pendidikan ramadhan

Upload: h-masoed-abidin-bin-zainal-abidin-jabbar

Post on 29-May-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Pendidikan Ramadhan

    1/2

    PENDIDIKAN RAMADHAN

    Oleh H. Masoed Abidin

    Bulan Ramadhan yang suci ini memberikan pelajaran besar bagi setiap orang yang mampu

    mengamalkan ibadah yang sempurna di dalamnya. Dengan shaum seorang menjadi bertawakkal

    dan memahami betapa besarnya nikmat Allah atas dirinya. Bila kita simpulkan, ada beberapa hasil

    pendidikan ramadhan yang dapat kita petik. Diantaranya ;

    Pertama, Tawakkal dengan bekerja dan tidak boros. Tawakkal, bukan "hanya

    menyerahkan nasib" dengan tidak berbuat apa-apa, "Bertawakkal lah kamu, seperti burung itu

    bertawakkal" (Atsar dari Shahabat). Tak ada kebun tempat bertanam, tak ada pasar tempat

    berdagang. Tak kurang, setiap pagi terbang meninggalkan sarangnya dalam keadaan lapar, dan

    setiap sore kembali dalam keadaan "kenyang".

    Kedua, Kesadaran kepada ruang dan waktu. Peredaran bumi, bulan dan matahari,

    pertukaran malam dan siang, menjadi bertukar musim berganti bulan dan tahun, "Kami jadikan

    malam menyelimuti kamu (untuk beristirahat), dan kami jadikan siang untuk kamu mencari

    nafkah hidup". (QS.78, An Naba : 10-11), menanamkan kearifan akan adanya perubahan-

    perubahan. Yang perlu dijaga ialah supaya dalam segala sesuatu harus pandai mengendalikan

    diri, agar jangan melewati batas, dan berlebihan, Inilah hasil positif dari pelatihan shaum sebulan

    penuh itu. Dengan pelajaran itu dapat mengamalkan pepatah yang sudah menjadi kearifan local

    masyarakat di Minangkabau. Ka lauik riak mahampeh, Ka karang rancam ma-aruih, Ka pantai

    ombak mamacah. Jiko mangauik kameh-kameh, Jiko mencancang, putuih putuih, Lah salasai

    mangko-nyo sudah. Artinya bekerja sepenuh hati, dengan mengerahkan semua potensi yang

    ada, dengan tidak menyisakan kelalaian ataupun ke-engganan. Tidak berhenti sebelum sampai,

    dan tidak berakhir sebelum benar-benar sudah.

    Ketiga, Kesadaran kepada luasnya bumi Allah. Kita meyakini bahwa Allah telah

    menjadikan bumi mudah untuk digunakan. Maka berjalanlah di atas permukaan bumi, dan

    makanlah dari rezekiNya dan kepada Nya lah tempat kamu kembali. Maka berpencarlah kamu

    diatas bumi, dan carilah karunia Allah dan (di samping itu) banyaklah ingat akan Allah, supaya

    kamu mencapai kejayaan", (QS.62, Al Jumuah : 10). Agar supaya jangan tetap tertinggal dan

    terkurung dalam lingkungan yang kecil, dan sempit (QS.4, An Nisak : 97). Karatau madang di

    hulu babuah babungo balun. Marantau buyuang dahulu di rumah paguno balun . Ditanamkan

    pentingnya kehati-hatian, Ingek sa-balun kanai, Kulimek sa-balun abih, Ingek-ingek nan ka-pai,

    Agak-agak nan ka-tingga. Dengan doa segalanya menjadi tercurahkan sehingga terjalinlahhubungan langsung antara Allah dengan hamba-Nya.

    Keempat, Doa adalah sebuah pengakuan dari seseorang akan kelemahannya.

    Enggan berdoa, berarti sombong dan melampaui batas lantaran melihat dirinya serba

    berkecukupan. Allah SWT berfirman: Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar

    melampaui batas karena dia melihat dirinya serba cukup. (Q.S Al Alaq: 6-7).

  • 8/9/2019 Pendidikan Ramadhan

    2/2