pendewasaan raditya dika

9
Nama : Azaria Dewi Purnama Sari Kelas : XI IPA 1 No. Absen : 05 No. Urut maju : 16 Judul monolog : Pendewasaan Raditya Dika : Marmut Merah Jambu Identitas buku : Judul Buku : Marmut Merah Jambu Genre Buku : Nonfiksi – Komedi Penulis : Raditya Dika Penerbit : Bukuné Tempat Terbit : Jakarta Tanggal Terbit : 1 Juni 2010 Tebal Buku : 222 Hlm ; 13×20 Cm Raditya Dika. Dia adalah seorang penulis dan juga blogger yang terkenal dengan buku-bukunya yang bertema komedi slengean ala anak muda. Buku – bukunya

Upload: azaria-dewi-purnama-sari

Post on 08-Apr-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendewasaan Raditya Dika

Nama : Azaria Dewi Purnama Sari

Kelas : XI IPA 1

No. Absen : 05

No. Urut maju : 16

Judul monolog : Pendewasaan Raditya Dika : Marmut Merah

Jambu

Identitas buku :

Judul Buku     : Marmut Merah

Jambu

Genre Buku     : Nonfiksi –

Komedi

Penulis             : Raditya Dika

Penerbit           : Bukuné

Tempat Terbit : Jakarta

Tanggal Terbit : 1 Juni 2010

Tebal Buku      : 222 Hlm ; 13×20 Cm

Raditya Dika. Dia adalah seorang penulis dan juga blogger yang

terkenal dengan buku-bukunya yang bertema komedi slengean ala anak

muda. Buku – bukunya diantaranya adalah Kambing Jantan, Cinta

Brontosaurus, Radikus Makankakus dan Babi Ngesot. Buku pertamanya

yang berjudul Kambing Jantan bahkan telah dikomikkan dan difilmkan.

Debut menulis buku Bang Dika sendiri dimulai setelah bloggernya mulai

dikenal dimana-mana.

Page 2: Pendewasaan Raditya Dika

Awal Juni Tahun 2010 lalu, Dika meluncurkan sebuah buku baru.

Judulnya juga masih mengandung unsur binatang, sangat berciri khas

Raditya Dika. Judul buku ini adalah Marmut Merah Jambu. Buku ini bisa

dibilang sangat berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Buku ini

mengangkat tema satu hal paling abstrak di dunia yaitu jatuh cinta.

Berikut kutipan sinopsis marmut merah jambu :

Marmut merah jambu adalah kumpulan tulisan komedi Dika.

Sebagian besar dari tiga belas tulisan ngawur di dalamnya adalah

pengalaman dan observasi Dika dalam menjalani hal paling absurd

(konyol) di dunia : Jatuh Cinta.

Secara garis besar, buku ini adalah soal cinta dengan bagaimana

memahami apa itu cinta melalui introspeksi ke dalam pengalaman –

pengalaman Raditya Dika sendiri dan tentu saja dengan gaya komedinya

yang khas.

Dari segi cerita, buku ini sendiri terdiri atas tiga belas bab yang

berupa cerita yang saling lepas. Sebagian besar cerita di buku ini

membahas pengamatan dan pengalaman pribadi Dika dalam hal

percintaan di dalam kehidupannya. Ada cerita cinta masa – masa puber

saat SMP, jatuh cinta diam – diam, cinta bertepuk sebelah tangan, cinta

yang datang tidak disengaja, sampai di taksir oleh dua cewek kembar

aneh hingga disunat karena gebetan. Semuanya ditulis dengan gaya

komedi fresh dan konyol yang tidak membosankan.

Dika membuka buku ini dengan menulis tentang 'Orang Yang

Jatuh Cinta Diam-Diam'. Pengalaman teman SMA nya yang bernama Aldi

yang jatuh cinta kepada cewek kelas sebelah yang bernama Widya. Aldi

sangat hafal gerak-gerik Widya, hal-hal yang disukai Widya dan bahkan

dia sering menirukan kebiasaan Widya. Tapi Aldi tidak pernah

mengatakan hal tersebut pada Widya. Begitulah orang yang jatuh cinta

Page 3: Pendewasaan Raditya Dika

secara diam-diam, selalu mengagumi diam-diam, mencintai diam-diam,

dan tersakiti secara diam-diam juga.

Dari ke tiga belas bab di buku ini saya memilih beberapa bab yang

cukup menarik untuk di review dalam resensi ini, salah satu

judulnya Pertemuan Terakhir dengan Ina Mangunkusumo. Disini Raditya

Dika menceritakan dirinya sebagai murid biasa di sekolahnya jatuh cinta

kepada cewek populer disekolahnya yang bernama Ina. Setelah

sebelumnya sukses mengajak jalan cewek ini (diceritakan di bab

Pertemuan Pertama Dengan Ina Mangunkusumo), kebiasaan itu terus

berlanjut tanpa ada kesan – kesan berarti bagi Ina. Mereka pun berpisah

karena Dika harus kuliah di Adelaide. Sampai kemudian mereka bertemu

kembali. Pada pertemuan mereka kemudian, Ina sudah bekerja di sebuah

Event Organizer dan Dika telah menjadi penulis.

Sebenarnya di pertemuan ini Dika ingin memberi tau Ina jika dia

sedang membuat buku baru, yaitu Marmut Merah Jambu yang akan ada

bab tentang perasaan cintanya tak terbalas pada Ina yang tidak pernah

tahu bahkan menyadarinya. Saat itu, Dika berada dalam keadaan galau

untuk mengambil keputusan bagaimana caranya untuk memberi tau Ina.

Tidak disangka pada kesempatan itu, Ina justru bercerita kepada Dika

tentanglaki-laki yang masih dicintai Ina. Akhirnya Dika mengurungkan

niatnya hingga dia meluncurkan buku ini.

Ada pula Dika menggunakan kutipan – kutipan yang menarik dari

beberapa komik. Salah satunya kutipan dari komik Peanuts yang dipakai,

ketika tokoh Charlie Brown yang sangat suka selai kacang. Dia jatuh cinta

terhadap seseorang dan cintanya tak terbalas. Inilah kata – kata dari

Charlie Brown “nothing takes the flavor out of peanut butter quite like

unrequited love”.

Dalam buku ini, pembaca dapat mengambil hikmah tentang

kekompakan dan curahan kasih sayang sebuah keluarga. Yang ternyata

Page 4: Pendewasaan Raditya Dika

Dika sangat perhatian dengan adik – adiknya bahkan kucing peliharaan

keluarganya dibuatkan tokoh utama di salah satu bab dimana sang kucing

‘dimanusiakan’. Disini juga diceritakan bagaimana kekhawatiran sang

mama yang amat sangat dengan sunatan Edgar adik bungsu Dika

(diceritakan di bab Balada Sunatan Edgar). Lalu tentang royalty buku –

buku Dika yang diperuntukan adik – adiknya. Cerita tentang ayahnya yang

sepertinya cuek tapi ternyata perhatian pada Dika dengan memberikan

bingkisan lewat orang suruhan ayahnya di detik – detik terakhir di bandara

ketika Dika akan shooting di Oz (diceritakan di bab Catatan Si Pemeran

Utama Dengan Muka Kayak Figuran)

Pada bab yang bejudul Catatan Si Pemeran Utama Dengan Muka

Kayak Figuran ini, diceritakan juga tentang sebuah perjuangan dan

konsistensi saat Raditya Dika memperjuangkan orisinalitas bukunya

dalam sebuah layar lebar.

“Jangan menganggap dirimu tidak berharga, atau bahkan

sampah. Karena, diluar sana ada orang yang menanti-nantikan bisa

bertemu denganmu dan melihat senyumanmu.” Itulah moral yang

terkandung dalam bab Dabel Trabel di buku Marmut Merah Jambu, yang

menceritakan Dika yang diteror orang yang tidak jelas selama berhari-hari.

Ternyata orang itu cinta mati padanya, sampai-sampai rela melakukan

apa saja untuk Dika. Setiap pagi, Dika ditelpon oleh orang yang mengaku

bernama Nina, tidak lama kemudian muncul suara yang mengaku

bernama Nini. Beberapa hari kemudian, Dika kedatangan tamu di teras

rumahnya, ternyata mereka kembar. Tidak lama setelah itu, dua orang itu

tidak lagi menelfon Dika, dan ada kabar, ternyata Nini dihamili oleh supir

angkot karena supir tersebut mirip dengab Dika.

Selain bab-bab diatas, masih banyak banget bab yang tidak kalah

menarik. Seperti, bab Cinta Di Atas Sepotong Chatting yang menceritakan

bagaimana gagalnya seorang Raditya Dika dalam hal cinta karena

mengira orang yang dicintainya melihat seseorang dari penampilannya.

Page 5: Pendewasaan Raditya Dika

Buat saya sendiri, bab yang paling menarik dalam buku “Marmut

Merah Jambu” adalah pada bab Marmut Merah Jambu. Disini kita bisa

melihat sisi asli seorang Raditya Dika. Disini kita juga mengetahui

mengapa Dika memilih judul “Marmut Merah Jambu” untuk bukunya.

Alih – alih seperti belalang, Dika merasa seperti seekor marmut

merah jambu yang terus – menerus jatuh cinta, loncat dari

satu relationship (hubungan) ke relationship yang lainnya, mencoba terus

berlari di dalam roda bernama cinta, seolah – olah maju, tapi tidak…

karena sebenarnya jalan di tempat. Seperti marmut yang tidak tau kapan

harus berhenti berlari di roda yang berputar.

Kepengarangan :

Semuanya ditulis dengan gaya khasnya, ringan, lucu, dan

pastinya menghibur. Tapi bukan berarti cerita-cerita lucu tadi nggak

menyentuh, lho, ya. Ada satu cerita yang jadi favorit gadis, pertemuan

terakhir dengan ina mangunkusumo. It’s very bittersweet, kita jadi bisa

melihat sisi lain dari dika yang biasanya selalu kocak.

-Majalah Gadis-

Dilihat dari fisiknya, memang buku ini lebih tebal, dan lebih

berbobot. Cover depannya memiliki warna yang lebih terang dan cerah.

Disini kemampuan Dika meramu kata – kata yang tak biasa dan

menjadikannya humor telah jauh berkembang. Buku ini seperti ditulis

dengan pertimbangan yang lama dan panjang untuk setiap kata – kata

dan kalimat – kalimatnya. Yang berhasil Dika lakukan disini adalah

meramu semua itu menjadi sesuatu yang lucu dan bisa ditertawakan. Di

buku yang kelima ini Dika telah mencoba mengurangi penggunakan kata-

kata yang cenderung selengean. Humor dalam buku ini lebih halus.

Namun bukan berati kehilangan kekhasan Raditya Dika yang selalu bisa

membuat humor yang fresh. Jenis humor yang berbeda ini mungkin saja

Page 6: Pendewasaan Raditya Dika

mempengaruhi pembaca. Tapi itu adalah pilihan yang tepat dimana hal ini

membuat makna cinta di dalamnya lebih terasa mengakar.

Setiap buku tentu mempunyai kekurangan dan kelebihan. Tak

terkecuali buku ini. Sayang sekali, ada beberapa kalimat yang tidak

lengkap atau hilang pada beberapa bab yang mungkin akibat kesalahan

pada bagian editing. Contohnya pada bab Pertemuan Pertama Dengan

Ina Mangunkusumo, ada paragraph yang tidak selesai dan sehingga

membuat pembaca agak bingung dengan ini.

Kesimpulan :

Menurut saya buku ini sangat cocok untuk anak remaja yang

kebanyakan lebih memilih membaca bacaan yang menghibur. Selain itu

buku ini juga menceritakan kisah cinta realita yang merupakan hal yang

sangat universal. Bahasanya pun sangat mudah dipahami karena

menggunakan bahasa sehari-hari sehingga membuat kita yang

membacanya akan selalu penasaran akan apa yang terjadi pada halaman

selanjutnya. Harganya juga tidak terlalu tinggi serta alur yang mudah

dimengerti menambah nilai plus buku ini.