pemuda dan gemar membaca

13
BAB I PENDAHULUAN Saat ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi persaingan menjadi semakin kompetitif. Era informasi yang ditandai dengan terjadinya ledakan informasi menjadikan tantangan masyarakat Indonesia ke depan semakin berat. Kini informasi tersebar melalui berbagai macam dan ragam bentuk media mulai dari cetak maupun elektronik yang semakin canggih. Kondisi ini semakin menuntut kita untuk semakin cerdas dan terampil dalam mengakses/menggunakan, mengolah hingga memanfaatkan informasi sesuai dengan kebutuhan. A. Latarbelakang Masalah Rendahya minat baca masyarakat Indonesia menjadi tantangan terbesar bagi bangsa ini untuk mampu bersaing di era informasi. Sebab untuk menuju masyarakat yang cerdas dan terampil dalam menggunakan informasi terlebih dahulu harus memiliki tradisi atau budaya membaca yang kuat. Sebab budaya membaca merupakan pondasi dasar dalam mewujudkan masyarakat yang melek informasi, tanpa budaya baca generasi yang cerdas dan terampil berinformasi (melek informasi) tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa di era informasi ini adalah salah satunya dengan membangun kualitas sumber daya manusia yang memiliki bekal ketrampilan berinformasi dengan terlebih dahulu membangun pondasi dasarnya yakni budaya membaca. B. Permasalahan Adapun persoalannya adalah aktivitas membaca pada mayoritas masyarakat Indonesia saat ini belum menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari atau belum menjadi tradisi atau budaya. Membaca maupun mengakses informasi 1

Upload: just-rio

Post on 01-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Peran Pemuda dalam gerakan gemar membaca

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Saat ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi persaingan menjadi semakin kompetitif. Era informasi yang ditandai dengan terjadinya ledakan informasi menjadikan tantangan masyarakat Indonesia ke depan semakin berat. Kini informasi tersebar melalui berbagai macam dan ragam bentuk media mulai dari cetak maupun elektronik yang semakin canggih. Kondisi ini semakin menuntut kita untuk semakin cerdas dan terampil dalam mengakses/menggunakan, mengolah hingga memanfaatkan informasi sesuai dengan kebutuhan.

A. Latarbelakang MasalahRendahya minat baca masyarakat Indonesia menjadi tantangan terbesar bagi bangsa ini untuk mampu bersaing di era informasi. Sebab untuk menuju masyarakat yang cerdas dan terampil dalam menggunakan informasi terlebih dahulu harus memiliki tradisi atau budaya membaca yang kuat. Sebab budaya membaca merupakan pondasi dasar dalam mewujudkan masyarakat yang melek informasi, tanpa budaya baca generasi yang cerdas dan terampil berinformasi (melek informasi) tidak akan pernah terwujud. Oleh karena itu langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan daya saing bangsa di era informasi ini adalah salah satunya dengan membangun kualitas sumber daya manusia yang memiliki bekal ketrampilan berinformasi dengan terlebih dahulu membangun pondasi dasarnya yakni budaya membaca.

B. PermasalahanAdapun persoalannya adalah aktivitas membaca pada mayoritas masyarakat Indonesia saat ini belum menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari atau belum menjadi tradisi atau budaya. Membaca maupun mengakses informasi baru sebatas hobby atau kebiasaan mengisi waktu luang atau bahkan karena keterpaksaan tuntutan pekerjaan atau profesi yang digelutinya. Bukan berdasarkan pada kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan atau kualitas diri agar mampu bersaing di era global ini. Dengan kata lain budaya membaca masyarakat kita belum berkualitas. Sehingga perlu adanya sebuah perubahan tradisi atau budaya dari masyarakat yang budaya membacanya belum berkualitas menuju kearah yang lebih berkualitas. Dari yang sekedar membaca untuk menambah pengetahuan atau wawasan menjadi membaca yang mampu menghasilkan pengetahuan baru atau minimal mampu memberikan nilai lebih pada diri si pembaca.

1C. TujuanDengan demikian membangun budaya membaca sama halnya dengan melakukan perubahan social Disinilah peran para pemuda sangat dinantikan. Pemuda dengan segala potensi besarnya harus mampu mengambil peran dalam upaya menumbuhkan minat dan budaya baca ditengah-tengah masyarakat. Sebab seperti apa yang diungkapkan oleh Mantan Presiden Soekarno yang hingga kini masih sering dikutip yakni "Berikan padaku sepuluh pemuda, maka aku akan sanggup merubah dunia". Bukan bermaksud sesumbar atau sekedar mencari sensasi tentunya Bung Karno mengatakan hal itu. Mengingat betapa pentingnya peran atau posisi pemuda yang merupakan salah satu dari unsur masyarakat yang dalam strata menengah atau masyarakat muda yang memiliki potensi dalam suatu negara yang disebut-sebut sebagai tulang punggung bangsa. Mengapa demikian? hal itu tidak terlepas dari potensi masyarakat yang sungguh luar biasa. Mulai dari segi usia, pemikiran, semangat dan idealisme para pemuda sungguh sangat istimewa.

BAB IIPEMBAHASAN

Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda Bangsa ini. Kaum Muda Indonesia adalah masa depan Bangsa ini. Karena itu, setiap Generasi Muda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan faktor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa.

Pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan ditegakkan di negara kita, peranan para mahasiswa dan para Generasi Muda Indonesia sangat penting untuk kemajuan bangsa. Khusunya untuk terselenggaranya kemerdekaan bangsa ini. Bahkan sampai setelah kemerdekaan negara kita dikumandangkan, para Generasi Muda dan para mahasiswa tetap ikut serta dalam memajukan negara. Kepedulian mereka terhadap kondisi negara yang saat itu dalam masa penjajahan sangatlah tinggi demi kemajuan Negara.

Dalam konteks kekinian peran pemuda justru semakin besar peluangnya untuk menjadi aktor perubahan. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi menjadikan dunia semakin dipenuhi beraneka ragam informasi sehingga dunia tak ubahnya menjadi lautan informasi. Kamajuan teknologi khususnya teknologi informasi telah banyak merubah wajah dunia sehingga tuntutan SDM berkualitas yang mampu bersaing di era informasi ini menjadi PR besar bangsa ini. Lahirnya generasi melek informasi adalah sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar karena tantangan Era informasi yang tak dapat dihindari.

Menurut salah seorang penggagas Gerakan Indonesia Membaca, Deni Prianto, kebangkitan bangsa-bangsa selalu didasari kebangkitan spritual dan pemikiran. Kemudian, disusul pergolakan masif. Kondisi ini tidak mungkin lahir tanpa didorong inspirasi dan pencerahan, yang umumnya diperoleh melalui membaca. "Tidaklah berlebihan bila membaca itu menjadi rahasia kebangkitan sebuah bangsa," kata Deni

3

BAB IIISTUDI KASUS

Ada banyak cara dan strategi yang dapat dilakukan oleh para pemuda untuk dapat menjadi agen perubahan khususnya dalam membagun budaya membaca di masyarakat kita. Diantaranya adalah ;

Pertama; membudayakan membaca mulai dari diri sendiri. Para pemuda harus menyadari dengan sungguh-sungguh akan arti pentingnya budaya baca di era informasi saat ini. Sehingga dengan kesadaran tersebut akan mampu membangun kesadaran orang lain tentang pentingnya budaya membaca. Namun kesadaran saja tidaklah cukup jika tanpa dibarengi dengan langkah nyata, yakni dengan banyak membaca dan membekali diri agar cerdas dan terampil dalam mengelola informasi sesuai dengan kebutuhan. Sehingga mampu menjadi pemuda yang luas wawasan, kaya referensi dan memiliki kesadaran akan informasi yang tinggi.

Mulai dari membiasakan diri sendiri kemudian keluarga, kerabat, sahabat dan handai taulan untuk terus membudayakan membaca dimana saja, kapan saja dan bersama siapa saja. Pemuda harus berani tampil dan menunjukkan betapa pentingnya budaya membaca bagi pribadi, keluarga, masyarakat maupun bangsa dan Negara untuk saat ini dan terlebih untuk masa yang akan datang.

Kedua: menjadi pelopor, pelangsung maupun penyempurna agenda pembangunan negeri ini. Berbekal kesadaran dan ketrampilan yang dimiliki para pemuda sudah seharusnya harus mau dan mampu tampil menjadi pelopor di lingkungannya dengan cara menularkan skill informasinya mulai dari sekedar berbagi informasi, menularkan ketrampilan yang dimiliki hingga mendirikan lembaga, yayasan atau komunitas yang berkaitan dengan upaya membangun budaya membaca

4Taman Bacaan Masyarakat merupakan sarana pembelajaran bagi masyarakat, sarana hiburan (rekreasi), dan pemanfaatan waktu secara efektif dengan memanfaatkan bahan bacaan dan sumber informasi lain. Salah satunya TBM Ronaa didirikan di Kecamatan Metro Pusat Kota Metro yang bertujuan untuk memberikan layanan bahan bacaan bagi masyarakat dalam rangka pelaksanaan program pengembangan budaya baca. seperti yang ada pada Lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ronaa di kecamatan Metro Pusat dengan membuka program program yang bermitra dengan masyarakat dan pemerintah, dalam hal sanggar belajar, life skill Taman Pendidikan, Taman Bacaan Masyarakat yang bermitra dengan Pemerintah yaitu Dinas Dikbudpora Kota Metro. Di dalam setiap kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan warga belajar secara khusus dan masyarakat sekitar secara umum dapat memanfaatkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ronaa, seperti sewaktu mereka senggang di waktu istirahat dalam melaksanakan pembelajaranProgram Kesetaraan dan keaksaraan atau bagi walimurid yang sedang menanti anak-anaknya pulang dari Pendidikan baca al quran, maka mereka dapat menyempatkan menunggu sambil membaca bacaan yang ada pada Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ronaa.

Ketiga; giat dan gigih dalam memperjuangkan terwujudnya budaya membaca dilingkungannya dengan mendorong pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk turut serta dalam upaya meningkatkan budaya baca masyarakat. Termasuk para wakil-wakil rakyat yang turut andil dalam penyusunan undang-undang. Kalangan penerbit, toko buku, penulis, pihak swasta dan berbagai elemen masyarakat lainnya agar turut serta dalam upaya tersebut.

Selalu menggunakan kesempatan ataupun moment-moment yang ada semisal yang ada di Kota Metro seperti halnya dalam acara Care Free day disana ada Forum Taman Bacaan Masyarakat, atau bermitra dengan komunitas-komunitas baca yang ada di Kota Metro atau pun yang lainnya untuk selalu mengkampayekan dan menyerukan semangat membangun budaya membaca di negeri ini. Dengan begitu harapannya pemuda benar-benar mampu menjadi aktor perubahan dilingkungannya dengan jalan membangun budaya membaca menuju masyarakat informasi. Bermodal semboyan : Think Globaly and Act Localy Berpikir global bertindak local serta berprinsip Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai dari sekarang. Tentunya budaya membaca bukan suatu hal yang mustahil untuk diwujudkan di negeri ini.

BAB IVPENUTUP

Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi dalam upaya meningkatkan intelektualitas.

Minat membaca harus melekat pada diri setiap masyarakat untuk meningkatkan intelegensi dalam rangka menuju masyarakat informasi dalam menyongsong dunia tanpa batas (globalisasi). Karena membaca memiliki peran yang sentral dalam pengembangan masyarakat, maka budaya baca harus ditanamkan sedini mungkin melalui pendidikan formal Informal dan non formal.

Membaca adalah tuntutan dalam segala lini pendidikan, baik pendidikan masyarakat hingga pendidikan tinggi (PT). Kebiasaan membaca buku dapat menjadi suatu culture dalam masyarakat untuk meningkatkan intelektualitas, dalam memecahkan suatu masalah. Masyarakat dan pemuda adalah agent of change yang dituntut untuk dapat membangun budaya baca sebagai identitas dan pengembangan masyarakat di era teknologi informasi ini. Dan untuk menjadi masyarakat yang dihormati serta yang bertanggungjawab, masyarakat dan pemuda harus berperan berusaha dalam meningkatkan minat bacanya

6.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah taufiq dan Hinayah Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam perlombaan Jambore PTK-PNFI Kota Metro.

Harapan penyusun semoga makalah yang cukup sederhana ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penyusun dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depan dapat lebih baik lagi.

Makalah ini penyusun akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang penyusun miliki sangatlah kurang. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat penyusun harapkan kepada para pembaca kiranya dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Metro, April 2015Penyusun,

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN1A. Latar belakang Masalah1B. Permasalahan1C. Tujuan2

iiiBAB II PEMBAHASAN3

BAB III STUDI KASUS4

BAB IV PENUTUP6

iiiLAMPIRAN

PERANAN PEMUDA DALAM MEWUJUDKANBUDAYA BACA DI ERA TEKNOLOGI DAN INFORMASI

Disusun Oleh :PUTERA DARMAWAN, S.Pd

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) RONAATAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM)R O N A AKOTA METROTAHUN 2015

7