pendidikan anak usia balita

12
Pendidikan Anak Asia Balita dr. Ny. Endang Warsiki Ghozali Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS. Dr. Soetomo, Surabaya Sebelum dapat mendidik anak dengan baik, diharapkan keluarga, terutama orang tua yang melakukan peranan dalarn mendidik anak merupakan keluarga yang baik yaitu: • harmonis • saling pengertian • saling menghormati • saling menolong atau mendorong • batasan hubungan fungsi/sistem orang tua — anak ---> jelas kakek/nenek — orang tua ---> jelas paman/bibi — orang tua ---> jelas Keluarga, terutama orang tua berfungsi utama dalam pendidikan anak yang baik. Orang tua harus dapat mengusahakan suatu lingkungan hidup yang sebaik-baiknya bagi anak, supaya ia dapat berkembang ke arah yang diinginkan. Misalnya kelak ia dapat berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, tak

Upload: sarinaarahman

Post on 15-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pendidikan Anak Asia Balitadr. Ny. Endang Warsiki GhozaliBagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS. Dr. Soetomo, SurabayaSebelum dapat mendidik anak dengan baik, diharapkan keluarga, terutama orang tua yang melakukan peranan dalarn mendidik anak merupakan keluarga yang baik yaitu: harmonis saling pengertian saling menghormati saling menolong atau mendorong batasan hubungan fungsi/sistemorang tua anak ---> jelaskakek/nenek orang tua ---> jelaspaman/bibi orang tua ---> jelasKeluarga, terutama orang tua berfungsi utama dalam pendidikan anak yang baik. Orang tua harus dapat mengusahakan suatu lingkungan hidup yang sebaik-baiknya bagi anak, supaya ia dapat berkembang ke arah yang diinginkan. Misalnya kelak ia dapat berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain, tak ada gejala-gejala kecemasan yang berat, menjadi orang yang berguna, taat pada tata tertib dan suka bekerja. Diharapkan agar orang tua dapat merupakan contoh yang baik bagi anak, karena segala peranan dan tingkah lakunya dapat ditiru anak. Bila ada paman/bibi atau kakek/nenek yang tinggal serumah, sebaiknya yang memegang peranan dalam penentuan pendidikan anak adalah orang tua. Kecuali bilaorang tua sedang tidak ada di rumah, pendidikan anak dapat dititipkan sementara pada kakek/nenek atau paman/bibi, dengan syarat pendidikan mereka tidak berbeda dengan orang tua. Tetapi begitu orang tua sudah berada di rumah lagi maka segera orang tua yang memegang peranan kembali.Di dalam keluarga biasanya ada 2 atau 3 sistem yakni :1. Sistem orang tua2. Sistem anak3. Sistem kakek/nenek atau paman/bibi bila se rumah. Batasan ketiga sistem ini harus jelas; maksudnya orang tua jangan terlalu ikut campur atau selalu mengatur aktivitas anak, ataupun sebaliknya anak jangan mengatur segala urusan orang tua. Demikian juga kakek/nenek atau paman/bibi yang tinggal se rumah dengan orang tua, janganlah terlalu mengatur urusan orang tua atau selalu menentukan pendidikan anak. Jika demikian, batasan sistem orang tua anak, orangtua kakek/ nenek atau paman/bibi menjadi kabur. Justru ini tidak boleh terjadi didalam keluarga. Hal sebaliknya juga tidak baik terjadi dalam keluarga bila batasan ketiga sistem di atas menjadi terlalu jelas atau terlalu kaku/jauh, yakni dalam keluarga saling tidak acuh, saling tidak memperhatikan kebutuhan masing-masing seperti hidup sendiri dan tidak ada komunikasi yang baik dalam keluarga. Baik dalam mendidik anak usia balita maupun dalam mendidik anak/remaja, sebaiknya anak dapat merasakan bahwa ia disayangi, disenangi, diperhatikan, dihargai dan diterima dalam keluarga. Hanya dalam suasana demikian anak dapat memiliki kepercayaan diri sendiri, yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian anak. Penting juga keyakinan anak bahwa bila timbul kesulitan, ia selalu dapat mengharapkan bantuan dan pertolongan orang tua. Walaupun kadang-kadang anak melanggar tata tertib sehingga mereka patut menerima hukuman, mereka harus tahu bahwa orang tua tetap sayang kepadanya. Marah maupun hukuman jangan ditujukan pada diri anak tetapi pada kesalahan atau perbuatannya, yang kemudian sesudah itu berbaik lagi seperti semula. Cara menunjukkan pada anak bahwa orang tua tidak setuju dengan perbuatan atau tindakan anak yang kurang baik : Pertama-tama anak diberitahu bahwa perbuatan yang dilakukantidak baik, dan diterangkan juga alasannya dengankata-kata sederhana dan singkat sesuai daya tangkap anak. Jika anak tetap membandel, sikap orang tua muka masam/tak tersenyum suara tak enak atau nada suara yang keras/nada marah. sikap yang tak membenarkan, misalnya telunjuk ditunjukkan ke atas. tak mengijinkan atau memberikan apa yang diinginkananak. Bila tetap membandel terus, orang tua dapat memukul pantat/paha anak. Pukulan ini hanya sebagai peringatan, jangan terlalu keras atau sampai berlebihan (supaya kapok), karenamenyebabkan rasa dendam anak pada orang tua, merasa kurang dicintai sebab terlalu disakiti badannya. Hukuman-hukuman ini menitikberatkan perbuatan anak yang salah, bukan diri anak sendui. Ini agar tidak timbul rasa dendam pada anak dan kehilangan kepercayaan dirinya. Misalnya cara orang tua memberitahu anak bila melakukan perbuatan yang salah: "Kamu tak bisa melakukan hal seperti ini, hanya anak yang nakal saja yang berbuat demikian. Saya tahu dan percaya biasanya kamu tidak berbuat demikian, lain kali jangan ya."Jika anak dihukum bila bertingkah laku buruk, orang tua harus ingat juga untuk memuji atau memberi penghargaan bila anak bertingkah laku baik. Janganlah beranggapan bahwa dengan memuji anak akan menjadi sombong (besar kepala), asal pujian itu sifatnya wajar saja. Tentu saja anak menjadi sombong bila tingkah laku baik maupun buruk selalu dibenarkan dan mendapat pujian. Walau sebenarnya dalam hati kecil mereka bertanya: "Bagaimana ya tingkah laku yang salah, kok saya tidak pernah diberitahu?"Persetujuan terhadap tingkah laku anak yang baik dapat berupa : pujian tersenyum ucapan terima kasih atas bantuannya perubahan dalam sifat atau nada suara : wah-wah, hebat. ciuman atau pelukan memberikan sesuatu yang diingini anak memberi penghargaan berupa hadiah yang nyata : gula-gula,boneka, uang, bintang (lambang), angka-angka (points).Lambang nyata yang diberikan orang tua pada tingkah laku anak yang baik akan terus mengingatkan anak terhadap keberhasilannya. Hadiah harus diberikan segera sesudah tingkahlaku anak yang baik dilakukan. Dengan memberikan penghargaan pada anak, orang tua sekaligus membesarkan kepercayaan anak pada dirinya sendiri. Tetapi janganlah selalu menjanjikan anak akan memberi sesuatu/hadiah bila melakukan kebaikan karena : orang tua mungkin tidak dapat memenuhi janjinya. akan membiasakan anak, tidak akan berbuat baik bila tidakdiberi upah.Orang tua sebaiknya merangsang inisiatif anak dan memberikan kebebasan anak untuk berkembang. Sebaiknya anak dibiarkan melakukan sesuatu menurut rencana dan kehendak mereka sendiri. Ini tidak saja merangsang inisiatif anak, melainkan juga daya ciptanya. Bila kita memuji hasil karyanya meskipun hasilnya itu kurang baik, anak akan merasa bangga dansenang serta menambah kepercayaan dirinya. Bila anak terus menerus diperintah, hal ini sering mengakibatkan gairah kerjaanak berkurang, anak menjadi malas (apatis) dan selalu tergantung kepada orang tua. Diusahakan agar hubungan orang tua dan anak cukup akrab, sehingga anak merasa bebas untuk mengutarakan segala isi hatinya maupun persoalannya terhadap baik dalam memecahkan persoalannya.Usaha orang tua agar dapat menambah kesenangan daneratnya hubungan kekeluargaan misalnya : minum teh bersama makan bersama (family table talking) permainan bersama rekreasi bersama bergurau bersama perayaan hari ulang tahun dan sebagainya.Dengan demikian komunikasi antara anggota keluarga selalu terjadi. Batasan tingkah laku anak yang merupakan aturan tata-tertib dalam keluarga akan merupakan pedoman bagi anak-anak, sehingga anak dapat mengerti apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak dibolehkan. Aturan-aturan ini hendaknya membantu dan membimbing anak; tidak boleh terlampau banyak sehingga sangat membatasi aktivitas anak dalam segala bidang. Misalnya : Pada waktu tertentu (waktu makan, waktu tidur) anak harussudah berada di rumah. sampai ke mana ia boleh pergi. menghargai atau memperhatikan milik orang lain. pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan tak boleh dilupakan(melatih tanggung-jawab anak), misalnya : menyapuMelatih tanggung-jawab pada anak juga harus diajarkan, yakni dengan memberi tugas sehari-hari yang harus dikerjakan di rumah, misalnya : membersihkan tempat tidur menyapu rumah mengemasi meja makan membersihkan sepatu dan sebagainyaTugas yang diberikan sudah tentu harus sesuai dengan umur anak. Dengan melatih bekerja, anak akan belajar bertanggung jawab atas pekerjaannya, bekerja tidak atas perintah, elainkan atas kesadarannya sendiri. Dalam mendidik anak usia balita, perlu diperhatikan : usia anak perkembangan jiwa anak adakah kelainan biologis pada anak misalnya : kelainan metabolisme, gangguan organik otak, radang otak, trauma kelahiran rudapaksa kepala dan sebagainya.Dengan mengetahui perkembangan jiwa anak, kita dapat mengobservasi apakah anak sudah berkembang seperti yang diharapkan umumnya pada anak normal atau mengalami kelambatan.Berikut 8 langkah yang diberikan agar anak bisa melonggarkan keterikatannya pada ayah-ibu.1. TUMBUHKAN RASA AMAN DAN NYAMANRasa aman dan nyaman merupakan modal penting dalam melakukan berbagai aktivitas. Dengan merasa tenteram ia bisa bebas bermain yang berarti memudahkannya melepaskan diri dari kelekatan dengan orang tua.2. BINALAH RASA PERCAYA DIRI.Rasa percaya diri erat kaitannya dengan kemampuan menjadi mandiri.

3. HARGAI ANAKJangan pelit memberi penghargaan yang pas. Jangan pula menghubung-hubungkannya dengan pemberian materi. Pujian, belaian, ucapan kata-kata sayang dan hal-hal sejenis sudah cukup menumbuhkan rasa percaya diri anak.4. KELELUASAAN BERMAINBiarkan anak bebas bermain bersama teman-temannya. Jangan lelah mendorongnya agar tertarik bermain bersama teman-teman.5. PERKENALKAN LINGKUNGAN DI LUAR RUMAHBuka wawasannya dan beri ia alternatif kegiatan yang melibatkan banyak orang. Semisal mengajaknya ke rumah tetangga atau kerabat yang memungkinkannya bermain bersama kawan sebaya.6. HINDARI INTERVENSIKetika anak mengalami masalah, orang tua sebaiknya jangan langsung menolong, apalagi mengambil alih semua permasalahan anak. Pola asuh semacam ini hanya akan membuatnya kurang memiliki citra diri positif dan semangat juang.7. ARAHKAN, BUKAN MALAH MEMOJOKKANJika anak keliru atau tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya, barulah orang tua boleh ikut nimbrung. Itu pun sebatas memberi arahan dan bukan merampas kesempatan. Hanya saja, arahan yang diberikan haruslah disampaikan secara bijak.

8. JANGAN KELEWAT MENUNTUTOrang tua, sebaiknya jangan terlalu menuntut anak untuk bisa melakukan apa saja sesuai standar tertentu. Misalnya, menuntut anak mengancing baju sendiri dengan sempurna. Bila tuntutan-tuntutan semacam ini dipaksakan kepadanya, sementara kemampuannya belum tumbuh dengan baik, hal itu hanya akan memunculkan konsep diri yang negatif. KEPUSTAKAAN1. Barnard KE et al. Teaching children with development problems2nd Ed. USA: The CV Mosby Company, 1970; pp 75 - 96.2. Chapman AH . Management of Emotional Problems of children anand adolescents 2nd Ed. Philadelphia: JB Lippincott Company,1974;pp 63 - 65, pp 3 - 6.3. Duffy CJ . Child Psychiatry. USA: Medical Examination Publ. Co,1974: pp 16 - 30.4. Gunarsa SD . Psikologi untuk membimbing, Jakarta: BPKGunung Mulia. 1980.5. Minuchin S. Families & Family therapy. USA: Harvard UniversityPress, 1974; pp 46 - 66.6. Warsiki E.G. Pembinaan anak dalam keluarga. MKJ 7 Oktober1981; 177-194