pendahuluan a. latar belakang - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/ppid...
TRANSCRIPT
- 7 -
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN
NOMOR
TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGEMBANGAN PANGAN LOKAL
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan adalah hak azasi manusia dan pemenuhannya menjadi kewajiban
Negara. Dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan
Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi menyebutkan bahwa negara akan berdaulat pangan apabila
mampu mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis kemandirian
pangan. Hal ini akan mampu diwujudkan melalui penyediaan,
keterjangkauan dan konsumsi pangan yang berbasis pada potensi pangan
lokal.
Pola konsumsi pangan masyarakat saat ini yang belum beragam dan
bergizi seimbang, ditunjukkan dengan tingginya konsumsi karbohidrat
khususnya beras dibandingkan dengan sumber pangan lainnya
menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat akan beras. Selain itu,
adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang mendorong konsumsi
pangan yang bersifat praktis (instan) menjadi penyebab tingginya
permintaan akan pangan yang sebagian besar berbahan baku terigu. Hal
ini pada akhirnya menjadi permasalahan tersendiri dalam penyediaan
pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu didorong secara intensif
upaya pengembangan pangan lokal untuk menjawab permasalah tersebut.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber pangan lokal,
namun sampai saat ini produk olahan pangan lokal masih belum dapat
bersaing dengan olahan pangan berbasis terigu baik dari segi kualitas
maupun harganya. Oleh karena itu perlu dikembangkan industri
pengolahan pangan yang berorientasi pada bisnis dengan berbasis pada
potensi pangan lokal. Hal ini sejalan dengan salah satu strategi percepatan
- 8 -
penganekaragaman konsumsi pangan dalam Peraturan Presiden no 22
Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal yaitu Pengembangan Bisnis dan
Industri Pangan Lokal.
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian telah melaksanakan
program pengembangan pangan lokal sejak tahun 2012 melalui kegiatan
Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dan pada tahun 2018
bertranformasi menjadi kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3L).
Kegiatan ini dirasakan masih belum efisien dan efektif karena skala usaha
yang tercipta belum terlalu besar yang mengakibatkan harga produk yang
dihasilkan relatif tinggi sehingga tidak mampu bersaing di pasar. Selain
itu, banyak ditemui permasalahan pada sisi jaminan kontinuitas bahan
baku serta pemasaran belum digarap dengan intensif yang berakibat
ketidakstabilan produksi dan produk yang dihasilkan mengalami kesulitan
dalam penjualan.
Pada tahun 2019 kegiatan pengembangan pangan lokal mencakup dua
kegiatan, yaitu Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) dan
Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3L) Tahap Pengembangan. Kegiatan
PIPL merupakan pengembangan usaha pengolahan pangan lokal dengan
skala usaha yang lebih besar dengan fokus untuk menghasilkan bahan
baku industri pengolahan pangan berbasis tepung. Sedangkan kegiatan
P3L tahap pengembangan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan P3L
tahun 2018. Kegiatan Pengembangan Pangan Lokal diharapkan dapat lebih
mendorong terwujudnya industrialisasi pangan lokal yang menghasilkan
produk pangan yang berdaya saing.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Pangan Lokal yaitu:
1. Memberikan acuan pelaksanaan teknis kegiatan PIPL dan P3L tahap
pengembangan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan penerima
manfaat.
2. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi berbagai pihak
dalam pengelolaan pelaksanaan kegiatan PIPL dan P3L Tahap
Pengembangan.
Tujuan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal adalah:
a. Kegiatan PIPL:
- 9 -
1. Mengembangkan usaha pengolahan pangan lokal
2. Meningkatkan ketersediaan pangan lokal melalui peningkatan
produksi tepung untuk bahan baku industri pangan
b. Kegiatan P3L Tahap Pengembangan:
1. Mengembangkan usaha olahan pangan lokal
2. Meningkatkan aneka olahan pangan lokal yang berdaya saing
Sasaran kegiatan Pengembangan Pangan Lokal adalah:
a. Kegiatan PIPL:
Terlaksananya penumbuhan 10 unit usaha pengolahan pangan lokal di
10 kabupaten pada 10 provinsi yang memiliki potensi pangan lokal
berupa sagu, ubi kayu, dan jagung.
b. Kegiatan P3L Tahap Pengembangan:
Terlaksananya pengembangan 15 unit usaha olahan pangan lokal di 15
kabupaten pada 13 provinsi yang telah ditumbuhkan pada tahun 2018.
C. Indikator Keberhasilan
1. Indikator Output :
- Jumlah unit usaha PIPL yang ditumbuhkan
- Jumlah unit usaha P3L yang dikembangkan.
2. Indikator Outcome
a. Kegiatan PIPL:
- Meningkatnya produksi tepung pangan lokal pada unit usaha PIPL
yang ditumbuhkan
- Meningkatnya modal usaha
b. Kegiatan P3L tahap Pengembangan:
- Tersedianya olahan pangan lokal di sekitar lokasi kegiatan
3. Indikator Manfaat
a. Kegiatan PIPL:
Meningkatnya pasokan bahan baku pangan lokal pada industri
berbasis tepung yang berasal dari unit usaha PIPL yang ditumbuhkan
b. Kegiatan P3L Tahap Pengembangan:
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mengkonsumsi pangan
lokal
- 10 -
D. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan
air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman.
2. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan
produktif secara berkelanjutan.
3. Pangan Lokal adalah makanan yang diproduksi dan dikonsumsi oleh
masyarakat setempat selain beras dan terigu sesuai potensi dan kearifan
lokal.
4. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) adalah aneka ragam
bahan pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan
lemak yang apabila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi
kecukupan gizi yang dianjurkan.
5. Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) adalah kegiatan usaha
pengolahan pangan lokal untuk menghasilkan bahan baku industri
pangan berbasis tepung.
6. Kelompok PIPL adalah kelompok usaha yang melaksanakan kegiatan PIPL.
7. Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3L) adalah kegiatan untuk
menghasilkan produk olahan pangan pokok sumber karbohidrat selain
beras dan terigu sesuai karakteristik daerah berbasis sumber daya lokal.
8. UMKM P3L adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah yang
mengolah pangan pokok lokal sesuai batasan berdasarkan UU No. 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
9. Tim Teknis Provinsi/Kabupaten/Kota adalah tim yang dibentuk oleh
Dinas/Badan yang menyelenggarakan urusan ketahanan pangan yang
bertugas menjadi pelaksana dan penanggungjawab kegiatan
Provinsi/Kabupaten/Kota.
- 11 -
BAB II
KERANGKA PIKIR
A. Konsep Kegiatan
1. Kegiatan PIPL
Kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) dilaksanakan
dalam rangka mendukung percepatan peningkatan penganekaragaman
pangan masyarakat dengan berbasis pada potensi sumberdaya lokal di
daerah. Penerima manfaat kegiatan ini adalah kelompok usaha yang
bergerak di bidang pengolahan pangan pada skala usaha mikro, kecil
atau menengah (UMKM). Kelompok yang ditetapkan akan mendapat
bantuan untuk proses produksi atau pengolahan tepung berupa mesin
peralatan, pengemasan dan pelabelan serta uji produk dan perijinan.
Produk yang dihasilkan berupa tepung yang dapat digunakan sebagai
bahan baku pengolahan aneka produk pangan lokal yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat dan kedepannya diharapkan mampu
menjadi bahan substitusi tepung terigu di industri pangan.
Konsep pengembangan kegiatan PIPL terintegrasi mulai dari sisi hulu
hingga hilir. Dari sisi hulu, pemilihan lokasi kegiatan PIPL berada di
kawasan sentra produksi pangan lokal sehingga diharapkan dapat
menjamin kontinuitas bahan baku disertai dengan menjalin kemitraan
dengan petani pangan lokal setempat melalui kesepakatan penyediaan
bahan baku dan melibatkan petani setempat sebagai anggota dalam
kelompok. Sedangkan di sisi hilirnya, tepung pangan lokal yang
dihasilkan oleh kelompok penerima manfaat PIPL dapat dipasarkan
atau diolah kembali menjadi bentuk olahan lain oleh usaha pangan
lokal yang berada di sekitarnya dengan mekanisme kemitraan
(kesepakatan pemasaran). Melalui kegiatan ini diharapkan terbentuk
jejaring produksi dan pemasaran yang efisien sehingga mendorong
meningkatnya penyediaan pangan lokal di masyarakat. Gambaran
konsep pengembangan PIPL disajikan pada Gambar 1.
- 12 -
Gambar 1. Konsep Kegiatan PIPL
2. Kegiatan P3L Tahap Pengembangan
Kegiatan P3L tahap pengembangan merupakan kegiatan lanjutan dari
kegiatan P3L yang telah dilaksanakan pada tahun 2018. P3L tahap
pengembangan difokuskan pada pengembangan usaha olahan pangan
lokal. Gambaran konsep pengembangan P3L disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Konsep Kegiatan P3L
- 13 -
B. Strategi Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan PIPL dilakukan dengan strategi:
1. Pemanfaatan teknologi pengolahan pangan untuk menghasilkan
tepung sebagai bahan baku industri pangan.
2. Pengembangan skala usaha.
3. Penjaminan kontinuitas bahan baku yang dapat dilakukan melalui
melibatkan petani sebagai anggota kelompok dan/atau melalui
kesepakatan penyediaan bahan baku.
4. Penjaminan pemasaran melalui kesepakatan pemasaran.
Pelaksanaan kegiatan P3L tahap Pengembangan dilakukan dengan
strategi:
1. Pemanfaatan teknologi pengolahan pangan untuk menghasilkan aneka
olahan pangan lokal.
2. Pengembangan unit usaha olahan pangan lokal.
- 14 -
BAB III
PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Penetapan Lokasi, Penerima Manfaat dan Pendamping
Kegiatan P3L Tahap Pengembangan
Penetapan Lokasi, Penerima Manfaat dan Pendamping P3L Tahap
Pengembangan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Penentuan Kelompok P3L Tahap Pengembangan
Kelompok P3L tahap pengembangan tahun 2019 yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1) Kelompok P3L tahun 2018 yang masih aktif melaksanakan
kegiatan.
2) Bersedia menandatangani pakta integritas kegiatan P3L tahap
pengembangan (Format 2B)
b. Mekanisme penetapan lokasi dan penerima manfaat
1) Tim teknis provinsi berkoordinasi dengan tim teknis
kabupaten/kota melakukan verifikasi terhadap CP/CL.
2) Kelompok yang lolos verifikasi selanjutnya ditetapkan menjadi
penerima manfaat melalui Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
(Format 1B). Sebelum ditetapkan, kelompok tersebut harus
membuat pakta integritas (Format 2B).
3) Keputusan tersebut selanjutnya dilaporkan kepada Badan
Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan
Keamanan Pangan.
c. Penetapan Pendamping
Syarat dan Mekanisme Penetapan Pendamping
1) Pendamping P3L tahap pengembangan, diutamakan
pendamping dari tahap penumbuhan yang menunjukan kinerja
baik.
2) Pendamping kelompok bertanggung jawab selama satu tahun
anggaran. Jika pendamping tidak dapat melaksanakan tugas
dengan baik, maka pendamping dapat diganti melalui usulan
- 15 -
perubahan Keputusan Kepala Dinas/Unit Kerja yang Menangani
Ketahanan Pangan Provinsi/KPA.
3) Hasil penetapan Pendamping P3L tahap pengembangan
dilaporkan kepada Badan Ketahanan Pangan c.q Pusat
Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan (Format
3B). Sebelum ditetapkan, pendamping P3L menandatangani
Pakta Integritas untuk mendampingi kegiatan P3L tahap
pengembangan sesuai tugasnya (Format 4B).
Kegiatan PIPL
Penetapan Lokasi, Penerima Manfaat dan Pendamping PIPL
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Kriteria calon lokasi, penerima, dan pendamping kegiatan PIPL.
(1) Kriteria calon lokasi yaitu :
- Kabupaten/kota sentra produksi komoditas sagu/ubi
kayu/jagung
- Mempunyai akses transportasi,
- Mempunyai akses listrik, dan
- Mempunyai potensi sumber air bersih.
(2) Kriteria calon penerima manfaat yaitu:
- Kelompok usaha pengolahan pangan skala UMKM yang masih
berjalan, atau kelompok usaha pengolahan pangan baru yang
beranggotakan pengusaha pangan lokal berskala UMKM;
- Kelompok PIPL minimal beranggotakan petani sebagai
pemasok bahan baku dan pengusaha pengolahan pangan;
- Memiliki tempat usaha untuk proses produksi dan
penempatan mesin peralatan;
- Kelompok memiliki jaminan pasokan bahan baku (dibuktikan
kesepakatan pasokan bahan baku);
- Kelompok memiliki jaminan pemasaran (dibuktikan dengan
kesepakatan pemasaran);
- Kelompok disahkan oleh pejabat yang berwenang;
- Kelompok PIPL terdaftar dalam Sistem Manajemen Informasi
Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN);
- 16 -
- Sanggup melaksanakan kegiatan PIPL sesuai petunjuk teknis
(dibuktikan dengan surat pernyataan).
(3) Kriteria petugas pendamping kelompok yaitu:
- Aparat/petugas yang menangani ketahanan pangan di
kabupaten/kota.
- Memiliki kemampuan dalam memotivasi dan memberdayakan
kelompok usaha pangan, baik di bidang produksi maupun
pemasaran produk pangan.
b. Mekanisme penetapan
1. Penetapan calon penerima PIPL
a. Tim teknis kabupaten/kota melakukan identifikasi terhadap
CP/CL penerima manfaat kegiatan PIPL
b. Kepala Dinas yang Menangani Ketahanan Pangan
kabupaten/kota mengusulkan CP/CL penerima manfaat
kegiatan PIPL yang memenuhi persyaratan administrasi ke
provinsi
c. Tim teknis provinsi berkoordinasi dengan tim teknis
kabupaten/kota melakukan verifikasi terhadap CP/CL
d. Kelompok yang telah lolos verifikasi ditetapkan melalui
Keputusan PPK Provinsi dan disahkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) Provinsi (Format 1A). Sebelum ditetapkan,
kelompok tersebut harus membuat pakta integritas (Format
2A).
e. Keputusan tersebut selanjutnya dilaporkan kepada Badan
Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman Konsumsi
dan Keamanan Pangan.
2. Penetapan pendamping kelompok
a. Diusulkan Dinas yang Menangani Ketahanan Pangan
Kabupaten/Kota kepada Dinas yang Menangani Ketahanan
Pangan Provinsi.
b. Ditetapkan melalui Keputusan PPK Provinsi dan disahkan oleh
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Provinsi (Format 3A). Sebelum
ditetapkan, pendamping PIPL menandatangani Pakta Integritas
untuk mendampingi kegiatan PIPL sesuai tugasnya (Format 4A).
- 17 -
c. Hasil penetapan Pendamping kelompok PIPL dilaporkan kepada
Badan Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman
Konsumsi dan Keamanan Pangan.
d. Pendamping bertanggung jawab selama satu tahun anggaran.
Jika pendamping tidak dapat melaksanakan tugas, maka
pendamping dapat diganti melalui usulan perubahan Keputusan
Kepala Dinas/ Unit Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan
Provinsi /KPA provinsi.
2. Komponen Kegiatan
Kegiatan P3L Tahap Pengembangan
Komponen kegiatan P3L tahap pengembangan terdiri dari:
a. Melengkapi peralatan dan mesin pengolahan untuk menghasilkan
produk olahan pangan lokal.
b. Menambah peralatan dan mesin pengolahan untuk meningkatkan
kapasitas produksi olahan pangan lokal.
c. Biaya produksi untuk meningkatkan kualitas produk dan
pemasaran, seperti perbaikan kemasan, melengkapi pengujian
produk olahan pangan lokal, dll.
Kegiatan PIPL
Komponen kegiatan PIPL terdiri dari:
a. Pengadaan peralatan dan mesin pengolahan tepung dan pangan
olahan berbahan baku ubi kayu/sagu/jagung.
b. Biaya produksi dapat digunakan untuk uji coba dan biaya produksi
perdana mencakup bahan baku, kemasan, dan ongkos produksi
(tenaga kerja, transportasi, dll).
3. Penyusunan Rencana Kegiatan
a. Identifikasi Kebutuhan Kegiatan Usaha
- meliputi: kebutuhan bahan baku, peralatan, sarana dan
prasarana produksi dan pemasaran.
- dilakukan melalui diskusi dalam rangka identifikasi kebutuhan
kegiatan usaha.
b. Penyusunan Rencana Usaha Kelompok (RUK)
- Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan disusun RUK dengan
melibatkan pengurus dan anggota kelompok secara bersama-sama
- 18 -
yang dibimbing oleh pendamping kelompok dan petugas
kabupaten, dan provinsi serta berkoordinasi dengan pusat.
- Rencana kegiatan yang disusun meliputi lokasi, waktu
pelaksanaan, dan pelaksanaan kegiatan termasuk di dalamnya
pengadaan alat dan mesin pengolahan, pengujian alat, proses
pengolahan hingga pemasaran produk.
- Rencana kegiatan tersebut merupakan panduan dalam
melaksanakan kegiatan PIPL dan P3L tahap pengembangan bagi
kelompok. Apabila dalam pelaksanaan tidak sesuai RUK harus
diajukan revisi RUK yang disetujui oleh Kepala Dinas/Unit Kerja
yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi.
- Untuk kegiatan PIPL, penerima manfaat membuat/menyusun
RUK peralatan dan mesin pengolahan (Format 5) dan RUK biaya
produksi (Format 6A), dibantu oleh pendamping, sedangkan untuk
kegiatan P3L tahap pengembangan RUK berupa pembelian
peralatan dan mesin pengolahan serta biaya produksi (Format 6B).
4. Koordinasi dan Pendampingan
Keberhasilan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal memerlukan
koordinasi antar berbagai pemangku kepentingan mulai dari pusat
sampai ke daerah. Di tingkat pusat, khususnya yang terkait dengan
kebijakan, Badan Ketahanan Pangan sebagai penanggung jawab
kegiatan Pengembangan Pangan Lokal berkoordinasi dengan
kementerian/lembaga terkait antara lain Kementerian Perdagangan,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UMKM,
Kementerian Desa dan PDT, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Dalam Negeri, Kemenristek Dikti/BPPT, dan organisasi
profesi/kemasyarakatan terkait seperti Kadin, GAPMMI, Asperindo,
KTNA, dll.
Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, Kepala Dinas/Unit yang
menangani ketahanan pangan sebagai penanggung jawab pelaksanaan
kegiatan berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait seperti Dinas
Pertanian, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi,
Dinas Kesehatan, perguruan tinggi, dan organisasi
profesi/kemasyarakatan terkait di daerah.
- 19 -
Pendampingan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal di lapangan
akan dilaksanakan oleh pendamping kelompok. Pendamping kelompok
melakukan pendampingan teknis, administrasi, dan pelaporan. Selain
pendampingan juga dilakukan pengawalan inovasi dan teknologi oleh
BPTP.
B. Pengelolaan Bantuan Pemerintah
1. Pemberian Bantuan Pemerintah
Sumber pendanaan untuk membiayai kegiatan Pengembangan Pangan
Lokal tahun 2019 berasal dari APBN yang dialokasikan melalui dana
dekonsentrasi Provinsi. Pengelolaan dana dekonsentrasi bantuan
pemerintah untuk kegiatan Pengembangan Pangan Lokal mengacu pada
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/RC.110/12/2018
tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2019,
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang
dan Jasa Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016,
dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang
tata cara pemindahtanganan Barang Milik Negara.
2. Pemanfaatan Dana Bantuan Pemerintah
Alokasi anggaran kegiatan PIPL diberikan dalam bentuk dana bantuan
pemerintah sebesar Rp 600.000.000 (enam ratus juta rupiah) terdiri
dari:
a. Pembelian peralatan dan mesin pengolahan dengan kapasitas
terpasang 1 ton/hari sebesar Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
b. Biaya produksi sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).
Alokasi anggaran kegiatan P3L tahap pengembangan diberikan dalam
bentuk dana bantuan pemerintah sebesar Rp 150.000.000 (seratus lima
puluh juta rupiah) terdiri dari:
- 20 -
a. Pembelian peralatan dan mesin pengolahan untuk melengkapi
kegiatan di pengolahan pangan sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta
rupiah).
b. Biaya produksi sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
3. Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Pemerintah
Mekanisme pencairan dan pemanfaatan dana bantuan pemerintah
untuk kegiatan Pengembangan Pangan Lokal sebagai berikut:
a. Bantuan pemerintah untuk kegiatan PIPL disalurkan dalam bentuk
barang untuk peralatan dan mesin pengolahan serta uang untuk
biaya produksi. Untuk kegiatan P3L tahap pengembangan bantuan
pemerintah disalurkan dalam bentuk uang;
b. Penerima manfaat membuka rekening tabungan pada kantor
cabang/unit bank pemerintah atau bank terdekat dan melaporkan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di provinsi dan/atau
kabupaten/kota;
c. Mengusulkan RUK kepada PPK provinsi setelah disetujui oleh aparat
kabupaten/kota;
d. PPK membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Ketua Kelompok
(Format 7A untuk kelompok PIPL dan Format 7B untuk kelompok
P3L);
e. PPK meneliti RUK :
Bantuan Uang :
(1) Kelompok menyampaikan persyaratan pencairan anggaran
banper (SK Penetapan Penerima Manfaat, RUK, dan Nomor
Rekening Kelompok) kepada PPK Provinsi.
(2) PPK mengajukan perjanjian kerja sama (Format 7A dan 7B)
kepada KPA, bila disetujui KPA mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran Langsung (SPP-LS) (Format 8A dan 8B) dan
mengajukan kepada pejabat penandatangan SPM/penguji SPP
Satker dengan lampiran sebagai berikut:
i. Keputusan PPK provinsi tentang Penetapan Kelompok
Penerima Manfaat Kegiatan PIPL (Format 1A) dan P3L
tahap pengembangan (Format 1B) ;
ii. RUK penerima manfaat;
iii. Perjanjian Kerja Sama antara PPK dengan kelompok
penerima manfaat tentang pemanfaatan dana;
- 21 -
iv. Kuitansi yang ditandatangani oleh ketua kelompok dan
diketahui/disetujui oleh PPK provinsi (Format 9A dan 9B).
(3) Atas dasar SPP-LS, pejabat penandatangan SPM/penguji SPP
Satker dan Perintah Pembayaran SPM menguji dokumen SPP-LS
dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)
selanjutnya KPA mengajukan SPM-LS kepada KPPN setempat;
(4) KPPN setempat menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) dan mentransfer dana Bantuan Pemerintah ke rekening
Kelompok;
Bantuan Peralatan :
Bantuan peralatan dan mesin pengolahan diadakan oleh Dinas/Unit
Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi, dengan
mekanisme mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018
tentang pengadaan barang/jasa pemerintah
4. Pertanggungjawaban
Kelompok penerima manfaat dana bantuan pemerintah menyampaikan
laporan pertanggung jawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau
akhir tahun anggaran. Laporan tersebut meliputi:
1) Berita acara serah terima memuat:
- Jumlah dana awal, dana yang dipergunakan, dan dana sisa;
- Pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan perjanjian kerja
sama;
- Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan.
2) Foto barang yang dihasilkan/dibeli
3) Bukti setor sisa dana ke kas negara (apabila terdapat sisa bantuan).
Berdasarkan atas laporan pertanggungjawaban seperti diatas,
selanjutnya PPK melakukan verifikasi terhadap laporan dimaksud dan
dokumen pendukungnya, untuk selanjutnya PPK mengesahkan Berita
Acara Serah Terima (Format 10A untuk kegiatan PIPL dan Format 10B
untuk kegiatan P3L tahap pengembangan).
Sesuai Bagan Akun Standar (BAS) bahwa penggunaan Akun 526
(Belanja yang diserahkan kepada Masyarakat/Pemda) dalam bentuk
transfer barang/kontraktual, harus dicatat sebagai aset persediaan pada
Neraca Laporan Keuangan. Selanjutnya dilakukan proses hibah serah
- 22 -
terima barang maksimal 6 bulan setelah barang diserahterimakan. Tata
Cara Penyerahan Barang Milik Negara (BMN) dari pemberi bantuan
kepada penerima bantuan berpedoman pada Peraturan Menteri
Keuangan yang mengatur mengenai tata cara pemindahtanganan
Barang Milik Negara (Peraturan Menteri Keuangan Nomor
111/PMK.06/2016).
- 23 -
BAB IV
ORGANISASI DAN TATA KERJA
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal merupakan tugas bersama
antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sesuai dengan
semangat dan paradigma baru pembangunan, peran dan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan Pengembangan Pangan Lokal harus dikedepankan
sebagai pelaku utama penentu keberhasilan program. Peranan pemerintah
terbatas pada fungsi pelayanan, penunjang, fasilitasi, dan motivasi. Untuk
memperlancar pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal secara
berjenjang dari kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat pusat, harus
berkoordinasi dengan baik dan efektif.
A. Tingkat Pusat
Pada tingkat nasional, Kepala Badan Ketahanan Pangan
mengkoordinasikan instansi terkait baik kementerian/lembaga terkait,
pihak swasta, dan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk
memperlancar kegiatan Pengembangan Pangan Lokal.
Badan Ketahanan Pangan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Menyusun dan menetapkan petunjuk teknis kegiatan Pengembangan
Pangan Lokal.
2. Melaksanakan sosialisasi, koordinasi, integrasi dan advokasi dengan
lembaga terkait dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan
Lokal.
3. Melakukan pertemuan secara berkala.
4. Membina, memantau, mengevaluasi, mengawasi, dan mengendalikan,
dan melaporkan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal.
B. Tingkat Provinsi
Penanggung jawab kegiatan di tingkat provinsi adalah Dinas/Unit Kerja
yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi dengan melibatkan instansi
dan dinas terkait seperti Dinas yang menangani Pertanian, Perdagangan,
Perindustrian, Koperasi dan UMKM, perguruan tinggi, lembaga
penelitian/pengkajian, atau stakeholder lainnya yang terkait.
Dinas/Unit Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi
bertanggung jawab melakukan:
- 24 -
1. Menyusun petunjuk pelaksanaan (juklak) kegiatan Pengembangan
Pangan Lokal.
2. Melakukan sosialisasi, koordinasi, integrasi, dan advokasi dengan
instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan
Lokal.
3. Mendampingi, membina, memantau, mengevaluasi, mengawasi,
mengendalikan, dan melaporkan kegiatan Pengembangan Pangan
Lokal ke pusat.
4. Melakukan verifikasi terhadap CPCL kegiatan PIPL dan calon penerima
manfaat kegiatan P3L tahap pengembangan yang diusulkan oleh
dinas/instansi yang menangani urusan ketahanan pangan tingkat
kabupaten/kota.
5. Melakukan penetapan kelompok PIPL dan P3L tahap pengembangan
dan pendamping di wilayah provinsi setempat.
C. Tingkat Kabupaten/Kota
Penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten/kota adalah Dinas/Unit
Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan kabupaten/kota dengan
melibatkan instansi dan dinas terkait seperti Dinas yang menangani
Pertanian, Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM, lembaga
penelitian/pengkajian, atau stakeholder lainnya yang terkait.
Dinas/Unit Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan kabupaten/kota
bertanggung jawab melakukan:
1. Sosialisasi, koordinasi, integrasi, dan advokasi dengan instansi terkait
dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal.
2. Membina, memantau, mengevaluasi, mengawasi, mengendalikan, dan
melaporkan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal ke dinas/instansi
yang menangani ketahanan pangan tingkat provinsi.
3. Melakukan identifikasi dan seleksi CPCL kegiatan PIPL.
4. Mengusulkan CPCL kegiatan PIPL yang telah diidentifikasi dan
diseleksi kepada dinas/instansi yang menangani ketahanan pangan
tingkat provinsi.
5. Mengusulkan calon penerima manfaat kegiatan P3L tahap
pengembangan kepada dinas/instansi yang menangani ketahanan
pangan tingkat provinsi;
- 25 -
6. Mengusulkan pendamping kegiatan PIPL dan P3L kepada
dinas/instansi yang menangani ketahanan pangan tingkat provinsi;
7. Melakukan pengawasan dan pembinaan pendampingan.
D. Tingkat Kelompok PIPL dan P3L Tahap Pengembangan/Masyarakat
Kelompok penerima manfaat bertanggungjawab:
- Pemanfataan dana bantuan pemerintah
- Penyusunan RUK
- Pelaksanaan semua komponen kegiatan sesuai juknis
- pembukuan yang minimal terdiri dari: buku pembelian, buku
penjualan, buku besar dan buku kas.
- Menyimpan bukti-bukti pengeluaran
- Pelaporan kegiatan PIPL dan P3L tahap pengembangan.
Dukungan masyarakat dalam pemasaran produk yang dihasilkan
kelompok.
E. Tingkat Pendamping
Pendamping melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Mendampingi dan membimbing kelompok PIPL dan P3L Tahap
Pengembangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
dinas/instansi yang menangani ketahanan pangan tingkat provinsi
dan kabupaten/kota.
2. Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan PIPL dan
P3L Tahap Pengembangan secara tertulis mengenai pendampingan
dan pembinaan kepada kelompok PIPL dan P3L Tahap Pengembangan.
3. Melaksanakan kunjungan dan pembinaan secara rutin minimal satu
kali dalam dua minggu kepada kelompok PIPL dan P3L Tahap
Pengembangan.
4. Membuat laporan yang ditujukan kepada dinas/instansi yang
menangani ketahanan pangan tingkat kabupaten/kota dan provinsi
serta pusat.
- 26 -
BAB V.
PENGENDALIAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
A. Pengawasan dan Pengendalian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, pengelolaan anggaran dan penerima
manfaat dapat berjalan secara transparan, akuntabel, efektif dan efisien.
Untuk mencari solusi kendala dan permasalahan yang muncul, maka
perlu dilakukan pengendalian intern terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan anggaran serta
efektivitas pemanfaatan anggaran sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang sudah ditetapkan.
2. Antisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang dihadapi mulai
dari perencanaan hingga pelaporan.
3. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyalahgunaan penggunaan
anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai.
4. Memanfaatkan hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan untuk dijadikan
bahan masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan kegiatan.
5. Pengendalian intern dilakukan berkaitan dengan aspek program dan
anggaran, termasuk proses pengambilan keputusan, keefektifan sumber
daya, dan berbagai hal lainnya.
Identifikasi Risiko yang akan berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan
kegiatan bantuan pemerintah yang harus diantisipasi pada setiap proses
bisnis kegiatan antara lain:
1. Ketepatan waktu penerbitan dan sosialisasi Petunjuk Teknis
2. Kesiapan Perangkat pengelola keuangan/Satker dan jumlah serta
kapasitas SDM
3. Ketepatan dan kelengkapan pemberkasan Calon Penerima dan Calon
Lokasi (CPCL) sesuai kriteria serta ketepatan Penetapan Penerima
Manfaat.
4. Intensitas dan kualitas pembinaan dan pengawalan baik dari Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota maupun instansi terkait. Harus dapat
menyelesaikan permasalahan dengan cepat sampai tuntas.
5. Ketepatan proses pengadaan barang maupun transfer uang.
- 27 -
6. Ketepatan proses penyaluran/transfer dana ke kelompok serta
kesesuaian NPWP.
7. Ketepatan proses pengajuan SPP dan SPM.
8. Kesesuaian pemanfaatan dana dengan alokasi anggaran.
9. Ketepatan waktu penyetoran sisa dana yang belum dimanfaatkan.
10. Ketepatan waktu penyampaian laporan.
11. Ketepatan penyelesaian serah terima barang berupa Berita Acara Serah
Terima Barang (BAST).
B. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dilakukan secara berkala dan berjenjang terhadap
perkembangan pencairan anggaran, pengadaan barang, perkembangan
pemanfaatan dana, perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha, dan
kelengkapan administrasi.
Evaluasi kegiatan dapat dilakukan pada tahapan sebelum dimulai kegiatan
(ex-ante), saat pelaksanaan kegiatan (on-going), dan setelah dilakukan
kegiatan (ex-post). Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang mulai dari
tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusat secara periodik minimal dua
kali dalam satu tahun. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana peran dan tanggung jawab kelembagaan yang menangani kegiatan
Pengembangan Pangan Lokal serta tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Kegiatan evaluasi
juga dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap pelaksanaan kegiatan
sehingga dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan dan sasaran.
C. Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berjenjang, mulai dari
tingkat kelompok, kabupaten/kota, provinsi hingga pusat secara berkala
dan tepat waktu. Kelompok penerima manfaat bersama pendamping
kelompok menyampaikan laporan kepada Dinas/Unit yang menangani
ketahanan pangan kabupaten/kota dengan format yang telah ditentukan.
Selanjutnya Dinas/Unit yang menangani ketahanan pangan
kabupaten/kota memvalidasi laporan tersebut untuk dilaporkan kepada
Dinas/Unit menangani ketahanan pangan provinsi. Dinas/Unit yang
menangani ketahanan pangan provinsi memvalidasi dan merekap laporan
tersebut untuk dilaporkan ke pusat sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
- 28 -
BAB VI
PENUTUP
Kegiatan Pengembangan Pangan Lokal merupakan kegiatan strategis di
Kementerian Pertanian yang dimaksudkan untuk mendorong pemanfaatan
pangan lokal dalam industri pangan. Petunjuk Teknis Pengembangan Pangan
Lokal Tahun 2019 ini ditetapkan sebagai acuan bagi para pemangku
kepentingan dalam melaksanakan kegiatan PIPL dan P3L Tahap
Pengembangan. Hal-hal yang bersifat lebih detail dan spesifik sesuai dengan
kondisi daerah setempat dapat diatur lebih lanjut dalam Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) di tingkat provinsi.
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN,
AGUNG HENDRIADI
- 29 -
Format - 1A
CONTOH KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG
PENETAPAN PENERIMA MANFAAT KEGIATAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
PANGAN LOKAL (PIPL) TAHUN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………,
Menimbang : a. ……………………………………………....;
b. …………………………………………….…;
Mengingat : 1. ……………………………………………….;
2. …………………………………………….….;
3. ………………………………………………...;
4. ……………………………………….……….;
Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun
Anggaran…………………….
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KESATU : Menetapkan Penerima Manfaat Kegiatan Pengembangan Industri
Pangan Lokal (PIPL) Tahun 2019 pada Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi...... Tahun Anggaran ..., yang selanjutnya disebut
Penerima Manfaat sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Dalam melaksanakan tugas, Penerima Manfaat sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggung jawab dan wajib
menyampaikan Laporan kepada Kepala Dinas Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran dan menyampaikan laporan
pelaksanaan secara berkala.
KETIGA : Biaya yang diperlukan sebagai akibat ditetapkannya Keputusan
ini dibebankan pada DIPA......................... Provinsi………........
- 30 -
sesuai dengan yang tercantum dalam DIPA
Nomor:………................ tanggal……………….Tahun Anggaran ....
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ……………………
pada tanggal ………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS
KETAHANAN PANGAN PROVINSI
………….....
(NAMA)
Mengetahui/Menyetujui,
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI
....................................
(NAMA)
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Penganekaragaman Konsumsi
dan Keamanan Pangan, Kementerian Pertanian;
2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
……………………………;
3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;
4. Gubernur Provinsi ………………………………………;
5. Yang bersangkutan.
- 31 -
Lampiran SK Penerima Manfaat
No Kecamatan Desa/
Kelurahan
Identitas Penerima Manfaat Kegiatan PIPL
Nama
Kelompok
Nama
Ketua No. HP
Jumlah
Anggota
Ijin Usaha
(PIRT) Komoditas Produk Olahan
1
Ditetapkan di ……………………
pada tanggal ………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI
(NAMA DAN NIP)
- 32 -
Format - 1B
CONTOH KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG
PENETAPAN PENERIMA MANFAAT KEGIATAN PENGEMBANGAN PANGAN
POKOK LOKAL (P3L) TAHAP PENGEMBANGAN TAHUN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………,
Menimbang : a. ……………………………………………....;
b. …………………………………………….…;
Mengingat : 1. ……………………………………………….;
2. …………………………………………….….;
3. ………………………………………………...;
4. ……………………………………….……….;
Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun
Anggaran…………………….
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KESATU : Menetapkan Penerima Manfaat Kegiatan Pengembangan Pangan
Pokok Lokal (P3L) Tahap Pengembangan Tahun 2019 pada
Dinas Ketahanan Pangan Provinsi...... Tahun Anggaran ..., yang
selanjutnya disebut Penerima Manfaat sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEDUA : Dalam melaksanakan tugas, Penerima Manfaat sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggung jawab dan wajib
menyampaikan Laporan kepada Kepala Dinas Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran dan menyampaikan laporan
pelaksanaan secara berkala.
KETIGA : Biaya yang diperlukan sebagai akibat ditetapkannya Keputusan
ini dibebankan pada DIPA......................... Provinsi………........
- 33 -
sesuai dengan yang tercantum dalam DIPA
Nomor:………................ tanggal……………….Tahun Anggaran ....
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ……………………
pada tanggal ………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS
KETAHANAN PANGAN PROVINSI
………….....
(NAMA)
Mengetahui/Menyetujui,
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI
....................................
(NAMA)
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Penganekaragaman Konsumsi
dan Keamanan Pangan, Kementerian Pertanian;
2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
……………………………;
3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;
4. Gubernur Provinsi ………………………………………;
5. Yang bersangkutan.
- 34 -
Lampiran SK Penerima Manfaat
No Kecamatan Desa/
Kelurahan
Identitas Penerima Manfaat Kegiatan P3L Tahap Pengembangan
Nama
Kelompok
Nama
Ketua No. HP
Jumlah
Anggota
Ijin Usaha
(PIRT) Komoditas Produk Olahan
1
Ditetapkan di ……………………
pada tanggal ………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI
(NAMA DAN NIP)
- 35 -
Format - 2A
PAKTA INTEGRITAS
KELOMPOK PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL (PIPL)
Dalam rangka menyuksesan Kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal
(PIPL) yang bertujuan untuk mengembangkan usaha pangan lokal dan
meningkatkan ketersediaan bahan baku dan pangan olahan pangan lokal,
kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : (Ketua Kelompok)
Kelompok :
Alamat :
Atas Nama Kelompok [ ] menyatakan:
1. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan PIPL
di Desa ……Kec.....Kab/Kota…..
2. Mampu menyediakan tempat usaha untuk proses produksi dan
penempatan mesin peralatan.
3. Menjalankan tugas sebagai Ketua Kelompok PIPL. Saya akan mengelola dan
memanfaatkan dana dan peralatan bantuan pemerintah dengan baik dan
benar sesuai ketentuan yang ada serta membuat administrasi keuangan
dengan baik dan benar.
4. Dalam hal kami melakukan pelanggaran dalam pemanfaatan dana dan
peralatan PIPL, maka akan ditanggung oleh seluruh anggota kelompok.
………………, ............... 2019
Pendamping Kelompok Ketua Kelompok
(................................) (..................................)
Disaksikan oleh :
Kepala Desa/Lurah...................
(..................................................)
- 36 -
Format - 2B
PAKTA INTEGRITAS
KELOMPOK PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L)
TAHAP PENGEMBANGAN
Dalam rangka menyuksesan Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal
(P3L) Tahap Pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan usaha
pangan lokal dan meningkatkan ketersediaan bahan baku dan pangan olahan
pangan lokal, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : (Ketua Kelompok)
Kelompok :
Alamat :
Atas Nama Kelompok [ ] menyatakan:
1. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan P3L
Tahap Pengembangan di Desa ……Kec.....Kab/Kota…..
2. Menjalankan tugas sebagai Ketua Kelompok P3L Tahap Pengembangan.
Saya akan mengelola dan memanfaatkan dana dan peralatan bantuan
pemerintah dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang ada serta
membuat administrasi keuangan dengan baik dan benar.
3. Dalam hal kami melakukan pelanggaran dalam pemanfaatan dana dan
peralatan P3L Tahap Pengembangan, maka akan ditanggung oleh seluruh
anggota kelompok.
………………, ............... 2019
Pendamping Kelompok Ketua Kelompok
(................................) (..................................)
Disaksikan oleh :
Kepala Desa/Lurah...................
(..................................................)
- 37 -
Format - 3A
CONTOH KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG
PENETAPAN PENDAMPING KEGIATAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL (PIPL) TAHUN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………,
Menimbang : a. ……………………………………………....;
b. …………………………………………….…;
Mengingat : 1. ……………………………………………….;
2. …………………………………………….….;
Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun
Anggaran…………………….
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KESATU : Menunjuk Pendamping Kegiatan Pengembangan Industri Pangan
Lokal (PIPL) sebagai berikut:
Nama :
Alamat :
No. HP :
KEDUA : Pendamping sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU
mempunyai tugas:
1. Bersama aparat provinsi dan kabupaten/kota melakukan
identifikasi CPCL;
2. Membimbing dan mendampingi kelompok penerima manfaat
kegiatan PIPL;
3. Memberikan sosialisasi dan arahan tentang kegiatan
produksi dan pemasaran produk olahan kelompok PIPL;
4. Merekap laporan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh
aparat maupun oleh kelompok dalam pengembangan
kegiatan PIPL;
5. Bersama aparat provinsi dan kabupaten/kota memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan;
6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan PIPL dan
menyerahkannya kepada Dinas/ Unit Kerja yang Menangani
Ketahanan Pangan Provinsi.
- 38 -
KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Pendamping sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggungjawab dan
menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas/Badan Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran.
KEEMPAT : Memberikan honorarium kepada Pendamping sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU sebesar Rp. 500.000 (lima
ratus ribu rupiah) setiap bulan, selama 10 bulan dalam
melaksanakan tugas pendampingan.
KELIMA : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan pada DIPA …………. Provinsi ............. Tahun
Anggaran ....
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ……………………
pada tanggal ………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS
KETAHANAN PANGAN PROVINSI
………….....
(NAMA)
Mengetahui/Menyetujui,
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI
....................................
(NAMA)
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Penganekaragaman Konsumsi
dan Keamanan Pangan, Kementerian Pertanian;
2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi ……………………………;
3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;
4. Yang bersangkutan.
Keterangan:
*) Coret yang tidak perlu
- 39 -
Format - 3B
CONTOH KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………
NOMOR :…………………………….
TENTANG
PENETAPAN PENDAMPING KEGIATAN
PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L) TAHAP PENGEMBANGAN
TAHUN 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………,
Menimbang : a. ……………………………………………....;
b. …………………………………………….…;
Mengingat : 1. ……………………………………………….;
2. …………………………………………….….;
Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun
Anggaran…………………….
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
KESATU : Menunjuk Pendamping Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok
Lokal (P3L) Tahap Pengembangan sebagai berikut:
Nama :
Alamat :
No. HP :
KEDUA : Pendamping sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU
mempunyai tugas:
1. Bersama aparat provinsi dan kabupaten/kota melakukan
identifikasi CPCL;
2. Membimbing dan mendampingi kelompok penerima
manfaat kegiatan P3L tahap pengembangan;
3. Memberikan sosialisasi dan arahan tentang kegiatan
produksi dan pemasaran produk olahan kelompok P3L;
4. Merekap laporan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
oleh aparat maupun oleh kelompok dalam
pengembangan kegiatan P3L tahap pengembangan;
5. Bersama aparat provinsi dan kabupaten/kota memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan;
- 40 -
6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan P3L tahap
pengembangan dan menyerahkannya kepada Dinas/
Unit Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi.
KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Pendamping sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggungjawab dan
menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas/Badan Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran.
KEEMPAT : Memberikan honorarium kepada Pendamping sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU sebesar Rp. 500.000 (lima
ratus ribu rupiah) setiap bulan, selama 10 bulan dalam
melaksanakan tugas pendampingan.
KELIMA : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan pada DIPA …………. Provinsi ............. Tahun
Anggaran ....
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ……………………
pada tanggal ………………..….
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS
KETAHANAN PANGAN PROVINSI
………….....
(NAMA)
Mengetahui/Menyetujui,
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI
....................................
(NAMA)
Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:
1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Penganekaragaman Konsumsi
dan Keamanan Pangan, Kementerian Pertanian;
2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi ……………………………;
3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;
4. Yang bersangkutan.
Keterangan:
*) Coret yang tidak perlu
- 41 -
Format - 4A
PAKTA INTEGRITAS
PENDAMPING KELOMPOK
PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL (PIPL)
Dalam rangka menyuksesan Kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal
(PIPL) yang bertujuan untuk mengembangkan usaha pangan lokal dan
meningkatkan ketersediaan bahan baku dan pangan olahan pangan lokal,
yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Pendamping Kelompok :
Alamat :
menyatakan:
1. Mendampingi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan PIPL
di Desa ……Kec.....Kab/Kota…..
2. Mampu memotivasi dan memberdayakan kelompok usaha pangan, baik di
bidang produksi maupun pemasaran produk pangan.
3. Menjalankan tugas sebagai Pendamping Kelompok PIPL. Saya
bertanggungjawab mendampingi kelompok PIPL dalam mengelola dan
memanfaatkan dana dan peralatan bantuan pemerintah dengan baik dan
benar sesuai ketentuan yang ada.
4. Dalam hal saya tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka saya
siap untuk diganti.
………………, ............... 2019
Kepala Dinas Kabupaten/Kota Pendamping Kelompok
(................................) (..................................)
Mengetahui/Menyetujui,
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI
....................................
(NAMA)
- 42 -
Format - 4B
PAKTA INTEGRITAS
PENDAMPING KELOMPOK
PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L) TAHAP PENGEMBANGAN
Dalam rangka menyuksesan Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal
(P3L) yang bertujuan untuk mengembangkan usaha pangan lokal dan
meningkatkan ketersediaan bahan baku dan pangan olahan pangan lokal,
yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Pendamping Kelompok :
Alamat :
menyatakan:
1. Mendampingi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan P3L
tahap pengembangan di Desa ……Kec.....Kab/Kota…..
2. Mampu memotivasi dan memberdayakan kelompok usaha pangan, baik di
bidang produksi maupun pemasaran produk pangan.
3. Menjalankan tugas sebagai Pendamping Kelompok P3L tahap
pengembangan. Saya bertanggungjawab mendampingi kelompok P3L tahap
pengembangan dalam mengelola dan memanfaatkan dana bantuan
pemerintah dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang ada.
4. Dalam hal saya tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka saya
siap untuk diganti.
………………, ............... 2019
Kepala Dinas Kabupaten/Kota Pendamping Kelompok
(................................) (..................................)
Mengetahui/Menyetujui,
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI
....................................
(NAMA)
- 43 -
Format - 5
CONTOH
RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)
PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN
Rekapitulasi RUK
Kelompok :................................. Nama Ketua Kelompok : ................................ Desa/Kelurahan :.................................
Kecamatan :................................. Kabupaten/Kota :.................................
Provinsi :.................................
RENCANA KEGIATAN USAHA KELOMPOK (RUK)
.............................,....................................
Kepada Yth :
Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran
Provinsi...................................................
Sesuai dengan Keputusan PPK*) Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna
Anggaran Provinsi........... Nomor........... tanggal.......... tentang Penetapan Kelompok Penerima Manfaat Kegiatan...............dengan ini kami mengajukan
permohonan bantuan peralatan dan mesin pengolahan sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut:
No Kegiatan Jumlah
(unit) Tipe/Kapasitas/Merek Harga
1 Peralatan dan mesin
pengolahan yang dibutuhkan -
-
-
-
MENGETAHUI
Pendamping, Ketua Kelompok,
................................... ..............................
MENYETUJUI,
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi................................
..............................................
NIP.
- 44 -
Format - 6A
CONTOH
RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)
BIAYA PRODUKSI
Rekapitulasi RUK Kelompok :.................................
Nama Ketua Kelompok : ................................ Desa/Kelurahan :................................. Kecamatan :.................................
Kabupaten/Kota :................................. Provinsi :.................................
RENCANA KEGIATAN USAHA KELOMPOK (RUK)
.............................,....................................
Kepada Yth :
Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran
Provinsi...................................................
Sesuai dengan Keputusan PPK*) Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran Provinsi........... Nomor........... tanggal.......... tentang Penetapan
Kelompok Penerima Manfaat Kegiatan...............dengan ini kami mengajukan permohonan dana bantuan pemerintah untuk biaya produksi sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) sesuai Rencana Usaha Kelompok
(RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut:
No Kegiatan Anggaran Waktu
Pelaksanaan Volume Harga
Satuan
Jumlah
1 Pembelian
bahan baku
-
-
2 Uji Produk -
-
3 Kemasan
-
-
MENGETAHUI
Pendamping, Ketua Kelompok,
................................... ..............................
MENYETUJUI,
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi................................
..............................................
NIP.
- 45 -
Format - 6B
CONTOH
RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)
KEGIATAN P3L TAHAP PENGEMBANGAN
Rekapitulasi RUK Kelompok :.................................
Nama Ketua Kelompok : ................................ Desa/Kelurahan :.................................
Kecamatan :................................. Kabupaten/Kota :................................. Provinsi :.................................
RENCANA KEGIATAN USAHA KELOMPOK (RUK)
.............................,....................................
Kepada Yth :
Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran
Provinsi...................................................
Sesuai dengan Keputusan PPK*) Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna
Anggaran Provinsi........... Nomor........... tanggal.......... tentang Penetapan Kelompok Penerima Manfaat Kegiatan...............dengan ini kami mengajukan permohonan dana bantuan pemerintah untuk pembelian peralatan dan mesin
pengolahan serta biaya produksi sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan
rekapitulasi kegiatan sebagai berikut:
No Kegiatan Anggaran Waktu
Pelaksanaan Volume Harga
Satuan
Jumlah
1 Pembelian
peralatan dan
mesin pengolahan -
-
2 Pembelian bahan
baku
-
-
3 dst
MENGETAHUI
Pendamping, Ketua Kelompok,
................................... ..............................
MENYETUJUI,
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi................................
..............................................
NIP.
- 46 -
Format - 7A
CONTOH PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN .......................
PROVINSI..........................................
DENGAN
KETUA KELOMPOK ..................................
NOMOR:…………………………………………….
TENTANG
PEMANFAATAN DANA BANTUAN PEMERINTAH UNTUK KEGIATAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL TAHUN 2019
Pada hari ini ........ tanggal .......... bulan......... tahun dua ribu sembilan belas
(....-…-2019) bertempat di Kantor.................. Jalan.................... yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. NAMA : Pejabat Pembuat Komitmen ……., yang diangkat
berdasarkan Keputusan …………………… Nomor …..,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa
Pengguna Anggaran ………………… DIPA Tahun…........
No............tanggal........., yang berkedudukan di
Jalan........ , selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. NAMA : Ketua Kelompok...................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Kelompok....................., yang
berkedudukan di Desa/Kelurahan .....................
Kecamatan .................. Kabupaten/Kota ..........., yang
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat
dan menandatangi Perjanjian Kerjasama ……… dengan ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai landasan kerja sama yang
mengikat secara hukum bagi PARA PIHAK dalam pelaksanaan Bantuan
Pemerintah kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal.
- 47 -
(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini untuk memperlancar penyaluran Bantuan
Pemerintah kepada Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah.
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini adalah:
1. Penentuan jenis dan jumlah peralatan dan mesin pengolahan;
2. Penentuan sumber dan jumlah dana;
3. Mekanisme pembayaran.
Pasal 3
JENIS DAN JUMLAH PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN
Jenis dan jumlah peralatan dan mesin pengolahan kegiatan Pengembangan
Industri Pangan Lokal Tahun 2019 yang diterima oleh PIHAK KEDUA
berdasarkan pada Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang telah disusun oleh
PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 4
SUMBER DAN JUMLAH DANA
Sumber dan jumlah dana Bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan
Industri Pangan Lokal Tahun 2019 yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah:
(1) Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA)................... Nomor:...................... tanggal........................
(2) Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar
Rp......................................... (dengan huruf).
Pasal 5
PEMBAYARAN
Pembayaran Dana Bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan Industri
Pangan Lokal Tahun 2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian
kerja sama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah
Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara ...................., dengan cara pembayaran langsung ke
rekening Kelompok ............... Desa/Kelurahan………… Kecamatan......…...
Kabupaten/Kota........... pada Bank ........................ dengan Nomor Rekening
: ........................
- 48 -
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN
(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melakukan pengadaan dan menyalurkan bantuan peralatan dan mesin
pengolahan sesuai dengan RUK yang telah disusun oleh PIHAK KEDUA
b. menyalurkan dana Bantuan Pemerintah untuk biaya produksi kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan RUK;
c. menerima laporan berkala penggunaan Bantuan Pemerintah (berupa
dana dan peralatan dan mesin pengolahan) dari PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
a. Menyusun RUK peralatan dan mesin pengolahan serta RUK biaya
produksi sesuai dengan kebutuhan kelompok;
b. menerima Bantuan Pemerintah (dana dan peralatan dan mesin
pengolahan) dari PIHAK PERTAMA;
c. melaksanakan kegiatan pengembangan industri pangan lokal mulai
dari membeli bahan baku, proses produksi, pengemasan, uji produk,
hingga pemasaran;
d. membuat administrasi pengelolaan dan laporan keuangan dana
Bantuan Pemerintah;
e. membuat laporan bulanan tentang perkembangan kegiatan;
f. melaksanakan evaluasi dan perencanaan kelompok secara
berkelanjutan;
g. melakukan pengembangan industri pangan lokal secara
berkelanjutan.
Pasal 7
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memanfaatkan dana Bantuan pemerintah
kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal Tahun 2019 (dana dan
peralatan dan mesin pengolahan), maka PIHAK PERTAMA berhak secara
sepihak mencabut seluruh bantuan yang diterima PIHAK KEDUA yang
mengakibatkan Perjanjian Kerja Sama batal.
- 49 -
Pasal 8
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1) Keadaan Kahar (Force Majeure) adalah suatu keadaan kejadian di luar
kekuasaan dan kehendak PARA PIHAK yang mengakibatkan Perjanjian
Kerja Sama tidak dapat terlaksana yang berupa:
a. Bencana alam seperti: gempa bumi, angin topan, banjir besar,
kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA;
b. Peperangan;
c. Perubahan kebijakan moneter, berdasarkan peraturan Peraturan
Pemerintah.
(2) Apabila dalam masa perjanjian terjadi keadaan kahar (force majeure),
sehingga tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 X
24 jam setelah terjadinya keadaan kahar (force majeure).
(3) Keadaan kahar (force majeure) harus diketahui oleh pejabat yang
berwenang di tempat terjadinya keadaan kahar (force majeure).
Pasal 9
JANGKA WAKTU
Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka watu 1 (satu) tahun, terhitung
sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK.
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK sepakat penyelesaiannya
dilakukan secara musyawarah dan mufakat.
(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai,
maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum di
Pengadilan Negeri .......................... (sebutkan PN yang akan
menyelesaikan masalah).
- 50 -
Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup
ditandatangani oleh PARA PIHAK, mempunyai kekuatan hukum yang sama,
dan PARA PIHAK masing-masing mendapat 1 (satu) rangkap untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA
Ketua Kelompok ................................
NAMA
PIHAK PERTAMA
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi......................
NAMA
MENGETAHUI/MENYETUJUI
Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran
Provinsi ................
NAMA
Meterai
Rp6.000,-
- 51 -
Format - 7B
CONTOH PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN .......................
PROVINSI..........................................
DENGAN
KETUA KELOMPOK ..................................
NOMOR:…………………………………………….
TENTANG
PEMANFAATAN DANA BANTUAN PEMERINTAH UNTUK KEGIATAN
PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L) TAHAP PENGEMBANGAN
TAHUN 2019
Pada hari ini ........ tanggal .......... bulan......... tahun dua ribu sembilan belas
(....-…-2019) bertempat di Kantor.................. Jalan.................... yang bertanda
tangan di bawah ini:
3. NAMA : Pejabat Pembuat Komitmen ……., yang diangkat
berdasarkan Keputusan …………………… Nomor …..,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa
Pengguna Anggaran ………………… DIPA Tahun…........
No............tanggal........., yang berkedudukan di
Jalan........ , selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
4. NAMA : Ketua Kelompok...................... dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Kelompok....................., yang
berkedudukan di Desa/Kelurahan .....................
Kecamatan .................. Kabupaten/Kota ..........., yang
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama
disebut PARA PIHAK.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat
dan menandatangi Perjanjian Kerjasama ……… dengan ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat sebagai berikut:
- 52 -
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai landasan kerja sama yang
mengikat secara hukum bagi PARA PIHAK dalam pelaksanaan Bantuan
Pemerintah kegiatan P3L tahap pengembangan.
(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini untuk memperlancar penyaluran Bantuan
Pemerintah kepada Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah.
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini adalah:
1. Penentuan jenis dan jumlah peralatan dan mesin pengolahan;
2. Penentuan sumber dan jumlah dana;
3. Mekanisme pembayaran.
Pasal 3
JENIS DAN JUMLAH BANTUAN
Jenis dan jumlah peralatan dan mesin pengolahan kegiatan Pengembangan
Industri Pangan Lokal Tahun 2019 yang diterima oleh PIHAK KEDUA
berdasarkan pada Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang telah disusun oleh
PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
Pasal 4
SUMBER DAN JUMLAH DANA
Sumber dan jumlah dana Bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan
Industri Pangan Lokal Tahun 2019 yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah:
(3) Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA)................... Nomor:...................... tanggal........................
(4) Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar
Rp......................................... (dengan huruf).
Pasal 5
PEMBAYARAN
Pembayaran Dana Bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan Industri
Pangan Lokal Tahun 2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian
kerja sama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah
Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor Pelayanan
- 53 -
Perbendaharaan Negara ...................., dengan cara pembayaran langsung ke
rekening Kelompok ............... Desa/Kelurahan………… Kecamatan......…...
Kabupaten/Kota........... pada Bank ........................ dengan Nomor Rekening
: ........................
Pasal 6
HAK DAN KEWAJIBAN
(3) PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
d. Melakukan pengadaan dan menyalurkan bantuan peralatan dan mesin
pengolahan sesuai dengan RUK yang telah disusun oleh PIHAK KEDUA
e. menyalurkan dana Bantuan Pemerintah untuk biaya produksi kepada
PIHAK KEDUA sesuai dengan RUK;
f. menerima laporan berkala penggunaan Bantuan Pemerintah (berupa
dana dan peralatan dan mesin pengolahan) dari PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
h. Menyusun RUK peralatan dan mesin pengolahan serta RUK biaya
produksi sesuai dengan kebutuhan kelompok;
i. menerima Bantuan Pemerintah (dana dan peralatan dan mesin
pengolahan) dari PIHAK PERTAMA;
j. melaksanakan kegiatan pengembangan industri pangan lokal mulai
dari membeli bahan baku, proses produksi, pengemasan, uji produk,
hingga pemasaran;
k. membuat administrasi pengelolaan dan laporan keuangan dana
Bantuan Pemerintah;
l. membuat laporan bulanan tentang perkembangan kegiatan;
m. melaksanakan evaluasi dan perencanaan kelompok secara
berkelanjutan;
n. melakukan pengembangan industri pangan lokal secara
berkelanjutan.
Pasal 7
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memanfaatkan dana Bantuan pemerintah
kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal Tahun 2019 (dana dan
peralatan dan mesin pengolahan), maka PIHAK PERTAMA berhak secara
sepihak mencabut seluruh bantuan yang diterima PIHAK KEDUA yang
mengakibatkan Perjanjian Kerja Sama batal.
- 54 -
Pasal 8
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(4) Keadaan Kahar (Force Majeure) adalah suatu keadaan kejadian di luar
kekuasaan dan kehendak PARA PIHAK yang mengakibatkan Perjanjian
Kerja Sama tidak dapat terlaksana yang berupa:
d. Bencana alam seperti: gempa bumi, angin topan, banjir besar,
kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA;
e. Peperangan;
f. Perubahan kebijakan moneter, berdasarkan peraturan Peraturan
Pemerintah.
(5) Apabila dalam masa perjanjian terjadi keadaan kahar (force majeure),
sehingga tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 X
24 jam setelah terjadinya keadaan kahar (force majeure).
(6) Keadaan kahar (force majeure) harus diketahui oleh pejabat yang
berwenang di tempat terjadinya keadaan kahar (force majeure).
Pasal 9
JANGKA WAKTU
Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka watu 1 (satu) tahun, terhitung
sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK.
Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(3) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK sepakat penyelesaiannya
dilakukan secara musyawarah dan mufakat.
(4) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai,
maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum di
Pengadilan Negeri .......................... (sebutkan PN yang akan
menyelesaikan masalah).
- 55 -
Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup
ditandatangani oleh PARA PIHAK, mempunyai kekuatan hukum yang sama,
dan PARA PIHAK masing-masing mendapat 1 (satu) rangkap untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA
Ketua Kelompok ................................
NAMA
PIHAK PERTAMA
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi......................
NAMA
MENGETAHUI/MENYETUJUI
Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran
Provinsi ................
NAMA
Meterai
Rp6.000,-
- 56 -
Format - 8A
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG (SPP-LS)
DANA BANTUAN PEMERINTAH
KEGIATAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL TAHUN 2019
Kepada Yth :
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM)/Penguji SPP
Satker .....................................................
Provinsi………….....................................
Di …………………………………………..
Dengan memperhatikan Keputusan Presiden No. 17 dan 18 Tahun 2000 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : ……… Tanggal …….. serta DIPA
Satuan Kerja ………….. TA…………Nomor…………….. Tanggal……/……./2017 serta berdasarkan (1) Surat Keputusan Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan
Pangan Provinsi................. Nomor………………….. tanggal ……………, tentang Penetapan Penerima Manfaat dan (2) Surat Perjanjian Kerja sama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Ketua Kelompok PIPL Nomor : ………..
tanggal …………, dengan ini diminta bantuan Saudara untuk membayar dana bantuan pemerintah untuk kegiatan PIPL Tahun 2019 pada MAK…………………………………..
Untuk hal tersebut kami mohon ditransfer dana sebesar Rp. ………. ke rekening Kelompok pada Bank ... (Pemerintah) dengan Nomor Rekening …...
SPP-LS ini dilampiri dengan: 1. Foto kopi Surat Keputusan Kepala Dinas/Badan Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran Provinsi…… tentang Penetapan
kelompok sebagai Penerima Manfaat;
2. Surat Perjanjian Kerja sama;
3. Kuitansi yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok yang diketahui oleh
Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran dan
Bendaharawan pengeluaran Provinsi;
Diterima oleh: pada tanggal :
Pejabat Penandatangan
SPM /Penguji SPP
Mengetahui/Menyetujui
Kuasa Pengguna
Anggaran
Pejabat Pembuat
Komitmen
Ttd Ttd Ttd
(................................) (........................) (........................)
NIP...................... NIP..................... NIP....................
- 57 -
Format - 8B
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG (SPP-LS)
DANA BANTUAN PEMERINTAH
KEGIATAN PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L)
TAHAP PENGEMBANGAN
TAHUN 2019
Kepada Yth :
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM)/Penguji SPP
Satker .....................................................
Provinsi………….....................................
Di …………………………………………..
Dengan memperhatikan Keputusan Presiden No. 17 dan 18 Tahun 2000 dan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : ……… Tanggal …….. serta DIPA Satuan Kerja ………….. TA…………Nomor…………….. Tanggal……/……./2018 serta berdasarkan (1) Surat Keputusan Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan
Pangan Provinsi................. Nomor………………….. tanggal ……………, tentang Penetapan Penerima Manfaat dan (2) Surat Perjanjian Kerja sama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Ketua Kelompok PIPL Nomor : ………..
tanggal …………, dengan ini diminta bantuan Saudara untuk membayar dana bantuan pemerintah untuk kegiatan P3L Tahap Pengembangan Tahun
2019 pada MAK………………………………….. Untuk hal tersebut kami mohon ditransfer dana sebesar Rp. ………. ke rekening Kelompok pada Bank ... (Pemerintah) dengan Nomor Rekening …...
SPP-LS ini dilampiri dengan: 1. Foto kopi Surat Keputusan Kepala Dinas/Badan Ketahanan
Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran Provinsi…… tentang Penetapan
kelompok sebagai Penerima Manfaat;
2. Surat Perjanjian Kerja sama;
3. Kuitansi yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok yang diketahui oleh
Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran dan
Bendaharawan pengeluaran Provinsi;
Diterima oleh: pada tanggal :
Pejabat Penandatangan
SPM /Penguji SPP
Mengetahui/Menyetujui
Kuasa Pengguna
Anggaran
Pejabat Pembuat
Komitmen
Ttd Ttd Ttd
(................................) (........................) (........................)
NIP...................... NIP..................... NIP....................
- 58 -
Kuitansi Dana Bantuan pemerintah
NPWP :...............................
MAK :...............................
T.A :...............................
KUITANSI
No :.............
Sudah Terima dari : Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa
Pengguna Anggaran
Provinsi............................................................
Uang sebanyak :
Untuk pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah untuk kegiatan
Pengembangan Industri Pangan Lokal
Kelompok.........................................................
di Desa/Kelurahan.............................................................
Kecamatan...........................................................
Kabupaten/Kota....................................................
Sesuai Surat Perjanjian Kerja Sama Nomor.........tanggal.........
Terbilang :
......................,...................2019
Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima,
Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok
Provinsi..................
......................................... ...............................
NIP.
Setuju dibayar, Tgl...................................
Kuasa Pengguna Anggaran, Bendaharawan,
........................................ .....................................
NIP. NIP.
Format - 9A
- 59 -
Kuitansi Dana Bantuan pemerintah
NPWP :...............................
MAK :...............................
T.A :...............................
KUITANSI
No :.............
Sudah Terima dari : Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa
Pengguna Anggaran
Provinsi............................................................
Uang sebanyak :
Untuk pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah untuk kegiatan
Pengembangan Pangan Pokok Lokal Tahap
Pengembangan
Kelompok.........................................................
di Desa/Kelurahan.............................................................
Kecamatan...........................................................
Kabupaten/Kota....................................................
Sesuai Surat Perjanjian Kerja Sama Nomor.........tanggal.........
Terbilang :
......................,...................2019
Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima,
Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok
Provinsi..................
......................................... ...............................
NIP.
Setuju dibayar, Tgl...................................
Kuasa Pengguna Anggaran, Bendaharawan,
........................................ .....................................
NIP. NIP.
Format - 9B
- 60 -
Format - 10A
BERITA ACARA SERAH TERIMA BANTUAN PEMERINTAH
Nomor:
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 pada Kementerian Negara/Lembaga,
pada hari ini........... tanggal...........bulan.......... tahun......... yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. Nama : .....................
Jabatan : Ketua Kelompok........
Desa :……………….
Kecamatan :.………………
Kabupaten :.................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Nama :............
NIP. :.............
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi........
Instansi : Dinas Ketahanan Pangan Provinsi......
Alamat : Jln. .....................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. PIHAK PERTAMA telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan
berupa...........sesuai dengan Surat Keputusan Nomor.........dan Perjanjian
Kerja Sama Nomor.......
2. PIHAK PERTAMA telah menerima dana bantuan (biaya produksi) dari
PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima: Rp..........(dalam huruf)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan: Rp..........(dalam huruf)
c. Jumlah total sisa dana: Rp..........(dalam huruf) Rincian terlampir
3. PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana
Bantuan Pemerintah (biaya produksi) Kegiatan Pengembangan Industri
Pangan Lokal Tahun 2019 sebesar Rp..........(dalam huruf) telah disimpan
sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan
pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
- 61 -
4. PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima dari PIHAK PERTAMA berupa.......dengan nilai..................
5. PIHAK PERTAMA telah menyetorkan sisa dana bantuan ke kas Negara
sebesar...........sebagaimana Bukti Penerimaaan Negara (BPN) terlampir.*)
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan
ditandatangani oleh para pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas,
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.….., .................. 2019
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Kelompok
.................
.........................
Ketua
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi ........................
…………………………….
NIP. ....................................
- 62 -
Contoh Lampiran BAST
Lampiran Berita Acara Serah Terima
Nomor :
Tanggal :
No. Jenis Kegiatan Volume
Satuan
Rp.
Jumlah
Rp.
Keterangan
1 Pengembangan Industri
Pangan Lokal dengan
rincian :
a. ....
b. ……....
c. ......
d. ....
Dst
....
………
………..
Total
………, ................... 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Kelompok
.................
.........................
Ketua
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi ........................
…………………………….
NIP. ....................................
- 63 -
Format - 10B
BERITA ACARA SERAH TERIMA BANTUAN PEMERINTAH
Nomor:
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 pada Kementerian Negara/Lembaga,
pada hari ini........... tanggal...........bulan.......... tahun......... yang bertanda
tangan di bawah ini:
1. Nama : .....................
Jabatan : Ketua Kelompok........
Desa :……………….
Kecamatan :.………………
Kabupaten :.................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Nama :............
NIP. :.............
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi........
Instansi : Dinas Ketahanan Pangan Provinsi......
Alamat : Jln. .....................................
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. PIHAK PERTAMA telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan
berupa...........sesuai dengan Surat Keputusan Nomor.........dan Perjanjian
Kerja Sama Nomor.......
2. PIHAK PERTAMA telah menerima dana bantuan (biaya produksi) dari
PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama, dengan rincian sebagai
berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima: Rp..........(dalam huruf)
b. Jumlah total dana yang dipergunakan: Rp..........(dalam huruf)
c. Jumlah total sisa dana: Rp..........(dalam huruf) Rincian terlampir
3. PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana
Bantuan Pemerintah (biaya produksi) Kegiatan Pengembangan Pangan
Pokok Lokal Tahap Pengembangan Tahun 2019 sebesar Rp..........(dalam
huruf) telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.
- 64 -
4. PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima dari PIHAK PERTAMA berupa.......dengan nilai..................
5. PIHAK PERTAMA telah menyetorkan sisa dana bantuan ke kas Negara
sebesar...........sebagaimana Bukti Penerimaaan Negara (BPN) terlampir.*)
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan
ditandatangani oleh para pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas,
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
.….., .................. 2019
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Kelompok
.................
.........................
Ketua
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi ........................
…………………………….
NIP. ....................................
- 65 -
Contoh Lampiran BAST
Lampiran Berita Acara Serah Terima
Nomor :
Tanggal :
No. Jenis Kegiatan Volume
Satuan
Rp.
Jumlah
Rp.
Keterangan
1 Pengembangan Pangan
Pokok Lokal dengan
rincian :
e. ....
f. ……....
g. ......
h. ....
Dst
....
………
………..
Total
………, ................... 2019
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Kelompok
.................
.........................
Ketua
Pejabat Pembuat Komitmen
Provinsi ........................
…………………………….
NIP. ....................................