pendahuluan leptospirosis ok

Upload: arya-kusuma

Post on 14-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    1/16

    I. PENDAHULUAN

    Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakterileptospira

    yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup

    didalam air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, air selokan

    dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Leptospirosis sebenarnya

    masuk ke dalam golongan penyakit hewan yang bisa menginfeksi manusia juga , atau

    dapat disebut zoonosis. Penyebabnya kuman leptospira. Kuman ini hidup dan berbiak

    di tubuh hewan. Semua hewan bisa terinfeksi. Paling banyak tikus dan hewan

    pengerat lainnya, selain hewan ternak. Hewan piaraan, dan hewan liar pun bias

    terinfeksi oleh penyakit ini. Masa inkubasi leptospirosis sekitar 10 hari. Manusia

    dapat terinfeksi kuman leptospira akibat kontak dengan air maupun lumpur yang

    tercemar urine binatang (tikus) yang terinfeksi leptospira dan masuk ke tubuh

    manusia melalui kulit lecet, luka, dan "membrane mukosa". Berberapa serovar

    dikaitkan dengan beberapa binatang, misalnya L pomona and L interrogans terdapat

    pada lembu dan babi, L grippotyphosa pada lembu, domba, kambing, dan tikus, L

    ballum dan L icterohaemorrhagiae sering dikaitkan dengan tikus dan L canicola

    dikaitkan dengan anjing. Beberapa serotipe yang penting lainnya adalah autumnalis,

    hebdomidis, dan australis.(1)

    Penyakit leptospirosis dikenal pertamakali sebagai penyakit occupational pada

    beberapa pekerja pada tahun 1883. Pada tahun 1886 Weil mengungkapkan

    manifestasi klinis yang terjadi pada 4 penderita yang mengalami penyakit kuning

    yang berat, disertai demam, perdarahan dan gangguan ginjal. Sedangkan Inada

    http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leptospira&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leptospira&action=edit&redlink=1
  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    2/16

    mengidentifikasikan penyakit ini di jepang pada tahun 1916. Penyakit ini dapat

    menyerang semua usia, tetapi sebagian besar berusia antara 10-39 tahun. Sebagian

    besar kasus terjadi pada laki-laki usia pertengahan, mungkin usia ini adalah faktor

    resiko tinggi tertular penyakit okupasi ini. Angka kejadian penyakit tergantung

    musim. Dinegara tropis sebagian besar kasus terjadi saat musim hujan, di Negara

    barat terjadi saat akhir musim panas atau awalmusim gugur karena tanah lembab dan

    bersifat alkalis

    Angka kasus leptospirosis Amerika Serikat (AS) yang tercatat sebanyak 50

    sampai 150 kasus setiap tahun. Sebagian besar atau sekitar 50% terjadi di Hawai. Di

    Indonesia penyakit demam banjir (leptospirosis) sudah sering dilaporkan di daerah

    Jawa Tengah seperti Klaten, Demak atau Boyolali. Beberapa tahun terakhir di derah

    banjir seperti Jakarta dan Tangerang juga dilaporkan terjadinya penyakit ini (2).

    Bakteri leptospira juga banyak berkembang biak didaerah pesisir pasang surut seperti

    Riau, Jambi dan Kalimantan. Menurut laporan dari dinas kesehatan Jawa Tengah

    sebanyak 66 penduduk di Jateng selama Januari-Desember 2007 terkena penyakit

    leptospirosis, enam di antaranya meninggal dunia sehingga masyarakat diminta

    mewaspadai serangan penyakit itu. Penderita leptospirosis yang meninggal tersebut

    berada di Kota Semarang dengan 14 kasus, Kabupaten Demak 29 kasus (enam

    meninggal), klaten 21 kasus, Purworejo satu kasus, dan Kabupaten Semarang satu

    kasus.Sehingga penduduk Jawa Tengah yang tinggal di daerah kawasan rawan banjirharus waspada jika sudah memasuki musim hujan. (3)

    Paparan terhadap pekerja diperkirakan terjadi pada 30-50% kasus. Kelompok

    yang beresiko utama adalah para pekerja pertanian, peternakan, penjual binatang,

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    3/16

    bidang agrikultur, rumah jagal, tukang ledeng, buruh tambang batubara, militer,

    tukang susu, dan tukang jahit. Ancaman berlaku juga bagi yang mempunyai hobi

    melakukan aktivitas di danau atau sungai, seperti berenang. Tukang susu dapat

    terkena karena terkena pada wajah saat memerah susu. Aktifitas yang beresiko

    meliputi perjalanan rekreasi ke daerah tropis seperti berperahu kano, mendaki,

    memancing, selancar air, berenang, ski air, berkendara roda dua melalui genangan,

    dan kegiatan olahraga lain yang berhubungan dengan air yang tercemar. Berkemah

    dan bepergian ke daerah endemik juga menambahkan resiko.(2)

    Infeksi leptospirosis mempunyai manifestasi yang sangat bervariasi dan

    kadang asimtomatis, sehingga sering terjadi misdiagnosis. Hampir 15-40% penderita

    yang terpapar infeksi tidak mengalami gejala tetapi menunjukkan serologi positif.

    Masa inkubasi biasanya terjadi sekitar 7-12 hari dengan rentang 2-20 hari. Sekitar

    90% penderita dengan manifestasi ikterus ringan sekitar 5-10% dengan ikterus berat

    yang sering dikenal dengan penyakit Weil (4). Gejala klinis yang timbul pada pasien

    leptospirosis adalah demam tinggi, menggigil, sakit kepala, malaise, muntah , mata merah,

    nyeri pada otot betis, punggung dan abdominal, ikterik pada mata dan kulit. (5)

    Angka kematian akibat leptospirosis tergolong tinggi, mencapai 5-40%.

    Infeksi ringan jarang terjadi fatal dan diperkirakan 90% termasuk dalam kategori ini.

    Anak balita, orang lanjut usia dan penderita immunocompromised mempunyai

    resiko tinggi terjadinya kematian. Penderita berusia di atas 50 tahun, risiko kematian

    lebih besar, bisa mencapai 56 persen. Pada penderita yang sudah mengalami

    kerusakan hati yang ditandai selaput mata berwarna kuning, resiko kematiannya lebih

    tinggi lagi. (2)

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    4/16

    Leptospirosis merupakan suatu infeksi bacterial dari hewan ternak yang dapat

    menyebabkan aborsi, bayi lahir mati, infertilitas dan kehilangan produksi ASI.

    Penyakit ini tersebar luas dan disebabkan oleh infeksi Leptospira spirochaeta.

    Pathogenesis leptospira diklasifikasikan berdasarkan anggota spesies Leptospira

    interogen yang berjumlah 7 buah. Serovar leptospira terdiri atas 200 serovar yang

    berbeda dan tersebar di seluruh dunia. (6)

    Orang-orang yang mempunyai risiko tinggi terkena leptospirosis yaitu :

    a. Mempunyai kontak dengan mata air atau kolam yang telah terkontaminasi

    (orang yang berkemah, perenang, orang yang arung jeram, pemburu)

    b. Bekerja dengan binatang atau di daerah yang lembab (petani, pekerja

    pejagalan hewan, peternak, militer)

    c. Meminum air yang terkontaminasi

    d. Hidup di daerah yang beriklim tropis (7)

    Kuman Leptospira biasanya masuk tubuh lewat luka pada kulit dan kadang-

    kadang lewat selaput (mukosa) di dalam mulut, hidung, dan mata. Berbagai jenis

    binatang dapat mengidap kuman Leptospira di dalam ginjalnya. Penyampaiannya bisa

    terjadi setelah tersentuh air kencing atau tubuh hewan tersebut. Tanah, lumpur, atau

    air yang dicemari air kencing hewan pun dapat menjadi sumber infeksi. Makan

    makanan atau minum air yang tercemar juga kadang-kadang menjadi penyebab

    penyampaiannya. (8)

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    5/16

    II. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

    Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, memasuki

    aliran darah dan berkembang, lalu menyebar secara luas ke jaringan tubuh. Walaupun

    demikian beberapa organism ini masih bertahan pada daerah yang terisolasi secara

    imunologi seperti di dalam ginjal di mana sebagian mikro organism akan mencapai

    convoluted tubules, bertahan di sana dan dilepaskan melalui urin. Leptospira dapat

    dihilangkan dengan fagositosis dan mekanisme humoral. Setelah fase leptospiremia

    4-7 hari, mikroorganisme hanya dapat ditemukan dalam jaringan ginjal dan okuler.

    Tiga mekanisme yang terlibat pada pathogenesis leptospirosis yaitu invasi bakteri

    langsung, factor inflamasi non spesifik, dan reaksi imunologi. (9)

    www.vitalona.com/.../2007/10/071027174533.jpg

    Pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin yang bertanggung

    jawab atas terjadinya keadaan patologi pada beberapa organ. Pada leptospirosis

    terdapat perbedaan antara derajat gangguan fungsi organ dengan kerusakan secara

    http://www.vitalona.com/.../2007/10/071027174533.jpghttp://www.vitalona.com/.../2007/10/071027174533.jpg
  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    6/16

    histologik. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kerusakan bukan pada struktur organ.

    Pada kasus yang erat terjadi kerusakan kapiler dengan perdarahan yang luas dan

    disfungsi hepatoseluler dengan retensi bile. Leptospira dapat masuk ke dalam cairan

    serebrospinal pada fase leptospiremia. Organ-organ yang sering dikenai leptospira

    adalah ginjal, hati, otot dan pembuluh darah. (9)

    a. Ginjal. Interstisial nefritis dengan infiltrasi sel mononuclear merupakan

    bentuk lesi pada leptospirosis yang dapat terjadi pada gangguan fungsi ginjal.

    b. Hati, menunjukkan nekrosis sentilobuler fokal dengan infiltrasi sel limfosit

    fokal dan proliferasi sel Kupfer dengan kolestatis.

    c. Jantung. Epikardium, endokardium dan miokardium dapat terlibat.

    d. Otot rangka. Pada otot rangka, terjadi perubahan-perubahan berupa local

    nekrotis, vakuolisasi dan kehilangan striata.

    e. Mata. Leptospira dapat masuk ruang anterior dari mata selama fase

    leptospiremia dan bertahan beberapa bulan walaupun antibody yang terbentuk

    cukup tinggi.

    f. Pembuluh darah. Terjadi perubahan pada pembuluh darah akibat terjadinya

    vaskulitis yang akan menimbulkan perdarahan.

    g. SSP. Leptospira mudah masuk ke dalam cairan serebrospinal dan dikaitkan

    dengan terjadinya meningitis.

    Weil disease adalah leptospirosis berat yang ditandai dengan ikterus, biasanya

    disertai perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran dan demam tipe kontinua.

    Penyebab weil disease adalah serotype icterohaemorragica pernah juga dilaporkan

    oleh serotype copenhageni dan bataviae. (9)

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    7/16

    www.nature.com/.../v72/n8/images/5002393f2.jpg

    http://www.nature.com/.../v72/n8/images/5002393f2.jpghttp://www.nature.com/.../v72/n8/images/5002393f2.jpg
  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    8/16

    III. GAMBARAN KLINIS

    Gejala awal dari Leptospirosis adalah demam tinggi atau menggigil, sakit

    kepala, malaise (lesu/lemah), muntah, konjungtivitis, rasa nyeri pada otot di

    ekstremitas bawah dan punggung. Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4 9 hari.

    Setelah gejala-gejala di atas maka akan mulai terbentuk antibodi di dalam tubuh

    penderita sehingga gejala yang timbul akan lebih bervariasi dibandingkan dengan

    stadium pertama. Apabila deman dan gejala-gejala lain timbul, kemungkinan akan

    terjadi meningitis. Stadium ini terjadi biasanya terjadi antara minggu kedua dan

    keempat. Berbagai macam gejala ini mirip dengan gejala penyakit influenza.

    Sehingga sulit untuk mendiagnosisnya.

    Untuk mendiagnosis secara pasti dapat dilakukan dengan melakukan

    anamnesis secara teliti dan melihat gejala-gejala yang ada, biasanya 1-2 minggu

    setelah terkena. Untuk memperkuat penyakit ini biasanya dengan mengambil sampel

    darah yang akan menyatakan apakah terkena kuman ini. Untuk diagnosa pada

    umumnya diperlukan 2 kali contoh darah selang 2 minggu. Ada kalanya kuman bisa

    dibiakkan dari darah, pungsi lumbal, dan urin. Seseorang dicurigai Leptospirosis jika

    pemeriksaan laboratorium urin dan darahnya menunjukkan hasil abnormal, dilakukan

    kultur dengan menggunakan darah. Fungsi ginjal dan hepar terganggu. Namun yang

    lebih pasti diperoleh dari hasil pemeriksaan serologis. Diagnosis leptospirosis

    umumnya didapat melalui tes ini. Antibodi terbentuk selama minggu kedua

    perjalanan penyakit. Dapat juga dilakukan pembiakan kuman dari urin, darah, atau

    cairan otak. Namun perlu waktu dua minggu, dan kumannya sendiri tergolong

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    9/16

    bersifat lamban bertumbuh. Leptospira diisolasi dari darah atau LCS pada hari 7-10

    hari pertama selama masa akut, dan dari urine setelah hari ke7 dengan menggunakan

    media khusus. Paling praktis menggunakan pemeriksaan darah. Selain itu, dapat juga

    digunakan pemeriksaan immunofluoresensi atau ELISA untuk mendeteksi leptospira.

    (8)

    http://aapredbook.aappublications.org/content/images/large/2006

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    10/16

    IV. PENATALAKSANAAN

    A. Promotif

    Dilakukannya penyukuhan-penyuluhan tentang leptospirosis mulai dari

    definisi, epidemiologi, tanda gejala, pencegahan, penularan dan pengobatan.

    B. Preventif

    1. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus

    2. Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan

    3. Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja

    di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar

    lainnya

    4. Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis (petugas

    kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain) dengan

    menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.

    5. Menjaga kebersihan lingkungan

    6. Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah

    7. Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.

    8. Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.

    9. Menghindari pencemaran oleh tikus.

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    11/16

    10. Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh

    tikus.

    11. Meningkatkan penangkapan tikus .

    C. Kuratif

    Terapi leptospirosis ringan

    1. Pemberian antipiretik, terutama apabila demmamnya melebihi 38 C.

    2. Pemberian antibiotik-antikuman leptospira. Pada leptospirosis ringan diberikan

    terapi:

    Doksisiklin 100 mg yang diberikan 2 kali sehari, selama 7 hari, pada anak di

    atas 8 tahun: 2 mg/Kg/hari (maksimal 100 mg) atau

    Ampisilin 500 750 mg yang diberikan 4 kali sehari per oral, atau

    Amoksisilin 500 mg yang diberikan 4 kali sehari per oral.

    Terapi leptospirosis berat

    1. Pemberian antipiretik

    2. Pemberian Nutrisi dan cairan

    Pemberian nutrisi perlu diperhatikan, karena nafsu makan pasien menurun,

    sehingga asupan nutrisi berkurang. Kalori diberikan dengan mempertimbangkan

    keseimbangan nitrogen, dengan perhitungan:

    Berat badan 0 10 kg: 100 kalori/kgBB/hari

    Berat badan 20 30 kg: ditambahkan 50 kalori/kgBB/hari

    Berat badan 30 40 kg: ditambahkan 25 kalori/kgBB/hari

    Berat badan 40 50 kg: ditambahkan 10 kalori/kgBB/hari

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    12/16

    Berat badan 50 60 kg: ditambahkan 5 kalori/kgBB/hari

    Karbohidrat diberikan dalam jumlah cukup untuk mencegah terjadinya ketosis.

    Protein yang cukup mengandung asam amino esensial, diberikan sebanyak 0,2

    0,5 gram/kgBB/ hari.. Pada pasien dengan muntah hebat atau tidak mau makan,

    diberikan makanan secara parenteral.

    Pemberian antibiotik :

    Prokain penisilin 6 8 juta unit sehari yang diberikan 4 kali sehari

    intramuskular

    Ampisilin 1 gram yang diberikan 4 kali sehari intravena atau

    Amoksisilin 1 gram yang diberikan 4 kali sehari intravena atau

    Antibiotik pada anak:

    - Prokain penesilin 50.000 IU/kg BB; maksimal 2 juta IU sehari yang

    diberikan 4 kali sehari intramuskular atau

    - Doksisiklin pada anak >8 tahun: 2 mg/kgBB; maksimal 100 mg sehari

    yang diberikan 2 kali sehari per oral.

    D. Rehabilitatif

    Pada kasus ikterus angka kematian 5% pada usia dibawah 30tahun, dan pada usia

    lanjut mencapai 30-40%. (IPD jilid III)

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    13/16

    V. KESIMPULAN dan SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakterileptospira

    yang menyerang hewan dan manusia.

    2. Angka kasus leptospirosis Amerika Serikat (AS) yang tercatat sebanyak 50

    sampai 150 kasus setiap tahunnya, sedangkan pada Indonesia, data didapatkan

    dari salah satu daerah kawasan rawan banjir yaitu Jawa Tengah periode

    Januari-Desember 2007 terdapat sebanyak 66 penduduk menderita

    leptospirosis.

    3. Media transmisi kuman leptospira dapat melalui kontak dengan air maupun

    lumpur yang tercemar urine binatang (tikus) yang terinfeksi leptospira dan

    masuk ke tubuh manusia melalui kulit lecet, luka, dan membrane mukosa

    4. Organ-organ yang sering terkena leptospira adalah ginjal, hati, otot dan

    pembuluh darah.

    5. Gejala Leptospirosis adalah demam tinggi atau menggigil, sakit kepala,

    malaise (lesu/lemah), muntah, konjungtivitis, rasa nyeri pada otot di

    ekstremitas bawah dan punggung, yang akan tampak antara 4 9 hari.

    6. Leptospirosis di diagnosis dengan cara menemukan gejala yang didapatkan

    dari hasil anamnesis secara teliti, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leptospira&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leptospira&action=edit&redlink=1
  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    14/16

  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    15/16

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Mc Afiez. Leptospirosis pada Manusia. 2007; available from:

    http://www.kunci-kesehatan.com

    2. PB Persi. Leptospirosis pada Manusia. 2007; available from:

    http://www.pbpersi.co.id

    3. Departemen Kesehatan RI. Awas Gejala Leptospirosis Menyerupai Flu. 2008;

    available from: http://www.depkes.co.id

    4. Hendra Makmur. Waspada Leptospirosis. 2007; available from:

    http://www.litbang .depkes.go.id

    5. Virginie M, et al. Epidemiology of Leptospirosis. Online journal 2008

    September 8; Available from: http://www.journals.uchicago.edu

    6. Carole AB. Diagnosis and Control of Bovine Leptospirosis. Online journal

    2008 September 8; Available from: http://www.wdmc.org

    7. Maryland Department of Health & Mental Hygiene. Leptospirosis fact Sheet.

    Online Journal 2008 September 8; Available from:

    http://www.cha.state.md.us

    http://www.pbpersi.co.id/http://www.depkes.co.id/http://www.journals.uchicago.edu/http://www.wdmc.org/http://www.cha.state.md.us/http://www.pbpersi.co.id/http://www.depkes.co.id/http://www.journals.uchicago.edu/http://www.wdmc.org/http://www.cha.state.md.us/
  • 7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok

    16/16

    8. Nassi F, Seixas FK, Jouglard SDD, Simionatto S, Silva EF, Seyffert N, et al.

    Leptospirosis diagnosis using Nested-PCR.Online journal 2008 september 6;

    Available from: http://www.bjm.com)

    9. Aru W Sudoyo dkk. 2006.buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV.ipd

    fkui.jkt.tropik infeksi.hal 1824

    http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/