penciptaan dan pengembangan budaya organisasi
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
1/11
Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
Budaya organisasi tidaklah statis. Budaya organisasi muncul dan
berubah sesuai tuntutan atas perubahan organisasi itu sendiri. Beberapa
ahli di bidang ilmu organisasi menulis tentang formasi budaya organisasi
dalam konteks yang berbeda. Misalnya , Edgar Schein , Christian Scholt ,
Charles Fombrun dan Meryl Louis.
Formulasi budaya organisasi dari masing-masing ilmuan tersebut ,
oleh !odge et al."#$$%& merangkum sebagai berikut '
• Schein , yang dikenal dengan Schein(s Stage of Culture Formation,
yang memiliki penekanan utama pada tingkatan e)olusi berakhirnya
budaya.
• Scholt, dengan Schol*(s +ypologi of Culture Formation, yang
mendeskripsikan e)olusi budaya meliputi internal dan eksternal
atribut dari budaya.
• Frombun, dengan Frombun(s Le)els of Culture, berargumentasi
baha kita harus mempertimbangkan le)elkategori yang berbeda
dari setiap budaya, dan bagaimana budaya masyarakat misalnyadapat berpengaruh besar terhadap budaya organisasi. Frombun
mengingatkan baha organisasi perlu mengintegrasikan budaya
yang telah ada, misalnya budaya masyarakat "komunitas& lokal, dan
budaya "nasional&.
• Louis, dengan Louis(s Multiple Cultures menekankan pada lokasi asal
atau keadian budaya. Elemen yang berbeda dari budaya, dan
bahkan bagian dari budaya yang berbeda dapat muncul dari bagian
atau unit-unit organisasi itu sendiri, dan atau bahkan dapat berasal
dari luar organisasi.
Menurut obbins "/00$&, budaya organisasi merupakan persepsi
umum yang diyakini oleh indi)idu dengan berbagai latar belakang dan
tingkatan yang berbeda dalam organisasi, cenderung untuk menelaskan
budaya organisasi dalam pengertian yang sama.
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
2/11
1engakuan baha budaya organisasi mempunyai sifat yang sama
bukanlah berarti baha tidak akan terdapat sub-budaya di dalam budaya
tertentu. 2ebanyakan organisasi besar mempunyai sebuah budaya yang
dominan dan sekumpulan sub-sub budaya. Sebuah budaya dominanmengungkapkan nilai inti yang dimiliki bersama oleh sebagian besar
anggota organisasi.pandangan makro mengena budaya inilah yang
memberikan kepribadian berbeda pada sebuah organisasi. Sub-sub
budaya cenderung berkembang pada organisasi-organisasi yang besar
dan mencerminkan masalah bersama, situasi, atau pengalaman yang
dihadapi para anggotanya. Sub-sub budaya tersebut dapat berbentuk
)ertikal maupun hori*ontal.
Setiap kelompok dalam sebuah organisasi dapat mengembangkan
suatu sub budaya. +etapi untuk sebagian besar, sub budaya cenderung
ditetapkan oleh penunukan departemen atau oleh pemisahan secara
geogra3s. 4epartemen pembelian misalnya, dapat mempunyai sebuah
sub budaya yang secara khusus dianut dan dirasakan besar oleh anggota
departemen tersebut. 4i dalamnya termasuk nilai-nilai inti dari budaya
yang dominan, ditambah dengan nilai-nilai yang hanya berlaku bagi
anggota departemen tersebut. 4emikian pula sebuah kantor atau unit
organisasi yang secara 3sik dipisahkan dari kegiatan utama organisasi
tersebut dapat mempunyai kepribadian yang berlainan. Sekali lagi, nilai-
nilai inti budaya pada dasarnya tetap dipertahankan tetapi dimodi3kasi
sehingga mencerminkan situasi budaya yang khas dari masing-masing
unit organisasi yang terpisah tersebut.
4alam perspektif aktu penciptaan budaya organisasi dapat di lihat
dari dua titik aktu, yakni '
i. Budaya yang diciptakan pada aal berdirinya suatu organisasiii. Budaya organisasi yang diciptakan setelah organisasi didirikan
1enciptaan budaya organisasi pada al berdirinya, biasanya
diciptakan oleh pendiri "the founding fathers& oeganisasi itu sendiri.
1endiri dimaksud dapat terdiri dari satu orang atau lebih yang sepakat
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
3/11
untuk mendirikan organisasi dan sekaligus merumuskan atau
menciptakan budaya organisasi yang di bentuknya. 2arena itu, budaya
yang diciptakan bersamaan dengan berdirinya organisasi, biasa disebut
sebagai 5 budaya aal 5 atau disebut pula sebagai 5 budaya inti 5.Sebutan ini didasarksn pada anggapan baha dalam suatu titik aktu
peralanan organisasi akan mengalami perubahan atau modi3kasi tertentu
tanpa menghilangkan keseluruhan nilai-nilai inti tau nilai-nilai budaya aal
yang telah dibentuk oleh para pendiri atau pencipta sebelumnya.
Bagaimana bentuk perubahan atau modi3kasi budaya dimaksud sangat
ditentukan oleh kebutuhan organisasi dalam menyesuaikan diri dengan
dinamika perubahan lingkungan organisasi, baik eksternal maupun
internal organisasi yang bersangkutan. 2arena itu, 5 merger 5 , 5 akuisisi
5 , dan 5 netork redesign 5 dapat menyebabkan teradinya perubahan
budaya organisasi.
Eksistensi budaya organisasi untuk dipertahankan atau tidak,
sangat ditentukan oleh kemampuan budaya organisasi itu dalam
mengantisipasi perubahan dan perkembangan lingkungan eksternal
organisasi. 4engan kata lain, baha barometer yng menentukan apakah
budaya organisasi itu masih perlu dipertahankan, dimodi3kasi,
dikembangkan atau di ubah secara keseluruhannya tergantung tingkat
kesesuaiannya dengan tuntutan atau kebutuhan organisasi itu sendiri
dalam konteks perubahan atau perkembangan lingkungan organisasi.
2etika suatu budaya organisasi sudah dianggap tidak mampu sama
sekali mengakomodir kebutuhan organisasi dalam menyensuaikan dengan
perubahan lingkungannya, maka pada titik inilah budaya organisasi akan
ditinggalkan, kemudian dilakukan penciptaan budaya yang baru. 6leh
karena itu penciptaan budaya organisasi ketika organisasi telah
berlangsung, lebih bersifat penciptaan budaya baru yang menggantikan
budaya sebelumnya.
4alam konteks proses pelestarian dan atau sosialisasi budaya
organisasi, oleh Luthans "#$$#& mengemukakan 7 "tuuh& tahapan proses,yaitu '
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
4/11
/& Selection of entry-le)el personnel " seleksi karyaan baru&. 1ada
tahap aal ini adalah meliputi kegiatan seleksi karyaan baru. 1ada
tahapan ini, organisasi akan menyeleksi orang-orang dengan
menggunakan berbagai standar penilaian termasuk standar nilaibudaya organisasi.
#& 1lacement on the ob "penempatan pada tugas&. 4alam konteks
penempatan seorang karyaan pada suatu tugaspekeraan
tertentu, maka pada saat itulah ia akan diperkenankan bagaimana
nilai-nilai ")alues& dan norma-norma "norms& dalam organisasi yang
seharusnya diyakini, dipelihara, dikembangkan, dan ditegakkan.
2arena itu, pada tahapan ini seseorang mulai belaar
untukmemperoleh pemahaman dan pengalaman tentang budaya
organisasi, terutama yang menyangkut tentang 5 )alues 5 dan
5norms 5 yang berlaku dalam organisasi.%& 8ob mastery " pembelaaran tugas&. 1roses atau tahapan ini
bertuuan agar karyaan baru memiliki pengetahuan, keterampilan,
pengalaman yang lebih luas baik yang berkaitan dengan bagaimana
ia menyelesaikan tugas pekeraan maupun yang berkaitan dengan
aspek penguatan mental atau penguatan moral kera yang sesuaidengan nilai-nilai budaya organisasi. Salah satu aspek pembelaaran
tugas yang umum dilakukan adalah melalui program pendidkan
dan pelatihan.9& Measuring and rearding performance. :nti dari penilaian dan
pemberian imbalan kinera "prestasi& karyaan adalah 5 keadilan
5, yakni keadilan dalam penilaian da keadilan dalam pemberian
imbalan atas asa prestasi karyaan. 2eadilan dalam hal penilaian
kinera lebih bersandar pada keadilan prosedural "procedural
ustice&, sedangkan keadilan dalam pemberian imbalan atas asa
kinera karyaan lebih bersandar pada keadilan distributif
"distributi)e ustice&.;&
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
5/11
nilai-nilai inti organisasinya. 1ada proses inilah setiap orang
diarahkan untuk mengenal lebih auh tentang kesesuaian-
kesesuaian antara nilai-nilai indi)idualnya dengan nilai-nilai inti
organisasinya. 1ada tahap ini pula setiap orang diarahkan untukmenyadari apa yang dapat diberikan kepada organisasinya dan apa
yang ia harapkan dari organisasinya.=& einforcing the stories and folklore. Setiap organisasi memiliki
searah peralanan dari aktu ke aktu. Esensi aktu dalam
konteks ini adalah 5 pengalaman 5 tentang keberhasilan dan
kegagalan organisasi dari aktu ke aktu. Esensi dari pengalaman
adalah 5 cerita 5 "story& tentang apa yang telah dilalui dan dicapai
pada masa-masa sebelumnya. 2arena itu, cerita atau searah
pengalaman 5 keberhasilan 5 umumnya selalu didokumentasikan
untuk di ingat atau di kenang sepanang peralanan organisasi,
sedangkan cerita atau searah tentang 5 kegagalan 5 cenderung
dilupakan, sehingga kadangkala tidak ditonolkan dalam catatan
searah peralana organisasi.7& ecognition and promotion. 1ada tahap ini adalah merupakan tahap
akhir dari suatu siklus proses pembelaaran orang-orang dalamorganisasi. 4alam konteks ini, setiap orang diarahkan dan
seharusnya ia dapat memahami peran, dan karir idi)idualnya.
2esepahaman antara peran dan karir yang diekspektasikan
karyaan dengan apa yang dikonsepsikan oleh organisasi, biasanya
termanifestasikan dalam uud 5 promosi 5. 1romosi dimaksud
adalah penempatan seseorang pada suatu abatantugaspekeraan
yang lebih tinggi atau yang lebih sesuai dengan peran yangsesungguhnya diharapkan oleh organisasi terhadap seseorang.
Setiap karyaan yang akan dipromosikan pada suatu abatantugas
tertentu umumnya diberi pendidikan dan pelatihan tentang
berbagai aspek kera termasuk budaya kera pada unit kera di
mana ia akan dipromosikan. 4engan demikian, keberhasilan
pengembangan atau pelestarian budaya organisasi sangat
ditentukan pula oleh kebeerhasilan oeganisasi dalam menalankankebiakan promosi yang sesuai dengan apa yang diekspektasikan
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
6/11
oleh karyaan, dengan asumsi baha nilai-nilai keadilan dalam
kebiakan promosi itu adalah bersumber dari budaya organisasi.
6leh sebab itu dapat ditarik kesimpulan baha proses pembelaaran
budaya organisasi dalam arti proses pengenalan, pemahaman,
penerusan, dan pengembangan budaya organisasi adalah melalui fungsi-
fungsi manaemen sumberdaya manusia "humsn resources management
functions&.
5.Pengelolaan Budaya Organisasi
2otter da !askett "/00#& menyatakan baha elemen kritis dalam
keberhasilan perubahan budaya adalah kepemimpinan puncak "top
management&. Merekalah yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
ata mengarahkan setiap anggota organisasi untuk menyesuaikan segala
beliefs, )alues, norms, dan berbagai atribut yang menadi pandangan
hidup organisasi.
4apat tidaknya suatu budaya dapat dikelola, msih terdapat
perdebatan dikalangan para ahli. !atch "/007& mengemukakan baha
kelompok post-modernist berpendapat baha budaya dapat dikelola.
Luthans, #$$#&, pendidikan dan pelatihan karyaan "Stoner et al., /00;>
Luthans, #$$#&. Bahkan secara empirik, Sil)ester "/000& menemukan
dalam penelitiannya baha budaya baru dapat diterima secara positif
para karyaan melalui inter)ensi program pelatihan secara terpadu.
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
7/11
1ada tahap seleksi, tidak hanya bertuuan untuk mengidenti3kasi
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang indi)idu yang
diperlukan untuk menunang kesuksesan kera organisasi, melainkan
termasuk uga untuk memastikan apakah indi)idu yang akan diterimamemiliki nilai konsisten dengan nilai-nilai organisasi atau paling tidak
sebagian besar dari nilai-nilai organisasi. Sebaliknya ,para pelamer baik
sengaa maupun tidak sengaa, mereka akan senatiasa berusaha
mengenal dan mempelaari apakah nilai-nilai budaya organisasi itu
memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai indi)idual mereka. 8ika mereka
merasa baha sebagian besar nilai-nilai organisasi tidak cocok dengan
nilai-nilai indi)idualnya, maka kemungkinan besar pelamar itu akan
mengundurkan diri.
1engelolaan budaya dapat pula dilakukan pada saat pendidikan dan
pelatihan karyaan baru khususnya. 4alam hal ini, ketika karyaan baru
bergabung dengan sebuah organisasi, para manaer akan
memperkenalkan budaya organisasi baik melalui ucapan "kata-kata&
maupn melalui tindakan mengenai aturan-aturan dan norma-norma baik
tertulis maupun tidak tertulis tentang bagaimana karyaan tersebut
berprilaku di dalam organisasi. Seauhmana tingkat efekti)itas
pengelolaan budaya melalui pendidikan dan latihan sangat ditentukan
oleh kemampuan pemimipin organisasi dalam melakukan sosialisasi
budaya organisasi kepada karyaan.
Co?, 8r., dan Blake "/00/& dalam Stoner et al. "/00;& mengemukakan
= "enam& alasan perlunya mengelola budaya perusahaan sehubungan
dengan keanekaragaman budaya indi)idual anggota organisasi. 2e enam
alasan dimaksud adalah sebaga berikut '
/.
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
8/11
karena merasa khaatir mengenai diskriminasi, pelecehan dan
sebagainya.#.
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
9/11
2e enam argumen tersebut, oleh Co? dan Blake "/00/& dalam Stoner et al.
"/00;& merangkumnya dalam bentuk kerangka pengelolaan
keanekaragaman budaya indi)idual seperti berikut '
MANAJEMEN
KEANEKARAAM
AN B!DA"A
Menghargai perbedaanMenetapkan sisitem nilaiyang paling la*im1enyertaan budaya
1EA
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
10/11
Berdasarkan berbagai penelasan tentang budaya organisasi yang
telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan baha '
/& Budaya oeganisasi merupakan suatu konsep yang bersifat abstrak,
karena itu terdapat banyak de3nisi yang selalu menyertainya.
-
8/18/2019 Penciptaan Dan Pengembangan Budaya Organisasi
11/11
pengelolaan budaya melalui tahapan atau cara tersebut sangat
ditentukan oleh kemampuan para pemimpin organisasi dalam
melakukan sosialisasi atau pembelaaran budaya organisasi yang
ingin ditegakkan.