pendahuluan 1.1. latar belakang masalah - kementerian perdagangan republik indonesia ·  ·...

32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Defisit neraca perdagangan Indonesia tahun 2012 berlanjut sampai awal tahun 2013 ini. Di tahun 2012 kemarin, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1,7 M. Sementara itu, di periode Januari-April 2013 neraca perdagangan kembali mengalami defisit sebesar USD 0,4 M. Defisit total neraca perdagangan dipicu oleh defisitnya neraca migas, padahal neraca non migas masih mengalami surplus. Data dari BPS tahun 2012 menyebutkan bahwa neraca migas defisit mencapai USD 5,7 milar, sementara neraca non migas surplus sebesar USD 4 M. Di empat bulan pertama tahun ini neraca migas defisit USD 4,6 M ditambah oleh menurunnya surplus perdagangan non migas yang hanya mencapai USD 2,7 M selama periode Januari-April tahun ini, sehingga menyebabkan total neraca perdagangan Indonesia kembali defisit. Berdasarkan data perkembangan total ekspor impor Indonesia sejak tahun 1950. Defisit total perdagangan Indonesia hanya terjadi di tahun 1952, tahun 1961 dan tahun 2012. Namun demikian, nilai defisit perdagangan Indonesia di tahun 1952 hanya mencapai USD 14 juta. Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan lebihi kecil, hanya sebesar USD 8 juta. Defisit perdagangan di tahun 1952 dan tahun 1961 tersebut jauh lebih kecil dibandingkan defisit perdagangan tahun 2012 yang mencapai USD 1,6 miliar. Sebagaimana telah disampaikan di atas, defisit perdagangan bersumber dari defisit perdagangan migas. Berdasarkan fakta empiris selama 2012, defisit neraca perdagangan terutama bersumber dari defisit hasil minyak yang mencapai USD 24,5 miliar atau volumenya mencapai 22,8 juta Ton (18,2 juta kiloliter) (Tabel 1.1).

Upload: ngothuan

Post on 03-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Defisit neraca perdagangan Indonesia tahun 2012 berlanjut sampai awal tahun

2013 ini. Di tahun 2012 kemarin, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit

sebesar USD 1,7 M. Sementara itu, di periode Januari-April 2013 neraca perdagangan

kembali mengalami defisit sebesar USD 0,4 M. Defisit total neraca perdagangan dipicu

oleh defisitnya neraca migas, padahal neraca non migas masih mengalami surplus. Data

dari BPS tahun 2012 menyebutkan bahwa neraca migas defisit mencapai USD 5,7 milar,

sementara neraca non migas surplus sebesar USD 4 M. Di empat bulan pertama tahun ini

neraca migas defisit USD 4,6 M ditambah oleh menurunnya surplus perdagangan non

migas yang hanya mencapai USD 2,7 M selama periode Januari-April tahun ini, sehingga

menyebabkan total neraca perdagangan Indonesia kembali defisit.

Berdasarkan data perkembangan total ekspor impor Indonesia sejak tahun 1950.

Defisit total perdagangan Indonesia hanya terjadi di tahun 1952, tahun 1961 dan tahun

2012. Namun demikian, nilai defisit perdagangan Indonesia di tahun 1952 hanya

mencapai USD 14 juta. Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan

lebihi kecil, hanya sebesar USD 8 juta. Defisit perdagangan di tahun 1952 dan tahun 1961

tersebut jauh lebih kecil dibandingkan defisit perdagangan tahun 2012 yang mencapai

USD 1,6 miliar.

Sebagaimana telah disampaikan di atas, defisit perdagangan bersumber dari

defisit perdagangan migas. Berdasarkan fakta empiris selama 2012, defisit neraca

perdagangan terutama bersumber dari defisit hasil minyak yang mencapai USD 24,5

miliar atau volumenya mencapai 22,8 juta Ton (18,2 juta kiloliter) (Tabel 1.1).

Page 2: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

ANALISIS PENINGKATANPENGGUNAAN BIODIESELSEBAGAI UPAYA MENGATASI DEFISITNERACA PERDAGANGAN MIGAS

Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Jakarta – 2013

Page 3: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

Pusat Kebijakan Perdagangan Luar NegeriBadan Pengkajian Dan Pengembangan Kebijakan PerdaganganKementerian Perdagangan RI

Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 JakartaGedung Utama Lt. 16Telp. +62 21 2352 8683 Fax. +62 21 2352 8693

Page 4: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

2

Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Perdagangan Indonesia

Nilai : USD Miliar Perub.(%) Trend (%)URAIAN 2008 2009 2010 2011 2012 Jan-Mar

2012Jan-Mar

20132013/2012 2008-2012

Total Perdagangan 266.2 213.3 293.4 380.9 381.7 94.3 91.1 -3.4 13.9 Migas 59.7 38.0 55.5 82.2 79.5 20.5 19.7 -4.1 14.4 Non Migas 206.5 175.3 238.0 298.8 302.2 73.8 71.4 -3.2 13.8

Ekspor 137.0 116.5 157.8 203.5 190.0 48.5 45.4 -6.4 12.9 Migas 29.1 19.0 28.0 41.5 37.0 10.0 8.1 -18.4 13.4

Ekspor Non Migas Non Migas 107.9 97.5 129.7 162.0 153.1 38.5 37.3 -3.3 12.8

Impor 129.2 96.8 135.7 177.4 191.7 45.7 45.7 -0.2 15.0 Migas 30.6 19.0 27.4 40.7 42.6 10.5 11.5 9.4 15.3

Impor Non Migas Non Migas 98.6 77.8 108.3 136.7 149.1 35.2 34.1 -3.1 14.9

Neraca Perdagangan 7.8 19.7 22.1 26.1 -1.7 2.8 -0.2 -108.5 0.0 Migas -1.4 0.0 0.6 0.8 -5.6 -0.5 -3.4 526.4 0.0

Neraca Non Migas Non Migas 9.2 19.6 21.5 25.3 3.9 3.3 3.1 -5.4 -13.6

Sumber : BPS (diolah)

Tahun 2012 konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mencapai 45,0 juta

kilo liter (KL), melebihi kuota APBN sebanyak 40,0 juta KL. Tahun 2013 subsidi APBN

dianggarkan mencapai 46,0 juta KL. Menurut ESDM, 79,3% konsumsi BBM bersubsidi

tahun 2012 berasal dari impor (sekitar 35,6 juta KL). Tingginya impor BBM, tak bisa lepas

dari konsumsi BBM bersubsidi di dalam negeri yang begitu melonjak dari tahun ke tahun.

Tabel 1.2. Perkembangan Impor Indonesia 2012

IMPOR MIGAS (Juta Ton) 43.7 44.3Minyak Mentah 13.3 12.6Hasil Minyak 28.8 28.5Gas 1.6 3.2

Kebutuhan Minyak Dalam Negeri (Juta Ton) 33.0 36.0

Kontribusi Impor Hasil Minyak dalam MemenuhiKebutuhan Dalam Negeri (%) 87.4 79.3

URAIAN 2011 2012

Sumber : BPS (diolah)

Disisi lain kebijakan hilirisasi CPO dan produk turunannya menyebabkan Indonesia

juga menjadi penyuplai biodiessel yang berasal dari CPO. Perkembangan ekspor

Biodiessel mencapai 1,37 juta ton dengan nilai ekspor mencapai USD 1,45 milyar di tahun

2011. Pertumbuhan volume ekspor biodiessel dari tahun 2007-2011 mencapai 95,04%

dan pertumbuhan nilai ekspornya mencapai 125,89%. Volume ekspor yang cukup besar

Page 5: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

3

tersebut hanya mengunakan kapasitas industri sebesar 35% karena kapasitas terpasang

industri pengolahan biodiessel di dalam negeri mencapai 3,9 juta ton atau senilai dengan

4,2 juta kilo liter. Jika penggunaan biodiessel dalam negeri dapat ditingkatkan untuk

menggantikan bahan bakar minyak dalam negeri, maka defisit perdagangan akan dapat

berkurang. Selain itu peningkatan penggunaan biodiessel di dalam negeri akan

menghemat devisa negara.

Saat ini ada kebijakan yang menghambat percepatan penggunaan Bahan Bakar

Nabati (BBN) atau biofuel di dalam negeri. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri ESDM

No. 32 tahun 2008, dimana pencampuran biodiesel ke dalam solar ditentukan 5% untuk

Industri dan Komersial dari tahun 2010 sampai 2015. Meskipun demikian, berdasarkan

data empiris kebijakan tersebut menekan volume impor solar sebesar 6,4% atau senilai

USD 0,5 M. Jika pencampuran bisa mencapai 10%, diperkirakan akan mengurangi impor

solar sebesar 28,6% atau senilai USD 2,42 M.

Dari uraian di atas, maka perlu adanya rekomendasi kepada pemerintah untuk

menyesuaikan harga BBM sampai pada tingkat harga biofuel lebih kompetitif,

menyesuaikan harga patokan BBN yang sesuai dengan nilai keekonomiannnya (minimal

120% dari HPE), dan mempercepat penerapan batas minimum (persentase)

pencampuran biodiesel ke dalam solar yang lebih tinggi (10% dan seterusnya).

1.2. Tujuan Kajian

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka tujuan dari kajian ini adalah :

1. Merumuskan kebijakan untuk memperbaiki neraca perdagangan.

2. Merumuskan kebijakan untuk meningkatkan penggunaan biodiessel di dalam

negeri yang bersumber dari CPO untuk menggantikan bahan bakar minyak

sehingga dapat menghemat devisa.

3. Merumuskan kebijakan untuk meningkatkan hilirisasi industri CPO yang sudah

berjalan dengan baik, dan meningkatkan pemanfaatan Investasi di industri

biodiessel.

4. Merumuskan kebijakan untuk meningkatkan penyerapan bahan baku CPO di

dalam negeri, agar mampu meningkatkan harga CPO di pasar internasional, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan nilai ekspor produk turunan CPO.

Page 6: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambaran Umum Bahan Bakar Minyak (BBM)

Energi akan tetap dibutuhkan dari masa ke masa. Pada era industrialisasi dan

transportasi seperti saat ini, energi digunakan sebagai bahan bakar utama penggerak

sektor tersebut. Energi yang umumnya sekarang digunakan berasal dari bahan bakar

fosil yaitu minyak bumi, gas alam dan batubara. Ketiga bahan bakar tersebut saat ini

merupakan pensuplai energi terbesar di dunia. Bahan bakar fosil mampu mendominasi

81% energi primer dunia dan juga berkontribusi pada 66% pembangkitan listrik global.

Padahal bahan bakar tersebut termasuk sumber daya energi yang tidak dapat

diperbaharui dan lama kelamaan keberadaannya akan langka dan habis. Beberapa data

menyebutkan bahwa sampai dengan taraf tertentu, krisis energi dimasa datang yang

akan kita hadapi (Situmorang, Elizabeth, 2012).

Kontinuitas penggunaan bahan bakar fosil memunculkan dua ancaman serius

yaitu :

1. Faktor ekonomi, berupa jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa

dekade mendatang, masalah suplai, harga, dan fluktuasi nya.

2. Polusi akibat pembakaran bahan bakar fosil kelingkungan. Polusi yang ditimbulkan

oleh pembakaran bahan bakar fosil memiliki dampak langsung maupun tidak

langsung bagi kesehatan manusia. Kesadaran terhadap ancaman serius tersebut telah

mengintensifkan berbagai riset yang bertujuan menghasilkan sumber-sumber energi

maupun pembawa energi yang terjamin keberlanjutannya dan lebih ramah

lingkungan. Salah satu solusi untuk menghadapi tantangan krisis energi dimasa depan

adalah mencari sumber energi alternatif. Energi alternatif adalah sumber energi yang

dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

Indonesia yang selama ini memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah kini

harus dipertanyakan kembali. Setidaknya sumber daya alam seperti minyak bumi yang

dieksploitasi habis-habisan telah menunjukkan bahwa kandungannya semakin lama

semakin menipis. Hasil temuan baru-baru ini menunjukkan persediaan total minyak

Indonesia hanya 5,2 milyar barrel dan 4,6 milyar barrel potensi minyak. Jika produksi

Page 7: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

5

rata-rata berada pada 0,54 milyar barrel per tahun, maka rasio yang didapat antara

persediaan dan produksi adalah 18 (Abdullah 2005, 120). Artinya dalam 18 tahun ke

depan, persediaan minyak Indonesia akan habis.

Kekayaan minyak bumi Indonesia kini tidak lagi menjadi sumber utama

penghasilan negara. Sejak 1996 produksi minyak Indonesia menurun sama halnya dengan

negara-negara penghasil minyak lainnya. Tabel 2.1 di bawah ini memperlihatkan negara-

negara penghasil minyak mengalami penurunan jumlah produksi dan tidak dapat lagi

meningkatkan produksi mereka. Hal ini terjadi di negara-negara seperti Amerika, Inggris

dan Norwegia dan terjadi pula di Indonesia dan Venezuela yang merupakan anggota

OPEC. Negara-negara tersebut telah kehilangan sepertiga kapasitas puncak produksinya.

Walaupun di negara-negara tersebut dan di negara-negara lain juga ditemukan cadangan

minyak namun secara persentase jumlahnya tidak lagi sebanyak dulu (Tsoskounoglu,

Ayerides dan Tritopoulou 2008).

Tabel 2.1. Puncak Produksi Minyak di Negara-negara Penghasil Minyak

Negara2006 (Produksi 1000

Barrel/Hari)Puncak Tahun

Puncak Produksi(1000 Barrel/Hari)

Penurunan(%)

USA 6,871 1970 11,297 -40Indonesia 1,071 1991 1,669 -32UK 1,636 1999 2,909 -38Venezuela 2,824 1998 3,510 -14Norwegia 2,778 2001 3,418 -13Total 15,180 22,803 -33

Sumber: BP: 2007 diambil dari Tsoskounoglu, Ayerides dan Tritopoulou 2008

Konsumsi energi komersial di Indonesia terus mengalami peningkatan dari 218,2

juta Setara Barel Minyak (SBM) pada tahun 1990 menjadi 546,6 juta SBM pada tahun

2005 atau meningkat sebesar 6,3% per tahun. Berdasarkan jenis energinya, konsumsi

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan konsumsi energi komersial terbesar. Sebagian

besar konsumsi BBM ini digunakan untuk sektor transportasi. Peningkatan konsumsi BBM

ini membebani anggaran pemerintah dalam pemberian subsidi. Beban tersebut akan

terus meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia karena pemerintah masih

harus mengimpor sebagian BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (Agus

Sugiyono, 2008).

Page 8: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

6

Tahun 2012 konsumsi BBM bersubsidi mencapai 45,0 juta KL, melebihi kuota

APBN sebanyak 40,0 juta KL. Tahun 2013 subsidi APBN dianggarkan mencapai 46,0 juta

KL. Kuota dan realisasi BBM bersubsidi dapat dilihat pada gambar 2.1.

36.9 36.540.5 40.0

46.0

37.7 38.6 41.245.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

2009 2010 2011 2012 2013

Juta Kiloliter

Kuota Realisasi

Gambar 2.1. Kuota dan Realisasi Volume BBM Bersubsidi

Sumber : ESDM, dalam presentasi “KEBIJAKAN MIGAS DALAM MENOPANG KETERSEDIAAN ENERGI

NASIONAL”, dipaparkan pada Diskusi Terbatas terkait Kebijakan Komprehensif untuk Memperbaiki Neraca

Perdagangan (20 Maret 2013)

Kebutuhan minyak dunia juga semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan

ekonomi negara. Jika pertumbuhan ekonomi sesuai dengan perkiraan dalam dua puluh

tahun ke depan, permintaan minyak diproyeksikan akan meningkat dari 80 juta

barrel/hari menjadi 120 juta barrel/hari pada tahun 2030 atau meningkat sekitar 50

persen dari sekarang (Dorian dan Franssen dan Simbeck 2006). Darimanakah kebutuhan

yang meningkat sebanyak 50 persen itu dapat dipenuhi? Yang perlu menjadi catatan,

negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam Organization of Petroleum

Exporting Countries (OPEC) saat ini telah beroperasi untuk memproduksi minyak pada

kapasitas maksimal namun kesulitan untuk memenuhi permintaan minyak dunia

sehingga menyebabkan harga minyak naik.

Page 9: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

7

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

US$perBarel

ICP Mogas92(Bensin) JetKero Gasoil

Gambar 2.2. Perkembangan ICP (Indonesia Crude Price) dan BBM

Sumber : ESDM, dalam presentasi “KEBIJAKAN MIGAS DALAM MENOPANG KETERSEDIAAN ENERGI

NASIONAL”, dipaparkan pada Diskusi Terbatas terkait Kebijakan Komprehensif untuk Memperbaiki Neraca

Perdagangan (20 Maret 2013)

Gambar diatas memperlihatkan dan menunjukkan menurunnya produksi minyak

Indonesia dan bahwa Indonesia sangatlah rentan terhadap kenaikan harga minyak dunia.

Namun di sisi lain konsumsi bahan bakar minyak domestik mengalami peningkatan yang

sangat tajam. Hal itu menunjukkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap bahan

bakar fosil sehingga tren harga minyak terus meningkat. Meskipun demikian, jika

diperhatikan lebih jauh, terjadi perbedaan harga yang semakin besar antara keempat

harga tersebut di tahun 2012.

2.2. Gambaran Umum Bahan Bakar Nabati (BBN)

Secara umum, porsi minyak bumi dari total pemenuhan energi nasional dengan

melibatkan sumber-sumber energi lainnya masih sekitar 52%; suatu jumlah yang masih

sangat tinggi (BPPT). Dengan memperhatikan kondisi Energi Nasional saat ini, maka

Page 10: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

8

diperlukan upaya untuk mencari sumber-sumber minyak bumi baru, memperbesar porsi

pemakaian sumber energi lain dan/atau mencari alternatif pengganti minyak bumi.

Untuk mengantisipasi permasalahan energi nasional, melalui Peraturan Presiden

No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional telah ditetapkan beberapa sasaran

kondisi energi nasional yang harus dipenuhi pada tahun 2025 seperti terlihat pada

Gambar 2.3 mengenai target bauran energi. Pada gambar tersebut diperlihatkan bahwa

porsi kuota penggunaan minyak bumi pada tahun 2025 ditetapkan sebesar 20%.

Sementara porsi sumber energi lain diperbesar menjadi seperti nilai minimal yang tertera

dalam gambar tersebut. Menarik untuk disimak, adalah harapan tumbuhnya energi baru

dan terbarukan dalam porsi yang relatif signifikan seperti bahan bakar nabati (BBN) di

mana biodiesel termasuk di dalamnya.

KONDISI SAAT INITAHUN 2011

TARGET TAHUN 2025PERPRES 5/2006

BBN 5% PanasBumi 5%

Nuklir,Hidro,Surya,Angin,

dan EBTlainnya 5%

BatubaraTercairkan 2%

Gambar 2.3 Target Bauran Energi 2025Sumber : ESDM, dalam presentasi “KEBIJAKAN MIGAS DALAM MENOPANG KETERSEDIAAN ENERGI

NASIONAL”, dipaparkan pada Diskusi Terbatas terkait Kebijakan Komprehensif untuk Memperbaiki Neraca

Perdagangan (20 Maret 2013)

Disamping kebijakan tersebut di atas, Presiden mencanangkan Indonesia Green

Energy Action Plan. Pengembangan green energy atau energi yang berbahan baku nabati

mempunyai tiga aspek penting yang diyakini dapat mendorong perekonomian nasional,

yaitu:

• Pro Jobs untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas

• Pro Growth yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan

• Pro Poor yang akan mengurangi tingkat kemiskinan.

Page 11: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

9

Dalam papernya Agus Sugiyono (2008) mengatakan bahwa BBN merupakan salah

satu bentuk green energy yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga,

yaitu: biodiesel, bioetanol, dan Pure Plant Oil (PPO) atau sering disebut biooil.

Biodiesel merupakan bentuk ester dari minyak nabati. Bahan baku dapat berasal dari

kelapa sawit, jarak pagar, kedelai dan kelapa. Dalam pemanfaatanya dicampur

dengan minyak solar dengan perbandingan tertentu. B5 merupakan campuran 5%

biodiesel dengan 95% minyak solar yang dijual secara komersil oleh Pertamina

dengan nama dagang biosolar.

Bioetanol merupakan anhydrous alkohol yang berasal dari fermentasi tetes tebu,

singkong, jagung atau sagu. Bioetanol dimanfaatkan untuk mengurangi konsumsi

premium. E5 merupakan campuran 5% bioetanol dengan 95% premium yang telah

dipasarkan Pertamina dengan nama dagang biopremium. Penggunaan bioetanol

sampai dengan E15 tidak perlu melakukan modifikasi mesin kendaraan yang sudah

ada, tetapi untuk E100 hanya dapat digunakan untuk mobil jenis FFV ( flexible fuel

vehicle ).

PPO merupakan minyak nabati murni tanpa perubahan sifat kimiawi dan

dimanfaatkan secara langsung untuk mengurangi konsumsi solar industri, minyak

diesel, minyak tanah dan minyak bakar. O15 merupakan campuran 15% PPO dengan

85% minyak diesel dan dapat digunakan tanpa tambahan peralatan khusus untuk

bahan bakar peralatan industri. Pemakaian yang lebih besar dari O15 harus

menambah peralatan konverter.

Proses pembuatan BBN secara ringkas serta bahan baku yang digunakan

ditunjukkan pada Gambar 2.4. Untuk selanjutnya yang akan dibahas lebih lanjut yaitu

pemanfaatan biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa sawit atau CPO (Crude Palm

Oil).

Page 12: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

10

Gambar 2.4. Bahan Baku dan Proses Pembuatan BBNSumber : BPPT

2.3. Gambaran Umum Biodiesel Indonesia

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester

dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari

mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.

Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar

menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati

proses ini, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari

minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Secara definisi biodiesel

adalah bahan bakar mesin diesel yang dibuat dari minyak hayati (tumbuhan dan hewan),

yang di pakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel.

Biodiesel adalah senyawa ester metil/ etil dan asam-asam lemak yang dihasilkan

dari reaksi antara minyak nabati dengan metanol/ etanol. Minyak nabati yang merupakan

sumber utama biodiesel dapat dipenuhi oleh berbagai macam jenis tumbuhan

tergantung pada sumber daya utama yang banyak terdapat disuatu tempat/ negara.

Sebagai contoh adalah minyak jagung, kanola, kelapa, dan kelapa sawit yang kemudian

menghasilkan produk dengan nama SME (Soybean Methyl Ester), RME (Rapeseed Methyl

Ester), CME (Coconut Methyl Ester), dan POME (Palm Oil Methyl Ester).

Page 13: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

11

Memperhatikan adanya harapan dan keinginan biodiesel dapat dimanfaatkan

dan dikembangkan menjadi bahan bakar yang alternatif di Indonesia, dapat diperkirakan

bahwa dalam mengembangkan biodiesel di Indonesia sasaran yang diinginkan adalah

dapat diwujudkannya penyediaan dan pemanfaatan biodiesel yang mempunyai ciri :

Mampu menghasilkan biodiesel yang compatible dengan sistem peralatan yang

akan menggunakannya (mesin–mesin diesel dan burner pada sistem penyedia

kalor/ panas di industri) termasuk dengan sistem distribusi minyak solar yang

ada.

Memanfaatkan sumber daya alam domestik sebanyak mungkin baik dari segi

jumlah maupun jenis bahan bakunya sehingga tingkat risiko akan ketergantungan

kepada satu jenis bahan baku dapat dikurangi;

Sistem penyediaan bahan baku dan pengolahan yang bersifat menyebar sehingga

masing-masing daerah dapat mandiri dalam menyediakan bahan bakar yang di

butuhkannya dan dengan sendirinya dapat mengurangi beban biaya transportasi

antara daerah penghasil dan konsumen;

Memanfaatkan teknologi pengolahan yang tidak terlampau canggih dan tidak

capital intensif sehingga dapat mengurangi beban biaya transportasi antara daer

ah penghasil dan konsumen;

Mampu menghasilkan lapangan kerja sebanyak mungkin sehingga pengembangan

biodiesel berkontribusi secara berarti kepada upaya pembangunan ekonomi

sosial.

Dari berbagai jenis bahan baku biodiesel maka biodiesel dari minyak kelapa sawit

(CPO) mempunyai prospek untuk dikembangkan mengingat jumlah ketersediaan dan

potensi pengembangan tanaman kelapa sawit yang cukup besar. Dalam penggunaannya

biodiesel harus dicampur dengan minyak solar/diesel. Program uji coba pemasaran

campuran 5% biodiesel dengan 95% minyak solar yang diberi nama dagang biosolar

dimulai pada Maret 2006 sampai April 2007 di wilayah Jabotabek. Biosolar dipasarkan di

201 SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) dan volume penjualannya

mencapai 314.187 KL. Sedangkan untuk wilayah Surabaya dilaksanakan pada 15 SPBU

dengan volume penjualannya mencapai 9.845 KL. Produksi biodiesel pada April 2007

mencapai 520.000 KL yang diproduksi oleh sekitar 8 perusahaan dengan PT. Wilmar

Page 14: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

12

Dumai sebagai pemasok terbesar dengan kapasitas 350.000 ton/tahun disusul PT.

Eterindo Wahanatama, Gresik dengan kapasitas 120.000 ton/tahun.

Dari sisi hilir, teknologi pengolahan biodiesel terus dikembangkan dan secara

nasional sudah dapat dikuasai rancang bangun industri pengolahan biodiesel. BPPT telah

mendisain dan membangun pabrik biodiesel dengan kapasitas 1,5 ton per hari sebagai

prototipe pada tahun 2000. Prototipe ini kemudian dikembangkan lagi dan bersama

dengan Pemda Propinsi Riau mendirikan pabrik biodiesel dengan kapasitas 8 ton per hari

tipe batch. Pada tahun 2006 didirikan pilot plant pabrik biodiesel skala 3 ton/hari tipe

kontinu berlokasi di Puspiptek, Serpong. Detail disain pabrik biodiesel skala komersial 80

ton per hari sudah dapat diselesaikan pada tahun 2007. Disamping BPPT, institusi lain

seperti Lemigas, ITB, Departemen Pertanian, LIPI, PT. Rekin, dan beberapa perusahaan

swasta, seperti PT. Energy Alternative Indonesia (EAI) dan PT. Eterindo Wahanatama juga

mengembangkan pabrik biodiesel yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Rencana

pengembangan pabrik biodiesel sampai tahun 2009 ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Rencana Pengembangan Pabrik Biodiesel dan Lahan untuk Bahan Baku

(ha)2 (ha)2 (ton/th) 0.5 3 30 60 100 120 300 (ton/th)1 D.I. Aceh 10,000 16,000 8 4 16,0002 Sumut 40,000 140,000 5 3 1 1 141,5003 Riau 93,000 325,500 13 13 2 1 1 325,5004 Sumsel 6,000 21,000 10 10 35,0005 Bengkulu 6,000 21,000 10 10 35,0006 Jawa Barat 6,000 9,600 7 2 9,5007 Jawa Tengah 20,000 32,000 5 1 32,5008 Kalbar 12,000 42,000 12 2 1 42,0009 Kalteng 12,000 42,000 8 3 1 43,000

10 Kaltim 10,000 35,000 4 1 1 35,00011 Sulsel 10,000 20,000 67,000 6 2 2 69,00012 NTT 120,000 192,000 10 6 4 1 203,000

189,000 176,000 943,100 98 56 13 1 2 1 0 987,000Catatan :

1. Produktifitas CPO = 3,5 ton minyak/ha/tahun2. Produktivitas Minyak Jarak = 1,6 ton minyak/ha/tahunSumber : BRDST, BPPT (2006)

ProduksiBahan Baku

Jumlah Pabrik BiodieselUkuran Pabrik dalam ribu ton/tahun

ProdukBiodiesel

Jumlah

No PropinsiKelapaSawit

JarakPagar

Dari sisi hulu, dapat dilihat kondisi perkebunan kelapa sawit serta produksi CPO

saat ini. Perkebunan kelapa sawit yang ada saat ini dapat dikelompokkan berdasarkan

pengelolaannya, yaitu: perkebunan rakyat, perkebunan negara atau BUMN, dan

perkebunan swasta. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 2006 mencapai 6,1 juta

hektar dengan produksi CPO mencapai 13,5 juta ton. Luas perkebunan sawit selama

Page 15: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

13

periode 2000-2006 terus mengalami peningkatan rata-rata 8,3% per tahun. Sebagian

besar dari perkebunan kelapa sawit berada di Sumatera sekitar 4,6 juta hektar,

sedangkan sisanya secara berturut-turut tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan

Jawa (Tabel 2.3.).

Tabel 2.3. Luas Area Perkebunan Kelapa Sawit dan Produksi CPO Menurut Wilayah

Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi(Ribu Ha) (Ribu Ton) (Ribu Ha) (Ribu Ton) (Ribu Ha) (Ribu Ton)

Sumatera 2,744 6,597 4,101 9,687 4,582 10,582Jawa 21 34 23 36 28 40Kalimantan 844 741 1,152 1,982 1,280 2,421Sulawesi 108 118 123 334 135 347Papua 52 91 39 85 62 119Indonesia 3,769 7,581 5,438 12,124 6,087 13,509Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan (2007)

Wilayah2000 2005 2006

CPO yang diproduksi sebagian besar diekspor dan sebagian lagi untuk bahan baku

pembuatan minyak goreng dan sabun untuk keperluan dalam negeri. Dengan adanya

program pengembangan biodiesel ini perlu penambahan lahan kelapa sawit yang cukup

besar. Pengembangan ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pertumbuhan

ekonomi, kurangnya lapangan kerja dan kemiskinan. Oleh karena itu dalam

pengembangannya perlu diperhatikan faktor-faktor teknis, ekonomis, dan dampak sosial

sehingga hasilnya diharapkan dapat lebih berdaya guna. Tim Nasional Pengembangan

BBN pada tahun 2006 telah mengeluarkan Blue Print Pengembangan BBN yang dapat

digunakan sebagai acuan strategis dalam penyediaan dan pemanfaatan BBN termasuk di

dalamnya road map yang merupakan peta langkah dari keadaan sekarang menuju

keadaan yang diinginkan dalam kurun waktu 2006-2025.

Potensi penyediaan bahan baku BBN di Indonesia masih cukup besar. Lahan

untuk pengembangan tanaman masih cukup tersedia dan beberapa wilayah kondisi

agroklimatnya sesuai untuk tanaman penghasil BBN. Disamping kesesuaian lahan perlu

juga diperhatikan aspek legal dalam pengembangan lahan. Ada beberapa pola

pengembangan yang akan diprioritaskan yaitu:

Page 16: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

14

• Pengembangan kebun khusus (dedicated area) dengan lebih dahulu memanfaatkan

ijin usaha perkebunan (IUP) yang telah dikeluarkan tapi belum dimanfaatkan maupun

melalui ijin/investor baru.

• Pemanfaatan lahan terlantar, lahan kritis dan hutan produksi yang dapat dikonversi.

• Pemanfaatan HGU terlantar dan ijin usaha perkebunan yang tidak aktif.

• Memetakan pertanaman yang sudah tua dan meremajakan pertanaman melalui

pemanfaatan bibit unggul bersertifikat.

Salah satu bagian penting dari Blue Print tersebut adalah rencana pengembangan

biodiesel dari kelapa sawit seperti ditunjukkan pada Tabel 2.4. Dalam pengembangan

biodiesel disamping aspek luas lahan aspek kebutuhan tenaga kerja serta investasi juga

perlu diperhatikan. Pendanaan semaksimal diusahakan bersumber dari dalam negeri,

sedangkan pendanaan dari luar negeri dapat dilakukan dengan pemilihan secara selektif.

Tabel 2.4. Proyeksi Pengembangan BBN dari Kelapa Sawit

Parameter Unit/tahunJangka

Menengah(2010-2015)

Jangka Panjang(2015-2025)

Biodiesel Ton Minyak 6,000,000 16,000,000Produksi Ton Biji 30,000,000 80,000,000Industri Unit 167 444Lahan Hektar 1,500,000 4,000,000Tenaga Kerja Langsung Orang 750,000 2,000,000Tenaga Kerja Tak Langsung Orang 1,167 3,111Pendapatan/orang (@2 ha) Rp/Orang 20,000,000 20,000,000Bibit Ton Batang 202,500,000 540,000,000Investasi on farm Juta 45,000,000 120,000,000Investasi off farm Juta 10,000,000 26,666,667

Sumber: Timnas BBN (2006)

Orientasi ekspor biodiesel Indonesia meningkat pesat sejak tahun 2011. Dari 243

ribu KL produksi biodiesel tahun 2010, hanya 8,2% yang diekspor. Kemudian naik

signifikan menjadi 80% dari total produkdi biodiesel diekspor pada tahun 2011. Selama

2012 hasil produksi biodiesel nasional mencapai 2,2 juta KL, 69,7%-nya dieskpor dan

sisanya sebesar 669 ribu KL dikonsumsi dalam negeri (Tabel 2.5).

Page 17: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

15

Tabel 2.5. Produksi Biodiesel Indonesia

TahunDomestik(Ribu kl)

Ekspor(Ribu kl)

Total Produksi(Ribu kl)

Ekspor (%)

2009 130 70 200 35%2010 223 20 243 8.2%2011 359 1453 1812 80%2012 669 1542 2211 69.7%

Produksi Biodiesel Indonesia (Volume)

Produksi Biodiesel Indonesia (Volume)

Tahum DomestikRibu kl

EksporRibu kl

Total ProduksiRibu kl

Ekspor(Persen)

2009 130 70 200 35%

2010 223 20 243 8,2%

2011 359 1.453 1.812 80%

2012 669 1.542 2.211 69,7%

Sumber : Pertamina, BPS

Meningkatnya produksi biodiesel Indonesia juga meningkatkan ekspor biodiesel.

Selama 2007-2012, nilai ekspor biodiesel naik rata-rata 101,5% per tahun, sementara

volumenya naik 78,6%. Permintaan biodiesel di pasar internasional terus meningkat dan

harganya juga mengalami perbaikan sebesar 12,9% selama 6 tahun terakhir, meskipun

sedikit menurun pada tahun 2013 (Tabel 2.6).

Tabel 2.6. Kinerja Ekspor Biodiesel Indonesia

Perub(%) Trend(%)2007 2012 2012 2013 13/12 07-12

Nilai (USD Juta) 31.41 1,382.60 304.07 366.97 20.68 101.51Volume (Ribu Ton) 65.29 1,417.41 301.51 437.36 45.05 78.55Unit Value (USD/KG) 0.48 0.98 1.01 0.84 (16.80) 12.85

Uraian Ekspor Jan-Mar

Sumber : Pusdatin Kemendag (diolah Puska Daglu)

Negara tujuan ekspor Biodiesel Indonesia tahun 2012 adalah Belanda dengan

kontribusi sebesar 28,2% meningkat dari 20,3% di tahun 2008. Amerika Serikat dan

Bolivia yang masing-masing menempati urutan pertama dan keempat sebagai Negara

tujuan ekspor biodiesel Indonesia, tak lagi masuk lima besar di tahun 2012. Sementara

itu, Spanyol dan Italia masih menjadi lima besar Negara tujuan ekspor biodiesel Indonesia

sejak tahun 2008 dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012,

Spanyol menempati urutan kedua sebagai Negara tujuan ekspor biodiesel Indonesia

dengan kontribusi sebesar 25,0%, diikuti oleh Italia (22,5%), Malaysia (11,8%), dan

Singapura (4,7%). Sementara 7,8% diekspor ke Negara lain (Gambar 2.5).

Page 18: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

16

AMERIKASERIKAT

28.5%

BELANDA20.3%

SPANYOL14.7%

BOLIVIA7.8%

ITALIA6.5%

LAINNYA22.2%

2008

BELANDA28.2%

SPANYOL25.0%

ITALIA22.5%

MALAYSIA11.8%

SINGAPURA4.7%

LAINNYA7.8%

2012

Gambar 2.5. Negara Tujuan Ekspor Biodiesel IndonesiaSumber : Pusdatin Kemendag (diolah Puska Daglu)

2.4. Peran Biodiesel dalam Transportasi

Biodiesel merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan

bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia. Hal ini dikarenakan biodiesel

merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin

sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang

ini. Biofuel B5 merupakan campuran dari 95 persen solar (HSD) dengan 5 persen fatty

acid methyl esters (FAME). Ini merupakan produk transesterifikasi dari crude palm oil.

Biosolar merupakan nama dagang pertamina untuk biofuel B5 tersebut. Biosolar

merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Secara umum,

biosolar lebih baik karena ramah lingkungan, pembakarannya bersih, biodegradable,

mudah dikemas dan disimpan, serta merupakan bahan bakar yang dapat diperbahar ui.

Selain itu, mesin atau alat yang menggunakan biosolar tidak perlu dimodifikasi. Biosolar

juga dapat memperpanjang umur mesin dan menjamin keandalan mesin dengan

lubrisitas atau pelumas maksimum 400 mikron.

Bahan bakar yang berbentuk cair ini memiliki sifat menyerupai solar sehingga

sangat prospektif untuk dikembangkan. Disamping sifatnya yang menyerupai solar,

biodiesel memiliki kelebihan dibandingkan dengan solar. Kelebihan biodiesel dibanding

solar adalah sebagai berikut: 1) merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan karena

menghasilkan emisi yang jauh lebih baik ( free sulphur, smoke number rendah) sesuai

Page 19: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

17

dengan isu-isu global, setana number lebih tinggi (> 57) sehingga efisiensi pembakaran

lebih baik dibandingkan dengan minyak kasar, memiliki sifat pelumasan terhadap piston

mesin; 2) biodegradable (dapat terurai), merupakan renewable energy karena terbuat

dari bahan alam yang dapat diperbarui, dan meningkatkan independensi suplai bahan

bakar karena dapat diproduksi secara local (Wijono, 2010).

Beberapa keuntungan biodiesel minyak kelapa sawit (Wijono, 2010):

Melimpahnya bahan baku, produk CPO=20 juta ton/tahun, sedangkan untuk B-10

membutuhkan 2,5 juta ton/tahun CPO

Memiliki penambahan nilai dan menyimpan devisa

Diperdagangkan secara luas, pasar bebas

Aman dipelihara, tidak ada produksi racun, dapat teruraikan, dan ramah

lingkungan

Angka cetane yang tinggi, proses pembakaran yang bagus, sedikit emisi gas

(CO/CO2/SO2)

Tidak memerlukan modifikasi mesin.

Beberapa kerugian dan keterbatasan (Wijono, 2010):

Harga CPO naik turun dan persaingan yang ketat dengan harga minyak fosil,

terutama dengan di subsidinya harga bahan bakar

Pasar dalam negeri sendiri lebih sulit dikembangkan tanpa dukungan dari

pemerintah

Ciri khusus PME adalah titik beku yang masih di atas 12 derajat C

Mudah teroksidasi, merusak bentuk, adanya perbedaan bahan bakar hayati

(biodiversity).

2.5. Peraturan Tentang Penggunaan BBM dan BBN

Biodiesel adalah bahan bakar yang dapat disintesa dari minyak nabati, minyak

hewan dan minyak nabati/hewan bekas pakai. Biodiesel dapat disintesa dengan

mereaksikan 80-90% minyak nabati/hewan, 10-20% alkohol dan 0,35-1,5% catalyst.

Reaksi pembuatan biodiesel tersebut dinamakan transesterifikasi dan bertujuan untuk

Page 20: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

18

menurunkan viskositas dari minyak. Produk akhir dari transesterifikasi adalah methyl

ester atau sering di sebut biodiesel.

Biodiesel merupakan bahan bakar yang stabil, bersifat mengurangi tingkat emisi

gas buang, bercampur secara sempurna dengan minyak diesel mineral (solar) dan bekerja

dengan baik pada semua jenis mesin diesel. Selain mengurangi emisi keunggulan

biodiesel yang utama adalah tidak diperlukan modikasi mesin untuk menjalankan mesin

disel. Biodiesel dapat dituang langsung kedalam tangki bahan bakar kendaraan.

Biodiesel biasanya digunakan dalam bentuk campuran dengan minyak diesel.

Biodiesel campuran atau BXX merupakan bahan bakar yang terdiri dari XX% biodiesel dan

(100-XX)% minyak diesel. Contohnya adalah B100 merupakan biodiesel murni, sedangkan

B30 merupakan campuran 30% biodiesel dan 70% minyak diesel. Pada prinsipnya

biodiesel murni maupun campuran dapat digunakan pada semua jenis mesin

diesel/kompresi termasuk kendaraan penumpang, truk, traktor, kapal, genset dan mesin

industri lainnya.

Prospek pemberdayaan bahan bakar alternati dalam hal ini BBN didorong atas

adanya keputusan presiden No.5 Tahun 2006 yang berisikan target bauran energi

nasional. Proporsi BBN mencapai 5% yang dimana biodiesel termasuk di dalamnya.

Proporsi yang lebih deta il dari jenis BBN yang ada dalam hal ini biodiesel dan bioeth anol

sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008.

Page 21: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

19

Tabel 2.7. Lampiran Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya MineralNomor 32 Tahun 2008

BIOETHANOL (Minimum)Sector 2008 2009 2010 2015 2020 2025

Transportation, PublicService Obligation (PSO)

3% (Existing) 1% 3% 5% 10% 15%

Transportation,Non PSO

5% (Existing) 5% 7% 10% 12% 15%

Industry 5% 7% 10% 12% 15%

BIODIESEL (Minimum)Sector 2008 2009 2010 2015 2020 2025

Transportation,Public Service Obligation (PSO)

1% (Existing) 1% 2.5% 5% 10% 20%

Transportation,Non PSO

1% 3% 7% 10% 20%

Industry 2.5% 2.5% 5% 10% 15% 20%

Electricity 0.1% 0.25% 1% 10% 15% 20%

Sumber : Kementerian ESDM (Permen ESDM No. 32/2008)

2.6. Studi Literatur Jerman : Keberhasilan Mengelola Energi Terbarui

Riset dan pengembangan energi di Jerman memberikan efek yang luar biasa

terhadap munculnya berbagai macam organisasi yang nantinya menjadi aktor

penting dalam advokasi tenaga surya dan angin. Misalnya asosiasi industri energi

surya Jerman pada tahun 1978, institusi Ekologi (Öko-Institut) untuk Freiburg

dibentuk oleh gerakan lingkungan pada tahun 1977 dan Eurosolar didirikan pada

tahun 1988. Institusi ekologi ini menyediakan ahli-ahli tandingan bagi perjuangan

melawan pemerintah dan kepentingan dalam hal penggunaan tenaga nuklir. Institusi

ini memiliki peranan penting bagi perkembangan kebijakan energi terbarui.

Sementara itu Eurosolar merupakan organisasi yang mengkampanyekan energi terbarui

dalam struktur politik yang independen dari partai politik, perusahaan dan kelompok-

kelompok kepentingan walaupun beberapa anggotanya merupakan anggota parlemen

Jerman dari berbagai partai.

Studi yang dilakukan oleh Jacobsson dan Lauber, 2006) menunjukkan bahwa

organisasi-organisasi inilah yang bersama-sama dengan parlemen mendorong

pemerintah untuk menerapkan kebijakan-kebijakan energi terbarui. Pada saat itu

pemerintah Jerman kurang memiliki komitmen terhadap energi terbarui dan lebih

Page 22: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

20

mendengarkan kelompok kepentingan nuklir dan batu bara. Misalnya dasar konsep

UU Feed-in mengenai listrik dibuat oleh beberapa organisasi yaitu Förderverein

Solarenergie (SFV), Eurosolar dan sebuah asosiasi yang mengorganisir 3500 pemilik

pembangkit listrik tenaga hidro berhasil mengkampanyekan Undang-undang listrik

dengan mengunakan energi yang dapat diperbarui (Jacobsson dan Lauber 2006, 263).

Partai politik juga memiliki peranan kuat dalam mendukung upaya

penggunaan energi terbarui. Partai koalisi dan partai oposisi yaitu CDU/CSU

(Christlich Demokratische Union Deutschlands/Christlich Soziale Union, Christian

Democratic Union/Christian Social Union) menganggap bahwa pembebasan

merupakan kontribusi yang jelas untuk mengurangi efek rumah kaca pada sektor

transportasi, melindungi kekayaan alam, mengurangi ketergantungan terhadap

minyak dan mengamankan pendapatan dan pekerjaan di bidang pertanian. Secara

umum, mereka mempercayai bahwa meningkatnya penggunaan biofuel merupakan

kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.

Sejalan dengan itu Komisi Uni Eropa juga telah mendeklarasikan penggunaan

biofuel sebagai tujuan. Tujuannya adalah penggunaan energi terbarui sebanyak 20

persen dari bahan bakar fosil pada tahun 2020. Untuk mencapai tujuan jangka

panjang tersebut, komisi tersebut mengajukan dua hal (Henke, Klepper dan

Schmitiz, 2005, 2618). Pertama, diwajibkannya minimal 2 persen kandungan biofuel

dengan teknologi yang memungkinkan sehingga akan menciptakan pasar yang stabil

bagi biofuel. Kedua, kerangka kerja Uni Eropa akan dibuat sehingga para

anggotanya dapat mengimplementasikan pembebasan pajak sementara bagi biofuel.

Memasuki tahun 2000, peranan energi terbarui di Jerman ditargetkan meningkat

dua kali lipat dalam sepuluh tahun ke depan dan mencapai hingga 12,5 persen dari total

konsumsi listrik pada tahun 2010. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah

mendukung kebijakan energi terbarui dengan menerapkan skema kompensasi feed-in

(Einspeisevergütungen) daya dari sumber energi terbarui dapat diisi ke jaringan listrik

dan harus dioperasikan oleh perusahaan dengan tarif yang tetap per kWh (Hillebrand

et.al. 2006, 3484). Hingga 1 April, 2000 skema kompensasi feed-in hanyalah

berdasarkan pada rata-rata harga retail listrik untuk pengguna akhir. Kemudian skema

Page 23: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

21

kompensasi tersebut direvisi dengan mengamandemen Undang-undang energi

terbarui pada 1 Agustus 2004 (Gesetz zur Neuregelung des Rechts der Erneuerbaren

Energien im Strombereich). Tarif kompensasi feed-in tidak bergantung pada banyaknya

harga listrik secara general tetapi bergantung pada teknologi, ukuran dan lokasi

fasilitas pembangkit listrik. Undang-undang ini diberlakukan untuk mendorong

pemakaian energi terbarui mengingat energi terbarui masih belum kompetitif.

Selain itu Jerman juga mulai berusaha untuk mengganti bahan bakar bensin

ke biofuel sebagai rekomendasi Uni Eropa untuk meningkatkan penggunaan energi

terbarui di semua sektor. Tahun 2002 parlemen Jerman memutuskan untuk

membebaskan semua biofuel terhadap pajak bahan bakar. Pembebasan ini

diterapkan sampai pada akhir tahun 2009 dan pemerintah wajib melaporkan

kemajuan atas pengenalan pasar biofuel dan perkembangan harga atas biomas,

minyak mentah dan bahan bakar lainnya setiap tahunnya sehingga dapat diadaptasi

bila diperlukan (Henke, Klepper dan Schmitiz 2005, 2617).

Penggantian bensin ke bio-ethanol tidak akan mungkin terjadi tanpa

dukungan kebijakan ekonomi dan fiskal. Di Jerman biaya produksi bio-ethanol

ekuivalen dengan 0,45-0,55 per liter bensin dalam skenario yang terbaik. Namun

lebih sering ekuivalen antara 0.80-0.90 per liter bensin. Sedangkan harga bebas

pajak untuk bensin hanyalah 0,20 euro per liter sehingga bio-ethanol tidak akan

kompetitif tanpa pembebasan pajak.

Tidak hanya pembebasan pajak, pemerintah Jerman juga mengintervensi

pasar dengan adanya badan pasar nasional, Federal Monopoliy Administration for

Spirits (Bundesmonopolverwaltung für Branntwein) yang bertanggungjawab membeli

dan memasarkan ethanol yang diproduksi dari pertanian mempunyai pengaruh yang

kuat terhadap pasar bio-ethanol (Henke, Klepper dan Schmitiz 2005, 2620). Dulunya

badan ini didesain untuk mendapatkan penghasilan negara. Sekarang badan ini

mensubsidi dan melindungi produsen bio-ethanol kecil dan menengah melawan

kompetitor asing dan menolong untuk memelihara ekologi lahan. Harga yang

dibayar kepada produsen oleh Bundesmonopolverwaltung di atas harga pasar dan

kebanyakan produsen tidak akan bertahan tanpa ada dukungan tersebut. Defisit yang

Page 24: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

22

dihasilkan ditutup oleh budget pemerintah pusat. Walaupun sebenarnya bentuk

bantuan pemerintah ini sebenarnya bertentangan dengan aturan Uni Eropa dan

Jerman melanggar atas peraturan bebas barang-barang pertanian.

Logika politik dibalik meningkatnya penggunaan biofuel adalah kontribusinya

yang positif terhadap perubahan iklim, pertanian dan juga keamanan pasokan

energi. Penggunaan bio-ethanol dalam teknologi otomotif dapat menghasilkan share

volume sebanyak 10 persen dari bahan bakar fosil. Selain itu kebijakan energi

terbarui di Jerman telah mempekerjakan orang sebanyak 120.000-150.000 (Guest

Editorial 2006, 253). Saat ini kebijakan terhadap perubahan iklim terdiri dari

berbagai kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi

melalui pengurangan intensitas energi dalam ekonomi, mengurangi aktifitas yang

menguras energi dan terakhir mengganti energi fosil dengan energi terbarui.

Page 25: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

23

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2.7. Pengembangan Biofuel

Peningkatan ekspor dan penggunaan biofuel di dalam negeri, khususnya

biodiesel, merupakan salah satu langkah efektif untuk mengurangi defisit neraca

perdagangan, khususnya yang bersumber dari migas. Peningkatan ekspor biodiesel

maupun peningkatan penggunaan biodiesel di dalam negeri (substitusi impor BBM)

sehingga mengurangi impor adalah dua sisi yang dapat menekan defisit, bahkan bisa

membuat neraca perdagangan menjadi surplus. Strategi ini sekaligus bermanfaat untuk

menstabilkan harga CPO, menambah lapangan kerja, menurunkan kemiskinan khususnya

di pedesaan, dan meningkatkan ketahanan energi.

Sebagai ilustrasi, penerapan kebijakan B5 (pencampuran biodiesel ke dalam solar

sebesar 5%) akan membuat penggunaan biodiesel sebesar 669 kiloliter yang mencapai

30% dari total produksi. Kebijakan ini telah mengurangi impor solar sebesar 6,4% dengan

nilai sebesar USD 0,5 miliar. Berdasarkan perhitungan PROBI, penerapan B10

diperkirakan akan mengurangi impor solar sebesar 28,6% atau mencapai USD 2,42 miliar.

Dengan pendekatan ini, defisit neraca perdagangan tahun 2012 sebesar USD 1,7 miliar

sudah dapat diatasi. Di sisi lain, ekspor biodiesel terus meningkat dengan laju 101,5% per

tahun, dari USD 31,4 juta pada tahun 2007 menjadi USD 1,4 miliarpada tahun 2012.

Selain mengurangi impor, penerapan B10 juga dapat menyerap tenaga kerja sebanyak

217 ribu orang di sektor hulu dan pengurangan gas rumah kaca sekitar 8 juta ton.

Gambar 2. Dampak Kebijakan B5 dan B10

Page 26: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

24

Pemakaian Biodiesel Domestik, B5669.328 kilo liter/ 4,2 juta Barel

Mengurangi Impor Minyak Solar6,4%

Tenaga Jumlah48.500 Orang, hulu

Pengurangan Gas Rumah Kaca1.672.652 Ton CO2 (5%)

Kemampuan Ekspor di Tahun 20133.5 Juta Kilo Liter

Pemakaian Biodiesel Domestik, B10

3 juta kilo liter/ 18,87 juta Barel *

Mengurangi Impor Minyak Solar

28,6% (~2,42 Milyar Dollar) **

Tenaga Kerja,

217.500 Orang, hulu

Pengurangan Gas Rumah Kaca

8.031.668 Ton (-7%)

Kemampuan Ekspor di Tahun 2013

1 Juta Kilo Liter

Sumber : Pertamina, APROBI, US EPA

Peningkatan penggunaan dan ekspor biodiesel, khususnya yang berbasis CPO,

untuk memperbaiki neraca perdagangan dinilai sangat potensial. Dari sisi produksi,

bahan baku biodiesel (CPO) cukup melimpah. Pada tahun 2012, produksi CPO

diperkirakan sekitar 25 juta ton dan diperkirakan akan mencapai 40 juta ton pada tahun

2020. Di samping itu, Kapasitas terpasang industri pengolahan biodiesel di dalam negeri

mencapai 4,6 juta kilo liter, namun utilitas industri baru mencapai 48%. Dari produksi

sebesar 2.21 juta kilo liter hanya sekitar 30% atau sebesar 669 ribu kilo liter yang

diperuntukkan bagi keperluan domestik. Pasar ekspor juga sangat prospektif yang

diindikasikan oleh peningkatan nilai ekspor biodiesel dengan laju 101,5% per tahun.

2.8. Keuntungan Menggunakan Biodiesel

Pengembangan penggunaan Biodiesel dalam negeri memberika banyak

keuntungan dan dukungan dari kondisi Indonesia sendiri. Keuntungan tersebut antara

laian :

• Biodiesel merupakan bahan bakar Renewable dan sustainable.

• Perkebunan kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel terdapat di seluruh negeri

yang meliputi pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya. Selain itu,

pabrik pengolahannya juga menyebar di berbagai daerah mendekati sumber bahan

baku karena produk ini mengharuskan proses pengolahan bahan baku yang segera

untuk mencegah terjadinya kerusakan. Hal tersebut memperkecil terjadinya

disparitas harga yang diakibatkan jauhnya jarak distribusi pemasaran.

Page 27: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

25

• Sifat struktur kimia yang dimiliki biodiesel akan rusak jika tercampur dengan air, oleh

karena itu tidak perlu pengawasan ekstra dan terhindar dari kecurangan

(pengoplosan) oleh oknum tertentu (Sumber : Pelaku Usaha).

• Peningkatan penggunaan biodiesel untuk pencampuran dalam solar tidak

mengurangi volume biodiesel yang diekspor dan tidak mengganggu pasokan minyak

goreng dalam negeri, karena biodiesel merupakan hasil sampingan dari produksi

minyak goreng.

2.9. Tantangan Pengembangan Biodiesel

Namun demikian, peningkatan produksi, penggunaan, dan eskpor biodiesel masih

mengalami kendala atau masalah sebagai berikut yaitu:

- Masih besarnya subsidi BBM sehingga biodiesel menjadi kurang kompetitif;

- Indeks harga BBN (biodiesel) sampai saat ini dinilai belum sesuai dengan nilai

keekonomiannya.

- Adanya ketentuan ATPM kendaraan bermesin diesel yang membatalkan garansi

purna jual apabila pengguna menggunakan biodiesel lebih dari 5%.

- Pengguna biodiesel, khususnya dari sektor industri, menginginkan spesifikasi

biodiesel yang terlalu tinggi dari SNI 04-7182-2008, padahal hanya digunakan sebagai

bahan bakar alat berat/kendaraan berat/mesin beban berat dengan spesifikasi

moderat.

- Adanya hambatan persepsi, khususnya pengguna dari sektor industri yang

menyebutkan bahwa kinerja mesin tidak optimal apabila menggunakan bahan bakar

biodiesel sesuai desain.

- Hambatan perdagangan internasional berupa EU Renewable Energy Directive, Anti

Dumping, Anti Subsidy, dan RFS2 EPA dari US

2.10. Temuan Lapang

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan ke PT. Wilmar Nabati Indonesia di Gresik

sebagai perusahaan produsen Biodiesel terbesar di Indonesia, diperoleh informasi

sebagai berikut :

Page 28: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

26

Pihak Industri telah siap melaksanakan B10, karena hasil produksi biodiesel sudah

melebihi kebutuhan dari yang ditetapkan pemerintah (pertamina).

Manager Operasi PT. Wilmar Nabati Indonesia menyatakan bahwa Kementerian

ESDM tidak keberatan dengan percepatan penerapan B10, namun yang menjadi

penghambat adalah kebijakan pelaksana di tingkat hilir (Pertamina).

Yang menjadi kendala adalah penggunaan biodiesel di sektor industri. Yang

seharusnya diwajibkan 5% di tahun 2010-2015, justru tidak menggunakan Biodiesel

sama sekali. Padahal penggunaan solar di industri (50%) sangat besar dibandingkan

penggunaan transportasi Public Service Obligation (PSO) sebesar 25%. Sedangkan

sisanya 25% untuk marine juga tidak diterapkan.

Biodiesel merupakan pengolahan dari hasil samping minyak goreng (stearin) sehingga

tidak akan menggangu pasokan minyak goreng dalam negeri. Selain itu, teknologi

pengolahan biodiesel bukan merupakan teknologi tinggi yang rumit, sehingga semua

industri penghasil minyak goreng dapat membuat biodiesel.

Penambahan produksi di industri tidak menyebabkan kenaikan impor karena

industrinya sudah berkapasitas tinggi dan semua bahan baku untuk pengolahan

biodiesel dapat diperoleh dari dalam negri.

PT. Wilmar Nabati sendiri telah menggunakan 75% biodiesel untuk campuran solar

yang digunakan sebagai bahan bakar mesin produksinya.

Harga ekspor biodiesel lebih tinggi dari harga dalam negeri (yang dibeli pertamina).

Harga pembelian biodiesel oleh pertamina ditetapkan oleh Kementerian ESDM, dan

mereka mengaku tidak mengerti proses perhitungannya.

Harga biodiesel dianggap competitif jika pencampuran ke dalam solar mencapai 25%

dan subsidi BBM (solar dan premium) dikurangi.

Produk biodiesel akan rusak jika tercampur dengan air dan tidak bisa dikeringkan,

sehingga penggunaannya dapat mencegah terjadinya pengoplosan.

Pihak industri tidak keberatan dengan SNI yang ditetapkan pemerintah kecuali pada

satu karakteristik yaitu titik kabut yang ditentukan sebesar 18°C. Nilai tersebut terlalu

rendah dan dirasa kurang applicable di daerah tropis seperti Indonesia. Padahal pada

umumnya, biodiesel yang dihasilkan memiliki titik kabut 19°C.

Page 29: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

27

Pihak industri mengaku bahwa penerapan B10 sangat tergantung pada ketegasan

kebijakan pemerintah, karena jika pemerintah sudah mewajibkan, industri secara

otomatif akan menyesuaikan. Dan, perlu adanya pengawasan di tingkat hilir untuk

memaksimalkan penyerapan penggunaan biodiesel.

PT Wilmar Nabati berencana memulai produksi Olefin (campuran bahan bakar mesin

jet) di bulan Agustus 2013 dengan kapasitas 500 ton/hari yang akan diekspor 100%

ke Amerika Serikat karena adanya kontrak dengan Elevance Renewable Sciences Inc.

sebagai investor.

Dari temuan lapang tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pihak Industri biodiesel

menyatakan siap dalam mendukung penerapan batas minimum (persentase) pencapuran

biodiesel ke dalam solar yang lebih tinggi (10% dan seterusnya), namun diperlukan

ketegasan dari pemerintah dalam pelaksanaan dan pengawasannya di tingkat hilir.

Page 30: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

28

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kajian mengenai

pengembangan penggunaan Biodiesel sebagai campuran solar adalah

1. Pihak Industri biodiesel menyatakan siap dalam mendukung penerapan batas

minimum (persentase) pencapuran biodiesel ke dalam solar yang lebih tinggi (10%

dan seterusnya), namun diperlukan ketegasan dari pemerintah dalam pelaksanaan

dan pengawasannya di tingkat hilir.

2. Berkaca dari Jerman, Indonesia perlu peraturan untuk memaksa pelaku usaha

bergerak meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati. Kebijakan tersebut juga

harus dilengkapi dengan kebijakan ekonomi dan fiskal sehingga harga ekonomi

biodiesel/ bioetanol menjadi lebih murah dibandingkan dengan harga bahan bakar

fosil.

4.2. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi atau usulan kebijakan yang dapat disampaikan

berdasarkan hasil kajian adalah:

1. Menaikkan harga BBM dengan cara mengurangi subsidi sehingga dapat menghemat

APBN dan mengurangi Impor.

2. Meningkatkan penggunaan biodiesel yang harganya murah dan subsidinya lebih kecil

untuk menghemat anggaran subsidi BBM.

3. Meloggarkan aturan maksimum titik kabut menjadi 19-20°C, hal tersebut dikarenakan

peraturan yang ada yakni sebesar 18°C dianggap menyulitkan pengusaha karena nilai

tersebut terlalu rendah dan dirasa kurang applicable di daerah tropis seperti

Indonesia. Padahal pada umumnya, biodiesel yang dihasilkan memiliki titik kabut

19°C.

Page 31: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

29

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K., 2005. Renewable Energy Conversion and Utilization in ASEAN Countries. EnergyPolicy

Dorian, J.P. et al, 2006. Viewpoint Global Challenges in Energy. Diakses pada tanggal 7 Juni2013 darihttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fieclub.ir%2Fnewforum%2Findex.php%3Fapp%3Dcore%26module%3Dattach%26section%3Dattach%26attach_id%3D4612&ei=WM_MUZSIDILZrQf0qoHoBQ&usg=AFQjCNFWaIvdsxeletv-JAgj9SwUJtG4nA&sig2=wU8Hcy89JfH1_2Jlo3eN2w&bvm=bv.48572450,d.bmk

ESDM, 20 Maret 2013. Kebijakan Migas Dalam Menopang Ketersediaan Energi Nasional.dipaparkan pada Diskusi Terbatas terkait Kebijakan Komprehensif untuk Memperbaikineraca perdagangan

Guest Editorial, 2006. Renewable Energy Policies in The European Union. Diakses pada tanggal 7Juni 2013 darihttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Figitur-archive.library.uu.nl%2Fchem%2F2007-0621-202028%2FNWS-E-2006-392.pdf&ei=CdDMUfiPMcTorQfdgYG4Cw&usg=AFQjCNFGw2FtytjbKiKo2vDM0ap3uMgGZA&sig2=Ro_gkZfWxfopmWsWcWi47A&bvm=bv.48572450,d.bmk

Henke, J.M. et al, 2005. Tax Exemption for Biofuels in Germany: Is Bio-Ethanol Really AnOption for Climate Policy?. Diakses pada tanggal 7 Juni 2013 darihttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDQQFjAC&url=http%3A%2F%2Fmercury.ethz.ch%2Fserviceengine%2FFiles%2FISN%2F102906%2Fipublicationdocument_singledocument%2Fd76c8571-b454-4c04-869d-fb951276a0fa%2Fen%2Fkap1184.pdf&ei=etDMUeSmCZCsrAfevoCgAw&usg=AFQjCNEbtPXe-sinisXfIR2HYtWY5oS8IQ&sig2=pGXWQC59vrdzuALJO4Xdkg&bvm=bv.48572450,d.bmk

Hillebrand, B. et al, 2006. The Expansion of Renewable Energies and Employment Effects inGermany. Energy Policy

Jacobsson, S. dan Lauber, V., 2006. The Politics and Policy of Energy SystemTransformation-Explaining The German Diffusion of Renewable Energy Technology.Energy Policy

Situmorang, Elizabeth, 2012. Pembuatan Dan Karakterisasi Briket Bioarang Cangkang Kemiri –Kulit Durian Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Universitas Sumatera Utara

Page 32: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia ·  · 2015-02-12Nilai defisit perdagangan Indonesia pada tahun 1961 bahkan ... Defisit perdagangan

30

Sugiyono, Agus, 2008. Pengembangan Bahan Bakar Nabati Untuk Mengurangi DampakPemanasan Global. Diakses pada tanggal 7 Juni 2013 darihttps://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCYQFjAA&url=http%3A%2F%2Fsugiyono.webs.com%2Fpaper%2Fp0801.pdf&ei=e9HMUYGMI4ntrAfsvYDYDA&usg=AFQjCNE7vwNuegq0n578qLx6snP41p2bTA&sig2=pDJGKU0jKohqh54r8z6J7A&bvm=bv.48572450,d.bmk

Timnas BBN, 2006. Blue Print Pengembangan Bahan Bakar Nabati untuk PercepatanPengurangan Kemiskinan dan Pengangguran 2006-2025, Tim Nasional PengembanganBahan Bakar Nabati

Tsoskounoglou, M. et al, 2008. The End of Cheap Oil: Current Status and Prospects . EnergyPolicy

Wijono, R. A., 2010. Rancangan Strategi Perencanaan Industri Biodiesel Kelapa Sawit yang RamahLingkungan dan Berkelanjutan. Universitas Indonesia