penerapan e-commerce bagi umkm kota bandung dan sekitarnya dalam menghadapi the asean economic...

16
PENERAPAN E-COMMERCE BAGI UMKM KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA DALAM MENGHADAPI THE ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Putu Nina Madiawati ([email protected] ) Retno Setyorini ([email protected] ) INSTITUT MANAJEMEN TELKOM, BANDUNG ABSTRACT Electronic commerce as a part of electronic business is carried out by using electronic transmission . Nowadays e-commerce become a trend among entrepreneur to expand their business network using electronic media with variety of transaction activity in services and goods trading. In conclusion e-commerce is a part of e-business. Within industry era, e- commerce implementation is getting vast, not only transform competition more global and dynamic but also create a community known as electronic business community. Demand and supply can easily be fulfil even though its emmerge from different area. Small and Medium Enterprises (SME’s) in Bandung always has creative and innovative idea which is turn out to be their advantage in the business. However, when it comes to marketing their product, the SME’s in Bandung generally still using traditional method. According to EFAS analysis, opportunity factor is smaller than threats factor, and IFAS analysis show that SME’s still using strength factor to cover up weakness factor. Therefore in order to reach competitve advantage, the SME’s should establish their own strategy. Keyword : e-commerce, SME’s , SWOT Analysis ABSTRAK Electronic Commerce (perniagaan elektronik) merupakan bagian dari Electronic Business dimana bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission. Electronic Commerce atau yang biasa dikenal dengan e-Commerce saat ini sedang menjadi trend dikalangan pedagang yang memperluas jaringan bisnisnya dengan menggunakan media elektronik dalam melakukan segala bentuk aktivitas transaksi perdagangan barang maupun jasa (trade of goods and service) menggunakan media elektronik. Dengan kata lain “e- commerce is a part of e-business”. Implementasi e-commerce pada dunia industri semakin lama semakin luas tidak hanya mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan global, namun telah membentuk suatu masyarakat tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik (Electronic Business Community). Transaksi yang terjadi antara demand dan supply dapat dengan mudah dilakukan walaupun pelakunya berada dalam wilayah geografis yang berbeda. UMKM Kota Bandung memiliki ide kreatif yang inovatif, hal ini menjadi nilai tambah bagi UMKM Kota Bandung. Namun dalam memasarkan produknya UMKM Kota Bandung sebagian besar masih melakukan transaksi tradisional. Berdasarkan Analisis EFAS, faktor Opportunity lebih kecil dibandingkan faktor Threats dan Analisis IFAS menunjukkan UMKM masih mengandalkan faktor Strengths untuk menutupi faktor Weaknesses. Oleh karena itu UMKM perlu membuat strategi untuk meraih keunggulan bersaing. Keyword : e-commerce, UMKM, Analisis SWOT

Upload: dindowae

Post on 21-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PENERAPAN E-COMMERCE BAGI UMKM KOTA BANDUNG DANSEKITARNYA DALAM MENGHADAPI THE ASEAN ECONOMIC COMMUNITY2015

TRANSCRIPT

  • PENERAPAN E-COMMERCE BAGI UMKM KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA DALAM MENGHADAPI THE ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

    2015

    Putu Nina Madiawati ([email protected]) Retno Setyorini ([email protected])

    INSTITUT MANAJEMEN TELKOM, BANDUNG

    ABSTRACT

    Electronic commerce as a part of electronic business is carried out by using electronic transmission . Nowadays e-commerce become a trend among entrepreneur to expand their business network using electronic media with variety of transaction activity in services and goods trading. In conclusion e-commerce is a part of e-business. Within industry era, e-commerce implementation is getting vast, not only transform competition more global and dynamic but also create a community known as electronic business community. Demand and supply can easily be fulfil even though its emmerge from different area. Small and Medium Enterprises (SMEs) in Bandung always has creative and innovative idea which is turn out to be their advantage in the business. However, when it comes to marketing their product, the SMEs in Bandung generally still using traditional method. According to EFAS analysis, opportunity factor is smaller than threats factor, and IFAS analysis show that SMEs still using strength factor to cover up weakness factor. Therefore in order to reach competitve advantage, the SMEs should establish their own strategy. Keyword : e-commerce, SMEs , SWOT Analysis

    ABSTRAK

    Electronic Commerce (perniagaan elektronik) merupakan bagian dari Electronic Business dimana bisnis yang dilakukan dengan menggunakan electronic transmission. Electronic Commerce atau yang biasa dikenal dengan e-Commerce saat ini sedang menjadi trend dikalangan pedagang yang memperluas jaringan bisnisnya dengan menggunakan media elektronik dalam melakukan segala bentuk aktivitas transaksi perdagangan barang maupun jasa (trade of goods and service) menggunakan media elektronik. Dengan kata lain e-commerce is a part of e-business. Implementasi e-commerce pada dunia industri semakin lama semakin luas tidak hanya mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan global, namun telah membentuk suatu masyarakat tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik (Electronic Business Community). Transaksi yang terjadi antara demand dan supply dapat dengan mudah dilakukan walaupun pelakunya berada dalam wilayah geografis yang berbeda. UMKM Kota Bandung memiliki ide kreatif yang inovatif, hal ini menjadi nilai tambah bagi UMKM Kota Bandung. Namun dalam memasarkan produknya UMKM Kota Bandung sebagian besar masih melakukan transaksi tradisional. Berdasarkan Analisis EFAS, faktor Opportunity lebih kecil dibandingkan faktor Threats dan Analisis IFAS menunjukkan UMKM masih mengandalkan faktor Strengths untuk menutupi faktor Weaknesses. Oleh karena itu UMKM perlu membuat strategi untuk meraih keunggulan bersaing. Keyword : e-commerce, UMKM, Analisis SWOT

  • PENDAHULUAN

    Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pelaku ekonomi yang

    berperan besar dalam perekonomian Indonesia. Seperti yang dikutip pada harian

    Republika.co.id Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkontribusi sebesar 97

    persen terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan tingginya

    kontribusi UMKM terhadap kondisi perekonomian tanah air.

    (http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/mikro/13/07/03/mpcgxl-umkm-serap-97-persen-

    tenaga-kerja-di-indonesia)

    Salah satu kunci keberhasilan UMKM adalah terbukanya pasar yang jelas dalam

    menyalurkan produk baik kedalam negeri. Usaha kecil merupakan bagian integral dari

    perekonomian nasional yang mempunyai kedudukan potensi dan peranan yang penting dan

    strategis dalam mewujudkan ekonomi nasional yang kokoh.

    Berdasarkan pertimbangan tersebut dan sesuai dengan ketentuan UU No.9 tahun 1995

    tentang Usaha Kecil dipandang perlu mengatur pembinaan dan pengembangan usaha kecil

    dalam peraturan pemerintah.

    Kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat dengan luas 167,67 km2 ini

    berpenduduk 2.457.686 jiwa (Data BPS tahun 2010), dapat dijadikan potensi perekonomian

    yang luar biasa. Kota Bandung memiliki 7 kawasan industri dan perdagangan yang

    berpotensi menjadi pusat bisnis. Ketujuh kawasan itu adalah Sentra Industri Sepatu

    Cibaduyut yang mempunyai keunggulan dalam pembuatan sepatu dengan teknik handmade,

    Sentra Industri Rajut Binong Jati dengan capaian omzet rata-rata/hari 600 800 juta rupiah,

    Sentra Kaos dan Sablon Suci dengan jangkauan pasar yang luas dan dikenal diseluruh kota

    di Indonesia, Sentra Perdagangan Jeans Cihampelas yang terkenal dengan model-modelnya

    yang selalu up to date, Sentra Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah yang memiliki daya

  • tarik pada harga jualnya yang relatif murah, Sentra Tahu dan Tempe Cibuntu yang memiliki

    rasa yang khas dan berbeda dengan tahu dari daerah-daerah lain dan Sentra Boneka

    Sukamulya yang mempunyai keunggulan kualitas dan harga yang bersaing.

    (ditjenpdn.kemendag.go.id)

    KAJIAN PUSTAKA

    Saat ini yang menjadi hambatan dalam mengambangkan UMKM pada bidang pemasaran

    adalah sulitnya memasarkan produk dan tidak memadainya infrastruktur yang mereka miliki

    dalam menghadapi persaingan pasar bebas ASEAN 2015. Menghadapi mekanisme pasar

    bebas The ASEAN Economic Community 2015 yang makin terbuka dan kompetitif,

    menguasai pangsa psar menjadi salah satu prasyarat yang harus menjadi perhatian khusus

    bagi UMKM. Pemanfaatkan fasilitas teknologi berbasis web dapat digunakan sebagai salah

    satu usaha untuk memperluas pangsa pasar keseluruh dunia.

    Pengertian E-Commerce

    Pemanfaatan teknologi informasi yang dikenal dengan e-commerce dalam menjalankan

    bisnis bagi perusahaan kecil dapat memberikan efisiensi dalam memasarkan produk kepada

    pelanggan secara cepat serta menghemat waktu dan tempat. Dengan adanya pemanfaatan

    teknologi informasi terutama internet, pengusaha UMKM dapat memasuki pasar global

    dalam mengembangkan usahanya.

    Electronic commerce (e-commerce) merupakan konsep yang bisa digambarkan sebagai

    proses jual beli barang pada internet atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa, dan

    informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung,200 dalam

    M. Suyanto 2003;11).

    Menurut Kalakota dan Whinston (1996) mendefinisikan e-commerce dari beberapa

    perspektif berikut:

  • 1. Perspektif komunikasi: e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan,

    atau pembayaran melalui line telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.

    2. Perspektif Proses Bisnis: e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi

    transaksi dan aliran kerja perusahaan.

    3. Perspektif layanan: ecommerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan

    perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika

    meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.

    4. Persperktif Online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan

    informasi di internet dan jasa online lainnya.

    Perdagangan Tradisional Dan E-Commerce

    Menurut Sholekan (2009;14) perdagangan tradisional pada dasarnya adalah tindakan

    perusahaan-perusahaan menjual barang dan/atau jasa untuk menghasilkan pendapatan dalam

    bentuk uang, yang pada gilirannya menghasilkan laba bersih dari selisih pendapatan

    dikurangi harga pasar plus biaya-biaya operasional.

    Transaksi melalui e-commerce memiliki banyak kelebihan antara lain dapat

    meningkatkan omset penjualan karena dapat memasarkan produk atau jasa keseluruh dunia

    tanpa adanya batasan geografis, dapat mempertemukan pedagang dan pembeli dalam dunia

    maya secara terbuka dan bebas. Dengan adanya fleksibilitas e-commerce maka dapat

    memangkas beban biaya operasional seperti biaya promosi, biaya pemasaran, biaya sewa

    toko dan sebagainya.

    Dari penyataan diatas maka dapat kita bandingkan antara perdagangan tradisional dan

    perdagangan elektronik sebagai berikut: (tabel 1)

  • Tabel 1 PERBANDINGAN MEDIA PERDAGANGAN TRADISIONAL DAN

    PERDAGANGAN ELEKTRONIK SIKLUS PENJUALAN PERDAGANGAN

    TRADISIONAL PERDAGANGAN

    ELEKTRONIK Mencari informasi barang/jasa yang diperlukan

    Majalah, katalog, surat kabar, bentuk-bentuk tercetak

    Situs web

    Memeriksa harga Katalog tercetak Katalog online Memelihara ketersediaan barang dan harganya

    Telepon, fax Situs web

    Melakukan pemesanan Surat, fax, dan bentuk-bentuk tercetak lainnya

    Surat elektronik (e-mail)

    Mengirimkan pesanan Surat, fax Surat elektronik, halaman web Mengurutkan pesanan Manual Basis data Memeriksa barang di gudang Bentuk tercetak, telepon, fax Basis data, web Menjadwalkan pengiriman Bentuk tercetak Surat elektronik, Basis data Membuat invoice Bentuk tercetak Basis data Mengirimkan pesanan Pengirim Pengirim Konfirmasi pesanan Surat, telepon, fax Surat elektronik Mengirimkan invoice dan menerima invoice

    Surat Surat elektronik, EDI

    Jadwal pembayaran Bentuk tercetak Basis data, EDI Mengirim dan menerima bukti pembayaran

    Surat EDI, EFT

    Sumber: Sholekan (2009;16)

    Analisis SWOT

    Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang

    selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja.

    Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (strength) dan kelemahan

    Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (opportunity) dan tantangan (threath).

    Analisis Faktor Strategis Eksternal

    Analisis faktor strategis eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan

    yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Setelah mengetahui

    faktor-faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor-faktor Strategis Eksternal

    (External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS), dengan langkah sebagai berikut :

  • a. Menyusun faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.

    b. Memberikan bobot masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)

    sampai dengan 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa

    peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1.

    c. Menghitung rating dalam (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberi

    skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor)

    berdasarkan pengaruh faktor tersebut pada kondisi perusahaan. Adapun kriteria penilaian

    mengenai rating adalah nilai rating 4 (sangat bagus), nilai rating 3 (bagus), nilai rating 2

    (tidak bagus) dan nilai rating 1 (sangat tidak bagus).

    d. Mengalikan bobot faktor pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya adalah

    skor pembobotan untuk masing-masing faktor.

    e. Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini adalah untuk memetakan posisi

    organisasi pada diagram analisa SWOT.

    Tabel 2 Faktor-Faktor Strategis Eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary/EFAS)

    Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobots Rating

    Skor Pembobotan

    (Bobot x Rating) Peluang (Opportunities/O) 1. Peluang 1 Bobot Peluang 1 Rating Peluang 1 2. Peluang 2 Bobot Peluang 2 Rating Peluang 2 Jumlah O a b Ancaman (Threats/T) 1. Ancaman 1 Bobot Ancaman 1 Rating Ancaman 1 2. Ancaman 2 Bobot Ancaman 2 Rating Ancaman 2 Jumlah T c d

    TOTAL (a+c)=1 (b+d)

    Sumber : Rangkuti, 2006

  • Analisis Faktor Strategis Internal

    Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang

    merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi.

    Seperti halnya pada Analisis Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama

    menyusun tabel Faktor-faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors

    AnalysisSummary/IFAS). Bentuk tabel IFAS adalah sepeti terlihat pada Tabel 3 :

    Tabel 3 Faktor-Faktor Strategis Internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary/IFAS)

    Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating

    Skor Pembobotan

    (Bobot x Rating) Kekuatan (Stregths/S) 1. Kekuatan 1 Bobot Kekuatan 1 Rating Kekuatan 1 2. Kekuatan 2 Bobot Kekuatan 2 Rating Kekuatan 2 Jumlah S a b Kelemahan (Weaknesses/W) 1. Kelemahan 1 Bobot Kelemahan 1 Rating Kelemahan 1 2. Kelemahan 2 Bobot Kelemahan 2 Rating Kelemahan 2 Jumlah W c d

    TOTAL (a+c)=1 (b+d) Sumber : Rangkuti, 2006

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan

    melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode

    deskriptif adalah metode yang meneliti status sekelompok manusia, objek, kondisi tertentu,

    ataupun suatu kilas peristiwa masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah memberikan

    kepada penelitian sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan

    dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisaso, orientasi industri dan

    lainnya. (Sekaran, 2011:159).

  • Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara orang yang mungkin membantu

    memahami fenomena pada tahap eksploratif studi. (Sekaran, 2011:161)

    DATA UMKM KOTA BANDUNG

    Adapun data UMKM Kota Bandung yang diperoleh sampai dengan tahun 2013 adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 4 Data UMKM Kota Bandung Tahun 2013

    Sumber : http://sentraindustribandung.com/

    Dari data pada table 4. dari 14 (empat belas) UMKM yang ada di Kota Bandung hanya 5

    (lima) UMKM yang telah melaksanakan e-commerce dalam memasarkan produknya. Kelima

    UMKM itu antara lain: sepatu cibaduyut, sentra industri rajut cibinong, boneka warung

    muncang, jeans cihampelas, sablon kaon suci.

    HASIL PENELITIAN

    Matriks EFAS

    Matriks EFAS digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi faktor-faktor eksternal

    UMKM Kota Bandung. Adapun penilaian terhadap faktor eksternal UMKM Kota Bandung

    berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagai berikut : (Tabel 5)

  • Tabel 5 Matriks EFAS UMKM Kota Bandung

    Sumber: Hasil Penelitian

    Matriks IFAS

    Matriks IFAS digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi faktor-faktor internal

    UMKM Kota Bandung. Adapun penilaian terhadap faktor internal UMKM Kota Bandung

    berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagai berikut : (Tabel 5)

  • Tabel 6 Matriks IFAS UMKM Kota Bandung

    Sumber: Hasil Penelitian

    PEMBAHASAN

    Dari tabel matriks EFAS (tabel 5) menunjukkan bahwa penilaian Opportunity (peluang)

    mendapatkan rating 3 dan 4, sedangkan faktor Threats (ancaman) mendapatkan rating 2. Dari

    hasil perhitungan matriks EFAS, faktor Opportunity (peluang) mendapatkan jumlah nilai

    sebesar 1.970 sedangkan faktor Threats (ancaman) mendapatkan jumlah 0.916. Hal ini

    menunjukkan bahwa faktor Opportunity (peluang) UMKM Kota Bandung lebih baik

    daripada faktor Threats (ancaman). Walaupun faktor Threats (ancaman) saat ini masih

    dirasakan masih sangat kecil, tetapi UMKM Kota Bandung diharapkan mampu

  • mengantisipasi segala Threats (ancaman) yang datang dengan memanfaatkan faktor

    Opportunity (peluang).

    Berdasarkan matriks EFAS faktor Opportunity (peluang) yaitu banyaknya penawaran

    kerjasama sebagai mitra bisnis, adanya dukungan Pemerintah dalam pemanfaatan teknologi

    informasi, adanya kesempatan memperluas jaringan pemasaran dengan e-Commerce.

    Sedangkan Threats (ancaman) antara lain: produk mudah ditiru oleh pesaing, bermunculan

    usaha yang sejenis dan belum adanya regulasi dari Pemerintah tentang e-Commmerce.

    Dari tabel matriks IFAS (tabel 6) menunjukkan bahwa penilaian Strengths (kekuatan)

    mendapatkan rating 3 dan 4, sedangkan faktor Weaknesses (kelemahan) mendapatkan rating

    2. Dari hasil perhitungan matriks IFAS, faktor Strengths (kekuatan) mendapatkan jumlah

    nilai sebesar 1.623 sedangkan faktor Weaknesses (kelemahan) mendapatkan jumlah 2.667.

    Hal ini menunjukkan bahwa faktor Strengths (kekuatan) UMKM Kota Bandung lebih baik

    daripada faktor Weaknesses (kelemahan). Faktor Weaknesses (kelemahan) harus lebih

    diperhatikan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam mengawasi dan mengembangkan UMKM

    Kota Bandung. UMKM Kota Bandung diharapkan mampu memanfaatkan Strengths faktor

    (kekuatan) yang dimiliki untuk mengatasi Faktor Weaknesses (kelemahan).

    Berdasarkan matriks IFAS faktor Strengths (kekuatan) yaitu kualitas produk, prdouk

    bersifat handmade, memiliki SDM yang ahli dalam bidangnya. Sedangkan Weaknesses

    (kelemahan) antara lain: banyaknya UMKM yang belum memiliki konseptual dalam

    menjalankan bisnisnya, rata-rata UMKM Kota Bandung tidak memiliki SDM yang

    menguasai teknologi informasi dalam memasarkan produknya, kurangnya kesadaran dalam

    memperbaiki kelemahan internal perusahaan, pemanfaatan teknologi informasi yang ada

    belum maksimal.

    Dari matriks IFAS dan EFAS dapat dirangkum dalam Matriks SWOT dengan memberikan

    rumusan alternatif strategi yang sesuai bagi UMKM Kota Bandung. Penyusunan masing-

  • masing strategi merupakan perpaduan dari faktor SWOT yang dikembangkan dalam matriks

    IFAS dan EFAS.

    Matriks S-O Strategies

    Matriks S-O Strategis adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua

    kekuatan untuk merebut peluang. Adapun Matriks S-O Strategies yang dikembangkan

    melalui IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut:

    Tabel 7 Matriks S-O Strategies

    Matriks W-O Strategies

    Matriks W-O Strategis adalah strategi yang disusun dengan cara meminimalkan

    kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Adapun Matriks W-O Strategies yang

    dikembangkan melalui IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut:

    Tabel 8

  • Matriks W-O Strategies

    Matriks S-T Strategies

    Matriks S-T Strategis adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan semua

    kekuatan untuk mengatasi ancaman. Adapun Matriks S-T Strategies yang dikembangkan

    melalui IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut:

    Tabel 9 Matriks S-T Strategies

    Matriks W-T Strategies

  • Matriks W-T Strategis adalah strategi yang disusun dengan cara menggunakan

    meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman. Adapun Matriks W-T Strategies

    yang dikembangkan melalui IFAS dan EFAS adalah sebagai berikut:

    Tabel 10 Matriks W-T Strategies

    PENUTUP

    Berdasarkan paparan hasil penelitian diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. UMKM Kota Bandung memiliki ide kreatif yang inovatif, hal ini menjadi nilai

    tambah bagi UMKM Kota Bandung. Namun dalam memasarkan produknya UMKM

    Kota Bandung sebagian besar masih melakukan transaksi tradisional. Penerapan e-

  • Commerce di beberapa UMKM Kota Bandung seperti pada setra sepatu Cibaduyut,

    Jeans Cihampelas, Setra Rajut Binong Jati dirasakan belum maksimal.

    2. Analisis EFAS diketahui faktor Opportunity (peluang) mendapatkan jumlah nilai

    sebesar 1.970 sedangkan faktor Threats (ancaman) mendapatkan jumlah 0.916, hal ini

    menunjukan faktor Opportunity lebih kecil dibandingkan faktor Threats. Untuk itu

    UMKM Kota Bandung perlu melaksanakan strategi antara lain:

    a. Memberikan program khusus kepada mitra bisnis untuk mengembangkan pangsa

    pasar.

    b. Membuat variasi desain produk dengan melakukan market research, sehingga

    barang lebih variatif.

    c. Pemanfaatan teknologi informasi dengan menerapkan e-commerce dalam

    memasarkan produk dan menjaring mitra bisnis

    d. Melakukan perbaikan-perbaikan internal dengan menyusun business plan sebagai

    pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran.

    3. Analisis IFAS diketahui faktor Strengths (kekuatan) mendapatkan jumlah nilai

    sebesar 1.623 sedangkan faktor Weaknesses (kelemahan) mendapatkan jumlah 2.667.

    hal ini menunjukkan UMKM masih mengandalkan faktor Strengths untuk menutupi

    faktor Weaknesses. Untuk memperkecil faktor Weaknesses (kelemahan), UMKM

    perlu membuat strategi antara lain:

    a. Meningkatkan kualitas produk dan menciptakan produk yang lebih inovatif agar

    produk tidak mudah ditiru oleh usaha yang sama.

    b. Menjaga etika bisnis dalam menjalankan perusahaan terutama pada saat

    melakukan transaksi melalui e-commerce

    c. Melakukan hak paten dari produk yang dihasilkan.

    d. Menyempurnakan proses bisnis sehingga dapat menyempurnakan sistem kerja.

  • e. Pemanfaatan e-commerce sebagai media promosi untuk meraih keunggulan

    bersaing.

    Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan melalui berbagai bidang kajian dengan

    menggunakan penerapan metode penelitian lainnya. Sehingga dapat memberikan usulan bagi

    penerapan e-commerce bagi UMKM di Indonesia dalam menghadapi The ASEAN Economic

    Community 2015.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kalakota and Whinston. (1996). Frontiers Of Electronic Commerce, Addison-Wesley Publilshing Company, Inc, Massachusetts.

    M. Suyanto. (2005) Artikel : Aplikasi IT untuk UKM Menghadapi Persaingan Global.

    Kedaulatan Rakyat. Yogyakarta. Rangkuti, F. (2006), Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Penerbit PT

    Gramedia Pustaka Utama ; Jakarta http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/mikro/13/07/03/mpcgxl-umkm-serap-97-persen-

    tenaga-kerja-di-indonesia. Diakses tanggal 2 September 2013 http://sentraindustribandung.com/ diakses tanggal 10 September 2013