penerapan dan evaluasi sanitasi di cv dwi …penerapan dan evaluasi sanitasi di cv dwi mas food,...

48
PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Riko Hermawan 11.70.0001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

35 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI

DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Riko Hermawan

11.70.0001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2015

Page 2: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

i

PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI

DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG

Oleh :

Riko Hermawan

NIM : 11.70.0001

Program Studi : Teknologi Pangan

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan

dihadapan sidang penguji pada tanggal: 3 Juni 2015

Semarang, 15 Juli 2015

Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Kerja Praktek,

Yogi Widya Adhita, STP. Dr. R.Probo. Y. Nugrahedi, STP, MSc.

Dekan,

Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc.

Page 3: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena berkat rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul ”Penerapan

Sanitasi Industri di CV Dwi Mas Food, Semarang” laporan ini disusun sebagai prasyarat

untuk memenuhi kelengkapan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi

Pertanian. Adapun kerja praktek ini sangat bermanfaat bagi penulis, karena dapat

menambah wawasan serta menambah pengalaman kerja penulis.

Seluruh kelancaran dan keberhasilan ini pun tentunya tidak terlepas dari bantuan,

arahan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, Penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah membimbing Penulis, sehingga dapat

menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.

2. Hermawan Djunaidi selaku Ayah Penulis yang selalu menjadi motivasi bagi Penulis

dalam melaksanakan Kerja Praktek di Semarang.

3. Monica Wiwin selaku Ibu Penulis yang telah memberikan izin, mendukung,

mendoakan, serta berusaha mempersiapkan segala bantuan moral maupun material

bagi Penulis supaya dapat melaksanakan Kerja Praktek.

4. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian, Unika Soegijapranata, Semarang.

5. Bapak Dr. R. Probo. Y. Nugrahedi, STP, MSc. selaku Dosen Pembimbing Kerja

Praktek yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dengan sabar

memberikan pengarahan dan bimbingan selama Penulis melaksanakan serta

menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

6. Bapak Yogi Widya Adhita, STP. selaku Manajer ProduksiCV Dwi Mas Food yang

telah memberi kesempatan kepada Penulis untuk melaksanakan Kerja Praktek di CV

Dwi Mas Food serta telah membimbing, mengarahkan dan memberikan informasi

kepada Penulis selama melakukan Kerja Praktek.

7. Segenap karyawan CV Dwi Mas Food yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per

satu, yang menerima Penulis dengan penuh rasa kekeluargaan dan selalu

memberikan keceriaan selama berlangsungnya Kerja Praktek serta telah

Page 4: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

iii

memberikan informasi-informasi tambahan selama pengerjaan laporan Kerja

Praktek.

8. Brigitta Ghicella sebagai teman Penulis yang sudah bersedia meluangkan waktu,

pikiran, dan tenaga untuk membantu menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

9. Michelle Darmawan dan Raphael Argasae sebagai teman seperjuangan selama

melaksanakan Kerja Praktek di CV Dwi Mas Food.

10. Semua teman-teman Program Studi Teknologi Pertanian yang sudah mendukung

Penulis selama menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

11. Semua pihak yang telah membantu Penulis yang tidak dapat disebutkan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan kerja praktek ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila selama Kerja Praktek

maupun dalam pembuatan laporan Kerja praktek masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran dari para

pembaca. Meski belum sempurna, tetapi Penulis berharap agar laporan Kerja Praktek

dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Terima Kasih.

Semarang, Juli 2015

Penulis

Page 5: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................i KATA PENGANTAR......................................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vi DAFTAR TABEL...........................................................................................................vii

1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ..................................................................... 3 2.1. Sejarah Perusahaan dan Latar Belakang ............................................................ 3 2.2. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 4 2.3. Tata Letak Perusahaan dan Pabrik ..................................................................... 4 2.4. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................................... 4

2.4.1. Direktur Komisaris ..................................................................................... 5 2.4.2. Direktur Utama ........................................................................................... 5 2.4.3. Wakil Direktur ............................................................................................ 5 2.4.4. Kepala Bagian Produksi ............................................................................. 5 2.4.5. Kepala Bagian Keuangan ........................................................................... 5 2.4.6. Kepala Bagian Pemasaran .......................................................................... 6 2.4.7. Kepala Teknisi Mesin ................................................................................. 6 2.4.8. Divisi Quality Control ................................................................................ 6 2.4.9. Kepala Gudang ........................................................................................... 6

2.5. Ketenagakerjaan ................................................................................................. 6 2.6. Fasilitas .............................................................................................................. 7

2.6.1. Tunjangan Makan ....................................................................................... 7 2.6.2. Seragam dan Alat Kerja ............................................................................. 7

3. SPESIFIKASI PRODUK ......................................................................................... 8 3.1. Jenis Produk ....................................................................................................... 8

3.1.1. Tooit ........................................................................................................... 8 3.1.2. Nagori ......................................................................................................... 9 3.1.3. Shasi ........................................................................................................... 9 3.1.4. Jack ........................................................................................................... 10 3.1.5. Hot Tos ..................................................................................................... 10 3.1.6. Alien ......................................................................................................... 10 3.1.7. Twiss ......................................................................................................... 11 3.1.8. Ping ........................................................................................................... 11 3.1.9. Baxo .......................................................................................................... 12 3.1.10.Rainbow ....................................................................................................... 12 3.1.11.Bracill .......................................................................................................... 13

3.2. Kapasitas Produksi ........................................................................................... 13 3.3. Strategi Pemasaran ........................................................................................... 15

Page 6: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

v

4. PROSES PRODUKSI ............................................................................................ 18 4.1. Diagram Alir Produksi ..................................................................................... 18 4.2. ALUR PRODUKSI .......................................................................................... 19

4.2.1. Penimbangan Bahan Baku ........................................................................ 19 4.2.2. Pencampuran ............................................................................................ 19 4.2.3. Ekstrusi ..................................................................................................... 19 4.2.4. Pengovenan ............................................................................................... 20 4.2.5. Coating ..................................................................................................... 21 4.2.6. Pengemasan .............................................................................................. 21

5. SANITASI PADA CV DWI MAS FOOD ............................................................. 23 5.1. Sanitasi Bangunan ............................................................................................ 24

5.1.1. Langit – Langit ......................................................................................... 24 5.1.2. Lantai ........................................................................................................ 25 5.1.3. Dinding ..................................................................................................... 26 5.1.4. Ventilasi .................................................................................................... 27 5.1.5. Pencahayaan ............................................................................................. 28

5.2. Sanitasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan .................................................... 29 5.3. Sanitasi Mesin dan Peralatan ........................................................................... 31 5.4. Sanitasi Karyawan ........................................................................................... 33 5.5. Sanitasi Lingkungan Produksi dan Gudang Penyimpanan .............................. 35

6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 36 6.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 36 6.2. Saran ................................................................................................................ 36

7. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 37

8. LAMPIRAN ........................................................................................................... 38 8.1. Lampiran 1. Strutur Organisasi CV Dwi Mas Food ........................................ 38 8.2. Lampiran 2. Jumlah Karyawan di CV Dwi Mas Food .................................... 39 8.3. Lampiran 3. Denah Pabrik CV Dwi Mas Food ............................................... 40

Page 7: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Produk Ekstrudat Snack “Tooit” Rasa Pizza. ................................................ 8Gambar 2. Produk Ekstrudat Snack “Nagori” (a) Rasa Seafood ; (b) Rasa Sosis .......... 9Gambar 3. Produk Shasi Rasa Iga Bakar. ......................................................................... 9Gambar 4. Produk Jack Rasa Balado. ............................................................................. 10Gambar 5. Produk Hot Tos Rasa Lombok Ijo. ............................................................... 10Gambar 6. Produk Alien Rasa Coklat. ........................................................................... 11Gambar 7. Produk Twiss Rasa Jagung Bakar. ................................................................ 11Gambar 8. Produk Ping Rasa Pisang Coklat .................................................................. 12Gambar 9. Produk Baxo dengan Rasa Bakso ................................................................. 12Gambar 10. Produk Rainbow dengan Beberapa Rasa Buah. ......................................... 13Gambar 11. Produk Brasil Rasa Jagung Original. .......................................................... 13Gambar 12. Kupon Hadiah yang Terdapat di Dalam Snack Tooit dan Nagori; (a) Tampak Depan; (b) Tampak Belakang ........................................................................... 15Gambar 13. Show Box Produk CV Dwi Mas Food (Tooit, Nagori, dan Bonzo) yang Dipamerkan dan Dibagikan Dalam Pameran ................................................................. 17Gambar 14. Diagram Alir Produksi Ekstrudat ............................................................... 18Gambar 15. Proses Pencampuran Bahan ........................................................................ 19Gambar 16. Mesin Ekstruder .......................................................................................... 20Gambar 17. Proses Pengovenan ..................................................................................... 20Gambar 18. Proses Coating ............................................................................................ 21Gambar 19. Pengemasan (a) Pengemas Primer; (b) Pengemas Sekunder ...................... 22Gambar 20. (a) Langit-langit Ruang Penyimpanan; (b) Langit-langit Ruang Produksi 25Gambar 21. Lantai di Ruang Produksi CV Dwi Mas Food. ........................................... 26Gambar 22. Dinding Pada CV DM Food : (a) Dinding Pada Ruang Kantor; (b) Dinding Pada Ruang Produksi ...................................................................................................... 27Gambar 23. Ventilasi Pada Ruang Produksi CV Dwi Mas Food (ditunjukan dengan anak panah) ..................................................................................................................... 28Gambar 24. Bahan Baku Utama yang Digunakan CV Dwi Mas Food. ......................... 30

Page 8: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kapasitas Produksi Ekstrudat di CV Dwi Mas Food ....................................... 14

Page 9: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

1

1. PENDAHULUAN

CV Dwi Mas Foodmerupakan sebuah perusahaan makanan ringan yang berlokasi di

Gunung Pati, Semarang. Pada awal terbentuknya,CV Dwi Mas Foodadalah perusahaan

distribusi makanan ringan yang menjalin kerjasama dengan PT Orang Tua. Namun di

tahun 2008, CV Dwi Mas Food mulai memproduksi makanan ringan yang lebih dikenal

dengan ekstrudat yang berbahan dasar jagung. Produk pertama yang diluncurkan oleh

CV Dwi Mas Food adalah Tooit yang merupakan ekstrudat berbahan dasar jagung

bubuk.

CV Dwi Mas Food merupakan salah satu perusahaan yang masih berkembang.

Meskipun sedang berkembang namun proses produksinya sudah seperti perusahaan

modern karena sebagian besar dari proses produksinya menggunakan mesin otomatis.

Selain dari proses produksinya yang cukup baik, CV Dwi Mas Food juga berusaha

menjaga kualitas produknya sebaik mungkin. Hal ini terlihat mulai dari pemilihan

bahan baku yang berkualitas, kontrol higienitas selama proses produksi hingga

pengemasan primer dan sekunder serta dilakukan kontrol kualitas atas produk yang

akan dipasarkan. Kadar air dalam produk jadi dan kualitas kemasan yang meliputi

kerapatan dari kemasan yang akan dipasarkan juga dilakukan pengontrolan secara

teratur.

Salah satu aspek penting yang juga perlu diperhatikan dalam menjaga kualitas produk

dalam suatu industri pangan adalah sistem sanitasi.Sistem sanitasi dapat mencegah

maupun mendukung berbagai kerusakan pangan secara fisik, kimia, dan mikrobiologi.

Oleh sebab itu, laporan ini akan membahas lebih lanjut mengenai sanitasi CV Dwi Mas

Food yang diterapkan secara keseluruhan dalam proses produksi hingga pengemasan

produk dalam perusahaan.

Tujuan dilaksanakannya Kerja Praktek di CV Dwi Mas Food pada tanggal 6 januari –

31 Januari2015 yaitu untuk mengetahui berbagai prosedur kerja di bagian produksi

hingga ke bagian pengemasan, serta secara khusus mengamati sistem sanitasi yang

Page 10: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

2

diterapkan secara keseluruhan oleh CV Dwi Mas Foodpada seluruh tahapan pengolahan

produknya.

Page 11: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

3

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan dan Latar Belakang

CV Dwi Mas Foodmerupakan sebuah perusahaan makanan ringan di Semarang. Pada

tahun 1996, Ibu Lily mendirikan perusahaan ini. Pada mulanya CVDwi Mas Food

merupakan suatu industri yang hanya berstatus Usaha Dagang (UD), bergerak di bidang

distribusi makanan ringan yang bekerjasama dengan PT Orang Tua. Produk-produk

yang dipasarkan oleh UD Dwi Mas Food saat itu, antara lain : Wafer Tango, Oops

Waffer and Cracker, Fullo, Kacang Kaya King, Permen Blaster, dan Kiko. Awalnya

UD Dwi Mas Food berlokasi di Karang Wulan Semarang, yang sekaligus digunakan

sebagai tempat tinggal Ibu Lily dan keluarganya.

Pada tahun 2005, dikarenakan keterbatasan tempat UD Dwi Mas Food mendirikan

kantor baru yang berlokasi di Jalan Muradi Raya no 54. Seiring semakin

berkembangnya UD Dwi Mas Food, pada tahun 2008 UD Dwi Mas Food mulai

memproduksi makanan ringan sendiri. Produk makanan ringan ini adalah produk

ekstrudat berbahan dasar jagung bubuk dengan merk dagang Tooit. Pada penghujung

tahun 2011 UD Dwi Mas Food telah melebarkan sayap dan berkembang menjadi

perusahaan Comanditaire Venootschap (CV) Dwi Mas Food.

Pabrik CV Dwi Mas Foodterletak di Jalan Manyaran Km 20 Gunung Pati, Semarang.

Letak perusahaan ini berada di desa Cepoko, Gunung Pati. Perusahaan ini juga

berdekatan dengan sebuah taman rekreasi keluarga yang cukup terkenal yaitu

“Ngrembel”.CV Dwi Mas Food memilih daerah Gunung Pati sebagai pabrik tempat

produksinyadikarenakan semakin berkembangnya perusahaan, dan membutuhkan

tempat produksi yang luas dan representatif. Selain itu lokasi di daerah Gunung pati ini

memiliki aspek–aspek yang menguntungkan di antaranya:

• Terletak dalam jalur transportasi yang merupakan area pemasaran sebagian besar

produknya.

Page 12: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

4

• Kebutuhan akan air dan listrik terpenuhi. Air terpenuhi dari sumur artesis yang telah

mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga memenuhi syarat sebagai air

pengolahan, sedangkan listrik diperoleh dari PLN.

• Sumber tenaga kerja juga dapat diperoleh dengan mudah dari lokasi di sekitar

pabrik-pabrik.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari CVDwi Mas Food adalah menjadi salah satu perusahaan makanan ringan

terbaik dan inovatif. Sedangkan misi untuk menunjang visi tersebut adalah

menghasilkan produk – produk yang berkualitas, menciptakan inovasi dari waktu ke

waktu, menjaga kelancaran perangkat dan konsistensi tenaga kerja, serta menciptakan

iklim dan suasana pabrik yang kondusif.

2.3. Tata Letak Perusahaan dan Pabrik

Tata letak yang baik dapat mempermudah jalannya produksi, pengolahan, serta

distribusi pengiriman produk. Tata letak pabrik juga sangat penting karena dapat

memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para pekerja. Pabrik CV Dwi Mas Food

memiliki area yang cukup luas berbentuk persegi panjang dan memanjang ke arah utara.

CV Dwi Mas Food membagi area pabrik menjadi 2 lantai. Lantai pertama adalah ruang

penyimpanan bahan baku, ruang produksi disertai dengan ruang packaging yang

langsung terhubung dengan pintu yang menuju ke alat trasportasi yang digunakan untuk

distribusi produk. Lantai kedua merupakan kantor dari CV Dwi Mas Food.

2.4. Struktur Organisasi Perusahaan

CVDwi Mas Food dikepalai oleh seorang Direktur Komisaris. Dalam menjalankan

tugasnya, Direktur Komisaris dibantu oleh Direktur Utama yang mengepalai beberapa

Kepala Bagian antara lain, Kepala bagian Produksi, Kepala bagian Keuangan, dan

Kepala Bagian Pemasaran (Lampiran 1). Klasifikasi tugas masing-masing bagian adalah

sebagai berikut:

Page 13: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

5

2.4.1. Direktur Komisaris

Direktur Komisaris selaku pemilik perusahaan bertugas mengawasi kinerja dari

Direktur Utama, serta mengambil keputusan-keputusan vital yang berhubungan dengan

keberlangsungan perusahaan.

2.4.2. Direktur Utama

Direktur Utama bertugas mejadi wakil dari direktur komisaris dan mengawai kinerja

dari seluruh bagian dalam perusahaan dan mengawasi proses serta hasil produksinya.

Direktur Utama juga berhak dalam mengambil keputusan namun keputusan tertinggi

tetap milik Direktur Komisaris.Direktur Utama bertanggung jawab kepada Direktur

Komisaris.

2.4.3. Wakil Direktur

Wakil Direktur bertugas mengawasi kinerja dari Kepala bagian Produksi, Kepala bagian

Keuangan,Kepala Bagian Pemasaran.Wakil Direktur bertanggung jawab kepada

Direktur Utama.

2.4.4. Kepala Bagian Produksi

Kepala Bagian Produksi bertanggung jawab dalam mengatur kesiapan produksi, yang

dalam hal ini termasuk pengecekan efektifitas mesin produksi dan tenaga kerja, dan

mengejar efisiensi penggunaan bahan termasuk salah satunya sumber energi listrik.

Dalam melakukan pekerjaannya, Kepala bagian Produksi dibantu oleh Divisi Quality

Control, Kepala Teknisi Mesin, dan Kepala Gudang.Kepala Produksi bertanggung

jawab kepada Direktur Utama.

2.4.5. Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Keuangan bertugas untuk menata sistem manajemen yang dapat

menunjang tercapainya tujuan organisasi, termasuk mengatur cash flow perusahaan,

pembuatan anggaran belanja dan laporan analisa penyimpangan, pembuatan laporan

neraca untuk kepentingan intern maupun ekstern, perencanaan pembelian alat,

perencanaan dan pengendalian perpajakan.

Page 14: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

6

2.4.6. Kepala Bagian Pemasaran

Kepala Bagian Pemasaran bertugas untuk menyusun business plan tahunan dalam

pemasaran produk Tooit merupakan tugas Kepala bagian Pemasaran. Selain itu, Kepala

Bagian Pemasaran juga menyusun dana pemasaran dalam kaitannya dengan jumlah

promosi, menetapkan ketentuan tentang harga, program promosi, sistem distribusi dan

pengembangan. Kepala Bagian Pemasaran juga bertugas mengawasi kinerja tenaga

Sales dan Marketing dalam pemasaran produk ekstrudat dari CV Dwi Mas Food.

2.4.7. Kepala Teknisi Mesin

Kepala Teknisi Mesin bertanggung jawab untuk mengatur para teknisi dalam menjaga

kesiapan dan efisiensi mesin produksi, mengawasi pemeliharaan mesin-mesin dan

peralatan, fasilitas umum serta fasilitas genset utility power pabrik. Kepala Teknisi

Mesin bertanggung jawab kepada Kepala Produksi.

2.4.8. Divisi Quality Control

Divisi Quality Control bertugas untuk mengendalikan mutu bahan baku, bahan bantu

maupun hasil produksi, melakukan komplain terhadap penyimpangan kualitas bahan

bantu maupun penyimpangan pada proses produksi ke rekan atau bagian terkait,

melakukan pengawasan terhadap kualitas hasil akhir dari produk sesuai dengan standar,

serta bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi.

2.4.9. Kepala Gudang

Kepala Gudang bertanggung jawab untuk mengatur kelancaran dan kebenaran barang-

barang yang masuk dan keluar gudang meliputi penyimpanan dan keamanan barang-

barang selama disimpan, menjaga kebenaran cara penyimpanan barang di gudang

sehingga tidak mengubah kualitas barang yang disimpan, menjaga kebersihan dan

kerapihan gudang serta bertanggung jawab kepada Bagian Produksi.

2.5. Ketenagakerjaan

CVDwi Mas Food memiliki 95 orang karyawan (Lampiran 2), yang terbagi atas Kepala

bagian produksi, Pemasaran dan Keuangan (3 orang), Karyawan bagian produksi

Page 15: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

7

(51orang), Karyawan bagian pemasaran dan transportasi (30 orang), dan Karyawan

bagian keamanan dan kebersihan (10 orang) (Lampiran 2). Para karyawan atau pegawai

dibagi dalam 2 shift kerja yaitu shift pagi (07.00 – 15.00) dan shift malam (15.00 -

23.00). Setiap shiftmemiliki waktu istirahat masing – masing. Untuk shift pagi adalah

pukul 12.00 dan untuk shift malam adalah pukul 19.00.

2.6. Fasilitas

CVDwi Mas Food juga memberikan beberapa fasilitas yang dapat menunjang dan

meningkatkan kesejahteraan para karyawannya. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :

2.6.1. Tunjangan Makan

Setiap karyawan yang bekerja di CVDwi Mas Food, baik itu karyawan lama, baru

maupun masih dalam masa magang, mendapat tunjangan makan sebesar Rp 10.000,00.

2.6.2. Seragam dan Alat Kerja

Seragam kerja yang diberikan antara lain :

a. Kaos untuk pekerja produksi

b. Seragam promosi untuk karyawan yang akan melakukan promosi.

Alat kerja yang diberikan antara lain masker, sepatu boot, dan sarung tangan (untuk

bagian produksi).

Page 16: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

8

3. SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis Produk

CV Dwi Mas Food merupakan salah satu pabrik yang memproduksi snack, khususnya

snack yang berupa ekstrudat. Ekstrudat yang dihasilkan oleh CV DM Food sendiri

memiliki beberapa bentuk seperti cincin / ring, stick dan bola / ball. Snack yang

dipasarkan oleh CV Dwi Mas Food memiliki merk dagang Tooit. Di pasaran Tooit

memiliki beberapa jenis nama yang berbeda, yaitu Tooit, Nagori, Shasi, Jack, Hot tos,

Alien, Brasill, Chotomie, Baxo, Ping, dan Twiss.

3.1.1. Tooit

Tooit merupakan produk ekstrudat yang berbahan dasar jagung yang memilik bentuk

seperti cincin (ring). Tooit memiliki 3 macam rasa yaitu Jagung Bakar Keju, Pizza, dan

Barbeque Fiesta. Tooit adalah produk pertama yang diproduksi oleh CV Dwi Mas

Food. Snack Tooit dikemas dalam kemasan primer dan sekunder. Kemasan primer yang

digunakan adalah kemasan metalizer 3 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang

digunakan adalah kemasan dos dengan isi 40 bungkus.Tooit memiliki berat bersih 14

gram per bungkus.

Gambar 1.Produk Ekstrudat Snack “Tooit” Rasa Pizza.

Page 17: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

9

3.1.2. Nagori

Nagori merupakan produk snack yang berasal dari ekstrudat dengan bentuk bola-bola

kecil. Produk Nagori pertama kalidiproduksi dengan 1 macam rasa, yaitu rasa Seafood.

Namun saat ini CV Dwi Mas Food telah mengembangkan produk Nagori dengan varian

rasa yang baru yaitu rasa Sosis. Nagori dikemas dengan kemasan primer dan sekunder.

Untuk kemasan primer, Nagori menggunakan kemasan yang sama dengan produk

Bonzo yaitu dengan kemasan metalizer 2 lapis. Sama seperti produk Bonzo, produk

Nagori juga dikemas dengan kemasan sekunder berupa kemasan dos yang berisi 60

bungkus.Nagori memiliki berat bersih 12 gram per bungkus.

(a) (b)

Gambar 2.Produk Ekstrudat Snack “Nagori” (a) RasaSeafood ; (b) Rasa Sosis

3.1.3. Shasi

Shasi adalah produk ekstrudat yang berbahan dasar jagung bubuk dengan bentuk

lonjong dengan ukuran yang kecil..Shasi hanya memiliki 1 macam rasa yaitu Iga

Bakar.Shasi dikemas dengan kemasan metalizer 2 tapis dan kemasan sekunder yang

berupa kemasan dos.Berat bersih untuk 1 kemasan Shasi adalah 12 gram.

Gambar 3.Produk Shasi Rasa Iga Bakar.

Page 18: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

10

3.1.4. Jack

Jack merupakan produk ekstrudat yang berbentuk stick.Jack hanya memiliki 1 macam

rasa yaitu balado.Berat bersih tiap kemasan Jack adalah 12 gram.Kemasan primer yang

digunakan oleh produk Jack adalah kemasan metalizer 2 lapis.Sedangkan kemasan

sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

Gambar 4.Produk Jack Rasa Balado.

3.1.5. Hot Tos

Hot Tos merupakan salah satu produk inovasi yang berbeda, hal ini dikarenakan Hot

Tos tidak diproduksi menggunakan bahan ekstrudat jagung. Hot Tos merupakan produk

keripik singkong dengan rasa Lombok Ijo yang dikemas dengan kemasan primer

metalizer dan kemasan sekunder dos.

Gambar 5.Produk Hot Tos Rasa Lombok Ijo.

3.1.6. Alien

Alien merupakan produk ekstrudat jagung yang berbentuk bintang.Produk Alien hanya

memiliki 1 macam rasa yaitu coklat. Produk Alien ini merupakan produk terbaru yang

Page 19: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

11

dikeluarkan oleh CV Dwi Mas Food. Produk Alien dikemas dengan kemasan primer

metalizer dan kemasan sekunder dos. Berat bersih dari produk Alien adalah 14 gram per

kemasan.

Gambar 6.Produk Alien Rasa Coklat.

3.1.7. Twiss

Twiss merupakan produk baru yang dikeluarkan oleh CV Dwi Mas Food. Twiss

berbentuk twiss corn. Produk Twiss hanya memiliki 1 macam rasa yaitu Jagung Bakar.

Berat bersih tiap kemasan Twiss adalah 14 gram.Produk Twiss dikemas dengan

kemasan primer metalizer dan kemasan sekunder dos.

Gambar 7.Produk Twiss Rasa Jagung Bakar.

3.1.8. Ping

Ping merupakan salah satu produk kreatif yang diproduksi oleh CV Dwi Mass Food,

karena produk Ping ini menggunakan bahan ekstrudat jagung yang diberi rasa pisang

dan coklat yang dikemas dalam satu kemasan. Berat bersih setiap kemasan Ping yaitu

Page 20: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

12

12 gram.Kemasan primer yang di gunakan oleh produk Jack adalah kemasan metalizer

2 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

Gambar 8.Produk Ping Rasa Pisang Coklat

3.1.9. Baxo

Baxo merupakan salah satu produk yang diproduksi CV Dwi Mas food dengan bahan

utama ekstrudat jagung. Baxo sendiri memiliki rasa utama yaitu bakso.Dalam

pengemasannya, produk ini juga diberi saos sambal dan irisan bakso asli untuk teman

makan produk Baxo.Berat bersih setiap kemasan yaitu 12 gram.Kemasan primer yang

digunakan oleh produk Jack adalah kemasan metalizer 2 lapis.Sedangkan kemasan

sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

Gambar 9.Produk Baxo dengan Rasa Bakso

3.1.10. Rainbow

Rainbow merupakan salah satu produk kombinasi yang diproduksi oleh CV Dwi Mas

food. Rainbow merupakan produk kombinasi karena produk ini adalah campuran

ekstrudat jagung yang sudah diberi perasa buah, pewarna makanan, gula dan produk

nagori. Produk ini diproduksi dengan dua kali proses, yaitu yang pertama coating

menggunakan gula dan yang kedua dioven. Berat bersih dari produk ini 12

Page 21: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

13

gram.Kemasan primer yang digunakan oleh produk rainbow adalah kemasan metalizer

2 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang digunakan adalah kemasan dos.

Gambar 10.Produk Rainbow dengan Beberapa Rasa Buah.

3.1.11. Bracill

Brasill adalah produk yang terbuat dari bahan ekstrudat jagung yang berasa jagung

original.Produk ini diproduksi karena dilatarbelakangi oleh acara Piala Dunia di

Brasil.Berat bersih produk ini adalah 12 gram.Kemasan primer yang di gunakan oleh

produk Jack adalah kemasan metalizer 2 lapis.Sedangkan kemasan sekunder yang

digunakan adalah kemasan dos.

Gambar 11.Produk Brasil Rasa Jagung Original.

3.2. Kapasitas Produksi

Pada awalnya CV Dwi Mas Food dalam sehari hanya memproduksi sekitar 200 – 500

karton dikarenakan jumlah karyawan yang terbatas serta produk yang dibuat belum

dikenal luas dipasaran. Namun sekarang kapasitas produksi CV Dwi Mas Food

memproduksi 2500 sampai 3000 karton setiap harinya (Tabel 1).Selama produksi alat-

Page 22: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

14

alat yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi produk adalah ekstruder (1 buah),

oven (1 buah), alat pencampur ekstrudat dengan bumbu yang berjumlah 3 buah, serta

mesin pengemas berjumlah 6 buah. Kapasitas mesin ekstruder tersebut untuk

memproduksi produk adalah 2 sampai 3 karung jagung bubuk, dimana masing-masing

berisi 50 kg bubuk per karung. Ini berlaku untuk semua bentuk ekstrudat CV Dwi Mas

Food. Tetapi produksi ini terkadang bisa lebih tergantung pesanan serta hari raya seperti

Lebaran atau Natal.

CV Dwi Mas Food memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda bagi setiap

produknya dan hal ini dilihat berdasarkan keinginan pasar. Produk Nagori dan shasi

rata-rata perhari diproduksi oleh CV Dwi Mas Food sebanyak 1000-1500 karton untuk

masing – masing rasanya. Produk Tooit dan sebagainya rata-rata perhari diproduksi

oleh CV Dwi Mas Food sebanyak 500-750 karton untuk masing–masing rasanya.

Tabel 1.Kapasitas Produksi Ekstrudat di CV Dwi Mas Food

Nama produk Jumlah varian rasa

Kapasitas produksi per hari (karton)

Kapasitas Produksi per hari (kg)

Nagori 2 rasa 1000-1500 720-1080

Tooit 3 rasa 500-750 280-420

Shasi 1 rasa 1000-1500 720-1080

Jack 1 rasa 500-750 360-540

Hot Tos 1 rasa 500-750 385-577

Alien 1 rasa 500-750 385-577

Twiss 1 rasa 500-750 385-577

Brasill 1 rasa 500-750 385-577

Chotomie 1 rasa 500-750 360-540

Baxo 1 rasa 500-750 360-540

Ping 1 rasa 500-750 360-540

Sumber: CV DwiMas Food.

.

Page 23: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

15

3.3. Strategi Pemasaran

Produk Snack CV Dwi Mas Food saat ini memiliki pasar yang sangat luas, selain karena

jenis produk makanan ringan yang notabene cocok dengan selera Indonesia, harganya

pun relatif terjangkau, sehingga dapat dinikmati oleh konsumen baik dari usia muda

hingga tua yang berasal dari berbagai macam kalangan.

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh CV Dwi Mas Food antara lain pemasaran lewat

media, baik radio maupun surat kabar dan pemasaran spanduk yang dipasang pada

warung-warung kelontong. CV Dwi Mas Food juga melakukan promosi dengan cara

pemberian berbagai macam hadiah untuk konsumen maupun penjual dan pengecer

dengan bentuk pemberian kupon dalam produk (gambar12) dan juga dengan menerakan

hadiah pada kemasan dalam primer produk. Hal ini dilakukan dalam upaya

meningkatkan nilai dan keberadaan produk Tooit yang masih baru di kalangan

masyarakat.

(a) (b)

Gambar 12.Kupon Hadiah yang Terdapat di Dalam Snack Tooit dan Nagori; (a)

Tampak Depan; (b) Tampak Belakang

Wilayah pemasaran produk ekstrudat produk CV Dwi Mas Food, yaitu Jawa Tengah,

Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta. Daerah pemasaran yang terbesar dari produk CV

Dwi Mas Food adalah di kota Semarang. Proses distribusinya dilakukan dengan

menempatkan produk ke pasar-pasar yang ada di kota Semarang sesuai permintaan dari

pasar yang ada. Produk Tooit dari CV Dwi Mas Food ini tidak dipasarkan di

supermarket. Hal ini dikarenakanproduk ekstrudat lainsudah banyak dipasarkan, serta

dari segi harganya pun produk ini kurang sesuai untuk dapat masuk ke pasar

Page 24: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

16

supermarket, sehingga produk ini hanya didistribusikan ke pasar – pasar tradisional atau

kecil saja.

Pendistribusian produk ekstrudat dilakukan secara langsung. Distribusi langsung yang

dilakukan oleh CV Dwi Mas Food adalah distribusi produk yang langsung dikirim dari

produsen, yaitu dengan menggunakan kendaraan roda empat untuk daerah Semarang.

Sedangkan untuk pengiriman barang keluar kota, menggunakan 5 unit kendaraan jenis

L-300, dua unit kendaraan jenis double ban dan tiga unit kendaraan jenis engkel.

Distribusi langsung dilakukan untuk wilayah Jawa Tengah seperti Semarang, Jawa

Barat, Surabaya, serta Jakarta.

Sistem pemasaran di luar pulau Jawa dengan menggunakan agen, sehingga perusahaan

ini sebagai produsen hanya menyerahkan produk sampai ke pelabuhan selanjutnya agen

daerah tertentu yang akan mengaturnya. Setelah produk diterima oleh agen suatu

daerah, maka agen tersebut akan melakukan pembayaran sesuai dengan waktu yang

diberikan oleh CV Dwi Mas Food. Untuk pemasaran di luar kota Semarang dan di luar

pulau Jawa, jumlah pesanan paling sedikit 500 karton dus dan berlaku untuk semua

jenis ekstrudat.

Sistem pemasaran lain yang dilakukan oleh CV Dwi Mas Food adalah melalui

pembukaan stand dalam beberapa event. Salah satu contoh yang pernah dilakukan oleh

CV Dwi Mas Food adalah pembukaan stand pada acara “Jateng Fair” yang diadakan di

PRPP. Kegiatan ini dilakukan oleh CV Dwi Mas Food dikarenakan produk ekstrudat

merupakan salah satu produk yang sudah banyak berdar di pemasaran sehingga dengan

dibukanya stand dalam beberapa event ini diharapkan dapat menjadi sarana pengenalan

produk CV Dwi Mas Food kepada masyarakat. Dalam stand ini dilakukan beberapa

acara-acara kecil seperti lomba memancing, lomba foto ekspresif dan lomba

menghitung. Lomba - lomba ini dilakukan agar menarik minat anak – anak ke stand ini.

Selain itu dilakukan pula pembagian show box yang berisi produk – produk CV Dwi

Mas Food seperti Nagori dan Tooit (Gambar 13).

Page 25: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

17

Gambar 13.Show Box Produk CV Dwi Mas Food (Tooit, Nagori, dan Bonzo) yang

Dipamerkan dan Dibagikan Dalam Pameran

Page 26: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

18

4. PROSES PRODUKSI

4.1. Diagram Alir Produksi

Ada beberapa tahap produksi di CV Dwi Mas Food. Proses produksinya antara lain

pencampuran bahan, ekstrusi, pengovenan, coating, dan pengemasan. Semua produk

yang dihasilkan oleh CV Dwi Mas Food pada umumnya memiliki proses produksi yang

sama. Perbedaannya hanya pada bumbu atau cetakan pada proses ekstrusi saja.

Gambar 14.Diagram Alir Produksi Ekstrudat

Penimbangan Bahan Baku (bahan baku utama dan bahan baku pelengkap)

Pencampuran

Ekstrusi

Pengovenan (160 - 180 ˚C)

Coating

Pendiaman 5 menit

Pengemasan

Penyimpanan

Page 27: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

19

4.2. ALUR PRODUKSI

4.2.1. Penimbangan Bahan Baku

Penimbangan bahan baku dilakukan pada ruangan tersendiri dan dilakukan di dekat

bagian produksi agar tidak memakan waktu dalam perjalanan menuju mesin berikutnya

serta meminimalkan kontaminasi yang ada.Penimbangan bahan baku utama dan bahan

baku tambahan harus dilakukan secara teliti. Penimbangan dilakukan oleh karyawan

bagian produksi.

4.2.2. Pencampuran

Proses pencampuran dilakukan dalam mesin pencampur bahan. Pencampuran dilakukan

setelah dilakukan penimbangan bahan baku. Proses pencampuran bertujuan supaya

bubuk jagung dan bahan tambahan lainnya tercampur secara merata.Setelah bahan

tercampur rata maka bahan bisa masuk ke proses produksi selanjutnya.

Gambar 15.Proses Pencampuran Bahan

4.2.3. Ekstrusi

Proses pembuatan ekstrudat dilakukan dengan memasukkan bahan ke dalam ekstruder

secara perlahan melalui hopper atau feeder. Kemudian dalam proses ini terjadi

penambahan panas dan energi mekanik pada bahan yang belum dimasak. Bahan yang

sudah masuk melalui hopper atau feeder tersebut akan mengalami grinding atau

penghancuran. Bahan tersebut akan dihancurkan menjadi butiran-butiran kecil, yang

selanjutnya bahan bergerak terus dari ruang yang longgar ke ruang yang lebih sempit

karena adanya perputaran motor yang tinggi. Perputaran yang tinggi ini menyebabkan

bahan bergesekan dengan motor dan dinding ekstruder dan menyebabkan tekanan

Page 28: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

20

menjadi tinggi dan suhu meningkat (± 200ºC). Setelah proses tersebut maka

terbentuklah bahan semi padat.

Gambar 16.Mesin Ekstruder

4.2.4. Pengovenan

Proses pengovenan dilakukan untuk mengurangi kadar air dari ekstrudat, untuk

menghasilkan produk yang kering dan renyah, mempercepat penyerapan flavor, dan

meningkatkan pengembangan dari ekstrudat yang terbentuk. Proses pengovenan ini

diatur oleh suhu pemanasan serta kecepatan mesin.Pada proses pengovenan hampir

semua produk dipanaskan pada suhu sekitar 150˚C. Kecepatan mesin tiap ekstrudat juga

berbeda.Hampir semua produk diproses menggunakan kecepatan mesin 120 rpm, dan

untuk ekstrudat merkNagorimenggunakan kecepatan mesin 20 rpm.Pengovenan ini

menggunakan suhu yang tinggi dengan waktu yang singkat.

Gambar 17.Proses Pengovenan

Page 29: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

21

4.2.5. Coating

Coatingadalah teknikmelapisi produk dengan bumbu tertentu atau cairan.Proses ini

meliputi penyemprotan bumbu, minyak, margarin, dan gula ke permukaan ekstrudat.

Proses coating ini dilakukan dalam mesin spraying tumbler. Proses coating ini prinsip

kerjanya hampir sama dengan mixer yaitu untuk kecepatan rendah 1 hingga kecepatan

tinggi 3. Proses coating ini dilakukan dengan model semprot ke dalam ekstrudat yang

ada dalam wadah / hooper.

Gambar 18.Proses Coating

4.2.6. Pengemasan

Pengemasan produk merupakan tahap yang sangat penting untuk menjaga kualitas

produk. Pengemasan produk di CV Dwi Mas Food sendiri sudah menggunakan mesin

pengemas, khususnya untuk pengemasan primer dari produk. Setelah itu produk

dikemas secara sekunder secara manual oleh para karyawan.Pengemas primer yang

digunakan adalah jenis plastik PP dengan lapisan metalizer yang berbeda – beda. Untuk

pengemas produk merk Tooit kemasan terdiri dari tiga lapis, dengan menggunakan suhu

pemanasan untuk seal horizontalnya 128oCsedangkan suhupemanasan seal vertikalnya

138oC. Untuk produk merk Nagori dikemas dengan metalizerdua lapis, dengan suhu

pemanasan untuk seal horizontal 116oC dan seal vertikalnya 120oC. Untuk pengemas

sekunder yang digunakan adalah karton.

Page 30: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

22

(a) (b)

Gambar 19.Pengemasan (a) Pengemas Primer; (b) Pengemas Sekunder

Page 31: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

23

5. SANITASI PADA CV DWI MAS FOOD

Sanitasi berasal dari bahasa Latin, yaitu sanitas yang berarti sehat. Jika dihubungkan

dengan industri pangan, sanitasi adalah suatu cara untuk menciptakan dan menjaga

suatu kondisi yang higienis dan sehat (Marriott, 1999). Sanitasi merupakan salah satu

aspek yang sangat perlu untuk diperhatikan bagi industri terutama dalam industri

pangan.Menurut Depkes RI tahun 2004, sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

memelihara kebersihanlingkungan dari subyeknya, misalnya menyediakan air yang

bersih untuk keperluanmencuci, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah

agar sampah tidakdibuang sembarangan. Winarno & Jenie (1980), menambahkan

bahwa sanitasi didefinisikan sebagai cara atau sistem pengendalian terencana terhadap

lingkungan produksi, bahan baku, peralatan, dan pekerja untuk mencegah pencemaran

dan kerusakan hasil olah, serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih, aman, dan

nyaman. Sanitasi dari suatu industri sangatlah menentukan kualitas produk yang

dihasilkan oleh industri tersebut.

Menurut Jenie & Fardiaz (1988), sanitasi dalam industri pangan mencakup cara kerja

yang bersih dan aseptic dalam berbagai bidang, meliputi persiapan, pengolahan,

pengepakan, penyiapan, maupun transport makanan, kebersihan dan sanitasi ruangan

dan alat-alat pengolahan pangan serta kebersihan dan kesehatan para pekerja di bidang

pengolahan pangan.Winarno & Surono (2004), menambahkan bahwa hal-hal yang perlu

diperhatikan untuk memastikan makanan yang diproduksi aman untuk dikonsumsi

adalah suplai air aman, bahan baku baik dan aman, dan penanganan yang higienis untuk

mencegah masuknya mikroba pembusuk dan patogen selama persiapan maupun

penyajian produk. Hal – hal inilah yang menjadi dasar dalam proses sanitasi dalam

suatu industri pangan. Bab ini akan membahas sanitasi pada CV Dwi Mas Food yang

meliputi sanitasi bangunan, sanitasi bahan baku dan bahan pembantu, sanitasi mesin dan

peralatan, sanitasi karyawan serta sanitasi lingkungan produksi dan gudang

penyimpanan.

Page 32: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

24

5.1. Sanitasi Bangunan

Sanitasi bangunan terutama dalam industri pangan harus memenuhi syarat – syarat agar

kualitas dari suatu produk tersebut dapat terjaga. Menurut Kartaraharja (1980),

bangunan yang didirikan harus dibuat berdasarkan perencanaan yang

memenuhi persyaratan teknik dan higienitas sesuai dengan jenis produk, mudah

dibersihkan, mudah dilaksanakan tindakan sanitasi dan mudah dipelihara. Konstruksi

bangunan harus mampu melindungi karyawan dari kepenatan akibat panas atau kondisi

yang terlalu dingin sertakondisi-kondisi lainya yang mengganggu.

Ruang tempat pengolahan memerlukan udara bersih.Udara menjadi kotor jika

mendapat pencemaran debu, bau-bauan atau gas pengotor atau mikroba.Spora mikroba

biasanya mudah diterbangkan oleh angin dan kemudian mengotori udara.Jadi udara

kotor juga menjadi sumber kontaminasi.Udara dalam ruangan pengolahan dibersihkan

dengan penggantian udara bersih secara terus menerus(Soekarto, 1990). Hal ini sudah

dilakukan oleh CVDwi Mas Food, yaitu proses pembersihan ruangan setiap hari pada

akhir jam kerja, sehingga dapat menjaga ruangan tersebut dari debu pencemar. Sanitasi

pada bangunan yang dilakukan pada CVDwi Mas Food meliputi:

5.1.1. Langit – Langit

Langit - langit di CV Dwi Mas Food memiliki tinggi 8 meter dari permukaan tanah,

terbuat dari seng, tidak bercelah, tidak retak dan tidak terdapat pipa-pipa yang terlihat

pada langit-langit. Langit–langit pada CV Dwi Mas Food sudah sesuai dengan Winarno

& Surono, (2002) yang menyatakan bahwa ruang pengolahan harus memiliki langit-

langit yang tidak retak, tidak bercelah, tidak terdapat tonjolan dan sambungan yang

terbuka, kedap air. Langit-langit ruang produksi juga sudah sesuai karena tidak terdapat

pipa-pipa yang terlihat dan tingginya minimal 3 meter. Langit-langit juga harus

dirancang untuk mencegah akumulasi kotoran dan meminimalkan kondensasi serta

mudah dibersihkan. Hal ini juga dilakukan oleh CV Dwi Mas Food tidak hanya untuk

ruang produksi saja namun untuk ruang pengemasan dan kantor. Tinggi dari permukaan

hingga langit–langit antara 3,5–4 meter serta tidak terlihat adanya pipa serta serta kabel

yang berserakan.

Page 33: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

25

(a) (b)

Gambar 20.(a) Langit-Langit Ruang Penyimpanan; (b) Langit-Langit Ruang

Produksi

5.1.2. Lantai

Menurut Purnawijayanti (2001), lantai di ruangan produksi sebaiknya terbuat dari

keramik, atau bahan-bahan lain yang tidak licin (anti selip). Hal ini belum dilakukan

oleh CV Dwi Mas Food, karena lantai CV Dwi Mas Food yang terbuat dari ubin

keramik hanya pada ruang kantor dan ruang pembuatan bumbu. Untuk ruang

pengemasan, ruang penyimpanan produk jadi, ruang produksi dan ruang penyimpanan

bahan baku masih menggunakan lantai beton atau lantai semen (plesteran).Lantai di

ruang produksi dan ruang penyimpanan bahan cukup terkontrol kebersihannya. Hal ini

dikarenakan setelah proses produksi selesai langsung dilakukan pembersihan ruangan

yang diutamakan pada pembersihan lantai ruangan. Kebersihan pada setiap ruangan ini

tergolong masih belum maksimal karena lantai yang sebagian besar licin dan terbuat

dari beton biasa. Proses pembersihan yang biasa dilakukan adalah menyapu untuk

membersihkan ruangan dari sisa-sisa produksi yang tercecer. Proses pembersihan ini

tidak menggunakan deksinfektan atau pembersih kuman yang menyebabkan sisa

minyak, air dan sisa bumbu tidak bisa bersih maksimal. Hal ini tidak sesuai dengan apa

yang diungkapkan oleh Purnawijayanti (2001) dimana lantai seharusnya dibersihkan

setiap hari dengan cairan sanitizer.

Sisi lain yang kurang diperhatikan oleh CV Dwi Mas Food adalah bagian siku – siku

pada pertemuan antara lantai dengan dinding bangunan. Hal ini menyebabkan pada

bagian tersebut menjadi susah untuk dibersihkan sehingga nantinya dapat menjadi

Page 34: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

26

tempat penimbunan kotoran yang secara tidak langung dapat menjadi tempat

bersarangnya serangga atau binatang yang dapat menyebabkan kerusakan fisik dari

produk. Hal ini tidak sesuai dengan Winarno & Surono (2002) yang menyatakan bahwa

pertemuan antara lantai dan dinding sehasrusnya berbentuk sudut lengkung sehingga

mudah dibersihkan dan meminimalkan adanya mikrorganisme yang mungkin dapat

tumbuh.

Selain halnya kebersihan, kemiringan lantai juga perlu diperhatikan. Lantai di tempat-

tempat yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya basah, terbuat dari

bahan kedap air, tahan lama, dan mudah dibersihkan dan juga lantai harus cukup

kemiringannya sehingga air dapat mengalir menuju saluran air dan tidak menggenang di

ruangan(Winarno & Surono, 2004). Hal ini telah dilakukan oleh CV Dwi Mas Food di

mana lantai pada bagian produksi dan ruang penyimpanan bahan baku yang masih

menggunakan lantai dari semen (plesteran) terlihat tidak terdapat genangan air dan tidak

berjamur. Hal ini diakibatkan lantai pada ruangan tersebut dibuat miring ke arah tempat

pembuangan air sehingga lantai yang terdapat pada ruangan tersebut tidaklah becek

ataupun lembab. Lantai merupakan aspek yang sangat penting bagi semua proses

produksi sehingga sanitasi untuk lantai inipun perlu diperhatikan dengan tujuan

menghindari serta meminimalisir kecelakaan kerja serta kerusakan produk.

Gambar 21.Lantai di Ruang Produksi CV Dwi Mas Food.

5.1.3. Dinding

Dinding pada CV Dwi Mas Food khususnya pada ruang produksi dan ruangan

penyimpanan bahan baku masih menggunakan semen dan belum dilapisi bahan kedap

air. Hal ini belum sesuai dengan Winarno & Surono (2004), yang mengatakan

Page 35: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

27

bahwapermukaan dinding pada bagian dalam dari ruangan yang sifatnya untuk

pekerjaan basah, harus kedap air, serta permukaannya rata dan halus. Untuk

pembersihan dinding pada CV DM Food jarang sekali dilakukan mengingat dinding

yang susah dibersihkan. Selain itu, dinding ruangan lain masih bersentuhan dengan

produk seperti ruang pengemasan sebaiknya dilapisi juga dengan bahan kedap air agar

sanitasi serta higienitas dari produk tetap terjaga namun untuk ruangan lain seperti

kantor dapat dilakukan pembersihan dan dapat dilakukan juga pengecatan kembali

setiap 1 tahun atau 2 tahun sekali agar lebih terlihat bersih dan tetap terjaga sanitasi dari

perusahaan tersebut. Selain itu untuk cat dinding yang digunakan ruang kantor pun

kurang tepat dikarenakan dinding yang diberi warna putih di mana hal ini menyebabkan

apabila terdapat kotoran tidak akan terlihat.

(a) (b)

Gambar 22. Dinding pada CV DM Food : (a) Dinding Pada Ruang Kantor; (b)

Dinding pada Ruang Produksi

5.1.4. Ventilasi

Ventilasi yang terdapat pada ruang produksi CV Dwi Mas Food hanya menggunakan

celah – celah pada dinding dan juga 3 buah exhaust fan. Kedua jenis ventilasi ini

berguna untuk sirkulasi udara dan juga berguna untuk menghilangkan bau yang terdapat

selama proses produksi. Kurangnya ventilasi udara ini juga menyebabkan kotornya

ruang produksi. Sehingga sangatlah diperlukan tambahan ventilasi pada ruang produksi

dan ruang – ruang lainnya. Hal ini sesuai dengan Soekarto(1990), di mana ruang tempat

pengolahan memerlukan udara bersih. Udara menjadi kotor jika mendapat pencemaran

debu, bau-bauan atau gas pengotor atau mikroba.Spora mikroba biasanyamudah

Page 36: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

28

diterbangkan oleh angin dan kemudian mengotori udara.Jadi udara kotor jugamenjadi

sumber kontaminasi.Salah satu hal yang disayangkan pada CVDwi Mas Food adalah

tidak adanya semacam tabir yang digunakan untuk menutup ventilasi. Hal ini

dibutuhkan karena tabir ini berguna untuk menahan serangga atau binatang agar tidak

masuk dalam ruang produki. Menurut Winarno & Surono (2004), tabir ini dapat berupa

alat pelindung yang tidak korosif serta mudah diangkat dan dibersihkan. Udara dalam

ruangan pengolahan dibersihkan dengan penggantian udara bersih secara terus

menerus.Hal ini dapat dilakukan dengan sistem ventilasi atau AC(Air

Conditioner).Untuk itu diperlukan lingkungan yang dapat menjamin persediaan

udara bersih.Winarno & Surono (2004), menambahkan bahwa ventilasi harus cukup

untuk mencegah panas yang berlebih, kondensasi uap dan debu serta untuk membuang

udara kontaminasi.

Gambar 23.Ventilasi padaRuang Produksi CV Dwi Mas Food (ditunjukan dengan

anak panah)

5.1.5. Pencahayaan

Penerangan juga merupakan aspek yang sangat penting bagi kelancaran semua kegiatan

dalam pabrik.Winarno & Surono (2004) mengatakan bahwa penerangan, baik yang

berasal dari cahaya matahari maupun dari lampu harus cukup menerangi semua ruangan

pabrik terutama ruang produksi. Menurut Purnawijayanti (2001), penerangan yang

Page 37: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

29

memadai sangat penting untuk menjamin bahwa semua peralatan yang digunakan di

ruang produksi dalam keadaan bersih. Selain itu penerangan yang baik sangat penting

untuk menjamin pengolahan, penyajian, penyimpanan makanan dan keberhasilan

pekerjaan preparasi. Berdasarkan hasil pengamatan, pencahayaan di CVDwi Mas Food

pada siang hari berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam pabrik sehingga lampu

hanya digunakan di ruang kantor dan daerah-daerah yang dianggap gelap. Lampu juga

terdapat pada ruang produksi yang digunakan untuk produksi di malam hari, yaitu

sebanyak 3-4 lampu dengan daya 20 watt/m2untuk tiap ruangan. Hal ini tidak sesuai

dengan Standar Acuan Pencahayaan CIE yang menyebutkan bahwa untuk pencahayaan

industri sebaiknya menggunakan lampu berjenis HMPV (Merkuri tekanan tinggi)

dengan kisaran daya 50 watt atau lampu berjenis Sodium tekanan tinggi (HPSV SON)

dengan kisaran daya 90 watt. Kedua jenis lampu ini memiliki indeks perubahan warna

yang cukup dan memiliki umur pencahayaan 5000-12000 jam.Sehingga dari

pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerangan serta pencahayaan pada

CVDwi Mas Food terutama pada ruang produksi belumlah cukup dan belum dapat

menunjang segala proses dalam pabrik.

5.2. Sanitasi Bahan Baku dan Bahan Tambahan

Bahan baku utama yang digunakan oleh CV Dwi Mas Food untuk membuat ekstrudat

adalah bubuk jagung yang diperoleh darisupplierKediri dan juga air yang berasal dari

PAM dan sumur artetis. Sedangkan untuk bahan pembantu atau bahan tambahan yang

digunakan meliputi pewarna dan bumbu perasa, puron/pengembang, dan minyak. Untuk

masing–masing barang yang dikirimkan supplier, perusahaan hanya melakukan

pemeriksaan terhadap merk dan tanggal kadaluarsa bahan saat dikirim.Pemeriksaan

dilakukan secara ketat karena bahan–bahan yang digunakan haruslah tahan

lama.Penggunaan bahan baku dilakukan dengan sistem First In First Out (FIFO),

dimana barang yang pertama kali datang akan digunakan terlebih dahulu. Hal itu

dilakukan untuk mencegah adanya barang kadaluarsa. Penggunaan sistem FIFO ini

sesuai dengan Winarno& Surono (2004), yang mengatakan bahwa produk yang paling

lama disimpan harus didistribusikan dahulu. Oleh karena itu perlu adanya data yang

menunjukkan kapan produk tersebut mulai disimpan. Menurut Troller (1993), ada

Page 38: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

30

beberapa cara untuk penetapan spesifikasi bahan baku, yaitu mengidentifikasi identitas

termasuk kemurniannya, ada referensi yang jelas mengenai deskripsi bahan, serta

kesepakatan umum antara pihak penjual dengan supplier.

Gambar 24.Bahan Baku Utama yang Digunakan CV Dwi Mas Food.

Pada CVDwi Mas Food, sanitasi terhadap bahan baku dan bahan pembantu dilakukan

dengan cara menjaga pengemasan bahan baku dan bahan pembantu. Stok bahan baku

dan bahan pembantu disimpan di dekat ruang produksi. Segala bahan yang belum

digunakan dibiarkan tetap tersegel dan diusahakan tidak kontak langsung dengan lantai

ataupun dinding sehigga diberi alas berupa terpal. Namun penjagaan sanitasi untuk

bahan baku utama (jagung bubuk) masih kurang baik. Tidak jarang banyak bahan yang

berserakan entah akibat kebocoran kemasan atau pengambilan yang kurang baik pada

ruang penyimpanan bahan. Hal inilah yang nantinya dapat mengundang binatang yang

dapat mengganggu proses produksi bahkan merusak dan menjadi kontaminan bagi

bahan baku atau produk yang sudah jadi. Menurut Troller (1993), untuk mencegah

kontaminasi bahan baku dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Memeriksa kemasan apakah ada yang rusak atau tidak.

2. Bahan baku yang tumpah atau sudah tercecer tidak boleh dikembalikan.

3. Tidak membersihkan dengan cara meniup karena dapat menyebar ke seluruh

ruangan.

Penyimpanan bahan tambahan yang akan digunakan dalam proses produksi disimpan

dalam wadah dengan tutup yang rapatsehingga lebih terjaga kualitasnya. Namun untuk

Page 39: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

31

bahan baku, masih diletakkan pada wadah dari supplier dan hanya diberikan penutup

berupa terpal.MenurutTunnecliffe (1992), penutupan pada suatu wadah ini bertujuan

untuk mengurangi kelembaban dan mencegah masuknya berbagai kontaminan yang

tidak diinginkan ke dalam bahan baku dan bahan tambahan. Semua bahan yang telah

dibuka dan belum habis digunakan, langsung disimpan dan ditutup rapat pada wadah

penyimpanan masing-masing. Tujuan dari penyimpanan bahan ini adalah agar bahan

yang akan digunakan tidak tercecer akibat rusaknya kemasan, dan dapat menyebabkan

kontaminasi baik bagi bahan yang akan digunakan maupun produk jadinya. Tunnecliffe

(1992) menambahakan bahwa tujuan dari penutupan suatu wadah adalah untuk

mengurangi kelembaban dan mencegah masuknya berbagai kontaminan yang tidak

diinginkan ke dalam bahan baku.

Air merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi industri pangan.Hal ini sesuai

dengan Winarno & Surono (2004)yang menyatakan bahwa air merupakan komoditi

yang esensial dalam persiapan dan pengolahan pangan. Hal ini berlaku untuk air yang

akan langsung menjadi bagian produk cair, maupun air yang digunakan untuk

membersihkan peralatan atau wadah pangan, baik sebelum maupun sesudah persiapan

dan pengolahan. Air yang digunakan sebelumya harus dibersihkan serta dihindarkan

dari bakteri pathogen.Hal ini telah dilakukan oleh perusahaan air Negara yaitu PAM

atau PDAM. Pada CVDwi Mas Food, air yang digunakan dalam proses produksi

dipenuhi 80% dengan menggunakan air dari PAM dan 20% berasal dari sumur artetis.

Sehingga sesuai tinjauan pustaka di atas maka dapat disimpulkan bahwa air yang

digunakan oleh CV Dwi Mas Food merupakan air yang sudah layak untuk digunakan

karena dari sumber airnya (PAM) sudah dilakukan proses pembersihan dari bakteri

yang berbahaya.

5.3. Sanitasi Mesin dan Peralatan

Pada CVDwi Mas Food, mesin–mesin yang digunakan dalam proses produksi hingga

proses pengemasan antara lain: ekstruder, mesin tampung bahan baku, oven, tempat

atau wadahcoating, dan mesin kemas. Mesin yang berhubungan langsung dengan

olahan terbuat dari stainless steeldengan kelas food grade yang tidak akanmemindahkan

Page 40: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

32

zat-zat yang berbahaya atau beracun ke bahan pangan yang sedang diolah, sedangkan

peralatannya terbuat dari plastik seperti keranjang. Hal tersebut sesuai dengan Marriot

(1999)yang mengatakan bahwa stainless steel memang cocok digunakan dalam industri

pangan karena memiliki sifat-sifat resisten terhadap korosi, memiliki penampilan yang

menarik, mudah dibersihkan dan kuat. Penggunaan stainless steel ini sangatlah baik

walaupun tergolong bahan yang sangatlah mahal, hal ini dikarenakan selain permukaan

alat yang menggunakan stainless steel sangatlah halus sehingga tidak merusak bahan,

selain itu tidak terdapat celah mikroorganisme untuk masuk sehingga resiko

kontaminasi semakin kecil. Winarno & Surono (2004) menambahkan bahwa permukaan

peralatan dan perlengkapan yang berhubungan langsung dengan bahan dan produk akhir

bebas dari lubang-lubang dan celah-celah, semua sambungan tidak menyerap air dan

rata, tidak beracun dan tidak berkarat.

Pada CVDwi Mas Food, untuk tetap menjaga sanitasi dari masing–masing alat

dilakukan juga proses pembersihan pada masing–masing alat. Proses pembersihan

masing – masing alat umumnya dilakukan setiap hari sekali seusai dari proses produksi

selesai, namun untuk alat alat penunjang proses produksi seperti keranjang dan troli

dilakukan setiap hari sekali setelah selesainya proses produksi. Untuk mesin coating

apabila terjadi pergantian rasa, mesin coating akan dibersihkan lagi. Hal ini dilakukan

untuk menghindari tercampurnya olahan dengan rasa yang berbeda yang dapat

menurunkan kualitas produk dari produk tersebut. Namun hal ini kurang sesuai dengan

Winarno & Surono (2004)yang mengatakan bahwa perlengkapan dan peralatan yang

bersentuhan langsung dengan bahan yang diolah harus selalu dibersihkan dan

didesinfeksi sekurang-kurangnya satu kali dalam satu gilir kerja (shift), kemudian

dikeringkan dan disimpan dengan cara yang bersih.

Untuk cara pembersihannya sendiri, dilakukan dengan menggunakan deterjen, air panas,

air dingin, dan desinfektan. Winarno & Surono (2004) mengatakan bahwa sangatlah

perlu dilakukan pencucian, mula-mula dicuci menggunakan air dingin, kemudian

dengan air panas dan deterjen untuk membuang bahan-bahan organik yang masih

menempel, dibilas dengan air, diberi dengan larutan desinfektan, lalu dibilas dengan air

bersih.

Page 41: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

33

5.4. Sanitasi Karyawan

Pekerja berhubungan langsung dengan proses pengolahan maupun proses produk.

Kebersihan karyawan dapat mempengaruhi kualitas produk yangdihasilkan, karena

sumber cemaran terhadap produk dapat berhasil darikaryawan. Karyawan di suatu

pabrik pengolahan yang terlibat langsungdalam proses pengolahan merupakan

kontaminasi bagi produk pangan,maka kebersihan karyawan harus selalu diterapkan.

Faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan kondisi karyawan akan

mengakibatkangangguan yang akhirnya akan menghambat proses produksi (Winarno

&Surono, 2002). Menurut Troller (1993), keadaan dan kesehatan para pekerja terutama

di bagian produksi harus benar-benar diperhatikan, untuk menjaga supaya aktivitas

produksi tidak terganggu dan kualitas produk yang dihasilkan baik. Pekerja atau

karyawan yang terlibat secara langsung dalam kegiatan proses produksi merupakan

sumber utama kontaminasi bahan pangan (Jenie & Rahayu, 1998).

Sanitasi pekerja di CVDwi Mas Food diupayakan dengan mewajibkan pekerja untuk

mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja. Namun pada

kenyataannya, dari 5 orang pekerja di bagian produksi (bersentuhan langsung dengan

bahan pangan) hanya 1 orang yang mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan

dengan bahan pangan..Hal ini belum sesuai dengan Marriot (1999), yang

mengemukakan bahwa salah satu sumber dari kontaminasi mikroorganisme berasal dari

tangan pekerja,sekitar 25% dari kontaminasi mikroorganisme pangan disebabkan karena

pencucian tangan yang tidak benar.Walaupun sudah mencuci tangan, bukan berarti

tangan para pekerja sudah bersih. Para pekerja pun masih sering tidak melakukan

pencucian tangan dengan benar. Pekerja juga masih sering hanya membilasnya dengan

air, tidak menggunakan sabun. Berdasarkan Marriot (1999), prosedur pencucian tangan

yang baik adalah sebagai berikut :

1. Mencuci tangan dengan air

2. Menambahkan sabun pada tangan dan menggosoknya hingga berbusa

3. Menyikat tangan

4. Membilas tangan dengan air

Page 42: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

34

5. Menambahkan kembali sabun pada tangan dan menggosok hingga berbusa

6. Membilasi kembali dengan air

7. Mengeringkan tangan dengan kertas tisu

Para pekerja di CV Dwi Mas Food hanya membersihkan tangannya dengan air kran dan

sabun saja. Menurut Marriot (1999), mencuci tangan dengan sabun dan air yang

berperan sebagai emulsifying agent untuk melarutkan lemak dan minyak pada tangan

dapat menghilangkan beberapa jenis bakteri.

Namun di CVDwi Mas Food tidak ada perangkat kerja yang digunakan oleh para

pekerja untuk menjaga kebersihan mereka. Para pekerja pun masih menggunakan

pakaian yang dibawanya dari rumah dan langsung kontak dengan bahan. Seharusnya

karyawan yang bersentuhan atau bersinggungan langsung dengan produk tidak

diperkenankan mengguankan pakaian yang dibawa dari rumah ( 75% pekerja ),

melainkan mengenakan pakaian kerja, di mana pakaian kerja tersebut tidak boleh

dibawa pulang, tidak boleh digunakan selain diruangan tersebut (seperti dibawa ke WC

atau dikenakan pada saat makan), harus dicuci dengan bersih (Winarno &

Surono,2004). Sering kali para pekerja melakukan tindakan yang dapat menjadi sumber

kontaminasi seperti membawa alas kaki ke dalam ruangan produksi, makan, minum,

dan menggaruk kepala atau tubuh. Setiap karyawan harus selalu memelihara kebersihan

pribadi seperti kuku, rambut, kulit dan lain-lainnya. Karyawan juga harus menghindari

kebiasaan tidak sehat seperti meludah, mengorek hidung, menyogok telinga,

menggaruk, mengunyah-ngunyah, serta bercanda di dalam ruang pengolahan (Winarno

& Surono,2004). Hal inilah yang kurang diperhatikan oleh para indutri pangan.

Terkadang diperlukan pengawasan khusus terutama bagi para pegawai yang berhubung

langsung dengan proses produksi. Sehingga CV Dwi Mas Food sangatlah perlu adanya

peraturan yang mengharuskan para pekerja menjaga higienitas dari personal mereka

sehingga mutu dari produk yang dihasilkan juga menjadi lebih baik. Sebagai bentuk

ketegasan terhadap perilaku para pekerja yang tidak disiplin, pihak CV Dwi Mas Food

memberikan sanksi teguran berupa teguran verbal, surat peringatan, dan pemecatan

apabila pekerja yang bersangkutan sudah mendapat surat peringatan sebanyak tiga kali.

Page 43: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

35

5.5. Sanitasi Lingkungan Produksi dan Gudang Penyimpanan

Lingkungan produksi dan gudang penyimpanan merupakan faktor yang dapat

menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Apabila pada ruang penyimpanan, tidak

diberlakukan sanitasi yang baik, maka dapat mempengaruhi baik bahan baku maupun

produk yang sudah jadi. Sanitasi di CVDwi Mas Food sangatlah ditunjang dengan

pembersihan ruangan yang terjadwal. Selain itu juga diberlakukannya pest controlatau

program pengendalian hamabaik pada ruang produksi maupun ruang penyimpanan

bahan baku. Menurut Marriot (1997), Ada beberapa jenis binatang yang termasuk hama

apabila ada dalam industri makanan, yaitu serangga, tikus, dan juga burung yang

terkadang walaupun dapat menyebabkan kerusakan yang kecil dalam produk namun

dapat memberikan kerugian pada industri tersebut. Oleh sebab itu pest control sangatlah

perlu diterapkan dalam suatu industri terutama dalam industri pangan.

Pada CVDwi Mas Food, salah satu hama yang sangat menggangu adalah tikus. Namun

pada kenyataanya tidak ada usaha dari CVDwi Mas Food untuk melakukan pest control

yang berupa sarang mekanik yang digunakan untuk menjerat tikus dan juga lem tikus.

Penjerat tikus dan lem tikus ini seharusnya diletakan di dekat saluran air yang terkadang

menjadi pintu keluar bagi para tikus. Hal ini tidak sesuai dengan Marriot (1997) yang

menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan dalam mengusir tikus adalah

dengan menggunakan jebakan (trapping) yang dapat berupa pengait yang diberi

makanan. Operator atau karyawan harus mengecek jebakan tersebut setiap hari dan

harus menggantinya dan membersihkannya setiap hari sekali, namun tidak ada orang

yang bertugas untuk mengontrol setiap harinya.

Page 44: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

36

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

• CV Dwi Mas Foodbelum cukup baik dalam menerapkan sanitasi industri pangan.

• Proses pembersihan ruangan terutama lantai belum dilakukan dengan baik dan tidak

menggunakan deksinfektan.

• Prinsip FIFO (First In First Out) telah dilakukan CV Dwi Mas Food dalam

pengelolaan bahan baku yang digunakan.

• Penggunakan bahan stainless steel sudah diterapkan oleh CV Dwi Mas Food pada

berbagai mesin dan peralatan yang digunakan seperti ekstruder, mesin tampung

bahan baku, oven, coating, dan mesin kemas.

• Proses pembersihan masing – masing alat umumnya dilakukan setiap hari sekali

seusai dari proses produksi selesai, namun untuk alat alat penunjang proses produksi

seperti keranjang dan troli dilakukan setiap hari sekali tergantung dari kapasitas

produksinya dan biasanya dilakukan pada akhir produksi.

• Karyawan atau pekerja tidak melakukan prosedur operasi dengan baik.

• CV Dwi Mas Food tidak melakukan pestcontrolatau pengendalian hama secara

teratur.

6.2. Saran

Bahan – bahan baku yang digunakan seperti jagung bubuk, perasa serta bahan –

bahan lain sebaiknya dimasukan dalam tempat atau drum yang dapat ditutup rapat

sehingga bahan baku yang digunakan tidak tececer di lantai ruangan penyimpanan

bahan baku dan juga dapat menimalisir kedatangan serangga atau hewan

pengganggu.

Sebaiknya perusahaan membuat lembar check list untuk mengontrol sistem sanitasi

baik dari penerimaan bahan baku hingga proses pengemasan produk jadi.

Sebaiknya kesadaran dan disiplin pekerja terhadap kebersihan dan keselamatan

lebih diperhatikan seperti pemakaian masker, sarung tangan, dan penutup kepala

selama proses produksi, pengemasan hingga penyimpanan dalam gudang produk

jadi, serta adanya kontrol terhadap kondisi mesin-mesin secara langsung agar proses

produksi berjalan lebih efisien dan maksimal.

Page 45: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

37

7. DAFTAR PUSTAKA

Jenie, B.S.L. dan S. Fardiaz.1988. Uji Sanitasi dalam Industri Pangan.Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Kartaraharja, A. 1980. Higiene Bangunan Dalam Usaha Pembangunan Perusahaan dan Perumahan. Bandung.

Marriott, N.G. 1997. Essentials of Food Sanitation.New York : Chapman & Hall, Department.

___________. 1999. Principles of Food Sanitation 4th ed. Gaithersburg : Aspen

Publishers, Inc.

Purnawijayanti, H.A. 2001.Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan.Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Soekarto dan Soewarno, T. 1990.Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan.Direktorat Jendral Pendidikan Atas PAU Pangan danGizi IPB. Bogor.

Troller, J. A. 1993.Sanitation in Fodd Processing.Academic Press, Inc. London.

Tunnecliffe, H.1992. Basic Food Hygiene.The Chartered Institute of Environmental Health. London.

Winarno, F.G dan B.S.L. Jenie. 1980. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara Penanganannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

_________. dan Surono. 2004. HACCP dan Penerapannya dalam Industri Pangan.

Bogor : M-Brio Press. ___________________. 2004. GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik. Bogor : M-

Brio Press.

Page 46: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

38

8. LAMPIRAN

8.1. Lampiran 1.Strutur Organisasi CV Dwi Mas Food

Direktur Utama

Wakil Direktur

KepalaBagianProduksi Kepala Bagian Administrasi

dan Keuangan

Kepala Bagian Pemasaran

Sales dan Marketing

Kepala Teknisi Mesin Divisi Quality Control

Kepala Gudang

Direktur Komisaris

Page 47: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

39

8.2. Lampiran 2.Jumlah Karyawan di CV Dwi Mas Food

Bagian Karyawan Jumlah

Kepala Bagian

Produksi 1

Keuangan 1

Pemasaran 1

Produksi

Divisi Quality Control 3

Teknisi

Kepala Produksi

3

1

Karyawan Produksi 45

Pemasaran

dan Transportasi

Pemasaran 20

Transportasi 10

Keamanan

dan kebersihan

Security 5

Kebersihan 5

Jumlah Total Pegawai 95

Page 48: PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI …PENERAPAN DAN EVALUASI SANITASI DI CV DWI MAS FOOD, SEMARANG LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamemperoleh

40

8.3. Lampiran 3. Denah Pabrik CV Dwi Mas Food