penelitian mioma uteri

16
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian 1.5. Ruang Lingkup BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep dan Teori 2.2. Insidensi dan Etiologi 2.3. Diagnosa Mioma Uteri 2.4. Penatalaksanaan Mioma Uterika

Upload: pearlandgerms

Post on 01-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Mioma Uteri

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Manfaat Penelitian

1.5. Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep dan Teori

2.2. Insidensi dan Etiologi

2.3. Diagnosa Mioma Uteri

2.4. Penatalaksanaan Mioma Uterika

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Gambar Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

Page 2: Penelitian Mioma Uteri

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

4.2. Populasi dan sampel

4.3. Cara Pengumpulan Data

4.4. Alat Pengumpulan Data

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

BAB I

1.1. Latar Belakang

Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang efektif belum

didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri.

Walaupun jarang menyebabkan mortalitas, namun morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma

uteri ini cukup tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan

abnormal, serta diperkirakan dapat menyebabkan kesuburan rendah (Bailliere, 2006). Mioma

uteri adalah tumor benign untuk traktus genitalia wanita dan tumor otot polos yang sering

terjadi. Dianggarkan kurang lebih 300.000 histerektomi dan 20.000 miomektomi dilakukan

Setiap tahun dilakukan di Amerika. Tumor ini bisa berubah menjadi besar dengan gejala

yang minimal. Tetapi apabila tumor ini menimbulkan gejala, ia bisa menyebabkan

perdarahan uterin yang massif, distensi abdominal dan nyeri pelvis (James R et al, 2003).

1.2. Rumusan Masalah

Page 3: Penelitian Mioma Uteri

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Profil pasien dengan kista ovarium yang dilakukan tindakan

laparatomi dan laparoskopi periode Juli-Desember 2013”

BAB II

2.1. Konsep dan Teori

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.1,2

Page 4: Penelitian Mioma Uteri

Beberapa istilah untuk mioma uteri antara lain fibromioma, miofibroma, leiomiofibroma, fibroleiomioma, fibroma, dan fibroid.2

Penyebab tumor ini menurut teori onkogenik dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan promotor. Faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Namun esterogen diketahui berpengaruh dalam pertumbuhan tumor ini. Gejala klinis jarang dijumpai pada mioma uteri, jika ada, berupa menorrhagia dan dismenorea.

Mioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita. Kejadian mioma uteri sebesar 20-40% pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan sering menimbulkan gejala klinis berupa menorrhagia dan dismenorea. Selain itu mioma juga dapat menimbulkan kompresi pada traktus urinarius, sehingga dapat menimbulkan gangguan berkemih maupun tidak dapat menahan berkemih

2.2. Insidensi dan Etiologi

Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos myometrium, menurut teori onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi dua faktor yaitu inisiator dan promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum diketahui dengan pasti. Dari penelitian menggunakan Glukose-6-phosphatase dehydrogenase diketahui bahwa mioma berasal dari jaringan yang uniseluler. Trasformasi neoplastic dari myometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatic dari myometrium normal dan interaksi kompleks dari hormone steroid seks dan growth factor local. Mutasi somatic ini merupakan peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor.2,5

Tidak didapati bukti bahwa hormone esterogen berperan sebagai penyebab mioma, namun diketahui esterogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15576/1/mkn-sep2005-%20(9).pdf

Klasifikasi

Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari korpus

uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri dibagi

4 jenis antara lain mioma submukosa, mioma intramural, mioma subserosa, dan mioma

intraligamenter. Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa

(48,2%), submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%).1,2

Page 5: Penelitian Mioma Uteri

1. Mioma submukosa

Berada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini di jumpai

6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.

Mioma uteri jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi

mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma

submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu

kuret, dikenal sebagai Currete bump. Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada

mioma submukosa pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa

yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan

nama mioma geburt atau mioma yang di lahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi, dan

infark. Pada beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.6

2. Mioma intramural

Terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium. Karena pertumbuhan tumor,

jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah semacam simpai yang mengelilingi

tumor. Bila didalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai

bentuk yang berdungkul dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding

depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih keatas,

sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.

3. Mioma subserosa

Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi

oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi

mioma intraligamenter.

Page 6: Penelitian Mioma Uteri

4. Mioma intraligamenter

Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau

omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus. Jarang sekali ditemukan satu macam

mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada serviks dapat menonjol ke dalam satu saluran serviks

sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak

bahwa mioma terdiri dari berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan

(whorle like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak

karena pertumbuhan sarang mioma ini.

Gambar 1. Jenis-jenis mioma uteri

Diagnosis

Diagnosis mima uteri ditegakkan berdasarkan:

1. Anamnesis

- Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.

Page 7: Penelitian Mioma Uteri

- Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.

- Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.

2. Pemeriksaan fisik

- Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.

- Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut

menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.

- Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.

3. Gambaran Klinis

Pada umumnya wanita dengan mioma tidak mengalami gejala. Gejala yang terjadi

berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma yaitu :

a. Menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak)

b. Perut terasa penuh dan membesar

c. Nyeri panggul kronik (berkepanjangan)

Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau ketika terjadi

penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya mioma yang bertangkai, pelebaran

leher rahim akibat desakan mioma atau degenerasi (kematian sel) dari mioma. Gejala lainnya

adalah:

- Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran kemih

menyebabkan gejala frekuensi (sering berkemih) dan hidronefrosis (pembesaran ginjal)

- Penekanan rektosigmoid (bagian terbawah usus besar) yang mengakibatkan konstipasi (sulit

BAB) atau sumbatan usus

- Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat, luka, dan

infeksi

Page 8: Penelitian Mioma Uteri

Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta kemungkinan tromboflebitis sekunder

karena penekanan pelvis (rongga panggul)7

4. Pemeriksaan luar

Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau

bebas.

5. Pemeriksaan dalam

Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan

ini biasanya ditemukan secara kebetulan.

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium. Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini

disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang

mioma menghasilkan eritropoetin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya

hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma terhadap

ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian menginduksi

pembentukan eritropoetin ginjal.

USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan keadaan

adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi

kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya,

leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan

konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.

Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa

bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus

membesar dan berbentuk tak teratur.

Page 9: Penelitian Mioma Uteri

Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai

fungsi ginjal dan perjalanan ureter. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma

submukosa disertai dengan infertilitas. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

Penatalaksanaan

Pilihan pengobatan mioma tergantung umur pasien, paritas, status kehamilan, keinginan untuk

mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan gejala serta ukuran lokasi serta jenis mioma

uteri itu sendiri.

1. Konservatif

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah ataupun medikamentosa

terutama bila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. Penanganan

konservatif, bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala. Cara penanganan

konservatif sebagai berikut :

- Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.

- Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.

- Pemberian zat besi.

- Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap

minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan

gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik

yang serupa yang ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam

mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu.

- Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan

beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat

mengurangi kebutuhan akan transfusi darah.

Page 10: Penelitian Mioma Uteri

- Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik.

Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan

levonorgestrol intrauterin.

2. Pengobatan Operatif

Penanganan operatif, bila:

- Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.

- Pertumbuhan tumor cepat.

- Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

- Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

- Hipermenorea pada mioma submukosa.

- Penekanan pada organ sekitarnya.

Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :

a. Enukleasi Mioma

Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau mempertahankan

uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi

pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma

endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya

dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila

miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium,

kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.

Page 11: Penelitian Mioma Uteri

Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG)

adalah sebagai berikut :

Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.

Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.

Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran

yang berulang.

b. Histerektomi

Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki

leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG untuk histerektomi

adalah sebagai berikut:

Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan

dikeluhkan olah pasien.

Perdarahan uterus berlebihan :

Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari.

Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.

Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :

Nyeri hebat dan akut.

Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.

Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan infeksi

saluran kemih.

c. Penanganan Radioterapi

- Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).

- Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.

Page 12: Penelitian Mioma Uteri

- Bukan jenis submukosa.

- Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

- Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.

Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan