pencapaian sasaran tahun 2017 secara umum
TRANSCRIPT
IKHTISAR EKSEKUTIF
L aporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Tahun 2017 merupakan wujud
Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan kepada publik/pemberi mandat yang sekaligus
memberikan gambaran mengenai keberhasilan Dinas Pendidikan dalam
melaksanakan urusan wajib yang menjadi kewenangannya sesuai UU Nomor 32
Tahun 2004, serta pelaksanaan Rencana Kinerja tahun 2017 yang didasari oleh
Rencana Stratejik Dinas Pendidikan Tahun 2014-2019 sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Bupati Cirebon Nomor 41 Tahun 2016. Selain media pertanggungjawaban Kinerja
kepada publik/pemberi mandat, Laporan Akuntabilitas ini merupakan instrumen untuk
mengevaluasi pencapaian Kinerja Dinas Pendidikan yang dapat dijadikan umpan balik bagi
perbaikan Kinerja di tahun-tahun yang akan datang.
Sesuai dengan Rencana Kinerja tahun 2017 telah ditetapkan 7 (Tujuh) sasaran stratejik yang
harus dicapai oleh Dinas Pendidikan. Rata-rata capaian Kinerja sasaran berdasarkan indikator
yang ditetapkan pada Rencana Kinerja tahun 2017 menunjukkan angka keberhasilan sebagai
berikut :
86,36
13,63
Pencapaian Sasaran Tahun 2017 secara umum
86, 36 Trecapai
13,63 Tidak tercapai
Dari tabel diatas terlihat 86,36% Mencapai target/meningkat dan 13,63% tidak mencapai
target. Sedangkan berdasarkan perubahan APBD Kabupaten Cirebon anggaran Dinas
Pendidikan tanpa menghitung anggaran BOS sebesar Rp. 65.746.891.838,- dan realisasi
sebesar Rp. 62.000.695.125,-
Secara keseluruhan Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon pada tahun 2017 telah
memenuhi harapan. Meskipun demikian pada tahun 2017 dan seterusnya akan terus
1
ditingkatkan akselerasinya dengan melakukan upaya yang lebih keras, cerdas dan terarah
melalui percepatan pembangunan manusia dari aspek pendidikan.
Sumber, 06 Februari 2017
Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Cirebon
Drs. H ASDULLAH SA,MM Nip. 19640203 199009 1 001
2
B A I PENDAHULUAN B A. GAMBARAN SINGKAT ORGANISASI
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator kesejahteraan masyarakat yang diadopsi
oleh Pemerintah dari konsep UNDP yang menunjukkan laju perkembangan tingkat kesejahteraan
penduduk di suatu wilayah. IPM dibentuk atas dasar 3 (tiga) komponen, yaitu Indeks Pendidikan
(IP), Indeks Kesehatan (IK), dan Indeks Daya Beli (IDB). Masing-masing komponen memberikan
tingkat kontribusi yang sama terhadap besaran IPM.
Pemerintah Kabupaten Cirebon konsisten menggunakan IPM sebagai indikator keberhasilan
pembangunan kesejahteraan masyarakat, dan berharap mampu mencapai angka IPM 76,74 pada
tahun 2019. Untuk setiap kenaikan 1 (satu) angka IPM diperlukan perubahan paradigma, baik
dalam aspek manajemen, kinerja aparatur, budaya kerja, dan penyediaan anggaran biaya. Untuk
mencapai target IPM tersebut perlu adanya upaya-upaya strategis untuk mengakselerasi
pencapaiannya.
Pembangunan pendidikan harus dilakukan secara lintas sektoral dan terpadu antar instansi
pemerintah serta antara pemerintah, masyarakat, dan orangtua. Untuk itu perlu dikembangkan
iklim pembangunan pendidikan yang memungkinkan bagi setiap komponen pemerintahan
maupun masyarakat untuk bisa secara bersama-sama membahas pendidikan sesuai dengan fungsi
dan kapasitasnya masing-masing.
Masalah-masalah teknis non-kependidikan yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan
antara lain komunikasi, transportasi, sosial budaya, dan sosial ekonomi Penanganannya perlu
dilakukan secara lintas sektoral, agar pemerataan pendidikan dan pemberian pelayanan pendidikan
minimal bagi masyarakat bisa diwujudkan dengan sebaik-baiknya.
Salah satu komponen IPM adalah indek pendidikan, sedangkan RLS dan AMH merupakan
indikator dalam pencapaian indek pendidikan. Dengan demikian perlu adanya data yang lengkap
dan akurat sebagai dasar penyusunan perencanaan tentang jumlah penduduk usia sekolah,
3
peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana, karena semua itu
saling terkait dalam meningkatkan RLS dan AMH sehingga pada gilirannya dapat mendongkrak
IPM sesuai target yang ditetapkan.
1. Jumlah penduduk usia sekolah Penduduk Kabupaten Cirebon berjumlah 2,263,978 orang, laki-laki 1,161,808 Orang dan
perempuan 1,102,170 orang tersebar di 40 Kecamatan / 424 desa dan kelurahan dengan
kondisi ekonomi keluarga 18,08% pra KS, 20,22% KS 1, 24,05 % KS 13,54% KS 111
dan selebihnya merupakan keluarga KS 111+ . Dari jumlah tersebut penduduk usia
sekolah mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SM sumber data Suseda tahun 2011 sebanyak
520.574 orang terdiri dari laki-laki 276.200 orang dan perempuan 244.374 orang.
Penduduk Usia Prasekolah – Sekolah Menengah Pertama No Umur Laki – laki Perempuan Jumlah
1. 04-06 51.500 47.394 98.8942. 07-12 97.945 91.503 189.4483. 13-15 50.567 47.317 97.884
Jumlah : 200.012 186.214 386.226
Sumber data : Profil Pendidikan 2017/2018
2. Jumlah peserta didik
Banyak sedikitnya jumlah peserta didik berpengaruh langsung pada tingkat capaian RLS
sekaligus tingkat capaian APK, APM pada semua jenjang pendidikan. Dengan demikian perlu
adanya usaha yang sungguh-sungguh untuk terus meningkatkan jumlah peserta didik pada
semua jenjang.
Jumlah peserta didik No JENJANG FORMAL NON FORMAL JUMLAH 1. PAUD 31.812 17.035 48.847 2. SD, SDLB, MI 229.384 303 229.687 3. SMP, SMPT, SMPLB, MTS 111.862 1.124 112.986 4. JUMLAH 373.058 18.462 391.520
Sumber data : Profil Pendidikan 2017/2018.
4
3. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan
Dalam rangka merealisasikan visi Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon diperlukan tenaga
pendidik dan kependidikan dengan jumlah yang memadai. Saat ini jumlahnya masih sangat
kurang atau belum sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal (
SPM ) bidang pendidikan sehingga mayoritas sekolah mengangkat tenaga honorer untuk menutup
kebutuhan tersebut. Selain itu masih terdapat berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi
guru, antara lain ; (1) adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan
penguasaan pengetahuan, (2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan
guru (3) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan, dan (4) kesejahteraan guru
yang belum memadai. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada
rendahnya kualitas pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut dibawah ini dapat dilihat jumlah
tenaga penndidik dan kependidikan di Kabupaten Cirebon.
Jumlah Tenaga Pendidik
No JENJANG FORMAL NON FORMAL JUMLAH
1. PAUD 2.175 1.956 4.131
2. SD, SDLB, MI 11.419 601 12.020
3. SMP, SMPT, SMPLB, MTS 6.788 601 7.389
JML 20.382 3.158 23.540 Sumber data : Profil Pendidikan 2017/2018.
4. Jumlah sarana dan prasarana
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar mutlak diperlukan adanya sarana dan prasarana
yang memadai baik jumlah maupun kwalitasnya. Saat ini yang terlihat jelas adalah masih
kurangnya daya tampung apabila dibandingkan antara rasio jumlah penduduk usia sekolah
dengan jumlah ruang kelas yang ada pada setiap jenjang pendidikan. Apabila tidak segera diatasi
maka akan berdampak pada rendahnya APK, APM di Kabupaten Cirebon.
5
Jumlah lembaga/Sekolah dan Ruang Kelas
No JENJANG
FORMAL Lembaga R. Kelas
1. PAUD 528 1.337
2. SD, SDLB, MI 1.085 7.081
3. SMP, SMPT, SMPLB, MTS 326 3.164
JUMLAH 1.939 11.582
Sumber data : Profil Pendidikan 2017/2018.
5. Manajemen pengelolaan pendidikan
Seiring bergulirnya era otonomi daerah dimana terdapat pembagian kewenangan antara Pusat
dan Daerah sehingga membawa nuansa baru dalam sistem pengelolaan pendidikan di Kabupaten
Cirebon.
Otonomi pendidikan memerlukan profesionalisme pengelolaan manajemen baik tingkat
Kabupaten , kecamatan maupun tingkat sekolah. Sebagian besar pelaksanaan yang berkaitan
dengan pengelolaan manajemen pendidikan di Kabupaten Cirebon sudah berjalan baik. Namun
demikian masih terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan seperti kinerja manajemen
birokrasi pendidikan masih dirasa kurang sehingga tingkat efisien dan efektifitasnya masih rendah.
Kurang tersedia data pendidikan yang akurat, tepat dan akuntabel, untuk itu perlu secepatnya
dibangun sistem pendataan pendidikan yang terpadu antara Dinas sampai ke sekolah-sekolah
dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang handal.
Otonomi Daerah juga berdampak pada pengelolaan manajemen ditingkat sekolah yang dikenal
dengan manajemen berbasis sekolah atau school based management. Saat ini seluruh sekolah di
Kabupaten Cirebon telah melakasanakan MBS ditandai dengan adanya beberapa prinsip umum
yang patut menjadi pedoman dalam pelaksanaan MBS diantaranya : sekolah telah memiliki visi,
misi dan strategi kearah pencapaian mutu pendidikan, melibatkan partisipasi masyarakat,
terbentuknya Komite Sekolah serta adanya transparansi dan akuntabilitas dimana sekolah beserta
Komite Sekolah merupakan institusi terdepan yang paling bertanggungjawab dalam pengeloaan
sekolah.
6
B.TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan ( Lembaran Daerah Kabupaten
Cirebon Nomor 33 Tahun 2016 Nomor Seri D 13 ), susunan organisasi Dinas Pendidikan
sebagai berikut :
1. KEPALA DINAS
(1) Kepala Dinas mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan, pengendalian, pengevaluasian rencana strategis dan
rencana kerja bidang pendidikan;
b. perumusan dan penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP), target
capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik
(SPP), dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) bidang pendidikan,
c. perencanaan dan pengendalian anggaran Dinas;
d. pengendalian urusan administrasi Dinas;
e. penetapan pedoman teknis pengaturan Norma, Standar, Prosedur, Kriteria
(NSPK) bidang pendidikan, (PAUD, SD, SMP dan Pendidikan Non Formal)
sesuai aturan yang berlaku;
f. penyelenggaraan dan pengelolaan program wajib belajar pendidikan dasar
9 (sembilan) Tahun;
g. pengendalian bidang pendidikan serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai
dengan lingkup tugas;
h. pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kerjasama Bidang pendidikan di
antara Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah
dan instansi terkait;
i. pemantauan dan evaluasi kinerja bidang pendidikan, serta UPT sesuai
dengan lingkup tugas;
j. penilaian dan pengendalian terhadap pelaksanaan program kegiatan; dan
k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
7
(2) Kepala Dinas adalah pimpinan Dinas yang bertanggungjawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah;
(3) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan, fungsi dan tugas pembantuan di bidang Pendidikan
meliputi: merencanakan, merumuskan kebijakan, membina administrasi dan
teknis, mengkoordinasikan, mengendalikan, serta mengevaluasi
penyelenggaraan program dan kegiatan bidang pendidikan.
2. SEKRETARIAT
(1) Sekretariat mempunyai fungsi:
a. perumusan rencana kerja/program Sekretariat;
b. penyusunan rencana strategis (Renstra) dan rencana kerja (Renja) Dinas;
c. pengelolaan administrasi keuangan Dinas;
d. pengendalian dan pengelolaan urusan administrasi umum, ketatausahaan
dan kepegawaian Dinas;
e. pengelolaan perlengkapan dan sarana kerja dan aset Dinas dan UPT
Pendidikan Kecamatan;
f. pembinaan dan pengembangan pegawai Dinas;
g. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas;
h. pengendalian data informasi hasil kegiatan Dinas dan informasi lainnya
terkait layanan publik;
i. pengelolaan hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas;
j. Pengelolaan web site Dinas;
k. pengendalian Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian
Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan (SP), dan Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM); dan
l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
8
(2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris sebagai unsur staf yang dalam
melaksanakan tugas berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas.
(3) Sekretariat mempunyai tugas pokok mengelola urusan kesekretariatan yang
meliputi administrasi umum, ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan dan
sarana kerja/aset, keuangan, dan program/rencana kerja Dinas.
2.1 Subbagian Umum dan Kepegawaian
(1) Subbagian Umumdan Kepegawaian mempunyai fungsi:
a. Penyusunan perencanaan program Subbag Umum dan Kepegawaian;
b. pelaksanaan koordinasi kegiatan umum dan ketatalaksanaan dinas;
c. pelaksanaan tugas administrasi umum Dinas;
d. pengelolaan administrasi kepegawaian dan kearsipan Dinas;
e. pengelolaan kehumasan dan keprotokolan Dinas;
f. pengelolaan, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan, sarana dan rumah
tangga Dinas dan UPT Pendidikan Kecamatan;
g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Subbagian Umum dan
Kepegawaian; dan
h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
(2) Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Subbagian (unsur
staf) yang melaksanakan tugas dibawah dan bertanggungjawab kepada
Sekretaris.
(3) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan administrasi umum, perlengkapan, sarana,
kepegawaian, hubungan masyarakat dan keprotokolan Dinas.
9
2.2 Subbagian Keuangan dan Aset
(1) Subbagian Keuangan dan Aset mempunyai fungsi:
a. penyusunan perencanaan program Subbagian Keuangan dan aset;
b. pelaksanaan koordinasi kegiatan administrasi keuangan Dinas;
c. pelaksanaan penatausahaan keuangan Dinas;
d. pelaksanaan verifikasi SPP;
e. penyiapan surat perintah membayar;
f. pelaksanaan verifikasi;
g. pelaksanaan akuntansi keuangan Dinas;
h. penyusunan laporan keuangan Dinas;i. pelaksanaan penatausahaan
(pencatatan dan pelaporan) barang/aset Dinas;
j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Sub Bagian Keuangan dan
Aset; dan
k. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
(2) Subbagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian (unsur staf)
yang melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Sekretaris.
(3) Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
administrasi keuangan dan penatausahaan keuangan serta
pencatatan/pelaporan barang/aset Dinas.
3.3 Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
(1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan pengoordinasian perencanaan program Subbagian
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dan Dinas;
b. Penyusunan Rencana Strategis ( Renstra ) dan Rencana Kerja ( Renja (
Dinas;
10
c. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran ( RKA ) dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran ( DPA ) Dinas;
d. penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP), target capaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan (SP), dan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Dinas;
e. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas;
f. pengelolaan data dan informasi Dinas;
g. pengelolaan sistem informasi/ web site Dinas;
h. penyusunan profil Dinas;
i. penyusunan laporan Dinas;
j. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana, program,
kegiatan dan anggaran; dan
k. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
(2) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala
Subbagian (unsur staf) yang melaksanakan tugas berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Sekretaris.
(3) Kepala Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan
Dinas.
3. BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
(1) Bidang Pendidikan Sekolah Dasar mempunyai fungsi;
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan sekolah dasar (kurikulum,
tenaga teknis pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, aset dan data
Sekolah Dasar);
b. perumusan rencana dan program kerja bidang Pendidikan Sekolah Dasar;
11
c. perumusan norma, standar operasional, kriteria, pedoman dan prosedur
pengembangan Pendidikan Sekolah Dasar (SD);
d. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal Sekolah Dasar;
e. penyusunan bahan akreditasi, penerbitan izin pendirian, penataan, dan
penutupan Sekolah Dasar;
f. pembinaan dan pelaksanaan kebijakan kurikulum, tenaga teknis pendidik
dan kependidikan, sarana prasarana, aset dan data Sekolah Dasar (SD);
g. pengendalian, pemantauan dan evaluasi mutu guru,
kurikulum, tenaga teknis pendidik dan kependidikan, dan sarana prasarana,
aset dan data Sekolah Dasar;
h. pelaporan kurikulum, tenaga teknis pendidik dan kependidikan, sarana
prasarana, aset dan data Sekolah Dasar;
i. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Bidang; dan
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
(2) Bidang Pendidikan Sekolah Dasar dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
(unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas.
(3) Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar mempunyai tugas pokok
mengelola (merumuskan, menyusun dan melaksanakan) kebijakan urusan
pemerintah daerah di bidang pendidikan Sekolah Dasar.
3.1 Seksi Kurikulum
(1) Seksi Kurikulum mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan seksi kurikulum;
b. penyusunan kebijakan teknis kurikulum pendidikan Sekolah Dasar;
c. pembinaan, penetapan dan pelaksanaan kurikulum dan penilaian pendidikan
Sekolah Dasar;
d. pengelolaan kalender pendidikan Sekolah Dasar;
12
e. penyelenggaraan, pengendalian dan penerbitan izin pendirian, penataan,
dan penutupan pendidikan Sekolah Dasar;
f. pembinaan teknis perpustakaan dan laboratorium sekolah bagi pendidikan
SD;
g. pelaksanaan dan pembinaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
Pendidikan Sekolah Dasar;
h. pembinaan prestasi gugus Pendidikan Sekolah dasar;
i. pembinaan minat, bakat, prestasi, dan pembangunan karakter peserta didik
Sekolah Dasar;
j. pengendalian, penyelenggaraan dan penerimaan peserta didik/siswa baru,
mutasi siswa pendidikan Sekolah Dasar
k. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, tugas/kegiatan Seksi Kurikulum, sesuai
ketentuan yang berlaku; dan
l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Sekolah Dasar sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya.
(2) Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (unsur pelaksana) yang
melaksanakan tugas langsung berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar.
(3) Kepala Seksi Kurikulum mempunyai tugas pokokmelaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan, penetapan dan
pengurusan kurikulum pendidikan sekolah dasar.
3.2 Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan
(1) Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis tenaga teknis pendidik dan kependidikan
Sekolah Dasar;
b. pendataan dan pemetaan Tenaga Pendidik dan
Kependidikan pada pendidikan Sekolah Dasar (SD);
13
c. penyusunan petunjuk teknis operasional, Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) kegiatan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah Dasar
sesuai kewenangannya ;
d. penyusunan rencana kebutuhan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
pendidikan Sekolah Dasar;
e. pengendalian usulan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan Tenaga
Pendidik dan Kependidikan Sekolah Dasar;
f. pengusulan/ rekomendasi pemindahan, pemberhentian Tenaga Pendidik dan
Kependidikan Sekolah Dasar;
g. pengendalian data dan Sistem Informasi Manajemen Tenaga Pendidik dan
Kependidikan;
h. pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah Dasar;
i. pelaksanaan peningkatan kompetensi Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Sekolah Dasar;
j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Seksi Tenaga
Pendidik dan Kependidikan Sekolah Dasar; dan
k. pelaksanaan tugas kedinasan lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Sekolah Dasar, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(2) Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan Sekolah Dasar dipimpin
oleh seorang Kepala Seksi (unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas
langsung berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang
Pendidikan Sekolah Dasar.
(3) Kepala Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan sekolah dasar
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan pembinaan dan pengurusan tenaga teknis pendidik dan
kependidikan sekolah dasar;
14
3.3 Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data Sekolah Dasar
(1) Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data Sekolah Dasar mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja/kegiatan Seksi;
b. penyusunan data dan pemetaan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan SD;
c. pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan sekolah
dasar;
d. penyelenggaraan dan pengawasan bantuan Sekolah Dasar;
e. penyusunan analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan SD;
f. pencatatan dan pelaporan (penatausahaan) sarana dan prasarana/aset
pendidikan sekolah dasar;
g. pelaksanaan sistem aplikasi pengelolaan dan inventarisasi aset sekolah
dasar;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan Seksi; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendidikan
Sekolah Dasar sesuai dengan tugas dan fungsinya
(2) Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data Sekolah Dasar dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi (unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas langsung
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pendidikan
Sekolah Dasar.
(3) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Dasar mempunyai
tugas pokok menyusun rencana, mengolah data, mengkaji, dan memfasilitasi
pengadaan dan pendistribusian sarana dan prasarana serta
penatausahaan/pencatatan aset pendidikan SD.
15
4. BIDANG PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
(1) Bidang pendidikan Sekolah Menengah Pertama mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) (kurikulum, tenaga teknis pendidik dan kependidikan, sarana
prasarana, aset dan data SMP );
b. perumusan rencana dan program kerja/kegiatan bidang Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP);
c. perumusan norma, standar operasional, kriteria, pedoman dan prosedur
pengembangan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP);
d. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
e. penyusunan bahan akreditasi, penerbitan izin pendirian, penataan, dan
penutupan Sekolah Menengah Pertama (SMP);
g. pembinaan dan pelaksanaan kebijakan kurikulum, tenaga teknis pendidik
dan kependidikan, sarana prasarana, aset dan data sekolah menengah
pertama(SMP);
h. pengendalian, pemantauan dan evaluasi mutu guru, kurikulum, tenaga teknis
pendidik dan kependidikan, sarana prasarana, aset dan data Sekolah
Menengah Pertama (SMP);
i. pelaporan kurikulum, tenaga teknis pendidik dan kependidikan, sarana
prasarana, aset dan data Sekolah Menengah Pertama (SMP);
j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Bidang; dan
k. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
(2) Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang (unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas berada
di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris
Dinas.
16
(3) Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mempunyai
tugas pokok menyusun, mengelola dan melaksanakan kebijakan urusan
pemerintah daerah di bidang pendidikan Sekolah Menengah Pertama.
4.1 Seksi Kurikulum
(1) Seksi Kurikulum mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan seksi kurikulum;
b. penyusunan kebijakan teknis kurikulum pendidikan Sekolah Menengah
Pertama;
c. pembinaan, penetapan dan pelaksanaan kurikulum dan penilaian pendidikan
Sekolah Menengah Pertama;
d. pengelolaan kalender pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
e. pembinaan teknis perpustakaan dan laboratorium sekolah bagi pendidikan
SMP
f. penyelenggaraan, pengendalian dan penerbitan izin pendirian, penataan,
dan penutupan pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
g. pelaksanaan dan pembinaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
h. pembinaan prestasi gugus Pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
i. pembinaan minat, bakat, prestasi, dan pembangunan karakter peserta didik
Sekolah Menengah Pertama;
j. pengendalian, penyelenggaraan dan penerimaan peserta didik/siswa baru,
mutasi siswa pendidikan Sekolah Menengah Pertama;
k. melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi
Kurikulum, sesuai ketentuan yang berlaku;
l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama sesuai dengan fungsi dan tugas
pokoknya.
17
(2) Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (unsur pelaksana) yang
melaksanakan tugas langsung berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama.
(3) Kepala Seksi Kurikulum mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan, penetapan dan
pengurusan kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Pertama.
4.2 Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan SMP
(1) Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan SMP mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis tenaga teknis pendidik dan kependidikan SMP;
b. pendataan dan pemetaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP;
c. penyusunan petunjuk teknis operasional, Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) kegiatan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP sesuai
kewenangannya;
d. penyusunan rencana kebutuhan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
pendidikan SMP;
e. pengendalian usulan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga
pendidik dan kependidikan SMP;
f. pengusulan/ rekomendasi pemindahan, pemberhentian tenaga pendidik dan
kependidikan SMP;
g. pengendalian data dan Sistem Informasi Manajemen Tenaga Pendidik dan
Kependidikan pendidikan SMP;
h. pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP;
i. pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan Kependidikan SMP;
j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi tenaga
pendidik dan kependidikan SMP; dan
k. pelaksanaan tugas kedinasan lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan SMP, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
18
(2) Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan SMP dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi (unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas langsung berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pendidikan SMP.
(3) Kepala Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan SMP mempunyai
tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
pembinaan dan pengurusan tenaga teknis pendidik dan kependidikan SMP.
4.3 Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data SMP
(1) Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data SMP mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja/kegiatan Seksi;
b. penyusunan data dan pemetaan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan SMP;
c. pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan SMP;
d. penyelenggaraan dan pengawasan bantuan SMP;
e. penyusunan analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan SMP;
f. pencatatan dan pelaporan (penatausahaan) sarana dan prasarana/aset
pendidikan SMP;
g. pelaksanaan sistem aplikasi pengelolaan dan inventarisasi aset SMP;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pelaporan kegiatan Seksi; dan
i. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan SMP sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(2) Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi (unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas langsung berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pendidikan SMP.
(3) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP mempunyai tugas
pokok tugas pokok menyusun rencana, mengolah data, mengkaji, dan
19
memfasilitasi pengadaan dan pendistribusian sarana dan prasarana
pendidikan SMP.
5. BIDANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
(1) Bidang Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis kurikulum, tenaga teknis pendidik dan
kependidikan, sarana prasarana, aset dan data di bidang Pendidikan Anak
Usia Dini;
b. pembinaan dan pelaksanaan kebijakan kurikulum, tenaga teknis pendidik
dan kependidikan, sarana prasarana, aset dan data di bidang Pendidikan
Anak Usia Dini;
c. penyusunan dan penetapan kurikulum muatan lokal Pendidikan Anak Usia
Dini;
d. penyelenggaraan izin pendirian, penataan dan penutupan satuan pendidikan
anak usia dini;
e. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kurikulum, tenaga teknis pendidik
dan kependidikan, sarana prasarana, aset dan data di bidang Pendidikan
Anak Usia Dini;
f. pelaporan pelaksanaan kegiatan kurikulum, tenaga teknis pendidik dan
kependidikan, sarana prasarana, aset dan data di Bidang Pendidikan Anak
Usia Dini; dan
g. pelaksanaan tugas kedinasan lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
(2) Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
(unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas.
(3) Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai tugas pokok
mengelola urusan pemerintah daerah di bidang pendidikan anak usia dini.
20
5.1 Seksi Kurikulum
(1) Seksi Kurikulum mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan seksi kurikulum;
b. penyusunankebijakan teknis kurikulum pendidikan PAUD;
c. pembinaan teknis sarana bermain bagi pendidikan PAUD;
d. pembinaan, penetapan dan pelaksanaan kurikulum dan penilaian pendidikan
PAUD;
e. pengelolaan kalender pendidikan PAUD;
f. penyelenggaraan, pengendalian dan penerbitan izin pendirian, penataan,
dan penutupan PAUD;
g. pembinaan prestasi gugus PAUD;
h. pembinaanminat, bakat, prestasi, dan pembangunan karakter peserta didik
PAUD;
i. pengendalian, penyelenggaraan dan penerimaan peserta didik/siswa baru,
mutasi siswa PAUD;
j. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi
Kurikulum, sesuai ketentuan yang berlaku; dan
k. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan PAUD sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya.
(2) Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (unsur pelaksana) yang
melaksanakan tugas langsung berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini.
(3) Kepala Seksi Kurikulum mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan, penetapan dan
pengurusan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini.
5.2 Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan PAUD
(1) Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan PAUD mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis tenaga teknis pendidik dan kependidikan
PAUD;
21
b. pendataan dan pemetaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada
pendidikan PAUD;
c. penyusunan petunjuk teknis operasional, Norma, Standar, Prosedur dan
Kriteria (NSPK) kegiatan Tenaga Pendidik dan Kependidikan PAUD sesuai
kewenangannya ;
d. penyusunan rencana kebutuhan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
pendidikan PAUD;
e. pengendalian usulan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga
pendidik dan kependidikan PAUD;
f. pengusulan/ rekomendasi pemindahan, pemberhentian tenaga pendidik dan
kependidikan PAUD;
h. pengendalian data dan Sistem Informasi Manajemen Tenaga Pendidik dan
Kependidikan pendidikan PAUD;
i. pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan PAUD;
j. pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan Kependidikan PAUD;
k. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan seksi tenaga
pendidik dan kependidikan PAUD; dan
l. pelaksanaan tugas kedinasan lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan PAUD, sesuai dengan tugas dan fungsinya
(2) Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan PAUD dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi (unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas langsung
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pendidikan
Anak Usia Dini.
(3) Kepala Seksi Tenaga Teknis Pendidik dan Kependidikan PAUD mempunyai
tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
pembinaan dan pengurusan tenaga teknis pendidik dan kependidikan PAUD.
5.3 Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data PAUD
(1) Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data PAUD mempunyai fungsi:
22
a. penyusunan rencana dan program kerja/kegiatan Seksi;
b. penyusunan data dan pemetaan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan PAUD;
c. pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan PAUD;
d. penyelenggaraan dan pengawasan bantuan PAUD;
e. penyusunan analisis kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan PAUD;
f. pencatatan dan pelaporan (penatausahaan) sarana dan prasarana/aset
pendidikan PAUD;
g. pelaksanaan sistem aplikasi pengelolaan dan inventarisasi aset PAUD;
h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pelaporan kegiatan Seksi; dan
i. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang PAUD
sesuai dengan tugas dan fungsinya
(2) Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data PAUD dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi (unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas langsung berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang PAUD melalui
Sekretaris Dinas.
(3) Kepala Seksi Sarana Prasarana, Aset dan Data PAUD mempunyai tugas
pokok melaksanakan, menyusun rencana, mengelola dan engolah data,
mengiventarisasi, memfasilitasi pengadaan dan pendistribusian sarana dan
prasarana/aset PAUD.
6. BIDANG PENDIDIKAN NON FORMAL
(1) Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai fungsi:
a) perumusan kebijakan teknis kurikulum, keaksaraan dan kesetaraan, dan
kursus dan kelembagaan bidang Pendidikan Non Formal;
b) pembinaan dan pelaksanaan kebijakan kurikulum, tenaga teknis pendidik
dan kependidikan, sarana prasarana, aset dan data di bidang pendidikan
Non Formal;
c) penyusunan dan penetapan kurikulum muatan lokal Pendidikan Non Formal;
23
d) penyelenggaraan izin pendirian, penataan dan penutupan satuan pendidikan
Non Formal;
e) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kurikulum, tenaga teknis pendidik
dan kependidikan, sarana prasarana, aset dan data di bidang pendidikan
Non Formal;
f) pelaporan pelaksanaan kegiatan kurikulum, tenaga teknis pendidik dan
kependidikan, sarana prasarana, aset dan data di bidang Non Formal;
g) pelaksanaan tugas kedinasan lain, yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
(2) Bidang Pendidikan Non Formal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang (unsur
pelaksana) yang melaksanakan tugas dibawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Dinas.
(3) Kepala Bidang Pendidikan Non Formal mempunyai tugas pokok
mengelola, melaksanakan urusan/kebijakan pemerintah daerah di bidang
pendidikan Non Formal.
6.1 Seksi Kurikulum
(1) Seksi Kurikulum mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan seksi kurikulum;
c. penyusunan kebijakan teknis kurikulum pendidikan Non Formal;
d. pembinaan, penetapan dan pelaksanaan kurikulum dan penilaian pendidikan
Non Formal;
e. perencanaan dan pendataan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan
Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara SMP dan Kejar Paket C
setara SMA dan Keaksaraan;
f. pembinaan tenaga teknis pendidik dan kependidikan Kejar Paket A setara
SD, Kejar Paket B setara SMP dan Kejar paket C setara SMA dan
Keaksaraan;
24
g. pengendalian usulan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga
pendidik dan kependidikan Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara
SMP dan Kejar paket C setara SMA dan Keaksaraan;
h. pelaksanaan pembinaan Tutor Kejar Paket A, Paket B dan Paket C;
i. pelaksanaan ujian nasional Kejar Paket A, Paket B dan Paket C dan
keaksaraan;
j. pengendalian data dan Sistem Informasi Manajemen Tenaga Pendidik dan
Kependidikan pendidikan Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara
SMP, Kejar Paket C setara SMA dan keaksaraan;
k. pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Kejar Paket A setara SD,
Kejar Paket B setara SMP, Kejar Paket C setara SMA dan keaksaraan;
l. pelaksanaan kompetensi pendidik dan Kependidikan Kejar Paket A setara
SD, Kejar Paket B setara SMP, Kejar Paket C setara SMA dan keaksaraan;
m. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Seksi Kurikulum
Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara SMP, Kejar Paket C setara
SMA dan keaksaraan;
n. pengelolaan kalender pendidikan Non Formal;
o. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas/kegiatan Seksi
Kurikulum, sesuai ketentuan yang berlaku; dan
p. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Non Formal sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya.
(2) Seksi Kurikulum dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (unsur pelaksana) yang
melaksanakan tugas langsung berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang Pendidikan Non Formal.
(3) Kepala Seksi Kurikulum mempunyai tugas pokok melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan, penetapan dan
pengurusan kurikulum Pendidikan Non Formal.
25
6.2 Seksi Kesetaraan Dan Keaksaraan
a. Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan mempunyai fungsi:
b. penyusunan rencana program kegiatan seksi;
c. penyusunan kebijakan teknis Kesetaraan dan Keaksaraan;
d. pembinaan, penetapan dan pelaksanaan Kesetaraan dan Keaksaraan
e. pelaksanaan proses pemberian izin pendirian serta pencabutan izin
penyelenggaraan Kejar Paket A setara SD, Kejar Paket B setara SMP dan
Kejar paket C setara SMA dan Keaksaraan;
f. penyusunan standar norma, pedoman, kriteria dan prosedur pendirian Kejar
Paket A setara SD, Kejar Paket B setara SMP dan Kejar paket C setara SMA
dan Keaksaraan;
g. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi, program Kejar Paket A setara SD,
Kejar Paket B setara SMP dan Kejar paket C setara SMA dan Keaksaraan;
h. pelaksanaan lomba pendidik dan kependidikan Kejar Paket A setara SD,
Kejar Paket B setara SMP dan Kejar paket C setara SMA dan Keaksaraan;
dan
i. pelaksanaan tugas kedinasan lain, yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Non Formal, sesuai dengan tugas dan fungsinya
(1) Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
(unsur pelaksana) yang melaksanakan tugas langsung berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pendidikan Non Formal.
(2) Kepala Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pembinaan dan
pengurusan keaksaraan dan kesetaraan.
6.3 Seksi Kursus dan Kelembagaan
(1) Seksi Kursus dan Kelembagaan mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana program kegiatan seksi;
26
b. penyusunan kebijakan teknis kursus dan kelembagaan;
c. pembinaan, penetapan dan pelaksanaan kursus dan kelembagaan;
d. perencanaan dan pendataan kebutuhan tenaga pendidik dan
kependidikan kursus dan kelembagaan;
e. pembinaan tenaga teknis pendidik dan kependidikan kursus dan
kelembagaan;
f. pengendalian usulan kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan tenaga
pendidik dan kependidikan kursus dan kelembagaan;
g. pelaksanaan proses pemberian izin pendirian serta pencabutan izin
penyelenggaraan kursus dan kelembagaan;
h. penyusunan standar norma, pedoman, kriteria dan prosedur pendirian kursus
dan kelembagaan;
j. pelaksanaan lomba pada lembaga kursus dan kelembagaan berprestasi;
k. pelaksanaan monitoring kompetensi pada lembaga kursus; dan
l. pelaksanaan pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan lembaga kursus
dan kelembagaan;
(2) Seksi Kursus dan Kelembagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (unsur
pelaksana) yang melaksanakan tugas langsung berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Non Formal melalui Sekretaris
Dinas.
(3) Kepala Seksi Kursus dan Kelembagaan mempunyai tugas pokok tugas
pokok melaksanakan, menyusun rencana, mengelola dan mengolah data,
pembinaan kursus dan kelembagaan di Bidang Pendidikan Non Formal.
27
C.DASAR HUKUM
1. Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
2. Landasan Konstitusional, yaitu Undang-Undang dasar 1945.
3. Landasan Operasional, yaitu :
a. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional; b. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah; c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, tentang Standar
Nasional Pendidikan; d. Keputusan Mendiknas RI nomor 052/U/2001, tentang Pedoman Standar Pelayanan
Minimal, Penyelenggaraan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah; e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Pra Sekolah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3411 );
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3412 ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1998 tentang Pendidikan Dasar ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3761 );
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3413 ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1998 tentang Pendidikan Dasar ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3762 );
h. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Percepatan Wajib Belajar dan Percepatan Pemberantasan Buta Aksara;
i. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Cirebon ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Th. 2008 Seri D. 4);
j. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 46 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 46 Tahun 2008 Nomor Seri D.4 ).
k. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 64 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan ( Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 64 Tahun 2016 Nomor Seri D.13 ).
28
D.SISTEMATIKA PENYAJIAN KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
BAB I PENDAHULUAN
A Gambaran Singkat Organisasi
Dalam gambaran singkat organisasi ini menerangkat tentang keadaan dinas
pendidikan
B Isu Strategis Yang Berpengaruh
Isu Strategis yang sedang terjadi di bidang pendidikan khususnya di kabupaten
Cirebon
C Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi disini membahas tengang:perumusan kebijakan teknis
di bidang pendidikan;penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang pendidikan;pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pra
sekolah dan pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan non formal dan
informal, sarana dan prasarana serta fungsional;pelaksanaan pembinaan
administrasi ketatausahaan Dinas; penyelenggaraan pembinaan teknis dan
administrasi terhadap UPT Dinas; dan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
D Dasar Hukum
Memuat tentang dasar hukum yang menaungin pentinganya pembuatan Laporan
Akuntabilitas Kinrja Instansi Pemerintahan.
E Sistematika Penyajian
Tentang peyajian Laporan Akuntabilitas Kinrja Instansi Pemerintahan secara
garis besar.
BAB II RENCANA DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
A
Rencana Stratejik
Memuat Visi dan Misi,Tujuan dan Sasaran,Strategi(cara pencapaian tujuan dan
sasaran) yang didalanya mencakup kebijakan dan program
B Penetapan Kinerja Tahun 2017
29
Membahas tentang penetapan kinerja tahun 2016 sebagai pedoman dalam
menjalankan kinrja dibang pendidikan di tahun 2016
BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA
A Kerangka Pengukuran Kinerja
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon diukur berdasarkan Tingkat Pencapaian
Sasaran dimana pencapaian Sasaran tersebut diperoleh dengan cara
membandingkan Target dengan Realisasi Indikator Sasaran.
B Evaluasi dan Analisa Kinerja
Keberhasilan pencapaian ini diukur melalui pencapaian indikator kinerja sasaran.
Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya
C Pembandingan Data Kinerja
Pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun 2017 berjalan
dengan target kinerja tahunan yang direncanakan mulai tahun 2015 sampai
dengan tahun 2017
D Akuntabilitas Keuangan
Dana yang dianggarkan dan realisasinya untuk mewujudkan pencapaian sasaran
yang telah ditetapkan
E Analisa Efesiensi dan Efektifitas
BAB IV PENUTUP
30
B II A
B
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon mempunyai rencana
strategi yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun, yaitu
untuk tahun 2014 – 2019 dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada
atau mungkin timbul. Rencana Strategi Dinas Pendidikan Kabupaten mencakup Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, serta Cara Pencapaian Tujuan dan Sasaran tersebut akan diuraikan dalam
bab ini. Selanjutnya, sasaran yang ingin dicapai dalam tahun 2016 akan dijelaskan dalam
Rencana Kinerja 2017.
A. RENCANA STRATEJIK
1. V I S I DAN MISI
V I S I
Visi Dinas Pendidikan mengacu kepada Visi Pemerintah Kabupaten Cirebon dan merupakan komitmen
( keinginan dan cita-cita ) segenap jajaran Pengelola dan Pemerhati Bidang pendidikan di Kabupaten
Cirebon. Visi tersebut merupakan kesimpulan dari hasil serangkaian pembahasan yang melibatkan
unsur-unsur pengelola dan pemerhati pendidikan di lingkungan pemerintah Kabupaten Cirebon.
Visi pendidikan dirumuskan dengan sepenuhnya memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi-
kondisi nyata serta permasalahan pendidikan di Kabupaten Cirebon, dan untuk pencapaiannya harus
dilakukan melalui penggalian, pengerahan dan pengembangan potensi-potensi bidang pendidikan
yang ada agar dapat membelikan pelayanan pendidikan yang bermutu sehingga berdampak pada
kesejahteraan seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon.
Keberhasilan pencapaian visi Dinas pendidikan diukur dengan tingkat pencapaian Angka Melek
Huruf (AMH) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) ditandai dengan pencapaian Angka Partisipasi Kasar
31
(APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada
pencapaian IPM di Kabupaten Cirebon.
Pemikiran-pemikiran di atas menjadi dasar penetapan visi Dinas Pendidikan dalam rangka
pengelolaan pendidikan yang lebih baik di Kabupaten Cirebon dalam kurun waktu 5 ( Lima ) tahun
ke depan. Visi tersebut adalah “ TERSELENGGARANYA LAYANAN PRIMA PENDIDIKAN UNTUK MEMBENTUK MASYARAKAT KABUPATEN CIREBON YANG CERDAS DAN KOMPETITIF “
MISI
Guna pencapaian visi ditetapkan 5 ( Lima ) misi Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon sebagai
berikut:
1. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan yang bermutu bagi peserta didik;
2. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompeten;
3. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasaran pendidikan; 4. Meningkatkan tatakelola layanan pendidikan.
Adapun penjelasan misi Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon sebagai berikut :
Pertama, Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan yang bermutu bagi peserta
didik
Tuntutan dunia global diantaranya layanan pendidikan yang bermutu. Kata bermutu
diatas mengandung makna sangat kompleks seiring dengan kompleksnya peserta
didik itu sendiri, karena salah satu tugas guru harus dapat memanusiakan manusia.
Layanan pendidikan yang bermutu meliputi 1) Sumber Daya Manusia/SDM, 2) sarana
prasarana serta 3) manajemen pendidikan.
SDM pendidikan atau guru menempati posisi sangat penting dalam menjembatani
tranformasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan potensi siswa
sesuiai bakat, minat yang dimiliki. Oleh karena itu agar terselenggaranya pendidikan
yang bermutu, perlu adanya guru yang profesional ditandai dengan kualifikasi
32
pendidikan S1, tersertifikasi, memiliki kompetensi paedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Kurikulum pendidikan dari waktu ke waktu mengalami perubahan sesuai
perkembangan dan sebagai bentuk upaya penyempurnaan diberbagai bidang. Tahun
1947 disebut Rencana Pelajaran berkembang terus sampai pada tahun 1984
dinamakan Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ), 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi
( KBK ), 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) dan terakhir tahun 2013
Kurkulum 2013 ( KURTILAS ).
Begitu pentingnya sehingga kurikulum selalu mengalami perubahan dengan tujuan
dapat memaksimalkan hasil pendidikan dengan cara menjalankannya sesuai aturan
dan kabijakan yang telah ditetapkan.
Kedua, Meningkatkan ketersediaan layanan pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkompeten
Salah satu penentu kegiatan pembelajaran adalah guru. Kualitas guru sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses berlangsungnya pendidikan. Guru
hendaknya memiliki kemampuan untuk membentuk manusia cerdas dalam
memahami, mencerna dan melakukan berbagai hal, membentuk pribadi yang
memiliki jati diri bangsa, sehingga kelak kemudian hari mampu mengisi kemerdekaan
ini dengan berbagai potensi yang dikuasai sehingga pembangunan pendidikan dapat
terwujud dengan sempurna karena di isi oleh generasi muda yang berkualitas.
Selain kualifikasi guru, jumlah gurupun hendaknya mencukupi untuk semua jenjang
pendidikan. Rasio guru SD sama dengan 1 orang guru berbanding 1 rombongan
belajar, untuk jenjang SMP, 24 jam pelajaran tersedia 1 orang guru serta pelajaran
yang diampu sesuai dengan basic yang dimilikinya.
Ketiga, Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasaran pendidikan
Sarana prasarana untuk menunjang terselenggaranya layanan pendidikan juga
sangat penting dan menentukan. Upaya untuk memenuhi sarana prasaran dengan
melakukan pembengunan USB, ruang kelas baru, laboratorium, perpustakaan,
rehabilitasi, pengadaan perlengkapan sekolah, alat peraga pendidikan dan lain-lain
menuju tercapainya Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan sesuai
Kepmenpan nomor 25 tahun 2004.
33
Keempat, Meningkatkan tatakelola layanan pendidikan
Manajemen pendidikan tidak kalah pentingnya dalam mewujudkan layanan yang
bermutu. Laju teknologi yang begitu cepat memaksa satuan pendidikan melakukan
perubahan tata kerja meliputi tata cara kolekting data saswa dan lain-lain,
pengolahan dan analisis data serta produksi dan pendayagunaan data. Selain itu
sinergitas antar pelaksana pelayanan perlu realisasikan dalam kegiatan sehari-hari
serta memiliki cara pandang yang sama agar tercapai sinergitas seluruh komponen
manajerial demi terwujudnya manajemen yang baik pada satuan pendidikan.
2. TUJUAN DAN SASARAN
2.1.TUJUAN
A. Meningkatkan Angka Rata-Rata Lama Sekolah ( RLS )
Pembangunan manusia kian mendapat perhatian dari penyelenggara pemerintahan di
pusat dan daerah. Indikasinya, pembangunan manusia dimanifestasikan dalam bentuk
indeks pembangunan manusia atau IPM.
Adanya target IPM dalam rencana pembangunan selayaknya disambut positif. karena IPM
merupakan gambaran tingkat kemampuan sumber daya manusia yang terukur.
Target IPM harus obyektif dan rasional. Indikator yang mendasari IPM perlu diupayakan
secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
sehingga target yang telah dicanangkan dapat tercapai. Indikator tersebut salah satunya
adalah angka Rata-Rata Lama Sekolah.
Berdasarkan data Statistik Sosial Ekonomi Daerah tahun 2016 RLS Kabupaten Cirebon
baru mencapai 6.41 tahun dan sasaran tahun 2019 ditargetkan mencapai 8 tahun. Hal ini
menandakan bahwa pada tahun 2019 masyarakat Kabupaten Cirebon minimal dapat
menamatkan sekolah sampai jenjang SMP sederajat.
B. Meningkatkan Angka Melek Huruf ( AMH )
Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa
34
membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-
hari. Sebaliknya, Angka Buta Huruf menunjukkan ketertinggalan sekelompok penduduk
tertentu dalam mencapai pendidikan. Angka Buta Huruf ini juga merupakan cerminan besar
kecilnya perhatian pemerintah, baik pusat maupun daerah terhadap pendidikan
penduduknya.
Berdasarkan data Statistik Sosial Ekonomi Daerah tahun 2016 AMH di Kabupaten Cirebon
baru mencapai 94,77% dan sasaran pada tahun 2019 ditargetkan 95,74%. Hal ini perlu
dukungan dan komitmen dari berbagai pihak karena AMH merupakan salah satu indikator
yang dapat menentukan tinggi rendahnya IPM di Kabupaten Cirebon. Selain itu AMH dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf,
terutama di daerah pedesaan dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah
bersekolah atau tidak tamat SD. Selain itu AMH dapat :
• menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari
berbagai media.
• menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Sehingga
angka melek huruf dapat mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus
kontribusi terhadap pembangunan daerah.
•
Keberhasilan tujuan pelayanan pendidikan di Kabupaten Cirebon meliputi RLS dan AMH
seyogianya dibarengi dengan semakin tingginya tingkat kecerdasan masyarakat Kabupaten
Cirebon secara komprehensif meliputi kecerdasan verbal, kecerdasan matematis,
kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetis, kecerdasan musikal, kecerdasan inter
personal, kecerdasan intra personal dan kecerdasan natural ( multiple intelegence ) serta
memiliki jiwa kompetitif.
Pengertian Cerdas dan Kompetitif
Cerdas dan Komprehensif
Multiple Intelegence
• Kecerdasan Verbal
Beraktualisasi diri melalui kecerdasan menggunakan kata-kata dan
bahasa untuk mengekspresikan makna, ide atau gagasan-gagasan.
• Kecerdasan Matematis
35
Cerdas dan Komprehensif
Beraktualisasi diri melaui kecerdasan penggunaan logika untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi serta operasi-operasi
matematika.
• Kecerdasan Visual Spasial
Beraktualisasi melalui penggunaan kecerdasan olah bentuk dan ruang
tiga dimensi.
• Kecerdasan Kinestetis – Fisik
Beraktualisasi melalui penggunaan kecerdasan olah fisik.
• Kecerdasan Musikal
Beraktualisasi melalui penggunaan kecerdasan sensitivitas terhadap
pola titi nada, melodi, ritme dan nada.
• Kecerdasan Inter – Personal
Beraktualisasi diri melalui pemahaman dan berinteraksi secara efektif
dengan orang lain (Learning to life together ).
• Kecerdasan Intra – Personal
Beraktualisasi diri untuk memahami diri sendiri dan pengendalian diri
untuk menumbuhkan/memperkuat keimanan dan ketaqwaan.
• Kecerdasan Natural
Beraktualisasi diri melalui kemampuan mengobservasi pola – pola
alam dan memahami sistem alamiah atau sistem buatan manusia.
Kompetitif
• Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan, bersemangat
juang tinggi, mandiri, pantang menyerah, bersahabat dengan
perubahan, inovatif, menjadi agen perubahan, produktif, sadar mutu,
berorientasi global, pembelajar sepanjang hayat.
Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon lebih menekankan pada pendidikan
transformatif, yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari
masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Pembentukan masyarakat maju selalu
diikuti oleh proses transformasi struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat
yang potensi kemanusiannya kurang berkembang menuju masyarakat maju dan
berkembang yang mengaktualisasikan potensi kemanusiannya secara optimal. Bahkan di
36
era global sekarang, transformasi itu berjalan dengan sangat cepat yang kemudian
mengantarkan pada masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society).
Di dalam masyarakat berbasis pengetahuan, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat dominan. Masyarakat Indonesia yang indeks teknologinya masih rendah belum
secara optimal memanfaatkan Iptek sebagai penggerak utama (prime mover) perubahan
masyarakat. Pendidikan memfasilitasi peningkatan indeks teknologi tersebut, namun
demikian, peningkatan indeks teknologi tidak semata-mata ditentukan oleh pendidikan,
melainkan juga oleh transfer teknologi yang biasanya menyertai investasi. Oleh karena itu,
kebijakan pendidikan harus sinkron dengan kebijakan investasi.
Untuk itu, pendidikan harus terus-menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian dengan
gerak perkembangan ilmu pengetahuan modern dan inovasi teknologi maju, sehingga tetap
relevan dan kontekstual dengan perubahan zaman. Pendidikan bertugas untuk menyiapkan
peserta didik agar dapat mencapai peradaban yang maju melalui perwujudan suasana
belajar yang kondusif, aktivitas pembelajaran yang menarik dan mencerahkan, serta proses
pendidikan yang kreatif.
Pendidikan juga menciptakan kemandirian baik pada individu maupun bangsa. Pendidikan
yang menumbuhkan jiwa kemandirian menjadi sangat penting justru ketika dunia
dihadapkan pada satu sistem tunggal yang digerakkan oleh pasar bebas. Bangsa Indonesia
sulit bertahan jika tidak memiliki kemandirian karena hidupnya semakin tergantung pada
bangsa-bangsa yang lebih kuat. Selain itu, pendidikan harus menjadi bagian dari proses
perubahan bangsa menuju masyarakat madani, yakni masyarakat demokratis, taat, hormat,
dan tunduk pada hukum dan perundang-undangan, melestarikan keseimbangan
lingkungan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
Motifasi merupakan alat pemicu untuk medapat suatu yang diharapkan. Tinggi rendahnya
motifasi akan langsung berdampak pada tingkat keberhasilan dan prestasi peserta didik
dalam berbagai hal. Motifasi perlu dipupuk setiap saat oleh pendidik, orang tua, masyarakat
dan oleh peserta didik itu sendiri, karena motifasi tidak serta merta hadir tanpa ada
penyebab, harapan dan cita-cita yang akan dicapai.
Motifasi belajar tidak hanya ditumbuh kembangkan pada peserta didik semata melainkan
pada semua lini yang bersinggungan dengan pengelolaan pendidikan karena diantara
keduanya dapat saling mempengaruhi dan saling memberi energi positif dalam rangka
mengembangkan potensi diri secara maksimal.
37
Banyak kesempatan dan ruang waktu utuk membangkitkan semangat belajar bagi peserta
didik baik pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar maupun dalam kesempatan
lain dalam situasi formal maupun nonformal. Kebersamaan yang intensif antara peserta
didik denga pendidik melahirkan situasi yang strategis untuk memompa motifasi belajar
siswa sehingga dapat mengasah kecerdasan sebagai modal dasar bagi keberhasilan yang
lebih besar pada masa yang akan datang.
Bermacam-macam cara dapat digunakan untuk meningkatkan motifasi belajar peserta didik,
dapat secara langsung maupun tidak langsung, pada saat sendiri ataupun berkelompok.
Sering motifasi belajar timbul setelah peserta didik melihat, mendengar ataupun merasakan
sendiri sesuatu hal yang dapat merubah sikap mental dalam memberikan apresiasi
terhadap pentingnya kecerdasan bagi seseorang dalam meningkatkan taraf hidup sehingga
dapat bersaing pada era global.
2.2. SASARAN
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh Instansi Pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan
tau bulanan. Sasaran diupayakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur.
Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan
sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.
Sasaran-sasaran Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon adalah sesuatu dasar didalam
penilaian dan pemantauan kinerjanya sehingga merupakan alat pemicu agar semua bagian
organisasi sadar akan sesuatu yang harus dicapai dan untuk itulah Dinas Pendidikan
Kabupaten Cirebon telah merumuskan sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya kesempatan dan pemerataan pendidikan
Pendidikan harus dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga tidak
ada yang termarjinalisasikan dan terpinggirkan. Pendidikan harus dapat dinikmati
oleh masyarakat dengan kondisi apapun, karenanya pelayanan pendidikan yang
dengan metode atau beragai jalur pendidikan perlu mendapat perhatian. Seperti
38
halnya jalur pendidikan nonformal yang diharapkan dapat melayani siswa dari
keluarga tidak mampu dan sehari-harinya harus bekerja membantu orang tuanya
sehingga tidak memiliki waktu untuk mengikuti pendidikan pada jalur formal. Banyak
kemudahan yang diberikan oleh pendidika jalur non formal seperti paket A, B, C
waktu pembelajaran dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja menyesuaikan
dengan waktu yang dimiliki.
Meskipun demikian izasah yg diperoleh dari pendidikan tersebut dihargai sama
dengan pendidikan formal lainnya sehingga dapat digunakan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Selain itu pelaksanaan pendidikan melalui SMP Terbuka yang dicanangkan oleh
Pemerintah memberikan akses lebih luas terhadap calon peserta didik yang memiliki
keterbatasan terutama keterbatasan ekonomi karena model pembelajarannya dapat
dilaksanakan secara berkelompok ditempat mereka tinggal sehingga tidak dibebani
dengan pembayaan-pembiayaan seperti transport ke sekolah, pakaian seragam
serta atribut lain layaknya aturan yang diterapkan di sekolah reguler.
Pada saat pelaksanaan ujian peserta didik dari SMP Terbuka bergabung di SMP
induk dan izazahnya resmi dikeluarkan oleh SMPN induk dimana dia tercata dan
mengikuti ujian sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kegiatan lain yang dapat memberikan akses pendidikan adalah pemberian
beasiswa transisi bagi siswa yang terancam tidak dapat melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
sistem doble seep, pembangunan ruang kelas baru, pembangunan unit sekolah
baru, rehabilitasi ruang kelas serta kegiatan lain yang mendukung keterjangkauan
seperti sekolah murah dan lain-lain.
2. Meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan
Mutu pendidikan mutlak harus diupayakan agar setelah lulus peserta didik dapat
diterima di pasar kerja sebagi manifestasi kebergunaan atau kemampuan peserta
didik yang ditunjukkan lewat skill dan pengetahuan dalam menyelesaikan tugas dan
mencari solusi serta inovasi.
Mutu pendidikan juga harus dapat menunjukkan tingkat kreatifitas sesuai bakat dan
kemampuan masing-masing peserta didik. Bakat dapat dikembangkan melalui
39
latihan terus menerus dalam durasi waktu yang memadai dan disiplin yang tinggi.
Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat mengembangkan potensi diri
secara maksimal sehingga menghasilkan skill yang dapat diandalkan.
3. Meningkatnya mutu tenaga pendidik dan kependidikan
Kualifikasi pendidikan adalah tingkat pendidikan yang dimiliki oleh tenaga pendidik
dan kependidikan. Syarat minimal bagi tenaga pendidik pada jenjang SD, SMP,
SMA dan SMK minimal memiliki ijazah S1. Tidak sedikit dari mereka yang belum
sesuai dengan persyaratan tersebut, mulai dari guru SD, SMP dan SMA, SMK.
Sebagian besar terdapat pada jenjang pendidikan SD kemudian SMP dan sebagian
kecil pada jenjang pendidikan lainnya.
Bagi mereka harus diberikan kesenpatan yang seluas-luasnya utuk meningkatkan
kualifikasi pendidikan sampai terpenuhi parsyaratan yang harus dimiliki dengan cara
memberikan beasiswa bagi tenaga pendidik yang memiliki kriteria tertentu dan
memberikan dorongan bagi yang lainnya.
Meingkatkan kualifikasi pendidikan dapat dilakukan kapan saja asal tidak
mengganggu tugas utama sebagai pendidik. Beberapa perguruan tinggi
memberikan pelayanan khusus bagi karyawan apabila yang bersangkutan tidak
dapat mengikuti kuliah pada jalur regurler. Dengan adanya peningkatan kualifikasi
diharapkan mutu pendidikan meningkat pula.
4. Meningkatnya mutu dan jumlah sarana prasarana pendidikan
Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sedangkan prasarana adalah segala
sesuatu yang harus ada tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Idealnya sarana dan prasarana pendidikan harus terpenuhi sesuai standar nasional
yang ada karena kalau tidak demikian maka kegiatan belajar mengajar tidak akan
berjalan sebagaimana mestinya. Seperti ketersediaan ruang kelas yang cukup yang
ditandai dengan rasio siswa per ruang kelas, rasio siswa per sekolah dan lain-lain
40
hal itu sangat berpengaruh pada pelaksaan pelayanan pendidikan bagi seluruh
siswa.
Tanggungjawab pembiayaan pendidikan adalah pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat dari keluarga mampu termasuk untuk memenuhi sarana prasarana
tersebut. Terpenuhi tidaknya sarana prasarana sangat menentukan keberhasilan
suatu proses pelayanan pendidikan dan memiliki dampak langsung terhadap hasil
akhir dari suatu proses itu sendiri. Disini pemerintah dan masyarakat dituntut untuk
berpartisipasi aktif tidak dapat menggantungkan hanya kepada salah satu stake
holders semata.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana Prasarana Untuk Sekolah mengamanatkan adanya
kesesuaian / Rasio luas lahan dengan peserta didik, Rasio luas lantai bangunan
dengan peserta didik serta ketentuan lain seperti kesesuaian rasio rung kelas
dengan pserta didik dan lain-lain. Untuk menuju kearah itu perlu secara terus
menerus mengadakan pemenuhan sarana prasarana baik melalui anggaran Pusat,
Provinsi maupun APBD Kabupaten Cirebon, jangan sampai dana yang ada hanya
terserap untuk pemeliharaan.
Pemenuhan sarana prasarana harus dilakukan sesegera mungkin karena apabila
tidak maka pendidikan akan tertinggal oleh arus globalisasi yang semakin deras
sekarang ini. Seperti yang terjadi pada dunia informasi, idealnya seluruh sekolah
dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan
serta bagaimana mengambil manfaat yang positif atas keberadaan teknologi
informasi baik siswa yang ada didaerah perkotaan maupun didaerah terpencil.
5. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi manajemen pendidikan
Manajemen yang efektif dan efisien adalah suatu keadaan dimana pengelolaan
pendidikan telah terencana dengan baik, dilaksanakan secara tepat, serta
memperoleh hasil yang tepat pula. Pengelolaan administrasi baik administrasi
keuangan atau lainnya dapat disajikan dengan benar dan pada waktunya sehingga
dapat memberikan informasi yang akurat guna pengambilan kebijakan dan
41
penentuan langkah berikutnya.
Agar tercipta manajerial yang efektif dan efisien sebaiknya dimanifestasikan pada
seluruh pengelola pendidikan mulai dari sekolah dengan menerapkan manajemen
berbasis skolah ( MBS ) secara utuh sehingga sekolah secara mandiri
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dengan tetap dalam koridor kebijakan
dan aturan yang berlaku.
6. Meningkatnya peran serta masyarakat
Partisipasi masyarakat adalah peran serta masyarakat dalam pengelolaan
pendidikan baik moral, konsptual maupun material. Dukungan moral merupakan
salah satu hal yang penting bagi terlaksananya dan keberhasilan pendidikan
khususnya di sekolah. Pelajaran yang diberikan disekolah akan berhasil jika
masyarakat mendukungnya dengan cara menciptakan situasi dan kondisi yang tidak
bertentangan. Selain itu diperlukan konsep dari berbagai pihak untuk memajukan
pendidikan kearah yang lebih baik agar dapat membantu membentuk peserta
didiksebagai pribadi yang mandiri dan memiliki kompetensi yang tinggi. Partisipasi
masyarakat yang tidak kalah pentingnya adalah bantuan pendanaan untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan mutu peserta
didik maupun untuk perluasan akses pendidikan, tanpa adanya partisipasi
masyarakat pelayanan pendidikan akan terasa kurang karena pemerintah belum
dapat memenuhi seluruh kebutuhan yang harus ada.
Partisipasi masyarakat diharapkan tumbuh dari berbagai lini. Banyak kelompok
masyarakat yang dapat diharapkan dapat berpartisipasi dalam pengelolaan
pendidikan seperti Dewan Pendidikan, Ikatan Sarjana Indonesia Kabupaten
Cirebon, PGRI, Dunia Usaha dan Dunia Industri serta masysrakat lainnya baik atas
nama kelompok maupun perorangan. Semua itu merupakan potensi yang perlu
digairahkan agar pendidikan berjalan sesuai yang diinginkan.
Disamping itu perlu tersedia wadah yang secara terus menerus dapat bermitra
dengan satuan pendidikan mulai dari proses perencanaan hingga evaluasi akhir dari
seluruh kegiatan yang direncanakan. Komite sekolah adalah satu-satunya wadah
yang ada disekolah yang diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan-
permasalahan di sekolah baik permasalahan konseptual maupun material.
42
3.STRATEGI I
Adalah faktor penting dalam proses perencanaan strategis, cara pencapaian tujuan dan
sasaran atau strategi merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai
upaya-upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan
kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan sumberdaya organisasi serta keadaan
lingkungan yang dihadapi.
Adalah faktor penting dalam proses perencanaan strategis, cara pencapaian tujuan dan
sasaran atau strategi merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai
upaya-upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan
kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan sumberdaya organisasi serta keadaan
lingkungan yang dihadapi.
Pencapaian tujuan dan sasaran dilengkapi dengan penetapan strategi untuk
pencapaiannya. Strategi yang dibangun ini dilandasi kepada informasi dan data-data yang
diperoleh dari analisis lingkungan, nilai-nilai yang ada dan faktor-faktor kunci keberhasilan.
Penjabaran strategi diwujudkan dalam bentuk kebijakan program sebagaimana akan
dikemukakan berikut :
Pencapaian tujuan dan sasaran dilengkapi dengan penetapan strategi untuk
pencapaiannya. Strategi yang dibangun ini dilandasi kepada informasi dan data-data yang
diperoleh dari analisis lingkungan, nilai-nilai yang ada dan faktor-faktor kunci keberhasilan.
Penjabaran strategi diwujudkan dalam bentuk kebijakan program sebagaimana akan
dikemukakan berikut :
Strategi pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kabupaen Cirebon sebagai berikut :
a.Kebijakan
1. Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan
Pemerataan pendidikan adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh
komponen masyarakat untuk memperoleh pendidikan sebagaimana yang diamanatkan oleh
konstitusi. Program Education for All (Pendidikan Untuk Semua/PUS) menghendaki tidak
ada seorang pun masyarakat Kabupaten Cirebon yang tidak mendapatkan pelayanan
pendidikan. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan dan sistem rekrutmen peserta
didik harus mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat pada setiap jenjang dan jalur
pendidikan serta tidak mempersulit dan memberatkan masyarakat.
Disamping itu perlu dibangun pelayanan pendidikan yang dapat dan mudah dijangkau oleh
seluruh lapisan msyarakat terkait dengan beberapa hal seperti biaya, waktu dan tempat
penyelenggaraan, serta sistem informasi yang mudah diakses sehingga masyarakat dapat
menentukan pilihan dalam memanfaatkan pelayanan pendidikan.
43
Sosialisasi berbagai model pelayanan pendidikan harus menyentuh langsung pada sasaran
tidak hanya dilakukan oleh pengelola pendidikan tetapi juga masyarakat secara keseluruhan
sehingga tercpta jalur – jalur strategis memperoleh pelayanan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhannya. ebijakan pemenuhan sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan
adalah salah satu faktor penentu bagi semua jalur dan jenjang pendidikan dalam memberikan
pelayanan terbaik sehingga dapat menjangkau sampai kedaerah terpencil sekalipun.
Hal ini dapat diwujudkan dengan kegiatan-kegiatan seperti membangun USB, RKB,
melaksanakan KBM dengan model double sheep, mendirikan SMP Terbuka, Paket A, B, C serta
kegiatan lain yang dapat melayani semua lapisan masyarakat.
2. Peningkatan Mutu Relevansi dan Daya Saing
Mutu, relevansi dan daya saing adalah hal yang tak dapat dipisahkan dalam kegiatan pelayanan
pendidikan, tidak jarang harapan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui bangku pendidikan
adalah jalan satu-satunya yang dipercaya dapat mewarnai keberhasilan dalam berbagai
kesempatan memperoleh pekerjaan.
Namun demikian peningkatan mutu masih terus harus dipacu mengingat masih rendahnya mutu
pendidikan yang ditandai dengan rendahnya nilai jual lulusan bahkan terhadap pekerjaan tertentu
tanda bukti kelulusan / izazah tidak dijadikan barometer akibatnya sebagian orang berpendapat
bahwa sekolah hanyalah perbuatan sia-sia, membuang waktu dan kesempatan karena dengan
menempuh pendidikan tidak memiliki dampak yang signifikant terhadap dirinya.
Peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan melalui berbagai pelatihan teknis
seperti pelaksanaan MGMP dan sejenisnya serta pelatihan yang diberikan langsung terhadap
peserta didik perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dengan melibatkan nara sumber
yang berkompeten sehingga secara bertahap dapat meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing
untuk dapat menapaki pintu gerbang globalisasi.
3. Penguatan Tata kelola dan Pencitraan Publik
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh profesionalisme para pelaksana
dalam mendorong terlaksananya manajerial yang tangguh dengan tingkat akuntabilitas yang tinggi
44
45
sehingga dapat mencapai hasil sesuai target.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pendidikan iantaranya harus memiliki visi
dan misi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan serta memiliki tujuan yang dirumuskan
dalam suatu bentuk perencanaan yang akan dicapai dalam sitiap tahapan sesuai target.
Disisi lain pengelolaan pendidikan harus dapat menyajikan data yang akurat, tepat, akuntabel dan
mudah diakses apalagi dalam kondisi saat ini di mana pendidikan sedang menjadi primadona dan
menjadi sorotan hampir seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu perlu secepatnya dibangun sistem
pendataan pendidikan yang terpadu antara Dinas sampai ke sekolah-sekolah dengan
memanfaatkan teknologi internet.
b. Program
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
3. Program Pendidikan Menengah
4. Program Pendidikan Non Formal
5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
7. Program Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON ESELON II ( PIMPINAN SKPD )
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN SRATEGIS FORMULASI PERHITUNGAN SATUAN TARGET PROGRAM Alokasi Anggaran ( Rp)
Meningkatnya indek pendidikan
Angka melek huruf Jml penduduk ≤ 15 th dapat membaca/Jml penduduk ≤ 15 th. % 95 PENDIDIKAN FORMAL DAN INFORMAL 3.256.345.000
1 Angka rata-rata lama sekolah Jml tahun ijazah penduduk ≤ 15 th/Jml penduduk ≤ 15 th % 7,90
Angka Harapan Sekolah % 11,93
Meningkatnya pemerataan dan kesempatan pendidikan MELEK HURUF AL-QUR'AN
2 SD (%) Jml. Siswa SD dapat membaca Al-Qur"an/Jml.siswa SD % 54,8 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA 492.643.250
SMP (%) Jml. Siswa SMP dapat membaca Al-Qur"an/Jml siswa SMP % 61,9
APK
- APK PAUD Jml. Siswa PAUD/Jml penduduk usia 4-6 th. % 37,80 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2.542.740.550
- APK SD/MI Jml. Siswa SD/Jml penduduk usia 7-12 th. % 109
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 9.375.828.600 - APK SMP/MTs Jml. Siswa SMP/Jml penduduk usia 13-15 th. % 110
APM
- APM PAUD Jml. Siswa PAUD usia 4-6 th/Jml penduduk usia 4-6 th. % 37,8
- APM SD/MI Jml. Siswa SD usia 7-12 th/Jml penduduk usia 7-12 th. % 99,94
- APM SMP/MTs Jml. Siswa SMP usia 7-12 th/Jml penduduk usia 13-15 th. % 90,1
Meningkatnya mutu dan relefansi pendidikan
ANGKA PUTUS SEKOLAH (APS)
3 - Angka Putus Sekolah SD Sederajat Jml siswa SD putus sekolah/Jml seluruh siswa SD %
2,26
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 1.022.923.450
- Angka Putus Sekolah SMP Sederajat Jml siswa SMP putus sekolah/Jml seluruh siswa SMP %
0,2
46
ANGKA LULUSAN (AL)
SD (%) Jml peserta US SD yang lulus/Jml peserta US SD % 99,95
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 12.798.542.950 Paket A (%) Jml peserta US Paket A yang lulus/Jml peserta US Paket A % 85
SMP (%) Jml peserta UN SMP yang lulus/Jml peserta UN SMP % 99,94
Paket B (%) Jml peserta US Paket B yang lulus/Jml peserta US Paket B % 85
Paket C (%) Jml peserta US Paket C yang lulus/Jml peserta US Paket C % 85 PENDIDIKAN MENENGAH 1.004.904.000
ANGKA MELANJUTKAN
SD ke SMP sederajat Jml lulusan SD sderajat /Jml siswa baru SMP sederajat % 90,01 PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 458.060.000
RATA-RATA NILAI UN/US
SD (%) Nilai Rata-rata UN Seluruh Siswa SD/Jml Mapel yang di UN kan % 77,55
SMP (%) Nilai Rata-rata UN Seluruh Siswa SD/Jml Mapel yang di UN kan % 28
4 Meningkatnya mutu tenaga pendidik GURU LAYAK MENGAJAR
PAUD (%) Jml guru PAUD ≥S1 kependidikan/Jml guru PAUD % 61,8 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 96.337.000
SD (%) Jml guru SD ≥S1 kependidikan/Jml guru SD % 82,5 PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 978.432.000
SMP (%) Jml guru SMP ≥S1 kependidikan/Jml guru SMP % 96,5
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 359.512.796
5 Meningkatnya mutu dan jumlah sarana prasarana pendidikan
RUANG KELAS BAIK
PAUD (%)
Jml ruang kls PAUD kondisi baik/jml ruang kls PAUD Siswa
66,7
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 214.254.750
SD (%) Jml uang kls SD kondisi baik/jml ruang kls SD Siswa 73,00
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 22.244.782.000 SMP (%) Jml ruang kls SMP kondisi baik/jml ruang kls SMP 79,30
TERAKRIDITASI
SD (%) Jml SD terakriditasi/Jml SD % 99,95
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 327.895.000
SMP (%) Jml SMP terakriditasi/Jml SMP % 98
RASIO GURU/SISWA
SD (%) Jml siswa SD t/jml guru SD
% 22
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 1.577.232.000
SMP (%) Jml siswa SMP /jml guru SMP
% 16
RASIO SISWA/KLS (S/K)
47
48
SD
Jml siswa SD/jml ruang kelas SD %
30,66
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 1.150.854.500
SMP
Jml siswa SMP/jml ruang kelas SMP % 31,66
6 Meningkatnya efektifitas dan efisiensi manajemen pendidikan
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
SD
Nilai IKM SD / jml SD % 78,5
MANAJEMEN PELAYANAN PENDIDIKAN 84.000.000 SMP
Nilai IKM SMP / jml SMP % 77,28
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
SD (%)
Jml SD yang melaksanakan MBS/jml SD % 100
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN 83.000.000
SMP (%)
Jml SMP yang melaksanakan MBS/jml SMP % 100
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 266.249.900
MANAJEMEN PELAYANAN PENDIDIKAN 756.789.980
7 Meningkatnya peran serta masyarakat KOMITE SEKOLAH
SD (%)
Jml SD yang memiliki Komite sekolah/jml SD %
100
SMP (%) Jml SMP yang memiliki Komite sekolah/jml SMP % 100
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.594.495.900,00
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.435.837.312,00
NON URUSAN
Program Peningkatan Disiplin Aparatur 1.217.062.500,00
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 295.687.400,00
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 54.606.000,00
Program Pengembangan Sistem Perencanaan Sektoral 57.875.000,00
JUMLAH TOTAL 65.746.891.838
B A III AKUNTABILITAS KINERJA B
Akuntabilitas Kinerja adalah kewajiban untuk menjawab atas kebutuhan informasi
perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai
keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak
yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah.
Dinas Pendidikan selaku pengemban amanah masyarakat Kabupaten Cirebon
melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Dinas
Pendidikan yang dibuat sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Inpres Nomor 7
Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah memberikan gambaran mengenai tingkat
Pencapaian Kinerja baik keberhasilan kinerja yang telah dicapai maupun kegagalan pada
tahun 2017.
A. Kerangka Pengukuran Kinerja engacu pada ketentuan yang berlaku dalam Inpres No. 7 Tahun 1999 dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon diukur berdasarkan Tingkat
Pencapaian Sasaran dimana pencapaian Sasaran tersebut diperoleh dengan cara
membandingkan Target dengan Realisasi Indikator Sasaran. Adapun hasil pengukuran
kinerja ( PK ) dapat dilihat pada lampiran Pengukuran Kinerja (PK).
M
Kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis. Untuk mempermudah
49
interpretasi atas pencapaian sasaran diberlakukan penggunaan nilai disertai makna dari
nilai tersebut yaitu :
- 100 keatas = Target Tercapai
- Dibawah 100 = Target Tidak Tercapai.
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa pencapaian kinerja untuk
memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak
tercapainya kinerja yang diharapkan.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan
indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes).
Indikator Sasaran
Indikator Sasaran adalah sesuatu yang dapat menunjukkan secara signifikan mengenai
keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran. Indikator Sasaran dilengkapi dengan
target kuantitatif dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran.
50
INDIKATOR KINERJA
SISTEM AKIP & POLA PENETAPAN
MISI (MISSION)
TUJUAN (GOAL)
SASARAN (OBJECTIVES)
STRATEGY AKTIVITAS
SISTEM INFORMASI (PENGUMPULAN DATA)
HASIL
INDIKATOR KINERJA
VISI
B. Evaluasi dan Analisa Kinerja
inerja yang telah dicapai Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon berupa pencapaian
sasaran, sasaran yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Pendidikan pada tahun 2017
sebanyak 7 (Tujuh) buah sasaran dengan 24 (Dua puluh dua) indikator, yang terinci
sebagai berikut :
K 18 target tercapai
6 target tidak tercapai
Pada tahun anggaran 2017 sebanyak 7 sasaran telah dilaksanakan. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan kinerja Dinas Pendidikan tahun 2017 beberapa kegiatan
tidak dapat dilaksanakan karena SK. Alokasi dana serta juknis terlambat diterima sehingga
waktu untuk pelaksanaan kegiatan tidak mencukupi. Disamping itu masih terdapat hal-hal
51
yang perlu ditingkatkan seperti masih rendahnya mutu pendidikan, kualitas maupun
kwantitas tenaga pendidik, sarana prasarana serta biaya pendidikan belum sesuai dengan
yang diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran ( Pengukuran Pencapaian
Kegiatan /PPK )
Hasil Pengukuran, evaluasi dan analisis atas capaian sasaran stratejik meliputi:
a. Meningkatnya kesempatan dan pemerataan pendidikan .
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan ditandai dengan tingkat capaian APK, APM,
Rasio siswa per sekolah ( S/Sek ), Rasio siswa per kelas ( S/K ) serta Rasio kelas per
ruang kelas ( K/RK ).
Keberhasilan pencapaian ini diukur melalui pencapaian 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran.
Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel
berikut ini:
1. Angka melek huruf Al-Qur’an
MELEK HURUF AL-QUR'AN No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1 SD 54 79,61 147,432 SMP 61 85,73 140,54 Jml. Rata-rata 57,5 82,67 143,77Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
2. Angka Partisipasi Sekolah ( APK )
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1 PAUD 37,82 49,39 130,59
2 SD sederajat 109,29 120,90 110,63
3 SMP sederajat 110,21 114,41 103,81
Jml. Rata-rata 85,7713 94,9 110,64
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
52
Target APK SD pada tahun ini sebesar 109 atau jumlah siswa SD sebanyak 229.040
siswa sedangkan realisasinya mencapai 120,90 % . Hal ini menggambarkan bahwa
capaian kinerja baik Atau Tercapai walaupun masih terdapat anak usia kurang atau
lebih dari 12 tahun masih berada pada jenjang sekolah dasar. Kondisi demikian terjadi
pada beberapa tahun terahir dikarenakan prioritas program pemerintah untuk
mensukseskan wajib belajar sembilan tahun.
Target APK SMP sebesar 110% atau jumlah seluruh siswa SMP sebanyak 112.248
siswa sedangkan realisasinya mencapai 114,41%. Hal ini menggambarkan bahwa
capaian kinerja belum cukup baik. Meskipun demikian capaian kinerja tersebut dapat
dipastikan lebih tinggi bila siswa yang meneruskan pendidikan keluar kabupaten Cirebon
terdata secara akurat sehingga terdapat jumlah akumulasi penduduk Kabupaten
Cirebon yang bersekolah baik SMP sederajat
3. Angka partisipasi murni ( APM )
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1 PAUD 37,80 49,39 130,66
2 SD sederajat 99,94 106,52 106,58
3 SMP sederajat 90,10 95,54 106,04
Jml.rata-rata 75,9467 83,8167 110,36
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
Target APM SD sebesar 99.94 % atau jumlah siswa usia 7-12 sebanyak 201.757 siswa
sedangkan realisasinya mencapai 106,52 %. Hal ini menggambarkan capaian kinerja
cukup baik Atau Tercapai walaupun masih terdapat anak usia 7 - 12 tahun masih belum
atau tidak sekolah lagi disebabkan faktor ekonomi keluarga dan lain-lain.
Target APM SMP 99,94% atau jumlah siswa usia 13-15 tahun sebanyak 92.839 siswa
sedangkan realisasinya baru mencapai 95,54%. Hal ini menggambarkan capaian kinerja
belum cukup baik. Bahkan capaian kinerja tersebut dapat dipastikan lebih tinggi bila
53
siswa yang meneruskan pendidikan keluar kabupaten Cirebon terdata secara akurat
sehingga terdapat jumlah akumulasi penduduk Kabupaten Cirebon yang bersekolah
baik SMP sederajat.
B. Meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan
Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing ditandai dengan Angka lulusan ( AL),
angka mengulang ( AM ), Angka putus sekolah ( APS ).
Keberhasilan pencapaian ini diukur melalui pencapaian 6 ( Enam ) indikator kinerja
sasaran. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan
dalam tabel berikut ini:
1. Angka Lulusan ( AL )
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1. SD 99,95 99,89 99,94
2. SMP 99,94 99,9 99,96
Jml rata-rata : 99,945 99,895 99,95
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
Target AL pada jenjang SD sebanyak 99.93% dan realisasinyapun sebesar 99,89%
tersebar pada 918 SD Negeri / swasta di kabupaten cirebon. Di beberapa Kecamatan
telah mencapai 100% sedangkan kecamatan lainnya belum mencapai 100 %. Hal ini
menggambarkan bahwa capaian kinerja belum cukup baik Atau tidak Tercapai
Target AL pada jenjang SMP sebanyak 99,93% sedangkan realisasinya sebesar
99,90%tersebar pada 185 SMP Negeri / swasta di kabupaten cirebon. Di 6 (Enam)
Kecamatan telah mencapai 100%. Namun di sebagian besar kecamatan belum
mencapai 100% Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja belum cukup baik.
54
2.Angka Mengulang ( AU )
No. Sat.Pdd. AngTarget Realisasi Capaian Kinerja %
1. SD 0,09 1,36 6,62
2. SMP 0,43 0,21 204,76
Jml. Rata-rata : 0,26 0,785 105,69
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
Target AU pada jenjang SD sebesar 1,09 % sedangkan realisasinya sebesar 1,36 %
tersebar pada 918 SD Negeri / swasta di kabupaten cirebon. Kecamatan Losari dengan
jumlah AU 3,3% merupakan angka tertinggi bila dibandingkan dengan kecamatan lain.
Sedangkan kecamatan Susukanlebak dengan AU 0,3 % merupakan angka terendah.
Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja cukup baik Atau Tercapai
Target AU pada jenjang SMP sebesar 0.43 % sedangkan realisasinya adalah 0.18%
tersebar pada 185 SMP Negeri / swasta di kabupaten cirebon. Kecamatan Klangenan
dengan jumlah AU 0.21 % merupakan angka tertinggi bila dibandingkan dengan
kecamatan lain. Sedangkan kecamatan beberapa kecamatan telah mencapai 0,00 %.
Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja cukup baik Atau Tercapai
3. Angka Putus Sekolah ( APS )
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1. SD 2,26 0,06 3766,67
2. SMP 0,20 0,29 68,97
Jml. Rata-rata : 1,23 0,175 1917,82
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
Target APS pada jenjang SD sebesar 2.26 % sedangkan realisasinya sebesar tersebar
0,06 % pada 918 SD Negeri / swasta di kabupaten cirebon. Kecamatan Gempol dengan
jumlah APS sebanyak 0,3 % merupakan angka tertinggi bila dibandingkan dengan
55
kecamatan lain dimana kecamatan lain telah mencapai o%. Hal ini menggambarkan
bahwa capaian kinerja cukup baik Atau Tercapai
Target APS pada jenjang SMP sebesar 0.29 % sedangkan realisasinya sebasar 0,29 %
tersebar pada 185 SMP Negeri / swasta di kabupaten cirebon. Kecamatan
Karangwareng dengan jumlah APS sebanyak 2,97 % merupakan angka tertinggi bila
dibandingkan dengan kecamatan lain. Sedangkan dibeberapa kecamatan telah
mencapai 0 %. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja cukup baik Atau Tercapai
C. Meningkatnya mutu tenaga pendidik
Guru Layak mengajar
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1. SD 82,50 91,44 110,84
2. SMP 96,50 94,8 98,24
Jml. Rata-rata : 89,5 93,12 104,54
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
Target Guru layak mengajar pada jenjang SD sebanyak 82,5 % sedangkan realisasinya
sebesar 91,44 % tersebar pada 918 SD Negeri / swasta di kabupaten cirebon. Hal ini
menggambarkan bahwa capaian kinerja cukup baik Atau Tercapai
Target Guru layak mengajar pada jenjang SMP sebesar 96,5% sedangkan realisasinya
sebesar 94,8 % tersebar pada 185 SMP Negeri / swasta di kabupaten cirebon. Hal ini
menggambarkan bahwa capaian kinerja menunjukkan kriteria belum cukup baik.
D. Meningkatnya mutu dan jumlah sarana prasarana pendidikan.
Keberhasilan pencapaian ini diukur melalui pencapaian 16 (enam belas) indikator kinerja
sasaran. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan
dalam tabel berikut ini:
56
1. Rasio siswa per sekolah ( S/Sek )
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1. SD 236,00 214 110,28
2. SMP 524,00 368 142,39
Jml. Rata-rata : 380 291 126,34
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
Target rasio siswa per sekolah jenjang pendidikan SD sebesar 236 : 1 sedangkan
realisasinya baru mencapai 214 : 1. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja
cukup baik Atau Tercapai. Pertumbuhan sarana prasarana SD cukup memadai atau
berimbang dengan jumlah siswa.
Target rasio siswa per sekolah jenjang pendidikan SMP sebesar 524: 1 sedangkan
realisasinya sudah mencapai 368 : 1. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja
cukup baik, artinya secara umum sarana/gedung sekolah dapat menampung jumlah
siswa.
1. Rasio Kelas / Ruang Kelas ( K/RK )
No Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1. SD 1,25 1,22 102,46
2. SMP 1,37 1,26 108,73
Jml.Rata-rata : 1,31 1,24 105,59
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
Target rasio kelas per ruang kelas jenjang pendidikan SD sebesar 1.25 : 1 sedangkan
realisasinya sudah mencapai 1,22: 1. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja
menunjukkan kriteria baik. kecamatan Karangwareng merupakan kecamatan dengan
capaian K/RK 0,91 merupakan rasio terendah atau kriteria terbaik.
57
Target rasio kelas per ruang kelas jenjang pendidikan SMP sebesar 1,37 : 1 sedangkan
realisasinya baru mencapai 1,26 : 1. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja
menunjukkan kriteria baik atau tercapai. kecamatan Gegesikl merupakan kecamatan
dengan capaian K/RK 0,74 merupakan rasio terendah atau kriteria terbaik.
2. Rasio Siswa / Kelas ( S/K )
No Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
2. SD 30,66 27 113,57
3. SMP 31,66 30 105,55
JmlRata-rata : 31,164 28,5 109,56
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
Target rasio siswa per kelas jenjang pendidikan SD/MI sebesar 30,7: 1 sedangkan
realisasinya mencapai 27 : 1. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja
menunjukkan kriteria baik atau tercapai . Semua kecamatan telah mencapai target.
Target rasio siswa per kelas jenjang pendidikan SMP sebesar 31 : 1 sedangkan
realisasinya baru mencapai 28,5 : 1. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja
sudah menunjukkan kriteria baik. Ada beberapa kecamatan yang belum mencapai target
, Kondisi demikian terjadi di beberapa sekolah terutama SMP swasta dan SMP yang
berada di daerah terpencil dan terpencar serta daerah yang kepadatan penduduknya
masih rendah.
2. Prosentate ruang kelas kondisi baikProsentate ruang kelas kondisi baik
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1. SD 72,99 65,87 90,25
2. SMP 79,28 79,47 100,24
Jml. rata-rata : 76,1366 72,67 95,24
Sumber Data: Buku Profil Pendidikan2017/2018
58
Target Prosentase ruang kelas baik pada jenjang SD sebesar 73 % sedangkan
realisasinya sebesar 65,87 % tersebar pada 918 SD Negeri / swasta di kabupaten
cirebon. Kecamatan Astana japura 46,77 % merupakan angka tertinggi bila
dibandingkan dengan kecamatan lain. Sedangkan kecamatan Suranenggala 86,44 %
merupakan angka terendah. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja sudah
menunjukkan baik atau tercapai.
Target prosentase ruang kelas baik pada jenjang SMP sebesar 79,3 % sedangkan
realisasinya sebesar 79,47 % tersebar pada 185 SMP Negeri / swasta di kabupaten
cirebon. Kecamatan Karangwareng,Gempol merupakan kecamatan dengan capaian
100,00 % merupakan angka tertinggi bila dibandingkan dengan kecamatan lain.
Sedangkan kecamatan Jamblang 61,22 % merupakan angka terendah. Hal ini
menggambarkan bahwa capaian kinerja sudah menunjukkan baik atau tercapai
Target prosentase ruang kelas baik pada jenjang SMA sebesar 80.38 % sedangkan
realisasinya sebesar 74.35 % tersebar pada 44 SMA Negeri / swasta di kabupaten
cirebon. Di beberapa Kecamatan dengan capaian 100,00 % merupakan angka tertinggi
bila dibandingkan dengan kecamatan lain. Sedangkan kecamatan Jamblang 28,57 %
merupakan angka terendah. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja sudah
menunjukkan baik atau tercapai
Target prosentase ruang kelas baik pada jenjang SMK sebesar 89.200 % sedangkan
realisasinya sebesar 94.33 % tersebar pada 105 SMK Negeri / swasta di kabupaten
cirebon. Hal ini menggambarkan bahwa capaian kinerja sudah menunjukkan baik. Hal
ini menggambarkan bahwa capaian kinerja sudah menunjukkan baik atau tercapai
E. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi manajemen pendidikan.
Tata Kelola Akuntabilitas dan Pencitraan Publik dapat ditandai dengan adanya efisiensi
internal sekolah dimana dapat digambarkan melalui pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah (MBS )
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh profesionalisme para pelaksana
dalam mendorong terlaksananya manajerial yang tangguh dengan tingkat akuntabilitas yang tinggi
59
sehingga dapat mencapai hasil sesuai target. Manajemen berbasis sekolah merupakan hal yang
tidak dapat dielakkan lagi mengingat saat ini di mana pendidikan sedang menjadi primadona dan
menjadi sorotan hampir seluruh lapisan masyarakat sehingga perlu dibangun transparansi di
semua lini. Secara terperinci dapat dilihat pada uraian dibawah ini :
MBS
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Kinerja %
1. SD 100 100 100
2. SMP 100 100 100
Jml. rata-rata : 100 100 100
Manajemen berbasis sekolah ( MBS ) merupakan sistem pengelolaan persekolahan yang
memberikan kewenangan lebih luas kepada institusi sekolah untuk mengatur sekolah
sesuai dengan potensi, kebutuhan dan tuntutan sekulah yang bersangkutan. Sekolah
diberi otonomi yang luas dan bertanggungjawabnuntuk mengembangkan berbagai
program sekolah dengan berbagai implikasinya untuk meningkatkan utu pendidikan
secara menyeluruh. Di Kabupaten Cirebon seluruh jenjang pendidikan baik negeri
maupun swasta telah melaksanakan MBS dengan baik meskipun masih terus menerus
perlu peningkatan kualitasnya. Dengan demikian diharapkan peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara maksimal dan menyeluruh.
F. Meningkatnya peran serta masyarakat pa penyelenggaraan pendidikan.
Amanat Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan
tanggungjawab Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Berpijak pada aturan
itulah upaya pemberdayaan masyarakat melalui komite sekolah mutlak diperlukan
memngingat kebutuhan sumberdaya pendidikan masih perlu dukungan dari berbagai
pihak melalui wadah komite sekolah.
60
61
Komite Sekolah
No. Sat.Pdd. Target Realisasi Capaian Kinerja %
1. SD 100 100 100
2. SMP 100 100 100
Jml. rata-rata : 100 100 100
Komite sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non politis dan non profit,
dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis dibentuk olah stakeholders
pendidikan ditingkat sekolah sebagai representasi dari berbagai unsur yang
bertanggungjawab terhadap kualitas proses dan hasil pendidikan. Seluruh jenjang
pendidikan di Kabupaten Cirebon telah memiliki komite sekolah terdiri dari unsur-unsur
orang tua siswa, wakil siswa, wakil guru, tokoh masyarakat, wakil masyarakat terinstitusi
dan utusan pejabat pengendali pendidikan. Dengan demikian diharapkan terjalin
kerjasama yang baik antara keduanya dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan
kepada siwa secara maksimal.
C. Pembandingan Capaian Kinerja Pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun 2017 berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat pada uraian dibawah ini
SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA
SASARAN INDIKATOR 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya indek pendidikan
Indeks Pendidikan 77,90 79,44 - 80,04
80,33 - 81,6
81,89 - 82,93
83,22 - 84,27
84,56 - 85,60
85,89 - 86,67
Indeks Pendidikan (IP Min)
77,90 79,44 80,33 81,89 83,22 84,56 85,89
Indeks Pendidikan (IP Maks)
77,90 80,04 81,60 82,93 84,27 85,60 86,67
Angka melek huruf 93,52 93,89 94,26 94,63 95,00 95,37 95,74
AMH Min 93,52 94,50 95,50 96,50 97,50 98,50 99,50
AMH Maks 93,52 95,40 96,40 97,40 98,40 99,40 100,00
Angka rata-rata lama sekolah
6,89 7,01 7,40 7,50 7,90 8,20 8,50
RLS Maks 7,00 7,40 7,50 7,90 8,20 8,50 8,80
RLS Min 6,89 7,18 7,35 7,52 7,69 7,86 8,03
Meningkatnya kesempatan dan pemerataan pendidikan
MELEK HURUF AL-QUR'AN
SD (%) 30,00 38,00 46,00 54,00 62,00 70,00 79,61 147,43
SMP (%) 40,00 47,00 54,00 61,00 68,00 75,00 85,73 140,54
SMA (%) 45,00 52,00 59,00 66,00 73,00 80,00 35.77 35.77 * *
SMK (%) 45,00 52,00 59,00 66,00 73,00 80,00 58.27 58.27 * *
APK
PAUD (%) 33,46 34,55 35,64 36,73 37,82 38,91 40,00 41.46 50,09 49,39 116.33 136,37 130,59
SD (%) 109,90 109,71 109,57 109,43 109,29 109,15 109,00 109.83 104.76 112.92 120,79 120,90 105.25 100.55 103.03 110,38 110,63
SMP (%) 110,60 110,52 110,41 110,31 110,21 110,11 110,00 110.62 124.86 96.04 115,97 114,41 108.07 120.87 86.99 105,13 103,81
SM (%) 78,58 79,06 79,54 80,02 80,50 80,98 81,00 78.58 110.83 117.64 96,64 * 77.01 111.25 147.90 120,77 *
APM
SD (%) 99.90 99,91 99,92 99,93 99,94 99,95 99,96 99.99 100. 99.98 106,50 106,52 101.42 99.99 100.06 106,57 106,58
SMP (%) 89.30 89,50 89,70 89,90 90,10 90,30 90,50 89.30 100. 78.97 94,85 95,54 93.76 89.87 88.04 105,51 106,04
SM (%) 59.88 60,36 60,84 61,32 61,80 62,28 62,76 59.88 100. 85.31 85,40 * 65.99 84.58 140.22 139,27 *
SMK (%) 45,95 46,45 46,95 47,45 47,95 48,45 48,95 85.31 85,40 * 181.70 179,98 *
ANGKA LULUSAN (AL)
SD (%) 99,91 99,92 99,93 99,94 99,95 99,96 99,97 100,00 100.00 96.07 96,46 99,89 100,00 98.94 96.10 96,52 99,94
SMP (%) 99,90 99,91 99,92 99,93 99,94 99,95 99,96 100,00 99.98 91.26 83,23 99,90 100.03 100.02 91.29 83,29 99,96
SMA (%) 99,91 99,92 99,93 99,94 99,95 99,96 99,97 100,00 99.86 96.82 83,61 * 100.25 100.14 96.85 83,66 *
SMK (%) 99.51 99,58 99,64 99,71 99,77 99,84 99,90 99.51 99.97 86.23 66,46 * 100,00 100.03 86.54 66,66 *
Meningkatnya mutu dan relefansi pendidikan
ANGKA PUTUS SEKOLAH (APS)
SD (%) 2,30 2,29 2,28 2,27 2,26 2,25 2,24 0.13 0.10 0.13 1,49 0,06 115.38 100,00 1753,00 152,35 3766,67
SMP (%) 0,24 0,23 0,22 0,21 0,20 0,19 0,18 0.49 0.49 0.68 0,18 0,29 121,00 102.54 179,00 116,67 68,97
SMA (%) 0,68 0,66 0,64 0,62 0,60 0,58 0,56 0.37 0.48 0.44 0,04 * 94.59 100,00 145.45 1550,00 *
62
63
SMK (%) 0,18 0,17 0,16 0,15 0,14 0,13 0,12 0.11 0.64 0.38 0,08 * 100,00 100,00 100,00 187,50 *
ANGKA MENGULANG
SD (%) 0.13 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,07 1.09 0.50 2.00 0,09 1,36 100,00 102.78 105.50 111,11 6,62
SMP (%) 0.47 0,46 0,45 0,44 0,43 0,42 0,41 0.08 0.02 0.30 0,32 0,21 49.22 104.76 150. 137,50 204,76
SMA (%) 0.37 0,36 0,35 0,34 0,33 0,32 0,31 0.04 0.03 0.08 0,29 * 100,00 176.47 437.50 117,24 *
SMK (%) 0.45 0,44 0,43 0,42 0,41 0,40 0,39 0.06 0.05 0.02 0,06 * 100,00 312.50 2150,00 700,00 *
Meningkatnya mutu tenaga pendidik
GURU LAYAK MENGAJAR
SD (%) 77,97 81,00 81,50 82,00 82,50 83,00 83,50 93.06 83.27 89.67 89,45 91,44 100,00 100.33 110.02 109,09 110,84
SMP (%) 94,42 95,00 95,50 96,00 96,50 97,00 97,50 95.83 96.56 93.79 95,05 94,80 101.77 101.64 98.21 99,01 98,24
SMA (%) 95,80 96,25 96,50 96,75 97,00 97,25 97,50 100,00 95.42 97.30 99,07 * 114.72 106.02 100.83 102,40 *
SMK (%) 94.51 94,76 95,01 95,26 95,51 95,76 96,01 94.51 96.30 95.07 96,57 * 110.72 100.31 100.06 101,38 *
Meningkatnya mutu dan jumlah sarana prasarana pendidikan
RASIO SISWA / SEKOLAH
SD (%) 229,00 230,00 232,00 234,00 236,00 238,00 240,00 303.32 303,00 214,00 213,20 214,00 79.78 98.91 108.41 91,11 110,28
SMP (%) 493,00 501,00 509,00 516,00 524,00 532,00 540,00 613.00 403,00 386,00 373,00 368,00 149.10 240.94 131.87 72,29 142,39
SMA (%) 438,00 455,00 472,00 489,00 506,00 523,00 540,00 419.14 386,00 486,00 500,00 * 187.05 223.27 97.12 102,25 *
SMK (%) 465,00 478,00 490,00 503,00 515,00 528,00 540,00 464.55 480,00 479,00 559,73 * 195.89 208.31 102.30 111,28 *
RASIO ROMBEL/RUANG KELAS
SD (Rombel/R. Kelas) % 1.29 1,28 1,27 1,26 1,25 1,24 1,23 1.06 2..19 1.31 1,12 1,22 100,00 60.81 96.95 88,89 102,46
SMP (Rombel/R. Kelas) %
1,63 1,43 1,41 1,39 1,37 1,35 1,33 1.39 1.57 1.12 1,21 1,26 71.94 95.53 125.89 87,05 108,73
SMA (Rombel/R. Kelas) %
0,89 0,90 0,91 0,92 0,93 0,94 0,95 0.89 0.98 0.95 0,97 * 110.44 102.10 98.79 105,43 *
SMK (Rombel/R. Kelas) %
1,17 1,15 1,13 1,11 1,09 1,07 1,05 1.09 1.20 1.06 1,14 * 100,00 82.55 97.41 102,70 *
RASIO SISWA/KLS (S/K)
SD 28,00 28,67 29,33 30,00 30,66 31,33 32,00 29.53 15.76 28.00 30,00 27,00 119.08 228.40 104.75 100,01 113,57
SMP 23,00 25,17 27,33 29,50 31,66 33,83 36,00 37.15 26.56 37.00 32,00 30,00 99.59 135.55 73.86 108,48 105,55
SMA 35,00 35,17 35,33 35,50 35,66 35,83 36,00 34.56 35.57 36.00 35,00 * 96.47 101.21 98.14 98,60 *
SMK 37,00 36,83 36,67 36,50 36,33 36,17 36,00 37.05 36.93 35.00 41,00 * 89.07 97.49 104.77 112,33 *
RUANG KELAS BAIK
SD (%) 68,97 69,98 70,98 71,99 72,99 74,00 75,00 78.43 66.83 83.39 64,69 65,87 97.62 95.47 117.48 89,87 90,25
SMP (%) 77,85 78,21 78,57 78,92 79,28 79,64 80,00 79.59 78.33 79.69 81,97 79,47 87.61 104.43 101.43 103,86 100,24
SMA (%) 75,77 77,31 78,85 80,38 81,92 83,46 85,00 93.00 80.29 74.31 74,53 * 100,00 100.36 94.24 92,72 *
SMK (%) 88,40 88,67 88,93 89,20 89,47 89,73 90,00 94.09 90.38 92.67 94,33 * 100,00 95.14 104.21 105,75 *
Meningkatnya efektifitas dan efisiensi manajemen pendidikan
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
SD (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SMP (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SMA (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 * 100 100 100 100 *
SMK (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 * 100 100 100 100 *
Meningkatnya peran serta masyarakat
KOMITE SEKOLAH
SD (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SMP (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
SMA (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 * 100 100 100 100 *
SMK (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 * 100 100 100 100 *
Catatan : * SMA, SMK kewenangan Provinsi
D. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Dana yang dianggarkan dan realisasinya untuk mewujudkan pencapaian sasaran yang
telah ditetapkan dapat dirinci sebagai berikut :
N0 Sasaran Renstra
Alokasi
(Rp)
Realisasi
(Rp)
%
1 Meningkatnya indeks
pendidikan 3.266.345.000 3.312.960.000 99,84
2 Meningkatnya pemerataan dan
kesempatan pendidikan 12.411.212.400 11.021.920.200 92,30
3 Meningkatnya mutu dan
relevansi pendidikan 15.284.430.400 12.945.574.400 89,00
4 Meningkatnya mutu tenaga
pendidik 1.434.281.796 1.397.559.600 97,75
5 Meningkatnya mutu jumlah
sarana prasarana pendidikan 25.515.018.250 11.234.025.050 98,91
6 Meningkatnya efektifitas dan
efisiensi manajemen
pendidikan
1.110.039.880 1.003.079.000,00 84,65
7 Meningkatnya Peran serta
masyarakat 80.000.000 643.945.000,00
97,39
8 Non Urusan 6.655.564.112 6.406.374.575 96,26
JUMLAH 65.746.891.838 62.000.695.125 98,71
Dana yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian
sasaran tersebut, berasal dari APBN, APBD Propinsi Jawa Barat dan APBD Kabupaten
64
Cirebon Tahun Anggaran 2017. Realisasi dana pada anggaran yang tersebut diatas
tidak 100 % dikarenakan adanya sisa lelang, tidak diserapnya biaya asuransi bagi non
PNS, beasiswa transisi tidak diserap ( Ada aturan yang mengamatkan bahwa SKPD
tidak ada kewenangan untuk memberikan beasiswa berupa uang ) dan lain-lain.
E. ANALISA EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
Evaluasi dan Analisis Efesiensi dan Efektifitas Kegiatan Dinas Pendidikan pada tahun 2017 telah melaksanakan berbagai kegiatan dari berbagai
sumber anggaran, untuk mengukur kinerja kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut
dilakukan evaluasi dan analisis dengan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan cara membandingkan antara output dan input
baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang
dilakukan dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input
tertentu.
Efisiensi umumnya ditandai dengan adanya penghematan penggunaan dana pada input
dalam menghasilkan output. Adapun rumus yang digunakan dalam pengukuran efesiensi
adalah sebagai berikut:
Realisasi input
Efesiensi = X 100%
Realisasi output
Pengukuran efektivitas dilakukan dengan cara membandingkan antara outcome dengan
outputnya baik rencana maupun realisasinya. Efektifitas umumnya ditandai dengan
berfungsinya seluruh output pada tingkat outcome.
Adapun rumus yang digunakan dalam pengukuran efektifitas adalah sebagai berikut:
Realisasi outcome
65
66
Efektifitas = X 100%
Realisasi output
Adapun standar pencapaian tingkat efesiensi dan efektifitas suatu kegiatan adalah
sebagai berikut:
> 100% = Efesien/Efektif
< 100% = Inefesien/Inefektif
= 100% = Sesuai harapan
Tabel Analisis Efisiensi dan Efektifitas Kegiatan Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon Tahun 2017
NO BIDANG PROGRAM KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME
TARGET REALISASI SISA
(%)
Target REALISASI TARGET (%)
REALI
SASI%
1 2 3 4 5
6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jumlah Total 284.969.437.800 281.223.241.087 3.746.196.713 98,69 270.709 Satuan 270.659 Satuan 99,98 100 99,68
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
1.594.495.900 1.544.366.275 50.129.625 96,86
14.698 14.698 100
100 100
1 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
320.112.000 270.023.475 50.088.525 84,35
Jasa komunikasi, air dan listrik 42 Unit
kerja 42 Unit kerja 100
Dimanfaatkannya jasa komunikasi, air dan listrik 100 100
2 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.06 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan
51.900.000 51.900.000 - 100,00
Surat tanda Nomor Kendaraan /STNK
9 228
Roda 4 Roda 2
9 228
Roda 4 Roda 2 100
Dimanfaatkannya Kendaraan untuk kegiatan dinas
100 100
3 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.10 Penyediaan Alat Tulis Kantor 449.713.400 449.713.400 -
100,00
Alat Tulis Kantor
1045 Pkt 1045 Pkt 100
Dimanfaatkannya ATK untuk keperluan Administrasi Perkantoran
100 100
4 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.11 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
243.593.500 243.589.900 3.600 100,00
Barang Cetakan dan Penggandaan
1045 Pkt 1045 Pkt 100
Dimanfaatkannya Barang Cetakan untuk Menunjang Administrasi Perkantoran
100 100
5 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.12 Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor
51.200.000 51.200.000 - 100,00
Komponen instalasi listrik
42 Unit kerja 42 Unit
kerja 100
Dimanfaatkannya komponer instalasi listrik
100 100
6 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.15 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
167.160.000 167.160.000 - 100,00
Surat kabar berskala Nasional, Regional dan Lokal 12.480 Exp 12.480 Exp 100
Dimanfaatkannya surat kabar ( Dibaca untuk menambah wawasan pengetahuan peraturan perundang-
100 100
67
undangan )
7 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.17 Penyediaan makanan dan minuman
221.397.000 221.397.000 - 100,00
Makanan dan Minuman
42 Unit kerja 42 Unit
kerja 100
Dimanfaatkannnya makanan dan minuman sebagai Penunjang Kelancaran Kegiatan Kantor
100 100
8 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.18 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsulati ke Luar Daerah
62.640.000 62.602.500 37.500 99,94
Perjalanan Dinas
2 Unit kerja 2
Unit kerja 100
Mengikuti Rakor dan Konsultasi Keluar Daerah
100 100
9 Sekretariat
01.Program Pelayanan Administrsi Perkantoran
01.19 Penyediaan Jasa Administrasi Teknis Perkantoran
26.780.000 26.780.000 100,0
0
Bimbingan teknis pengelolaan penataan kearsipan dan lomba penataan kearsipan
345 Org 345 Org 100
Arsip tertata dengan baik dan benar
100 100
02. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
3.435.837.312 3.333.150.300 102.687.012 97,01
980,00 980,00 100,0
0
100 100
10 Sekretariat
02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
02.03 Pembangunan Gedung Kantor 348.960.000 312.795.000 36.165.000 89,64
Pembangunan UPT Pendidikan Kecamatan Jamblang
1 Unit 1 Unit 100
Pelayanan Pendidikan berjalan Lancar
100 100
11 Sekretariat
02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
02.07 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 444.510.400 428.344.000 16.166.400 96,36
Pengadaan roll opack, brankas, AC, komputer, printer, scanner dan UPS
32 Unit 32 Unit 100
Dimanfaatkannya perlengkapan kantor untuk kegiatan dinas
100 100
12 BIDANG SMP
02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
02.11 Sewa tanah/gedung
210.794.800 207.344.800 3.450.000 98,36
Sewa tanah untuk UPT, TK, SD, SMP dan SLB
19
Lokasi (SMPN, SD, TK
dan SLB)
19
Lokasi (SMPN, SD, TK
dan SLB)
100
Dimanfaatkannya tanah untuk sarana pendidikan
100 100
68
13 Sekretariat
02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
02.22 Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor
1.098.577.112 1.062.327.500 36.249.612 96,70
Terlaksananya pemeliharaan gedung kantoR
42 Unit kerja 42 Unit
kerja 100
Gedung layak pakai
100 100
14 Sekretariat
02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
02.24 Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan Dinas/Operasional
706.860.000 698.544.000 8.316.000 98,82
Bahan bakar
236 7 mobil
229 motor
235 8 mobil
227 motor
99,576
Kendaraan layak pakai
100 100
15 Sekretariat
02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
02.28 Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor
304.500.000 303.660.000 840.000 99,72
Peralatan gedung kantor 42 Unit
kerja 42 Unit kerja 100
Peralatan gedung kantor terawat / kondisi baik
100 100
16 Sekretariat
02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
02.29 Pemeliharaan rutin / berkala meubeulair
72.450.000 72.450.000 - 100,00
Meubeulair
640 Stel 640 Stel 100
Meubeulair layak pakai
100 100
17 Sekretariat
02.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
02.42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 249.185.000 247.685.000 1.500.000 99,40
Rehabilitasi gedung kantor
1 UPT Kec.
Plumbon 2 UPT 200
Dimanfaatkannya kantor UPT untuk kegiatan pelayanan pendidikan
100 100
03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
1.217.062.500 1.129.975.600 87.086.900 92,84
1,00 2,00 200,0
0
100 100
18 Sekretariat
03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
03.01 Pengadaan Mesin/Kartu Absensi 7.190.000 6.590.000 600.000 91,66
Mesin absensi
1 Unit 2 Unit 200
Dimanfaatkannya mesin absensi untuk meningkat disiplin pegawai
100 100
19 Sekretariat
03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur
03.02 Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya
1.209.872.500 1.123.385.600 86.486.900 92,85
Pakaian seragam dinas
5251 Stel 6613 Stel 125,94
Dimanfaatkannya pakaian untuk kegiatan menunjang kedisiplinan pegawai
100 100
05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
295.687.400 289.227.400 6.460.000 97,82
418,00 418,00 100
100 100
69
20 Bidang SMP
05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
05.11 Peningkatan Pengelolaan Aset
295.687.400 289.227.400 6.460.000 97,82
Peserta BINTEK barang daerah ( Target 146 orang ) dan sosialisasi PERMENDAGRI NO 19 TH 2016 ( Target 272 orang )
418
Bintek 146 org
Sosialisasi 272
org
418
Bintek 146 org
Sosialisasi 272
org
100
Data aset sebagai dasar penyusunan laporan keuangan
100 100
06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
54.606.000 51.758.000 2.848.000 94,78
12,00 12,00 100
100 100
21 Sekretariat
06 Program Peningkatan Pengembangan
06.02 Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
54.606.000 51.758.000 2.848.000 94,78
Laporan keuangan semesteran ( 12 dokumen )
12 Dok 12 Dok 100
Laporan keuangan sebagai dasar pengambilan kebijakan
100 100
07. Program Pengembangan Sistem Perencanaan Sektoral
57.875.000 57.870.000 5.000 99,99
336 Org 336 Org 100
100
22 Sekretariat
07.Program pengembangan sistem operencanaan sektoral
07.01 Penyusunan Dokumen Perencanaan Sektoral Rencana Jangka Menengah (RENJA) dan Rencana Strategus (RENSTRA)
57.875.000 57.870.000 5.000 99,99
Sosialisasi Renstra Bidang Pendidikan Tahun 2014-2019 336 Org 336 Org 100
Renstra sebagai dasar perencanaan program
100 100
15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
2.853.332.300 2.687.311.900 166.020.400 94,18
16,00 16,00 100
100 100
23 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.03 Penambahan Ruang Kelas Sekolah 613.693.250 612.163.250 1.530.000 99,75
Ruang kelas baru ( RKB )
4 Lokal 4 Lokal 100
Dimanfaatkannya RKB untuk kegiatan pembelajaran
100 100
70
24 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.07 Pembangunan sarana dan prasaran bermain
127.500.000 126.500.000 1.000.000 99,22
APE luar dan APE dalam
5 Pkt/
PAUD 5 Pkt/
PAUD 100
Dimanfaatkannya APE luar dan APE dalam untuk prmbrlajaran PAUD.
100 100
25 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.09 Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas Parkir
243.677.000 243.037.000 640.000 99,74
Pemagaran TK
2 Lokasi 2 Lokasi 100
Lingkungan sekolah aman
100 100
26 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.15 Pengadan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa 392.515.000 266.415.000 126.100.000 67,87
Buku Raport PAUD/TK,
1 Pkt 1 Pkt 100
Dimanfaatkannya buku raport untuk laporan evaluasi belajar siswa
100 100
27 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.20 Pengadaan Perlengkapan Sekolah
71.200.000 71.000.000 200.000 99,72
Tong sampah
1 Pkt 1 Pkt 100
Lingkungan sekolah bersih
100 100
28 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.45 Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah
214.254.750 212.679.750 1.575.000 99,26
Ruang kelas / penunjang pembelajaran dalam kondisi baik
3 TKN Satap 3 TKN
Satap 100
Proses belajar mengajar menjadi nyaman 100 100
29 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.57 Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik
38.350.300 35.415.800 2.934.500 92,35
Peserta lomba guru teladanTk Kecamatan
80 Org 40 Org 50
Terpilihnya guru teladan ( Juara I, II, III Tk. Kabupaten
100 100
30 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.58 Pengembangan pendidikan anak usia dini
100.000.000 96.670.000 3.330.000 96,67
Peserta lomba mewarnai (560 org) dan lomba peragaan busana (80 org)
640 Siswa 640 Siswa 100
Terpilihnya Juara I, II, III Tk. Kabupaten
100 100
31 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.59 Penyelenggaraan Anak Usia Dini
339.605.000 311.294.100 28.310.900 91,66
Peserta sosialisasi BOP PAUD 750 Org 683 Org 91,06
7
Pengelolaan dana BOS sesuai aturan 100 100
32 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.62 Pengembangan kurikulum bahan ajar dan model pembelajaran PAUD
96.337.000 95.937.000 400.000 99,58
Peserta Bintek kurikulum bahan ajar dan model pembelajaran PAUD ( Target 100 orang )
100 Org 100 Org 100
Peserta dapat menyusun kurikulum PAUD
100 100
71
33 PAUD 15. Program Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )
15.67 Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD)
616.200.000 616.200.000 - 100,00
BOP PAUD
16 TKN 16 TKN 100
Penyelenggaraan TKN berjalan lancar 100 100
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
50.017.550.500 47.006.647.000 3.010.903.500 93,98
6.252 5.795 92,69
100 96,43
34 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.03 Penambahan Ruang Kelas Sekolah 5.188.330.600 5.134.071.000 54.259.600 98,95
Ruang Kelas Baru ( RKB )
36 25 SD 11 SMP 36 25 SD
11 SMP 100
Dimanfaatkannya RKB untuk kegiatan pembelajaran
100 100
35 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.04 Penambahan ruang guru sekolah 866.382.500 846.412.500 19.970.000 97,70
Ruang guru SD
5 Lokal 5 Lokal 100
Dimanfaatkannya ruang guru untuk penunjang kegiatan pembelajaran
100 100
36 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.05 Pembangunan ruang laboratorium dan ruang praktikum sekolah
338.208.700 328.508.700 9.700.000 97,13
Ruang laboratorium
1 SMP 1 SMP 100
Dimanfaatkannya ruang laboratorium untuk menunjang pembelajaran
100 100
37 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.07 Pembangunan sarana dan prasarana olahraga
294.582.500 290.717.500 3.865.000 98,69
Gedung olahraga
2 Ruang 2 Ruang 100
Dimanfaatkannya gedung olahraga untuk kegiatan pembelajaran
100 100
38 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.09 Pembangunan taman, lapangan upacara dan tempat parkir
6.742.624.900 6.724.010.900 18.614.000 99,72
Pavingisasi dan Pemagaran
63 SD 48 SMP 5 70
SD 65 SMP 5
111,11
Lingkungan sekolah aman dan rapih
100 100
39 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.12 Pembangunan perpusatakaan sekolah
483.465.000 478.120.000 5.345.000 98,89
Ruang perpustakaan sekolah
2 Ruang 2 Ruang 100
Dimanfaatkannya ruang perpustakaan untuk menunjang kegiatan pembelajaran
100 100
72
40 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.14 Pembangunan sarana air bersih dan sanitasi
179.682.500 175.372.500 4.310.000 97,60
Tersedianya sarana air bersih, sanitasi dan MCK
2 Pkt 2 Pkt 100
Dimanfaatkannya sarana air bersih, sanitasi dan MCK untuk menunjang kebersihan dan lingkungan sekolah sehat
100 100
41 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.15 Pembelian buku-buku dan alat tulis siswa
8.335.200.600 7.464.416.600 870.784.000 89,55
Buku referensi, pengayaan, panduan pendidik dan Raport siswa ( Target siswa baru SD, SMP )
2 Pkt (SD, SMP) 2 Pkt (SD,
SMP) 100
Dimanfaatkannya buku referensi, pengayaan, panduan pendidik dan Raport siswa untuk kegiatan pembelajaran
100 100
42 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.18 Pengadaan alat praktik dan peraga siswa
2.117.471.150 2.102.739.500 14.731.650 99,30
Alat praktik peraga siswa ( Target 13 SMP ) 13 SMP 16 SD,
SMP 123,0
8
Dimanfaatkannya alat praktik dan peraga siswa untuk menunjang pembelajaran
100 100
43 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.19 Pengadaan Mebeleur Sekolah
1.150.854.500 1.119.494.400 31.360.100 97,28
Meubeleur (SD)
50 Lkl 50 Lkl 100
Dimanfaatkannya meubeleur untuk menunjang kegiatan pembelajaran
100 100
44 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.20 Pengadaan perlengkapan sekolah
106.000.000 105.700.000 300.000 99,72
Alat kesenian dan alat perlengkapan sekolah
5
Pkt ( Marchinband,
marawis, laptop,
proyektor,
dekstop Target 5 paket )
5
Pkt ( Marchinband,
marawis, laptop,
proyektor,
dekstop Target 5 paket )
100
Dimanfaatkannya alat kesenian dan perlengkapan sekolah untk menunjang kegiatan pembelajaran
100 100
45 Sarpras 16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.44 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah
14.456.092.100 14.275.298.600 180.793.500 98,75
Rehab ruang kelas
185 SD, SMP 185
SD, SMP
100,00
Dimanfaatnya ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran
100 100
73
46 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.57 Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik 254.960.000 254.960.000 - 100,0
0
Peserta lomba pendidik dan tenaga kependidikan berprestasi
190
SMP 150 org, SD 40
org
190
SMP 150 org, SD 40
org
100
Terpilihnya juara I, II, III PTK berprestasi tingkat Kabupaten Cirebon.
100 100
47 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.59 Pelatihan penyusunan kurikulum
661.195.000 643.945.000 17.250.000 97,39
Peserta Pelatihan Penyusunan Kurikulum 270 Org 270 Org 100
Tersusunnya kurikulum
100 100
48 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.61 Pembinaan SMP Terbuka
65.120.000 56.820.000 8.300.000 87,25
SMP Terbuka
19 SMPT 16 SMPT 84,21
1
Kegiatan pembelajaran SMP Terbuka berjalan lancar
100 100
49 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.63 Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah jenjan SD/MI/SDLB dan SMP/MTs serta Pesantren Salafiah dan satian pendidikan non islam setara SD dan SMP
4.037.498.000 2.962.094.000 1.075.404.000 73,36
Sosialisasi, Bimtek BOS, pengayaan
2.476
Bintek 2.306 org,
Tray out dan
pengayan 170 org
2.476
Bintek 2.306 org,
Tray out dan
pengayan 170 org
100
Pengelolaan dana BOS sesuai aturan
100 100
50 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.66. Penyediaan Dana Pengembangan Sekolah untuk SD/MI dan SMP/MTs
150.000.000 150.000.000 - 100,00
Dana pengembangan sekolah SMP Satu Atap.
5 SMP 5 SMP 100
Pembelajaran berjalan lancar sesuai aturan 100 100
51 PAUDNI 16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.68 Penyelenggaraan Paktet B Setara SMP 957.803.450 957.803.450 - 100,0
0
Warga Belajar Paket B Setara SMP
1275 Wb 1275 Wb 100
Warga Belajar Paket B sebanyak 1.275 orang mendapatkan Pelayanan Pendidikan
100 100
52 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.69 Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajeman sekolah dengan penerapan MBS di satuan pendidikan dasar
83.000.000 76.000.000 7.000.000 91,57
Lomba gugus dan perpustakaan
40 SD 40 SD 100
Terpilihnya juara I, II, III lomba gugus dan perpustakaan 100 100
74
53 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.70 Pembinaan minat, bakat dan kreatifitas siswa 847.691.000 578.413.800 269.277.200 68,23
Peserta lomba OSN, O2SN, FLSN, Pasanggiri bahasa/sastra sunda/Cirebon
6 Cabang 6 Cabang 100
Terpilihnya juara I, II, III
100 100
54 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.75 Penyediaan bea siswa transisi 458.060.000 50.560.000 407.500.000 11,04
Pemberian beasiswa dari keluarga tidak mampu
565 Siswa 0 Org 0
Siswa kurang mampu bisa sekolah ke SMP sederajat
100 0
55 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.76 Penyelenggaraan akreditasi sekolah dasar 327.895.000 327.895.000 - 100,0
0
Bimtek penilaian kinerja guru, akriditasi sekolah
1040 Org 1141 Org 109,71
Nilai kinerja kepala sekolah sebagai dasar pengambilan kebijakan
100 100
56 BIDANG SMP
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.78 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
275.924.000 267.816.550 8.107.450 97,06
Pelaksanaan US/UN SD/MI, SMP?MTs ( Target 925 SD dan 202 SMP )
1.127 925 SD
202 SMP
1.127 925 SD
202 SMP
100
Peserta US/UN mendapatkan SKHUN untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
100 100
57 BIDANG SD
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.79 Peningkatan Kesejahteraan Guru PNS dan Guru Bantu Daerah Terpencil
1.577.232.000 1.573.200.000 4.032.000 99,74
Pembayaran guru kontrak dan GBDT 104 Guru 104 Guru 100
Proses pembelajaran di sekolah berjalan lancar
100 100
58 BIDANG PNF
16.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
16.83 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik paket B setara SMP
62.277.000 62.277.000 - 100,0
0
Peserta workshop pembelajaran paket B 60 Org 60 Org 100
Tutor mampu melaksanakan pembelajaran sesuai aturan 100 100
17.Program Pendi- dikan Menengah
1.004.904.000 1.004.364.000 540.000 99,95
1.400 1.380
98,571
100 100
75
59 BIDANG PNF
17.Program Pendidikan Menengah
17.63 Penyelenggaran Paket C Setara SMU
942.252.000 941.712.000 540.000 99,94
Warga Belajar Paket C
1320 Wb 1320 Wb 100
Warga masyarakat putus sekolah sebanyak 1.320 orang mendapatkan pelayanan Pendidikan paket C
100 100
60 BIDANG PNF
17.Program Pendidikan Menengah
17.74 Pelatihan kompetensi pendidik paket C 62.652.000 62.652.000 - 100,0
0
Peserta Bintek tutor paket C
80 Org 60 Org 75
Tutor mampu melaksanakan pembelajaran sesuai aturan 100 100
18.Program Pendidikan Non Formal
3.256.345.000 3.231.445.000 24.900.000 99,24
6.388 6.815
106,68
100 100,0
0
61 BIDANG PNF
18.Program Pendidikan Non Formal
18.01 Pemberdayaan tenaga pendidik non formal 62.460.000 62.460.000 - 100,0
0
Peserta bintek pengelolaan LKP 60 LKP 60 LKP 100
LKP melaksanakan pembelajaran sesuai aturan 100 100
62 BIDANG PNF
18.Program Pendidikan Non Formal
18.03 Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan
116.880.000 116.880.000 - 100,0
0
Peserta Lomba PTK Kursus dan Expo kursus
80 Org 80 Org 100
Terpilihnya Juara I, II dan III dari masing-masing lomba
100 100
63 BIDANG PNF
18.Program Pendidikan Non Formal
18.04 Pengembangan Pendidikan Keaksaraan 2.977.680.000 2.954.280.000 23.400.000 99,21
Warga Belajar Keaksaraan Fungsional
6000 Wb (539 klp) 6000 Wb (539
klp) 100
Masyarakat penyandang buta aksara mendapatkan pelayanan pendidikan
100 100
64 BIDANG PNF
18.Program Pendidikan Non Formal
18.09 Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model pembelajaranpendidikan nonformal
69.325.000 69.325.000 - 100,00
Peserta workshop model pembelajaran pendidikan non formal
70 Org 70 Org 100
Pembelajaran Keaksaraan sesuai aturan
100 100
65 PAUDNI 18.Program Pendidikan Non Formal
18.13 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 30.000.000 28.500.000 1.500.000 95,00
Verifikasi lembaga PAUD terkait program DAK ( BOP ) PAUD
178 Lembaga 605 Lembag
a 339,8
9
Program bantuan DAK ( BOP ) PAUD tepat sasaran 100 100
76
20.Program Peningkatan Mutu Pendidi dan Tenaga Kependidikan
625.762.696 575.847.300 49.915.396 92,02
2.300 2.300 100
100 100
66 Sekretariat
20.Program Peningkatan Mutu Pendidi dan Tenaga Kependidikan
20.01 Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik 183.512.796 168.473.000 15.039.796 91,80
Peserta Sosialisasi Sertifikasi Pendidik 800 Org 800 Org 100
Memahami persyaratan sertifikasi pendidik 100 100
67 Sekretariat
20.Program Peningkatan Mutu Pendidi dan Tenaga Kependidikan
20.08 Pengembangan mutu dan kualitas program pendidikan dan pelatihan bagi PTK
176.000.000 171.967.600 4.032.400 97,71
Peserta Bintek aplikasi Dapodik bagi operator SD, UPT dan SMP
567 Org 567 Org 100
Aplikasi Dapodik sekolah akurat
100 100
68 Sekretariat
20.Program Peningkatan Mutu Pendidi dan Tenaga Kependidikan
20.09 Pengembangan Sistem Pendataan dan Pemetaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
136.249.900 108.756.700 27.493.200 79,82
Peserta bintek Verivikasi dan Validasi (VERVAL) NUPTK ( bagi operator SD, UPT, SMP
567 Org 567 Org 100
PTK sebanyak SD, SMP Negeri/Swasta ber NUPTK
100 100
69 Sekretariat
20.Program Peningkatan Mutu Pendidi dan Tenaga Kependidikan
20.11 Pengembangan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Program Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
130.000.000 126.650.000 3.350.000 97,42
Peserta rakoor (kepala SMA, SMK, SMP dan kepala UPT )
366 Org 366 Org 100
Program sekolah selaras dengan kebijakan dan program Dinas Pendidikan
100 100
22.Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
840.789.980 691.672.300 149.117.680 82,26
238.245 238.245 100,0
0
100 100
70 Sekretariat
22.Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
22.04 Sosialisasi dan advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang pendidikan
84.000.000 60.268.500 23.731.500 71,75
Peserta Bimtek survey penyusunan IKM 375 Org 375 Org 100
Dokumen IKM sebagai dasar pengambilan kebijakan 100 100
77
78
71 Sekretariat
22.Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
22.07 Penerapan Sistem dan Informasi Manajemen Pendidikan
598.164.980 497.693.800 100.471.180 83,20
Jasa layanan internet PPDB Online
45 SMPN 45 SMPN 100
PPDB dilaksanakan secara online 100 100
72 Sekretariat
22.Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
22.09 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 78.625.000 73.935.000 4.690.000 94,03
Peserta rpt persiapan monev
224 Org 224 Org 100,00
Hasil monev sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan
100 100
73 Sekretariat
22.Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
22.16 Penyusunan capaian target SPM bidang pendidikan
80.000.000 59.775.000 20.225.000 74,72
Peserta sosialisasi dan dokumen SPM
349 Org 349 Org 100
Tersusunnya Laporan capaian SPM bidang pendidikan tahun 2017
100 100
BIDANG SD
23 Program Peningkatan Kehidupan Keagamaan
492.643.250 397.060.050 95.583.200 80,60
118.070 118.070 100
100
74 BIDANG SD
23 Program Peningkatan Kehidupan Keagamaan
23.01 Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Lembaga keagamaan
492.643.250 397.060.050 95.583.200 80,60
Evaluasi baca tulis Al-Qur'an ( SD: 78.850 dan SMP:39.220 )
118.070
SD 78.850 SMP
39220
118.070
SD 78.850 SMP
39220
100
Siswa mampu membaca Al-Qur'an
100 100
BIDANG SD
27 Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
219.222.545.962 219.222.545.962 - 100,00
100
75 BIDANG SD
27 Progran Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
219.222.545.962 219.222.545.962 - 100,00
Sekolah mendapat BOS 1.112 Sekolah 1.112 Sekolah 100
Pembelajaran berjalan lancar 100 100
Dari Table Diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan perhitungan efesiensi dan efektifitas
kegiatan didapat bahwa tingkat efesiensi dan efektifitas dari 78 kegiatan pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Cirebon tahun anggaran 2017 yaitu:
a. < 100 – 100 Sebanyak 56 kegiatan, telah efesien dan efektif ( 78,66 %) yaitu program
administrasi perkantoran 2 kegiatan, program peningkatan sarana prasarana aparatur 7
kegiatan, program Disiplin aparatur 2 kegiatan, Peningkatan sumber daya aparataur 1
kegiatan, peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
keuangan 1 kegiatan, Program Pendidikan Anak Usia Dini 7 kegiatan, program wajar
dikdas sembilan tahun 19 kegiatan, program pendidikan menengah 1 kegiatan, program
pendidikan non formal dan informal 7 kegiatan, program peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan 4 kegiatan, program manajemen pelayanan pendidikan 4 kegiatan
dan program peningkatan kehiupan keagamaan 1 kegiatan.
b. 100 - < 100 Sebanyak 1 kegiatan termasuk katagori inefisien (1,33 %) yaitu kegiatan
penyediaan beasiswa transisi. Hal ini terjadi dikarenakan telah diterbitkannya aturan
yang mengamanatkan bahwa SKPD tidak memiliki kewenangan untuk memberikan
bantuan berupa uang.
c. 100-100 Sebanyak 18 kegiatan, (20 %) telah sesuai harapan yaitu 7 kegiatan pada
program administrasi perkantoran; 1 kegiatan pada program peningkatan sarana
prasarana aparatur; 1 kegiatan pada Program Pendidikan Anak Usia Dini ; 5 kegiatan
pada program wajar dikdas sembilan tahun; 1 kegiatan pada program pendidikan
menengah, 2 kegiatan pada program pendidikan non formal dan informal; dan 1
kegiatan pada program Bantuan Operasional Sekolah.
79
B A IV B
PENUTUP
Sesuai dengan Rencana Kinerja tahun 2017 telah ditetapkan 7 (Tujuh) sasaran
strategis yang harus dicapai oleh Dinas Pendidikan. Rata-rata capaian Kinerja sasaran
berdasarkan indikator yang ditetapkan pada Rencana Kinerja tahun 2017 menunjukkan
angka keberhasilan sebagai berikut : 84.06% Mencapai target/meningkat dan 15.94%
tidak mencapai target.
Pada dasarnya tugas-tugas yang diemban oleh Dinas pendidikan Kabupaten Cirebon
Tahun Anggaran 2017 sesuai yang ditetapkan dalam rencana strategis telah dapat
memenuhi fungsi sebagai Lembaga yang memiliki fungsi pengelolaan pendidikan.
Fungsi utama yang harus dilaksanakan lembaga ini adalah sebagai penyelenggaraan
kegiatan operasional dibidang pendidikan telah berjalan dengan semestinya dan tidak
mendapat hambatan yang berarti (berjalan lancar). Indikator dari kondisi tersebut dapat
dilihat bahwa realisasi keuangan mencapai 98,69% dan realisasi fisik mencapai
99,98%. Dengan adanya kegiatan tersebut terdapat peningkatan mutu pendidikan,
sarana dan prasarana sehingga memperlancar proses belajar mengajar diseluruh
jenjang pendidikan baik formal maupun non formal.
Disadari atau tidak, kekurangan pasti ada. Namun hal tersebut dapat dijadikan bahan
introspeksi diri guna perbaikan terhadap sesuatu yang dirasa masih kurang dan
mempertahankan serta meningkatkan kinerja yang sudah baik yang telah dicapai oleh
Dinas pendidikan Kabupaten Cirebon.
--------------- *** -------------
80