analisis wacana makna perjuangan hidup...
TRANSCRIPT
ANALISIS WACANA MAKNA PERJUANGAN
HIDUP DALAM FILM TAMPAN TAILOR
KARYA: GUNTUR SOERJANTO
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Siti Sudusiah
NIM : 1110051000157
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H. / 2015 M.
Analisis Wacana Makna Perjuangan Hidup dalam Film Tampan Tailor
Karya: Guntur Soerjanto
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUntuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Siti Sudusiah
NIM : 1110051000157
Pembimbing:
k1.^,., y1,Siti Nurbava. M.Si
NIP: 1979082320091 22002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAK\ryAII DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF IIIDAYATULLAHJAKARTA
1436IJ. / 2015 M.
PEI\GESAHAN PANITIA UJIAN
Sla'ipsi berjudul "Analisis wacana Makna perjuangan Hidup dalam
Film Tampan Tailor Karya: Guntur Soerjanto" telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Juni 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) pada
program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakada, 15 Juni 2015
Sidang Munaqasyah
Anggota
NIP. 1983061A 2009122 0A1
Penguji IAnggota,
Penguji II
n./:-
DnJutnrslr, r4.siNIP. 19630 515 tgg20 2 0a1
Pembimbing
J4 +q\r' yoSiti Nurbaya. NI.Si
NIP. 1 97908232009122002
Ketua Merangka Sekertaris Merangkap Anggota
Hi. Nununs KhoirivahNrP. 1973072s 2A0701
2.
3.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan unfuk memenuhi
salah safu persyaratan memperoleh gelar Sarjana strata satu (Sl) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika kemudian hari terbukti bahrva karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasiljiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanl<si yang berlaku di UfN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sudusiah
Jakarta, 28 Mei 2015
i
ABSTRAK
Analisis Wacana Makna Perjuangan Hidup dalam Film Tampan Tailor Karya:
Guntur Soerjanto
Oleh: Siti Sudusiah
Film Tampan Tailor merupakan film bergendre drama yang bertema besar
tentang perjuangan hidup seorang ayah single parent. Inspirasi dalam film ini
didapat dari salah satu penjahit jas terkenal dijakarta dan sekarang dia sukses
menjadi penjahit besar yang awal mula menjadi penjahat kecil sampai menjadi
penjahit besar. Di satu sisi film ini banyak mengajarkan tentang perjuangan hidup
Topan untuk bertahan hidup dan menghidupi putra semata wayangnya. Apa pun
mau dilakukannya asal dapat sedikit nafkah, mulai dari jadi calo tiket kereta
hingga peran pengganti di produksi film.
Berdasarkan konteks di atas, maka pertanyaannya adalah, bagaimana
wacana perjuangan hidup dalam film Tampan Tailor? Bagaimana wacana seputar
perjuangan hidup dikontruksi dalam film Tampan Tailor karya Guntur Soerjanto
dilihat dari level teks (struktur makro, superastruktu, struktur mikro),level kognisi
sosial, dan level konteks sosial?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis
wacana Teun A Van Djik . Teun A Van Djik membagi analisis wacana menjadi
tiga bagian yaitu level teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Level teks terbagi
menjadi tiga, pertama struktur makro yaitu tematik/topik, kedua superstruktur
yaitu skematik/skema, dan ketiga struktur mikro yaitu semantik (latar, detail,
maksud), sintaksis (bentuk kalimat, koherensi, kata ganti), stilistik, dan retoris
(grafis, metafora,ekspresi). Level kognisi sosial melihat permasalahan dari kognisi
/mental penulis naskah/skenario. Level konteks sosial melihat bagaimana wacana
tersebut berkembang di masyarakat.
Tema besar dalam film ini adalah perjuangan hidup, cinta ayah ke anak
dan kepedulian sosial. Bahasa yang digunakan oleh pemain adalah bahasa
Indonesia. Dari segi kognisi sosial Alim Sudio selaku penulis skenario film ini
memandang bahwa banyak masyarakat Indonesia yang kekurangan pekerjaan dan
mengalami bagaimana susahnya berjuang demi memenuhi kebutuhan setiap hari.
Dari segi konteks sosial semua orang menginginkan hidup yang terbaik, walaupun
kita harus berjuang dimanapun dan kapanpun demi hidup yang jauh lebih baik dan
layak.
Film ini merupakan kisah inspiratif dari penjahit jas terkenal dijakarta.
Selain itu banyaknya masyarakat yang mengalami hal serupa. Perjuangan hidup
sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Seseorang hendaknya tidak cepat putus asa
dan tetap berjuang demi kelangsungan hidup yang seimbang dan bahagia.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan
semestaalam. Sujud syukur dipanjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas segala
kemurahan,cinta, kasih, dan sayang-Nya serta banyaknya karunia tak terhingga
yangsenantiasa diberikan kepada hamba-Nya sehingga penulis pun
dapatmenyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahlimpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan parasahabat beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan usaha dan tekad yang kuat akhirnya skripsi ini dapat
penulis selesaikan. Walaupun cukup banyak hambatan dan rintangan yang penulis
hadapi, baik itu berupa sifat malas, lalai, dan sombong yang masih melekat kuat
didalam diri penulis. Namun atas izin Allah SWT semua hambatan dan rintangan
dapat diatasi dan diselesaikan.
Terselesaikannya skripsi ini, sungguh suatu anugerah terindah yang
penulisrasakan. Namun anugerah tersebut tidak akan tercapai tanpa adanya proses
dan dukungan, baik moril maupun materil. Maka untuk itulah, penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terimakasih tiada henti penulis sampaikan kepada ayahanda (Siran
Saidih) yang dengan ketegaran hidupnya telah menjadi sumber inspirasi dan
semangat bagi penulis dan kepada ibunda (Maryamah) yang air susunya telah
iii
mendarah daging dalam tubuh ini, yang tidak ada henti-hentinya untuk
memanjatkan doa, mencurahkan kasih sayang, memberikan pengorbanan yang
tiada tara, yang terus memberikan motivasi kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Selain itu penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta pembantu dekan dan jajarannya.
2. Bapak Rachmat Baihaky, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam serta Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si. Selaku Sekretaris
Jurusan yang telah banyak membantu penulis `dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
3. Ibu Siti Nurbaya M.SI. selaku dosen pembimbing, tiada kata yang sangat
pantas terucap selain terima kasih yang mendalam atas kesediaannya untuk
meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya guna memberikan arahan,
masukan, dan membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang pernah
mengajar penulis, terimakasih atas ilmu yang diberikan. Semoga berkah dan
selalu bermanfaat.
5. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas yang telah
membantu penulis dalam pencarian bahan untuk skripsi ini.
6. Penulis skenario Film Tampan Tailor mas Alim Sudio yang sudah
menyempatkan waktunya dan bersedia penulis wawancarai, terimakasih
banyak mas.
iv
7. Terimakasih banyak untuk Kakak- kakakku yang selalu memberikan doa dan
support untuk adikmu ini dan akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
berkat doa dan dukungan kalian.
8. Sahabat terbaik dimanapun bersama kalian selalu bahagia Binti shalekhah,
naziah, Zahrotunnisa, Sayekti annisa, Desi eka pratiwi, Firda Afriyani,
Fauziah acuy, Isna Fauziah, Leni Oktaviani dan Khairina Juliani yang telah
banyak membantu penulis yang selalu memberikan semangat dan doa tiada
henti.
9. Sahabat Perjuangan KPI E 2010 yang selalu kompak dari semprof bareng
hingga saat ini dan selalu menyemangati penulis dalam menulis skripsi ini.
Terimakasih atas saran film yang diajukan, perhatian dan pengertiannya,
Iman, Ririn, Quin, Ziah, Tuti, Zahra, Imron, Bagol, Malik, Andi, Firda,
Zaida, Lela, Azan, Fadli, Karjo, Ababil, Kemal, Tanto, Topik. terima kasih
atas kebersamaan, keceriaan, kenangan, cita-cita dan kehadirankalian yang
telah memberikan warna dan pelajaran berharga bagi penulis. Kalian semua
memberikan atmosfir yang menyenangkan di masa-masa penulisan yang
menegangkan.
10. Teman-teman KKN JOYFUL 2013: binti shalekhah, fauziahacuy, bahjatina,
naziahjiceng, desi pratiwi, iman saputra ,imron, fadhilahbagol, urwataul
wutsqo, ithaful, gusap mediatanto, dicky fadhilah, faazlurrahman terimakasih
atas pengalam berharga selama sebulan ita di desa tugu bandung sukabumi.
v
11. Muhammad iman saputra yang setia dan selalu mendukung memberi
semangat setiap hari (semangatmu semangatku ) dan nasehat terhadap
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan memanjatkan do’a yang
tulus untuk mereka yang tersayang, yang selalu ada disamping penulis ketika
sedih dan selalu mengingatkan di saat salah. Semoga Allah membalas semua
kebaikan yang telah diberikan. Amin ya Rabbal alamin.
Jakarta, 28 Mei 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Batasan Dan Perumusan Masalah ............................................. 3
C. Tujuan Penelitian daan Manfaat Penelitian............................... 4
D. Metodologi Penelitian ............................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Perjuangan Hidup ............................................ 11
1. Pengertian Pejuangan Hidup Secara Umum ....................... 11
2. Pengertian Pejuangan Hidup menurut Islam ....................... 12
B. Ruang Lingkup Film ................................................................. 13
1. Pengertian Film ................................................................... 13
2. Sejarah Film ........................................................................ 15
3. Klarifikasi Film ................................................................... 17
4. Jenis-Jenis Film ................................................................... 18
5. Unsur – unsur pembentukan Film ....................................... 20
6. Perkembangan Film Di Indonesia ....................................... 24
7. Sejarah Perkembangan Film Dunia ..................................... 27
C. Analisis Wacana ........................................................................ 29
1. Pengertian Wacana ............................................................. 29
2. Analisis Wacana Teun A. Van Dijk ................................... 32
a. Teks .............................................................................. 33
vii
b. Kognisi Sosial .............................................................. 40
c. Konteks Sosial ............................................................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM FILM TAMPAN TAILOR
A. Sinopsis Film Tampan Tailor .................................................... 42
B. Profil Penulis Skenario .............................................................. 44
C. Profil Sutradara Film Tampan Tailor ....................................... 45
D. Profil Pemain Tampan Tailor .................................................... 46
E. Tim Produksi Film Tampan Taior ............................................ 51
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Wacana Tentang Perjuangan Hidup Dalam Film Tampan
Tampan Tailor Dilihat Dari Level Teks .................................... 52
B. Wacana Tentang Perjuangan Hidup Dalam Film Tampan
Tailor Dilihat Dari Level Kognisi Sosial .................................. 87
C. Wacana Tentang Perjuangan Hidup Dalam Film Tampa
Tailor Dilihat Dari Level Konteks Sosial.................................. 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 92
B. Saran-Saran ............................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Struktur Wacana Van Djik
2. Tabel 3.1 Crew Film Tampan Tailor
3. Tabel 3.2 Tokoh Pemain Film Tampan Tailor
4. Tabel 4.1 Tentang Perjuangan Hidup
5. Tabel 4.2 Tentang Cinta Ayah ke Anak
6. Tabel 4.3 Tentang Kepedulian Sosial
7. Tabel 4.4 Opening Bill Board
8. Tabel 4.5 Opening Scene
9. Tabel 4.6 Conflic Scene
10. Tabel 4.7 Anti Klimaks (Solusi)
11. Tabel 4.8 Ending
12. Tabel 4.9 Detail
13. Tabel 4.10 Maksud
14. Tabel 4.11 Koherensi
15. Tabel 4.12 Bentuk Kalimat
16. Tabel 4.13 Kata Ganti
17. Tabel 4.14 Grafis
18. Tabel 4.15 Metafora
19. Tabel 4.16 Ekspresi
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 4.1 Potongan Adegan; Perjuangan Hidup
2. Gambar 4.2 Potongan Adegan; Perjuangan Hidup
3. Gambar 4.3 Potongan Adegan; Perjuangan Hidup
4. Gambar 4.4 Potongan Adegan; Perjuangan Hidup
5. Gambar 4.5 Potongan Adegan; Cinta Ayah ke Anak
6. Gambar 4.6 Potongan Adegan; Cinta Ayah ke Anak
7. Gambar 4.7 Potongan Adegan; Cinta Ayah ke Anak
8. Gambar 4.8 Potongan Adegan; Cinta Ayah ke Anak
9. Gambar 4.9 Potongan Adegan; Kepedulian Sosial
10. Gambar 4.10 Potongan Adegan; Kepedulian Sosial
11. Gambar 4.11 Potongan Adegan; Kepedulian Sosial
12. Gambar 4.12 Potongan Adegan; Kepedulian Sosial
13. Gambar 4.13 Opening Bill Board
14. Gambar 4.14 Opening Scene
15. Gambar 4.15 Conflic Scene
16. Gambar 4.16 Conflic Scene
17. Gambar 4.17 Conflic Scene
18. Gambar 4.18 Conflic Scene
19. Gambar 4.19 Anti Klimaks
20. Gambar 4.20 Anti Klimaks
21. Gambar 4.21 Anti Klimaks
22. Gambar 4.22 Ending
23. Gambar 4.23 Potongan Adegan; Grafis
24. Gambar 4.24 Potongan Adegan; Grafis
25. Gambar 4.25 Potongan Adegan; Grafis
x
26. Gambar 4.26 Ekspresi
27. Gambar 4.27 Ekspresi
28. Gambar 4.28 Ekspresi
29. Gambar 4.29 Ekspresi
30. Gambar 4.30 Ekspresi
31. Gambar 4.31 Ekspresi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini adalah era komunikasi massa. Komunikasi telah sampai pada
suatu tingkat dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara
serentak. dalam bahasa Dovifat (1967), tekhnologi komunikasi mutakhir ini
menciptakan apa yang disebut „‟publik dunia”1 . gerbner (1967) pun berusaha
member pengertian komunikasi maasa yang tidak lain adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan tekhnologi dan lembaga dari arus pesan yang
berlanjutserta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Media massa, atau dalam hal ini disebut pula media jurnalistik,
merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa. Sebab
komunikasi massa sendiri, secara sederhana berarti kegiatan komunikasi yang
menggunakan media. Menurut Bittner, sebagaimana dikutip oleh Asep Saeful
Muhtadi, menyatakan bahwa komunikasi massa dipahami sebagai suatu
komunikasi yang dilakukan melalui media kepada sejumlah orang yang
tersebar di tempat-tempat yang tidak ditentukan. Jadi, media massa
menurutnya adalah suatu alat transmisi informasi, seperti Koran, majalah,
buku, radio, dan televise atau suatu kombinasi bentuk-bentuk media tersebut.2
1 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004),Cet.Ke-21, H.186 2 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori Dan Praktek, (Jakarta: Pt. Logos
Wacana Ilmu, 1999), H.73
2
Film adalah gambar atau animasi yang bergerak. Oleh karena itu film
dapat diartikan sebuah karya seni yang bersifat hidup. Film itu bergerak
dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang continue.3
Bagi sebagian orang, film juga merupakan sebuah hiburan bahkan kebutuhan
yang harus dipenuhi. Film data dikatakan sebagai suatu penemuan tekhnologi
modern paling spektakuler. Film juga merupakan salah satu media komunikasi
dan sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi atau
pesan-pesan yang sangat efektif.
Perjuangan merupakan sebuah usaha atau upaya yang dilakukan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
melalui proses dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan
masyarakat. Perjuangan dalam hidup seseorang sangatlah diperlukan dalam
kehidupan seseorang manusia yang hidup di alam nyata ini, sehingga bisa
dikatakan dalam kehidupan seseorang haruslah berjuang. Secara sederhana
film tampan tailor ini kembali menegur kita bahwa hidup harus berjuang.
Film ini diangkat oleh kisah nyata, yang disutradarai oleh sutradara
terbaik di festival film bandung pada tahun 2013 yaitu Guntur soerjanto. Dan
film ini juga mendapat penghargaan film masyarakat dalam ajang
penghargaan apresiasi film Indonesia 2013, pemeran utama dalam film ini
adalah Vino G Bastian yang telah memenangkan sebagai pria terfavorit di
ajang Indonesia Movie Award. Dan diperankan juga oleh jefan nanthanio yang
telah memenagkan sebagai pemain cilik terbaik dalam ajang piala maya 2013.
3 Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2003), H.48.
3
Pada saat ini, tidak mudah untuk mencari pekerjaan apalagi seorang
single parent yang berjuang hidup untuk memenuhi kebutuhan anak dan
dirinya. Secara sederhana film Tampan Tailor ini kembali menegur kita bahwa
perjuangan seorang ayah yang pantang menyerah untuk menghidupi anaknya
ditengah kesulitan yang mereka hadapi. Tidak ada yang mustahil di dunia ini
jika kita mau berusaha.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud
menyusun skripsi dengan judul “Analisis Wacana Makna Perjuangan Hidup
dalam Film Tampan Tailor Karya: Guntur Soerjanto‟‟
B. Batasan dan Perumusan Masalah
Batasan masalah, dalam penelitian adalah tentang wacana perjuangan
hidup yang terdapat dalam film tampan tailor, dan juga hanya dibatasi dengan
model analisis wacana Teun Van Dijk yang membahas tentang tiga struktur
dalam suatu teks, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro, serta
dilihat dari level kognisi sosial dan konteks sosial.
Sedangkan perumusan masalah yang diangkat adalah:
1. Bagaimana wacana tentang perjuangan hidup yang ditampilkan dalam film
dilihat dari level teks (struktur makro , superstruktur, struktur mikro)?
2. Bagaimana wacana film dilihat dari level kognisi sosial?
3. Bagaimana wacana film dilihat dari level konteks sosial?
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tentang wacana seputar perjuangan hidup yang ditampilkan
dalam film tampan tailor karya Guntur soerjanto dilihat dari level tteks
(struktur makro, superstruktur,struktur mikro).
2. Mengetahui kognisi sosial yang melatarbelakangi penulis skenario
dalam membuat naskah film tampan tailor.
3. Mengetahui konteks sosial menurut pandangan masyarakat tentang
wacana perjuangan hidup.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini secara teoristis semoga menambah
wawasan keilmuan.
1) Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya penelitian
tentang analisis wacana film. Di samping itu penelitian analisis
wacana film Tampan Tailor ini juga memberi pemahaman kepada
mahasiswa tentang analisis wacana model teun A. Van Dijk yang
dilihat pada level teks (struktur makro, superstruktur, struktur
mikro), level kognisis sosial dan level konteks sosial.
2) Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penggambaran
mengenai perjuangan hidup yang di analisis dengan menggunakan
5
wacana teun A. van Dijk bagi masyarakat khususnya untuk
memaknai konsep makna perjuangan hidup kemudian dibuat dalam
satu film, yaitu film Tampan Tailor.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif
dengan metode penelitian analisis wacana yang dikembangkan oleh Teun
A. Van Dijk.
Metode analisis wacana (discourse analisis) yaitu studi tentang
struktur pesan atau telah mengenai aneka fungsi bahasa(pragmatic).4
Metode analisis wacana berbeda dengan metode kuantitatif yang
menekankan pada pertanyaan “apa” (what), analisis wacana lebih melihat
“bagaimana” (how) dari suatu pesan atau teks komunikasi, maka dengan
metode ini tidak hanya diketahui pesan atau teks komunikasi, tetapi juga
bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa.
Melalui analisis wacana tidak hanya mengetahui isi teks, tetapi
bagaimana juga pesan itu disampaikan lewat kata, frase, kalimat, metafora
apa yang disampaikan. Analisis Wacana lebih melihat kepada bagaimana
isi pesan yang akan diteliti.5
Model yang digunakan oleh peneliti adalah model Teun Van A.
Djik. Menurutnya penelitian wacana tidak cukup hanya didasarkan pada
analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek
4 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001) h.48
5 Alex sobur, h.68.
6
produksi yang harus juga diamati.6 Inti analisis Van Djik adalah
menggabungkan ketiga dimensi wacana ke dalam satu kesatuan analisis.
Dimensi tersebut adalah dimensi teks, kognisi sosial dan konteks sosial.7
Analisis Van Dijk di sini menghubungkan analisis tekstual yang
memusatkan perhatian kepada teks kearah analisis yang komperhensif
bagaimana teks berita itu di produksi, baik dalam hubungannya dengan
individu pembuat film maupun dari masyarakat.8
Untuk menjelaskan ketiga dimensi diatas maka peneliti memberikan
gambaran struktur wacana yang tersusun dalam skema di bawah ini:
Tabel 1.1 Struktur Wacana Vandjik
Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen
Struktur Makro Tematik
Tema / topik yang dikedepankan
dalam film Tampan Tailor
Topik
Super Struktur Skematik
Bagaimana bagian dan urutan film
diskemakan dalam teks/naskah film
yang utuh
Skema
Struktur Mikro Semantik
Makna yang ditekankan dalam film
Sintaksis
Bagaimana kalimat (Bentuk,
susunan) Yang dipilih
Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang
dipakai dalam film Tampan Tailor
Retoris
Bagaimana dan dengan cara apa
penekanan dilakukan
Latar, Detil & maksud
Bentuk kalimat,
keherensi, kata ganti
Leksikon
Grafis, Ironi
6 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Media, (Yogyakarta : LKIS, 2006),
h.221. 7 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Media, h.224.
8 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Media,, h.225.
7
Setelah mengetahui struktur wacana model Van Djik di atas, ada dua
kategori yang penting dalam meneliti suatu teks media yaitu dilihat dari
kognisi sosial dan konteks sosial. Menurut Van Djik meneliti wacana tidak
hanya didasarkan atas analisis teks semata, namun meneliti bagaimana
suatu teks itu diproduksi. Kategori kognisis sosial dan konteks sosial
diatas ini mempunyai dua arti, di satu sisi ia menunjukan bagaimana
proses film tersebut di produksi, namun di sisi lain ia menggambarkan
bagaimana nilai-nilai masyarakat menyebar dan diserap oleh penulis
skenario dan akhirnya digunakan untuk membuat film tersebut.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah film Tampan Tailor, sedangkan objek
penelitiannya adalah potongan adegan visual yang terdapat dalam film
Tampan Tailor, juga dari teks yang yang ada pada film yang berkaitan
dengan rumusan masalah penelitian.
3. Tahapan Penelitian
a. pengumpulan data
Jika dikaitkan dengan analisis wacana Teun A Van Djik, maka
pengumpulan data penelitian ini di dapatkan dari film Tampan Tailor
dan skenarionya, serta wawancara. Film merupakan sasaran utama
dalam analisis, dari film itu penulis dapat mengambil beberapa unit
scene yang ingin diteliti seputar perjuangan hidup, sedangkan skenario
diperlukan guna mempertajam analisis wacana pada level teks (
struktur makro, superstruktur, struktur mkro) sekaligus dapat dijadikan
bahan pelengkap.
8
Wawancara merupakan metode pengambilan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini
dilakukan sebagai pendukung untuk mengetahui analisis wacana teun
A Van Djik yang mengkaji tentang level teks ( struktur makro,
superstruktur, struktur mikro) pada film tampan Tailor.
Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara secara
langsung kepada penulis skenario film tampa tailor, yaitu Alim Sudio.
Untuk melengkapi data pada analisis wacana dalam level konteks
sosial.
b. Analisis Data
Analisis data menurut patton adalah proses mengatur uraian data.
Mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian
dasar. 9 Setelah semua data dan informasi yang sesuai dengan
permasalahan penelitian terkumpul, selanjutnya penulis melakukan
analisis terhadap data dan informasi tersebut. Penulis akan
menganalisisnya dangan menggunakan metode deskriptif, analisis
wacana menurut Teun A Van Djik untuk menjawab perumusan
masalah dalam penelitian ini..
E. Tinjauan Pustaka
Dalam mementukan judul sekripsi ini, penulis mengadakan tinjauan
kepustakaan di perpustakaan yang ada di Perpustakaan Umum dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
9 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung; Alfabeta, 2007),H.88.
9
Negri Jakarta. Ada beberapa skripsi mahasiswa/i yang serupa, diantaranya
yaitu:
1. Analisis Teun A. Van Djik Terhadap Skenario Film Punya Cerita oleh
saudara Haiatul Umam tahun 2009 mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi.
2. “Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Film Naga Bonar Karya Asrul
Sani” yang ditulis oleh Sukarsih Nur, mahasiswa Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Komunikasi tahun 2008.
Penelitian yang dilakukan oleh sukarsih nur ini meneliti tentang pesan
moral dalam film tersebut, sedangkan penelitian yang saya teliti
meneliti tentang makna perjuangan dalam filmTampan Tailor.
Persamaannya adalah kedua penelitian ini sama-sama menggunakan
media film dan menggunakan analisis wacana dalam penelitiannya.
Dari beberapa skripsi tersebut maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa belum ada mahasiswa/i yang meneliti tentang Analisis Wacana makna
Perjuangan dalam film “Tampan Tailor” di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh karena itu penulis menggunakan Analisis Wacana dalam film Tampan
Tailor.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan uraian
mengenai pembahasan-pembahasan tertentu di dalam skripsi ini, maka dari
itu, peneliti menyususun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab. Dalam
10
bab-bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan dipaparkan secara
terperinci, adapun sistematika penulisan dapat dilihat sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,
Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Landasan teori yang meliputi Perjuangan hidup, Perjuangan hidup
Dalam Pandangan Islam ,film yang terdiri atas Pengertian Film, Klasifikasi
Film, Unsur-Unsur, Struktur Film, dan Jenis-Jenis Film, analisis wacana,
terdiri dari konsep analisis wacana Teun A Van Djik. Tekhnik
BAB III GAMBARAN UMUM FILM ”TAMPAN TAILOR”
Dalam Bab III ini berisi gambaran tentang film Tampan Tailor
Sinopsis Film Tampan Tailor Profil Sutradara Film Dan Profil Pemain Film
Tampan Tailor.
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
Didalamnya membahas tentang temuan wacana makna perjuangan
hidup dalam film Tampan Tailor yang diperoleh peneliti dari hasil
penelitiannya
BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Wacana perjuangan hidup
1. Pengertian Perjuangan Hidup Secara Umum
Perjuangan adalah sebuah usaha atau upaya yang dilakukan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
melalui proses dan rintangan yang dihadapi yang ada pada lingkungan
masyarakat tersebut. Perjuangan dalam hidup seseorang sangatlah
diperlukan dalam kehidupan seseorang manusia yang hidup di alam nyata
ini, sehingga bisa dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk
mencapai keinginan atau cita-cita yang ingn dicapaibaik itu dalam bidang
materi maupun imateri.1
Life is a struggle begitulah orang inggris bilang bahwa hidup
adalah sebuah perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha
dari kita untuk bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat
untuk maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang
seumur hidupnya. Orang tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan, diri
sendiri dan orang lain. Untuk itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses
maka haruslah ada sebuah perjuangan dalam hidup ini.2
Melihat pengertian di atas jika kita kaji lebih dalam alangkah lebih
baiknya kita harus berjuang dengan semaksimal mungkin untuk mencapai
1Artikel diakses rabu, 1 oktober 2014 pukul 07.50 WIB dari
http://www.anneahira.com/hidup-adalah-perjuangan.htm 2 Agustinus Wibowo. Titik nol: Makna Sebuah Perjuangan, (Yogyakarta:2005), h.10
12
keberhasilan yang ingin kita raih, sering juga kita mendengar kata-kata
seperti berjuanglah sampai titik penghabisan, maksud dari kata-kata seperti
itu kita harus berjuang atau berikhtiar semaksimal mungkin dalam hidup
ini, sehingga kita dapat memetik buah keberhasilan yang kita tanam pada
masa kita berjuang.
2. Pengertian perjuangan hidup Menurut pandangan Islam
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.
Hidup adalah perjuangan, istilah itulah yang mungkin paling tepat
untuk mendeskripsikan makna dari sebuah kehidupan. Maka setiap
manusia yagn hidup di dunia ini tidak akan pernah lepas dari berbagai
jenis perjuangan. Jika seorang manusia ingin hidup tanpa mau berjuang,
maka sama saja ia sedang mengharapkan sebuah kematian untuk
menjemputnya.
Di dalam ajaran Islam, Allah swt mengatakan di dalam Al Quran
bahwa manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk mengabdi/beribadah
13
kepada Allah swt. Artinya, jika ada manusia yang tidak mau beribadah
kepada Allah swt maka ia tidak patut untuk hidup.
Ibadah kepada Allah swt, itulah perjuangan hidup yang diajarkan
di dalam Islam. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk bermalas-
malasan. Islam mengajarkan umatnya untuk berjuang, karena Islam
mengajarkan bahwa Allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum
melainkan kaum itu sendirilah yang harus berjuang untuk merubahnya.
Sama saja dengan seorang karyawan yang direkrut untuk bekerja, kalau
dia tidak mau bekerja maka berhenti saja menjadi karyawan. Satu hal yang
identik dengan perjuangan adalah adanya cobaan. Cobaan adalah salah
satu bagian dari setiap perjuangan yang tidak dapat dihindarkan, pasti
dialami dan dirasakan oleh setiap manusia dalam perjalanan hidup.
Cobaan memang terkadang terasa sangat berat, sehingga banyak sekali
manusia yang merasa sangat menderita manakala mendapatkan cobaan
dari Allah swt. Bahkan ada pula yang nekat mengakhiri hidupnya karena
tidak mampu untuk bertahan dengan cobaan yang tengah dialaminya.3
B. Wacana Film
1. Pengertian Film
Film menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah gambar
hidup. Secara etimologi film adalah susunan gambar yang berada dalam
3Aswar sutan malaka, hidup adalah perjuangan : pejuang sejati tak pernah mati,
(Yogyakarta,2001), h.10
14
selluloid kemudian diputar dan bisa ditafsirkan dengan berbagai makna. 4
secara fisik film berarti selaput tipis yang dibuat selluloid untuk tempat
gambar yang negative (yang akan dipotret) atau tempat gambar positif
(yang akan dimainkan di bioskop). Selaput tipis tersebut terdiri dari
beberapa lapisan, pertama disebut Jelatin sebagai bahan pelindung,
lapisan kedua disebut landasan, sebagai dasar yang sifatnya tipis, lentur
dan transparan.5
Film juga merupakan fenomena sosial, psikologi dan estetika
yang komplek. Dalam pengertian lain, film adalah dokumen yang terdiri
dari cerita dan gambar yang diiringi kata-kata dan musik.6 Film hadir ke
tengah kehidupan masyarakat sebagai suatu hasil produksi yang
melibatkan banyak tenaga, modal dan peralatan.7
Film merupakan produk komunikasi massa yang sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia, kerjanya ibarat jarum hipodemik
atau peluru yang banyak dicetuskan oleh pakar ilmu komunikasi, dimana
kegiatan mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan
obat yang dapat langsung merasuk dalam jiwa penerima pesan.8
Dalam perkembangan teori film belakangan ini, mulai adanya
upaya dari bebebrapa teoritisntuk mencari perspektif yang lebih mampu
4 Eko Endarmoko, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006), h.180.
5 Gatot Prakoso, Film Pinggiran Antologi Film pendek, Eksperimental dan Dokumenter
(Jakarta:Fatwa press, 1997), h. 22. 6 Sean Mc Bride, Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa depan: Aneka Suara
dan satu dimensi. (Jakarta:PN Balai Pustaka, UNESCO, 1983), h.120. 7 Zainuddin Ishak, dkk., Penelitian Apresiasi Masyarakat Terhadap Film Nasional (Jakarta:
Dep. Penerangan R.I., 1986), h.1. 8 Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi (Tangerang: Ramdina
Prakasa, 2005), h.12.
15
menangkap subtansi film. Film tidak lagi dimaknai sekedar sebaai karya
seni (film as art) semata, tetapi lebih sebagai “komunikasi massa”.
Terjadinya penggeseran perspektif ini, paling tidak telah mengurangi bias
normatif dari teoritisi film yang cenderung membuat lokalisasi dan
karena itu mulai meletakkan film secara obyektif.9
Salah satu kelebihan yang dimiliki film, baik yang ditayangkan
lewat tabung televisi maupun layar perak, film mapu menampilkan
realitas kedua dari kehidupan manusia. Kisah-kisah yang ditayangkan
lebih bagus dari kondisi nyata sehari-hari, atau sebaliknya bisa lebih
buruk.10
2. Sejarah Dan Perkembangan Film
Sejarah film tidak bisa lepas dari sejarah fotografi. Dan sejarah
fotografi tidak bisa lepas dari peralatan pendukungnya, seperti kamera.
Film sebagai media massa juga ditemukan sejalan dengan ditemukannya
pita rekaman seluloid. Media ini juga mempunyai implikasi yang luas
dalam dunia pemberitaan selain pencitraan gerak (movie) untuk hiburan
dengan menampilkan suara (audio) dan gambar bergerak (audio visual).
Sekitar tahun 1930-1960 berita film sangatlah popular dan dikenal luas
terutama sebelum kemunculan media televise (TV) dengan nama movie
news atau news read. Bahkan pada awal kemunculan televisi sebagai
9 Budi Irwanto, Film, ideology, Militer: Hegemoni Militer dalam sinema Indonesia
(Yogyakarta: Aksara, 2005), h.11. 10
William, dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern, h.199.
16
media pemberitaan, news read banyak digunakan untuk keperluan
pemberitaan televisi.11
Percobaan pembuatan film bergerak yang pertama dilakukan oleh
Eadweard Muybridge pada tahun 1877 di palo alto yang merupakan
sebuah peternakan di California, Amerika Serikat. Dalam percobaannya
tersebut ia merekam gerakan cepat seekor kuda yang berlari dengan
menggunakan 24 kamera stereoskopik.
Pembuatan film eksperimental kedua yang berjudul Rounddhay
Garden Scene yang dilakukan oleh Louis Le Price pada tanggal 14
Oktober 1888 di Rounddhay, Leeds, West Yorkshire, Inggris. Film ini
merupakan rekaman gambar bergerak pertama yang masih bertahan
hingga saat ini.
Sejarah film dunia mengajarkan tentang perkembangan film dari
mulai film bisu (tanpa suara), yang kemudian mampu mencangkok
tekhnologi suar, dan menjadi film yang bersuara. Hal ini mengakibatkan
jumlah penonton dua kali lipat lebih banyak. Demikian juga kemampuan
film yang awalnya tidak berwarna (hitam putih) menjadi berwarna.
Meskipun film sebagai penemuan tekhnologi baru telah muncul
pada akhir abad kesembilan belas, film berperan sebagai sarana baru
yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi
kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita peristiwa, music, drama,
lawak, dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.
11
Sedia Willing Barus, JurnalistikPetunjuk Teknis Menulis Berita, (Jakarta : erlangga,
2011) h. 71-72
17
3. Klasifikasi Film
Menurut Himawan Pratista dalam buku memahami film-nya,
metode yang paling mudah dan sering digunakan untuk mengklasifikasi
film adalah berdasarkan genre, yaitu klasifikasi dari sekelompok film
yang memiliki karakter atau pola sama (khas) sebagai berikut. 12
1) Aksi, yaitu film yang berhubungan dengan adegan-adegan aksi
fisik seru, menegangkan, berbahaya, dan nonstop denga tempo
cerita yang cepat.
2) Drama, yaitu film yang kisahnya seringkali menggugah emosi,
dramatic, dan mampu menguras air mata penontonnya. Tema
umumnya mengangkat isu-isu sosial, seperti kekerasan,
ketidakadilan, masalah kejiwaan, penyakit, dan sebagainya.
3) Epik Sejarah, yaitu film dengan tema periode masa silam
(sejarah) dengan latar sebuah kerajaan, peristiwa, atau tokoh besar
yang menjadi mitos, legenda, atau kisah biblical.
4) Fantasi, yaitu film yang berhubungan dengan tempat, peristiwa
dan karakter yang tidak nyata, dengan menggunakan unsur magis,
mitos, imajinasi, halusional, serta alam mimpi.
5) Fiksi Ilmiah, yaitu film yang berhubungan dengan tekhnologi dan
kekuatan di luar jangkauan tekhnologi masa kini yang artificial.
6) Horror, yaitu film yang berhubungan dengan dimensi spiritual
atau sisi gelap manusia.
12
Himawan pratista, memahami film, (Yogyakarta : Homerian pustaka,2008) cet. 1, h.13-
20.
18
7) Komedi, yaitu jenis film yang tujuannya menghibur dan
memancing tawa penonton.
8) Kriminal dan Gangster, yaitu film yang berhubungan dengan
aksi-aksi kriminal dengan mengambil kisah kehidupan tokoh
kriminal besar yang diinspirasi dari kisah nyata.
9) Musikal, yaitu film mengkombinasikan unsur music, lagu,
tari,(dansa), serta gerak (koreografi).
10) Petualangan, yaitu film yang berkisah tentang perjalanan,
eksplorasi, atau ekspedisi ke suatuwilayah asing yang belum
pernah tersentuh.
11) Perang, yaitu film yang mengangkat tema ketakutan serta terror
yang ditimbulkan oleh aksi perang dengan memperlihatkan
kegigihan, dan perjuangan.
12) Western, yaitu film yang mengangkat tema seputar konflik antar
pihak baik dan jahat berisi aksi tembak-menembak, aksi berkuda,
dan aksi duel.
4. Jenis-jenis Film
Jenis-jenis film dibedakan menurut sifatnya, yaitu sebagai berikut:
a. Film Cerita (Story Film)
Film cerita adalah film yang menyajikan kepada publik
sebuah cerita, sebagai cerita harus mengandung unsur-unsur yang
dapat menyentuh rasa manusia. Cerita dalam film ini diambil dari
kisah-kisah sejarah, cerita nyata dari kehidupan sehari-hari, atau
19
khayalan yang diolah untuk menjadi film. 13
film cerita diartikan
sebagai pengutaraan cerita atau ide, dengan pertolongan gambar-
gambar, gerak dan dikemas yang memungkinkan pembuat film
melahirkan realitas rekaan yang merupakan suatu alternative dari
realitas nyata bagi penikmatnya. Ide atau pesan cerita menggunakan
pendekatan yang bersifat membujuk. Oleh karena itu film cerita
dapat dipandang sebagai wahana penyebaran nilai-nilai.
b. Film Berita (newsreal)
Film berita adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-
benar terjadi. Kamera sekedar merekam peristiwa, karena sifatnya
berita, film ini disajikan kepada publik harus bernilai berita
(newsvalue), film berita menitik beratkan pada segi pemberitaan
kejadian actual, misalnya dokumentasi peristiwa perang, dan
dokumentasi upacara kenegaraan.14
c. Film Dokumenter (Documentary film)
Istilah Documentary awalnya digunakan oleh seorang
(sutradara direktor) Jhon Grierson. Film dokumenter di definisikan
oleh Grierson sebagai karya ciptaan mengenai kenyataan (creative
treatment actuality), titik berat dalam film dokumenter adalah fakta
atau peristiwa yang terjadi.15
13
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Cipta aditya
Bakti, 2003), h211. 14
Sumarno, Dasar-dasar Apresiasi Film, (Jakarta: PT. Grasindo, 1996), h.13. 15
Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, h.13
20
Film dokumenter, selain mengandung fakta ia juga
mengandung subjektivitas pembuat. Subjektivitas diartikan sebagai
sikap atau opini terhadap peristiwa. Jadi, ketika faktor manusia
berperanan, persepsi tentang kenyataan akan sangan bergantung pada
manusia pembuat film dokumenter itu. Dengan kata lain, film
dokumenter bukan cerminan pasif dari kenyataan, melainkan ada
prosess penafsiran atas kenyataan yang dilakukan oleh si pembuat
film dokumenter.16
d. Film Kartun (cartoon film)
Film kartun adalah film yang berasal dari lukisan para seniman.
Titik berat dalam pembuatan film kartun adalah seni lukis. Film ini
adalah hasil dari imajinatif para seniman lukis yang kemudian
menghidupkan gambar-gambar seolah-olah hidup.17
5. Unsur-unsur Pembentukan Film
Film akan bersinggungan dengan unsur-unsur pembentukan film,
sehingga untuk memahami sebuah film tidak lepas dari unsur-unsur
pembentukan film. Unsur-unsur tersebut antara lain:
a. Unsur Naratif
Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk
yakni, unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling
berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk
sebuah film. Masing-masing unsur tersebut tidak akan dapat
16
Effendy, Ilmu Teori, h. 212 17
Effendy, Ilmu Teori, h.216
21
membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa kita katakan bahwa
unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah. Dalam cerita
filmnya. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita tema film.
Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif. Setiap cerita
pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi,
waktu serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk sebuah
jalinan peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni hukum
kausalitas. Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah
elemen-elemen pokok pembentuk naratif.18
b. Unsur Sinematik
Unsur Sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolah film.
Dalam film cerita unsur sinematik atau juga sering di istilahkan gaya
sinematik merupakan aspek-aspek teknis pembentukan film. Unsur
sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok, yakni, mise-en-
scene, sinematografi, editing dan suara. Masing-masing elemen
sinematik tersebut juga saling berinteraksi dan berkesinambungan
satu sama lain untuk membentuk gaya sinematik secara utuh.19
Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam
produksi sebuah film. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada
didepan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni,
setting atau lattar, tata cahaya, kostum dan make-up, serta akting dan
pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera
18
Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008), h. 1-2. 19
Himawan Pratista, Memahami film,h.1.
22
dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil.
Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot)
lainnya.Sedangkan suara adalah segala hal dalam film yang mampu
ditangkap melalui indera pendengaran. Seluruh unsur sinematik
tersebut saling terkait, mengisi, serta saling berkesinambungan satu
sama lain untuk membentuk unsur sinematik secara keseluruhan.20
Sebuah film yang memiliki cerita atau tema kuat bisa menjadi
tidak berarti tanpa pencapaian naratif yang memadai. Sineas dapat
memilih alternatife bentuk teknik apapun sejauh sesuai dengan
konteks naratifnya. Untuk mengukur memadai atau tidaknya sebuah
pilihan tergantung para penontonnya.
Keberhasilan seseorang dalam memahami film secara utuh
sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tersebut terhadap aspek
naratif serta aspek sinematik sebuah film. Kedua unsur tersebut
apapun bentuknya pasti memilikinorma serta batasan yang bisa
diukur. Jika sebuah film kita anggap buruk (kurang memadai) bisa
adi bukan karena film tersebut buruk namun karena kita sendiri yang
belum memahaminya secara utuh.21
1. Pengertian Skenario Film
Skenario film adalah blue print atau rangakaian penuturan
sinematik dari sebuah cerita. Dari sebuah skenario dimulailah
aktivitas sebuah produksi film.
20
Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008), h. 2. 21
Himawan Pratista, Memahami film,h. 3.
23
2. Struktur Film
Seperti halnya sebuah karya literature yang dapat di pecah
menjadi bab (chapter), alinea dan kalimat, jenis film apapun,
panjang atau pendek, juga memiliki struktur fisik. Secara fisik
sebuah film dapat di pecah menjadi unsur-unsur, yakni shot, adegan,
dan sekuen. Pemahaman tentang shot, adegan, dan sekuen nantinya
banyak berguna untuk membagi urutan-urutan (segmentasi) plot
sebuah film kedalam sistematik. Sementasi plot akan banyak
membantu kita melihat perkembangan plot sebuah film secara
menyeluruh dari awal hingga akhir.
a. Shot
Shot selama produksi film memiliki arti proses
perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera
dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan satu kali take
(pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah jadi
(pasca produksi) memiliki arti suatu rangkaian gambar utuh yang
tidak terinstrupsi oleh potongan gambar (editing). Shot
merupakan unsur terkecil dari film, sekumpulan beberapa shot
biasanya dapat dikelompokan menjadi sebuah adegan.22
b. Adegan (scene)
Adegan atau scene adalah satu segmen pendek dari
keseluruhan cerita yang mempertlihatkan satu aksi
22
.Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008), h. 29.
24
berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi (cerita),
tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari
beberapa shot yang saling berhubungan. Biasanya film cerita
terdiri dari tiga sampai lima puluh buah adegan. Adegan adalah
yang paling mudah dikenali sewaktu menonton film.23
c. Sekuen (sequence)
Sekuen adalah satu segmen besar yang memperlihatkan
satu rangkaian peristiwa yang utuh.satu sekuen umumnya terdiri
dari beberapa adegan yang saling berhubungan. Sekuen bisa
diibaratkan seperti sebuah bab atau sekumpulan bab, dalam
pertunjukan teater, sekuen bisa disamakan dengan satu babak satu
sekuen biasanya dikelompokkan berdasarkan satu periode
(waktu), lokasi atau satu rangkaian aksi panjang.biasanya film
cerita terdiri dari delapan sampai lima belas sekuen. Dalam
beberapa kasus film, sekuen dapat dibagi berdasarkan usia
karakter utama yakni masa balita, kanak-kanak, remaja, dewasa,
serta lanjut usia. Dalam film-film petualangan yang umumnya
mengambil banyak tempat, sekuen biasanya dibagi berdasarkan
lokasi cerita.24
6. Perkembangan Film Di Indonesia
Film pertama yang diputar di Indonesia adalah film Lady Van
Javayang diproduksi di Bandung tahun 1926 oleh David. Film pada
23
Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008), h. 29-30. 24
Himawan Pratista, Memahami film,h. 30.
25
waktu itumasih merupakan film bisu. Film bicara pertama di Indonesia
berjudulTerang Bulan yang dibintangi oleh Roekiah dan R. Mochtar
berdasarkannaskah seorang penulis Indonesia Saerun.25
Di penghujung tahun 1941 Perang Asia Timur Raya pecah.
Duniafilmpun berubah wajah. Perusahaan-perusahaan film, seperti
WongBrothers, South Pacific, dan Multi Film diambil alih oleh Jepang,
ketikapemerintah Belanda sebagai penguasa di Indonesia menyerah kalah
kepadabalatera Jepang.26
Pada saat itu, semua perusahaan perfilman yang diusahakan
olehBelanda dan Cina berpindah kepada pemerintah Jepang. Namun saat
bangsaIndonesia sudah memproklamasikan kemerdekaannya, maka pada
tanggal 6Oktober 1945 perusahaan film diserahkan secara resmi kepada
PemerintahRepublik Indonesia.27
Sejak tanggal 6 Oktober 1945 lahirlah Berita Film Indonesia atau
BFIbersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari Yogyakarta, BFI
punpindah dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara, yang pada
akhirnyamengganti nama menjadi Perusahaan Film Nasional.36Dengan
menginjak dekade tahun 50-an, dunia film Indonesiamemasuki alam
yang cerah. Tampaklah kegiatan yang dilakukan para sineasfilm nasional
dalam bentuk perusahaan-perusahaan film. Garis grafik yangmenarik
25
Ardianto Elvinaro, dan Lukati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
(Bandung; Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 135. 26
Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung; Citra Aditya Bakti,
2003), h. 217. 27
Ardianto Elvinaro, dan Lukati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, h.
135.
26
untuk mencapai puncaknya yaitu pada tahun 1955 dengan adanya59
judul film. Pada tahun itulah diadakan Festival Film Indonesia
(FFI)pertama.
Pada tahun 1959 grafik perfilman di Indonesia terus menurun
denganhanya adanya 17 judul film. Banyak faktor yang menyebabkan
turunnyaproduksi film. Pertama adalah pergolakan politik, seperti
pemberontakanPemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
atau perjuangansemesta (PERMESTA), yang dengan sendirinya
mempengaruhi bidangekonomi. Kedua, yaitu saingan dari film-film luar
negri seperti India,Filiphina, Melayu dan Amerika yang muncul dengan
film-filmberwarnanya.28
Dunia perfilman semakin suram dengan adanya gerakan komunis
PKI,yang memanfaatkan politik sebagai panglima.hingga akhirnya
kegiatanmereka terhenti karena terjadinya peristiwa G30 S/PKI tahun
1965.Kemudian tahun 1967 produksi film Nasional mulai kembali
membaik danmuncullah berbagai jenis dan tema film, sehingga memacu
banyak produksi.film untuk memproduksi film, yang menyebabkan
perfilman Indonesiameningkat.29
Pada tahun 1970, film masih menunjukan udara segarnya
dengandibantu oleh kebijaksanaan pemerintah Orde Baru. Pada tahun itu
pulalahberdiri Akademi Sinematografi dari Lembaga Pendidikan
28
Gatot Siagian, Menilai Film, (Jakarta; Dewan Kesenian Jakarta, 2006), h. 88. 29
Tony Ryanto, Film Indonesia Sudah Tumbuh, (Jakarta; Pintar Press, Persatuan
Perusahaan Film Indonesia), h. 38.
27
Kesenian Jakarta(LPKJ) yang kini dikenal dengan nama Institut
Kesenian Jakarta (IKJ),sebagai satu-satunya akademi di bidang
perfilman.Karena ketidakjelasan skema investasi film di Indonesia,
UsmarKemudian ditetapkanlah Hari Film Nasional yang jatuh pada
tanggal 30Maret, sehingga film baru diakui pemerintah pada masa pasca
reformasi ditahun 1999.
Perkembangan film Indonesia pasca reformasi semuanya dimulai
padatahun 1998. Kemudian di awal tahun 2000, pencerahanpun mulai
terjadipada dunia perfilman di Indonesia, dengan jumlah penonton yang
semakinmeningkat. Sampai saat inipun perfilman Indonesia telah
mengalami banyakperubahan dan kemajuan, serta mampu bersaing
dengan film-film luar negri,terbukti dengan banyak diperolehnya
penghargaan oleh sineas Indonesia diajang festival internasional.
7. Sejarah Perkembangan Film Di Dunia
Berawal dari sebuah mimpi “ Aku ingin membuat gambar yang
bergerak”, yang tersimpan kira-kira 17.000 tahun yang lalu di gua
Altamira, Spanyol. Ditemukan gamabr hewan berkaki banyak. Para ahli
sejarah menyatakan, bisa saja ini adalah sebuah impian manusia zaman
purbakala untuk membuat gambar bergerak. Sebab itu, seakan
tersembullah ungkapan dari gambaran itu, “ aku ingin membuat gambar
ini bergerak”.
Selain itu, sebelum terciptanya film pertama para ahli sejarah
pada zaman dahulu kalamereka berkomunikasi satu sama lain dengan
28
menggunakan obor, obor yang diputar-putar sebagai tanda mengirim
isyarat (pesan). Para ahli sejarah menjelaskan jika obor digerakan maka
akan terlihat seperti satu garis, sebagaimana lampu senter digerakan
maka akan terlihat seperti satu garis, sebagaimana lampu senter
digerakan ditempat yang gelap, maka sinar senter tersebut akan
membentuk suatu garis. Ini yang disebut ajaib dan tipuan mata, sesuatu
yang berhubungan erat dengan pemutaran film.30
Berdasarkan hasil penemuan diatas munculah gagasan untuk
membuat foto bergerak. Dipelopori oleh Edward Muybridge, mahasiswa
Standford University yang membuat 16 framkuda sedang berlari. Dari
ke-16 foto yang sedang berlari itu, Maybridge mencoba merangkai dan
menggerakakan secara berurutan, hasilnya, foto tersebut terlihat hidup
dan berhasil menjadi foto bergerak utama di dunia. Sekalipun pada
zaman itu tekhnologi untuk merekam belum ada, Muybridge
menggunakan camera foto biasa untuk menghasilkan gerakan lari kuda.
Dengan kata lain diperlukan pengambilan gambar beberapa kali untuk
memperoleh gerakan lari kuda yang sempurna saat di film kan. Sejarah
mencatat perostiwa itu pada tahun 1878. Dari sinilah ide membuat film
pertama muncul. Sepuluh tahun setelah penemuan gambar bergerak
(1888), barulah muncul film pertama pertama di dunia, ya paling tidak
mendekati konsep film-film sudah ada saat ini. Film ini dikenal dengan
namaRounday Garden Scene yang disutradarai oleh Louis Le Prince
30
Seichii konishi & kaiji nakamura, penemuan film, (Jakarta, elex media koputindi,2002),
cet-1 h.5
29
yang berasal dari prancis. Film pertama di dunia ini hanya berdurasi
sekitar 2 detik, menngambarkan sejumlah anggota keluarga Le Prince
sedang berjalan-jalan menikmati hari di taman. Setahun kemudian
(1889), Amerika serikat barulah memproduksi film pertamanya yang
berjudul monkeyshines no.1. Film ini berisikan gambar orang yang „blur‟
dengan latar hitam yang sedang melakukan gerakan-gerakan tangan
dalam beberapa detik.31
Ide pembuatan Film pertama muncul di dunia karena mimpi itu
bisa terlaksana pada 17000 tahun yang lalu, gambar bergerak pertama
kali adalah gambar seekor kuda yang dipelopori oleg Edward Muybridge.
Dia membuat 16 gambar kuda yang kemudian disatukan dan dia berhasil
menciptakan gambar bergerak pertama di dunia.
C. Analisis wacana
1. Pengertian Wacana
Wacana secara etimologi dalam bahasa Indonesia, merupakan
serapan dari bahasa sansekerta “wak”, yang memiliki arti berucap atau
berkata. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan dengan
penambahan sufiks (ana), menjadi wacana yang bermakna “membedakan”
(nominalisasi). Dengan demikian kata wacana dapat diartikan sebagai
perkataan atau tuturan.32
Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer,
31
Artikel, diakses Rabu, 21 Desember 2014 pukul 07.50 WIB dari
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews 32
Dedi Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode, dan aplikasi, prinsip-prinsip analisis
wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana,2005), h. 3.
30
terdapat tiga makna dari kata wacana. Pertama, percakapan; ucapan; dan
tutur. Kedua, keseluruhan cakapan yang merupakan satu kesatuan. Ketiga,
satuan bahasa terbesar yang realisasinya merupakan bentuk karangan
utuh.33
Istilah wacana yang digunakan para ahli bahasa secara popular
sebagai bentuk terjemahan dari bahasa inggris discourse, kata ini berasal
dari bahasa latin discursus, dis: dari dalam arah yang berbeda dan currere:
lari, sehingga discursus berarti lari kian kemari.34
pemakaian istilah
wacana memiliki perbedaan makna dikarenakan perbedaan disiplin ilmu
yang memakainya. Bahkan dalam kamus bahasa yang di dasarkan pada
penulisan definisi objektif, tetap memiliki definisi yang berbeda. Dalam
salah satu kamus bahasa inggris terkemuka disebutkan bahwa pengertian
wacana adalah komunikasi buahpikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide,
gagasan, percakapan.35
Secara terminologi, wacana memiliki arti yang
sangat luas. Alex Sobur berupaya merangkum pengertian wacana dari
berbagai pendapat, ia memandang wacana sebagai rangkaian ujar atau
rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan sesuatu hal (subjek) yang
disajikan secara teratur, sistematis, dalam kesatuan yang koheren dibentuk
oleh unsur segmented atau unsur non segmented bahasa.
Analisis Wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau
metode untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam
33
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern
English Press, 2002), h. 1709. 34
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 70. 35
Alex Sobur, Analisis Teks Media , h. 71.
31
pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis
Wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi yang sebagian di
antaranya berupa teks.36
Di samping itu, analisis wacana juga dapat
memungkinkan kita melacak variasi cara yang digunakan oleh
komunikator (penulis, pembicara, sutradara) dalam upaya mencapai tujuan
atau maksud-maksud tertentu melalui pesan-pesan berisi wacana-wacana
tertentu yang disampaikan.
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh
tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi
penganalisanya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini
sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan
wacana.37
Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam
komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telah mengenai
aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Analisis wacana lahir karena adanya
persoalan dalam komunikasi, bukan hanya terbatas pada penggunaan
kalimat atau bagian kalimat, serta fungsi ucapan, tetapi juga mencakup
struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana. 38
Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi, apa yang dinamakan
wacana itu tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan
dalam kamus Webster; sebuah pidato pun adalah wacana juga. Jadi,
36
Pawito, Penlitian Komunikasi Kualitaif (Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 170. 37
Pawito, Penlitian Komunikasi Kualitaif,h. 171. 38
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 48.
32
wacana bisa dibagi menjadi wacana lisan dan wacana tertulis.39
Analisis
wacana tidak terlepas dari pemaknaan kaidah berbagai cabang ilmu
bahasa, seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi.40
2. Analisis Teun A. Van Dijk
Dari sekian banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan
dikembangkan oleh beberapa ahli, model Van Dijk adala model yang
paling banyak dipakai. Karena Van Dijk mengelaborasi elemen-elemen
wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis. Model
yang dipakai secara praktis.41
Van Dijk menyatakan bahwa wacana itu sebenarnya adalah bangun
teoritis yang abstrak (The abstract theoretical construct) dengan begitu
wacana belum dapat dilihat sebagai perwujudan fisik bahasa. Adapun
perwujudan wacana adalah teks.42
Van Dijk melihat wacana lebih kepada
wacana tulis atau teks. Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa
struktur atau tingkatan yang satu sama lain berhubungan dan saling
mendukung yang dibaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu struktur makro,
superstruktur, dan struktur mikro. Makna global dari suatu teks didukung
oleh kerangka teks dan pada akhirnya mempengaruhi pemilihan kata dan
kalimat.43
39
Dedi Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode, dan aplikasi, prinsip-prinsip analisis
wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana,2005), h. 10. 40
Dedi Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode, dan aplikasi, prinsip-prinsip analisis
wacana, h.11 41
Eriyanto, Analisis Wacana, h. 221. 42
Abdul Rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang: Bayu Media, 2004), h. 4. 43
Eriyanto, Analisis Wacana, h. 225-226.
33
Dalam pandangan Van Dijk segala teks bisa dianalisis dengan
menggunakan elemen-elemen seperti tematik, skematik semantik,
sintaksis, stilistik, dan retoris. Meski terdiri dari beberapa elemen, semua
elemen itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan, dan
mendukung satu sama lainnya. Untuk memperoleh gambaran perihal
elemen-elemen struktur wacana tersebut, berikut adalah penjelasang
singkat mengenai elemen-elemen tersebut:
a. Teks
1) Struktur Makro
a) Tematik
Elemen tematik merupakan gambaran umum dari suatu
teks. Disebut juga sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang
utama dari sebuah teks. Topik menunjukan informasi yang
paling penting atau inti pesan yang ingin disampaikan oleh
komunikator. Dari topik ini kita bisa mengetahui masalah dan
tindakan yang diambil oleh komunikator dalam mengatasi
suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat dapat
diamati pada struktur makro dari suatu masalah. 44
Intinya,
tematik merupakan struktur yang menjelaskan tentang tema
yang diambil dari sebuah film.
44
Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta; LkiS,2000)h.
230.
34
2) Superstruktur
a) Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau
alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan
bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan
sehingga membentuk kesatuan arti. Jadi, jika topik menunjukan
makna umum dari suatu wacana, maka struktur skematik atau
superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks.45
Alur memberikan tekanan dalam suatu teks, bagian
mana yang berada di awal, dan bagian mana yang berada di
akhir, hal itu juga bisa sebagai strategi untuk menyembunyikan
informasi yang penting. Intinya skematik merupakan bentuk
umum dari sebuah teks yang berkaitan dengan judul. Skematik
mempelajari tentang bagaimana alur atau suasana teks dibuat.46
3) Struktur Mikro
a) Semantik
Pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu bahasa
yang menelaah makna suatu bahasa. Semantik dalam skema
Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal, yakni makna
yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar
proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangun
teks. Semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang
45
Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta; LkiS,2000)h.
231. 46
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)h. 78.
35
terpenting dari struktur wacana, tetapi juga yang mengiringi
kearah sisi tertentu dari suatu peristiwa.pada intinya, semantik
membahas tentang makna yang ditekan kan dalam sebuah teks
dan membahas tentang hubungan antar kalimat yang
mempunyai makna tertentu dalam sebuah teks yang
mempunyai makna tersirat.
Terdapat beberapa strategi semantik yaitu pertama;
latar. Latar merupakan bagian berita atau cerita yang
mempengaruhi semantik (arti) yang ditampilkan. Latar yang
dipilih menentukan kemana arah pandangan khalayak dibawa.
Tujuan dari latar teks ini adalah membongkar apa maksud yang
ingin disampaikan oleh pembuat teks. Kedua; detail. Elemen
wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang
ditampilkan seseorang (komunikator atau penulis skenario).
Komunikator menampilkan informasi yang mnguntungkan
dirinya dan citra baik secara berlebihan dan digambarrkan
secara mendetail. Dalam hal ini penulis skenario secara sengaja
membuat sesuatu secara mendetail dengan tujuan menciptakan
citra tertentu kepada khalayak. Ketiga; maksud. Elemen ini
hampir sama dengan detail. Elemen maksud melihat informasi
yang menguntungkan komunikator dan akan dirugikan secara
eksplisit dan jelas. Sebaliknya informasi yang merugikan akan
disampaikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi. Tujuan
36
akhir dari maksud adalah memberikan informasi yang
menguntungkan komunikator. Keempat; peranggapan. Elemen
ini merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung
makna suatu teks, dan biasanya pernyataan tersebut dipandang
terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan kembali. Disebut
peranggapan karena pernyataan tersebut merupakan kenyataan
yang belum terjadi, namun didasarkan pada anggapan yang
masuk akal.47
b) Sintaksis
Secara terminologi, kata sintaksis berasal dari bahasa
Yunani (sun = dengan + tattei = menempatkan), berarti
menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata
atau kalimat. Dapat dikatakan bahwa sintaksis adalah bagian
atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk
wacana, kalimat klausa, dan frase. Inti dari sintaksis adalah
mengelompokan kata-kata menjadi sebuah kalimat.48
Dalam sintaksis ada beberapa strategi elemen yang
mendukung, pertama; koheren. Koheren adalah pengaturan
secara rapi kenyataan dan gagasan, fakta , ide yang menjadi
suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan
yang dikandungnya. Koherensi dalam analisis wacana adalah
pertalian dan jalinan antar kata, proposisi atau kalimat. Dua
47
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78-79. 48
Alex Sobur, Analisis Teks Mediah. 80.
37
buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta
berbeda dapat dihubungkan dengan memakai koheren.
Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat
menjadi perhubungan ketika komunikator menghubungkannya.
Koherensi dapat di tampilkan melalui sebab akibat, bisa juga
sebagai penjelas dan mudah. untuk diamati. Di antaranya kata
hubung yang dipakai (dan, akibat, tetapi, lalu, karena meskipun)
menyebabkan makna berlainan ketika hendak menghubungkan
proposisi.49
Kedua; bentuk kalimat. Bentuk kalimat adalah bentuk
sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu
prinsip kausalitas, logika kausalitas, akan diterjemahkan dalam
bahasa menjadi susunan subjek (yang menerangkan) dan
predikat (yang diterangkan). Bentuk kalimat bukan hanya
persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan
makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimat
yang berstruktur aktif, seseorang yang menjadi subjek dari
pernyataannya, sedangkan dari struktur pasif seseorang menjadi
objek dari pernyataannya. Penempatan itu dapat mempengaruhi
makna timbul karena akan menunjukan bagian mana yang lebih
ditonjolkan kepada khalayak.50
49
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)h. 81. 50
.Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 81.
38
Ketiga; kata ganti. Kata ganti merupakan elemen untuk
memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas
imajinatif. Kata ganti timbul untuk menghindari pengulangan
kata dalam kalimat-kalimat berikutnya dan menghindari segi-
segi yang negatif. Dalam analisis wacana, kata ganti merupakan
alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana
posisi seseorang dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang
dapat menguraikan kata ganti “saya” atau “kami” yang
menggambarkan bahwa sikap tersebut adalah sikap resmi
komunikator semata-mata. Tetapi ketika memakai kata ganti
”kita” menjadi sikap tersebut sebagai representasi dari sikap
bersama dari suatu komunitas tertentu.51
c) Stilistik
pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang
digunakan seorang pembicara atau penulis untk menyatakan
maksud dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Apa yang
disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam segala
ragam bahasa: ragam lisan dan tulisan, ragam sastra dan ragam
non sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa
dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk maksud
tertentu. Akan tetapi secara tradisional gaya bahasa selalu
ditautkan dengan teks sastra, khususnya teks secara tertulis.
51
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006)h. 82-83.
39
Intinya, stilistik merupakan kata yang digunakan untuk
mengkonstruksi wacana, atau gaya bahasa yang digunakan
untuk mengkonstruksi wacana, atau gaya bahasa yang
digunakan oleh penulis.52
d) Retoris
Strategi dalam level retoris merupakan gaya yang
diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya
dengan pemakaian kata yang berlebihan (hiperbolik) atau
bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasif dan
berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin
disampaikan kepada khalayak.53
Van Dijk membagi elemen retoris menjadi tiga bagian,
pertama; grafis. Grafis merupakan bagian untuk memeriksa apa
yang ditekankan atau ditonjolkan (yang berarti dianggap
penting) oleh seseorang yang diamati dari teks. Dalam wacana
skenario , grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan yang
dibuat lain dibandingkan tulisan lain (pemakaian huruf tebal,
miring, garis bawah, dan huruf yang dibuat dengan ukuran
besar). Bagian yang ditulis berbeda adalah bagian yang
dianggap penting oleh komunikator, dimana ia menginginkan
khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.54
52
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82. 53
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 83-84. 54
Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta;
LkiS,2000)Eriyanto, Analisis Wacana, h. 259.
40
Kedua; metafora. Metafora merupakan ornamen dari
suatu berita atau script film. Metafora tertentu dipakai oleh
pembuat teks secara strategis sebagai landasan berpikir, alasan
pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.
Pembuat teks menggunakan kepercayaan masyarakat ungkapan
sehari-hari, peribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno,
yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.
Ketiga; ekspresi. Ekspresi dimaksudkan untuk
membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu
dari teks yang disampaikan. Elemen ini merupakan bagian untuk
memeriksa apa yang ditekankan dan ditonjolkan (yang berarti
dianggap penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks.
Dalam teks tertulis, ekspresi ini muncul misalnya dalam bentuk
grafis, gambar atau foto, sedangkan dalam film, ekspresi
biasanya muncul dari wajah pemain atau biasanya kalimat yang
dilontarkan yang berasal dari teks skenario.55
b. Kognisi Sosial
Kognisi sosial adalah titik kunci dalam memahami sebuah
produksi teks atau cerita, maksudnya adalah selain meneliti teks
penulis juga meneliti proses terbentuknya teks. Kognisi sosial
menggambarkan bagaimana kesadaran mental penulis skenario
55
Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta; LkiS,2000), h.
259.
41
membentuk teks. Untuk mengetahui hal tersebut, maka diperlukan
wawancara mendalam kepada penulis skenario.56
c. Konteks Sosial
Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat dalam sebuah teks
adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat,
sehingga untuk meneliti suatu teks perlu dilakukan wawancara seputar
bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam
masyarakat. Pada intinya, konteks sosial itu berhubungan dengan
pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana.57
56
Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar Analisis Teks Media, h. 259-260. 57
Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta; LkiS,2000),h.
271.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM TAMPAN TAILOR
A. Sinopsis Film Tampan Tailor
Tampan Tailor ini merupakan film yang menceritakan lika liku hidup,
perjuangan hidup dari Topan (dimainkan oleh Vino G Bastian) dalam
memenuhi kebutuhan hidup putranya yaitu Bintang. Sementara itu, Topan
kehilangan isterinya (Tami) karena terkena penyakit yaitu kanker. Karena
penyakit yang diderita istrinya itu, Topan mengalami kebangkrutan dalam
usaha menjahitnya. Nah, usaha jahitnya itu diberi nama TAMPAN TAILOR.
Tampan = gabungan nama antara TAMi dan toPAN. Usaha jahitnya tersebut
merupakan hasil kerja keras antara topan dan isterinya, sehingga begitu
banyak terdapat kenangan. Dengan berat hati Topan dan anaknya harus
meninggalkan rumah sekaligus tempat usaha jahit mereka itu karena telah
disita, maka dimulailah kehidupan mereka yang baru. Topan menuju ke rumah
sepupunya Darman (Ringgo A Rahman) untuk tinggal bersama sekaligus
mencari pekerjaan baru untuk kehidupannya dan sekaligus biaya kehidupan
Bintang. Bagi Topan, Bintang adalah segalanya, dia berjanji kepada almarhum
isterinya untuk tidak akan mengecewakan masa depan Bintang. Bersama
Darman, Topan mulai mendapatkan pekerjaan yaitu mulai dari tukang calo
tiket Kereta Api. Karena dia ditangkap polisi kepergok melakukan transaksi
tiket kereta, sedangkan si Bintang dibawa pulang oleh Prita (Marsha Timoty)
kerumahnya. Prita disini merupakan wanita single yang terkenal sewot atau
judes memiliki pekerjaan sebagai penjaga tempat penitipan anak. Setelah itu,
43
Topan ganti pekerjaan sebagai kuli bangunan, disaat itu pula Bintang harus
untuk sementara keluar dari sekolah karena tidak membayar uang SPP
disekolah.
Suatu hari Topan mendapat tawaran bekerja sebagai penjahit di Pabrik
jahit karena bantuan dari Prita. Pemilik dari pabrik jahit tersebut adalah paman
dari Prita. Topan mulai menikmati pekerjaan lamanya sebagai penjahit jas,
baginya menjahit jas itu bukan hanya membuat jas tetapi lebih dari itu. suatu
hari dia difitnah oleh salah satu karyawan di pabrik tersebut, sehingga
menyebabkan dia sempat putus asa. Akhirnya dia kembali lagi dengan
Darman, dan bekerja sebagai Pemain pengganti di suatu adegan berbahaya
dalam pembuatan film. Sampai akhirnya Topan melakukan adegan yang
penuh resiko yaitu melompat dari atas gedung berlantai Setelah itu dia dapat
tawaran dengan perusahaan produksi jas terkenal, semenjak saat itu hidupnya
berubah. Topan mulai bersemangat dalam menjalani hidup sebagai penjahit,
Bintang mulai bersekolah lagi, Prita yang menyukai Topan begitu juga
sebaliknya.
Banyak masalah dikehidupan topan tetapi dia bisa berjuang untuk
meraih mimpinya dan membahagiakan anaknya. Dengan kegigihan dan
perjuangan, topan berhasil menggapai apa yang dia inginkan.
Moral film ini : agar kita terus berjuang dalam menggapai apa yang
kita inginka, sesulit apapun kondisi kita saat ini. Karena dengan kerja keras
dan berjuang dengan tekad yang kuat kita pasti bisa merai apapun yang kita
inginkan.
44
B. Penulis Skenario Film 1
Gambar 3.1 Alim Sudio
Sumber : Google Image
Alim sudio, lelaki yang lahir pada tanggal 15 juni 1973 seorang
penulis skenario yang biasa dipanggil aphank ini baru saja mendapat
penghargaan penulis skenario ftv terbaik, mengawali karier menulisnya
dengan senang menulis beberapa cerpen dan pernah mendapat pelatihan
menulis skenario film di britis, dari situ aphank terjun menulis skrip sinetron
dulu di multivision. Aphank telah banyak menulis skenario layar lebar
diantaranya 99 cahaya dilangit eropa, assalamualaikum Beijing, brandal-
brandal ciliwung dan masih banyak lagi.
1 Wawancara Pribadi dengan Alim Sudio, Kamis 5 Maret 2015
45
C. Profil Sutradara Film`2
Gambar : 3.2 Guntur Soerjanto
Sumber : Google Image
Film Tampan Tailor diangkat dari kisah nyata seorang penjahit single
parents yang berjuang tiada henti untuk meraih mimpinya. Film yang
meceritakan seorang perjuangan ayah yang tidak takut untuk meraih mimpinya
dengan kerja apapun dia lakukan untuk membahagiakan anaknya ini
disutradarai oleh Guntur Soerjanto, yang memulai debut penyutradaraanya
lewat film “biarkan bintang menari” di tahun 2013.
Guntur mengawali karir di dunia perfilman dengan menjadi asisten
Sutradara untuk film Biarkan Bintang Menari (2003). Guntur yang pernah
mendapatkan penghargaan sebagai Sutradara Terbaik ajang Festival Film
Indonesia (2013). Debutnya sebagai Sutradara lewat film Otomatis Romantis
(2008). Selanjutnya ia menyutradarai Cinlok (2008), Ngebut Kawin (2010),
2 Artikel, diakses Senin,20 Desember 2014 pukul 01.53 WIB dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=9b8c9713a081
46
Kabayan Jadi Milyuner (2010), dan Purpel Love (2011) yang dibintangi Nirina
Zubir dan Band Ungu.
D. Profil Pemain Film Tampan Tailor
Gambar : 3.3 Vino G.Bastian
Sumber : Film Tampan Tailor
Vino G. Bastian, actor yang lahir di Jakarta, 24 Maret 1982. Vino
adalah putra bungsu Bastian Tito, penulis cerita silat yang terkenal lewat seri
Wiro Sableng. Di bangku SMP, ia mulai bermain musik sebagai penabuh
drum. Ia kemudian menjadi seorang model dan pada tahun 2004 melakukan
debutnya sebagai aktor lewat Film 30 Hari Mencari Cinta. Banyak
penghargaan yang telah vino dapatkan, Ia meraih penghargaan FFI sebagai
Best Actor dan penghargaan Indonesian Movie Awards sebagai Favorite
Actor, Best Couple dan Favorite Couple (bersama Fahrani) untuk perannya
dalam film "Radit dan Jani". Tahun 2009 Vino berhasil menggeser Tora
Sudiro dari puncak dan menempati peringkat 1 aktor film Indonesia dengan
47
bayaran termahal (Indonesia's Highest-Paid Actor) dengan honor Rp 250 Juta
per film. 3
Dalam film ini vino berperan sebagai Topan seorang ayah single parent
yang mengurus anaknya selepas istrinya meninggal dunia karena sakit kanker.
Topan yang selalu bekerja keras pekerjaan apaapun dia lakukan dari menjadi
calo tiket, kuli bangunan sampai jadi stuntmen semua dia kerjakan tanpa
melihat resikonya,topan yang selalu berjuang tampan lelah semua dia lakukan
untuk dirinya dan masa depan anaknya bintang.
Gambar :3.4 Marsha Timothi
Sumber : Film Tampan Tailor
Marsha timothy yang kerap dipanggil caca, putri yang dilahirkan dari
pasangan suami isteri Eugene Timothy dan Erna Hoekwater Timothy di Jakarta
pada tanggal 08 Januari 1979. Menyukai musik yang bergenre R&B. Aktris
cantik multitalent ini menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Perguruan
Tinggi Ekonomi Manajemen, Universitas Trisakti. Marsha menikah dengan
3 Artikel, diakses Minggu 30 November 2014 pukul 02.00 WIB dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=8c6b1f89d6be
48
aktor yang juga membintangi film Tampan Tailor yaitu Vino Giovanni Bastian,
pernikahan mereka diresmikan pada 20 Oktober 2012 dan kini mereka
dikaruniai gadis kecil yang cantik lahir 12 Juli 2013 dan diberi nama Jizzy
Pearl Bastian. Marsha merupakan keturunan berdarah Batak dan Jerman. Dia
mulai dikenal publik lewat debutnya dalam film “Ekspedisi
Mahadewa”bersama Tora Sudiro. Selain itu Marsha juga sebagai bintang iklan
dan pemain sinetron.
Marsha kerap terlihat di layar kaca dengan membintangi beberapa judul
FTV, ia termasuk artis yang banyak membintangi film-film Indonesia. Marsha
juga merambah dunia model dengan membintangi dibeberapa judul video klip.
Dia merupakan artis yang sangat multitalenta. Pernah memperoleh
penghargaan sebagai “Best Model On Clip MTV Indonesia Award”2008.
Beberapa judul film yang pernah dibintangi oleh Marsha adalah Ekspedisi
Mahadewa(2006), Coklat Strowberi(2007), From Bandung With Love(2008),
Pintu Terlarang (2009), Belkibolang(2011), Modus Anomali(2012), Tampan
Tailor(2013). 4
Dalam film ini marsha berperan sebagai prita pemilik usaha fotocopy
sekaligus penitipan anak di stasiun yang suka didatangi Bintang untuk melihat
ikan dalam akuarium. Setelah sempat bersitegang karena Topan menolak
membayar biaya penitipan anak kepada Prita, nasib mempertemukan mereka
lagi. Prita kemudian memberikan Topan referensi untuk bekerja di perusahaan
konveksi milik pamannya.
4 Artikel, diakses Senin,08 Januari 2015 pukul 10.00 WIB dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=9b8c9713a054
49
Gambar : 3.5 Jefan Nathanio
Sumber : Film Tampan Tailor
Jefan Nathanio yang akrab disapa Jefan sekarang berusia 8 tahun ini sering
muncul di layar kaca sebagai bintang iklan, model, dan pemain film. Artis cilik
ini mengawali karirnya dengan membintangi beberapa iklan di televisi. Jefan
termasuk artis pendatang baru, berkat perannya dalam film Tampan Tailor, ia
mendapatkan Piala Maya 2013 sebagai Pemain Cilik Terpilih dalam film
"Tampan Tailor". Aktor cilik itu memang bermain dalam film Tampan Tailor
yang juga masuk dalam nominasi Piala Maya 2013. Jefan sendiri sudah sering
akting, terutamasebagai bintang iklan. Namun untuk di layar lebar, Tampan
Tailor merupakan debutnya di dunia film. Adapun film yang pernah di bintangi
olehnya adalah: Tampan Tailor (2013),Tania (2014).5
5 Artikel, diakses Sabtu 29 November 2014 pukul 05.00 WIB
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=8c6b1f89d6be
50
:
Gambar : Ringgo Agus Rahman
Sumber : google Image
Ringgo adalah seorang pemeran Indonesia. Sebelum menjadi aktor
film, Ringgo adalah penyiar Radio OZ Bandung. Tak hanya beradu peran,
Ringgo pun melebarkan sayap ke dunia presenter dan menjadi bintang iklan
sejumlah produk. Nama Ringgo mulai dikenal saat ia memerankan karakter
Agus dalam film dan versi sinetronnya, "Jomblo". Dalam film yang diangkat
dari novel laris karya Adhitya Mulya itu, tokoh Agus bersama tiga orang
rekannya masing-masing diperankan Christian Sugiono, Dennis Adhiswara,
Rizky Hanggono berusaha mencari sisi cinta menurut kacamata masing-
masing. Berkat aktingnya tersebut, Ringgo masuk nominasi Pemeran Pria
Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2006 serta dinobatkan sebagai
Pendatang Baru Terbaik di ajang Festival Film Jakarta 2006 dan Pendatang
Baru Terfavorit di arena Indonesia Movie Award 2007. 6
6Artikel, diakses Minggu 30 November 2014 pukul 02.00 WIB dari
http://www.21cineplex.com/star/ringgo-agus-rahman,864.htm
51
E. Tim Produksi Film Tampan Taior7
Produser Ody Mulya Hidayat
Sutradara Guntur Soeharjanto
Penulis Naskah Alim Sudio
Cassandra Massardi
Pemain:
Pemeran Utama Marsha Timothy Sebagai Prita
Vino G. Bastian Sebagai Topan
Pemeran Pembantu Jefan Nathanio Sebagai Bintang
Ringgo Agus Rahman Sebagai Darman
Pemain Lisye Hermawan
Crew:
Tim Produksi
Produser Eksekutif Yoen K.
Tim Penyutradaraan
Pemilih Peran Bhutet
Tim Tata Kamera
Penata Kamera Enggar Budiono
Tim Tata Suara
Perekam Suara Enrico Syafti R.
Tim Tata Kostum
Penata Kostum Agustino Mohede
Tim Tata Rias
Penata Rias Agustino Mohede
Tim Pasca Produksi
Penyunting Adegan Ryan Purwoko
Penata Musik Tya Subiaktos
Penata Suara Adityawan Susanto
Produksi:
Production Companies Maxima Pictures
7 Wawancara Pribadi dengan Alim Sudio, Kamis 5 Maret 2015
52
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS
A. Wacana Seputar Perjuangan Hidup Dalam Film Tampan Tailor Dilihat
Dari Level Teks
Sesuai dengan model analisis wacana Teun A Van Dijk, wacana teks
terdiri dari tiga struktur atau tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur,
struktur mikro, yang masing-masing saling mendukung.
1. Struktur Makro
a. Tematik
Tema atau topik menggambarkan apa gagasan inti atau pesan
inti, yang menunjukkan informasi penting yang ingin diperkenalkan
atau diungkapkan oleh penulis skenario dalam film “Tampan Tailor”.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan penulis skenario film
Tampan Tailor yaitu Alim Sudio dalam film Tampan Tailor topik
utama atau tema umum yang diangkat oleh penulis skenario yaitu
tentang kisah perjuangan hidup seseorang dari nol sampai dia sukses.
1) Perjuangan Hidup
Perjuangan hidup merupakan tema besar di film ini. Dalam
film ini sang penulis skenario mengangkat perjuangan hidup
seseorang dari nol dia berusaha survive sampai akhirnya dia
mencapai impiannya. Alim sudio sebagai penulis skenario film
Tampan Tailor membuat film ini berdasarkan tema besar.
Sedangkan perjuangan hidup yang diceritakan di film ini lebih
kepada seorang ayah single parent dia berjuang untuk memenuhi
53
kehidupannya dan masa depan anak satu-satunya. Banyak sekali
perjuangan yang ditunjukkan di film ini. Hal ini ditujukan agar
semua orang dapat memahami gimana caranya berjuang dari nol
sampai sukses.
„‟pengen ngomong masalah perjuangan hidup, gimana
rasanya berjuang dari titik nol dia berusaha survive sampai
akhirnya dia mencapai impiannya dan menjadikan film ini
inspiratif.‟‟1
Tidak sedikit adegan yang memperlihatkan perjuangan hidup
dalam film ini. Salah satu contohnya topan yang rela berjuang
dengan melakukan pekerjaan apa saja demi memenuhi
kehidupannya, topan rela menjadi calo tiket di stasiun sedangkan
topan mengetahui resiko dari pekerjaan tersebut, sampai topan harus
berkejar-kejaran dengan petugas stasiun karena ketahuan menjadi
calo tiket, tetapi topan tidak berhenti sampai disitu keesokan harinya
topan tetap menjadi calo tiket sampai akhirnya topan ditangkap oleh
polisi dan dipenjara satu malam.
Adegan lain yang memperlihatkan perjuangan hidup di film
ini adalah ketika topan tidak berhenti mencari pekerjaan setelah
topan dibebaskan dari penjara, akhirnya topan mulai bekerja sebagai
kuli pembangunan jembatan layang. Meskipun harus membawa
bintang ketempat kerjanya karena tidak ada yang mengawasibintang,
padahal tempat itu sangat berbahaya untuk anak-anak hingga
akhirnya topan dimarahi mandor dan dipecat.
1Wawancara Pribadi Dengan Alim Sudio, Kamis 5 Maret 2015
54
Perjuangan hidup topan tidak berhenti sampai disitu, setelah
dipecat, perjuangan topan selanjutnya menjadi stuntman. Stuntman
adalah pemeran pengganti atau seseorangyang menggantikan
aktor/aktris utama dalam suatu adegan berbahaya. Awalnya darman
yang menjadi stuntman karena sangat berbahaya darman pun
menyerah, akhirnya topan siap menggantikan darman menjadi
stuntman dia rela badannya terkena percikan api, adegan melompat
dari gedung semua Ia lakukan. Dan topan melakukan itu semua
hanya untuk memenuhi kehidupannya bersama bintang. Padahal
darman sudah melarang topan untuk melakukan adegan berbahaya
tersebut. Tapi, topan tidak menyerah.Topanpun berpesan kepada
darman jika terjadi apa-apa terhadapnya darman harus janji untuk
merawat bintang.
Adegan perjuangan hidup selanjutnya pada scene dimana
topan dan bintang tidur di gerbong kereta, karena mereka tidak ada
tempat untuk berteduh dan berlindung disitu bintang sangat
merindukan ibunya yang sudah meninggal dunia. Dan topan berkata
bahwa ibunya pintar pasti bisa tau dimana kita berada, topan dan
bintang pun tidur. Keesokan harinya topan terbangun ketika dia
merasa ada goncangan di gerbong, mereka langsung membereskan
barang dan berjalan cepat menyusuri gerbong menuju pintu. Kereta
sudah mulai berjalan. Topan melemparkan tas, plank, dan barang-
barang mereka keluar. Topan langsung meloncat turun dan bintang
meloncat dan jatuh dalam pelukan ayahnya. Keduanya bergulingan
di tanah.
55
Tabel 4.1
Tentang Perjuangan Hidup
Scene Perjuangan hidup Skenario dan Keterangan
10 Gambar 4.1 Potongan Adegan;
Perjuangan Hidup
Darman: wah susah juga ya,
terus kamu mau ngapain?
Topan: Aku kerja kayak kamu
aja
Darman: Jadi calo?(topan
mengangguk) resikonya gede
loh
Topan: Hidup kalau diujung
jurang, resiko apa pun harus
diambil, emang ada pilihan
lain?
Darman: nggak ada.. Kalo ada
pilihan lain pun, aku ambil,
siapa juga yang mau jadi calo?
Ket: Perjuangan hidup
diperlihatkan topan yang mau
bekerja sebagai calo padahal
topan tau resiko dari pekerjaan
tersebut.
45 Gambar 4.2 Potongan Adegan;
Perjuangan Hidup
Mandor: Anak kecil ga boleh
dibawa kesini, sana!
Topan: Pak, itu anak saya
Mandor: Mau anak kamu kek,
anak saya, klo kerja disini ga
boleh bawa anak! Bahaya! Sana
pergi!
Topan: Iya pak
Ket: Topan bekerja di jembatan
layang sebagai pekerjaan berat
56
disitu dia mengajak bintang
karena tidak ada yang jaga
bintang. Tetapi mandor tidak
suka jika topan mengajak anak
ketempat kerjanya. Karena
tempat itu sangat berbahaya.
Sampai akhirnya topan dipecat.
Scene Perjuangan hidup Skenario dan Keterangan
74 Gambar 4.3 Potongan Adegan;
Perjuangan Hidup
Asisten Sutradara: Mas Darman,
bisa lanjut ga? Mau take ulang
Darman: Ha? Waduh kaki saya
keseleo,sakit banget ga bisa
digerakin nyerah deh saya.
Asisten Sutradara: (berbicara di
HT) stuntmannya luka pak.. kita
harus cari pengganti
Sutradara: (di HT) cari cepet!
Gue mau bungkus malam ini!
Topan: Saya aja mbak
Asisten sutradara: Mas stuntman
juga?
(topan mengannguk yakin)
Sutradara: Oke stuntman
diganti! Semua siap-siap
Darman: Kamu serius
pan?bahaya pan!
Ket: Topan menggantikan
darman menjadi stuntman
padahal udah dilarang sama
darman karena sangat berbahaya
tapi topan tetap rela
melakukannya.
29 Gambar 4.4 Potongan Adegan;
Perjuangan Hidup
Topan: Malam ini kita piknik
disini
57
Bintang: Seperti dulu sama ibu
yah?
Topan: iya
Bintang: Aku mau ketemu ibu
yah,aku kangen sama ibu
Topan: Bintang…
Bintang: Kan ayah yang bilang,
ibu pintar, dia tahu dimanapun
kita berada
Topan: Oh iya..Yasudah, tutup
mata kamu..Nanti kamu bisa
lihat ibu
Ket: Topan dan Bintang yang
tidur di gerbong kereta karena
tidak mendapatkan tempat untuk
berteduh dan bintang sangat
merindukan ibunya yang sudah
tiada.
2. Cinta Ayah terhadap Anak
Cinta ayah terhadap anak merupakan tema besar juga dalam
film ini. Menurut sang penulis skenario ia membuat film dengan
nuansa hubungan ayah dan anak, karena belum ada khusus film yang
menceritakan tentang ayah dan anak.
„‟karena kita ngerasa film hubungan ayah dan anak ini bisa
menjadi topik yang menarik, apalagi ayah dan anak laki-laki.‟‟2
Dalam film ini cinta ayah terhadap anak ditunjukan kepada
topan dan bintang. Mereka saling mencintai. Banyak sekali rintangan
2Wawancara Pribadi Dengan Alim Sudio, Kamis 5 Maret 2015
58
dan masalah dalam kehidupan mereka. Banyak sekali adegan yang
menunjukan kasih sayang seorang ayah kepada anak di film ini.
topan hanya ingin suatu saat anaknya bisa menjadi anak yang
membanggakan kedua orang tuanya dan tidak mempunyai nasib
seperti dirinya. Jadi, garis besar dari tema ini adalah bagaimana
kondisi cinta seorang ayah kepada anak dan bagaimana ayah dan
anak ini memperjuangkan hidup mereka dari nol hingga survive.
Tabel 4.2
Tentang Cinta Ayah ke Anak
Scene Cinta Ayah ke Anak Skenario dan Keterangan
12 Gambar 4.5 Potongan Adegan;
Cinta Ayah ke Anak
Topan: kalo buguru lagi
nerangin jangan bengong aja, ya
perhatiin trus ga boleh sering-
sering ngobrol sama farel, nanti
dimarahi sama buguru.
Bintang: siap bapak calo yang
hebat
Topan : Ssshh… calo itu
petualang rahasia bintang,
jangan keras keras.
Bintang: (Berbisik-bisik) siap
bapak calo yang hebat.
Ket: Topan dan Bintang di
sekolah, Topan berpesan pada
bintang jangan jadi anak nakal
dan kalo guru nerangin jangan
becanda.
59
48 Gambar 4.6 Potongan Adegan;
Cinta Ayah ke Anak
Topan: Bintang, kamu mau tidur
sambil lihat bintang beneran ga?
Bintang: mau yah.
Bintang: Mana yah gak ada
bintangnya?
Topan: iya, mana ya langitnya
kosong gak ada bintangnya,
makanya dulu ayah sama ibu
ngotot sekali kasih nama kamu
bintang.
Bintang: emang kenapa yah?
Topan: ya kaya gini, karena
langitnya kosong gak ada
bintang, ayah sama ibu Cuma
punya satu bintang dirumah
yaitu kamu bintangnya ayah
sama ibu.
Topan: itu juga bintang ,yah?
Bintang: itu bintangnya orang
Jakarta kalo kamu bintangnya
ayah dan ibu (sambil
memeluk bintang).
Ket: Adegan topan mengajak
bintang melihat bintang dilangit
dan topan bilang kalo
bintangnya ayah dan ibu cuma
kamu.
Scene Cinta Ayah ke Anak Skenario dan Keterangan
63 Gambar 4.7 Potongan Adegan;
Cinta Ayah ke Anak
Topan: Selamat ulang tahun
bintang…anak ayah sudah besar
sekarang,kita tiup lilinnya
sama-sama ya.
60
Bintang: ayah..
Topan: Mudah-mudahan allah
selalu jagain kamu ya, ayah
sayang sekali sama bintang.
Bintang: Aku juga sayang sekali
sama ayah.
Topan: Sekarang ayah punya
sesuatu buat bintang.
Bintang: Wah.. seragam sekolah
yee.. aku bisa sekolah lagi ya
yah?horee makasih ayah.
Ket: Topan memberikan kue
ulang tahun untuk topan dan
memberikan hadiah seragam
sekolah, bintang sangat senang
karena dia bisa sekolah lagi.
85 Gambar 4.8 Potongan Adegan;
Cinta Ayah ke Anak
Bintang: (terbangun) ayah?
Topan : Ayah mau pergi ayah
mau berpetualang, ayah bangga
sekali mempunyai anak seperti
kamu, apapun yang terjadi kamu
adalah anak terbaik sedunia.
Ket: Topan bersiap berangkat
kerja menjadi stuntman dia
meninggalkan bintang di rumah
darman, disitu topan berkata
bangga mempunyai anak seperti
bintang.
61
3. Kepedulian Sosial
Kepedulian sosial adalah minat atau ketertarikan kita untuk
membantu orang lain. Mengenai tema kepedulian sosial dalam film
tampan tailor, terlihat pada scene 8 Bintang dengan nada suara agak
tinggi dan raut muka yang khawatir akan ikan yang dibuat mainan
tersebut, serta dialog Prita dengan jelas melarang anak-anak
mengangkat ikan dari aquarium, adanya rasa kepedulian dengan
makhluk lain.
Adegan selanjutnya pada scene 9Rasa kasihan yang
ditunjukkan Darman kepada Topan. Darman menolong topan
bersama anaknya untuk tinggal di rumahnya karena Topan tidak
memiliki tempat tinggal. Meskipun dengan kondisi rumah yang
sempit dan sesak oleh banyaknya keluarga Darman, namun dalam
kondisi seperti ini Darman dengan dermawan mau membantu topan
untuk tinggal bersama dirumahnya.
Kepedulian sosial juga ditunjukan prita dalam scene 39Prita
merasa kasihan pada Bintang yang dari siang sampai malam
menunggu ayahnya di stasiun kereta sendirian. Prita berusaha
membujuk Bintang untuk ikut dengannya ke kios karena Prita tidak
tega melihat anak kecil sendirian dengan maraknya pemberitaan
tentang mutilasi, pembunuhan, penculikan terhadap anak kecil.
Meskipun agak lama untuk membujuk Bintang agar mau ikut
dengannya, sampai dengan cara menakut-nakuti Bintang jika
62
sendirian berada di stasiun tersebut namun pada akhirnya Bintang
mau ikut bersamanya.
Dan pada scene 58 tema tentang kepedulian sosial dalam film
Tampan Tailor digambarkan oleh Seorang karyawan yang sama-
sama bekerja di perusahaan tersebut bertanya pada Topan cara
memasang dan menjahit buntut kuda yang benar. Topan dengan raut
wajah yang senang sedang membantu teman kerjanya untuk bisa
menjahit dan memasang buntut kuda dengan benar agar jas yang
akan dihasilkan menjadi bagus dan berkualitas, karena buntut kuda
adalah salah satu yang akan menentukan kualitas dari jas tersebut.
Tabel 4.3
Tentang Kepedulian Sosial
Scene Kepedulian Sosial Skenario dan Keterangan
8 Gambar 4.9 Potongan
Adegan;
Kepedulian Sosial
Bintang : mbak, ikannya mbak
Prita : eh, eh, jangan donk,
jangan diangkatangkat
gini.
Ket: Kepedulian Sosial ditunjukkan
Bintang dengan nada suara agak
tinggi dan raut muka yang khawatir
akan ikan yang dibuat mainan
tersebut, serta dialog Prita dengan
jelas melarang anak-anak
mengangkat ikan dari aquarium,
adanya rasa kepedulian dengan
makhluk lain.
63
9 Gambar 4.10 Potongan
Adegan;
Kepedulian Sosial
Darman : loe sama Bintang bisa
tidur di ruang depan,atau Bintang
tidursama anak-anak gue.
Topan : dimana aja nggakapa-apa
kok.
Ket: Rasa kasihan yang
ditunjukkan darman kepada Topan.
Darman menolong topan bersama
anaknya untuk tinggal di rumahnya
karena Topan tidak memiliki
tempat tinggal.
Scene Kepedulian Sosial Skenario dan Keterangan
39 Gambar 4.11 Potongan
Adegan;
Kepedulian Sosial
Prita : ayo ikut.
Bintang : aku mau nunggu ayah
Prita : ayah kamu nggak
akan pulang malam ini,ayo.
Bintang : nanti ayah susah nyariaku
Prita : ayah kamu pinter, diapasti
tau nyari kamudimana. Gimana,
mau
nunggu?
Ket: Prita merasa kasihan pada
Bintang yang dari siang sampai
malam menunggu ayahnya di
stasiun kereta sendirian. Prita
berusaha membujuk Bintang untuk
ikut dengannya ke kios karena Prita
64
tidak tega melihat anak kecil
sendirian
58 Gambar 4.12 Potongan
Adegan;
Kepedulian Sosial
Karyawan : Pan gimana sih
cara masang buntutkuda yang
bagus,
punya gue jelekbanget.
Topan : Bener kok, Cumasekarang
kamubandingkan denganpunya
saya ya,punya kamu kurangrapat
mas. Buntut kuda ini masangnya
gampang-gampang susah mas, tapi
buntut kuda adalah salah satu yang
menentukan kualitas jas itu baik
atau tidak.
Ket: Topan dengan raut wajah yang
senang sedang membantu teman
kerjanyauntuk bisa menjahit dan
memasang buntut kuda dengan
benar agar jas yangakan dihasilkan
menjadi bagus dan
berkualitas,karena buntut kuda
adalah salah satu yang akan
menentukan kualitas dari jas
tersebut.
2. Superstruktur
a. skematik
Skematik merupakan strategi penulis dalam mengemas
pesannya dengan memberikan tekanan bagian mana yang didahulukan,
65
dan bagian mana yang diakhirkan.3 Pada film tampan tailor , sutradara
dan penulis skenario mengemas pesannya dalam lima tahap.
Pertama:Opening Bill Board. Menampilkan sesosok topan, memakai
jas yang keren, rambutnya tampak bergaya seperti esmud, perlahan
mencapai pinggiran atap gedung tinggi. Mata topan menatap
pemandangan kota jakarta. Matahari menjelang terbit, perlahan
menerangi kota. Menerangi wajah topan juga, ditambah dengan
instrumen musik serta dikombinasikan dengan sound effect.
Tabel 4.4
Opening Bill Board
Scene Opening Bill Board Keterangan
1 Gambar 4.13 Opening Bill Board
Sesosok topan yang
berdiri memakai jas
keren perlahan
mencapai pinggiran
atap gedung menatap
pemandangan kota
Jakarta.
Kedua:opening scene. Adegan pertama dimulai saat topan sedang
menjahit disitu dilihatkan kaki topan yang sedang mengayuh mesin jahit,
mesin dan benang jahit sedang bergerak memutar mengikuti ayunan kaki
topan, kemudian diikuti tampilan nama-nama pemain dan tim produksi.
3Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik dan Analisis Framing, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2007), H. 50.
66
Tabel 4.5
Opening Scene
Scene Opening Scene Keterangan
2 Gambar 4.14 Opening scene
Topan sedang
menjahit disitu
dilihatkan kaki topan
yang sedang
mengayuh mesin jahit
diikuti dengan nama-
nama pemain.
Ketiga: Conflict Scene (klimaks). Pada bagian ketiga ini barulah masuk
kedalam bagian-bagian scene (adegan). Pada scene ini terlihat klimaks
yakni kepentingan para tokoh pemain yang berujung pada konflik. Dalam
film ini konflik datang dari topan yang ketauan polisi saat menjadi calo
tiket kereta , seorang polisi wanita meyamar menjadi pembeli tiket topan
dan saat tawar menawar polisi wanita itu menangkap topan. Topan
dipenjara semalaman dan meninggalkan bintang sendirian di stasiun.
Konflik selanjutnya terjadi pada topan dan prita, saat itu prita menawarkan
kepada topan untuk kerja di konfeksi milik sodaranya yaitu pak kris
(Manager konfeksi) dan topan menyetujui untuk kerja disitu,beberapa hari
kerja topan pun di fitnah oleh salah satu mandor dari konfeksi tersebut.
Topan dituduh membuat konfeksi tesebut bangkrut karena ulahnya, topan
pun dipecat dan diusir dari konfeksi tersebut dan pa kris pun menceritakan
ke prita kalau konfeksinya bangkrut karena ulah topan dan prita memarahi
topan dan suruh mengganti kerugian konfeksi tersebut,.Konflik terakhir
67
yaitu pada topan dan atun istri darman, atun tidak senang kalo topan
menumpang dirumahnya karena masalah ekonomi dan rumahnya sempit.
Tabel 4.6
Conflic Scene (klimaks)
Scene Conflic Scene (Klimaks) Skenario dan Keterangan
35 Gambar 4.15 Potongan Adegan;
Conflic Scene
Topan: Dua tiket empat ratus
ya, mbak.
Polisi menyamar: Mana
tiketnya mas?
Topan: Ini
mbak..(menyerahkan tiket
dan kemudian menerima
uang dari si polisi yang
menyamar itu) Maaf, kurang
limapuluh ribu, mbak.
Polisi menyamar: Iya, saya
tambahin pake ini ya
(langsung memborgol tangan
topan).
Ket: Topan yang sedang
menjadi calo tiket kereta
tertangkap oleh polisi wanita
yang menyamar menjadi
penumpang, topan pun
diborgol tangannya dan
dimasukan ke penjara.
Gambar 4.16 Potongan Adegan;
Conflic Scene
Pak Kris: Kiriman jas-jas kita
yang terakhir direject sama
importer! Semua salah!
68
Berantakan!
Pak Supri: (pura-pura
terkejut) kok bisa? Wah saya
juga gak tau pak! Pasti ada
yang sengaja mau
mensabotase kerjaan kita.
Pak Kris: Ya harusnya kan
kamu yang ngawasin
Pak Supri: Sudah pak tapi
pembelian yang terakhir,
bukan saya ngambil
Pak Kris: Siapa?
Pak Supri: Topan Pak.
Pak Kris: Panggil dia kesini!
Pak Supri: Orangnya sudah
berhenti pak, Tiba-tiba pas
saya Tanya alasannya, dia
Cuma bilang dapat tawaran
kerjaan lain diluar kota, di
Surabaya atau dimana gitu
pak saya lupa.
Pak Kris: Brengsek! Kena
tipu kita! Cepet beresin
semua pak supri.
Pak Supri: Iya pak.
Ket:Pak Kris yang marah
karena semua hasil
jahitannya beraan dan disitu
pak supri memfitnah kalo itu
perbuatan topan dan bilang
69
jika topan sudah pergi dan
tidak bertanggung jawab.
Scene Conflic Scene (Klimaks) Skenario dan Keterangan
67 Gambar 4.17 Potongan Adegan;
Conflic Scene
Topan: Prita, aku…
Prita: Brengsek kamu!dasar
tukang tipu! Udah ditolongin
ga tau terimakasih!
Topan: Dengar penjelasan
aku dulu prit
Prita: Kamu bikin malu aku
tau ga?kamu benar-benar gak
ada gunanya, mulai sekarang
gak usah kesini lagi!
Topan: Prit denger dulu!
Prita: Gua ga mau tau lo jadi
calo, lo mau ngerampok kek,
terserah! Lu balikin tuh
kerugian konfeksi si kris.
Ket: prita marah kepada
topan karena topan sudah
membuat bangkrut konfeksi
pak kris dan prita menyuruh
kepada topan untuk ganti
rugi konfeksinya yang
bangkut padahal topan mau
mejelaskan kalau dia di
fitnah dan tidak melakukan
apa yang dituduh kan
kepadanya.
70
9 Gambar 4.18 Potongan Adegan;
Conflic Scene
Atun: Elo gila darman! Lo
pikir rumah kita gedong!
Darman:Sshh pelan-pelan
Atun: Kita jalan aja
nyenggol, tidur aja numpuk
kaya ikan asin,kaga pake
otak apa lo?
Darman: Semeintara doang
tun.
Atun: Emang mereka tidur
doang?makan gimana?elo aja
suka ngomel kalo nasi
kurang.
Darman: Sssh, udah, ntar
saya atur
Atun: atur mata biji lo!
Ket: Atun memarahi darman
karena kesal topan mau
tinggal di rumahnya yang
sangat sempit.
Keempat: Anti Klimaks (solusi). Setelah konflik terjadi, scene selanjutnya
menampilkan solusi atau jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang
terjadi. Dalam film ini solusi yang diambil oleh topan saat dipenjara yaitu
topan jera dan tidak akan mengulanginya lagi untuk menjadi calo tiket. Dia
berjanji kepada polisi bahwa dia tidak akan mengulanginya lagi. Dan solusi
dari permasalahan atun yang kesal karena topan ingin tinggal dirumahnya,
topan pun pergi mencari kosan untuk tinggal bersama bintang.Dan solusi
71
dari konflik topan saat dia di fitnah adalah manajer konfeksi pak kris
menelpon prita dan berkata kalo topan selama ini difitnah oleh mandor
konfeksi yaitu pak supri. Pak supri lah yang selama ini korupsi dan dialah
yang memfitnah topan. Pak kris berkata karena topan lah konfeksinya dipuji
sama importir hongkong.
Tabel 4.7
Anti klimaks ( Solusi)
Scene Anti Klimaks (Solusi) Skenario dan Keterangan
41 Gambar 4.18 Potongan Adegan;
Solusi
Polisi: Kamu boleh keluar.
Jangan jadi calo lagi ya!
Awas kamu kalo ketangkap
sekali lagi!
Topan: iya pak makasih, pak!
Ket: Topan kapok tidak ingin
menjadi calo lagi dia berjanji
kepada polisi kalau dia tidak
akan mengulanginya
Lagi.
24 Gambar 4.19 Potongan Adegan;
Solusi
Darman: ngapain nyari
tempat kos?sayang duitnya.
Udah dirumah gue aja, si
bintang juga kan suka main
sama anak-anak.Biar deket
sama sepupunya.
Topan: Udah keburu aku
bayar kostnya, lagian lebih
deket sama sekolahnya juga.
72
Darman: Si atun emang suka
kelewatan pan.
Topan: nggak man, bukan
salah istri kamu, emang udah
saatnya aku nyari tempat
tinggal sendiri.
Scene Anti Klimaks ( Solusi) Skenario dan Keterangan
80 Gambar 4.20 Potongan Adegan;
Solusi
Pak Kris: Apa ini?
Prita: Duit Buat ganti rugi, ga
seberapa dibanding kerugian
lo, kris, tapi..
Pak Kris: (tertawa) lo pikir
gue ngajak lo ketemuan buat
nagih duit?
Prita: Gua ga enak Kris, biar
bagaimana pun topan itu gua
yang..
Pak Kris: Justru gua mau
terimakasih sama lo prit
((prita bingung) yang kacau
tuh manajer produksi gue,
pak supri, buka topan.
73
Prita: Maksudnya?
Pak Kris: Pak supri itu yang
korupsi, udah ditahan polisi
kemarin, Topan Cuma
Kambing hitam, dia sirik
sama topan.
Prita: Sirik?
Pak Kris: Selama dia ada
disini, justru jas produksi gue
dipuji sama importir
hongkong, pas gue Tanya
sama karyawan yang lain,
mereka baru bilang kalau
topan yang ngajarin mereka
caranya jahit jas yang bener.
Prita: (Terdiam dan menahan
haru)
Pak kris: Gua ngundang lo ke
sini, karena gua pengen
ngajak dia balik kerja disini,
lo tau dia dimana sekarang?
Ket: Pak kris yang menemui
74
prita dan berkata kalau topan
tidak bersalah yang salah itu
pak supri yang sudah korupsi
dan topanCuma dijadikan
kambing hitam.
Kelima: Ending (akhir cerita). Akhir dari cerita film Tampan Tailor yaitu
Topan resmi di kontrak menjadi supplier resmi khusus jas untuk retailer, untuk
memperlancar bisnis topan mempekerjakan darman sebagai staff marketing.
Kios prita berubah menjadi tailor. Darman sibuk mencatat, prita sibuk
mengukur pelanggan.istri darman membawakan minuman kopi untuk mereka.
Manajer konfeksi manaruh kontrak di meja. Semua langsung mengerumuni
kontrak ternyata topan dikontrak dengan nominal yang banyak.
Tabel 4.8
Tentang Ending (akhir cerita)
Scene Ending (Akhir Cerita) Keterangan
100 Gambar 4.21 Potongan Adegan;
Ending
Topan resmi di kontrak menjadi
supplier resmi khusus jas untuk
retailer, untuk memperlancar
bisnis topan mempekerjakan
darman sebagai staff marketing.
Kios prita berubah menjadi
tailor. Darman sibuk mencatat,
prita sibuk mengukur
pelanggan.istri darman
75
membawakan minuman kopi
untuk mereka. Manajer konfeksi
manaruh kontrak di meja. Semua
langsung mengerumuni kontrak
ternyata topan dikontrak dengan
rupiah yang banyak.
Keenam: theme song Lagu tema Film “Tampan Tailor”, dilanjutkan dengan
credite title yang menayangkan nama para pemain Film “Tampan Tailor”.
3. Struktur Mikro
a. Semantik
1. Latar
Latar merupakan peristiwa yang dipakai dalam menyajikan
teks atau cerita. Latar peristiwa yang dipilih akan menentukan
kearah mana pandangan khalayak akan dibawa. Pada intinya latar
membantu seseorang dalam member pemaknaan atau suatu
peristiwa.4Skema atau alur yang terdapat dalam film Tampan
Tailor dikemas oleh sutradara dan penulis skenario sebagai berikut:
Latar pertama pada film Tampan Tailor mengarahkan
penonton pada perjuangan hidup yang dialami oleh Topan dan
anaknya Bintang. Sangat jelas digambarkan bagaimana topan
berjuang untuk hidupnya dan kebutuhan anak sematawayangnya.
4Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta; Lkis.2000),
H.235
76
Dia harus memenuhi janji kepada istrinya yang sudah meninggal
jika segalanya hilang tapi masa depan bintang tidak boleh hilang.
Banyak sekali rintangan dan cobaan yang dialami kehidupan
mereka berdua. Tapi, topan bisa melewati itu semua meski awalnya
pahit sampai berbuah manis. Penulis menggambarkan bahwa
dalam kehidupan ini tidak sedikit orang yang mengalami hal yang
serupa dengan kisah topan dan bintang. Banyak orang yang
memperjuangkan hidupnya, banyak juga yang berhenti.
2. Detail
Dalam detil, hal yang menguntungkan pembuat teks akan
diuraikan secara detil dan terperinci, sebaliknya fakta yang tidak
menguntungkan, detil informasi akan dikurangi. Di bawah ini
merupakan elemen detil yang terdapat dalam film Tampan Tailor.
Tabel 4.9
Detail
Scene Detail Keterangan
9 Atun: eh, darman lo pikir
rumah kita gedong apa, buat
jalan aja rumah kita udah
senggol-senggolan. Emangnya
si bintang sama si topan Cuma
numpang tidur doing?
Makannya gimana?
Pada film ini, elemen detail
terdapat pada scene 9, teks
skenario di atas
memperlihatkan dengan detail
dan rinci. Ketika atun
menjelaskan kondisi rumahnya
ke darman.
38 Topan: Pak, anak saya
sendirian di stasiun, masih
kecil pak.
Pada film ini, elemen detail
terdapat pada scene 9, teks
skenario di atas
77
memperlihatkan dengan detail
dan rinci. Ketika topan di
penjara dia berkata kepada
polisi bahwa anaknya sendirian
dan masih kecil di tinggal di
stasiun, disitu topan
menjelaskan kondisi anaknya
secara detail.
61 Topan: Trus orang tua
kemana?
Prita: ibu saya sudah
meninggal, kalo bapa udah
lama ninggalin kita. 2 tahun
setelah bapak ninggalin kita
ibu meninggal kayaknya ibu
sakit hati banget sama bapak.
Pada film ini, elemen detail
terdapat pada scene 9, teks
skenario di atas
memperlihatkan dengan detail
dan rinci. Prita menjelaskan
secara rinci ke topan ketika
topan menanyakan kondisi
ayah dan ibunya.
3. Maksud
Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan, yang
akan diuraikan secara tegas dan jelas. Serta menunjuk langsung pada
fakta. Dalam skenario yang penulis amati, elemen maksud dapat dilihat
jelas pada film Tampan Tailor.
Tabel 4.10
Maksud
Scene Maksud Keterangan
5 Topan: Gmana pak?
Pa tomo: Blom ada yang minat
mas..mungkin dia ingin pulang
kerumah.
Pada cerita ini, elemen
maksud terdapat pada
scene 5. Elemen maksud
di atas memperlihatkan
78
informasi yang ingin
disampaikan oleh
pembuat teks (penulis
skenario).
21 Darman: Udah main lagi yak kan
udah maafan.
Atun: Gampang amat ya man, minta
maaf trus kelar. Ini ni yang bikin gua
males kalo ada orang numpang
dirumah kita!
Pada cerita ini, elemen
maksud terdapat pada
scene 21. Elemen maksud
di atas memperlihatkan
informasi yang ingin
disampaikan oleh
pembuat teks (penulis
skenario).
64 Supri: Nanti siang kamu gak usah
masuk lagi pan, pak manajer ga puas
sama hasil jahitan lo,jelek,kasar, dan
gak standar.
Pada cerita ini, elemen
maksud terdapat pada
scene 64. Elemen maksud
di atas memperlihatkan
informasi yang ingin
disampaikan oleh
pembuat teks (penulis
skenario).
91 Topan: Man, kamu harus janji sama
aku, kalo terjadi apa-apa jagain
bintang, dia harus jadi orang man. Dia
ga boleh jadi kaya aku.
Pada cerita ini, elemen
maksud terdapat pada
scene 91. Elemen maksud
di atas memperlihatkan
informasi yang ingin
disampaikan oleh
pembuat teks (penulis
skenario).
79
b. Sintaksis
1. Koherensi
Koherensi merupakan pertalian atau jalinan antar kata atau
kalimat dalam sebuah teks. Dua buah kalimat yang
menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga
tampak koheren. Koherensi juga merupakan pertalian atar kata atau
kalimat yang dapat diamati dengan memakai kata penghubung
(konjungsi) : dan, atau, tetapi, namun, seperti, karena,meskipun,
demikian pula, dan sebagainya. Dalam film Tampan Tailor,
koherensi ini dapat dilihat pada scene.
Tabel 4.11
Koherensi
Scene Koherensi Keterangan
80 Manajer konfeksi: Gue
ngundang lo kesini, karena
gua pengen ngajak dia balik
kerja disini, lo tau dia ada
dimana sekarang?
Scene tersebut menceritakan saat
manajer konfeksi dan prita bertemu
dan pada saat itu manajer konfeksi
menyuruh topan untuk bekerja lagi
di tempatnya. Koherensi pada
adegan di atas terdapat pada kata
„karena‟. Kata „karena‟ tersebut
menghubungkan kalimat bahwa
manajer konfeksi itu mengundang
prita ketempatnya dengan kalimat
selanjutnya yang membahas bahwa
manajer konfeksi itu ingin mengajak
topan kerja lagi di konfeksi tersebut.
80
5 Topan: Saya udah keliling
nyari pak, tapi sampe
sekarang belom ada yang
buka lowongan penjahit.
Scene tersebut menceritakan saan
topan datang ke toko pak tomo dan
pak tomo bertanya kenapa bisa jahit
kok ga dipake ilmunya . Koherensi
pada adegan di atas terdapat pada
kata „tapi‟. Kata „tapi‟ atau „tetapi‟
tersebut menghubungkan kalimat
bahwa saya udah keliling nyari pak.
Dan kalimat sampe sekarang belom
ada yang buka lowongan. Sehingga
kalimat tersebut menjjadi koheren.
2. Bentuk Kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan
dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas, dimana ia
menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah yang
menjelaskan A.5 Dalam film Tampan tailor terdapat pada scene
26,69 dan 97.
Tabel 4.12
Bentuk Kalimat
Scene Bentuk Kalimat Katerangan
26 Topan: Walaupun liburan kamu
tetap belajar ya..
Teks di atas merupakan
bentuk kalimat induktif,
karena inti kalimat terdapat
pada akhir kalimat. Inti
kalimat pada teks di atas yaitu
kalimat tetap belajar.
5Eriyanto, Analisis Wacana; Pengantar Analisis Teks Media,(Yogyakarta;
Lkis,2000),H.236
81
69 Bintang: Ayah aku saying sama
ayah, kata ibu aku harus bangga
sama ayah, ayah jangan nyerah
yah. Ayah harus semangat.
Teks di atas merupakan
bentuk kalimat induktif,
karena inti kalimat terdapat
pada akhir kalimat. Inti
kalimat pada teks di atas yaitu
kalimat ayah harus semangat.
97 Topan: saya gak tau caranya
berterimaksih kepadamu, kamu
udha ngembaliin hidup saya yang
hilang, Terimakasih.
Teks di atas merupakan
bentuk kalimat induktif,
karena inti kalimat terdapat
pada akhir kalimat. Inti
kalimat pada teks di atas yaitu
kalimat terimaksih.
3. Kata Ganti
Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh penulis
skenario untuk menunjukan dimana seseorang ditempatkan dalam
wacana. Berbagai kata ganti yang berlainan digunakan secara
strategi sesuai dengan kondisi yang ada. Dalam film Tampan
Tailor, kata ganti yang digunakan yaitu terdapat pada scene .. dan.
Dalam scene tersebut Topan dipanggil dengan sebutan „Mas‟ yang
artinya kakak. Dan Prita dipanggil dengan sebutan „Mbak‟ yang
artinya kakak. Panggilan tersebut berasal dari bahasa jawa
termasuk Yogyakarta.
82
Tabel 4.13
Kata Ganti
Scene Bentuk Kalimat Katerangan
5 Topan:Eh pak tomo
Pak Tomo: Masih belum ada yang
minat Mas.. mungkin dia ingin
pulang kerumah supaya Mas tebus
lagi.
Dalam scene tersebut Topan
dipanggil dengan sebutan
„Mas‟ yang artinya kakak.
Dan Prita dipanggil dengan
sebutan „Mbak‟ yang artinya
kakak. Panggilan tersebut
berasal dari bahasa jawa
termasuk Yogyakarta
43 Prita: Nih bawa aja si Bintang
(menyodorkan ikan dalam toples)
Bintang: Jangan, Kasihan Bintang
Mbak! Nanti dia hidup sendiri,
biarkan saja dia hidup bersama
Topan dan Prita di aquarium.
Dalam scene tersebut Prita
dipanggil dengan sebutan
„Mbak‟ yang artinya kakak.
Panggilan tersebut berasal
dari bahasa jawa termasuk
Yogyakarta
c. Stilistik
Stilistik atau style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa.6
Gaya bahasa digunakan oleh orang tertentu untuk maksud tertentu.
Dalam film Tampan Tailor penulis skenario tidak menggunakan gaya
bahasa.
d. Retoris
1. Grafis
Elemen pertama dalam retoris adalah grafis. Grafis
menampilkan bagian yang menonjol dari sebuah film yang dilihat
6 Alex Sobur. Analisis Teks Media, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006), H.81
83
dari pengambilan gambar. Grafis yang terdapat dalam film Tampan
tailor, diantaranya yaitu :
Tabel 4.14
Grafis
Scene Potongan adegan Keterangan
Gambar 4.22 Potongan Adegan
Grafis
Pada cerita ini, elemen grafis
terlihat pada scene 2, grafis
yang terlihat yaitu mesin jahit
yang sedang digunakan topan
untuk menjahit. Dalam Film
Tampan Tailor gambar di atas
diambil dengan menggunakan
zoom in, yakni lensa kamera
mendekati gambar. Sehingga
gambar tersebut terlihat
menonjol dan fokus serta
memberikan kesan atau makna
dari gambar tersebut.
Gambar 4.23 Potongan Adegan
Grafis
Pada cerita ini, elemen grafis
terlihat pada scene 3, grafis
yang terlihat yaitu foto keluarga
topan. Dalam Film Tampan
Tailor gambar di atas diambil
dengan menggunakan zoom in,
yakni lensa kamera mendekati
gambar. Sehingga gambar
tersebut terlihat menonjol dan
fokus serta memberikan kesan
atau makna dari gambar
tersebut.
84
Gambar 4.24 Potongan Adegan
Grafis
Pada cerita ini, elemen grafis
terlihat pada scene 55, grafis
yang terlihat yaitu kartu nama,
prita memberikan kartu nama
konfeksi tersebut ke topan.
Dalam film Tampan Tailor
gambar di atas diambil dengan
menggunakan zoom in, yakni
lensa kamera mendekati
gambar. Sehingga gambar
tersebut terlihat menonjol dan
fokus serta memberikan kesan
atau makna dari gambar
tersebut.
2. Metafora
Metafora merupakan kiasan atau ungkapan yang dapat
dijadikan sebagai landasan berfikir, alasan pembenar atau pendapat
kepada publik. Metafora yang terdapat dalam film Tampan Tailor,
yaitu:
Tabel 4.15
Ekspresi
Scene Metafora Keterangan
2 Topan : Kanker berhasil
menggerogoti semua yang
kumiliki, istriku, Tami dan
keuangan kami
Scene tersebut saat topan
menceritakan tentang istirnya
tami. Pada teks di atas, terlihat
kalimat tersebut merupakan
ungkapan yang mengandung arti
atau makna mendalam.
9 Darman: Lah dia jadi ramah,
perempuan kaya gitu tuh kita
Scene ketika istri darman
berubah jadi baik ketika topan
85
di jadiin mesin atm memberikan uang kepadanya.
Pada teks di atas, terlihat
kalimat tersebut merupakan
ungkapan yang mengandung arti
atau makna mendalam.
80 Mas kris: Yang korupsi itu si
supri, topan hanya dijadikan
kambing hitam, dia itu sirik
sama topan
Scene ketika mas kris
menceritakan kalo topan tidak
salah dia cuma di fitnah.
Pada teks di atas, terlihat
kalimat tersebut merupakan
ungkapan yang mengandung arti
atau makna.
3. Ekspresi
Elemen ekspresi merupakan bagian untuk memeriksa apa yang
ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang diamati dari teks.
Misalnya ekspresi wajah marah, sedih, menangis, tersenyum, gembira,
tertawa, dan sinis.
Tabel 4.16
Ekspresi
Scene Ekspresi Keterangan
21 Gambar 4.25 Ekspresi
Darman: Udah main lagi
yakan udah maafan.
Atun: Gampang amat ya man,
minta maaf trus kelar. Ini ni
yang bikin gua males kalo
ada orang numpang dirumah
kita!
(Ekspresi atun marah saat
berbicara ke darman)
86
29 Gambar 4.26 Ekspresi
Bintang: Yah aku kangen
sama ibu.
Topan:Bintang..
Bintang: kan ayah yang
bilang ibu pintar cari kita.
Topan: Yaudah sekarang
kamu merem kita sama-sama
bayangkan wajah ibu.
(Ekspresi sedih topan saat
bintang bilang kalo dia sangat
kangen sama ibunya)
30 Gambar 4.27 Ekspresi
Topan: Bintang bangun nak
ayo bangun kita siap siap
loncat.
(Ekspresi panik topan saat
mengetahui kereta yang
sudah berjalan)
45 Gambar 4.28 Ekspresi
Mandor: Hey topan, mau
anak kau anak presiden anak
siapapun anak kecil tidak
boleh main disini! Ini udah
peraturan, sudah kamu pergi
dari sini!
(Ekspresi marah mandor saat
melihat topan membawa
anaknya ke tempat kerja).
49 Gambar 4.29 Ekspresi
Topan: Oh iya langitnya
kosong,makanya ayah dan
ibu ngotot sekali ingin
namain kamu bintang, gini
nih kalo gak ada bintang di
langit ayah dan ibu punya
87
satu bintang dirumah yaitu
kamu bintangnya ayah dan
ibu.
(ekspresi gembira topan
karena mempunyai anak
seperti bintang)
98 Gambar 4.30 Ekspresi
Manager konfeksi: Jadi kita
bisa kerja sama ya.
Topan: Kerja sama apa ya?
Manager konfeksi:
Mewujudkan impian-impian
kamu.
Topan: Terimakasih
terimakasih pak.
(Ekspresi senang prita ketika
tau topan diajak kerjasama
dan bisa meraih impian-
impiannya).
B. Kognisi Sosial Film “Tampan Tailor”
Dalam kerangka analisis wacana Teun A. Van Dijk, perlu adanya
penelitian mengenai kognisi sosial yaitu kesadaran mental penulis skenario
yang membentuk teks tersebut. 7 dalam hal ini adalah analisis wacana film
“Tampan Tailor”. selain analisis teks, yang terdapat dalam skenario film
Tampan Tailor. perlu dilakukan penelitian atas kesadaran mental penulis
skenario dalam memandang masalah korupsi. Bagaimana kepercayaan,
pengetahuan dan prasangka penulis skenario terhadap masalah yang ditujukan
7Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar teks media, h.260.
88
kepada pejabat pejabat pemerintahan. Kognisi sosial ini penting dan menjadi
kerangka yang tidak terpisahkan untuk memahami teks.
Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada
struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukan atau menandakan
sejumlah makna, pendapat dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana
makna tersembunyi dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi sosial.
Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai
makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Atau lebih tepatnya
oleh kesadaran mental pemakai bahasa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
penelitian atas representasi kognisi dan strategi penulis skenario dalam
memproduksi skenario. Karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat
kesadaran, pengetahuan, prasangka tertentu terhadap suatu peristiwa.8 Dalam
hal ini penulis melakukan wawancara penulis skenario film Tampan Tailor
yaitu Alim Sudio.
Film Tampan Tailor merupakan karya yang diangkat dari kisah inspiratif
seorang penjahit jas terkenal dijakarta. Berawal dari penjahit kecil hingga
sekarang ia menjadi penjahit besar. Film ini bertemakan tentang kasih sayang
seorang ayah terhadap anaknya dan perjuangan hidup untuk tetap bertahan
dalam keadaan apapun.
„‟karena saya banyak melihat tailor waktu saya cari lokasi syuting,
menarik ya tailor itu. Trus tampan itu singkata dari nama Tami dan
Topan, ini insprirasi dari penjahit jas terkenal dijakarta. Sekarang dia
sukses besar tadinya tuh dia penjahit kecil sampai bisa menjahit
besar.‟‟9
8 Eriyanto, Analisis Wacana: pengantar teks media,h.260
9 Wawancara pribadi dengan alim sudio , kamis 5 maret 2015.
89
Latar belakang pembuatan film ini karena film yang mengangkat
tentang hubungan ayah dan anak belum ada, khususnya yang mengangkat
tema ayah dan anak laki-laki. Penulis skenario merasa perlu adanya film yang
mengangkat tema tersebut karena ini akan menjadi topic paling menarik.
Selain bertemakan hubungan ayah dan anak film ini juga mengangkat tema
mengenai perjuangan hidup dari titik nol hingga mencapai impiannya dan
menjadikan film ini inspiratif.
„‟Buat film dengan nuansa hubungan ayah dan anak karena belum ada
khusus film ayah dan anak. Karena kita ngerasa hubungan ayah dan
anak ini menjadi topic paling menarik. Apalagi ayah dengan anak laki-
laki dan pengen ngomong soal perjuangan hidup, gimana rasanya
dapat menciptakan berjuang dari titik nol dia berusaha survive sampai
akhirnya dia mencapai impiannya dan menjadikan film ini
inspiratif.‟‟10
Menurut alim sudio selaku penulis skenario terdapat kendala selama
proses pembuatan film Tampan Tailor. Salah satu masalahnya adalah mencari
pemeran anak kecil yang mempunyai karakteristik sesuai dengan film
tersebut, seperti anak kecil yang sangat rindu dengan ibunya yang sudah tiada
dan anak kecil yang menerima kondisi ayahnya.
„‟Kendalanya cari pemeran anak kecil karena kita butuh pemeran anak
kecil yang bagus yang orang langsung suka. Sama budget, semakin
banyak lokasi budget harus besar jadi bagaimana cara menyiasati
budget sama lokasi harus sama.‟‟11
C. Konteks sosial
Analisis sosial melihat bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh
dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat
10
Wawancara pribadi dengan alim sudio , kamis 5 maret 2015 11
Wawancara pribadi dengan alim sudio , kamis 5 maret 2015
90
atau satu wacana.12
Oleh karena itu, konteks sosial dalam hal ini adalah
menjawab pertanyaan bagaimana wacana berkembang di masyarakat
mengenai percintaan beda agama.
Analisis konteks sosial dimaksudkan untuk melihat konteks atau latar
belakang terbentuknya teks tersebut.Jadi ini berkaitan pula dengan keadaan
situasional yang terjadi pada tulisan atau sebuah teks dibuat.
Salah satu karya film dari penulis Alim Sudio yang berjudul “Tampan
Tailor “ yang mengungkapkan tema tentang perjuangan hidup, hal tersebut
dapat ditemukan dengan bukti bahwa banyak adegan-adegan yang
menceritakan tentang perjuangan seorang ayah demi anaknya dalam
mewujudkan amanah dari mendiang istri sebagai penjahit, sang ayah terus
berjuang mati-matian tanpa kenal lelah tanpa menyerah sampai akhirnya sang
ayah berhasil, dalam cerita tersebut banyak hal-hal positif yang ingin
disampaikan kepada masyarakat, terutama untuk memberikan semangat
kepada khalayak umum agar semua lapisan bisa termotivasi untuk terus
bekerja keras menggapai cita-cita.
Dalam hal ini penonton ataupun masyarakat memberikan respon yang
positif terhadap inti dari film “Tampan Tailor” tersebut, dimana banyak
masyarakat yang antusias untuk memberikan testimoni ataupun komentar-
komentar untuk film tersebut, bahkan film layar lebar ini seringkali
ditampilkan dilayar televisi karena banyak permintaan dari masyarakat agar
film ini diputar.
12
Eriyanto. Analisis wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta; LKis,2000),h.
225.
91
Sang penulis skenario juga memberikan happy ending di film ini si
topan di kontrak menjadi resseler dan dia hidup bahagia, impiannya selama ini
tercapai dan bintang bisa sekolah lagi. Penulis skenario memberikan happy
ending alasannya agar penonton bisa optimis dan happy setelah menonton film
Tampan Tailor.
„‟Pengen adaoptimis si karena kasian penonton juga kalau dibuat
dibikin pesimis. Kan orang kalau buat film/script selalu
mempertimbangkan efek ke penontonnya setelah menonton film itu
apa. Kita pengen penonton tuh pas pulang optimis, happy dan tetap
berjuang untuk hidupnya seberat apapun ujian yang dihadapi.‟‟13
Antusias masyarakat terhadap film ini membuat film ini banyak
mendapat apresiasi, salah satunya mendapat penghargaan film masyarakat
dalam ajang penghargaan apresiasi film Indonesia 2013.
Bukan hanya itu saja, film ini dirancang atau dibuat memang untuk
membuat para penonton atau masyarakat bisa mengaplikasikan nilai-nilai
kebaikan yang ada pada film ini dikehidupan sehari-hari, begitu banyak nilai-
nilai yang terkandung dalam film ini, misalkan cinta kasih seorang ayah untuk
anaknya, sulitnya berjuang untuk kehidupan yang lebih layak dan hingga
akhirnya menjadi sukses, itu semua ditujukan untuk membuat para penonton
terbuka untuk melakukan perjuangan demi hidup yang jauh lebih baik dan
layak.
13
Wawancara pribadi dengan alim sudio , kamis 5 maret 2015
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap teks, konteks
dan kognisi sosial yang terdapat dalam film “Tampan Tailor” karya: Guntur
Soerjanto. Maka hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis
menghasilkan kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Dari Segi Teks/Naskah Skenario
Dilihat dari segi teks/naskah penulis skenario penulis menyimpulkan
bahwa:
a. Struktur Makro
Struktur makro. Struktur makro merupakan tematik/tema dari
skenario film “Tampan Tailor”. Tema besar yang terdapat dalam film
“Tampan Tailor!!” adalah perjuangan hidup, cinta ayah ke anak dan
kepedulian sosial.
b. Superstruktur
Superstruktur merupakan skematik/skema atau alur. Skema
dalam film “Tampan Tailor!” adalah membahas mengenai alur cerita
dari awal sampai akhir. Di awali dari Opening Bill Board (OBB) yang
menampilkan gambar topan sedang berada diatas gedungdan
kemudian Opening Shot, barulah memasuki bagian-bagian scene yang
diikuti dengan penampilan nama-nama tim produksi. Setelah itu
barulah masuk pada conflict scene atau klimaks yang menceritakan
93
perjuangan hidup topan mempertahankan hidupnya. Kemudian masuk
ke tahap anti klimaks atau solusi yang menceritakan tentang solusi
yang tepat untuk permasalahan mereka, setelah itu barulah masuk
kepada ending atau akhir cerita yang berujung pada topan dikontrak
menjadi resseler konfeksi, diikuti dengan theme song film Tampan
Tailor dan penampilan judul film Tampan Tailor, lalu dilanjutkan
dengan credite title yang menayangkan nama-nama pemeran serta tim
produksi film.
c. Struktur Mikro. Struktur mikro atau terdiri dari semantic, sintaksis,
stilistik, dan retoris. Semantic terbagi menjadi tiga, yaitu latar, detail,
maksud. Sintaksis terdiri menjadi tiga, yaitu koherensi, bentuk kalimat,
dan kata ganti. Kata-kata yang dipakai merupakan gaya bahasa yang
ditulis ole penulis skenario dan terdapat dalam skenario. Di film
tampan tailor tidak ada gaya bahasa. Retoris terbagi menjadi tiga, yaitu
grafis, metafora, dan ekspresi. Grafis dapat dilihat dari pengambilan
gambar Tampan Tailor yaitu close up, medium close up, establish shot,
zoom in, dan lain sebagainya.
2. Dari segi Kognisi Sosial
Selain analisis teks, yang terdapat dalam film Tampan Tailor
dilakukan penelitian atas kesadaran mental penulis skenario dalam
memandang masalah perjuangan hidup. Film Tampan Tailor merupakan
karya yang diangkat dari kisah inspiratif seorang penjahit jas terkenal
94
dijakarta. Berawal dari penjahit kecil hingga sekarang ia menjadi penjahit
besar. Film ini bertemakan tentang kasih sayang seorang ayah terhadap
anaknya dan perjuangan hidup untuk tetap bertahan dalam keadaan
apapun. Selain bertemakan hubungan ayah dan anak film ini juga
mengangkat tema mengenai perjuangan hidup dari titik nol hingga
mencapai impiannya dan menjadikan film ini inspiratif
3. Dari segi Konteks sosial
Dalam konteks sosial, titik penting dari analisis ini adalah,
bagaimana makna dihayati bersama. Sesuai dengan film Tampan Tailor
yang bertemakan kisah tentang perjuangan hidup. Dalam realitas yang
berada di masyarakat, artikel dan pemberitaan di televisi, penulis
menyimpulkan bahwa, film ini dirancang atau dibuat memang untuk
membuat para penonton atau masyarakat bisa mengaplikasikan nilai-nilai
kebaikan yang ada pada film ini dikehidupan sehari-hari, begitu banyak
nilai-nilai yang terkandung dalam film ini, misalkan cinta kasih seorang
ayah untuk anaknya, sulitnya berjuang untuk kehidupan yang lebih layak
dan hingga akhirnya menjadi sukses, itu semua ditujukan untuk membuat
para penonton terbuka untuk melakukan perjuangan demi hidup yang jauh
lebih baik dan layak.
B. Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian penulis terhadap skenario
film ”Tampan Tailor!”, penulis ingin memberikan beberapa saran dan
rekomendasi. Diantaranya:
95
1. Semoga dengan adanya film ini, bisa memberikan pesan yang
mendalam kepada kita tentang permasalahan perjuangan hidup di
lingkungan sekitar kita dan tentunya di Indonesia.
2. Film „‟Tampan Tailor’’ merupakan film yang bertemakan perjuangan
hidup seseorang yang bukan hanya berjuang tetapi dia juga harus bisa
merawat anak semata wayangnya. Dengan di tayangkannya film ini
agar masyarakat tau bagaimana susahnya berjuang hidup dan tidak
boleh menyerah dengan keadaan.
3. Semoga film di Indonesia, dapat terus memberikan film yang
berkualitas yang tidak hanya menghibur penontonnya, tetapi juga
memberikan edukasi bagi penontonnya, bahkan bila perlu dapat
memberikan perubahan penonton kearah yang lebih baik.
4. Dan semoga penelitian ini, dapat memberikan kontribusi dan dorongan
untuk terus mengkaji pesan apa yang terkandung dalam sebuah film.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Lukati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, Bandung; Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Azhar, Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada,2003.
Endarmoko, Eko. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2006.
Eriyanto. Analisis Wacana Pengantar Analisis Media. Yogyakarta : LKIS, 2006.
Irwanto, Budi. Film, ideology, Militer: Hegemoni Militer dalam sinema
Indonesia. Yogyakarta: Aksara, 2005.
Ishak, Zainudin dkk. Penelitian Apresiasi Masyarakat Terhadap Film Nasional.
Jakarta: Dep. Penerangan R.I., 1986.
Mc Bride, Sean. Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa depan: Aneka
Suara dan satu dimensi. Jakarta:PN Balai Pustaka, UNESCO, 1983.
Morisan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang:
Ramdina Prakasa, 2005.
Mulyana, Dedi Kajian Wacana: Teori, Metode, dan aplikasi, prinsip-prinsip
analisis wacana, (Yogyakarta: Tiara Wacana,2005).
Pawito, Penlitian Komunikasi Kualitaif (Yogyakarta: LKiS, 2007)
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
Modern English Press, 2002).
Prakoso, Gatot. Film Pinggiran Antologi Film pendek, Eksperimental dan
Dokumenter Jakarta:Fatwa press, 1997.
Pratista, Himawan. Memahami film. Yogyakarta : Homerian pustaka,2008.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2004.
Rani, Abdul Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang: Bayu Media, 2004).
Ryanto Tony, Film Indonesia Sudah Tumbuh, (Jakarta; Pintar Press, Persatuan
Peru Artikel, diakses Rabu, 21 Desember 2014 pukul 07.50 WIB dari
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews
Saeful Muhtadi, Asep. Jurnalistik Pendekatan Teori Dan Praktek. Jakarta: Pt.
Logos Wacana Ilmu,1999.
Siagian, Gatot. Menilai Film. Jakarta; Dewan Kesenian Jakarta, 2006.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT Grasindo, 1996.
Sutan malaka, Aswar. Hidup adalah perjuangan: Pejuang sejati tak pernah mati.
Yogyakarta,2001.
Uchjana Effendy, Onong. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Cipta
aditya Bakti, 2003.
Wibowo, Agustinus. Titik nol: Makna Sebuah Perjuangan. Yogyakarta:2005.
William, dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern.
Willing Barus, Sedia. JurnalistikPetunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta :
erlangga, 2011.
Artikel diakses rabu, 1 oktober 2014 pukul 07.50 WIB dari
http://www.anneahira.com/hidup-adalah-perjuangan.htm
Artikel, diakses Minggu 30 November 2014 pukul 02.00 WIB dari
http://www.21cineplex.com/star/ringgo-agus-rahman,864.htm.
Artikel, diakses Sabtu 29 November 2014 pukul 05.00
WIBhttp://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pi
d=8c6b1f89d6be
Artikel, diakses Senin,08 Januari 2015 pukul 10.00 WIB dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=9b
8c9713a081.
Artikel, diakses Senin,20 Desember 2014 pukul 01.53 WIB dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=9b
8c9713a054.
Wawancara Pribadi dengan Alim Sudio, Kamis 5 Maret 2015
Hasil Wawancara Pribadi Dengan Alim Sudio
Penulis Skenario Film Tampan Tailor
Hari kamis, tanggal 5 maret 2015,pukul 13.00-1500. Tempat, kuil myoganji
1. Bisa sedikit diceritkan bagaimana awal mula mas memasuki dunia perfilman, sampai jadi
penulis skenario seperti sekarang ini?
Jawab: awalnya saya senang menulis beberapa cerpen dan pernah mendapat pelatihan
menulis skenario film di britis, dari situ saya terjun menulis skrip sinetron dulu di
multivision.
2. Apa latar belakang mas ingin membuat film tentang perjuangan seorang ayah dan apa
yang menjadi problema mendasar yang diangkat dalam film ini?
Jawab: Buat film dengan nuansa hubungan ayah dan anak karena belum ada khusus film
ayah dan anak. Karena kita ngerasa hubungan ayah dan anak ini menjadi topic paling
menarik. Apalagi ayah dengan anak laki-laki dan pengen ngomong soal perjuangan
hidup, gimana rasanya dapat menciptakan berjuang dari titik nol dia berusaha survive
sampai akhirnya dia mencapai impiannya dan menjadikan film ini inspiratif.
3. Selama proses pembuatan film, apa saja kendalanya?
Jawab: Kendalanya cari pemeran anak kecil karena kita butuh pemeran anak kecil yang
bagus yang orang langsung suka. Sama budget, semakin banyak lokasi budget harus besar
jadi bagaimana cara menyiasati budget sama lokasi harus sama.
4. Kenapa film ini diberi judul tampan tailor?
Jawab: Karena saya banyak melihat tailor waktu saya cari lokasi syuting, menarik ya
tailor itu. Trus tampan itu singkata dari nama tami dan topan, ini inspirasi dari penjahit jas
terkenal dijakarta. Sekarang dia sukses besar tadinya tuh dia penjahit kecil sampai
sekarang bisa menjadi penjahir besar.
5. Tema besar yang ingin diangkat selain tentang perjuangan apalagi?
Jawab: Tentang cinta ayah ke anak dan kepedulian sosial.
6. Bagaimana proses pemilihan artis/actor dalam peeran film ini adakah criteria-kriteria
tersebut?
Jawab: Yang pertama kriteria yag menjadi ayah harus benar-benar bisa mendalami peran
ayah yang tidak hanya berjuang hidup tetapi dia juga harus bisa mengurus anaknya.
Kedua mencari pemeran anaknya. Yang lainnya si tidak ada kriteria khusus. Peran ayah
dan anak itu yang membuat orang jatuh cinta.
7. Pandangan mas tentang tokoh topan dalam film tersebut bagaimana? yang berjuang
menjadi apa saja untuk membiayai keluarganya?
Jawab: Karena banyak orang sekarang milih-milih kerjaan, kalo buat saya di Indonesia
kerjaan banyak tapi mungkin duitnya gak banyak. Setiap orang tuh bisa punya
kesempatan buat kerja dan jika dilakukan dengan hati yang tulus pada akhirnya
keberuntungan yang muncul.
8. Dalam opening pembukaan film tersebut ada kata-kata “orang bilang hidup itu penuh
dengan kejutan, kadang kita diatas kadang kita dibawah tapi tidak buatku, setiap hari
bagiku adalah sama tanpa kejutan”. Maksudnya apa?
Jawab: orang selalu bilang hidup itu seperti roda kadang di atas kadang di bawah. Cuma
saya ngerasa bukan kita jadi pasrah, bukan berarti kita nunggu kapan saya di atas dan
kapan saya di bawah hanya ikutin roda saja. Menurut saya kita harus berjuang kita harus
berusaha kita harus ada di dalamnya, bukan berarti kita pasrah.
9. Dan dalam closing film ini ada kata-kata “ demikianlah hidup bagaimana kita
menjalaninya dengan keyakinan dan cinta” bisa dijelaskan arti mendalam dari kata-kata
itu?
Jawab: di endingnya kan di tutup dengan yang penting kita menjalani dengan cinta,
maksudya itu jangan sampai kita di atas lupa diri dan dibawah mengeluh. Saya di atas
atau saya di bawah gak pentinglah yang penting saya menjalani dengan cinta.
Kebahagiaan yang utama, kebahagiaan itu membuat kita mau di atas atau dibawah tetap
kita happy. Jadi penting ada orang yang kita cintai di sekeliling kita . karena dengan
begitu kita lebih yakin dan optimis menghadapi hidup. Mau miskin mau kaya kalo tidak
ada orang yang kita cintai percuma. Seperti topan modal utama berjuang dan bertahan
hidup itu anaknya, jadi penting ada orang yangkita cintai dalam hidup kita.
10. Ada alasan tertentu gak mas memberikan happy ending dalam film ini?
Jawab: Pengen ada optimis si karena kasian penonton juga kalo di bikin pesimis. Kan
orang kalau buat film/script selalu mempertimbangkan efek ke penontonnya setelah
menonton film itu apa. Kita pengen penonton tuh pas pulang optimis, happy dan tetap
berjuang untuk hidupnya seberat apapun ujian yang dihadapi.
11. Apa pesan yang ingin disampaikan mas kepada penonton tentang perjuangan hidup?
Jawab: ya berangkat dari diri sendiri bukan tergantung pada fasilitas bukan tergantung
pada orang lain. Bagaimana perjuangan hidup harus dimulai dari diri sendiri, jadi kalau
orang-orang masih berharap keajaiban tuhan bahwa tuhan akan memberikan rezeki.
Menurut saya orang itu harus berbuat sesuatu dahulu, tuhan juga tidak akan memberikan
rezeki kalau kita tidak berbuat sesuatu. Perjuangan ituharus dimulai dari diri sendiri dan
cinta.
COVER FILM TAMPAN TAILOR
FOTO BERSAMA MAS ALIM SUDIO (Penulis Skenario)