pemisahan metilen biru dan fluorescein menggunakan kromatografi kolom
DESCRIPTION
Laporan pemisahan kimiaTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMISAHAN KIMIA
PERCOBAAN KE 79 November 2013
(ELEKTROGRAVIMETRI)
(Anggie Puspita/110332406434)
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA2013
Elektrogravimetri
TUJUANDapat memahami proses pemisahan tembaga dari suatu senyawa dengan menggunakan
teknik elektrogravimetri
DASAR TEORIElektrogravimetri adalah suatu metode yang menggunakan arus listrik (secaraelektrolisis)
untuk mengendapkan analit pada sebuah elektroda. Proses elektrolisis yangdilakukan
menggunakan dua buah elektroda (anoda dan katoda). Salah satu dari elektrodatersebut berfungsi
sebagai elektroda kerja yang fungsinya bergantung pada reaksi pengendapan yang terjadi. Jika
reaksi pengendapan yang terjadi adalah reaksi reduksi makaelektroda kerja berfungsi sebagai
katoda. Sedangkan jika reaksi yang terjadi adalah reaksioksidasi maka elektroda berfungsi
sebagai anoda.Pada percobaan ini yang dianalisis adalah ion Cu2+ yang diendapkan pada
elektrodamenurut reaksi : Cu2+ + 2e Cu
. Elektron yang terlibat pada reaksi tersebut berasal dariarus listrik. Arus listrik diberikan sampai
seluruh ion Cu2+ yang terdapat dalam larutanmengendap secara kuantitatif sebagai logam
tembaga pada elektroda kerja. Selisih beratelektroda kerja yang konstan sebelum dan setelah
proses elektrolisis adalah berat tembagayang terdapat dalam sampel. Potensial elektroda kerja
selama proses elektrolisis harus dijaga pada nilai tertentu untuk mencegah senyawa elektroaktif
lain dalam larutan ikut mengendap pada elektroda kerja.
Sebagian besar metode elektroanalisis didasarkan pada sifat–sifat elektrokimia dari suatu
larutan. Hal ini mengingat bahwa suatu larutan elektrolit yang terdapat dalam suatu bejana yang
dihubungkan dengan dua buah elektroda akan memberikan arus listrik yang disebabkan oleh
adanya perbedaan potensial. Dalam sel elektrolisis, reaksi oksidasi reduksi berlangsung dengan
spontan, dan energi kimia yang menyertai reaksi kimia diubah menjadi energi listrik. Bila
potensial diberikan pada sel dalam arah kebalikan dengan arah potensial sel, reaksi sel yang
berkaitan dengan negatif potensial sel akan diinduksi. Dengan kata lain, reaksi yang tidak
berlangsung spontan kini diinduksi dengan energi listrik. Proses ini disebut elektrolisis. Salah
satu aplikasi dari proses elektrolisis adalah proses pengendapan pada suatu katoda. Proses ini
biasa disebut dengan elektrogravimetri, sebagai contoh adalah proses pelapisan suatu logam.
Dalam proses ini, logam akan dipisahkan melalui reduksi pada katoda sebagai unsur
ALAT DAN BAHANAlat
Amplas
Gelas kimia
Elektroda karbon
Elektroda Cu
Sumber tegangan
Amperemeter
Voltmeter
Stopwatch
Gelas ukur
Timbangan
Bahan
Larutan CuSO4 0,1 M
Larutan CuSO4 0,05 M
LANGKAH KERJA1. Pada percobaan ini yang pertama dilakukan adalah mengambil larutan CuSO4 0,1 M
sebanyak 50 mL dengan menggunakan gelas ukur 50 mL dan ditampung dalam gelas beaker 50 mL.
2. Selanjutnya disiapkan elektroda karbon dan dibersihkan dengan menggunakan amplas. Kemudian elektroda karbon ditimbang.
3. Disiapkan rangkaian eletrolisis dengan sumber listrik 6V pada voltmeter. Eletroda karbon dirangkai katoda (+) dan anoda (-). Setelah itu dirangkai pula amperemeter pada elektroda. Setelah semua siap, elektroda dicelupkan pada larutan CuSO4 dan voltmeter dinyalakan (stopwatch dijalankan).
4. Dicatat besar arus yang digunakan, beda potensial, dan waktu percobaan. Pada percobaan ini, elektrolisis dilakukan selama masing-masing 25 menit.
5. Diulangi percobaan diatas dengan mengganti larutan CuSO4 0,1 M dengan larutan CuSO4 0,05 M.
6. Pada percobaan ini, sumber listrik divariasi 6V dan 2V.7. Dicatat semua data percobaan dan reaksi dalam elektrolisis. Setelah selesai proses
elektrolisis, elektroda ditimbang.
DATA DAN ANALISIS PERCOBAAN
Langkah Kerja Data Pengamatan Kesimpulan
50 mL CuSO4 0,1 M
Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL
Elektroda karbon dibersihkan dan ditimbang
Elektroda dicelupkanpada larutan
Dirangkai dengan sumber listrik 6V dan amperemeter
Dilakukan elektrolisis Dicatat pengamatan,
arus listrik, beda potensial dan waktu yang diperlukan
Hasil
50 mL CuSO4 0,05 M
Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL
Elektroda karbon dibersihkan dan ditimbang
Elektroda dicelupkanpada larutan
Dirangkai dengan sumber listrik 6V dan amperemeter
Dilakukan elektrolisis
Larutan CuSO4 = biru muda
Berat awalKatoda = 1,65 gAnoda = 1,28 g
V = 6 VI = 6 At = 25 menitPada anoda : terdapat gelembung gasPada katoda : terdapat endapan berwarna coklat
Berat akhirKatoda = 1,66 gAnoda = 1,28 g
Larutan CuSO4 = biru muda
Berat awalKatoda = 1,64 gAnoda = 1,28 g
V = 6 VI = 6 At = 25 menitPada anoda : terdapat gelembung gasPada katoda : terdapat endapan berwarna coklat
Hasil
Dicatat pengamatan, arus listrik, beda potensial dan waktu yang diperlukan
Berat akhirKatoda = 1,71 gAnoda = 1,28 g
50 mL CuSO4 0,1 M
Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL
Elektroda karbon dibersihkan dan ditimbang
Elektroda dicelupkanpada larutan
Dirangkai dengan sumber listrik 4V dan amperemeter
Dilakukan elektrolisis Dicatat pengamatan,
arus listrik, beda potensial dan waktu yang diperlukan
Hasil
Larutan CuSO4 = biru muda
Berat awalKatoda = 1,64 gAnoda = 1,27 g
V = 4 VI = 4 At = 25 menitPada anoda : terdapat gelembung gasPada katoda : terdapat endapan berwarna coklat
Berat akhirKatoda = 1,65 gAnoda = 1,27 g
50 mL CuSO4 0,05 M
Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL
Elektroda karbon dibersihkan dan ditimbang
Elektroda dicelupkanpada larutan
Dirangkai dengan sumber listrik 4V dan amperemeter
Larutan CuSO4 = biru muda
Berat awalKatoda = 1,64 gAnoda = 1,27 g
V = 4 VI = 4 At = 25 menit
DISKUSI
Pada percobaan pemisahan kali ini yaitu tentang penetapan jumlah ion tembaga
dengan kromatografi penukar kation. Proses pertama resin yang telah tersedia didalam
kolom dicuci terlebih dahulu dengan aquades. Eluat yang keluar pada saat pencucian
ditampung didalam Erlenmeyer yang telah berisi 3 tetes indicator mo. Penambahan
aquades melebihi 25 mL yang dicantumkan dalam prosedur. Hal ini dikarenakan resin
belum netral sehingga membutuhkan aquades lebih, eluat yang telah netral ditandai
dengan perubahan warna darimerah muda menjadi kuning. Guna pencucian ini adalah
agar resin bersih dari pengotor serta membasahi resin agar lebih mudah bereaksi.
Proses selanjutnya penambahan CuSO4 0,1 M yang berwarna biru sedikit demi
sedikit kedalam kolom sampai 10 mL. Resin yang digunakan mempunyai gugus aktif H+,
yang nantinya akan dipertukarkan dengan ion Cu2+ dari larutan CuSO4. Dalam proses
penambahan ini terjadi perubahan warna pada resin yang semula berwarna hijau
kekuningan menjadi hijau kebiruan. Perubahan warna menunjukkan bahwa terjadi
pertukaran ion dalam resin dengan ion Cu2+ yang terjadi secara stokiometri. Dengan
reaksi:
Res-SO3H + Cu2+ → (Res-SO3)2Cu + H+
Setelah larutan CuSO4 masuk, eluat yang keluar dikumpulkan dalam Erlenmeyer
yang telah diisi dengan 3 tetes indikator mo dan sedikit akuades,larutan mo berwarna
merah jingga. Campuran eluat dan indikator mo ini berwarna pink yang membuktikan
bahwa eluat bersifat asam. Eluat ini kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1M dan
eluat berubah menjadi warna kuning. Titrasi pertama NaOH yang dibutuhkan sebesar 3,2
Hasil
Dilakukan elektrolisis Dicatat pengamatan,
arus listrik, beda potensial dan waktu yang diperlukan
Pada anoda : terdapat gelembung gasPada katoda : terdapat endapan berwarna coklat
Berat akhirKatoda = 1,66 gAnoda = 1,27 g
mL. Sedangkan titrasi yang kedua pada proses kedua diperoleh data sebesar 16,2 mL.
Perbedaan yang cukup jauh dari titrasi pertama dan kedua kemungkinan dipengaruhi oleh
larutan CuSO4 0,1 M yang terkontaminasi, karena pada saat itu larutan berwarna biru tua.
Untuk menentukan massa dari ion Cu2+ digunakan perhitungan sebagai berikut:
M 1. v1=M 2.v 2
MNaOH . vNaOH=MCuSO 4. vCuSO4
0,1 M .9,7 ml=M 2.10 ml
M 2=0,097 M
M= molvolume
0,097 M= mol0,01 l
mol=0,00097 mol
mol=massaMr
0,00097=massa65,37
massa Cu 2+¿0,063409 gram
Proses yang terakhir yaitu regenerasi resin dengan menambahkan 10 ml larutan
HCl 6M dan 25 ml akuades. Fungsi regenerasi adalah agar resin bersih. Eluat yang
dihasilkan berwarna biru , hal ini dikarenakan ion Cu2+ didalam resin ikut terbawa HCl
6M sehingga resin kembali berwarna kuning kehijauan.
Dari titrasi, dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut
DAFTAR RUJUKAN
Zakia, Neena. 2013. Petunjuk Praktikum Pemisahan Kimia. Malang : Universitas Negeri Malang.
Ibnu, M. Sodiq, dkk.2004. Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang.