pendahuluan sudden death

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian mendadak diambil dari kata sudden unexpected natural death yang di dalamnya terkandung kriteria penyebab, yaitu natural (alamiah, wajar). Mendadak diartikan sebagai kematian yang datangnya tidak terduga dan tidak diharapkan 1 . Kematian mendadak menurut WHO adalah kematian yang terjadi pada 24 jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Kematian mendadak tidak selalu tidak terduga, dan kematian yang tak diduga tidak selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus 2 . Kematian mendadak dapat terjadi di seluruh kelompok usia. Usia individu, riwayat penyakit, dan riwayat keluarga dapat memberikan informasi yang berharga dalam menentukan diagnosis banding dan mengarahkan proses autopsi 3 . Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan pada perempuan dengan penyebab utama adalah penyakit pada jantung dan pembuluh darah. Sama halnya dengan kematian mendadak, penyakit jantung dan pembuluh darah juga memiliki kecenderungan terjadi pada laki-laki,

Upload: baity-indra-indriani

Post on 17-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

sudden death

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Kematian mendadak diambil dari kata sudden unexpected natural death yang di dalamnya terkandung kriteria penyebab, yaitu natural (alamiah, wajar). Mendadak diartikan sebagai kematian yang datangnya tidak terduga dan tidak diharapkan1. Kematian mendadak menurut WHO adalah kematian yang terjadi pada 24 jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Kematian mendadak tidak selalu tidak terduga, dan kematian yang tak diduga tidak selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus2.Kematian mendadak dapat terjadi di seluruh kelompok usia. Usia individu, riwayat penyakit, dan riwayat keluarga dapat memberikan informasi yang berharga dalam menentukan diagnosis banding dan mengarahkan proses autopsi3. Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan pada perempuan dengan penyebab utama adalah penyakit pada jantung dan pembuluh darah. Sama halnya dengan kematian mendadak, penyakit jantung dan pembuluh darah juga memiliki kecenderungan terjadi pada laki-laki, yaitu 7:1 lebih sering dibandingkan pada perempuan sebelum menopause dan menjadi 1:1 setelah perempuan menopause4.

Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan terhadap populasi Nigeria, kematian mendadak terjadi 13,4% terhadap seluruh hasil autopsi, 54,1% kasus terjadi pada usia di atas 40 tahun dan 45,9% terjadi pada usia di bawah 40 tahun dengan rasio perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2,1:1. Dari seluruh kasus kematian mendadak, ditemukan penyebab paling sering adalah kardiovaskular (28,3%), sistem pernafasan (18,2%), sistem saraf pusat (12,6%)5. Sedangkan berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado periode 2010-2012, terhadap 8 jenazah dengan kematian mendadak, jumlah kematian mendadak berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 7 kasus (87.5%) dan perempuan 1 kasus (12.5%). Usia terbanyak adalah antara 41-59 tahun sebanyak 3 orang (37,5%). Sedangkan kelompok usia 21-40 tahun dan 60 tahun sama yaitu terdapat 2 orang (25%), dan yang paling sedikit ditemui pada kelompok usia 13-20 tahun hanya terdapat 1 orang (12,5%). Dan pada usia 0-23 bulan dan 1-12 tahun tidak terdapat kasus yang mengalami kematian mendadak. Sedangkan berdasarkan penyebabnya, kematian mendadak akibat penyakit jantung sebanyak 3 kasus (37.5%), penyakit paru sebanyak 2 kasus (25%), penyakit lainnya (tidak diketahui sebabnya) 2 kasus (25%), dan kanker paru hanya terdapat 1 kasus (12.5%)6. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratih di RSUD Dr. Pirngadi Medan Jumlah kematian mendadak periode 20092011 berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 34 kasus (85.0%) dan perempuan 6 kasus (15.0%). Kematian mendadak lebih banyak terjadi pada kelompok dewasa madya yaitu usia 40-59 tahun sebanyak 16 kasus (40.0%). Kematian mendadak akibat sistem kardiovaskular sebanyak 21 kasus (52.5%), terbanyak pada usia =60 tahun. Sistem non kardiovaskular sebanyak 19 kasus (47.5%), terbanyak pada usia 40-59 tahun. Kematian mendadak sistem kardiovaskular dan sistem non kardiovaskular terjadi paling banyak pada jenis kelamin laki-laki7. Kematian mendadak yang didahului oleh keluhan, gejala dan terdapat saksi (apalagi bila saksinya adalah dokter, misalnya di puskesmas, atau rumah sakit) biasanya tidak akan menjadi masalah kedokteran forensik. Namun apabila kematian tersebut terjadi tanpa riwayat penyakit dan tanpa saksi, maka dapat menimbulkan kecurigaan bagi penyidik, apakah terkait unsur pidana di dalamnya. Disinilah peran kedokteran forensik dalam melakukan autopsi dan pemeriksaan penunjang lain sebagai bentuk penanganan terhadap kematian mendadak yang akan sangat penting guna mengetahui penyebab kematian tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi kematian mendadak?

2. Apa penyebab pada kematian mendadak?

3. Bagaimana peran ilmu kedokteran forensik terhadap penanganan kematian mendadak?

4. Bagaimana aspek medikolegal dalam kasus kematian mendadak?

1.3 Tujuan 1. Dapat mengenali penyebab kematian mendadak

2. Memahami peran dokter dan ilmu kedokteran forensik dalam menangani kasus kematian mendadak.

1.4 Manfaat

1. Menambah pengetahuan tentang trauma kapitis. 2. Menambah informasi tentang aspek medikolegal dari korban mati akibat trauma kapitis.

3. Dapat dijadikan sumber informasi referensi dalam praktik klinis dokter untuk kepentingan di bidang kedokteran forensik.

Daftar Pustaka

1. James JP, Jones R, Karch SB, Manlove J. 2011. Simpsons Forensic Medicine. 13th edition. London:Hodder & Stoughton Ltd. P. 54-64.2. Schoppe CH, Denton JS. Pathology of Sudden Natural Death. http://emedicine.medscape.com/article/1680282-overview#aw2aab6b5. Diakses tanggal 24 Mei 2015.3. Pelemo, O. D. Sabageh, et al. 2014. An autopsy review of sudden unexpected natural deaths in a suburban Nigerian population. Population Health Metrics. 12:26-31.4. Hakim, F.A.,2010.Aspek Medikolegal Kematian mendadak Akibat Penyakit (Natural Sudden Death),Fakultas Kedokteran UNJANI: Research and learning Unit. Available from: http://rludifkunjani.wordpress.com/2010/11/17/aspekmedikolegalkematian-mendadak-akibat-penyakit-natural-sudden-death/]5. Bhaskara, D. J. Mallo, dkk. 2012. Hasil autopsi sebab kematian mendadak tak terduga di bagian forensik BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2010-2012. Bagian Ilmu Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. 6. Ratih, F. 2012. Profil Kejadian Kematian Mendadak Di Departemen Kedokteran Forensik Fk USU/ SMF Kedokteran Forensik RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode 20092011. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 7. Hermansyah, Citrakesumasari, Aminuddin. 2012. Aktifitas fisik dan kesehatan mental terhadap kejadian penyakit jantung koroner pada pasien rawat jalan di RSUP. Dr. Wahidin sudirohusodo dan RSUD Labuang Baji Makassar. http://journal.unhas.ac.id/index.php/mgmi/article/download/424/3668. Byard, Roger W. Sudden Death in Infancy Childhood and Adolescent. 2004. Cambrige University Press. New York.

9. Dahlan, Sofwan. 2008. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.