penanggulangan dampak pencemaran

6
Penanggulangan Dampak Pencemaran 1. Karbon Monoksida Teknis : Menggunakan bahan bakar substitusi yaitu LNG (Liquified Natural Gases) yang menghasilkan gas buangan yang lebih bersih. Selain itu dapat juga menggunakan katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun. Non Teknis : Melakukan penanaman jalur hijau terlebih di lokasi yang padat kendaraan. Mengusahakan seminimal mungkin menggunakan kendaraan bermotor. 2. Nitrogen Dioksida (NO2) Teknis : Melalui metode adsorbsi menggunakan bahan padat yang dapat menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara lain karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan pergantian, bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian dipakai kembali. Non Teknis : Menjaga sirkulasi dalam rumah dengan pengadaan ventilasi. Apabila sedang berkendara, usahakan menggunakan pendingin dan tidak membuka kaca mobil. 3. Sulfur Oksida (SOx) Teknis : Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO 2 ) dan (H 2 O). Alat pembakarannya

Upload: khusnul-khotimah

Post on 01-Jul-2015

84 views

Category:

Healthcare


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penanggulangan dampak pencemaran

Penanggulangan Dampak Pencemaran

1. Karbon Monoksida

Teknis : Menggunakan bahan bakar substitusi yaitu LNG (Liquified Natural

Gases) yang menghasilkan gas buangan yang lebih bersih. Selain itu dapat juga

menggunakan katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong

asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun.

Non Teknis : Melakukan penanaman jalur hijau terlebih di lokasi yang padat

kendaraan. Mengusahakan seminimal mungkin menggunakan kendaraan bermotor.

2. Nitrogen Dioksida (NO2)

Teknis : Melalui metode adsorbsi menggunakan bahan padat yang dapat

menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben yang dipergunakan antara lain karbon aktif

dan silikat. Adsorben mempunyai daya kejenuhan sehingga selalu diperlukan pergantian,

bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan kemudian dipakai kembali.

Non Teknis : Menjaga sirkulasi dalam rumah dengan pengadaan ventilasi. Apabila

sedang berkendara, usahakan menggunakan pendingin dan tidak membuka kaca mobil.

3. Sulfur Oksida (SOx)

Teknis : Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas

hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO2) dan (H2O).

Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah 1200o

—1400o F

Non Teknis : Menggunakan masker dan kacamata setiap akan berkendara.

4. Ozon (O3)

Teknis : mencegah emisi bahan perusak ozon serta menghentikan produksi dan

konsumsi bahan perusak ozon secara bertahap.

Non teknis :

mengurangi pemakaian mobil pribadi.

menggunakan pembersih dalam rumah tangga yang bersahabat.

menghindari penggunaan pestisida.

membuat aturan yang ketat atas peluncuran roket.

Page 2: Penanggulangan dampak pencemaran

stop penggunaan nitrous oxide.

5. Gas Khlorin (Cl2)

Teknis : Melalui reaksi kimia sianida dikonversi menjadi sianat; pada tahap

kedua, sianat dihidrolisa menjadi karbondioksida dan gas nitrogen. Sehingga gas klorin

atau hipoklorit bereaksi dengan sianida untuk menghasilkan sianogen klorida yang

relative lebih aman.

Non Teknis : Menggunakan masker steril. Meningkatkan kegiatan penanaman pohon

tertentu misalnya pohon palem.

6. Partikulat Debu (TSP)

Teknis : Scrubbing menggunakan filter kolektor mekanis program langit biru

menggunakan cairan untuk memisahkan polutan, dalam keadaan alamiah (turun hujan)

maka polutan partikel dapat turut dibawa bersama air hujan. Alat scrubbing ada berbagai

jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous dan spray. Dengan filtrasi dimaksudkan

menangkap polutan partikel pada permukaan flter. Filter yang digunakan berukuran

sekecil mungkin.

Non Teknis : Selalu menggunakan masker apabila melakukan aktifitas yang sekiranya

dekat dengan tempat berdebu dan kotor. Timah Logam

Teknis : Menggantikan TEL dengan anti knocking yang lain yang tidak

mengandung  Pb. Mencari bahan alternatif juga merupakan solusi yang banyak

ditawarkan. Bahan bakar tersebut dapat berupa bahan bakar gas (BBG).

Non Teknis : Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi mengenai uji emisi kendaraan

bermotor secara berkala.

7. Partikulate matter (PM-10)

Teknis : Menggunakan alat siklon basah dimana modifikasi dari siklon ini dapat

menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran air yang mendandung partikel

dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama atas dasar gaya

sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon.

Non Teknis : Selalu menggunakan masker apabila melakukan aktifitas yang sekiranya

dekat dengan intensitas debu yang tinggi.

8. Sulfur dioksida (SO2)

Page 3: Penanggulangan dampak pencemaran

Teknis : Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas

hidrokarbon yang terdapat didalam polutan. Hasil pembakaran berupa (CO2) dan (H2O).

Alat pembakarannya adalah Burner dengan berbagai tipe dan temperaturnya adalah 1200o

—1400o F

Non Teknis : Menggunakan masker steril.

9. Nitrogen Oksida (NO)

Teknis : Membersihan polutan udara dengan reaksi kimia yang dominan.

Membersihkan gas golongan nitrogen , caranya dengan diinjeksikan Amoniak (NH3)

yang akan bereaksi kimia dengan Nox dan membentuk bahan padat yang mengendap.

Untuk menjernihkan golongan belerang dipergunakan Copper Oksid atau kapur dicampur

arang.

Non Teknis : Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan rindang seperti pohon mahoni

dan pohon trembesi. untuk membantu penyerapan dan pergantian gas buang melalui

metabolism tumbuhan.

10. Timbal (Pb)

Teknis : Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi

untuk mengendapkan polutan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal

yang memakai silikon.

Non Teknis : Meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi mengenai uji emisi kendaraan

bermotor secara berkala.

11. Karbon Dioksida (CO2)

Teknis : Melakukan konservasi dan effisiensi energi pada semua unit pabrik, meliputi

proses maupun peralatan pabrik. Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi kinerja peralatan secara

periodik serta mengoperasikan dan menjaga peralatan pabrik dalam kondisi efisien, dengan emisi sekecil mungkin.

Merealisasikan Pabrik yang masih belum / berhenti beroperasi, yang menggunakan / memanfaatkan gas CO2 sebagai bahan baku atau bahan pembantu.

Memanfaatkan gas CO2 yang tersisa misalnya untuk refrigerasi , dry ice, dsb-nya. Mereduksi gas CO2 menjadi produk yang lebih bermanfaat, contohnya methanol.

Non Teknis : memaang ventilai udara sehingga udara bias keluar masuk ruangan sesuai dengan kebutuhan.

Page 4: Penanggulangan dampak pencemaran

DAPUS :

Stern AC, ed. 1968. Vol. 3. Sources of air polution and their control. New York. London.:

Academic Press 866

 J-C Vergnaud PhD, ed. 2000. The Lancet. Public-health impact of outdoor and traffic-related

air pollution: a European assessment. Volume 356, Issue 9232, Pages 795 - 801