pendahuluan - sinta.unud.ac.id 1.pdflatar belakang masalah pembangunan nasional dilaksanakan dalam...

24
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Usaha untuk menciptakan kesempatan kerja guna mengurangi pengangguran dan sekaligus menampung pertambahan tenaga kerja merupakan bagian kesatuan dari seluruh kebijakan dan program-program pembangunan. Bahkan seluruh kebijakan dan program pembangunan ekonomi dan sosial, mempertimbangkan sepenuhnya tujuan-tujuan perluasan kesempatan kerja serta kegiatan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. 1 Tenaga kerja dalam pembangunan nasional mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting yaitu sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesusai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, maka diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja sesuai harkat dan 1 Rachmat Trijono, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Penerbit Papas Sinar Sinanti, Jakarta, h. 14.

Upload: others

Post on 30-Oct-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang

merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Usaha untuk

menciptakan kesempatan kerja guna mengurangi pengangguran dan sekaligus

menampung pertambahan tenaga kerja merupakan bagian kesatuan dari

seluruh kebijakan dan program-program pembangunan. Bahkan seluruh

kebijakan dan program pembangunan ekonomi dan sosial, mempertimbangkan

sepenuhnya tujuan-tujuan perluasan kesempatan kerja serta kegiatan usaha

yang banyak menyerap tenaga kerja.1

Tenaga kerja dalam pembangunan

nasional mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting yaitu

sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesusai dengan peranan dan

kedudukan tenaga kerja, maka diperlukan pembangunan ketenagakerjaan

untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam

pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja sesuai harkat dan

1 Rachmat Trijono, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Penerbit Papas Sinar

Sinanti, Jakarta, h. 14.

Page 2: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

2

martabat kemanusiaan. Untuk itulah maka diperlukan suatu perlindungan

terhadap tenaga kerja yang dimana perlindungan terhadap tenaga kerja ini

dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin

kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun

untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluarganya dengan

tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.2 Perlindungan

terhadap tenaga kerja diimplementasikan dengan dibuatnya Undang-undang

Keselamatan Kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970

yang dimana dalam Undang-undang ini mengatur keselamatan kerja dalam

segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam

air, maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum

Republik Indonesia.3 Selain itu juga terdapat program jaminan sosial tenaga

kerja yang dimana jaminan sosial tenaga kerja merupakan suatu perlindungan

bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti

sebagian dan penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai

akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa

kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.4

Secara yuridis kedudukan buruh adalah bebas, tetapi secara secara

sosial ekonomis kedudukan buruh adalah tidak bebas. Pada hakekatnya,

kedudukan buruh secara yuridis berdasarkan ketentuan Pasal 27 UUD 1945

adalah sama dengan majikan. Namun dalam kenyataan nya, secara sosial

2 Ibid, h. 53.

3 Ibid, h. 54.

4 Ibid, h. 58.

Page 3: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

3

ekonomis kedudukan antara buruh dengan majikan adalah tidak sama. Sebagai

orang yang tidak mempunyai bekal hidup lain dari itu, ia terpaksa bekerja

pada orang lain.5 Majikan inilah yang pada dasarnya menentukan syarat-syarat

kerja. Mengingat kedudukan pekerja atau buruh yang lebih rendah daripada

majikan, maka perlu adanya campur tangan pemerintah untuk memeberikan

perlindungan hukumnya.

Perlindungan hukum bagi buruh sangat diperlukan mengingat

kedudukan yang lemah. Zainal Asikin menyebutkan bahwa “ perlindungan

hukum dari kekuasaan majikan terlaksana apabila peraturan perundang-

undangan dalam bidang perburuhan yang mengharuskan atau memaksa

majikan bertindak seperti dalam perundang-undangan tersebut benar-benar

dilaksanakan semua pihak karena keberlakuan hukum tidak dapat diukur

secara yuridis saja, tetapi diukur secara sosiologis dan filososfis”.6

Dalam hal ini hukum ketenagakerjaan adalah bagian dari hukum

yang berlaku yang menjadi dasar dalam mengatur hubungan kerja antara

pekerja atau buruh dengan majikan atau perusahaannya, mengenai tata

kehidupan dan tata kerja langsung bersangkut-paut hubungan kerja tersebut.

Dimana hubungan kerja merupakan hubungan antara pengusaha dengan

pekerja atau buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur

pekerjaan, upah dan perintah.7

5 Zainal Asikin, 2004, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, h. 5. 6 Ibid, h. 6.

7 Rachmat Trijono, op.cit, h. 26.

Page 4: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

4

Bekerja merupakan hak asasi dari semua orang atau masyarakat

guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Hak tersebut berlaku bagi pria maupun

wanita. Ketentuan ini terdapat pada Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan pada Pasal 5 Undang-

Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan mengatur bahwa

setiap tenaga kerja memiliki hak atau kesempatan yang sama tanpa

diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Artinya hal ini membuka peluang

kerja bagi pria maupun wanita untuk berhak mendapatkan pekerjaan yang

layak. Salah satunya wanita dapat bekerja sebagai waitress di cafe, guna

meningkatkan mutu penjualan khususnya di Indonesia dimana wanita sebagai

perantara atau daya tarik untuk menarik minat pengunjung mengunjungi suatu

cafe tempat waitress tersebut bekerja.

Waitress merupakan salah satu cara komunikasi untuk menarik

minat pengunjung. Biasanya para wanita yang bekerja sebagai waitress ini

dicari yang masih muda dan cantik-cantik dan agar lebih menarik perhatian,

mereka selalu berpakaian dan berpenampilan yang menarik agar lebih menarik

minat para pengunjung untuk mengunjungi cafe tempat mereka bekerja.

Waitress merupakan perempuan yang bertugas untuk membawakan makanan

dan minuman yang dipesan oleh pengunjung ke meja tempat pengunjung itu

duduk dan menemani pengunjung selama pengunjung tersebut berada di cafe

tempat mereka bekerja. Biasanya mereka bertugas menuangi minuman yang

dipesan pengunjung ke dalam gelas dan menemani pengunjung bernyanyi

selama berada di dalam cafe.

Page 5: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

5

Biasanya terdapat perjanjian kerja antara pemilik cafe dengan

waitress yang bekerja dengannya. Perjanjian kerja hanya dilakukan oleh dua

belah pihak yakni pengusaha atau pemberi kerja dengan pekerja atau buruh.

Hal-hal apa saja yang diperjanjikan diserahkan sepenuhnya kepada kedua

belah pihak. Apabila salah satu pihak tidak menyetujuinya, maka tidak akan

terjadi perjanjian kerja. Perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis atau lisan.

Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara yuridis, yakni

Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003, pengertian perjanjian kerja adalah

perjanjian antara pekerja atau buruh denagn pengusaha atau pemberi kerja

yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.8 Namun

dalam kenyataannya di lapangan sering dibuat dalam bentuk lisan, sehingga

isinya sering tidak dipenuhi oleh kedua belah pihak. Hal ini yang menjadi

persoalan bagaimana perlindungan hukum yang diberikan oleh perusahaan

kepada waitress.

Dalam bekerja waitress berada di lokasi yang daerah pekerjaannya

rawan akan kecelakaan kerja karena pada saat sudah dipengaruhi minuman

alkohol atau minuman keras pengunjung yang mereka dampingi tidak dapat

mengontrol emosi mereka. Mungkin saja pengunjung ingin berbuat senonoh

atau melakukan pelecehan terhadap waitress namun waitress menolak

sehingga membuat pengunjung tersebut marah dan memaki mereka bahkan

sampai memukul mereka atau pada saat di cafe tersebut pengunjung tidak

8 Rachmat Trijono, loc.cit.

Page 6: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

6

sengaja bergesekan dengan pengunjung lainnya maka karena sama-sama

terpengaruh minuman keras bisa saja terjadi perkelahian dan mungkin akibat

perkelahian tersebut tidak sengaja terkena atau berimbas pada waitress

tersebut. Hal ini menjadi alasan mengapa perlunya perlindungan hukum

terhadap waitress yang mengalami kecelakaan pada saat bekerja. Apalagi

banyak yang menganggap negatif pekerjaan sebagai waitress padahal tidak

semua waitress seperti pikiran orang-orang yang mengatakan bahwa waitress

merupakan wanita yang gampangan atau murahan.

Sementara perlindungan terhadap pekerja atau buruh dimaksudkan

untuk menjamin hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan serta

perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan

kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan

perkembangan kemajuan dunia usaha.9 Dimana ketentuan ini diatur dalam

Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang

ketenagakerjaan menentukan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk

memperoleh perlindungan yaitu keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan

kesusilaan agama, kelakuan sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta

nilai agama.

Dengan demikian, Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 sangat

berarti dalam mengatur hak dan kewajiban bagi para tenaga kerja maupun para

pengusaha di dalam melaksanakan mekanisme proses produksi. Perlindungan

tenaga kerja tidak kalah pentingnya untuk bisa menjamin hak-hak dasar

9 I Made Udiana, Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial,

Udayana University Perss, Denpasar, 2015, h. 4

Page 7: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

7

pekerja dan menjamin kesamaan serta perlakuan tanpa diskriminasi. Hal ini

merupakan esensi dari disusunnya Undang-undang Ketenagakerjaan, yaitu

mewujudkan kesejahteraan para pekerja yang akan berimbas terhadap

kemajuan dunia usaha di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibahas permasalahan

dengan judul “ Implementasi Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja

Wanita yang Bekerja Sebagai Waitress di Cafe Pulau Biru Berdasarkan

Undang-Undang No 13 Tahun 2003”

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah implementasi perlindungan hukum yang

diberikan oleh pemilik cafe kepada waitress berdasarkan

hukum Undang-Undang No 13 tahun 2003?

2. Bagaimanakah pertanggungjawaban dari pemilik cafe

terhadap waitress apabila terjadi kecelakaan kerja?

1.3. Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup penelitian merupakan bingkai penelitian yang

menggambarkan batas penelitian, yang menggambarkan batas penelitian,

Page 8: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

8

mempersempit permasalahan, dan membatasi area penelitian. Lingkup

penelitian juga menunjukkan secara pasti factor-faktor mana yang diteliti dan

mana yang tidak, atau untuk menetukan apakah semua factor yang berkaitan

dengan penelitian akan diteliti ataukah akan dieliminasi sebagian.10

Untuk

mencegah agar isi dan uraian tidak menyimpang dari pokok-pokok

permasalahan maka perlu diberikan batasan-batasan mengenai ruang lingkup

masalah yang akan dibahas. Adapun ruang lingkupnya, pada permasalahan

pertama akan dibahas mengenai bentuk implementasi perlindungan hukum

terhadap waitress berdasarkan hukum ketenagakerjaan dan permasalahan

kedua, yaitu akan dibahas mengenai pertanggungjawaban pemilik cafe

terhadap waitress pada saat terjadi kecelakaan kerja.

1.4. Orisinalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang dibuat berdasarkan pada

ide, gagasan, dan pemikiran sendiri, serta hasil membaca dari berbagai

literatur. Berdasarkan informasi dan penelusuran pada kepustakaan, khususnya

lingkungan Perpustakaan Hukum Universitas Udayana, ditemukan penelitian

yang sejenis namun memiliki perbedaan substansi, yaitu :

No Nama Tahun Rumusan Masalah

1 Tude Trisnajaya 2013 1.Bentuk jaminan kesehatan

kerja bagi pekerja wanita pada

melasti beach resort spa?

10

Bambang Sunggono, 2005, Metodologi Penelitian Hukum, Ed. 1, Cet. 7, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta, h. 111.

Page 9: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

9

2.Implementasi jaminan

kesehatan kerja terhadap

produktifitas kinerja pekerja

wanita pada Melasti Beach

Resort?

2 I Dewa Ayu Dani

Saputri

2013 1.Bagaimanakah bentuk

perlindungan hukum bagi pekerja

wanita menurut Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003?

2.Bagaimanakah akibat hukum

bagi pengusaha apabila tidak

dilaksanakannya program

jamsostek?

3 I Kadek Putra

Sutarmayasa

2015 1.Bagaimanakah implementasi

perlindungan hukum yang

diberikan oleh pemilik café

kepada waitress berdasarkan

Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003?

2.Bagaimanakah

pertanggungjawaban dari pemilik

café terhadap waitress apabila

terjadi kecelakaan kerja?

Page 10: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

10

1.5. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum :

1. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap waitress berdasarkan

hukum ketenagakerjaan.

2. Untuk mengetahui pertanggungjawaban pemilik cafe terhadap waitress

pada saat terjadi kecelakaan kerja.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk memahami mengenai perlindungan hukum yang didapatkan

oleh waitress berdasarkan hukum ketenagakerjaan.

2. Untuk memahami pertanggungjawaban pemilik cafe terhadap waitress

pada saat terjadi kecelakaan kerja.

1.6. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis :

1. Dapat melatih mahasiswa untuk belajar membandingkan hal-hal secara

teori yang tertuang di dalam kepustakaan maupun peraturan

perundang-undangan dengan pelaksanaan teori tersebut di lapangan.

2. Dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai sejauh mana

pelaksanaan dari teori hukum tersebut berkembang di lapangan.

3. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan

terutama untuk mengembangkan ilmu hukum khususnya hukum

ketenagakerjaan mengenai perlindungan hukum terhadap waitress.

Page 11: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

11

b. Manfaat praktis :

1. Penelitian ini bermanfaat dalam pelaksanaan dan prakteknya bagi

pemilik cafe dan masyarakatdalam rangka menyelesaikan

permasalahan hukum mengenai perlindungan hukum terhadap

waitress.

2. Untuk dapat dijadikan pedoman oleh kalangan mahasiswa, praktisi

maupun masyarakat umum didalam menyikapi masalah yang timbul

saat terjadi kecelakaan kerja yang dialami oleh waitress.

1.7. Landasan Teoritis

Negara Indonesia merupakan negara hukum. Hukum adalah

ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan hidup suatu masyarakat yang

bersifat kendalikan, mencegah, mengikat, memaksa. Dengan kata lain hukum

merupakan serangkaian aturan yang berisi perintah ataupun larangan yang

sifatnya memaksa demi terciptanya suatu kondisi yang aman, tertib, damai,

dan tentram serta terdapat sanksi bagi siapapun yang melanggarnya.

Sedangkan menurut Plato hukum merupakan peraturan-peraturan yang teratur

dan tersusun baik yang mengikat masyarakat.

Pada hakekatnya, setiap negara pasti memberikan perlindungan

hukum bagi setiap warga negaranya. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945

alenia ke-4 disebutkan bahwa “ Pemerintah negara Indonesia melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum….”

Page 12: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

12

Ini menunjukan bahwa pemerintah memberikan perlindungan bagi

seluruh rakyat Indonesia, termasuk para pekerja dan buruh. Perlindungan

tenaga kerja bertujuan untuk menjamin berlangsungnya sistem hubungan kerja

secara harmonis tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat kepada

pihak yang lemah.

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.11

Pengertian tenaga kerja

menurut Imam Soepomo diartikan juga sangat luas, yaitu meliputi semua

orang yang mampu dan diperbolehkan melakukan pekerjaan, baik yang sudah

mempunyai pekerjaan dalam hubungan kerja ataupun sebagai swa pekerja

maupun yang belum mempunyai pekerjaan.12

Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan

kepadasubyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang preventif maupun

yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain

dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai gambaran tersendiri dari fungsi

hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu

keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan, dan kedamaian. Sedangkan

menurut Philipus M. Hadjon perlindungan hukum adalah perlindungan akan

harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang

dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari

kesewenangan.

11

Hardijan Rusli, 2003, Hukum Ketenagakerjaan, Ghalian Indonesia, Jakarta, h. 12. 12

Imam Soepomo, 2003, Pengantar Hukum Perburuhan, Djambatan, Jakarta, h. 27.

Page 13: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

13

Ada dua macam perlindungan hukum, yaitu perlindungan hukum

preventif dan perlindungan hukum represif.

1. Perlindungan Hukum Preventif

Preventif artinya rakyat diberikan kesempatan untuk

mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum keputusan pemerintah

mendapat bentuk yang definitive. Dalam hal ini artinya perlindungan

hukum yang preventif ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa.

Perlindungan hukum yang preventif sangat besar artinya bagi tindak

pemerintah yang didasarkan pada kebebasan bertindak karena dengan

adanya perlindungan hukum yang prevemtif pemerintah terdorong untuk

bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan.

2. Perlindungan Hukum Represi

Perlindungan hukum represi, yaitu perlindungan hukum yang

diberikan setelah adanya sengketa. Perlindungan hukum represif ini

bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.

Imam Soepomo membagi perlindungan bagi pekerja atau

tenaga kerja ini menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

1. Perlindungan ekonomis, yaitu suatu jenis perlindungan

yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memberikan

kepada pekerja suatu penghasilan yang cukup untuk

memenuhi keperluan sehari-hari baginya beserta

keluarganya, termasuk dalam hal pekerja tidak mampu

Page 14: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

14

bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan

ini disebut dengan jaminan sosial.

2. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang

berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang tujuannya

memungkinkan pekerja itu mengenyam dan

memperkembangkan prikehidupannya sebagai manusia

pada umumnya, dan sebagai anggota masyarakat dan

anggota keluarga, atau yang biasa disebut kesehatan kerja.

3. Perlindungan teknis, yaitu suatu jenis perlindungan yang

berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga pekerja dari

bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh pesawat-

pesawat atau alat kerja lainnya atau oleh bahan yang

diolah ataudikerjakan perusahaan. Perlindungan jenis ini

disebut dengan keselamatan kerja.13

Dalam hukum ketenagakerjaan bentuk perlindungan hukum yang

diberikan berupa perlindungan hukum dibidang keamanan kerja dimana baik

dalam waktu yang relatif singkat atau lama akan aman dan ada jaminan

keselamatan bagi pekerja. Dengan adanya perlindungan hukum terhadap

pekerja, negara mewajibkan kepada pengusaha untuk menyediakan alat

keamanan kerja bagi pekerja. Dalam hal pertanggungjawaban terhadap pekerja

apabila terjadi kecelakaan kerja ketika melaksanakan kewajibannya dalam

13

Zainal Asikin, Agusfian Wahab, Lalu Husni, dan Zaeni Asyhadie, 2012, Dasar-Dasar

Hukum Perburuhan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 97.

Page 15: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

15

pekerjaan, maka pengusaha akan menanggung beban yang timbul secara

materiil dengan memberikan penggantian dari biaya yang timbul akibat

kecelakaan kerja.14

Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan

memberikan tuntunan maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak-hak

asasi manusia, perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi norma

yang berlaku dalam lingkungan kerja itu. Dengan demikian maka

perlindungan kerja ini akan mencakup :

a. Norma keselamatan kerja : yang meliputi keselamatan kerja

yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat-alat kerja, bahan,

proses pengerjaan, keadaan tempat kerja, dan lingkungan serta

cara-cara melakukan pekerjaan.

b. Norma kesehatan kerja dan Heigiene kesehatan perusahaan :

yang meliputi pemeliharaan dan mempertinggi derajat

kesehatan pekerja, dilakukan dengan mengatur pemberian

obat-obatan, perawatan tenaga kerja yang sakit.

c. Norma kerja : yang meliputi perlindungan terhadap tenaga

kerja yang bertalian dengan waktu kerja, sistem pengupahan,

istirahat, cuti, kerja wanita, anak, kesusilaan ibadah menurut

agama keyakinan masing-masing yang diakui oleh

pemerintah, kewajiban sosial kemasyarakatan dan sebagainya

14

Soedarjadi, 2008, Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, Pustaka Yustisia, Yogyakarta,

h. 53.

Page 16: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

16

guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang menjamin

daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang

sesuai dengan martabat manusia dan moral.

d. Kepada tenaga kerja yang mendapat kecelakaan dan/atau

menderita penyakit kuman akibat pekerjaan, nerhak atas ganti

rugi perawatan dan rehabilitasi akibat kecelakaan, dan atau

penyakit akibat pekerjaan, ahli warisnya berhak mendapat

ganti kerugian.15

Salah satu bentuk perlindungan tenaga kerja adalah menyangkut

penyelesaian perselisihan hubungan industrial yaitu berdasarkan pasal 136

ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003. Dimana pada pasal 136

tersebut mengenal dua pola penyelesaian yakni melalui musyawarah dan

melalui prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang diatur

dalam Undang-Undang.16

Adapun asas-asas dalam suatu perjanjian, yaitu asas konsesualisme,

asas pacta sunt servanda, dan asas kebebasan berkontrak.

1. Asas Konsesualisme, artinya bahwa suatu perikatan itu terjadi sejak

saat tercapainya kata sepakat antara kedua belah pihak. Berdasarkan

Pasal 1320 Ayat (1) KUH Perdata, dinyatakan bahwa salah satu

syarat sahnya perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak.

15

Zainal Asikin, Agusfian Wahab, Lalu Husni, dan Zaeni Asyhadie, op.cit, h. 96. 16

I Made Udiana, op.cit.

Page 17: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

17

Dimana kesepakatan tersebut dapat dibuat secara lisan maupun

tulisan.

2. Asas Pacta Sunt Servanda, artinya semua persetujuan yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya. Berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata.

3. Asas Kebebasan Berkontrak adalah salah satu asas yang sangat

penting di dalam hukum perjanjian, kebebasan ini adalah

perwujudan dari kehendak bebas, pancaran hak asasi manusia.

Namun kebebasan kontrak tersebut tetap dibatasi oleh tiga hal, yaitu

: tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan

kesusilaan, dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum.17

1.8. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya pencarian dan

bukannya sekedar mengamati dengan teliti terhadap suatu obyek yang mudah

terpegang di tangan. Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

yaitu research, yang berasal dari kata re (kembali) dan to search ( mencari).

Dengan demikian secara logawiyah berarti mencari kembali. Penelitian

merupakan pencarian kembali terhadap pengetahuan yang benar (ilmiah),

karena dari hasil pencariaan akan dipakai untuk menjawab permasalahan

tertentu.18

Metode penelitian merupakan cara-cara yang digunakan dalam

penyusunan skripsi untuk menjawab suatu permasalahan yang dibahas.

17

Titik Triwulan Tutik, 2010, Hukum Perdata dan Sistem Hukum Nasional, Prenada

media Group, Jakarta, h. 227. 18

Bambang Sunggono, op.cit, h. 27.

Page 18: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

18

Adapun metode penelitian terdiri dari: jenis penelitian, sifat pendekatan,

sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis

data.19

a. Jenis penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan, maka jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

yang bersifat yuridis empiris. Yuridis empiris adalah suatu penelitian

yang beranjak dari kesenjangan-kesenjangan das solem (teori) dengan das

sein (praktek atau kenyataan), kesenjangan antara keadaan teoritis dengan

fakta hukum dan/atau situasi ketidaktahuan yang dikaji untuk pemenuhan

kepuasan akademik. Penelitian yuridis, yaitu dengan melihat dari aspek-

aspek hukum sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Penelitian

empiris diteliti dari sifat hukum yang nyata sesuai dengan kenyataan yang

hidup di dalam masyarakat. Jadi penelitian empiris harus dilakukan di

lapangan dengan menggunakan metode teknik lapangan.

Penelitian hukum empiris sendiri menurut sifat nya dapat

dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

a. Penelitian yang sifatnya eksploratif (penjajakan atau

penjelajahan). Penelitian eksploratif umumnya dilakukan

terhadap pengetahuan yang masih baru, masih belum ada

teori-teori, atau informasi tentang norma-norma atau

ketentuan yang mengatur tentang hal tersebut. Penelitian ini

19

Amirudin dan Zainal Asikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT

RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 19.

Page 19: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

19

bertujuan untuk memperdalam pengetahuan mengenai suatu

gejala tertentu, atau untuk mendapatkan ide-ide baru

mengenai suatu gejala itu.

b. Penelitian yang sifatnya deskriptif. Penelitian ini bertujuan

menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu,

keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk

menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk

menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala

dengan gejala lain dalam masyarakat.

c. Penelitian yang sifatnya eksplanatoris. Sifatnya menguji

hipotesis, yaitu penelitian yang ingin mengetahui pengaruh

atau dampak suatu variable terhadap variable lainnya atau

penelitian tentang hubungan atau korelasi suatu variable.

Penelitian ini pada dasarnya berbentuk eksperimen yang

hanya didominasi oleh ilmu eksata.20

Penggunaan hukum empiris disini karena penelitian lapangan

yang mengkaji pelaksanaan dan implementasi perlindungan ketentuan

perundang-undangan di lapangan. Menurut sifatnya, penelitian yang

digunakan, yaitu penelitian yang bersifat deskriptif.21

Penelitian ini melihat

20

Ibid, h. 19

21

Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, h.

54.

Page 20: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

20

fakta-fakta yang terjadi di lapangan khususnya melihat bagaimana

perlindungan hukum terhadap waitress yang bekerja di cafe.

b. Jenis pendekatan

Pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam penelitian

hukum umumnya dibaginya menjadi 5 (lima) jenis, antara lain :

1. Pendekatan perundang-undangan (statute approach).

Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua undang-

undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu

hukum yang sedang ditangani.

2. Pendekatan kasus (case approach). Pendekatan ini

dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus

yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah

menjadi putusan pengadilan yang telah menjadi kekuatan

yang tetap.

3. Pendekatan historis (historical approach). Pendekatan ini

dilakukan dengan menelaah latar belakang apa yang di

pelajari dan perkembangan pengaturan mengenai isu yang

dihadapi.

4. Pendekatan komparatif (comparative approach).

Pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan

undang-undang suatu negara dengan undang-undang dari

satu atau lebih negara lain mengenai hal yang sama.

Page 21: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

21

Kegunaan pendekatan ini adalah untuk memperoleh

persamaan dan perbedaan diantara undang-undang tersebut.

5. Pendekatan konseptual (conseptual approach). Pendekatan

ini beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin

yang berkembang di dalam ilmu hukum.

6. Pendekatan fakta (fact approach). Pendekatan ini dilakukan

dengan melihat fakta yang terjadi di lapangan/kenyataannya

di lapangan.22

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-

undangan dan pendekatan fakta. Pendekataan perundang-undangan

dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan penelitian ini, kemudian dikaitkan dengan

permasalahan yang dibahas. Sedangkan pendekatan fakta dilakukan

untuk mengetahui fakta-fakta yang terjadi di lapangan yang berkaitan

dengan permasalahan, dalam hal ini mengenai perlindungan hukum

terhadap waitress yang bekerja di cafe.

c. Sumber bahan hukum/data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber

dari :

22

Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,

Jakarta, h. 93.

Page 22: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

22

1. Data primer atau data dasar yaitu data yang diperoleh

langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu baik dari

responden maupun informan. Data yang digunakan dalam

penulisan skripsi ini bersumber pada fakta-fakta yang

terjadi di lapangan,23

terkait dengan perlindungan hukum

terhadap waitress yang bekerja di cafe.

2. Data sekunder (secondary data), yaitu data yang diperoleh

peneliti dari penelitian kepustakaan/library research, yaitu

dari berbagai macam sumber bahan hukum yang dapat

diklasifikasikan atas 3 (tiga) jenis meliputi :

a. Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang

mengikat, berupa peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.

b. Bahan hukum sekunder berupa bahan-bahan yang

memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer

yang terdiri dari buku-buku dan artikel-artikel hasil

penelitian atau pendapat pakar hukum.

c. Bahan hukum tersier berupa bahan-bahan hukum yang

dapat memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap

bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder

seperti kamus hukum.24

23

Amirudin dan H.Zainal Asikin, op.cit, h. 30.

24

Amirudin dan H Zainal Asikn, op.cit, h. 31.

Page 23: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

23

d. Teknik pengumpulan data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu

data primer diperoleh dengan teknik wawancara (interview). Wawancara

merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya

langsung pada yang diwawwwancarai / responden dan informan, untuk

memperoleh data yang otentik tentang perlindungan terhadap Waitress

yang bekerja di cafe. Data-data yang dikumpulkan melalui wawancara ini

dengan melakukan tanya jawab secara sistematis dimana peneliti bertatap

muka langsung dengan pemilik cafe sebagai pihak yang berkompetensi

untuk memberikan pernyataan.

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan yaitu

dengan study kepustakaan dengan membaca, menelaah, dan

mengklasifikasikan data-data dari peraturan perundang-undangan serta

beberapa literatur yang berkaitan dengan permasalahan. Data

dikelompokan lalu dilakukan dengan mengutip bagian-bagian penting,

baik yang berupa kutipan langsung maupun tidak langsung.25

e. Teknik Pengolahan dan Analisis data

Setelah data-data yang diperoleh terkumpul, baik data lapangan

maupun data kepustakaan selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis.

Pengolahan data ini disajikan secara deskriptif, yaitu pemaparan secara

jelas dan terperinci mengenai penelitian terhadap suatu peristiwa untuk

25

M.Syamsudin, 2007, Operasionalisasi Penelitian Hukum, PT RajaGrafindo Persada,

Jakarta, h. 101.

Page 24: PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id 1.pdfLatar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

24

mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam hal ini mengenai

perlindungan hukum terhadap waitress yang bekerja di cafe.

Sedangkan untuk menguraikan dan menjelaskan pengertian tentang

masalah hukum yang data-datanya telah terkumpul dilakukan analisis

kualitatif. Analisis kualitatif ditunjukan terhadap data-data yang sifatnya

berdasarkan kualitas dan kemudian disusun secara sistematis guna

memperoleh suatu kesimpulan dan kejelasan dalam pembahasan masalah.