penatalaksanaan abses
DESCRIPTION
penatalaksanaan absesTRANSCRIPT
PENATALAKSANAAN ABSES
Abses rongga mulut merupakan infeksi pada mulut, wajah, rahang,
tenggorokan yang berawal dari infeksi gigi atau karies gigi. Perawatan yang
dilakukan terhadap kasus infeksi odontogen harus memperhatikan prinsip-
prinsipnya, yaitu:
1) Mempertahankan dan meningkatkan faktor pertahanan tubuh penderita
2) Memberi antibiotik yang sesuai dan dosis yang tepat
3) Tindakan drainase secara bedah dari infeksi yang ada
4) Menghilangkan sumber infeksi
5) Evaluasi terhadap efek perawatan yang sudah diberikan
(Mahmood&Mahmood, 2005)
Penatalaksanaan abses itu sendiri prinsip yang digunakan yaitu insisi dan
drainase. Karena insisi dan drainase merupakan perawatan terbaik pada abses
tersebut. Insisi dilakukan jika tidak terjadi drainase spontan dari abses. Menurut
Peterson (2003), langkah-langkah dari prosedur insisi pada penatalaksanaan abses
yaitu :
1) Sebelum dilakukan insisi diaplikasikan larutan antiseptik
2) Penerapan anastesi dilakukan dengan anastesi infiltrasi pada daerah sekitar
drainase abses
3) Agar meminimalizir dari penyebaran mikroba ke jaringan sekitar maka
harus diperhatikan ketika melakukan insisi:
Menghindari duktus (Wharton, Stensen) dan pembuluh darah besar
Drainase yang cukup, maka insisi dilakukan pada bagian superfisial
pada titik terendah akumulasi untuk menghindari sakit dan
pengeluaran pus sesuai gravitasi
Jika memungkinkan insisi dilakukan pada daerah yang baik secara
estetik atau secara intraoral
Insisi dan drainase dilakukan pada saat yang tepat, yaitu fluktuasi
positif
4) Drainase abses diawali dengan memasukkan hemostat ke dalam rongga
abses dengan ujung tertutup, eksplorasi dilakukan kemudian dikeluarkan
dengan ujung terbuka. Bersamaan dengan eksplorasi dilakukan pijatan
lunak untuk mempermudah pengeluaran pus.
5) Kemudian drain karet ditempatkan dalam rongga abses dan difiksasi
dengan jahitan pada salah satu tepi insisi untuk untuk menjaga insisi
menutup dan drain tidak lepas.
6) Perawatan pendukung yaitu dengan pemberian antibiotik, berupa
antibiotik penisilin atau erythromycin serta obat analgesik (kombinasi
narkotik/nonnarkotik) sebagai penghilang rasa sakitnya. Dapat juga
ditambah dengan kumur larutan saline (1 sendok teh garam + 1 gelas air)
yang dikumur setelah makan.
7) Pencabutan pada gigi yang terlibat abses dapat dilakukan sesudah
pembengkakan sembuh dan keadaan umum penderita membaik. Keadaan
umum penderita misalnya terkait diabetes melitusnya harus terkontrol
demikian juga dengan hipertensi dan penyakit jantung harus diperhatikan.
Sumber:
Fragiskos, FD. 2007. Oral Surgery. New York : Springer Berlin Heidelberg .
Mahmood, MHS. & Mahmood, SSA. Odontogenic Neck Infections. The Journal
of Teachers Association. 18(1): 55-59.
Sabiston, DC. 1994. Buku Ajar Bedah. Volume 2. Jakarta : Penerbit EGC.
Peterson, LJ. 2003. Contemporaray Oral and Maxillofacial Surgery. Fouth
Edition. St. Louise: Mosby Ltd.
Topazian, RG. Goldberg, MH. Hupp, JR. 1994. Oral and Maxillofacial Infection:
Odontogenic Infections and Deep Fascial Space Infections of Dental
Origin. 3rd edition. Chapter 6. Philadelphia: WB Sounders Co.