pendugaan bobot sapi dan kambing

22
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian ataupun pendugaan prestasi ternak dikalangan para peternak sangat penting untuk dilakukan. Hal ini menjadi penting karena pendugaan prestasi ini dapat menjadi parameter bagi para peternak untuk mengukur seberapa berhasilnya usaha pemeliharaan terhadap ternak mereka. Usaha pemeliharaan para peternak dikatakan berhasil jika ternak-ternak yang mereka pelihara dapat menunjukkan performans terbaiknya. Performans dari ternak itu sendiri dapat berupa berat badan yang dicapai ternak tersebut. Namun, banyak kendala yang menghambat untuk melaksanakan pendugaan prestasi pada ternak. Salah satu kendalanya yaitu tidak adanya alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan pendugaan prestasi ternak mereka. Misalnya seperti tidak tersedianya timbangan berkapasitas besar di peternakan yang masih skala produksinya kecil dan peralatan lain yang memiliki harga yang mahal. 1

Upload: yeni-widiawati

Post on 14-Dec-2015

188 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

ilmu tilik ternak

TRANSCRIPT

Page 1: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian ataupun pendugaan prestasi ternak dikalangan para peternak

sangat penting untuk dilakukan. Hal ini menjadi penting karena

pendugaan prestasi ini dapat menjadi parameter bagi para peternak untuk

mengukur seberapa berhasilnya usaha pemeliharaan terhadap ternak

mereka. Usaha pemeliharaan para peternak dikatakan berhasil jika ternak-

ternak yang mereka pelihara dapat menunjukkan performans terbaiknya.

Performans dari ternak itu sendiri dapat berupa berat badan yang dicapai

ternak tersebut. Namun, banyak kendala yang menghambat untuk

melaksanakan pendugaan prestasi pada ternak. Salah satu kendalanya yaitu

tidak adanya alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan pendugaan

prestasi ternak mereka. Misalnya seperti tidak tersedianya timbangan

berkapasitas besar di peternakan yang masih skala produksinya kecil dan

peralatan lain yang memiliki harga yang mahal.

Dengan demikian, dalam usaha untuk mengatasi kendala yang dihadapi

jika alat ukur untuk menduga berat badan ternak yang berkapasitas besar

tidak tersedia, dapat dilakukan penaksiran berat badan ternak tersebut

dengan menggunakan dimensi tubuhnya. Misalnya melalui panjang badan

dan juga lingkar dada, karena lingkar dada seekor ternak memiliki korelasi

yang sangat kuat untuk menduga berat hidup ternak. Dari adanya taksiran

dari berat badan ternak dan juga penilaian terhadap sifat-sifat kualitatif

maupun sifat kuantitatif ternak, maka diharapkan pendugaan prestasi

ternak tersebut dapat dilakukan oleh peternak.

1

Page 2: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mampu melakukan penilaian terhadap bagian-bagian tubuh sapi potong dan

kambing.

2. Mampu menduga prestasi sapi siap potong dan kambing berdasarkan hasil

penilaian terhadap bagian-bagian tubuh sapi potong dan kambing.

3. Mampu menduga prestasi sapi potong bibit berdasarkan hasil pengamatan

terhadap bagian-bagian tubuh sapi potong dan kambing.

2

Page 3: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kambing Rambon merupakan hasil persilangan antara kambing Peranakan

Etawah (PE) jantan dengan Kacang betina sehingga kandungan genetik kambing

Kacang dalam kambing Rambon lebih tinggi daripada kambing PE (Djajanegara

dan Misniwaty, 2005).

Kambing Rambon dikenal juga dengan nama kambing Jawarandu atau Bligon.

Penampilan kambing Bligon lebih mirip dengan kambing Kacang (Hardjosubroto,

1994; Devendra dan Burns; 1994; Batubara et al. 2009).

Parameter tubuh adalah nilai-nilai yang dapat diukur dari bagian tubuh ternak

termasuk ukuran-ukuran yang dapat diukur bagian tubuh tenak sapi, antara lain

ukuran kepala, tinggi, panjang, lebar, dalam dan lingkar. Indikator penilaian

produktivitas dapat dilihat berdasarkan parameter tubuh ternak tersebut. Parameter

tubuh yang sering digunakan dalam menilai produktivitas antara lain lingkar dada,

tinggi badan dan panjang badan. Berat badan juga merupakan indikator penilaian

produktivitas dan keberhasilan manajemen peternakan (Saladin, 1981).

Dalam usaha untuk mengatasi kendala yang dihadapi jika alat ukur untuk

menduga berat badan ternak yang berkapasitas besar tidak tersedia, dapat

dilakukan penaksiran berat badan ternak tersebut dengan menggunakan dimensi

tubuhnya. Misalnya melalui panjang badan dan juga lingkar dada, karena lingkar

dada seekor ternak memiliki korelasi yang sangat kuat untuk menduga berat hidup

ternak (Parakkasi, 1999).

Pendugaan umur dan berat badan seekor ternak menjadi sangat penting untuk

diketahui, khususnya bagi peternak dan pedagang ternak sehingga tidak terjadi

kecurangan-kecurangan yang dapat merugikan sebelah pihak (Sutardi, 1983).

3

Page 4: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

Lingkar dada diperoleh dengan melingkarkan seutas tali di belakang gumba

melalui belakang belikat. Sementara panjang badan diukur dari bahu hingga

penonjolan tulang duduk (Wahyudin 2007). Menurut Gunawan (1990), bahwa

ketelitian pengukuran akan lebih baik apabila ternak dikelompokkan menurut

jenis kelamin.

Menurut Y. Bambang Sugeng (2004) pemilihan bibit berdasarkan penilaian

bentuk luar akan semakin sempurna atau meyankinkan bila dengan dilanjutkan

pengukuran bagian-bagian tertentu seperti panjang tubuh, lebar dan dalam dada,

lingkar dada, dan sebagainya.

Lebar kemudi adalah jarak antara tepi sendi paha kiri dan kanan. Cara pengukuran

kita lakukan dengan menarik garis horizontal dari tepi luar sendi paha kiri dan

kanan. Ukuran ini merupakan besarnya tubuh sapi yang bersangkutan untuk

diukur melalu lingkar dada. Cara pengukuran kita lakukan dengan menggunakan

pita ukur atau raffia mengikuti lingkar dada atau tubuh di belakang bahu melewati

gumba. Dan, pada sapi berpunuk, pengukurannya tepat di belakang punuk.

Panjang badan merupakan jarak antara tepi depan sendi bahu dan tepi belakang

tulang tapis. Cara pengukuran kita lakukan dengan menarik garis horizontal dari

tepi depan sendi bahu sampai ke tepi belakang tulang tapis. Panjang tungging

merupakan jarak antara muka pangkal paha sampai tepi belakang tulang tapis.

Cara pengukuran kita lakukan dengan menarik garis horizontal dari tepi luar

pangkal paha sampai tepi belakang tulang tapis.

Undang Santosa (2001) menyatakan bahwa pengukuran ukuran tubuh ternak sapi

dapat dipergunakan untuk menduga bobot badan seekor ternak sapi dan sering

kali dipakai juga sebagai parameter teknis penentuan sapi bibit berbagai rumus

penentuan bobot badan berdasarkan ukuran-ukuran tubuh telah banyak diketahui,

bahkan berbagai penelitian telah mengoreksi rumus tersebut disesuaikan dengan

keadaan lingkungan, pengaruh genetis, dan waktu.

4

Page 5: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat diadakannya praktikum ilmu tilik ternak pada

ternak ruminansia besar dan kecil adalah sebagai berikut:

Hari/tanggal : Senin, 24 November 2014

Waktu : pukul 10.00 WIB s/d selesai.

Tempat : Kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ilmu tilik ternak

pada ternak ruminansia besar dan kecil adalah sebagai berikut:

Alat yang digunakan meliputi kartu penilaian sapi potong induk dan

jantan, serta kartu penilaian kambing induk dan jantan. Sedangkan bahan

yang digunakan adalah 2 ekor sapi jantan dan 1 ekor kambing jantan.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ilmu tilik ternak pada ternak

ruminansia besar dan kecil adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan terhadap sapi potong jantan dan juga kambing,

selanjutnya melakukan penilaian pada setiap individu ternak

ruminansia besar dan kecil tersebut.

2. Mengisi kartu-kartu penilaian dengan nilai yang merupakan hesil

pengamatan terhadap ternak ruminansia besar dan kecil yabg digunaka

praktikum.

3. Memberi peringkat pada sapi potong dan kambing berdasarkan nilai

yang diperoleh.

5

Page 6: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

4. Menulis laporan hasil praktikum tersebut dan menentukan sapi atau

kambing mana yang terbaik.

6

Page 7: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini adalah

sebagi berikut:

Tabel 1. Kartu penilaian sapi tipe pedaging jantan.

I. Keterangan ternak

Sapi A Sapi B

Bangsa sapi PO PO Persilangan

Umur sapi 4 tahun 4 tahun

Kondisi gigi seri 4 gigi permanen -

Nama sapi Williyam Philips

Tanda-tanda khusus Putih Hitam

II. Penilaian sifat kuantitatif sapi potong

No Bagian tubuh Nilai maksimal

Hasil pengukuran Hasil penilaian

Sapi A Sapi B Sapi A

Sapi B

1 Tinggi badan 10

2 Panjang badan

10 108 96 5 5

3 Lingkar badan

10 126 117 4 5

4 Berat badan 10 148 138 6 5

5 umur 10 4 4 5 5

Jumlah 20 20

Hasil penilaian sapi potong adalah sebagai berikut:

7

Page 8: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

Total nilai = (0,5) (jumlah nilai sifat kualitatif) + (0,5) (jumlah nilai sifat

kuantitatif)

Sapi A Sapi B=(0,5 x 0)+(0,5 x 20)=0 +10

Skor =10

=(0,5 x 0)+(0,5 x 20)=0 +10

Skor =10

Tabel 2. Kartu penilaian Kambing Jantan

I. Keterangan ternak : kambing jantan

Kambing A

Bangsa kambing Rambon

Umur kambing 1 tahun

Kondisi gigi seri Gigi seri sudah berubah

Nama kambing -

Tanda-tanda khusus Warna hitam

III. Penilaian sifat kualitatif kambing jantan

No. Unsur penilaian Skor

maksimum

Skor

I. Bagian Kepala 7

Kriteria standar

1. Bentuk kapala panjang, sempit, relatif

kecil

1

2. Mata sehat, cerah, sempurna 1

3. Profil wajah cembung 1

4. Rahang bawah sedikit lebih panjang

daripada rahang atas namun bersatu

dengan rahang atas secara sempurna

1

5. Telinganya panjang, pada bagian

pangkal (pertautan telinga dengan

kepala) tidak terdapat patahan, telinga

mengarah ke depan, daun telinga

menyerupai daun bambu, ujung telinga

1

8

Page 9: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

sedikit melipat

6. Tanduk pipih, kecil, melengkung ke arah

belakang

0

7. Pada kambing jantan terdapat bulu yang

panjanag pada dagu (jenggot)

0

8. Kepala berwarna hitam atau coklat 1

9. Mulut lebar 1

II. Bagian tubuh 8

Kriteria standar

1. Bentuk tubuh panjang dan terkesan

ramping

1

2. Leher panjang 2

3. Bulu tubuh berwarna putih 0

4. Bulu pada bagian leher, pundak,

punggung, paha panjang

1

5. Surai lebat dan panjang 0

6. Tubuhnya tegap, dadanya lebar dan

dalam

1

7. Punggungnya lurus 2

III. Bagian Kaki 5

Kriteria standar

1. Kaki panjang dan lurus, tegak, dan

simetris

4

IV. Bagian Organ Reproduksi 5

Kriteria standar

1. Kambing jantan: testis sepasang, besar,

kompak

4

Jumlah maksimum sifat kualitatif 25 22

IV. Penilaian sifat kuantitatif kambing jantan

No. Unsur penilaian Ukuran Hasil Skor

Max

Skor

9

Page 10: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

standar

(jantan/cm)

pengukuran .

I. Berat badan (kg) 54-65 - 5 -

II. Vital statistik

1. Tinggi badan (cm) 90-110 53 cm 5 4

2. Lingkar dada (cm) 89-97 65 cm 5 4

3. Panjang badan (cm) 63-68 56 cm 5 2

4. Dalam dada (cm) 35 28 cm 5 3

5. Lebar dada (cm) 17 17 cm 5 5

6. Tinggi pinggul (cm) 95-115 58 cm 5 3

7. Lebar pinggul (cm) 15 17 cm 5 5

III. Kepala

1. Panjang kepala (cm) - 20 cm 5 5

2. Lebar kepala (cm) - 13 cm 5 5

IV. Kaki

Lingkar pergelangan

kaki

1. Depan: - kiri (cm) 10 9 cm 5 4

- Kanan (cm)

10 9 cm 5 4

2. Belakang: - kiri (cm) 10 10 cm 5 5

- Kanan (cm)

10 10 cm 5 5

V. Organ Reproduksi

1. Jantan: lingkar testis (cm)

23 28 cm 5 5

VI. telinga

1. panjang (cm) 25-41 13 cm 5 3

2. Lebar (cm) 8-14 6 cm 5 3

VII. SuraiPanjang (cm)

23-28 - 5 -

Jumlah nilai maksimum sifat

kuantitatif

75 65

10

Page 11: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

Hasil penilaian kambing jantan adalah sebagai berikut:

Nilai yang diperoleh pada penilaian kambing jantan yaitu diperoleh:

Total nilai = (0.25) (jumlah nilai sifat kualitatif) + (0,75) (jumlah nilai sifat

kuantitatif)

= (0,25) (22) + (0,75) (65)

= 5,5 + 48,75

= 54,25.

B. Pembahasan

1. Penilaian sapi potong

Tujuan dari penilaian terhadap sapi potong ini adalah untuk menduga

sapi yang siap dipotong. Penilaian yang dilakukan meliputi seluruh

bagian tubuh dari sapi tersebut. Masing-masing bagian tubuh telah

dikelompokkan menurut bagian-bagiannya. Pengelompokannya sendiri

berdasarkan penilaian sifat kualitatif sapi jantan yaitu sebagai berikut:

Penilaian sifat kualitatif ini meliputi:

Kepala dan leher

Warna bulu

Dada dan punggung

Pinggang dan punggung

Paha dan kaki

Pertumbuhan dan keharmonisan bentuk

Testis (besarnya sesuai dengan tubuhnya, simetris, dan

konformasi baik)

Penilaian pada sapi jantan ini hanya dilakukan penilaian terhadap sifat

kuantitatif. Paramenter yang diukur pada penilaian kuantitatif yaitu

meliputi tinggi badan, panjang badan, lingkar dada, berat sapi, dan umur

sapi. Masing-masing bagian tersebut telah dilakukan pengukuran dan hasil

yang diperoleh telah dilakukan penilaian. Skor yang diperoleh pada

11

Page 12: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

penilaian sifat kuantitatif pada sapi jantan A dan B diperoleh skor masing-

masing 10 poin.

Berdasarkan pada pengamatan dan penilaian yang telah dilakukan, maka

sapi jantan B (Phillips) dan sapi jantan A (pangeran William) yang

memperoleh skor yang sama yaitu hanya 10 poin.

2. Penilaian kambing potong

Penilaian yang dilakukan pada kambing jantan tipe pedaging ini

meliputi penilaian sifat kualitatif dan sifat kuantitatif.

a. Penilaian sifat kualitatif

Meliputi:

Bagian kepala

Bagian tubuh

Bagian kaki

Organ reproduksi

Masing - masing dari poin di atas memiliki bagian masing – masing

untuk dinilai dan nilai maksimum untuk sifat kualitatif yaitu 25 poin.

b. Penilaian sifat kuantitatif

Meliputi:

Berat badan

Vital statistik (ukuran tubuh); tinggi badan, lingkar dada,

panjang badan, dalam dada, lebar dada, tinggi pinggul, dan

lebar pinggul.

Kepala; panjang kepala dan lebar kepala.

Kaki; lingkar pergelangan kaki.

Organ reproduksi; lingkar testis.

Telinga; panjang dan lebar telinga.

Surai; panjang surai.

12

Page 13: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

Total nilai maksimum dari sifat kuantitatif adalah 75 poin. Jadi, total nilai

dari penggabungan nilai sifat kualitatif dan nilai sifat kuantitatif adalah

100 poin.

Pada penilaian sifat kualitatif pada Kambing Kacang yaitu sebesar 22

poin dari nialai maksimum 25 poin. Kambing jantan yang diamati

memang memiliki penampilan yang baik. Dilihat dari warna bulu, bentuk

tubuh hingga kondisi tubuhnya yang gemuk dapat dipastikan bahwa nilai

sifat kualitatif kambing jantan tersebut memang baik. Sedangkan nilai

dari sifat kuantitatif yang diberikan yaitu sebesar 65 poin dari nilai

maksimum 75 poin. Nilai 65 sudah termasuk nilai yang bagus untuk

ukuran penilaian terhadap sifat kuantitatif kambing jantan.

Pada pengukuran vital statistik, ukuran telinga, dan panjang surai hasil

yang diperoleh sedikit tidak sesuai dengan ukuran normal pada kambing

jantan. Hal ini dapat terjadi karena kriteria standar yang digunakan

sebagai penilaian adalah ukuran yang digunakan pada kambing

peranakan etawah, sedangkan penilaian dan pengukuran yang dilakukan

adalah pada kambing kacang. Oleh karenanya, hasil yang diperoleh pada

saat pengukuran agak sedikit di bawah standar. Untuk hasil pengukuran

yang lain yang meliputi pengukuran pada kepala, kaki, dan organ

reproduksi telah sesuai dengan ukuran normal pada kambing jantan.

Jadi, total nilai yang diperoleh untuk penilaian prestasi kambing jantan

setelah dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus yaitu

sebesar 54,25 poin.

13

Page 14: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Berdasarkan pada pengamatan dan penilaian yang telah dilakukan, maka

sapi jantan B (Phillips) dan sapi jantan A (pangeran William) yang

memperoleh skor yang sama yaitu 10 poin.

2. Nilai dari penilaian sifat kualitatif pada kambing jantan yaitu sebesar 22

poin, sedangkan nilai pada sifat kuantitatif yaitu 65 poin. Total nilai yang

diperoleh yaitu 54,25 poin.

3. Perbedaan hasil pengukuran pada ukuran vital statistik kambing jantan

diperoleh berbeda dengan ukuran standar. Hal ini dapat terjadi karena

kriteria standar yang digunakan sebagai penilaian adalah ukuran yang

digunakan pada Kambing Peranakan Etawah, sedangkan penilaian dan

pengukuran yang dilakukan adalah pada Kambing Kacang. Oleh

karenanya, hasil yang diperoleh pada saat pengukuran agak sedikit di

bawah standar.

14

Page 15: Pendugaan Bobot Sapi Dan Kambing

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, A. M. Doloksaribu, dan B. Tiesnamurti. 2009. Potensi keragaman

sumberdaya genetik kambing lokal Indonesia. Lokakarya Nasional Pengelolaan

dan Perlindungan Sumber Daya Genetik di Indonesia: Manfaat Ekonomi untuk

Mewujudkan Ketahanan Nasional.

Djajanegara, A. dan A. Misniwaty. 2005. Pengembangan usaha kambing dalam

konteks sosial-budaya masyarakat. Lokakarya Nasional Kambing Potong. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. Indonesia.

Gunawan B. 1990. Pendugaan Model Fungsi Pertumbuhan Anak Domba Sebelum

Penyapihan. Pros. Sarasehan Usaha Ternak Domba dan Kambing Menyongsong

Era PJP II. Bogor

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Universitas

Press. Jakarta

Sugeng, Y.Bambang. 2004. Sapi Potong. Jakarta: Penebar Swadaya

Saladin, R. 1981. Ilmu Tilik Ternak. Diktat. Fakultas Peternakan Universitas

Andalas, Padang

Santosa, Undang. 2001. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Jakarta:

Penebar Swadaya

Sutardi, T. 1983. Pengaruh Kelamin dan Kondisi Tubuh terhadap Hubungan

Bobot Badan dan Lingkar Dada pada Sapi. Media Peternakan. Jakarta

15