pemimpin idaman menyambut pemilu 2014

3
Pemimpin Idaman Menyambut PEMILU 2014 Pemilu 2014 sudah di depan mata dan saatnya bangsa Indonesia Syarat menjadi presiden itu tidaklah mudah, disamping kemapanan ilmu dan pengalaman, mental sebagai pemimpin juga sangat dibutuhkan. Saat ini rakyat Indonesia mulai mengenal figur calon-calon presiden yang sudah mulai mempropagandakan diri dengan mengumbar janji-janji di seantero media massa. Siapapun yang terpilih di 2014 harus mengadakan pembaharuan dan perbaikan atas kepemerintahan periode 2009-2014. Pihak manapun belum bisa menilai figur seperti apa yang kelak terpilih sebagai presiden di 2014 –dan bagaimana sifat kepemimpinan mereka, apakah ia akan menjadi pemimpin yang memandang sebelah mata rakyat yang ia pimpin, amanat penderitaan rakyat, atau ia akan mampu menjadi pemimpin yang bijak dan mengabdi sepenuh-penuhnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang dipimpinnya Kita membutuhkan pemimpin yang memiliki kriteria-kriteria ideal untuk situasi paling mendesak yang dihadapi bangsa ini, serempak kriteria tersebut harus berlaku juga, doable dan applicable dalam meniti masa depan bangsa ini jauh ke depannya. Membawa bangsa ini melewati tahun-tahun kelam maupun tahun- tahun cemerlang, sampai akhirnya mampu mencapai cita-cita bangsa secara utuh seperti yang diharapkan dan sudah tercatat manis dalam Pancasila, UUD 1945 dan APBN. Melihat kondisi bangsa Indonesia yang semakin carut-marut, tentu rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki keberanian, bijaksana (arif), dan memiliki Spiritual keagamaan (religius) yang tinggi. Ke-3 kriteria tersebut akan saling menguatkan satu sama lainnya dalam pembentukan karakter pemimpin bangsa yang visioner. Kecarut-marutan bangsa dapat ditandai dengan banyaknya pejabat elit politik yang tersandung kasus korupsi kolusi dan nepotisme, sehingga

Upload: lutfi

Post on 16-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pemimipin itu harus merakyat

TRANSCRIPT

Pemimpin Idaman Menyambut PEMILU 2014Pemilu 2014 sudah di depan mata dan saatnya bangsa Indonesia Syarat menjadi presiden itu tidaklah mudah, disamping kemapanan ilmu dan pengalaman, mental sebagai pemimpin juga sangat dibutuhkan. Saat ini rakyat Indonesia mulai mengenal figur calon-calon presiden yang sudah mulai mempropagandakan diri dengan mengumbar janji-janji di seantero media massa. Siapapun yang terpilih di 2014 harus mengadakan pembaharuan dan perbaikan atas kepemerintahan periode 2009-2014. Pihak manapun belum bisa menilai figur seperti apa yang kelak terpilih sebagai presiden di 2014 dan bagaimana sifat kepemimpinan mereka, apakah ia akan menjadi pemimpin yang memandang sebelah mata rakyat yang ia pimpin, amanat penderitaan rakyat, atau ia akan mampu menjadi pemimpin yang bijak dan mengabdi sepenuh-penuhnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang dipimpinnya Kita membutuhkan pemimpin yang memiliki kriteria-kriteria ideal untuk situasi paling mendesak yang dihadapi bangsa ini, serempak kriteria tersebut harus berlaku juga, doable dan applicable dalam meniti masa depan bangsa ini jauh ke depannya. Membawa bangsa ini melewati tahun-tahun kelam maupun tahun-tahun cemerlang, sampai akhirnya mampu mencapai cita-cita bangsa secara utuh seperti yang diharapkan dan sudah tercatat manis dalam Pancasila, UUD 1945 dan APBN.

Melihat kondisi bangsa Indonesia yang semakin carut-marut, tentu rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki keberanian, bijaksana (arif), dan memiliki Spiritual keagamaan (religius) yang tinggi. Ke-3 kriteria tersebut akan saling menguatkan satu sama lainnya dalam pembentukan karakter pemimpin bangsa yang visioner. Kecarut-marutan bangsa dapat ditandai dengan banyaknya pejabat elit politik yang tersandung kasus korupsi kolusi dan nepotisme, sehingga berefek pada lambannya proses pembangunan Nasional dalam skala makro (besar). Tak hanya itu, yang ditakutkan oleh kalangan publik dalam hal ini civil society atau masyarakat yang berada di tingkatan grassroot (bawah) adalah korupsi berubah wujud menjadi cultur (budaya), karena walaupun banyaknya pejabat korup yang sudah divonis oleh komisi pemberantasan korupsi (KPK), namun putusan ini tidak memberikan efek jera bagi pejabat lainnya.. Sungguh ironis, jika dalam moment yang akan menjadi catatan sejarah baru bagi Bangsa Indonesia di tahun 2014, tidak di kawal secara serius oleh semua pihak yang terkait di dalamnya untuk menghasilkan pemimpin bangsa yang baik dan benar, serta pemimpin bangsa yang bisa membawa rakyatnya pada kemanusiaan yang adil dan beradab, pemimpin yang bisa mempersatukan rakyatnya dari berbagai golongan, pemimpin yang bisa membawa rakyatnya untuk senantiasa bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan permasalahan, pemimpin yang bisa berlaku adil dalam ranah sosial, demi terwujudnya kesejahteraan rakyat Indonesia yang selama ini di nilai masih banyaknya Rakyat Indonesia hidup dibawah garis kemiskinan. Pemimpin yang ragu dan lemah dalam memutuskan suatu kebijakan, maka akan melahirkan kebijakan yang kontraproduktif, sehingga banyak rakyat Indonesia yang dirugikan oleh putusan tersebut.

Oleh karenanya, untuk menjaga putusan-putusan pemimpin bangsa yang bersebrangan dengan Undang-Undang Dasar 1945, maka perlu adanya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang selama ini hilang ditelan oleh oknum politisi busuk di dalam sistem pemerintahan. Ke-2, Indonesia butuh aturan dalam rekruitment kepemimpinan secara Integral (mendalam). ini artinya tidak ada kompromistik dalam seleksi calon pemimpin Bangsa. Dan ke-3, Indonesia butuh gerakan yang massif dalam wilayah pencerdasan peserta pemiliu, guna membangun paradigma baru akan pentingnya pemimpin yang memiliki Integritas untuk kemajuan Bangsa dan Negara