pemisahan dan pemurnian zat cair
TRANSCRIPT
![Page 1: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/5571f96749795991698f7dd5/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PERCOBAAN I
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR
Distilasi dan Titik Didih
I. Tujuan
1. Menentukan distilat metanol dan air dengan distilasi sederhana
2. Menentukan distilat sikloheksana dan toluen dengan distilasi bertingkat
3. Menghitung indeks bias distilat murni dari beberapa zat
II. Teori Dasar
Distilasi merupakan proses pemurnian zat cair yang prinsipnya berdasarkan perbedaan
titik didih komponen dalam campuran. Scara umum titik didih adalah suhu ketika jumlah
tekanan parsial di atas fasa cair sama dengan tekanan luar pada sistem. Penurunan
tekanan luar atau penaikan tekanan parsial menyebabkan larutan mendidih pada suhu
lebih rendah. Jika yang terjadi adalah peningkatan tekanan luar atau penuruan tekanan
parsial, hasil yang ditimbulkan adalah larutan mendidih dalam suhu lebih tinggi.
Seperti informasi yang diungkapkan oleh hukum Raoult tentang komposisi fasa uap di
atas permukaan zat cair
X’A= fraksi mol A dalam fasa uap = PA/Ptotal
X’B= fraksi mol B dalam fasa uap = PB/Ptotal
Pemanasan pada suhu yang sama, zat cair dengan titik didih lebih rendah akan menguap
lebih dahulu karena energi yang diperlukan untuk berubah fasa lebih sedikit, sehingga zat
tersebut terdistilasi pertama kali, dilanjutkan dengan komponen yang titik didihnya lebih
tinggi. Uap yang terbentuk akan mengalir melalui pipa distilasi, kemudian dikondensasi
agar suhunya agar didapat zat murni dengan fasa cair.
Adanya zat pengotor pada zat murni mempengaruhi penuruan tekanan uap dari zat murni.
Hal ini terjadi karena penurunan tekanan uap mempengaruhi titik didih zat yang semakin
tinggi.
Destilasi sederhana ialah, proses distilasi yang tidak melibatkan kolom fraksinasi, atau
pemisahan zat murni dari zat – zat volatile dengan perbedaan titik didih paling sedikit
750C
![Page 2: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/5571f96749795991698f7dd5/html5/thumbnails/2.jpg)
Gambar 1
Skema alat distilasi biasa
(http://www.scienceclarified.com/images/uesc_04_img0195.jpg)
Distilasi bertingkat ialah, adanya tambahan kolom fraksinasi dalam sistem distilasi.
Dengan menggunakan proses destilasi ini pemisahan zat murni dengan zat – zat volatile
tidak harus mempunyai perbedaan yang jauh.
Gambar 2
Skema alat distilasi bertingkat
(http://image.wistatutor.com/content/organic-compounds/fractional-distillation.gif)
Distilasi azeotrop adalah, proses destilasi pada campuran azeotrop, yaitu campuran dua
atau lebih komponen yang sulit dipisahkan. Meskipun sulit untuk dipisahkan dengan cara
![Page 3: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/5571f96749795991698f7dd5/html5/thumbnails/3.jpg)
biasa terdapat cara yang lain yang memungkinkan untuk pemisahan zat itu antaralain
menggunakan tekanan tinggi.
III. Cara Kerja
Kalibrasi termometer
TERMOMETER
Dimasukkan pada gelas kimia 400 ml
Diaduk(ditunggu 10 sampe 5 menit)
JikaJika pembacaan berada pada
Trayek 10C dibawah/diatas 00C
Termometer bisa dipakai
Jika pembacaan melebihi trayek
Termometer tidak bisa dipakai
Distilasi biasa
Isi zat yang ingin didistalasikan
(misal Air dengan Metanol)
Peralatan telah dipilih dan dirangkai sesuai kebutuhan
Kurang lebih 40 ml larutan dimasukkan dalam labu
Masukkan labu didih
Residu
DikondenBerdasarkan umur
Dicatat suhu & waktu
Distilasi
Ditampung
Distilasi bertingkat
Peralatan distilasi bertingkat berbeda sedikit dengan distilasi biasa, yaitu dengan
penambahan kolom fraksinasi. Percobaan yang dilakukan sama dengan proses
distilasi biasa, tetapi kali ini yang digunakan adalah campuran sikloheksana-
toluen. Suhu dicatat untuk setiap 5 ml distilat yang ditampung.
![Page 4: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/5571f96749795991698f7dd5/html5/thumbnails/4.jpg)
IV. Data Pengamatan
Distilasi biasa
Tabung Suhu (oC) Indeks bias
Pertama 66
Kedua 74 1.331
Ketiga 80 1.333
Keempat 84 1.339
Tabel 1
Data pengamatan distilasi biasa
Distilasi bertingkat
Tabung Suhu (oC) Indeks bias
Pertama 37 1.428
Kedua 62 1.431
Ketiga 66 1.436
Tabel 1
Data pengamatan distilasi bertingkat
V. Pengolahan Data
Dari data yang diperoleh melalui percobaan, dapat kita hitung suhu rata-rata distilat.
Suhu rata-rata distilat metanol-air:
indeks bias rata-rata:
Sedangkan untuk suhu rata-rata distilat campuran sikloheksana-toluen yang didistilasi
menggunakan distilasi bertingkat:
dengan indeks bias rata-rata:
![Page 5: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/5571f96749795991698f7dd5/html5/thumbnails/5.jpg)
VI. Pembahasan
Pada percobaan ini proses distilasi sederhana dan distilasi bertingkat dipakai. Dari hasil
proses distilasi ini akan digunakan sebagai menentukan indeks bias suatu zat, semakin
tinggi indeks biasnya maka semakin tinggi juga kemurnian suatu zat tersebut.
Hasil pengukuran indeks bias bervariasi, disebabkan oleh kemurnian zat yang berbeda
dengan kemurnian zat lain
VII. Kesimpulan
1. Distilat metanol-air adalah metanol, karena titik didihnya lebih rendah dari air, yaitu
64.7°C.
2. Distilat sikloheksana-toluen adalah sikloheksana, karena titik didihnya lebih rendah
dari toluen, yaitu 80.74°C.
3. Indeks bias distilat murni metanol-air adalah 1.334, dan sikloheksana-toluen adalah
1.431
VIII. Daftar Pustaka
Mayo, D. W., Pike, R.M., Trumper, P.K., Microscale Organic Laboratory, 3 rd edition,
John Wiley & sons, New York, 1994, p.61-71;132-141
Pasto, D., Johnson, C., Miller,M Experimentand and Technique in Organic Chemistry,
Prentice Hall Inc., New Jersey, 1992, p.47-55;396-398
![Page 6: PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082319/5571f96749795991698f7dd5/html5/thumbnails/6.jpg)