penelitian bahasa dan sastra

74
Proposal Penelitian Bahasa & Sastra 1

Upload: mfarkhan

Post on 10-Jun-2015

25.061 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

This book consists of a practical guidance to conduct a linguistic and literary research, including how to make a research proposal.

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

1

Page 2: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

2

Proposal Penelitian Bahasa dan Sastra

Perpusatakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)

Farkhan, MuhammadCet. Ke-1. Jakarta; Cella, 2007

vi, 124 hlmn; 15 X 21 cm ISBN: 978-979-16152-0-4

___________________________________

PROPOSAL PENELITIAN BAHASA & SASTRAMuhammad Farkhan

Hak Cipta dilindungi Undang-UndangAll Rights reserved

Cetakan I, April 2007Diterbitkan oleh Cella, Jakarta

Jl. Pinang No. 26Pondok Labu Jakarta Selatan

Desain Cover: Afif BahraenSetting & layout: Avisiena M.

ISBN: 978-979-16152-0-4Isi di luar tanggungjawab Percetakan

C.V. Fasco JayaJakarta

Page 3: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

3

___________________________________

Page 4: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

4

KATA PENGANTAR

Melakukan penelitian untuk kepentingan penulisan skripsi, tesis,dan disertasi sebagai tugas akhir untuk mendapatkan gelarkesarjanaan merupakan pekerjaan yang sangat berat bagi seluruhmahasiswa, sehingga tidak jarang mereka merasa enggan dan tidakberhasrat untuk mengerjakan atau bahkan memulainya. Hal inidisebabkan antara lain oleh rangkaian pekerjaan yang harusdituntaskan sejak perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasilpenelitian.

Berkenaan dengan perencanaan penelitian, penyusunanproposal menjadi sangat penting dan harus ditulis sesuai denganketentuan yang berlaku. Proposal sebagai rencana penelitian harusdisusun secara komprehensif sehingga jelas apa dan bagaimanasuatu penelitian akan dilaksanakan. Kesalahan dalam penyusunanproposal berakibat pada kekeliruan dalam penyelenggaraanpenelitian. Oleh karena itu, proposal harus memuat unsur-unsuresensial penelitian. Umumnya, proposal penelitian menjelaskan latarbelakang penelitian, batasan masalah atau fokus penelitian,perumusan masalah, manfaat penelitian, kajian teoretis, danmetodologi penelitian.

Buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan penelitipemula untuk membekali diri dengan berbagai hal prinsipal sebelumpenelitian dilakukan, khususnya dalam penyusunan proposal. Selainunsur-unsur penting penelitian, buku ini juga memuat beberpa contohproposal yang berkaitan dengan bahasa dan sastra. Meskipundemikian, buku ini dapat digunakan semua pihak dalam bidang-bidangyang berbeda.

Dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasihkepada semua pihak yang membantu penyelesaian buku ini. Ucapan

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

145

Page 5: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

144

Smith, Judith M. and Wayne A. King. Readability. Michigan:Ulrih’s Books, Inc.–

Sudjiman, Panuti. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PustakaJaya, 1991.

Suwito, Kebijakan yang Diperlukan Dalam PenerapanKurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah yangdisampaikan pada Warkshop Kurikulum BerbasisKompetensi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, padatanggal 17-19 Juli 2003 di Cisarua.

Tarigan H.G. dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks BahasaIndonesia. Bandung: Angkasa, 1986.

Thomas, Jenny. “Cross-Cultural Pragmatic Failure” AppliedLinguistic Vol. 3. 1983.

Tomlinson, Brian Materials Development in LanguageTeaching. Cambridge: Cambridge University Press,1998.

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.Jakarta: Gaung Persada Press, 2003.

Williams, John. Twentieth Century British Poetry. Singapore:Colset Private Limited, 1987.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

5

terima kasih terutama disampaikan kepada Dr. H. Abd. Chair, dekanFakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yangbanyak memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikanbuku ini. Di samping itu, ucapan terima kasih juga ditujukan kepadarekan-rekan dosen di jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, terutama IbuInayatul Chusna, M.Hum. yang telah memberikan ide-idenya dalampenulisan proposal sastra. Akhirnya, penulis juga berharap kritik dansaran konstruktif dari berbagai pihak untuk perbaikan buku ini padamasa akan datang.

Jakarta, April 2007

Penulis

Page 6: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

6

DAFTAR ISI

Kata Pengantar, iDaftar Isi, ii

1. PENELITIAN, 1A. Pengertian, 1B. Jenis-jenis Penelitian, 2

2. MASALAH, 9 A. Pengertian, 9 B. Penemuan Masalah, 10 C. Perumusan Masalah, 12 D. Ciri-ciri perumusah Masalah yang Baik, 15

3. KAJIAN KEPUSTAKAAN DAN HIPOTESIS, 18A. Kajian Kepustakaan, 18B. Hipotesis, 20

4. POPULASI DAN SAMPEL, 22 A. Pengertian, 22 B. Sampling, 23

5. INSTRUMEN PENELITIAN, 28 A. Pengertian, 28 B. Pengembangan Instrumen Tes, 30 C. Pengembangan Instrumen Nontes, 33

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

143

Kilvert, Ian Scott. British Writers Vol. 1-8. New York: CharlesScribner’s Sons, 1984.

Kriszner, Laurie G. dan Mandell, Stephen R. LiteratureReading, Reacting, Writing. Florida: Holt, Rinehart andWinston, Inc., 1991.

Lightbown, Patsy M. dan Nina Spada, How Languages arelearned. Oxford: OUP, 1993.

Lucas, John. Modern English Poetry from Hardy to HughesLondon: B.T. Batsford Ltd. 1986.

Mulyasa, E. Kurikuluni Berbasis Kompetensi, kansepkarakteristik, dan implementasi. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2003.

Munby, John Communicative Syllabus Design. Cambridge:CUP, 1978.

Munby ,John. Communicative Syllabus Design Cambridge:CUP, 1978

Murdock, George Peter “The Cross-cultural Suvey” Readingsin Cross-Culture, ed. Frank W. Moore. New Haven, CN:HRAF Press, 1998.

Nunan, David Language Teaching Methodology. London:Prentice Hall International Ltd., 1991

Nuttal, Christine Teaching Reading Skills in a ForeignLanguage. London: Heinemann Educational Books,1987.

Robert Karlin. Teaching Reading in High School. New York:Harper & Row Publisher, 1984.

Rogers, Pat. The Oxford Illustrated History of EnglishLiterature, Oxford: Oxford University Press, 1987.

Sanders, Andrew. The Short Oxford History of EnglishLiterature, Oxford: Clarendon Press, 1994.

Page 7: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

142

Diknas, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa InggrisSMA dan MA Jakarta: Puskur Balitbang Diknas, 2002.

Dubin, Fraida dan Elite Olshtain, Course Design. Cambridge:Cambridge University Press, 1986.

Ellis, Rod The Study of Second Language Acquisition. Oxford:OUP, 1994.

Flesch,Rudolf How to Write Plain Englishhttp://www.mang.canterbury. ac.nz/courseinfo/AcademicWriting/Flesch. htm).

Grant, Nevile Making the Most of Your Textbook . London:Longman Group, 1987.

Huda, Nuril Language learning and Teaching: Issues andTrends. Malang: IKIP Malang Publisher, 1999.

Hadely, Alice Ommagio. Teaching Language in Context.Boston: Heinle and Heinle Publisher, 1994.

Helliwell, Susan Teaching English in the Primary Classroom.London: Longman, 1992.

Hamalik, Oemar Pengembangan Kurikulum, Dasar-DasarPerkembangannya, Bandung: Mandar Maju, 1990.

Harmer, Jeremy The Practice of English Language Teaching.London and New York: Longman, 1991.

Harmer, Jeremy The Practice of English Language Teaching:Completely revised and updated edition London:Longman, 2003.

Hibberd, Dominic. Poetry of the First World War (1914-1924)London: Macmillan Education, 1987.

Hymes, D. H. “On Communicative Competence,” TheCommunicative Approach to Language Teaching, eds. C.J. Brumfit dan K. Johnson. Oxford: OUP, 1979.

Kartono, Giri “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing diIndonesia,” Politik Bahasa Nasional 2, ed. Amran Halim.Jakarta: PN Balai Pustaka, 1981.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

7

6. ANALISIS DATA, 39 A. Jenis-jenis Data, 39 B. Analisis Kuantitatif, 41 C. Analisis Kualitatif, 42

7. PROPOSAL, 46 A. Pengertian, 46 B. Unsur-unsur Proposal, 46

8. PROPOSAL PENELITIAN KORELASIONAL, 54

9. PROPOSAL PENELITIAN EKSPLORATIF, 67

10. PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS ISI, 83

11. PROPOSAL PENELITIAN SASTRA, 103

DAFTAR KEPUSTAKAAN, 121

Page 8: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

8

1PENELITIAN

A. PengertianUntuk memperoleh berbagai informasi, dan bahkan suatu

kebenaran, seseorang dapat menggunakan banyak cara dariyang paling sederhana sampai dengan cara yang palingkompleks. Cara-cara sederhana meliputi membaca,mendengarkan, bertanya, coba-coba, perenungan, dan carayang kompleks adalah penelitian. Penelitian bukan merupakanhal baru dan asing di telinga kita, tetapi penelitian merupakanhal yang sudah kita kenal dan lakukan meskipun dalam bentukyang berbeda dengan pengertian yang sebenarnya. Katakanlah,kurang memenuhi prinsip-prinsip dan kaedah penelitian yangsebenarnya. Bila seseorang belum mengetahui di mana lokasiTaman Mini Indonesia Indah (TMII) berada, ada beberapa carayang dapat digunakannya, seperti menghubungi dan bertanyapada pusat informasi, atau membaca peta kota Jakarta.Sebaliknya, bila seseorang ingin mengetahui bagaimanapengaruh media elektronik terhadap pola berbahasa Indonesiapenduduk Jakarta; atau efektifitas penggunaan gambar dalampengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak TK, maka carayang dilakukannya adalah penelitian, mengapa? Karenapermasalahan tersebut memiliki kompleksitas yang sangat

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

141

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmad, H.M. Dkk, Pengembangari kurikulum untuk lAIN danPTAIS semua Fakultas dan Jurusan Kornponen MKDK.Bandung: Pustaka Setia, 1998.

Anonymous, Operant Conditioning,http://www.gwu.edu/tip/skinner. html., tanggal 1 Maret2003.

Anonymous, Conditions of Learning, http://www.gwu.edu/-tip/gagne. html., tanggal 1 Maret 2003.

Anonymous, Experiential Learning, http://www.gwu.edu/-tip/rogers.html., tanggal 1 Maret 2003.

Anonim, Kurikulum Berbasis Kampetensi, Kurikulum danHasil Belajar, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran BahasaInggris SMA dan Madrasah Aliyah. Jakarta: PusatKurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003.

Ausubel, David A. Educational Psychology: A cognitive view.New York: Holt, Rinehart & Winston, 1968.

Azra, Azyumardi, Kebijakan Kurikulum UIN MenujuUniversitas Riset. Makalah yang disampaikan padaWorkshop Kurikulum Berbasis Kompetensi UIN SyrifHidayatullah Jakarta pada tanggal 17-19 Juli 2003 diCisarua.

Back, R.C. Motivation: Theories and Principles. New Jersey,Prentice Hall, 1990.

Brown, H. Douglas, Principles of Language Learning andTeaching. Englewood Cliffs: Prentice Hall Regents,1994.

Brumfit, Christopher Language and Literature Teaching: FromPractice to Principle. Oxford: Pergamon Press Ltd.,1985.

Page 9: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

140

Kilvert, Ian Scott. British Writers Vol. 1-8. New York: CharlesScribner’s Sons, 1984.

Hibberd, Dominic. Poetry of the First World War (1914-1924)London: Macmillan Education, 1987.

Williams, John. Twentieth Century British Poetry. Singapore:Colset Private Limited, 1987.

Lucas, John. Modern English Poetry from Hardy to HughesLondon: B.T. Batsford Ltd. 1986.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

9

tinggi, dan cara-cara sederhana tidak mampu memberikanjawaban yang akurat dan berterima bagi semua pihak Banyakhal yang harus dilakukan seperti penentuan responden,perumusan hipotesis, pengembangan instrumen, pengumpulandata, dan analisis data.

Dari ilustrasi di atas, dapat diketahui bahwa penelitianberbeda dengan cara-cara sederhana dalam beberapa hal yangmenjadikannya lebih kompleks dan rumit. Jadi penelitian dapatdidefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang tersusun secarasistematis dan prosedural untuk menemukan suatu kebenaran,membuktikan teori atau asumsi-asumsi yang sudah ditemukan,dan atau menyelesaikan suatu masalah. Sistematis berartibahwa rangkaian kegiatan penelitian itu terkait satu sama lain,keberadaan satu unsur tergantung pada unsur lain; sedangkanprosedural berarti berarti berarti bahwa seluruh rangkaiankegiatan penelitian tersebut harus dilakukan secara bertahap.Melalui pola interakasi antarunsur tersebut, temuan penelitianmemiliki objektivas yang lebih tinggi daripada cara-cara yangsederhana. Artinya, bila dua orang peneliti melakukan kajianterhadap suatu masalah dengan responden dan metode yangsama tentu akan memperoleh hasil yang relatif sama.

B. Jenis-Jenis PenelitianPenelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa

sudut pandang yang berbeda, seperti data, tujuan, sifat, bidangkajian, metode, tempat, dan subjek penelitian. Tentu saja,dalam klasifikasi tersebut dapat terjadi suatu jenis penelitiandapat menjadi bagian dari kelompok penelitian lain.

Berdasarkan data yang penelitian dapat dibedakanmenjadi dua, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang mengandalkandata numerik sebagai dasar analisis dan pemecahan masalahyang sedang dikaji, seperti penelitian eksperimental dankorelasional. Sebaliknya, penelitian kualitatif merupakan

Page 10: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

10

penelitian yang mengandalkan data verbal dan nonnumeriklainnya sebagai dasar analisis dan pemecahan masalah yangsedang dikaji, seperti analisis isi, analisis wacana, danpenelitian naturalistik.Contoh penelitian kuantitatif:

“Hubungan antara pemahaman silang budaya dankemampuan komunikatif bahasa Inggris siswaSMAN di Jakarta Selatan” (Korelasi)“Efektivitas diskusi kelompok dalam pengajaranpuisi komtemporer Amerika pada semester VI diJurusan Bahasa dan Sastra Inggris UIN”(Eksperimen)

Yang pertama termasuk dalam penelitian kuantitatif karena datakedua variabelnya: pemahaman silang budaya dan kemampuankomunikatif bahasa Inggris berupa skor yang diperoleh melaluialat ukur tes tertulis. Selanjutnya, kedua skor variabel tersebutdianalisis dengan menggunakan statistik korelasi dan regresisederhana untuk menolak atau menerima hipotetsis yangdiajukan. Yang kedua juga termasuk penelitian kuantitaifkarena data yang dibutuhkan untuk melihat efektivitas diskusikelompok dalam pengajaran puisi kontemporer adalah skormahasiswa yang diperoleh melalui tes pemahaman puisi.Selanjutnya skor tersebut dianalisis dengan statistik uji-t atauchi-square untuk menolak atau menerima hipotetsis yangdiajukan.Contoh penelitian kualitatif:

“Perbandingan antara pengembangan plot padanovel-novel romantis dan patriotisme pada masaperang dunia I di Inggris” (Analisis isi)“Prilaku berbahasa Indonesia mahasiswa UIN yangberasal dari daerah” (Naturalistik)

Yang pertama termasuk dalam penelitian kualitatif karena datamengenai pengembangan plot merupakan data verbal yangdiperoleh melalui diri peneliti sebagai instrumen penelitian

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

139

oleh Vintage London. Dalam novel tersebut terdapat duabagian yang masing-masing menceritakan tentang keluargaIndia dan keluarga Amerika. Dalam tiap keluarga terdapattokoh perempuan yang kehidupan domestiknya erat denganmakanan.

H. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini akan dilakukan di Jakarta selama lima

bulan dari Februari sampai dengan Juni 2005. Adapun jadualkegiatannya dapat dilihat pada tabel berikut.

BULANNO KEGIATAN Feb Mar Apr Mei Juni1 Persiapan V2 Pengumpulan data V V V3 Analisis data V4 Penulisan laporan5 Seminar

I. Biaya PenelitianPenelitian ini direncanakan menelan biaya sebesar Rp.

15.000.000,- (Lima belas juta rupiah). Rincian biaya dapattidak diberikan.

J. Daftar KepustakaanKriszner, Laurie G. dan Mandell, Stephen R. Literature

Reading, Reacting, Writing. Florida: Holt, Rinehart andWinston, Inc., 1991.

Sanders, Andrew. The Short Oxford History of EnglishLiterature, Oxford: Clarendon Press, 1994.

Rogers, Pat. The Oxford Illustrated History of EnglishLiterature, Oxford: Oxford University Press, 1987.

Sudjiman, Panuti. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PustakaJaya, 1991.

Page 11: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

138

data-data di mana dengan penghayatan yang dalam akantercapai suatu pemahaman yang baik (Muhadjir, 2002: 301-302).

2. Analisis DataData yang terkumpul dikaji berdasarkan analisis wacana

Michel Foucault akan untuk mencari makna darirepresentasi makanan yang ditampilkan oleh tokoh-tokohperempuan dalam teks narasi yang diteliti. Makna-maknadari representasi makanan dalam novel yang menjadisumber data akan dianalisis dengan cara mengelompokkankalimat-kalimat yang berkaitan dengan makanan ke dalambeberapa tema yang berhubungan dengan identitas sepertimakanan dengan tradisi, makanan dengan kekuasaan,makanan dengan keluarga dan makanan dengan peran ibu.Langkah pertama dari penelitian ini adalah menganalisisfungsi-fungsi makanan dalam novel tersebut dalamkaitannya dengan identitas karakter-karakter perempuan.Analisis wacana akan dipakai untuk mencari makna darikalimat-kalimat yang menampilkan fungsi makanan yangtelah dikelompokan dalam beberapa tema di atas. Langkahberikutnya adalah mendapatkan ideologi yang diusung olehteks tersebut yang berhubungan dengan identitasperempuan.

3. Pengambilan DataPenelitian kualitatif ini memamfaatkan diri peneliti

sendiri sebagai isntrumen utama untuk memperoleh datakualitatif yang mengenai makna dari representasi makananyang ditampilkan oleh tokoh-tokoh perempuan denganberbagai cara, seperti menandai, mengelompokkan, danmemberikan catatan-catatan penting lainnya.

4. Unit analisisUnit analisis dlam penelitian ini adalah novel Fasting

Feasting karya Anita Desai yang diterbitkan tahun 1999

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

11

dengan pembacaan kritis terhadap novel-novel romantis danpatriotisme yang muncul pada masa perang dunia I, khususnyadi Inggris. Semua data verbal yang berasal dari buku-bukunovel romantis dan patriotisme, dianalisis secara kualitatifuntuk ditemukan perbedaan pengembangan plot yang dilakukanoleh para penulisnya. Berbeda dengan yang pertama, padapenelitian yang kedua data verbal yang berkaitan dengan polaprilaku berbahasa Indonesia mahasiswa UIN yang berasal daridaerah, diperoleh melalui diri peneliti sendiri denganmelakukan pengamatan berperanserta, wawancara mendalam,yang didukung dengan informasi-informasi yang berasal daridokumen yang ada.

Berdasarkan tujuan ingin yang dicapai, terdapat beberapajenis penelitian yang dapat digunakan untuk memperoleh suatukebenaran, seperti penelitian historis, deskripstif, eksploratif,eksperimental, dan evaluatif. Penelitian historis merupakanpenelitian yang bertujuan untuk menguak seluruh rangkainperistiwa masa lampau untuk penyelesaian masalah sekarang.Jika suatu penelitian hanya berusaha untuk untukmendeskripsikan fenomena-fenomena alam yang terjadi dankaitan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, makapenelitian tersebut dinamakan penelitian deskriptif. Sebaliknya,jika suatu penelitian berusaha untuk menjajaki dan menggalihal-hal yang belum pernah diketahui dan bahkan sama sekalitidak diketahui, maka penelitian tersebut disebut denganpenelitian eksploratif. Berbeda dengan eksploratif, penelitianeksperimen lebih mengarah pada kajian yang berupaya untukmenjelaskan sesuatu bila hal-hal lain dikontrol. Terakhir,penelitian evaluatif merupakan penelitian yang bertujuan untukmelakukan evaluasi terhadap suatu peristiwa, kegiatan, ataukebijakan yang sedang berjalan.Contoh-contoh penelitian:

“Tinjauan historis terhadap kematian bahasa-bahasasuku pedalaman di Papua” (Historis)

Page 12: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

12

“Pengajaran bahasa Inggris berbasis kompetensiberbasis kompetensi di SMA Modern Jakarta Utara”(Deskripstif komparatif) “Pengembangan model kajian kesusasteranIndonesia berbasis nilai-nilai sastra daerah”(Eksploratif) “Pengaruh manejemen kelas terhadap kemampuanberbicara bahasa Inggris Siswa kelas VI SDN diJakarta Selatan” (Eksperimen)“Tinjauan terhadap pemberlakukan kurikulumberbasis kompetensi dalam pengajaran bahasaInggris di perguruan tinggi” (Evaluatif)

Penelitian pertama bertujuan untuk menggali aspek-aspekhistoris yang terkait erat dengan proses kematian bahasa-bahasayang terdapat di pedalaman Papua. Berdasarkan seluruh datahistoris yang ditemukan ditentukanlah sejumlah pemecahanmasalah yang dapat digunakan untuk membuat perancanaanjangka dalam melestarikan bahasa-bahasa di pedalaman Papua.penelitian kedua bertujuan untuk menggambarkan bagaimanakegiatan pengajaran bahasa Inggris berbasis kompetensidilaksanakan di SMA modern. Tentu saja, gambaran deskriptiftersebut dibandingkan dengan kurikulum yang mendasarinya.Penelitian ketiga bertujuan untuk menggali model kajiankesusasteran yang benar-benar bercirikan Indonesia. Artinya,model kajian tersebut diperoleh berdasarkan nilai-nilai yangberlaku dalam kesusasteran daerah. Penelitian kempat bertujuanuntuk mengetahui menejemen kelas terhadap kemampuanberbicara bahasa Inggris siswa kelas VI SDN di Jakarta Selatan.Berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh bisa diketahuisejauhmana pengaruh menejemen kelas terhadap kemampuanberbicara bahasa Inggris siswa. Terakhir, penelitian tersebutbertujuan untuk mengkaji kebijakan permberlakuan kurikulumberbasis kompetensi dalam pengajaran bahasa Inggris diperguruan tinggi, apakah perlu dilanjutkan dengan berbagai

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

137

untuk menandingi pemaknaan umum yang diterimamasyarakat.

Dalam analisis wacana ideologi berada pada tiap levelmasyarakat dimana sebuah teks wacana berkembang. MenurutFoucault ideologi tidak muncul dari hubungan kelas, sepertiyang terjadi pada konsep ideologi Marxisme. Ideologi jugatidak berkembang melalui bentuk pemaksaan, dimana tiapkelompok berusaha memaksakan ideologinya pada kelompoklain. Bagi Foucault ideologi muncul pada setiap wacana yangmana masing-masing wacana tersebut menampilkan sebuahpengetahuan dengan cara-cara tertentu. Foucault melihat bahwapengetahuan yang ditampilkan oleh sebuah wacana akanmembentuk ideologi yang diusung oleh pembuat wacanatersebut.

Dengan pemahaman konsep ideologi pada analisiswacana, maka konsep ideologi yang paling tepat dipakai dalampenelitian ini adalah konsep ideologi ketiga. Novel FastingFeasting merupakan sebuah teks yang mengangkat wacanaperempuan. Novel ini menampilkan bagaimana identitasperempuan direpresentasikan melalui makanan. FastingFeasting membawa ideologi pengarang mengenai identitasperempuan yang ditampilkan melalui hubungan tokoh-tokohperempuan dengan makanan.

G. Metodologi PenelitianMetodologi penelitian ini meliputi beberapa aspek

penting dalam penelitian, seperti metode, analisis data,pengambilan data, dan unit analisis.

1. MetodeMengacu pada rumusan masalah serta tujuan penelitian,

maka metode yang akan dipakai adalah metode kualitatif.Metode penelitian kualitatif melihat hubungan antar kataatau kalimat yang membentuk suatu makna tertentu. Kataatau kalimat merupakan suatu sistem tanda yang mengurai

Page 13: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

136

adalah mereka yang memegang kendali ekonomi. Segalaproduk budaya yang hadir dalam masyarakat ini mendukungkepentingan penguasa.

Dalam perkembangan selanjutnya konsep ideologi inidipakai oleh feminis yang melihat kekuasaan patriarkal sebagaipenguasa atas perempuan yang mengusung ideologinyamengenai hubungan jender. Ideologi yang ditampilkanmengaburkan hubungan antar laki-laki dan perempuan. Inidisebabkan karena ideologi patriarkal hanya menampilkansebagian dari keseluruhan kebenaran mengenai hubunganjender.

Definisi ketiga dari konsep ideologi adalah ideologi yangmuncul dalam teks narasi, film, atau lagu yang merupakanideologi dari pengarangnya. Pengarang ini menampilkanideologi bagaimana seharusnya sebuah masyarakat, ataubahkan dunia, hadir. Dengan nilai-nilai dan norma tertentu iamenciptakan dunia baru yang sesuai dengan ideologinya.Sebagai contoh seorang pembuat film akan menampilkan duniayang menurut konsepnya ideal. Konsep yang ia pakaimerupakan ideologinya terhadap dunia ideal.

Konsep ideologi keempat berdasarkan atas pemikiranfilsuf Perancis, Louis Althusser. Ia melihat bahwa ideologitidak hanya sekedar kumpulan ide tapi juga berbentuk aktivitaskeseharian masyarakat. Berbagai kegiatan keseharian suatumasyarakat merupakan bentuk pengaturan diri dalam suatukeselarasan sosial yang menciptakan masyarakat yang teratur.Kegiatan sehari-hari masyarakat diatur oleh norma-norma yangberkembang di masyarakat tersebut. Norma yang terkandungdalam kegiatan tersebut merupakan ideologi dari masyarakattersebut.

Konsep ideologi kelima mengambil dari pemikiranRoland Barthes. Barthes melihat bahwa ideologi muncul padamakna konotasi, makna kedua yang kadang tidak sadar hadirdalam teks. Ideologi ini (Barthes menyebutnya myth) berfungsi

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

13

perubahan, dilanjutkan dengan tetap mempertahankan modelyang berjalan, atau diberhentikan sama sekali penggunaannyadi perguruan tinggi, dan mereka diberi kesempatan untukmengembangkan model kurikulum berbasis pasar.

Berdasarkan sifatnya, penelitian dibedakan menjadipenelitian murni/dasar (pure research) dan terapan (appliedresearch). Penelitian murni merupakan kajian yang dilakukanuntuk mencari hal-hal, teori, atau temuan-temuan baru.Sebaliknya, penelitian terapan merupakan kajian yangdilakukan untuk menemukan teori-teori baru berkenaan denganaplikasi teori lain. Baik penelitian murni maupun terapan,keduanya dapat digunakan dalam kajian bidang-bidangkeilmuan yang lebih spesifik. Penelitian yang menfokuskanpada bidang keilmuan tertentu biasanya dinamakan sesuaidengan bidangnya. Umpamanya, penelitian yang berhubungandengan bahasa disebut penelitian bahasa, dengan ilmu psikologidisebut penelitian psikologi, dengan ilmu-ilmu sosial denganpenelitian sosial, dan dengan agama disebut penelitian agama.Dengan kata lain, nama bidang keilmuan tertentu akan melekatpada penelitian yang berkaitan dengan bidang tersebut.Contoh penelitian murni:

“Pola-pola kalimat affirmatif pada naskah-naskahkuno bahasa Jawa di Mataram pada abadpertengahan” (Eksploratif)“Model bilingualisme masyarakat pesisir di pulauJawa selama satu dasawarsa terakhir” (Eksploratif)

Contoh penelitian terapan:“Hubungan antara pemahaman silang budaya dankemampuan komunikatif bahasa Inggris siswaSMAN di Jakarta Selatan” (Korelasi)“Efektivitas diskusi kelompok dalam pengajaranpuisi komtemporer Amerika pada semester VI diJurusan Bahasa dan Sastra Inggris UIN”(Eksperimen)

Page 14: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

14

Kedua contoh penelitian murni tersebut berusaha untukmenemukan hal-hal baru yang tidak dimaksudkan untukditerapkan pada kajian bidang lain. Sedangkan, penelitianterapan yang pertama berusaha untuk mengetahui kaitan antarasatu variabel –pemahaman silang budaya- dengan variabel lain–kemampuan komunikatif- dalam konteks pengajaran bahasaInggris di SMAN. Artinya, hasil penelitian tersebutdimaksudkan sebagai pijakan dalam kegiatan pengajaran danpengambilan keputusan yang terkait dengan bahasa Inggris diSMAN. Penelitian terapan kedua berusaha untuk melihatefektivitas implementatsi diskusi kelompok dalam pengajaranpuisi kontemporer Amerika.

Berdasarkan tempat pelaksanaannya, penelitiandibedakan menjadi tiga, yakni penelitian kepustakaan (libraryresearch), lapangan (field research), dan laboratorium(laboratory research). Penelitian kepustakaan merupakanpenelitian yang sebagian besar kegiatannya dilakukan di dalamperpustakaan sebagai sumber data utama. Penelitianlaboratorium merupakan penelitian yang sebagian besarkegiatannya, baik pengumpulan maupun analisis datanyadilakukan di dalam laboratorium. Penelitian lapanganmerupakan penelitian yang sebagian besar kegiatannyadilakukan di luar laboratorium dan perpustakaan, seperti disekolah, di kampung, di pasar, atau pegunungan tempat datayang dibutuhkan berasal.Contoh penelitian kepustakaan:

“Studi perbandingan antara strukturalisme dan post-strukturalisme dalam kajian karya sastra novel”“Perbedaan antara kalimat imperatif bahasa Inggriskuno dan modern pada tataran struktural”

Contoh penelitian laboratorium:“Perbandingan kualitas pelafalan bahasa Inggrisantara mahasiswa jurusan BSI UIN yang berasaldari Jawa Timur dan Sumatera Barat”

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

135

menghasilkan makna-makna/pengetahuan yang berbeda.Sebagai contoh wacana-wacana mengenai Timur yangditampilkan Barat dapat memiliki makna berbeda jika dilihatdari sisi yang berbeda. Said, sebagai pembaca melihat tekstersebut sebagai bentuk pengukuhan kekuasaan Barat terhadapTimur dimana Barat mendeskripsikan Timur sesuai keinginanmereka. Namun bagi Barat sebagai yang menampilkan wacanatersebut tidak akan memaknai seperti yang Said lakukan. Baratmungkin akan memaknai wacana tersebut sebagai bentukkekaguman mereka terhadap Timur yang sangat berbedadengan diri mereka.

Hubungan pengetahuan dan kekuasaan dalam sebuahwacana menghadirkan sebuah ideologi yang diusung olehwacana tersebut. Ideologi yang ditampilkan oleh sebuahwacana merupakan ideologi penguasa dari pembuat wacanatersebut. Ideologi ini secara tidak sadar diterima olehmasyarakat dimana sebuah wacana hadir dan ia dianggapsebagai sebuah kebenaran.

Menurut Storey dalam bukunya Cultural Theory andPopular Culture (2001) ada lima definisi mengenai ideologi.Definisi pertama adalah ideologi yang dilihat sebagai sebuahkumpulan ide yang mendasari pemikiran sekelompok orang.Sebagai contoh kelompok Ikatan Dokter Indonesia memilikipemikiran-pemikiran mendasar yang menjadi ideologi mereka;partai politik memiliki landasan pemikiran yang juga menjadiideologi mereka yang membimbing mereka dalam mengambilberbagai keputusan.

Pemahaman kedua dalam konsep ideologi adalah sebagaisebuah kesadaran palsu (false consciousness). Kelompok yangberkuasa akan menampilkan sebuah kesadaran yang didistorsi,diramu sedemikian rupa hingga sesuai dengan apa kelompoktersebut inginkan. Konsep ideologi ini didasari atas pemikiranKarl Max yang meilhat bahwa hubungan antar masyarakatdidasarkan atas ekonomi dimana yang memegang kekuasaan

Page 15: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

134

sebagai suatu kebenaran pada masyarakat tertentu pada kontekshistoris tertentu. Masyarakat tersebut dapat menentukan benaratau salah suatu statement melalui rezim kebenaran. Ketikaepilepsi masih dianggap sebagai penyakit kejiwaan, masyarakatmenganggap hal tersebut sebagai sebuag kebenaran. Merekamemperlakukan orang yang memiliki gejala epilepsi sesuaidengan apa yang dianggap benar oleh masyarakat.

Bentuk kekuasaan yang hadir dari sebuah pengetahuantidak bersifat hirarkis. Menurut Foucault kekuasaan terjadi padatiap level sosial dan aspek kehidupan – mulai dari lingkupkeluarga hingga ke negara. Ia mengkritik teori kekuasaan yangdicetuskan Karl Marx. Menurutnya kekuasaan bersifat hirarkisyang mana muncul dari mereka yang dominan terhadapmereka yang subordinat. Kekuasaan juga tidak bersifat negatifyang hanya menghasilkan kontrol. Bagi Foucault kekuasaantidak sekedar mengatur perilaku sekelompok masyarakat.Kekuasaan memiliki peran yang lebih dalam masyarakat. Iajuga bersifat produktif yang menghasilkan wacana, bentukpengetahuan. Sebagai contoh, sistem hukuman menghasilkanbuku, aturan-aturan, diskusi, pelatihan bagi para penegakhukum, rehabilitasi bagi mereka yang dikenai hukuman, dansebagainya.

Analisis atas sebuah wacana dapat dilakukan denganmelihat representasi7 yang ditampilkan oleh sebuah teks. Suaturepresentasi pada satu teks dapat dimaknai dari dua sisi.Pertama representasi dapat dimaknai oleh teks itu sendiri. Suatuteks akan memunculkan makna dan pengetahuan pada apa yangdirepresentasikannya. Selain lewat teks, pembaca dapatmemaknai representasi tersebut. Dua sisi pemaknaan dapat

7Menurut Judy Giles dan Tim Middleton (1999) representasimemiliki tiga pengertian. Pertama representasi berarti mewakili (to stand infor), sebagai contoh bendera negara yang berkibar pada even olahragamewakili kehadiran negara tersebut. Pengertian yang kedua adalah bertindakatau berbicara atas nama tertentu (to speak or act on behalf of).

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

15

“Peningkatan kemampuan mendengarkan bahasaInggris melalui penggunaan multi media di sekolahdasar Insan Unggul Jakarta Selatan”

Contoh penelitian lapangan:“Efektivitas diskusi kelompok dalam pengajaranpuisi komtemporer Amerika pada semester VI diJurusan Bahasa dan Sastra Inggris UIN”(Eksperimen)“Tinjauan historis terhadap proses kreolisasi danpidginasi antara bahasa Sunda dan Jawa yangterjadi di perbatasan Jawa Barat dan Jawa tengah”(Historis)Dua penelitian pertama termasuk ke dalam penelitian

kepustakaan karena sebagian besar data dan sumber-sumberinformasi lain yang berkenaan dengan strukturalisme, post-strukturalisme, bahasa Inggris kuno, dan bahasa Inggrismodern, dapat ditemukan di dalam perpustakaan. Oleh karenaitu penelitian akan lebih efektif dan efisien bila dikerjakan didalam perpustakaan. Dua penelitian kedua termasuk ke dalampenelitian laboratorium karena keduanya mengandalkanperalatan khusus yang hanya dapat ditemukan di laboratoriumuntuk menggali data yang dibutuhkan. Oleh karena itu,sebagian besar kegiatan penelitiannya dilaksanakan dilaboratorium. Adapun dua penelitian terakhir termasuk kedalam penelitian lapangan karena data yang dibutuhkan untukmenjawab permasalahan yang ada tidak diperoleh di dalamlaboratorium atau perpustakaan, tetapi di lembaga pendidikandan situs-situs sejarah.

Sudut pandang terakhir yang dapat dipakai untukmembedakan penelitian adalah subjek atau masalah penelitian.Penelitian yang hanya mengkaji satu bidang masalah denganmelibatkan responden yang terbatas, umumnya disebutpenelitian kasus; sedangkan penelitian yang melibatkan banyakresponden atau subjek, umumnya disebut penelitian survey.

Page 16: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

16

Contoh penelitian kasus:“Studi longitudinal terhadap pertumbuhan kemam-puan berbahasa Indonesia Si Fulan sejak usia 0-12tahun”“Pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak di playgroup Anakku Buah Hatiku Pondok Indah JakartaSelatan”

Contoh penelitian survei:“Persepsi masyarakat perkotaan terhadappenggunaan dialek kraton dalam pengembanganbahasa Jawa Tengah dan D.I. Yogjakarta pada masareformasi”“Model bilingualisme masyarakat pesisir di pulauJawa pada tahun 1955-1975”

Dua penelitian pertama termasuk ke dalam penelitian kasuskarena keduanya hanya membahas problem dan melibatkansubjek penelitian yang terbatas. Yang pertama hanya berkaitandengan pertumbahan kemampuan berbahasa Indonesia Si Fulansaja tanpa melibatkan anak-anak lainnya. Adapun yang keduahanya berkaitan dengan pengajaran bahasa Inggris di playgroup tersebut, tanpa melibatkan play group lainnya. Selain ituhasil kedua penelitian tersebut tidak dapat digeneralisasikanuntuk anak-anak dan play group-play group lainnya. Duapenelitian yang terakhir termasuk ke dalam penelitian surveykarena keduanya melibatkan banyak reponden, yaknimasyarakat luas. Yang pertama berkenaan dengan pandanganmasyarakat pekotaan, tidak hanya satu atau dua orang saja,tetapi melibatkan seluruh masyarakat perkotaan, terhadapterhadap penggunaan dialek kraton dalam pengembanganbahasa Jawa Tengah dan D.I. Yogjakarta pada masa reformasi.Begitu juga dengan penelitian yang kedua, penelitian tersebutbanyak melibatkan responden dan sumber informasi yangberasal dari masyarakat pesisir di pulau Jawa.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

133

berbagai statement yang kemudian dijelaskan, dianalisisperkembangannya, dinilai oleh institusi masyarakat, sepertikedokteran atau psikiatri.

Selanjutnya Foucault lebih memperhatikan bagaimanapengetahuan bekerja dalam praktik wacana pada suatu institusitertentu. Disamping itu, ia juga melihat hubungan antarapengetahuan dan kekuasaan, serta bagaimana kekuasaanbekerja pada berbagai alat institusi. Alat-alat institusi ini bisaberupa hukum, aturan-aturan, moralitas, administrasi, dansebagainya. Alat-alat tersebut memperlihatkan bagaimanakekuasaan bermain, karena alat-alat institusi terdiri atasstrategi-strategi hubungan antar kekuasaan yang bermain sertatipe-tipe pengetahuan yang mendukung. Para dokter psikiatermemiliki kekuasaan untuk menentukan apakah seseorangmemiliki kelainan jiwa atau tidak. Mereka pun mempunyaikekuasaan untuk membentuk perilaku masyarakat terhadapseseorang yang dinyatakan mengidap kelainan mental.Kekuasaan yang mereka miliki didapat dari pengetahuanmereka terhadap fenomena kegilaan.

Bagi Foucault pengetahuan merupakan suatu bentukkekuasaan. Pengetahuan seseorang tentang kriminalitasmenjadikan ia mampu dan memiliki kekuasaan untukmelabelkan seseorang sebagai kriminal serta mengatur danmenghukumnya. Untuk mempelajari bentuk hukuman yangdiberikan seseorang harus dulu mempelajari bagaimanahubungan antara wacana dan kekuasaan menghasilkan konseptertentu mengenai kriminalitas dan kriminal, memberikan efekpada kriminal dan pemberi hukuman, serta bagaimana dua haltersebut diterapkan dalam praktik pada periode historis tertentu.

Ini kemudian membawa Foucault untuk berbicaramengenai kebenaran yang bukan bermakna absolut, melainkankebenaran dalam formasi diskursif yang menghasilkan rezimkebenaran. Rezim kebenaran berada pada tiap masyarakat, dania merupakan sebuah wacana yang diterima dan dianggap

Page 17: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

132

masyarakat, bahkan keluarga yang menampilkan sikap sertaperilaku yang sama terhadap isu seksualitas, maka merekaberada dalam satu formasi diskursif.

Sebagai seorang konstruksionis6 Foucault melihat bahwaproses pembentukan makna terjadi dalam wacana. Tiap wacanamemiliki proses pembentukan makna yang berbeda sehinggamakna yang dihasilkan juga berbeda. Proses pembentukanmakna ini tergantung pada siapa yang menciptakan wacanaserta waktu/masa wacana tersebut ditampilkan. Makna yangmuncul dari sebuah wacana akan dianggap sebagai suatukebenaran hanya pada periode waktu tertentu. Foucault tidakmempercayai fenomena yang sama dapat ditemukan dalamperiode historis yang berbeda. Menurutnya wacana akanmenghasilkan bentuk pengetahuan, objek, subjek, dan praktik-praktik pengetahuan yang berbeda pada tiap periode waktu.

Foucault memberikan sebuah contoh dari praktik diskursif(discursive practices) yang memiliki makna berbeda padaperiode waktu yang berbeda. Penyakit kejiwaan bukanlah faktaobjektif yang selalu sama pada tiap periode historis. Ketikapenyakit epilepsi belum ditemukan oleh bidang kedokteran,seseorang yang menampilkan gejala penyakit tersebut akandianggap memiliki penyakit kejiwaan. Masyarakat akanmengucilkan atau membunuh demi tidak tersebarnya penyakittersebut. Kini setelah ilmu kedokteran menemukan bahwepilepsi adalah penyakit akibat tidak berfungsinya salah satu selotak, maka masyarakat tidak lagi menganggap epilepsi sebagaipenyakit kejiwaan. Kini definisi kegilaan dibentuk oleh

6Konstruksionis adalah salah satu pendekatan dalam melihat sebuahrepresentasi yang melihat bahwa makna dalam bahasa dapat dimainkan olehpemakainya. Dua pendekatan lain adalah reflektif atau mimetik danintensional. Pendekatan reflektif atau mimetik adalah pendekatan yangmelihat bahwa makna telah ada dalam benda, orang, peristiwa yang ada didunia nyata. Bahasa hanya berfungsi merefleksikan kembali makna tersebut.Sedangkan pendekatan intensional melihat bahasa sebagai perwakilanmakna atau cara penutur atau penulis melihat dunia.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

17

2MASALAH

A. PengertianMasalah merupakan salah satu komponen penting dalam

penelitian. Tidak ada masalah berarti tidak ada penelitiankarena dari masalah itulah seluruh kegiatan penelitian berawal.Masalah dapat didefinisikan sebagai kesenjangan yang terjadiantara apa yang diharapkan dengan apa yang ditemukan ataudilaksanakan. Kegagalan siswa SMA di Jakarta Timur dalammenguasai bahasa Inggris merupakan masalah. Dalam hal ini,kemampuan berbahasa Inggris komunikatif sebagaimanadirumuskan dalam kurikulum merupakan tujuan yang harusdicapai (ideal), sedangkan ketidak-mampuan mereka dalammenggunakan bahasa Inggris untuk komunikasi harian, sepertimembaca koran bahasa Inggris, menulis surat, dan berbicaradengan orang lain merupakan sebuah kondisi yang sebenarnya(faktual). Dari kondisi tersebut dapat diketahui adanyaketidaksesuaian dan kesenjangan antara apa yang diharapkandengan apa yang ditemukan di lapangan, dan itulah yangdinamakan masalah.

Sebagai kondisi yang tidak ideal, masalah perludiselesaikan atau dicarikan jalan penyelesaiannya. Salahsatunya adalah melalui penelitian. Masalah tidak sama dengantopik penelitian. Topik itu tidak perlu ditulis secara panjang

Page 18: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

18

lebar, tetapi dapat ditulis secara singkat sebagai judulpenelitian. Tentu saja dari topik yang diangkat dapat diketahuiapa masalah yang sedang diteliti, meskipun demikian tidaksemua topik mengandung masalah yang jelas. Oleh karena itu,masalah masih tetap perlu ditulis dan diuraikan secara lebihjelas agar kesenjangan yang terjadi dapat teridentifikasi secaramudah dan cepat.

B. Penemuan MasalahMenemukan masalah penelitian merupakan masalah

tersendiri bagi sebagian mahasiswa atau peneliti pemula. Seringkali terdengar suara-suara yang berbunyi “saya belum menulisskripsi, tesis, atau disertasi karena saya belum menemukanmasalah”. Di sinilah timbul kesenjangan antara kemampuandan ketidakmampuan mahasiswa atau peneliti pemula dalammenemukan masalah. Sebetulnya, masalah tidaklah sulit untukditemukan asal peneliti selalu ingat bahwa masalah itu adalahkesenjangan yang terjadi antara das sollen dan das sein.

Masalah dalam penelitian bisa ditemukan melaluibeberapa cara, seperti perenungan, pengalaman pribadi,pengalaman orang lain, dan membaca. Perenungan merupakanproses identifikasi dan pemikiran secara mendalam terhadapfenomena alam sehingga diperoleh apa yang seharusnya terjadi(ideal) dan apa yang betul-betul terjadi (faktual). Umpamanya,melihat fenomena penggunaan bahasa Inggris; dan dialek-dialek kedaerahan dalam komunikasi harian pada acara-acaratelevisi dan radio, dengan pengetahuan yang dikuasainyaseseorang mungkin saja dapat merenungkan berbagai halberkaitan dengan perencanaan pengembangan bahasa Indonesiamasa depan, seperti koordinasi antarlembaga terkait, kodifikasigramatika baku bahasa Indonesia, dan sosialisasi penggunaanbahasa Indonesia baku kepada masyarakat. Contoh-contohmasalah yang muncul adalah:

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

131

aturan, organisasi yang membentuk definisi seksualitas.Definisi beserta norma dan aturannya akan berubah seiringdengan perkembangan sejarah dan waktu.

Wacana, masih menurut Foucault, membentuk sebuahtopik atau tema. Wacana menentukan dan membentuk objekdari pengetahuan; mengatur bagaimana sebuah topik dapatbermakna ketika dibaca; dan juga mempengaruhi bagaimanaide-ide dimasukkan dalam praktik-praktik dan dipakai untukmengatur perilaku manusia. Jika sebuah wacana membentukcara tertentu dalam menampilkan sebuah topik, menentukanbagaimana seseorang berbicara, menulis atau membawa diri,maka wacana juga membatasi cara lain untuk berbicara,membaca topik tertentu atau membentuk pengetahuanmengenai topik tersebut. Jika bergandengan tangan antara laki-laki dan perempuan merupakan salah satu bentuk seksualitasdalam sebuah masyarakat, maka tiap individu akan menjagaperilakunya untuk tidak menunjukkan sikap tersebut.Pemahaman atas seksualitas pada kelompok masyarakattersebut mengatur bagaimana masing-masing anggotanyabersikap, berbicara dan membawa diri. Mereka berusaha untuktidak melanggar segala praktik sosial yang berhubungan denganseksualitas.

Wacana tidak pernah terdiri atas satu statement, satuteks, satu perbuatan atau satu sumber. Sebuah wacana yangsama, yang memiliki karakteristik dari cara berpikir atau bentukpengetahuan yang sama pada periode tertentu, akan munculpada berbagai teks, serta membentuk cara berperilaku padaberbagai institusi dalam masyarakat. Ketika peristiwa-peristiwadiskursif ini mengacu pada satu subjek yang sama,menggunakan cara yang sama, serta mendukung sebuah polastrategi, baik itu politik maupun administratif, yangditampilkan oleh institusi-institusi masyarakat, maka menurutFoucault mereka berada dalam formasi diskursif (discursiveformation) yang sama. Agama, pemerintah, organisasi

Page 19: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

130

D. Tujuan PenelitianSecara umum penelitian bertujuan untuk hubungan antara

makanan dan pembentukan identititas tokoh-tokoh perempuandalam novel Fasting Feasting. Secara khusus penelitianberusaha untuk menggali:

1. Makna-makna budaya apa saja yang muncul dalamrepresentasi makanan dalam kaitannya dengan identitastokoh-tokoh perempuan pada novel Fasting Feasting;dan

2. ideologi yang terdapat dalam makna-makna tersebut.

E. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

keilmuan bidang kajian dan kritik sastra sehingga menjadi lebihberagam dan variatif. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkandapat memberikan informasi yang akurat dan benar mengenaimakna-makna budaya apa saja yang muncul dalam representasimakanan dan kaitannya dengan identitas tokoh-tokohperempuan pada novel Fasting Feasting; dan ideologi yangterdapat dalam makna-makna tersebut.

F. Landasan TeoriWacana menurut Foucault adalah “a group of statements

which provide a language for talking about – a way ofrepresenting the knowledge about – a particular topic at aparticular historical moment” (Hall, 1999: 44). Ia melihatdalam wacana terdapat kumpulan statement atau cara suatupengetahuan ditampilkan untuk menampilkan sebuahtema/topik pada masa tertentu. Yang menjadi perhatiannyaadalah aturan-aturan serta praktik-praktik yang menghasilkanmeaningful statements dan regulated discourse pada tiapperiode waktu atau sejarah yang berbeda. Subjek mengenaiseksualitas akan bermakna jika ia berada dalam bentuk praktiksosial. Sekelompok masyarakat akan menciptakan norma,

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

19

1. Bagaimanakah model pengembangan bahasa Indonesiasebagai bahasa nasional pada masa reformasi 1997-2007?

2. Apakah Metode Adopsi Total efektif dalampengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasanasional pada masa global dewasa ini?

3. Bagaimanakah pola sosialisasi bahasa Indonesia bakukepada masyarakat pada masa pemerintahan PresidenSBY?

Selain perenungan, seseorang dapat juga memanfaatkanpengalaman pribadi dan orang lain untuk menemukan masalah-masalah yang menarik diteliti. Umpamanya, seseorang bisamengidentifikasi beberapa kegagalan yang dialami dirinyadalam belajar bahasa Inggris, khususnya pelafalan yang tidakbenar, bahasa yang tidak komunikatif, atau takut membuatkalimat yang tidak gramatikal, yang dapat dijadikan sebagaipijakan dalam penemuan masalah yang layak untuk diteliti.Adapun masalah-masalah yang mungkin muncul berdasarkankegagalan tersebut adalah:

1. Apakah teknik “pair work” lebih efektif daripada“diskusi kelompok” dalam pengajaran lafal bahasaInggris bagi siswa kelas I SMP di DKI Jakarta?

2. Bagaimanakah membangun lingkungan kebahasaanyang dapat membimbing mahasiswa Jurusan BSImenguasai bahasa Inggris secara komunikatif?

3. Apakah ada hubungan antara “berani mengambilresiko” dan kemampuan membuat kalimat bahasaInggris yang gramatikal pada siswa kelas I SMP diBogor?

Di samping pengalaman pribadi, seseorang dapat jugamemanfaatkan pengalaman baik dan buruk orang/pihak lainsebagai pijakan dalam penemuan masalah penelitian. Mungkinsaja seseorang mendengarkan atau diberitahu oleh yangbersangkutan bagaimana cara menguasai empat bahasa asing,

Page 20: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

20

bagaimana cara memahami novel-novel klasik berbahasaInggris dengan metode hermeunetik, atau kebiasaan membacakoran dan kaitannya dengan menulis karya ilmiah. Adapunmasalah-masalah yang menarik untuk diteliti adalah:

1. Bagaimanakah pengembangan “autonomous learning”untuk membantu mahasiswa menguasai bahasa-bahasaasing di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta?

2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman terhadapnovel-novel klasik berbahasa Inggris antara mahasiswayang menggunakan metode hermeunetik dan metodestruktural?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antarakebiasaan membaca koran dan menulis karya ilmiahmahasiswa semester VIII Jurusan BSI Fakultas Adabdan Humaniora UIN Jakarta?

Cara lain yang mungkin dapat dimanfaatkan seseoranguntuk menemukan masalah penelitian adalah membaca naskah-naskah, baik yang berasal dari media cetak maupun elektronik.Dengan membaca, seseorang akan memperoleh berbagaiinformasi mengenai berbagai hal yang menarik, khususnyayang berkaitan dengan bidang keahliannya, sehingga mampumenemukan maaslah-masalah yang memang betul-betul layakuntuk diteliti. Singkatnya, makin banyak membaca, makinbanyak informasi yang diperoleh, dan makin mudah bagiseseorang untuk menemukan dan merumuskan masalahpenelitiannya.

C. Perumusan MasalahSetelah dapat menemukan masalah yang layak diteliti,

sesorang harus mampu merumuskannya sedemikian rupasehingga problem yang ingin dikaji menjadi jelas dan spesifik.Masalah dalam penelitian dapat diungkapkan atau dirumuskandalam bentuk kalimat pernyataan atau kalimat tanya. Meskipuntidak ada perbedaan yang sangat mendasar, penggunaan

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

129

dalam menampilkan identitas perempuan membawa ideologipengarang atas pembentukan identitas perempuan. Selain itupenggunaan latar budaya yang berbeda, Amerika pada keluargaAmerika dan India pada keluarga India, oleh Desai menambahkeragaman pemahaman atas hubungan makanan danperempuan dalam novel tersebut. Inilah yang menjadi alasanbagi penulis untuk menganalisis makanan dan kaitannyadengan identitas perempuan dalam novel Fasting Feasting.

B. Fakus PenelitianSesuai dengan latar belakang masalah di atas, penelitian

ini akan dikonsentrasikan pada upaya penggalian bagaimanapenulis novel Fasting Feasting menjadikan makanan danritualnya sebagai representasi pembentukan identitas tokoh-tokoh perempuannya. Melalui makanan akan terlihatbagaimana identitas tokoh-tokoh perempuan yang ditampilkandalam novel tersebut. Makanan yang sebelumnya berfungsiuntuk memenuhi kebutuhan biologis dapat dipakai untukmenampilkan identitas perempuan. Pemilihan makanan dalammenampilkan identitas perempuan membawa ideologipengarang atas pembentukan identitas perempuan. Selain itupenggunaan latar budaya yang berbeda, keluarga Amerika danIndia, juga merupakan bagian yang takterpisahkan untukmemahami hubungan makanan dan perempuan dalam noveltersebut.

C. Pertanyaan PenelitianBerdasarkan fokus penelitian tersebut, terdapat dua

pertanyaan yang menarik untuk dibahas, yakni:1. Bagaimana makanan dan ritualnya merepresentasikan

pembentukan identitas tokoh-tokoh perempuan dalamnovel Fasting Feasting?

2. Ideologi apa yang terkandung dalam representasitersebut?

Page 21: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

128

Jepang, Ihigaki Rin, dalam puisinya The Pan, the Pot, the FireI Have Before Me mengatakan bahwa peran perempuan dalammemasak bukanlah sesuatu yang merugikan. Perempuan akanmendapatkan keuntungan dari peran tersebut. Maxine Kumin,seorang penyair dari Amerika Utara, dalam puisinya Makingthe Jam Without You mengingat kembali kegiatan membuatselai dengan anak perempuannya yang kini tinggal di Jerman.Ia berharap kehidupan pernikahan anaknya sehangat saatmereka membuat selai bersama. Novel Fasting Feasting (1999)karya Anita Desai5 merupakan salah satu karya sastra yangmemasukkan unsur makanan dalam ceritanya. Novel inibercerita mengenai dua keluarga dengan latar belakang budayayang berbeda, India dan Amerika. Masing-masing keluargamemiliki ritual sendiri dalam hal makanan dan pola makan.Budaya tiap keluarga sangat mempengaruhi bagaimana merekamenyiapkan makanan dan menyelenggarakan ritual makan.Para perempuan dari kedua keluarga tersebut memiliki tugasuntuk menyajikan makanan. Mereka bertanggung jawab tidakhanya pada mempersiapkan makanan namun juga padamenentukan apa yang akan dimakan oleh anggota keluarga,terutama suami dan anak laki-laki mereka. Makanan kemudianmenjadi urusan keseharian mereka.

Eratnya hubungan tokoh-tokoh perempuan tersebutdengan makanan dapat menampilkan citra perempuan. Melaluimakanan akan terlihat bagaimana identitas tokoh-tokohperempuan yang ditampilkan oleh novel tersebut. Akan sangatmenarik untuk melihat bagaimana makanan yang sebelumnyaberfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis dapat dipakaiuntuk menampilkan identitas perempuan. Pemilihan makanan

5Anita Desai lahir tahun1937di Mussoorie India. Ayahnya seorangpengusaha Bengali dan ibunya seorang warga negara Jerman. Iamengenyam pendidikan di SMU Queen Marry Delhi dan Miranda House,Universitas Delhi di mana ia mendapat gelar B.A. dalam sastra Inggris. ThePeacock merupakan novel pertamanya yang terbit tahun 1963.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

21

kalimat tanya dalam perumusan masalah lebih memperjelas apasebenarnya yang ingin dicari oleh peneliti daripada penggunaankalimat pernyataan. Perhatikan contoh-contoh berikut.

Kalimat pernyataan:1. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam

bentuk kegiatan pembelajaran di beberapa programstudi PTAIN menimbulkan persepsi dan penafsiranyang beragam, sehingga muncul banyak model yangkurang atau bahkan tidak merefleksikan nilai-nilaiyang terkandung dalam kurikulum. Oleh karena itu,perlu dikembangkan suatu model pembelajaranbahasa Inggris berbasis kompetensi yang dapatdijadikan ukuran standar penilaian program studidalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran atauperkuliahan bahasa Inggris. Tentunya, model yangdikembangkan harus mencakup beberapa aspekpenting dalam pembelajaran, seperti pengembangansilabus, bentuk kegiatan belajar, peran mahasiswadan dosen dalam pembelajaran, peran bahan ajar, danprosedur atau strategi pengajarannya. Selain itu,efektifitas model tersebut dalam pembelajaran bahasaInggris masih harus dipertanyakan, dan untuk itulahujicoba model tersebut menjadi sesuatu yang sangatmendesak untuk dilakukan. Dengan demikian,permasalahan utama dalam penelitian ini adalahpencarian model pembelajaran bahasa Inggrisberbasis kompetensi dan pembuktian efektivitasmodel tersebut melalui eksperimen pada beberapaprogram studi PTAIN di Indonesia.

2. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapatdiduga adanya hubungan antara motivasi berprestasi,pemahaman silang budaya dan kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN di DKIJakarta Selatan. Meskipun demikian, hubungan antara

Page 22: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

22

motivasi berprestasi, pemahaman silang budaya dankemampuan komunikatif bahasa Inggris siswa masihtetap menjadi pertanyaan besar yang perlu dijawabdan dibuktikan. Oleh karena itu, permasalahan dalampenelitian ini lebih banyak berkaitan dengan upayapembuktian hubungan antara ketiga variabel tersebut.

3. Penelitian ini difokuskan pada upaya penggalianbagaimana penulis novel Fasting Feastingmenjadikan makanan dan ritualnya sebagairepresentasi pembentukan identitas tokoh-tokohperempuannya. Melalui makanan akan terlihatbagaimana identitas tokoh-tokoh perempuan yangditampilkan dalam novel tersebut. Makanan yangsebelumnya berfungsi untuk memenuhi kebutuhanbiologis dapat dipakai untuk menampilkan identitasperempuan. Pemilihan makanan untuk menampilkanidentitas perempuan membawa ideologi pengarangatas pembentukan identitas perempuan. Selain itupenggunaan latar budaya yang berbeda, keluargaAmerika dan India, juga merupakan bagian yangtakterpisahkan untuk memahami hubungan makanandan perempuan dalam novel tersebut. Itulah beberapaisu sentral yang akan dibahas dalam penelitian ini.

Kalimat pertanyaan:1. Perubahan perumusan masalah untuk poin satu ke

dalam kalimat pertanyaan adalah sebagai berikut:a. Bagaimanakah silabus matakuliah bahasa Inggris

yang harus dikembangkan sebagai bentukimplementasi kurikulum berbasis kompetensi?

b. Bagaimanakah kegiatan belajar bahasa Inggrisyang harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum berbasis kompetensi?

c. Bagaimanakah peran dosen dalam kegiatanbelajar bahasa Inggris berbasis kompetensi?

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

127

masih banyak lagi. Namun yang paling sering ditampilkan olehpenulis perempuan adalah mengenai isu domestisitas.Banyaknya penulis perempuan mengangkat isu ini disebabkanoleh makanan yang identik dengan wilayah domestik.Perempuan berada di wilayah tersebut.

Selain penulis perempuan, penulis-penulis laki-laki jugamenggunakan makanan dalam tulisan mereka. Yangmembedakan dengan penulis perempuan adalah ketika penulislaki-laki menggunakan makanan sebagai tema. Mereka hanyamenggunakan penulis-penulis perempuan sebagai tokenacknoledgment dan lebih mengacu pada penulis-penulis laki-laki besar, seperti Homer atau Plato. Para penulis laki-laki inilebih menghubungkan makanan dengan seksualitas daripadadengan perempuan. Sedangkan penulis perempuan lebihmenghubungkan makanan dengan peran dan status mereka.

Harriet Blodgett (2005) dalam eseinya Mimesis andMetaphor: Food Imagery in International Twentieth-CenturyWomen's Writing, menjelaskan beberapa alasan mengapabanyak penulis perempuan menggunakan tema makanan dalamtulisan-tulisan mereka. Pertama perempuan telah diajarkanmengenai nilai-nilai kewanitaan melalui presentasi makananyang dihadirkan oleh ibu mereka. Selain itu obsesi perempuanterhadap makanan, seperti pada penderita bulimia dan anorexia,menunjukkan adanya masalah dalam identitas perempuan yangtidak bisa memisahkan diri dari figur ibu atau dari prosesmenjadi ibu. Keterikan perempuan terhadap makanan besertaritualnya merupakan sebuah mimesis atau metafor dari peranperempuan sebagai food giver pertama pada bayi serta sebagaikoki keluarga.

Para penulis perempuan ini menggunakan makanan untukmengangkat masalah jender, seperti mengkritik bahkanmenolak peran mereka sebagai penyaji makanan. Namun tidaksedikit juga penulis perempuan menggunakan makanan untukmerayakan peran perempuan dalam lingkup domestik. Penyair

Page 23: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

126

perempuan. Perempuan menjadi sulit untuk melakukankegiatan di luar rumah, seperti mendapat pekerjaan,pendidikan, berperan dalam bidang politik serta mendapatkesetaraan hak. Masyarakat patriarki menggunakan fungsi danperan perempuan dalam rumah tangga untuk mencegah merekamelakukan aktivitas di luar rumah.

Selain mengukuhkan identitas perempuan, para feminismelihat makanan sebagai ajang kontestasi kekuasaan. Merekamelihat bahwa makanan dapat memberikan kekuasaan padaperempuan namun juga dapat dipakai untuk menguasaiperempuan. Perempuan dapat mengatur kepada siapa sajamakanan diberikan dan berapa banyak makanan tersebutdiberikan. Ketergantungan anggota keluarga lain padaperempuan dalam hal makanan menjadikan perempuanmemegang kekuasaan penuh atas kelangsungan hidup danpemenuhan nutrisi mereka. Namun ketika perempuan tidakmampu untuk menyajikan makanan dan memenuhi kebutuhannutrisi keluarga maka ia akan dianggap 'cacat' oleh masyarakat.Pemberian label tersebut menjadikan perempuan kehilanganposisi dalam keluarga.

Selain masyarakat patriarki dan feminis, karya sastra jugamenggunakan makanan untuk menampilkan berbagai isu.Penulis-penulis perempuan abad 20 seperti Margaret Atwood,Doris Lessing, dan Angela Carter4 menggunakan makanandalam karya-karya mereka untuk menampilkan perilaku sosialdan individu, masalah-masalah psikologis, seni, seks, politikseksual, kemiskinan, nasionalisme, misteri pembunuhan, dan

4Margaret Atwood melihat makanan sebagai realitas sosial. Iamenghubungkan makanan dalam novel-novelnya dengan politik opresi sertakebebasan dan tanggung jawab individu. Doris Lessing pada novel-novelrealisnya banyak mengangkat permasalahan identitas diri dalam masyarakatmodern, bahaya atas mentalisme yang berlebih serta yang terpentingbagaimana individu berhubungan dengan masyarakat. Angela Carter dalambeberapa novelnya menghubungkan makanan dan proses makan dengankekuasaan, seksualitas dan konstruksi jender. (Sceats 2000, 3-4)

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

23

d. Bagaimanakah peran mahasiswa dalam kegiatanbelajar bahasa Inggris berbasis kompetensi?

e. Bagaimanakah peran bahan ajar dalampenyelenggaraan kegiatan belajar bahasa Inggrisberbasis kompetensi?

f. Bagaimanakah prosedur dan teknik-teknikpengajaran dikembangkan dalam kegiatan belajarbahasa Inggris berbasis kompetensi?

2. Perubahan perumusan masalah untuk poin dua kedalam kalimat pertanyaan adalah sebagai berikut:a. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

motivasi berprestasi dan kemampuan komunikatifbahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta Selatan?

b. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antarapemahaman silang budaya dan kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN diJakarta Selatan?

c. Secara bersama-sama, apakah terdapat hubunganyang signifikan antara motivasi berprestasi,pemahaman silang budaya, dan kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN diJakarta Selatan?

d. Berapa besarkah kontribusi motivasi berprestasidan pemahaman silang budaya terhadapkemampuan komunikatif bahasa Inggris siswaSMAN di DKI Jakarta?

3. Perubahan perumusan masalah untuk poin tiga kedalam kalimat pertanyaan adalah sebagai berikut:a. Bagaimana makanan dan ritualnya

merepresentasikan pembentukan identitas tokoh-tokoh perempuan dalam novel Fasting Feasting?

b. Ideologi apa yang terkandung dalam representasitersebut?

Page 24: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

24

D. Ciri-ciri Perumusan Masalah yang BaikProblem penelitian yang dirumuskan secara baik akan

memudahkan peneliti untuk menentukan beberapa hal pentingyang berkaitan dengan rancangan penelitian, seperti apa metodedan analisis data yang digunakan, apa dan bagaimanapengumpulan data, dan siapa responden yang harus terlibat.Berikut adalah beberapa ciri perumusan masalah yang baik:

1. JelasMasalah harus dirumuskan secara jelas sehingga dapat

dimengerti apa yang menjadi pokok kajian dalam suatupenelitian. Kejelasan perumusan masalah dapat diperolehmelalui penggunaan pola-pola kalimat efektif yang tidakbanyak mengandung anak kalimat sehingga menjadi terlalukompleks dan tidak jelas subjek dan predikatnya.Contoh perumusan masalah yang jelas:

a. Bagaimana penulis merepresentasikan nilai-nilaiedukatif melalui karakter utama dalam novel “DavidCopperfield” sehingga dapat dipahami olehpembaca?

b. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antaramotivasi berprestasi dan kemampuan komunikatifbahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta Selatan?

Contoh perumusan masalah yang tidak jelas:a. Bagaimanakah unsur intrinsik dalam novel “David

Copperfield” yang pembaca peroleh dan latarbelakang historis pengarangnya yang mempengaruhipengembangan unsur cerita?

b. Apakah prediksi yang bisa dibuat antara adanya duahubungan yang signifikan antara motivasiberprestasi dan kemampuan komunikatif bahasaInggris siswa SMAN di Jakarta Selatan.

2. Tidak terlalu luasPerumusan masalah tidak boleh bersifat terlalu luas,

sehingga menjadi sangat sulit untuk dikaji. Luasnya

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

125

Masyarakat patriarki melihat makanan beserta ritualnyasebagai tugas domestik perempuan. Mereka membentuk citraperempuan lewat kemampuannya dalam mempersiapkanmakanan bagi anggota keluarga. Citra perempuan yang idealuntuk menjadi istri dan ibu adalah perempuan yang mampumemasak. Masyarakat menjadikan makanan sebagai salah satuukuran seberapa baik seorang perempuan mengurus keluargadan membesarkan anak. Ketika perempuan mampu menyajikanmakanan yang bernutrisi kepada seluruh anggota keluargamaka ia akan dinilai sebagai ibu dan istri yang baik.Kemampuan mereka dalam memasak menjadikan mereka jugamampu mengurus keluarga. Di lain pihak ketika perempuantidak mampu untuk mengolah makanan maka ia akankehilangan identitas diri sebagai perempuan yangsesungguhnya dalam masyarakat dan dianggap sebagaiperempuan yang tidak lengkap (Van Esterik). Penggambaranperempuan ini merupakan bentuk stereotip citra perempuanmenurut masyarakat patriarki. Stereotip ini muncul akibatpenempatan perempuan di wilayah domestik.

Eratnya hubungan antara perempuan dan makanan sertapenggunaan makanan oleh masyarakat patriarki dalammembentuk citra perempuan dilihat oleh para feminis sebagaialat untuk menampilkan identitas perempuan. Lewat makananmasyarakat patriarki mengidentikkan perempuan denganwilayah domestik di mana perannya adalah melayani keluarga.Bagaimana perempuan berusaha memenuhi kebutuhan nutrisikeluarga; bagaimana perempuan rela mengorbankankepentingannya demi memenuhi kebutuhan keluarga; danbagaimana perempuan rela untuk lapar demi terpenuhinyakebutuhan nutrisi keluarga, tampil dalam hubungan perempuandengan makanan beserta ritualnya. Bentuk pelayanan tersebutmengukuhkan identitas perempuan dalam masyarakat patriarki.

Feminis melihat pengukuhan identitas perempuan yangterkait dengan wilayah domestik membatasi ruang lingkup

Page 25: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

124

lebih spesifik ini menandakan bahwa perempuan mulai lebihmemfokuskan diri pada isu-isu kesetaraan hak berdasarkan ataspengalaman masing-masing. Mereka melihat tiap perempuanmemiliki kepentingan dan keinginan yang bisa sama atauberbeda dalam memperjuangkan haknya.

Seluruh kelompok dan gerakan yang menjadikanperempuan sebagai wacana pada dasarnya mengangkat masalahyang sama yaitu politik, citra perempuan dalam media,pendidikan, pekerjaan, dan keluarga. Yang membedakan antarasatu kelompok dengan kelompok lainnya adalah pengalamanmereka. Kelompok feminisme kulit putih dan kulit hitammemiliki pengalaman yang berbeda. Walaupun sama-samamengalami opresi dari masyarakat patriarki, bentuk opresi yangdialami oleh kedua kelompok ini tidak sama. Perempuan kulitputih hanya mengalami opresi dari laki-laki kulit putih saja,namun perempuan kulit hitam selain mengalami opresi darilaki-laki kulit hitam juga mendapat opresi dari masyarakat kulitputih. Berbedanya pengalaman yang dialami oleh duakelompok ini menjadikan mereka mengangkat isu yang berbedapada masalah yang sama.

Salah satu pengetahuan dan pengalaman perempuan yangsering dijadikan alat untuk mengangkat isu perempuan adalahmakanan serta berbagai ritual3 yang menyertainya. Inidisebabkan karena perempuan memiliki hubungan yang sangatdekat dengan makanan. Perempuan menjadi pelaksana utamapengolahan dan penyajian makanan. Mereka memegangkendali penuh atas pemilihan menu makanan, bagaimana carapengolahannya dan untuk siapa makanan tersebut disajikan.Kendali penuh terhadap makanan ini dapat digunakanperempuan dalam menunjukkan posisi dan kekuasaannyadalam keluarga.

3Ritual yang dimaksud adalah segala aktivitas yang berhubungandengan makanan seperti penentuan menu makanan, peracikan, pengolahanbahan makanan, penyajian, hingga tradisi makan bersama.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

25

masalah bisa terjadi karena beberapa hal, seperti tidakmenyantumkan aspek waktu dan tempat secara spesifik,atau perumusan tersebut memang mengadung hal-hal yangsangat luas sehingga tidak mungkin untuk diteliti. Contoh:

a. Bagaimanakan kesusasteran Inggris dikembangkan?b. Bagaimanakah penggunaan bahasa Inggris di Asia?

3. Tidak terlalu sempitPerumusan masalah juga tidak boleh bersifat terlalu

sempit, sehingga menjadi sangat sulit untuk dikaji.Sempitnya masalah bisa terjadi karena beberapa hal, sepertimengandung problem yang sangat sangat spesifik sehinggatidak mungkin untuk diteliti. Contoh:

a. Bagaimanakah peran American Corner dalampengembangan kemampuan mahasiswa semester VIJurusan BSI dalam melafalkan bunyi /f/ dalambahasa Inggris?

b. Bagimanakah perubahan makna “house” yangterjadi sejak bahasa Inggris kuno sampai modern?

4. Tidak mengandung unsur subjektifPerumusan masalah juga tidak boleh mengandung

unsur-unsur subjektif peneliti, sehingga hasil penelitianyang diperoleh bersifat sangat subjektif dan personal.Contoh:

a. Bagaimanakah pengalaman saya dalam membangunsuasana demokratif dalam kelas percakapan bahasaInggris untuk mahasiswa semester IV Jurusan BSI?

b. Bagaimanakah suka duka mahasiswa semester VIIIJurusan BSI dalam menyusun skripsi sebagai tugasakhir?

5. Hal-hal lian yang perlu dipertimbangkan:a. Apakah masalah itu perlu dan berguna untuk

dipecahkan?b. Apakah pemecahan masalah tersebut membutuhkan

kepandaian tertentu?

Page 26: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

26

c. Apakah masalah itu menarik dan menantang untukdiselesaikan?

d. Apakah masalah itu memberikan sesuatu yang baruyang dapat dimanfaatkan oleh khalayak umum dankalangan akademis?

e. Apakah terdapat data yang cukup untukmemecahkan masalah tersebut?

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

123

Masyarakat menjadikan perbedaan seks sebagai dasar dalammembentuk jender. Menjadi perempuan dengan segala sifat dankarakteristik yang menempel padanya dibentuk olehmasyarakat (Selden, 1998: 210).

Tulisan-tulisan tersebut berusaha membalik pandanganmasyarakat patriarki mengenai perempuan. Semuapenggambaran dan karakteristik mengenai perempuan yangmenunjukkan mereka sebagai kelas kedua merupakankonstruksi dari masyarakat patriarki. Hal tersebut disebabkanoleh cara pandang mereka terhadap perempuan yang hanyamelihat bentuk fisik. Bagi masyarakat patriarki perempuanmemiliki bentuk biologis yang tidak sesempurna laki-laki.Perempuan tidak memiliki kekuatan fisik seperti laki-laki.Konstruksi yang dibangun masyarakat patriarki terhadapperempuan ini dikritik oleh tulisan-tulisan di atas.

Selain ditampilkan dalam bentuk tulisan, wacanaperempuan juga tampil dalam bentuk gerakan sosial. Dalamperkembangan feminisme1 gelombang pertama (first wave)2,muncul gerakan Women's Rights and Women's Suffrage yangmenekankan pada perubahan kedudukan perempuan dalamsosial, politik dan ekonomi. Pada tahun 1966 The NationalOrganisation of Women (NOW) berdiri dengan Bety Friedansebagai salah satu pendirinya. Selain itu muncul kelompok-kelompok gerakan feminisme seperti feminisme kulit hitam,lesbian, liberal, sosialis, dan masih banyak lagi, yang masing-masing memfokuskan pada aspek tertentu mengenaiperempuan. Kelompok-kelompok gerakan feminisme yang

1Feminisme merupakan istilah yang dipakai oleh gerakan perempuanyang menginginkan pengakuan dan kesetaraan hak dalam masyarakat. Katafeminisme mulai diperkenalkan pada tahun 1890-an.

2Feminisme gelombang pertama dimulai pada abad ke-19 danberakhir pada tahun 1949. Feminisme gelombang pertama ini menekankanpada pendidikan, pekerjaan dan hukum pernikahan. Tahun 1963 denganditerbitkannya buku The Feminine Mystique oleh Betty Friedan menandakanmunculnya gerakan feminisme gelombang kedua.

Page 27: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

122

terbitnya tulisan Jane Anger, Her Protection for Women, yangmemaknai penciptaan Hawa dengan pemaknaan baru. Iamelihat bahwa perempuan bukanlah makhluk kelas kedua,melainkan makhluk terbaik karena diciptakan setelah Adamsehingga '...logically, Eve is last and best' (Gamble, 2001: 6-7).Pada tahun-tahun tersebut di wilayah Eropa, terutama diInggris, perempuan memperjuangkan kedudukan merekaterutama dalam bidang hukum. Salah satu yang diperjuangkanadalah hak asuh anak, karena secara hukum anak adalah milikayah. Walaupun perjuangan tersebut belum menghasilkansesuatu, perubahan sikap perempuan terhadap dirinya menjadilandasan bagi perjuangan perempuan berikutnya.

Pada abad 20 makin banyak tulisan-tulisan perempuanyang mengangkat masalah dan posisi perempuan dalammasyarakat. Tulisan-tulisan tersebut mengulas perempuan darisudut pandang yang selama ini tidak disentuh oleh masyarakatpatriarki. Virginia Woolf dalam dua novelnya A Room of One'sOwn (1929) dan Three Guineas (1938) menampilkan karakterperempuan yang menuntut hak mereka baik itu dalam bidanghukum, pendidikan dan informasi (Selden, 1998: 207). Simonede Beauvoir dalam bukunya yang cukup berpengaruh, TheSecond Sex (1949), berargumen bahwa perempuan adalah liyankarena perempuan bukan laki-laki. Jika laki-laki mampumenentukan eksistensi dirinya, maka perempuan kebalikannya.Ia tidak mampu menentukan makna dirinya; maka laki-lakimemberikan makna atas diri perempuan berdasarkan ataskondisi fisik mereka (Tong, 1998: 9). Penentuan perempuansebagai liyan disebabkan oleh perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan biologis ini yang menjadikanperempuan berada pada posisi rendah dalam masyarakat.Selanjutnya de Beauvoir memperkenalkan istilah seks danjender. Menurutnya sex lebih mengacu pada perbedaan biologisantara laki-laki dan perempuan, sedangkan jender merupakanpemaknaan atas perempuan yang dikonstruksi oleh masyarakat.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

27

3KAJIAN KEPUSTAKAAN

DAN HIPOTESIS

A. Kajian KepustakaanBerdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, peneliti

sudah dapat mencari teori-teori, konsep-konsep, dan asumsi-asumsi yang dapat dijadikan landasan teoretis untuk penelitianyang akan dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan agar penelitiantersebut memiliki pijakan dan dasar yang kokoh, sehinggahasilnya pun dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan kajiankepustakaan peneliti dapat merumuskan hipotesis, danmengembangkan instrumen sesuai dengan variabel yang ditelitiuntuk penelitian kuantitatif; atau mengembangkan pedomanwawancara dan observasi untuk penelitian kualitatif. Selain itu,kajian kepustakaan dapat membantu peneliti menganalisis hasilpenelitian, sehingga ditemukan hasil yang lebih baik.

Kajian kepustakaan harus dilakukan secara komprehensifdengan melibatkan berbagai sumber bacaan yang relevan danup to date. Relevan berarti sumber-sumber bacaan merupakannaskah-nasakah cetak dan elektronik yang benar-benar sesuaidan terkait erat dengan permasalahan yang sedang dikaji.Sedangkan up to date berarti naskah-naskah cetak danelektronik tersebut berasal dari penerbitan terkini, kecuali

Page 28: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

28

naskah-naskah klasik yang monumental dan tidak mengalamiperkembangan yang signifikan.

Bahan bacaan sebagai sumber rujukan dapat dibedakanmenjadi dua kelompok: rujukan umum dan khusus. Rujukanumum yang memuat konsep-konsep dan teori-teori dapatditemukan dalam kepustakaan yang berbentuk buku-buku teks,ensiklopedia, monograf dan sebagainya. Adapun rujukankhusus yang biasanya memuat generalisasi-generalisasi yangditarik dari hasil penelitian dapat ditemukan dalam kepustakaanyang berbentuk jurnal, buletin penelitian, tesis, disertasi, dansumber-sumber lain yang memuat laporan hasil penelitian.

Supaya dapat memperoleh jawaban yang memilikitingkat kebenaran tertinggi yang dapat dijadikan sebagaihipotesis; atau sebagai pijakan dalam analisis temuanpenelitian; peneliti harus membekali diri dengan sumber-sumber rujukan yang relevan. Sumber-sumber rujukan tersebutharus dibaca dan dikaji dengan menggunakan berbagai metodepenalaran sehingga diperoleh jawaban yang memiliki tingkatkebenaran tertinggi yang dapat dijadikan sebagai hipotesis; atausebagai pijakan dalam analisis temuan penelitian.

Dalam kajiannya, peneliti memanfaatkan penalarandeduktif, induktif, atau sintesis, baik secara terpisah maupunsecara terpadu. Penalaran deduktif yang bersifat pembuktianteori atau konsep digunakan untuk memerikan teori-teori ataukonsep-konsep umum yang berkaitan dengan masalahpenelitian sehingga diperoleh jawaban atau hipotesis yangtepat. Penalaran induktif yang bersifat penemuan teori-teoriatau konsep-konsep digunakan untuk memperoleh generalisasidari berbagai temuan penelitian, sehingga diperoleh alternatifjawaban yang lebih tepat. Berbeda dengan penalaran deduktifyang bergerak dari teori ke fakta; dan induktif yang bergerakdari fakta ke teori; penalaran sintesis memiliki gerak yang lebihbebas. Penalaran sistesis merupakan upaya-upaya pemaduandan pengembangan dari berbagai teori dan konsep untuk

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

121

A. Latar Belakang MasalahPenggambaran perempuan sebagai makhluk lemah yang

tidak setara dengan laki-laki telah berlangsung lama. Beberapapemikir mendeskripsikan perempuan dengan ciri-ciri yangstereotip. Aristoteles mengatakan bahwa laki-laki adalah bentukdan perempuan adalah matter. Matter adalah sesuatu yangabstrak dan akan berwujud jika ada form. Perempuan tidakakan berperan dan berarti tanpa kehadiran laki.laki (The NewEncyclopedia Britannica, 2003: 883). Laki-laki merupakanyang utama sedangkan perempuan hanya pelengkap. Konsepini diambil oleh Thomas Aquinas, seorang pemikir Kristiani. Iamelihat bahwa laki-laki adalah ciptaan Tuhan yang palingsempurna sedangkan perempuan adalah laki-laki yang tidaksempurna (Selden 1993: 203). John Donne (2002) dalampuisinya Air and Angels melihat bahwa tubuh perempuan tidaksesempurna tubuh laki-laki. Sigmund Freud mengatakan bahwaperempuan memiliki kecemburuan terhadap laki-laki, yangdisebut penis envy, karena perempuan tidak memiliki penisseperti laki-laki.

Pengkondisian perempuan sebagai makhluk yang lemah,baik secara fisik maupun intelektual, menjadikan dirinyasebagai makhluk kelas kedua dalam masyarakat. Mereka tidakmemiliki posisi dalam masyarakat, hukum dan bahkan dalamkeluarga. Segala keputusan yang menyangkut perempuandiserahkan pada laki-laki yang menentukan apa yang terbaikbagi perempuan. Oleh karena itu kepentingan perempuan selaluberada setelah kepentingan laki-laki. Masyarakat dengankeadaan seperti ini disebut sebagai masyarakat patriarki.Keadaan seperti ini menyebabkan perempuan yang beradadalam wilayah patriarki menjadi terpinggirkan keberadaannya.Segala kebutuhan, hak dan keinginan mereka hadir setelahsegala kebutuhan, hak dan kepentingan laki-laki dipenuhi.

Kesadaran perempuan akan posisinya dalam masyarakatmulai muncul pada tahun 1550-1700. Ini ditandai dengan

Page 29: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

120

11PROPOSAL

PENELITIANSASTRA

CONTOH PROPOSALPENELITIAN SASTRA

MAKANAN DAN RITUALNYASEBAGAI REPRESENTASI PEMBENTUKANIDENTITAS TOKOH-TOKOH PEREMPUAN

DALAM NOVEL FASTING FEASTING

TIM PENELITI

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

29

menemukan teori dan konsep baru yang lebih relevan denganmasalah yang sedang diteliti.

Selanjutnya, hasil penalaran tersebut dikelompokkanberdasarkan aspek-aspek tertentu yang menjadi perhatianpeneliti; dan dicatat atau direkam secara rapi agar dapatdipergunakan secara cepat bila sedang dibutuhkan. Dengan carapengelompokan dan perekaman hasil kajian kepustakaantersebut, tentu saja kegiatan penelitian lainnya menjadi lebihmudah dilaksanakan.

B. HipotesisDalam penelitian kuantitatif, hipotesis merupakan salah

satu atibut penelitian yang berhubungan dengan asumsi-asumsijawaban dari masalah yang diteliti. Hipotesis merupakanpernyataan atau jawaban tentative mengenai suatu masalahyang belum dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sebagaijawaban sementara, hipotesis yang diturunkan dari berbagaitoeri yang mendasari penelitian tersebut dianggap sebagai yangpaling mungkin dan paling tinggi taraf kebenarannya. Hipotesisdapat dianggap sebagai pernyataan mengenai kaadaan populasiyang perlu diuji kebenarannya melalui data-data yang diperolehdari sampel.

Sebaliknya, dalam penelitian kualitatif, istilah hipotesistidak begitu lazim digunakan karena hipotetsis tidak dapatberfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah-masalah yang cenderung bersifat lebih terbuka. Sebenarnyadalam penelitian kualitatif, hipotesis masih tetap diperlukantetapi dengan fungsi yang berbeda. Dalam hal ini, hipotesislebih banyak berperan sebagai generalisasi hasil penelitian yangmasih perlu diuji kebenarannya lebih lanjut dalam penelitiankuantitatif.

Agar hipotetsis dapat diuji kebenarannya secara mudah,hipotetsis harus disusun sedemikian rupa denganmemperhatikan hal-hal berikut:

Page 30: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

30

1. Rumusan hipotesis harus mengandung pertautatanantara dua variabel atau lebih;

2. Hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat deklaratifyang dirumuskan secara padat dan jelas; dan

3. Hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data danstatistika yang digunakan.

Secara umum hipotesis dapat dibedakan menjadi dua,yakni hipotesis yang menyatakan hubungan dan hipotesis yangmeyatakan perbedaan. Yang pertama adalah hipotesis yangmenyatakan tentang saling-hubungan antara dua variabel ataulebih yang banyak digunakan dalam penelitian korelasional.Yang kedua adalah hipotetsis yang menyatakan perbedaandalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda-beda.Hipotesis seperti itu lebih banyak digunakan dalam penelitiankomparatif.

Secara khusus berkenaan dengan pengambilankesimpulan atau generalisasi, hipotesis yang biasanya diujiadalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atauperbedaan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis yangdinyatakan dalam kalimat deklaratif negatif itu biasanya disebutdengan hipotesis nol (HO) yang berfungsi sebagai hipotesispenelitian. Sebaliknya, hipotesis yang dinyatakan dalamkalimat deklaratif positif yang menyatakan adanya hubunganatau perbedaan antara dua variabel atau lebih disebut denganhipotesis alternatif (HA), yang seringkali diterima sebagaikesimpulan sebagai akibat dari penolakan hipotesis nol (HO)

Contoh hipotesis nol (HO):1. Mahasiswa semester VI Jurusan BSI tidak mampu

berbahasa Inggris sebaik berbahasa Indonesia2. Prosedur penerjemahan dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia tidak sama dengan prosedurpenerjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasaInggris.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

119

Mulyasa, E. Kurikuluni Berbasis Kompetensi, kansepkarakteristik, dan implementasi. Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2003.

Nuttal, Christine Teaching Reading Skills in a ForeignLanguage. London: Heinemann Educational Books,1987.

Tangan H.G. dan Djago Tarigan, Telaah Buku Teks BahasaIndonesia. Bandung: Angkasa, 1986.

Robert Karlin. Teaching Reading in High School. New York:Harper & Row Publisher, 1984.

Smith, Judith M. and Wayne A. King. Readability. Michigan:Ulrih’s Books, Inc.–

Tomlinson, Brian Materials Development in LanguageTeaching. Cambridge: Cambridge University Press,1998.

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.Jakarta: Gaung Persada Press, 2003.

Page 31: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

118

4 Penulisan laporan5 Seminar

I. Biaya PenelitianPenelitian ini direncanakan menelan biaya sebesar Rp.

15.000.000,- (Lima belas juta rupiah). Rincian biaya dapattidak diberikan.

J. Daftar Kepustakaan

Ahmad, H.M. Dkk, Pengembangari kurikulum untuk lAIN danPTAIS semua Fakultas dan Jurusan Kornponen MKDK.Bandung: Pustaka Setia, 1998.

Anonim, Kurikulum Berbasis Kampetensi, Kurikulum danHasil Belajar, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran BahasaInggris SMA dan Madrasah Aliyah. Jakarta: PusatKurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003.

Ellis, Rod The Study of Second Language Acquisition (Oxford:Oxford University Press, 1994.

Flesch,Rudolf How to Write Plain English http://www.mang.canterbury.ac.nz/ urseinfo/AcademicWriting/Flesch.htm).

Grant, Nevile Making the Most of Your Textbook . London:Longman Group, 1987.

Hadley, Alice Omagio Teaching Language in Context.Boston: Heinle & Heinle Publishers, 1993.

Hamalik, Oemar Pengembangan Kurikulum, Dasar-DasarPerkembangannya, Bandung: Mandar Maju, 1990.

Harmer, Jeremy The Practice of English Language Teaching.London and New York: Longman, 1991.

Harmer, Jeremy The Practice of English Language Teaching:Completely revised and updated edition London:Longman, 2003.

Helliwell, Susan Teaching English in the Primary Classroom.London: Longman, 1992.

Huda, Nuril Language learning and Teaching: Issues andTrends. Malang: IKIP Malang Publisher, 1999.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

31

3. Mahasiswa semester VI Jurusan BSI tidak mampumenulis cerita pendek berbahasa Inggris

Hipotesis hipotesis alternatif (HA):1. Mahasiswa semester VI Jurusan BSI mampu

berbahasa Inggris sebaik berbahasa Indonesia2. Prosedur penerjemahan dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia sama dengan prosedurpenerjemahan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasaInggris.

3. Mahasiswa semester VI Jurusan BSI mampu menuliscerita pendek berbahasa Inggris

Page 32: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

32

4POPULASI

DAN SAMPEL

A. PengertianPopulasi dapat diartikan sejumlah kasus yang memenuhi

syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalahpenelitian. Kasus, dalam hal ini dapat diartikan sebagai orang,barang, binatang, hal ataupun peristiwa. Populasi dibedakanmenjadi dua. Populasi takterhingga (takterjangkau) yaknipopulasi yang berisikan kasus yang takterhingga jumlahnya,sehingga sensus sama sekali tidak dapat dilakukan. Populasiterhingga (terjangkau) yakni populasi yang berisikan kasusyang terhingga jumlahnya, sehingga sensus dapat dilakukan.Meskipun demikian, dalam populasi terhingga sensusseringkali tidak dapat dilakukan. Contoh:

1. Seluruh kata berimbuhan yang terdapat pada novelDavid Copperfiiled

2. Seluruh mahasiswa BSI Fakultas Adab dan HumanioraUIN

3. Seluruh kegiatan akademik mahasiswa BSI FakultasAdab dan Humaniora UIN

Bila sensus tidak mungkin digunakan, maka sampelmerupakan jalan keluar utamanya. Sampel dapat diartikan

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

117

1. MetodePenelitian ini merupakan penelitian isi atau content

analysis yang berusaha untuk menggali bukti-bukti empirismengenai tingkat keterbacaan, kualitas, dan kesesuaian 10buku teks bahasa Inggris untuk siswa kelas II SMA dengankurikulum berbasis kompetensi tahun 2004.

2. Analisis DataData verbal yang berkaitan dengan kesesuaian buku teks

dengan kurikulum akan dianalisis secara kualitatif denganmembandingkan apa yang terdapat dalam buku dengan apayang ditetapkan dalam kurikulum 2004. Sedangkan datayang berhubungan dengan tingkat keterbacaan buku teksdianalisis dengan teori Flesch Reading Ease.

3. Pengambilan DataPenelitian kualitatif ini memamfaatkan diri peneliti

sendiri sebagai isntrumen utama untuk memperoleh datayang dibutuhkan dengan berbagai cara, seperti menandai,mengelompokkan, dan memberikan catatan-catatan pentinglainnya pada sumber data.

4. Unit AnalisisSebagai unit analisis, penelitian ini akan menggunakan

10 buku teks bahasa Inggris untuk siswa kelas II SMAdigunakan di sekolah-sekolah di Jakarta.

H. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini akan dilakukan di Jakarta selama empat

bulan dari Januari sampai dengan Juli 2005. Adapun jadualkegiatannya dapat dilihat pada tabel berikut.

BULANNO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI1 Persiapan V2 Pengumpulan data V V V3 Analisis data V

Page 33: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

116

c) Kemampuan, yaitu sesuatu yang dimiliki individuuntuk melakukan tugas ataupun pekerjaan yangdibebankan kepadanya.

d) Nilai, yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakinidan secara psikologis telah menyatu di dalam diriseseorang.

e) Sikap, yaitu perasaan (senang-tidak senang, sukatidaksuka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yangdatang dari luar.

f) Minat, yaitu kecenderungan seseorang untukmelakukan sesuatu perbuatan.

Dari pemaparan di atas, KBK dapat diartikan sebagaisuatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangankemampuan melakukan tugas-tugas standar tertentu, berupapenguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBKdiarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,kemampuan, sikap, dan minat peserta didik agar dapatmelakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dankeberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KBK merupakansebuah kurikulum yang mengacu pada kurikulum modern jikadilihat dari karakteristiknya. Karakteristik Kurikulum BerbasisKompetensi menurut Depdiknas (2003: 42) adalah:

a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswabaik secara individual maupun klasikal;

b) Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman;c) Penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi;d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber

belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif; dane) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar

dalam upaya penguasaan suatu kompetensi.

G. Metodologi PenelitianMetodologi penelitian ini meliputi beberapa aspek

penting dalam penelitian sebagai berikut.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

33

sebagai sebagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri umumyang dimiliki oleh populasi. Penggunaan sampel dalampenelitian didasari oleh beberapa alasan, seperti biaya, waktu,percobaan yang sifatnya merusak, ketelitian, dan ekonomi.Contoh (berdasarkan contoh populasi di atas):

1. Seluruh kata berimbuhan il-, im, ir- yang terdapat padanovel David Copperfiiled

2. Seluruh mahasiswa semester VI jurusan BSI FakultasAdab dan Humaniora UIN yang telah mengambilmatakuliah reading 1 – 4.

3. Seluruh kegiatan diskusi dan seminar berbahasa Inggrisyang diikuti mahasiswa BSI Fakultas Adab danHumaniora UIN pada tahun akademik 2005-2006

B. Sampling (Teknik Pengambilan Sampel)Berdasarkan kemungkinan yang dimiliki seluruh anggota

populasi untuk menjadi sampel, pengambilan sampel dibedakanmenjadi dua: probability sampling dan non-probabilitysampling. Yang pertama mengacu pada cara pengambilansampel yang memberikan kesempatan kepada seluruh anggotapopulasi untuk diangkat sebagai atau menjadi anggota sampel;sebaliknya, yang kedua mengacu pada cara pengambilansampel yang tidak memberikan kesempatan kepada seluruhanggota populasi untuk diangkat sebagai atau menjadi anggotasampel.

Cara-cara pengambilan sampel yang termasuk kelompokpertama adalah random sampling (sampling acak), stratifiedsampling (sampling strata), cluster sampling (samplingkelompok), dan proportional sampling (sampling proporsional).Random sampling adalah pengambilan sampel dari populasiyang homogen secara acak atau tidak sistematis. Umpamanya,dalam penelitian yang mengaji hubungan antara kemampuanberbahasa Indonesia dan kemampuan berpidato bahasa Inggrismahasiswa semester I Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta,

Page 34: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

34

populasinya adalah seluruh mahasiswa semester I FakultasTarbiyah UIN Jakarta yang berjumlah ±1000 di tahunakademik 2006-2007; dan sampelnya adalah ±100 orangmahasiswa yang dipilih secara acak karena populasi didugabersifat homogen.

Stratified sampling adalah pengambilan sample daripopulasi berstrata umpamanya, pengelompokan masyarakatberdasarkan warna kulit, status sosial, usia, atau pendidikan,yang masing-masing strata terwakili secara acak. Umpamanya,dalam penelitian yang mengaji hubungan antara kemampuanmembaca teks berbahasa Arab dan kemampuan bercerita dalambahasa Arab mahasiswa semester III Jurusan BSA FAH UINJakarta tahun akademik 2005-2006, populasinya adalah seluruhmahasiswa semester tiga tersebut yang berlatar pendidikanSMA, MAN, dan pesantren; dan sampelnya adalah ±120 yangdiambil dari masing-masing strata sebanyak 40 orangmahasiswa.

Cluster sampling merupakan pengambilan sampel daripopulasi berkelompok, umpamanya berdasarkan wilayah, yangmasing-masing kelompok terwakili secara acak. Umpamanya,dalam penelitian yang mengaji hubungan antara kemampuanmembaca teks berbahasa Inggris dan kemampuan berceritadalam bahasa Inggris mahasiswa semester VI Jurusan BSAFAH UIN Jakarta tahun akademik 2006-2007, populasinyaadalah seluruh mahasiswa semester enam tersebut yang berasaldari lima wilayah DKI Jakarta; dan sampelnya adalah ±150yang diambil dari masing-masing wilayah DKI Jakartasebanyak 30 orang mahasiswa.

Proportional sampling merupakan pengambilan sampeldari populasi berstrata atau berkelompok yang masingstrata/kelompok terwakili secara proporsional sesuai denganjumlah anggotanya. Umpamanya, dalam penelitian yangmengaji hubungan antara kemampuan membaca teks berbahasaInggris dan kemampuan bercerita dalam bahasa Inggris

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

115

merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaranyang harus ditempuh oleh murid untuk mendapatkan ijasah. Intidari pengertian ini adalah adanya aspek keharusan bagi setiapsiswa untuk mempelajari mata pelajaran yang sama. Faktorminat dan kebutuhan siswa tidak dipertimbangkan dalampenyusunan kurikulum, dan yang paling menonjol adalah gurusebagai center dari semua kegiatan. Artinya gurulah yang aktifdalam belajar, sedangkan siswa lebih bersifat pasif belaka.Tujuan mempelajari mata pelajaran hanya semata-mata untukmemperoleh ijasah, yang berarti ijasah adalah tujuan belajardan menguasai mata pelajaran berarti telah mencapai tujuanbelajar.

Berbeda dengan pandangan lama, pandangan baru lebihmenekankan pada pengertian kurikulum sebagai keseluruhanaktivitas, pelajaran, dan pengalaman belajar yang harus siswaperoleh dalam pengawasan sekolah, baik di dalam kelasmaupun di luar kelas (Hamalik, 1990: 11). Inti dari perumusanini adalah tafsiran kurikulum bersifat luas, kurikulum bukansaja terdiri dari mata pelajaran (courses) tetapi meliputi semuakegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawabsekolah dan siswa menjadi pusat belajar, bukan lagi guru.

Jauh sebelum pemerintah mencanangkan KBK, parapraktisi pengajar telah banyak mendiskusikan danmendefinisikan arti dan kata kompetensi itu sendiri.Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yangharus dikuasai siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilandan sikap yang akan dijadikan sebagai landasanpenyelenggaraan proses pembelajaran dan penilaian siswa(Yamin, 2003: 128-9). Menurut Gordon yang dikutip Mulyasa(2003: 38-9), beberapa aspek yang terkandung di dalam konsepkompetensi adalah:

a) pengetahuan, yaitu kesadaran dalam bidang kognitif;b) Pemahaman,yaitu kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki oleh individu.

Page 35: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

114

206.835 – (1.015 x ASL) – (84.6 x ASW).Keterangan:ASL: Average Sentence Length, yakni jumlah kata

dibagi dengan jumlah kalimatASW: Average number of syllables per word, yakni

jumlah sukukata dibagi dengan jumlah kata.Secara bertahap terdapat enam langkah dalam

pengukuran tingkat keterbacaan dengan menggunakan rumusFlesch Reading Ease, yakni:

a) menghitung jumlah seluruh kata;b) menghitung jumlah seluruh sukukata;c) menghitung jumlah seluruh kalimat;d) menghitung rata-rata jumlah sukukata perkata;e) menghitung rata-rata kata perkalimat; danf) menentukan skor keterbacaan dan menafsirkan

hasilnya. Ketentuan yang digunakan adalah skor 0berarti tidak terbaca, 100 berarti sangat mudah, dan 60berarti tingkat keterbacaan yang baik

5. Kurikulum Berbasis KompetensiDitinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa

Yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olah raga,yaitu kata “currere”, yang berarti jarak tempuh lari. Dalamkegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulaidan start sampai dengan finish. Jarak dan start sampai denganfinish ini yang disebut “currere’. Istilah tersebut erathubungannya dengan kata curier atau kurir yang berartipenghubung untuk menyampaikan sesuatu kepada orang atautempat lain. Seorang kurir harus menempuh suatu perjalananuntuk mencapai tujuan, maka istilah kurikulum kemudiandiartikan sebagai suatu jarak yang harus ditempuh (Ahmad dkk,1998: 9-14).

Dari segi terminologi, pengertian kurikulum dibedakanmanjadi dua, yakni menurut pandangan lama dan pandanganbaru. Menurut pandangan lama, Hamalik (1990: 4)

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

35

mahasiswa semester VI Jurusan BSA FAH UIN Jakarta tahunakademik 2006-2007, populasinya adalah seluruh mahasiswasemester enam tersebut yang berasal dari lima wilayah DKIJakarta: Jakarta Pusat 200 orang mahasiswa, Jakarta Selatan300 orang mahasiswa, Jakarta Utara 100 orang mahasiswa,Jakarta Barat 250 orang mahasiswa, dan Jakarta Timur 200orang mahasiswa. Bila masing-masing wilayah diwakili oleh10% dari populasi yang dimiliki, maka sampel untuk masing-masing wilayah adalah: Jakarta Pusat 20 orang mahasiswa,Jakarta Selatan 30 orang mahasiswa, Jakarta Utara 10 orangmahasiswa, Jakarta Barat 25 orang mahasiswa, dan JakartaTimur 20 orang mahasiswa.

Cara-cara pengambilan sampel yang termasuk kelompokkedua adalah systematic sampling, quota sampling, accidentalsampling, purposive sampling, saturation sampling, dansnowball sampling. Systematic sampling merupakanpengambilan sampel dari populasi homogen berdasarkan urutantertentu, seperti setiap urutan ke-10 dan kelipannya.Umpamanya, dalam penelitian yang mengaji hubungan antarakemampuan berbahasa Indonesia dan kemampuan berpidatobahasa Inggris mahasiswa semester I Fakultas Tarbiyah UINJakarta, populasinya adalah seluruh mahasiswa semester IFakultas Tarbiyah UIN Jakarta yang berjumlah ±1000 di tahunakademik 2006-2007; dan sampelnya adalah ±100 orangmahasiswa yang nama lengkapnya terdiri dari tiga kata.

Quota sampling adalah pengambilan sampel dari populasihomogen yang jumlahnya dibatasi atau ditentukan berdasarkankondisi tertentu, seperti setiap 1000 warga hanya diwakili olehsatu orang warga. Umpamnya, dalam penelitian yang mengajipola berbahasa Indonesia masyarakat di kota-kota besarIndonesia, maka populasinya adalah seluruh masyarakat yangtinggal di kota-kota besar (anggap empat kota besar). Adapunpengambilan sampel dilakukan dengan kriteria, setiap 250.000jiwa diwakili oleh satu orang warga. Jadi, karena Jakarta

Page 36: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

36

berpenduduk 20 juta jiwa, maka sample yang terpilih berjumlah80 orang; Surabaya berpenduduk 10 juta jiwa, maka sampleyang terpilih berjumlah 40 orang; Bandung berpenduduk 6 jutajiwa, maka sample yang terpilih berjumlah 24 orang; danMedan berpenduduk 4 juta jiwa, maka sample yang terpilihberjumlah 16 orang.

Accidental sampling merupakan pengambilan sampel daripopulasi homogen melalui cara “siapa atau apa saja yangditemui” untuk dijadikan anggota sampel. Umpamnya, dalampenelitian yang mengaji pola berbahasa Berbahasa Indonesiawarga Jakarta Selatan pada masa reformasi 1998-2000, makapopulasinya adalah seluruh warga Jakarta Selatan. Adapunpengambilan sampel dilakukan dengan kriteria, siapa punwarga Jakarta Selatan bersedia diangkat sebagai sampel dalampenelitian hingga dianggap cukup mewakili populasinya(anggap 200 warga)

Purposive sampling merupakan pengambilan sample daripopulasi heterogen berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sampelatau pertimbangan peneliti. Umpamanya, dalam penelitian yangmengaji hubungan antara kemampuan berbahasa Indonesia dankemampuan berpidato bahasa Inggris mahasiswa PendidikanBahasa Inggris Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta, populasinyaadalah seluruh mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FakultasTarbiyah UIN Jakarta yang berjumlah ±1000 di tahunakademik 2006-2007; dan sampelnya adalah ±100 orangmahasiswa yang telah mengambil matakuliah BahasaIndonesia, Speaking IV, dan Public Speaking.

Saturation sampling merupakan pengambilan sampleyang melibatkan hampir semua anggota populasi tetapi bukansensus. Umpamnya, dalam penelitian yang mengaji perbedaankemampuan apresiasi puisi komtemporer Britania antaramahasiswa yang berpendidikan SLTA dan MAN pada semesterVII BSI UIN Jakarta, maka populasinya adalah seluruhmahasiswa BSI semester VII (berjumlah 150 orang) yang

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

113

benar-benar mandiri yang tidak perlu bantuan orang lain,sehingga tidak termotivasi untuk belajar lebih jauh. Kualitaslebih tinggi memungkinkan siswa selalu tergantung pada oranglain, sehingga tidak mandiri tetapi lebih termotiovasi untukmemperoleh hal yang baru.

Keterbacaan berasal dari bahasa Inggris “readability”yang terbentuk dari morfem bebas “read” dan dua morfemterikat “able” dan “-ty” yang berarti dapat dibaca. Artinya,pesan yang terkandung dalam teks dapat ditangkap secara jelasoleh pembaca sesuai dengan target sasarannya. Secaraterminologi, keterbacaan ditafsirkan berbeda-beda antara satuahli dan ahli lain sesuai dengan sudut pandang masing-masing.Meskipun terdapat perbedaan, para ahli menyepakati pada satuhal bahwa keterbacaan itu lebih mengarah pada kemungkinansuatu teks dibaca oleh seseorang. Smith dan King (198-: 3)mengartikan keterbacaan dengan tingkat kesulitan bahanbacaan yang termuat dalam buku teks. Secara lebih spesifikKarlin (1984: 99) mendefinisikan keterbacaan dengankesesuaian antara tingkat kemampuan membaca siswa dengantingkat kesulitan bahan bacaan melalui pernyataannya yangberbunyi “readability refers to the suitability between thereading ability and difficulty of materials.

Kesulitan dalam pengertian tersebut, menurut Nuttal(1987: 4), berkenaan dengan kesulitan-kesulitan linguistik yangmeliputi unsur-unsur leksikal dan gramatikal bahasa. Makinbanyak jumlah kosakata dan gramatika yang tidak dipahamisiswa makin tinggi tingkat kesulitan teks tersebut. Berdasarkanpenjelasan di atas, dapat ditegaskan kembali bahwa unsurleksikal atau kosakata, dan unsur gramatikal merupakanpenentu tingkat kesulitan suatu teks. Kedua unsur tersebutmenjadi landasan utama dalam pengembangan alat ukur tingkatketerbacaan. Salah satunya adalah Flesch Reading Ease yangdikembangkan oleh Rudolf Flesch (2003). Adapun rumus yangdigunakan untuk menganalisis tingkat keterbacaan teks adalah:

Page 37: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

112

ketersediaan, perwajahan dan desain, instruksi, metodologi, tipesilabus, aktivitas latihan bahasa, aktivitas latihan keterampilanberbahasa, topik, keberterimaan kultural, penggunaan, danpanduan guru (price, availability, layout and design,instructions, methodology, language study activities, languageskill activities, topics, cultural acceptabililty, and teacher’sguide). Memperjelas apa yang dikemukan Harmer, Tomlinson(1998: 193) mengelompokkan pertimbangan-pertimbangandalam pemilihan buku teks bahasa komunikatif ke dalam duakategori, yakni publikasi dan desain.

Aspek publikasi berhubungan dengan tampilan fisikmateri pelajaran sebagai satu kesatuan buku pelajaran. Secaraspesifik aspek publikasi berkaitan dengan materi pelajaran,kunci jawaban, buku panduan guru, kaset, video, dan bukukerja. Selain itu, aspek ini juga berkenaan dengan pembagianbuku menjadi beberapa unit dan subunit, urut-urutan pelajaran,dan daftar kata atau indeks. Adapun aspek desain berhubungandengan latarbelakang konseptual/teori yang mendasarinya. Halitu mencakup pertimbangan tentang tujuan yang ingin dicapai,bagaimana tugas, latihan, dan bahan pelajaran diseleksi dangradasi. Selain itu, bagian ini juga berhubungan denganaktivitas belajar yang harus dikembangkan sesuai dengankarakteristik materi pelajarannya.

4. KeterbacaanAspek substansial utama yang harus diperhatikan guru

dalam pemilihan buku teks bahasa Inggris komunikatif adalahketerbacaan. Kriteria ini bergayut erat dengan kualitas teks-teksyang manjadi dasar pengembangan bahan pelajaran bahasaInggris di dalam buku teks: apakah teks-teks tersebut sesuaidengan tingkat kemampuan siswa, lebih rendah atau lebihtinggi dari kemampuan siswa. Kualitas yang sepadanmemungkinkan siswa menjadi relatif lebih mandiri, dan guruhanya bertindak sebagai fasilitator saja. Kualitas yang lebihrendah membuat siswa menjadi terlalu percaya diri, dan bahkan

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

37

berpendidikan SLTA dan MAN. Adapun yang menjadi sampeldalam penelitian ini adalah 65 mahasiswa yang berpendidikanSLTA, dan 70 orang mahasiswa yang berpendidikan MAN;sedangkan yang berpendidikan non-SLTA dan MAN tidakdianggap sebagai sampel.

Snowball sampling merupakan pengambilan sampel daripopulasi homogen dengan cara “bola salju”, yakni sampelterpilih menunjuk anggota lain secara berantai sehinggaterpenuhi jumlah yang diinginkan. Umpamanya, dalampenelitian yang mengaji mengenai pola berbahasa Jawa KramaInggil para abdi dalem kasultanan Yogjakarta, makapopulasinya adalah seluruh abdi dalem kasultanan Yogjakarta.Adapun sampelnya untuk pertama kalinya ditentukanberdasarkan kriteria lama pengabdiannya; dan berikutnyasampel terpilih diminta untuk memilih abdi dalem lainnyasebagai anggota sampel. Demikian seterusnya, sehinggadiperoleh jumlah anggota sampel yang relatif representatif.Untuk memudahkan pengambilan sampel, perhatikankarakteristik populasi dan samplingnya seperti berikut.

Tabel 1. Karakteristik populasi dan samplingya.

CIRI-CIRIPOPULASI

CONTOHPOPULASI

SAMPLINGYANG COCOK

Homogen Seluruh mahasiswaUIN

Random, Systematic,accidental, saturationSnowball sampling

HeterogenBerstrata

Seluruh pendudukJakarta berdasarkanstatus sosial

Stratified atauproportional sampling

HeterogenBerkelompok

Seluruh pendudukJakarta berdasarkanwilayah

Cluster atau quotasampling

Heterogen Seluruh siswa SMAdi Jakarta

Purposive sampling(yang bisa berbahasaInggris)

Page 38: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

38

5INSTRUMENPENELITIAN

A. PengertianPenelitian yang baik sangat tergantung pada ketersediaan

data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Data yangtidak tepat berpengaruh terhadap kesahihan kesimpulan yangdiambil. Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukaninstrumen penelitian yang tepat. Instrumen penelitian dapatdidefinisikan sebagai alat atau cara yang digunakan untukmendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan dalam suatupenelitian.

Ditinjau dari segi bidang atau domain yang diukur,instrumen penelitian dibedakan menjadi dua, tes dan nontes.Tes merupakan instrumen penelitian yang digunakan untukmendapatkan data atau mengukur kemampuan kognitif danpsikomotor seseorang dalam bidang-bidang atau keterampilantertentu, seperti kemampuan gramatika, penguasaan kosakata,kemampuan membaca, kemampuan menulis, kemampuanmenyimak, kemampuan berbicara, kemampuan analisis pusisiklasik bahasa Inggris, kemampuan linguistik, kemampuanpragmatik, IQ, kreativitas berbahasa, dan kemampuanmenerjemahkan. Nontes merupakan instrumen penelitian yang

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

111

Mempertegas ciri-ciri tersebut, Hadley (1994: 484)merinci beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh buku teksbahasa komunikatif, yakni:

a) kontekstualisasi aktivitas latihan berbahasa yangmembiasakan siswa dengan budaya bahasa sasaran;

b) pengembangan aktivitas belajar berbasis kerjakelompok dan interaksi komunikasi;

c) penggunaan bahan-bahan yang berbentuk autentik;d) perpaduan antara kemampuan fungsional dan

gramatikal;e) penjelasan aspek gramatikal dalam konteks

penggunaan bahasa;f) kesesuaian tema, bahan-bahan bacaan, dan aktivitas

latihan berbahasa dengan kebutuhan dan minat siswa;dan

g) integrasi aspek kultural ke dalam bahan-bahanpelajaran dan aktivitas latihan berbahasa.

Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, secarasubstansial guru dapat menentukan buku teks bahasakomunikatif mana yang dapat digunakan sebagai bukupelajaran bahasa Inggris bagi siswa pada tingkat tertentu. Tentusaja ketepatan guru dalam penggunaan buku teks dapatmempengaruhi kelancaran dan keberhasilan kegiatan belajaryang dikembangkannya, baik di dalam kelas maupun di luarkelas. Kegiatan belajar menjadi makin terarah dan siswa terustermotivasi dalam belajar karena mereka mengetahui apa yangharus dilakukan dengan pelajaran yang telah dan akandipelajari.

3. Pemilihan Buku Teks BahasaSelain aspek substansial sebagaimana dijelaskan di atas,

terdapat aspek-aspek lain yang harus diperhatikan guru dalampemilihan buku teks bahasa Inggris komunikatif sebagai bukupegangan siswa. Menurut Harmer (2003: 301), pemilihan bukuteks bahasa komunikatif perlu memperhatikan: harga,

Page 39: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

110

yang dapat membantu siswa menguasai kemampuankomunikatif dalam bahasa sasaran tidak dapat disebut sebagaibuku teks bahasa komunikatif. Buku tersebut biasanya disebutdengan buku teks bahasa tradisional. Buku teks tradisionalmengacu pada buku pelajaran yang berisikan materi-materiyang mengarahkan siswa pada penguasaan bahasa sebagaisebuah sistem bunyi daripada sebagai alat komunikasi. Siswahanya dituntut untuk mengetahui kaedah-kaedah bahasa secarateoretis, tetapi tidak dituntut untuk menguasai bagaimanamenggunakan bahasa untuk komunikasi. Adapun ciri-cirinyadapat digambarkan sebagai berikut:

a) menekankan aspek bentuk dan kaedah bahasa;b) terfokus pada pengembangan keterampilan

membaca dan menulis;c) banyak memanfaatkan bahasa pertama sebagai

bahasa pengantar;d) mementingkan keakuratan daripada kelancaran

berbahasa;e) lebih taat pada silabus dan kepentingan ujian (Grant,

1987: 12).Berbeda dengan buku teks tradisional, buku teks

komunikatif memuat materi-materi yang mengarahkan siswapada penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi. Utamanya,siswa dituntut untuk menguasai bagaimana menggunakanbahasa sasaran sebagai alat komunikasi. Secara umum, ciri-cirinya adalah:

a) menekankan fungsi komunikatif bahasa;b) menempatkan minat dan kebutuhan berbahasa siswa

sebagai pijakan penyusunan materi pelajaran;c) menekankan pada materi pelajaran berbasis tugas;d) mengembangan keterampilan berbahasa terpadu;e) memanfaatkan materi yang bersifat autentik; danf) menekankan pada aspek kelancaran komunikasi

(Grant, 1987: 14).

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

39

digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur kemampuanafektif seseorang atau informasi yang tidak berkenaan dengankemampuan kognitif, seperti sikap seorang mahasiswa terhadappuisi bahasa Inggris modern, kebiasaan membaca novel roman,persepsi seorang dosen terhadap daya kreativitas mahasiswa,prilaku berbahasa seorang anak, dan karakterrisasi dramabahasa Inggris klasik.

Instrumen yang berbentuk tes dapat dibedakan menjadibeberapa kelompok tes. Ditinjau dari sudut tujuan yang ingindicapai, terdapat beberapa jenis tes. Tes kesiapan (aptitude test)adalah tes yang digunakan untuk melihat kesiapan seseoranguntuk mengikuti program belajar, seperti tes masuk, tesdiagnosa, dan pretes. Tes prestasi (achievement test) adalah tesyang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorangmengenai sesuatu atau sejauhmana seseorang menguasi sesuatusetelah menyelesaikan suatu program belajar, seperti UAS,Mid tes, dan lain-lain. Tes kemampuan (profeciency test)merupakan tes yang digunakan untuk mengukur sejauhmanaseseorang menguasai bidang tertentu sesuai dengan apa yangdipersyaratkan tanpa harus mengikuti program belajar, sepertites memperoleh SIM, TOEFL, TOEIC, dan lain-lain. Tesditinjau dari sudut cara penyekoran dibedakan antara tesobjektif dan subjektif. Tes objektif merupakan tes yangmenuntut satu jawaban yang paling benar, dan menghasilkanskor yang sama bila dikoreksi oleh beberapa orang penilai,seperti tes pilihan ganda; sedangkan tes subjektif merupakan tesyang tidak menuntut satu jawaban yang paling benar, danbiasanya menghasilkan penilaian yang berbeda antara satupenilai dengan penilai lainnya, seperti tes mengarang.

Nontes terdiri dari beberapa jenis, seperti observasi,wawancara, dan quesoner. Obeservasi merupakan instrumenyang digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat verbalyang mengandalkan keterlibatan peneliti, baik secara langsungmaupun tidak langsung, dengan objek yang sedang diteliti.

Page 40: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

40

Wawancara merupakan instrumen yang digunakan untukmendapatkan informasi verbal mengenai sesuatu denganmengandalkan kemampuan berkomunikasi secara langsungdengan pihak responden. Quesioner merupakan wawancarayang dilakukan secara tertulis.

B. Pengembangan Instrumen TesUntuk mendapatkan isntrumen berbentuk tes yang baik,

peneliti harus memperhatikan prosedur pengembangannya yangmeliputi tujuh rangkaian kegiatan yang terdeskripsikan padadiagram berikut.

Diagram Proses Pengembangan Instrumen tes

Pertama adalah kajian terhadap teori-teori yangmendukung sesuai dengan variabel atau permasalahan yangakan dikaji. Kedua, berdasarkan teori-teori tersebut disusunlah

Definisi Konseptual

Kajian Teori

Definisi Operasional

Pembuatan Kisi-Kisi

Penyusunan Butir Soal

Uji Coba

Revisi & Gandakan Instrumen

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

109

buku-buku teks yang tersedia di pasaran. Adapun dampaknegatifnya adalah bahwa guru dituntut untuk lebih selektif didalam mimilih buku-buku teks bahasa yang tersedia di pasaran.Kesalahan di dalam penggunaan buku teks bahasamenimbulkan akibat yang sangat fatal, yakni kegagalan siswamenguasai kompetensi yang diharapkan, yakni kemampuankomunikatif dalam bahasa sasaran.

Huda (1999:93) mengatakan bahwa kemampuankomunikatif merupakan kemampuan untuk menggunakanbahasa sasaran sebagai alat komunikasi dalam situasi yangsebenarnya. Pandangan yang sama juga telah disampaikan olehHadley (1993: 4) yang mengatakan:

“Communicative competence may be defined as theability to function in a truly communicative setting that isin a dynamic exchange in which linguistic competencemust adapt itself to the total informational input, bothlinguistic and paralinguistic of one or moreinterlocutors.”

Jadi, kemampuan komunikatif tidak hanya tertumpu padakemampuan linguistik saja, tetapi juga mencakup kemampuanlain yang mengarahkan seseorang untuk memilih bentuk-bentuk bahasa mana yang sesuai dengan konteksnya.Kemampuan ini biasanya disebut dengan kemampuanpragmatik sebagaimana diutarakan Ellis (1994: 13) berikut ini:

“Communicative competence includes the knowledge thespeaker-hearer has of what constitutes appropriate aswell as correct language behavior and also of whatconstitutes effective language behavior in relation toparticular communicative goals. That is, it includes bothlinguistic and pragmatic knowledge.”Kemampuan komunikatif dalam bahasa sasaran sebagai

kompetensi utama yang harus dikuasai siswa merupakan ciriutama yang harus dipenuhi oleh buku teks bahasa komunikatif.Buku-buku teks bahasa yang tidak berisikan bahan pelajaran

Page 41: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

108

vocabulary, pronunciation, functions and the skilss ofreading, writing, listening, and speaking.”

Tidak berbeda dengan Tomlinson, Harmer juga mengaskan halyang sama bahwa buku teks bahasa harus memuat aspekgramatikal, komponen bahasa, fungsi-fungsi bahasa yangdisusun secara menarik dan sistematis, sehingga siswa dapatmengetahui apa yang sudah dan akan dipelajari. Mengetahuiapa yang sudah dipelajari menjadikan siswa dapat mengulangdan memperdalam kembali materi tersebut secara madiri;sedangkan mengetahui apa yang akan dipelajari menjadikansiswa lebih termotivasi dan siap secara mental menghadapimateri pelajaran baru. “Good text books often contain lively and interesting

materials; they provide a sensible progression oflanguage items, clearly showing what has to be learn andin some cases summarizing what has been studied so thatstudents can revise grammatical and functional pointsthat they have been concentrating on” (Harmer, 1991:257).

Tiga pandangan di atas makin memperjelas pengertian bukuteks bahasa sebagai buku pelajaran utama dan pelengkap yangmemuat seluruh pokok bahasan, baik yang berupa unsur-unsurbahasa, keterampilan bahasa, maupun aspek-aspek lain terkait,yang harus disampaikan kepada siswa pada masa tertentusesuai dengan tingkatnya, apakah untuk siswa SLTP, SMA,atau perguruan tinggi.

2. Kriteria Buku Teks Bahasa KomunikatifMaraknya peredaran buku teks bahasa Inggris untuk

siswa kelas II SMA tidak saja membawa dampak positif, tetapijuga dampak negatif. Dampak positif yang dirasakan guruadalah tersedianya berbagai macam buku teks bahasa Inggrisyang tersedia di pasaran. Guru tidak perlu lagi khawatir danbersusah-payah menyediakan sumber-sumber pelajaran secaramandiri; tetapi dengan mudah dapat memperolehnya melalui

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

41

suatu definisi konsep yang menggambarkan tentang variabelatau permasalahan yang dikaji. Ketiga, berdasarkan definisikonsep dibuatlah definisi operasional yang dapat menjabarkandomain atau aspek-aspek yang membentuk variabel tersebut,atau yang mencerminkan karakteristik permasalahan yangsedang diteliti. Kempat, berdasarkan domain atau aspek-aspektersebut disusunlah sebuah kisi-kisi atau pedoman untukpembuatan butir-butir soal, seperti berapa jumlah butir soalyang dibutuhkan, dan apa jenis butir soal yang digunakan.Kelima, berdasarkan kisi-kisi tersebut dibuatlah sejumlah butirsoal dan perintah sesuai dengan apa yang telah direncanakan.Keenam adalah ujicoba butir soal yang dibuat untukmengetahui validitas dan reliabilitasnya. Ketujuh adalah revisiatau penggantian butir soal berdasarkan hasil ujicoba; danpenggandaan butir soal sebagai instrumen penelitian sesuaidengan kebutuhan. Aplikasi ketuju langkah tersebut dapatdilihat pada pengembangan instrumen tes untuk mengukurkemampuan membaca bahasa Inggris sebagai berikut.

1. Kajian terhadap teori-teori terkait2. Perumusan definisi konsep:

Kemampuan membaca merupakan kemampuan untukmenyerap informasi dari bahasa tulis.

3. Perumusan definisi operasional:Kemampuan membaca merupakan kemampuan untukmenyerap informasi dari bahasa tulis yang dapat diukurmelalui: menemukan informasi tertentu dalam teks,menemukan pikiran utama dalam paragraf, menemukansemua informasi rinci yang tersurat, menyimpulkanmakna kata berdasarkan konteks, menyimpulkan maknafrasa berdasarkan konteks, dan mendapatkan gambaranumum isi bacaan dalam bahasa Inggris.

4. Pembuatan kisi-kisi:Kisi-kisi yang akan digunakan sebagai pedoman dalampembuatan butir-butir perntanyaan hanya memuat

Page 42: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

42

beberapa hal yang penting, seperti indikator, jenis butirpertanyaan, dan jumlah butir yang dibutuhkan.

Tabel 2. Kisi-kisi tes membacaNO INDIKATOR PG Esai JML

1

2

3

4

5

6

Menemukan informasitertentu dalam teksMenemukan pikiran utamadalam paragrafMenemukan semua informasirinci yang tersuratMenyimpulkan makna kataberdasarkan konteksMenyimpulkan makna frasaberdasarkan konteksMendapatkan gambaranumum isi bacaan

1, 6, 11,16,2, 7, 12,173, 8, 13,184, 9, 14,195, 10, 15,2021, 22,23, 24

2526,27,28,

29,30

4

5

7

4

4

6

Jumlah 24 6 30

5. Penulisan butir soalInstrumen Kemampuan MembacaA. Choose the best alternative by crossing A, B, C,or D, on your answer sheet Question no. 1 – 5 refers to the following text.

Do the right thingIf an emergency or disaster occurs, your localofficial will tell you if and when you need to leaveyour home. If they tell you to leave pronto, don’tstop to fuss about your house. Just take yourdisaster supplies that you have already set asideand get out of the area. However, if you have timeto prepare, for example if a hurricane or flood isexpected to hit in a few days, action can be takento help minimize damage. Your house will bebetter off if you take some time to look for

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

107

b) keluaasan materi pelajaran;c) waktu persiapan mengajar yang lebih efektif;d) sebagai dasar pengembangan pekerjaan rumah;e) sebagai bahan diskusi dengan guru-guru lain;f) memberikan rasa aman; dang) sebagai landasan pengembangan kegiatan belajar

terpusat pada siswa.Adapun bagi siswa buku teks bahasa dapat memberikianinformasi mengenai tujuan belajar dan proses pencapaiannya;rasa aman dengan kejelasan materi yang akan dipelajari,kesempatan untuk belajar secara mandiri; dan kesempatanuntuk mengulang kembali pelajaran yang sudah dibahas disekolah. Dengan demikian, dapat ditegaskan kembali bahwabuku teks bahasa merupakan salah satu sumber pelajaranbahasa yang memberikan banyak keuntungan bagi guru dansiswa, sehingga kegiatan belajar yang telah direncanakan dapatberjalan secara efektif.

Buku teks dapat didefinisikan sebagai buku pelajaranyang memuat materi-materi inti yang harus disampaikankepada siswa dalam periode belajar tertentu. Adapun dalamkegiatan belajar bahasa, buku teks dapat diartikan sebagai bukupelajaran yang memuat seluruh aspek bahasa sasaran yangharus dikuasai siswa. Menurut Grant (1987: 12), buku teksterdiri dari buku pelajaran utama yang memuat seluruh aspekbahasa, dan buku pelajaran tambahan yang memuat topik-topik,bidang-bidang, dan keterampilan-keterampilan berbahasatertentu. Secara lebih spesifik Tomlinson (1998: ix)menyebutkan bahwa buku teks bahasa harus memuatkomponen bahasa, fungsi bahasa, dan keterampilan bahasa.

“A textbook which provides the core materials for acourse. It aims to provide as much as possible in onebook and is designed so that it could serve as the onlybook which the learners necessarily use during a course.Such a book usually includes work on grammar,

Page 43: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

106

pemilihan buku teks, keterbacaan, dan kurikulum berbasiskompetensi.

1. Buku Teks BahasaKegiatan belajar bahasa sebagai proses penyampaian dan

pengalihan informasi dan kompetensi-kompetensi lainnyamerupakan salah satu wujud implementasi kurukulum dalamrangka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telahditetapkan. Kegiatan tersebut dapat mengambil berbagaimacam bentuk aktivitas yang dapat dilakukan siswa secaraindividual dan kolektif, baik di dalam kelas maupun di luarkelas. Kegiatan belajar di dalam kelas yang dapatdikembangkan guru mencakup membaca buku, mengerjakanlatihan, diskusi, bermain peran, kerja kelompok; sedangkankegiatan di luar kelas dapat berbentuk kunjungan keperpustakaan, belajar di taman, dan mengunjungi tempat-tempat peneting lain.

Tentu saja kegiatan belajar bahasa yang dikembangkanguru akan berjalan dengan baik bila sumber-sumber pelajarantersedia secara cukup dan proporsional, seperti buku teks, kaset,video, majalah, dan koran. Bila tidak, kegiatan belajar bahasayang akan dikembangkan berjalan tanpa arah, sehingga siswatidak dapat menguasai kompetensi-kompetensi yangdiharapkan. Di antara sumber-sumber pelajaran tersebut, bukuteks bahasa memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri yangmenjadikannya sebagai bahan pelajaran utama di sekolah-sekolah. Buku teks bahasa dapat mencakup keseluruhan topikyang akan dipelajari, mudah dibawa, dan memiliki fleksibilitasyang relatif tinggi. Menegaskan hal tersebut, Helliwell (1992:114) mengemukakan bahwa buku teks bahasa tidak sajamemiliki keunggulan yang hanya dapat dimanfaatkan olehguru, tetapi juga memiliki keunggulan yang dapat dinikmatioleh siswa. Bagi guru, buku teks bahasa dapat memberikanbeberapa keuntungan, seperti:

a) program pengajaran bahasa yang sudah tersusun;

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

43

potential problems. Bring your outdoor equipmentand furniture inside, and batten down anystructures that might be damaged or swept away,such as air conditioning units, propane, tanks, andthe like. Inside your home, move your belongingsso they are away from windows or in the case offlooding they are on upper floors of the house.

1. Who will tell you if the disaster happens?A. a friend B. an officialB. C. a teacher D. a journalist

2. The idea of that paragraph is ______A. kinds of disastersB. the duty of the government officialC. leaving home to saveD. the accidence of a disaster

3. The following are actions that can be done ifflood is expected to hit, except __A. bring equipment insideB. batten done A.CC. move equipment from windowD. leave the door unlocked

4. The word “fuss” in line three means ____A. Be worried B. be nervousC. be hurry D. be careful

5. The word “look for” in line seven means ____.A. See B. knowC. seek D. watch

6. Dst.

6. Ujicoba instrumen7. Revisi dan penggandaan

Page 44: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

44

C. Pengembangan Instrumen Nontes.Tidak berbeda dengan tes, untuk mendapatkan instrumen

berbentuk nontes yang baik (terutama kuesioner) peneliti jugaharus memperhatikan prosedur pembuatannya. Prosedurpengembangannya sama dengan prosedur pengembanganinstrumen tes. Pertama adalah kajian terhadap teori-teori yangmendukung sesuai dengan variabel atau permasalahan yangakan dikaji. Kedua, berdasarkan teori-teori tersebut disusunlahsuatu definisi konsep yang menggambarkan tentang variabelatau permasalahan yang dikaji. Ketiga, berdasarkan definisikonsep dibuatlah definisi operasioanl yang dapat menjabarkandomain atau aspek-aspek yang membentuk variabel tersebut,atau yang mencerminkan karakteristik permasalahan yangsedang diteliti. Kempat, berdasarkan domain atau aspek-aspektersebut disusunlah sebuah kisi-kisi atau pedoman untukpembuatan butir-butir pernyataan, seperti berapa jumlah butirpernyataan yang dibutuhkan, dan apa jenis butir pernyataanyang digunakan. Kelima, berdasarkan kisi-kisi tersebutdibuatlah sejumlah butir pernyataan dan perintah sesuai denganapa yang telah direncanakan. Keenam, ujicoba kuesioner yangdibuat untuk diketahui validitas dan reliabilitasnya. Ketujuh,revisi atau penggantian butir pernyataan berdasarkan hasilujicoba; dan penggandaan kuesinoer sesuai dengan kebutuhan.Adapun pengembangan instrumen berbentuk observasi atauwawancara, hanya membutuhkan empat langkah, yakni kajianterhadap teori yang relevan, penyusunan definisi konseptual,definisi operasional, dan pedoman obeservasi atau wawancara.Berikut adalah contoh pengembangan kuesioner motivasiberprestasi yang meliputi langkah-langkah berikut.

1. Kajian terhadap teori-teori terkait2. Perumusan Definisi konseptual:

Motivasi berprestasi adalah dorongan yang dimilikiseseorang untuk melakukan sesuatu yang lebih baikdaripada orang lain.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

105

3. kesesuaian buku-buku teks bahasa Inggris untuk siswakelas II SMA dengan kriteria buku teks bahasa Inggriskomunkatif; dan

4. buku teks bahasa Inggris mana yang memiliki nilaikeunggulan yang lebih tinggi daripada buku-bukuteks bahasa Inggris lain yang digunakan oleh siswakelas II SMA.

E. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

berharga bagi:1. Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai bahan

pertimbangan dalam pengembangan materi pelajaranbahasa Ingris untuk siswa kelas II SMA;

2. Departemen Pendidikan Nasional RI sebagai bahanpertimbangan dalam penentuan buku teks bahasaInggris mana yang dapat digunakan oleh siswa kelas IISMA;

3. Penerbit buku-buku teks bahasa Inggris sebagai bahanpertimbangan dan perbandingan dalam penyusunanbuku-buku teks yang baru, dan penyempurnaanterhadap buku-buku teks bahasa Inggris yang sudahdigunakan oleh siswa kelas II SMA di DKI Jakarta;

4. Guru-guru bahasa Inggris sebagai bahan pertimbangandalam penentuan buku teks bahasa Inggris mana yangdapat digunakan oleh siswa kelas II SMA; dan

5. Bagi para peneliti sebagai pijakan dalampenyelenggaraan penelitian lanjutan mengenai buku-buku teks bahasa Inggris untuk siswa kelas II SMA.

F. Kajian TeoretisSesuai dengan permasalahan yang diajukan, terdapat

beberapa hal yang perlu dibahas secara detail, yakni hakikatbuku teks bahasa, kriteria buku teks bahasa komunikatif,

Page 45: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

104

menimbulkan masalah besar bagi guru untuk menentukan bukuteks bahasa Inggris mana yang benar-benar memenuhi kriteriabuku teks yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini akandifokuskan pada kualitas buku teks bahasa Inggris untuk SMAkelas II yang banyak digunakan di beberapa SMA di Jakarta.

C. Pertanyaan PenelitianKarena banyaknya buku teks bahasa Inggris yang beredar

di pasaran, penelitian ini akan dipusatkan pada sepuluh (10)buku teks yang banyak digunakan oleh SMA II di DKI Jakarta.Secara spesifik penelitian ini diarahkan pada hal-hal berikut.

1. Bagaimanakah tingkat keterbacaan buku-buku teksbahasa Inggris untuk siswa kelas II SMA di DKIJakarta?

2. Bagaimanakah tingkat kesesuaian buku-buku teksbahasa Inggris untuk siswa kelas II SMA denganKurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004?

3. Bagaimanakah kualitas buku-buku teks bahasa Inggrisuntuk siswa kelas II SMA jika ditinjau dari kriteriabuku teks bahasa Inggris komunikatif?

4. Manakah di antara buku-buku teks bahasa Inggrisuntuk siswa kelas II SMA yang dianggap sebagai bukuteks yang lebih kualitas daripada buku-buku teks lain?

D. Tujuan PenelitianSecara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kualitas buku-buku teks bahasa Inggris untuk siswa kelas IISMA yang digunakan di DKI Jakarta. Secara khusus, penelitiantersebut berusaha untuk memperoleh data empiris mengenai:

1. tingkat keterbacaan buku-buku teks bahasa Inggrisuntuk siswa kelas II SMA;

2. kesesuaian buku-buku teks bahasa Inggris untuk siswakelas II SMA dengan kreiteria yang dipersyaratkanoleh Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004;

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

45

3. Perumusan definisi operasional:Motivasi berprestasi adalah dorongan yang dimilikiseseorang untuk melakukan sesuatu yang lebih baikdaripada orang lain yang terbangun dari beberapa aspek,seperti afektif, kognitif, konatif, behavioral, danspiritual.

4. Pembuatan kisi-kisi:Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi BerprestasiNO DOMAIN INDIKATOR (+) (-) JML

A Affective

Optimis di dalam menghadapiberbagai masalahAntusias di dalam mengerjakantugas-tugas atau pekerjaanBertanggungjawab terhadap apayang telah dikerjakanBekerja keras untuk memperolehhasil yang lebih baik daripadaorang lain

2

2

1

2

2

2

2

1

4

4

3

3

B Cognitive

Memiliki rasa ingin tahu yangtinggiBerusaha untuk menyelesaikantugas-tugas belajar dengan baikMenguasai bahan kuliah/belajar/pekerjaan secara komprehensif

2

2

2

2

2

1

4

4

3

C Conative

Berani mengambil resikoBerusaha secara mandiri dantidak tergantung pada orang lainBersaing untuk memperoleh halyang baik

22

2

21

2

43

4

D Behavioral Meniru gaya atau cara belajarorang-orang yang sukses

2 0 2

E Spiritual Memahami tujuan belajar/kuliah 1 1 2JUMLAH 22 18 40

5. Penulisan butir-butir pernyataanLingkarilah salah satu alternatif jawaban yang tersedia sesuai

dengan pilihan anda.SS: Sering Sekali; S: Sering;KK: Kadang-kadang; TP: Tidak Pernah

Page 46: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

46

1. Ketika sekolah melibatkan saya dalam tugas-tugas ataupekerjaan besar yang penuh tantangan saya tetap optimistisdapat mengerjakannya. (SS/S/KK/TP)

2. Ketika saya mengahadapi masalah dalam belajar, sepertikesulitan dalam memahami teks berbahasa asing, saya tetapoptimistis dapat mengatasinya. (SS/S/KK/TP)

3. Dalam kondisi yang sangat buruk, saya tidak memilikioptimistisme untuk menyelesaikan seluruh beban belajar yangharus saya pikul. (SS/S/KK/TP)

4. Jika saya menghadapi tugas atau pekerjaan yang tidak sesuaidengan minat dan keinginan, saya tidak memiliki optimistismeuntuk menyelesaikan pekerjaan itu. (SS/S/KK/TP)

5. Betapa pun berat tugas-tugas harian dan mingguan yang harussaya hadapi, saya tetap antusias dalam menjalaninya.(SS/S/KK/TP)

6. Saya tetap antusias dalam mengerjakan suatu pekerjaanmeskipun banyak halangan dan rintangan yang harus sayahadapi. (SS/S/KK/TP)

7. Karena sulitnya mencari bahan-bahan, saya menjadi tidakantusias dalam menjalankan kegiatan praktikum dilaboratorium. (SS/S/KK/TP)

8. Kurangnya koordinasi antara satu pihak dengan pihak lainmenjadi-kan saya tidak antuasias dalam mengikuti seluruhkegiatan OSIS yang sudah direncanakan. (SS/S/KK/TP)

9. Saya harus bertanggungjawab terhadap isi makalah, laporan,atau tugas-tugas lain yang diberikan guru. (SS/S/KK/TP)

10. Ketika penyelesaian suatu pekerjaan tidak memuaskan, sayatidak merasa perlu untuk mempertanggungjawabkannya.(SS/S/KK/TP)

11. Terhadap suatu tugas yang dikerjakan secara berkelompok,saya tidak harus beranggungjawab terhadap apa pun hasilnya.(SS/S/KK/TP)

12. Saya akan berusaha sekeras mungkin untuk menyelesaikansuatu pekerjaan supaya hasilnya maksimal dan lebih baikdaripada pekerjaan orang lain (SS/S/KK/TP)

13. Saya berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan setiaptugas yang diberikan guru supaya memperoleh hasil yangterbaik.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

103

Tentu saja, hal itu membuat pihak sekolah dan gurumenghadapi dilemma besar untuk menentukan buku teksbahasa Inggris mana yang harus digunakan. Secara substansial,para penulis dan penerbit telah berusaha memenuhi kriteriabuku teks yang baik dengan memasukkan prinsip-prinsip KBKtahun 2004 ke dalam buku teks yang mereka terbitkan, danmateri ajar yang menarik dengan memberikan ilustrasi dangambar-gambar yang menawan. Di samping itu, penerbit jugamemberikan harapan-harapan finasial kepada para guru dansekolah jika buku teks yang mereka terbitkan digunakansebagai buku wajib siswa.

Kesulitan yang bersifat substansial inilah yang perlusegera dicarikan solusi terbaik, mengingat keberhasilan siswauntuk menguasai kompetensi juga ditentukan oleh kualitasbuku teks yang digunakan. Salah satu solusinya adalahpenelitian terhadap isi buku-buku teks bahasa Inggris untuksiswa SMA yang banyak beredar di pasaran. Penelitian iniperlu segera dilakukan untuk membantu guru-guru bahasaInggris SMA agar tidak terjebak pada masalah finansial, tetapisecara arif dapat menentukan buku teks mana yang seharusnyadigunakan siswa dan sekolah.

B. Fokus PenelitianPemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi tahun

2004 mengundang kompetisi baru untuk memenuhi salah satusumber-sumber belajar bahasa Inggris yang dibutuhkan siswa,yakni buku teks bahasa Inggris. Beberapa orang guru bahasaInggris SMA bekerja sama dengan sama dengan para pakar danpenerbit mencoba untuk membuat buku-buku paket bahasaInggris untuk siswa. Maka, bagaikan jamur pada musim hujanmuncullah puluhan buku teks bahasa Inggris untuk siswa SMAtanpa terkendali. Seluruh buku diakui dan diberi label oleh parapenulis dan penerbitnya sebagai buku teks bahasa Inggris yangsesuai dengan KBK tahun 2004. Tentu saja kondisi seperti itu

Page 47: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

102

Berkenaan dengan matapelajaran bahasa Inggris di SMA,kesesuaian materi ajar yang termuat dalam buku teks bahasaInggris dengan kurikulum juga merupakan hal yang tidak dapatditawar-tawar lagi. Buku teks bahasa Inggris SMA harusmencerminkan prinsip-prinsip pendekatan kebermaknaandalam pembelajaran. Selain itu, kompetensi sebagai tujuanakhir harus mejadi landasan pengembangan materi ajar yangdapat memberikan pengalaman belajar yang berhargabagaimana menggunakan bahasa sasaran seara baik dankomunikatif. Melengkapi persyaratan buku teks bahasa Inggrisyang baik, Harmer (1991: 257) mengatakan bahwa buku teksbahasa Inggris harus memuat isi yang up to date dan menarik.Isi buku yang menarik tentunya dapat membantu siswamenjaga motivasi belajarnya tetap tinggi.

“Good text books often contain lively and interestingmaterials; they provide a sensible progression oflanguage items, clearly showing what has to be learn andin some cases summarizing what has been studied so thatstudents can revise grammatical and functional pointsthat they have been concentrating on”.Sebagai respons dari pemberlakuan kurikulum berbasis

kompetensi tahun 2004, dan untuk memenuhi sumber-sumberbelajar bahasa Inggris yang dibutuhkan siswa, beberapa orangguru bahasa Inggris SMA bekerja sama dengan para pakar danpenerbit mencoba untuk membuat buku-buku paket bahasaInggris untuk siswa. Maka, bagaikan jamur pada musim hujanmuncullah puluhan buku teks bahasa Inggris untuk siswa SMAtanpa terkendali. Seluruh buku diakui dan diberi label oleh parapenulis dan penerbitnya sebagai buku teks bahasa Inggris yangsesuai dengan KBK tahun 2004. Secara sengaja, merekamenuliskan frasa “sesuai dengan KBK tahun 2004” denganhuruf berukuran besar dan berwarna menyolok. Kondisi sepertiitu diperburuk lagi dengan promosi langsung ke sekolah-sekolah untuk menawarkan buku teks yang mereka terbitkan.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

47

14. Jika tidak ada imbalan yang menguntungkan, saya tidakmengerja-kan tugas-tugas sekolah atau rumah tangga secarasungguh-sungguh. (SS/S/KK/TP)

15. Untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan,saya senang mencari informasi dan pengetahuan lainnyamelalui berbagai sarana, seperti internet, perpustakaan danmedia cetak lainnya. (SS/S/KK/TP)

16. Bila keterangan guru atau penjelasan dari buku tidak begitujelas, saya akan berusaha untuk memperoleh jawabannyamelalui berbagai sumber dan cara. (SS/S/KK/TP)

17. Terhadap hal-hal baru yang berhubungan dengan apa yangsedang saya pelajari, saya tidak berupaya untuk memperolehinformasinya secara maksimal. (SS/S/KK/TP)

18. Saya merasa puas dengan apa yang sudah saya ketahui,sehingga tidak perlu lagi untuk mencari tahu hal-hal lain yangterkait dengan pengetahuan tersebut. (SS/S/KK/TP)

19. Sangat penting bagi saya untuk menyelesaikan pekerjaanrumah sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan yang telahdijelaskan guru atau buku. (SS/S/KK/TP)

20. Supaya dapat menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik mungkin,saya berupaya untuk mengikuti petunjuk pelaksanaannya.(SS/S/KK/TP)

21. Meskipun memiliki persyaratan yang dibutuhkan, saya tidakmembuat laporan pengamatan sebaik mungkin, tetapi asalterpenuhi kewajibannya saja. (SS/S/KK/TP)

22. Dalam kegiatan kelompok, saya tidak perlu menyelesaikantugas yang menjadi bagian saya sebaik mungkin, karenaanggota lain juga mengerjaknnya. (SS/S/KK/TP)

23. Saya senang memperoleh pekerjaan dan tugas-tugas yangmenuntut keterampilan tingkat tinggi. (SS/S/KK/TP)

24. Jika saya tidak menguasai suatu pekerjaan, saya lebih senangberjuang terus untuk menguasainya daripada beralih padapekerjaan yang saya kuasai. (SS/S/KK/TP)

25. Terhadap hal-hal yang tidak menarik minat, saya tidakberusaha untuk menguasainya sebaik mungkin. (SS/S/KK/TP)

26. Saya harus berani mencoba menggunakan cara-cara mutakhiruntuk mengerjakan suatu pekerjaan bila cara-cara lama tidakmembuahkan hasil yang baik. (SS/S/KK/TP)

27. Jika kerja kelompok berjalan tidak efektif saya harus beranimenyampaikan gagasan dan ide-ide perbaikan kinerjakelompok. (SS/S/KK/TP)

Page 48: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

48

28. Jika saya mengalami kesulitan dalam operasi komputer, sayaberdiam diri saja tanpa berusaha untuk mengatasinya.(SS/S/KK/TP)

29. Karena takut salah, saya tidak berupaya untuk menggunakanbahasa asing yang saya pelajari dengan mereka yang telahmenguasainya.

30. Ketika mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru, sayalebih senang melaksanakannya secara individual/mandiri.(SS/S/KK/TP)

31. Meskipun ada pembantu, saya tetap membersihkan kamar danruang belajar secara mandiri. (SS/S/KK/TP)

32. Untuk keperluan penulisan laporan pengamatan, saya memintatolong seorang teman untuk mencarikan buku yang sayabutuhkan. (SS/S/KK/TP)

33. Dengan kemampuan yang saya miliki, saya berusaha untukmembuat laporan pengamatan lebih baik daripada apa yangdibuat teman-teman di kelas. (SS/S/KK/TP)

34. Sebagai anggota panitia peringatan hari-hari besar agama,saya akan bekerja lebih keras daripada anggota-anggotalainnya. (SS/S/KK/TP)

35. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu pelajaran,saya akan membaca buku-buku pelajaran sama seriusnyadengan teman-teman. (SS/S/KK/TP)

36. Jika saya memperoleh kesempatan untuk memimpin suatuacara, saya akan melakukannya seperti apa yang telahdilakukan teman-teman. (SS/S/KK/TP)

37. Saya senang membaca biografi tokoh-tokoh dunia, dan inginmelakukan apa yang telah diperbuat unbtuk kepentingan umat.(SS/S/KK/TP)

38. Sebagai seorang muslim, saya senang mengikuti danmenyontoh pola pikir shabat-shabat nabi. (SS/S/KK/TP)

39. Supaya bermanfaat di kemudian hari, saya berusahamenjadikan tujuan hidup sebagai pedoman bagi seluruhkegiatan yang saya lakukan sekarang. (SS/S/KK/TP)

40. Untuk membaca buku-buku atau karya-karya ilmiah, saya tidaktidak perlu menentukan apa tujuan yang ingin saya capai.(SS/S/KK/TP)

6. Ujicoba kuesioner7. Revisi dan penggandaan

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

101

Di antara beberapa perangkat keras yang harus difasilitasioleh sekolah adalah buku teks. Buku teks dapat definisikansebagai buku pelajaran yang memuat materi pelajaran sesuaidengan pokok-pokok pelajaran yang harus disampaikan kepadasiswa. Menurut Bacon sebagaimana dikutip oleh Tarigan danTarigan (1986: 22), “Buku teks adalah buku yang dirancangbuat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkanoleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dandiperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai danserasi.” Sesuai dengan pengertian tersebut, buku teks memilikiperan yang sangat besar di dalam penyelenggaraan kegiatanbelajar di dalam dan di luar kelas, karena buku teks dapatdianggap sebagai sumber utama materi pelajaran yang harusdisampaikan kepada siswa. Oleh karena itu, sekolah harusmemfasilitasi ketersediaan buku teks sesuai dengan jumlahmatapelajaran yang harus diambil siswa pada jenjangpendidikan tertentu, buku teks bahasa Inggris, BahasaIndonesia, matematika, IPS, atau Agama.

Supaya fungsinya dapat berjalan dengan baik, seluruhbuku teks harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Salahsatunya adalah kesesuaiaan antara materi ajar yang terkandungdalam buku teks dengan silabus atau kurikulum yang sedangberlaku. Dengan kata lain, buku teks harus memuat seluruhmateri ajar yang disajikan berdasarkan prinsip-prinsipsebagaimana yang diisyaratkan oleh silabus atau kurikulum.Mengenai kriteria tersebut, Tarigan dan Tarigan (1986: 22)mengatakan bahwa buku teks ditulis untuk digunakan disekolah dan sekolah mempunyai kurikulum. Karena itu tidakada pilihan lain bahwa buku teks harus relevan dengankurikulum yang berlaku”. Buku teks yang relevan tentu sajadapat membantu siswa mengembangkan potensi yang dimilikiuntuk memperoleh kompetensi yang diharapkan; sedangkanbuku teks yang tidak relevan akan menjauhkan siswa darikompetensi yang seharusnya dikuasai.

Page 49: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

100

Guru tidak lagi menjadi seorang figur sentral yang menentukansegalanya dalam penyelenggraan kegiatan belajar, tetapi iaberfungsi sebagai seorang fasilitator yang memfasilitasikegiatan belajar siswa. Posisi sentral guru digantikan olehsiswa. Siswa menjadi acuan dan orientasi di dalam menetukanberbagai aspek pembelajaran yang dikembangkan guru.Perubahan orientasi tersebut esensi dari pendekatan yangditerapkan dalam KBK 2004, yang biasa disebut denganpendekatan kebermaknaan seperti tertuang di dalam Garis-garis Besar Pengajaran, bahwa “Kurikulum BerbasisKompetensi menerapkan pendekatan kebermaknaan sebagaipendekatan pembelajaran” (Diknas, 2003: 6).

Beberapa konsep penting lain dalam pendekatankebermaknaan adalah bahan pelajaran dan kegiatan belajarmenjadi lebih bermakna jika berhubungan dengan kebutuhan,pengalaman, minat, dan masa depan siswa. Oleh karena itufaktor-faktor tersebut harus dijadikan pertimbanganpengambilan keputusan dalam pengajaran dan pembelajaranagar lebih bermakna bagi siswa. Dengan memperoleh bahanbelajar yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan masa depan,siswa menjadi lebih termotivasi untuk menguasai kompetensi-kompetensi yang diharapkan.

Pemberlakukan kurikulum berbasis kompetensimelahirkan beberapa tuntutan besar, baik yang berbentukperangkat lunak maupun perangkat keras. Tuntutan yangberbentuk perangkat lunak mengarah pada ketersediaan aturanatau sistem yang mengendalikan seluruh aspek administratif,akademik, dan kepemimpinan yang mengarah pada tercapainyaefektifitas dan efesiensi penyelenggaraan kegiatan belajar.Sebaliknya, tuntutan yang bersifat perangkat keras lebihmengarah pada ketersediaan fasilitas-fasilitas belajar yangmemadai, seperti laboratorium bahasa, laboratorium IPA,laboratorium komputer, alat perga, perpustakaan, dan bukuteks.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

49

6ANALISIS DATA

A. Jenis-Jenis DataAnalisis data merupakan salah satu langkah kritis yang

sangat menentukan bagaimana masalah yang telah dirumuskanharus dijawab. Analisis data dapat diartikan sebagai prosespengolahan data terkumpul dengan menggunakan berbagai caradan strategi, baik yang memanfaatkan statistika maupun yangtidak memanfaatkan statistika sehingga dapat ditemukanpemecahan masalah yang tepat dan akurat. Statistika,umumnya, diperlukan jika data yang diperoleh merupakan datakuantitatif atau numerik; sedangkan model analisisnonstatistika digunakan jika data yang diperoleh merupakandata kualitatif. Oleh karena itu, agar dapat menentukan apakahanalisis statistika atau nonstatistika yang akan digunakan,peneliti harus mengetahui jenis data apa yang dimiliki.

Terdapat lima kelompok data yang perlu diketahui sesuaidengan sudut pandangnya yang berbeda. Berdasarkanpenggunaan statistik dalam analisisnya data dapat dibedakanmenjadi data kuantitatif dan kualitatif (deskriptif). Datakuantitatif membutuhkan cara-cara atau rumus-rumus statistiktertentu untuk mengelohnya sehingga hasilnya dapat digunakanuntuk menguji hipotesis; sebaliknya, data kualitatif tidakmemerlukan statistik-statistik tersebut, tetapi membutuhkan

Page 50: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

50

model analisis kualitatif sesuai dengan pendekatan yangdigunakan. Sesuai dengan sifatnya, data dapat dibedakanmenjadi data diskrit dan kontinum. Data diskrit adalah datayang berdiri sendiri atau saling pisah yang tidak salingbergantung antara satu dengan lainnya, seperti jenis-jenis salak,suku bangsa, dan nyamuk; sedangkan data kontinum adalahdata yang membentuk subuah kontinum, seperti derajattemperatur, ukuran panjang, dan usia. Adapun bila ditinjau dariskala pengukuran yang digunakan, data dapat dibedakanmenjadi empat, yakni data nominal, ordinal, interval, dan ratio.Data nominal adalah data yang diperoleh berdasarkan prosespengelompokan yang bersifat deskrit dan saling pisah antarasatu kategori dan kategori lainnya, seperti jenis kelamin, statusperkawainan, dan jenis pekerjaan. Data ordinal adalah datayang dikelompokkan berdasarkan urutan atau jenjang dalamatribut tertentu dari yang tertinggi sampai terendah, sepertiranking siswa dalam pelajaran bahasa Inggris, peringkatseseorang dalam lomba baca puisi, dan urutan peserta dalamlomba lari. Data interval adalah data yang diperoleh melaluipengukuran yang memiliki standar sama yang membuahkanhasil berbeda antara satu dan lainnya, seperti nilai mahasiswadalam matakuliah struktur, skor IQ, dan TOEFL. Data ratioadalah data yang proses kuantifikasinya mempunyai nolmutlak, seperti ukuran voltase listrik, dan derajat dalamkompas. Selanjutnya, dilihat dari jumlah kelompok dari manadata diperoleh, data dapat dibedakan menjadi tiga, yakni databerasal dari satu kelompok, dua kelompok, dan banyakkelompok. Data satu kelompok adalah data yang diperoleh darisubjek yang berasal dari satu kelompok, seperti skor pre-testdan post test mahasiswa dalam matakuliah Agama. Data duakelompok adalah data yang diperoleh dari subjek yang berasaldari dua kelompok yang berbeda, seperti skor bahasa Inggrisyang diperoleh mahasiswa dari kelas ekperimen dan kelaskontrol. Data banyak kelompok adalah data yang diperoleh dari

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

99

A. Latar BelakangSelama tiga tahun belakangan dunia pendidikan nasional

telah banyak mengalami perubahan yang sangat signifikan,seperti pengesahan Undang-Undang Sistem PendidikanNasional, dan perubahan kurikulum 1994 dengan kurikulum2004. Perubahan-perubahan tersebut dimaksudkan untukmemperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan nasional,sehingga seluruh peserta didik dapat berperan aktif dalampembangunan bangsa dan negara agar tidak tertinggal jauh darinegara-negara maju.

Perubahan kurikulum 1994 dengan kurikulum 2004merupakan hal yang harus dilakukan dan takterelakkan.Kurikulum 1994 yang berbasis konten tidak mampu mengikutidan menjawab perubahan-perubahan global yang begitu cepat.Dalam kurikulum 1994 para peserta didik dipandang sebagaikertas putih yang perlu dihiasi dengan sejumlah ilmupengetahuan dan keterampilan tanpa mempertimbangkanapakah ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut sesuaidengan kondisi global saat ini atau tidak. Akibatnya, terjadiketidaksesuaian antara apa yang dipelajari di sekolah-sekolahdengan apa yang terjadi pada dunia kerja dan pembangunanbidang-bidang kehidupan lainnya. Berbeda dengan kurikulum1994, kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, menempatkanpeserta didik pada proses perkembangan yang berkelanjutandan memandang seluruh aspek kepribadian, sebagai suatupemekaran terhadap potensi-potensi bawaan seseorang sesuaidengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan olehlingkungan. Kurikulum 2004 tidak menjejali peserta didikdengan informasi-informasi yang tidak relevan dengan potensiyang dimiliki, tetapi mengasah potensi-potensi tersebutsedemikian rupa, sehingga peserta didik memiliki kompetensi-kompetensi tertentu yang dapat digunakan untuk berkompetisidalam mengahadapi dunia global. Oleh karena itu, pendekatandalam penyelenggaraan kegiatan belajar pun harus disesuaikan.

Page 51: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

98

10PROPOSAL

PENELITIANANALISIS ISI

CONTOH PROPOSALPENELITIAN ANALISIS ISIS

TINGKAT KETERBACAAN, KUALITAS, DANKESESUAIAN BUKU TEKS BAHASA INGGRIS

UNTUK SISWA KELAS II SMA DENGANKURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

TIM PENELITI

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

51

subjek yang berasal dari beberapa kelompok yang berbeda.Terakhir, data dapat juga dibedakan berdasarkan jumlahvariabel yang dikaji, yakni univariat, bivariat, dan multivariat.Data univariat adalah data yang diperoleh dari satu variabelpenelitian; data bivariat adalah data yang berasal dari duavariabel berbeda dalam penelitian, dan data multivariat adalahdata yang berasal dari banyak variabel dalam penelitian.Selengkapnya, bagaimana data dibedakan berdasarkanbeberapa sudut pandangnya dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 4. Jenis-jenis Data

B. Analisis KuantitatifAnalisis data kuantitatif dalam penelitian sering kali

dilakukan dengan memanfaatkan statistika deskriptif atauinferensial. Statistika deskripstif digunakan bila peneliti inginmengetahui gambaran umum tentang data yang dimilikisehingga lebih mudah dibaca dan lebih bermakna. Analisisdeskriptif ini dapat dilakukan secara numerik dengan

DATA

Skala

Peng

ukur

an

Peng

guna

anSt

atisti

k

Sifat

Data

Asa

lKe

lompo

k

Nomi

nal

Ordin

al

Inter

val

Ratio

Kuan

titatif

Juml

ahVa

riabe

l

Desk

riptif

Disk

rit

Konti

nus

Satu

Kelom

pok

Dua

Kelom

pok

Bany

akKe

lompo

kUn

ivaria

t

Biva

riat

Multi-

Varia

t

Page 52: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

52

menghitung rata-rata, standar deviasi, atau frekuensi; atausecara grafis dengan memaparkan data dalam bentuk gambaratau diagram.

Berkaitan dengan analisis statistik inferential, penelitiharus dapat menentukan statistik apa yang harus digunakan jikahipotesis yang harus diuji berkaitan dengan taraf hubunganantara dua variabel atau lebih; atau berkaitan dengan hubungankausalitas antara satu variabel dengan variabel lainnya. Yangpertama menuntut penggunaan statistik regresi dan korelasi,seperti Spearman Brown, Product Moment Correlation, danbiserial point. Yang kedua menuntut penggunaan statistik,seperti uji-t, chi-square, dan analisis varians. Selain itu,penggunaan berbagai jenis statistika tersebut dapat dilakukansecara manual atau komputerisasi, seperti program SPSS danExcell.

C. Analisis KualitatifSebaliknya, data yang tidak memerlukan analisis statistik

harus dianalsis secara kualitatif berdasarkan metode, teori-teoriatau pendekatan-pendekatan yang relevan, seperti pendekatanhistoris, sosiologis, psikologis, dan pendekatan tekstual.Berkaitan dengan penelitian sastra, teori-teori dan pendekatan-pendekatan yang sering digunakan, antara lain adalah:

1. Pendekatan BiografisPendekatan biografis merupakan studi yang sistematis

mengenai proses kreativitas pengarang yang dianggap sebagaiasal-usul karya sastra. Sebuah karya sastra dianggap relatifsama dengan maksud, niat, pesan, dan bahkan tujuan-tujuantertentu pengarang. Oleh karena itu, riwayat hidup pengarangmenjadi pusat kajian dengan mengaitkannya dengan karyasastra yang dihasilkan. Pengalaman dan perjalan hiduppengarang dari masa kecil hingga dewasa menjadi bagian yangtakterpisahkan dari proses kreativitas untuk memproduksi karyasastra.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

97

Workshop Kurikulum Berbasis Kompetensi UIN SyrifHidayatullah Jakarta pada tanggal 17-19 Juli 2003 diCisarua.

Brown, H. Douglas, Principles of Language Learning andTeaching. Englewood Cliffs: Prentice Hall Regents,1994.

Brumfit, Christopher Language and Literature Teaching: FromPractice to Principle. Oxford: Pergamon Press Ltd.,1985.

Dubin, Fraida dan Elite Olshtain, Course Design. Cambridge:Cambridge University Press, 1986.

Ellis,Rod The Study of Second Language Acquisition. Oxford:OUP, 1994.

Hadely, Alice Ommagio. Teaching Language in Context.Boston: Heinle and Heinle Publisher, 1994.

Huda, Nuril Language learning and Teaching: Issues andTrends. Malang: IKIP Malang Publisher, 1999.

Hymes, D. H. “On Communicative Competence,” TheCommunicative Approach to Language Teaching, eds. C.J. Brumfit dan K. Johnson. Oxford: OUP, 1979.

Kartono, Giri, “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing diIndonesia,” Politik Bahasa Nasional 2, ed. Amran Halim.Jakarta: PN Balai Pustaka, 1981

Lightbown, Patsy M. dan Nina Spada, How Languages arelearned. Oxford: OUP, 1993.

Munby, John Communicative Syllabus Design. Cambridge:CUP, 1978.

Nunan, David Language Teaching Methodology. London:Prentice Hall International Ltd., 1991

Suwito, Kebijakan yang Diperlukan Dalam PenerapanKurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah yangdisampaikan pada Warkshop Kurikulum BerbasisKompetensi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, padatanggal 17-19 Juli 2003 di Cisarua.

Page 53: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

96

menyelenggarakan pembelajaran bahasa Inggris berbasiskompetensi.

H. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini direncanakan berlangsung selama delapan

bulan yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama yangdigunakan untuk melakukan penelusuran teori-teori danpencarian model sementara pembelajaran bahasa Inggrisberbasis kompetensi dilakukan di Jakarta dari bulan Junisampai dengan Agustus 2005. Tahap kedua yang digunakanuntuk pencarian data empiris di seluruh PTAIN, analisis data,dan penulisan laporan dilaksanakan pada bulan September 2005sampai Januari 2006.

BULANNO KEGIATAN JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES JAN1 Persiapan x x x2 Pengumpulan data x x x3 Analisis data x4 Penulisan laporan x5 Seminar x

I. Biaya PenelitianPenelitian ini direncanakan menelan biaya sebesar Rp.

50.000.000,- (Lima pululh juta rupiah). Rincian biaya dapattidak diberikan.

J. Daftar KepustakaanAnonymous, Operant Conditioning, http://www.gwu.edu/tip/

skinner. html., tanggal 1 Maret 2003.Anonymous, Conditions of Learning, http://www.gwu.edu/-

tip/gagne. html., tanggal 1 Maret 2003.Anonymous, Experiential Learning, http://www.gwu.edu/-tip/

rogers.html., tanggal 1 Maret 2003.Azra, Azyumardi, Kebijakan Kurikulum UIN Menuju

Universitas Riset. Makalah yang disampaikan pada

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

53

2. Pendekatan SosiologisBerbeda dengan pendekatan biografis, pendekatan

sosiologis mengedepankan aspek masyarakat dalam kajiankarya sastra, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakatke individu di mana karya sastra dianggap sebagai milikmasyarakat. Pendekatan sosiologis didasari oleh hubunganhakiki antara karya sastra dan masyarakat dengan asumsi dasar,yakni a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang; b) pengarangitu sendiri adalah anggota masyarakat; c) pengarangmemanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan d)hasil karya sastra itu sendiri dimanfaatkan kembali olehmasyarakat.

3. Pendekatan PsikologisBerbeda dengan pendekatan beografis yang lebih

menekankan pada aspek perjalan hidup pengarang, pedekatanpsikologis lebih memperhatikan aspek psikologis pengarang.Karya sastra dianggap sebagai hasil aktivitas penulis, yangsering dikaitkan dengan gejala-gejala kejiwaan, seperti: obsesi,kontemplasi, kompensasi, sublimasi, bahkan sebagai neurosis.Sampai saat ini teori yang paling relatif lebih banyak digunakandalam pendekatan psikologis adalah psikologi Sigmund Freud(1856—1939). Menurutnya, semua gejala mental bersifat taksadar yang tertutup oleh alam kesadaran. Dengan adanyaketakseimbangan, ketaksadaran menimbulkan dorongan-dorongan yang memerlukan kenikmatan, yang disebut libido.Karena proses kreatif dianggap sebuah kenikmatan yangmemerlukan pemuasan, maka proses tersebut dianggap sejajardengan libido. Teori yang dikembangkan Freud mencakup tigahal, yakni Id, Ego, dan Super Ego. Id berkaitan dengandorongan-dorongan primitif yang harus dipuaskan, sepertilibido. Id dengan demikian merupakan kenyataan subjektifprimer, dunia batin sebelum individu memiliki pengalamantentang dunia luar. Ego bertugas untuk mengontrol Id, danSuper Ego yang berisi kata hati yang mengendalikan ego.

Page 54: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

54

4. Pendekatan HistorisPendekatan historis memfokuskan kajiannya pada aspek

kesejarahan karya sastra yang diteliti, sejarah yangmelatarbelakangi penyiptaan dan penulisan karya sastra.Pendekatan historis berusaha menguak dan membuka tabirhubungan antara karya sastra dengan karya-karya lain, danbagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada karya sastraberkenaan dengan perjalan waktu. Berdasarkan indikatorsejarah dan sastra, beberapa masalah yang menjadi objeksasaran pendekatan historis antara lain adalah: a) perubahankarya sastra dengan bahasanya sebagai akibat proses transferdari satu generasi, seperti tradisi lisan dan penerbitan ulang; b)fungsi dan tujuan karya sastra pada saat pertama kalidihasilkan; c) peran sosial pengarang pada saat menulis; dan d)representasi karya sastra sebagai wakil tradisi zamannya.

5. Pendekatan StrukturalismePendekatan ini diilhami oleh linguistik struralisme yang

memusatkan perhatian pada hubungan sinkronik unsur-unsurbahasa. Hubungan sinkronik tersebut dapat bersifat horizontal(sintagmatik) atau vertikal (asosiatif). Dalam kajian karyasastra, aspek sintagmatik terwujud dalam upaya pemahamankata berdasarkan relasinya dengan kata-kata yang munculsebelum dan sesudahnya. Dengan kata lain, relasi horizontalberupaya memaknai bahasa berdasarkan hubungan antarunsurdalam suatu unit bahasa, seperti kalimat, klausa, dan frasa,sehingga dapat dipahami apa makna yang sebenarnya. Adapunrelasi vertikal terwujud dalam pemilihan sinonim atau antonimsuatu kata. Perbedaan makna kata bisa dipahami bila kata yangdimaksudkan diganti dengan antonim atau sinominya. Jadi,relasi vertikal ini tidak tidak terkait secara langsung denganaspek kaedah yang mendasari unit bahasa tertentu, tetapi lebihpada relasi makna. Selain unsur-unsur bahasa, pendekatanstrukturalisme juga memperhatikan unsur-unsur instrinsiklainnya, seperti plot, setting, dan apa makna yang terkandung

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

95

1. MetodePenelitian ini merupakan penelitian eksploratif yang

berusaha untuk mengembangkan model pembelajaranbahasa Inggris berbasis kompetensi di PTAIN secara induksiberdasarkan teori-teori relevan, dan studi lapangan kebeberapa perguruan tinggi.

2. Analisis Data Data verbal dan nonnumerik lainnya yang berkaitan

dengan penyusunan model pembelajaran bahasa Inggrisberbasis kompetensi dianalisis secara kualittif berdasarkanteori-terori formal yang mendasarinya.

3. Pengambilan DataPenelitian ini memanfaatkan diri peneliti sebagai

instrumen penelitian untuk menggali data verbal dannonnumerik lainnya yang berkaitan dengan penyusunanmodel pembelajaran bahasa Inggris berbasis kompetensimelalui berbagai cara, seperti observasi, wawancara, dankuesioner. Peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatanobservasi ke beberapa perguruan tinggi untuk melihatkegiatan belajar bahasa Inggris yang dikembangkan dosenyang bersangkutan. Untuk melengkapi data yang diperolehpeneliti juga melakukan wawancara dengan dosen-dosenbahasa Inggris, dan sebagai umpan balik peneliti jugamenyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Selain itu,peneliti juga mengumpulkan berbagai dokumen yangberkaitan dengan penyelenggaraan pembelajaran bahasaInggris berbasis kompetensi sebagai bahan pelengkap,sehingga data yang dibutuhkan benar-benar lengkap danmemadai.

4. Unit AnalisisSesuai dengan permasalahan yang dikaji, penelitian ini

memanfaatkan seluruh perguruan tinggi agama Islam negeriyang ada di Indonesia, khususnya perguruan tinggi yang

Page 55: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

94

afektif, seperti sikap, minat, dan motivasi siswa, Nunan (1991:234) menjelaskan sebagai berikut.

Proponents of this methods believe that if learners can beencouraged to adopt the right attitudes, interest andmotivation in the target language and culture, as well asin the learning environment in which they findthemselves, then successful learning will occur, and thatif these affective factors are not right, then no set oftechniques is likely to succeed.

Kedua pandangan tersebut makin memperjelas, di sampingaspek kognitif, aspek afektif, seperti sikap, minat, dan motivasijuga merupakan bagian yang menentukan dalam prosespembelajaran bahasa kedua atau asing. Sikap positif terhadapbahasa sasaran, umpamanya, merupakan pijakan awal yangbanyak berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi siswadi dalam mempelajari bahasa sasaran. Tinggi rendahnya sikappositif menunjukkan tinggi rendahnya motivasi siswa dalambelajar. Oleh karena itu, materi dan kegiatan pembelajaran didalam kelas harus disusun dengan mempertimbangkan minatdan keinginan seluruh siswa agar mereka mudah termotivasidan tertarik dalam belajar. Dubin dan Olshtain (1986: 14)menegaskan sebagai berikut.

Positive attitudes towards the language will reflect a highregard and appreciation of both the language and theculture it represents. Positive attitudes towards theacquisition process will reflect high personal motivationfor learning the language, a feeling of self-fulfillment andsuccess and an overall enthusiasm about the languagecourse.

G. Metodologi PenelitianMetodologi penelitian ini meliputi beberapa aspek

penting dalam penelitian, seperti metode, analisis data,pengambilan data, dan unit analisis.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

55

dalam sebuah karya sastra. Secara singkat dapat dikatakanbahwa pendekatan strukturalisme hanya mencoba mengkajikarya sastra dari sudut pandang unsur intrinsiknya saja.

6. Pendekatan Strukturalisme DinamikPendekatan strukturalisme dinamik merupakan

penyempurnaan dan pengembangan dari strukturalisme yanglebih menekankan pada unsur-unsur intrinsik karya sastra.Pendektan strukturalisme dinamik membuka peluang untukmengkaji aspek-aspek ekstrinsik karya sastra, seperti aspeksosiologis, antropologis, atau aspek-aspek lain sehinggapemahaman karya sastra menjadi lebih komprehensif.

7. Pendekatan Strukturalisme GenetikPendekatan strukturalisme genetik merupakan kajian

karya sastra yang memusatkan perhatian pada aspek strukturdan asal-usul karya satra. Pendekatan ini merupakanpengembangan dari pendekatan strukturalisme denganmenambahkan aspek-aspek sosial dan bahkan antropologisdalam kajian karya sastra. Dalam pendekatan ini karya sastradianggap sebagai karya pengarang dan sekaligus sebagaikenyataan sejarah yang mengkondisikan munculnya karyatersebut. Jadi, analisis karya sastra berdasarkan pendekatantersebut tidak hanya terfokus pada relasi sinkronik unsur-unsurbahasa yang digunakan, tetapi juga mencakup beberapa aspeklain, seperti unsur instrinsik karya sastra, latarbelakangpengarang, dan latar belakang sosial dan sejarah masyarakat dimana penulis berada. Jadi, pendekatan strukturalisme genetikmengkaji karya sastra dari aspek intrinsik dan ektrinsiknya,sekaligus aspek-aspek lain yang berhubungan dengan asal-usulbagaimana karya sastra dihasilkan.

8. Teori InterteksAnalisis karya sastra dengan menggunakan teori interteks

bertujuan untuk menggali secara maksimal makna-makna yangterkandung dalam sebuah teks. Kajian ini dilakukan dengan

Page 56: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

56

cara menemukan hubungan-hubungan bermakna di antara duateks atau lebih dalam masa yang sama atau berbeda. Hubungan-hubungan bermakna tersebut dapat berbentuk salingmendukung, menentang, atau melengkapi sehingga pemahamanterhadap karya sastra benar-benar komprehensif. Selain itu,kajian interteks tidak hanya melibatkan dua atau beberapa tekssejenis, seperti novel dengan novel, puisi dengan puisi, dandrama dengan drama; tetapi juga teks-teks yang taksejenis,seperti novel dengan puisi, puisi dengan drama, atau dramadengan puisi.

9. Teori FeminismeEsensi dari teori feminisme adalah persamaan hak,

kedudukan, dan status antara perempuan dann laki-laki dalamberbagai bidang kehidupan, seperti bidang sosial, politik,pendidikan, dan ekonomi. Perempuan tidak lagi menjadisubordinat laki-laki, tetapi berada pada posisi yang sejajar dantidak berbeda. Mereka dapat bekerjasama untuk menjalankanfungsi-fungsi sosial mereka, atau bahkan berlomba-lombasecara adil dan terbuka untuk mendapatkan posisi yang selamaini dikuasai laki-laki, sehingga terjadilah keseimbangan perandan fungsi antara kedua belah pihak. Berdasarkan teori ini,kajian bahasa dan sastra dapat diarahkan pada upayapenelaahan masalah-masalah yang masih bersifat deskriminatif.Berkaitan dengan bahasa, umpamanya, kajian ini bisadifokuskan pada bentuk-bentuk bahasa mana yang masihbersifat deskriminatif; sedangkan dalam bidang sastra kajian inidapat ditekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengantema, karakter, ataupun hal-hal lain yang masih mengarah padaketidaksamaan hak antara perempuan dan laki-laki.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

93

Keterangan di atas mempertegas bagaimana besarnya perankognisi di dalam pembelajaran bahasa asing. Selain itu,pandangan tersebut juga menunjukkan bahwa seorang individutidak menerima masukan dari luar dirinya secara pasif, tetapiharus secara aktif mengelola masukan tersebut sebagai pijakanuntuk pengembangan lebih lanjut.

Berbeda dengan dua teori terdahulu, teori belajar bahasahumanisme memandang individu tidak saja dari sudutkognitifnya, tetapi juga dari aspek afektif dan hubungannyadengan kehidupan sosial di sekitarnya. Oleh karena itu, didalam pembelajaran bahasa individu harus diperlakukansebagai makhluk yang utuh seca-ra fisik, intelektual, danemosional sehingga mampu mengembangkan kemampuandirinya secara aktif menuju proses perubahan yang diharapkan.Pandangan demikian diharapkan dapat menjadi pegangan bagipara guru agar dapat menumbuhkan sikap positif siswaterhadap bahasa yang sedang dipelajari, dan menyelaraskanpembelajaran dengan keinginan, dan minat siswa. Dengan katalain, aspek kognitif dan aspek afektif siswa harus diperhatikansecara seimbang bila guru menginginkan pembelajaran bahasayang dikembangkan berhasil dengan baik. Berkenaan denganmasalah ini, Brumfit (1985: 79) menegaskan sebagai berikut.

Humanistic teachers see language learning as somethingwhich must engage the whole person, not as somethingpurely intellectual; they recognize that their students arepeople like themselves, with emotional and spiritualneeds as well as intellectual ones, people who cancontribute to their own learning, who are not the passiverecipients of someone else’s teaching.

Berdasarkan pandangan tersebut dapat dipahami bahwa dalampembelajaran bahasa seorang siswa akan berhasil biladiperlakukan sebagai manusia seutuhnya, tidak hanya secarakognitif tetapi juga secara afektif sehingga mampu mengelolamasukan secara kreatif. Mengenai peranan penting aspek

Page 57: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

92

cognitive view, language learning is treated as skillslearning, anologous to learning how to ride bicycle orplay a violin, although probably more complex (Ellis,1994: 295).Dalam pemerolehan bahasa pertama, kemampuan

kognitif ini merupakan kemampuan bawaan yang dimiliki olehsetiap individu untuk memperoleh bahasa pertama. Chomskymenamai kemampuan itu dengan alat pemerolehan bahasa(language acquisition device) yang digambarkan sebagai“kotak hitam” yang memuat kaidah-kaidah kebahasaan yangberlaku secara universal terhadap semua bahasa.

Chomsky originally referred to this special ability asbeing based on language acquisition device (LAD). Thisdevice was often described as an imaginative ‘black box’which exists somewhere in the brain. This ‘black box’which is thought to contain all and only the principleswhich are universal to all human language prevent thechild from going off on lots wrong trails in trying todiscover the rules of the languages (Lightbown danSpada, 1993: 8).Berkenaan dengan pembelajaran bahasa asing, salah satu

pandangan yang menempatkan kemampuan kognitif padaposisi yang sangat strategis disebut dengan hipotesis konstruksikreatif (creative construction hypothesis) yang dianggapmemiliki kesamaan dengan alat pemerolehan bahasa. Denganhipotesis konstruksi kreatif itu, seseorang mampu melahirkanbentuk-bentuk bahasa yang variatif meskipun hanya dibekalidengan kosakata dan kaidah bahasa yang tidak terlalu banyak.

Rather, it was believed that language development couldbe characterized by rule governed creativity. With a finitenumber of grammatical rules and a limited vocabulary,we can create an infinite number of sentences, many ofwhich may never have been uttered before (Nunan, 1991:233).

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

57

7PROPOSAL

A. PengertianSalah satu kegiatan penting sebelum pelaksanaan

penelitian adalah penyusunan proposal penelitian. Proposaldapat dikatakan sebagai rencana penelitian yang berisikangambaran menyeluruh mengenai penelitian yang akandilakukan. Tentu saja proposal harus memuat unsur-unsurpenting penelitian, seperti latar belakang, perumusan masalah,metode, dan analisis data, sehingga penelitian yang akandilakukan benar-benar dapat tergambarkan. Proposal disusunberdasarkan bentuk penelitian yang akan dilaksanakan.Penelitian kuantitatif memiliki model proposal yang berbedadengan penelitian kualitatif. Meskipun demikian secarasubstantif, kedua proposal tersebut tidak berbeda karenakeduanya harus mampu menggambarkan apa dan bagaimanapenelitian akan dilakukan. Umumnya proposal harus memuatlatar belakang penelitian, batasan masalah, perumusan masalah,signifikansi, tujuan, kajian teoretis, dan metodologi penelitian,waktu dan tempat penelitian.

B. Unsur-unsur ProposalBerikut ini akan dijelaskan secara ringkas unsur-unsur

proposal untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif yang seringdigunakan untuk penulisan skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain.

Page 58: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

58

1. Latar Belakang Latar belakang berisikan paparan alasan kenapa

penelitian itu perlu dilakukan. Tentu saja pada bagian ini perludijelaskan kesenjangan antara suatu kondisi yang diharapkandan kondisi yang ditemui di lapangan. Biasanya, penjelasan inidisertai dengan kajian teoretis ringkas untuk memperkuatasumsi-asumsi yang muncul, seperti bagaimana kesenjangan ituterjadi, dan bagaimana memperoleh jawaban sementara darimasalah yang akan diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebutakan tampak secara jelas alasan kuat kenapa penelitian itu perludilaksanakan.

2. Batasan MasalahBatasan masalah atau fokus penelitian (dalam istilah

penelitian kualitatif) berisikan penjelasan mengenai ruanglingkup penelitian. Penelitian perlu dibatasi agar jelas apa yangseharusnya diteliti sehingga menjadi lebih terfokus dan tidakmelebar pada hal-hal yang tidak perlu diteliti. Penelitian dapatdibatasi oleh beberapa aspek, seperti dimensi waktu, tempat,dan aspek bidang kajian. Dimensi waktu berkaitan denganpembatasan masa atau periode kapan penelitian dilakukan atauberhubungan dengan periodisasi suatu peristiwa. Dimensitempat berhubungan dengan tempat penyelenggaraan penelitianatau tempat terjadinya peristiwa yang sedang diteliti. Adapunbidang kajian berhubungan dengan pemusatan masalahpenelitian pada bidang-bidang yang lebih spesifik sesuaidengan keahlian peneliti.

3. Perumusan MasalahPerumusan masalah merupakan pernyataan masalah

penelitian sesuai dengan batasan masalah yang telah dibuat.Perumusan masalah merupakan pijakan dasar kenapa danbagaimana penelitian itu dilaksanakan. Tidak ada perumusanmasalah berarti tidak ada penelitian. Oleh karena itu,

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

91

mengenai pola kalimat bahasa Inggris S + Modalitas + Verba,para siswa diminta untuk memberikan beberapa contoh secaralisan (stimulus); dan pujian guru (penguatan) terhadap contohkalimat yang benar (respons) menjadikan mereka menguasaidan terbiasa dengan pola kalimat tersebut.

Berdasarkan kedua contoh di atas, dapat dipahami bahwakedua bentuk pembelajaran, baik verbal, seperti ilmupengetahuan dan bahasa maupun non-verbal, seperti tingkahlaku, terjadi melalui suatu proses yang sama, yaknipembentukan kebiasaan. Mengenai hal itu, Lightbown danSpada (1993: 23) mengatakan:

According to behaviorists, all learning, whether verbal ornon-verbal, takes place through the same underlyingprocess, habit formation. Leaners receive linguistic inputfrom speakers in their environment, and positivereinforcement for their correct repititions and imitations.As a result, habits are formed.Teori belajar bahasa yang kedua adalah kognitivisme

yang menolak pandangan teori belajar bahasa behaviorismeyang cenderung menempatkan individu sebagai seorang yangmenerima segala masukan dari luar secara pasif. Sebaliknya,teori belajar bahasa kognitivisme memandang individu dengankemampuan kognitifnya sebagai orang yang aktif dan kreatifmengelola segala masukan dari luar dirinya. Denganpengetahuan yang dimiliki, seseorang dapat memahami,menerapkan, atau melakukan kemampuan kognitif lainnyauntuk mengelola berbagai masukan guna mendapatkanpengetahuan dan informasi baru. Pandangan seperti itu tidaksaja berlaku pada pembelajaran ilmu pengetahuan danteknologi, tetapi juga berlaku pada pemerolehan bahasapertama dan pembelajaran bahasa kedua atau asing.

Language learning engages the same cognitve systems –perception, memory, problem solving, informationprocessing – as learning other types of knowledge. In a

Page 59: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

90

dapat terpenuhi bila para mahasiswa mampu mengasosiasikandan merekonstruksi antara pengetahuan yang baru dengan yanglama, sehingga mereka dapat merasakan bahwa sesuatu yangbaru dipelajarinya mempunyai manfaat bagi diri mereka. Asnew information is learned, the organization of existinginformation might have to be changed, or reconstructed toaccommodate what is new. … Meaningful learning, on theother hand, is relatable to what one already knows and thuscan be easily integrated into one’s cognitive structure. Dengankata lain, bahan pelajaran yang akan diberikan kepadamahasiswa harus dipilih dan disusun berdasarkan fungsi-fungsikomunikatif bahasa, bukan berdasarkan struktur bahasa yangakan dipelajarinya. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut dikemasdalam kegiatan pemebelajaran yang berorientasi padakompetensi yang diinginkan dengan melihat teori-teori belajarbahasa.

3. Teori Belajar BahasaSecara umum teori-teori belajar bahasa yang diadopsi dan

digunakan dalam kegiatan pembelajaran bahasa dapatdibedakan menjadi tiga, yaitu teori belajar behaviorisme,kognitivisme, dan humanisme. Esensi utama dari teori belajarbehaviorisme adalah hubungan antara stimulus dan respons.Hubungan antara stimulus dan respons inilah yang mendasariterjadinya seluruh bentuk pembelajaran baik verbal maupunnonverbal. Seorang anak kecil, umpamanya, akan mengetahuibagaimana cara berpakaian yang benar setelah ia melakukannyaberulang-ulang dan mendapatkan pujian dari ibunya. Pujianyang diberikan ibunya (penguatan) terhadap usaha anaknyayang telah mencoba berpakian secara mandiri (respons) atasperintah ibunya (stimulus), menjadikan anak tersebut terbiasaberpakian secara benar. Di dalam pembelajaran bahasa,bentuk hubungan antara stimulus dan repons ini dapatdigunakan untuk pendalaman struktur bahasa Inggris.Umpamanya, setelah diberikan penjelasan yang cukup

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

59

perumusan masalah harus dinyatakan sejelas mungkin,sehingga apa yang seharusnya diteliti dapat dipahami.Perumusan masalah dapat dinyatakan dalam kalimat beritayang disusun dalam paragraf yang koheren sehingga apa yangingin dikaji tetap dengan mudah dapat ditangkap dan dipahami.Selain itu, perumusan masalah dapat juga diungkapkan melaluibeberapa kalimat tanya yang menggambarkan masalah-masalahyang akan dikaji. Perumusan masalah dalam penelitiankualitatif biasanya disebut dengan pertanyaan penelitian.Perumusan masalah dalam penelitian kuantitatif tidak berubahsejak awal hingga akhir penelitian; sedangkan pertanyaanpenelitian dalam penelitian kualitatif dapat berkembang danberubah seiring dengan perkembangan yang terjadi pada saatpengambilan data. Pada awal penelitian, umpamanya, masalahyang dikaji adalah X, tetapi setelah data diperoleh masalahpenelitian berubah menjadi Y.

4. TujuanTujuan penelitian merupakan sasaran atau target yang

ingin dicapai peneliti di dalam penelitian yang dilakukannya.Tujuan harus dirumuskan dengan jelas dan spesifik supayapenelitian menjadi terfokus dan tidak kehilangan arah. Olehkarena itu, tujuan harus diselaraskan dan disesuaikan denganperumusan masalah. Bila problem dalam masalah penelitianberkaitan dengan hubungan antara satu variabel dan variabellain, tujuan penelitian yang ingin dicapai tentunya untukmengetahui dan membuktikan bentuk hubungan antarakeduanya. Bila problem dalam masalah penelitian berkaitandengan pengaruh atau efektifitas cara membaca tertentuterhadap apresiasi puisi, tujuan penelitian yang ingin dicapaitentunya untuk membuktikan pengaruh atau efektifitas caratersebut. Dengan kata lain, bila problem dalam perumusanmasalah berkenaan dengan X, tujuan penelitian juga harusberkaitan dengan X.

Page 60: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

60

5. Manfaat PenelitianManfaat penelitian berisikan paparan mengenai

keuntungan-keuntungan apa yang dapat diberikan penelitiankepada masyarakat sebagai bagian dari upaya peningkatan tarafkehidupan. Umumnya, manfaat penelitian dapat dibedakanmanjadi manfaat teoretis dan praktis. Manfaat teoretisberhubungan dengan sumbangsih hasil penelitian terhadappengembangan teori keilmuan yang terkait; sedangkan manfaatpraktis berkenaan dengan sumbangsih penelitian yang dapatdirasakan oleh masyarakat secara langsung.

6. Kajian TeoretisKajian teoretis berisikan paparan mengenai teori-teori

yang relevan dengan perumusan masalah atau pertanyaanpenelitian. Jika dalam penelitian terdapat tiga problem yangharus dikaji, maka kajian teoretis paling tidak harus membahasketiga problem tersebut. Pada penelitian kuantitatif, kajian teoridiperlukan sebagai pijakan dalam perumusan hipotesis danpengembangan isntrumen penelitian; sedangkan pada penelitiankualitatif, kajian teori diperlukan sebagai pijakan dalampengembangan instrumen dan pijakan dalam pelaksanaanpenelitian.

7. Metodologi PenelitianMetodologi penelitian merupakan seperangkat prinsip-

prinsip yang mendasari bagaimana penelitian itu dilakukan.Bagian ini berisikan penjelasan mengenai metode penelitian,analisis data, variabel, hipotesis, dan pengambilan data.

a. Metode PenelitianMetode penelitian merupakan gambaran mengenai

jenis dan bentuk penelitian yang akan digunakan dalampenelitian. Penentuan jenis dan bentuk penelitian tergantungjuga pada perumusan masalah dan tujuian penelitian. Jikapenelitian bertujuan untuk melihat hubungan antara dua

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

89

misalnya: I teach English everyday dan *She is having a bigcar. Aspek yang kedua berhubungan dengan kemampuan untukmengahasilkan bentuk-bentuk bahasa yang layak (feasibility).Suatu kalimat yang terdiri dari beberapa kata dapat sajadianggap benar secara gramatikal, tetapi bila dikaji dari sisiproses bagaimana kalimat itu dibuat atau dihasilkan, makakalimat tersebut bisa saja dianggap tidak layak, misalnya *Themouse the cat the dog the man the woman married beat chasedate had a white tail. Jadi kelayakan di sini lebih erat kaitannnyadengan proses bagaimana kalimat itu dihasilkan oleh akalpikiran seseorang. Aspek yang ketiga berkaitan dengankemampuan untuk menghasilkan bentuk-bentuk bahasa yangtepat dan sesuai dengan konteksnya (appropriateness),misalnya *my baby is funny. Suatu kalimat bisa saja dianggaplayak dan benar secara gramatikal, tetapi kalimat tersebutkurang atau bahkan tidak tepat. Aspek yang terakhirberhubungan dengan apakah makna yang terkandung dalamsuatu kalimat itu benar-benar terjadi atau tidak (whether or notsomething is in fact done). Suatu kalimat dapat saja layak,tepat, dan benar secara gramatikal, tetapi tidak terjadi, misalnya*The king of America visited Indonesia last year.

2. Pendekatan KebermaknaanPendekatan kebermaknaan dalam pembelajaran bahasa

merupakan pendekatan yang berorientasi pada kebermaknaanbahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran. Kebermaknaanbahan pelajaran mengacu pada bahan pelajaran yang berupaunit-unit bahasa yang didasari oleh makna. Jadi, makna ataupesan apa yang terkandung dalam bahasa merupakan bagianyang terpenting dalam berbahasa itu sendiri. Maknalah yangmenentukan bentuk bahasa, bukan bentuk bahasa yangmenentukan makna. Adapun kebermaknaan kegiatanpembelajaran mengacu pada relevansi kegiatan pembelajarandengan tujuan yang ingin dicapai (Huda, 1999: 93). MenurutHadely (1994: 56-7), kebermaknaan dalam belajar bahasa itu

Page 61: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

88

ketidakberartian kemampuan linguistik bila tidak ditunjangoleh kemampuan untuk menyesuaikan bentuk-bentuk bahasadengan seluruh masukan informasi baik yang bersifatlinguistik maupun paralinguistik.

Communicative competence may be defined as the abilityto function in a truly communicative setting, that is in adynamic exchange in which linguistic competence mustadapt itself to the total informational input, bothlinguistic and paralinguistic of one or more interlocutors(Hadley, 1994: 4).Posisi kemampuan linguistik sebagai salah satu unsur

kemampuan komunikatif juga diutarakan oleh Munby. Dalampandangannya, selain kemampuan linguistik, kemampuankomunikatif mencakup kemampuan-kemampuan lain, sepertikemampuan retorik, kemampuan interpretatif, dan pemahamanmakna ujaran berdasarkan konteks yang melatarbelakanginya.

It seems clear that communicative competence includesthe ability to use linguistic forms to performcommunicative acts and to understand the communicativefunctions of sentences and their relationship to othersentences. This happens at the level of discourse andinvolves interalia, knowledge of rhetorical rules of usethat governs the patterning of such acts, the interpretativestrategies of the language users and also contextualmeaning of utterances (Munby, 1978: 26).Secara jelas beberapa pandangan tersebut menunjukkan

bahwa selain kemampuan linguistik ada beberapa kemampuanatau faktor lain yang turut membangun kemampuankomunikatif seseorang. Mengenai hal ini, Hymes (1979: 14)berpandangan bahwa kemampuan komunikatif itu terbentukoleh empat aspek atau kemampuan yang terpadu. Aspek yangpertama berkenaan dengan kemampuan untuk menghasilkandan membedakan bentuk-bentuk bahasa yang gramatikal atautidak gramatikal (whether or not something is possible),

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

61

variabel atau lebih, metode penelitian yang digunakanadalah metode korelasional; sebaliknya jika penelitianbertujuan untuk melihat pengaruh atau efek suatu variabelterhadap variabel lainnya, maka metode yang digunakanadalah eksperimen. Adapun dalam penelitian kualitatif,metode-metode yang sering digunakan antara lain adalahdeskriptif, historis, eksploratif atau naturalistik. Jadi,metode penelitian yang akan digunakan ditentukan olehtujuan dan perumusan masalah penelitian.

b. Analisis DataAnalisis data berkaitan dengan cara bagaimana data

yang terkumpul dianalisis untuk dijadikan landasan dalampenafsiran hasil penelitian. Analisis data dapat dibedakanmenjadi dua, yakni analisis data kuantitatif dan kualitatif.Analisis data kuantitatif berkenaan dengan penggunaanstatistik-statistik tertentu untuk pengujian hipotesis yangtelah ditentukan, seperti statistik korelasi, uji-F, uji-t, Chi-square, dan lain-lain. Adapun analisis data kualitatifberkaitan dengan kajian secara kritis dan tajam terhadap datakualitatif yang ditinjau dari berbagai macam sudut pandangberlandaskan pendekatan atau teori-teori yang relevan.

c. Hipotesis PenelitianUmumnya, hipotesis penelitian hanya terdapat pada

penelitian kuantitatif; sedangkan pada penelitian kualitatatifhipotesis penelitian terumuskan secara implisit padapertanyaan penelitian yang berfungsi sebagai acuan kerjapelaksanaan penelitian. Dengan kata lain, dalam penelitiankuantitatif, kegiatan penelitian ditujukan pada upayapengujian atau pembuktian teori atau hipotesis; sebaliknya,dalam penelitian kualitatif seluruh kegiatan penelitiandiarahkan pada penemuan teori atau hipotesis. Dalampenelitian kuantitatif, hipotesis penelitian merupakanjawaban sementara mengenai problem yang telah ditetapkandalam perumusan masalah. Jawaban sementara yang

Page 62: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

62

diturunkan dari kerangka teori bisa bersifat positif (hipotesisalternatif) atau negatif (hipotesis nol) yang dapatdirumuskan secara statistik dan verbal. Masalah penelitianyang berbunyi “apakah ada hubungan antara IQ dengankemampuan apresiasi puisi kontemporer bahasa Inggris”melahirkan hipotesis penelitian sebagai berikut. Hipotesisnol berbunyi tidak ada hubungan yang berarti antara IQdengan kemampuan apresiasi puisi kontemporer bahasaInggris; sedangkan hipotesis alternatif berbunyi adahubungan yang berarti antara IQ dengan kemampuanapresiasi puisi kontemporer bahasa Inggris.

d. Variabel PenelitianVariabel penelitian merupakan salah satu ciri yang

harus dipenuhi oleh penelitian kuantitatif. Variabelpenelitian yang diturunkan dari hipotetsis, dapat dikatakansebagai ciri-ciri yang bersifat variatif yang dimilikiresponden yang biasanya menjadi fokus dalam penelitian,seperti kemampuan apresiasi puisi kontemporer mahasiswa.Kemampuan apresiasi puisi kontemporer yang berbedaantara seorang mahasiswa dengan mahasaiswa lainnyaitulah yang dinamakan dengan variabel. Secara umum,variabel penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaknivariabel bebas dan terikat. Variabel bebas berarti variabelyang mempengaruhi variabel terikat; atau terjadinyaperubahan dalam variabel terikat banyak ditentukan olehvariabel bebas. Variabel penelitian lebih banyak ditemukandalam penelitian kuantitatif daripada kualitatif.

e. Pengambilan DataPengambilan data merupakan tahapan penelitian yang

terpusatkan pada upaya-upaya pengambilan data yangdibutuhkan dalam penelitian. Pengambilan data ini meliputipengembangan instrumen dan cara pengambilan data.Instrumen penelitian berhubungan dengan alat ukur yangdigunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

87

kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir danbertindak secara konsisten dan terus menerus dapatmemungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam artimemiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untukmelalukukan sesuatu (Suwito, 2003).

Berkaitan dengan Program Studi Bahasa Inggris,komptensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa adalahbagaimana menggunakan bahasa Inggris sesuai dengan kontekskomunikasinya. Kemampuan tersebut biasanya disebut dengankemampuan komunikatif. Huda (1999: 93) mengatakan bahwakemampuan komunikatif merupakan kemampuan untukmenggunakan bahasa Inggris untuk komunikasi dalam situasiyang sebenarnya. Mahasiswa, dalam hal ini, tidak dituntutuntuk menghasilkan bentuk-bentuk bahasa yang benar secaragramatikal saja; tetapi justru diharapkan dapat memilikikemampuan untuk menggunakan bentuk-bentuk bahasatersebut sesuai dengan tujuan komunikasi atau untukmengungkapkan fungsi-fungsi bahasa yang ingin disampaikan.

Penguasaan kemampuan komunikatif secara benar tidakhanya tertumpu pada kemampuan linguistik saja, tetapi jugamencakup kemampuan lain yang mengarahkan seseorang untukmemilih bentuk-bentuk bahasa mana yang sesuai dengankonteksnya. Kemampuan ini biasanya disebut dengankemampuan pragmatik yang memungkinkan seseorang untukmelakukan interaksi komunikatif secara lebih efektif. Ellis(1994: 13) mengatakan:

Communicative competence includes the knowledge thespeaker-hearer has of what constitutes appropriate aswell as correct language behavior and also of whatconstitutes effective language behavior in relation toparticular communicative goals. That is, it includes bothlinguistic and pragmatic knowledge.Meskipun tidak dinyatakan secara explisit sebagai

kemampuan pragmatik, pandangan lain juga mengisyaratkan

Page 63: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

86

4. merumuskan peran mahasiswa dalam kegiatanbelajar bahasa Inggris berbasis kompetensi;

5. merumuskan peran bahan ajar dalampenyelenggaraan kegiatan belajar bahasa Inggrisberbasis kompetensi; dan

6. mengembangkan prosedur dan teknik-teknikpengajaran yang harus dikembangkan dalam kegiatanbelajar bahasa Inggris berbasis kompetensi.

E. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah

keilmuan dalam bidang pengajaran bahasa Inggris berbasiskompetensi, sehingga dapat memperkaya pola-pola pengajaranbahasa Inggris sebagai bahasa asing pada umunya. Secarakhusus penelitian ini dapat dijadikan, oleh semua pihak terkait,sebagai pijakan dalam pengambilan keputusan danpenyelenggarakan pembelajaran bahasa Inggris berbasiskompetensi di perguruan tinggi agama Islam negeri dan swastadi Indonesia.

F. Kajian TeoretisPada bagian ini, terdapat tiga hal yang perlu dibahas,

yakni pengertian kompetensi berbahasa, pendekatankebermaknaan, dan teori belajar bahasa.

1. Kompetensi BerbahasaSecara umum, kurikulum berbasis kompetensi

berorientasi pada hasil dan dampak yang diharapkan munculpada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajaryang bermakna, dan keragaman yang dapat dimanifestasikansesuai dengan kebutuhan. Secara singkat dapat dikatakanbahwa kurikulum itu menekankan hasil atau kompetensi apayang harus dikuasai mahasiswa bila telah menyelesaikanstudinya. Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan,keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

63

Instrumen penelitian terdiri dari dua jenis, yakni tes dannontes. Instrumen yang berbentuk tes digunakan untukmendapatkan informasi yang berhubungan dengankemampuan kognitif dan psikomotorik responden, sepertikemampuan membaca, IQ, kecepatan lari, atau daya tahantubuh; sedangkan instrumen yang berbentuk nontesdigunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengankemampuan afektif responden, seperti sikap atau pandanganmengenai suatu masalah. Khusus untuk penelitian kualitatif,diri peneliti sendiri relatif lebih banyak berfungsi sebagaiinstrumen penelitian mengingat keterlibatan peneliti secaralangsung dalam pengambilan data menjadikan informasiyang diterima lebih bermankna. Dengan kata lain penelitisendirilah yang lebih tahu terhadap data yang akan diambil.

Selain pengembangan instrumen, hal lain yang perludiperhatikan adalah cara bagaimana data diambil denganinstrumen yang telah dibuat. Pada bagian ini perlu dijelaskansecara prosedural bagaimana data diambil, siapa saja yangterlibat di dalamnya, dan bagaimana situasinya.

f. Populasi dan SampelPopulasi dan sampel berkaitan dengan entitas atau orang

yang terlibat dalam penelitian. Populasi berarti keseluruhanentitas yang mencakup siapa atau apa saja kepadanya hasilpenelitian itu digeneralisasikan; sedangkan sampelmerupakan sebagian anggota populasi yang menjadi subjekpenelitian atau yang terlibat dalam penelitian. Ada beberapacara yang dapat digunakan untuk menentukan sampel,seperti random, purposive, cluster, systematic, atau snowballsampling.

g. Unit AnalisisUnit analisis ini tidak muncul pada penelitian

kuantitatif, tetapi lebih populer dalam penelitian kualitatif.Unit analisis merupakan keseluruhan entitas dengan seluruhunsur terkaitnya yang menjadi fokus kajian dalam penelitian.

Page 64: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

64

Unit analisis ini bisa berupa personal baik individualmaupun kolektif, nonpersonal, atau institusional. Jikapertanyaan penelitian berbunyi “bagaimanakah peran SutanTakdir Ali Syahbana dalam pembangunan sastra Indonesiasetelah kemerdekaan Republik indonesia”, maka unitanalisnya adalah Sutan Takdir Ali Syahbana itu sendiri. Jikapenelitian berkaitan dengan kesalahan gramatikal yangdibuat mahasiswa dalam penulisan skripsi bahasa Inggris,maka unit analisisnya adalah seluruh skripsi mahasiswayang ditetapkan subjek dalam penelitian. Namun, apabilamasalah penelitian berhubungan dengan bagaimana suatulembaga pendidikan menyelenggarakan kegiatanpendidikan, maka unit analisisnya adalah lembagapendidikan itu secara keseluruhan.

8. Waktu dan TempatWaktu dan tempat berkaitan dengan dimensi waktu dan

tempat penelitian diselenggarakan. Dimensi waktumenunjukkan masa kapan penelitian itu dilasanakan danperiodisasinya; sedangkan dimensi tempat menunjukkan lokasitempat penelitian itu dilaksanakan. Berkenaan dengan waktupenyelenggaraannya, kegiatan penelitian dapat direncanakansecara bertahap, yang meliputi persiapan, pengumpulan data,pengolahan data, analisis, penulisan laporan, dan seminar, yangmasing-masing dapat memuat beberapa kegiatan yang lebihrinci.

Tabel 4. Jadual Kegiatan PenelitianBULANNO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

1 Persiapan2 Pengumpulan data3 Analisis data4 Penulisan laporan5 Seminar

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

85

dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan peneltian yanglebih spesifik, yakni:

1. Bagaimanakah silabus matakuliah bahasa Inggrisyang harus dikembangkan sebagai bentukimplementasi kurikulum berbasis kompetensi?

2. Bagaimanakah kegiatan belajar bahasa Inggris yangharus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsipkurikulum berbasis kompetensi?

3. Bagaimanakah peran dosen di dalampenyelenggaraan kegiatan belajar bahasa Inggrisberbasis kompetensi?

4. Bagaimanakah peran mahasiswa dalam kegiatanbelajar bahasa Inggris berbasis kompetensi?

5. Bagaimanakah peran bahan ajar dalampenyelenggaraan kegiatan belajar bahasa Inggrisberbasis kompetensi?

6. Bagaimanakah prosedur dan teknik-teknikpengajaran yang harus dikembangkan dalam kegiatanbelajar bahasa Inggris berbasis kompetensi?

D. Tujuan PenelitianSesuai dengan pertanyaan penelitian tersebut, tujuan

umum yang ingin dicapai adalah pengembangan modelpembelajaran bahasa Inggris berbasis kompetensi di PTAIN.Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

1. mengembangkan silabus matakuliah bahasa Inggrisyang sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulumberbasis kompetensi;

2. mengembangkan kegiatan belajar bahasa Inggrisyang sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulumberbasis kompetensi;

3. merumuskan peran dosen di dalam penyelenggaraankegiatan belajar bahasa Inggris berbasis kompetensi;

Page 65: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

84

tidak banyak tergantung pada stimulus dari luar, tetapi lebihbanyak melibatkan akal pikiran dan inisiatif seseorang itusendiri. Akal pikiran, dalam hal ini perkembangan kognitifnya,merupakan pijakan utama di dalam penyelenggaraan kegiatanpembelajaran (Anonymous/gagne, 2003: 1). Adapun teoribelajar Humanisme memandang bahwa pembelajaran itumerupakan suatu proses alamiah dimana seseorang dengansifat-sifatnya, baik sebagai mahluk individual maupun sosial,memiliki keterlibatan yang aktif di dalam penentuan proseskehidupan yang dilaluinya. Pembelajaran tidak hanyadipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri seseorang, tetapijuga oleh faktor–faktor dari luar yang berasal dari masyarakat.Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna bila sesuai denganminat dan keinginan seseorang yang banyak dipengaruhi olehkehidupan sosialnya. Dengan kata lain, pembelajar harusdiperlakukan sebagai mahkluk yang utuh secara fisik, mental,dan intelektual (Anonymous/rogers, 2003: 1).

B. Fokus PenelitianImplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam

bentuk kegiatan pembelajaran di PTAIN menimbulkan persepsidan penafsiran yang beragam, sehingga muncul banyak modelyang kurang atau bahkan tidak merefleksikan nilai-nilai yangterkandung dalam kurikulum. Oleh karena itu, Penelitian iniakan dikonsentrasikan pada upaya peneemuan modelpembelajaran bahasa Inggris berbasis kompetensi yang dapatdijadikan ukuran standar bagi PTAIN dalam penyelenggaraankegiatan pembelajaran atau perkuliahan.

C. Pertanyaan PenelitianSesuai dengan fokus penelitian di atas, maka pertanyaan

penelitian yang utama adalah “Bagaimanakah modelpembelajaran bahasa Inggris berbasis kompetensi yang dapatdikembangkan di PTAIN?”. Selanjutnya pertanyaan tersebut

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

65

9. BiayaBiaya juga merupakan kompenen perencanaan penelitian

yang harus dipertimbangkan secara masak agar penelitian dapatdilaksanakan sesuai dengan harapan yang diinginkan.Komponen pembiayaan yang harus diperhatikan mencakuphonor/upah, transportasi, alat-alat, bahan-bahan, alat tulis dankantor, akomodasi dan konsumsi, dan biaya takterduga lainnya.

10. Daftar KepustakaanDaftar kepustakaan memuat seluruh bahan-bahan

referensi yang digunakan dalam penyusunan proposal. Bahan-bahan referensi tersebut diambil dari berbagai sumber danpublikasi terkini. Kelengkapan referensi ini akan menunjangkelayakan penelitian untuk dilaksanakan.

Page 66: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

66

8PROPOSAL

PENELITIANKORELASIONAL

CONTOH PROPOSALPENELITIAN KORELASI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI,PEMAHAMAN SILANG BUDAYA, DAN KEMAMPUAN

KOMUNIKATIF BAHASA INGGRISSISWA SMAN DI JAKARTA

TIM

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

83

perkuliahan yang efektif dan efisien yang berbasis padakompetensi yang diharapkan dikuasi mahasiswa.

Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dalambentuk kegiatan pembelajaran atau perkuliahan masihmenimbulkan banyak persepsi dan penafsiran, sehingga belumdapat dihasilkan suatu standar yang dapat dijadikan acuanpenilaian keberhasilan program studi khususnya dalampenyelenggaraan pembelajaran dan perkuliahan bagimahasiswa. Dosen masih dihadapkan pada usaha-usahapencarian bentuk atau model pembelajaran yang dapatmengakomodasi nilai-nilai dan harapan yang terdapat padakurikulum tersebut.

Untuk mengeliminir kekeliruan implementattif itu, perluditemukan solusi yang tepat. Salah satunya adalahPengembangan Model Pembelajaran Bahasa Inggris BerbasisKompetensi. Model pembelajara ini menggunakan pendekatankebermaknaan (Meaningfulness Approach) yangmengedepankan aspek kebermaknaan bahan pelajaran dankebermaknaan kegiatan pembelajaran (Huda, 1999: 142-3).Bahan pelajaran dipilih dan digradsi sesuai dengan kebutuhanmahasiswa yang disampaikan melalui kegiatan pembelajaranyang bermakna yang tidak hanya mengandalkan aspek hafalansaja. Selain itu model pembelajaran berbasis kompetensi inijuga harus didasarkan oleh tiga teori belajar bahasa, yakniKognitivisme, Behaviorisme, dan Humanisme.

Teori belajar Behaviorisme memandang bahwapembelajaran merupakan perubahan pada prilaku seseorangyang tampak sebagai akibat dari pengalamannya berinteraksidengan lingkungan. Terjadinya pembelajaran disini lebihbanyak tergantung pada pihak luar yakni lingkungan sekitar,bukan pada diri seseorang itu sendiri (Anonymous/Skinner,2003: 1). Berbeda dengan teori belajar Behaviorisme, Teoribelajar Kognitivisme menekankan keterlibatan aktif akal pikirandalam kegiatan pembelajaran. Terjadinya pembelajaran di sini

Page 67: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

82

beberapa semester di perguruan tinggi, para lulusan perguruantinggi masih belum dapat menunjukkan kemampuan berbahasaInggris lisan dan tulisan secara baik. Mahasiswa cenderungmenggunakan waktu sebagai ukuran keberhasilan bukankompetensi. Mahasiswa yang mampu mengumpulkan lebihbanyak angka kredit dalam waktu yang relatif lebih singkatdianggap sebagai mahasiswa yang berhasil (Azra, 2003).Pengumpulan angka kredit dan durasi waktu belajar yangmenjadi ukuran standar keberhasilan mahasiswa merupakandampak dari kurikulum yang berlaku selama ini.

Pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi diperguruan tinggi melalui SK Mendiknas No. 045/2002merupakan awal perubahan arah kebjikan dalampenyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi inilah kegiatanpembelajaran dan perkuliahan diarahkan pada hasil ataukemampuan apa yang harus dimiliki mahasiswa setelahmenyelesaikan perkuliahannya. Mahasiswa diharapkan dapatmemperoleh kemampuan-kemampuan atau kompetensitertentu sesuai dengan bidang keahliannya. Kompetensi dapatdiartikan sebagai tindakan cerdas dan penuh tanggungjawabyang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampuoleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidangpekerjaan tertentu (SK mendiknas, No. 045/2002). Jadi,mahasiswa yang mengambil Program Studi Bahasa Inggris,umpamanya, harus memiliki kemampuan berbahasa Inggrisyang baik dan benar sebagai tuntutan yang harus dipenuhidalam bidang keahliannya. Berbekal kemampuan ataukompetensi yang dimiliki, mahasiswa diharapkan memilikinilai komparatif dan kompetitis yang tinggi pada era globalisasidewasa ini. Untuk menghasilkan lulusan yang memilikikompetensi yang dipersyaratkan, Program Studi Bahasa Inggrisharus dapat mengimplementasikan Kurikukulum BerbasisKompetensi dalam bentuk kegiatan pembelajaran atau

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

67

A. Latar Belakang MasalahPada era global ini, peranan bahasa Inggris dalam

berbagai aspek kehidupan menjadi lebih dominan dan sangatpenting. Penggunaan bahasa tersebut menyentuh dalam duniailmu, teknologi, perdagangan, politik, kebudayaan, danhubungan antarnegara, baik secara bilateral maupunmultilateral. Dalam kehidupan sehari-hari, umpamanya,seseorang selalu bersinggungan dengan bahasa itu, baik melaluimedia cetak, seperti koran, majalah, jurnal dan buku-bukuilmiah lainnya; media elektronik seperti televisi, radio, internet;maupun melalui interaksi komunikatif langsung dengan orangasing yang menggunakan bahasa tersebut.

Memperhatikan peranan tersebut, pemerintah Indonesiamemberikan prioritas utama terhadap bahasa Inggris untukdipelajari atau dikembangkan sebagai bahasa asing. Sebagaibahasa asing, bahasa Inggris tidak dapat digunakan sebagaialat komunikasi dalam kegiatan pemerintahan, pendidikan,politik, dan bidang-bidang lain yang melibatkan masyarakatsecara luas. Meskipun demikian, pengajaran bahasa tersebuttetap dilaksanakan secara optimal agar tujuan matapelajarantersebut tercapai. Adapun tujuan utama pengajaran bahasaInggris di SMA adalah pengembangan kemampuankomunikatif berbahasa Inggris lisan dan tulis (Diknas, 2003: 6).Kemampuan komunikatif bahasa Inggris yang harus dikuasaisiswa terbentuk oleh empat sub-kemampuan, yaitu kemampuanlinguistik, wacana, sosiolinguistik, dan strategis (Hymes, 1979:14).

Kemampuan linguistik berkenaan dengan penguasaansiswa terhadap kaedah-kaedah bahasa yang memungkinkannyamemahami dan menghasilkan kalimat-kalimat berbahasaInggris yang gramatikal. Kemampuan wacana berhubungandengan penguasaan siswa terhadap konteks situasi yangmelatar-belakangi suatu peristiwa komunikasi. Kemampuansosiolinguistik berkenaan dengan kemampuan siswa untuk

Page 68: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

68

melihat dan mengantisipasi dengan siapa merekaberkomunikasi, sedangkan kemampuan strategis bersentuhandengan kemampuan siswa untuk memilih dan menggunakanstrategi komunikasi untuk menyampaikan pesan yangdimaksudkan secara efektif. Selain itu, untuk menguasaikemampuan komunikatif bahasa Inggris, seorang siswa dituntutuntuk memiliki motivasi berprestasi sebagai bagian dari aspekpsikologis yang banyak menyemangati siswa untuk meraihkesuksesan melalui kemampuannya untuk mengatasi berbagaimasalah dan kesulitan dalam belajar (Back, 1990: 291), dandituntut pula untuk mengusai perbedaan budaya berbahasaInggris dengan budaya berbahasa Indonesia. Motivasiberprestasi mendorong siswa untuk terus-menerus berusahasemaksimal mungkin untuk menguasai bahasa Inggris melaluiberbagai cara belajar efektif. Sedangkan penguasaan silangbudaya akan banyak membantu siswa bagaimana menghasilkanbentuk-bentuk bahasa Inggris yang benar-benar komunikatif.Siswa tidak akan terjebak dalam bahasa Inggris berstruktur danberbudaya bahasa Indonesia yang seringkali menimbulkankesalahpahaman, dan bahkan gagalnya komunikasi.

Sejauh ini, sebagian besar siswa SMAN di Jakarta belummenguasai kemampuan komunikatif bahasa Inggris yang benar.Masih banyak terdengar ungkapan bahasa Inggris “thank you”yang dijawab dengan “thank you back”; dan “you look verybeautiful” yang dijawab dengan “oh no, I am not” dansebagainya. Jawaban yang diberikan siswa menunjukkan bahwamereka tidak memahami budaya berbahasa penutur asli bahasaInggris, sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau bahkankegagalan komunikasi. Selain itu, contoh ungkapan-ungkapanberbahasa Inggris tersebut diduga dihasilkan oleh siswa-siswayang tidak memiliki motivasi berprestasi. Mereka cenderungtidak ingin mendalami bahasa Inggris dengan tekun, karenamereka berfikir bahwa bahasa Inggris tidak bersentuhan denganbidang kajian dan pekerjaan yang akan mereka tekuni.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

81

A. Latar BelakangPada era global ini, peranan bahasa Inggris dalam

berbagai aspek kehidupan menjadi lebih dominan dan sangatpenting. Penggunaan bahasa tersebut menyentuh dan merebakluas dalam dunia ilmu, teknologi, perdagangan, politik,kebudayaan, dan hubungan antarnegara, baik secara bilateralmaupun multilateral. Dalam kehidupan sehari-hari,umpamanya, seseorang selalu bersinggungan dengan bahasaini, baik melalui media cetak, seperti koran, majalah, jurnaldan buku-buku ilmiah lainnya; media elektronik seperti televisi,radio, internet; maupun melalui interaksi komunikatif langsungdengan orang asing yang menggunakan bahasa itu.

Memperhatikan peranan tersebut, pemerintah Indonesiamemberikan prioritas utama terhadap bahasa Inggris untukdipelajari atau dikembangkan sebagai bahasa asing. Sesuaidengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, di Indonesiabahasa tersebut merupakan bahasa asing pertama dari beberapabahasa asing lainnya yang dapat diajarkan di sekolah-sekolahdan perguruan tinggi. Kebijakan itu tertuang dalam suratkeputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.096/1967tanggal 12 Desember 1967 yang menetapkan bahasa Inggrissebagai bahasa asing yang pertama di Indonesia (Kartono,1981: 126). Sebagai bahasa asing, bahasa Inggris tidakdigunakan sebagai alat komunikasi dalam kegiatanpemerintahan, pendidikan, politik, dan bidang-bidang lain yangmelibatkan masyarakat secara luas (Brown, 1994: 182). Padasatu pihak, kebijakan ini memperkokoh kedudukan BahasaIndonesia sebagai bahasa kedua dan nasional yang harusdigunakan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakatsecara luas; di pihak lain, kebijakan itu relatif menghambatperkembangan pembelajaran dan pengajaran bahasa Inggris disekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

Tidak dapat dipungkiri, meskipun sudah belajar bahasaini selama beberapa tahun di sekolah menengah atas dan

Page 69: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

80

9PROPOSAL

PENELITIANEKPLORATIF

CONTOH PROPOSALPENELITIAN EKSPLORATIF

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARANBAHASA INGGRIS BERBASIS KOMPETENSI

DI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

TIM PENELITI

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

69

Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat kemampuankomunikatif bahasa Inggris banyak dipengaruhi oleh motivasiberprestasi siswa dalam belajar dan pemahaman siswa terhadapbudaya berbahasa Inggris atau pemahaman silang budaya.Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa terdapat hubunganyang signifikan antara motivasi berprestasi, pemahaman silangbudaya dan kemampuan komunikatif bahasa Inggris siswaSMAN di Jakarta. Untuk membuktikan kebenaran asumsitersebut dan melihat berapa besar kontribusi motivasiberprestasi dan pemahaman silang budaya terhadapkemampuan komunikatif bahasa Inggris siswa SMAN diJakarta, penelitian korelasional perlu segera dilakukan agardapat diputuskan suatu kebijakan terhadap pengembanganmatapelajaran bahasa Inggris secara komunikatif.

B. Batasan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diduga

bahwa kemampuan komunikatif bahasa Inggris berkaitan eratdengan beberapa faktor seperti pemahaman silang budaya,motivasi berprestasi, dan situasi belajar. Supaya lebih terfokuspenelitian ini hanya dibatasi pada upaya pencarian bukti-buktiempiris berkenaan dengan hubungan antara motivasiberprestasi, pemahaman silang budaya dan kemampuankomunikatif Inggris siswa SMAN di DKI Jakarta.

C. Perumusan MasalahSesuai dengan batasan masalah di atas, beberapa masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara

motivasi berprestasi dan kemampuan komunikatifbahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antarapemahaman silang budaya dan kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta?

Page 70: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

70

3. Secara bersama-sama, apakah terdapat hubungan yangsignifikan antara motivasi berprestasi, pemahamansilang budaya, dan kemampuan komunikatif bahasaInggris siswa SMAN di Jakarta?

4. Berapa besarkah kontribusi motivasi berprestasi danpemahaman silang budaya terhadap kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta?

D. Tujuan PenelitianSecara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

data empiris tentang hubungan antara motivasi berprestasi,pemahaman silang budaya, dan kemampuan komunikatifbahasa Inggris siswa MAN di Jakarta. Sacara khusus, penelitianini bertujuan untuk mencari bukti-bukti empiris tentang:

1. hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasidan kemampuan komunikatif bahasa Inggris siswaSMAN di Jakarta;

2. hubungan yang signifikan antara pemahaman silangbudaya dan kemampuan komunikatif bahasa Inggrissiswa SMAN di Jakarta;

3. hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi,pemahaman silang budaya, dan kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta;

4. besarnya kontribusi motivasi berprestasi danpemahaman silang budaya terhadap kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta.

E. Manfaat PenelitianSecara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang berhubungandengan motivasi berprestasi, pemahaman silang budaya, dankemampuan komunikatif bahasa Inggris; dan mempertegasketerkaitan ketiganya di dalam pengembangan bahan pelajaranbahasa Inggris untuk siswa menegah atas.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

79

Ellis, Rod. The Study of Second Language Acquisition. Oxford:OUP, 1994

Hadley, A.O. Teaching Language in Context. Boston: HeilePublisher, 1993

Hymes,. D.H. “On Communicative Competence,” TheCommunicative Approach to Language Teaching, eds. C.J. Brumfit and K. Johnson. Oxford: OUP, 1979.

Nuril Huda, Language Learning and Teaching. Malang: IKIPM Publisher, 1999.

Kartono, Giri “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Asing diIndonesia,” Politik Bahasa Nasional 2, ed. Amran Halim.Jakarta: PN Balai Pustaka, 1981.

Munby ,John. Communicative Syllabus Design Cambridge:CUP, 1978

Page 71: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

78

6. Populasi dan Sample PenelitianPopulasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II

SMAN di Jakarta; dan yang menjadi sampelnya adalah 250orang siswa kelas II yang diambil secara acak dari beberapaSMAN di lima wilayah Jakarta.

H. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian ini direncanakan berlangsung selama tujuh

bulan, sejak Januari hingga Juli 2004 di beberapa SMAN diDKI Jakarta. Penelitian ini dibagi dalam tiga tahap: a)penyusunan rancangan dan instrumen penelitian; b) pencariandata; dan c) analisis data dan pelaporan.

BULANNO KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL1 Persiapan V2 Pengumpulan data V V V3 Analisis data V V4 Penulisan laporan V5 Seminar V

I. Biaya PenelitianPenelitian ini direncanakan menelan biaya sebesar Rp.

30.000.000,- (Tiga puluh juta rupiah). Rincian biaya dapat tidakdiberikan.

J. Daftar Pustaka SementaraAusubel, David A. Educational Psychology: A cognitive view.

New York: Holt, Rinehart & Winston, 1968.Brown, H. Douglas Principles of Language Learning and

Teaching. Englewood Cliffs: Prentice Hall Regents,1994.

Back, R.C. Motivation: Theories and Principles. New Jersey,Prentice Hall, 1990.

Diknas, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa InggrisSMA dan MA Jakarta: Puskur Balitbang Diknas, 2002.

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

71

Ditinjau dari segi sosial, hasil penelitian ini diharapkandapat memberikan masukan kepada pemerintah, dalam hal iniDepartemen Pendidikan Nasional, di dalam pengembangankurikulum dan bahan pelajaran bahasa Inggris untuk SMA; dandapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para gurubahasa Inggris di SMA dalam pengembangan kegiatan belajardan bahan pelajaran bahasa Inggris berbasis pada pemahamansilang budaya dan perhatian terhadap motivasi berprestasi yangdapat meningkatkan kemampuan komunikatif bahasa Inggrissiswa. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapar dijadikansebagai pijakan dalam penyelenggaraan penelitian lanjutantentang hubungan antara pemahaman silang budaya, motivasiberprestasi, dan kemampuan komunikatif bahasa Inggris siswaSMA.

F. Kajian TeoretisBerdasarkan paparan tujuan penelitian yang diharapkan,

terdapat tiga hal yang perlu dikaji secara teoretis, yaknikemampuan komunikatif, pemahaman silang budaya danmotivasi berprestasi.

1. Kemampuan KomunikatifPelajaran Bahasa Inggris di SMA bertujuan agar siswa

dapat menggunakan bahasa Inggris sesuai dengan kontekskomunikasinya. Kemampuan tersebut biasanya disebut dengankemampuan komunikatif. Huda (1999:93) mengatakankemampuan komunikatif merupakan kemampuan untukmenggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi sesuaidengan situasi yang sebenarnya. Siswa, dalam hal ini, tidakhanya dituntut untuk menghasilkan bentuk-bentuk bahasa yanggramatikal saja; tetapi juga harus dapat menggunakan bentuk-bentuk bahasa tersebut untuk mengungkapkan fungsi-fungsikomunikatif bahasa yang ingin disampaikan. Mengenai hal ini,Hadley (1993: 4) mengatakan “Communicative competencemay be defined as the ability to function in a truly

Page 72: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

72

communicative setting, that is in a dynamic exchange in whichlinguistic competence must adapt itself to the totalinformational input, both linguistic and paralinguistic of one ormore interlocutors”.

Penguasaan kemampuan komunikatif tidak hanyamenuntut kemampuan linguistik saja, tetapi juga mencakupkemampuan lain yang mengarahkan seseorang untuk memilihbentuk-bentuk bahasa mana yang sesuai dengan konteksnya.Artinya, kemampuan linguistik saja tidak dapat membangunkemampuan komunikatif kecuali bila ditunjang olehkemampuan untuk menyesuaikan bentuk-bentuk bahasa denganseluruh masukan informasi, baik yang bersifat linguistikmaupun paralinguistik. Secara spesifik, Munby (1978: 26)menjelaskan kemampuan lain yang harus dikuasai seseorangmeliputi kemampuan retorik, kemampuan interpretatif, danpemahaman makna ujaran berdasarkan konteks budaya yangmelatarbelakanginya. Menambahkan pandangan tersebut,Hymes (1979: 14) menjelaskan empat komponen kemampuankomunikatif: 1) kemampuan untuk menghasilkan danmembedakan bentuk-bentuk bahasa yang gramatikal dan tidakgramatikal; 2) kemampuan untuk mengahasilkan bentuk-bentukbahasa yang layak; 3) kemampuan untuk menghasilkan bentuk-bentuk bahasa yang tepat dan sesuai dengan konteksnya; dan 4)kemampuan untuk mengidentifikasi apakah makna yangterkandung dalam suatu kalimat itu benar-benar terjadi atautidak.

2. Pemahaman Silang BudayaSesuai dengan amanat yang terdapat dalam Kompetensi

Dasar Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah MenengahAtas, mata pelajaran bahasa Inggris meliputi beberapa aspek,yakni keterampilan berbahasa, unsur-unsur kebahasaan, aspekbudaya yang terkandung dalam teks lisan dan tulis, dan aspeksastra yang berupa penghayatan dan apresiasi sastra (Diknas,2003: 6). Secara jelas, pernyataan tersebut menuntut SMA dan

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

77

1) Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasiberprestasi dan kemampuan komunikatif bahasaInggris siswa SMAN di Jakarta;

2) Terdapat hubungan yang signifikan antarapemahaman silang budaya, dan kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN diJakarta; dan

3) Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasiberprestasi, pemahaman silang budaya, dankemampuan komunikatif bahasa Inggris siswaSMAN di Jakarta.

4. Variabel PenelitianSesuai dengan hipotesis yang diajukan, variabel dalam

penelitian ini adalah:a) Variabel bebas:

1) motivasi berprestasi siswa SMAN di Jakarta(X1);

2) pemahaman silang budaya siswa SMAN diJakarta (X2)

b) Variabel terikat adalah kemampuan komunikatifbahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta (Y).

5. Pengambilan DataData dalam penelitian ini diperoleh melalui dua

instrumen, yaitu angket dan tes. Angket digunakan untukmencari data tentang motivasi berprestasi; tes pemahamansilang budaya digunakan untuk menggali data tentangpemahaman terhadap perbedaan budaya berbahasa Inggris danIndonesia; dan tes kemampuan komunikatif bahasa Inggrisdigunakan untuk mengukur kemampuan menggunakan bahasaInggris secara komunikatif. Peneliti menyelenggarakan tespemahaman silang budaya, kemampuan komunikatif bahasaInggris, dan menyebarkan angket motivasi berprestasi padasekolah-sekolah yang menjadi teampat penelitian selama tigahari.

Page 73: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

76

G. Metodologi PenelitianMetodologi penelitian ini meliputi beberapa aspek

penting dalam penelitian, seperti metode, analisis data,pengambilan data, dan hipotesis.

1. Metode PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian korelasional yang

berusaha untuk membuktikan secara empiris hubungan antaramotivasi berprestasi, pemahaman silang budaya, dankemampuan komunikatif bahasa Inggris siswa SMAN diJakarta.

2. Analisis DataUntuk melihat hubungan dan kontribusi motivasi

berprestasi, dan pemahaman silang budaya terhadapkemampuan komunikatif bahasa Inggris siswa, penelitian inimenggunakan statistik korelasi dan regresi ganda untukmenganalisis data numerik yang berkaitan dengan ketigavariabel penelitian.

3. Hipotesis PenelitianHipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut.a) Hipotesis nol:

1) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antaramotivasi berprestasi dan kemampuan komunikatifbahasa Inggris siswa SMAN di Jakarta;

2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antarapemahaman silang budaya dan kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa SMAN diJakarta; dan

3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antaramotivasi berprestasi, pemahaman silang budaya,dan kemampuan komunikatif bahasa Inggris siswaSMAN di Jakarta.

b) Hipotesis alternatif:

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

73

guru bahasa Inggris untuk memberikan bahan pelajaran tentangaspek budaya sebagai satu kesatuan dengan bahasa sasaranyang harus diterima siswa, sehingga siswa dapat menguasaikemampuan komunikatif bahasa Inggris secara benar. Budayadapat diartikan sebagai pola pikir dan pola tindak yangmengatur seseorang bagaimana berbahasa dan bertindak didalam lingkungan masyarakatnya. Brown menjelaskan bahwabudaya merupakan cara hidup bagaimana seseorang berada,berfikir, merasakan, dan berhubungan dengan orang lain dalamkelompok masyarakat tertentu. Di samping itu, budaya dapatjuga dianggap sebagai perekat antara seseorang dengan yanglain dalam kehidupan bermasyarakat. “Culture is a way of life.Culture is the context within which we exist, think, feel, andrelate to others. It is the glue that binds a group of peopletogether” (Brown, 1994: 164). Melengkapi pengertian budayatersebut, Murdock (1961) menyebutkan beberapa ciri universaldari budaya, antara lain bahwa budaya merupakan hasil akalpikiran manusia; memudahkan manusia dan lingkungannyaberinteraksi; dipelajari oleh seluruh anggota masyarakat; dandialihkan kepada generasi berikutnya.

Berdasarkan pengertian budaya di atas, dapat dikatakanbahwa pemahaman silang budaya merupakan penguasaanseseorang terhadap perbedaan budaya bertindak dan berbahasaibu dengan bahasa asing yang sedang dipelajari. Dalam hal ini,dapat juga dikatakan pemahaman silang budaya merupakanupaya-upaya yang dilakukan seseorang untuk memahami polaberbahasa dan berprilaku masyarakat lainnya. Mempertegaspengertian itu, Thomas (1983: 89) mengatakan pemahamansilang budaya sebagai pemahaman tata cara berkomunikasiantara dua orang dengan latar belakang bahasa dan budayayang berbeda. Adapun berhubungan dengan pengajaran bahasaInggris, aspek-aspek budaya yang perlu dipelajari oleh siswamenyangkut empat hal, yakni konvensi, konotasi, kondisioning,dan komprehensi (Hadley, 1993: 368-71).

Page 74: Penelitian Bahasa Dan Sastra

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

74

3. Motivasi BerprestasiDalam kehidupan sehari-hari, keberhasilan atau

kegagalan seseorang untuk meraih sesuatu selalu dikaitkandengan motivasi yang dimilikinya. Orang yang berhasildianggap memiliki motivasi yang kuat untuk meraihkeinginannya; sedangkan orang yang gagal dianggap tidakmemiliki motivasi yang kuat untuk meraih cita-citanya.Motivasi, dalam hal ini, dianggap sebagai dorongan yangmenggerakkan seseorang untuk meraih sesuatu. Dorongan itudapat berbentuk respons fisik terhadap sesuatu yang tidakmenyenangkan atau menyakitkan, seperti lapar dan rasa sakit;dan dorongan tersebut juga dapat berbentuk tujuan ataukeinginan yang akan dicapai. Secara umum, pengertianmotivasi yang banyak dipedomani berbunyi “Motivation iscommonly thought of as inner drive, impulse, emotions ordisire that moves one to a particular action; or in moretechnical terms, motivation refers to the choices people makeas to what experiences or goals they will approach or avoid,and the degree of effort they will exert in that respect”(Brown, 1993: 132). Dalam pengertian tersebut dapat dipahamibahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorangyang menggerakkannya melakukan sesuatu untuk mencapaiatau memenuhi keinginannya. Secara lebih rinci, Ausubel(1968: 368-9) menjelaskan enam jenis dorongan yang dimilikioleh seseorang, yakni kebutuhan untuk: 1)menemukan sesuatuyang baru; 2) membiasakan diri; 3) melakukan pekerjaan; 4)didorong oleh pihak lain; 5) memperoleh pengetahuan; dan 6)diakui dan diterima oleh orang lain.

Secara lebih mendalam, motivasi dapat diklasifikasikanberdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda, sepertiberdasarkan sumber dan tujuan. Berdasarkan sumbernya,motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi instrinsik danekstrinsik; sedangkan berdasarkan tujuannya, motivasi dapatdibedakan menjadi motivasi asimilatif, motivasi instrumental,

Proposal Penelitian Bahasa & Sastra

75

motivasi integratif, dan motivasi berprestasi. Di antara jenis-jenis motivasi tersebut, motivasi berprestasi memegang peranyang sangat penting dalam keberhasilan siswa dalam belajarbahasa Inggris. Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagaidorongan atau kecenderungan yang dimiliki siswa untukmengatasi berbagai masalah dan kesulitan dalam belajar sebaikmungkin (Back, 1990: 291). Motivasi berprestasi mendorongsiswa untuk terus-menerus berusaha semaksimal mungkinmencari berbagai cara dan strategi efektif untuk menguasaibahasa Inggris dengan baik. Motivasi berprestasi ini dapatditumbuhkan melalui pemberian saran dan nasehat, pemberianlatihan-latihan dan tugas-tugas bahasa yang menuntut siswauntuk terus berusaha; ataupun cara-cara lain yang dapatmenyemangati siswa untuk melakukan berbagai tindakan untukmengatasi masalah belajar yang dihadapi.

4. Kerangka BerfikirSesuai dengan tinjauan pustaka tersebut, tampak bahwa

kemampuan komunikatif berbahasa Inggris dipengaruhi olehbeberapa faktor, seperti motivasi berprestasi dan pemahamansilang budaya. Motivasi berprestasi membimbing siswa untukterus-menerus berusaha memecahkan bergam kesulitan belajarbahasa Inggris; sedangkan pemahaman silang budayamenentukan keberhasilan komunikasi yang menggunakanbahasa Inggris sebagai medianya. Pemahaman silang budayaini lebih banyak menentukan keberterimaan bahasa Inggrissecara sosial daripada gramatikal. Berdasarkan hal tersebutdapat diduga adanya hubungan yang berarti antara motivasiberprestasi, pemahaman silang budaya, dengan kemampuankomunikatif bahasa Inggris siswa. Bentuk hubungan tersebutdapat digambarkan, makin tinggi pemahaman silang budayadan motivasi berprestasi siswa, makin tinggi pula kemampuankomunikatif bahasa Inggrisnya. Artinya, tinggi rendahnyakemampuan komunikatif bahasa Inggris banyak ditentukanoleh motivasi berprestasi dan pemahaman silang budaya.