penatausahaan pnbp

16
PENATAUSAHAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN KEHUTANAN NON KAYU 1. Penjelasan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah wujud dari pengelolaan keuangan negara yang merupakan instrumen bagi Pemerintah untuk mengatur pengeluaran dan penerimaan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum. APBN ditetapkan setiap tahun dan dilaksanakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penetapan APBN dilakukan setelah dilakukan pembahasan antara Presiden dan DPR terhadap usulan RAPBN dari Presiden dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Seperti tahun- tahun sebelumnya, pada tahun 2009, APBN ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2009. Salah satu unsur APBN adalah anggaran pendapatan negara dan hibah1, yang diperoleh dari : Penerimaan perpajakan; Penerimaan negara bukan pajak; dan Penerimaan Hibah dari dalam negeri dan luar negeri. PNBP merupakan lingkup keuangan negara yang dikelola dan dipertanggungjawabkan sehingga oleh Itjen Kementerian sebagai aparat fungsional dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan lembaga audit dapat turut melakukan pemeriksaan atas komponen yang

Upload: ernalia-cahyono

Post on 05-Jul-2015

1.833 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Sejalan dengan adanya Reformasi, Pemerintah secara terus menerus menghimbau agar PNBP ditingkatkan, untuk menjawab hal tersebut maka perlu penata usahaan PNBP dimaksud, dengan sedikit tulisan ini mungkin bisa menambah pengetahuan pembaca dalam penataannya, semoga berguna. salam.

TRANSCRIPT

Page 1: Penatausahaan PNBP

PENATAUSAHAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK

KEMENTERIAN KEHUTANAN NON KAYU

1. Penjelasan Umum

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah wujud dari

pengelolaan keuangan negara yang merupakan instrumen bagi Pemerintah

untuk mengatur pengeluaran dan penerimaan negara dalam rangka

membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan,

mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional,

mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas

pembangunan secara umum.

APBN ditetapkan setiap tahun dan dilaksanakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penetapan APBN dilakukan setelah

dilakukan pembahasan antara Presiden dan DPR terhadap usulan RAPBN

dari Presiden dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan

Daerah (DPD). Seperti tahun- tahun sebelumnya, pada tahun 2009, APBN

ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2009.

Salah satu unsur APBN adalah anggaran pendapatan negara dan hibah1,

yang diperoleh dari :

Penerimaan perpajakan;

Penerimaan negara bukan pajak; dan

Penerimaan Hibah dari dalam negeri dan luar negeri.

PNBP merupakan lingkup keuangan negara yang dikelola dan

dipertanggungjawabkan sehingga oleh Itjen Kementerian sebagai aparat

fungsional dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan lembaga

audit dapat turut melakukan pemeriksaan atas komponen yang

Page 2: Penatausahaan PNBP

mempengaruhi pendapatan negara yang merupakan penerimaan negara

Menyadari pentingnya dalam pengelolaan dan Penata usahaan PNBP,

maka kemudian dilakukan kegiatan Penyegaran Bendahara PNBP dengan

mengacu pada peraturan perundang-undangan, diantaranya :

UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan

Pajak;

PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran

Penerimaan Negara Bukan Pajak;

PP Nomor 9 yahun 1998 tentang tariff atau jenis yang berlaku

pada Dephutbun

PP Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tatacara Penggunaan

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan

Tertentu;

PP Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pemeriksaan PNBP;

Permenkeu No. 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban

Bendahara Kementerian / Lembaga / Kantor / Satuan Kerja.

Permenkeu No. 29 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan

Jumlah, Pembayaran, dan Penyetoran PNBP Yang Terutang.

Permenkeu No. 231/PMK.02/2009 tentang Pedoman Umum

Pemeriksaan PNBP.

Permenkeu No. 34 Tahun 2010 ttg Pengajuan dan Penyelesaian

Keberatan Atas Penetapan PNBP Yang Terutang

Peraturan Dirjen Perbendaharaan Kemkeu No. PER-47/PB/2009

tentang Juklak Penatausahaan dan Penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian / Lembaga /

Kantor / Satuan Kerja.

2. Maksud dan Tujuan

Pengertian Bendahara secara umum adalah setiap orang yang

Page 3: Penatausahaan PNBP

diberi tugas menerima, menyimpan, membayar dan atau menyerahkan

uang atau surat berharga atau barang-barang Negara; sedangkan

pengertian dari Bendahara Penerima adalah orang yang ditunjuk untuk

menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan

mempertanggungjawabkan uang pendapatan Negara dalam rangka

pelaksanaan APBN.

PNBP Yang merupakan penerimaan Negara memegang peranan

penting dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan Negara dan

pembangunan nasional , oleh karenanya diperlukan langkah-langkah

pengadministrasian yang efisien agar bermanfaat secara optimal sehingga

mendorong pertumbuhan PNBP dari masa kemasa .

Tujuan penatausahaan PNBP secara umum adalah:

- Memenuhi amanat reformasi di bidang keuangan negara dengan

memberikan pedoman/pengaturan yang komperhensif mengenai

penataan Kas Bendahara instansi

- Menggantikan konsepsi lama

sedangkan tujuan khusus yang akan dicapai untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dalam kegiatan pengelolaan dan

penatausahaan PNBP oleh Bendahara penerima sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

Adapun sasaran yang akan dicapai adalah :

1. Memahami dasar hukum dan Ruang Lingkup PNBP;

2. Memahami pengertian Bendahara Penerimaan;

3. Melaksanakan prosedur pemungutan dan penyetoran PNBP;

4. Melaksanakan penerimaan pada MAP PNBP;

5. Melaksanakan pembukuan pada BKU dan buku-buku

pembantu/register berkenaan;

Page 4: Penatausahaan PNBP

6. Menyusun dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban;

3. Ruang Lingkup :

Ruang lingkup kegiatan penyegaran bendahara PNBP meliputi

- Kewajiban melakukan penatausahaan dan penyusunan LPJ yang

dilakukan oleh setiap Bendahara Penerimaan/Pengeluaran pada

satuan Kerja Kementerian/Lembaga

- Penatausahaan penyusunan LPJ Bendahara

Penerimaan/Pengeluaran dilakukan atas pengelolaan uang atau

surat berharga dalam rangka pelaksanaan APBN.

4. Sistematika meliputi :

Kegiatan Penyegaran Bendahara PNBP tahun 2011 membahas spesifikasi

pengelolaan PNBP lingkup Ditjen PHKA yaitu:

a. Jenis-jenis PNBP lingkup Ditjen PHKA

b. PNBP lainnya

c. Penataan PNBP oleh Bendahara Penerima

d. Pengelolaan Kas Bendahara Penerima

e. Pembukuan Bendahara Penerima

f. LPJ Bendahara Penerima

Hasil yang dicapai :

Sedangkan maksud Penataan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap Bendahara Penerimaan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku melalui pembekalan sebagai berikut:

B.1. MENGENAL JENIS-JENIS PNBP LINGKUP DITJEN PHKA

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 1998 terdapat 8(delapan) jenis

PNBP pada Ditjen PHKA yang dikatagorikan PNBP fungsional meliputi:

1. Pendapatan dana Pengamanan Hutan (Illegal Loging) MAP 423721.

Page 5: Penatausahaan PNBP

2. Iuran menangkap/mengambil/mengangkut satwa liar,

mengangkut/mengambil Tumbuhan Alam hidup atau mati (IASL/TA) MAP

423731

3. Pungutan izin Pengusahaan Pariwisata Alam/PIPPA MAP 423732

4. Pungutan izin Pengusahaan Taman Buru/PIPTB MAP 423733

5. Pungutan izin berburu di Taman Buru dan Areal Buru/PIB MAP 423734

6. Pungutan Masuk Obyek Wisata Alam (Taman Wisata Alam, Taman

Nasional, Taman Buru) MAP 423735

7. Iuran Hasil Hutan Pengusahaan Pariwisata Alam/IHUPA MAP 423736

8. Iuran Hasil Usaha Perburuan di Taman Buru/IHUPTB MAP 423737

B.2. Selain PNBP fungsional terdapat juga PNBP umum (Lainnya)

yang meliputi:

1. Sewa Rumah Dinas MAP 423141

2. Sewa gedung bangunan dan gudang MAP 423142

3. TP/TGR MAP 423922

4. Pendapatan penjualan asset lainnya yang berlebih/rusak/dihapus MAP

423129

5. Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah MAP

423752

6. Pendapatan jasa giro MAP 423221.

B.3. PENATAAN PNBP OLEH BENDAHARA PENERIMA

Bendahara Penerima adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,

menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan

uang pendapatan Negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada

kantor satuan kerja Kementerian/lembaga/SKPD.

PNBP yang ditatausahakan oleh Bendahara penerima adalah semua PNBP yang

ada dalam pengurusan instansi yang bersangkutan baik penerimaan umum

Page 6: Penatausahaan PNBP

maupun fungsional, yang meliputi pemungutan PNBP, Penyimpanan PNBP,

Penyetoran PNBP, pembukuan PNBP dan pelaporan/pertanggungjawaban

PNBP

Dalam penataannya sumber data yang dapat digunakan adalah:

- Potongan PNBP yang tercantum pada SPM yang sudah diterbitkan SP2D

oleh KPPN

- Nota Kredit dan Debet dari Bank

- Kwitansi/Karcis

- SSBP

- SSPB

Data yang telah ditatausahakan dituangkan dalam laporan bulanan sebagai

pertanggungjawaban dan disampaikan kepada:

- Kepala Biro Keuangan Kementerian/Lembaga

- Itjen Kementerian/Lembaga

- Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

B.4. PENGELOLAAN KAS BENDAHARA PENERIMA

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/2008 dalam

pengelolaan PNBP meliputi unsur Menagih/Memungut/Menerima (Umum dan

Fungsional).

a. Cara dan Waktu Pemungutan PNBP.

1) Cara pemungutan dapat dilakukan langsung/tidak langsung atau dilakukan

dengan pemotongan melalui Surat Perintah Membayar (SPM)/Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D).

2) Pemungutan langsung, dilakukan pada saat penandatanganan

perjanjian/kontrak, penyerahan barang/jasa, pelayanan fasilitas atau pada

Page 7: Penatausahaan PNBP

saat-saat tertentu secara berkala atau berdasarkan perjanjian/kontrak yang

telah ditentukan.

3) Pemungutan tidak langsung, penyetoran dilakukan oleh pihak Stake Holder

pemangku kepentingan) dan menyampaikan bukti setor berupa SSBP

kepada Bendahara Penerima.

b. Bukti Pungutan.

Bendahara Penerima wajib membuat bukti pungutan pada saat menerima

pembayaran dari wajib bayar; Bukti pungutan adalah merupakan bukti

pelunasan PNBP; Bukti pungutan/kuitansi harus lengkap dan jelas, sekurang-

kurangnya dibuat dalam tiga lembar yang peruntukannya :

1) Lembar pertama untuk wajib bayar.

2) Lembar kedua untuk Biro Keuangan dan Perlengkapan sebagai lampiran

SPJ.

3) Lembar ketiga untuk arsip Bendahara yang bersangkutan.

c. Penyimpanan

Penerimaan berupa uang tunai yang belum sempat disetor ke rekening Kas

Negara harus disimpan Bendahara ditempat yang aman, dalam menyimpan uang

tunai, Bendahara Penerima harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

- Menyimpan uang tunai dalam Brankas paling lama 1 (satu) minggu;

- Menyimpan uang tunai dalam rekening atas nama Instansi pada Bank

Pemerintah sampai saat / waktu penyetoran tiba;

- Dilarang menyimpan uang tunai :

1) Dalam penguasaan pribadi.

2) Lebih dari batas waktu yang ditetapkan.

3) Atas nama pribadi pada Bank Pemerintah.

4) Pada Bank Swasta atau lembaga keuangan bukan Bank.

d. Penyetoran dan Sangsi.

Page 8: Penatausahaan PNBP

d.1 Tata cara penyetoran.

Penerimaan Umum dan Fungsional yang diterima oleh Bendahara

Penerima/petugas penyetor, harus disetorkan seluruhnya (100 %) ke rekening

Kas Negara setempat melalui Bank Pemerintah/Bank Persepsi/Giro Pos terdekat

dengan menggunakan formulir Surat Setoran Penerimaan Negara Bukan

Pajak(SSBP).

Dalam hal penyetoran dilakukan Bendahara penerima maka SSBP dibuat dalam

rangkap 5 (lima) sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal

Anggaran Departemen Keuangan Nomor 76/A/46/0697 tanggal, 03-06-1997,

perihal petunjuk pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

114a/KMK/03/1997 tanggal 21 Maret 1997 tentang Penata Usahaan dan

Pertanggung Jawaban PNBP pada Instansi Pengguna, dimana masing-masing

lembar SSBP diperuntukkan bagi :

1) Lembar 1 dan 4 untuk Bendahara Penerima.

2) Lembar 2 dan 3 untuk KPPN (lembar ke 3 untuk Unit Pengelola PNBP

melalui seksi Bank Persepsi/ Giro Pos ).

3) Lembar 5 untuk arsip pada Bank Persepsi/ Giro Pos bersangkutan.

Dalam hal penyetoran dilakukan oleh Wajib Bayar/Pemangku Kepantingan(Stake

Holder) maka SSBP dibuat dalam rangkap 6 (enam), dimana masing-masing

lembar SSBP diperuntukkan bagi :

1) Lembar 1 untuk wajib bayar.

2) Lembar 2 dan 3 untuk KPPN ( lembar 3 untuk unit pengelola PNBP

melalui seksi Bank Persepsi / Giro Pos).

3) Lembar 4 dan 6 untuk Bendahara Penerima melalui wajib bayar.

4) Lembar 5 untuk pertinggal pada Bank Persepsi/Giro Pos bersangkutan.

Departemen/Lembaga atau Kantor/Satuan Kerja wajib segera menyetorkan

seluruh saldo PNBP yang masih tersisa pada akhir Tahun Anggaran ke rekening

Kas Negara sesuai MAP.

Page 9: Penatausahaan PNBP

Setiap tanda setoran PNBP harus mencantumkan secara jelas :

1) Nomor Urut.

2) Nama Satuan Kerja.

3) Unit Eselon-I.

4) Lokasi/Provinsi.

5) Jenis Penerimaan.

6) Mata Anggaran Penerimaan (MAP).

d.2. Sanksi

1) Terlambat Menyetorkan.

Apabila Bendahara Penerima lalai dan tidak menyetorkan PNBP tepat pada

waktunya dapat dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan kepegawaian yang

berlaku antara lain; Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980.

2) Tidak Menyetorkan.

Apabila Bendahara Penerima tidak menyetorkan sebagian atau seluruh dari

PNBP-nya dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Perundangan dan Peraturan

yang berlaku, antara lain Tuntutan Perbendaharaan.

3) Tidak/Tidak Sepenuhnya/Lambat/Lalai Menyetorkan

Satuan Kerja/UPT yang tidak/tidak sepenuhnya/lambat/lalai dalam melakukan

penyetoran atas PNBP yang diterimannya dapat dikenakan tindakan berupa

diperhitungkanya jumlah yang tidak disetor tersebut dengan jumlah dana

yang tersedia dalam DIPA

B.5. PEMBUKUAN BENDAHARA PENERIMA

Pembukuan atas PNBP dimaksudkan sebagai suatu aktifitas yang

berfungsi untuk memberikan informasi tentang penerimaan dan penyetoran yang

terdapat pada Satuan Kerja/Unit Pelaksana Teknis; Bendahara Penerima wajib

Page 10: Penatausahaan PNBP

mempunyai Buku Kas Umum dan buku pembantu.

a. Tahapan Pembukuan.

Salah satu tugas utama Bendahara Penerima adalah membuat pembukuan

atas PNBP baik penerimaan umum maupun penerimaan fungsional (uang atau

bukti setor yang diterimanya) serta pengeluaran (penyetoran ke Kas Negara)

yang dilakukan berkenaan dengan PNBP dalam lingkungan satuan kerjanya.

b. Bukti Pembukuan

Bendahara Penerima dalam melakukan pencatatan dalam Buku Kas Umum

harus didasarkan pada bukti yang lengkap, antara lain sebagai berikut :

- Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP).

- Kuitansi.

- Copy SPM/SP2D.

- Bukti-bukti lain

c. Tata Cara Pembukuan.

1) Buku Kas Umum

a) Setiap Bendahara Penerima atau Pemegang Kas yang mengurus uang

negara mempunyai Buku Kas Umum; Buku Kas Umum dipergunakan unuk

mencatat semua pungutan dan penyetoran; Pencatatan dilakukan sebelum

dicatat ke dalam buku pembantu; Buku Kas Umum harus diselenggarakan

dengan benar dan tertib; Tiap-tiap posnya harus didukung bukti-bukti yang

lengkap.

b) Buku Kas Umum harus dikerjakan sendiri oleh Bendahara Penerima yang

bersangkutan kecuali ditentukan lain oleh Kepala Kantor/Satuan Kerja

selaku atasan langsung bendahara. Penulisan pada Buku Kas Umum harus

selalu bersih, rapi dan tidak ada coretan atau penghapusan-penghapusan /

tindasan tulisan.

Page 11: Penatausahaan PNBP

c) Sebelum Buku Kas Umum dipergunakan, maka terlebih dahulu Bendahara

Penerima harus memberi nomor halaman dan membubuhkan parafnya

pada setiap halaman Buku Kas Umum dimaksud. Khusus untuk halaman

pertama perlu diberi catatan keterangan.

d) Buku Kas Umum dibuat dalam bentuk skontro, yaitu sebelah kiri sebagai

sisi untuk mencatat pungutan dan sisi sebelah kanan untuk mencatat

penyetoranya.

e) Buku Kas Umum dalam bentuk Skontro terdiri dari lajur-lajur tanggal,

uraian, nomor urut bukti kas, kode buku pembantu dan jumlah.

f) Buku Kas Umum ditutup pada akhir bulan hari kerja terakhir dan setiap kali

dianggap perlu oleh atasan langsung, saat diadakan pemeriksaan Kas oleh

petugas pemeriksa.

g) Setiap penutupan Buku Kas Umum harus ditanda tangani oleh Bendahara

Penerima dan atasan langsung.

h) Buku Kas Umum harus selalu ada di Kantor/satker, tidak boleh keluar

kantor.

2) Buku Pembantu

Bendahara Penerima disamping mengerjakan Buku Kas Umum, diharuskan

untuk menyelenggarakan Buku Pembantu dalam bentuk Staffel atau Skontro

berupa :

a) Buku pembantu per Mata Anggaran Penerimaan. Buku ini berfungsi sebagai

buku pembantu Buku Kas Umum dan dipergunakan untuk mencatat semua

pungutan/penerimaan dan penyetoran sesuai permata anggaran.

b) Buku Bank /Giro Pos.

Buku Bank/Giro Pos berfungsi sebagai Buku Pembantu yang Khusus

dipergunakan untuk mencatat masuk dan keluarnya uang tunai ke dan dari

Bank/Giro Pos.

3) Pembukuan Potongan SPM dan Jasa Giro.

Page 12: Penatausahaan PNBP

a) Potongan SPM yang didalamnya terdapat PNBP, yang diperoleh dari

Bendahara Pengeluaran/Petugas Pembuat Daftar Gaji,dibukukan pada sisi

penerimaan Buku Kas Umum dan bersamaan dengan itu dibukukan pula

secara in – out pada sisi pengeluaran buku kas umum. Demikian pula

halnya terhadap buku-buku pembantu yang bersangkutan.

b) Penerimaan jasa giro, pembukuanya dilakukan baik dalam Buku Kas Umum

maupun buku bank, pembukuanya dilakukan secara in – out, sesuai nota

debet yang diterima dari bank.

4) Perbaikan kesalahan.

Perbaikan kesalahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Mencoret angka yang salah dengan dua garis lurus sehingga tulisan

yang

b. semula masih dapat dibaca, kemudian diparaf dan selanjutnya

ditulis angka yang benar.

c. Terlebih dahulu membukukan kembali (contra pos) pembukuan

yang salah dengan mencatat pada sisi penerimaan Buku Kas Umum

apabila kesalahan tersebut adalah kesalahan

pembukuan penyetoran/pengeluaran, kemudian baru dilakukan

pembukuan yang sebenarnya, demikian pula sebaliknya.

d. Membukukan kurang/lebihnya dalam Buku Kas Umum.

Cara ini dapat diterapkan apabila kesalahan pembukuan diketahui

pada bulan berjalan sebelum BKU ditutup. Tetapi apabila Kesalahan

pembukuan baru diketahui pada bulan berikutnya setelah BKU

ditutup maka cara perbaikanya adalah dengan cara seperti pada

poin b).

Bentuk dan cara pengisian Buku Kas Umum

Page 13: Penatausahaan PNBP

BUKU KAS UMUM

Tgl No

Uraian Debit Kredit Saldo Bukti

1 2 3 4 5 6

0 Saldo Awal 0 0 10,000,000

4-Jun 00001

Terima dari Petugas Pemungut Wilayah I Kujang Timur 2,500,000 0 12,500,000

4-Jun 00002

Terima dari Petugas Pemungut Wilayah II Kujang Tengah 1,200,000 0 13,700,000

7-Jun 00003

Terima dari Petugas Pemungut Wilayah III Kujang Selatan 1,800,000 0 15,500,000

13-Jun 00004

Terima dari Petugas Pemungut Wilayah II Kujang Selatan 1,000,000 0 16,500,000

14-Jun 00005

Terima dari Petugas Pemungut Wilayah I Kujang Timur 500,000 0 17,000,000

30-Jun 00006 Setor ke Kas Negara MAP 423731 NTPN Nomor 0 17,000,000 0

JLH 7,000,000 17,000,000 0

B.6. LPJ BENDAHARA PENERIMA

Pengertian LPJ

1) LPJ adalah bentuk pertanggungjawaban Bendahara yang menyajikan

informasi tentang :

a. Keadaan pembukuan pada bulan pelaporan meliputi saldo awal,

penambahan, penggunaan/pengurangan dan saldo akhir dari buku-buku

pembantu

b. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan meliputi uang tunai di brandkas

Page 14: Penatausahaan PNBP

dan saldo rekening bank

c. Hasil rekonsiliasi internal(antara pembukuan bendahara dan unit

akuntansi)

d. Penjelasan atas selisih (jika ada) antara saldo pembukuan dan saldo kas

2) LPJ disusun berdasarkan BKU, buku-buku pembantu dan buku pengawasan

anggaran yang telah diperiksa dan direkonsiliasi

3) LPJ Bendahara diketahui oleh Atasan Langsung dan disampaikan secara bulanan

disertai salinan rekening Koran kepada BUN/Kuasa BUN,

Menteri/Pimpinan/Lembaga dan BPK

Sansksi keterlambatan

penyampaian LPJ

Atas keterlambatan penyampaian LPJ dapat dikenakan sanksi berupa penundaan

penerbitan SP2D atas SPM-GUP/SPM-TUP, pengenaan sanksi tersebut tidak

membebaskan Bendahara dari kewajiban menyampaikan LPJ

Bentuk LPJ Bendahara Penerima : I Keadaan pembukuan

Jenis Buku Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

A.BP Kas 1. BP Kas

(tunai/bank) ………………… ………. ………. ……..

B.BP selisih kas

1.BP…….. ………………. ……….. ………. …….. 2.BP…….. ………………. ……….. ………. …….. 3.BP…….. ………………. ……….. ………. …….. 4.BP lain-lain ………………. ……….. ………. ……..

Page 15: Penatausahaan PNBP

II.Keadaan Kas Uang tunai + di Rek.Bank III.Hasil Rekonsiliasi Internal

1. Penerimaan yang telah disetor ke Kas Negara …………… 2. Pembukuan menurut UAKPA ………….. 3. Selisih pembukuan Bendahara dengan UAKPA(1-2) …………..

IV.Penjelasan selisih kas dan selisih pembukuan 1. Jelaskan selisih kas (IA-II) …………. 2. Jelaskan selisih pembukuan(III.3) ………….

Kesimpulan dan saran :

Guna meningkatkan penerimaan Negara yang bersumber dari dalam ataupun

luar negeri, pemerintah berusaha meningkatkan PNBP dari tahun ke tahun

mengingat PNBP merupakan salah satu sumber pembiayaan Negara yang

digunakan sebagai sarana untuk mengatur kebijakan pemerintah dalam

berbagai aspek dalam rangka menggerakkan roda pembangunan dengan cara :

- Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan public

- Meningkatkan kualitas pengelola PNBP dengan tertib Administrasi dan

penyetorannya sesuai dengan peraturan yang berlaku

- Meningkatkan pengawasan

- Meningkatkan kerjasama antar instansi terkait penetapan kebijaksanaan

PNBP lainnya

Sedangkan dalam pelaksanaan kegiatan Penyegaran Bendahara Penerima ini

dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

Bendahara Penerimaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, sehingga diharapkan setelah memperoleh pembekalan dan kembali

ketempat tugas masing-masing, peserta dapat :

1. Mampu mengelola keuangan PNBP

2. Memahami dasar hukum dan Ruang Lingkup PNBP;

3. Memahami pengertian Bendahara Penerimaan;

Page 16: Penatausahaan PNBP

4. Melaksanakan prosedur pemungutan dan penyetoran PNBP;

5. Melaksanakan penerimaan pada MAP PNBP;

6. Melaksanakan pembukuan pada BKU dan buku-buku pembantu/register

berkenaan;

7. Menyusun dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban;

8. Melaksanakan penyelesaian kerugian Negara

Penutup

Harapan kami dengan membaca tulisan ini semoga dapat berguna bagi

pembaca, dapat memahami, menerapkan dan melaksanakan penatausahaan

PNBP sesuai ketentuan yang ditetapkan.