pemulihan hati yang terluka karena seorang ayah

17

Upload: pt-visi-anugerah-indonesia

Post on 07-Apr-2016

235 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

APAKAH ANDA MENGALAMI LUKA BATIN KARENA SEORANG AYAH? Setiap anak perempuan tahu betapa pentingnya arti seorang Ayah. Dan apabila ayah mengecewakan kita, hal itu dapat sangat mempengaruhi seluruh sisa hidup kita. Entah ayah Anda mengabaikan Anda, menganiaya Anda, atau meninggalkan Anda, yang jelas akibatnya adalah menimbulkan luka yang sangat membutuhkan pemulihan. Di dalam buku ini Anda akan menemukan bantuan untuk menghadapi luka batin anda dan memperbaiki kerusakan yang ada. Topik-topik yang tercakup di dalamnya adalah KEHILANGAN AYAH ANDA MELALUI PERCERAIAN, KEMATIAN, ATAU TINDAKAN SANG AYAH YANG MENINGGALKAN KELUARGA. MELIHAT APAKAH PENYANGKALAN ITU, DAN BAGAIMANA PENYANGKALAN ITU MEMBAWA HAMBATAN BAGI ANDA. MENEMUKAN CARA UNTUK MENINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN AYAH ANDA. MENEMUKAN BAPA SURGAWI ANDA YANG SESUNGGUHNYA DAN YANG SEMPURNA.

TRANSCRIPT

Page 1: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah
Page 2: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah
Page 3: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

“Ada pemulihan dan pengharapan di dalam buku ini bagi setiap orang yang dihancurkan oleh seorang ayah yang egois. Tentunya Allah akan memakai buku ini secara luar biasa.”

—Stephen Arterburn Pendiri, New Life Ministries

“Sebagai pemimpin dalam pelayanan kaum wanita, saya telah menyaksikan dari dekat korban dalam kehidupan kaum wanita tatkala hubungannya dengan sang ayah telah rusak karena sang ayah ‘tidak berada bersamanya’.” Entah seorang wanita mengalami kehilangan sang ayah karena kematian, perceraian, tidak adanya hubungan emosional, ditelantarkan, atau sejumlah alasan lainnya, efek untuk kehidupan wanita itu dapat menghancurkan. Dengan me-makai hikmat di dalam Kitab Suci dan pengalaman praktis, Norman Wright menawarkan pengharapan dan bantuan bagi para wanita tersebut. Saya yakin hampir setiap wanita akan mengaitkan kisah hidupnya dengan kisah-kisah yang diceritakan di dalam buku ini dan akan menemukan kekuatan dalam perjalanannya menuju pemulihan dan kepenuhannya.”

—Jane Hansen Presiden/CEO, Aglow Internatioanl

Page 4: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah
Page 5: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

H. NormaN WrigHt

PEMULIHAN HATI YANG TERLUKA

KARENA SEORANG AYAH

SEORANG KONSELOR KRISTEN

YANG ANDAL MEMBERIKAN NASIHAT

YANG TELAH TERUJI OLEH WAKTU

Page 6: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

Copyright © 2005 by H. Norman Wright.Originally Published in English under the title Healing for a Father Woundby Revell, a division of Baker Publishing Group,Grand Rapids, Michigan, 49516, U.S.AAll rights reserved

Pengalih Bahasa : Ellen HanafiPenyunting : Nicholas KurniawanTata Letak : Iwan SantosaDesain Cover : Lockout Design, Inc

Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada :

PT. VISI ANUGERAH [email protected]

ISBN : 978-602-8073-17-2Cetakan pertama, Maret 2009Indonesian Edition © Visipress 2009

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa seizin penerbit.

Member of CBA IndonesiaNo : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina

Page 7: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

H. NORMAN WRIGHT adalah ahli terapi berizin resmi dalam bidang pernikahan, keluarga, dan anak. Ia juga seorang spesialis trauma bersertifikat. Sebagai seorang lulusan Westmont College, Fuller Theological Seminary, dan Pepperdine University, Dr. Wright telah menerima dua gelar doktor kehormatan dari Western Conservative Baptist Seminary dan Biola University. Ia telah mengajar sebagai dosen di graduate level di Biola University dan Talbot Seminary. Saat ini ia menjadi profesor riset pendidikan Kristen di Talbot School of Theology.

Ia adalah seorang penulis lebih dari 70 buku, termasuk buku Helping Those Who Hurt, The Perfect Catch, dan The Complete Book of Christian Wedding Vows. Dr. Wright telah merintis program konseling pernikahan di seluruh penjuru negeri dan memimpin seminar-seminar dengan banyak pokok permasalahan, termasuk di antaranya adalah tentang tindakan mempermanis pernikahan, proses membesarkan anak, dan pemulihan dari kedukaan. Kini ia berfokus pada konseling krisis dan trauma, juga tanya-jawab insiden kristis dalam komunitas yang lebih luas.

Hobinya mencakup memancing ikan bass, berkebun, dan melatih anjing golden retriever-nya, Shadow, sebagai anjing untuk terapi. Norm telah menikah selama 47 tahun de-ngan istrinya, Joyce, yang meninggal pada tahun 2007. Ia bertempat tinggal di Bakersfield, California.

Page 8: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah
Page 9: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

D A F T A R I S I

Pendahuluanix

BAB 1Masalah Hati

1

BAB 2Cara Pandang Ayah

22

BAB 3Kenangan tentang Ayah

44

BAB 4Anak-anak Perempuan Tanpa Ayah

71

BAB 5Anak-anak Perempuan Korban Perceraian

87

Page 10: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

BAB 6Ayah Saya Meninggal Dunia

100

BAB 7Meratapi Kepergian Para Ayah

119

BAB 8Menyangkal atau Tidakkah Saya?

133

BAB 9Mengubah Hubungan Anda dengan Ayah Anda

143

BAB 10Serahkan Pikiran Anda kepada Allah

165

BAB 11Mudah? Tidak! Mengampuni? Ya!

181

BAB 12Siapakah Ayah Anda yang Sesungguhnya?

201

Pesan Tambahan219

Catatan221

Page 11: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

ix

P E N D A H U L U A N

Diri Anda yang sekarang ada, adalah karena dibentuk oleh ayah Anda. Ia tak henti-hentinya mempengaruhi Anda. Ia menjadi bagian yang sangat penting dalam hidup Anda, atau sebaliknya, ia tidak hadir di tengah Anda. Ia bisa saja hanya ada dalam pikiran Anda, atau sebaliknya Anda berbincang-bincang dengannya setiap hari. Mungkin saat ini dalam berhubungan dengan pria lain, Anda sedang mencari ayah Anda atau penggantinya. Berapapun usia Anda, sangat penting untuk memahami pengaruh ayah terhadap diri Anda.

Memilih buku ini adalah tindakan yang berani. Entah itu masalah hati dengan ayah Anda sendiri, atau masalah yang dihadapi oleh seseorang yang Anda pedulikan dengan ayahnya, yang jelas Anda akan mencari jawaban, dan saya tahu hal itu bisa jadi suatu proses yang menakutkan dan menyakitkan. Membuka luka lama dan membersihkannya sungguh tidak menyenangkan. Namun, buku ini dirancang untuk menyajikan segala sesuatu yang Anda butuhkan untuk mendapatkan pemulihan dan awal yang baru bersama Allah.

Anda tidak seorang diri. Banyak orang juga sedang berjuang dengan berbagai masalah—fisik maupun emosional—yang berkaitan langsung dengan hubungan mereka dengan ayah di dunia ini. Dalam buku ini Anda akan membaca kesaksian para wanita lainnya yang mengalami luka batin seperti yang Anda rasakan dan sampai sekarang masih merasa sakit hati karena kekecewaan dalam hubungan yang hancur dengan ayah

Page 12: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

Pemulihan Hati yang Terluka karena Seorang Ayah

x

mereka. Anda juga akan mendengar bagaimana sebagian dari mereka mengalami kemenangan atas berbagai situasi yang menghancurkan secara emosi.

Anda akan mendapatkan kesempatan menghadapi berbagai ma-salah Anda sendiri dalam latihan-latihan yang diberikan di sebagian bab. Saya menyarankan Anda untuk meluangkan waktu sejenak un-tuk merenungkan dengan cermat dan kemudian mengungkapkan pengalaman-pengalaman unik Anda itu dengan kata-kata. Anda akan takjub dengan betapa bermanfaatnya cara itu, mencurahkan perasaan Anda dan mempraktikkan sebagian saran yang diberikan. Jika Anda tidak mengabaikan latihan-latihan yang bermanfaat ini, Anda akan jauh lebih cepat mengalami pemulihan.

Sebagai seorang ahli terapi kristiani, saya telah menyaksikan kehancuran yang berasal dari hubungan manusia yang tidak harmonis. Inilah sebabnya saya menulis buku ini. Saya ingin melihat Anda dan banyak orang lainnya seperti Anda terbebas dari penderitaan itu. Selama bertahun-tahun saya menjadi mengerti betapa pentingnya bagi kita untuk memiliki kemauan menghadapi berbagai hal yang kita bahkan tidak ingin mengakui hal itu sebagai masalah kita. Saya ingin membantu Anda untuk mengerti dampak yang ditimbulkan oleh ayah Anda pada hidup Anda (baik atau buruk) dan menunjukkan kepada Anda betapa pengalaman-pengalaman yang Anda miliki bersamanya telah mempengaruhi sebagian keputusan yang Anda buat semasa dewasa sekarang. Bahkan cara Anda memandang kehidupan sebagian besar dipengaruhi oleh interaksi dan pengalaman keluarga Anda.

Dalam praktik konseling saya, saya juga mendapatkan kesem-patan menyaksikan Allah sebagai Bapa surgawi yang telah menjamah banyak hati yang sangat berani untuk menghadapi kepedihan hati mereka. Saya menyaksikan Dia memulihkan situasi yang tampaknya sudah tidak berpengharapan dengan kuasa-Nya yang istimewa dan kasih karunia-Nya. Dan bahkan tatkala hubungan antara wanita itu dan ayahnya tidak dapat dipulihkan, saya menyaksikan Allah memenuhi kebutuhan terdalam wanita itu dan memulihkan luka batinnya dengan cara yang tidak disangka-sangka olehnya.

Kondisi ini kadangkala merupakan peperangan yang panjang

Page 13: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

Pendahuluan

xi

dan menjemukan bagi Anda. Namun, jangan putus asa. Anda dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik meski dihadapkan pada segala permasalahan yang dibawa oleh ayah Anda ke dalam hidup Anda. Kuncinya adalah mengetahui bahwa ayah Anda sadar akan keberadaan Anda dan rindu untuk menggantikan apa yang telah hilang. Tidak pernah ada kata terlambat untuk itu. Kehidupan yang baru tidak mengisyaratkan kepedihan yang saat ini Anda rasakan. Jangan biarkan kekecewaan-kekecewaan di masa lalu merusak sisa hidup Anda.

Saya berharap bab-bab berikutnya ini tidak hanya akan memberi-kan kepada Anda pandangan sekilas tentang beragam masalah yang bisa muncul ketika ayah Anda mengabaikan Anda, tetapi juga memberikan bantuan konkret dalam mengatasi semua itu. Kabar baiknya adalah tidak ada luka batin atau kekecewaan yang dapat mengalahkan kita jika kita percaya kepada seseorang lainnya yang sempurna dan mengasihi kita tanpa syarat: Bapa surgawi kita. Saya doakan semoga buku ini akan mengantar Anda kepada-Nya.

Page 14: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

1

Bab 1

Masalah hati

Saya ingin mengawali bab pertama ini dengan kisah June. Dalam banyak hal, kisahnya mencerminkan jeritan anak-anak perempuan seperti Anda yang tak terhitung banyaknya, yang berjuang menghadapi pengaruh seorang ayah yang tidak ada di sisi mereka. Dari tahun ke tahun mereka menangis: Ayah, ke manakah engkau? Siapakah engkau?

Putra saya telah lahir lima tahun yang lalu. Ia seorang anak yang sehat dan penuh semangat. Setidaknya, ia tampak sehat saat lahir. Namun, beberapa hari kemudian kami mendapati ia memiliki cacat. Cacatnya tidak kelihatan. Tak seorangpun dapat melihatnya. Namun, cacat itu ada dan serius. Ada lubang di jantung hatinya. Ia lahir dengan kondisi seperti itu. Seminggu setelah mengetahui kecacatannya, para dokter mengoperasi dadanya dan membenahi lubang di jantung hati kecilnya. Ia dapat melanjutkan hidupnya dengan normal. Ia bahkan tidak menyadari bahwa ia mempunyai lubang di jantung hatinya.

Saya berharap saya pun dapat berkata sama seperti putra saya. Putra saya dan saya memiliki kesamaan. Kami berdua memiliki lubang di jantung hati kami. Ia dilahir-kan dengan cacat itu dan sudah disembuhkan. Saya tidak dilahirkan dengan cacat itu, tetapi selama masa kanak-

Page 15: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

Masalah Hati

2

kanak lubang itu muncul dan semakin membesar seiring pertumbuhan saya. Lubang ini belum sembuh walaupun saya telah berusaha membenahinya. Ini bentuk lubang yang berbeda dengan lubang putra saya. Lubang di jantung hati saya adalah dalam bentuk ayah saya. Pembedahan fisik tidak akan membenahi lubang itu. Lubang itu membutuhkan semacam pembedahan atau pemulihan emosi agar lambat laun lubang itu menutup. Saya tidak yakin bagaimana menjalani proses itu. Saya bingung. Apakah ini disebabkan oleh ayah saya yang menyentuh hidup saya dan sepertinya menghancurkan apa yang dikerjakannya atau mengerjakan apa yang gagal ia kerjakan bertahun-tahun silam? Saya cuma menginginkan jantung hati yang utuh. Sayang sekali tidak ada cangkok jantung hati untuk penyakit jenis ini.

Ada banyak anak perempuan yang kehilangan sesuatu yang seharusnya diberikan oleh ayah mereka. Atau sang ayah menanggapi keberadaan mereka dengan cara-cara yang tidak seharusnya ditanggung oleh putri-putri mereka. Atau ia hanya menghilang suatu hari dari kehidupan mereka dan tidak muncul kembali. Pengalaman yang mana-pun dapat menciptakan sebuah lubang yang tampaknya tidak dapat diisi oleh apapun yang lain. Jika Anda mengira bahwa hanya Anda yang mengalami hal ini, bahwa kepedihan hati Anda ini unik bagi Anda dan keluarga, saya berharap buku ini akan menunjukkan kepada Anda bahwa cara berpikir Anda ini salah. Dengarkan kisah wanita lainnya di bawah ini tentang pengaruh ayah mereka—kadangkala secara positif dan ka-dangkala secara negatif—di masa kanak-kanak mereka.

Hubungan saya dengan Ayah tidaklah utuh, terjaga, ter-tutup, dan menyedihkan. Ia seorang yang pandai, lucu, peka, dan menyenangkan secara pribadi ketika dalam kondisi tenang, tetapi ia menjadi mudah marah, tak dapat diduga, kasar, pemarah, menyedihkan, merusak ketika ia mabuk. Perbuatan mabuknya ini semakin meningkat seiring bertambahnya waktu.

Page 16: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

Pemulihan Hati yang Terluka karena Seorang Ayah

3

Selama ini ayah saya dan saya memiliki hubungan yang baik. Ia selalu memegang standar yang tinggi, tetapi standarnya itu selalu masuk akal. Saya menganut standar yang sama sampai hari ini—pengharapan bahwa manusia harus senantiasa berusaha melakukan yang terbaik, bersikap sopan, berkelakukan baik, dan membentuk diri mereka sendiri, tetapi juga tidak mengizinkan ambisi menghalangi kebahagiaan. Saya bisa berbicara dengan ayah saya tentang apapun dan merasa sangat nyaman saat meminta nasihatnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keuangan, politik, dan kehidupan secara umum. Hubungan kami menjadi semakin dekat saat saya bertambah dewasa karena kami sama-sama menyukai sejarah dan dapat bercakap-cakap dengan enak mengenai hal-hal penting. Selain itu, kami telah bertumbuh secara rohani pada lima hingga sepuluh tahun belakangan ini. Saya hanya merasakan kenyamanan dalam hubungan kami secara umum meskipun tentu saja ada saat-saat ketika kami tidak sepakat sepenuhnya dalam banyak hal, seperti yang terjadi dalam hubungan ayah-anak manapun.

Ayah saya tidak berada di samping saya secara emosi. Saya tidak ingat pernah mendiskusikan pergumulan-pergumulan atau masalah-masalah dengannya atau mencari nasihatnya. Saya ingat pernah meminta nasihatnya tentang pacar suatu kali ketika saya menempuh pendidikan di college. Dengan kesadaran saya memutuskan untuk memberinya kesempatan memberi saya nasihat karena saya berpikir bahwa mungkin selama ini ia tidak memberikan nasihat apapun karena saya tidak pernah meminta. Saya ingat responsnya ketika ia benar-benar tidak dapat menjawab pertanyaan saya, dan ketika saya harus memutuskan karena ini adalah hidup saya. (Tampak jelas bahwa ia tidak nyaman memberi saya nasihat.) Ia tidak ada di sisi saya untuk membantu mengerjakan PR atau memberikan nasihat tentang apapun seperti memilih kelas,

Page 17: Pemulihan Hati yang Terluka Karena Seorang Ayah

Masalah Hati

4

pilihan aktivitas ekstrakurikuler, berbagai kemungkinan karier, minat-minat saya atau tujuan hidup, keputusan moral, pilihan college, perbaikan mobil, belanja kebutuhan rumah tangga. Kendati saya berprestasi baik di sekolah (nilai A dan B silih berganti) dan sangat bertanggung jawab, saya tidak ingat ayah saya pernah memberikan pujian atau pengakuan, kecuali pada kesempatan-kesempatan yang langka dan hanya ketika didorong oleh ibu saya. (Sebagai catatan positif, saya tahu bahwa semasa saya dewasa, ia bangga pada saya dan saya tahu bahwa ia mengasihi saya. Saya amati betapa ia melontarkan banyak pertanyaan tentang berbagai hal dalam hidup saya dan berusaha untuk mengenal saya. Saya terharu dengan semua ini.)

Ayah saya menyertai kehidupan saya mulai sejak lahir hingga saya berusia sekitar enam setengah tahun. Saya mencapai usia lima tahun ketika adik perempuan saya yang berusia dua tahun meninggal dunia. Ayah saya memanjakan saya, menggendong saya di lengannya atau di bahunya. Ia baik hati, penuh kasih, sangat sabar, dan sangat kuat. Pada usia enam setengah tahun, ayah saya bercerai, dan saya tidak melihatnya lagi sampai saya berusia empat belas tahun. Waktu itu saya tidak mengenalnya lagi dan merasa takut. Jarak antara ayah saya dan saya semakin lebar ketika saya bertambah besar. Saya mulai melihat betapa sikap ayah sedemikian tidak hormat dan menyakitkan saat itu dan di masa lalu terhadap ibu saya. Saya mengalami masa yang sulit untuk menyatukan antara ayah yang saya cintai semasa kecil dan ayah yang saya kenal hari ini. Saya merasa malu dengan sebagian hal yang ia lakukan, tetapi saya masih ingin membelanya sampai akhir hayat. Hal ini sungguh menyakitkan.

Ayah saya tidak ada di samping saya. Sampai saya berusia tiga belas tahun, ia keluar rumah mulai pagi-pagi sekali, setelah