penentuan banyaknya graf terhubung berlabel titik …digilib.unila.ac.id/58286/2/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL TITIK
BERORDE ENAM DAN MAKSIMAL DELAPAN LOOP
TANPA GARIS PARALEL
(Tesis)
Oleh
HANA AYU MASHA
PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL TITIKBERORDE ENAM DAN MAKSIMAL DELAPAN LOOP
TANPA GARIS PARALEL
Oleh
Hana Ayu Masha
Graf G (V,E) disebut graf terhubung jika untuk setiap dua titik di G terdapatpaling sedikit satu path (lintasan) yang menghubungkannya, jika tidak makadisebut graf tidak terhubung. Graf berlabel adalah graf yang setiap titik ataugarisnya diberi nilai atau label. Label yang diberikan pada titik disebut sebagaipelabelan titik, label yang diberikan pada garis disebut pelabelan garis, danlabel diberikan pada tiap garis dan titik disebut pelabelan total. Loopmerupakan suatu garis pada graf yang memiliki titik awal dan titik akhir sama,sedangkan dua garis atau lebih disebut garis paralel jika garis-garis tersebutmenghubungkan pasangan titik yang sama, dan graf sederhana adalah suatugraf tanpa loop atau garis paralel. Banyaknya graf terhubung maupun graf takterhubung yang berlabel tanpa garis paralel dapat dibentuk dari n titik dan mgaris yang diberikan. Pada penelitian ini dibahas tentang cara menentukanbanyaknya graf terhubung berlabel titik berorde enam dan maksimal delapanloop tanpa garis paralel
Kata kunci : graf, graf berlabel, graf terhubung, loop.
ABSTRACT
COUNTING THE NUMBER OF CONNECTED VERTEX LABELEDGRAPHS OF ORDER SIX WITH MAXIMUM EIGHT LOOPS WITHOUT
PARALLEL EDGES
By
Hana Ayu Masha
A Graph G(V,E) is connected if there exist at least one path between everypair of vertices in G, otherwise, G is disconnected. A labeled graph is theassignment of values or label at each vertex or each edge. The label given ateach vertex is called vertex labeling, the label given on each edge is callededge labeling, and if the label is given on each edge and vertex is called totallabeling. A loop is an edge with the same initial and end points, paralleledges are two or more edges with equal and vertices, and a simple graph is agraph without loops or parallel edges. If given n vertices and m edges thenmany graphs that can be formed such as connected, disconnected, simple ornot simple. In this research we will discussed the formula for counting thenumber of connected vertex labeled graph of order six and maximum eightloops without parallel edges.
Keywords : graph, labeled graph, connected graph and loop.
PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL TITIKBERORDE ENAM DAN MAKSIMAL DELAPAN LOOP
TANPA GARIS PARALEL
Oleh
Hana Ayu Masha
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarMAGISTER SAINS
Pada
Jurusan Matematika Program Studi Magister MatematikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung
PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKAJURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 15 Mei 1995, merupakan putri
tunggal dari Bapak Ahmad Azmi dan Ibu Zulaeha.
Mulai menempuh pendidikan sejak tahun 1999 di TK Dharma Wanita
Kedondong, Pesawaran selama 2 tahun, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 4
Kedondong, Pesawaran dari tahun 2001-2007, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di SMP Negeri 1 Kedondong dari tahun 2007-2010, Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA Negeri Gadingrejo, Pringsewu sejak tahun 2010-2012.
Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, dan
penulis telah menyelesaikan studi S1 pada tahun 2016. Pada tahun 2017 penulis
melanjutkan studi di Pascasarjana Program Studi Magister Matematika, Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Lampung.
MOTTO
“Dan cukuplah Allah menjadi pelindung (bagimu), dancukuplah Allah menjadi penolong (bagimu)”
(An-Nisa’:45)
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaatbagi manusia (lainnya)”
(HR. Thabrani)
“Segera bangun mimpimu atau orang lain akanmempekerjakan kamu untuk membangun mimpi mereka”
(Farrah Gray)
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati danmengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan yang
berikutnya tanpa kehilangan semangat.”
(Winston Chuchill)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah atas Rahmat
Allah SWT
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
Ayah
Ibu
Ayah mertua
Ibu Mertua
Suamiku
Anakku
Sebagai Ungkapan Rasa Terimakasih dan Bakti Atas
Segala Do’a dan Kasih Sayang Serta Pengorbanan dari
Keberhasilanku ini
ii
SANWANCANA
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Penentuan
Banyaknya Graf Terhubung Berlabel Titik Berorde Enam dan Maksimal Delapan
Loop Tanpa Garis Paralel.” Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, penuntun jalan bagi umat manusia.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Prof. Dra. Wamiliana, MA., Ph.D., selaku dosen pembimbing utama
sekaligus pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis sehingga tesis ini dapat
terselesaikan.
2. Ibu Dr. Notiragayu, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing pembantu yang telah
memberikan pengarahan dalam proses penyusunan tesis ini.
3. Ibu Dr. Asmiati, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister Matematika
dan juga sebagai penguji pertama atas saran dan kritik yang diberikan untuk
tesis ini.
4. Bapak Dr. Muslim Ansori, S.Si.,M.Si., selaku penguji kedua atas saran dan kritik
yang diberikan untuk tesis ini.
iii
5. Ibu Prof. Dra. Wamiliana, MA., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Matematika
Universitas Lampung.
6. Bapak Drs. Suratman, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
7. Ayahanda Ahmad Azmi dan Ibunda Zulaeha yang telah memberikan do’a,
nasehat, dan motivasi dalam menyelesaikan program magister ini.
8. Ayah dan Ibu Mertua yang selalu memotivasi dan mendo’akan.
9. Suamiku Sahtoni yang telah memberikan motivasi dan pengorbanan waktu,
energi, dan materi dalam menyelesaikan program magister ini.
10. Anakku Zeyhan Kamal Nufail yang selalu memberi semangat.
11. Teman Seperjuangan Riyama, Tika, Dewi, Mba Umi, Mba Cindy, Mba
Wulan, Dhani, Mas Raflie, dan Aldino atas semangat dan rasa kekeluargaan
yang telah diberikan.
12. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tesis ini memiliki ketidaksempurnaan dan
penulis berharap penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
Amiin.
Bandar Lampung, 23 Juli 2019Penulis
Hana Ayu Masha
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang dan Masalah ...................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................ 3
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
2.1. Konsep Dasar Graf ..................................................................... 4
2.2. Pelabelan Graf ............................................................................ 8
2.3. Teknik-teknik Pencacahan.......................................................... 8
2.4. Barisan Aritmatika Orde Tinggi ................................................. 9
2.5. Matriks........................................................................................ 10
2.5.1.Determinan Matriks .......................................................... 10
2.5.2.Cramer’s Rule ................................................................... 12
2.5.3.Matriks Ketetanggaan ....................................................... 13
III. METODE PENELITIAN..................................................................... 15
3.1. Waktu Penelitian ........................................................................ 15
3.2. Penelitian-penelitian yang telah Dilakukan Berkaitan dengan
Perhitungan Graf ........................................................................ 15
3.3. Metode Penelitian ....................................................................... 17
iii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 19
4.1. Bentuk- Bentuk dan Banyaknya Graf Terhubung Berlabel
Titik Berorde Enam dan Maksimal Delapan Loop Tanpa
Garis Paralel ............................................................................... 19
4.2. Rumus Untuk Menentukan Banyaknya Graf Terhubung Berlabel
Titik Berorde Enam Enam dan Loop Maksimal Delapan Tanpa
Garis Paralel ............................................................................... 33
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 51
5.1. Kesimpulan................................................................................. 51
5.2. Saran ........................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil konstruksi graf terhubung berlabel titik tanpa loop
dan garis paralel untuk n = 6 ; m = 5 sampai dengan m = 15 ......... 20
2. Hasil konstruksi graf terhubung berlabel titik dengan loop
Tanpa garis paralel untuk t = 5 ; m = 6........................................... 31
3. Hasil total banyaknya graf terhubung berlabel titik berorde
enam dan maksimal delapan loop tanpa garis paralel..................... 32
4. Bentuk lain hasil total banyaknya graf terhubung berlabel titik
berorde enam dan maksimal delapan loop tanpa garis paralel. ...... 34
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Contoh graf sederhana dengan (a) 3 titik dan 3 garis (b) 4 titik
dan 4 garis ........................................................................................ 4
2. Contoh graf yang memiliki walk tertutup dan terbuka ........................ 5
3. Contoh graf (a) dengan garis paralel (b) dengan loop ......................... 6
4. Contoh subgraf H dari graf G .............................................................. 7
5. Contoh spanning subgraf H dari graf G............................................... 7
6. Contoh graf (a) terhubung (b) tak terhubung ....................................... 7
7. (a) Contoh graf sederhana (b) representasi matriksnya ....................... 14
8. (a) Contoh graf lengkap (b) representasi matriksnya........................... 14
9. Diagram alir langkah-langkah penelitian............................................. 18
10. Contoh graf berorde enam dengan 16 garis ......................................... 19
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Teori graf merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang memiliki
banyak aplikasi dalam berbagai bidang. Dengan menggunakan teori graf
dapat mempermudah dalam menyelesaikan suatu masalah. Salah satu contoh
permasalahan yang dapat diselesaikan dengan teori graf yaitu permasalahan
desain jaringan.
Pada tahun 1736 teori graf diperkenalkan oleh Leonhard Euler sewaktu
menyelesaikan masalah Jembatan Konigsberg. Terdapat tujuh jembatan
di atas sungai pregel di kota konigsberg. Masalah jembatan Konigsberg
adalah mungkinkah seseorang mulai dari satu daratan, melintasi tepat satu
kali setiap jembatan yang menghubungkan empat daratan yang dihubungkan
oleh tujuh jembatan tersebut dan kembali ke tempat semula. Masalah
Jembatan Konigsberg ini dipersentasikan dalam bentuk gambar yang
kemudian dikenal dengan representasi graf.
Suatu graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V
adalah himpunan titik yang tak kosong dari titik-titik (vertices) dan E adalah
himpunan garis atau sisi (edge) yang menghubungkan sepasang titik atau
2
dapat ditulis dengan notasi G = (V,E). Banyaknya titik pada G dinotasikan
|V(G)| dan banyaknya garis dinotasikan |E(G)|. Suatu graf dapat diberi label
pada titik atau garisnya. Jika hanya titik yang diberi label disebut pelabelan
titik, jika hanya garis disebut pelabelan garis, dan jika garis dan titik yang
diberi label disebut pelabelan total.
Graf G disebut graf terhubung jika untuk setiap dua titik di G terdapat paling
sedikit satu path (lintasan) yang menghubungkan dua titik tersebut, jika tidak
maka disebut graf tidak terhubung. Loop merupakan suatu garis pada graf
yang memiliki titik awal dan titik akhir sama, sedangkan dua garis atau lebih
disebut garis paralel jika garis-garis tersebut menghubungkan pasangan titik
yang sama. Suatu graf yang tidak memuat loop atau garis paralel disebut graf
sederhana.
Seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian yang telah
dilakukan mengenai teori graf semakin banyak, diantaranya penelitian Harary
dan Palmer yang dipublikasikan pada tahun 1973 mengenai perhitungan
banyaknya graf. Namun penelitian yang dilakukannya belum bisa
memberikan banyak solusi untuk perhitungan graf seperti untuk menghitung
banyaknya graf terhubung maupun graf tak terhubung yang berlabel tanpa
garis paralel yang dapat dibentuk dari n titik dan m garis yang diberikan.
Kemudian Wamiliana dkk (2016) mengenai penentuan banyaknya graf tak
terhubung berlabel berorde lima tanpa garis paralel, dan Amanto dkk (2017)
3
melakukan peneletian mengenai penentuan banyaknya graf tak terhubung
berlabel titik berorde maksimal empat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
banyaknya graf terhubung berlabel titik berorde enam dan maksimal delapan
loop tanpa garis paralel.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini pembahasan dibatasi hanya untuk graf terhubung
berlabel titik berorde enam dan maksimal delapan loop tanpa garis paralel.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pola yang terbentuk untuk menentukan bentuk umum graf
terhubung berlabel titik berorde enam dan maksimal delapan loop tanpa
garis paralel.
2. Menentukan rumus banyaknya graf terhubung berlabel titik berorde
enam dan maksimal delapan loop tanpa garis paralel.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memperluas ilmu pengetahuan teori graf khususnya graf terhubung.
2. Sebagai sumber referensi bagi pembaca untuk penelitan selanjutnya dan
dapat memberikan motivasi dalam mempelajari ilmu matematika di
bidang teori graf.
4
v1
v2 v3
e2e1
e3
v 1
v2 v3
e2
e1
e3
v4
e4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Graf
Menurut Deo (1989), graf adalah himpunan (V(G), E(G)), dimanaV(G)
menyatakan himpunan titik dari G dengan V(G) ≠ Ø, dan E(G) menyatakan
himpuan garis yaitu pasangan tak terurut dari V(G). Banyaknya himpunan
titik pada graf G dinyatakan sebagai |V(G)| = n, dan banyaknya garis pada
graf G dinyatakan sebagai |E(G)| = m. Bentuk graf sederhana dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Contoh graf sederhana dengan (a) 3 titik dan 3 garis
(b) 4 titik dan 4 garis
Pada Gambar 1 (a) merupakan contoh sebuah graf dengan notasi G = (V,E),
dengan V merupakan himpunan titik atau himpunan tak kosong dari titik-titik
(vertices), yaitu V = {v1, v2, v3} dan E merupakan himpunan garis atau sisi-
sisi (edges) yang menghubungkan sepasang titik, yaitu E = {e1, e2, e3}.
5
v1
v3 v4
e2
e3
e5
v2
e4e1
v5
e6
Pada suatu graf, dua titik disebut bertetangga (adjacent) jika terdapat satu
atau lebih garis yang menghubungkan keduanya. Himpunan titik yang
bertetangga dengan v disebut tetangga (neighbor) dari v, dinyatakan sebagai
N(v). Jika suatu titik v merupakan titik akhir atau ujung dari garis e, maka
titik v dikatakan menempel (incident) pada garis e. Pada Gambar 1 (b) dapat
dilihat bahwa titik ʀ bertetangga dengan ʀ dan ʀ . Sementara itu, ʀ tidak
bertetangga dengan ʀ karena tidak ada garis yang menghubungkan kedua
titik tersebut. Garis ɯ menempel pada titik ʀ dan ʀ , sedangkan ɯ
menempel pada garis ʀ dan ʀ . Graf sederhana adalah graf yang tidak
terdapat loop maupun garis paralel.
Walk merupakan barisan berhingga dari titik dan garis yang dimulai dan
diakhiri dengan titik, sedemikian sehingga setiap garis yang menempel pada
titik sebelum dan sesudahnya. Walk yang berawal dan berakhir di titik yang
sama disebut walk tertutup. Sedangkan jika walk yang berawal dan berakhir
di titik yang berbeda disebut walk terbuka.
Gambar 2. Contoh graf yang memiliki walk tertutup dan terbuka
Salah satu contoh walk tertutup pada Gambar 2 yaitu ʀ ɯ ʀ ɯ ʀ ɯ ʀ ɯ ʀ
dan salah satu contoh walk terbuka yaitu ʀ ɯ ʀ ɯ ʀ ɯ ʀ . Path merupakan
walk yang semua titiknya berbeda. Salah satu contoh path yang dapat
6
v1
v3 v4
v2v 1
v3 v4
v2
dibentuk dari Gambar 2 yaitu: . Path tertutup disebut
sirkuit.
Loop merupakan garis yang memiliki titik ujung yang sama. Sedangkan garis
paralel adalah dua garis atau lebih yang menghubungkan dua titik yang sama.
Graf dengan garis paralel dan loop dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Contoh graf (a) dengan garis paralel (b) dengan loop
Derajat dari suatu titik v pada suatu graf G adalah banyaknya sisi di G yang
terkait langsung dengan v yang ditulis dengan degG(v). Dengan kata lain,
jumlah sisi yang dapat memuat v sebagai titik ujung. Titik v dikatakan genap
atau ganjil tergantung dari jumlah degG(v) genap atau ganjil (Chartrand dan
Lesniak, 1986).
Graf H dikatakan subgraf dari graf G jika setiap titik di H adalah titik di G
dan setiap sisi di H adalah sisi di G. Dengan kata lain, graf H adalah subgraf
dari G, jika V(H)⊆V(G) dan E(H)⊆E(G), maka dapat ditulis H⊆G
(Chartrand dan Lesniak, 1986). Bentuk subgraf H dari graf G dapat dilihat
pada Gambar 4.
7
v1
v3 v5
e2
e3 e5
v6
e4
e1 v2
v4e6 e7
v 1 v3e2
e3
e1 v2
v4
G: H:
Gambar 4. Contoh subgraf H dari graf G
Suatu subgraf H dari graf G dikatakan spanning subgraf, jika V(H) = V(G)
dan E(H)⊂E(G).
G H
Gambar 5. Contoh spanning subgraf H dari graf G
Graf G dikatakan terhubung jika untuk setiap dua titik yang berbeda di G
terdapat paling sedikit satu path yang menghubungkan titik tersebut. Jika
tidak, dikatakan tidak terhubung. Bentuk graf terhubung dan tak terhubung
dapat dilihat pada Gambar 6.
(a) (b)
Gambar 6. Contoh graf (a) terhubung (b) tak terhubung
v1
v2
v4
v3
v 1
v2 v3
v 1
v2 v3
v 1
v2
v4
v3
8
2.2. Pelabelan Graf
Graf berlabel adalah graf yang setiap titik atau garisnya diberi nilai atau label.
Label pada tiap titik dapat berbeda-beda bergantung pada masalah yang
dimodelkan dengan graf. Label yang diberikan pada tiap titik disebut
pelabelan titik, label yang diberikan pada tiap garis disebut pelabelan garis,
dan jika label diberikan pada tiap garis dan titik disebut sebagai pelabelan
total.
2.3. Teknik-teknik Pencacahan
Menurut Munir (2005), misalkan n merupakan bilangan bulat positif.
Besaran n! (dibaca “n faktorial”) didefinisikan sebagai hasil kali semua
bilangan bulat positif n sampai dengan1 dan dinotasikan dengan
( − 1)( − 2)( − 3)… (1) = ! (1)
Permutasi merupakan sebarang pengaturan sekumpulan objek dalam suatu
urutan tertentu. Banyaknya permutasi r dari n objek adalah jumlah
kemungkinan r buah objek yang dipilih dari n buah objek dalam setiap
pengaturan, dinotasikan dengan
= ( , ) = !( )! (2)
untuk setiap , ∈ ℕ, 0≤ ≤ .Dalam permutasi tidak berlaku perulangan, yakni objek yang sudah terpilih
tidak dapat dikembalikan. Selain itu, pada setiap kemungkinan urutan tidak
ada objek yang sama.
9
Kombinasi dari n objek dengan pengambilan sebanyak r objek dalam setiap
pengambilan terdiri dari semua kumpulan r objek yang mungkin tanpa
memandang urutan pengaturannya. Banyaknya kombinasi n objek dengan
pengambilan sebanyak r objek dapat dirumuskan dengan
= ( , ) = = !!( )! (3)
untuk setiap , ∈ℕ, 0≤ ≤ .2.4. Barisan Aritmatika Orde Tinggi
Barisan aritmatika tingkat ke-s adalah suatu barisan yang memiliki selisih
yang sama tiap suku berurutannya setelah s tingkatan. Tingkatan pada barisan
aritmatika akan menghasilkan persamaan dengan pangkat tertingginya
adalah s. Pangkat tertinggi dari suatu persamaan merupakan orde dari
persamaan tersebut.
Fungsi polinomial adalah fungsi yang mengandung banyak suku (polinom)
dalam variabel bebasnya. Bentuk umum persamaan polinomial pada deret
aritmatika orde ke-s adalah
( ) = + + +...+ + + (4)
dengan koefisien tertentu , , , … , , , . Polinom ini mempunyai
derajat sebesar s, jika koefisien penentunya ≠0 (Siang, 2006).
10
2.5. Matriks
Suatu himpunan bilangan atau variabel yang disusun dalam bentuk empat
persegi panjang, yang terdiri dari baris dan kolom disebut matriks.
Jika matrik mempunyai m baris dan n kolom, maka disebut matrik
berdimensi m x n (Anton dan Rorres, 2004).
Matriks ditulis dalam bentuk
A = (5)
dengan aij = elemen matriks
i = 1, 2, ... m
j = 1, 2, ... n.
2.5.1. Determinan Matriks
Determinan merupakan sebuah bilangan tunggal atau skalar, dan
hanya dijumpai dalam matriks bujur sangkar. Jika determinan suatu
matriks bujur sangkar adalah nol, maka matriks tersebut dikatakan
sebagai matriks singular. Dan jika determinan matriks tersebut bukan
nol, maka matriks tersebut dikatakan sebagai matriks non singular.
Determinan dari suatu matriks persegi didefinisikan sebagai jumlah
dari hasil kali bertanda unsur-unsur matriks sedemikian hingga unsur-
unsur tersebut berasal dari baris dan kolom yang berbeda. Dengan
kata lain determinan adalah jumlah dari hasil kali elementer bertanda
A dan dinyatakan dengan det(A) atau dinotasikan dengan |A|.
11
Berikut cara mencari determinan matriks berordo 2x2 dan matriks
berordo 3x3.
1.5.1.1. Determinan matriks berordo 2x2
Jika matriks A =a11 a12a21 a22 , maka
det(A) =|A|= a11 a12a21 a22
= a11a22- a12a21 (6)
1.5.1.2. Determinan matriks berordo 3x3
Untuk mencari determinan matriks berordo 3x3 dapat
digunakan dua metode, sebagai berikut
a. Metode Sarrus
Jika matrik A =a11 a12 a13a21 a22 a23a31 a32 a33 , maka
det(A) =|A| =a11 a12 a13a21 a22 a23a31 a32 a33
a11 a12a21 a22a31 a32 (7)
={(a11 ∙ a22 ∙ a33) + (a12 ∙ a23 ∙ a31)+(a13 ∙ a21 ∙ a32) −(a12 ∙ a21 ∙ a33) − (a11 ∙ a23 ∙ a32) − (a13 ∙ a22 ∙ a31)}b. Metode Kofaktor
Sub matriks atau minor suatu matriks A dilambangkan
dengan Mij adalah matriks bagian dari A yang diperoleh
dengan cara menghilangkan elemen-elemennya pada
baris ke-i dan elemen-elemen pada kolom ke-j. Berikut
adalah contoh minor dari suatu matriks A (Anton dan
Rorres, 2004).
12
Jika matrik A =a11 a12 a13a21 a22 a23a31 a32 a33
, maka
M11 =a11 a12 a13a21 a22 a23a31 a32 a33
=a22 a23a32 a33
M12 =a11 a12 a13a21 a22 a23a31 a32 a33
=a21 a23a31 a33
M13 =a11 a12 a13a21 a22 a23a31 a32 a33
=a21 a22a31 a32
Dimana 11M adalah minor dari 11a ; 12M adalah minor
dari 12a , dan 13M adalah minor dari 13a .
M11, M12 dan M13 merupakan minor hasil ekspansi baris
ke-i dari matriks A. Apabila suatu minor diberi tambahan
tanda (-1)i+j, maka disebut kofaktor Kij . Kofaktor suatu
elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A
dilambangkan dengan
Kij = (−1) Mij = (−1) Mij (8)
2.5.2. Cramer’s Rule
Metode berikut memberikan rumus untuk solusi dari sistem linear
tertentu dengan n persamaan dan n faktor yang tidak diketahui (Anton
dan Rorres, 2004). Jika = adalah suatu sistem dari n persamaan
linear dengan n faktor yang tidak diketahui sedemikian rupa sehingga
det (A) ≠ 0, maka sistem ini memiliki solusi yang unik. Solusinya
adalah
13
= ( )( ) , = ( )( ) , … . . = ( )( ) (9)
dimana adalah matriks yang diperoleh dengan mengganti entri-entri
pada kolom ke-j dari A dengan entri-entri pada matriks = … ,
dengan j = 1, 2, …, n.
2.5.3. Matriks Ketetanggaan
Matriks ketetanggan adalah salah satu cara untuk mempresentasikan
graf. Secara umum, matriks ketetanggaan (adjacency matrix) A =
dari suatu graf G adalah suatu matrik bujur sangkar berukuran n x n,
dengan n = |V|, yang entrinya merepresentasikan ada tidaknya garis
yang menghubungkan dua titik dengan
= 1, jika ada garis antara xi dan xj
0, lainnya
dengan i,j = 1, 2, ..., n.
(Deo, 1989).
Dalam hubungannya dengan graf, baris dan kolom pada matriks
merepresentasikan titik pada graf. Jika terdapat suatu kolom ke-j
ataupun baris ke-i yang seluruh entrinya 0 (nol), maka titik ke-i atau
titik ke-j tersebut merupakan titik terisolasi pada graf.
Jika graf merupakan graf sederhana, berarti graf tidak memiliki loop
dan garis paralel. Tidak adanya loop pada graf direpresentasikan
14
P Q R S
dengan seluruh entri pada diagonal utama adalah 0. Tidak adanya
garis paralel berarti setiap = 1 pada matriks merepresentasikan
terdapat garis antara titik dan . Bentuk graf sederhana yang
direpresentasikan ke dalam matrik ketetanggan dapat dilihat pada
Gambar 7.
PQRS
01
10
0 11 1
0 1 0 11 1 1 0
(a) (b)
Gambar 7. (a) Contoh graf sederhana (b) representasi matriksnya
Bentuk graf lengkap yang direpresentasikan ke dalam matrik dapat
dilihat pada Gambar 8.
(a) (b)
Gambar 8. (a) Contoh graf lengkap (b) representasi matriksnya
Untuk mempermudah pemahaman, tiap-tiap baris dan kolom matriks
diberi indeks yang sesuai dengan titik grafnya. Sel perpotongan
baris dan kolom menyatakan garis yang menghubungkan dan
.
P
S
R
Q
v 1
v2e2
e1
e3
v4
e4
v3
e5
e6 e7
e8
15
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Magister Matematika Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lampung pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.
3.2. Penelitian-penelitian yang telah Dilakukan Berkaitan dengan
Perhitungan Graf
1. Banyaknya graf tak terhubung berlabel titik menggunakan garis paralel
atau loop, diperoleh rumus umum sebagai berikut.
a. Untuk n = 3 dan m ≥ 1, diperoleh rumus umum yaitu:
, = ( + 1) + 22dengan n= banyaknya titik pada graf
m= banyaknya garis pada graf
b. Untuk n = 4, 1 ≤ m ≤ 10, dan 0 ≤ gi ≤ 3, i = 0,1,2,3 diperoleh rumus
umum untuk menentukan bnyaknya graf adalah:
, , = , , + , , + , , + , ,(Amanto dkk., 2017).
16
2. Banyaknya graf tak terhubung berlabel tanpa garis paralel dengan n=5
dan m ≥1 diperoleh rumus umum sebagai berikut:
′ , = , + ′ , ,= + ′ , , + ′ , , + ′ , , + ′ , ,+ ′ , , + ′ , ,= + 10 x + 45 x + 120 x + 85 x
+30 x + 5 x
dengan, ′ , = jumlah graf tak terhubung berlabel tanpa garis
paralel untuk n = 5 dan m ≥1.
(Wamiliana dkk., 2016).
3. Banyaknya graf tak terhubung berlabel titik berorde maksimal lima
dengan loop maksimal lima tanpa garis paralel, diperoleh rumus umum
sebagai berikut.
Untuk n = 3, 1 ≤ m ≤ 5, dan 0 ≤ g ≤ 1, yaitu:
, , = , ,= , , + , ,= + 22 + 3 + 12
(Suharyoko, 2017).
17
3.3. Metode Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan banyak titik, garis, dan loop yang akan ditentukan
formulanya.
2. Menggambarkan graf terhubung berlabel titik dengan loop maksimal
delapan tanpa garis paralel.
3. Mengelompokkan graf terhubung berdasarkan n titik, m garis, dan loop
yang sama.
4. Menghitung jumlah graf terhubung berdasarkan n titik, m garis, dan loop
yang telah dikonstruksi.
5. Melihat pola yang terbentuk pada n titik, m garis, dan loop yang sama.
6. Menentukan rumus umum dari bentuk barisan aritmatika berorde tinggi
kedalam bentuk kombinasi, untuk menghitung banyaknya graf terhubung
berlabel titik dengan loop maksimal delapan tanpa garis paralel.
7. Membuktikan rumus yang terbentuk.
18
Langkah-langkah tersebut dapat dinyatakan dalam diagram alir sebagai
berikut:
Gambar 9. Diagram alir langkah-langkah penelitian
Mulai
Menentukan banyak titik, garis, dan loop yang akanditentukan formulanya.
Menggambarkan graf terhubung berlabel titik denganloop maksimal delapan tanpa garis paralel.
Mengelompokan graf terhubung berdasarkan n titikatau m garis dan loop yang sama.
Menghitung jumlah
Melihat pola
Menentukan rumus
Selesai
Membuktikan rumus yang terbentuk
51
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan observasi dari graf terhubung berlabel titik berorde enam dan
maksimal delapan loop tanpa garis paralel, didapat kesimpulan sebagai
berikut. Diberikan graf G (V,E), |V| = n, |E| = m, t banyaknya garis yang
menghubungkan pasangan titik yang berbeda dan l loop, 0 ≤ l ≤ 8, maka:
1. Untuk n = 6, 5 ≤ m ≤ 13 dan t = 5 , ( , , , ) = 1566 m5
2. Untuk n = 6, 6 ≤ m ≤ 14 dan t = 6 , ( , , , ) = 1284 m - 15
3. Untuk n = 6, 7 ≤ m ≤ 15 dan t = 7 , ( , , , ) = 2430 m - 25
4. Untuk n = 6, 8 ≤ m ≤ 16dan t = 8 , ( , , , ) = 3960 m – 35
5. Untuk n = 6, 9 ≤ m ≤ 17 dan t = 9 , ( , , , )= 4620 m - 45
6. Untuk n = 6, 10 ≤ m ≤ 18 dan t = 10 , ( , , , ) = 1770 m - 55
7. Untuk n = 6, 11 ≤ m ≤ 19 dan t = 11 , ( , , , )= 720 m - 65
8. Untuk n = 6, 12 ≤ m ≤ 20 dan t = 12 , ( , , , )= 270 m - 75
9. Untuk n = 6, 13 ≤ m ≤ 21 dan t = 13, ( , , , )= 240 m - 85
52
10. Untuk n = 6, 14 ≤ m ≤ 22 dan t = 14 , ( , , , )= 15 m - 95
11. Untuk n = 6, 15 ≤ m ≤ 23 dan t = 15 , ( , , , )= m - 105
5.2. Saran
Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk menentukan rumus umum jumlah graf
terhubung berlabel berorde lebih dari enam dengan loop lebih dari delapan.
1
DAFTAR PUSTAKA
Amanto, Wamiliana, M. Usman, and R. Permatasari. 2017. Counting the Numberof Disconnected Vertex Labeled Graphs with Order Maximal Four. ScienceInternational Lahore. 29(6). pp. 1181-1186.
Anton, H., and C. Rorres. 2004. Aljabar Linear Elementer Edisi 8. Erlangga.Jakarta.
Chartrand, G., and Lesniak. 1986. Graphs and Digraphs. California. Greg HubitBookwords.
Deo, N. 1989. Graph Theory with Aplications to Engineering and ComputerScience. Prentice Hall Inc., New York.
Harary, F., and E. M. Palmer. 1973. Graphical Enumeration. Academic Press.New York.
Munir, R. 2005. Matematika Diskrit, Edisi Ketiga. Informatika, Bandung.
Siang, J. J. 2006. Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer edisiketiga. Andi Offsset. Yogyakarta.
Suharyoko. 2017. Penentuan Banyaknya Graf tak Terhubung Berlabel TitikBerorde Maksimal Lima dengan Loop Maksimal Lima tanpa Garis Paralel.Tesis. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Wamiliana, Amanto, and G. T. Nagari. 2016. Counting the Number ofDisconnected Labeled Graphs of Order Five without Paralel Edges.International Series on Interdisciplinay Science and Technology (INSIST).1(1). pp. 1-6.