pendidikan seni ruparepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...seni rupa merupakan sebuah...

70
PENDIDIKAN PENDIDIKAN SENI RUPA SENI RUPA PENDIDIKAN SENI RUPA Anggy Giri Prawiyogi Anggy Giri Prawiyogi Anggy Giri Prawiyogi Sri Wulan Anggraeni Sri Wulan Anggraeni Sri Wulan Anggraeni

Upload: others

Post on 27-Jul-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

PENDIDIKANPENDIDIKAN

SENI RUPASENI RUPA

PENDIDIKAN

SENI RUPA

Anggy Giri PrawiyogiAnggy Giri PrawiyogiAnggy Giri Prawiyogi

Sri Wulan AnggraeniSri Wulan AnggraeniSri Wulan Anggraeni

Page 2: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

Anggy Giri Prawiyogi dilahirkan di Subang, 14 Juni 1987 dari

Ayah Yoyo Waluyo, S.Pd, dan Ibunda tercinta Ida Widaningsih,

serta istri tercinta Annita Rosalina, M.Pd, dan dikarunia dua

orang putri yang bernama Alifa Dzakiyya Talita dan Aleesya

Meidina Azzahra. Pendidikan SDN 2 Cisalak 1999, SLTPN 1

Cisalak 2002, SMAN 3 Subang 2005, S1 PGSD UPI 2011, S2

PENDAS UPI 2016. Dosen tetap Universitas Buana Perjuangan,

Mengajar di SDIT Cendekia Purwakarta, SMK Farmasi, UPI

Kampus Purwakarta, dan STKIP Purwakarta.

Sri Wulan Anggraeni dilahirkan di Bekasi pada tanggal 07 Februari 1988, anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H.Mardjuki dan Ibu Limih. Memulai pendidikan SDN Muktiwari 02 lulus tahun 2000, SMPN 1 Tambelang kabupaten Bekasi lulus tahun 2003. SMAN 1 Cikarang Utara Kabupaten Bekasi lulus tahun 2006. (S1) Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia lulus Tahun 2011,

pada Tahun 2012 melanjutkan Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta Program Pascasarjana (S2) pada Program Studi Pendidikan Dasar hingga akhirnya dapat menyelesaikan dengan memperoleh gelar Magister Pendidikan lulus pada tahun 2015. Pengalaman bekerja penulis dimulai sebagai guru Sekolah Dasar tahun 2007-2015. Dosen Luar Biasa di Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2015. Dosen Luar Biasa di STAI Bani Saleh Bekasi tahun 2015. Pada tahun 2016 diangkat menjadi Dosen Tetap di Universitas Buana Perjuangan Karawang sampai dengan sekarang.

FBIS Publishing

KK opmaopmaK opma

enterenterenterCCopyopyCopy

D De es si ig gn n

Design

0812 8865 5120812 8865 5120812 8865 512

TENTANG PENULIS

Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita

bisa berkarya yang luar biasa, yang terlahir dari tangan-tangan terampil karya Allah SWT.

Pendidikan seni rupa sangat

penting diterapkan kepada setiap manusia, karena dengan seni

rupa manusia siap menghadapi kehidupan nyata.

Page 3: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

PENDIDIKAN SENI RUPA

Penulis:

Anggy Giri Prawiyogi

Sri Wulan Anggraeni

Penerbit: FBIS PUBLISHING (FBIS UBP Karawang)

Page 4: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

Judul

PENDIDIKAN SENI RUPA

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak dan/atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk

apapun, baik secara elektronis maupun mekanis termasuk memfotocopy, merekam atau dengan

teknik penyimpanan lainnya tanpa izin tertulis dari penerbit.

Penulis : Anggy Giri Prawiyogi dan Sri Wulan Anggraeni

Penerbit : FBIS Publishing (FBIS UBP Karawang)

Jl. H.S. Ronggowaluyo, Puseurjaya, Teluk Jambe Timur, Karawang

41361, Telp: (0267) 8403140

Editor : Anggy Giri Prawiyogi

Desain Cover : Kopma UPI

ISBN : 978-602-0703-25-1

Cetakan I : 08 Maret 2019

Page 5: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

“ Muda berkarya

Berkreasi tiada henti”

A = AGAMA (dengan agama hidup terarah)

S = SENI (dengan seni hidup menjadi indah)

I = ILMU (dengan ilmu hidup menjadi mudah)

ASI

Page 6: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

i Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd

Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

pengantar

penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,. salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada

Nabi Muhamad SAW. Terima kasih pula kepada ayah dan ibunda tercinta yang

senantiasa terus mendoakan setiap waktu, sehingga modul yang berjudul ‘’Pendidikan

Seni Rupa’’ ini dapat diselesaikan. Pemahaman tentang dasar-dasar pendidikan seni

rupa diperlukan guru baik untuk menyusun silabus dan rencana pembelajaran (RPP),

menyiapkan pembelajaran, maupun untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Modul ini berisi uraian yang ringkas mengenai wawasan seni rupa, konsep dasar

seni rupa, jenis karya seni rupa, peranan seni rupa, metode pembelajaran seni rupa di

SD, perkembangan seni rupa anak SD, pengertian dasar estetika, dan kreativitas

perkembangan dan permasalahan seni rupa yang diperlukan mahasiswa PGSD untuk

mengajar dan mengembangkan kreativitas seni rupa. Semoga materi yang terdapat

dalam buku ini dapat menjadi referensi berharga, yang pada gilirannya turut

mengantarkan dan meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar seni rupa dan

memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada para mahasiswa, guru, dan

masyarakat secara umum.

Mohon maaf apabila ada kesalahan kata ataupun penulisan, karena kebenaran

hanyalah milik Allah SWT, kritik pembaca sangat membangun kreativitas penulis.

Terima kasih.

Purwakarta, 08 Maret 2019

Penulis

Page 7: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

ii Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd

Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Daftar isi

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

BAB II WAWASAN SENI RUPA .............................................................................. 3

A. Pengetahuan Seni Rupa............................................................. 3

B. Unsur-unsur Seni Rupa ............................................................. 3

C. Fungsi Seni Rupa ...................................................................... 5

D. Macam-macam Seni Rupa ........................................................ 6

BAB III Konsep Dasar Seni Rupa ............................................................................... 8

A. Konsep Seni .............................................................................. 8

B. Konsep Seni Rupa ..................................................................... 9

C. Konsep Pendidikan Seni ........................................................... 9

D. Konsep Pendidikan Seni Rupa SD ............................................ 10

E. Perlunya Pendidikan Seni Rupa di SD...................................... 10

F. Seni Sebagai Media Pendidikan................................................ 11

G. Peranan Guru Seni Rupa ........................................................... 12

BAB IV JENIS KARYA SENI RUPA .......................................................................... 13

A. Berkarya Seni Rupa Dwimatra (Dua Dimensi) ........................ 13

B. Berkarya Seni Rupa Trimatra (Tiga Dimensi) .......................... 20

C. Origami (Seni Melipat Kertas).................................................. 21

D. Berkarya Seni Kerajinan Simpul (Makrame) ........................... 21

BAB V PERANAN SENI RUPA ............................................................................... 34

A. Peranan Anak Usia Dini............................................................ 36

B. Peranan Guru ............................................................................ 36

C. Peranan Sekolah ........................................................................ 36

Page 8: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

iii Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd

Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

BAB VI METODE PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD ................... 37

A. Strategi Pembelajaran Seni Rupa .............................................. 37

B. Model Pembelajaran Seni Rupa ................................................ 37

C. Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa ........................................ 38

BAB VII PERKEMBANGAN SENI RUPA ANAK SD ............................. 40

A. Feriodesasi Menurut Kerchenstener .......................................... 40

B. Feriodesasi Menurut Cyrl Burt .................................................. 40

C. Periodisasi Menurut Viktor Lowenfeld Dan Lambert Brittain 40

D. Perkembangan Seni Rupa Anak Sekolah Dasar ........................ 41

E. Perlunya Pendidikan Seni Rupa Di SD ..................................... 44

BAB VIII PENGERTIAN DASAR ESTETIKA ......................................... 45

BAB IX KREATIVITAS PERKEMBANGAN DAN

PERMASALAHAN SENI RUPA ............................................... 48

A. Pengertian Kreatif ...................................................................... 48

B. Pengertian Empatik ................................................................... 50

C. Pengertian Imajinasi .................................................................. 51

D. Pengembangan Potensi pada Anak ............................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61

RIWAYAT PENULIS ................................................................................... 62

Page 9: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

1 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

1

Pendahuluan

buku Pendidikan Seni Rupa ini merupakan salah satu sumber dalam proses

pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa bagi mahasiswa PGSD. Pendidikan seni

rupa merupakan salah satu pelajaran Seni Budaya di samping seni musik, seni tari dan seni

drama atau sering disebut seni teater. Pendidikan seni rupa dapat diartikan sebagai salah satu

cara mendidik tentang keberagaman hasil-hasil karya tangan manusia yang bisa dilihat dan

digunakan sehari-hari dalam kehidupan manusia. Pendidikan seni rupa yang pada umumnya

selalu diterapkan pada tiap sekolahan dimana belajar seni rupa berawal dari tingkat

TK/PAUD hingga perguruan tinggi, tak luput kita belajar seni rupa. Banyak disekeliling kita

hasil-hasil dari seni rupa tetapi kita tidak sadar akan hasil dari seni rupa tersebut. Maka dari

itu modul ini bertujuan untuk meningkatkan pelajaran yang berlangsung pada kegiatan

pembelajaran di sekolahan umumnya, khuisusnya di tingkatan Sekolahan Dasar.

Guru seni rupa dituntut untuk mengembangkan pembelajaran secara lebih

professional, yang secara umum mencakup perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

Modul ini dimaksudkan untuk memberikan pendalaman tentang aspek-aspek pembelajaran

seni rupa serta ruang lingkup seni rupa yang di dalamnya terdapat berbagai cara untuk belajar

seni rupa sehingga peserta didik tidak jenuh dan tidak monoton belajar seni rupa, sehingga

dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi peserta pendidikan profesi guru.

Berdasarkan pemaparan di atas maka modul ini mencakup sembilan bab sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan,

Bab II Wawasan Seni Rupa,

Bab III Konsep Dasar Seni Rupa,

Bab IV Jenis Karya Seni Rupa,

Bab V Peranan Seni Rupa,

Bab VI Metode Pembelajaran Seni Rupa di SD,

Bab VII Perkembangan Seni Rupa Anak SD,

Bab VIII Pengertian Dasar Estetika, dan

Bab IX Kreativitas Perkembangan dan Permasalahan Seni Rupa.

Dengan pembelajaran modul ini, mahasiswa PGSD diharapkan mampu mencapai

kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

a. Mendeskripsikan berbagai fungsi atau manfaat pembelajaran seni rupa dalam pendidikan,

b. Mendeskripsikan tahap-tahap dan karakteristik gambar anak-anak sebagai landasan

pembelajaran seni rupa,

c. Mampu mengembangkan bakat dan kreativitas sehingga menciptakan karya-karya baru

dalam seni rupa,

Page 10: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

2 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

d. Mendeskripsikan kaidah-kaidah pelaksanaan pembelajaran seni rupa,

e. Mengetahui jenis-jenis seni rupa,

f. Mengembangkan metode dan bahan ajar seni rupa di SD,

g. Mengetahui peranan seni rupa yang diterapkan oleh guru terhadap peserta di Sekolah

Dasar,

h. Mengetahui perkembangan seni rupa dari dulu sampai sekarang,

i. Mendeskripsikan pengertian esttika, serta

j. Mengembangkan kreativitas seni rupa dan megetahui permasalahan seni rupa.

Page 11: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

3 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

2

wawasan seni rupa

A. Pengetahuan seni rupa

secara Umum, Pengertian Seni Rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni

dengan media yang ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa juga

diartikan sebagai hasil ciptaan kualitas, hasil, ekspresi, atau alam keindahan atau segala hal

yang melebihi keasliannya serta klasifikasi objek-objek terhadap kriteria tertentu yang

diciptakan menjadi suatu struktur sehingga dapat dinikmati menggunakan indera mata dan

peraba.

Pengetahuan merupakan tindakan yang berkembang dan tidak statis. Ketika kita

belajar, kita terus mengubah pemahaman kita tentang dunia. Apa yang saya pikirkan hari ini

pasti akan berubah ketika saya mendapat lebih banyak informasi esok hari. „‟carilah ilmu

sampai ke Negeri Cina‟‟ itulah pepatah untuk memacu kita supaya tak hentinya kita mencari

ilmu dan mengamalkannya, karena dengan ilmu kita menjadi tahu, dengan ilmu kita menjadi

bermutu, dengan ilmu pasti diri kita akan maju. Pengetahuan yang sering menjadi fokus

pelajaran di sekolaha seharusnya menjadi batu loncatan bagi siswa untuk mengeksplorasi

gagasan tentang hubungannya dengan dunia. Dengan kata lain, pengetahuan tidak bersifat

pasti. Karena para ilmuwan terus mengeksplorasi alam semesta, dengan sendirinya teori-teori

mereka berkembang dan berubah.

Pengertahuan seseorang bukan merupakan ringkasan verbal dari p[engetahuan orang

lain, melainkan reporter pikiuiran-pikiran, tindakan-tindakan, hubungan-hubungan dan

perasaan-perasaan orang itu sendiri. Dengan dasar pemikiran seperti ini, guru dapat berperan

di kelas dengan membuat para siswanya bekerja secara aktif dengan pengetahuan dan bukan

sekedar meniru pengetahuan orang lain. Di sinilah peranan penting seni.

b. Unsur-Unsur Seni Rupa

unsur-Unsur Seni Rupa - Seni rupa dibangun dari beberapa unsur yang saling

membentuk suatu kesatuan padu sehingga dapat dinikmati secara utuh. Unsur-unsur seni rupa

merupakan unsur yang digunakan untuk mewujudkan sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur

seni rupa yaitu sebagai berikut:

1. Titik

Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar yang melahirkan suatu wujud dari ide-

ide atau gagasan yang melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang

menggunakan kombinasi dari berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan

Pointilisme.

Page 12: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

4 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

2. Garis

Garis adalah unsur seni rupa sebagai hasil dari penggambungan unsur titik.

Berdasarkan jenisnya, garis dibedakan dari garis lurus, panjang, lengkung, pendek, vertikal,

horizontal, diagonal, berombak, patah-patah, siral, putus-putus dan lain-lain. Macam-macam

garis tersebut akan menimbulkan kesan-kesan tertentu seperti garis lurus berkesan tegak dan

keras, garis patah-patah terkesan kaku, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, dan garis

spiral berkesan lentur.

Selain itu, garis juga memberikan kesan watak sehingga dapat digunakan sebagai

perlambaan misalnya..

Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan.

Garis halus, melengkung-melengkung berirama mengesankan kelembutan kewanitaan.

Garis miring, melambangkan akan kegoncangan, gerak, tidak stabil.

Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan atau melangmbangkan kekuasaan.

Sedangkan, berdasarkan wujud garisnya yaitu sebagai berikut:

Garis nyata, ialah garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.

Garis semu, yaitu garis yang muncul karena terdapat kesan balance pada bidang, warna

atau ruang.

3. Bidang

Bidang adalah pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga dapat

membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang memiliki sisi panjang, dan

lebar dengan memiliki ukuran.

4. Bentuk

Bentuk adalah unsur seni rupa dari gabungan berbagai bidang. Bentuk dikelompokkan

dalam 2 macam yaitu sebagai berikut:

a. Bentuk Geografis, ialah bentuk yang terdapat ilmu ukur seperti

1). Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.

2). Bentuk silindris, contohnya tabung, bola dan kerucut.

b. Bentuk Nongeometris, adalah bentuk yang meniru bentuk alam, seperti hewan, manusia

dan tumbuhan.

5. Ruang

Ruang adalah unsur seni rupa dengan dua sifat. Dalam seni rupa dua dimensi, ruang

besifat semu sedangkan dalam seni rupa tiga dimensi, ruang bersifat nyata. Ruang juga

digolongkan menjadi dua yaitu Ruang dalam bentuk nyata, seperti ruangan kamar, ruangan

patung. Ruangan dalam bentuk khayalan (ilusi) seperti ruangan yang terkesan dari lukisan.

6. Warna

Warna adalah unsur seni rupa yang menimbulkan kesan dari pantulan cahaya pada

mata. Warna dikelompokkan dalam beberapa macam yaitu sebagai berikut:

Warna Primer, adalah warna dasar yang tidak diperoleh dari campuran warna lain. Warna

primer terdiri dari warna merah, kuning dan biru.

Warna Sekunder, adalah warna yang dapatkan dari campuran dua warna primer dalam

takaran tertentu.

Page 13: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

5 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Warna Tersier, adalah warna yang didapatkan dari pencampuran warna sekunder

Warna Analogus, adalah deretan warna yang letaknya berdampingan dalam satu lingkaran

warna atau berdekatan, seperti deretan warna hijau ke warna kuning.

Warna Komplementer, adalah warna yang kontras dan letaknya bersebrangan yang

dibentuk dalam satu lingkaran warna, misalnya warna merah dengan hijau, warna kuning

dengan warna ungu.

7. Tekstur

Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada

sebuah karya seni rupa. Setiap benda memiliki sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dapat

dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama

antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan teksur semu adalah kesan yang tidak sama antara

penglihatan dan perabaan.

8. Gelap Terang

Gelap terang adalah unsur yang bergantung dari intensitas cahaya. Semakin besar

intensitas suatu cahaya maka semakin terang, sedangkan semakin kecil intensitas cahaya,

maka akan semakin gelap. Dalam karya seni rupa dua dimensi, unsur gelap terang dibuat

menurut gradiensi dan pemilihan warna yang ada.

c. Fungsi Seni Rupa 1. Fungsi Individu

a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fiisk

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk homofaber yang memiliki kecakapan untuk

apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan memang mengacu kepada

pemuasan kebutuhan fisik sehingga dari segi kenyamanan menjadi hal yang penting. Sebagai

contoh seni bangunan, seni furniture, seni pakaian/textile, seni kerajinan, dll.

b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional

Setiap orang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman dari

setiap orang sangatlahberbedauntuk mempengaruhisisi emosional atau perasaannya.

Contohnya perasaan sedih, gembira, letif-lelah, kasihan, cinta, benci, dll. Manusia mampu

merasakan semua itu karena di dirinya terdapat dorongan emosional karena merupakan situasi

kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia

memerlukan dorongan dari luar dirinya yang sifatnya menyenangkan, memuaskan kebutuhan

batinnya. Contohnya mengalami keletihan sehingga membutuhkan rekreasi seperti teater,

menonton biskop, konsert, pameran seni dll.

2. Fungsi Sosial

a. Fungsi Sosial Seni dibidang Rekreasi

Banyak aktivitas seseorang membuat mereka merasakan kejenuhan sehingga orang

tersebut memerlukan penyebaran seperti berlipur ke tempat rekreasi objek wisata (rekreasi

alam). dan Seni rupa juga sebagai benda rekreasi seperti seni teater, pameran lukisan,

pagelaran musik, dan pameran bonsai. Arti seni benda rekreasi adalah seni yang menciptakan

kondisi bersifat penyebaran dan pembaharuan kondisi yang telah ada.

b. Fungsi Sosial Seni bidang Komunikasi

Page 14: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

6 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Setiap manusia pasti berkomunikasi dengan bahasa karena merupakan sarana

komunikasi paling efektif dapat dengan mudah dimengerti. Namun bahasa memiliki

keterbatasan karena tidak semua bahasa dapat dimengerti seluruh orang didunia ini karena

bahasa setiap negara berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan bahasa universal yang

digunakan untuk berkomunikasi di seluruh dunia ini. Berdasarkan pernyataan tersebut, seni

diyakini dapat berperan sebagai bahasa universal. seperti affandi yang berkomunikasi ke

seluruh dunia dengan lukisannya, Shakespare berkomunikasi dengan puisi-puisinya.

Berdasarkan dari contoh nyata tersebut, seni dapat menembus batasan-batasan verbal, maupun

perbedaan lahiriah setiap orang.

c. Fungsi Sosial di bidang Pendidikan

Dalam arti luas, pendidikan adalah suatu kondisi yang bertransformasi yang

mengakitkan kondisi tertentu menjadi lebih maju. Seni dapat memberikan pendidikan karena

dari setiap pertunjukan seni terdapat makna yang disampaikan. Seni bermanfaat untuk

membimbing dan mendidik mental dan tingkahlaku seseorang berubah menjadi kondisi yang

lebih maju dari sebelumnya. Dari ha ini, bahwa seni menumbuhkan pengalaman estetika dan

etika.

d. Fungsi Sosial Seni dibidang Rohani

Menurut Kar Barth bahwa keindahan bersumber dari Tuhan. Agama merupakan salah

satu sumber insiperasi seni yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-

pengalaman religi menggambarkan bentuk nilai estetika.

Tidak hanya itu fungsi nya seni dapat dilihat dibawah ini:

Memuaskan batin seniman penciptanya atau memberikan kepuasan tersendiri

Memberikan keindahan yang dinikmati secara luas berdasarkan penilaian yang berbeda.

Menyampaikan nilai-nilai budaya dan ekspresi seniman

Sebagai benda kebutuhan sehari-hari atau benda praktis

Sebagai media atau alat untuk mengenang suatu peristiwa tertentu

Sebagai sarana ritual keagamaan.

D. Macam-Macam Seni Rupa Macam-Macam seni dikelomokkan menurut wujud, massa dan fungsinya yaitu

sebagai berikut:

1. Macam-Macam Seni Rupa Berdasarkan Wujudnya

Seni Rupa Dua Dimensi, adalah seni rupa dengan karya dua ukuran, yaitu panjang dan

lebar. Seni rupa dua dimensi hanya dapat dilihat dari satu arah yaitu dari arah depan. Contoh

seni rupa dua dimensi adalah seni lukis, seni batik, sketsa, dan seni ilustrasi.

Seni Rupa Tiga Dimensi, adalah seni rupa yang yang memiliki tiga ukuran panjang,

lebar dan tinggi atau tebal (memiliki volume). Hasil dari karya seni dapat dinikmati atau

dihayati dari sembarang arah pandang. Contoh seni rupa tiga dimensi adalah seni kriya, seni

taman, seni bangunan, dekorasi dan lain-lain.

Page 15: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

7 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

2. Macam-Macam Seni Rupa Berdasarkan Massanya

Seni Rupa Tradisional, adalah seni rupa yang dibuat dengan pola, aturan, atau pakem

tertentu sebagai pedoman dalam berkarya seni dan dibuat berulang-ulang tanpa merubah

bentuk aslinya. Aturan-aturan umum terkait dengan penciptaan bentuk, ola, corak,

penggunaan warna, bahan dan ukuran, Aspek-aspek berkarya seni seni rupa tradisional

misalnya masih dipertahankan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi sampai

sekarang. Sehingga seni rupa bersifat statis, sejak dulu hingga sekarang bentuk dan coraknya

tidak mengalami perubahan.

Seni Rupa Modern, adalah karya seni yang ditandai dengan munculnya kreativitas

untuk mencitakan hal yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Unsur kebaharuan

menjadi sangat penting dan harus ada untuk memberikan karya seni rupa modern yang

mengutamakan aspek kreativitas dalam berkarya sehingga tercipta suatu karya yang baru.

Sehingga seni rupa modern bersifat lebih individualis. Contoh seni rupa modern berupa

lukisan, grafis, patung dan kriya.

Seni Rupa Kontemporer, adalah karya seni yang pemunculannya dipengaruhi oleh

waktu dimana karya seni tersebut diciptakan. Seni rupa kontemporer bersifat kekinian dan

temporer yang diangkat dari seni rupa kontemporer mengenai situasi dan kondisi saat karya

tersebut diciptakan yang biasa untuk ekspresi pribadi seniman dan mengungkapkan daya

fantasi, imajinasi, maupun dengan cita-cita harapan yang dikaitkan mengenai situasi dan

kondisi kapan karya tersebut diciptakan.

3. Macam-Macam Seni Rupa Berdasarkan Fungsinya

Seni Rupa Terapan, adalah seni rupa yang dihadirkan dari tujuan praktis. Karya yang

digunakan dari benda-benda dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti senjata, poster,

keramik, rumah dan lain-lain.

Seni Rupa Murni adalah karya seni rupa yang diciptakan bukan untuk tujuan

digunakan melainkan untuk mengungkapkan ide dari penciptanya dan hanya mengutamakan

nilai keindahan. Seni rupa terapan, bebas untuk semua orang dalam mengungkapkan

keinginan, harapan, impian, khayalan dalam karya seninya.

Page 16: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

8 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

3

KONSEP DASAR SENI RUPA SD

A. KONSEP SENI 1. Pengertian Seni

Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun

dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “sani”

yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya

dengan keberangkatan orang/seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian

ilmu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang atau

karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena

kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh

suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.

Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik

indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara

berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam

cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.

2. Sifat Seni Secara Umum

Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian

kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan

orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara

diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa

suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit

G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya.

Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh,

Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang

merupakan identitas dari karya mereka.

Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu

melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus

menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui

perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu.

Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan

tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti

yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi atau keabadian.

Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau

tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada

kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah

Page 17: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

9 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan,

hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan

terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat

sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll.

Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh

cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak

mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan

bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat

lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa

pembuatnya.

B. KONSEP SENI RUPA Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan

dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen

serta prinsip-prinsip desain. Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan

tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan

ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi

dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media

yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).

Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan

salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni,

karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar,

sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar

tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu

juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta

kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan dapat melatih

potensi-potensi yang bermanfaat.

Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual atau tampak

ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba,

maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut,

dsb. Namun tidak menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak

nyata) atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh sesuatu

yang tampak, misalnya sebuah foto kayu: disitu seolah-olah kita melihat adanya tekstur

namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya.

C. KONSEP PENDIDIKAN SENI Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan

pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan

untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif.

Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan

membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat

Page 18: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

10 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki

keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.

Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara

lain: aspek grahita, aspek garapan, aspek tata kesungguhan, kepekaan, daya produksi,

kesadaran berkelompok, dan daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk

meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan

artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD

bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi

melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan. Selain

mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan

mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif,

dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.

Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media

bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui

bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni

diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan

mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan

keinginan terhadap seni.

D. KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan

dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah

pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah

Pendidikan Seni rupa. Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga

beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga

apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak

pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan

pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat

dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-

anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan

aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya

sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat

pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar,

menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa,

menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu

Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.

E. PERLUNYA PENDIDIKAN SENI RUPA DI SD Menurut Sternberg, kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi

keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan

atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki

Page 19: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

11 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil

keputusan- keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan

sesorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga tidak meledak dan akhirnya

dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. (Sternberg, Saloveri dalam Tolopan; 1997)

Menurut Pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan bersosialisasi

sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Dengan seni rupa akan

membantu anak-anak untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam

pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka. Anak-anak dengan

kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar

kelompok dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain. Anak merupakan pribadi sosial

yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya.

Menurut Goleman (1995) mengatakan bahwa idealnya seseorang dapat menguasai

ketrampilan kognitif sekaligus ketrampilan sosial emosional.Melalui bukunya yang terkenal

“Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spektrum kecerdasan, dengan

demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli.

Perkembangan Kognitif tidak dating dengan sendirinya. Untuk mendorong pertumbuhan,

kurikulum yang disusun berdasarkan atas taraf perkembangan anak. Serta harus dapat

memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui pendidikan senirupa di

sekolah.

f. seni sebagai media pendidikan Kegiatan bermain merupakan kegiatan jasmani dan rohani yang penting untuk

diperhatikan oleh pendidik. Sebagian besar perkembangan kepribadian anak, misalnya sikap

mental, emosional, kreativitas, estetika, sosial, dan fisik, dibentuk oleh kegiatan

permainannya. Permainan anak-anak yang bernilai edukatif dapat dilakukan melalui kegiatan

seni, khususnya seni rupa. Pengertian seni pada dasarnya adalah permainan yang memberikan

kesenangan batin (rohani), baik bagi yang berkarya seni maupun bagi yang meniknmatinya

(Rohidi, 1985:81).

Salah satu kegiatan seni rupa, sebagai permainan, yang sangat disukai anak-anak ialah

kegiatan menggambar. Hamper setiap anak yang diberi alat tulis akan menggoreskan pada

bidang kosong. Jika diberi kertas, dia akan menggoreskan dengan sesuka hatinya. Jika tidak

diberikan kertas, dia akan menggoreskan pada dinding atau lantai rumah. Keasyikan

menggambar anak-anak itu merupakan bukti bahwa menggambar baginya sangat memuaskan

dan menyenangkan perasaan. Menggambar bagi anak-anak dapat juga menjadi alat

berkomunikasi dan bereksprsi yang utuh sesuai dengan dunianya. Gambar manusia, benda-

benda di sekelilingnya serta aneka flora dan fauna kesenangannya merupakan hasil

ekspresinya, dan menjadi media berkomunikasi dengan orang lain.

Anak-anak yang penalarannya belum berkembang sangat bergairah berkarya seni,

karena kegiatan ini memberikan keleluasaan dan kebebasan bagi anak-anak untuk

mengungkapkan perasaan atau berekspresi. Ketika penalarannya bangkit, seni harus

dipersiapkan untuk memberikan jalan bagi ekspresi tersebut sebagai kegiatan yang merenga

senangi (Read, 1970:283). Dalam konteks itulah seni dijadikan media pendidikan.

Page 20: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

12 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Faedah pendidikan seni, sebagaimana dikemukakan Vincent Lanier (1969) adalah:

a. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan individu,

b. Memberikan pengalaman yang berharga (pengalaman estetik),

c. Sebagai bagian yang penting dari kebudayaan.

g. peranan guru seni rupa Guru memegang peranan penting dalam pendidikan seni. Setiap guru seni perlu

memahami kepemimpinan bagaimana dan tanggung jawab apa yang dituntut para siswa serta

bimbingan mana yang dapat memberi inspirasi kepada mereka, apa yang boleh dan yang tidak

boleh dia lakukan. Ada peribahasa „‟guru kencing berdiri murid kencing berlari‟‟ dari

peribahasa tersebut jelaslah kelakuan atau etika guru perlu diperhatikan sebagai pendidik.

Karena apa yang dilakukan guru murid atau peserta didik akan meniru secara tidak langsung.

Sehingga dalam bahasa sunda pengertian guru itu sering disebut digugu dan ditiru.

Peranan guru seni, tidak lagi terletak pada mengajarkan kepada siswa bagaimana cara

menggambar, atau memberikan contoh gambar untuk ditiru siswa, tetapi lebih terfokus

kepada penciptaan iklim belajar yang menunjang, suasana yang akrab serta adanya

penerimaan guru atas pribadi para siswa yang beraneka ragam dengan karya dan gagasan

mereka yang bervariasi pula. Dalam keseluruhan penyelenggaraan kegiatan seni di sekolah,

peranan guru adalah memberi inspirasi, memberi kejelasan/klarifikasi, membantu

menerjemahkan gagasan perasaan dan reaksi siswa ke dalam bentuk-bentuk karya seni yang

terorganisasi secara estetis (Jefferson, 1969); atau menciptakan iklim yang menunjang bagi

kegiatan „‟menemukan‟‟, „‟eksplorasi‟‟, dan produksi‟‟. Peranan ini dapat dimainkan guru,

baik pada saat awal ataupun di tengah pelajaran sedang berlangsung. Tentu saja, untuk dapat

berperan seperti ini guru seni perlu „‟mengasah‟‟ kepekaan rasa seninya secara memadai,

melalui kegiatan belajar yang terus menerus.

Tugas-tugas guru seni sebetulnya cukup jelas dan spesifik, tetapi jangan diartikan

secara kaku, yang penting tetaplah berorientasi kepada kebutuhan belajar siswa. Tugas-tugas

guru paling sedikit meliputi 5 kegiatan penting yaitu:

1. Merancang

2. Memotivasi

3. Membimbing

4. Mengevaluasi

5. Menyelenggarakan pameran.

Page 21: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

13 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

4

Jenis karya SENI RUPA

A. berkarya seni rupa dwimatra (dua dimensi) 1. Menggambar

Kegiatan menggambar di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai

pembuatan shet, pengembangan shet, menjadikan karya karya lukis atau gambar,

menggambar dengan skema, memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi, dan

menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang

maestro menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.

Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan anak

sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang

diberikan anak akan termotivasi membuat gambar. Kegiatan menggambar merupakan salah

satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata

lain, gambar merupakan salah satu cara manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau

perasaan-perasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk bahasa. Ada 3

tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak

menggambar:

1. Tahap pertama mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun.

Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga coretan

yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang kusut.

2. Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini

anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil goresannya.

Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.

3. Tahap ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih luwes.

Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun sudah

lebih.

Tujuan menggambar bagi anak:

1. Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri,

2. Mengembangkan daya kreativitas,

3. Mengembangkan kemampuan berbahasa,

4. Mengembangkan citra diri anak

2. Finger Painting (lukisan jari tangan)

Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari salah satu kegiatan di area seni yaitu

kegiatan melukis dengan jari tangan atau bisa dikenal dengan nama finger painting.

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

Page 22: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

14 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

- Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-otot kecil dan

kematangan syaraf.

- Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna-warna yang terang kita

dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan kondisi-kondisi emosi mereka.

- Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi warna yang sekunder

dan tersier.

- Mengendalkan estetika keindahan warna.

- Melatih imajinasi dan kreatifitas anak.

Ada beberapa metode atau cara dalam kegiatan finger painting :

- Menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu),

- Menggunakan teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi).

Bahan yang diperlukan: kertas gambar, hvs, atau sejenisnya, bubur terigu, pewarna,

kertas Koran bekas, dll.

Prosedur pengerjaan:

a. Letakkan kertas gambar atau sejenisnya di atas alas Koran

b. Selanjutnuya letakkan bubur terigu di atas kertas gambar tersebut secukupnya. (bubur

terigu dibuat dari 2 bagian tepung terigu dicampur 5 bagian air, diaduk rata, selanjutnya

dipanaskan di atas api sampai „‟matang‟‟.

c. Campurkan pewarna pada bubur yang diletakan pada kertas, kemudian aduk hingga rata.

d. Mulailah menggambar dengan jari-jari tangan dengan cara menekan menarik, mendorong,

menyeret, bubur bewarna pada kertas tadi.

3. Melukis

Salah satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi juga

mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak selagi mereka belajar melukis.

Pelajaran melukis dapat diawali oleh anak yang berusia 4-6 tahun atau usia TK. Media yang

digunakan untuk melukis pada anak usia dini biasanya cat air, cat minyak, finger painting, dan

lain-lain.

Dalam pembelajaran melukis anak-anak biasanya belajar sambil bercakap-cakap

dengan temannya. Percakapan pertama mereka kebanyakan adalah tentang warna-warna yang

mereka peroleh. Sambil bereksperimen dengan mencampurkan warna-warna, anak-anak itu

bermain, bermain elemen seni ini dengan cara yang santai. Hal ini menjaga agar kuas dan

semangat mereka tetap bekerja. Ini akan membuat mereka mengekspresikan sesuatu yang

bersifat pribadi dalam lukisan.Berbeda dengan anak usia 7 dan 8 tahun, ciri khas kelompok

umur mereka adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubu-ngan dengan

hidup mereka sendiri. Anak-anak membuat lukisan tentang suasana hati, baik yang muram,

sendu atau bersemangat dan lucu. Biasanya suasana hati mereka disampaikan oleh warna.

Mereka belajar bagaimana warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkanide-

ide.

Page 23: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

15 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

5. Membatik Sederhana

Bahan dan alat yang diperlukan: lilin, krayon, pewarna, kertas, kuas sederhana, tempat

air/pewarna, dan Koran bekas.

Prosedur pengerjaanya:

a. Membuat kuas sederhana dari kapas dengan lidi atau tusuk sate sebagai tangkainya. Kuas

itu dibuat dengan cara melilitkan sejumlah kapas pada salah satu ujung lidi atau tusuk

sate, besarnya kurang lebih sebesar ibu jari orang dewasa. Supaya tidak lepas, ujung lilitan

kapas diikat dengan tali atau benang. Buat 3 buah kuas.

b. Menyiapkan pewarna. Pewarna yang dapat digunakan pada kegiatan membatik sederhana

ini ada yang tergolong pada pewarna buatan dan pewarna alam. Yang termasuk pewarna

buatan diantaranya: cat air, ontan/sepuhan (berbentuk serbuk), pewarna kue cair. Kunyit,

daun siji, buah angola, gambir adalah sebagian dari bahan pewarna alam.

c. Membuat gambar. Buatlah gambar dengan lilin di atas kertas yang sudah disediakan.

Kertas yang digunakan diantaranya: kertas gambar, kertas hvs, stensil. Tentu saja gambar

tidak kelihatan.

d. Memunculkan gambar. Letakkan kertas yang sudah digambari di atas kertas koran.

Pulaslah kertas tersebut dengan koas sederhana yang terlebih dahulu dicelupkan pada

larutan pewarna titik. Pemulasan dapat hanya dengan satu warna, bisa pula beberapa

warna tergantung pada pilihan. Bila pada saat menggambar menggunakan lilin penerangan

yang berwarna putih, maka garis-garis gambar akan berwarna putih. Apabila dihendaki

garis-garis gambar berwarna, pada saat menggambari kertas harus menggunakan krayon

berwarna.

6. Mencetak

Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan

menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam, cetak saring,

cetak copy, dan cetak dengan pintu out.

Mencetak dapat dilakukan anak diberbagai usia, dimulai dari anak berusia 5 tahun.

Kadang-kadang seorang anak kecil akan menemukan idenya sendiri. Entah bagaimana dengan

cara apa seorang anak berusia 5 tahun dalam pembelajaran mencetak anak menemukan bahwa

menepukkan spons yang sudah diberi warna di atas menghasilkan rangkaian pola yang

berulang-ulang (perihal mencetak, merupakan suatu kemungkinan yang menakjubkan untuk

mengulanginya).

Mencetak yang formal membuthkan pelat atau stempel. Stempel tersebut gambar-gambar

yang diukir atau ditimbulkan, yang diberi tinta dan kemudian dipindahkan ke kertas. Stempel

cetak yang paling sederhana terbuat dari Styrofoam. Selain murah juga tidak berbahaya bagi

anak didik kita.

Untuk anak-anak usia 5 tahun dan 6 tahun, penting khususnya untuk menyuruh

mereka mencetak dihari yang sama. Dengan cara ini mereka sungguh-sungguh memahami

prosesnya. Semua anak menikmati mengeksplorasi efek-efek yang dihasilkan tekstur ini

ketika pelatnya dicetak.

Page 24: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

16 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

7. Menjiplak

Sebelum membuat cetakan apapun, anak-anak dapat menggunakannya untuk

menjiplak. Mereka cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas permukaan pelat dan

dengan krayon, menggosok-gosokannya bahkan dengan keras untuk mendapatkan

gambarannya. Anak-anak merasa teknik menjiplak cukup mengagumkan dan

menggunakannya dengan banyak cara.

Koin-koin biasanya adalah favorit mereka. Koin adalah bahan yang sederhana dan

mudah sekali didapat. Mereka dapat dengan mudah membuat banyak jiplakan yang berbeda

dari obyek-obyek yang ditemukan di sekolah. Ini merupakan cara yang bagus untuk membuat

anak-anak peka pada dunia sekitar mereka.

8. Kolase

Kolase dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam

bahan pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelasbiasanya memilih dan mengatur

potongan bentuk dari kertas, kain, bahan-bahan berstektur, lalu meletakkannya di tempat yang

mereka suka. Sebagai bagian dari pengalaman mereka dapat membuat keputusan sendiri

tentang penggunaan warna, ukuran dan bentuk.

Ada beberapa macam kolase yaitu:

- Kolase dengan kertas dan kain,

- Kolase dengan tekstur.

Prosedur pengerjaan:

a. Buatlah rancangan/gambar yang akan diselesaikan dengan kolase pada kertas gambar

yang disediakan.

b. Jiplaklah bentuk/gambar pada warna sesuai pilihan, potong atau gunting secermat

mungkin. Kemudian tempelkan bentuk/gambar tersebut menggunakan lem pada tempat

yang sudah dirancang tadi. Warna yang digunakan dapat diambil dari kertas warna,

potongan kain, limbah percetakan, limbah alam (daun, kulit pohon dan sebagainya).

9. Montase

Bahan dan alat yang diperlukan: gambar dari majalah/Koran/kalender bekas, atau

reproduksi potret, gunting, cutter, lem.

Prosedur pengerjaan:

a. Potonglah gambar-gambar atau reproduksi potret dari majalah/Koran/kalender bekas, atau

reproduksi potret dari majalah, poster, kalender atau lainnya mengikuti kontur

gambar/potret tersebut. Gambar yang dipotong mungkin hanya bagian tertentu saja.

b. Susunlah hasil guntingan tadi berdasarkan kreasi masing-masing, pada kertas gambar

yang sudah disediakan. Susunan gambar tadi akan menghasilkan suatu susunan betuk

yang baru, kadang-kadang aneh, lucu, dan fantastic. Penyusunannya menggunakan lem.

10. Tarikan Benang

Bahan dan alat yang diperlukan: benang kasur, pewarna, kertas HVV/gambar, Koran

bekas (alas meja), tempat pewarna (wadah air kecil).

Page 25: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

17 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Prosedur pengerjaanya:

a. Siapkan adonan pewarnaseperti pada proses batik sederhana.

b. Ambil benang kasur sepanjang 40-45 cm.celupkan sebagian besar benang tersebut

pada larutan pewarna. Kalau larutan pewarna dirasakan terlalu banyak menempel pada

benang, sebaiknya diperas terlebih dahulu.

c. Letakan benang tersebut pada kertas yang sudah diletakan di atas alas koran. Letak

benang bebas tergantung pada pembuat.

d. Lipatlah kertas tadi di tengah-tengah sisi panjagnya.

e. Sambil menenkan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah benang sampai

keluar dari lipatan kertas. Arah tarikan bebas.

f. Buka lipatan kertas. Gambar apa yang terajadi?

g. Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar/kertas, lakukan

kegiatan yang sama seperti di atas. Dengan mengubah letak benang, akan diperoleh

gambar baru.

11. Inkblot

Bahan yang diperlukan pada kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan tarikan

benang. Malahan benangnya sendiri tidak diperlukan.

Prosedur pembuatannya:

a. Teteskan warna yang sudah disiapkan terlebih dahulu di atas kertas yang sudah dialasi

Koran berkas.

b. Lipat kertas tersebut pada tengah-tengah sisi panjangnya.

c. Kertas yang sudah dilipat digosok dengan pinggir telapak tangan serta mungkin terutama

pada bagian yang ditetesi pewarna.

d. Buka lipatan kertasnya! Apa yang terjadi?

e. Untuk menghasilkan gambar yang berwarna lebih dari satu, ulangi beberapa kali kegiatan

seperti di atas, tentu saja warna yang diteteskan kemudian harus berbeda dengan warna

sebelumnya.

12. Menggambar dengan Tiupan

Bahan yang diperlukan sama dengan Inkblot, tambahannya adalah sebuah sedotan

minuman.

Proses pengerjaanya:

a. Teteskan cairan pewarna pada kertas yang sudah diletakan di atas kertas Koran.

b. Tiuplah tetesan warna itu dengan sedotan. Sambil meniup sedotan, sedotan itu

digoyang-goyangkan sehingga tetesan warna akan menyebar keberbagai arah.

Usahakan tidak ada ujung tetesan yang masih menggenang. Tiup sampai habis.

c. Dengan meneteskan beberapa warna berbeda dapat menghasilkan gambar yang

beranekaragam.

13. Cetak penampang, Daun-daunan, dan umbi-umbian.

Bahan dan alat yang diperlukan: kertas, pewarna, pelepuh daun, buah, daun-daunan,

umbi-umbian, pisau, cutter, alas pewarna, spon/busa, kapas, Koran bekas.

Page 26: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

18 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Prosedur pembuatannya:

a. Pilihlah penampang yang akan dijadikan acuan cetaknya pelepuh daun atau buah-

buahan.

b. Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau silet. Potongan

bebas sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Usahakan agar potongan rata.

c. Siapkan pewarna.

d. Mencetakkan acuan cetak kepada kertas yang disiapkan.

14. Cetak Sablon

Alat dan bahan yang dibutuhkan: pisau, cutter, kuas, kipas, spon/busa, sisir, sikat gigi,

kertas pewarna, Koran bekas, dan tempat pewarna.

Proses pengerjaanya:

a. Membuat acuan cetak dari kertas. Buatlah gambar/bentuk untuk acuan cetaknya. Torehlah

pinggir gambar sampai tembus.

b. Siapkan pewarna kertas.

c. Letakan acuan cetak di atas kertas yang masih utuh. Acuan kertas harus menempel

serapat-rapatnya. Alasi dengan koran supaya tidak berceceran.

d. Ambil kuas, celupkan kepewarna, selanjutnya pulaskan pada acuan yang ditoreh tadi.kalo

pake kapas tidak dipulaskan tetapi dengan ditekan-tekankan pada lubang acuan cetaknya.

15. Monoprint

Alat dan bahan yang diperlukan: rol karet, pewarna, alas pewarna (kaca, permukaan

benda yang rata dan licin), dan kertas.

Prosedur pengerjaanya:

a. Siapkan pewarna. Pewarna pada proses monoprint biasanya lebih kental dan agak lengket

bila disbanding dengan pewarna yang digunakan pada proses cetak lainnya.

b. Siapkan pula rol karet/plastic sederhana bisa dibuat dari bahan yang sederhana pula.

Caranya: siapkan slang plastic yang berdiameter ¾ inchi sepanjang 15 cm, isi bagian

dalam slang itu dengan kayu yang bulat, lubangi masing-masing ujung kayu itu

ditengahnya sebelum setelah sebelumnya dirapihkan dahulu potongannya, gunakan kawat

jemuran yang agak besar untuk as dan sekaligus pegangan rol tersebut.

c. Setelah keadaan pewarna cukup merata pada alasnya, simpan kertas kosong di atsnya.

Jangan ditekan!

d. Gambari kertas tersebut dengan benda yang agak runcing, pinsil, ballpoint, atau yang

lainnya. Tekanan benda tadi akan mengakibatkan warna yang ada pada alas pewarna akan

berpindah menempel pada kertas.

e. Gambar yang terjadi akan terbalik keadaanya.

16. Mosaik

Alat dan bahan yang diperlukan: tripleks, karton, pensil, lem kayu, cutter, potongan

kertas, lempengan kayu, kaca, potongan keramik, marmer, biji-bijian, batu-batuan,

Prosedur pengerjaan:

Page 27: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

19 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

a. Buat rancangan, gambar pada kertas yang disediakan.

b. Sediakan bahan yang akan ditempatkan.

c. Tempelkanlah bahan-bahan yang sudah disediakan itu pada tempat yang sudah dirancang.

17. Menggambar Dekoratif

Menggambar dekoratif adalah kegiatan menggambar hiasan (ornament) pada kertas

gambar, atau pada benda tertentu. Sifat dekoratif pada gambar menunjukan fungsi gambar

sebagai hiasan (motif hias). Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar, pewarna, kuas,

pensil hitam atau pensil warna/sepidol.

Prosedur pelaksanaanya:

a. Buat rancangan atau gambar berupa motif hias/ornament pada kertas yang sudah

disediakan atau benda 3 dimensi tertentu.

b. Motif hias bisa berupa spilasi dari alam (fauna, flora, alam benda), abstrak/geometris.

c. Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih saja, atau

berwarna.

d. Warna-warna yang digunakan bisa diambil dari: pewarna buatan, atau pewarna alam.

18. Menggambar Ilustrasi

Menggambar ilustrasi adalah kegiatan menggambar dengan tujuan untuk melengkapi

suatu cerita, teks, atau sebagai penjelasan visual dari suatu bagian tulisan. Tulisan yang

dimaksudkan bisa berupa cerita, fiksi, ataupun non fiksi (pelajaran, ilmu pengetahuan). Bahan

dan alat yang diperlukan: kertas gambar, pensil hitam, pensil berwarna, sepidol warna, tinta,

cat air, kuas cat air.

Prosedur pelaksanaannya:

a. Membuat rancangan gambar sesuai dengan tema. Misalnya kegiatan yang berhubungan

dengan pelajaran, rancangan dibuat dengan pensil hitam pada kertas gambar.

b. Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk atau gambar dekorasi. Gambar

cukup hitam putih, menggunakan pensil hitam atau tinta, dapat juga diselesaikan dengan

menggunakan warna. Warna dapat diambil dari pensil warna, sepidol warna, atau cat air.

19. Melipat, Menggunting, Menempel (M3)

Kegiatan melipat, menggunting dan menempel (M3) merupakan permainan

menciptakan kreasi bentuk dengan menggunakan bahan kertas (yang berwarna sebaiknya).

Bahan dan alat yang diperlukan: kertas agak tebal, kertas berwarna, lem, gunting, atau cutter.

Prosedur pengerjaannya;

a. Ambil selembar kertas warna. Lipat ditengah-tengah sisi panjangnya. Selanjutnya hasil

lipatan tadi dilipat lagi pada tengah-tengah sisi panjangnya.

b. Hasil dua kali lipatan tadi digunting pada beberapa tempat. Ada bagian yang dibuang.

Bentuk guntingan bergantung pada kreasi masing-masing.

c. Bila dianggap sudah cukup guntingannya. Lipatan dibuka.

d. Hasilnya ditempel pada kertas yang agak tebal menggunakan lem.

e. Jumlah lembaran yang ditempel bervariasi baik dalam jumlah maupun warnanya.

Page 28: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

20 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

20. Menganyam

Keterampilan anyam merupakan kerajinan yang sudah lama berkembang dalam

kehidupan masyarakat. Perkembangan kerajinan ini pada awalnya memiliki bentuk sederhana

sebagai karya seni untuk memenuhi kebutuhan praktis sehari-hari, perkembangan berikutnya

kemudian menjadi benda-benda sebagai hiasan. Bahan-bahan yang digunakan berasal dari

bahan baku alam seperti: bambu, rotan, mending, pandan, maupun bahan buatan (sintetis)

seperti kertas, pita pelastik dan sebagainya. Dari segi jenis motif yang digunakan dikenal

nama-nama motif anyam mata itik, mata kebo, hujan gerimis, daun asam, katuncar mawur

dsb.

b. berkarya seni rupa trimatra (tiga dimensi) 1. Membentuk

Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan

mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata dalam

bahasa Belanda “boetseren” atau bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang

dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat,

plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam pengembangannya, selama tidak

mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi, dapat dipergunakan bahan-bahan lain

seperti kertas, karton atau bahan-bahan lembaran yang sekiranya dapat dibentuk.

Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan

dengan bahan yang lengket, basah dan bisa dibentuk sesuai keinginan mereka. Anak-anak

akan menghabiskan hari mereka dengan tanah liat. Mereka suka menyentuh tanah liat, untuk

merasakan sensualitasnya.

Teknik membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :

a. Disambungkan Membutsir

Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara

diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.Bahan yang biasa

digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan yang diremas-

remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.

b. Memahat

Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara

memahat. Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus. Media yang dapat dipakai antara

lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.

c. Cor (Menuang)

Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang

berbentuk cetakan. Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini

dibuat dari semen, plastik ,karet dan gips.

d. Merakit

Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan

bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan. Potongan bahan disambungkan

dengan cara dilas, dipatri, disekrup atau dengan cara yang lain.

Page 29: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

21 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

e. Membuat topeng kertas

Topeng dapat dibuat dengan cara: memakai cetakan, tidak memakai cetakan.

Membuat topeng yang memakai cetakan, tentu saja tahap pertama adalah: membuat model

cetakan (dari bahan lunak, misalnya tanah liat, atau plastisin). Setelah itu barulah menempeli

cetakan itu dengan lembaran kecil-kecil kertas koran bekas yang dibasahi terlebih dahulu.

Selanjutnya dibalur lem putih atau kanji untuk kemudian ditempeli lagi potongan kecil kertas

koran secara berulang-ulang hingga tebal. Lapisannya bisa 4 atau 5 lapisan. Setiap lapisan

dibubuhi lem putih. Setelah sehari kering, barulah kita lepaskan topeng itu dari cetakan.

Topeng yang tidak memakai cetakan: siapkan bahan karton tebal (jenis duplek atau

dus bekas) seukuran kuarto/A4 atau selebar wajah. Jiplak dan guntinglah bentuk dasar wajah

itu. Kini karton tersebut tinggal digambari dengan sepidol atau cat untuk bentuk mata, hidung,

dan mulut. Letak bagian-bagian wajah ini harus tepat sesuai dengan wajah yang membuatnya.

Untuk membuat hidung perlu ditambah dengan menempelkan bagian karton lain yang

dibentuk limas segitiga (seperti bentuk hidung). Jangan lupa mata dan hidung dilubangi

dengan pisau. Sebagai langkah terakhir cat lah topeng tersebut sesuai karakternya masing-

masing.

c. Origami (seni melipat kertas) Origami berasal dari Negara Jepang. Kertas yang digunakan adalah kertas tipis (7-

100gr) berukuran bujur sangakar (segi empat beraturan sama sisi). Dengan melipat kertas kita

dapat membuat aneka bentuk hiasan dan mainan yang tiga dimensional, serta mendekati rupa

makhluk hidup atau benda sehari-hari yang akrab dengan lingkungan kita.

d. Berkarya seni kerajinan simpul (makrame) Seni Kerjainan Makrame adalah seni kerajinan yang memanfaatkan tali dan benang

untuk menciptakan aneka ragam aksesoris dan produk. Seni ini juga maerupakan salah satu

contohseni rupa terapan. Awalnya kerajinan ini bermula dari teknik tali temali yang

berhubungan dengan ikat dan simpul menyimpul yang kebanyakan dikerjakan oleh para

pelaut diwaktu senggang. Mereka mencoba membuat berbagai akseseoris dan berbagai barang

yang memanfaatkan tali di sekitar mereka. Selain itu mereka juga ada yang serius

memanfaatkan makrame bukan hanya pekerjaan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang

saja.

Secara umum bisa disimpulkan seni kerajinan Makrame adalah suatu bentuk seni

kerajinan simpul-menyimpul yang pembuiatannya dengan cara digarap menggunakan

rangkaian benang awal dan akhir sebuah hasil tenunan, dengan menciptakan banyak simpul

pada rantai benang itu sehinga terbentuk berbagai jumbai dan rumbai. Namun hal yang harus

diperhatikan, hasil akhir dari rangkaian itu dapat berbeda-beda. Hasil dari teknik seni ini

bermacam-macam, diantaranya gelang tangan, tali ikat pinggang, tas tangan unik, kalung, tali

kaca mata, hiasan dinding dan masih banyak yang lainnya.

Jika kamu ingin menguasi teknik seni kerajinan ini, maka kamu harus memahami

beberapa simpul dasar terlebih dahulu. Hal yang harus diperhatikan, sebelum kamu akan

berlatih menyimpul, terlebih dahulu siapkan tali yang ukurannya disesuaikan dengan

Page 30: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

22 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

kebutuhan. Usahakan tali yang dipakai bersifatlentur dan tidak kaku. Di bawah ini ada

beberapa simpul dasar yang bisa kamu pelajari agar bisa memahami bentuk-bentuk seni

kerajinan ini.

1. Simpul-simpul Dasar Dalam Pembuatan Seni Kerajinan Makrame:

a). Simpul Kepala

kerajinan-baru.blogspot.com

Untuk jenis simpul ini diperlukan tali yang bisa direntangkan sebagai tempat

menyimpulkan simpul kepala. Kamu dapat membuat simpul-simpul ini berulang sesuai

dengan jumlah yang dibutuhkan.

b). Simpul Rantai

Untuk simpul ini tali-tali itu membentuk sebuah rantai.

Page 31: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

23 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

c). Simpul Mati

Cangreud Mulang adalah sebutan simpul mati dalam bahasa sunda, sedangkan Tali

Sorong merupakan sebutan dari istilah simpul hidup. Disebut simpul mati karena ikatannya

sangat kuat sehingga susah dibuka, sedangkan disebut simpul hidup karena ikatannya sama

lumayan kuat, namun sangat mudah untuk dibuka.

d). Simpul Tunggal

Hasil dari simpul ini akan terlihat seperti tangga. Desain bentuk dapat diputar ke

kanan atau ke kiri. Lakukan percobaan terus menerus agar dapat menghasilkan sesuai

keinginanmu.

Page 32: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

24 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

e). Simpul Ganda

Cara membuat simpul ganda ini cukup mudah, yaitu cukup menyediakan dua utas tali

yang warnanya berbeda, supaya jalinan kedua utas tali itu terlihat jelas. Di bawah ini kamu

bisa melihat variasi simpul ganda, sedangkan pada gambar yang paling bawah kamu bisa

melihat gabungan antara dua macam simpul.

f). Simpul Gordin

Simpul ini merupakan rangkaian simpul yang nyaris menyerupai garis bergandengan

dan terputus-putus. Di buat untuk membuat variasi ikatan. Simpul ini dapat di bentuk dalam

berbagai macam variasi, contohnya: diagonal, horizontal dan vertikal. Manfaat simpul

diperuntukkan untuk bisa membentuk suatu variasi ikatan dalam membuat tirai, partisi ruang

atau gordin

Page 33: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

25 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

2. Metode dan Cara Pembuatan Seni Kerajinan Makrame

Jika di atas kamu telah mengetahui simpul-simpul dasar untuk bisa memahami seni

makrame, nah berikutnya kami akan membehu metode-metode apa saja untuk membuat seni

kerajinan makrame. Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasannya di bawah ini.

a. Metode 1 Membuat Dasar Makrame

1). Carilah benda yang dapat digunakan sebagai penumpu.

Benda ini biasanya berupa cincin atau barang horizontal. Walaupun makrame di

desain permanen pada penumpunya, alangkah baiknya jika kamu memakai pensil untuk

berlatih. Kamu tidak boleh menggunakan penumpu dan menguntai tali pada sebuah bidang

datar, namun pastikan tali tetap teruntai dan selaras dengan bidang tersebut. Jika kamu ingin

membuat gelang atau kalung, gunakan penarik atau penyambung sebagai tumpuan. Jika bisa

terulur, berarti dapat digunakan.

2). Mulailah mengikat simpul jangkar.

Page 34: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

26 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Posisikan tali pada atas jangkar lalu tekuklah. Ini merupakan cara yang lazim untuk

memulai dan membuat seni makrame. Kamu bisa mendapatkan tali untuk membuat makrame

di toko perlengkapan kerajinan. Tali ini mempunyai bahan yang bagus, tetapi seni makrame

terdapat pada pembentukan simpulnya. Jika tidak ada tali, kamu juga bisa menggunakan

tambang sebagai alternatif pengganti tali.

3). Masukkan sisa panjang tali melewati lingkaran itu. Tarik sisa panjang tali dari satu

sisi menuju sisi lainnya agar lebih mudah.

4). Tarik ke arah bawah pelan-pelan untuk merapikan simpul dan akhirnya simpul

jangkar pun selesai.

Inilah teknik dasar yang bisa dipakai untuk memulai pembuatan apapun, dengan

catatan beberapa variasi standar yaitu:

Setidaknya ada empat utas tali yang dibutuhkan untuk suatu pembuatan makrame.

Akan tetapi jika dalam konisi ini, buat simpul jangkar di dalam simpul jangkar lainnya

atau buat dua simpul jangkar bersebelahan.

Gunakan pola warna untuk dua simpul jangkar yang berseblahan. Contohnya biru-biru-

merah-merah. Tali biru-merah di bagian tengah akan menjadi jangkar tali. Biru akan

menjadi bagian kanan yang akan kamu kerjakan, sedangkn merah akan menjadi bagian

kiri. Dengan begitu, warna-wara pada tali itu akan berbeda.

Page 35: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

27 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Pola warnanya merah-biru-biru-merah, digunakan untuk simpul jangkar yang berada di

dalam simpul jangkar yang ukurannya jauh lebih besar. Tali merah akan menjadi

simpulnya, sedangkan tali biru akan menjadi jangkar tali. Dengan begitu, warna yang

dihasilkan akan sama.

b. Metode 2 Mengikat Simpul Mati

1). Silangkan tali sebelah kanan ke sebelah kiri.

Kamu juga bisa memulainya dengan menyilangkan tali sebelah kiri. Tali manapun

yang akan kamu pilih, hasilnya akan tetap sama yaitu simpul mati. Ini merupakan simpul

dasar yang sering ditemukan dalam pembuatan seni makrame. Jika kamu ingin membuat seni

makrame, maka inilah simpul pertama yang harus kamu kuasai.

2). Masukkan tali yang sebelah kiri melalui lingkaran yang terbentuk oleh tali sebelah

kanan. Sebenarnya hal ini sama dengan cara mengikat sepatu.

Page 36: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

28 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

3). Rapikan simpul.

Hal yang perlu kamu perhatikan adalah menarik dengan sama kedua bagian tali agar

simpul berada di tengah. Jiki kamu berhenti sampai di sini, kamu akan mendapatkan setengah

simpul belitan. Dan jika kamu mengulanginya terus menerus, maka hasil yang di dapat adalah

rangkaian spiral.

4). Silangkan tali dari sebelah kiri ke sebelah kanan. Maksudnya, jika kamu

memulainya dari simpul sebelah kanan, maka pola yang di dapat adalah kanan, kiri,

kanan, kiri dan seterusnya.

Page 37: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

29 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

5). Masukkan tali sebelah kanan melalui lingkaran yang terbentuk oleh tali yang

sebelah kiri. Perlu diingatkan, simpul sederhana ini dimulai dari sisi yang lainnya.

6). Rapikan lagi simpulnya.

7). Ulangi pola ini semau kamu. Rangkaian simpul ini disebut dengan “sennit”. Lalu

berapa panjang sennit yang kamu inginkan?

Page 38: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

30 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Simpul pipih ganda merupakan variasi dari simpul mati. Diperulkan empat buah tali

untuk membuat simpul ini. Dalam pembuatannya, mulailah dengan tali terluar dan buat

simpul mati seperti biasa. Kemudian, ambil jangkar tali dan buatlah simpul mati disekitar

simpul luar. Sisakan sedikit ruang diantara kedua simpul agar nampak pola selang seling yang

menarik. Semakin banyak tali yang digunakan, maka semakin menarik pula bentuknya.

c. Metode 3 Mengikat Simpul tak Beraturan.

1). Lingkarkan tali dua menuju tali satu.

Untuk simpul ini kamu hanya membutuhkan dua tali. Tali satu dibagian kanan

berguna sebagai “Tali Pemegang”. Dan tali dua harus diputar berlawanan arah jarum jam.

Setelah itu genggam tali kedua, dan lingkarkan ke bawah tali pemegang. Lalu lingkarkan

kepada tali itu sendiri. Hal ini akan membetuk ikatan pertama.

2). Lingkarkan tali pemegang terhadap tali dua.

Untuk melakukan hal ini, kamu harus bergerak melawan arah jarum jam. Lingkarkan

ke bawah, atas, dan ke bawahnya lagi dengan posisi akhir tali berada di kali

Page 39: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

31 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

3). Ulangi sampai panjang yang kamu inginkan.

Hal ini adalah dasar dari simpul yang tak beraturan. Memang hal ini nampak

sederhana, namun dengan mengetahui hal ini kamu bisa membuat lebih banyak simpul

d. Metode 4 Menggunakan Manik-manik, dan lain-lain.

1). Bentuk kaitan.

Jika kamu membuat gelang atau kalung, kamu membutuhkan sesuatu yang dapat

dipakai untuk mengaitkannya. Hal yang paling sederhana adalah membuat kancing. Dalam

membuat kancing, ada dua hal yang perlu dipikirkan, yaitu pada bagian awal dan bagian

akhir.

Untuk bagian awal, kamu jangan dulu mengikatkan tali pada simpul jangkar. Agar

bisa menggeser kancing atau manik-manik kamu harus menyisakan ruang terlebih

dahulu. Sedang untuk bagian akhir, kamu cukup menambahkan benda pada seluruh bagian

tali, kemudian ikat dengan sampul dan tambah sedikit lem agar lebih aman. Setelah itu,

potong bagian yang tersisa lalu geserkanlah pada ruang yang kamu sisakan tadi.

Page 40: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

32 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

2). Tambahkan hiasan.

Meskipun makrame sudah terlihat indah, namun jika kamu menambahkan perhiasan

pasti akan membuatnya semakin menarik dan indah. Contohnya kamu bisa menambahkan

manik-manik sebagai pelengkapnya. Berikut cara menambahkan perhiasan pada makrame.

Gunakan simpul mati, lalu yang kamu butuhkan adalah empat tali yang akan ditambahkan

manik-manik. Kemudian geserkan manik-manik ke dalam dua tali di tengah lalu ikatkan

dengan simpul mati.

Gunakan manik-manik sebagai tumpuan. Lalu buat simpul dengan dua arah yang berbeda.

Dengan dua set tali, buat simpul semau kamu dan ketika sudah selesai maka ikatkanlah

keduanya secara bersama-sama.

3). Membuat kaitan yang bisa digeser.

Page 41: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

33 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Membuat sebuah gelang yang dapat kamu pakai dan lepas dengan sangat mudah

sepertinya terlihat susah, namun sebenarnya hal itu sangatlah muda. Cara membutanya adalah

sebagai berikut:

Pertama, kamu harus membuat simpul dengan panjang tertentu dari tali kemudian

tumpangkan pada lingkaran. Lalu ambil sisa pangjang tali kira-kira sepanjang 10 cm dan

buatlah simpul mati pada masing-masing ujung tali.

Setelah membuat simpul mati, masukkkan ujung tali melalui belakang penutupnya.

Dengan bantuan jarum kamu bisa menyelesaikannya dengan lebih mudah. Panjang dari

simpul mati membuat ujungnya akan tetap bersama dan dapat digeserkan ke atas dan ke

bawah.

Page 42: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

34 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

5

PERANAN SENI RUPA

memang jika dilihat kembali pengertian seni rupa nan merupakan suatu cabang dari

seni ini seolah-olah membuat peran seni rupa hanyalah sebagian kecil saja dari holistik seni

murni nan bisa diciptakan. Padahal, seni rupa ini memegang peranan nan sangat besar di

dalam kehidupan masyarakat di mana hampir semua peralatan, perabotan bahkan

perlengkapan nan kita gunakan di dalam kehidupan kita rata-rata merupakan produk hasil dari

seni rupa.

Bayangkan saja, apa jadinya kehidupan manusia secara generik jika seni rupa ini tak

pernah ditemukan? Mungkin saat ini kita tak akan mengenal kursi makan di mana kita dapat

menikmati makanan kita dengan nyaman. Atau mungkin, kita masih tidur beralaskan tanah

sebab belum ada seni keramik nan menciptakan berbagai jenis keramik nan menjadi lantai

rumah kita. Tidak hanya itu saja, seni arsitektur nan juga termasuk di dalam pengertian rupa

sesungguhnya mungkin tak akan pernah menemukan berbagai bentuk dan desain bangunan

rumah.

Seni rupa, mau tak mau memegang peranan dan fungsi nan sangat besar dalam

memudahkan kehidupan manusia. Bahkan jika seni desain tak ditemukan, mungkin mobil nan

saat ini kita gunakan hanya berbentuk seperti sebuha gerobak tanpa ada interior desain nan

menarik.

Pengertian seni rupa ini tak hanya bagi para pelajar nan masih duduk di bangku

sekolah. Masyarakat generik pun seharusnya juga mengenal dan mengetahuipengertian seni

rupa nan sesungguhnya. Sehingga dalam penerapan di kehidupan nyata, akan ada lebih

banyak masyarakat lagi nan menghargai hasil seni rupa di dalam kehidupannya.

Setiap karya seni rupa mempunyai fungsi menghias, artinya dengan kehadiran sebuah

karya seni (lukisan) dalam sebuah ruangan dapat menambah semarak suasana ruangan.

Apalagi dengan penempatan yang tepat dapat menjadi penyeimbang dengan objek yang ada di

sekelilingnya. Misalnya penyesuaian dengan penataan kursi, meja, vas bunga, kalau lukisan

itu ditempatkan di ruang tamu. Jadi berfungsi sebagai salah satu elemen dalam

penataan komposisi yang diinginkan. Dalam hal ini fungsi sebuah karya seni rupa tak lebih

adalah sebagai benda pajangan, penghias ruangan. Sekalipun demikian fungsi ini bukan

semata untuk menghias ruangan apalagi kalau itu dimuati dengan tema-tema yang dapat

menarik perhatian bagi pemirsanya misalnya tema-tema tentang dakwah, politik dan masalah

sosial kemasyarakatan lainnya.

Fungsi menghias dimaksudkan adalah karya seni rupa yang diperuntukkan khusus

pada sebuah ruangan misalnya; lukisan buah-buahan ditempatkan di ruang makan, lukisan

Page 43: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

35 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

yang menggambarkan keluarga bahagia ditempatkan di ruang keluarga, lukisan kaligrafi dan

masjid ditempatkan di ruang salat atau musallah, lukisan yang berwarna cerah dipajang di

kamar tidur dan sebagainya. Karya-karya tersebut menganut asas keserasian dengan tempat

atau dinding di mana karya itu ditempatkan.

Pada umumnya berbagai bidang seni berfungsi menghibur. Artinya, setelah

kita mengamati sebuah karya seni rupa kita mendapatkan sesuatu yang menghibur, membuat

kita melupakan sejenak problematika kehidupan yang dialami. Kita merasa berada dalam

suatu zona yang aman tenteram terhindar dari rasa resah dan gelisah. Pokoknya kita merasa

mendapatkan sesuatu yang membahagiakan dan menyenangkan. Tidak salah kalau ada

kritikus seni yang mendefinisikan seni adalah sesuatu yang menyenangkan.

Timbul sebuah pertanyaan bahwa terkadang juga kita menikmati sebuah karya seni

rupa kita mendapatkan kesan yang tidak menyenangkan. Kita mendapatkan kesan kasihan,

menjijikkan, menggemaskan, menyedihkan dan sebagainya. Seperti melihat foto-foto, atau

lukisan yang menggambarkan dengan nyata bagaimana penderitaan yang dialami seseorang

yang tinggal di kolom jembatan misalnya. Apakah penderitaan itu disebabkan karena ulah

sendiri maupun penderitaan yang diakibatkan oleh faktor alam seperti tanah longsor, banjir,

erupsi gunung merapi dan sebagainya. Walaupun demikian, karya seperti itu cukup berhasil

dalam hal menggugah hati penontonnya. Dan dengan demikian kita mendapatkan suatu

pencerahan, yang pada akhirnya kita merasa terhibur di samping bisa juga menggerakkan hati

mau berbagi rezki kepada saudara kita yang kurang beruntung.

Banyak karya seni rupa mengangkat tema-tema yang lagi hangat dibicarakan dalam

masyarakat. Hal itu menjadi sumber inspirasi bagi seorang seniman untuk memulai kreasinya,

misalnya mengangkat tema-tema tentang wabah penyakit yang harus diwaspadai, informasi

tentang kebijakan pemerintah dan yang lainnya. Melalui karya seni rupa terkadang informasi

itu lebih efektif dibandingkan dengan lewat pidato dan berupa teks saja, apalagi kalau itu

dibuat jenaka yang dapat membuat orang terhibur. Contoh lain pemberitaan yang lagi hangat

tentang korupsi misalnya, para seniman bisa menjadikannya sebagai tema dalam

karyanya. Tentu tidak secara vulgar menampakkan wajah dari pelakunya. Hal itu untuk

menghindari klaim atau tuntutan dari orang yang bersangkutan. Karya seni yang baik adalah

karya yang tidak secara langsung mengarahkan kritikan kepada seseorang atau sekelompok

saja, tetapi bersifat universal, jadi yang dituju adalah menyangkut karakter kemanusiaan

secara keseluruhan.

Informasi yang disampaikan juga semestinya informasi yang dijamin keakuratan

datanya, kebenaran informasinya, tidak boleh mengandung kebohongan, karena kalau suatu

karya tidak sesuai kenyataan hal itu bisa disebut sebagai kebohongan publik. Karya yang

dimaksud adalah karya aliran realistis bukan aliran surealistis. Aliran surealistis adalah sebuah

penggambaran alam mimpi, khayalan, yang terkadang tidak ditemukan di alam nyata, karena

konsep awalnya adalah memang karya imajinatif, yang sering tidak sesuai dengan kenyataan

misalnya lukisan kuda bersayap, ayam berkaki empat dan sebagainya. Informasi yang

disampaikan lewat karya hendaknya informasi yang mendidik, dan menghibur para

penontonnya. Informasi yang dapat mencerahkan perasaan apresiatornya. Dengan demikian

perlu dihindari informasi yang dapat membingunkan dan meresahkan masyarakat.

Page 44: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

36 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

A. Peranan Bagi Anak Usia Dini Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam

bertanya seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan terlihat

disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan

berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui seni rupa,

mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan.

Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya sesuai dengan

gagasannya. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia akan berteriak dan bergerak,

menandakan kegembiraannya. Anak berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa yang

dicapainya perlu mendapat pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat berguna bagi

perkembangan anak untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa. Permainan dimaksudkan

antara lain : Permainan “membentuk”; melatih anak untuk berkarya. Permainan “fungsi”;

melatih berbagai macam aktivitas fisik. Permainan “peranan”; berguna untuk menyiapkan

anak mampu melakukan peranan dalam kehidupan di kemudian hari. Permainan “menerima”;

berguna untuk memupuk kemampuan menerima kebudayaan.

B. Peranan Guru Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dan

memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. Dalam melaksanakan kegiatan

kelas guru harus menjadi pengelola, perencana, penyuluh dan perancang program yang baik

dan tuntas. Guru yang simpatik, imajinatif, kreatif dan luas pengetahuannya. Adalah prasarat

mutlak bagi guru sekolah dasar.

C. Peranan Sekolah Sekolah berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui pengajaran dan

pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat kelak setelah anak menyelesaikan

sekolah. Di sekolah anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk tetap bersikap teratur

berdisiplin (diam/tenang), memperhatikan petunjuk-petunjuk guru, menguasai seluruh

perangkat.

Page 45: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

37 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

6

METODE PEMBELAJARAN

SENI RUPA DI SD

A. strategi pembelajaran seni rupa 1. Strategi Penataan

strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran

dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.

2. Strategi penyampaian

Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu

pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.

3. Strategi pengelolaan

Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama

pembelajaran dilaksanakan.

B. MODEL PEMBELAJARAN SENI RUPA 1. Model Terkait

Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena

menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan

atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT

terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat

dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot

materi masing-masing substansial materi yang terkait.

Keunggulan Model Terkait:

a. Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan dilaksanakan

Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus

b. Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan dalam pemecahan masalah.

Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan

tertentu.

Kelemahan Model Terkait:

a. Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara prinsip, konsep ketrampilan dan

tugas atau sikap pada suatu bidang kajian tertentu. Hal ini menyebabkan SR-KT tetap

Page 46: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

38 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

terpisah dan keterpaduan tidak Nampak walaupun hubungan telah dirancang secara

eksplisit dalam suatu disiplin mata kajian.

b. Fokus pembelajaran masih bersifat sempit karena usaha-usaha untuk memadukan

gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi dapat membatasi usaha mengembangkan

hubungan yang lebih menyeluruh dengan bidang studi lain.

2. Model Terjala

Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini

menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran

senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni musik,

tari) dan inter bidang studi (senirupa, musik, tari, matematika, ips, ipa, dll).

Keunggulannya:

a. Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn

komprehensif yang tinggi,

b. Membangun motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema,

c. Meningkatkan kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif.

Kelemahannya:

a. Membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran,

b. Ketrampilan seni rupa yang diperoleh siswa kurang optimal,

c. Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran agar

perncanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal.

3. Model Terpadu

Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema yang

diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum

yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.

Keunggulannya:

a. Mampu membangun motivasi siswa,

b. Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran,

c. Menghemat waktu,

d. Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi.

Kelemahannya:

a. Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta kebijakan-kebijakan

pendukung dalam system evaluasi pembelajaran,

b. Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran terpadu,

c. Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.

C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN SENI RUPA Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan

terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai

dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah

melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni

Page 47: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

39 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara

terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.

Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi

terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara

langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau

film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan

penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni

pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.

Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang

memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran

seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai

dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-

guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang

seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat

mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan

kemampuannya.

Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara

integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni.

Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil,

sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada

kualitas komposisi yang dihasilkan.

Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang

pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk

menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program

ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.

Page 48: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

40 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

7

PERKEMBANGAN SENI RUPA

ANAK Sd

a. Periodisasi menurut Kerchensteiner

upaya yang telah dilakukan Kerchensteiner adalah mengadakan penyelidikan pada

anak anak dari masa bayi sampai empat belas tahun. Dari 100.000 buah gambar

ia menggolongkannya dalam beberapa periode, masa, yaitu: - Masa Mencoreng : 0 3 tahun

- Masa bagan : 3 - 7 tahun

- Masa bentuk dan garis : 7 - 9 tahun

- Masa bayang-bayang : 9 - 10 tahun

- Masa persfektif : 10 - 14 tahun

b. Periodisasi menurut Cyrl Burt (Lowenfeld, 1975: 118-119) Membagi periodisasi gambar menjadi tuju tingkatan, yaitu:

- Masa mencoreng: 2 - 3 tahun

- Masa garis: 4 tahun

- Masa simbolisme deskriptif : 5 - 6 tahun

- Masa realisme deskriftif: 7 - 8 tahun

- Masa realisme visual: 9 - 10 tahun

- Masa represi: 10 – 14 tahun

- Masa pemunculan artistik: masa adolesen

c. Periodisasi menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain Menurut viktor, penyelidikan yang dilakukan terhadap anak-anak usia 2 sampai 17

tahun menghasilkan periodisasi sebagai berikut:

- Masa mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun

- Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun

- Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun

- Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun

- Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun

- Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.

Page 49: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

41 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

d. Perkembangan Seni Rupa Anak Sekolah Dasar Setiap guru SD perlu mengenal latar belakang anak didiknya, khususnya landasan

teori tentang dunia kesenirupaan anak yang telah dikembangkan oleh para ahli, agar ia dapat

memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Anak Sekolah Dasar (SD)

berusia sekitar 6 - 12 tahun. Berdasarkan teori tahap-tahap perkembangan menggambar/seni

rupa secara garis besar dapat dibedakan dua tahap karakteristik, yaitu kelas I sampai dengan

kelas III ditandai dengan kuatnya daya fantasi-imajinasi, sedangkan kelas IV sampai dengan

kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya kekuatan rasio. Perbedaan kedua karakteristik

ini tampak pada gambar-gambar (karya dua dimensi) atau model, patung dan perwujudan

karya tiga dimensi lainnya.

Ada dua cara untuk memahami perkembangan seni rupa anak-anak. Pertama,

mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan senirupa anak menurut para ahli.

Kedua, mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan

mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang usia yang relevan dengan teori yang telah kita

pelajari. Melalui kegiatan ini, diharapkan kita bisa memahami perkembangan seni rupa anak

secara komprehensif.

Dalam psikologi perkembangan dinyatakan baha pada rentang kehidupan manusia

khususnya anak ada yang disebut masa keemasan yang dikenal dengan masa peka. Hal ini

dipertegas oleh Piere Duquet (1953: 41) bahwa: “A childre who does not draw is an anomaly,

and particulary so in the years between 6 an 10, which is outstandingly the golden age of

creative expression”. Pada masa peka atau keemasan ini anak harus diberi kesempatan agar

potensi yang dimilikinya berfungsi secara maksimal. Masa peka tiap orang berbeda-beda.

Secara umum, masa peka menggambar ada pada masa lima tahun, sedangkan masa peka

perkembangan ingatan logis pada umur 12 dan 13 tahun (Muharam dan Sundaryati, 1991:

33).

Selanjutnya, untuk terciptanya kesempatan bagi siswa agar dapat melakukan ekspresi kreatif,

maka guru perlu melakukan kegiatan berupa: 1) memberi perangsang (stimulasi) kepada

siswa, 2) guru dapat mempertajam imajinasi dan memperkuat emosi siswa dengan

menggunakan metode pertanyaan yang dikembangkan Sokrates.

Kemampuan siswa kelas rendah dalam membuat gambar tampak lebih spontan dan

kreatif dibandingkan dengan siswa kelas tinggi. Hal ini terjadi karena semakin tinggi usia

anak, maka kemampuan rasionya semakin berkembang sehingga dapat berpikir kritis. Kondisi

ini akan mempengaruhi anak dalam hal spontanitas dan kreatifitas karya. Bila rasionya sudah

berfungsi dengan baik, maka dalam membuat karya seni, misalnya menggambar, mereka

selalu mempertimbangkan objek gambar secara rasional; bentuk yang baik, proporsi yang

tepat, penggunaan warna yang cocok sesuai dengan benda yang dilihatnya.

Sejalan dengan pendapat di atas, sebagai guru pendidikan seni rupa perlu memahami

perkembangan artistik (artistic development) peserta didik. Perkembangan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Masa Coreng-Moreng (Scribbling Period)

Kesenangan membuat goresan pada anak-anak usia dua tahun bahkan sebelum dua

tahun sejalan dengan perkembangan motorik tangan dan jarinya yang masih menggunakan

Page 50: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

42 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

motorik kasar. Hal ini dapat kita temukan anak yang melubangi atau melukai kertas yang

digoresnya. Goresan-goresan yang dibuat anak usia 2-3 tahun belum menggambarkan suatu

bentuk objek. Pada awalnya, coretan hanya mengikuti perkembangan gerak motorik.

Biasanya, tahap pertama hanya mampu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah vertikal

atau horizontal. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik anak yang masih

mengunakan moRotik kasar. Kemudian, pada perekmbangan berikutnya penggambaran garis

mulai beragam dengan arah yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu

mambuat garis melingkar. Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu:

a. corengan tak beraturan,

b. corengan terkendali, dan

c. corengan bernama.

Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan adalah bentuk

gembar yang sembarang, mencoreng tanpa melihat ke kertas, belum dapat membuat corengan

berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi Corengan terkendali ditandai dengan

kemampuan anak menemukan kendali visualnya terhadap coretan yang dibuatnya. Hal ini

tercipta dengan telah adanya kerjasama antara koordiani antara perkembangan visual dengan

perkembamngan motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan coretan garis baik

yang horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.

Corengan bernama merupakan tahap akhir masa coreng moreng. Biasanya terjadi

menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol

goresannya bahkan telah memberinya nama, misalnya: “rumah”, “mobil”, “kuda”. Anak-anak

memiliki jiwa bebas, ceria. Mereka sangat menyenangi warna-warna yang cerah misalnya dari

crayon. Kesenangan menggunakan warna biasanya setelah ia bisa memberikan judul terhadap

karya yang dibuatnya. Penggunaan warna pada masa ini lebih menekankan pada penguasaan

teknik-mekanik penempatan warna berdasarkan kepraktisan penempatannya dibandingkan

dengan kepentingan aspek emosi. Pada masa mencoreng, bila anak difasilitasi oleh orang tua

maka akan memiliki peluang untuk melakukan kreasi dalam hal garis dan bentuk,

mengembangkan koordinasi gerak, dan mulai menyadari ada hubungan gambar dengan

lingkungannnya. Hal yang paling penting yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru pada

masa ini adalah dengan memberi perhatian terhadap karya yang sedang dibuat anak sehingga

tercipta kemampuan komunikasi anak dengan orang deswasa secara melalui bahasa.

2. Masa Pra Bagan (Pre Schematic Period)

Usia anak pada tahap ini bisanya berada pada jenjang pendidikan TK dan SD kelas

awal. Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang digambarkan anak biasanya berupa

gambar kepala-berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada

bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya

pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi kesan

objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna belum ada

hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah, coklat atau warna lain

yang disenanginya.

Page 51: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

43 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

3. Masa Bagan (Schematic Period)

Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar

masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah (tampak pada penggambaran pohon di kiri

kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian

kanan rebah ke kanan). Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan

dibuatnya garis pijak (base line)

4. Masa Realisme Awal (Early Realism)

Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran

perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek

dalam lingkungan. Selain itu kesadaran untuk berkelompok dengan teman sebaya dialami

pada masa ini. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam

menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.

Pemahaman warna sudah mulai disadari. Warna biru langit berbeda dengan biru air laut.

Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi bertumpu pada

garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain

dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai

dikenal pada periode ini. Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki lebih

senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.

5. Masa Naturalisme Semu

Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya

makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri.

Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic

dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan

lingkungan, dengan fokus pada hal-hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa

perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan

tanggapan keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya.

Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari.

Ada sesuatu yang unik pada masa ini, di mana pada satu sisi anak ekspresi kreatifnya

sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya berkembang dengan sangat pesatnya.

Sebagai akibatnya, rasio anak seakan-akan menjadi penghambat dalam proses berkarya.

Apakah gambar ini seperti kucing? Sementara kemampuan menggambar kucing kurang

misalnya.Sebagai akibatnya mereka malu kalau memperlihatkan karyanya kepada sesamanya.

6. Periode Penentuan

Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe individual

makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa

senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi

tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama dalam

meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam

kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak akan

terhindar dari sentuhan

Page 52: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

44 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

E. PERLUNYA PENDIDIKAN SENI RUPA DI SD Menurut Sternberg ,kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi

keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan

atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki

kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil

keputusan- keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan

sesorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga tidak meledak dan akhirnya

dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. (Sternberg, Saloveri dalam Tolopan; 1997)

Menurut Pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan bersosialisasi

sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Dengan seni rupa akan

membantu anak-anak untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam

pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka. Anak-anak dengan

kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar

kelompok dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain. Anak merupakan pribadi sosial

yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya.

Menurut Goleman (1995) mengatakan bahwa idealnya seseorang dapat menguasai

ketrampilan kognitif sekaligus ketrampilan sosial emosional.Melalui bukunya yang terkenal

“Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spektrum kecerdasan, dengan

demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli.

Perkembangan Kognitif tidak dating dengan sendirinya. Untuk mendorong pertumbuhan,

kurikulum yang disusun berdasarkan atas taraf perkembangan anak. Serta harus dapat

memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui pendidikan senirupa di

sekolah.

Page 53: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

45 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

8

PENGERTIAN DASAR ESTETIKA

estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika

merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya

dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang

mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen

dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

Istilah estetika berasal dari bahasa latin “aestheticus” atau bahasa Yunani

“aestheticos” yang bersumber dari kata “aithe” yang berarti merasa. “Estetika dapat

didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung pola. Pola mana

mempersatukan bagian-bagian tersebut yang mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya,

sehingga menimbulkan keindahan.” (Effendy, 1993)

Terdapat beragam ajaran klasik mengenai estetika yang perlu dimuatkan sebagai

landasan penelitian ini, namun sebisa mungkin tidak terlalu menyimpang jauh dari tujuan

komunikasi dan metode analisis, sebagai berikut.

Pandangan Plato tentang keindahan dapat dibagi menjadi dua. Yang satu tentang dunia

idea, sedangkan yang lain nampaknya lebih membatasi diri pada dunia yang nyata. Pandangan

kedua menyatakan bahwa yang indah dan sumber segala keindahan adalah yang paling

sesderhana, yang dimaksud “sederhana” adalah bentuk dan ukuran yang tidak diberi batasan

lebih lanjut berdasarkan sesuatu yang “lebih sederhana” lagi. Oleh karena itu, keindahan

semacam itu bersifat terpilah-pilah. Keindahan semacam itu hanya dapat ditunjukkan,

misalnya warna merah. Kendati begitu, yang majemuk juga dapat dialami sebagai sesuatu

yang indah, jika tersusun secara harmonis berdasarkan sesuatu yang betul-betul sederhana.

Pandangan yang kedua ini punya keistimewaan karena tidak melepaskan diri dari pengalaman

inderawi yang merupakan unsur konstitutif dari pengalaman estetis dan keindahan dalam

pengertian sehari-hari.

Pandangan lainnya yang mendekati pandangan kedua dari Plato tersebut adalah dari

Aristoteles yang menyebutkan bahwa keindahan menyangkut keseimbangan dan keteraturan

ukuran, yakni ukuran material. Pandangan ini, menurut Aristoteles, berlaku untuk benda-

benda alam ataupun untuk karya seni buatan manusia. Karya seni yang dibicarakan

Aristoteles terutama karya sastra dan drama. Ia membicarakan karya drama terutama dalam

bentuk tragedi seperti dipentaskan dalam peran-peran diiringi dengan musik dan tarian, titik

pangkal pandangan Aristoteles ialah bahwa karya seni harus dinilai sebagai suatu tiruan dunia

alamiah dan dunia manusia. Aristoteles tidak menyetujui penilaian negatif Plato atas karya

seni, atas dasar penolakannya terhadap teori idea. Dengan karya tiruan, Aristoteles tidak

memaksudkan sekedar “tiruan belaka”.

Page 54: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

46 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Karya seni diharapkan menjadi lambang atau simbol, yang maknanya harus dapat

ditemukan dan dikenali oleh si penggemar karya seni itu, berdasarkan pengalaman sendiri,

entah ia dalam posisi sebagai pembaca, pemain atau pun penonton pandangan paling pokok

dari ajaran Aristoteles, yaitu Katarsis. Artinya pemurnian, yang menurutnya adalah tujuan

karya seni drama dalam bentuk tragedi. Segala peristiwa, pertemuan, wawancara,

permenungan, keberhasilan, kegagalan dan kekecewaan harus disusun dan dipentaskan

sedemikian rupa sehingga pada suatu saat secara serempak semuanya tampak logis namun

seolah tak terduga.

Kupasan yang agak mendekati estetika perenungan adalah yang datang dari Plotinos,

Plotinos mendekatkan pengalaman estetis dengan pengalaman religius, bahkan puncak

perkembangan estetis itu sendiri adalah pengalaman religius yang disebut pengalaman mistik.

Sesuai dengan titik awal filsafat Plotinos (emanasi) semua hal dari Yang Esa dan kembalinya

semua itu kepada Yang Esa lagi, titik akhir pun bukan karunia khusus (rahmat), namun hanya

penyelesaian dari yang awal itu. Meskipun begitu, tidak banyak insan mengalami titik akhir

tersebut karena ia terhambat oleh hyle (materi) yang kurang mengendalikan diri

dalam askesis (latihan).

Secara lebih jauh penelitian dengan analisis semiotika ini mendekati segala

pemahaman tentang estetika yang menitik beratkan pada keselarasan, keseimbangan,

keteraturan dan lainya yang menjadi ciri-ciri khas keindahan. Pendapat Agustinus

menyebutkan bahwa kesatuanlah yang menjadi sumber atau dasar keindahan. Yang lebih

khasnya lagi ialah bahwa menurut ia pengamatan mengenai keindahan mengandaikan dan

memuat suatu penilaian. Artinya apabila kita menilai suatu obyek itu indah, kita

mengamatinya sebagai sesuatu yang sesuai dengan apa yang seharusnya ada didalamnya,

yakni keteraturannya.

Pengertian berikutnya yang lebih membukakan jalan bagi perkembangan modern,

adalah beberapa rumusan keindahan yang datang dari Thomas Aquinas. Seperti “keindahan

berkaitan dengan pengetahuan; kita menyebut sesuatau indah jika sesuati itu menyenangkan

mata sang pengamat, dan mencoloknya peranan subyek.” Kemudian “keindahan harus

mencakup tiga kualitas; integritas atau kelengkapan.., proporsisi atau keselarasan yang benar

dan cemerlang”. Dan yang terakhir “keindahan itu terjadi jika pengarahan si subyek muncul

lewat kontemplasi atau pengetahuan inderawi.”

Secara umum gagasan Thomas merupakan rangkuman segala unsur filsafat keindahan

sebelumnya. Dengan mengajukan peranan dan rasa si subyek dalam proses terjadinya

keindahan, peranan subyek sebenarnya sudah diangkat juga dalam teori Aristoteles tentang

drama. Mereka menggarisbawahi betapa pentingnya pengetahuan dan pengalaman empiris-

apoisteriori yang terjadi dalam diri manusia, yang merupakan titik awal dari kebesaran suatu

karya seni.

Secara umum dapat dikatakan bahwa selama abad ke 20 ini para filsuf barat yang

membicarakan bidang estetika, cukup memperhatikan apa yang disebut pengalaman estetis,

baik dalam diri si seniman pencipta karya seni maupun dalam diri para penggemar seni.

Terdapat penekanan dalam kesatuan antara karya seni yang bersangkutan dengan para

“pelaku” (pencipta dan penggemar ataupun pencipta ulang, seperti dalam musik, drama,

Page 55: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

47 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

tarian, malah sastra) : kedua belah pihak merupakan suatu bagian integral dari karya seni yang

ditinjau dari sudut filsafat, sosiologi, psikologi dan sekarang komunikasi.

Page 56: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

48 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

9

KREATIVITAS PERKEMBANGAN DAN

PERMASALAHAN SENI RUPA

a. Pengertian kreatif

kreativitas menurut S.C Utami Munandar dapat dibedakan menjadi tiga pengertian :

Pertama, diartikan sebagai kemampuan untuk membuat kondisi baru, dan unsur-unsur yang

ada. Biasanya diartikan sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal

baru sama sekali. Sebenarnya yang diciptakan itu tidak perlu yang baru sama sekali, tetapi

cukup merupakan gabungan dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Gagasan-gagasan yang

kreatif tidak muncul begitu saja, tetapi membutuhkan persiapan. Pengalaman memungkinkan

seseorang mencipta dengan cara menata, menyusun, atau membaurkan unsur-unsur menjadi

sesuatu yang baru.

Kedua, diartikan sebagai kemampuan menggunakan data atau informasi yang tersedia,

yaitu menemukan jawaban terhadap suatu masalah, yang penekanannya pada kualitas

ketepatgunaan dan keragaman jawaban, makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat

diberikan terhadap suatu masalah, makin kreatiflah seseorang.

Ketiga, diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,

kemurnian (orisinil) dalam mengembangkan dan memperkaya gagasan. Banyak kegiatan yang

dapat disiapkan/direncanakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan anak.

1. Pembinaan Kreativitas Melalui Seni

Pada umumnya kreativitas diartikan sebagai daya atau kemampuan untuk mencipta,

tetapi sebenarnya istilah ini mempunyai arti yang lebih yaitu meliputi :

a. Kelancaran menganggapi suatu masalah, ide, atau materi

b. Mudah menyesuaikan diri terhadap situasi

c. Memiliki keaslian, selalu dapat membuat tanggapan yang lain daripada yang lain

d. Mampu berpikir secara integral, bisa menghubungkan yang satu dengan yang lain, serta

dapat membuat analisis dengan tepat.

Kreativitas dalam pendidikan seni akan berperan dalam mengembangkan kemampuan

kognitif. Seni dapat memancing tumbuhnya kemampuan kreatif, bila kreativitas itu elah

berkembang dan meningkat, maka kemampuan kreatif akan berguna untukbidang ilmu yang

lain.

Jelaslah bahwa kreativitas tidak hanya diperlukan dalam kesenian saja, tetapi juga

diperlukan dalam bidang lain guna membentuk kepribadian anak seutuhnya. Dalam segala

Page 57: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

49 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

kehidupan anak sehari-hari diperlukan kreativitas. Harus berpikir cepat dan tepat,

menyesuaikan diri, menentukan sikap dan sebagainya. Kemampuan-kemampuan inilah yang

harus dikembangkan pada anak.

2. Pembinaan Kreativitas Melalui Pendidikan Kesenian di SD

Anak usia SD merupakan masa “keemasan berekspresi kreatif”. Kadar kreativitas anak

masih sangat tinggi. Anak dapat melakukan kegiatan berolah seni rupa secara wajar dan

spontan, karena daya nalar anak belum sampai membatasi keleluasaan untuk berkarya secra

murni dan lugu.

Berbagai bahan dan teknik dapat dicobakan pada anak. Pengolahan bahan sederhana

seperti limbah dan bahan alam merupakan media yang memberi banyak kemungkinan dalam

upaya membina dan mengembangkan kreativitas. Anak memiliki banyak alternatif mengolah

bahan. Teknik di dalam menghasilkan karya dua dimensi sangat memungkinkan anak untuk

berkreasi dan menemukan sendiri. Seperti kegiatan membutsir dengan tanah liat atau plastisin,

menggunting kertas dan kain, mencetak bahan alam perlu untuk diperkenalkan pada anak SD.

Dalam dunia anak dikenal dua macam berpikir kreatif. Pertama adalah berpikir

konvergen dan kedua berpikir divergen. Berpikir divergen biasanya adalah hasil pertanyaan

dengan satu jawaban atau kesimpulan dari satu masalah. Contohnya jika anak bertanya

beberapa jumlah ikan di dalam satu aquarium, hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan

berpikir konvergen adalah beberapa jawaban dari satu masalah. Contohnya anak menanyakan

banyak hal tentang aquarium, maka akan ada beberapa kemungkinan jawaban.

Dalam pendidikan seni, anak diarahkan untuk cenderung pada berpikir konvergen.

Dengan berpikir konvergen anak dilatih untuk menunjukkan diri, memamerkan idenya, dan

menunujukkan eksperimennya. Mereka mendapat banyak keuntungan dari kreativitas ini,

antara lain :

a. Belajar menghargai diri sendiri

b. Belajar memecahkan masalah dengan berbgai alternatif jawaban

c. Mengembangkan kemampuan berpikir

d. Mengembangkan kepribadian

e. Mengembangkan ketrampilan

Dengan memberi dorongan berkreatif, guru juga memperoleh keuntungan, antara lain :

1) Mengembangkan dan meningkatkan pembelajarannya,

2) Belajar mengorganisasikan ketrampilan spesifik dari anak,

3) Meningkatkan hubungan yang lebih akrab dengan anak,

4) Tidak menjumpai banyak problem tingkah laku anak.

Untuk mengidentifikasi kreativitas diri anak, perlu dicatat beberapa hal-hal sebagai

berikut :

a) Semua anak memiliki kreativitas yang berbeda tingkatannya,

b) Sebagian anak lebih kreatif dari yang lain,

c) Kreativitas anak lebih nampak disatu bidang dibandingkan dengan bidang lain yang

dimiliknya. Contohnya seseorang anak lebih kreatif menggambar dibandingkan dengan

membuat patung.

Page 58: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

50 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

d) Guru yang tidak mengenal kreativitas justru akan menghancurkan kreativitas anak.

3. Pengembangan Kreativitas

Dalam membantu mewujudkan kreativitas anak, mereka perlu dilatih keterampilan

tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat

atau talenta mereka. Untuk menumbuhkan motivasi intrinsic pada anak, sebaiknya anak

diberikan kebebasan berpikir dengan menyediakan sarana dan prasarana yang merangsang

minat anak, sehingga dorongan ke arah kreativitas menjadi semakin kuat.

Kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa

permusuhan, penolakan atau rasa terpisah. Tetapi keterikatan emosional yang berlebih juga

tidak menunjang pengembangan kreativitas anak, mungkin karena kurang memberi kebebasan

kepada anak untuk tidak tergantung kepada orang lain dalam menentukan pendapat atau

minat. Untuk mewujudkan kemampuan potensial mereka diperlukan pelayanan khusus dari

guru yang memiliki karakteristik khusus dan mendapat pelatihan khusus.

B. Pengertian Empatik Teori Pemancaran Diri dikemukan oleh seorang sarjana Jerman bernama F. T.

Vischer. Kemudian teori ini dikembangkan oleh Theodore Lipps dalam rangka mencoba

menjelaskan persoalan yang berkaitan dengan pengalaman estetik (seni).

Empati (einfuhlung) merupakan pengalaman dalam peleburan perasaan (emosi)

pengamat terhadap benda seni. Dengan peleburan perasaannya secara mendalam

mengakibatkan jiwa (secara psikis) terhanyut dalam kualitas intrinsik dan ekstrinsik seni.

Sebagai contoh : ketika penonton bioskop, kita seolah turut bermain di dalamnya dan kadang

kala berpihak secara greget pada salah seorang tokoh (yang protagonis misalnya). Hal ini

terjadi karena pemusatan diri (secara emosional) ke dalam kualitas intrinsik benda seni

tersebut. Sehingga “merasa diri kita di dalam” (Read, 1972:38-39). Sebagai contoh lain,

Herbert Read dalam bukunya The Meaning of Art memberikan bagaimana suatu karya

seniman grafis Jepang yang terkenal Katsuchika Hokusai (1760-1849) dapat menimbulkan

empati pengamat (publik seni).

Perhatian kita terhadap karya print Jepang bisa tertuju pada orang-orang dalam perahu.

Kemudian kita merasa simpati kepada mereka dalam menempuh bahaya. Tetapi jika kita

menganggapnya sebagai hasil seni, maka perasaan kita akan terpikat oleh lenggak-lenggok

gelombang yang maha besar itu. Kita seolah-olah berada dalam gerakannya yang menarik.

Kita akan merasa akan tegangan antara kekuatannya yang menggulung ke atas dengan gaya

berat, dan setelah gelombang itu memukul dan membuih maka kita sendiri akan merasakan

seperti dengan amarah menegangkan jari-jari untuk menerkam korban yang ada di bawah kita

(Read, 1972:36-38)

Proyeksi perasaan empati ini bersifat subjektif dan sekaligus objektif. Hal tersebut

disebut subjektif karena pengamat menemukan kepuasan atau kesenangan bentuk objek karya

seni. Sedangkan disebut objektif karena didasarkan pada nilai-nilai intrinsik benda seni itu

sendiri (Sumardjo, 1997).

Dalam empati terjadi pengalaman dalam aliran dinamika kualitas seni yang

mendatangkan berbagai perasaan : puas, penuh, utuh, dan perasaan sempurna dalam

Page 59: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

51 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

keselarasan. Rasa puas itu mengalir selama proses pengalaman mengalir dalam alunnya. Oleh

sebab itu pengalaman seni selalu memiliki pola. Suatu pengalaman itu terdiri dari berbagai

unsur pengalaman (visual, audio, rabaan, audio visual, berbagai rasa, pikiran, dan hal-hal

praktis) yang menyusun hubungannya sendiri satu sama lain. Pola hubungan antar inilah yang

memberikan makna pada pengalaman tersebut.

C. Pengertian Imajinasi Sebagian orang menganggap imajinasi itu penting, tetapi sebagian yang lain mungkin

mengabaikannya. Namun, siapaun yang mempunyai kreativitas, tentu akan meningkatkan

imajinasi sebagai hal yang penting. Ibarat jendela, imajinasi mengantar kita untuk membuka

rumah pikiran kita dan kemudian menggapai dalam-dalam dan jauh-jauh sebuah ide, fakta,

realitas, hinggan fenomena.

Imajinasi merupakan potensi yang dimiliki manusia dan yang menggerakkan hidup

manusia. Melalui imajinasi, manusia memahami dan membentuk dirinya, serta seluruh

kehidupan ini. Begitu pentingnya imajinasi Albert Einstein mengatakan bahwa imajinasi lebih

penting dari pada ilmu pengetahuan. Karena dengan imajinasi yang ada dalam otak, akan

menggugah tubuh kuta untuk mencari tahu semua yang ada dalam imajinasi. Sehingga

munculah ragam ilmu pengetahuan

Mengenai pentingnya imajinasi, Wass (Laily, 2009:83) sampai pada kesimpulan

bahwa imajinasi adalah cara berfikir alami yang menghasilkan perubahan, bahkan sebelum

kita menyadarinya. Berfikir secara sadar melalui latihan berimajinasi memiliki potensi untuk

membantu seseorang meraih cita-cita dalam dunia pendidikan dan dalam kehidupan pribadi.

a. Menggambar Imajinasi.

Untuk memahami apa sebenarnya menggambar itu, kita harus menemukan maknanya

lebih dalam karena lain menggores-goreskan pensil atau kuas dengan jari. Pada hakekatnya

menggambar ini adalah pengungkapan seseorang secara mental dan visual dari apa yang

dialaminya dalam bentuk garis dan warna. Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian

teknis dan gaya, penggalian gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekspresi dan

aktualisasi diri.

Pada intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa, kreativitas,

ide, pengetahuan, dan wawasan. Menggambar bisanya digunakan untuk mengungkapkan

suatu ide. Tidak hanya ide kreatif dari seorang seniman, setiap orang juga seringkali

menggunakan gambar untuk menjelaskan buah pikirannya.

Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas

dan imajinasi anak, yaitu:

1) Menggambar dengan cara mengamati (observasi)

Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau dengan

contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan,

bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.

2) Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan.

Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan

sesuatu berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak

Page 60: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

52 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

menggunakan pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari

pengalaman mereka.

3) Menggambar berdasarkan imajinasi.

Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar,

lukisan, dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang

rutin.

Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-

pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu cara

manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan kata lain,

gambar merupakan salah satu bentuk bahasa. Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat

dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak menggambar:

a) Tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun. Pada tahap

ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga coretan yang dibuat

masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang kusut.

b) Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini

anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan dengan hasil goresannya.

Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.

c) Tahap ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih luwes.

Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun sudah

lebih.

Tujuan menggambar bagi anak :

1) Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk berekspresi,

2) Mengembangkan daya kreativitas,

3) Mengembangkan kemampuan berbahasa,

4) Mengembangkan citra diri anak.

b. Mengembangkan Imajinasi Anak.

Mengembangkan imajinasi anak merupakan upaya untuk menstimulasi,

menumbuhkan dan meningkatkan potensi kecerdasan juga kreativitasnya di masa

pertumbuhannya. Imajinasi anak berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan ia

berbicara dan berbahasa. Seperti bermain, dunia imajinasi juga merupakan dunia yang sangat

dekat dengan dunia anak. Imajinasi anak merupakan sarana untuk mereka berselancar dan

belajar memahami realitas keberadaan dirinya juga lingkungannya. Karena itu, orang tua

dapat mengembangkan imajinasi anak dengan menstimulasi tumbuh kembangnya potensi dan

kemampuan imajinatif anak untuk diekspresikan dengan efektif.

Sebuah imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi. Proses ini mendorong

semua kekuatan yang bersifat emosi untuk terlibat dan berperan aktif dalam merangsang

pemikiran dan gagasan kreatif, serta memberikan energi pada tindakan kreatif.

Kemampuan imajinatif anak merupakan bagian dari aktivitas otak kanan yang

bermanfaat untuk kecerdasannya. Di masa balita, imajinasi merupakan bagian dari tugas

Page 61: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

53 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

perkembangannya, sehingga anak sangat suka membayangkan sesuatu, mengembangkan

khayalannya dan bercerita membagi ide-ide imajinatifnya kepada orang lain, khususnya orang

tuanya.

Berdasarkan hal tersebut, berimajinasi mampu membuat anak mengeluarkan ide-ide

kreatifnya yang kadang kala “mencengangkan”. Hal ini sangat wajar karena seiring

pertambahan usianya, otak anak lebih aktif merespon setiap rangsangan. Di benaknya muncul

banyak pertanyaan yang mendorongnya untuk melakukan banyak pengamatan. Pertanyaan

dan pengamatan yang dilakukannya itu, akhirnya membuat anak merasa nyaman berada di

dalam imajinasinya.

Bagi anak-anak, berimajinasi merupakan kebutuhan alaminya dan bukan bentuk

kemalasan. Imajinasi anak bisa saja lahir sebagai hasil imitasi, meniru dari tayangan yang

ditontonnya atau pengaruh dari dongeng dan cerita yang didengarnya. Namun, imajinasi juga

bisa muncul secara murni dan orisinil dari dalam benaknya, sebagai hasil mengolah dan

memanfaatkan kelebihan dan kemampuan otak yang dianugerahkan Tuhan.

Jika kita mampu mengasah, mengembangkan dan mengelola imajinasi anak, maka

berimajinasi akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kecerdasan kreatifnya, serta

membuatnya lebih produktif karena potensi dan kemampuan imajinatif anak merupakan

proses awal tumbuhkembangnya daya cipta dalam diri anak yang boleh jadi menghasilkan

sebuah kreasi yang menarik dan bermanfaat untuk perkembangan kepribadiannya.

Manfaat imajinasi anak berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya kreativitas dalam

diri anak. Berikut beberapa manfaat imajinasi anak bagi perkembangan dan kepribadian anak

sebagai berikut:

1) Terampil berkomunikasi dan bersosialisasi.

Dengan berimajinasi, anak melibatkan kapasitas otaknya, sehingga kecerdasan otak

lebih terasah. Dalam berimajinasi, tentu saja ia sering kali memainkan peran sebagai tokoh

tertentu yang tidak selalu sama, sehingga dalam realitas sehari-hari, ia lebih

mudah berkomunikasi, memerankan perannya sebagai anak, teman bahkan ibu atau guru.

2) Mahir menganalisa, aktif dan berpikir kreatif.

Berimajinasi membuat anak lebih aktif dan kreatif. Imajinasi akan menstimulasi gerak

tubuh, emosi dan kinerja otak anak untuk melakukan sebuah tindakan kreatif.

3) Memperkaya pengetahuan anak.

Dengan berimajinasi, ide-ide kreatif anak semakin bermunculan dan berkembang. Hal

ini akan semakin mengasah dan mendorong rasa keingintahuannya.

4) Lebih percaya diri, mandiri dan mampu bersaing.

Berpetualang di dunia imajinasi membuat anak merasa nyaman, ketika ada dukungan

dan dorongan untuk mengekspresikannya, ia akan merasa percaya diri. Kepercayaan diri ini

akan membuatnya lebih siap dan mampu bersaing di lingkungannya karena secara tidak

langsung keterlibatan emosi, gerak tubuh dan kemampuan otak dalam berimajinasi

membekalinya kesiapan mental untuk bersaing.

5) Memunculkan bakat anak.

Dengan berimajinasi, anak dapat menggali, mengangkat dan memunculkan bakatnya

yang mungkin saja terpendam. Bakat merupakan ciri universal yang khusus, pembawaan yang

Page 62: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

54 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

luar biasa sejak lahir yang dapat berkembang dengan adanya interaksi dari pengaruh

lingkungan.

D. Pengembangan Potensi Pada Anak Pada waktu lahir tiap-tiap individu mendapat bekal berupa kemampuan siap, yang

pelaksanaannya berdasarkan insting. Disamping bekal berupa insting itu, individu mendapat

bekal juga berupa benih, bibit atau potensi yang mempunyai kemungkinan berkembang pada

waktunya dan apabila ada kesempatannya maupun perangsangnya.Potensi inilah yang

sekarang disebut dengan istilah pembawaan. Jadi yang dimaksud dengan anak atau siswa

yang berpembawaan adalah siswa yang memiliki potensi dengan kemampuan berkembang

yang baik, sehingga dapat diharapkan adanya hasil yang memuaskan dalam pencapaian tujuan

pendidikan.

M. Ngalim Purwanto (1984 : 18) mengatakan potensi adalah “seluruh kemungkinan-

kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan yang terdapat pada suatu individu dan selama

masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan)”.

Dari kedua pengertian diatas, potensi dapat dirumuskan sebagai keseluruhan kemampuan

yang terpendam yang ada dalam diri siswa, yang memungkinkan dapat berkembang dan

diwujudkan dalam bentuk kenyataan.

Potensi-potensi belajar yang ada dalam diri seorang siswa tidak sama dengan potensi

yang dimiliki orang lain. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Agus Soejono (1980 : 36)

“Potensi seseorang tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Seorang lebih tajam

pikirannya, atau lebih halus perasaan, atau lebih kuat kemauan atau lebih tegap, kuat

badannya daripada yang lain”.

berdasarkan di atas, jelaslah bahwa potensi itu beraneka ragam, berbeda dan

bervariasi. Potensi seseorang berlainan dengan orang lain dalam jenis dan tinggi rendahnya.

1. Jenis-jenis Potensi Belajar Yang Ada Dalam Diri Siswa

a. Potensi jasmaniah

Potensi jasmaniah yakni jasmani yang sehat dengan panca indra yang normal yang

secara fisiologi berkerja sama dengan sistem syaraf dan kejiwaan. Potensi jasmaniah ini

memerlukan gizi dan berbagai vitamin termasuk udara yang bersih dan lingkungan yang sehat

sebagai pra kondisi hidupnya. Jika kebutuhan ini sebagian tidak tercukupi, maka tubuh orang

yang bersankutan akan lemah, bahkan dapat sakit.

b. Potensi rohaniah

Potensi-potensi rohaniah meliputi segi pikir, rasa, karsa, cipta, karya maupun budi

nurani. Potensi-potensi rohaniah ini membutuhkan kesadaran cinta kasih, kesadaran akan

keagamaan, dan nilai-nilai budaya supaya kepribadian kita sehat dan sejahtera. Di samping itu

juga rohani kita harus tenang, sabar, optimis, mempercayai orang lain, bahkan mencintai

sesama manusia, tidak iri hati, tidak menyimpan rasa benci atau dendam dan sebagainya.

Pembagian potensi diatas didasarkan kepada U. Noorsyan (1980 : 131) membagi

potensi kepada :

1) Potensi jasmaniah; fisik, badan, dan panca indra yang sehat (normal),

2) Potensi piker (akal, rasio, intelegensi, intelektual),

3) Potensi rasa (perasaan, emosi) baik perasaan eti-moral maupun perasaan estetis,

Page 63: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

55 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

4) Potensi karsa (kehendak, kemauan, keinginan, hasrat atau kecenderungan-kecenderungan

nafsu, termasuk prakarsa),

5) Potensi cipta (daya cipta, kreativitas, fantasi, khayal dan imajinasi),

6) Potensi karya (kemampuan menghasilkan kerja),

7) Potensi budi nurani (kesadaran budi, hati nurani, kata hati).

Ketujuh potensi diatas dapat dikelompokkan kepada potensi jasmaniah dan potensi

rohaniah yang dapat dikembangkan dan diwujudkan manusia seutuhnya dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Potensi Siswa

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi potensi pada diri siswa, dua faktor

tersebut yaitu:

a. Faktor dari dalam (keturunan)

Keturunan seorang anak dalam keluarganya akan mempengaruhi potensi yang dimiliki

oleh anak tersebut. misalnya seorang anak yang keturunan bermain musik, maka tidak khayal

jika anak tersebut berpotensi pula dalam bidang musik. Contoh keturunan lain yaitu keturunan

ilmu pasti, keturunan bertubih tinggi, keturunan olahragawan, dan lain sebagainnya.

b. Faktor dari luar (lingkungan)

Faktor-faktor dari luar yang amat besar sekali pengaruhnya terhadap potensi siswa

adalah faktor rumah tangga. Rumah tangga tempat anak dibesarkan, pendidikan dalam

keluarga, pertama sekali anak mendapat pengalaman dan pengetahuan dari rumah tangga,

oleh karena itu orang tua disebut sebagai pendidik yang utama, karena mereka lebih dekat

dengan anak, terutama ibu yang mengasuhnya dari dalam kandungan sampai tumbuh dewasa.

Dengan demikian ibu memiliki kesempatan yang sangat besar untuk memberi pendidikan dan

pengajaran pada anak dalam bentuk contoh, sikap dan petunjuk. Seperti kata pepatah

“Bagaimana cetak begitu bentuknya” yang artinya adalah bagaimana anak itu dididik maka

seperti itulah anak akan tumbuh dan berkembang.

3. Mengenali dan Mengembangkan Berbagai Potensi Peserta Didik

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik. Masing-masing diberi kelebihan dan

kekurangan. Tidak ada satu pun manusia yang hanya memiliki sisi positif. Sebaliknya, tidak

ada manusia yang hanya memiliki sisi negatif.

Berdasarkan paradigma itulah seorang guru harus senantiasa optimis bahwa peserta

didiknya memiliki potensi, bahkan memiliki banyak potensi. Kelemahan kita adalah kurang

cermat dalam mengenali potensi-potensi yang terpendam dalam setiap peserta didik.

Dapat dikatakan demikian karena menurut penelusuran Dr. Sumardi, M.Sc. dalam

bukunya Password Menuju Sukses telah teridentifikasi tiga belas jenis kecerdasan, yaitu

kecerdasan bahasa, logika, visual-ruang, raga, musik, sosial (interpersonal), pribadi

(intrapersonal), masak (kuliner), alam (natural), emosi, spiritual, keuletan, dan keuangan.

Sembilan kecerdasan pertama dikemukakan pertama kali pada tahun 1983 oleh Howard

Gardner, seorang psikolog Amerika Serikat dan diberi label multiple intelligences atau

kecerdasan majemuk. Kecerdasan emosi dikemukakan oleh Daniel Goleman.

Page 64: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

56 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

4. Mengembangkan Potensi Siswa SD

a. Pengembangan Pengetahuan pada Usia Belajar

Pengembangan pengetahuan terhadap anak dimulai sejak usia belajar, menurut Neisser

(1976) ada tiga alasan mengapa harus dimulai pada masa dini.

Pertama; pengetahuan awal, memungkinkan pendidik, orang tua dan guru memberikan

pengetahuan padanya sesuai tingkat kemampuan kognisi anak, namun demikian

perkembangan psikologis anak diperhatikan, Menurut J.Byl, Aristoteles, dan Kretshmer

(dalam Sujanto, 1980;69) bahwa anak siap untuk belajar dan mendapat pengetahuan dimulai

pada usia 7 tahun (disebut masa intelek). Pada usia ini sang-anak sudah siap diisi dan dibekali

dengan pengetahuan.

Kedua; anak memiliki keyakinan, kepercayaan, yang semu, dalam arti kata ia butuh

bimbingan rohani dan mental pada usia belajar orang tua dan guru mendapat kesempatan yang

banyak memantapkan keyakinan dan kepercayaan anak untuk mengisi dan membekali dengan

pengetahuan, manakala ia sudah dewasa, ia telah mendapat keyakinan, kepercayaan yang

sangat sukar untuk diubah oleh seorang pendidik, baik orang tua maupun guru di sekolah.

Ketiga; anak memiliki banyak pengharapan terhadap sesuatu, pengharapan-

pengharapan pada diri anak memungkingkan untuk dilakukan, diciptakan melalui

pengetahuan yang diberikan kepadanya.

Kita dapat memberi contoh, tauladan yang banyak kepada anak, yang pada akhirnya

dia dapat menemui pengharapannya, namun pengharapan itu dibekali dengan motivasi

ekstinsik disamping motivasi intrinsic yang telah ada pada diri sang anak.

b. Menyeimbangkan antara Intellegensi dan Emosi

Bukanlah menjadi jaminan bagi seseorang yang memikili intellegensi yang tinggi akan

dapat berkembang tanpa memiliki kecakapan emosional yang tinggi. Akan tetapi bagi

seseorang yang memiliki intellegensi yang tinggi belum tentu memiliki kecakapan emosional

yang tinggi pula.Anak yang berbakat adalah anak yang memiliki intellegensi yang tinggi dan

kecakapan emosional yang tinggi, mereka kelak menjadi orang yang mampu berbuat,

berkarya, aktif, kreatif, dan mandiri.

Kemampuan otak seseorang membutuhkan latihan terus menerus, ia ibarat sebilah

pisau dari besi yang bagus, bila tidak diasah di atas gerinda ia tidak akan tajam.

Pengasahannya tidak dilakukan sekali saja akan tetapi berkali-kali dilakukan. Otak perlu

selalu diasah dengan berfikir, seperti menganalisa, memecahkan masalah, berhitung,

berdiskusi, bermain catur, mengisi teka teki silang, dan lain sebagainnya.

5. Peran guru dalam Pengembangan Potensi Siswa

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak

bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur

yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional,

dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim.Guru memiliki

perana yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang

profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Page 65: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

57 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas

yang perlumendapat perhatian (Depdiknas, 2005). Dalam proses belajar mengajar, guru

mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa

untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab uuntuk melihat segala sesuatu yang

terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.

Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan

dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan

siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:

a. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik jangka

pendek maupun jangka panjang,

b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai,

c. Membantu perkembangan aspek aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyusuaian

diri.

Demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampai

ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu ia bertanggung jawab akan keseluruhan

perkembangan kepribadian siswa ia harus mampu menciptakan proses belajar yang

sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa muntuk belajar aktif dan dinamis dalam

memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan. (Slameto, 2002)

Begitu pentingnya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik maka hendaknya

guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan

kompetensinya sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga sebagai

pengelola proses belajar mengajar. Sebagai orang yang mengelola proses belajar mengajar

tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat perencanaan pelajaran,

pelaksanaan dan pengelolaan pengajaran yang efektif, penilain hasil belajar yang objektif,

sekaligus memberikan motivasi pada peserta didik dan juga membimbing peserta didik

terutama ketika peserta didik sedang mengalami kesulitan belajar.Salah satu tugas yang

dilaksanakan guru disekolah adalah memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka

menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah.

Guru mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik sosial, budaya maupun ekonomi.

Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai

pendidik. Guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi

belajar mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses

belajar dan karenya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar di samping menguasai

materi yang disampaikan dengan kata lain guru harus menciptakan suatu konidisi belajar yang

sebagik-baiknya bagi poeserta didik, inilah yang tergolong kategori peran guru sebagai

pengajar.

Disamping peran sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai pembimbing artinya

memberikan bantuan kepada setiap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri

yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuan diri secara maksimal terhadap sekolah. Hal ini

sesuai dengan pendapat Oemar H (2002) yang mengatakan bimbingan adalah proses

pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri

Page 66: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

58 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal terhadap sekolah,

keluarga serta masyarakat.

Sehubungan dengan perananya sebagai pembimbing, seorang guru harus:

1) Mengumpulkan data tentang siswa,

2) Mengamati tingkah laku siswa dalam situasi sehariu-hari,

3) Mengenal para siswa yang memerlukan bantuan khusus,

4) Mengadakan pertemuan atau hubungan dengan orang tua siswa, baik secara individu

maupun secara kelompok, untuk memperoleh saling pengertian tentang pendidikan anak,

5) Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lainya untuk membantu

memecahkan masalah siswa,

6) Membuat catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik,

7) Menyelenggarakan bimbingan kelompok atau individu,

8) Bekerjasama dengan petugas-petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan

masalah siswa,

9) Menyusun program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya.

10) Meneliti kemajuan siswa, baik di sekolah maupundi luar sekolah,

11) Peran guru sebagai pengajar dan sebagai pembing memiliki keterkaitan yang sangat erat

dan keduanya dilaksanakan secara berkesinambungan dan sekaligus berinterpenetrasi dan

merupakan keterpaduan antara keduanya.

6. Faktor-Faktor Yang Menghambat peran guru dalam pengembangan potensi siswa

Faktor-faktor yang mempengaruhi potensi, sehingga terdapat perbedaan intelegensi

seseorang dengan yang lain ialah:

a. Pembawaan.

Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri yang dibawah sejak lahir. Batas

kesangupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama ditentukan oleh

pembawaan kita.Orang itu ada yang pintar ada pula yang bodoh. Sekalipun menerima

latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

b. Kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap

organ(fisik maupun non fisik) dapat dikatakan telah matang jika telah mencapai

kesangupan menjalangkan fungsinya masing-masing. Anak tidak dapat memecahkan soal-

soal tertentu karena soal-soal itu masih terlampau sukar baginya.Organ-organ tubuhnya

dan fungsi-fungsi jiwanya masih belum matang untuk mengenai soalitu dan kematangan

erat hubungannya dengan umur.

c. Pembentukan.

Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi

perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja seperti yang

dilakukan disekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar)

d. Minat dan pembawaan yang khas.

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi

perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang

Page 67: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

59 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan

menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motivasi) dari manipulasi dan

eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbulah minat terhadap

sesuatu, apa yang mereka minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan

lebih baik

e. Kebebasan.

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu

dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode

juga bebas dalam memilih masalah sesuati dengan kebutuhannya. Dengan adanya

kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam pembentukan

intelegensi. (Dalyono, 2007.)

Sementara itu, Widada (1994) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan aktivitas

dan kreativitas siswa, dan potensi guru dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut :

1) Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan

harga diri) siswa.

2) Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan

role playing.

3) Value clarification and moral development approach; guru mengembangkan pembelajaran

dengan pendekatan holistik dan humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa

menuju tercapainya self actualization, dalam situasi ini pengembangan intelektual siswa

akan mengiringi pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, termasuk dalam hal etik

dan moral.

4) Multiple talent approach; guru mengupayakan pengembangan seluruh potensi siswa untuk

membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.

5) Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan proses

mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi

intelektualnya.

6) Pictorial riddle approach; guru mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi

dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan

kemampuan berfikir kritis dan kreatif.

7) Synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk

mengembangkan berbagai bentuk metaphor untuk membuka inteligensinya dan

mengembangkan kreativitasnya.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang tidak rasional, kemudian

berkembang menuju penemuan dan pemecahan masalah secara rasional.

Sedangkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, menurut E. Mulyasa (2003)

perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna

bagi dirinya;

b) Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa

sehingga mereka mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. Siswa juga dilibatkan

dalam penyusunan tersebut;

Page 68: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

60 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

c) Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya;

d) Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu

hukuman juga diperlukan;

e) Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingin tahu siswa;

f) Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual siswa, seperti : perbedaan

kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subyek tertentu;

g) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi

fisiknya, rasa aman, menunjukkan bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur

pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kepuasan dan

penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga

mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.

Page 69: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

61 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

DAFTAR PUSTAKA

Goldberg. Merryl. (1997). Arts and Learning. An Integrated Approach to Teaching and

Learning in Multicultural Setting. New York: Longman.

Herawati, Ida Siti. Iriaji. 1998. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan

Tinggi.

Jefferson, Blanche. (1970). Teaching Art to Children. Boston: Allyn and Baco.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nandang Ganda Perwira, dkk. (2005). Seni Rupa dan Kerajinan. Bandung: SR UPI.

Retnowati, dkk. (2010). Pembelajaran Seni Rupa. Yogyakarta: Kementrian Pendidikan

Nasional.

Sugiyanto, dkk. (2002). Seni Budaya. Jakarta: Erlangga.

Sri Murtono, dkk. (2011) seni Budaya dan Keterampilan 4. Bogor: Yudistira.

______________. (2011) seni Budaya dan Keterampilan 5. Bogor: Yudistira.

______________. (2011) seni Budaya dan Keterampilan 6. Bogor: Yudistira.

Page 70: PENDIDIKAN SENI RUPArepository.ubpkarawang.ac.id/files/disk1/3/123...Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita bisa berkarya yang luar

62 Anggy Giri Prawiyogi, M.Pd Sri Wulan Anggraeni, M.Pd

Anggy Giri Prawiyogi dilahirkan di Subang, 14 Juni 1987 dari

Ayah Yoyo Waluyo, S.Pd, dan Ibunda tercinta Ida Widaningsih,

serta istri tercinta Annita Rosalina, M.Pd, dan dikarunia dua

orang putri yang bernama Alifa Dzakiyya Talita dan Aleesya

Meidina Azzahra. Pendidikan SDN 2 Cisalak 1999, SLTPN 1

Cisalak 2002, SMAN 3 Subang 2005, S1 PGSD UPI 2011, S2

PENDAS UPI 2016. Dosen tetap Universitas Buana Perjuangan,

Mengajar di SDIT Cendekia Purwakarta, SMK Farmasi, UPI

Kampus Purwakarta, dan STKIP Purwakarta.

Sri Wulan Anggraeni dilahirkan di Bekasi pada tanggal 07

Februari 1988, anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasanganBapak H.Mardjuki dan Ibu Limih. Memulai pendidikan SDN

Muktiwari 02 lulus tahun 2000, SMPN 1 Tambelang kabupatenBekasi lulus tahun 2003. SMAN 1 Cikarang Utara Kabupaten

Bekasi lulus tahun 2006. (S1) Fakultas Ilmu Pendidikan ProgramStudi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia lulus Tahun 2011,

pada Tahun 2012 melanjutkan Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta ProgramPascasarjana (S2) pada Program Studi Pendidikan Dasar hingga akhirnya dapat

menyelesaikan dengan memperoleh gelar Magister Pendidikan lulus pada tahun2015. Pengalaman bekerja penulis dimulai sebagai guru Sekolah Dasar tahun 2007-

2015. Dosen Luar Biasa di Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2015. Dosen

Luar Biasa di STAI Bani Saleh Bekasi tahun 2015. Pada tahun 2016 diangkatmenjadi Dosen Tetap di Universitas Buana Perjuangan Karawang sampai dengansekarang.

TENTANG PENULIS

Seni Rupa merupakan sebuah karya yang luar biasa untuk dipelajari, dengan seni rupa kita

bisa berkarya yang luar biasa, yang terlahir dari tangan-tangan terampil karya Allah SWT.

Pendidikan seni rupa sangat penting diterapkan kepada setiap manusia, karena dengan seni

rupa manusia siapmenghadapi kehidupan nyata.