pendahuluan a. latar belakang - bkp.pertanian.go.idbkp.pertanian.go.id/storage/app/media/ppid...

59
- 7 - LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN NOMOR TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN PANGAN LOKAL TAHUN 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah hak azasi manusia dan pemenuhannya menjadi kewajiban Negara. Dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi menyebutkan bahwa negara akan berdaulat pangan apabila mampu mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis kemandirian pangan. Hal ini akan mampu diwujudkan melalui penyediaan, keterjangkauan dan konsumsi pangan yang berbasis pada potensi pangan lokal. Pola konsumsi pangan masyarakat saat ini yang belum beragam dan bergizi seimbang, ditunjukkan dengan tingginya konsumsi karbohidrat khususnya beras dibandingkan dengan sumber pangan lainnya menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat akan beras. Selain itu, adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang mendorong konsumsi pangan yang bersifat praktis (instan) menjadi penyebab tingginya permintaan akan pangan yang sebagian besar berbahan baku terigu. Hal ini pada akhirnya menjadi permasalahan tersendiri dalam penyediaan pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu didorong secara intensif upaya pengembangan pangan lokal untuk menjawab permasalah tersebut. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber pangan lokal, namun sampai saat ini produk olahan pangan lokal masih belum dapat bersaing dengan olahan pangan berbasis terigu baik dari segi kualitas maupun harganya. Oleh karena itu perlu dikembangkan industri pengolahan pangan yang berorientasi pada bisnis dengan berbasis pada potensi pangan lokal. Hal ini sejalan dengan salah satu strategi percepatan

Upload: vanthuan

Post on 17-Aug-2019

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

- 7 -

LAMPIRAN KEPUTUSAN

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN

NOMOR

TENTANG PETUNJUK TEKNIS

PENGEMBANGAN PANGAN LOKAL

TAHUN 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan adalah hak azasi manusia dan pemenuhannya menjadi kewajiban

Negara. Dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan

Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan

dan Gizi menyebutkan bahwa negara akan berdaulat pangan apabila

mampu mewujudkan ketahanan pangan yang berbasis kemandirian

pangan. Hal ini akan mampu diwujudkan melalui penyediaan,

keterjangkauan dan konsumsi pangan yang berbasis pada potensi pangan

lokal.

Pola konsumsi pangan masyarakat saat ini yang belum beragam dan

bergizi seimbang, ditunjukkan dengan tingginya konsumsi karbohidrat

khususnya beras dibandingkan dengan sumber pangan lainnya

menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat akan beras. Selain itu,

adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang mendorong konsumsi

pangan yang bersifat praktis (instan) menjadi penyebab tingginya

permintaan akan pangan yang sebagian besar berbahan baku terigu. Hal

ini pada akhirnya menjadi permasalahan tersendiri dalam penyediaan

pangan bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu didorong secara intensif

upaya pengembangan pangan lokal untuk menjawab permasalah tersebut.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber pangan lokal,

namun sampai saat ini produk olahan pangan lokal masih belum dapat

bersaing dengan olahan pangan berbasis terigu baik dari segi kualitas

maupun harganya. Oleh karena itu perlu dikembangkan industri

pengolahan pangan yang berorientasi pada bisnis dengan berbasis pada

potensi pangan lokal. Hal ini sejalan dengan salah satu strategi percepatan

- 8 -

penganekaragaman konsumsi pangan dalam Peraturan Presiden no 22

Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal yaitu Pengembangan Bisnis dan

Industri Pangan Lokal.

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian telah melaksanakan

program pengembangan pangan lokal sejak tahun 2012 melalui kegiatan

Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal (MP3L) dan pada tahun 2018

bertranformasi menjadi kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3L).

Kegiatan ini dirasakan masih belum efisien dan efektif karena skala usaha

yang tercipta belum terlalu besar yang mengakibatkan harga produk yang

dihasilkan relatif tinggi sehingga tidak mampu bersaing di pasar. Selain

itu, banyak ditemui permasalahan pada sisi jaminan kontinuitas bahan

baku serta pemasaran belum digarap dengan intensif yang berakibat

ketidakstabilan produksi dan produk yang dihasilkan mengalami kesulitan

dalam penjualan.

Pada tahun 2019 kegiatan pengembangan pangan lokal mencakup dua

kegiatan, yaitu Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) dan

Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3L) Tahap Pengembangan. Kegiatan

PIPL merupakan pengembangan usaha pengolahan pangan lokal dengan

skala usaha yang lebih besar dengan fokus untuk menghasilkan bahan

baku industri pengolahan pangan berbasis tepung. Sedangkan kegiatan

P3L tahap pengembangan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan P3L

tahun 2018. Kegiatan Pengembangan Pangan Lokal diharapkan dapat lebih

mendorong terwujudnya industrialisasi pangan lokal yang menghasilkan

produk pangan yang berdaya saing.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Pangan Lokal yaitu:

1. Memberikan acuan pelaksanaan teknis kegiatan PIPL dan P3L tahap

pengembangan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan penerima

manfaat.

2. Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi berbagai pihak

dalam pengelolaan pelaksanaan kegiatan PIPL dan P3L Tahap

Pengembangan.

Tujuan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal adalah:

a. Kegiatan PIPL:

- 9 -

1. Mengembangkan usaha pengolahan pangan lokal

2. Meningkatkan ketersediaan pangan lokal melalui peningkatan

produksi tepung untuk bahan baku industri pangan

b. Kegiatan P3L Tahap Pengembangan:

1. Mengembangkan usaha olahan pangan lokal

2. Meningkatkan aneka olahan pangan lokal yang berdaya saing

Sasaran kegiatan Pengembangan Pangan Lokal adalah:

a. Kegiatan PIPL:

Terlaksananya penumbuhan 10 unit usaha pengolahan pangan lokal di

10 kabupaten pada 10 provinsi yang memiliki potensi pangan lokal

berupa sagu, ubi kayu, dan jagung.

b. Kegiatan P3L Tahap Pengembangan:

Terlaksananya pengembangan 15 unit usaha olahan pangan lokal di 15

kabupaten pada 13 provinsi yang telah ditumbuhkan pada tahun 2018.

C. Indikator Keberhasilan

1. Indikator Output :

- Jumlah unit usaha PIPL yang ditumbuhkan

- Jumlah unit usaha P3L yang dikembangkan.

2. Indikator Outcome

a. Kegiatan PIPL:

- Meningkatnya produksi tepung pangan lokal pada unit usaha PIPL

yang ditumbuhkan

- Meningkatnya modal usaha

b. Kegiatan P3L tahap Pengembangan:

- Tersedianya olahan pangan lokal di sekitar lokasi kegiatan

3. Indikator Manfaat

a. Kegiatan PIPL:

Meningkatnya pasokan bahan baku pangan lokal pada industri

berbasis tepung yang berasal dari unit usaha PIPL yang ditumbuhkan

b. Kegiatan P3L Tahap Pengembangan:

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mengkonsumsi pangan

lokal

- 10 -

D. Pengertian

Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk

pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan

air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang

digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan

makanan atau minuman.

2. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara

sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan

yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,

merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan

produktif secara berkelanjutan.

3. Pangan Lokal adalah makanan yang diproduksi dan dikonsumsi oleh

masyarakat setempat selain beras dan terigu sesuai potensi dan kearifan

lokal.

4. Pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) adalah aneka ragam

bahan pangan baik sumber karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan

lemak yang apabila dikonsumsi dalam jumlah berimbang dapat memenuhi

kecukupan gizi yang dianjurkan.

5. Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) adalah kegiatan usaha

pengolahan pangan lokal untuk menghasilkan bahan baku industri

pangan berbasis tepung.

6. Kelompok PIPL adalah kelompok usaha yang melaksanakan kegiatan PIPL.

7. Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3L) adalah kegiatan untuk

menghasilkan produk olahan pangan pokok sumber karbohidrat selain

beras dan terigu sesuai karakteristik daerah berbasis sumber daya lokal.

8. UMKM P3L adalah usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah yang

mengolah pangan pokok lokal sesuai batasan berdasarkan UU No. 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

9. Tim Teknis Provinsi/Kabupaten/Kota adalah tim yang dibentuk oleh

Dinas/Badan yang menyelenggarakan urusan ketahanan pangan yang

bertugas menjadi pelaksana dan penanggungjawab kegiatan

Provinsi/Kabupaten/Kota.

- 11 -

BAB II

KERANGKA PIKIR

A. Konsep Kegiatan

1. Kegiatan PIPL

Kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) dilaksanakan

dalam rangka mendukung percepatan peningkatan penganekaragaman

pangan masyarakat dengan berbasis pada potensi sumberdaya lokal di

daerah. Penerima manfaat kegiatan ini adalah kelompok usaha yang

bergerak di bidang pengolahan pangan pada skala usaha mikro, kecil

atau menengah (UMKM). Kelompok yang ditetapkan akan mendapat

bantuan untuk proses produksi atau pengolahan tepung berupa mesin

peralatan, pengemasan dan pelabelan serta uji produk dan perijinan.

Produk yang dihasilkan berupa tepung yang dapat digunakan sebagai

bahan baku pengolahan aneka produk pangan lokal yang dapat

dikonsumsi oleh masyarakat dan kedepannya diharapkan mampu

menjadi bahan substitusi tepung terigu di industri pangan.

Konsep pengembangan kegiatan PIPL terintegrasi mulai dari sisi hulu

hingga hilir. Dari sisi hulu, pemilihan lokasi kegiatan PIPL berada di

kawasan sentra produksi pangan lokal sehingga diharapkan dapat

menjamin kontinuitas bahan baku disertai dengan menjalin kemitraan

dengan petani pangan lokal setempat melalui kesepakatan penyediaan

bahan baku dan melibatkan petani setempat sebagai anggota dalam

kelompok. Sedangkan di sisi hilirnya, tepung pangan lokal yang

dihasilkan oleh kelompok penerima manfaat PIPL dapat dipasarkan

atau diolah kembali menjadi bentuk olahan lain oleh usaha pangan

lokal yang berada di sekitarnya dengan mekanisme kemitraan

(kesepakatan pemasaran). Melalui kegiatan ini diharapkan terbentuk

jejaring produksi dan pemasaran yang efisien sehingga mendorong

meningkatnya penyediaan pangan lokal di masyarakat. Gambaran

konsep pengembangan PIPL disajikan pada Gambar 1.

- 12 -

Gambar 1. Konsep Kegiatan PIPL

2. Kegiatan P3L Tahap Pengembangan

Kegiatan P3L tahap pengembangan merupakan kegiatan lanjutan dari

kegiatan P3L yang telah dilaksanakan pada tahun 2018. P3L tahap

pengembangan difokuskan pada pengembangan usaha olahan pangan

lokal. Gambaran konsep pengembangan P3L disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Konsep Kegiatan P3L

- 13 -

B. Strategi Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan PIPL dilakukan dengan strategi:

1. Pemanfaatan teknologi pengolahan pangan untuk menghasilkan

tepung sebagai bahan baku industri pangan.

2. Pengembangan skala usaha.

3. Penjaminan kontinuitas bahan baku yang dapat dilakukan melalui

melibatkan petani sebagai anggota kelompok dan/atau melalui

kesepakatan penyediaan bahan baku.

4. Penjaminan pemasaran melalui kesepakatan pemasaran.

Pelaksanaan kegiatan P3L tahap Pengembangan dilakukan dengan

strategi:

1. Pemanfaatan teknologi pengolahan pangan untuk menghasilkan aneka

olahan pangan lokal.

2. Pengembangan unit usaha olahan pangan lokal.

- 14 -

BAB III

PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

1. Penetapan Lokasi, Penerima Manfaat dan Pendamping

Kegiatan P3L Tahap Pengembangan

Penetapan Lokasi, Penerima Manfaat dan Pendamping P3L Tahap

Pengembangan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Penentuan Kelompok P3L Tahap Pengembangan

Kelompok P3L tahap pengembangan tahun 2019 yang memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1) Kelompok P3L tahun 2018 yang masih aktif melaksanakan

kegiatan.

2) Bersedia menandatangani pakta integritas kegiatan P3L tahap

pengembangan (Format 2B)

b. Mekanisme penetapan lokasi dan penerima manfaat

1) Tim teknis provinsi berkoordinasi dengan tim teknis

kabupaten/kota melakukan verifikasi terhadap CP/CL.

2) Kelompok yang lolos verifikasi selanjutnya ditetapkan menjadi

penerima manfaat melalui Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen

(PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

(Format 1B). Sebelum ditetapkan, kelompok tersebut harus

membuat pakta integritas (Format 2B).

3) Keputusan tersebut selanjutnya dilaporkan kepada Badan

Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan

Keamanan Pangan.

c. Penetapan Pendamping

Syarat dan Mekanisme Penetapan Pendamping

1) Pendamping P3L tahap pengembangan, diutamakan

pendamping dari tahap penumbuhan yang menunjukan kinerja

baik.

2) Pendamping kelompok bertanggung jawab selama satu tahun

anggaran. Jika pendamping tidak dapat melaksanakan tugas

dengan baik, maka pendamping dapat diganti melalui usulan

- 15 -

perubahan Keputusan Kepala Dinas/Unit Kerja yang Menangani

Ketahanan Pangan Provinsi/KPA.

3) Hasil penetapan Pendamping P3L tahap pengembangan

dilaporkan kepada Badan Ketahanan Pangan c.q Pusat

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan (Format

3B). Sebelum ditetapkan, pendamping P3L menandatangani

Pakta Integritas untuk mendampingi kegiatan P3L tahap

pengembangan sesuai tugasnya (Format 4B).

Kegiatan PIPL

Penetapan Lokasi, Penerima Manfaat dan Pendamping PIPL

dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Kriteria calon lokasi, penerima, dan pendamping kegiatan PIPL.

(1) Kriteria calon lokasi yaitu :

- Kabupaten/kota sentra produksi komoditas sagu/ubi

kayu/jagung

- Mempunyai akses transportasi,

- Mempunyai akses listrik, dan

- Mempunyai potensi sumber air bersih.

(2) Kriteria calon penerima manfaat yaitu:

- Kelompok usaha pengolahan pangan skala UMKM yang masih

berjalan, atau kelompok usaha pengolahan pangan baru yang

beranggotakan pengusaha pangan lokal berskala UMKM;

- Kelompok PIPL minimal beranggotakan petani sebagai

pemasok bahan baku dan pengusaha pengolahan pangan;

- Memiliki tempat usaha untuk proses produksi dan

penempatan mesin peralatan;

- Kelompok memiliki jaminan pasokan bahan baku (dibuktikan

kesepakatan pasokan bahan baku);

- Kelompok memiliki jaminan pemasaran (dibuktikan dengan

kesepakatan pemasaran);

- Kelompok disahkan oleh pejabat yang berwenang;

- Kelompok PIPL terdaftar dalam Sistem Manajemen Informasi

Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN);

- 16 -

- Sanggup melaksanakan kegiatan PIPL sesuai petunjuk teknis

(dibuktikan dengan surat pernyataan).

(3) Kriteria petugas pendamping kelompok yaitu:

- Aparat/petugas yang menangani ketahanan pangan di

kabupaten/kota.

- Memiliki kemampuan dalam memotivasi dan memberdayakan

kelompok usaha pangan, baik di bidang produksi maupun

pemasaran produk pangan.

b. Mekanisme penetapan

1. Penetapan calon penerima PIPL

a. Tim teknis kabupaten/kota melakukan identifikasi terhadap

CP/CL penerima manfaat kegiatan PIPL

b. Kepala Dinas yang Menangani Ketahanan Pangan

kabupaten/kota mengusulkan CP/CL penerima manfaat

kegiatan PIPL yang memenuhi persyaratan administrasi ke

provinsi

c. Tim teknis provinsi berkoordinasi dengan tim teknis

kabupaten/kota melakukan verifikasi terhadap CP/CL

d. Kelompok yang telah lolos verifikasi ditetapkan melalui

Keputusan PPK Provinsi dan disahkan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) Provinsi (Format 1A). Sebelum ditetapkan,

kelompok tersebut harus membuat pakta integritas (Format

2A).

e. Keputusan tersebut selanjutnya dilaporkan kepada Badan

Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman Konsumsi

dan Keamanan Pangan.

2. Penetapan pendamping kelompok

a. Diusulkan Dinas yang Menangani Ketahanan Pangan

Kabupaten/Kota kepada Dinas yang Menangani Ketahanan

Pangan Provinsi.

b. Ditetapkan melalui Keputusan PPK Provinsi dan disahkan oleh

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Provinsi (Format 3A). Sebelum

ditetapkan, pendamping PIPL menandatangani Pakta Integritas

untuk mendampingi kegiatan PIPL sesuai tugasnya (Format 4A).

- 17 -

c. Hasil penetapan Pendamping kelompok PIPL dilaporkan kepada

Badan Ketahanan Pangan c.q Pusat Penganekaragaman

Konsumsi dan Keamanan Pangan.

d. Pendamping bertanggung jawab selama satu tahun anggaran.

Jika pendamping tidak dapat melaksanakan tugas, maka

pendamping dapat diganti melalui usulan perubahan Keputusan

Kepala Dinas/ Unit Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan

Provinsi /KPA provinsi.

2. Komponen Kegiatan

Kegiatan P3L Tahap Pengembangan

Komponen kegiatan P3L tahap pengembangan terdiri dari:

a. Melengkapi peralatan dan mesin pengolahan untuk menghasilkan

produk olahan pangan lokal.

b. Menambah peralatan dan mesin pengolahan untuk meningkatkan

kapasitas produksi olahan pangan lokal.

c. Biaya produksi untuk meningkatkan kualitas produk dan

pemasaran, seperti perbaikan kemasan, melengkapi pengujian

produk olahan pangan lokal, dll.

Kegiatan PIPL

Komponen kegiatan PIPL terdiri dari:

a. Pengadaan peralatan dan mesin pengolahan tepung dan pangan

olahan berbahan baku ubi kayu/sagu/jagung.

b. Biaya produksi dapat digunakan untuk uji coba dan biaya produksi

perdana mencakup bahan baku, kemasan, dan ongkos produksi

(tenaga kerja, transportasi, dll).

3. Penyusunan Rencana Kegiatan

a. Identifikasi Kebutuhan Kegiatan Usaha

- meliputi: kebutuhan bahan baku, peralatan, sarana dan

prasarana produksi dan pemasaran.

- dilakukan melalui diskusi dalam rangka identifikasi kebutuhan

kegiatan usaha.

b. Penyusunan Rencana Usaha Kelompok (RUK)

- Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan disusun RUK dengan

melibatkan pengurus dan anggota kelompok secara bersama-sama

- 18 -

yang dibimbing oleh pendamping kelompok dan petugas

kabupaten, dan provinsi serta berkoordinasi dengan pusat.

- Rencana kegiatan yang disusun meliputi lokasi, waktu

pelaksanaan, dan pelaksanaan kegiatan termasuk di dalamnya

pengadaan alat dan mesin pengolahan, pengujian alat, proses

pengolahan hingga pemasaran produk.

- Rencana kegiatan tersebut merupakan panduan dalam

melaksanakan kegiatan PIPL dan P3L tahap pengembangan bagi

kelompok. Apabila dalam pelaksanaan tidak sesuai RUK harus

diajukan revisi RUK yang disetujui oleh Kepala Dinas/Unit Kerja

yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi.

- Untuk kegiatan PIPL, penerima manfaat membuat/menyusun

RUK peralatan dan mesin pengolahan (Format 5) dan RUK biaya

produksi (Format 6A), dibantu oleh pendamping, sedangkan untuk

kegiatan P3L tahap pengembangan RUK berupa pembelian

peralatan dan mesin pengolahan serta biaya produksi (Format 6B).

4. Koordinasi dan Pendampingan

Keberhasilan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal memerlukan

koordinasi antar berbagai pemangku kepentingan mulai dari pusat

sampai ke daerah. Di tingkat pusat, khususnya yang terkait dengan

kebijakan, Badan Ketahanan Pangan sebagai penanggung jawab

kegiatan Pengembangan Pangan Lokal berkoordinasi dengan

kementerian/lembaga terkait antara lain Kementerian Perdagangan,

Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UMKM,

Kementerian Desa dan PDT, Kementerian Kesehatan, Kementerian

Dalam Negeri, Kemenristek Dikti/BPPT, dan organisasi

profesi/kemasyarakatan terkait seperti Kadin, GAPMMI, Asperindo,

KTNA, dll.

Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, Kepala Dinas/Unit yang

menangani ketahanan pangan sebagai penanggung jawab pelaksanaan

kegiatan berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait seperti Dinas

Pertanian, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi,

Dinas Kesehatan, perguruan tinggi, dan organisasi

profesi/kemasyarakatan terkait di daerah.

- 19 -

Pendampingan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal di lapangan

akan dilaksanakan oleh pendamping kelompok. Pendamping kelompok

melakukan pendampingan teknis, administrasi, dan pelaporan. Selain

pendampingan juga dilakukan pengawalan inovasi dan teknologi oleh

BPTP.

B. Pengelolaan Bantuan Pemerintah

1. Pemberian Bantuan Pemerintah

Sumber pendanaan untuk membiayai kegiatan Pengembangan Pangan

Lokal tahun 2019 berasal dari APBN yang dialokasikan melalui dana

dekonsentrasi Provinsi. Pengelolaan dana dekonsentrasi bantuan

pemerintah untuk kegiatan Pengembangan Pangan Lokal mengacu pada

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/RC.110/12/2018

tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan

Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2019,

Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang

dan Jasa Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor

168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan

Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016,

dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang

tata cara pemindahtanganan Barang Milik Negara.

2. Pemanfaatan Dana Bantuan Pemerintah

Alokasi anggaran kegiatan PIPL diberikan dalam bentuk dana bantuan

pemerintah sebesar Rp 600.000.000 (enam ratus juta rupiah) terdiri

dari:

a. Pembelian peralatan dan mesin pengolahan dengan kapasitas

terpasang 1 ton/hari sebesar Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

b. Biaya produksi sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).

Alokasi anggaran kegiatan P3L tahap pengembangan diberikan dalam

bentuk dana bantuan pemerintah sebesar Rp 150.000.000 (seratus lima

puluh juta rupiah) terdiri dari:

- 20 -

a. Pembelian peralatan dan mesin pengolahan untuk melengkapi

kegiatan di pengolahan pangan sebesar Rp 100.000.000 (seratus juta

rupiah).

b. Biaya produksi sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

3. Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Pemerintah

Mekanisme pencairan dan pemanfaatan dana bantuan pemerintah

untuk kegiatan Pengembangan Pangan Lokal sebagai berikut:

a. Bantuan pemerintah untuk kegiatan PIPL disalurkan dalam bentuk

barang untuk peralatan dan mesin pengolahan serta uang untuk

biaya produksi. Untuk kegiatan P3L tahap pengembangan bantuan

pemerintah disalurkan dalam bentuk uang;

b. Penerima manfaat membuka rekening tabungan pada kantor

cabang/unit bank pemerintah atau bank terdekat dan melaporkan

kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di provinsi dan/atau

kabupaten/kota;

c. Mengusulkan RUK kepada PPK provinsi setelah disetujui oleh aparat

kabupaten/kota;

d. PPK membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Ketua Kelompok

(Format 7A untuk kelompok PIPL dan Format 7B untuk kelompok

P3L);

e. PPK meneliti RUK :

Bantuan Uang :

(1) Kelompok menyampaikan persyaratan pencairan anggaran

banper (SK Penetapan Penerima Manfaat, RUK, dan Nomor

Rekening Kelompok) kepada PPK Provinsi.

(2) PPK mengajukan perjanjian kerja sama (Format 7A dan 7B)

kepada KPA, bila disetujui KPA mengajukan Surat Permintaan

Pembayaran Langsung (SPP-LS) (Format 8A dan 8B) dan

mengajukan kepada pejabat penandatangan SPM/penguji SPP

Satker dengan lampiran sebagai berikut:

i. Keputusan PPK provinsi tentang Penetapan Kelompok

Penerima Manfaat Kegiatan PIPL (Format 1A) dan P3L

tahap pengembangan (Format 1B) ;

ii. RUK penerima manfaat;

iii. Perjanjian Kerja Sama antara PPK dengan kelompok

penerima manfaat tentang pemanfaatan dana;

- 21 -

iv. Kuitansi yang ditandatangani oleh ketua kelompok dan

diketahui/disetujui oleh PPK provinsi (Format 9A dan 9B).

(3) Atas dasar SPP-LS, pejabat penandatangan SPM/penguji SPP

Satker dan Perintah Pembayaran SPM menguji dokumen SPP-LS

dan menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS)

selanjutnya KPA mengajukan SPM-LS kepada KPPN setempat;

(4) KPPN setempat menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) dan mentransfer dana Bantuan Pemerintah ke rekening

Kelompok;

Bantuan Peralatan :

Bantuan peralatan dan mesin pengolahan diadakan oleh Dinas/Unit

Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi, dengan

mekanisme mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018

tentang pengadaan barang/jasa pemerintah

4. Pertanggungjawaban

Kelompok penerima manfaat dana bantuan pemerintah menyampaikan

laporan pertanggung jawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau

akhir tahun anggaran. Laporan tersebut meliputi:

1) Berita acara serah terima memuat:

- Jumlah dana awal, dana yang dipergunakan, dan dana sisa;

- Pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan perjanjian kerja

sama;

- Pernyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan.

2) Foto barang yang dihasilkan/dibeli

3) Bukti setor sisa dana ke kas negara (apabila terdapat sisa bantuan).

Berdasarkan atas laporan pertanggungjawaban seperti diatas,

selanjutnya PPK melakukan verifikasi terhadap laporan dimaksud dan

dokumen pendukungnya, untuk selanjutnya PPK mengesahkan Berita

Acara Serah Terima (Format 10A untuk kegiatan PIPL dan Format 10B

untuk kegiatan P3L tahap pengembangan).

Sesuai Bagan Akun Standar (BAS) bahwa penggunaan Akun 526

(Belanja yang diserahkan kepada Masyarakat/Pemda) dalam bentuk

transfer barang/kontraktual, harus dicatat sebagai aset persediaan pada

Neraca Laporan Keuangan. Selanjutnya dilakukan proses hibah serah

- 22 -

terima barang maksimal 6 bulan setelah barang diserahterimakan. Tata

Cara Penyerahan Barang Milik Negara (BMN) dari pemberi bantuan

kepada penerima bantuan berpedoman pada Peraturan Menteri

Keuangan yang mengatur mengenai tata cara pemindahtanganan

Barang Milik Negara (Peraturan Menteri Keuangan Nomor

111/PMK.06/2016).

- 23 -

BAB IV

ORGANISASI DAN TATA KERJA

Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal merupakan tugas bersama

antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sesuai dengan

semangat dan paradigma baru pembangunan, peran dan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan Pengembangan Pangan Lokal harus dikedepankan

sebagai pelaku utama penentu keberhasilan program. Peranan pemerintah

terbatas pada fungsi pelayanan, penunjang, fasilitasi, dan motivasi. Untuk

memperlancar pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal secara

berjenjang dari kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat pusat, harus

berkoordinasi dengan baik dan efektif.

A. Tingkat Pusat

Pada tingkat nasional, Kepala Badan Ketahanan Pangan

mengkoordinasikan instansi terkait baik kementerian/lembaga terkait,

pihak swasta, dan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk

memperlancar kegiatan Pengembangan Pangan Lokal.

Badan Ketahanan Pangan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1. Menyusun dan menetapkan petunjuk teknis kegiatan Pengembangan

Pangan Lokal.

2. Melaksanakan sosialisasi, koordinasi, integrasi dan advokasi dengan

lembaga terkait dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan

Lokal.

3. Melakukan pertemuan secara berkala.

4. Membina, memantau, mengevaluasi, mengawasi, dan mengendalikan,

dan melaporkan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal.

B. Tingkat Provinsi

Penanggung jawab kegiatan di tingkat provinsi adalah Dinas/Unit Kerja

yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi dengan melibatkan instansi

dan dinas terkait seperti Dinas yang menangani Pertanian, Perdagangan,

Perindustrian, Koperasi dan UMKM, perguruan tinggi, lembaga

penelitian/pengkajian, atau stakeholder lainnya yang terkait.

Dinas/Unit Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi

bertanggung jawab melakukan:

- 24 -

1. Menyusun petunjuk pelaksanaan (juklak) kegiatan Pengembangan

Pangan Lokal.

2. Melakukan sosialisasi, koordinasi, integrasi, dan advokasi dengan

instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan

Lokal.

3. Mendampingi, membina, memantau, mengevaluasi, mengawasi,

mengendalikan, dan melaporkan kegiatan Pengembangan Pangan

Lokal ke pusat.

4. Melakukan verifikasi terhadap CPCL kegiatan PIPL dan calon penerima

manfaat kegiatan P3L tahap pengembangan yang diusulkan oleh

dinas/instansi yang menangani urusan ketahanan pangan tingkat

kabupaten/kota.

5. Melakukan penetapan kelompok PIPL dan P3L tahap pengembangan

dan pendamping di wilayah provinsi setempat.

C. Tingkat Kabupaten/Kota

Penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten/kota adalah Dinas/Unit

Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan kabupaten/kota dengan

melibatkan instansi dan dinas terkait seperti Dinas yang menangani

Pertanian, Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM, lembaga

penelitian/pengkajian, atau stakeholder lainnya yang terkait.

Dinas/Unit Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan kabupaten/kota

bertanggung jawab melakukan:

1. Sosialisasi, koordinasi, integrasi, dan advokasi dengan instansi terkait

dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal.

2. Membina, memantau, mengevaluasi, mengawasi, mengendalikan, dan

melaporkan kegiatan Pengembangan Pangan Lokal ke dinas/instansi

yang menangani ketahanan pangan tingkat provinsi.

3. Melakukan identifikasi dan seleksi CPCL kegiatan PIPL.

4. Mengusulkan CPCL kegiatan PIPL yang telah diidentifikasi dan

diseleksi kepada dinas/instansi yang menangani ketahanan pangan

tingkat provinsi.

5. Mengusulkan calon penerima manfaat kegiatan P3L tahap

pengembangan kepada dinas/instansi yang menangani ketahanan

pangan tingkat provinsi;

- 25 -

6. Mengusulkan pendamping kegiatan PIPL dan P3L kepada

dinas/instansi yang menangani ketahanan pangan tingkat provinsi;

7. Melakukan pengawasan dan pembinaan pendampingan.

D. Tingkat Kelompok PIPL dan P3L Tahap Pengembangan/Masyarakat

Kelompok penerima manfaat bertanggungjawab:

- Pemanfataan dana bantuan pemerintah

- Penyusunan RUK

- Pelaksanaan semua komponen kegiatan sesuai juknis

- pembukuan yang minimal terdiri dari: buku pembelian, buku

penjualan, buku besar dan buku kas.

- Menyimpan bukti-bukti pengeluaran

- Pelaporan kegiatan PIPL dan P3L tahap pengembangan.

Dukungan masyarakat dalam pemasaran produk yang dihasilkan

kelompok.

E. Tingkat Pendamping

Pendamping melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Mendampingi dan membimbing kelompok PIPL dan P3L Tahap

Pengembangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

dinas/instansi yang menangani ketahanan pangan tingkat provinsi

dan kabupaten/kota.

2. Membuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan PIPL dan

P3L Tahap Pengembangan secara tertulis mengenai pendampingan

dan pembinaan kepada kelompok PIPL dan P3L Tahap Pengembangan.

3. Melaksanakan kunjungan dan pembinaan secara rutin minimal satu

kali dalam dua minggu kepada kelompok PIPL dan P3L Tahap

Pengembangan.

4. Membuat laporan yang ditujukan kepada dinas/instansi yang

menangani ketahanan pangan tingkat kabupaten/kota dan provinsi

serta pusat.

- 26 -

BAB V.

PENGENDALIAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. Pengawasan dan Pengendalian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, pengelolaan anggaran dan penerima

manfaat dapat berjalan secara transparan, akuntabel, efektif dan efisien.

Untuk mencari solusi kendala dan permasalahan yang muncul, maka

perlu dilakukan pengendalian intern terhadap hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan anggaran serta

efektivitas pemanfaatan anggaran sesuai dengan tujuan dan sasaran

yang sudah ditetapkan.

2. Antisipasi secara dini permasalahan dan kendala yang dihadapi mulai

dari perencanaan hingga pelaporan.

3. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyalahgunaan penggunaan

anggaran yang tidak sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin

dicapai.

4. Memanfaatkan hasil pemantauan dan evaluasi kegiatan untuk dijadikan

bahan masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan kegiatan.

5. Pengendalian intern dilakukan berkaitan dengan aspek program dan

anggaran, termasuk proses pengambilan keputusan, keefektifan sumber

daya, dan berbagai hal lainnya.

Identifikasi Risiko yang akan berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan

kegiatan bantuan pemerintah yang harus diantisipasi pada setiap proses

bisnis kegiatan antara lain:

1. Ketepatan waktu penerbitan dan sosialisasi Petunjuk Teknis

2. Kesiapan Perangkat pengelola keuangan/Satker dan jumlah serta

kapasitas SDM

3. Ketepatan dan kelengkapan pemberkasan Calon Penerima dan Calon

Lokasi (CPCL) sesuai kriteria serta ketepatan Penetapan Penerima

Manfaat.

4. Intensitas dan kualitas pembinaan dan pengawalan baik dari Pusat,

Provinsi, Kabupaten/Kota maupun instansi terkait. Harus dapat

menyelesaikan permasalahan dengan cepat sampai tuntas.

5. Ketepatan proses pengadaan barang maupun transfer uang.

- 27 -

6. Ketepatan proses penyaluran/transfer dana ke kelompok serta

kesesuaian NPWP.

7. Ketepatan proses pengajuan SPP dan SPM.

8. Kesesuaian pemanfaatan dana dengan alokasi anggaran.

9. Ketepatan waktu penyetoran sisa dana yang belum dimanfaatkan.

10. Ketepatan waktu penyampaian laporan.

11. Ketepatan penyelesaian serah terima barang berupa Berita Acara Serah

Terima Barang (BAST).

B. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dilakukan secara berkala dan berjenjang terhadap

perkembangan pencairan anggaran, pengadaan barang, perkembangan

pemanfaatan dana, perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha, dan

kelengkapan administrasi.

Evaluasi kegiatan dapat dilakukan pada tahapan sebelum dimulai kegiatan

(ex-ante), saat pelaksanaan kegiatan (on-going), dan setelah dilakukan

kegiatan (ex-post). Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang mulai dari

tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusat secara periodik minimal dua

kali dalam satu tahun. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana peran dan tanggung jawab kelembagaan yang menangani kegiatan

Pengembangan Pangan Lokal serta tingkat keberhasilan pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Kegiatan evaluasi

juga dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap pelaksanaan kegiatan

sehingga dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan dan sasaran.

C. Pelaporan

Pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berjenjang, mulai dari

tingkat kelompok, kabupaten/kota, provinsi hingga pusat secara berkala

dan tepat waktu. Kelompok penerima manfaat bersama pendamping

kelompok menyampaikan laporan kepada Dinas/Unit yang menangani

ketahanan pangan kabupaten/kota dengan format yang telah ditentukan.

Selanjutnya Dinas/Unit yang menangani ketahanan pangan

kabupaten/kota memvalidasi laporan tersebut untuk dilaporkan kepada

Dinas/Unit menangani ketahanan pangan provinsi. Dinas/Unit yang

menangani ketahanan pangan provinsi memvalidasi dan merekap laporan

tersebut untuk dilaporkan ke pusat sesuai dengan format yang telah

ditentukan.

- 28 -

BAB VI

PENUTUP

Kegiatan Pengembangan Pangan Lokal merupakan kegiatan strategis di

Kementerian Pertanian yang dimaksudkan untuk mendorong pemanfaatan

pangan lokal dalam industri pangan. Petunjuk Teknis Pengembangan Pangan

Lokal Tahun 2019 ini ditetapkan sebagai acuan bagi para pemangku

kepentingan dalam melaksanakan kegiatan PIPL dan P3L Tahap

Pengembangan. Hal-hal yang bersifat lebih detail dan spesifik sesuai dengan

kondisi daerah setempat dapat diatur lebih lanjut dalam Petunjuk

Pelaksanaan (Juklak) di tingkat provinsi.

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN,

AGUNG HENDRIADI

- 29 -

Format - 1A

CONTOH KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………

NOMOR :…………………………….

TENTANG

PENETAPAN PENERIMA MANFAAT KEGIATAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

PANGAN LOKAL (PIPL) TAHUN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………,

Menimbang : a. ……………………………………………....;

b. …………………………………………….…;

Mengingat : 1. ……………………………………………….;

2. …………………………………………….….;

3. ………………………………………………...;

4. ……………………………………….……….;

Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun

Anggaran…………………….

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

KESATU : Menetapkan Penerima Manfaat Kegiatan Pengembangan Industri

Pangan Lokal (PIPL) Tahun 2019 pada Dinas Ketahanan Pangan

Provinsi...... Tahun Anggaran ..., yang selanjutnya disebut

Penerima Manfaat sebagaimana tercantum dalam Lampiran

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Dalam melaksanakan tugas, Penerima Manfaat sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggung jawab dan wajib

menyampaikan Laporan kepada Kepala Dinas Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran dan menyampaikan laporan

pelaksanaan secara berkala.

KETIGA : Biaya yang diperlukan sebagai akibat ditetapkannya Keputusan

ini dibebankan pada DIPA......................... Provinsi………........

- 30 -

sesuai dengan yang tercantum dalam DIPA

Nomor:………................ tanggal……………….Tahun Anggaran ....

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ……………………

pada tanggal ………………..….

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS

KETAHANAN PANGAN PROVINSI

………….....

(NAMA)

Mengetahui/Menyetujui,

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI

....................................

(NAMA)

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:

1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Penganekaragaman Konsumsi

dan Keamanan Pangan, Kementerian Pertanian;

2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

……………………………;

3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;

4. Gubernur Provinsi ………………………………………;

5. Yang bersangkutan.

- 31 -

Lampiran SK Penerima Manfaat

No Kecamatan Desa/

Kelurahan

Identitas Penerima Manfaat Kegiatan PIPL

Nama

Kelompok

Nama

Ketua No. HP

Jumlah

Anggota

Ijin Usaha

(PIRT) Komoditas Produk Olahan

1

Ditetapkan di ……………………

pada tanggal ………………..….

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI

(NAMA DAN NIP)

- 32 -

Format - 1B

CONTOH KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………

NOMOR :…………………………….

TENTANG

PENETAPAN PENERIMA MANFAAT KEGIATAN PENGEMBANGAN PANGAN

POKOK LOKAL (P3L) TAHAP PENGEMBANGAN TAHUN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………,

Menimbang : a. ……………………………………………....;

b. …………………………………………….…;

Mengingat : 1. ……………………………………………….;

2. …………………………………………….….;

3. ………………………………………………...;

4. ……………………………………….……….;

Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun

Anggaran…………………….

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

KESATU : Menetapkan Penerima Manfaat Kegiatan Pengembangan Pangan

Pokok Lokal (P3L) Tahap Pengembangan Tahun 2019 pada

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi...... Tahun Anggaran ..., yang

selanjutnya disebut Penerima Manfaat sebagaimana tercantum

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Keputusan ini.

KEDUA : Dalam melaksanakan tugas, Penerima Manfaat sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggung jawab dan wajib

menyampaikan Laporan kepada Kepala Dinas Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran dan menyampaikan laporan

pelaksanaan secara berkala.

KETIGA : Biaya yang diperlukan sebagai akibat ditetapkannya Keputusan

ini dibebankan pada DIPA......................... Provinsi………........

- 33 -

sesuai dengan yang tercantum dalam DIPA

Nomor:………................ tanggal……………….Tahun Anggaran ....

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ……………………

pada tanggal ………………..….

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS

KETAHANAN PANGAN PROVINSI

………….....

(NAMA)

Mengetahui/Menyetujui,

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI

....................................

(NAMA)

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:

1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Penganekaragaman Konsumsi

dan Keamanan Pangan, Kementerian Pertanian;

2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

……………………………;

3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;

4. Gubernur Provinsi ………………………………………;

5. Yang bersangkutan.

- 34 -

Lampiran SK Penerima Manfaat

No Kecamatan Desa/

Kelurahan

Identitas Penerima Manfaat Kegiatan P3L Tahap Pengembangan

Nama

Kelompok

Nama

Ketua No. HP

Jumlah

Anggota

Ijin Usaha

(PIRT) Komoditas Produk Olahan

1

Ditetapkan di ……………………

pada tanggal ………………..….

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI

(NAMA DAN NIP)

- 35 -

Format - 2A

PAKTA INTEGRITAS

KELOMPOK PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL (PIPL)

Dalam rangka menyuksesan Kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal

(PIPL) yang bertujuan untuk mengembangkan usaha pangan lokal dan

meningkatkan ketersediaan bahan baku dan pangan olahan pangan lokal,

kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : (Ketua Kelompok)

Kelompok :

Alamat :

Atas Nama Kelompok [ ] menyatakan:

1. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan PIPL

di Desa ……Kec.....Kab/Kota…..

2. Mampu menyediakan tempat usaha untuk proses produksi dan

penempatan mesin peralatan.

3. Menjalankan tugas sebagai Ketua Kelompok PIPL. Saya akan mengelola dan

memanfaatkan dana dan peralatan bantuan pemerintah dengan baik dan

benar sesuai ketentuan yang ada serta membuat administrasi keuangan

dengan baik dan benar.

4. Dalam hal kami melakukan pelanggaran dalam pemanfaatan dana dan

peralatan PIPL, maka akan ditanggung oleh seluruh anggota kelompok.

………………, ............... 2019

Pendamping Kelompok Ketua Kelompok

(................................) (..................................)

Disaksikan oleh :

Kepala Desa/Lurah...................

(..................................................)

- 36 -

Format - 2B

PAKTA INTEGRITAS

KELOMPOK PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L)

TAHAP PENGEMBANGAN

Dalam rangka menyuksesan Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal

(P3L) Tahap Pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan usaha

pangan lokal dan meningkatkan ketersediaan bahan baku dan pangan olahan

pangan lokal, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : (Ketua Kelompok)

Kelompok :

Alamat :

Atas Nama Kelompok [ ] menyatakan:

1. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan P3L

Tahap Pengembangan di Desa ……Kec.....Kab/Kota…..

2. Menjalankan tugas sebagai Ketua Kelompok P3L Tahap Pengembangan.

Saya akan mengelola dan memanfaatkan dana dan peralatan bantuan

pemerintah dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang ada serta

membuat administrasi keuangan dengan baik dan benar.

3. Dalam hal kami melakukan pelanggaran dalam pemanfaatan dana dan

peralatan P3L Tahap Pengembangan, maka akan ditanggung oleh seluruh

anggota kelompok.

………………, ............... 2019

Pendamping Kelompok Ketua Kelompok

(................................) (..................................)

Disaksikan oleh :

Kepala Desa/Lurah...................

(..................................................)

- 37 -

Format - 3A

CONTOH KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………

NOMOR :…………………………….

TENTANG

PENETAPAN PENDAMPING KEGIATAN

PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL (PIPL) TAHUN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………,

Menimbang : a. ……………………………………………....;

b. …………………………………………….…;

Mengingat : 1. ……………………………………………….;

2. …………………………………………….….;

Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun

Anggaran…………………….

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

KESATU : Menunjuk Pendamping Kegiatan Pengembangan Industri Pangan

Lokal (PIPL) sebagai berikut:

Nama :

Alamat :

No. HP :

KEDUA : Pendamping sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU

mempunyai tugas:

1. Bersama aparat provinsi dan kabupaten/kota melakukan

identifikasi CPCL;

2. Membimbing dan mendampingi kelompok penerima manfaat

kegiatan PIPL;

3. Memberikan sosialisasi dan arahan tentang kegiatan

produksi dan pemasaran produk olahan kelompok PIPL;

4. Merekap laporan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh

aparat maupun oleh kelompok dalam pengembangan

kegiatan PIPL;

5. Bersama aparat provinsi dan kabupaten/kota memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan;

6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan PIPL dan

menyerahkannya kepada Dinas/ Unit Kerja yang Menangani

Ketahanan Pangan Provinsi.

- 38 -

KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Pendamping sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggungjawab dan

menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas/Badan Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran.

KEEMPAT : Memberikan honorarium kepada Pendamping sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KESATU sebesar Rp. 500.000 (lima

ratus ribu rupiah) setiap bulan, selama 10 bulan dalam

melaksanakan tugas pendampingan.

KELIMA : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini

dibebankan pada DIPA …………. Provinsi ............. Tahun

Anggaran ....

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ……………………

pada tanggal ………………..….

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS

KETAHANAN PANGAN PROVINSI

………….....

(NAMA)

Mengetahui/Menyetujui,

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI

....................................

(NAMA)

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:

1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Penganekaragaman Konsumsi

dan Keamanan Pangan, Kementerian Pertanian;

2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Provinsi ……………………………;

3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;

4. Yang bersangkutan.

Keterangan:

*) Coret yang tidak perlu

- 39 -

Format - 3B

CONTOH KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………

NOMOR :…………………………….

TENTANG

PENETAPAN PENDAMPING KEGIATAN

PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L) TAHAP PENGEMBANGAN

TAHUN 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI …………………,

Menimbang : a. ……………………………………………....;

b. …………………………………………….…;

Mengingat : 1. ……………………………………………….;

2. …………………………………………….….;

Memperhatikan: Daftar Isian Penggunaan Anggaran ………. Tahun

Anggaran…………………….

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

KESATU : Menunjuk Pendamping Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok

Lokal (P3L) Tahap Pengembangan sebagai berikut:

Nama :

Alamat :

No. HP :

KEDUA : Pendamping sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU

mempunyai tugas:

1. Bersama aparat provinsi dan kabupaten/kota melakukan

identifikasi CPCL;

2. Membimbing dan mendampingi kelompok penerima

manfaat kegiatan P3L tahap pengembangan;

3. Memberikan sosialisasi dan arahan tentang kegiatan

produksi dan pemasaran produk olahan kelompok P3L;

4. Merekap laporan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

oleh aparat maupun oleh kelompok dalam

pengembangan kegiatan P3L tahap pengembangan;

5. Bersama aparat provinsi dan kabupaten/kota memantau

dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan di lapangan;

- 40 -

6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan P3L tahap

pengembangan dan menyerahkannya kepada Dinas/

Unit Kerja yang Menangani Ketahanan Pangan Provinsi.

KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Pendamping sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KESATU bertanggungjawab dan

menyampaikan laporan kepada Kepala Dinas/Badan Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran.

KEEMPAT : Memberikan honorarium kepada Pendamping sebagaimana

dimaksud dalam Diktum KESATU sebesar Rp. 500.000 (lima

ratus ribu rupiah) setiap bulan, selama 10 bulan dalam

melaksanakan tugas pendampingan.

KELIMA : Biaya yang diperlukan akibat ditetapkannya Keputusan ini

dibebankan pada DIPA …………. Provinsi ............. Tahun

Anggaran ....

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ……………………

pada tanggal ………………..….

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS

KETAHANAN PANGAN PROVINSI

………….....

(NAMA)

Mengetahui/Menyetujui,

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI

....................................

(NAMA)

Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth.:

1. Kepala Badan Ketahanan Pangan cq Pusat Penganekaragaman Konsumsi

dan Keamanan Pangan, Kementerian Pertanian;

2. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Provinsi ……………………………;

3. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ……………….;

4. Yang bersangkutan.

Keterangan:

*) Coret yang tidak perlu

- 41 -

Format - 4A

PAKTA INTEGRITAS

PENDAMPING KELOMPOK

PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL (PIPL)

Dalam rangka menyuksesan Kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal

(PIPL) yang bertujuan untuk mengembangkan usaha pangan lokal dan

meningkatkan ketersediaan bahan baku dan pangan olahan pangan lokal,

yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Pendamping Kelompok :

Alamat :

menyatakan:

1. Mendampingi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan PIPL

di Desa ……Kec.....Kab/Kota…..

2. Mampu memotivasi dan memberdayakan kelompok usaha pangan, baik di

bidang produksi maupun pemasaran produk pangan.

3. Menjalankan tugas sebagai Pendamping Kelompok PIPL. Saya

bertanggungjawab mendampingi kelompok PIPL dalam mengelola dan

memanfaatkan dana dan peralatan bantuan pemerintah dengan baik dan

benar sesuai ketentuan yang ada.

4. Dalam hal saya tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka saya

siap untuk diganti.

………………, ............... 2019

Kepala Dinas Kabupaten/Kota Pendamping Kelompok

(................................) (..................................)

Mengetahui/Menyetujui,

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI

....................................

(NAMA)

- 42 -

Format - 4B

PAKTA INTEGRITAS

PENDAMPING KELOMPOK

PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L) TAHAP PENGEMBANGAN

Dalam rangka menyuksesan Kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal

(P3L) yang bertujuan untuk mengembangkan usaha pangan lokal dan

meningkatkan ketersediaan bahan baku dan pangan olahan pangan lokal,

yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Pendamping Kelompok :

Alamat :

menyatakan:

1. Mendampingi dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan P3L

tahap pengembangan di Desa ……Kec.....Kab/Kota…..

2. Mampu memotivasi dan memberdayakan kelompok usaha pangan, baik di

bidang produksi maupun pemasaran produk pangan.

3. Menjalankan tugas sebagai Pendamping Kelompok P3L tahap

pengembangan. Saya bertanggungjawab mendampingi kelompok P3L tahap

pengembangan dalam mengelola dan memanfaatkan dana bantuan

pemerintah dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang ada.

4. Dalam hal saya tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka saya

siap untuk diganti.

………………, ............... 2019

Kepala Dinas Kabupaten/Kota Pendamping Kelompok

(................................) (..................................)

Mengetahui/Menyetujui,

KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN/

KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) PROVINSI

....................................

(NAMA)

- 43 -

Format - 5

CONTOH

RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)

PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN

Rekapitulasi RUK

Kelompok :................................. Nama Ketua Kelompok : ................................ Desa/Kelurahan :.................................

Kecamatan :................................. Kabupaten/Kota :.................................

Provinsi :.................................

RENCANA KEGIATAN USAHA KELOMPOK (RUK)

.............................,....................................

Kepada Yth :

Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran

Provinsi...................................................

Sesuai dengan Keputusan PPK*) Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna

Anggaran Provinsi........... Nomor........... tanggal.......... tentang Penetapan Kelompok Penerima Manfaat Kegiatan...............dengan ini kami mengajukan

permohonan bantuan peralatan dan mesin pengolahan sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut:

No Kegiatan Jumlah

(unit) Tipe/Kapasitas/Merek Harga

1 Peralatan dan mesin

pengolahan yang dibutuhkan -

-

-

-

MENGETAHUI

Pendamping, Ketua Kelompok,

................................... ..............................

MENYETUJUI,

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi................................

..............................................

NIP.

- 44 -

Format - 6A

CONTOH

RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)

BIAYA PRODUKSI

Rekapitulasi RUK Kelompok :.................................

Nama Ketua Kelompok : ................................ Desa/Kelurahan :................................. Kecamatan :.................................

Kabupaten/Kota :................................. Provinsi :.................................

RENCANA KEGIATAN USAHA KELOMPOK (RUK)

.............................,....................................

Kepada Yth :

Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran

Provinsi...................................................

Sesuai dengan Keputusan PPK*) Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran Provinsi........... Nomor........... tanggal.......... tentang Penetapan

Kelompok Penerima Manfaat Kegiatan...............dengan ini kami mengajukan permohonan dana bantuan pemerintah untuk biaya produksi sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah) sesuai Rencana Usaha Kelompok

(RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut:

No Kegiatan Anggaran Waktu

Pelaksanaan Volume Harga

Satuan

Jumlah

1 Pembelian

bahan baku

-

-

2 Uji Produk -

-

3 Kemasan

-

-

MENGETAHUI

Pendamping, Ketua Kelompok,

................................... ..............................

MENYETUJUI,

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi................................

..............................................

NIP.

- 45 -

Format - 6B

CONTOH

RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK)

KEGIATAN P3L TAHAP PENGEMBANGAN

Rekapitulasi RUK Kelompok :.................................

Nama Ketua Kelompok : ................................ Desa/Kelurahan :.................................

Kecamatan :................................. Kabupaten/Kota :................................. Provinsi :.................................

RENCANA KEGIATAN USAHA KELOMPOK (RUK)

.............................,....................................

Kepada Yth :

Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran

Provinsi...................................................

Sesuai dengan Keputusan PPK*) Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna

Anggaran Provinsi........... Nomor........... tanggal.......... tentang Penetapan Kelompok Penerima Manfaat Kegiatan...............dengan ini kami mengajukan permohonan dana bantuan pemerintah untuk pembelian peralatan dan mesin

pengolahan serta biaya produksi sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) sesuai Rencana Usaha Kelompok (RUK) terlampir dengan

rekapitulasi kegiatan sebagai berikut:

No Kegiatan Anggaran Waktu

Pelaksanaan Volume Harga

Satuan

Jumlah

1 Pembelian

peralatan dan

mesin pengolahan -

-

2 Pembelian bahan

baku

-

-

3 dst

MENGETAHUI

Pendamping, Ketua Kelompok,

................................... ..............................

MENYETUJUI,

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi................................

..............................................

NIP.

- 46 -

Format - 7A

CONTOH PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN .......................

PROVINSI..........................................

DENGAN

KETUA KELOMPOK ..................................

NOMOR:…………………………………………….

TENTANG

PEMANFAATAN DANA BANTUAN PEMERINTAH UNTUK KEGIATAN

PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL TAHUN 2019

Pada hari ini ........ tanggal .......... bulan......... tahun dua ribu sembilan belas

(....-…-2019) bertempat di Kantor.................. Jalan.................... yang bertanda

tangan di bawah ini:

1. NAMA : Pejabat Pembuat Komitmen ……., yang diangkat

berdasarkan Keputusan …………………… Nomor …..,

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa

Pengguna Anggaran ………………… DIPA Tahun…........

No............tanggal........., yang berkedudukan di

Jalan........ , selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

2. NAMA : Ketua Kelompok...................... dalam hal ini bertindak

untuk dan atas nama Kelompok....................., yang

berkedudukan di Desa/Kelurahan .....................

Kecamatan .................. Kabupaten/Kota ..........., yang

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama

disebut PARA PIHAK.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat

dan menandatangi Perjanjian Kerjasama ……… dengan ketentuan-ketentuan

dan syarat-syarat sebagai berikut:

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai landasan kerja sama yang

mengikat secara hukum bagi PARA PIHAK dalam pelaksanaan Bantuan

Pemerintah kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal.

- 47 -

(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini untuk memperlancar penyaluran Bantuan

Pemerintah kepada Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah.

Pasal 2

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini adalah:

1. Penentuan jenis dan jumlah peralatan dan mesin pengolahan;

2. Penentuan sumber dan jumlah dana;

3. Mekanisme pembayaran.

Pasal 3

JENIS DAN JUMLAH PERALATAN DAN MESIN PENGOLAHAN

Jenis dan jumlah peralatan dan mesin pengolahan kegiatan Pengembangan

Industri Pangan Lokal Tahun 2019 yang diterima oleh PIHAK KEDUA

berdasarkan pada Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang telah disusun oleh

PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 4

SUMBER DAN JUMLAH DANA

Sumber dan jumlah dana Bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan

Industri Pangan Lokal Tahun 2019 yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah:

(1) Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA)................... Nomor:...................... tanggal........................

(2) Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar

Rp......................................... (dengan huruf).

Pasal 5

PEMBAYARAN

Pembayaran Dana Bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan Industri

Pangan Lokal Tahun 2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)

dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian

kerja sama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah

Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara ...................., dengan cara pembayaran langsung ke

rekening Kelompok ............... Desa/Kelurahan………… Kecamatan......…...

Kabupaten/Kota........... pada Bank ........................ dengan Nomor Rekening

: ........................

- 48 -

Pasal 6

HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

a. Melakukan pengadaan dan menyalurkan bantuan peralatan dan mesin

pengolahan sesuai dengan RUK yang telah disusun oleh PIHAK KEDUA

b. menyalurkan dana Bantuan Pemerintah untuk biaya produksi kepada

PIHAK KEDUA sesuai dengan RUK;

c. menerima laporan berkala penggunaan Bantuan Pemerintah (berupa

dana dan peralatan dan mesin pengolahan) dari PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

a. Menyusun RUK peralatan dan mesin pengolahan serta RUK biaya

produksi sesuai dengan kebutuhan kelompok;

b. menerima Bantuan Pemerintah (dana dan peralatan dan mesin

pengolahan) dari PIHAK PERTAMA;

c. melaksanakan kegiatan pengembangan industri pangan lokal mulai

dari membeli bahan baku, proses produksi, pengemasan, uji produk,

hingga pemasaran;

d. membuat administrasi pengelolaan dan laporan keuangan dana

Bantuan Pemerintah;

e. membuat laporan bulanan tentang perkembangan kegiatan;

f. melaksanakan evaluasi dan perencanaan kelompok secara

berkelanjutan;

g. melakukan pengembangan industri pangan lokal secara

berkelanjutan.

Pasal 7

SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memanfaatkan dana Bantuan pemerintah

kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal Tahun 2019 (dana dan

peralatan dan mesin pengolahan), maka PIHAK PERTAMA berhak secara

sepihak mencabut seluruh bantuan yang diterima PIHAK KEDUA yang

mengakibatkan Perjanjian Kerja Sama batal.

- 49 -

Pasal 8

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Keadaan Kahar (Force Majeure) adalah suatu keadaan kejadian di luar

kekuasaan dan kehendak PARA PIHAK yang mengakibatkan Perjanjian

Kerja Sama tidak dapat terlaksana yang berupa:

a. Bencana alam seperti: gempa bumi, angin topan, banjir besar,

kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA;

b. Peperangan;

c. Perubahan kebijakan moneter, berdasarkan peraturan Peraturan

Pemerintah.

(2) Apabila dalam masa perjanjian terjadi keadaan kahar (force majeure),

sehingga tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus

memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 X

24 jam setelah terjadinya keadaan kahar (force majeure).

(3) Keadaan kahar (force majeure) harus diketahui oleh pejabat yang

berwenang di tempat terjadinya keadaan kahar (force majeure).

Pasal 9

JANGKA WAKTU

Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka watu 1 (satu) tahun, terhitung

sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK.

Pasal 10

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK sepakat penyelesaiannya

dilakukan secara musyawarah dan mufakat.

(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai,

maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum di

Pengadilan Negeri .......................... (sebutkan PN yang akan

menyelesaikan masalah).

- 50 -

Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup

ditandatangani oleh PARA PIHAK, mempunyai kekuatan hukum yang sama,

dan PARA PIHAK masing-masing mendapat 1 (satu) rangkap untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA

Ketua Kelompok ................................

NAMA

PIHAK PERTAMA

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi......................

NAMA

MENGETAHUI/MENYETUJUI

Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran

Provinsi ................

NAMA

Meterai

Rp6.000,-

- 51 -

Format - 7B

CONTOH PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN .......................

PROVINSI..........................................

DENGAN

KETUA KELOMPOK ..................................

NOMOR:…………………………………………….

TENTANG

PEMANFAATAN DANA BANTUAN PEMERINTAH UNTUK KEGIATAN

PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L) TAHAP PENGEMBANGAN

TAHUN 2019

Pada hari ini ........ tanggal .......... bulan......... tahun dua ribu sembilan belas

(....-…-2019) bertempat di Kantor.................. Jalan.................... yang bertanda

tangan di bawah ini:

3. NAMA : Pejabat Pembuat Komitmen ……., yang diangkat

berdasarkan Keputusan …………………… Nomor …..,

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa

Pengguna Anggaran ………………… DIPA Tahun…........

No............tanggal........., yang berkedudukan di

Jalan........ , selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

4. NAMA : Ketua Kelompok...................... dalam hal ini bertindak

untuk dan atas nama Kelompok....................., yang

berkedudukan di Desa/Kelurahan .....................

Kecamatan .................. Kabupaten/Kota ..........., yang

selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama

disebut PARA PIHAK.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat

dan menandatangi Perjanjian Kerjasama ……… dengan ketentuan-ketentuan

dan syarat-syarat sebagai berikut:

- 52 -

Pasal 1

MAKSUD DAN TUJUAN

(1) Maksud Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai landasan kerja sama yang

mengikat secara hukum bagi PARA PIHAK dalam pelaksanaan Bantuan

Pemerintah kegiatan P3L tahap pengembangan.

(2) Tujuan Perjanjian Kerjasama ini untuk memperlancar penyaluran Bantuan

Pemerintah kepada Penerima Manfaat Bantuan Pemerintah.

Pasal 2

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini adalah:

1. Penentuan jenis dan jumlah peralatan dan mesin pengolahan;

2. Penentuan sumber dan jumlah dana;

3. Mekanisme pembayaran.

Pasal 3

JENIS DAN JUMLAH BANTUAN

Jenis dan jumlah peralatan dan mesin pengolahan kegiatan Pengembangan

Industri Pangan Lokal Tahun 2019 yang diterima oleh PIHAK KEDUA

berdasarkan pada Rencana Usaha Kelompok (RUK) yang telah disusun oleh

PIHAK KEDUA dan telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 4

SUMBER DAN JUMLAH DANA

Sumber dan jumlah dana Bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan

Industri Pangan Lokal Tahun 2019 yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah:

(3) Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA)................... Nomor:...................... tanggal........................

(4) Jumlah dana yang disepakati kedua belah pihak sebesar

Rp......................................... (dengan huruf).

Pasal 5

PEMBAYARAN

Pembayaran Dana Bantuan pemerintah kegiatan Pengembangan Industri

Pangan Lokal Tahun 2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)

dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian

kerja sama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah

Membayar (SPM) yang disampaikan oleh KPA kepada Kantor Pelayanan

- 53 -

Perbendaharaan Negara ...................., dengan cara pembayaran langsung ke

rekening Kelompok ............... Desa/Kelurahan………… Kecamatan......…...

Kabupaten/Kota........... pada Bank ........................ dengan Nomor Rekening

: ........................

Pasal 6

HAK DAN KEWAJIBAN

(3) PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

d. Melakukan pengadaan dan menyalurkan bantuan peralatan dan mesin

pengolahan sesuai dengan RUK yang telah disusun oleh PIHAK KEDUA

e. menyalurkan dana Bantuan Pemerintah untuk biaya produksi kepada

PIHAK KEDUA sesuai dengan RUK;

f. menerima laporan berkala penggunaan Bantuan Pemerintah (berupa

dana dan peralatan dan mesin pengolahan) dari PIHAK KEDUA.

(4) PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

h. Menyusun RUK peralatan dan mesin pengolahan serta RUK biaya

produksi sesuai dengan kebutuhan kelompok;

i. menerima Bantuan Pemerintah (dana dan peralatan dan mesin

pengolahan) dari PIHAK PERTAMA;

j. melaksanakan kegiatan pengembangan industri pangan lokal mulai

dari membeli bahan baku, proses produksi, pengemasan, uji produk,

hingga pemasaran;

k. membuat administrasi pengelolaan dan laporan keuangan dana

Bantuan Pemerintah;

l. membuat laporan bulanan tentang perkembangan kegiatan;

m. melaksanakan evaluasi dan perencanaan kelompok secara

berkelanjutan;

n. melakukan pengembangan industri pangan lokal secara

berkelanjutan.

Pasal 7

SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memanfaatkan dana Bantuan pemerintah

kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal Tahun 2019 (dana dan

peralatan dan mesin pengolahan), maka PIHAK PERTAMA berhak secara

sepihak mencabut seluruh bantuan yang diterima PIHAK KEDUA yang

mengakibatkan Perjanjian Kerja Sama batal.

- 54 -

Pasal 8

KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(4) Keadaan Kahar (Force Majeure) adalah suatu keadaan kejadian di luar

kekuasaan dan kehendak PARA PIHAK yang mengakibatkan Perjanjian

Kerja Sama tidak dapat terlaksana yang berupa:

d. Bencana alam seperti: gempa bumi, angin topan, banjir besar,

kebakaran yang bukan disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA;

e. Peperangan;

f. Perubahan kebijakan moneter, berdasarkan peraturan Peraturan

Pemerintah.

(5) Apabila dalam masa perjanjian terjadi keadaan kahar (force majeure),

sehingga tertundanya pelaksanaan kegiatan, maka PIHAK KEDUA harus

memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 X

24 jam setelah terjadinya keadaan kahar (force majeure).

(6) Keadaan kahar (force majeure) harus diketahui oleh pejabat yang

berwenang di tempat terjadinya keadaan kahar (force majeure).

Pasal 9

JANGKA WAKTU

Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka watu 1 (satu) tahun, terhitung

sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK.

Pasal 10

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(3) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK sepakat penyelesaiannya

dilakukan secara musyawarah dan mufakat.

(4) Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai,

maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya secara hukum di

Pengadilan Negeri .......................... (sebutkan PN yang akan

menyelesaikan masalah).

- 55 -

Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup

ditandatangani oleh PARA PIHAK, mempunyai kekuatan hukum yang sama,

dan PARA PIHAK masing-masing mendapat 1 (satu) rangkap untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA

Ketua Kelompok ................................

NAMA

PIHAK PERTAMA

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi......................

NAMA

MENGETAHUI/MENYETUJUI

Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran

Provinsi ................

NAMA

Meterai

Rp6.000,-

- 56 -

Format - 8A

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG (SPP-LS)

DANA BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN LOKAL TAHUN 2019

Kepada Yth :

Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM)/Penguji SPP

Satker .....................................................

Provinsi………….....................................

Di …………………………………………..

Dengan memperhatikan Keputusan Presiden No. 17 dan 18 Tahun 2000 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : ……… Tanggal …….. serta DIPA

Satuan Kerja ………….. TA…………Nomor…………….. Tanggal……/……./2017 serta berdasarkan (1) Surat Keputusan Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan

Pangan Provinsi................. Nomor………………….. tanggal ……………, tentang Penetapan Penerima Manfaat dan (2) Surat Perjanjian Kerja sama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Ketua Kelompok PIPL Nomor : ………..

tanggal …………, dengan ini diminta bantuan Saudara untuk membayar dana bantuan pemerintah untuk kegiatan PIPL Tahun 2019 pada MAK…………………………………..

Untuk hal tersebut kami mohon ditransfer dana sebesar Rp. ………. ke rekening Kelompok pada Bank ... (Pemerintah) dengan Nomor Rekening …...

SPP-LS ini dilampiri dengan: 1. Foto kopi Surat Keputusan Kepala Dinas/Badan Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran Provinsi…… tentang Penetapan

kelompok sebagai Penerima Manfaat;

2. Surat Perjanjian Kerja sama;

3. Kuitansi yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok yang diketahui oleh

Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran dan

Bendaharawan pengeluaran Provinsi;

Diterima oleh: pada tanggal :

Pejabat Penandatangan

SPM /Penguji SPP

Mengetahui/Menyetujui

Kuasa Pengguna

Anggaran

Pejabat Pembuat

Komitmen

Ttd Ttd Ttd

(................................) (........................) (........................)

NIP...................... NIP..................... NIP....................

- 57 -

Format - 8B

SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG (SPP-LS)

DANA BANTUAN PEMERINTAH

KEGIATAN PENGEMBANGAN PANGAN POKOK LOKAL (P3L)

TAHAP PENGEMBANGAN

TAHUN 2019

Kepada Yth :

Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM)/Penguji SPP

Satker .....................................................

Provinsi………….....................................

Di …………………………………………..

Dengan memperhatikan Keputusan Presiden No. 17 dan 18 Tahun 2000 dan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor : ……… Tanggal …….. serta DIPA Satuan Kerja ………….. TA…………Nomor…………….. Tanggal……/……./2018 serta berdasarkan (1) Surat Keputusan Kepala Dinas/Badan*) Ketahanan

Pangan Provinsi................. Nomor………………….. tanggal ……………, tentang Penetapan Penerima Manfaat dan (2) Surat Perjanjian Kerja sama antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Ketua Kelompok PIPL Nomor : ………..

tanggal …………, dengan ini diminta bantuan Saudara untuk membayar dana bantuan pemerintah untuk kegiatan P3L Tahap Pengembangan Tahun

2019 pada MAK………………………………….. Untuk hal tersebut kami mohon ditransfer dana sebesar Rp. ………. ke rekening Kelompok pada Bank ... (Pemerintah) dengan Nomor Rekening …...

SPP-LS ini dilampiri dengan: 1. Foto kopi Surat Keputusan Kepala Dinas/Badan Ketahanan

Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran Provinsi…… tentang Penetapan

kelompok sebagai Penerima Manfaat;

2. Surat Perjanjian Kerja sama;

3. Kuitansi yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok yang diketahui oleh

Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa Pengguna Anggaran dan

Bendaharawan pengeluaran Provinsi;

Diterima oleh: pada tanggal :

Pejabat Penandatangan

SPM /Penguji SPP

Mengetahui/Menyetujui

Kuasa Pengguna

Anggaran

Pejabat Pembuat

Komitmen

Ttd Ttd Ttd

(................................) (........................) (........................)

NIP...................... NIP..................... NIP....................

- 58 -

Kuitansi Dana Bantuan pemerintah

NPWP :...............................

MAK :...............................

T.A :...............................

KUITANSI

No :.............

Sudah Terima dari : Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa

Pengguna Anggaran

Provinsi............................................................

Uang sebanyak :

Untuk pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah untuk kegiatan

Pengembangan Industri Pangan Lokal

Kelompok.........................................................

di Desa/Kelurahan.............................................................

Kecamatan...........................................................

Kabupaten/Kota....................................................

Sesuai Surat Perjanjian Kerja Sama Nomor.........tanggal.........

Terbilang :

......................,...................2019

Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima,

Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok

Provinsi..................

......................................... ...............................

NIP.

Setuju dibayar, Tgl...................................

Kuasa Pengguna Anggaran, Bendaharawan,

........................................ .....................................

NIP. NIP.

Format - 9A

- 59 -

Kuitansi Dana Bantuan pemerintah

NPWP :...............................

MAK :...............................

T.A :...............................

KUITANSI

No :.............

Sudah Terima dari : Kepala Dinas/Badan Ketahanan Pangan/Kuasa

Pengguna Anggaran

Provinsi............................................................

Uang sebanyak :

Untuk pembayaran : Dana Bantuan Pemerintah untuk kegiatan

Pengembangan Pangan Pokok Lokal Tahap

Pengembangan

Kelompok.........................................................

di Desa/Kelurahan.............................................................

Kecamatan...........................................................

Kabupaten/Kota....................................................

Sesuai Surat Perjanjian Kerja Sama Nomor.........tanggal.........

Terbilang :

......................,...................2019

Mengetahui/Menyetujui, Yang menerima,

Pejabat Pembuat Komitmen Ketua Kelompok

Provinsi..................

......................................... ...............................

NIP.

Setuju dibayar, Tgl...................................

Kuasa Pengguna Anggaran, Bendaharawan,

........................................ .....................................

NIP. NIP.

Format - 9B

- 60 -

Format - 10A

BERITA ACARA SERAH TERIMA BANTUAN PEMERINTAH

Nomor:

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang

Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian

Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 pada Kementerian Negara/Lembaga,

pada hari ini........... tanggal...........bulan.......... tahun......... yang bertanda

tangan di bawah ini:

1. Nama : .....................

Jabatan : Ketua Kelompok........

Desa :……………….

Kecamatan :.………………

Kabupaten :.................

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama :............

NIP. :.............

Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi........

Instansi : Dinas Ketahanan Pangan Provinsi......

Alamat : Jln. .....................................

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan sebagai berikut:

1. PIHAK PERTAMA telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan

berupa...........sesuai dengan Surat Keputusan Nomor.........dan Perjanjian

Kerja Sama Nomor.......

2. PIHAK PERTAMA telah menerima dana bantuan (biaya produksi) dari

PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama, dengan rincian sebagai

berikut:

a. Jumlah total dana yang telah diterima: Rp..........(dalam huruf)

b. Jumlah total dana yang dipergunakan: Rp..........(dalam huruf)

c. Jumlah total sisa dana: Rp..........(dalam huruf) Rincian terlampir

3. PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana

Bantuan Pemerintah (biaya produksi) Kegiatan Pengembangan Industri

Pangan Lokal Tahun 2019 sebesar Rp..........(dalam huruf) telah disimpan

sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan

pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

- 61 -

4. PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA

menerima dari PIHAK PERTAMA berupa.......dengan nilai..................

5. PIHAK PERTAMA telah menyetorkan sisa dana bantuan ke kas Negara

sebesar...........sebagaimana Bukti Penerimaaan Negara (BPN) terlampir.*)

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan

ditandatangani oleh para pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas,

untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

.….., .................. 2019

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Kelompok

.................

.........................

Ketua

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi ........................

…………………………….

NIP. ....................................

- 62 -

Contoh Lampiran BAST

Lampiran Berita Acara Serah Terima

Nomor :

Tanggal :

No. Jenis Kegiatan Volume

Satuan

Rp.

Jumlah

Rp.

Keterangan

1 Pengembangan Industri

Pangan Lokal dengan

rincian :

a. ....

b. ……....

c. ......

d. ....

Dst

....

………

………..

Total

………, ................... 2019

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Kelompok

.................

.........................

Ketua

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi ........................

…………………………….

NIP. ....................................

- 63 -

Format - 10B

BERITA ACARA SERAH TERIMA BANTUAN PEMERINTAH

Nomor:

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang

Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian

Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 pada Kementerian Negara/Lembaga,

pada hari ini........... tanggal...........bulan.......... tahun......... yang bertanda

tangan di bawah ini:

1. Nama : .....................

Jabatan : Ketua Kelompok........

Desa :……………….

Kecamatan :.………………

Kabupaten :.................

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama :............

NIP. :.............

Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Provinsi........

Instansi : Dinas Ketahanan Pangan Provinsi......

Alamat : Jln. .....................................

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan sebagai berikut:

1. PIHAK PERTAMA telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan

berupa...........sesuai dengan Surat Keputusan Nomor.........dan Perjanjian

Kerja Sama Nomor.......

2. PIHAK PERTAMA telah menerima dana bantuan (biaya produksi) dari

PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama, dengan rincian sebagai

berikut:

a. Jumlah total dana yang telah diterima: Rp..........(dalam huruf)

b. Jumlah total dana yang dipergunakan: Rp..........(dalam huruf)

c. Jumlah total sisa dana: Rp..........(dalam huruf) Rincian terlampir

3. PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana

Bantuan Pemerintah (biaya produksi) Kegiatan Pengembangan Pangan

Pokok Lokal Tahap Pengembangan Tahun 2019 sebesar Rp..........(dalam

huruf) telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan

administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional.

- 64 -

4. PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA

menerima dari PIHAK PERTAMA berupa.......dengan nilai..................

5. PIHAK PERTAMA telah menyetorkan sisa dana bantuan ke kas Negara

sebesar...........sebagaimana Bukti Penerimaaan Negara (BPN) terlampir.*)

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan

ditandatangani oleh para pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas,

untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

.….., .................. 2019

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Kelompok

.................

.........................

Ketua

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi ........................

…………………………….

NIP. ....................................

- 65 -

Contoh Lampiran BAST

Lampiran Berita Acara Serah Terima

Nomor :

Tanggal :

No. Jenis Kegiatan Volume

Satuan

Rp.

Jumlah

Rp.

Keterangan

1 Pengembangan Pangan

Pokok Lokal dengan

rincian :

e. ....

f. ……....

g. ......

h. ....

Dst

....

………

………..

Total

………, ................... 2019

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Kelompok

.................

.........................

Ketua

Pejabat Pembuat Komitmen

Provinsi ........................

…………………………….

NIP. ....................................