pendahuluan · membangun universitas “paradigma baru pada proses belajar 1 mengajar dengan...

Click here to load reader

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 1Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    PENDAHULUAN

    Hakekat kualitas pendidikan merupakan suatu proses bukan hanya

    substansi produk, berlangsung terus menerus tanpa dibatasi oleh target

    tertentu. Sehingga tidak mudah diukur, karena menyangkut penilaian

    dari masyarakat/konsumen yang menggunakan jasa pendidikan tersebut.

    Untuk itu sangatiah ironis jika sebuah perguruan tinggi menetapkan

    standar kualitas secara absolut padahal demandnya selalu berubah.

    Perguruan tinggi pada prinsipnya adalah juga sebuah jasa pendidikan

    yang basik prosesnya adalah pelayanan, yang selalu berupaya memenuhi

    keinginan pelanggan dan memuaskan pelangganya jika ingin tetap

    survive. Pelanggan disini adalah stake holder perguruan tinggi baik yang

    mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung, atas

    pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya : meliputi, dunia profesi,

    masyarakat, staf perguruan tinggi, pemerintah. Berbagai kepentingan

    yang beradar dari stake holder tersebut harus mampu diakomodasikan

    untuk kemudian dirumuskan dalam setiap merencanakan maupun

    melaksanakan pendidikan.

    Kebijakan "keterkaitan dan kesepadanan antara Pendidikan Tinggi dan

    stake holder dalam arti luas menjadi suatu syarat kunci bagi

    keberhasilan suatu Universitas.

    Salah satu sasaran dalam Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi

    Jangka Panjang 1996 - 2005 adalah mengembangkan pola pendekatan

    baru dalam manajemen tinggi, yang berpandangan ke depan serta

    berdaya cipta agar mampu menjawab tantangan Pembangunan Nasional,

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 2Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    perubahan masyarakat, dan globalisasi, secara efektif, Manajemen

    seperti itu telah dirasakan keperluannya (KPPJP Dirjen Dikti).

    Menyadari sasaran tersebut untuk mengembangkan suatu Universitas

    harus mengedepankan efektifitas dan efisiensi pembelajaran dengan

    menggunakan edutainment system (menggabungkan antara education

    dan entertainment) pada setiap pelaksanaannya secara optimal.

    Perkembangan Dunia Global tidak menampakkan sesuatu yang pasti dan

    sukar diramal. Namun dapat dipastikan bahwa perubahan adalah hal

    yang mutlak yang harus dilakukan, dan setiap orang ditunut untuk

    meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi penopang

    bagi kemajuan kehidupan masyarakat di sebagian besar negara di dunia.

    Keberhasilan perguruan tinggi dalam pasar terbuka ditentukan oleh

    produktifitas dan efisiensi dalam produksi. Modal penggeraknya adalah

    simberdaya manusia yang andal, dana yang memadai dan penguasaan

    teknologi.

    Fenomena di atas menunjukkan betapa besar tantangan yang harus kita

    hadapi sekarang dan dimasa depan, serta betapa penting peran tenaga

    akademik dan profesional andal berkemampuan tinggi, yang dapat

    meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam berproduksi agar

    Universitas berdaya saing tinggi.

    Menghasilkan lulusan yang profesional dalam bidangnya hanya akan

    dapat diwujudkan oleh tenaga profesional yang berkinerja baik adalah

    merupakan gambaran dari lingkup tugas Universitas.

    Kemandirian perguruan tinggi merupakan syarat utama untuk

    mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

    diperlukan sebagai landasan pembangunan bangsa di masa depan. Ilmu

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 3Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    pengetahuan dan teknologi berperan dalam menentukan kehidupan, dan

    persaingan antara masyarakat-masyarakat bangsa di dunia.

    Relevansi dan kualitas adalah syarat mutlak bagi keberadaan perguruan

    tinggi dan selayaknya diangkat sebagai masalah utama untuk ditangani

    oleh semua pihak yang terkait dalam pengelolaan Universitas.

    Untuk mengantisipasi tugas tersebut di atas perlu manajemen baru di

    Universitas. Format manajemen baru ini adalah peningkatan kualitas

    layanan jasa pendidikan secara berkelanjutan, dengan mernasukkan asas

    otonomi pada setiap unit yang ada di Universitas sebagai daya gerak

    untuk membuat sistem Iebih dinamis, akuntabilitas atau tanggungjawab.

    Agar otonomi terselenggara secara bertanggungjawab memerlukan

    manajer yang tepat untuk menjamin kualitas operasi, dan evaluasi diri

    agar proses pengambilan keputusan dari perencanaan yang didasa.kan

    atas data informasi yang akurat.

    Penerapan paradigma baru dalam sistem manajemen Universitas ini

    sangat menantang namun juga berat, mengingat bahwa

    pengembangannya menuntut kesediaan dari semua pihak untuk berubah

    dari pola manajemen yang lebih terpusat ke arah manajemen dengan

    pusat-pusat keputusan yang lebih terbesar.

    Diharapkan bahwa dengan paradigma baru ini tercipta sebuah sistem

    yang lebih dinamis, cerdasa, bijaksana dan efektif.

    VISI DAN MISI UNIVERSITAS

    1. Visi :

    Menjadi Universitas yang modern dan mandiri, mempunyai

    komitmen pada mutu dengan karakteristik yang spesifik "Menjadi

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 4Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    lembaga pendidikan tinggi yang mampu menjadikan profesionalisme

    pendidikan sebagai alat dan media untuk meningkatkan mutu

    manusia Indonesia yang berwawasan global".

    Gambaran yang diinginkan tentang karakteristik Universitas

    pada tahun 2010;

    Menjadi perguruan tinggi yang mampu menghasilkan sarjana

    yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral

    Pancasila, memiliki rasa cinta tanah air, memiliki kemampuan

    penalaran akademika dan/atau profesional yang tinggi,

    menguasai pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

    informasi serta mandiri dalam mengembangkan dan

    mengabdikannya untuk hajat hidup masyarakat, bangsa dan

    negara.

    Menjadi Universitas yang menghasilkan insan akademik yang

    inovatif dan produktif, didalam menciptakan dan membangun

    dunia usaha untuk percepatan pembangunan masyarakat, bangsa

    dan negara.

    Menjadi Edutaintment Universitas sebagai universitas yang

    memiliki kecepatan ketetapan pelayanan pendidikan, penelitian

    dan pengembangan ilmu dan teknologi, secara interaktif dan

    komunikatif dan menyenangkan dengan ditunjang teknologi

    komunikasi dan informasi.

    2. Misi :

    Sebagai institusi yang menghasilkan sarjana Profesional berjiwa

    Nasional dan berwawasan Global.

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 5Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi yang mampu

    bersaing di pasar global dengan meningkatkan kegiatan

    Penelitian dan Diskusi Ilmiah.

    Meningkatkan kualitasa layanan dengan menciptakan suasana

    kampus dalam suasana ilmiah serta mengembangkan system

    belajar/education di semua bidang ilmu dengan penerapan

    edutainment.

    Dengan mempertimbangkan tugas yang diemban sebagai sub

    sistem pendidikan tinggi nasional pada umumnya serta visi

    Universitas pada khususnya, Universitas menetapkan misi yang akan

    dilaksanakan dari saat sekarang 2002 sampai tahun 2010;

    Meningkatkan kualitas dan jati diri sumber daya manusia yang

    memiliki kepekaan sosial dan rasa cinta tanah air, etos kerja yang

    tinggi, serta memiliki sikap kewirausahaan yang kompetitif dan

    unggul dalam memasuki maupun menciptakan pasar kerja.

    Mendorong percepatan sector reil melalui pengembangan

    kewirausahaan yang tepat guna.

    Memberdayakan masyarakat dengan mengangkatnya dari

    keterbatasan mengentaskan kemiskinan, meningkatnya

    kemampuan sebagai subyek pembangunan, melalui proses

    percepatan layanan pendidikan dan informasi untuk pemanfaatan

    potensi dan peluang yang ada.

    3. Tujuan :

    Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan dan

    keterampilan manajerial dan mampu mengembangkan diri menjadi

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 6Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    praktisi yang profesional, memiliki kepekaan, kemampuan

    menganalisis dan inovasi yang tinggi untuk menjadi problem solver

    bagi masyarakat.

    4. Sasaran :

    Menghasilkan lulusan yang mempunyai kepekaan dalam

    kemampuan menangkap fenomena-fenomena sosial, menganalisis,

    memecahkan persoalan secara rasional, strategis, dan etis sesuai

    dengan bidangnya. Dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia

    (Dosen, Mahasiswa dan tenaga administrasi, alumnus) pada

    kemampuan software, hardware dan brainware, serta ketrampilan

    metodologis dalam bidang riset sosial dan teknik.

    LANGKAH REALISTIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN

    SASARAN

    Untuk 10 tahun mendatang Universitas menetapkan

    mengembangkan SDM sebagai penunjang percepatan pembangunan

    nasional sebagai tema pokok.

    1. Menghasilkan tenaga ahli yang cinta tanah air, profesional, mandiri,

    berjiwa wirausaha, lulusan bermutu tinggi berwawasan luas dan

    memiliki kepribadian yang berintegritas tinggi.

    2. Menghasilkan karya ilmiah yang bermutu tinggi dan tepat guna.

    3. Menghasilkan pelayanan yang cepat dan memuaskan didasarkan

    pada pengalaman bidang iimu pada masyarakat.

    4. Menghasilkan konsep untuk menumbuhkan percepatan

    pembangunan ekonomi melalui sektor riel. Terselenggaranya

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 7Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    keterpaduan Relevansi dan kualitas dalam segala kegiatan

    dan pengembangannya, agar Universitas lebih memiliki ciri

    universitas yang berbeda dengan lainnya. Pemantapan dan

    pelaksanaan otonomi pada setiap unit-unit yang ada menuju

    kemandirian Universitas.

    STRATEGI PENGEMBANGAN UNIVERSITAS

    Meskipun unit-unit yang ada dikelola berdasarkan otonomi,

    namun pelaksanaannya harus disertai pertanggungjawaban atau

    akuntabilitas. Secara harafiah, pertanggungjawaban tersebut

    menyangkut bagaimana sumber daya yang diterima oleh unit tersebut

    dimanfaatkan dalam upaya dan kegiatan untuk menciptakan tujuannya.

    Pertanggungjawaban menyangkut derajat kehematan, kesesuaian dengan

    norma dan peraturan yang belaku umum serta keterbukaan terhadap

    penilikan dan pemantauan oleh pihak yang berkepentingan mengenai

    penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi.

    Dalam pengelolaan unit-unit maka akuntabilitas digunakan

    sebagai acuan dasar untuk mengembangkan perangkat aturan, peraturan

    dan kesepakatan yang mengikat baoi keseluruhan sivitas akademika,

    agar menghasilkan kinerja yang serasi dengan tuntutan masyarakat.

    Sebagai langkah strategi dalam menghadapi persaingan yang

    sangat ketat maka setiap unit diharapkan selalu dikembangkan

    berdasarkan prinsip peningkatan kualitas pelayanan yang memuaskan

    pelanggan. Hal ini hanya dapat terjadi bila program pengembangan

    direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kemampuan dan kemauan

    yang sepadan serta senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 8Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    Oleh sebab itu setiap unit harus dapat melakukan evaluasi diri atau

    pengenalan diri mengenai kualitas kinerjanya.

    MODEL SISTEM EDUTAINMENT

    Fungsi utama dad seseorang/lembaga pendidikan adalah

    memberikan pengajaran, yang kata dasarnya adalah ajar. Kemudian

    bermetamorfosis menjadi "belajar", yang bermakna (1) berusaha

    memperoleh kepandaian atau ilmu; (2) berlatih; dan (3) berubah

    ditingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

    Kemudian kita mendapatkan kata-kata baru "pembelajaran" yang berarti

    proses, cara, menjadikan prang atau makhluk hidup belajar. Dan

    sampailah kita pada kata "mengajar". Mengajar adalah memberi

    pelajaran, sedangkan "mengajarkan" adalah memberikan pelajaran

    kepada seseorang/pelajar. Pelajar adalah anak didik, murid, atau siswa,

    Mahasiswa.

    Bagaimana apabila kata "mengajar" ditambah dengan katakata

    "di era cyberspace”? Inilah masalah yang akan kita hadapi.

    Pertanyaannya adalah bagaimana seorang pengajar menyadari

    keadaan dan kehadirannya di sebuah masa yang sudah amat lain dengan

    masa-masa sebelumnya? Apabila pertanyaan tersebut ingin dijawab

    segera, jawabannya, mungkin adalah : Apakah sistem pengajaran di

    sekolah harus berubah ? Apa yang harus berubah ? Siapa yang berubah ?

    Pertama, salah satu ciri menonjol era cyberspace adalah adanya

    istilah baru "edutainment; Ini berarti gabungan kata "education" dan

    "entertainment': Kalau dimaknai secara bersamaan, "edutainment"

    berarti sebuah keadaan yang menunjukkan bahwa pendidikan di masa

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 9Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    kini selayaknya beraromakan gembira (untuk tidak mengatakan melulu

    dipenuhi oleh "hiburan"). "Learning is most effective when it's fun," kata

    Peter Kline. Bagaimana membuat suasana kelas berlangsung gembira,

    menggairahkan adalah tugas tambahan guru dan era sekarang ini.

    "Edutainment" juga berarti menyenangkan dan memberikan tingkat

    kepuasan yang tinggi, tidak hanya pada ketepatan pembelajaran yang

    relevan dengan permintaan pelanggan, tetapi juga kecepatan dan

    efisiensi pelayanan.

    Kedua, siswa-siswa sekarang kadang menerima informasi dari

    sumber-sumber yang amat kaya dan beragam. Tidak hanya radio,

    televisi, atau Internet, tetapi juga dari lingkungannya yang amat luas.

    Lingkungan amat luas adalah mall, konser-konser musikm,

    pertandinganpertandingan olah raga, majalah, VCD, PlayStation, MP3,

    dan masih banyak lagi. Ini berarti, interaksi siswa dengan lingkungannya

    berlangsung amat-sangat beragam dan kadang tak terduga. Apakah guru

    juga melakukan hal yang sama? Apakah sekolah juga memberikan hal-

    hal menggairahkan sebagaimana lingkungan luar sekolah? Seorang guru

    di masa kini perlu berinteraksi dengan lingkungan yang luas

    sebagaimana muridnya berinteraksi.

    Ketiga, di dalam era cyberspace seperti saat inilah kata-kata yang

    di depannya ada kata "multi" berhamburan secara luar biasa:

    multimedia, multisensori, multiguna, multijutawait, dan sebagainya. Ini

    menandakan bahwa "dunia" tidak cukup dihadapi dengan kekuatan yang

    bersifat "tunggal". "Dunia" pada masa kini hanya bisa dikendalikan

    apabila yang mengendalikan memiliki kemampuan yang beraneka

    ragam. Guru pada masa kini perlu menunjukkan bahwa dirinya serba

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 10Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    bisa dan murid-muridnya perlu dibangkitkan tidak hanya pusat

    berpikirnya saja, tetapi juga emosi, imajinasi, visualisasi, dan

    sebagainya.

    Akhirnya, mengajar pada masa kini memang tidak sekadar

    mengajar bahan yang ingin diajarkan. Mengajar di era sekarang bagai

    bermai orkestra, bermain teater sebagaimana Quantum Teaching

    melukiskannya. Seorang guru harus bertindak bagaikan dirigen mudik

    yang mengelola seluruh irama yang ada di kelas menjadi sekumpulan

    harmoni. (Mizan).

    Dapat disimpulkan bahwa :

    Inti sistem edutainment adalah perubahan dalam dunia

    Pendidikan yang membutuhkan fleksibilitas, pengelolaan organisasi,

    memperbesar keterlibatan Individu, hubungan yang lebih lateral. Dan

    kepemimpinan Yang demokratis untuk menghasilkan suatu proses dan

    Pelayanan yang menyenangkan.

    Ada tiga yang memicu perubahan-perubahan di dunia dewasa ini

    : (1) perubahan dan penyempurnaan teknologi, yang terjadi secara cepat

    dan terus menerus (2) perkembangan teknologi informasi yang

    mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap individu,

    organisasi, maupun industri karena merupakan eiemen utama dalam

    arsitektur jejaring organ;sasi. Hal ini disebabkan karena organisasi yang

    berkembang pesat memiliki unit-unit yang terbesar secara geografis,

    padahal mereka merasa perlu untuk tetap bersaing sebagai satu kesatuan,

    tanpa dibatasi oleh batas negara. Berbagai hasil studi juga menunjukkan

    bahwa teknologi informasi selama satu dekade terakhir menjadi sumber

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 11Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    keunggulan bersaing organisasi. Selain karena kemampuan mengubah

    basis persaingan di industri. Studi perbandingan pada perusahaan-

    perusahaan manufaktur di Amerika, Korea Selatan, dan Swedia,

    menunjukkan bahwa keunggulan bersaing dari teknologi informasi,

    diperoleh melalui kemampuan organisasi meningkatkan kecepatan

    dalam mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produknya,

    serta meningkatkan kecepatan memperoleh dan meningkatkan ketepatan

    informasi akan pasar. (3) Globalisasi Pendidikan, lembaga pendidikan

    modern berloma-lomba menerapkan strategi diversifikasi yang unik

    untuk dapat bersaing secara efektif di lingkungan global mereka

    mengacu pada globalisasi pendidikan dengan menggunakan cyberspace

    sebagai medianya.

    STRATEGI FLEKSIBILITAS

    Setelah visi dan misi ditetapkan strategi dalam pengembangan

    organisasi Universitas maka perlu beberapa uraian berikut perlu

    dicermati.

    Pertama. Dalam konsep strategi lama, organisasi memperoleh

    keunggulan dalam bersaing dengan mengandalkan pada : (1)

    kemampuan keuangan yang luar biasa (para pemilik adalah orang-orang

    yang maha kaya atau dekat dengan sumber daya keuangan) ; (2) sumber

    daya manusia yang luar biasa, (misal, lulusan universitasuniversitas

    terkemuka dan berpengalaman dibidangnya); (3) penguasaan atas

    sumber daya alam yang diperebutkan; dan (4) teknologi tinggi yang

    hanya dimiliki oleh organisasi tersebut.

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 12Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    Kedua. Di setiap organisasi, harus ada cara untuk mengendalikan dan

    mengkoordinasikan kegiatan individual, kalau tidak individu-individu

    sulit menyelesaikan sasaran bersama. Selama ini, diskusi dalam bidang

    akademik jarang mempermasalahkan apakah pengendalian itu perlu atau

    tidak, melainkan bagaimana caranya agar dapat melakukan

    pengendalian secara baik. Bila banyak terjadi perubahan di lingkungan

    organisasi dan berlangsung dalam waktu yang cepat, maka pengendalian

    yang efektif adalah hal yang krusial.

    Ketiga. Pada organisasi tradisional yang hierarkis, karyawan ditingkat

    bawah hanya mengerjakan tugas-tugas rutin, dengan nilai tambah kecil,

    dan di bawah supervisi yang ketat pula. Sebaliknya, para karyawan

    tingkat menengah dan atas bertanggung jawab atas pekerjaan dengan

    nilai tambah besar, misalnya mendesain organisasi, menyusun strategi,

    dan mengkoordinasi pekerjaan dari berbagai kelompok dan fungsi.

    Begitu sederhananya pekerjaan karyawan di tingkat bawah, sehingga

    karyawan yang memiliki keterampilan rendah dengan upah relatif

    rendah pun dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut. akibatnya

    karyawan tingkat bawah, di negara-negara berkembang menjadi

    komoditas.

    Keempat. Organisasi yang menganut logika lama sangat menekankan

    pada hubungan pelaporan yang bersifat hierarkis. Menurut organisasi

    tradisional, proses hierarkis (birokratis) merupakan kunci untuk menjadi

    organisasi yang efektif. Sedangkan logika baru lebih menekankan pada

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 13Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    hubungan yang lateral, atau side-by-side, karena proses lateral dipercaya

    sebagai kunci terwujudnya organisasi yang efektif.

    Kelima. Organisasi percaya bahwa kinerja organisasi sangat ditentukan

    oleh keahlian yang bersifat fungsional. Hal ini memungkinkan para

    spesialis fungsi untuk belajar dari satu sama lain, serta mengikuti

    pelatihan dan pengembangan. Pendekatan ini terkesan masuk akal dan

    bagus, karena telah sejak lama organisasi distrukstrukan dan

    dimanajemeni dengan cara seperti ini. Kekurangan pendekatan ini

    adalah, tidak ada satu fungsi pun yang dapat membuat produk yang

    melayani dan memuaskan pelanggannya secara mandiri. Organisasi

    yang menggabungkan para ahli dari masing- masing fungsi menjadi satu

    kesatuan, untuk memproduksi produk yang inovatif dan berkualitas,

    serta menjualnya dengan harga yang kompetitif.

    Keenam. Organisasi tradisional yang menganut logika lama,

    menekankan pentingnya peran REKTOR. Oleh sebab itu efektivitas

    REKTOR dianggap sebagai penentu efektivitas organisasi. Organisasi

    yang menggunakan pendekatan hierarkis percaya bahwa manajemen

    efektif berarti merumuskan, mengevaluasi, menstrukturkan, dan

    mengkoordinasikan pekerjaan orang lain. Pada tingkat manajemen yang

    lebih tinggi, manajemen yang efektif berarti menyusun strategi,

    mengambil keputusan bisnis yang kritis, dan merumuskan tanggung

    jawab orang lain.

    Strategi lama memberi hanya sedikit perhatian pada kepemimpinan

    (leadership), karena sistem manajemen birokratis, memang dirancang

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 14Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    untuk beroperasi sebagai substitusi dari kepemimpinan. Sistem

    manajemen yang birokratis, menentukan apa yang harus dikerjakan

    karywan, memotivasi mereka, dan mengevaluasi kinerjanya. Pemimpin

    tidak diperlukan untuk membuat organisasi sukses.

    Strategi fleksibelitas (baru) menekankan pada kepemimpinan, bukan

    manajemen birokratis, sebagai hal yang teramat panting. Kepemimpinan

    tidak mudah untuk didefinisikan, leadership do the right things. Manajer

    mempengaruhi orang lain melalui visi dan tantangan. Manager

    memotivasi dengan menggunakan imbalan dna hukuman, pemimpin

    memotivasi dengan nilai dan tujuan bersama (share goals).

    REALISASI STRATEGI FLEKSIBILITAS

    Organisasi yang memandang perlu untuk mengadopsi strategi

    fleksibelitas ini mempunyai alasan-alasannya. Pertama strategi tersebut

    terdengar masuk akal. Kedua organisasi setuju dengan argumentasi yang

    melandasi keluhan strategi diatas. Alasan lain organisasi sedang

    menghadapi masalah dan berharap untuk berubah dengan jalan

    mengadopsi sebagian atau seluruh logika yang telah diuraikan seluruh

    alasan diatas sah-sah saja dan berujung pada hal yang sama : Perubahan

    Karena perubahan dalam pendekatan manajemen organisasi

    adalah suatu proses yang lambat dan membutuhkan banyak waktu untuk

    membuahkan hasil, maka penting untuk memiliki pandangan yang

    bersifat jangka panjang. Waktu yang dibutuhkan bergantung pada besar

    kecilnya organisasi dan kebutuhan untuk berubah. Tulisan ini

    dimaksudkan untuk memicu pemikiran tentang kemungkinan organisasi

    beroperasi di luar batasan-batasan yang diciptakan oleh pendekatan

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 15Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    birokratis, yang selama ini diterapkan untuk mengelola organisasi.

    Dengan situasi dan kondisi yang berubah di dunia pada umumnya dan di

    Indonesia pada khususnya, maka prinsip-prinsip manajemen sudah tentu

    harus mulai ada perubahan. Sebab tidak ada yang pasti dalam dunia.

    Semua akan mengalami perubahan. Dan perubahan sendiri menjadi

    suatu yang pasti dalam dunia ini.

    REALISASI PERUBAHAN DI UNIVERSITAS

    Mencermati uraian-uraian tentang perubahan strategi tersebut di

    atas maka perubahan harus menjadi dasar yang melandasi setiap

    kebijakan dan strategi yang akan dilakukan di UNIVERSITAS. Hal ini

    dapat diwujudkan melalui :

    Pertama : Pembangunan budaya perubahan yang harus dimiliki oleh Top

    Manajemen, dan ini harus diimplementasikan melalui dinamisasi setiap

    kegiatan operasi yang mengarah pada peningkatan dan kemauan

    universitas. Universitas harus mengikuti setiap perubahan kebutuhan

    dan tuntutan konsumen untuk meraih peningkatzn kepuasan menuju

    terbentuknya konsumen absolut bagi universitas.

    Kedua; Peningkatan kualitas universitas yang diwujudkan dalam

    semakin efektifnya Sumber Daya Manusia, yang bekerja dalam

    mencapai tujuan UNIVERSITAS yang pada gilirannya tampak pada

    peningkatan performance dan Consistency Quality.

  • Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 16Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”

    Ketiga; Pengurangan berbagai penyimpangan dan kesalahan dalam

    kegiatan operasi yang diwujudkan dengan penciptaan standaridasi

    produksi dan penyederhanaan kerja. Kemudian membangun sistem trust

    baik pada manusia maupun tools untuk menjamin efisiensi kegiatan

    operasional unversitas.

    Keempat; membangun sistem responsi yang efektif terhadap setiap

    perubahan yang teriadi untuk meningkatkan kemampuan fleksibelitas

    dan mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi yang

    mempengaruhi operasional dan market UNIVERSITAS.

    Kelima; Menciptakan pelayanan yang memuaskan dan cepat melalui

    inovasi yang cepat dan tepat didalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

    Demikian semoga sumbangan pemikiran ini dapat dijadikan

    acuan dalam melaksanakan tugas membangun Universitas.

    Surabaya, 2-2-2002

    PENDAHULUAN

    Hakekat kualitas pendidikan merupakan suatu proses bukan hanya substansi produk, berlangsung terus menerus tanpa dibatasi oleh target tertentu. Sehingga tidak mudah diukur, karena menyangkut penilaian dari masyarakat/konsumen yang menggunakan jasa pendidikan tersebut. Untuk itu sangatiah ironis jika sebuah perguruan tinggi menetapkan standar kualitas secara absolut padahal demandnya selalu berubah.

    Perguruan tinggi pada prinsipnya adalah juga sebuah jasa pendidikan yang basik prosesnya adalah pelayanan, yang selalu berupaya memenuhi keinginan pelanggan dan memuaskan pelangganya jika ingin tetap survive. Pelanggan disini adalah stake holder perguruan tinggi baik yang mempunyai kepentingan langsung maupun tidak langsung, atas pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya : meliputi, dunia profesi, masyarakat, staf perguruan tinggi, pemerintah. Berbagai kepentingan yang beradar dari stake holder tersebut harus mampu diakomodasikan untuk kemudian dirumuskan dalam setiap merencanakan maupun melaksanakan pendidikan.

    Kebijakan "keterkaitan dan kesepadanan antara Pendidikan Tinggi dan stake holder dalam arti luas menjadi suatu syarat kunci bagi keberhasilan suatu Universitas.

    Salah satu sasaran dalam Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 1996 - 2005 adalah mengembangkan pola pendekatan baru dalam manajemen tinggi, yang berpandangan ke depan serta berdaya cipta agar mampu menjawab tantangan Pembangunan Nasional, perubahan masyarakat, dan globalisasi, secara efektif, Manajemen seperti itu telah dirasakan keperluannya (KPPJP Dirjen Dikti).

    Menyadari sasaran tersebut untuk mengembangkan suatu Universitas harus mengedepankan efektifitas dan efisiensi pembelajaran dengan menggunakan edutainment system (menggabungkan antara education dan entertainment) pada setiap pelaksanaannya secara optimal.Perkembangan Dunia Global tidak menampakkan sesuatu yang pasti dan sukar diramal. Namun dapat dipastikan bahwa perubahan adalah hal yang mutlak yang harus dilakukan, dan setiap orang ditunut untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi penopang bagi kemajuan kehidupan masyarakat di sebagian besar negara di dunia.

    Keberhasilan perguruan tinggi dalam pasar terbuka ditentukan oleh produktifitas dan efisiensi dalam produksi. Modal penggeraknya adalah simberdaya manusia yang andal, dana yang memadai dan penguasaan teknologi.

    Fenomena di atas menunjukkan betapa besar tantangan yang harus kita hadapi sekarang dan dimasa depan, serta betapa penting peran tenaga akademik dan profesional andal berkemampuan tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam berproduksi agar Universitas berdaya saing tinggi.

    Menghasilkan lulusan yang profesional dalam bidangnya hanya akan dapat diwujudkan oleh tenaga profesional yang berkinerja baik adalah merupakan gambaran dari lingkup tugas Universitas.

    Kemandirian perguruan tinggi merupakan syarat utama untuk mewujudkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan sebagai landasan pembangunan bangsa di masa depan. Ilmu pengetahuan dan teknologi berperan dalam menentukan kehidupan, dan persaingan antara masyarakat-masyarakat bangsa di dunia.

    Relevansi dan kualitas adalah syarat mutlak bagi keberadaan perguruan tinggi dan selayaknya diangkat sebagai masalah utama untuk ditangani oleh semua pihak yang terkait dalam pengelolaan Universitas.

    Untuk mengantisipasi tugas tersebut di atas perlu manajemen baru di Universitas. Format manajemen baru ini adalah peningkatan kualitas layanan jasa pendidikan secara berkelanjutan, dengan mernasukkan asas otonomi pada setiap unit yang ada di Universitas sebagai daya gerak untuk membuat sistem Iebih dinamis, akuntabilitas atau tanggungjawab. Agar otonomi terselenggara secara bertanggungjawab memerlukan manajer yang tepat untuk menjamin kualitas operasi, dan evaluasi diri agar proses pengambilan keputusan dari perencanaan yang didasa.kan atas data informasi yang akurat.

    Penerapan paradigma baru dalam sistem manajemen Universitas ini sangat menantang namun juga berat, mengingat bahwa pengembangannya menuntut kesediaan dari semua pihak untuk berubah dari pola manajemen yang lebih terpusat ke arah manajemen dengan pusat-pusat keputusan yang lebih terbesar.

    Diharapkan bahwa dengan paradigma baru ini tercipta sebuah sistem yang lebih dinamis, cerdasa, bijaksana dan efektif.

    VISI DAN MISI UNIVERSITAS

    1.Visi :

    Menjadi Universitas yang modern dan mandiri, mempunyai komitmen pada mutu dengan karakteristik yang spesifik "Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mampu menjadikan profesionalisme pendidikan sebagai alat dan media untuk meningkatkan mutu manusia Indonesia yang berwawasan global".

    Gambaran yang diinginkan tentang karakteristik Universitas pada tahun 2010;

    · Menjadi perguruan tinggi yang mampu menghasilkan sarjana yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral Pancasila, memiliki rasa cinta tanah air, memiliki kemampuan penalaran akademika dan/atau profesionalyangtinggi, menguasai pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi serta mandiri dalam mengembangkan dan mengabdikannya untuk hajat hidup masyarakat, bangsa dan negara.

    · Menjadi Universitas yang menghasilkan insan akademik yang inovatif dan produktif, didalam menciptakan dan membangun dunia usaha untuk percepatan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

    · Menjadi Edutaintment Universitas sebagai universitas yang memiliki kecepatan ketetapan pelayanan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi, secara interaktif dan komunikatif dan menyenangkan dengan ditunjang teknologi komunikasi dan informasi.

    2.Misi :

    · Sebagai institusi yang menghasilkan sarjana Profesional berjiwa Nasional dan berwawasan Global.

    · Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar global dengan meningkatkan kegiatan Penelitian dan Diskusi Ilmiah.

    · Meningkatkan kualitasa layanan dengan menciptakan suasana kampus dalam suasana ilmiah serta mengembangkan system belajar/education di semua bidang ilmu dengan penerapan edutainment.

    Dengan mempertimbangkan tugas yang diemban sebagai sub sistem pendidikan tinggi nasional pada umumnya serta visi Universitas pada khususnya, Universitas menetapkan misi yang akan dilaksanakan dari saat sekarang 2002 sampai tahun 2010;

    · Meningkatkan kualitas dan jati diri sumber daya manusia yang memiliki kepekaan sosial dan rasa cinta tanah air, etos kerja yang tinggi, serta memiliki sikap kewirausahaan yang kompetitif dan unggul dalam memasuki maupun menciptakan pasar kerja.

    · Mendorong percepatan sector reil melalui pengembangan kewirausahaan yang tepat guna.

    · Memberdayakan masyarakat dengan mengangkatnya dari keterbatasan mengentaskan kemiskinan, meningkatnya kemampuan sebagai subyek pembangunan, melalui proses percepatan layananpendidikan dan informasi untuk pemanfaatan potensi dan peluang yang ada.

    3. Tujuan :

    Menciptakan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajerial dan mampu mengembangkan diri menjadi praktisi yang profesional, memiliki kepekaan, kemampuan menganalisis dan inovasi yang tinggi untuk menjadi problem solver bagi masyarakat.

    4. Sasaran :

    Menghasilkan lulusan yang mempunyai kepekaan dalam kemampuan menangkap fenomena-fenomena sosial, menganalisis, memecahkan persoalan secara rasional, strategis, dan etis sesuai dengan bidangnya. Dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia (Dosen, Mahasiswa dan tenaga administrasi, alumnus) pada kemampuan software, hardware dan brainware, serta ketrampilan metodologis dalam bidang riset sosial dan teknik.

    LANGKAH REALISTIK UNTUK MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN

    Untuk 10 tahun mendatang Universitas menetapkan mengembangkan SDM sebagai penunjang percepatan pembangunan nasional sebagai tema pokok.

    1. Menghasilkan tenaga ahli yang cinta tanah air, profesional, mandiri, berjiwa wirausaha, lulusan bermutu tinggi berwawasan luas dan memiliki kepribadian yang berintegritas tinggi.

    2. Menghasilkan karya ilmiah yang bermutu tinggi dan tepat guna.

    3. Menghasilkan pelayanan yang cepat dan memuaskan didasarkan pada pengalaman bidang iimu pada masyarakat.

    4. Menghasilkan konsep untuk menumbuhkan percepatan pembangunan ekonomi melalui sektor riel. Terselenggaranya keterpaduanRelevansi dan kualitasdalamsegalakegiatan dan pengembangannya, agar Universitas lebih memiliki ciri universitas yang berbeda dengan lainnya. Pemantapan dan pelaksanaan otonomi pada setiap unit-unit yang ada menuju kemandirian Universitas.

    STRATEGI PENGEMBANGAN UNIVERSITAS

    Meskipun unit-unit yang ada dikelola berdasarkan otonomi, namun pelaksanaannya harus disertai pertanggungjawaban atau akuntabilitas. Secara harafiah, pertanggungjawaban tersebut menyangkut bagaimana sumber daya yang diterima oleh unit tersebut dimanfaatkan dalam upaya dan kegiatan untuk menciptakan tujuannya. Pertanggungjawaban menyangkut derajat kehematan, kesesuaian dengan norma dan peraturan yang belaku umum serta keterbukaan terhadap penilikan dan pemantauan oleh pihak yang berkepentingan mengenai penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi.

    Dalam pengelolaan unit-unit maka akuntabilitas digunakan sebagai acuan dasar untuk mengembangkan perangkat aturan, peraturan dan kesepakatan yang mengikat baoi keseluruhan sivitas akademika, agar menghasilkan kinerja yang serasi dengan tuntutan masyarakat.

    Sebagai langkah strategi dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat maka setiap unit diharapkan selalu dikembangkan berdasarkan prinsip peningkatan kualitas pelayanan yang memuaskan pelanggan. Hal ini hanya dapat terjadi bila program pengembangan direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kemampuan dan kemauan yang sepadan serta senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Oleh sebab itu setiap unit harus dapat melakukan evaluasi diri atau pengenalan diri mengenai kualitas kinerjanya.

    MODEL SISTEM EDUTAINMENT

    Fungsi utama dad seseorang/lembaga pendidikan adalah memberikan pengajaran, yang kata dasarnya adalah ajar. Kemudian bermetamorfosis menjadi "belajar", yang bermakna (1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; (2) berlatih; dan (3) berubah ditingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Kemudian kita mendapatkan kata-kata baru "pembelajaran" yang berarti proses, cara, menjadikan prang atau makhluk hidup belajar. Dan sampailah kita pada kata "mengajar". Mengajar adalah memberi pelajaran, sedangkan "mengajarkan" adalah memberikan pelajaran kepada seseorang/pelajar. Pelajar adalah anak didik, murid, atau siswa, Mahasiswa.

    Bagaimana apabila kata "mengajar" ditambah dengan katakata "di era cyberspace”? Inilah masalah yang akan kita hadapi.

    Pertanyaannya adalah bagaimana seorang pengajar menyadari keadaan dan kehadirannya di sebuah masa yang sudah amat lain dengan masa-masa sebelumnya? Apabila pertanyaan tersebut ingin dijawab segera, jawabannya, mungkin adalah : Apakah sistem pengajaran di sekolah harus berubah ? Apa yang harus berubah ? Siapa yang berubah ?

    Pertama, salah satu ciri menonjol era cyberspace adalah adanya istilah baru "edutainment; Ini berarti gabungan kata "education" dan "entertainment': Kalau dimaknai secara bersamaan, "edutainment" berarti sebuah keadaan yang menunjukkan bahwa pendidikan di masa kini selayaknya beraromakan gembira (untuk tidak mengatakan melulu dipenuhi oleh "hiburan"). "Learning is most effective when it's fun," kata Peter Kline. Bagaimana membuat suasana kelas berlangsung gembira, menggairahkan adalah tugas tambahan guru dan era sekarang ini. "Edutainment" juga berarti menyenangkan dan memberikan tingkat kepuasan yang tinggi, tidak hanya pada ketepatan pembelajaran yang relevan dengan permintaan pelanggan, tetapi juga kecepatan dan efisiensi pelayanan.

    Kedua, siswa-siswa sekarang kadang menerima informasi dari sumber-sumber yang amat kaya dan beragam. Tidak hanya radio, televisi, atau Internet, tetapi juga dari lingkungannya yang amat luas. Lingkungan amat luas adalah mall, konser-konser musikm, pertandinganpertandingan olah raga, majalah, VCD, PlayStation, MP3, dan masih banyak lagi. Ini berarti, interaksi siswa dengan lingkungannya berlangsung amat-sangat beragam dan kadang tak terduga. Apakah guru juga melakukan hal yang sama? Apakah sekolah juga memberikan hal-hal menggairahkan sebagaimana lingkungan luar sekolah? Seorang guru di masa kini perlu berinteraksi dengan lingkungan yang luas sebagaimana muridnya berinteraksi.

    Ketiga, di dalam era cyberspace seperti saat inilah kata-kata yang di depannya ada kata "multi" berhamburan secara luar biasa: multimedia, multisensori, multiguna, multijutawait, dan sebagainya. Ini menandakan bahwa "dunia" tidak cukup dihadapi dengan kekuatan yang bersifat "tunggal". "Dunia" pada masa kini hanya bisa dikendalikan apabila yang mengendalikan memiliki kemampuan yang beraneka ragam. Guru pada masa kini perlu menunjukkan bahwa dirinya serba bisa dan murid-muridnya perlu dibangkitkan tidak hanya pusat berpikirnya saja, tetapi juga emosi, imajinasi, visualisasi, dan sebagainya.

    Akhirnya, mengajar pada masa kini memang tidak sekadar mengajar bahan yang ingin diajarkan. Mengajar di era sekarang bagai bermai orkestra, bermain teater sebagaimana Quantum Teaching melukiskannya. Seorang guru harus bertindak bagaikan dirigen mudik yang mengelola seluruh irama yang ada di kelas menjadi sekumpulan harmoni. (Mizan).

    Dapat disimpulkan bahwa :

    Inti sistem edutainment adalah perubahan dalam dunia Pendidikan yang membutuhkan fleksibilitas, pengelolaan organisasi, memperbesar keterlibatan Individu, hubungan yang lebih lateral. Dan kepemimpinan Yang demokratis untuk menghasilkan suatu proses dan Pelayanan yang menyenangkan.

    Ada tiga yang memicu perubahan-perubahan di dunia dewasa ini : (1) perubahan dan penyempurnaan teknologi, yang terjadi secara cepat dan terus menerus (2) perkembangan teknologi informasi yang mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap individu, organisasi, maupun industri karena merupakan eiemen utama dalam arsitektur jejaring organ;sasi. Hal ini disebabkan karena organisasi yang berkembang pesat memiliki unit-unit yang terbesar secara geografis, padahal mereka merasa perlu untuk tetap bersaing sebagai satu kesatuan, tanpa dibatasi oleh batas negara. Berbagai hasil studi juga menunjukkan bahwa teknologi informasi selama satu dekade terakhir menjadi sumber keunggulan bersaing organisasi. Selain karena kemampuan mengubah basis persaingan di industri. Studi perbandingan pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Amerika, Korea Selatan, dan Swedia, menunjukkan bahwa keunggulan bersaing dari teknologi informasi, diperoleh melalui kemampuan organisasi meningkatkan kecepatan dalam mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produknya, serta meningkatkan kecepatan memperoleh dan meningkatkan ketepatan informasi akan pasar. (3) Globalisasi Pendidikan, lembaga pendidikan modern berloma-lomba menerapkan strategi diversifikasi yang unik untuk dapat bersaing secara efektif di lingkungan global mereka mengacu pada globalisasi pendidikan dengan menggunakan cyberspace sebagai medianya.

    STRATEGI FLEKSIBILITAS

    Setelah visi dan misi ditetapkan strategi dalam pengembangan organisasi Universitas maka perlu beberapa uraian berikut perlu dicermati.

    Pertama. Dalam konsep strategi lama, organisasi memperoleh keunggulan dalam bersaing dengan mengandalkan pada : (1) kemampuan keuangan yang luar biasa (para pemilik adalah orang-orang yang maha kaya atau dekat dengan sumber daya keuangan) ; (2) sumber daya manusia yang luar biasa, (misal, lulusan universitasuniversitas terkemuka dan berpengalaman dibidangnya); (3) penguasaan atas sumber daya alam yang diperebutkan; dan (4) teknologi tinggi yang hanya dimiliki oleh organisasi tersebut.

    Kedua. Di setiap organisasi, harus ada cara untuk mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan individual, kalau tidak individu-individu sulit menyelesaikan sasaran bersama. Selama ini, diskusi dalam bidang akademik jarang mempermasalahkan apakah pengendalian itu perlu atau tidak, melainkan bagaimana caranya agar dapat melakukan pengendalian secara baik. Bila banyak terjadi perubahan di lingkungan organisasi dan berlangsung dalam waktu yang cepat, maka pengendalian yang efektif adalah hal yang krusial.

    Ketiga. Pada organisasi tradisional yang hierarkis, karyawan ditingkat bawah hanya mengerjakan tugas-tugas rutin, dengan nilai tambah kecil, dan di bawah supervisi yang ketat pula. Sebaliknya, para karyawan tingkat menengah dan atas bertanggung jawab atas pekerjaan dengan nilai tambah besar, misalnya mendesain organisasi, menyusun strategi, dan mengkoordinasi pekerjaan dari berbagai kelompok dan fungsi. Begitu sederhananya pekerjaan karyawan di tingkat bawah, sehingga karyawan yang memiliki keterampilan rendah dengan upah relatif rendah pun dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut. akibatnya karyawan tingkat bawah, di negara-negara berkembang menjadi komoditas.

    Keempat. Organisasi yang menganut logika lama sangat menekankan pada hubungan pelaporan yang bersifat hierarkis. Menurut organisasi tradisional, proses hierarkis (birokratis) merupakan kunci untuk menjadi organisasi yang efektif. Sedangkan logika baru lebih menekankan pada hubungan yang lateral, atau side-by-side, karena proses lateral dipercaya sebagai kunci terwujudnya organisasi yang efektif.

    Kelima. Organisasi percaya bahwa kinerja organisasi sangat ditentukan oleh keahlian yang bersifat fungsional. Hal ini memungkinkan para spesialis fungsi untuk belajar dari satu sama lain, serta mengikuti pelatihan dan pengembangan. Pendekatan ini terkesan masuk akal dan bagus, karena telah sejak lama organisasi distrukstrukan dan dimanajemeni dengan cara seperti ini. Kekurangan pendekatan ini adalah, tidak ada satu fungsi pun yang dapat membuat produk yang melayani dan memuaskan pelanggannya secara mandiri. Organisasi yang menggabungkan para ahli dari masing- masing fungsi menjadi satu kesatuan, untuk memproduksi produk yang inovatif dan berkualitas, serta menjualnya dengan harga yang kompetitif.

    Keenam. Organisasi tradisional yang menganut logika lama, menekankan pentingnya peran REKTOR. Oleh sebab itu efektivitas REKTOR dianggap sebagai penentu efektivitas organisasi. Organisasi yang menggunakan pendekatan hierarkis percaya bahwa manajemen efektif berarti merumuskan, mengevaluasi, menstrukturkan, dan mengkoordinasikan pekerjaan orang lain. Pada tingkat manajemen yang lebih tinggi, manajemen yang efektif berarti menyusun strategi, mengambil keputusan bisnis yang kritis, dan merumuskan tanggung jawab orang lain.

    Strategi lama memberi hanya sedikit perhatian pada kepemimpinan (leadership), karena sistem manajemen birokratis, memang dirancang untuk beroperasi sebagai substitusi dari kepemimpinan. Sistem manajemen yang birokratis, menentukan apa yang harus dikerjakan karywan, memotivasi mereka, dan mengevaluasi kinerjanya. Pemimpin tidak diperlukan untuk membuat organisasi sukses.

    Strategi fleksibelitas (baru) menekankan pada kepemimpinan, bukan manajemen birokratis, sebagai hal yang teramat panting. Kepemimpinan tidak mudah untuk didefinisikan, leadership do the right things. Manajer mempengaruhi orang lain melalui visi dan tantangan. Manager memotivasi dengan menggunakan imbalan dna hukuman, pemimpin memotivasi dengan nilai dan tujuan bersama (share goals).

    REALISASI STRATEGI FLEKSIBILITAS

    Organisasi yang memandang perlu untuk mengadopsi strategi fleksibelitas ini mempunyai alasan-alasannya. Pertama strategi tersebut terdengar masuk akal. Kedua organisasi setuju dengan argumentasi yang melandasi keluhan strategi diatas. Alasan lain organisasi sedang menghadapi masalah dan berharap untuk berubah dengan jalan mengadopsi sebagian atau seluruh logika yang telah diuraikan seluruh alasan diatas sah-sah saja dan berujung pada hal yang sama : Perubahan

    Karena perubahan dalam pendekatan manajemen organisasi adalah suatu proses yang lambat dan membutuhkan banyak waktu untuk membuahkan hasil, maka penting untuk memiliki pandangan yang bersifat jangka panjang. Waktu yang dibutuhkan bergantung pada besar kecilnya organisasi dan kebutuhan untuk berubah. Tulisan ini dimaksudkan untuk memicu pemikiran tentang kemungkinan organisasi beroperasi di luar batasan-batasan yang diciptakan oleh pendekatan birokratis, yang selama ini diterapkan untuk mengelola organisasi. Dengan situasi dan kondisi yang berubah di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, maka prinsip-prinsip manajemen sudah tentu harus mulai ada perubahan. Sebab tidak ada yang pasti dalam dunia. Semua akan mengalami perubahan. Dan perubahan sendiri menjadi suatu yang pasti dalam dunia ini.

    REALISASI PERUBAHAN DI UNIVERSITAS

    Mencermati uraian-uraian tentang perubahan strategi tersebut di atas maka perubahan harus menjadi dasar yang melandasi setiap kebijakan dan strategi yang akan dilakukan di UNIVERSITAS. Hal ini dapat diwujudkan melalui :

    Pertama : Pembangunan budaya perubahan yang harus dimiliki oleh Top Manajemen, dan ini harus diimplementasikan melalui dinamisasi setiap kegiatan operasi yang mengarah pada peningkatan dan kemauan universitas. Universitas harus mengikuti setiap perubahan kebutuhan dan tuntutan konsumen untuk meraih peningkatzn kepuasan menuju terbentuknya konsumen absolut bagi universitas.

    Kedua; Peningkatan kualitas universitas yang diwujudkan dalam semakin efektifnya Sumber Daya Manusia, yang bekerja dalam mencapai tujuan UNIVERSITAS yang pada gilirannya tampak pada peningkatan performance dan Consistency Quality.

    Ketiga; Pengurangan berbagai penyimpangan dan kesalahan dalam kegiatan operasi yang diwujudkan dengan penciptaan standaridasi produksi dan penyederhanaan kerja. Kemudian membangun sistem trust baik pada manusia maupun tools untuk menjamin efisiensi kegiatan operasional unversitas.

    Keempat; membangun sistem responsi yang efektif terhadap setiap perubahan yang teriadi untuk meningkatkan kemampuan fleksibelitas dan mengantisipasi setiap kemungkinan yang terjadi yang mempengaruhi operasional dan market UNIVERSITAS.

    Kelima; Menciptakan pelayanan yang memuaskan dan cepat melalui inovasi yang cepat dan tepat didalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

    Demikian semoga sumbangan pemikiran ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugas membangun Universitas.

    Surabaya, 2-2-2002

    Membangun Universitas “Paradigma Baru Pada Proses Belajar 16

    Mengajar Dengan Effectifitas, Efficiency dan system Edutaiment”