pendahuluan wt tampan

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kegiatan produksi, baik digunakan sebagai bahan baku maupun diolah untuk mejadi bahan pendukung seperti steam. Air yang digunakan untuk industri berasal dari alam, namun semua air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah bahan pengotor (impurities). Bahan pengotor ini dapat berupa padatan terlarut, mineral-mineral seperti CaCO 3 , CaSO 4 , NaCl, Silika, gas-gas terlarut seperti CO 2 , O 2 , padatan tak terlarut, limbah rumah tangga, mikroorganisme, algae, lumut dan bahan pengotor lainnya dalam bentuk turbidity (kekeruhan), warna, tanah, endapan mineral, minyak, dll. Maka air ini dapat digunakan dalam kegiatan produksi air ini harus diolah terlebih dahulu pada unit water treatment. Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat penting, yaitu sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih dan air minum baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk pabrik itusen diri.

Upload: atira-piranty-larasati

Post on 18-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fiji hidung besar

TRANSCRIPT

Page 1: Pendahuluan WT Tampan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kegiatan produksi, baik

digunakan sebagai bahan baku maupun diolah untuk mejadi bahan pendukung

seperti steam. Air yang digunakan untuk industri berasal dari alam, namun semua

air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah bahan

pengotor (impurities). Bahan pengotor ini dapat berupa padatan terlarut, mineral-

mineral seperti CaCO3, CaSO4, NaCl, Silika, gas-gas terlarut seperti CO2, O2,

padatan tak terlarut, limbah rumah tangga, mikroorganisme, algae, lumut dan

bahan pengotor lainnya dalam bentuk turbidity (kekeruhan), warna, tanah,

endapan mineral, minyak, dll. Maka air ini dapat digunakan dalam kegiatan

produksi air ini harus diolah terlebih dahulu pada unit water treatment.

Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat penting, yaitu

sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk

mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make

up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih

dan air minum baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk pabrik itusen diri.

Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan

kontaminan dalam air atau mengurang ikonsentrasi kontaminan tersebut,sehingga

menjadi air yang diinginkan sesuaike butuhan (penggunaan akhir) tanpa

merugikan dampak ekologis. Proses-proses yang terlibat dalam pemisahan

kontaminan dapat menggunakan proses fisik seperti pengendapan dan

penyaringan, proses kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Selain itu, proses

biologi juga digunakan dalam pengolahan air limbah, proses-proses ini dapat

meliputi kolam aerasi, dengan activated sludge atau saringan pasir padat.

Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah juga dapat digunakan

menjadi sumber daya air karena itu peningkatan penyediaan air cenderung

mengakibatkan peningkatan dan penggunaan air limbah. Masalah yang harus

dipertimbangkan oleh perencanaan adalah mereka juga harus memperhatikan

Page 2: Pendahuluan WT Tampan

2

sumber-sumber daya tersebut supaya penggunaan ulang ini tidak merusak

kesehatan masyarakat dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, banyak

perhatian telah diberikan pada pembuatan system sanitasi yang tahan lama, hemat

air, bias diterima oleh orang-orang yang akan memakainya, dan memungkinkan

penggunaan kembali limbah yang telah diolah.

1.2. Tujuan

1) Mengetahui proses-proses yang terjadi di dalam suatu peralatan water

treatment.

2) Mengetahui jenis-jenis alat atau peralatan yang digunakan dalam proses water

treatment.

3) Mengetahui bahan kimia yang dapat dipakai dalam proses water treatment.

1.3. Permasalahan

1) Bagaimana cara mengolah air (air rawa dan air got) menjadi air yang lebih

murni dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

2) Bagaimana pengaruh proses water treatment yang dipakai terhadap air yang

dihasilkan.

1.4. Manfaat

1) Mengetahui proses-proses yang dapat dipakai dalam water treatment.

2) Mengetahui teknologi water treatment serta aplikasi dalam pabrik dan

kehidupan sehari-hari.

3) Mengetahui prinsip kerja dan manfaat bahan kimia dalam proses water

treatment.

Page 3: Pendahuluan WT Tampan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang berfungsi dalam

pengolahan air yang digunakan untuk mendukung kegiatan produksi antara lain

untuk kebutuhan make up cooling water, pembuatan air demin dan untuk

memenuhi keperluan air bersih dan air minum baik untuk domestik maupun untuk

pabrik itu sendiri.

2.1. Pengolahan Secara Fisika

Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air

buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang

mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.

Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk

menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang

mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.

Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan

mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.

Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang

mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan

berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan

tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening)

dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk

mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis, akan dilaksanakan untuk

menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak

mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam

proses osmosis.

Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk

menyisihkan senyawa aromatik (misalnya fenol) dan senyawa organik terlarut

lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan

tersebut. Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk

Page 4: Pendahuluan WT Tampan

4

unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk

menggunakan kembali air yang diolah. Akan tetapi pengolahan dengan teknik ini

memerlukan biaya instalasi dan operasi yang sangat mahal.

2.2. Pengolahan Secara Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk

menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-

logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan

bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada

prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari

tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik

dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil

reaksi oksidasi.

2.3. Pengolahan Kimia - Fisika

Merupakan metoda gabungan dari pengolahan secara kimiawi dan pengolahan

secara fisika. Pengolahan jenis ini meliputi :

1) Netralisasi

2) Penukar ion

3) Koagulasi dan Flokulasi

4) Alumina aktif

5) Karbon aktif

6) Adsorbsi

7) Oksidasi dan Reduksi

8) Aerasi

9) Ozonisasi

10) Elektrolisis

11) Oksidasi Kimia atau Reduksi

12) UV (Ultra Violet)

13) Resin Penukar Anion

14) Resin Penukar Kation

15) Zeolite

Page 5: Pendahuluan WT Tampan

5

Gambar 2.3. Skema Diagram Pengolahan Kimiawi

Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan

membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan

muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga

akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan

dengan membubuhkan larutan alkali (misalnya air kapur) sehingga terbentuk

endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit.

Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk

hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum

diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi

krom trivalen dengan membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).

Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada

konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2),

kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida. Pada dasarnya kita dapat

memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya

pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.

2.4. Pengolahan Secara Biologi

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi

sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai

pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah

berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.

Page 6: Pendahuluan WT Tampan

6

Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis,

yaitu:

1) Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor).

2) Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan

berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal

berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan

berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak stabilisasi.

Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch

mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai

85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.

Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai

kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam).

Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses

absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD

tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.

Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga

termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti

Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi

maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen

yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi

cukup dengan waktu 3-5 hari saja. Di dalam reaktor pertumbuhan lekat,

mikroorganisme tumbuh diatas media pendukung dengan membentuk lapisan film

untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan

selama ini, antara lain:

1) Trickling Filter.

2) Cakram Biologi.

3) Filter Terendam.

4) Reaktor Fludisasi.

Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar

80%-90%.

Page 7: Pendahuluan WT Tampan

7

Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara

biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:

1) Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen.

2) Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat

dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l,

proses anaerob menjadi lebih ekonomis.

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan

bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi,

mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh

mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat

dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

1) Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk

menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.

Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen

and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2) Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang

sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang

berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah netralisasi,

penambahan zat kimia dan koagulasi, flotasi, sedimentasi, dan filtrasi.

3) Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut

dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan

pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah lumpur aktif,

tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor,

serta anaerobic contactor dan filter.

4) Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Page 8: Pendahuluan WT Tampan

8

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah

koagulasi dan sedimentasi, filtrasi, adsorbsi karbon, ion exchange, membran

separasi, serta thickening gravity or flotasi.

5) Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan

sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion,

pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed,

incineration, atau landfill.

2.5. Proses Water Treatment

2.5.1 Proses SecaraUmum

Water treatment merupakan unit yang bergunadalampembersihan air dari

air kotormenjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses

penghilangan suspended solid. Proses tersebut dapat berjalan dengan 3 proses

yaitu :

1) Proses Koagulasi

Yaitu partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir melalui koagulan.

Reaksi :

Al2(SO4 + 3 Ca(OH)2 2 Al(OH)3 + 3 CaSO4

Tahap-tahap koagulasi:

a. Rapid mixing ,yaitu adanya tumbukan menjadi netralisasi sempurna distribusi

koagulan merata.

b. Netralisasi muatan

c. Tumbukan partikel

2) Proses Flokulasi

Yaitu suatu mekanisme dimana flok kecil yang sudah terbentuk dalam

proses koagulasi tadi melalui suatu media flokulan digabungkan menjadi flok

yang lebih besar sehingga cukup berat untuk bias mengendap di dalam nya juga

terdapat rantai yang panjang dan banyak cabangnya yang berguna sebagai

jembatan penghubung.

Hal yang dapat menyebabkan putusnya rantai tersebut adalah pengadukan

yang cepat (rapid mixing). Faktor lain yang dapat mengganggu adalah kondisi

Page 9: Pendahuluan WT Tampan

9

tingkat keasaman lingkungan sekitarnya sehingga perlu menginjeksikan NaOH

sebagai pH adjuster.

3) Sedimentasi

Dasar teori yang dipakai untuk proses sedimentasi adalah hukum stoke,

yaitu floks yang besar tersebut mengalami pengendapan. Faktor yang

mempengaruhinya adalah :

a. Dosis koagulan dan flokulan.

b. Mixing, pH, temperatur, warna air baku

c. Level interface dan blown down lumpur di klarifier.

2.5.2. Proses secarakhusus :

1. Air baku yang berasal dari sungai disebut dengan raw water intake yang

dipompamelalui unit RPA untuk diproses lebih lanjut ke unit operasi water

treating plant.

2. Raw water intake masuk melalui bagian bawah clarifier.

3. Setelah itu air melalui wilayah yang disebut dengan sand filter untuk

mendapatkan perlakuan penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan pasir

(sand), koral (gravel) dan antrasit yang berfungsi untuk menghilangkan atau

mereduksi zat tersuspensi yang terikut didalam air umpan. Secara periodik (24

jam) saringa nharus di backwash untuk menghilangkan flok yang tertangkap

selama filtrasi di permukaan filter.

4. Air yang keluar (yang merupakan air bersih) dari sand filter kemudian

dipompakan ke tanki pengumpul (storage tank).

5. Untuk menjaga agar pH air bersih tersebut on specification (7,5 – 8,5) maka

diinjeksikan NaOH liquid.

6. Didalam storage tank terdapat juga kation exchanger (H2SO4), anion

exchanger (NaOH), dan mix bed (H2SO4 + NaOH).

7. Kemudiandidapatkanlahtreat wateratau air bersih yang

telahdapatuntukdidistribusikan.

2.6. Pengolahan Air pada Industri

Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat banyak dan perlu

sehingga lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air. Sebagai contoh untuk

Page 10: Pendahuluan WT Tampan

10

skala Pabrik sumber air baku untuk pembuatan airnya diambil dari air sungai.

Secara singkat pengolahan air dari sungai tersebut mengalami beberapa tahapan,

adapun peralatan yang digunakan dalam unit water treatment adalah sebagai

berikut :

1) Filter

Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat penyaringan air yang

memiliki kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu untuk

menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa air, sehingga

kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat. Prinsip kerjanya yaitu hanya

menerima air yang didistribusikan oleh pompa dan pada filter terjadi pemisahan

antara benda padat kasar dan air.

2) Pompa

Disini pompa berfungsi untuk mendistribusikan air (air sungai) baik itu

dari sumber air maupun distribusi ke alat-alat selanjutnya. Prinsip kerjanya yaitu

mendistribusikan air dari sumber air dan kemudian diolah oleh alat-alat

selanjutnya.

3) Flocculator

Flocculator adalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi dan

kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip kerjanya yaitu menampung air

yang didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid yang terdapat bersama-

sama dengan air di koagulasi karena pengaruh beberapa bahan kimia yang

diberikan, selanjutnya koloid yang berbentuk flok ini tertinggal di flocculator

kemudian airnya diproses pada alat selanjutnya. Air sungai yang dipompakan,

sebelum masuk kedalam flocculator maka diinjeksikan dengan berbagai macam

bahan kimia, antara lain:

a) Larutan Alum ( Al2SO4)

Larutan ini berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid

sehingga akan lebih mudah terbentuk floc-floc dan mengendap. Suspensi koloid

terdiri dari ion-ion bermuatan negatif sehingga akan terjadi peristiwa tolak-

menolak antar ion. Apabila ion–ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam

zat pengendap (coagulant chemicals) bersentuhan dengan ion-ion negatif maka

Page 11: Pendahuluan WT Tampan

11

akan terbentuk gumpalan berupa gelatin. Dengan demikian ukuran partikel akan

bertambah besar sehingga dapat dipisahkan dengan cara pengendapan.

b) Coagulant Aid

Berfungsi untuk memperbesar partikel koloid dan membentuk floc tank,

sehingga proses pengendapan berlangsung lebih cepat dan sempurna.

c) Gas Klorin

Merupkan zat pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat

didalam air. Dosis yang digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan kaporit

(CaOCl2), kaporit lebih baik dari pada chlorine karena dapat dengan cepat

mengendapkan lumpur sehingga air akan lebih bersih.

d) Caustic Soda (NaOH)

Berfungsi untuk mengatur pH air sungai karena pada system pembentukan

flok dibutuhkan kondisi dengan pH 5,5-6,2. Dosis yang digunakan adalah 2 s.d 5

ppm. Kondisi pH harus dijaga lebih dari 5,5 agar flok terbentuk dan pH harus

kecil dari 6,2 agar flok yang terbentuk tadi tidak akan pecah lagi. Flocculator juga

dilengkapi dengan pengaduk yang berfungsi menghomogenkan air sungai dan

bahan kimia yang telah diinjeksikan tersebut. Reaksi-reaksi yang terjadi pada

flocculator antara lain :

Proses Koagulasi

Yaitu partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir melalui koagulan.

Reaksi :

Al2(SO)4 + 3 Ca(OH)22 Al(OH)3 + 3 CaSO4

Tahap-tahap koagulasi:

a) Rapid mixing, yaitu adanya tumbukan menjadi netralisasi sempurna distribusi

koagulan merata.

b) Netralisasi muatan.

c) Tumbukan partikel.

Proses Flokulasi

Yaitu suatu mekanisme dimana flok kecil yang sudah terbentuk dalam

proses koagulasi tadi melalui suatu media flokulan digabungkan menjadi flok

yang lebih besar sehingga cukup berat untuk bias mengendap. Di dalamnya juga

Page 12: Pendahuluan WT Tampan

12

terdapat rantai yang panjang dan banyak cabangnya yang berguna sebagai

jembatan penghubung.

Hal yang dapat menyebabkan putusnya rantai tersebut adalah pengadukan

yang cepat (rapid mixing). Faktor lain yang dapat mengganggu adalah kondisi

tingkat keasaman lingkungan sekitarnya sehingga perlu menginjeksikan bahan

kimia NaOH sebagai pH adjuster.

4) Clarifier

Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan

pengaduk. Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan flok-flok dengan

cara pengendapan yang disertai dengan pengadukan berputaran rendah. Hal ini

berfungsi untuk membentuk flok (gumpalan) dari partikel yang berukuran kecil.

Selama proses clarification, dihilangkan juga water hardness (air keras) yaitu

garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air. Hardness dapat dikurangi

dengan jalan mereaksikan zat- zat kimia yang akan mengendapkan hardness

tersebut. Air bersih hasil pengendapan dipisahkan melalui over flow di bibir

clarifier dan endapannya dibuang ( blowdown) melalui bagian bawah clarifier.

Kualitas air pada clarifier dapat dikontrol di outlet clarifier dengan parameter pH

antara 5,5-6,2 kadar klorin 0,3-1,5 ppm dan turbidity kurang dari 5 ppm.

5) Clear Well

Clear wel lterbuat dari baja yang berdiameter dan mempunyai tinggi tertentu.

Air yang keluar dari clarifier dikirim ke clear well yang berfungsi sebagai

penampung air dalam jumlah banyak sebelum di pompakan ke unit sand filter. Di

clear well air dijaga pH nya dengan menyuntikkanNaOH.

6) Sand Filter

Dari clear well, air disaring di sand filter yang bertujuan memisahkan kotoran

halus yang terdapat dalam air bersih dan mengurangi ion nitrat atau punnitrit yang

tidak terendapkan pada flocculator. Untuk melihat indikasi sand filter telah

menurun dapat dimonitoring dengan pressure drop. Untuk mengeluarkan kotoran

yang tertahan pada saat operasi maka dilakukan backwash. Air yang keluar dari

sand filter diharapkan mempunyai turbidity maksimum 1 ppm.

7) Filtered Water Storage Tank

Page 13: Pendahuluan WT Tampan

13

Air hasil proses di sand filter ditampung di filtered water storage tank yang

digunakan sebagai penampungan sementara air bersih sebelum digunakan lebih

lanjut.

PemilihanTeknologi

Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik

kontaminan dalam air limbah dengan menggunakan indikator parameter yang

sudah ditampilkan pada tabel di atas. Setelah kontaminan dikarakterisasikan,

diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek ekonomi, teknis, keamanan,

kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih

haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan

diolah. Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi

kelayakan atau bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:

1. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang

sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.

2. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan

efisiensi pengolahan yang diharapkan.

3. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan

skala sebenarnya.

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan

partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,

dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.

Page 14: Pendahuluan WT Tampan

14

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1)

1) Satu unit peralatanwater treatment

2) Air rawadan air got (comberan)

3.1.2. Bahan

1)

3.2.ProsedurPercobaan

1) Siapkanperalatanwater treatment yang akandigunakan

2) Isi air rawaatau air got kebagianpenampunganalat.

3) Hubungkan dengan alatwater treatment

4) Lakukan pengamatan dan catat hasil pengamatan yang telah diperoleh

Page 15: Pendahuluan WT Tampan

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Water Treatment. http://en.wikipedia.org/wiki/Water_treatment.

Diakses 01 September 2014 jam 15.26 WIB

McCabe, Warren L., Julian C. Smith and Peter Harriot. 1993. OperasiTeknik

Kimia. Jakarta: Erlangga

Rasuan,Marsitoh. 2000. SistemUtilitasI.Indralaya. UniversitasSriwijaya

Saleh, Abdullah., Kurnia Dewi, Tri. 2013. Operasi Teknik Kimia II ( Unit Proses).

Inderalaya : Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya.