan lafaz yang
mengandung bacaan tafkhim dan tarqiq pada
lam jalalah dan ra. ● Merumuskan, mengoreksi, dan memperbaiki
hasil penerjemahan. ● Mengidentifikasi dan mengklasifikasi lafal
yang mengandung hukum bacaan mim sukun
yang terdapat pada Q.S. an-Nahl/ 16: 114. ● Mendemonstrasikan hafalan Q.S. an-Nahl/ 16:
114. ● Menyajikan paparan hasil pencarian hukum
bacaan tafkhim dan tarqiq pada lam jalalah dan
radalam Q.S. an-Nahl/ 16: 114. ● Menunjukkan / memaparkan hasil diskusi
makna Q.S. an-Nahl/ 16: 114. ● Menanggapi paparan maknaQ.S. an-Nahl/ 16:
114. ● Menyusun kesimpulan makna ayat dengan
bimbingan guru. ● Membaca dan mencermati teks yang
menyajikan materi tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram. ● Mencermati gambar atau tayangan yang terkait
makanan dan minuman yang halal dan haram. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
makanan dan minuman yang halal dan haram.
116
116
Nahl/16: 114terkait
dengan tartil.
4.2.2. menunjukkan hafalan
Q.S. an-Nahl/16: 114
serta Hadis terkait
dengan lancar.
4.2.3 menyajikan
keterkaitan
mengonsumsi
makanan dan
minuman yang halal
dan bergizi dalam
kehidupan sehari-
haridengan pesan Q.S.
an-Nahl/16: 114.
4.12 menyajikan hikmah
mengonsumsi makanan
yang halal dan bergizi
sesuai ketentuan dengan
al-Qur‟andan Hadis.
● Mencermati dan membaca dalil naqli tentang
makanan dan minuman yang halal dan haram. ● Mengajukan pertanyaan tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram. ● Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan
jenis makanan yang diharamkan. ● Mengajukan pertanyaan tentang kriteria dan
jenis minuman yang diharamkan. ● Secara berkelompok mencari data dan
informasi tentang dalil naqli dan ketentuan
mengenai makanan dan minuman yang halal
dan yang diharamkan. ● Mendiskusikan skema tentang jenis-jenis
makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan. ● Mendiskusikan manfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal. ● Mendiskusikan bahaya dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang diharamkan. ● Mengolah data dan informasi tentang dalil
naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan
menjadi paparan yang menarik. ● Merumuskan skema tentang jenis-jenis
makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan. ● Merumuskanmanfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal. ● Merumuskan bahaya dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang diharamkan. ● Memaparkan data dan informasi tentang dalil
naqli dan ketentuan mengenai makanan dan
minuman yang halal dan yang diharamkan. ● Memaparkan skema tentang jenis-jenis
makanan dan minuman yang halal dan yang
diharamkan. ● Memaparkan manfaat dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal. ● Memaparkan bahaya dari mengonsumsi
makanan dan minuman yang diharamkan. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.
1.4 beriman kepada Rasul
Allah Swt.
2.4 menunjukkan perilaku
amanah sebagai
implementasi iman
kepada Rasul Allah
Swt.
3.4 memahami makna
beriman kepada Rasul
Allah Swt.
4.4 menyajikan dalil naqli
tentang iman kepada
Bab 7
Iman kepada Rasul-
Rasul Allah Swt.
A. Pengertian, Tugas,
dan Fungsi
Beriman kepada
Rasul-Rasul Allah
Swt.
B. Nama-nama Rasul
Ulul Azmi
C. Meneladani Sifat-
sifat Rasul Allah
● Membaca dan mencermati teks bacaan tentang
materi iman kepada nabi dan rasul. ● Mengamati gambar atau tayangan yang terkait
dengan iman kepada nabi dan rasul. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
iman kepada nabi dan rasul. ● Mencermati dalil naqli tentang nabi dan rasul
sebagai utusan Allah Swt. ● Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang
iman kepada nabi dan rasul. ● Mengajukan pertanyaan fungsi nabi dan rasul
diutus ke muka bumi. ● Menggali informasi sejarah perjuangan dan
117
117
Rasul Allah Swt. Swt. ajaran para nabi dan rasul melalui berbagai
sumber. ● Secara berkelompok mendiskusikan tugas para
nabi dan rasul. ● Secara berkelompok mendiskusikan keberadaan
para rasul yang mendapat gelar ulul „azmi. ● Menghubungkan sejarah perjuangan dan ajaran
antara satu nabi dengan nabi yang lainnya. ● Merumuskan tugas para nabi dan rasul serta
perubahan yang dialami oleh umatnya. ● Menyimpulkan keberadaan para rasul yang
mendapat gelar ulul „azmi. ● Menyajikan paparan mengenai hubungan
sejarah perjuangan dan ajaran antara satu nabi
dengan nabi yang lainnya. ● Memaparkan rumusan tugas para nabi dan rasul
serta perubahan yang dialami oleh umatnya. ● Memaparkan keberadaan para rasul yang
mendapat gelar ulul „azmi. 1.5 meyakini bahwa
minuman keras, judi,
dan pertengkaran
adalah dilarang oleh
Allah Swt.
2.5 menunjukkan perilaku
menghindari minuman
keras, judi, dan
pertengkaran dalam
kehidupan sehari-hari.
3.5 memahami bahaya
mengonsumsi
minuman keras, judi,
dan pertengkaran.
4.5 menyajikan dampak
bahaya mengomsumsi
minuman keras, judi,
dan pertengkaran
Bab 8
Menghindari Akhlak
Tercela
A. Menghindari
Minuman Keras
B. Menghindari Judi
C. Menghindari
Permusuhan dan
Perselisihan
● Mengamati dan memberi komentar gambar atau
tayangan yang terkait dengan bahaya
mengonsumsi minuman keras, judi, dan
pertengkaran. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
bahaya mengonsumsi minuman keras, judi, dan
pertengkaran. ● Membaca Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32
serta Hadis terkait beserta artinya. ● Mengajukan pertanyaan tentang bahaya
mengonsumsi minuman keras, judi, dan
pertengkaranatau pertanyaan lain yang relevan
dan aktual. ● Mendiskusikan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–
91 da n 32 serta Hadis terkait. ● Secara berkelompok mencari contoh-contoh
nyata bahaya mengonsumsi minuman keras,
judi, dan pertengkaran dalam kehidupan sehari-
hari melalui berbagai sumber. ● Merumuskan makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91
dan 32 serta Hadis terkait. ● Menghubungkan bahaya mengonsumsi
minuman keras, judi, dan pertengkaran dengan
makna Q.S. al-Māidah/5: 90–91 dan 32 serta
Hadis terkait. ● Menyajikan rumusan makna Q.S. al-Māidah/5:
90–91 dan 32 serta hadis terkait. ● Memaparkan hubungan antara bahaya
mengonsumsi minuman keras, judi, dan
pertengkaran dengan makna Q.S. al-Māidah/5:
90–91 dan 32 serta Hadis terkait. ● Menanggapi pertanyaan dan memperbaiki
paparan. ● Menyusun kesimpulan.
1.11 menjalankan puasa
wajib dan sunah
Bab 9 ● Membaca literatur yang menyajikan materi
tentang puasa sunah dan puasa wajib.
118
118
sebagai perintah
agama.
2.11 menunjukkan perilaku
empati sebagai
implementasi puasa
wajib dan sunah.
3.11 memahami tata cara
puasa wajib dan sunah.
4.11 menyajikan hikmah
pelaksanaan puasa
wajib dan puasa sunah.
Puasa Wajib dan
Puasa Sunah
A. Puasa Wajib
C. Puasa Sunah
● Mengamati gambar atau tayangan yang terkait
puasa wajib dan puasa sunah melalui berbagai
sumber dan media. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
ketetuan puasa wajib dan puasa sunah. ● Mencermati dan membaca dalil naqli puasa
wajib dan puasa sunah. ● Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal tentang
puasa wajib. ● Mengajukan pertanyaan tentang puasa sunah. ● Secara berkelompok mencari data dan
informasi tentang dalil naqli, ketentuan, tata
cara, manfaat, dan halangan puasa wajibdan
puasa sunah. ● Mendiskusikan dalil naqli, ketentuan, tata cara,
manfaat, dan halangan puasa wajib dan puasa
sunah. ● Mendiskusikan hikmah puasa wajib dan puasa
sunah. ● Mengolah informasi mengenai dalil naqli,
ketentuan, tata cara, manfaat, dan halangan
puasa wajib dan puasa sunah menjadi paparan
yang menarik. ● Merumuskan hikmah pelaksanaan puasa wajib
dan puasa sunah. ● Merumuskan hubungan antara ibadah puasa
dengan manfaat dan hikmahnya. ● Menyajikan paparan mengenai dalil naqli,
ketentuan, tata cara, manfaat, dan halangan
puasa wajib dan puasa sunah. ● Memaparkan hikmah pelaksanaan puasa wajib
dan puasa sunah. ● Memaparkan hubungan antara ibadah puasa
dengan manfaat dan hikmahnya. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.
1.14 meyakini bahwa
pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada
masa Abbasiyah
sebagai bukti nyata
agama Islam
dilaksanakan dengan
benar.
2.14 menunjukkan perilaku
gemar membaca
sebagai implementasi
dalam meneladani
ilmuwan pada masa
Abbasiyah.
3.14 memahami sejarah
pertumbuhan ilmu
pengetahuan masa
Bab 10
Sejarah Ilmu
Pengetahuan pada
Masa Bani Abbasiyah
A. Ilmu Pengetahuan
pada Masa Bani
Abbasiyah
B. Ilmuwan Muslim
dan Karya-
Karyanya yang
Terkenal pada
Masa Bani
Abbasiyah
● Membaca dan mencermati teks atau bacaan
tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa Abbasiyah. ● Menyaksikan film atau tayangan yang terkait
dengan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa Abbasiyah. ● Menyimak dan membaca penjelasan mengenai
sejarah sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa Abbasiyah ● Mengajukan pertanyaan tentang sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa
Abbasiyah. ● Mengajukan pertanyaan tentang faktor-faktor
yang mendukung terjadinya pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa Abbasiyah. ● Secara berkelompok mengumpulkan data dan
informasi mengenai bukti-bukti sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa
Abbasiyah.
119
119
Abbasiyah.
4.14 menyajikan rangkaian
sejarah pertumbuhan
ilmu pengetahuan pada
masa Abbasiyah.
● Mendiskusikan karya dan kiprah tokoh-tokoh
ilmuwan muslim pada masa Abbasiyah. ● Mengolah data dan informasi mengenai bukti-
bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan
pada masa Abbasiyah menjadi paparan yang
menarik. ● Merumuskan karyadan kiprah tokoh-tokoh
ilmuwan muslim pada masa Abbasiyah. ● Memaparkan data dan informasi mengenai
bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa Abbasiyah. ● Memaparkan karyadan kiprah tokoh-tokoh
ilmuwan muslim pada masa Abbasiyah. ● Menanggapi pertanyaan dalam diskusi. ● Merumuskan kesimpulan.
Mengetahui,
KepalaSekolah
Yati Suwartini, M.Pd.
Jakarta, 16 Juli 2018
Guru Mata Pelajaran
H. Kuncoro Widagdho, S.Ag., M.Pd.
120
120
” PROFIL SEKOLAH ”
1. Nama Sekolah : SMP LABSCHOOL KEBAYORAN
2. No. Statistik Sekolah/NDS : 200104168
3. Tipe Sekolah : A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2
4. Alamat Sekolah : Jl. KH. Ahmad Dahlan No.14, Kramat Pela
: Kecamatan Kebayoran Baru
: Kabupaten/Kota Jakarta Selatan
: Propinsi DKI Jakarta
5. Telepon/Fax Sekolah : 021-7257367 / 021-7208966
6. Telepon/HP Kepala Sekolah : 021- 021-7257367 / 08128739491
7. E-mail Kepala Sekolah : [email protected]
8. Telepon/HP Waka Sekolah : /
9. E-mail Waka Sekolah :
10. Status Sekolah : Swasta
11. Nilai Akreditasi Sekolah : Terakreditasi ” A ”
12. Website Sekolah : http://www.labschool-unj.sch.id
13. E-mail Sekolah : [email protected]
121
121
122
122
123
123
Lampiran 8
BIODATA PENULIS
Rohmah Hidayanti Ningrum, lahir di Bogor, 02 Februari
1996, anak bungsu dari dua bersaudara, putri dari Bapak
Yoni Saparin dan Ibu Karti. Pendidikan penulis dimulai
dari asuhan seorang ibu sampai saat ini. Penulis memasuki
pendidikan formal pertama di TK Gembira, lulus pada
tahun 2001. Kemudian dilanjutkan ke jejang sekolah dasar
pada tahun 2001 di SD Negeri Wanaherang 04 yang
berlokasi di daerah kelahirannya, kemudian pada tahun 2007 penulis melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 1 Gunung Putri, lulus pada tahun 2010. Dan pada tahun
2011, penulis bersekolah di SMA Negeri 1 Gunung Putri, lulus pada tahun 2014.
Di tahun yang sama, penulis menempuh studi Strata 1 (S1) di Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130