penerapan harmonisasi ruang dalam dan ruang luar pada

11
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No. 13 | Vol. 4 Februari 2020 Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur 1 Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar Randika Anandika Putra Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected] ABSTRAK Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan sebuah lembaga yang bertugas menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah provinsi Jawa Barat, Kantor BAPPEDA Jawa Barat dituntut untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan Kantor BAPPEDA Jabar yang lebih professional, fungsional, efisien, efektif, nyaman dan sekaligus dapat menjadi suatu pusat kegiatan sosial maupun ekonomi untuk meningkatkan kualitas kawasan Dago. Perancangan kantor BAPPEDA Jawa Barat menggunakan konsep harmonisasi ruang dalam dan ruang luar. Konsep tersebut diterapkan dalam olahan desain bangunan berupa innercourt, tranparansi ruang dan void. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu kenyamanan di kantor BAPPEDA Jawa Barat, sehingga menghasilkan suatu kenyamanan visual dam spasial. Olahan tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas iklim mikro pada tapak yang mendukung aktifitas pengguna dalam melayani masyarakat Jawa Barat. Kata kunci: Harmonisasi, kantor pemerintahan, ruang dalam, ruang luar. ABSTRACT The Regional Development Planning Board of West Java Province is an institution tasked with carrying out technical policies in the area of regional development planning in the province of West Java. The West Java BAPPEDA Office is demanded to meet the increasingly complex needs of users so that a BAPPEDA Office that is more professional, functional, efficient, effective, comfortable and at the same time can be a center of social and economic activity to improve the quality of the Dago region. The design of the West Java Province BAPPEDA office uses the concept of harmonization of indoor and outdoor spaces. The concept is applied in the preparation of building designs in the form of innercourt, space transparency and voids. This aims to create a comfort in the office of BAPPEDA in West Java Province, so as to produce a visual and spatial comfort. The preparations are also expected to improve the quality of the microclimate on the site that supports user activities in serving the people of West Java. Keywords: Harmony, Government, indoor, outdoor.

Upload: others

Post on 01-May-2022

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No. 13 | Vol. 4

Februari 2020

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1

Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar

pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar

Randika Anandika Putra

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan sebuah lembaga yang

bertugas menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah provinsi Jawa

Barat, Kantor BAPPEDA Jawa Barat dituntut untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin

kompleks sehingga dibutuhkan Kantor BAPPEDA Jabar yang lebih professional, fungsional, efisien,

efektif, nyaman dan sekaligus dapat menjadi suatu pusat kegiatan sosial maupun ekonomi untuk

meningkatkan kualitas kawasan Dago. Perancangan kantor BAPPEDA Jawa Barat menggunakan konsep

harmonisasi ruang dalam dan ruang luar. Konsep tersebut diterapkan dalam olahan desain bangunan

berupa innercourt, tranparansi ruang dan void. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu kenyamanan

di kantor BAPPEDA Jawa Barat, sehingga menghasilkan suatu kenyamanan visual dam spasial. Olahan

tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas iklim mikro pada tapak yang mendukung aktifitas

pengguna dalam melayani masyarakat Jawa Barat.

Kata kunci: Harmonisasi, kantor pemerintahan, ruang dalam, ruang luar.

ABSTRACT

The Regional Development Planning Board of West Java Province is an institution tasked with carrying

out technical policies in the area of regional development planning in the province of West Java. The West

Java BAPPEDA Office is demanded to meet the increasingly complex needs of users so that a BAPPEDA

Office that is more professional, functional, efficient, effective, comfortable and at the same time can be a

center of social and economic activity to improve the quality of the Dago region. The design of the West

Java Province BAPPEDA office uses the concept of harmonization of indoor and outdoor spaces. The

concept is applied in the preparation of building designs in the form of innercourt, space transparency and

voids. This aims to create a comfort in the office of BAPPEDA in West Java Province, so as to produce a

visual and spatial comfort. The preparations are also expected to improve the quality of the microclimate

on the site that supports user activities in serving the people of West Java.

Keywords: Harmony, Government, indoor, outdoor.

Page 2: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Randhika Anandhika Putra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2

1. PENDAHULUAN

Pembangunan yang dilakukan pemerintah pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

penduduknya. Peningkatan kesejahteraan ditandai dengan adanya peningkatan/ perbaikan kondisi baik

secara sosial maupun secara ekonomi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

merupakan sebuah lembaga yang bertugas menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan

pembangunan daerah provinsi Jawa Barat, yang menyelenggarakan koordinasi, pembinaan,

pengendaliaan dan pelaksanaan urusan pemerintah daerah provinsi.

Gedung kantor BAPPEDA Jawa Barat berdasarkan tingkat kompleksitas ialah jenis Bangunan Tidak

Sederhana. Gedung kantor BAPPEDA Jabar ini merupakan suatu badan di bawah Kementerian sehingga

termasuk kedalam golongan Tipe C yaitu gedung perkantoran yang ditempati secara permanen oleh

Instansi Pemerintah Pusat dengan pejabat tertinggi setingkat Eselon I [1].

Dengan penerapan harmonisasi ruang dalam dan ruang luar menciptakan suatu keselarasan antara ruang

dalam dan ruang luar dengan memasukkan unsur innercourt, tranparansi ruang dan void ke dalam

perancangan sehingga menciptakan kenyamanan bagi pengguna kantor BAPPEDA dengan demikian

akan terbentuk pelayanan terhadap masyarakat Kota Bandung menjadi lebih baik.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Definisi Bangunan Gedung Negara

Menurut ketentuan umum pasal 1 pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

nomor 22 tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang dimaksud dengan

Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi barang milik

negara atau daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN, APBD,

dan/atau perolehan lainnya yang sah [2].

2.3 Definisi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, disingkat Bappeda, adalah lembaga teknis daerah dibidang

penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur/ Bupati/ Wali kota melalui Sekretaris Daerah. Badan

ini mempunyai tugas pokok membantu Gubernur/ Bupati/ Wali kota dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah [3].

2.4 Definisi Harmonisasi Ruang dalam dan Ruang Luar

Pendekatan yang diambil yaitu harmonisasi ruang dalam dan ruang luar dimana adanya keseimbangan

disetiap perancangan ruang dalam dan ruang luar yang menciptakan tatanan massa yang baik, kenyaman

terhadap pengguna serta meningkatkan iklim mikro disekitar site. Disampaikan oleh Ching (2000)

dimana terdapat prinsip prinsip tambahan yang dapat dipakai untuk menciptakan tatanan dalam

suatu komposisi arsitektur yang dimana setiap bagian dari seluruh komposisi saling berhubungan

dengan bagian lain dengan tujuan menghasilkan suatususunan yang harmonis [4]. Prinsip itu dipilih

berdasarkan hasil analisa ruang luar tapak (eksterior) dan ruang dalam (interior) berupa olahan

desain ke dalam bangunan berupa innercourt, transparansi ruang dan void.

2.5 Metode Pendekatan Perancangan

Metode pendekatan perancangan yang digunakan dalam perancangan Kantor BAPPEDA Jabar ini

adalah metode five steps design process yakni tahap identifikasi masalah tentang kantor yang mencakup

tujuan, lingkup proyek dan penentuan permasalahan, tahap persiapan dengan mengumpulkan data

Page 3: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 3

berupa studi literature, peninjauan lokasi tapak, pengajuan alternatif desain dan tahap pengembangan

konsep rancangan yang dituangkan kedalam desain kantor BAPPEDA Jabar.

2.6 Identifikasi Lokasi

Nama Proyek : Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Fungsi Bangunan : Kantor Pemerintahan

Luas Lahan : ±9100 m

KDB : 40%

KLB : 1.6

KDH Minimum : 52%

GSB : 12 m (dipergunakan sebagai ruang terbuka hijau publik)

Gambar 1. Peta peruntukan lahan Sumber : Peta RTRW/RDTR Kota Bandung 2011 – 2035, diakses pada tanggal 12 Januari 2020 dan diolah

tapak berada tata guna lahan sekitar yang beragam. Kawasan ini terdiri dari area komersil, pemerintahan,

pendidikan, permukiman padat, sara peribadatan. Seperti tertera pada peraturan Peta RTRW Kota

Bandung tahun 2011-2031 dengan klasifikasi zona k (berwarna merah) yaitu peruntukan lahan

“perdangan dan jasa”. sehingga lokasi tapak dari bangunan Kantor Pemerintahan dinilai cocok

berdasarkan regulasi dan kondisi tapak saat ini. Dapat dilihat peta peruntukan lahan pada site pada

Gambar 1.

3.HASIL RANCANGAN

3.1 Elaborasi Tema

Tema yang diangkat dalam bangunan kantor pemerintahan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat ini adalah

harmonisasi ruang dalam dan ruang luar dimana suatu keselarasan antara ruang dalam dan ruang luar

sehingga memiliki kenyamanan, pengalaman khusus dan meningkatkan kualitas pengguna bangunan di

dalamnya. Dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Elaborasi Tema

Kantor BAPPEDA

Provinsi Jawa Barat

Harmonisasi Ruang Dalam dan

Ruang Luar

Mean

tempat yang digunakan

untuk keperluan dinas

lembaga teknis daerah

dibidang penelitian dan

perencanaan

pembangunan daerah

Provinsi Jawa Barat

semua elemen yang ada saling

melengkapi dan berkesinambungan

satu dengan yang lainnya sehingga

menghasilkan komposisi yang

seimbang yang membentuk suatu

ruang yang harmonis

Page 4: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Randhika Anandhika Putra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4

Penerapan Konsep Harmonisasi Ruang Dalam Dan Ruang Luar pada

Rancangan Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat

Problem

Bagaimana mendesain

kantor pemerintahan

BAPPEDA provinsi jabar

dengan efektif sehingga

pengguna kantor dapat

merasakan iklim mikro

yang baik, meningkatkan

produktifitas pengguna

Penerapan harmonisasi ruang dalam

dan luar sehingga menciptakan

kenyamanan baik visual, spatial dan

psikologis pengguna kantor

Fact

Sebagian besar kantor

pemerintahan dirancang

tanpa menciptakan

sebuah harmoniasi yang

nyaman antara ruang

dalam dan ruang luar

Merancang bangunan dengan

pendekatan harmoniasi ruang dalam

dan ruang luar sehingga pengguna

dibuat seolah olah merasa berada di

ruang luar walaupun berada di

ruang dalam

Need

Kebutuhan atas kantor

pemerintahan yang

nyaman, aman, dan

lengkap dari segi fasilitas

serta mendukung aktifitas

pengguna.

Penerapan konsep harmonisasi

ruang dalam dan ruang luar dengan

adanya innercourt , void dan

transparansi ruang yang

menciptakan kenyamanan baik

visual, spatial dan psikologis

pengguna.

Goal

Menciptakan desain

bangunan kantor

BAPPEDA Jabar yang

memiliki harmonisasi

dengan ruang dalam dan

ruang luar tanpa

menghilangkan prinsip

dasar kantor pemerintahan

yang harus mementingkan

kepentingan privat para

pengguna

Memberikan pengalaman yang

berbeda kepada pengguna melalui

kenyamanan spatial , visual dan

psikologis pada ruang dalam dan

ruang luar yang juga agar

meningkatkan aktifitas pengguna

kantor

Concept

3.2 Konsep Zoning dan Sirkulasi Tapak

Secara garis besar, tapak dibagi menjadi 3 zona utama yaitu zona publik, zona private, dan zona servis.

Ketiga zona ini ditempatkan berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di sekitar tapak sehingga tercipta

beberapa massa di dalam satu site, zona publik merupakan lobby utama kantor BAPPEDA, zona private

merupakan area ruang kantor bidang yang dapat diakses dari lobby utama oleh pengguna kantor,

sedangkan zona servis ditempatkan berada di bagian belakang tapak agar tidak menggangu lingkungan

pada bangunan utama dan sekitarnya. Konsep zoning dan sirkulasi pada tapak dapat dilihat di Gambar

2.

Page 5: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 5

Gambar 2. Pembagian zona dan sistem sirkulasi dalam tapak

3.2 Konsep Zoning Bangunan

Pembagian zona dalam bangunan ini dibagi menjadi empat zona yang meliputi : Zona publik, zona semi-

publik, zona servis dan zona privat. Pengelompokan zona ini dibedakan dengan keterangan warna yang

berbeda-beda tiap jenis zonanya. Zona publik ditandai dengan warna kuning, zona semi publik ditandai

dengan biru muda, zona Private ditandai dengan warna biru dan zona servis ditandai dengan warna

merah. Kantor BAPPEDA Jabar ini dirancang berorientasi ke dalam sehingga massa terpecah menjadi

6 diantaranya hall, ruang bidang, masjid, kantin dan massa penunjang. lantai semibasement merupakan

area parkir pengguna kantor dan beberapa ruang servis, lantai dasar merupakan lantai yang didominasi

oleh zona yang bersifat publik karena ditempatkan fasilitas pendukung berupa ruang pameran, hall

utama poliklinik masjid dan kantin yang langsung berorientasi pada innercourt dapat dilihat di Gambar

3.

Gambar 3. Pembagian zona dalam bangunan lt basemen dan lt 1

pada lantai kedua ditempatkan ruang bersifat private yaitu ruang bidang, ruang arsip, ruang rapat,

perpustakaan dengan penggunaan dinding tranparan yang langsung berorientasi langsung ke dalam

innercourt. Pada lantai ketiga terdapat ruang bersifat semi outdoor seperti ruang sidang pleno yang

ditunjang dengan fasilitas coffee break, hall tunggu dan ruang panitia. berikut denah lantai 3 dilihat

pada Gambar 4.

Page 6: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Randhika Anandhika Putra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6

Gambar 4. Pembagian zona dalam bangunan lt 2 dan lt 3

Konsep harmonisasi ruang dalam dan ruang luar dengan penarapan innercourt ditengah menciptakan

adanya ruang ruang social dengan banyaknya vegetasi yang ditata simetris menjaga keseimbangan

antara pada setiap ruang yang berada di lantai 1 maupun di lantai 2 serta penggabungan dengan unsur

alam yang dapat memberi manusia sejumlah manfaat seperti dapat megurangi stress dan meningkatkan

produktifitas pegawai kantor. Konsep innercourt pada bangunan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Potongan site memanjang bangunan

3.3 Fasad Bangunan

Desain fasad kantor BAPPEDA Jabar ini dipengaruhi oleh analisa tapak dimana fasad menghadap jalan

utama yaitu Jalan H. Ir. Djuanda dengan orientasi matahari menghadap barat sehingga tercipta

penggunaan sirip vertical yang bertujuan untuk mereduksi panas serta memberikan kesan tegas terhadap

fasad kantor pemerintahan.Desain olahan fasad depan dapat dilihat di Gambar 6.

Gambar 6. Desain fasad depan bangunan

Page 7: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 7

Pada fasad samping didesain mengikuti fungsi ruang didalamnya dimana ruang rapat didesain massif

dan ruang bidang didesain terbuka dengan penggunaan dinding transparan sehingga menciptakan visual

bangunan seolah-olah mempunyai sebuah irama. Desain olahan fasad samping dapat dilihat di Gambar 7.

Gambar 7. Desain fasad samping bangunan

Gambar 8. Potongan site melintang bangunan

Jika melihat elemen fasad secara mendetail, dapat terlihat terdapat bukaan yang berulang dengan

kombinasi sirip vertical dengan material dinding beton yang bertujuan mereduksi panas serta

menciptakan identitas bangunan kantor pemerintahan BAPPEDA Jabar yang tegas dan kokoh.

Penerapan sirip diterapkan pada bangunan di lantai 3 yang bertujuan mereduksi cahaya yang langsung

masuk ke area ruang tunggu juga menyeimbangkan fasad pada massa bangunan di sekitarnya. Dapat

dilihat siluet massa bangunan sidang pleno yang dilihat dari potongan site memberikan kesan

monumental dan megah. Dapat dilihat di Gambar 8 dan Gambar 9.

Gambar 9. Detail fasad bangunan

Page 8: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Randhika Anandhika Putra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8

3.4 Eksterior Bangunan

Pada eksterior, terlihat bangunan yang dipecah menjadi 6 massa yang menciptakan orientasi ke dalam

innercourt serta membentuk suatu tatanan massa yang seimbang dikedua sisi kiri dan kanan sebagai

fungsi ruang bidang. Vegetasi sengaja menggunakan jenis pohon peneduh serta berdaun lebat yang bisa

berfungsi sebagai buffer terhadap kebisingan yang diakibatkan area yang langsung berhadapan dengan

jalan raya. adanya penghubung berupa selasar sebagai pemersatu massa-massa yang terpecah hal itu

juga memberikan pengalaman tersendiri bagi pengguna kantor BAPPEDA Jabar. Dapat dilihat di

Gambar 10.

Gambar 10. Perspektif eksterior

Tatanan massa yang dibentuk secara simetris dapat terlihat pada perspektif tampak bangunan yang

disesuaikan menurut klasifikasi jabatan kantor BAPPEDA Jabar dimana kepala BAPPEDA berada di

lantai dua dan pegawai berada di lantai satu. Penggunaan detail yang berulang sebagai solusi tampak

bangunan yang terhalangi oleh pohon-pohon di jl H. Ir. Djuanda yang menciptakan ciri khas kantor

BAPPEDA Jabar sehingga kantor dapat terlihat oleh pengguna jalan yang melintas. Dapat dilihat di

Gambar 11 di bawah.

Gambar 11. Perspektif eksterior

Gambar 1. Perspektif Eksterior

Page 9: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 9

Pada bagian sisi tampak depan terdapat area hijau berupa selasar yang menghubungan antara massa

utama dan massa kantor juga fungsi penunjang seperti masjid, perpustakaan dan kantin yang langsung

berhadapan dengan taman yang menciptakan kesan sejuk dan menyatu dengan alam bagi pengguna

kantor BAPPEDA. Perspektif pada selasar dapat dilihat di Gambar 12.

Gambar 12. Perspektif eksterior selasar

Terlihat pada Gambar 13, Massa yang dipecah menciptakan Ruang komunal berupa innercourt di

rancang terbuka dengan lingkungan agar udara dapat masuk kedalam setiap massa bangunan. Ruang

komunal ini juga berfungsi sebagai sumur cahaya alami sehingga dapat mengurangi intensitas

penggunaan pencahayaan buatan pada siang hari dan sebagai ruang transisi antara ruang dalam dan

ruang luar dimana menciptakan suatu keseimbangan antara pengguna dengan lingkungan. Pemakaian

vegetasi yang rimbun sebagai fungsi peneduh bagi pengguna kantor juga meningkatkan iklim mikro di

dalam site. Penggunaan dinding transparan di setiap massa yang berorientasi pada innercourt sebagai

masuknya cahaya matahari ke dalam setiap ruang ruang kantor juga membentuk transparansi ruang

dimana para pengguna dapat melihat satu sama lain yang menciptakan keharmonisan antara pengguna ,

bangunan dan lingkungan.

Gambar 13. Perspektif eksterior selasar

Page 10: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Randhika Anandhika Putra

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 10

Gambar 14. Perspektif interior lobby

Lobby utama sebagai pintu utama pengguna kantor yang langsung menghubungan dengan massa massa

lainya dibuat lapang dengan tidak adanya kolom sehingga para pengguna dapat leluasa saat melewati

lobby serta adanya ruang pameran di massa utama sebagai ruang informasi pertama bagi pengunjung

tamu BAPPEDA melihat rencana pembangunan Jawa Barat, instalasi juga sebagai ruang sosial bagi

para pengguna kantor. Perspetif ruang dalam lobby Dapat dilihat di Gambar 14.

Gambar 15. Perspektif interior ruang bidang

Terlihat pada Gambar 15, posisi peletakan meja pada ruang bidang disusun qubicle dengan sekat sekat

berupa partisi dimana menciptakan kesan rapih maka akan memperlancar jalannya kinerja pergawai

kantor, menjamin konsentrasi kerja karena pandangan dibatasi oleh sekat namun dapat terawasi oleh

kepala bidang. Ruang rapat dan ruang kepala bidang saling berhubungan dimana hanya dinding

transparan menjadikan ruang menjadi lapang namun tetap menjaga fungsi ruang yang bersifat private.

Dengan penggunaan kombinasi warna antara putih dan unsur alam yaitu kayu sehingga tetap

menciptakan keselarasan dengan ruang luar.

Page 11: Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada

Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 11

4.SIMPULAN

Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan H. Ir. Djuanda Bandung ini mengangkat

tema harmonisasi ruang dalam dan ruang luar dengan memasukkan unsur innercourt, tranparansi ruang,

dan void kedalam desain. Sehingga terjadi suatu keseimbangan antara ruang luar dan ruang dalam yang

menciptakan kenyamanan spatial maupun visual bagi pengguna kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat.

Penerapan Konsep ini juga diangkat selaras dengan visi misi dari BAPPEDA yaitu meningkatkan

keserasian pembangunan di daerah yang diperlakukan adanya peningkatan keselarasan antara

pembangunan sektoral dan pembangunan regional dan menjamin laju perkembangan, keseimbangan

dan kesinambungan pembangunan di Provinsi Jawa Barat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kantor BAPPEDA Jawa Barat yang telah memberikan

kesempatan bagi penulis dalam memperoleh data yang bermanfaat bagi penulisan laporan Tugas Akhir

ini dan kepada seluruh pihak yang telah membantu Ibu Ir. Utami, M.T. Dan Bapak Irfan S. Hasim,

S.T.,M.T. selaku pembimbing tugas akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Peraturan Menteri PU Nomor 45 Tahun 2007

[2] Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang

Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.

[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Perencanaan_Pembangunan_Daerah

[4] Aulia, Arissa (2017) Harmonisasi Arsitektur Jawa. UII; Yogyakarta.