pemisahan dan pemurnian zat cair

7
LAPORAN PERCOBAAN I PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR Distilasi dan Titik Didih I. Tujuan 1. Menentukan distilat metanol dan air dengan distilasi sederhana 2. Menentukan distilat sikloheksana dan toluen dengan distilasi bertingkat 3. Menghitung indeks bias distilat murni dari beberapa zat II. Teori Dasar Distilasi merupakan proses pemurnian zat cair yang prinsipnya berdasarkan perbedaan titik didih komponen dalam campuran. Scara umum titik didih adalah suhu ketika jumlah tekanan parsial di atas fasa cair sama dengan tekanan luar pada sistem. Penurunan tekanan luar atau penaikan tekanan parsial menyebabkan larutan mendidih pada suhu lebih rendah. Jika yang terjadi adalah peningkatan tekanan luar atau penuruan tekanan parsial, hasil yang ditimbulkan adalah larutan mendidih dalam suhu lebih tinggi. Seperti informasi yang diungkapkan oleh hukum Raoult tentang komposisi fasa uap di atas permukaan zat cair X’ A = fraksi mol A dalam fasa uap = P A /P total X’ B = fraksi mol B dalam fasa uap = P B /P total

Upload: khairudinn

Post on 29-Jun-2015

1.168 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR

LAPORAN PERCOBAAN I

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR

Distilasi dan Titik Didih

I. Tujuan

1. Menentukan distilat metanol dan air dengan distilasi sederhana

2. Menentukan distilat sikloheksana dan toluen dengan distilasi bertingkat

3. Menghitung indeks bias distilat murni dari beberapa zat

II. Teori Dasar

Distilasi merupakan proses pemurnian zat cair yang prinsipnya berdasarkan perbedaan

titik didih komponen dalam campuran. Scara umum titik didih adalah suhu ketika jumlah

tekanan parsial di atas fasa cair sama dengan tekanan luar pada sistem. Penurunan

tekanan luar atau penaikan tekanan parsial menyebabkan larutan mendidih pada suhu

lebih rendah. Jika yang terjadi adalah peningkatan tekanan luar atau penuruan tekanan

parsial, hasil yang ditimbulkan adalah larutan mendidih dalam suhu lebih tinggi.

Seperti informasi yang diungkapkan oleh hukum Raoult tentang komposisi fasa uap di

atas permukaan zat cair

X’A= fraksi mol A dalam fasa uap = PA/Ptotal

X’B= fraksi mol B dalam fasa uap = PB/Ptotal

Pemanasan pada suhu yang sama, zat cair dengan titik didih lebih rendah akan menguap

lebih dahulu karena energi yang diperlukan untuk berubah fasa lebih sedikit, sehingga zat

tersebut terdistilasi pertama kali, dilanjutkan dengan komponen yang titik didihnya lebih

tinggi. Uap yang terbentuk akan mengalir melalui pipa distilasi, kemudian dikondensasi

agar suhunya agar didapat zat murni dengan fasa cair.

Adanya zat pengotor pada zat murni mempengaruhi penuruan tekanan uap dari zat murni.

Hal ini terjadi karena penurunan tekanan uap mempengaruhi titik didih zat yang semakin

tinggi.

Destilasi sederhana ialah, proses distilasi yang tidak melibatkan kolom fraksinasi, atau

pemisahan zat murni dari zat – zat volatile dengan perbedaan titik didih paling sedikit

750C

Page 2: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR

Gambar 1

Skema alat distilasi biasa

(http://www.scienceclarified.com/images/uesc_04_img0195.jpg)

Distilasi bertingkat ialah, adanya tambahan kolom fraksinasi dalam sistem distilasi.

Dengan menggunakan proses destilasi ini pemisahan zat murni dengan zat – zat volatile

tidak harus mempunyai perbedaan yang jauh.

Gambar 2

Skema alat distilasi bertingkat

(http://image.wistatutor.com/content/organic-compounds/fractional-distillation.gif)

Distilasi azeotrop adalah, proses destilasi pada campuran azeotrop, yaitu campuran dua

atau lebih komponen yang sulit dipisahkan. Meskipun sulit untuk dipisahkan dengan cara

Page 3: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR

biasa terdapat cara yang lain yang memungkinkan untuk pemisahan zat itu antaralain

menggunakan tekanan tinggi.

III. Cara Kerja

Kalibrasi termometer

TERMOMETER

Dimasukkan pada gelas kimia 400 ml

Diaduk(ditunggu 10 sampe 5 menit)

JikaJika pembacaan berada pada

Trayek 10C dibawah/diatas 00C

Termometer bisa dipakai

Jika pembacaan melebihi trayek

Termometer tidak bisa dipakai

Distilasi biasa

Isi zat yang ingin didistalasikan

(misal Air dengan Metanol)

Peralatan telah dipilih dan dirangkai sesuai kebutuhan

Kurang lebih 40 ml larutan dimasukkan dalam labu

Masukkan labu didih

Residu

DikondenBerdasarkan umur

Dicatat suhu & waktu

Distilasi

Ditampung

Distilasi bertingkat

Peralatan distilasi bertingkat berbeda sedikit dengan distilasi biasa, yaitu dengan

penambahan kolom fraksinasi. Percobaan yang dilakukan sama dengan proses

distilasi biasa, tetapi kali ini yang digunakan adalah campuran sikloheksana-

toluen. Suhu dicatat untuk setiap 5 ml distilat yang ditampung.

Page 4: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR

IV. Data Pengamatan

Distilasi biasa

Tabung Suhu (oC) Indeks bias

Pertama 66

Kedua 74 1.331

Ketiga 80 1.333

Keempat 84 1.339

Tabel 1

Data pengamatan distilasi biasa

Distilasi bertingkat

Tabung Suhu (oC) Indeks bias

Pertama 37 1.428

Kedua 62 1.431

Ketiga 66 1.436

Tabel 1

Data pengamatan distilasi bertingkat

V. Pengolahan Data

Dari data yang diperoleh melalui percobaan, dapat kita hitung suhu rata-rata distilat.

Suhu rata-rata distilat metanol-air:

indeks bias rata-rata:

Sedangkan untuk suhu rata-rata distilat campuran sikloheksana-toluen yang didistilasi

menggunakan distilasi bertingkat:

dengan indeks bias rata-rata:

Page 5: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR

VI. Pembahasan

Pada percobaan ini proses distilasi sederhana dan distilasi bertingkat dipakai. Dari hasil

proses distilasi ini akan digunakan sebagai menentukan indeks bias suatu zat, semakin

tinggi indeks biasnya maka semakin tinggi juga kemurnian suatu zat tersebut.

Hasil pengukuran indeks bias bervariasi, disebabkan oleh kemurnian zat yang berbeda

dengan kemurnian zat lain

VII. Kesimpulan

1. Distilat metanol-air adalah metanol, karena titik didihnya lebih rendah dari air, yaitu

64.7°C.

2. Distilat sikloheksana-toluen adalah sikloheksana, karena titik didihnya lebih rendah

dari toluen, yaitu 80.74°C.

3. Indeks bias distilat murni metanol-air adalah 1.334, dan sikloheksana-toluen adalah

1.431

VIII. Daftar Pustaka

Mayo, D. W., Pike, R.M., Trumper, P.K., Microscale Organic Laboratory, 3 rd edition,

John Wiley & sons, New York, 1994, p.61-71;132-141

Pasto, D., Johnson, C., Miller,M Experimentand and Technique in Organic Chemistry,

Prentice Hall Inc., New Jersey, 1992, p.47-55;396-398

Page 6: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR