pendahuluan leptospirosis ok
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
1/16
I. PENDAHULUAN
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakterileptospira
yang menyerang hewan dan manusia. Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup
didalam air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, air selokan
dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati. Leptospirosis sebenarnya
masuk ke dalam golongan penyakit hewan yang bisa menginfeksi manusia juga , atau
dapat disebut zoonosis. Penyebabnya kuman leptospira. Kuman ini hidup dan berbiak
di tubuh hewan. Semua hewan bisa terinfeksi. Paling banyak tikus dan hewan
pengerat lainnya, selain hewan ternak. Hewan piaraan, dan hewan liar pun bias
terinfeksi oleh penyakit ini. Masa inkubasi leptospirosis sekitar 10 hari. Manusia
dapat terinfeksi kuman leptospira akibat kontak dengan air maupun lumpur yang
tercemar urine binatang (tikus) yang terinfeksi leptospira dan masuk ke tubuh
manusia melalui kulit lecet, luka, dan "membrane mukosa". Berberapa serovar
dikaitkan dengan beberapa binatang, misalnya L pomona and L interrogans terdapat
pada lembu dan babi, L grippotyphosa pada lembu, domba, kambing, dan tikus, L
ballum dan L icterohaemorrhagiae sering dikaitkan dengan tikus dan L canicola
dikaitkan dengan anjing. Beberapa serotipe yang penting lainnya adalah autumnalis,
hebdomidis, dan australis.(1)
Penyakit leptospirosis dikenal pertamakali sebagai penyakit occupational pada
beberapa pekerja pada tahun 1883. Pada tahun 1886 Weil mengungkapkan
manifestasi klinis yang terjadi pada 4 penderita yang mengalami penyakit kuning
yang berat, disertai demam, perdarahan dan gangguan ginjal. Sedangkan Inada
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leptospira&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leptospira&action=edit&redlink=1 -
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
2/16
mengidentifikasikan penyakit ini di jepang pada tahun 1916. Penyakit ini dapat
menyerang semua usia, tetapi sebagian besar berusia antara 10-39 tahun. Sebagian
besar kasus terjadi pada laki-laki usia pertengahan, mungkin usia ini adalah faktor
resiko tinggi tertular penyakit okupasi ini. Angka kejadian penyakit tergantung
musim. Dinegara tropis sebagian besar kasus terjadi saat musim hujan, di Negara
barat terjadi saat akhir musim panas atau awalmusim gugur karena tanah lembab dan
bersifat alkalis
Angka kasus leptospirosis Amerika Serikat (AS) yang tercatat sebanyak 50
sampai 150 kasus setiap tahun. Sebagian besar atau sekitar 50% terjadi di Hawai. Di
Indonesia penyakit demam banjir (leptospirosis) sudah sering dilaporkan di daerah
Jawa Tengah seperti Klaten, Demak atau Boyolali. Beberapa tahun terakhir di derah
banjir seperti Jakarta dan Tangerang juga dilaporkan terjadinya penyakit ini (2).
Bakteri leptospira juga banyak berkembang biak didaerah pesisir pasang surut seperti
Riau, Jambi dan Kalimantan. Menurut laporan dari dinas kesehatan Jawa Tengah
sebanyak 66 penduduk di Jateng selama Januari-Desember 2007 terkena penyakit
leptospirosis, enam di antaranya meninggal dunia sehingga masyarakat diminta
mewaspadai serangan penyakit itu. Penderita leptospirosis yang meninggal tersebut
berada di Kota Semarang dengan 14 kasus, Kabupaten Demak 29 kasus (enam
meninggal), klaten 21 kasus, Purworejo satu kasus, dan Kabupaten Semarang satu
kasus.Sehingga penduduk Jawa Tengah yang tinggal di daerah kawasan rawan banjirharus waspada jika sudah memasuki musim hujan. (3)
Paparan terhadap pekerja diperkirakan terjadi pada 30-50% kasus. Kelompok
yang beresiko utama adalah para pekerja pertanian, peternakan, penjual binatang,
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
3/16
bidang agrikultur, rumah jagal, tukang ledeng, buruh tambang batubara, militer,
tukang susu, dan tukang jahit. Ancaman berlaku juga bagi yang mempunyai hobi
melakukan aktivitas di danau atau sungai, seperti berenang. Tukang susu dapat
terkena karena terkena pada wajah saat memerah susu. Aktifitas yang beresiko
meliputi perjalanan rekreasi ke daerah tropis seperti berperahu kano, mendaki,
memancing, selancar air, berenang, ski air, berkendara roda dua melalui genangan,
dan kegiatan olahraga lain yang berhubungan dengan air yang tercemar. Berkemah
dan bepergian ke daerah endemik juga menambahkan resiko.(2)
Infeksi leptospirosis mempunyai manifestasi yang sangat bervariasi dan
kadang asimtomatis, sehingga sering terjadi misdiagnosis. Hampir 15-40% penderita
yang terpapar infeksi tidak mengalami gejala tetapi menunjukkan serologi positif.
Masa inkubasi biasanya terjadi sekitar 7-12 hari dengan rentang 2-20 hari. Sekitar
90% penderita dengan manifestasi ikterus ringan sekitar 5-10% dengan ikterus berat
yang sering dikenal dengan penyakit Weil (4). Gejala klinis yang timbul pada pasien
leptospirosis adalah demam tinggi, menggigil, sakit kepala, malaise, muntah , mata merah,
nyeri pada otot betis, punggung dan abdominal, ikterik pada mata dan kulit. (5)
Angka kematian akibat leptospirosis tergolong tinggi, mencapai 5-40%.
Infeksi ringan jarang terjadi fatal dan diperkirakan 90% termasuk dalam kategori ini.
Anak balita, orang lanjut usia dan penderita immunocompromised mempunyai
resiko tinggi terjadinya kematian. Penderita berusia di atas 50 tahun, risiko kematian
lebih besar, bisa mencapai 56 persen. Pada penderita yang sudah mengalami
kerusakan hati yang ditandai selaput mata berwarna kuning, resiko kematiannya lebih
tinggi lagi. (2)
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
4/16
Leptospirosis merupakan suatu infeksi bacterial dari hewan ternak yang dapat
menyebabkan aborsi, bayi lahir mati, infertilitas dan kehilangan produksi ASI.
Penyakit ini tersebar luas dan disebabkan oleh infeksi Leptospira spirochaeta.
Pathogenesis leptospira diklasifikasikan berdasarkan anggota spesies Leptospira
interogen yang berjumlah 7 buah. Serovar leptospira terdiri atas 200 serovar yang
berbeda dan tersebar di seluruh dunia. (6)
Orang-orang yang mempunyai risiko tinggi terkena leptospirosis yaitu :
a. Mempunyai kontak dengan mata air atau kolam yang telah terkontaminasi
(orang yang berkemah, perenang, orang yang arung jeram, pemburu)
b. Bekerja dengan binatang atau di daerah yang lembab (petani, pekerja
pejagalan hewan, peternak, militer)
c. Meminum air yang terkontaminasi
d. Hidup di daerah yang beriklim tropis (7)
Kuman Leptospira biasanya masuk tubuh lewat luka pada kulit dan kadang-
kadang lewat selaput (mukosa) di dalam mulut, hidung, dan mata. Berbagai jenis
binatang dapat mengidap kuman Leptospira di dalam ginjalnya. Penyampaiannya bisa
terjadi setelah tersentuh air kencing atau tubuh hewan tersebut. Tanah, lumpur, atau
air yang dicemari air kencing hewan pun dapat menjadi sumber infeksi. Makan
makanan atau minum air yang tercemar juga kadang-kadang menjadi penyebab
penyampaiannya. (8)
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
5/16
II. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, memasuki
aliran darah dan berkembang, lalu menyebar secara luas ke jaringan tubuh. Walaupun
demikian beberapa organism ini masih bertahan pada daerah yang terisolasi secara
imunologi seperti di dalam ginjal di mana sebagian mikro organism akan mencapai
convoluted tubules, bertahan di sana dan dilepaskan melalui urin. Leptospira dapat
dihilangkan dengan fagositosis dan mekanisme humoral. Setelah fase leptospiremia
4-7 hari, mikroorganisme hanya dapat ditemukan dalam jaringan ginjal dan okuler.
Tiga mekanisme yang terlibat pada pathogenesis leptospirosis yaitu invasi bakteri
langsung, factor inflamasi non spesifik, dan reaksi imunologi. (9)
www.vitalona.com/.../2007/10/071027174533.jpg
Pada fase leptospiremia, leptospira melepaskan toksin yang bertanggung
jawab atas terjadinya keadaan patologi pada beberapa organ. Pada leptospirosis
terdapat perbedaan antara derajat gangguan fungsi organ dengan kerusakan secara
http://www.vitalona.com/.../2007/10/071027174533.jpghttp://www.vitalona.com/.../2007/10/071027174533.jpg -
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
6/16
histologik. Perbedaan ini menunjukkan bahwa kerusakan bukan pada struktur organ.
Pada kasus yang erat terjadi kerusakan kapiler dengan perdarahan yang luas dan
disfungsi hepatoseluler dengan retensi bile. Leptospira dapat masuk ke dalam cairan
serebrospinal pada fase leptospiremia. Organ-organ yang sering dikenai leptospira
adalah ginjal, hati, otot dan pembuluh darah. (9)
a. Ginjal. Interstisial nefritis dengan infiltrasi sel mononuclear merupakan
bentuk lesi pada leptospirosis yang dapat terjadi pada gangguan fungsi ginjal.
b. Hati, menunjukkan nekrosis sentilobuler fokal dengan infiltrasi sel limfosit
fokal dan proliferasi sel Kupfer dengan kolestatis.
c. Jantung. Epikardium, endokardium dan miokardium dapat terlibat.
d. Otot rangka. Pada otot rangka, terjadi perubahan-perubahan berupa local
nekrotis, vakuolisasi dan kehilangan striata.
e. Mata. Leptospira dapat masuk ruang anterior dari mata selama fase
leptospiremia dan bertahan beberapa bulan walaupun antibody yang terbentuk
cukup tinggi.
f. Pembuluh darah. Terjadi perubahan pada pembuluh darah akibat terjadinya
vaskulitis yang akan menimbulkan perdarahan.
g. SSP. Leptospira mudah masuk ke dalam cairan serebrospinal dan dikaitkan
dengan terjadinya meningitis.
Weil disease adalah leptospirosis berat yang ditandai dengan ikterus, biasanya
disertai perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran dan demam tipe kontinua.
Penyebab weil disease adalah serotype icterohaemorragica pernah juga dilaporkan
oleh serotype copenhageni dan bataviae. (9)
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
7/16
www.nature.com/.../v72/n8/images/5002393f2.jpg
http://www.nature.com/.../v72/n8/images/5002393f2.jpghttp://www.nature.com/.../v72/n8/images/5002393f2.jpg -
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
8/16
III. GAMBARAN KLINIS
Gejala awal dari Leptospirosis adalah demam tinggi atau menggigil, sakit
kepala, malaise (lesu/lemah), muntah, konjungtivitis, rasa nyeri pada otot di
ekstremitas bawah dan punggung. Gejala-gejala diatas akan tampak antara 4 9 hari.
Setelah gejala-gejala di atas maka akan mulai terbentuk antibodi di dalam tubuh
penderita sehingga gejala yang timbul akan lebih bervariasi dibandingkan dengan
stadium pertama. Apabila deman dan gejala-gejala lain timbul, kemungkinan akan
terjadi meningitis. Stadium ini terjadi biasanya terjadi antara minggu kedua dan
keempat. Berbagai macam gejala ini mirip dengan gejala penyakit influenza.
Sehingga sulit untuk mendiagnosisnya.
Untuk mendiagnosis secara pasti dapat dilakukan dengan melakukan
anamnesis secara teliti dan melihat gejala-gejala yang ada, biasanya 1-2 minggu
setelah terkena. Untuk memperkuat penyakit ini biasanya dengan mengambil sampel
darah yang akan menyatakan apakah terkena kuman ini. Untuk diagnosa pada
umumnya diperlukan 2 kali contoh darah selang 2 minggu. Ada kalanya kuman bisa
dibiakkan dari darah, pungsi lumbal, dan urin. Seseorang dicurigai Leptospirosis jika
pemeriksaan laboratorium urin dan darahnya menunjukkan hasil abnormal, dilakukan
kultur dengan menggunakan darah. Fungsi ginjal dan hepar terganggu. Namun yang
lebih pasti diperoleh dari hasil pemeriksaan serologis. Diagnosis leptospirosis
umumnya didapat melalui tes ini. Antibodi terbentuk selama minggu kedua
perjalanan penyakit. Dapat juga dilakukan pembiakan kuman dari urin, darah, atau
cairan otak. Namun perlu waktu dua minggu, dan kumannya sendiri tergolong
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
9/16
bersifat lamban bertumbuh. Leptospira diisolasi dari darah atau LCS pada hari 7-10
hari pertama selama masa akut, dan dari urine setelah hari ke7 dengan menggunakan
media khusus. Paling praktis menggunakan pemeriksaan darah. Selain itu, dapat juga
digunakan pemeriksaan immunofluoresensi atau ELISA untuk mendeteksi leptospira.
(8)
http://aapredbook.aappublications.org/content/images/large/2006
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
10/16
IV. PENATALAKSANAAN
A. Promotif
Dilakukannya penyukuhan-penyuluhan tentang leptospirosis mulai dari
definisi, epidemiologi, tanda gejala, pencegahan, penularan dan pengobatan.
B. Preventif
1. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
2. Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan
3. Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja
di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar
lainnya
4. Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis (petugas
kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain) dengan
menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
5. Menjaga kebersihan lingkungan
6. Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah
7. Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
8. Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
9. Menghindari pencemaran oleh tikus.
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
11/16
10. Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh
tikus.
11. Meningkatkan penangkapan tikus .
C. Kuratif
Terapi leptospirosis ringan
1. Pemberian antipiretik, terutama apabila demmamnya melebihi 38 C.
2. Pemberian antibiotik-antikuman leptospira. Pada leptospirosis ringan diberikan
terapi:
Doksisiklin 100 mg yang diberikan 2 kali sehari, selama 7 hari, pada anak di
atas 8 tahun: 2 mg/Kg/hari (maksimal 100 mg) atau
Ampisilin 500 750 mg yang diberikan 4 kali sehari per oral, atau
Amoksisilin 500 mg yang diberikan 4 kali sehari per oral.
Terapi leptospirosis berat
1. Pemberian antipiretik
2. Pemberian Nutrisi dan cairan
Pemberian nutrisi perlu diperhatikan, karena nafsu makan pasien menurun,
sehingga asupan nutrisi berkurang. Kalori diberikan dengan mempertimbangkan
keseimbangan nitrogen, dengan perhitungan:
Berat badan 0 10 kg: 100 kalori/kgBB/hari
Berat badan 20 30 kg: ditambahkan 50 kalori/kgBB/hari
Berat badan 30 40 kg: ditambahkan 25 kalori/kgBB/hari
Berat badan 40 50 kg: ditambahkan 10 kalori/kgBB/hari
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
12/16
Berat badan 50 60 kg: ditambahkan 5 kalori/kgBB/hari
Karbohidrat diberikan dalam jumlah cukup untuk mencegah terjadinya ketosis.
Protein yang cukup mengandung asam amino esensial, diberikan sebanyak 0,2
0,5 gram/kgBB/ hari.. Pada pasien dengan muntah hebat atau tidak mau makan,
diberikan makanan secara parenteral.
Pemberian antibiotik :
Prokain penisilin 6 8 juta unit sehari yang diberikan 4 kali sehari
intramuskular
Ampisilin 1 gram yang diberikan 4 kali sehari intravena atau
Amoksisilin 1 gram yang diberikan 4 kali sehari intravena atau
Antibiotik pada anak:
- Prokain penesilin 50.000 IU/kg BB; maksimal 2 juta IU sehari yang
diberikan 4 kali sehari intramuskular atau
- Doksisiklin pada anak >8 tahun: 2 mg/kgBB; maksimal 100 mg sehari
yang diberikan 2 kali sehari per oral.
D. Rehabilitatif
Pada kasus ikterus angka kematian 5% pada usia dibawah 30tahun, dan pada usia
lanjut mencapai 30-40%. (IPD jilid III)
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
13/16
V. KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
1. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakterileptospira
yang menyerang hewan dan manusia.
2. Angka kasus leptospirosis Amerika Serikat (AS) yang tercatat sebanyak 50
sampai 150 kasus setiap tahunnya, sedangkan pada Indonesia, data didapatkan
dari salah satu daerah kawasan rawan banjir yaitu Jawa Tengah periode
Januari-Desember 2007 terdapat sebanyak 66 penduduk menderita
leptospirosis.
3. Media transmisi kuman leptospira dapat melalui kontak dengan air maupun
lumpur yang tercemar urine binatang (tikus) yang terinfeksi leptospira dan
masuk ke tubuh manusia melalui kulit lecet, luka, dan membrane mukosa
4. Organ-organ yang sering terkena leptospira adalah ginjal, hati, otot dan
pembuluh darah.
5. Gejala Leptospirosis adalah demam tinggi atau menggigil, sakit kepala,
malaise (lesu/lemah), muntah, konjungtivitis, rasa nyeri pada otot di
ekstremitas bawah dan punggung, yang akan tampak antara 4 9 hari.
6. Leptospirosis di diagnosis dengan cara menemukan gejala yang didapatkan
dari hasil anamnesis secara teliti, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leptospira&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Leptospira&action=edit&redlink=1 -
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
14/16
-
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
15/16
DAFTAR PUSTAKA
1. Mc Afiez. Leptospirosis pada Manusia. 2007; available from:
http://www.kunci-kesehatan.com
2. PB Persi. Leptospirosis pada Manusia. 2007; available from:
http://www.pbpersi.co.id
3. Departemen Kesehatan RI. Awas Gejala Leptospirosis Menyerupai Flu. 2008;
available from: http://www.depkes.co.id
4. Hendra Makmur. Waspada Leptospirosis. 2007; available from:
http://www.litbang .depkes.go.id
5. Virginie M, et al. Epidemiology of Leptospirosis. Online journal 2008
September 8; Available from: http://www.journals.uchicago.edu
6. Carole AB. Diagnosis and Control of Bovine Leptospirosis. Online journal
2008 September 8; Available from: http://www.wdmc.org
7. Maryland Department of Health & Mental Hygiene. Leptospirosis fact Sheet.
Online Journal 2008 September 8; Available from:
http://www.cha.state.md.us
http://www.pbpersi.co.id/http://www.depkes.co.id/http://www.journals.uchicago.edu/http://www.wdmc.org/http://www.cha.state.md.us/http://www.pbpersi.co.id/http://www.depkes.co.id/http://www.journals.uchicago.edu/http://www.wdmc.org/http://www.cha.state.md.us/ -
7/29/2019 Pendahuluan Leptospirosis Ok
16/16
8. Nassi F, Seixas FK, Jouglard SDD, Simionatto S, Silva EF, Seyffert N, et al.
Leptospirosis diagnosis using Nested-PCR.Online journal 2008 september 6;
Available from: http://www.bjm.com)
9. Aru W Sudoyo dkk. 2006.buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV.ipd
fkui.jkt.tropik infeksi.hal 1824
http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/http://www.bjm.com/