penelitian tindakan kelas - repository.uinsu.ac.idrepository.uinsu.ac.id/2837/1/ptk lengkap.pdf ·...

187

Upload: halien

Post on 10-Apr-2019

377 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIANTINDAKAN KELAS

Melejitkan Kemampuan Penelitian UntukMeningkatkan Kualitas Pembelajaran Guru

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

citapustakacitapustakacitapustakacitapustakacitapustakaMEDIA PERINTIS

Editor:H. Rusydi Ananda, M.Pd.

P ENELITIANTINDAK AN

K ELAS

PenulisH. Candra Wijaya, M.Pd.

Drs. Syahrum, M.Pd.

Melejitkan Kemampuan PenelitianUntuk Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran Guru

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELASMelejitkan Kemampuan Peneliti untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Guru

Penulis: H. Candra Wijaya, M.Pd.Drs. Syahrum, M.Pd.

Editor: H. Rusydi Ananda, M.Pd.

Copyright © 2013, Pada Penulis.Hak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Penata letak: Muhammad Yunus NasutionPerancang sampul: Aulia Grafika

Diterbitkan oleh:Citapustaka Media Perintis

Jl. Cijotang Indah II No. 18-A BandungTelp. (022) 82523903

E-mail: [email protected] person: 08126516306-08562102089

Cetakan pertama: Maret 2013Cetakan kedua: September 2013

ISBN 978-602-9377-60-6ISBN 978-602-9377-60-6ISBN 978-602-9377-60-6ISBN 978-602-9377-60-6ISBN 978-602-9377-60-6

Didistribusikan oleh:Perdana Mulya Sarana

Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)Jl. Sosro No. 16-A Medan 20224

Telp. 061-7347756, 77151020 Faks. 061-7347756E-mail: [email protected] person: 08126516306

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

v

PENGANTAR PENULIS

Bismillahirrahmanirrahim

P emberlakuan Undang-undang RI Nomor 14 Tahun2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan buktipengakuan terhadap profesionalitas pekerjaan guru

dan dosen semakin mantap. Bagi para guru pengakuan danpenghargaan di atas harus dijawab dengan meningkatkanprofesionalisme dalam bekerja. Guru tidak selayaknya bekerjaseperti era sebelumnya, melainkan harus menunjukkan komitmendan tanggung jawab yang tinggi. Setiap kinerjanya harus dapatdipertanggung jawabkan baik secara publik maupun akademik.Untuk itu ia harus memiliki landasan teoretik atau keilmuanyang mapan dalam melaksanakan tugasnya mengajar maupunmembimbing peserta didik.

Dalam kegiatan profesinya, seorang guru sudah pastiakan berhadapan dengan berbagai persoalan baik menyangkutpeserta didik, subject matter, maupun metode pembelajaran.Sebagai seorang profesional, guru harus mampu melakukanpenilaian dan evaluasi terhadap pencapaian belajar dan mampumenggunakan hasil-hasil dari kegiatan penilaian dan evaluasiini untuk peningkatan mutu pembelajaran secara terus menerus

PENELITIAN TINDAKAN KELASvi

agar prestasi belajar peserta didik optimal disertai dengan kepuasanyang tinggi.

Untuk mewujudkan harapan ini tentunya guru, calonguru harus dibekali dengan kemampuan meneliti, khususnyaPenelitian Tindakan Kelas. Buku ini hadir untuk menjawabtuntutan di atas, isi buku dirancang dengan mengemukakankonsep dan penerapannya sehingga diharapkan dapat membantudalam perancangan, pelaksanaan dan pembuatan laporannya.

Dengan terbitnya buku Penelitian Tindakan Kelas:Melejitkan Kemampuan Penelitian Untuk MeningkatkanKualitas Pembelajaran Guru, diharapkan dapat menambahwawasan dan tentunya penyajiannya banyak dijumpai kekurangan,untuk itu dengan senang hati penulis mengharapkan sarandan kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa-masayang akan datang.

Medan, 15 Pebruari 2013Penulis,

Candra WijayaSyahrum

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

vii

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh gurudan calon guru adalah mampu melakukan penelitian.Hal ini karena pekerjaan guru adalah sebuah profesi

yang menuntut peningkatan pengetahuan dan keterampilanterus menerus sejalan dengan perkembangan pendidikandi lapangan. Setiap bidang pekerjaan selalu dihadapkan padapermasalahan yang selalu berkembang, baik berupa fenomenayang mengundang tanda tanya, maupun kesenjangan antarayang diharapkan dengan kenyataan. Permasalahan tersebutmenuntut jawaban dan solusi yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam melaksanakan tugas profesinya, guru diharapkanmemiliki kesiapan memberikan solusi bagi permasalahan yangdihadapinya dalam bertugas. Ia dapat saja mengandalkan peng-alaman, baik dirinya sendiri maupun orang lain, mengambilteori dari buku-buku, atau bahkan mengandalkan intuisi. Halini tentu tidak selamanya memuaskan, karena yang dituntutdarinya adalah professional judgement yang dapat dijadikanacuan.

Penelitian Tindakan Kelas sebagai kegiatan penelitian

PENELITIAN TINDAKAN KELASviii

dipandang sebagai suatu bentuk kegiatan ilmiah yang meng-khususkan diri mendalami permasalahan pembelajaran gunamencari praktik pembelajaran yang efektif disamping untukmendapatkan pengetahuan atau kebenaran. Untuk menemukankebenaran yang logis dan didukung oleh fakta, maka harusdilakukan penelitian terlebih dahulu. Inilah hakikat penelitiansebagai kegiatan ilmiah atau sebagai proses the acquisitionof knowledge.

Salah satu tahapan penting dalam PTK adalah prosesperancangan, pelaksanaan dan membuat laporan. Hal inimenjadi penting mengingat pada hakikatnya tidak ada penelitiantanpa melalui tahapan-tahapan di atas dan lebih jauh lagi menjaditidak bermakna dan bahkan akan menghasilkan kesimpulanyang salah dan tidak valid. Memperhatikan hal ini, isi buku inidirancang untuk memenuhi semangat di atas sehingga diharapkandapat membantu dalam perancangan, pelaksanaan dan pem-buatan laporannya. Dengan terbitnya buku PenelitianTindakan Kelas: Melejitkan Kemampuan PenelitianUntuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Guruini, diharapkan juga dapat menambah wawasan bagi peminatdan pemerhati pendidikan secara umum.

Medan, 15 Pebruari 2013

Dr. H. Mardianto, M.Pd.

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ix

DAFTAR ISI

Pengantar Penulis ................................................... v

Kata Pengantar....................................................... vii

Daftar Isi ................................................................ ix

BAB I

KONSEP DASAR PENELITIAN .......................... 1

A. Hakikat Penelitian .............................................. 1

B. Tujuan Umum Penelitian.................................... 7

C. Penelitian Berdasarkan Fungsinya ..................... 9

1. Penelitian Dasar ............................................ 11

2. Penelitian Terapan ......................................... 12

3. Penelitian Evaluatif ........................................ 14

BAB II

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN ............. 17

A. Penelitian Deskriptif ........................................... 23

B. Studi Kasus ........................................................ 25

C. Penelitian Survei ................................................ 26

D. Studi Korelasional .............................................. 27

ix

PENELITIAN TINDAKAN KELASx

E. Penelitian Eksperimen ........................................ 31

F. Penelitian Tindakan ........................................... 32

G. Penelitian dan Pengembangan (R&D) ................ 33

BAB III

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ...................... 36

A. Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas ................ 36

B. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ................. 38

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas.. 43

D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas.............. 46

E. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas ....................... 49

F. Perbedaan antara Non-PTK dengan PTK ............ 52

G. Syarat-Syarat Agar PTK Berhasil ........................ 54

BAB IV

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIANTINDAKAN KELAS ............................................. 58

A. Penetapan Fokus Permasalahan ......................... 61

B. Perencanaan Tindakan ...................................... 66

C. Pelaksanaan Tindakan ....................................... 68

D. Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data . 69

E. Refleksi .............................................................. 70

BAB V

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS . 71

PENELITIAN TINDAKAN KELAS xi

A. Pengertian ......................................................... 71

B. Sistematika Proposal .......................................... 72

BAB VI

DRAFT DAN FORMAT LAPORAN PTK ............ 80

A. Draft Laporan .................................................... 80

B. Format Laporan PTK .......................................... 80

BAB VII

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PTK ..... 83

A. Bagian Pembuka ................................................ 83

1. Judul ............................................................. 83

2. Abstrak ......................................................... 84

B. Bagian Isi ........................................................... 85

1. Pendahuluan ................................................. 85

2. Kajian Pustaka .............................................. 88

3. Metodologi Penelitian .................................... 89

4. Hasil Penelitian .............................................. 90

C. Bagian Penutup ................................................ 95

1. Kesimpulan dan Saran .................................. 95

2. Daftar Pustaka .............................................. 95

3. Lampiran-Lampiran ...................................... 98

4. Curriculum Vitae (Biodata) Peneliti ................. 98

DAFTAR PUSTAKA ............................................. 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................... 103

PENELITIAN TINDAKAN KELASxii

Lampiran 1 Contoh Penelitian PTK ....................... 105

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(Siklus Pertama dan Siklus Kedua) ..... 153

Lampiran 3 Tes Hasil Belajar (Siklus Pertama danSiklus Kedua) ..................................... 160

Lampiran 4 Lembar Observasi Terhadap AktivitasSiswa ................................................. 162

Lampiran 5 Lembar Observasi Terhadap AktivitasGuru .................................................. 164

Lampiran 6 Catatan Pengamatan (Siklus Pertamadan Siklus Kedua) .............................. 166

TENTANG PENULIS ................................................ 170

TENTANG EDITOR ................................................. 172

1PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1

BBBBBAB IAB IAB IAB IAB I

KONSEP DASAR PENELITIAN

A. HAKIKAT PENELITIAN

Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti memilikipengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupunprosedur tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat

dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui interaksiantara manusia dengan lingkungannya. Secara universal,terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasarikehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakanantara benar dan salah; (2) etika yang dapat membedakanantara baik dan buruk; serta (3) estetika yang dapat membedakanantara indah dan jelek. Kepekaan indra yang dimiliki, merupakanmodal dasar dalam memperoleh pengetahuan tersebut.

Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusiaadalah pengetahuan ilmiah yang lazim dikatakan sebagai“ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan, namun tidak semuapengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah pengetahuanyang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan

2 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataandikatakan benar jika pernyataan tersebut konsisten denganpernyataan sebelumnya. Koherensi dalam pengetahuan diperolehmelalui pendekatan logis atau berpikir secara rasional. Korespon-densi menyatakan bahwa suatu pernyataan dikatakan benarjika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita.Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatanempirik atau bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaranilmu harus dapat dideskripsikan secara rasional dan dibuktikansecara empirik.

Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimanailmu diperoleh telah melahirkan cara mendapatkan kebenaranilmiah. Proses untuk mendapatkan ilmu agar memiliki nilaikebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang rasionalberdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta.Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui pene-litian. Banyak definisi tentang penelitian tergantung sudutpandang masing-masing. Penelitian dapat didefinisikan sebagaiupaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah ber-dasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat puladikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukansecara sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolahdata, serta menarik kesimpulan berdasarkan data menggunakanmetode dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitianadalah langkah sistematis dalam upaya memecahkan masalah.Penelitian merupakan penelaahan terkendali yang mengandungdua hal pokok yaitu logika berpikir dan data atau informasiyang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001). Logika

3PENELITIAN TINDAKAN KELAS

berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai daripengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujiandata sampai diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakanempiris jika sumber data mengambarkan fakta yang terjadibukan sekedar pemikiran atau rekayasa peneliti. Penelitianmenggabungkan cara berpikir rasional yang didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh fakta/realita.

Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaranharus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangka dalammetode ilmiah. Metode ilmiah adalah kerangka landasanbagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang dilakukanmenggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur pentingyakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning).Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatupernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran maka per-nyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannyasecara empirik (berdasarkan fakta).

Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akanmendasari langkah-langkah penelitian yaitu:

1. Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicarijawabannya. Tanpa adanya masalah tidak akan terjadipenelitian, karena penelitian dilakukan untuk memecahkanmasalah. Rumusan masalah penelitian pada umumnyadiajukan dalam bentuk pertanyaan.

2. Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara(masih bersifat dugaan) atas pertanyaan yang diajukansebelumnya. Hipotesis penelitian dapat diperoleh dengan

4 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

mengkaji berbagai teori berkaitan dengan bidang ilmuyang dijadikan dasar dalam perumusan masalah. Penelitimenelusuri berbagai konsep, prinsip, generalisasi dari sejumlahliteratur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan masalahyang diteliti. Kajian terhadap teori merupakan dasar dalammerumuskan kerangka berpikir sehingga dapat diajukanhipotesis sebagai alternatif jawaban atas masalah.

3. Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudianmengolah dan menganalisis data untuk menguji kebenaranhipotesis. Jenis data yang diperlukan diarahkan oleh maknayang tersirat dalam rumusan hipotesis. Data empiris yangdiperlukan adalah data yang dapat digunakan untuk meng-uji hipotesis. Dalam hal ini, peneliti harus menentukanjenis data, dari mana data diperoleh, serta teknik untukmemperoleh data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisisdengan cara-cara tertentu yang memenuhi kesahihan danketerandalan sebagai bahan untuk menguji hipotesis.

5PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Gambar 1. Metode Ilmiah Sebagai Dasar Langkah-langkahPenelitian

4. Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitifatas setiap pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolakhipotesis). Hasil uji hipotesis adalah temuan penelitian atauhasil penelitian. Temuan penelitian dibahas dan disintesiskankemudian disimpulkan. Kesimpulan merupakan adalahjawaban atas rumusan masalah penelitian yang disusundalam bentuk proposisi atau pernyataan yang telah terujikebenarannya.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penelitianilmiah merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengkajidan memecahkan suatu masalah menggunakan prosedur sistematisberlandaskan data empirik. Berdasarkan proses tersebutdi atas, mulai dari langkah kajian teori sampai pada perumusan

MerumusakanMasalah

Mengajukan Hipotesis

VerifikasiData

MenarikKesimpulan

PengkajianTeori

Pengumpulan danAnalsis Data

InterpretasiHasil Analisis Data

6 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

hipotesis termasuk berpikir rasional atau berpikir deduktif.Sedangkan dari verifikasi data sampai pada generalisasi meru-pakan proses berpikir induktif. Proses tersebut adalah wujuddari proses berpikir ilmiah. Itulah sebabnya penelitian dikatakansebagai operasionalisasi metode ilmiah.

Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harusmengandung unsur keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitianyang dilaksanakan secara ilmiah berarti kegiatan penelitiandidasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:

1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masukakal dan terjangkau oleh penalaran manusia.

2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamatiorang lain dengan menggunakan panca indera manusia.

3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkahtertentu yang bersifat logis.

Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakanpenalaran logis, tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakanuntuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu.Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuticara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan denganadanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan.

Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yangkurang tepat dalam memaknai penelitian antara lain:

1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan dataatau informasi. Misalnya, seorang kepala sekolah bermaksudmengadakan penelitian tentang latar belakang pendidikan

7PENELITIAN TINDAKAN KELAS

orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebutbelum dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi hanyasekedar mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulandata hanya merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaianproses penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukankepala sekolah agar kegiatan tersebut menjadi penelitianadalah menganalisis data. Data yang telah diperolehnyadapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latarbelakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajarsiswa.

2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta darisuatu tempat ke tempat lain. Misalnya seorang kepala sekolahtelah berhasil mengumpulkan banyak data/informasitentang implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyu-sunnya dalam sebuah laporan. Laporan yang dihasilkannyajuga bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akanmenjadi suatu penelitian ketika kepala sekolah yang ber-sangkutan melakukan analisis data lebih lanjut sehinggadiperoleh suatu kesimpulan. Misalnya: (1) faktor-faktoryang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS;atau (2) faktor-faktor penghambat implementasi MBSserta upaya mengatasinya.

B. TUJUAN UMUM PENELITIANUraian di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah

penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu/masalahdengan melakukan tindakan tertentu (misalnya memeriksa,menelaah, mempelajari dengan cermat/sungguh-sungguh)

8 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

sehingga diperoleh suatu temuan berupa kebenaran, jawaban,atau pengembangan ilmu pengetahuan. Terkait dengan ilmupengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum penelitianyaitu:

1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukansesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang ter-tentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-betulbaru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatupenelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektifdalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang meng-hasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yangmenyenangkan siswa.

2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk mengujikebenaran dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telahada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk mem-buktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmupengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian dilakukanuntuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosionalterhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah pene-litian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metodepembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jikaditerapkan di Indonesia.

3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untukmengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telahada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau mem-perdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya pene-litian tentang implementasi metode inquiry dalam pembela-jaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembela-jaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem

9PENELITIAN TINDAKAN KELAS

penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakandalam organisasi bisnis/perusahaan.

C. PENELITIAN BERDASARKAN FUNGSINYABerdasarkan fungsinya, penelitian dapat dibedakan dalam

tiga jenis, yaitu penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitianevaluatif. Secara lebih luas, perbedaan antara ketiga jenispenelitian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya

Dasar Terapan Evaluasi

Topik Penelitian

• Ilmu pengetahuan eksakta, perilaku, dan sosial.

• Bidang terapan: kedokteran, teknologi, pendidikan.

• Pelaksanaan berbagai kegiatan, program pada suatu lembaga

Tujuan

Penelitian • Untuk menguji

teori, dalil, dan prinsip dasar

• Menentukan hubungan empirik antara fenomena dan generalisasi analisis.

• Menguji kegunaan teori dalam bidang ter-tentu

• Menjelaskan hubungan empirik dan generlisasi analitis diantara bidang tertentu

• Mengukur manfaat, sumbangan, dan kelayakan program atau kegiatan tertentu

10 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Sumber : Diadaptasi dari McMillan dan Schumacher (2001)

Ilmu-ilmu dasar baik dalam bidang sosial maupun eksaktadikembangkan melalui penelitian dasar, sedangkan penelitian

Tingkat Genera-lisasi

Hasil Penelitian

• Abstrak, umum

• Umum, terkait dengan bidang tertentu.

• Konkrit, spesifik dalam aspek tertentu

• Diterapkan dalam praktek pada bidang tertentu

Kegunaan

Penelitian • Menambahkan

pengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu

• Mengembang-kan metodologi dan cara-cara lebih lanjut.

• Menambah-kan penge-tahuan yang didasarkan penelitian pada bidang tertentu

• Mengem-bangkan penelitian dan metodo-logi dalam bidang ter-tentu

• Menambah-kan penge-tahuan yang didasarkan penelitian tentang praktek tertentu

• Mengem-bangkan penelitian dan metodo-logi tentang praktek ter-tentu

• Landasan dalam pem-buatan kepu-tusan dalam kegiatan/praktek tertentu

11PENELITIAN TINDAKAN KELAS

terapan menghasilkan ilmu-ilmu terapan (kedokteran, teknologi,pendidikan). Penelitian terapan dilakukan dengan memanfaatkanilmu dasar. Penelitian dasar (basic research) adalah penelitianyang dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan teori-teori ilmiah atau prinsip-prinsip yang mendasar dan umumdari bidang ilmu yang bersangkutan. Penelitian terapan (appliedresearch) ditujukan untuk menemukan teori-teori atau prinsip-prinsip yang mendasar dan umum dari masalah yang dikajisehingga dapat memecahkan/mengatasi suatu masalah sertamasalah-masalah lain yang tergolong dalam tipe yang sama.Penelitian evaluatif (evaluation research) dimaksudkan untukmenilai suatu program atau kegiatan tertentu pada suatu lembaga.Penelitian evaluatif dapat digunakan untuk menilai manfaat,kegunaan, atau kelayakan suatu kegiatan/program tertentu.

Pembahasan berikut ini ditekankan pada gambaran umumyang dapat membedakan ketiga jenis penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian Dasar

Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitianmurni (pure research) atau penelitian pokok (fundamentalresearch) adalah penelitian yang diperuntukan bagi pengembangansuatu ilmu pengetahuan serta diarahkan pada pengembanganteori-teori yang ada atau menemukan teori baru. Peneliti yangmelakukan penelitian dasar memiliki tujuan mengembangkanilmu pengetahuan tanpa memikirkan pemanfaatan secara langsungdari hasil penelitian tersebut. Penelitian dasar justru memberikansumbangan besar terhadap pengembangan serta pengujianteori-teori yang akan mendasari penelitian terapan.

12 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian dasar lebih diarahkan untuk mengetahui, men-jelaskan, dan memprediksikan fenomena-fenomena alam dansosial. Hasil penelitian dasar mungkin belum dapat dimanfaatkansecara langsung akan tetapi sangat berguna untuk kehidupanyang lebih baik. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambahpengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar, hukum-hukum ilmiah,serta untuk meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah(Sukmadinata, 2005).

Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrakdan umum serta berlaku secara universal. Penelitian dasar tidakdiarahkan untuk memecahkan masalah praktis akan tetapiprinsip-prinsip atau teori yang dihasilkannya dapat mendasaripemecahan masalah praktis. Dengan kata lain, hasil penelitiandasar dapat mempengaruhi kehidupan praktis. Contoh penelitiandasar yang terkait erat dengan bidang pendidikan adalahpenelitian dalam bidang psikologi, misalnya penelitian tentangfaktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu manusia.Hasil penelitian tersebut sering digunakan sebagai landasandalam pengembangan sikap untuk merubah perilaku melaluiproses pembelajaran/pendidikan.

2. Penelitian Terapan

Penelitian terapan atau applied research dilakukan berkenaandengan kenyataan-kenyataan praktis, penerapan, dan pengem-bangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasardalam kehidupan nyata. Penelitian terapan berfungsi untukmencari solusi tentang masalah-masalah tertentu. Tujuan utamapenelitian terapan adalah pemecahan masalah sehingga hasil

13PENELITIAN TINDAKAN KELAS

penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusiabaik secara individu atau kelompok maupun untuk keperluanindustri atau politik dan bukan untuk wawasan keilmuansemata (Sukardi, 2003). Dengan kata lain penelitian terapanadalah satu jenis penelitian yang hasilnya dapat secara langsungditerapkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiahserta mengetahui hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakandalam rumusan bersifat umum, bukan rekomendasi berupatindakan langsung. Setelah sejumlah studi dipublikasikandan dibicarakan dalam periode waktu tertentu, pengetahuantersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi parapraktisi. Penelitian terapan lebih difokuskan pada pengetahuanteoretis dan praktis dalam bidang-bidang tertentu bukanpengetahuan yang bersifat universal misalnya bidang kedokteran,pendidikan, atau teknologi. Penelitian terapan mendorongpenelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baruserta pengembangan metodologi untuk kepentingan praktis.

Penelitian terapan dapat pula diartikan sebagai studi sistematikdengan tujuan menghasilkan tindakan aplikatif yang dapatdipraktekan bagi pemecahan masalah tertentu. Hasil penelitianterapan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru tetapi meru-pakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada (Nazir, 1985).Akhir-akhir ini, penelitian terapan telah berkembang dalambentuk yang lebih khusus yaitu penelitian kebijakan (Majchrzak,1984). Penelitian kebijakan berawal dari permasalahan praktikdengan maksud memecahkan masalah-masalah sosial. Hasilpenelitian biasanya dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan.

14 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

3. Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian daripenelitian terapan namun tujuannya dapat dibedakan daripenelitian terapan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukurkeberhasilan suatu program, produk atau kegiatan tertentu(Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilanmanfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu programkegiatan dari suatu unit/ lembaga tertentu. Penelitian evaluatifdapat menambah pengetahuan tentang kegiatan dan dapatmendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, sertamembantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukma-dinata, 2005). Penelitian evaluatif dapat dirancang untuk men-jawab pertanyaan, menguji, atau membuktikan hipotesis.

Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskansifat suatu kegiatan, dan kata bendanya adalah evaluasi.Penelitian evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitianyang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yangbiasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi yangdimaksud dengan penelitian evaluatif adalah penelitian yangbertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apayang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keter-laksanaan rencana yang memerlukan evaluasi. Melakukanevaluasi berarti menunjukkan kehati-hatian karena ingin menge-tahui apakah implementasi program yang telah direncanakansudah berjalan dengan benar dan sekaligus memberikan hasilsesuai dengan harapan. Jika belum bagian mana yang belumsesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.

Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu

15PENELITIAN TINDAKAN KELAS

pengukuran atau pengambilan data dan membandingkanhasil pengukuran dan pengumpulan data dengan standar yangdigunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akandidapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukanitu layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien dan efektif atautidak. Atas dasar kegiatan tersebut, penelitian evaluatif dimak-sudkan untuk membantu perencana dalam pelaksanaan program,penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusanatas keberlanjutan atau penghentian program, menemukanfakta-fakta dukungan dan penolakan terhadap program, mem-berikan sumbangan dalam pemahaman suatu program sertafaktor-faktor yang mempengaruhinya. Lingkup penelitianevaluatif dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum,program pendidikan, pembelajaran, pendidik, siswa, organisasidan manajemen.

Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasiadalah adanya standar, tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasiadalah melaksanakan upaya untuk mengumpulkan datamengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkandengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antarakondisi nyata dengan kriteria (kondisi yang diharapkan). Penelitianevaluatif bukan sekedar melakukan evaluasi pada umumnya.Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikutikaidah-kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu per-syaratan keilmiahan, mengikuti sistematika dan metodologisecara benar sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Sejalandengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memilikiciri-ciri sebagai berikut (Arikunto, 2006):

16 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian ilmiah pada umumnya.

2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemikyaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuahkesatuan yang terdiri dan beberapa komponen atau unsuryang saling berkaitan antara satu sama lain dalam menunjangkeberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.

3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yangdievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang ber-kedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program.

4. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelasuntuk setiap indikator yang dievaluasi agar dapat diketahuidengan cermat keunggulan dan kelemahan program.

5. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkankondisi nyata secara rinci untuk mengetahui bagian manadari program yang belum terlaksana, perlu ada identifikasikomponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub komponen,dan sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.

6. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasisecara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindaklanjut secara tepat.

7. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/rekomendasi bagi kebijakan atau rencana program yangtelah ditentukan. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatanevaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan programkegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolak ukur.

17PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BBBBBAB IIAB IIAB IIAB IIAB II

METODE PENELITIANPENDIDIKAN

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur,teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan.Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan

penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakandalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitianyang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, penelitiperlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok(Nazir, 1985) yaitu:

1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalammelaksanakan suatu penelitian?

2. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalammengukur ataupun dalam mengumpulkan data serta teknikapa yang akan digunakan dalam menganalisis data?

3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?

Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan

17

18 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang terus dilakukandalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untukmengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta mem-permudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian.

Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitianyang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh,waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebutdiperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam prakteknya terdapatsejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentinganpenelitian. Berdasarkan sifat-sifat masalahnya, Suryabrata (1983)mengemukakan sejumlah metode penelitian yaitu sebagai berikut

1. Penelitian Historis yang bertujuan untuk membuat rekonstruksimasa lampau secara sistematis dan obyektif.

2. Penelitian Deskriptif yang yang bertujuan untuk membuatdeskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenaifakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.

3. Penelitian Perkembangan yang bertujuan untuk menyelidikipola dan urutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagaifungsi waktu.

4. Penelitian Kasus/Lapangan yang bertujuan untuk mempelajarisecara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksilingkungan suatu obyek

5. Penelitian Korelasional yang bertujuan untuk mengkajitingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor dengan variasifaktor lain berdasarkan koefisien korelasi

6. Penelitian Eksperimental suguhan yang bertujuan untukmenyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat denganmelakukan kontrol/kendali

19PENELITIAN TINDAKAN KELAS

7. Penelitian Eksperimental semu yang bertujuan untuk mengkajikemungkinan hubungan sebab akibat dalam keadaanyang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapatdiperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian

8. Penelitian Kausal-komparatif yang bertujuan untuk menyelidikikemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak denganjalan eksperimen tetapi dilakukan dengan pengamatanterhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab,sebagai pembanding.

9. Penelitian Tindakan yang bertujuan untuk mengembangkanketerampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkanlangsung serta dikaji hasilnya.

McMillan dan Schumacher (2001) memberikan pemahamantentang metode penelitian dengan mengelompokkannyadalam dua tipe utama yaitu kuantitatif dan kualitatif yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis metode sebagaimana ditunjukkanpada tabel berikut.

20 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tabel 2. Jenis-Jenis Metode Penelitian

Jenis-jenis penelitian lain dapat dibedakan atas dasarbeberapa sumber referensi berikut ini.

Tabel 3. Jenis-jenis Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif

Eksperimen Non eksperimen Interaktif Non

interaktif

True eksperimen

Deskriptif Etnografi Analisis konsep

Quasi eksperimen

Komparatif Fenomenologis Analisis sejarah

Subjek tunggal

Korelasi Studi kasus

Survei Teori dasar

Ex post facto Studi kritis

SUGIYONO (2007) HADI (1984)

Menurut Tujuan Penelitian Menurut Tujuan

Penelitian Dasar (Basic Research) Penelitian Eksploratif

Penelitian Terapan (Applied Research)

Penelitian Developmental

Menurut Metode Penelitian Verifikatif

Penelitian Survei Penelitian Menurut Bidang

21PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian Expost Facto Penelitian Pendidikan

Penelitian Eksprimen Penelitian Pertanian

Penelitian Naturalisme Penelitian Hukum

Penelitian Kebijakan (Policy Research)

Penelitian Ekonomi

Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian Agama

Penelitian Evaluasi Penelitian Menurut Tempatnya

Penelitian Sejarah Penelitian Laboratorium

Menurut Tingkat Eksplanasi Penelitian Perpustakaan

Penelitian Deskriptif Penelitian Kancah

Penelitian Komparatif Penelitian Menurut Tarafnya

Penelitian Asosiatif Penelitian Deskriptif

Menurut Jenis dan Analisis Data

Penelitian Inferensial

Penelitian Kualitatif Penelitian Menurut Pendekatannya

Penelitian Kuantitatif Penelitian Longitudinal

Penelitian Cross Sectional

NAZIR (1999) ARIKUNTO (2002)

Sejarah/Historis Penelitian Menurut Tujuan

Penelitian Sejarah Komparatif Penelitian Eksploratif

Penelitian Yuridis atau Legal Penelitian Pengembangan

22 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Banyaknya jenis metode sebagaimana dikemukakandi atas, dilandasi oleh adanya perbedaan pandangan dalammenetapkan masing-masing metode. Uraian selanjutnya tidakakan mengungkap semua jenis metode yang dikemukakandi atas tetapi membahas secara singkat beberapa metode pene-

Penelitian Biografis Penelitian Verifikatif

Penelitian Bibliografis Penelitian Kebijakan

Metode Deskriptif Penelitian Menurut Pendekatan

Survei Penelitian Longitudinal

Deskriptif berkesinambungan Penelitian Cross Sectional

Studi Kasus Penelitian Berdasarkan Variabel

Analisis Pekerjaan dan Aktivitas Penelitian Deskriptif

Penelitian Tindakan (Action Research) Eksprimen

Penelitian Perpustakaan dan Dokumenter Penelitian Kuantitatif

Metode Eksprimental Penelitian Non-Eksprimen

Eksprimen Absolut Penelitian Eksprimen

Eksprimen Perbandingan Penelitian Kualitatif

Eksprimen Sungguhan Fenomenologis

Eksprimen Semu Interaksi Simbolik

Grounded Research Kebudayaan

Penelitian Expos Facto Antropologi

23PENELITIAN TINDAKAN KELAS

litian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pen-didikan.

A. PENELITIAN DESKRIPTIFPenelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadisaat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatiankepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya padasaat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, penelitiberusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadipusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadapperistiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satuvariabel) bisa juga lebih dan satu variabel.

Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memilikilangkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perumusan masalah. Metode penelitian manapun harusdiawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicarimenggunakan data dari lapangan. Pertanyaan masalahmengandung variabel-variabel yang menjadi kajian dalamstudi ini. Dalam penelitian deskriptif peneliti dapat menentukanstatus variabel atau mempelajari hubungan antara variabel.

2. Menentukan jenis informasi yang diperlukan. Dalam halini peneliti perlu menetapkan informasi apa yang di-perlukanuntuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumus-kan. Apakah informasi kuantitatif ataukah kualitatif. Infor-

24 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

masi kuantitatif berkenaan dengan data atau informasidalam bentuk bilangan/angka seperti.

3. Menentukan prosedur pengumpulan data. Ada dua unsurpenelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alatpengumpul data dan sumber data atau sampel yakni darimana informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitianada sejumlah alat pengumpul data antara lain tes, wawancara,observasi, kuesioner, sosio-metri. Alat-alat tersebut lazimdigunakan dalam penelitian deskriptif. Misalnya untukmemperoleh informasi mengenai langkah-langkah gurumengajar, alat atau instrumen yang tepat digunakan adalahobservasi atau pengamatan. Cara lain yang mungkin dipakaiadalah wawancara dengan guru mengenai langkah-langkahmengajar. Agar diperoleh sampel yang jelas, permasalahanpenelitian harus dirumuskan sekhusus mungkin sehinggamemberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan sumberdata.

4. Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data.Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumenyang dipilih dan sumber data atau sampel tertentu masihmerupakan informasi atau data kasar. Informasi dan datatersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untukmenjawab pertanyaan penelitian.

5. Menarik kesimpulan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahandata di atas, peneliti menyimpulkan hasil penelitian deskriptifdengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitiandan mensintesiskan semua jawaban tersebut dalam satukesimpulan yang merangkum permasalahan penelitiansecara keseluruhan.

25PENELITIAN TINDAKAN KELAS

B. STUDI KASUSStudi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif

seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalamikasus tertentu. Misalnya, mempelajari secara khusus kepalasekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus tersebutpeneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurunwaktu cukup lama. Mendalam, artinya meng-ungkap semuavariabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus ter-sebutdari berbagai aspek. Tekanan utama dalam studi kasus adalahmengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagai-mana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadaplingkungan.

Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidakdisiplin peneliti perlu mencari data berkenaan dengan pengalaman-nya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya,dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya.Data diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya,guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangatkomprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara,analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung kepada kasusyang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat, kemudiandikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas denganpeneliti lain sebelum menarik kesimpulan-kesimpulan penyebabterjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individutersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.

Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwapeneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam danmenyeluruh. Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi

26 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinyahanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentudapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yanglain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat terbataspenggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis,namun sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesisyang dapat diuji melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori,konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.

C. PENELITIAN SURVEIPenelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan

masalah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusankebijaksanaan pendidikan. Tujuan utamanya adalah mengum-pulkan informasi tentang variabel dari sekolompok obyek(populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek)disebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagianpopulasi dinamakan sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan,survei biasanya mengungkap permasalahan yang berkenaandengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan diterimadi suatu sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satukelas? Berapa banyak guru yang telah memenuhi kualifikasiyang telah ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif sepertiitu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahanmasalah pendidikan di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapatpula dilakukan perbadingan atau analsis hubungan antaravariabel tersebut.

Survei dapat pula dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel seperti pendapat, persepsi, sikap, prestasi, motivasi,

27PENELITIAN TINDAKAN KELAS

dan lain-lain. Misalnya persepsi kepala sekolah terhadap otonomipendidikan, persepsi guru terhadap KTSP, pendapat orangtuasiswa tentang MBS, dan lain-lain. Peneliti dapat mengukurvariabel-variabel tersebut secara jelas dan pasti. Informasiyang diperoleh mungkin merupakan hal penting sekali bagikelompok tertentu walaupun kurang begitu bermanfaat bagiilmu pengetahuan.

Survei dalam pendidikan banyak manfaatnya baik untukmemecahkan masalah-masalah praktis maupun untuk bahandalam merumuskan kebijaksanaan pendidikan bahkan jugauntuk studi pendidikan dalam hubungannya dengan pembangunan.Melalui metode ini dapat diungkapkan masalah-masalah aktualdan mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua variabelatau lebih, membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengankriteria yang telah ditentukan, atau menilai efektivitas suatuprogram.

D. STUDI KORELASIONALSeperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering

digunakan dalam pendidikan adalah studi korelasi. Studi inimempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauhmana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasidalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakandalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisienkorelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentanghubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnyahubungan antara kedua variabel.

28 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukandengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisienkorelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukanvariabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya penelitiingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya ber-hubungan dengan kompetensi profesional kepala sekolah.Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pen-didikan, supervisi akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisienkorelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuathubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.

Kekuatan hubungan antar variabel penelitian ditunjukkanoleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1sampai +1. Koefisien korelasi adalah besaran yang diperolehmelalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan datahasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positifmenunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran,koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang ber-bading terbalik atau ketidak-sejajaran. Angka 0 untuk koefisienkorelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel.Makin besar koefisien korelasi baik itu pada arah positif ataupunnegatif, makin besar kekuatan hubungan antar variabel.

Gambar 2. Makna Hubungan antar Variabel BerdasarkanKoefisien Korelasi

Hubungan Berbanding

Terbalik

Tidak ada Hubungan

Hubungan Berbanding

Lurus

0 -1 +1

29PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Misalnya, terdapat korelasi positif antara variabel motivasibelajar dengan prestasi belajar; mengandung makna motivasibelajar yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang tinggi;dengan kata lain terdapat kesejajaran antara motivasi belajardengan prestasi belajar. Sebaliknya, korelasi negatif menunjukkanbahwa nilai tinggi pada satu variabel akan diikuti dengan nilairendah pada variabel lainnya. Misalnya, terdapat korelasi negatifantara banyaknya absen siswa mengikuti pelajaran denganprestasi belajar; mengandung makna bahwa absensi yangtinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang rendah; dengankata lain terdapat ketidaksejajaran antara absensi denganprestasi belajar.

Dalam suatu penelitian korelasional, paling tidak terdapatdua variabel yang harus diukur sehingga dapat diketahui hubung-annya. Di samping itu dapat pula dianalisis hubungan antaradari tiga variabel atau lebih. Model hubungan antar variabeltersebut ditunjukkan dalam gambar 3 dan 4 (X dan Y padagambar tersebut menunjukkan variabel yang diukur).

Gambar 3. Model Hubungan antara Dua Variabel dalamPenelitian Korelasional

X Y

30 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Gambar 4. Model Hubungan antara Tiga Variabel dalamPenelitian Korelasional

Makna suatu korelasi yang dinotasikan dalam huruf r(kecil) bisa mengandung tiga hal. Pertama, kekuatan hubunganantar variabel, kedua, signifikansi statistik hubungan keduavariabel tersebut, dan ketiga arah korelasi. Kekuatan hubungandapat dilihat dan besar kecilnya indeks korelasi. Nilai yang men-dekati nol berarti lemahnya hubungan dan sebaliknya nilaiyang mendekati angka satu menunjukkan kuatnya hubungan.

Faktor yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnyakoefisien korelasi adalah keterandalan instrumen yang digunakandalam pengukuran. Tes hasil belajar yang terlalu mudah bagianak pandai dan terlalu sukar untuk anak bodoh akan meng-hasilkan koefisien korelasi yang kecil. Oleh karena itu instrumenyang tidak memiliki keterandalan yang tinggi tidak akan mampumengungkapkan derajat hubungan yang bermakna atau signifikan.

X1

X2

Y

31PENELITIAN TINDAKAN KELAS

E. PENELITIAN EKSPERIMENPenelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode

sistematis guna membangun hubungan yang mengandungfenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakanmetode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatankuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukantiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memani-pulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen, penelitimembagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompokyaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dankelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Karakteristikpenelitian eksperimen yaitu:

1. Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan tertentu.

2. Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisipenelitian ketika berlangsungnya manipulasi

3. Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati hasilmanipulasi.

Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prisnsipnyasama dengan jenis penelitian lainnya. Secara eksplisit dapatdilihat sebagai berikut:

1. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan denganpermasalahan yang hendak dipecahkan

2. Mengidentifikasikan permasalahan

3. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikanhipotesis penelitian, menentukan definisi operasional danvariabel.

4. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel

32 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrolvariabel, memilih desain eksperimen yang tepat, menentukanpopulasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjekke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedurpengumpulan data dan menentukan hipotesis.

5. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukanpada kelompok eksperimen)

6. Mengumpulkan data hasil eksperimen

7. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel

8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai

9. Membuat laporan penelitian eksperimen.

Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusunvariabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakanhubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang terjadi.Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel bebas danvariabel terikat sudah ditentukan secara tegas oleh penelitisejak awal penelitian. Dalam bidang pembelajaran misalnyayang diidentifikasikan sebagai variabel bebas antara lain: metodemengajar, macam-macam penguatan, frekuensi penguatan,sarana-prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar,jumlah kelompok belajar. Sedangkan yang diidentifikasikanvariabel terikat antara lain: hasil belajar siswa, kesiapan belajarsiswa, kemandirian siswa.

F. PENELITIAN TINDAKANPenelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi-

33PENELITIAN TINDAKAN KELAS

diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasisosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktekyang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperolehpemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di manapraktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitiantindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkantujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1) Untukmemperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesionaldalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisiterhadap praktek yang dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaikikeadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengungkap penyebabmasalah dan sekaligus memberikan langkah pemecahan terhadapmasalah. Langkah-langkah pokok yang ditempuh akan mem-bentuk suatu siklus sampai dirasakannya ada suatu perbaikkan.Siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya yaitu: (1) penetapanfokus masalah penelitian, (2) perencanaan tindakan perbaikan,(3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi,(4) analisis dan refleksi, dan (5) perencanaan tindak lanjut.Mengingat besarnya manfaat penelitian tindakan dalam bidangpendidikan, uraian spesifik akan dijelaskan dalam materi ter-sendiri. Pembahasan tersendiri tentang penelitian tindakan inidisajikan dalam bab III yang akan datang.

G. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D)Penelitian dan Pengembangan atau Research and Develop-

ment (R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukupampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan

34 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Develop-ment (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkahdalam rangka mengembangkan suatu produk baru ataumenyempurnakan produk yang telah ada agar dapat diper-tanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentukbenda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul,alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapibisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputeruntuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaanatau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pem-belajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen,dan lain-lain.

Penelitian dalam bidang pendidikan pada umumnyajarang diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapiditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaandengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, sertapraktek-praktek pendidikan. Penelitian dan pengembanganmerupakan metode penghubung atau pemutus kesenjanganantara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapiadanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yangbersifat teoretis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis.Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan denganpenelitian dan pengembangan. Dalam pelaksanaan penelitiandan pengembangan, terdapat beberapa metode yang digunakan,yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.

Penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awaluntuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisiyang ada mencakup: (1) Kondisi produk-produk yang sudahada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio)

35PENELITIAN TINDAKAN KELAS

produk yang akan dikembangkan, (2) Kondisi pihak pengguna(dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepalasekolah, siswa, serta pengguna lainnya); (3) Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan danpenggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakupunsur pendidik dan tenaga kependidikan, sarana-prasarana,biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan di mana produktersebut akan diterapkan.

Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi produkdalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produkpenelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba danpada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasihasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuanpada hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model).

Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhandari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji cobatelah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebutmasih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompokpembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuranselain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembandingatau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dankelompok kontrol dilakukan secara acak atau random. Pem-bandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebutdapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yangdihasilkan.

36 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BBBBBAB IIIAB IIIAB IIIAB IIIAB III

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. PENTINGNYA PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Di dalam kelas yang dihuni beragam-ragam siswayang memiliki kemauan dan keinginan yang berbeda-beda. Di kelas itu juga akan mengindikasikan bahwa

setidaknya akan bermunculan masalah yang harus segeradiatasi. Untuk itulah, sangat diperlukan langkah-langkah tepatdan jitu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, dimanaujung tombak pelaksanaannya adalah guru. Langkah-langkahyang tepat dan jitu yang harus dilakukan guru untuk menyelesaikanmasalah-masalah tersebut adalah dengan cara melakukanPTK demi untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaransiswa serta untuk meningkatkan profesionalitas guru itu sendiri.Oleh karena itu, PTK memang begitu diperlukan oleh guruyang selalu berkecimpung dengan dunia kelas. Guru merupakanorang yang paling tepat untuk melakukan PTK. Rustam danMundilarto (2004) mengemukakan: (1) guru mempunyai otonomiuntuk menilai kinerjanya, (2) temuan penelitian tradisional

36

37PENELITIAN TINDAKAN KELAS

sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran,(3) guru merupakan orang yamg paling akrab dengan kelasnya,(4) interaksi antara guru dengan siswa berlangsung secaraunik, dan (5) keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatifyang bersifat pengembangan, mempersyaratkan guru untukmampu melaksanakan PTK di kelasnya.

Menurut Salakim (2007) PTK merupakan suatu kebutuhanguru untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru.Alasannya (1) PTK sangat kondusif untuk membuat gurumenjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajarandi kelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apayang guru dan siswa lakukan, (2) PTK meningkatkan kinerjaguru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagaiseorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yangdikerjakannya selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikandan inovasi, namun dia bisa menempatkan dirinya sebagaipeneliti di bidangnya, (3) Guru mampu memperbaiki prosespembelajaran melalui suatu pengkajian yang terdalam terhadapapa yang terjadi di kelasnya, dan (4) PTK tidak mengganggutugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkankelasnya.

Salah satu kompetensi yang termasuk dalam kompetensiprofesional guru adalah kemampuan melakukan penelitianterutama PTK, dimana PTK langsung terkait dengan kebutuhanguru untuk promosi kenaikan pangkat dan jabatan mulai darigolongan IV/a ke atas (Arikunto, 2006). Bahkan, MenurutMenpan (2008) dalam rancangan Keputusan Menpan tentangJabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, persyaratanmemenuhi angka kredit dari sub unsur pengembangan profesi

38 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

dipersyaratkan bagi guru yang akan naik pangkat dari golonganIII/b ke III/c sebesar 2 angka kredit, golongan III.c ke III/dsebesar 4 angka kredit, golongan III/d ke IV/a sebesar 6 angkakredit, golongan IV/a ke IV/b sebesar 8 angka kredit, golonganIV/b ke IV/c sebesar 10 angka kredit, golongan IV/c ke IV/dsebesar 12 angka kredit, dan golongan IV/d ke IV/e sebesar14 angka kredit.

Selain itu, menurut Nurzaman (2006) dalam penilaianSetifikasi Guru, Karya Tulis Ilmiah termasuk PTK merupakansalah satu butir yang dinilai. PTK merupakan salah satu jenispenelitian yang sangat mungkin dapat dilakukan oleh guru-guru di sekolah, karena dalam pelaksanaannya PTK tidakterlepas dari pekerjaan keseharian sebagai guru. Yang penting,guru yang bersangkutan mempunyai keinginan untuk mem-perbaiki kelemahan dan kekurangan dalam proses pembelajaranyang dilakukannya. Sedangkan manfaat yang diperoleh daripelaksanaan PTK di samping laporannya dapat diakui sebagaikarya tulis ilmiah, juga dapat memperbaiki/meningkatkankualitas pembelajaran secara langsung yang akan bermuarapada peningkatan kualitas hasil belajar siswa.

B. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELASPada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikem-

bangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadapproblema sosial (terma- suk pendidikan). Penelitian tindakandiawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis(Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kajian ini dija dikan dasaruntuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya

39PENELITIAN TINDAKAN KELAS

untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalahpelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi.Hasil observasi dan eva luasi digunakan sebagai masukkanmelakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaantindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untukmenentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya.

Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalahsuatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh parapartisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan)untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengandemikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensifmengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu per-baikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuanpenelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memper-baiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalamarti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktikyang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaanatau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.

Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktikpembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi PenelitianTindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR).PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalamkelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengantujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pem-belajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaranyang terjadi di dalam kelas. Suharsimi (2002) menjelaskanPTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian”

40 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

+ “Tindakan” + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalahsebagai berikut.

Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek denganmenggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperolehdata atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkansuatu masalah.

Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukandengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalamPTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.

Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangankelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukankaryawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempatlain di bawah arahan guru.

Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapatdalam sebuah kelas yang dapat dijadikan sasasaran PTKadalah sebagai berikut.

1. Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedangmengikuti proses pembelajaran. Contoh permasalahantentang siswa yang dapat menjadi sasaran PTK antaralain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajarsiswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkanmasalah dan lain-lain.

2. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedangmengajar atau membimbing siswa. Contoh permasalahantentang guru yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain

41PENELITIAN TINDAKAN KELAS

penggunaan metode atau strategi pembelajaran, penggunaanpendekatan pembelajaran, dan sebagainya.

3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang meng-ajar atau menyajikan materi pelajaran yang ditugaskanpada siswa. Contoh permasalahan tentang materi yangdapat menjadi sasaran PTK misalnya urutan dalam penyajianmateri, pengorganisasian materi, integrasi materi, danlain sebagainya.

4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketikaguru sedang mengajar dangan menggunakan peralatanatau sarana pendidikan tertentu. Contoh permasalahantentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapatmenjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium,penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumberbelajar.

5. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif,afektif, psikomotorik), merupakan produk yang harusditingkatkan melalui PTK. Hasil pembelajaran akan terkaitdengan tindakan yang dilakukan serta unsur lain dalamproses pembelajaran seperti metode, media, guru, atauperilaku belajar siswa itu sendiri.

6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupunyang lingkungan siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk per-lakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubahkondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melaluipenataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dantindakan lainnya.

7. Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa

42 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

dengan bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentangpengelolaan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lainpengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, peng-aturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, danlain sebagainya.

Karena makna “kelas” dalam PTK adalah sekelompokpeserta didik yang sedang belajar serta guru yang sedang mem-fasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukupluas. Permasalahan tersebut di antaranya adalah sebagaiberikut.

1. Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahanpembelajaran di kelas, kesalahan-kesalahan dalam pem-belajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya.

2. Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka pening-katan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi programdan hasil pembelajaran.

3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknikmodifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengem-bangan potensi diri.

4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalahpengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasidan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnyapenggantian metode mengajar tradisional dengan metodemengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaanstretegi pengajaran yang didasarkan pada pendekatantertentu).

5. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai,

43PENELITIAN TINDAKAN KELAS

misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam dirisiswa.

6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaanmedia perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas.

7. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran,seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran,pengembangan instrumen penilaian berbasis kompetensi,atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu

8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutanpenyajian meteri pokok, interaksi antara guru dengansiswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atauinteraksi antara siswa dengan lingkungan belajar.

Berdasarkan cakupan permasalannya, seorang guru akandapat menemukan penyelesaian masalah yang terjadi dikelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkanberbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan.Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan pelak-sanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidakperlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK meru-pakan suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitumengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh gurudi lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan gurumemiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TINDAKANKELASTujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan

44 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

nyata yang terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawabanilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakanyang akan dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkankegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuankhusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalannyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas prosespembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antaralain:

(1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasilpendidikan dan pembelajaran di sekolah.

(2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalammengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalamdan luar kelas.

(3) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenagakependidikan.

(4) Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungansekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukanperbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalahpeningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaranyang meliputi hal-hal sebagai berikut.

(1) Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.

(2) Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajarandi kelas.

(3) Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media,alat bantu belajar, dan sumber belajar lainya.

(4) Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat

45PENELITIAN TINDAKAN KELAS

evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses danhasil belajar siswa.

(5) Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikananak di sekolah.

(6) Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapankurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapatdicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antaralain sebagai berikut.

(1) Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikanbahan panduan bagi para pendidik (guru) untuk mening-katkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTKyang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikelilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antaralain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnalilmiah.

(2) Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atautradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalanganpendidik. Hal ini ikut mendukung professionalisme dankarir pendidik.

(3) Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergiantarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolahuntuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pem-belajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.

(4) Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya men-jabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuaidengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas.

46 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagikebutuhan peserta didik.

(5) Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan,ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalammengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu,hasil belajar siswa pun dapat meningkat.

(6) Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkansiswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yangdigunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dandipilih secara sungguh-sungguh.

D. KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELASPTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan

dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalahadanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian darikegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah.Tindakan tersebut dilakukan pada situasi alami serta ditujukanuntuk memecahkan masalah praktis. Tindakan yang diambilmerupakan kegiatan yang sengaja dilakukan atas dasar tujuantertentu. Tindakan dalam PTK dilakukan dalam suatu sikluskegiatan.

Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikanPTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya, antaralain sebagai berikut.

(1) PTK merupakan kegiatan yang tidak saja berupaya meme-cahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahatas pemecahan masalah tersebut.

47PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(2) PTK merupakan bagian penting upaya pengembanganprofesi guru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematisserta membelajarkan guru untuk menulis dan membuatcatatan.

(3) Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK bukandihasilkan dari kajian teoretik atau dan penelitian terdahulu,tetapi berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual(yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas. PTKberfokus pada pemecahan masalah praktis bukan masalahteoretis.

(4) PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata,jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalamkelas.

(5) Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (gurudan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman,kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusanyang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan(action).

(6) PTK dilakukan hanya apabila; (a) Ada keputusan kelompokdan komitmen untuk pengembangan; (b) Bertujuanuntuk meningkatkan profesionalisme guru; (c) Alasanpokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan;dan (d) Bertujuan memperoleh pengetahuan dan atausebagai upaya pemecahan masalah.

Kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru) dan penelitimerupakan salah satu ciri khas PTK. Melalui kolaborasi inimereka bersama menggali dengan mengkaji permasalahannyata yang dihadapi oleh guru dan atau siswa. Sebagai penelitian

48 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranandan tugas guru dengan peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedu-dukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masingmempunyai peran serta tanggung jawab yang saling mem-butuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menen-tukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosismasalah, merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian(tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi),menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporanhasil.

Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Gurumelakukan PTK tanpa kerjasama dengan peneliti. Dalamhal ini guru berperan sebagai peneliti sekaigus sebagai praktisipembelajaran. Guru profesional seharusnya mampu mengajarsekaligus meneliti. Dalam keadaan seperti ini, maka guru mela-kukan pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukantindakan (Suharsimi, 2002). Untuk itu guru harus mampumelakukan pengamatan diri secara obyektif agar kelemahanyang terjadi dapat terlihat dengan wajar. Melalui PTK, gurusebagai peneliti dapat:

(1) mengkaji/ meneliti sendiri praktik pembelajarannya;

(2) melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya;

(3) mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangatdipahami; dan

(4) melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalisme-nya.

Dalam praktiknya, boleh saja guru melakukan PTK tanpakolaborasi dengan peneliti. Akan tetapi, perlu diperhatikan

49PENELITIAN TINDAKAN KELAS

bahwa PTK yang dilakukan oleh guru tanpa kolaborasi denganpeneliti mempunyai kelemahan karena para praktisi umumnya(dalam hal ini adalah guru) kurang akrab dengan teknik-teknikdasar penelitian. Di samping itu, guru pada umumnya tidakmemiliki waktu untuk melakukan penelitian sehubungan denganpadatnya kegiatan pengajaran yang dilakukan. Akibatnya, hasilPTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologiilmiah. Dalam konteks kegiatan pengawasan sekolah, seorangpengawas sekolah dapat berperan sebagai kolaborator bagiguru dalam melaksanakan PTK.

E. PRINSIP PENELITIAN TINDAKAN KELASTerdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh

guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut.

Pertama, tindakan dan pengamatan dalam proses penelitianyang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambatkegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengor-bankan kegiatan pembelajaran. Pekerjaan utama guru adalahmengajar, apapun jenis PTK diterapkan, seyogyanya tidakmengganggu tugas guru sebagai pengajar. Terdapat 3 hal pentingberkenaan dengan prinsip pertama tersebut yaitu (1) Dalammencobakan sesuatu tindakan pembelajaran, ada kemungkinanhasilnya kurang memuaskan, bahkan mungkin kurang dariyang diperoleh dari biasanya. Karena bagaimanapun tindakantersebut masih dalam taraf uji coba. Untuk itu, guru harus penuhpertimbangan ketika memilih tindakan guna memberikan yangterbaik kepada siswa; (2) Siklus tindakan dilakukan denganmempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara kese-

50 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

luruhan serta ketercapaian tujuan pembelajaran secara utuh,bukan terbatas dari segi tersampaikannya materi pada siswadalam kurun waktu yang telah ditentukan; (3) Penetapanjumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaanyang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacukepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalampengumpulan data penelitian kualitatif.

Kedua, masalah penelitian yang dikaji merupakan masalahyang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawabprofesional guru. Guru harus memiliki komitmen untuk melak-sanakan kegiatan yang akan menuntut kerla ekstra dibandingkandengan pelaksanaan tugas secara rutin. Pendorong utamaPTK adalah komitmen profesional guru untuk memberikanlayanan yang terbaik kepada siswa.

Ketiga, metode pengumpulan data yang digunakan tidakmenuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang mengganguproses pembelajaran. Sejauh mungkin harus digunakan prosedurpengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru,sementara guru tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugassecara penuh. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknik-teknik perekaman data yang cukup sederhana, namun dapatmenghasilkan informasi yang cukup bermakna.

Keempat, metodologi yang digunakan harus terencanasecara cermat, sehingga tindakan dapat dirumuskan dalamsuatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di lapangan. Gurudapat mengembangkan strategi yang dapat diterapkan padasituasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakanuntuk “menjawab” hipotesis yang dikemukakan.

51PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, menarik, mampu ditangani, dan berada dalamjangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri.

Keenam; peneliti harus tetap memperhatikan etika dantata krama penelitian serta rambu–rambu pelaksanaan yangberlaku umum. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus bersikapkonsisten dan peduli terhadap etika yang berkaitan denganpekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkanpara siswa, PTK juga hadir dalam suatu konteks organisasisehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan tatakrama kehidupan berorganisasi. Artinya, prakarsa PTK harusdiketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan pada rekan-rekan di lembaga terkait, dilakukan sesuai tata krama penyusunankarya tulis akademik, di samping tetap mengedepankankemaslahatan bagi siswa.

Ketujuh; kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatanyang berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatandan pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang waktu.

Kedelapan, meskipun kelas atau mata pelajaran merupakantanggung jawab guru, namun tinjauan terhadap PTK tidakterbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentumelainkan dalam perspektif misi sekolah. Hal ini terasa pentingapabila dalam suatu PTK terlibat lebih dari seorang peneliti,misalnya melalui kolaborasi antar guru dalam satu sekolahatau dengan dosen, widyaiswara, dan pengawas sekolah.

52 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

F. PERBEDAAN ANTARA NON-PTK DENGAN PTKMenurut Salakim 2007: http: //www. msaifunsalakim.

blogspot.com) perbedaan antara non-PTK dengan PTK adalah:(1) adanya kritik refleksi, yang merupakan sebuah langkahyang berusaha mengoptimalkan upaya refleksi terhadap hasilpengamatan mengenai latar (tempat, waktu, dan suasana)dan kegiatan dalam suatu perbuatan. Dalam upaya refleksiini juga adanya upaya kritikan sehingga memungkinkan adanyaevaluasi terhadap perubahan-perubahan yang mendasar atausignifikan, (2) adanya kritik dialektis, yang mengharapkan gurubersedia melakukan kritikan terhadap fenomena atau gejala-gejala yang ditelitinya yang selanjutnya guru tersebut melakukanpemeriksaan terhadap konteks hubungannya secara menyeluruhyang merupakan satu unit dan merupakan suatu struktur kontrak-diksi internal, (3) adanya kolaboratif, yang menghadirkansuatu kerjasama yang baik dengan pihak-pihak lain sepertiKepala Sekolah, sesama guru dan sebagainya. Kesemuanya itudiharapkan dapat dijadikan sumber data. Karena PTK merupakanbagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya.Guru tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibatlangsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerjasamaatau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisiitulah yang menyebabkan suatu proses penelitian itu dapatberlangsung dengan baik, (4) adanya risiko, yaitu saat melakukanPTK seorang guru dituntut berani mengambil risiko, terutamapada waktu proses penelitian berlangsung. Risiko yang mungkinakan dialaminya adalah melesetnya perkiraan dan hipotesisawal dan adanya tuntutan untuk melakukan transformasi(perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik), (5) adanya

53PENELITIAN TINDAKAN KELAS

susunan jamak, maksudnya PTK memiliki struktur jamakatau banyak, karena penelitian ini bersifat dialektis, reflektif,partisipatif, atau kolaboratif. Susunan jamak ini berkaitandengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus men-cakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif,dan (6) adanya internalisasi teori dan praktik, yang lebih mene-kankan keberadaan teori yang hanya diperuntukkan untukpraktik, begitu pula sebaliknya sehingga keduanya dapat digunakandan dikembangkan bersama. Menurut Ridwan (2005) perbedaanantara Non-PTK dengan PTK adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Perbedaan Penelitian Non PTK dan PTK

Non PTK PTK

1. Dilakukan oleh pihak luar 1. Dilakukan oleh guru

2. Ketat terhadap syarat-syarat formal, seperti: ukuran sampel, populasi harus representatif

2. Fleksibel terhadap ukuran subjek penelitian

3. Instrumen dikembangkan hingga valid dan reliabel

3. Tidak dituntut pengem-bangan instrumen.

4. Menggunakan analisis statistik yang lebih rumit.

4. Tak menggunakan analisis statistik yang rumit.

5. Mensyaratkan hipotesis penelitian.

5. Tak menggunakan hipotesis penelitian, kecuali hipotesis tindakan.

6. Tidak langsung memperbaiki praktek /proses pembelajaran

6. Dapat memperbaiki praktek/ proses pembelajaran secara langsung

7. Diarahkan pada generalisasi 7. Tidak diarahkan ke generalisasi.

54 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

G. SYARAT-SYARAT AGAR PTK BERHASILKeberhasilan PTK sangat ditentukan oleh banyak faktor

yag saling kait mengait. Syarat-syarat agar PTK berhasil,adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Syarat-Syarat PTK Berhasil

No Syarat-Syarat Agar PTK Berhasil

1. Peneliti, kolaborator, dan siswa harus punya tekaddan komitmen untuk meningkatkan kualitas pem-belajaran dan komitmen itu terwujud dalam keter-libatan mereka dalam seluruh kegiatan PTK secaraproporsional. Andil itu mungkin terwujud jika adamaksud yang jelas dalam melakukan intervensitersebut.

2. peneliti dan kolaborator menjadi pusat dari penelitiansehingga dituntut untuk bertanggungjawab ataspeningkatan yang akan dicapai.

3. tindakan yang dilakukan hendaknya didasarkanpada pengetahun, baik pengetahuan konseptualdari tinjauan pustaka teoretis, maupun pengetahuanteknis prosedural, yang diperoleh lewat refleksikritis dan dipadukan dengan pengalaman oranglain dari tinjauan pustaka hasil penelitian tindakan),berdasarkan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.Refleksi kritis dapat dilakukan dengan baik jikadidukung oleh keterbukaan dan kejujuran terhadap

55PENELITIAN TINDAKAN KELAS

diri sendiri, khususnya kejujuran mengakui kelemahanatau kekurangan diri,

4. tindakan tersebut dilakukan atas dasar komitmenkuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubahke arah perbaikan,

5. PTK melibatkan pengajuan pertanyaan agar dapatmelakukan perubahan melalui tindakan yang disadaridalam konteks yang ada dengan seluruh kerumitannya,

6. Peneliti mesti mamantau secara sistematik agarmengetahui dengan mudah arah dan jenis perbaikan,yang semuanya berkenaan dengan pemahamanyang lebih baik terhadap praktik dan pemahamantentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi,

7. Peneliti perlu membuat deskripsi otentik objektif (bukanpenjelasan) tentang tindakan yang dilaksanakandalam riwayat faktual, perekaman video and audio,riwayat subjektif yang diambil dari buku harian danrefleksi dan observasi pribadi, dan riwayat fiksional,

8. Peneliti perlu memberi penjelasan tentang tindakanberdasarkan deskripsi autentik tersebut di atas,yang mencakup (a) identifikasi makna-maknayang mungkin diperoleh (dibantu) wawasan teoretikyang relevan, pengaitan dengan penelitian lain(misalnya lewat tinjauan pustaka di mana kesetujuandan ketidaksetujuan dengan pakar lain perlu dijelaskan),dan konstruksi model (dalam konteks praktikterkait) bersama penjelasannya; (b) mempermasalah-

56 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

kan deskripsi terkait, yaitu secara kritis memper-tanyakan motif tindakan dan evaluasi terhadaphasilnya; dan (c) teorisasi, yang dilahirkan denganmemberikan penjelasan tentang apa yang dilakukandengan cara tertentu

9. Peneliti perlu menyajikan laporan hasil PTK dalamberbagai bentuk termasuk: (a) tulisan tentang hasilrefleksi-diri, dalam bentuk catatan harian dan dialog,yaitu percakapan dengan dirinya sendiri; (b) per-cakapan tertulis, yang dialogis, dengan gambaranjelas tentang proses percakapan tersebut; (c) narasidan cerita; dan (d) bentuk visual seperti diagram,gambar, dan grafik.

10. Peneliti perlu memvalidasi pernyataan penelititentang keberhasilan tindakan peneliti lewat pemerik-saan kritis dengan mencocokkan pernyataan denganbukti (data mentah), baik dilakukan sendiri maupunbersama teman (validasi-diri), meminta teman sejawatuntuk memeriksanya dengan masukan dipakai untukmemperbaikinya (validasi sejawat), dan terakhirmenyajikan hasil seminar dalam suatu seminar(validasi publik). Perlu dipastikan bahwa temuanvalidasi selaras satu sama lain karena semuanyaberdasarkan pemeriksaan terhadap penyataandan data mentah. Jika ada perbedaan, pasti adasesuatu yang masih harus dicermati kembali.

Sumber: McNiff, Lomax dan Whitehead dalam Abdoeh (2007)

57PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Menurut Hodgkinson yang dikutip Madya (2007) agarPTK berhasil, persyaratan berikut harus dipenuhi (1) kesediaanuntuk mengakui kekurangan diri; (2) kesempatan yang memadaiuntuk menemukan sesuatu yang baru; (3) dorongan untukmengemukakan gagasan baru; (4) waktu yang tersedia untukmelakukan percobaan;(5) kepercayaan timbal balik antarorang-orang yang terlibat; dan (6) pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta penelitian.

58 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BBBBBAB IVAB IVAB IVAB IVAB IV

PROSEDUR PELAKSANAANPENELITIAN TINDAKAN KELAS

PTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebabdari berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapiseperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-

pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalahmemberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentuuntuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Atasdasar itu, terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTKyakni sebagai berikut.

(1) PTK adalah penelitian yang mengikutsertakan secara aktifperan guru dan siswa dalam berbagai tindakan.

(2) Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, evaluasi) dilakukanberdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsepteori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikantindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.

(3) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran

58

59PENELITIAN TINDAKAN KELAS

dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis(dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran).

Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedurpelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan,perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengankegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi.Apabila diperlukan, pata tahap selanjutnya disusun rencanatinda lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuksuatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada sikluspertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut.

(1) Penetapan fokus permasalahan

(2) Perencanaan tindakan

(3) Pelaksanaan tindakan

(4) Pengumpulan data (pengamatan/observasi)

(5) Refleksi (analisis, dan interpretasi)

(6) Perencanaan tindak lanjut.

Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklusdapat dilihat pada gambar berikut.

60 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Gambar 5: Siklus Kegiatan PTK

Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulaidengan siklus pertama yang terdiri atas empat kegiatan. Apabilasudah diketahui keberhasilan atau hambatan dalam tindakanyang dilaksanakan pada siklus pertama, peneliti kemudianmengidentifikasi permasalahan baru untuk menentukan rancangansiklus berikutnya. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupakegiatan yang sama dengan sebelumnya bila ditujukan untukmengulangi keberhasilan, untuk meyakinkan, atau untuk menguat-kan hasil. Tetapi pada umumnya kegiatan yang dilakukan dalam

PermasalahanPerencanaanTindakan - I

PelaksanaanTindakan - I

Pengamatan/Pengumpulan

Data - I

SIKLUS - I

Permasalahanbaru, hasil

Refleksi

Refleksi - I

PerencanaanTindakan - II

PelaksanaanTindakan - II

Pengamatan/Pengumpulan

Data - II

SIKLUS - IIRefleksi - I

Permasalahanbaru, hasil

Refleksi

SIKLUS - II

Bila PermasalahanBelum

Terselesaikan

Refleksi - II

Dilanjutkan keSiklus Berikutnya

61PENELITIAN TINDAKAN KELAS

siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan daritindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi ber-bagai hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.

Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, penelitidapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan sepertiyang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah selesai dengansiklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkanpada siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus ter-dahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan.Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri,namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:

A. PENETAPAN FOKUS PERMASALAHANSebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu

ditumbuhkan sikap dan keberanian untuk mempertanyakan,misalnya tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran yangdicapai selama ini. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkankeinginan peneliti memperbaiki kualitas pembelajaran. Tahapanini disebut dengan tahapan merasakan adanya masalah. Jikadirasakan ada hal-hal yang perlu diperbaiki dapat diajukanpertanyaan seperti di bawah ini.

1. Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pelajarancukup memadai?

2. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif?

3. Apakah sarana pembelajaran cukup memadai?

4. Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas?

62 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

5. Bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan strategiinovatif tertentu?

Secara umum karaktersitik suatu masalah yang layak diangkatuntuk PTK adalah sebagai berikut.

1. Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teoridan fakta empirik yang dirasakan dalam proses pembelajaran.Apabila hal ini terjadi, guru merasa prihatin atas terjadinyakesenjangan, timbul kepedulian dan niat untuk mengurangitersebut dan berkolaborasi dengan dosen/widyaiswara/pengawas untuk melaksanakan PTK.

2. Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diiden-tifikasi faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebutmenjadi dasar atau landasan untuk menentukan alternatifsolusi.

3. Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusibagi masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapatdilakukan guru/peneliti.

Dianjurkan agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagaimasalah PTK adalah yang memiliki nilai yang bukan sesaat,tetapi memiliki nilai strategis bagi keberhasilan pembelajaranlebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model tindakanefektif yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalahserumpun. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengujikelayakan masalah yang dipilih antara lain seperti di bawahini.

1. Apakah masalah yang dirasakan secara jelas teridentifikasidan terformulasikan dengan benar?

63PENELITIAN TINDAKAN KELAS

2. Apakah ada masalah lain yang terkait dengan masalahyang akan dipecahkan?

3. Apakah ada bukti empirik yang memperlihatkan nilai gunauntuk perbaikan praktik pembelajaran jika masalah tersebutdipecahkan?

Pada tahap selanjutnya dilakukan identifikasi masalahyang sangat menarik perhatian. Aspek penting pada tahap iniadalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai per-masalahan aktual yang dialami dalam pembelajaran. Tahapini disebut identifikasi permasalahan. Cara melakukan identifikasimasalah antara lain sebagai berikut.

(1) Menuliskan semua hal (permasalahan) yang perlu diper-hatikan karena akan mempunyai dampak yang tidak diharap-kan terutama yang berkaitan dengan pembelajaran.

(2) Memilah dan mengklasisfikasikan permasalahan menurutjenis/ bidangnya, jumlah siswa yang mengalaminya, sertatingkat frekuensi timbulnya masalah tersebut.

(3) Mengurutkan dari yang ringan, jarang terjadi, banyaknyasiswa yang mengalami untuk setiap permasalahan yangteridentifikasi.

(4) Dari setiap urutan diambil beberapa masalah yang dianggappaling penting untuk dipecahkan sehingga layak diangkatmenjadi masalah PTK. Kemudian dikaji kelayakannya danmanfaatnya untuk kepentingan praktis, metodologismaupun teoretis.

Setelah memperoleh sederet permasalahan melalui identifikasi,dilanjutkan dengan analisis untuk menentukan kepentingan.

64 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Analisis terhadap masalah juga dimaksud untuk mengetahuiproses tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang dibutuhkan.Adapun yang dimaksud dengan analisis masalah di sini ialahkajian terhadap permasalahan dilihat dari segi kelayakannya.Sebagai acuan dapat diajukan antara lain pertanyaan sebagaiberikut.

(1) Bagaimana konteks, situasi atau iklim di mana masalahterjadi?

(2) Apa kondisi-kondisi prasyarat untuk terjadinya masalah?

(3) Bagaimana keterlibatan masing-masing komponen dalamterjadinya masalah?

(4) Bagaimana kemungkinan alternatif pemecahan yangdapat diajukan?

(5) Bagaimana ketepatan waktu, dan lama atau durasi yangdiperlukan untuk pemecahan masalah?

Analisis masalah dipergunakan untuk merancang tindakanbaik dalam bentuk spesifikasi tindakan, keterlibatan peneliti,waktu dalam satu siklus, indikator keberhasilan, peningkatansebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang terkait lainya denganpemecahan yang diajukan.

Pada tahap selanjutnya, masalah-masalah yang telah diiden-tifikasi dan ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesifik, danoperasional. Perumusan masalah yang jelas memungkinkanpeluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Contoh rumusanmasalah yang mengandung tindakan alternatif yang ditempuhantara lain sebagai berikut.

(1) Apakah strategi pembelajaran menulis yang berorientasi

65PENELITIAN TINDAKAN KELAS

pada proses dapat meningkatkan kemampuan siswa dalammenulis?

(2) Apakah pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkanpartisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran?

(3) Apakah penyampaian materi dengan menggunakan LKSdapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatanpembelajaran?

(4) Apakah penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapatmeningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran?

Dalam memformulasikan masalah, peneliti perlu memper-hatikan beberapa ketentuan yang biasa berlaku meliputi hal-hal di bawah ini.

(1) Aspek substansi menyangkut isi yang terkandung, perludilihat dari bobot atau nilai kegunaan manfaat pemecahanmasalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untukmemecahkan masalah serupa yang dihadapi guru, kegunaanmetodologi dan kegunaan teori dalam memperkaya keilmuanpendidikan/pembelajaran.

(2) Aspek orisinalitas (tindakan), yang menunjukan bahwapemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatuhal baru yang yang belum pernah dilakukan guru sebelumnya.

(3) Aspek formulasi, dalam hal ini masalah dirumuskan dalambentuk kalimat pertanyaan. Rumusan masalah harusdinyatakan secara lugas dalam arti eksplisit dan spesifiktentang apa yang akan dipermasalahkan serta tindakanyang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

(4) Aspek teknis, menyangkut kemampuan dan kelayakan

66 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

peneliti untuk melakukan penelitian terhadap masalahyang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan sepertikemampuan teoretik dan metodologik pembelajaran,penguasaan materi ajar, teori, strategi dan metodologipembelajaran, kemampuan fasilitas untuk melakukanPTK (dana, waktu, dan tenaga). Oleh karena itu, disarankanbagi peneliti untuk berangkat dari permasalahan sederhanatetapi bermakna, memiliki nilai praktis bagi guru dansemua yang berkolaborasi dapat memperoleh pengalamanbelajar dalam rangka pengembangan keprofesionalannya.

B. PERENCANAAN TINDAKANSetelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu

dirumuskan alternatif tindakan yang akan diambil. Alternatiftindakan yang dapat diambil dapat dirumuskan ke dalambentuk hipotesis tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahanyang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Perencanaantindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevandan pengalaman yang diperoleh di masa lalu dalam kegiatanpembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk umum rumusanhipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis dalam penelitianformal.

Hipotesis tindakan umumnya dirumuskan dalam bentukkeyakinan tindakan yang diambil akan dapat memperbaikisistem, proses, atau hasil. Hipotesis tindakan sesuai denganpermasalahan yang akan dipecahkan dapat dicontohkanseperti di bawah ini.

67PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(1) Strategi pembelajaran menulis yang berorientasi padaproses dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.

(2) Pembelajaran berorientasi proses dapat meningkatkanpartisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

(3) Penyampaian materi dengan menggunakan LKS dapatmeningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

(4) Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri dapat mening-katkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri ataskegiatan- kegiatan sebagai berikut.

(1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukanjawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnyadimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakanpemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yangpaling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukanguru.

(2) Mentukan cara yang tepat untuk menguji hipotesis tindakandengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan sertainstrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk meng-analisis indikator keberhasilan itu.

(3) Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilak-sanakan mencakup; (a) Bagian isi mata pelajaran danbahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan skenariopembelajaran sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta(c) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusuninstrumen pengumpul data.

68 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

C. PELAKSANAAN TINDAKANPada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pem-

belajaran diterapkan. Skenario tindakan harus dilaksanakansecara benar tampak berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukanguru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktuantara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untukdapat menyesaikan sajian beberapa pokok bahasan dan matapelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspekrencana (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satuPTK.

1. Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalampembelajaran X untuk pokok bahasan : A, B, C, dan D.

2. Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlahpokok bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll oleh dan darianggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompokdengan cara random, dengan cara yang menyenangkan.

3. Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusianggota kelompok bekerja/ belajar memahami materi,menuliskan hasil diskusi dalam OHP untuk persiapan presentasi.

4. Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompokmenyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagaimoderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasilpembelajaran.

5. Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok,lembar OHP hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalamdiskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum(pretes) dan setelah (postes) tindakan dilaksanakan.

69PENELITIAN TINDAKAN KELAS

D. PENGAMATAN/OBSERVASI DAN PENGUMPULANDATATahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan

pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan padawaktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalamwaktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti (atau guru apabilaia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan danmencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selamapelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data inidilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaianyang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermatpelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknyaterhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkandapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi,nilai tugas, dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang meng-gambarkan keaktifan siswa, atusias siswa, mutu diskusi yangdilakukan, dan lain-lain.

Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis;(b) rubrik; (c) lembar observasi; dan (d) catatan lapanganyang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yangtidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitassiswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka,atau pentunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagaibahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.

Sebagai contoh pada satu usulan PTK akan dikumpulkandata seperti: (a) skor tes essai; (b) skor kualitas (kualitatif)pelaksanaan diskusi dan jumlah pertanyaan dan jawaban yangterjadi selama proses pembelajaran; serta (c) hasil observasidan catatan lapangan yang berkaitan dengan kegiatan siswa.

70 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Berdasarkan data-data yang akan dikumpulkan sepertidi atas, maka akan dipakai instrumen; (a) soal tes yang ber-bentuk essai; (b) pedoman dan kriteria penilaian/skoringbaik dari tes essai maupun untuk pertanyaan dari jawabanlisan selama diskusi; (c) lembar observasi guna memperolehdata aktivitas diskusi yang diskor dengan rubrik; dan (d)catatan lapangan.

Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahuikeabsahannya. Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuanini, misalnya teknik triangulasi dengan cara membandingkandata yang diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentuyang telah baku, dan lain sebagainya. Data yang telah terkumpulmemerlukan analisis lebih lanjut untuk mempermudah peng-gunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk ituberbagai teknik analisis statistika dapat digunakan.

E. REFLEKSITahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah ter-kumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurna-kan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakupanalisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatanatas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan prosesrefleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melaluisiklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang,tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahanyang dihadapi dapat teratasi.

71PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BBBBBAB VAB VAB VAB VAB V

PROPOSAL PENELITIANTINDAKAN KELAS

A. PENGERTIAN

Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakanlangkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelummemulai kegiatan PTK. Proposal PTK dapat membantu

memberi arah pada peneliti agar mampu menekan kesalahanyang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Pro-posal PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapatdijadikan pedoman yang mudah diikuti. Proposal PTK adalahgambaran terperinci tentang proses yang akan dilakukanpeneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaantugas (pembelajaran).

Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitianadalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangankegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal PTK penelitianberkaitan dengan pernyataan atas nilai penting dari suatu

71

72 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

penelitian. Membuat proposal PTK bisa jadi merupakan langkahyang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapanproses penelitian. Sebagai panduan, berikut dijelaskan sistematikausulan PTK.

B. SISTEMATIKA PROPOSALSistematika proposal PTK pertama merupakan judul

penelitian dimana judul penelitian ini dinyatakan secarasingkat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan masalahyang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah sertanilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat agar menampilkanwujud PTK bukan penelitian pada umumnya. Umumnya dibawah judul utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulisuntuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang subyek,tempat, dan waktu penelitian. Berikut contoh judul PTK dalampendidikan dasar.

(1) Meningkatkan hasil belajar melalui pembelajanan kooperatifpada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (dapat dituliskantopik bahasan dan juga mata pelajarannya) di SD NegeriXXX

(2) Penerapan pembelajaran model Problem Based Learninguntuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalahpada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIIdi SMP XXX.

(3) Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri pada MataPelajaran Matematika untuk Meningkatkan PemahamanKonsep tentang Himpunan.

73PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Selanjutnya merupakan latar belakang masalah,seperti diketahui bahwa Tujuan utama PTK adalah untuk meme-cahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraianlatar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal berikut.

(1) Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pem-belajaran yang terjadi di sekolah. Umumnya didapat daripengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenagakependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula prosesatau kondisi yang terjadi.

(2) Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalahpenting dan mendesak untuk dipecahkan, serta dapatdilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya,dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar pene-litian tersebut.

(3) Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang didugamenjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Secara cermatdan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimanadapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah,Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusanmasalah, cara pemecahan masalah, tujuan serta manfaat ataukontribusi hasil penelitian.

(1) Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian.Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi,dan lingkup yang menjadi batasan PTK. Rumusan masalahsebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukanalternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif

74 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

yang diantisipasi dengan cara mengajukan indikatorkeberhasilan tindakan, cara pengukuran serta cara meng-evaluasinya.

(2) Pemecahan Masalah; merupakan uraian altematif tindakanyang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pen-dekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawabmasalah yang diteliti disesuaikan dengan kaidah PTK. Carapemecahan masalah ditentukan atas dasar akar penyebabpermasalahan dalam bentuk tindakan yang jelas danterarah. Alternatif pemecahan hendaknya mempunyailandasan konseptual yang mantap yang bertolak darihasil analisis masalah. Di samping itu, harus terbayangkanmanfaat hasil pemecahan masalah dalam pembenahandan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran.Juga dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbedadari kemanfaatan penelitian formal.

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tujuan PTK dirumuskansecara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran akhirtindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten denganhakikat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagiansebelumnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidangIPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam matapelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran yangdianggap sesuai, pemanfaatan lingkungan sebagai sumberbelajar mengajar dan lain sebagainya. Pengujian dan/atau pengem-bangan strategi pembelajaran bukan merupakan rumusantujuan PTK. Ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasisecara obyektif.

75PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Di samping tujuan PTK di atas, juga perlu diuraikan kemung-kinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perludipaparkan secara spesifik keuntungan-keuntungan yang dapatdiperoleh, khususnya bagi siswa, di samping bagi guru pelaksanaPTK, bagi rekan-rekan guru lainnya serta bagi dosen LPTK sebagaipendidik guru. Pengembangan ilmu, bukanlah prioritas dalammenetapkan tujuan PTK

Kerangka Teoretik dan Perumusan Hipotesistindakan, Pada bagian ini diuraikan landasan konseptualdalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam menentukanalternatif pemecahan masalah. Untuk keperluan itu, dalambagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti PTK sendirinyang relevan maupun pelaku-pelaku PTK lain di sampingterhadap teori-teori yang lazim hasil kajian kepustakaan. Padabagian ini diuraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkangagasan mendasar usulan rancangan penelitian tindakan.Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yangmendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahanpenelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusunkerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalampenelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesistindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakanyang diharapkan/ diantisipasi. Sebagai contoh, akan dilakukanPTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagaijenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemu-kakan:

(1) Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, siapa sajatokoh-tokoh dibelakangnya, bagaimana sejarahnya, apayang spesifik dari teori tersebut, persyaratannya, dll.

76 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(2) Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapanteori tersebut pada pembelajaran, strategi pembelajarannya,skenario pelaksanaannya, dll.

(3) Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan modeltersebut dengan perubahan yang diharapkan, atau terhadapmasalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapatdijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai.

(4) Bagaimana perkiraan hasil (hipotesis tindakan) dengandilakukannya penerapan model di atas pada pembelajaranterhadap hal yang akan dipecahkan.

Prosedur Penelitian, Pada bagian ini diuraikan secarajelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakanobyek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitiansecara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dan perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifatdaur ulang atau siklus. Sistematika dalam ini meliputi:

a. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian.Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan,di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas ter-sebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakangsosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan,tingkat kemampuan dan lain sebagainya.

b. Variabel yang diselidiki. Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan fokus utama untuk men-jawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebutdapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa,guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi,lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses

77PENELITIAN TINDAKAN KELAS

pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, kete-rampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajarsiswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas,dan sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingin-tahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan penge-tahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadappengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakanperbaikan dan sebagainya.

c. Rencana Tindakan. Pada bagian ini digambarkan rencanatindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti:

1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungandengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan,pelaksanaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah,pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lainyang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikanyang ditetapkan. Disamping itu juga diuraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangkaperbaikan masalah

2) Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yangakan dilakukan. Skenario kerja tindakan perbaikan danprosedur tindakan yang akan diterapkan.

3) Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedurperekaman dan penafsiran data mengenai proses danproduk dari implementasi tindakan perbaikan yangdirancang.

4) Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang proseduranalisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan

78 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yangakan digelar, personel yang akan dilibatkan sertakriteria dan rencana bagi tindakan berikutnya.

d. Data dan cara pengumpulannya. Pada bagian ini ditunjukandengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yangberkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakanperbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagaidasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilantindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Formatdata dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasikeduanya.

e. Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilantindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehinggamemudahkan verifikasinya untuk tindakan perbaikanmelalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsepsiswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilanyang diduga sebagai dampak dari implementasi tindakanperbaikan yang dimaksud.

f. Tim peneliti dan tugasnya, pada bagian ini hendaknyadicantumakan nama-nama anggota tim peneliti dan uraiantugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja yangdialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.

g. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yangmenggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir.

h. Rencana anggaran, meliputi kebutuhan dukungan financialuntuk tahap persiapan pelaksanan penelitian, dan pelaporan.

Daftar pustaka, berisikan literatur yang digunakandalam kegiatan penelitian yang disusun secara alfabet berikut

79PENELITIAN TINDAKAN KELAS

sumber-sumber yang digunakan selain buku literatur sepertibahan dari internet dan lain sebagainya. Lampiran, berisikanhal-hal lain-lain yang dianggap perlu seperti rancangan materidan pembelajaran yang akan dilaksanakan, serta alat pengumpulandata.

80 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BBBBBAB VIAB VIAB VIAB VIAB VI

DRAFT DAN FORMAT LAPORANPTK

A. DRAFT LAPORAN

Untuk dapat pengakuan dan penghargaan terhadapapa yang telah dilakukan, bahkan agar diakuisebagai bentuk karya tulis ilmiah yang kelak diakui

sebagai sub unsur pengembangan profesi sebagai salah satusyarat bagi kenaikan pangkat, maka buatlah laporannyadan seminarkan dalam rangka penyebarluasan serta untukmendapat nilai kumulatif yang lebih tinggi.

B. FORMAT LAPORAN PTKFormat laporan PTK yang telah diakui sebagai bentuk

karya tulis di lingkungan Depdiknas adalah sebagai berikut:

80

81PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Bagian Pembuka

- Halaman judul- Abstrak- Kata Pengantar- Daftar Isi- Daftar Tabel, Gambar, Grafik, Bagan, dan Lampiran (bila

ada)

Bagan Isi

Bab I : Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

D. Hipotesa Tindakan (bila diperlukan)

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

Bab II : Kajian Pustaka

A. Kajian Teori

B. Kajian Hasil Penelitian

Bab III : Metodologi Penelitian

A. Objek Penelitian

B. Setting/Lokasi/Subjek Penelitian

C. Metode Pengumpulan Data

D. Metode Analisis Data

E. Cara Pengambilan Kesimpulan

Bab IV : Hasil Penelitian

A. Gambaran Sekilas tentang Setting

82 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

B. Uraian Penelitian Secara Umum

C. Penjelasan Per Siklus

D. Proses Menganalisis Data

E. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan

Bab V : Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

B. Saran untuk Tindakan Lebih Lanjut

Bagian Penutup

- Daftar Pustaka- Lampiran-Lampiran- Curriculum Vitae Peneliti (Biodata Peneliti)

83PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BBBBBAB VIIAB VIIAB VIIAB VIIAB VII

PEDOMAN PENYUSUNANLAPORAN PTK

A. BAGIAN PEMBUKA1. Judul

Judul mencerminkan masalah dan bentuk intervensi/solusi yang diharapkan (Mudjiran, 2008). Menurut Ridwan(2005) formulasi judul PTK hendaknya singkat, jelas,

dan sederhana namun tetap memuat tiga unsur utama,yaitu: (1) permasalahan, (2) cara pemecahan masalah, dan(3) setting.

Contoh:

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran PendidikanAgama Islam Melalui Pendekatan Konstruktivisme dan Team-Teaching di Kelas VII SMP Negeri 1 XXX

83

84 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

2. Abstrak

Menurut Suprapto (2006) menyebutkan abstrak merupakankependekan karya tulis ilmiah yang secara lengkap, komprehensifdan jelas menerangkan isi tulisan. Dengan membaca abstrak,diharapkan pembaca akan memperoleh gambaran umumdari laporan penelitian. Abstrak memuat secara lengkap,komprehensif dan jelas mulai dari nama peneliti, tahun, judul,latar belakang masalah, rumusan masalah dan seterusnyasampai kesimpulan dan saran. Pengetikan abstrak berjarak1 spasi dan panjang abstrak maksimum 200 kata. Abstraktidak boleh melebihi dari 1 halaman.

Sedangkan, menurut Mudjiran (2008) lebih lanjutmenjelaskan bahwa dalam abstrak terlihat jelas 3 unsurpokok, yakni (1) tujuan penelitian, (2) prosedur penelitian,dan (3) hasil penelitian. Selain itu, dapat ditambahkan sedikitlatar belakang. Di dalam abstrak dicantumkan kata kunci.Kata kunci dipakai dalam memayar (scanning) isi tulisandengan komputer. Kata kunci diletakkan setelah abstrak.Terdiri dari 3–8 kata dan tidak melebihi 1 baris. Dapat berasaldari judul, bersumber pada abstrak atau dari tubuh teks.

Contoh:

Kata Kunci : Pembelajaran, Hasil belajar Pendidikan AgamaIslam Pendekatan Kontruktivisme

85PENELITIAN TINDAKAN KELAS

B. BAGIAN ISI1. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Kekeliruan yamg banyak dilakukan oleh guru adalahkeinginan untuk mulai dari konsep yang sangat luas, yaituUndang-Undang, lalu kebijakan yang juga masih luas, danseterusnya. Sebaiknya latar belakang tidak bertele-tele, tidaklekas menukik ke permasalahan. Yang lebih penting adalahmenggambarkan adanya kesenjangan tentang hal yang diteliti,antara hal yang seharusnya dengan kenyataan yang ada(Arikunto, 2008).

Untuk meyakinkan penilai bahwa PTK yang dilaporkanoleh guru benar-benar merupakan hasil karya yang dilaksanakansendiri, perlu kiranya dalam latar belakang masalah dikemukakanpengalaman yang terkait dengan kegagalan metode/penggunaanmedia atau cara lama, kemudian mungkin sudah pernahmenyaksikan orang lain berhasil meningkatkan prestasisetelah menggunakan metode lain, maka dalam latar belakangguru mengemukakan keinginan untuk mencoba melakukanmelalui PTK. Menurut Ridwan (2005) dalam latar belakangmasalah hendaknya diuraikan hal-hal yang melandasipermasalahan terjadi. Hal ini bisa dari pengalaman penelitisendiri, pengalaman teman dan dari hasil penelitian oranglain, namun yang paling baik adalah dari pengalaman penelitisendiri.

86 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

b. Identifikasi Masalah

Dalam menuliskan identifikasi masalah, penelitimengemukakan hal-hal yang perlu diperhatikan dan meng-harapkan hasil. Menurut Arikunto (2008) yang termuatdalam identifikasi masalah adalah : (1) hal-hal/kejadian spesifik/yang berkaitan dengan permasalahan. Meskipun merupakanidentifikasi yang boleh sebanyak-banyaknya, namun jikadapat ditemukan yang sudah spesifik lebih baik, (2) sebaiknyatidak merupakan permasalahan yang masih umum yangkadang-kadang sama persis dengan judul penelitian, Jumlahandari permasalahan yang disebutkan merupakan permasalahanyang tertera dalam judul, dan (3) identifikasi masalah tidakharus dalam bentuk pertanyaan, tetapi menyebutkan apasaja yang merupakan rincian masalah atau unsur-unsuryang merupakan rincian dari permasalahan yang menjadiganjalan peneliti dan sudah tertera dalam judul.

c. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1) Pembatasan Masalah

Kesalahan yang banyak dilakukan oleh guru adalahketika menuliskan batasan masalah adalah sekedar mengutipapa yang sudah disebutkan dalam judul. Menurut Arikunto(2008) pembatasan masalah adalah membatasi apa yangsudah disebutkan dalam identifikasi masalah, yaitu memepersempitapa yang sudah disebutkan dalam identifikasi masalah. Dalambatasan masalah deskripsikan lingkup atau batas-batas penelitian.Jelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian,

87PENELITIAN TINDAKAN KELAS

terutama bila dalam tindakan menggunakan istilah-istilahyang mungkin masih asing bagi orang lain (pembaca).

2) Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ditulis peneliti harus beruparangkaian pertanyaan yang menggali informasi tentangproses tindakan diharapkan terjadi sebagaimana yang sudahdisebutkan dalam latar belakang masalah. Rumusan masalahPTK bukan tertuju pada hasil, melainkan tertuju pada proses.

d. Hipotesis Tindakan (bila diperlukan)

Menurut Mudjiran (2008) hipotesis tindakan tidak perlueksplisit. Dalam hal ini, jelaskan dugaan yang mungkin terjadibila tindakan di atas diberikan.

e. Tujuan Penelitian

Kesalahan yang banyak dibuat oleh guru bahwa tujuanpenelitian itu adalah apa yang diharapkan sebagai pemanfaatanhasil. Menurut Arikunto (2008) apa yang harus dituliskandalam tujuan penelitian harus sejajar dengan rumusan masalahnya.

f. Manfaat Penelitian

Tuliskan semua manfaat yang mungkin dapat dirasakan/dialami oleh berbagai pihak.

88 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Contoh:

Bagi Siswa

a) meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya,b) meningkatkan makna pembelajaran bagi siwa, danc) meningkatkan makna bekerjasama.

Bagi Gurua) membantu guru dalam memperbaiki kualitas pem-

belajaran,b) meningkatkan profesionalitas guru,c) meningkatkan rasa percaya diri guru,d) memungkinkan guru secara aktif mengembangkan

pengetahuan dan keterampilannya dalam meningkatkankualitas proses pembelajaran,

e) meningkatkan makna bekerjasama,f) meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Bagi Guru Laina) meningkatkan pemahaman tentang penelitian,b) meningkatkan makna bekerjasama,c) membangkitkan minat untuk melakukan penelitian.

2. Kajian Pustaka

Karya Tulis Ilmiah adalah sebuah tulisan yang berisipemikiran ilmiah, ditulis dengan cara dan proses yang mengikutikaidah-kaidah keilmiahan, yaitu mengikuti sistematika yangditentukan. Sebagai pertanggungjawaban penulis bahwatulisannya adalah ilmiah, diperlukan dukungan teori yangdiakui kebenarannya dan sudah diterima oleh masyarakat

89PENELITIAN TINDAKAN KELAS

ilmiah (Arikunto, 2008). Kajian Pustaka terdiri dari (1) kajianteori, dan (2) kajian hasil penelitian.

a. Kajian Teori

Pada bagian ini diuraikan landasan substantif, dalamarti teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan dalammenentukan alternatif tindakan yang akan diimplementasikandalam pembelajaran. Ada teori-teori terkait yang memberiarah/petunjuk kepada pelaksanaan PTK. Ada usaha-usahapeneliti membangun argumen teoritik bahwa action tertentudimungkinkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,tetapi tidak ingin membuktikan teori tersebut.

b. Kajian Hasil Penelitian

Dalam kajian hasil penelitian diperlukan kajian terhadaphasil penelitian-penelitian terdahulu, baik penelitian oleh penelitiitu sendiri maupun penelitian yang dilakukan oleh orang lain.Menurut Arikunto (2008) persyaratan kajian hasil penelitianadalah: (1) sekurang-kurangnya 5 (lima) sumber, (2) bukanhanya dari pedoman atau Surat Keputusan yang terkait dengantindakan, (3) sebaiknya dipilih yang mutakhir, (4) bukanderetan dari kamus atau mengutip pengertian, tetapi yangmenunjukkan sebab-akibat, dan (5) jika mengambil dari bukuorang Indonesia, nama penulis tidak perlu dibalik.

3. Metodologi Penelitian

Dalam metodologi penelitian, peneliti dituntut untuk

90 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

mengemukakan semua hal yang terkait dengan kegiatantindakan yang dilakukan.

a. Objek PenelitianDalam objek penelitian, dikemukakan apa yang menjadiobjek penelitian atau tindakan yang dilakukan.

b. Setting/Lokasi/Subjek PenelitianPada bagian ini disebutkan dimana penelitian dilakukan.

c. Metode Pengumpulan DataPada bagian ini deskripsikan jenis data yang akan dikumpulkanyang berkenaan dengan proses pelaksanaan pembelajaran(tindakan dalam penelitian) juga yang berkenaan dengandampak dari tindakan.

d. Metode Analisis DataPada tahap ini, deskripsikan prosedur analisis data yangdilakukan, misalnya semua data yang terkumpul diolahmelalui tahapan (1) reduksi data, jika terdapat data yangdiperlukan, (2) penyederhanaan data, (3) tabulasi data,dan (4) penyimpulan data.

e. Cara Pengambilan KesimpulanPengambilan kesimpulan didasarkan pada hasil analisisdata dan pembahasan hasil penelitian.

4. Hasil Penelitian

a. Gambaran Sekilas tentang Setting

Pada bagian ini disebutkan: (1) dimana penelitian dilakukan,(2) kapan dilakukan, (3) berkolaborasi dengan siapa, serta

91PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(4) jelaskan karakteristik subjek penelitiannya seperti: (a)jumlah siswa, (b) komposissi siswa pria dan wanita, (c) tingkatkemampuan, dan (d) latar belakang sosial ekonomi yangmungkin relevan dengan permasalahan.

b. Uraian Penelitian Secara Umum

Uraikan secara umum penelitian yang dilakukan, seperti:(1) kapan penelitian dilakukan, (2) berapa lama, (3) jumlahsiklus, dan (4) bagaimana mekanisme penyelenggaraanpenelitian yang diimplementasikan dalam pembelajaran.

c. Penjelasan Per Siklus

Uraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian,meliputi: (1) tahap persiapan tindakan, (2) tahap implementasitindakan, (3) tahap observasi dan evaluasi, dan (4) tahapanalisis dan refleksi.

1) Tahap Persiapan

(a) Faktor-Faktor yang Diteliti

Pada bagian ini ditentukan variabel atau faktor-faktoryang menjadi titik incar untuk menjawab permasalahan yangdiangkat dalam penelitian. Faktor-faktor tersebut minimalmeliputi 2 faktor yaitu: (1) faktor siswa, dan (2) faktor guru.Jelaskan pula aspek-aspek keterampilan yang akan diamatidari masing-masing faktor di atas.

92 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(b) Rencana Tindakan

Sebutkan semua yang menjadi perencanaan dalam kegiatanpenelitian, seperti:

(1) Menentukan kelas subjek penelitian,

(2) Menyiapkan rencana pembelajaran, meliputi konsep/sub konsep, alokasi waktu, metode, pendekatan, dan mediapembelajaran, skenario pembelajaran, alat evaluasi, lembarkerja siswa, dan lain-lain,

(3) Menetapkan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati,

(4) Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya,

(5) Menentukan pelaku observasi (observer), alat bantuobservasi, pedoman observasi, dan cara pelaksanaan observasi,

(6) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi dan pelaku refleksi,

(7) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahanmasalah.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini deskripsikan tindakan yang akan dilakukan,meliputi pelaksanaan rencana tindakan yang telah disiapkan,termasuk di dalamnya langkah-langkah pelaksanaan pem-belajaran. Deskripsikan pula yang mungkin akan dilakukansehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuknyata pelaksanaan tindakan dalam penelitian.

3) Tahap Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini deskripsikan tentang pelaksanaan observasi,

93PENELITIAN TINDAKAN KELAS

meliputi siapa yang melakukan observasi, cara pelaksanaanobservasi, alat bantu observasi, dan data yang hendak dikum-pulkannya, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan observasiseperti yang telah disiapkan pada saat membuat perencanaantindakan sebelumnya. Demikian pula dengan evaluasi, deskripsisemua hal yang berkaitan dengan evaluasi, misalnya kapanevaluasi dilakukan, jenis evaluasi, cara pelaksanaan evaluasi.

4) Tahap Analisis dan Refleksi

Pada tahap ini, deskripsikan prosedur analisis data yangdilakukan, misalnya semua data yang terkumpul di olah melaluitahapan: a). reduksi data, jika terdapat data yang diperlukan,b) penyederhanaan data, c) tabulasi data, dan d) penyimpulandata.

Selanjutnya hasil analisis data akan digunakan sebagaibahan refleksi. Deskripsikan bagaimana refleksi dilakukan,kapan, dan siapa saja yang terlibat dalam kegiatan refleksi,serta jelaskan mengapa refleksi dilakukan.

Alangkah lebih baik penjelasan per siklus penelitianini dibuat dalam bentuk bagan penelitian. Selanjutnya jelaskansecara rinci apa, mengapa dan bagaimana setiap tahapanyang terdapat di dalam bagan ditampilkan. Demikian pulatampilkan target yang diharapkan atau kriteria keberhasilanyang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk kriteria keberhasilanini dimuat di bagian akhir tahap observasi dan evaluasi.

94 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

d. Indikator Kinerja (Kriteria keberhasilan)

Pada bagian ini, desripsikan tolok ukur keberhasilan yangditargetkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tolokukur tidak harus sama antara penelitian yang satu denganpenelitian yang lain. Untuk menetapkan tolok ukur sesuaikandengan kondisi kelas atau subjek penelitian.

e. Proses Menganalisis Data

Pada tahap ini, deskripsikan prosedur analisis data yangdilakukan, misalnya semua data yang terkumpul di olah melaluitahapan: (1) reduksi data, jika terdapat data yang diperlukan,(2) penyederhanaan data, (3) tabulasi data, dan (4) penyimpulandata.

f. Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan

Lakukan pembahasan untuk setiap data yang diperoleh.Pembahasan hendaknya memberikan penjelasan tentangkegagalan maupun keberhasilan suatu tindakan yang berpedomanpada kriteria keberhasilan (indikator kinerja) yang telah ditetap-kan sebelumnya. Demikian pula dalam pembahasan tentangdampak tindakan hendaknya tampakkan untuk setiap siklusnya.

Pelaksana penelitian tindakan (action research) harusmempunyai kemampuan untuk menunda semua keputusanyang muncul setelah melakukan pengamatan (Sukidin, dkk,2002). Dalam hal ini, keputusan yang muncul seketika adalahkesimpulan sementara yang tidak boleh diyakini kebenarannya,dimana kesimpulan ini belum mempunyai reliabilitas yangtinggi, mengingat data yang hanya diperoleh sekali akan masih

95PENELITIAN TINDAKAN KELAS

sangat mungkin mengalami perubahan, maka peneliti tidakbisa langsung begitu saja membuat kesimpulan dengan hanyabermodalkan satu kali pengamatan.

C. BAGIAN PENUTUP1. Kesimpulan dan Saran

Untuk Tindakan Lebih Lanjut

a. KesimpulanKesimpulan hendaknya berdasarkan hasil analisis danpembahasan, juga harus sesuai dengan permasalahanyang diangkat dalam penelitian. Rumuskan dalam kalimatyang padat dan jelas.

b. Saran Untuk Tindakan Lebih LanjutDalam mengajukan saran-saran, hendaknya berpedomanpada hasil penelitian dan yang mungkin dapat dilakukanoleh pembaca serta bermanfaat bagi pengembangan hasilpenelitian di masa datang. Lebih baik jika saran-sarandijelaskan kepada masing-masing sasaran.

2. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka harus dapat memberikan informasi secaralengkap mengenai nama penulis, waktu penerbitan, judulpustaka dan keterangan penerbit (Depdikbud, 1995). Padabagian ini tulis buku-buku yang betul-betul digunakan sajaatau yang dikutip, tidak perlu terpengaruh penelitian oranglain yang biasa mencantumkan daftar pustaka dengan jumlahbanyak.

96 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Dalam menulis daftar pustaka hendaknya konsisten.Jika akan digunakan penulis orang Indonesia semua makakonsisten dulu tulis nama depan, jika orang asing makatulis dahulu nama belakangnya (Depdikbud yang dikutipRidwan, 2005). Jika penulisnya terdapat orang Indonesiadan orang asing, yang penting adalah konsistensi. Sebaiknyatulis nama belakangnya dulu. Menulis judul buku dicetakmiring atau tegak digaris bawahi.

Contoh:

Abu-Duhou, Ibtisam [Penerjemah: Aini, Noyamin, Supartodan Abas Al-Jauhari]. (2002). School Based Mana-gement, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Danim, Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan dalam UpayaPeningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung:Pustaka Setia.

———. (2003). Menjadi Komunitas Pembelajar, KepemimpinanTransformasional dalam Komunitas Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara.

Depdiknas. (2004). Dana Masyarakat Tingkatkan KualitasPendidikan, http://www.depdiknas.go.id (21 Mei 2005).

————. (2008.a). Informasi Program Direktorat PembinaanSekolah Menengah Pertama, Jakarta: Direktorat PembinaanSMP.

————. (2008.b). Pedoman Pemberian Subsidi PeningkatanKualifikasi Guru ke S1/D4, Jakarta: Ditjen PMPTK.

————. (2008.c). Program Kegiatan Direktorat Profesi PendidikTahun 2008, Jakarta: Ditjen PMPTK.

97PENELITIAN TINDAKAN KELAS

————. (2008.d). Pedoman Perhitungan Beban Kerja Guru,Jakarta: Dotjen PMPTK.

Law, Sue and Derek Glover. (2000). Educational Leadershipand Learning, Buckingham-Philadelphia: Open UniversityPress.

Sagala, Syaiful. (2003). “Menghadapi Persaingan Mutu MenggunakanManagemen Berbasis Sekolah”, Jakarta: Formasi, JurnalKajian Manajemen Pendidikan, No. 2, Tahun II: 1-11.

Suriadi. (2005). Kemampuan Manajerial dan KepemimpinanTransformasional Kepala Sekolah dalam Konteks ImplementasiManajemen Berbasis Sekolah, [Karya Tulis Ilmiah HasilGagasan Sendiri], Dipresentasikan pada SimposiumGuru VII Tkt. Nasonal, Tanggal 22-26 Nopember 2005,di Hotel Purnama, Bogor, Jawa Barat..

———. (2006). Meningkatkan Prestasi Siswa Melalui PenerapanManajemen Partisipatif dan Kepemimpinan Transformasionaldi SMP Negeri 1 Tanjung Morawa, [Laporan PenelitianTindakan], Dipresentasikan pada Workshop InovasiPembelajaran Tingkat Nasional Tanggal 20-25 Nopember2006 di Kinasih Resort Hotel, Bogor-Jawa Barat.

————. (2008). Esensi Kepala Sekolah Profesional dalamMembangun Pendidikan Berkualitas di Nanggroe AcehDarussalam, [Makalah], Dipresentasikan pada SeminarNasional Membangun Pendidikan Berkualitas di NanggroeAceh Darussalam, tanggal 5-7 Juli 2008, di Lab. School,Universitas Syiah Kuala Nanggroe Aceh Darussalam,Banda Aceh.

98 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

3. Lampiran-Lampiran

Dalam bagian ini susunlah lampiran-lampiran yang digunakandalam penelitian seperti: (1) RPP (Rencana PelaksanaanPembelajaran) untuk masing-masing siklus, (2) alat tes setiapsiklusnya, (3) instrumen pendukung, (4) foto bila diperlukan,(5) dan lain-lain

4. Curriculum Vitae (Biodata) Peneliti

Cantumkan curriculum vitae (biodata) peneliti meliputinama, tempat/tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalamanpekerjaan/jabatan, pengalaman penelitian/penulisan karyatulis ilmiah dan lainnya yang relevan.

99PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DAFTAR PUSTAKA

Abdoeh. 2007. Syarat- Syarat agar PTK Berhasil, http://www.abdoeh.wordpress.com (10 Jan 2008).

Arikunto, Suharsini. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: RinekaCipta.

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. PeneilitianTindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.

Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian untuk Ilmu-IlmuPerilaku. Jakarta: Bumi Aksara.

Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru danAngka Kreditnya

Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan kebudayaandan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan FungsionalGuru dan Angka Kreditnya.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 025/0/1995.

Kemmis, S. and McTaggart, R.1988. The Action Researh Reader.Victoria, Deakin University Press.

99

100 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Kardiawarman. 2008. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research), http://www.duniaguru.com(10 Jan 2008).

Madya, Suwarsih. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, http://www.ktiguru.org (10 Jan 2008).

Menpan. 2008. Rancangan Peraturan Menpan Tentang JabatanFungsional Guru dan Angka Kreditnya, Jakarta: DitjenPMPTK.

McMillan, J.H. and Schumacher, S. 2001. Research in Edu-cation. New York: Longman, Inc.

Mudjiran. 2008. Contoh Format Penelitian Tindakan KelasPengembangan Profesi Guru, Disampaikan pada BimbinganTeknis Penulisan Karya Tulis Ilmiah, tanggal 6 Pebruari2008, di SMP Negeri 1 Tanjung Morawa.

Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Nurzaman. 2006. Sertifikasi Jabatan Guru, [Makalah], Disampaikanpada Workshop Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasionaltanggal 20-25 Nopember 2006 di Kinasih Resort Hotel,Bogor-Jawa Barat.

Ridwan, Sa’adah. 2005. Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru,Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

Rustam, dan Mundilarto. 2004. Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kepen-didikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, Ditjen Dikti.

Salakim, M. Siafun. 2007. Pentingnya Penelitian TindakanKelas, http://www. msaifunsalakim.blogspot.com (11Jan 2008).

101PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan; PendekatanKuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. 1996. Pedoman PenyusunanKarya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka KreditPengembangan Profesi Widyaiswara. Jakarta: Depdikbud,Dikdasmen.

Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan PenelitianTindakan Kelas sebagai KTI, Makalah pada “PelatihanPeningkatan Mutu Guru di Makasar”, Jakarta, 2005

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensidan Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas,Surabaya: Insan Cendikia.

Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan PenelitianPenelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada“Diklat Pengembangan Profesi Widyaiswara”, DitektoratTenaga Pendidik dan Kependidikan Dirjen PendidikanDasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

102 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

103PENELITIAN TINDAKAN KELAS

103

 

104 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

105PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Lampiran 1

Contoh Penelitian PTK

Penerapan Strategi Pembelajaran Simulasi SosialPada Pembelajaran PAI di kelas XI SMA Negeri 1

Lawe Alas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitassumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsadan negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IIPasal 4 yaitu: Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengem-bangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadiwarga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Hal ini memberi makna bahwa pelaksanaan pendidikan nasional

105

106 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

memiliki tujuan yang kompleks, di samping bertaqwa kepadaTuhan-Nya, pendidikan juga diharapkan mampu membentukpeserta didik menjadi sosok yang cakap terhadap ilmunyadan mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

Departemen Pendidikan Nasional (2006) menjelaskantujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA yaitu: (1)menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang AgamaIslam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembangkeimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, dan (2)mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama danberakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajinberibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi(tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosialserta mengembangkan budaya agama dalam komunitassekolah.

Untuk mencapai tujuan ini, maka dalam sistem pendidikandi Indonesia terdapat institusi yang berperan dan bertanggungjawab dalam melaksanakan amanat Undang-undang Pendidikanyakni Departemen Pendidikan Nasional. Departemen PendidikanNasional selaku pengelola pendidikan mulai dari tingkat dasarsampai perguruan tinggi telah melakukan berbagai upayadalam kerangka peningkatan mutu pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan yang dikelolanya. Upaya yang telah dilakukanantara lain penyempurnaan kurikulum, rehabilitasi danpembangunan gedung-gedung sekolah, penyediaan laboratoriumdan perlengkapan praktikum, pengadaan dan peningkatanprofesionalitas tenaga pengajar. Meskipun usaha perbaikan

107PENELITIAN TINDAKAN KELAS

di segala segi yang menyangkut pendidikan sudah dilakukansecara terus menerus, namun ditemukan hambatan-hambatanserta kekurangan-kekurangan.

Hal yang memprihatinkan yang dapat dilihat langsungadalah hasil nilai ulangan akhir nasional tingkat sekolah menengahyang belum mencapai hasil yang diharapkan. Banyak faktoryang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang diperolehsiswa dalam pembelajaran, antara lain sebagaimana yangdiungkapkan oleh Hamalik (1993) bahwa secara operasionalterdapat lima variabel utama yang berperan, yakni : (1)tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) metode danteknik mengajar, (4) guru dan (5) logistik. Semua variabeltersebut memiliki ketergantungan satu sama lain dan tidakdapat berdiri sendiri dalam memberhasilkan pembelajaran.

Rendahnya mutu pembelajaran sebagaimana diungkapkandi atas juga terjadi pada pembelajaran PAI. Berdasarkan datayang peneliti peroleh dari SMA Negeri 1 Lawe Alas sebagaimanatersaji pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1 Rata-Rata Hasil Belajar PAI Siswa SMA Negeri 1Lawe Alas Dalam 3 Tahun Terakhir

Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Lawe Alas

No Tahun Ajaran Rata-Rata Hasil Belajar

1 2005/2006 6,12

2 2006/2007 6,22

3 2007/2008 6,75

108 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Belum menggembirakannya hasil belajar PAI sebagaimanatergambar di atas, hal ini disebabkan proses pembelajarankurang mendukung pemahaman anak didik, yaitu terlalubanyak materi yang dipelajari dan pembelajaran yang menekankanpada aspek hafalan. Hal ini disinyalir oleh Wardiman (2001)bahwa strategi pembelajaran kurang mendukung, mungkintidak sesuai dengan materi yang diajarkan, mungkin terlalumonoton atau kurang bervariasi yang dapat menyebabkanbelum maksimalnya perolehan hasil belajar siswa.

Dalam rangka mengatasi persoalan perolehan hasil belajarsiswa SMA Negeri 1 Lawe Alas yang masih relatif rendah,berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kemampuanpemahaman siswa khususnya pada bidang studi PAI. Salahsatu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkankualitas pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaranyang lebih tepat. Strategi pembelajaran yang dikembangkanharuslah berpusat dan menitikberatkan pada keaktifan siswamelalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sehinggaharapan-harapan peningkatan mutu dan hasil belajar dapatdipenuhi. Untuk itu dituntut kemampuan guru menguasaiteknologi pembelajaran untuk merencanakan, merancang,melaksanakan dan mengevaluasi serta melakukan feedbackmenjadi faktor penting guna mencapai tujuan pembelajaran.Kemampuan guru menguasai materi pembelajaran, gaya mengajar,penggunaan media, penentuan strategi dan pemilihan strategipembelajaran merupakan suatu usaha guna melancarkanproses pembelajaran dan meningkatkan hasil pencapaiantujuan pembelajaran.

Slameto (1995) menyatakan bahwa: agar siswa dapat

109PENELITIAN TINDAKAN KELAS

belajar dengan baik maka strategi dan strategi pembelajaranharus diusahakan setepat, seefisien, dan seefektif mungkin.Dikatakan efektif bila strategi dan strategi pembelajaran tersebutmenghasilkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkanatau dengan kata lain tujuan pembelajaran tercapai. Dikatakanefisien bila strategi dan strategi pembelajaran yang diterapkanrelatif menggunakan tenaga, usaha, biaya dan waktu yangdipergunakan seminimal mungkin.

Strategi pembelajaran yang digunakan guru-guru selamaini belum optimal sehingga menyebabkan timbulnya kebosanansiswa yang berakibat rendahnya hasil belajar. Untuk mengurangiatau bahkan menghindari strategi pembelajaran yang terlalumonoton diupayakan berbagai strategi pembelajaran yanglebih efektif dalam menciptakan komunikasi yang multi arah,sehingga diharapkan juga menimbulkan dan meningkatkaninteraksi yang proaktif dalam pembelajaran. Namun perludisadari bahwa strategi tersebut tidak ada yang terbaik atauburuk, karena strategi pembelajaran tersebut memiliki kelebihandan kekurangan. Seperti yang diungkapkan Sudjana (1989)bahwa “setiap metode mengajar ada keunggulan dan kelemahan”.

Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangat dibutuhkandan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, karenamempelajari materi PAI yang cukup padat maka dituntutkeaktifan siswa dalam mencari sumber-sumber lain. Oleh karenaitu, keaktifan siswa adalah salah satu komponen yang harusdiperhatikan dengan seksama oleh guru dalam mengidentifikasikemampuan yang dimiliki siswayang akan membantu dalammenentukan materi, strategi dan media yang tepat untukdigunakan. Hal ini perlu dilakukan agar pembelajaran yang

110 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

disampaikan dapat menarik perhatian siswa dan setiap detikyang berlangsung dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukanakan bermakna dan tidak membosankan bagi siswa

Penelitian ini mengungkapkan tentang upaya peningkatanhasil belajar siswa khususnya pada bidang studi PAI denganmenerapkan strategi pembelajaran simulasi sosial sebagaisalah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkanpada pembelajaran PAI. Pemilihan dan penerapan strategipembelajaran simulasi sosial dalam pembelajaran PAI dilakukansesuai dengan karakteristik dari mata pelajaran itu sendiriyang memerlukan keterampilan berpikir dan keterampilanberinteraksi dari siswa untuk memahami materi-materi yangterkandung di dalamnya. Oleh karena itu strategi yang tepatdigunakan adalah strategi pembelajaran simulasi sosial, dimanadalam kegiatan pembelajaran simulasi sosial dikembangkankemampuan berpikir, keterampilan intelektual, berinteraksi,bekerja sama guna pemecahan masalah serta belajar tentangberbagai peran dengan melibatkan diri dalam pengalamannyata atau simulasi dan menjadi peserta didik yang mandiri.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, makadapat diidentifikasi masalah berkenaan dengan penelitianini:

1. Hasil belajar PAI belum memuaskan.

2. Siswa mengalami kesulitan belajar mempelajari materiajar PAI.

111PENELITIAN TINDAKAN KELAS

3. Strategi pembelajaran yang dilaksanakan guru selamaini kurang variatif.

4. Pembelajaran PAI melalui strategi pembelajaran simulasisosial.

5. Peningkatan hasil belajar PAI siswa melalui strategipembelajaran simulasi sosial.

C. Pembatasan Masalah

Untuk terarah dan terfokusnya kajian penelitian makadibatasi pada masalah: (1) strategi pembelajaran simulasisosial sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa padabidang studi PAI, dan (2) hasil belajar PAI dibatasi dalam ranahkognitif yaitu materi pada kelas XI dengan standar kompetensimemahami ketentuan hokum Islam tentang pengurusanjenazah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakandi atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskansebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran simulasisosial pada pembelajaran PAI di kelas XI SMA Negeri 1Lawe Alas?

2. Apakah terdapat peningkatkan hasil belajar PAI siswayang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran simulasisosial?

112 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

E. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari masalah yang diteliti, penelitian inibertujuan untuk mengetahui dan mendeskprisikan:

1. Penerapan strategi pembelajaran simulasi sosial padapembelajaran PAI di Kelas XI SMA Negeri 1 Lawe Alas.

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan denganstrategi pembelajaran koperatif simulasi sosial.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru, peneliti serta stakeholderpendidikan dalam mempertimbangkan penerapan pening-katan hasil belajar PAI melalui strategi pembelajaran simulasisosial.

2. Sebagai bahan kajian awal bagi peneliti lainnya dalammengungkapkan alternatif pembelajaran untuk meningkatkanhasil belajar PAI.

113PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Hakikat Strategi Pembelajaran Simulasi Sosial

Strategi pembelajaran simulasi sosial merupakan aplikasidari prinsip-prinsip cybernetic (cabang dari psikologi). Psikologicybernetic menganalogikan manusia sebagai suatu sistemkontrol yang mengerakkan jalannya tindakan dan membenarkanarah atau mengoreksi tindakan tersebut dengan pengertianumpan balik.

Menurut psikologi cybernetic, tingkah laku manusiamencakup pola gerak yang dapat diamati baik berupa tingkahlaku tak tampak seperti pikiran ataupun tingkah laku tampak.Pada bermacam-macam situasi yang diberikan, individumemodifikasi tingkah laku sesuai dengan umpan balik yangmereka terima dari lingkungannya. Pola gerak dan responnyadiorganisasikan dengan sistemnya, kemampuan menerimaumpan balik merupakan sistem mekanisme manusia untukmenerima dan menggunakan informasi.

Esensi psikologi cybernetic adalah prinsip umpan balikyang berorientasi pada pendirian individual yang dirasakan

113

114 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

merupakan dampak dari keputusannya sendiri dan merupakandasar memperbaiki diri. Individu dapat merasakan pengaruhdari ketetapan yang diambilnya akibat dari pemenuhan kebutuhanlingkungan daripada hanya mengatakan bahwa itu benaratau salah dan coba lagi. Hal ini merupakan konsekuensi lingkungandari pilihannya yang dikembalikan kepadanya. Belajar dalampengertian cybernetic adalah penginderaan tingkah laku individuyang mempunyai akibat pada lingkungan serta perbaikandiri. Pengajaran dalam pengertian cybernetic dirancang untukmenciptakan lingkungan bagi siswa dengan sistem umpanbalik.

Para ahli psikologi cybernetic menemukan bahwa simulasipendidikan memungkinkan siswa belajar untuk pertama kalinyadari pengalaman yang disimulasikan dalam pembelajarandaripada yang dijelaskan guru. Bagaimanapun juga besarnyaketerlibatan siswa, mungkin siswa masih belum siap mempelajarimemahami apa yang mereka pelajari atau mereka alami.Dengan demikian, guru memegang peranan penting dalammenumbuhkan kesadaran siswa tentang konsep dan prinsip-prinsip pendukung simulasi dan reaksi-reaksinya. Selain ituguru berperan sebagai pelaku fungsi pengatur. Dengan isu-isu dan permainan yang lebih kompleks di dalam pembelajaranmaka kegiatan guru lebih kritis.

Dahlan (1984) menjelaskan terdapat tiga peranan yangdimainkan guru dalam strategi simulasi sosial yaitu: (1)menjelaskan (explaining), (2) mewasiti (refereing), (3) melatih(coaching), dan (4) diskusi (discussing).

Menjelaskan (explaining), peserta simulasi perlu memahami

115PENELITIAN TINDAKAN KELAS

berbagai aturan secara cukup untuk menyelesaikan sebagianbesar dari kegiatan dalam simulasi dan memahami implikasisetiap gerakan yang mungkin dilakukan. Implikasi dari variasi-variasi simulasi akan menjadi lebih baik setelah didiskusikan.

Mewasiti (refereeing), penggunaan simulasi di dalamkelas direncanakan untuk melengkapi kebermaknaanpembelajaran. Guru berfungsi mengawasi partisipasi siswadalam simulasi sehingga terasa benar manfaatnya. Sebelumsimulasi dimulai, guru membentuk kelompok-kelompok sesuaidengan kemampuan individual dengan aturan simulasi gunameningkatkan partisipasi aktif dari seluruh siswa. Siswa-siswapemalu dan sombong, misalnya akan dibaurkan di dalambeberapa kelompok. Kekeliruan yang dihindari ialah hanyamenunjuk siswa yang cemerlang saja dan mengabaikansiswa pasif yang berbakat akademik. Kebanyakan simulasilebih mencakup pribadi daripada kemampuan kelas. Di sampingitu, siswa yang memiliki kemampuan akademik, lebih siapmemiliki pengalaman dalam aturan-aturan kepemimpinan.Simulasi memberikan kesempatan untuk mendistribusikanpengalaman secara lebih luas. Guru harus bertindak sebagaiseorang wasit yang menyelenggarakan aturan-aturan tetapilebih baik bila tidak terlibat dalam kegiatan simulasi.

Melatih (coaching), seorang guru harus bertindak sebagaiseorang pelatih, memberikan petunjuk pada pada siswa, agarsiswa dapat melakukan simulasi lebih baik. Sebagai seorangpelatih, guru harus bertindak sebagai seorang supervisor yangsportif, bukan sebagai orang yang otoriter. Dalam simulasimungkin saja terjadi kesalahan-kesalahan dan mengandung

116 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

berbagai resiko. Guru sebagai pelatih harus bertindak adildan tidak memihak.

Diskusi (discussing), selama pelaksanaan simulasi berlangsungguru akan melatih dan mengarahkan. Setelah simulasi selesaiakan membawa kelas ke dalam suasana diskusi, membicarakanbagaimana permainan simulasi dinyatakan dalam kehidupanyang sebenarnya, bagaimana tanggapan siswa dan apa kesukaranyang dijumpai dan apa relasi yang dapat diungkapkan antarasimulasi dan bahan yang dimaksudkan dalam simulasi yangdilaksanakan. Mungkin juga kelas mempunyai cara-carayang baik untuk menguji kebenaran simulasi yang telahdilakukan.

Hamalik (1993) menjelaskan kompetensi 10 (sepuluh)kompetensi yang harus dimiliki guru dalam pembelajaransimulasi sosial yakni: (1) meneliti suatu situasi, masalahatau permainan yang membantu kelompok berusaha mencapaitujuan-tujuan pembelajaran melalui kegiatan bermain peranan,(2) mengorganisasi kegiatan agar jelas peranan-peranandan tanggung jawab yang akan dilaksanakan dan tersediamateri, waktu dan ruang yang memadai, (3) mempersiapkanpengarahan yang jelas kepada siswa yang ikut serta danmengklasifikasikan kegiatan yang akan membantu pencapaiantujuan-tujuan yang telah diidentifikasikan, (4) menjelaskanpengarahan-pengarahan tersebut kepada siswa, (5) menjawabpertanyaan-pertanyaan yang bertalian dengan kegiatan tersebut,(6) memilih siswa untuk melakukan kegiatan yang memerankanbeberapa kecakapan di dalam kelas, (7) membantu parasiswa yang terlibat dalam tahap perencanaan, (8) melakukansupervisi terhadap kegiatan untuk mengetahui apakah peranan

117PENELITIAN TINDAKAN KELAS

dan tanggung jawab dilaksanakan sesuai dengan aturandan petunjuk, (9) memberikan saran-saran untuk memperbaikikegiatan siswa, dan (10) melakukan evaluasi terhadap kegiatanyang terpusat pada pemahaman siswa mengenai tujuan yangtelah dicapai dan untuk memperbaiki kegiatan simulasi berikutnya.

Dalam pelaksanaan strategi simulasi sosial sebagaimanasebagaimana dikemukakan oleh Joyce dan Weil (1986) mempunyaiempat tahapan yaitu: (1) orientasi, (2) partisipasi dalam latihan,(3) simulasi, dan (4) pemantapan.

Tahap pertama Orientasi. Pada tahapan pertama ini, gurumenjelaskan tema yang akan digarap, konsep yang akanditanamkan dalam simulasi yang aktual, menjelaskan simulasi,apabila siswa baru pertama kali berhadapan dengan simulasitersebut dan maka guru memberikan uraian singkat tentangsimulasi itu sendiri. Pada langkah pertama ini penjelasan tidakperlu panjang lebar. Rincian yang dilakukan pada tahapanini adalah: (1) menyajikan berbagai topik simulasi dan konsep-konsep yang akan diintegrasikan dalam proses simulasi, (2)menjelaskan prinsip simulasi dan permainan, dan (3) memberikangambaran teknis secara umum tentang proses simulasi.

Tahap kedua partisipasi dalam latihan. Pada langkahini siswa mulai masuk dalam kegiatan simulasi, guru menetapkanskenario dan memberikan penjelasan tentang aturan simulasinya,seperti aturan dan cara bermain, pemberian nilai, tipe-tipekeputusan yang harus dilakukan dan tujuan permainan itusendiri. Guru mengorganisir siswa ke dalam berbagai variasiaturan dan mempersingkat pelaksanaan untuk meyakinkansiswa dalam memahami setiap arah dan mempergunakan

118 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

aturan-aturan yang ada. Rincian yang dilakukan pada tahapanini adalah: (1) membuat skenario yang berisi aturan, peranan,langkah, pencatatan, bentuk keputusan yang harus dibuat,dan tujuan yang akan dicapai, (2) menugaskan para pemerandalam simulasi, dan (3) mencoba secara singkat suatu episode.

Tahap ketiga simulasi. Pada tahapan ini pelaksanaansimulasi mulai berjalan. Siswa berpartipasi dalam simulasidan guru berfungsi sebagai wasit dan pelatih. Simulasi dihentikansementara untuk memberikan kemungkinan bagi siswa menerimaumpan balik, mengevaluasi penampilan dan ketetapan yangtelah dilakukan dan memperjelas beberapa penyimpangandari konsep yang sebenarnya. Rincian yang dilakukan padatahapan ini adalah: (1) melaksanakan aktivitas permainandan pengaturan kegiatan tersebut, (2) memperoleh umpanbalik dan evaluasi dari hasil pengamatan terhadap performanspemeran, (3) menjernihkan hal-hal yang miskonsepsi dan(4) melanjutkan permainan/simulasi.

Tahap keempat pemantapan. Berdasarkan hasil yangtelah diperoleh, guru dapat membantu siswa dalam memusatkanperhatiannya pada (1) kejadian, persepsi dan reaksi siswa,(2) menganalisis proses yang telah dilakukan, (3) membandingkanperistiwa dalam simulasi dengan dunia nyata, (4) menghubungkankegiatan dengan isi pelajaran, dan (5) menilai serta merencanakankembali simulasi.

Secara lengkap tahapan pelaksanaan strategi pembelajaransimulasi social di atas terangkum dalam Tabel 2.

119PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tabel 2 Tahapan Strategi Pembelajaran Simulasi Sosial

Lebih lanjut Dahlan (1984) menjelaskan bahwa adadua hal yang dapat diperoleh siswa dari penerapan strategi

No Tahapan

1 Pertama, Orientasi: 1. Menjelaskan pokok-pokok dari tema simulasi dan

konsep yang akan dituangkan dalam simulasi yang akan ditangani

2. Memberi contoh dalam simulasi dan permainan 3. Memberikan penjelasan awal

2 Kedua, Partisipasi dalam latihan: 1. Penerapan skenario (peraturan,peraturan, prosedur,

penilaian, tipe keputusan ang akan diambil) 2. Menunjuk peranan 3. Menyingkatkan sessi yang praktis

3 Ketiga, Pelaksanaan Simulasi: 1. Melaksanakan kegiatan simulasi dan pengadminis-

trasian pemain 2. Mendapatkan umpan balik dan evaluasi dari penam-

pilan efek-efek keputusan, serta menjelaskan penyim-pangan-penyimpangan konsep

3. Melanjutkan simulasi

4 Keempat, Pemantapan: 1. Menyimpulkan kejadian dan persepsi 2. Menyimpulkan kesukaran dan pengamatan 3. Proses analisa 4. Membandingkan kegiatan simulasi dengan dunia nyata 5. Menghubungkan kegiatan simulasi dengan isi pelajaran 6. Menilai dan merencanakan kembali simulasi

120 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

pembelajaran simulasi sosial. Pertama, pengalaman langsungyang diperoleh dari permainan simulasi dan yang keduapengalaman lanjutan yang diperoleh dari kegiatan diskusisetelah simulasi. Permulaan yang baik dalam berdiskusi adalahmeminta siswa untuk mengevaluasi bagaimana pengalamanmereka dalam permainan serta membandingkannya denganmereka yakini tentang kebenaran dalam dunia nyata. Disamping itu, Dahlan (1984) menjelaskan bahwa penerapanStrategi pembelajaran simulasi sosial dapat merangsangberbagai variasi belajar, seperti: (1) kompetisi, (2) kooperasi,(3) empati, (4) sistem sosial, (5) konsep, (6) keterampilan,(7) menunggu kesempatan, dan (8) kemampuan berpikirkritis dan mengambil keputusan.

Sudjana (2001) menjelaskan keunggulan strategi pem-belajaran simulasi yaitu: (1) kegiatan simulasi lebih dekatdengan masalah kehidupan nyata para peserta didik, (2)dapat mendorong peserta didik untuk berpikir tentang masalahdalam kehidupan nyata dan berusaha untuk memecahkan,(3) kegiatan belajar lebih menarik karena dihubungkan denganperan-peran dalam kehidupan, dan (4) mendorong tumbuhnyakerjasama para peserta didik dalam menghadapi masalah.Sedangkan kelemahannya adalah: (1) membutuhkan persiapanuntuk mengidentifikasi permasalahan dari kehidupan nyatapara peserta didik, (2) tidak mudah mencuplik situasi kehidupannyata yang dapat menarik minat semua peserta didik, (3)pernyesuaian terhadap peran-peran orang lain membutuhkankemampuan intelektual yang tinggi, dan (4) kadang-kadangkegiatan dapat menyita waktu lebih lama dari yang ditetapkansebelumnya.

121PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Perbedaan kontras strategi pembelajaran simulasi sosialdengan strategi pembelajaran lainnya adalah bahwa strategipembelajaran simulasi sosial terikat pada perkembangansimulasi sebelumnya, baik hasil penelitian dan pengembanganpara ahli atau hasil usaha guru atau kelompok guru. Simulasisendiri menampilkan masalah-masalah pada siswa dan siswamenghayati permasalahan tersebut sebagai sesuatu yangakan dibawakan dalam pelaksanaan simulasi.

2. Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Pada hakikatnya individu yang belajar akan mengalamiperubahan prilaku berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan.Pengetahuan menunjuk pada informasi yang tersimpan dalampikiran, sikap adalah kemampuan seseorang menerima ataumenolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut,sedangkan ketrampilan adalah suatu tindakan atau tingkahlaku yang mampu diperlihatkan peserta didik sebagai tandabahwa peserta didik tersebut telah belajar. Selanjutnya hasilbelajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajardan tindak mengajar (Dimyati dan Mudjiono, 1999). Biasanyahasil belajar didapat dari penilaian yang tidak dapat dipisahkandari keseluruhan penyelenggaraan pendidikan. Asumsi dasarnyaialah proses pengajaran yang optimal memungkinkan hasilbelajar yang optimal pula. Makin besar usaha untuk menciptakankondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produkdari pengajaran itu (Sudjana, 2002).

Djamarah dan Zain (2002) menjelaskan bahwa hasil belajaradalah penguasaan peserta didik terhadap bahan/materi pelajaran

122 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

yang telah diberikan ketika proses mengajar berlangsung. Gagnedan Briggs (1979) mengemukakan bahwa hasil belajar dapatdikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu keterampilanintelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemampuanmotorik dan sikap.

Romizowski (1981) menyatakan bahwa hasil belajardiperoleh dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. Penge-tahuan dikelompokkan kepada empat kategori, yaitu fakta,konsep, prosedur dan prinsip. Fakta merupakan pengetahuantentang obyek nyata yang merupakan asosiasi dari kenyataan-kenyataan dan informasi verbal dari suatu obyek, peristiwaatau manusia. Konsep merupakan pengetahuan tentangseperangkat obyek konkrit atau definisi. Prosedur merupakanpengetahuan tentang tindakan demi tindakan yang bersifatlinier dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan prinsip adalahmerupakan pernyataan mengenai hubungan dua konsepatau lebih, hubungan itu bisa bersifat kausalitas, korelasi atauaksiomatis. Keterampilan dikelompokkan ke dalam empatkategori yaitu keterampilan kognitif, akting, reakting daninteraktif. Ketrampilan berkaitan dengan ketrampilan individudengan menggunakan pikiran dalam menghadapi sesuatuseperti dalam mengambil keputusan atau memecahkan masalah.Ketrampilan juga berkaitan dengan ketrampilan pisik sepertiberolah raga, teknik dan lain-lain. Keterampilan akting adalahketerampilan bereaksi terhadap sesuatu situasi atau dalamartian nilai-nilai emosi dan perasaan. Keterampilan reaktingdimaknai dengan sikap. Keterampilan interaktif adalah keterampilanseseorang dalam berhubungan dengan orang lain untuk mencapaisuatu tujuan seperti komunikasi, persuasif dan pendidikan.

123PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Rohani dan Ahmadi (1995) menyatakan bahwa penilaianhasil belajar bertujuan melihat kemampuan belajar pesertadidik dalam hal penguasaan materi ajar yang telah dipelajarinyasesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tujuanmerupakan sasaran atau objek yang akan dicapai. Sasaranatau objek evaluasi hasil belajar adalah perubahan tingkahlaku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorsecara seimbang. Masing-masing bidang terdiri sejumlah aspek.Aspek-aspek tersebut sebaiknya dapat diungkapkan melaluipenilaian tersebut. Dengan demikian dapat diketahui tingkahlaku mana yang sudah dikuasai oleh siswa dan mana yangbelum.

Hasil belajar merupakan perolehan prestasi yang dicapaisecara maksimal oleh siswa berkat adanya usaha sadar untukmendapatkannya. Perolehan prestasi tersebut dijalani secarasadar guna mendapatkan perubahan baik dalam bentuk penge-tahuan, keterampilan ataupun sikap. Hasil belajar tersebutselanjutnya merupakan kesanggupan untuk berbuat sesuatusesuai dengan pengetahuan, pengalaman dan keterampilanyang telah mereka miliki. Dengan demikian, semakin banyakperolehan prestasi yang dimilikinya, maka semakin tinggipula tingkat kesanggupan untuk berbuat pada masa berikutnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksuddengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuanbelajar siswa yang ditentukan dalam bentuk angka ataunilai. Hasil belajar dikatakan baik apabila angka atau nilaiyang didapatnya diketagorikan baik, demikian juga hasil belajarsiswa disebut jelek jika angka atau nilai yang diperoleh siswatermasuk dalam kategori jelek.

124 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Hamalik (1993) menjelaskan hasil belajar yang dicapaisiswa setelah proses pembelajaran selesai yang dipengaruhioleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam dirisiswa itu sendiri. Dalam hal ini kondisi seorang sangat berpengaruhterhadap tinggi rendahnya prestasi belajarnya. Adapun faktorinternal itu antara lain adalah minat, motivasi, intelegensidan bakat, sedangkan faktor eksternal yaitu berasal dari luardiri siswa itu sendiri. Adapun faktor eksternal itu antara lain:lingkungan keluarga, masyarakat, fasilitas belajar yang dimiliki.

Bidang studi PAI dimaksudkan untuk peningkatan potensispiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esadan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budipekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman,dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalannilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektifkemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut padaakhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yangdimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkatdan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikutituntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia denganvisi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepadaAllah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk meng-hasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, salingmenghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personalmaupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya

125PENELITIAN TINDAKAN KELAS

standar kompetesi sesuai dengan jenjang persekolahan yangsecara nasional ditandai dengan ciri-ciri: (1) lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaanmateri, (2) mengakomodasikan keragaman kebutuhan dansumber daya pendidikan yang tersedia, dan (3) memberiklankebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapanganuntuk mengembangkan strategi dan program pembelajaranseauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan.

Melalui pembelajaran PAI diharapkan menghasilkanmanusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa,dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisankehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsayang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguhdalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahanyang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkuplokal, nasional, regional maupun global. Oleh karena itu pendidikdiharapkan dapat mengembangkan pembelajaran sesuaidengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaianseluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukantidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswadan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilanpencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

Departemen Pendidikan Nasional (2006) menjelaskantujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA yaitu: (1)menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang AgamaIslam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembangkeimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, dan (2)

126 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama danberakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajinberibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi(tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosialserta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwahasil belajar PAI merupakan gambaran dari tingkat kesanggupanpengetahuan, sikap dan keterampilan siswa yang berkaitandengn mata pelajaran PAI. Penilaian terhadap hasil belajardilakukan oleh pendidik setelah berakhirnya proses pembelajaranPAI. Hasil tes ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka.Melalui tes hasil belajar diketahui daya serap atau tinggi rendah-nya tingkat kemampuan siswa dalam memahami atau menguasaimateri pelajaran PAI yang telah diajarkan.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian Rasyid (2004) menyimpulkan bahwa siswayang mengalami secara langsung atau mendapatkan pengalamanbelajar yang diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaranmampu menumbuhkan perhatian, minat, dan kepercayaandiri siswa sehingga timbul saling ketergantungan positifuntuk meningkatkan aktivitas dan efisiensi pembelajaran.Siswa yang memiliki pengalaman belajar secara langsungdari penerapan strategi pembelajaran kooperatif memilikihasil belajar yang lebih baik dari strategi pembelajaran konvensional.

Penelitian Tambunan (2000) tentang pengaruh pendekatanpembelajaran prilaku, menyimpulkan terdapat perbedaanhasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran

127PENELITIAN TINDAKAN KELAS

prilaku dibandingkan dengan pendekatan pemahaman.Pendekatan pembelajaran prilaku dapat mengembangkanpemahaman, sikap dan tindakan siswa, sedangkan pendekatanpembelajaran pemahaman hanya mengembangkan pemahamansiswa saja

Penelitian Simanjuntak (2001) menjelaskan bahwa semakinbaik intensitas perasaan saling memiliki (cohesiveness) kelompokdalam interaksi sosialnya maka semakin tinggi pula kadarpartisipasi anggota dalam mencapai tujuan kelompok secaraoptimal serta mampu mengacu pada peningkatan perkembangandan pertumbuhan kelompok.

C. Kerangka Berpikir

Memperoleh hasil belajar yang optimal dibutuhkan strategipembelajaran yang lebih bermakna dimana melalui strategipembelajaran tersebut siswa mampu mengkonstruk sendiripengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya, bukankarena diberitahukan oleh guru saja tetapi siswa mampumengkonstruk sendiri pengetahuan dalam benaknya. Untukitu, pengetahuan dan pemahaman guru terhadap strategipembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran sangat pentingsebagai salah satu upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran.Guru dituntut agar dapat meningkatkan mutu pembelajarandan harus memperhatikan hakikat, tujuan mata pelajaranyang diajarkan, serta mempertimbangkan karakteristik siswa.Artinya penguasaan guru terhadap strategi pembelajarandiperlukan untuk meningkatkan kemampuan professionalguru dalam mengajar.

128 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Terdapat banyak ragam dari strategi pembelajaran, olehsebab itu seorang guru harus dapat menentukan strategimana yang paling tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajarandan materi ajar. Salah satu strategi pembelajaran adalah strategipembelajaran simulasi sosial. Strategi pembelajaran simulasisosial menekankan pada kegiatan belajar siswa pada adanyapengalaman langsung yang dialami siswa yang diperolehdari permainan simulasi dan diskusi setelah kegiatan simulasiselesai. Tujuan pelaksanaan pembelajaran simulasi sosialadalah membina siswa dalam rangka mengembangkan aspekkognitif, afektif dan psikomotorik siswa secara komprehensif(menyeluruh) dan berinteraksi dengan lingkungannya. Pembelajaransimulasi sosial menekankan pembelajaran di mana siswamenemukan sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuidari guru saja. Pada pembelajaran simulasi sosial ini juga siswamenjadi lebih aktif dan kreatif, mengingat belajar akan lebihbermakna jika fungsi kognitif, afektif, dan psikomotorik dapatbekerja bersama-sama. Dengan strategi pembelajaran simulasisosial, siswa belajar secara langsung dengan menyaksikan,mengamati tingkah laku strategi. Bahan penunjang pembela-jarannya sangat banyak dan terdapat di sekitar siswa. Olehkarena itu, guru dapat merencanakan kegiatan pembelajarandi dalam dan di luar kelas.

Sedangkan pada strategi pembelajaran konvensionalyang selama ini diterapkan dalam kegiatan pembelajaranlebih menekankan penyampaian informasi atau ceramahyang dilakukan guru, sehingga terdapat kecenderungansiswa hanya sebagai pendengar pasif dan pencatat saja dimanafungsi guru merupakan satu-satunya sumber belajar. Penyajian

129PENELITIAN TINDAKAN KELAS

materi yang disampaikan melalui dominasi ceramah secaralangsung kepada siswa tanpa ada gambaran umum sehinggamembuat daya serap belajar rendah. Siswa terkadang sulitmemahami dan menghubungkan antara sub pokok bahasanyang baru diterimanya dengan sub pokok bahasan yang telahlalu. Terjadi penumpukan informasi yang disampaikan gurumelalui ceramah sehingga kondisi yang demikian membuatsiswa jenuh dan berakibat kepada pencapaian hasil belajaryang kurang maksimal.

Memperhatikan karakteristik strategi pembelajaran simulasisosial memberikan hasil belajar yang baik pada bidang studiPAI. Kegiatan pembelajaran PAI harus memberikan kesempatankepada siswa untuk menanggapi bahan pelajaran secara kritis,analitis, agar nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaranPAI betul-betul dapat dipahami dan diyakini oleh siswa sehinggasiswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengandemikian untuk mencapai hasil belajar PAI yang optimalmaka strategi pembelajaran simulasi sosial tepat digunakansebab mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menye-nangkan dan dapat menumbuhkan perhatian dan kepercayaandiri siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesa tindakan yang diajukan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut : “melalui strategi pembelajaran simulasisosial dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas XISMA Negeri 1 Lawe Alas”.

130 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 1 LaweAlas Kabupaten Aceh Tenggara. Pelaksanaan penelitian dilak-sanakan di kelas XI semesater II tahun ajaran 2008-2009.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XI-2 SMANegeri 1 Lawe Alas tahun ajaran 2008-2009 yang terdiridari 8 kelas. Karakteristik siswa yang tersebar dalam 8 kelastersebut dikelompokkan berdasarkan kelompok jurusan sewaktupenempatan siswa dalam kelompok kelasnya masing-masing.

Teknik penentuan sampel digunakan cluster randomsampling. Teknik ini dipilih karena yang disampling dari populasiadalah jumlah kelas yakni sebanyak 8 kelas bukan jumlahsiswa dalam populasi. Subjek penelitian yang diambil terdirisatu kelas yang akan dilakukan pembelajaran simulasi sosial.

Tahapan dalam melakukan proses pengambilan sampeldilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

131PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Menuliskan nama-nama kelas pada lembar kertas kecil.

2. Memasukkan lembaran/gulungan kertas kecil tersebutdalam kotak untuk diundi.

3. Mencabut satu lembar kertas undian yang akan dijadikansebagai kelas pembelajaran simulasi sosial. Dalam halini yang terpilih adalah kelas XI-1 jurusan IPA SMA Negeri1 Lawe Alas.

Jumlah subjek penelitian yaitu kelas XI-1 adalah 35 orangyang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 20 orang perempuan.Karakteristik siswa pada dasarnya hampir sama (homogen)dimana siswa kelas XI-1 jurusan IPA yang digunakan sebagaitempat penelitian diasumsikan bahwa mereka telah memilikidasar pengetahuan agama yang cukup.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian adalah sebagaiberikut:

1. Strategi pembelajaran simulasi sosial adalah strategi pem-belajaran yang menerapkan langkah-langkah atau tahapanpembelajaran sebagai berikut: (1) orientasi, (2) partisipasilatihan, (3) simulasi, dan (4) Tanya jawab.

2. Hasil belajar PAI adalah perolehan skor tes yang dapatdiperlihatkan oleh siswa melalui kegiatan pengujian yangsistematis dengan mengerjakan soal-soal pada mata bidangstudi PAI.

132 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:(1) observasi/ catatan lapangan, dan (2) tes hasil belajar.Observasi atau catatan lapangan dimaksudkan untuk mengetahuiaktifitas pembelajaran yang dilaksanakan di kelas selamapelaksanaan tindakan penelitian dilakukan. Sedangkan berbentuktes essay. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahuikemampuan siswa pada materi ajar bidang studi PAI. Sebeluminstrumen tes hasil belajar digunakan terlebih dahulu diujikevalidannya dan reliabilitas.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tiga siklus,terdiri dari tindakan perencanaan, pelaksanaan, mengobservasidan refleksi. Langkah-langkah pelaksanaan PTK yang dilakukandapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan materiajar yang diajarkan dengan menerapkan strategipembelajaran simulasi sosial.

b. Menyiapkan sumber belajar

c. Menyiapkan lembar kerja siswa

d. Menyiapkan soal-soal untuk evaluasi

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Guru melakukan pembelajaran di dalam kelas sesuaidengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

133PENELITIAN TINDAKAN KELAS

b. Guru membagi siswa menjadi 4-5 kolompok simulasiyang terdiri dari 6-8 siswa.

c. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkanstrategi simulasi sosial.

d. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk memberikanpertanyaan terhadap materi pelajaran yang dibahas.

e. Guru memberikan penjelasan atau ulasan terhadapmateri yang sedang dipelajari.

f. Guru memberikan evaluasi kepada siswa untuk melihatpenguasaan mereka terhadap materi yang diberikan.

3. Observasi

a. Melihat dan mencatat tindakan siswa ketika gurumelaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

b. Melihat dan mencatat respon siswa ketika gurumelaksanakan pembelajaran

c. Mencatat kemampuan siswa dalam memahami materiajar PAI.

4. Refleksi

a. Mendiskusikan dengan kolaborattor (guru mitra) tentangdata observasi atau catatan lapangan yang berkenaandengan pelaksanaan pembelajaran yang diterapkandi kelas.

b. Berdasarkan hasil diskusi tersebut maka direncanakantindakan selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data

134 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

adalah deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh daripengamatan pelaksanaan tindakan selanjutnya dianalisisdengan menarasikan hasil tes hasil belajar dalam bentuktabel distrubusi frekuensi. Selanjutnya untuk menguji hipotesistindakan yang peneliti ajukan dilakukan dengan menganalisishasil belajar pada siklus pertama dengan hasil belajar padasiklus kedua dengan menggunakan nilai t-tes sebagai berikut:

t = )1(

)( 22

∑−∑

NNNDD

D

Keterangan:

t = koefisien hitung t tes.

D = difference yaitu selisih nilai siklus pertama dan sikluskedua.

N = subjek penelitian.

135PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB IV

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada siklus pertama materi ajarnya adalah “tatacarapengurusan jenazah” dengan alokasi waktu 6 x 45 menit.Oleh karenanya untuk itu dipersiapkan perencanaan tindakanyang tertuang dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) yang memuat kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatanawal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Di samping itu jugadisiapkan tes hasil belajar untuk siklus pertama, lembar peng-amatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru.

Kegiatan awal pelaksanaan penelitian ini dimulai denganpenjelasan tujuan pembelajaran yang kemudian dilanjutkandengan pembentukan kelompok siswa dalam beberapa kelompokuntuk memudahkan guru untuk memberikan pengarahandan orientasi tentang simulasi yang akan dilaksanakan. Kegiataninti merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan pembelajarandengan menerapkan strategi pembelajaran simulasi sosial.Sedangkan kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup dengan

135

136 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

mengadakan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yangtelah dilaksanakan.

Sesuai dengan rencana tindakan, maka pelaksanaantindakan ini dibagi atas tiga bagian, yaitu kegiatan awal, intidan akhir dengan rincian sebagai berikut: kegiatan awal diawali dengan mengabsen siswa dan selanjutnya guru menyampaikantujuan pembelajaran. Kegiatan inti dilaksanakan denganmenerapkan strategi pembelajaran simulasi sosial. Sedangkankegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi untuk penguasaansiswa terhadap materi ajar.

Selama berlangsungnya siklus pertama, dilakukan pengamatanterhadap proses tindakan yang dilakukan. Pengamatan dilakukanterhadap aktivitas siswa dan aktivitas pembelajaran yangdilaksanakan guru. Dalam hal ini pengamatan menggunakanlembar pengamatan yang telah disiapkan.

Hasil dan catatan pengamatan selanjutnya didiskusikanuntuk dapat direflesikan dalam perencanaan yang akan ditindak-lanjuti pada siklus kedua, demikian juga temuan-temuankelemahan dan hambatan didiskusikan. Berdasarkan datatersebut diambil langkah-langkah perencanaan untuk diterapkanpada siklus kedua.

Pada siklus kedua materi ajarnya adalah “khutbah, tablighdan dakwah” dengan alokasi waktu 6 x 45 menit. Oleh karenanyauntuk itu dipersiapkan perencanaan tindakan yang tertuangdalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yangmemuat kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal,kegiatan inti dan kegiatan akhir. Di samping itu juga disiapkan

137PENELITIAN TINDAKAN KELAS

tes hasil belajar untuk siklus pertama, lembar pengamatanaktivitas siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru.

Kegiatan awal pelaksanaan penelitian ini dimulai denganpenjelasan tujuan pembelajaran yang kemudian dilanjutkandengan pembentukan kelompok siswa dalam beberapa kelompokuntuk memudahkan guru untuk memberikan pengarahandan orientasi tentang simulasi yang akan dilaksanakan.Kegiatan inti merupakan gambaran pelaksanaan kegiatanpembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaransimulasi sosial. Sedangkan kegiatan akhir merupakan kegiatanpenutup dengan mengadakan penilaian terhadap kegiatanpembelajaran yang telah dilaksanakan.

Sesuai dengan rencana tindakan, maka pelaksanaantindakan ini dibagi atas tiga bagian, yaitu kegiatan awal, intidan akhir dengan rincian sebagai berikut: kegiatan awal diawali dengan mengabsen siswa dan selanjutnya guru menyam-paikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dilaksanakan denganmenerapkan strategi pembelajaran simulasi sosial. Sedangkankegiatan akhir, guru mengadakan evaluasi untuk penguasaansiswa terhadap materi ajar.

Selama berlangsungnya siklus kedua, dilakukan pengamatanterhadap proses tindakan yang dilakukan. Pengamatan dilakukanterhadap aktivitas siswa dan aktivitas pembelajaran yangdilaksanakan guru. Dalam hal ini pengamatan menggunakanlembar pengamatan yang telah disiapkan.

Selanjutnya berdasarkan pengamatan terhadap aktivitassiswa dalam proses pembelajaran diperoleh data aktivitas siswasebagaimana tertera pada tabel 3 sebagai berikut:

138 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tabel 3. Aktivitas Siswa Selama Proses Tindakan

Keterangan :

1. Memperhatikan penjelasan guru2. Mengajukan pertanyaan3. Menanggapi pertanyaan guru4. Menyampaikan ide/pendapat5. Membuat catatan/resume atas materi ajar6. Bersemangat mengikuti kegiatan simulasi7. Terlibat aktif dalam kegiatan simulasi8. Mengerjakan tugas/tes secara mandiri

Berdasarkan tabel 1 di atas. dapat dijelaskan bahwa selamadilakukan pengamatan pada siklus I, ditemukan beberapajenis aktivitas siswa di antaranya adalah aktivitas 1 (memperhatikanpenjelasan guru) yaitu kegiatan belajar siswa yang dominan

Kategori pengamatan

Siklus I Siklus II

F % F %

1 28 84,85 30 90,91

2 3 9,09 5 15,15

3 8 24,24 12 36,36

4 4 12,12 7 21,21

5 21 63,64 27 81,82

6 18 54,54 25 75,76

7 20 60,61 29 87,88

8 30 90,91 33 100

139PENELITIAN TINDAKAN KELAS

dibandingkan dengan aktivitas lain. Hal ini dapat dijelaskankarena pada awal pembelajaran guru memberikan penjelasanmelalui ceramah. Selanjutnya aktivitas 2 (mengajukan pertanyaanhanya dilakukan oleh sedikit siswa. Aktivitas yang lain yangterlihat lebih menonjol adalah aktivitas 7 (terlibat aktif dalamkegiatan simulasi). Hal ini dapat dijelaskan karena siswamerasa untuk mensimulasikan tatacara pengurusan jenazah.Kemudian pada aktivitas 8 (mengerjakan tugas/tes secaramandiri), siswa mayoritas mengerjakantes yang diberikanguru secara mandiri.

Pada siklus II dapat dilihat terjadi perubahan perilakuaktivitas siswa. Di antaranya perubahan pada kategori 3(menanggapi pertanyaan guru) mengalami kenaikan yangcukup signifikan. Hal ini dikarenakan siswa telah menerimahasil kerja pada siklus I yang dibagikan guru diawal pelajaran.Siswa banyak yang bertanya tentang materi yang disimulasikan.Kategori 4 (menyampaikan ide/pendapat) mengalami peningkatanyang cukup signifikan juga. Hal ini disebabkan siswa semakinterlibat dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkanstrategi pembelajaran simulasi sosial. Kategori 6 (bersemangatmengikuti kegiatan simulasi) dan kategori 7 (terlibat aktifdalam kegiatan simulasi) juga mengalami peningkatan yangsignifikan. .

Hasil belajar PAI siswa pada siklus pertama diukur denganmemberikan evaluasi berupa tes essay. Hasil belajar yangdiperoleh dapat dilihat dalam Tabel 4.

140 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tabel 4 Hasil Belajar PAI Siswa Pada Siklus Pertama

No Subjek Penelitian Nilai

1 Subjek 1 6

2 Subjek 2 6

3 Subjek 3 6,5

4 Subjek 4 6,5

5 Subjek 5 6

6 Subjek 6 7

7 Subjek 7 7,5

8 Subjek 8 7

9 Subjek 9 6

10 Subjek 10 6

11 Subjek 11 6

12 Subjek 12 7

13 Subjek 13 6

14 Subjek 14 7

15 Subjek 15 6

16 Subjek 16 6

17 Subjek 17 6,5

18 Subjek 18 7

19 Subjek 19 7

20 Subjek 20 6

21 Subjek 21 6

22 Subjek 22 6,5

23 Subjek 23 6

24 Subjek 24 6,5

25 Subjek 25 6

141PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Selanjutnya hasil belajar PAI siswa pada siklus keduadiukur dengan memberikan evaluasi berupa tes essay. Hasilbelajar yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel 5.

Tabel 5 Hasil Belajar PAI Siswa Pada Siklus Kedua

26 Subjek 26 7

27 Subjek 27 6

28 Subjek 28 6

29 Subjek 29 8

30 Subjek 30 8

31 Subjek 31 7

32 Subjek 32 8

33 Subjek 33 6,5

No Subjek Penelitian Nilai

1 Subjek 1 7

2 Subjek 2 7

3 Subjek 3 6

4 Subjek 4 7

5 Subjek 5 9

6 Subjek 6 9

7 Subjek 7 7

8 Subjek 8 8

9 Subjek 9 6

10 Subjek 10 10

11 Subjek 11 7,5

12 Subjek 12 6,5

142 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Berdasarkan kedua tabel di atas maka dapat dilihat per-kembangan hasil belajar siswa dalam siklus I dan siklus IIdapat dibandingkan berdasarkan skor yang diperoleh sebagai-mana dapat dilihat pada tabel 6. beriku :

13 Subjek 13 7

14 Subjek 14 7

15 Subjek 15 9

16 Subjek 16 7,5

17 Subjek 17 7

18 Subjek 18 7

19 Subjek 19 7

20 Subjek 20 6

21 Subjek 21 8

22 Subjek 22 7

23 Subjek 23 6,5

24 Subjek 24 6

25 Subjek 25 9

26 Subjek 26 7

27 Subjek 27 6

28 Subjek 28 8,5

29 Subjek 29 7

30 Subjek 30 7

31 Subjek 31 8

32 Subjek 32 10

33 Subjek 33 6

143PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tabel 6. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar Siswa PadaSiklus Pertama dan Siklus Kedua

Selanjutnya untuk menerima atau menolak hipotesistindakan yang peneliti ajukan yaitu melalui strategi pembelajaransimulasi sosial dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswakelas XI SMA Negeri 1 Lawe Alas dilakukan dengan menganalisishasil belajar pada siklus pertama dengan hasil belajar padasiklus kedua dengan menggunakan nilai t-tes. Perhitungananalisis t-tes dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7. Analisis Hasil Belajar Siklus Pertama DanSiklus Kedua

No Siklus Kumulatif Nilai Rata-Rata Nilai

1 Pertama 216,5 6,56

2 Kedua 243,5 7,38

No Nilai Siklus Pertama

Nilai Siklus Kedua

D D2

1 6 7 1 1

2 6 7 1 1

3 6,5 6 0,5 0,25

4 6,5 7 0,5 0,25

5 6 9 3 9

6 7 9 2 4

7 7,5 7 0,5 0,25

8 7 8 1 1

144 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

9 6 6 0 0

10 6 10 4 16

11 6 7,5 1,5 2,25

12 7 6,5 0,5 0,25

13 6 7 1 1

14 7 7 0 0

15 6 9 3 9

16 6 7,5 1,5 2,25

17 6,5 7 0,5 0,25

18 7 7 0 0

19 7 7 0 0

20 6 6 0 0

21 6 8 2 4

22 6,5 7 0,5 0,25

23 6 6,5 0,5 0,25

24 6,5 6 0,5 0,25

25 6 9 3 9

26 7 7 0 0

27 6 6 0 0

28 6 8,5 2,5 6,25

29 8 7 1 1

30 8 7 1 1

31 7 8 1 1

32 8 10 2 4

33 6,5 6 0,5 0,25

J u m l a h 27 75

145PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Dari Tabel di ketahui:

Rerata (mean) D adalah : 75/33 = 2,27

Perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut:

t =

)1(

)( 22

∑−∑

NNNDD

D

=

)133(3333

)27(75

27,22

= 05,0

27,2

= 224,027,2

= 10,13

Dengan demikian t hitung = 10,13 sedangkan t-tabelpada dk 32 dan α = 0,05 adalah 1,696. Oleh karena hargat hitung (10,13) > harga t tabel (1,696) dengan demikianmaka hipotesis tindakan yang peneliti ajukan terbukti kebenar-annya secara empirik.

146 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

B. Pembahasan

Tugas utama guru dalam kegiatan pembelajaran adalahmendesain lingkungan pembelajaran yang kondusif, membantudan menfasilitasi siswa mencapai tujuan pembelajaran danyang tak terlupakan adalah menyeimbangkan pertumbuhanintelektual, emosional dan spiritual siswa. Oleh karena ituhendaknya guru mampu mewujudkannya dalam setiap kegiatanpembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu matapelajaran pokok yang diajarkan di SMA. Namun dapat kegiatanpembelajaran sehari-harinya, khususnya dalam penyampaianmateri pembelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa yangkurang tertarik, kurang termotivasi, bahkan terkesan kurangberminat dalam mengikutinya. Kekurangtertarikan siswa,kurang termotivasi, dan kesan kurang berminat tersebut sebenarnyaterjadi bila pembelajaran yang dilakukan berpusat hanyapada guru (pengajar). Oleh karena itu tugas gurulah mendesainpembelajaran yang menarik dan variatif.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dijadikanlebih menarik bila guru mampu merencanakan strategi danpengelolaan kelas yang lebih baik. Perencanaan dan pengelolaanpembelajaran yang baik oleh guru dapat membantu guru untukdapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik. Pembelajarandengan menggunakan strategi simulasi sosial ternyata mampumemberikan hasil belajar yang lebih baik. Dari hasil penelitianini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan AgamaIslam dalam materi tatacara pengurusan jenazah dan materikhutbah, tabligh dan dakwah maka strategi pembelajaran

147PENELITIAN TINDAKAN KELAS

simulasi sosial dapat dijadikan sebagai salah satu alternatifstrategi pembelajaran yang dapat diterapkan guru.

Berdasarkan pengamatan yang diperoleh pada siklusI adalah kategori pengamatan 1 (memperhatikan penjelasanguru) sebesar 84,85%, kategori pengamatan 2 (mengajukanpertanyaan) sebesar 9,09%, kategori 3 (menanggapi pertanyaanguru) sebesar 24,24%, kategori 4 (menyampaikan ide/pendapat)sebesar 12,12%, kategori pengamatan 5 (membuat catatan/resume atas materi ajar) sebesar 63,64%, kategori pengamatan6 (bersemangat mengikuti kegiatan simulasi) sebesar 54,54%,kategori pengamatan 7 (terlibat aktif dalam kegiatan simulasi)sebesar 60,61% dan kategori pengamatan 8 (mengerjakantugas/tes secara mandiri) sebesar 90,91.

Pada siklus II terdapat beberapa perubahan tingkahlaku siswa. Perubahan yang dimaksud pada umumnya adalahperubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut diantaranyaadalah kategori pengamatan 1 (memperhatikan penjelasanguru) mengalami peningkatan menjadi 90,91%, kategoripengamatan 2 (mengajukan pertanyaan) mengalami peningkatanmenjadi 15,15%, kategori 3 (menanggapi pertanyaan guru)mengalami peningkatan menjadi 36,36%, kategori 4 (menyam-paikan ide/pendapat) mengalami peningkatan menjadi 21,21%,kategori pengamatan 5 (membuat catatan/resume atas materiajar) mengalami peningkatan menjadi 81,82%, kategori peng-amatan 6 (bersemangat mengikuti kegiatan simulasi) mengalamipeningkatan menjadi 75,76%, kategori pengamatan 7 (terlibataktif dalam kegiatan simulasi) mengalami peningkatan menjadi87,88% dan kategori pengamatan 8 (mengerjakan tugas/tessecara mandiri) mengalami peningkatan menjadi 100%.

148 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Pada akhirnya, perubahan perilaku mengajar guru danperubahan perilaku belajar siswa yang difasilitasi melaluipenelitian tindakan ini berdampak bagi peningkatan hasilbelajar siswa, dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwasiswa mencapai ketuntasan belajar, suatu keadaan yang sulituntuk dicapai sebelumnya. Fenomena ini mengandung makna,bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan strategi pembelajaranyang diimplementasikan peneliti, mempunyai kualitas prosesdan kualitas hasil belajar yang baik. Hasil tersebut sejalandengan yang dikemukakan oleh Dahlan (1984) menjelaskanbahwa penerapan strategi pembelajaran simulasi sosial dapatmerangsang berbagai variasi belajar, seperti: (1) kompetisi,(2) kooperasi, (3) empati, (4) sistem sosial, (5) konsep, (6)keterampilan, (7) menunggu kesempatan, dan (8) kemampuanberpikir kritis dan mengambil keputusan.

Hasil penelitian yang telah dipaparkan di muka selanjutnyaakan memberikan dampak yang lebih luas bila guru matapelajaran lain khususnya di SMA Negeri 1 Lawe Alas jugamelakukan inovasi dalam pembelajarannya melalui penerapanstrategi pembelajaran inovatif dan kreatif. Satu strategi pem-belajaran tidak selalu baik diterapkan pada semua kajian dansemua mata pelajaran di SMA, oleh karena itu guru harusterus mencoba dan mengembangkan kreativitasnya untukmendesain pembelajaran yang mampu memotivasi siswauntuk belajar.

149PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan,maka dapat dikemukakan kesimpulan peneliti sebagai berikut:secara deskriptif dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pembelajarandengan menerapkan strategi pembelajaran simulasi sosialdapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islamsiswa kelas XI-1 Jurusan IPA SMA Negeri 1 Lawe Alas Hal initerlihat dari meningkatnya persentase siswa pada kedelapanaspek yang diamati dari kedua siklus yang dilaksanakan dalamtindakan penelitian ini. Fakta tersebut didukung hasil pengujianstatistik t test dimana diperoleh t tes hitung = 10,13 sedangkanharga t tabel = 1,696.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, dapatdisarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran simulasi sosial dapat dijadikansebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Pendidikan

149

150 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Agama Islam khususnya pada materi ajar pengurusanjenazah dan materi ajar khutbah, tabligh dan dakwah.

2. Penerapan pembelajaran simulasi sosial dengan menggunakanwaktu relatif lebih banyak, maka guru harus memperhatikanpenggunaan waktu dalam perencanaan dan penerapannya.

3. Guru diharapkan untuk lebih kreatif dalam strategi pem-belajaran sehingga siswa tertarik dan termotivasi untukmengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

151PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DAFTAR BACAAN

Dahlan, M.D. (1984). Model-Model Mengajar. Bandung: Diponegoro

Departemen Pendidikan Nasional RI. (2006). Standar Isi BidangStudi Pendidikan Agama Islam Untuk Sekolah MenengahAtas. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah

Dimyati, M. dan Moedjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Dikti dan Rineka Cipta

Hamalik, O. (1993). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: BumiAksara

Joice, B. dan Weil, M. (1986). Models of Teaching. New Jersey:Prentice Hall Inc.

Rohani, A. dan Ahmadi, A. (1995). Pengelolaan Pengajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Romizowski, AZ. (1981). Designing Instructional System. NewYork: Nichol Publishing Company

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, D.S. (2001). Metode Dan Teknik Pembelajaran Partisipatif,Bandung: Falah Production

151

152 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Sudjana, N. (2002). CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana, N. (1989). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,Jakarta: Sinar Baru Algensindo

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika

Wardiman, J. dkk. (2001). Menatap Masa Depan Pendidikan.Jakarta: Gramedia

153PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN

(SIKLUS PERTAMA)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Lawe AlasMata Pelajaran : PAIKelas/Semester : XI/IIAlokasi waktu : 6 x 45 menit

Standar Kompetensi

11. Memahami ketentuan hukum Islam tentang pengurusanjenazah

Kompetensi Dasar

11.1 Menjelaskan tatacara pengurusan jenazah

11.2 Memperaragakan tatacara pengurusan jenazah

Indikator

1. Mampu menjelaskan tatacara pengurusan jenazah.2. Mampu memperagakan tatacara memandikan jenazah3. Mampu memperagakan tatacara mengkafani jenazah.4. Mampu memperagakan tatacara menshalatkan jenazah5. Mampu memperagakan tatacara menguburkan jenazah

153

154 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Tujuan Pembelajaran

Setelah pertemuan ini siswa mampu menjelaskan danmemperagakan tatacara pengurusan jenazah

Materi Pelajaran

1. Tatacara memandikan jenazah2. Tatacara mengkafani jenazah3. Tatacara menshalatkan jenazah4. Tatacara menguburkan jenazah

Strategi Pembelajaran

Simulasi sosial dengan tahapan kegiatan pembelajaransebagai berikut:

· Tahap I : Orientasi· Tahap II : Partisipasi latihan· Tahap III : Pelaksanaan simulasi· Tahap IV : Tanya jawab

Langkah Pembelajaran

Kegiatan Pembukaan:

· Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikantopik yang akan dibahas yaitu “tatacara pengurusanjenazah”, selanjutnya menjelaskan tujuan pembelajarandan target yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran.

· Tahap Orientasi:a. Menjelaskan pokok-pokok dari tema simulasib. Memberikan penjelasan awal

155PENELITIAN TINDAKAN KELAS

· Tahap Partisipasi latihana. Penerapan skenario simulasib. Mengorganisir peranan siswa

Kegiatan Inti:

· Tahap Pelaksanaan simulasi:a. Melaksanakan kegiatan simulasi sesuai dengan

skenario simulasi.b. Mendapatkan umpan balikc. Melanjutkan kegiatan simulasi.

Kegiatan Akhir:

· Tahap Tanya Jawaba. Menganalisis proses simulasib. Membandingkan kegiatan simulasi dengan dunia

nyatac. Menghubungkan kegiatan simulasi dengan materi

ajard. Menilai

Sumber Belajar

· Buku paket Pendidikan Agama Islam Kelas XI· Buku Fiqh Islam karya Sulaiman Rasyid

Penilaian

· Aktifitas dalam kegiatan simulasi· Tanya jawab· Tes

156 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN(SIKLUS KEDUA)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Lawe AlasMata Pelajaran : PAIKelas/Semester : XI/IIAlokasi waktu : 6 x 45 menit

Standar Kompetensi

12. Memahami khutbah, tabligh dan dakwah

Kompetensi Dasar

12.1 Menjelaskan pengertian khutbah, tabligh dan dakwah12.2 Menjelaskan tatacara khutbah, tabligh dan dakwah12.3 Memperagakan khutbah, tabligh dan dakwah

Indikator

1. Mampu menjelaskan pengertian khutbah.2. Mampu menjelaskan pengertian tabligh3. Mampu menjelaskan pengertian dakwah4. Mampu menjelaskan tatacara khutbah5. Mampu menjelaskan tatacara tabligh

156

157PENELITIAN TINDAKAN KELAS

6. Mampu menjelaskan tatacara dakwah7. Mampu memperagakan tatacara khutbah.8. Mampu memperagakan tatacara tabligh9. Mampu memperagakan tatacara dakwah

Tujuan Pembelajaran

Setelah pertemuan ini siswa mampu menjelaskan danmemperagakan tatacara khutbah, tabligh dan dakwah

Materi Pelajaran

1. Pengertian khutbah2. Pengertian tabligh3. Pengertian dakwah4. Tatacara khutbah5. Tatacara tabligh6. Tatacara dakwah

Strategi Pembelajaran

Simulasi sosial dengan tahapan kegiatan pembelajaransebagai berikut:

· Tahap I : Orientasi· Tahap II : Partisipasi latihan· Tahap III : Pelaksanaan simulasi· Tahap IV : Tanya jawab

158 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Langkah Pembelajaran

Kegiatan Pembukaan :

· Guru membuka pembelajaran dengan menyampaikantopik yang akan dibahas yaitu “khutbah, tabligh dandakwah”, selanjutnya menjelaskan tujuan pembelajarandan target yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran.

· Tahap Orientasi:a. Menjelaskan pokok-pokok dari tema simulasib. Memberikan penjelasan awal

· Tahap Partisipasi latihana. Penerapan skenario simulasib. Mengorganisir peranan siswa

Kegiatan Inti:

· Tahap Pelaksanaan simulasi:a. Melaksanakan kegiatan simulasi sesuai dengan

skenario simulasi.b. Mendapatkan umpan balikc. Melanjutkan kegiatan simulasi.

Kegiatan Akhir:

· Tahap Tanya Jawaba. Menganalisis proses simulasib. Membandingkan kegiatan simulasi dengan dunia

nyatac. Menghubungkan kegiatan simulasi dengan materi

ajard. Menilai

159PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Sumber Belajar

· Buku paket Pendidikan Agama Islam Kelas XI

· Buku Fiqh Islam karya Sulaiman Rasyid

Penilaian

· Aktifitas dalam kegiatan simulasi

· Tanya jawab

· Tes

160 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Lampiran 3

TES HASIL BELAJAR(SIKLUS PERTAMA)

Petunjuk :

· Bacalah soal-soal dengan baik, jika terdapat hal yangkurang jelas tanyakan kepada guru anda.

· Jawaban dituliskan di lembar jawaban yang telah

· Dilarang bekerja sama dengan teman.

Pertanyaan:

1. Tuliskan ayat atau hadist yang anda ketahui yangberkenaan dengan kewajiban fardhu kifayah (pengurusanjenazah)!

2. Uraikan tatacara memandikan jenazah!3. Uraikan tatacara mengkafani jenazah!4. Uraikan tatacara menshalatkan jenazah!5. Uraikan tatacara menguburkan jenazah!

160

161PENELITIAN TINDAKAN KELAS

TES HASIL BELAJAR(SIKLUS KEDUA)

Petunjuk :

· Bacalah soal-soal dengan baik, jika terdapat hal yangkurang jelas tanyakan kepada guru anda.

· Jawaban dituliskan di lembar jawaban yang telah

· Dilarang bekerja sama dengan teman.

Pertanyaan:

1. Jelaskan pengertian khutbah!

2. Jelaskan pengertian tabligh!

3. Jelaskan pengertian dakwah!

4. Uraikan tatacara khutbah!

5. Uraikan tatacara tabligh!

6. Uraikan tatacara dakwah!

162 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASITERHADAP AKTIVITAS SISWA

Keterangan :

1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Mengajukan pertanyaan

3. Menanggapi pertanyaan guru

4. Menyampaikan ide/pendapat

5. Membuat catatan/resume atas materi ajar

6. Bersemangat mengikuti kegiatan simulasi

162

Kategori pengamatan

Siklus I Siklus II

F % F %

1

2

3

4

5

6

7

8

163PENELITIAN TINDAKAN KELAS

7. Terlibat aktif dalam kegiatan simulasi

8. Mengerjakan tugas/tes secara mandiri

164 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASITERHADAP AKTIVITAS GURU

164

No Aspek Pengamatan Keterangan

Ya Tidak

A. Memulai Pembelajaran

• Menyampaikan tujuan pembelajaran

• Memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran

B Mengelola pembelajaran

• Menyampaikan bahan

• Memberi contoh

• Menggunakan alat/media pengajaran

• Memberi kesempatan siswa untuk aktif

• Memberi penguatan

C Mengoganisasikan waktu, siswa dan sumber belajar

• Mengatur penggunaan waktu

• Mengorganisasikan siswa

• Mengatur dan memanfaatkan sumber belajar

165PENELITIAN TINDAKAN KELAS

D Melaksanakan Penilaian Proses Dan Hasil

• Melaksanakan penilaian selama pembelajaran

• Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

E Mengakhiri pembelajaran

• Menyimpulkan pelajaran

• Memberikan tindak lanjut

166 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Lampiran 6

CATATAN PENGAMATANSIKLUS PERTAMA

Pada siklus pertama yang berlangsung selama 6 x 45menit atau 3 kali tatap muka yang ditampilkan adalah materiajar “tatacara pengurusan jenazah”. Rencana tindakan padasiklus pertama meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:Pertama, pelaksanaan tindakan direncanakan dengan melibatkanpeneliti sebagai guru dan satu guru mitra sebagai kolaboratoryang bertindak sebagai pengamat di dalam kelas bertugasmelakukan pengamatan, mencatat segala proses kegiatanyang terjadi di dalam kelas, untuk selanjutnya hasil pengamatandidiskusikan bersama sebagai bahan masukan bagi pelaksanaanyang kemudian akan direfleksikan kembali. Hasil refleksitersebut disimpulkan dan direvisi untuk selanjutkan diambiltindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Kedua, penataankelas dan lingkungan kelas berkaitan dengan posisi tempatduduk anak. Posisi tempat duduk diatur dan didesain bervariasi,terkadang berbentuk melingkar, berbentuk U. Bervariasinyaposisi duduk ini diharapkan dapat menunjang pelaksanaanpembelajaran dan simulasi yang diterapkan. Ketiga, kegiatanpembelajaran direncanakan dalam 3 tahap yaitu (1) kegiatanawal atau pembuka, (2) kegiatan inti dan (3) kegiatan akhiratau penutup.

166

167PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Kegiatan awal pembelajaran meliputi kegiatan memulaipembelajaran kegiatan dengan berdo’a kemudian dilanjutkanmenyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dilakukandengan menerapkan pembelajaran simulasi sosial Kegiatanakhir/penutup, kegiatan ini merupakan kegiatan penutupdengan mengadakan penilaian terhadap kemampuan belajarsiswa.

Pelaksanaan tindakan sebagai berikut: Pertama, gurudan masuk ke kelas. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaransedangkan, guru mitra bertindak sebagai pengamat. Kedua,kelas telah didesain dan ditata sesuai dengan kebutuhan pembelajaranKetiga, sesuai dengan rencana kegiatan pembelajaran makakegiatan pembelajaran di bagi atas tiga tahapan yaitu kegiatanawal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dengan perincian pelak-sanaannya sebagai berikut: Kegiatan awal, dimulai dengankegiatan berdo’a dan selanjutnya guru menyampaikan tujuanpembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan denganmenerapkan langkah-langkah pembelajaran simulasi sosialdengan mengusung materi ajar adalah tatacara pengurusanjenazah yang meliputi tatacara memandikan, tatacara mengkafani,tatacara menshalatkan dan diakhir dengan tatacara menguburkan.Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberian tes hasilbelajar.

168 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

CATATAN PENGAMATANSIKLUS KEDUA

Pada siklus kedua yang berlangsung selama 6 x 45menit atau 3 kali tatap muka yang ditampilkan adalahmateri ajar “khutbah, tabligh dan dakwah”. Rencana tindakanpada siklus pertama meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:Pertama, pelaksanaan tindakan direncanakan dengan melibatkanpeneliti sebagai guru dan satu guru mitra sebagai kolaboratoryang bertindak sebagai pengamat di dalam kelas bertugasmelakukan pengamatan, mencatat segala proses kegiatanyang terjadi di dalam kelas. Kedua, penataan kelas dan lingkungankelas berkaitan dengan posisi tempat duduk anak. Posisi tempatduduk diatur dan didesain bervariasi, terkadang berbentukmelingkar, berbentuk U. Bervariasinya posisi duduk ini diharapkandapat menunjang pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaansimulasi dapat berlangsung dengan baik. Ketiga, kegiatanpembelajaran direncanakan dalam 3 tahap yaitu (1) kegiatanawal atau pembuka, (2) kegiatan inti dan (3) kegiatan akhiratau penutup.

Kegiatan awal pembelajaran meliputi kegiatan memulaipembelajaran kegiatan dengan berdo’a kemudian dilanjutkanmenyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dilakukandengan menerapkan pembelajaran simulasi sosial Kegiatan

169PENELITIAN TINDAKAN KELAS

akhir/penutup, kegiatan ini merupakan kegiatan penutup denganmengadakan penilaian terhadap kemampuan belajar siswa.

Pelaksanaan tindakan sebagai berikut: Pertama, gurudan masuk ke kelas. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaransedangkan, guru mitra bertindak sebagai pengamat. Kedua,kelas telah didesain dan ditata sesuai dengan kebutuhan pembelajaranKetiga, sesuai dengan rencana kegiatan pembelajaran makakegiatan pembelajaran di bagi atas tiga tahapan yaitu kegiatanawal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dengan perincian pelak-sanaannya sebagai berikut: Kegiatan awal, dimulai dengankegiatan berdo’a dan selanjutnya guru menyampaikan tujuanpembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan denganmenerapkan langkah-langkah pembelajaran simulasi sosialdengan mengusung materi ajar adalah khutbah, tabligh dandakwah. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pemberiantes hasil belajar.

170 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

TENTANG PENULIS

H. Candra Wijaya, M.Pd, lahir di Mabar 7 April1974 dari pasangan dengan Ayah yang bernama JumiranAtnaja dan Ibu Ratnah. Anak kedua dari 3 bersaudara. Menempuhpendidikan SD tamat tahun 1986, melanjutkan ke MTs Al-Ittihadiyah Percut tamat tahun 1989, kemudian menyelesaikanPGAN Medan pada tahun 1992. Melanjutkan pendidikan strata1 (S.1) di IAIN SU Medan jurusan Pendidikan Agama Islamyang diselesaikan pada tahun 1997. Meraih gelar MagisterPendidikan dari Universitas Negeri Medan dengan konsentrasistudi Manajemen Pendidikan pada tahun 2003 dan saat inisedang dalam penyusunan Desertasi di almamater yang sama.Saat ini bertugas sebagai PNS/Dosen di Fakultas TarbiyahIAIN SU Medan dengan mengasuh mata kuliah Manajemenorganisasi. Saat ini juga berprofesi sebagai konsultan pendidikandi CV. Widya Puspita Medan yang bergerak di bidang percetakandan penerbitan buku dan Pembantu Ketua I Sekolah TinggiTeknologi Sinar Husni Medan. Menikah dengan Hayati, STdan Saat ini dikarunia Allah SWT 3 (tiga) orang anak, yaitu:Yusril Ihza Farhan Wijaya (13 tahun, Siswa SMP Al- UlumMedan), Audrey Ichwan Faried Wijaya (8 tahun, Siswa SDSalsa) dan Kenatra Aksan Wijaya (1,8 tahun).

170

171PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Karya ilmiah yang pernah dipublikasi adalah: BukuKerja Pembelajaran Tematik Untuk Sekolah Dasar kelas I –III (Jakarta, 2007), Pendidikan Agama Islam, untuk siswaSMA di Sumatera Utara, kerjasama dengan Kanwil DepagSumatera Utara (2004), Pengantar Filsafat Ilmu (Cita PustakaMedia Bandung, 2005), Buku Lembar Kerja Siswa MaximumBidang Studi Teknologi Informasi Komputer (CV.Widya PuspitaMedan, 2007), Ilmu Pendidikan dan Masyarakat Belajar (Kontributor,Cita Pustaka Media Bandung, 2010), Manajemen Organisasi(Editor, Cita Pustaka Media Bandung, 2010).

Drs. Syahrum, M.Pd, lahir di Medan 4 Agustus1962 Menempuh pendidikan SD tamat tahun 1976, SMP tahun1980, kemudian menyelesaikan SMA pada tahun 1983, pendidikanstrata 1 (S.1) di IAIN SU Medan jurusan Tadris IPA diselesaikanpada tahun 1992 dan meraih gelar Magister Pendidikan dariUniversitas Negeri Padang dengan konsentrasi studi ManajemenPendidikan pada tahun 2002. Saat ini bertugas sebagai PNS/Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN SU Medan dengan mengasuhmata kuliah Metode Penelitian.

Karya ilmiah yang pernah dipublikasi adalah: MetodePenelitian Kualitatif (Cita Pustaka Media Bandung, 2007),Metode Penelitian Kuantitatif (Cita Pustaka Media Bandung,2008), Buku Lembar Kerja Siswa Maksimum Bidang StudiBahasa Inggris (CV. Widya Puspita, 2007), dan Buku PraktikumBahasa Inggris IAIN SU (IAIN SU, 2008).

172 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

TENTANG EDITOR

H. Rusydi Ananda, M.Pd, lahir di Tanjung Pura,1 Januari 1972 dengan Ayah yang bernama Drs.H.ThaharuddinAg dan dan Ibu Dra. H. Rosdiani. Anak pertama dari 6 bersaudara.Menempuh pendidikan SD tamat tahun 1984, melanjutkanke SMP Pertiwi Medan tamat tahun 1987, kemudian menyelesaikanSMU pada tahun 1990. Melanjutkan pendidikan strata 1 (S.1)di IAIN SU Medan ngan jurusan Tadris Matematika yangdiselesaikan pada tahun 1995. Meraih gelar Magister Pendidikandari Universitas Negeri Medan dengan konsentrasi studiTeknologi Pendidikan pada tahun 2005. Saat ini bertugassebagai PNS/Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN SU Medan.Menikahdengan Tien Rafida, M.Hum pada tanggal 13 juli 1997 yangjuga berprofesi sebagai PNS/Dosen di Fakultas Tarbiyah IAINSU Medan. Saat ini dikarunia Allah SWT 3 (tiga) orang anak,yaitu: Annisa Arfitha (11 tahun), Salsabila Hadiyanti (9Tahun) dan Faturrahman (6 tahun).

Pengalaman kerja dimulai sebagai tenaga administrasidi PT. Marhamah Medan, tahun 1995-1996. Guru matematikadi SMP Perguruan Bandung tahun 1996-1997. Guru Matematikadi SMA UISU Medan Tahun 1997-1999. Sejak tahun 2000 sampaisekarang bekerja sebagai PNS/Dosen di Fakultas Tarbiyah

172

173PENELITIAN TINDAKAN KELAS

IAIN SU Medan dengan mata kuliah yang diasuh adalahEvaluasi Pendidikan dan Statistik Pendidikan. Saat ini jugaberprofesi sebagai konsultan pendidikan di CV. Widya PuspitaMedan yang bergerak di bidang percetakan dan penerbitanbuku. Karya ilmiah yang pernah dipublikasi adalah: BukuKerja Pembelajaran Tematik Untuk Sekolah Dasar kelas I –III (Jakarta, 2007). Rancangan Penelitian Sosial Keagamaan(Medan, 2006).

Penelitian yang pernah dilakukan adalah: PenataanPendidikan Islam di Madrasah Swasta Setelah Undang-UndangNo. 2 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah Studi KasusMTs Al-Washlyah Tembung Deli Serdang(2005), PendekatanSatemas Dalam Pembelajaran PAI Di SMA Swasta Kota Medan(2006) Pemberdayaan Madrasah Swasta, Studi KebijakanMapenda Kabupaten Serdang Bedagai (2007), Analisis NaskahUjian (2008), Efek Rantai Sertifikasi Guru (2011)

174 PENELITIAN TINDAKAN KELAS