pendapat kewajaran atas rencana transaksi pt sri … · sebagaimana dimaksud dalam peraturan...
TRANSCRIPT
K A N T O R J A S A P E N I L A I P U B L I K
LAPORANPENDAPAT KEWAJARAN ATAS RENCANA TRANSAKSI
PT SRI REJEKI ISMAN Tbk
Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1359/KM.1/2009, No. Izin 2.09.0074
Kantor Pusat :Jl. Kendal No. 19, Menteng, Jakarta 10310, IndonesiaTelp. (021) 31908422, 3140626 Fax. (021) 31908421Email : [email protected] : www.fastvalue.co.id
Jakarta, 16 Oktober 2019 No. Laporan : 00322/2.0074-00/BS/04/0097/1/X/2019 Kepada Yth. Direksi PT SRI REJEKI ISMAN TBK Jl. K.H. Samanhudi No. 88 Jetis, Sukoharjo 57511 Jawa Tengah T: (+62-271) 593 188/888 F: (+62-271) 593 488 Dengan hormat, Perihal: Pendapat Kewajaran atas Transaksi PT Sri Rejeki Isman Tbk (“Perseroan”) telah menerbitkan obligasi senior yang akan ditawarkan kepada (i) Qualified Institutional Buyer sesuai dengan ketentuan dalam Rule 144A berdasarkan United States Securities Act 1933 (sebagaimana diubah) atau (ii) investor di luar wilayah Amerika Serikat dengan tunduk pada Regulation S berdasarkan United States Securities Act 1933 (sebagaimana diubah). Sehubungan dengan hal tersebut, Perseroan telah menunjuk kami, Kantor Jasa Penilai Publik Firman Suryantoro Sugeng Suzy Hartomo & Rekan (“KJPP FAST”), sebagai penilai berijin (berdasarkan surat ijin yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan No. 2.09.0074 tanggal 8 Desember 2009, dan terdaftar atas nama KJPP FAST sebagai profesi penunjang pasar modal berdasarkan surat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) (saat ini bernama Otoritas Jasa Keuangan atau disingkat “OJK”) No. S-865/BL/2010 tanggal 29 Januari 2010, untuk memberikan pendapat independen atas kewajaran transaksi sebagaimana diungkapkan di atas, sesuai dengan Surat Penawaran No. 064/SI-SP/FAST-A/VIII/19 tanggal 29 Agustus 2019, yang telah disetujui. LATAR BELAKANG Perseroan merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka dan sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (publicly-listed company) yang didirikan pada tahun 1978. Perseroan bergerak di bidang industri tekstil dan juga merupakan salah satu perusahaan tekstil terintegrasi terbesar di Asia Tenggara dengan produksi yang dimulai dari benang sampai dengan pakaian jadi. Perseroan telah mengelola dan memasarkan tekstil dalam pasar domestik dan pasar internasional. Perseroan berdomisili di Jl. KH Samanhudi No. 88, Jetis, Sukoharjo 57511, Jawa Tengah; T: (+62-271) 593 188/888; F: (+62-271) 593 488; E: [email protected]; serta W: http://www.sritex.co.id. Dalam rangka pengelolaan kewajiban serta upaya pengembangan usaha, Perseroan menerbitkan obligasi senior berdenominasi mata uang asing Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar USD 225 juta, kupon 7,25% per tahun yang akan dibayarkan per semesteran, dan jatuh tempo pada 2025 (“Obligasi”) (“Transaksi”). Sebelumnya pada tanggal 7 Juni 2016, Golden Legacy Pte. Ltd. (“Golden Legacy”), entitas anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan, telah menerbitkan obligasi senior sebesar USD 350 juta dengan kupon 8,25% dan jatuh tempo pada 2021 (“Obligasi 2021”), dan selanjutnya pada tanggal 27 Maret 2017, Golden Legacy kembali menerbitkan pula obligasi senior sebesar USD 150 juta dengan kupon 6,875% dan jatuh tempo pada 2024 (“Obligasi 2024”). Dana dari Obligasi 2021 dan Obligasi 2024 disalurkan oleh Golden Legacy kepada Golden Mountain Textile and Trading Pte. Ltd. (“Golden Mountain”), entitas anak yang dimiliki seluruhnya oleh Golden Legacy, dan Perseroan
kemudian memperoleh dana tersebut dari Golden Mountain melalui pinjaman antar perusahaan. Obligasi yang diterbitkan memiliki syarat dan ketentuan yang sama (selain tanggal penerbitan, nilai penerbitan, kupon, dan tanggal pembayaran bunga pertama) dengan Obligasi 2021 maupun Obligasi 2024. Perseroan akan menggunakan dana hasil penerbitan Obligasi untuk (i) melunasi Obligasi 2021, melalui pembayaran pinjaman antar perusahaan yang diterima oleh Perseroan dari Golden Mountain, dan (ii) sisanya untuk modal kerja dan kebutuhan perusahaan secara umum dalam rangka menunjang kegiatan usaha Perseroan. Dalam kerangka penerbitan Obligasi ini, entitas anak Perseroan, yaitu PT Sinar Pantja Djaja (“SPD”), PT Bitratex Industries (“BIS”), dan PT Primayudha Mandirijaya (“PMJ”), bertindak sebagai penjamin terhadap Obligasi (“Entitas Anak Penjamin”).
Skema kepemilikan saham dan aliran dana penerbitan Obligasi
Keterangan: 1) kepemilikan saham, 2) penerimaan dana, dan 3) pengembalian dana.
TRANSAKSI MATERIAL Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anak yang telah ditelaah secara terbatas oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (“KAP TSFB”), ekuitas Perseroan per tanggal 30 Juni 2019 adalah sebesar USD 565.195.796. Dengan demikian, Transaksi sebesar USD 225.000.000 adalah setara dengan 39,81% (lebih dari 20%) dari ekuitas Perseroan per tanggal 30 Juni 2019, sehingga Transaksi termasuk transaksi material. Sehubungan dengan transaksi material yang akan dilakukan melalui Transaksi, maka Perseroan wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 (“Peraturan No. IX.E.2”). PARA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM TRANSAKSI Para pihak yang terlibat dalam Transaksi adalah sebagai berikut: Perseroan selaku pihak yang menerbitkan Obligasi. SPD, BIS, dan PMJ selaku pihak yang memberikan jaminan perusahaan dalam penerbitan
Obligasi. Initial Purchaser/Pembeli Awal, selaku pihak yang akan membeli Obligasi. Pemberian jaminan perusahaan oleh SPD, BIS, dan PMJ merupakan suatu transaksi afiliasi, namun berdasarkan keterangan dari pihak manajemen Perseroan, tidak terdapat benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 Nopember 2009 (“Peraturan No. IX.E.1”), sehubungan dengan Transaksi tersebut.
Perseroan
Initial Purchaser
/ Pembeli Awal
2 3
PMJ
1
BISSPD
11
TUJUAN PENUGASAN Dalam rangka pelaksanaan Transaksi serta untuk memenuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.E.2 di atas, Perseroan telah menunjuk KJPP FAST sebagai penilai independen untuk memberikan pendapat atas kewajaran (fairness opinion) (“Pendapat Kewajaran”) dari Transaksi tersebut. OBYEK TRANSAKSI Obyek dari Transaksi dalam Pendapat Kewajaran ini adalah penerbitan Obligasi oleh Perseroan. TANGGAL EFEKTIF (CUT-OFF DATE) PENDAPAT KEWAJARAN Tanggal efektif (cut-off date) atas Pendapat Kewajaran dari Transaksi tersebut adalah pada tanggal 30 Juni 2019, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisis menggunakan data per tanggal 30 Juni 2019. Masa berlaku Pendapat Kewajaran, yaitu selama 6 (enam) bulan sejak tanggal efektif penilaian (cut-off date) dalam Pendapat Kewajaran. INDEPENDENSI PENILAI Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini, KJPP FAST bertindak secara independen tanpa adanya benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak terafiliasi dengan Perseroan ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan. KJPP FAST juga tidak memiliki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan penugasan ini. Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pihak manapun. Imbalan jasa yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh kewajaran yang dihasilkan. KJPP FAST hanya menerima imbalan sesuai dengan Surat Perintah Kerja yang telah disetujui No. 064/SI-SP/FAST-A/VIII/19 tanggal 29 Agustus 2019. PERNYATAAN PENILAI Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini, perhitungan dan analisis dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan benar. Penilai bertanggung jawab atas Pendapat Kewajaran. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Pendapat Kewajaran yang dilakukan dalam kaitan dengan Transaksi hanya merupakan penyusunan Pendapat Kewajaran dari Transaksi yang mengacu kepada Peraturan Bapepam-LK No. VIII.C.3 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-196/BL/2012 tanggal 19 April 2012 (“Peraturan No. VIII.C.3”) dan Standar Penilaian Indonesia Edisi VI Tahun 2018 (“SPI Edisi VI-2018”). DATA DAN INFORMASI YANG DIGUNAKAN Dalam memberikan Pendapat Kewajaran atas Transaksi, kami telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan prosedur atas data dan informasi sebagai berikut:
Draft Keterbukaan Informasi Kepada Pemegang Saham sehubungan dengan Transaksi.
Purchase Agreement sehubungan dengan penerbitan Obligasi tertanggal 9 Oktober 2019.
Preliminary Offering Memorandum sehubungan dengan penerbitan Obligasi tertanggal 9 Oktober 2019.
Final Offering Memorandum sehubungan dengan penerbitan Obligasi tertanggal 9 Oktober 2019.
Indenture sehubungan dengan penerbitan Obligasi, Obligasi 2021, dan Obligasi 2024.
Supplemental Indenture sehubungan dengan penerbitan Obligasi 2021 dan Obligasi 2024.
Akta Jaminan Perusahaan (Berkelanjutan) No. 92 tertanggal 16 Oktober 2019, dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan Jaminan Perusahaan dari SPD.
Akta Jaminan Perusahaan (Berkelanjutan) No. 91 tertanggal 16 Oktober 2019, dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan Jaminan Perusahaan dari PMJ.
Akta Jaminan Perusahaan (Berkelanjutan) No. 90 tertanggal 16 Oktober 2019, dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan Jaminan Perusahaan dari BIS.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 yang telah ditelaah secara terbatas oleh KAP TSFB sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 243/4.S176/ER.2/06.19 tertanggal 11 September 2019.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 yang telah diaudit oleh KAP TSFB sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 00442/2.1068/AU.1/04/1044-1/1/III/2019 tertanggal 27 Maret 2019.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh KAP TSFB sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 317/2.S176/HS.1/12.17 tertanggal 15 Maret 2018.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 (dengan perbandingan angka 2015) yang telah diaudit oleh KAP TSFB sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 225/1.S176/MR.1/12.16/R tanggal 9 Maret 2017.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 (dengan perbandingan angka 2014 dan 2013) yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (“KAP TSF”) sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 332/2.S176/HS.2/12.15 tanggal 22 Maret 2016.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 (dengan perbandingan angka 2013 dan 2012) yang telah diaudit oleh KAP TSF sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 261/1-S176/HS-1/12.14 tanggal 18 Maret 2015.
Proforma laporan keuangan Perseroan tanggal 30 Juni 2019 atas Transaksi yang disiapkan oleh manajemen Perseroan.
Proyeksi laporan keuangan konsolidasian Perseroan sebelum dan setelah Transaksi selama periode 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2025.
Laporan tahunan (annual report) 2018 dari Perseroan.
Hasil wawancara dengan pihak manajemen Perseroan, mengenai alasan, latar belakang, dan hal-hal lain yang terkait dengan Transaksi.
Dokumen-dokumen lain, berasal dari internal Perseroan maupun pihak ketiga terpercaya lain, yang relevan dengan penugasan.
KONDISI PEMBATAS Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran, kami mendasarkan analisis kami terhadap proyeksi keuangan yang disusun oleh manajemen Perseroan. Dalam penyusunan proyeksi keuangan, berbagai asumsi dikembangkan berdasarkan kinerja Perseroan pada tahun-tahun sebelumnya dan berdasarkan rencana manajemen Perseroan di masa yang akan datang. Di samping itu, berbagai informasi dan saran yang relevan diberikan oleh manajemen Perseroan sehubungan dengan perubahan-perubahan pada setiap faktor dalam jangka waktu yang telah ditetapkan juga turut menjadi bahan pertimbangan.
Berikut adalah pokok-pokok syarat pembatas yang kami asumsikan dalam proyeksi keuangan yang digunakan dalam penelaahan atas Pendapat Kewajaran:
1. Tidak ada perubahan yang material mengenai kondisi politik, ekonomi, hukum atau undang-undang yang akan mempengaruhi aktivitas Perseroan, industri atau negara atau wilayah di mana Perseroan beroperasi.
2. Tidak ada perubahan yang material mengenai tarif pajak, bea cukai, nilai tukar mata uang, dan suku bunga yang dipergunakan dalam asumsi proyeksi yang dapat mempengaruhi secara material kinerja Perseroan selain yang telah diproyeksikan.
3. Tidak ada perubahan yang material pada struktur dan aktivitas utama Perseroan atau pada sumber utama penghasilan Perseroan selain yang telah diproyeksikan.
4. Tidak ada perubahan yang material pada manajemen Perseroan, kecuali yang telah diungkapkan.
5. Tidak ada hambatan-hambatan yang berarti yang berasal dari perselisihan industri, atau pengadaan tenaga kerja atau hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.
6. Tidak terdapat perubahan-perubahan yang signifikan atas kondisi pasar dan harga dari produk-produk serta jasa-jasa yang saat ini dihasilkan Perseroan, kecuali yang telah diproyeksikan.
7. Tidak ada perubahan yang material terhadap struktur biaya maupun beban-beban lain atas Perseroan, kecuali yang telah diproyeksikan.
8. Tidak ada pembelian aset tetap yang material selain yang diproyeksikan.
9. Tidak ada pengecualian atas pencadangan yang harus dibuat, kecuali yang telah diproyeksikan, atas kewajiban kontinjen atau arbitrase litigasi terhadap ancaman atau sebaliknya, piutang tak tertagih yang luar biasa, kontrak atau aset lain yang belum dipenuhi.
10. Tidak ada perubahan yang material terhadap perjanjian-perjanjian dan ketentuan-ketentuan yang ada.
11. Pencapaian kinerja keuangan Perseroan selama periode proyeksi akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan Perseroan sebagaimana telah diproyeksikan selama periode proyeksi dan tidak digunakan untuk kepentingan-kepentingan lainnya.
12. Tidak terdapat penggunaan dana atau transaksi afiliasi yang secara signifikan dapat mempengaruhi operasi Perseroan.
13. Rencana bisnis Perseroan berjalan sesuai yang telah direncanakan dan diproyeksikan.
14. Pendapat Kewajaran ditujukan untuk kepentingan manajemen Perseroan, dan pihak lain yang terkait secara langsung, dalam kaitannya dengan Transaksi, dimana Pendapat Kewajaran tersebut akan digunakan untuk membantu manajemen dalam proses keterbukaan informasi yang terkait dengan Transaksi, dan tidak untuk digunakan oleh pihak lain, untuk kepentingan lain atau dicetak ulang, disebarluaskan, dikutip, atau dirujuk pada setiap saat, dengan cara atau untuk tujuan apapun tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari kami. Pendapat Kewajaran bukan merupakan rekomendasi kepada pemegang saham untuk melakukan tindakan lainnya dalam kaitan dengan Transaksi, dan tidak dapat digunakan secara demikian oleh pemegang saham.
15. Kejadian-kejadian yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran mungkin mempunyai pengaruh signifikan terhadap penilaian kinerja Perseroan selama periode proyeksi. Kami tidak berkewajiban untuk memperbaharui laporan ini atau untuk merevisi analisis dikarenakan kejadian dan transaksi yang terjadi setelah tanggal efektif analisis yang digunakan, yaitu tanggal 30 Juni 2019.
ASUMSI-ASUMSI POKOK Dalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan kepada kami oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum, dan kami tidak melakukan dan karenanya tidak bertanggung jawab atas pemeriksaan independen terhadap informasi-informasi tersebut. Kami juga bergantung kepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi tidak lengkap atau menyesatkan. Kami tidak melakukan inspeksi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan. Selain itu, kami juga tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Transaksi. Jasa-jasa yang kami berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Transaksi hanya merupakan evaluasi keuangan dan penilaian atas kewajaran (arms-length) dari Transaksi dan bukan jasa-jasa akuntansi, audit, atau perpajakan. Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Transaksi tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan dalam bentuk apapun, sebagai suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan, atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak mencoba mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya yang ada untuk Perseroan. Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar, kondisi perekonomian, kondisi umum bisnis dan kondisi keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal laporan ini diterbitkan. Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibat dalam Transaksi. Transaksi akan dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi mengenai Transaksi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan. KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN Sampai dengan tanggal penyelesaian Laporan Pendapat Kewajaran ini, tidak ada peristiwa yang dapat berdampak secara material terhadap hasil analisis Pendapat Kewajaran. PENDEKATAN DAN PROSEDUR ANALISIS KEWAJARAN Dalam menyusun Pendapat Kewajaran atas Transaksi ini, kami telah melakukan analisis melalui pendekatan dan prosedur penilaian Transaksi dari hal-hal sebagai berikut:
A. Analisis atas Transaksi;
B. Analisis kualitatif dan kuantitatif atas Transaksi;
C. Analisis atas kewajaran Transaksi.
FimanSaryantoro$ageng Sazy llafiono & ncfranRegistered Business & Property Approisers
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penugasan, ruang lingkup, data dan informasi yang digunakan, asumsi-asumsipokok, kondisi pembatas, pendekatan dan prosedur analisis kewajaran, analisis kewajaran Transaksisebagaimana diuraikan dalam analisa pendapat kewajaran di atas, KJPP FAST berpendapat bahwaTransaksi adalah wajar.
DISTRIBUSI PENDAPAT KEWAJARAN
Pendapat Kewajaran ditujukan untuk kepentingan manajemen Perseroan dalam kaitannya denganTransaksi dan tidak untuk digunakan oleh pihak lain, atau untuk kepentingan lain. Pendapat Kewajarantidak merupakan rekomendasi kepada pemegang saham untuk menyetujui Transaksi atau melakukantindakan lainnya dalam kaitan dengan Transaksi, dan tidak dapat digunakan secara demikian olehpemegang saham.
Pendapat Kewajaran harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian dari analisisdan informasi tanpa mempertimbangkan isi Pendapat Kewajaran secara keseluruhan dapatmenyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran.
Pendapat Kewajaran juga disusun berdasarkan kondisi ekonomi dan peraturan yang ada pada saat ini.Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan atau melengkapi Pendapat Kewajaran karenaperistiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran. Pendapat Kewajaran tidak sahapabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenang dari KJPP FAST.
Hormat kami,KANTOR JASA PENILAI PUBLIKFIRMAN, SURYANTORO, SUGENG, SUZY, HARTOMO DAN REKANRegistered Business & Property Appraisers
Rekan,
/ / --=EiI,t. ; '"' Slmslsuryrfl.tr
<lffiffii#J ifiH.'.'r'.*."\ ri B.tlsf.r.h is'll'ss I ll"rru ligrlis'ls
lr. Suzv lsrawati, MAPPI {Cert.}ljin Penilai : 8-1.09.00097KualifikasiPenilai :PenilaiBisnisSTTD Bapepam-LK : STTD.PB-1 4lPM.2l2O18IKNB : A48|NB.122|STTD-Pi2017RMK : RMK-2017.00098
E{ilfr
.-l""'t"hr"*
FitmanSwyantoruSageng Sazy tlartomo & BelanRegistered Business & Property Apprlises
PERNYATAAN PENILAI
1. Pernyataan faktual yang dipresentasikan dalam laporan penilaian ini adalah benar sesuai dengan
pemahaman terbaik dari Penilai;
2. Penilai Usaha bertanggungjawab atas Laporan Pendapat Kewajaran atas Transaksi,
3. Penugasan penilaian profesional telah dilakukan terhadap Obyek Penilaian pada Tanggal
Penilaian (Cut-Off Date) 30 Juni2019;
4. Analisis telah dilakukan untuk tujuan sebagaimana diungkapkan dalam Laporan Pendapat
Kewajaran atas Transaksi;
5. Penugasan penilaian profesional telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
6. Kesimpulan yang dihasilkan dalam penugasan penilaian profesional telah disajikan sebagai
kesimpulan Pendapat Kewajaran atas Transaksi;
7. Lingkup pekerjaan dan data yang dianalisis telah diungkapkan;
B. Kesimpulan Pendapat Kewajaran atas Transaksitelah sesuai dengan asumsi- asumsi dan kondisi
pembatas; dan
9- Data ekonomi dan industri dalam Laporan Pendapat Kewajaran atas Transaksi diperoleh dari
berbagai sumber yang diyakini Penilai dapat dipertanggungjawabkan.
Nomor Nama Tandatanqan
1 Penanggung Jautab
lr. Suzy lsrawati, MAPPI{Cert.)
ljin Penilai: B-1.09.00097
RMK-2017.00098
Reviewer
lr. Suryantoro Budisusilo, MSc, MAPPI (Cert.)
ljin Penilai: PB-1 .09.00098
RMK-2017.00097
Penilai:
Hanandewa, ST, MM, MSc, MAPPI (Cert.)
MAPPT. 03-5-01763
RMK-2017 00801
2
t,I
a
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Pihak-pihak yang terkait dalam Transaksi adalah Perseroan, SPD, BIS, PMJ, serta Initial
Purchaser/Pembeli Awal. Berdasarkan keterangan manajemen Perseroan, tidak terdapat benturan
kepentingan sehubungan dengan Transaksi tersebut.
2. Berdasarkan analisis manfaat dan risiko, manfaat dari Transaksi bagi Perseroan adalah bahwa: (i)
melalui penerbitan Obligasi, Perseroan dapat melunasi Obligasi 2021 dan mengubahnya menjadi
pinjaman dengan jatuh tempo pembayarannya lebih panjang, yaitu menjadi 4 tahun; (ii) Obligasi
yang diterbitkan adalah berbunga tetap (fixed rate) sehingga melalui skema pembiayaan ini,
Perseroan mampu meniadakan risiko fluktuasi tingkat bunga; (iii) Obligasi tidak mengharuskan
Perseroan untuk menyerahkan kolateral, meskipun demikian Entitas Anak Penjamin memberikan
jaminan perusahaan dalam penerbitan Obligasi; dan (iv) melalui penerbitan Obligasi ini, Perseroan
dan kelompok usahanya akan semakin dikenal oleh investor internasional, sehingga akan
mempermudah akses kredit di pasar global dimasa mendatang bila dibutuhkan. Sementara risiko
dari Transaksi bagi Perseroan adalah bahwa: (i) Perseroan terikat kepada beberapa covenant yang
mungkin akan membatasi kemampuan Perseroan untuk membiayai usaha, memenuhi kebutuhan
modal, maupun untuk mengambil peluang bisnis di masa depan; (ii) kemampuan Perseroan untuk
pembayaran bunga maupun pengembalian pokok dari Obligasi, bergantung kepada kinerja masa
depan Perseroan serta kemampuannya untuk menghasilkan kas yang mana kinerja di masa
mendatang tersebut tentunya tidak terlepas kepada kondisi ekonomi, keuangan, kompetisi, hukum,
peraturan dan faktor-faktor lainnya, yang berada di luar kendali Perseroan tersebut; (iii) Perseroan
mungkin tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pembelian kembali (redemption) terhadap
Obligasi yang nilainya dapat lebih besar daripada 100% dari jumlah pokok Obligasi secara tunai,
apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentu sebagaimana yang dipersyaratkan dalam penerbitan
Obligasi; dan (iv) melalui penerbitan Obligasi dalam mata uang USD maka akibatnya Perseroan
terkena risiko nilai tukar mata uang yang dapat berdampak negatif terhadap arus kasnya.
3. Berdasarkan analisis keuntungan dan kerugian, keuntungan dari Transaksi adalah bahwa (i)
melalui penerbitan Obligasi ini, Perseroan mendapatkan pembiayaan dengan proses yang lebih
singkat dibandingkan melalui pinjaman bank; sehingga Perseroan dapat segera mengambil
peluang-peluang usaha yang ada; dan (ii) hasil dari penerbitan Obligasi sebagian akan digunakan
untuk melunasi Obligasi 2021, dimana Obligasi 2021 tersebut memiliki biaya dana yang lebih tinggi
daripada biaya dana Obligasi. Sehingga beban keuangan Perseroan akan menurun seiring
pelunasan Obligasi 2021 tersebut. Sementara kerugian dari Transaksi adalah bahwa proses
penerbitan Obligasi membutuhkan biaya emisi yang cukup besar bila dibandingkan dengan biaya
provisi dari fasilitas pinjaman bank pada umumnya. Sebagaimana biaya provisi dari fasilitas
pinjaman bank yang berkisar 0,5%-1,0% dari jumlah pokok pinjaman, maka biaya emisi dari
Obligasi ini dapat mencapai 2,5% dari jumlah pokoknya.
iii
4. Berdasarkan analisis dampak leverage, rata-rata proyeksi DAR, DER, dan FCC apabila Transaksi
dilakukan adalah sebesar 42,46%, 90,28%, dan 4,65x, berturut-turut. Apabila angka rata-rata DER
dan FCC ini dibandingkan dengan angka rata-rata DER dan FCC dari industri tekstil dan produk
tekstil per 30 Juni 2019 (sumber: Reuters), maka dapat diindikasikan bahwa tingkat solvabilitas
Perseroan setelah Transaksi dilakukan masih dibawah tingkat solvabilitas industri tekstil dan
produk tekstil secara umum. Meskipun demikian, tingkat solvabilitas Perseroan masih relatif baik
mengingat angka DAR dan DER dibawah 100% dan FCC diatas 1x. Selanjutnya membandingkan
angka rata-rata DAR, DER, dan FCC setelah Transaksi dilakukan dibandingkan dengan angka
rata-rata indikator yang sama di masa lalu (31 Desember 2014-30 Juni 2019), maka dapat
diindikasikan bahwa tingkat solvabilitas Perseroan setelah Transaksi dilakukan akan lebih baik
dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini sebagaimana diindikasikan dari perubahan angka rata-
rata DAR, DER, dan FCC, dimana di masa lalu (31 Desember 2014-30 Juni 2019) sebesar 56,37%,
156,21%, dan 2,57x, berturut-turut, menjadi sebesar 42,46%, 90,28%, dan 4,65x setelah Transaksi
dilakukan.
5. Berdasarkan analisis dampak likuiditas, rata-rata proyeksi rasio cepat dan rasio lancar setelah
Transaksi adalah sebesar 12,42x dan 13,57x, berturut-turut. Apabila angka rata-rata rasio cepat
dan rasio lancar ini dibandingkan dengan angka rata-rata rasio cepat dan rasio lancar dari industri
tekstil dan produk tekstil per 30 Juni 2019 (sumber: Reuters), maka dapat diindikasikan bahwa
tingkat likuiditas Perseroan setelah Transaksi dilakukan lebih baik dibandingkan tingkat solvabilitas
industri tekstil dan produk tekstil secara umum. Selanjutnya membandingkan angka rata-rata rasio
cepat dan rasio lancar setelah Transaksi dilakukan dibandingkan dengan angka rata-rata indikator
yang sama di masa lalu (31 Desember 2014-30 Juni 2019), maka dapat diindikasikan bahwa tingkat
likuiditas Perseroan setelah Transaksi dilakukan akan lebih baik dibandingkan periode
sebelumnya. Hal ini sebagaimana diindikasikan dari perubahan angka rata-rata rasio cepat dan
rasio lancar, dimana di masa lalu sebesar 4,42x dan 4,67x, berturut-turut, menjadi sebesar 12,42x
dan 13,57x setelah Transaksi dilakukan.
6. Berdasarkan analisis dampak keuangan melalui perbandingan proyeksi rasio keuangan antara
sebelum dan setelah Transaksi, dari sisi likuiditas, rata-rata proyeksi rasio lancar dan rasio cepat
setelah Transaksi mengalami peningkatan sebesar 0,35x dibandingkan sebelum Transaksi. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat likuiditas setelah Transaksi akan lebih baik. Dari sisi solvabilitas,
rata-rata proyeksi DAR dan DER setelah Transaksi mengalami peningkatan sebesar 0,97% dan
3,50%, berturut-turut, dibandingkan sebelum Transaksi. Sementara rata-rata proyeksi FCC setelah
Transaksi mengalami penurunan sebesar 0,09x dibandingkan sebelum Transaksi. Meskipun
demikian, peningkatan DAR dan DER serta penurunan FCC ini tidak signifikan dan tingkat
solvabilitas setelah Transaksi masih baik mengingat kenaikan angka rata-rata DAR dan DER tidak
secara signifikan menjadi lebih dari 100% dan FCC tidak menjadi kurang dari 1x. Sedangkan dari
sisi profitabilitas, rata-rata proyeksi ROE, ROA, dan ROIC (return on invested capital) setelah
Transaksi mengalami penurunan yang tidak signifikan sebesar 0,02%, 0,17%, dan 0,19%, berturut-
iv
turut, dibandingkan sebelum Transaksi. Sehingga dapat diindikasikan bahwa setelah Transaksi,
profitabilitas Perseroan relatif tidak berubah.
7. Berdasarkan analisis kemampuan pelunasan terhadap Obligasi yang diterbitkan, terlihat bahwa
Perseroan mampu menghasilkan arus kas bersih setiap tahunnya setelah memperhitungkan
pembayaran bunga Obligasi. Dari hasil akumulasi arus kas bersih tersebut Perseroan
diproyeksikan akan mampu mengembalikan pokok Obligasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
8. Berdasarkan analisis cash management, perputaran piutang usaha dan utang usaha antara
sebelum dan setelah Transaksi menunjukkan tidak ada perubahan. Sementara perputaran
persediaan antara sebelum dan setelah Transaksi juta tidak mengalami perubahan. Sehingga
kombinasi dari perputaran persediaan, piutang usaha dan utang usaha tersebut tidak memberikan
dampak terhadap perputaran kas Perseroan antara sebelum dan setelah Transaksi.
9. Berdasarkan analisis financial covenant, Perseroan dan Restricted Subsidiaries (Golden Mountain,
SPD, BIS, dan PMJ) merupakan subyek dari covenant Obligasi yang dapat membatasi kemampuan
Perseroan dan Restricted Subsidiaries untuk membiayai usahanya di masa depan dan kebutuhan
modal dan untuk mengejar peluang bisnis yang ada. Namun demikian, berdasarkan proyeksi yang
dilakukan, secara konsolidasian Perseroan memiliki internal cash yang cukup besar di masa
mendatang yang dapat digunakan untuk pembiayaan investasi potensi bisnis-bisnis baru.
Sehingga kebutuhan pembiayaan eksternal untuk investasi ataupun modal kerja dapat dikurangi.
10. Berdasarkan proforma laporan keuangan atas Transaksi, likuiditas Perseroan setelah Transaksi
mengalami peningkatan sebagaimana diindikasikan dari peningkatan rasio lancar dan rasio cepat
antara sebelum dan setelah Transaksi. Rasio lancar dan rasio cepat Perseroan setelah Transaksi
adalah diatas 100%, sehingga dapat diindikasikan bahwa likuiditas Perseroan masih dalam posisi
yang baik. Sementara disisi lain solvabilitas Perseroan setelah Transaksi mengalami penurunan,
meskipun tidak signifikan, sebagaimana diindikasikan dari kenaikan DAR dan DER antara sebelum
dan setelah Transaksi. Selanjutnya profitabilitas Perseroan setelah Transaksi relatif tidak
mengalami perubahan dibandingkan sebelum Transaksi sebagaimana diindikasikan dari marjin-
marjin laba antara sebelum dan setelah Transaksi, kecuali ROA sebelum dan setelah Transaksi
mengalami penurunan serta ROE sebelum dan setelah Transaksi mengalami peningkatan
meskipun tidak signifikan. Sehingga dapat diindikasikan bahwa posisi keuangan Perseroan setelah
Transaksi relatif masih baik.
11. Berdasarkan analisis kewajaran proyeksi keuangan, perbandingan rasio keuangan historis serta
sebelum dan setelah Transaksi, menunjukkan bahwa rata-rata proyeksi rasio profitabilitas sebelum
dan setelah Transaksi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata rasio profitabilitas historisnya.
Namun demikian tidak ada indikasi outlier antara proyeksi dengan historis profitabilitas Perseroan.
Demikian pula perbandingan rasio likuiditas, terlihat bahwa rata-rata proyeksi rasio likuiditas
v
sebelum dan setelah Transaksi mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan rata-rata rasio
likuiditas historisnya. Namun demikian tidak ada indikasi outlier antara proyeksi dengan historis
likuiditas Perseroan. Sementara perbandingan solvabilitas antara rata-rata proyeksi rasio
solvabilitas sebelum dan setelah Transaksi dengan rata-rata historisnya juga mengalami perbaikan
sebagaimana diindikasikan dari penurunan rata-rata rasio DAR dan DER. Namun demikian tidak
ada pula indikasi outlier antara proyeksi dengan historis solvabilitas Perseroan. Berdasarkan
analisis outlier tersebut sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa proyeksi keuangan yang ada adalah
masih dalam kewajaran.
12. Berdasarkan analisis tingkat imbal hasil, diketahui bahwa Obligasi yang diterbitkan dengan kupon
sebesar 7,25% serta mendapatkan peringkat Ba3 (Moody’s) dan BB- (Fitch) adalah dalam kisaran
imbal hasil dan harga dari obligasi global dengan peringkat yang sama.
13. Berdasarkan hasil perhitungan nilai kini dari arus kas bersih inkrimental Perseroan antara apabila
Transaksi dilakukan dengan apabila Transaksi tidak dilakukan menunjukkan nilai yang positif,
dengan asumsi tingkat diskonto relevan dimana imbal hasil bebas risiko 4,26%, premi risiko ekuitas
8,42%, default spread 2,15%, beta unlevered 0,6545, dan DER industri 34,26%. Hal ini
mengindikasikan bahwa Transaksi berpotensi memberikan dampak positif dan memberikan nilai
tambah bagi Perseroan.
14. Berdasarkan analisis jaminan, kemampuan Perseroan untuk melakukan pembayaran bunga dan
pokok yang terjadwal atas Obligasi dan kemampuan Perseroan untuk melakukan pembayaran,
dibawah penjaminan dan kewajiban kontraktual, dan membiayai operasinya, akan tergantung pada
kinerja masa depan dan kemampuannya untuk menghasilkan kas, akan tergantung pula kepada
faktor-faktor seperti kondisi ekonomi, keuangan, kompetisi, legislatif, hukum, peraturan serta faktor
lainnya, dimana beberapa faktor tersebut berada di luar kendali Perseroan. Jika arus kas Perseroan
di masa mendatang dari operasi dan dari sumber daya lainnya tidak mencukupi untuk membayar
kewajiban utangnya, termasuk kewajiban kontrak, atau untuk membiayai kebutuhan likuiditas
lainnya, Perseroan dapat dipaksa untuk menjual aset atau mencoba untuk merestrukturisasi atau
membiayai utang yang ada. Kemampuan Perseroan untuk merestrukturisasi atau refinancing utang
akan tergantung pada kondisi pasar modal dan kondisi keuangan pada saat itu. Refinancing utang
Perseroan dan anak perusahaannya dimasa mendatang bisa pada tingkat bunga yang lebih tinggi
dan mungkin perlu untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang lebih berat, yang selanjutnya dapat
membatasi kegiatan usahanya. Persyaratan instrumen utang yang ada saat ini atau yang akan
datang mungkin akan membatasi Perseroan dan anak perusahaannya untuk mengadopsi
beberapa alternatif pembiayaan. Selain itu, kegagalan untuk melakukan pembayaran bunga dan
pokok utang Perseroan dan anak perusahaannya secara tepat waktu mungkin dapat berakibat
penurunan peringkat kredit, yang dapat merugikan kemampuan Perseroan dan anak
perusahaannya untuk menambah utang baru.
vi
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1-1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1-1
1.2 Transaksi Material ................................................................................................................ 1-2
1.3 Para Pihak Yang Terlibat Dalam Transaksi ......................................................................... 1-2
1.4 Tujuan Penugasan ............................................................................................................... 1-3
1.5 Obyek Transaksi .................................................................................................................. 1-3
1.6 Tanggal Efektif Pendapat Kewajaran ................................................................................... 1-3
1.7 Masa Berlakunya Laporan ................................................................................................... 1-3
1.8 Independensi Penilai ............................................................................................................ 1-3
1.9 Pernyataan Penilai ............................................................................................................... 1-3
1.10 Ruang Lingkup ..................................................................................................................... 1-4
1.11 Data dan Informasi Yang Digunakan ................................................................................... 1-4
1.12 Kondisi Pembatas ................................................................................................................ 1-5
1.13 Asumsi-Asumsi Pokok ......................................................................................................... 1-6
1.14 Kejadian Setelah Tanggal Penilaian .................................................................................... 1-7
1.15 Pendekatan dan Prosedur Analisis Kewajaran .................................................................... 1-7
1.16 Definisi dan Istilah ................................................................................................................ 1-8
BAB 2. ANALISIS ATAS TRANSAKSI ............................................................................................. 2-1
2.1 Identifikasi dan Hubungan Antara Pihak-Pihak Yang Bertransaksi ..................................... 2-1
2.2 Perjanjian dan Persyaratan Dalam Transaksi ...................................................................... 2-1
2.3 Penilaian Atas Manfaat dan Risiko dari Transaksi............................................................... 2-3
BAB 3. ANALISIS KUALITATIF ATAS TRANSAKSI ........................................................................ 3-1
3.1 Riwayat Perusahaan dan Sifat kegiatan Usaha ................................................................... 3-1
3.1.1 Perseroan ............................................................................................................................. 3-1
3.1.2 SPD ...................................................................................................................................... 3-3
3.1.3 BIS ........................................................................................................................................ 3-5
3.1.4 PMJ ...................................................................................................................................... 3-6
3.2 Riwayat Perseroan Terkait Pinjam Meminjam Dana ........................................................... 3-7
3.2.1 Pinjaman Oleh Perseroan .................................................................................................... 3-9
3.2.2 Pinjaman Oleh SPD ........................................................................................................... 3-16
3.2.3 Pinjaman Oleh Perseroan, SPD, BIS, dan PMJ ................................................................ 3-18
3.2.4 Pinjaman Oleh BIS ............................................................................................................. 3-22
3.2.5 Pinjaman Oleh PMJ ........................................................................................................... 3-23
3.2.6 Pinjaman Oleh Golden Mountain ....................................................................................... 3-25
3.2.7 Pinjaman Oleh Golden Legacy .......................................................................................... 3-26
3.3 Analisis Lingkungan Bisnis dan Industri ............................................................................. 3-28
3.3.1 Makro Ekonomi Indonesia .................................................................................................. 3-28
3.3.2 Industri Tekstil dan Produk Tekstil ..................................................................................... 3-36
vii
3.4 Analisis Operasional dan Prospek Perseroan ................................................................... 3-36
3.4.1 Kegiatan Usaha .................................................................................................................. 3-36
3.4.2 Pemasaran ......................................................................................................................... 3-41
3.4.3 Prospek Usaha ................................................................................................................... 3-42
3.4.4 Strategi ............................................................................................................................... 3-42
3.5 Alasan Dilakukannya Transaksi ......................................................................................... 3-43
3.6 Keuntungan dan Kerugian Kualitatif dari Transaksi ........................................................... 3-43
BAB 4. ANALISIS KUANTITATIF ATAS TRANSAKSI ..................................................................... 4-1
4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perseroan ................................................................................. 4-1
4.1.1 Laporan Laba Rugi Komprehensif ....................................................................................... 4-1
4.1.2 Laporan Posisi Keuangan .................................................................................................... 4-3
4.1.3 Laporan Arus Kas ................................................................................................................ 4-6
4.1.4 Rasio Keuangan ................................................................................................................... 4-6
4.2 Analisis Dampak Leverage .................................................................................................. 4-7
4.3 Analisis Dampak Likuiditas .................................................................................................. 4-8
4.4 Analisis Dampak Keuangan ................................................................................................. 4-9
4.5 Proforma Laporan Keuangan atas Transaksi .................................................................... 4-11
4.6 Penilaian Proyeksi Keuangan ............................................................................................ 4-13
4.7 Kemampuan Pelunasan Atas Transaksi ............................................................................ 4-14
4.8 Analisis Cash Management dan Financial Covenant ........................................................ 4-15
4.8.1 Analisis Cash Management ............................................................................................... 4-15
4.8.2 Analisis Financial Covenant ............................................................................................... 4-15
4.9 Analisis Imbal Hasil ............................................................................................................ 4-16
4.10 Analisis Inkrimental ............................................................................................................ 4-17
4.10.1 Kontribusi Nilai Tambah ..................................................................................................... 4-17
4.10.2 Biaya dan Pendapatan Relevan ........................................................................................ 4-18
4.10.3 Informasi Non Keuangan Relevan ..................................................................................... 4-18
4.10.4 Prosedur Pengambilan Keputusan .................................................................................... 4-18
4.10.5 Hal-hal Material Lain .......................................................................................................... 4-18
4.11 Analisis Jaminan ................................................................................................................ 4-18
BAB 5. ANALISIS ATAS KEWAJARAN TRANSAKSI ...................................................................... 5-1
BAB 6. KESIMPULAN ...................................................................................................................... 6-1
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3-1: Susunan Pemegang Saham Perseroan ............................................................................. 3-2 Tabel 3-2: Susunan Pemegang Saham SPD ...................................................................................... 3-4 Tabel 3-3: Susunan Pemegang Saham BIS ........................................................................................ 3-5 Tabel 3-4: Susunan Pemegang Saham PMJ....................................................................................... 3-7 Tabel 2-5: Fasilitas dan Saldo Utang Perseroan dan Entitas Anak per 30 Juni 2019 ......................... 3-8 Tabel 3-6: Produksi Divisi Pemintalan (Bal) ....................................................................................... 3-37 Tabel 3-3: Produksi Divisi Penenunan (Meter) .................................................................................. 3-38 Tabel 3-4: Produksi Divisi Finishing Kain (Yard)................................................................................ 3-39 Tabel 3-5: Produksi Divisi Garmen (Potong) ..................................................................................... 3-40 Tabel 3-7: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Perseroan (USD) .................................. 4-3 Tabel 3-8: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Perseroan (USD) .............................................. 4-4 Tabel 3-9: Rasio Keuangan Perseroan ................................................................................................ 4-7 Tabel 3-10: Proyeksi Rasio Keuangan Perseroan Setelah Transaksi ................................................. 4-8 Tabel 3-11: Historis Rasio Keuangan Perseroan ................................................................................ 4-9 Tabel 3-12: Selisih Proyeksi Rasio Keuangan Sebelum dan Setelah Transaksi .............................. 4-10 Tabel 3-13: Rasio Keuangan Sebelum Transaksi ............................................................................. 4-10 Tabel 3-14: Rasio Keuangan Setelah Transaksi ............................................................................... 4-10 Tabel 3-15: Proforma Laporan Laba Rugi Komprehensif (USD) ....................................................... 4-11 Tabel 3-16: Proforma Laporan Posisi Keuangan (USD) .................................................................... 4-12 Tabel 3-17: Proforma Rasio Keuangan ............................................................................................. 4-13 Tabel 3-18: Perbandingan Rasio Keuangan Proyeksi dan Historis ................................................... 4-13 Tabel 3-19: Proyeksi Arus Kas Konsolidasian Perseroan Setelah Transaksi ................................... 4-14 Tabel 3-20: Proyeksi Perputaran Kas Sebelum dan Setelah Transaksi ............................................ 4-15 Tabel 3-21: Statistik Obligasi Global Pembanding Berperingkat B-BB ............................................. 4-16 Tabel 3-22: Profil Obligasi Global Pembanding per 30 Juni 2019 ..................................................... 4-17 Tabel 3-23: Proyeksi Arus Kas Bersih Inkrimental (USD) ................................................................. 4-18
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1: Skema Kepemilikan Saham dan Aliran Dana Penerbitan Obligasi ................................ 1-2 Gambar 3-1: Perkembangan dan Tingkat Pertumbuhan PDB .......................................................... 3-29 Gambar 3-2: Perkembangan IHK dan Inflasi ..................................................................................... 3-31 Gambar 3-3: Perkembangan Reverse Repo dan JIBOR ................................................................... 3-33 Gambar 3-4: Perkembangan Cadangan Devisa dan Nilai Tukar Rupiah .......................................... 3-34
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perseroan merupakan sebuah perseroan terbatas berstatus perusahaan terbuka dan
sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (publicly-listed company) yang didirikan
pada tahun 1978. Perseroan bergerak di bidang industri tekstil dan juga merupakan salah satu
perusahaan tekstil terintegrasi terbesar di Asia Tenggara dengan produksi yang dimulai dari
benang sampai dengan pakaian jadi. Perseroan telah mengelola dan memasarkan tekstil
dalam pasar domestik dan pasar internasional.
Dalam rangka pengelolaan kewajiban serta upaya pengembangan usaha, Perseroan
berencana menerbitkan obligasi senior berdenominasi mata uang asing Dolar Amerika Serikat
(USD) sebesar USD 225 juta, kupon 7,25% per tahun yang akan dibayarkan per semesteran,
dan jatuh tempo pada 2025. Sebelumnya pada tanggal 7 Juni 2016, Golden Legacy, entitas
anak yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan, telah menerbitkan obligasi senior sebesar USD
350 juta dengan kupon 8,25% dan jatuh tempo pada 2021, dan selanjutnya pada tanggal 27
Maret 2017, Golden Legacy kembali menerbitkan pula obligasi senior sebesar USD 150 juta
dengan kupon 6,875% dan jatuh tempo pada 2024. Dana dari Obligasi 2021 dan Obligasi 2024
disalurkan oleh Golden Legacy kepada Golden Mountain dan Perseroan kemudian
memperoleh dana tersebut dari Golden Mountain melalui pinjaman antar perusahaan. Obligasi
memiliki syarat dan ketentuan yang sama (selain tanggal penerbitan, nilai penerbitan, kupon,
dan tanggal pembayaran bunga pertama) dengan Obligasi 2021 maupun Obligasi 2024.
Perseroan akan menggunakan dana hasil penerbitan Obligasi untuk (i) melunasi Obligasi 2021
melalui pembayaran pinjaman antar perusahaan, dan (ii) sisanya untuk modal kerja dan
kebutuhan perusahaan secara umum dalam rangka menunjang kegiatan usaha Perseroan.
Dalam kerangka penerbitan Obligasi ini, entitas anak Perseroan, yaitu SPD, BIS, dan PMJ,
akan bertindak sebagai penjamin terhadap Obligasi.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-2
Gambar 1-1: Skema Kepemilikan Saham dan Aliran Dana Penerbitan Obligasi
Keterangan: 1) kepemilikan saham, 2) penerimaan dana, dan 3) pengembalian dana.
Sehubungan dengan Transaksi tersebut, KJPP FAST sebagai pihak yang independen, telah
ditunjuk oleh Perseroan untuk memberikan pendapat independen atas kewajaran Transaksi,
sesuai dengan Surat Penawaran Kerja yang telah disetujui No. 064/SI-SP/FAST-
A/VIII/19 tanggal 29 Agustus 2019.
1.2 TRANSAKSI MATERIAL
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anak yang telah ditelaah
secara terbatas oleh KAP TSFB, ekuitas Perseroan per tanggal 30 Juni 2019 adalah sebesar
USD 565.195.796. Dengan demikian, Transaksi sebesar USD 225.000.000 adalah setara
dengan 39,81% (atau lebih dari 20%) dari ekuitas Perseroan per tanggal 30 Juni 2019,
sehingga Transaksi termasuk transaksi material.
Sehubungan dengan transaksi material yang akan dilakukan melalui Transaksi, maka
Perseroan wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan No. IX.E.2.
1.3 PARA PIHAK YANG TERLIBAT DALAM TRANSAKSI
Para pihak yang terlibat dalam Transaksi adalah sebagai berikut:
Perseroan selaku pihak yang menerbitkan Obligasi.
SPD, BIS, dan PMJ selaku pihak yang memberikan jaminan perusahaan dalam penerbitan
Obligasi.
Initial Purchaser/Pembeli Awal, selaku pihak yang akan membeli Obligasi.
Pemberian jaminan perusahaan oleh SPD, BIS, dan PMJ merupakan suatu transaksi afiliasi,
namun berdasarkan keterangan dari pihak manajemen Perseroan, tidak terdapat benturan
kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No. IX.E.1, sehubungan dengan
Transaksi tersebut.
Perseroan
Initial Purchaser
/ Pembeli Awal
2 3
PMJ
1
BISSPD
11
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-3
1.4 TUJUAN PENUGASAN
Dalam rangka pelaksanaan Transaksi serta untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.E.2 di atas, Perseroan telah menunjuk KJPP FAST
sebagai penilai independen untuk memberikan Pendapat Kewajaran dari Transaksi tersebut.
1.5 OBYEK TRANSAKSI
Obyek dari Transaksi dalam Pendapat Kewajaran ini adalah rencana penerbitan Obligasi oleh
Perseroan.
1.6 TANGGAL EFEKTIF PENDAPAT KEWAJARAN
Tanggal efektif (cut-off date) atas Pendapat Kewajaran dari Transaksi tersebut adalah pada
tanggal 30 Juni 2019, parameter dan laporan keuangan yang digunakan dalam analisis
menggunakan data per tanggal 30 Juni 2019.
1.7 MASA BERLAKUNYA LAPORAN
Sesuai dengan Peraturan No. VIII.C.3, masa berlaku Pendapat Kewajaran, yaitu selama 6
(enam) bulan sejak tanggal efektif penilaian (cut-off date) dalam Pendapat Kewajaran.
1.8 INDEPENDENSI PENILAI
Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini, KJPP FAST bertindak secara independen
tanpa adanya benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak terafiliasi dengan Perseroan
ataupun pihak-pihak yang terafiliasi dengan Perseroan.
KJPP FAST juga tidak memiliki kepentingan ataupun keuntungan pribadi terkait dengan
penugasan ini. Pendapat Kewajaran ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau
merugikan pihak manapun. Imbalan jasa yang kami terima adalah sama sekali tidak
dipengaruhi oleh kewajaran yang dihasilkan.
KJPP FAST hanya menerima imbalan sesuai dengan Surat Penawaran yang telah disetujui
No. 064/SI-SP/FAST-A/VIII/19 tanggal 29 Agustus 2019.
1.9 PERNYATAAN PENILAI
Dalam mempersiapkan Pendapat Kewajaran ini, perhitungan dan analisis dalam rangka
pemberian Pendapat Kewajaran telah dilakukan dengan benar. Penilai bertanggung jawab atas
Pendapat Kewajaran.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-4
1.10 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pendapat Kewajaran yang dilakukan dalam kaitan dengan Transaksi hanya
merupakan penyusunan Pendapat Kewajaran dari Transaksi yang mengacu kepada Peraturan
No. VIII.C.3 dan SPI Edisi VI-2018.
1.11 DATA DAN INFORMASI YANG DIGUNAKAN
Dalam memberikan Pendapat Kewajaran atas Transaksi, kami telah menelaah,
mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan prosedur atas data dan informasi sebagai
berikut:
Draft Keterbukaan Informasi Kepada Pemegang Saham sehubungan dengan Transaksi.
Purchase Agreement sehubungan dengan penerbitan Obligasi tertanggal 9 Oktober 2019.
Preliminary Offering Memorandum sehubungan dengan penerbitan Obligasi tertanggal 9
Oktober 2019.
Final Offering Memorandum sehubungan dengan penerbitan Obligasi tertanggal 9 Oktober
2019.
Indenture sehubungan dengan penerbitan Obligasi, Obligasi 2021, dan Obligasi 2024.
Supplemental Indenture sehubungan dengan penerbitan Obligasi 2021 dan Obligasi 2024.
Akta Jaminan Perusahaan (Berkelanjutan) No. 92 tertanggal 16 Oktober 2019, dibuat di
hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan Jaminan
Perusahaan dari SPD.
Akta Jaminan Perusahaan (Berkelanjutan) No. 91 tertanggal 16 Oktober 2019, dibuat di
hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan Jaminan
Perusahaan dari PMJ.
Akta Jaminan Perusahaan (Berkelanjutan) No. 90 tertanggal 16 Oktober 2019, dibuat di
hadapan Jose Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan Jaminan
Perusahaan dari BIS.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30
Juni 2019 yang telah ditelaah secara terbatas oleh KAP TSFB sebagaimana tertuang
dalam laporannya No. 243/4.S176/ER.2/06.19 tertanggal 11 September 2019.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2018 yang telah diaudit oleh KAP TSFB sebagaimana tertuang dalam
laporannya No. 00442/2.1068/AU.1/04/1044-1/1/III/2019 tertanggal 27 Maret 2019.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2017 dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tersebut
yang telah diaudit oleh KAP TSFB sebagaimana tertuang dalam laporannya No.
317/2.S176/HS.1/12.17 tertanggal 15 Maret 2018.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2016 (dengan perbandingan angka 2015) yang telah diaudit oleh KAP TSFB
sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 225/1.S176/MR.1/12.16/R tanggal 9 Maret
2017.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-5
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2015 (dengan perbandingan angka 2014 dan 2013) yang telah diaudit oleh KAP
TSF sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 332/2.S176/HS.2/12.15 tanggal 22
Maret 2016.
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2014 (dengan perbandingan angka 2013 dan 2012) yang telah diaudit oleh KAP
TSF sebagaimana tertuang dalam laporannya No. 261/1-S176/HS-1/12.14 tanggal 18
Maret 2015.
Proforma laporan keuangan Perseroan tanggal 30 Juni 2019 atas Transaksi yang
disiapkan oleh manajemen Perseroan.
Proyeksi laporan keuangan konsolidasian Perseroan sebelum dan setelah Transaksi
selama periode 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2025.
Laporan tahunan (annual report) 2018 dari Perseroan.
Hasil wawancara dengan pihak manajemen Perseroan, mengenai alasan, latar belakang,
dan hal-hal lain yang terkait dengan Transaksi.
Dokumen-dokumen lain, berasal dari internal Perseroan maupun pihak ketiga terpercaya
lain, yang relevan dengan penugasan.
1.12 KONDISI PEMBATAS
Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran, kami mendasarkan analisis kami terhadap proyeksi
keuangan yang disusun oleh manajemen Perseroan. Dalam penyusunan proyeksi keuangan,
berbagai asumsi dikembangkan berdasarkan kinerja Perseroan pada tahun-tahun sebelumnya
dan berdasarkan rencana manajemen Perseroan di masa yang akan datang. Di samping itu,
berbagai informasi dan saran yang relevan diberikan oleh manajemen Perseroan sehubungan
dengan perubahan-perubahan pada setiap faktor dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
juga turut menjadi bahan pertimbangan.
Berikut adalah pokok-pokok syarat pembatas yang kami asumsikan dalam proyeksi keuangan
yang digunakan dalam penelaahan atas Pendapat Kewajaran:
1. Tidak ada perubahan yang material mengenai kondisi politik, ekonomi, hukum atau
undang-undang yang akan mempengaruhi aktivitas Perseroan, industri atau negara atau
wilayah di mana Perseroan beroperasi.
2. Tidak ada perubahan yang material mengenai tarif pajak, bea cukai, nilai tukar mata uang,
dan suku bunga yang dipergunakan dalam asumsi proyeksi yang dapat mempengaruhi
secara material kinerja Perseroan selain yang telah diproyeksikan.
3. Tidak ada perubahan yang material pada struktur dan aktivitas utama Perseroan atau pada
sumber utama penghasilan Perseroan selain yang telah diproyeksikan.
4. Tidak ada perubahan yang material pada manajemen Perseroan, kecuali yang telah
diungkapkan.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-6
5. Tidak ada hambatan-hambatan yang berarti yang berasal dari perselisihan industri, atau
pengadaan tenaga kerja atau hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha
Perseroan.
6. Tidak terdapat perubahan-perubahan yang signifikan atas kondisi pasar dan harga dari
produk-produk serta jasa-jasa yang saat ini dihasilkan Perseroan, kecuali yang telah
diproyeksikan.
7. Tidak ada perubahan yang material terhadap struktur biaya maupun beban-beban lain atas
Perseroan, kecuali yang telah diproyeksikan.
8. Tidak ada pembelian aset tetap yang material selain yang diproyeksikan.
9. Tidak ada pengecualian atas pencadangan yang harus dibuat, kecuali yang telah
diproyeksikan, atas kewajiban kontinjen atau arbitrase litigasi terhadap ancaman atau
sebaliknya, piutang tak tertagih yang luar biasa, kontrak atau aset lain yang belum
dipenuhi.
10. Tidak ada perubahan yang material terhadap perjanjian-perjanjian dan ketentuan-
ketentuan yang ada.
11. Pencapaian kinerja keuangan Perseroan selama periode proyeksi akan digunakan
seluruhnya untuk pengembangan Perseroan sebagaimana telah diproyeksikan selama
periode proyeksi dan tidak digunakan untuk kepentingan-kepentingan lainnya.
12. Tidak terdapat penggunaan dana atau transaksi afiliasi yang secara signifikan dapat
mempengaruhi operasi Perseroan.
13. Rencana bisnis Perseroan berjalan sesuai yang telah direncanakan dan diproyeksikan.
14. Pendapat Kewajaran ditujukan untuk kepentingan manajemen Perseroan, dan pihak lain
yang terkait secara langsung, dalam kaitannya dengan Transaksi, dimana Pendapat
Kewajaran tersebut akan digunakan untuk membantu manajemen dalam proses
keterbukaan informasi yang terkait dengan Transaksi, dan tidak untuk digunakan oleh
pihak lain, untuk kepentingan lain atau dicetak ulang, disebarluaskan, dikutip, atau dirujuk
pada setiap saat, dengan cara atau untuk tujuan apapun tanpa izin tertulis terlebih dahulu
dari kami. Pendapat Kewajaran bukan merupakan rekomendasi kepada pemegang saham
untuk melakukan tindakan lainnya dalam kaitan dengan Transaksi, dan tidak dapat
digunakan secara demikian oleh pemegang saham.
15. Kejadian-kejadian yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran mungkin mempunyai
pengaruh signifikan terhadap penilaian kinerja Perseroan selama periode proyeksi. Kami
tidak berkewajiban untuk memperbaharui laporan ini atau untuk merevisi analisis
dikarenakan kejadian dan transaksi yang terjadi setelah tanggal efektif analisis yang
digunakan, yaitu tanggal 30 Juni 2019.
1.13 ASUMSI-ASUMSI POKOK
Dalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dan
kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan
kepada kami oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum, dan kami tidak melakukan dan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-7
karenanya tidak bertanggung jawab atas pemeriksaan independen terhadap informasi-
informasi tersebut. Kami juga bergantung kepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa
mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan
kepada kami menjadi tidak lengkap atau menyesatkan.
Kami tidak melakukan inspeksi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan. Selain itu, kami juga
tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Transaksi. Jasa-jasa yang kami
berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Transaksi hanya merupakan evaluasi
keuangan dan penilaian atas kewajaran (arms-length) dari Transaksi dan bukan jasa-jasa
akuntansi, audit, atau perpajakan.
Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Transaksi tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan
dalam bentuk apapun, sebagai suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-
prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan
untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan, atau
penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak
mempunyai kewenangan dan tidak mencoba mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya
yang ada untuk Perseroan.
Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar, kondisi perekonomian, kondisi
umum bisnis dan kondisi keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal
laporan ini diterbitkan.
Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi
lainnya, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang
terlibat dalam Transaksi. Transaksi akan dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi mengenai Transaksi
yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.
1.14 KEJADIAN SETELAH TANGGAL PENILAIAN
Sampai dengan tanggal penyelesaian Laporan Pendapat Kewajaran ini, tidak ada peristiwa
yang dapat berdampak secara material terhadap hasil analisis Pendapat Kewajaran.
1.15 PENDEKATAN DAN PROSEDUR ANALISIS KEWAJARAN
Dalam menyusun Pendapat Kewajaran atas Transaksi ini, kami telah melakukan analisis
melalui pendekatan dan prosedur penilaian Transaksi dari hal-hal sebagai berikut:
A. Analisis atas Transaksi;
B. Analisis kualitatif dan kuantitatif atas Transaksi;
C. Analisis atas kewajaran Transaksi.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-8
1.16 DEFINISI DAN ISTILAH
Bapepam-LK Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Republik Indonesia
BIS PT Bitratex Industries
DAR Debt to total asset ratio
DER Debt to equity ratio
Entitas Anak Penjamin Terdiri dari PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex
Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya
FCC Fixed charge coverage
Golden Legacy Golden Legacy Pte. Ltd.
Golden Mountain Golden Mountain Textile and Trading Pte.
Ltd.
KAP TSF Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto
Fahmi & Rekan
KAP TSFB Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto
Fahmi Bambang & Rekan
KEPI Kode Etik Penilai Indonesia
KJPP FAST Kantor Jasa Penilai Publik Firman,
Suryantoro, Sugeng, Suzy, Hartomo & Rekan
MAPPI Masyarakat Profesi Penilai Indonesia
Obligasi 2021 Obligasi senior sebesar USD 350 juta dengan
kupon 8,25% dan jatuh tempo pada 2021
yang diterbitkan Golden Legacy pada 7 Juni
2016
Obligasi 2024 Obligasi senior sebesar USD 150 juta dengan
kupon 6,875% dan jatuh tempo pada 2024
yang diterbitkan Golden Legacy pada 27
Maret 2017
OJK Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia
Peraturan No. VIII.C.3 Peraturan No. VIII.C.3 tentang Pedoman
Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian
Usaha di Pasar Modal
Peraturan No. IX.E.2 Peraturan No. IX.E.2 tentang Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama
Perseroan PT Sri Rejeki Isman Tbk
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
1-9
PMJ PT Primayudha Mandirijaya
ROA Return on assets
ROE Return on equity
ROIC Return on invested capital
SGX-ST Singapore Exchange Securities Trading
Limited
SPI Edisi VII-2018 Standar Penilaian Indonesia Edisi VII Tahun
2018
SPD PT Sinar Pantja Djaja
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
2-1
BAB 2. ANALISIS ATAS TRANSAKSI
2.1 IDENTIFIKASI DAN HUBUNGAN ANTARA PIHAK-PIHAK YANG BERTRANSAKSI
Para pihak yang terlibat dalam Transaksi adalah sebagai berikut:
Perseroan selaku pihak yang akan menerbitkan Obligasi.
SPD, BIS, dan PMJ selaku pihak yang akan memberikan jaminan perusahaan dalam
penerbitan Obligasi.
Initial Purchaser/Pembeli Awal, selaku pihak yang akan membeli Obligasi.
Berdasarkan keterangan dari pihak manajemen Perseroan, tidak terdapat hubungan afiliasi
antara Perseroan dengan Initial Purchaser/Pembeli Awal.
2.2 PERJANJIAN DAN PERSYARATAN DALAM TRANSAKSI
Berdasarkan Offering Memorandum tertanggal 9 Oktober 2019, berikut beberapa ketentuan
penting dalam dokumen dimaksud:
Penerbit adalah Perseroan.
Entitas Anak Penjamin adalah SPD, BIS, dan PMJ.
Obligasi diterbitkan dengan jumlah pokok USD 225.000.000 (dua ratus dua puluh lima juta
Dolar Amerika Serikat).
Harga penerbitan sebesar 99,954% dari jumlah pokok Obligasi.
Tanggal penerbitan pada 16 Oktober 2019.
Tanggal jatuh tempo pada 16 Januari 2025.
Bunga Obligasi sebesar 7,25% per tahun, dibayarkan setiap enam bulanan.
Tanggal pembayaran bunga 16 Januari dan 16 Juli setiap tahun, dimulai 16 Juli 2020.
Obligasi akan diterbitkan dalam denominasi USD 200.000 dengan kelipatan masing-
masing sebesar USD 1.000. Obligasi akan didaftarkan pada Euroclear Bank dan
Clearstream Banking, pada atau sekitar tanggal penerbitan. Pembelian, penjualan dan
pengalihan Obligasi hanya dapat dilakukan melalui rekening di Euroclear Bank dan
Clearstream Banking.
Perseroan akan menjamin pembayaran dilakukan pada saat jatuh tempo dan tepat waktu
atas pokok, premi (jika ada), ataupun bunga dan semua jumlah terutang terkait dengan
Obligasi.
Obligasi adalah merupakan kewajiban umum Perseroan; berperingkat senior terhadap
obligasi lain Perseroan yang dinyatakan subordinasi terhadap Obligasi; berperingkat
setidaknya sederajat dengan semua bentuk kewajiban tanpa jaminan dan tanpa
subordinasi Perseroan; dijamin oleh Entitas Anak Penjamin secara tanpa subordinasi;
serta berperingkat subordinasi terhadap kewajiban berjaminan pada Perseroan.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
2-2
Seluruh pembayaran oleh, atau atas nama, Perseroan dalam hal pokok, premi (jika ada),
dan bunga atas Obligasi atau terkait penjaminan harus dibuat bebas dan bersih, dan tanpa
penangguhan atau pemotongan, atas pajak, bea cukai atau potongan pemerintah dalam
bentuk apapun yang dikenakan, dipungut, dikumpulkan, ditahan atau dinilai dengan atau
dalam setiap peraturan perpajakan, kecuali pemotongan atau pengurangan tersebut
diwajibkan oleh hukum.
Perseroan dapat melunasi Obligasi, seluruhnya tetapi tidak sebagian, dengan harga
pelunasan setara dengan 100% dari nilai pokok beserta bunga yang masih dan belum
dibayar, jika ada, sampai dengan tanggal yang ditetapkan oleh Perseroan untuk
pelunasan, apabila, sebagai akibat dari perubahan dalam hukum perpajakan, Perseroan
(atau apabila terkait dengan penjaminan Perseroan) diwajibkan membayar sejumlah
tertentu; selama sejumlah tersebut yang harus dibayar sebagai akibat dari perubahan
dalam perpajakan di Indonesia, Obligasi hanya dapat dilunasi ketika tarif pajak melebihi
20%.
Obligasi dapat dilunasi, secara keseluruhan ataupun sebagian, atas pilihan Penerbit setiap
saat pada atau setelah 16 Oktober 2022 dengan harga pelunasan sebagaimana ditetapkan
dalam persyaratan bersama dengan bunga yang terutang sampai dengan tanggal
pelunasan. Pada setiap saat sebelum 16 Oktober 2022, Penerbit dapat melunasi seluruh
atau sebagian dari Obligasi dengan harga pelunasan setara 100% dari jumlah pokok
Obligasi ditambah premi dan bunga yang belum dibayarkan, jika ada, sampai dengan
tanggal pelunasan. Pada setiap saat sebelum 16 Oktober 2022, Penerbit dapat membeli
kembali 35% dari jumlah pokok Obligasi dari hasil penawaran ekuitas tertentu dengan
harga pelunasan 107,250% dari jumlah pokok Obligasi, ditambah dengan bunga yang
belum dibayarkan, jika ada, sampai dengan tanggal pelunasan.
Perseroan akan selambat-lambatnya 30 hari setelah terjadinya Perubahan Kendali
membuat penawaran untuk membeli kembali semua Obligasi yang beredar dengan harga
pembelian sebesar 101% dari nilai pokok beserta bunga yang masih dan belum
dibayarkan, jika ada. Perubahan Kendali dimaksud adalah perubahan kendali secara
keseluruhan atau sebagian besar atas aset Perseroan.
Covenant bagi Perseroan termasuk, antara lain, penambahan pinjaman dan penerbitan
saham preferen; melakukan investasi atau pembayaran tertentu (seperti pembayaran
dividen, pembelian saham, pembayaran pinjaman yang derajat haknya dibawah Obligasi,
ataupun melakukan investasi diluar yang diperbolehkan); melakukan perjanjian yang dapat
membatasi kemampuan Restricted Subsidiaries membayar dividen dan mengalihkan aset
atau pinjaman antar perusahaan; menerbitkan atau menjual saham Restricted
Subsidiaries; memberikan penjaminan oleh Restricted Subsidiaries; melakukan transaksi
dengan pemegang saham atau afiliasi; melakukan penggadaian; melakukan transaksi jual
sewa (sale and leaseback); menjual aset; terlibat dalam bisnis lain; atau melakukan
konsolidasi atau penggabungan (merger).
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
2-3
Penggunaan dana adalah untuk melunasi Obligasi 2021 dan sisanya untuk modal kerja
dan kebutuhan perusahaan secara umum dalam mendukung kegiatan usaha Perseroan.
Pencatatan dan perdagangan akan dilakukan di Singapore Exchange Securities Trading
Limited (“SGX-ST”). Obligasi akan diperdagangkan di SGX-ST dengan jumlah lot minimum
sebesar Dolar Amerika Serikat (USD) 200.000 selama Obligasi tersebut dicatatkan di SGX-
ST.
Hukum yang berlaku adalah hukum Negara Bagian New York.
Obligasi mendapat peringkat "Ba3” oleh Moody’s Investor Service Inc. dan “BB-“ oleh Fitch
Ratings Ltd.
2.3 PENILAIAN ATAS MANFAAT DAN RISIKO DARI TRANSAKSI
Manfaat dari Transaksi bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
Melalui penerbitan Obligasi, Perseroan dapat melunasi Obligasi 2021 dan mengubahnya
menjadi pinjaman dengan jatuh tempo pembayarannya lebih panjang, yaitu menjadi 4
tahun.
Obligasi yang diterbitkan adalah berbunga tetap (fixed rate) sehingga melalui skema
pembiayaan ini, Perseroan mampu meniadakan risiko fluktuasi tingkat bunga.
Obligasi tidak mengharuskan Perseroan untuk menyerahkan kolateral, meskipun demikian
Entitas Anak Penjamin memberikan jaminan perusahaan dalam penerbitan Obligasi.
Melalui penerbitan Obligasi ini, Perseroan dan kelompok usahanya akan semakin dikenal
oleh investor internasional, sehingga akan mempermudah akses kredit di pasar global
dimasa mendatang bila dibutuhkan.
Risiko dari Transaksi bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
Perseroan terikat kepada beberapa covenant yang mungkin akan membatasi kemampuan
Perseroan untuk membiayai usaha, memenuhi kebutuhan modal, maupun untuk
mengambil peluang bisnis di masa depan.
Kemampuan Perseroan untuk pembayaran bunga maupun pengembalian pokok dari
Obligasi, bergantung kepada kinerja masa depan Perseroan serta kemampuannya untuk
menghasilkan kas yang mana kinerja di masa mendatang tersebut tentunya tidak terlepas
kepada kondisi ekonomi, keuangan, kompetisi, hukum, peraturan dan faktor-faktor lainnya,
yang berada di luar kendali Perseroan tersebut.
Perseroan mungkin tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pembelian kembali
(redemption) terhadap Obligasi yang nilainya dapat lebih besar daripada 100% dari jumlah
pokok Obligasi secara tunai, apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentu sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam penerbitan Obligasi.
Melalui penerbitan Obligasi dalam mata uang USD maka akibatnya Perseroan terkena
risiko nilai tukar mata uang yang dapat berdampak negatif terhadap arus kasnya.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-1
BAB 3. ANALISIS KUALITATIF ATAS TRANSAKSI
3.1 RIWAYAT PERUSAHAAN DAN SIFAT KEGIATAN USAHA
3.1.1 Perseroan
3.1.1.1 Pendirian
Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan tunduk pada hukum Negara
Republik Indonesia berdasarkan Akta Pendirian No. 48 tanggal 22 Mei 1978, sebagaimana
diubah beberapa kali dengan Akta Perubahan No. 211 tanggal 24 September 1981 dan Akta
Masuk dan Keluar Sebagai Pemegang Saham/Pendiri, Penambahan Modal dan Perubahan
Anggaran Dasar No. 241 tanggal 30 Maret 1982, seluruhnya dibuat di hadapan Ruth Karliena,
S.H., Notaris di Surakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2.1830.HT.01.01-Th.82 tanggal 16 Oktober
1982, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surakarta, masing-masing di
bawah No. 71, No. 72, dan No. 73 tanggal 30 Oktober 1982, serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 28 November 1986, Tambahan No. 1456.
Anggaran dasar Perseroan telah diubah beberapa kali sebagaimana diubah terakhir kali
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 91 tanggal 15 November 2017, dibuat di
hadapan Ina Megahwati, S.H., Notaris di Surakarta, yang telah diberitahukan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“Menkumham”) sebagaimana ternyata
dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU.AH.01.03-
0192202 tanggal 18 November 2017 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada
Kementerian Hukum dan Asasi Manusia Republik Indonesia (“Kemenkumham”) di bawah No.
AHU-0146365.AH.01.11.Tahun 2017 tanggal 18 November 2017 (“Akta No. 91/2017”).
Berdasarkan Akta No. 91/2017, Dewan Komisaris Perseroan menyatakan (i) pengeluaran
saham baru sejumlah 1.859.288.804 saham dalam rangka pelaksanaan Penambahan Modal
Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sehingga meningkatkan modal ditempatkan dan
disetor Perseroan dan (ii) perubahan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar Perseroan.
Perseroan berkantor pusat di Jl. K.H. Samanhudi No. 88, Jetis, Sukoharjo 57511, Jawa
Tengah; telepon: (+62-271) 593 188/888; fax: (+62-271) 593 488; email: [email protected];
serta situs web: http://www.sritex.co.id.
3.1.1.2 Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham Perseroan per 30 Juni 2019 adalah sebagai berikut:
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-2
Tabel 3-1: Susunan Pemegang Saham Perseroan
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (USD) Persentase saham
PT Huddleston Indonesia 12.072.841.076 98.860.475 59,0296%
Hj. Susyana Lukminto 5.180.000 42.415 0,0253%
Vonny Imelda Lukminto 740.000 6.060 0,0036%
Iwan Setiawan 106.600.884 872.919 0,5212%
Lenny Imelda Lukminto 740.000 6.060 0,0036%
Iwan Kurniawan Lukminto 106.600.884 872.919 0,5212%
Margaret Imelda Lukminto 740.000 6.060 0,0036%
Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) 8.158.734.000 66.809.155 39,8919%
Jumlah 20.452.176.844 167.476.063 100,0000%
3.1.1.3 Pengurus dan Pengawasan
Per 30 Juni 2019, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai
berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Hajah Susyana Lukminto
Komisaris : Megawati
Komisaris Independen : Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D.
Komisaris Independen : Alpino Kianjaya
Direksi
Direktur Utama : Iwan Setiawan
Wakil Direktur Utama : Iwan Kurniawan Lukminto
Direktur Keuangan : Allan Moran Severino
Direktur Pemasaran : Arief Halim
Direktur Operasional : Eddy Prasetyo Salim
Direktur Produksi : Karunakaran Ramamoorthy
Direktur Umum dan
Administrasi : Mira Christina Setiady
Direktur Independen : M. Nasir Tamara Tamimi
3.1.1.4 Kegiatan Usaha
Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah
berusaha dalam bidang industri dan perdagangan. Untuk mencapai maksud dan tujuan
tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha di bawah ini:
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-3
1. Kegiatan usaha utama:
a. Menjalankan usaha-usaha di bidang industri pakaian jadi (konveksi) dari tekstil,
pemintalan benang, pertenunan, pencelupan, penyempurnaan dan pencetakan kain
yang meliputi benang tenun, kain grey, kain jadi antara lain kain polos, kain motif dan
pakaian jadi antara lain baju, celana, jaket, daster serta melakukan diversifikasi
produksi;
b. Menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan besar, distributor utama, ekspor dan
impor yang meliputi:
- Distributor utama barang dagangan antara lain produk-produk nonalutsista untuk
militer/polisi (tenda lapangan/kompor lapangan, tameng, borgol, helm dalmas,
rompi anti peluru/P.H.H, pelindung kaki/tangan), kain terpal;
- Ekspor barang dagangan antara lain produk-produk nonalutsista untuk
militer/polisi (tenda lapangan/kompor lapangan, rantang susun, tameng, borgol,
helm dalmas, rompi anti peluru/P.H.H, pelindung kaki/tangan), makanan,
minuman, rokok, asesoris, pakaian militer, obat-obatan, sepatu, hasil pertanian,
sanitaryware dan barang lainnya yang tidak dilarang;
- Impor barang dagangan antara lain kain terpal, makanan, minuman, rokok,
asesoris pakaian militer, obat-obatan, sepatu, hasil pertanian, sanitaryware dan
barang lainnya yang tidak dilarang.
2. Kegiatan usaha penunjang:
Menjalankan usaha-usaha lain yang berkaitan dan menunjang kegiatan usaha pada butir
1 diatas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.1.2 SPD
3.1.2.1 Pendirian
SPD adalah suatu perusahaan terbatas yang didirikan berdasarkan dan tunduk pada hukum
Negara Republik Indonesia, didirikan dengan nama PT Perusahaan Industri dan Dagang Sinar
Pantja Djaja Limited, berdasarkan Akta Pendirian No. 64 tanggal 31 Juli 1972, sebagaimana
diubah beberapa kali dengan Akta Perubahan Pertama No.15 tanggal 11 Agustus 1972, Akta
Perubahan Kedua No. 22 tanggal 13 Maret 1973 dan No. 41 tanggal 25 Februari 1974,
seluruhnya dibuat di hadapan Raden Mas Soerjanto Partaningrat, S.H., Notaris di Yogyakarta,
yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan No. Y.A.5/71/10 tanggal 11 Maret 1974, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Yogyakarta, masing-masing di bawah No. 22/74/P.T., No. 23/74/P.T., No.
24/74/P.T., No. 25/74/P.T. dan No. 26/74/P.T. tanggal 21 Maret 1974, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 55 tanggal 9 Juli 1974, Tambahan No. 296.
Anggaran Dasar SPD telah mengalami perubahan beberapa kali dan perubahan terakhir
sebagaimana ternyata dalam Akta Risalah Rapat No. 90 tanggal 30 Maret 2009, dibuat di
hadapan Raden Tendy Suwarman, S.H., Notaris di Bandung, yang telah diberitahukan kepada
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-4
Menkumham sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-07371 tanggal 8 Juni 2009 dan didaftarkan dalam Daftar
Perseroan pada Kemenkumham di bawah No. AHU-0032215.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 8
Juni 2009 (“Akta No. 90/2009”). Berdasarkan Akta No. 90/2009, pemegang saham SPD
menyetujui (i) konversi utang SPD kepada pemegang saham PT Panasia Synthetic Abadi
sebesar Rp 21.500.000.000; (ii) peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor SPD dari
Rp 95.000.000.000 menjadi Rp 116.500.000.000; (iii) penambahan modal ditempatkan dan
modal disetor oleh PT Panasia Synthetic Abadi dari Rp 90.250.000.000 menjadi Rp
111.750.000.000; (iv) perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000; dan
(v) perubahan ketentuan Pasal 4 Anggaran Dasar SPD.
SPD berkantor pusat di Jl. Condrokusumo No. 1, Bongsari, Semarang Barat, Semarang, Jawa
Tengah; T: (62-24) 760 3888; F: (62-24) 760 5382, 762 1454; E: [email protected].
3.1.2.2 Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham SPD per 30 Juni 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3-2: Susunan Pemegang Saham SPD
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp) Persentase saham
PT Sri Rejeki Isman Tbk 116.383.500 116.383.500.000 99,90%
Iwan Kurniawan Lukminto 116.500 116.500.000 0,10%
Jumlah 116.500.000 116.500.000.000 100,00%
3.1.2.3 Pengurus dan Pengawasan
Per 30 Juni 2019, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi SPD adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Iwan Setiawan
Komisaris : Mira Christina Setiady
Direksi
Direktur Utama : Iwan Kurniawan Lukminto
Direktur : Megawati
3.1.2.4 Kegiatan Usaha
Berdasarkan Anggaran Dasar SPD, ruang lingkup kegiatan utama SPD meliputi usaha-usaha
dalam bidang industri perdagangan umum, jasa pembangunan, perbengkelan, pengangkutan
umum (transportasi), percetakan, farmasi, pertambangan, pertanian, peternakan, perkebunan
dan kehutanan.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-5
3.1.3 BIS
3.1.3.1 Pendirian
BIS (sebelumnya bernama PT Bitratex Industrial Corporation) didirikan berdasarkan Akta
Pendirian No. 1 tanggal 1 Oktober 1979 sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 16
tanggal 1 Februari 1982, keduanya dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta,
yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
Surat Keputusan No. Y.A.5/323/1 tanggal 30 April 1982, dan telah didaftarkan di Kantor
Pengadilan Negeri Jakarta, di bawah No. 1690 tanggal 5 Mei 1982, serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 59 tanggal 24 Juli 1982, Tambahan No. 937.
Anggaran Dasar BIS telah mengalami perubahan beberapa kali dan perubahan terakhir
sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 08 tanggal 27 November
2018, dibuat di hadapan Tri Firdaus Akbarsyah, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, yang telah
diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0268604 tanggal 28
November 2018 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No.
AHU-0160187.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 28 November 2018 (“Akta No. 08/2018”).
Berdasarkan Akta No. 08/2018, pemegang saham BIS menyetujui perubahan ketentuan Pasal
3 Anggaran Dasar BIS.
BIS berkantor pusat di Menara Kadin Indonesia, Lantai 12, Jl. HR Rasuna Said Blok X-5, Kav.
2-3, Jakarta; T: (62-21) 5790 3640; F: (62-21) 5790 3641; E: [email protected].
3.1.3.2 Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham BIS per 30 Juni 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3-3: Susunan Pemegang Saham BIS
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (USD) Persentase saham
Perseroan 37.872 37.872.000 99,9973%
SPD 1 1.000 0,0027%
Jumlah 37.873 37.873.000 100,00%
3.1.3.3 Pengurus dan Pengawasan
Per 30 Juni 2019, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi BIS adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Iwan Setiawan
Komisaris : Megawati
Komisaris : Mira Christina Setiady
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-6
Direksi
Direktur Utama : Iwan Kurniawan Lukminto
Direktur : Arvind Kumar Shankerlal Ladha
Direktur : Rajesh Kumar Jain
Direktur : Anirudha Atmaram Dhongade
Direktur : Surender Kumar Sharma
3.1.3.4 Kegiatan Usaha
Aktivitas utama dari BIS adalah manufaktur produk tekstil (benang pintal) pada pabriknya yang
berlokasi di Jl. Brigjend S. Sudiarto Km. 11, Semarang; T: (62-24) 671 3585; F: (62-24) 671
3589; E: [email protected].
3.1.4 PMJ
3.1.4.1 Pendirian
PMJ didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 197 tanggal 31 Mei 1996, sebagaimana diubah
dengan Akta Pemasukan dan Pengunduran Diri Para Pesero Pendiri serta Perubahan
Anggaran Dasar No. 135 tanggal 21 Juni 1996, keduanya dibuat di hadapan Benny Kristianto,
S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-8625.HT.01.01.Th.’96 tanggal 27 Agustus
1996, dan telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Barat, di
bawah No. 055/BH-09-03/X/1996 tanggal 1 Oktober 1996, serta telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 11 tanggal 7 Februari 1997, Tambahan No. 558.
Anggaran Dasar PMJ telah mengalami perubahan beberapa kali dan perubahan terakhir
sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 09 tanggal 27 November
2018, dibuat di hadapan Tri Firdaus Akbarsyah, S.H., M.H., Notaris di Jakarta, yang telah
diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam Surat Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0268590 tanggal 28
November 2018 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah No.
AHU-0160168.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 28 November 2018 (“Akta No. 09/2018”).
Berdasarkan Akta No. 09/2018, pemegang saham PMJ menyetujui perubahan ketentuan Pasal
3 Anggaran Dasar PMJ.
PMJ berkantor pusat di Menara Kadin Indonesia, Lantai 12, Jl. HR Rasuna Said Blok X-5, Kav.
2-3, Jakarta; T: (62-21) 5790 3640; F: (62-21) 5790 3641; E: [email protected].
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-7
3.1.4.2 Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham
Susunan pemegang saham PMJ per 30 Juni 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3-4: Susunan Pemegang Saham PMJ
Pemegang saham Jumlah saham Nilai nominal (Rp) Persentase saham
Perseroan 361.191.800 361.191.800.000 99,9969%
SPD 11.000 11.000.000 0,0031%
Jumlah 361.202.800 361.202.800.000 100,0000%
3.1.4.3 Pengurus dan Pengawasan
Per 30 Juni 2019, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi PMJ adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Iwan Setiawan
Komisaris : Megawati
Komisaris : Mira Christina Setiady
Direksi
Direktur Utama : Iwan Kurniawan Lukminto
Direktur : Arvind Kumar Shankerlal Ladha
Direktur : Abhay Kumar Agarwal
Direktur : Surender Kumar Sharma
Direktur : Rajesh Kumar Jain
Direktur : Manish Rakhecha
3.1.4.4 Kegiatan Usaha
Aktivitas utama dari PMJ adalah manufaktur produk tekstil (benang pintal) pada pabriknya yang
berlokasi di Desa Ngadirojo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah;
T: (62-298) 327 272; F: (62-298) 327 288; E: [email protected].
3.2 RIWAYAT PERSEROAN TERKAIT PINJAM MEMINJAM DANA
Sampai dengan 30 Juni 2019, Perseroan dan anak perusahaan terlibat transaksi pinjam
meminjam dana sebagai berikut:
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-8
Tabel 3-5: Fasilitas dan Saldo Utang Perseroan dan Entitas Anak per 30 Juni 2019
Fasilitas pinjaman Kreditor Pagu (jutaan) Jatuh tempo Saldo (jutaan)
Pinjaman jangka pendek
Perseroan
LC, bill of acceptance Deutsche Bank EUR 10,0 31-03-2020 -
Omnibus line CTBC USD 19,0 14-03-2020 -
Master credit facility Citibank USD 40,0 19-12-2019 -
Uncommitted omnibus facility Maybank USD 35,0 02-02-2020 -
Uncommitted omnibus line Maybank USD 75,0 - -
LC Rabobank USD 10,0 30-11-2019 -
SPD
Uncommitted omnibus facility Maybank USD 10,0 01-11-2019 -
Ijarah Muntahiyah Bi Tamlik Maybank USD 30,0 28-09-2024 -
SBLC Maybank USD 30,0 28-09-2024 -
Perseroan, SPD, BIS, PMJ
Banking facility Standard Chartered USD 40,0 31-11-2019 -
Combined limit I HSBC USD 35,0 31-07-2020 USD 11,3
SBLC HSBC EUR 2,5 31-07-2020 -
Treasury facility I HSBC USD 6,0 31-07-2020 -
Treasury facility II HSBC USD 0,5 31-07-2020 -
Uncommitted import LC facility DBS USD 10,0 23-04-2020 USD 1,0
Domestic LC facility DBS USD 10,0 23-04-2020 -
Uncommitted trust receipt facility DBS USD 10,0 23-04-2020 -
Uncommitted export bill LC DBS USD 10,0 23-04-2020 -
BIS
Multi-credit facility BCA USD 8,0 14-09-2019 USD 5,1
Overdraft facility 1 BCA USD 0,5 14-09-2019 -
Overdraft facility 2 BCA IDR 10.000,0 14-09-2019 -
Forex forward line BCA USD 2,0 14-09-2019 -
PMJ
Multi-credit facility BCA USD 6,0 14-09-2019 USD 4,9
Overdraft facility 1 BCA IDR 11.750,0 14-09-2019 -
Overdraft facility 2 BCA USD 0,5 14-09-2019 -
Forex forward line BCA USD 2,0 14-09-2019 -
Golden Mountain
UPAS LC BNI USD 30,0 03-09-2020 -
Trade facility HSBC USD 5,0 21-09-2019 -
Trade facility HSBC USD 15,0 21-09-2019 -
Total pinjaman jangka pendek USD 22,3
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-9
Pinjaman jangka panjang
Perseroan
Pinjaman sindikasi Citibank, DBS, HSBC USD 350,0 02-01-2022 USD 337,7
Multi-credit facility BCA USD 30,0 09-11-2019 -
Fasilitas investasi BCA USD 20,8 26-10-2022 USD 11,6
Fasilitas investasi BCA USD 13,0 27-12-2024 USD 11,0
Forex forward line BCA USD 2,5 09-11-2019 -
Interest rate swap facility BCA USD 50,0 09-11-2019 -
BIS
Fasilitas investasi BCA USD 5,0 17-03-2021 USD 2,4
PMJ
Fasilitas investasi BCA USD 5,0 05-03-2021 USD 1,5
Fasilitas investasi BCA USD 2,5 13-06-2023 USD 2,3
Total pinjaman jangka panjang
(termasuk porsi lancar)
USD 366,5
Medium term notes
Perseroan USD 30,0 01-11-2020 USD 30,0
USD 10,0 07-12-2020 USD 10,0
USD 25,0 18-05-2021 USD 25,0
Total medium term notes USD 65,0
Surat utang - bersih*) USD 319,4
Total pinjaman**) USD 773,2
Catatan: *) terdiri dari (i) Obligasi 2021 sebesar USD 174,5 juta jatuh tempo 7 Juni 2021, (ii) Obligasi 2024 sebesar USD 150,0
juta jatuh tempo 27 Maret 2024, serta (iii) diskonto surat utang sebesar USD 0,8 juta dan beban obligasi tangguhan sebesar
USD 4,3 juta; **) tidak termasuk liabilitas derivatif sebesar USD 0,4 juta per 30 Juni 219.
3.2.1 Pinjaman Oleh Perseroan
Deutsche Bank AG (“Deutsche Bank”)
Pada tanggal 25 April 2014, Perseroan memperoleh fasilitas jangka pendek hingga jumlah
pokok agregat EUR 10,0 juta dari Deutsche Bank, dalam bentuk fasilitas letter of credit, bills
acceptances/fasilitas pembiayaan dan fasilitas pembiayaan pasca impor, digunakan untuk
keperluan pembiayaan kebutuhan modal kerja, untuk kegiatan penjualan dan pembelian dalam
mata uang asing yang berkaitan dengan bisnis Perseroan dan/atau untuk tujuan lain yang
dapat diterima oleh Deutsche Bank. Fasilitas ini tersedia hingga 31 Maret 2019 dan akan
diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 12 bulan. Bills acceptances/fasilitas
pembiayaan dikenakan tingkat bunga sebesar 3,75% per tahun untuk jangka waktu hingga 1
bulan dan 4,0% per tahun untuk jangka waktu di atas 1 bulan hingga 3 bulan atau tingkat bunga
lainnya dimana Deutsche Bank dapat memberi tahu Perseroan secara tertulis dari waktu ke
waktu. Fasilitas pembiayaan pasca impor dikenakan tingkat bunga 3,0% per tahun di atas biaya
dana Deutsche Bank atau tingkat bunga lainnya dimana Deutsche Bank dapat memberi tahu
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-10
Perseroan secara tertulis dari waktu ke waktu. Selain itu akan dikenakan pula bunga atas
pemanfaatan kelebihan plafon dan bunga yang telah jatuh tempo sebagaimana berlaku.
Khususnya, bunga atas keterlambatan pembayaran, jumlah yang terlambat dan/atau uang
muka yang tidak digunakan sebagaimana tujuan yang telah ditentukan akan dibebankan pada
harga pasar yang berlaku. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perseroan berkewajiban untuk
mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada Deutsche Bank jika peristiwa-peristiwa tertentu
terjadi, termasuk: (i) jika PT Huddleston International telah berhenti memiliki, secara langsung
atau tidak langsung, setidaknya 51% dari modal ditempatkan dan disetor dari Perseroan; (ii)
jika ada perubahan dalam kepemilikan saham dan manajemen pengendali Perseroan dari
komposisi yang ada segera setelah informasi tersebut tersedia untuk Perseroan; dan (iii) setiap
dan setiap reorganisasi, penggabungan, rekonstruksi, pengambilalihan, skema kompromi atau
pengaturan atau amandemen dari setiap ketentuan dokumen konstitutif Perseroan, dimana
Perseroan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Deutsche Bank jika kejadian
seperti itu dapat mempengaruhi salah satu dari haknya di bawah fasilitas. Selain itu, Perseroan
dilarang untuk membuat atau mengizinkan adanya halangan atau pengamanan atas asetnya
kecuali untuk (i) pengamanan yang ada yang telah diungkapkan kepada Deutsche Bank secara
tertulis sebelum tanggal perjanjian; atau (ii) pengamanan yang dibuat dengan persetujuan
tertulis sebelumnya dari Deutsche Bank; atau (iii) pengamanan apa pun yang Perseroan pada
saat bersamaan akan memperluas ke Deutsche Bank berdasarkan pari passu untuk mencakup
fasilitas; atau (iv) hak gadai yang timbul semata-mata oleh operasi hukum yang menjamin
kewajiban sehubungan dengan pembayaran yang tidak jatuh tempo; atau (v) segala bentuk
halangan atau pengamanan yang diciptakan atas aset untuk mengamankan pembiayaan untuk
pembelian aset tersebut dan pengeluaran modal terkait lainnya; atau (vi) pengamanan yang
Perseroan harus berikan hanya berdasarkan perintah pengadilan sebagai keamanan saja dan
hanya untuk biaya hukum sehubungan dengan litigasi yang dimulai oleh atau terhadap
Perseroan, dengan ketentuan bahwa Perseroan harus segera memberikan pemberitahuan
tertulis dari setiap persyaratan tersebut kepada Deutsche Bank. Di bawah fasilitas di atas,
Perseroan tidak diharuskan untuk memberi tahu atau mendapatkan persetujuan dari Deutsche
Bank terkait Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
PT Bank CTBC Indonesia (“CTBC”)
Pada tanggal 7 Agustus 2006, Perseroan memperoleh fasilitas letter of credit dari CTBC untuk
fasilitas omnibus line dengan batas maksimum agregat USD 19,0 juta yang akan digunakan
untuk kebutuhan modal kerja. Fasilitas usance payable at sight (“UPAS”) dikenakan bunga
mengambang sebesar 5,5% per tahun untuk fasilitas yang ditarik dalam USD dan 10,5% per
tahun untuk fasilitas yang ditarik dalam IDR. Fasilitas ini tersedia hingga 14 Maret 2020.
Berdasarkan fasilitas ini, Perseroan dilarang melakukan kegiatan berikut ini, antara lain, tanpa
persetujuan tertulis dari CTBC: (i) berkomitmen sebagai penjamin untuk kepentingan pihak lain;
(ii) menimbulkan hutang tambahan untuk tujuan modal kerja atau investasi; dan (iii)
berinvestasi di perusahaan lain atau sektor bisnis lain yang menurut pendapat CTBC dapat
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-11
berdampak buruk terhadap pengelolaan Perseroan. Perseroan juga dilarang mengamankan
asetnya saat ini dan di masa depan kepada pihak ketiga mana pun dan untuk mendapatkan
pinjaman yang dijamin dari lembaga keuangan lain. Lebih lanjut, sesuai dengan perjanjian ini,
Perseroan diharuskan untuk mempertahankan rasio gearing eksternal maksimum 2,0 hingga
1,0, rasio lancar minimum 1,0 banding 1,0 dan rasio EBITDA terhadap beban bunga minimal
1,5 hingga 1,0. Perseroan telah menerima semua persetujuan dan/atau keringanan yang
diperlukan dibawah fasilitas ini terkait Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah
terhutang atas fasilitas ini.
Citibank, N.A. (“Citibank”)
Pada tanggal 19 Desember 2016, Perseroan menandatangani perjanjian master credit facility
dengan Citibank untuk trust receipt facility dengan batas maksimum USD 25,0 juta,
sebagaimana telah diubah dan ditambah pada tanggal 12 Januari 2018 untuk meningkatkan
batas maksimum menjadi USD 40,0 juta. Awalnya fasilitas ini berlaku hingga 19 Desember
2017, yang akan diperpanjang secara otomatis untuk satu tahun sejak setiap tanggal
kedaluwarsa sesudahnya, kecuali jika Citibank memberitahukan Perseroan 30 hari kalender
sebelum tanggal kedaluwarsa bahwa perjanjian akan berakhir. Fasilitas ini dikenakan tingkat
bunga yang dapat ditentukan oleh Citibank dari waktu ke waktu. Berdasarkan fasilitas ini,
Perseroan dilarang melakukan kegiatan berikut, antara lain, tanpa persetujuan tertulis
sebelumnya dari Citibank: (i) bergabung atau berkonsolidasi dengan perusahaan lain; (ii)
membuang sebagian besar aset atau propertinya; (iii) memperoleh sebagian besar saham
modal dari perusahaan lain atau asetnya; (iv) mengubah komposisi pemegang saham non-
publik; atau (v) melakukan transaksi apa pun selain dalam kegiatan bisnis biasa dengan
persyaratan komersial biasa dan wajar. Perseroan telah menerima semua persetujuan
dan/atau keringanan yang diperlukan dibawah fasilitas ini terkait Transaksi. Pada tanggal 30
Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank”)
Pada tanggal 2 Februari 2017, untuk tujuan membeli bahan baku dan bahan pendukung
lainnya serta untuk mengamankan aktivitas lindung nilai dari transaksi operasional dan fasilitas
pinjaman dari Perseroan, Perseroan memperoleh (i) uncommitted omnibus trade facility dari
Maybank dengan jumlah agregat hingga USD 35,0 juta dan (ii) omnibus derivatives line facility
dari Maybank dalam jumlah agregat hingga USD 75,0 juta. Uncommitted omnibus trade facility
termasuk penyediaan sight letter of credit, usance letter of credit, UPAS dan usance payable
at usance (“UPAU”), dengan sublimit untuk bank garansi, SBLC, demand guarantee, counter
guarantee, export negotiation dan trust receipt. Omnibus derivatives line facility mencakup
penyediaan IRS line dan FX line. Uncommitted omnibus trade facility dikenakan bunga pada
London Interbank Offered Rate (LIBOR) ditambah 1,50% untuk fasilitas UPAS dan UPAU
dalam USD, LIBOR ditambah 2,75% untuk trust receipt facility dalam USD dan Jakarta
Interbank Offered Rate (JIBOR ) plus 4,25% untuk trust receipt facility dalam IDR. Uncommitted
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-12
omnibus trade facility akan jatuh tempo pada 2 Februari 2020 dan omnibus derivatives line
facility akan jatuh tempo dalam 3 tahun setelah setiap tanggal transaksi.
Perjanjian terkait mengharuskan Perseroan untuk memperoleh persetujuan tertulis
sebelumnya dari Maybank untuk memberikan jaminan kepada pihak ketiga, serta untuk
mempertahankan (i) rasio kewajiban terhadap ekuitas maksimum 2,75x; (ii) rasio lancar
minimum 1,00x; (iii) rasio EBITDA terhadap bunga minimum 2,50x; (iv) rasio cakupan layanan
utang minimum 1,25x; dan (v) rasio utang terhadap modal maksimum 1,70x. Perseroan tidak
diharuskan untuk memberi tahu atau mendapatkan persetujuan dari Maybank dibawah fasilitas
ini terkait Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
PT Bank Rabobank International Indonesia (“Rabobank”)
Pada tanggal 12 Oktober 2017, Perseroan menandatangani perjanjian kredit dengan
Rabobank untuk fasilitas pembukaan letter of credit hingga USD 10,0 juta yang digunakan
untuk keperluan modal kerja, sebagaimana terakhir diubah pada tanggal 26 November 2018.
Sublimit berdasarkan fasilitas ini adalah trust receipt facility. Fasilitas ini dikenakan bunga
sebesar LIBOR ditambah 1,50% dan akan jatuh tempo pada 30 Oktober 2019. Perseroan harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Rabobank untuk, antara lain, (i) mendapatkan fasilitas
pinjaman atau fasilitas leasing dalam bentuk apa pun, (ii) mengikat dirinya sebagai penjamin
atas kewajiban pihak ketiga (selain untuk menjamin pinjaman perdagangan jangka pendek
untuk kegiatan bisnis sehari-hari), (iii) menjual, menyewakan, mentransfer, membuang
sejumlah besar atau semua asetnya dan/atau memberikan asetnya sebagai jaminan (kecuali
untuk tujuan kegiatan bisnisnya sehari-hari), (iv) membayar kembali pinjamannya kepada pihak
ketiga (selain pembayaran dalam kegiatan bisnisnya yang biasa), atau (v) melakukan
pembayaran kepada pemegang saham atau afiliasinya, termasuk direktur, komisaris atau anak
perusahaannya dari pinjaman saat ini dan/atau masa depan yang diberikan oleh pemegang
saham atau afiliasinya. Perseroan juga diharuskan untuk mempertahankan (i) rasio cakupan
layanan utang minimal 1,25x, (ii) rasio EBITDA terhadap bunga minimum 2,50x, (iii) rasio
gearing minimum 2,00x dan (iv) rasio lancar minimum 1,00x. Perseroan telah menerima semua
persetujuan dan/atau keringanan yang diperlukan dibawah fasilitas ini terkait Transaksi. Pada
tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
Pinjaman Sindikasi
Pada tanggal 2 Januari 2019, Perseroan menandatangani perjanjian fasilitas hingga USD
350,0 juta, yang terdiri dari pinjaman berjangka hingga USD 200,0 juta ("Fasilitas A") dan
pinjaman bergulir hingga USD 150,0 juta ("Fasilitas B") (bersama-sama disebut "Pinjaman
Sindikasi"). Fasilitas ini dikenakan bunga LIBOR ditambah margin 2,50% per tahun
sehubungan dengan pemberi pinjaman luar negeri dan 2,90% per tahun sehubungan dengan
pemberi pinjaman dalam negeri, dan diatur oleh Citigroup Global Markets Asia Limited, DBS
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-13
Bank Ltd. dan PT Bank HSBC Indonesia. Hongkong dan Shanghai Banking Corporation
Limited bertindak sebagai agen.
Fasilitas A berakhir pada tanggal 2 April 2019 dan Fasilitas B tersedia hingga 2 Desember
2021. Berdasarkan fasilitas ini, Perseroan tidak boleh, tanpa persetujuan tertulis dari pemberi
pinjaman mayoritas, melakukan, antara lain, kegiatan berikut: (i) penjualan, sewa, transfer atau
pelepasan aset apa pun; (ii) penggabungan, demerger, merger atau rekonstruksi perusahaan;
(iii) setiap akuisisi atau investasi; atau (iv) memberikan pinjaman atau memberikan jaminan
apa pun. Perseroan juga diharuskan untuk mempertahankan hal-hal berikut:
a. pinjaman keuangan bersih konsolidasian terhadap kekayaan bersih berwujud maksimum
sebesar:
1,35x untuk periode yang relevan berakhir 30 Juni 2019;
1,35x untuk periode yang relevan berakhir 31 Desember 2019;
1,20x untuk periode yang relevan berakhir 30 Juni 2020;
1,20x untuk periode yang relevan berakhir 31 Desember 2020;
1,05x untuk periode yang relevan berakhir 30 Juni 2021;
1,05x untuk periode yang relevan berakhir 31 Desember 2021;
b. pinjaman keuangan bersih konsolidasian terhadap EBITDA konsolidasi maksimum:
3,00x untuk periode yang relevan berakhir 30 Juni 2019;
3,00x untuk periode yang relevan berakhir 31 Desember 2019;
2,75x untuk periode yang relevan berakhir 30 Juni 2020;
2,75x untuk periode yang relevan berakhir 31 Desember 2020;
2,25x untuk periode yang relevan berakhir 30 Juni 2021;
2,25x untuk periode yang relevan berakhir 31 Desember 2021; dan
c. Interest cover untuk setiap periode yang relevan minimum 2,50x.
Perseroan tidak diharuskan untuk memberi tahu atau memperoleh persetujuan berdasarkan
Pinjaman Sindikasi terkait Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019, jumlah terhutang dari
Pinjaman Sindikasi ini adalah USD 337,7 juta.
PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”)
Pada tanggal 9 Agustus 2011, Perseroan memperoleh multi-credit facility dari BCA dengan
plafon maksimum USD 30,0 juta untuk membiayai pembelian bahan baku, bahan pembantu
dan suku cadang. Fasilitas UPAS dan UPAU, yang merupakan bagian dari fasilitas ini,
dikenakan bunga LIBOR ditambah 2,50% per tahun untuk fasilitas dalam denominasi USD dan
10,75% per tahun untuk fasilitas dalam denominasi IDR. Trust receipt facility, yang merupakan
bagian dari fasilitas ini, dikenakan bunga LIBOR ditambah 3,00% per tahun. Export bill facility,
yang merupakan bagian dari fasilitas ini, dikenakan bunga LIBOR ditambah 1,50% per tahun.
Fasilitas ini tersedia hingga 9 November 2019. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah
terhutang dari fasilitas ini.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-14
Pada tanggal 28 Mei 2014, Perseroan memperoleh fasilitas investasi dari BCA dalam bentuk
fasilitas letter of credit dengan batas maksimum USD 20,8 juta untuk membiayai proyek
Spinning XI dan untuk membeli mesin dan peralatan produksi ("Fasilitas KI I"). Pada 13
Desember 2017, Perseroan memperoleh fasilitas investasi tambahan sebesar USD 13,0 juta
untuk membiayai perluasan proyek Spinning XII dan mesin-mesinnya serta peralatan
(“Fasilitas KI II”). Fasilitas KI I dan Fasilitas KI II dikenakan bunga 5,0% per tahun. Fasilitas KI
I tersedia hingga 26 Oktober 2022 dan Fasilitas KI II tersedia hingga 27 Desember 2024. Pada
tanggal 30 Juni 2019, jumlah terhutang dalam Fasilitas KI I adalah USD 11,6 juta dan jumlah
yang belum dibayar di bawah Fasilitas KI II adalah USD 11,0 juta.
Pada tanggal 28 Mei 2014, Perseroan memperoleh fasilitas valuta asing dari BCA dengan
batas maksimum USD 2,5 juta untuk lindung nilai dan kebutuhan operasional Perseroan.
Fasilitas ini tersedia hingga 9 November 2019. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah
terhutang dari fasilitas ini.
Pada tanggal 27 Februari 2019, Perseroan memperoleh interest rate swap facility dari BCA
dengan pagu maksimum USD 50,0 juta untuk lindung nilai Perseroan. Fasilitas ini tersedia
hingga 9 November 2019. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang dari fasilitas
ini.
Berdasarkan fasilitas-fasilitas di atas, Perseroan dilarang melakukan kegiatan-kegiatan berikut,
antara lain, tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari BCA: (i) mendapatkan hutang baru yang
dapat berdampak buruk pada kemampuannya untuk melakukan kewajibannya di bawah
fasilitas tersebut ; (ii) mengikatkan dirinya sebagai penjamin untuk kepentingan pihak lain atau
membebani semua asetnya; (iii) mengambil tindakan apa pun dengan pihak ketiga mana pun
di luar kegiatan bisnisnya yang biasa; (iv) melakukan investasi, penyertaan modal, atau
pendirian anak perusahaan baru; dan (v) mengubah status perusahaan, anggaran dasar, atau
komposisi pemegang saham non-publik, Dewan Komisaris dan Direksi. Lebih lanjut, Perseroan
diharuskan untuk mempertahankan setiap saat (i) rasio total kewajiban terhadap ekuitas paling
tinggi 2,75 banding 1, (ii) rasio lancar minimal 1 banding 1, (iii) EBITDA minimum untuk bunga
rasio 2,50 banding 1, dan (iv) EBITDA minimum bunga ditambah rasio angsuran 1,25 banding
1. Perseron telah menerima semua persetujuan dan/atau keringanan yang diperlukan dibawah
fasilitas ini terkait Transaksi.
Medium Term Notes
Pada tanggal 31 Oktober 2017, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (“MTN”) sejumlah
USD 30,0 juta (“MTN 1”). Semua hasil dari penerbitan MTN digunakan untuk modal kerja oleh
Perseroan. MTN 1 memiliki tingkat bunga tetap 5,80% per tahun dan dibayarkan setiap enam
bulan. PT Bahana TCW Investment Management bertindak sebagai arranger untuk penerbitan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-15
dan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai agen pemantau. MTN 1 akan jatuh tempo pada 1
November 2020.
Selanjutnya, pada tanggal 7 Desember 2017, Perseroan menerbitkan MTN sejumlah USD 10,0
juta (“MTN 2”). Semua hasil dari penerbitan MTN digunakan untuk tujuan modal kerja
Perseroan. MTN 2 memiliki tingkat bunga tetap 5,80% per tahun dan dibayarkan setiap enam
bulan. PT Bahana TCW Investment Management bertindak sebagai arranger untuk penerbitan
dan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai agen pemantau. MTN 2 akan jatuh tempo pada 7
Desember 2020.
Selanjutnya, pada tanggal 18 Mei 2018, Perseroan menerbitkan MTN sebesar USD 25,0 juta
("MTN 3"). Semua hasil dari penerbitan MTN digunakan untuk tujuan modal kerja Perseroan.
MTN 3 memiliki tingkat bunga tetap 5,80% per tahun dan dibayarkan setiap enam bulan. PT
Bahana TCW Investment Management bertindak sebagai arranger untuk penerbitan dan PT
Bank Mega Tbk bertindak sebagai agen pemantau. MTN 3 akan jatuh tempo pada 18 Mei 2021.
Berdasarkan ketentuan MTN, Perseroan dilarang melakukan kegiatan berikut, antara lain,
tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari PT Bank Mega Tbk: (i) mengamankan dan/atau
menjaminkan sebagian atau seluruh masa kini dan masa depan aset Perseroan, kecuali
agunan atau jaminan yang: (a) diberikan sebelum penandatanganan perjanjian ini, dengan
ketentuan bahwa jika aset yang dijaminkan telah dihapus sebagai jaminan maka tidak dapat
digunakan lagi sebagai jaminan, (b) (1) jaminan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam
tender, menjamin pembayaran bea impor atau untuk pembayaran sewa, untuk digunakan
dalam operasi sehari-hari, (2) jaminan yang timbul dari keputusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum permanen, (3) jaminan untuk membiayai akuisisi aset melalui leasing di mana
aset akan menjadi objek agunan untuk pembiayaan, (4) agunan yang diberikan sehubungan
dengan penerusan hutang atau novasi yang diberikan untuk menggeser perjanjian utang. Jika
PT Bank Mega Tbk menyetujui aplikasi Perseroan untuk mengamankan dan/atau
menjaminkan, baik sebagian atau seluruhnya, aset Perseroan terhadap hutang yang ditarik
oleh Perseroan, jaminan yang sama juga akan diberikan kepada pemegang MTN, untuk tujuan
tersebut Perseroan dan PT Bank Mega Tbk harus menyiapkan dan menandatangani perjanjian
jaminan dan jaminan mengikat terkait dengan jaminan yang diberikan; (ii) memperoleh
pinjaman dari bank atau lembaga keuangan atau pihak ketiga lainnya dan/atau menerbitkan
utang dalam bentuk apa pun, kecuali (a) untuk tujuan pembayaran kembali jumlah yang harus
dibayarkan berdasarkan perjanjian ini, atau (b) jika pinjaman tersebut memiliki memenuhi
persyaratan keuangan sebagaimana diatur dalam perjanjian ini, yaitu untuk mempertahankan
rasio aset lancar dengan utang lancar tidak kurang dari 2: 1, rasio utang berbunga terhadap
total aset tidak lebih dari 65% dan rasio EBITDA terhadap beban bunga tidak kurang dari 2,5:
1, (c) hutang dan letter of credit dengan jumlah maksimum USD 150 juta atau 25% dari total
aset, atau (d) utang yang ada pada tanggal perjanjian ini sebagaimana tercermin dalam laporan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-16
keuangan konsolidasian Perseroan (per 30 Juni 2017 untuk MTN 1 dan MTN 2, dan per 31
Desember 2017 untuk MTN 3), atau (e) pinjaman subordinasi dari pemegang saham Perseroan
tanpa beban bunga, (iii) memberikan pinjaman dan/atau melakukan investasi kepada orang
lain atau untuk mengizinkan anak perusahaannya memberikan pinjaman kepada pihak lain
dalam jumlah lebih dari 20% dari ekuitas Perseroan, kecuali (a) pinjaman yang ada sebelum
penandatanganan perjanjian, (b) pinjaman yang diberikan berdasarkan pada kegiatan usaha
Perseroan yang ditentukan oleh anggaran dasar, (c) pinjaman kepada karyawan termasuk
direktur dan komisaris untuk program kesejahteraan karyawan sesuai dengan ketentuan
peraturan perusahaan Perseroan, dan (iv) bertindak sebagai penjamin kepada pihak ketiga
kecuali untuk mendukung kegiatan bisnis utama Perseroan sesuai dengan anggaran dasar.
Pada tanggal 30 Juni 2019, jumlah terhutang berdasarkan MTN adalah USD 65,0 juta.
3.2.2 Pinjaman Oleh SPD
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank”)
Pada tanggal 28 September 2017, SPD memperoleh uncommitted omnibus facility dari
Maybank dengan batas maksimum USD 10,0 juta untuk pembelian bahan baku dan bahan
pembantu. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 1,5% per tahun jika dalam
USD. Fasilitas ini tersedia hingga 1 Oktober 2019. SPD dilarang melakukan kegiatan berikut,
antara lain, tanpa pemberitahuan tertulis sebelumnya ke Maybank: (i) mengadakan rapat
umum pemegang saham dengan agenda mengubah anggaran dasar, khususnya yang terkait
dengan perubahan maksud, tujuan dan bidang usaha SPD, struktur modal, kecuali dalam
perubahan pemegang saham akhir atau pendiri; (ii) pengalihan sebagian atau seluruh hak dan
kewajiban SPD sehubungan dengan fasilitas ini kepada pihak ketiga; (iii) membuat hutang
untuk modal kerja atau tujuan investasi, menabung untuk transaksi bisnis dan pinjaman
pemegang saham subordinasi; (iv) menarik modal disetor; (v) merger, akuisisi, penjualan, dan
transfer aset yang dijaminkan ke bank lain atau pihak ketiga disimpan dalam kegiatan bisnis
normal dan biasa; (vi) mengamandemen kontrak/perjanjian yang dapat mempengaruhi
kemampuan SPD untuk memenuhi kewajiban keuangan/pembayaran kepada Maybank yang
harus diberitahukan dan disetujui oleh Maybank setidaknya dua minggu sebelum amandemen
tersebut; (vii) membayar pinjaman pemegang saham atau perusahaan terafiliasi dengan
mencairkan arus kas SPD; (viii) membayar pinjaman pemegang saham pada saat masih ada
pinjaman/pembayaran kepada Maybank; (ix) menggunakan aset SPD untuk kepentingan pihak
lain; (x) menyetujui investasi baru dan/atau bisnis baru yang tidak selaras dengan lini bisnis
SPD saat ini; dan (xi) mengajukan permohonan pailit dan/atau menunda kewajiban
penyelesaian utang. Berdasarkan syarat dan ketentuan umum dari perjanjian kredit, SPD harus
meminta persetujuan tertulis sebelumnya kepada Maybank dalam menerima uang atau fasilitas
keuangan, fasilitas leasing dalam bentuk apa pun atau mengikat diri sebagai penjamin/avalis
untuk menjamin hutang orang lain (kecuali untuk hutang yang dibuat untuk menjalankan bisnis
sehari-hari).
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-17
Pada tanggal 28 September 2017, SPD memperoleh fasilitas Ijarah Muntahiyah Bi Tamlik
dengan Maybank dengan batas maksimum USD 30,0 juta. Fasilitas ini tersedia hingga 28
September 2024. SPD dilarang melakukan kegiatan berikut ini, antara lain, tanpa persetujuan
tertulis sebelumnya dari Maybank: (i) menerima pinjaman atau fasilitas keuangan, fasilitas
leasing apa pun, atau mengikat diri sebagai penjamin/avalis untuk menjamin hutang
orang/pihak lain dengan jumlah lebih dari 50% dari pagu dalam perjanjian (tidak termasuk
hutang akun yang dibuat dalam menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari); (ii) menjual,
menyewakan, memindahkan, mengalihkan hak dan/atau kepentingan, menghapus sebagian
atau seluruh aset SPD dan/atau penjamin atau membebani aset bergerak atau tidak bergerak
dari SPD dan/atau penjamin dengan cara lain dan kepada orang/pihak lain; (iii) melakukan
pembayaran atau pelunasan semua pinjaman kepada pihak ketiga selain dari pembayaran
normal yang sifatnya terkait dengan aktivitas bisnis SPD dan/atau penjamin; (iv) menyetujui
investasi lain dan/atau bisnis baru yang tidak selaras dengan lini bisnis saat ini atau mengubah
kegiatan bisnis yang dapat memengaruhi kemampuan untuk membayar kembali pinjaman SPD
ke Maybank; (v) mengajukan permohonan ke Pengadilan Niaga untuk dinyatakan pailit
dan/atau menunda kewajiban penyelesaian utang (surseance van betalling); (vi) mengubah
struktur manajemen dan struktur pemegang saham dalam SPD dan/atau penjamin; (vii)
bergabung dengan entitas bisnis lain, melakukan konsolidasi bersama dengan entitas bisnis
lain dan melakukan akuisisi saham entitas bisnis lain; dan (viii) melakukan pembayaran atau
pembayaran kepada pemegang saham SPD dan/atau penjamin sehubungan dengan pinjaman
yang telah dan/atau akan diberikan pada hari-hari berikutnya kepada SPD dan/atau penjamin.
Pada tanggal 28 September 2017, SPD memperoleh fasilitas letter of credit atau local letter of
credit dari Maybank dengan batas maksimum USD 30,0 juta untuk pembelian mesin
pemintalan dan peralatan pendukung untuk pabrik. Fasilitas ini dikenakan bunga LIBOR
ditambah 1,5% per tahun. Fasilitas ini tersedia hingga 84 bulan setelah fasilitas Ijarah
Muntahiyah Bi Tamlik telah ditandatangani dengan jangka waktu maksimum 360 hari untuk
setiap penerbitan letter of credit/local letter of credit/trust receipt. SPD dilarang melakukan
kegiatan berikut, antara lain, tanpa pemberitahuan tertulis sebelumnya ke Maybank: (i)
mengadakan rapat umum pemegang saham dengan agenda mengubah anggaran dasar,
khususnya yang berkaitan dengan perubahan tujuan, sasaran dan lini bisnis SPD, struktur
modal, kecuali dalam perubahan pemegang saham akhir atau pendiri; (ii) pengalihan sebagian
atau seluruh hak dan kewajiban SPD sehubungan dengan fasilitas ini kepada pihak ketiga; (iii)
membuat hutang untuk modal kerja atau tujuan investasi, menabung untuk transaksi bisnis dan
pinjaman pemegang saham subordinasi; (iv) menarik modal disetor; (v) merger, akuisisi,
penjualan, dan transfer aset yang dijaminkan ke bank lain atau pihak ketiga disimpan dalam
kegiatan bisnis normal dan biasa; (vi) mengamandemen kontra/ perjanjian yang dapat
mempengaruhi kemampuan SPD untuk memenuhi kewajiban keuangan/pembayaran kepada
Maybank yang harus diberitahukan dan disetujui oleh Maybank setidaknya dua minggu
sebelum amandemen tersebut; (vii) membayar pinjaman pemegang saham atau perusahaan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-18
terafiliasi dengan mencairkan arus kas SPD; (viii) membayar pinjaman pemegang saham pada
saat masih ada pinjaman/pembayaran kepada Maybank; (ix) menggunakan aset SPD untuk
kepentingan pihak lain; (x) menyetujui investasi baru dan/atau bisnis baru yang tidak selaras
dengan lini bisnis SPD saat ini; dan (xi) mengajukan permohonan pailit dan/atau menunda
kewajiban penyelesaian utang. Berdasarkan syarat dan ketentuan umum dari perjanjian kredit,
SPD harus meminta persetujuan tertulis sebelumnya kepada Maybank dalam menerima uang
atau fasilitas keuangan, fasilitas leasing dalam bentuk apa pun atau mengikat diri sebagai
penjamin/avalis untuk menjamin hutang orang lain (kecuali untuk hutang yang dibuat untuk
menjalankan bisnis sehari-hari).
SPD telah menerima persetujuan dan/atau keringanan yang disyaratkan dalam fasilitas Ijarah
Muntahiyah Bi Tamlik untuk memberikan jaminan terkait Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019,
tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
3.2.3 Pinjaman Oleh Perseroan, SPD, BIS, dan PMJ
Standard Chartered Bank Cabang Jakarta (“Standard Chartered”)
Pada tanggal 4 Desember 2018, Perseroan bersama dengan SPD, PMJ dan BIS (secara
bersama-sama disebut "Peminjam") memperoleh fasilitas perbankan gabungan dari Standard
Chartered, dengan batas maksimum USD 40 juta ("Fasilitas Gabungan"). Fasilitas Gabungan
tersedia hingga 31 Oktober 2019 dan akan diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu
12 bulan. Sublimit dalam Fasilitas Gabungan adalah: (i) unsecured import letter of credit
dengan jumlah maksimum USD 40 juta dan jangka waktu maksimum 180 hari, untuk menutup
impor barang, tanpa jaminan, dengan corresponding acceptance under usance/UPAS/SKBDN
letter of credit; (ii) secured import letter of credit dengan jumlah maksimum USD 40 juta dan
jangka waktu maksimum 180 hari, untuk menutup impor barang, dijamin, dengan
corresponding acceptance under usance/UPAS/SKBDN letter of credit; (iii) pinjaman impor
dengan jumlah maksimum USD 40 juta dan jangka waktu pembiayaan maksimum 180 hari,
untuk menutup pengeluaran barang yang diimpor oleh Peminjam berdasarkan, dan
sehubungan dengan, letter of credit yang dikeluarkan oleh Standard Chartered atau import bills
untuk penagihan yang ditangani, oleh Standard Chartered; (iv) pembiayaan faktur impor
dengan jumlah maksimum USD 20 juta dan jangka waktu maksimum 120 hari, untuk
membiayai pembelian barang oleh Peminjam dari penjualnya, sebagaimana dibuktikan dengan
faktur penjual kepada Peminjam; (v) pembiayaan faktur ekspor dengan jumlah maksimum USD
20 juta dan jangka waktu maksimum 90 hari setelah tanggal pembiayaan termasuk periode
pengumpulan 30 hari, untuk membiayai penjualan barang Peminjam kepada pembeli, sebagai
bukti oleh Peminjam. faktur kepada pembeli; dan (vi) tagihan kredit yang dinegosiasikan
dengan jumlah maksimum USD 20 juta dan jangka waktu maksimum hingga jangka waktu dari
letter of credit atau instrumen yang dapat dinegosiasikan, dengan maksimum 90 hari, untuk
negosiasi dokumen kredit ekspor dengan perbedaan diajukan oleh Peminjam ke Standard
Chartered di bawah letter of credit, dengan dasar pinjaman, di mana Standard Chartered
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-19
adalah "bank yang dinominasikan" di bawah letter of credit. Pagu maksimum sehubungan
dengan sublimit (i), (ii) dan (iii) untuk Perseroan adalah USD 40 juta, untuk BIS dan PMJ adalah
USD 20 juta sehubungan dengan masing-masing sublimit yang disebutkan dan untuk SPD
adalah USD 12 juta sehubungan dengan masing-masing sublimit yang disebutkan. Peminjam
tidak diharuskan untuk memberi tahu atau mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered
berdasarkan fasilitas ini terkait Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah
terhutang atas fasilitas ini.
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (“HSBC”)
Pada tanggal 22 Januari 2019, Peminjam memperoleh fasilitas perbankan dari HSBC, dengan
batas gabungan maksimum sebesar USD 35,0 juta ("Combined Limit Facility I"), yang akan
digunakan untuk kebutuhan modal kerja. Berdasarkan perjanjian tersebut, Peminjam juga
dapat menggunakan fasilitas untuk pembelian suku cadang dan suku cadang mesin lainnya
yang tidak terkait dengan investasi baru. Sublimit dalam Combined Limit Facility I adalah: (i)
documentary credit facility 1; (ii) deferred payment credit facility 1; (iii) UPAS 1 facility; (iv)
documentary credit facility 2; (v) deferred payment credit facility 2; (vi) UPAS 2 facility; (vii)
clean import loan facility; (viii) documents against payment facility; (ix) documents against
acceptance/technical documents against acceptance; (x) loan against export; (xi) guarantee
facility (hanya untuk PMJ dan BIS); dan (xii) clean import loan 1 for buyers approved invoice
financing/supply chain solution - approved invoice. Plafon maksimum masing-masing fasilitas
yang dijelaskan dalam (i), (ii), (iii), (vii), (viii), dan (ix) adalah USD 35,0 juta, batas maksimum
fasilitas yang dijelaskan dalam (iv), (v), dan (vi) adalah USD 2,0 juta, batas maksimum fasilitas
yang dijelaskan dalam (x) adalah USD 7,5 juta, batas maksimum fasilitas yang dijelaskan
dalam (xi) adalah USD 1,5 juta, dan batas maksimum fasilitas yang dijelaskan dalam (xii)
adalah USD 5,0 juta.
Selain Combined Limit Facility I, Perseroan memperoleh fasilitas perbankan dari HSBC yang
adalah sebagai berikut: (a) Standby Letter of Credit dalam jumlah maksimum EUR 2,5 juta
dengan jangka waktu satu tahun (tidak termasuk periode klaim 30 hari) untuk memfasilitasi
penerbitan Standby Letter of Credit ke HSBC Jerman dan (b) Fasilitas Tresuri I dalam jumlah
maksimum USD 6,0 juta dengan jangka waktu tiga tahun. HSBC juga menyediakan fasilitas
perbankan tambahan yang hanya tersedia bagi Peminjam dengan Fasilitas Tresuri II dalam
jumlah maksimum USD 0,5 juta dengan jangka waktu satu tahun.
Fasilitas yang dijelaskan dalam (iii), (vi) dan (vii) dari Combined Limit Facility I yang diterbitkan
dalam IDR menanggung bunga dalam perjalanan yang akan dibebankan setiap hari sebesar
3,00% per tahun di bawah suku bunga pinjaman terbaik HSBC (saat ini di 15,15 % per tahun,
tetapi tunduk pada fluktuasi atas kebijakan HSBC) dan dalam USD menanggung bunga yang
akan dibebankan pada 8,00% per tahun di bawah tingkat pinjaman terbaik HSBC (saat ini di
13,7623% per tahun, tetapi tunduk pada fluktuasi atas kebijaksanaan HSBC). Fasilitas yang
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-20
dijelaskan dalam (viii) dan (ix) dari Combined Limit Facility I yang diterbitkan dalam IDR
dikenakan bunga yang akan dibebankan setiap hari sebesar 3,00% per tahun di bawah tingkat
pinjaman terbaik HSBC (saat ini sebesar 15,15% per tahun, tetapi tunduk pada fluktuasi atas
kebijakan HSBC) dan dalam USD menanggung bunga yang akan dibebankan pada 7,00% per
tahun di bawah tingkat pinjaman terbaik HSBC (saat ini di 13,7623% per tahun, tetapi tunduk
pada fluktuasi atas kebijakan HSBC). Fasilitas yang dijelaskan dalam (x) Combined Limit
Facility I dalam USD menanggung bunga dalam perjalanan yang akan dibebankan pada 7,00%
per tahun di bawah suku bunga pinjaman terbaik HSBC (saat ini 13,7623% per tahun, tetapi
dapat berubah-ubah sesuai kebijakan HSBC). Fasilitas yang dijelaskan dalam (xii) Combined
Limit Facility I yang dikeluarkan dalam IDR menanggung bunga yang akan dibebankan setiap
hari sebesar 4,00% per tahun di bawah suku bunga pinjaman terbaik HSBC (saat ini pada
15,15% per tahun, tetapi dapat berfluktuasi atas kebijakan HSBC) dan dalam USD
menanggung bunga yang akan dikenakan biaya 8,00% per tahun di bawah tingkat pinjaman
terbaik HSBC (saat ini 13,7623% per tahun, tetapi tunduk pada fluktuasi atas kebijakan HSBC).
Fasilitas ini tersedia hingga 31 Juli 2020 dan akan terus berlaku sampai HSBC membatalkan,
menghentikan, atau mengeluarkannya secara tertulis. Berdasarkan fasilitas ini, masing-masing
Peminjam dilarang melakukan kegiatan sebagaimana diungkapkan dalam Pinjaman Sindikasi.
Peminjam tidak diharuskan untuk memberi tahu atau memperoleh persetujuan dari HSBC
berdasarkan fasilitas ini terkait Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019, jumlah terhutang pada
Combined Limit Facility I adalah USD 11,3 juta dan tidak ada jumlah terhutang di bawah
fasilitas lainnya.
PT Bank DBS Indonesia (“DBS”)
Pada 24 April 2019, Peminjam memperoleh uncommitted omnibus facility dari DBS hingga
jumlah agregat USD 10,0 juta, dalam bentuk (i) uncommitted import letter of credit facility, yaitu
sight letter of credit, usance letter of credit, uncommitted usance letter of credit payable at sight
facility (UPAS) dan uncommitted usance letter of credit payable at usance facility (UPAU) dalam
jumlah keseluruhan hingga USD 10,0 juta; (ii) SKBDN yaitu sight SKBDN, usance SKBDN,
UPAS dan UPAU dalam jumlah keseluruhan hingga USD 10,0 juta atau setara dalam IDR; (iii)
uncommitted trust receipt facility dalam jumlah agregat hingga USD 10,0 juta atau setara dalam
IDR; dan (iv) uncommitted export bill letter of credit with discrepancies facility dalam jumlah
keseluruhan hingga USD 10,0 juta atau setara dalam IDR. Fasilitas ini tersedia hingga tanggal
23 April 2020. UPAS atau UPAU dikenakan bunga sebesar LIBOR ditambah 1% per tahun jika
dalam USD dan biaya pendanaan ditambah 1% per tahun jika dalam IDR. Trust receipt facility
dikenakan bunga dengan harga transfer dana plus 1% per tahun. Uncommitted export bill letter
of credit with discrepancies facility dikenakan bunga pada harga transfer dana plus 1% per
tahun.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-21
Berdasarkan perjanjian, Peminjam wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada DBS
dalam waktu 30 hari kalender jika terjadi peristiwa tertentu, termasuk: (i) segala proses hukum
atau proses arbitrase yang dapat memengaruhi bisnis Peminjam; (ii) setiap perubahan pada
anggaran dasar Peminjam termasuk tetapi tidak terbatas pada perubahan dalam struktur
modal, kepemilikan saham dan/atau pengelolaan Peminjam; (iii) memperoleh kredit atau
pinjaman dari bank lain atau pihak ketiga; atau (iv) setiap perubahan material yang dapat
mempengaruhi kondisi keuangan Peminjam. Peminjam dilarang melakukan kegiatan-kegiatan
berikut, antara lain, tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari DBS: (i) mengubah komposisi
kepemilikan saham Peminjam dengan lebih dari 51% dari total modal yang dikeluarkan
Peminjam (Peminjam hanya diwajibkan) untuk memberi tahu DBS jika perubahannya di bawah
51%); (ii) membagikan dividen kepada pemegang saham dengan rasio lebih dari 30%
(Peminjam hanya diharuskan memberi tahu DBS jika rasio distribusi dividen di bawah 30%);
(iii) mengubah bisnis Peminjam; (iv) mengubah status badan hukum Peminjam atau melakukan
likuidasi, penggabungan, peleburan dan/atau pembubaran dan/atau mengadakan pengaturan
apa pun yang menguntungkan kreditor lain (selain DBS) termasuk masalah saham dan/atau
penjualan saham yang ada, opsi, waran dan/atau instrumen lainnya; (v) membuang sebagian
aset utama atau aset material ke perusahaan pihak ketiga dalam bentuk apa pun atau dengan
nama apa pun dan untuk tujuan apa pun apa pun kepada pihak ketiga mana pun; (vi)
mengajukan permohonan pailit dan/atau menunda kewajiban penyelesaian hutang; (vii)
bertindak sebagai penjamin kepada pihak ketiga; (viii) membayar hutang mereka yang sudah
ada atau yang akan datang kepada para pemegang saham, direktur, komisaris dan/atau
perusahaan induk Peminjam atau anak perusahaannya; (ix) mengadakan pengaturan material
dan/atau pengikatan material yang menguntungkan dewan direksi, komisaris atau pemegang
saham Peminjam atau pihak terkait seperti yang disebutkan dalam poin sebelumnya; (x)
menyediakan atau menyetujui pengeluaran modal apa pun; atau (xi) menyetujui jaminan
fidusia, pengakuan hutang, hipotek, gadai (tetap atau mengambang) atau bentuk keamanan
atau perjanjian atau ketentuan lain yang dapat secara material atau merugikan mempengaruhi
aset Peminjam sebagaimana dijamin ke DBS (jika ada) atau kewajiban Peminjam untuk DBS,
di mana khusus untuk aset tidak bergerak ketentuan tersebut hanya berlaku untuk pengeluaran
modal kerja Peminjam berikutnya setelah tanggal pelaksanaan fasilitas ini, kecuali untuk utang
Peminjam untuk membiayai investasi dan pengeluaran modal.
Selanjutnya, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan pada setiap semester rasio
cakupan layanan bunga minimal 2,5x. Peminjam wajib mempertahankan pada setiap
semester: (i) rasio utang bersih terhadap total kekayaan bersih 1,5x untuk 2018, 1,35x untuk
2019, 1,2x untuk 2020, dan 1,05x untuk 2021 dan (ii) rasio utang bersih terhadap EBITDA
sebesar 3.5x untuk 2018, 3.0x untuk 2019, 2.75x untuk 2020 dan 2.25x untuk 2021. Peminjam
telah menerima semua persetujuan dan/atau keringanan yang diperlukan dalam fasilitas ini
terkait Transaksi. Pada Juni 30, 2019, jumlah terutang berdasarkan uncommitted import letter
of credit facility adalah USD 1,0 juta dan tidak ada jumlah terutang di bawah fasilitas lainnya.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-22
3.2.4 Pinjaman Oleh BIS
BCA
Pada tanggal 6 September 2002, BIS memperoleh multi-credit facility dari BCA dengan batas
maksimum gabungan USD 8,0 Juta (“Combined Limit Facility”) yang akan digunakan untuk
keperluan pengadaan, perdagangan, dan keuangan. Fasilitas ini tersedia hingga 14 September
2019. Berdasarkan perjanjian tersebut, BIS juga dapat menggunakan fasilitas ini untuk
membiayai pembelian bahan baku, mesin bantu, dan suku cadang. Sublimit dalam fasilitas ini
adalah: (i) letter of credit facility dalam bentuk sight/usance/UPAS dan SKBDN dalam bentuk
sight/usance/UPAS dan trust receipt facility dalam jumlah maksimum USD 8,0 juta atau USD
3,0 juta jika fasilitas tersebut digunakan untuk membeli bahan baku, mesin pendukung, dan
suku cadang; (ii) revolving time loan facility dengan jumlah maksimum USD 4,0 juta; dan (iii)
negotiated/discounted facility dengan kondisi khusus dalam jumlah maksimum USD 7,0 juta.
UPAS dikenakan bunga satu bulan plus 2,25% per tahun, trust receipt dikenakan bunga LIBOR
satu bulan plus 3,0% per tahun (jika ditarik dalam USD) dan 10,25% per tahun (jika ditarik
dalam IDR), negotiated/discounted facility dikenakan bunga LIBOR satu bulan ditambah 2,25%
per tahun (jika ditarik dalam USD) dan 9,25% per tahun (jika ditarik dalam IDR) dan revolving
time loan dikenakan bunga sebesar 5,0% per tahun. Pada tanggal 30 Juni 2019, jumlah
terhutang dari fasilitas ini adalah USD 5,1 juta.
Pada tanggal 2 Oktober 2006, BIS memperoleh overdraft facility dari BCA untuk digunakan
untuk kebutuhan modal kerja. Fasilitas ini dikenakan bunga 5,0% per tahun, dimana bunga
dibayarkan pada tanggal 25 setiap bulan. Fasilitas ini tersedia hingga 14 September 2019.
Berdasarkan perjanjian tersebut, BIS juga dapat menggunakan fasilitas ini untuk membiayai
pembelian bahan baku, mesin bantu, dan suku cadang. Sublimit dalam fasilitas ini adalah: (i)
fasilitas letter of credit dalam bentuk sight, usance, dan UPAS dengan batas maksimum USD
500.000 dan USD 2,0 juta jika fasilitas tersebut digunakan untuk membeli mesin pendukung
dan suku cadang; (ii) letter of credit domestik dalam bentuk sight dan usance dengan batas
maksimum USD 8,0 juta; (iii) trust receipt facility dengan batas maksimum USD 8,0 juta; (iv)
negotiated/discounted facility dengan kondisi khusus dengan batas maksimum USD 7,0 juta;
dan (v) revolving term loan dengan pagu maksimum USD 4,0 juta. Pada tanggal 30 Juni 2019,
tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
Pada tanggal 2 Oktober 2006, BIS memperoleh overdraft facility dari BCA dengan pagu
maksimum sebesar IDR 10.000.000.000 yang akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja.
Fasilitas ini dikenakan bunga 10,25% per tahun, yang terhutang setiap tanggal 25 setiap bulan.
Fasilitas ini tersedia hingga 14 September 2019. Berdasarkan perjanjian, BIS juga dapat
menggunakan fasilitas tersebut untuk membiayai pembelian bahan baku, mesin bantu, dan
suku cadang. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-23
Pada tanggal 2 Oktober 2006, BIS memperoleh fasilitas valuta asing dengan BCA dengan pagu
maksimum USD 2,0 juta untuk tujuan lindung nilai valuta asing BIS. Fasilitas ini tersedia hingga
14 September 2019. BIS dapat menggunakan fasilitas ini untuk tujuan lindung nilai valuta asing
BIS. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
Pada tanggal 2 Oktober 2006, BIS memperoleh fasilitas investasi dari BCA dengan pagu
maksimum USD 5,0 juta yang akan digunakan untuk membiayai pabrik, pengembangan dan
pembelian gudang, serta pembelian mesin bantu dan suku cadang. Fasilitas ini akan jatuh
tempo pada 17 Maret 2021. Pada tanggal 30 Juni 2019, jumlah terhutang dari fasilitas ini
adalah USD 2,4 juta.
Selanjutnya, sesuai dengan pinjaman di atas, BIS diharuskan untuk mempertahankan setiap
saat (i) rasio hutang terhadap modal maksimum 1,50 banding 1; (ii) rasio lancar minimal 1
banding 1; (iii) rasio EBITDA minimum terhadap bunga 2,75 banding 1; dan (iv) EBITDA
minimum bunga ditambah rasio angsuran 1,25 banding 1. Berdasarkan fasilitas ini, BIS
dilarang melakukan kegiatan berikut ini, antara lain, tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari
BCA: (i) mendapatkan hutang baru yang mungkin memiliki efek buruk pada kemampuannya
untuk melakukan kewajibannya di bawah fasilitas; (ii) mengikatkan dirinya sebagai penjamin
untuk kepentingan pihak lain atau membebani semua asetnya; (iii) penjualan atau pelepasan
aset tidak bergerak atau aset utama lainnya yang vital dalam menjalankan kegiatan bisnis BIS;
(iv) melakukan merger, penggabungan dan akuisisi, pembubaran perusahaan; (v) mengubah
status perusahaan, anggaran dasar, komposisi pemegang saham non-publik, Dewan
Komisaris dan Direksi; dan (vi) mengumumkan dan membagikan dividen sehubungan dengan
saham yang dikeluarkan oleh BIS saat fasilitas masih ada. BIS telah menerima semua
persetujuan dan/atau keringanan yang diperlukan dalam fasilitas ini terkait Transaksi.
3.2.5 Pinjaman Oleh PMJ
BCA
Pada tanggal 14 Maret 2011, PMJ memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA dengan batas
gabungan maksimum USD 6,0 juta (“Combined Limit Facility”) yang akan digunakan untuk
pembelian bahan baku, suku cadang, dan mesin pendukung. Fasilitas ini tersedia hingga 14
Desember 2019. Sublimit dalam fasilitas ini adalah: (i) letter of credit dalam bentuk
sight/usance/UPAS; (ii) SKBDN dalam bentuk sight SKBDN dan UPAS SKBDN; (iii)
negotiated/discounted facility dengan kondisi khusus; (iv) trust receipt facility yang dapat ditarik
dengan menggunakan letter of credit dalam bentuk sight, usance, usance SKBDN, dan sight
SKBDN; dan (v) revolving time loan facility. Batas maksimum (i) letter of credit dalam bentuk
sight/usance yang dapat digunakan untuk pembelian suku cadang dan mesin pendukung
adalah USD 1,0 juta; (ii) letter of credit dalam bentuk sight/usance/UPAS yang dapat digunakan
untuk pembelian bahan baku menggunakan dokumen pesanan pengiriman adalah USD 2,0
juta; dan (iii) negotitated/discounted facility dengan kondisi khusus dan revolving time loan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-24
facility adalah USD 4,0 juta, dengan ketentuan bahwa total pemanfaatan dalam Combined Limit
Facility ini tidak melebihi USD 6,0 juta. Fasilitas yang dijelaskan dalam huruf (v) dikenakan
bunga pada tingkat 5,0% per tahun untuk USD dan 10,25% per tahun untuk IDR, fasilitas yang
dijelaskan dalam (iv) dikenakan tingkat bunga LIBOR satu bulan plus 3,0% per tahun untuk
USD dan 10,25% per tahun untuk IDR, dan fasilitas yang dijelaskan dalam (iii) dikenakan bunga
sebesar tingkat LIBOR satu bulan ditambah 8,25% per tahun (non BCA) dan fasilitas UPAS
dikenakan bunga sebesar LIBOR satu bulan ditambah 1,75% per tahun. Pada tanggal 30 Juni
2019, jumlah terhutang dari fasilitas ini adalah USD 4,9 juta.
Pada tanggal 2 Desember 2014, PMJ memperoleh overdraft facility dari BCA dengan batas
gabungan maksimum sebesar IDR 11.750 juta yang akan digunakan untuk kebutuhan modal
kerja. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 10,25% per tahun dan bunga dibayarkan pada
tanggal 25 setiap bulan. Fasilitas ini tersedia hingga 14 Desember 2019. Pada tanggal 30 Juni
2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
Pada tanggal 2 Desember 2014, PMJ menyimpulkan overdraft facility dari BCA dengan batas
gabungan maksimum sebesar USD 500.000, yang akan digunakan untuk kebutuhan modal
kerja. Fasilitas ini dikenakan bunga 5,0% per tahun dan bunga dibayarkan pada tanggal 25
setiap bulan. Fasilitas ini tersedia hingga 14 Desember 2019. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak
ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
Pada tanggal 2 Desember 2014, PMJ memperoleh fasilitas valuta asing dari BCA dengan pagu
maksimum USD 2,0 juta untuk tujuan lindung nilai valuta asing PMJ. Fasilitas ini tersedia
hingga 14 Desember 2019. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas
ini.
Pada 10 November 2017, PMJ memperoleh fasilitas investasi dari BCA dengan plafon
maksimum USD 5,0 juta yang akan digunakan untuk membiayai pabrik, pengembangan dan
pembelian gudang, serta pembelian mesin tambahan dan suku cadang. Fasilitas ini akan jatuh
tempo pada tanggal 5 Maret 2021. Sublimit atas fasilitas ini adalah letter of credit dalam bentuk
sight dan usance, khususnya sublimit yang disebutkan hanya dapat dikeluarkan untuk
keperluan pembelian mesin dan peralatan. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah
terhutang atas fasilitas ini. Pada tanggal 30 Juni 2019, jumlah terhutang dari fasilitas ini adalah
USD 1,5 juta.
Pada tanggal 11 Oktober 2018, PMJ memperoleh fasilitas investasi dari BCA dengan pagu
maksimum USD 2,5 juta. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada 13 Juni 2023. Sublimit fasilitas ini
adalah letter of credit dalam bentuk sight dan usance, khususnya sublimit yang disebutkan
tersebut hanya dapat dikeluarkan untuk keperluan pengadaan mesin produksi terkait
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-25
pemintalan vortex dan berbagai macam perlengkapannya. Pada tanggal 30 Juni 2019, jumlah
terhutang dari fasilitas ini adalah USD 2,3 juta.
Selanjutnya, sesuai dengan pinjaman di atas, PMJ diharuskan untuk mempertahankan setiap
saat (i) rasio total kewajiban terhadap ekuitas maksimum 2,5: 1; (ii) rasio lancar minimal 1
banding 1; (iii) rasio EBITDA minimum terhadap bunga 2,00 banding 1; dan (iv) rasio EBITDA
minimum terhadap bunga ditambah angsuran 1,25 banding 1. Berdasarkan fasilitas ini, PMJ
dilarang melakukan kegiatan-kegiatan berikut, antara lain, tanpa persetujuan tertulis
sebelumnya dari BCA: (i) mendapatkan hutang baru dalam bentuk uang tunai atau kredit dari
pihak lain melebihi jumlah yang lebih besar dari atau setara dengan IDR 10.000.000.000 atau
mengikat diri sebagai penjamin dalam bentuk dan/atau dengan nama apa pun sesuai dengan
mana aset PMJ diberikan sebagai jaminan kepada pihak lain ; (ii) memberikan pinjaman
kepada pihak lain, tidak terbatas pada perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan PMJ;
(iii) melakukan transaksi dengan orang atau pihak lain, termasuk tetapi tidak terbatas pada
perusahaan afiliasi PMJ, yang berada di luar ruang lingkup normal kegiatan bisnisnya; atau (iv)
berinvestasi, berpartisipasi dalam, atau membuka bisnis baru selain dari bisnis yang sudah ada
pada tanggal perjanjian; atau (v) melakukan distribusi dividen kepada para pemegang
sahamnya jika rasio pembagian dividen lebih dari 30% dan PMJ memenuhi target laba bersih
dan kewajiban tahun terkait di bawah fasilitas ini. PMJ telah menerima semua persetujuan
dan/atau keringanan yang dipersyaratkan dalam pinjaman di atas terkait Transaksi.
3.2.6 Pinjaman Oleh Golden Mountain
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Singapura (“BNI”)
Pada tanggal 3 September 2018, Golden Mountain menandatangani surat fasilitas dengan BNI
untuk ketentuan fasilitas UPAS yang setiap saat tidak melebihi jumlah keseluruhan USD 15,0
juta dan fasilitas letter of credit, bersama dengan fasilitas UPAS, tidak boleh melebihi USD 30,0
juta, atau jumlah lain yang dapat ditentukan oleh BNI dari waktu ke waktu. Fasilitas-fasilitas ini
terdiri dari penerbitan oleh BNI atas kebijakan mutlaknya dan berdasarkan kasus per kasus
atas sight letter of credit dan/atau usance letter of credit untuk jangka waktu tidak lebih dari 180
hari atau periode lain yang ditentukan oleh BNI dari dari waktu ke waktu, dari tanggal bill of
lading yang relevan, dan acceptance of bills of exchange yang ditarik di BNI sesuai dengan
ketentuan dari setiap letter of credit yang dikeluarkan oleh BNI. Fasilitas ini akan digunakan
untuk memfasilitasi aktivitas perdagangan Golden Mountain dan fasilitas UPAS hanya akan
digunakan untuk pembelian dari pemasok pihak ketiga dengan penjualan ke kelompok usaha
Perseroan. Berdasarkan fasilitas-fasilitas ini, Golden Mountain diharuskan untuk: (i)
menempatkan setoran marginal 7,5% dengan BNI untuk setiap letter of credit atau UPAS letter
of credit yang dikeluarkan; (ii) memastikan bahwa kekayaan bersihnya harus sedikitnya USD
270,0 juta setiap saat; (iii) memastikan bahwa rasio aset lancar terhadap liabilitas lancar
minimal 1,25 kali setiap saat; dan (iv) berjanji untuk tidak mengubah pengaturan manajemen,
struktur kepemilikan saham dan kepemilikan saham tanpa terlebih dahulu mendapatkan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-26
persetujuan tertulis dari BNI. Fasilitas ini tersedia hingga 3 September 2020, kecuali
diperpanjang oleh BNI atas kebijakannya sendiri. Golden Mountain tidak diharuskan untuk
memberi tahu atau mendapatkan persetujuan dari BNI berdasarkan fasilitas ini terkait
Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah terhutang atas fasilitas ini.
HSBC
Pada 2 November 2017, Golden Mountain menandatangani surat fasilitas dengan HSBC untuk
documentary credit line dengan batas fasilitas USD 5,0 juta dan jangka waktu maksimum 180
hari. Fasilitas ini diubah dan ditambah pada 21 September 2018 oleh surat fasilitas tambahan
di mana HSBC setuju untuk memperpanjang batas kredit dokumenter kedua dengan batas
fasilitas USD 15,0 juta dan jangka waktu maksimum 180 hari. Kedua documentary credit line
ini memiliki bunga sebesar 1/16% per bulan atau bagiannya, dikenakan biaya minimum
sebagaimana ditentukan dalam tarif standar yang berlaku di HSBC. Biaya dana preferensial
1/16% per bulan atau bagiannya, dikenakan biaya minimum sebagaimana ditentukan dalam
tarif standar yang berlaku HSBC, juga dibayarkan sebagai komisi pembayaran ditangguhkan.
Golden Mountain diharuskan untuk mengamankan semua uang yang terhutang olehnya
kepada HSBC dengan SBLC baru dengan jumlah tidak kurang dari USD 5,0 juta yang akan
dikeluarkan oleh HSBC. Berdasarkan fasilitas-fasilitas ini, Golden Mountain juga diharuskan
untuk menjamin dan melakukan bahwa: (i) tidak boleh, tanpa persetujuan tertulis sebelumnya
dari HSBC, secara substansial mengubah sifat bisnisnya, dan/atau mengubah atau mengubah
salah satu ketentuan dalam dokumen konstitusionalnya yang berkaitan dengan kekuatan
pinjaman dan kegiatan bisnis utama; (ii) akan diperoleh bahwa tidak ada pemegang saham
yang mengubah kepemilikannya tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari HSBC; dan (iii)
harus setiap saat mempertahankan nilai bersih berwujud yang disesuaikan secara positif.
Golden Mountain tidak diharuskan untuk memberi tahu atau mendapatkan persetujuan dari
HSBC berdasarkan fasilitas ini terkait Transaksi. Pada tanggal 30 Juni 2019, tidak ada jumlah
terhutang atas fasilitas ini.
3.2.7 Pinjaman Oleh Golden Legacy
Obligasi 2021
Pada tanggal 7 Juni 2016, Golden Legacy menerbitkan USD 350,0 juta dari Obligasi 2021
berdasarkan perjanjian tanggal 7 Juni 2016 yang mengatur Obligasi 2021 ("Perjanjian
Obligasi 2021"). Obligasi 2021 dikenakan bunga pada tingkat bunga tetap 8,25% per tahun.
Obligasi 2021 jatuh tempo pada tanggal 7 Juni 2021. Perseroan dan Anak Perusahaan
Penjamin (bersama-sama disebut "Penjamin Obligasi 2021") telah secara bersama-sama
menjamin pembayaran jatuh tempo dan tepat waktu pokok, premi, jika ada, dan bunganya, dan
semua jumlah lain yang harus dibayar berdasarkan, Obligasi 2021. Pada tanggal 19 Februari
2019, Perseroan memperoleh Pinjaman Sindikasi untuk membiayai pembelian oleh Golden
Legacy, sebesar USD 175.481.000 dalam jumlah pokok agregat dari Obligasi 2021, sesuai
dengan tender offer dari Golden Legacy ("Tender Offer Obligasi 2021") untuk Obligasi 2021
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-27
dengan harga pembelian USD 1.042,50 per USD 1.000 jumlah pokok Obligasi 2021, ditambah
bunga yang masih harus dibayar dan belum dibayar. Setelah selesainya Tender Offer Obligasi
2021, jumlah pokok agregat USD 174,5 juta dari Obligasi 2021 terhutang pada 30 Juni 2019.
Setiap waktu pada atau setelah 7 Juni 2019, Golden Legacy dapat menebus Obligasi 2021,
secara keseluruhan atau sebagian, dengan harga penukaran yang ditentukan dalam Perjanjian
Obligasi 2021, ditambah bunga yang masih harus dibayar dan belum dibayar, jika ada, hingga
tanggal penukaran. Setiap waktu sebelum 7 Juni 2019, Golden Legacy dapat menebus semua
atau sebagian dari Obligasi 2021 dengan harga penebusan sebesar 100,0% dari jumlah pokok
Obligasi 2021 ditambah premium yang berlaku (sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian
Obligasi 2021) dan bunga yang masih harus dibayar dan belum dibayar, jika ada, sampai
tanggal penebusan. Setiap waktu sebelum 7 Juni 2019, Golden Legacy dapat menebus hingga
35,0% dari jumlah pokok agregat Obligasi 2021 dengan hasil dari penawaran ekuitas tertentu
dengan harga penebusan 108,25% dari jumlah pokok Obligasi 2021, ditambah bunga masih
harus dibayar dan belum dibayar, jika ada, sampai tanggal penebusan.
Kewajiban Golden Legacy dan Perseroan berdasarkan Obligasi 2021 dijamin berdasarkan
prioritas pertama atas hak gadai pada jaminan tertentu, yang terdiri dari penjaminan oleh
Perseroan atas saham Golden Legacy dan oleh Golden Legacy atas saham Golden Mountain.
Perjanjian Obligasi 2021 berisi perjanjian dan kejadian gagal bayar secara substansial serupa
dengan perjanjian dan kejadian gagal bayar terkait Transaksi.
Obligasi 2024
Pada tanggal 27 Maret 2017, Golden Legacy menerbitkan USD 150,0 juta dari Obligasi 2024
berdasarkan perjanjian tanggal 27 Maret 2017 yang mengatur Obligasi 2024. Obligasi 2024
dikenakan bunga pada tingkat bunga tetap 6,875% per tahun. Obligasi 2024 jatuh tempo pada
tanggal 27 Maret 2024. Perseroan dan Anak Perusahaan Penjamin telah secara bersama-
sama menjamin pembayaran jatuh tempo dan tepat waktu pokok, premi, jika ada, dan bunga
atas, dan semua jumlah lain yang harus dibayar berdasarkan, Obligasi 2024. Pada tanggal 30
Juni 2019, jumlah pokok agregat Obligasi 2024 yang beredar adalah USD 150,0 juta.
Setiap waktu pada atau setelah 27 Maret 2021, Golden Legacy dapat menebus Obligasi 2024,
secara keseluruhan atau sebagian, dengan harga penebusan yang ditentukan dalam
Perjanjian Obligasi 2024, ditambah bunga yang masih harus dibayar dan belum dibayar, jika
ada, hingga tanggal penebusan. Setiap waktu sebelum tanggal 27 Maret 2021, Golden Legacy
dapat menebus semua atau sebagian dari Obligasi 2024 dengan harga penukaran sebesar
100,0% dari jumlah pokok Obligasi 2024 ditambah premium yang berlaku (sebagaimana
didefinisikan dalam Perjanjian Obligasi 2024) dan bunga yang masih harus dibayar dan belum
dibayar, jika ada, sampai tanggal penebusan. Setiap waktu sebelum 27 Maret 2020, Golden
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-28
Legacy dapat menebus hingga 35,0% dari jumlah pokok agregat Obligasi 2024 dengan hasil
dari penawaran ekuitas tertentu dengan harga penebusan 106,875% dari jumlah pokok
Obligasi 2024, ditambah bunga masih harus dibayar dan belum dibayar, jika ada, sampai
tanggal penebusan.
Kewajiban Golden Legacy dan Perseroan berdasarkan Obligasi 2024 dijamin dengan prioritas
pertama atas hak gadai pada jaminan tertentu, yang terdiri dari penjaminan oleh Perseroan
atas saham Golden Legacy dan oleh Golden Legacy atas saham Golden Mountain.
3.3 ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS DAN INDUSTRI
3.3.1 Makro Ekonomi Indonesia
Perekonomian Amerika Serikat (AS) tumbuh melambat akibat menurunnya ekspor dan juga
investasi nonresidensial. Pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India juga lebih
rendah dipengaruhi penurunan kinerja sektor eksternal serta permintaan domestik. Pelemahan
ekonomi global terus menekan harga komoditas, termasuk harga minyak. Untuk merespons
dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, berbagai negara melakukan stimulus
fiskal dan memperlonggar kebijakan moneter, termasuk bank sentral AS yang pada Juli 2019
telah menurunkan suku bunga kebijakannya. Ketidakpastian pasar keuangan global juga
berlanjut dan mendorong pergeseran penempatan dana global ke aset yang dianggap aman
seperti obligasi pemerintah AS dan Jepang, serta komoditas emas. Dinamika ekonomi global
tersebut perlu dipertimbangkan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga
arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2019 tercatat 5,05% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,07% (yoy), terutama akibat pertumbuhan
ekspor yang masih mengalami kontraksi. Sementara itu, permintaan domestik naik dipengaruhi
konsumsi yang lebih tinggi dan investasi yang stabil sehingga tetap mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh membaiknya ekonomi
Sumatera, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, serta stabilnya pertumbuhan ekonomi Jawa.
Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi tetap baik didukung
permintaan domestik, khususnya investasi yang akan tumbuh tetap tinggi. Berlanjutnya
momentum pertumbuhan ekonomi didukung oleh bauran kebijakan Bank Indonesia yang
akomodatif serta kebijakan fiskal dan reformasi struktural yang ditempuh Pemerintah. Secara
keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2019 berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4% dan
meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1-5,5% pada tahun 2020.
Konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2019 tercatat tumbuh 5,17% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,02% (yoy).
Peningkatan konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi nonmakanan
yang bersumber dari kenaikan konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan tersier, antara lain
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-29
pendidikan, kesehatan, restoran dan hotel, serta perumahan dan perlengkapan rumah tangga.
Kenaikan pengeluaran pendidikan meningkat seiring dengan periode pendaftaran pendidikan
untuk tahun ajaran baru yang berlangsung pada triwulan II 2019. Sementara itu, peningkatan
pengeluaran kesehatan rumah tangga antara lain dipengaruhi oleh peningkatan klaim asuransi
kesehatan. Masa liburan sekolah dan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)
Idulfitri juga menjadi faktor pendorong peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk restoran
dan hotel, serta perlengkapan rumah tangga.
Konsumsi pemerintah tumbuh 8,23% (yoy) pada triwulan II 2019, lebih tinggi dari pertumbuhan
pada triwulan I 2019 sebesar 5,21% (yoy). Peningkatan konsumsi pemerintah dipengaruhi
peningkatan belanja barang dan belanja pegawai. Realisasi belanja barang pada triwulan II
2019 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan
realisasi tersebut didorong oleh peningkatan pengeluaran konsumsi kolektif yang antara lain
digunakan untuk mendukung penyelenggaraan Pemilu 2019. Selain itu, peningkatan konsumsi
pemerintah juga bersumber dari peningkatan belanja pegawai seiring dengan pembayaran
kenaikan gaji dan rapel Aparatur Sipil Negara (ASN).
Gambar 3-1: Perkembangan dan Tingkat Pertumbuhan PDB
Sumber: Bank Indonesia
Kinerja investasi pada triwulan II 2019 tumbuh 5,01% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,03% (yoy). Pertumbuhan investasi ditopang
oleh investasi nonbangunan yang tumbuh sedikit meningkat menjadi 3,70% (yoy) pada triwulan
II 2019, dari 3,69% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Kinerja investasi nonbangunan yang
sedikit membaik sejalan dengan kontraksi impor barang modal yang berkurang pada Juni 2019.
Hal itu dipengaruhi oleh peningkatan impor mesin industri sejalan dengan industri pengolahan
besi dan baja yang tumbuh, serta peningkatan impor barang perlengkapan untuk mendukung
pembangunan proyek ketenagalistrikan.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan hubungan dagang yang terus
berlanjut memengaruhi terbatasnya permintaan dan menurunnya harga komoditas dunia.
-3%
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Q1-1
2
Q2-1
2
Q3-1
2
Q4-1
2
Q1-1
3
Q2-1
3
Q3-1
3
Q4-1
3
Q1-1
4
Q2-1
4
Q3-1
4
Q4-1
4
Q1-1
5
Q2-1
5
Q3-1
5
Q4-1
5
Q1-1
6
Q2-1
6
Q3-1
6
Q4-1
6
Q1-1
7
Q2-1
7
Q3-1
7
Q4-1
7
Q1-1
8
Q2-1
8
Q3-1
8
Q4-1
8
Q1-1
9
Q2-1
9
Rp
tri
liu
n
PDB Tingkat pertumbuhan (qtq)
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-30
Selain terjadi penurunan ekspor Indonesia pada produk berbasis komoditas pertanian dan
pertambangan, ekspor migas juga menurun. Penurunan ekspor pertambangan migas dan
nonmigas tersebut sejalan dengan penjualan alat berat di sektor pertambangan yang juga
mengalami penurunan. Ekspor migas pada triwulan II 2019 menurun lebih dalam. Hal ini
disebabkan oleh kendala produksi akibat pemeliharaan di beberapa kilang gas dan penurunan
alami cadangan minyak bumi, serta disebabkan juga oleh implementasi kebijakan substitusi
impor. Ekspor produk industri pengolahan besi baja masih cukup baik, didukung oleh pasokan
produksi yang memadai. Tujuan ekspor produk tersebut juga mulai terdiversifikasi, tidak hanya
ke Tiongkok namun mulai terdiversifikasi ke beberapa negara ASEAN. Di samping itu, ekspor
kendaraan bermotor berupa motor bertransmisi otomatis dengan negara tujuan Vietnam juga
menunjukkan peningkatan. Permintaan ekspor produk kimia juga masih tumbuh sejalan
dengan masih kuatnya permintaan produk turunan crude palm oil (CPO) dalam bentuk fatty
acid methyl ester (FAME). Dengan perkembangan tersebut, kinerja ekspor sedikit membaik
meskipun masih mengalami kontraksi, yakni dari semula tumbuh -1,86% (yoy) pada triwulan I
2019 menjadi tumbuh -1,81% (yoy) pada triwulan II 2019.
Pertumbuhan impor mengalami kontraksi sebesar 6,73% (yoy) pada triwulan II 2019, dari
pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang juga mengalami kontraksi sebesar 7,36% (yoy).
Penurunan impor berlangsung merata, baik pada barang konsumsi, bahan baku dan barang
modal. Penurunan impor barang konsumsi pada triwulan II 2019 antara lain dipengaruhi oleh
impor beras yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang melambat dan proyek
pembangunan infrastruktur yang baru akan marak pada semester II berdampak pada
penurunan impor bahan baku. Impor barang modal juga menurun akibat pelemahan kinerja
lapangan usaha pertambangan seiring dengan penurunan permintaan dan harga komoditas
dunia, serta kendala dari sisi produksi. Penurunan impor barang modal tersebut antara lain
berupa impor alat angkut bagi kegiatan pertambangan. Sejalan dengan penurunan impor
barang tersebut, impor jasa pengangkutan barang (freight) juga mengalami penurunan.
Berbagai bauran kebijakan untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan telah ditempuh,
antara lain melalui program Biodiesel 20 (B20), penundaan proyek infrastruktur dengan
kandungan impor tinggi, penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta kebijakan
pemerintah terkait kewajiban penjualan minyak mentah (crude) dari Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (KKKS) di dalam negeri. Impor migas menurun akibat dari kebijakan pemerintah terkait
dengan penggunaan produk migas dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
Tingginya pertumbuhan sektor tersier didorong oleh LU transportasi, pergudangan, informasi
dan komunikasi serta LU jasa-jasa lainnya dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi
yang terus meningkat. Pertumbuhan di sektor primer juga membaik, terutama ditopang oleh
perbaikan di LU pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di tengah LU pertambangan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-31
dan penggalian yang menurun. Sementara itu, pertumbuhan di sektor sekunder melambat
sejalan dengan pertumbuhan LU industri pengolahan yang lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh ekonomi Sumatera, Kalimantan, Bali dan
Nusa Tenggara (Bali-Nusra) yang membaik, serta ekonomi Jawa yang tumbuh stabil.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan didorong oleh perbaikan kinerja ekspor,
terutama ekspor batu bara untuk memenuhi permintaan India dan Tiongkok yang masih kuat.
Sementara itu, perbaikan ekonomi Sumatera dan Bali-Nusra bersumber dari permintaan di
daerah tersebut yang tumbuh meningkat. Kinerja investasi di Sumatera membaik sejalan
dengan peningkatan LU konstruksi terkait pembangunan koridor baru jalan tol lintas Sumatera.
Peningkatan konsumsi di Balinusra didorong oleh perbaikan pendapatan dari LU pertanian
seiring masuknya masa panen, disertai oleh maraknya aktivitas perdagangan sejalan dengan
konsumsi rumah tangga yang masih kuat. Di tengah perbaikan ekonomi di beberapa wilayah
tersebut, ekonomi Sulampua terutama Mapua tumbuh melambat. Perlambatan disebabkan
oleh penurunan kinerja LU pertambangan dan penggalian di Papua sejalan dengan masa
transisi dalam pengelolaan daerah tambang Grasberg.
Gambar 3-2: Perkembangan IHK dan Inflasi
Sumber: Bank Indonesia
Jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 mencapai 25,14 juta jiwa atau 9,41% dari total
penduduk. Persentase penduduk miskin tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
persentase pada periode yang sama tahun lalu sebesar 9,82%, dan merupakan tingkat
kemiskinan terendah sejak krisis ekonomi 1997/1998. Pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat
disertai tingkat pengangguran yang menurun mendorong tingkat kemiskinan yang lebih rendah.
Selain itu, penurunan tingkat kemiskinan juga ditunjang oleh inflasi yang rendah dan terkendali,
tingkat upah yang membaik, serta kebijakan stimulus fiskal yang menopang daya beli kelompok
masyarakat berpendapatan bawah. Penurunan tingkat kemiskinan juga terjadi di sebagian
besar wilayah, baik di perkotaan maupun perdesaan, disertai dengan kesenjangan
antarpenduduk yang membaik sejalan dengan rasio gini yang menurun.
-1%
-1%
0%
1%
1%
2%
2%
3%
3%
4%
4%
105
110
115
120
125
130
135
140
Feb-1
5
Jun
-15
Oct-
15
Feb-1
6
Jun
-16
Oct-
16
Feb-1
7
Jun
-17
Oct-
17
Feb-1
8
Jun
-18
Oct-
18
Feb-1
9
Jun
-19
Ind
eks
IHK Tingkat inflasi
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-32
Inflasi IHK tercatat 1,67% (qtq) pada triwulan II 2019, meningkat dari triwulan sebelumnya
sebesar 0,35% (qtq). Inflasi IHK didorong oleh peningkatan seluruh kelompok inflasi seiring
dengan peningkatan tekanan permintaan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional
(HBKN). Kelompok inflasi inti mengalami kenaikan, baik pada kelompok traded maupun
nontraded. Inflasi inti tercatat sedikit meningkat dari 0,72% (qtq) pada triwulan I 2019 menjadi
sebesar 0,82% (qtq) pada triwulan II 2019. Sementara itu, inflasi volatile food meningkat
didorong oleh kenaikan harga komoditas holtikultura akibat terganggunya pasokan dalam
negeri serta meningkatnya permintaan pada periode HBKN. Kelompok volatile food mencatat
inflasi 5,47% (qtq) pada triwulan II 2019, meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang mencatat deflasi 0,35% (qtq). Inflasi administered prices dikontribusi
terutama oleh kenaikan tarif angkutan seiring adanya HBKN. Inflasi administered prices
tercatat 0,55% (qtq) meningkat dari triwulan sebelumnya (0,02% qtq).
Inflasi IHK pada Juli 2019 tercatat 0,31% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan
sebelumnya sebesar 0,55% (mtm). Secara tahunan, inflasi Juli 2019 tetap terkendali, tercatat
sebesar 3,32% (yoy). Inflasi tersebut sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan
sebelumnya sebesar 3,28% (yoy). Inflasi yang terkendali didukung oleh inflasi kelompok inti
yang terjaga dan kelompok administered prices yang kembali mengalami deflasi, serta inflasi
kelompok volatile food yang melambat. Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas
harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun
daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil di tengah tantangan gangguan cuaca
akibat kemarau panjang yang diperkirakan dapat berdampak pada pasokan bahan pangan.
Inflasi 2019 diprakirakan akan berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5±1% dan
terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2020.
Rerata tertimbang (RRT) suku bunga deposito pada akhir triwulan II 2019 turun 5 bps menjadi
6,83% dari 6,88% pada triwulan sebelumnya. Penurunan suku bunga tersebut terutama pada
tenor pendek yaitu 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan yang masing-masing turun sebesar 9 bps, 6
bps, dan 11 bps Sementara itu, suku bunga tenor lebih panjang yaitu 12 bulan dan 24 bulan
masih tercatat meningkat secara triwulanan. Hal ini tidak terlepas dari transmisi suku bunga
pada tenor yang lebih panjang memiliki efek tunda yang lebih lama terutama terkait belum
banyak deposito baru ataupun deposito yang jatuh tempo dan diperbaharui dengan suku bunga
terkini. Berdasarkan kelompok bank, suku bunga deposito turun di kelompok bank BUKU 1,
BUKU 2, dan BUKU 3, sementara BUKU 4 cenderung stabil.
RRT suku bunga kredit pada akhir triwulan II 2019 tercatat sebesar 10,75%, turun 11 bps dari
RRT suku bunga akhir triwulan sebelumnya. Penurunan suku bunga kredit tercatat pada
seluruh kredit, dengan penurunan tertinggi pada kredit modal kerja (KMK) sebesar 12 bps.
Sementara itu, suku bunga kredit konsumsi (KK) dan kredit investasi (KI) masing-masing turun
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-33
10 bps dan 7 bps. Berdasarkan kelompok bank, suku bunga kredit pada kelompok bank BUKU
2, BUKU 3 dan BUKU 4 turun, sementara pada BUKU 1 masih meningkat. Pada Juli 2019,
RRT suku bunga kredit kembali turun 1 bps menuju 10,73%. Penurunan suku bunga kredit
tersebut dipengaruhi oleh penurunan di semua jenis kredit, baik KMK, KK, maupun KI.
Secara rerata, spread suku bunga menyempit 6 bps pada triwulan II menjadi 3,96% setelah
pada triwulan ebelumnya cenderung stabil di kisaran 4%. Hal tersebut disebabkan oleh
penurunan suku bunga kredit yang lebih dalam daripada penurunan suku bunga deposito.
Penurunan spread tersebut terjadi di semua kelompok bank, kecuali bank BUKU 1.
Gambar 3-3: Perkembangan Reverse Repo dan JIBOR
Sumber: Bank Indonesia
Kredit yang disalurkan perbankan pada akhir triwulan II 2019 masih tumbuh kuat 9,9% (yoy)
meskipun tidak setinggi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 11,6% (yoy).
Pertumbuhan kredit masih ditopang oleh akselerasi kredit investasi (KI) yang tumbuh
meningkat menjadi 13,8% (yoy) dari pertumbuhan 13,6% (yoy) pada triwulan I 2019.
Sementara itu, kredit modal kerja (KMK) tumbuh 9,2% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan
triwulan sebelumnya sebesar 12% (yoy). Demikian pula kredit konsumsi (KK) juga tumbuh
melambat menjadi 7,6% (yoy) dari 9,0% (yoy) pada triwulan I 2019.
Kontributor pertumbuhan kredit pada triwulan II 2019 yang utama adalah sektor lain-lain
(konsumsi), perdagangan, konstruksi, dan industri pengolahan. Kinerja kredit sektor lain-lain
(konsumsi) dan perdagangan sejalan dengan permintaan domestik yang menguat serta kinerja
sektor perdagangan yang meningkat. Demikian pula, kredit yang disalurkan ke sektor
konstruksi masih tumbuh tinggi 25,7% (yoy) pada triwulan II 2019 meskipun tidak setinggi
pertumbuhan triwulan sebelumnya 27,1% (yoy). Kinerja tersebut sejalan dengan kinerja sektor
konstruksi yang masih tumbuh tinggi meskipun sedikit termoderasi pada triwulan II 2019.
Sementara itu, kredit sektor industri pengolahan tumbuh melambat 6,9% (yoy) dibandingkan
triwulan sebelumnya sebesar 9,5% (yoy) sejalan dengan kinerja sektor industri pengolahan
yang melambat.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Fe
b-1
5
Jun
-15
Oct-
15
Fe
b-1
6
Jun
-16
Oct-
16
Fe
b-1
7
Jun
-17
Oct-
17
Fe
b-1
8
Jun
-18
Oct-
18
Fe
b-1
9
Jun
-19
Pers
en
tase
Reverse repo 7-hari JIBOR 3-bulan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-34
Pada triwulan II 2019, Rupiah mengalami penguatan sebesar 0,80% secara point to point.
Perkembangan tersebut didukung masih berlanjutnya aliran masuk modal asing seiring pasar
valas domestik yang mencatatkan net jual valas. Hal ini terutama berasal dari penjualan valas
nasabah nonresiden untuk pembelian aset domestik di tengah pola musiman permintaan valas
nonresiden untuk kebutuhan repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri.
Masih berlanjutnya aliran masuk modal asing ditopang persepsi positif terhadap prospek
ekonomi Indonesia yang terjaga, seiring peningkatan peringkat kredit Indonesia oleh Standard
and Poor’s (S&P). Perekonomian yang kondusif tersebut juga tercermin dari inflasi yang rendah
dan stabil serta posisi cadangan devisa yang masih tetap tinggi sampai dengan triwulan II 2019.
Penguatan Rupiah tersebut juga sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang kawasan
dipengaruhi optimisme perbaikan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok dan
ketidakpastian pasar keuangan global yang berkurang seiring prakiraan kebijakan moneter
global yang lebih longgar.
Volatilitas Rupiah pada triwulan II 2019 menurun dibandingkan dengan volatilitas pada triwulan
sebelumnya. Volatilitas Rupiah pada triwulan II 2019 tersebut juga lebih rendah dibandingkan
dengan volatilitas rata-rata negara kawasan. Sementara itu, secara tahunan per 21 Agustus
2019 volatilitas Rupiah stabil dan di bawah volatilitas rata-rata negara kawasan yang sebesar
10,98%. Volatilitas Rupiah tersebut juga masih lebih rendah dibandingkan dengan volatilitas
mata uang rand Afrika Selatan, real Brasil dan lira Turki. Adapun secara bulanan, volatilitas
Rupiah pada Juli 2019 menurun dibandingkan volatilitas pada bulan sebelumnya kendati
kembali meningkat pada Agustus 2019 (per 21 Agustus 2019). Bank Indonesia akan terus
menjaga volatilias nilai tukar Rupiah tetap terjaga sesuai dengan mekanisme pasar.
Gambar 3-4: Perkembangan Cadangan Devisa dan Nilai Tukar Rupiah
Sumber: Bank Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diprakirakan berada di bawah titik tengah kisaran
5,0-5,4%. Prakiraan tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat, khususnya
didorong oleh investasi yang akan tumbuh tinggi, baik investasi bangunan maupun
nonbangunan. Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah diprakirakan tetap tumbuh,
11.5
12
12.5
13
13.5
14
14.5
15
15.5
0
20
40
60
80
100
120
140
Feb-1
5
Jun
-15
Oct-
15
Feb-1
6
Jun
-16
Oct-
16
Feb-1
7
Jun
-17
Oct-
17
Feb-1
8
Jun
-18
Oct-
18
Feb-1
9
Jun
-19
Rp
rib
u/U
S$
US
$ m
ilyar
Cadangan devisa Kurs
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-35
meskipun lebih rendah dibandingkan prakiraan sebelumnya. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor
pada 2019 diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian pada tahun
sebelumnya dipengaruhi ketegangan hubungan dagang yang berdampak pada penurunan
permintaan dan harga komoditas dunia. Sejalan dengan perkembangan ekspor, kinerja impor
juga diprakirakan menurun pada 2019. Penurunan tersebut juga tidak terlepas dari dampak
kebijakan untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Pada 2020, momentum
pertumbuhan ekonomi diprakirakan terus berlanjut menuju titik tengah kisaran 5,1-5,5%,
didukung oleh bauran kebijakan Bank Indonesia yang akomodatif serta kebijakan fiskal dan
reformasi struktural yang ditempuh Pemerintah.
Prospek pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan harga komoditas yang menurun
pada 2019 menyebabkan penuruanan kinerja sektor primer dan sektor sekunder. Sektor tersier
diprakirakan meningkat dan menjadi salah satu pendukung utama terus berlangsungnya
momentum pertumbuhan ekonomi. Prakiraan peningkatan pertumbuhan sektor tersier
bersumber dari LU pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh meningkat, didorong oleh
perkembangan ekonomi dan keuangan digital, dan pembangunan infrastruktur jaringan
komunikasi oleh Pemerintah. Perluasan dan penguatan cakupan jaringan komunikasi ini
diperkirakan akan mendorong kegiatan e-commerce, yaitu peningkatan perdagangan retail,
pergudangan dan jasa logistik ekspedisi. Pertumbuhan sektor tersier juga didukung oleh kinerja
jasa keuangan yang meningkat. Peningkatan kinerja sektor tersier juga didukung oleh program
pemerintah untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan untuk mengurangi
defisit neraca transaksi berjalan. Selain itu, kinerja LU konstruksi diprakirakan akan tetap
tumbuh tinggi dipengaruhi oleh penyelesaian proyek-proyek infrastruktur yang masih akan
berlanjut serta sektor properti yang masih akan terus berkembang.
Inflasi IHK diperkirakan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran inflasi 3,5 ± 1% pada
2019. Terkendalinya inflasi IHK dipengaruhi oleh terjaganya inflasi inti didukung ekspektasi
yang baik seiring dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia menjaga stabilitas harga,
permintaan agregat yang terkelola, dan pengaruh harga global yang minimal. Hal ini terlihat
dari terjangkarnya ekspektasi inflasi dalam kisaran sasaran, di tengah kenaikan harga emas
global dan dampak lanjutan volatile food. Selain itu, rendahnya inflasi administered prices juga
berkontribusi dalam terjaganya inflasi seiring dengan masih berlanjutnya dampak lanjutan
penurunan Tarif Batas Atas (TBA). Sementara itu, inflasi volatile food diperkirakan akan lebih
tinggi dari proyeksi sebelumnya dikarenakan perkiraan inflasi harga cabai yang meningkat
seiring dengan dampak faktor kemarau. Risiko kenaikan inflasi berasal dari risiko
meningkatnya harga BBM di dalam negeri jika Pemerintah memilih untuk menaikkan harga
pasca Pemilihan Presiden/Pemilihan Legislatif pada Oktober 2019. Koordinasi kebijakan
antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat baik
di tingkat pusat dan daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-36
3.3.2 Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia merupakan salah satu industri manufaktur
nasional yang strategis dalam perekonomian Indonesia, karena kontribusinya terhadap 2 (dua)
Kepentingan Nasional, yaitu Net Devisa Ekspor dan Tenaga Kerja.
Net Devisa Ekspor, yaitu dari nilai ekspor dikurangi nilai impor dan selalu Surplus pada neraca
perdagangannya dengan nilai lebih dari USD 3,5 miliar per tahunnya. Berdasarkan data API,
ekspor sektor tekstil dan produk tekstil sempat stagnan sejak 2012 hingga pada 2016 dapat
mencapai USD 11,83 miliar. Pada 2017, nilai ekspor meningkat 6% menjadi 12,54 miliar,
berada di atas target asosiasi sebesar USD 12,14 miliar. Industri tekstil dan produk tekstil
Indonesia berhasil mencatatkan nilai ekspor berkisar USD 13,6-13,8 miliar sepanjang 2018,
melampaui target ekspor yang sebesar USD 12,31 miliar, nilai ekspor tahun 2018 mengalami
kenaikan 8%-9% dari tahun 2017.
Dalam sektor tenaga kerja, seiring dengan peningkatan kinerja ekspor maka harus diimbangi
dengan peningkatan kapasitas produksi, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menargetkan
kapasitas produksi industri tekstil dan produk tekstil akan mencapai 10,36 juta ton pada tahun
2019, meningkat 3,2% dari target mereka pada 2018 sebesar 10,02 ton. Industri tekstil
diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar sehingga industri ini
mampu menjadi Jaring Pengaman Sosial dan Alat Pemerataan Pendapatan Perekonomian
Daerah.
Merujuk pada data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), nilai total perdagangan tekstil dunia
berada di kisaran USD711 miliar. Industri tekstil Indonesia saat ini menguasai 3,1% pangsa
pasar dari total perdangan tersebut. Di kawasan Asia Tenggara, industri tekstil Indonesia
bersaing dengan industri tekstil Vietnam yang, mengacu pada data Otexa, tengah tumbuh
dengan capaian nilai ekspor yang lebih tinggi dibanding Indonesia. Meski demikian, industri
tekstil Indonesia merupakan satu dari tiga industri tekstil yang telah terintegrasi dari hulu ke
hilir, selain industri tekstil Tiongkok dan India.
3.4 ANALISIS OPERASIONAL DAN PROSPEK PERSEROAN
3.4.1 Kegiatan Usaha
3.4.1.1 Pemintalan
Divisi Pemintalan yang dimiliki Perseroan menghasilkan produk benang. Benang adalah jalinan
sambung-menyambung dari bahan fiber, filament atau bahan yang dapat digunakan untuk
proses penenunan atau kain. Berbagai bentuk benang dapat diproduksi berdasarkan bahan
baku fiber yang digunakan dan juga ketebalan benang yang diinginkan. Hasil produksi Divisi
Pemintalan adalah rayon, katun dan polyester untuk berbagai macam ukuran.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-37
Sepanjang 2018, Perseroan memproduksi benang sebanyak 1.002.536 bal, meningkat 55,32%
dari hasil produksi 2017 sebesar 645.475 bal. Segmen pemintalan memproduksi beberapa
jenis benang yakni benang rayon, benang katun dan benang polyester. Komposisi penjualan
benang yakni 34,44% dijual di pasar internasional, 38,07% dijual di pasar domestik, dan
27,49% digunakan sendiri oleh perusahaan untuk membuat greige atau kain mentah. Secara
detail, jumlah produksi benang rayon, katun dan polyester dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3-6: Produksi Divisi Pemintalan (Bal)
Penjualan dari Divisi Pemintalan pada 2018 adalah USD464,41 juta, meningkat 58,84% dari
tahun sebelumnya yakni sebesar USD292,4 juta. Jumlah penjualan benang terdiri dari ekspor
sebesar USD254,44 juta yang meningkat 104,22% dan domestik sebesar USD209,97 juta
yang juga meningkat sebesar 25,15% dari tahun 2017.
Pada tahun 2018, Naiknya penjualan tidak diimbangi dengan kenaikan laba kotor yang
dihasilkan, dimana laba kotor yang dihasilkan dari segmen Pemintalan mengalami penurunan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-38
sebesar USD1,41 juta atau menurun sebesar 3,61%. Jumlah laba kotor yang diperoleh dari
segmen usaha pemintalan tahun 2018 adalah sebesar USD37,64 juta.
3.4.1.2 Penenunan
Greige atau kain mentah adalah produk akhir dari benang yang sudah ditenun dan merupakan
bahan utama dari proses penyelesaian akhir produk tekstil yang dilakukan oleh Divisi
Pentenunan. Greige juga sering disebut sebagai kain kasar mengingat produk ini masih harus
melalui proses lebih lanjut, seperti dyeing, printing, atau finishing treatment lainnnya sebelum
bisa digunakan sebagai produk jadi.
Sepanjang 2018, Perseroan memproduksi kain mentah sebanyak 147.127.886 meter,
menurun 0,82% dari hasil produksi 2017 sebesar 148.337.263 meter. Sebanyak 14,77% hasil
produksi di ekspor di pasar internasional, 23,92% dijual di pasar domestik dan 61,31%
digunakan untuk kebutuhan internal untuk menghasilkan kain jadi, sedangkan sisanya dijual
kepada konsumen. Jumlah penjualan greige secara lengkap dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3-7: Produksi Divisi Penenunan (Meter)
Penjualan dari Divisi Pertenunan pada 2018 adalah USD74,38 juta, meningkat 0,33% dari
tahun sebelumnya sebesar USD74,14 juta. Jumlah penjualan greige terdiri dari ekspor sebesar
USD40,37 juta dimana jumlah ini ekspor peningkatan 62,22% dibanding tahun 2017. Dan
penjualan domestik sebesar USD34,01 juta yang mengalami penurunan 30,94% dari tahun
2017.
Pada tahun 2018, segmen usaha pertenunan berhasil mencatatkan laba kotor sebesar
USD11,59 juta, jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan laba kotor yang
berhasil dicatatkan pada tahun 2017 yang sebesar USD12,71 juta.
3.4.1.3 Finishing Kain
Kain jadi adalah greige yang telah diputihkan, diwarnai dan dicetak sehingga dapat langsung
digunakan untuk keperluan produksi garmen. Perseroan memproduksi kain jadi berdasarkan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-39
pesanan dari pelanggan dan desain yang telah telah disetujui sebelumnya, baik dari pelanggan
sendiri maupun dengan bantuan dari Perseroan, atau dari daftar desain yang sebelumnya
pernah dihasilkan dan masih disimpan dalam file perusahaan. Produksi kain jadi memiliki dua
kategori, yaitu untuk keperluan seragam dan pakaian jadi ritel.
Sepanjang 2018, Perseroan memproduksi kain jadi sebesar 207.591.262 yard, meningkat
35,41% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 153.311.089 yard. Sebanyak 36,29% hasil
produksi di ekspor ke pasar luar negeri, 36,24% hasil produksi dijual di pasar domestik dan
27,47% digunakan untuk kebutuhan internal untuk produksi garmen. Jumlah penjualan kain
jadi secara lengkap dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3-8: Produksi Divisi Finishing Kain (Yard)
Penjualan dari segmen usaha finishing kain tahun 2018 adalah sebesar USD250,18 juta,
meningkat 29,14% dari tahun 2017 yang sebesar USD193,72 juta. Jumlah penjualan kain jadi
terdiri dari ekspor sebesar USD164,44 juta yang meningkat 32,05% dan domestik sebesar
USD85,74 juta yang naik 23,92% dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2018, laba kotor segmen usaha finishing kain berhasil mencapai USD60,89 juta,
meningkat 14,74% atau sebesar USD7,82 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
sebesar USD53,07 juta.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-40
3.4.1.4 Garmen
Garment adalah produk akhir yang diproduksi oleh Perseroan, terdiri dari seragam untuk militer
dan perusahaan atau pakaian jadi ritel. Seperti halnya dengan kain jadi, garmen di Perseroan
diproduksi sesuai dengan pesanan pelanggan berdasarkan desain yang disediakan oleh
Perseroan, dari pelanggan sendiri atau dari file yang masih disimpan di database perusahaan.
Mayoritas produksi garmen ini dibuat untuk melayani berbagai peritel besar di bidang fashion.
Saat ini, Perseroan belum memiliki merek ritelnya sendiri.
Sepanjang 2018, segmen usaha konveksi menghasilkan 28.024.618 potong produk, meningkat
11,64% dari produksi tahun sebelumnya sebesar 25.102.349 potong. Dari total produk yang
dihasilkan, 86,30% di ekspor ke pasar internasional dan sisanya sebesar 13,83% dijual di pasar
domestik. Jumlah penjualan garment secara lengkap dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3-9: Produksi Divisi Garmen (Potong)
Penjualan dari Divisi Konveksi pada 2018 sebesar USD244,97 juta, meningkat 23,03% dari
tahun sebelumnya sebesar USD199,11 juta. Jumlah penjualan kain jadi terdiri dari ekspor
sebesar USD164,42 juta dan domestik sebesar USD80,55 juta, masing-masing meningkat
25,65% dan 18,02% dari tahun 2017.
Pada tahun 2018, laba kotor segmen usaha konveksi berhasil mencapai USD73,65 juta,
meningkat 10,86% atau sebesar USD7,21 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
sebesar USD66,44 juta
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-41
3.4.2 Pemasaran
3.4.2.1 Strategi Pemasaran
Perseroan memiliki berbagai produk yang tersebar luas, baik di pasar domestik maupun
internasional, meliputi 55 negara. Para pelanggan Perseroan terdiri atas para pelaku industri
manufaktur tekstil terbesar dunia, berbasis di India dan Tiongkok, serta
perusahaanperusahaan besar lain dengan merek ternama.
Selain itu, Perseroan merupakan salah satu dari sedikit pemasok bersertifikat di luar Eropa
untuk seragam militer Jerman dan negara-negara anggota The North Atlantic Treatu
Organization (NATO). Hingga kini, seragam-seragam militer produksi Perseroan telah terjual
di 31 negara, termasuk Indonesia serta negara-negara besar seperti Jerman, Austria, Inggris,
Australia, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan.
Basis pelanggan Perseroan bervariasi berdasarkan divisi produksi. Benang dan greige yang
diproduksi oleh Divisi Pemintalan dan Divisi Penenunan merupakan produk dengan tingkat
variasi yang relatif terbatas, hingga dapat diperdagangkan selayaknya komoditas.
Perseroan menyimpan sebagian besar benang dan greige dari Divisi Pemintalan dan Divisi
Penenunan. Namun, ada kalanya Perseroan juga menjual produk tersebut langsung ke
produsen dan pedagang besar lain. Strategi penjualan tersebut (made to stock) didasarkan
pada harga on the spot di pasar internasional.
Berbeda dengan itu, kain jadi dan garment produksi Divisi Finishing dan Divisi Konveksi
memiliki tingkat variasi yang tinggi. Karenanya, Perseroan menjual produk-produk tersebut
sesuai pesanan individual atau dengan pemberian uang muka. Perseroan memproduksi
berbagai produk tersebut sesuai pesanan yang ditentukan pelanggan. Strategi penjualan ini
(made to order) didasarkan pada volume pesanan.
3.4.2.2 Pangsa Pasar
Berdasarkan data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), industri tekstil Indonesia terdiri atas
2.930 perusahaan tekstil. Dan berdasarkan pada data Kementerian Perindustrian Indonesia,
terdapat 2600 perusahaan tekstil yang masih beroperasi dengan umur mesin lebih dari 20
tahun. Perseroan merupakan satu dari sedikit perusahaan yang beroperasi dengan mesin-
mesin baru. Karenanya, Perseroan memiliki keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki
perusahaan tekstil lain.
Perseroan merupakan salah satu perusahaan terdepan pada industri tekstil Indonesia.
Dibanding perusahaan-perusahaan lain pada industri tekstil Indonesia, pangsa pasar domestik
Perseroan merupakan yang tertinggi. Di tahun buku 2018, Perseroan mencatatkan penjualan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-42
sebesar USD1,03 juta, yang merupakan bagian dengan persentase terbesar dari keseluruhan
pangsa pasar industri tekstil Indonesia.
3.4.3 Prospek Usaha
Untuk mendorong sektor manufaktur, komitmen Pemeritah diwujudkan melalui penerbitan
Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2018 tentang Kebijakan Industri Nasional 2015-2019.
Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan manufacturing value added (MVA), Indonesia menempati
posisi tertinggi di antara negara-negara di ASEAN. MVA Indonesia mampu mencapai 4,84%,
sedangkan di ASEAN berkisar 4,5%. Di tingkat global, Indonesia saat ini berada di peringkat
ke-9 dunia.
Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), industri tekstil Indonesia diproyeksikan akan
bertumbuh sebesar 1,6% - 1,8% di tahun 2018 atau lebih baik dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Beberapa faktor yang mendukug pertumbuhan ini diantaranya adalah kebijakan
pemerintah melalui Kemeterian Perindutrian yang mengeluarkan Peraturan Menteri Industri
No. 1 Tahun 2018, yang salah satu isinya adalah memberikan insentif potongan Pajak
Penghasilan (PPh) badan sebesar 30% selama 6 tahun atau 5% per tahunnya untuk berbagai
macam industri manufaktur, salah satunya industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Dan
adanya Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Kebijakan Fasilitas Perdagangan
Bebas Di Dalam Negeri (Inland Free Trade Agreement - FTA) dengan tujuannya adalah untuk
On Time Delivery dan Efisiensi dalam Berproduksi sehingga Meningkatkan Daya Saing Produk
TPT Indonesia.
3.4.4 Strategi
Sebagai perusahaan di industri Tekstil dan Produk Tekstil yang terkemuka, Perseroan
senantiasa mengembangkan diri dengan melakukan perencanaan jangka panjang. Strategi
yang dilakukan Perseroan untuk mencapai tujuan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Optimalisasi integrated system dalam proses produksi
Perseroan telah memiliki sistem produksi yang terintegrasi dimana perusahaan mampu
memproduksi sendiri mulai dari bahan baku sampai menjadi barang jadi, hal ini berdampak
pada efisiensi dan keunggulan mutu produk-produk yang dihasilkan. Dengan
mengoptimalkan integrated system yang telah dimiliki diharapkan mampu mendorong
kinerja Perseroan lebih baik lagi.
2. Meningkatkan keunggulan produk dengan inovasi
Dengan sistem produksi yang sudah terintegrasi menjadi kesempatan bagi Perseroan
untuk dapat terus menciptakan inovasi yang berdampak pada efisiensi biaya dan
kesempurnaan produk yang dihasilkan.
3. Pengembangan pasar melalui penetrasi pasar lama dan perluasan pasar baru
Salah satu hal penting yang mendukung kinerja Perseroan adalah kemampuan untuk
dapat terus memperluas jaringan pelanggan. Untuk dapat memperluas jaringan pelanggan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-43
Perseroan terus berupaya melakukan pengembangan pasar melalui penetrasi pasar lama
dan mencari peluang-peluang pada pasar baru misalnya dengan meningkatkan volume
penjualan atau melalui pelanggan baru terutama di Cina, Amerika, dan Eropa.
4. Restrukturisasi mesin produksi dan upgrade skill & produktivitas tenaga kerja
Melakukan restrukturisasi mesin produksi serta melakukan upgrade skill tenaga kerja
secara berkala merupakan hal diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan optimasi
operasional.
5. Penerapan manajemen risiko sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
Penerapan manajemen risiko merupakan hal harus dilakukan dalam semua aspek bisnis
Perseroan, hal ini diharapkan mampu memitigasi kendala-kendala yang mungkin terjadi
serta mempersiapkan solusi untuk mengatasi risiko-risiko yang mungkin timbul tersebut.
3.5 ALASAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI
Perseroan adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil dan produk tekstil
serta merupakan salah satu perusahaan tekstil terintegrasi terbesar di Asia Tenggara dengan
produksi yang dimulai dari benang sampai dengan pakaian jadi. Perseroan telah mengelola
dan memasarkan tekstil dan produk tekstil dalam pasar domestik dan pasar internasional.
Perseroan berencana untuk mengoptimalkan pengelolaan kewajiban serta mengupayakan
pengembangan usaha. Skema pembiayaan yang tersedia adalah dengan penerbitan Obligasi
dengan jumlah pokok sebesar USD 225.000.000 (dua ratus dua puluh lima juta Dolar Amerika
Serikat). Obligasi yang akan diterbitkan memiliki syarat dan ketentuan yang sama (selain
tanggal penerbitan, nilai penerbitan dan tanggal pembayaran bunga pertama) dengan Obligasi
2021 maupun Obligasi 2024. Perseroan akan menggunakan dana hasil penerbitan Obligasi
untuk (i) melunasi Obligasi 2021 melalui pembayaran pinjaman antara perusahaan, dan (ii)
sisanya untuk modal kerja dan kebutuhan perusahaan secara umum dalam rangka menunjang
kegiatan usaha Perseroan. Dalam kerangka penerbitan Obligasi ini, entitas anak Perseroan,
yaitu SPD, BIS, dan PMJ, akan bertindak sebagai penjamin terhadap Obligasi.
3.6 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KUALITATIF DARI TRANSAKSI
Keuntungan dari Transaksi bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
Melalui penerbitan Obligasi ini, Perseroan mendapatkan pembiayaan dengan proses yang
lebih singkat dibandingkan melalui pinjaman bank; sehingga Perseroan dapat segera
mengambil peluang-peluang usaha yang ada.
Hasil dari penerbitan Obligasi sebagian akan digunakan untuk melunasi Obligasi 2021
melalui pembayaran pinjaman antar perusahaan, dimana Obligasi 2021 tersebut memiliki
biaya dana yang lebih tinggi daripada biaya dana Obligasi. Sehingga beban keuangan
Perseroan akan menurun seiring pelunasan Obligasi 2021 tersebut.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
3-44
Kerugian dari Transaksi bagi Perseroan adalah sebagai berikut:
Proses penerbitan Obligasi membutuhkan biaya emisi yang cukup besar bila dibandingkan
dengan biaya provisi dari fasilitas pinjaman bank pada umumnya. Sebagaimana biaya
provisi dari fasilitas pinjaman bank yang berkisar 0,5%-1,0% dari jumlah pokok pinjaman,
maka biaya emisi dari Obligasi ini dapat mencapai 2,5% dari jumlah pokoknya.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-1
BAB 4. ANALISIS KUANTITATIF ATAS TRANSAKSI
4.1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERSEROAN
Berikut adalah ikhtisar data keuangan penting Perseroan berdasarkan laporan keuangan
konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014-2018 dan
30 Juni 2019, yang telah diaudit atau ditelaah secara terbatas oleh KAP TSFB dan KAP TSF.
4.1.1 Laporan Laba Rugi Komprehensif
Total penjualan konsolidasian tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 36,16% menjadi
USD 1,03 miliar dari USD759,35 juta pada tahun 2017. Hal ini didorong oleh meningkatnya
jumlah penjualan ekspor kain jadi dan garment. Di tahun 2018 ini Perseroan berhasil mencapai
kenaikan pada penjualan ekspor dan juga penjualan domestik. Komposisi penjualan ke pasar
domestik adalah sebesar 39,68% dan pasar internasional adalah sebesar 60,32% dari total
penjualan.
Sepanjang 2018, beban pokok penjualan neto adalah sebesar USD850,17 juta, jumlah ini
mengalami peningkatan 44,57% bila dibandingkan dengan tahun 2017 yang sebesar
USD588,08 juta. Pada tahun 2018 ini presentase kenaikan beban pokok penjualan neto lebih
tinggi dibandingkan dengan presentase kenaikan angka penjualan. Peningkatan beban pokok
penjualan disebabkan oleh meningkatnya hampir semua komponen beban pokok penjualan
seperti biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, serta biaya produksi tidak langsung.
Laba bruto yang berhasil diperoleh Perseroan pada 2018 yakni sebesar USD183,78 juta,
jumlah ini meningkat sebesar 7,30% dari tahun 2017 yang berjumlah USD171,27 juta.
Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan bersih.
Perseroan mencatat kenaikan beban dan penghasilan lain sepanjang tahun 2018, diantaranya:
Seiring dengan naiknya angka penjualan, hal ini juga diiringi dengan naiknya beban
penjualan. Beban penjualan yang tercatat per 31 Desember 2018 adalah sebesar
USD15,64 juta naik 24,79% dari tahun 2017 yang sebesar USD12,54 juta.
Kenaikan beban umum dan administrasi tercatat sebesar 30,28% menjadi USD31,98 juta
pada tahun 2018.
Tahun 2018 ini perusahaan membukukan keuntungan selisih kurs sebesar USD28,40 ribu,
sedangkan tahun lalu perusahaan membukukan kerugian atas selisih kurs USD576,28
ribu.
Perseroan juga mencatat adanya goodwill di tahun 2018 sebesar USD24,92 juta. Goodwill
ini berasal dari perusahaan yang diakuisisi.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-2
Saldo pendapatan operasi lainnya yang dicatat Perseroan di tahun 2018 adalah sebesar
USD811,75 ribu menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar USD1,07 juta.
Pada 2018, laba dari operasi tercatat sebesar USD161,91 juta, mengalami kenaikan sebesar
20,22% dari yang berhasil diperoleh pada tahun 2017 yakni sebesar USD134,68 juta.
Peningkatan tersebut didapatkan setelah mengurangi pendapat penjualan dengan beban
pokok penjualan dan beban penjualan seperti beban umum dan administrasi, rugi selisih kurs,
pendapatan operasi lainnya dan beban operasi lainnya. Tahun 2018 ini Perseroan mencatat
adanya Goodwill yang diperoleh dari 2 perusahaan yang diakuisisi yakni sebesar USD24,92
juta.
Laba sebelum pajak penghasilan per 31 Desember 2018 tercatat sebesar USD99,41 juta, naik
37,80% dari USD72,14 juta pada 2017. Kenaikan ini merupakan dampak naiknya laba operasi
yang berasal dari kenaikan nilai penjualan yang berhasil diperoleh perseroan sepanjang tahun
2018.
Laba tahun berjalan pada 2018 adalah sebesar USD84,56 juta, mengalami peningkatan
24,28% dibandingkan dengan laba tahun berjalan tahun 2017 yakni sebesar USD68,04 juta.
Laba tahun berjalan meningkat seiring dengan kenaikan penjualan disertai dengan
meningkatnya beban pajak yang terutang selama tahun 2018. Beban pajak penghasilan di
tahun 2018 adalah sebesar USD14,86 juta, menigkat signifikan dari tahun 2017 yang tercatat
sebesar USD4,11 juta.
Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan sebesar USD86,17 juta, meningkat 31,03%
dari USD65,76 juta pada 2017. Penghasilan komprehensif tahun berjalan berbeda dengan laba
tahun berjalan karena adanya kerugian aktuarial dari item yang tidak akan direklasifikasi ke
laba rugi sebesar USD2,15 juta di tahun 2018.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-3
Tabel 4-1: Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Perseroan (USD)
4.1.2 Laporan Posisi Keuangan
Aset
Jumlah aset Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2018 tercatat
sebesar USD1,36 miliar, meningkat 14,37% dari USD1,19 miliar pada tahun 2017. Peningkatan
ini terutama disebabkan oleh kenaikan pada jumlah aset lancar dan aset tidak lancar, dimana
jumlah aset lancar tercatat sebesar USD706,25 juta naik 9,49% dan jumlah aset tidak lancar
tercatat sebesar USD658,02 juta naik 20,11% dar tahun 2017.
Total aset lancar Perseroan tercatat sebesar USD706,25 juta, mengalami peningkatan sebesar
9,49% atau sebesar USD61,20 juta dari tahun 2017 yang tercatat sebesar USD645,05 juta.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh hal-hal dibawah ini:
Kas dan setara kas mengalami peningkatan tipis, sebesar 0,66% menjadi USD 128,23 juta.
Piutang usaha pihak berelasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan, tercatat 31
Desember 2018 piutang usaha dari pihak berelasi mencapai USD49,70 juta naik 89,85%
dari tahun 2017 yang sebesar USD26,18 juta.
Naiknya jumlah persediaan sebesar USD65,60 juta menjadi USD331,84 juta pada tahun
2018 dari USD266,24 di tahun 2017. Kenaikan nilai persediaan dipengaruhi oleh naiknya
nilai persediaan bahan baku produksi.
Perseroan mencatat adanya saldo pajak dibayar dimuka sebesar USD2,78 juta, saldo ini
berasal dari saldo PPh pasal 28a dan PPN.
U r a i a n 31-Dec-14 31-Dec-15 31-Dec-16 31-Dec-17 31-Dec-18 30-Jun-19
Penjualan neto 554,622,619 621,993,673 679,939,490 759,349,865 1,033,945,566 632,442,001
Beban pokok pendapatan 432,203,710 488,578,225 534,588,503 588,079,100 850,167,512 504,476,176
Laba (rugi) bruto 122,418,909 133,415,448 145,350,987 171,270,765 183,778,054 127,965,825
Beban operasi -28,057,271 -35,326,370 -29,898,497 -36,588,860 -21,863,318 -25,598,409
Laba (rugi) dari operasi 94,361,638 98,089,078 115,452,490 134,681,905 161,914,736 102,367,416
Pendapatan (beban) keuangan -28,402,445 -33,504,377 -49,424,699 -62,540,763 -62,501,394 -43,082,860
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 65,959,193 64,584,701 66,027,791 72,141,142 99,413,342 59,284,556
Beban pajak penghasilan -15,440,846 -8,920,772 -6,662,101 -4,105,822 -14,857,309 -5,125,033
Laba (rugi) sebelum penyesuaian proforma 50,518,347 55,663,929 59,365,690 68,035,320 84,556,033 54,159,523
Penyesuaian proforma -2,942 0 0 0 0 0
Laba (rugi) tahun berjalan 50,515,405 55,663,929 59,365,690 68,035,320 84,556,033 54,159,523
Pendapatan komprehensif lain -5,758,696 -377,804 -978,070 -2,275,618 1,609,538 -974,221
Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 44,756,709 55,286,125 58,387,620 65,759,702 86,165,571 53,185,302
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-4
Total aset tidak lancar Perseroan tercatat sebesar USD658,02 juta, mengalami peningkatan
yang cukup signifikan sebesar 20,11% atau sebesar USD110,17 juta dari tahun 2017 yang
tercatat sebesar USD547,85 juta. Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh hal-hal dibawah
ini:
Naiknya nilai aset tetap menjadi faktor yang mempengaruhi signifikansi kenaikan nilai aset
tidak lancar, kenaikan nilai aset tetap terjadi karena adanya penambahan nilai aset tetap
berupa mesin dan instalasi dari akuisisi, penambahan nilai mesin dan instalasi yang terjadi
di tahun 2018 adalah sebesar USD205,43 juta. Total nilai aset tetap neto per 31 Desember
2018 adalah sebesar USD653,58 juta naik sebesar USD106,87 juta atau 19,55% dari
tahun 2017. Secara komposisi aset tetap mencapai 99,33% terhadap total aset tidak
lancar.
Di tahun 2018 Perseroan mencatat adanya saldo aset pajak tangguhan senilai USD3,22
juta, dimana di tahun sebelumnya Perseroan tidak memiliki saldo atas akun ini. Saldo aset
pajak tangguhan ini berasal dari aset pajak tangguhan milik entitas anak.
Tabel 4-2: Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Perseroan (USD)
U r a i a n 31-Dec-14 31-Dec-15 31-Dec-16 31-Dec-17 31-Dec-18 30-Jun-19
Aset 698,865,904 783,346,730 947,169,710 1,192,901,038 1,364,271,991 1,434,464,157
Aset lancar 326,243,695 323,137,765 378,025,198 645,050,740 706,252,545 767,195,529
Kas & setara kas 81,604,263 77,136,595 60,487,294 127,232,030 128,073,266 136,840,216
Piutang usaha 129,239,679 102,181,939 149,560,622 188,659,054 196,094,662 252,596,842
Piutang lain-lain 5,417,268 7,647,168 8,672,699 10,031,530 15,137,134 15,948,155
Persediaan 109,569,858 135,788,325 147,615,967 266,238,820 331,841,525 326,310,948
Uang muka pembelian 412,627 383,738 11,688,616 52,889,306 35,105,958 35,499,368
Aset tidak lancar 372,622,209 460,208,965 569,144,512 547,850,298 658,019,446 667,268,628
Piutang pihak berelasi non - usaha 7,007,510 0 0 0 0 0
Penyertaan saham 27,561 27,561 27,561 27,561 27,561 27,561
Uang muka pembelian jangka panjang 42,989,721 19,304,497 23,131,558 1,114,808 633,558 7,025,588
Aset tetap - neto 322,597,417 440,876,907 519,304,496 546,707,929 653,580,976 655,972,248
Aset pajak tangguhan - neto 0 0 0 0 3,215,137 3,679,732
Aset tidak lancar lainnya 0 0 26,680,897 0 562,214 563,499
Liabilitas & ekuitas 698,865,904 783,346,730 947,169,710 1,192,901,038 1,364,271,991 1,434,464,157
Liabilitas jangka pendek 64,484,971 67,155,332 123,527,900 175,187,960 228,955,322 92,057,523
Utang bank jangka pendek 31,674,477 38,273,334 73,136,312 101,720,124 122,993,804 22,324,183
Utang usaha 18,621,360 11,107,492 5,523,675 54,941,724 58,869,805 29,586,642
Utang pajak 4,840,187 8,100,466 6,169,008 3,969,012 13,251,185 13,546,246
Beban akrual 7,792,082 6,861,669 6,365,833 8,101,973 11,255,439 14,630,691
Utang lancar lainnya 919,449 2,648,786 2,259,194 2,882,822 11,846,399 3,907,249
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 512,867 54,567 59,472 105,639 109,458 135,745
Liabilitas jk. panjang jatuh tempo 1 th 124,549 109,018 30,014,406 3,466,666 10,629,232 7,926,767
Liabilitas jangka panjang 402,948,158 439,450,226 492,532,302 575,554,249 619,069,138 777,210,838
Liabilitas jk. panjang setelah jatuh tempo 1 th 113,125,316 144,778,970 30,387,243 57,702,606 94,183,557 423,612,309
Liabilitas derivatif 0 0 0 0 0 438,592
Wesel bayar - neto 267,119,492 268,473,045 434,729,957 491,273,002 493,098,425 319,439,750
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 8,467,875 10,123,223 12,864,368 17,561,192 21,838,046 24,102,487
Liabilitas pajak tangguhan - neto 14,235,475 16,074,988 14,550,734 9,017,449 9,949,110 9,617,700
Ekuitas 231,432,775 276,741,172 331,109,508 442,158,829 516,247,531 565,195,796
Ekuitas atribusi ke pemilik entitas induk 237,000,606 284,281,106 338,658,161 449,707,482 523,796,184 572,744,449
Kepentingan non-pengendali 20,805 8,719 0 0 0 0
Selisih penjabaran mata uang pelaporan -5,588,636 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-5
Liabilitas dan ekuitas
Jumlah nilai liabilitas Perseroan per 31 Desember 2018 tercatat senilai USD848,02 juta, jumlah
ini meningkat 38,25% dari tahun sebelumnya yang sebesar USD750,74 juta. Peningkatan ini
disebabkan karena naiknya nilai liabilitas jangka pendek, dimana nilai liabilitas jangka pendek
tercatat sebesar USD228,96 juta per 31 Desember 2018 dari USD175,19 juta ditahun 2017.
Liabilitas jangka pendek per 31 Desember 2018 adalah sebesar USD228,96 juta, meningkat
30,69% dari USD175,19 juta pada periode yang sama ditahun 2017. Kenaikan tersebut
terutama disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
Naiknya utang bank jangka pendek sebesar 20,91% atau senilai dengan USD21,27 juta
sehingga saldo utang bank jangka pendek pada akhir tahun 2018 menjadi USD122,99 juta.
Hal ini dikarenakan naiknya saldo utang bank jangka pendek di beberapa bank pada tahun
2018 ini.
Kenaikan saldo utang pajak yang cukup besar di tahun 2018 ini juga menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi naiknya saldo liabilitas jangka pendek. Saldo utang pajak per
31 Desember 2018 tercatat sebesar USD13,25 juta, mengalami kenaikan sebesar
233,87% atau senilai dengan USD9,28 juta dibandingkan dengan saldo tahun 2017 yang
sebesar USD3,97 juta. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya saldo utang PPh pasal
23/26 dan PPh pasal 29 yang sangat signifikan di tahun 2018.
Saldo utang lancar lainnya juga mengalami kenaikan yang mempengaruhi naiknya jumlah
liabilitas jangka pendek, saldo utang lancar lainnya tercatat sebesar USD11,85 juta per 31
Desember 2018. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 310,93% atau senilai dengan
USD8,96 juta dibandingkan dengan saldo per 31 Desember 2017 yang sebesar USD2,88
juta. Hal ini disebabkan karena naiknya saldo utang lancar lainnya pada terkait pembelian
spare part dan bahan kimia serta naiknya uang muka penjualan yang tinggi.
Saldo Utang bank jangka panjang yag jatuh tempo dalam satu tahun tercatat mengalami
kenaikan menjadi USD10,63 juta di tahun 2018. Kenaikan sebesar 206,61% atau senilai
USD7,16 juta ini dsebabkan karena naiknya bagian utang bank jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun pada Bank Central Asia dan Bank HSBC.
Total liabilitas jangka panjang per 31 Desember 2018 adalah sebesar USD619,07 juta, naik
7,56% dari tahun 2017 yang sebesar USD575,55 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan
oleh hal-hal berikut ini:
Saldo utang bank jangka panjang adalah sebesar USD29,18 juta mengalami kenaikan
sebesar 64,85% atau senilai dengan USD11,48 juta dari tahun 2017 yang sebesar
USD17,70 juta. Kenaikan ini disebabkan karena naiknya saldo utang bank jangka panjang
pada Bank Central Asia dan Bank HSBC.
Surat utang jangka panjang juga mengalami kenaikan, saldo per 31 Desember 2018
adalah sebesar USD65,00 juta mengalami kenaikan sebesar 62,5% dari tahun 2017 yang
sebesar USD40,00 juta. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2018 ini Perseroan
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-6
mengeluarkan Surat Utang Jangka Menengah/ Medium-Term Notes (MTN) sebesar
USD25,00 juta.
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang mengalami kenaikan sebesar USD4,28 juta,
dimana saldo per 31 Desember 2018 adalah sebesar USD21,84 juta. Kenaikan ini
disebabkan karena adanya penambahan dikarenakan akuisisi anak perusahaan.
Pada 31 Desember 2018, nilai ekuitas Perseroan tercatat sebesar USD516,25 juta, nilai ini
mengalami peningkatan sebesar 16,76% dari USD442,16 pada periode yang sama tahun
2017. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan saldo laba sebesar USD72,28 juta,
sehingga saldo laba yang tercatat per 31 Desember 2018 adalah sebesar USD314,03 juta.
4.1.3 Laporan Arus Kas
Arus kas bersih Perseroan yang diperoleh dari aktivitas operasi melonjak naik sebesar
323,63% menjadi USD64,51 juta per 31 Desember 2018 dari Rp488,90 miliar per 31 Desember
2017. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas yang diperoleh dari pelanggan
selama tahun 2018, jumlah kas yang diperoleh dari pelanggan adalah sebesar USD1,03 miliar
naik dari tahun 2017 yakni sebesar USD720,25 juta.
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada 2018 adalah sebesar USD115,44
juta, nilai ini meningkat signifikan sebesar 283,69% atau senilai USD85,35 juta dibandingkan
kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada 2017 yang sebesar USD30,09 juta.
Kenaikan ini disebabkan karena adanya arus kas keluar dalam hal akuisis entitas anak sebesar
USD85,00 juta.
Pada sisi pendanaan, Perseroan mencatatkan penurunan kas bersih sebesar 59,03% atau
senilai dengan USD74,54 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar USD126,28
juta. Penurunan kas bersih ini terutama disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:
Pembayaran dividen yang dilakukan oleh Perseroan di tahun 2018 meningkat sebesar
192,59% yakni sebesar USD12,07 juta dari USD4,12 juta di tahun 2017.
Penerimaan dari surat utang jangka menengah mengalami penurunan, di tahun 2017
sebesar USD40,00 juta menjadi USD25,00 juta ditahun 2018.
Penerimaan utang jangka panjang di tahun 2018 juga mengalami penurunan, di tahun
2017 sebesar USD70,98 juta menjadi USD48,37 juta di tahun 2018.
4.1.4 Rasio Keuangan
Rasio likuiditas
Tingkat likuiditas perusahaan dihitung berdasarkan perbandingan antara aset lancar
dibandingkan dengan liabilitas lancar yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Terdapat dua indikator utama dalam mengukur tingkat
likuiditas, yaitu rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rata-rata rasio lancar
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-7
untuk 31 Desember 2014-2018 dan 30 Juni 2019 adalah 4,67x. Sedangkan, rata-rata rasio
cepat untuk 31 Desember 2014-2018 dan 30 Juni 2019 adalah 4,42x.
Rasio solvabilitas
Tingkat solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh
liabilitasnya, yang diukur dengan menggunakan dua indikator, yaitu melalui perbandingan
antara jumlah liabilitas terhadap jumlah aset dan melalui perbandingan antara jumlah liabilitas
terhadap jumlah ekuitas. Rata-rata debt to equity ratio (DER) untuk 31 Desember 2014-2018
dan 30 Juni 2019 adalah 156,21%. Sedangkan rata-rata debt to total asset (DAR) untuk 31
Desember 2014-2018 dan 30 Juni 2019 adalah 56,37%.
Rasio profitabilitas
Return on asset (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih dari aset yang dimilikinya. Rata-rata ROA selama 31 Desember 2014-2018 dan 30 Juni
2019 adalah 6,05%. Sementara return on equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang ditanamkan. Rata-rata ROE selama 31
Desember 2014-2018 dan 30 Juni 2019 adalah 16,87%.
Tabel 4-3: Rasio Keuangan Perseroan
4.2 ANALISIS DAMPAK LEVERAGE
Dampak leverage atas Transaksi diindikasikan melalui perkembangan rasio-rasio solvabilitas,
seperti DAR, DER, dan fixed-charge coverage (FCC). Berdasarkan proyeksi laporan keuangan
apabila Transaksi dilakukan, diketahui bahwa rata-rata proyeksi DAR, DER, dan FCC adalah
sebesar 42,46%, 90,28%, dan 4,65x, berturut-turut. Apabila angka rata-rata DER dan FCC ini
dibandingkan dengan angka rata-rata DER dan FCC dari industri tekstil dan produk tekstil per
30 Juni 2019 (sumber: Reuters), maka dapat diindikasikan bahwa tingkat solvabilitas
Perseroan setelah Transaksi dilakukan masih dibawah tingkat solvabilitas industri tekstil dan
produk tekstil secara umum. Meskipun demikian, tingkat solvabilitas Perseroan masih relatif
baik mengingat angka DAR dan DER dibawah 100% dan FCC diatas 1x.
U r a i a n 31-Dec-14 31-Dec-15 31-Dec-16 31-Dec-17 31-Dec-18 30-Jun-19
Profitabilitas
Marjin laba kotor 22.07% 21.45% 21.38% 22.55% 17.77% 20.23%
Marjin laba operasi 17.01% 15.77% 16.98% 17.74% 15.66% 16.19%
Marjin laba sebelum pajak 11.89% 10.38% 9.71% 9.50% 9.61% 9.37%
Marjin laba bersih 9.11% 8.95% 8.73% 8.96% 8.18% 8.56%
ROE (return on equity) 21.83% 20.11% 17.93% 15.39% 16.38% 9.58%
ROA (return on assets) 7.23% 7.11% 6.27% 5.70% 6.20% 3.78%
ROIC (return on invested capital) 7.85% 7.64% 6.60% 6.21% 6.83% 4.05%
Likuiditas
Rasio cepat 4.97 4.69 2.90 3.32 2.87 7.78
Rasio lancar 5.06 4.81 3.06 3.68 3.08 8.33
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 58.96% 57.65% 60.00% 54.84% 52.84% 53.91%
DER (debt to equity ratio) 178.04% 163.20% 171.63% 147.95% 139.64% 136.82%
FCC (fixed charge coverage) 3.20 2.82 2.31 2.15 2.57 2.36
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-8
Tabel 4-4: Proyeksi Rasio Keuangan Perseroan Setelah Transaksi
Catatan: kolom proyeksi dan industri adalah rata-rata proyeksi setelah Transaksi dan industri.
Selanjutnya membandingkan angka rata-rata DAR, DER, dan FCC setelah Transaksi dilakukan
dibandingkan dengan angka rata-rata indikator yang sama di masa lalu (31 Desember 2014-
30 Juni 2019), maka dapat diindikasikan bahwa tingkat solvabilitas Perseroan setelah
Transaksi dilakukan akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini sebagaimana
diindikasikan dari perubahan angka rata-rata DAR, DER, dan FCC, dimana di masa lalu (31
Desember 2014-30 Juni 2019) sebesar 56,37%, 156,21%, dan 2,57x, berturut-turut, menjadi
sebesar 42,46%, 90,28%, dan 4,65x setelah Transaksi dilakukan.
4.3 ANALISIS DAMPAK LIKUIDITAS
Dampak likuiditas atas Transaksi diindikasikan melalui perkembangan rasio-rasio likuiditas,
seperti rasio cepat dan rasio lancar. Berdasarkan proyeksi laporan keuangan apabila Transaksi
dilakukan, diketahui bahwa rata-rata proyeksi rasio cepat dan rasio lancar setelah Transaksi
adalah sebesar 12,42x dan 13,57x, berturut-turut. Apabila angka rata-rata rasio cepat dan rasio
lancar ini dibandingkan dengan angka rata-rata rasio cepat dan rasio lancar dari industri tekstil
dan produk tekstil per 30 Juni 2019 (sumber: Reuters), maka dapat diindikasikan bahwa tingkat
likuiditas Perseroan setelah Transaksi dilakukan lebih baik dibandingkan tingkat solvabilitas
industri tekstil dan produk tekstil secara umum.
U r a i a n 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25 Proyeksi Industri
Profitabilitas
Marjin laba kotor 18.33% 17.66% 19.88% 21.47% 26.40% 31.02% 35.37% 24.30% 28.22%
Marjin laba operasi 13.93% 13.26% 15.48% 17.07% 22.00% 26.62% 30.97% 19.90% 6.92%
Marjin laba sebelum pajak 8.48% 7.78% 10.54% 12.53% 17.83% 22.80% 27.45% 15.34% 7.54%
Marjin laba bersih 7.21% 6.62% 8.96% 10.65% 15.16% 19.38% 23.33% 13.04% 5.89%
ROE (return on equity) 13.68% 12.06% 15.10% 16.35% 20.21% 21.96% 22.36% 17.39% 8.14%
ROA (return on assets) 5.20% 4.94% 6.76% 8.02% 11.03% 13.29% 14.83% 9.15% 4.13%
ROIC (return on invested capital) 5.65% 5.36% 7.32% 8.65% 11.82% 14.14% 15.64% 9.80% 6.29%
Likuiditas
Rasio cepat 9.01 9.32 10.00 11.02 12.86 15.61 19.11 12.42 1.01
Rasio lancar 10.13 10.45 11.14 12.18 14.02 16.79 20.30 13.57 1.78
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 54.13% 51.23% 47.57% 43.60% 38.70% 33.51% 28.51% 42.46%
DER (debt to equity ratio) 142.35% 125.18% 106.28% 88.91% 70.94% 55.36% 42.98% 90.28% 36.81%
FCC (fixed charge coverage) 2.53 2.40 3.10 3.72 5.22 6.87 8.70 4.65 7.14
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-9
Tabel 4-5: Historis Rasio Keuangan Perseroan
Catatan: kolom historis dan proyeksi adalah rata-rata historis dan proyeksi setelah Transaksi.
Selanjutnya membandingkan angka rata-rata rasio cepat dan rasio lancar setelah Transaksi
dilakukan dibandingkan dengan angka rata-rata indikator yang sama di masa lalu (31
Desember 2014-30 Juni 2019), maka dapat diindikasikan bahwa tingkat likuiditas Perseroan
setelah Transaksi dilakukan akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini
sebagaimana diindikasikan dari perubahan angka rata-rata rasio cepat dan rasio lancar,
dimana di masa lalu sebesar 4,42x dan 4,67x, berturut-turut, menjadi sebesar 12,42x dan
13,57x setelah Transaksi dilakukan.
4.4 ANALISIS DAMPAK KEUANGAN
Dampak keuangan antara sebelum dan setelah Transaksi dapat dianalisis melalui perubahan
proyeksi rasio keuangan antara sebelum dan setelah Transaksi. Dari sisi likuiditas, rata-rata
proyeksi rasio lancar dan rasio cepat setelah Transaksi mengalami peningkatan sebesar 0,35x
dibandingkan sebelum Transaksi. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat likuiditas setelah
Transaksi akan lebih baik. Dari sisi solvabilitas, rata-rata proyeksi DAR dan DER setelah
Transaksi mengalami peningkatan sebesar 0,97% dan 3,50%, berturut-turut, dibandingkan
sebelum Transaksi. Sementara rata-rata proyeksi FCC setelah Transaksi mengalami
penurunan sebesar 0,09x dibandingkan sebelum Transaksi. Meskipun demikian, peningkatan
DAR dan DER serta penurunan FCC ini tidak signifikan dan tingkat solvabilitas setelah
Transaksi masih baik mengingat kenaikan angka rata-rata DAR dan DER tidak secara
signifikan menjadi lebih dari 100% dan FCC tidak menjadi kurang dari 1x. Sedangkan dari sisi
profitabilitas, rata-rata proyeksi ROE, ROA, dan ROIC (return on invested capital) setelah
Transaksi mengalami penurunan yang tidak signifikan sebesar 0,02%, 0,17%, dan 0,19%,
berturut-turut, dibandingkan sebelum Transaksi. Sehingga dapat diindikasikan bahwa setelah
Transaksi, profitabilitas Perseroan relatif tidak berubah.
U r a i a n 31-Dec-14 31-Dec-15 31-Dec-16 31-Dec-17 31-Dec-18 30-Jun-19 Historis Proyeksi
Profitabilitas
Marjin laba kotor 22.07% 21.45% 21.38% 22.55% 17.77% 20.23% 20.91% 24.30%
Marjin laba operasi 17.01% 15.77% 16.98% 17.74% 15.66% 16.19% 16.56% 19.90%
Marjin laba sebelum pajak 11.89% 10.38% 9.71% 9.50% 9.61% 9.37% 10.08% 15.34%
Marjin laba bersih 9.11% 8.95% 8.73% 8.96% 8.18% 8.56% 8.75% 13.04%
ROE (return on equity) 21.83% 20.11% 17.93% 15.39% 16.38% 9.58% 16.87% 17.39%
ROA (return on assets) 7.23% 7.11% 6.27% 5.70% 6.20% 3.78% 6.05% 9.15%
ROIC (return on invested capital) 7.85% 7.64% 6.60% 6.21% 6.83% 4.05% 6.53% 9.80%
Likuiditas
Rasio cepat 4.97 4.69 2.90 3.32 2.87 7.78 4.42 12.42
Rasio lancar 5.06 4.81 3.06 3.68 3.08 8.33 4.67 13.57
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 58.96% 57.65% 60.00% 54.84% 52.84% 53.91% 56.37% 42.46%
DER (debt to equity ratio) 178.04% 163.20% 171.63% 147.95% 139.64% 136.82% 156.21% 90.28%
FCC (fixed charge coverage) 3.20 2.82 2.31 2.15 2.57 2.36 2.57 4.65
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-10
Tabel 4-6: Selisih Proyeksi Rasio Keuangan Sebelum dan Setelah Transaksi
Catatan: kolom proyeksi adalah selisih rata-rata proyeksi.
Tabel 4-7: Rasio Keuangan Sebelum Transaksi
Catatan: kolom proyeksi adalah rata-rata proyeksi.
Tabel 4-8: Rasio Keuangan Setelah Transaksi
Catatan: kolom proyeksi adalah rata-rata proyeksi.
U r a i a n 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25 Proyeksi
Profitabilitas
Marjin laba kotor 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Marjin laba operasi 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
Marjin laba sebelum pajak 0.53% -0.08% -0.14% -0.13% -0.12% -0.11% -0.10% -0.02%
Marjin laba bersih 0.45% -0.07% -0.12% -0.11% -0.10% -0.09% -0.08% -0.02%
ROE (return on equity) 0.75% -0.20% -0.25% -0.19% -0.12% -0.07% -0.04% -0.02%
ROA (return on assets) 0.19% -0.18% -0.24% -0.24% -0.25% -0.24% -0.22% -0.17%
ROIC (return on invested capital) 0.20% -0.20% -0.27% -0.27% -0.29% -0.27% -0.24% -0.19%
Likuiditas
Rasio cepat 0.45 0.41 0.37 0.33 0.31 0.29 0.27 0.35
Rasio lancar 0.45 0.41 0.37 0.33 0.31 0.29 0.27 0.35
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 0.90% 0.95% 1.00% 1.03% 1.03% 0.98% 0.91% 0.97%
DER (debt to equity ratio) 4.83% 4.53% 4.15% 3.66% 3.02% 2.41% 1.89% 3.50%
FCC (fixed charge coverage) 0.22 -0.04 -0.09 -0.11 -0.15 -0.20 -0.25 -0.09
U r a i a n 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25 Proyeksi
Profitabilitas
Marjin laba kotor 18.33% 17.66% 19.88% 21.47% 26.40% 31.02% 35.37% 24.30%
Marjin laba operasi 13.93% 13.26% 15.48% 17.07% 22.00% 26.62% 30.97% 19.90%
Marjin laba sebelum pajak 7.95% 7.87% 10.68% 12.66% 17.95% 22.90% 27.55% 15.36%
Marjin laba bersih 6.76% 6.69% 9.08% 10.76% 15.25% 19.47% 23.42% 13.06%
ROE (return on equity) 12.94% 12.27% 15.35% 16.53% 20.34% 22.03% 22.40% 17.41%
ROA (return on assets) 5.01% 5.11% 7.00% 8.26% 11.28% 13.54% 15.05% 9.32%
ROIC (return on invested capital) 5.45% 5.56% 7.59% 8.92% 12.11% 14.41% 15.87% 9.99%
Likuiditas
Rasio cepat 8.56 8.91 9.63 10.69 12.55 15.33 18.85 12.08
Rasio lancar 9.68 10.04 10.78 11.85 13.72 16.51 20.04 13.23
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 53.24% 50.28% 46.56% 42.57% 37.67% 32.53% 27.60% 41.49%
DER (debt to equity ratio) 137.52% 120.65% 102.13% 85.25% 67.91% 52.95% 41.09% 86.78%
FCC (fixed charge coverage) 2.31 2.44 3.19 3.83 5.37 7.07 8.95 4.74
U r a i a n 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25 Proyeksi
Profitabilitas
Marjin laba kotor 18.33% 17.66% 19.88% 21.47% 26.40% 31.02% 35.37% 24.30%
Marjin laba operasi 13.93% 13.26% 15.48% 17.07% 22.00% 26.62% 30.97% 19.90%
Marjin laba sebelum pajak 8.48% 7.78% 10.54% 12.53% 17.83% 22.80% 27.45% 15.34%
Marjin laba bersih 7.21% 6.62% 8.96% 10.65% 15.16% 19.38% 23.33% 13.04%
ROE (return on equity) 13.68% 12.06% 15.10% 16.35% 20.21% 21.96% 22.36% 17.39%
ROA (return on assets) 5.20% 4.94% 6.76% 8.02% 11.03% 13.29% 14.83% 9.15%
ROIC (return on invested capital) 5.65% 5.36% 7.32% 8.65% 11.82% 14.14% 15.64% 9.80%
Likuiditas
Rasio cepat 9.01 9.32 10.00 11.02 12.86 15.61 19.11 12.42
Rasio lancar 10.13 10.45 11.14 12.18 14.02 16.79 20.30 13.57
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 54.13% 51.23% 47.57% 43.60% 38.70% 33.51% 28.51% 42.46%
DER (debt to equity ratio) 142.35% 125.18% 106.28% 88.91% 70.94% 55.36% 42.98% 90.28%
FCC (fixed charge coverage) 2.53 2.40 3.10 3.72 5.22 6.87 8.70 4.65
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-11
4.5 PROFORMA LAPORAN KEUANGAN ATAS TRANSAKSI
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam membentuk proforma laporan keuangan konsolidasian
Perseroan adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan Transaksi terjadi pada tanggal 30 Juni 2019.
Perseroan menerbitkan Obligasi sebesar USD 225 juta. Hasil dari penerbitan tersebut
digunakan untuk melunasi Obligasi 2021, sementara sisanya digunakan memperkuat
modal kerja untuk kebutuhan perusahaan secara umum.
Pembayaran atas Transaksi dilakukan secara tunai.
Berikut ini adalah laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan laporan posisi keuangan
konsolidasian Perseroan sebelum dan setelah Transaksi.
Tabel 4-9: Proforma Laporan Laba Rugi Komprehensif (USD)
30 Juni 2019
Sebelum Setelah Selisih Selisih
Transaksi Transaksi nilai %
Penjualan neto 632,442,001 632,442,001 0 0.00%
Beban pokok pendapatan 504,476,176 504,476,176 0 0.00%
Laba (rugi) bruto 127,965,825 127,965,825 0 0.00%
Beban operasi -25,598,409 -25,598,409 0 0.00%
Beban penjualan -8,236,693 -8,236,693 0 0.00%
Beban umum & administrasi -17,361,172 -17,361,172 0 0.00%
Laba (rugi) selisih kurs - neto -389,599 -389,599 0 0.00%
Pendapatan dividen 0 0 0 0.00%
Goodw ill negatif 0 0 0 0.00%
Pendapatan operasi lainnya 389,055 389,055 0 0.00%
Beban operasi lainnya 0 0 0 0.00%
Laba (rugi) dari operasi 102,367,416 102,367,416 0 0.00%
Pendapatan (beban) keuangan -43,082,860 -43,082,860 0 0.00%
Beban keuangan -43,597,729 -43,597,729 0 0.00%
Pendapatan keuangan 514,869 514,869 0 0.00%
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 59,284,556 59,284,556 0 0.00%
Beban pajak penghasilan -5,125,033 -5,125,033 0 0.00%
Laba (rugi) sebelum penyesuaian proforma 54,159,523 54,159,523 0 0.00%
Penyesuaian proforma 0 0 0 0.00%
Laba (rugi) tahun berjalan 54,159,523 54,159,523 0 0.00%
Pendapatan komprehensif lain -974,221 -974,221 0 0.00%
Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 53,185,302 53,185,302 0 0.00%
U r a i a n
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-12
Tabel 4-10: Proforma Laporan Posisi Keuangan (USD)
Berdasarkan proforma laporan keuangan di atas, likuiditas Perseroan setelah Transaksi
mengalami peningkatan sebagaimana diindikasikan dari peningkatan rasio lancar dan rasio
cepat antara sebelum dan setelah Transaksi. Rasio lancar dan rasio cepat Perseroan setelah
Transaksi adalah diatas 100%, sehingga dapat diindikasikan bahwa likuiditas Perseroan masih
dalam posisi yang baik. Sementara disisi lain solvabilitas Perseroan setelah Transaksi
mengalami penurunan, meskipun tidak signifikan, sebagaimana diindikasikan dari kenaikan
DAR dan DER antara sebelum dan setelah Transaksi. Selanjutnya profitabilitas Perseroan
setelah Transaksi relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan sebelum Transaksi
sebagaimana diindikasikan dari marjin-marjin laba antara sebelum dan setelah Transaksi,
kecuali ROA sebelum dan setelah Transaksi mengalami penurunan serta ROE sebelum dan
setelah Transaksi mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan. Sehingga dapat
diindikasikan bahwa posisi keuangan Perseroan setelah Transaksi relatif masih baik.
30 Juni 2019
Sebelum Setelah Selisih Selisih
Transaksi Transaksi nilai %
Aset 1,434,464,157 1,474,945,157 40,481,000 2.82%
Aset lancar 767,195,529 807,676,529 40,481,000 5.28%
Kas & setara kas 136,840,216 177,321,216 40,481,000 29.58%
Piutang usaha 252,596,842 252,596,842 0 0.00%
Piutang lain-lain 15,948,155 15,948,155 0 0.00%
Persediaan 326,310,948 326,310,948 0 0.00%
Uang muka pembelian 35,499,368 35,499,368 0 0.00%
Aset tidak lancar 667,268,628 667,268,628 0 0.00%
Penyertaan saham 27,561 27,561 0 0.00%
Uang muka pembelian jangka panjang 7,025,588 7,025,588 0 0.00%
Aset tetap - neto 655,972,248 655,972,248 0 0.00%
Aset pajak tangguhan - neto 3,679,732 3,679,732 0 0.00%
Aset tidak lancar lainnya 563,499 563,499 0 0.00%
Liabilitas dan ekuitas 1,434,464,157 1,474,945,157 40,481,000 2.82%
Liabilitas jangka pendek 92,057,523 92,057,523 0 0.00%
Utang bank jangka pendek 22,324,183 22,324,183 0 0.00%
Utang usaha 29,586,642 29,586,642 0 0.00%
Utang pajak 13,546,246 13,546,246 0 0.00%
Beban akrual 14,630,691 14,630,691 0 0.00%
Utang lancar lainnya 3,907,249 3,907,249 0 0.00%
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 135,745 135,745 0 0.00%
Liabilitas jk. panjang jatuh tempo 1 th 7,926,767 7,926,767 0 0.00%
Liabilitas jangka panjang 777,210,838 827,691,838 50,481,000 6.50%
Liabilitas jk. panjang setelah jatuh tempo 1 th 423,612,309 423,612,309 0 0.00%
Wesel bayar - neto 319,439,750 369,920,750 50,481,000 15.80%
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 24,102,487 24,102,487 0 0.00%
Liabilitas pajak tangguhan - neto 9,617,700 9,617,700 0 0.00%
Ekuitas 565,195,796 555,195,796 -10,000,000 -1.77%
Ekuitas atribusi ke pemilik entitas induk 572,744,449 562,744,449 -10,000,000 -1.75%
Kepentingan non-pengendali 0 0 0 0.00%
Selisih penjabaran mata uang pelaporan -7,548,653 -7,548,653 0 0.00%
U r a i a n
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-13
Tabel 4-11: Proforma Rasio Keuangan
4.6 PENILAIAN PROYEKSI KEUANGAN
Proyeksi keuangan Perseroan sebelum dan setelah Transaksi yang disiapkan oleh manajemen
Perseroan pada prinsipnya memiliki asumsi-asumsi yang sama, kecuali bahwa setelah
Transaksi terdapat penerbitan Obligasi.
Untuk menilai kewajaran proyeksi dapat dilakukan analisis outlier terhadap rata-rata rasio
keuangan historis, proyeksi sebelum Transaksi, dan proyeksi setelah Transaksi, sebagai
berikut:
Tabel 4-12: Perbandingan Rasio Keuangan Proyeksi dan Historis
Berdasarkan perbandingan rasio profitabilitas, terlihat bahwa rata-rata proyeksi rasio
profitabilitas sebelum dan setelah Transaksi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata historis
rasio profitabilitasnya. Namun demikian tidak ada indikasi outlier antara proyeksi dengan
historis profitabilitas Perseroan. Demikian pula perbandingan rasio likuiditas, terlihat bahwa
rata-rata proyeksi rasio likuiditas sebelum dan setelah Transaksi mengalami peningkatan bila
30 Juni 2019
Sebelum Setelah Selisih Selisih
Transaksi Transaksi nilai %
Rasio likuiditas
Rasio lancar (current ratio) 833.39% 877.36% 43.97% 5.28%
Rasio cepat (quick ratio) 714.75% 758.72% 43.97% 6.15%
Rasio solvabilitas
DER (total debt to equity ratio) 213.73% 226.67% 12.94% 6.06%
DAR (total debt to total asset ratio) 83.47% 84.60% 1.13% 1.36%
Rasio profitabilitas
ROA (return on asset) 3.71% 3.61% -0.10% -2.74%
ROE (return on equity) 9.41% 9.58% 0.17% 1.80%
Marjin laba kotor 20.23% 20.23% 0.00% 0.00%
Marjin laba operasi 16.19% 16.19% 0.00% 0.00%
Marjin laba bersih 8.41% 8.41% 0.00% 0.00%
U r a i a n
Rata-rata Outlier
Historis Proyeksi sblm RT Proyeksi stlh RT Batas bawah IQR Batas atas
Profitabilitas
Marjin laba kotor 20.91% 24.30% 24.30% 20.06% 1.70% 26.85%
Marjin laba operasi 16.56% 19.90% 19.90% 15.72% 1.67% 22.41%
Marjin laba sebelum pajak 10.08% 15.36% 15.34% 8.75% 2.64% 19.32%
Marjin laba bersih 8.75% 13.06% 13.04% 7.66% 2.16% 16.29%
ROE (return on equity) 16.87% 17.41% 17.39% 16.73% 0.27% 17.80%
ROA (return on assets) 6.05% 9.32% 9.15% 5.14% 1.64% 11.69%
ROIC (return on invested capital) 6.53% 9.99% 9.80% 5.57% 1.73% 12.48%
Likuiditas
Rasio kas 0.95 4.70 5.05 -0.25 2.05 7.95
Rasio cepat 4.42 12.08 12.42 2.25 4.00 18.25
Rasio lancar 4.67 13.23 13.57 2.27 4.45 20.08
Solvabilitas
DAR (debt to total assets ratio) 56.37% 41.49% 42.46% 30.82% 7.44% 60.57%
DER (debt to equity ratio) 156.21% 86.78% 90.28% 36.46% 34.71% 175.32%
FCC (fixed charge coverage) 2.57 4.74 4.65 1.98 1.08 6.32
U r a i a n
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-14
dibandingkan dengan rata-rata historis rasio likuiditasnya. Namun demikian tidak ada indikasi
outlier antara proyeksi dengan historis likuiditas Perseroan. Sementara perbandingan
solvabilitas antara rata-rata proyeksi rasio solvabilitas sebelum dan setelah Transaksi dengan
rata-rata historisnya juga mengalami perbaikan sebagaimana diindikasikan dari penurunan
rata-rata rasio DAR dan DER. Namun demikian tidak ada pula indikasi outlier antara proyeksi
dengan historis solvabilitas Perseroan. Berdasarkan analisis outlier tersebut sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa proyeksi keuangan yang ada adalah masih dalam kewajaran.
4.7 KEMAMPUAN PELUNASAN ATAS TRANSAKSI
Kemampuan pengembalian terhadap Obligasi yang diterbitkan dapat diindikasikan melalui
proyeksi arus kas bersih konsolidasian Perseroan. Berdasarkan proyeksi dari manajemen
Perseroan yang telah kami reviu, terlihat bahwa Perseroan mampu menghasilkan arus kas
bersih setiap tahunnya setelah memperhitungkan pembayaran bunga Obligasi. Dari hasil
akumulasi arus kas bersih tersebut Perseroan diproyeksikan akan mampu mengembalikan
pokok Obligasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Tabel 4-13: Proyeksi Arus Kas Konsolidasian Perseroan Setelah Transaksi
U r a i a n 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25
Arus kas dari aktivitas operasi -18,924,619 75,350,959 128,204,447 159,044,179 263,728,227 357,779,812 461,056,426
Laba (rugi) tahun berjalan 26,835,138 81,204,262 119,716,502 154,953,126 240,120,931 334,322,024 438,386,445
Depresiasi 30,552,515 59,496,663 62,496,663 65,496,663 68,496,663 71,496,663 74,496,663
Perubahan modal kerja
Piutang usaha -39,879,290 -26,933,176 -28,386,853 -30,915,401 -33,669,676 -36,669,875 -39,938,001
Piutang lain-lain -234,026 -1,449,781 -1,594,090 -1,708,841 -1,861,070 -2,026,890 -2,207,516
Persediaan -13,024,541 -36,273,610 -23,402,931 -28,334,737 -9,202,543 -9,559,951 -9,938,369
Uang muka pembelian -48,543,111 -7,805,260 -7,490,012 -6,531,873 -4,818,033 -2,552,110 -2,640,917
Aset pajak tangguhan - neto -758,738 0 0 0 0 0 0
Utang usaha 30,443,700 5,575,186 5,350,009 4,665,623 3,441,452 1,822,936 1,886,369
Utang pajak -295,061 0 0 0 0 0 0
Beban akrual -2,711,658 1,106,954 1,062,245 926,360 683,301 361,944 374,539
Utang lancar lainnya 759,228 429,721 452,914 493,257 537,202 585,070 637,214
Liabilitas imbalan kerja 7,548,924 0 0 0 0 0 0
Liabilitas pajak tangguhan - neto -9,617,700 0 0 0 0 0 0
Arus kas dari aktivitas investasi -9,047,932 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000
Penyertaan saham 27,561 0 0 0 0 0 0
Uang muka pembelian jangka panjang 7,025,588 0 0 0 0 0 0
Aset tetap - neto -16,664,580 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000
Aset tidak lancar lainnya 563,499 0 0 0 0 0 0
Arus kas dari aktivitas pendanaan 69,444,198 0 0 0 0 0 0
Utang bank jangka pendek -22,324,183 0 0 0 0 0 0
Liabilitas jangka panjang -431,539,076 0 0 0 0 0 0
Liabilitas derivatif 0 0 0 0 0 0 0
Wesel bayar - neto 523,307,457 0 0 0 0 0 0
Koreksi 0 0 0 0 0 0 0
Arus kas bersih 41,471,648 30,350,959 83,204,447 114,044,179 218,728,227 312,779,812 416,056,426
Kas & setara kas aw al tahun 136,840,216 178,311,864 208,662,823 291,867,270 405,911,448 624,639,675 937,419,487
Kas & setara kas akhir tahun 178,311,864 208,662,823 291,867,270 405,911,448 624,639,675 937,419,487 1,353,475,914
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-15
4.8 ANALISIS CASH MANAGEMENT DAN FINANCIAL COVENANT
4.8.1 Analisis Cash Management
Berdasarkan proyeksi dari manajemen Perseroan yang telah kami reviu, perputaran piutang
usaha dan utang usaha antara sebelum dan setelah Transaksi menunjukkan tidak ada
perubahan. Sementara perputaran persediaan antara sebelum dan setelah Transaksi juga
tidak mengalami perubahan. Sehingga kombinasi dari perputaran persediaan, piutang usaha
dan utang usaha tersebut tidak memberikan dampak terhadap perputaran kas Perseroan
antara sebelum dan setelah Transaksi.
Tabel 4-14: Proyeksi Perputaran Kas Sebelum dan Setelah Transaksi
Catatan: kolom historis dan proyeksi adalah rata-rata historis dan proyeksi.
4.8.2 Analisis Financial Covenant
Perseroan, SPD, BIS, dan PMJ secara atas unjuk dan tidak dapat ditarik kembali menjamin
seluruh pembayaran terkait Obligasi untuk tepat waktu pada saat jatuh tempo. Pada saat
tanggal penerbitan, Golden Mountain, SPD, BIS, dan PMJ disebut sebagai Restricted
Subsidiaries. Namun demikian, dalam situasi tertentu sebagaimana dituangkan dalam Final
Offering Memorandum, Perseroan dapat mengalihkan anak perusahaan tertentu dalam
Restricted Subsidiaries menjadi Unrestricted Subsidiaries, maupun sebaliknya. Unrestricted
Subsidiaries tidak akan menjadi subyek dari covenant.
Perseroan dan Restricted Subsidiaries merupakan subyek dari covenant Obligasi yang dapat
membatasi kemampuan Perseroan dan Restricted Subsidiaries untuk membiayai usahanya di
masa depan dan kebutuhan modal dan untuk mengejar peluang bisnis yang ada. Covenant ini
membatasi Perseroan dan Restricted Subsidiaries, antara lain untuk:
Menambah pinjaman, kecuali pinjaman tertentu yang diperbolehkan;
Menambah atau membuat hak gadai tertentu;
Melakukan pembayaran tertentu, termasuk dividen atau distribusi lainnya, sehubungan
dengan saham Perseroan maupun Restricted Subsidiaries;
Melunasi utang subordinasi atau ekuitas;
Melakukan investasi dan belanja modal tertentu;
U r a i a n 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25 Historis Proyeksi
Perputaran modal kerja sebelum RT
Piutang usaha 94 94 94 94 94 94 94 80 94
Persediaan 109 110 107 106 99 93 87 104 102
Utang usaha 24 23 24 24 24 24 25 20 24
Kas 179 181 177 176 168 162 157 164 171
Perputaran modal kerja setelah RT
Piutang usaha 94 94 94 94 94 94 94 80 94
Persediaan 109 110 107 106 99 93 87 104 102
Utang usaha 24 23 24 24 24 24 25 20 24
Kas 179 181 177 176 168 162 157 164 171
Perputaran kas inkremental 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-16
Melakukan pembayaran dividen atau distribusi lainnya, pinjaman atau uang muka untuk
dan atas pengalihan aset kepada Perseroan ataupun Restricted Subsidiaries;
Menjual, menyewakan atau mengalihkan aset tertentu, termasuk saham dari Restricted
Subsidiaries;
Menerbitkan penjaminan oleh Restricted Subsidiaries;
Terlibat dalam transaksi tertentu dengan pemegang saham dan afiliasi;
Terlibat dalam transaksi jual sewa (sale and leaseback transactions);
Masuk ke bisnis yang tidak terkait atau terlibat dalam aktivitas yang dilarang; atau
Konsolidasi atau merger dengan entitas lain.
Covenant tersebut dapat membatasi kemampuan Perseroan, SPD, BIS, PMJ, dan Restricted
Subsidiaries untuk membiayai operasi dan kebutuhan modal mereka di masa depan serta
kemampuan mereka untuk mengejar peluang bisnis maupun kegiatan yang sesuai dengan
kepentingan Perseroan, SPD, BIS, PMJ, dan Restricted Subsidiaries. Namun demikian,
berdasarkan proyeksi yang dilakukan, secara konsolidasian Perseroan memiliki internal cash
yang cukup besar di masa mendatang yang dapat digunakan untuk pembiayaan investasi
potensi bisnis-bisnis baru. Sehingga kebutuhan pembiayaan eksternal untuk investasi ataupun
modal kerja dapat dikurangi.
4.9 ANALISIS IMBAL HASIL
Sampai dengan 30 Juni 2019, penerbit obligasi global dalam USD dengan bunga tetap,
dibayarkan per semesteran dan berasal dari negara-negara berkembang di Asia meliputi 17
penerbit. Kisaran profil tingkat imbal hasil dan harga dari obligasi global pembanding
berperingkat B sampai dengan BB (Fitch) per 30 Juni 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4-15: Statistik Obligasi Global Pembanding Berperingkat B-BB
Keterangan Harga (bid-ask) Imbal hasil (bid-ask)
Rata-rata (bid-ask) 98,17%-99,04% 7,06%-6,73% Median (bid-ask) 99,21%-99,79% 5,68%-5,45% Minimum (bid-ask) 83,33%-84,11% 4,00%-3,62% Maksimum (bid-ask) 104,93%-105,74% 16,60%-15,16%
Berdasarkan kisaran profil tingkat imbal hasil dan harga obligasi global pembanding diatas,
maka Obligasi yang akan diterbitkan dengan kupon sebesar 7,25% dan harga sebesar
99,954% serta mendapatkan peringkat Ba3 (Moody’s) dan BB- (Fitch) adalah masih dalam
kisaran imbal hasil dan harga obligasi global dengan peringkat yang sama.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-17
Tabel 4-16: Profil Obligasi Global Pembanding per 30 Juni 2019
Sumber: Standard & Poor’s Capital IQ.
4.10 ANALISIS INKRIMENTAL
4.10.1 Kontribusi Nilai Tambah
Analisis inkremental dilakukan dengan membandingkan kemampuan Perseroan menghasilkan
arus kas bersih antara apabila Transaksi tidak dilakukan (sebelum Transaksi) dengan apabila
Transaksi dilakukan (setelah Transaksi). Proyeksi arus kas bersih sebelum dan setelah
Transaksi adalah berdasarkan proyeksi dari manajemen Perseroan yang telah kami reviu. Arus
kas bersih inkremental adalah selisih dari arus kas bersih setelah Transaksi dengan arus kas
bersih sebelum Transaksi. Nilai selisih positif mengindikasikan adanya nilai tambah bagi
Perseroan apabila Transaksi dilakukan, demikian pula sebaliknya. Arus kas bersih inkremental
ini selanjutnya dihitung nilai kininya untuk mendapatkan gambaran nilai arus kas bersih
inkremental yang wajar. Jumlah nilai kini arus kas bersih inkremental yang positif
mengindikasikan adanya nilai tambah bagi Perseroan apabila Transaksi dilakukan, demikian
pula sebaliknya.
Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas bersih inkremental
(dalam USD) adalah menggunakan biaya modal ekuitas yang ditentukan menggunakan CAPM,
sebesar 9,04%. Asumsi yang membentuk biaya modal ekuitas tersebut: tingkat imbal hasil
bebas risiko 4,26% (rata-rata tingkat imbal hasil obligasi global pemerintah jatuh tempo lebih
dari sepuluh tahun per 30 Juni 2019, sumber: Bank Indonesia), premi risiko ekuitas 8,42%
(sumber: Prof. Aswath Damodaran, New York University, 2019), default spread 2,15% (sumber:
Prof. Aswath Damodaran, New York University, 2019), beta unlevered industri tekstil dan
produk tekstil 0,6545 (sumber: Prof. Aswath Damodaran, New York University, 2019), dan DER
industri tekstil dan produk tekstil 34,26% (sumber: Prof. Aswath Damodaran, New York
University, 2019).
Rating Harga Imbal hasil (yield)
(S&P/Fitch) Bid Ask Bid Ask
TBLA International Pte. Ltd. 7.00% 24-Jan-2023 NR/B+ 99.82% 100.55% 7.06% 6.82%
Studio City Company Ltd. 7.25% 30-Nov-2021 BB-/NR 102.64% 103.70% 6.06% 5.59%
Melco Resorts Finance Limited 4.88% 6-Jun-2025 BB/NR 99.21% 99.79% 5.03% 4.92%
Glenmark Pharmaceuticals Limited 4.50% 2-Aug-2021 BB-/BB 98.66% 99.37% 5.19% 4.82%
HT Global IT Solutions Holdings Limited 7.00% 14-Jul-2021 B+/BB- 103.31% 103.69% 5.26% 5.07%
Fufeng Group Limited 5.88% 28-Aug-2021 BBB-/NR 103.78% 104.23% 4.00% 3.78%
Softbank Group Corporation 5.38% 30-Jul-2022 BB+/NR 103.96% 105.06% 4.00% 3.62%
Yancoal Int'l Resources Development Co. Ltd. 6.00% 29-Nov-2021 BB/NR 101.92% 102.62% 5.14% 4.83%
361 Degrees International Limited 7.25% 3-Jun-2021 BB-/BB- 85.12% 87.21% 16.60% 15.16%
ABJA Investment Co. Pte. Ltd. 5.45% 24-Jan-2028 BB-/NR 95.70% 96.66% 6.10% 5.95%
Medco Platinum Road Pte. Ltd. 6.75% 30-Jan-2025 B/B+ 99.69% 100.32% 6.82% 6.68%
Delhi International Airport Limited 6.13% 31-Oct-2026 BB/NR 104.93% 105.74% 5.29% 5.16%
Vedanta Resources Plc. 6.13% 9-Aug-2024 B+/NR 92.12% 93.36% 8.03% 7.72%
Golden Energy & Resources Limited 9.00% 14-Feb-2023 NR/B+ 97.38% 98.42% 9.87% 9.52%
Press Metal (Labuan) Ltd. 4.80% 30-Oct-2022 BB-/NR 98.45% 99.29% 5.31% 5.03%
Geo Coal International Pte. Ltd. 8.00% 4-Oct-2022 B-/B 83.33% 84.11% 14.60% 14.25%
Fortune Star (BVI) Limited 5.25% 23-Mar-2022 BB/NR 98.92% 99.49% 5.68% 5.45%
Penerbit Kupon Jatuh tempo
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-18
Hasil perhitungan nilai kini dari arus kas bersih inkrimental Perseroan antara apabila Transaksi
dilakukan dengan apabila Transaksi tidak dilakukan, menunjukkan nilai yang positif. Hal ini
mengindikasikan bahwa Transaksi berpotensi memberikan nilai tambah bagi Perseroan.
Tabel 4-17: Proyeksi Arus Kas Bersih Inkrimental (USD)
4.10.2 Biaya dan Pendapatan Relevan
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak manajemen Perseroan tidak terdapat biaya
dan pendapatan relevan lain yang mempengaruhi Transaksi.
4.10.3 Informasi Non Keuangan Relevan
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak manajemen Perseroan tidak terdapat
informasi non keuangan relevan lain yang mempengaruhi Transaksi.
4.10.4 Prosedur Pengambilan Keputusan
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak manajemen Perseroan, Transaksi telah
mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan.
4.10.5 Hal-hal Material Lain
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak manajemen Perseroan tidak terdapat hal-
hal material lain yang mempengaruhi Transaksi.
4.11 ANALISIS JAMINAN
Kemampuan Penerbit untuk membuat pembayaran bunga dan pokok yang terjadwal atas
Obligasi dan kemampuan Perseroan, SPD, BIS, dan PMJ untuk melakukan pembayaran
terhadap utang antar perusahaan, dibawah penjaminan dan kewajiban kontraktual, dan
membiayai operasinya, akan tergantung pada kinerja masa depan dan kemampuannya untuk
menghasilkan kas, akan tergantung pula kepada faktor-faktor seperti kondisi ekonomi,
U r a i a n 30-Jun-19 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25
Arus kas bersih (sebelum Rencana Transaksi) 828,266 31,205,320 84,784,172 115,623,904 220,307,952 314,359,537 417,636,151
Arus kas dari aktivitas operasi -23,990,831 76,205,320 129,784,172 160,623,904 265,307,952 359,359,537 462,636,151
Arus kas dari aktivitas investasi -9,047,932 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000
Arus kas dari aktivitas pendanaan 33,867,029 0 0 0 0 0 0
Nilai terminal 4,621,582,514
Arus kas bersih (setelah Rencana Transaksi) 41,471,648 30,350,959 83,204,447 114,044,179 218,728,227 312,779,812 416,056,426
Arus kas dari aktivitas operasi -18,924,619 75,350,959 128,204,447 159,044,179 263,728,227 357,779,812 461,056,426
Arus kas dari aktivitas investasi -9,047,932 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000
Arus kas dari aktivitas pendanaan 69,444,198 0 0 0 0 0 0
Nilai terminal 4,604,101,198
Arus kas bersih inkremental 40,643,382 -854,361 -1,579,725 -1,579,725 -1,579,725 -1,579,725 -19,061,041
Faktor PV
Periode 0.50 1.50 2.50 3.50 4.50 5.50 6.50
Tingkat diskonto 9.04% 9.04% 9.04% 9.04% 9.04% 9.04% 9.04%
Faktor diskonto 0.9577 0.8783 0.8055 0.7387 0.6775 0.6214 0.5699
PV arus kas bersih inkremental 38,922,756 -750,382 -1,272,478 -1,167,019 -1,070,299 -981,596 -10,862,390
NPV arus kas bersih inkremental 22,818,592
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
4-19
keuangan, kompetisi, legislatif, hukum, peraturan serta faktor lainnya, dimana beberapa faktor
tersebut berada di luar kendali Perseroan, SPD, BIS, dan PMJ.
Jika arus kas Perseroan, SPD, BIS, dan PMJ di masa mendatang dari operasi dan dari sumber
daya lainnya tidak mencukupi untuk membayar kewajiban utangnya, termasuk pinjaman antar
perusahaan, kewajiban kontrak, atau untuk membiayai kebutuhan likuiditas lainnya, Perseroan,
SPD, BIS, dan PMJ dapat dipaksa untuk menjual aset atau mencoba untuk merestrukturisasi
atau membiayai utang yang ada. Kemampuan Perseroan, SPD, BIS, dan PMJ untuk
merestrukturisasi atau refinancing utang akan tergantung pada kondisi pasar modal dan
kondisi keuangan pada saat itu. Refinancing utang Perseroan dan anak perusahaannya
dimasa mendatang bisa pada tingkat bunga yang lebih tinggi dan mungkin perlu untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan yang lebih berat, yang selanjutnya dapat membatasi kegiatan
usahanya. Persyaratan instrumen utang yang ada saat ini atau yang akan datang mungkin
akan membatasi Perseroan dan anak perusahaannya untuk mengadopsi beberapa alternatif
pembiayaan. Selain itu, kegagalan untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok utang
Perseroan dan anak perusahaannya secara tepat waktu mungkin dapat berakibat penurunan
peringkat kredit, yang dapat merugikan kemampuan Perseroan dan anak perusahaannya
untuk menambah utang baru.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
5-1
BAB 5. ANALISIS ATAS KEWAJARAN TRANSAKSI
1) Pihak-pihak yang terkait dalam Transaksi adalah Perseroan, SPD, BIS, PMJ, serta Initial
Purchaser/Pembeli Awal. Berdasarkan keterangan manajemen Perseroan, tidak terdapat benturan
kepentingan sehubungan dengan Transaksi tersebut.
2) Berdasarkan analisis manfaat dan risiko, manfaat dari Transaksi bagi Perseroan adalah bahwa: (i)
melalui penerbitan Obligasi, Perseroan dapat melunasi Obligasi 2021 dan mengubahnya menjadi
pinjaman dengan jatuh tempo pembayarannya lebih panjang, yaitu menjadi 4 tahun; (ii) Obligasi
yang diterbitkan adalah berbunga tetap (fixed rate) sehingga melalui skema pembiayaan ini,
Perseroan mampu meniadakan risiko fluktuasi tingkat bunga; (iii) Obligasi tidak mengharuskan
Perseroan untuk menyerahkan kolateral, meskipun demikian Entitas Anak Penjamin memberikan
jaminan perusahaan dalam penerbitan Obligasi; dan (iv) melalui penerbitan Obligasi ini, Perseroan
dan kelompok usahanya akan semakin dikenal oleh investor internasional, sehingga akan
mempermudah akses kredit di pasar global dimasa mendatang bila dibutuhkan. Sementara risiko
dari Transaksi bagi Perseroan adalah bahwa: (i) Perseroan terikat kepada beberapa covenant yang
mungkin akan membatasi kemampuan Perseroan untuk membiayai usaha, memenuhi kebutuhan
modal, maupun untuk mengambil peluang bisnis di masa depan; (ii) kemampuan Perseroan untuk
pembayaran bunga maupun pengembalian pokok dari Obligasi, bergantung kepada kinerja masa
depan Perseroan serta kemampuannya untuk menghasilkan kas yang mana kinerja di masa
mendatang tersebut tentunya tidak terlepas kepada kondisi ekonomi, keuangan, kompetisi, hukum,
peraturan dan faktor-faktor lainnya, yang berada di luar kendali Perseroan tersebut; (iii) Perseroan
mungkin tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pembelian kembali (redemption) terhadap
Obligasi yang nilainya dapat lebih besar daripada 100% dari jumlah pokok Obligasi secara tunai,
apabila terjadi peristiwa-peristiwa tertentu sebagaimana yang dipersyaratkan dalam penerbitan
Obligasi; dan (iv) melalui penerbitan Obligasi dalam mata uang USD maka akibatnya Perseroan
terkena risiko nilai tukar mata uang yang dapat berdampak negatif terhadap arus kasnya.
3) Berdasarkan analisis keuntungan dan kerugian, keuntungan dari Transaksi adalah bahwa (i)
melalui penerbitan Obligasi ini, Perseroan mendapatkan pembiayaan dengan proses yang lebih
singkat dibandingkan melalui pinjaman bank; sehingga Perseroan dapat segera mengambil
peluang-peluang usaha yang ada; dan (ii) hasil dari penerbitan Obligasi sebagian akan digunakan
untuk melunasi Obligasi 2021, dimana Obligasi 2021 tersebut memiliki biaya dana yang lebih tinggi
daripada biaya dana Obligasi. Sehingga beban keuangan Perseroan akan menurun seiring
pelunasan Obligasi 2021 tersebut. Sementara kerugian dari Transaksi adalah bahwa proses
penerbitan Obligasi membutuhkan biaya emisi yang cukup besar bila dibandingkan dengan biaya
provisi dari fasilitas pinjaman bank pada umumnya. Sebagaimana biaya provisi dari fasilitas
pinjaman bank yang berkisar 0,5%-1,0% dari jumlah pokok pinjaman, maka biaya emisi dari
Obligasi ini dapat mencapai 2,5% dari jumlah pokoknya.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
5-2
4) Berdasarkan analisis dampak leverage, rata-rata proyeksi DAR, DER, dan FCC apabila Transaksi
dilakukan adalah sebesar 42,46%, 90,28%, dan 4,65x, berturut-turut. Apabila angka rata-rata DER
dan FCC ini dibandingkan dengan angka rata-rata DER dan FCC dari industri tekstil dan produk
tekstil per 30 Juni 2019 (sumber: Reuters), maka dapat diindikasikan bahwa tingkat solvabilitas
Perseroan setelah Transaksi dilakukan masih dibawah tingkat solvabilitas industri tekstil dan
produk tekstil secara umum. Meskipun demikian, tingkat solvabilitas Perseroan masih relatif baik
mengingat angka DAR dan DER dibawah 100% dan FCC diatas 1x. Selanjutnya membandingkan
angka rata-rata DAR, DER, dan FCC setelah Transaksi dilakukan dibandingkan dengan angka
rata-rata indikator yang sama di masa lalu (31 Desember 2014-30 Juni 2019), maka dapat
diindikasikan bahwa tingkat solvabilitas Perseroan setelah Transaksi dilakukan akan lebih baik
dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini sebagaimana diindikasikan dari perubahan angka rata-
rata DAR, DER, dan FCC, dimana di masa lalu (31 Desember 2014-30 Juni 2019) sebesar 56,37%,
156,21%, dan 2,57x, berturut-turut, menjadi sebesar 42,46%, 90,28%, dan 4,65x setelah Transaksi
dilakukan.
5) Berdasarkan analisis dampak likuiditas, rata-rata proyeksi rasio cepat dan rasio lancar setelah
Transaksi adalah sebesar 12,42x dan 13,57x, berturut-turut. Apabila angka rata-rata rasio cepat
dan rasio lancar ini dibandingkan dengan angka rata-rata rasio cepat dan rasio lancar dari industri
tekstil dan produk tekstil per 30 Juni 2019 (sumber: Reuters), maka dapat diindikasikan bahwa
tingkat likuiditas Perseroan setelah Transaksi dilakukan lebih baik dibandingkan tingkat solvabilitas
industri tekstil dan produk tekstil secara umum. Selanjutnya membandingkan angka rata-rata rasio
cepat dan rasio lancar setelah Transaksi dilakukan dibandingkan dengan angka rata-rata indikator
yang sama di masa lalu (31 Desember 2014-30 Juni 2019), maka dapat diindikasikan bahwa tingkat
likuiditas Perseroan setelah Transaksi dilakukan akan lebih baik dibandingkan periode
sebelumnya. Hal ini sebagaimana diindikasikan dari perubahan angka rata-rata rasio cepat dan
rasio lancar, dimana di masa lalu sebesar 4,42x dan 4,67x, berturut-turut, menjadi sebesar 12,42x
dan 13,57x setelah Transaksi dilakukan.
6) Berdasarkan analisis dampak keuangan melalui perbandingan proyeksi rasio keuangan antara
sebelum dan setelah Transaksi, dari sisi likuiditas, rata-rata proyeksi rasio lancar dan rasio cepat
setelah Transaksi mengalami peningkatan sebesar 0,35x dibandingkan sebelum Transaksi. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat likuiditas setelah Transaksi akan lebih baik. Dari sisi solvabilitas,
rata-rata proyeksi DAR dan DER setelah Transaksi mengalami peningkatan sebesar 0,97% dan
3,50%, berturut-turut, dibandingkan sebelum Transaksi. Sementara rata-rata proyeksi FCC setelah
Transaksi mengalami penurunan sebesar 0,09x dibandingkan sebelum Transaksi. Meskipun
demikian, peningkatan DAR dan DER serta penurunan FCC ini tidak signifikan dan tingkat
solvabilitas setelah Transaksi masih baik mengingat kenaikan angka rata-rata DAR dan DER tidak
secara signifikan menjadi lebih dari 100% dan FCC tidak menjadi kurang dari 1x. Sedangkan dari
sisi profitabilitas, rata-rata proyeksi ROE, ROA, dan ROIC (return on invested capital) setelah
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
5-3
Transaksi mengalami penurunan yang tidak signifikan sebesar 0,02%, 0,17%, dan 0,19%, berturut-
turut, dibandingkan sebelum Transaksi. Sehingga dapat diindikasikan bahwa setelah Transaksi,
profitabilitas Perseroan relatif tidak berubah.
7) Berdasarkan analisis kemampuan pelunasan terhadap Obligasi yang diterbitkan, terlihat bahwa
Perseroan mampu menghasilkan arus kas bersih setiap tahunnya setelah memperhitungkan
pembayaran bunga Obligasi. Dari hasil akumulasi arus kas bersih tersebut Perseroan
diproyeksikan akan mampu mengembalikan pokok Obligasi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
8) Berdasarkan analisis cash management, perputaran piutang usaha dan utang usaha antara
sebelum dan setelah Transaksi menunjukkan tidak ada perubahan. Sementara perputaran
persediaan antara sebelum dan setelah Transaksi juta tidak mengalami perubahan. Sehingga
kombinasi dari perputaran persediaan, piutang usaha dan utang usaha tersebut tidak memberikan
dampak terhadap perputaran kas Perseroan antara sebelum dan setelah Transaksi.
9) Berdasarkan analisis financial covenant, Perseroan dan Restricted Subsidiaries (Golden Mountain,
SPD, BIS, dan PMJ) merupakan subyek dari covenant Obligasi yang dapat membatasi kemampuan
Perseroan dan Restricted Subsidiaries untuk membiayai usahanya di masa depan dan kebutuhan
modal dan untuk mengejar peluang bisnis yang ada. Namun demikian, berdasarkan proyeksi yang
dilakukan, secara konsolidasian Perseroan memiliki internal cash yang cukup besar di masa
mendatang yang dapat digunakan untuk pembiayaan investasi potensi bisnis-bisnis baru.
Sehingga kebutuhan pembiayaan eksternal untuk investasi ataupun modal kerja dapat dikurangi.
10) Berdasarkan proforma laporan keuangan atas Transaksi, likuiditas Perseroan setelah Transaksi
mengalami peningkatan sebagaimana diindikasikan dari peningkatan rasio lancar dan rasio cepat
antara sebelum dan setelah Transaksi. Rasio lancar dan rasio cepat Perseroan setelah Transaksi
adalah diatas 100%, sehingga dapat diindikasikan bahwa likuiditas Perseroan masih dalam posisi
yang baik. Sementara disisi lain solvabilitas Perseroan setelah Transaksi mengalami penurunan,
meskipun tidak signifikan, sebagaimana diindikasikan dari kenaikan DAR dan DER antara sebelum
dan setelah Transaksi. Selanjutnya profitabilitas Perseroan setelah Transaksi relatif tidak
mengalami perubahan dibandingkan sebelum Transaksi sebagaimana diindikasikan dari marjin-
marjin laba antara sebelum dan setelah Transaksi, kecuali ROA sebelum dan setelah Transaksi
mengalami penurunan serta ROE sebelum dan setelah Transaksi mengalami peningkatan
meskipun tidak signifikan. Sehingga dapat diindikasikan bahwa posisi keuangan Perseroan setelah
Transaksi relatif masih baik.
11) Berdasarkan analisis kewajaran proyeksi keuangan, perbandingan rasio keuangan historis serta
sebelum dan setelah Transaksi, menunjukkan bahwa rata-rata proyeksi rasio profitabilitas sebelum
dan setelah Transaksi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata rasio profitabilitas historisnya.
Namun demikian tidak ada indikasi outlier antara proyeksi dengan historis profitabilitas Perseroan.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
5-4
Demikian pula perbandingan rasio likuiditas, terlihat bahwa rata-rata proyeksi rasio likuiditas
sebelum dan setelah Transaksi mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan rata-rata rasio
likuiditas historisnya. Namun demikian tidak ada indikasi outlier antara proyeksi dengan historis
likuiditas Perseroan. Sementara perbandingan solvabilitas antara rata-rata proyeksi rasio
solvabilitas sebelum dan setelah Transaksi dengan rata-rata historisnya juga mengalami perbaikan
sebagaimana diindikasikan dari penurunan rata-rata rasio DAR dan DER. Namun demikian tidak
ada pula indikasi outlier antara proyeksi dengan historis solvabilitas Perseroan. Berdasarkan
analisis outlier tersebut sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa proyeksi keuangan yang ada adalah
masih dalam kewajaran.
12) Berdasarkan analisis tingkat imbal hasil, diketahui bahwa Obligasi yang diterbitkan dengan kupon
sebesar 7,25% serta mendapatkan peringkat Ba3 (Moody’s) dan BB- (Fitch) adalah dalam kisaran
imbal hasil dan harga dari obligasi global dengan peringkat yang sama.
13) Berdasarkan hasil perhitungan nilai kini dari arus kas bersih inkrimental Perseroan antara apabila
Transaksi dilakukan dengan apabila Transaksi tidak dilakukan menunjukkan nilai yang positif,
dengan asumsi tingkat diskonto relevan dimana imbal hasil bebas risiko 4,26%, premi risiko ekuitas
8,42%, default spread 2,15%, beta unlevered 0,6545, dan DER industri 34,26%. Hal ini
mengindikasikan bahwa Transaksi berpotensi memberikan dampak positif dan memberikan nilai
tambah bagi Perseroan.
14) Berdasarkan analisis jaminan, kemampuan Perseroan untuk membuat pembayaran bunga dan
pokok yang terjadwal atas Obligasi dan kemampuan Perseroan untuk melakukan pembayaran
terhadap utang antar perusahaan, dibawah penjaminan dan kewajiban kontraktual, dan membiayai
operasinya, akan tergantung pada kinerja masa depan dan kemampuannya untuk menghasilkan
kas, akan tergantung pula kepada faktor-faktor seperti kondisi ekonomi, keuangan, kompetisi,
legislatif, hukum, peraturan serta faktor lainnya, dimana beberapa faktor tersebut berada di luar
kendali Perseroan. Jika arus kas Perseroan di masa mendatang dari operasi dan dari sumber daya
lainnya tidak mencukupi untuk membayar kewajiban utangnya, termasuk pinjaman antar
perusahaan, kewajiban kontrak, atau untuk membiayai kebutuhan likuiditas lainnya, Perseroan
dapat dipaksa untuk menjual aset atau mencoba untuk merestrukturisasi atau membiayai utang
yang ada. Kemampuan Perseroan untuk merestrukturisasi atau refinancing utang akan tergantung
pada kondisi pasar modal dan kondisi keuangan pada saat itu. Refinancing utang Perseroan dan
anak perusahaannya dimasa mendatang bisa pada tingkat bunga yang lebih tinggi dan mungkin
perlu untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang lebih berat, yang selanjutnya dapat membatasi
kegiatan usahanya. Persyaratan instrumen utang yang ada saat ini atau yang akan datang mungkin
akan membatasi Perseroan dan anak perusahaannya untuk mengadopsi beberapa alternatif
pembiayaan. Selain itu, kegagalan untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok utang
Perseroan dan anak perusahaannya secara tepat waktu mungkin dapat berakibat penurunan
peringkat kredit, yang dapat merugikan kemampuan Perseroan dan anak perusahaannya untuk
menambah utang baru.
Laporan Pendapat Kewajaran PT Sri Rejeki Isman Tbk
6-1
BAB 6. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penugasan, ruang lingkup, data dan informasi yang digunakan, asumsi-asumsi
pokok, kondisi pembatas, pendekatan dan prosedur analisis kewajaran, analisis kewajaran Transaksi
sebagaimana diuraikan dalam analisa pendapat kewajaran di atas, KJPP FAST berpendapat bahwa
Transaksi adalah wajar.
Selanjutnya, Pendapat Kewajaran ditujukan untuk kepentingan manajemen Perseroan dalam kaitannya
dengan Transaksi dan tidak untuk digunakan oleh pihak lain, atau untuk kepentingan lain. Pendapat
Kewajaran tidak merupakan rekomendasi kepada pemegang saham untuk menyetujui Transaksi atau
melakukan tindakan lainnya dalam kaitan dengan Transaksi, dan tidak dapat digunakan secara
demikian oleh pemegang saham.
Pendapat Kewajaran harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian dari analisis
dan informasi tanpa mempertimbangkan isi Pendapat Kewajaran secara keseluruhan dapat
menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari Pendapat Kewajaran.
Pendapat Kewajaran juga disusun berdasarkan kondisi ekonomi dan peraturan yang ada pada saat ini.
Kami tidak bertanggung jawab untuk memutakhirkan atau melengkapi Pendapat Kewajaran karena
peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Pendapat Kewajaran. Pendapat Kewajaran tidak sah
apabila tidak dibubuhi tanda tangan pihak yang berwenang dari KJPP FAST.
LAMPIRAN
Proyeksi laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Perseroan sebelum Transaksi;
Proyeksi laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan sebelum Transaksi;
Proyeksi laporan arus kas konsolidasian Perseroan sebelum Transaksi;
Proyeksi laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Perseroan setelah Transaksi;
Proyeksi laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan setelah Transaksi;
Proyeksi laporan arus kas konsolidasian Perseroan setelah Transaksi.
PT SRI REJEKI ISMAN TBKCONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (IN US DOLLAR)
U r a i a n 30-Jun-19 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25
Penjualan neto 632,442,001 491,282,086 1,227,204,183 1,336,269,462 1,455,049,686 1,584,412,127 1,725,301,646 1,878,747,652
Beban pokok pendapatan 504,476,176 413,262,624 1,010,495,107 1,070,607,061 1,142,706,104 1,166,179,180 1,190,044,745 1,214,310,395
Laba (rugi) bruto 127,965,825 78,019,462 216,709,076 265,662,400 312,343,582 418,232,947 535,256,901 664,437,256
Beban operasi -25,598,409 -23,845,995 -53,996,984 -58,795,856 -64,022,186 -69,714,134 -75,913,272 -82,664,897
Laba (rugi) dari operasi 102,367,416 54,173,467 162,712,092 206,866,544 248,321,396 348,518,814 459,343,628 581,772,359
Pendapatan (beban) keuangan -43,082,860 -24,130,340 -66,172,535 -64,165,100 -64,165,100 -64,165,100 -64,165,100 -64,165,100
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 59,284,556 30,043,127 96,539,556 142,701,444 184,156,296 284,353,713 395,178,528 517,607,259
Beban pajak penghasilan -5,125,033 -8,274,201 -14,480,933 -21,405,217 -27,623,444 -42,653,057 -59,276,779 -77,641,089
Laba (rugi) sebelum penyesuaian proforma 54,159,523 21,768,926 82,058,623 121,296,227 156,532,851 241,700,656 335,901,749 439,966,170
Penyesuaian proforma 0 0 0 0 0 0 0 0
Laba (rugi) tahun berjalan 54,159,523 21,768,926 82,058,623 121,296,227 156,532,851 241,700,656 335,901,749 439,966,170
Pendapatan komprehensif lain -974,221 0 0 0 0 0 0 0
Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 53,185,302 21,768,926 82,058,623 121,296,227 156,532,851 241,700,656 335,901,749 439,966,170
PT SRI REJEKI ISMAN TBKCONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (IN US DOLLAR)
U r a i a n 30-Jun-19 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25
Aset 1,434,464,157 1,516,227,545 1,605,398,029 1,733,559,424 1,896,177,516 2,142,540,128 2,481,211,827 2,924,076,119
Aset lancar 767,195,529 869,704,763 973,371,910 1,119,029,968 1,302,144,724 1,572,003,998 1,937,172,361 2,409,533,316
Kas & setara kas 136,840,216 137,668,482 168,873,802 253,657,974 369,281,877 589,589,829 903,949,366 1,321,585,518
Piutang usaha 252,596,842 292,476,132 319,409,308 347,796,161 378,711,562 412,381,238 449,051,113 488,989,115
Piutang lain-lain 15,948,155 16,182,181 17,631,962 19,226,052 20,934,894 22,795,964 24,822,853 27,030,370
Persediaan 326,310,948 339,335,489 375,609,098 399,012,029 427,346,766 436,549,310 446,109,261 456,047,630
Uang muka pembelian 35,499,368 84,042,479 91,847,740 99,337,752 105,869,624 110,687,657 113,239,767 115,880,684
Aset tidak lancar 667,268,628 646,522,783 632,026,119 614,529,456 594,032,793 570,536,129 544,039,466 514,542,803
Piutang pihak berelasi non - usaha 0 0 0 0 0 0 0 0
Penyertaan saham 27,561 0 0 0 0 0 0 0
Uang muka pembelian jangka panjang 7,025,588 0 0 0 0 0 0 0
Aset tetap - neto 655,972,248 642,084,313 627,587,649 610,090,986 589,594,323 566,097,659 539,600,996 510,104,333
Aset pajak tangguhan - neto 3,679,732 4,438,470 4,438,470 4,438,470 4,438,470 4,438,470 4,438,470 4,438,470
Aset tidak lancar lainnya 563,499 0 0 0 0 0 0 0
Liabilitas & ekuitas 1,434,464,157 1,516,227,545 1,605,398,029 1,733,559,424 1,896,177,516 2,142,540,128 2,481,211,827 2,924,076,119
Liabilitas jangka pendek 92,057,523 89,867,038 96,978,898 103,844,066 109,929,307 114,591,262 117,361,212 120,259,334
Utang bank jangka pendek 22,324,183 0 0 0 0 0 0 0
Utang usaha 29,586,642 60,030,342 65,605,528 70,955,537 75,621,160 79,062,612 80,885,548 82,771,917
Utang pajak 13,546,246 13,251,185 13,251,185 13,251,185 13,251,185 13,251,185 13,251,185 13,251,185
Beban akrual 14,630,691 11,919,033 13,025,987 14,088,232 15,014,592 15,697,893 16,059,837 16,434,376
Utang lancar lainnya 3,907,249 4,666,477 5,096,198 5,549,112 6,042,370 6,579,572 7,164,642 7,801,856
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 135,745 0 0 0 0 0 0 0
Liabilitas jk. panjang jatuh tempo 1 th 7,926,767 0 0 0 0 0 0 0
Liabilitas jangka panjang 777,210,838 839,395,786 839,395,786 839,395,786 839,395,786 839,395,786 839,395,786 839,395,786
Liabilitas jk. panjang setelah jatuh tempo 1 th 423,612,309 0 0 0 0 0 0 0
Liabilitas derivatif 438,592 438,592 438,592 438,592 438,592 438,592 438,592 438,592
Wesel bayar - neto 319,439,750 807,170,038 807,170,038 807,170,038 807,170,038 807,170,038 807,170,038 807,170,038
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 24,102,487 31,787,156 31,787,156 31,787,156 31,787,156 31,787,156 31,787,156 31,787,156
Liabilitas pajak tangguhan - neto 9,617,700 0 0 0 0 0 0 0
Ekuitas 565,195,796 586,964,722 669,023,345 790,319,572 946,852,423 1,188,553,080 1,524,454,828 1,964,420,999
Ekuitas atribusi ke pemilik entitas induk 572,744,449 594,513,375 676,571,998 797,868,225 954,401,076 1,196,101,733 1,532,003,481 1,971,969,652
Kepentingan non-pengendali 0 0 0 0 0 0 0 0
Selisih penjabaran mata uang pelaporan -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653
PT SRI REJEKI ISMAN TBKCONSOLIDATED STATEMENTS OF CASHFLOW (IN US DOLLAR)
U r a i a n 30-Jun-19 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25
Arus kas dari aktivitas operasi -4,129,640 -23,990,831 76,205,320 129,784,172 160,623,904 265,307,952 359,359,537 462,636,151
Laba (rugi) tahun berjalan 54,159,523 21,768,926 82,058,623 121,296,227 156,532,851 241,700,656 335,901,749 439,966,170
Depresiasi 25,944,148 30,552,515 59,496,663 62,496,663 65,496,663 68,496,663 71,496,663 74,496,663
Perubahan modal kerja
Piutang usaha -56,502,180 -39,879,290 -26,933,176 -28,386,853 -30,915,401 -33,669,676 -36,669,875 -39,938,001
Piutang lain-lain -811,021 -234,026 -1,449,781 -1,594,090 -1,708,841 -1,861,070 -2,026,890 -2,207,516
Persediaan 5,530,577 -13,024,541 -36,273,610 -23,402,931 -28,334,737 -9,202,543 -9,559,951 -9,938,369
Uang muka pembelian -393,410 -48,543,111 -7,805,260 -7,490,012 -6,531,873 -4,818,033 -2,552,110 -2,640,917
Aset pajak tangguhan - neto -464,595 -758,738 0 0 0 0 0 0
Utang usaha -29,283,163 30,443,700 5,575,186 5,350,009 4,665,623 3,441,452 1,822,936 1,886,369
Utang pajak 295,061 -295,061 0 0 0 0 0 0
Beban akrual 3,375,252 -2,711,658 1,106,954 1,062,245 926,360 683,301 361,944 374,539
Utang lancar lainnya -7,939,150 759,228 429,721 452,914 493,257 537,202 585,070 637,214
Liabilitas imbalan kerja 2,290,728 7,548,924 0 0 0 0 0 0
Liabilitas pajak tangguhan - neto -331,410 -9,617,700 0 0 0 0 0 0
Arus kas dari aktivitas investasi -34,728,735 -9,047,932 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000
Uang muka pembelian jangka panjang -6,392,030 7,025,588 0 0 0 0 0 0
Aset tetap - neto -28,335,420 -16,664,580 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000
Aset tidak lancar lainnya -1,285 563,499 0 0 0 0 0 0
Arus kas dari aktivitas pendanaan 47,625,325 33,867,029 0 0 0 0 0 0
Utang bank jangka pendek -100,669,621 -22,324,183 0 0 0 0 0 0
Liabilitas jangka panjang 326,726,287 -431,539,076 0 0 0 0 0 0
Liabilitas derivatif 438,592 0 0 0 0 0 0 0
Wesel bayar - neto -173,658,675 487,730,288 0 0 0 0 0 0
Koreksi -5,211,258 0 0 0 0 0 0 0
Arus kas bersih 8,766,950 828,266 31,205,320 84,784,172 115,623,904 220,307,952 314,359,537 417,636,151
Kas & setara kas aw al tahun 128,073,266 136,840,216 137,668,482 168,873,802 253,657,974 369,281,877 589,589,829 903,949,366
Kas & setara kas akhir tahun 136,840,216 137,668,482 168,873,802 253,657,974 369,281,877 589,589,829 903,949,366 1,321,585,518
PT SRI REJEKI ISMAN TBKCONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (IN US DOLLAR) - W/ PROPOSED TRANSACTION
U r a i a n 30-Jun-19 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25
Penjualan neto 632,442,001 491,282,086 1,227,204,183 1,336,269,462 1,455,049,686 1,584,412,127 1,725,301,646 1,878,747,652
Beban pokok pendapatan 504,476,176 413,262,624 1,010,495,107 1,070,607,061 1,142,706,104 1,166,179,180 1,190,044,745 1,214,310,395
Laba (rugi) bruto 127,965,825 78,019,462 216,709,076 265,662,400 312,343,582 418,232,947 535,256,901 664,437,256
Beban operasi -25,598,409 -23,845,995 -53,996,984 -58,795,856 -64,022,186 -69,714,134 -75,913,272 -82,664,897
Laba (rugi) dari operasi 102,367,416 54,173,467 162,712,092 206,866,544 248,321,396 348,518,814 459,343,628 581,772,359
Pendapatan (beban) keuangan -43,082,860 -18,170,090 -67,177,665 -66,023,600 -66,023,600 -66,023,600 -66,023,600 -66,023,600
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan 59,284,556 36,003,377 95,534,426 140,842,944 182,297,796 282,495,213 393,320,028 515,748,759
Beban pajak penghasilan -5,125,033 -9,168,238 -14,330,164 -21,126,442 -27,344,669 -42,374,282 -58,998,004 -77,362,314
Laba (rugi) sebelum penyesuaian proforma 54,159,523 26,835,138 81,204,262 119,716,502 154,953,126 240,120,931 334,322,024 438,386,445
Penyesuaian proforma 0 0 0 0 0 0 0 0
Laba (rugi) tahun berjalan 54,159,523 26,835,138 81,204,262 119,716,502 154,953,126 240,120,931 334,322,024 438,386,445
Pendapatan komprehensif lain -974,221 0 0 0 0 0 0 0
Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan 53,185,302 26,835,138 81,204,262 119,716,502 154,953,126 240,120,931 334,322,024 438,386,445
PT SRI REJEKI ISMAN TBKCONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (IN US DOLLAR) - W/ PROPOSED TRANSACTION
U r a i a n 30-Jun-19 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25
Aset 1,434,464,157 1,556,870,927 1,645,187,050 1,771,768,720 1,932,807,087 2,177,589,974 2,514,681,948 2,955,966,515
Aset lancar 767,195,529 910,348,144 1,013,160,931 1,157,239,264 1,338,774,295 1,607,053,844 1,970,642,482 2,441,423,712
Kas & setara kas 136,840,216 178,311,864 208,662,823 291,867,270 405,911,448 624,639,675 937,419,487 1,353,475,914
Piutang usaha 252,596,842 292,476,132 319,409,308 347,796,161 378,711,562 412,381,238 449,051,113 488,989,115
Piutang lain-lain 15,948,155 16,182,181 17,631,962 19,226,052 20,934,894 22,795,964 24,822,853 27,030,370
Persediaan 326,310,948 339,335,489 375,609,098 399,012,029 427,346,766 436,549,310 446,109,261 456,047,630
Uang muka pembelian 35,499,368 84,042,479 91,847,740 99,337,752 105,869,624 110,687,657 113,239,767 115,880,684
Aset tidak lancar 667,268,628 646,522,783 632,026,119 614,529,456 594,032,793 570,536,129 544,039,466 514,542,803
Piutang pihak berelasi non - usaha 0 0 0 0 0 0 0 0
Penyertaan saham 27,561 0 0 0 0 0 0 0
Uang muka pembelian jangka panjang 7,025,588 0 0 0 0 0 0 0
Aset tetap - neto 655,972,248 642,084,313 627,587,649 610,090,986 589,594,323 566,097,659 539,600,996 510,104,333
Aset pajak tangguhan - neto 3,679,732 4,438,470 4,438,470 4,438,470 4,438,470 4,438,470 4,438,470 4,438,470
Aset tidak lancar lainnya 563,499 0 0 0 0 0 0 0
Liabilitas & ekuitas 1,434,464,157 1,556,870,927 1,645,187,050 1,771,768,720 1,932,807,087 2,177,589,974 2,514,681,948 2,955,966,515
Liabilitas jangka pendek 92,057,523 89,867,038 96,978,898 103,844,066 109,929,307 114,591,262 117,361,212 120,259,334
Utang bank jangka pendek 22,324,183 0 0 0 0 0 0 0
Utang usaha 29,586,642 60,030,342 65,605,528 70,955,537 75,621,160 79,062,612 80,885,548 82,771,917
Utang pajak 13,546,246 13,251,185 13,251,185 13,251,185 13,251,185 13,251,185 13,251,185 13,251,185
Beban akrual 14,630,691 11,919,033 13,025,987 14,088,232 15,014,592 15,697,893 16,059,837 16,434,376
Utang lancar lainnya 3,907,249 4,666,477 5,096,198 5,549,112 6,042,370 6,579,572 7,164,642 7,801,856
Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 135,745 0 0 0 0 0 0 0
Liabilitas jk. panjang jatuh tempo 1 th 7,926,767 0 0 0 0 0 0 0
Liabilitas jangka panjang 777,210,838 874,972,955 874,972,955 874,972,955 874,972,955 874,972,955 874,972,955 874,972,955
Liabilitas jk. panjang setelah jatuh tempo 1 th 423,612,309 0 0 0 0 0 0 0
Liabilitas derivatif 438,592 438,592 438,592 438,592 438,592 438,592 438,592 438,592
Wesel bayar - neto 319,439,750 842,747,207 842,747,207 842,747,207 842,747,207 842,747,207 842,747,207 842,747,207
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang 24,102,487 31,787,156 31,787,156 31,787,156 31,787,156 31,787,156 31,787,156 31,787,156
Liabilitas pajak tangguhan - neto 9,617,700 0 0 0 0 0 0 0
Ekuitas 565,195,796 592,030,934 673,235,196 792,951,699 947,904,825 1,188,025,756 1,522,347,780 1,960,734,226
Ekuitas atribusi ke pemilik entitas induk 572,744,449 599,579,587 680,783,849 800,500,352 955,453,478 1,195,574,409 1,529,896,433 1,968,282,879
Kepentingan non-pengendali 0 0 0 0 0 0 0 0
Selisih penjabaran mata uang pelaporan -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653 -7,548,653
PT SRI REJEKI ISMAN TBKCONSOLIDATED STATEMENTS OF CASHFLOW (IN US DOLLAR) - W/ PROPOSED TRANSACTION
U r a i a n 30-Jun-19 31-Dec-19 31-Dec-20 31-Dec-21 31-Dec-22 31-Dec-23 31-Dec-24 31-Dec-25
Arus kas dari aktivitas operasi -4,129,640 -18,924,619 75,350,959 128,204,447 159,044,179 263,728,227 357,779,812 461,056,426
Laba (rugi) tahun berjalan 54,159,523 26,835,138 81,204,262 119,716,502 154,953,126 240,120,931 334,322,024 438,386,445
Depresiasi 25,944,148 30,552,515 59,496,663 62,496,663 65,496,663 68,496,663 71,496,663 74,496,663
Perubahan modal kerja
Piutang usaha -56,502,180 -39,879,290 -26,933,176 -28,386,853 -30,915,401 -33,669,676 -36,669,875 -39,938,001
Piutang lain-lain -811,021 -234,026 -1,449,781 -1,594,090 -1,708,841 -1,861,070 -2,026,890 -2,207,516
Persediaan 5,530,577 -13,024,541 -36,273,610 -23,402,931 -28,334,737 -9,202,543 -9,559,951 -9,938,369
Uang muka pembelian -393,410 -48,543,111 -7,805,260 -7,490,012 -6,531,873 -4,818,033 -2,552,110 -2,640,917
Aset pajak tangguhan - neto -464,595 -758,738 0 0 0 0 0 0
Utang usaha -29,283,163 30,443,700 5,575,186 5,350,009 4,665,623 3,441,452 1,822,936 1,886,369
Utang pajak 295,061 -295,061 0 0 0 0 0 0
Beban akrual 3,375,252 -2,711,658 1,106,954 1,062,245 926,360 683,301 361,944 374,539
Utang lancar lainnya -7,939,150 759,228 429,721 452,914 493,257 537,202 585,070 637,214
Liabilitas imbalan kerja 2,290,728 7,548,924 0 0 0 0 0 0
Liabilitas pajak tangguhan - neto -331,410 -9,617,700 0 0 0 0 0 0
Arus kas dari aktivitas investasi -34,728,735 -9,047,932 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000
Penyertaan saham 0 27,561 0 0 0 0 0 0
Uang muka pembelian jangka panjang -6,392,030 7,025,588 0 0 0 0 0 0
Aset tetap - neto -28,335,420 -16,664,580 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000 -45,000,000
Aset tidak lancar lainnya -1,285 563,499 0 0 0 0 0 0
Arus kas dari aktivitas pendanaan 47,625,325 69,444,198 0 0 0 0 0 0
Utang bank jangka pendek -100,669,621 -22,324,183 0 0 0 0 0 0
Liabilitas jangka panjang 326,726,287 -431,539,076 0 0 0 0 0 0
Liabilitas derivatif 438,592 0 0 0 0 0 0 0
Wesel bayar - neto -173,658,675 523,307,457 0 0 0 0 0 0
Koreksi -5,211,258 0 0 0 0 0 0 0
Arus kas bersih 8,766,950 41,471,648 30,350,959 83,204,447 114,044,179 218,728,227 312,779,812 416,056,426
Kas & setara kas aw al tahun 128,073,266 136,840,216 178,311,864 208,662,823 291,867,270 405,911,448 624,639,675 937,419,487
Kas & setara kas akhir tahun 136,840,216 178,311,864 208,662,823 291,867,270 405,911,448 624,639,675 937,419,487 1,353,475,914