penelitian paud dan tumbuh kembang

62
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal, tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko- psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak. Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. 1 Data terakhir yang diperoleh dari Unicef, sekitar 35 persen anak lahir dengan tubuh pendek di Indonesia. Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum. 1,2,3 Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. 1

Upload: sodiqa-strida-sasi-twinz

Post on 09-Feb-2016

473 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Hubungan Antara PAUD dan Tumbuh Kembang

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling

berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya

tumbuh kembang yang optimal, tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan

hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-

fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang

memberikan ciri tersendiri pada setiap anak. Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi

perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.1

Data terakhir yang diperoleh dari Unicef, sekitar 35 persen anak lahir dengan tubuh pendek di

Indonesia. Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data

angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun

diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan

umum.1,2,3

Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Pada

hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang

berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6

tahun. Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan

psikologi maka fenomena pentingnya PAUD merupakan keniscayaan. PAUD menjadi sangat

penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada

rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden

age (usia emas), dimana 3 tahun pertama anak adalah usia emas baginya untuk menyerap

informasi sebanyak-banyaknya.1,2

Pendidikan Anak Usia Dini juga berperan dalam tumbuh kembang anak. Menurut

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 tahun 2009 tentang

Standar Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapaian tumbuh kembang anak mengacu

pada panduan kartu menuju sehat (KMS) dan deteksi dini tumbuh kembang anak, serta

1

Page 2: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

dikelompokkan berdasarkan usia dan mencakup nilai-nilai agama dan moral, motorik,

kognitif, bahasa, dan sosial emosional.3

Kurangnya partisipasi anak dalam mengikuti PAUD dipengaruhi oleh pendidikan

orangtua, pekerjaan orangtua, sertasarana dan prasarana PAUD. Akses dan kualitas

pelayanan PAUD sangatlah tidak seimbang. Kira-kira 62 persen anak usia 3 sampai 6 tahun

belum pernah berpartisipasi dalam program pendidikan anak usia dini atau pra-sekolah.

Indonesia memiliki fasilitas PAUD yang relatif sedikit. Situasi ini sebagian menjelaskan

mengapa orang tua cenderung untuk menyekolahkan anak-anak mereka lebih awal: kira-kira

72 persen anak usia enam tahun telah terdaftar di Kelas 1 sekolah dasar.4

Untuk keperluan menganalisis partisipasi anak dalam PAUD digunakan data Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2011. Pada tahun 2011, Susenas turut

mengumpulkan data partisipasi PAUD di seluruh Indonesia. Persentase anak yang sedang

mengikuti PAUD dibagi atas beberapa kelompok umur, yaitu: 0-2 tahun, 3-4 tahun, 5-6

tahun, 3-6 tahun, dan 0-6 tahun. Untuk kelompok umur 0-6 tahun, partisipasi anak yang

mengikuti PAUD ada sebanyak 14,08 persen.Jika rentang umurnya dipersempit menjadi 3-4

tahun, partisipasinya sedikit membesar menjadi 15,90 persen. Jika rentang umur dipersempit

lagi menjadi 5-6 tahun, partisipasinya meningkat dua kali lipat menjadi 33,35 persen. Hal ini

menandakan partisipasi PAUD lebih banyak diikuti oleh anak kelompok umur 5-6 tahun

dibanding kelompok umur lainnya. Artinya, partisipasi PAUD lebih banyak diisi oleh anak-

anak yang berada pada kelompok umur Taman Kanak-kanak (TK) dibanding kelompok umur

lainnya.5

1.2. RUMUSAN MASALAH

Apakahada hubungan antara partisipasi anak dalam mengikuti program pos pendidikan anak

usia dini sebelum usia 3 tahundengan tumbuh kembanganak usia 3-5 tahunpada siswa

sekolah taman kanak-kanak (TK)?

Page 3: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengembangkan potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk

perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki

kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara PAUD dengan pertumbuhan anak

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antaraPAUD dengan perkembangan motorik

kasar anak

3. Untuk mengetahui adanya hubungan antaraPAUD dengan perkembangan motorik

halus anak

4. Untuk mengetahui adanya hubungan antaraPAUD dengan perkembangan bicara

dan bahasa anak

5. Untuk mengetahui adanya hubungan antaraPAUD dengan perkembangan sosial

kemandirian anak

1.3.3 Manfaat Penelitian

Bagi Profesi:

Sebagai sumber penelitian yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian sejenis di

masa mendatang

Bagi Institusi:

Sebagai masukan untuk puskesmas dalam membina program PAUD

Bagi Masyarakat:

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD

1.4. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut :

Terdapat hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini dengan tumbuh kembangusia 3-5

tahunpada siswa sekolah taman kanak-kanak (TK).

3

Page 4: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

1.5. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1.5.1 Ruang Lingkup Tempat

Sekolah taman kanak-kanak (TK) di wilayah Kelurahan Kebagusan

1.5.2 Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013

sampai Oktober 2013

Page 5: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TUMBUH KEMBANG ANAK

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran,

yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) danukuran panjang (cm, meter),

sedangkan perkembangan adalah bertambahnyakemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dari seluruhbagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya. Termasuk jugaperkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil

berinteraksidengan lingkungannya.6

Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuhkembang anak,

yaitu:

1. Faktor genetik

Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut.Kemampuan

anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.

2. Faktor lingkungan

Yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi

sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuktumbuh kembang sejak dalam

kandungan sampai dewasa. Lingkungan yangbaik akan menunjang tumbuh kembang

anak, sebaliknya lingkungan yangkurang baik akan menghambat tumbuh

kembangnya.Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum

dibagimenjadi 3 kebutuhan dasar yaitu:

- Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”) meliputi:

o pangan/gizi

o perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang

teratur, dan pengobatan

o pemukiman yang layak

o kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan

o pakaian

5

Page 6: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

o rekreasi, kesegaran jasmani

- Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)

Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan

kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baikfisik,

mental, atau psikososial.

- Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)

Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian,

kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitasdan sebagainya.Setiap

anak akan melalui setiap tahapan tumbuh kembang yangmempunyai ciri

tersendiri, yaitu:

1) Masa pranatal

2) Masa bayi: usia 0 - 1 tahun

3) Masa pra-sekolah: usia 1 – 6 tahun

4) Masa sekolah: usia 6 – 18/20 tahun

Masa pra-remaja: usia 6 – 8/10 tahun

Masa remaja: 8/10 – 18/20 tahun

2.1.1 Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik seseorang dimulai saat janin masih dalam kandungan hingga

dilahirkan ke dunia. Berikut tahapan pertumbuhan manusia:

1. Pertumbuhan janin dalam kandungan

Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang

dialami seseorang dalam hidupnya. Janin tumbuh dari berat 0,0000175 gram menjadi

3700 gram, dan panjang badan dari 0,01 menjadi 50 cm.

2. Pertumbuhan setelah lahir

Indikator pertumbuhan:

i. Berat badan

ii. Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg). Bayi yang dilahirkan cukup

bulan akan kehilangan berat badannyaselama 3-4 hari pertama dan akan

kembali sama dengan berat badan lahir pada hari ke-8-9. Berat badan

Page 7: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

meningkat 2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan, 3 x berat badan lahir pada

umur 1 tahun, 4 x berat badan lahir pada umur 2½ tahun. Penambahan berat

badan 6 bulan ke-1: 0,5-1,0 kg/bulan, 6 bulan ke-2: 0,3-0,5 kg/bulan, 1-2

tahun: 0,2 kg/bulan.

iii. Tinggi Badan

Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm. Panjang badan meningkat 1½

x panjang badan pada umur 1 tahun. Penambahan panjang badan umur 6 bulan

ke-1: 2,5 cm/bulan, 6 bulan ke-2: 1,25 cm/bulan, 1-7 tahun: 7,5 cm/tahun.

iv. Lingkar Kepala

Rata-rata lingkar kepala lahir 33,0 - 35,6 cm. Pada tahun ke-1, lingkar kepala

menjadi 44,4 - 46,9 cm ( + 10 cm), pada tahun ke-2 menjadi 46,9 - 49,5 cm +

2,5 cm), pada tahun ke-3 menjadi 47,7 - 50,8 cm (+ 1,25 cm).

v. Erupsi gigi

Gigi pertama tumbuh pada umur 5 – 9 bulan dan gigi susu yang berjumlah 20

buah biasanya telah tumbuh seluruhnya pada umur 2,5 tahun.

vi. Menghitung status gizi anak. Digunakan acuan menurut tabel NCHS

berdasarkan BB/TB, BB/U, dan TB/U. BB/TB dapat menilai berat badan anak

yang sesuai dengan tinggi badan anak, sedangkan BB/U digunakan untuk

mengetahui berat badan anak yang sesuai dengan umurnya. TB/U digunakan

untuk mengetahui tinggi badan anak yang sesuai dengan umur saat itu.

2.1.2 Perkembangan Anak

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa

ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak

selanjutnya. Pada masa balita ini kemampuan berbahasa, kreativitas, sosial, emosional dan

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.

Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan

secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari

7

Page 8: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak

adalah:

1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).

2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).

3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicaraspontan).

4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi denganlingkungannya).

2.1.3 Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor

lingkungan baik lingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah anak itu

lahir.

1. Faktor Pra Lahir

i. Gizi ibu pada waktu hamil

ii. Penyakit pada ibu

2. Faktor Pada Saat Lahir

3. Faktor Setelah Lahir

i. Gizi anak

ii. Kesehatan anak

iii. Imunisasi

iv. Stimulasi (perangsangan)

v. Perumahan

vi. Sanitasi lingkungan

vii. Keluarga9

2.2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2.2.1 Definisi PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Page 9: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapandalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 4

2.2.2 Fungsi dan Tujuan PAUD

1. Pendidikan Anak Usia Dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan

seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan

kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan

untuk memasuki pendidikan selanjutnya.5

2. Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan:5

i. Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri,

percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab;

ii. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan

sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan

bermain yang edukatif dan menyenangkan.

2.2.3 Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini

1. Pendidikan Anak Usia Dini jalur non-formal meliputi:5

i. Kelompok Bermain

Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan non

formal yang meyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 2 sampai 4

tahun.

ii. Taman Penitipan Anak

Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan non

formal yang menyelenggarakan program kesejahteraan sosial, perawatan,

pengasuhan, dan pendidikan sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun.

iii. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Sederajat

9

Page 10: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan non

formal selain Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain, yaitu:

o Pos Pendidikan Anak Usia Dini (Pos PAUD) adalah salah satu bentuk

satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan

program pendidikan dan pengasuhan bagi anak sejak lahir sampai dengan

berusia 6 (enam) tahun yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan

dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan/atau Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu).

o Taman Asuh Anak Muslim (TAAM) adalah salah satu bentuk satuan

PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program

pendidikan dan pengasuhan bagi anak berusia 2 (dua) tahun sampai

dengan 6 (enam) tahun yang berbasis Taman Pendidikan Al-Quran.

o Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Minggu (PAUD-SM) adalah salah

satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang

menyelenggarakan program pendidikan keagamaan Kristen bagi anak

berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun berbasis Sekolah

Minggu.

o Pendidikan Anak Usia Dini Bina Iman Anak (PAUD-BIA) adalah salah

satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang

menyelenggarakan program pendidikan keagamaan Katholik bagi anak

berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun yang berbasis Bina

Iman Anak Katolik.

2. Pendidikan Anak Usia Dini jalur formal meliputi:5

i. Taman Kanak-Kanak

Adalah salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal

yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6

tahun.

ii. Raudhatul Athfal

Page 11: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur

pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan

pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia 4 sampai 6 tahun.

iii. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini jalur Formal yang Sederajat

Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal

selain Taman kanak-kanak dan Raudatul Athfal, yaitu:

o Tarbiyatul Athfal (TA)

o Taman kanak-kanak Al-Quran (TKQ)

o Taman pendidikan Al-Quran (TPQ)

o Adi Sekha

o TK-SD Satu atap

o TK asuh

o TK anak pantai

o TK Bina Anaprasa

o TK di lingkungan tempat kerja

o Tk Keliling

o TK mahasiswa KKN

o TK di Lingkungan tempat ibadah

2.2.4 Standar Perkembangan Anak Usia Dini

1. Pengertian

Standar perkembangan anak usia dini adalah standar kemampuan anak sejak lahir

sampai dengan usia 6 tahun yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar

perkembangan merupakan acuan dalam mengembangkan program pembelajaran anak

usia dini. 4,5

2. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini

Cakupan standar perkembangan anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek

sebagai berikut: 4,5

i. Moral dan nilai-nilai agama

ii. Sosial, emosional, dan kemandirian

11

Page 12: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

iii. Bahasa

iv. Kognitif

v. Fisik/Motorik

vi. Seni

3. Standar Perkembangan Anak Usia Dini terdiri atas empat kelompok:

i. Standar tingkat pencapaian perkembangan

ii. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

iii. Standar isi, proses, dan penilaian

iv. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

4. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan

Standar perkembangan Per usia ini disusun dalam rentangan usia dan disesuaikan

dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Standar perkembangan per Usia ini dapat

digunakan sebagai dasar untuk melihat pencapaian tahapan perkembangan anak pada

tahapan usia tertentu.

2.3. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan anak adalah suatu daftar pertanyaan singkat

yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan

skrining pendahuluan perkembangan anak. Untuk setiap golongan usia terdapat 10

pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak.(8)

1. Kegunaan KPSP

KPSP dapat dipakai untuk mengetahui apakah perkembangan anak sesuai dengan

usianya atau adanya risiko hambatan perkembangan.

2. Cara menggunakan KPSP

Petugas kesehatan di lapangan membaca KPSP terlebih dahulu dan kemudian

memberi kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang

sesuai dengan usia anak, kemudian petugas kesehatan memeriksa kembali jawaban

ibu, serta apabila diperlukan, melakukan pengamatan tugas perkembangan tertentu.

3. Cara menghitung usia anak

Page 13: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi

1 bulan.

Contoh: Anak usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan

Anak usia 5 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 5 bulan

4. Cara memilih pertanyaan KPSP

Pertanyaan diajukan kepada para orang tua dan dipilih kelompok pertanyaan yang

sesuai dengan usia anak.

5. Cara menilai KPSP

i. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab dan apabila

diperlukan, apakah petugas kesehatan sudah mengamati tugas perkembangan.

ii. Hitung kembali jumlah jawaban ‘Ya’.

iii. Apabila jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10 berarti perkembangan anak sesuai

dengan tahap perkembangannya (S).

iv. Apabila jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan

(M).

v. Apabila jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, perkembangan anak

kemungkinan ada penyimpangan (P).

13

Page 14: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

2.4 KERANGKA TEORI

Sumber:

CDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

PAUD

TUMBUH

KEMBANG

BB/TB

BB/U

TB/U

Motorik Kasar

Motorik Halus

Bicara dan Bahasa

Sosial dan Kemandirian

0-6 bulan

7-12 bulan

13-23 bulan

25-59 bulan

36 bulan 48 bulan 54 bulan

Page 15: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

BAB III

KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA KONSEP

15

PAUD

PERTUMBUHAN

BB/TB BB/U TB/U

PERKEMBANGAN

Motorik Kasar Motorik Halus Bicara dan Bahasa Sosial dan Kemandirian

Page 16: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

3.1. VARIABEL PENELITIAN

3.1.1 Variabel Tergantung

Tumbuh-kembang

1. Tumbuh

i. Tinggi badan menurut berat badan dan umur

ii. Tinggi badan menurut umur

iii. Berat badan menurut umur

2. Kembang

i. Motorik kasar

ii. Motorik halus

iii. Bicara dan bahasa

iv. Sosial dan kemandirian

3.1.2 Variabel Bebas

PAUD

Page 17: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

3.2. DEFINISI OPERASIONAL

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Referensi

PAUD Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapandalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dibagi menjadi 2 kelompok menurut usia, 0-2 tahun dan 3-6 tahun.

Kuesioner Orangtua pendamping anak ditanya oleh pemeriksa apakah mengikuti PAUD atau tidak.

Dikategorikan:1. Ikut2. Tidak ikut

Numerik Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Reublik Indonesia. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. 2009. Available from:http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/permen_58_2009-ttg-standar-PAUD.pdf . Accessed Sep, 13th 2013

Tinggi badan menurut umur

Ukuran posisi tubuh berdiri (vertikal) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan rata rata air, dada dibusungkan, perut datar dan tarik nafas beberapa saat.

Tinggi badan diukur dengan meteran (stature meter)

Diukur dengan membandingkan tinggi badan responden dengan tinggi badan ideal berdasarkan umur responden sesuai dengan CDC.

Dikategorikan

1. Kurang2. Normal3. Lebih

Ordinal CDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs

17

Page 18: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

Berat badan menurut umur

Ukuran tubuh dalam sisi beratnya yang ditimbang dalam keadaan berpakaian minimal tanpa perlengkapan apapun.

berat badan menggunakan timbangan injak

Diukur dengan membandingkan berat badan responden dengan berat badan ideal berdasarkan umur sesuai dengan CDC

DIkategorikan

1. Kurang2. Normal3. Lebih

Ordinal CDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

Status gizi Status gizi didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi.

Tinggi badan diukur dengan meteran (stature meter) sedangkan berat badan menggunakan timbangan injak. Diukur status antropometrinya

Diukur berdasarkan perbandingan tinggi badan dan berat badan menurut umur sesuai dengan CDC

Dikategorikan:

1. Kurang2. Normal3. Obesitas

Ordinal CDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

Perkembangan Proses pematangan yang berkaitan dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk juga perubahan pada aspek bahasa, sosial-

Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) anak

Responden diminta oleh petugas untuk melakukan sebanyak 10 perintah dan juga alat peraga yang telah mencakup area

Dikategorikan:1. Menyimpang2. Meragukan3. Sesuai

Ordinal Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from:

Page 19: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

kemandirian dan aspek lainnya seperti kognitif yang meliputi motorik kasar dan motorik halus

sosial, bahasa, motorik kasar dan halus. Kemudian diobservasi apakah gagal atau dapat dikerjakan

http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

Motorik Kasar Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan, geakan motorik kasar melibat kan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh anak, gerakan ini mengandal kan kematangan dalam koordinasi, berbagai gerakan motorik

Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) anak

Responden diminta oleh petugas untuk melakukan perintah mengenai kemampuan motorik kasar, kemudian diobservasi.

Dikategorikan

1. Kurang2. Sesuai

Nominal Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

Motorik Halus Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat

Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) anak

Responden diminta oleh petugas untuk melakukan perintah mengenai kemampuan motorik halus, kemudian diobservasi.

Dikategorikan

1. Kurang2. Sesuai

Nominal Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.

19

Page 20: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.

id/pdfile/8-1-2.pdf

Bicara dan Bahasa Bicara adalah pengucapan yang menunjukkan ketrampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi.

Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) anak

Responden diminta oleh petugas untuk melakukan perintah mengenai kemampuan bicara dan bahasa kemudian diobservasi.

Dikategorikan

1. Kurang2. Sesuai

Nominal Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

Sosial dan Kemandirian

Kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tdak tergantung pada

Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) anak

Responden diminta oleh petugas untuk melakukan perintah mengenai

Dikategorikan

1. Kurang

Nominal Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri

Page 21: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

aksi orang lain. kemampuan sosial dan kemandirian, kemudian diobservasi.

2. Sesuai [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

21

Page 22: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional jenis

analitik observasional. Dalam penelitian ini variabel tergantungnya adalah tumbuh-kembang

yang meliputi tinggi badan menurut umur, berat badan menurut umur, tinggi badan menurut

berat badan berdasarkan umur, motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa dan yang

terakhir adalah sosial dan kemandirian. Sedangkan variabel bebasnya adalah PAUD.

4.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak wilayah Kelurahan Kebagusan,

Jakarta Selatan.

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan September 2013 – Oktober 2013.

4.3. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

4.3.1 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah seluruh anak TK di Kelurahan Kebagusan Agustus 2013 –

September 2013 sebanyak 811 anak.

4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi

- Siswa TK berusia 3-5 tahun 11 bulan

- Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent

2. Kriteria Eksklusi

- Memiliki cacat bawaan

- Tidak hadir pada saat dilakukan pemeriksaan KPSP

Page 23: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

4.3.3 Sampel Penelitian

Besar sampel

Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

rumus.

Rumus populasi infinit:

No = Zα2 x P x Q

d2

Zα = Tingkat kemaknaan yang dikehendaki 95% besarnya 1,96

P = Prevalensi anak usia 3-5 tahun yang telah ikut PAUD = 17%*

Q = Prevalensi/proporsi yang tidak mengalami peristiwa yang diteliti = 1 –

0.17= 0.83

d = Akurasi dari ketepatan pengukuran untuk p > 10% adalah 0.05

No = (1.96)2 x 0.17x 0.83= 216.8~ pembulatan217

(0.05)2

*Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Moersintowarti BN, Moerhadi D. (2007).

School Readiness (Kesiapan Sekolah). Surabaya: Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran. Universitas Airlangga.

Rumus populasi finit:

n = n0

(1 + n0/N)

n = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit.

n0 = Besar sampel dari populasi yang infinit

N = Besar sampel populasi finit (anak yang mengikuti TK pada Agustus 2013-

September 2013)

Karena jumlah jumlah anak yang mengikuti TK di Kelurahan Kebagusan selama

periode Agustus 2013 – September 2013 berjumlah 1559 orang, maka:

n = 217

(1 + 217/1559)

= 192 anak

Penambahan 10persen

23

Page 24: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

192 + (192 x 10%) = 212 anak

4.4. CARA PENGAMBILAN DATA

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder, data primer didapatkan

secara langsung dari responden atau sampel penelitian dengan cara menjawab kuesioner yang

diberikan. Data sekunder didapatkan dari data jumlah anak TK yang terdapat di wilayah

Kelurahan Kebagusan selama bulan Agustus 2013 – September 2013.

5Skema 4.4.1 Cara Pengambilan Sampel

Populasi anak TK di Kelurahan Kebagusan Agustus-September 2013 sebanyak 811 anak

TK 1 – Nurus Solihah

Responden di wawancara dan di berikan kuesioner

Didapatkan sample sejumlah 212 orang

TK 2 – Al-Masnuniyah

TK 3 – Al-Amanah

TK 4 – Ruhul Islam

TK 5 - Fatahillah

Dilakukan pemilihan sampel berdasarkan cluster sample dari TK 1-10

TK 1 TK 2 TK 3 TK 4 TK 5 TK 6 TK 7 TK 8 TK 9 TK 10

Page 25: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

4.5. INSTRUMEN PENELITIAN

No.

INSTRUMEN FUNGSI INSTRUMEN

RUJUKAN

1. KPSP Untuk mengetahui : Sosial dan

kemandirian

Bahasa Motorik

kasar Motorik

halus

Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

2. Jadwal imunisasi

Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar

IDAI. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. Available from: http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Jadwal_Imunisasi_IDAI2011.pdf . Accessed on: September, 26th 2013.

3. Timbangan injak

untukmengetahui berat badan CDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods

and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

4. Stature meter Untuk mengetahui tinggi badan CDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods

and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

5. Grafik CDC Untuk mengetahui status gizi CDC. 2000 CDC Growth Charts for the United States: Methods

and Development.Vital and Health Statistics [serial on the internet]. 2002;11(246):1-28. Available from: http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_11/sr11_246.pdf

6. Alat peraga: alat tulis

Untuk mengetahui fungsi motorik halus

Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

7. Alat peraga: mainan kubus

Untuk mengetahui fungsi motorik halus

Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

8. Alat peraga: gambar hewan

Untuk mengetahui fungsi bicara dan bahasa

Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

9. Alat peraga: bola

Untuk mengetahui fungsi motorik kasar

Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

25

Page 26: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

10. Alat peraga: boneka

Untuk mengetahui fungsi sosial dan kemandirian

Dhamayanti M. Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri [serial on the internet]. 2006;8(1):9-15. Available from: http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-1-2.pdf

4.6. CARA PENGOLAHAN DATA

4.6.1 Data entry

Setelah data di peroleh maka dilakukan pengolahan dengan tahapan sebagai berikut

1. Editing

Memeriksa kelengkapan data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara

2. Koding

Memberi Kode pada masing-masing jawaban untuk dilakukan pengolahan data

3. Entri Data

Pemindahan data ke dalam media komputer agar di peroleh data masukan yang siap

diolah

4.6.2 Analisa data

a. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa distribusi dan

persentase pada variabel – variabel yang diteliti.

b. Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas

dengan variabel tergantung. Dalam analisis ini, dilakukan uji statistik Chi-square, bila

syarat Chi-squaretidak terpenuhi maka menggunakan uji Fisher untuk tabel 2x2 dan

Kolmogorov-Smirnovuntuk tabel selain 2x2 sehingga dapat diketahui ada tidaknya

hubungan antara variabel.Semua analisa dilakukan dengan menggunakan program SPSS

Statistics 20.0.

4.6.3 Penyajian data

Data yang telah terkumpul dan diolah akan disajikan dalam bentuk :

Page 27: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Narasi : Penyajian adta hasil penelitian menggunakan kalimat

Tabular : Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan tabel

Tekstular : Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan kalimat

4.7. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Tahapan KegiatanWaktu Dalam Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9A Perencanaan

1 Orientasi dan Identifikasi Masalah                  2 Pemilihan Topik3 Penelurusan kepustakaan                  4 Pembuatan Proposal                  5 Konsultasi dengan pembimbing6 Pembuatan questionnaire                  7 Presentasi Proposal                  

B Pelaksanaan1 Ujicoba questionnaire2 Pengumpulan data dan Survey                  3 Pengolahan data4 Analisis data                  5 Konsultasi dengan Pembimbing                  

C Pelaporan Hasil1 Penulisan laporan sementara                  2 Diskusi3 Presentasi hasil laporan sementara4 Revisi                  

5Presentasi Hasil akhir (puskesmas dan trisakti)                  

6 Penulisan laporan akhir                  

4.8. ORGANISASI PENELITIAN

1. Pembimbing dari Kedokteran Universitas Trisakti

Dr. Dharma Sutanto, MS

2. Pembimbing Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Dr. Rachel

27

Page 28: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

3. Penyusun dan Pelaksana Penelitian

Adhitri Anggoro

Fitrisia Rahma

Sodiqa Aksiani

BAB V

HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan pemilihan responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi,

sampel yang diperlukan sebanyak 212 orang dan jumlah sampel dapat dikumpulkan saat

penelitian adalah 212 responden dengan 18 responden diantaranya tidak memenuhi criteria

inklusi seperti memiliki cacat bawaan, tidak setuju mengikuti penelitian serta tidak hadir saat

dilakukan pemeriksaan KPSP.

5.1 Tabel Univariat

Berikut adalah tabel univariat yang mencantumkan frekuensi dan persentase

karakteristik orang tua responden seperti penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang

tua serta karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin dan keikutsertaan dalam PAUD.

Seperti yang tercantum pada tabel 5.1.1, dapat diketahui karakteristik orangtua

responden bila dilihat penghasilan orangtua berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR).

Karakteristik ini dapat mewakilkan gambaran keadaan ekonomi keluarga responden sehingga

berkaitan dengan diikutsertakan atau tidaknya responden dengan program PAUD terkait

dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan jika responden mengikuti program PAUD.

Tabel 5.1.1 Frekuensi Penghasilan Orangtua Respondenberdasarkan Upah Minimum

Regional

  Frekuensi PersentasePenghasilan Orangtua Responden (n) (%)Di bawah UMR 103 53,1Di atas UMR 91 46,9

Page 29: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Dari tabel diatas, diketahui bahwa penghasilan orang tua responden yang terbesar adalah

mereka yang memiliki penghasilan dibawah UMR sebanyak 103 orang (53.1%).

Pada tabel selanjutnya, yaitu tabel 5.1.2 ditampilkan gambaran tingkat pendidikan

otangtua responden yang mengikuti penelitian.

Tabel 5.1.2 Frekuensi Respondenberdasarkan Tingkat Pendidikan Orangtua

  Frekuensi PersentasePendidikan Orangtua Responden (n) (%)Dasar 6 3,1Menengah 147 75,8Tinggi 41 21,1

Pada distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua responden

didapatkan tingkat pendidikan terbanyak dari orang tua responden adalah tingkat menengah

dengan jumlah 147 orang (75.8%).

Dalam penelitian ini rentang umur yang memenuhi kriteria inklusi adalah dari usia 3

tahun hingga usia 5 tahun – 11 bulan. Pada tabel 5.1.3 dapat dilihat distribusi umur responden

Tabel 5.1.3. Frekuensi Umur Respondenyang Mengikuti Penelitian

  Frekuensi PersentaseUmur Responden (n) (%)3 tahun - 3 tahun 5 bulan 10 5,23 tahun 6 bulan - 3 tahun 11 bulan 11 5,74 tahun - 4 tahun 5 bulan 13 6,74 tahun 6 bulan - 4 tahun 11 bulan 26 13,45 tahun - 5 tahun 5 bulan 40 20,65 tahun 6 bulan - 5 tahun 11 bulan 94 48,5

Pada distribusi frekuensi umur responden yang mengikuti penelitian, jumlah terbanyak

adalah responden usia 5 tahun 6 bulan-5 tahun 11 bulan yaitu 94 anak (48.5%).

29

Page 30: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Pada tabel 5.1.4 menunjukkan gambaran distribusi frekuensi jenis kelamin responden

yang mengikuti penelitian.

Tabel 5.1.4Frekuensi Jenis Kelamin Respondenyang Mengikuti Penelitian

  Frekuensi PersentaseJenis Kelamin Responden (n) (%)Laki-laki 99 51Perempuan 95 49

Dari tabel di atas sebanyak 99 orang (51%) berjenis kelamin laki-laki dan sisanya perempuan.

Distribusi frekuensi responden yang mengikuti PAUD atau tidak akan ditampilkan

dalam tabel 5.1.5 Frekuensi responden yang mengikuti PAUD tersebut akan dibandingkan

dengan responden yang tidak mengikuti PAUD mengenai tumbuh-kembangnya.

Tabel 5.1.5 Frekuensi Responden yang Mengikuti PAUD

  Frekuensi PersentasePAUD (n) (%)Tidak 91 46,9Ya 103 53,1

Pada distribusi frekuensi responden, yang mengikuti PAUD sebanyak 103 orang (53.1%).

Tabel selanjutnya yang akan ditampilakan adalah tabel univariat pertumbuhan dan

perkembanban. Berikut adalah tabel frekuensi pertumbuhan responden menurut tinggi badan

menurut umur, berat badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan, dan frekuensi

perkembangan responden menurut kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan

bahasa, serta kemampuan sosial dan komunikasi yang diperiksa pada saat penelitian.

Tabel 5.1.6 Frekuensi Berat Badan Responden Menurut Umur

Berat Badan Menurut Umur Frekuensi PersentaseResponden (n) (%)

Kurang 62 32Normal 112 57,7Lebih 20 10,3

Page 31: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Dari tabel diatas, diketahui frekuensi berat badan responden menurut umur terbanyak adalah

normal berjumlah 112 anak (57,73%).

Tabel 5.1.7 Frekuensi Tinggi Badan Responden Menurut Umur

Tinggi Badan Menurut Umur Frekuensi Persentase

Responden (n) (%)Kurang 8 4,1Normal 186 95,9

Dari tabel diatas, diketahui frekuensi tinggi badan responden menurut umur terbanyak adalah

normal berjumlah 186 anak (95.88%).

Tabel 5.1.8 Frekuensi Berat Badan Responden Menurut Tinggi Badan Menurut Umur

Berat Badan Menurut Tinggi Badan Frekuensi Persentase

Menurut Umur Responden (n) (%)Kurang 72 37,1Normal 117 60,3Obesitas 5 2,6

Dari tabel diatas, diketahui frekuensiberat badan responden menurut tinggi badan menurut

umur diketahui jumlah terbanyak adalah normal yaitu berjumlah 117 anak (60.31%).

Tabel 5.1.9 Frekuensi Perkembangan Responden

Perkembangan Frekuensi PersentaseResponden (n) (%)

Menyimpang 10 5,2Meragukan 48 24,7Sesuai 136 70,1

Menurut tabel, frekuensi perkembangan responden yang sesuai berjumlah 136 anak (70.1%).

Tabel 5.1.10 Frekuensi Kemampuan Motorik Kasar Responden

Kemampuan Motorik Kasar Frekuensi PersentaseResponden (n) (%)

Kurang 24 12,4

31

Page 32: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Sesuai 170 87,6

Dari tabel diatas, diketahui kemampuan motorik kasar responden yang sesuai perkembangan

berjumlah 170 anak (87.63%).

Tabel 5.1.11 Frekuensi Kemampuan Motorik Halus Responden

Kemampuan Motorik Halus Frekuensi PersentaseResponden (n) (%)

Kurang 21 10,8Sesuai 173 89,2

Menurut tabel diatas, frekuensi kemampuan motorik halus responden yang sesuai

perkembangan berjumlah 173 anak (89.17%).

Tabel 5.1.12 Frekuensi Kemampuan Bicara dan Bahasa Responden

Kemampuan Bicara dan Bahasa Frekuensi PersentaseResponden (n) (%)

Kurang 27 13,9Sesuai 167 86,1

Dari tabel diatas, diketahui frekuensi kemampuan bicara dan bahasa responden yang sesuai

perkembangan berjumlah 167 anak (86.08%).

Tabel 5.1.13 Frekuensi Kemampuan Sosial dan Komunikasi Responden

Kemampuan Sosial dan Komunikasi Frekuensi Persentase

Responden (n) (%)Kurang 60 30,9Sesuai 134 69,1

Menurut tabel diatas, frekuensi kemampuan sosial dan komunikasi responden yang sesuai

perkembangan berjumah 134 anak (69.07%).

Dari tabel 5.1.9 sampai tabel 5.1.13 dapat diketahui penyimpangan perkembangan terbanyak

terdapat pada kemampuan sosial dan komunikasi responden yaitu sejumlah 134 anak

(69.1%).

5.2. Tabel Bivariat

Page 33: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Berikut adalah tabel bivariat yang mencantumkan hubungan antara jenis kelamin

dengan keikutsertaan responden dalam program PAUD, penghasilan orang tua dengan

keikutsertaan responden dalam program PAUD, tingkat pendidikan orang tua dengan

keikutsertaan responden dalam program PAUD, partisipasi responden yang mengikuti PAUD

dengan status gizi responden, serta partisipasi responden yang mengikuti PAUD dengan

perkembangan responden.

Tabel 5.2.1 Hubungan antara jenis kelamin dengan dengan keikutsertaan responden dalam

program PAUD

Jenis Kelamin Responden Tidak PAUD PAUD Total

Laki-laki 42 57 99Perempuan 49 46 95Total 91 103 194

Hasil Uji Chi-Square, dengan nilai p = 0,202

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki yang mengikuti

PAUD lebih banyak daripada responden perempuan dengan jumlah laki-laki yang mengikuti

PAUD sebanyak 57 orang (55.34%). Total seluruh responden adalah 194 orang. Setelah

dilakukan uji hipotesis chi-square, didapatkan nilai p = 0,202 sehingga nilai p pada uji chi-

square tidak bermakna. Nilai p pada uji hipotesis variabel ini > 0,05, memiliki makna H0

diterima. Artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin responden dengan

partisipasinya dalam mengikuti program PAUD.

Pada tabel 5.2.2 yang akan ditampilkan di bawah ini akan menunjukkan hubungan

penghasilan orangtua responden dengan keikutsertaan responden dalam mengikuti PAUD.

Tabel 5.2.2 Hubungan Antara Penghasilan Orangtua Responden dengan Keikutsertaan

Responden dalam Mengikuti PAUD

Penghasilan Orangtua Responden Tidak PAUD PAUD Total

Di bawah UMR 53 50 103

33

Page 34: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Di atas UMR 38 53 91Total 91 103 194

Hasil uji Chi-Square, nilai p = 0,177

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat dari total responden yang berjumlah194 orang,

responden yang penghasilan orangtuanyadi atas UMR dan mengikuti PAUD sebanyak 53

orang (51.45%), dan yang penghasilan orangtua responden di bawah UMR dan mengikuti

PAUD berjumlah 50 orang (48.54%). Setelah dilakukan ujI hipotesis chi-square, didapatkan

nilai p = 0,177 sehingga nilai p pada uji chi-squaretidak bermakna. Nilai p pada uji hipotesis

variabel ini >0,05, memiliki makna H0 diterima. Artinya tidak terdapat hubungan bermakna

antara penghasilan orang tua responden dengan jumlah partisipasi dalam mengikuti PAUD.

Tingkat pendidikan orangtua dapat menunjukkan seberapa luas tingkat pengetahuan

orangtua tersebut. Dalam hal ini berkaitan dengan pengetahuan akan pentingnya pendidikan

anak usia dini. Dalam tabel 5.2.3 di bawah ini akan memberikan informasi adakah hubungan

tingkat pendidikan orangtua responden dengan keikutsertaannya responden dalam program

PAUD.

Tabel 5.2.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Orangtua Responden dengan Partisipasi

Responden dalam Mengikuti PAUD

Tingkat Pendidikan Tidak PAUD PAUD Total

Orangtua RespondenDasar 6 0 6Menengah 69 78 147Tinggi 16 25 41Total 91 103 194

Dari tabel diatas, tingkat pendidikan orang tua responden yang anaknya mengikuti PAUD

terbanyak adalah pendidikan tingkat menengah berjumlah 78 orang (75.73%) diikuti tingkat

pendidikan tinggi berjumlah 25 orang (24.27%). Total seluruh responden adalah 194 orang.

Pada variabel ini tidak memenuhi syarat untuk dilakukannya uji chi-square maupun uji fisher

sehingga dilakukan uji KOLMOGOROV-SMIRNOV, dan diperoleh nilai K = 0.000. Artinya

terdapat korelasi antara variabel dependen dengan variabel independen. Berarti pada uji

hipotesis variabel ini didapatkan hasil terdapat korelasi tingkat pendidikan orangtua dengan

angka partisipasi responden dalam mengikuti PAUD.

Page 35: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Tabel 5.2.4 Hubungan antara Partisipasi Responden Mengikuti PAUD dengan Status Gizi

Responden

PAUDGizi Responden

TotalKurang Normal Obesitas

Tidak 36 49 6 91Ya 36 62 5 103Total 72 111 11 194

Hasil Uji Chi-Square, nilai p = 0,646

Berdasarkan table di atas, total 103 responden yang mengikuti PAUD, 36 orang di

antaranya gizi kurang (34.95%), gizi normal 62 orang (60.19%) dan 5 orang (4.85%). Total

seluruh responden adalah 194 orang. Setelah dilakukan uji hipotesis chi-square, didapatkan

nilai p = 0,646 sehingga nilai p pada uji chi-squaretidak bermakna. Nilai p pada uji hipotesis

variabel ini > 0,05, memiliki makna H0 diterima. Artinya tidak terdapat hubungan bermakna

antara partisipasi responden mengikuti PAUD dengan gizi responden.

Tabel 5.2.5 Hubungan antara Responden yang Mengikuti PAUD dengan Pertumbuhan Tinggi

Badan Menurut Umur

PAUDTB/U

TotalKurang Normal

Tidak 4 87 91Ya 4 99 103Total 8 186 194

Hasil Uji Fisher p = 1,000

Berdasarkan tabel di atas, karena tidak memenuhi syarat uji hipotesis dengan chi-

square maka dilakukan uji Fisher dengan nilai p = 1,000 dimana nilai p > 0,005 yang berarti

nilai p tidak bermakna dan h0 diterima sehingga tidak ada hubungan antara PAUD dengan

pertumbuhan tinggi badan menurut umur responden.

Tabel 5.2.6Hubungan antara Responden yang Mengikuti PAUD dengan Perkembangan

Responden

PAUDPerkembangan Responden

TotalMenyimpang Meragukan Sesuai

Tidak 7 32 52 91Ya 5 14 84 103Total 12 46 136 194

Hasil Uji Chi-Square, nilai p = 0,001

35

Page 36: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Berdasarkan tabel di atas, total 103 responden yang mengikuti PAUD, 5 orang (4,85%)

diantaranya memiliki perkembangan menyimpang, 14 orang (13,60%) perkembangan

meragukan dan 84 orang (81,55%) lainnya memiliki perkembangan sesuai. Dibandingkan

dengan total responden yang tidak mengikuti PAUD berjumlah 91 orang, 7 orang (7,69%)

diantaranya memiliki perkembangan menyimpang, 32 orang (35,17%) perkembangan

meragukan dan 52 orang (57,14%) lainnya memiliki perkembangan sesuai. Total seluruh

responden adalah 194 orang. Setelah dilakukan uji hipotesis chi-square, didapatkan nilai p =

0,001 sehingga nilai p pada uji chi-square bermakna. Nilai p pada uji hipotesis variabel ini <

0,05, memiliki makna H0 ditolak. Artinya terdapat hubungan bermakna antara responden

yang mengikuti PAUD dengan perkembangan responden.

Berikut adalah tabel kesesuaian perkembangan responden yang mengikuti PAUD dan

tidak mengikuti PAUD menurut kemampuan motorik kasar, motorik halus, bicara dan

bahasa, serta kemampuan sosial dan kemandirian yang diperiksa saat penelitian:

Tabel 5.2.7 Hubungan antara Responden yang Mengikuti PAUD dengan Kemampuan

Motorik Kasar

PAUDKemampuan Motorik Kasar

TotalKurang Sesuai

Tidak 18 73 91Ya 6 97 103

Total 24 170 194Hasil uji Chi-Square dengan nilai p = 0,003. Nilai Odds ratio= 3,986 denganlower bound = 1,507 dan upper bound = 19,543.

Dari tabel diatas, yang mengikuti PAUD dan memiliki kemampuan motorik kasar

sesuai perkembangan berjumlah 97 anak (94,17%).Total seluruh responden adalah 194 orang.

Setelah dilakukan uji hipotesis chi-square, didapatkan nilai p = 0,003 sehingga nilai p pada

uji chi-squarebermakna. Nilai p pada ujihipotesis variabel ini < 0,05 memiliki makna H0

ditolak, yang berarti terdapat hubungan bermakna antara responden yang mengikuti PAUD

dengan kemampuan motorik kasar. Dengan Odds ratio = 3,986 dan nilai p < 0.05

menunjukkan bahwa hasil ini mewakili populasi. Yaitu mereka yang mengikuti PAUD

berisiko 3,986 kali memiliki kemampuan motorik kasar yang sesuai dibandingkan yang tidak

PAUD

Tabel 5.2.8 Hubungan antara Responden yang Mengikuti PAUD dengan Kemampuan

Motorik Halus

Page 37: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

PAUDKemampuan Motorik Halus

TotalKurang Sesuai

Tidak 11 80 91Ya 10 93 103Total 21 173 194

Hasil uji Chi-Square dengan nilai p = 0,595. Nilai Odds ratio= 1,279 denganlower bound = 0,516 dan upper bound = 3,167.

Dari tabel diatas, yang mengikuti PAUD dan memiliki kemampuan motorik halus

sesuai perkembangan berjumlah 93 anak (90,29%).Total seluruh responden adalah 194 orang.

Setelah dilakukan uji hipotesis chi-square, didapatkan nilai p = 0,595 sehingga nilai p pada

uji chi-squaretidak bermakna. Nilai p pada uji hipotesis variabel ini > 0,05 memiliki makna

H0 diterima, yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara responden yang mengikuti

PAUD dengan kemampuan motorik halus. Dengan Odds ratio = 1,279 menunjukkan bahwa

mereka yang mengikuti PAUD berisiko 1,279 kali memiliki kemampuan motorik halus yang

sesuai dibandingkan yang tidak PAUDnamun dengan nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa

hasil ini mewakili populasi.

Tabel 5.2.9 Hubungan antara Responden yang Mengikuti PAUD dengan Kemampuan Bicara

dan Bahasa

Hasil uji Chi-Square dengan nilai p = 0,166. Nilai Odds ratio= 1,784dengan lower bound = 0,781 dan upper bound = 4,076.

Dari tabel diatas, yang mengikuti PAUD dan memiliki kemampuan bicara dan bahasa

sesuai perkembangan berjumlah 92 anak (89,32%).Total seluruh responden adalah 194 orang.

Setelah dilakukan uji hipotesis chi-square, didapatkan nilai p = 0,166 sehingga nilai p pada

uji chi-square tidak bermakna. Nilai p pada uji hipotesis variabel ini > 0,05 memiliki makna

H0 diterima, yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara responden yang mengikuti

PAUD dengan kemampuan bicara dan bahasa.Dengan Odds ratio = 1,784 menunjukkan

bahwa mereka yang mengikuti PAUD berisiko 1,784 kali memiliki kemampuan bicara dan

bahasa yang sesuai dibandingkan dengan yang tidak ikut PAUD namun dengan nilai p > 0.05

menunjukkan bahwa hasil ini tidak mewakili populasi.

Tabel 5.2.10. Hubungan antara Responden yang Mengikuti PAUD dengan Kemampuan

Sosial dan Kemandirian

37

PAUDKemampuan Bicara dan Bahasa

TotalKurang Sesuai

Tidak 16 75 91Ya 11 92 103Total 27 167 194

Page 38: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

PAUDKemampuan Sosial dan

Kemandirian TotalKurang Sesuai

Tidak 39 52 91Ya 21 82 103Total 60 134 194

Hasil uji Chi-Square dengan nilai p = 0,001. Nilai Odds ratio= 2,929 denganlower bound = 1,553 dan upper bound = 5,522

Dari tabel diatas, yang mengikuti PAUD dan memiliki kemampuan sosial dan

kemandirian sesuai perkembangan berjumlah 82 anak (79,61%).Total seluruh responden

adalah 194 orang. Setelah dilakukan uji hipotesis chi-square, didapatkan nilai p =

0,001sehingga nilai p pada uji chi-squarebermakna. Nilai p pada uji hipotesis variabel ini <

0,05 memiliki makna H0 ditolak, yang berarti terdapat hubungan bermakna antara responden

yang mengikuti PAUD dengan kemampuan sosial dan kemandirian.Dengan Odds ratio =

2,929 menunjukkan bahwa mereka yang mengikuti PAUD berisiko2,929 kali memiliki

kemampuan sosial dan kemandirian yang sesua dibandingkan dengan yang tidak ikut PAUD

dan dengan nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa hasil ini mewakili populasi.

Page 39: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1.Hubungan antara responden siswa Taman Kanak-Kanak yang mengikuti PAUD

dengan pertumbuhan responden di Kelurahan Kebagusan Kecamatan Pasar Minggu

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai

akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya

perubahan alam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan

fisik. Dalam sebuah teori dikatakan bahwa pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan

psikis individu, karena pada suatu saat tertentu kedua istilah ini dapat digunakan secara

bersamaan. Dengan kata lain, perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, pematangan

fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar.

Akan tetapi dalam penelitian yang dilakukan, dicari apakah ada hubungan antara

PAUD dengan status gizi responden. Daritotal 103 responden yang mengikuti PAUD, 36

orang di antaranya gizi kurang (34.95%), gizi normal 62 orang (60.19%) dan 5 orang

(4.85%). Total seluruh responden adalah 194 orang. Setelah dilakukan uji hipotesis chi-

square, ternyata tidak terdapat hubungan bermakna antara partisipasi responden mengikuti

PAUD dengan gizi responden.Hal ini dikarenakan status gizi dapat dipengaruhi oleh banyak

faktor salah satunya ekonomi orang tua responden.

Sedangkan peranan PAUD terhadap pertumbuhan tinggi badan menurut umur, mereka

yang mengikuti PAUD memiliki tinggi badan sesuai sebanyak 99 anak (96,11%) dan yang

kurang sebanyak 4 anak (3,89%). Sedangkan mereka yang tidak mengikuti PAUD memiliki

tinggi badan sesuai sebanyak 87 anak (95,60%) dan yang kurang sebanyak 4 anak

(4,40%).Setelah dilakukan uji hipotesis Fisher, didapatkan hasil tidak ada hubungan antara

PAUD dengan pertumbuhan tinggi badan menurut umur responden.

39

Page 40: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

6.2.Hubungan antara responden siswa Taman Kanak-Kanak yang mengikuti PAUD

dengan perkembangan responden di Kelurahan Kebagusan Kecamatan Pasar Minggu

Dalam sebuah literatur disebutkan bahwa usia dini merupakan masa keemasan

(Golden Age) yaitu masa yang dimulai dari usia 0-4 tahun pertumbuhan sel jaringan otak

pada anak mencapai 50% dimana bila pada usia ituotak anak tidak mendapat ransangan yang

maksimal maka otak anak tidak akan berkembang secara optimal dan setelah usia anak

mencapai 8 tahun maka 80%kecerdasan manusia sudah terbentuk, artinya kapasitas

kecerdasan anak hanya bertambah30% setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia 8 tahun. 10

Cara anak usia dini belajar adalah melalui seluruh indera yang dimilikinya dengan

cara bermain dan kegiatan lain yang menyenangkan untuk mengeksplorasi lingkungannya.

Prinsip dasar metode PAUD adalah berpihak pada dunia anak (metode bermain sambil

belajar), mendasarkan pendekatan tematik, memberdayakan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar yang tidak ada habisnya, serta membawa anak merasa dihargai, dipedulikan,

nyaman, aman, bebas berkreasi, bebas menuangkan ide-idenya.11 Disebutkan bahwa jaringan

serabut syaraf akan terbentuk apabila ada kegiatan mental yang aktif dan menyenangkan bagi

anak.

Menurut hasil penelitian, terhadap 103 responden (53.09%) yang mengikuti PAUD.

Diantaranya 5 orang (4.85%) perkembangan menyimpang, 14 orang (13.59%) perkembangan

meragukan dan 84 orang (81.55%) perkembangannya sesuai. Uji hipotesis chi-

squaredidapatkan hasil terdapat hubungan bermakna antara responden yang mengikuti

PAUD dan perkembangan responden.Sedangkan dari 91 responden (46.91%) yang tidak

mengikuti PAUD, 7 orang (7.70%) perkembangan menyimpang, 32 orang (35.16%)

perkembangan meragukan dan 52 orang (57.14%) perkembangannya sesuai. Hal ini

menunjukkan bahwa responden yang mengikuti PAUD memiliki kemampuan perkembangan

yang sesuai dengan usianya dibanding dengan responden yang tidak mengikuti PAUD.

Penelitian serupa juga menunjukkan hasil yang sama, misalnya penelitian di

Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang pada tahun 2009 yang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan anak Usia Dini

(PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah.Berdasarkan

analisa dengan uji statistik chisquare didapatkan hasil bahwa semua responden yang

memiliki IQ superior mengikuti program PAUD dan semua responden yang

memiliki IQ diatas ratarata (high average) mengikuti program PAUD. Didapatkan nilai

x2 sebesar 22,95 dan p value lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0.000 sehingga hasil tersebut

Page 41: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan anak usia dini dengan

perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat para tokoh

bahwa PAUD sangat efektif dalam membangun struktur kognitif anak.7

Untuk peran PAUD terhadap perkembangan motorik kasar dapat dilihat jika responden

yang mengikuti PAUDsesuai perkembangan berjumlah 97 anak (94,17%) sedangkan yang

kurang berjumlah 6 anak (5,83%) sedangkan yang tidak mengikuti PAUD memiliki

perkembangan sesuai sebanyak 73 anak (80,2%) dan yang tidak sesuai sebanyak 18 anak

(19,8%). Dengan nilai p = 0,003 dimana p < 0,005 yang berarti bermakna, menujukkan

bahwa terdapat hubungan yang berarti antara PAUD dengan tumbuh kembang motorik kasar.

Dengan Odds ratio = 3,986 dan nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa hasil ini mewakili

populasi. Yaitu mereka yang mengikuti PAUD berisiko 3,986 kali memiliki kemampuan

motorik kasar yang sesuai dibandingkan yang tidak PAUD. Paling kecil berisiko 1,506 kali

dan paling besar 19,543 kali untuk memiliki kemampuan motorik kasar yang sesuai

dibandingkan yang tidak PAUD.

Pada peran PAUD terhadap perkembangan motorik halus diperoleh hasil tidak ada

hubungan antara PAUD dengan perkembangan motorik halus responden. Mereka yang

mengikuti PAUD dan memiliki perkembangan motorik halus sesuai sebanyak 93 anak

(90,29%) dan yang tidak sesuai sebanyak 10 anak (9,71%) sedangkan yang tidak mengikuti

PAUD memiliki perkembangan motorik halus sesuai sebanyak 80 anak (87,91%) dan yang

tidak sesuai sebanyak 10 anak (10,99%). Dengan Odds ratio = 1,279 menunjukkan bahwa

mereka yang mengikuti PAUD berisiko 1,279 kali memiliki kemampuan motorik halus yang

sesuai dibandingkan yang tidak PAUD namun dengan nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa

hasil ini mewakili populasi.

Peran PAUD terhadap perkembanghan kemampuan bicara dan bahasa memiliki hasil

tidak ada hubungan antara PAUD dengan perkembangan bicara dan bahasa responden.

Mereka yang mengikuti PAUD memiliki perkembangan bicara dan bahasa yang sesuai

sebanyak 92 anak (89,3%) dan yang tidak sesuai sebanyak 11 anak (10,67%) sedangkan yang

tidak mengikuti PAUD memiliki perkembangan bicara dan bahasa yang sesuai sebanyak 75

anak (82,41%) dan yang tidak sesuai sebanyak 16 anak (17,59%).Dengan Odds ratio = 1,784

menunjukkan bahwa mereka yang mengikuti PAUD berisiko 1,784 kali memiliki

kemampuan bicara dan bahasa yang sesuai dibandingkan dengan yang tidak ikut PAUD

namun dengan nilai p > 0.05 menunjukkan bahwa hasil ini tidak mewakili populasi.

41

Page 42: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

Dari berbagai aspek perkembangan yang dinilai, salah satu aspek perkembangan yang

harus menjadi perhatian penuh dari pihak guru maupun orang tua adalah perkembangan

sosial kemandirian anak.Perkembangan sosial anak dimulai dari egosentris individual yaitu

hanya memandang dari satu sisi yaitu dirinya sendiri, konsep diri dan kontrol diri kemudian

secara bertahap menuju kearah berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain

perkembangan sosial adalah proses pembentukan pribadi dalam masyarakat untuk

memperoleh kamampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sosial emosional

memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan, maka perlu diketahui bagaimana

perkembangan dan pengaruh emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial.12

Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa yang mengikuti PAUD dan memiliki

kemampuan sosial dan kemandirian sesuai dengan perkembangan berjumlah 82 anak

(79,61%) dibandingkan dengan yang tidak mengikuti PAUD hanya berjumlah 52 anak

(57,14%), sehingga dapat disimpulka memang ada hubungan antara PAUD dengan

tercapainya kemampuan perkembangan sosial dan kemandirian yang sesuai. Dengan Odds

ratio = 2,929 menunjukkan bahwa mereka yang mengikuti PAUD berisiko2,929 kali

memiliki kemampuan sosial dan kemandirian yang sesua dibandingkan dengan yang tidak

ikut PAUD. Paling kecil berisiko 1,553 kali dan paling besar berisiko 5,522 kali memiliki

kemampuan sosial dan kemandirian yang sesua dibandingkan dengan yang tidak ikut PAUD.

Dan dengan nilai p < 0.05 menunjukkan bahwa hasil ini mewakili populasi.

Kegiatan bercakap-cakap bagi anak akan membantu perkembangan dimensi sosial,

emosi, dan kognitif, dan terutama bahasa. Bercakap-cakap juga dapat meningkatkan

keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, menyatakan perasaan, serta menyatakan

gagasan atau pendapat secara verbal dan mewujudkan kemampuan bahasa reseptif

(mendengarkan dan membaca suatu informasi) dan ekspresif (berbicara dan menuliskan

informasi untuk dikomunikasikan kepada orang lain).13

Kemampuan sosial dan kemandirian anak juga dapat dioptimalkan dengan PAUD.

Sebuah penelitian oleh bagian psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang menyatakan bahwa strategi paling tepat dalam meningkatkan kemampuan sosial anak

adalah: (1) dengan menggunakan metode bermain sebagai penunjang dalam peningkatan

perkembangan kemampuan sosial anak, (2) mengembangkan suatu pemahaman konsep

tentang diri mereka sendiri, orang lain dan dunia sekitarnya melalui observasi, interaksi

dengan teman sebayanya, (3) mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial seperti

bekerjasama menolong, berempati, bernegosiasi dengan orang-orang yang terlibat di

Page 43: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

dalamnya, (4) secara optimal membantu anak pada proses perkembangan kognitif, emosi,

fisik, moral dan psikososial.14

Penelitian lain yang dilakukan di PAUD Dahlia Indah Laut Dendang Percut Sei Tuan

Kabupaten Deli Serdang juga menyatakan bahwa kegiatan bermain seperti mendongeng

ternyata secara signifikan mampu meningkatkan kemandirian anak.15

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.Kesimpulan

- Berdasarkan hasil penelitian kami didapatkan prevalensi responden yang mengikuti

PAUD dengan status gizi normal sebanyak 60.19% dan prevalensi responden yang

mengikuti PAUD dengan perkembangan sesuai sebanyak 81,55 %.

- Prevalensi responden yang tidak mengikuti PAUD dengan perkembangan yang tidak

sesuai sebanyak 29,89% dengan jumlah ketidaksesuaian paling banyak pada

perkembangan sosial dan kemandirian.

- Keikutsertaan anak dalam mengikuti PAUD tidak berperan terhadap pertumbuhan

anak.

- Keikutsertaan anak dalam mengikuti PAUD berperan terhadap perkembangan

kemampuan motorik kasar anak.

- Keikutsertaan anak dalam mengikuti PAUD tidak berperan terhadap kemampuan

motorik halus anak.

- Keikutsertaan anak dalam mengikuti PAUD tidak berperan terhadap kemampuan

bicara dan bahasa anak.

- Keikutsertaan anak dalam mengikuti PAUD berperan terhadap kemampuan sosial dan

kemandirian anak.

7.2 Saran

Puskesmas

            Dari kesimpulan diatas didapatkan tiga variabel yang tidak berperan terhadap tumbuh

kembang anak, yaitu pertumbuhan, perkembangan motorik halus, serta kemampuan bicara

dan bahasa anak dalam hubungannya dengan keikutsertaan PAUD. Namun demikian terdapat

43

Page 44: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

dua variabel yang berperan, yaitu kemampuan motorik kasar serta kemampuan sosial dan

kemandirian anak. Dari keterangan di atas, diharapkan puskesmas dapat membina PAUD

secara langsung melalui penyuluhan tentang gizi untuk membantu menunjang pertumbuhan

anak. Selain itu puskesmas juga dapat bekerjasama dengan PAUD untuk melakukan

kegiatan-kegiatan yang dapat memotivasi anak dalam meningkatkan

perkembangannyaseperti melaksanakan lomba yang berkaitan dengan perkembangan anak,

baik dalam hal perkembangan motorik kasar, motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa,

serta sosial dan kemandirian anak. Puskesmas juga diharapkan melakukan evaluasi berkala

mengenai perkembangan anak yang salah satunya dapat dinilai dengan KPSP untuk

mengetahui secara dini anak-anak yang perkembangannya meragukan atau menyimpang agar

dapat langsung distimulasi sesuai aspek kekurangannya.

Peneliti

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian ini, tidak

semua faktor diteliti dan dianalisis dengan parameter yang tepat karena keterbatasan waktu,

dana, dan tenaga. Oleh karena itu, sangat diharapkan ada peneliti lain yang berminat

melanjutkan penelitiian ini dengan membuat penelitian lanjutan dan membahas lebih

mendalam lagi faktor-faktor lainnya selain yang telah kami lakukan demi kesempurnaan

penelitian ini. jumlah sampel dan waktu penelitian juga disarankan untuk diperbesar agar

dapat melihat hasil yang lebih baik lagi.

Masyarakat

Perlunya perhatian yang lebih terhadap pendidikan anak usia dini dengan cara salah

satunya mengikutsertakan anak dalam program PAUD karena pendidikan anak yang dimulai

sejak usia dini berperan terhadap perkembangan anak terutama pada aspek kemampuan

motorik kasar serta sosial dan kemandirian anak.

Page 45: Penelitian PAUD dan Tumbuh Kembang

45