penanganan sengatan listrik

11
PENANGANAN SENGATAN LISTRIK Pengetahuan Laboratorium Disusun Oleh : Kelompok 7 Bening Irsa Setara Bulan 331511132 D!i "melia Sa#itri 3315111321 $ir%ha "ulia &oor $a%ilah 33151112' (elisa "r%hiani 331511)71 Siti (uthi*ah 33151112+, Pen%i%ikan Kimia -eguler $akultas (atematika %an Ilmu Pengetahuan "lam .ni#ersitas &egeri /akarta 212 A. DEFINI SI SENGATAN LISTRIK 

Upload: firdha-aulia-noor-fadilah

Post on 19-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENANGANAN SENGATAN LISTRIK

Pengetahuan LaboratoriumDisusun Oleh :Kelompok 7

Bening Irsa Setara Bulan 3315111320

Dwi Amelia Savitri3315111321

Firdha Aulia Noor Fadilah

3315110126

Melisa Ardhiani3315110471

Siti Muthiah3315111298

Pendidikan Kimia Reguler

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2012A. DEFINISI SENGATAN LISTRIK

Kesetrum atau dalam bahasa ilmiah disebut sengatan listrik (electric shock)adalah sebuah fenomena dalam kehidupan. Secara sederhana kesetrum dapat dikatakan sebagai suatu proses terjadinya arus listrik dari luar ke tubuh. Sengatan listrik dapat terjadi karena kontak dari tubuh manusia dengan sumber tegangan yang cukup tinggi sehingga dapat menimbulkan arus melalui otot atau rambut. Ketika tersengat lsitrik, terdapat beda potensial (arus dari potensial tinggi ke rendah) sehingga muncul tegangan listrik antara tubuh dan lingkungan kita.Bumi atau tanah memiliki potensial yang rendah. Hal ini akan menyebabkan listrik akan selalu mencoba mengalir ke bumi dari sumber tegangan melalui konektor. Dalam kasus kesetrum, manusia berlaku sebagai konektor atau konduktor karena pada tubuh manusia komponen air paling besar presentasenya. Semakin basah atau lembab kulit manusia maka hambatan listrik kulit makin kecil sehingga akan makin mudah terjadi setrum sehingga arus listrik makin mudah mengalirKesetrum dalam pengertian sehari hari adalah menyentuh benda elektronik yang sedang aktif pada bagian logamnya. Secara fisika, kesetrum (electric shock) adalah terjadinya kontak antara bagian tubuh manusia dengan suatu sumber tegangan listrik yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan arus listrik mengalir melalui tubuh manusia tepatnya melalui otot. Selain itu arus ini sifatnya mengalir dari potesial tinggi ke potensial rendah. Dalam kasus sehari- hari sumber tegangan listrik ini memiliki potensial tinggi, sementara bumi tempat berpijak memiliki potensial rendah. Jadi, tegangan ini ingin mengalirkan arusnya ke bumi. Pada saat terjadi kontak antara manusia dengan sumber tegangan saat manusia ini menginjak bumi, maka tubuh manusia ini akan menjadi suatu konektor antara sumber tegangan dengan bumi. Perlu diingat bahwa tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, sehingga tubuh manusia merupakan konduktor yang baik.Kesetrum juga diartikan sebagai fenomena yang terjadi karena adanya arus yang resistansi dengan plasma darah dalam tubuh kita. Arus terjadi karena ada perpindahan elektron dan proton, pergerakan arus yang terhambat akan menghasilkan energi panas.Mengapa sakit jika kesetrum? Karena elektron akan berpindah semakin cepat jika ada hambatan. Elektron yg bertumpuk pada plasma darah dan tidak bisa keluar akan panas dan terbakar, sehingga sistem saraf menstimulasi otak bahwa hal tersebut adalah kesetrum.B. TERJADINYA SENGATAN LISTRIKSengatan listrik (electrocution, electrical shock) terjadi jika tubuh kita dialiri arus listrik, dan itu terjadi jika tubuh kita menjadi penghubung antara dua titik yang memiliki beda potensial listrik (dinyatakan dengan Volt). Misalnya tangan kita memegang dua kabel beda fasa, atau kabel fasa dan kabel netral, atau salah satu tangan memegang kabel fasa sementara kaki telanjang kita menginjak tanah atau lantai. Saat itulah arus listrik mengalir dari kabel ke kabel atau dari kabel ke tanah melewati tubuh kita dan kita pun merasakan apa yang sering kita sebut sebagai "kesetrum".

Selain dengan cara memegang langsung kabel yang beraliran, kesetrum juga bisa terjadi jika kita menyentuh benda-benda bersifat konduktif/penghantar listrik -misalnya casing dari suatu alat listrik- yang tanpa sengaja teraliri listrik. Alat-alat listrik normalnya memiliki sistem insulasi untuk mencegah mengalirnya listrik dari kabel atau sirkuitnya ke bagian lain dari alat itu. Namun terkadang sistem insulasi ini gagal menjalankan tugasnya karena mengalami kerusakan atau ketidaknormalan yang disebabkan berbagai hal, misalnya pemakaian yang kasar, umur alat yang sudah tua, atau memang kualitas insulasi dari alat itu sendiri yang memang buruk. Arus listrik yang mengalir keluar dari sirkuit alat itu disebut arus bocor. Arus bocor ini merupakan penyebab nomor satu orang kesetrum.

C. PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA UNTUK KORBAN SENGATAN LISTRIK Jika ada orang yang tersengat listrik, hubungi pertolongan medis jika tanda-tanda / gejala-gejala di bawah ini tampak pada korban:

Serangan jantung Masalah pada irama jantung (arrhythmias) Kegagalan bernafas Sakit dan kontraksi pada otot Epilepsi/ayan Kesemutan dan rasa geli Tidak sadar/pingsan Sementara menunggu pertolongan datang, ikuti langkah-langkah ini:1. Lihat dulu, Jangan sentuh! Tubuh korban mungkin masih teraliri listrik. Menyentuh korban akan menjadikan anda korban berikutnya.

2. Jika mungkin, matikan sumber listriknya dulu. Jika tidak bisa, jauhkan sumber listrik dari korban dan penolong dengan menggunakan benda-benda non konduktif, misalnya kayu atau plastik (pastikan benda-benda tersebut dalam keadaan kering).

3. Cek tanda-tanda sirkulasi darah pada korban (pernafasan, batuk, atau gerakan tubuh). Jika tidak ada, segera mulai lakukan CPR.

4. Cegah shock. Baringkan korban dan jika mungkin posisikan kepala korban sedikit lebih rendah dari pinggang, dan naikkan kakinya.

Perhatian Jangan menyentuh korban dengan tangan kosong jika tubuh korban masih tersentuh arus listrik. Jangan mendekati kabel-kabel tegangan tinggi sampai aliran listrik benar-benar sudah dimatikan. Jaga jarak minimal 20 kaki (6 meter) atau bahkan lebih jauh jika kabelnya berlompatan atau mengeluarkan bunga api. Jangan memindahkan korban kecuali jika korban masih terancam bahaya bila berada di tempatnya semula.

Ingat prinsip ABC : Airway (Jalan nafas), Breathing (Nafas buatan) dan Circulation (Peredaran darah) agar anda selalu ingat langkah-langkah yang dijelaskan berikut. Lakukan dua langkah pertama (AB) dengan cepat agar bisa segera mulai chest compressions untuk memulihkan Peredaran darah (C).

AIRWAY: Buka jalan nafas1. Letakkan korban terlentang di atas permukaan yang stabil.

2. Berlututlah di sebelah leher dan bahu korban.

3. Buka jalan nafas korban dengan head-tilt chin-lift maneuver (mendongakkan kepala dan mengangkat dagu korban). Letakkan salah satu telapak tangan anda di dahi korban dan dengan hati-hati dongakkan kepalanya ke belakang. Lalu gunakan tangan yang lain untuk mengangkat dagu korban ke depan dengan hati-hati untuk membuka tenggorokannya.

4. Periksa rongga mulut korban apakah ada benda-benda yang menghalangi jalan nafasnya.5. Periksa dengan cepat (tidak lebih dari 5 atau 10 detik) apakah nafas korban normal: Adakah gerakan dadanya? Dengarkan suara nafasnya, dan rasakan nafas korban dengan pipi dan telinga anda. Jika korban tidak bernafas dengan normal dan anda terlatih CPR, lakukan nafas buatan dari mulut ke mulut. Jika anda yakin korban pingsan karena serangan jantung dan anda sendiri tidak terlatih, lewati proses nafas buatan dan langsung ke proses chest compressions untuk memompa jantung dan memulihkan peredaran darah.

BREATHING: Berikan nafas buatan pada korban. Nafas buatan bisa dilakukan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung jika mulut korban terluka parah atau tidak bisa dibuka.

1. Dengan jalan nafas korban sudah terbuka (hasil dari langkah pertama) tutup lubang hidung korban rapat-rapat dengan jari telunjuk dan ibu jari dan tempelkan mulut anda (terbuka) ke mulut korban yang terbuka sedemikian rupa sehingga tidak ada celah yang memungkinkan udara keluar dari sela-sela mulut anda dan korban saat anda meniupkan udara ke mulut korban.

2. Bersiaplah untuk memberikan dua tiupan nafas buatan: Berikan tiupan pertama selama satu detik dan lihat apakah dada korban naik. Jika ya berikan tiupan yang kedua. Jika tidak berarti jalan nafas korban belum terbuka atau tertutup kembali. Ulangi langkah A (head-tilt chin-lift maneuver) dulu baru berikan tiupan yang kedua.

3. Mulai chest compressions untuk memulihkan peredaran darah korban (masuk langkah C).

CIRCULATION: Memulihkan peredaran darah dengan memompa jantung (chest compressions)1. Letakkan salah satu pangkal telapak tangan anda di atas dada korban, di antara kedua putingnya. Letakkan telapak tangan yang satu lagi di atas yang pertama. Luruskan siku anda dan posisikan bahu anda tepat di atas kedua tangan anda.

2. Gunakan berat badan tubuh bagian atas anda (bukan hanya lengan anda) saat anda menekan dada korban. Tekan dengan keras dan cepat (sekitar 2x/detik) sampai sekitar 2 inci atau 5 cm ke bawah.

3. Setelah 30 kali chest compressions, ulangi langkah A (head-tilt chin-lift maneuver) dan B (2 nafas buatan seperti dijelaskan di atas). Itu semua adalah 1 siklus. Jika ada orang lain, mintalah agar dia yang memberikan 2 nafas buatan setelah anda melakukan 30 chest compressions.

4. Lanjutkan CPR sampai ada tanda-tanda pergerakan tubuh korban atau sampai tenaga paramedis mengambil alih.

D. CEDERA AKIBAT LISTRIK

Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam. Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Tubuh manusia lebih dari 60% terdiri dari cairan sehingga sangat memungkinkan untuk menjadi konduktor atau listrik yang cukup bagus. Akibat tersengat listrik adalah terbakar, kerusakan organ, masalah pada jantung dan peredaran darah dan dapat mengakibatkan kematian.

Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara: Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung

Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh

Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.Cedera bisa berupa luka bakar ringan sampai kematian, tergantung kepada:

1. Jenis dan kekuatan arus listrik. Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC).Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan (voltase) dan kekuatan arus (ampere) yang sama. DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang seringkali mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber aurs.AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang berat.2. Ketahanan tubuh terhadap arus listrik. Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran arus listrik. Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi kulit yang kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari resistensi kulit yang tipis dan lembab. Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal adalah 100 kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis. Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik.3. Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh. Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala, dan paling sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke tanah. Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan:

Kejang

Perdarahan otak

Kelumpuhan pernafasan

Perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur)

Irama jantung yang tidak beraturan.

Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.

4. Lamanya terkena arus listrik. Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang mengalami kerusakan. Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya berlangsung sangat cepat sehingga arus listrik cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan kerusakan jaringan dalam yang luas.Pencegahan

Jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak-anak

Gunakan pengaman pada colokan listrik

Ajarkan kepada anak-anak mengenai bahaya dari listrik

Ikuti petunjuk pabrik jika menggunakan alat-alat elektronik

Hindari pemakaian alat listrik pada keadaan basah

Jangan pernah menyentuh alat listrik ketika sedang memegang keran atau pipa air

Catatan:

Tubuh manusia bersifat penghantar listrik, tetapi kulit manusia dalam keadaan kering bukan penghantar listrik, ia akan berubah menjadi penghantar jika ada kelembaban (misalnya keringat). Karena itu sebelum memakai alat listrik, ada baiknya kita mengeringkan tangan kita.

Arus listrik yang berusaha melalui tubuh kita, jika tertahan oleh kulit kita yang kering, maka energi listrik itu akan berubah menjadi energi panas. Jika energi listriknya (beda potensialnya) cukup besar, maka energi panas yang terjadi akan cukup besar untuk membakar dan merusak jaringan kulit yang menghalanginya (itu sebabnya korban kesetrum seringkali mengalami luka bakar) sehingga terbukalah jalan bagi arus listrik untuk mengalir di tubuh kita.

Faktor utama yang menentukan tingkat keparahan akibat dari kejutan listrik adalah besarnya arus yang mengalir (dinyatakan dengan Ampere), lamanya tubuh korban teraliri listrik, serta organ tubuh mana saja yang teraliri listrik. Makin besar arus dan/atau makin lama listrik mengaliri tubuh korban, serta semakin vital organ yang dilalui listrik (misalnya jantung atau sistem syaraf tulang belakang), maka makin parah akibat yang dirasakan oleh korban.

Faktor lain yang juga menentukan tingkat keparahan adalah besarnya beda potensial atau voltase dan kondisi kesehatan korban sendiri sebelum tersengat listrik.

Keterangan:

CPR (Cardiopulmonary Resuscitation)

Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah suatu teknik menyelamatkan nyawa yang digunakan ketika pernafasan atau detak jantung seseorang terhenti. Idealnya, CPR terdiri dari dua unsur, yaitu Memompa jantung (chest compressions) atau disebut juga CPR tangan, dikombinasikan dengan nafas buatan dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth rescue breathing).

Tanda-tanda seseorang mengalami shock:

Kulit dingin dan berkerut. Mungkin terlihat pucat atau abu-abu.

Detak jantung lemah dan cepat. Nafas korban bisa jadi pelan dan pendek (hypoventilation), atau malah cepat dan dalam (hyperventilation). Tekanan darah di bawah normal.

Pandangan mata kosong dan mungkin terlihat seperti memandang sesuatu. Kadang-kadang pupil mata melebar.

Korban bisa sadar bisa pingsan. Jika tidak pingsan, korban mungkin merasa kesadarannya berkurang, atau sangat lemah atau kebingungan. Shock terkadang menyebabkan seseorang menjadi terlalu bersemangat (overly excited) atau gelisah.

Secara garis besar, berikut tips untuk perawatan korban sengatan listrik :

Matikan sumber daya listrik bila sumber daya listrik letaknya jauh lakukan langkah kedua.

Gunakan tongkat atau papan kering untuk menyingkirkan kontak listrik dari korban.

Jangan menyentuh korban sampai korban sudah dipisahkan dari arus listrik.

Periksa tanda pernapasan dan denyut nadi. Perhatikan apakah korban batuk atau bernapas atau ada gerakan. Jika sudah dipastikan tak ada tanda tersebut, kemungkinan telah terjadi gangguan serius.

Jika pernafasan berhenti anda dapat membantu korban dengan melakukan pernafasan buatan. Pernafasan buatan dari mulut ke mulut adalah yang paling efektif. Dengan cara anda menghembuskan udara ke paru-paru korban dengan mulut anda sendiri.

Buatlah korban dalam keadaan hangat, letakkan korban sedemikian sehingga kepala itu rendah dan gantilah pada satu sisi untuk mendorong aliran darah dan untuk menghindari hambatan bernafas.

Tutupi daerah yang terkena sengatan listrik dengan perban atau kain bersih. Jangan gunakan selimut atau handuk karena benang yang terlepas dari handuk atau selimut dapat menempel pada luka bakar.

Jika kondisi sudah stabil, korban bisa dibawa ke rumah sakit dengan ambulan.