bab ii asas dsr lingk

154
10 ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN TIK : Setelah selesai mengikuti kegiatan perkuliahan pada BAB II ini, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang asas-asas dasar ilmu lingkungan. MATERI : PENDAHULUAN: Didalam Bab ini dibahas mengenai asas-asas dasar ilmu lingkungan yang akan diberikan dalam dua kali pertemuan. PENYAJIAN: Pengetahuan manusia terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, untuk itu dibutuhkan penggalian ilmu secara terus menerus, sehingga diperlukan daya cipta, daya khayal, keinginan tahu manusia dan inisiatif. Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan 10

Upload: ekayanti14

Post on 01-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Asas Dsr Lingk

10

ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN

TIK : Setelah selesai mengikuti kegiatan perkuliahan pada BAB II ini, diharapkan mahasiswa

mampu menjelaskan tentang asas-asas dasar ilmu lingkungan.

MATERI :

PENDAHULUAN:

Didalam Bab ini dibahas mengenai asas-asas dasar ilmu lingkungan yang akan

diberikan dalam dua kali pertemuan.

PENYAJIAN:

Pengetahuan manusia terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, untuk itu dibutuhkan penggalian ilmu secara terus menerus, sehingga

diperlukan daya cipta, daya khayal, keinginan tahu manusia dan inisiatif.

Ilmu Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu

yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain dari

aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai suatu

poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain

untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.

Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan

secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala

(fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan

pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh

ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan ilmuwan

tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya

10

Page 2: Bab II Asas Dsr Lingk

benar pada situasi dan kondisi yang lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan

pertentangan. Namun demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan

hasilnya terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum.

Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa

disebut hipotesis Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila diuji secara terus menerus sehingga

memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum. Untuk

mendapatkan asas baru dengan cara pengujian hipotesis ini disebut cara induksi dan

kebanyakan dipergunakan dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika. Disini metode

pengumpulan data melalui beberapa percobaaan yang relatif terbatas untuk membuat

kesimpulan yang menyeluruh. Sebaliknya cara lain yaitu dengan cara deduksi dengan

menggunakan kesimpulan umum untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Asas baru juga

dapat diperoleh dengan cara simulasi komputer dan penggunaan model matematika untuk

mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam (mimik). Cara lain juga dapat diperoleh

dengan metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara daerah yang satu

dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu

dengan yang lainnya.

Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang

kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan.

Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya

terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru

dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini

sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama

lain (sesuai dengan urutan logikanya).

11

Page 3: Bab II Asas Dsr Lingk

12

Sumber alam, ialah segala sesuatu yang memungkinkan organisme hidup untuk meningkatkan pengubahan energi

ASAS 6Ketupan (genotip) dengan daya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai pada generasi berikutnya

ASAS 4Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan

ASAS 7Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil (Rosenzwelg)

ASAS 8Tingkat ma-kanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman, dengan kecepatan yang ditentukan oleh sifat mic, diferensiasi

ASAS 9Keanekaraga-man sebanding dengan bio-masa/produk-tivitas

ASAS 10Biomassa/ produktivitas meningkat dalam lingkungan yang stabil

ASAS 12Kesempurnaan adaptasi tiap tabiat/sifat ber-gantung ke-pada kepenti-ngan relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu

ASAS 13Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku dalam ekosistem mantap, yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi lebh jauh lagi

ASAS 2Semua proses pengubahan tidak cermat

ASAS 1Energi tak pernah hilang, hanya berubah

ASAS 3Materi, energi, ruang, waktu dan keanekara-gaman adalah kategori sumber alam

ASAS 5Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat terangsang penggunaan sumber alam tersebut

ASAS 11Sistem yang mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum dewasa

ASAS 14Derajat pola keteraturan fluktuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah populasi itu sendiri

Page 4: Bab II Asas Dsr Lingk

Gambar. Hubungan berlogika di antara 14 asas dasar ilmu lingkungan (Watt,1973)

ASAS 1. Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem

dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat

diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang,

dihancurkan atau diciptakan.

13

Hewan makan

Pertumbuhan

Disimilasi

Produksi materi kehidupan

PembiakanEnergi digunakan untuk menyokong metabolisme dasar, misalnya: denyut jantung, pernafasan, mempertahankan suhu tubuh dsb.

Energi digunakan untuk menyokong berbagai kegiatan,: lari, berenang, terbang, dsb.

Energi disimpan sebagai lemak

Energi dibakar dan energi diubah sebagai panas

Energi diambil oleh pengeksploitasi

Terbuang tak terasimilasi

Energi

4

1

2

6

3

5

Page 5: Bab II Asas Dsr Lingk

Pemisahan energi yang masuk jadi dua komponen.

Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa

materi.

Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa

tenaga atau panas.

Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering

disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat

diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai

energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem

kehidupan sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat

ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan

masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan” Contohnya makanan yang dimakan

oleh hewan.

Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat dimanfaatkan

dan ada pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk masing-masing spesies hewan

tergantung bagaimana kemampuan dan strategi hewan tersebut untuk melawan alam

lingkungannya. Keberhasilan dalam melawan lingkungan dapat diukur dengan peningkatan

jumlah populasinya.

Gambar : Energi panas yang jatuh di bumi dipakai oleh tumbuhan dan genangan air, serta

dipantulkan oleh lahan terbuka dan bangunan.

ASAS 2. Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien

Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti

meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam

14

Page 6: Bab II Asas Dsr Lingk

bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi

dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.

Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi

maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan

oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen

yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling

atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak

dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).

Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu

termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur

manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.

Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi,

atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga

akan meningkatkan daya pengubahan energi.

Gambar : Buah-buahan sebagai salah satu sumber energi bag manusia, entropi berupa kulit

buah adalah sumber energi bagi semut.

Gambar : Jerami sebagai entropi digunakan untuk bahan baku kertas, pakan ternak, dan

lainnya. Pemanfaatan limbah pertanian kedele untuk pakan ternak.

ASAS 3. Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori

sumber alam

15

Page 7: Bab II Asas Dsr Lingk

Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang

dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan

dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber

alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk

kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk

mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam,

karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah,

namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”.

Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk

mencapai kesejahteraannya

ASAS 4. Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah optimum,

pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan dengan

penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui

batas maksimum ini tak ada pengaruh yang menguntungkan lagi.

Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan

pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena

kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku

kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah

mendekati batas maksimum.

Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas

optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan

mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting,

yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik

16

Page 8: Bab II Asas Dsr Lingk

turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah

tertentu.

ASAS 5. Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat

merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang

penggunaan lebih lanjut.

Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat

menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam

yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.

ASAS 6. Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada

saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu.

Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu

beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak

dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu

menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu

yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak

ASAS 7. Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan

yang mudah diramal.

Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola

faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya

kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal

17

Page 9: Bab II Asas Dsr Lingk

berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya

penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan

sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa

sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang

stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan

mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi).

Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang

jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut

mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil

sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969)

sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama

keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman

spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou

(1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan

keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola

penyebaran kesatuan populasi.

ASAS 8. Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung

kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson

tersebut.

Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga

spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu

sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada

kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran

18

Page 10: Bab II Asas Dsr Lingk

terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan

tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

ASAS 9. Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi

produktivitas.

Pada asas ini menurut Morowitz (1968) mengatakan bahwa adanya hubungan antara

biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

ASAS 10. Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dengan produktivitas

(B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimptut.

Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang

mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang

stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau

kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk

kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam

perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat

digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat

diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio

biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih

muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan

pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.

19

Page 11: Bab II Asas Dsr Lingk

Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan

memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian

dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.

ASAS 11. Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap

(belum dewasa).

Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan

energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa.

Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang

menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah

keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya

ASAS 12. Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan

relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.

Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku,

tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam

perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi

terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan )

yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata

tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia

lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak

perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan

evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung

20

Page 12: Bab II Asas Dsr Lingk

menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam

perubahan.

Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang

terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa

populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan

lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.

ASAS 13.Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan

keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat

menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.

Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap,

jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu

goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian

komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik

merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan

mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap

mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan

ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.

ASAS 14. Derajat pola keteraturan turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah

keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi

populasi itu.

Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang

tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat

ketidakstabilan populasi yang tinggi.

21

Page 13: Bab II Asas Dsr Lingk

BIOINDIKATOR

TIK : Setelah selesai mengikuti kegiatan perkuliahan BAB III ini, diharapkan mahasiswa

mampu menjelaskan tentang bioindikator.

MATERI :

PENDAHULUAN:

Didalam Bab ini dibahas mengenai bioindikator yang akan diberikan dalam satu kali

pertemuan.

PENYAJIAN:

Bioindikator = indikator biologi = respon organisme hidup baik pada tingkat individu atau

populasi terhadap kondisi lingkungan.

Berbagai spesies hewan, tumbuhan dan mikroorganisme dapat digunakan sebagai

indikator pencemaran udara, air dan tanah. Artinya apabila kondisi perairan, udara, dan tanah

mengandung polutan, sehingga terjadi perubahan pada lingkungan tersebut maka akibatnya

ada spesies-spesies tertentu baik itu tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang merespon

perubahan tersebut. Masing-masing organisme akan memberikan respon yang spesifik dari

perubahan lingkungan tersebut. Respon yang diterima oleh organisme berdasarkan ketahanan

dari organisme itu pada perubahan lingkungan yang terjadi. Ada organisme yang sangat

sensitif (peka) terhadap perubahan lingkungan, sehingga apabila kondisi lingkungan berubah

sedikit saja, organisme itu langsung memberikan respon. Ada pula organisme yang sensitif,

pada organisme ini kadar polutan yang diterima lebih tinggi dari organisme yang sangat

22

Page 14: Bab II Asas Dsr Lingk

sensitif. Sedangkan organisme yang kurang sensitif respon yang diterima menunjukkan

gejala resisten ada faktor kekebalan pada organisme tersebut, dan ini dapat terjadi karena

adanya akumulasi dari polutan pada tubuhnya. Gejala yang timbul akibat adanya polutan

dari masing-masing organismepun berbeda, misalnya tumbuhan akan menunjukkan

sensitifitasnya dengan adanya bercak-bercak pada daun, atau ukurannya menjadi kecil. Pada

organisme perairan terutama dari golongan invertebrata ada atau tidaknya spesies-spesies

tertentu dapat mengindikasikan bahwa kondisi perairan dalam keadaan bersih atau tercemar.

Sedangkan pada golongan vertebrata, ikan merupakan spesies yang paling sensitif terhadap

perubahan kondisi perairan, organ yang biasanya menunjukkan respon tersebut adalah

insang.

Respon biologi yang timbul tergantung pada:

1. Pembangun genetik

2. Tahapan perkembangan atau pertumbuhan

3. Kondisi lingkungan

4. Konsentrasi polutan

Berikut ini adalah contoh-contoh dari organisme baik di perairan maupun darat yang

merespon perubahan lingkungan:

Tabel 1 : Kemampuan tanaman pekarangan menyerap debu

No Tanaman Spesies

Penyerapan

debu

(g/m2)

23

Page 15: Bab II Asas Dsr Lingk

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Kembang merak

Trengguli

Sonokeling

Sengon

Srikoyo

Mindi

Jambu air

Asam keranji

Glodogan/Bonger

Caesalpinia

pulcherrima

Cassia fistula

Dalbergia sisso

Albizzia lebbeck

Annona squamosa

Azadirachta indica

Eugenia jambolana

Pithecelobium dulce

Polyalthia longifolia

48,3

48,0

41,6

34,6

33,4

37,5

34,1

76,3

22,9

24

Page 16: Bab II Asas Dsr Lingk

Gambar : Daun yang lebar baik untuk bioindikator pencemaran udara.

Gambar : Tomat yang ukurannya kecil dan tidak normal sebagai bioindikator pencemaran

tanah, pada konsentrasi 1000-16000 ppm serbuk batere bekas pada media uji25

Page 17: Bab II Asas Dsr Lingk

Tabel 2 : Bioindikator ekosistem perairan

Air bersih Air tercemar

Bakteri Fe : Sphaerotilus

Jamur : Leptomitus

Algae :

Cladocera

Ulothrix

Navicula

Chlorella

Chlamydomonas

Oscillatoria

Phormidium

Stigeoclonium

Protozoa :

Trachelomonas

Carchesium

Colpidium

Annelida:

Tubifex

Limnodrillus

Insekta:

Plecoptera

Negaloptera

Trichoptera

Ephemeroptera

Elmidae

Culex

Chironomus

Tubifera

Gastropoda:

Physa integra

Bivalvia: Bivalvia:

26

Page 18: Bab II Asas Dsr Lingk

Unionidae Sphaerium

Ikan:

Etheostoma

Notropis

Chrosomus

Cyprinus carpio

Sumber: Tandjung 1992

27

Page 19: Bab II Asas Dsr Lingk

Gambar : Ikan yang berwarna merah yang hidup di air bersih, akan berubah warna menjadi

kuning pucat pada saat air menjadi tercemar.

Sumber : Tandjung, 1994.

28

Page 20: Bab II Asas Dsr Lingk

Gambar : Larva serangga yang hanya dapat dijumpai hidup pada ekosistem perairan yang

bersih

29

Page 21: Bab II Asas Dsr Lingk

Gambar: Serangga dan siput air yang hidup pada perairan yang terkontaminasi oleh limbah

organic

Gambar : Beberapa kelompok invertebrata yang hidup di ekosistem perairan yang tercemar

sedang

30

Page 22: Bab II Asas Dsr Lingk

Gambar: Pada ekosistem yang tercemar berat dijumpai berbagai bentuk cacing air

Pencemaran perairan menyebabkan kerusakan organ dan penurunan berat ikan (status nutrisi

ikan)

Tabel 3: Korelasi antara angka status nutrisi ikan (NVC) dengan tingkat pencemaran perairan

No NVC Tingkat Pencemaran

1

2

> 1,70

1,30 – 1,69

Tidak ada, air bersih

Terkontaminasi

31

Page 23: Bab II Asas Dsr Lingk

3

4

5

0,90 – 1,29

0,50 – 0,89

< 0,49

Tercemar ringan

Tercemar sedang

Tercemar berat

Gambar: Ikan harus dengan morfologi seperti torpedo, diukur dari ujung mulut sampai ujung

ekor.

Sumber: Tandjung, 1982

Insang adalah sasaran utama pencemaran perairan

Tabel: Tingkat kerusakan hispatologi (mikroanatomi) insang menentukan tingkat

pencemaran perairan.

No Mikroanatomi normal Air bersih

1Edema pada sel epitelium lamellae

branchialesAir terkontaminasi

2Hiperplasia pada satu basis lamella

branchialesTercemar ringan

3Hiperplasia pada 2 lamellae

branchialesTercemar sedang

4 Hampir semua lamellae branchiales Tercemar agak berat

32

Page 24: Bab II Asas Dsr Lingk

mengalami hiperplasia

5Semua lamellae branchiales dan

filamen kehilangan struktur

Tercemar sangat

berat

Gambar: Struktur mikroanatomi insang ikan yang hidup dalam berbagai media dengan

tingkat pencemaran berbeda.

LINGKUNGAN DAN EKOLOGI MANUSIA

33

Page 25: Bab II Asas Dsr Lingk

TIK : Setelah selesai mengikuti kegiatan perkuliahan pada BAB IV ini, diharapkan

mahasiswa mampu menjelaskan hal-hal mengenai lingkungan dan ekologi manusia

serta strategi mengatasi masalah kependudukan.

MATERI :

PENDAHULUAN :

Dalam bab ini akan dibahas masalah lingkungan dan ekologi manusia serta strategi

mengatasi masalah kependudukan yang akan diberikan dalam satu kali pertemuan.

PENYAJIAN :

Dari empat belas asas yang telah dibahas, lima asas sangat penting dalam peradaban

manusia pada era teknologi modern. Hal ini karena kita sudah beranggapan bahwa ke lima

asas tersebut tidak ada gunanya dan relevansinya untuk kepentingan manusia. Apabila kita

tetap mengabaikan ke lima asas tersebut, malapetaka sudah menunggu di masa yang akan

datang.

Asas 3 mengatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman

semuanya adalah kategori sumber alam. Sungguhpun demikian banyak masalah manusia

dewasa ini timbul, karena kegagalan manusia untuk menyadari bahwa ruang, waktu dan

keanekaragaman adalah sama pentingnya dengan materi dan energi sebagai sumber alam.

Sedemikian pentingnya, sehingga hambatan pembangunan akan timbul apabila manusia

melalaikannya. Implikasi dari sistem ini adalah bahwa materi beredar atau melakukan siklus

dalam ekosistemnya, oleh karena itu harus diberikan cukup waktu untuk diubah kembali dari

satu bentuk ke bentuk berikutnya pada saat menjalani siklusnya.

Contoh yang paling nyata adalah tumpukan sampah di kota besar, ini merupakan

kelalaian manusia yang tidak memberikan waktu dan kesempatan kepada mikroba pembusuk

34

Page 26: Bab II Asas Dsr Lingk

untuk melakukan fungsinya dalam proses resiklus materi. Jadi pada hakekatnya pencemaran

alam merupakan gejala teknologi yang berlawanan dengan kehendak dan kemampuan alam.

Implikasi lain yang penting ialah pengadaan sumber alam menentukan kapasitas bawa

suatu lingkungan. Ketergantungan kita pada minyak dan gas bumi bahkan pada tenaga nuklir

yang merupakan energi persediaan atau energi tersimpan I bukan energi mengalir seperti

energi matahari), menyebabkan kapasitas bawa dunia ini meniungkat bagi manusia. Perhatian

sangat kurang kepada kemungkinan berkurang atau habisnya persediaan energi, sehingga

kapasitas bawa dari bumi merosot. Apa yang akan terjadi kemudian?.

Selain itu berapa masalah lingkungan berkembang dalam lingkungan hidup manusia,

karena kita terus menerus mengurangi keanekaragaman bentuk kehidupan di luar kota dan

desa. Keanekaragaman hidup sebagai sumber alam yang dapat mempertahankan kemantapan.

Pada asas tersebut, manusia telah menggali dan mengelola materi dalam

ekosistemnya melebihi kecepatan pembusukan atau dekomposisi bahan buangan, sehingga

terjadi pencemaran alam. Sampah bertumpuk karena tidak sempat di resiklus oleh mikroba

dalam ekosistemnya. Kemudian masalahnya bertambah parah ketika ada sampah plastik yang

tak dapat dibusukkan secara biologi. Sementara itu industri plastik saat ini terus berkembang

dengan pesatnya. Pencemaran ini merupakan kesan sampingan yang sangat merugikan,

karena adanya penggunaan energi yang besar oleh peradaban modern dewasa ini.

Penggunaan energi yang sangat besar ini tidak merata, melainkan hanya terpusat di wilayah

tertentu saja (kota besar dan pusat industri), sehingga terkonsentrasi pada ruang tertentu saja,

dan timbullah kesulitan untuk membuang limbahnya.

Penggunaan energi yang semakin meningkat oleh perkembangan peradaban manusia

contohnya orang-orang Amerika Serikat yang menggunakan energi. Penduduk Amerika

Serikat naik 8,82 kali lipat pada kurun waktu 120 tahun, produksi energinya naik menjadi

203 kali lipat, sedangkan per individunya dalam penggunaan energi naik menjadi 23 kali

35

Page 27: Bab II Asas Dsr Lingk

lipat. Ketergantungan penggunaan energi juga beralih dari energi matahari ke energi batu

bara, kemudian gas dan minyak bumi, maka peningkatan produksi naik dengan pesatnya. Hal

ini menyebabkan kapasitas bawa ekosistem manusia meningkat pula. Sehingga

kecenderungan bahwa kita sedang menghabiskan persediaan gas dan minyak bumi sangatlah

nyata. Bahkan di Indonesia diperkirakan hanya dapat dihasilkan kurang dari 30 tahun saja.

Apabila ini benar, dan sumber energi lain seperti sumber geothermal dan energi nuklir tak

dapat digunakan pada waktunya, maka kapasitas bawa seluruh planet ini akan merosot sangat

drastis. Konsekuensi lain sebagai akibat meningkatnya aliran energi dalam ekosistem, tempat

manusia ini hidup, ialah karena energi hanya ditumpukkan kepada komponen biotik tertentu

saja yang menguntungkan manusia. Hal ini berarti ekosistem manusia semakin kurang

mantap. Ekosistem manusia menjadi rawan terhadap berbagai bentuk perubahan lingkungan ,

seperti wabah penyakit, serangan hama dan perubahan cuaca. Ketidakmantapan ini terutama

karena kita cenderung untuk meningkatkan populasi seperti tanaman padi, jagung, gandum

dan palawija, serta hewan ternak sapi dan biri-biri, dan menekan banyak sekali spesies hewan

dan tumbuhan yang lain.

Proporsi energi yang tinggi dunia ini juga dicurahkan pada kepentingan transportasi.

Ini membawa manusia kepada kemampuan untuk tukar-menukar bahan secara lebih besar

dan lebih jauh lagi antara wilayah yang satu dengan lainnya. Sistem pengangkutan ini

disamping menelan energi yang sangat besar, juga menimbulkan pencemaran terhadap alam.

Ruang adalah sumber alam yang kritis bagi manusia, meskipun masalahnya berlainan

antara satu negara dengan negara yang lain. Yang umum, adalah adanya perkembangan

urbanisasi di sekitar kota besar, sehingga banyak kawasan pemukiman yang terpaksa harus

menelan daerah tepi kota yang relatif subur untuk daerah pertanian. Dan apabila ruang dan

tanah itu sudah memiliki prospek urbanisasi dan industri, maka akhirnya jatuh kepada kaum

spekulator yang tak langsung mengembangkan ruang itu, sebelum harga meningkat.

36

Page 28: Bab II Asas Dsr Lingk

Disamping hal ini sudah umum, di Indonesia masalah yang lebih penting lagi menyangkut

hubungan antara ruang dengan penyebaran penduduk. Pemecahan dari masalah ini adalah

diterapkannya program transmigrasi.

Anonim, gambaran keadaan suatu wilayah ditandai dengan bertambah majemuk dan

bervariasinya keadaan kependudukan, seperti “megacities” Jakarta. Ekosistem yang berbeda

antara pulau-pulau di Indonesia akan menambah kompleksitas yang dihadapi. Ini berarti

dibutuhkan kemampuan pengelolaan keterkaitan kependudukan dan lingkungan yang tidak

hanya melihat dari sudut demografinya saja, tetapi juga dilihat dari pengaruhnya terhadap

keadaan alam, ekonomi, dan kehidupan sosial.

Walaupun laju pertumbuhan penduduk Indonesia semakin tahun cenderung semakin

menurun, namun jumlah penduduk absolut akan terus meningkat. Diproyeksikan bahwa

jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan berkisar 254 juta – 257 juta orang. Artinya

akan terjadi pertambahan penduduk sekitar 70 juta orang dalam waktu 30 tahun (1990 –

2020), hal ini mempunyai konsekuensi dalam penggunaan ruang, pemenuhan energi dan

kebutuhan pangan. Bila dikaitkan dengan kemampuan sumber alam, maka masalahnya

adalah sejauh mana sumber alam tersebut dapat memenuhi kebutuhan pertambahan

penduduk.

Tabel : Perkiraan kepadatan penduduk (org/km) tahun 2020

WILAYAH

Perkiraan Kepadatan Penduduk

(org/km) th 2020

1990 2020

Maluku & Irian 7 14

Sulawesi 66 101

Kalimantan 17 31

37

Page 29: Bab II Asas Dsr Lingk

Bali, NTB, NTT,

Timtim115 180

Jawa 813 1093

Sumatra 77 128

Dari berbagai hasil pembangunan yang dicapai, maka gambaran keadaan penduduk di

masa datang adalah sebagai berikut:

1. Prosentase penduduk perkotaan semakin besar disebabkan oleh adanya urbanisasi dan

adanya perubahan wilayah dari desa ke kota

2. Laju pertumbuhan penduduk menurun seiring dengan terjadinya perubahan struktur

usia , dimana penduduk usia produktif semakin besar

3. Permintaan barang non pangan akan meningkat dengan pesat yang berimplikasi pada

pengurangan sumber alam untuk kepentingan non pangan.

STRATEGI MENGATASI MASALAH KEPENDUDUKAN

Tantangan-tantangan yang akan dihadapi di masa depan cukup berat. Untuk

mewujudkan masyarakat sejahtera baik di desa maupun di kota, perhatian terhadap

lingkungan menjadi prasyarat. Keberlanjutan kehidupan di pedesaan dan perkotaan sangat

terkait dengan aspek lingkungan. Apapun bentuk dari dinamika penduduk yang terjadi, bila

kebijakan kependudukan selalu dikaitkan dengan dimensi lingkungan, maka pembangunan

yang berkelanjutan akan terwujud. Untuk itu dibutuhkan strategi:

1. Pengembangan keterkaitan kependudukan lingkungan hidup dan pembangunan

berkelanjutan

38

Page 30: Bab II Asas Dsr Lingk

2. Perumusan integrasi kebijakan kependudukan, lingkungan dan pembangunan

berkelanjutan pada tingkat nasional, regional dan local

3. Pelaksanaan program integrasi kependudukan, lingkungan hidup dan pembangunan

berkelanjutan pada masyarakat.

Manusia juga sudah melupakan waktu sebagai sumber alam yang kritis. Ini berarti

bahwa kita kurang menyadari bahwa suatu proses atau kejadian tergantung dengan waktu.

Misalnya penggunaan sumber energi tenaga nuklir, dibutuhkan waktu untuk penelitian

dengan cermat, dan waktu yang dibutuhkan tidak sedikit.

Keanekaragaman sebagai sumber alam juga telah dilalaikan oleh manusia. Seorang

ahli berpendapat bahwa hasil peradaban manusia telah mempercepat aliran energi melalui

sistem biologi. Banyak wilayah daratan di permukaan bumi ini dicoba untuk dibuat seragam

menjadi daerah pertanian yang serupa, sejenis, untuk wilayah yang sangat luas.

Keanekaragam tumbuhan dan hewan dikurangi oleh manusia untuk membentuk daerah

monokultur, dan akibat semua ini adalah:

1. Pengaruh penyederhanaan keanekaragaman biologi terhadap hama dan penyakit.

2. Pengaruh monokultur terhadap kemantapan ekonomi.

3. Pengaruh penyederhanaan keanekaragaman biologi terhadap habitat yang tak subur

4. Pengaruh kurangnya keanekaragaman ekonom terhadap stagnasi ekonomi di kota.

Asas 4 mengatakan bahwa dalam setiap proses yang berlaku di suatu lingkungan

terdapat tingkat optimum untuk pengadaan sumber alamnya. Asas ini mengingatkan kita

pada adanya batas kejenuhan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi berbagai proses,

karena memang sumber alam itu terbatas jumlah atau pengadaannya. Sehingga pencemaran

alam menjadi sangat berbahaya apabila kita terlalu memperjenuh kapasitas udara dan air

dengan bahan pencemar. Demikian pula apabila kita terlalu memaksakan kemampuan

39

Page 31: Bab II Asas Dsr Lingk

mikroba tanah untuk pembusukan sampah lingkungan. Implikasi ini untuk manusia

menyangkut hasil panen yang optimum.

Pencemaran alam dapat merupakan faktor pembatas pada populasi manusia. Artinya

pencemaran alam dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Pencemaran alam dan penurunan

nilai ekosistem tempat hidup manusia merupakan akibat terlalu cepat meningkatnya daya

penggunaan energi. Salah satu usaha untuk mengatasinya adalah dengan mengurangi

kecepatan aliran energi. Pada dasarnya penurunan nilai ekosistem manusia karena

pencemaran alam yang ada hubungannya dengan kepadatan manusia.

Asas 10 menyangkut efisiensi penggunaan energi pada komunitas yang melampaui

tingkat pionirnya. Manusia bahkan bertindak sebaliknya, setelah teknologi makin

berkembang, kita bahkan makin kurang cermat dalam menggunakan energi.

Komunitas alam cenderung untuk menjalani evolusi yang menuju ke arah efisiensi

yang makin tinggi dalam penggunaan energi.

Asas 11 mengemukakan tentang sistem yang mantap mengeksploitasi sistem yang

rawan. Asas inilah maka kota-kota besar yang dilengkapi dengan berbagai bentuk pelayanan,

industri, kebudayaaan, administrasi dan sosio-ekonomi yang sudah mantap dan

beranekaragam, selalu menjadi penyerap kota kecil atau wilayah di sekitar kota besar

tersebut. Akibatnya kota besar selalu hidup sebagai “parasit” terhadap kota kecil dan wilayah

di sekitarnya. Contoh nyata adalah tenaga kerja, kota besar selalu menyerap tenaga kerja dari

kota-kota kecil. Proses ini sebetulnya menimbulkan kota dan wilayah yang kurang mantap

justru tetap dipertahankan dalam keadaan rawan, karena energi yang seharusnya digunakan

untuk memantapkan, ternyata malah dialirkan ke pusat kota tersebut.

Asas 14 mengemukakan kesan perlambatan yang beroperasi dalam sebuah populasi

menghasilkan momentum yang kuat dan pola yang menentukan naik turunnya populasi.

Manusia merupakan contoh terakhir yang dikuasai oleh perlambatan, dan bahkan

40

Page 32: Bab II Asas Dsr Lingk

populasinya tumbuh di luar batas kemampuan untuk menahannya, kecuali oleh kekuatan

yang tersimpan dalam nilai peradaban manusia itu sendiri.

Populasi yang diatur dengan menggunakan suatu sistem sebab akibat yang kemudian

menimbulkan kesan perlambatan, cenderung untuk memiliki keteraturan yang tinggi dalam

pola turun naiknya populasi. Keadaan populasi di wilayah tertentu sangat kuat dipengaruhi

oleh sejarah atau keadaan masa lalu populasi dengan lingkungannya yang cenderung dapat

mengatur populasi tersebut. Contohnya populasi manusia. Ada dua mekanisme untuk

mengarahkan populasi manusia untuk terus tumbuh :

1. Daya kesuburan wanita, pada wanita muda

2. Populasi wanita muda pada populasi yang sedang tumbuh akan terus bertambah.

Proses yang dapat membantu membatasi kecenderungan pertumbuhan populasi

manusia adalah perkembangan ekonomi, pencemaran alam. Kelima asas tersebut di atas

sangat relevan untuk manusia dalam ekosistemnya.

41

Page 33: Bab II Asas Dsr Lingk

SISTEM LINGKUNGAN

TIK : Setelah selesai mengikuti perkuliahan BAB V ini, diharapkan mahasiswa mampu

menjelaskan berbagai sistem lingkungan.

42

Page 34: Bab II Asas Dsr Lingk

MATERI :

PENDAHULUAN :

Dalam bab ini akan dibahas mengenai berbagai sistem lingkungan yang akan

diberikan dalam dua kali pertemuan.

PENYAJIAN :

1. Sistem Pertanian

Indonesia merupakan negara kepulauan , dan rakyatnya sebagian besar hidup

sebagai petani. Meskipun untuk memenuhi kebutuhan bahan sandang dan pangan

pemerintah Indonesia masih harus mengimpor dari luar negeri.. Namun demikian

sumbangan sector pertanian untuk negara tidak dapat diabaikan begitu saja. Beberapa

tahun yang lalu Indonesia bahkan sudah berhasil swasembada beras, sedangkan komoditi

yang lain keberhasilannya belum dapat menyamai komoditi beras.

Sumbangan sektor pertanian di negara kita terhadap pembangunan tidak lepas dari

bagaimana strategi pertanian diterapkan, karena rendahnya produktivitas sektor pertanian

akan mempengaruhi perekonomian secara nasional. Apabila dihubungkan dengan asas

yang telah dipelajari di depan, apakah tujuan strategi pertanian tersebut sejalan dengan

asas-asas yang sudah dibahas,

Sehingga kalau ternyata berlawanan, maka akan dilakukan pemilihan strategi

pertanian yang dapat dipertimbangkan baik jangka panjang ataupun jangka pendeknya.

Adapun strategi pertanian mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memperoleh produksi maksimum per unit luas tertentu dari tanah pertanian.

2. Melakukan tata cara bertani untuk memperoleh keuntungan maksimum.

3. Menekan sekecil-kecilnya ketidakmantapan dalam produksi pertanian

4. Mencegah penurunan kapasitas produksi sistem pertanian.

43

Page 35: Bab II Asas Dsr Lingk

Sedangkan strategi pengembangan pertanian yang berkelanjutan merupakan

pengelolaan dan konservasi sumber alam yang berorientasi pada perubahan teknologi dan

kelembagaan yang dapat menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara

berkelanjutan. Untuk itu perlu dicari alternatif teknologi dan metode yang tepat guna,

layak secara ekonomi dan secara social dapat diterima. Ini berarti bahwa tujuan dan

sasaran pengembangan pertanian secara berkelanjutan merupakan sebuah upaya

peningkatan produksi pertanian , terutama beras sebagai pangan utama, dan menjamin

bahwa peningkatan produksi tersebut tidak akan berakibat pada kerusakan sumber alam

dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut diperlukan upaya-upaya:

1. Pengkajian kebijakan, perencanaan dan program terpadu pertanian.

2. Perbaikan produksi pertanian dan sistem bertani melalui diversifikasi usaha tani

dan upaya pengembangan prasarana pendukung

3. Peningkatan peran serta masyarakat dan kualitas sumberdaya manusia

4. Konservasi dan rehabilitasi tanah

5. Pengendalian hama terpadu

6. Perbaikan unsur hara untuk peningkatan produksi pertanian.

Dalam mencari strategi pertanian banyak timbul masalah, yaitu bagaimana cara

untuk memperoleh hasil produksi optimum bagi kepentingan manusia, namun biaya

produksi dan energi seminimal mungkin, serta dengan mencegah kerusakan lingkungan

baik dalam jangka panjang ataupun pendek. Untuk melaksanakan strategi ini, pilihan tata

kerja harus ditawarkan ke petani, dalam hal ini ada 12 pertimbangan, Yaitu:

1. Apakah perlu ada inovasi tanaman atau ternak yang berasal dari luar negeri, luar

daerah, atau dari daerah asal sebelum tanah tersebut menjadi tanah pertanian.

44

Page 36: Bab II Asas Dsr Lingk

2. Apakah perlu menebang seluruh daerah hutan untuk keperluan petani, atau perlu

menyelamatkan sebagian kawasan hutan untuk memperoleh kayu bakar, jalur

hijau, jalur pelindung, penahan erosi tanah, atau penjaga keseimbangan tata air.

3. Berapa banyak hasil ternak yang ingin dicapai, tentunya harus disesuaikan dengan

lahan yang tersedia.

4. Apakah perlu mengganti kerbau dengan traktor, karena traktor menghasilkan

energi lebih banyak, namun harganya mahal dan tidak dapat menghasilkan pupuk

kandang.

5. Apakah perlu membangun irigasi, bagaimana sistem yang paling cocok, dan

bagaimana cara pembangunannya agar dapat memberikan manfaat yang banyak

6. Berapa luas daerah pertanian yang sanggup digarap untuk mendapatkan hasil

produksi yang optimum sesuai dengan kemampuan biaya dan tenaga.

7. Tanaman dan hewan yang akan dipelihara harus disesuaikan dengan daerah

setempat

8. Berapa banyak kerapatan tanam supaya mendapatkan hasil yang optimum

9. Sistem pertanaman monokultur atau tumpangsari?

10. Berapa banyak pestisida yang harus digunakan

11. Apakah perlu pemeliharaaan seperti penyiangan?

12. Bagaimana menentukan tanaman yang akan ditanam dan pemakaian pupuknya?

Meskipun upaya untuk meningkatkan produksi pertanian sudah dirancang

sedemikian rupa, namun Anonim Indonesia, sector pertanian di masa mendatang

menghadapi tantangan, dan tantangannya berupa:

1. Penurunan kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan

kebutuhan lain akibat makin cepatnya laju pengalihan fungsi tanah pertanian.

45

Page 37: Bab II Asas Dsr Lingk

2. Derasnya mobilisasi penduduk pedesaan yang disebabkan semakin menurunnya

penghasilan petani, sebagai akibat menyempitnya tanah usaha sehingga para

petani mencari sumber tambahan dengan bekerja di luar bidang pertanian, yang

umumnya berada di kota.

3. Mobilisasi petani yang tinggi tidak hanya mengalir ke hilir (kota), tetapi juga

dengan mengalir ke hulu (merambah hutan lindung) yang dapat berdampak

negatif terhadap lingkungan.

4. Meningkatnya tekanan penduduk, pertumbuhan industri, dan permukiman

terhadap tanah-tanah pertanian yang diperburuk dengan meningkatnya usaha

intensifikasi pertanian dengan menggunakan masukan an organik (pupuk,

pestisida, dan hormon pengatur tumbuh) dalam jumlah besar yang pada akhirnya

mengakibatkan kualitas lingkungan air dan tanah menjadi turun.

5. Ketatnya persaingan untuk dapat menghasilkan produk yang bermutu dan

berkualitas tinggi dengan harga bersaing dalam menghadapi era perdagangan

bebas.

Sistem Pertanian dan Komunitas Alam

Sistem pertanian berbeda dengan komunitas alam. Pada sistem pertanian

keanekaragaman menjadi berkurang, hal ini tergantung dari keinginan si petani

itu sendiri. Misalnya si petani menginginkan lahannya untuk ditanami secara

monokultur ataupun tumpangsari. Pada hal sistem pertanian seperti ini si petani

mempunyai tujuan tertentu yaitu mendapatkan produktivitas per biomassa setinggi

mungkin, sehingga diusahakan menanam jenis yang produksinya tinggi, misalnya

menanam padi yang mempunyai butir banyak dengan rumpun yang pendek. Pada sistem

monokultur ini, meskipun keanekaragaman rendah sekali, namun pemanfaatan energi

46

Page 38: Bab II Asas Dsr Lingk

untuk mengurus lebih cermat, selanjutnya untuk peningkatan produksi dilakukan

intensifikasi misalnya dengan penggunaan pupuk, pestisida, mekanisasi tanah, irigasi dsb.

Dengan mengurangi keanekaragaman spesies pada sistem pertanian monokultur, maka

menaikkan homogenitas jenis, sehingga kawasan pertanian menjadi sangat tidak stabil.

Akhirnya praktek bertani banyak memerlukan energi untuk memelihara kemantapan, dan

hal ini seringkali menjadi petaka besar, karena banyaknya aliran energi yang keluar

masuk dengan cepat, disertai dengan pembalikan mineral tanah, sehingga mengakibatkan

kerusakan tanah.

Sedangkan pada komunitas alam mempunyai kestabilan dan keanekaragaman

yang tinggi dengan biomassa setinggi mungkin per luasan tertentu. Pada komunitas alam

yang mengalami suksesi yaitu merupakan proses perubahan komunitas yang berurutan

yang menyangkut peningkatan biomassa, karena proses ini bermula dari komunitas

dengan tumbuhan perintis dan kemudian menjadi semak belukar, dan pada akhirnya

menjadi hutan dengan biomassa yang besar. Komunitas alam input energinya hanya

tergantung pada matahari.

Revolusi Hijau

Revolusi hijau adalah suatu usaha untuk mencari berbagai varitas tanaman

penghasil biji-bijian (terutama beras dan gandum) yang berproduksi tinggi dalam skala

yang besar. Penelitian dan pengembangan dari revolusi hijau ini dilakukan di negara-

negara sedang berkembang seperti Filipina, Meksiko, India, Pakistan dan Turki. Program

ini diharapkan dapat mengatasi krisis populasi sumber alam yang melanda negara-negara

47

Page 39: Bab II Asas Dsr Lingk

berkembang. Namun demikian dari hasil revolusi hijau ini sebaiknya perlu dicermati oleh

kita karena:

1. Dari hasil revolusi hijau ini varietas tanaman memang sudah relatif lebih baik,

tetapi produksi yang meningkat itu bukan semata-mata hanya karena varietas

tanaman saja yang baik, ada aspek lain yang mendukung, seperti musim. Hal ini

sesuai dengan asas 3 yang menyatakan bahwa ada lima kategori sumber alam,

termasuk materi (curah hujan), energi (suhu), yang dapat menaikkan hasil panen.

2. Di India, hasil panen terus meningkat, tetapi dengan cara membuka lahan

pertanian yang baru, dan apabila cara ini terus menerus dilakukan, berarti akan

terjadi pembukaan lahan baru.

3. Hasil panen dapat terus-menerus ditingkatkan dengan pemakaian pupuk,

pembangunan irigasi, pemanfaatan mekanisasi dan teknologi pertanian, sehingga

memerlukan biaya yang sangat besar yang mungkin diluar kemampuan negara

berkembang.

4. Revolusi hijau juga mengancam kita dengan bahaya genetika. Apabila wilayah

pertanian hanya ditanamai varietas tertentu saja (gandum, padi, jagung), maka ada

kemungkinan daerah tersebut peka dengan hama dan penyakit.

Menurut asas ke 13, peningkatan keanekaragaman justru perlu ditingkatkan untuk

memantapkan daerah pertanian.. Disini dapat disimpulkan bahwa meskipun revolusi

hijau membawa kemajuan yang berarti, namun kita tetap harus waspada karena

kemajuannya harus diimbangi dengan aspek-aspek yang lain seperti peningkatan sumber

daya manusianya.

2. Siatem Hutan

48

Page 40: Bab II Asas Dsr Lingk

Luas hutan dunia, separohnya merupakan hutan yang terletak di daerah tropika.

Dari seluruh hutan di daerah tropika, kira-kira seperempatnya terletak di wilayah Asia-

Pasifik dan hampirnya merupakan hutan alam. Sedangkan Indonesia mempunyai hutan

tropik terluas ketiga di dunia, dengan ekosistem yang beragam mulai dari hutan tropik

dataran rendah dan dataran tinggi hutan rawa gambut, rawa air tawar dan hutan bakau.

Ekosistem hutan tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang penting. Secara ekologis

hutan merupakan sumber keanekaragaman hayati yang sangat kaya, baik flora maupun

faunanya dan juga sebagai paru-paru dunia.

Eksploitasi Hutan

Eksploitasi hutan tidak hanya terbatas pada hasil hutannya saja, melainkan pada

hutan itu sendiri seperti pembukaan lahan untuk pemukiman, penambangan, pertanian,

yang banyak dilakukan di negara-negara berkembang yang mempunyai kepadatan

penduduk yang relatif tinggi. Di Indonesia eksploitasi hutan disamping yang disebutkan

diatas juga karena adanya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak merata, kasus

pemilikan tanah secara tradisional, pembukaan lahan untuk program transmigrasi dsb.

Untuk mengatasi hal semacam ini diperlukan kesadaran masyarakat yang tinggi

mengenai arti pentingnya peranan hutan bagi manusia secara berkelanjutan.

Strategi Ekonomi

Dari aspek ekonomi, hutan merupakan sumber pendapatan penting bagi negara

terutama bagi negara-negara yang sedang berkembang, juga bagi penduduk sekitar hutan

merupakan sumber pangan. Anonim pembangunan di sector kehutanan selama PJP I

telah memberikan dampak yang sangat berarti bagi pembangunan ekonomi dan perbaikan

lingkungan hidup di negara kita.

49

Page 41: Bab II Asas Dsr Lingk

Hutan dan Perkembangan Bangsa

Apabila dilihat dari sejarah perkembangan manusia, hutan memegang peranan

yang berarti, karena kekuasaan, pengaruh dan vitalitas kebudayaan beberapa masyarakat

zaman dahulu banyak bergantung kepada pengadaan hutan di lingkungan negaranya.

Misalnya Athena dan Sparta adalah negara yang kuat pada zaman sebelum Masehi, tetapi

pada abad ke empat sebelum Masehi pengaruhnya menurun sejalan dengan habisnya

wilayah hutan di negara tersebut. Begitu pula dengan negara Spanyol yang telah berjaya

dengan kekuasaannya selama tiga abad pada abad ke 17 menurun . Hal ini disebabkan

karena menurunnya hasil hutan yang dipakai untuk membangun armada kapalnya. Lain

halnya dengan Amerika Serikat yang agak beruntung, karena setelah penebangan hutan

kemudian ditemukan arang batu bara sebagai pengganti kayu bakar, kemudian ditemukan

pula minyak bumi, sehingga negara itu masih tetap eksis. Disini dapat diartikan bahwa

banyak negara tergantung dengan hutan karena kemampuan mereka mengelolanya.

Sedangkan di negara Indonesia, banyak sekali kebudayaaan yang berkembang

terutama pada masyarakat asli pedalaman yang mempunyai keterkaitan dengan hutan.

Misalnya suku-suku di pedalaman hutan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh Riau yang

senantiasa menjaga kelestariannya, suku-suku di Kep. Mentawai dsb.

Pengaruh Hutan terhadap Lingkungan

Hutan berpengaruh terhadap faktor lingkungan yaitu iklim, tanah dan air. Contoh

hasil penelitian tentang pengaruh hutan terhadap iklim telah dilakukan dengan

membandingkan hutan yang sudah ditebang dan hutan yang masih utuh, hasilnya

menunjukkan bahwa hutan mempengaruhi iklim setempat (iklim mikro). Pada hutan

yang sudah ditebang dapat menimbulkan variasi iklim yang besar dari panas ke dingin,

50

Page 42: Bab II Asas Dsr Lingk

dan dari basah ke kering sehingga kurang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sedangkan

pada hutan yang belum ditebang penuh dengan belukar, karena pohon-pohonan mampu

mengurangi kecepatan angin, akibatnya mengurangi penguapan air (evaporasi) dari

tumbuhan yang terlindung olehnya, sehingga apabila dibawahnya ada tanaman pertanian

maka pertumbuhannya akan baik dan dapat meningkatkan hasil panen.

Pohon-pohon hutan juga mempengaruhi struktur tanah dan erosi, sehingga

mempengaruhi pengadaan air di lereng gunung. Serasah di lantai hutan dapat mencegah

rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke tanah, tanpa adanya serasah, tanah lantai hutan

akan padat oleh air hujan, dengan demikian daya serapnya berkurang.

Jadi apabila hutan di lereng gunung habis ditebang, air hujan akan mengalir deras

membawa partikel tanah permukaan, yang kemudian bercampur menjadi Lumpur.

Peristiwa ini akan menutupi pori-pori tanah di permukaan, pada hujan berikutnya lebih

banyak lagi air yang mengalir di sepanjang lereng, karena makin berkurangnya daya

serap tanah. Hal ini menyebabkan tanah di lereng gunung menjadi gersang dan kerdil.

Apabila kejadiannya semakin parah, air yang mengalir dari lereng gunung tanpa

rintangan, maka menimbulkan banjir, banjir ini akan menghanyutkan lapisan humus pada

permukaan tanah.

Dari uraian di atas nampak bahwa penebangan hutan dapat menciptakan

“lingkaran setan”. Makin banyak pohon yang ditebang, maka semakin besar perubahan

ekstrim iklim mikro, sehingga makin sukar tumbuhan akan hidup.

Pengaruh Hutan dalam Tataguna Tanah

Keadaan iklim mikro di suatu daerah berhubungan erat dengan vegetasi yang

terdapat di daerah itu. Berbagai teori telah dikembangkan dalam mencari hubungan

antara vegetasi dengan iklimnya. Teori ini berkembang dalam dalam suatu bidang

51

Page 43: Bab II Asas Dsr Lingk

ekologi yang dikenal dengan ekologi zona kehidupan (Life-zone ecology). Bidang

keilmuan ini dapat digunakan sebagai alat dalam perencanaan tataguna tanah pada tingkat

nasional. Apabila dapat ditentukan jenis tumbuhan yang dapat dipelihara di suatu daerah

dengan cukup menguntungkan, maka akan dapat ditentukan pola penggunaan wilayah

dengan keuntungan yang dapat diperoleh dalam jangka panjang.

Dalam hal ini hubungan antara ekologi zona kehidupan dengan perencanaan

tataguna tanah menurut Holdrige (1967) pada tingkat nasional pada sebuah negara

mempunyai dua strategi. Strategi pertama adalah dengan menentukan pola penghidupan

yang sesuai dengan keadaan sumber alam yang ada di lingkungannya, artinya tidak ada

unsur paksaan bagi seseorang untuk hidup bertani, karena lingkungan nya tidak cocok

untuk pertanian. Strategi ini pertama harus menentukan kapasitas manusia dan jenis tanah

serta iklim daerah setempat, kemudian menentukan penyebaran populasi manusia yang

diatur dan disesuaikan menurut pembakuan (standart) kehidupan yang diingini. Strategi

yang kedua adalah membiarkan populasi manusia tumbuh semaunya serta membuka

kesempatan kepada mereka untuk memanfaatkan setiap jengkal tanah yang dimanfaatkan

untuk pertanian, untuk menyokong penghidupan mereka, meskipun dengan produksi

rendah (namun pilihan ini bertentangan dengan asas ke empat).

Penelitian untuk menemukan teknik yang terbaik dalam mengklasifikasikan

wilayah telah banyak dilakukan, sehingga dapat ditentukan jenis tumbuhan yang cocok di

suatu daerah dengan berbagai faktor lingkungannya dengan memanfaatkan sumber alam

yang ada di dalamnya sebaik mungkin.

Zona Kehidupan

Pengujian zona kehidupan telah dilakukan oleh Holdridge, yang mendasarkan

metodenya pada perkiraan bahwa:

52

Page 44: Bab II Asas Dsr Lingk

1. Asosiasi tumbuhan yang dijumpai dimanapun di bumi ini berdasarkan tiga faktor

lingkungan, yaitu suhu, curah hujan dan kelembaban udara. Kelompok/asosiasi

tumbuhan tersebut dapat dibatasi oleh ke tiga faktor tersebut, dan kelompok ini

yang menempati zona kehidupan tertentu. Zona ini mempunyai dua arti yaitu

ditujukan pada tumbuhan yang hidup didalamnya dan ditujukan pada batas

kisaran nilai suhu dan curah hujan dalam zona tersebut. Oleh karena itu

berdasarkan hubungan antara kedua faktor iklim tersebut dengan tumbuhan yang

tersebar di dalamnya, dapat ditentukan berbagai asosiasi tumbuhan yang ada di

dalam zona tertentu.

2. Ekivalensi di antara ketiga besaran faktor iklim dengan suatu jenis asosiasi

tumbuhan dapat dinyatakan dengan suhu, curah hujan, dan kelembaban udara

dalam unit yang memiliki relevansi biologi secara maksimum. Jad untuk suhu

digunakan indeks suhu biologi (biotemperatur) rata-rata per tahun.

Holdridge menyatakan suhu biologi itu sebagai suhu yang berada pada batas

kisaran, yang masih memungkinkan pertumbuhan vegetasi. Dan vegetasi

diperkirakan tumbuh pada kisaran suhu antara 0 C – 30 C

Curah hujan dinyatakan dengan jumlah rata-rata per tahun dalam millimeter.

Kedua angka biotemperatur dan curah hujan ini sudah cukup untuk menentukan

zona kehidupan.

3. Pengaruh suhu, curah hujan atau evapotranspirasi potensial pada tumbuhan

berhubungan erat dengan nilai logaritma nilai yang diukur dari ketiga besaran

tadi.

4. Daerah lintang mempunyai ekivalensi dengan jalur ketinggian tempat. Jadi, kalau

seseorang mendaki lereng gunung di daerah tropika, maka ia akan sampai pada

53

Page 45: Bab II Asas Dsr Lingk

ketinggian yang keadaan vegetasinya sebanding dengan kondisi curah hujan yang

serupa dengan keadaan di kutub.

5. Satu macam kelompok tumbuhan yang tumbuh di suatu kawasan tidaklah secara

unik ditentukan oleh zona kehidupan. Holdridge mengusulkan adanya tiga tingkat

hirarki untuk mengklasifikasikan lingkungan tumbuhan, yang tertinggi atau

terluas (zona kehidupan).

Dalam unit ini kemudian terdapat tiga pembagian yang disebut asosiasi. Asosiasi

ini kemudian ditentukan oleh karena adanya pengaruh suhu, curah hujan, kelembaban,

dan modifikasi azonal, seperti angin yang keras searah, kabut tebal, pola curah hujan

menurut musim dst.

Jadi Holdridge mengenal asosiasi suhu, asosiasi hidris, asosiasi tanah dst. Tiap

asosiasi ini kemudian dapat dibagi pembagian tingkat ketiga yang didasarkan pada

perbedaaan tataguna tanah.

Sistem di atas mempunyai arti bahwa seorang ahli yang terlatih dapat meramalkan

jenis komunitas di suatu daerah berdasarkan pada data faktor lingkungan dan iklim di

daerah tersebut, kemudian dapat pula ditentukan jenis tumbuhan apa yang cocok ditanam

di daerah tersebut.

3. Sistem Danau

Indonesia mempunyai lebih dari 500 danau dengan luas sekitar 5000 km 2. Dari

sejumlah danau terutama di Sulawasi, Sumatra dan Irian Jaya mempunyai spesies

endemis, contohnya Danau Matano-Towuti mempunyai 25 spesies endemik ikan, 12

spesies endemik moluska, 1 spesies endemik ular dan beberapa spesies tumbuhan air.,

54

Page 46: Bab II Asas Dsr Lingk

sedangkan di Indonesia bagian Barat, belum diketahui berapa banyak spesies endemik

Anonim (1996).

Danau merupakan salah satu ekosistem dari sekian banyak ekosistem yang telah

dikenal. Menurut seorang ahli “danau sebagai sebuah mikrokosmos”. Tumbuhan dan

hewan yang ada di dalam danau adalah bagian dari pada sistem interaksi yang dinamis

dan diantara mereka saling pengaruh-mempengaruhi. Danau dapat digunakan untuk

mengemukakan beberapa asas penting bagi semua ekosistem.

Asas pertama, ekosistem lahir karena perjalanan sejarah. Maksudnya adalah

semua bentuk kekuatan yang beroperasi pada setiap waktu di dalam sebuah ekosistem

lama kelamaaan dapat mengubah cirri dari ekosistem tersebut. Artinya semua ekosistem

mengalami suksesi, contoh nyata adalah danau. Suksesi dalam sebuah ekosistem, tidak

hanya berarti bahwa setiap spesies tumbuhan dan hewan dalam ekosistem itu mengalami

perubahan genetika untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.

Tetapi juga berarti bahwa karena perubahan yang berlalu dalam ekosistem itu, maka

spesies yang tak sesuai dengan keadaan baru telah diganti oleh spesies yang lebih

mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya. Komposisi spesies tumbuhan

dan hewan dalam danau juga berubah-ubah dan proses suksesi ini menyangkut berbagai

gelombang perubahan komposisi spesies.

Suksesi dalam Danau

Terjadinya sebuah danau berasal dari berbagai akibat atau kejadian. Danau alam

biasanya terbentuk oleh adanya aktifitas vulkanik atau tektonik (Lehmusluoto,1999).

Danau Toba misalnya adalah danau yang terjadi karena akibat patahan di permukaan

bumi yang kemudian diikuti peristiwa klimat. Beberapa danau lain terjadi karena gejala

55

Page 47: Bab II Asas Dsr Lingk

vulkanik misalnya danau Lamongan, karena belokan sungai yang terlalu dalam, karena

depresi tanah kapur, ada juga danau buatan seperti Jatiluhur.

Ketika danau pertama kali terbentuk, di dalamnya terkandung bahan organic yang

jumlahnya sedikit, dan airnya jernih, dengan kerapatan tumbuhan dan hewan rendah.

Karena airnya jernih, maka sinar matahari dapat menembus sampai ke dalam, sehingga

suhunya menjadi dingin.

Hewan terutama ikan yang ditemukan di dalam danau tersebut merupakan hewan

yang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang sejuk, kurang bahan

makanan tetapi kaya oksigen. Danau semacam ini disebut danau oligotrofi artinya

makanan sedikit. Dalam keadaaan seperti ini bahan makanan juga sedikit, karena aktifitas

biologi sedikit. Oleh sebab itu, ada kemungkinan pada permukaan air juga terjadi

kekurangan bahan seperti fosfor, nitrogen dan kalsium. Padahal unsur kimia tersebut

sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup. Meskipun demikian kegiatan biologis dalam danau

lama kelamaan meningkat, kecuali kalau memang danau tersebut sangat dingin atau

sangat kekurangan bahan makanan. Bahan organik seperti fitoplankton, zooplankton dan

sampah organik lain yang ada di dalam danau semakin lama semakin banyak menumpuk

di daerah permukaan . Akibatnya kejernihan air semakin lama semakin menurun air

menjadi semakin keruh, ini berarti sinar matahari tidak dapat menembus ke dalam

perairan, hanya di permukaan air saja, sehingga proses fotosintesis semakin terganggu,

terjadi hanya sebatas di permukaan perairan saja. Dengan meningkatnya jumlah total

kegiatan biologis per unit waktu dalam volume air tertentu, maka akan menimbulkan

produksi sampah organik meningkat yang mulanya terapung dipermukaan air, tetapi lama

kelamaan akan tenggelam di dasar danau. Ditambah pula adanya pemasukan bahan dari

luar melalui air sungai yang mengalir ke danau, lama kelamaan danau akan menjadi

dangkal karena adanya pengendapan bahan. Terutama di tepi danau yang banyak kegiatan

56

Page 48: Bab II Asas Dsr Lingk

biologis, akan memperkaya bahan-bahan di danau tersebut, sehingga danau yang tadinya

oligotrofi menjadi mesotrofi.

Daya pengendapan bahan memang bervariasi dalam danau mesotrofi. Ada danau

mesotrofi yang lama sekali berubah ke tingkatan berikutnya, tetapi ada juga danau

mesotrofi yang dengan cepat berubah menjadi dangkal bagian tepinya, dengan bagian

tengah mempunyai kedalaman tertentu (3-10m). Apabila kecepatan aktifitas biologi

bertambah tinggi dan konsentrasi organisme hidup besar, maka produksi bahan organik

menjadi bertambah, menyebabkan air danau menjadi keruh. Akibatnya matahari hanya

dapat menembus beberapa meter saja (1-3 m) saja, sehingga danau airnya menjadi hangat

dan terjadilah perubahan komposisi spesies jasad hidup, danaupun akan menjadi lebih

kaya dengan jasad hidup.. Hal ini menyebabkan selalu tersedia cukup makanan di

permukaan air untuk mendukung berbagai kegiatan biologi. Danau ini kemudian berubah

tingkatannya menjadi eutrofi. Apabila terjadi pendangkalan terus menerus dengan jasad

hidup yang sangat melimpah, maka akhir dari suksesi ini akan terjadi distrofi.

Keadaan tersebut menunjukkan perubahan dari danau menjadi rawa, lalu menjadi

tanah daratan seperti biasa. Pada keadaan distrofi, jumlah bahan organik yang dibusukkan

menjadi begitu besar, sehingga oksigen yang digunakan untuk aktifitas pembusukan

melebihi kemampuan tumbuhan untuk menyediakannya. Akibatnya tumbuhan aquatik

dalam danau itu menjadi sangat berkurang daya aktifitas biologinya, akhirnya danau

tersebut akan mati, kemudian lahirlah komunitas “daratan baru”. Urutan perubahan

suksesi pada danau tersebut akbat dari aktifitas manusia, misalnya pembuangan sampah

organik, pencemaran limbah pertanian dsb.

Manfaat Danau bagi Manusia

57

Page 49: Bab II Asas Dsr Lingk

Danau mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, menjadi sumber

alam yang dapat dimanfaatkan baik langsung ataupun tidak langsung oleh manusia,

karena sebagai sumber alam air danau dapat dimanfaatkan untuk pengairan, suplai

industri domestik, PLTU, perikanan, transportasi, rekreasi dan konservasi

keanekaragaman flora dan fauna (Lehmusluoto, 1999). Keuntungan tehnis dari danau

adalah menghasilkan ikan dan sebagai sumber irigasi, di danau Maninjau dan Singkarak,

Batur dan Bratan danau dapat dimanfaatkan untuk tempat rekreasi, dan irigasi.

Danau merupakan sumber bahan makanan yang penting bagi manusia, contohnya

adalah ikan. Meskipun demikian jumlah bahan makanan (ikan} yang dapat diambil oleh

manusia dari danau tergantung dari tingkat suksesinya (kesuburannya), sehingga

diperlukan strategi manusia dalam pengambilan hasil dari dalam danau itu. Disini

dibutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan agar tidak habis dan punah.

4. Sistem Padang Rumput

Padang rumput dengan sistem peternakan di dalamnya perlu memperoleh

perhatian khusus, karena merupakan suatu sistem edaran sebab-akibat antara tumbuhan

dan hewan dalam lingkungan hidup manusia. Dari hubungan timbal balik ini manusia

dapat memetik manfaatnya yang sangat berharga. Yang menarik dari sistem padang

rumput ini adalah berlakunya hubungan pengaruh-mempengaruhi antara keanekaragaman

spesies tumbuhan dan keanekaragaman spesies hewan. Hewan (ternak) pemamah biak

dari berbagai spesies, bahkan dari berbagai umur pada spesies yang sama, sering

mempunyai pilihan spesies tumbuhan tertentu untuk makanannya. Ini berarti apabila kita

memindahkan spesies atau kelompok umur suatu hewan ternak ke padang rumput lain,

maka kita akan mengubah pula komposisi spesies tumbuhan di padang rumput asalnya.

58

Page 50: Bab II Asas Dsr Lingk

Gambar Bagan alir hubungan timbal-balik hewan – tumbuhan - manusia di dalam

ekosistem padang rumput.

Hubungan Tumbuhan-Hewan dan Manusia

Hubungan antara hewan, tumbuhan dan peranan manusia dalam sebuah padang

rumput dapat ditunjukkan secara sederhana pada gambar di atas. Meskipun pada

kenyataannya padang rumput dihuni oleh oleh banyak spesies hewan dan tumbuhan

dengan bermacam kelas umurnya yang berbeda-beda, namun untuk memudahkan

ilustrasi pada gambar, hanya akan dicantumkan dua spesies hewan ternak dan dua spesies

tumbuhan. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa manusia dapat mengambil hasil dari

kedua spesies hewan ternak yang terdapat dalam padang rumput tersebut.

Hasil ternak bagi manusia

Kepadatan hewan spesies 1

Pengaruh jejak kaki terhadap sifat manusia

Kepadatan hewan spesies2

I K L I M

Pemupukan tanah oleh manusia

Konsentrasi zat makanan dalam

tanah

Kepadatan tumbuhan spesies 1

Kepadatan tumbuhan spesies 2

59

Page 51: Bab II Asas Dsr Lingk

Artinya, setiap tahun manusia dapat mengambil X% dari daging yang dihasilkan

oleh spesies hewan yang satu, dan Y% dari spesies hewan yang kedua. Kedua spesies

hewan ini mempengaruhi spesies tumbuhan , bukan saja spesies stumbuhan tersebut

dijadikan bahan makanan, tetapi juga karena pengaruh jejak kakinya. Manusia dalam

usaha meninggikan produksi hewan, dapat secara tidak langsung memberi pupuk kepada

kawasan padang rumput, yang kemudian akan terdapat penambahan zat makanan dalam

tanah bagi tumbuhan untuk hidup lebih subur. Sungguhpun demikian perlu diingat,

bahwa tiap tumbuhan yang terdapat dalam padang rumput itu mempunyai keperluan

bahan makanan yang berbeda-beda.

Sebaliknya tumbuhan merupakan faktor yang penting juga dalam mempengaruhi

sifat serta cirri tanah sebagai penyumbang bahan organic. Gambar tersebut tidak

menampung hubungan timbal balik sistem hewan-tumbuhan-manusia secara kritis,

misalnya bagaimana pengaruh faktor lingkungan terhadap keseimbangan hidup sapi di

padang rumput. Untuk lebih menjelaskan hubungan yang dinamis antara spesies

tumbuhan dan hewan di padang rumput , dirumuskan hubungan tersebut sbb:

1. Berbagai spesies hewan pemamah biak yang hidup di padang rumput yang sama

mempunyai pilihan tumbuhan yang berbeda sebagai bahan makanannya.

2. Adanya pilihan tertentu terhadap tumbuhan sebagai makanannya, maka hewan

dapat mengubah komposisi tumbuhan di padang rumput tsb, karena adanya

seleksi terhadap tumbuhan, ada kemungkinan spesies tumbuhan yang

kerapatannya menjadi berkurang.

3. Timbulnya perubahan kerapatan relatif spesies tumbuhan yang berlainan,

berakibat pada timbulnya perubahan spesies hewan yang mencari makanan di

daerah tsb.

60

Page 52: Bab II Asas Dsr Lingk

Pilihan Bahan Makanan oleh Ternak

Disini dicontohkan oleh Taibott (1996) yang melaporkan bahwa setiap spesies

pemamah biak di Afrika Timur dan Tengah mempunyai pilihan bahan makanan yang

berlainan. Jerapah lebih memilih daun dari pohon-pohon yang tinggi, badak memakan

daun semak-belukar, sedangkan “wilde beest” lebih senang makan rumput yang

eksklusif. Hal yang serupa berlaku di padang rumput Cagar Alam Ujung Kulon. Badak

lebih suka makan daun dan kayu dari semak belukar yang muda, banteng hampir secara

eksklusif memakan rumput-rumputan, sedangkan rusa memakan pucuk muda dari

beberapa tumbuhan semak Sedangkan di California sapi dan biri-biri bahan makanannya

menurut perjalanan musim (table).

Apabila dianalisa cara makan kedua hewan ternak tersebut dalam segi hubungan

antara frekuensi tumbuhan sebagai bahan makanan dengan frekuensi pemakanan oleh

kedua hewan tersebut, nampak adanya perbedaan baik pada pilihan hewan terhadap suatu

jenis tumbuhan maupun pada intensitas pemakanan tumbuhan tertentu oleh hewan

tersebut.

Begitu pula di Australia, di negara tersebut hujan sangat tidak menentu waktunya,

sehingga penggembalaan mempengaruhi perubahan komposisi tumbuhan. Akibatnya

biri-biri sangat menekankan plihan makanannya kepada tumbuhan yang mempunyai

pertumbuhan vegetatif di luar musim hujan. Dengan demikian spesies tumbuhan yang

masa pertumbuhannya di musim hujan tidak begitu terpengaruh oleh biri-biri. Semua itu

menyebabkan penggembalaan yang berlangsung sepanjang tahun mengubah komposisi

tumbuhan ke arah spesies yang mempunyai periode pertumbuhan yang pendek dan akar

yang tidak begitu dalam, yaitu cirri-ciri tumbuhan di luar musim penghujan, sehingga

tumbuhan musim penghujan makin-lama makin unggul (dominan). Konsekuensi

penggembalaan biri-biri tersebut, maka kanguru terusir dari lingkungan hidup aslinya,

61

Page 53: Bab II Asas Dsr Lingk

yaitu padang rumput. Meskipun demikian akibat sebaliknya, kanguru bukit turun ke

padang rumput karena menemukan makanan yang cocok dengan adanya perubahan

komposisi tumbuhan di padang rumput tersebut. . Perubahan serupa ini menyebabkan

kerugian besar pada manusia karena perbuatannya sendiri, yaitu dengan menurunnya

kapasitas bawa di daerah tersebut sebesar 25%. Jadi penggembalaan yang terlalu intensif

tadi, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan yang cukup besar dalam jangka yang

pendek, ternyata menngakibatkan kerugian yang sangat besar dalam waktu yang relatif

pendek dan merupakan kerugian dalam jangka panjang.

Pengaruh Perubahan Distribusi Umur Hewan Ternak terhadap Komposis

Tumbuhan di Padang Rumput

Perubahan komposisi spesies tumbuhan di padang rumput tidak hanya

disebabkan oleh perubahan komposisi spesies hewan saja, tetapi juga oleh distribusi umur

hewan dalam spesies yang sama. Contohnya di Inggris barat laut (kawasan biri-biri). Di

daerah ini masalah yang paling serius adalah terdapatnya penyebaran jenis rumput

matgrass. Jenis rumput ini biasanya sebagai indikator jenis tanah miskin, sebagai akibat

menurunnya kesuburan tanah di bukit. Tetapi kemudian jenis rumput ini menjadi umum

dijumpai di padang rumput. Analisis kadar zat makanan yang terdapat pada matgrass

dibandingkan dengan spesies rumput yang lain dalam padang rumput itu menunjukkan

lebih rendah kadarnya hampir pada setiap zat makanan. Pada saat musim dingin, biri-biri

dewasa memakan rumput ini hampir seluruh tumbuhan dapat tercabut sampai ke akar-

akarnya, namun demikian sisa penyebaran rumput ini masih dapat terlihat di sela-sela

batu atau di tepi dinding.

Sementara itu kebutuhan daging domba makin meningkat, menyebabkan

distribusi dan komposisi umur domba itu berubah. Perubahan ini menunjukkan bahwa

62

Page 54: Bab II Asas Dsr Lingk

dalam populasi biri-biri itu terdapat lebih banyak biri-biri muda dan anak-anak dari pada

yang dewasa, dan mereka ini memilih rumput lain sebagai bahan makanannya, tidak

memilih matgrass. Akibatnya matgrass justru mendesak rumput lain yang mempunyai

mutu makanan lebih baik, hasilnya matgrass tumbuh menyebar yang sebenarnya tidak

diingini oleh manusia karena menurunkan produksi ternak.

Hal ini sebenarnya sudah diramalkan pada asas ke 13, apabila manusia terlalu

banyak mengambil hasil ternak, maka akan terjadi perubahan distribusi umur dalam

populasi biri-biri itu, yang berakibat pada ketidak mantapan dalam lingkungan padang

rumput. Hasilnya dapat menurunkan keanekaragaman distribusi umur dan ratio

jantan/betina dalam populasi itu, dan akibat terakhir adalah menimbulkan ketidak

mantapan pada populasi tumbuhan yang menjadi makanannya dan mengalami suksesi

dari stabil menjadi tidak stabil.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan pemupukan tanah padang rumput

dengan penambahan fosfat, hasilnya terjadi kenaikan produksi enam kali lipat.

Dari kenaikan produksi tersebut, timbul sebuah polemik, karena untuk

meningkatkan produksi harus diperlukan energi baik di sektor pertanian ataupun

peternakan, kemudian timbul masalah baru karena adanya ketergantungan penambahan

energi, sehingga menambah beban, karena sumber energi habis dalam perjalanan waktu.

63

Page 55: Bab II Asas Dsr Lingk

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

TIK : Setelah selesai mengikuti perkuliahan pada BAB VI ini, diharapkan mahasiswa mampu

menjelaskan tentang konservasi sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan.

MATERI :

PENDAHULUAN :

Dalam bab ini akan dibahas hal-hal mengenai konservasi sumberdaya alam dan

pengelolaan lingkungan, yang akan diberikan dalam dua kali pertemuan.

PENYAJIAN :

Pengertian Konservasi

Akhir-akhir ini telah terjadi pengeksplotasian dan pemanfaatan sumber daya alam

secara berlebihan tanpa memperhatikan kelestariannya. Contoh kecil adalah penggunaan dan

pengolahan lahan yang berlebihan tanpa nenperhatikan kaidah-kaidah pelestarian atau

konservasi. Kaidah-kaidah konservasi sumber daya alam pada umumnya adalah

penghematan penggunaan sumber daya alam dan memperlakukannya berdasarkan hukum

alam.

Pengertian konservasi itu sendiri suatu upaya atau tindakan untuk menjaga

keberadaan sesuatu secara terus menerus berkesinambungan baik mutu maupun jumlah.

Menurut Wartaputra (1990) titik tolak konservasi sumberdaya alam hayati bersumber dari

strategi konservasi dunia yang pada tahun 1980 diumumkan di Indonesia (bersama dengan 30

64

Page 56: Bab II Asas Dsr Lingk

negara lain di dunia) oleh empat orang menteri: Menteri Pertanian, Menteri Penerangan,

Menteri RISTEK dan Menteri PPLH yang mengandung tiga aspek yaitu:

1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan

Yaitu perlindungan proses ekologis yang penting sebagai sistem penyangga kehidupan

(yang mendukung sistem penyangga kehidupan), karena sistem penyangga kehidupan

harus dalam keadaan yang seimbang. Disini ada perbedaan antara lingkungan asli (sudah

dalam keseimbangan yang optimal/stabil) dan lingkungan buatan (dalam keadaan tidak

stabil). Siklus udara, air, tanah dan hara merupakan sub sistem penyangga kehidupan.

2. Pengawetan/pelestarian aneka ragam genetik yang ada

Kegunaan pelestarian genetik adalah untuk kesinambungan pembangunan. Hampir dari

seluruh industri tergantung dari kelestarian jenis unggul untuk keperluan kehidupan

manusia. Misalnya padi yang terus menerus diteliti sampai ditemukan jenis unggul.

3. Pelestarian manfaat

Pemanfaatan spesies flora dan fauna sudah banyak dilakukan. Pemanfaatan spesies-

spesies yang tidak dilindungi dapat terjamin dalam keseimbangan alam. Sedangkan

pemanfaatan spesies-spesies yang dilindungi diperlukan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan CITES (Convention International Trade of Dangered Flora and Fauna

Species).

Perkembangan prinsip konservasi, semula pendekatan konservasi jenis menjadi

konservasi dengan pendekatan ekosistem. Disini ada beberapa masalah dalam menangani

konservasi sumber daya alam:

1. Jumlah penduduk dengan penyebaran yang tidak merata, yang sebagian besar berada di

P. Jawa

2. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi

65

Page 57: Bab II Asas Dsr Lingk

3. Mata pencaharian yang bersifat agraris akan memerlukan lahan, dan terjadi tumpang

tindih kepentingan antara konservasi dan eksploitas

4. Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan baik

sebagai obyek maupun subyek pembangunan

Oleh karena itu untuk melestarikan sumber daya alam terutama sumberdaya alam

hayati, sebagai benteng terakhir oleh pemerintah adalah ditetapkannya kawasan konservasi

sebagai perwakilan berbagai ekosistem (di Indonesia terdapat kurang lebih 80 ekosistem)

Pengertian Sumberdaya Alam

Sumberdaya alam berdasarkan manfaat yang diperoleh dapat dibagi menjadi:

1. Sumberdaya alam Stock atau non-renewable

Yaitu sumberdaya alam yang apabila tidak dimanfaatkan ketersediaanya tidak bervariasi

secara nyata menurut waktu. Dengan kata lain menurut waktu keadaannya tidak

bertambah atau berkurang. Dengan demikian setiap bentuk pemanfaatan sumberdaya

alam tersebut saat ini akan menurunkan ketersediaannya (dalam bentuk penggunaan yang

sama) di masa mendatang contohnya minyak bumi, batubara, emas, dan barang tambang

lainnya.

2. Sumberdaya alam flow atau renewable

Yaitu sumberdaya alam yang ketersediaannya bervariasi menurut waktu, walaupun tidak

dimanfaatkan laju ketersediaannya mungkin meningkat atau menurun menurut waktu.

Sumberdaya alam ini terbagi menjadi :

a. Sumberdaya alam dengan zona kritis (“with critical zone”)

Seperti hutan, ikan satwa liar, dan tanah yang semuanya dapat menjadi habis jika

pemanfaatannya melebihi produksinya, disini aspek pengelolaan merupakan hal yang

penting mengingat sumberdaya alam ini dapat diperbaharui

66

Page 58: Bab II Asas Dsr Lingk

b. Sumberday alam “flow” yang tidak mempunyai zona kritis (“with no critical zone”).

Misalnya sinar matahari, angin dan ombak. Untuk sumberdaya alam ini dapat diperoleh

menurut waktu asal terdapat “flow” yang permanen.

Konservasi Tanah

Tujuan utama dari konservasi tanah adalah untuk mendapatkan tingkat keberlanjutan

produksi lahan dengan menjaga laju kehilangan tanah tetap di bawah ambang batas yang

diperkenankan, yang secara teoritis dapat dikatakan bahwa laju erosi harus lebih kecil atau

sama dengan laju pembentukan tanah. Erosi merupakan proses alam yang sama sekali tidak

dapat dihindari, khususnya untuk lahan pertanian, maka yang dapat dilakukan adalah dengan

mengurangi laju erosi, untuk itu maka diperlukan strategi konservasi tanah:

1. Melindungi tanah dari hantaman air hujan dengan penutup permukaan tanah

2. Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi

3. Meningkatkan stabilitas agregat tanah

4. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan kekasaran permukaan

lahan

Secara garis besar metode konservasi tanah dapat digolongkan menjadi 3, yaitu:

1. Konservasi secara agronomis

2. Konservasi secara mekanis

3. Konservasi secara kimiawi

Konservasi secara Agronomis

Konservasi tanah secara agronomis adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan atau

sisa tumbuhan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi laju erosi dengan

67

Page 59: Bab II Asas Dsr Lingk

cara mengurangi daya rusak hujan yang jatuh dan jumlah daya rusak aliran permukaan.

Konservasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

1. Penanaman tanaman tumbuhan penutup tanah secara terus menerus (permanent plant

cover)

2. Penanaman dalam strip (strip cropping)

3. Penanaman berganda (multilple cropping)

4. Penanaman bergilir (rotation cropping)

5. Pemanfaatan mulsa (residue management)

6. Sistem pertanian hutan (agroforestry)

Tanaman Penutup Tanah

Yang dimaksud tanaman penutup tanah adalah tanaman yang dengan sengaja ditanam

untuk melindungi tanah dari erosi, menambah bahan organic tanah dan sekaligus

meningkatkan produktivitas tanah. Tanaman penutup tanah ini dapat dikelompokkan

menjadi:

1. Tanaman penutup tanah rendah, jenis rumput-rumputan dan tanaman merambat atau

menjalar yang dipergunakan pada pola penanaman rapat, dalam barisan, untuk

keperluan khusus dalam perlindungan tebing, talud, teras, dinding saluran irigasi

maupun drainase

2. Tanaman penutup tanah sedang berupa semak, digunakan dalam pola penanaman

teratur diantara barisan tanaman pokok, digunakan dalam barisan pagar, dan ditanam

di luar tanaman pokok yang merupakan sumber mulsa atau pupuk hijau

3. Tanaman penutup tanah tinggi, dipergunakan dalam pola penanaman teratur diantara

barisan tanaman pokok, ditanam dalam barisan, dan dipergunakan khusus untuk

melindungi tebing dan penghutanan kembali

68

Page 60: Bab II Asas Dsr Lingk

4. Tumbuhan rendah alami (semak dan belukar)

5. Tumbuhan pengganggu

Penanaman dalam strip

Adalah cara bercocok tanam dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam berselang

seling dalam strip-strip pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau kontur. Cara

ini ada beberapa tipe yaitu:

1. Penanaman dalam strip menurut garis kontur (Contour strip cropping) susunan

stripstrip harus tepat sejajar dengan kontur dengan urutan pergiliran yang tepat pula

2. Penanaman dalam strip lapangan (field strip contour) terdiri dari stripstrip tanaman

yang tidak perlu sejajar, namun lebarnya seragam dan disusun melintang/memotong

arah lereng

3. Penanaman dalam strip penyangga (buffer strip cropping) terdiri dari strip-strip

rumput atau leguminosae yang dibuat diantara strip-strip tanaman pokok, strip

lebarnya dapat seragam atau tidak.

Penanaman berganda

Penanaman ini berguna untuk meningkatkan produktivitas lahan sambil menyediakan

proteksi terhadap tanah dari erosi. Sistem ini dapat dilakukan baik dengan cara penanaman

beruntun, tumpang sari atau tumpang gilir

1. Penanaman beruntun (sequential cropping)

Yaitu sistem bercocok tanam dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada

sebidang tanah, dimana tanaman kedua dan ketiga ditanam pada saat tanaman

pertama panen yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas penggunaaan lahan

2. Penanaman tumpangsari (inter cropping)

69

Page 61: Bab II Asas Dsr Lingk

Yaitu sistem bercocok tanaman dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman

yang ditanam serentak atau bersamaan pada sebidang tanah baik secara campuran

ataupun terpisah dalam baris yang teratur, sistem ini mampu menekan laju erosi dan

aliran permukaan

3. Penanaman tumpang gilir (relay cropping)

Yaitu sistem bercocok tanam dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada

sebidang tanah, dimana tanaman kedua atau berikutnya ditanam setelah tanaman

pertama berbunga, sehingga apabila tanaman pertama dipanen, tanaman kedua sudah

tumbuh, sistem ini bertujuan untuk meningkatkan intensitas penggunaan lahan

sekaligus meningkatkan frekuensi tanam.

4. Penanaman lorong (allay cropping)

Yaitu sistem bercocok tanam dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada

sebidang tanah, dimana salah satu jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman non

pangan, tanaman pokok ditanam di lorong diantara tanaman non pokok sebagai pagar,

sedangkan fungsi tanaman pagar adalah sebagai sumber pupuk hijau, dapat

mengurangi erosi, sumber kayu bakar dan sumber makanan ternak.

Penggunaan mulsa

Mulsa adalah sisa-sisa tanaman yang disebarkan di atas permukaan tanah. Dari segi

konservasi penggunaan mulsa mempunyai beberapa keuntungan yaitu memberi pelindung

terhadap permukaan tanah dari hantaman air hujan sehingga mengurangi laju erosi,

mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan, memelihara temperatur dan

kelembaban tanah, meningkatkan kemantapan struktur tanah, meningkatkan kandungan

bahan organic tanah dan mengendalikan tanaman pengganggu. Bahan mulsa yang paling baik

adalah tanaman yang sukar lapuk seperti batang jagung, jerami, sorgum.

70

Page 62: Bab II Asas Dsr Lingk

Penghutanan kembali (reboisasi)

Penghutanan kembali merupakan cara yang cocok untuk menurunkan erosi dan aliran

permukaan, terutama jika dilakukan pada bagian hulu daerah tangkapan air untuk mengatur

banjir, secara lebih luas, penghutanan kembali dapat diartikan sebagai usaha untuk

memulihkan dan menghutankan kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia,

maupun biologi, baik secara alami maupun oleh ulah manusia. Tanaman yang digunakan

biasanya tanaman yang bisa mencegah erosi, baik dari segi habitus maupun umur, juga

tanaman keras yang bernilai ekonomi. Dari segi konservasi, tanaman yang dipilih harus

mempunyai perakaran yang kuat, dalam dan luas sehingga membentuk jaringan akar yang

rapat, mempunyai pertumbuhan yang cepat, mempunyai nilai ekonomi dan dapat

memperbaiki kualitas kesuburan tanah.

Konservasi secara Mekanis

Prinsip dasar konservasi tanah adalah mengurangi banyaknya tanah yang hilang

akibat erosi. Dalam hal ini konservasi secara mekanis mempunyai fungsi, yaitu:

1. memperlambat aliran permukaan

2. menampung dan mengalirkan aliran permukaan sehingga tidak merusak tanah

3. memperbesar kapasitas infiltrasi air ke dalam tanah dan memperbaiki erosi tanah

4. menyediakan air bagi permukaan.

Adapun usaha konservasi tanah termasuk kedalam metode mekanis adalah

prngolahan tanah, pengolahan tanah menurut garis kontur, pembuatan teras, pembuatan

saluran air, pembuatan dam.

71

Page 63: Bab II Asas Dsr Lingk

Pengolahan tanah

Konservasi mekanis dengan cara pengolahan tanah bertujuan untuk menciptakan

kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman, menyiapkan tempat untuk tumbuh bagi

benih, menggemburkan tanah pada daerah perakaran, membalikan tanah sehingga sisa-sisa

tanaman bisa terbenam di dalam tanah dan memberantas gulma. Untuk mencapai hasil

pengolahan yang baik bagi pertanian dan usaha konservasi, maka yang dilakukan adalah

1. Tanah diolah seperlunya saja

2. Pengelolaan tanah dilakukan pada saat kandungan air yang tepat

3. Pengolahan tanah dilakukan menurut garis kontur

4. Merubah kedalaman pengolahan tanah

5. Pengelolaan tanah sebaiknya dilakukan dengan pemberian mulsa

Pengolahan tanah menurut kontur

Pengolahan tanah dan penanaman menurut kontur dapat mengurangi laju erosi.

Efektifitas pengolahan tanah dan penanaman menurut kontur tergantung pada kemiringan

dan panjang lereng. Keuntungan utama mengolah tanah menurut kontur adalah terbentuknya

penghambat aliran permukaan air, terjadinya tempat penampungan air sementara sehingga

memungkinkan penyerapan air dan dapat mengurangi terjadinya erosi.

Pengolahan tanah menurut guludan

Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang memotong kemiringan

lahan (lereng). Fungsi guludan untuk menghambat aliran permukaan, menyimpan air di

bagian atas dan untuk memotong panjang lereng

72

Page 64: Bab II Asas Dsr Lingk

Terras

Terras adalah timbunan tanah yang dibuat melintang atau memotong kemiringan

lahan, yang berfungsi untuk menangkap aliran permukaan yang memungkinkan terjadinya

penyerapan air dan berkurangnya erosi. Fungsi teras adalah terras pengelak (diversion

terrace), teras retensim (retention terrace), terras bangku (bench terrace).

Terras pengelak berfungsi untuk menangkap aliran permukaan dan mengalirkannya

memotong kontur melalui outlet yang tepat, bentuk ini cocok untuk kemiringan kecil.

Sedangkan terras retensi diperlukan untuk penyimpanan air dengan menampungnya di bagian

bukit, dalam hal ini diperlukan bagian tanah yang datar yang mampu menyimpan aliran

permukaan dengan periode ulang sampai 10 tahunan dengan tanpa terjadi luapan, biasanya

untuk tanah dengan kemiringan 4,5 0. Terras bangku dibuat dengan jalan memotong lereng

dan meratakan tanah di bagian bawah sehingga terbentuk suatu deretan anak tangga atau

bangku yang dipisahkan oleh talud.

Konservasi Air

Konservasi air penting untuk kehidupan manusia. Konservasi air bertujuan untuk

meningkatkan volume air tanah, meningkatkan efisiensi penggunaannya sekaligus

memperbaiki kualitasnya sesuai dengan peruntukannya. Konservasi air mempunyai efek

ganda, diantaranya mengurangi kerugian akibat banjir, mengurangi biaya pengolahan air,

mengurangi ukuran jaringan pipa. Dalam dua decade terakhir, konservasi air telah menjadi

kunci untuk meningkatkan suplai air bersama dengan meningkatkan memanajemen

kebutuhan. Konservasi air yaitu menyimpan air dikala berlebihan dan menggunakannya

sehemat mungkin untuk keperluan tertentu yang produktif. Sehingga konservasi air secara

domestik, berarti menggunakan air sehemat mungkin untuk keperluan rumah tangga, dan

73

Page 65: Bab II Asas Dsr Lingk

konservasi air untuk industri berarti menggunakan air sehemat mungkin untuk kepentingan

produksi. Konservasi air untuk pertanian berarti menggunakan air sehemat mungkin untuk

menghasilkan hasil pertanian yang sebanyak-banyaknya.

Konservasi Hutan

Konservasi hutan bukan hanya melalui penghutanan kembali lahan kritis, hutan

lindung, hutan yang rusak, dengan jalan penghiajuan, tetapi lebih dari itu harus

memperhatikan kaidah-kaidah ekologi di dalam mengeksploitasi hutan produksi, dan hutan

rawa. Pada usaha konservasi di kawasan hutan lindung dan hutan suaka

Pengelolaan Lingkungan

Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh pembangunan di berbagai bidang

adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat

mencegah kerusakan lingkungan sebagai akibat pembangunan. Tujuan pengelolaan

lingkungan terutama untuk mencegah kemunduran populasi sumber daya alam yang dikelola

dan sumber daya alam lain yang ada di sekitarnya dan mencegah pencemaran limbah atau

polutan yang membahayakan lingkungan.

Pengelolaan sumber daya alam mencakup beberapa upaya yang dilakukan secara

terpadu dan bertahap. Upaya ini disebut upaya terpadu karena dalam pengelolaan terdapat

beberapa kegiatan yang dilakukan bersama-sama diantaranya kegiatan pemanfaatan,

pengendalian, pengawasan, pemulihan, dan pengembangan lingkungan. Dengan

melaksanakan urutan kegiatan tersebut, maka kualitas lingkungan dapat dijaga

kelestariannya, agar selanjutnya dapat tetap mendukung kesejahteraan manusia. Disini harus

pula disertai dengan mental si pengelola yang dengan segala tanggung jawab dan kesadaran

74

Page 66: Bab II Asas Dsr Lingk

harus berusaha memelihara sumber daya alam yang tersedia untuk mengelola hingga masa

yang akan datang.

Pengelolaan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan secara bertahap karena

tindakan yang dilakukan dalam pengelolaan diawali dengan penyusunan rencana, disusul

dengan tahap pelaksanaan yang berupa pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan. Tahap

selanjutnya berupa pemulihan dan pengembangan lingkungan untuk menjaga kelestarian

kualitas lingkungan.

Pengelolaan Lahan

Pengelolaan lahan disini termasuk pengelolaan lahan pertanian, pengelolaan lahan

untuk pemukiman maupun industri. Dengan makin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka

manusia semakin berupaya untuk mendapatkan strategi baru dalam bidang penggunaan

lahan. Strategi tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil yang maksimal dengan

menggunakan waktu, tenaga dan biaya yang semaksimal mungkin untuk memperoleh:

1. hasil atau produksi yang maksimum dari setiap unit lahan

2. memilih tata cara pengelolaan lahan yang memberi keuntungan maksimum

3. menekan sekecil mungkin ketidakmantapan kondisi lahan potensial sehingga dapat

meningkatkan hasil maksimal

4. mencegah menurunnya potensi lahan potensial

Pengelolaan Hutan

Hutan mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan dan

kelangsungan lingkungan, terutama berpengaruh terhadap iklim mikro yaitu iklim yang

berlaku pada daerah dalam hutan tersebut. Dikenal suatu pengelolaan hutan yang merupakan

campuran kegiatan kehutanan dengan kegiatan perkebunan, pertanian dan peternakan.

75

Page 67: Bab II Asas Dsr Lingk

Pengelolaan tersebut disebut “agroforestry” yang menganut sistem diversifikasi usaha

berbagai macam komoditi, tetapi dengan tetap menjaga pemeliharaan hutan secara optimal.

Adapun strategi “agroforestry” adalah:

1. Meningkatkan produktivitas lahan hutan secara keseluruhan antara produktivitas

hutan dengan pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan

2. Mengatasi sempitnya lahan pertanian

3. Pemerataan penduduk ke daerah pinggiran hutan dengan meningkatkan taraf

hidupnya

Hutan serbaguna merupakan hutan yang dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan,

antara lain sebagai sumber plasma nutfah, sarana penelitian, sarana pendidikan, serta tempat

wisata.

Pengelolaan Air

Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia dan mahluk

hidup lainnya. Manusia memerlukan air baik untuk proses kimia dan fisika tubuh maupun

untuk aktifitas kehidupan lainnya.

Sekalipun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, tetapi kualitas

air sangat dipengaruhi oleh peranan manusia dalam pengelolaannya. Pengelolaan air disini

termasuk pengelolaan perairan pantai dan ekosistem danau.

Strategi pengelolaan air meliputi:

1. Melindungi perairan agar tetap terjaga kebersihannya sehingga dapat menjaga

kelangsungan flora dengan menjaga perakaran tanaman dari gangguan fisik maupun

kimiawi

2. Mengusahakan cahaya matahari dapat menembus dasar perairan, sehingga proses

fotosintesis dapat berjalan dengan lancar

76

Page 68: Bab II Asas Dsr Lingk

3. Menjaga agar fauna mangsa dan predator selalu seimbang dengan mempertahankan

rantai makanan

4. Mempergunakan sumber daya alam berupa air seefisien mungkin, sehingga zat hara

yang ada dapat tersimpan dengan baik yang berarti sebagai penyimpan energi dan

materi

Pada prinsipnya pengelolaan sumberdaya alam air ini sangat bergantung bagaimana

kita mempergunakan dan memelihara sumber air itu menjadi seoptimal mungkin, tetapi

tanpa merusak ataupun mencemarinya dan mempertahankan keadaan lingkungan sebaik-

baiknya.

Usaha Mencegah Pencemaran Air

Usaha pencegahan ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan

berbagai faktor sebagai berikut:

1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah terlebih dahulu sehingga

memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah

2. Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisme antar polutan satu dengan

yang lainnya.

3. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di

perairan

4. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan, untuk

mencegah pencemaran air oleh bakteri.

5. Limbah radioaktif harus diproses terlebih dahulu agar tidak mengandung bahaya

radiasi

6. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan

aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke perairan umum.

77

Page 69: Bab II Asas Dsr Lingk

Pengelolaan Lahan

Pencemaran tanah mempunyai hubungan yang erat dengan pencemaran air dan udara.

Air yang terbuang ke tanah akan masuk ke dalam tanah dan menimbulkan pencemaran tanah.

Usaha Pencegahan Pencemaran Tanah

Untuk menanggulangi sampah plastik, maka sebelum dibuang, sampah plastik dibakar

terlebih dahulu

1. Limbah yang mengandung radioaktif hendaknya dibiarkan dahulu dalam waktu lama

sebelum dibuang

2. Sampah radioaktif yang berbentuk padat harus dibungkus dengan bahan yang terbuat

dari Pb untuk menahan sinar radioaktif, lalu dimasukkan dalam tromol baja anti karat

sebelum dibuang

3. Pembuangan sampah berbahaya dilakukan ke dasar laut, ke pulau karang kosong,

dibuang ke dalam bekas tambang kosong atau ke dalam sumur yang dalam dan jauh

dari pemukiman penduduk

Pengelolaan Udara

Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang mengandung satu atau

beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi, sehingga mengganggu manusia, hewan dan

tumbuhan serta mahluk hidup lain di dalam suatu lingkungan. Berdasarkan terjadinya polusi,

udara dikategorikan menjadi dua tipe utama pencemar udara yaitu:

1. Polutan primer

78

Page 70: Bab II Asas Dsr Lingk

Yaitu zat kimia yang mengandung toksik dan masuk secara langsung ke udara dalam

konsentrasi yang merugikan manusia. Zat kimia tersebut dapat berupa komponen

alami udara yang konsentrasinya meningkat misalnya CO2

2. Polutan sekunder

Yaitu zat kimia yang merugikan manusia yang terbentuk dalam atmosfir melalui

reaksi kimia diantara komponen udara yang ada

Usaha Pencegahan Pencenaran Udara

1. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-

gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan

2. Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang

bahan penyerap polutan atau saringan

3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas

dibuang ke udara bebas

4. Membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan

inversi thermal agar tidak menambah polutan yang terperangkap di atas suatu

pemukiman atau kota

5. Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan

mengurangi angkutan pribadi

6. Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu

kegunaaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemar udara, selain sebagai

penahan debu dan bahan partikel lain.

Pengelolaan Sumberdaya Manusia

79

Page 71: Bab II Asas Dsr Lingk

Sumberdaya manusia penting untuk menunjang pembangunan. Pencemaran sebagai

akibat pembangunan dapat pula mempengaruhi manusia atau masyarakatnya. Dalam hal ini

selain dengan menghilangkan atau memperkecil resiko penularan, masyarakat dapat diberi

sekedar ganti rugi dan ganti rugi ini dalam bentuk:

1. memberikan uang

2. mengangkat mereka menjadi karyawan proyek

3. meningkatkan pengetahuan mereka agar dapat menghindari bahaya limbah

4. menciptakan hubungan yang baik dan saling menguntungkan antara proyek dan

masyarakat di sekitarnya agar tidak terjadi konflik dan kecemburuan sosial

5. sebagai bapak asuh terhadap proyek-proyek kecil yang diselenggarakan masyarakat

Disamping itu terhadap karyawan proyek yang dapat secara langsung terkena

pencemaran, selain dilakukan tindakan perlindungan sebagai usaha memperkecil

pencemaran, juga diadakan pendidikan ketrampilan khusus, sehingga kalau suatu saat mereka

tidak dapat dipekerjakan di tempat dimana mereka bekerja karena berbagai alasan, khususnya

yang menyangkut bahaya pencemaran kepada dirinya, selanjutnya mereka dapat bekerja

sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperolehnya. Dengan demikian

menghindari terjadinya pengangguran, bahkan berarti menciptakan sumber pekerjaan baru di

luar proyek dan meningkatkan ekonomi.

80

Page 72: Bab II Asas Dsr Lingk

LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA DAN PENYAKIT MENULAR

TIK : Setelah selesai mengikuti perkuliahan pada BAB VII ini, diharapkan mahasiswa

mampu menjelaskan tentang lingkungan hidup manusia dan penyekit menular.

MATERI :

PENDAHULUAN :

Dalam bab ini akan dibahas hal-hal mengenai lingkungan hidup manusia dan penyakit

menular yang akan diberikan dalam dua kali pertemuan.

PENYAJIAN :

Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

Sanitasi lingkungan sangat penting bagi masyarakat terutama dalam penyediaan air

bersih, pembuangan kotoran, pemberantasan nyamuk, lalat, tikus dan pencegahan penyakit

menular agar tetap terjamin kesehatan lingkungan yang baik, pemeliharaan rumah tangga

yang baik, keadaan perumahan yang baik dan sehat dalam kehidupan bermasyarakat.

Kebersihan sangat bermanfaat bagi kesehatan yang meliputi :

1. Penyediaan air yang baik dan bersih untuk keperluan minum, memasak, dan mencuci.

2. Penyediaan tempat pembuangan kotoran, baik itu berupa sampah atau tinja dengan

membuat kakus dan tempat membuang kotoran yang baik sehingga tidak bisa dipakai

untuk sarang nyamuk dan bibit penyakit.

3. Keadaan perumahan dan halaman yang terawat

4. Keadaan yang tidak menimbulkan bersarangnya nyamuk dan parasit lain.

81

Page 73: Bab II Asas Dsr Lingk

Selain itu sanitasi harus membantu usaha pemberantasan penyakit menular dengan

jalan:

1. Memberantas dan mengontrol penularan penyakit menular

2. Mengadakan tindakan-tindakan efektif untuk mencegah masuknya atau bersarangnya

serangga-serangga parasit lain.

3. Mengadakan immunisasi dari penyakit-penyakit menular

4. Menaikkan gizi masyarakat.

Kesehatan Lingkungan pada Pendudukan atau Masyarakat

Sedikit sekali masyarakat yang menyadari bagaimana pentingnya lingkungan yang

baik dan bersih untuk kesehatan. Banyak sekali timbul berbagai penyakit di masyarakat yang

berjangkit secara epidemi, yang sebetulnya hal ini dapat kalau kesehatan lingkungan cukup

baik. Penyakit usus yang berbahaya seperti tipus dan kolera yang masih membawa kematian,

dapat dicegah atau dikurangi kalau masyarakat membiasakan diri untuk makan atau minum

makanan atau minuman bersih yang telah dimasak terlebih dahulu, membiasakan diri untuk

tidak membuang kotoran di sembarang tempat dan membiasakan diri membuang kotoran

besar seperti di kolam, sungai atau tegalan, tetapi di tempat-tempat yang telah disediakan

untuk itu yang tidak merusak lingkungan. Demikian juga kebiasaan jelek lainnya yang harus

dihilangkan, seperti meludah di sembarang tempat, minum bekas orang lain penderita

tuberkulosa. Untuk mendapatkan kesehatan lingkungan yang baik, setiap anggota masyarakat

harus hidup bersih dan teratur.

Untuk menciptakan manusia Indonesia yang sehat dengan lingkungan yang sehat dan

bersih, maka pemerintah melaksanakan berbagai program kesehatan, yang mengharapkan

masyarakat turut aktif melaksanakan program-program pemerintah seperti penyedaaan air

82

Page 74: Bab II Asas Dsr Lingk

bersih, pemberantasan nyamuk, pemberantasan penyakit menular, perumahan sehat,

peningkatan gizi masyarakat dll. untuk program kesehatan lingkungan.

Penyediaan Air Bersih

Yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, tidak berasa dan tidak mengandung mineral atau kuman yang membahayakan tubuh.

Dalam penyediaan air bersih ini pertama-tama harus memberikan penyuluhan kepada

masyarakat tentang perlunya air bersih untuk menunjang kehidupan yang sehat. Mengingat

masih banyaknya masyarakat kita yang belum memahami betul akan hal ini terutama di

pedesaan yang menggunakan air sungai, air kolam untuk keperluan mandi, mencuci bahkan

untuk keperluan memasak, makan dan minum, sementara di sungai dan kolam tersebut

mereka buang air besar. Sedangkan kita tahu bahwa di dalam tinja manusia terdapat bibit

penyakit seperti bakteri tipus, kolera dan bakteri patogen lainnya.

Untuk menjamin kehidupan yang sehat, maka penyediaan air bersih untuk keperluan

sehari-hari merupakan hal yang penting dan perlu diusahakan sebaik-baiknya. Usaha ini

meliputi :

1. Pemanfaatan sumber mata air yang perlu dikelola dengan baik dan dijaga terhadap

adanya kemungkinan pencemaran yang dapat mengganggu kesehatan

2. Pembuatan sumur bor dan artesis serta sumur gali yang sesuai dengan persyaratan

untuk kesehatan seperti jangan terlalu dekat dengan tempat pembuangan kotoran

minimal jaraknya 10 m dan pinggir sumur ditembok

3. Penyediaan air ledeng (terutama untuk masyarakat kota)

Pemberantasan Nyamuk, Tikus dan Serangga lain

83

Page 75: Bab II Asas Dsr Lingk

Beberapa penyakt seperti demam berdarah, malaria, dan beberapa penyakit virus

lainnya, penularannya dapat melalui gigitan nyamuk. Tikus dapat menyebabkan penyebaran

penyakit pes dan leptospirosis. Oleh karena itu penanggulangan penyakt dan

pemberantasannya dengan memberantas binatang-binatang tersebut. Misalnya dengan

penyemprotan rumah-rumah dengan insektisida, menghindari adanya genangan air yang bisa

dipakai untuk sarang, tidur dengan berkelambu dan menjaga kebersihan rumah dan

pekarangan yang baik. Untuk pemberantasan tikus dapat menggunakan hama tikus dan

membuat konstruksi rumah sedemikian rupa sehingga tidak dapat untuk bersarang tikus.

Pemberantasan Penyakit Menular

Berbagai penyakit menular seperti dipteri, tuberkulose, batuk rejan, tipus, kolera dan

influenza serta yang lainnya, masing-masing sering menyerang masyarakat bahkan

diantaranya masih sering menimbulkan endemik atau epidemi. Untuk menghindari penyakit-

penyakit tadi, yang penyebabnya adalah jasad renik, maka disini diperlukan pengertian dan

kesadaran masyarakat, mengingat berjangkitnya penyakit tersebut pada umumnya akibat

kelalaian masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan.

Usaha terpenting dalam rangka pemberantasan dan penanggulangan penyakit menular

ini adalah:

1. Sanitasi lingkungan yang sehat dan baik, antara lain rumah dan halaman yang bersih,

tersedianya tempat pembuangan tinja, tidak menumpuknya sampah dan kotoran lain,

sikap hidup yang bersih dan teratur

2. Pemberian kekebalan terhadap penyakit-penyakit tersebut dengan jalan vaksinasi.

Namun perlu diingat bahwa vaksinasi ini tidak memberikan kekebalan 100%, karena

itu yang terpenting adalah menjaga diri agar terhadap hal-hal yang dapat menularnya

penyakit tersebut.

84

Page 76: Bab II Asas Dsr Lingk

3. Memberikan pengobatan yang cepat terhadap orang-orang yang terserang penyakit ini

dan kepada orang-orang yang dianggap sebagai “carier” dari penyakit ini.

Peningkatan Gizi Masyarakat

Gizi dapat mempertinggi daya tahan tubuh manusia sehingga tidak mudah terserang

penyakit. Masalah kekurangan gizi tidak semata-mata oleh kemiskinan, banyak faktor yang

dapat mempengaruhi kekurangan gizi pada seseorang. Salah satu faktor adalah ketidaktahuan

akan manfaat gizi bagi kesehatan, contohnya adalah masyarakat di pedesaaan. Masyarakat di

pedesaaan yang kurang berpendidikan mempunyai pola makan banyak nasi dengan sedikit

lauk bahkan cukup dengan garam saja, ditambah pula ada anggapan bahwa ada jenis-jenis

lauk tertentu dapat menimbulkan penyakit, misalnya makan telur dapat menimbulkan borok

atau bisul. Sebetulnya mereka cukup mampu untuk membeli lauk pauk, namun karena

keterbatasan pengetahuan tentang manfaat gizi yang baik. Faktor-faktor lain yang berperan

terhadap terjadinya kekurangan gizi adalah:

1. Nutrisi yang kurang dalam konsumsi makanan sehari-hari, ini tergantung pada nilai

gizi (cara mengolah, memasak, menyimpan makanan) dan jumlah makanan yang

masuk

2. Gangguan yang terjadi pada tubuh masing-masing individu, seperti gangguan

pencernaan, absorpsi, metabolisme dan pengeluaran kembali dari tubuh

3. Meningkatnya kebutuhan nutrisi tubuh oleh suatu sebab, misalnya pada orang hamil

4. Faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan, seperti faktor social, ekonomi,

budaya, lingkungan jumlah penduduk, produksi bahan makanan dan politik

pemerintah.

Menurut Supardi (2003) berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi menyebutkan beberapa penyakit kekurangan gizi:

85

Page 77: Bab II Asas Dsr Lingk

a. Kurang Kalori Protein (KKP), KKP ini biasa diderita oleh anak-anak usia prasekolah

dan ibu hamil serta ibu menyusui

b. Kurang vitamin A banyak diderita oleh anak-anak prasekolah

c. Gondok endemik sebagai akibat kekurangan yodium

d. Kekurangan zat besi mengakibatkan anemia gizi

Penderita rentan terhadap kekurangan zat gizi adalah anak-anak prasekolah, ibu hamil

dan ibu menyusui serta golongan masyarakat yang kurang mampu.

Menyadari hal tersebut di atas, untuk membentuk jiwa dan jasmani masyarakat

Indonesia yang sehat dan penuh vitalitas, maka pemerintah berusaha meningkatkan gizi

masyarakat dengan jalan :

1. Untuk jangka pendek

a. Mengadakan penyuluhan dan penerangan kepada segenap masyarakat

b. Penanggulangan gondok endemik dengan yodisasi garam

c. Mengintensifkan dan memperluas program perbaikan gizi keluarga (UPGK)

d. Diversivikasi bahan makanan

e. Peningkatan pemakaian dan pemanfaatan air susu ibu

f. Pemanfaatan halaman rumah untuk penanaman tanaman bergizi seperti sayur

mayur

2. Untuk jangka panjang

a. Meningkatkan penyediaan pangan yang merata dan mencukupi kebutuhan gizi

serta terjangkau oleh daya beli masyarakat

b. Penganekaragaman pola konsumsi pangan masyarakat dengan mengusahakan

agar konsumsi bahan pangan selain beras terus meningkat

c. Meningkatkan keadaan gizi rakyat dengan mengusahakan langkah-langkah yang

dapat mengurangi penyakit-penyakit akibat kekurangan gizi

86

Page 78: Bab II Asas Dsr Lingk

Klasifikasi Penyakit

Penyakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, berdasarkan sifat jalur

sebab-akibatnya yang berhubungan dengan pengaruh keadaan lingkungan, yaitu:

1. Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri, protozoa, cacing, jamur dan virus

2. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran alam seperti kanker, bronchitis

3. Penyakit yang disebabkan oleh tekanan keadaan, kesibukan dan kekhawatiran

(lingkungan social manusia) misalnya tekanan darah tinggi, jantung

4. Penyakit yang disebabkan karena pengaruh ekonomi, cara mengolah makanan seperti

kekurangan gizi

5. Penyakit yang diakibatkan oleh faktor lingkungan seperti alergi

6. Penyakit yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan sehingga mempengaruhi

janin pada ibu yang sedang hamil contohnya kelainan bentuk sehingga anak yang

dilahirkan cacat.

Penyakit menular menurut seorang ahli dapat dibedakan menjadi:

1. Penyakit menular kompleks dua faktor yaitu menyangkut patogen dan hostnya saja

seperti influenza dan penyakit yang disebabkan oleh virus lainnya

2. Penyakit menular kompleks tiga faktor yaitu penyakit malaria, demam berdarah, yang

memerlukan patogen-host dan vektor

3. Penyakit menular kompleks empat faktor yaitu yang menyangkut host-vektor-host

perantara- patogen seperti tipus, pes dll.

Asal Mula Epidemi (Penyakit Menular)

87

Page 79: Bab II Asas Dsr Lingk

Sejarah kedokteran banyak menerangkan tentang dinamika epidemi, ternyata interaksi

berbagai faktor dapat menjadi cirri epidemi, yaitu:

1. Faktor yang berhubungan dengan kepadatan populasi (density dependent faktor),

misalnya berhubungan dengan kepadatan populasi manusia sebagai tuan rumah (host)

penyakit menular. Epidemi tergantung pada faktor ini, hal ini dapat diartikan bahwa

orang yang sakit dapat diatur oleh orang yang sehat dan manusia sebetulnya memiliki

motif yang kuat untuk tidak terlalu padat, sebab makin padat manusia apabila terjadi

wabah penyakit semakin banyak yang sakit dan mati.

2. Faktor yang berhubungan dengan sifat biologi dari patogen, tuan rumah dan patogen

kaitannya dengan daya tahan atau daya resisten.

3. Faktor yang tidak tergantung pada kepadatan populasi misalnya naik turunnya

perubahan cuaca, sanitasi lingkungan manusia

Poin kedua dan ketiga tidak dapat dipisahkan satu sama lain, contohnya penyebaran

penyakit influenza. Penyakit ini sewaktu-waktu dapat menyerang anggota keluarga

yang mempunyai daya tahan tubuh yang kurang bagus. Namun penyakit ini juga

dapat menjadi wabah secara meluas dan dapat mematikan contohnya adalah penyakit

flu burung yang mematikan sekitar tahun 2001-2002 yang menyerang sebagian besar

Asia dan beberapa negara Eropa. Kekebalan tubuh manusia terhadap virus influenza

ini berlainan, artinya kebal terhadap virus jenis A belum tentu kebal terhadap virus

jenis B. Cuaca juga sangat berpengaruh terhadap kondisi seseorang. Di Indonesia

khususnya pada musim pancaroba atau pergantian musim dari kemarau ke penghujan

atau sebaliknya seringkali banyak dijumpai orang dewasa maupun anak-anak yang

terkena influenza, batuk dan pilek. Penyakit ini mudah sekali ditularkan karena

pengaruh cuaca yang buruk.

88

Page 80: Bab II Asas Dsr Lingk

PENGEMBANGAN TATAKOTA, TATAWILAYAH, DAN PERENCANAAN

NASIONAL

89

Page 81: Bab II Asas Dsr Lingk

TIK : Setelah selesai mengikuti perkuliahan pada BAB VIII ini, diharapkan mahasiswa

mampu menjelaskan mengenai pengembangan tatakota, tatawilayah dan perencanaan

nasional.

MATERI :

PENDAHULUAN :

Dalam bab ini akan dibahas hal-hal mengenai pengembangan tatakota, tatawilayah

dan perencanaan nasional, yang akan diberikan dalam satu kali pertemuan.

PENYAJIAN :

Hubungan antara Ilmu Lingkungan dengan pengembangan wilayah semakin penting

dan nyata, karena banyak gejala yang harus dipertimbangkan dalam melakukan perencanaan

dan perancangan pengembangan wilayah memiliki dampak secara ekologis. Contohnya

banyak ciri penting dari materi dan energi yang mengalir dalam sebuah kota raya atau

wilayah yang mempunyai dasar serta pengaruh pada faktor demografi. Modal dan energi

yang berkembang di suatu wilayah erat hubungannya dengan pertumbuhan populasi,

penyebaran struktur umur penduduk, dan hal lain yang menyangkut penggunaan ruang

sebagai sumber alam. Juga banyak asas yang telah dibicarakan muncul dalam kejadian yang

timbul di banyak kota. Kota secara wujudnya adalah sebuah sistem, demikian pula secara

sosial dan ekonomi.

Oleh karena itu tidaklah heran kalau kota juga mempunyai pengaruh terhadap

lingkungan fisik misalnya cuaca.. Pengaruh tersebut tentunya tergantung dari bagaimana

sebuah kota itu dirancang yang terkait erat dengan asas 1 dan 2, “waktu, ruang, materi, energi

dan berbagai informasi adalah sumberalam (asas 3). Semua sumber alam mengalami

pengurangan dan penjenuhan (asas 4) hal ini berlaku untuk semua, tidak hanya terjadi pada

90

Page 82: Bab II Asas Dsr Lingk

komunitas atau ekosistem hutan, ataupun masalah pencemaran alam saja, tetapi juga pada

sebuah kota yang padat penjenuhan waktu dan tempat pada sistem transportasi. Semua ini

merupakan peringatan yang penting pada sistem pengembangan kota, wilayah bahkan yang

berskala nasional.

Pengembangan kota, wilayah harus tetap selalu mengingat asas-asas dasar ilmu

lingkungan, karena sistem perkotaan sama halnya dengan sistem yang terjadi di dalam

komunitas alam. Komunitas biologi nampaknya cenderung untuk berevolusi menuju ke arah

efisiensi penggunaan energi (asas 10). Berdasarkan pada asas ini, apabila manusia

mengabaikan contoh secara biologis tersebut dan mengabaikannya untuk mempertahankan

kemantapannya, kemudian apa yang terjadi? Sistem yang mantap dapat mengeksploitasi

sistem yang rawan (asas 11) juga merupakan hal yang penting untuk diterapkan pada sistem

perkotaan, bagaimana pajak, modal, dan energi mengalir dari kota ke kota. Hubungan antar

kemantapan dan keanekaragaman dalam biologi (asas 13) nampaknya juga berhubungan

dengan kelesuan dan kesegaran ekonomi wilayah kota.

Pengembangan Kota

Sebuah kota dapat bertambah tua dan mati, disamping itu juga dapat tumbuh dan

berkembang. Sebuah kota tidak akan dapat akan mati apabila kota tersebut masih mempunyai

sumber alam, kerusakan yang menimpa kota seperti karena kebakaran, peperangan, banjir,

dan bencana alam sekalipun tidak dapat menyebabkan kota akan mati. Sebuah contoh nyata

kota Bandung yang menjadi lautan api pada saat terjadinya masa perang, kota tersebut tidak

mati, bahkan sekarang hidup, tumbuh dan berkembang menjadi kota besar.

Sumber alam ternyata menjadi nyawa dari hidupnya sebuah kota. Kota kuno seperti

Persepolis, Palmyra, dan Babylon yang dulunya menjadi kota impian kini hanya tinggal

puing-puing belaka yang ditandai dengan reruntuhan. Kota-kota di lembah sungai Efrat dan

91

Page 83: Bab II Asas Dsr Lingk

Tigris yang sekarang dikenal dengan negara Irak, dulunya juga merupakan kota-kota yang

subur, namun kota-kota tersebut hancur karena hancurnya sumber alam yang dapat

menghambat perkembangan kota. Tanah-tanah pertanian menjadi tidak berfungsi karena

kadar garam tanah naik di atas ambang batas untuk tanaman pertanian, ini disebabkan karena

air sebagai penunjang kehidupan menjadi asin, sehingga merusak sistem irigasi di daerah

sekitarnya, hal ini menyebabkan kota tersebut hancur.

Sebuah kota dapat dikatakan berkembang secara sehat apabila di dalam kota tersebut

terdapat dinamika keseimbangan dari berbagai fenomena seperti keadaan penduduk

seimbang baik dalam umur, pekerjaan, kekayaan, kesehatan, kepandaian dsb. Adanya

proporsi keseimbangan kegiatan antara usaha memperbesar modal bagi kehidupan kota dan

keperluan biaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Dinamika keseimbangan juga

dibutuhkan dalam penggunaan tanah untuk berbagai keperluan, misalnya sebuah kota

memanfaatkan tanahnya untuk keperluan lalu lintas, sarana pelabuhan, sehingga terlalu

banyak tanah yang dimanfaatkan untuk sarana tersebut juga tidak baik. Pendek kata semua

aspek harus dalam kondisi yang seimbang agar kotanya dapat tumbuh dan berkembang.

Sebaliknya ketidakseimbangan yang mencolok pada proporsi keadaan penduduk, maka kota

tersebut menunjukkan gejala yang buruk. Perluasan kota mengurangi efisiensi penggunaan

energi, energi akan terhambur karena jarak antara satu simpul kegiatan dengan yang lain di

kota tersebut terlalu jauh. Lalu lintas yang banyak memakan energi dan waktu yang

meningkat di kota yang besar, kehidupan erat hubungannya dengan perpajakan. Kejahatan,

pencemaran alam, kependudukan juga meningkat, sehingga memerlukan banyak energi.

Rasa aman, nyaman dan tentram menjadi menurun ketika terjadi suatu kejahatan.

Contohnya kota Jakarta, yang merupakan kota metropolitan, keseimbangan menjadi semakin

berkurang, karena kota tersebut tumbuh dengan pesat, wilayah kota yang dulu terletak di

92

Page 84: Bab II Asas Dsr Lingk

Jakarta Kota kini telah berubah menjadi pusat perniagaan, perbankan. Pusat keramaian,

kebudayaan, kesenian, taman hiburan menjauh dari tempat yang dulu menjadi pusat kota.

Apabila kota serupa dengan komunitas tumbuhan atau hewan di alam, maka apabila

kota semakin besar, maka ada sistem yang meregulasi komunitas kota tersebut. Pertumbuhan

komunitas tumbuhan atau hewan alam yang terlalu besar akan mengurangi kemampuan

sumber alam untuk mendukungnya, sehingga akan terjadi persaingan perebutan bahan

makanan, yang kuat akan menang, dan yang lemah akan mati, artinya akan menghambat

kelahiran, dan meningkatkan kematian bagi yang lemah, sehingga akan terjadi keseimbangan

dan komunitas menjadi seimbang dengan kemampuan lingkungan. Namun kenyataannya

kota sangat berlainan dengan komunitas tumbuhan atau hewan di alam. Apabila kota

berkembang diluar kemampuan sumber alam untuk mendukungnya, maka terjadi spekulasi

pertumbuhan kota. Penentuan batas kota menjadi semakin meluas dengan terusirnya

golongan yang lemah ke daerah tepi, dan diganti oleh golongan yang kuat. Kemudian kota

terus berkembang, apabila sumber alam sebagai energi habis, maka akan mendatangkan dari

kota di sekitarnya yang lebih kecil sehingga berlaku asas 11 yaitu sistem yang mantap akan

mengeksploitasi sistem yang tidak mantap. Perkembangan sebuah kota seharusnya

direncanakan dengan matang karena menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakatnya.

Menurut Cartenese (1988) pola perencanaan kota klasik di zaman purba harus

dibangun berdasarkan empat dasar yaitu:

1. Dasar fisik

Sebuah kota adalah wujud yang kelihatan berupa bangunan-bangunan, jalan, taman

dan benda-benda lain yang menciptakan bentuk kota tersebut.

2. Dasar ekonomi

Sebuah kota memberikan alasan bagi eksistensinya

3. Dasar sosial

93

Page 85: Bab II Asas Dsr Lingk

Sebuah kota dibangun supaya mempunyai arti bagi penduduknya

4. Dasar politik

Sebuah kota penting bagi ketertiban

Pola perencanaan kota klasik tersebut tetap bertahan sampai lama, dengan ciri pola

jaringan jalan yang teratur selalu diterapkan, berbeda dengan kota non klasik dengan jalan

yang berkelok-kelok. Pusat kota biasanya didominasi oleh bangunan ibadah, pemerintah

(kekuasaan), dan bisnis.

Perumahan menempati bagian yang lain dan jarang sekali perumahan memberikan

bobot. Perencana kota klasik menciptakan berbagai desain yang sesuai dengan pihak

penguasa bukan berdasarkan kepuasan artistik dan kepentingan pribadi.

Patrick Geddes berpendapat bahwa dalam merancang sebuah kota perencanaan fisik

saja tidak akan meningkatkan kondisi kehidupan di kota-kota, kecuali jika diterapkan secara

terpadu dengan perencanaan sosial, ekonomi yang berkaitan dengan lingkungan. Seorang

perencana pengembangan kota Burnham pada tahun 1909 telah membangun kota ideal di

pantai Chicago, dalam membangun kota haruslah merupakan satu kesatuan tujuan rasional

maupun keindahan. Di bidang transportasi dapat diciptakan kota yang lebih efisien dengan

mengadakan konsolidasi jalan kereta api dan terminal, memisahkan pengangkutan barang

dan orang pada tingkat yang berbeda, dan membuat jalan-jalan besar yang mampu

menampung arus lalu lintas dengan baik sampai masa yang akan datang.

Tempat-tempat penting di kota untuk kesenangan akan sama pentingnya yaitu dengan

menciptakan jalan-jalan besar yang dihiasi dengan pancuran dan patung-patung serta jalur

taman untuk menggugah rasa nyaman setiap lingkungan pemukiman dan memberikan kesan

sebagai kota besar.

Pengendalian pembangunan yang cukup mampu meyakinkan bahwa bangunan

pribadi merupakan latar belakang bangunan umum yang megah dan bentuk fisik lain yang

94

Page 86: Bab II Asas Dsr Lingk

merupakan kebanggaan masyarakat kota. Burnham juga mengemukakan bahwa nilai rencana

kota yang indah untuk lingkungan pemukiman penduduk, taman dan jalan taman, dan

pembaharuan menyeluruh wilayah kota yang tidak sedap dipandang (perkembangan kota di

abad kedua puluh). Mudahnya pengenalan bentuk kota (teratur secara geometric), dengan

memperlihatkan daerah hijau, menciptakan kawasan umum yang mencerminkan symbol

usaha kolektif, dan menggambarkan secara jelas bentuk kota yang akan datang.

Tatakota dan Lingkungan Fisik

Kota mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan fisik. Duckworth

dan Sanbergh (1954) mencatat adanya penelitian yang sudah lama mengenai kesan suhu

udara kota yang lebih panas darpada lingkungan di sekelilingnya, seolah-olah sebuah “pulau

panas” yang tetapung di atas media yang lebih dingin. Penelitian selanjutnya menunjukkan,

bahwa suhu udara maksimum di sebuah kota biasanya dicapai di daerah padat penduduk

yang merupakan pusat kota yang terpanas. Yang terendah suhunya dicapai di tepi kota, yaitu

di pinggir “pulau panas” terhadap wilayah di tepi kota bergantung pada berapa besar dan

luasnya kota itu. Sifat pengaruh panas kota terhadap daerah pinggiran ini dapat dicatat dan

diperhatikan melalui berbagai cara. Misalnya:

1. mengukur langsung suhu udara kota di berbagai tempat dan waktu;

2. mengambil foto-udara kota tersebut dengan menggunakan film yang mempunyai

kepekaan terhadap spektrum energi;

3. menggunakan model simulasi komputer.

Dalam sebuah penelitian yang menggunakan simulasi komputer, Myrup (1969)

mencoba mencarai pelbagai faktor yang mempengaruhi suhu udara kota. Kesimpulannya

adalah sebagai berikut:

95

Page 87: Bab II Asas Dsr Lingk

1. Beberapa proses fisik yang berlainan, berinteraksi dalam menentukan pengaruh

terhadap suhu udara di beberapa bagian kota selama 24 jam. Pada umumnya, pelbagai

proses itu cenderung untuk saling meniadakan semua kesan yang terjadi. Akibatnya

kesan bersih dari seluruh faktor itu lebih kecil pengaruhnya daripada kalau hanya satu

faktor saja beroperasi. Jadi, daya penguapan air yang rendah pada permukaan daun

tanaman di tengah kota, yang kesannya meninggikan suhu lingkungan, dikompensasi

oleh tinggi gedung di pusat kota yang lebih banyak memancarkan panas ke atas.

2. Salah satu faktor penting, untuk mengurangi panas dalam kota, ialah bertambahnya

permukaan dalam kota, yang memudahkan proses penguapan (evaporasi).

Penambahan luas permukaan bagi proses penguapan dari 0,0 menjadi 0,5 dapat

menurunkan suhu maksimunm udara dari 34oC ke 26,2oC, menurut simulasi

komputer. Implikasi kesimpulan ini adalah, bahwa taman, air mancur, jalur hijau, dan

pohon di tepi jalan mempunyai kesan yang lebih daripada hanya sebagai penghias

kota belaka. Semua ini turut memberikan kesan sejuk dalam kota. Hal ini jelas dapat

dibuktikan oleh siapa saja yang berjalan kaki pada tengah hari di tempat terbuka. Ia

akan merasa sejuk dan nyaman pada waktu mendekati dan memasuki sebuah taman

atau jalan dengan pohon peneduh yang bereret di tepinya. Padahal, jalan aspal yang

tak berpohon pelindung memancarkan panas yang sangat kuat.

3. Pembangunan gedung tinggi dan bertingkat menurunkan suhu maksimum dalam kota

sampai kurang-lebih 6oC. gedung yang relatif rendah dan terbuat dari bahan yang

menyerap panas dapat menimbulkan lingkungan yang panas dalam kota. Hal inilah

yang mendorong perencana kota di negara yang sudah maju untuk membangun

tempat parkir mobil dalam bentuk bangunan bertingkat.

Gejala suhu udara kota yang lebih panas di pusatnya daripada suhu di sekeliling kota

itu menjadi masalah yang sangat penting di kota yang terletak di daerah tropik atau subtropik.

96

Page 88: Bab II Asas Dsr Lingk

Dari uraian di atas dapatlah kiata menyadari, bahwa di dalam perencanaan

pengembangan kota, peranan taman, tanaman, dan pohon cukup besar, bukan saja berguna

sebagai penghias kota, tetapi juga untuk menciptakan suasana lingkungan yang nyaman.

Keanekaragaman dan Kemantapan dalam Kota

Asas 13 yang menyinggung hubungan antara keanekaragaman dan kemantapan

mempunyai implikasi terhadap organisasi ekonomi kota. Kota dengan satu jenis industri

mempunyai kecermatan penggunaan energi yang tinggi, karena kota yang serupa itu mampu

menghasilkan produksi yang besar dengan pembiayaan yang sekecil-kecilnya. Tetapi kota

semacam itu mempunyai tingkat keanekaragaman yang rendah, sebab seluruh kota telah

dikuasai oleh hampir satu jenis industri saja. Ekonomi kota menjadi sangat rawan terhadap

segala bentuk stagnasi ekonomi, misalnya apabila terjadi hambatan pemasaran hasil industri,

maka kota tersebut menjadi lumpuh. Ada kesamaan yang menarik antara komunitas alam dan

industri besar, keduanya merupakan suatu lingkungan dengan keanekaragaman hidup yang

rendah, sehingga apabila terjadi perubahan yang drastis pada perusahaan tersebut, maka

perusahaan tersebut tidak dapat bereaksi dengan perubahan, akibatnya perusahaan akan

bangkrut dan banyak karyawan yang di rumahkan, karyawan banyak yang kehilangan

pekerjaan dan tidak dapat berbuat apa-apa karena tidak dapat mencari pekerjaan lain

(pekerjaan sudah terspesialisasi). Meskipun kesamaan antara alam dan dunia industri tidak

sempurna.

Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya kota-kota mempunyai industri kecil serta

industri-industri rumah tangga yang dapat menyokong kelangsungan hidup kota tersebut,

apabila salah satu industri terkena goncangan masih ada industri lain yang dapat menopang

kelangsungan hidup sebuah kota.

97

Page 89: Bab II Asas Dsr Lingk

Perencanaan Pengembangan Wilayah

Telah diketahui sejak dahulu, semakin jauh jarak antara dua daerah, biaya angkutan

produksi semakin mahal. Sejak tahun 1826, Thunen mengetahui adanya hubungan antara

harga hasil pertanian dan pola pelaksanaan tataguna tanah. Artinya, terdapat suatu cara yang

optimum untuk menentukan tanah pertanian dalam hal jaraknya dari pusat pemakaian dan

pemasaran hasil pertanian. Jelasnya, ialah, makin dekat tanah itu kepada pusat penyebaran

penduduk yang padat, makin tinggi nilai tanah itu, karena produksi bersih (setelah diambil

biaya angkutan) memang makin tinggi. Asas ini memang benar baik untuk hubungan jarak

antara kota, wilayah, maupun negara. Ini berarti pula penduduk di kampung, di kota kecil,

atau di kota besar cenderung untuk sedapat mungkin berusaha menekan pengeluaran biaya

angkutan.

Oleh karena itu, dalam perencanaan pengembangan wilayah patut diperhatikan,

bahwa penekanan biaya angkutan dalam membangun wilayah perlu dipertimbangkan secara

khusus dan dilaksanakan sebesar mungkin. Terutama dengan makin sukarnya bahan energi

untuk angkutan, di masa yang akan datang maslah pengangkutan akan membawa akibat yang

semakin berat. Kalau angkutan pupuk ke daerah pertanian ternyata semakin mahal, hasil

produksi pun akan didukung oleh pembiayaan pengolahan yang mahal pula. Hal ini akan

mengakibatkan pula naiknya harga hasil pertanian itu. Adanya kenyataan, berkembangnya

pusat pertanian di daerah pertanian yang subur seperti yang nampak sekarang dihindarkan di

mas yang akan datang. Kita harus mempunyai pandangan yang baru dalam merencanakan

pengembangan wilayah di hari kemudian, dengan efisiensi penggunaan energi menjadi dasar

pertimbangan nyata.

Perencanaan Nasional

98

Page 90: Bab II Asas Dsr Lingk

Dalam membahas pertimbangan yang menyangkut perencanaan nasional pertama

sekali memang perlu diingat adanya kenyataan, bahwa bahan bakar (minyak dan gas bumi)

akan semakin mahal dan semakin susah diperoleh di kemudian hari. Jadi sistem angkutan di

dalam negeri dan di luar negeri harus diatur serasional mungkin. Perencanaan yang rasional

diperlukan pula dalam hal penggunaan bahan pangan. Ekosistem yang paling memenuhi

harapan untuk menghasilkan bahan pangan di masa yang akan datang adalah daerah di

sekitar daratan dan lepas pantai. Setiap bentuk pengrusakan daerah ini di masa sekarang akan

mempunyai pengaruh fatal di masa yang akan datang. Misalnya, pengrusakan dalam bentuk

pengaliran sisa bahan pestisida, metal, dan bahan buangan dari daerah pertanian dan industri

ke muara sungai, kemudian ke daerah subur di tepi pantai. Hal ini akan mengakibatkan

timbulnya pengaruh pada sumber alam biologi di sekitar daerah lepas pantai.

Persoalan paling berat yang dihadapkan kepada ilmu lingkungan, ialah yang

menyangkut tujuan nasional. Apakah sebaiknya tujuan akhir sebuah negara itu? Apakah

perkembangan ekonomi yang maksimum ataukah kecermatan ekonomi yang sebaik

mungkin? Perlukah dipertimbangkan penggunaan energi secermat mungkin dalam usaha

pembangunan dan perkembangan di sebuah negara. Menarik sekali adalah cara Jepang

meningkatkan Penghasilan Nasional Kotor, antara lain dengan jalan menekan jumlah serta

kecepatan kelahiran. Dalam bab sebelumnya memang dikemukakan, bahwa kecepatan

kelahiran bayi yang terlalu tinggi akan mengubah struktur-umur dalam populasi manusia. Hal

ini akan mengurangi keuntungan ekonomi yang sepatutnya diperoleh suatu negara.

Sebabnya, ialah karena biaya banyak diserap bagi kepentingan memelihara dan mendidik

anak serta bentuk pelayanan sosial yang lain. Dalam waktu yang sama, sebuah negara baru

dapat meningkatkan penghasilan ekonominya, kalau penduduk memang sedemikian rupa,

sehingga berada dalam batas kemampuan sumber alam dalam negara itu, untuk mendukung

peningkatan tersebut. Patut diharapkan, bahwa suatu negara memahami pentingnya sumber

99

Page 91: Bab II Asas Dsr Lingk

alam sebagai penentu vitalitas bangsa, dan kemudian akan mengelola sumber daya alam

secara wajar dan sepantasnya. Baik sumber alam itu merupakan materi, energi, ruang, waktu,

maupun keanekaragaman.

100

Page 92: Bab II Asas Dsr Lingk

STRATEGI UMUM BAGI UMAT MANUSIA

TIK : Setelah selesai mengikuti perkuliahan pada BAB IX ini, diharapkan mahasiswa mampu

menjelaskan tentang strategi umum bagi umat manusia.

MATERI :

PENDAHULUAN :

Dalam bab ini akan dibahas mengenai strategi umum bagi umat mamusia, yang akan

diberikan dalam satu kali pertemuan.

PENYAJIAN :

Penduduk dunia sudah terlampau penuh dihuni oleh manusia, hal ini menjadi

perbincangan bagi pihak-pihak yang merasa optimis dan yang sudah merasa pesimis kalau

bumi ini sudah terlampau penuh sesak dengan manusia.

Pandangan Pihak Optimis

Pandangan ini berpendapat bahwa dunia sama sekali tidak kritis karena adanya

kepadatan manusia yang tinggi. Hal yang menyokong pendapat ini adalah:

1. Banyak bagian di muka bumi ini yang masih belum dihuni oleh manusia secara padat,

bagian yang padat adalah di perkotaaan, sementara itu di luar kota atau di desa-desa

penduduknya masih jarang

2. Banyak bagian di bumi ini yang memiliki penduduk yang lebih padat di masa lampau

dibandingkan dengan di masa sekarang, bagian bumi yang masih kosong tersebut dapat

menampung penduduk bumi di masa yang akan datang.

101

Page 93: Bab II Asas Dsr Lingk

Adanya hubungan yang erat antara peningkatan populasi dan perkembangan serta

kemajuan bangsa menurut Clark (1967) ada empat macam pendapat:

1. Ekonomi skala

Dalam sektor non pertanian suatu sistem ekonomi, peningkatan input buruh pada suatu

usaha akan meningkatkan hasil per unit buruh itu. Populasi yang tinggi justru akan

menurunkan biaya per unit dalam melatih orang untuk memiliki profesi tertentu.

Ekonomi skala menunjukkan bahwa pada skala populasi yang besar akan nampak

dibutuhkan modal yang lebih kecil per unit produksi dibandingkan dengan populasi kecil,

demikian pula biaya hidup perkapita akan menurun apabila populasi itu naik. Meskipun

demikian pasti ada aspek yang menurun yaitu aspek social.

2. Alasan daya peningkatan

Dalam populasi yang sedang meningkat dengan pesat, suatu kekeliruan dalam

menanamkan modal mempunyai kesempatan baik untuk ditukarkan ke usaha yang lebih

tepat. Dalam ekonomi yang cepat tumbuhnya, suatu hambatan pertumbuhan usaha akan

menimbulkan kerugian yang berat.

3. Lokasi berbagai kemudahan

Pengeluaran biaya upah buruh tinggi dalam negara yang padat penduduknya, namun

demikian kota besar dengan berbagai perusahaan tersebut mempunyai kompensasi upah

buruh dengan cara buruh mendapatkan barang adalah mudah

4. Hubungan antara pertumbuhan populasi dengan kebebasan pribadi

Populasi yang menurun di Eropa pada abad 14-15 ternyata menimbulkan kekakuan dalam

kehidupan ekonomi. Sebaliknya kemungkinan orang mendapatkan posisi yang lebih

tinggi pada perusahaan yang sedang maju memang lebih besar dari pada perusahaan yang

sedang mengalami kemunduran.

102

Page 94: Bab II Asas Dsr Lingk

Pihak optimis ini merasa yakin bahwa manusia akan dapat mengatasi hampir semua

masalah , selama masih dapat memperoleh energi dan teknologi. Kecerdikan manusia akan

selalu dapat menemukan cara untuk memperoleh energi yang murah serta inovasi teknologi

yang dikehendaki.

Pandangan Pihak Pesimistis

Pandangan pihak optimis ditentang oleh pihak pesimis dalam hampir semua alasan

yang dikemukakan. Perikemanusiaan dihadapkan pada berbagai masalah yang berbeda-beda

karena peningkatan populasi. Masalah social, kekeliruan pengelolaaan faktor lingkungan dan

demografi, masalah sanitasi dan kesehatan masyarakat, penurunan jumlah persediaaan

sumberalam, degradasi sifat fisika dan kimia bumi, semua itu akibat meningkatnya populasi

manusia di dunia.

Penentang teori optimisme beranggapan bahwa pihak optimis itu bergantung pada

kebingungan yang didasarkan atas empat perkiraan mutlak dan tegas, tetapi rapuh. Keempat

perkiraan tersebut adalah:

1. Manusia sebagai suatu spesies jasad hidup tak akan mampu menghancurkan peradaban

2. Sumber alam tak pernah akan habis oleh karena itu tidak perlu dilindungi dan diawetkan

pemakaiannya.

3. Penambahan ilmu pengetahuan manusia beserta penemuan teknologinya tidak akan

kunjung habis, oleh karena itu kehadirannya di muka bumi dapat dijamin.

4. Oleh sebab itu populasi manusia dapat terus meningkat setinggi-tingginya menurut

keinginan manusia itu sendiri

Suatu fakta yang diabaikan oleh manusia bahwa manusia di tempat dimana dia

tinggal telah merusak alam misalnya adanya kebakaran hutan. Kenyataan ini menunjukkan

bahwa manusia telah mampu merusak kehidupan planet bumi. Hal lain lagi bahwa daerah

103

Page 95: Bab II Asas Dsr Lingk

tapak kebudayaaan manusia yang hancur sekarang disebabkan karena kerusakan lingkungan

berupa penggundulan hutan sehingga terjadi kebanjiran, eksploitasi sumberalam tanpa

mengindahkan kebijakan akan berakibat pada degradasi tanah pertanian.

Ditinjau dari Ilmu Lingkungan bahwa sejarah manusia memang didasari pada cirri

nomaden. Manusia mampu mengembangkan peradaban sampai pada tingkat tertinggi di

muka bumi ini, selama disana terdapat cukup sumber alam. Dalam rangka mengembangkan

peradabannya itu sumberalam dalam lingkungan nya akan semakin habis dan rusak, pada saat

itu kekayaan peradaban akan semakin menurun, dan pada saat itu mereka akan meninggalkan

daerah tersebut dan kemudian mencari tempat yang baru.

Keadaan Demografi

Pertambahan penduduk dunia meningkat dengan pesat tanpa kecuali dimanapun

termasuk darah tropik dan subtropik. Menurut Holdrigde daerah ini peningkatan populasi

manusia meningkat dengan cepat sehingga kebutuhan akan tanah untuk pemukiman dan

pertanian makin meningkat pula.

Sedangkan di Indonesia kepadatan penduduk ditandai oleh beberapa karakteristik:

1. Laju pertambahan penduduk yang besar dan cepat

2. Penyebaran penduduk yang tidak merata

3. Komposisi penduduk menurut umur

4. Arus urbanisasi yang tinggi

Cepatnya perkembangan penduduk tersebut, disamping tingginya tingkat kelahiran,

juga menurunnya tingkat kematian karena makin banyaknya sarana-sarana kesehatan.

Penyebaran penduduk yang tidak merata ini seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya

bahwa antara pulau yang satu dengan yang lainnya penyebaran penduduk tidak merata, Pulau

Jawa merupakan daerah yang paling padat penduduknya. Komposisi penduduk menurut

104

Page 96: Bab II Asas Dsr Lingk

umur dan kelamin penduduk Indonesia adalah 0 – 14 tahun berjumlah 44,1%; kelompok

umur 15 – 64 tahun berjumlah 53,4% dan kelompok umur diatas 65 tahun berjumlah 2,5%.

Perbedaan kelompok umur ini mempunyai arti sangat penting, karena kelompok umur

dibawah 15 tahun ini merupakan kelompok yang belum produktif dan merupakan beban.

Kelompok produktif adalah berumur antara 15 – 64 tahun, sedangkan diatas 65 tahun juga

termasuk usia tidak produktif. Besarnya proporsi menurut golongan umur ini akan

menentukan produksi nasional dan beban pemeliharaan di bidang pendidikan, kesehatan, dan

proteksi sosial lainnya. Arus urbanisasi terjadi akibat bertambahnya penduduk di pedesaan .

Sarana desa yang tidak mungkin memberikan penghidupan yang layak kepada penduduknya,

sehingga dapat menurunkan tingkat kehidupannya. Tingginya tingkat kelahiran di pedesaan,

menurunnya lahan pertanian, menyebabkan banyak penduduk desa yang pindah ke kota.

Arus perpindahan penduduk ini menyebabkan cepatnya perkembangan penduduk di daerah

perkotaan disamping penambahan alami penduduk perkotaan itu sendiri. Pertambahan

penduduk yang cepat ini mempengaruhi berbagai masalah di bidang tenaga kerja,

pendidikan, kesehatan, penyediaan pangan, perumahan dan lingkungan.

Dalam rangka penekanan laju pertambahan penduduk dan menaikkan taraf hidup

masyarakat, maka dilakukan berbagai usaha seperti mendorong masyarakat ke arah

pembentukan keluarga kecil melalui program Keluarga Berencana, usaha perbaikan di bidang

pendidikan dan kesehatan untuk mendapatkan masyarakat yang berkwalitas tinggi baik fisik

maupun mental spiritual untuk menopang pembangunan nasional.

Bahan Mineral

Dalam jangka waktu yang pendek kita akan menghabiskan bahan mineral. Kaum

optimis menentang pendapat ini, karena kaum ini beranggapan bahwa dalam waktu singkat

kita akan menemukan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dapat dimanfaatkan

105

Page 97: Bab II Asas Dsr Lingk

untuk mengeruk bahan mineral dari dasar laut, atau dapat digunakan untuk membuat bahan

mineral sebagai pengganti yang habis. Ada sebuah ramalan bahwa PLTN akan memegang

peranan penting dalam kehidupan manusia pada tahun 2010.

Namun ada hambatan yang cukup berat karena harga uranium oksida sebagai bahan

bakunya terlalu mahal, sehingga era nuklir menjadi sesuatu yang mahal. Kebutuhan akan

nuklir meningkat dengan pesat sedemikian rupa di masa datang, sehingga keperluan akan

energi nuklir akan berlipat dua kali dalam kurun waktu 2,4 tahun; lain dengan kebutuhan

minyak bumi yang berlipat dua kali dalam 10 tahun.

Pengadaan energi bagi kebutuhan manusia semakin hari semakin memprihatinkan,

sehingga diperlukan strategi untuk mendapat sumber energi baru yang lain (misalnya energi

geothermal) dan penghematan pemakaian energi, kondisi ini harus ditempuh dengan penuh

kesadaran.

Pengaruh Peningkatan Populasi terhadap Penghidupan Ekonomi

Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, faktor ekonomi menjadi faktor

yang paling dominan, sehingga dibutuhkan pengelolaan. Pengelolaan perekonomian ini

berhubungan erat dengan berbagai masalah lingkungan tempat yang bersangkutan tinggal.

Dalam hal-hal tertentu pembangunan perekonomian terjadi tanpa langsung berpengaruh pada

lingkungan seperti pendirian perbankan, lembaga-lembaga pendidikan. Akan tetapi

pembangunan perekonomian yang meliputi penggalian sumberalam bumi, pembangunan

proyek-proyek industri jelas akan mempengaruhi keseimbangan lingkungan. Tanpa

penggarapan dan pengelolaan yang bijaksana

Pengaruh Kepadatan Populasi terhadap Sifat Kimia - Fisika Bumi

106

Page 98: Bab II Asas Dsr Lingk

Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan.

Semakin tinggi kebudayaan manusia, semakin beranekaragam kebutuhan hidupnya, maka

semakin besar jumlah kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan. Oleh sebab itu

semakin besar pula perhatian manusia terhadap lingkungan.

Perhatian dan pengaruh manusia terhadap lingkungan semakin meningkat pada zaman

teknologi yang maju. Kegiatan manusia ternyata mulai mempengaruhi kseimbangan berbagai

gas planet bumi, mempengaruhi siklus nitrogen serta komponen lain yang dinamis.

Mekanisme tentang bagaimana cara manusia mempengaruhi sifat kimia dan sifat fisika bumi

pada dasarnya serupa untuk berbagai gejala. Contohnya adalah bagaimana manusia

mempengaruhi lingkungan secara kimiawi dengan kata lain bagaimana manusia mencemari

lingkungan ?.

Pencemaran lingkungan adalah perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan,

sebagian karena tindakan manusia, disebabkan karena perubahan pola penggunaan energi

dan materi, tingkatan radiasi bahan-bahan fisika dan kimia. Perbuatan ini dapat

mempengaruhi langsung kepada manusia, atau tidak langsung melalui air, , hasil pertanian-

peternakan, perilaku manusia di alam bebas.

Mahluk hidup seperti manusia selalu mencemari lingkungan karena tingkat lakunya,

karena membuang kotoran akibat proses pencemaran dan metabolisme. Kepadatan penduduk

dan peningkatan kebudayaan mensyaratkan kenaikan standar hidup. Hal ini terjadi dengan

mengorbankan sumber-sumber alam dengan membuang sisa-sisa (limbah ) ke alam.

Manusia telah menguasai lingkungan baik karena jumlahnya yang banyak maupun karena

ulahnya yang semakin cerdas. Seberapa besar bahaya di Teluk Jakarta, para ahli memang

belum sepakat, tetapi gejala penyakit Minamata memang ada di perkampungan di wilayah itu

(Sastrawijaya, 1991). Penyakit yang melumpuhkan “pusat jaringan syaraf”, karena penderita

keracunan air raksa. Logam berat tersebut masuk melalui ikan-ikan, ikan-ikan tersebut

107

Page 99: Bab II Asas Dsr Lingk

dikonsumsi oleh masyarakat disana. Hal yang sama terjadi di teluk Buya Minahasa yang

baru-baru ini diributkan orang.

Gambaran di atas adalah sekelumit mengenai pengaruh kimia terhadap lingkungan

besar sekali., apa yang harus dilakukan oleh instansi terkait khususnya pemerintah?. Untuk

mengelola bahan kimia beracun agar ramah lingkungan dan mempunyai derajat keamanan

tinggi diperlukan peningkatan upaya pengelolaan baik di tingkat nasional, regional maupun

internasional.

Pada tahun 1987 Indonesia melalui Departemen Kesehatan dan Menteri Negara

Lingkungan Hidup telah membuat Undang-Undang mengenai bahan berbahaya. Anonim

pada dasarnya ada dua masalah pokok :

1. Kurangnya informasi ilmiah yang memadai untuk menilai resiko penggunaan bahan

kimia

2. Kurangnya sumberdaya manusia untuk menilai bahan kimia yang datanya telah ada.

Untuk mengatasi hal tersebut dan guna tercapainya sasaran pengelolaan bahan kimia

beracun dalam menunjang pembangunan, maka strategi pengelolaan bahan kimia beracun

dibagi kedalam empat bidang, yaitu:

1. Peningkatan kemampuan dan kapasitas nasional dalam pengelolaan bahan-bahan kimia

2. Penyerasian klasifikasi dan pelabelan bahan-bahan kimia beracun

3. Penyebarluasan informasi tentang bahan-bahan kimia beracun dan resiko-resiko kimia

4. Penurunan resiko dan pencegahan lalu lintas domestik maupun internasional yang tidak

sah.

Tercapainya strategi di atas tidak akan terlepas dari partisipasi semua pihak, baik itu

melalui komitmen pribadi, kapasitas intelektual, perilaku dari struktur legalisasi yang

mengatur dan mendorong guna tercapainya sasaran di atas.

108

Page 100: Bab II Asas Dsr Lingk

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997, Ringkasan Agenda 21 Indonesia (Strategi Nasional untuk Pembangunan

Berkelanjutan), Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, United Nations

Development Program.

Catenese, A.J. and Sayder, J.C., 1988, Perencanaan Kota, Wahyudi (Ed.), Edisi ke-II,

Erlangga, Jakarta.

Sastrawijaya, A.T., 2000, Pencemaran Lingkungan, Cet. II, Rineka Cipta, Jakarta.

Sipardi, I, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Cet. II, Alumni, Jakarta.

Soeriaatmadja, R.E., 1989, Ilmu Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB, Bandung.

Suripin, 2002, Pelestarian Sumber Daya tanah dan Air, ANDI, Yogyakarta.

Tandjung, S.D., 1999, Pengantar Ilmu Lingkungan, Laboratorium Ekologi, Fakultas Biologi,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Wartasaputra, S., 1990, Prioritas Pelestarian Hidupan Liar, dalam Majalah Hidupan Liar

Indonesia, Vol. I No. 1, Masyarakat Pelestarian Hidup Liar Indonesia.

109