penentuan kadar parasetamol [makalah].docx

11
Analisis farmasi SPEKTROFOTOMETRI “ paracetamol “ Tugas ini disusun sebagai salah satu tugas individu mata kuliah Analisis Farmasi Semester IV /2014 Disusun oleh : Gita Ria Dianti 12330006 Dosen : Drs. WAHIDIN, Msi,Apt INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL Jl.Moh. Kahfi II, Bumi Serengeng Indah Jagakarsa – Jakarta Selatan 12640

Upload: gitariadianti

Post on 09-Apr-2016

78 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

maklh

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

Analisis farmasiSPEKTROFOTOMETRI

“ paracetamol “Tugas ini disusun sebagai salah satu tugas individu mata kuliah

Analisis Farmasi Semester IV /2014

Disusun oleh :

Gita Ria Dianti 12330006

Dosen : Drs. WAHIDIN, Msi,Apt

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL Jl.Moh. Kahfi II, Bumi Serengeng Indah Jagakarsa – Jakarta Selatan 12640

BAB I

Page 2: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. Parasetamol

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja

menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP) .

Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan

tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam

sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas.

Parasetamol aman dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat

baik sengaja atau tidak sengaja sering terjadi. Berbeda dengan obat analgesik yang

lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tak memiliki sifat antiradang.

Parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal,

parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan

darah, ginjal atau duktus arteriosus pada janin.

B. Spektrofotometer

Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak

instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.

Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu

banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila

dibandingkan dengan beberapa metode analisa (Herliani,2008).

Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200

– 350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv

atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-

elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan

tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak

bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan

lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang

yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap

pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam

daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah

Page 3: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

dipromosikan dari pada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang lebih

pendek.

C. Mekanisme Kerja

Farmakokinetik

Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum

puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di

hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 %

dikonjugasi dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi

melalui urin dalam satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil

benzokuinon yang sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya.

Pada dosis normal bereaksi dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi

substansi nontoksik. Pada dosis besar akan berikatan dengan sulfhidril dari

protein hati.

Farmakodinamik

Efek analgesik Parasetamol dan Fenasetin serupa dengan Salisilat yaitu

menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan

suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti

salisilat.

Efek anti-inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu Parasetamol dan Fenasetin

tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat

biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah. Efek iritasi, erosi dan perdarahan

lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan pernapasan

dan keseimbangan asam basa.(Mahar Mardjono 1971)

Semua obat analgetik non opioid bekerja melalui penghambatan siklooksigenase.

Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat

menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase secara

berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat dari pada

aspirin, inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat

melalui efek pada pusat pengaturan panas. Parasetamol hanya mempunyai efek

ringan pada siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan Parasetamol hanya

menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol

tidak mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini

Page 4: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

menunjukkan bahwa parasetamol menghambat sintesa prostaglandin dan bukan

blokade langsung prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen

dengan menghambat sintesa prostaglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat

pemberian prostaglandin tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh

sebab lain, seperti latihan fisik.

D. Alat dan Bahan

Alat :

- Spektrofotometer UV

- Batang pengaduk

- Labu ukur 50 mL

- Labu ukur 25 mL

- Labu ukur 100 mL 5 buah

- Labu ukur 250 mL 1 buah

- Pipet volum 5 ml

- Corong gelas

- Pipet filler

- Hot plate

Bahan :

- Kertas saring

- Parasetamol murni

- Tissue

- Air

- Methanol

- Aquadest

- Sampel “x”

E. Gambar Alat

Page 5: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

Spektrofotometer

Batang Pengaduk

Labu Ukur

Pipet Volum dan Pipet Filler

Corong Gelas

Page 6: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

Hot Plate

Page 7: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prosedur Kerja Preparasi sampel :

a. Memasukkan larutan sampel ke dalam labu ukur 50 mL

b. Mengencerkannya dengan aquadest sampai tanda tera.

c. Mengencerkan kembali sampel apabila ternyata larutan sampel masih terlalu pekat.

Pembuatan larutan standar parasetamol :

a. Larutan A (250 ppm)

1) Menimbang 0,0625 g parasetamol murni

2) Melarutkannya dengan 10 mL methanol

3) Menambahkan aquadest sampai dengan 250 mL pada labu ukur.

b. Larutan B (50 ppm)

1) Memipet sebanyak 50 mL larutan A kemudian mengencerkannya dengan aquadest

sampai dengan 250 mL pada labu ukur.

c. Pembuatan larutan kalibrasi standar

1) Mengambil sebanyak 5,0; 10,0; 15,0; 20,0; dan 25,0 larutan B kemudian memasukkannya kedalam masing-masing labu ukur 100 mL

2) Menepatkannya sampai tanda tera.

Pengukuran dengan spektrofotometer

1) Mengukur masing-masing larutan standar pada λ maksimum.

2) Mengukur larutan sampel pada λ maksimum.

3) Mengencerkan sampel kembali apabila konsentrasinya terlalu pekat.

4) Manghitung konsentrasi sampel dalam mg.

Page 8: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menentukan kadar parasetamol dalam sampel dengan metode spektrofotometri.

Pengukuran parasetamol pada panjang gelombang maksimum yang ditentukan yaitu 244 nm,

setelah larutan sampel yang mengandung parasetamol dilakukan pengenceran. Parasetamol

atau asetaminofen atau N-asetil-para-aminofenol asetominofen adalah obat analgesik dan

antipiretik yang populer dan digunakan untuk melegakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit

ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu.

Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak

instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer

umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu banyak senyawa kimia

serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila dibandingkan dengan beberapa

metode analisa

Page 9: PENENTUAN KADAR PARASETAMOL [MAKALAH].docx

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti.S., Ibrahim,S., Firman.K., Tjahjono.D.H., 2003, SimultaneousDetermination

of Paracetamol and Ibuprofene Mixture By HighPerformance LiquidChromatography.

Indonesian Journal of Chemistry,Vol.3, No.1, Hal. 9-13.

Gandjar.I.G., Rohman.A.,2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, yogyakarta