pemikiran m. fethullah gulen dalam · pdf filedan urgensi menuntut ilmu. ii ... manfaat bagi...

71
PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM PENDIDIKAN ISLAM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh: ALI SAHIN NIM. 109011000300 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: phamdang

Post on 06-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN

DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh:

ALI SAHIN

NIM. 109011000300

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN

DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

ALI SAHIN

NIM. 109011000300

Di Bawah Bimbingan

Dr. Khalimi, M.Ag.

NIP. 1965 0515 1994 03 1006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Page 3: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi
Page 4: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul

“Pemikiran M. Fethullah Gulen dalam Pendidikan Islam” yang disusun oleh ALI

SAHIN, NIM 109011000300, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

telah disetujui kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada 5 Desember

2013.

Jakarta, 5 Desember 2013

Dosen Pembimbing

Dr. Khalimi, M.Ag.

NIP. 1965 0515 1994 03 1006

Page 5: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi
Page 6: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi
Page 7: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

i

ABSTRAK

Ali Sahin, NIM 109011000300. "Pemikiran Muhammed Fethullah

Gulen dalam Pendidikan Islam". Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pendidikan merupakan modal utama dalam kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi muda yang baik, begitupun

sebaliknya. Disinilah peran berbagai pihak dalam pelaksanaan proses pendidikan.

Pihak tersebut bukan hanya diperankan oleh seorang guru yang mengajarkan

pendidikan di sekolah, melainkan semua pihak baik itu orang tua, maupun

masyarakat. ketiga pihak itulah yang bertanggung jawab pada pendidikan seorang

anak.

M. Fethullah Gulen Hocaefendi membawa konsep pendidikan yang

mengintegrasikan sains dengan agama, yaitu memadukan ilmu sains dengan ilmu

agama karena keduanya tidak bisa dipisahkan.. Pendidikan yang bukan hanya

fokus pada kecerdasan kognitif melainkan pendidikan yang lebih menekankan

pada aspek karakter peserta didik.

Setelah data terkumpul dan tercatat dengan baik, maka langkah selanjutnya

adalah menganalisa data. Proses analisa data dimulai dari menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu buku karya M. Fethullah Gulen, serta

wawancara. Kemudian, data tersebut dibaca, dipelajari secara cermat. Lalu

dideskripsikan dengan memberikan gambaran, penafsiran dan uraian.

Hasil penelitian yang penulis lakukan adalah konsep pendidikan Islam yang

digagas oleh M. Fethullah Gulen, meliputi urgensi pendidikan, tujuan pendidikan,

metode pendidikan, kurikulum pendidikan, guru sebagai pendidik, peserta

didik.dan potensi peserta didik.

Dari hasil penelitian dapat disimpulan bahwa M. Fethullah Gulen

mempunyai kekhasan dalam pemikiran pendidikannya, yaitu pemikiran yang

menyandarkan segalanya kepada konse Al-Qur'an dan Hadits, baik secara tujuan,

kurikulum, metode tinjauannya terhadap pendidik, peserta didik, dan evaluasi.

Disamping itu, konsep pendidikan Islam Fethullah Gulen, lebih

menekankan pada pentingnya iman sempurna, membara cinta, menyikapi ilmu

Islam dengan logika dan perasaan, mengorbankan diri, akhlak, moral, kebersihan

hati dalam mencari ilmu pengetahuan (belajar mengajar). Artinya adalah beliau

mengatakan seorang pendidik dan orang-orang yang sedang mencari ilmu

pengetahuan, bila tidak mengorbankan dir, iman sempurna, cinta dan tidak

membersihkan hatinya terlebih dahulu maka mustahil ilmu pengetahuan tersebut

akan dapat dikuasai artinya tidak ada hasilnya bagi si pendidik dan peserta didik.

Urgensi menuntut ilmu ialah agar manusia dapat menumbuh kembangkan

potensi yang ada pada dirinya, agar nantinya tetap eksis dalam kehidupannya dan

dapat menjadi manusia yang beradab dan berakhlak. Dengan menuntut ilmu

hendaklah ia mengenal Tuhan-nya dengan sebenar-benar pengenalan. Untuk itu

maka diperlukan adanya integrasi antara ilmu agam dan sains.

Kata kunci : M. Fethullah Gulen, Pendidikan Islam dan Urgensi menuntut Ilmu

Page 8: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

ii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., Tuhan semesta

alam yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berkat rahmat, taufik dan

inayah-Nya skripsi ini dapat diselasaikan. Salawat serta salam semoga selalu

tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad saw., keluarganya, para sahabatnya,

dan semoga sampai kepada umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga

akhir zaman.

Karya judul yang berjudul Pemikiran M. Fethullah Gulen dalam

Pendidikan Islam, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan biaya telah diupayakan dengan

segala terbatasan kemampuan yang penulis miliki demi terselasaikannya skripsi

ini. Namun, kiranya hasil penilitian yang tertuang dalam skripsi ini dapat memberi

manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Selama proses penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Trabiyah dan Keguruan (FITK) serta para Pembantu

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Khalimi, M. Ag, Dosen Pembimbing skripsi, terimakasih atas segala

waktu , tenaga, ilmu, serta kesabaran yang diberikan dalam membimbing

dan mengarahkan penulis.

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis

mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.

Page 9: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

iii

5. Dr. Ali Unsal, Kepala Fethullah Gulen Chair UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terimakasih atas segala waktu, ilmu, tenaga yang diberikan dalam

mengarahkan penulis.

6. Kedua orang tua tercinta, Ali Sahin dan Azzet Sahin dengan segala

curahan cinta dan kasih sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penulis

hingga dapat menempuh jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan

tinggi dengan baik. Semoga segala jasa dan upaya yang diberikan menjadi

amal salih dan diterima di sisi Allah swt., amin.

Akhirnya, hanya kepada Allah swt., jualah semuanya dikembalikan.

Semoga segala amal yang telah mereka sumbangkan mendapat balasan yang lebih

baik menjadi tabungan kebaikan di akhirat kelak, amin.

Jakarta, Oktober 2014

Ali Sahin

Page 10: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................. 5

C. Perumusan Masalah .............................................................. 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6

E. Metode Penelitian.................................................................. 6

BAB II MENGENAL KEHIDUPAN MUHAMMAD FETHULLAH

GULEN

A. Riwayat Hidup M. Fethullah Gulen ...................................... 9

B. Pendidikan Dasar dan Kepribadian M. Fethullah Gulen ...... 11

C. Karya-karya M. Fethullah Gulen .......................................... 16

BAB III PEMIKIRAN MUHAMMAD FETHULLAH GULEN

TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pemikiran Pendidikan ......................................... 19

B. Urgensi Pendidikan ............................................................... 21

1. Pengertian Pendidikan Islam ........................................... 22

2. Tujuan Pendidikan Islam ................................................. 23

3. Materi Pendidikan ........................................................... 24

4. Metode Pendidikan.......................................................... 26

5. Kurikulum Pendidikan .................................................... 28

C. Guru Sebagai Pendidik .......................................................... 31

1. Pengertian dan Tugas Guru Sebagai Pendidik ................ 32

2. Kedudukan Guru Sebagai Pendidik ................................ 35

Page 11: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

v

D. Peserta Didik ......................................................................... 36

1. Pengertian dan Tugas Peserta Didik ................................ 36

2. Kedudukan Peserta Didik ................................................ 38

E. Potensi Peserta Didik ............................................................ 38

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF PEMIKIRAN MUHAMMAD

FETHULLAH GULEN TENTANG PENDIDIK DAN

PESERTA DIDIK DENGAN PEMIKIRAN AL-GHAZALI

A. Pendidik ................................................................................ 39

B. Peserta Didik ......................................................................... 42

C. Potensi Dasar (fitrah) Manusia dan Implikasinya terhadap

Pendidikan ............................................................................. 46

D. Kewajiban Pendidik dan Peserta Didik dalam Menuntut

Ilmu Sebagai Pengembangan Potensi Menurut M.Fethullah

Gulen dan Al-Ghazali ............................................................ 48

1. Sumber Ilmu .................................................................... 48

2. Klasifikasi Ilmu ............................................................... 50

3. Urgensi Menuntut Ilmu ................................................... 51

4. Hal-hal yang Harus Dilakukan Peserta Didik dalam

Menuntut Ilmu ................................................................. 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 54

B. Saran ...................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57

Page 12: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan

bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia

maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi

sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di

lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan

membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa dan

berakhlak mulia. Akhlak mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai

manifestasi dari pendidikan Agama.

Muhammad Alim, menjelaskan bahwa: "Pendidikan merupakan bagian

yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan

merupakan satu kebutuhan, fungsi sosial, bimbingan, sarana pertumbuhan yang

mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup. Hal demikian

membawa pengertian bahwa bagaimanapun sederhananya komunitas manusia

pasti akan memerlukan pendidikan. Dalam pengertian umum kehidupan dari

komunitas tersebut akan ditentukan oleh aktivitas didalamnya, sebab pendidikan

secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia."1

1

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim ( Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2006 ), hlm 8

Page 13: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

2

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba: "Pendidikan Islam adalah bimbingan

jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam." Dengan

pengertian yang lain sering kali beliau mengatakan kepribadian yang memiliki

nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-

nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.2

Dalam kehidupan manusia pendidikan merupakan salah satu aspek penting

dalam membentuk generasi Sebab dengan pendidikan diharapkan dapat

menghasilkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab dan mampu

mengantisipasi masa depan. Pendidikan dalam arti sempit dibatasi pada

pertemuan antara orang dewasa yang berperan sebagai pendidik, dengan anak

yang belum dewasa (anak didik). Sedangkan Pendidikan dalam makna luas

senantiasa menstimulir, menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan hidup

serta kehidupan umat manusia.3.

Pendidikan Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama

diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa

kepada Allah Subhanahu Wata'ala dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk

menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai,

disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial,

Tokoh spiritual besar dari Turki, yang oleh kalangan dekatnya disebut

sebagai Hocaefendi, adalah satu diantara beberapa tokoh Islam di dunia yang

sangat peduli dengan pendidikan Islam ini. Dalam buku Pearls of Wisdom yang

ditulis oleh M. Fethullah Gulen, beliau menyatakan seseorang yang mampu

membangun keluarganya dengan baik, maka dia mampu membangun hal besar

lain dengan baik. Dalam buku Religious Education of the Child juga memaparkan

bagaimana cara medidik anak untuk memperoleh semangat spiritual yang tinggi

adalah dengan memberikan contoh dari orang terdekatnya yaitu orang tua. Dengan

semua itu, setiap individu sebagai orang tua akan berbuat terbaik, calon orang tua

2

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma'arif,

1962), h.23 3

Soebahar, H. Abd. Halim. Wawasan Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam mulia

2002), h. 12

Page 14: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

3

akan berusaha terus lebih baik, dan anak akan menjadi generasi yang baik, maka

Islam akan kembali berjaya di bumi ini.

Dia berusaha mendamaikan nilai-nilai tradisional Islam dengan kehidupan

modern dan Ilmu pengetahuan. M. Fethullah Gulen berpendapat bahwa kita perlu

menjelaskan Islam melalui sains dan fakta ilmiah, karena sebagian orang hanya

menerima alasan-alasan tersebut. Karena kaum materialistis dan anti-religius

berusaha menggunakan sains untuk menentang agama dan menganggap ide-ide

mereka lebih prestis daripada seharusnya. Agar kita dapat berargumentasi dengan

orang-orang tersebut. Keberhasilan dan kesuksesan terbesar Gülen adalah

mendidik generasi muda dalam ilmu-ilmu sains dan agama sehingga mampu

mengentaskan mereka dari kebodohan dan membentengi mereka dari penyakit-

penyakit spiritual. Ketika mengajar, Gülen lebih memusatkan pada cinta, iman,

dan sunnah Nabi. Selain itu dia juga menjelaskan tentang penyucian diri, kriteria

dan prinsip dasar hizmet, melayani masyarakat, konsep kunci tasawuf seperti

taqwa, taubat, zuhud, ikhlas, muraqaba, istiqamah, tawakkal, tawadu', syukur,

ihsan, sabar, dan ma'rifah.

Dalam diri sosok ulama paripurna kelahiran Erzurum tahun 1938 ini

tergambar perpaduan seimbang antara sosok sufi, pemikir rasional, penyair dan

pembawa pesan perdamaian. Aktivitasnya dalam bidang sosial dan keagamaan

yang telah dimulai sejak 1960-an menjadikannya tokoh paling dihormati di Turki.

Pesan-pesan perdamaiannya telah menyebar ke seantero Asia, Eropa dan

Amerika. Dia mewujudkan dalam dirinya sendiri harmoni dan toleransi. Gulen

mengingatkan banyak orang tentang pandangan inklusif Islam yang didasarkan

pada konsep sufisme dan cinta pada kemanusiaan dan bahwa Islam senantiasa

selaras dengan modernitas, demokrasi dan kemajuan4.

Buku karya pemikarannya yang inspiratif dan boleh dikata mengenalkan

pendekatan baru dan segar dalam memahami Islam.

Perhatiannya pada pendidikan dan kesejahteraan manusia diwujudkan

dengan usaha kerasnya dalam membangun berbagai lembaga pendidikan di

4

Muhammad Fethullah Gulen, Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW, (Jakarta: Murai

Kencana, 2002), h. xvi-xviii

Page 15: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

4

seluruh dunia. Beliau seperti tidak pernah kenal lelah dalam aktivitas sosial dan

keruhaniaannya.

Salah satu dari keyakinannya yang tegas adalah bahwa jika anda ingin

menguasai masa, pisahkan mereka dari pengetahuan, sebab hanya melalui

pengetahuanlah tirani dapat digulingkan. Beliau secara total mengabdikan diri

untuk memecahkan masalah-masalah sosial, dan beliau percaya bahwa keadilan

hanya dapat muncul dan dipertahankan melalui pendidikan universal yang

memadai. Melalui perkembangan inilah akan muncul pemahaman dan toleransi

yang memadai dalam masyarakat demi menghargai hak-hak orang lain. Untuk

tujuan ini beliau secara terus-menerus mendorong para elit masyarakat dan

pemimpin lokal, industrialis dan masyarakat usaha dalam komunitasnya untuk

mendukung pendidikan yang berkualitas bagi mereka yang membutuhkannya.5

Kaum muslimin pada masa kini adalah posisi mereka yang terjepit dari

berbagai penjuru. Pada masa modern ini telah berkembang dan berkuasa berbagai

paham kehidupan yang menyesatkan sebagain besar kehidupan mereka. Disadari

atau tidak, kecintaan kaum muslimin terhadap agama yang mereka anut semakin

rendah. Hanya beberapa kalangan tertentu saja yang akhir-akhir ini tampak mulai

bangkit dan mau memikirkan bagaimana menghidupkan kembali umat yang

sedang sakit berat ini.

Mahasiswa dan pelajar sekarang mudah terpengaruh oleh budaya asing,

mudah terprovakasi, cepat marah, pergaulan bebas dengan lawan jenis, banyak

dari mereka tidak lagi menaruh hormat terhadap guru-gurunya, bahkan tidak

hormat terhadap orang tua. Hal ini merupakan gambaran anak bangsa yang mulai

terancam keutuhan pribadinya.

Melihat kenyataan di atas, maka sangatlah beralasan apabila kemudian ada

kritik dari masyarakat bahwa selama ini sekolah hanya menghasilkan lulusan yang

hanya memiliki keahlian tertentu, sementara mereka tidak memiliki integritas

kepribadian sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara yang

beragama. Kondisi demikian tentunya sangat berpengaruh pada sistem pendidikan

5

Muhammad Fethullah Gulen, Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW, (Jakarta: Murai

Kencana, 2002), h.xviii

Page 16: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

5

di sekolah, terlebih di sekolah umum. Jika pengembangan intelektual yang tidak

dibarengi dengan penanaman nilai-nilai Islam yang diwujudkan dalam

pengembangan budaya agama di sekolah, maka tujuan pendidikan nasional tidak

akan tercapai dengan baik.

Pendidikan Agama khususnya Islam, sebenarnya memiliki kawasan yang

begitu luas, dengan target obsesi agar melalui pendidikan ini para siswa mampu

memahami, menghayati dan menerapkan ajaran-ajaran Islam yang termuat dalam

kitab suci Al-qur'an dan Sunnah Rasul. Kedua sumber ajaran ini sebagaimana kita

ketahui memuat segala aspek kehidupan, baik aspek ritual, intelektual, sosio

maupun lainnya. Sasaran yang ingin dicapai dan dikembangkan meliputi aspek

hati nurani agar memiliki kehalusan budi daya nalar dan pikır agar anak cerdas

dan memiliki keterampilan yang tinggi.6

Dengan melihat peran dan pemahaman M. Fethullah Gulen dalam

pendidikan Islam penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah yang ditulis

dalam bentuk skripsi yang berjudul: "Pemikiran M. Fethullah Gulen dalam

Pendidikan Islam".

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah di paparkan diatas, maka

pembatasan masalah yang akan dikaji dan diteliti adalah pada pemikiran M.

Fethullah Gulen dalam pendidikan Islam, potensi pendidik serta peserta didik dan

analisis komparatif dengan pemikiran Al-Ghazali.

C. Perumusan Masalah

Selanjutnya sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan

masalah yang akan diteliti adalah:

1. Bagaimanakah Pemikiran pendidikan Islam yang ditawarkan oleh M.

Fethullah Gulen?

2. Bagaimana Urgensi ilmu pendidikan menurut M. Fethullah Gulen?

6

Imam Suprayogo, Reformulasi Visi Pendidikan Islam, (Malang : STAIN Press, 1999),

hlm.25.

Page 17: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui Pemikiran pendidikan Islam yang ditawarkan oleh M.

Fethullah Gulen.

b. Untuk mengetahui urgensi ilmu pendidikan menurut M. Fethullah Gulen.

2. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan referensi bagi pihak universitas dan pendidik lainnya dalam

mengembangkan konsep pendidikan Islam

b. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi dunia akedemis, praktis

pendidikan dan orang-orang yang dalam dunia pendidikan Islam.

c. Bagi siswa: Membangun budi pekerti untuk berakhlak mulia, serta

mempersiapkan peserta didik untuk hidup secara layak dan berguna di

tengah-tengah komunitas sosialnya.

d. Bagi Guru: Sebagai bahan perbandingan dan masukan bagi para Pendidik

dalam memilih metode ajar yang baik.

e. Bagi Masyarakat: Memberikan sumbangsih pemikiran M. Fethullah Gulen

tentang pendidikan Islam, serta menambah khazanah khazanah

kepustakaan dalam mengkaji dan memahami salah satu konsep pemikiran

M. Fethullah Gulen.

E. Metode Penelitian

Penelitian tentang Pemikiran M. Fethullah Gulen, merupakan penelitian

yang semata-mata didasarkan pada penelitian kepustakaan (Library research).

1. Sumber Data

a. Data primer adalah "Çekirdekten Çınara, Ruhumuzun Heykelini Dikerken

dan Sonsuz Nur” karya M. Fethullah Gulen tentang pemikiran beliau

dalam pendidikan Islam.

b. Data sekunder diperoleh dari para tokoh pendidikan, yang berbicara

tentang, baik secara umum maupun khusus dari tokoh pendidikan barat

Page 18: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

7

maupun Islam yang menulis tentang pendidikan Islam dalam pemikiran M.

Fethullah Gulen.

2. Teknik Pengumpulan Data

Langkah yang ditempuh untuk mengumpulkan data adalah dengan

melakukan pengumpulan literatur melalui tulisan-tulisan M. Fethullah Gulen

sendiri maupun tokoh pendidikan lainnya.

3. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul yaitu berupa buku-buku

atau literatur yang berhubungan dengan judul yang akan diteliti, maka

diadakan pengolahan, dengan tujuan agar data yang telah terkumpul mudah

disajikan dalam susunan yang baik dan rapi, untuk kemudian baru dianalisis.

Dalam pengolahan data ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Penyuntingan (Editing)

Semua data yang telah terkumpul diadakan pemeriksaan apakah terdapat

kekeliruan atau data yang tidak lengkap, palsu. Artinya dalam teknis ini

penulis mengadakan pemeriksaan terhadap data-data yang sudah

terkumpul yang kemudian kelompokkan mana data tersebut yang sesuai

dengan penelitian penulis dengan tujuan agar mengetahui data tersebut asli

atau tidak.

b. Pengkodean (Coding)

Proses selanjutnya adalah memberikan tanda dengan tujuan adalah untuk

mengetahui mana data yang sama atau tidak. Proses adalah dimana penulis

memberikan kode atau tanda terhadap data yang sudah terkumpul dan yang

sudah dicek kesesuainnya dengan judul penelitian.

4. Teknik Analisa Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya diadakan

klasifikasi dari beberapa bagian masih terpencar dalam berbagai tulisan baik

data sekunder, maupun data primer maka dilakukan penalaran dan pemikiran,

Page 19: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

8

kemudian disajikan dengan metode deskriptif analitis yang kemudian, disusun

menjadi sebuah kesatuan yang utuh sebagai konsep pendidikan Islam yang

baik bagus lugas juga mudah dipahami dan dimengerti.

Page 20: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

9

BAB II

MENGENAL KEHIDUPAN

MUHAMMAD FETHULLAH GULEN

A. Riwayat Hidup M. Fethullah Gulen

Muhammad Fethullah Gulen lahir pada tahun 27 April 1941 di Korucuk,

sebuah desa kecil di Anatolia yang berpenduduk hanya sekitar 60-70 kepala

keluarga. Dan beliau masih hidup. Desa ini termasuk distrik Hasankale (Pasinler)

dalam wilayah provinsi Erzurum.

Leluhur Gulen berasal dari distrik Ahlat

(Khalat) yang bersejarah dan termasuk

dalam wilayah provinsi Bitlis yang

terletak di kaki gunung. Pada zaman

dulu, keturunan Rasulullah Saw. Ada

yang berhijrah ke Bitlis untuk

menyelamatkan diri dari kezaliman

penguasa Daulah Umayyah dan Daulah

Abbasiyyah. Di tempat itu mereka

menjadi pembimbing moral bagi masyarakat sehingga semangat ke-Islaman

merasuk ke dalam jiwa suku-suku Turki yang tinggal di kawasan ini.

Fethullah Gulen lahir di keluarga yang sangat agamis dan sarat akan

semangat ke-Islaman dari pasangan suami-istri yang sangat ta'at. Kakeknya yang

bernama Syamil Agha sosok yang mencerminkan sikap sungguh-sungguh dan

Page 21: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

10

teguh dalam beragama. Sosok inilah yang memiliki ikatan sangat kuat dengan

sang Cucu, Fethullah Gulen.

Ayah Gulen bernama Ramiz Gulen. Semasa hidupnya, Ramiz Gulen

terkenal sebagai pribadi yang berpengatahuan tinggi, taat, dan cerdas. Tidak

pernah sekali pun Ramiz Gulen melewatkan waktunya untuk melakukan sesuatu

yang sia-sia. Selain itu, beliau juga terkenal dengan kemurahan hati dan

kedermawanannya.

Nenek Gulen dari pihak ayah bernama Mu'nisah Hanim. Mu'nisah dikenal

sebagai seorang tokoh wanita yang sangat taat beragama dan ketaatanya itu

tercermin dari kehidupannya sehari-hari.

Nenek Gulen dari pihak ibu bernama Khadijah Hanim. Dia berasal dari

kalangan bagsawan yang terkenal dengan kelembutan dan kesantunannya.

Ibu Gulen bernama Rafiah Hanim. Dia adalah seorang pengajar al-Qur'an

bagi kaum wanita di desanya dan terkenal dengan perangainya yang sopan dan

menyukai kebaikan.

Dalam keluarga seperti ini itulah Fethullah Gulen tumbuh dewasa. Itulah

sebabnya sejak dini dia sudah belajar membaca Al-Qur'an dari ibundanya, dan

ketika usiannya baru memnginjak empat tahun, Fethullah Gulen telah mampu

mengkhatamkan Al-Qur'an hanya dalam waktu satu bulan. Setiap tengah malam

ibundanya bangun untuk menyampaikan nasehat dan mengajari Gulen bacaan Al-

Qur'an.

Jauh sebelum dia dilahirkan, rumah yang didiami Fethullah Gulen telah

menjadi tempat berkunjung bagi banyak ulama yang tinggal di kawasan tersebut.

Ramiz Gulen ayahnya memang diketahui sangat mencintai para ulama dan gemar

bersilaturahmi dengan mereka, hingga hamper tiap hari ada saja ulama yang dia

jamu di rumahnya. Itulah sebabnya sejak Fethullah Gulen masih sangat belia, dia

telah terbiasa berkumpul bersama para ulama sampai akhirnya dia pun menyadari

bahwa dirinya tumbuh di dalam sebuah keluarga yang dihiasi dengan ilmu dan

ajaran tasawuf.

Pada saat itu, seorang ulama bernama Muhammed Lutfi dari berasal Alvar

diakui oleh Fethullah Gulen telah memberi pengaruh besar pada dirinya, sampai-

Page 22: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

11

sampai hampir setiap kata yang terlontar dari mulut Muhammed Lutfi disimak

dengan baik oleh Gulen. "Seakan-akan kata-kata beliau adalah ilham yang datang

dari alam lain," demikian komentar Gulen mengenai Muhammed Lutfi gurunya.

Bahkan setelah puluhan tahun berlalu, Fethullah Gulen pernah melontarkan

sebuah pernyataan tentang Muhammed Lutfi,"Saya dapat mengatakan bahwa saya

telah berutang banyak dari beliau atas semua yang telah beliau ajarkan dan

membentuk karakter serta kepribadian saya."

Fethullah Gulen mulai belajar bahasa Arab dan Persia dari ayahnya yang

diketahui sangat giat menelaah berbagai buku dan tidak pernah terhenti

merapalkan al-Qur'an di mana pun dia berada. Pada kesempatan tertentu, Ramiz

Gulen, ayah Fethullah Gulen, sangat mencintai Rasulullah Saw. dan banyak

membaca buku tentang sejarah beliau. Di dalam rumahnya, siapa pun dapat

menemukan tumpukan buku-buku sirah Rasulullah yang lusuh karena terlalu

sering dibaca. Itulah sebabnya, salah satu nilai terpenting yang ditanamkan Ramiz

Gulen kepada putranya, Fethullah Gulen, adalah kecintaan kepada Rasulullah

Saw. dan semua sahabat beliau. Jadi, jika Anda ingin memahami kepribadian

Fethullah Gulen, terlebih dulu harus memahami warisan paling berharga yang

diberikan ayahnya, yaitu cinta kepada Rasulullah dan para sahabat.

B. Pendidikan Dasar dan Kepribadian M. Fethullah Gulen

Takdir Allah rupanya telah menetapkan Fethullah Gulen tumbuh dewasa di

tengah kondisi yang sangat kondusif bagi pembentukan kepribadiannya sehingga

beliau pun menjadi sosok yang memiliki energi luar biasa, sangat aktif,

pemberani, berpandangan tajam terhadap sejarah, sekaligus memiliki hati yang

semangatnya tak pernah padam. Itulah sebabnya Gulen kecil tumbuh menjadi

pribadi yang sangat penyantun dan selalu menjaga hubungan baik dengan karib

kerabatnya.

Disebabkan sifatnya yang sangat peduli kepada keluarga besarnya maka

sejak remaja Gulen telah merasakan duka mendalam ketika harus menyaksikan

ada di antara kerabatnya yang kesusahan, termasuk ketika ayah kandungnya

tertimpa musibah yang disusul dengan kematian kakek dan neneknya. Semua

Page 23: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

12

kejadian itu benar-benar memengaruhi hati Gulen muda hingga nyaris

membuatnya menempuh jalan hidup sebagai seorang darwisy sufi. Untungnya

takdir Allah menuntun Gulen untuk terus mendalami semua cabang ilmu baik

yang termasuk ilmu agama dan spiritualitas, maupun ilmu-ilmu umum dan

filsafat.

Pendidikan yang telah dimulai Gulen dari rumahnya sendiri kemudian

berlanjut dalam lembaga pendidikan resmi yang terdapat di kota Erzurum.

Sementara pendidikan spiritual yang juga telah dimulai oleh ayah kandungnya,

kemudian dilanjutkan oleh Gulen dengan berguru pada M. Lutfi Efendi. Berkat

pendidikan yang diterimanya dari gurunya ini, pendidikan spiritual Gulen pun

tidak terputus dan terus berlangsung di sepanjang hidupnya secara berdampingan

dengan ilmu-ilmu ke-Islaman.

Fethullah Gulen menimba ilmu-ilmu ke-Islaman dari beberapa orang

ulama besar yang salah satu di antaranya adalah Osman Bektasi yang merupakan

seorang ahli fikih paling terkemuka di masanya. Dari gurunya ini, Gulen

mempelajari ilmu-ilmu nahwu, balaghah, fikih, ushulul fiqh, dan aqaid. Pada

masa-masa inilah, Fethullah Gulen mulai mengenal Said Nursi melalui gerakan

yang dilakukan murid-muridnya. Gerakan yang dicanangkan oleh Said Nursi pada

dasawarsa ketiga abad dua puluh ini adalah sebuah gerakan pembaruan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan.

Seiring dengan perjalanan usia Gulen yang semakin dewasa dan telaah

yang dilakukannya terhadap Risale-i Nur yang berisi misi gerakan Said Nursi

yang sangat komperhensif dan modern, pada saat yang sama, Gulen juga terus

menempuh studinya di sekolah keagamaan sehingga terbukalah segenap potensi

yang telah Allag anugerahkan kepadanya. Fethullah Gulen selalu rajin membaca

serta menelaah berbagai buku ilmu-ilmu umum yang dipelajarinya di sekolah

resmi, seperti fisika, kimia, astronomi, dan biologi. Ketekunan itulah yang

membuat Fethullah Gulen memiliki wawasan sangat luas dalam ilmu-ilmu

tersebut.

Di masa sekolah, Gulen mulai membaca buku-buku tulisan Albert Camus,

Jean Paul Sartre, Herbert Marcuse, dan berbagai karya filsuf eksistensialisme

Page 24: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

13

lainnya, Pada masa inilah Gulen mulai berkenalan dengan buku-buku yang

menjadi referensi utama bagi filsuf barat dan timur. Seluruh kondisi itu kemudian

membentuk karakter Fethullah Hocaefendi yang terkenal di tengah masyarakat

Turki.7

Setelah Muhammad Fethullah Gulen menginjak usia dua puluh tahun, dia

pun meniggalkan kota kelahirannya, Erzurum yang terletak di ujung timur Turki,

menuju kota Edirne yang menjadi gerbang bagi Turki ke dunia barat. Di kota itu,

Gulen menjadi Imam Besar di Masjid Uc Serefeli. Gulen melewati waktunya dua

tahun di masjid ini yang setengah tahun darinya dia lewati dalam kezuhudan dan

ketekunan riyadhah batin. Selama menjadi Imam Besar, Fethullah Gulen nyaris

tidak pernah meninggalkan masjid dan hanya keluar jika keadaan memang

memaksa. Padahal saat itu, tidak ada tempat khusus di dalam masjid yang dapat

menjadi tempat tinggalnya sehingga beliau pun terpaksa tidur hanya dengan

beralaskan kasur tipis tepat di bawah jendela besar yang terdapat di salah satu

sudut masjid.

Setelah menjadi Imam Besar di Edirne, Fethullah Gulen menjalani wajib

militer di Mamak dan Iskenderun sampai akhirnya dia kembali ke Edirne dan

kemudian berpindah lagi ke Kirklareli. Pada tahun 1966, Gulen berpindah lagi ke

Izmir. Fethullah Gulen memulai kiprahnya di kota Izmir dengan nmenjadi guru di

sebuah madrasah tahfizh Al-Qur'an Kestane Pazari dan madrasah Kawaizh. Pada

saat itulah Gulen berkeliling di seluruh kawasan barat Anatolia. Ketika memasuki

tahun 1970, dimulailah sebuah babak guru dalam hidupnya yang disebut "Al-

Mukhayyamat", yaitu ketika Gulen bernazar untuk membaktikan dirinya demi

berkhidmat di jalan Allah dan kemanusiaan yang dilakukannya dengan mendidik

orang-orang agar taat serta tekun beribadah kepada Allah Swt.

Melalui pengajaran yang disampaikannya, Fethullah Gulen berhasil

menggugah hati para jamaahnya sekaligus memasukkan nilai-nilai moral yang

luhur ke dalam jiwa mereka hingga membuat batin mereka kembali hidup setelah

meranggas dalam kematian. Di hadapan para jamaahnya, Fethullah Gulen menjadi

7

M. Fethullah Gulen, Cahaya Abadi Muhammad Saw. Kebanggaan Umat Manusia,

(Jakarta: Republika, 2012), h.1203-6

Page 25: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

14

ksatria yang membangkitkan semangat mereka serta memiliki pandangan tajam

yang mampu menembus relung hati mereka yang berduka. Beliau menjadi ksatria

yang tidak menyandang pedang, tetapi membawa permata kebenaran iman,

berlian ilmu pengetahuan, serta ratna mutimanikam kerinduan dan cinta. Dengan

semua itulah Gulen membimbing jamaahnya menuju penghambatan diri kepada

Allah dalam kesadaran atas kefakiran mereka di hadapan-Nya.

Pada tanggal 12 Maret 1971, Fethullah Gulen ditangkap oleh pemirintah

Turki dengan tuduhan merencanakan maker dengan cara mengubah landasan

sosial-politik yang dianut Turki, mengeksploitasi ketaatan masyarakat Turki

terhadap Islam, serta menggalang gerakan bawah tanah untuk mewujudkan niat

jahat terhadap pemirintah. Untungnya penahanan ini hanya berlangsung selama

enam bulan, karena setelah proses pengadilan dilakukan, semua tuduhan yang

diarahkan terhadap Gulen tidak terbukti.

Setelah kembali menduduki jabatanya sebagai Imam, Gulen ditugaskan di

kota Edremit di provinsi Balikesir, tapi beliau lalu dimutai ke provinsi Manisa,

dan kemudian dimutasi lagi ke kota Bornova di provinsi Izmir. Di kota ini, Gulen

menetap sampai bulan September tahun 1980. Pada tahun-tahun itulah Gulen

melakukan perjalanan keliling Turki untuk menyampaikan ceramah ilmiah dengan

topik beragam meliputi masalah agama, sosial, filsafat, dan pemikiran. Selain itu,

Gulen juga mengadakan kuliah-kuliah umum yang di dalamnya beliau menjawab

berbagai pertanyaan yang disampaikan generasi muda, khususnya dari kalangan

alumni perguruan tinggi. Ternyata, jawaban yang disampaikan Gulen dalam

kuliah-kuliah umum tersebut dapat member pencerahan bagi banyak kalangan

seperti para mahasiswa, guru, pedagang, wiraswastawan, dan berbagai profesi

lainnya. Itulah yang menyebabkan Gulen sangat disukai oleh banyak orang dari

berbagai kalangan yang kemudian menerapkan apa yang iajarkan Gulen untuk

berbakti pada agama, umat manusia, dan bangsa.

Itulah cikal-bakal sebuah gerakan yang disebut dengan Hizmet Movement

(pelayanan untuk masyarakat yang bersumber dari pemikiran Fethullah Gulen

Hocaefendi) yang melibatkan begitu banyak orang dari berbagai bidang. Tanpa

berharap pamrih dari pihak mana pun dan dengan tetap mematuhi undang-undang

Page 26: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

15

serta peraturan yang berlaku di Turki, orang-orang yang terlibat dalam gerakan ini

kemudian mendirikan sekolah-sekolah umum dan sekolah khusus untuk para

pelajar yang akan masuk perguruan tinggi. Tidak lama setelah runtuhnya Uni

sovyet, gerakan ini menyebar hamper ke seluruh dunia khususnya di kawasan

Asia Tengah. Ketikabanyak muslim lain yang tidak sempat melakukan apa-apa

buat masyarakat karena terjebak dalam debat kusir soal "Dar Al-Islam" dan "Dar

Al-Harb", Fethullah Gulen dan gerakan yang dicetuskannya telah menunjukkan

hasil nyata yang berguna bagi masyarakat banyak. Ketika Gulen ditanya tentang

masalh ini dalam kaitanya dengan Republik Turki, beliau hanya menjawab

singkat bahwa Turki adalah "dar al-khidmah". Dan, pendapat yang dilontarkan

Gulen itu ternyata dibuktinya sendiri olehnya dengan melakukan "khidmah"

bukan hanya di Turki, melainkan di pelbagi penjuru dunia. Dalam gerakan Hizmet

Movement inilah berhimpun orang-orang yang bekerja untuk masyarakat tanpa

mengharap pamrih diniawi. Bahkan dengan mengusung semboyan "Cinta dan

Sabar", orang-orang yang terlibat dalam gerakan ini tidak pernah mengharapkan

kedudukan apa pun. Tak ada waktu bagi mereka untuk bertengkar, karena mereka

sibuk dengan tindakan-tindakan positif dan kerja nyata, tanpa pernah mau

membalas keburukan dengan keburukan lainnya.

Sejak tahun 1990 Fethullah Gulen mulai menggagas sebuah gerakan

internasional dalam dialog dan toleransi antarbangsa yang jauh dari segala bentuk

fanatisme dan pemahaman yang kaku. Pada mulanya, gerakan ini dimulai di Turki

dan berlanjut ke berbagai negara lain. Gerakan dialog ini mencapai puncaknya

pada sebuah konferensi yang dilakukan di Vatikan di mana Gulen bertemu dengan

Paus Johannes Paulus II atas undangan pemimpn tertinggi Gereja Katolik Roma

ini.

Muhammad Fethullah Gulen selau meyakini bahwa revolusi informasi

yang telah mengubah dunia menjadi sebuah desa kecil tidak akan menerima

segala bentuk fanatisme dan sikap antisosial. Semua peristiwa dan perkembangan

yang terjadi di satu wilayah pasti akan berpengaruh terhadap bagian dunia

lainnya. Itulah sebabnya, umat manusia harus membuka pikiran, keyakinan, dan

prinsip yang dianutnya. Apalagi setelah runtuhnya Uni Sovyet, kekuatan yang

Page 27: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

16

mendominasi dunia adalah mereka yang menjadikan Islam dan kaum muslimin

sebagai musuh yang harus diperangi sehingga memicu munculnya ekstrimisme

dan bahkan terorisme. Kekuatan inilah yang menyebut "jihad" sebagai

"kejahatan", "perang" sebagai "kedamaian", "kezaliman" sebagai "keadilan", dan

"kebencian" sebagai "kasih saying".

Kenyataan pahit inilah mendorong Gulen untuk membuka pintu dialog dan

toleransi di tengah masyarakat Turki yang tengah menghadapi upaya adu domba

atas nama ras, suku, mazhab, agama, dan ideologi. Dengan semangat itu, Gulen

menyebarkan seruan ke arah dialog dan toleransi di semua tempat yang

didatanginya di luar Turki.

C. Karya-karya M. Fethullah Gulen

Banyak tokoh yang piawai dalam merumuskan teori, tapi kurang cakap

menerapkan teori yang mereka ciptakan itu di tengah masyarakat. Sementara itu

banyak pula tokoh yang mahir berdakwah dan menggalang gerakan, tapi tidak

memiliki pengetahuan yang memadai dan wawasan yang luas. Ada pula tokoh

tertentu yang sanggup berdiri memimpin di barisan terdepan dalam satu bidang

kehidupan, tapi tumpul dalam bidang lain. Kita sering menemukan penulis,

penyair, seniman, cendekiawan, orator, atau filsuf yang sama sekali tidak

melakukan kiprah apa-apa dalam gerakan perubahan. Ada banyak orang tertentu

yang unggul dalam bidang ekonomi atau politik, atau bahkan mampu mejadi

panglima militer, tapi ternyata mereka tak mampu berbuat apa-apa ketika mereka

harus bicara mengenai agama. Dan sebaliknya, terdapat banyak tokoh agama yang

sangat mempuni dalam mengulas berbagai masalah agama dan moral, tapi tidak

tahu apa-apa mengenai ekonomi dan sosial-politik.8

Singkatnya, kita sering melihat begitu banyak orang yang hanya unggul

dalam bidang yang dikuasainya, sehingga yang kita temukan kemudian adalah

sebuah hasil kerja yang sangat terbatas dan tidak memadai. Tapi jika Anda

mengenal Muhammad Fethullah Gulen, maka Anda tidak hanya akan menemukan

8

M. Fethullah Gulen, Cahaya Abadi Muhammad Saw. Kebanggaan Umat Manusia,

(Jakarta: Republika, 2012), h. 1206-1210

Page 28: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

17

seorang penceramah yang memiliki ribuan kaset dan video, tapi Anda akan

melihat sosok yang identik dengan Pahlawan Nur atau Pecinta Hak yang

menyebarkan kebaikan di banyak tempat melalui berbagai macam lembaga dan

yayasan yang tersebar di seluruh dunia.

Berikut ini adalah beberapa karya Muhammad Fethullah Gulen:

1. Ribuan kaset dan video berisi ceramah dan kuliah yang disampaikan dalam

berbagai kesempatan.

2. Asrin Getirdigi Tereddutler. (4 vol.; telah muncul sebagai buku buku

pertanyaan dan jawab tentang Islam)

3. Kalbin Zumrut Tepeleri. (diterjemahkan sebagai Key Concepts in the

Practice of Sufisme [dalam edisi Indonesia diterbitkan oleh Sri Gunting

dengan judul Kunci-Kunci Rahasia Sufi])

4. Cag ve Nesil. (Era sekarang dan Genarasi Muda)

5. Sonsuz Nur. (2 vol. Nabi Muhammad: Aspek-aspek Kehidupanya [dalam

edisi Indonesia diterbitkan oleh Republika dengan judul Cahaya Abadi

Muhammad Saw. Kebanggaan Umat Manusia])

6. Olcu ve Yoldaki Isiklar. (4 vol.; telah muncul sebagai Permata

Kebijaksanaan)

7. Zamanin Altin Dilimi. (Bagian Emas dari Masa)

8. Renkler Kusaginda Hakikat Tomurcuklari. (2 vol.; telah muncul sebagai

Kebenaran melalui Warna)

9. Kirik Mizrap. (Plektrum yang Retak)

10. Fatiha Uzerine Mulahazalar. (Perenungan atas surat Fatiha)

11. Inancin Golgesinde. (Esensi Iman Islam)

12. Cihad: I'layi Kelimetullah. (Berisi penjelasan ilmiah dan teoretis tentang

jihad di zaman modern)

13. Irsad Ekseni. (Berisi penjelasan mengenai bermacam metode dan teknik

yang dapat dilakukakan dalam pengerakan di zaman modern)

14. Kitap ve Sunnet Perspektifinde Kader. (Berisi penjelasan tentang takdir,

diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Qadar)9

9

http://tr.fgulen.com/content/section/30/3/

Page 29: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

18

Semua buku ini telah diterbitkan di Turki dengan jumlah mencapai 70.000

kopi dan ada pula beberapa karya Gulen yang telah diterjemahkan ke pelbagai

bahasa. Diantaranya adalah bahasa Inggris, Jerman, Indonesia, Arab, Kurdi,

Rusia, Cina, Bulgaria, Prancis, Belanda, Spanyol, Italia, Jepang, Portugal.

Page 30: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

19

BAB III

PEMIKIRAN MUHAMMAD FETHULLAH GULEN

TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pemikiran Pendidikan

Secara etimologi, pemikiran berasal dari kata "pikir" yang berarti proses,

cara, atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan

suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana.

Adapun pemikiran pendidikan adalah aktivitas yang teratur dengan

mempergunakan metode filsafat. Pendekatan tersebut dipergunakan untuk

mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan dalam sebuah

sistem yang integral.

Dengan berpijak pada definisi di atas, yang dimaksud dengan pemikiran

pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan hati yang dilakukan

secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam

pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan

yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik

secara paripurna.10

M. Fethullah Gulen menyatakan bahwa kewajiban manusia adalah

memahami (Seek Understanding), dengan jalan dan cara apapun. Gulen

10

Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Pengantar Filsafat Pendidikan

Islam dan Dakwah, (Yogyakarta: Sipress, 1993), h. 184

Page 31: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

20

mendefinisikan pendidikan sebagai proses penyempurnaan dalam hidup yang

dengannya kita bisa meraih dimensi spiritual, intelektual dan fisikal kemanusiaan.

Baginya, pendidikan adalah tugas Ilahiyah yang hanya dengan itulah kita bisa

merasakan esensi kemanusiaan. Pendidikan dalam perspektif Gulen adalah

"Special Service" yang menjadi tugas kolektif berbasis komunitas. Hal ini

disebabkan pandangannya bahwa tujuan hidup terletak pada kebaikan (baca:

berbuat baik) yang dilakukan secara bersama-sama. Pandangan Gulen tentang

pendidikan dengan demikian tersimpul dan terkait erat dengan sisi keimanannya

(fully-integrated with his belief).

Suatu kali, Gulen pernah berujar "we are only truly human if we learn,

teach and inspire others". Kita menjadi manusia hanya karena kita belajar,

mendidik dan menginspirasi orang lain. Esensi kemanusian kita dengan demikian

bukanlah akal, otak ataupun pikiran, tetapi penggunaan akal agar berguna dan

bermanfaat buat orang lain. Pendidikan berbanding lurus dan sederajat dengan

kemanusiaan kita. Gulen sering membandingkan manusia dengan hewan dalam

soal pendidikan. Hewan hanya dalam hitungan hari bisa mendapatkan

kemampuan untuk digunakan seumur hidupnya. Sementara manusia memerlukan

puluhan tahun untuk menjadi manusia yang sesungguhnya dan mengenal

Tuhannya. Bahkan ada manusia yang hingga akhir hayatnya belum mendapatkan

bekal kehidupannya.

Soal integrasi pandangannya tentang pendidikan dengan keimanan, ini

bisa dibuktikan, misalnya dengan kukuhnya pendirian Gulen tentang mustahilnya

ketidaksesuain ilmu pengetahuan modern (Science) dengan ajaran agama

(Religious Knowledge). Baginya, Agama dan Ilmu Pengetahuan bukanlah dua hal

yang berbeda (dan harus dibedakan) tetapi dua hal yang esensial dan melengkapi

satu sama lain (komplementer). Belajar Science dan agama harus sama-sama

dipandang sebagai kegiatan ibadah. Lebih jauh, beliau berandai, jika saja tidak

ada serangan bangsa Mongol dan tidak terjadi perang salib (Crusade), maka dunia

Islam pasti tercerahkan (enlightened) dan tidak mengalami kemunduran. Dan

tentunya, jika pengandaian ini benar, kontradiksi Science dan Religious

Page 32: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

21

Knowledge bisa terhindar dari polarisasi. Dengan demikian, Sains hanyalah

sesuatu yang berusaha mengamati dan mempelajari ayat-ayat kauniyyah Tuhan

yang Maha Esa. Karenanya, Agama akan memandu agar sains tetap dijalan yang

semestinya.

Melalui pendekatan ini dimungkinkan akan menjadikan pendidikan Islam

sebagai sarana efektif dalam mengantarkan peserta didik sebagai insan intelektual

dan insan moral.

B. Urgensi Pendidikan

Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Uda, Rasulullah memerintahkan untuk

menuntut ilmu sampai ke negeri Cina. Ini merupakan indikasi nyata urgensi

pendidikan dalam Islam. Ini cukup untuk memahami bahwa pendidikan itu

penting khususnya untuk umat Islam dan umumnya untuk seluruh umat.

M. Fethullah Gulen mendefinisikan pendidikan sesuai dengan sabda-sabda

Nabi Muhammad (saw). Oleh sebab itu, menurut pandangan beliau pendidikan itu

penting. Karena hanya dengan pendidikan kita bisa mengatasi semua

permasalahan yang kita hadapi. Dan kalau Nabi Muhammad (saw)

memerintahkan kita untuk menuntut ilmu berarti kita harus belajar ilmu karena

tanpa ilmu kita ibarat burung tanpa sayap. Burung tidak mungkin terbang tanpa

sayap, oleh karena itu manusia juga tidak mungkin bisa mengatasi permasalahan

yang dia hadapi tanpa ilmu.

Menurut Gulen, ada tiga musuh di dunia ini yang harus dibasmi dan

dihilangkan. Ketiga hal tersebut adalah kebodohan, kemiskinan dan "internal

schism". Kemiskinan bisa direduksi bahkan dihilangkan dengan penyediaan

lapangan kerja dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Zakat dan Shodaqoh

merupakan cara-cara untuk mengatasinya. Internal schism semisal ancaman

separatisme bisa dihilangkan dengan komunikasi pihak-pihak yang terlibat dan

mendiskusikan masalah yang melatarbelakangi dan berusaha mencari solusinya.

Ancaman yang sering merongrong sebuah negara ini bisa diatasi misal dengan

pemberian status khusus ataupun otonomi. Kebodohan (ignorance) hanya bisa

Page 33: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

22

diatasi lewat jalur pendidikan. Baginya, kita dikirim kedunia untuk belajar dan

menyempurnakan diri lewat pendidikan. Pendidikan adalah "human service".

Fethullah Gulen Chair UIN Jakarta menyelenggarakan konferensi bertajuk

"The Significance of Education for The Future, The Gulen Model of Education",

di Auditorium Prof Harun Nasution, Rabu (20/10).

Direktur Fethullah Gulen Chair UIN Jakarta, Ali Unsal Ph.D, juga turut

berpartisipasi dalam konferensi internasional ini. Dalam presentasinya, Ali

memuji ide Fethullah Gulen yang sangat mengedepankan pendidikan. Karena

menurut Gulen, pendidikan merupakan cara yang paling baik untuk merangkul

seluruh kehidupan dan memiliki peran paling penting dalam menyebarkan

keselarasan, keseimbangan, disiplin, dan tatanan dalam kehidupan individu dan

sosial.

1. Pengertian Pendidikan Islam

Education is perfecting process though which we earn, in the spiritual,

intellectual, and physical dimensions of their beings, the rank appointed for us

the perfect pattern of creation. Education through learning and a commendable

way of life is a sublime duty that manifests the Divine Name Rabb (Upbringer

and Sustainer). By fulfilling it, we attain the rank of true humanity and

become a beneficial element of society.11

Pandangan Fethullah Gulen dalam pendidikan Islam hampir sama

dengan Dr.Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh) mengemukakan pengertian

pendidikan Islam sebagi berikut;

"Islamic education in true sense of the term, is a system of education

which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so that

he may easily mould his life in according with tenent of islam"12.

Pendidikan dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem

pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya

11

Tughra Books, Essays - Perspectives - Opinions M. Fethullah Gulen, (New Jersey :

Tughra Books, 2009), h. 67-71 12

http://bambumoeda.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-pendidikan-islam/, Tanggal

4/3/2013, jam 16: 51

Page 34: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

23

sesuai dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk

hidupnya sesuai dengan ajaran islam.

Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa

depan tanpa menghilangkan prinsip-prinsip islami yang diamanahkan oleh

Allah kepada manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan

tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan iptek.

2. Tujuan Pendidikan Islam

Pada dasarnya setiap manusia memiliki tujuan yang hendak

dicapainya, begitu pula dengan pendidikan juga mempunyai tujuan, hal ini

tentunya saling berkaitan. Karena pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk

memelihara kehidupan manusia.

Menurut Fethullah Gülen tujuan pendidikan adalah membentuk insan

yang berguna.

Dalam dasar-dasar pendidikan serta memperhitungkan peran itu harus

dimainkan oleh Fethullah Gülen untuk membahas tujuan utama dari proses

pendidikan. Pertama-tama Gülen melihat individu manusia berada di pusat

dari setiap masalah besar umat manusia serta solusinya. Solusi jangka panjang

masalah sosial seperti kurangnya pendidikan dan kemiskinan. Untuk alasan

ini, dinamika yang mendasari pendekatan Gülen adalah dalam bidang

pendidikan, saling pengertian, menghargai, memberi kesempatan, dan

harapan.13 Jadi, tujuan utama pendidikan terdiri dari pembangunan karakter.14

Fethullah Gulen menekankan pentingnya pendidikan dan pengajaran

dari sudut yang lain. Kita menjadi manusia hanya karena kita belajar,

mendidik dan menginspirasi orang lain. Esensi kemanusiaan kita dengan

13

Aslandoğan, Yüksel and Muhammed Çetin. (2007). “Gülen‟s Educational Paradigm

in Thought and Practice”. In Muslim Citizens of the Globalized World: Contributions of the

Gülen Movement, ed. Robert A. Hunt and Yüksel A. Aslandoğan,pp. 332. 14

Mohamed, Yasien. The Educational Theory of FethullahGulen and its Practice in

South Africa. In International Conference “Muslim World in Transition: Contributions of the

Gulen Movement. Conference Proceedings. London, October 2007. p 556.

Page 35: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

24

demikian bukanlah akal, otak ataupun pikiran, tetapi penggunaan akal agar

berguna dan bermanfaat buat orang lain.15

Muhammad Fethullah Gulen juga berpendapat bahwa tujuan

pendidikan untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.16 Pandangan Gulen

ini sangat berkait dengan pandangan Imam Al-Ghazali.

Al-Ghazali mengatakan:

"Dan sungguhnya engkau mengetahui bahwa hasil pengetahuan adalah

mendekatkan diri kepada Allah, menghubungkan diri dan berhampiran dengan

ketinggian malaikat, demikian itu di akhirat. Adapun di dunia adalah

kemuliaan, kesabaran, dan penghormatan menurut kebiasaanya."17

Ungkapan tersebut menunjukkan Fethullah Gulen dan Al-Ghazali

sangat memperhatikan kehidupan dunia dan akhirat sekaligus, sehingga

tercipta kebahagiaan bersama di dunia dan di akhirat. Dari sini bisa dipahami

bahwa menurut dua pemikir besar ini berpendapat seorang muslim tidak boleh

hanya memandang satu sisi saja dunia atau akhirat saja, tetapi haruslah

memperhatikan keduanya.

3. Materi Pendidikan

Ada dua orientasi pemikiran tentang pembagian materi pendidikan.

Pada satu sisi materi pendidikan hendaknya berorientasi pada pengembangan

akal, sementara di sisi lain pada pengembangan agama. Menurut M. Fethullah

Gulen kedua orientasi materi tersebut penting dan saling mengisi antara satu

dengan yang lain. Pendidikan yang hanya menekankan aspek akal akan

menggiring peserta didik bersikap materialistik dan acapkali tidak bermoral.

Adapun pendidikan yang hanya menekankan pada aspek keagamaan akan

menggiring hidup yang melalaikan dinamika peradaban dunia kekinian.

Materi pendidikan hendaknya memadu kedua aspek tersebut secara serasi dan

seimbang.

15

M. Fethullah Gulen, Sizinti Aylik Ilim ve Kultur Dergisi, (Istanbul: Mayis, 1981), h. 9 16

M. Fethullah Gulen, Olcu veya Yoldaki Isiklar, (Istanbul: Nil Yayinlari, 2003), h. 25 17

Imam Gazali, Ihyau „Ulumi'd-Din Turkce tercemesi, (Istanbul, Beyazit: Cile Yayinevi),

Cilt I, h. 14

Page 36: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

25

Di masa kontemporer ini ada sekolah yang telah didirikan di seluruh

dunia terinspirasi oleh pemikiran Fethullah Gulen. Gülen percaya bahwa

ketidaktahuan adalah musuh publik, dan dalam rangka untuk meminimalkan

masalah ini, ia menyarankan orang-orang di sekitarnya untuk membuka

sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan yang didirikan pada ilmu

pengetahuan modern yang mengedepankan akhlak dan moralitas. Gülen

percaya bahwa sistem pendidikan yang ada di Turki tidak menawarkan

pengetahuan dan nilai-nilai untuk pengembangan holistik setiap peserta didik.

Oleh karena itu mimpi Gülen untuk membangun sekolah-sekolah swasta di

mana peserta didik diberi kesempatan untuk membekali diri dengan ilmu

pengetahuan modern. Pada saat yang sama mereka juga dididik dengan moral,

etika, dan cinta bagi umat manusia.

Ciri khas sekolah ini adalah menintegrasikan dua orientasi yaitu akal

dan agama. M. Fethullah Gulen berpendapat:

"The spirit of the madrasa education and the spirit of the modern education

can come together. They can make a new marriage, and the mind's radiance

and the heart's light can be reunited. With their union and integration, the

student's zeal will take wing and fly".18

Yakni nilai-nilai pendidikan madrasah dan nilai-nilai pendidikan

modern jika dikolaborasikan mungkin akan menghasilkan formulasi baru,

cahaya fikiran dan cahaya hati dapat bersatu, dengan persatuan dan integrasi,

peserta didik akan memiliki sayap dan terbang.

Model pembelajaran sekolah seperti ini sangat baik untuk

pembentukan kepribadian peserta didik. Setiap hari peserta didik dibimbing

untuk mendalami ilmu, keluhuran hati dan ketulusan akhlak. Dengan

demikian pembelajaran tidak hanya dilakukan di kelas tetapi juga di asrama.19

18

Understanding Fethullah Gulen, Journalist and Writers Foundation, h. 46 19

http://www.kharismabangsa.or.id/?midframe=/Admission/kurikulum.htm.diakses

tanggal, 11/19/2012.

Page 37: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

26

4. Metode Pendidikan

Mengingat pendidikan sebagai kerja yang memerlukan hubungan erat

antara dua pribadi, yaitu pendidik dan peserta didik, Fethullah Gulen dalam

tulisan-tulisannya banyak mengulas tentang hubungan yang mengikat antara

keduanya. Menurut beliau hubungan antara pendidik dan peserta didik sangat

menentukan keberhasilan sebuah pendidikan selain akan memberikan rasa

tenteram bagi peserta didik terhadap pendidik.

Pekerjaan mengajar dalam pandangan Gulen adalah pekerjaan yang

paling mulia sekaligus sebagai tugas yang paling agung. Seperti

dikemukakannya: "I would be the slave of anyone who teaches me one

letter."20 Karena belajar ilmu adalah perintah Allah swt. Ada pun pendidik

adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan

serta menyucikan hati, hingga hati itu menjadi sangat dekat kepada Allah swt.

Oleh sebab itu, mengajarkan ilmu pengetahuan dapat dilihat dari dua

sudut pandang, pertama ia mengajarkan ilmu pengetahuan sebagai bentuk

ibadah kepada Allah, dan kedua menunaikan tugasnya sebagai khalifah di

muka bumi. Dikatakan khalifah Allah, karena Allah telah membukakan hati

seorang „alim dengan ilmu, yang mana dengan itu pula seorang „alim

menampilkan identitasnya.

Fethullah Gulen menganjurkan agar seorang pendidik bertindak

sebagai seorang ayah dari seorang peserta didiknya. Kesucian hati seorang

pendidik juga menjadi prioritas utama, karena seorang pendidik bagi peserta

didik ibarat bayangan kayu. Bayangan tidak mungkin lurus bila kayunya

bengkok.

Fethullah Gulen mempunyai metode tersendiri dalam menyampaikan

pelajaran kepada peserta didiknya. Perhatian Gulen tentang metode ini lebih

dtujukan pada metode khusus bagi pelajaran agama untuk anak-anak.

20

Ali ibn Abu Talib berkata, "Saya akan menjadi budak pada siapa pun yang mengajari

saya satu huruf."

Page 38: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

27

Cendekiawan besar ini menangatakan perlunya memilih metode yang

tepat dan sejalan dengan sasaran pendidikan. Berdasarkan hadis Nabi saw,

"Sampaikan ilmu sesuai dengan kadar kemampuan akal", Gulen

menganjurkan agar ilmu agama dan ilmu umum diberikan sesuai dengan

tabiatnya, sesuai dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik.

Adapun metode yang digunakan oleh Fethullah Gulen adalah metode

keteladanan bagi mental anak, pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-

sifat pada diri mereka. Maksudnya adalah memberikan contoh secara

perbuatan. Hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip pendidik yang baik.

Untuk melakukan hal tersebut Gulen memberikan asas-asas metode dalam

mengajar dan mendidik yang sangat perlu diperhatikan oleh seorang pendidik

dalam mengajar, yaitu:

a. Pendidik sebaiknya menjelaskan sebuah topik pada level pemahaman

peserta didik.

Maksudnya adalah seorang pendidik haruslah paham dan tahu mana

peserta didik yang cerdas dan lemah pemahamannya dan yang mudah

menangkap pelajaran serta kemampuan peserta didik dalam menerima

pelajaran yang disampaikan juga mana pelajaran yang pas dan cocok

untuk diajarkan sesuai dengan kondisi dan daya pikir peserta didik

tersebut. Hal tersebut perlu diperhatikan agar pelajaran yang disampaikan

tersebut bisa dipahami peserta didik tersebut, dicerna serta diterapkan

dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga membawa manfaat dalam

dirinya.

b. Seorang pendidik haruslah berusaha untuk mengajar dengan cinta dan

mengajarkan ilmu mereka dengan cara yang terbaik.

Maksudnya adalah seorang pendidik dalam memberikan penjelasan ketika

menyampaikan pelajaran haruslah dengan penjelasan yang jelas dan

terperinci tanpa ada yang disembunyikan darinya.

c. Jangan berpindah ke materi lain sebelum benar-benar dimengerti oleh

peserta didik.

Page 39: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

28

Hal tersebut dilakukan adalah untuk menghindarkan ketidakpahaman

peserta didik dalam memahami pelajaran yang dipelajarinya, dan

menghindari mendangkalnya otak dan melemahkan pikiranya serta

mengaburkan pemahamannya.

d. Kesalahan seorang peserta didik tidak boleh diumbar dan diperbincangkan

di depan teman mereka untuk mempermalukan mereka. Pembelajaran

memerlukan sikap toleransi dan sikap memaafkan.

Hal tersebut dilakukan adalah untuk peserta didik tidak tersinggung

dengan guru. Karena jika peserta didik tersinggung dengan pendidik maka

ia tidak akan belajar dengan efektif.

e. Jika diperlukan pendidik sebaiknya mendengarkan peserta didik yang

berbagai masalah, memberi dukungan, dan membantu mereka. Selalu

memberikan pengertian dan nasihat-nasihat.

Nasehat perlu diberikan kepada siswa dengan tujuan agar mereka bisa

berjalan sesuai dengan tuntunan agama, dan menghindarkan dari

kenakalan dan maksiat.21

5. Kurikulum Pendidikan

Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum

bagian dari program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan

kualitas pendidikan dan bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan

pelajaran. Kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan

pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa

depan. Untuk mengetahui konsep kurikulum menurut Fethullah Gulen dapat

dilihat dari sekolah yang didirikan dengan ide-idenya. Kurikulum sekolah-

sekolah yang didirikan di berbagai negara berdasarkan pendapat Fethullah

Gulen. Sekolah-sekolah ini bermotto "right environment for learning"

21

M. Enes Ergene, Gulen Hareketinin Analizi Gelenegin Modern Caga Tanikligi, (Izmir:

Yeni Akedemi Yayinlari, 2005), h. 318-330

Page 40: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

29

menekankan diri pada kurikulum yang berbasis pengembangan skill,

pengetahuan dan akhlak sebagai misinya.

M. Fethullah Gulen mengatakan:

"Agama dan ilmu pengetahuan bukanlah dua hal yang berbeda tetapi

dua hal yang esensial dan melengkapi satu sama lain. Belajar sains dan agama

harus sama-sama dipandang sebagai kegiatan ibadah. Sains hanyalah sesuatu

yang berusaha mengamati dan mempelajari ayat-ayat kauniyyah Allah yang

Maha Esa. Karenanya, agama akan memadu agar sains tetap dijalan yang

semestinya". 22

Ciri khas kurikulum sekolah yang terinspirasi M. Fethullah Gulen

adalah sebagai berikut:

a. Berusaha membentuk pelajar yang tidak hanya unggul dalam hal sains dan

karakter, tetapi juga menonjol secara sosial, emosional dan dalam

performansi fisik semisal dibidang seni.

b. Sebuah kurikulum terus menerus direvisi dan dikembangkan disesuaikan

dengan kebutuhan siswa.

c. Help students garner realistic objectives that foster a fondness of their

language and culture, and a keen awareness of their surroundings to help

them to become tolerant, open-minded and respectful towards other

cultures in the multicultural context of the region and the internasional

sphere.

d. Terintegrasi dengan teknologi. Semua sekolah yang terinspirasi Gulen

pasti mendukung pengajaran sains dengan menyediakan fasilitas

pengajaran komplit yang dilengkapi laborat. Karenanya tak mengherankan

bila dalam olimpiade "sains", banyak siswa yang menyabet berbagai

penghargaan internasional.

e. Kombinasi Kurikulum Nasional dan Internasional. Secara umum,

kurikulum yang diterapkan di sekolah mengacu pada kurikulum nasional

22

M. Enes Ergene, Gulen Hareketinin Analizi Gelenegin Modern Caga Tanikligi, (Izmir:

Yeni Akedemi Yayinlari, 2005), h. 237

Page 41: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

30

yang diperkuat dengan kurikulum yang dikembangkan oleh yayasan

terinspirasi ide-ide Fethullah Gulen sendiri yang berorientasi pada

kurikulum internasional. Hubungannya kurikulum dengan tujuan

pendidikan sangat erat dan dan dapat digambarkan dengan bagan sebagai

berikut:

f. Pembentukan karakter dan akhlak lewat pendidikan moral serta

pengembangan dan pengajaran sains terkini.

g. Mempunyai fasilitas bahasa yang canggih dan mewajibkan

penggunaannya, baik Turki maupun Inggris. Fasilitas olahraga pun

demikian.

h. Training for Trainer, pelatihan bagi para pengajr dan staffnya. Termasuk

berbagi pengalaman, ide dan motivasi antar pengajar yang rutin diadakan.

Juga pengembangan kurikulum yang selau dikontrol.

i. Kurikulumnya bervisi "To partipate in the education endeavors by making

students knoe that they are the most beloved creations of God and to

comprehend the exact meaning of the spirit of unity, helping appreciating

to each other with care. We believe that this is the only way to reach for

humanity and the real happiness". Visi ini jelas sesuai dengan konsep

Pandangan hidup falsafah bangsa

Dasar-dasar Pendidikan

Ses

uai

den

gan

Manusia Berilmu dan

Berguna

Kurikulum Pendidikan

Anak didik

Tujuan Pendidikan

Page 42: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

31

pendidikan yang diteoritisikan oleh Gulen, bahwa pendidikan tidak hanya

bertujuan untuk membuat mereka mendapatkan kehidupan yang baik,

lebih lanjut pendidikan adalah untuk menyadarkan kita akan Allah dengan

segala kuasanya dan akan pentingnya moralitas, spiritualitas dalam hidup.

Membimbing siswa agar berguna bagi nusa dan bangsanya, menjadi

lembga pendidikan terdepan di dunia dengan sistem unggul.

Konsep sekolah-sekolah terinpirasi Fethullah Gulen yang futuristis ini

tentunya akan melahirkan generasi bangsa yang handal yang tidak hanya

berpengetahuan tetapi juga bermoral dan mempunyai kualitas leadership. Yang

luar biasa tentunya adalah bagaimana sekolah berusaha membentuk pelajar yang

tidak hanya unggul dalam hal sains dan karekter, tetapi juga menonjol secara

sosial, emosional, dan dalam performansi fisik semisal dibidang seni. Ini adalah

pandangan komprehensif, suatu perspektif yang melihat pendidikan sebagai

wahana untuk membentuk manusia yang ideal. Cara yang holistik seperti ini

adalah kurikulum dasar pendidikan model Gulen.

C. Guru Sebagai Pendidik

Pendidik adalah arsitek rohani bagi generasi setelah kita. Mereka akan

membuat berbagai hal baru di setiap ranah kehidupan masyarakat dengan

menebarkan inspirasi dari hati mereka yang penuh dengan nilai-nilai ukhrawi

kepada umat yang membutuhkannya". Guru berpengaruh pada peserta didik lebih

daripada orang tua dan masyarakat. Karena guru adalah seorang tukang kebun

yang menanam benih-benih kemanusiaan yang sejati, pemandu yang

berpengalaman untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah yang

dihafal oleh peserta didik, guru adalah seorang rela berkorban untuk peserta

didiknya dan guru hidup untuk menghidupkan peserta didiknya bukan hidup

untuk hidup.

Membicarakan tentang pendidikan maka tidak lepas dari berbagai

komponen-komponen pendidikan, antara lain pendidik dan peserta didik serta

kedudukannya sebagai makhluk sosial dan makhluk bertuhan dengan berbagai

Page 43: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

32

implikasinya. Maka dari itu diperlukan pemaparan yang rinci terhadap ua

komponen tersebut secara utuh.

1. Pengertian dan Tugas Guru Sebagai Pendidik

Menurut M. Fethullah Gulen guru adalah representasi ilmu

pengetahuan, keimanan, akhlak dan seni. Pendidik adalah memberikan ilmu

dan menjadi agen perubahan, yang positif dalam kehidupan peserta didik

mereka. Mengutip contoh dari Nabi Muhammad saw sebagai seorang pendidik

yang sempurna, Gülen mencatat bahwa Nabi Muhammad saw memimpin

dengan memberikan contoh-contoh melalui perilaku, perbuatan baik, dan

kebajikan yang diajarkan anggota keluarganya dan sahabat-sahabatnya dalam

Islam. Seorang pendidik harus orang yang mementingkan semua aspek

pikirannya, jiwa, dan diri serta berusaha untuk meningkatkan kesempurnaan

yang tepat untuk masing-masing.

Dari karya Fethullah Gulen penulis mengklasifikasi sifat yang harus

dimiliki para pendidik menurut Fethullah Gulen sebagai berikut:

Sifat Pertama, yang dimiliki para pendidik adalah iman yang

sempurna. Al-Qur'an telah menyatakan bahwa iman kepada Allah swt. adalah

tujuan utama dari penciptaan manusia dengan segala makrifat, mahabbah,

kerinduan, dan berbagai sifat rohaniah yang dimiliki oleh makhluk Allah yang

satu ini. Sebab itu, maka pendidik selalu memikul tanggung jawab untuk

membangun dimensi keimanan dan pemikirannya. Terkadang hal itu

dilakukan dengan menempuh berbagai jalan yang dapat mengantarkannya

pada kedalaman entitas alam semesta, dan terkadang hal itu dilakukan dengan

memungut hikmah yang ditemukan di sekelilingnya untuk kemudian

menerapkannya pada dirinya. Ketika itu terjadi, pastilah hakikat penciptaan

yang tersembunyi di dalam jiwanya akan muncul ke luar. Tanpa cahaya

keimanan, seorang pendidik tidak akan mampu mengenali dirinya dan peserta

didiknya.

Page 44: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

33

Sifat kedua, yang dimiliki para pendidik adalah memiliki cinta

membara („isyq)23 yang merupakan eliksir (obat serbaguna) bagi kehidupan

demi mewujudkan sebuah kebangkitan baru. Tujuan pendidik adalah

mewujudkan sebuah kebangkitan baru oleh karena itu pendidik harus

memiliki cinta membara kepada peserta didiknya. Siapa pun yang mengisi

serta menyiapkan hatinya hanya untuk iman dan mengenal Allah, pasti akan

merasakan cinta yang dalam terhadap Allah, manusia, dan bahkan seluruh

alam semesta. Pendidik yang mencintai Allah pasti akan menghabiskan

umurnya di tengah kondisi turun-naik cinta, dan spiritualitas yang siap

mengayomi seluruh entitas. Tanpa „isyq, seorang pendidik tidak akan pernah

dapat mencapai sebuah revolusi baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Sifat ketiga, yang dimiliki para pendidik adalah menyikapi ilmu

dengan penuh pertimbangan, logika, dan perasaan. Sikap inilah yang menjadi

kunci jawaban atas kecenderungan manusia yang terkadang terjebak pada

asumsi-asumsi "gelap" pada satu masa dalam sejarah. Sebab itulah maka hal

ini menjadi satu langkah penting dalam upaya menyelamatkan generasi baru

dari kehancuran.

Sifat keempat, yang harus dimiliki para pendidik adalah pemikir dan

penggerak. Yang dimaksud dengan "manusia pemikir dan penggerak" adalah

sosok pribadi pendobrak revolusioner yang tak pernah berhenti bergerak

mengikuti derap langkah yang selalu mengikat seluruh dunia dalam satu

sistem. Pendidik-pendidik inilah yang setelah selama berabad-abad

sebelumnya sempat nyaris roboh, mampu kembali melakukan gerakan untuk

membangun spiritualitas dan moral peserta didik serta kembali melakukan

interpretasi atas nilai sejarah kita.

Sifat kelima, yang dimiliki para pendidik adalah rasa tanggung jawab

dan mengorbankan dirinya untuk peserta didiknya. Di mana pun ia berada,

seorang pendidik sejati adalah contoh sempurna dari rasa tanggung jawab. Dia

23

M. Fethullah Gulen, Ruhumuzun Heykelini Dikerken, (Izmir: Nil Yayinlari, 2006), h.

192, 229

Page 45: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

34

selalu siap mengorbankan segala anugerah yang telah diterimanya dari Allah

swt. tanpa keraguan sedikit pun, demi peserta didiknya. Dia tidak pernah takut

pada apapun dan tidak pernah mempersembahkan hatinya kecuali hanya untuk

Allah swt. Seorang pendidik sejati selalu menghargai nilai-nilai luhur yang

muncul dari hatinya dengan sungguh-sungguh seperti sikapnya terhadap

tindakan muraqabah (self-supervision). Dia selalu melaksanakan tanggung

jawabnya dengan tulus seperti sikapnya ketika beribadah. Dia sangat

mengetahui cara berkorban demi mewujudkan cita-citanya, baik dengan

nyawanya sendiri maupun kehormatan, baik keluarga maupun sanak family,

baik dengan masa kini maupun masa depan, dan semua itu ia lakukan tanpa

keraguan sedikit pun.

Sifat keenam, yang dimiliki para pendidik adalah mempunyai ruhani

yang sangat dalam. Karena perilaku dan tutur katanya akan dijadikan suri

teladan yang baik bagi peserta didik dan sebagai tanda bahwa ruhaninya

adalah sehat. Setiap kali ia melihat, mendengar, atau memegang sesuatu, maka

ia selalu ingat kepada Allah, sehingga Allah menjadi sumber hidup baginya.

Setiap kali ia mengamalkan ilmunya, maka Allah akan menambah ilmu

baginya dan ia akan selalu diberi petunjuk oleh-Nya, sehingga ia akan

mendapatkan jalan keluar bagi setiap kesulitanya dan ia akan menjadi

tuntunan hidup bagi peserta didiknya, sehingga semua peserta didik

menjadikan pribadinya sebagai tuntunan hidup bagi mereka.

Sifat ketujuh, yang dimiliki para pendidik adalah ilmu pedagogi dan

psikologi dan prinsip-prinsip Al-Qur'an tentang psikologi dan pedagogi. Maka

untuk mengatasi problem-problem peserta didik, pendidik perlu mengetahui

tentang pedagogi dan psikologi.

Sifat kedelapan, yang dimiliki para pendidik adalah sabar dalam

mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

Sifat kesembilan, yang dimiliki para pendidik adalah senantiasa

membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan dan bersedia untuk

Page 46: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

35

meningkatkan kualitas pribadinya. Pendidik harus mengikuti perkembangan di

bidang mereka.

Sifat kesepuluh, yang dimiliki para pendidik adalah pendidik

menjelaskan topic pada tingkat peserta didik.

Sifat kesebelas, yang dimiliki para pendidik adalah konsisten dengan

apa yang diucapkan. Sifat ini dikaitkan dengan surat as-saff ayat kedua yang

berbunyi "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa

yang tidak kamu perbuat?".

2. Kedudukan Guru Sebagai Pendidik

Guru atau pendidik sebagai salah satu aspek dari pendidikan yang

mempunyai kedudukan sangat penting. Sebegitu pentingnya sehingga peran

yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar tidak bisa digantikan

dengan teknologi yang canggih sekalipun.

M. Fethullah Gulen memberikan kedudukan terbesar kepada guru

dalam masyarakat. Guru adalah pemimpin yang suci bagi semua peserta didik.

Dialah membentuk kehidupan para peserta didiknya. Dialah menanamkan dan

memuliakan akhlak dan karekter pada peserta didik. Dan peran guru lebih

berpengaruh daripada orang tua pada peserta didik. Bahkan Gulen

berpendapat keutamaan seorang pendidik disebabkan oleh tugas mulia yang

diembannya. Tugas yang diemban seorang guru hampir sama dengan tugas

yang diemban seorang rasul. Oleh sebab itu kita sebagai orang Islam harus

menghormati kepada guru.24

Pekerjaan sebagai guru adalah pekerjaan yang suci, baik ditinjau dari

sudut masyarakat dan negara maupun ditinjau dari sudut keagamaan. Guru

sebagai pendidik adalah seorang yang rela berkorban untuk masyarakat dan

negara. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik mereka agar

menjadi orang yang berkepribadian mulia. Tugas guru tidak hanya sebatas

24

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata istiyak yang berasal dari kata Arab „isyq

diartikan: "perasaan tertarik hati seorang hamba kepada Allah ketika berkomunikasi dengan-Nya

untuk mendapatkan kenikmatan".

Page 47: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

36

dinding sekolah, tetapi juga diluar sekolah. Dia hidup untuk menghidupkan

orang lain bukan hidup untuk hidup, dan mencari ridha Allah swt dalam setiap

langkahnya. Tinggi atau rendahnya kebudayaan suatu masyarakat dan maju

mundurnya tingkat kebudayaan suatu masyarakat sebagian besar tergantung

kepada pendidikan dan pengajaran yang diberikan oleh guru.

D. Peserta Didik

Dengan berpijak pada paradigma "lifelong learning" yaitu belajar

sepanjang masa maka istilah yang tepat untuk menyebut individu yang menuntut

ilmu adalah peserta didik bukan anak didik, peserta didik mempunyai pengertian

yang sangat luas yang tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi juga pada orang

dewasa. Sementara itu, istilah anak didik hanya dikhususkan bagi individu yang

masih berumur kanak-kanak.

1. Pengertian dan Tugas Peserta Didik

Menurut M . Fethullah Gulen peserta didik dapat diartikan adalah

orang yang menjalani pendidikan dan untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu

kesempurnaan insan dengan mendekatkan diri pada Allah dan kebahagian di

dunia dan di akhirat maka jalan untuk mencapainya diperlukan belajar dan

belajar itu juga termasuk ibadah, juga suatu keharusan bagi peserta didik

untuk menjauhi sifat-sifat dan hal-hal yang tercela, jadi peserta didik yang

baik adalah peserta didik yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

a. Kejujuran: ini adalah salah satu dasar umum hidup dalam semua tingkatan.

Berbohong, curang, menyontek, atau menggunakan sesuatu tanpa izin

seharusnya tidak ditoleransi di sekolah, hal tersebut tidak dapat diterima di

setiap segmen masyarakat.

b. Kesopanan: ini adalah bagian utama dalam dasar rasa hormat untuk diri

sendiri dan orang lain. Untuk itu, peserta didik harus memikul tanggung

jawab atas pemilihan kata dan tinggi-rendah suara mereka. Perlakuan

sopan dan rasa hormat yang sama diberikan kepada yang lebih tua dan

teman sebaya.

Page 48: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

37

c. Peserta didik hendaknya jangan berteman dengan orang yang membuat

peserta didik menjadi malas belajar tapi bertemanlah dengan peserta didik

yang sukses dan dapatkan saran dari mereka. Fethullah Gulen ambil hadits

sebagai sumber dasar yaitu:

Diriwayatkan dari 'Uqbah bin Amir, ia berkata; Rasulullah Shallallahu

'Alaihi Wasallam pernah bersabda:

…اللهـم إني أعوذبك من صاحب السوء…

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari teman yang

jahat”25

d. Hubungan sosial: Peserta didik perlu diajarkan untuk menghindari

penggunaan kata kotor dan mengejek dalam memanggil satu sama lain.

Mereka tidak boleh melupakan bahwa mengucilkan, menjadikan bahan

tertawaan, mencela, membentuk kelompok adalah hal baru. Peserta didik

perlu ditegur dan diingatkan akan sikap tersebut sehingga mereka

menganggap serius hal tersebut.

e. Peserta didik hendaknya bersikap hormat dan rendah hati terhadap

pendidik. Sifat rendah hati dan hormat adalah sifat yang sangat ditekan

oleh Fethullah Gulen kepada seorang peserta didik yang sedang mencari

ilmu.

f. Peserta didik hendaknya tidak mempelajari satu disiplin ilmu sebelum

menguasainya. Maksudnya adalah seoarng peserta didik yang sedang

belajar sebelum memahami ilmu yang satu jangan berpindah kepada

mempelajari ilmu yang lain.

g. Peserta didik hendaknya ketika masuk kelas harus dengan suasana hati

yang dipersiapkan, penuh harapan dan mendengarkan pendidik dengan

pendengaran spiritual. Karena yang paham materi bukan hanya otak tetapi

hati juga, kalau peserta didik tidak dengarkan pendidik dengan

25

http://www.sizinti.com.tr/arsiv/yil/1979.html

Page 49: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

38

pendengaran spiritual maka akan kurang paham materi yang sedang

dipelajari.26

2. Kedudukan Peserta Didik

M. Fethullah Gulen memberikan kedudukan yang besar kepada peserta

didik dalam masyarakat. Dalam bukunya "Ruhumuzun Heykelini Dikerken"

beliau memberikan nama lain kepada peserta didik yaitu "generasi impian".

Menurut Gulen yang disebut sebagai generasi impian adalah representasi ilmu

pengetahuan, keimanan, akhlak, dan seni. Mereka adalah para arsitek rohani

bagi generasi setelah kita. Mereka akan membuat berbagai hal baru di setiap

ranah kehidupan masyarakat dengan menebarkan inspirasi dari hati mereka

yang penuh dengan nilai-nilai ukhrawi kepada umat yang membutuhkannya.

Segala bentuk kehilangan, kesia-siaan, kegilaan, dan obsesi yang dialami oleh

generasi sebelum kita adalah perkara serius yang terjadi karena mereka tidak

bertemu dengan generasi impian yang sedang kita bicarakan ini.27

E. Potensi Peserta Didik

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik. Masing-masing diberi

kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satu pun manusia yang hanya memiliki sisi

positif. Sebaliknya, tidak ada manusia yang hanya memiliki sisi negatif.

26

(HR. Al-Thabrani dalam al-Kabir-nya (14227) dengan isnad yang shahih. al-Hafidz

Al-Haitsami menyebutkannya dalam Majma' al-Zawaa-id (10/144). 27

M. Fethullah Gulen, Cekirdekten Cinara (Bir Baska Acidan Aile Egitimi), (Izmir: Nil

Yayinlari, 2002), h.

Page 50: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

39

BAB IV

ANALISIS KOMPARATIF PEMIKIRAN MUHAMMAD

FETHULLAH GULEN TENTANG PENDIDIK DAN PESERTA

DIDIK DENGAN PEMIKIRAN AL-GHAZALI

Pada pembahasan sebelumnya penulis telah mengemukakan pemikiran M.

Fethullah Gulen tentang pendidikan Islam. Maka dengan tidak mengacu kepada

satu pemikiran pendidikan Islam saja, penulis ingin mengkolaborasikan

pemikiran-pemikiran para ahli pendidikan Islam yang sependapat dengan

pemikiran M. Fethullah Gulen tentang pendidikan Islam.

A. Pendidik

M. Fethullah Gulen mengemukakan bahwa seorang pendidik dituntut

untuk terlebih dahulu mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, yaitu berupaya

membantu dalam rangka membimbing peserta didiknya untuk memiliki ilmu

pengetahuan, keimanan, akhlak mulia, seni dan keterampilan yang bermanfaat

bagi dirinya dan bagi seluruh umat.

Sependapat dengan Imam Al-Ghazali, yang menyarangkan agar guru

harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut agar dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik:

Page 51: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

40

1. Guru harus mempunyai sifat kasih sayang. Sifat ini sangat penting bagi

seoarang pendidik sebab dengan sifat tersebut dapat menimbulkan rasa

percaya diri dan rasa tentram pada diri peserta didik terhadap gurunya.

2. Seorang guru atau pendidik adalah orang yang mempunyai keikhlasan yang

tinggi serta kesabaran.

3. Menjadi teladan bagi peserta didik. Seorang guru mengamalkan ilmunya,

dan menyelaraskan antara perkataan dan perbuatan. Seorang pendidik tidak

hanya pandai berbicara dihadapan peserta didiknya tetapi harus bisa

memberikan contoh pada peserta didiknya.

4. Menjadi pengarah bagi peserta didik. Selain dari contoh teladan bagi

peserta didik seorang pendidik harus bisa menjadi pengarah bagi peserta

didiknya. Dan seorang pendidik tidak boleh membiarkan peserta didiknya

mempelajari pelajaran yang lebih tinggi, sebelum ia menguasai pelajaran

yang sebelumnya. Serta tidak boleh membiarkan peserta didiknya lalai

kepada Allah.

5. Memahami Psikologis peserta didik. Perbedaan usia akan mempengaruhi

tingkat kemampuan, kecerdasan dan bakat seorang pendidik.

6. Istikamah dengan apa yang diucapkan. Bila seorang guru melakukan

sesuatu perbuatan yang tidak sesuai dengan apa yang diucapkanya akan

meninggalkan wibawanya sebagai seorang guru.28

Selain tugas-tugas di atas, guru juga mempunyai kompetensi-kompetensi

yang harus dimiliki agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Zakiyah

Darajat membaginya dalam tiga kompetensi, yaitu:

1. Kompetensi kepribadian

Setiap guru mempunyai kepribadiannya sendiri-sendiri yang unik.

Tidak ada guru yang sama, walaupun mereka sama-sama mempunyai pribadi

keguruan. Jadi pribadi keguruan itu pun unik pula, dan perlu dikembangkan

secara terus menurus agar guru itu terampil dalam:

28

M. Fethullah Gulen, Ruhumuzun Heykelini Dikerken, (Izmir: Nil Yayinlari, 2006), h.

128

Page 52: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

41

a. Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau

peserta didik yang diajarkanya.

b. Membina suatu suasana sosial yang meliputi interaksi belajar mengajar

sehingga amat bersifat menunjang secara bermoral (batinah) terhadap

murid bagi terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran

serta perbuatan murid dan guru.

c. Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung jawab

dan saling mempercayai antara guru dan murid.

2. Kompetensi pengusahaan atas bahan pengajaran

Penguasaan yang dimaksud meliputi bahan bidang studi sesuai dengan

kurikulum dan bahan pendalaman aplikasi bidang studi. Kesemuanya ini amat

perlu dibina karena selalu dibutuhkan dalam:

a. Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan dan apa-apa yang harus

diajarkan ke dalam bentuk komponen-komponen dan informasi-informasi

yang sebenarnya dalam bidang ilmu atau kecakapan yang bersangkutan.

b. Menyusun komponen-komponen atau informasi-informasi itu sedemikian

baiknya sehingga akan memudahkan murid untuk mempelajari pelajaran

yang diterimanya.

3. Kompetensi dalam cara-cara mengajar

Kompetensi dalam cara-cara mengajar atau keterampilan dalam

mengajar sesuatu bahan pengajaran sangat diperlukan guru. Khususnya

keterampilan dalam:

a. Merencanakan atau menyusun setiap program satuan pelajaran, demikian

pula rencanakan atau menyusun keseluruhan kegiatan untuk satu satuan

waktu.

b. Mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan (alat bantu atau

alat peraga) bagi murid dalam proses belajar yang diperlukan.

c. Mengembangkan dan mempergunakan semua metode-metode mengajar

sehingga terjadilah kombinasi-kombinasi dan variasinya yang efektif.

Page 53: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

42

Ketiga aspek kompetensi tersebut di atas harus berkembang secara

selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Dengan demikian itu

dapat diharapkan dari padanya untuk mengerahkan segala kemampuan dan

keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan efektif.29

B. Peserta Didik

Masa depan setiap individu terkait erat dengan kesan dan pengaruh yang

dialami selama masa kanak-kanak dan remaja. Jika anak-anak dan orang muda

yang dibesarkan dalam iklim dimana antusiasme mereka dirangsang dengan

perasaan yang lebih tinggi, mereka akan memiliki pikiran yang kuat dan

menampilkan akhlak dan kebajikan yang baik. Kemanusiaan berbanding lurus

dengan kemurnian emosi kita.

Peserta didik hari ini adalah pemegang kendali segala pemasalahan,

merekalah yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dimasa depan

nanti. Maka jika hari ini guru telah menunaikan amanat lewat pendidikan dan

ajaran yang Islami, lewat teori dan praktek. Insy Allah kelak mereka akan lahir

generasi yang intelektual muslim yang komitmen terhadap Islam.30

Setiap peserta didik harus mempunyai cita-cita, untuk mewujudkan cita-

citanya, peserta didik akan kerja keras, penuh kerinduan sampai mendapatkan

cita-citanya. Dengan cita-cita dapat menjadikan hidup manusia lebih berarti, kalau

peserta didik tidak punya cita-cita bahwa dia tidak mungkin bisa bermanfaat bagi

dirinya sendiri dan bagi bangsa. Dari sini kita bisa memahami bahwa pendidikan

hendaknya mendorong peserta didik untuk memiliki cita-cita, karena peserta didik

yang ideal adalah memiliki cita-cita yang tinggi.31

Oleh sebab itu, tujuan pendidikan menurut Fethullah Gulen adalah jangan

sampai peserta didik mejadi orang pintar saja, tetapi juga membuat pengetahuan

29

Imam Gazali, Ihyau „Ulumi'd-Din Turkce tercemesi, (Istanbul, Beyazit: Cile Yayinevi),

Cilt I, h. 25 30

Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2008), cet. Ke-2, h. 263-264 31

M. Fethullah Gulen, Ruhumuzun Heykelini Dikerken, (Izmir: Nil Yayinlari, 2006), h.

178

Page 54: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

43

panduan dalam kehidupan dan untuk menerangi jalan menuju kesempurnaan

manusia dan harus menjadi orang yang berguna dalam masyarakatnya sendiri dan

masyarakat yang lain.

Bagi Gülen, pengajaran dan pendidikan adalah dua jalan yang menjadi

satu tetapi aspek yang paling penting dari pendidikan adalah mengajar.

Pengajaran dipandang sebagai tindakan yang suci. Pendidikan dan pengajaran

adalah jalan yang paling utama bagi kemajuaan bangsa, mencapai kedudukan

yang ideal dan model di dunia. Tugas dari guru adalah memberikan ilmu dan

menjadikan perubahan-perubahan positif dalam kehidupan peserta didik mereka

untuk tercapailah cita-cita bangsa yang tinggi. Mengutip contoh dari Nabi

Muhammad saw sebagai seorang pendidik yang sempurna, Gülen mencatat bahwa

Nabi Muhammad saw memimpin dengan memberikan contoh-contoh melalui

perilaku, perbuatan baik, dan kebajikan yang diajarkan anggota keluarganya dan

sahabat-sahabatnya dalam Islam. Seorang pendidik harus orang yang

mementingkan semua aspek pikirannya, jiwa, dan diri serta berusaha untuk

meningkatkan kesempurnaan yang tepat untuk masing-masing.32

Maka dari itu pengajaran dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Bangsa

harus mementingkan pengajaran dan pendidikan. Pendidikan budi pekerti atau

pendidikan akhlak adalah dasar dan fundamental bagi semua pendidikan yang

lain, karena pendidikan menyangkut pendidikan moral. Jadi pendidikan yang

diharapkan oleh Fethullah Gulen adalah pendidikan yang tidak hanya mentransfer

ilmu pengetahuan saja, tetapi juga mendidik akhlak bagi peserta didik.

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan diperlukan kerjasama antara

pendidik dan peserta didik. Walau bagaimanapun pendidik berusaha menanamkan

pengaruhnya kepada peserta didik, apabila tidak ada kesediaan dan kesiapan dari

pesert didik sendiri untuk mencapai tujuan, maka pendidikan susah dibayangkan

dapat berhasil. Kepentingan kerjasama ini mendapat perhatian besar dari para

ulama. Perhatian itu terlihat dari banyaknya syarat dan petunjuk yang mereka

susun untuk dilaksanakan oleh peserta didik.

32

http://www.fethullahgulen.com/tr/media-gallery/mediaitem/902-prizma-mefkure-insani

Page 55: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

44

Maka dari itu agar kerjasama antara pendidik dan peserta didik dapat

berjalan dengan baik, maka tidak hanya pendidik saja yang harus mengetahui

tugas dan tanggung jawabnya, peserta didik pun harus mengetahui tugas dan

tanggung jawabnya, berikut pula adalah pesanan Imam al-Ghazali mengenai

kewajiban guru dalam menjalani proses pengajaran-pembelajaran yang dikutip

daripada kitab-kitab beliau: Ihya „Ulumuddin, Fatinah al-„Ulum, Mizan al-„Amal

dan Risalah al-Laduniah. Mengenai kewajiban peserta didik, Al-Ghazali

menjelaskan setiap peserta didik hendaklah:

1. Terlebih dahulu membersihkan diri daripada sifat-sifat keji. Sebab

menuntut ilmu merupakan ibadah batin untuk mendekatkan diri kepada

Allah swt.

2. Mengurangkan hubungan dengan anasir luar (hal keduniaan) atau

berkonsentrasi kepada belajar.

3. Menyerahkan jiwa-raga sepenuhnya kepada gurunya. Tidak sombong

kepada guru dan ilmu.

4. Mengelak daripada mempelajari perkara khilaf di peringkat awal. Murid

pemula hendaknya menghilangkan pandangan-pandangan khilafiah.

5. Mempelajari sebanyak bidang ilmu yang termampu, tetapi mestilah

menurut urutan keutamaan dengan mementingkan ilmu-ilmu agama untuk

persiapan hari akhirat.

6. Belajar hendaknya bertujuan: di dunia untuk menghiasi batin dengan

keutamaan dan diakhirat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. 33

Selain tugas-tugas yang telah dipaparkan di atas, peserta didik juga harus

memelihara adab (etiquette) terhadap guru maupun adab sesama teman belajar,

berikut ini adalah adab yang harus di pelihara oleh peserta didik terhadap guru

dan sesama teman belajarnya menurut Musa Kazim Gulcur dan Zakiyah Darajat,

yaitu:

33

M. Fethullah Gulen, Cekirdekten Cinara (Bir Baska Acidan Aile Egitimi), (Izmir: Nil

Yayinlari, 2002), h.

Page 56: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

45

1. Adab terhadap guru

a. Ucapkanlah salam terlebih dahulu bila berjumpa dengan guru

b. Senantiasa penuh dan hormat kepada segala perintah guru, sepanjang tidak

melanggar perintah agama dan undang-undang negara

c. Tunjukkan perhatian ketika guru sedang memberikan pelajaran, dan

bertanyalah dengan sopan menurut keperluannya

d. Listen to a teacher with your spiritual ears

e. Don't go on to something else until you have understood what you are

working on

f. Try to make friends with successful teachers and get tips from them

g. Bersikap merendah diri, sopan dan hormat dalam bergaul atau berhadapan

dengan guru

h. Jangan berjalan di muka atau berjalan mendahului guru

2. Adab terhadap sesama teman belajar

a. Senantiasa menjaga jarak antar murid pria dan murid wanita, karena dalam

pergaulan di antara mereka itu sering terbuka peluang yang mengganggu

kehidupan belajar dan dapat berakibat jauh dalam kehidupan mereka kelak

b. Berpakaian secara pantas, sopan dan memadai sehingga tidak melampaui

batas pandangan mata yang dapat menimbulkan berbagai gairah yang

menyesatkan

c. Pelihara diri dari ucapan dan tingkah laku yang saling memikat agar

terhindar dari pikiran dan perbuatan maksiat

d. Saling ingat-mengingatkan di antara mereka kepada kehormatan dirinya,

kepada tanggung jawab yang dipikul di atas pundaknya serta keselamatan

dunia dan akhirat, sehingga mereka terhindar dari keterlanjuran yang

mungkin terjadi

e. Secara bersama-sama senatiasa membina pergaulan sesuai dengan norma-

norma agama dalam berbagai kegiatan belajar di luar maupun di dalam

kelas/sekolah

f. Do not maintain ties with people who discourage you from learning or

dislike your studying

Page 57: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

46

g. Try to make friends with successful students and get tips from them

h. Be respectful and humble towards your friends34

C. Potensi Dasar (fitrah) Manusia dan Implikasinya terhadap Pendidikan

Menurut Fethullah Gulen peserta didik adalah manusia yang memiliki

fitrah atau potensi untuk mengembangkan diri. Fitrah atau potensi tersebut

mencakup iradah, akal, hati, hati nurani, perasaan dan jiwa yang mana kala

diberdayakan secara baik akan menghantarkan seseorang bertauhid kepada Allah

dan kesuksesan di dunia dan di akhirat.35

Manusia itu terdiri atas substansi, yaitu pertama, substansi jasad, yang

bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dari alam semesta

ciptaan Allah Swt yang dalam pertumbuhan dan perkembangannya tunduk dan

mengikuti aturan, hukum, ketentuan Allah Swt yang berlaku di alam semesta.

Kedua, substansi nonjasadi, yaitu penghembusan peniupan ruh ke dalam diri

manusia sehingga manusia merupakan benda organic yang mempunyai hakikat

kemanusiaan serta mempunyai berbagai alat potensial dan fitrah.36

Menurut Fethullah Gulen, jasad adalah tempat dimana jiwa berada,

meskipun jiwa bukan tujuan utama bagi manusia namun tanpa jasad jiwa tidak

akan berkembang secara sempurna, dan melalui wasilah jasad jiwa manusia akan

memberikan makna tertentu Oleh karena itu Gulen menganjurkan manusia untuk

senantiasa memelihara tubuhnya antara lain: pertama, sederhana dalam makan dan

minum -karena telah dianjurkan dalam riwayat hadis Nabi Muhammad saw- untuk

menjaga tubuh selalu sehat, kedua, mendidik diri -karena seluruh badan kita

mempunyai kebutuhan, misalnya jika merasa lapar perut memmbutuhkan

makanan, diri kita juga membutuhkan berakhlak yang baik- untuk dapat berbudi

yang baik.

34

Ghazali Bin Basri, Falsafah Pendidikan Islam Huraian Konsep & Aplikasi, (Brunei

Darussalam: PP KUPU SB, 2008), H. 90 35

Islam in Practice, Good Character, A Comprehensive Guide to Manners and Morals in

Islam, (New Jersey: Tughra Books, 2011), h. 28-29 36

Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2008), cet. Ke-2, h. 274-275

Page 58: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

47

Jika ditinjau dari segi bahasa, fitrah berarti: "ciptaan, sifat tertentu yang

mana setiap yang maujud disifati dengan Allah pada masa awal penciptaan, sifat

pembawaan manusia -sejak lahir- agama, as-sunnah.

Menurut Imam Gazali, fitrah adalah suatu sifat dasar manusia yang

dibekali sejak lahirnya, dengan memiliki keistimewaan sebagai berikut:

1. Beriman kepada Allah Swt

2. Kemampuan dan kesediaan untuk menirima kebaikan dan keturunan atau

dasar kemampuan untuk menerima pendidikan dan pengajaran

3. Dorongan ingin tahu untuk mencari hakikat kebenaran yang merupakan

daya untuk berfikir

4. Dorongan biologis yang berupa syahwat dan ghodob

5. Kekuatan-kekuatan lain dan sifat-sifat manusia yang dapat dikembangkan

dan disempurnakan.37

Adapun implikasi fitrah dan potensi bagi peserta didik dalam pendidikan

ialah:

Menurut Fethullah Gulen maka dengan ajaran beriman kepada Allah,

beriradah, rajin, bekerja keras, hidup berdisiplin, mempunyai rasa tanggung jawab

bebaslah manusia itu dan berkembanglah pribadinya insy Allah tida ada satu

benda pun yang menghalanginya.38

Penulis berpendapat bahwa kita saksikan saat ini, diberbagai negara di

dunia banyak individu yang seakan tenggelam dalam keterpurukan, hidup

berlandaskan pada ideologi-ideologi buatan manusia, dan banyak yang

terjerembab dalam kekosongan jiwa dan masa depan semu. Tidak sedikit negara

yang terpuruk meski menyandang nama sebagai negara maju. Banyak pula

individu yang hidup dalam jiwa yang rapuh meski jabatan dan kekayaannya

melimpah. Sesungguhnya, setiap manusia yang fitrah ingin hidup dalam

kebermanaan yang dilandaskan pada ideologi sejati. Sebenarnya manusia telah

37

Dari Video peluncuran buku Bangkitnya Spiritualitas Islam Karya Muhammad

Fethullah Gulen, Tanggal 3 April 2013 38

Zainuddin dkk, Seluk-beluk Pendidikan dari Al Ghozali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

cet. Ke-1, h. 66-67

Page 59: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

48

dilengkapi dengan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar atau fitrah, jikalu

diaktualkan dan ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini

melalui pendidikan maka akan berubah dunia kita.

Adapun fitrah manusia hanya bisa dididik oleh Allah Swt, namun dalam

mendidik peserta didik potensi dasar tersebut tidak akan berpengaruh tanpa ada

lingkungan yang membentuknya. Sehingga ada enam macam faktor yang saling

berkaitan dan berpengaruh antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya,

yaitu faktor tujuan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan, lingkungan dan

keluarga.

D. Kewajiban Pendidik dan Peserta Didik dalam Menuntut Ilmu Sebagai

Pengembangan Potensi Menurut M.Fethullah Gulen dan Al-Ghazali

1. Sumber Ilmu

Ilmu atau sains adalah sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh

dengan riset terhadap objek-objek yang empiris. Dengan ilmu pengetahuan

yang dimilikinya manusia akan dapat menetralisir perkembangan fitrahnya

dari pengaruh negative yang ditimbulkan oleh lingkungan dimana dia berada.

Maka dari itu hukumnya kewajiban yang harus dilakukan oleh peserta didik

untuk menuntut ilmu agar potensi atau fitranya dapat berkembang terus

dengan baik dan benar.

M. Fethullah Gulen berbeda pendapat dengan Hamka dalam

permasalahan mengklafisikasikan sumber ilmu. Fethullah Gulen

mengklasifikasikan sumber ilmu kepada tiga jenis yaitu:

a. Haber-i Mutevatir (riwayat yang kuat). Ini dibagi menjadi dua yang

pertama adalah ilmu pengetahuan yang bersumber dari Allah Swt melalui

wahyu-Nya, kebenaranya bersifat mutlak. Yang kedua adalah ilmu

pengetahuan yang bersumber dari sunnah nabi Muhammad Saw.

Kebenaranya bersifat mutlak kalau diriwayatkan dengan benar.

Kebenaranya tidak akan bersifat mutlak kalau diriwayatkan dengan lemah.

Page 60: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

49

Riwayat yang lemah harus dibandingkan dengan Al-Qur'an jika sesuai

dengan ayat Al-Qur'an maka bersifat mutlak juga.

b. Ilmu pengetahuan yang diupayakan manusia, melalui proses kerja rasional

sebagai anugerah tertinggi dari tuhan dengan melihat berbagai fenomena

sebagai ayat-ayat Allah Swt yang terbetang di alam semesta ini.

Kebenaran penegetahuan melalui proses ini bersifat relatif, sebatas

kemampuan akal dalam menemukan kebenaran tersebut.

c. Ilmu pengetahuan yang bersumber dari kepekaan indrawi (Havass-i

Selime. Kebenaranya tidak bersifat mutlak.39

Sedangkan Imam Al-Ghazali membagi ilmu pengetahuan yang

bersumber dari Syari'at (pengetahuan syari'at) dan Ghairu Syari'at (aqliyah),

ilmu yang bersumber dari syari'at antara lain:

a. Ushul (pokok atau asal), yang terdiri dari empat pengetahuan. Al-Qur'an,

As-Sunah, Ijma' umat (Tarikh) dan Atsar sahabat.

b. Furu' (cabang), yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan

kemaslahatan dunia seperti ilmu fiqh dan pengetahuan yang berhubungan

dengan kemaslahatan akhirat seperti ilmu akhlak atau etika Islam yang

lebih memperhatikan penyempurnaan hati.

c. Muqaddimah (pengantar atau pendahuluan), yaitu ilmu yang merupakan

alat, seperti ilmu bahasa dan tata bahasa (nahwu). Kedua ilmu ini tidak

termasuk kedalam ilmu syari'at, tetapi harus dipelajari dan sebagai alat

untuk mempelajari ilmu-ilmu syari'at.

d. Mutammimat (penyempurna), yang juga berfungsi untuk mempelajari

sumber-sumber syari'at, antara lain: ilmu Al-Qur'an, ilmu Hadis, dan ilmu

Atsar sahabat.

Ilmu yang bersumber dari Ghairu Syari'at (aqliyah). Antara lain:

Sumber-sumber primer dari pengetahuan Ghairu Syari'at (aqliyah)

adalah akal pikiran, eksperimen dan akulturasi. Dengan demikian lapangan

39

Dari Video peluncuran buku Bangkitnya Spiritualitas Islam Karya Muhammad

Fethullah Gulen, Tanggal 3 April 2013

Page 61: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

50

pengetahuannya dibatasi dalam hal-hal yang ada, dapat diamati dan dicapai

oleh naluri. Ilmu yang terpuji adalah yang berhubungan dengan kemaslahatan

dunia, dan ilmu yang tercela adalah yang sangat merugikan dirinya atau yang

lainnya, sedangkan ilmu yang mubah ialah yang tidak dilarang secara tegas

oleh syra' dan karenanya dapat dibenarkan oleh hukum, dan kemudian pula

oleh semua ilmu pengetahuan yang rasional filosofis.40

2. Klasifikasi Ilmu

Menurut Fethullah Gulen ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai

dengan hakekatnya. Fethullah gulen mengklasifikasikan ilmu sebagai berikut:

a. Ilim (ilmu)

Menurut Gulen ilmu berbeda dengan bilim (sains) karena sumber ilmu

adalah wahyu yaitu Al-Qur'an dan hadist nabi Muhammad saw. Sebab

membebaskan manusia daripada kejahilan. Ilmu kenbenaranya mutlak

karena wahyu dari Allah Swt. Al-Qur'an tidak mengajarkan kimia,

kedokteran, Nabi Muhammad Saw tidak pula mengajarkan ilmu yang

demikian, meski demikian Al-Qur'an dan Hadits Nabi Muhammad Saw

selalu senantiasa membuka pintu akal untuk menyeledikinya, oleh sebab

itu tidaklah heran kalau beberapa abad setelah Nabi Muhammad Saw

wafat dunia Islam menjadi negara yang sekaya-kayanya dengan segala

macam ilmu.

b. Bilim (Sains)

Kata sains berasal dari kata science (bahasa Inggris). Sains sepenuhnya

adalah hasil usaha manusia dengan perangkatnya yaitu panca indra dan

akal, maka sains tidak membicarakan sesuatu yang tidak dapat dijangkau

oleh panca indra dan akal. Kebenaranya tidak mutlak bisa salah bisa juga

benar.41

40

M. Fethullah Gulen, Prizma 2, (Izmir: Nil Yayinlari, 2002), h. 55-56 41

Zainuddin dkk, Seluk-beluk Pendidikan dari Al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

cet. Ke-1, h. 36-37

Page 62: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

51

Menurut penulis klasifikasi ilmu menurut Islam seperti yang

diterangkan oleh Fethullah Gulen di atas, menjadi latar belakang munculnya

system pendidikan. Lalu para tokoh tersebut mengembangkan ilmu

pengetahuan yang bersumber dalam Al-Qur'an sehingga menjadi sumber yang

paling utama terhadap munculnya ilmu pengetahuan, dan terus berkembang

sampai pada saat ini.

3. Urgensi Menuntut Ilmu

Menurut Fethullah Gulen arti ilmu adalah pengenalan seseorang

kepada Sang Maha Pencipta, kemudian mengenalkan Sang Pencipta kepada

orang lain. dan hendaknya mereka meyakini, bahwa tuhan kita mempunyai

sifat-sifat dan nama-nama Yang Mahamulia. Berikutnya, hendaklah ia

mengenal Tuhan-nya dengan sebenar-benar pengenalan. Adapun ungkapan,

"Siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya,"42

Al-Qur'an menganjurkan manusia untuk mencari ilmu pengetahuan.

Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Allah „Azza wa Jalla di dalam

firman-Nya berikut ini,

Artinya : "(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah

orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,

sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?

Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang

dapat menerima pelajaran".43(Al-Zumar: 9)

Hal tersebut juga seiring dengan pendapat Fethullah Gulen, yakni di

dalam agama Islam diberi perintah yang sekeras-kerasnya untuk menuntut

42

M. Fethullah Gulen, Prizma 4, (Izmir: Nil Yayinlari, 2005), h. 96-97-98-99-100 43

M. Fethullah Gulen, Irsad Ekseni, (Izmir: Nil Yayinlari, 2008), h. 121-122

Page 63: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

52

ilmu, karena bahwasanya kecerdikan adalah cahaya dan kebodohan adalah

kegelapan.

Oleh karena itu Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk

senantiasa mencari ilmu. Bahkan bagi mereka yang giat mencari ilmu

mendapatkan berbagai intensif dari Allah Swt, seperti diangkat derajatnya dan

dimudahkan baginya jalan menuju surge, seperti dalam firman-Nya Qs. At-

Taubat ayat 22:

Artinya : "Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi

Allah-lah pahala yang besar."44 (At-Taubah: 22)

Dari hasil pemikiran para tokoh di atas penulis berkesimpulan bahwa

dengan adanya ilmu pengetahuan tentunya dapat membangun kemajuan suatu

masyarakat dan negara agar menjadi bangsa yang berilmu dan beradab. Selain

itu ilmu juga digunakan untuk mendapatkan kedhidupan dunia dan akhirat

yang seimbang, karena tanpa ilmu kehidupan manusia akan, sia-sia, dan

keberadaannya tidak berarti bagi dirinya dan orang lain. Pada dasarnya ilmu

mendorong seseorang untuk mengenal dan mencintai Tuhannya. Sebab, ilmu

harus menjadi sumber kehidupan bagi jiwa dan perasaannya. Berapa banyak

orang yang hidup sia-sia karena tidak mempunyai ilmu pengetahuan, sehingga

ia mengabaikan fitrah atau potensi kemanusiaannya yang suci. Fitrah tersebut

ia rusak dengan menjerumuskan dirinya pada prilaku yang tidak terpuji.

4. Hal-hal yang Harus Dilakukan Pendidik dan Peserta Didik dalam

Menuntut Ilmu

Dalam kaitannya dengan peserta didik, M. Fethullah Gulen dan Al-

Ghazali menjelaskan bahwa mereka adalah makhluk yang telah dibekali

dengan potensi atau fitrah untuk beriman kepada Allah SWT. Fitrah itu

sengaja disiapkan oleh Allah SWT sesuai dengan kejadian manusia yang

44

Departemen Agama RI, Al-Qur'an Terjemah Per-Kata Type Hijaz, (Sygma: Bandung,

2007), h. 459.

Page 64: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

53

tabi'at dasarnya adalah cenderung kepada agama tauhid (Islam). Untuk itu,

seorang pendidik betugas mengarahkan fitrah tersebut agar dapat tumbuh dan

berkembang sesuai dengan tujuan penciptaannya sebagai manusia.

a. Mendahulukan kesucian jiwa daripada kejelekan akhlak.

b. Jangan lalai dalam menuntut ilmu karena diri merasa kaya atau mampu

atau berkedudukan tinggi.

c. Mengurangi hubungan keluarga dan menjauhi kampung halamannya

sehingga hatinya hanya terikat pada ilmu.

d. Tidak bersikap sombong terhadap ilmu dan menjauhi tindakan tidak

terpuji kepada guru, bahkan ia harus menyerahkan urusannya kepadanya.

e. Menjaga diri dari mendengarkan perselisihan diantara manusia.

f. Tidak mengambil ilmu terpuji selain mendalaminya hingga ia dapat

mengetahui hakikatnya.

g. Mencurahkan perhatian terhadap ilmu yang terpenting, yaitu ilmu akhirat.

h. Hendaklah tujuan murid itu ialah untuk mnghiasi batinnya dengan sesuatu

yang akan mengantarkannya kepada Allah SWT.

i. Peserta didik dalam menuntut ilmu hendaknya berkeinginan untuk mencari

keridhaan Allah Swt, sebab dengan ilmu yang luas itulah dapat mengenal

Allah Swt.45

45

Departemen Agama RI, Al-Qur'an Terjemah Per-Kata Type Hijaz, (Sygma: Bandung,

2007), h. 190.

Page 65: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

M. Fethullah Gulen mempunyai kekhasan dalam pemikiran

pendidikannya, yaitu pemikiran yang menyandarkan segalanya kepada konse Al-

Qur'an dan Hadits, baik secara tujuan, kurikulum, metode tinjauannya terhadap

pendidik, peserta didik, dan evaluasi.

Disamping itu, konsep pendidikan Islam Fethullah Gulen, lebih

menekankan pada pentingnya iman sempurna, membara cinta, menyikapi ilmu

Islam dengan logika dan perasaan, mengorbankan diri, akhlak, moral, kebersihan

hati dalam mencari ilmu pengetahuan (belajar mengajar). Artinya adalah beliau

mengatakan seorang pendidik dan orang-orang yang sedang mencari ilmu

pengetahuan, bila tidak mengorbankan dir, iman sempurna, cinta dan tidak

membersihkan hatinya terlebih dahulu maka mustahil ilmu pengetahuan tersebut

akan dapat dikuasai artinya tidak ada hasilnya bagi si pendidik dan peserta didik.

Urgensi menuntut ilmu ialah agar manusia dapat menumbuh kembangkan

potensi yang ada pada dirinya, agar nantinya tetap eksis dalam kehidupannya dan

dapat menjadi manusia yang beradab dan berakhlak. Dengan menuntut ilmu

hendaklah ia mengenal Tuhan-nya dengan sebenar-benar pengenalan. Untuk itu

maka diperlukan adanya integrasi antara ilmu agam dan sains.

Page 66: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

55

B. Saran

Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis akan memberikan sara-saran sebagai

berikut:

1. Berangkat dari pemikiran M. Fethullah Gulen dalam pendidikan Islam di

atas, maka bagi orang yang akan berkecimpung dalam dunia pendidikan

kiranya dapat menjadikan pemikiran M. Fethullah Gulen sebagai bahan

pandangan, acuan dalam mengembangkan pendidikan Islam kedepan.

2. Pendidikan Islam kedepan membutuhkan orang-orang berkompeten di

bidang pendidikan, agar peserta didik bangsa menjadi peserta didik yang

berkualitas secara intelektual dan emosional, oleh karena itu bagi pendidik

janganlah lari dari falsafah pendidikan itu sendiri

3. Bagi guru, seharusnya dapat menanamkan pendidikan Islam kepada

peserta didik agar pendidikan itu tidak hanya mencerdaskan saja

melainkan dapat menjadikan peserta didik berakhlak muila.

4. Bagi peserta didik, seharusnya bias lebih mentghormati gurunya dan

jangan pernah merasa bosan dalam menuntut ilmu karena umur bukan

merupakan patokan dalam meraih cita-cita di masa depan.

5. Dalam penelitian ini mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan,

dan mungkin masih banyak pemikiran M. Fethullah Gulen tentang

pendidikan Islam yang belum terungkap, maka diharapkan pada peniliti

lain untuk bias mengkaji lebih dalam lagi, supaya terdapat konsep yang

ideal.

Page 67: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

56

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim, Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2006

Aslandoğan, Yüksel and Muhammed Çetin. (2007). “Gülen‟s Educational

Paradigm in Thought and Practice”. In Muslim Citizens of the

Globalized World: Contributions of the Gülen Movement, ed. Robert A.

Hunt and Yüksel A. Aslandoğan,

Basri, Ghazali Bin, Falsafah Pendidikan Islam Huraian Konsep & Aplikasi,

Brunei Darussalam: PP KUPU SB, 2008

Books, Tughra, Essays – Perspectives – Opinions M. Fethullah Gulen, (New

Jersey : Tughra Books, 2009), h. 67-71

Darajat, Zakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008, cet. Ke-2

Departemen Agama RI, Al-Qur'an Terjemah Per-Kata Type Hijaz, Sygma:

Bandung, 2007

Ergene, M. Enes, Gulen Hareketinin Analizi Gelenegin Modern Caga Tanikligi,

Izmir: Yeni Akedemi Yayinlari, 2005

_________________, Gulen Hareketinin Analizi Gelenegin Modern Caga

Tanikligi, Izmir: Yeni Akedemi Yayinlari, 2005

Gazali, Imam, Ihyau „Ulumi'd-Din Turkce tercemesi, Istanbul, Beyazit: Cile

Yayinevi, Cilt I

Gulen, M. Fethullah, Irsad Ekseni, Izmir: Nil Yayinlari, 2008

_________________, Olcu veya Yoldaki Isiklar, Istanbul: Nil Yayinlari, 2003

_________________, Cekirdekten Cinara (Bir Baska Acidan Aile Egitimi), Izmir:

Nil Yayinlari, 2002.

_________________ Prizma 2, Izmir: Nil Yayinlari, 2002

_________________, Prizma 4, Izmir: Nil Yayinlari, 2005

_________________, Ruhumuzun Heykelini Dikerken, Izmir: Nil Yayinlari, 2006

_________________, Sizinti Aylik Ilim ve Kultur Dergisi, Istanbul: Mayis, 1981

Page 68: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

57

_________________, Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW, Jakarta: Murai

Kencana, 2002

Halim, Soebahar, H. Abd.. Wawasan Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam

mulia 2002

http://bambumoeda.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-pendidikan-islam/,

Tanggal 4/3/2013, jam 16: 51

http://dinmuridin.blogspot.com/2013/01/pemikiran-alghazali-dalam-

pendidikan.html

http://tr.fgulen.com/content/section/30/3/

http://www.fethullahgulen.com/tr/media-gallery/mediaitem/902-prizma-mefkure-

insani

http://www.kharismabangsa.or.id/?midframe=/Admission/kurikulum.htm.diakses

tanggal, 11/19/2012.

http://www.sizinti.com.tr/arsiv/yil/1979.html

Islam in Practice, Good Character, A Comprehensive Guide to Manners and

Morals in Islam, New Jersey: Tughra Books, 2011

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al-Ma'arif,

1962

Mulkhan, Abdul Munir, Paradigma Intelektual Muslim, Pengantar Filsafat

Pendidikan Islam dan Dakwah, Yogyakarta: Sipress, 1993

Suprayogo, Imam, Reformulasi Visi Pendidikan Islam, Malang : STAIN Press,

1999

Understanding Fethullah Gulen, Journalist and Writers Foundation

Video peluncuran buku Bangkitnya Spiritualitas Islam Karya Muhammad

Fethullah Gulen, Tanggal 3 April 2013

Yasien, Mohamed. The Educational Theory of FethullahGulen and its Practice in

South Africa. In International Conference "Muslim World in Transition:

Contributions of the Gulen Movement. Conference Proceedings.

London, October 2007.

Zainuddin dkk, Seluk-beluk Pendidikan dari Al Ghozali, Jakarta: Bumi Aksara,

1991, cet. Ke-1

Page 69: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

DAFTAR REFERENSI

No No

Fotnote BAB

Halaman

Skripsi Referensi Paraf

1 1 I 1 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya

Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim

( Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2006 ), hlm

8

2 2 I 2 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat

Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma’arif, 1962),

h.23

3 3 I 2 Soebahar, H. Abd. Halim. Wawasan Baru

Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam mulia 2002), h.

12

4 4 I 3 Muhammad Fethullah Gulen, Kehidupan Rasul

Allah Muhammad SAW, (Jakarta: Murai Kencana,

2002), h. xvi-xviii

5 5 I 4 Muhammad Fethullah Gulen, Kehidupan Rasul

Allah Muhammad SAW, (Jakarta: Murai Kencana,

2002), h.xviii

6 6 I 5 Imam Suprayogo, Reformulasi Visi Pendidikan

Islam, (Malang : STAIN Press, 1999), hlm.25.

7 7 II 13 M. Fethullah Gulen, Cahaya Abadi Muhammad

Saw. Kebanggaan Umat Manusia, (Jakarta:

Republika, 2012), h.1203-6

8 8 II 16 M. Fethullah Gulen, Cahaya Abadi Muhammad

Saw. Kebanggaan Umat Manusia, (Jakarta:

Republika, 2012), h. 1206-1210

9 9 II 17 http://tr.fgulen.com/content/section/30/3/

10 10 III 19 Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual

Muslim, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan

Dakwah, (Yogyakarta: Sipress, 1993), h. 184

11 11 III 22 Tughra Books, Essays – Perspectives – Opinions

M. Fethullah Gulen, (New Jersey : Tughra Books,

2009), h. 67-71

12 12 III 22 http://bambumoeda.wordpress.com/2012/06/11/

pengertian-pendidikan-islam/, Tanggal 4/3/2013,

jam 16: 51

13 13 III 23 Aslandoğan, Yüksel and Muhammed Çetin.

(2007). “Gülen‟s Educational Paradigm in

Thought and Practice”. In Muslim Citizens of the

Globalized World: Contributions of the Gülen

Movement, ed. Robert A. Hunt and Yüksel A.

Aslandoğan,pp. 332.

Page 70: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

14 14 III 23 Mohamed, Yasien. The Educational Theory of

FethullahGulen and its Practice in South Africa. In

International Conference “Muslim World in

Transition: Contributions of the Gulen Movement.

Conference Proceedings. London, October 2007. p

556.

15 15 III 24 M. Fethullah Gulen, Sizinti Aylik Ilim ve Kultur

Dergisi, (Istanbul: Mayis, 1981), h. 9

16 16 III 24 M. Fethullah Gulen, Olcu veya Yoldaki Isiklar,

(Istanbul: Nil Yayinlari, 2003), h. 25

17 17 III 24 Imam Gazali, Ihyau „Ulumi‟d-Din Turkce

tercemesi, (Istanbul, Beyazit: Cile Yayinevi), Cilt I,

h. 14

18 18 III 25 Understanding Fethullah Gulen, Journalist and

Writers Foundation, h. 46

19 19 III 25 http://www.kharismabangsa.or.id/?midframe=/

Admission/kurikulum.htm.diakses tanggal,

11/19/2012.

20 20 III 26 Ali ibn Abu Talib berkata, “Saya akan menjadi

budak pada siapa pun yang mengajari saya satu

huruf.”

21 21 III 28 M. Enes Ergene, Gulen Hareketinin Analizi

Gelenegin Modern Caga Tanikligi, (Izmir: Yeni

Akedemi Yayinlari, 2005), h. 318-330

22 22 III 29 M. Enes Ergene, Gulen Hareketinin Analizi

Gelenegin Modern Caga Tanikligi, (Izmir: Yeni

Akedemi Yayinlari, 2005), h. 237

23 23 III 29 Tercemesi yapilacak

24 24 III 31 Kaynak lazim wawancara olabilir.

25 25 III 31 M. Fethullah Gulen, Ruhumuzun Heykelini

Dikerken, (Izmir: Nil Yayinlari, 2006), h. 192, 229

26 26 III 32 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata istiyak

yang berasal dari kata Arab „isyq diartikan:

“perasaan tertarik hati seorang hamba kepada

Allah ketika berkomunikasi dengan-Nya untuk

mendapatkan kenikmatan”.

27 27 III 35 http://www.sizinti.com.tr/arsiv/yil/1979.html

28 28 III 36 (HR. Al-Thabrani dalam al-Kabir-nya (14227) dengan isnad

yang shahih. al-Hafidz Al-Haitsami menyebutkannya dalam

Majma' al-Zawaa-id (10/144).

29 29 III 37 M. Fethullah Gulen, Cekirdekten Cinara (Bir

Baska Acidan Aile Egitimi), (Izmir: Nil Yayinlari,

2002), h.

30 30 III 38 M. Fethullah Gulen, Ruhumuzun Heykelini

Dikerken, (Izmir: Nil Yayinlari, 2006), h. 128

31 31 IV 40 Ihya Ulumuddin…..

Page 71: PEMIKIRAN M. FETHULLAH GULEN DALAM · PDF filedan Urgensi menuntut Ilmu. ii ... manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada ... bertanggung jawab dan mampu mengantisipasi

32 32 IV 42 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran

Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),

cet. Ke-2, h. 263-264

33 33 IV 42 Fethullah Gulen.

34 34 IV 42 http://www.fethullahgulen.com/tr/media-

gallery/mediaitem/902-prizma-mefkure-insani

35 35 IV 43 M. Fethullah Gulen, Cekirdekten Cinara (Bir

Baska Acidan Aile Egitimi), (Izmir: Nil Yayinlari,

2002), h.

36 36 IV 44 Ghazali Bin Basri, Falsafah Pendidikan Islam

Huraian Konsep & Aplikasi, (Brunei Darussalam:

PP KUPU SB, 2008), H. 90

37 37 IV 45 Islam in Practice, Good Character, A

Comprehensive Guide to Manners and Morals in

Islam, (New Jersey: Tughra Books, 2011), h. 28-29

38 38 IV 46 Dari Video peluncuran buku Bangkitnya

Spiritualitas Islam Karya Muhammad Fethullah

Gulen, Tanggal 3 April 2013

39 39 IV 47 Zainuddin dkk, Seluk-beluk Pendidikan dari Al

Ghozali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet. Ke-1,

h. 66-67

40 40 IV 47 Dari Video peluncuran buku Bangkitnya

Spiritualitas Islam Karya Muhammad Fethullah

Gulen, Tanggal 3 April 2013

41 41 IV 49 M. Fethullah Gulen, Prizma 2, (Izmir: Nil

Yayinlari, 2002), h. 55-56

42 42 IV 49 Zainuddin dkk, Seluk-beluk Pendidikan dari Al-

Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet. Ke-1,

h. 36-37

43 43 IV 50 M. Fethullah Gulen, Prizma 4, (Izmir: Nil

Yayinlari, 2005), h. 96-97-98-99-100

44 44 IV 51 M. Fethullah Gulen, Irsad Ekseni, (Izmir: Nil

Yayinlari, 2008), h. 121-122

45 45 IV 51 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Terjemah Per-

Kata Type Hijaz, (Sygma: Bandung, 2007), h. 459.

46 46 IV 51 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Terjemah Per-

Kata Type Hijaz, (Sygma: Bandung, 2007), h. 190.

47 47 IV 53 M. fethullah Gulen, Irsad Ekseni, (Izmir: Nil

Yayinlari, 2008), h. 121-122-123

http://dinmuridin.blogspot.com/2013/01/pemikiran-

alghazali-dalam-pendidikan.html