penangkapan yesus.pdf

11

Click here to load reader

Upload: esra-alfred-soru

Post on 12-Aug-2015

612 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENANGKAPAN YESUS.pdf

Khotbah Minggu : 17 Maret 2013

PENANGKAPAN YESUS

By. Ev. Sonya G. Umbu Rey, STh.

audara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, saat ini kita berada dalam peringatan minggu-minggu sengsara Tuhan Yesus menurut kalender gerjawi kita, dan minggu ini kita sudah berada pada minggu sengsara yang ke 6. Minggu lalu

kita telah belajar tentang pergumulan Yesus di Getsemani, bagaimana Yesus begitu sangat bergumul sesaat sebelum Ia ditangkap dan disalib. Yesus bergumul karena Ia akan menghadapi murka Allah yang luar biasa beratnya. Dan setelah Yesus melewati pergumulan-Nya begitu berat, Yesus akhirnya di tangkap di taman Getsemani itu. Mari kita perhatikan teksnya : Matius 26:46-56 : (46) Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat." (47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. (50) Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?" Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. (51) Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. (52) Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. (53) Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? (54) Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (55) Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. (56) Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

S

Page 2: PENANGKAPAN YESUS.pdf

Kalau kita perhatikan teksnya, maka teks ini menceritakan 2 hal penting yakni pengkhianatan Yudas Iskariot dan penangkapan terhadap Yesus. Kita akan bahas 2 bagian ini satu per satu : I. PENGKHIATAN YUDAS.

Cerita tentang pengkhianatan Yudas ini ditampilkan dalam ayat 47-49 : Mat 26:47-49 : (47) Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. Dalam ayat-ayat ini nampak beberapa hal penting di sana : a. Yudas yang mengkhianati Yesus ini disebut sebagai salah seorang dari 12 murid.

Mat 26:47 - Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.

Hal yang sama dilakukan juga oleh penulis Injil yang lain.

Mark 14:10 - Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Luk 22:3-4 – (3) “…Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. (4) Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka.

Ini berarti bahwa keberadaan Yudas si pengkhianat ini sebagai salah seorang rasul sangat ditekankan. Mengapa ini perlu ditekankan? Untuk memberitahu pembaca bahwa orang dengan jabatan rohani yang paling tinggi sekalipun dapat membuat kejahatan yang paling besar.

Matthew Henry – Kalau di antara dua belas orang saja sudah ada satu yang jahat, maka tentu saja kita tidak bisa mengharapkan adanya suatu masyarakat yang sepenuhnya murni di tempat di seberang sorga ini. (Injil Matius 15-28, hal. 1363).

Page 3: PENANGKAPAN YESUS.pdf

Karena itu kita musti berhati-hati karena dalam perkumpulan-perkumpulan yang kudus sekalipun sangat memungkinkan orang-orang seperti Yudas ada di sana dan lebih dari itu kita harus lebih berwaspada agar bukan kita yang menjadi Yudas-Yudas dalam perkumpulan-perkumpulan kudus.

Matthew Henry – Perhatikan, semakin tinggi jabatan yang dipegang manusia dalam posisi keagamaan, dan semakin dalam mereka mengusahakannya dan melayani di dalamnya, semakin besar pula kesempatan yang mereka punyai untuk berbuat jahat, jika hati mereka tidak benar di hadapan Allah. Jika Yudas bukanlah seorang rasul, dia tidak mungkin menjadi seorang pengkhianat. (Injil Matius 15-28, hal. 1364). Karena itu kalau saudara sudah adalah orang Kristen, lebih-lebih orang Kristen yang aktif dalam gereja, saudara harus lebih waspada. Setan jauh lebih senang menjatuhkan saudara dari pada menjatuhkan 1000 orang dunia! Apakah saudara waspada dalam menjaga diri saudara, misalnya dalam saat teduh / kehidupan doa, dalam belajar firman Tuhan, dalam pengudusan, dsb?

b. Yudas datang dengan pasukan yang lengkap dengan berbagai peralatan. Mat 26:47 - Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Bandingkan :

Yoh 18:3 - “Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata”.

Kata “pasukan” dalam Yoh 18:3 ini memakai kata Yunani “SPEIRA”. William Barclay memberi keterangan bahwa “SPEIRA” adalah suatu pasukan yang besarnya adalah sepersepuluh legion. Satu legion terdiri dari 6000 orang. Jadi pasukan yang dibawa Yudas berjumlah 600 orang. Mengapa mereka membawa senjata (pedang dan pentung)? Karena mungkin saja para murid akan mengadakan perlawanan. Mengapa mereka membawa lentera dan suluh? Mungkin untuk mencari Yesus apabila Ia bersembunyi di antara pohon-pohon dalam taman. Bayangkan, hanya untuk menangkap Yesus dan murid-murid-Nya yang hanya berjumlah belasan orang, mereka bisa mengerahkan kekuatan pasukan dan perlengkapan persenjataan sehebat itu. Mengapa? Semua ini disebabkan karena dalam masa yang lalu Yesus sudah sering mau ditangkap, tetapi Ia selalu bisa meloloskan diri dengan cara-cara yang aneh (Luk 4:30; Yoh

Page 4: PENANGKAPAN YESUS.pdf

8:59; 10:39). Karena itu, sekarang mereka melakukan persiapan penangkapan sedemikian rupa, supaya mereka tidak gagal dalam menangkap Yesus.

c. Yudas mengkhianati Yesus melalui sebuah ciuman.

Mat 26:48-49 : (48) Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." (49) Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia.

Jadi Yudas menjual Yesus melalui sebuah ciuman sebagai tanda bagi orang-orang Romawi dan orang-orang yang tidak mengenal Yesus. Kata ‘cium’ dalam ayat 48 menggunakan kata Yunani “PHILEO” yang sekedar berarti mencium. Tetapi kata ‘cium’ dalam ayat 49 menggunakan kata Yunani “KATAPHILEO” yang menunjuk pada tindakan mencium yang bersemangat dan berulang-ulang, seperti seseorang mencium pacarnya. Menarik sekali bahwa ciuman yang adalah tanda kasih sayang disalahgunakan untuk sebuah pengkhianatan. Yudas sementara mengkhianati Yesus tetapi bersikap seolah-olah sementara mengasihi / mencintai Yesus. Ini menunjukkan betapa munafiknya Yudas! Kemunafikan seperti ini seringkali terjadi dalam hidup kita setiap hari. Hati kita penuh dengan kebencian dan kedengkian tetapi seringkali kita memolesnya dengan kata-kata / sikap-sikap yang menunjukkan seolah-olah kita penuh dengan kasih seperti bunyi sebuah lagu pop tahun 1980-an : “Senyum dan tawa hanya sekedar saja, s’bagai pelengkap sempurnanya sandiwara…” Ini adalah kemunafikan! Persis seperti yang dilakukan oleh Yudas pada Yesus. Seringkah saudara bersikap / berkata-kata pada seseorang seakan-akan saudara mencintai dia, padahal sebetulnya saudara tidak senang kepadanya? Kalau ya, apa bedanya saudara dengan Yudas? Ingat, Yesus tahu semua kemunafikan Yudas (Luk 22:48) dan karena itu Ia juga pasti kemunafikan kita. Rasul Petrus memberikan nasihat :

1 Pet 2:1 : Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

Masih dalam konteks pengkhianatan Yudas ini, kita perlu bertanya mengapa Yudas sampai mengkhianati gurunya? Terus terang kita memang tidak bisa mengetahui dengan pasti alasan Yudas atau motiv Yudas dalam pengkhianatan ini. Ada banyak pandangan tentang ini sebagaimana yang pernah disampaikan Pak Esra (saya tidak akan mengemukakannya kembali) tetapi saya kira apa yang disampaikan Kitab Suci bahwa semuanya itu ada hubungannya dengan uang patut dipertimbangkan. Alasan bahwa pengkhianatan Yudas ini ada hubungan dengan masalah uang cukup layak diperhitungkan karena memang ada catatan tentang sikap Yudas yang tamak akan uang sebagaimana diceritakan Yohanes.

Page 5: PENANGKAPAN YESUS.pdf

Yoh 12:6 : Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Juga Alkitab menceritakan bahwa sebelum Yudas menemui imam-imam kepala untuk menjual Yesus, iblis telah lebih dahulu masuk ke dalamnya. Iblis telah merasuk pikiran dan hatinya. Iblis biasanya menggoda manusia pada titik di mana ia tahu itu adalah kelemahan orang tersebut. Karena iblis tahu bahwa Yudas seorang pencuri uang dan suka menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan uang, maka ia masuk ke dalam Yudas dan menggodanya untuk menjual Yesus demi uang. Bukti lain adalah pertanyaan Yudas kepada para imam kepala agar ia menyerahkan Yesus adalah "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku"? Mat 26:14-15 - (14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (15) Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Kata-kata ini menunjukkan bahwa Yudas menjual Yesus untuk mendapatkan sesuatu dari imam-imam kepala. Dan sesuatu itu adalah uang. Matthew Henry - "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku"? Inilah satu-satunya alasan mengapa Yudas sampai mengkhianati Gurunya sendiri. Dia mengharapkan imbalan uang dari perbuatannya itu…bukan kebenciannya terhadap Sang Guru ataupun perselisihan dengan-Nya yang membuat Yudas menjadi seorang pengkhianat, namun karena kecintaannya akan uang. Hanya itu saja. (Injil Matius 15-28, hal. 1364-1365). Jadi kuat dugaan bahwa pengkhianatan Yudas ini disebabkan karena sifat tamak Yudas akan uang. Dia rela menjual gurunya asalkan bisa mendapatkan uang. Dia rela melakukan kejahatan yang besar demi uang. Pengalaman Yudas ini mengajarkan kepada kita betapa bahayanya sifat tamak/cinta uang. Firman Tuhan berkata : 1 Tim 6: 10 : Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Mengapa cinta uang menjadi akar sebagala kejahatan ? Pertama-tama cinta uang itu membuat orang tidak akan merasa puas dengan apa yang dimilikinya. Ini dialami oleh Yudas.

Page 6: PENANGKAPAN YESUS.pdf

Pengkh 5:9 - “Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia”. Akibat ketidakpuasan itu lalu menyebabkan orang melakukan bermacam-macam dosa untuk mendapatkan lebih banyak uang. Ya, demi uang orang tega membunuh, demi uang orang mau menipu, demi uang orang mencuri/korupsi (bahkan uang kolekte), demi uang orang menyalahgunakan jabatan, demi uang orang menjual narkoba, demi uang orang mau bermain film porno, demi uang orang membolos dari ibadah, bahkan orang bisa memanfaatkan pelayanan pekerjaan Tuhan yang kudus demi uang sebagaimana yang dilakukan oleh nabi-nabi palsu. 2 Pet 2:3 - Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda. Yud 16 - Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan. Contoh di mana orang bisa memanfaatkan pelayanan pekerjaan Tuhan yang kudus demi uang adalah seperti apa yang diberitakan dalam Harian Surabaya Pagi (www.surabayapagi.com) tentang Pdt. Alex Tanusaputera dari Gereja Bethany Surabaya yang dilaporkan ke Polisi karena menggelapkan uang jemaat sebanyak 4,7 Triliyun.

William Barclay – Keinginan akan uang bisa merupakan hal yang membahayakan. Keinginan tersebut dapat membuat seseorang menjadi buta terhadap kesopanan, kejujuran dan kehormatan. Keinginan seperti itu akan membuat seseorang

Page 7: PENANGKAPAN YESUS.pdf

menghalalkan segala cara asalkan ia memperolehnya. (PASH : Injil Markus, hal. 549). Di sini terlihat betapa bahayanya cinta uang itu. Itu adalah akar segala kejahatan. Karena itu baiklah kita mengoreksi hati kita dari sifat tamak dan cinta uang ini. Mencari uang tidak salah, mengusahakan uang tidak salah, mengumpulkan uang tidak salah, yang salah adalah kecintaan akan uang yang bermuara kepada berbagai macam kejahatan. Bekerjalah untuk mencari uang tetapi jagalah hati kita supaya cinta akan uang tidak menguasai hati kita. Belajarlah puas dengan apa yang Tuhan berikan pada kita dan syukurilah semuanya itu.

II. SIKAP YESUS SAAT DITANGKAP.

Setelah melihat bagaimana pengkhianatan yang dilakukan oleh Yudas, sekarang kita akan melihat bagaimana sikap Yesus terhadap pengkhianatan yang diterimanya dan juga penangkapan atas diri-Nya. Teks kita memperlihatkan beberapa sikap Yesus yang sangat mulia : a. Yesus tetap menunjukkan kasih terhadap musuh-musuh-Nya.

Ini terlihat dari bagaimana Ia menyapa Yudas yang telah mengkhianati-Nya :

Mat 26:50 - Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?"…”

Menarik bahwa Yesus menyapa Yudas sebagai teman padahal Yudas telah mengkhianati Dia dan Dia sangat tahu. Ini menunjukkan bahwa sekalipun dikhianati, Yesus tetap mengasihi Yudas. Ia sama sekali tidak membenci Yudas. Seandainya ini terjadi pada saya, saya kira saya akan berkata kepadanya :“Hai biadab, untuk itukah engkau datang?” Seandainya Yesus memanggil Yudas dengan sebutan penjahat, pengkhianat, munafik, anak iblis atau dengan sebutan yang lebih kasar lagi maka itu adalah hal yang wajar karena memang demikian adanya. Tetapi kenyataannya Yesus sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata tersebut melainkan Ia menyapanya dengan sebutan teman. Yang meng-gambarkan bahwa selama ini Yudas dan Yesus berteman. Di sini Yesus memberikan teladan yang sangat mulia bagi kita agar kita tidak mengumbar kepahitan atau kata-kata yang tidak pantas dalam keadaan sulit melainkan sebaliknya menunjukan kelemahlembutan. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam hidup ini seringkali kita mengalami pengkhianatan-pengkhianatan tertentu dari teman, pacar, saudara, suami, isteri, orang-orang dekat, dll. Dan seringkali mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, makian bahkan kutuk. Tetapi belajar dari apa yang dilakukan Yesus, kita

Page 8: PENANGKAPAN YESUS.pdf

seharusnya tetap mengasihi mereka. Ingat Firman Tuhan yang sudah kita dengar beberapa minggu lalu dari Pak Esra bahwa kita harus mengasihi musuh-musuh kita. Kasih Yesus kepada musuh-musuh-Nya juga nampak lewat tindakan-Nya ketika Petrus memotong telinga dari salah satu rombongan itu. Yesus ternyata bukan hanya menegur Petrus melainkan menyembuhkan telinga orang yang dipotong itu.

Luk 22:50-51 : (50) Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. (51) Tetapi Yesus berkata: "Sudahlah itu." Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya. Di sini lagi-lagi Yesus menunjukkan kasih-Nya. Kalau dalam hubungan dengan Yudas, Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, maka dalam hubungan dengan para penangkap-Nya, Ia justru membalas kejahatan mereka dengan kebaikan. Ini lagi-lagi adalah teladan yang mulia bagi kita agar kita pun belajar berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada kita. Satu hal yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa Yesus tidak membalas jahat dengan jahat sebaliknya membalas jahat dengan kebaikan bukan karena Ia tidak mampu untuk membalas. Yesus jelas sangat mampu untuk meng-hancurkan semua musuh-Nya. Perhatikan ayat ini :

Yoh 18:4-6 – (4) Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" (5) Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. (6) Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Jadi biarpun mereka disertai 600 orang tentara, sebenarnya mereka tidak berdaya menghadapi Yesus.

C. H. Spurgeon: Di sini ada suatu pertunjukan / demonstrasi dari sebagian dari kuasa ilahi Kristus. Orang-orang ini akan terjatuh ke dalam kubur, dan ke dalam neraka, seandainya Yesus mengeluarkan seluruh kekuatan tenaga-Nya. Ia hanya mengatakan satu kata dan mereka jatuh ke tanah; mereka tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Dia. (‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal 163).

Juga bandingkan dengan kata-kata Yesus dalam Mat 26:53.

Mat 26:53 - “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?”.

Page 9: PENANGKAPAN YESUS.pdf

Kata ‘pasukan’ di sini menggunakan kata LEGION. 1 Legion = 6000 tentara. Jikalau Yesus bisa memanggil minimal 12 Legion malaikat saja, itu berarti Yesus bisa menghadirkan 72.000 malaikat di sana untuk membela Dia. Jadi kalau ini sampai terjadi berarti ada minimal 72.000 malaikat akan berhadapan dengan 600 orang tentara Romawi. Berarti 1 tentara Romawi akan berhadapan dengan 120 malaikat. Tetapi mengingat bahwa Yesus bisa memanggil lebih dari 12 legion malaikat, maka jumlahnya bisa sangat besar sehingga tidak salah kalau dikatakan dalam Pulpit Commentary : “a legion of angel for each one of the little group” (satu legion malaikat untuk setiap orang dari grup kecil itu). Padahal 1 malaikat saja bisa membunuh 185.000 orang dalam 1 malam.

2 Raj 19:35 - Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka! Semua ini menunjukkan kekuasaan Yesus yang luar biasa. Sekarang bayangkan, dengan kemampuan / kuasa seperti ini dan Yesus berniat untuk balas dendam / balas kejahatan dengan kejahatan, jadi apa semua musuh-Nya? Tapi Juruselamat kita tidak melakukan itu. Dia lebih memilih tindakan kasih daripada pembalasan dendam.

C. H. Spurgeon: Satu kata melemparkan mereka ke tanah; satu kata yang lain akan melemparkan mereka ke dalam pelukan maut; tetapi Juruselamat kita tidak mau mengucapkan kata yang bisa menyelamatkan diri-Nya sendiri, karena Ia datang untuk menyelamatkan orang lain, bukan menyelamatkan diri-Nya sendiri. (‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol VI, hal 156).

Mungkin lebih mudah bagi seseorang untuk tidak membalas kejahatan orang lain ketika ia tidak mampu untuk membalas, daripada mampu membalas tyetapi memilih untuk tidak membalas. Di sini Yesus lagi-lagi memberikan teladan bagi kita agar kita tetap mengasihi musuh-musuh kita, tidak membalas mereka sekalipun kita mampu untuk itu. Orang yang pernah melakukan hal yang sama adalah Yusuf. Setelah ia menjadi perdana menteri di Mesir, ia mempunyai kemampuan dan kuasa untuk balas dendam terhadap saudara-saudaranya yang telah menjualnya ke Mesir dan juga terhadap isteri Potifar yang telah memfitnahnya sehingga masuk penjara, tetapi ia tidak melakukan itu. Kiranya ini pun dapat menjadi teladan bagi kita untuk tidak membalas dendam pada orang lain sekalipun kita mampu untuk melakukan itu.

Page 10: PENANGKAPAN YESUS.pdf

b. Yesus tetap berpegang teguh pada Firman Tuhan. Di dalam pengkhianatan yang dialami-Nya, di dalam penangkapan atas diri-Nya, terlihat bahwa Yesus sangat memprioritaskan tergenapinya Firman Tuhan.

Mat 26:53-56 : (53) Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? (54) Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (55) Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. (56) Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi." Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

Mengapa Yesus tidak mau memanggil para malaikat untuk menolong-Nya? Karena kalau demikian Firman Tuhan menjadi tidak tergenapi! Mengapa Yesus tidak berusaha lolos dari musuh-musuh-Nya? Karena kalau demikian Firman Tuhan menjadi tidak tergenapi.

Matthew Henry : Ada tertulis bahwa Kristus seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (Yes. 53:7). Jika Ia mengumpulkan para malaikat untuk membantu-Nya, maka Dia tidak akan pernah dibawa ke tempat pembantaian. Jika Dia mengizinkan para murid-Nya untuk melawan, Dia tidak akan digiring sebagai anak domba yang kelu dan pasrah. Karena itulah Ia dan para murid-Nya harus berserah untuk menggenapi nubuat itu. (Injil Matius 15-28, hal. 14-16-1417)

Di sini terlihat bahwa dalam pengkhianatan dan penderitaan yang hebat, Yesus tetap berpegang teguh pada Firman Tuhan. Tujuan dan motivasi terbesar Yesus adalah agar Firman Tuhan digenapi melalui hidup-Nya sekalipun itu berarti bahwa Ia harus mengalami penderitaan yang hebat.

Yoh 4:34 - Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Ini juga yang harus menjadi spirit kita di dalam hidup ini yakni mengutamakan Firman Tuhan di dalam hidup kita.

Matthew Henry : Perhatikan, dalam segala perkara yang sukar, firman Allah harus lebih diutamakan daripada hikmat kita sendiri, dan tidak ada sesuatu pun yang boleh dicoba atau dilakukan untuk menggenapi firman. Jika pengurangan rasa sakit kita, penghancuran belenggu kita, dan penyelamatan nyawa kita tidak sesuai dengan penggenapan firman, kita harus berkata, "Biarlah firman dan

Page 11: PENANGKAPAN YESUS.pdf

kehendak Allah saja yang jadi, biarlah hukum-Nya dimuliakan dan dihormati, apa pun yang terjadi pada kita." (Injil Mataius 15-28, hal. 1417)

Misalnya, jikalau saya dijahati dan saya memilih untuk membalas, maka Firman Tuhan tidak terlaksana lewat hidup saya. Sebaliknya kalau saya memilih untuk mengampuni dan membalas jahat dengan kebaikan maka Firman Tuhan terlaksana lewat hidup saya. Jikalau karena sesuatu hal saya lalu memilih untuk mundur dari pelayanan maka Firman Tuhan tidak terlaksana lewat hidup saya. Sebaliknya kalau saya memilih untuk tetap melayani Tuhan maka Firman Tuhan terlaksana lewat hidup saya. Jikalau saya nelihat orang yang susah dan saya tidak mau menolongnya padahal saya mampu maka Firman Tuhan tidak terlaksana lewat hidup saya. Sebaliknya kalau saya memilih untuk membantunya maka Firman Tuhan terlaksana lewat hidup saya. Apakah saudara mempunyai sikap demikian dalam hidup setiap hari? Inilah yang diajarkan Yesus kepada kita. Ia rela menghadapi penderitaan yang hebat di kayu salib karena dengan jalan demikian Ia menggenapkan Firman Tuhan melalui hidup-Nya. Ia pernah berkata pada Yohanes Pembaptis :

Mat 3:15 : “...demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."...”

Kiranya semangat yang sama dalam mengutamakan Firman Tuhan juga ada di dalam kita, di dalam setiap langkah hidup kita.

Maz 40:9 : aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.

- AMIN -