pencahayaan ltrblk-dsr teori

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bangian yang mutlak dari kehidupan manusia. Maka, untuk mengetahui seberapa besar intensitas cahaya tersebut, dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur besarya cahaya dalam yang dapat digunakan untuk mengukur cahaya dalam satuan lux. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Kualitaspenerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, psikologis serta aktivitas kerja. Sesuai Peraturan Menteri Perburuhan Nomor7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan sertaPenerangan dalam Tempat Kerja, telah menetapkan ketentuan pentingintensitas penerangan menurut sifat pekerjaan dan intensitas penerangansesuai dengan standart. Banyak industri yang sering kali lupa akan hal yangsederhana mengenai intensitas penerangan lingkungan kerja. Hal in dapatmengakibatkan pada menurunnya intensitas produktifitas pekerja. Jika haltersebut terjadi dan tidak dibenahi makan akan merugikan industri sendiri.Intensitas yang cukup diharapkan dapat memberikan solusi agar pekerjadapat bekerja secara nyaman, sehingga produktivitas yang dihasilkan tinggisehingga industri dapat merih keuntungan.Hal ini juga dapat diterapkan pada tempat kerja atau ruangan kelas diPPNS. Oleh karena itu dalam praktikum ini dilakukan, untuk mengetahuiseberapa besar kondisi intensitas penerangannya. Sehingga dapat diketahuiberapa besar intensitas penerangan yang seharusnya. B.Tujuan

Upload: wulan-c-maharani

Post on 01-Feb-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

TRANSCRIPT

Page 1: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bangian yang mutlak dari kehidupan manusia. Maka,

untuk mengetahui seberapa besar intensitas cahaya tersebut, dibutuhkan suatu alat ukur yang

dapat digunakan untuk mengukur besarya cahaya dalam yang dapat digunakan untuk mengukur

cahaya dalam satuan lux. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan

ruang. Kualitaspenerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, psikologis

serta aktivitas kerja. Sesuai Peraturan Menteri Perburuhan Nomor7 Tahun 1964 tentang Syarat-

Syarat Kesehatan, Kebersihan sertaPenerangan dalam Tempat Kerja, telah menetapkan

ketentuan pentingintensitas penerangan menurut sifat pekerjaan dan intensitas

penerangansesuai dengan standart. Banyak industri yang sering kali lupa akan hal

yangsederhana mengenai intensitas penerangan lingkungan kerja. Hal in dapatmengakibatkan

pada menurunnya intensitas produktifitas pekerja. Jika haltersebut terjadi dan tidak dibenahi

makan akan merugikan industri sendiri.Intensitas yang cukup diharapkan dapat memberikan solusi agar

pekerjadapat bekerja secara nyaman, sehingga produktivitas yang dihasilkan tinggisehingga

industri dapat merih keuntungan.Hal ini juga dapat diterapkan pada tempat kerja atau ruangan

kelas diPPNS. Oleh karena itu dalam praktikum ini dilakukan, untuk mengetahuiseberapa besar

kondisi intensitas penerangannya. Sehingga dapat diketahuiberapa besar intensitas penerangan yang

seharusnya.

B. Tujuan

a. Mampu membuat analisa survey awal pengukuran dan pemetaanruangan.

b. Mampu merekomendasikan ruangan kelas yang diukur agar diperbaikikondisi. penerangan sesuai dengan

kondisi lingkungan kerja yang baik.

c. Mampu melakukan pengukuran penerangan dengan lux meter.

d. Mampu melakukan analisa hasil pengukuran dengan membandingkandengan standar, serta

mennetukan kondisi idealsesuai dengan landasanteori benar.

C. Manfaat

Page 2: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

Mahasiswa mampu melakukan pengukuran intensitas cahaya denganmenggunakan

Lux meter dan sekaligus dapat menganalisa hasil yangdiperoleh, serta mampu merancang kondisi

penerangan yang baik untuk kerja.

Page 3: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

DASAR TEORI

A. Intensitas Penerangan

Intensitas penerangan dinyatakan lux. Intensitas penerangan dapatdiukur dengan 2 cara (menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1405/2002), yaitu :

1. Penerangan umum, pengukuran di lakukan setiap meter persegi luaslantai dengan tinggi ±85

cm dari lantai.

2. Penerangan lokal, diukur di tempat kerja atau meja kerja pada objek yang di lihat oleh

tenaga kerja.Keadaan penerangan di tempat kerja, memadai atau tidak selain ditentukan

oleh kuantitas atau tingkat iluminasi (pencahayaan) yang menyebabkan objek dan sekitarnya

terlihat dengan jelas, juga di tentukan oleh kualitas penerangan tersebut yang diantaranya

menyangkut arah dan penyebaran atau distribusi cahaya tipe dan tingkat kesilauan

karenapenerangan yang terlalu kuat, dipengaruhi dekorasi tempat kerja seperti warna

dinding, langit – langit, peralatan kerja dan lain– lain.

B. Penentuan Titik Pengukuran

1. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum

Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan padasetiap jarak tertentu

setinggi 1m dari lantai. Pengukuran umumdibedakan atas beberapa jenis, yaitu :

a. Luas ruangan kurang dari 10 m2 (dengan cara pengukuran 1x1 m2)

b. Luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2 (dengan carapengukuran 3x3 m2)

c. Luas ruangan lebih dari 100 m2 (dengan cara pengukuran 6x6 m2)

2. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Lokal

Objek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan meja kerja, pengukuran

dapat di lakukan di atas meja yang ada. Jarak tertentu tersebut di bedakan berdasarkan

luas ruangansebagai berikut:

1. Luas ruangan kurang dari 10 m² : Titik potong garis hortisontalpanjang dan lebar

ruangan adalah pada jarak setiap 1 meter.Contoh denah pengukuran intensitas

penerangan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 m² seperti Gambar 2.1 berikut.

Page 4: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

1 m 1 m 1 m 1 m

Gambar 2.1. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum dengan Luas.Kurang dari

10m² (Sumber : PPNS, 2007)

2. Luas ruangan antara 10 m² - 100 m² : Titik potong garishortisontal panjang dan lebar

ruangan adalah pada jarak setiap 3meter. Contoh denah pengukuran intensitas

penerangan umumuntuk luas ruangan antara 10 m²-100 m² seperti Gambar 2.2berikut.

3 m 3 m 3 m 3 m

Gambar 2.2 Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum dengan Luas antara 10 m² -

100 m² (Sumber : PPNS, 2007)

3. Luas ruangan lebih dari 100 m² : Titik potong garis hortisontalpanjang dan lebar

ruangan adalah pada jarak setiap 6 meter. Contoh denah pengukuran intensitas

penerangan umum untuk luas ruangan lebih dari 100 m² seperti Gambar 2.3 berikut

6 m 6 m 6 m 6 m

Gambar 2.3 Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum dengan Luas Lebih dari

100m²

(Sumber : Modul Praktikum PLKPPNS)

Page 5: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

3. Perhitungan

Untuk menghitung jumlah armatur yang akan dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat

intensitas penerangan tertentu, sehingga rumus dapatdigunakan rumus sebagai berikut :

... ............................( 2.1 )

Menghitung jumlah lampu yang dibutuhkan yang akan dipasang di dalamlingkungan

tempat kerja :

.............................. ( 2.2 )

4. Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Penerangan

a. Kontras

Sifat.terlihat diperoleh dengan memberi cahaya dari lampu.Sebagai contoh, tinta tulis

yang berwarna hitam memantulkan sedikitcahaya atau sama sekali tidak memantulkan

cahaya, sementara kertassurat yang dapat ditulisi memantulkan hampir seluruh cahaya

yang jatuh padanya. Oleh karena adanya kontras (perbedaan) yang tinggi, maka sifat

dapat dilihat pada tempat kerja menjadi baik, dan membacadapat dilakukan dengan

mudah. Seperti contoh di atas, menulisdengan tinta berwarna biru di atas kertas

berwarna biru muda, bila dilihat pada tabel 2.1. maka persen kontras dapat dihitung

sebagai berikut :

Warna dan pantulan permukaan mempunyai pengaruh yangbesar atas penggunaan

cahaya (penerangan). Berikut ini faktor faktorpantulan yang disarankan: Untuk langit-

langit antara 75% sampai85%; dinding antara 50% sampai 60%; permukaan meja =35%;

meja-kursi (alat-alat rumah tangga) antara 30% sampai 35%; dan untuk lantai adalah

30%.

b. Arah dan distribusi cahaya

Ditinjau dari cara distribusinya, kita memiliki 6 macamsistem sumber cahaya buatan

(lampu) sebagai berikut :

61 - 36 X 100% = 41 %

61

Page 6: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

(a) Langsung : 90% cahaya menuju ke bawah.

(b) Semi langsung : 60%-90% cahaya menuju ke bawah,sedang komponen

cahaya yang lain menuju ke atas.

(c) General diffuse : 40%-60% cahaya menuju ke bawah, sedang

komponen yang lain menuju ke arah horizontal.

(d) Langsung-tidak langsung : 40%-60% cahaya menuju ke atas dan komponen yang

lain menuju ke bawah 

(e) Semi tidak langsung :10%-40% cahaya menuju ke bawah,dan komponen yang lain

menuju ke atas.

(f) Tidak langsung : kurang dari 10% cahaya menuju kebawah.

c. Kesilauan

Kesilauan didefinisikan sebagai reaksi Psycho-Physiologi dari tenaga kerja terhadap

besarnya penerangan lampu (sumber cahaya)yang terlalu terang. Kita mengenal 3

macam kesilauan ialah :

(a) Kesilauan langsung (direct-glare) ialah kesilauan yang diakibatkanoleh besarnya

penerangan atau terlalu terangnya lampu (sumbercahaya) yang utama pada

lapangan pandang, lampu sumber cahayayang utama ini adalah lampu biasa yang

digunakan untuk penerangan seluruh ruangan.

(b) Kesilauan tidak langsung (indirect-glare) ialah kesilauan yang diakibatkan oleh

besarnya penerangan atau terlalu terangnya lampu (sumber cahaya) yang berasal

dari lampu sumber yang kedua, yakni permukaan yang dapat memantulkan

cahaya, misalnya kaca,meja, atap dan dinding yang mengkilat dan lain-lain.

(c) Kesilauan oleh kontras (contrast-glare) ialah kesilauan yangdiakibatkan oleh terlalu

besarnya perbandingan atau perbedaan daripenerangan di tempat kerja (visual

task) dengan lingkungan kerja(penerangan seluruh ruangan).

5. Tabel dan Peraturan

Pantulan terjadi apabila cahaya jatuh pada suatu permukaan, cahayaakan diabsorpsi atau

akan dipantulkan. Apabila permukaan tersebut kasardan berwarna hitam, maka praktis

semua cahaya diabsorpsi. Namun jikapermukaan berwarna muda, maka sebagian besar

cahaya akan dipantulkan. Oleh karenanya langit-langit, dinding dan lantai yang daya

absorpsinya rendah dan daya pantulannya tinggi, secara material menambah penerangan

(ruangan menjadi semakin terang). Berikut disajikan tabel tentang factor pantulan dari

cat dengan bermacam-macam warna sebagai berikut:

Page 7: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

Tabel 2.1 Faktor Pantulan Zat dengan Permukaan Bermacam-macam Warna

Klasifikasi Koefisien Pantulan (dalam %)

Plester putih (dinding tembok) 90 – 92

“Flat Mill White” (mat) 75 – 90

Krem muda 74

Pink muda 67

Kuning muda 65

Biru muda 61

Kekuning-kuningan muda (light Buff) 58

Abu-abu muda 49

Hijau muda 47

Medium blue 36

Medium grey 30

Merah 13

(Sumber : Higiene Industri, Soeripto M, 2008)

Tabel 2.2 Efisiensi Penerangan

KEfisiensi (Faktor Depresiasi = 0,7 ;

Reflektansi dinding = 0,5)

0,5 0,28

0,6 0,33

0,8 0,42

1 0,48

1,2 0,52

1,5 0,56

2 0,61

2,5 0,64

3 0,66

4 0,69

5 0,71

(Sumber : Priyo, 2004)

Tabel 2.3 Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

Jenis Pekerjaan Tingkat Pencahayaan Keterangan

Page 8: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

Minimal ( Lux )

Pekerjaan kasar dan

tidak terus-menerus

100 Ruang penyimpanan dan ruang

peralatan/instalasi yang memerlukan

pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan

terus-menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan

kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,

pekerjaan mesin & perakitan/

penyusun

Pekerjaan agak

Halus

500 Pembuatan gambar atau bekerja

dengan mesin kantor, pemeriksaan

atau pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,

pekerjaan mesin halus & perakitan

halus.

Pekerjaan amat

halus

1500

(Tidak menimbulkan

Bayangan)

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan

pekerjaan mesin dan perakitan yang

sangat halus.

Pekerjaan terinci 3000

(Tidak menimbulkan

Bayangan)

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan

sangat halus.

Sumber : Kepmenkes No. 1405,2002

Tabel 2.4 Standar Berdasarkan IES ( Illuminating Engineering Society)

Tempat Jenis pekerjaanNilai level iluminasi

Sangat baik

Baik

Kantor biasa Pembukuan, mengetik, membaca,

menulis, melayani mesin-mesin kantor

1000 500

Ruang arsip, tangga, gang, ruang

tunggu

250 150

Sekolah Ruang kelas 500 250

Ruang gambar 1000 500

Page 9: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

Ruang jahit-menjahit 1000 500

Industri Pembuatan jam tangan, instrument

kecil dan halus, mengukir

500 2500

Pekerjaan pemasangan halus,

menyetel mesin bubut otomatis,

bubut halus, poles

2000 1000

Pekerjaan bor, bubut kasar, pekerjaan

biasa

1000 500

Menempa dan menggiling 500 250

TokoEtalase took besar 2000 1000

Toko lain 1000 500

Rumah ibadah 250 125

Rumah tinggal Kamar tidur, kamar mandi, kamar rias,

dapur

500 250

Penerangan umum 250 125

Sumber: IES,2000

Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,

Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja pada Pasal13 dan Pasal 14

Pasal 13

1. Tiap-tiap tempat kerja yang dipergunakan waktu malam hari harus selalu menyediakan alat-

alat penerangan darurat.

2. Alat-alat penerangan darurat itu harus mempunyai sumber tenaga yangbebas dari instalasi

umum.

3. Alat-alat penerangan darurat tersebut itu harus ditempatkan pada tempat-tempat yang

tidak mungkin menimbulkan bahaya.

Page 10: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

4. Jalan-jalan keluar seperti pintu, gang-gang dan lain-lain, harus mempunyai alat penerangan

darurat, dan diberi tanda pengenal dengan cat luminous, bahan-bahan Reflektie dan bahan-

bahan fluorescence. Pasal 14

1. Kadar penerangan diukur dengan alat-alat pengukur cahaya yang baik setinggi tempat kerja

yang sebenarnya atau setinggi perut untuk penerangan umum (± 1 meter).

2. Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan paling sedikit 5 lux  (0,5 ft candles).

3. Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan dalam lingkungan perusahaan harus paling

sedikit mempunyai kekuatan 20 lux (2 ft candles).

4. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya membedakan barang

kasar seperti :

a. Mengerjakan bahan-bahan yang kasar.

b. Mengerjakan arang atau abu.

c. Menyisihkan barang -barang yang besar.

d. Mengerjakan bahan tanah atau batu.

e. Gang-gang, tangga didalam gedung yang selalu dipakai.

f. Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dankasar harus paling sedikit

mempunyai kekuatan 50 lux (5 ft candles)

5. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil

secara sepintas lalu seperti :

a. Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengahselesai (semifinished)

b. Pemasangan yang kasar.

c. Penggilingan padi.

d. Pengupasan atau pengambilan dan penyisihan bahan kapas.

e. Mengerjakan bahan-bahan pertanian lain yang kira-kira setingkat dengan d.

f. Kamar mesin dan uap.

g. Alat pengangkut orang dan barang.

h. Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal.

Page 11: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

i. Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil.

j. Kakus, tempat mandi, dan tempat kencing harus palingsedikit memiliki kekuatan 100 lux

(10 ft candles). 6. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang-barang kecil yang agak

teliti seperti:

a. Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar).

b. Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar.

c. Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang.

d. Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda.

e. Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam kaleng.

f. Pembungkusan daging.

g. Mengerjakan kayu.

h. Melapisi perabot harus paling sedikit mempunyai kekuatan200 Lux (20 ft candles).

7. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan pembedaan yang teliti daripada barang-barang

kecil dan seperti :

a. Pekerjaan mesin yang teliti.

b. Pemeriksaan yang teliti.

c. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus.

d. Pembuatan tepung.

e. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atauwol berwarna muda.

f. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca,pekerjaan arsip dan seleksi

surat-surat harus paling sedikitmempunyai kekuatan 3000 lux (30  ft candles).

8. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang-barang halus dengan

kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama seperti :

a. Pemasangan yang halus.

b. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus

c. Pemeriksaan yang halus

Page 12: Pencahayaan Ltrblk-dsr Teori

d. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca.

e. Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran).

f. Menjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua.

g. Ukuran, pemegang buku, pekerjaan steno,mengetik atau pekerjaan kantor yang lama

dan teliti harus mempunyaipenerangan antara 500 sampai 1000 Lux  (50 sampai

100 ft candles).

9. Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang yang sangat

halus dengan kontras yang sangat kurang untuk waktu yang lama seperti :

a. Pemasangan yang ekstra halus (arloji, dan lain-lain).

b. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat).

c. Percobaan alat-alat yang ekstra halus.

d. Tukang mas dan intan.

e. Penilaian dan penyelisihan hasil-hasil tembakan.

f. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam percetakan.

g. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tuaharus mempunyai kekuatan

paling sedikit 1000 Lux (1000 ft candles).