pencegahan injury

10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jatuh dan pencegahan cedera terus menjadi tantangan yang cukup besar di seluruh kesatuan keperawatan. Di Amerika Serikat, jatuh tidak disengaja adalah penyebab paling umum dari cedera fatal bagi orang-orang yang lebih tua di atas 65 tahun. Hingga 32 persen individu masyarakat yang tinggal di atas usia 65 jatuh setiap tahun, dan perempuan jatuh lebih sering daripada laki-laki dalam kelompok usia ini. Jatuh-terkait cedera adalah penyebab paling umum dari kematian karena kecelakaan pada mereka yang berusia di atas 65, yang mengakibatkan sekitar 41 kematian jatuh terkait per 100.000 orang per tahun. Secara umum, cedera dan kematian tarif meningkat secara drastis untuk laki- laki dan perempuan di seluruh ras setelah usia 85, tapi laki-laki yang lebih tua dari 85 lebih mungkin untuk meninggal akibat jatuh daripada perempuan. Sayangnya, tingkat kematian-jatuh berhubungan dengan di Amerika Serikat meningkat antara tahun 1999 dan 2004, 29-41 per 100.000 penduduk. Sayangnya, angka ini bergerak menjauh dari Healthy People 2010 sasaran jatuh pencegahan, yang secara khusus bertujuan untuk mengurangi jumlah kematian akibat 1

Upload: mafni-yuli

Post on 15-Apr-2016

56 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pencegahan

TRANSCRIPT

Page 1: Pencegahan Injury

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jatuh dan pencegahan cedera terus menjadi tantangan yang cukup besar

di seluruh kesatuan keperawatan. Di Amerika Serikat, jatuh tidak disengaja

adalah penyebab paling umum dari cedera fatal bagi orang-orang yang lebih

tua di atas 65 tahun. Hingga 32 persen individu masyarakat yang tinggal di

atas usia 65 jatuh setiap tahun, dan perempuan jatuh lebih sering daripada

laki-laki dalam kelompok usia ini. Jatuh-terkait cedera adalah penyebab

paling umum dari kematian karena kecelakaan pada mereka yang berusia di

atas 65, yang mengakibatkan sekitar 41 kematian jatuh terkait per 100.000

orang per tahun. Secara umum, cedera dan kematian tarif meningkat secara

drastis untuk laki-laki dan perempuan di seluruh ras setelah usia 85, tapi laki-

laki yang lebih tua dari 85 lebih mungkin untuk meninggal akibat jatuh

daripada perempuan. Sayangnya, tingkat kematian-jatuh berhubungan dengan

di Amerika Serikat meningkat antara tahun 1999 dan 2004, 29-41 per

100.000 penduduk. Sayangnya, angka ini bergerak menjauh dari Healthy

People 2010 sasaran jatuh pencegahan, yang secara khusus bertujuan untuk

mengurangi jumlah kematian akibat jatuh antara mereka yang usia 65 atau

lebih tua dari 2.003 baseline 38 per 100.000 penduduk tidak lebih dari 34 per

100.000. Dengan demikian, jatuh merupakan masalah kesehatan masyarakat

yang berkembang yang perlu ditangani.

Selama 20 tahun para peneliti gerontologi terakhir, dipelopori oleh

Mary Tinetti dari Yale University, telah melakukan sejumlah besar penelitian

untuk mengatasi masalah jatuh dan cedera di masyarakat. Namun,

penggunaan mana-mana intervensi yang berhasil belum pada tempatnya di

masyarakat. Sebagai perawatan kesehatan bergerak menuju perawatan pasien

berpusat, dan sebagai pertumbuhan badan penelitian memberikan panduan

untuk program penurunan pencegahan luas, jatuh dan jatuh terkait cedera

pencegahan sekarang memiliki potensi untuk ditangani di kontinum

perawatan.

1

Page 2: Pencegahan Injury

Pencegahan jatuh pasien rawat inap telah menjadi daerah masing-

masing perhatian bagi keperawatan selama hampir 50 tahun. Laporan

kejadian berbasis rumah sakit tradisional dianggap semua rawat inap jatuh

menjadi dihindari, dan karena itu jatuh diklasifikasikan sebagai efek samping.

Bahkan, jatuh adalah efek samping yang paling sering dilaporkan dalam

lingkungan rawat inap orang dewasa. Tapi yang tidak dilaporkan kejadian

jatuh adalah mungkin, sehingga pelaporan cedera kemungkinan mengukur

kualitas yang lebih konsisten dari waktu ke waktu dan organisasi harus

mempertimbangkan menilai efek dari intervensi berdasarkan tingkat cedera,

tidak hanya jatuh tarif. Tingkat kejatuhan pasien rawat inap berkisar 1,7-25

jatuh per 1.000 hari pasien, tergantung pada daerah perawatan.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan makalah ini akan dibahas tentang pencegahan

injury pada pasien yang terpasang cast

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi

salah satu tugas mata kuliah sistem muskuloskeletal khususnya tentang

pencegahan injury pada pasien yang terpasang cast

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui sejarah gips.

b. Untuk mengetahui kendala sehari-hari penderita dengan gips dan

penanggulangannya.

c. Untuk mengetahui pemasangan gips yang baik.

d. Untuk mengetahui intervensi pada klien dengan pemasangan gips.

2

Page 3: Pencegahan Injury

D. Manfaat

Dalam penyusunan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber maupun

modul untuk pembelajaran bagi pembaca untuk lebih mengetahui dan

memahami pencegahan injury pada pasien yang terpasang cast.

BAB II

PEMBAHASAN

3

Page 4: Pencegahan Injury

A. Sejarah Gips

Gips yang kita kenal sehari-hari disebut secara umum sebagai Plaster

of Paris (POP) Berasal dari gypsum yang terdapat di banyak tempat di dunia,

termasuk di sekitar Paris dan di Inggris di sekitar Nottongham dan lebih dari

50 tahun Smith & Nephew memperoleh gips Paris yang merupakan unsur

pokok Gypsona. Formula kimia dari gypsum adalah 2 (CaSO4.22 ). Gips

Paris diperkenalkan secara luas sebagai alat penjamin ke akuratan dan

kecocokan dalam membalut / membelat seluruh bagian luar tubuh manusia.

Dukun patah tulang telah mempunyai ke ahlian sendiri untuk membuat bidai

atau belat menangani patah tulang. Pemasangan gips ini boleh dilakukan oleh

Dokter dan paramedis yang terlatih.

Kegunaan gips Paris :

1. Immobilisasi pada fraktur.

2. Immobilisasi pada penyakit tulang dan sendi, misalnya inflamasi tulang

dan sendi.

3. Koreksi kelainan bawaan.

4. Pencegahan deformitas. Contoh : “drop wrist” dan “drop foot” serta

rheumatoid arthritis.

5. Belat atau bidai darurat. Pencegahan kontraktur pada penyembuhan luka

bakar dan luka jaringan lunak.

Sebelum melakukan pemasangan gips harus dilakukan 3 hal : (3-6)

1. Ruangan harus bersih dan terang, sirkulasi udara yang baik, lantai tidak

licin, jauhkan peralatan listrik dan bau kerja.

2. Peralatan berupa gunting gips, pisau, gunting dan sebagainya.

3. Staf Tehnik ; mahir untuk pemasangan gips serta mengetahui anatomi

permukaan terutama tungkai.

B. Kendala Sehari-hari Penderita dengan Gips dan Penanggulangan.

4

Page 5: Pencegahan Injury

1. Keselamatan

a. Jangan di injakkan dan pakai sepatu dengan telapaknya lebih tebal

pada sisi yang sehat, sehingga gips tersebut tak menyentuh lantai

sewaktu berjalan.

b. Lantai tanpa permadani.

c. Periksa karet tongkat (crutch).

2. Higienis

Gips harus kering sepanjang waktu, Caranya :

a. Bungkus dengan plastik sewaktu mandi, di gantung dengan memakai

tali.

b. Waktu defeksi, tungkai yang pakai gips ditinggikan dengan memakai

kursi kecil.

3. Makan dan minum bagi pasien pada umumnya dapat mengatasinya.

4. Tidur

Jangan lupa ganjal di bawah lutut.

5. Mobilisasi

Di latih memakai “crutches” baik untuk naik dan turun tangga.

C. Pemasangan Gips yang Baik

Pemasangan gips merupakan hasil karya seni dari kedua belah tangan dari

Dokter maupun perawat khusus. Gips yang baik :

1. Terpasang dengan baik, artinya tak longgar gips tersebut.

2. Tidak mencekik (ketat), jika ketat dapat timbul ganggauan pembuluh

darah dan syaraf.

3. Permukaan sebelah dalam harus licin.

4. Ringan.

5. Pembalutan merata dengan lapisan yang sama.

D. Intervensi untuk Klien dengan Pemasangan Gips

5

Page 6: Pencegahan Injury

1. Untuk mencegah atau mengurangi pembengkakan, tinggikan keseluruhn

tungkai yang di gips lebih tinggi dari posisi jantung selama 24 hingga 48

jam pertama.

2. Letakan tungkai di atas bantal. Lengan yang di gips juga di naikkan ke

penyangga yang ditempelkan ke selang intravena (IV).

3. Keseluruhan lengan, termasuk siku, pergelangan tangan, dan tangan harus

tersangga dan jari jari harus lebih tinggii dari siku untuk meminimalkan

pembengkakan.

4. Gunakan juga es batu disekitar gips, dan latihan jari tangan atau jari kaki

klien untuk mendorong sirkulasi. Kurangi tekanan pada ujung gips dengan

menutup ujung gips dengan bahan lembut atau memberikan bantalan pada

area yang terasa tidak nyaman.

5. Untuk mencegah footdrop pada kaki yang di gips silinder, bidai atau

sangga kaki klien bersama dengan pergelangan kaki pada posisi flexi 90o.

6. Perubahan posisi paling tidak tiap 2 jam diperlukan untuk mencegah

komplikasi dari imobilitas, dan jadwal berguling penting untuk

memastikan bahwa klien tidak tetap dalam satu posisi dala waktu yang

terlalu lama.

7. Berikan arahan arahan untuk berbalik atau mendorong aktifitas klien,

tetapi berikan juga bantuan dengan gerakan di ranjang seperlunya saja.

8. Jika diperlukan bantuan gerakan, di butuhkan 3-4 orang atau lebih untuk

membalik klien yang di gips.

9. Untuk keamanan klien, gunakan sabuk pengaman (transfer belt) saat

membalik klien turun dari ranjang.

BAB III

6

Page 7: Pencegahan Injury

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gips yang kita kenal sehari-hari disebut secara umum sebagai Plaster

of Paris (POP). Kegunaan gips Paris yaitu immobilisasi pada fraktur,

immobilisasi pada penyakit tulang dan sendi, misalnya inflamasi tulang dan

sendi, koreksi kelainan bawaan, pencegahan deformitas, belat atau bidai

darurat. Ada beberapa intervensi untuk klien dengan pemasangan gips

diantaranya yaitu untuk mencegah atau mengurangi pembengkakan, tinggikan

keseluruhan tungkai yang di gips lebih tinggi dari posisi jantung selama 24

hingga 48 jam pertama hingga gunakan sabuk pengaman (transfer belt) saat

membalik klien turun dari ranjang.

B. Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan disarankan untuk lebih banyak

belajar, membaca buku dan mencari bahan dari sumber lain tentunya sangat

penting mempelajari sistem muskuloskeletal. Dengan memahami pencegahan

injury pada pasien yang terpasang cast diharapkan dapat memberikan manfaat

agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tindakan maupun memberi

edukasi kepada klien maupun keluarga klien.

7