pend. ling. hidup
TRANSCRIPT
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 1
Kata Pengantar
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah peningkatan kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai motivator dan mediator bagi siswa untuk dapat belajar secara efektif dan efisien. Karena itu guru harus berperan mendorong siswa untuk belajar. Dalam hal ini guru dituntut menjadi profesional yang mempunyai kemampuan penguasaan materi dan wawasan pendidikan lingkungan hidup.
Untuk menjawab tuntutan ini, terutama meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran perlu diadakan pelatihan dalam jabatan (in-service training). Dalam hal ini Universitas Negeri Malang (UM) bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) melakukan Pemberdayaan Seribu Guru melalui Program Peningkatan Kualitas Guru Terintegrasi dengan Lesson Study. Untuk mempercepat tercapainya pemberdayaan tersebut, dilakukan dengan sistem Training of Trainer (TOT).
Salah satu mata latih dalam rangka TOT dari Program ini adalah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Mata latih pendidikan lingkungan hidup perlu disampaikan dengan maksud menumbuhkembangkan dan melatih kepekaan para guru terhadap permasalahan lingkungan hidup. Selanjutnya diharapkan bahwa para guru lebih mudah menemukenali solusi yang dapat diimplementasikan dalam menjawab permasalahan lingkungan hidup. Pokok bahasan yang akan dipaparkan mencakup 1) manusia dan lingkungan, 2) memelihara kebersihan lingkungan, 3) sumber daya alam, 4) air, 5) pesisir dan laut, 6) sungai dan danau, 7) tanah dan lahan, 8) energi, 9) hutan dan 10) bencana alam.
Pokok bahasan yang dikemukakan bersifat sebagai pemicu belajar yang dapat dikembangkan dalam kegiatan TOT dan kegiatan deseminasi kepada para guru yang lain. Semoga hal-hal yang disampaikan dalam bahan ajar Pendidikan Lingkungan Hidup ini dapat bermanfaat dan kualitas lingkungan hidup dapat terjaga dan ditingkatkan untuk kesejahteraan manusisa serta generasi mendatang. Apabila generasi sekarang tidak arif dan bijaksana dalam mengelola lingkungan hidup maka dapat dikatakan bahwa kita “korup” terhadap keadaan lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Azas keberlanjutan dalam menjaga kualitas lingkungan hidup bagi generasi mendatang merupakan suatu hal yang penting diperhatikan.
Salam Satu Bumi Penyusun
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 2
DAFTAR ISI
halaman
Kata Pengantar i
Unit I MANUSIA DAN LINGKUNGAN 1
Pendahuluan 1
A. Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Perilaku 1
B. Pencegahan Pengaruh Globalisasi 3
C. Dampak Negatip Perubahan Lingkungan Fisik terhadap
Kesehatan
5
D. Rangkuman 6
E. Kasus/Permasalahan 7
Unit II MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN 8
Pendahuluan 8
A. Pemanfaatan Sampah (Barang Bekas) 8
B. Sumber Air Limbah Rumah Tangga dan Pengelolaannya
10
C. Pemeliharaan Saluran Air 11
D. Rangkuman 12
E. Kasus/Permasalahan 13
Unit III SUMBER DAYA ALAM 14
Pendahuluan 14
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 3
A. Pelestarian Sumber Daya Alam 15
B. Rangkuman 17
C. Kasus/Permasalahan 17
Unit IV AIR 19
Pendahuluan 19
A. Siklus Hidrologi 20
B. Air dan Kesehatan 21
C. Pemeriksaan Kualitas Air 22
D. Rangkuman 23
E. Kasus/Permasalahan 24
Unit V PESISIR DAN LAUT 25
Pendahuluan 25
A. Pencemaran Laut 25
B. Pemeliharaan Lingkungan Pesisir dan Laut 27
C. Rangkuman 29
D. Kasus/Permasalahan 30
Unit VI SUNGAI DAN DANAU 31
Pendahuluan 31
A. Pencemaran Sungai dan Danau 32
B. Pemeliharaan Sungai dan Danau 32
C. Rangkuman 33
D. Kasus/Permasalahan 33
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 4
Unit VII TANAH DAN LAHAN 35
Pendahuluan 35
A. Degradasi Lahan 35
B. Cara Mengatasi Degradasi Lahan 37
C. Rangkuman 39
D. Kasus/Permasalahan 39
Unit VIII ENERGI 41
Pendahuluan 41
A. Macam-macam Energi 42
B. Penghematan Energi 46
C. Rangkuman 47
D. Kasus/Permasalahan 48
Unit IX HUTAN 49
Pendahuluan 49
A. Kerusakan Hutan 50
B. Upaya yang Dilakukan Pemerintah 53
C. Rangkuman 55
D. Kasus/Permasalahan 55
Unit X BENCANA ALAM 57
Pendahuluan 57
A. Kejadian Bencana Lokal 57
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 5
B. Kegiatan Manusia Penyebab terjadinya Bencana 61
C. Rangkuman 62
D. Kasus/Permasalahan 63
DAFTAR PUSTAKA 64
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 6
UNIT I MANUSIA DAN LINGKUNGAN
(Sumber: http://images.google.co.id/imglanding?q=global%20lingkungan&imgurl)
Pendahuluan
Globalisasi dapat diartikan suatu proses mendunia atau menuju satu
dunia. Peristiwa yang terjadi di bagian belahan dunia dapat disaksikan,
didengarkan dan dikabarkan secara langsung tanpa harus mendatanginya.
Manusia pada sisi belahan dunia berbeda dengan jarak yang jauh dapat
berkomunikasi melalui alat telekomunikasi. Suatu peristiwa bencana alam di
wilayah Yogyakarta pada tahun 2006, beberapa detik setelah itu kabarnya
segera dapat diterima oleh orang-orang di Amerika, Eropa atau lainnya yang
tempatnya sangat jauh dari tempat kejadian. Sekarang ini seseorang dengan
sanak-saudara atau sahabat di negeri yang jauh dapat dengan mudah
melakukan percakapan. Manusia juga dapat menempuh perjalanan jauh
hanya beberapa jam dengan pesawat. Sesuatu yang kita butuhkan dapat
dengan mudah ditemui di toko-toko atau supermarket.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 7
A. Pengaruh Globalisasi terhadap Perubahan Perilaku
Arus globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap perubahan
global kehidupan sosial dan budaya kemasyarakatan. Seiring dengan
perkembangan teknologi yang mampu menggabungkan unsur informasi dan
komunikasi sehingga menjadi bentuk interaksi sosial masyarakat modern.
Tak dapat dihindari perubahan yang sangat cepat, dunia berada dalam
situasi dan kondisi kehidupan antarbangsa dan negara tanpa batas. Media
adalah “alat penyampai” masyarakat modern dalam mengubah tatatan
struktur sosial budaya, politik, ekonomi dan aspek kehidupan lainnya. Media
merupakan alat yang digunakan masyarakat dalam memasarkan produk
budaya dan menciptakan gaya hidup materialistik dan konsumtif. Meskipun
disisi lain media membawa pengaruh positif dalam menggali informasi
berbagai gagasan pemikiran manusia yang dapat menunjang pembentukan
masyarakat kritis.
Beragam bentuk media, seperti televisi, radio, internet, surat kabar
dan lain sebagainya digunakan sebagai sarana informasi komunikasi
masyarakat modern. Televisi adalah media paling utama yang dapat diakses,
dinikmati, dan mudah terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta
senantiasa menjadi populer di belahan dunia berkembang.
Adapun dampak negatif adanya globalisasi dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Orang menjadi sangat individualis, artinya seseorang cenderung
berperilaku untuk kepentingan diri sendiri.
2. Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa,
misalnya dalam pola berpakaian dan pergaulan. Kebanyakan para remaja
meniru gaya berpakaian dan bergaul orang-orang Barat, suatu contoh
sebagian remaja memakai anting-anting bagi laki-laki dan lain-lain.
3. Budaya konsumtif, kebiasaan orang senang menghamburkan uangnya
untuk kepentingan yang kurang bermanfaat. Sekarang kecenderungan
setiap orang memiliki telepon genggam lebih dari satu. Padahal dari segi
fungsi sebagai alat komunikasi sebenarnya setiap orang sudah cukup
hanya memiliki satu telepon genggam. Coba renungkan jika barang-
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 8
barang tersebut sudah rusak dan tidak terpakai lagi maka berapa banyak
bangkai telepon genggam akan menjadi limbah elektronik, sehingga jenis
timbulan sampah/limbah di dunia ini akan bertambah yaitu sampah
elektronik.
4. Sarana hiburan yang bersifat melalaikan, cenderung menimbulkan
kecanduan dan membuat malas, misalnya playstation. Dengan adanya
playstation, banyak anak melupakan waktu untuk belajar, membantu
orang tua, dan beristirahat.
5. Budaya permisif, artinya menghalalkan segala cara untuk mencapai
tujuan dengan sarana canggih. Penipuan dengan alat komunikasi di
masyarakat marak terjadi, misalnya menipu dengan informasi lewat HP.
Sebagai contoh “Selamat anda mendapat sebuah mobil Sedan”, dengan
cara silakan transfer uang sebanyak 25 juta ke nomer rekening 09995678
di bank “Jebakan” atas nama “Kutipu Kau”.
6. Menurunnya ikatan rohani, pada era globalisasi orang banyak yang
meninggalkan ibadah dengan alasan sibuk. Orang juga banyak
meninggalkan ajaran agama. Mereka hanya mementingkan duniawi saja.
B. Pencegahan Pengaruh Globalisasi
Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk menanggulangi
pengaruh negatif globalisasi. Adapun upaya penanggulangannya dapat
diterapkan di berbagai lingkungan yang berbeda-beda.
1. Lingkungan Sekolah
Di sekolah perlu ditekankan pelajaran budi pekerti serta pengetahuan
tentang globalisasi. Dengan demikian siswa tidak terjerumus dalam perilaku
negatif akibat globalisasi seperti kenakalan remaja atau tawuran
antarpelajar. Untuk itu, peranan orang tua, guru, serta siswa sangat
diperlukan. Peran serta tersebut dapat diwujudkan dalam kerja sama dan
komunikasi yang baik. Misalnya guru dan orang tua selalu mengawasi dan
membimbing siswa. Siswa juga harus mematuhi perintah orang tua dan
guru. Selain itu, siswa juga harus menerapkan peraturan sekolah dengan
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 9
disiplin. Hal ini untuk mencegah pengaruh negatif globalisasi masuk ke
sekolah.
2. Lingkungan Keluarga
Cara yang baik mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi
melalui keluarga adalah meningkatkan peran orang tua. Orang tua
hendaknya selalu menekankan rasa tanggung jawab pada anak. Orang tua
juga menerapkan aturan yang tegas yang harus ditaati setiap anggota
keluarga, namun tanpa mengurangi kasih sayang dan perhatian pada anak.
Di samping itu, orang tua juga harus memberi keteladanan. Orang tua harus
menjadi contoh yang patut ditiru anak-anaknya. Dan yang tidak kalah
pentingnya, berusaha menciptakan komunikasi yang baik antar anggota
keluarga. Bagi anak, juga harus mengembangkan potensi diri ke arah yang
positif. Misalnya aktif mengisi waktu luang dengan membaca, berolahraga,
mengikuti kursus-kursus, dan berhimpun dalam kegiatan pencinta alam.
Penerapan perilaku sopan santun juga harus dilakukan anak. Misalnya
menghormati dan mematuhi orang tua, menyayangi saudara, membimbing
adik, dan sebagainya.
3. Lingkungan Masyarakat dan Lingkungan Keagamaan
Dalam mencegah pengaruh negatif globalisasi masuk ke
masyarakat, peran tokoh masyarakat dan agama sangat diperlukan. Mereka
harus mampu menjadi contoh bagi umat atau anggota masyarakatnya.
Nasihat atau saran-saran yang diberikan tokoh masyarakat atau agama akan
membekas dan mampu memengaruhi pola kehidupan masyarakatnya. Bagi
anak sendiri, hendaknya aktif mengikuti dan melaksanakan ajaran agamanya
dengan disiplin. Misalnya disiplin beribadah.
4. Lingkungan pemerintah dan negara
Pemerintah merupakan salah satu lembaga yang berwenang
mengeluarkan peraturan atau hukum, salah satu di antaranya berusaha
mencegah masuknya pengaruh negatif globalisasi. Misalnya peraturan yang
melarang merokok di tempat umum, larangan minum-minuman keras,
larangan mengkonsumsi narkoba, dan lain-lain. Untuk mewujudkannya,
pemerintah dapat melakukannya melalui lembaga peradilan dan kepolisian.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 10
C. Dampak Negatif Perubahan Lingkungan Fisik terhadap Kesehatan
Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan
masyarakat berubah. Hal-hal yang dapat memicu terjadi perubahan
lingkungan dan akhirnya juga berdampak pada kesehatan antara lain
peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,
pembuangan air limbah, penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah
pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi
pantai, penggundulan hutan dan masih banyak lagi lainnya. WHO (World
Health Organization) menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat
yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan
bebas dari penyakit”.
Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat
berkembang, karena merupakan kebutuhan yang utama bagi masyarakat.
Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari
segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pengolalaan sampah
domestik yang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk
pembangunan asap dapur.
Pola makanan yang tidak sehat berdampak pula pada ragam penyakit
yang timbul di masyarakat. Pemenuhan gizi yang memadai pada masyarakat
sering menjadi topik pembicaraan. Penduduk yang belum berdaya secara
ekonomi masih mengalami kekurangan karbohidrat, kekurangan protein,
kekurangan vitamin A dan kekurangan yodium dengan diikuti berbagai
bentuk penyakitnya. Di Indonesia sebagian besar penyakit yang diderita
masyarakat berhubungan dengan kekurangan gizi.
Pengaruh kualitas lingkungan terhadap kesehatan dapat dikategorikan
menjadi pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif, karena lingkungan
atau alam sekitar masih dapat mendukung kebutuhan hidup masyarakat
seperti ketersediaan bahan makanan, sumber daya hayati yang diperlukan
untuk meningkatkan kesejahteraannya, bahan baku untuk papan, sandang,
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 11
industri, mikroba dan serangga yang berguna. Manusia membutuhkan
sumber energi yang diambil dari lingkungannya yakni makanan. Makanan
yang harus tersedia sangat besar untuk kebutuhan manusia di dunia di
samping masalah distribusi. Secara tidak langsung elemen-elemen di dalam
biosfir banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraanya.
Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin naik pula derajat
kesehatannya. Dalam hal ini, lingkungan digunakan sebagai sumber bahan
mentah untuk berbagai kegiatan industri kayu, industri meubel, rotan, obat-
obatan, papan, pangan, dan fermentasi.
Pengaruh negatif, karena elemen lingkungan yang merugikan seperti
timbulan sampah yang tidak terkelola dengan baik, pencemaran di udara, di
perairan dan di tanah, emisi/keluaran gas polutan dari industri yang tidak
terkendali, keberadaan mikroba patogen, hewan dan tanaman beracun,
hewan berbahaya secara fisik, vektor penyakit dan reservoir penyebab dan
penyebar penyakit. Adanya elemen mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai
jenis seperti virus, ricketssia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa. Adanya
vektor yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agent
penyakit. Vektor penyakit yang memegang peranan penting dalam
penyebaran penyakit nyamuk, lalat, kutu, pinyal dan tungau.
D. Rangkuman
Arus globalisasi membawa pengaruh signifikan terhadap perubahan
global kehidupan sosial dan budaya kemasyarakatan. Tidak dapat dihindari
perubahan yang sangat cepat, dunia berada dalam situasi dan kondisi
kehidupan antar bangsa dan negara tanpa batas. Disisi lain media membawa
pengaruh positif dalam menggali informasi berbagai gagasan pemikiran
manusia yang dapat menunjang pembentukan masyarakat kritis. Adapun
dampak negatif adanya globalisasi dapat diidentifikasi antara lain orang
menjadi sangat individualis, masuknya budaya asing yang tidak sesuai
dengan budaya bangsa, budaya konsumtif, kebiasaan orang senang
menghamburkan uangnya untuk kepentingan yang kurang bermanfaat,
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 12
sarana hiburan yang bersifat melalaikan, cenderung menimbulkan
kecanduan dan membuat malas, misalnya playstation. budaya permisif, dan
menurunnya ikatan rohani. Upaya-upaya untuk menanggulangi pengaruh
negatif globalisasi dapat dilakukan di berbagai lingkungan antara lain
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan
lingkungan keagamaan, lingkungan pemerintah dan negara.
E. Kasus/Permasalahan
Salah satu media cetak menginformasikan bahwa masih banyak
sinema elektronik (sinetron) yang ditayangkan stasiun televisi tidak layak
tonton karena tidak memberi pendidikan, terutama bagi anak-anak.
"Kendati diminati pemirsa, banyak sinetron itu tidak layak menjadi tontonan,
terutama bagi anak-anak," kata Ratu, anggota DPR RI. Saat melakukan
kunjungan ke lembaga pemasyarakatan (Lapas) Anak Sungai Buluh,
Kabupaten Batanghari, ia mengatakan, tontonan di televisi menjadi salah
satu pemicu munculnya kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Ratu
mengungkapkan menyebutkan pengaruh menonton sinetron di televisi 80
persennya berdampak negatif, baik berupa kekerasan, pornografi dan
lainnya. Sementara itu, dari kunjungan itu juga terungkap, dari 40 anak
penghuni Lapas Anak Sungai Buluh Batanghari, 18 di antaranya atau 45
persen dipenjara karena melakukan kejahatan kesusilaan, tujuh anak terlibat
kasus pembunuhan, delapan anak kasus perampokan, empat anak kasus
pencurian, dua anak kasus psikotropika dan satu orang kasus pemerasan.
Kejahatan susila yang dilakukan anak-anak juga merupakan imbas dari
globalisasi, sementara komitmen pemerintah untuk memproteksi generasi
mudanya dari pengaruh globalisasi juga belum jelas. (Sumber:http://www.mediaindonesia.com/read/2009/12/18/112259/63/10/Banyak-Sinetron-tidak-mendidik).
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 13
UNIT II MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN
(Sumber: http://matoa.org/wp-content/uploads/2008/11/tas-dari-sampah-plastik1.jpg)
Pendahuluan
Kondisi lingkungan yang bersih merupakan tanggungjawab setiap
individu dan semua warga yang hidup di lingkungan tersebut. Upaya
memelihara kebersihan lingkungan tidak cukup bila hanya dilakukan oleh
perorangan. Petunjuk lingkungan yang bersih umumnya dikaitkan dengan
keberadaan timbulan sampah lancarnya aliran air limbah rumah tangga di
sekitar lingkungan. Pengelolaan sampah dan kelancaran aliran air limbah
sudah menjadi kebutuhan mutlak bila ingin menciptakan lingkungan yang
bersih. Dalam rangka menangani permasalahan sampah maka upaya yang
dapat dilakukan adalah mengurangi (reduce), menggunakan ulang (reuse),
dan mendaur ulang (recycle).
A. Pemanfaatan Sampah (Barang Bekas)
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat
yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Botol bekas
wadah kecap, saos, sirup, dan creamer, baik yang putih bening maupun
yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal. Kertas, terutama kertas
bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecualai kertas yang berlapis
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 14
minyak. Aluminium bekas wadah minuman ringan, dan bekas kemasan kue,
besi bekas rangka meja, besi rangka beton, plastik bekas wadah shampoo,
air mineral, jerigen, dan ember.
Reduce (Mengurangi Sampah)
caranya :
� Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong
plastik pembungkus barang belanja
� Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada
membeli botol baru setiap kali habis
� Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket
yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume
yang sama
Reuse (Menggunakan sisa sampah yang masih dapat dipakai)
caranya :
� Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
� Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk
pembungkus
� Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan,
perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya
Recycle (Daur Ulang Sampah)
Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan
teknologi dan penanganan khusus. Adapun cara-caranya seperti berikut ini :
� Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur
ulang
� Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang
� Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil
daur ulang
Contoh produk daur ulang dapat ditunjukkan pada Gamabr 2.1.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 15
Gambar 2.1 Pemanfaatan Sampah Sebagai Tas (Sumber: http://matoa.org/wp-content/uploads/2008/11/tas-dari-sampah-plastik1.jpg)
B. Sumber air limbah rumah tangga dan pengelolaannya
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar
mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia.
Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat.
Limbah rumah tangga dapat mencemari badan sungai, seperti yang
ditunjukkkan pada Gambar 2.2.. Dalam air limbah terdapat bahan kimia
sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat
memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus,
dan kolera. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak
membahayakan kesehatan lingkungan.
Gambar 2.2 Air Limbah Rumah Tangga yang Dibuang di Sungai (Sumber: http://matoa.org/wp-content/uploads/2008/11/tas-dari-sampah-plastik1.jpg)
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 16
Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan
air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak
peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya
baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
b. Tidak mengotori permukaan tanah.
c. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
d. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
e. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
f. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah
didapat dan murah.
g. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Pengelolaan air limbah rumah tangga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan
menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak
penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat
dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk
menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap
pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur
menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang.
b. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik
melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus.
c. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara
pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti
sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat
dimanfaatkan.
C. Pemeliharaan Saluran Air
Saluran pembuangan air atau drainase merupakan tempat
pembuangan air limbah dari rumah tangga, industri, pertanian. Saluran air ini
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 17
memerlukan pemeliharaan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Sebagai
contoh dapat dilihat apad Gambar 2.3.
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah
masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air
bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat
serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai.
Gambar 2.3 Saluran Air yang Baik
(http://andy.cahbag.us/2009_06_01_archive.html)
Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai,
tersumbatnya saluran/ sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan
selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik
serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya
adalah: diare, demam berdarah, disentri, hepatitis A, kolera, tiphus,
cacingan, dan malaria.
D. Rangkuman
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat
yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 18
pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai. Dalam rangka
mengurangi produksi timbulan sampah maka dapat melalui 3R (reduce,
reuse, dan recycle). Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair,
gas dan padat. Saluran pembuangan air atau drainase merupakan tempat
pembuangan air limbah dari rumah tangga, industri, dan pertanian. Saluran
air ini memerlukan pemeliharaan sehingga dapat berfungsi dengan baik.
E. Kasus/Permasalahan
Pencemaran lingkungan yang terjadi pada tempat pembuangan akhir
(TPA) sampah di Jakarta telah terjadi sejak tahun 1990, yang menimbulkan
protes masyarakat sekitar TPA dan selalu dapat diselesaikan dengan
negosiasi yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Jakarta dengan penduduk
sekitar TPA (Kompas, 2 februari 2004). Berulangkali protes masyarakat
sekitar TPA dilakukan, namun tetap permasalahan pengelolaan sampah
belum dapat dituntaskan, sehingga pada awal tahun 2004 muncul kembali
terjadinya pencemaran lingkungan di wilayah sekitar TPA Cilincing.
Sementara itu, upaya pemecahannya yang dilakukan selama ini seringkali
tidak menyentuh akar permasalahannya (Menteri Riset dan Teknologi, 2004).
Tingginya volume sampah ini disebabkan oleh jumlah penduduk Jakarta
yang cukup banyak. Soemarwoto, 2001, mengatakan bahwa faktor
pertambahan penduduk mempengaruhi perubahan yang besar dalam
lingkungan hidup. Dari permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa sampah
sangat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat di Jakarta. Ini
merupakan imbas dari masyarakat yang tidak dapat memelihara dan
mengerti pengelolaan lingkungan dengan baik.
(Sumber: http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/nuraini_soleiman.htm)
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 19
UNIT III SUMBER DAYA ALAM
(Sumber: http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2004020500314013)
Pendahuluan
Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun
serasi dan seimbang. Oleh karena itu, perlindungan dan pengawetan alam
harus terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimbangan
itu. Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik, yang dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber daya alam.
Tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroba merupakan sumber daya alam
hayati, sedangkan faktor abiotik lainnya merupakan sumber daya alam
nonhayati. Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan
dan pelestarian karena sumber daya alam bersifat terbatas.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 20
A. Pelestarian Sumber Daya Alam
1. Kebijakan pemerintah dalam pengendalian sumber daya alam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain menggariskan
agar Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaina abadi dan keadilan sosial. Selain itu pasal 33 ayat (3) Undang-
undang Dasar 1945 menggariskan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Salah satu asas penting dalam
pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan Indonesia adalah
pengutamaan pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui.
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No.
II/MPR/1993 tentang GBHN khususnya tentang lingkungan hidup umumnya
dan keanekaragaman hayati pada khusunya antara lain menegaskan
sebagai berikut:
a. Pembangunan lingkungan hidup yang merupakan bagian penting dari
ekosistem yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan seluruh
makhluk hidup di muka bumi diarahkan pada terwujudnya kelestarian
fungsi lingkungan hidup dalam keseimbangan dan keserasian yang
dinamis dengan perkembangan kependudukan agar dapat menjamin
pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pembangunan
lingkungan hidup bertujuan meningkatkan mutu, memanfaatkan
sumber daya alam secara berkelanjutan, merehabilitasi kerusakan
lingkungan, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kualitas
lingkungan hidup.
b. Sumber daya alam di darat, di laut maupun di udara dikelola dan
dimanfaatkan dengan memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup
agar dapat mengembangkan daya dukung dan daya tampung
lingkungan yang memadai untuk memberikan manfaat bagi sebesar-
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 21
besarnya kemakmuran rakyat, baik bagi generasi masa kini maupun
bagi generasi masa depan.
c. Konservasi kawasan hutan nasional termasuk flora dan faunanya
serta keunikan alam terus ditingkatkan untuk melindungi
keanekaragaman plasma nutfah, jenis spesies, dan ekosistem.
d. Kerjasama regional dan internasional mengenai pemeliharaan dan
perlindungan lingkungan hidup dan peran serta dalam pengembangan
kebijaksanaan internasional serta kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tentang lingkungan perlu terus ditingkatkan bagi kepentingan
pembangunan berkelanjutan.
Selain itu Indonesia telah memiliki peraturan prundang-undangan
yang berkaitan dan mendukung upaya pengelolaan kekayaan hayati dan
lingkungan. Adapun peraturan perundang-undangan yang berlaku antara
lain:
a. Undang-Undang No 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Kehutanan
b. Undang-Undang No 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
c. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan
Hidup
2. Usaha-usaha pencegahan kerusakan sumber daya alam melalui pengamatan langsung
Di bumi ini, penyebaran sumber daya alam tidak merata letaknya. Ada
bagian bumi yang sangat kaya akan mineral, ada pula yang tidak. Ada yang
baik untuk pertanian ada pula yang tidak. Oleh karena itu, agar
pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi
sumber daya alam harus disertai dengan tindakan perlindungan.
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan
cara yang rasional antara lain sebagai berikut :
a. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-
hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
b. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 22
c. Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang efisien,
serta pendaurulangan (recycling).
d. Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai
dengan alam.
Krisis-krisis lingkungan, sebagai akibat tidak seimbangnya
pemanfaatan sumberdaya alam dengan pembangunan atau rehabilitasi pada
akhirnya melahirkan pemikiran untuk mengkonservasi sumberdaya alam.
Banyak upaya dilakukan antara lain dengan prinsip-prinsip mengurangi
eksplorasi (reduce), menggunakan kembali (reuse), mendaur ulang (recycle)
memulihkan kembali (recovery), serta memperbaiki kembali (reserve).
B. Rangkuman
Alam pada dasarnya mempunyai sifat yang beraneka ragam, namun
serasi dan seimbang. Semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik,
yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia merupakan sumber
daya alam. Adapun kebijakan pemerintah yang mengatur tentang
pemeliharaan sumber daya alam tertuang pada pembukaan UUD 1945 dan
pasal 33 ayat (3). Salah satu asas penting dalam pemanfaatan kekayaan
alam dalam pembangunan Indonesia adalah pengutamaan pengelolaan
sumber daya alam yang dapat diperbarui. Usaha-usaha yang dilakukan
pemerintah salah satunya melalui pengamatan langsung pengelolaan
sumber daya alam tersebut.
C. Kasus/Permasalahan
Kasus yang baru-baru ini dan sebenarnya sudah sering kali mencuat
adalah kelangkaan beberapa jenis bahan bakar terutama premium dan
minyak tanah. Menurut pengamatan dan penelitan hampir 60 persen sumber
bahan bakar tersedot pada transportasi. Kelakuan oknum yang tidak
bertanggung jawab turut memperparah keadaan. Hal ini dipicu dari lemahnya
pengawasan pemerintah terhadap sistem distribusi barang yang menjadi
hajat hidup orang banyak ini. Sebagai contoh nyata, penjualan gas alam
yang dihasilkan di Arun, Aceh ke negeri ginseng, Korea. Padahal di saat
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 23
yang sama, PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) sangat membutuhkan pasokan
gas alam untuk produksi pupuknya. Akhirnya kegiatan operasional
perusahaan itu harus dihentikan selama 3 tahun dan kerugian yang
ditimbulkan tidak kurang dari 300 juta dolar AS. Kasus lain yang sangat
mencoreng muka negeri ini tentunya adalah tindakan beberapa
penduduknya sendiri yang sengaja menyelundupkan bahan bakar minyak
(BBM) ke luar negeri, khususnya ke negeri tetangga seperti Malaysia dan
Singapura. Alasannya di kedua negara tersebut harga jualnya lebih tinggi
dan tidak terkena PPN. Bukankah ini adalah keadaan yang sangat ironis.
(Sumber: http://ppsdms.org/kemiskinan-dalam-kekayaan-sumber-daya-alam-indonesia.htm)
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 24
UNIT IV AIR
(Sumber: http://linapw.wordpress.com/2009/11/10/64-remaja-bali-tahu-mirisnya-air-
bersih-namun-76-sering-memboroskan-air/)
Pendahuluan
Mungkinkah anda sempat memikirkan bahwa dasar dari kehidupan
adalah air. Mungkin anda pernah memikirkan bahwa air, seperti halnya udara
dan tanah, merupakan zat yang sangat penting bagi semua makhluk hidup,
dan tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air selama
hidupnya di permukaan bumi. Ketersediaan air di permukaan bumi ada
secara berkelanjutan terus menerus karena terjamin oleh adanya peristiwa
siklus hidrologi. Siklus hidrologi dapat berlangsung karena air memiliki sifat
fisik yakni dapat berubah wujud. Air dapat berubah wujud dari cair menguap
menjadi gas, mengembun dan membeku menjadi es. Hal ini dapat dapat
berlangsung secara bolak balik. Ketersediaan air di permukaan bumi dapat
dijumpai di dalam tubuh makhluk hidup, di sungai, di dalam tanah, di laut dan
di udara setelah mengalami penguapan.
Air merupakan sumber kehidupan artinya jika makhluk hidup
kekurangan air maka hidupnya akan merana dan tampak tidak sehat. Air
merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara langsung air
dapat dimanfaatkan bagi pencukupan kebutuhan hidup sehari-hari,
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 25
sedangkan secara tidak langsung air dimanfaatkan bagi upaya
pengembangan lingkungan hidupnya. Air yang tercemar baik secara fisik,
kimiawi, maupun mikrobiologik, apabila diminum atau digunakan untuk
memasak, mandi, dan mencuci, maka dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan.
Kualitas air untuk pemenuhan kebutuhan manusia dapat ditentukan
dengan cara fisik, kimia dan biologi. Air secara alami tidak pernah dijumpai
dalam keadaan benar-benar murni. Ketika uap air mengembun di udara dan
jatuh dalam bentuk hujan di permukaan bumi, air tesebut telah menyerap
debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lain.
Kemudian air tersebut baik yang di atas maupun di di bawah permukaan
tanah bergerak mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah
letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat
anorganik lainnya. Selain itu sejumlah kecil hasil uraian zat organik seperti
nitrit, nitrat, amoniak, dan karbondioksida akan larut ke dalamnya.
A. Siklus Hidrologi
Panas matahari dapat menyebabkan air permukaan sungai, danau,
lauatan berubah menjadi uapdan dikenal dengan istilah evaporasi. Uap air
juga dapat berasal dari penguapan air tubuh tumbuhan yang dikenal sebagai
peristiwa evapotranspirasi. Uap air membumbung tinggi ke udara. Karena
suhu dingin, uap air berubah menjadi gumpalan awan yang tertiup angin
menuju ke daerah daratan. Suhu terus menurun sehingga uap air
mengembun manjadi titik-titik air dan turun ke permukaan bumi berupa air
hujan atau dikenal dengan istilah presipitasi.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 26
Gambar 4.1 Skematis Siklus Hidrologi di Permukaan Bumi (sumber: http://1.bp.blogspot.com/_CHMlH-/siklus+hidrologi)
Air hujan yang menimpa dedaunan kemudian turun meresap ke
dalam tanah atau dikenal dengan istilah perkolasi. Sedang air yang
mengenai langsung ke permukaan tanah akan mengalami perkolasi dan
mengalir ke permukaan tanah yang lebih rendah dan dikenal sebagai air
“run-off” (air larian). Air ini mengalir melalui permukaan bumi sebagai air
sungai menuju ke lautan. Di lautan air akan menguap (evaporasi) lagi ke
udara jika terkena sinar matahari. Sebagian air di dedaunan dan permukaan
batang akan diuapkan kembali ke udara atau dikenal mengalami
evapotranspirasi, sebagian lagi menyusup ke tanah dan diserap lagi oleh
akar tumbuhan. Air yang menyusup ke dalam tanah akhirnya terkumpul
sebagai air bawah tanah (groundwater). Air bawah tanah dapat muncul ke
permukaan tanah menjadi sumber mata air.
B. Air dan Kesehatan
Penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat timbul karena air yang
tercemar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu penyakit menular dan
penyakit tidak menular. Penyakit menular yang ditularkan melalui air antara
lain kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata, dan
schistosomiasis (demam keoang). Pada tahun 1986 ditaksir 40% dari rumah
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 27
tangga yang mendapat pasokan air bersih, selebihnya mengambil langsung
dari alam yang mungkin telah tercemar oleh limbah manusia, industri,
pertanian, dan sebagainya. Tidak mengherankan bila sebagian besar
kesakitan dan kematian penduduk ada kaitan dengan kurang tersedianya air
bersih. Pada tahun 1983 sekitar 400.000 orang meninggal karena diare dan
40.000 karena kolera. Penyakit kulit dan mata pada umumnya tidak
menimbulkan kematian. Banyaknya penderita penyakit kulit dan mata erat
hubungannya dengan kualitas air untuk mandi dan cuci yang buruk.
Penyakit tidak menular yang perantaranya air antara lain keracunan
akut karena minum air yang mengandung racun, gangguan saraf kerusakan
ginjal, otak dan hati karena akumulasi logam berat melalui makanan dan
minuman. Kanker karena secara terus menerus meminum air yang
mengandung zat bersifat karsinogenik. Tekanan darah tinggi bila dalam air
minum terkandung banyak garam (NaCl). Batu ginjal bila air minum
terkandung banyak kapur, atau mineral lain dengan kadar yang melampaui
batas.
C. Pemeriksaan Kualitas Air
Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada
pasal 22 ayat 23 mengatakan bahwa Penyehatan air meliputi pengamanan
dan penetapan kualitas air untuk berbagai kebutuhan hidup manusia. Upaya
penyehatan air bertujuan untuk menjamin tersedianya air minum ataupun air
bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan bagi seluruh masyarakat baik
perkotaan maupun pedesaan. Untuk menjamin tersedianya kualitas air yang
memenuhi persyaratan tersebut, berbagai upaya telah dilaksanakan oleh
pemerintah maupun masyarakat, seperti pembangunan dan perbaikan
sarana air bersih/air minum, upaya pengawasan kualitas air dan
penyuluhan–penyuluhan mengenai hubungan kesehatan dengan tersedianya
air yang memenuhi persyaratan kesehatan. Berdasarkan Pedoman Teknis
tentang Pengawasan Kualitas Air yang dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM
& PLP Departemen Kesehatan1977 bahwa parameter kualitas air minum/air
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 28
bersih yang minimal diharapkan diperiksa di laboratorium adalah pengujian
dan pemeriksaan kimia, fisika dan biologi (Bakteriologi).
Jenis pemeriksaan kualitas air adalah:
1. Pemerikasaan Kimia meliputi pemeriksaan kimia an organik: Arsen,
Flourida, Kadmium, Nitrat, Nitrit, Sianida, Selenium, Alumunium, Besi,
Amonia, Zeng, Tembaga, Sulfat, Mangan, pH dan Kesadahan. Kimia
organik, kandungan senyawa organik yang pengukurannya secara tidak
langsung yaitu dengan memeriksa BOD (Biological Oxigens Demand)
yang menggambarkan kebutuhan oksigen oleh organisme untuk
menguraikan senyawa organik dan oksigen terlarut/ DO (Disolved
Oxigens).
2. Pemeriksaan Fisika meliputi pemeriksaan: zat padat terlarut, salinitas,
kekeruhan, bau, rasa, suhu dan warna.
3. Pemerikasaan Biologi meliputi pemeriksaan: keberadaan Escherichia coli
(Coli tinja) dengan indeks MPN (Most Probable Number) atau jumlah
perkiraan terdekat yan g disesuaikan Tabel JPT (Jumlah Perkiraan
Terdekat)
Pemeriksaan, Pengawasan, dan Pemeliharaan Kualitas Air merupakan salah
satu upaya kesehatan masyarakat.
E. Rangkuman
Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia. Secara
langsung air dapat dimanfaatkan bagi pencukupan kebutuhan hidup sehari-
hari, sedangkan secara tidak langsung air dimanfaatkan bagi upaya
pengembangan lingkungan hidupnya. Air yang tercemar baik secara fisik,
kimiawi, maupun mikrobiologik, apabila diminum atau digunakan untuk
memasak, mandi, dan mencuci, maka dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan. Penyakit menular yang ditularkan melalui air antara
lain kolera, tipus, disentri basiler, diare, hepatitis, infeksi kulit dan mata, dan
schistosomiasis (demam keoang). Adapun upaya pemerintah melalui
pengawasan kualitas air dan penyuluhan-penyuluhan.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 29
F. Kasus/Permasalahan
Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar
manusia per hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara di
dunia. 1,1 milyar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak
mendapatkan sanitasi yang layak. Pada tahun 2050 diprediksikan bahwa 1
dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih. Penurunan
kualitas air di sumber mata air menjadi ancaman serius di Kota Batu saat ini.
Dari puluhan sumber mata air yang ada, diperkirakan hanya tinggal satu
sumber saja yang masih layak digunakan. Sampah ditengarai adalah
penyebab utama turunnya kualitas air ini. Kepala Kantor Lingkungan Hidup
(KLH) Kota Batu, Bambang Parianom menuturkan bahwa terdapat satu
sumber air yang dinyatakan sudah sangat kotor dan nyaris dibawah ambang
batas kelayakan konsumsi. Sebagai seorang siswa, bagaimana kalian
menanggapi permasalahan yang terjadi di Kota Batu tersebut?
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 30
UNIT V PESISIR DAN LAUT
(Sumber : http://www.potlot-adventure.com/2009/04/08/buya-sabe-kisah-balida-dan-benang-sutra/)
Pendahuluan
Laut merupakan anugrah terbesar bagi umat manusia. Di dalamnya
begitu banyak sumberdaya yang tak ternilai harganya. Dari waktu ke waktu
terlihat penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya pesisir dan laut.
Sumberdaya yang paling terdegradasi adalah terumbu karang dan hutan
mangrove. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kerusakan karena ulah
manusia adalah hal terburuk yang sampai saat ini terus terjadi.
A. Pencemaran Laut
Menurut Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1999, pengertian
pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan atau
fungsinya.
Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup
besar bagi nelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya yang kian
menyusut, jadi indikasi betapa buramnya potret kehidupan nelayan kita.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 31
Pemerintah yang diharapkan memberi solusi pun ternyata tak banyak
membantu. Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang antara lain
pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal,
pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan
jangkar kapal.
(Sumber: http://satriothorpe.blogspot.com/2008_11_01_archive.html)
Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran
tanker minyak. Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat
berbahaya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka panjang.
Jangka Pendek, masuknya molekul-molekul hidrokarbon minyak ke dalam
sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak.
Minyak dapat menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan
oksigen, keracunan karbondioksida dan keracunan bahan berbahaya.
Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak dalam
laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa minyak
dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.
Pencemaran laut juga berdampak bagi terumbu karang. Indonesia
memiliki 10% terumbu karang dunia. Terumbu karang bermanfaat sebagai
penyangga daerah pantai. terumbu karang juga dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. selain itu, terumbu
karang juga berfungsi sebagai kawasan wisata, bahan baku kosmetik dan
obat-obatan.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 32
(Sumber: http://www.indonesiaboat.com/detail.php?id=13)
Terumbu karang atau koral seluas 75 ribu kilometer persegi yang
merupakan rumah-rumah ikan di perairan Indonesia kini rusak parah akibat
tangan-tangan manusia tak bertanggung jawab. Penyebabnya adalah
penangkapan ikan menggunakan bom dan pencabutan terumbu karang
untuk hiasan aquarium. Padahal, keberadaan terumbu karang dapat
mengurangi efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global dan
meningginya permukaan laut. Semakin menipis koral, semakin panas pula
suhu bumi.
Bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan,
pencemaran laut sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut
seperti ikan, udang, kerang hijau,dll semakin menurun. Penurunan hasil laut
ini diakibatkan oleh maraknya pembuangan limbah ke laut.
B. Pemeliharaan Lingkungan Pesisir dan Laut
Pemeliharaan lingkungan pesisir laut sangat diperlukan. Perlindungan
mutu laut adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan agar mutu laut
tetap baik. Pengendalian pencemaran dan atau perusakan laut adalah setiap
upaya atau kegiatan pencegahan dan atau penanggulangan dan/atau
pemulihan pencemaran dan/atau perusakan laut. Pengaturan yang terkait
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 33
dengan pencegahan dan pengendalian kerusakan dan pencemaran laut
adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 1999.
Penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah manusia seperti
perusakah karang pantai, penebangan bakau, penambangan pasir, serta
bangunan yang melewati garis pantai. Selain itu penggalian karang
menyebabkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang semula
berfungsi meredam energi gelombang, akibatnya gelombang sampai ke
pantai dengan energi yang cukup besar.
Kegiatan pembangunan, industri dan aktivitas manusia serta
pengaruh faktor alam pada umumnya telah memberikan pengaruh negatif
pada kestabilan kawasan pantai. Faktor alam yang berpengaruh tehadap
kondisi pantai antara lain timbulnya gelombang dan arus, terjadinya pasang
surut, terjadinya sedimentasi dan abrasi yang berpengaruh pada berubahnya
garis pantai serta kondisi sungai yang bermuara di perairan tersebut.
Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap kondisi pantai antara
lain adalah pem-bangunan, reklamasi dan pengerukan dasar perairan untuk
tujuan komersial yang berlebihan. Berkembangnya wisata bahari di beberapa
daerah pantai juga mendorong terjadinya perubahan kondisi alam menjadi
lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang
diperlukan.
Selain hal di atas, terjadinya pantai mundur merupakan akibat proses
erosi pantai (abrasi) sehingga garis pantai menjadi mundur jauh dari garis
pantai lama. Garis pantai secara alami berubah dari waktu ke waktu sejalan
dengan perubahan alam seperti adanya aktivitas gelombang, angin, pasang
surut dan arus serta sedimentasi daerah delta sungai.
Namun perubahan garis pantai dapat meningkat dengan adanya
gangguan ekosistim pantai seperti hutan bakau sebagai penyangga pantai
banyak dirubah fungsinya untuk dijadikan sebagai daerah pertambakan,
hunian, industri dan daerah reklamasi kemudian pembuatan tanggul dan
kanal serta bangunan-bangunan yang ada di sekitar pantai.
Upaya manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada
beberapa metode disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 34
menerjang pantai, metode penanggulangan abrasi pantai seperti pemecah
gelombang sejajar garis pantai (detached beakwater), struktur pemotong
arus-sejajar-pantai tegak lurus garis pantai (groin), dan pembangunan
dinding laut (seawall) telah banyak diaplikasikan dalam berbagai kasus erosi
pantai di Indonesia.
Gambar 5.3 Upaya penanggulangan pantai yang rusak(Sumber: www.imred.org/files/penanaman.jpg)
C. Rangkuman
Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup
besar bagi nelayan. Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah
kebocoran tanker minyak. Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut
sangat berbahaya bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka
panjang. Selain itu, aktivitas manusia yang berlebihan juga dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan pesisir dan laut. Untuk itu diperlukan
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 35
pemeliharaan lingkungan pesisir laut yaitu perlindungan mutu laut. Upaya
manusia dalam penanggulangan pantai yang rusak ada beberapa metode
disesuaikan dengan karakter dan sifat gelombang yang menerjang pantai.
D. Kasus/Permasalahan
Untuk mengurangi dampak abrasi laut di pesisir Jatim dan
pemanasan global, perlu dilakukan penanaman mangrove atau bakau.
Pasalnya, hutan mangrove yang banyak terdapat hampir di seluruh pantai
di Jatim seluas 85.000 Ha atau 6,24 persen dari luas hutan di Jatim, 15
persennya atau sekitar 13.000 Ha dalam kondisi rusak. Menteri Kelautan
dan Perikanan Freddy Numberi kemarin, Selasa (13/10) juga telah
melakukan pencanangan penanaman pohon mangrove (bakau) di
Pamekasan. Adapun mangrove yang ditanam sebanyak 115 ribu pohon
dari bantuan pemerintah pusat. Untuk lokasi penanaman dilakukan di dua
lokasi, yakni di wilayah Kecamatan Tlanakan sebanyak 30 ribu pohon dan
sisanya di wilayah Kecamatan Pademawu. Bagaimana tanggapan kalian
terhadap upaya pemerintah tersebut?
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 36
UNIT VI
SUNGAI DAN DANAU
(Sumber : http://poltekipb.wordpress.com/about/)
Pendahuluan
Air adalah sumberdaya alam yang dinamik (dynamic resources), yang
memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam segala bidang, sehingga memberikan implikasi yang relatif
pelik dan khas dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatannya.
Pengelolaan sungai, danau dan waduk adalah upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber
daya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air
agar terciptanya konservasi sumberdaya air. Konservasi sumberdaya air
sendiri adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan,
sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas
dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk hidup, baik
pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Tujuan pengelolaan sungai, danau dan waduk untuk konservasi
sumberdaya air adalah upaya pencegahan banjir dan kekeringan,
pencegahan erosi dan sedimentasi, pencegahan kerusakan bantaran sungai,
pencegahan tercemarnya sumber air, dan juga untuk menghindari konflik
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 37
dan degradasi sumber daya alam dan lingkungan. Sumberdaya air dapat
dikelola oleh suatu badan usaha atau swasta tetapi dalam pengelolaannya
khususnya pada aspek penggunaan harus proporsional karena kenyataan
menunjukkan bahwa air permukaan (air sungai) cukup banyak yang tidak
dikelola secara profesional. Apabila sumberdaya air ini dikelola secara
profesional dan penggunaannya proporsional antara kepentingan badan
usaha dan kepentingan masyarakat luas, maka akan menambah sumber
devisa negara yang pada akhirnya akan bermuara pada kesejahteraan
masyarakat.
A. Pencemaran Sungai dan Danau
Pencemaran sungai dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien
dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak terhadap
seluruh ekosistem. Limbah industri seperti logam berat, toksik organik,
minyak, nutrien dan padatan yang dibuang ke sungai dapat menguramgi
oksigen dalam air sehingga menganggu keseimbangan ekosistem.
B. Pemeliharaan Sungai dan Danau
Pemeliharaan sungai pada dasarnya bertujuan untuk
mempertahankan kapasitas air dan kapasitas tampung dari semua sistem
tata air sungai yang berada di daerah pengaliran sungai seperti sungai, situ,
waduk, saluran drainase beserta semua bangunan air yang terdapat pada
sistem tersebut.
Pemeliharaan sungai dibagi dalam dua bagian besar, yang pertama
ialah pemeliharaan terhadap bangunan pengendali banjir yaitu bangunan
yang berfungsi untuk pengaturan aliran air. Pemeliharaan terhadap
bangunan pengatur aliran seperti bendung, pintu air, pengarah arus, dan
lain-lain dimaksudkan agar bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik
pada saat diperlukan. Sebagai contoh kasus terjadinya banjir akibat
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 38
kerusakan pintu air dari pemukiman yang telah diproteksi dengan tanggul.
Semula tanggul dimaksudkan untuk menghindari limpasan air sungai akan
tetapi pada saat banjir justru pintu air tersebut menjadi jalan masuknya air
dari sungai karena tidak dapat berfungsi dengan baik akibat kurangnya
pemeliharaan. Pemeliharaan terhadap bangunan pengaturan air perlu
dilaksanakan secara rutin agar dapat siap berfungsi pada saat diperlukan.
Pemeliharaan bangunan pengendali banjir dapat dilakukan oleh Dinas yang
terkait atau melibatkan partisipasi masyarakat yang berada di daerah
permukiman.
Kedua, pemeliharaan saluran pengendali banjir atau saluran
drainase untuk mempertahankan kapasitas alir dan tampung sungai-sungai
dan atau saluran drainase sebagai satu kesatuan sistem dengan bangunan
pengendali banjir. Seperti yang diuraikan di atas berkurangnya kapasitas
alur dan tampung disebabkan oleh tumbuhnya pemukiman liar di bantaran
sungai, pengendapan sampah, dan sedimen hasil erosi di hilir.
C. Rangkuman
Pencemaran sungai dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Limbah industri seperti logam
berat, toksik organik, minyak, nutrien dan padatan yang dibuang ke sungai
dapat menguramgi oksigen dalam air sehingga menganggu keseimbangan
ekosistem. Pemeliharaan sungai pada dasarnya bertujuan untuk
mempertahankan kapasitas alir dan kapasitas tampung dari semua sistem
tata air sungai yang berada di daerah pengaliran sungai seperti sungai, situ,
waduk, saluran drainase beserta semua bangunan air yang terdapat pada
sistem tersebut.
E. Kasus/Permasalahan
Kondisi daerah tangkapan hujan di bagian DAS Brantas hulu
memburuk akibat penebangan liar dan pengelolaan lahan yang tidak
mengindahkan aspek konservasi tanah. Hal ini menyebabkan peningkatan
erosi lahan yang kemudian akan mengakibatkan peningkatan sedimentasi di
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 39
waduk, berkurangnya volume efektif waduk, kekeringan pada musim
kemarau dan terjadinya banjir bandang di musim penghujan, seperti
kejadian pada tanggal 3-4 Pebruari 2004, Kali Brantas Hulu mengalami
banjir lumpur yang sangat parah karena hujan deras. Permasalahan pokok
lain yang terjadi adalah matinya mata air DAS Brantas, degradasi dasar
sungai dan penurunan kualitas air akibat pencemaran. Buat kelompok dan
coba kalian pikirkan apabila kerusakan DAS Brantas tersebut terjadi secara
terus-menerus?
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 40
UNIT VII
TANAH DAN LAHAN
(Sumber : http://organicindonesianvanilla.blogspot.com/2008/02/musim-hujan-berkahnya-petani-peternak.html)
Pendahuluan
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga
juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah
juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar
hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
A. Degradasi Lahan
Degradasi lahan berarti hilangnya fungsi lahan atau berubahnya
kualitas dan manfaat dari suatu lahan. Jadi, kerusakan lahan tidak hanya
menyangkut kerusakan pada tanah, tetapi juga sumber daya berupa
organisme yang ada di atas tanah. Degradasi lahan dipengaruhi oleh faktor
manusia dan faktor lingkungan. Degradasi lahan yang disebabkan oleh faktor
manusia antara lain:
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 41
1. Penebangan hutan secara terus menerus yang menyebabkan hutan
menjadi gundul.
2. Kerusakan lahan oleh manusia sering didasari oleh kepentingan ekomoni
belaka tanpa mementingkan kelestarian lingkungan.
3. Pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga membutuhkan lahan untuk
permukiman maupun aktivitas pertanian.
4. Aktivitas pertanian yang seringkali tidak cocok dengan kondisi lahan.
Misalnya aktivitas pertanian yang dilakukan pada lahan dengan
kemiringan lereng yang curam, jika pengelolaan lahannya tidak
direncanakan dengan baik. Lahan yang curam rawan terhadap erosi,
terlebih lagi jika turun hujan.
5. Sejumlah penduduk miskin atau tidak memiliki lahan, membuka lahan
baru di daerah pegunungan. Akibatnya, tumbuhan dan hewan di
dalamnya terancam serta tanahnya rawan terhadap erosi.
6. Lahan – lahan bekas penambangan bahan galian seringkali dibiarkan
begitu saja jika bahan galiannya telah habis sehingga lahan menjadi
rusak.
7. Reboisasi dan reklamasi yang gagal. Upaya reboisasi hutan yang telah
ditebang dan reklamasi lubang/tanah terbuka bekas galian tambang
sangat minim hasilnya karena prosesnya memerlukan waktu puluhan
tahun dan dananya tidak mencukupi karena banyak disalahgunakan (di
korupsi).
8. Lemahnya penegakan hukum. Sudah banyak peraturan perundangan
yang telah dibuat berkenaan dengan pengelolaan lingkungan dan
khususnya hutan, namun implementasinya di lapangan seakanakan tidak
tampak, karena memang faktanya apa yang dilakukan tidak sesuai
dengan peraturan yang telah dibuat.
9. Kesadaran masyarakat yang rendah. Kesadaran sebagian besar warga
masyarakat yang rendah terhadap pentingnya pelestarian
lingkungan/hutan merupakan satu hal yang menyebabkan
ketidakpedulian masyarakat atas degradasi lingkungan yang semakin
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 42
intensif. Rendahnya kesadaran masyarakat ini disebabkan mereka tidak
memiliki pengetahuan tentang lingkungan hidup yang memadai.
Selain dari faktor manusia, beberapa faktor alam yang dapat
menyebabkan terjadinya degradasi lahan antara sebagai berikut.
a) Bencana alam seperti banjir, longsor, badai, gempa atau letusan gunung
merapi.
b) Iklim, jenis tanah dan kemiringan lereng sangat memengaruhi laju
kerusakan lahan.
A. Cara Mengatasi Degradasi Lahan
Untuk mencegah degradasi lahan, diperlukan upaya yang dilakukan
agar keberadaan lahan dapat terus dimanfaatkan dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan. Upaya–upaya yang dilakukan sebagai berikut.
1. Lahan–lahan yang tidak cocok untuk pertanian sebaiknya dijadikan
sebagai hutan, seperti lereng gunung yang curam atau daerah tanah
berkapur yang mudah longsor.
2. Lahan–lahan yang kering sebaiknya dibuat teras agar dapat mengurangi
aliran di permukaan.
3. Daerah yang memiliki curah hujan tinggi seperti Jawa Barat, lahan yang
miring tidak hanya dibuat sangkedan, saluran pelepas air perlu dibuat
memanjang lereng. Terjunan air perlu diperkuat bambu, batu dan rumput
yang akarnya kuat.
4. Hindari penyiangan yang bersih di antara tanaman keras. Jika tidak ada
pupuk hijau penutup tanah, dapat pula dengan rumput yang tidak
berbahaya bagi tanaman pokok. Keberadaan tanaman penutup tanah
juga menentukan tingkat erosi.
5. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang sudah kritis.
6. Tidak membakar hutan pada musim kemarau. Selain dapat
menyebabkan degradasi lahan, asap dari kebakaran tersebut juga
menimbulkan polusi udara.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 43
Upaya lain yang dapat digunakan untuk mengatasi degradasi lahan yaitu
dengan cara remediasi dan bioremediasi.
• Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah.
Sebelum dilakukan remediasi hal yang perlu diketahui adalah:
1. Jenis perusak atau pencemar (organik/anorganik), terdegredasi/tidak,
berbahaya atau tidak.
2. Berapa banyak zat perusak/pencemar yang telah merusak/mencemari
tanah tersebut.
3. Perbandingan Karbon (C), Nitrogen (N), dan Fosfat (P)
4. Jenis tanah
5. Kondisi tanah (basa, kering)
6. Telah berapa lama zat perusak terendapkan di lokasi tersebut.
Ada dua jenis remediasi tanah:
a) In situ (on-site)
In situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi.
b) Ex situ (off site)
Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Dari daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar, caranya:
� Tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap
� Kemudian pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut
� Selanjutnya zat perusak/pencemar dipompakan keluar dari
bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
• Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan perusakan atau
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 44
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbondioksida dan
air).
Empat teknik dasar yang biasanya digunakan dalam bioremediasi:
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan
penambahan nutrient, pengaturan kondisi redoks, optimasi PH, dan
sebagainya.
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
3. Penerapan immobilized enzymes.
4. Penggunaan tanaman (phyroremediation).
Proses bioremediasi harus memperhatikan: temperatur tanah, ketersediaan
air, nutrient (N, P, K), perbandingan C:N kurang dari 30:1 dan ketersediaan
oksigen.
D. Rangkuman
Degradasi lahan berarti hilangnya fungsi lahan atau berubahnya
kualitas dan manfaat dari suatu lahan. Jadi, kerusakan lahan tidak hanya
menyangkut kerusakan pada tanah, tetapi juga sumber daya berupa
organisme yang ada di atas tanah. Degradasi lahan dipengaruhi oleh faktor
manusia dan faktor lingkungan. Upaya yang dilakukan agar keberadaan
lahan dapat terus dimanfaatkan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan antara lain remediasi dan bioremediasi.
E. Kasus/Permasalahan
Akibat dari pemanfaatan sumberdaya hutan yang tak terkendali
adalah laju kerusakan hutan yang terjadi diperkirakan semakin meraja-lela
dan mengkhawatirkan. Selain itu, akibat konversi kawasan hutan
menyebabkan meluasnya lahan-lahan kritis. Di lain pihak, pelaksanaan
rehabilitasi lahan kritis selama ini belum sepenuhnya berhasil dilaksanakan,
masih banyak kendala yang dihadapi. Pengalaman membuktikan bahwa
pemanfaatan sumberdaya tanah yang dilaksanakan pada masa lalu lebih
mengutamakan kepada upaya mengejar perolehan devisa negara, sehingga
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 45
dalam mengekploitasi sumberdaya alam kurang memperhatikan kaidah-
kaidah pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan kelestarian
lingkungan hidup. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pemanfaatan teknologi
dalam pengelolaan sumberdaya alam.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 46
UNIT VIII
ENERGI
(Sumber: http://thebibliothek.files.wordpress.com/2009/10/pitstone)
Pendahuluan
Energi secara umum diartikan sebagai tenaga, kekuatan, atau daya
yang dapat menggerakkan atau menggiatkan sesuatu. Energi adalah suatu
bagian yang mendasar di alam semesta. Manusia menggunakan energi
untuk bekerja. Mobil, kereta api, pesawat terbang, becak, dan manusia dapat
bergerak karena energi. Energi bersama materi merupakan dua unsur fisik di
alam semesta yang saling berkaitan. Semua materi mengandung energi.
Jadi energi dapat dikatakan juga sebagai kemampuan untuk melakukan kerja
yang menyebabkan suatu peubahan.
Energi di alam terdapat dalam berbagai bentuk. Energi cahaya
matahari berasal dari reaksi nuklir di matahari dan dipancarkan ke bumi.
Energi matahari disebut juga sebagai energi radiasi karena energi tersbut
dipancarkan ke bumi. Air yang mengalir dan memutar turbin listrik
sebenarnya juga melakukan kerja dengan energi potensial. Energi potensial
terdapat dalam benda yang mempunyai kedudukan pada jarak tertentu di
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 47
atas permukaan bumi karena benda itu mengalami tarikan gaya berat bumi.
Energi kinetik terdapat dalam benda yang bergerak. Peluru yang
ditembakkan dari pistol akan bergerak dengan sangat cepat. Energi kinetik
dalam peluru yang melesat itu dapat menembus benda yang
menghalanginya. Enegi kimia dapat ditemukan dalam semua benda. Bensin
mengandung energi kimia. Energi tersebut dapat dirasakan ketika bensin
dalam mesin mobil terbakar. Pembakaran senyawa kimia dalam bensin itu
dapat menyebabkan mobil bergerak.
A. Macam-macam Energi
Berdasarkan keragaman sumberdaya energi, secara garis besar
dapat dibedakan menjadi:
1. Sumberdaya energi hayati, pada dasarnya energi hayati merupakan hasil
proses fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi energi kimia
yang tersimpan dalam makhluk hidup. Energi hayati ini mengalir dan
mengalami perubahan dari satu organisme ke organisme lain. Energi hayati
masih dapat dibedakan lagi menjadi:
a) Energi manusia, dalam diri manusia energi tersebut dapat disimpan
pada otot atau bagian tubuh lainnya. Penggunaan energi otot
sebagian membawa manfaat, olah raga, berjalan, menulis,
menggambar, berpikir dan bentuk kegiatan lainnya merupakan contoh
pemanfaatan energi otot.
b) Energi hewan, penggunaan utamanya adalah untuk alat transportasi
dan di pertanian. Hewan yang digunakan untuk transpor adalah sapi,
kerbau dan kuda. Sedang hewan yang digunakan dalam pertanian
adalah sapi dan kerbau untuk membajak sawah atau ladang. Bentuk
energi hewan lain adalah kotoran hewan ternak. Energi yang
tersimpan dalam kotoran tersebut dapat diubah menjadi kompos
sebagai pupuk dan biogas yang berguna sebagai bahan bakar.
Biogas sebagian besar terdiri atas gas metan yang dapat dibakar.
Biogas terbentuk dari proses fermentasi oleh bakteri metan.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 48
c) Biomasa, energi bahan organik yang terkandung dalam tumbuhan,
misalnya kayu, ranting, daun, pati, gula dan bagian tubuh tumbuhan
lainnya. Kayu merupakan sumber energi yag telah digunakan
manusia sejak lama terutama di pedesaan untuk memasak,
memanaskan ruangan tempat hidup, mengeringkan atau
mengawetkan hasil panen. Gambut merupakan biomasa yang
digunakan untuk bahan bakar.
2. Sumberdaya energi surya, secara tradisional telah banyak dimanfaatkan
manusia untuk menjemur pakaian, padi, jagung, kedelai dan lain
sebagainya. Pemanfaatan lain oleh manusia adalah untuk pemanasan
air, pemanasan ruang, pengeringan hasil pertanian hingga dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik.
3. Sumberdaya energi air, dengan dibuatkan pembangkit tenaga listrik energi
potensial air dapat diubah menjadi energi listrik. Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) Karangkates, Selorejo, Wlingi dan tempat lain di Jawa
Timur telah menyumbangkan pemenuhan daya listrik yang dibutuhkan
oleh masyarakat, khususnya di Jawa Timur. Salah satu bentuk PLTA
dapat sajikan pada Gambar 8.1.
4. Sumberdaya energi laut, pemanfaatan potensi energi laut masih diteliti
dan dikembangkan. Pantai mempunyai area pasang surut secara
periodik. Pada tempat tertentu perbedaan tinggi permukaan laut antara
pasang dan surut menyimpan potensi energi apabila dimanfaatkan akan
dapat menghasilkan energi listrik.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 49
Gambar 8.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (Sumber: http://iselantang.files.wordpress.com/2007/10/potensi41.jpg)
5. Sumberdaya energi angin, udara yang bergerak karena perbedaan
tekanan dan suhu udara menyebabkan terjadinya angin. Ketika melintasi
pantai utara Jawa Timur di tambak-tambak akan terlihat kincir angin.
Sebagian penduduk menggunakan energi angin dari kincir tersebut untuk
memompa air. Energi angin di Indonesia masih memegang peranan
utama. Para nelayan memanfaatkan angin untuk menggerakan perahu
layar menuju kelaut dalam rangka mencari ikan. Perahu layar untuk
tujuan wisata pun memanfaatkan energi angin, seperti tampak pada
Gambar 8.2. Kincir angin juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik. Sebagai gambaran kincir angin yang dapat mengubah energi angin
menjadi energi listrik seperti tampak pada Gambar 8.3.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 50
Gambar 8.2. Perahu Layar yang digerakkan oleh energi angin (sumber: http://i97.photobucket.com/albums/l212/munawir/pinisi2.jpg)
Gambar 8.3. Salah satu Kincir Angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan
energi listrik (Sumber: http://thebibliothek.files.wordpress.com/2009/10/pitstone-windmill-600px1.jpg)
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 51
6. Energi bahan fosil, umumnya dapat ditemukan di dalam bumi dan biasa
dipakai sebagai sumber bahan bakar minyak (BBM). Bentuk lain energi
fosil ini adalah batubara dan gas alam. Indonesia sangat kaya akan
energi fosil ini. Bahan bakar minyak dimanfaatkan sebagai sumber
energi untuk kendaraan bermotor. Batubara, dimanfaatkan untuk energi
pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Paiton sumber
energinya berasal dari batubara. Gas alam telah dimanfaatkan sebagai
bahan bakar untuk keperluan rumah tangga dan pembangkit listrik.
7. Energi panas bumi, berasal dari aktivitas vulkanisme. Indonesia banyak
memiliki gunung berapi yang masih aktif dan menyimpan energi panas.
Energi panas bumi ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
Kawah Kamojang di Jawa Barat telah dimanfaatkan untuk pembangkit
listri tenaga panas (PLTP).
8. Energi nuklir, diperoleh dari reaksi kimiawi yang menghasilkan energi.
Reaksi kimiawi tersebut pada dasarnya adalah peristiwa penguraian atau
penggabungan inti atom. Energi nuklir dapat juga dimanfaatkan untuk
sumber pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang
sekarang ada menggunakan proses penguraian Uranium. Stasiun tenaga
nuklir menggunakan panas dari penguraian inti atom untuk mengasilkan
uap yang menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik.
C. Penghematan Energi
Penggunaan energi di samping menguntungkan bagi kehidupan
manusia juga menimbulkan dampak negatip. Perkembangan sektor energi
cenderung membawa konsekuensi pada kualitas lingkungan hidup.
Peningkatan konsumsi energi akan meningkatkan beban pencemar
lingkungan, terutama yang dilepaskan di udara. Hal ini akan memberi
sumbangan terhadap efek rumah kaca dan pemanasan global yang
sekarang menjadi isu dunia. Aktivitas yang menggunakan energi telah
menimbulkan dampak yang cukup serius. Di kota besar Jakarta, Bandung
dan Surabaya dilaporkan bahan buangan pencemar udara sudah tergolong
tinggi akibat meningkatnya aktivitas transportasi dan industri yang ada. Jika
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 52
manusia telah terjebak dalam kemudahan-kemudahan hidup karena
didukung ketersediaan energi yang menjadi sumber tenaganya maka akan
terancam oleh kecukupan energi dan hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-
larut. Dengan demikian diperlukan tindakan atau aktivitas penghematan
energi.
Upaya untuk dapat menghemat penggunaan energi perlu segera
dilakukan. Beberapa kegiatan yang dapat menghemat energi tersebut
adalah:
1. Penggunaan alat angkutan umum bila bepergian dan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi.
2. Penggiatan pengembangan sistem transportasi umum yang makin baik
secara terus menerus.
3. Penggunaan kendaraan yang efisien bahan bakar
4. Penggunaan lampu dan peralatan listrik yang efisien energi baik
dilingkugan rumah maupun di kantor-kantor.
5. Penggunaan gas sebagai ganti tenaga listrik untuk memanaskan ruang
dan memasak air.
6. Penggunaan tenaga surya untuk memasak dan memanaskan air.
7. Pengembangan dan memanfaatkan sumber energi alternatif, dan lain
lain.
D. Rangkuman
Energi secara umum diartikan sebagai tenaga, kekuatan, atau daya
yang dapat menggerakkan atau menggiatkan sesuatu. Beberapa
sumberdaya energi meliputi sumberdaya energi hayati terdiri dari energi
manusia, hewan, dan biomasa, sumberdaya energi surya, air, laut, angin,
fosil, panas bumi dan nuklir. Tindakan hemat energi yang perlu
dikembangkan adalah penggunaan alat angkutan umum bila bepergian dan
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, penggiatan pengembangan
sistem transportasi umum yang makin baik secara terus menerus,
penggunaan kendaraan yang efisien bahan bakar, penggunaan lampu dan
peralatan listrik yang efisien energi baik dilingkugan rumah maupun di
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 53
kantor-kantor, penggunaan gas sebagai ganti tenaga listrik untuk
memanaskan ruang dan memasak air, penggunaan tenaga surya untuk
memasak dan memanaskan air, dan pengembangan dan memanfaatkan
sumber energi alternatif.
E. Kasus/Permasalahan
Cuaca cerah sang mentari bersinar terang sehinga cahayanya dapat
menerangi di segala sudut ruang kelas atau kantor. Para siswa belajar dalam
suasana terang dan para karyawan dapat beraktivitas dengan leluasa karena
ruangan dalam keadaan terang. Tetapi lampu-lampu yang memanfaatkan
energi listrik dalam ruang-ruang tersebut menyala. Beberapa alat elektronik
dalam keadaan aktif (on) misalnya AC hidup, padahal bila tidak
menggunakan AC suasana sudah sejuk. Anda sebagai siswa di sekolah itu
tidak punya kuasa atau wewenang kemudian melihat keadaan terjadinya
pemborosan energi, Apa yang perlu anda lakukan dan sarankan kepada
pihak berwenang di sekolahmu itu?.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 54
UNIT IX HUTAN
(Sumber: http://www.sragenkab.go.id/eng/berita/berita.php?id=7708)
Pendahuluan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan merupakan sistem penggunaan
lahan yang tertutup dan tidak ada campur tangan manusia, masuknya
kepentingan manusia secara terbatas seperti pengambilan hasil hutan untuk
subsistem tidak mengganggu hutan dan fungsi hutan. Tekanan penduduk
dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibatkan pengambilan
hasil hutan semakin intensif (penebangan kayu). Penebangan hutan juga
dilakukan untuk kepentingan yang lain, misalnya untuk mengubah menjadi
ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari gangguan-gangguan hutan
tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan fungsi hutan. Perubahan-
perubahan tersebut lebih menekankan kearah fungsi ekonomi dengan
mengabaikan fungsi sosial atau fungsi ekologis.
Konsep pengelolaan hutan secara bijaksana, harus mengembalikan
fungsi hutan secara menyeluruh (fungsi ekologis, fungsi sosial dan fungsi
ekonomi) dengan lebih menekankan kepada peran pemerintah, peran
masyarakat dan peran swasta. Langkah-langkah yang sinergi dari ke tiga
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 55
komponen (pemerintah, masyarakat dan swasta) akan mewujudkan fungsi
hutan secara menyeluruh yang menciptakan pengamanan dan pelestarian
hutan.
Model pengelolaan hutan dalam jangka menengah dan jangka
panjang dilakukan dengan membuat master plan pengelolaan hutan, yang
proses penyusunannya melibatkan semua unsur terkait (Pemerintah daerah,
masyarakat dan perhutani). Master plan pengelolaan hutan penyusunannya
didasarkan pada sistem Social Forestry, dengan harapan dapat
mewujudkan: pengamanan hutan secara berkesinambungan, menjaga
pelestarian hutan dan peran hutan sebagai penyeimbang lingkungan.
A. Kerusakan Hutan
Kerusakan yang terjadi terhadap salah satu ekosistem dapat
menimbulkan dampak lanjutan bagi aliran antar ekosistem maupun
ekosistem lain di sekitarnya. Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan
manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal
yang dapat merusak hutan Indonesia Pengelolaan hutan sangat penting
demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan
seperti berikut ini:
1. Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke
permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2 Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan
sebagainya.
3. Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di hutan
memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4. Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. Dengan
terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah yang
gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam tanah,
resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan demikian, di
musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim kemarau, danau,
sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 56
Dalam mengeksploitasi sumberdaya tumbuhan, khususnya hutan,
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena
(tebang habis).
2. Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem
tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah
pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.
3. Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
4. Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan
yang sudah terlanjur rusak.
5. Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan
untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain.
6. Mencegah kebakaran hutan.
Gambar 9.1 Kerusakan Hutan: a. Penggundulan Hutan; b. Penebangan Liar (Sumber: racheedus.files.wordpress.com/2009/03/hutan)
Di bawah ini adalah teknik dan cara yang dapat digunakan untuk
menjaga hutan kita tetap terjaga dari tangan-tangan perusak jahat.
Perambahan hutan tanpa perencanaan dan etika untuk mencari keuntungan
sebesar-besarnya sangatlah berbahaya karena dapat merusak alam dan
habitat serta komunitas hewan yang ada di dalamnya.
1) Mencegah cara ladang berpindah/perladangan berpindah-pindah
Terkadang para petani tidak mau pusing mengenai kesuburan tanah.
Mereka akan mencari lahan pertanian baru ketika tanah yang ditanami sudah
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 57
tidak subur lagi tanpa adanya tanggung jawab membiarkan ladang
terbengkalai dan tandus. Sebaiknya lahan pertanian dibuat menetap dengan
menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak produktif
lagi.
2) Waspadalah & hati-hati terhadap api
Hindari membakar sampah, membuang puntung rokok, membuat api
unggun, membakar semak, membuang obor, dan lain sebagainya yang
dapat menyebabkan kebakaran hutan. Jika menyalakan api di dekat atau di
dalam hutan harus diawasi dan dipantau agar tidak terjadi hal-hal yang lebih
buruk. Kebakaran hutan dapat mengganggu kesehatan manusia dan hewan
di sekitar lokasi kebakaran dan juga tempat yang jauh sekalipun jika asap
terbawa angin kencang.
3) Reboisasi lahan gundul dan metode tebang pilih
Kombinasi kedua teknik adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh
para pelilik sertifikan HPH atau Hak Pengelolaan Hutan. Para perusahaan
penebang pohon harus memilih-milih pohon mana yang sudah cukup umur
dan ukuran untuk ditebang. Setelah meneang satu pohon sebaiknya diikuti
dengan penanaman kembali beberapa bibit pohon untuk menggantikan
pohon yang ditebang tersebut. Lahan yang telah gundul dan rusak karena
berbagai hal juga diusahakan dilaksanakan reboisasi untuk mengembalikan
pepohonan dan tanaman yang telah hilang.
4) Menempatkan penjaga hutan/polisi kehutanan/jagawana
Dengan menempatkan satuan pengaman hutan yang jujur dan
menggunakan teknologi dan persenjataan lengkap diharapkan mempu
menekan maraknya aksi pengrusakan hutan oleh oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Bagi para pelaku kejahatan hutan diberikan sangsi yang
tegas dan dihukum seberat-beratnya. Hutan adalah aset/harta suatu bangsa
yang sangat berharga yang harus dipertahankan keberadaannya demi anak
cucu di masa yang akan datang.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 58
Gambar 9.2 Masyarakat yang Mempunyai Kepedulian terhadap Kelestarian Hutan Mangrove, Bergotong Royong Melakukan Reboisasi agar Terhindar dari Abrasi dan Polusi yang Semakin Meningkat.
Pemerintah Indonesia melalui keputusan bersama Departemen
Kehutanan dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan sejak tahun
2001 telah mengeluarkan larangan ekspor kayu bulat (log) dan bahan baku
serpih. Selain itu, Pemerintah juga telah berkomitmen untuk melakukan
pemberantasan illegal logging dan juga melakukan rehabilitasi hutan melalui
Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) yang diharapkan
di tahun 2008 akan dihutankan kembali areal seluas tiga juta hektar.
B. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan
rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan
mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang
dilakukan pemerintah antara lain:
1. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur
tentang Tata Guna Tanah.
2. Menerbitkan UU No. 23 Tahun 1997, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang
AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 59
4. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian
Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
a) Menanggulangi kasus pencemaran.
b) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
c) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL).
5. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
Berangkat dari kompleksnya faktor penyebab kerusakan hutan di
Indonesia dibutuhkan solusi yang cepat dan tepat, untuk menyatukan visi
dan misi seluruh stakeholders dalam menjaga eksistensi hutan di negara ini.
Jeda penebangan hutan atau Moratorium Logging adalah suatu metode
pembekuan atau penghentian sementara seluruh aktifitas penebangan kayu
skala besar (skala industri) untuk sementara waktu tertentu sampai sebuah
kondisi yang diinginkan tercapai. Lama atau masa diberlakukannya
moratorium biasanya ditentukan oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai kondisi tersebut (Hardiman dalam Hutan Hancur,
Moratorium Manjur).
Sebagai langkah awal dalam pencegahan kerusakan hutan nasional,
metode ini dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak. Bentuknya dapat berupa
reformasi hutan yang dilaksanakan oleh semua pihak sebgai bentuk
partisipasi pemerintah, privat, dan masyarakat dalam melindungi hutan dari
kerusakan. Moratorium Logging dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, berikut adalah gambaran manfaat yang dapat diterima oleh
stakeholders bila jeda penebangan hutan dilaksanakan saat ini:
• Pemerintah mendapatkan manfaat berupa jangka waktu dalam
melakukan restrukturisasi dan renasionalisasi industri olahan kayu
nasional, mengkoreksi over kapasitas yang dihasilkan oleh indsutri
kayu, serta mengatur hak-hak pemberdayaan sumber daya hutan, dan
melakukan pengawasan illegal logging bersama sector private dan
masyarakat.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 60
• Private/investor mendapatkan keuntungan dengan meningkatnya
harga kayu di pasaran, sumber daya (kayu) kembali terjamin
keberadaannya, serta meningkatkan efisiensi pemakaian bahan kayu
dan membangun hutan-hutan tanamannya sendiri.
• Masyarakat mendapatkan keuntungan dengan kembali hijaunya
hutan di sekeliling lingkungan tinggal mereka, serta dapat terhindar
dari potensi bencana akibat kerusakan hutan.
C. Rangkuman
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan
manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal
yang dapat merusak hutan Indonesia. Pengelolaan hutan sangat penting
demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan.
Ada beberapa teknik dan cara yang dapat digunakan untuk menjaga hutan
kita tetap terjaga dari tangan-tangan perusak jahat. Perambahan hutan tanpa
perencanaan dan etika untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya
sangatlah berbahaya karena dapat merusak alam dan habitat serta
komunitas hewan yang ada di dalamnya.
D. Kasus/Permasalahan
Salah satu penyebab kerusakan hutan di Indonesia adalah Illegal
logging (penebangan kayu liar tanpa reboisasi). Lemahnya penegakan
hukum di Indonesia merupakan salah satu faktor utama yang turut
memperparah kerusakan hutan Indonesia. Selama ini penegakan hukum
yang sudah dilakukan lebih menjangkau para pelaku di lapangan saja.
Biasanya mereka adalah pihak yang bekerja sebagai buruh upahan yang
untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya. Sementara para pelaku yang
sebenranya masih leluasa berkeliaran. Kejahatan seperti kadang melibatkan
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 61
aparat yang berwenang seperti polisi hutan dan dinas kehutanan.
Bagaimana pendapat kalian terhadap permasalahan ini?
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 62
UNIT X BENCANA ALAM
(Sumber: http://www.flickr.com/photos/jrki/242355444/)
Pendahuluan
Bencana alam adalah salah satu bagian peristiwa alam yang
mengakibatkan kerugian besar pada kehidupan manusia. Bencana alam
pada dasarnya disebabkan oleh peristiwa fisik misalnya letusan gunung
berapi, gempa bumi, tanah longsor, badai dan aktivitas manusia. Beberapa
contoh peristiwa bencana alam yang disebabkan manusia adalah banjir,
tanah longsor, kebakaran hutan, dan penggundulan hutan. Peristiwa longsor
sebenarnya dipicu oleh faktor alam dan faktor manusia. Apabila material
yang longsor didominasi oleh tanah maka penggundulan hutan dan
pemotongan bukit menjadi faktor pemicunya.
A. Kejadian Bencana Lokal
Lumpur lapindo yang terjadi di Sidoarjo Jawa Timur merupakan salah
satu bencana alam yang disebabkan manusia. Kejadian bencana Lumpur
Lapindo dipicu oleh aktivitas manusia. Kecerobohan pihak pengusaha
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 63
tertentu dalam memanfaatkan sumberdaya alam rupanya menjadi pemicu
terjadinya bencana tersebut. Meskipun kepastian penyebab terjadinya masih
mejadi perdebatan, sebagian berpendapat kejadian lumpur lapindo
merupakan bencana alam murni. Dampak bencana lumpur lapindo mengenai
beberapa hal meliputi aspek sosial, ekonomi, keamanan, menghambat
kelancaran transportasi, dan sebagainya. Sebagai gambaran kejadian
Lumpur lapindo dapat dilihat pada Gambar 10.1
Gambar 10. Sebagian sudut tempat terdampak lumpur lapindo Sidoarjo (Sumber: http://www.flickr.com/photos/jrki/242355444/)
Kejadian bencana alam akibat aktivitas manusia diantaranya banjir.
Faishol Taselan wartawan Media memberitakan bahwa beberapa wilayah
Jawa Timur dilanda banjir. Tampak dari udara kawasan perindustrian di
Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, terendam air karena hujan deras disertai
pasang air laut, kemarin. Peristiwa banjir bandang ini menewaskan satu
orang, menggenangi sekitar 25 kecamatan, dan ribuan orang mengungsi,
serta memutus jalur transportasi Surabaya-Probolinggo. Banjir di Pasuruan
melanda lima wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Grati, Wanongan,
Bangil, Pasuruan Kota, dan Kecamatan Kedung Paron.
Sedangkan di Kabupaten Mojokerto, yang dilanda banjir adalah
wilayah Kecamatan Sooko, Gondang, Jati Rejo, Trowulan, Jati Anyar, dan
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 64
Kecamatan Bangsal. Pantaun Media dari udara bersama tim Sampoerna
Rescue terlihat separuh Kota Pasuruan digenangi air. Jalur lalu lintas dari
Surabaya ke Probolinggo terputus, karena ketinggian air mencapai sekitar
satu meter. Kendaraan yang telanjur masuk kota terpaksa berhenti di tengah
kota, sedangkan yang belum masuk kota dialihkan ke jalur Pandaan untuk
menghindari kemacetan. Banjir mulai merendam wilayah tersebut sekitar
pukul 03.00 dini hari, setelah hujan deras bersamaan dengan pasangnya air
laut. Dalam hitungan jam, air langsung mengenangi rumah penduduk di lima
kecamatan hingga mencapai ketinggian sekitar satu meter. Warga kemudian
berbondong-bondong keluar rumah untuk menyelamatkan harta benda
mereka. Bahkan, sedikitnya 1.300 jiwa diungsikan ke jalan dan lapangan
yang luput dari bencana itu. Air juga menggenangi beberapa sekolah,
sehingga kegiatan belajar mengajar diliburkan. Sebuah perusahaan, PT Ciel
Samsung, juga terpaksa meliburkan karyawannya karena pabrik terendam
banjir. Banjir di Kabupaten Mojokerto juga menenggelamkan sebagian
wilayah itu. Banjir yang mencapai ketinggian sekitar 1,5 meter terjadi akibat
jebolnya tanggul Sungai Brangkal setelah wilayah tersebut sejak malam
diguyur hujan deras.
Hujan deras di Kota Malang sejak Selasa (3/2) malam juga
menyebabkan banjir, sehingga ratusan warga yang tinggal di sepanjang tepi
Sungai Brantas terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam. Akibat
bencana ini sedikitnya 200 rumah rusak berat.
(http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2004020500314013).
Pada tanggal 5 Januari 2010 pukul 13.30 WIB terjadi angin puting
beliung di 3 desa (Desa Cermee, Desa Bercak dan Desa Bercak Asri),
Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Akibat
kejadian tersebut sebanyak 18 unit rumah rusak berat dan 227 unit rumah
rusak ringan. Korban meninggal dunia sebanyak 1 orang, sedangkan korban
luka ringan sebanyak 11 orang. Tidak ada sarana kesehatan yang rusak
maupun terjadinya pengungsian. (www.ppk-depkes.org/.../berita/berita.../1697-
angin-puting-beliung-di-kabupaten-bondowoso-provinsi-jawa-timur.html)
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 65
Gambar 10. Salah satu dampak akibat bencana puting beliun (Sumber: http://www.beritajatim.com/fotoberita.php?newsid=3210)
Tanah longsor juga merupakan salah satu bentuk bencana alam
akibat perilaku manusia. Pada tanggal 16 September 2009 pukul 06.00 WIB
telah terjadi tanah longsor di Desa Taman Ayu Kecamatan Pronojiwo,
Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur.
Kejadian tersebut tidak menimbulkan adanya korban meninggal dunia, luka
berat maupun hilang. Korban luka ringan sebanyak 3 orang.
(www.beritajatim.com/.../Tanah_Longsor_di_Pacitan,_Lsitrik_3_Kecamatan_Padam -)
Di Pacitan pada bulan Nopember 2009 juga dilaporkan terjadi tanah
longsor. Akibat tanah longsor tersebut satu tiang listrik di Desa Jati Gunung,
Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan roboh dan memimpa satu rumah
warga dan mengakibatkan pemadaman aliran listrik di tiga kecamatan
(beritajatim.com).
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 66
Gambar 10. Lokasi yang menunjukkan tanah longsor (Sumber: http://www.cakrabuananews.com/foto_berita/27kelok-9.jpg)
B. Kegiatan Manusia Penyebab Terjadinya Bencana
Beberapa kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya
bencana alam banjir dan tanah longsor teridentifikasi sebagai berikut:
1. Menyalahgunakan peruntukan kawasan. Sebagai gambaran nyata bahwa
banyak lahan tangkapan air yang kini mengalami pembukaan, sehingga
banyak perluasan lahan terbuka. Apabila kita menuju ke Cangar Taman
Hutan Soerjo Batu maka pemandangan sepanjang jalan terlihat lahan di
bukit sekitar kawasan tersebut sudah beralih fungsi menjadi lahan
pertanian.
2. Kebiasaan membuang sampah di daerah sungai atau selokan oleh
masyarakat. Keberadaan tumpukan sampah di pinggir dan di badan
sungai akan mengambat laju air yang mengalir ke selokan dan sungai.
3. Ketidaksesuaian antara kapasitas tampungan sungai dengan limpasan air
yang masuk ke sungai menjadi faktor penyebab banjir.
4. Keleluasaan pemberian ijin bangunan pada kawasan konservatif, daerah
sepadan sungai dan menyalahi tata ruang wilayah atau kota.
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 67
5. Pembukaan hutan menjadi kawasan hunian. Banyak vila atau bungalow
yang dibangun di kawasan lereng yang sangat miring sampai dekat
puncak bukit. Kawasan hutan semakin berkurang, jika hal ini dibiarkan
maka terjadinya tanah longsor semakin sering. Akibatnya sungai semakin
dangkal karena kemasukan lumpur atau tanah longsor dan terjadi banjir.
Beberapa pemecahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau
mencegah terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor adalah sebagai
berikut:
1. Mengurangi dilakukannya eksploitasi hutan.
2. Tindakan yang tegas terhadap pembukaan area untuk kegiatan apapun di
kawasan konservasi atau hutan lindung.
3. Melakukan penghijauan yang intensif pada kawasan hutan maupun di luar
kawasan hutan yang teridentifikasi sebagai lahan kritis.
4. Mengambil tindakan dan sangsi yang tegas terhadap perusahaan yang
mengabaikan reklamasi dan revegetasi.
6. Memperketat pemberian ijin bangunan yang akan didirikan di atas lahan
yang tidak sesuai dengan tata ruang wilayah dan ruang kota.
7. Harus ada sanksi tegas bagi masyarakat yang membuang sampah di
sungai-sungai.
8. Melakukan kampanye besar-besaran pelestarian lingkungan.
a. Penyebaran leaflet himbauan untuk tidak membakar hutan dan lahan,
serta pelestarian hutan tropis.
b. Penyebaran VCD dampak kerusakan lingkungan terhadap manusia
dan lingkungannya.
C. Rangkuman
Bencana alam adalah salah satu bagian peristiwa alam yang
mengakibatkan kerugian besar pada kehidupan manusia. Bencana alam
dapat disebabkan adanya aktivitas alam dan manusia. Bencana alam banjir
dan tanah longsor pada dasarnya diakibatkan oleh manusia yang tidak
memperdulikan kelestarian alam dan lingkungan. Penyebab bencana alam
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 68
banjir dan tanah longsor adalah sebagai berikut: menyalahgunakan
peruntukan kawasan, kebiasaan membuang sampah di daerah sungai atau
selokan, ketidaksesuaian antara kapasitas tampungan sungai dengan
limpasan air yang masuk ke sungai, kemudahan memperoleh ijin bangunan
pada kawasan konservatif, daerah sepadan sungai dan menyalahi tata ruang
wilayah atau kota, dan pembukaan hutan menjadi kawasan hunian.
D. Kasus/Permasalahan
Masih dapat diingat bahwa pada awal Desember 2002 terjadi bencana
banjir lumpur yang melanda Taman Wisata Pemandian Pacet Mojokerto.
Kurang lebih yang menjadi korban tewas sebanyak 29 orang. Banjir lumpur
yang datangnya tiba-tiba akan menerjang benda apa saja yang dilalui
dengan kekuatan amat dahsyat, sehingga sering memakan banyak korban
baik harta benda maupun jiwa manusia. Berdasarkan kasus tersebut coba
jelaskan mengapa bencana itu dapat terjadi dan kemukakan upaya
pencegahannya!
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 69
DAFTAR PUSTAKA
Amarullah A. 2010. Sampah Ancam Kualitas Air di Jatim, (Online), (http://jatim.vivanews.com/news/read/121100-sampah_ancam_kualitas_air_di_jatim, diakses 1 November 2009)
Anonimous. 2008. Krisis Air bersih di Indonesia, (Online), (http://mandaazzahra.wordpress.com/2008/06/10/krisis-air-bersih-di-indonesia/, diakses 25 Oktober 2009)
Anonimous. 2009. Banyak Sinetron tidak Mendidik, (Online), (http://www.mediaindonesia.com/read/2009/12/18/112259/63/10/Banyak-Sinetron-tidak-mendidik, diakses 17 Oktober 2009)
Anonimous. 1992. Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 1992: 20 tahun Setelah Stockholm. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 122 hal.
Badan Lingkungan Hidup Jawa Timur. 2009. Kondisi DAS Brantas hulu. (Online), (http://www.blhjatim.net/index.php?option=com_content&view=article&id=49:-kondisi-das-brantas-hulu&catid=14:berita&Itemid=31, diakses 20 November 2009)
Dinas Komunikasi dan Informatika Prov. Jatim. 2009. Mangrove Mampu Kurangi Dampak Abrasi Laut Dan Pemanasan Global. (Online), (http://www.jatimprov.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5558&Itemid=1, diakses 1 November 2009)
Hadianto, M. A. 2007. Kemiskinan Dalam (Kekayaan) Sumber Daya Alam Indonesia, (Online), (http://ppsdms.org/kemiskinan-dalam-kekayaan-sumber-daya-alam-indonesia.htm, diakses 2 Desember 2009)
Kasim, M. 2009. Lingkungan Ekosistem Pesisir. (Online), (http://maruf.wordpress.com/, diakses 2 Desember 2009)
Soemarwoto, O. 1994. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung: Djambatan, 365 hal.
Soeriaatmadja, R. E. 1989. Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB. 133
hal.
Soleiman, N. 2004. Pengelolaan Sampah Di Jakarta Dengan Konsep 4R,
(Online), (http://rudyct.com/PPS702-ipb/08234/nuraini_soleiman.htm,
diakses 2 Desember 2009).
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 70
Suripto, B. A. 1998. Prinsip-Prinsip dan Pengelolaan Sumber Daya
Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Dirjen Dikti, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 168 hal.
Winarno, R, Susilo, H, syamsuri, I, Soebagio, Astima, K. 1997. Lingkungan
Hidup Kita. Malang: PKPKLH Lembaga Penelitian IKIP Malang, 302
hal.
http://matoa.org/wp-content/uploads/2008/11/tas-dari-sampah-plastik1.jpg
http://gambang.files.wordpress.com/2008/02/sampah.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_CHMlH-/siklus+hidrologi
www.imred.org/files/penanaman.jpg
vikakura.files.wordpress.com/2009/10/sungai
http://geothermal.marin.org/GEOpresentation/images/img121.jpg
http://iselantang.files.wordpress.com/2007/10/potensi41.jpg
http://i97.photobucket.com/albums/l212/munawir/pinisi2.jpg
http://thebibliothek.files.wordpress.com/2009/10/pitstone-windmill-600px1.jpg
www.lablink.or.id/Env/Hutan/Forest1.jpg
racheedus.files.wordpress.com/2009/03/hutan
http://www.flickr.com/photos/jrki/242355444
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2004020500314013
www.ppk-depkes.org/.../berita/berita.../1697-angin-puting-beliung-di-kabupaten-bondowoso-provinsi-jawa-timur.html
http://www.beritajatim.com/fotoberita.php?newsid=3210
www.beritajatim.com/.../Tanah_Longsor_di_Pacitan,_Lsitrik_3_Kecamatan_Padam
Pendidikan Lingkungan Hidup TEQIP 71
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
TEACHERS QUALITY IMPROVEMENT
PROGRAM – TEQIP
PEMBERDAYAAN SERIBU GURU SEKOLAH DASAR
KERJASAMA
PERTAMINA - UM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2010