penentuan panas spesifik bahan

Upload: sophia-ip

Post on 14-Oct-2015

594 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

SATOP 2 Praktikum Penentuan Panas Spesifik Bahan

TRANSCRIPT

  • 5/24/2018 Penentuan Panas Spesifik Bahan

    1/8

    ACARA II

    PENENTUAN PANAS SPESIFIK BAHAN

    I. Tujuan Praktikuma. Mahasiswa mampu memahami salah satu metode penentuan panas

    spesifik bahan hasil pertanian

    b. Mahasiswa dapat menentukan besarnya panas spesifik bahan hasilpertanian

    II. Tinjauan Pustakaa. Tinjauan Alat Bahan

    Alat yang terpenting dalam praktikum ini ialah kalorimetri

    (calorimeter). Kalorimetri adalah pengukuran panas secara kuantitatif

    yang masuk selama proses kimia atau selama perubahan panas.

    Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang

    dikeluarkan. Sebagai contoh, jika energi dari reaksi kimia eksotermal

    diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang

    ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari

    makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur

    jumlah energi yang meningkat dalam suhu kalorimeter. Prinsip kerja

    kalorimeter dimulai dari masuknya listrik melewati kumparan, ada daya

    disipasi yang berupa panas, dan selanjutnya akan menaikkan suhu air

    (Nurfauziawati, 2010).

    Kapasitas kalorimetrik kalorimeter (C-calorimeter) dapat

    ditentukan dengan menggunakan 600 g air suling pada 5C dan 300 g air

    suling pada 90C. Dalam hal ini, panas spesifik (Cp) juga dapat ditentukan

    dengan menggunakan 300 g bahan pada 90 C dan 600 g air suling pada 5

    C. Sebelum percobaan, sampel disimpan untuk menjamin suhu awal yang

    diinginkan. Selain itu, kalorimeter dipertahankan dengan sampel pada suhu

    awal yang diinginkan. Untuk memberikan hasil yang valid, percobaan

    dilakukan dalam tiga ulangan (Oliveira, 2012).

  • 5/24/2018 Penentuan Panas Spesifik Bahan

    2/8

    Penggunaan kalorimeter yang terpenting adalah penentuan kalor

    spesifik zat yang dikenal sebagai metode campuran; contoh zat

    dipanaskan sampai suhu tinggi, yang diukur secara akurat, dan kemudian

    dimasukkan secara tepat dalam kalorimeter yang berisi air dingin. Kalor

    yang hilang oleh zat akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan

    mengukur suhu akhir campuran, kalor spesifik dapat dihitung

    (Giancoli, 1997).

    Adapun bahan yang diperlukan dalam praktikum ini ialah kopi.

    Dalam hal ini, disajikan tabel kalor panas spesifik dua jenis kopi pada

    waktu penyimpanan yang diteliti sebagai berikut.

    Waktu Kopi Cp (J/kg K)

    1 hari Robusta 4,005.756

    43 hari Robusta 4,013.794

    29 hari Robusta 4,007.737

    15 hari Robusta 4,006.737

    1 hari Arabika 3,700.927

    15 hari Arabika 3,700.927

    29 hari Arabika 3,700.92743 hari Arabika 3,700.927

    (Lilis, 2001).

    Adapun bahan yang dipakai ialah tepung beras. Panas spesifik

    tepung beras sama dengan panas spesifik tepung padian (gandum, cantel)

    yang juga memiliki nilai sama dengan panas spesifik tepung kering (kanji)

    sebesar 1.54 kJ/(kg)(oC) = 0.37 kcal/(kg)(oC). Panas spesifik untuk padi-

    padian lain dapat ditentukan dengan kadar lengas yang berlainan.

    Sedangkan panas spesifik bahan kering sayuran dan buah-buahan adalah

    0.8-0.9 kJ/(kg)(oC) dan untuk susu kering kaya lemak adalah 1.8-1.9

    kJ/(kg)(oC), menunjukkan bahwa panas spesifik bahan kering pada bahan

    yang berlainan adalah sangat berbeda (Fathina, 2013).

    Selain itu, karakteristik tepung beras, diantaranya dilihat dari

    kadar air yang dikandungnya. Tepung beras yang terfosforilasi ternyata

    memiliki kadar air yang beragam. Kadar air tepung beras biasa umumnya

    lebih tinggi kadar air tepung beras terfosforilasi. Hal ini kemungkinan

  • 5/24/2018 Penentuan Panas Spesifik Bahan

    3/8

    disebabkan oleh adanya perbedaan dalam proses pengeringan awal.

    Tepung beras biasa dikeringkan dengan cara dijemur, dimana suhu tidak

    terkontrol dan tidak kontinyu, sedangkan tepung beras terfosforilasi

    dikeringkan dengan oven blower pada suhu yang terkontrol (450C) dan

    berlangsung kontinyu (Munarso, 2004).

    b. Tinjauan TeoriSifat fisik bahan makanan berbasis pertanian dapat

    dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu sifat termofisik/thermal, meliputi

    konduktivitas thermal, kapasitas panas spesifik, titik beku dan besaran

    besaran termofisik lainnya yang merupakan fungsi suhu dan komposisi

    bahan, sifat mekanik (rheologi dan tekstur), meliputi viskositas, modulus

    elastis, gaya tekan, dan sifat bahan makanan cair dan padat, sifat

    kelistrikan, meliputi konduktivitas terhadap arus searah berfrekuensi 50 Hz

    dan permitivitas dielektrik kompleks pada frekuensi 915 dan 2450 MHz,

    koefisien difusi dan sifat penjerapan terhadap air, berkaitan dengan

    keamanan terhadap aktivitas mikrobiologi, sifat optik (spektral dan warna).

    Dalam hal ini, percobaan bertujuan mengetahui fisik bahan pangan

    pertanian bersifat termofisik (Aziz, 2007).

    Bahan pertanian juga dibutuhkan dalam pengolahan makanan.

    Pengolahan makanan melibatkan pemanasan atau pendinginan bahan

    pangan berbagai komposisi lebih dari berbagai suhu. Desain optimal

    proses membutuhkan pengetahuan tentang sifat teknis bahan makanan

    termasuk sifat termal sebagai fungsi dari variabel yang relevan dengan

    kondisi pengolahan dan penyimpanan. Panas spesifik (cp) merupakan

    parameter penting yang sangat termodinamika digunakan dalam

    perpindahan panas dan perhitungan neraca energi. Panas spesifik sensitif

    terhadap komposisi bahan tertentu jika memanaskan komponen individu

    yang berbeda dan interaksi antar komponen material. Panas spesifik

    material biasanya meningkat sebagai fungsi temperatur. Peralatan, waktu,

    dan tenaga kerja yang terkait dengan generasi data eksperimen yang akurat

  • 5/24/2018 Penentuan Panas Spesifik Bahan

    4/8

    untuk membuat basis data yang relevan dengan pengolahan dan kondisi

    penyimpanan dapat menjadi substansial (Kaletunc, 2006).

    Untuk pengolahan bahan pertanian, yang berhubungan dengan

    panas spesifik bahan pertanian, misalnya dilakukan penggorengan.

    Pengulangan penggorengan pada suhu tinggi akan mempengaruhi mutu

    kimia dan organoleptik minyak goreng. Cita rasa makanan yang digoreng

    akan dipengaruhi oleh kualitas minyak goreng, bahan dan proses

    penggorengan. Deep frying menurunkan asam lemak tak jenuh pada

    minyak dan meningkatkan buih, warna, viskositas, densitas, panas spesifik

    dan kandungan asam lemak bebas, komponen polar dan komponen

    polimerik (Aminah, 2010).

    Penggorengan tersebut memerlukan sejumlah kalor. Kalor atau

    energi kalor adalah jumlah energi yang dipindahkan antara dua benda yang

    pada awalnya mempunyai suhu berbeda. Perubahan suhu sejumlah

    senyawa tertentu dapat digunakan sebagai pengukuran jumlah kalor yang

    dipindahkan ke atau dari senyawa tersebut. Karena kalor, seperti halnya

    kerja, adalah bentuk perpindahan energi, sehingga satuan yang tepat

    adalah Joule (Oxtoby, 2001).

    Cara kerja kalor ialah dengan perpindahan panasnya. Kalor dapat

    berpindah dalam tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

    Perpindahan kalor secara konduksi lebih cepat dibanding cara konveksi,

    sedangkan perpindahan kalor melalui radiasi paling lambat dibanding cara

    aliran yang lain. Konduksi kalor biasanya bermedium padat dan

    perpindahan kalor itu disebabkan oleh perpindahan tenaga getar atom ke

    atom tetangganya. Adapun konveksi kalor biasa terjadi pada medium cair

    dan udara, yang dicirikan oleh ikut berpindahnya atom atau molekul

    pembawa kalor. Jadi pada konveksi, atom atau molekul itu boleh jadi

    melakukan gerak translasi, rotasi, dan vibrasi sekaligus. Perpindahan kalor

    melalui radiasi tidak memerlukan medium sehingga peristiwa ini bisa

    terjadi pada medium udara atau hampa (Jati, 2008).

  • 5/24/2018 Penentuan Panas Spesifik Bahan

    5/8

    Perpindahan panas memiliki kemampuan menjadi sangat rendah

    dalam mode panas atas, karena untuk membatasi refluks dengan kekuatan

    kapiler. Perpindahan kalor pada kondisi tertentu dapat dirumuskan

    q = M c T, di mana q adalah kalor yang dipindahkan ke benda dengan

    massa M (kg/s) dengan kapasitas kalor spesifik c (J/kg. K) untuk

    menyebabkan perubahan suhu sebesar T (K). Perpindahan panas

    terutama dengan transportasi panas berpengaruh banyak dalam

    penggabungan yang tidak terkondensasi gas (Shingu, 2010).

    Sedangkan kalor bahan pertanian memiliki spesifikasi tertentu.

    Nilai kalor tergantung pada sifat bahan yang memperngaruhi massa

    jenisnya. Sehingga semakin tinggi berat jenis bahan bakar, maka semakin

    tinggi nilai kalor yang diperolehnya. Nilai kalor juga akan berpengaruh

    pada laju pembakaran pada proses pembakaran, semakin tinggi nilai kalor

    bakar maka semakin lambat laju pembakaran pada proses pembakaran

    (Tirono, 2011).

    Kalor juga dapat menentukan suatu panas spesifik bahan

    pertanian (kalor jenis bahan).Panas spesifik (Cp) bahan pangan pertanian

    merupakan jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur

    satu satuan kuantitas bahan pangan sebesar satu derajat dikali bobot

    produk dikali perubahan temperatur yang diinginkan. Sifat fisik bahan

    seperti dimensi, densitas, panas laten, panas jenis serta sifat termal yaitu

    konduktivitas termal, difusivitas termal, dan emisivitas termal. Data sifat

    fisik bahan juga sangat diperlukan dalam operasi pada industri pengolahan

    pangan guna pengembangan model termal untuk mendapatkan hasil yang

    akurat serta memprediksi atau mengontrol panas dalam bahan makanan

    selama proses pengolahan (Jassin, 2010).

    Panas psesifik bahan meningkat dengan semakin besarnya

    diameter butiran atau luas permukaan bahan. Kondisi ini disebabkan

    karena semakin besar diameter, maka semakin banyak udara yang

    terkandung pada bahan. Kondisi ini cukup beralasan karena panas jenis

  • 5/24/2018 Penentuan Panas Spesifik Bahan

    6/8

    udara jauh lebih besar dibandingkan panas spesifik bahan

    (Siswantoro, 2008)

    Untuk kalor dan panas spesifik juga dapat ditentukan efisiensi

    energy yang dibutuhkan. Semakin besar nilai efisiensi maka banyak energi

    yang diserap oleh bahan sehingga menghemat penggunaan energi. Ini

    berarti biaya produksi dapat ditekan. Semakin kecil efisiensi panas maka

    semakin banyak energi yang menghilang, berarti pemborosan energi dan

    memperbesar biaya produksi suatu usaha. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi efisiensi adalah massa bahan, besarnya kalor spesifik

    bahan dan besarnya perubahan suhu yang terjadi (Fathina, 2013).

    III.Metodea. Alat dan Bahan

    1. Kalorimeter 1 unit2. Thermometer3. Alat pencatat4. Pengukur waktu5. Timbangan6. Kompor listrik7. Air murni8. Bahan hasil pertanian (kopi dan tepung beras)9. Pengaduk10.Penjepit

  • 5/24/2018 Penentuan Panas Spesifik Bahan

    7/8

    b. Cara Kerja1. Penentuan Panas Spesifik Bahan

    Kalorimetri ditimbang (a gram) dan dicatat suhunya (T1)

    Air murni ditimbang (b gram) dan dicatat suhunya (T2),kemudian

    dimasukkan ke dalam kalorimeter.

    Tepung beras dipanaskan hingga merata sampai suhu 80 oC

    Tepung beras ditimbang sebesar 25 gr

    Tepung beras yang sudah dipanaskan ditimbang (c gram),

    kemudian bahan dimasukkan ke dalam kalorimeter.

    Campuran bahan hasil pertanian diaduk secara perlahan dan dicatat

    suhu akhir cam uran T4

    Hitung panas yang diterima oleh kalorimeter

    Hitung panas yang diberikan oleh bahan

    Hitung panas yang diterima oleh air

    Hitung panas spesifik bahan

  • 5/24/2018 Penentuan Panas Spesifik Bahan

    8/8

    2. Penentuan efisiensi menggunakan panas kopi

    Ditimbang air murni 100 g dan dicatat suhunya (T1).

    Hitung jumlah kebutuhan panas bahan, jumlah panas yangdiberikan

    dan efisiensi emanasan.

    Ditimbang kopi 25 g dan dimasukkan ke dalam air murni, diaduk

    hin a merata dan catat suhun a T2 .

    Dipanaskan sampai dengan suhu 80 oC

    Waktu yang diperlukan untuk pemanasan dicatat