pendidikan multikultural (telaah terhadap buku...
TRANSCRIPT
i
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
(TELAAH TERHADAP BUKU AJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA KELAS X, XI, XII
KURIKULUM 2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
EVI NURHAYATI
NIM: 23010150334
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا
عليم خبير إن أكرمكم عند الل أتقاكم إن الل
Artinya : Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling kenal
mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Maha Teliti. (Qs.Al-Hujurat ayat 13).
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-
Nya. Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahku dan Ibundaku tersayang bapak Tukiman dan Ibu Sumiyati yang
selalu memberikan dukungan dan doa restu kepada penulis. Terimakasih
atas segala pengorbanan, kerja keras, dan kasih sayang kalian dalam
membesarkanku, sejak dalam kandungan hingga kini tumbuh menjadi
dewasa.
2. Bapak Prof. Dr. Muh Saerozi, M.Ag, yang senantiasa sabar memberikan
koreksi dan pengarahan hingga terselesaikannya penulisan Skripsi ini.
3. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan, do’a restu kepada
penulis, sehingga dapat terselesaikan.
4. Saudara kandungku Kakak Eko Widodo, kakak Dwi Rahayu, Kakak Agus
Tri Margono, kakak Reni Lestari, atas motivasi yang tak ada hentinya
kepadaku sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.
5. Teman-teman satu angkatan 2015 yang telah memberikan semangat
belajar dan motivasi.
6. Kepada orang yang tercinta dan tersayang kepada Tasdiqotul Farikah,
Muhammad Muflikhun, yang tak henti-hentinya memberikan semangat
dan membantu dalam terselesainya skripsi ini.
7. Teman-teman PPL IAIN Salatiga di SMK N 2 Salatiga Tahun 2018, serta
teman-teman posko 66 KKN IAIN Salatiga yang telah memberikan
semangat dan motivasi.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak
lupa Syalawat serta salam tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Nabi
Muhammad saw. Kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu
setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Prof. Dr. Muh Saerozi. M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir dalam
proses penyusunan skripsi ini.
5. Qurrotu Ayun, M.PSi. selaku dosen pembimbing Akademik .
6. Segenap dosen pengajar di lingkungan IAIN Salatiga yang telah
membekali pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
ix
x
ABSTRAK
Nurhayati, Evi. 2019. Pendidikan Multikultural (Dalam Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kurikulum 2013). Skripsi, Salatiga:
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Muh. Saerozi,
M.Ag.
Kata kunci: Multikultural, Buku Ajar, Pendidikan Agama Islam, SMA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan 1).
Bagaimana pendidikan multikultural dalam buku ajar Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti pada tingkat SMA? 2). Bagaimana Relevansi Isi tentang
multikultural dalam buku ajar pada era kontemporer?
Jenis Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian kepustakaan/library
reseacrh, yaitu data-data yang mendukung penelitian ini berasal dari sumber
pustaka. Dalam menghimpun data, penelitian ini mendapatkan dari dua macam
sumber, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Penelitian bersifat deskriptif
kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan konsep multikultural kemudian
digunakan untuk menganalisis isi buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Metode analisis data yang peneliti gunakan adalah metode content
analysis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buku Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti terbitan dari Kemendikbud ini mengandung pendidikan
multikultural di dalamnya yang mana hal tersebut dikombinasikan dengan nilai
Agama Islam dan Budi Pekerti yang baik. Nilai-nilai multikultural yang terdapat
dalam buku ajar relevan dengan era kontemporer dan juga konteks Indonesia yang
Berbhineka Tunggal Ika. Pendidikan multikultural penting dihadirkan untuk
mengajak menciptakan suasana damai dan menghindari kekerasan dengan cara
hidup rukun. Di dalam proses pendidikan keislaman harus diberi pemahaman
multikultural agar mampu menjembatani kesenjangan antara Idealitas Islam dan
realitas di tengah himpitan budaya global.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................. xvi
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 5
E. Kajian pustaka ............................................................................. 6
F. Metode Penelitian ....................................................................... 23
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 27
BAB II : BIOGRAFI NASKAH ...................................................................... 29
A. Identitas Buku .............................................................................. 29
B. Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Buku ............................ 35
C. Sistematika Buku ......................................................................... 41
BAB III :DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH .............................. 43
A. Deskripsi Materi Buku ................................................................. 43
BAB IV : PEMBAHASAN .............................................................................. 76
A. Analisis Pendidikan Multikultural dalam Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti .................................................... 76
B. Relevansi Isi tentang Multikultural dalam Buku Ajar pada Era
Kontemporer ................................................................................ 97
BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 103
A. Kesimpulan .................................................................................. 103
C. Saran ............................................................................................ 105
xii
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 108
LAMPIRAN .................................................................................................... 111
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Identitas Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas X .............................. 29
Tabel 2.2 Identitas Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas XI ............................. 31
Tabel 2.3 Identitas Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas XII ........................... 33
Tabel 4.1 Analisis Multikultural Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas X ........ 76
Tabel 4.2 Analisisis Multikultural Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas XI .... 80
Tabel 4.3 Analisis Multikultural Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas XII ...... 88
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Tabel 2.1 Sampul Depan Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas X .................... 30
Tabel 2.2 Sampul Depan Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas XI ................... 32
Tabel 2.3 Sampul Depan Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas XII.................. 34
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi
Lampiran 2 Nota Pembimbing
Lampiran 3 Daftar SKK
Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup
xvi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal
22 Januari 1988.
1. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif Tidakdilambangkan Tidakdilambangkan ا
ba’ B Be ب
ta’ T Te ت
sa’ ṡ Es (dengantitik di atas) ث
Jim J Je ج
ḥa’ ḥ Ha (dengantitik di bawah) ح
kha’ Kh Kadan Ha خ
Dal D De د
Żal Ż Zet (dengantitik di atas) ذ
ra’ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy Esdan Ye ش
ṣād ṣ Es (dengantitik di bawah) ص
ḍaḍ ḍ De (dengantitik di bawah) ض
ṭa’ ṭ Te (dengantitik di bawah) ط
ẓa’ ẓ Zet (dengantitik di bawah) ظ
ain ‘ Komaterbalikkeatas‘ ع
Gain G Ge غ
fa’ F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ك
Lam L El ل
xvii
Mim M Em م
’Nun N En ن
ha’ H Ha ه
Hamzah ` Apostrof ء
ya’ Y Ye ي
2. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap
Ditulis ‘iddah عدة
3. Ta’ marbūtah
a. Bila dimatikan ditulis
Ditulis Hibah هبة
Ditulis Jizyah جزية
(ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan
sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).
Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,
maka ditulis dengan “h”.
’Ditulis karāmah al-auliyā كرامة اآلولياء
b. Bila ta’ marbūtah hidup atau dengan harakat fatḥah, kasrah, dan
ḍammah ditulis “t”
Ditulis zakātulfiṭri زكاة الفطر
4. Vokal Pendek
Kasrah Ditulis I
fatḥah Ditulis A
xviii
ḍammah Ditulis U
5. Vokal Panjang
fatḥah + alif→contoh: جاهلية Ditulis ā → jāhiliyah
fatḥah + aliflayyinah→ contoh: يسعى Ditulis ā → yas‘ā
kasrah + ya’ mati→ كريم Ditulis ī → karīm
ḍammah + wāwumati→ فروض Ditulis ū → furūḍ
1. Vokal Rangkap
fatḥah + ya’ mati→contoh: بينكم Ditulis ai→ bainakum
fatḥah + wāwumati→ contoh: قول Ditulis Au → qaulun
2. Huruf Sandang “ال ”
Kata sandang “ال ” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan tanda
penghubung “-“, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah
maupun huruf syamsiyyah; contoh:
Ditulis al-qalamu القلم
Ditulis al-syamsu الشمس
3. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam
transliterasi huruf capital digunakan untuk awal kalimat, nama diri,
dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama
diri tidak ditulis dengan huruf kapital;
Ditulis WamāMuḥammadunillārasūl و ما دمحم اال رسول
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari sekian negara di dunia yang
memiliki kemajemukan atau keberagaman sangat kompleks. Kebenaran
pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosial-kultural maupun geografis
yang begitu beragam dan luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di
wilayah NKRI sekitar 3000 pulau besar dan kecil. Populasi penduduk
terdiri atas tiga ratus suku yang menggunakan hampir dua ratus bahasa
yang berbeda. Selain itu mereka juga menganut agama dan kepercayaan
yang beragam yaitu Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha,
Konghuchu, serta berbagai macam aliran kepercayaan. (Yaqin, 2005: 3-4).
Keragaman ini seperti mata pisau yang bisa berdampak positif maupun
negatif, dan perbedaan ini apabila tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan konflik. Ada realitas yang begitu nyata bahwa abad 20 dan
terus berlanjut awal abad 21, kekerasan menandai relasi antarmanusia
(Baidhawy, 2005 :57).
Kekerasan telah membebani dengan warisan kerusakan massal,
faktor-faktor kekerasan itu antara lain disebabkan oleh norma-norma
budaya yang membolehkan kekerasan sebagai cara yang bisa diterima
untuk menyelesaikan konflik. Kebudayaan itu sudah plural, maka manusia
dituntut untuk memelihara pluralitas agar terjadi kehidupan yang ramah
2
dan penuh perdamaian. Sikap saling menerima, menghargai nilai, budaya,
keyakinan yang berbeda tidak otomatis akan berkembang sendiri, tapi
akan cepat berkembang bila dilatihkan dan dididikkan pada generasi muda
dalam sistem pendidikan nasional.
Berangkat dari realitas bahwa Indonesia ini sangat plural dan
bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, bahasa, adat
istiadat, agama dan budaya, maka ideal nya dengan penduduk yang plural
tersebut sudah seharusnya pendidikannya ialah berbasis multikultural.
Pendidikan multikultural penting untuk dihadirkan dalam dunia
pendidikan, sebab pendidikan merupakan instrumen paling ampuh untuk
memberikan penyadaran kepada masyarakat, supaya tidak timbul konflik
etnis, budaya, dan agama (Mahfud, 2006:174-176)
Sehubungan dengan hal di atas, perlu dibangun konsep pendidikan
multikultural. Hal tersebut patut diapresiasi secara positif oleh semua
kalangan yang peduli terhadap “nasib” pendidikan di negri ini. Pemerintah
sendiri telah memprogram pendidikan multikultural salah satunya ialah
lewat pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti berupa buku teks yang yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Buku
teks tersebut digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran pada
jenjang SD/SMP/SMA. Bahan ajar buku teks tersebut sesuai dengan
silabus Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dibangun dengan
prinsip Islam yang humanis, demokratis, toleran, serta multikultural.
(Silabus Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, 2016: 6).
3
Implementasi pendidikan multikultural pada jenjang pendidikan
menengah dapat dilakukan melalui pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan agama (Islam). Pendidikan multikultural melalui pendidikan
agama (Islam) dilakukan melalui penambahan atau perluasan kompetensi
hasil belajar dalam konteks pembinaan akhlak mulia dengan memberi
penekanan pada berbagai kompetensi dasar. Kemudian pendidikan
multikultural melalui pendidikan agama (Islam) dilakukan dengan
pendekatan deduktif diawali dengan kajian ayat dalam tema-tema yang
relevan, kemudian dikembangkan menjadi norma-norma keagamaan, baik
norma hukum maupun etik. Pendidikan multikultural dalam PAI bukan
semata membina knowledge skill pada siswa, tetapi mendidik siswa untuk
menjadi warga negara yang religius, sekaligus inklusif dan bersikap
pluralis. (Mashadi, 2009: 62).
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sendiri mengakui
adanya keragaman. (Mashadi, 2009:185). Tidak ada satu hal pun di dunia
ini yang sama. Dua orang anak kembar sekalipun memiliki perbedaan
besar atau kecil. Kalaupun secara fisik sama persis, pastilah sidik jari dua
orang yang kembar itu akan berbeda. Itu baru dua orang, apalagi banyak
orang. Tidak sekedar perbedaan, namun yang muncul adalah keragaman.
Demikianlah Allah menciptakan perbedaan dan keragaman sebagai
sunnatullah. (Mashadi, 2009:185)
Dalam skripsi ini, penulis akan mengkaji isi dari buku ajar tingkat
SMA yaitu buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti khususnya
4
kelas X, XI, XII. Peneliti memilih buku SMA Kelas X, XI, XII agar
peneliti bisa banyak mendapatkan informasi pengetahuan mengenai
pendidikan multikultural secara mendalam. Pendidikan sejatinya harus
mengajarkan tentang cara menghormati sesama, toleransi, dan kerukunan
dan seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa pendidikan multikultural
memang harus ada di dalam suatu pendidikan terutama Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti buku
ajar yang di pakai pada tingkat SMA yaitu buku Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat tema tersebut dengan mengambil judul skripsi “Pendidikan
Multikultural (Telaah Terhadap Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti SMA kelas X, XI, XII Kurikulum 2013)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka yang
menjadi masalah pokok pembahasan ini adalah:
1. Bagaimana pendidikan multikultural dalam buku ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti pada tingkat SMA?
2. Bagaimana Relevansi Isi tentang multikultural dalam buku ajar pada
era kontemporer?
C. Tujuan Penelitian
Pada permasalahan pokok di atas bahwa tujuan dilakukan penelitian
ini adalah:
5
1. Untuk mengetahui pendidikan multikultural dalam buku ajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada tingkat SMA.
2. Untuk mengetahui relevansi isi tentang multikultural dalam buku ajar
pada era kontemporer
D. Kegunaan penelitian
Hasil penelitian dapat berguna baik dari manfaat teoritis maupun yang
praktis, antara lain:
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis adalah menjelaskan bahwa hasil penelitian ini
bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya
konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari penelitian
yang sesuai dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian.
a. Menambah khazanah keilmuan tentang nilai-nilai pendidikan
multikultural yang terkandung dalam buku ajar Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas X, XI, dan XII.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menguak lebih mendalam tentang
komposisi buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
sehingga layak untuk dijadikan sebagai bahan ajar disekolah.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan disiplin ilmu Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat praktis
a. Untuk menambah khazanah tentang nilai-nilai pendidikan
multikultural dalam buku ajar PAI SMA Kelas X, XI, dan XII.
6
b. Sebagai bahan referensi dalam ilmu pendidikan sehingga dapat
memperkaya dan menambah wawasan.
c. Hasil penelitian dapat memberikan koreksi, saran, serta info bagi
para penyusun dan penerbit buku teks pembelajaran terutama
Pendidikan Agama Islam sehingga mampu menghadirkan buku-
buku materi Pendidikan Agama Islam yang lebih berkualitas.
d. Hasil penelitian dapat memberikan kesadaran bagi praktisi
pendidikan terutama pendidik untuk lebih selektif dalam
menggunakan bahan dan sumber pembelajaran materi Pendidikan
Agama Islam.
E. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelaahan penelitian yang lebih komprehensif,
maka peneliti berusaha melakukan kajian terhadap beberapa penelitian
yang mempunyai relevansi dengan topik yang ingin diteliti.
Dikarenakan peneliti menggunakan analisis pendidikan multikultural,
maka peneliti mengkaji berbagai pustaka yang berkaitan dengan
pendidikan multikultural dan analisis pendidikan multikultural.
Diantara karya-karya yang mendukung kerelevansian penelitian
adalah:
a. Penelitian berjudul: Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural
dalam Teks Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA Kelas
X. Skripsi ini ditulis oleh Rina Hanipah Muslimah dari Universitas
7
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, buku yang peneliti teliti
adalah karangan Syamsuri yang diterbitkan pada tahun 2007 dan
hanya buku tingkat SMA Kelas X saja. Buku ajar yang digunakan
Rina berbeda dengan buku yang diteliti penulis.
b. Penelitian yang berjudul: Analisis Nilai-Nilai Multikultural dalam
Buku Teks Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas VII SMP. Tesis ini ditulis oleh Aisyah Dana Luwihta dari
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, buku
yang peneliti teliti adalah buku terbitan dari Kemendikbud tahun
2014, fokus penelitian pada buku tingkat SMP Kelas VII saja.
c. Penelitian yang berjudul: Analisis Nilai-Nilai Pendidikan
Multikultural pada Buku Siswa MAPEL Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti Kurikulum 2013 SD Kelas 6. Tesis ini ditulis oleh
Rizki Putra Pradana dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Peneliti meneliti muatan nilai-nilai pendidikan multikultural dalam
buku siswa mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kurikulum 2013
SD kelas 6 dan kelebihan serta kekurangan daru buku dalam
perspektif pendidikan multikultural.
Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian relevan diatas
adalah penelitian ini khusus meneliti isi buku Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti tingkat SMA Kurikulum 2013 terbitan dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
8
2. Kerangka Teori
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul
penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang
terdapat dalam judul skripsi dibawah ini:
1. Pendidikan Multikultural
Secara etimologi, istilah pendidikan multikultural berasal dari dua
kata, yaitu “pendidikan” dan “multikultural”. Menurut Darmaningtyas,
sebagaimana dikutip oleh Ngainum Naim dan Achmad Sauqi (2011:
30) pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar dengan membimbing,
mengajar, dan melatih peserta didik demi terwujudnya pribadi yang
dewasa. Sedangkan kata multikultural berasal dari bahasa Inggris, dari
dua kata “multi” dan “culture”. Kata multi dalam bahasa Indonesia
memiliki arti budaya dan kebudayaan. Jadi multikultural adalah
keragaman budaya. (Maksum, 2011:143).
Dan secara terminologi pendidikan multikultural adalah pengakuan
akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan
kebudayaan masing-masing yang unik. Setiap individu merasa dihargai
sekaligus merasa bertanggung jawab untuk hidup bersama
komunitasnya. Pengingkaran suatu masyarakat terhadap kebutuhan
untuk diakui (politics of recognition) merupakan akar dari segala
ketimpangan dalam berbagai bidang kehidupan. (Mahfud, 2006: 75)
Pendidikan dan multikultural memiliki keterkaitan sebagai subjek
dan objek atau ‘yang diterangkan’ dan ‘menerangkan’, juga esensi dan
9
konsekuensi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Sedangkan pendidikan multikultural, secara terminologi
merupakan proses pengembangan seluruh potensi manusia yang
menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi
keagamaan budaya, etnis, suku, dan aliran (agama) (Maslikhah, 2007:
48).
Muhaemin el Ma’hady (dalam Mahfud, 2006: 168) berpendapat
bahwa secara sederhana pendidikan multikultural dapat didefinisikan
sebagai pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi
perubahan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu
atau bahkan dunia secara keseluruhan (global). Pendidikan
Multikultural merupakan respons terhadap perkembangan keragaman
populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak bagi setiap
kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan
pengembangan kurikulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki
berbagai pandangan, sejarah, prestasi, dan perhatian terhadap orang-
orang non eropa. Sedangkan secara luas, Pendidikan multikultural itu
mencakup seluruh siswa tanpa membeda-bedakan kelompok-
10
kelompoknya seperti gender, etnik, ras, budaya, strata sosial dan
agama (Mahfud, 2006: 168)
Istilah “pendidikan multikultural” dapat digunakan baik pada
tingkat deskriptif dan normatif, yang menggambarkan isu-isu dan
masalah-masalah pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat
multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang
pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi
pendidikan dalam masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif
ini, kurikulum pendidikan multikultural mestilah mencakup subjek-
subjek seperti: toleransi, tema-tema tentang perbedaan etno-kultural
dan agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik dan mediasi,
HAM, demokrasi dan pluralitas, multikulturalisme, dan kemanusiaan
universal. (Mahfud, 2006: 172).
Prinsip dasar dalam pelaksanaan pendidikan multikultural.
Terdapat tiga prinsip pendidikan multikultural yang dikemukakan oleh
Tilaar (dalam Muyasaroh, 2018: 35), antara lain sebagai berikut:
a. Pendidikan multikultural didasar pada pedagogik kesetaraan
manusia (equity pedagogy).
b. Pendidikan multikultural ditujukan kepada terwujudnya
manusia Indonesia yang cerdas dan mengembangkan pribadi-
pribadi Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dengan
sebaik-baiknya.
11
c. Prinsip globalisasi tidak perlu ditakuti apabila bangsa ini arah
serta nilai-nilai baik dan buruk yang dibawanya.(Muyasaroh,
2018: 35).
Dapat penulis simpulkan bahwa Pendidikan multikultural
adalah proses pengajaran materi ajar pada peserta didik agar
menghargai, menghormati, dan menyetarakan suku, budaya, dan
agama yang beragam. Dengan begitu, peserta didik mampu hidup
berdampingan ditengah-tengah masyarakat yang beranekaragam.
2. Konsep Pendidikan Multikultural
Konsep adalah rancangan artinya merupakan suatu hasil
pengenalan (cognisi) yang berkembang secara historis dan meningkat,
makin mendalam dan maju sampai pada pantulan realitas yang
memadai. Berbagai konsep yang relevan dengan multikulturalisme
antara lain: demokrasi, keadilan dan hukum, nilai-nilai budaya dan
etos, kebersamaan dalam perbedaan yang sederajat, suku bangsa,
kesukubangsaan, kebudayaan suku bangsa, keyakinan keagamaan,
ungkapan-ungkapan budaya domain privat dan publik, HAM, hak
budaya komuniti, (Mahfud, 2006: 98)
Menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa
memperdulikan perbedaan suku bangsa, agama, budaya, gender,
bahasa, kebiasaan, ataupun kedaerahan. Kesetaraan dalam derajat
kemanusiaan yang saling menghormati. Diantara prinsip-prinsip dasar
dari demokrasi yang patut dikembangkan di Indonesia adalah:
12
kesetaraan derajat individu, kebebasan, toleransi terhadap perbedaan,
konflik dan konsesus, hukum yang adil dan beradab, dan
perikemanusiaan. Prinsip-prinsip demokrasi tersebut dapat
berkembang hanya dalam masyarakat multikultural, yang dilandasi
kesetaraan, demokrasi, dan toleransi sejati (Mahfud, 2006: 103).
Intinya, toleransi tidak hanya diperuntukkan bagi kepentingan
bersama, tetapi juga menghargai kepercayaan dan berinteraksi dengan
anggota masyarakat. (Mahfud, 2006: 174).
Pada dasarnya manusia diciptakan Tuhan dengan berbeda jenis
kelamin, bangsa, suku, warna kulit, budaya, dan sebagainya, dan agar
diketahui bahwa orang yang paling mulia disisi Tuhan adalah yang
paling baik amal perbuatannya (bertaqwa).hal ini sebagaimana dalam
QS.Al-hujurat ayat 13 (Mahfud, 2006: 178)
Maka penyelenggaraan pendidikan multikultural dapat dikatakan
berhasil bila terbentuk pada diri siswa dan mahasiswa sikap hidup
saling toleran, tidak bermusuhan dan tidak berkonflik yang disebabkan
oleh perbedaan budaya, suku, bahasa, adat istiadat atau lainnya.
(Mahfud, 2006: 209)
3. Nilai-nilai Multikultural
Menurut Muthoharoh (dalam Muyasaroh 2018: 31) indikator
keterlaksanaan nilai-nilai multikultural adalah sebagai berikut:
1. Nilai Inklusif (Terbuka)
13
Nilai ini memandang bahwa kebenaran yang dianut oleh suatu
kelompok, dianut juga oleh kelompok lain. Nilai ini mengakui
terhadap pluralisme dalam suatu komunitas atau kelompok
sosial, menjanjikan dikedepankannya prinsip inklusifitas yang
bermuara pada tumbuhnya kepekaan terhadap berbagai
kemungkinan unik yang ada.
2. Nilai Mendahulukan Dialog (Aktif)
Dengan dialog, pemahaman yang berbeda tentang suatu hal
yang dimiliki masing-masing kelompok yang berbeda dapat
saling diperdalam tanpa merugikan masing-masing pihak. Hasil
dari mendahulukan dialog adalah hubungan erat, sikap saling
memahami, menghargai, percaya, dan tolong menolong.
3. Nilai Kemanusiaan (Humanis)
Kemanusiaan manusia pada dasarnya adalah pengakuan akan
pluralitas, heterogenitas, dan keragaman manusia itu sendiri.
Keragaman itu bisa berupa ideologi, agama, paradigma, suku
bangsa, pola pikir, kebutuhan, tingkat ekonomi.
4. Nilai Toleransi
Dalam hidup bermasyarakat, toleransi dipahami sebagai
perwujudan mengakui dan menghormati hak-hak asasi
manusia. Kebebasan berkeyakinan dalam arti tidak adanya
paksaan dalam hal agama, kebebasan berpikir atau
berpendapat, kebebasan berkumpul.
14
5. Nilai Tolong Menolong
Sebagai mahluk sosial, manusia tak bisa hidup sendirian meski
segalanya ia miliki. Harta benda berlimpah sehingga setiap saat
apa yang ia mau dengan mudah dapat terpenuhi, tetapi ia tidak
bisa hidup sendirian tanpa bantuan orang lain dan
kebahagiaanpun mungkin tak akan pernah ia rasakan.
6. Nilai Keadilan (Demokratis)
Keadilan merupakan sebuah istilah yang menyeluruh dalam
segala hal bentuk, baik keadilan budaya, politik, maupun sosial.
Keadilan sendiri merupakan bentuk bahwa setiap insan
mendapatkan apa yang ia butuhkan, bukan apa yang ia
inginkan.
7. Nilai Persamaan dan Persaudaraan Sebangsa Maupun
Antarbangsa.
Dalam Islam, Istilah persamaan dan persaudaraan itu dikenal
dengan nama uhkuwah. Ada tiga jenis ukhuwah dalam
kehidupan manusia, yaitu Uhkuwah Islamiyah (persaudaraan
seagama), Uhkuwah Wathaniyyah (persaudaraan sebangsa),
uhkuwah bashariyah (persaudaraan sesama manusia). Dari
konsep uhkuwah itu, dapat disimpulkan bahwa setiap manusia
baik yang berbeda suku, agama, bangsa, dan keyakinan adalah
saudara. Karena antarmanusia adalah saudara, setiap manusia
memiliki hak yang sama.
15
8. Berbaik Sangka
Memandang seseorang atau kelompok lain dengan melihat
pada sisi positifnya dan dengan paradigma itu maka tidak akan
ada antar satu kelompok dengan kelompok lain akan saling
menyalahkan. Sehingga kerukunan dan kedamaianpun akan
tercipta.
9. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air dalam hal ini tidak bermakna sempit, bukan
chauvanisme yang membangga-banggakan negerinya sendiri
dan menghina orang lain, bukan pula memusuhi negara lain.
Akan tetapi rasa kebangsaan yang lapang dan
berperikemanusiaan yang mendorong untuk hidup rukun dan
damai dengan bangsa-bangsa lain.(Muyasaroh, 2018: 31-34)
Sedangkan menurut Zakiyudin Baidhawy karakteristik
pendidikan multikultural dalam kontek Pendidikan Agama yaitu
belajar hidup dalam perbedaan, rasa saling percaya, saling memahami,
saling menghargai, berpikir terbuka, apresiasi dan interdependensi,
resolusi konflik dan rekonsiliasi nirkekerasan.(Baidhawy, 2005: 78)
4. Buku Teks
Buku Teks adalah buku yang berisi uraian tentang isi atau materi
suatu mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara
sistematis dan telah diseleksi berdasarkan orientasi pembelajaran,
perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Buku ini dapat dipakai
16
untuk sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah (Muslich,
2010: 98)
Sedangkan menurut Dedi (2001: 46), buku teks (buku pelajaran)
adalah media instruksional yang perannya sangat dominan di kelas dan
merupakan alat yang penting untuk menyampaikan materi kurikulum,
dari sinilah buku sekolah menduduki peran sentral pada semua
tingkatan.
Buku teks pelajaran berfungsi untuk memberikan informasi kepada
pembacanya (siswa) guna memperlancar proses pembelajaran di
sekolah, sehingga kurikulum dapat tercapai. Menurut Masnur (2010:
52) fungsi dari buku teks adalah:
a. Sarana pengembang bahan dan program dalam kurikulum
Pendidikan.
b. Sarana pemelancar tugas akademik guru
c. Sarana pemelancar ketercapaian tujuan pembelajaran
d. Sarana pemelancar efisiensi dan efektivitas kegiatan
pembelajaran.
Dalam Konteks ini buku teks PAI dan Budi Pekerti adalah buku
yang berisi tentang uraian materi PAI dan Budi Pekerti, yang
membentuk sikap, memberikan pengetahuan, dan membentuk
keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya,
disusun secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan telah
17
melalui seleksi berdasarkan tujuan pembelajaran, orientasi
pembelajaran serta mengacu pada perkembangan peserta didik.
5. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang
dilakukan Pendidikan dalam mempersiapkan peserta didik untuk
meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Majid,
2012: 13).
Jadi Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa
pengajaran, bimbingan, dan asuhan terhadap anak agar kelak
selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama Islam, serta menjadikannya sebagai
jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.
( http://digilib.uinsby.ac.id diakses pada tanggal 26 April 2019)
b. Budi Pekerti
Esensi dan makna budi pekerti sama dengan pendidikan
moral dan pendidikan akhlak. Dalam konteks pendidikan di
Indonesia, pendidikan budi pekerti adalah pendidikan nilai yang
luhur bersumber dari budaya bangsa Indonesia dalam rangka
membina kepribadian generasi muda (Majid dan Andayani,
2013:13).
18
Secara operasional, budi pekerti adalah perilaku yang
tercemin dalam kata, perbuatan, sikap, perasaan, keinginan dan
hasil karya. Oleh karena itu, budi pekerti berbicara tentang nilai-
nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan
keburukannya melalui ukuran norma agama, norma hukum, tata
krama dan sopan santun atau norma budaya/adat istiadat suatu
masyarakat atau suatu bangsa (Muhtadi, 2015: 5)
Soewandi (2005: 113-116) menyatakan bahwa terdapat hal
yang perlu diperhatikan dalam Pendidikan dan Budi Pekerti,
diantaranya yaitu:
1) Model demokratis, bukan otoriter dan pemaksaan
2) Model penyadaran (konsientisasi)
3) Teladan guru atau pendidik
4) Suasana sekolah yang menunjang
Sedangkan menurut Silabus Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (2016: 1) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
merupakan pendidikan yang secara mendasar menumbuhkembangkan
akhlak peserta didik melalui pembiasaan dan pengamalan ajaran Islam
secara menyeluruh.
c. Landasan Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Landasan dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
dalam Silabus Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2016:
1), berlandaskan pada aqidah Islam yang berisi tentang keesaan
19
Allah swt, sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi
manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang
merupakan manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan
landasan pengembangan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia.
Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
merupakan pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan,
menselaraskan dan menyeimbangkan antara Iman, Islam, dan Ihsan
yang diwujudkan dalam:
1) Membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Swt., serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti
luhur (Hubungan manusia dengan Allah swt.)
2) Menghargai, menghormati dan mengembangkan potensi diri
yang berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
(Hubungan manusia dengan sesama).
3) Penyesuaian mental keislaman terhadap (lingkungan fisik dan
social (Hubungan manusia dengan lingkungan alam).
Berlandaskan penjelasan diatas, Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti dikembangkan dengan memperhatikan nilai-nilai
Islam rahmatan lilalamin yang mengedepankan prinsip-prinsip
Islam yang humanis, toleran, demokratis, dan multikultural.
Islam yang humanis berarti memandang kesatuan manusia
sebagai mahluk ciptaan Allah, memiliki asal-usul yang sama
menghidupkan rasa perikemanusiaan, dan mencita-citakan
20
pergaulan hidup yang lebih baik. Nilai-nilai Islam humanis yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta
didik SMA/MA/SMK/MAK, diantaranya adalah: berprasangka
baik, disiplin, jujur, berbuat baik kepada sesama manusia dan
berlaku adil.
Islam yang toleran mengandung arti bersikap menghargai
pendapat, pandangan, kepercayaan, atau kebiasaan yang berbeda
dengan pendirian seseorang, juga tidak memaksa, tetap berlaku
baik, lemah lembut, dan sering memaafkan. Nilai-nilai Islam yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta
didik SMA/MA/SMK/MAK, diantaranya adalah: berprasangka
baik, hidup rukun, dan menjaga persatuan.
Demokratis berarti yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi sesama dengan
mengutamakan kebebasan berekspresi, berkumpul, dan
mengemukakan pendapat sesuai dengan norma dan hukum yang
berlaku. Nilai-nilai Islam demokratis yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik
SMA/MA/SMK/MAK, diantaranya adalah: kontol diri, displin,
bertanggung jawab, berkompetisi dalam kebaikan, berpikir kritis,
dan menjaga persatuan. (Silabus Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti 2016: 6)
21
Multikultural berarti bersikap mengakui, akomodatif, dan
menghormati perbedaan dan keragaman budaya, untuk mencari
dan memudahkan hubungan sosial, serta gotong royong demi
mencapai kebaikan bersama. Nilai-nilai multikultural dalam Islam
yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagi
peserta didik SMA/MA/SMK/MAK, diantaranya adalah:
berprasangka baik, persaudaraan, hidup rukun, menghindari tindak
kekerasan, saling menasehati, menjaga persatuan, dan hidup damai
dalam keberagaman. (Silabus Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti 2016: 7)
d. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dikembangkan
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam hal keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan ini kemudian
dirumuskan secara khusus dalam Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti sebagai berikut.
1) Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pembinaan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama
Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang
keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt.
22
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,
bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal
dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
kehidupan sebagai warga masyarakat, warga negara, dan warga
dunia. (Silabus Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
2016: 8)
6. Kurikulum 2013
Majid dan Rochman, (2014: 1) “kurikulum 2013 merupakan
kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat proses
pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.” Dari kutipan tersebut dapat diketahui
bahwa kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum dengan
formulasi yang baru yang merupakan penyempurnaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 menitikberatkan
pada sebuah proses pembelajaran dan penilaian untuk mencapai suatu
kompetensi yaitu kompetensi sikap, kompetensi keterampilan,
kompetensi pengetahuan dan kompetensi sosial.
Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan
saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu
dalam mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data,
mengasosiasi atau menalar dan mengkomunikasikan (Majid dan
23
Rochman, 2014: 2). Dari kutipan tersebut dijelaskan bahwa penguatan
proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik yang
meliputi kegiatan 5 M dalam proses pembelajaran. 5 M tersebut yaitu
mengamati, menanya, mencoba atau mengumpulkan data,
mengeksplorasi dan mengkomunikasikan.
F. Metode penelitian
Metode penelitian adalah cara kerja meneliti, mengkaji dan
menganalisis objek sasaran penelitian untuk mencari hasil atau kesimpulan
tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Jenis penelitian
Dalam penulisan penelitian ini, menggunakan jenis penelitian studi
pustaka atau (Library Research), yaitu penelitian yang dilaksanakan
menggunakan literature sebagai media penelitian, baik berupa buku,
kitab, karya ilmiah, catatan maupun laporan hasil penelitian dan
penelitian terdahulu (Hasan, 2002: 11).
Penelitian studi pustaka (Library Research) lebih menekankan
pada kekuatan analisis sumber-sumber dan data-data yang ada dengan
mengandalkan teori-teori dan konsep-konsep yang ada untuk
diinterprestasikan dengan berdasarkan tulisan-tulisan yang mengarah
kepada pembahasan dan sintesis. Riset pustaka tidak hanya sekedar
urusan membaca dan mencatat literature, akan tetapi serangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data pustaka,
24
membaca, mencatat, dan mengolah atau menganalisis bahan penelitian
(Zed, 2008:3).
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu library
research, penelitian tersebut dengan mengumpulkan data-data yang
berh ubungan dengan objek penelitian, bahwa jenis penelitian yang
dilakukan menggunakan metode library research. Dengan
mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik yang primer maupun
yang sekunder, dicari dari sumber-sumber kepustakaan seperti: buku,
majalah, artikel, dan jurnal. (Kuswaya, 2009:11). Buku yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu buku pendidikan agama Islam
dan Budi Pekerti yang dikeluarkan oleh kemendikbud.
2. Sumber data
Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library
research), maka data yang diperoleh bersumber dari literatur-literatur.
Pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mendalami dan
mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur baik
buku, jurnal, majalah, koran, ataupun karya tulis lainnya yang relevan
dengan topik penelitian.
Maka penulis membagi sumber data menjadi dua bagian, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber data primer
Sumber data primer merupakan sumber kajian utama dari
penelitian ini, yaitu: buku siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi
25
Pekerti SMA Kelas X, XI, XII yang disosialisasikan oleh
kemendikbud. Buku ini disusun oleh:
Kelas X
1) Penulis: Nelty Khairiyah dan Endi Suhendi Zen
2) Penelaah: Muh. Saerozi, Yusuf A. Hasan, Nurhayati
Djamas, dan Asep Nursobah
3) Penyelia Penerbitan: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud.
4) Cetakan: Ke-3, tahun 2017
Kelas XI
1) Penulis: Mustahdi dan Mustakim
2) Penelaah: Asep Nursobah dan Ismail
3) Pereview: Evi Zahara
4) Penyelia Penerbitan: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
5) Cetakan: Ke-2, tahun 2017.
Kelas XII
1) Kontributor Naskah: Feisal Ghozaly dan HA. Sholeh
Dimyathi
2) Penelaah: Dr.Marzuki,M.Ag dan Drs.Yusuf
A.Hasan,M.Ag
3) Penyelia Penerbitan: Pusat Kurikulum dan perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.
26
4) Cetakan: Ke-1, tahun 2015
b. Sumber data sekunder
Mencakup publikasi ilmiah berupa buku-buku, jurnal,
artikel, dan hasil penelitian lain yang mengkaji beberapa hal yang
terdapat relevansinya dengan penelitian ini yaitu:
1. Zakiyyuddin Baidhawy. Pendidikan Agama
Berwawasan Multikultural. (Jakarta: Erlangga,
2005)
2. Choirul Mahfud. Pendidikan Multikultural
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
3. M. Ainul Yaqin. Pendidikan Multikultural Cross-
Kultural Understanding untuk Demokrasi dan
Keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2005).
4. Ngainun Naim & ahchmad sauqi. Pendidikan
Multikultural Konsep dan Aplikasi (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008)
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah dengan mengumpulkan yang menjadi sumber data primer
yaitu buku ajar PAI dan Budi Pekerti SMA Kelas X, XI, dan XII, serta
data sekunder yang relevan dengan permasalahan. Setelah data
terkumpul selanjutnya dilakukan penelaah secara sistematis yang
berkaitan dengan penelitian tersebut. Sehingga dapat diperoleh bahan-
bahan dan penyajian data yang diperlukan.
27
4. Metode Analisa Data
Guna menganalisa data penelitian agar diperoleh hasil analisis
yang lebih rinci, maka penulis menggunakan metode content analysis
(analisis isi), karena dengan metode ini dimungkinkan bagi penulis
untuk mendapatkan muatan, isi, serta pesan-pesan nilai pendidikan
multikultural dalam setiap uraian materi, fitur, dan rubrikasi dalam
pokok bahasan dengan mengesampingkan makna-makna simbolik
yang terdapat di dalamnya.(Krippendorff, 1991: 32).
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi merupakan suatu cara menyusun dan
mengolah hasil penelitian dari data serta bahan-bahan yang disusun
menurut susunan tertentu, sehingga menghasilkan kerangka skripsi yang
sistematis dan mudah dipahami, sistematikanya disusun sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II berisikan biografi naskah yaitu, biografi buku teks
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Bab III berisi deskripsi anatomi muatan naskah yaitu muatan/ isi
dari buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan dari
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
28
Bab IV berisikan mengenai pembahasan yaitu pendidikan
multikultural dalam buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
terbitan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta pembahasan
mengenai kesesuaian isi multikultural dalam buku ajar dengan era
kontemporer.
Bab V pada bab terakhir yaitu memaparkan tentang kesimpulan
dan saran atas pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian, dan
diteruskan dengan penutup serta daftar pustaka.
29
BAB II
BIOGRAFI NASKAH
A. Identitas Buku
1. Identitas Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
X
Tabel 2.1 Identitas Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Kelas X
Judul Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Jenjang SMA/MA/SMK/MAK
Penulis Nelty Khairiyah dan Endi Suhendi Zen
Penelaah Muh.Saerozi, Yusuf A.Hasan, Nurhayati
Djamas, dan Asep Nursobah
Penyelia Penerbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemdikbud
Penyedia PT Intan Pariwara
Kota Terbit Jakarta
Tahun Terbit 2016
Tebal halaman 202 halaman
Sumber: Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, (Jakarta:Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, 2016)
30
Gambar 2.1
Sampul Depan Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X
Adapun isi atau materi buku dibagi menjadi 11 bab untuk dua
semester berjalan, yaitu semester ganjil dan semester genap, dan setiap bab
dijelaskan ke dalam beberapa sub-bab yang disebut dengan isi buku
31
2. Identitas Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
XI
Tabel 2.2
Identitas Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
XI
Judul Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Jenjang SMA/MA/SMK/MAK
Penulis Mustahdi dan Mustakim
Penelaah Asep Nursobah dan Ismail
Pereview Evi Zahara
Penyelia
Penerbitan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud
Kota Terbit Jakarta
Tahun Terbit 2017
Tebal halaman 218 halaman
Sumber: Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017)
32
Gambar 2.2
Sampul Depan Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
kelas XI
Adapun isi atau materi buku dibagi menjadi 11 bab untuk dua
semester berjalan, yaitu semester ganjil dan semester genap, dan setiap bab
dijelaskan ke dalam beberapa sub-bab yang disebut dengan isi buku.
33
3. Identitas Buku Ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
XII
Tabel 2.3
Identitas Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas
XII
Judul Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Jenjang SMA/SMK/MA
Kontributor
Naskah
Feisal Ghozaly dan H.A Sholeh Dimyathi
Penelaah Dr.Marzuki,M.Ag dan Drs. Yusuf A. Hasan,
M.Ag.
Penyelia
Penerbitan
Pusat Kurikulum dan perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud
Kota Terbit Jakarta
Tahun Terbit 2015
Tebal halaman 258 halaman
Sumber: Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2015)
34
Gambar 2.3
Sampul Depan Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII
Adapun isi atau materi buku dibagi menjadi 11 bab untuk dua
semester berjalan, yaitu semester ganjil dan semester genap, dan setiap bab
dijelaskan ke dalam beberapa sub-bab yang disebut dengan isi buku.
35
B. Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Buku
Pada pasal 4 ayat (5) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Berdasarkan pasal 736 Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Balitbang mempunyai tugas antara lain melaksanakan
pengembangan kurikulum, pengembangan, dan pengendalian perbukuan,
dan pengembangan pembelajaran. (Kemendikbud, 2018: 2)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008
tentang Buku pasal 6 ayat (2) mengatakan bahwa “Selain buku teks,
pendidik dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan,
dan buku referensi dalam proses pembelajaran”. Selain itu, pada pasal 6
ayat (3) dinyatakan bahwa “Untuk menambah pengetahuan dan wawasan
peserta didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca
buku pengayaan dan buku referensi”. Selanjutnya, pada Permendikbud
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang digunakan oleh Satuan
Pendidikan pasal 12 ayat (2) menyatakan bahwa buku Teks Pelajaran
maupun buku Nonteks Pelajaran yang masih dalam proses penilaian dan
belum diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, harus
36
menyesuaikan ketentuan dalam Peraturan Menteri sebelum digunakan oleh
satuan pendidikan. (Kemendikbud, 2018: 3)
1. Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Tingkat SMA Kelas X
Latar belakang penyusunan buku ajar dapat dilihat pada kata
pengantar yang terdapat pada buku ajar. Buku kelas X ini disusun
berdasarkan amanat Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Standar Isi Kurikulum 2013. Sedangkan sistematika penyusunan buku
didasarkan pada Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar
Proses. Dalam standar proses, pembelajaran dilakukan dengan
memaksimalkan kemampuan siswa melalui pendekatan saintifik
melalui langkah-langkah mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan. Selanjutnya langkah-langkah tersebut
diintegrasikan ke dalam penulisan buku melalui proses dan rubrikasi
Membuka relung hati (mengamati), Mengkritisi sekitar kita
(menanya), memperkaya khazanah peserta didik (menalar),
menerapkan perilaku mulia (mencoba dan mengomunikasikan).
Penulisan buku ini juga menitikberatkan pada lima aspek
Pendidikan Agama Islam, yaitu aspek al-Qur’an-hadis, aspek
akidah/keimanan, aspek akhlak, aspek fikih/ibadah, dan aspek
tarikh/sejarah peradaban Islam dengan cakupan materi masing-masing
aspek sebagai berikut:
37
a. Aspek al-Qur’an-hadis meliputi:
1) Al-Qur’an surat al-hujurat/49: 10 dan 12 serta hadis tentang
kontrol diri, prasangka baik, dan persaudaraan
2) Al-Qur’an surat al-Isra’/17: 32, dan Qs.an-Nur/24: 2, serta
hadis tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
b. Aspek akidah/ keimanan meliputi:
1) Al-asma’u al-husna: al-karim, al-mu’min, al-wakil, al-
matin, al-jami’, al-adl, dan al-akhir.
2) Iman kepada malaikat-malaikat Allah swt
c. Aspek akhlak meliputi:
1) Ketentuan berpakaian sesuai syariat Islam
2) Manfaat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari
3) Semangat keilmuan
d. Aspek fikih/ibadah meliputi
1) Kedudukan al-qur’an, hadis, dan ijtihad sebagai sumber
hukum Islam
2) Hikmah ibadah haji, zakat, dan wakaf bagi individu dan
masyarakat.
e. Aspek tarikh/sejarah peradaban Islam meliputi:
1) Substansi, strategi, dan penyebab keberhasilan dakwah
Nabi Muhammad saw di Makkah.
2) Substansi, strategi, dan keberhasilan dakwah nabi
Muhammad saw di Madinah.
38
2. Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Tingkat SMA Kelas XI
Buku PAI dan Budi Pekerti Kelas XI ini merupakan salah satu
buku pegangan peserta didik untuk memahami ajaran-ajaran Islam dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini mengacu
pada Pasal 3 UU No 20 Tahun 2003 tentang Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan adalah
“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”, maka buku ini
diharapkan menjadi media untuk terwujudnya harapan tersebut.
Buku ini merupakan penjabaran dari Standar Isi Kurikulum 2013
yang menitikberatkan pada aspek sikap spriritual (Kompetensi Inti 1),
dan sikap sosial (Kompetensi Inti 2). Namun demikian, agar KI-1 dan
KI-2 dapat terimplementasi dengan benar, dijabarkan pula aspek
pengetahuan dan keterampilan.
Diawali dengan tema “Membuka Relung Kalbu” dan “Mengkritisi
Sekitar Kita”, diharapkan buku ini mampu menggugah kepekaan
peserta didik terhadap isyu-isyu aktual, kemudian bisa menyelesaikan
masalah-masalah tersebut dengan baik.
Dalam buku ini tidak semua pengetahuan dan keterampilan
dijabarkan secara luas, hal ini dilakukan agar peserta didik mau
39
mencari informasi lain sebagai pendalaman dan perluasan materi.
Karena itu, setelah selesai sub-pokok bahasan, peserta didik diminta
untuk mengerjakan tugas dalam bentuk “aktivitas siswa”. Hal ini
sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum 2013, bahwa peserta
didik harus mencari tahu, bukan diberi tahu “. Sementara di setiap
akhir bab ditambah dengan “Menerapkan Perilaku Mulia”, ini
dimaksudkan agar nilai-nilai ajaran Islam secara konkrit bisa
diwujudkan dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
3. Latar Belakang dan Tujuan Penyusunan Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Tingkat SMA Kelas XII
Latar belakang penyusunan buku ajar terdapat pada kata pengantar
yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Republik Indonesia, yaitu
Muhammad Nuh. Berikut kata pengantar tersebut:
Misi utama (innama) pengutus nabi adalah untuk
menyempurnakan keluhuran akhlak. Ini dibuktikan bahwa di dalam
al-Qur’an ini digunakan struktur gramatikal yang menunjukkan
sikap eksklusif misi pengutusan nabi. Sejalan dengan itu,
dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa Beliau diutus hanyalah untuk
menebarkan kasih sayang kepada semesta alam. Dalam struktur
ajaran Islam, pendidikan akhlak adalah yang terpenting. Penguatan
akidah adalah dasar. Sementara ibadah, adalah sarana. Sedangkan
tujuan akhirnya adalah pengembangan akhlak mulia. Nabi
Muhammad saw., bersabda, “Mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya”. *1 Nabi Muhammad
saw. juga bersabda “Orang yang paling baik Islamnya adalah yang
paling baik akhlaknya”*2 Dengan kata lain, hanya akhlak mulia
yang dipenuhi dengan sifat kasih sayang sajalah yang dapat
menjadi bukti kekuatan akidah dan kebaikan ibadah. ( Feisal
Ghozaly dan HA. Sholeh Dimyathi, 2015: iii)
Oleh karena itu, pelajaran agama Islam diorentasikan
kepada akhlak yang mulia dan diorientasikan kepada pembentukan
anak didik yang penuh kasih sayang. Bukan hanya penuh kasih
40
sayang kepada sesama muslim, melainkan kepada semua manusia,
yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh
antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Siswa tidak hanya
diharapkan bertambah pengetahuan dan wawasannya, tetapi
meningkat juga kecakapan dan keterampilannya serta semakin
mulia karakter dan kepribadiannya.
Buku pelajaran agama Islam dan Budi Pekerti kelas XII ini
ditulis dengan semangat itu. Pembelajarannya dibagi-bagi dalam
kegiatan-kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa dalam
usaha memahami pengetahuan agamanya. Akan tetapi tidak, tidak
berhenti dengan pengetahuan agama sebagai hasil akhir.
Pemahaman tersebut harus diaktualisasikan dalam tindakan nyata
dan sikap keseharian yang sesuai dengan tuntunan agamanya, baik
dalam bentuk ibadah ritual maupun ibadah sosial. Untuk itu,
sebagai buku agama yang mengacu pada kurikulum berbasis
kompetensi, rencana pembelajarannya dinyatakan dalam bentuk
aktivitas-aktivitas. Urutan pembelajaran dirancang dalam kegiatan-
kegiatan keagamaan yang harus dilakukan siswa. Dengan
demikian, materi buku ini bukan untuk dibaca, didengar, ataupun
dihafal baik oleh siswa maupun guru, melainkan untuk menuntun
apa yang harus dilakukan siswa bersama guru dan teman-teman
sekelasnya dalam memahami dan menjalankan ajaran agamanya,
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan
siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan
pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diajak
berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan
terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan
menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan-
kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari
lingkungan sosial dan alam. ( Feisal Ghozaly dan HA. Sholeh
Dimyathi, 2015: iii)
Melihat apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan yaitu Muhammad Nuh, bisa penulis simpulkan bahwa buku
kelas XII ini disusun untuk penyempurnaan akhlak yang mana sangat
penting dalam ajaran Islam. Hal ini juga selaras dengan kurikulum 2013
yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi yang utuh antara
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi siswa tidak hanya bertambah
41
pengetahuan dan wawasaanya, akan tetapi meningkat juga kecakapan dan
keterampilannya serta semakin mulia karakter dan kepribadiannya.
Pengetahuan Agama yang sudah didapat oleh siswa harus diaktualisasikan
dalam tindakan nyata dan sikap keseharian. Karena tujuan akhir dalam
ajaran Islam adalah pengembangan akhlak mulia.
C. Sistematika Buku
Buku ini memiliki ukuran A4 dengan ketebalan vi. Sampul buku
kelas X Dan XI berwarna hijau muda, sedangkan untuk yang kelas XII
berwarna biru muda, di bagian pojok bawah sebelah kanan terdapat
petunjuk bagi pengguna buku yaitu menunjukkan kelas dan tingkat
jenjangnya yang bertulis SMA/MA/SMK/MAK dan kelas . Bagian depan
buku bertuliskan judul buku yaitu “Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti”, dibagian pojok kiri atas tertulis kementerian pendidikan dan
kebudayaan Republik Indonesia beserta tahun terbit buku yaitu untuk yang
kelas X tahun 2016, kelas XI tahun 2017, kelas XII tahun 2015. Dibagian
pojok kanan atas tertulis edisi revisi 2016 untuk buku kelas X, sedangkan
buku kelas XI tertulis edisi revisi 2017, untuk buku kelas XII tertulis
kurikulum 2013. Dari ketiga buku ini yang membedakan ialah warna dan
gambar sampul buku.
Kemudian selanjutnya adalah halaman identitas buku yaitu tentang
Undang-Undang hak cipta, penegasan secara tertulis bahwa buku ini
adalah milik Negara yang tidak diperdagangkan, Disklaimer, Katalog
dalam Terbitan (KDT), kontributor naskah, penelaah, penyelia penerbitan.
42
Bagian akhir dalam halaman ini yaitu menjelaskan tentang cetakan buku
dan karakter huruf yang digunakan. Buku kelas X disusun dengan huruf
Calibri, 11pt, buku kelas XI disusun dengan huruf Times New Roman,
11pt, sedangkan buku kelas XII disusun dengan huruf Myriad Pro, 11pt
Halaman selanjutnya adalah kata pengantar, disamping itu dalam
kata pengantar dijelaskan tentang latar belakang dan tujuan disusunnya
buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan juga kritik, saran,
dan masukan untuk penyempurnaan buku serta dibawah akhir halaman ini
terdapat tanggal dan tahun, serta penulis
Pada bagian selanjutnya adalah bagian daftar isi berisi judul bab
per materi beserta sub-bab nya. Halaman selanjutnya adalah pembahasan
materi dari tiap sub-bab disertai evaluasi.
Halaman selanjutnya pada buku kelas X yaitu berisi daftar pustaka,
sumber internet, glosarium, profil penulis, profil penelaah, profil editor,
sedangkan pada buku kelas XI berisi daftar pustaka, glosarium, dan
indeks. Pada buku kelas XII berisi daftar pustaka, glosarium, indeks,
abstraksi. Sampul belakang tertulis judul buku dan tujuan kelas buku
tersebut digunakan, bagian pojok kanan atas tertulis “MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN” dan dibagian bawah samping kanan
tertulis ISBN.
43
BAB III
DESKRIPSI ANATOMI MUATAN NASKAH
A. Deskripsi Materi Buku
1. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X
a. Bab 1, pembahasan materi pada bab pertama adalah materi
Aqidah dengan tema “Aku Selalu Dekat dengan Allah swt.”.
Pada pembahasan ini meliputi beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi bagan alir dengan tema “Aku Selalu Dekat dengan
Allah swt.”, membuka relung hati berisi wacana yaitu cara
mendekatkan diri kepada Allah yaitu dengan cara
merenung atau ber-tafakkur atau berdzikir. Kemudian juga
tersaji gambar yaitu peserta didik yang tengah khusyu’
berdzikir. Dilengkapi juga Aktivitas berupa pertanyaan
terkait dengan wacana tersebut, mengkritisi sekitar berisi
wacana, dan juga aktivitas berupa pertanyaan terkait
dengan wacana tersebut.
2) Memperkaya khazanah Peserta Didik yaitu berisi materi
tentang Mengimani Allah swt., melalui al-Asma’u al-
Husna. Pada bab ini menjelaskan cara mengimani Allah
swt. melalui asma’ul husna. Pembahasannya yaitu
pengertian asmaul husna, dalil tentang asmaul husna. Ada
tujuh asmaul husna yang dibahas pada bab ini yaitu: Al-
karim (yang Maha Mulia), Al-Mu’min (Ketenangan hati),
44
Al-Wakil ( Maha Mewakili atau Pemelihara), Al-Matin
(Maha Kukuh), Al-Jami’ (Yang Maha Mengumpulkan/
Menghimpun), Al-Adl (Maha Adil), Al-Akhir (Maha
Akhir).
3) Kemudian berisi juga gambar terkait dengan pokok
bahasan, Pesan-pesan mulia yaitu berisi kisah Nabi Ibrahim
as. Mencari Tuhan
4) Menerapkan perilaku mulia berisi nilai-nilai budi pekerti:
dermawan, jujur, bertawakal, kuat dan teguh pendirian,
berkarakter pemimpin, berlaku adil, toleran, dan pribadi
yang bertakwa.
5) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi yaitu terdiri dari
aktivitas siswa, uji pemahaman, serta refleksi. (Nelty
Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, 2016: 1-19).
b. Bab II, pembahasan yang disajikan adalah materi Akhlak dan
Budi Pekerti dengan tema “Berbusana Muslim dan Muslimah
Cermin Kepribadian dan Keindahan”. Materi dituangkan ke
dalam beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi bagan alir yang bertema “Berbusana Muslim dan
Muslimah Cermin Kepribadian dan Keindahan” , membuka
relung hati yaitu berisi kisah dan gambar yang terkait
45
dengan materi pelajaran, mengkritisi sekitar yaitu berisi
wacana dan gambar terkait dengan materi pelajaran
2) Memperkaya khazanah peserta didik berisi penjelasan
materi berbusana muslim dan muslimah merupakan
cerminan kepribadian dan keindahan dilengkapi dengan
dalil al-Qur’an dan hadits beserta artinya, menerapkan
perilaku mulia berisi nilai-nilai budi pekerti: sopan santun
dan ramah tamah, jujur dan amanah, gemar beribadah,
gemar menolong sesama, menjalankan amar ma’ruf dan
nahi munkar
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi aktivitas,
uji pemahaman dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 21-31).
c. Bab III, pembahasan yang disajikan adalah materi Akhlak dan
Budi Pekerti dengan tema “Mempertahankan Kejujuran sebagai
Cermin Kepribadian”. Pada Pembahasan ini terdiri dari
beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi bagan alir yang bertema mempertahankan kejujuran
sebagai cermin kepribadian, membuka relung hati berisi
gambar dan wacana. Gambar menggambarkan penjual
haruslah berlaku jujur, terutama menyangkut kualitas dan
kehalalan barang yang dijualnya. Wacana berisi kisah
46
kejujuran, mengkritisi sekitar berisi gambar dan wacana
sebagai fenomena yang muncul di dalam masyarakat untuk
memperdalam materi yang akan dikaji.
2) Memperkaya khazanah peserta didik berisi tentang
penjelasan materi tentang kejujuran, disertai dengan contoh
bukti kejujuran Nabi Muhammad saw., dan juga dilengkapi
dengan Dalil Al-Qur’an dan Hadis beserta artinya, Pesan-
Pesan Mulia berisi kisah yang berjudul “Jujur Meskipun
dalam Canda” , menerapkan perilaku mulia berisi contoh
penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik
di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
pemahaman, dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 33-44).
d. Bab IV, pembahasan yang disajikan adalah materi Al-Qur’an
dan Hadits dengan tema “Al-Qur’an dan Hadis adalah
Pedoman Hidupku”. Pada Pembahasan ini meliputi beberapa
bagian, antara lain:
1) Berisi bagan alir yang bertema Al-Qur’an dan Hadis adalah
Pedoman Hidupku, membuka relung hati yaitu berisi
gambar dan wacana yang terkait dengan pembelajaran,
mengkritisi sekitar yaitu berisi gambar dan wacana yang
47
sedang terjadi di masyarakat untuk memperdalam materi
yang akan dikaji.
2) Memperkaya Khazanah Peserta didik berisi penjelasan
materi yaitu Kedudukan al-Qur’an, hadis, ijtihad sebagai
sumber hukum Islam, pengertian al-Qur’an, kedudukan al-
Qur’an, kandungan hukum dalam al-Qur’an, pengertian
hadis atau sunnah, kedudukan hadis, fungsi hadis terhadap
al-Qur’an, macam-macam hadis, pengertian ijtihad, syarat-
syarat berijtihad, kedudukan ijtihad, bentuk-bentuk ijtihad,
pembagian hukum Islam, menerapkan perilaku mulia
bentuk dari pemahaman terhadap al-Qur’an, hadis, dan
ijtihad sebagai sumber hukum Islam, sekaligus dilengkapi
dengan Dalil Al-Qur’an dan Hadis beserta artinya, pesan-
pesan mulia yaitu berisi kisah yang memberikan inspiratif
terhadap pembaca, menerapkan perilaku mulia berisi
aktivitas perilaku yang bisa dijadikan contoh dari
memahami materi yang sedang dikaji
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
pemahaman dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 46-62).
e. Bab V, pembahasan yang disajikan adalah materi sejarah
peradaban Islam dengan tema “Meneladani Perjuangan
48
Rasulullah saw. di Mekah”. Penjelasan materi terdiri dari
beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi bagan alir, membuka relung hati yang berisi gambar
dan wacana tentang suatu kisah yang dapat dijadikan
sebagai ibrah atau pelajaran, mengkritisi sekitar berisi
gambar dan wacana yaitu kisah inspiratif dari Chairul
Tanjung yang sukses menjadi pengusaha kelas atas dengan
bekerja keras
2) Memperkaya khazanah peserta didik berisi penjelasan
substansi dakwah Rasulullah saw. di Mekah, ajaran-ajaran
pokok Rasulullah saw. di Mekah, strategi Dakwah
Rasulullah saw. di Mekah, Reaksi kafir Quraisy terhadap
Dakwah Rasulullah saw., contoh-contoh penyiksaan
Quraisy terhadap Rasulullah saw. dan para pengikutnya,
perjanjian aqabah, disertai dengan dalil al-Qur’an beserta
artinya, menerapkan perilaku mulia berisi perilaku yang
dapat diteladani dari perjuangan dakwah Rasulullah saw.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
pemahaman dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 64-86).
49
f. Bab VI, pembahasan yang disajikan adalah materi Al-Qur’an
dan Hadis dengan tema “Meniti Hidup dengan Kemuliaan”
materi dituangkan ke dalam beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi bagan alir, membuka relung hati yaitu berisi kisah,
mengkritisi sekitar kita yaitu berisi gambar dan wacana
yang berkaitan dengan tema pelajaran,
2) Memperkaya khazanah peserta didik. Pada bab ini
menjelaskan dua sub bab pokok yaitu Analisis Qs. Al-
Hujurat/49:12 dan Analisis Qs.al-Hujurat/49:10 dengan
mempelajari ayat tersebut diharapkan diperolehnya nilai
dan perilaku mulia yaitu hidup mulia dengan pengendalian
diri (Mujahadah an-Nafs), prasangka baik (Husnuzzan),
persaudaraan (Uhkuwwah), hadis tentang pengendalian
diri, prasangka Baik, dan persaudaraan, disertai dengan
dalil al-Qur’an beserta artinya dan kandungan ayat, serta
hukum tajwid, Pesan-pesan mulia yaitu berisi kisah habil
dan qabil.
3) Menerapkan perilaku Mulia yaitu berisi kisah pendek,
sekaligus contoh perilaku yang mencerminkan sikap
pengendalian diri, berprasangka baik, dan persaudaraan,
Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
50
penerapan, pemahaman dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan
Endi Suhendi Zen, 2016: 88-102).
g. Bab VII, pembahasan yang disajikan adalah materi Aqidah
dengan tema “Malaikat selalu bersamaku” pembahasan
disajikan ke dalam beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi bagan alir, membuka relung hati yaitu berisi gambar
dan wacana yaitu berisi sebuah pelajaran bahwa dengan
adanya cctv seseorang berhati-hati dalam bertindak begitu
juga seharusnya meyakini keberadaan malaikat yang selalu
mengawasi sehingga seseorang tersebut juga berhati-hati
dalam bertindak, mengkritisi sekitar kita yaitu berisi
gambar dan wacana yang sering terjadi di sekolah maupun
masyarakat yang relevan dengan pokok bahasan,
2) Memperkaya khazanah peserta didik yaitu berisi penjelasan
materi tentang memahami makna beriman kepada Malaikat,
pengertian Iman kepada Malaikat, hukum beriman kepada
Malaikat yaitu bersumber dari Qs. Al-Baqarah/2:285 dan
Qs. An-Nisa’/4:136, penciptaan Malaikat, perbedaan antara
Malaikat, Manusia, dan Jin, jumlah malaikat, nama-nama
malaikat dan tugasnya, hikmah beriman kepada Malaikat,
dan perilaku yang mencerminkan Iman kepada Malaikat,
disertai pesan-pesan mulia yaitu berisi kisah yang berjudul
kisah dua malaikat pencuri hati Nabi, menerapkan perilaku
51
mulia yaitu berisi cara meneladani sifat-sifat malaikat
dalam kehidupan.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
pemahaman dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 105-120).
h. Bab VIII, pembahasan yang disajikan adalah materi Fiqih
dengan tema “Hikmah Ibadah Haji, Zakat, dan Wakaf dalam
Kehidupan” pembahasan disajikan ke dalam beberapa bagian,
antara lain:
1) Berisi bagan alir, memperkaya khazanah peserta didik yaitu
berisi penjelasan materi, terdapat tiga sub bab pokok yang
dibahas yaitu Haji, Zakat, dan Wakaf. Yang pertama materi
haji berisi pengertian haji, hukum haji, syarat dan rukun
haji, jenis haji, keutamaan haji. Yang kedua materi zakat
berisi pengertian zakat, hukum zakat, syarat dan rukun
zakat, hikmah dan keutamaan ibadah zakat. Yang ketiga
materi wakaf berisi pengertian wakaf, hukum wakaf yaitu
Qs.Ali-Imran/3:92, rukun dan syarat wakaf, lafaz atau ikrar
wakaf, hikmah dan keutamaan wakaf, harta wakaf dan
pemanfaatan wakaf, prinsip-prinsip pengelolaan wakaf,
pembahasan materi dilengkapi dengan dalil al-Qur’an dan
hadis beserta artinya.
52
2) Pesan-pesan mulia yaitu berisi kisah yang insipiratif,
menerapkan perilaku mulia yaitu berisi contoh perilaku
mulia yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan tema pelajaran.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
pemahaman dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 121-139).
i. Bab IX, pada bab ini materi yang dipelajari adalah materi
sejarah peradaban Islam yaitu dengan tema “Meneladani
Perjuangan Dakwah Rasulullah saw. di Madinah”. Pembahasan
terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi bagan alir, membuka relung hati yaitu berisi gambar
dan wacana, mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan
wacana untuk dicermati yaitu menggambarkan Uhkuwwah
dalam Islam sebagaimana dicontohkan kaum Anshor
terhadap kaum Muhajirin.
2) Memperkaya khazanah peserta didik berisi penjelasan
materi tentang memahami perjuangan dakwah nabi
Muhammad saw., substansi dakwah nabi saw. di madinah,
membentuk masyarakat yang berlandaskan ajaran Islam,
strategi dakwah nabi saw. di Madinah.
53
3) Menerapkan perilaku mulia berisi pelajaran dengan tema
“Membangun dan Menjaga Persaudaraan (Uhkuwah)” yang
bisa membentuk suatu pribadi siswa yang menjaga
kerukunan, kedamaian, dan keamanan.
4) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
pemahaman dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 140-156).
j. Bab X, pembahasan pada bab ini yang dikaji adalah materi al-
Qur’an dan hadis dengan tema ”Nikmatnya Mencari Ilmu dan
Indahnya Berbagi Pengetahuan” pembahasannya berisi antara
lain:
1) Berisi bagan alir, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana, mengkritisi sekitar kita yaitu berisi gambar dan
kisah, memperkaya khazanah peserta didik yaitu
menjelaskan tentang kewajiban menuntut ilmu, hukum
menuntut ilmu, keutamaan orang yang menuntut ilmu, dan
penjelasan ayat al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan yaitu
Qs. At-Taubah/9:122 disertai hukum tajwid dan kandungan
ayat tersebut, kemudian hadis tentang mencari ilmu dan
keutamaannya yaitu hadis dari Ibnu Abd.Bar penjelasan
dari hadis tersebut bahwa mencari ilmu itu wajib bagi
setiap muslim.
54
2) Pesan-pesan mulia berisi kisah yang dapat dijadikan
sebagai pelajaran, menerapkan perilaku mulia berisi
perilaku yang mencerminkan sikap memahami Qs. At-
Taubah/9:122 yang tergambar dalam beberapa contoh
aktivitas.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
pemahaman, keterampilan dan refleksi. (Nelty Khairiyah
dan Endi Suhendi Zen, 2016: 158-168).
k. Bab XI, pembahasan bab ini yaitu materi akhlak dan budi
pekerti yaitu dengan tema”Menjaga Martabat Manusia dengan
Menjauhi Pergaulan Bebas dan Zina” pembahasan tersebut
antara lain:
1) Berisi bagan alir, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana,
2) Memperkaya khazanah peserta didik berisi penjelasan
tentang larangan pergaulan bebas dan zina mulai dari
pembahasan defini zina, hukum zina, kategori zina,
hukuman bagi pezina, dan hukuman bagi orang yang
menuduh zina beserta al-Qur’an dan hadis tentang larangan
mendekati zina disertai hukum tajwid dan kandungan ayat,
menerapkan perilaku mulia berisi cara menjauhi pergaulan
bebas dan zina.
55
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi uji
penerapan, pemahaman dan refleksi. (Nelty Khairiyah dan
Endi Suhendi Zen, 2016: 171-185).
2. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI
a. Bab I, pembahasan pada bab ini yang dikaji adalah materi
Aqidah dengan tema “Beriman Kepada Kitab- kitab Allah
Swt.”, pembahasan disajikan dalam beberapa bagian, antara
lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi wacana
tentang kitab suci Al-Qur’an, mengkritisi sekitar kita berisi
gambar dan wacana yaitu suatu hadis kemudian disajikan
beberapa contoh perilaku untuk diberi tanggapan secara
kritis baik dari sudut pandang sisi agama, sosial, budaya.
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan materi tentang
kitab-kitab Allah Swt. yaitu Taurat, Zabur, Injil, dan Al-
Qur’an diuraikan dari segi pengertian beserta dalil yang
menjelaskan keempat kitab tersebut. Pada bab ini lebih
menekankan fokus pada kitab suci Al-Qur’an mulai dari
Intisari Al-Qur’an, nama-nama lain al-Qur’an, isi al-qur’an,
keistimewaan al-Qur’an, beserta materi menerapkan
perilaku mulia yaitu perilaku seseorang yang
mencerminkan beriman kepada kitab-kitab Allah swt.
56
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda, soal uraian, kolom kejujuran, dan tugas
kelompok. (Mustahdi dan Mustakim, 2017:1-14).
b. Bab II, pembahasan pada bab ini materi yang dikaji adalah
materi akhlak dan budi pekerti dengan tema “Berani Hidup
Jujur”, pembahasan disajikan dalam beberapa bagian, antara
lain:
1) Berisi peta konsep pembelajaran yang akan dikaji,
membuka relung hati berisi gambar dan wacana,
mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana serta
contoh perilaku untuk kemudian di beri tanggapan secara
kritis.
2) Memperkaya khazanah yaitu berisi wacana serta penjelasan
materi tentang pentingnya memiliki sifat syaja’ah atau
keberanian beserta dalilnya yaitu Qs. Ali-Imran/3:139).
Yang kedua menjelaskan pentingnya memiliki sifat jujur,
dan harus berani jujur disertai dalil Qs. Ali-Imran/3:161),
bagian selanjutnya yaitu menerapkan perilaku mulia berisi
cara menerapkan perilaku berani membela kebenaran dan
jujur.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
57
pilihan ganda, soal uraian, tugas individu, dan tugas
kelompok. (Mustahdi dan Mustakim, 2017:18-29).
c. Bab III, materi yang dikaji adalah materi Fiqih dengan tema
“Melaksanakan Pengurusan Jenazah”, pembahasan pada bab
ini disajikan dalam beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi wacana,
mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana,
memperkaya khazanah berisi penjelasan materi tentang
kewajiban umat Islam terhadap jenazah, perawatan jenazah,
melayat, ziarah kubur disertai dengan dalil al-Qur’an dan
hadis beserta artinya, menerapkan perilaku mulia berisi
perilaku mulia ketika ada orang yang meninggal disertai
kisah Rasulullah saw.
2) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda, soal uraian, tugas individu, dan tugas
kelompok. (Mustahdi dan Mustakim, 2017:32-46).
d. Bab IV, pembahasan pada bab ini yang dikaji adalah materi
akhlak dan budi pekerti dengan tema “Saling Menasehati dalam
Islam”, pembahasan disajikan dalam beberapa bagian, antara
lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana, mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana,
58
memperkaya khazanah berisi penjelasan materi yang
menjelaskan tiga sub bab pokok yaitu khutbah, tablig, dan
dakwah. Yang pertama pentingnya dan ketentuan khutbah.
Yang kedua pentingnya dan ketentuan tabligh. Yang ketiga
materi pentingnya dan ketentuan dakwah, disertai dalil al-
Qur’an dan hadis beserta artinya.
2) Menerapkan perilaku mulia berisi cara mengaplikasikan
nilai-nilai khutbah, tabligh, dan dakwah di mana saja
berada, Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point
penting dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi
soal pilihan ganda, soal uraian, tugas individu, dan tugas
kelompok. (Mustahdi dan Mustakim, 2017:50-62).
e. Bab V, pembahasan yang dikaji adalah materi Sejarah
Peradaban Islam dengan tema “Masa Kejayaan Islam”,
pembahasan disajikan dalam beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi wacana dan
gambar terkait dengan tema pelajaran untuk menambah
wawasan peserta didik, mengkritisi sekitar kita berisi
gambar dan wacana yang berisi perisiwa untuk dikritisi dari
beberapa sudut pandang seperti agama, sosial, budaya.
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan materi tentang
periodisasi sejarah Islam yang terbagi menjadi tiga yaitu
periode klasik, pertengahan, dan modern. Selanjutnya masa
59
kejayaan Islam, kemudian tokoh-tokoh pada Masa
Kejayaan Islam seperti Miqdad bin Amr, Ibnu Rusyd, Al-
Ghazali, Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, menerapkan
perilaku mulia berisi perilaku mulia yang perlu dilestarikan
oleh umat Islam sekarang contohnya memberikan
pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain yang belum
mengetahui.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda, soal uraian, tugas individu, dan tugas
kelompok. (Mustahdi dan Mustakim, 2017:66-77).
f. Bab VI pembahasan yang dikaji pada bab ini adalah materi al-
Quran hadis dengan tema “Perilaku Taat, Kompetisi dalam
Kebaikan, dan Etos Kerja”, pembahasan disajikan dalam
beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana, mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana
serta beberapa perilaku sosial untuk kemudian ditanggapi
secara kritis baik dari sudut pandang agama, sosial, maupun
budaya.
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan materi terdapat
tiga sub bab pokok yaitu Taat pada Aturan, Kompetisi
dalam kebaikan, dan etos kerja. Yang pertama adalah
60
materi taat pada aturan, dan penjelasan dalil yang
menjelaskan tentang Taat pada aturan yaitu Qs. An-
Nisa’/4:59) disertai hukum tajwid, arti kata atau kalimat,
dan asbabun nuzul ayat. Yang kedua yaitu materi kompetisi
dalam kebaikan disertai dalilnya yaitu Qs. Al-Maidah/5:48,
disertai hukum tajwid, arti kata atau kalimat dari ayat
tersebut, dan penjelasan mengenai makna dari Qs. Al-
Maidah/5:48. Yang ketiga materi etos kerja beserta dalil al-
Qur’an yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja
dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan
duniawinya yaitu perintah untuk bekerja termaktub dalam
Qs. At-Taubah/9:105 yang disertai hukum tajwid, arti kata
atau kalimat, dan penjelasan ayat tersebut. Menerapakan
perilaku mulia berisi perilaku-perilaku mulia ketaatan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang perlu
dilestarikan.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda, soal uraian, tugas individu, dan tugas
kelompok. (Mustahdi dan Mustakim, 2017:80-99).
g. Bab VII, pembahasan yang dikaji adalah materi Aqidah dengan
tema “Rasul-Rasul kekasih Allah swt.”, pembahasan disajikan
ke dalam beberapa bagian antara lain:
61
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi wacana dan
ayat Qs. Al-baqarah:285 beserta artinya sekaligus aktivitas
siswa menanggapi pesan yang terkandung dalam ayat
tersebut, mengkritisi sekitar kita berisi wacana dan gambar
serta peristiwa yang fenomenal untuk kemudian ditanggapi
secara kritis baik dari sudut pandang agama, sosial, dan
budaya.
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan materi yaitu
pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah swt., sifat
Rasul-Rasul Allah swt. yaitu sifat wajib, sifat mustahil, dan
sifat jaiz, tugas Rasul-Rasul Allah swt., Hikmah beriman
kepada Rasul-Rasul Allah swt. dilengkapi dalil al-Qur’an
beserta artinya.
3) Menerapkan perilaku mulia berisi perilaku mulia yang
dicerminkan oleh orang yang beriman kepada rasul,
Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda, soal uraian, kolom kejujuran, dan tugas
kelompok. (Mustahdi dan Mustakim, 2017:104-116).
h. Bab VIII, pembahasan yang dikaji adalah materi akhlak dan
budi pekerti dengan tema “Menghormati dan Menyanyangi
Orang Tua dan Guru”, pembahasan disajikan ke dalam
beberapa bagian, antara lain:
62
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana, mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana
serta peristiwa untuk kemudian ditanggapi secara kritis
2) memperkaya khazanah berisi dua sub bab pokok. Yang
pertama pentingnya hormat dan patuh kepada orang tua
beserta dalil Al-Qur’an dan hadis yaitu Qs. Al-Isra’/17: 23-
24 menghormati orang tua sangat ditekankan dalam Islam
ada banyak hikmah yang diambil dari berbakti kepada
orang tua yaitu dapat menjadikan seseorang dimasukkan ke
surga oleh Allah Swt., merupakan amal yang paling utama,
dan dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami
yaitu dengan cara bertawasul dengan amal saleh tersebut.
Yang kedua menjelaskan pentingnya hormat dan patuh
kepada guru. Guru adalah orang yang mengajarkan kita
berbagai ilmu pengetahuan dan mendidik sehingga menjadi
orang yang mengerti dan dewasa ada banyak keuntungan
yang didapat dari menghormati guru yaitu ilmu yang
diperoleh akan menjadi berkah dalam kehidupan. Pada
bagian selanjutnya yaitu materi menerapkan perilaku mulia
berisi cara untuk berbakti kepada orang tua dan guru.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
63
pilihan ganda, soal uraian, kolom kejujuran, dan tugas
individu. (Mustahdi dan Mustakim, 2017: 119-132).
i. Bab IX, pembahasan yang dikaji pada bab ini adalah materi
fiqih dengan tema “Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam”. Pada
pembahasan ini meliputi beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana, mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana
serta aktivitas siswa.
2) memperkaya khazanah berisi penjelasan materi mengenai
pengertian mu’amalah, macam-macam mu’amalah yaitu
ada tiga yang pertama jual beli, yang kedua utang piutang,
dan ketiga sewa-menyewa. Selanjutnya materi syirkah,
syirkah sendiri adalah suatu akad yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih yang bersepakat untuk melakukan suatu
usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan. Pada bab ini
juga membahas mengenai perbankan dan asuransi syari’ah
dilengkapi dengan dalil al-Qur’an beserta artinya.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda, soal uraian, kolom kejujuran, dan tugas
kelompok. (Mustahdi dan Mustakim, 2017:140-154).
j. Bab X, pembahasan pada bab ini yang dikaji adalah materi
Sejarah Peradaban Islam dengan tema “Pembaru Islam”. Pada
64
pembahasan ini disajikan ke dalam beberapa bagian, antara
lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana, mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana
serta perilaku untuk diberi tanggapan secara kritis dari
sudut pandang agama, sosial, budaya.
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan materi yaitu
munculnya pembaruan Islam (1800 dan Seterusnya), tokoh-
tokoh pembaru Islam pada masa modern yaitu di bagi
menjadi tiga. Yang pertama pembaru dari India yaitu Syah
Waliyullah, Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Iqbal. Yang
kedua Muhammad Ali Pasya, Rifa’ah Baidawi Rafi’ Al-
Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh,
Muhammad Rasyid Rida. Yang ketiga pembaru dari Turki
yakni Sultan Mahmud II, Namik Kemal. Dan yang terakhir
membahas pengaruh gerakan pembaruan terhadap
perkembangan Islam di Indonesia, pengaruh gerakan
pembaruan terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
Menerapkan perilaku mulia berisi pelajaran dari membaca
sejarah tokoh-tokoh pembaru Islam.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
65
pilihan ganda, soal uraian, kolom kejujuran. (Mustahdi dan
Mustakim, 2017:158-178).
k. Bab XI, pembahasan yang dikaji pada bab ini adalah akhlak
dan budi pekerti dengan tema “Toleransi sebagai Alat
Pemersatu Bangsa”. Pada pembahasan ini meliputi beberapa
bagian antara lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana, mengkritisi sekitar kita berisi gambar dan wacana,
memperkaya khazanah berisi penjelasan materi yaitu
pentingnya perilaku toleransi dan menghindarkan diri dari
perilaku tindak kekerasan. Analisis dalil dari adanya
toleransi yaitu Qs. Yunus ayat 40-41 disertai penerapan
hukum tajwid, arti kata atau kalimat, dan kandungan ayat.
Analisis dalil Islam melarang perilaku kekerasan terhadap
siapapun yaitu Qs. Al-Maidah/5 ayat 32 disertai penjelasan
hukum tajwid, serta arti atau kalimat, dan kandungan ayat.
2) Menerapkan perilaku berisi , Rangkuman berisi materi yang
menjelaskan point penting dari materi yang telah
dipaparkan, evaluasi berisi soal pilihan ganda, soal uraian,
kolom kejujuran, dan tugas individu. (Mustahdi dan
Mustakim, 2017:181-194).
66
3. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII
a. Bab 1, pembahasan materi pada bab pertama adalah materi
Aqidah dengan tema “Semangat Beribadah dengan Meyakini
Hari Akhir”. Pada pembahasan ini meliputi beberapa bagian,
antara lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung kalbu berisi gambar
dan wacana yang relevan dengan materi pelajaran,
mengkritisi sekitar kita yaitu mencermati pemikiran dan
karya Amru Khalid dalam buku Revolusi Diri yang
berjudul Gempa Yang Menjadi Rahmat untuk kemudian
ditanggapi secara kritis.
2) Memperkaya Khazanah yaitu berisi penjelasan tentang hari
Akhir, diawali dengan memahami makna beriman kepada
hari akhir menurut bahasa dan istilah, dan definisi hari
akhir menurut al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan, dijelaskan
juga periode hari akhir, hakikat beriman kepada hari akhir,
dan juga hikmah beriman kepada hari akhir, menerapkan
perilaku mulia berisi contoh perilaku yang menggambarkan
kesadaran beriman kepada hari akhir dan tugas kelompok.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, serta evaluasi yang
terdiri dari soal pilihan ganda beserta soal uraian. (Feisal
Ghozaly dan H.A Sholeh Dimyathi, 2015: 1-14)
67
b. Bab II, materi Aqidah dengan tema ”Meyakini Qada’ dan
Qadar Melahirkan Semangat Bekerja” pembahasan dituangkan
ke dalam beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi peta konsep, gambar yang mana gambar tersebut
untuk dicermati dan kemudian didiskusikan, membuka
relung kalbu berisi wacana sesuai dengan tema pelajaran,
mengkritisi sekitar kita berisi kisah untuk kemudian
ditanggapi secara kritis berkaitan dengan keadaan nyata
saat ini.
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan materi tentang
hakikat Qada’ dan Qadar, dalil tentang Qada’ dan Qadar,
kewajiban beriman kepada Qada’ dan Qadar, Macam-
macam takdir, makna Iman kepada Qada’ dan Qadar,
hikmah iman kepada Qada’ dan Qadar, meyakini Qada’dan
Qadar dan kemudian akan melahirkan semangat bekerja,
dilengkapi dengan dalil al-Qur’an dan hadis beserta artinya.
3) Menerapkan perilaku mulia berisi perilaku yang
mencerminkan kesadaran beriman kepada Qada dan Qadar,
rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, tugas kelompok,
evaluasi berisi soal pilihan ganda beserta soal uraian.
(Feisal Ghozaly dan H.A Sholeh Dimyathi, 2015: 18-33)
68
c. Bab III, pembahasan pada bab ini adalah materi Aqidah yaitu
dengan tema “Menghidupkan Nurani dengan Berpikir Kritis”
pembahasan disajikan dalam beberapa bagian, antara lain:
1) Berisi peta konsep, gambar yang menggambarkan
fenomena alam untuk kemudian dilakukan tanya jawab
terkait pesan-pesan yang dikandung, membuka relung
kalbu berisi gambar dan wacana serta aktivitas siswa,
mengkritisi sekitar kita berisi realitas kehidupan dan
fenomena alam untuk dikritisi dan dicari jawaban
ilmiahnya.
2) Memperkaya khazanah berisi definisi berfikir kritis yaitu
sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan
untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan
pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan
kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan
kemudian dijelaskan dalil al-Qur’an yang memerintahkan
untuk berfikir kritis yaitu Qs. Ali-Imran/3:190-191, ayat
tersebut memerintahkan untuk memikirkan penciptaan
langit dan bumi, kemudian dijelaskan juga hukum tajwid
dari ayat tersebut serta arti kosa kata, asbabun nuzul ayat,
dan tafsir atau penjelasan ayat. Penjelasan tentang hakekat
berfikir kritis, manfaat berfikir kritis, dan aktivitas siswa di
akhir bagian materi pelajaran.
69
3) Menerapkan perilaku mulia berisi sikap dan perilaku terpuji
yang harus dikembangkan terkait dengan berpikir kritis
berdasarkan ayat al-Qur’an dan hadis, rangkuman berisi
materi yang menjelaskan point penting dari materi yang
telah dipaparkan, evaluasi berisi soal pilihan ganda dan soal
uraian. (Feisal Ghozaly dan H.A Sholeh Dimyathi, 2015:
37-52)
d. Bab IV, pembahasan pada bab ini adalah materi al-Qur’an dan
hadis dengan tema “Bersatu dalam Keragaman dan Demokrasi”
penjelasan materi yang dikaji adalah sebagai berikut:
1) Berisi peta konsep, membuka relung hati berisi gambar dan
wacana yang relevan dengan tema pelajaran, mengkritisi
sekitar kita berisi pemikiran dan karya Prof. Dr. Mahmud
Syaitut untuk kemudian diberi tanggapan secara kritis,
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan materi yaitu
demokrasi dalam Islam, penerapan tajwid, kosa kata,
asbabun nuzul, penjelasan atau tafsir, penjelasan tentang
demokrasi dan syura, pandangan ulama (Intelektual
Muslim) tentang Demokrasi.
3) Menerapkan perilaku mulia berisi perilaku demokratis
sebagai implementasi dari ayat dan hadis yang telah
dibahas, rangkuman berisi materi yang menjelaskan point
penting dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi yang
70
berisi soal pilihan ganda dan soal uraian. (Feisal Ghozaly
dan H.A Sholeh Dimyathi, 2015: 56-76)
e. Bab V, materi akhlak dan budi pekerti dengan tema “Cerahkan
Hati Nurani dengan Saling Menasehati” pembahasan yang
dikaji adalah sebagai berikut:
1) Berisi peta konsep, membuka relung kalbu berisi gambar
dan wacana terkait dengan tema pelajaran, mengkritisi
sekitar kita berisi gambar dan wacana yang sedang terjadi
saat ini.
2) Memperkaya khazanah berisi Pada bab ini menjelaskan
yang pertama perintah saling menasehati dan Analisis Qs.
Luqman/31:13-14 disertai hukum tajwid, arti kosa kata,
asbabun nuzul, dan tafsir penjelasan ayat. Yang kedua
menjelaskan adab dan metode menyampaikan nasihat atau
dakwah, yang ketiga hikmah dan manfaat saling
menasehati.
3) Menerapkan perilaku mulia berisi sikap dan perilaku terpuji
yang harus dikembangkan terkait dengan tema saling
menasehati, tugas kelompok, rangkuman berisi materi yang
menjelaskan point penting dari materi yang telah
dipaparkan, evaluasi berisi soal pilihan ganda dan soal
uraian. (Feisal Ghozaly dan H.A Sholeh Dimyathi, 2015:
77-93)
71
f. Bab VI, pembahasan pada bab ini adalah materi akidah dengan
tema “Meraih Kasih Allah swt. dengan Ihsan”, pembahasan
disajikan sebagai berikut:
1) Berisi peta konsep, membuka relung kalbu berisi gambar
dan wacana, mengkritisi sekitar kita berisi realitas
kehidupan,
2) Memperkaya khazanah berisi yang perintah berlaku Ihsan,
ihsan adalah beribadah dengan ikhlas, baik yang berupa
ibadah khusus (seperti shalat dan sejenisnya) maupun
ibadah umum (aktivitas sosial). Perintah berlaku ihsan
terdapat pada Qs. Al-Baqarah/2: 83, kemudian dijelaskan
juga penerapan hukum tajwid, arti kosa kata, serta tafsir
atau penjelasan ayat Qs. Al-Baqarah/2:83. Yang Kedua
penjelasan ruang lingkup ihsan.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda dan soal uraian. (Feisal Ghozaly dan H.A
Sholeh Dimyathi, 2015: 98-113)
g. Bab VII, pembahasan yang dikaji adalah materi tentang fiqih
dengan tema “Indahnya Membangun Mahligai Rumah
Tangga”, pembahasannya berisi sebagai berikut:
72
1) Berisi peta konsep, membuka relung kalbu berisi wacana,
mengkritisi sekitar kita berisi wacana yang sekarang ini
sedang terjadi yang relevan dengan tema pelajaran,
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan anjuran menikah
beserta dalil al-Qur’an yaitu Qs. An-nahl/16: 72, ketentuan
pernikahan dalam Islam yaitu pengertian nikah, tujuan
pernikahan, hukum pernikahan, orang-orang yang tidak
boleh dinikahi, rukun dan syarat pernikahan, dan
pernikahan yang tidak sah dan dilarang Rasulullah Saw.
penjelasan pernikahan menurut UU Perkawinan Indonesia
(UU No.1 Tahun 1974), hak dan kewajiban suami istri,
hikmah pernikahan, serta menerapkan perilaku mulia.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi yang berisi soal
pilihan ganda dan soal uraian. (Feisal Ghozaly dan H.A
Sholeh Dimyathi, 2015: 116-134)
h. Bab VIII, pembahasan pada bab ini adalah materi tentang Fiqih
dengan tema “Meraih Berkah dengan Mawaris”
pembahasannya ialah sebagai berikut:
1) Berisi peta konsep, membuka relung kalbu berisi gambar
dan wacana, mengkritisi sekitar kita berisi wacana,
memperkaya khazanah berisi penjelasan pengertian
mawaris atau kewarisan, dasar-dasar hukum waris menurut
73
Al-Qur’an yaitu Qs. An-Nisa’/4:7 dan Qs. An-nahl/16:75
dan juga as-sunnah. Ketentuan mawaris dalam Islam yaitu
berisi penjelasan mengenai ahli waris, syarat-syarat
mendapatkan warisan, sebab-sebab menerima harta
warisan, sebab-sebab tidak mendapatkan harta warisan,
ketentuan pembagian harta warisan, poin selanjutnya yaitu
menerapkan syari’ah Islam dalam pembagian warisan,
manfaat hukum waris Islam.
2) Menerapkan perilaku mulia berisi sikap dan perilaku mulia
yang harus dikembangkan sebagai implementasi dari
penerapan hukum mawaris.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda dan soal uraian. (Feisal Ghozaly dan H.A
Sholeh Dimyathi, 2015: 138-159)
i. Bab IX, pada bab ini materi yang dipelajari adalah materi
sejarah peradaban Islam yaitu dengan tema “Rahmat Islam bagi
Nusantara”. Pembahasan terbagi menjadi beberapa bagian,
antara lain:
1) Berisi peta konsep, membuka relung kalbu berisi wacana,
mengkritisi sekitar kita berisi wacana yang sekarang ini
sering dijumpai yang sesuai dengan tema pelajaran,
74
2) Memperkaya khazanah berisi penjelasan masuknya Islam
ke Nusantara (Indonesia), strategi dakwah Islam di
Nusantara yaitu melalui perdagangan, perkawinan,
pendidikan, dan tasawuf. Kemudian penjelasan
perkembangan dakwah Islam di Nusantara yaitu
perkembangan Islam di Sumatera, Kalimantan, Maluku,
Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Pulau Jawa.
Selanjutnya penjelasan Kerajaan Islam yang terkenal di
Nusantara seperti Samudera Pasai, Aceh, Demak, Pajang,
Mataram Islam, Cirebon, Banten, Makassar, Ternate dan
Tidore, kemudian penjelasan gerakan pembaruan Islam di
Indonesia yaitu gerakan pendidikan dan sosial serta gerakan
politik, serta menerapkan perilaku mulia yang harus
dikembangkan sebagai implementasi dari pelajaran tentang
dakwah Islam di Nusantara, lembar tugas individu dan
tugas kelompok.
3) Rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda dan soal uraian. (Feisal Ghozaly dan H.A
Sholeh Dimyathi, 2015: 164-191)
j. Bab X, pembahasan materi yang dikaji adalah materi sejarah
peradaban Islam dengan tema “Rahmat Islam bagi Alam
Semesta”, berisi sebagai berikut:
75
1) Berisi peta konsep, membuka relung kalbu berisi wacana,
mengkritisi sekitar kita berisi wacana,
2) Memperkaya khazanah berisi aktivitas siswa, dan
penjelasan materi tentang perkembangan Islam di Dunia,
perkembangan Islam di Benua Afrika, perkembangan Islam
di Benua Amerika, perkembangan Islam di Benua Eropa,
dan Perkembangan Islam di Australia. Serta penjelasan
Masa Kemajuan Peradaban Islam di Dunia, dan masa
kemunduran Peradaban Islam.
3) Menerapkan perilaku mulia berisi kegunaan kajian tentang
peradaban Islam di dunia, tugas individu dan kelompok,
rangkuman berisi materi yang menjelaskan point penting
dari materi yang telah dipaparkan, evaluasi berisi soal
pilihan ganda dan soal uraian. (Feisal Ghozaly dan H.A
Sholeh Dimyathi, 2015: 195-232)
76
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Pendidikan Multikultural dalam Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti
1. Buku Kelas X
Buku ajar yang diteliti oleh penulis adalah Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X yang diterbitkan oleh kemendikbud
pada tahun 2016. Buku ini terdiri dari 11 bab. Berikut ini analisis
pendidikan multikultural dalam buku ajar kelas X yang penulis sajikan
dalam bentuk tabel:
Tabel 4.1 Pendidikan Multikultural dalam Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X
Indikator
Multikultural
Isi Multikultural
a. Hidup rukun dengan
senantiasa menjaga
kerukunan dan
kedamaian tanpa
melihat latar
belakang etnis,
suku, agama.
1) Berkarakter pemimpin sebagai perwujudan
meneladani sifat Allah swt. yaitu al-Jami’,
salah satu contohnya adalah mempersatukan
orang-orang yang sedang berselisih. (Nelty
Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, 2016: 17).
2) Berlaku adil sebagai perwujudan meneladani
sifat Allah swt. yaitu al-adl salah satu
contohnya ialah tidak memihak atau
77
membela orang yang bersalah, meskipun
orang tersebut saudara atau teman, dan
menjaga diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar dari kezaliman. (Nelty
Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, 2016: 17).
b. Nilai tolong
menolong, sebagai
mahluk sosial
yang
membutuhkan
orang lain
1). Menerapkan perilaku mulia dengan gemar
menolong sesama pada bab II. Menolong
orang lain pada hakikatnya adalah menolong
diri sendiri. Bagi orang yang beriman,
menolong dengan niat ikhlas karena Allah
swt., semata-mata akan mendatangkan
rahmat dan karunia yang tiada tara. Berapa
banyak orang yang gemar membantu orang
lain hidupnya mulia dan terhormat. (Nelty
Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, 2016: 30).
c. Menghindari
tindak kekerasan
1) Poin materi pengendalian diri atau
Mujahadah an-Nafs yaitu dengan bersabar
dan tidak membalas terhadap ejekan atau
cemohan teman yang tidak suka. (Nelty
Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, 2016: 100).
2) Pada bagian menerapkan perilaku mulia
sebagai cermin dari meneladani sifat malaikat
dalam kehidupan, dijelaskan bahwa dengan
78
meneladani sifat malaikat menjadikan
seseorang bertindak hati-hati serta penuh
perhitungan dalam perkataan dan perbuatan,
berusaha sekuat tenaga untuk menghindari
berbagai perbuatan buruk, memiliki rasa
empati dengan memberikan bantuan kepada
orang yang sedang membutuhkan bantuan
(kepedulian sosial) karena sering terjadi
tindak kekerasan disebabkan hilangnya rasa
empati. Pada bagian rangkuman dijelaskan
bahwa beriman kepada malaikat memiliki
hikmah yaitu mendorong manusia untuk
berhati-hati dan meningkatkan amal serta
menghindarkan diri dari sifat tercela. (Nelty
Khairiyah dan Endi Suhendi Zen, 2016: 118).
d. Berprasangka baik 1) Poin materi berprasangka baik atau
Husnudzan yaitu dengan menerima dan
menghargai pendapat teman atau orang lain
meskipun pendapat tersebut berlawanan
dengan keinginan. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 100).
e. Persaudaraan 1) Poin materi persaudaraan atau Uhkuwwah
yaitu dengan mendamaikan teman atau
79
saudara yang berselisih agar mereka sadar
dan kembali bersatu, bergaul dengan orang
lain dengan tidak memandang suku, bahasa,
budaya, dan agama yang dianutnya,
menghindari segala bentuk permusuhan,
tawuran, ataupun kegiatan yang dapat
merugikan orang lain, menghargai perbedaan
suku, bangsa, agama, dan budaya teman atau
orang lain. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 101).
2) Pada materi meneladani perjuangan dakwah
Rasulullah saw. di Madinah pada bagian
menerapkan perilaku mulia yaitu dengan
menjaga persaudaraan jalinlah persahabatan
dan persaudaraan sebanyak- banyaknya, pasti
akan menemukan banyak keuntungan dan
kemudahan. Seperti tauladan nabi
Muhammad saw. ketika ia membangun
Madinah, Ia persatukan suku Aus dan
Khazraj, Ia persaudatakan kaum Anshar dan
Muhajirin, dan membuat perjanjian damai
dengan orang Madinah, dengan persahabatan
dan persaudaraan yang kukuh berbagai
80
kesulitan akan hilang. Pada bab ini
mengajarkan tentang persaudaraan hal
tersebut sesuai dengan pendidikan
multikultural yang memaknai persaudaraan
adalah jalinan yang sangat penting tanpa
melihat status sosial, kedudukan, etnis,
dengan begitu kerukunan akan semakin erat
terjalin sehingga tercipta lingkungan yang
multikultural dengan baik menghargai segala
perbedaan. (Nelty Khairiyah dan Endi
Suhendi Zen, 2016: 155)
2. Buku Kelas XI
Buku ajar yang diteliti oleh penulis adalah Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI yang diterbitkan oleh
kemendikbud pada tahun 2017. Buku ini terdiri dari 11 bab, berikut ini
analisis pendidikan multikultural dalam buku ajar kelas XI yang penulis
sajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 4.2 Pendidikan Multikultural dalam Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI
Indikator
Multikultural
Isi Multikultural
a. Saling Menasehati 1) Buku ajar pendidikan agama Islam dan
81
Budi Pekerti kelas XI ini juga memuat
materi yaitu saling menasehati dalam Islam
pada bab IV dengan cara khutbah, tabligh,
dan dakwah. Makna ketiganya hampir
sama, yaitu menyampaikan pesan kepada
orang lain. (Mustahdi dan Mustakim,
2017:54). Sesuai acuan pada silabus
pendidikan agama Islam tahun 2016 bahwa
buku ajar pendidikan agama Islam
dibentuk dengan prinsip multikultural,
Nilai Multikultural yang dapat
diimplementasikan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari salah satunya adalah
saling menasehati.
b. Mengakui dan
menghormati
perbedaan dan
keragaman budaya.
1) Dalam materi berkompetisi dalam
kebaikan pada makna Qs.Al-Maidah/5: 48
bahwa Allah swt. menjelaskan setiap kaum
diberikan aturan atau syariat. Syariat kaum
berbeda-beda sesuai dengan waktu dan
keadaan hidupnya. Meskipun berbeda-
beda yang terpenting adalah semuanya
beribadah dalam rangka mencari ridha
Allah swt., atau berlomba-lomba dalam
82
kebaikan. Akhir ayat ini juga mengatakan,
perbedaan syariat tersebut seperti layaknya
perbedaan manusia dalam penciptaanya,
bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa.
Semua perbedaan itu adalah rahmat dan
untuk saling mengenal. Untuk berbuat baik
hendaknya saling memotivasi dan saling
tolong menolong, maka dari itu perlu
adanya kolaborasi atau kerja sama.
Lingkungan yang baik adalah lingkungan
yang membuat seseorang terdorong untuk
berbuat baik. Dalam Qs. Al-Maidah/5: 2
sebagai dasar dari kompetisi dalam
kebaikan menjelaskan bahwa tolong
menolonglah dalam mengerjakan kebaikan
dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa atau permusuhan. (Mustahdi
dan Mustakim, 2017: 92). Dengan adanya
pemahaman ini di dalam diri peserta didik
maka akan timbul penciptaan lingkungan
yang baik dan tidak membuat permusuhan,
meskipun berbeda-beda hal tersebut bukan
untuk menjadi perdebatan akan tetapi
83
harus berlomba-lomba dalam
melaksanakan kebaikan hal ini selaras
dengan pendidikan multikultural.
c. Toleransi 1) Materi dengan tema toleransi sebagai alat
pemersatu bangsa. Pada bab ini banyak
sekali menjelaskan pendidikan
multikultural karena pada bab ini
menjelaskan toleransi yang merupakan
salah satu nilai multikultural. Dalam hidup
bermasyarakat, toleransi dipahami sebagai
perwujudan mengakui dan menghormati
hak-hak asasi manusia. kebebasan berpikir
atau berpendapat, serta kebebasan
berkumpul. Berikut ini penulis
menjabarkan temuan pendidikan
multikultural pada bab XI, sebagai berikut
ini:
a) Pada poin materi membuka relung hati,
terdapat makna yang sa,ngat penting
dari dasar pendidikan multikultural
bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara penting untuk menjaga
persatuan dan kesatuan NKRI. Dengan
84
cara menjaga kerukunan antar umat
beragama dan kerukunan bangsa,
menjaga keharmonisan dalam
kehidupan bermasyarakat,
berpartisipasi dalam menjaga
kerukunan, dimana saja berada dan
kapan saja waktunya. Rasulullah saw.
mengajak kepada umat Islam untuk
saling menghargai, saling
menghormati, dan saling mencintai di
antara sesama. (Mustahdi dan
Mustakim, 2017:183)
b) Pada poin penjelasan materi mengenai
toleransi juga ditekankan bahwa
toleransi sangat penting dalam
kehidupan, baik dalam berkata-kata
maupun bertingkah laku. Toleransi
berarti menghormati dan belajar dari
orang lain, menghargai perbedaan,
menjembatani kesenjangan agar
tercapai kesamaan sikap. Toleransi
merupakan awal dari sikap menerima
bahwa perbedaan bukanlah suatu hal
85
yang salah, justru perbedaan harus
dihargai dan dimengerti sebagai
kekayaan. Misalnya, perbedaan suku,
ras, agama, adat istiadat, cara pandang,
perilaku, pendapat. Dengan perbedaan
tersebut, diharapkan manusia dapat
mempunyai sikap toleransi terhadap
segala perbedaan yang ada, dan
berusaha hidup rukun, baik individu
dan individu, individu dan kelompok
masyarakat, serta kelompok
masyarakat dan kelompok masyarakat
lainnya. (Mustahdi dan Mustakim,
2017:185)
c) Pada poin materi menghindari diri dari
perilaku tindak kekerasan. Akhir-akhir
ini sering sekali tindak kekerasan
disebabkan oleh pemahaman dan
keyakinan yang berbeda. Karena
perbedaan dan pemahaman banyak
orang yang menghujat dan berakhir
dengan kekerasan. Islam melarang
tindak kekerasan terhadap siapapun.
86
(Mustahdi dan Mustakim, 2017: 189)
Allah swt. menetapkan suatu hukum
bahwa membunuh seorang manusia,
sama dengan membunuh seluruh
manusia. Islam memerintahkan untuk
menjaga ketentraman hidup dengan
cara mencintai, dan tidak boleh
menyakiti dan melakukan tindak
kekerasan.
d) Pada poin materi menerapkan perilaku
mulia. Indonesia yang berbhineka ini
harus dipertahankan demi ketentraman
dan kedamaian penduduknya. Salah
satu cara mempertahankan
kebhinekaan ini adalah dengan
toleransi atau saling menghargai.
Dalam kehidupan masyarakat
Indonesia, kerukunan hidup antar suku,
ras, golongan dan agama harus selalu
dijaga dan dibina agar bangsa
Indonesia tidak terpecah belah saling
bermusuhan satu sama lain. Ada tiga
perilaku toleransi yang harus dibina
87
sesuai dengan ajaran Islam yaitu yang
pertama, saling menghargai adanya
perbedaan keyakinan. Tidak boleh
memaksakan keyakinan kepada orang
lain. Yang kedua saling menghargai
adanya perbedaan pendapat karena
manusia diciptakan dengan membawa
perbedaan maka harus menghargai
perbedaan tersebut. Yang ketiga
belajar empati, yaitu merasakan apa
yang dirasakan oleh orang lain,
membantu orang yang membutuhkan.
Sering terjadi tindak kekerasan
disebabkan hilangnya rasa empati.
Dengan adanya pemahaman toleransi
yaitu sikap saling menghargai dan
saling menghormati akan terbina
kehidupan yang rukun tertib dan
damai. (Mustahdi dan Mustakim,
2017:193).
88
3. Buku Kelas XII
Buku ajar yang diteliti oleh penulis adalah Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XII yang diterbitkan oleh
kemendikbud pada tahun 2015. Buku ini terdiri dari 10 bab. Berikut ini
analisis pendidikan multikultural dalam buku ajar kelas XII yang penulis
sajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 4.3 Pendidikan Multikultural dalam Buku Ajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII
Indikator Multikultural Isi Multikultural
a. Demokratis 1) Pada bab III materi menghidupkan nurani
dengan berfikir kritis. Pada bab ini terdapat
pendidikan multikultural yaitu demokratis
dengan sikap demokratis maka seseorang
tersebut akan mengutamakan persamaan
hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi sesama dengan mengutamakan
kebebasan berekspresi, berkumpul, dan
mengemukakan pendapat sesuai dengan
norma dan hukum yang berlaku, sikap itu
semua akan muncul jika seseorang bisa
berfikir kritis.
(Feisal Ghozaly dan H.A Sholeh Dimyathi,
2015: )
89
2) Pada bab IV dengan tema bersatu dalam
keragaman dan demokrasi. Berikut ini
analisis penulis mengenai pendidikan
multikultural dalam materi demokrasi yaitu
sebagai berikut:
a) Pada gambar 4.4 yaitu berisi tulisan
bahwa “ Pelangi mengajarkan kita akan
Indahnya perbedaan sapu lidi
mengingatkan kita tentang kuatnya
persatuan mewujudkan Indonesia
bersatu dengan semangat Bhineka
Tunggal Ika”, kemudian juga pada
gambar 4.3 gambar wanita karir,
gambar tersebut menggambarkan
bahwasannya wanita juga bisa dan
berhak berkarir/ tidak membeda-
bedakan antara laki-laki dan
perempuan. (Feisal Ghozaly dan H.A
Sholeh Dimyathi, 2015: 57)
b) Pada poin membuka relung kalbu
menjelaskan bahwa isu utama yang
menjadi muatan demokrasi adalah
persoalan saling menghargai eksistensi
90
(keberadaan). Rasa ingin dihargai
adalah kebutuhan alamiah (fitrah)
manusia. Manusia dari kasta apapun
memiliki rasa itu. (Feisal Ghozaly dan
H.A Sholeh Dimyathi, 2015: 58)
c) Dalam poin materi memperkaya
khazanah yaitu demokrasi dalam Islam
menjelaskan bahwa di dalam Al-
Qur’an terdapat ayat-ayat yang berisi
pesan mulia tentang bersikap
demokratis, tentang musyawarah, dan
toleransi dalam perbedaan. Ayat yang
berbicara tentang nilai-nilai dalam
demokrasi yaitu Qs. Al-Isra’/17:70, Qs.
Al-Baqarah/2:30, Qs. Al-
Hujurat/49:13, Qs.Asy-Syura/42:38
inti dari semua ayat tersebut
membicarakan bagaimana menghargai
perbedaan, kebebasan berkehendak,
mengatur musyawarah yang
merupakan unsur-unsur dalam
demokrasi. Dalam kehidupan
bermasyarakat musyawarah menjadi
91
sangat penting agar bisa berlatih
menghargai pendapat orang lain.
d) Dalam poin materi menerapkan
perilaku mulia menjelaskan bahwa
perilaku demokratis yang harus
dibiasakan sebagai implementasi dari
ayat dan hadis yang telah dibahas
adalah menghargai pendapat orang
lain, menolak segala bentuk
diskriminasi atas nama apapun. (Feisal
Ghozaly dan H.A Sholeh Dimyathi,
2015: 71)
b. Saling Menasehati 1) Pada bab V dengan tema Cerahkan Hati
Nurani dengan Saling Menasehati. Pada
bab ini terdapat nilai pendidikan
multikultural. Berikut ini penulis sajikan
beberapa temuan pendidikan multikultural
antara lain:
2) Pada poin penjelasan adab bertausyiah
atau berdakwah bahwa penting untuk
menghargai perbedaan. Ketika bertukar
argumen dengan orang yang dinasehati
kemudian tidak terjadi titik temu, maka
92
harus tetap menghargai pendapat masing-
masing, tidak semestinya memaksa untuk
tunduk kepada salah satu pendapat. Dalam
memberi nasihat harus memperhatikan
budaya. Harus menghargai budaya
setempat, menghargai budaya bukan
berarti melebur ke dalam kesesatan yang
ada dalam sebuah masyarakat, akan tetapi
berdakwah dengan cerdas dan cermat
dalam memilih pendekatan dan cara.
(Feisal Ghozaly dan H.A Sholeh
Dimyathi, 2015: 88)
3) Pada poin materi hikmah dan manfaat
nasihat yaitu dengan adanya saling
menasehati maka akan terjalin persatuan
dan persaudaraan antara pemerintah dan
semua lapisan masyarakat, terjaganya
lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit
sosial, terciptanya keadilan, keamanan,
ketentraman, dan kedamaian dalam
masyarakat. (Feisal Ghozaly dan H.A
Sholeh Dimyathi, 2015: 90)
c. Persaudaraan 1) Pada bab VII dengan tema Membangun
93
Mahligai Rumah Tangga. Pada bab ini
terdapat pendidikan multikultural yaitu
pada materi menerapkan perilaku mulia
bahwa dengan adanya pernikahan maka
akan memperkokoh dan memperluas
persaudaraan, melalui pernikahan berarti
telah menyatukan dua keluarga besar
dalam memperkokoh tali persaudaraan.
(Feisal Ghozaly dan H.A Sholeh
Dimyathi, 2015: 132)
d. Menjaga persatuan
dengan menciptakan
Keadilan dan
mencegah konflik
pertikaian.
1) Pada bab VIII dengan tema Meraih
Berkah dengan Mawaris. Pada bab ini
terdapat pendidikan multikultural yaitu
pada materi manfaat hukum waris Islam,
dengan adanya hukum waris Islam akan
memberi jalan keluar yang adil untuk
semua ahli waris, dan terciptanya
ketentraman hidup dan suasana keluarga
yang harmonis, menciptakan keadilan dan
mencegah konflik pertikaian. Keadilan
yang telah diterapkan, mencegah
munculnya berbagai konflik dalam
keluarga yang dapat berujung pada
94
tragedi pertumpahan darah. Meski dalam
praktiknya, selalu saja muncul
penentangan yang bersumber dari akal
pikiran. (Feisal Ghozaly dan H.A Sholeh
Dimyathi, 2015: 157)
e. Nilai Kemanusiaan
(Humanis)
1) Kemanusiaan manusia pada dasarnya
adalah pengakuan akan pluralitas,
heterogenitas, dan keragaman manusia itu
sendiri. Keragaman itu bisa berupa
ideologi, agama, paradigma, suku bangsa,
pola pikir, kebutuhan, tingkat ekonomi.
Pada bab VI dengan tema Meraih Kasih
Allah swt. dengan Ihsan. Pada bab ini
terdapat pendidikan multikultural yaitu
pada poin materi ihsan kepada sesama
manusia. Rasulullah saw. sendiri
memerintahkan untuk menjaga lisan
berkata yang baik atau diam. Manusia
disuruh untuk melembutkan ucapan,
saling menghargai satu sama lain dalam
pergaulan, menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah kemungkaran, dan tidak
mengganggu atau melakukan hal-hal yang
95
dapat mengusik orang lain. (Feisal
Ghozaly dan H.A Sholeh Dimyathi, 2015:
108)
Pendidikan Multikultural dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotorik
dapat diterapkan yaitu:
1. Aspek kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup berbagai kegiatan mental
(otak). Semua yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam
ranah kognitif.
Contoh yang bisa diterapkan adalah seorang siswa yang terus menerus
diberikan sebuah pengetahuan, pemahaman mengenai pendidikan
multikultural beserta contoh-contoh didalamnya, untuk kemudian difahami
secara mendalam agar terpatri di dalam otak. Sehingga orang tersebut
mampu memahami dan mengerti pendidikan multikultural. Misalnya di
dalam buku kelas XI memuat materi nilai toleransi sebagai alat pemersatu
bangsa, maka dengan adanya materi tersebut guru harus mampu mengupas
lebih dalam pendidikan multikultural agar di mengerti oleh siswa. Peserta
didik mampu mengakui dan menghormati adanya keragaman, ia tidak
kaget melihat jika ada perbedaan pendapat, agama, maupun budaya.
2. Aspek afektif
96
Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai
yang berbeda-beda. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai masing-masing.
Contoh: setelah siswa memahami makna pendidikan multikultural secara
mendalam, kemudian siswa dapat mengaplikasikan dengan berupa
tindakan, yaitu dengan menghindari tindak kekerasan, tidak saling
menghina atau mencemooh orang lain, berprasangka baik, saling
menasehati, memupuk persaudaraan, dan berlatih toleransi dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
3. Aspek psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang erat berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu yang telah ditekuni. Hasil belajar
psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan kognitif memahami
sesuatu dan hasil belajar afektif yang baru tampak dalam bentuk
kecenderungan- kecenderungan berperilaku, namun tidak sama. Ranah
psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik.
Contoh yang bisa diterapkan adalah dengan tidak saling memukul, tidak
saling menghina, tidak melakukan kekerasan fisik terhadap orang lain,
berlatih menerima pendapat orang lain, belajar empati terhadap
penderitaan orang lain dengan cara menghibur dan memberi solusi yang
baik, membantu orang lain dalam memecahkan masalah, menjaga lisan
dengan tidak menghasut orang lain dalam keburukan agar tercipta suatu
97
perdamaian, menjaga kerukunan dengan cara saling menghormati dan
menghargai sesama misalnya dengan tidak berkelahi, tidak melakukan
tindakan anarkis, dan asusila, tidak tawuran.
B. Relevansi Isi tentang Multikultural dalam Buku Ajar pada Era
Kontemporer
1. Relevansi wacana multikulturalisme sudah jelas dengan sendirinya.
Wacana ini hendak memberikan pengakuan pada cara hidup yang
beragam, selama cara hidup tersebut menghormati perbedaan, dan
bergerak dalam koridor hukum yang sah, bukan hanya pluralitas
agama, budaya, suku, ataupun ras, tetapi juga pluralitas subkultur,
subras, dan partikularitas-partikularitas kecil lainnya yang sering kali
terlupakan. (Wattimena, 2010: 6)
Nilai- nilai multikultural yang terdapat dalam buku ajar relevan dengan
era kontemporer, ada realitas yang begitu nyata bahwa abad 20 dan
terus berlanjut awal abad 21, kekerasan menandai relasi antarmanusia.
Kekerasan telah membebani dengan warisan kerusakan massal,
kekerasan yang skalanya tidak pernah dan tidak mungkin terjadi
sebelumnya dalam sejarah umat manusia. Kekerasan sebagai hasil dari
teknologi baru yang melayani ideologi membenci bukan satu-satunya
warisan yang harus dipikul. Ini merupakan warisan dari penderitaan
individu dalam kehidupan sehari-hari. Kesakitan yang dialami oleh
anak-anak akibat siksaan oleh mereka yang seharusnya memberi
perlindungan, perempuan yang terluka dan dihina oleh pasangan
98
hidupnya, orang lanjut usia yang disia-siakan oleh pengasuh mereka,
dan berbagai kekerasan lain baik langsung maupun tak langsung yang
menimbulkan penderitaan fisik dan psikologis pada korban. Faktor-
faktor kekerasan itu antara lain adalah norma-norma budaya yang
membolehkan kekerasan sebagai cara yang bisa diterima untuk
menyelesaikan konflik, sikap masyarakat yang menerima bahwa bunuh
diri adalah pilihan individu, norma-norma yang memberikan prioritas
pada hak orang tua sebagai satu-satunya yang menentukan
kesejahteraan anak, norma-norma yang memberikan dominasi laki-laki
terhadap perempuan, norma-norma yang mendukung digunakannya
kekuatan militer terhadap warga sipil, dan norma-norma yang
mendukung konflik politik. (Baidhawy, 2005: 57). Nilai pendidikan
multikultural mengajak untuk menciptakan suasana damai dan
menghindari kekerasan dengan cara hidup rukun.
2. Dalam konteks kehidupan yang multikultural, pemahaman yang
berdimensi multikultural harus dihadirkan untuk memperluas wacana
pemikiran keagamaan manusia yang selama ini masih
mempertahankan “egoisme” keagamaan dan kebudayaan. Haviland
dalam jurnal Ibrahim mengatakan bahwa multikultural dapat diartikan
pula sebagai pluralitas kebudayaan dan agama. Dengan demikian, jika
kebudayaan itu sudah plural, maka manusia dituntut untuk memelihara
pluralitas agar terjadi kehidupan yang ramah dan penuh perdamaian.
Pluralitas kebudayaan adalah interaksi sosial dan politik antara orang-
99
orang yang berbeda cara hidup dan berpikirnya dalam suatu
masyarakat. Sikap saling menerima, menghargai nilai, budaya,
keyakinan yang berbeda tidak otomatis akan berkembang sendiri.
Apalagi karena dalam diri seseorang ada kecenderungan untuk
mengharapkan orang lain menjadi seperti dirinya. Sikap saling
menerima dan menghargai akan cepat berkembang bila dilatih dalam
sistem pendidikan nasional. Dengan pendidikan, sikap penghargaan
terhadap perbedaan yang direncana baik, generasi muda dilatih dan
disadarkan akan pentingnya penghargaan pada orang lain dan budaya
lain bahkan melatihnya dalam hidup sehingga sewaktu mereka dewasa
sudah mempunyai sikap itu. Jika cita ideal pendidikan seperti itu dapat
terwujud di hati sanubari perilaku masyarakat, maka itulah yang
disebut dengan pendidikan multikultural yang bermuara pada
multikulturalisme. Multikulturalisme adalah aspek yang tidak
terbantahkan bagi seluruh masyarakat Indonesia, entah hal itu disadari
atau tidak. Fay dalam jurnal Ibrahim mengemukakan bahwa
multikulturalisme menunjukkan suatu yang krusial dalam dunia
kontemporer. Dalam dunia multikultural harus mementingkan adanya
berbagai macam perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya dan
ada interaksi sosial di antara mereka. Para multikulturalis
menfokuskan pada pemahaman dan hidup bersama dalam konteks
sosial budaya yang berbeda.
100
Pendidikan multikultural memiliki cita-cita ideal, yaitu terwujudnya
perdamaian, keadilan, dan persaudaraan sosial, anti konflik, kekerasan,
dan diskiriminatif. Dalam konteks ke-Indonesia-an, sebagai hal yang
baru, pendidikan multikultural perlu didiskusikan, dirancang, dan
dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, agar relevan dengan situasi
dan kondisi bangsa. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
cangkokan model pendidikan multikultural gaya barat dan eropa, tetapi
asli model Indonesia.(Ibrahim, 2008: 125)
Sebagai sebuah konsep, pendidikan multikultural menemukan
relevansinya untuk konteks Indonesia. Pendidikan multikultural
sejalan dengan semboyan bangsa Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”
yang memiliki pengertian bahwa Indonesia merupakan salah satu
bangsa di dunia yang terdiri dari beragam suku, ras, budaya, bahasa,
dan agama yang berbeda-beda tetapi dalam kesatuan Indonesia.
Multikulturalisme menjadi gagasan yang cukup konstekstual dengan
realitas masyarakat kontemporer saat ini. Prinsip mendasar tentang
kesetaraan, keadilan, keterbukaan, dan pengakuan terhadap perbedaan
adalah prinsip nilai yang dibutuhkan manusia di tengah himpitan
budaya global dan pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk
membangun kesadaran multikultural tersebut. Hal ini karena
pendidikan multikultural berusaha mengeksplorasi perbedaan sebagai
keniscayaan kemudian mensikapi dengan penuh toleran dan semangat
egaliter.
101
Pendidikan multikultural diharapkan dapat menyelesaikan persoalan
konflik yang terjadi di masyarakat, atau paling tidak mampu
memberikan penyadaran kepada masyarakat bahwa konflik bukan
suatu hal yang baik untuk dibudayakan. Selanjutnya pendidikan juga
harus mampu memberikan tawaran-tawaran yang mencerdaskan,
antara lain dengan cara mendesain materi, metode, hingga kurikulum
yang mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya sikap saling
toleran, menghormati perbedaan suku, agama, ras, etnis, dan budaya
masyarakat Indonesia yang multikultural. (Haryati, 2009:159).
Berdasarkan uraian penjelasan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa
nilai-nilai pendidikan multikultural dalam buku ajar sangat relevan dengan
era kontemporer saat ini dan juga sangat relevan dengan konteks
Indonesia, Pendidikan multikultural yang dipadukan dengan pendidikan
agama Islam sangat relevan, idealitas keagamaan Islam sebagaimana
tertulis dalam al-Qur’an adalah untuk saling mengenal dan menghormati
berbagai budaya, ras dan agama sebagai suatu realitas kemanusiaan, akan
tetapi pada saat yang sama peta dunia diwarnai konflik akibat SARA
kesenjangan antara idealitas dan realitas itulah yang perlu dijembatani
dengan memberikan pemahaman multikultural dalam proses pendidikan
keislaman, maka dari itu dirasa perlu adanya pendidikan multikultural
karena juga relevan dengan kondisi bangsa saat ini di tengah himpitan
budaya global, diharapkan dengan adanya pendidikan multikultural dapat
menyelesaikan persoalan konflik yang terjadi di masyarakat.
102
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Buku pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti dibangun dengan
prinsip multikultural hal ini dapat penulis lihat di dalam masing-
masing buku yang peneliti teliti memuat pendidikan multikultural,
meskipun tidak langsung dijelaskan atau dijabarkan pada buku
mengenai multikultural, akan tetapi hal tersebut dapat dilihat dari
aspek-aspek indikator multikultural yang telah penulis jelaskan
pada bab 1, masing-masing indikator tersebut dijelaskan dengan
dipadukan dengan ajaran agama Islam dengan kata lain
dimasukkan ke dalam materi.
a. Pada buku kelas X yaitu pada materi meneladani sifat Allah
swt. yaitu salah satunya dengan berkarakter pemimpin sebagai
perwujudan meneladani sifat Allah swt. yaitu al-Jami’, salah
satu contohnya adalah mempersatukan orang-orang yang
sedang berselisih, selain itu juga dijelaskan materi
persaudaraan hal ini selaras dengan multikultural karena pada
bab ini juga mengajarkan seseorang untuk bergaul dengan
orang lain dengan tidak memandang suku, bahasa, dan agama
103
yang dianutnya, menghindari segala bentuk tawuran,
permusuhan yang dapat merugikan orang lain, menghargai
perbedaan suku, bangsa, agama, dan budaya teman atau orang
lain, dan masih banyak lagi poin materi yang selaras dengan
indikator multikultural lainnya.
b. Pada buku kelas XI juga menjelaskan untuk mengakui dan
menghormati perbedaan dan keragaman budaya dengan
menjelaskan Qs. Al-Maidah ayat 48 dijelaskan bahwa
perbedaan itu adalah rahmat dan untuk saling mengenal,
kemudian juga menjelaskan nilai toleransi pada suatu bab
materi pembahasan tersendiri ini bukti bahwa buku ini juga
disusun dengan prinsip multikultural diakhir pembahasan nilai
toleransi dijelaskan bahwasannya dengan adanya pemahaman
toleransi yaitu sikap saling menghargai dan saling
menghormati akan terbina kehidupan yang rukun tertib dan
damai.
c. Pada buku kelas XII juga memuat banyak sekali unsur
pendidikan multikultural didalamnya yaitu dengan cara
menghargai pendapat orang lain, menolak segala bentuk
diskriminasi atas nama apapun, harus menghargai budaya
orang lain, menciptakan keadilan, serta rasa persaudaraan.
Dapat penulis simpulkan bahwasanya buku Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti terbitan dari Kemendikbud ini
104
mengandung pendidikan multikultural di dalamnya yang mana
hal tersebut dikombinasikan dengan nilai Agama Islam dan
Budi Pekerti yang baik. Menurut peneliti buku ini sangat layak
dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran dikarenakan
materinya yang sangat detail dan mencakup prinsip Islam yang
humanis, toleran, demokratis, dan multikultural.
2. Nilai-nilai multikultural yang terdapat dalam buku ajar relevan
dengan era kontemporer dan juga konteks Indonesia yang
Berbhineka Tunggal Ika mengingat pada era saat ini kekerasan
seolah-olah menjadi norma budaya yang diterima oleh masyarakat
sebagai penyelesaian konflik maka penting dihadirkan pendidikan
multikultural yang mengajak untuk menciptakan suasana damai
dan menghindari kekerasan dengan cara hidup rukun. Di dalam
proses pendidikan keislaman harus diberi pemahaman
multikultural agar mampu menjembatani kesenjangan antara
Idealitas Islam dan realitas di tengah himpitan budaya global
B. SARAN
Pendidikan multikultural memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan beragama. Pendidikan
multikultural merupakan sebuah solusi dalam menyikapi sebuah
perbedaan, pluralisme, dan keragaman baik budaya, agama, suku, etnis.
Saran yang penulis berikan setelah melakukan analisis terhadap buku ajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu:
105
1. Hendaknya dalam penyusunan buku lebih diterangkan secara jelas
makna multikultural, nilai-nilai multikultural yang terkandung dalam
materi hendaknya dipaparkan lebih jelas agar pembaca dapat
menangkap maksud dan tujuan dari materi yang menerangkan
pendidikan multikultural. Sehingga dapat diaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari baik bagi pembaca, guru, maupun peserta didik
dengan baik.
2. Bagi Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
dalam buku ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terdapat
banyak nilai pendidikan multikultural, maka seorang guru harus bisa
menanamkan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik melalui bentuk
kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan
mengandung pendidikan dalam rangka menyiapkan generasi seratus
tahun Indonesia merdeka.
3. Pemerintah disarankan untuk melakukan upaya cerdas dan serius
terhadap implementasi pendidikan multikultural dalam kurikulum
pendidikan nasional (termasuk pendidikan Islam) agar wajah sosial
yang selama ini sering menampilkan anarkisme, main hakim sendiri,
kecurigaan, prejudaise, dan konflik sosial lainnya menjadi tergantikan
atau minimal intensitas kekerasan bisa ditekan dan terbangun harmoni
kehidupan, sebab problem bangsa Indonesia saat ini adalah
ketidakmampuan membangun relasi sosio-religius ditengah
106
keragaman, maka pendidikan multikultural menjadi salah satu
alternatif jawabannya.
107
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin. 2005. Pendidikan Agama Era Multikultural
Multireligius. Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban
Muhammadiyah.
Adisusilo, Sutarjo. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Rajawali
Pers
Baidhawy, Zakiyyuddin. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan
Multikultural. Jakarta: Erlangga.
Fuad, Ismail. 2009. Konsep Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan
Islam. Jakarta: UIN Jakarta
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok materi Metodologi Penelitian.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kemendikbud. 2018. Panduan Rapat Kerja Penilaian Buku Nonteks
Pelajaran. Badan Penelitian dan Kebudayaan Badan Penelitian
dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Klaous Krippendorff, 1991. Content Analysis: Introduction to its theory
and metodology, dalam Farid Wajidi, Analisis isi, Pengantar
Teori dan Metodologi. Jakarta: Rajawali
Mahfud, Choirul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, 2012. Pendidikan Karakter Perspektif
Islam. Bandung: PT Rosdakarya.
Majid, Abdul;. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Maksum Ali. 2011. Plural dan Multikulturalisme Paradigma Baru
Pendidikan Agama Islam di Indonesia. Yogyakarta: Aditya
Media.
Mashadi Imron. 2009. Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif
Multikulturalisme. Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan
Agama.
108
Masnur, Muslich. 2010. Text Book Writing Dasar-Dasar Pemahaman,
Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Mudyahardjo, Redja. 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Muhtadi, Ali. 2015. Strategi Untuk Mengimplementasikan Pendidikan
Budi Pekerti Secara Efektif di Sekolah. UNY: Jurnal Fakultas
Ilmu Pendidikan.
Muyasaroh. 2018. Peran Gender dalam Pendidikan Multikultural. Gresik:
Caremedia Communication.
Naim Ngainun, Syauqi Ahmad. 2008. Pendidikan Multikultural Konsep
dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pasal 736 nomor 11 tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Purwasito, Andrik. 2003. Komunikasi Multikultural. Surakarta:
Muhammadiyah University Prees.
Silabus Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Tahun 2016
Soegito, dkk. 2010. Pendidikan Pancasila. Semarang: Pusat
Pengembangan MKU/MKDK UNNES.
Soewandi Slamet, dkk. 2005. Pelangi Pendidikan: Tinjauan dari Berbagai
Perspektif. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supriadi, Dedi. 2001. Anatomi Buku Sekolah di Indonesia. Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa
Syah, Muhibin. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Thohir, Mudjahirin. 2013. Multikulturalisme Agama, Budaya, dan Sastra.
Semarang: Gigih Pustaka Mandiri
Tilaar, H.A.R. 2012. Perubahan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Truna, Dodi S. 2010. Pendidikan Agama Islam Berwawasan
Multikulturalisme. Kementrian Agama RI
109
Ujan, Andre Ata,dkk. 2009. Multikulturalisme Belajar Hidup Bersama
dalam Perbedaan. Jakarta: PT. Indeks.
Undang-undang pasal 4 ayat 5 nomor 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional
Wattimena, Reza A.A. 2010. Multikulturalisme untuk Indonesia.
Yogyakarta: Kanisius
Yaqin, M. Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural Cross-Cultural
Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta:
Pilar Media.
Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Internet :
Haryati Tri Astutik. 2009. Islam dan Pendidikan Multikultural. Tadris
(Online),Vol.4,No.2.(http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.
php/tadris/article/download/250/241. diakses 25 juni 2019).
Ibrahim Ruslan. 2008. Pendidikan Multikultural: Upaya Meminimalisir
Konflik dalam Era Pluralitas Agama. El-Tarbawi. (Online), Vol.
1, No. 1.(https://media.neliti.com/media/publications/59987-ID-
pendidikan-multikultural-upaya-meminimal.pdf diakses 23 juni
2019).
Sholichah. 2011. Pengertian Pendidikan Agama Islam. Diambil dari
http://digilib.uinsby.ac.id-pengertian-pendiikan-agama-Islam
diakses 26 April 2019
1
LAMPIRAN- LAMPIRAN
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11