pemetaan potensi pembentukan pos upaya kesehatan kerja...

236
PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA TERINTEGRASI DI WILAYAH PUSKESMAS JURANG MANGU KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) OLEH: RUDITHO PRIYANDI NIM: 1111101000041 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: phamhanh

Post on 02-Mar-2019

255 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN

KERJA TERINTEGRASI DI WILAYAH PUSKESMAS JURANG MANGU

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH:

RUDITHO PRIYANDI

NIM: 1111101000041

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN
Page 3: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Skripsi, Juni 2017

Ruditho Priyandi, NIM: 1111101000041

Pemetaan Potensi Pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi di

Wilayah Puskesmas Jurang Mangu Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

xviii + 180 halaman, 17 tabel, 11 gambar, 5 lampiran

ABSTRAK

Pekerja pada sektor informal sering terpajan dengan bahaya potensial akibat

lingkungan kerja yang buruk dan umumnya tidak memperoleh pelayanan

kesehatan kerja yang memadai. Pos UKK Terintegrasi merupakan program

pemerintah untuk pekerja sektor informal memperoleh pelayanan kesehatan kerja.

Di Jurang Mangu terdapat beberapa kelompok pekerja, namun tidak terdapat Pos

UKK Terintegrasi.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 hingga Mei 2017 untuk

mengetahui potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Jurang Mangu. FFA

digunakan untuk mengetahui skor faktor pendorong dan skor faktor penghambat

potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi yang terdiri dari: jenis kelompok

pekerja, calon kader, sarana, tempat pembentukan, sumber dana, dan program

kesehatan terintegrasi. Penelitian ini penelitian kualitatif, dengan pengumpulan

data primer melalui FGD, wawancara, dan observasi serta pengumpulan data

sekunder melalui telaah dokumen. Triangulasi sumber dan triangulasi metode

digunakan untuk menvalidasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 Pos UKK Terintegrasi yang

dapat dibentuk yaitu pada IKM Konveksi Jurang Mangu Timur, IKM Konveksi

Jurang Mangu Barat, dan IKM Makanan & Minuman. Potensi pembentukan

terbesar terdapat pada IKM Konveksi Jurang Mangu Timur karena memiliki skor

faktor pendorong yang lebih tinggi dari skor faktor penghambat, dengan memiliki

faktor pendorong terbesar yaitu tempat pembentukan dari warga pekerja dan

program kesehatan yang terintegrasi. Faktor penghambat terbesar adalah belum

adanya keinginan pekerja menjadi kader kesehatan kerja.

Dinas Kesehatan Tangerang Selatan disarankan untuk membuat juknis

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Penyuluhan kesehatan kerja kepada pekerja

Jurang Mangu oleh Puskesmas Jurang Mangu. Serta pemanfaatan dana desa untuk

memenuhi sarana dan prasarana Pos UKK Terintegrasi.

Daftar bacaan : 87 (1996-2017)

Kata kunci : Kesehatan kerja, Pos UKK Terintegrasi, Pekerja Informal

Page 4: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

iv

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH MAJOR

OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH CONCENTRATION

Undergraduate Thesis, June 2017

Ruditho Priyandi, NIM: 1111101000041

Potential Establishment Mapping of Integrated Occupational Health Care

Post in Jurang Mangu Public Health Center South Tangerang City 2017

xviii + 180 pages, 17 tables, 11 pictures, 5 attachments

ABSTRACT

Workers in the informal sector are often exposed to potential dangers due to

poor working environments and do not get adequate occupational health services.

Integrated OHC Post is a government program for informal sector workers to

obtain occupational health services. In Jurang Mangu there are groups of informal

workers, but there is no Integrated OHC Post in Jurang Mangu.

This research was conducted in June 2016 until May 2017 to find out the

potential of establishing Integrated OHC Post in Jurang Mangu. FFA was used to

obtain the score of driving factors and inhibiting factor of the potential

establishment of Integrated OHC Post which consists of: groups of similar

workers, designated cadre, facilities, place of establishment, funding sources, and

integrated health programs. This is a qualitative research, with primary data

collection through FGD, interview, and observation as well as secondary data

collection through document review. Sources triangulation and methods

triangulation are used to validate data.

The result of the research shows that there are 3 Integrated OHC Posts that

can be established in groups of tailor workers in East Jurang Mangu, groups of

tailor workers in West Jurang Mangu, and groups of Food & Beverage workers.

Groups of tailor workers in East Jurang Mangu has the highest establishment

potential because it owns higher driving factor score than inhibiting factor score,

and also has the greatest driving factor such as establishment place and integrated

health programs. The greatest inhibiting factor is the absence of the worker's

desire to become a health work cadre.

The South Tangerang Health Service Center is advised to provide technical

regulation about Integrated OHC Post establishment. Carry out occupational

health education to workers by Jurang Mangu Public Health Center. And village

funds utilization to fulfill the facilities and infrastructure of Integrated OHC Post.

References : 87 (1996-2017)

Keywords : Occupational health, Integrated OHC Post, Informal worker

Page 5: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN
Page 6: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN
Page 7: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Ruditho Priyandi

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 April 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Komplek Deplu Caraka Buana Blok O No. 10 RT 04

RW 007. Tangerang. Banten. 15155

No. HP : 081374303064

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

2011 – 2017 : S1 Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2008 – 2011 : SMA Negeri 63 Jakarta

2005 – 2008 : SMP Negeri 110 Jakarta

1999 – 2005 : SD Cendrawasih Jakarta

Page 8: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan

judul “Pemetaan Potensi Pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi

di Wilayah Puskesmas Jurang Mangu Kota Tangerang Selatan 2017”. Salawat

serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah

berhasil membawa peradaban umat manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu

pengetahuan

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada:

1. Keluarga tercinta, Mama Aviani Prihantati, Ayah Rasjidi Sabirin, Kakak Novi

Rastianti, Adik Dhanny Firmandi atas doa restu serta dukungan yang diberikan

tanpa mengenal batas waktu hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan

pendidikan S1;

2. Bapak Prof. Dr. Arief Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

4. Ibu Dr. Iting Shofwati, ST, M.KKK selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak dr.

Yuli Prapanca Satar, MARS selaku dosen pembimbing 2 yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan arahan kepada penulis agar senantiasa

berupaya melakukan yang terbaik dalam penyelesaian skripsi;

Page 9: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

ix

5. Para Ibu dan Bapak Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang telah memberikan banyak ilmu kepada

penulis;

6. Bapak Rosyadi selaku pegawai disperindag, dan Ibu Aisyah selaku ketua

Puskesmas Jurang Mangu, serta seluruh informan yang saya wawancarai;

7. Sahabat Afif, Danti, Tama, Faris, Nana, Ibo, dan Ainil yang selalu

menyemangati, mendukung, dan mendoakan penulis dalam penyelesaian

skripsi ini;

8. Afriyanto yang selalu mengingatkan penulis untuk selalu memberikan yang

terbaik dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam penyelesaian skripsi

ini;

9. Serta seluruh kawan Kesehatan Masyarakat yang telah berjuang menyelesaikan

pendidikan.

Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap seluruh

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Aamiin ya

Rabbal’alamin. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan. Kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis

harapkan agar dapat dijadikan masukan di waktu mendatang. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat kepada penulis dan pembaca.

Jakarta, Juni 2017

Ruditho Priyandi

Page 10: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... ii

ABSTRAK .............................................................................................................. iii

ABSTRACT ........................................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

1. Tujuan Umum ............................................................................................. 8

2. Tujuan Khusus ............................................................................................ 8

E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

1. Bagi Penulis ................................................................................................ 8

2. Bagi Puskesmas .......................................................................................... 9

3. Bagi Pemerintah Daerah ............................................................................. 9

4. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat ................................................. 9

F. Ruang Lingkup ............................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 11

Page 11: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

xi

A. Kesehatan Kerja ........................................................................................... 11

1. Prinsip Kesehatan Kerja ............................................................................ 12

2. Tujuan Kesehatan Kerja ............................................................................ 12

3. Kesehatan Kerja ........................................................................................ 13

B. Puskesmas .................................................................................................... 14

1. Visi & Misi Puskesmas ............................................................................. 15

2. Tujuan Puskesmas .................................................................................... 17

3. Fungsi Puskesmas ..................................................................................... 17

4. Upaya Pelayanan Puskesmas..................................................................... 20

C. Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Terintegrasi .......................................... 21

1. Alasan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi ............................................. 22

2. Tujuan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi ............................................. 24

3. Manfaat Pos UKK Terintegrasi ................................................................. 26

4. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Pos UKK Terintegrasi ............................... 27

D. Penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi ....................................................... 29

1. Persyaratan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi ...................................... 29

2. Persiapan Pos UKK Terintegrasi ............................................................... 30

3. Penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi.................................................... 31

4. Sistem Rujukan Pos UKK Terintegrasi ..................................................... 36

5. Sarana dan Prasarana Pos UKK Terintegrasi ............................................. 38

6. Pembiayaan Pos UKK Terintegrasi ........................................................... 39

E. Tugas dan Fungsi Pemangku Kepentingan ................................................... 39

1. Pusat ......................................................................................................... 39

2. Provinsi .................................................................................................... 40

3. Kabupaten/Kota ........................................................................................ 41

4. Balai Kesehatan Kerja Masyarakat ............................................................ 42

5. Kecamatan ................................................................................................ 42

6. Puskesmas ................................................................................................ 43

Page 12: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

xii

7. Desa/Kelurahan atau sebutan lain .............................................................. 43

8. Lintas Sektor............................................................................................. 44

9. Organisasi Profesi ..................................................................................... 44

10. Para Pimpinan Kelompok/lembaga/instansi/organisasi .......................... 44

11. Tokoh/Penggerak Masyarakat ............................................................... 45

12. Dunia Usaha .......................................................................................... 45

13. Kader Pos UKK Terintegrasi ................................................................. 45

F. Pembinaan dan Evaluasi Pos UKK Terintegrasi ........................................... 46

1. Pembinaan ................................................................................................ 46

2. Monitoring dan Evaluasi ........................................................................... 47

3. Pencatatan dan Pelaporan .......................................................................... 52

4. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan ....................................................... 52

G. Force Field Analysis .................................................................................... 54

1. Kegunaan Force Field Analysis ................................................................ 55

2. Langkah-langkah Pelaksanaan FFA .......................................................... 55

H. Kerangka Teori ............................................................................................ 60

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH .................................. 61

A. Kerangka Pikir ............................................................................................. 61

B. Definisi Istilah .............................................................................................. 63

BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 65

A. Desain Penelitian .......................................................................................... 65

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 65

1. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 65

2. Waktu Penelitian....................................................................................... 65

C. Objek Penelitian ........................................................................................... 66

D. Sumber Data Penelitian ................................................................................ 66

1. Sumber Data Primer.................................................................................. 66

2. Sumber Data Sekunder ............................................................................. 68

Page 13: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

xiii

E. Metode Pengumpulan Data........................................................................... 68

1. Metode Pengumpulan Data Primer ............................................................ 69

2. Metode Pengumpulan Data Sekunder ........................................................ 71

F. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 71

1. Smartphone............................................................................................... 72

2. Pedoman Wawancara ................................................................................ 72

3. Pedoman FGD .......................................................................................... 72

4. Lembar Observasi ..................................................................................... 73

G. Validitas Data............................................................................................... 73

1. Triangulasi Metode ................................................................................... 73

2. Triangulasi Sumber ................................................................................... 74

H. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................... 76

1. Proses Pengolahan Data ............................................................................ 76

2. Proses Analisis Data ................................................................................. 76

BAB V HASIL ....................................................................................................... 79

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 79

B. Gambaran Syarat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi ................................. 80

1. Gambaran Jenis Kelompok Pekerja ........................................................... 80

2. Gambaran Calon Kader Pos UKK Terintegrasi ......................................... 83

3. Gambaran Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi ........................... 91

4. Gambaran Sarana Pos UKK Terintegrasi .................................................. 93

5. Gambaran Sumber Dana Pos UKK Terintegrasi ...................................... 102

6. Gambaran Program Kesehatan yang Terintegrasi .................................... 104

C. Gambaran Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi ............................. 115

1. Gambaran Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur .......................................... 126

2. Gambaran Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat ........................................... 128

Page 14: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

xiv

3. Gambaran Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Makanan & Minuman ........................................................ 129

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 132

A. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 132

B. Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi .............................................. 133

1. Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur............................................................................................................. 143

2. Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat .............................................................................................................. 160

3. Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan & Minuman 166

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 172

A. Simpulan .................................................................................................... 172

B. Saran .......................................................................................................... 173

1. Bagi Dinas Kesehatan Tangerang Selatan ............................................... 173

2. Bagi Puskesmas Jurang Mangu ............................................................... 173

3. Bagi Masyarakat Pekerja Jurang Mangu ................................................. 174

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 175

LAMPIRAN

Page 15: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peran Persiapan Pos UKK Terintegrasi .................................................... 30

Tabel 2.2 Jenis Kegiatan Pos UKK Terintegrasi ...................................................... 33

Tabel 2.3 Tingkat Keberhasilan Penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi ................ 49

Tabel 2.4 Tingkat Perkembangan Pos UKK Terintegrasi ......................................... 50

Tabel 3.1 Definisi Istilah ......................................................................................... 63

Tabel 4.1 Triangulasi Metode.................................................................................. 74

Tabel 4.2 Triangluasi Sumber ................................................................................. 75

Tabel 5.1 Gambaran Jenis Kelompok Pekerja ......................................................... 83

Tabel 5.2 Calon Kader Pos UKK Terintegrasi ......................................................... 90

Tabel 5.3 Sarana Pos UKK Terintegrasi ................................................................ 100

Tabel 5.4 Kegiatan Promotif Puskesmas Jurang Mangu ........................................ 106

Tabel 5.5 Kegiatan Preventif Puskesmas Jurang Mangu ........................................ 111

Tabel 5.6 Kegiatan Kuratif Puskesmas Jurang Mangu ........................................... 114

Tabel 5.7 Gambaran Umum Syarat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi di

Kecamatan Jurang Mangu ..................................................................................... 117

Tabel 5.8 Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu Timur .................................................................... 127

Tabel 5.9 Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu Barat ...................................................................... 129

Tabel 5.10 Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

IKM Makanan & Minuman ................................................................................... 130

Page 16: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alasan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi .................................................... 24

Gambar 2.2 Alur Monitoring dan Evaluasi Pos UKK Terintegrasi ...................................... 48

Gambar 2.3 Alur Pencatatan dan Pelaporan ........................................................................ 53

Gambar 2.4 Kerangka Teori ............................................................................................... 60

Gambar 3.1 Kerangka Pikir ..................................................................................... 61

Gambar 4.1 Smartphone.......................................................................................... 72

Gambar 5.1 Peta Wilayah Puskesmas Jurang Mangu ............................................... 79

Gambar 5.2 Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Timur .......................................................................................................... 92

Gambar 5.3 (a), (b), (c), (d), (e), (f) Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi

Jurang Mangu Timur............................................................................................... 94

Gambar 5.4 (a), (b), (c), (d), (e), (f) Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi

Jurang Mangu Barat ................................................................................................ 97

Gambar 5.5 (a), (b), (c), (d) Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan &

Minuman ................................................................................................................ 99

Page 17: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman FGD

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Matriks Wawancara dan FGD

Lampiran 4 Matriks Telaah Dokumen

Lampiran 5 Lembar Observasi

Page 18: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

xviii

DAFTAR ISTILAH

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

BPS : Badan Pusat Statistik

FFA : Force Field Analysis

IKM : Industri Kecil Menengah

ILO : International Labour Organization

JKN : Jaminan Kesehatan Nasional

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

LSM : Lembaga Sosial Masyarakat

PAK : Penyakit Akibat Kerja

Pos UKK : Pos Upaya Kesehatan Kerja

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

UKBM : Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat

UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat

WHO : World Health Organization

Page 19: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hak setiap pekerja.

Dalam melakukan pekerjaannya pekerja memerlukan pekerjaan yang

nyaman, kondisi kesehatan prima, dan kondisi lingkungan kerja yang

kondusif. Namun, setiap pekerjaan punya risiko keselamatan dan kesehatan.

Bila risiko keselamatan dan kesehatan tidak dikelola atau dikendalikan

dengan baik dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja atau penyakit

akibat kerja yang dapat mengancam setiap pekerja yang tidak terlindungi

dengan baik dari risiko keselamatan dan kesehatan kerja.

Gambaran masalah kesehatan kerja yang mencakup angka kesakitan,

kematian akibat kerja, dan akibat hubungan kerja yaitu setiap 15 detik

seorang pekerja meninggal dunia akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat

kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. ILO mengestimasikan

angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)

sebanyak lebih dari 1 juta kasus setiap tahun (ILO, 2013).

Menurut data BPJS Ketenagakerjaan (2016) jumlah kecelekaan kerja

dari tahun ke tahun mengalami tren peningkatan 5% hingga 10% setiap

tahunnya. Pada akhir 2015, angka kecelakaan kerja mencapai 105.182 kasus

dari 12,4 juta jumlah pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaan. Hasil Riskesdas

Page 20: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

2

(2013) menunjukkan 11,0% pekerja mengalami gangguan pendengaran dan

11,9% mengalami sendi otot, serta 52,8% masyarakat memiliki kebiasaan

aktivitas yang kurang, 21,2% memiliki kebiasaan merokok, dan hanya 10,7%

yang memiliki kebiasaan mengonsumsi sayur dan buah tiap hari.

WHO menggambarkan bahwa untuk potensi bahaya bagi pekerja di

seluruh dunia: 40-50% penduduk dunia berisiko terhadap penyakit atau

kecelakaan sehubungan dengan pekerjaannya, kecelakaan akibat kerja

diperkirakan berjumlah 120 juta per tahun. Lebih dari 200.000 berakibat fatal,

68-157 juta terjadi kasus-kasus baru akibat pemajanan, sekitar 3000

menimbulkan gangguan kulit dan lain-lain. Sementara pelayanan kesehatan

kerja yang memadai diperkirakan baru bisa diberikan pada 20-30% pekerja di

negara maju, sedangkan di negara berkembang hanya 5-10%.

Jumlah angkatan kerja Indonesia makin meningkat dari seluruh

angkatan kerja di Indonesia yang bekerja di sektor informal baik pedesaan

maupun perkotaan. Terdapat 39.641.140 (38%) pekerja formal dan

64.844.340 (62%) pekerja informal (BPS, 2015). Pada umumnya sektor

informal ini mempunyai banyak keterbatasan terutama dalam hal kemampuan

pemeliharaan kesehatan dirinya dan keluarganya. Mereka sering terpajan

dengan bahaya-bahaya potensial akibat lingkungan kerja yang buruk, jam

kerja yang tidak teratur, beban kerja yang terlalu berat namun berpenghasilan

rendah, dan umumnya tidak memperoleh pelayanan kesehatan kerja yang

memadai, sehingga WHO mengkategorikan sebagai “Underprivilledged” dan

”Underserved Working Population” (WHO, 2010).

Page 21: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

3

Umumnya pekerja di sektor informal memiliki beban dan waktu kerja

berlebihan. Sementara upah yang diterima pekerja jauh di bawah standar.

Pengusaha sektor informal pada umumnya kurang memperhatikan kaidah

keamanan dan kesehatan kerja (Icohis, 2009). Hasil penelitian Kemenkes RI

menunjukkan, sekitar 74% pekerja hingga saat ini belum terjangkau layanan

kesehatan kerja yang memadai. Menurut penelitian terakhir yang dilakukan

tahun 2013, baru sekitar 26% pekerja di sektor formal yang memiliki

jangkauan layanan kesehatan kerja yang memadai. Cakupan pelayanan

kesehatan kerja di sektor informal hanya mencakup 1% pekerja

Dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan kerja dinyatakan

bahwa salah satu kegiatan pokok dari pembangunan kesehatan adalah

program upaya kesehatan kerja. Pengertian upaya kesehatan kerja di sini

adalah suatu upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja, dan

lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya dan agar

diperoleh produktivitas kerja yang optimal.

Pelayanan kesehatan kerja tertuju pada tiga hal utama yaitu menjamin

keselamatan dan kesehatan para pekerja, perbaikan organisasi kerja, dan

budaya kerja yang kondusif bagi tercapainya kesehatan dan keselamatan

sewaktu bekerja. Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja, untuk

mencapai tujuan tersebut fokus pelayanan kesehatan kerja adalah promosi

kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan tidak mengabaikan upaya kuratif

dan rehabilitatif. Oleh karena itu, pelaksanaan program upaya kesehatan kerja

Page 22: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

4

merupakan hal yang mendesak dan perlu diwujudkan. Untuk itu perlu peran

aktif dari seluruh masyarakat di samping adanya koordinasi dan kolabirasi

dari lintas program, lintas sektor, LSM atau organisasi profesi, dunia

pendidikan, para pengusaha serta para pekerja.

Isu strategis RPJMN 2015-2019 adalah peningkatan status kesehatan

ibu, bayi, balita, remaja, usia produktif dan lansia; peningkatan promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, pengembangan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN), pemenuhan sumber daya manusia kesehatan, peningkatan

akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang

berkualitas. Keikutsertaan pekerja sektor informal dalam keanggotaan

jaminan kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan melalui BPJS Kesehatan dan

BPJS Ketenagakerjaan berperan dalam mempercepat perwujudan Jaminan

Kesehatan Semesta dan Jaminan Sosial Nasional (Universal Coverage).

Pencapaian universal coverage yang mencakup seluruh penduduk Indonesia

merupakan upaya strategis. Pembiayaan JKN dilakukan berasas gotong

royong dengan sasaran kepesertaan sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI),

Non-PBI ataupun melalui program Indonesia Sehat.

Untuk mendukung terwujudnya upaya kesehatan kerja di sektor

informal, maka diperlukan upaya intergasi penanganan masalah kesehatan

pada pekerja, khususnya pekerja skala usaha mandiri, mikro, dan kecil

melalui pengembangan Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang

ada sesuai kebutuhan. Integrasi tersebut, yaitu program kesehatan kerja

dengan program lainnya, seperti pengendalian penyakit menular dan tidak

Page 23: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

5

menular, kesehatan lingkungan, gizi, kesehatan ibu, dan kesehatan

reproduksi.

Di sisi lain, penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara komprehensif

pada usaha sektor informal (skala mandiri/individu, rumah tangga, mikro, dan

kecil) sering dihadapkan dengan berbagai hambatan. Berdasarkan data dasar

Puskesmas Tangerang Selatan, belum terdapat puskesmas yang melaksanakan

kegiatan kesehatan kerja dasar. Dalam rangka pelayanan kesehatan yang

komprehensif dan terintegrasi pada pekerja perlu adanya suatu wadah, yakni

Pos UKK Terintegrasi.

Pos UKK ini diperlukan dalam rangka memperluas jangkauan

pelayanan kesehatan kerja dasar untuk pekerja, mengingat masih banyak para

pekerja khususnya pekerja sektor informal yang belum mendapat pelayanan

kesehatan kerja dasar. Dimana Pos UKK ini difasilitasi oleh puskesmas

dalam pembentukan dan pembinaannya di wilayah kerjanya (Depkes, 2006).

Berdasarkan Permenkes 100 tahun 2015 tentang Pos UKK Terintegrasi, Pos

UKK termasuk Unit Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan yang

mempunyai tugas wajib untuk melakukan deteksi dini dan diperuntukan

untuk mengatasi permasalahan kesehatan pekerja khususnya pekerja sektor

informal.

Berdasarkan BPS (2016) di provinsi Banten terdapat 231 puskesmas

yang tersebar di seluruh 8 kabupaten/kota yang ada di provinsi Banten. Di

kota Tangerang Selatan terdapat 29 puskesmas yang tersebar pada tujuh

kecamatan. Salah satunya adalah puskesmas Jurang Mangu yang berada di

Page 24: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

6

Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Laporan Badan Pusat Statistik

Kota Tangerang Selatan (BPS Tangsel) 2016 menuliskan bahwa kecamatan

yang paling banyak memiliki industri di Tangerang Selatan adalah kecamatan

Pondok Aren. Di kecamatan Pondok Aren terdapat sebanyak 186 industri

pakaian jadi atau konveksi atau penjahit.

Berdasarkan peraturan pemerintah RI No. 142 tahun 2016 tentang

kawasan industri. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan

kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang

yang dikembangkan dan dikelola. Pada Bab 2 pasal 3 dinyatakan bahwa

menteri, gubernur, bupati/walikota memiliki kewenangan untuk menentukan

kawasan industri. Di Pondok Aren peresmian wilayah industri konveksi atau

dikenal sebagai kampung UKM konveksi diresmikan pada 16 Mei 2016,

tepatnya pada kelurahan Jurang Mangu.

Data Dasar Puskesmas di Kota Tangerang Selatan tahun 2016

menunjukkan bahwa di daerah puskesmas Jurang Mangu Timur tidak

terdapat Pos UKK Terintegrasi dan juga tidak ada pelayanan kesehatan kerja

yang dilaksanakan. Setelah melakukan hasil studi pendahuluan di puskesmas

Jurang Mangu pada 14 November 2016 diketahui bahwa puskesmas Jurang

Mangu memang belum melaksanakan program UKBM Pos UKK

Terintegrasi. Menyikapi kondisi di atas maka perlu adanya pengelolaan dan

pembinaan khususnya tentang program upaya kesehatan kerja melalui

puskesmas secara terpadu khususnya pada sektor informal guna tercapainya

tujuan dari pelayanan kesehatan kerja. Hasil survei langsung ini telah

Page 25: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

7

memotivasi penulis untuk mengangkat penelitian deskriptif yang berjudul

“Pemetaan Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Wilayah

Puskesmas Jurang Mangu Kota Tangerang Selatan 2017” dengan maksud

agar mengetahui pemetaan potensi pembentukan suatu wadah program

kesehatan kerja yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan pekerja secara optimal, sehingga mampu menghasilkan dan

meningkatkan produktivitas kerja yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah

Pekerjaan di sektor informal berisiko menimbulkan dampak negatif

akibat pekerjaan yaitu kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat

membahayakan status kesehatan dari pekerja yang bekerja. Di antaranya

adalah bahaya yang dapat ditimbulkan akibat peralatan yang digunakan dan

dari faktor pekerja, selain itu lingkungan kerja yang tidak kondusif juga dapat

menimbulkan potensi kecelakaan kerja. Namun risiko yang ada pada sektor

informal banyak yang tidak dikendalikan oleh pemberi kerja.

Pada wilayah Puskesmas Jurang Mangu yang pada wilayah kerjanya

terdapat 186 industri kecil menengah (IKM) konveksi tetapi Puskesmas

Jurang Mangu tidak melakukan pelayanan kesehatan kerja dasar. Berdasarkan

uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui “Pemetaan Potensi

Pembentukan Pos UKK Terintegrasi di wilayah Puskesmas Jurang Mangu

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017”.

Page 26: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

8

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pemetaan potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi di

wilayah Puskesmas Jurang Mangu Kota Tangerang Selatan tahun 2017?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pemetaan potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi di

Wilayah Puskesmas Jurang Mangu Kota Tangerang Selatan tahun 2017

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi yang meliputi,

Jenis Kelompok Pekerja, Calon Kader Pos UKK Terintegrasi, Tempat

Pembentukan Pos UKK Terintegrasi, Sarana Pos UKK Terintegrasi,

Sumber Dana Pos UKK Terintegrasi, dan Program Kesehatan yang

Terintegrasi;

b. Diketahuinya Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Pembentukan

Pos UKK Terintegrasi di wilayah Puskesmas Jurang Mangu;

c. Diketahuinya Pos UKK yang memiliki potensi Pembentukan Pos UKK

Terintegrasi di wilayah Puskesmas Jurang Mangu;

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Sebagai proses belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

selama masa perkuliahan;

Page 27: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

9

b. Memperdalam dan mengembangkan pengetahuan serta menambah

wawasan mengenai program upaya kesehatan kerja pada pekerja sektor

informal;

2. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan penyelenggaraan program

upaya kesehatan kerja bagi pekerja sektor informal di wilayah kerjanya

3. Bagi Pemerintah Daerah

Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan kewajiban pemerintah

sebagai pembina Pos UKK Terintegrasi agar dapat meningkatkan upaya

pemerintah dalam meningkatkan status kesehatan kerja pekerja sektor

informal

4. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai program

upaya kesehatan kerja pekerja sektor informal

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jurang Mangu

pada bulan Juni 2016 sampai Juni 2017 dengan jenis penelitian kualitatif.

Telaah dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder. Pedoman

wawancara, pedoman Focus Group Discussion (FGD), lembar observasi dan

Force Field Analysis (FFA) digunakan untuk mengumpulkan data primer.

Wawancara dilakukan dengan delapan informan yang terdiri dari: Pegawai

Disperindag, Kepala IKM Konveksi Jurang Mangu, Kepala Puskesmas

Page 28: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

10

Jurang Mangu, Kepala Tata Usaha Puskesmas Jurang Mangu, Pegawai

Bagian UKM Pengembangan Puskesmas Jurang Mangu, dan tiga pengusaha

IKM Makanan & Minuman. FGD dilakukan kepada dua kelompok yaitu

kelompok IKM Konveksi Jurang Mangu Timur dan kelompok IKM Konveksi

Jurang Mangu Barat. Triangulasi sumber dan triangulasi metode digunakan

untuk memvalidasi data.

Page 29: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Kerja

Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik,

mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau

gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk

berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya (Budiono, 2008). Menurut

WHO (2015), sehat merupakan keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental,

dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecatatan.

Kesehatan kerja (Occupational Health) (WHO/ILO, 1995)

adalah suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan

(fisik, mental & sosial), dan ekonomi yang setinggi-tingginya bagi

pekerja disemua jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang

disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat

faktor yang merugikan kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja

dalam suatu lingkungan kerja yg serasi antara pekerjaan dengan manusia

pekerja. Menurut Suma’mur (2010), kesehatan kerja merupakan spesialisasi

ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar

pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya

baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap

penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan

lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.

Page 30: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

12

1. Prinsip Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja untuk dapat dilakukan secara baik harus memiliki prinsip

penyerasian antara (Suma’mur, 2010):

a. Kapasitas Kerja

Kemampuan pekerja yang dipengaruhi oleh status kesehatan, gizi, jenis

kelamin, umur, pendidikan dan keterampilan;

b. Beban Kerja

Beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yaitu

beban fisik, seperti mengangkat, mendorong, mencangkul, berlari,

memikul, dan beban mental;

c. Lingkungan Kerja

Lingkungan di sekitar tempat kerja yang dapat menjadi beban

pekerja, seperti bising, panas, getaran, radiasi, debu, uap, larutan,

bakteri, virus, alat kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh, meja

kerja yang terlalu tinggi/rendah, dll.

2. Tujuan Kesehatan Kerja

Tujuan kesehatan kerja adalah sebagai berikut (Manulang, 2011):

a. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang

setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial;

b. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang

disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja;

Page 31: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

13

c. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau pekerjaan dengan

tenaga kerja;

d. Meningkatkan produktivitas kerja.

Menurut Suma’mur (2010) tujuan utama kesehatan kerja adalah:

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-

kecelakaan akibat kerja;

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja;

c. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja;

d. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran

yang ditimbulkan oleh perusahaan;

e. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin

ditimbulkan dari hasil proses industri.

3. Kesehatan Kerja

Menurut Depkes terdapat 2 upaya kesehatan kerja berdasarkan status

pekerjaan yaitu; formal dan informal:

a. Upaya Kesehatan Kerja Formal

1) Menjadi tanggung jawab pengusaha;

2) Relatif lebih baik dan sudah berjalan dengan pelayanan yang

komprehensif;

3) Menjadi bagian dari SMK3 yang merupakan merupakan bagian

integral dari manajemen perusahaan;

Page 32: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

14

4) Peran pemerintah lebih fokus pada pembinaan dan pengawasan

terhadap penerapan regulasi.

b. Upaya Kesehatan Kerja Informal

1) Menjadi tanggung jawab pekerja, majikan atau pemerintah;

2) Masih belum berjalan baik dalam segala aspek;

3) Pelayanan kesehatan masih sama dengan pelayanan kesehatan pada

umumnya;

4) Peran pemerintah menjadi utama dalam pengembangan pelayanan

yang komprehensif.

B. Puskesmas

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi

kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan

masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004)

puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

wilayah kerja (Effendi, 2009).

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan

yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif

(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan

kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan

Page 33: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

15

tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan

dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi, 2009).

1. Visi & Misi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.128/MENKES/SK/II/2004 adalah mewujudkan tercapainya kecamatan

yang sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Masyarakat sehat yang

akan dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang

hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator

kecamatan sehat mencakup empat indikator utama, yaitu lingkungan sehat,

perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat

kesehatan penduduk kecamatan. Rumusan visi untuk setiap Puskesmas

harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan Puskesmas, yakni

terwujudnya kecamatan sehat, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

berdasar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.128/MENKES/SK/II/2004 adalah mendukung tercapainya misi

pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:

Page 34: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

16

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor

lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan

aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak

negatif terhadap kesehatan, setidaknya terhadap lingkungan dan

perilaku masyarakat;

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya dalam peningkatan

pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat;

c. Memelihara dan meningkatkan pemerataan, mutu, serta keterjangkauan

pelayanan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan

pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar serta memuaskan

masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga mengupayakan pemerataan

pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana

sehingga dapat terjangkau oleh seluruh anggota masyarakat;

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya

memelihara serta meningkatkan derajat kesehatan dengan cara

mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan

menerapkan keilmuan dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya

Page 35: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

17

pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup

pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

2. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).

3. Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan

atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah,

keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan

pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk

perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang

dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut

puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar

dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja

puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan

dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas

Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan

dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi, 2009).

Page 36: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

18

Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas

selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di

wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang

dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya

agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat

termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan

melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif

dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan

masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan

situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama berarti puskesmas

bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

Page 37: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

19

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas

meliputi:

a. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi

(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan

pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut

adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan

rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik

(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

disebut antara lain adalah:

1) Promosi kesehatan;

2) Pemberantasan penyakit;

3) Penyehatan lingkungan;

4) Perbaikan gizi;

5) Peningkatan kesehatan keluarga;

6) Keluarga berencana;

7) Kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan

masyarakat lainnya.

Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan

fungsi tersebut yaitu merangsang masyarakat termasuk swasta untuk

Page 38: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

20

melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri,

memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien,

memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan

medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan

bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan memberikan

pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan

sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas.

4. Upaya Pelayanan Puskesmas

Upaya pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan

kesehatan yang mutlak perlu yang sangat dibutuhkan sebagian besar

masyarakat, serta mempunyai nilai strategis untuk meningkat derajat

kesehatan masyarakat, dilaksanakan secara holistik, terpadu dan

berkesinambungan. Kegiatan ini terdiri dari program kesehatan dasar, yang

harus dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas, dan program kesehatan

pengembangan.

a. Upaya kesehatan wajib, yang terdiri dari:

1) Upaya promosi kesehatan;

2) Upaya kesehatan lingkungan;

3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana;

4) Upaya perbaikan gizi masyarakat;

5) Upaya pengobatan;

6) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit;

Page 39: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

21

7) Unit kesehatan pengembangan.

b. Upaya kesehatan pengembangan, yang terdiri dari:

1) Upaya kesehatan gigi dan mulut;

2) Upaya kesehatan sekolah;

3) Upaya perawatan kesehatan masyarakat;

4) Upaya kesehatan mata;

5) Upaya kesehatan jiwa;

6) Upaya kesehatan usia lanjut;

7) Upaya kesehatan kerja;

8) Upaya kesehatan olah raga;

9) Upaya pembinaan pengobatan tradisional;

10) Pelayanan kesehatan.

C. Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Terintegrasi

Pos UKK merupakan wadah untuk upaya kesehatan berbasis

masyarakat pada pekerja sektor informal yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat pekerja melalui pemberian

pelayanan kesehatan dengan pendekatan utama promotif dan preventif,

disertai kuratif dan rehabilitatif sederhana/terbatas (Kemenkes RI, 2015). Pos

UKK juga merupakan suatu wadah pelayanan kesehatan kerja yang berada di

tempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendiri (kader) yang berkoordinasi

dengan Puskesmas (sebagai pembina) dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.

Pos UKK adalah upaya pemerintah mendekatkan pelayanan kesehatan kerja

Page 40: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

22

pada masyarakat pekerja, pos ini dikelola oleh kader kesehatan kerja yang

mempunyai kesadaran dan kemauan mengabdikan diri secara sukarela untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatan diri sendiri dan kelompoknya agar

dapat bekerja dengan aman, sehat, dan produktif dalam bekerja.

Pos UKK Terintegrasi adalah Pos UKK yang dalam pelaksanaan

kegiatan dan substansinya dipadukan dengan program atau kegiatan

kesehatan lainnya yang terdapat pada kelompok pekerja dan bentuk peran

serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor

risiko pada penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja, pengendalian penyakit

menular dan tidak menular, pengendalian penyakit bersumber binatang, serta

program gizi, kesehatan reproduksi, kesehatan olahraga, kesehatan jiwa,

kesehatan lingkungan, dan PHBS yang dilaksanakan secara terpadu, rutin,

dan periodik.

1. Alasan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

Beberapa hal yang melatarbelakangi perlunya pembentukan Pos

UKK Terintegrasi menurut kemenkes RI (2015), yaitu:

a. Setiap tempat kerja memiliki potensi bahaya yang dapat menimbulkan

penyakit dan kecelakaan pada pekerja;

b. Selain perkaitan dengan bahaya di tempat kerja, permasalahan pada

pekerja mencakup masalah kesehatan umum, seperti penyakit menular

langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit tidak menular,

masalah gizi, gangguan kesehatan reproduksi, kurangnya

Page 41: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

23

aktivitas/latihan fisik, gangguan kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan

yang kurang memadai, dan rendahnya PHBS;

c. Pekerja pada usaha sektor informal belum mendapatkan pelayanan

kesehatan yang memadai dan belum sesuai dengan permasalahan

kesehatan yang dihadapinya mengingat selama ini pelayanan yang

diberikan bersifat umum, belum dikaitkan dengan faktor risiko yang

ada di tempat kerjanya dan waktu pelayanan di Puskesmas bersamaan

dengan waktu kerja sehingga sulit mendapatkan pelayanan kesehatan di

fasilitas pelayanan kesehatan;

d. Perlunya mendekatkan dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan

pada usaha sektor informal dengan adanya Pos UKK Terintegrasi;

e. Untuk mendapatkan jaminan kesehatan nasional dan jaminan

ketenagakerjaan, pekerja sektor informal diharapkan menjadi peserta

Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan Ketenagakerjaan. Dalam

mendapatkan pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku dalam jaminan kesehatan dan jaminan ketenagakerjaan;

f. Dengan pelayanan kesehatan yang terintegrasi di Pos UKK pada

pekerja dengan skema JKN akan meningkatkan derajat kesehatan dan

produktivitas. Jaminan ketenagakerjaan untuk melindungi pekerja dan

menjamin bila terjadi kecelakaan kerja, cidera akibat kerja, dan

penyakit akibat kerja.

Berdasarkan hal di atas, alasan pembentukan Pos UKK Terintegrasi

dapat digambarkan melalui gambar di bawah ini:

Page 42: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

24

Gambar 2.1 Alasan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

Sumber: Permenkes 100 tahun 2015 tentang Pos UKK Terintegrasi

Dalam penyelenggaraan Pos UKK dengan pelayanan yang

terintegrasi perlu dilakukan pada Pos UKK yang sudah ada. Bagi

masyarakat pekerja yang akan membentuk Pos UKK, dalam prosesnya

agar mengacu pada pedoman Pos UKK Terintegrasi. Pengembangan Pos

UKK Terintegrasi dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, seperti

pemetaan usaha industri kecil, sedang dan besar; Pos UKK saat ini dan

Posbindu; pelatihan Pos UKK Terintegrasi bersama tim dan pelatihan bagi

dokter, petugas kesehatan puskesmas dan kader; penyusunan KIE untuk

Pos UKK terintegrasi dengan materi substansi masing-masing unit di lintas

program.

2. Tujuan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

Beberapa hal yang merupakan tujuan dari pembentukan Pos UKK

menurut Depkes (2006) dibagi menjadi tujuan umum, dan tujuan khusus,

yaitu:

Page 43: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

25

a. Tujuan Umum

Mewujudkan masyarakat pekerja yang sehat dan produktif

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat pekerja tentang kesehatan

kerja;

2) Meningkatkan kemampuan masyarakat pekerja untuk menolong

dirinya sendiri;

3) Meningkatkan pelayanan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh

kader, masyarakat pekerja dan tenaga kesehatan yang terlatih

kesehatan kerja;

4) Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat pekerja

terhadap risiko dan bahaya akibat kerja yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan;

5) Meningkatkan dukungan dari pengambil kebijakan terhadap Pos

UKK;

6) Meningkatkan peran aktif lintas program dan lintas sektor terkait

dalam penyelenggaraan Pos UKK.

Sedangkan tujuan dari pembentukan Pos UKK Terintegrasi menurut

Kemenkes (2015), yaitu:

a. Memberikan pelayanan kesehatan pada pekerja kelompok usaha sektor

informal;

b. Memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan pembinaan

kesehatan;

Page 44: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

26

c. Lebih mengaktifkan Pos UKK yang sudah ada;

d. Mendekatkan pelayanan kesehatan khususnya pada masyarakat pekerja

sektor informal;

e. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

3. Manfaat Pos UKK Terintegrasi

Manfaat menurut KBBI (2016) adalah guna atau faedah. Manfaat

pembentukan Pos UKK menurut Depkes (2006) terbagi bagi 4 penerima

manfaat, yaitu:

a. Bagi Masyarakat Pekerja

Permasalahan kesehatan kerja dapat dideteksi secara dini, dan

masyarakat pekerja dapat memperoleh pelayanan kesehatan kerja yang

dapat dijangkau

b. Bagi Kader Kesehatan

1) Kader mendapatkan informasi lebih awal tentang kesehatan kerja;

2) Kader mendapatkan kebanggaan dapat berkontribusi pada

masyarakat.

c. Bagi Puskesmas

1) Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas;

2) Dapat mengoptimalkan fungsi Puskesmas utamanya pemberdayaan

masyarakat.

d. Bagi Sektor Lain

1) Dapat memadukan kegiatan sektornya utamanya yang berkaitan

dengan kesejahteraan;

Page 45: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

27

2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih efektif

dan efisien.

Sedangkan manfaat pembentukan Pos UKK Terintegrasi yang

disebutkan oleh Kemenkes (2015), yaitu:

a. Pekerja memperoleh kemudahan dalam mendapatkan akses pelayanan

kesehatan yang terpadu;

b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat pekerja pada kelompok usaha

sektor informal secara lebih efektif dan efisien.

4. Strategi Pelaksanaan Kegiatan Pos UKK Terintegrasi

Menurut Siagian (2004) strategi adalah rencana yang disatukan, luas,

dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis kegiatan

dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa

tujuan utama dari kegiatan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat

oleh pelaksana. Sedangkan menurut Mintzberg (1998) pengertian strategi

sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah terencana (a directed

course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita cita yang

telah ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi perencanaan.

Strategi pelaksanaan kegiatan Pos UKK Terintegrasi menurut Kemenkes

(2015) agar mencapai keberhasilan program, yaitu:

a. Sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah, pihak legislatif,

pemerintah daerah serta pemangku kepentingan;

b. Peningkatan peran pemerintah dan masyarakat (profesi, dunia usaha,

pendidikan) dalam perencanaan, pelaksanaan monitoring dan evaluasi;

Page 46: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

28

c. Peningkatan jejaring kerja dengan melibatkan lintas program, lintas

sektor dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait baik di Pusat

maupun Provinsi, dan Kabupaten/Kota dan puskesmas;

d. Pendekatan integratif pada kelompok masyarakat pekerja;

e. Pemberdayaan masyarakat dengan melakukan survei mawas diri dan

musyawarah masyarakat kelompok pekerja;

f. Menstimulasi ketersediaan sarana dan prasarana di Pos UKK;

g. Peningkatan kemampuan dan keterampilan pada petugas kesehatan

dalam pengendalian faktor risiko penyakit akibat kerja dan kecelakaan

kerja, penyakit menular, penyakit tidak menular, gangguan kesehatan

reproduksi, gangguan kesehatan jiwa, masalah gizi, rendahnya PHBS,

kurangnya latihan/aktivitas fisik dan kebugaran jasmani;

h. Peningkatan upaya promosi kesehatan melalui metode penyuluhan dan

berbagai media komunikasi, informasi dan edukasi;

i. Penyebarluasan informasi, diantaranya melalui kajian berbasis bukti

ilmiah sesuai kearifan lokal, sistem informasi, pengumpulan data hasil

implementasi kegiatan dalam bentuk foto, gambar, data, tulisan, dan

dipublikasikan melalui berbagai media baik lokal, nasional maupun

internasional;

j. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan terintegrasi di Pos UKK dengan

kepersertaan dalam Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS

Kesehatan atau program Indonesia Sehat, dan kepesertaan dalam

Jaminan Ketenagakerjaan;

Page 47: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

29

D. Penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi

Penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi diatur dalam lampiran

Permenkes RI No. 100 tahun 2015 tentang Pos Upaya Kesehatan Kerja

Terintegrasi. Berdasarkan peraturan tersebut diketahui bahwa terdapat 6 poin

utama dalam penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi, yaitu: persyaratan

pembentukan, persiapan, penyelenggaraan, sistem rujukan, sarana &

prasarana, serta pembiayaan Pos UKK Terintegrasi.

1. Persyaratan Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

Menurut Umar (2011) persyaratan adalah suatu kondisi atau

kemampuan yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh sistem, produk,

layanan, hasil, atau komponen untuk memenuhi kontrak, standar,

spesifikasi, atau dokumen resmi lainnya. Persyaratan dalam pembentukan

Pos UKK Terintegrasi pada prinsipnya sama dengan pembentukan Pos

UKK yang ada selama ini, yaitu:

a. Dibentuk harus berasal dari keinginan pekerja sendiri;

b. Dibentuk harus dari jenis pekerjaan yang sama;

c. Dibentuk dalam kelompok pekerja yang sejenis berjumlah 10-50 orang

pekerja;

d. Kader untuk tiap Pos UKK minimal 10% dari jumlah pekerja;

e. Kader berasal dari kelompok pekerja atau masyarakat.

Selain persyaratan di atas, ditambahkan dengan adanya kegiatan

yang dilaksanakan secara terintegrasi.

Page 48: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

30

2. Persiapan Pos UKK Terintegrasi

Dalam tahap persiapan, diperlukan beberapa langkah di setiap

tingkatan yang diatur dalam Permenkes 100 tahun 2015, terdapat 3

tingkatan yang memiliki peran dalam persiapan Pos UKK Terintegrasi,

disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Peran Persiapan Pos UKK Terintegrasi

Peran Persiapan Pos UKK Terintegrasi

Provinsi Kabupaten/Kota Puskesmas

1) Penyusunan surat

edaran dari

gubernur untuk

memperoleh

komitmen

2) Sosialisasi kepada

kabupaten/kota

3) Menyusun

perencanaan dan

penganggaran dana

dari berbagai

sumber

4) Koordinasi lintas

sektor dan lintas

program terkait

5) Monitoring dan

evaluasi

1) Pengumpulan data dan

informasi besaran

masalah pada pekerja,

jumlah pekerja, jenis

pekerjaan di berbagai

sektor khususnya pada

usaha kecil dan

menengah, sarana

prasarana dan sumber

daya di tingkat

kabupaten/kota. Data

dasar dapat diperoleh

dari BPS atau dinas

koperasi dan

perdagangan,

Puskesmas, profil

kesehatan daerah,

riskesdas dan hasil

surveilans. Informasi

tersebut digunakan

sebagai bahan advokasi

dan sebagai dasar

pembinaan di

kabupaten/kota.

2) Penyusunan surat edaran

kadinkes kabupaten/kota

kepada puskesmas

3) Menyusun perencanaan

dan penganggaran dana

dari berbagai sumber

1) Melakukan sosialisasi di

internal Puskesmas

2) Pembentukan Tim

Kesehatan Kerja yang

ditetapkan oleh Kepala

Puskesmas

3) Membuat rencana kerja

untuk kegiatan

penyelenggaraan Pos

UKK Terintegrasi

4) Advokasi kepada camat,

kepala desa/lurah,

pamong/tokoh

masyarakat/tokoh

agama, pengusaha untuk

mendapatkan informasi

tentang kegiatan Pos

UKK Terintegrasi serta

koordinasi lintas sektor

5) Survei Mawas Diri

(SMD) untuk

mengumpulkan data

dasar, informasi besaran

masalah pada pekerja,

jumlah pekerja, jenis

pekerjaan di berbagai

sektor khususnya pada

kelompok usaha skala

mandiri dan kecil, saran

prasarana dan sumber

Page 49: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

31

Peran Persiapan Pos UKK Terintegrasi

Provinsi Kabupaten/Kota Puskesmas

4) Advokasi kepada kepala

daerah,

pengusaha/majikun,

SKPD tingkat

kabupaten/kota

5) Sosialisasi ke Puskesmas

6) Membuat rencana tindak

lanjut yang dilakukan

oleh Puskesmas dengan

melakukan pertemuan

koordinasi dengan

pekerja, tokoh

masyarakat, dan lintas

sektor terkait untuk

membentuk Pos UKK

Terintegrasi di tempat

kerjanya

7) Monitoring dan evaluasi

daya di tingkat

kecamatan/keluarga/des

a.

6) Melakukan Musyawarah

Masyarakat Desa untuk

menginformasikan

tentang Pos UKK

terintegrasi dan data

besaran masalah pada

pekerja, jumlah pekerja,

jenis pekerjaan di

berbagai sektor

khususnya pada usaha

kecil dan menengah,

serta sarana prasarana.

3. Penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi

a. Pelatihan SDM

Menurut Mathis (2002), pelatihan adalah suatu proses dimana

orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai

tujuan. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan

organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas.

Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan

pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang

digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Simanjuntak (2005)

mendefinisikan pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM

(human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan

kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai. Pelatihan

Page 50: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

32

biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan

kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek, untuk

membekali seseorang dengan keterampilan kerja. Dalam rangka

mendukung penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi, diperlukan

pelatihan SDM. Jenis pelatihan dimaksud yang dapat dilakukan pada

Pos UKK terintegrasi, antara lain:

1) Pelatihan Kader Pos UKK Terintegrasi

Menurut Kemenkes RI (2011) pelatihan ini bertujuan untuk

mempersiapkan kader agar dapat menjalankan kegiatan Pos UKK

dengan baik. Pelatihan ini dilaksanakan oleh Petugas

Puskesmas/Kesehatan yang paham akan kesehatan kerja. Berisikan

materi-materi sebagai berikut:

a) Cara melaksanakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa

(PMKD);

b) Teknik/cara melakukan penyuluhan Kesehatan Masyarakat;

c) Dasar-dasar dan Upaya Kerja;

d) Masalah kesehatan pekerja (disesuaikan dengan jenis pekerjaan

setempat);

e) Pembentukan Pos UKK;

f) Penyusunan rencana kerja Pos UKK;

g) Pencatatan dan pelaporan Pos UKK;

h) Materi/pelajaran lain yang dianggap diperlukan pekerja di daerah

masing-masing.

Page 51: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

33

2) Pelatihan Sistem Rujukan Kader dalam Skema JKN

b. Organisasi Penggerak

Sebagai organisasi penggerak dalam penyelenggaraan Pos UKK

Terintegrasi adalah sebagai berikut:

1) Penanggungjawab : Kepala desa/Lurah

2) Pembina : Kepala puskesmas

3) Tenaga Pelaksana : Kader (memiliki kemampuan dan kemauan

untuk menggerakkan anggota dan

melaksanakan kegiatan Pos UKK

Terintegrasi)

c. Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan di Pos UKK Terintegrasi terdiri dari:

Tabel 2.2 Jenis Kegiatan Pos UKK Terintegrasi

Jenis Kegiatan Pos UKK Terintegrasi

Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif

1) Penyuluhan, konseling

kesehatan kerja,

penyakit tidak menular,

penyakit menular, gizi,

kesehetan jiwa,

kesehatan reproduksi

dan menyusui/ASI,

kesehatan ibu,

kesehatan lingkungan,

(PHBS), kesehatan olah

raga.

2) Penyebarluasan

informasi tentang

kesehatan kerja,

penyakit tidak menular,

penyakit menular, gizi,

kesehatan jiwa,

1) Inventarisasi jenis

pekerjaan agar dapat

mengetahui risiko yang

mungkin timbul (PAK

dan KAK)

2) Pengenalan risiko

bahaya di tempat kerja

3) Penyediaan contoh dan

kepatuhan penggunaan

Alat Pelindung Diri

4) Mendorong upaya

perbaikan lingkungan

kerja seperti perbaikan

aliran udara,

pengolahan limbah,

perbaikan ergonomi

5) Pengamatan jentik di

1) Pelayanan

Pertolongan

Pertama pada

Kecelakaan

(P3K)

Sederhana

2) Pelayanan

Pertolongan

Pertama pada

Penyakit

(P3P)

3) Pelayanan

kuratif yang

dapat

diintegrasikan

dengan

kegiatan

1) Pelayanan

rehabilitatif

berupa

pemulihan

dengan

alat-alat

sederhana

Page 52: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

34

Jenis Kegiatan Pos UKK Terintegrasi

Promotif Preventif Kuratif Rehabilitatif

kesehatan reproduksi,

kesehatan ibu,

kesehatan lingkungan,

kesehatan olahraga,

PHBS melalui media

KIE

3) Penimbangan tinggi

badan dan berat badan

4) Aktivitas kebugaran

bagi pekerja

5) Sarasehan intervensi

menuju norma sehat

dalam bekerja

6) Surveilans kesehatan

kerja melalui

pengumpulan data,

pengolahan data,

analisis data, dan

diseminasi sebagai

suatu kesatuan yang

tidak terpisahkan untuk

menghasilkan informasi

sebagai bahan

pengambilan keputusan

7) Pencatatan dan

pelaporan

lingkungan kerja

6) Membantu pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan

awal dan berkala oleh

petugas kesehatan

7) Deteksi dini penyakit

kusta dan tuberkolosis

8) Deteksi dini penyakit

malaria (bagi pekerja

yang berada di daerah

endemis malaria)

9) Deteksi dini faktor

risiko PTM

10) Deteksi dini Hepatitis,

HIV/AIDS, PMS yang

dilakukan oleh petugas

kesehatan

11) Pemberian imunisasi

TT pada wanita usia

subur

12) Pemberian tablet Fe

pada Ibu hamil dan

pekerja anemia

Puskesmas

keliling

(Pusling)

d. Waktu dan Pelaksana Pos UKK Terintegrasi

1) Waktu Pelaksanaan Pos UKK Terintegrasi

Di Pos UKK oleh kader dilakukan setiap hari dan/atau disesuaikan

dengan kondisi tempat kerja. Pendampingan oleh petugas Puskesmas

minimal dilakukan 1 bulan sekali.

2) Pelaksana Kegiatan Pos UKK Terintegrasi

Page 53: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

35

Pelaksana kegiatan Pos UKK Terintegrasi adalah Kader dan Petugas

Kesehatan harus memiliki kriteria sebagai berikut:

a) Kader:

Menurut Wijaya (2008) kader adalah orang atau kumpulan orang

yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah

organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai

'pemihak' dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi

tersebut. Menurut Depkes (2006) Kader Pos UKK adalah anggota

masyarakat/kelompok pekerja yang:

(1) Dipilih dari dan oleh masyarakat pekerja setempat;

(2) Dapat membaca dan menulis huruf latin;

(3) Tinggal di lingkungan tempat kerja tersebut;

(4) Mau dan mampu bekerja untuk masyarakat pekerja di

lingkungan secara sukarela;

(5) Memiliki kemauan, kemampuan dan pengetahuan tentang

kesehatan kerja dan mendapatkan pelatihan.

b) Petugas Kesehatan:

Petugas kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya

kesehatan (UU 36, 2014). Petugas kesehatan yang bertugas di Pos

UKK memiliki syarat tambahan yaitu:

Page 54: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

36

(1) Mempunyai kompetensi dan kewenangan bidang kesehatan

kerja;

(2) Pengelola program kesehatan kerja yang ditunjuk oleh

Kepala Puskesmas bersama Tim lintas program di Puskesmas

yang terkait dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Pos

UKK.

e. Pelatihan untuk Pengembangan Kegiatan Pos UKK

Jenis pelatihan yang dapat dilakukan untuk kader dan masyarakat

pekerja pada Pos UKK Terintegrasi antara lain:

1) Pelatihan kewirausahaan;

2) Pelatihan perkoperasian;

3) Pelatihan P3K dan P3P;

4) Pelatihan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD);

5) Pelatihan tentang faktor risiko penyakit pada pekerja;

6) Pelatihan perawatan mandiri.

4. Sistem Rujukan Pos UKK Terintegrasi

Sistem rujukan kesehatan menurut Hatmoko (2009) adalah suatu

sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan

terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah

yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat)

maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih

rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional

dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.

Page 55: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

37

a. Mekanisme rujukan:

1) Kriteria penyakit yang harus dirujuk:

a) Penyakit yang sudah diobati selama 2 hari tidak sembuh;

b) Penyakit yang timbul berulang;

c) Penyakit yang tidak mampu diatasi di pos UKK.

2) Kriteria kecelakaan yang harus dirujuk:

a) Kecelakaan yang berat langsung dirujuk;

b) Kecelakaan ringan sesudah diberi P3K tetapi tidak ada perubahan

atau semakin memburuk dalam 2 hari;

c) Kecelakaan yang menimbulkan luka lebar, kotor dan dalam.

b. Cara merujuk:

1) Rujukan dilakukan secara berjenjang sesuai alur dalam sistem

Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan) dan Jaminan

Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan)

2) Penderita diantar sendiri oleh kader

3) Penderita diantar oleh keluarga ke Puskesmas dengan membawa

formulir rujukan dari kader

4) Penderita pergi sendiri ke Puskesmas jika mampu

5) Penyakit/kecelakaan kerja yang tidak bisa ditangani di pos UKK

Terintegrasi dirujuk ke Puskesmas/sarana kesehatan terdekat

c. Alur rujukan:

Tahapan rujukan dari Pos UKK Terintegrasi untuk pelayanan

kesehatan yang bersifat kuratif ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Page 56: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

38

(FKTP) Puskesmas. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut, maka

dirujuk ke Rumah Sakit dalam skema jaminan kesehatan nasional. Balai

Kesehatan Kerja Masyarakat (BKKM) merupakan alternatif rujukan

terutama untuk kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan dimungkinkan mendapat

manfaat jaminan kecelakaan kerja sebagai bagian dari jaminan

ketenagakerjaan. Penetapan kasus kecelakaan kerja atau penyakit akibat

kerja dapat dilakukan di Puskesmas.

Dalam kasus keadaan darurat/emergency medik atau kecelakaan

kerja, kader dapat langsung merujuk ke Rumah Sakit. Formulir rujukan

dari Pos UKK ke Puskesmas harus diisi oleh kader.

5. Sarana dan Prasarana Pos UKK Terintegrasi

Untuk melaksanakan kegiatan Pos UKK Terintegrasi bisa

menggunakan sarana yang tersedia (dalam ruang atau luar ruang) baik

sendiri maupun gabungan dengan usaha lain yang bisa difungsikan untuk

tempat berkumpul dan melakukan kegiatan. Peralatan yang tersedia

sekurangnya, terdiri dari:

a. Meja;

b. Kursi;

c. Timbangan badan;

d. Alat ukur tinggi badan;

e. Tensimeter digital;

f. Alat ukur lingkar perut;

Page 57: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

39

g. Lampu senter;

h. Kotak P3K dan isinya (P3K kit);

i. Media KIE;

j. Alat tulis dan buku untuk pencatatan pelaporan;

k. Obat bebas;

l. Contoh APD sesuai dengan jenis pekerjaan;

m. Buku panduan.

6. Pembiayaan Pos UKK Terintegrasi

a. Pembiayaan dapat bersumber dari APBN, APBD dan sumber lain yang

tidak mengikat seperti dari partisipasi masyarakat pekerja dan

pengusaha/swasta sesuai peraturan yang berlaku;

b. Sumber lain, seperti arisan, koperasi, wirausahaan lain atau dana

bergulir.

E. Tugas dan Fungsi Pemangku Kepentingan

1. Pusat

a. Membuat NPSK, modul, pedoman terkait Pos UKK Terintegrasi;

b. Mengembangkan kebijakan dan strategi nasional, modul, pedoman dan

standar dalam penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi;

c. Menggerakkan atau memfasilitasi dalam melaksanakan Pos UKK

Terintegrasi;

d. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis program baik di

Provinsi maupun Kabupaten/Kota;

Page 58: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

40

e. Menggalang kemitraan dan forum komunikasi dengan instansi

pemerintah dan LSM/ORMAS untuk mendukung program Pos UKK

Terintegrasi;

f. Melakukan pengaturan dan fasilitasi penanganan kasus rujukan

nasional;

g. Melakukan kajian untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi;

h. Menyelenggarakan pelatihan dan mengupayakan pendidikan bagi

petugas kesehatan guna meningkatkan wawasan, kemampuan analisa

dan pengembangan penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi;

i. Mengembangkan model penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi;

j. Melakukan sosialisasi dan advokasi pada lintas program lintas sektor

dan pemegang kebijakan baik di pusat dan daerah;

k. Menyusun materi media KIE terkait Pos UKK Terintegrasi.

2. Provinsi

a. Melaksanakan kebijakan, peraturan, dan perundangan;

b. Mensosialisasikan NPSK, modul, dan pedoman;

c. Memfasilitasi sarana dan prasarana;

d. Mengembangkan kebijakan, regulasi, dan pedoman terkait

penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi;

e. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam

penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi;

Page 59: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

41

f. Melakukan advokasi pada pemangku kebijakan dalam menetapkan

komitmen pelaksanaan upaya kesehatan kerja;

g. Melakukan pelatihan (TOT) pada Petugas Kesehatan untuk

menyelenggarakan Pos UKK Terintegrasi;

h. Menjadi penggerak atau fasilitator dalam pelaksanaan Pos UKK

Terintegrasi;

i. Menjadi penggerak atau fasilitator dalam pelaksanaan Pos UKK

Terintegrasi;

j. Membangun jaringan kemitraan dan forum komunikasi lintas program

dan lintas sektor berskala provinsi;

k. Melakukan pelatihan bagi petugas kabupaten/kota;

l. Supervisi/pembinaan dan monitoring;

m. Stimulasi sarana, prasarana dan media KIE dalam mendukung

pelaksanaan Pos UKK Terintegrasi;

n. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan pedoman teknis terkait

pelaksanaan Pos UKK Terintegrasi sesuai lokal spesifik;

o. Koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait.

3. Kabupaten/Kota

a. Mengembangkan kebijakan, regulasi, dan pedoman terkait

penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi;

b. Melakukan pembinaan Pos UKK bersama Puskesmas;

c. Melakukan koordinasi dengan lintas program di Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota;

Page 60: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

42

d. Mendorong Puskesmas untuk memberdayakan masyarakat pekerja

usaha sektor informal melaksanakan upaya kesehatan kerja melalui

pembentukan Pos UKK;

e. Melakukan pelatihan bagi petugas puskesmas dan kader Pos UKK

Terintegrasi;

f. Supervisi/pembinaan dan monitoring kepada Puskesmas dan Pos UKK

Terintegrasi;

g. Pengadaan sarana, prasarana, dan media KIE dalam mendukung

pelaksanaan Pos UKK Terintegrasi;

h. Koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor terkait;

i. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

4. Balai Kesehatan Kerja Masyarakat

a. Sebagai rujukan Puskesmas dan pemeriksaan laboratorium dalam kasus

penyakit akibat kerja, kecelakaan kerja;

b. Pemeriksaan lingkungan kerja dasar;

c. Bersama Puskesmas melakukan pelatihan di bidang kesehatan kerja;

d. Melakukan kajian kesehatan kerja.

5. Kecamatan

Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut Pos UKK Terintegrasi

di wilayah kerjanya selaku penanggung jawab wilayah kecamatan serta

melakukan pembinaan dalam mendukung kelestarian kegiatan Pos UKK

Terintegrasi

Page 61: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

43

6. Puskesmas

a. Melakukan koordinasi dengan lintas program di Puskesmas;

b. Melakukan pelatihan kader kesehatan kerja;

c. Pelatihan Kader Pos UKK Terintegrasi;

d. Pembentukan Pos UKK Terintegrasi;

e. Pembinaan Pos UKK Terintegrasi;

f. Koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait;

g. Membuat rencana kerja dan pelaksanaan kegiatan Pos UKK

Terintegrasi;

h. Melakukan monitoring dan evaluasi pada pelaksanaan Pos UKK

Terintegrasi;

i. Melakukan pembinaan Pos UKK di wilayah kerjanya;

j. Kegiatan surveilans di tingkat puskesmas dilaksanakan oleh petugas

surveilans dengan serangkaian kegiatan berupa pengumpulan data,

pengolahan, analisis dan interpretasi data penyakit/masalah kesehatan

yang dikumpulkan dari setiap pos UKK;

k. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

7. Desa/Kelurahan atau sebutan lain

a. Membantu memfasilitasi Puskesmas dalam melakukan pemetaan

kesehatan kerja terkait dalam pembentukan Pos UKK Terintegrasi;

b. Mendukung pembentukan Pos UKK Terintegrasi dan turut membina

Pos UKK Terintegrasi yang ada di wilayahnya;

Page 62: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

44

c. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut Pos UKK

Terintegrasi di wilayah kerjanya selaku penanggung jawab wilayah

desa/kelurahan serta melakukan pembinaan dalam mendukung

kelestarian kegiatan Pos UKK Terintegrasi.

8. Lintas Sektor

a. Membina dan mendukung kegiatan di Pos UKK Terintegrasi;

b. Peran lintas sektor dan Kementerian/dinas terkait, antara lain Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil Menengah, Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, Dinas

Perikanan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Bupati/Walikota,

camat, lurah, kepala desa, dan jajarannya, LSM, Pemerhati Kesehatan

Kerja)

9. Organisasi Profesi

Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk

menggerakkan Pos UKK.

10. Para Pimpinan Kelompok/lembaga/instansi/organisasi

Mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan Pos UKK Terintegrasi

sesuai dengan minat dan misi kelompok/lembaga/instansi/organisasi

tersebut.

Page 63: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

45

11. Tokoh/Penggerak Masyarakat

Menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dan

mendukung dengan sumber daya yang dimiliki terhadap penyelenggaraan

Pos UKK Terintegrasi.

12. Dunia Usaha

Mendukung penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi dalam bentuk sarana

dan pembiayaan termasuk berperan aktif sebagai sukarelawan sosial.

13. Kader Pos UKK Terintegrasi

a. Mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan tingkat desa;

b. Mempersiapkan dan melaksanakan serta membahas Survei Mawas Diri

bersama petugas Puskesmas/kesehatan dan Lembaga Masyarakat Desa

(LMD);

c. Menyajikan hasil survei mawas diri dalam kelompok pekerja di desa

dalam MMD;

d. Menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan kerja dan kegiatan

penanggulangan yang dipilih pekerja dalam musyawarah pekerja;

e. Menentukan lokasi Pos UKK Terintegrasi;

f. Melaksanakan kegiatan sehari-hari Pos UKK Terintegrasi;

g. Melaksanakan pertemuan tingkat desa;

h. Melaksanakan SMD;

i. Melaksanakan Musyawarah Masyarakat Desa;

j. Membentuk Pos UKK Terintegrasi;

k. Membentuk perencanaan kesehatan;

Page 64: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

46

l. Melaksanakan penyuluhan kesehatan;

m. Melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan, P3P, dan P3K;

n. Melaksanakan upaya rujukan;

o. Mencatat dan melaporkan kegiatan Pos UKK;

p. Membina hubungan baik dengan pekerja binaannya, LMD, Petugas

PPL dan Petugas Puskesmas;

q. Mengelola sumber keuangan Pos UKK;

r. Membantu memberdayakan perekonomian pekerja;

s. Membina kemampuan diri;

t. Menginformasikan kepada pekerja untuk ikut serta dalam kepesertaan

BPJS Ketenagakerjaan.

F. Pembinaan dan Evaluasi Pos UKK Terintegrasi

1. Pembinaan

Pos UKK Terintegrasi merupakan jaringan pelayanan kesehatan

yang terkait antara satu dan lainnya secara komprehensif dengan tujuan

menurunkan insiden dan prevalensi penyakit pada pekerja (penyakit

menular, penyakit tidak menular, penyakit akibat kerja, dan kecelakaan

kerja) sehingga dapat meningkatkan produktivitas pekerja.

Pembinaan program kesehatan terhadap masyarakat pekerja di Pos

UKK Terintegrasi dilakukan oleh Tim Petugas Kesehatan Puskesmas

secara rutin setiap bulan sekali. Dalam melaksanakan pembinaan tersebut

didapatkan informasi perkembangan Pos UKK Terintegrasi dengan

Page 65: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

47

mengacu pada indikator keberhasilan sebagai masukan, dasar monitoring

dan evaluasi guna pengambangan kegiatan lebih lanjut.

Pembinaan kelembagaan dan program teknis lain dilakukan oleh

instansi/lembaga yang terkait. Untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan

kegiatan pembinaan diperlukan koordinasi antar program dan antar sektor

terkait yang bertanggung jawab sesuai peran, tugas pokok dan fungsi

masing-masing.

Pemerintah daerah harus memperhatikan masalah kesehatan yang

dialami pekerja. Dukungan kebijakan diperlukan untuk memotivasi dan

memfasilitasi organisasi masyarakat/profesi termasuk swasta/dunia usaha

agar terlihat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan pekerja.

2. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang minimal setiap

3 bulan sekali dengan menggunakan cek list. Hasil monitoring dan

evaluasi dapat dipergunakan pemangku kepentingan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.

Alur monitoring dan evaluasi dapat digambarkan dalam skema

berikut:

Page 66: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

48

Gambar 2.2 Alur Monitoring dan Evaluasi Pos UKK Terintegrasi

Sumber: Permenkes 100 tahun 2015 tentang Pos UKK Terintegrasi

Dalam monitoring dan evaluasi dilakukan penilaian terhadap

pembinaan dan penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi. Penilaian

keberhasilan pembinaan ditujukan untuk petugas kesehatan Puskesmas,

sedangkan keberhasilan penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi ditujukan

kepada kader dan petugas kesehatan dengan rincian kriteria, yaitu:

a. Monitoring dan evaluasi keberhasilan pembinaan oleh petugas

kesehatan, meliputi:

1) Setiap puskesmas minimal mempunyai 1 binaan pos UKK

Terintegrasi yang aktif;

2) Jumlah kelompok pekerja yang memiliki Pos UKK Terintegrasi;

3) Adanya pelatihan/peningkatan kapasitas pada kader;

Page 67: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

49

4) Frekuensi pembinaan minimal 1 bulan sekali per Pos UKK

Terintegrasi;

5) Frekuensi pelaksanaan kegiatan promotif, preventif, kuratif;

6) Adanya pencatatan dan pelaporan.

b. Monitoring dan evaluasi keberhasilan penyelenggaraan Pos UKK

Terintegrasi, meliputi:

1) Jumlah kader aktif yang berasal dari pekerja atau masyarakat;

2) Adanya sarana untuk pelaksanaan Pos UKK Terintegrasi;

3) Frekuensi pelaksanaan kegiatan promotif, preventif, dan kuratif;

4) Adanya pembinaan yang terintegrasi dari lintas program dan lintas

sektor;

5) Adanya pencatatan dan pelaporan.

Tingkat keberhasilan penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi dinilai

setiap komponen dengan tiga kriteria yang ada. Artinya bahwa penilaian

keberhasilan aktif, kurang aktif, dan tidak aktif tidak dilakukan untuk

menilai satu Pos UKK, melainkan terhadap masing-masing komponen

sebagai bahan evaluasi dan pembinaan selanjutnya.

Komponen dan tingkat dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.3 Tingkat Keberhasilan Penyelenggaraan Pos UKK Terintegrasi

Komponen Tingkat Keberhasilan

Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

Kader

Tersedia kader

minimal 10% jumlah

pekerja

Tersedia kader Tidak ada kader

Aktivitas

pelayanan

kesehatan

Ada aktivitas

pelayanan kesehatan

terintegrasi minimal

Ada aktivitas

pelayanan

kesehatan

Tidak ada aktivitas

pelayanan

kesehatan

Page 68: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

50

Komponen Tingkat Keberhasilan

Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

terintegrasi 1 bulan sekali terintegrasi

minimal sampai 6

bulan sekali

terintegrasi

Aktivitas

promotif dan

preventif

terintegrasi

Ada aktivitas

promotif dan

preventif terintegrasi

minimal 1 bulan

sekali

Ada aktivitas

promotif dan

preventif

terintegrasi

minimal sampai 6

bulan sekali

Tidak ada aktivitas

promotif dan

preventif

terintegrasi

Sarana Pos UKK

Terintegrasi

Tersedia sarana Pos

UKK lengkap sesuai

kebutuhan

Tersedia sarana Pos

UKK tidak lengkap

Belum tersedia

sarana Pos UKK

Pencatatan dan

pelaporan

Pencatatan dan

pelaporan setiap

bulan

Pencatatan dan

pelaporan 3 sampai

6 bulan

Tidak ada

pencatatan dan

pelaporan

Dana

bergulir/jimpitan

Adanya dana bergulir

dan jimpitan

Adanya dana

bergulir dan

jimpitan

Tidak adanya dana

bergulir dan

jimpitan

Tingkat Perkembangan Pos UKK juga diberikan dengan kategori

Mandiri, Purnama, Madya, Pratama dengan kriteria di bawah ini:

Tabel 2.4 Tingkat Perkembangan Pos UKK Terintegrasi

No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Frekuensi

penyuluhan

<4 kali/tahun 4-6

kali/tahun

7-8

kali/tahun

>8 kali/tahun

2 Jumlah kader

<10% jumlah

pekerja

<10%

jumlah

pekerja

≥10%

jumlah

pekerja

≥10% jumlah

pekerja

3 Sarasehan

intervensi

<2 kali/tahun Sarasehan

intervensi

2-3

kali/tahun

≥4

kali/tahun

≥4 kali/tahun

4 Penggunaan APD

<30% jumlah

pekerja

30%-60%

jumlah

pekerja

>60%-80%

jumlah

pekerja

>80% jumlah

pekerja

Keterangan:

1) Pos UKK pratama adalah Pos UKKdengan terpenuhinya dua atau lebih kriteria, yaitu frekuensi penyuluhan <4 kali/tahun, jumlah kader <10% jumlah pekerja, sarasehan intervensi <2 kali/tahun, dan penggunaan APD <30% jumlah pekerja

Page 69: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

51

2) Pos UKK madya adalah Pos UKK dengan terpenuhinya dua atau lebih kriteria, yaitu frekuensi penyuluhan 4-6 kali/tahun, jumlah kader <10% jumlah pekerja, sarasehan

intervensi 2-3 kali/tahun, dan penggunaan APD 30%-60% jumlah pekerja. 3) Pos UKK purnama adalah Pos UKK dengan terpenuhinya dua atau lebih kriteria, yaitu

frekuensi penyuluhan 7-8 kali/tahun, jumlah kader ≥10% jumlah pekerja, sarasehan intervensi ≥4 kali/tahun, dan penggunaan APD >60% - 80% jumlah pekerja.

4) Pos UKK mandiri adalah Pos UKK dengan terpenuhinya dua atau lebih kriteria, yaitu frekuensi penyuluhan >8 kali/tahun, jumlah kader ≥10% jumlah pekerja, sarasehan intervensi ≥4 kali/tahun, penggunaan APD >80% jumlah pekerja

Dengan demikian berbagai ukuran keberhasilan upaya kesehatan kerja

di Pos UKK Terintegrasi, mencakup:

1) Ukuran keberhasilan keterjangkauan:

Digunakan standar untuk setiap Pos UKK menjangkau 10-50 kader

pekerja dan setiap Pos UKK dikelola oleh 1-5 kader

2) Ukuran keberhasilan pelayanan:

Jumlah dan jenis kegiatan kesehatan yang dilakukan

3) Ukuran tingkat perkembangan:

Dibagi 4 (empat), yaitu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri;

serta berdasarkan 3 (tiga) kategori keaktifan (Aktif, Kurang Aktif,

dan Tidak Aktif) untuk setiap komponen (kader, aktivitas pelayanan

kesehatan terintegrasi, sarana Pos UKK, pencatatan dan pelaporan,

dan dana bergulir/jimpitan) sebagaimana terdapat dalam tabel di

atas.

Selain penilaian melalui pembinaan dan penyelenggaraan Pos

UKK Terintegrasi dengan kriteria di atas, dalam melakukan monitoring,

dan evaluasi, petugas kesehatan Puskesmas juga menggunakan formulir

Laporan Bulanan Kesehatan Kerja Puskesmas dengan mengacu pada

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas Terpadu (SP2TP) sesuai

dengan formulir yang ditetapkan.

Page 70: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

52

3. Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Pos UKK Terintegrasi

dilakukan secara manual oleh kader dan petugas kesehatan. Petugas

kesehatan mengambil atau menerima data hasil pencatatan Pos UKK

Terintegrasi dan kader.

Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan Pos UKK Terintegrasi

merupakan sumber data yang penting untuk pemantauan dan penilaian

perkembangan kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Laporan hasil kegiatan

bulanan berisikan laporan tingkat perkembangan Pos UKK Terintegrasi

melalui kegiatan surveilans kesehatan kerja. Selanjutnya dilakukan analisis

secara sistematis dan terus menerus serta diinformasikan kepada

penyelenggara program maupun pihak yang bertanggung jawab dalam

kegiatan Pos UKK Terintegrasi.

4. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan secara tertulis sesuai formulir oleh Kader

Pos UKK Terintegrasi dilakukan melalui mekanisme secara berjenjang.

Alur pencatatan dan pelaporan dimulai dari Pos UKK oleh kader dan

dilanjutkan oleh pengelola program kesehatan kerja di Puskesmas, Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan ke Kementerian

Kesehatan (Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga). Untuk

Puskesmas dimana Kabupaten/Kota terdapat BKKM, maka Puskesmas

tersebut juga memberikan pelaporan ke BKKM setempat.

Alur pencatatan dan pelaporan dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 71: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

53

Gambar 2.3 Alur Pencatatan dan Pelaporan

Sumber: Permenkes 100 tahun 2015 tentang Pos UKK Terintegrasi

Kader Pos UKK mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan dengan

pendampingan atau pembinaan dari petugas/pengelola program kesehatan

kerja Puskesmas, seperti kegiatan survei mawas diri kesehatan kerja

(formulir tempat tinggal), survei mawas diri kesehatan kerja (formulir

tempat kerja), data pekerja binaan, dan pengisian formulir pencatatan

status kesehatan pekerja serta pengisian formulir rujukan jika terdapat

kasus yang perlu dirujuk, baik ke Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Data

hasil kegiatan dilaporkan ke Puskesmas, dan selanjutnya dilaporkan secara

berjenjang sampai ke pusat (Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan

Olahraga Kementerian Kesehatan) melalui Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpatu (SP2TP).

Petugas puskesmas melakukan pemantauan tempat kerja di wilayah

kerjanya, mengisi formulir pencatatan status kesehatan pekerja dan

formulir pencatatan status kesehatan kerja di Pos UKK di wilayah

kerjanya, formulir rekapitulasi pelaporan, dan formulir laporan bulanan

kesehatan kerja Puskesmas berdasarkan SP2TP. Data hasil kegiatan

tersebut dilaporkan sesuai formulir yang tersedia secara berjenjang.

Page 72: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

54

Puskesmas dengan daerah memiliki BKKM untuk berkoordinasi dalam

kegiatan kesehatan kerja, termasuk pencatatan dan pelaporan.

G. Force Field Analysis

Analisis medan daya (Force Field Analysis) merupakan suatu alat

analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam

mencapai suatu sasaran dalam perubahan dan mengidentifikasikan berbagai

sebab yang mungkin serta pemecahan dari suatu masalah. Force field

analysis (FFA) berguna untuk mempelajari situasi yang memerlukan

perubahan. Hal ini didasarkan pada ide bahwa terdapat dua kekuatan yang

saling berhadapan dalam sebuah usaha perubahan. Kekuatan pertama

mendukung perubahan dan kekuatan kedua menolak perubahan. Analisis

tersebut memberikan tawaran yang bisa dilakukan yaitu memperkuat

kekuatan pendukung dan menetralkan kekuatan yang menolak (Supriyanto,

2007).

FFA dikembangkan oleh Kurt Lewin (1951) dan secara luas digunakan

untuk menginformasikan pengambilan keputusan, terutama dalam

perencanaan dan pelaksanaan program manajemen perubahan dalam

organisasi. Analisis ini adalah metode yang kuat untuk mendapatkan

gambaran yang komprehensif dari kekuatan-kekuatan yang berbeda yang

bekerja pada isu perubahan organisasi yang potensial, serta digunakan pula

untuk menilai sumber dan kekuatan mereka.

Page 73: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

55

1. Kegunaan Force Field Analysis

Force field analysis adalah alat yang umum yang digunakan untuk

menganalisis faktor yang ditemukan dalam permasalahan yang kompleks.

Sebagai alat untuk mengelola perubahan, FFA membantu mengidentifikasi

faktor yang harus diatasi dan dipantau jika perubahan diharapkan dapat

meraih kesuksesan. FFA adalah kelanjutan alamiah dari problem tree

analysis yang sering digunakan untuk membantu mengidentifikasi tujuan

suatu perubahan kebijakan. FFA digunakan dan diterapkan untuk

melakukan manajemen perubahan. Perubahan dapat berhasil jika kekuatan

pendorong perubahan lebih besar daripada kekuatan penghambat yang

menolak perubahan.

Sasaran utama FFA dalam upaya mempengaruhi kebijakan adalah

menemukan cara untuk mengurangi kekuatan penghambat sekaligus

mencari peluang untuk mendapat keuntungan dari kekuatan pendorong.

Selama proses diskusi FFA diharapkan muncul debat dan dialog diantara

peserta kelompok. Hal ini merupakan bagian penting dalam FFA, dan

diperlukan waktu untuk membahas isu kunci. Temuan dan gagasan bisa

muncul terkait dengan hal yang terkait dengan kepedulian, masalah dan

solusi. Semua proses perlu dicatat dan ditelaah dan selanjutnya dapat

diadakan konsensus tentang aksi atau tindakan di waktu yang akan datang.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan FFA

FFA paling tepat dikerjakan oleh suatu kelompok kecil yang terdiri

dari enam hingga delapan orang, dengan menggunakan flip chart atau

Page 74: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

56

overhead transparansi sehingga semua peserta dapat melihat proses

pembahasan yang berlangsung (Start dan Hovland, 2009). Pertama yang

perlu dilakukan dalam FFA adalah menyepakati bidang perubahan yang

akan dibahas. Bidang perubahan ini dapat ditulis sebagai sasaran kebijakan

atau tujuan yang ingin dicapai.

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam FFA (Supriyanto,

2007):

a. Nyatakan Tujuan

Langkah pertama dalam FFA adalah menyatakan tujuan berjalannya

dari suatu kelompok atau organisasi. Pada langkah ini dilakukan

identifikasi situasi kelompok atau organisasi saat ini.

b. Identifikasi Kekuatan Pendorong dan Penghambat

1) Identifikasi kekuatan pendorong dan penghambat

Identifikasi variabel permasalahan yang ditemukan, kemudian susun

dalam kategori penghambat (H) dan pendorong (D) keberhasilan

program.

2) Identifikasi besar kekuatan

Anggota tim harus bena-rbenar memahami masalah dan kondisi

organisasi maupun pesaing. Hasil dari kekuatan pendorong dan

penghambat menentukan posisi strategis dari organisasi.

c. Analisis Kekuatan dan Pemilihan Kekuatan Kunci

1) Menentukan dampak relatif dan tingkat kemudahan dalam

memecahkan kekuatan penghambat

Page 75: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

57

Dampak relatif kekuatan penghambat adalah penjumlahan dampak

kekuatan penghambat dan kekuatan tingkat kemudahan penyelesaian

dibagi dua. Kekuatan tingkat kemudahan ditentukan berdasarkan

administrative feasibility, yang mempertimbangkan aspek

ketenagaan, sarana-prasarana, teknologi, dan anggaran yang dimiliki

untuk menyelesaikan kekuatan penghambat;

2) Menentukan dampak relatif dan tingkat kendali kekuatan pendorong

yang terkendali

Dampak relatif kekuatan pendorong adalah penjumlahan dari

dampak kekuatan pendorong pada keberhasilan program ditambah

kekuatan pengendalian manajemen dibagi dua. Kekuatan tingkat

pengendalian didasarkan pada kemampuan manajemen untuk

melakukan pengawasan dan pengendalian program;

3) Perkirakan kekuatan relatif pendorong dan penghambat

Langkah ini dimaksudkan untuk menguji dan mencari keterkaitan

antar kekuatan. Keterkaitan tersebut menentukan besar tingkat

keterkaitan kekuatan pendorong dan penghambat dalam

menimbulkan masalah pada suatu program;

4) Pilih kekuatan kunci

Kekuatan kunci ditentukan dari nilai total variabel pendorong dan

penghambat. Kekuatan kunci kemudian dilakukan rangking dan

kemudian disajikan dalam Nominal Group Technique atau sumbang

Page 76: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

58

saran atau Focus Group Dynamic untuk menyusun rencana strategi.

Dasar penetapan faktor kekuatan kunci adalah sebagai berikut:

a) Ditentukan oleh tingkat kekuatan relatif yang lebih besar;

b) Bila tingkat kekuatan relatif sama, maka dipilih keterkaitan yang

lebih besar;

c) Apabila keterkaitan sama, maka dipilih mudahnya penyelesaian

atau tingkat kendali yang lebih besar untuk variabel penghambat

dan pendorong;

d) Apabila mudahnya penyelesaian atau tingkat kendali juga sama,

maka dipilih dampak keterkaitan yang lebih besar atau tingkat

kekuatan final. Kekuatan final adalah perkalian dari variabel

kekuatan yang dijadikan perhitungan/pertimbangan;

e) Apabila masih sama juga, maka pengambilan keputusan

dilaksanakan berdasarkan pertimbangan (asumsi) tim dalam

menentukan prioritas.

5) Teliti keterkaitan

Pemilihan kekuatan kunci ditentukan dari nilai total variabel

pendorong dan penghambat. Kemudian dilakukan penentuan

peringkat untuk menyusun rencana strategi.

a. Ciptakan Ide Strategis

Ide strategis dapat diperoleh dengan metode curah pendapat,

NGT, dan FGD. Tim perlu menciptakan ide, gagasan, saran, dan

pertimbangan lain untuk menetapkan langkah selanjutnya yang

Page 77: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

59

paling cocok dengan kekuatan kunci. Kriteria yang dipergunakan

untuk memilih ide adalah sumber daya yang dimiliki organisasi,

kelayakan teknis/administratif dalam pelaksanaan dan legalitas;

b. Menyusun Sumber Daya Organisasi

Identifikasi sumber daya yang akan digunakan, yakni SDM,

sarana prasarana, dana, teknologi, dan lain-lain;

c. Merencanakan Kegiatan Operasional

Merencanakan kegiatan adalah mengalokasikan sumber daya

dalam rencana kegiatan;

d. Pengorganisasian dan Pengendalian

Membuat rencana pelaksanaan dan pengawasan serta

pengendalian kegiatan, sehingga penyimpangan bisa dihindari

dan keberhasilan dapat ditentukan. Dalam pelaksanaan kegiatan,

koordinasi dan supervisi memegang peran penting dalam

mencegah terjadinya penyimpangan dalam tujuan yang telah

direncanakan.

Page 78: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

60

H. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan input, proses, output.

Dengan berlandaskan pada bagian input yang terdapat 5 M (Man, Money

Material, Method, Machines) yang di dalamnya terdapat syarat pembentukan

Pos UKK Terintegrasi (input), proses pembentukan Pos UKK Terintegrasi

(proses), terbentuknya Pos UKK Terintegrasi (output) berdasarkan

Permenkes 100 tahun 2015 tentang Pos UKK Terintegrasi yang digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.4 Kerangka Teori

Page 79: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

61

BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Pikir

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

Proses analisis potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi di wilayah

Puskesmas Jurang Mangu dimulai dengan identifikasi hal yang akan diukur,

terdiri dari syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi berdasarkan pedoman

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Pada bagian input (syarat pembentukan)

terdapat 6 hal utama pembentukan Pos UKK Terintegrasi yang wajib ada

sebelum dilakukan tahap proses pembentukan. Data hasil identifikasi tersebut

akan dianalisis berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku dan teori

terkait. Setelah itu dapat diketahui potensi pembentukan Pos UKK

Terintegrasi yang dilihat dari faktor pendorong dan faktor penghambat di

wilayah Puskesmas Jurang Mangu. Lalu dilakukan proses FFA untuk

Page 80: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

62

mengetahui skor faktor pendorong dan skor faktor penghambat potensi

pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada setiap IKM di Jurang Mangu.

Terdapat variabel yang tidak diteliti yaitu variabel regulasi lokal dikarenakan

regulasi lokal mengenai Pos UKK Terintegrasi tidak ada di Jurang Mangu.

Page 81: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

63

B. Definisi Istilah

Berikut ini merupakan tabel definisi istilah dari variabel–variabel penelitian :

Tabel 3.1 Definisi Istilah

Variabel Definisi Istilah Metode Instrumen Hasil Ukur

Jenis

Kelompok

Pekerja

Sekumpulan pekerja yang

melakukan proses

kegiatan kerja serupa dengan jumlah lebih dari

10 orang pekerja

- Telaah

Dokumen

- Wawancara

- Dokumen IKM di wilayah

Jurang Mangu

- Pedoman Wawancara

Informasi mengenai banyak dan jenis

kelompok pekerja IKM yang ada di

wilayah Jurang Mangu

Calon Kader

Pos UKK

Terintegrasi

Para pekerja IKM yang

bertempat tinggal di

lokasi setempat, serta

memenuhi kriteria seperti: 1. Dapat membaca &

menulis huruf latin

2. Mau dan mampu bekerja untuk

masyarakat pekerja di

lingkungan secara

sukarela 3. Memiliki kemauan,

kemampuan, dan

pengetahuan tentang kesehatan kerja dan

mendapatkan pelatihan

- FGD

- Wawancara

- Pedoman FGD

- Pedoman Wawancara

Informasi mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan kemauan masyarakat

pekerja menjadi kader Pos UKK,

kemampuan dasar calon kader Pos UKK, dan potensi perekrutan kader Pos UKK

Tempat

Pembentukan

Pos UKK

Terintegrasi

Bangunan atau ruang yang dapat digunakan

sebagai tempat

pelaksanaan kegiatan Pos

- FGD - Observasi

- Wawancara

- Pedoman FGD - Pedoman Observasi

- Pedoman Wawancara

Informasi mengenai bangunan atau ruang yang dapat digunakan sebagai tempat

pelaksanaan kegiatan Pos UKK

Terintegrasi.

Page 82: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

64

Variabel Definisi Istilah Metode Instrumen Hasil Ukur

UKK Terintegrasi

Sarana dan

Pos UKK

Terintegrasi

Alat-alat yang dapat

digunakan dalam keperluan kegiatan Pos

UKK Terintegrasi

- FGD

- Observasi - Wawancara

- Pedoman FGD

- Pedoman Observasi - Pedoman Wawancara

Informasi ketersediaan sarana dan

prasarana yang diperlukan untuk keperluan pembentukan Pos UKK

Terintegrasi

Sumber Dana

Pos UKK

Terintegrasi

Potensi asal uang yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan

pembentukan Pos UKK seperti:

1. Dana dari pemerintah

2. Iuaran

- Wawancara - FGD

- Pedoman Wawancara - Pedoman FGD

Informasi ketersediaan sumber dana potensial untuk pembentukan dan

keberlangsungan Pos UKK Terintegrasi.

Program

Kesehatan

yang

Terintegrasi

Kegiatan kesehatan terencana yang dilakukan

puskesmas yang dapat

diintegrasikan untuk

pembentukan Pos UKK Terintegrasi

- Wawancara - Pedoman Wawancara Informasi program-program kesehatan yang dapat diintegrasikan untuk

pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

Potensi

Pembentukan

Pos UKK

Terintegrasi

Kondisi peluang

terbentuknya Pos UKK Terintegrasi dilihat dari

skor faktor penghambatan

dan skor faktor pendorong

menggunakan Force Field Analysis (FFA)

yang ada pada pemenuhan

syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

- Wawancara

(FFA)

- Pedoman Wawancara Informasi mengenai hal-hal yang dapat

menjadi faktor penghambat dan faktor pendorong dalam pembentukan Pos UKK

Terintegrasi

Page 83: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

65

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang secara khusus memberikan

teknik untuk memperoleh informasi yang mendalam dan memiliki

kemungkinan untuk mendapatkan hal-hal yang tersirat (Badriah dan Alkaff,

2013) dengan jenis penelitian yang digunakan merupakan deksriptif. Metode

kualitatif pada penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh

melalui wawancara mendalam, observasi, dan FGD. Data sekunder yang

diperoleh melalui telaah dokumen untuk mengetahui potensi pembentukan

Pos UKK Terintegrasi di wilayah kerja Puskesmas Jurang Mangu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jurang Mangu, Dinas Perindustrian

& Perdagangan, dan tempat pekerja industri kecil menengah (IKM) yang

berada di Jurang Mangu.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan semenjak Juni 2016 sampai dengan bulan Februari

2017. Pengambilan data dilakukan pada minggu ke 2 bulan Desember

2016 hingga bulan Februari 2017.

Page 84: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

66

C. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari orang

objek atau kegiatan yang mampu mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2007). Objek penelitian adalah permasalahan yang akan diteliti yaitu syarat

pembentukan Pos UKK Terintegrasi yang terdiri dari: jenis kelompok

pekerja, calon kader, tempat pembentukan, sarana, sumber dana, serta

program kesehatan yang dapat diintegrasi.

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah sumber subjek dari tempat mana data

bisa didapatkan. Adapun jenis sumber data penelitian terbagi menjadi dua

yaitu: data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data

yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh

peneliti yang berikaitan dengan variabel. Sedangkan sumber data sekunder

adalah sumber data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari

sumber yang telah ada (Sugiyono, 2009).

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan informan yaitu

orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi tempat

penelitian (Moleong, 2007). Pemilihan informan pada penelitian ini

ditetapkan secara langsung dengan metode purposive dengan tujuan untuk

syarat-syarat utama pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Pemilihan

informan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh

Page 85: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

67

peneliti sendiri berdasarkan tujuan dan masalah penelitian. Selain itu

dalam menentukan jumlah informan penelitian dilakukan pembatasan

hingga peneliti menilai data yang dikumpulkan telah memenuhi syarat

kesesuaian (appropriateness), kecukupan (adequacy) serta tidak terdapat

hal baru yang dapat dikembangkan (saturation). Berikut merupakan

informan dalam penelitian:

a. Informan Utama

Informan utama adalah orang yang mengetahui informasi terkait

objek yang sedang diteliti dan terlibat langsung dalam interaksi sosial

yang diteliti (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini, kriteria informan

utama adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang syarat-

syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi serta terlibat langsung

dalam interaksi sosial pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Informan

utama pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur;

2) Pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat;

3) Pekerja IKM Makanan dan Minuman Jurang Mangu;

4) Pegawai Disperindag;

5) Ketua Kampung IKM Konveksi Jurang Mangu;

6) Kepala Puskesmas Jurang Mangu;

7) Kepala UKM Pengembangan;

Page 86: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

68

b. Informan Pendukung

Informan pendukung pada penelitian ini merupakan seseorang yang

dapat memberikan informasi terkait objek penelitian secara struktural.

Dalam penelitian ini, yang menjadi informan pendukung adalah orang

yang mengetahui potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Jurang

Mangu. Informan pendukung pada penelitian ini adalah Kepala Tata

Usaha Puskesmas Jurang Mangu

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah dokumen yang berkaitan dengan

keperluan penelitian. Data yang dimaksud berupa dokumen mengenai

pelaksanaan program pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif oleh Puskesmas Jurang Mangu dan dokumen mengenai IKM

di wilayah Jurang Mangu.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sebagai salah satu bagian yang penting

dalam suatu penelitian. Di dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan

pada sumber data primer dan sumber data sekunder. Kedua sumber data

tersebut dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik atau metode,

sebagai berikut:

Page 87: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

69

1. Metode Pengumpulan Data Primer

Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer dilakukan dengan

tiga cara, yaitu wawancara, observasi, dan focused group discussion

(FGD). Berikut adalah penjelasannya:

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti memperoleh informasi secara

lisan dari seseorang yang merupakan sasaran penelitian (informan).

Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk mengetahui kelompok

pekerja sejenis, calon kader, sumber dana, tempat pembentukan, sarana,

program kesehatan yang terintegrasi, serta potensi pembentukan Pos

UKK Terintegrasi.

Pada pengumpulan data mengenai skor faktor pendorong dan skor

faktor penghambat potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi,

dilakukan dengan cara wawancara dengan teknik Force Field Analysis

(FFA) kepada pihak Puskesmas Jurang Mangu.

Wawancara ini dilakukan secara langsung oleh peneliti yang

mengacu pada pedoman wawancara yang telah disusun terlebih dahulu

sebelumnya untuk memperoleh informasi yang sebenarnya, aktual dan

akurat. Pedoman wawancara yang telah disusun sifatnya tidak kaku,

maksudnya bahwa pedoman tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut

sesuai dengan situasi dan informasi yang diperoleh oleh peneliti saat

melakukan wawancara. Alat bantu lain yang digunakan yaitu alat

Page 88: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

70

perekam berupa smartphone untuk merekam isi wawancara agar tidak

ada informasi yang terlewatkan.

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan langsung ke

lokasi penelitian untuk mengetahui tempat pembentukan, sarana Pos

UKK Terintegrasi. Observasi akan dibantu dengan smartphone dan

lembar observasi.

c. Focused Group Discussion (FGD)

FGD merupakan suatu proses pengumpulan data atau informasi

yang sistematis dan terarah mengenai suatu permasalahan atau isu

tertentu melalui diskusi kelompok (Irwanto, 2006). FGD dapat

dilaksanakan untuk mendapatkan data kualitatif yang informannya

berkisar 6-12 orang, diarahkan oleh seorang moderator guna

mengetahui persepsi, pendapat, gagasan dan ide sekelompok orang

mengenai suatu hal (Kresno, 2013). FGD pada dasarnya juga dapat

digunakan dalam berbagai ranah tujuan penelitian (Krueger dan Casey,

2000), misalnya:

1) Pengambilan keputusan;

2) Needs assessment;

3) Pengembangan produk atau program;

4) Mengetahui kepuasan pelanggan.

Pada penelitian ini, FGD digunakan untuk mendapatkan data

mengenai calon kader, sumber dana, tempat pembentukan, sarana Pos

Page 89: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

71

UKK Terintegrasi. FGD akan dibantu dengan menggunakan pedoman

FGD dan smartphone. Pedoman FGD digunakan untuk mencatat

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan informasi yang didapatkan

saat diskusi berlangsung. Smartphone digunakan untuk merekam

diskusi yang dilakukan.

2. Metode Pengumpulan Data Sekunder

Pengambilan data pada penelitian ini juga disertai dengan menelaah

dokumen. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

dokumen kelompok pekerja sejenis di Jurang Mangu dan pelaksanaan

program kesehatan oleh Puskesmas Jurang Mangu. Berikut ini adalah data

sekunder yang didapatkan dari telaah dokumen, yaitu:

a. Pengajuan Sertifikasi Halal IKM Makanan & Minuman;

b. Revitalisasi Peralatan IKM Konveksi;

c. Kinerja Puskesmas Jurang Mangu 2016;

d. Struktur Organisasi Puskesmas Jurang Mangu;

e. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini terdapat empat instrumen,

diantaranya:

Page 90: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

72

1. Smartphone

Peneliti menggunakan smartphone untuk mendokumentasikan

tempat pembentukan, sarana, serta merekam diskusi dan wawancara yang

dilakukan kepada dengan para informan. Smartphone yang digunakan

terdapat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Smartphone

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada

informan untuk mengetahui gambaran kelompok pekerja sejenis, calon

kader, tempat pembentukan, sarana, sumber dana, program kesehatan,

serta potensi pembentukan Pos UKK. Pedoman wawancara terlampir pada

Lampiran

3. Pedoman FGD

Pedoman FGD berisi mengenai panduan pelaksanaa FGD, daftar

pertanyaan yang ditujukan kepada informan untuk mengetahui gambaran

calon kader, tempat pembentukan, sarana serta sumber dana. Pedoman

FGD terlampir pada Lampiran

Page 91: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

73

4. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mencatat

pengamatan yang dilakukan pada tempat pembentukan serta sarana.

Lembar observasi terlampir pada Lampiran

G. Validitas Data

Peneliti akan melakukan validasi terhadap data yang diperoleh untuk

menjaga keabsahan dan keakuratan data dari penelitian yang telah dilakukan.

Di dalam penelitian kualitatif, validasi data dilakukan dengan melakukan

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding data (Moleong, 2007). Triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi metode dan triangulasi sumber.

1. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan melakukan pengecekan pada

hasil penelitian dengan beberapa metode pengumpulan data lainnya dan

pengecekan pada beberapa sumber data dengan metode yang sama

(Moleong, 2007). Hal ini dilakukan untk memperoleh informasi dengan

metode yang berbeda, yaitu: menelaah dokumen, wawancara mendalam,

FGD, dan observasi. Pengambilan data mengenai Kelompok Pekerja

Sejenis dilakukan dengan metode telaah dokumen dan wawancara. Data

mengenai Calon Kader diambil dengan wawancara mendalam dan

pelaksanaan FGD. Data tentang Sumber Dana diambil dengan wawancara

mendalam dan pelaksanaan FGD. Data Tempat Pembentukan, Sarana

Page 92: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

74

diambil dengan metode observasi, wawancara mendalam dan pelaksanaan

FGD. Informasi mengenai Program Kesehatan diambil dengan cara

wawancara mendalam dan telaah dokumen. Tabel Triangulasi Metode

yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Triangulasi Metode

Variabel

Metode Pengumpulan Data

Telaah

Dokumen Wawancara Observasi FGD

Kelompok Pekerja Sejenis √ √ - -

Calon Kader - √ - √

Tempat Pembentukan - √ √ √

Sarana - √ √ √

Sumber Dana - √ - √

Program Kesehatan √ √ - -

Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

- √ - -

Keterangan:

√ = Dilakukan

= Tidak dilakukan

2. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan melakukan

pengecekan kembali informasi dan fakta yang diperoleh melalui sumber

lainnya untuk menggali hal yang sama. Misalnya, membandingkan data

hasil observasi atau pengamatan dengan data hasil wawancara,

membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan

(Moleong, 2007). Pada penelitian ini triangulasi sumber yang dilakukan

adalah melakukan wawancara dengan informan yang berbeda atau

dibandingkan dengan hasil pelaksanaan FGD dengan informan yang juga

berbeda. Kelompok Pekerja Sejenis dilakukan wawancara dengan dua

Page 93: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

75

informan yaitu pegawai disperindag dan ketua perkumpulan IKM konveksi

Jurang Mangu. Syarat pembentukan kedua yaitu Calon Kader dilakukan

pelaksanaan FGD dengan IKM Konveksi Jurang Mangu Timur, IKM

Konveksi Jurang Mangu Barat dan IKM Makanan dan Minuman Jurang

Mangu serta dilakukan wawancara dengan kepala Puskesmas Jurang

Mangu dan Ketua UKM Pengembangan dan Kepala Seksi Kesehatan

Kerja Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Informasi mengenai sumber

dana, tempat pembentukan, sarana dilakukan wawancara dengan 3

informan serta dilakukan FGD dengan pekerja IKM di Jurang Mangu.

Informasi mengenai program kesehatan dilakukan wawancara dengan 3

informan.

Beberapa data yang telah didapat dari sumber yang berbeda,

dideskripsikan dan dikategorisasikan mana pandangan yang sama dan

berbeda. Kemudian, dianalisis sehingga menjadi suatu kesimpulan. Tabel

Triangulasi Sumber yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat

dalam Tabel 4.2, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Triangluasi Sumber

Informan Variabel

1 2 3 4 5 6 7

Pegawai Disperindag √

Ketua Perkumpulan IKM Konveksi Jurang Mangu √

Pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur √ √ √ √

Pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat √ √ √ √

Pekerja IKM Makanan dan Minuman Jurang Mangu √ √ √ √ √

Kepala Puskesmas Jurang Mangu √ √ √

Kepala UKM Pengembangan Puskesmas √ √ √

Kepala Tata Usaha Puskesmas √ √ √

Keterangan: 1 = Kelompok Pekerja Sejenis

2 = Calon Kader

Page 94: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

76

3 = Tempat Pembentukan

4 = Sarana

5 = Sumber Dana

6 = Program Kesehatan

7 = Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

√ = Dilakukan

- = Tidak dilakukan

H. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan Analisis Data dilakukan dari informasi yang telah

didapatkan pada tahap pengumpulan data penelitian ini. Berikut adalah

penjelasannya:

1. Proses Pengolahan Data

Hasil dari FGD dan wawancara mendalam dicatat dalam catatan

lapangan (field notes). Selanjutnya catatan lapangan dikembangkan dengan

cara melengkapinya dengan informasi yang diperoleh dari rekaman,

kemudian dibuat dalam bentuk transkip. Setelah itu dilakukan pengaturan

data, melakukan coding dan mengkategorikan data. Tahan berikutnya

adalah meringkas data menggunakan matriks, menginterpretasikan data

dan menarik kesimpulan.

2. Proses Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari data dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dokumentasi, dan diskusi FGD dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

Page 95: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

77

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2013).

Analisis data kualitatif menurut Moleong (2013) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi potensi pembentukan

Pos UKK Terintegrasi di wilayah Puskesmas Jurang Mangu. Analisis data

yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

Colaizzi, yaitu:

a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena yang diteliti yaitu pemetaan potensi

pembentukan Pos UKK Terintegrasi di wilayah Puskesmas Jurang

Mangu;

b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir

mengenai pemetaan potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi di

wilayah Puskesmas Jurang Mangu yang meliputi, kelompok pekerja

sejenis, calon kader, tempat pembentukan, sarana, sumber dana dan

program kesehatan yang merupakan syarat pembentukan Pos UKK

Terintegrasi. Data yang dianggap penting kemudian dilakukan

pengkodean data;

Page 96: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

78

c. Membaca semua gambaran semua informan secara berulang-ulang dari

fenomena yang dialami informan mengenai syarat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi sampai diperoleh pemahaman yang benar;

d. Mengulang catatan asli dan kutipan pertanyaan penting dengan

mengelompokkan kata kunci dari para informan mengenai syarat

pembentukan Pos UKK Terintegrasi;

e. Mengatur kumpulan membentuk pengertian dari kelompok tema

dengan membuat kategori-kategori;

f. Peneliti kemudian menulis gambaran tempat dan merumuskan hasil

analisis;

g. Selanjutnya mengintegrasi hasil analisis ke dalam bentuk deskriptif;

h. Peneliti mengolah data yang didapatkan dari proses FFA sehingga

diperoleh skor faktor pendorong dan faktor penghambat potensi

pembentukan pada setiap IKM yang ada di Jurang Mangu. Skor

diperoleh dari wawancara FFA dengan pihak Puskesmas Jurang

Mangu;

i. Data tersebut ditanyakan selama validasi, lalu gabungkan sehingga

menjadi gambaran yang lengkap.

Page 97: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

79

BAB V

HASIL

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Jurang Mangu merupakan kelurahan yang terdiri dari kelurahan Jurang

Mangu Barat dan kelurahan Jurang Mangu Timur. Kedua kelurahan tersebut

termasuk pada kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan Banten.

Memiliki luas masing-masing wilayah seluas 2,60 Km2 dan 2,66 Km

2.

Kelurahan Jurang Mangu Barat dan kelurahan Jurang Mangu Timur

termasuk kedalam wilayah kerja Puskesmas Jurang Mangu. Puskesmas

Jurang Mangu menangani kurang lebih 60.000 jumlah penduduk di wilayah

kerjanya. Sebagian besar penduduknya, yaitu sekitar 40.000 orang merupakan

usia produktif. Puskesmas Jurang Mangu bertanggung jawab memberikan

pelayanan kesehatan terhadap warga di wilayah kerjanya.

Gambar 5.1 Peta Wilayah Puskesmas Jurang Mangu

Page 98: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

80

Pada wilayah Jurang Mangu terdapat industri kecil menengah (IKM).

IKM yang terdapat di daerah Jurang Mangu didominasi oleh IKM Konveksi

atau pakaian jadi dan juga beberapa IKM Makanan & Minuman. IKM

Konveksi berjumlah sebanyak kurang lebih 134 IKM. Terdapat pemusatan

IKM Konveksi di Jurang Mangu yang dikenal sebagai kampung konveksi,

sedangkan pada IKM Makanan & Minuman tidak terdapat pemusatan.

B. Gambaran Syarat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

Dalam proses pembentukan Pos UKK Terintegrasi diketahui terdapat

syarat-syarat yang harus dipenuhi agar pembentukan Pos UKK dapat terjadi.

Syarat-syarat tersebut didapatkan dari Permenkes RI No 100 tahun 2015

tentang Pos UKK Terintegrasi. Syarat pembentukan Pos UKK merupakan

input yang dibutuhkan agar dapat terjadinya proses kegiatan Pos UKK

Terintegrasi. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai syarat pembentukan

Pos UKK Terintegrasi yaitu:

1. Gambaran Jenis Kelompok Pekerja

Jenis kelompok pekerja merupakan sekumpulan pekerja yang

melakukan proses kegiatan kerja serupa dengan jumlah lebih dari 10

orang. Untuk mengetahui informasi kelompok pekerja sejenis apa saja

yang ada di wilayah kelurahan Jurang Mangu dilakukan telaah dokumen

tentang jumlah dan jenis IKM serta wawancara kepada informan dengan

mengajukan sejumlah pertanyaan.

Pada tahap ini, informasi yang diperoleh melalui wawancara kepada

2 informan dan telaah dokumen. Saat melakukan telaah dokumen beberapa

Page 99: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

81

data dan informasi diperoleh dari dokumen-dokumen yang diberikan, yaitu

dokumen pengajuan sertifikasi halal untuk mengetahui IKM Makanan &

Minuman dan dokumen revitalisasi alat konveksi untuk mengetahui IKM

Konveksi. Lalu data dilengkapi dengan melakukan wawancara mengenai

jumlah dan jenis IKM yang ada di kelurahan Jurang Mangu.

a. Gambaran Jumlah Kelompok Pekerja Konveksi

Berdasarkan telaah dokumen pemberian alat konveksi yang

didapatkan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (disperindag)

Kota Tangerang Selatan diketahui bahwa terdapat 134 IKM konveksi

yang termasuk ke dalam wilayah Jurang Mangu. 134 IKM Konveksi

tersebut tersebar sebanyak 86 IKM Konveksi di wilayah Jurang Mangu

Timur dan 48 IKM Konveksi di wilayah Jurang Mangu Barat.

Hal tersebut sejalan dengan wawancara yang dilakukan peneliti,

bahwa terdapat banyak IKM Konveksi yang tersebar pada kelurahan

Jurang Mangu Barat dan Jurang Mangu Timur. Berikut pernyataan dari

pihak staff disperindag yang menyatakan bahwa:

“Jadi kalau di Jurang Mangu itu paling banyak ada IKM konveksi,

sampe ada namanya kampung konveksi. Adanya di Jurang Mangu

Timur yang paling banyak, juga ada beberapa di Jurang Mangu Barat.

Di sana ada sekitar ratusan IKM konveksi.” – (IU 20)

Pernyataan tersebut sejalan dengan wawancara yang dilakukan

peneliti terhadap ketua kampung konveksi, bahwa jumlah IKM

Konveksi yang ada di Jurang Mangu yaitu sekitar 100 lebih. Berikut

adalah kutipannya:

Page 100: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

82

“Ada banyak mas pengusaha konveksi di sini, kira-kira seratusan

lebih. Di Jurang Mangu Barat ada, di Jurang Mangu Timur juga ada.

Kayaknya banyakan yang di Timur mas. Jaraknya ga jauh-jauh cuman

ya beda jalan aja tapi tetep satu wilayah” – (IU 21)

Lalu untuk mengetahui berapa banyak jumlah pekerja pada IKM

Konveksi dilakukan wawancara kepada informan. Mereka menyatakan

bahwa setiap IKM Konveksi memiliki pekerja lebih dari 8 orang

pekerja. Berikut kutipannya:

“Setiap IKM ya ada banyak pekerjanya sekitar 8 paling sedikit, ada

juga yang sampe 10.” – (IU 20)

“Masing-masing tempat ya ada yang 7, ada yang 8, kalau yang paling

banyak banget ya 15 pekerjanya.” – (IU21)

b. Gambaran Jumlah Kelompok Pekerja Makanan & Minuman

Berdasarkan telaah dokumen pengajuan sertifikasi halal yang

didapatkan dari Disperindag Kota Tangerang Selatan diketahui bahwa

terdapat 6 IKM makanan dan minuman yang berada pada kelurahan

Jurang Mangu.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan staff Disperindag

juga diketahui ada beberapa IKM Makanan & Minuman yang

menyatakan bahwa:

“Ya kalau selain IKM konveksi ada juga IKM makanan dan minuman,

sesuai data kita sih yang didata berdasarkan yang ikut pengajuan

sertifikasi halal saja” – (IU 20)

Untuk mengetahui jumlah pekerja pada IKM Makanan & Minuman

dilakukan wawancara dengan informan pemilik tempat kerja IKM

Makanan & Minuman. Sehingga dapat diketahui bahwa pada setiap

Page 101: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

83

IKM Makanan & Minuman terdapat 7 hingga 9 orang pekerja. Berikut

kutipannya:

“Di sini sih ada 7 orang yang bantu saya ngelola bisnis ini mas” –

(IU14)

“Pegawai di sini ada 9 orang” -(IU15)

Setelah diuraikan dapat diketahui gambaran jenis kelompok pekerja

yang ada di wilayah kerja Puskesmas Jurang Mangu yang dirangkum

pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Gambaran Jenis Kelompok Pekerja

No. Komponen

Kelompok Pekerja

Konveksi

Jurang Mangu

Timur

Konveksi

Jurang Mangu

Barat

Makanan &

Minuman

1. Jumlah IKM 86 48 6

2. Jumlah Pekerja setiap IKM 8 8 9

3. Jumlah Pekerja 688 384 54

2. Gambaran Calon Kader Pos UKK Terintegrasi

Calon kader Pos UKK Terintegrasi yang dimaksud merupakan para

pekerja IKM yang bertempat tinggal di kelurahan Jurang Mangu, dapat

membaca & menulis serta merupakan bagian dari kelompok pekerja

sejenis. Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai informasi tentang hal-

hal yang berkaitan dengan kemauan masyarakat pekerja menjadi kader Pos

UKK, kemampuan dasar calon kader Pos UKK, dan potensi perekrutan

kader Pos UKK

Informasi diperoleh melalui 2 kelompok FGD yang masing-masing

terdiri dari 6 informan utama pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

dan 7 informan utama IKM Konveksi Jurang Mangu Timur, lalu juga

Page 102: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

84

dilakukan wawancara kepada 3 informan utama IKM Makanan &

Minuman. Informasi yang akan ditampilkan mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan kemauan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK

Terintegrasi, pengetahuan mengenai kesehatan kerja, tugas kader

kesehatan, dan pelayanan kesehatan kerja. Berikut penjabaran mengenai

kondisi calon kader yang berada pada setiap kelompok IKM di Jurang

Mangu:

a. Gambaran Calon Kader Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi

Jurang Mangu Timur

Hasil FGD yang dilakukan pada kelompok informan IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur diketahui bahwa seluruh informan

mengatakan bahwa kesehatan kerja merupakan kondisi sehat saat

melakukan kegiatan pekerjaannya. Hal ini tertera seperti pada kutipan

berikut:

“Ya bisa jadi itu tentang gimana kita kerja tetep sehat mas. Kadang-

kadang kan kita bisa sakit karena kerjanya kelamaan. Sakit kayak pegel

atau pusing sering banget mas” – IU9

Hasil FGD mengenai pengetahuan tentang kader kesehatan yang

ditanyakan pada kelompok informan IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur diketahui bahwa sebagian besar informan mengatakan kader

kesehatan adalah orang yang mengerti tentang masalah kesehatan.

Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa kader kesehatan

merupakan petugas posyandu. Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Orang yang jarang sakit., yang ngerti tentang kesehatan” – IU7

Page 103: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

85

Pada kelompok informan IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

diketahui bahwa seluruh informan mengatakan bahwa kader kesehatan

memiliki tugas yang harus mengerti mengenai obat-obatan. Hal ini

tertera pada kutipan berikut:

“Kerjaannya susah karena tentang kesehatan mas. Kan mesti ngerti

obat-obatan” – IU11

Diketahui dari FGD yang dilaksanakan pada kelompok informan

IKM Konveksi Jurang Mangu Timur bahwa seluruh informan

mengatakan bahwa keberadaan kader kesehatan kerja merupakan

kepentingan jika dikaitkan tugasnya seperti kader posyandu. Hal ini

tertera pada kutipan berikut:

“Ibu-ibu posyandu ya emang harus ada mas, tapi kalo kader kesehatan

kerja buat para pekerjanya juga mestinya ada kali mas. Pekerja kan

bisa sakit juga jadi mesti ada yang ngurusin” – IU9

Pada kelompok informan IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

diketahui bahwa seluruh informan mengatakan bahwa pelayanan

kesehatan kerja bagi pekerja merupakan suatu hal yang penting. Hal ini

tertera pada kutipan berikut:

“Menurut saya ni ya mas perhatian pemerintah kurang ke pekerja

konveksi sini kalau tentang kesehatannya, soalnya ya yang diperhatiin

hal lain kayak ibu-ibu hamil aja. Padahal kita pekerjanya kan yang

cari uang buat keluarga kalau ga sehat pas kerja ya pendapatan kita

kurang mas” – IU9

Pada kelompok informan IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

diketahui bahwa seluruh informan mengatakan bahwa mereka tidak

Page 104: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

86

mengerti tugas dari kader kesehatan kerja dan kurang paham mengenai

kesehatan. Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Waduh kalau ditawarin gitu saya bingung mas gimana nanti cara jadi

kader kesehatan kerja, ga ngerti mas. Saya juga ga banyak kan mas

waktunya buat ngerjain itu” – IU7

b. Gambaran Calon Kader Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi

Jurang Mangu Barat

Hasil FGD kelompok informan IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat mengenai pengetahuan mereka tentang kesehatan kerja adalah

keadaan sehat saat bekerja atau tidak sakit saat melakukan kegiatan

kerja. Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Kerja pas lagi sehat mas. Ga sakit badan” – IU1

Pada kelompok informan IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

diketahui bahwa sebagaian besar informan mengatakan bahwa kader

kesehatan merupakan orang yang ada di puskesmas. Sebagian lainnya

mengetakan bahwa kader kesehatan merupakan petugas posyandu. Hal

ini tertera pada kutipan berikut:

“Kader kesehatan orang yang tau tentang kesehatan, suka bantu-bantu

di puskesmas. Bantu orang-orang yang ada di puskesmas” – IU2

Hasil FGD tentang persepsi pekerjaan seorang kader kesehatan

yang ditanyakan kepada kelompok informan IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat diketahui bahwa seluruh informan mengatakan tugas

seorang kader kesehatan adalah menolong orang yang sakit menjadi

sehat, dan dipandang sebagai pekerjaan yang baik. Hal ini tertera pada

kutipan berikut:

Page 105: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

87

“Ya pekerjaan yang baik dan bagus lah mas kalau tentang kesehatan.

Kan itu baik kalau bisa bantu orang sakit jadi sehat” – IU1

Hasil FGD tentang pentingnya keberadaan seorang kader kesehatan

kerja yang ditanyakan kepada kelompok informan IKM Konveksi

Jurang Mangu Barat diketahui bahwa seluruh informan mengatakan hal

yang serupa tentang penting adanya kader kesehatan kerja. Hal ini

tertera pada kutipan berikut:

“Perlu sih mas. Ya sama aja sih mas kayak yang Pak Nur bilang tadi.

Kita mesti sehat biar kerjaannya cepet selesai” – IU6

Hasil FGD tentang pentingnya pelayanan kesehatan kerja bagi

pekerja yang ditanyakan kepada kelompok informan IKM Konveksi

Jurang Mangu Barat diketahui bahwa seluruh informan mengatakan hal

yang serupa tentang pentingnya pelayanan kesehatan kerja bagi pekerja.

Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Kalau kesehatan buat pekerja ya perlu mas. Kerja pas sakit tuh ga

enak mas. Banyak salahnya nanti orderan kita ga selesai-selesai. Kalau

pas sehat kan bisa cepet selesai kerjanya jadi ga ngulang ngulang” –

IU3

Hasil FGD tentang keinginan pekerja menjadi kader kesehatan

kerja kepada kelompok informan IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

diketahui bahwa seluruh informan mengatakan hal yang serupa yaitu

mereka kurang mengerti tugas dari kader kesehatan kerja dan beberapa

juga ada yang mengatakan bahwa waktu merupakan salah satu kendala

menjadi kader kesehatan kerja. Hal ini tertera pada kutipan berikut:

Page 106: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

88

“Saya ga bisa mas ga ngerti juga gimana yang dilakuin kader

kesehatan itu. Ya saya kan juga kerja mas ini di konveksi baju jadi ga

bisa mas” – IU1

c. Gambaran Calon Kader Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan &

Minuman

Hasil yang didapatkan saat melakukan wawancara kepada IKM

Makanan & Minuman mengenai pengetahuan mereka tentang kesehatan

kerja juga serupa. Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Hmm mungkin maksudnya kesehatan saat bekerja? Iya kira-kira

begitu kali ya.. Kesehatan saat kita bekerja mesti dalam keadaan sehat.

Badan kita sedang tidak sakit” – IU14

Hasil yang didapatkan berdasarkan wawancara kepada informan

dari IKM Makanan & Minuman diketahui bahwa seluruh informan

mengatakan bahwa kader kesehatan merupakan ibu-ibu petugas

posyandu. Hal ini tertara pada kutipan berikut:

“Kalo kader kesehatan ya ibu-ibu yang tugas di posyandu kan mas.

Biasanya suka bantu ngukur berat badan atau tinggi badan. Atau bagi-

bagiin obat. Bulan lalu sih ya dapet obat apa tuh yang biar kakinya ga

jadi gede mas” – IU14

Hasil yang didapatkan berdasarkan wawancara dengan kepada

informan IKM Makanan & Minuman diketahui bahwa tugas seorang

kader kesehatan adalah menimbang berat badan dan membagikan obat.

Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Kerjaan kader kesehatan ya ngadain penimbangan berat badan dan

tinggi badan. Sama ngasihin obat. Saya bulan lalu dapet obat kaki

gajah” – IU15

Page 107: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

89

Hasil yang didapatkan berdasarkan wawancara dengan kepada

informan IKM Makanan & Minuman diketahui bahwa keberadaan

kader kader kesehatan kerja cukup diharapkan karena pekerja juga

memerlukan perhatian untuk menjaga kesehatan. Hal ini tertera pada

kutipan berikut:

“Di sini belum kayaknya ada ya kalau buat yang meriksa kesehatan

buat pekerja dan kayaknya sih penting juga” – IU16

Hasil yang didapatkan berdasarkan wawancara dengan kepada

informan IKM Makanan & Minuman diketahui bahwa pelayanan

kesehatan kerja bagi pekerja penting karena setiap orang dapat sakit.

Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Ya kalau pengobatan harus buat semua orang mas. Pekerja juga perlu

karena pas kerja kan bisa gampang sakit mas” – IU14

Hasil yang didapatkan berdasarkan wawancara dengan kepada

informan IKM Makanan & Minuman diketahui bahwa ada beberapa

informan masih bingung mengenai tugas dari kader kesehatan kerja.

Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Kalau saya bisa dan ada waktu sih boleh aja. Tapi sayangnya ga

ngerti gimana caranya, juga waktu saya biasa di sini ada tempat kerja

sama di rumah ngurus anak” – IU16

Dari penjabaran yang telah dilakukan pada bagian ini dapat

diketahui mengenenai keadaan calon kader Pos UKK Terintegrasi dari

3 wilayah yang dapat dirangkum pada Tabel 5.2:

Page 108: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

90

Tabel 5.2 Calon Kader Pos UKK Terintegrasi

No. Komponen

Calon Kader Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi

Jurang Mangu

Timur

IKM Konveksi

Jurang Mangu

Barat

IKM Makanan &

Minuman

1

Pengetahuan

Mengenai

Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja

merupakan keadaan

sehat saat

melakukan kegiatan

kerja

Kesehatan kerja

adalah kerja saat

sedang sehat tidak

dalam keadaan

sakit

Kesehatan kerja adalah

tidak sakit saat

melakukan kegiatan

kerja

2

Pengetahuan

Mengenai Kader

Kesehatan

Kader kesehatan

merupakan petugas

posyandu atau

orang yang paham

tentang kesehatan

Kader kesehatan

adalah orang yang

berada di

puskesmas atau

pelaksana kegiatan

posyandu

Kader kesehatan

merupakan ibu-ibu

posyandu

3

Pendapat

Mengenai Kader

Kesehatan

Kader kesehatan

memiliki tugas

yang rumit karena

harus berhubungan

dengan obat-obatan

Kader kesehatan

memiliki tugas

yang baik untuk

dapat menolong

orang yang sakit

menjadi sehat.

Kader kesehatan

memiliki kegiatan

penimbangan berat

badan dan

pendistribusian obat

4

Pendapat

Mengenai

Pelayanan

Kesehatan Kerja

Pelayanan

kesehatan kerja

dianggap sebagai

suatu hal yang

penting agar bisa

selalu sehat saat

melakukan kegiatan

kerja

Pelayanan

kesehatan kerja

merupakan suatu

keperluan agar bisa

tetap bekerja secara

sehat

Pelayanan kesehatan

kerja merupakan

pengobatan penting

untuk semua orang

5

Pendapat

Mengenai

Pemberian

Tanggung

Jawab sebagai

Kader

Kesehatan Kerja

Pekerja menolak

diberikan tanggung

jawab sebagai

kader kesehatan

kerja karena tidak

mengerti

pekerjaannya dan

kekurangan waktu

untuk melakukan

hal tersebut

Pekerja tidak

mengerti tugas dari

kader kesehatan

kerja dan beberapa

pekerja juga

mengatakan waktu

merupakan kendala

jika akan menjadi

kader kesehatan

kerja

Kendala waktu dan

kurang nya

pemahaman mengenai

kader kesehatan kerja

menjadi hal penolakan

Page 109: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

91

3. Gambaran Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

Tempat pembentukan Pos UKK Terintegrasi adalah bangunan atau

ruang yang dapat dimanfaat untuk pelaksanaan kegiatan Pos UKK

Terintegrasi. Pada bagian ini akan dideskripsikan informasi mengenai

tempat yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan Pos UKK

Terintegrasi. Informasi didapatkan dari hasil FGD dengan para pekerja dan

juga observasi.

a. Gambaran Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur

Hasil yang didapatkan berdasarkan FGD dengan para pekerja IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur dapat diketahui bahwa ada tempat yang

dapat dimanfaatkan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan Pos UKK

Terintegrasi yaitu di ruang kosong yang ada di rumah pak RW. Berikut

adalah pernyataan dari pak RW:

“Kalau ada kegiatan warga ya bisa dilaksanain di halaman rumah,

kalau perlu ruangan ada ruangan kosong ga begitu besar sih tapi

biasanya warga kalau mau naruh barang titipan di situ” – IU 11

Setelah meninjau tempat kediaman pak RW memiliki halaman dan

ruangan untuk mengadakan kegiatan berikut gambar halaman dan

ruangan untuk pengadaan kegiatan Pos UKK Terintegrasi IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur.

Page 110: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

92

Gambar 5.2 Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi

Jurang Mangu Timur

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa halaman Pak

RW cukup luas untuk diadakan kegiatan Pos UKK Terintegrasi yaitu

seperti penimbangan berat badan.

b. Gambaran Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM

Konveksi Jurang Mangu Barat

Berdasarkan FGD dengan para pekerja IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat dapat diketahui bahwa tidak terdapat tempat yang dapat

dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan Pos UKK Terintegrasi,

berikut merupakan kutipan mengenai yang didapat saat pelaksanaan

FGD:

“Ga bisa dipake mas halaman rumah saya buat kegiatan ga begitu

luas, kalau ruangan kosong ga dipake palingan barang-barang kiriman

ditaro di situ jadi susah buat dijadiin tempat kegiatan” – IU3

Page 111: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

93

c. Gambaran Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM

Makanan & Minuman

Informasi mengenai tempat pembentukan Pos UKK Terintegrasi

IKM Makanan & Minuman didapatkan berdasarkan wawancara dan

observasi. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tidak ada

yang berkeinginan untuk memberikan tempatnya untuk dimanfaatkan

sebagai tempat pelaksanaan kegiatan Pos UKK. Berikut kutipannya:

“Wah tempat saya jangan deh mas kan saya perlu buat menaruh

kendaraan kalau dipakai buat pelaksanaan kegiatan mau ditaro

dimana kendaraan saya nanti”

4. Gambaran Sarana Pos UKK Terintegrasi

Pada bagian ini akan dipaparkan informasi mengenai gambaran

ketersediaan sarana Pos UKK Terintegrasi yang didapat melalui FGD

dengan pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur dan pekerja IKM

Konveksi Jurang Mangu Barat. Wawancara dilakukan dengan pekerja

IKM Makanan & Minuman. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui

keberadaan sarana dan prasarana yang dapat digunakan dalam

pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

a. Gambaran Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Timur

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada daerah tempat

kerja pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur, diperoleh gambaran

mengenai sarana yang dapat digunakan untuk kegiatan Pos UKK

Terintegrasi. Sarana Pos UKK Terintegrasi yang tersedia di IKM

Page 112: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

94

Konveksi Jurang Mangu Timur adalah meja, kursi, timbangan badan,

alat ukur tinggi badan, alat ukur lingkar perut, lampu senter, kotak P3K,

alat tulis dan buku pencatatan. Sedangkan untuk tensimeter digital,

media KIE, contoh APD sesuai jenis pekerjaan dan buku panduan

pelaksanaan Pos UKK Terintegrasi belum tersedia. Berikut hasil

observasi sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur:

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 5.3 (a), (b), (c), (d), (e), (f) Sarana Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

Tersedia meja dan kursi dalam keadaan layak yang dapat

digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Terdapat

Page 113: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

95

3 meja dan 5 kursi yang dapat digunakan. Hasil observasi ini didukung

oleh pernyataan salah satu peserta FGD. Berikut kutipannya:

“Ada meja kursi lebih yg ga dipake, kalau ada yang mau minjam ya

boleh. Kalau mau dipake buat kegiatan ya dibawa aja yang penting

warga yang pake tanggungjawab jangan dirusakin” – IU11

Terdapat sebuah alat timbangan berat dan tinggi badan dalam

keadaan baikyang dapat digunakan. Hasil observasi ini didukung oleh

pernyataan salah satu peserta FGD. Berikut kutipannya:

“Saya punya satu alat timbangan yang ga kepake. Masih bisa dipake

cuman di rumah jadi pajangan doang” – IU11

Meteran dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur lingkar

perut. Para pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur memiliki

banyak meteran. Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan peserta

FGD. Berikut kutipannya:

“Kalau ngukur lingkar perut ya biasanya pake meteran. Ada banyak

meteran, masa tukang jahit ga punya meteran” – IU12

Terdapat lampu senter yang masih berfungsi dan dapat digunakan

untuk keperluan kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Hasil observasi ini

didukung oleh pernyataan peserta FGD. Berikut kutipannya:

“Saya punya senter yang jarang dipake, ya palingan buat pas mati

lampu aja, masih bisa nyala kok” – IU12

Terdapat kotak PK3 dan beberapa obat bebas yang ada di

dalamnya. Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan peserta FGD.

Berikut kutipannya:

“Kotak PK3 ada. Kalau isinya ya obat-obatan biasa aja mas. Ga

pernah saya isi lagi obat-obatannya ya yang dipake aja” – IU11

Page 114: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

96

Terdapat buku pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan.

Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan peserta FGD. Berikut

kutipannya:

“Buku catatan dan pelaporan ya punya. Saya ada stoknya kalau perlu

bilang aja mas buat kegiatan warga gpp” – IU11

b. Gambaran Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada daerah tempat

kerja pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat, diperoleh gambaran

mengenai sarana yang dapat digunakan untuk kegiatan Pos UKK

Terintegrasi. Sarana Pos UKK Terintegrasi yang tersedia di IKM

Konveksi Jurang Mangu Barat adalah meja, kursi, timbangan badan,

alat ukur lingkar perut, lampu senter, alat tulis dan buku pencatatan.

Sedangkan untuk tensimeter digital, alat ukur tinggi badan, kotak PK3,

media KIE, contoh APD sesuai jenis pekerjaan dan buku panduan

pelaksanaan Pos UKK Terintegrasi belum tersedia. Berikut hasil

observasi sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat:

Page 115: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

97

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

Gambar 5.4 (a), (b), (c), (d), (e), (f) Sarana Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

Tersedia meja dan kursi dalam keadaan layak yang dapat

digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Terdapat

2 meja dan 4 kursi yang dapat digunakan. Hasil observasi ini didukung

oleh pernyataan salah satu peserta FGD. Berikut kutipannya:

“Meja kayu dan kursi yang ga kepake dirumah saya boleh dipake buat

kegiatan, ada di rumah masih bisa dipinjemin kalau ada yang butuh” –

IU4

Page 116: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

98

Terdapat sebuah alat timbangan berat badan dalam keadaan baik

yang dapat digunakan. Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan

salah satu peserta FGD. Berikut kutipannya:

“Ada satu alat timbangan berat badan yang ga kepake. Bisa dipake

kalau perlu buat kegiatan” – IU5

Meteran dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur lingkar

perut. Para pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat memiliki

banyak meteran. Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan peserta

FGD. Berikut kutipannya:

“Biasanya pake meteran mas, buat ngukur lingkar perut ya sehari-hari

pake meteran” – IU4

Terdapat lampu senter yang masih berfungsi dan dapat digunakan

untuk keperluan kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Hasil observasi ini

didukung oleh pernyataan peserta FGD. Berikut kutipannya:

“Ada senter kalau mau dipake cuman mungkin baterainya udah abis

mesti diganti” – IU4

Terdapat buku pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan.

Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan peserta FGD. Berikut

kutipannya:

“Buat nyatet ya ada buku catetan saya punya beberapa bisa buat nyatet

banyak hal mas” – IU4

c. Gambaran Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan &

Minuman

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada daerah tempat

kerja pekerja IKM Makanan & Minuman, diperoleh gambaran

mengenai sarana yang dapat digunakan untuk kegiatan Pos UKK

Page 117: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

99

Terintegrasi. Sarana Pos UKK Terintegrasi yang tersedia di IKM

Makanan & Minuman adalah meja, kursi, lampu senter, timbangan

badan, alat tulis dan buku pencatatan. Sedangkan untuk, alat ukur tinggi

badan, alat ukur lingkar perut, tensimeter digital, kotak PK3, media

KIE, contoh APD sesuai jenis pekerjaan dan buku panduan pelaksanaan

Pos UKK Terintegrasi belum tersedia. Berikut hasil observasi sarana

Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan & Minuman:

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 5.5 (a), (b), (c), (d) Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM

Makanan & Minuman

Tersedia meja dan kursi dalam keadaan layak yang dapat

digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Terdapat

1 meja dan 2 kursi yang dapat digunakan. Hasil observasi ini didukung

oleh pernyataan dari informan wawancara. Berikut kutipannya:

Page 118: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

100

“Ya sebagian besar meja dan kursi ya kepake mas buat duduk duduk

atau bikin adonan kan tapi ada yang berlebih itu kalau buat dipinjemin

bisa” – IU16

Terdapat sebuah alat timbangan berat badan dalam keadaan baik

yang dapat digunakan. Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan

dari informan wawancara. Berikut kutipannya:

“Kalau mau pinjam alat berat badan boleh asal jangan sampe rusak

sama dikembalikan ya” – IU16

Terdapat lampu senter yang masih berfungsi dan dapat digunakan

untuk keperluan kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Hasil observasi ini

didukung oleh pernyataan informan wawancara. Berikut kutipannya:

“Ada senter kalau mau dipake cuman mungkin baterainya udah abis

mesti diganti” – IU14

Terdapat buku pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan.

Hasil observasi ini didukung oleh pernyataan informan wawancara.

Berikut kutipannya:

“Buat nyatet ya ada buku catetan saya punya beberapa bisa buat nyatet

banyak hal mas” – IU14

Berdasarkan penjabaran di atas dapat diketahui bahwa sarana yang

ada dan siap digunakan untuk kegiatan Pos UKK Terintegrasi dapat

dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 5.3 Sarana Pos UKK Terintegrasi

No

Sarana Pos UKK

Terintegrasi

(Permenkes 100

tahun 2015)

Ketersediaan Sarana Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi

Jurang Mangu

Timur

IKM Konveksi

Jurang Mangu

Barat

IKM Makanan &

Minuman

1 Meja & kursi

Terdapat 3 meja

dan 5 kursi yang

dapat digunakan

Terdapat 2 meja

dan 4 kursi yang

dapat digunakan

Tersedia 1 meja

dan 2 kursi yang

dapat digunakan

Page 119: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

101

No

Sarana Pos UKK

Terintegrasi

(Permenkes 100

tahun 2015)

Ketersediaan Sarana Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi

Jurang Mangu

Timur

IKM Konveksi

Jurang Mangu

Barat

IKM Makanan &

Minuman

untuk kegiatan untuk kegiatan untuk kegiatan

2 Timbangan badan

Terdapat 1 buah

timbangan badan

yang dapat

digunakan

Terdapat 1 buah

timbangan badan

yang dapat

digunakan

Terdapat 1 buah

timbangan badan

yang dapat

digunakan

3 Alat ukur tinggi

badan

Terdapat 1 buah

alat ukur tinggi

badan yang dapat

digunakan

Tidak terdapat alat

ukur tinggi badan

Tidak terdapat

alat ukur tinggi

badan

4 Tensimeter digital Tidak terdapat

tensimeter digital

Tidak terdapat

tensimeter digital

Tidak terdapat

tensimeter digital

5 Alat ukur lingkar

perut

Terdapat meteran

yang dapat

digunakan untuk

alat ukur lingkar

perut

Terdapat meteran

yang dapat

digunakan untuk

alat ukur lingkar

perut

Tidak terdapat

alat ukur lingkar

perut

6 Lampu senter

Terdapat lampu

senter yang dapat

digunakan

Terdapat lampu

senter yang dapat

digunakan

Terdapat lampu

senter yang dapat

digunakan

7 Kotak P3K dan

isinya

Terdapat kotak

P3K dan isinya

namun tidak

lengkap

Tidak terdapat

kotak P3K dan

isinya

Tidak terdapat

kotak P3K dan

isinya

8 Media KIE Tidak terdapat

media KIE

Tidak terdapat

media KIE

Tidak terdapat

media KIE

9 Alat tulis dan buku

pencatatan

Terdapat alat tulis

dan buku

pencatatan yang

dapat digunakan

Terdapat alat tulis

dan buku

pencatatan yang

dapat digunakan

Terdapat alat

tulis dan buku

pencatatan yang

dapat digunakan

10 Contoh APD sesuai

jenis pekerjaan

Tidak terdapat

APD sesuai jenis

pekerjaan

Tidak terdapat

APD sesuai jenis

pekerjaan

Tidak terdapat

APD sesuai jenis

pekerjaan

Dapat diketahui dari tabel tersebut ketersediaan sarana Pos UKK

Terintegrasi dari masing-masing calon tempat pembentukan. Pada IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur terdapat 7 sarana yang telah tersedia

Page 120: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

102

untuk pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Sedangkan pada IKM

Konveksi Jurang Mangu Barat terdapat 5 sarana yang telah tersedia

untuk pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Sementara pada IKM

Makanan & Minuman terdapat hanya 4 sarana yang telah tersedia untuk

pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

5. Gambaran Sumber Dana Pos UKK Terintegrasi

Pada bagian ini akan dipaparkan informasi mengenai gambaran

ketersediaan sumber dana pos UKK Terintegrasi. Data diperoleh dari

melakukan wawancara mendalam dengan informan utama dan informan

pendukung di puskesmas Jurang Mangu serta dilakukan FGD pada

kelompok pekerja IKM konveksi Jurang Mangu, dan juga wawancara

dengan pekerja IKM makanan dan minuman.

Hasil yang diperoleh dari wawancara dengan informan utama dan

informan pendukung di puskesmas Jurang Mangu untuk mengetahui

sumber dana dari pemerintah untuk kegiatan UKBM (Pos UKK

Terintegrasi) diketahui bahwa tidak ada dana khusus untuk kegiatan

UKBM, namun pada penggunaan dana kapitasi memang diperuntukan

untuk kegiatan kesehatan seperti penyuluhan dan pengobatan. Hal ini

tertera pada kutipan berikut:

“Tidak ada alokasi khusus untuk UKBM yang ada adalah kegiatan yang

dilaksanakan oleh UKBM tersebut” – IU17

Page 121: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

103

a. Gambaran Sumber Dana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi

Jurang Mangu Timur

Berdasarkan dari hasil FGD dengan IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur diketahui bahwa pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

keberatan jika diadakan iuran untuk kegiatan kesehatan kerja. Mereka

berpendapat bahwa kegiatan kesehatan seharusnya gratis disediakan

oleh pemerintah. Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Susah cari uang sekarang. Buat kegiatan kesehatan yang gratis aja” –

IU11

b. Gambaran Sumber Dana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi

Jurang Mangu Barat

Berdasarkan dari hasil FGD dengan IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat diketahui bahwa pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

tidak ingin melakuklan iuran untuk kegiatan kesehatan kerja. Kegiatan

kesehatan sekarang sudah menjadi tanggungan pemerintah. Iuran

kesehatan kerja dirasa hanya akan menambah tanggungan para pekerja.

Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Iuran udah banyak iuran mas, iuran keamanan, iuran kebersihan,

kalau ditambah iuran kesehatan ya duit kita bakal abis buat iuran

doang mas” – IU4

c. Gambaran Sumber Dana Pos UKK Terintegras IKM Makanan &

Minuman

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan IKM Makanan &

Minuman diketahui bahwa pekerja IKM Makanan & Minuman tidak

ingin adanya iuran untuk kegiatan kesehatan kerja. Kegiatan kesehatan

Page 122: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

104

seharusnya mendapatkan dana dari pemerintah karena masyarakat

sudah membayar pajak. Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Iuran buat kegiatan apa mas? .... Buat kegiatan kesehatan mah yang

gratis-gratis aja mas. Jalan-jalan sore aja kan udah olah raga mas biar

sehat” – IU17

6. Gambaran Program Kesehatan yang Terintegrasi

Pada bagian ini akan ditampilkan informasi mengenai program

kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas Jurang Mangu dan dapat

diintegrasikan dengan kegiatan Pos UKK Terintegrasi yang diperuntukan

untuk pekerja. Informasi yang ada berasal dari wawancara dengan

informan utama dan informan pendukung serta telaah dokumen. Program

kesehatan yang dapat diintegrasikan berdasarkan dari Permenkes 100

tahun 2015 yng terdiri dari kegiatan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif.

a. Gambaran Kegiatan Promotif Puskesmas Jurang Mangu

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan wawancara dengan informan

utama dan informan pendukung mengenai program promotif yang dapat

diintegrasikan untuk kesehatan kerja para pekerja dapat diketahui

bahwa terdapat konseling gizi, penyuluhan PHBS, pengukuran berat

dan tinggi badan yang memungkinkan untuk dapat diintegrasikan. Hal

ini tertera pada kutipan berikut:

“Ada konseling gizi, konseling ASI, PHBS, senam bersama,

pengukuran berat dan tinggi badan, dsbnya bisa diliat di program kerja

kita... Bisa saja karena kegiatan yang dilakukan tidak terbatas pada

spesifik warga, asalkan masih termasuk wilayah puskesmas Jurang

Page 123: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

105

Mangu ya masih mendapatkan kegiatan promotif yang diberikan” –

IU17

Pernyataan tersebeut juga didukung oleh informan pendukung yang

mengatakan bahwa terdapat penyuluhan sebagai bentuk kegiatan

program promotif. Berikut kutipannya:

“Penyuluhan menyusui, PHBS sama apa lagi ya tentang kasih tau info

kesehatan ke masyarakat.... Bisa aja kan ngelakuinnya ke semua

warga” – IP2

Telaah dokumen juga dilakukan untuk mengetahui kegiatan-

kegiatan promotif yang dilakukan oleh puskesmas Jurang Mangu.

Kinerja Puskesmas Jurang Mangu merupakan dokumen yang ditelaah

untuk mengetahui kegiatan promotif yang dilaksanakan. Dapat

diketahui bahwa kegiatan promotif seperti penyuluhan PHBS sudah

dilakukan, penimbangan tinggi serta berat badan, sertapencatatan dan

pelaporan juga sudah dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang Mangu.

Pada tabel ini akan disajikan perbandingan dari jenis kegiatan

promotif Pos UKK Terintegrasi yang harus dilakukan menurut

Permenkes 100 tahun 2015 dengan kegiatan promotif yang telah

dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu yang diperoleh dari hasil

wawancara dan telaah dokumen. Berikut adalah tabel kegiatan promotif

yang dilakukan:

Page 124: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

106

Tabel 5.4 Kegiatan Promotif Puskesmas Jurang Mangu

No

Kegiatan Promotif

Pos UKK

Terintegrasi

berdasarkan

Permenkes 100

tahun 2015

Implementasi Kegiatan Promotif oleh

Puskesmas Jurang Mangu Keterangan

1

Penyuluhan

konseling kesehatan

kerja

Penyuluhan konseling kesehatan kerja belum

dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang Mangu

Sudah

dilaksanakan

2 Penyuluhan penyakit

tidak menular

Penyuluhan mengenai penyakit tidak menular

belum dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang

Mangu

Belum

dilaksanakan

3 Penyuluhan penyakit

menular

Penyuluhan penyakit menular dilakukan berupa

penyuluhan mengenai TB Paru, Malaria, Kusta,

Imunisasi, Diare, ISPA, DBD, PMS, HIV/AIDS.

Penyuluhan dilakukan dengan bantuan media

seperti poster atau presentasi. Dilakukan oleh

petugas puskesmas di puskesmas Jurang Mangu.

Dengan sasaran warga Jurang Mangu.

Dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan

puskesmas Jurang Mangu atau ketika ada intruksi

dari dinas kesehatan atau kepala puskesmas

Sudah

dilaksanakan

4 Penyuluhan gizi

Penyuluhan gizi sudah dilakukan kepada ibu-ibu

ataupun ibu hamil tentang bagaimana menjaga

pola makan yang baik pada tahap kembang anak.

Dilakukan oleh petugas puskesmas dengan

beberapa kader posyandu. Biasanya dilakukan

sebulan sekali sekaligus pelaksanaan posyandu.

Sudah

dilaksanakan

5 Penyuluhan

kesehatan jiwa

Penyuluhan kesehatan jiwa belum dilakukan.

Kesehatan jiwa baru dilakukan pada tahap

intervensi yang biasanya dilakukan pada

posyandu lansia

Belum

dilaksanakan

6

Penyuluhan

kesehatan reproduksi

dan menyusui/ASI

Penyuluhan kesehatan reproduksi dan

menyusui/ASI serta kesehatan ibu sudah

dilaksanakan dalam kegiatan oleh UKBM

Posyandu yang dilaksanakan sebulan sekali

Sudah dilaksanakan

7 Penyuluhan

kesehatan ibu

Penyuluhan kesehatan ibu telah dilakukan saat

pelaksanaan Posyandu dilakukan oleh kader

posyandu dan petugas dari puskesmas.

Dilaksanakan sebulan sekali

Sudah

dilaksanakan

8 Penyuluhan

kesehatan

Penyuluhan kesehatan lingkungan (PHBS)

dilakukan berupa kampanye PHBS yang telah

Sudah dilaksanakan

Page 125: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

107

No

Kegiatan Promotif

Pos UKK

Terintegrasi

berdasarkan

Permenkes 100

tahun 2015

Implementasi Kegiatan Promotif oleh

Puskesmas Jurang Mangu Keterangan

lingkungan (PHBS) dilaksanakan pada 8 tempat kerja. Diberitahukan

cara untuk mencuci tangan dengan baik sebelum

mengkonsumsi makanan dan minuman serta

untuk menjaga tempat kerja dari sampah yang

tidak diperlukan. Dilakukan oleh petugas

puskesmas. Dilaksanakan sesuai jadwal yang

ditentukan

9 Penyuluhan

kesehatan olah raga

Penyuluhan kesehatan olah raga belum

dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang Mangu

Belum dilaksanakan

10

Penyebarluasan

informasi kesehatan

kerja melalui media

KIE

Belum dilaksanakan penyerbarluasan informasi

kesehatan kerja melalui media KIE oleh

Puskesmas Jurang Mangu

Belum

dilaksanakan

11

Penyebarluasan

informasi penyakit

tidak menular

melalui media KIE

Belum dilaksanakan penyebarluasan informasi

penyakit tidak menular melalui media KIE oleh

Puskesmas Jurang Mangu

Belum

dilaksanakan

12

Penyerbarluasan

informasi penyakit

menular melalui

media KIE

Penyebarluasan informasi mengenai penyakit

menular melalui media KIE telah dilaksanakan

oleh Puskesmas Jurang Mangu. Media KIE yang

digunakan adalah poster mengenai cara

menghilangkan jentik nyamuk di rumah, poster

mengenai pentingnya kegiatan seks yang aman,

serta poster mengenai pertolongan pertama

kepada pasien diare. Poster ditempelkan pada

dinding Puskesmas Jurang Mangu

Sudah

dilaksanakan

13

Penyebarluasan

informasi gizi

melalui media KIE

Media KIE digunakan untuk penyebarluasan gizi,

seperti pentingnya mengkonsumsi makanan

dengan gizi seimbang setiap harinya dan

menghindari makan berlebih. Serta poster

mengenai gizi seimbang. Poster terdapat di

Puskesmas Jurang Mangu

Sudah

dilaksanakan

14

Penyebarluasan

informasi kesehatan

jiwa melalui media

KIE

Belum dilaksanakan penyebarluasan informasi

kesehatan jiwa melalui media KIE oleh

Puskesmas Jurang Mangu

Belum

dilaksanakan

15 Penyebarluasan Media KIE yang digunakan dalam penyebarluasan Sudah

dilaksanakan

Page 126: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

108

No

Kegiatan Promotif

Pos UKK

Terintegrasi

berdasarkan

Permenkes 100

tahun 2015

Implementasi Kegiatan Promotif oleh

Puskesmas Jurang Mangu Keterangan

informasi kesehatan

reproduksi melalui

media KIE

informasi kesehatan reprduksi adalah poster

mengenai cara menjaga organ intim dan ditujukan

lebih kepada remaja. Terdapat poster di

Puskesmas Jurang Mangu

16

Penyebarluasan

informasi kesehatan

ibu melalui media

KIE

Media KIE yang digunakan dalam penyebarluasan

informasi kesehatan ibu adalah poster mengenai

hal-hal yang dianjurkan agar memiliki masa

kehamilan yang baik. Serta hal apa saja yang

boleh dilakukan kepada anak terkait kesehatan

anak

Sudah dilaksanakan

17

Penyebarluasan

informasi kesehatan

lingkungan melalui

media KIE

Media KIE yang digunakan adalah poster

mengenai keuntungan membersihkan lingkungan

bersama-sama. Yaitu dengan membersihkan

selokan yang kotor atau membuang sampah pada

tempatnya dan menutup genangan air

Sudah

dilaksanakan

18

Penyebarluasan

informasi kesehatan

olah raga melalui

media KIE

Belum dilaksanakan penyebarluasan informasi

kesehatan olah raga melalui media KIE oleh

Puskesmas Jurang Mangu

Belum dilaksanakan

19

Penyebarluasan

informasi PHBS

melalui media KIE

Penyebarluasan informasi PHBS dilakukan

melalui gambaran poster mengenai cara mencuci

tangan yang baik dan benar menggunakan air

mengalir serta cabun cuci tangan sebelum makan

Sudah

dilaksanakan

20

Penimbangan tinggi

badan dan berat

badan

Kegiatan penimbangan tinggi badan dan berat

badan sudah dilaksanakan pada pelaksanaan

Posyandu yang dilaksanakan setiap bulan sekali,

serta jika pasien datang ke Puskesmas untuk

berobat biasanya dilakukan penimbangan tinggi

badan dan berat badan

Sudah dilaksanakan

21 Aktivitas kebugaran

bagi pekerja

Aktivitas kebugaranbagi pekerja belum

dilaksanakan namun kegiatan aktivitas kebugaran

biasanya dilakukan oleh UKBM Posbindu yang

dilaksanakan setiap bulan dua kali yaitu pada

akhir pekan

Belum

dilaksanakan

22

Sarasehan intervensi

menuju norma sehat

dalam bekerja

Belum terdapat pertemuan yang diadakan untuk

melakukan intervensi menuju norma sehat dalam

bekerja ataupun sarasehan intervensi lainnya

Belum dilaksanakan

Page 127: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

109

No

Kegiatan Promotif

Pos UKK

Terintegrasi

berdasarkan

Permenkes 100

tahun 2015

Implementasi Kegiatan Promotif oleh

Puskesmas Jurang Mangu Keterangan

23

Surveilans kesehatan

kerja untuk

menghasilkan

informasi sebagai

bahan pengambilan

keputusan

Kegiatan surveilans yang dilakukan berupa

pengawasan harian yang ditargetkan sebanyak 60

kali kepada data yang berikaitan dengan penyakit

menular

Sudah

dilaksanakan

24 Pencatatan dan

pelaporan

Puskesmas Jurang Mangu melakukan pencatatan

dan pelaporan pada setiap kegiatan yang

dilakukan. Pencatatan dan pelaporan juga

dilakukan oleh petugas puskesmas yang bertugas

dipelaksanaan posyandu dan posbindu.

Sudah

dilaksanakan

Dari uraian pada tabel di atas dapat diketahui bahwa Puskesmas

Jurang Mangu sudah melakukan sebagian besar kegiatan promotif yang

merupakan kegiatan Pos UKK Terintegrasi berdasarkan Permenkes 100

tahun 2015. Terdapat 24 kegiatan promotif yang dianjurkan, sebanyak

15 kegiatan promotif sudah dilakukan oleh puskesmas Jurang Mangu

yaitu: penyuluhan penyakit menular, penyuluhan gizi, penyuluhan

kesehatan reproduksi, penyuluhan kesehatan ibu, penyuluhan kesehatan

lingkungan (PHBS), penyebarluasan informasi penyakit menular,

informasi gizi, informasi kesehatan reproduksi, informasi kesehatan ibu,

informasi kesehatan lingkungan, informasi PHBS melalui media KIE,

penimbangan berat & tinggi badan, aktivitas kebugaran, surveilans

kesehatan, serta pencatatan dan pelaporan.

Page 128: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

110

Sedangkan kegiatan promotif yang belum dilaksanakan sebanyak 9

kegiatan yaitu: penyuluhan konseling kesehatan kerja, penyuluhan

penyakit tidak menular, penyuluhan kesehatan jiwa, penyuluhan

kesehatan olah raga, penyebarluasan informasi penyakit tidak menular,

penyebarluasan informasi kesehatan jiwa, penyebarluasan informasi

kesehatan kerja, penyebarluasan informasi kesehatan olah raga melalui

media KIE, dan sarasehan intervensi menuju norma sehat belum

dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu. Jenis kegiatan promotif

tersebut belum dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang Mangu sehingga

tidak memungkinkan untuk pengintegrasian 9 kegiatan promotif

tersebut.

b. Gambaran Kegiatan Preventif Puskesmas Jurang Mangu

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan wawancara dengan informan

utama dan informan pendukung mengenai program preventif yang

dapat diintegrasikan untuk kesehatan kerja para pekerja dapat diketahui

bahwa terdapat pengecekan gula darah dan kolestrol, serta pengamatan

jentik nyamuk yang memungkinkan untuk dapat diintegrasikan. Hal ini

tertera pada kutipan berikut:

“Untuk pencegahan ada kegiatan seperti pengamatan jentik nyamuk,

pemeriksaan gula darah, pemberian imunisasi, dan tablet Fe bagi ibu

hamil.... Sama seperti jawaban saya sebelumnya memungkinkan untuk

dilakukan” – IU17

Untuk mengetahui kegiatan preventif yang dilakukan oleh

Puskesmas Jurang Mangu juga dilakukan telaah dokumen, yaitu

Page 129: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

111

dokumen kinerja Puskesmas Jurang Mangu. Dapat diketahui bahwa

kegiatan seperti upaya pengolahan limbah, pengamatan jentik nyamuk,

deteksi dini penyakit kusta dan tuberkolosis, pemberian tablet Fe pada

Ibu hamil sudah dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang Mangu.

Pada tabel ini akan disajikan perbandingan dari jenis kegiatan

preventif Pos UKK Terintegrasi yang harus dilakukan menurut

Permenkes 100 tahun 2015 dengan kegiatan preventif yang telah

dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu yang diperoleh dari hasil

wawancara dan telaah dokumen. Berikut adalah tabel kegiatan preventif

yang dilakukan:

Tabel 5.5 Kegiatan Preventif Puskesmas Jurang Mangu

No

Kegiatan Preventif

Pos UKK

Terintegrasi

berdasarkan

Permenkes 100

tahun 2015

Implementasi Kegiatan Preventif oleh Puskesmas

Jurang Mangu Keterangan

1 Inventarisasi jenis

pekerjaan

Inventarisasi jenis pekerjaan belum pernah dilakukan

oleh Puskesmas Jurang Mangu

Belum dilaksanakan

2 Pengenalan risiko

bahaya di tempat kerja

Pengenalan risiko bahaya belum pernah dilakukan oleh

Puskesmas Jurang Mangu. Pengenalan yang dilakukan

adalah mengenai risiko penyakit menular mengenai

hal-hal apa saja yang dapat menjadi media penularan

penyakit.

Belum

dilaksanakan

3 Penyediaan contoh

APD

Belum ada penyediaan contoh APD Belum

dilaksanakan

4

Upaya perbaikan

pengolahan limbah di

lingkungan kerja

Upaya perbaikan lingkungan kerja yang sudah

dilakukan mengenai pengolahan limbah. Sampah hasil

produksi harus ditempatkan pada tempatnya atau

dimanfaatkan dan diolah kembali jika diperlukan. Hal

tersebut sudah disampaikan oleh petugas Puskesmas.

Sudah

dilaksanakan

5 Upaya perbaikan

aliran udara di

Belum dilaksanakan upaya perbaikan aliran udara di

lingkungan kerja

Belum

dilaksanakan

Page 130: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

112

No

Kegiatan Preventif

Pos UKK

Terintegrasi

berdasarkan

Permenkes 100

tahun 2015

Implementasi Kegiatan Preventif oleh Puskesmas

Jurang Mangu Keterangan

lingkungan kerja

6

Upaya perbaikan

ergonomi di

lingkungan kerja

Belum dilaksanakan upaya perbaikan ergonomi di

lingkungan kerja

Belum

dilaksanakan

7 Pengamatan jentik di

lingkungan kerja

Pengamatan jentik di lingkungan kerja sudah dilakukan

yaitu dengan pemeriksaan jentik berkala (PJB) yang

dilakukan pada 11205 rumah.

Sudah

dilaksanakan

8

Pemeriksaan

kesehatan awal dan

berkala oleh petugas

kesehatan

Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala oleh petugas

kesehatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan

posyandu dan posbindu yang dilaksanakan sebulan

sekali.

Sudah dilaksanakan

9 Deteksi dini penyakit

kusta dan tuberkolosis

Deteksi dini penyakit kusta dan tuberkolosis menjadi

salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada program

upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular

Sudah

dilaksanakan

10 Deteksi dini penyakit

malaria

Deteksi dini malaria dilakukan oleh Puskesmas Jurang

Mangu ndengan pemeriksaan darah ABER (Annual

Blood Examine Rate)

Sudah dilaksanakan

11 Deteksi dini PTM Deteksi dini mengenai PTM belum dilakukan oleh

Puskesmas Jurang Mangu

Belum dilaksanakan

12 Deteksi dini hepatitis,

HIV/AIDS, dan PMS

Deteksi dini hepatitis, HIV/AIDS, dan PMS sudah

dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu yang

termasuk dalam program upaya pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular

Sudah

dilaksanakan

13 Pemberian imunisasi

TT pada wanita subur

Pemberian imunisasi TT sudah diberikan pada murid

SMP yang ada di daerah Puskesmas Jurang Mangu

Sudah dilaksanakan

14

Pemberian tablet Fe

pada ibu hamil dan

pekerja anemia

Pemberian tablet Fe (90 tablet) pada ibu hamil sudah

dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu dengan

pencapaian 1982 ibu hamil. Namun pemberian kepada

pekerja anemia belum dilakukan.

Sudah

dilaksanakan

Dari uraian pada tabel di atas dapat diketahui bahwa Puskesmas

Jurang Mangu sudah melakukan sebagian besar kegiatan preventif yang

merupakan kegiatan Pos UKK Terintegrasi berdasarkan Permenkes 100

Page 131: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

113

tahun 2015. Terdapat 14 kegiatan preventif yang dianjurkan, sebanyak

9 kegiatan preventif telah dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu

yaitu: upaya perbaikan pengolahan limbah di lingkungan kerja,

pengamatan jentik di lingkungan kerja, pemeriksaan kesehatan berkala

oleh petugas kesehatan, deteksi dini penyakit kusta & tuberkolosis,

deteksi dini penyakit malaria, deteksi dini PMS, pemberian imunisasi

TT pada wanita subur, dan pemberian tablet Fe pada ibu hamil.

Sedangkan terdapat 5 kegiatan preventif yang belum dilakukan yaitu

invetarisasi jenis kerja, pengenalan bahaya di tempat kerja, upaya

perbaikan ergonomi, penyediaan contoh APD, dan deteksi dini PTM.

c. Gambaran Kegiatan Kuratif Puskesmas Jurang Mangu

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan wawancara dengan informan

utama dan informan pendukung mengenai program kuratif yang dapat

diintegrasikan untuk kesehatan kerja para pekerja dapat diketahui

bahwa harus dilakukan diagnosa oleh dokter dan yang memungkinkan

untuk dapat diobati di puskesmas akan diobati bila tidak maka akan

diberikan rujukan. Hal ini tertera pada kutipan berikut:

“Pelayanan kuratif berdasarkan diagnosa dokter, kalau di sini ga ada

alatnya ya biasanya dirujuk ke rumah sakit yang terdaftar.... Bisa saja

kan pekerja juga bisa berobat ke sini” – IU18

Telaah dokumen juga dilakukan untuk mengetahui kegiatan kuratif

yang telah dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu. Berdasarkan

dokumen kinerja Puskesmas Jurang Mangu dapat diketahui bahwa

Page 132: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

114

Puskesmas Jurang Mangu telah melakukan beberapa kegiatan kuratif

seperti P3K yang merupakan kegiatn kuratif yang dianjurkan

berdasarkan Permenkes 100 tahun 2015.

Pada tabel ini akan disajikan perbandingan dari jenis kegiatan

kuratif Pos UKK Terintegrasi yang harus dilakukan menurut Permenkes

100 tahun 2015 dengan kegiatan kuratif yang telah dilakukan oleh

Puskesmas Jurang Mangu yang diperoleh dari hasil wawancara dan

telaah dokumen. Berikut adalah tabel kegiatan kuratif yang dilakukan:

Tabel 5.6 Kegiatan Kuratif Puskesmas Jurang Mangu

No

Kegiatan Kuratif

Pos UKK

Terintegrasi

berdasarkan

Permenkes 100

tahun 2015

Implementasi Kegiatan Kuratif oleh Puskesmas

Jurang Mangu Keterangan

1

Pelayanan

Pertolongan Pertama

pada Kecelakaan

(P3K)

P3K selalu tersedia di Puskesmas Jurang Mangu. Bila

ada kejadian kecelakaan yang terjadi dan dibawa ke

Puskesmas maka akan ditangani

Sudah dilaksanakan

2

Pelayanan

Pertolongan Pertama

pada Penyakit (P3P)

Obat P3P seperti tablet parasetamol, oralit, larutan

rivanol, OBH dan pil kina selalu tersedia di Puskesmas

Jurang Mangu

Sudah

dilaksanakan

3 Kegiatan Puskesmas

Keliling (Pusling)

Puskesmas Jurang Mangu tidak memiliki Puskesmas

Keliling

Belum

dilaksanakan

Dari uraian pada tabel di atas dapat diketahui bahwa Puskesmas

Jurang Mangu sudah melakukan sebagian besar kegiatan kuratif yang

merupakan kegiatan Pos UKK Terintegrasi berdasarkan Permenkes 100

tahun 2015. Terdapat 3 kegiatan kuratif yang dianjurkan, sebanyak 2

Page 133: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

115

kegiatan kuratif sudah dilakukan yaitu: pelayanan P3K dan pelayanan

P3P yang dapat diintegrasikan jika Pos UKK dibentuk di Jurang

Mangu. Kegiatan kuratif yang tidak dapat diintegrasikan adalah

kegiatan Puskesmas Keliling, karena Puskesmas Jurang Mangu tidak

memiliki program kerja Pusling.

d. Gambaran Kegiatan Rehabilitatif

Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan wawancara dengan informan

utama dan informan pendukung mengenai program rehabilitatif yang

dapat diintegrasikan untuk kesehatan kerja para pekerja dapat diketahui

bahwa tidak terdapat program rehabilitatif yang direncanakan. Hal ini

tertera pada kutipan berikut:

“Tidak memberikan pelayanan rehabilitatif di puskesmas ini. Mungkin

akan dirujuk” – IU17

Berdasarkan telaah dokumen yang dilakukan, tidak terdapat

kegiatan rehabilitatif yang dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu.

Sehingga dapat diketahui bahwa kegiatan rehabilitatif tidak dapat

diintegrasikan bila Pos UKK dibangun di Jurang Mangu.

C. Gambaran Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

Untuk mengetahui potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi di

wilayah Puskesmas Jurang Mangu dimulai dengan identifikasi hal yang akan

diukur sebagai input, terdiri dari syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi

berdasarkan pedoman pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Pada bagian

tersebut terdapat 6 hal utama yang harus diidentifikasi. Lalu data tersebut

Page 134: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

116

dikomunikasikan dengan informan dari Puskesmas dan Dinkes untuk

mengetahui potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi di wilayah

Puskesmas Jurang Mangu.

Berdasarkan dari kelompok pekerja sejenis yang ada di wilayah Jurang

Mangu, dapat diketahui ada 3 IKM yang dapat membentuk Pos UKK

Terintegrasi di wilayah Jurang Mangu, yaitu: IKM konveksi Jurang Mangu

Timur, IKM konveksi Jurang Mangu Barat, dan IKM makanan dan minuman.

Masing-masing dari IKM tersebut akan dilihat potensi pembentukan Pos

UKK Terintegrasi yang dijabarkan pada bagian ini.

Pertama-tama pada bagian ini akan diberikan gambaran umum

mengenai potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada 3 IKM yang

berada di Jurang Mangu. Gambaran umum akan disajikan dalam bentuk tabel

yang berisikan mengenai kondisi syarat pembentukan dari 3 IKM yang

berada di Jurang Mangu. Lalu akan ditambahkan informasi wawancara

dengan Puskesmas dan Dinkes Tangsel mengenai kondisi syarat

pembentukan dari 3 IKM di Jurang Mangu. Berikut ini adalah tabel

Gambaran Umum Poten si Pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Jurang

Mangu:

Page 135: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

117

Tabel 5.7 Gambaran Umum Syarat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Kecamatan Jurang Mangu

No Syarat Pembentukan Pos

UKK Terintegrasi

Kondisi Syarat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur

IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat IKM Makanan & Minuman

1 Jenis kelompok pekerja

Memiliki 86 IKM Konveksi yang

pada setiap IKM terdapat paling

banyak 8 orang pekerja

Memiliki 48 IKM Konveksi yang

pada setiap IKM terdapat paling

banyak 8 orang pekerja

Memiliki 6 IKM Makanan &

Minuman yang pada setiap IKM

terdapat 7 hingga 9 orang pekerja

2 Calon kader Pos UKK

Terintegrasi

1. Menganggap kesehatan kerja

merupakan keadaan sehat saat

melakukan pekerjaan

2. Beranggapan bahwa kader

kesehatan merupakan petugas

posyandu

3. Kader kesehatan dianggap

mempunyai pekerjaan yang

rumit karena berhubungan

dengan obat-obatan

4. Kesehatan kerja dianggap

sebagai hal yang penting agar

selalu sehat saat bekerja

5. Pekerja tidak berkeinginan

menjadi kader kesehatan kerja

karena tidak mengerti

kegiatan yang akan dilakukan

sebagai kader kesehatan kerja

dan mempunyai kendala

kekurangan waktu dalam

melakukan hal tersebut

1. Menganggap kesehatan kerja

merupakan kerja saat sedang

sehat bukan pada keadaan

sakit

2. Beranggapan bahwa kader

kesehatan merupakan orang

yang ada di puskesmas atau

orang posyandu

3. Kader kesehatan dianggap

mempunyai pekerjaan baik

karena dapat menolong orang

yang sakit agar menjadi sehat

4. Kesehatan kerja dianggap

sebagai keperluan agar tetap

bekerja secara sehat

5. Pekerja tidak berkeinginan

menjadi kader kesehatan kerja

karena tidak mengerti tugas

dari kader kesehatan kerja dan

mempunyai kendala waktu

jika harus menjadi kader

1. Menganggap kesehatan kerja

merupakan tidak sakit saat

melakukan kegiatan kerja

2. Beranggapan bahwa kader

kesehatan merupakan ibu-ibu

posyandu

3. Kader kesehatan dianggap

mempunyai pekerjaan

penimbangan berat badan dan

pendistribusian obat

4. Kesehatan kerja dianggap

sebagai pengobatan yang penting

untuk semua orang

5. Pekerja tidak berkeinginan

menjadi kader kesehatan kerja

karena kendala waktu dan

kurangnya pemahaman

mengenai kader kesehatan kerja

Page 136: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

118

No Syarat Pembentukan Pos

UKK Terintegrasi

Kondisi Syarat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur

IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat IKM Makanan & Minuman

kesehatan kerja

3 Tempat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi

Terdapat rumah Pak RW yang

dapat dimanfaatkan halaman

rumahnya sebagai tempat

kegiatan bagi warga IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur

Tidak terdapat tempat

pembentukan Pos UKK

Terintegrasi di wilayah pekerja

IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat

Tidak terdapat tempat pembentukan

Pos UKK Terintegrasi di wilayah

pekerja IKM Makanan & Minuman

Jurang Mangu

4 Ketersediaan sarana Pos

UKK Terintegrasi

Tersedia 7 sarana Pos UKK

Terintegrasi yaitu: meja, kursi,

timbangan badan, alat ukur tinggi

badan, alat ukur lingkar perut,

lampu senter, kotak P3K, alat

tulis dan buku pencatatan.

Tersedia 5 sarana Pos UKK

Terintegrasi yaitu: meja, kursi,

timbangan badan, alat ukur tinggi

badan, alat ukur lingkar perut,

lampu senter, alat tulis dan buku

pencatatan.

Tersedia 4 sarana Pos UKK

Terintegrasi yaitu: meja, kursi,

lampu senter, timbangan badan, alat

tulis dan buku pencatatan.

5 Sumber Dana Pos UKK

Terintegrasi

Pekerja IKM Konveksi Jurang

Mangu Timur keberatan jika

diadakan iuran untuk kegiatan

kesehatan kerja. Mereka

berpendapat bahwa kegiatan

kesehatan seharusnya gratis

disediakan oleh pemerintah.

Pekerja IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat tidak ingin

melakuklan iuran untuk kegiatan

kesehatan kerja. Kegiatan

kesehatan sekarang sudah

menjadi tanggungan pemerintah.

Iuran kesehatan kerja dirasa

hanya akan menambah

tanggungan para pekerja.

Pekerja IKM Makanan & Minuman

tidak ingin adanya iuran untuk

kegiatan kesehatan kerja. Kegiatan

kesehatan seharusnya mendapatkan

dana dari pemerintah karena

masyarakat sudah membayar pajak.

6 Program Kesehatan yang

Terintegrasi

1. Terdapat 24 kegiatan promotif yang dianjurkan Permenkes 100 tahun 2015, sebanyak 15 kegiatan

promotif sudah dilakukan oleh puskesmas Jurang Mangu yaitu: penyuluhan penyakit menular, penyuluhan

gizi, penyuluhan kesehatan reproduksi, penyuluhan kesehatan ibu, penyuluhan kesehatan lingkungan

(PHBS), penyebarluasan informasi penyakit menular, informasi gizi, informasi kesehatan reproduksi,

Page 137: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

119

No Syarat Pembentukan Pos

UKK Terintegrasi

Kondisi Syarat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur

IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat IKM Makanan & Minuman

informasi kesehatan ibu, informasi kesehatan lingkungan, informasi PHBS melalui media KIE,

penimbangan berat & tinggi badan, aktivitas kebugaran, surveilans kesehatan, serta pencatatan dan

pelaporan

2. Terdapat 14 kegiatan preventif yang dianjurkan Permenkes 100 tahun 2015, sebanyak 9 kegiatan preventif

telah dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu yaitu: upaya perbaikan pengolahan limbah di lingkungan

kerja, pengamatan jentik di lingkungan kerja, pemeriksaan kesehatan berkala oleh petugas kesehatan,

deteksi dini penyakit kusta & tuberkolosis, deteksi dini penyakit malaria, deteksi dini PMS, pemberian

imunisasi TT pada wanita subur, dan pemberian tablet Fe pada ibu hamil.

3. Terdapat 3 kegiatan kuratif yang dianjurkan Permenkes 100 tahun 2015, sebanyak 2 kegiatan kuratif

sudah dilakukan yaitu: pelayanan P3K dan pelayanan P3P yang dapat diintegrasikan jika Pos UKK

dibentuk di Jurang Mangu. Kegiatan kuratif yang tidak dapat diintegrasikan adalah kegiatan Puskesmas

Keliling, karena Puskesmas Jurang Mangu tidak memiliki program kerja Pusling.

4. Terdapat 1 kegiatan rehabilitatif yang dianjurkan Permenkes 100 tahun 2015, namun Puskesmas Jurang

Mangu belum melaksanakan kegiatan rehabilitatif

Page 138: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

120

Setelah mengetahui gambaran umum kondisi syarat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi di Kecamatan Jurang Mangu dilakukan pengkategorian

syarat yang terpenuhi dan tidak terpenuhi sebagai faktor pendorong dan

faktor penghambat pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Dalam menentukan

faktor pendukung dan penghambat dilakukan wawancara dengan informan-

informan di Puskesmas. Mereka juga dilibatkan dalam pemberian skor pada

masing-masing poin faktor pendukung dan penghambat. Berikut hasil

wawancara mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat pembentukan

Pos UKK Terintegrasi:

Terdapat sebanyak 86 IKM Konveksi di wilayah Jurang Mangu Timur.

Masing-masing IKM terdapat pekerja paling banyak sebanyak 8 orang. 48

IKM Konveksi di Jurang Mangu Barat dan 6 IKM Makanan & Minuman.

Pekerja IKM Konveksi mengumpul pada suatu wilayah yaitu wilayah Jurang

Mangu Timur dan Jurang Mangu Barat, sedangkan pekerja IKM Konveksi

Makanan & Minuman menyebar di wilayah Jurang Mangu. Setiap IKM

memiliki jumlah yang sudah mencukupi sesuai dengan syarat pembentukan.

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan oleh informan utama dari

Puskesmas Jurang Mangu yang menyatakan bahwa untuk berdirinya UKBM

diperlukan kelompok masyarakat yang akan membutuhkan layanan UKBM

tersebut agar mendapatkan manfaat dari kegiatan UKBM. Berikut

kutipannya:

“Untuk berdirinya posyandu gitu ya biasanya ada sekolompok ibu-ibu yang

mau diadakan posyandu. Ibu-ibu PKK gitu pada ngumpul terus ngasih tau

kita kalau mereka butuh posyandu” – IU17

Page 139: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

121

Pernyataan tersebut juga didukung oleh informan utama lainnya yang

menyatakan diperlukan adanya sekelompok orang dari masyarakat yang

membutuhkan pelayanan kesehatan tambahan atau khusus agar meningkatnya

derajat kesehatan masyarakat. Sehingga dapat diketahui bahwa jenis

kelompok kerja yang ada merupakan faktor pendorong pembentukan Pos

UKK Terintegrasi. Berikut kutipannya:

“Biasanya kalau UKBM itu ada kelompok masyarakat yang membutuhkan

dan kalau ada keluhan dari masyarakat yang terdengar maka akan dilakukan

peninjauan tempat untuk memberdayakan masyarakat yang membutuhkan

agar terbentuk UKBM, kalau posyandu misalnya itu ada penyuluhan yang

diberikan oleh kita tentang kesehatan ibu dan anak. Nanti kalau mereka

sudah paham akan dicari orang yang mau menjadi kader” – IU18

Skor yang diberikan pada bagian ini adalah 7 dan 5. Skor 7 diberikan

kepada IKM Konveksi Jurang Mangu Timur dan IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat, sedangkan skor 5 diberikan kepada IKM Makanan &

Minuman. Berikut adalah kutipannya:

“Semakin banyak yang sekelompok kerja ya semakin bagus, itu kan bisa jadi

sasaran buat dijadikan pelatihan kader, ya 7 aja buat yang konveksi, 5 buat

yang IKM Makanan & Minuman.” – IU17

Selain itu, persyaratan mengenai pembentukan Pos UKK Terintegrasi

merupakan kondisi calon kader Pos UKK Terintegrasi. Calon kader Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur, IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat, dan IKM Makanan & Minuman menganggap kesehatan kerja

sebagai sebuah kondisi sehat saat bekerja, mereka belum menganggap

kesehatan kerja sebagai upaya agar tetap sehat saat bekerja.

Page 140: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

122

Hal tersebut menurut informan utama merupakan penghambat dalam

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Pengetahuan calon kader Pos UKK

tentang kesehatan kerja dikatakan masih minim. Berikut kutipannya:

“Kader-kader ya harus paham apa itu tugas mereka masing-masing. Kayak

kader Posyandu ya harus bener-bener paham tentang kesehatan balita.

Kalau pekerja taunya gitu ya masih kurang lengkap ya. Saya sih 8 aja itu

skornya.” - IU 18

Pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur menganggap bahwa tugas

sebagai kader kesehatan itu rumit karena berhubungan dengan obat-obatan.

Hal tersebut menurut informan utama merupakan penghambat dalam

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Persepsi calon kader mengenai tugas

kader kesehatan dinilai keliru. Berikut kutipannya:

“Kader kesehatan itu tugasnya melakukan kegiatan sederhana yang

menunjang kesehatan. Kayak pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan

tentang kondisi kesehatan masyarakat sama biasanya memberikan informasi

tentang menjaga kesehatan. Kalau dianggap untuk menangani obat-obatan

itu berarti keliru harus diperbaiki. Saya kasih skor 7.” – IU17

Sedangkan pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dan pekerja

IKM Makanan & Minuman menganggap bahwa tugas kader kesehatan

merupakan tugas yang baik. Mereka menganggap kegiatan kader kesehatan

bermanfaat bagi kesehatan. Hal tersebut menurut informan utama merupakan

pendukung dalam pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Persepsi pekerja

mengenai tugas kader kesehatan dinilai positif. Berikut kutipannya:

“Ya kalau dibilang begitu ya bagus berarti pekerja yang di sana punya nilai

positif tentang kader kesehatan. Mendukung lah hal tersebut, saya kasih nilai

9.” – IU17

Pelayanan kesehatan kerja dirasa penting bagi pekerja pada IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur, IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dan

IKM Makanan & Minuman. Mereka beranggapan bahwa pelayanan

Page 141: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

123

kesehatan kerja diperlukan agar tetap sehat dalam bekerja. Hal tersebut

menurut informan utama merupakan hal yang mendukung pembentukan Pos

UKK Terintegrasi karena rasa kebutuhan akan pelayanan kesehatan kerja.

Berikut kutipannya:

“Warga pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan kerja artinya

mendukung dong pembentukannya. Skornya 7” – IU17

Seluruh pekerja pada ketiga IKM belum berkeinginan menjadi kader

kesehatan kerja. Hal ini dikarenakan mereka kurang mengerti mengenai tugas

kader kesehatan kerja dan tidak mempunyai waktu untuk melakukan

kegiatan sebagai kader kesehatan kerja. Hal ini menurut informan utama

merupakan penghambat terbentuknya Pos UKK dikarenakan Pos UKK

membutuhkan kader agar dapat terlaksana. Berikut kutipannya:

“Kalau pekerjanya ga ada yang mau jadi kader ya ga bisa terlaksana dong

kegiatannya. UKBM kan perlu kader agar kegiatannya jalan. Kader mutlak

ada kalau ga ada ya harus diajak warganya agar mau jadi kader. Skornya 9”

– IU 18

Persyaratan mengenai tempat pembentukan Pos UKK Terintegrasi

didapatkan di tempat pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur. Tempat

pak RW dapat dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan Pos UKK Terintegrasi.

Sedangkan pada IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dan IKM Makanan &

Minuman tidak ada.

Hal tersebut menurut informan utama adalah hal yang baik jika ada

tempat pembentukan karena pemerintah tidak menyediakan tempat khusus

untuk pelaksanaan UKBM. Berikut kutipannya:

“Kalau kegiatan posyandu ya biasanya pada ngadain di tempat warga. Dari

puskesmas ya tidak menyediakan tempat khusus mas karena emang ga ada

tempat khususnya. Jadi kalau ada warga yang menyediakan tempatnya ya hal

yang bagus mas. Skornya 8” – IU17

Page 142: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

124

Sedangkan pada IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dan IKM

Makanan & Minuman belum terdapat warga yang berkeinginan untuk

menyediakan tempatnya sebagai tempat pelaksanaan Pos UKK Terintegrasi.

Hal ini merupakan penghambat. Berikut kutipannya:

“Kalau ga ada tempat pelaksanaannya ya mesti dicari mas, kalau belum ada

ya berarti penghambat. Skornya ya 8 juga”. – IU 17

Persyaratan mengenai sarana pembentukan Pos UKK Terintegrasi di

IKM Konveksi Jurang Mangu di Jurang Mangu terdapat 7 sarana yang

tersedia dari 11 yang disyaratkan oleh Permenkes 100 tahun 2015. Hal ini

sangat baik karena terdapat 7 sarana utama yang terpenuhi. Sedangkan pada

IKM Konveksi Jurang Mangu barat terdapat 5 sarana dan di IKM Makanan &

Minuman terdapat 4 sarana yang tersedia.

Menurut pernyataan dari informan utama bahwa sarana kegiatan

biasanya disediakan dari warga. Puskesmas hanya menyediakan alat

kesehatan yang dikenakan tarif sesuai tarif pelayanan jika warga

menggunakan alat kesehatan dibantu oleh petugas kesehatan. Berikut

kutipannya:

“Kalau alat-alat ya dari warganya sendiri, biasanya mereka beli patungan

untuk pengadaan barang timbangan berat badan gitu. Atau bisa sumbangan

dari salah satu warganya sih. Cuman dari Puskesmas ya memberikan

petugas UKBM untuk pengoperasian alat kesehatan, mereka biasanya bayar

kalau mau cek kesehatan kaya gula darah kan mesti diganti terus jarum dan

strip nya. Skornya 4 mas” – IU17

Persyaratan mengenai sumber dana Pos UKK Terintegrasi di IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur. Pekerja merasa keberatan jika diberikan

tanggungan iuran utnuk kegiatan kesehatan kerja demikian pula pekerja dari

IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dan IKM Makanan & Minuman yang

Page 143: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

125

juga merasa keberatan jika diberikan tanggungan iuran pelaksanaan kegiatan

kesehatan kerja.

Menurut informan utama, iuran dana bagi kegiatan UKBM tidak ada.

Oleh karena itu warga ada baiknya melakukan iuran untuk pelaksanaan

UKBM yang mereka kehendaki. Puskesmas hanya bertindak sebagai

fasilitator yang mengawasi jalannya kegiatan UKBM. Berikut pernyataannya:

“Biasanya mereka iuran mas, ya yang menggunakan jasa UKBM aja. Kalau

iuran tetap biasanya ibu-ibu PKK yang mintain ke ibu-ibu lain iuran buat

posyandu. Kalau ga iuran ya susah gimana mau jalannya kegiatan mereka.

Karena dari Puskesmas ya ga ada anggaran buat kegiatan UKBM. Skornya

5” – IU17

Persyaratan mengenai kegiatan promotif yang terintegrasi dapat

diketahui bahwa terdapat 15 kegiatan promotif, 14 kegiatan preventif, dan 2

kegiatan intervensi yang sesuai dengan Permenkes 100 tahun 2015 telah

dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang Mangu. Hal tersebut dapat

diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan kepada pekerja. Target dari kegiatan

tersebut dapat ditambahkan untuk pekerja agar kesehatan kerja juga dapat

diperhatikan.

Hasil wawancara dengan informan utama dari Puskesmas menyatakan

bahwa kegiatan promotif yang dilaksanakan ditujukan bagi semua warga

yang ada di Kecamatan Jurang Mangu. Jadi pengintegrasian dapat dilakukan

Berikut kutipannya:

“Ya kita melaksanakan kegiatan promotif, preventif, intervensi dan apa ya itu

rehabilitatif kan buat semua warga di Jurang Mangu. Jadi kalau pekerjanya

di Jurang Mangu ya mestinya juga sudah merasakan kegiatan promotif yang

kita lakukan. Skornya 8” – IU 17

Page 144: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

126

Setelah melakukan penjabaran mengenai faktor pendukung dan

penghambat dari pemenuhan syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

Dilanjutkan dengan pengelompokan faktor pendukung dan faktor penghambat

pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada masing-masing pekerja IKM.

Berikut adalah penjabarannya:

1. Gambaran Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos

UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

Banyak syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur yang sudah terpenuhi. Syarat pembentukan

yang terpenuhi antara lain adalah: terdapat kelompok pekerja dari jenis

pekerjaan yang sama yang berjumlah lebih dari 10 orang pekerja, persepsi

pentingnya kesehatan kerja bagi pekerja, terdapat tempat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi dari warga pekerja, sebagian besar sarana Pos UKK

Terintegrasi sudah tersedia dari warga pekerja, sebagian besar kegiatan

promotif, preventif, dan intervensi yang dipersyaratkan di Permenkes 100

tahun 2015 sudah dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu sehingga dapat

diintegrasikan. Hal-hal tersebut dapat tergolong sebagai faktor pendorong

dalam pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur.

Sedangkan terdapat beberapa syarat yang belum terpenuhi antara

lain: pengetahuan pekerja mengenai kesehatan kerja yang masih minim,

anggapan pekerja mengenai tugas kader kesehatan yang keliru, belum

adanya keinginan pekerja menjadi kader kesehatan kerja, serta

ketidaksediaan pekerja mengadakan iuran untuk kegiatan kesehatan kerja.

Page 145: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

127

Hal-hal tersebut dapat tergolong sebagai faktor penghambat dalam

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Faktor pendorong dan penghambat

pembentukan Pos UKK Teringrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.8 Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

No Faktor Pendorong Skor Faktor Penghambat Skor

1

Memiliki 86 kelompok pekerja

konveksi yang mengumpul pada

wilayah Jurang Mangu Timur

7

Pengetahuan pekerja mengenai

kesehatan kerja yang masih minim 8

2

Pekerja menganggap pelayanan

kesehatan kerja sebagai hal yang

penting

7,3

Pekerja mengganggap tugas kader

kesehatan kerja itu susah karena harus

berhubungan dengan obat-obatan

7

3 Terdapat tempat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi dari warga pekerja 8

Belum adanya keinginan pekerja

menjadi kader kesehatan kerja 9

4

Terdapat 7 dari 11 syarat sarana Pos

UKK Terintegrasi yang sudah tersedia

dari warga pekerja

3,5

Ketidaksediaan pekerja mengadakan

iuran untuk kegiatan kesehatan kerja 5

5

Sebagian besar kegiatan promotif,

preventif, dan intervensi yang

dipersyaratkan di Permenkes 100 tahun

2015 sudah dilakukan oleh Puskesmas

Jurang Mangu sehingga dapat

diintegrsikan.

8

Jumlah Skor Faktor Pendukung 33,8 Jumlah Skor Faktor Penghambat 29

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selisih antara faktor

pendukung dan faktor penghambat adalah +4,8. Lebih besar faktor

pendukung daripada faktor penghambat pada potensi pembentukan Pos

UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur. Faktor pendorong

terbesar adalah terdapatnya tempat pembentukan Pos UKK dari warga

pekerja dan program kesehatan yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas

Page 146: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

128

Jurang Mangu. Sedangkan faktor penghambat terbesar adalah belum

adanya keinginan pekerja menjadi kader kesehatan kerja.

2. Gambaran Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos

UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

Beberapa syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada IKM

Konveksi Jurang Mangu Barat sudah terpenuhi. Syarat pembentukan yang

terpenuhi antara lain adalah: terdapat kelompok pekerja dari jenis

pekerjaan yang sama yang berjumlah lebih dari 10 orang pekerja, persepsi

positif mengenai tugas kader kesehatan, persepsi pentingnya kesehatan

kerja bagi pekerja, sebagian besar kegiatan promotif, preventif, dan

intervensi yang dipersyaratkan di Permenkes 100 tahun 2015 sudah

dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu sehingga dapat diintegrasikan.

Hal-hal tersebut dapat tergolong sebagai faktor pendorong dalam

pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat.

Sedangkan terdapat beberapa syarat yang belum terpenuhi antara

lain: pengetahuan pekerja mengenai kesehatan kerja yang masih minim,

belum adanya keinginan pekerja menjadi kader kesehatan kerja, sebagian

besar sarana Pos UKK Terintegrasi belum tersedia dari warga pekerja,

tidak adanya tempat pembentukan Pos UKK Terintegrasi dari warga

pekerja, serta ketidaksediaan pekerja mengadakan iuran untuk kegiatan

kesehatan kerja. Hal-hal tersebut dapat tergolong sebagai faktor

penghambat dalam pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Faktor pendorong

dan penghambat pembentukan Pos UKK Teringrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 147: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

129

Tabel 5.9 Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

No Faktor Pendorong Skor Faktor Penghambat Skor

1

Memiliki 48 kelompok pekerja

konveksi yang mengumpul pada

wilayah Jurang Mangu Barat

7

Pengetahuan pekerja mengenai

kesehatan kerja yang masih minim 8

2 Persepsi positif mengenai tugas kader

kesehatan 9,5

Belum adanya keinginan pekerja

menjadi kader kesehatan kerja 9

3

Pekerja mengganggap pelayanan

kesehatan kerja sebagai hal yang

diperlukan agar tetap sehat

7,3

Tidak adanya tempat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi dari warga pekerja 8

4

Sebagian besar kegiatan promotif,

preventif, dan intervensi yang

dipersyaratkan di Permenkes 100

tahun 2015 sudah dilakukan oleh

Puskesmas Jurang Mangu sehingga

dapat diintegrsikan.

8

Hanya terdapat 5 dari 11 sarana Pos

UKK Terintegrasi yang terpenuhi dari

warga pekerja 3,5

5

Ketidaksediaan pekerja mengadakan

iuran untuk kegiatan kesehatan kerja 5

Jumlah Skor Faktor Pendukung 31,8 Jumlah Skor Faktor Penghambat 33,5

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selisih antara faktor

pendukung dan faktor penghambat adalah -1,7. Lebih besar faktor

penghambat daripada faktor pendukung pada potensi pembentukan Pos

UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat. Faktor pendorong

terbesar adalah persepsi positif mengenai tugas kader kesehatan.

Sedangkan faktor penghambat terbesar adalah belum adanya keinginan

pekerja menjadi kader kesehatan kerja.

3. Gambaran Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos

UKK Terintegrasi IKM Makanan & Minuman

Beberapa syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada IKM

Makanan & Minuman sudah terpenuhi. Syarat pembentukan yang

Page 148: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

130

terpenuhi antara lain adalah: terdapat kelompok pekerja dari jenis

pekerjaan yang sama yang berjumlah lebih dari 10 orang pekerja, persepsi

positif mengenai tugas kader kesehatan, persepsi positif mengenai

pentingnya pelayanan kesehatan kerja bagi pekerja, sebagian besar

kegiatan promotif, preventif, dan intervensi yang dipersyaratkan di

Permenkes 100 tahun 2015 sudah dilakukan oleh Puskesmas Jurang

Mangu sehingga dapat diintegrasikan. Hal-hal tersebut dapat tergolong

sebagai faktor pendorong dalam pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM

Makanan & Minuman.

Sedangkan terdapat beberapa syarat yang belum terpenuhi antara

lain: pengetahuan pekerja mengenai kesehatan kerja yang masih minim,

belum adanya keinginan pekerja menjadi kader kesehatan kerja, sebagian

besar sarana Pos UKK Terintegrasi belum tersedia dari warga pekerja,

tidak adanya tempat pembentukan Pos UKK Terintegrasi dari warga

pekerja, serta ketidaksediaan pekerja mengadakan iuran untuk kegiatan

kesehatan kerja. Hal-hal tersebut dapat tergolong sebagai faktor

penghambat dalam pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Faktor pendorong

dan penghambat pembentukan Pos UKK Teringrasi IKM Makanan &

Minuman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.10 Faktor Pendorong dan Penghambat Pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Makanan & Minuman

No Faktor Pendorong Skor Faktor Penghambat Skor

1

Memiliki 6 IKM kelompok pekerja

Makanan & Minuman yang tersebar di

wilayah Jurang Mangu

5

Pengetahuan pekerja mengenai

kesehatan kerja yang masih minim 8

2 Persepsi positif mengenai tugas kader

kesehatan 9,5

Belum adanya keinginan pekerja

menjadi kader kesehatan kerja 9

Page 149: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

131

No Faktor Pendorong Skor Faktor Penghambat Skor

3 Persepsi positif mengenai pentingnya

pelayanan kesehatan kerja bagi pekerja 7,3

Tidak adanya tempat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi dari warga pekerja 8

4

Sebagian besar kegiatan promotif,

preventif, dan intervensi yang

dipersyaratkan di Permenkes 100

tahun 2015 sudah dilakukan oleh

Puskesmas Jurang Mangu sehingga

dapat diintegrsikan.

8

Hanya terdapat 4 dari 11 sarana Pos

UKK Terintegrasi yang terpenuhi dari

warga pekerja 4

5

Ketidaksediaan pekerja mengadakan

iuran untuk kegiatan kesehatan kerja 5

Jumlah Skor Faktor Pendukung 29,8 Jumlah Skor Faktor Penghambat 34

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selisih antara faktor

pendukung dan faktor penghambat adalah 4,2. Lebih besar faktor

penghambat daripada faktor pendukung pada potensi pembentukan Pos

UKK Terintegrasi IKM Makanan & Minuman. Faktor pendorong terbesar

adalah persepsi positif mengenai tugas kader kesehatan. Sedangkan faktor

penghambat terbesar adalah belum adanya keinginan pekerja menjadi

kader kesehatan kerja.

Page 150: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

132

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain:

1. Peneliti menggunakan data sekunder untuk mengetahui jumlah IKM yang ada

di kecamatan Jurang Mangu karena peneliti tidak dapat melakukan

pengambilan data primer. Data sekunder yang digunakan untuk mengetahui

jumlah IKM yang berada di Jurang Mangu tidak dapat diketahui secara tepat

dikarenakan tidak adanya data sekunder (dokumen) yang mengetahui jumlah

seluruh IKM di Jurang Mangu. Sehingga peneliti menggunakan data sekunder

dari disperindag berupa dokumen sertifikasi halal untuk mengetahui jumlah

IKM Makanan & Minuman dan revitalisasi alat konveksi untuk mengetahui

jumlah IKM Konveksi. Dokumen tersebut memungkinkan adanya IKM di

Jurang Mangu yang tidak termasuk ke dalam dokumen tersebut.

2. Pada saat pelaksanaan FGD ada peserta yang sedikit mendominasi. Sehingga

beberapa informan lainnya mengikuti jawaban dari informan tersebut. Banyak

peserta yang menyamakan jawabannya meskipun sudah ditanya pendapat lain

mengenai topik yang didiskusikan. Beberapa pekerja juga terburu-buru dalam

memberikan tanggapan karena mereka harus melanjutkan pekerjaannya.

Page 151: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

133

3. Untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih objektif dapat menggunakan

teknik analisis selain menggunakan FFA. Penggunaan teknik analisis yang

menggunakan indikator saat pengambilan data skor faktor pendorong dan

faktor penghambat dapat digunakan untuk mendapatkan hasil skor yang lebih

objektif.

B. Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi

Menurut Majid (2007) potensi adalah suatu kemampuan, kesanggupan,

kekuatan ataupun daya yang mempunyai kemungkinan untuk bisa dikembangkan

lagi menjadi bentuk yang lebih besar. Sedangkan menurut Munroe (2009)

menyatakan bahwa potensi merupakan suatu bentuk sumber daya atau

kemampuan yang cukup besar namun kemampuan tersebut belum tersingkap dan

belum diaktifkan, atau dengan kata lain merupakan kekuatan terpendam yang

belum dimanfaatkan, bakat tersembunyi, atau keberhasilan yang belum diraih

padahal sejatinya mempunyai kekuatan untuk mencapai keberhasilan tersebut.

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pembentukan Pos UKK

Terintegrasi di kecamatan Jurang Mangu dengan mengetahui faktor pendorong

dan faktor penghambat yang mengacu pada pemenuhan syarat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi oleh Permenkes 100 tahun 2015.

Pos UKK merupakan wadah untuk upaya kesehatan berbasis masyarakat

pada pekerja sektor informal yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk,

dan bersama masyarakat pekerja melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan

Page 152: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

134

pendekatan utama promotif dan preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif

sederhana/terbatas (Kemenkes RI, 2015). Pos UKK juga merupakan suatu wadah

pelayanan kesehatan kerja yang berada di tempat kerja dan dikelola oleh pekerja

itu sendiri (kader) yang berkoordinasi dengan Puskesmas (sebagai pembina)

dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja untuk

meningkatkan produktivitas kerjanya. Pos UKK adalah upaya pemerintah

mendekatkan pelayanan kesehatan kerja pada masyarakat pekerja, pos ini

dikelola oleh kader kesehatan kerja yang mempunyai kesadaran dan kemauan

mengabdikan diri secara sukarela untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan

diri sendiri dan kelompoknya agar dapat bekerja dengan aman, sehat, dan

produktif dalam bekerja.

Dalam melakukan analisis pembentukan Pos UKK Terintegrasi dilakukan

identifikasi pemenuhan syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi yang di

dalamnya terdapat 5 unsur manajemen. Menurut Daft (2003) terdapat 5 unsur

manajemen yang merujuk pada faktor utama yang dibutuhkan oleh suatu

organisasi agar dapat berproses secara maksimal yang dikenal dengan istilah 5M

(man, money, machines, method, materials). Pemenuhan kelima unsur tersebut

dibutuhkan agar proses dapat dilakukan dengan baik. Pada pembentukan Pos

UKK Terintegrasi juga dibutuhkan pemenuhan kelima unsur tersebut yang

terdapat pada 6 syarat utama pembentuan Pos UKK Terintegrasi yaitu: kelompok

pekerja sejenis (man), calon kader Pos UKK Terintegrasi (man), tempat

Page 153: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

135

pembentukan (materials), sarana (materials/machines), sumber dana (money),

dan program kesehatan yang terintegrasi (method).

Setelah melakukan analisis pemenuhan syarat pembentukan Pos UKK

Terintegrasi dilakukan identifikasi faktor pendorong dan faktor penghambat

pembentukan Pos UKK Terintegrasi menggunakan analisis medan daya (Force

Field Analysis). FFA merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk

mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu sasaran dalam

perubahan dan mengidentifikasikan berbagai sebab yang mungkin serta

pemecahan dari suatu masalah. Analisis FFA mengidentifikasi faktor pendorong

dan penghambat dari perubahan (Supriyanto, 2007). Menurut Pambudi (2013)

faktor pendorong adalah kekuatan yang terus menekan dan mempunyai inisiatif

untuk melakukan perubahan. Sedangkan faktor penghambat adalah kekuatan

yang menolak adanya perubahan dengan menahan atau mengurangi kekuatan

yang mendukung perubahan. Penelitian ini menggunakan analisis FFA untuk

mengetahui faktor penghambat dan pendorong yang memengaruhi potensi

pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Jurang Mangu.

Dari hasil analisis FFA dapat diketahui bahwa potensi pembentukan Pos

UKK Terintegrasi terbesar terdapat pada pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur diikuti IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dan IKM Makanan &

Minuman. IKM Konveksi Jurang Mangu Timur memiliki potensi pembentukan

Pos UKK Terintegrasi terbesar karena memiliki nilai akhir skor faktor pendorong

yang lebih besar daripada faktor penghambat. Sedangkan potensi pembentukan

Page 154: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

136

pada pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dan IKM Makanan &

Minuman memiliki nilai akhir skor faktor penghambat yang lebih besar daripada

faktor pendorong. Nilai akhir pada IKM Konveksi Jurang Mangu Timur adalah

+4,8 yang artinya memiliki nilai faktor pendorong yang lebih besar daripada

faktor penghambat. Pada IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dan IKM Makanan

& Minuman terdapat skor -1,7 dan -4,2 yang artinya memiliki nilai faktor

penghambat yang lebih besar daripada faktor pendorong.

Secara keseluruhan yang menjadi faktor pendorong terbesar pada

pembentukan Pos UKK Terintegrasi adalah persepsi positif mengenai tugas

kader kesehatan, ketersediaan tempat pembentukan, dan kegiatan yang dilakukan

puskesmas. Sedangkan faktor penghambat terbesar pada pembentukan Pos UKK

Terintegrasi adalah belum adanya keinginan pekerja menjadi kader kesehatan

kerja, faktor penghambat ini ditemukan pada setiap IKM di Jurang Mangu.

Faktor pendorong yang ditemukan pada setiap potensi pembentukan Pos

UKK Terintegrasi adalah jumlah pekerja IKM yang berjumlah lebih dari 10

orang pekerja serta kegiatan Puskesmas Jurang Mangu yang dapat diintegrasikan

dengan kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Pembahasan mengenai faktor pendorong

yang ditemukan pada setiap potensi pembentukan akan dibahas pada bagian ini

dan sisanya akan dibahas pada setiap bagian IKM.

Jumlah pekerja IKM yang berjumlah lebih dari 10 orang pekerja menjadi

faktor pendorong karena hal ini merupakan calon SDM bagi Pos UKK

Terintegrasi. Hal ini dimaksudkan agar terpenuhinya unsur sumber daya

Page 155: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

137

manusia. Sumber daya manusia (SDM) merupakan unsur manajemen yang

sangat penting. Manusia yang merencanakan, melakukan, menggunakan,

melaksanakan dan merasakan hasil daripada manajemen itu (Poerwanto, 2012).

Kemudian, berdasarkan penelitian Silaban (2009), tidak memadainya sumber

daya manusia yang tersedia di organisasi mempengaruhi pencapaian pemenuhan

tujuan. Menurut Rahmawati (2013) jumlah SDM yang besar hendaknya

dijadikan sebagai keunggulan karena jumlah penduduk yang besar apabila dapat

dikembangkan sebagai tenaga kerja yang efektif akan merupakan modal

pembangunan yang besar yang sangat menguntungkan bagi kegiatan yang

dilakukan.

Kegiatan Pos UKK Terintegrasi yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan

yang dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu merupakan sebuah faktor

pendorong. Hal ini dikarenakan Puskesmas Jurang Mangu telah melakukan

sebagian besar kegatan promotif, preventif, dan intervensi yang merupakan

bagian dari kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Integrasi dapat dirumuskan sebagai

salah satu fungsi untuk memadukan serta menghasilkan dan menyelaraskan

berbagai kepentingan dan kegiatan yang saling berkaitan beserta segenap gerak,

langkah, dan waktu dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang akan

dicapai (Lembaga Administrasi Negara RI, 2008). Sementara itu, Edwin (2002)

mengatakan integrasi merupakan penggabungan dan pengaturan dari masing-

masing elemen/unit yang terpisah yang membentuk harmonisasi dan saling

keterikatan satu sama yang lain. Menurut Depkes (2006) mengenai panduan

Page 156: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

138

integrasi di kabupaten kota diketahui bahwa untuk dapat mengintegrasikan

kegiatan harus memperhatikan: pemberdayaan masyarakat, bina suasana, dan

advokasi. Kegiatan promotif, preventif, dan kuratif yang telah dilaksanakan

memerlukan penambahan sasaran kepada pekerja yang selanjutnya akan dibahas

pada bagian program kesehatan Puskesmas Jurang Mangu.

Pada pelaksanaan kegiatan promotif oleh Puskesmas Jurang Mangu

terdapat 9 kegiatan yang belum dilaksanakan sesuai dengan kegiatan promotif

Pos UKK Terintegrasi yang disyaratkan dalam Permenkes 100 tahun 2015, yaitu:

penyuluhan konseling kesehatan kerja, penyuluhan penyakit tidak menular,

penyuluhan kesehatan jiwa, penyuluhan kesehatan olah raga, penyebarluasan

informasi penyakit tidak menular, penyebarluasan informasi kesehatan jiwa,

penyebarluasan informasi kesehatan kerja, penyebarluasan informasi kesehatan

olah raga melalui media KIE, dan sarasehan intervensi menuju norma sehat

belum dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu. Sedangkan jika Pos UKK

Terintegrasi terbentuk, diperlukan pemenuhan terhadap kegiatan promotif yang

belum dilaksanakan. Menurut Dahlan (2012) peningkatan kesehatan (promotif)

pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik dan mental pekerja senantiasa

dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerjayang sehat

dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan

daya produktifitas tenaga kerja. Menurut Rustandi (2016) kesehatan olah raga

merupakan upaya kesehatan yang memanfaatkan olah raga atau latihan fisik

untuk meningkatkan derajat kesehatan yang dapat dilakukan dengan melakukan

Page 157: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

139

kemitraan dan pemberdayaan kesehatan pada kelompok pekerja berbasis

masyarakat pekerja

Penyuluhan konseling kesehatan kerja menurut Juanda (2011) merupakan

salah satu kegiatan bidang kesehatan kerja yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan tenaga kerja tentang kesehatan, baik kesehatan secara umum

ataupun kesehatan tempat mereka bekerja yang dapat dilakukan dengan cara

ceramah atau seminar yang rutin dilakukan secara berkala ataupun pembuatan

media informasi yang ditempel di dinding pengumuman. Penyuluhan penyakit

tidak menular menurut Abdullah (2014) memiliki tujuan untuk memacu

kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak

menular dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai

kesadaran, kemampuan, dan kemauan untuk dapat mengatasi masalah penyakit

tidak menular. Pada bagian ini masyarakat yang dimaksud adalah pekerja yang

dapat terkena penyakit tidak menular terutama pada potensi bahaya yang ada.

Menurut Rian (2011) penyuluhan kesehatan jiwa diselenggarakan untuk

mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal baik intelektual/emosional yang

dapat dilakukan dengan memberikan informasi meliputi pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan jiwa, pencegahan dan penanggulangan masalah

psikososial dan gangguan jiwa bagi pekerja.

Penyebarluasan informasi mengenai kesehatan jiwa, penyakit tidak

menular, kesehatan olah raga, dan kehatan kerja melalui media KIE dapat

dilakukan dengan cara menampilkan pesan atau informasi yang ingin

Page 158: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

140

disampaikan oleh komunikator, secara media cetak elektronik (TV, radio,

komputer) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat

pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah

positif terhadap kesehatannya (Depkes, 2006). Hal ini dapat dilakukan dengan

membuat bahan bacaan atau bahan peragaan.

Pada pelaksanaan kegiatan preventif oleh Puskesmas Jurang Mangu

terdapat 5 kegiatan yang belum dilaksanakan sesuai dengan kegiatan preventif

Pos UKK Terintegrasi yang disyaratkan dalam Permenkes 100 tahun 2015, yaitu:

inventarisasi jenis kerja, pengenalan bahaya di tempat kerja, upaya perbaikan

ergonomi, penyediaan contoh APD, dan deteksi dini PTM.

Menurut Galandi (2016) inventarisasi adalah semua kegiatan dan usaha

untuk memperoleh data yang diperlukan tentang ketersediaan barang-barang

yang dimiliki dan diurus, baik yang diadakan melalui pembelian menggunakan

anggaran belanja, maupun sumbangan atau hibah untuk diadministrasikan

sebagaimana mestinya menurut ketentuan dan cara yang telah ditetapkan di

masing-masing instansi. Inventarisasi jenis kerja diperlukan untuk dapat

mengetahui jenis pekerjaan apa saja yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Hal

ini dimaksudkan untuk dapat melakukan analisis terhadap risiko yang di hadapi

oleh kalangan pekerja informal. Pengenalan bahaya di tempat kerja menurut

Suprapto (2008) merupakan kegiatan mengidentifikasi segala kondisi ataupun

sumber yang dapat member pengaruh yang merugikan terhadap pekerja.

Page 159: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

141

Pengenalan baha di tempat kerja diperlukan agar pekerja mengetahui risiko dari

kegiatan yang dilakukannya. Terdapat bahaya kimia, biologi, fisika, psikologi,

dan fisiologi yang dapat diidentifikasi. Upaya perbaikan ergonomi memiliki

tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan

beban kerja tambahan yang dapat dilakukan dengan diagnosis, treatment, dan

follow-up mengenai permasalahan ergonomi yang ada di tempat kerja

(Suma’mur, 2009). Penyediaan contoh APD diperlukan agar pekerja dapat

mengetahui APD apa yang diperlukan untuk melindungi dirinya dari bahaya

(Erwin, 2008). Deteksi dini PTM dilakukan unuk membudayakan gaya hidup

sehat dalam lingkungan yang kondusif dengan cara melakukan pengecekan

terhadap pemeriksaan biokimia oleh petugas kesehatan (Depkes, 2006)

Faktor penghambat yang ditemukan pada setiap IKM adalah pengetahuan

pekerja mengenai kesehatan kerja yang masih minim, belum adanya keinginan

pekerja menjadi kader kesehatan kerja, serta ketidakmauan pekerja mengadakan

iuran bagi kegiatan kesehatan kerja. Hal-hal tersebut menjadi penghambat dalam

pembentukan Pos UKK Terintegrasi karena merupakan ketidakpemenuhan dalam

syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

IKM Konveksi Jurang Mangu Timur memiliki potensi terbesar

pembentukan Pos UKK Terintegrasi karena memiliki jumlah faktor pendorong

terbanyak yaitu 5 faktor pendorong dan juga memiliki faktor pendorong yang

tidak dijumpai di IKM lainnya yaitu tempat pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

Page 160: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

142

Sedangkan faktor penghambat yang ditemukan berjumlah 4 faktor penghambat,

dengan penghambat terbesar adalah belum adanya keinginan pekerja menjadi

kader kesehatan kerja.

Setelah diketahuinya faktor pendorong dan penghambat hal yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada

setiap IKM adalah dengan memperbaiki faktor-faktor penghambat dan

mengoptimalkan faktor pendorong. Diketahui belum adanya pelaksanaan

kesehatan kerja oleh Puskesmas dapat dipengaruhi oleh tidak adanya regulasi

lokal, seperti juknis (petunjuk teknis), yang mengarahkan Puskesmas Jurang

Mangu untuk melaksanakan kegiatan kesehatan kerja. Menurut Yuliani (2017)

petunjuk teknis dapat membantu pelaksanaan program agar dapat berjalan

efektif. Oleh karena itu dikarenakan peniliti menyarankan Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan mengembangkan regulasi lokal seperti petunjuk teknis

Pembentukan Pos UKK Terintegrasi untuk dapat mendukung potensi

Pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Jurang Mangu.

Langkah yang dapat dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu untuk

mendukung pembentukan Pos UKK Terintegrasi adalah dengan membentuk tim

kesehatan kerja untuk memberikan pengetahuan mengenai kesehata kerja dan

tugas kader kesehatan kerja serta perekrutan kader potensial di pekerja dalam

suatu kelompok pekerja. Setelah itu dapat dilakukan Survei Mawas Diri yang

merupakan langkah awal dalam pembentukan Pos UKK Terintegrasi yang

digerakkan oleh Petugas Puskesmas bersama Kader Pos UKK Terintegrasi

Page 161: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

143

Dengan diketahuinya faktor pendukung dan penghambat pada setiap

potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi dapat dilakukan upaya pemeliharaan

faktor pendorong agar tetap mendukung pembentukan Pos UKK Terintegrasi dan

upaya antisipasi faktor penghambat sehingga tidak menjadi masalah dalam

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Penjelasan mengenai faktor pendorong dan

faktor penghambat potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada setiap IKM

yang ada di Jurang Mangu melalui pemenuhan syarat pembentukan Pos UKK

Terintegrasi akan dijabarkan di bawah ini:

1. Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Timur

Pada potensi pembentukan Pos UKK Terintegrsi IKM Konveksi Jurang

Mangu Timur diketahui terdapat 5 faktor yang mendorong potensi

terbentuknya Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur.

Faktor pendorong tersebut adalah: terdapat kelompok pekerja dari jenis

pekerjaan yang sama yang berjumlah lebih dari 10 orang pekerja, persepsi

positif pentingnya kesehatan kerja bagi pekerja, terdapat tempat pembentukan

Pos UKK Terintegrasi dari warga pekerja, sebagian besar sarana Pos UKK

Terintegrasi sudah tersedia dari warga pekerja, sebagian besar kegiatan

promotif, preventif, dan intervensi yang dipersyaratkan di Permenkes 100

tahun 2015 sudah dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu sehingga dapat

diintegrasikan.

Page 162: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

144

Skor terbesar pada potensi pembentukan yang hanya didapatkan pada

IKM Konveksi Jurang Mangu adalah tersedianya tempat pembentukan dari

warga. Hal ini menjadi faktor pendukung karena tempat pembentukan

diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan Pos UKK Terintegrasi.

Sedangkan terdapat juga faktor yang menghambat potensi pembentukan

Pos UKK Terintegrasi. Terdapat 4 faktor penghambat yaitu: pengetahuan

pekerja mengenai kesehatan kerja yang masih minim, anggapan pekerja

mengenai tugas kader kesehatan yang keliru, belum adanya keinginan pekerja

menjadi kader kesehatan kerja, serta ketidaksediaan pekerja mengadakan

iuran untuk kegiatan kesehatan kerja.

Skor terbesar pada faktor penghambat adalah belum adanya keinginan

pekerja menjadi kader kesehatan kerja. Faktor penghambat yang ditemukan

hanya pada IKM Jurang Mangu Timur adalah persepsi yang keliru mengenai

tugas kader kesehatan kerja

Faktor pendorong dan faktor pendukung tersebut didapatkan

berdasarkan pemenuhan syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Menurut

Umar (2011) syarat adalah suatu kondisi atau kemampuan yang harus

dipenuhi atau dimiliki oleh sistem, produk, layanan, hasil, atau komponen

untuk memenuhi kontrak, standar, spesifikasi, atau dokumen resmi lainnya.

Sedangkan menurut Thomas (2007) syarat adalah tuntutan yang harus

dipenuhi. Pada penelitian ini syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi

berdasarkan dari Permenkes 100 tahun 2015.

Page 163: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

145

Pos UKK Terintegrasi termasuk sebagai suatu program pengembangan

di Puskesmas. Menurut Satria (2012) dalam melaksanakan suatu program

dibutuhkan manajemen untuk menjamin tercapainya tujuan dari program

tersebut. Di dalam manajemen dikenal input proses output dari suatu sistem

atau program yang harus diperhatikan untuk berjalannya program sesuai

dengan tujuannya. Input adalah sumber daya yang diperlukan untuk

melakukan program agar dapat berjalan ke tahap proses (Heriyati, 2001).

Penjelasan mengenai pemenuhan syarat pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur sehingga dapat menentukan

faktor pendorong dan penghambat potensi pembentukan Pos UKK Teringrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu Timur akan dijabarkan di bawah ini:

a. Kelompok Pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

Salah satu syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi adalah harus

dibentuk dari jenis pekerjaan yang sama serta dibentuk dalam kelompok

pekerja yang sejenis berjumlah minimal 10 orang pekerja.

Terdapat sebanyak 86 IKM Konveksi di Jurang Mangu Timur.

Masing-masing IKM memiliki pekerja paling banyak 8 orang pekerja.

Sehingga dapat diperkirakan di Jurang Mangu Timur terdapat sebanyak

430 pekerja konveksi. Sehingga memiliki calon SDM yang cukup untuk

menjalankan program Pos UKK Terintegrasi. Hal ini sesuai dengan

pembahasan sebelumnya adalah faktor pendorong pembentukan Pos UKK

Terintegrasi.

Page 164: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

146

b. Calon Kader Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur

Menurut Wijaya (2008) kader adalah orang atau kumpulan orang yang

dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik

sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai pemihak dan atau membantu

tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut. Kader kesehatan masyarakat

adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk

menanggani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat

setra untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-

tempat pemberian pelayanan kesehatan (WHO, 1995).

Pada pembentukan Pos UKK Terintegrasi diperlukan kader kesehatan

kerja, dengan beberapa persyaratan seperti kader berasal dari kelompok

pekerja atau masyarakat, memiliki minimal 10% dari jumlah pekerja,

memiliki keinginan membentuk Pos UKK Terintegrasi, dapat membaca

dan menulis huruf latin serta memiliki pengetahuan mengenai kesehatan

kerja. Calon kader Pos UKK Terintegrasi merupakan SDM dari program

Pos UKK Terintegrasi. Perencanaan SDM diperlukan untuk

keberlangsungan program. Perencanaan SDM adalah proses analisis dan

identifikasi yang dilakukan organisasi terhadap kebutuhan akan sumber

daya manusia, sehingga organisasi tersebut dapat menentukan langkah

yang harus diambil guna mencapai tujuannya. Selain itu, pentingnya

diadakan perencanaan SDM ialah organisasi akan memiliki gambaran yang

Page 165: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

147

jelas akan masa depan, serta mampu mengantisipasi kekurangan kuantitas

dan kualitas tenaga kerja yang diperlukan (Amaliah, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

memiliki calon kader Pos UKK Terintegrasi yang cukup seperti yang

dijelaskan pada bagian sebelumnya. Sedangkan pada bagian ini akan dilihat

bagaimana keadaan kualitas dan keinginan menjadi kader kesehatan kerja

calon kader Pos UKK Terintegrasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa belum ada keinginan pekerja

menjadi kader kesehatan kerja. Menurut Rianti (2011) ada pengaruh

pengetahuan mengenai kesehatan ibu dan manfaat menjadi kader kesehatan

terhadap keaktifan menjadi kader posyandu. Purtiantini (2010) juga

mendukung hal tersebut yang menjelaskan bahwa program pemerintah

mendapatkan respon yang baik dari masyarakat jika masyarakat tersebut

memiliki pengetahuan yang baik mengenai manfaat dari program

pemerintah.

Berdasarkan penelitian Suroyo (2007) keikutsertaan seseorang di

dalam suatu aktivitas dalam pengelolaan program UKK di Puskesmas

sangat erat hubungannya dengan pengetahuan, sikap dan praktik dari

pelakunya. Pengetahuan terhadap manfaat suatu kegiatan dalam program

akan menyebabkan seseorang mempunyai sikap yang positif. Selanjutnya

sikap yang positif ini akan mempengaruhi niat seseorang untuk ikut serta

dalam kegiatan. Niat untuk ikut serta suatu kegiatan sangat tergantung

Page 166: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

148

kepada seseorang mempunyai sikap atau tidak terhadap kegiatan. Adanya

niat untuk melakukan kegiatan sangat ditentukan oleh pengetahuan dan

sikap apakah kegiatan dilakukan atau tidak, dengan kata lain yaitu

keberhasilan suatu kegiatan sangat dipengaruhi oleh seseorang yang

mempunyai pengetahuan dan sikap yang positif.

Hasil yang didapat mengenai pengetahuan pekerja IKM Konveksi

Jurang Mangu Timur tentang kesehatan kerja merupakan merupakan

keadaan sehat saat melakukan pekerjaan. Sedangkan menurut Notoatmodjo

(2003) menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi

kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik,

kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah

masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahan tersebut. Ciri

pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif

(peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja

pedomannya ialah: penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pekerja IKM Konveksi

Jurang Mangu Timur mengenai kesehatan kerja masih kurang karena kerja

masih dipandang sebagai keadaan bukan merupakan upaya untuk menjaga

kesehatan itu sendiri.

Pengetahuan mengenai tugas kader kesehatan kerja menurut pekerja

IKM Konveksi Jurang Mangu adalah mempunyai pekerjaan yang rumit

karena berhubungan dengan obat-obatan. Sedangkan berdasarkan

Page 167: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

149

Permenkes 100 tahun 2015 diketahui bahwa terdapat 20 tugas kader Pos

UKK Terintegrasi, dari semua tugas tersebut tidak menyebutkan adanya

keharusan ataupun tugas yang mewajibankan kader kesehatan memahami

mengenai jenis obat-obatan kecuali terhadap obat ringan yang ada pada

P3K. Pemberian kegiatan kuratif yang dianjurkan hanyalah pertolongan

pertama bukan pada pemberian obat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur belum mengetahui tugas

kader kesehatan kerja secara tepat.

Pos UKK Terintegrasi sendiri termasuk kedalam program Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) Puskesmas. Program UKBM

Puskesmas ini dapat dilihat sebagai bentuk upaya pemerintah

meningkatkan kemandirian masyarakat terhadap status kesehatannya atau

termasuk dalam pemberdayaan masyarakat. Menurut Widjaja (2006)

pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan kemampuan dan

potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga masyarakat dapat mewujudkan

jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal untuk bertahan dan

mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi, sosial, agama

dan budaya. Sedangkan menurut Suhendra (2008) pemberdayaan

masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis, secara

sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif

dengan keterlibatan semua potensi. Dalam hal ini Pos UKK Terintegrasi

dapat dilihat sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di bidang

Page 168: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

150

kesehatan agar dapat mandiri menjaga kesehatannya sendiri terutama

fokusnya adalah masyarakat pekerja.

Oleh karena itu peneliti menyarankan untuk meningkatkan

pengetahuan dari para calon kader Pos UKK Terintegrasi mengenai

kesehatan kerja dan tugas dari kader kesehatan kerja. Seperti yang

disampaikan oleh Mubarak (2006) mengatakan bahwa dalam memberikan

pendidikan kesehatan agar dapat mencapai tujuan harus memperhatikan

beberapa hal diantaranya yaitu materi atau pesan dan metode yang

disampaikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh

masyarakat dalam bahasa kesehariannya, materi tidak terlalu sulit dan

dimengerti oleh sasaran.

Menurut Sugiri (2012) salah satu tugas pokok pemerintah daerah dan

perangkatnya adalah pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian,

perangkat pemerintahan di daerah senantiasa dituntut mengambil peran

yang besar di dalam memberdayakan masyarakat yang ada di wilayahya.

Pentingnya pemberdayaan masyarakat juga didasarkan pada pemikiran

community-based resource manegement (pengelolaan sumberdaya lokal),

yang merupakan suatu sosok manajemen pembangunan yang mencoba

menjawab tantangan pembangunan, yaitu kemiskinan, memburuknya

lingkungan hidup, dan kurangnya partisipasi masyrakat di dalam proses

pembangunan yang menyangkut diri mereka. Pemikiran tersebut

merupakan mekanisme perencanaan people-centerd development

Page 169: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

151

(pembangunan yang berorientasi pada manusia) yang menekankan pada

teknologi social learning (pembelajaran sosial) dan strategi perumusan

progam yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

mengaktualisasikan diri mereka (empowerment).

Penyebarluasan informasi dengan menggunakan media visual seperti

booklet, poster, lembar balik, dan penyuluhan. Penelitian yang dilakukan

Yusyaf (2011) pendidikan kesehatan melalui penyuluhan menunjukkan

adanya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan. Metode

yang digunakan dalam pendidikan kesehatan berupa penyuluhan dengan

media interaktif seperti presentasi dan poster lembar balik. Hal tersebut

juga didukung oleh penelitian Afrianto (2014) yang mengatakan bahwa

penyuluhan K3 menggunakan media visual dapat memperbaiki

pengetahuan, sikap, dan tindakan pekerja. Menurut Permenkes 100 tahun

2015 mengenai peran pemerintah untuk persiapan Pos UKK Terintegrasi

yakni Dinkes Tangsel dan Puskesmas Jurang Mangu. Mereka memiliki

peran penting sebagai regulator dan fasilitator untuk dapat meningkatkan

pengetahuan pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur mengenai

kesehatan kerja dan kader kesehatan kerja.

c. Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Timur

Tempat pembentukan merupakan tempat kegiatan Pos UKK

Terintegrasi akan dilaksanakan. Tempat pembentukan atau prasarana

Page 170: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

152

menurut KBBI adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Tempat

pembentukan Pos UKK Terintegrasi dapat menggunakan dalam ruang atau

luar ruang baik sendiri maupun gabungan dengan usaha lain yang bisa

difungsikan untuk tempat berkumpul dan melakukan kegiatan. Hasil

penelitian menunjukan bahwa terdapat tempat pembentukan yang berasal

dari warga pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur. Tempat

pembentukan ini berasal dari tokoh masyarakat yaitu pak RW. Tokoh

masyarakat menurut Manolang (2013) dapat meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan.

Menurut Septiani (2011) salah hambatan pelaksanaan UKBM pada

masyarakat adalah tidak adanya tempat yang layak yang dapat digunakan

untuk melakukan kegiatan UKBM. Hanifah (2004) mengatakan

pemberdayaan masyarakat menggunakan prinsip dari, oleh, dan untuk

masyarakat. Sehingga, untuk kegiatan UKBM sebaiknya menggunakan

tempat kosong yang dimiliki masyarakat sekitar.

Puspitasari (2008) mengatakan tempat pelaksanaan UKBM yang baik

sangat penting untuk keberlangsungan kegiatan UKBM. Tempat yang

sesuai dengan sasaran UKBM harus diperhatikan agar keberlangsungan

UKBM tersebut dapat berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh Rian

(2009) yang menyatakan bahwa kegiatan posbindu di daerah Puncungrejo

terhambat dikarenakan tempat pelaksanaan kegiatannya rusak.

Page 171: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

153

d. Ketersediaan Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Timur

Sarana merupakan unsur material yang menurut Putri (2004) adalah

segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud

atau tujuan. Dengan kata lain sarana lebih ditujukan untuk benda-benda

atau peralatan yang bergerak. Seperti yang disampaikan oleh Sulandri

(2014) dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan material

atau bahan-bahan. Oleh karena itu, material dianggap pula sebagai alat atau

sarana manajemen untuk mencapai tujuan.

Ketersediaan sarana Pos UKK Terintegrasi di IKM Konveksi Jurang

Mangu Timur berasal dari warga pekerja. Terdapat 11 sarana yang

disyaratkan oleh Permenkes 100 tahun 2015. sebanyak 8 sarana sudah

tesedia dari sumbangan warga. Berdasarkan Edwin (2003) pemanfaatan

aset untuk kebaikan kehidupan masyarakat tersebut bagi diri mereka adalah

contoh aspek pemberdayaan masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh

Puspitasari (2008) pelaksanaan UKBM masih menggunakan peralatan

sederhana yang berasal dari warga, sedangkan peralatan kesehatan dibawa

oleh bidan puskesmas yang berjaga di posyandu.

e. Sumber Dana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur

Sumber dana Pos UKK Terintegrasi dapat berasal dari iuran warga

atau dana bantuan dari pemerintah ataupun sumber dana lain. merupakan

Page 172: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

154

salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Menurut Emerson (1996) uang

merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan

dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena

itu sumber dana merupakan alat (money) yang penting untuk mencapai

tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini

akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk

membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli

serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

Hasil yang ditemukan pada penelitian ini adalah warga enggan

melakukan iuran dikarenakan kebutuhan sehari-hari yang tinggi sehingga

iuran untuk UKBM dirasa tidak terlalu penting. Hal ini bertentangan

dengan hasil penelitian oleh Rian (2009) yang menyatakan bahwa warga

sukarela menyumbang untuk kegiatan UKBM Posyandu dikarenakan

sangat murah dengan manfaat yang besar. Menurut Utami (2008) salah satu

indikasi partisipasi penuh masyarakat terhadap program pemberdayaan

pemerintah akan terwujud bila terdapat iuran dana bagi program tersebut.

Untuk itu diperlukan adanya inisiasi dari pemerintah agar masyarakat dapat

mencapai partisipasi penuh terhadap program pemerintah.

Diketahui juga hasil penelitian yang menunjukan bahwa tidak adanya

dana khusus bagi kegiatan pelaksanaan UKBM. Sementara menurut

Kepmenkes 52 tahun 2015 terdapat target kinerja promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat yang salah satu target pencapaiannya adalah

Page 173: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

155

memanfaatkan 10% dana desa untuk kegiatan UKBM sebesar 50%.

Sehingga peneliti menyarankan untuk memanfaatkan dana desa sebagai

sumber dana bagi kegiatan UKBM Pos UKK Terintegrasi. Hal ini dapat

dilakukan dengan pengajuan proposal kegiatan Pos UKK Terintegrasi.

f. Program Kesehatan Terintegrasi Puskesmas Jurang Mangu

Pada pelaksanaan program kesehatan yang terintegrasi di Pos UKK

Terdapat program utama yaitu program promotif serta preventif dengan

diikuti pengobatan dan rehabilitatif sederhana. Berdasarkan Emerson

(1996) Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu

tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah

metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu

tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada

sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang

dan kegiatan usaha.

Program-program kesehatan menurut Depkes (2008) adalah rangkaian

upaya yang dilaksanakan sesuai kebijakan pemerintah dalam bidang

kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat guna

mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Program kesehatan

termasuk upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

pembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat

menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

Page 174: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

156

daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh

kebijakan publik yang berawawasan kesehatan.

Berdasarkan Permenkes 100 tahun 2015 diketahui terdapat kegiatan

utama Pos UKK Terintegrasi yaitu kegiatan promotif dan preventif. Namun

terdapat juga kegiatan kuratif dan rehabilitatif sederhana yang dapat

dilakukan. Sebanyak 24 kegiatan promotif, 14 kegiatan preventif, 3

kegiatan kuratif, dan sebuah kegiatan rehabilitatif disyaratkan oleh

Permenkes 100 tahun 2015. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak

15 kegiatan promotif, 9 kegiatan preventif, 2 kegiatan kuratif sudah

dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang Mangu. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa Puskesmas Jurang Mangu telah melakukan sebagian besar kegiatan

Pos UKK Terintegrasi.

Selanjutnya kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas Jurang

Mangu diharapkan dapat diintegrasikan dengan kesehatan kerja. Kegiatan-

kegiatan yang diharapkan dapat diintegrasikan dengan kesehatan kerja

adalah:

1) Kegiatan Promotif

Menurut WHO kegiatan promotif merupakan proses mengupayakan

individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan

mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Integrasi kegiatan

promotif adalah salah satu strategi pendekatan untuk memadukan dan

Page 175: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

157

menyelaraskan berbagai kepentingan dan kegiatan yang dimulai dari

perencanaan, penggerakan pelaksanaan, serta pengawasan, pengendalian

dan penilaian dalam meningkatkan tercapainya hasil pelaksanaan

program-program kesehatan secara efektif dan efisien.

Sebanyak 15 kegiatan promotif sudah dilakukan oleh puskesmas

Jurang Mangu yaitu: penyuluhan penyakit menular, penyuluhan gizi,

penyuluhan kesehatan reproduksi, penyuluhan kesehatan ibu,

penyuluhan kesehatan lingkungan (PHBS), penyebarluasan informasi

penyakit menular, informasi gizi, informasi kesehatan reproduksi,

informasi kesehatan ibu, informasi kesehatan lingkungan, informasi

PHBS melalui media KIE, penimbangan berat & tinggi badan, aktivitas

kebugaran, surveilans kesehatan, serta pencatatan dan pelaporan.

Kegiatan ini diharapkan dapat diintegrasikan dengan kesehatan kerja.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kegiatan promotif dapat

diintegrasikan kepada warga pekerja selama pekerja merupakan bagian

dari kelurahan Jurang Mangu. Sedangkan menurut Depkes (2006)

mengenai panduan integrasi kegiatan promotif di kabupaten kota

diketahui bahwa untuk dapat mengintegrasikan kegiatan promotif harus

memperhatikan: pemberdayaan masyarakat, bina suasana, dan advokasi.

Oleh karena itu peneliti menyarankan untuk dapat memberdayakan

masyarakat kelurahan Jurang Mangu mengenai pengetahuan kesehatan

kerja, serta adanya bina suasana dengan kelompok UKBM lain seperti

Page 176: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

158

Posyandu dan Posbindu mengenai kesehatan kerja, dan advokasi

terhadapat sektor terkait mengenai kesehatan kerja.

2) Kegiatan Preventif

Menurut WHO kegiatan preventif adalah tindakan yang diambil

untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan terjadinya sesuatu

kejadian yang tidak diinginkan di masa depan. Tindakan preventif

biasanya lebih murah biayanya jika dibandingkan dengan biaya

mengurangi dampak peristiwa buruk yang terjadi. Sedangkan menurut

Putri (2004) preventif adalah tindakan pencegahan terhadap gangguan

yang bisa mengancam pribadi ataupun kelompok.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 9 kegiatan preventif

telah dilakukan oleh Puskesmas Jurang Mangu yaitu: upaya perbaikan

pengolahan limbah di lingkungan kerja, pengamatan jentik di

lingkungan kerja, pemeriksaan kesehatan berkala oleh petugas

kesehatan, deteksi dini penyakit kusta & tuberkolosis, deteksi dini

penyakit malaria, deteksi dini PMS, pemberian imunisasi TT pada

wanita subur, dan pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Kegiatan ini

diharapkan dapat diintegrasikan dengan prinsip kesehatan kerja.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan preventif yang

dilaksanakan dilakukan kepada sasaran yang telah ditetapkan dalam

program Puskesmas Jurang Mangu. Sehingga selama pekerja masih

termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Jurang Mangu, mereka

Page 177: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

159

berkesempatan mendapatkan kegiatan preventif. Untuk pengintegrasian

dengan kesehatan kerja diperlukan pemberdayaan masyarakat, bina

suasana dan advokasi. Pemberdayaan masyarakat untuk kegiatan

preventif dapat dilakukan dengan memberikan pengetahuan prinsip

kesehatan kerja kepada masyarakat terkait, serta bina suasana kepada

program UKBM terkait seperti Posbindu dan Posyandu mengenai

prinsip kesehatan kerja. Advokasi dilakukan kepada sektor terkait untuk

adanya integrasi dengan kesehatan kerja.

3) Kegiatan Kuratif

Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan

penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian

penyakit,atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat

terjaga seoptimal mungkin (UU, 2009). Sedangkan menurut Samsuddin

(2008) kegiatan kuratif adalah proses menyembuhkan seseorang dari

keadaan sakit secara fisik dan psikis.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 2 kegiatan kuratif

sudah dilakukan yaitu: pelayanan P3K dan pelayanan P3P yang dapat

diintegrasikan jika Pos UKK dibentuk di Jurang Mangu. Untuk dapat

diintegrasikan dengan kesehatan kerja diperlukan adanya kemampuan

dan sarana yang mendukung. Kondisi yang ditemukan adalah pada

pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Timur terdapat kotak P3K namun

Page 178: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

160

isinya belum sesuai dengan Permenaker No. PER.15/MEN/VIII/2008.

Diperlukan adanya pemenuhan standar isi kotak P3K. Dapat dilakukan

dengan pengajuan proposal kepada Puskesmas untuk mengisi

kekosongan kotak P3K agar sesuai peraturan. Sedangkan untuk kegiatan

kemampuan menggunakan obat P3K diperlukan pengetahuan umum

mengenai obat umum yang dapat dilakukan dengan pemberian

informasi oleh petugas Puskesmas Jurang Mangu.

2. Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat

Pada potensi pembentukan Pos UKK Terintegrsi IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat diketahui terdapat 4 faktor yang mendorong potensi

terbentuknya Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat.

Faktor pendorong tersebut adalah: terdapat kelompok pekerja dari jenis

pekerjaan yang sama yang berjumlah lebih dari 10 orang pekerja, persepsi

positif mengenai tugas kader kesehatan dan pentingnya kesehatan kerja bagi

pekerja, serta sebagian besar kegiatan promotif, preventif, dan intervensi yang

dipersyaratkan di Permenkes 100 tahun 2015 sudah dilakukan oleh Puskesmas

Jurang Mangu sehingga dapat diintegrasikan. Skor tertinggi yaitu persepsi

positif pekerja terhadap tugas kader kesehatan. Hal ini menjadi faktor

pendorong karena pekerja dinilai menganggap tugas kader kesehatan sebagai

kegiatan yang positif

Page 179: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

161

Sedangkan terdapat juga faktor yang menghambat potensi pembentukan

Pos UKK Terintegrasi. Terdapat 5 faktor penghambat yaitu: pengetahuan

pekerja mengenai kesehatan kerja yang masih minim, belum adanya keinginan

pekerja menjadi kader kesehatan kerja, tidak adanya tempat pembentukan Pos

UKK Terintegrasi dari warga pekerja, serta ketidaksediaan pekerja

mengadakan iuran untuk kegiatan kesehatan kerja.

Penjelasan mengenai pemenuhan syarat pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat sehingga dapat menentukan

faktor pendorong dan penghambat potensi pembentukan Pos UKK Teringrasi

IKM Konveksi Jurang Mangu Barat akan dijabarkan di bawah ini:

a. Kelompok Pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

Salah satu syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi adalah harus

dibentuk dari jenis pekerjaan yang sama serta dibentuk dalam kelompok

pekerja yang sejenis berjumlah minimal 10 orang pekerja. Terdapat

sebanyak 48 IKM Konveksi di Jurang Mangu Barat. Masing-masing IKM

memiliki pekerja paling banyak 8 orang pekerja. Sehingga dapat

diperkirakan di Jurang Mangu Barat terdapat sebanyak 250 pekerja

konveksi. Sehingga memiliki calon SDM yang cukup untuk menjalankan

program Pos UKK Terintegrasi. Seperti yang dibahas pada bagian

kelompok pekerja sebelumnya, hal ini merupakan suatu modal yang baik

untuk pelaksanaan kegiatan yakni pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

Page 180: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

162

b. Calon Kader Pos UKK Terintegrsi IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat

Pada pembentukan Pos UKK Terintegrasi diperlukan kader kesehatan

kerja, dengan beberapa persyaratan seperti kader berasal dari kelompok

pekerja atau masyarakat, memiliki minimal 10% dari jumlah pekerja,

memiliki keinginan membentuk Pos UKK Terintegrasi, dapat membaca

dan menulis huruf latin serta memiliki pengetahuan mengenai kesehatan

kerja. Calon kader Pos UKK Terintegrasi merupakan SDM dari program

Pos UKK Terintegrasi. Yang merupakan perencanaan SDM kegiatan

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Berdasarkan hasil penelitian IKM

Konveksi Jurang Mangu Barat memiliki calon kader Pos UKK Terintegrasi

yang cukup seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Sedangkan

pada bagian ini akan dilihat bagaimana keadaan kualitas dan keinginan

menjadi kader kesehatan kerja calon kader Pos UKK Terintegrasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat belum berkeinginan pekerja menjadi kader kesehatan kerja.

Seperti yang dijelaskan pada bagian calon kader sebelumnya, hal ini dapat

dipengaruhi oleh pengetahuan mereka mengenai kesehatan kerja dan tugas

kader kesehatan.

Hasil yang didapat mengenai pengetahuan pekerja IKM Konveksi

Jurang Mangu Barat tentang kesehatan kerja merupakan bekerja saat

sedang sehat dan bukan ketika sakit. Hal ini belum sesuai dengan

Page 181: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

163

pengertian kesehatan kerja sebagai upaya untuk menjaga kesehatan

sebelum terjadinya sakit. Ciri pokoknya dalam kesehatan kerja adalah

adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan

kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah:

penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah.

Warga pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat beranggapan

bahwa kader kesehatan adalah orang yang ada di puskesmas atau orang

posyandu dan memiliki tugas yang baik yaitu menolong orang yang sakit

agar menjadi sehat. Sebenarnya menurut WHO (1995) kader kesehatan

masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan

dilatih untuk menanggani masalah-masalah kesehatan perseorangan

maupun masyarakat setra untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat

dengan tempat- tempat pemberian pelayanan kesehatan. Menurut

Permenkes 100 tahun 2015 kegiatan utama dari Pos UKK Terintegrasi

adalah kegiatan promotif dan preventif yang merupakan kegiatan yang

ditujukan agar pekerja tidak sakit dan selalu sehat dalam bekerja, bukan

mengobati ketika sudah sakit. Walaupun begitu, warga pekerja

menganggap bahwa pekerjaan kader kesehatan merupakan pekerjaan yang

mulia.

Oleh karena itu peneliti juga menyarankan untuk diberikannya

penyuluhan mengenai kesehatan kerja dan tugas oleh pemerintah agar

Page 182: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

164

dapat meningkatkan pengetahuan pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat mengenai kesehatan kerja dan tugas dari kader kesehatan kerja.

c. Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat

Diketahui bahwa belum terdapat tempat pembentukan Pos UKK

Terintegrasi oleh warga pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu Barat. Hal

ini dikarenakan warga tidak mempunyai lahan untuk dipinjamkan sebagai

tempat kegiatan Pos UKK Terintegrasi.

Oleh karena itu peneliti menyarankan warga IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat mengadakan musyawarah untuk penentuan lokasi

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Menurut Mulyana (2008)

musyawarah adalah suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk

memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan

bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut

urusan keduniawian. Hal ini didukung oleh penelitian Anjani (2006)

penentuan tempat kegiatan posyandu ditentukan dengan musyawarah

warga.

d. Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

Ketersediaan sarana Pos UKK Terintegrasi di IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat berasal dari warga pekerja. Terdapat 11 sarana yang

disyaratkan oleh Permenkes 100 tahun 2015. sebanyak 5 sarana sudah

tesedia dari sumbangan warga. Dapat diketahui bahwa lebih banyak sarana

Page 183: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

165

yang belum terpenuhi. Bertentangan dengan hasil penelitian Puspitasari

(2008) pelaksanaan UKBM masih menggunakan peralatan sederhana yang

berasal dari warga, sedangkan peralatan kesehatan dibawa oleh bidan

puskesmas yang berjaga di posyandu.

Hal tersebut disebabkan karena warga tidak memiliki sarana yang

dapat dipinjamkan untuk kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Pengadaan

sarana kegiatan Pos UKK Terintegrasi dapat menggunakan sumbangan dari

Puskesmas atau berasal dari dana desa.

e. Sumber Dana Pos UKK Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu

Barat

Sumber dana Pos UKK Terintegrasi dapat berasal dari iuran warga

atau dana bantuan dari pemerintah ataupun sumber dana lain. Merupakan

salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Hasil yang ditemukan pada

penelitian ini adalah warga enggan melakukan iuran dikarenakan

kebutuhan sehari-hari yang tinggi sehingga iuran untuk kesehatan kerja

dirasa tidak terlalu penting.

Respon puskesmas Jurang Mangu terkait dana untuk UKBM adalah

tidak ada dana khusus. Namun terdapat hal yang berbeda disampaikan pada

Kepmenkes 52 tahun 2015 bahwa 10% dana desa dapat dimanfaat untuk

kegiatan UKBM. Warga disarankan mengajukan proposal kegiatan untuk

mendapatkan dana dari pemerintah.

Page 184: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

166

f. Program Kesehatan Terintegrasi Puskesmas Jurang Mangu

Pada bagian program kesehatan terintegrasi Puskesmas Jurang Mangu

seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat diintegrasikan dengan

memperhatikan pemberdayaan masyarakat, bina suasa, dan advokasi pada

IKM Konveksi Jurang Mangu Barat. Hal ini dilakukan agar dapat

diintegrasikannya kegiatan kesehatan dalam pelaksanaan Pos UKK

Terintegrasi.

3. Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan & Minuman

Pada potensi pembentukan Pos UKK Terintegrsi IKM Makanan dan

Minuman diketahui terdapat 3 faktor yang mendorong potensi terbentuknya

Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan dan Minuman. Faktor pendorong

tersebut adalah: terdapat kelompok pekerja dari jenis pekerjaan yang sama

yang berjumlah lebih dari 10 orang pekerja, persepsi positif mengenai tugas

kader kesehatan, serta sebagian besar kegiatan promotif, preventif, dan

intervensi yang dipersyaratkan di Permenkes 100 tahun 2015 sudah dilakukan

oleh Puskesmas Jurang Mangu sehingga dapat diintegrasikan.

Sedangkan terdapat juga faktor yang menghambat potensi pembentukan

Pos UKK Terintegrasi. Terdapat 6 faktor penghambat yaitu: pengetahuan

pekerja mengenai kesehatan kerja yang masih minim, belum adanya keinginan

pekerja menjadi kader kesehatan kerja, persepsi yang keliru mengenai

pentingnya pelayanan kesehatan kerja, tidak adanya tempat pembentukan Pos

Page 185: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

167

UKK Terintegrasi dari warga pekerja, serta ketidaksediaan pekerja

mengadakan iuran untuk kegiatan kesehatan kerja.

Penjelasan mengenai pemenuhan syarat pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Makanan & Minuman sehingga dapat menentukan faktor

pendorong dan penghambat potensi pembentukan Pos UKK Teringrasi IKM

Makanan & Minuman akan dijabarkan di bawah ini:

a. Kelompok Pekerja IKM Makanan & Minuman

Salah satu syarat pembentukan Pos UKK Terintegrasi adalah harus

dibentuk dari jenis pekerjaan yang sama serta dibentuk dalam kelompok

pekerja yang sejenis berjumlah minimal 10 orang pekerja. Terdapat

sebanyak 6 IKM Makanan & Minuman. Masing-masing IKM memiliki

pekerja sekitar 7 hingga 9 orang pekerja. Sehingga dapat diperkirakan di

Jurang Mangu terdapat sebanyak 54 pekerja IKM Makanan & Minuman.

Sehingga memiliki calon SDM yang cukup untuk menjalankan program

Pos UKK Terintegrasi. Seperti yang dibahas pada bagian kelompok pekerja

sebelumnya, hal ini merupakan suatu modal yang baik untuk pelaksanaan

kegiatan yakni pembentukan Pos UKK Terintegrasi.

b. Calon Kader Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan & Minuman

Pada pembentukan Pos UKK Terintegrasi diperlukan kader kesehatan

kerja, dengan beberapa persyaratan seperti kader berasal dari kelompok

pekerja atau masyarakat, memiliki minimal 10% dari jumlah pekerja,

memiliki keinginan membentuk Pos UKK Terintegrasi, dapat membaca

Page 186: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

168

dan menulis huruf latin serta memiliki pengetahuan mengenai kesehatan

kerja. Calon kader Pos UKK Terintegrasi merupakan SDM dari program

Pos UKK Terintegrasi. Yang merupakan perencanaan SDM kegiatan

pembentukan Pos UKK Terintegrasi. Berdasarkan hasil penelitian IKM

Makanan & Minuman memiliki calon kader Pos UKK Terintegrasi yang

cukup seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Sedangkan pada

bagian ini akan dilihat bagaimana keadaan kualitas dan keinginan menjadi

kader kesehatan kerja calon kader Pos UKK Terintegrasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja IKM Makanan &

Minuman belum berkeinginan pekerja menjadi kader kesehatan kerja.

Seperti yang dijelaskan pada bagian calon kader sebelumnya, hal ini dapat

dipengaruhi oleh pengetahuan mereka mengenai kesehatan kerja dan tugas

kader kesehatan.

Hasil yang didapat mengenai pengetahuan pekerja IKM Makanan &

Minuman tentang kesehatan kerja merupakan keadaan tidak sakit saat

bekerja. Hal ini belum sesuai dengan pengertian kesehatan kerja sebagai

upaya untuk menjaga kesehatan sebelum terjadinya sakit. Ciri pokoknya

dalam kesehatan kerja adalah adalah preventif (pencegahan penyakit) dan

promotif (peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja

pedomannya ialah: penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah.

Warga pekerja IKM Makanan & Minuman beranggapan bahwa kader

kesehatan adalah orang-orang posyandu dan memiliki tugas menimbang

Page 187: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

169

berat badan dan pendistribusian obat. Sebenarnya menurut WHO (1995)

kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh

masyarakat dan dilatih untuk menanggani masalah-masalah kesehatan

perseorangan maupun masyarakat setra untuk bekerja dalam hubungan

yang amat dekat dengan tempat- tempat pemberian pelayanan kesehatan.

Selain itu pelayanan kesehatan dianggap sebagai sarana pengobatan bagi

pekerja. Menurut Permenkes 100 tahun 2015 kegiatan utama dari Pos

UKK Terintegrasi adalah kegiatan promotif dan preventif yang merupakan

kegiatan yang ditujukan agar pekerja tidak sakit dan selalu sehat dalam

bekerja, bukan mengobati ketika sudah sakit.

Oleh karena itu peneliti juga menyarankan untuk diberikannya

penyuluhan mengenai kesehatan kerja dan tugas oleh pemerintah agar

dapat meningkatkan pengetahuan pekerja IKM Makanan & Minuman

mengenai kesehatan kerja dan tugas dari kader kesehatan kerja.

c. Tempat Pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan &

Minuman

Diketahui bahwa belum terdapat tempat pembentukan Pos UKK

Terintegrasi oleh warga pekerja IKM Makanan & Minuman Hal ini

dikarenakan warga tidak mempunyai lahan untuk dipinjamkan sebagai

tempat kegiatan Pos UKK Terintegrasi.

Oleh karena itu peneliti menyarankan warga IKM Makanan &

Minuman mengadakan musyawarah untuk penentuan lokasi pembentukan

Page 188: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

170

Pos UKK Terintegrasi. Menurut Mulyana (2008) musyawarah adalah suatu

upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan

(mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam

penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan

keduniawian. Hal ini didukung oleh penelitian Anjani (2006) penentuan

tempat kegiatan posyandu ditentukan dengan musyawarah warga.

d. Sarana Pos UKK Terintegrasi IKM Makanan & Minuman

Ketersediaan sarana Pos UKK Terintegrasi di IKM Konveksi Jurang

Mangu Barat berasal dari warga pekerja. Terdapat 11 sarana yang

disyaratkan oleh Permenkes 100 tahun 2015. sebanyak 4 sarana sudah

tesedia dari sumbangan warga. Dapat diketahui bahwa lebih banyak sarana

yang belum terpenuhi. Bertentangan dengan hasil penelitian Puspitasari

(2008) pelaksanaan UKBM masih menggunakan peralatan sederhana yang

berasal dari warga, sedangkan peralatan kesehatan dibawa oleh bidan

puskesmas yang berjaga di posyandu.

Hal tersebut disebabkan karena warga tidak memiliki sarana yang

dapat dipinjamkan untuk kegiatan Pos UKK Terintegrasi. Pengadaan

sarana kegiatan Pos UKK Terintegrasi dapat menggunakan sumbangan dari

Puskesmas atau berasal dari dana desa.

Page 189: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

171

e. Sumber Dana Pos UKK Terintegrsi IKM Makanan & Minuman

Sumber dana Pos UKK Terintegrasi dapat berasal dari iuran warga

atau dana bantuan dari pemerintah ataupun sumber dana lain. Merupakan

salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Hasil yang ditemukan pada

penelitian ini adalah warga enggan melakukan iuran dikarenakan

kebutuhan sehari-hari yang tinggi sehingga iuran untuk kesehatan kerja

dirasa tidak terlalu penting.

Respon puskesmas Jurang Mangu terkait dana untuk UKBM adalah

tidak ada dana khusus. Namun terdapat hal yang berbeda disampaikan pada

Kepmenkes 52 tahun 2015 bahwa 10% dana desa dapat dimanfaat untuk

kegiatan UKBM. Warga disarankan mengajukan proposal kegiatan untuk

mendapatkan dana dari pemerintah.

f. Program Kesehatan Terintegrasi Puskesmas Jurang Mangu

Pada bagian program kesehatan terintegrasi Puskesmas Jurang Mangu

seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat diintegrasikan dengan

memperhatikan pemberdayaan masyarakat, bina suasa, dan advokasi pada

IKM Konveksi Jurang Mangu Barat. Hal ini dilakukan agar dapat

diintegrasikannya kegiatan kesehatan dalam pelaksanaan Pos UKK

Terintegrasi.

Page 190: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

172

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berikut adalah simpulan pada penelitian ini:

1. Jurang Mangu merupakan suatu kelurahan di kecamatan Pondok Aren.

Kelurahan Jurang Mangu termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Jurang

Mangu. Kelurahan Jurang Mangu terbagi atas 2 wilayah yaitu Jurang Mangu

Barat dan Jurang Mangu Timur. Di Jurang Mangu terdapat 3 kelompok

pekerja industri kecil menengah, yakni pekerja IKM Konveksi Jurang Mangu

Timur, IKM Konveksi Jurang Mangu Barat, dan IKM Makanan & Minuman.

Sedangkan di Jurang Mangu belum terdapat Pos UKK Terintegrasi.

2. Faktor Pendorong dan Penghambat untuk masing-masing potensi

pembentukan Pos UKK Terintegrasi adalah:

a. Faktor Pendorong utama terbesar pada potensi pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Timur adalah adanya tempat

pembentukan dari warga pekerja serta terdapat program kegiatan yang

dilakukan Puskesmas Jurang Mangu. Sedangkan Faktor Penghambat utama

terbesar adalah belum adanya keinginan menjadi kader kesehatan kerja.

b. Faktor Pendorong utama terbesar pada potensi pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat adalah persepsi positif

Page 191: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

173

mengenai tugas kader kesehatan. Sedangkan Faktor Penghambat utama

terbesar adalah belum adanya keinginan menjadi kader kesehatan kerja.

c. Faktor Pendorong utama terbesar pada potensi pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Makanan & Minuman adalah persepsi positif mengenai

tugas kader kesehatan. Sedangkan Faktor Penghambat utama terbesar

adalah belum adanya keinginan menjadi kader kesehatan kerja.

3. Urutan potensi pembentukan Pos UKK Terintegrasi pada IKM di Jurang

Mangu secara berurutan adalah pembentukan Pos UKK Terintegrasi IKM

Konveksi Jurang Mangu Timur dengan skor +4,8, pembentukan Pos UKK

Terintegrasi IKM Konveksi Jurang Mangu Barat dengan skor -1,7,

pembentukan Pos UKK Terintegrsai IKM Makanan & Minuman dengan skor

-4,2.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

a. Mengembangkan regulasi lokal terkait pembentukan Pos UKK Terintegrasi

b. Memberikan penyuluhan mengenai prinsip kesehatan kerja kepada

masyarakat pekerja Jurang Mangu

2. Bagi Puskesmas Jurang Mangu

a. Melakukan sosialisai internal mengenai Pos UKK Terintegrasi

Page 192: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

174

b. Pembentukan Tim Kesehatan Kerja untuk penyuluhan kesehatan kerja

kepada warga Jurang Mangu

c. Melakukan pertemuan tingkat desa sebagai langkah awal pembentukan Pos

UKK Terintegrasi

3. Bagi Masyarakat Pekerja Jurang Mangu

a. Melakukan musyawarah mengenai pentingnya kesehatan kerja

b. Melakukan musyawarah dan pemanfaatan dana desa untuk mendapatkan

tempat pembentukan dan pemenuhan sarana Pos UKK Terintegrasi

Page 193: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

175

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Said. 2009. Implementasi program Kesehatan Kerja di Puskesmas

Cirebon. Skripsi. Unversitas Dipenogoro

Afrianto, Defri. 2014. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan, Sikap

dan Tindakan Petani Paprika di Desa Kumbo Terkait Penggunaan APD. Skripsi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Amaliah, Rifaida. 2008. Pengaruh KompetensiTerhadap Kualitas Penyajian

Laporan Keuangan. Skripsi. Universitas Padjajaran

BPJS Ketenagakerjaan. 2016. Jumlah Kecelakaan Kerja di Indonesia Masih

Tinggi. Tersedia: http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/5769/Jumlah-

kecelakaan-kerja-di-Indonesiamasih-tinggi.html [diakses pada 5 Mei 2016]

BPS. 2013. Angkatan Kerja Indonesia. Artikel diakses dari

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/973

BPS. 2015. Angkatan Kerja Indonesia. Tersedia:

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/973 [diakses pada 6 Mei 2016]

BPS. 2015. Kota Tangerang Selatan dalam Angka.

BPS. 2015. Kota Tangerang Selatan dalam Angka. Tersedia:

http://bappeda.bantenprov.go.id/upload/DALAM%20ANGKA%20KAB-

KOTA/KOTA%20TANGERANG%20SELATAN%20DALAM%20ANGKA%2020

15.pdf [diakses pada 6 Mei 2016]

BPS. 2015. Provinsi Banten dalam Angka.

BPS. 2015. Provinsi Banten dalam Angka. Tersedia:

https://banten.bps.go.id/index.php/publikasi/311 [diakses pada 6 Mei 2016]

Budiono, Sugeng. 2008. Kelelahan Kerja. Semarang: Pustaka Setia

Daft, Richard. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga

Dahlan, Hendriansyah. 2012. Upaya Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Depkes RI. 2006. Pos Upaya Kesehatan Kerja. Katalog

Page 194: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

176

Depkes Tangsel. 2014. Data Dasar Puskesmas Tangerang Selatan

Depkes. 2006. Panduan Integrasi Promosi Kesehatan Dalam Program-

Program Puskesmas. Tersedia:

http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/handle/123456789/563 [diakses pada 8 Mei

2017]

Edwin, Flippo. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Tersedia:

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=3188 [diakses pada 8 Mei 2017]

Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba

Effendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba

Emerson. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama

Galandi, Fitho. 2016. Inventarsasi Kantor. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hanifah, Hikmawati. 2004. Kepemimpinan dan Pemberdayaan. Jakarta: Rineka

Cipta

Heriyati, Mimin. 2001. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Husni, Lalu. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Icohis, Mansur. 2009. Dinamika Pekerja Sektor Informal. Bandung: Prehalindo

ILO. 2013. Safety and Health at Work. Tersedia:

http://www.ilo.org/global/topics/safety-and-health-at-work/lang--de/index.htm

[diakses pada 5 Mei 2016]

Juanda, Arif. 2011. Penyuluhan Kesehatan Kerja. Jakarta: Bumi

Kemenkes RI. 2010. Bahaya Kesehatan Kerja di Sektor Pekerja Home

Industry. Katalog

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Kader Kesehatan

Kerja. Katalog

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Kerja untuk

Kader Pos UKK. Katalog

Page 195: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

177

Kemenkes RI. 2012. Pedoman Kerja Puskesmas. Katalog

Kemenkes RI. 2013. Riskesdas 2013. Tersedia:

www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

[diakses pada 5 Mei 2016]

Kemenkes RI. 2014. Keselamatan & Kesehatan Kerja dalam Angka. Artikel

diakses dari http://www.kesehatankerja.depkes.go.id/berita_det.php?id=26

Kemenkes RI. tahun 2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan

Kemenskes RI tahun 2005 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Daerah

Kepmenkes No 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas

Kepmenkes No 38 tahun 2007 tentang kesehatan kerja pekerja di kawasan

industri

Kepmenkes. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-

2019. Tersedia: www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-

2015.pdf [diakses pada 20 Mei 2017]

Kurniawan. 2008. Implementasi Program Kesehatan Kerja Sektor Informal di

Puskesmas Tanjungpinang. Skripsi. Universitas Dipenogoro

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offse

Manolang, Erich. 2013. Peran Tokoh Masyarakat dalam Perencanaan.

Tersedia: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/article/.../1533 [diakses

pada 19 Mei 2017]

Manulang., M. 2011. Dasar Kesehatan Kerja. Jakarta: Rafi Sarana Perkasa

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Monroe, Rao. 2009. Buyers' Subjective Perceptions of Price. Journal of

Marketing Research

Mubarak, Iqbal. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.

Jakarta: Salemba Medika

Page 196: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

178

Niar, Rahmawati. 2013. Risiko potensial ergonomi pada pekerja industri

pakaian tekstil. Skripsi. Universitas Lampung

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip

Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekijo. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip

Dasar. Jakarta: Rineka Cipta

Pambudi, Aris. 2013. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Sistem

Informasi di Perusahaan. Tersedia:

http://yudha45e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2014/01/30/faktor-pendukung-dan-

penghambat-penerapan-sistem-informasi-di-perusahaan/ [diakses pada 13 Mei 2017]

Poerwanto, Azhar. 2012. Budaya Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Purtiantini, P. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Program

Pemerintah. Tersedia: http://eprints.ums.ac.id/9535/2/J310080049.pdf [diakses pada

27 Mei 2017]

Puspitasari, Diah. 2008. Community Based Health Service. Tersedia:

www.depkes.go.id/resources/download/.../Indonesia%20Health%20Profile%202014.

pdf [diakses pada 18 Mei 2017]

Rahmawati, Putri. 2013. Analisis Kinerja Pegawai Kantor Dinas Kesehatan.

Skripsi. Universitas Indonesia

Rian, Haryono. 2009. Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posbindu

Lansia. Tersedia: digilib.unimus.ac.id/download.php?id=18671 [diakses pada 19 Mei

2017]

Rianti, Dwi. 2011. Peran Posyandu Dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan

Masyarakat. Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/22087/1/Skripsi%20Devi%20Punikasari.pdf [diakses pada 28

Mei 2017]

Rustani, Kartini. 2016. Program/kegiatan Kesehatan Kerja dan Olah Raga.

Bandung: PT Refika Aditama

Satria, Argisraha. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Septiani, Dina. 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Posyandu Dengan

Partisipasi Kader Dalam Kegiatan Posyandu. Tersedia:

download.portalgaruda.org/article.php?article=98421&val=422 [diakses pada 19 Mei

2017]

Page 197: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

179

Silaban, A. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sugiri, L. 2012. Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan. Tersedia:

jurnal.ubl.ac.id/index.php/publica/article/view/404/398 [diakses pada 19 Mei 2017]

Suhendra, Adi. 2006. Peranan Birokrasi dalam Pemberdayaan Masyarakat.

Bandung: Alfabeta

Suma’mur. 2010. Higiene Industri. Bandung: PT Refika Aditama

Suma’mur. 2009. Ergonomi untuk Produktivitas Kerja. Bandung: PT Refika

Aditama

Supriyanto, Joko. 2007. Force Field Analysis Sebuah Analisis. Tersedia:

http://ikma11.weebly.com/uploads/1/2/0/7/12071055/ffa_makalah.pdf [diakses pada

18 Mei 2017]

Suroyo. 2007. Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja Pada Pos UKK

di Tanjung Pinan. Tersedia: https://media.neliti.com/media/publications/14411-ID-

pelaksanaan-program-upaya-kesehatan-kerja-pada-pos-ukk-di-wilayah-kerja-

puskesem.pdf. [diakses pada 3 Maret 2017]

Tambunan, Harimurti. 2009. Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta: UGM

Thomas, Lickona. 2007. Understanding Public Policy. New Jersey: Pearson

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: CV

Sagung Seto

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Kerja

Utami, Cristina. 2008. Manajemen Barang Dagangan Dalam Bisnis Riteil.

Malang: Bayumedia

UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Kerja

WHO. 2009. People at risk of safety and health hazard. Tersedia:

http://www.who.int/occupational_health/activities/occupational_work_diseases/en/

[diakses pada 5 Mei 2016]

Page 198: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

180

WHO. 2009.People at risk of safety and health hazard. Artikel diakses dari

http://www.who.int/occupational_health/activities/occupational_work_diseases/en/

WHO. 2010. Undetected population of the undesrverd workers. Artikel diakses

dari http://www.aafp.org/news/inside-aafp/20100803ntlconf-rodgers.html

WHO. 2010. Undetected population of the undesrverd workers. Tersedia:

http://www.aafp.org/news/inside-aafp/20100803ntlconf-rodgers.html [diakses pada 5

Mei 2016]

Widjaja. HAW. 2006. Otonomi Desa Merupakan Otnomi Asli Bulat dan Utuh.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Wijaya, Andi. 2008. Partisipasi Masyarakat Sebagai Kader Kesehatan

Jakarta: Gaung Persada Press

Yuliani, Kartika Febri. 2017. Efektivitas Program Pelayanan Kesehatan Gratis

di Kota Bandar Lampung. Skripsi: Universitas Lampung

Yusyaf, Ali. 2011. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Keluarga Tentang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) . Tersedia:

http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/viewFile [diakses pada 18 Mei

2017]

Page 199: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

LAMPIRAN

Page 200: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Lampiran 1

PEDOMAN PELAKSANAAN FGD

A. Petunjuk umum FGD

1. Mengucapkan salam

2. Melakukan perkenalan dua arah

3. Memberi penjelasan tentang tujuan FGD

4. Menjelaskan bahwa semua pendapat sangat penting dan diharapkan

semua peseta dapat mengeluarkan pendapat dengan bebas.

5. Memberitahukan bahwa dalam melakukan pembicaraan diharapkan

saling bergantian.

B. Pelaksanaan

- Formulir Pencatatan Karakteristik Informan

No Nama Jenis Kelamin Umur Lokasi

Pekerjaan

1

2

3

4

5

6

7

Page 201: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

- Formulir Pencatatan Pelaksanaan

Tanggal/Waktu/Tempat :

Pemandu :

Pencatat :

Fasilitator :

Tanggapan Interpretasi

(tempat untuk mencatat)

(tempat untuk mencatat)

No Pertanyaan

1

Keinginan Pekerja Menjadi Kader Pos UKK

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kesehatan kerja anda?

2. Apa yang anda ketahui tentang kader kesehatan?

3. Apa pendapat anda mengenai kader kesehatan?

4. Bagaimana pendapat anda mengenai keberadaan kader kesehatan kerja

di wilayah anda?

5. Apa pendapat anda mengenai keperluan pelayanan kesehatan kerja bagi

pekerja?

6. Bagaimana pendapat anda bila diberikan tanggung jawab sebagai kader

kesehatan kerja?

Page 202: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

2

Sumber Dana

1. Bagaimana pendapat anda mengenai iuran kegiatan untuk kesehatan

bersama?

Page 203: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA I

Pemetaan Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Wilayah

Puskesmas Jurang Mangu Tahun 2017

No. :

Hari/Tanggal :

A. Pendahuluan

1) Memperkenalkan diri

2) Menjelaskan tujuan wawancara dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informasi

terjaga

3) Meminta kesediaan informan untuk menandatangani lembar persetujuan

menjadi informan penelitian

4) Melakukan kontrak wawancara dengan informan untuk menentukan durasi

wawancara

5) Setelah informan wawancara menandatangani lembar persetujuan menjadi

informan kemudian akan diwawancarai oleh peneliti dengan merekam isi

pembicaraan

B. Identitas Informan

1) Nama/Inisial Informan

2) Umur

3) Pendidikan terakhir

4) No hp

C. Pertanyaan Wawancara

Page 204: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Jenis Kelompok Pekerja

1. Apa saja IKM yang ada di Jurang Mangu?

2. Bagaimana jumlah IKM di Jurang Mangu (yg disebutkan)?

3. Dimana saja tempat IKM di Jurang Mangu (yg disebutkan)?

4. Berapa banyak jumlah pekerja yang ada pada IKM di Jurang Mangu (yg

disebutkan)?

5. Bagaimana keberadaan perkumpulan atau kelompok pekerja IKM di Jurang

Mangu?

PEDOMAN WAWANCARA II

Pemetaan Potensi Pembentukan Pos UKK Terintegrasi di Wilayah

Puskesmas Jurang Mangu Tahun 2017

No. :

Hari/Tanggal :

A. Pendahuluan

1) Memperkenalkan diri

2) Menjelaskan tujuan wawancara dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informasi

terjaga

3) Meminta kesediaan informan untuk menandatangani lembar persetujuan

menjadi informan penelitian

4) Melakukan kontrak wawancara dengan informan untuk menentukan durasi

wawancara

Page 205: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

5) Setelah informan wawancara menandatangani lembar persetujuan menjadi

informan kemudian akan diwawancarai oleh peneliti dengan merekam isi

pembicaraan

B. Identitas Informan

1) Nama/Inisial Informan

2) Umur

3) Pendidikan terakhir

4) No hp

C. Pertanyaan Wawancara

Calon Kader Pos UKK Terintegrasi

1. Bagaimana menurut anda keperluan kesehatan kerja bagi pekerja IKM di Jurang

Mangu?

2. Bagaimana menurut anda potensi kemampuan pekerja IKM di Jurang Mangu

untuk menjadi kader kesehatan kerja?

3. Bagaimana menurut anda potensi keinginan pekerja IKM di Jurang Mangu

untuk menjadi kader kesehatan kerja?

4. Apa saja yang mempengaruhi seseorang ingin menjadi kader kesehatan kerja?

Tempat Pembentukan, Sarana dan Prasarana

1. Bagaimana menurut anda keberadaan tempat melakukan kegiatan UKBM ?

2. Bagaimana menurut anda ketersediaan obat pertolongan pertama (P3K)?

3. Bagaimana menurut anda ketersediaan contoh APD bagi pekerja?

4. Bagaimana menurut anda ketersediaan alat timbangan berat badan dan tinggi

badan?

5. Bagaimana menurut anda ketersediaan meja, kursi, tempat tidur, dan lemari

obat?

6. Bagaimana menurut anda ketersediaan buku pencatatan dan pelaporan?

7. Bagaimana menurut anda ketersediaan buku panduan dan media penyuluhan?

Sumber Dana

1. Bagaimana ketersediaan sumber dana dari pemerintah untuk program UKBM

(Pos UKK)?

Page 206: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Program Kesehatan yg Terintegrasi

1. Apa saja kegiatan promotif yang dilakukan oleh puskesmas?

2. Bagaimana bila kegiatan promotif yang dilakukan diintegrasikan untuk pekerja

juga?

3. Apa saja pelayanan preventif yang dilakukan oleh puskesmas?

4. Bagaimana bila pelayanan preventif yang ada diintegrasikan untuk kesehatan

kerja?

5. Apa saja pelayanan kuratif yang diberikan oleh puskesmas?

6. Bagaimana bila pelayanan kuratif yang ada diintegrasikan untuk kesehatan

kerja?

7. Apa saja pelayanan rehabilitatif yang diberikan oleh puskesmas?

8. Bagaimana bila pelayanan rehabilitatif yang ada diintegrasikan untuk kesehatan

kerja?

Page 207: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Lampiran 3

Matriks FGD IKM Konveksi di Jurang Mangu Barat

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU1 IU2 IU3 IU4 IU5 IU6 Kesimpulan

Calon Kader Pos UKK 1. Apa yang anda

ketahui mengenai

kesehatan kerja?

Kerja pas lagi sehat

mas. Ga sakit

badan

Semangat saat

bekerja. Ga saat

pusing lakuin

kerjaannya.

Menurut saya itu

artinya sehat saat

melakukan

pekerjaan.

Ya sama mas, pas

lagi bekerja kita

dalam keadaan sehat

tidak sakit.

Bekerja dalam

keadaan yang

sehat mas

Kesehatan

kerja hmm

badan kita

tidak sakit saat

kita bekerja

Menganggap

kesehatan

kerja

merupkan

kerja saat

sedang sehat

bukan pada keadaan sakit

2. Apa yang anda

ketahui tentang

kader kesehatan?

Kader kesehatan itu

orang yang ada di

puskesmas. Ya

kegiatannya bantu

bantu orang sakit

yang ada di

puskesmas. Bantu

dokternya

Kader kesehatan

orang yang tau

tentang kesehatan,

suka bantu-bantu di

puskesmas. Bantu

orang-orang yang

ada di puskesmas

Yang biasanya bantu

orang-orang

puskesmas pas

nanganin ibu-ibu

hamil dan anak-anak

kecil. Mereka kerja

bareng orang

posyandu. Istri saya

sempet jadi kader.

Setiap bulan bantuin

orang puskesmas di

posyandu.

Orang yang ngerti

tentang kesehatan

mas. Bisa bantu

orang lain biar sehat.

Orang yang

sehat dan

ngerti cara

bikin orang

lain sehat mas.

Ya pokoknya

dia paham

tentang cara

jadi sehat mas.

Bener kata pak

Doni mas. Istri

saya juga

sempet ikut

kegiatan

posyandu ya itu

dia jadi kader

kesehatan.

Bantu kegiatan

posyandu.

Kader

kesehatan

merupakan

orang yang

ada di

puskesmas

atau orang

posyandu

3. Apa pendapat anda mengenai pekerjaan

seorang kader

kesehatan?

Ya pekerjaan yang baik dan bagus lah

mas kalau tentang

kesehatan. Kan itu

baik kalau bisa

bantu orang sakit

Kerjaan yang sulit, soalnya saya ga

ngerti tentang obat

dan cara biar tetep

jadi sehat ya yang

penting makan

Pekerjaan baik ya penting buat kita

masyarakat jadi tetep

sehat. Susah-susah

gampang asal ngerti

cara ngukur berat dan

Kalau kerjanya apa aja ya saya ga ngerti

mas. Kalo kata pak

Mansur bener

kerjanya gitu ya

bagus berarti

Bagus dan baik mas.

Bagusnya bisa

bantu orang

lain jadi sehat

dan ya itu baik

Asal bisa ngerjainnya

dan berguna

dan

menghasilkan

uang sih bagus

Kader kesehatan

dianggap

mempunyai

pekerjaan baik

karena dapat

Page 208: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU1 IU2 IU3 IU4 IU5 IU6 Kesimpulan jadi sehat. yang teratur dan

olahraga aja

tinggi anak ya bisa.

Kerja yang penting

kan bisa ngelakuinnya mas

kalau ga bisa susah

nanti harus belajar

lagi.

kerjanya. Mesti

ngerti tentang cara

jadi sehat. Jadi biar bisa bantu orang

sakit jadi sehat

juga kan dapet

pahala kalau

bantu orang lain.

mas. Tapi

susah juga ya

saya ga ngerti tentang

kesehatan sih

mas.

menolong

orang yang

sakit menjadi sehat

4. Bagaimana pendapat

anda mengenai

pentingnya

keberadaan kader

kesehatan kerja di

wilayah anda?

Ya hmm... Kurang

tau mas kalau

tentang itu. Saya ga

tau sih di daerah

sini ada kadernya

atau enggak. Belum

pernah ada yang

ngenalin diri

sebagai kader kesehatan kerja.

Palingan petugas

puskesmas temen

saya aja kenalnya

Di setiap wilayah

ya kudu ada yang

menangani tentang

kesehatan mas.

Perlu penting ada

orang yang

ngurusin tentang

kesehatan kita. Jadi

kan kita tau biar ga sakit gimana.

Oh ya penting buat

ada kader kesehatan

di setiap wilayah mas.

Kita semua kan perlu

hidup selalu sehat,

kalau ga hidup sehat

gimana bisa kerja

untuk cari nafkah kan.

Hmm tapi ga tau di sini ada kader

kesehatan ga ya mas.

Saya sih kurang tau

juga mas tentang ada

ga nya kader

kesehatan di sini.

Kalau penting sih ya

mungkin penting ada

kader kesehatan.

Hmm ya karena biar

masyarakat dijaga kesehatannya

Kader

kesehatan

kerja itu ya

mas penting

adanya buat

jaga kesehatan

kita. Biar kita

tetap kerja

secara sehat dan ga sakit.

Kalau sakit

kan mesti

berobat. Ga

kerja dong

Perlu sih mas.

Ya sama aja sih

mas kayak

yang Pak Nur

bilang tadi.

Kita mesti

sehat biar

kerjaannya

cepet selesai.

Pekerja

menganggap

penting

adanya kader

kesehatan

kerja pada

wilayah

mereka

5. Apa pendapat anda

mengenai keperluan

pelayanan kesehatan

kerja bagi pekerja?

Hmm yang buat

para pekerja kayak

kita ya mas? Ya

perlu sih mas.

Kadang kita juga

perlu dapet obat

yang bikin kita tetep sehat pas

kerja jadi ga

gampang sakit.

Pastinya perlu mas.

Kan kita para

pekerja mesti tetep

sehat. Kadang saya

ngerasa ga sehat ya

saya ke puskesmas.

Kalau dari sana biasa dapet obat sih

mas

Kalau kesehatan buat

pekerja ya perlu mas.

Kerja pas sakit tuh ga

enak mas. Banyak

salahnya nanti

orderan kita ga

selesai-selesai. Kalau pas sehat kan bisa

cepet selesai kerjanya

jadi ga ngulang

Oh, buat kesehatan

setiap orang perlu

mas. Kesehatan buat

kerja ya juga penting

buat kita apalagi

yang kerjanya setiap

hari mas.

Bener mas

saya sama aja

kayak Pak

Iman, emang

perlu buat kita

pekerja itu

kalau ga diperhatiin

kesehatan kita

ya kita

Ya kayak

temen saya

bilang tadi mas

setiap orang

perlu dapet

pelayanan

kesehatan apalagi pekerja

yang setiap hari

kerjanya.

Kesehatan

kerja

dianggap

sebagai

keperluan

agar tetap

bekerja secara sehat

Page 209: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU1 IU2 IU3 IU4 IU5 IU6 Kesimpulan Kesehatan kan buat

semua orang mas,

ya pekerja mesti diperhatikan juga

dong. Bukan ibu-

ibu dan anak-anak

aja. Nanti siapa

yang cari uang buat

makan mereka

kalau kita ga kerja

mas

ngulang. gampang sakit.

6. Bagaimana pendapat

anda bila diberikan

tanggung jawab

sebagai kader

kesehatan kerja?

Saya ga bisa mas

ga ngerti juga

gimana yang

dilakuin kader

kesehatan itu. YA saya kan juga kerja

mas ini di konveksi

baju jadi ga bisa

mas

Ga sanggup mas

saya jadi kader

kesehatan. Saya

juga ga begitu

ngerti tentang kesehatan kerja

mesti ngapain.

Sama mas dengan

pak Nur saya takut ga

bisa bagi waktunya.

Apalagi pas banyak

orderan saya mesti kerja terus kan mas.

Ga ada waktunya

buat itu

Tanggung jawab ini

kerjaan saya udah

susah mas dipenuhin

kalau ditambah

kegiatan lagi saya ga ngerti gimana bagi

waktu saya kan

mesti buat keluarga

juga.

Ga tertarik

mas buat jadi

kader

kesehatan. Ga

ngerti soalnya gimana

kerjanya.

Saya mah ga

ngerti mas

tentang kader

kesehatan,

cuman bisa kerja ini aja

mas.

Pekerja tidak

berkeinginan

menjadi kader

kesehatan

kerja karena tidak mengerti

tugas dari

kader

kesehatan

kerja dan

memiliki

kendala waktu

Tempat Pembentukan 7. Apakah Anda

bersedia

meminjamkan tempat untuk

kegiatan

pelaksanaan

kesehatan kerja?

Tempat saya mah

selalu penuh mas

buat naro barang -barang

Saya juga ga bisa

mas Ga bisa dipake

mas halaman

rumah saya buat

kegiatan ga begitu

luas, kalau

ruangan kosong

Mana muat mas Saya juga

tidak bsa mas

Sama mas Tidak terdapat

tempat

pembentukan dari warga

pekerja

Page 210: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU1 IU2 IU3 IU4 IU5 IU6 Kesimpulan

ga dipake

palingan barang-

barang kiriman

ditaro di situ jadi

susah buat

dijadiin tempat

kegiatan

Sarana 8. Apakah Anda

mempunyai sarana

untuk dipinjamkan

dalam pelaksanaan

kesehatan kerja?

(Meja, kursi,

timbangan badan, alat ukur tinggi

badan, tensimeter

digital, alat ukur

lingkar perut, lampu

senter, kotak P3K

dan isinya, media

KIE, alat tulis dan

buku pencatatan,

contoh APD sesuai

jenis pekerjaan)

Meja kayu dan

kursi yang ga

kepake dirumah

saya boleh

dipake buat

kegiatan, ada di

rumah masih

bisa dipinjemin

kalau ada yang

butuh

Biasanya pake

meteran mas,

buat ngukur

lingkar perut ya

sehari-hari pake

meteran

Ada satu

alat

timbangan

berat badan

yang ga

kepake.

Bisa dipake

kalau perlu

buat

kegiatan

Sarana Pos

UKK

Terintegrasi

yang

tersedia di

IKM

Konveksi

Jurang

Mangu

Barat

adalah

meja, kursi,

timbangan

badan, alat

ukur

lingkar

perut,

lampu

Page 211: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU1 IU2 IU3 IU4 IU5 IU6 Kesimpulan

Ada senter kalau

mau dipake

cuman mungkin

baterainya udah

abis mesti

diganti

Buat nyatet ya

ada buku catetan

saya punya

beberapa bisa

buat nyatet

banyak hal mas

senter, alat

tulis dan

buku

pencatatan.

Sedangkan

untuk

tensimeter

digital, alat

ukur tinggi

badan,

kotak PK3,

media KIE,

contoh

APD sesuai

jenis

pekerjaan

dan buku

panduan

pelaksanaan

Pos UKK

Terintegrasi

belum

tersedia

Sumber Dana 9. Bagaimana pendapat

anda mengenai iuran

Iuran buat kegiatan

apa mas? .... Buat

Kalau buat kegiatan

kesehatan ya saya

Jangan deh mas buat

makan keseharian aja

Yang gratis aja mas

maunya. Kalau iuran

Kesehatan kan

udah dari

Saya mah

setuju mas buat

Pekerja

keberatan

Page 212: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU1 IU2 IU3 IU4 IU5 IU6 Kesimpulan kegiatan untuk

kesehatan bersama?

kegiatan kesehatan

mah yang gratis-

gratis aja mas. Jalan-jalan sore aja

kan udah olah raga

mas biar sehat.

cari yang gratis aja

mas yang dari

pemerintah. Saya mesti buat anak

saya uangnya lagi

kenaikan kelas

mas.

udah susah. Apalagi

buat kegiatan yang

lain. Kan keperluan banyak mas yang

herus dipenuhin

saya ga punya

banyak uang mas.

pemetintah

mas tanggung

jawab mereka jadi yang

gratis aja mas

keseharian aja

susah

terkadang jadi bagusnya yang

gratis aja mas

mengadakan

iuran

Matriks FGD IKM Konveksi di Jurang Mangu Timur

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU7 IU8 IU9 IU10 IU11 IU12 IU13 Kesimpulan

Calon Kader Pos UKK Terintegrasi 1. Apa yang anda

ketahui mengenai

kesehatan kerja?

Kesehatan kerja

itu hmm apa ya

mas, sehat pas

kita kerja ya? Ya

mungkin gitu

pas kerja mesti

sehat biar

kerjaannya

lancar

Baru denger

mas, kesehatan

yang harus

dijaga agar sehat

saat bekerja mas

Ya bisa jadi itu

tentang gimana

kita kerja tetep

sehat mas.

Kadang-kadang

kan kita bisa sakit

karena kerjanya

kelamaan. Sakit

kayak pegel atau

pusing sering banget mas

Kalo menurut

saya sii.. itu

tentang kita jaga

kesehatan kita

pas kerja. Jadi

pas kerja kita ga

sakit

Saya sih sama

mas jawabannya

sama pak Ludi..

Ya gitu mas biar

tetep sehat pas

bekerja

Itu

kesehatan

saat kita

kerja mas.

Gimana

kondisi kita

saat kita

lagi kerja

Kesehatan kan

artinya badan

kita dalam

keadaan baik

mas, ya kerja

berarti saat

kita ngelakuin

kerjaan.

Berarti

keadaan kuat saat ngelakuin

kerjaan mas

Kesehatan

kerja

merupakan

keadaan sehat

saat

melakukan

pekerjaan

Page 213: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU7 IU8 IU9 IU10 IU11 IU12 IU13 Kesimpulan 2. Apa yang anda

ketahui tentang

kader kesehatan?

Orang yang

jarang sakit.,

yang ngerti tentang

kesehatan.

Aduh itu hmm

ya kader yang

sehat, orang-orang yang

ngerti tentang

kesehatan mas

Kader kesehatan

ya berarti dia tau

tentang kesehatan. Kader kesehatan

kayak kader

posyandu, itu kan

kader kesehatan

juga ya.. Karena

mereka ngerti

tentang kesehatan

dan bantu

puskesmas ngurus

ibu hamil dan

anak kecil

Iya mas

mungkin itu

kayak ibu-ibu posyandu ya

mas. Yang

ngurus tentang

ibu hamil dan

bayi

Samain aja mas

saya juga gitu ya

orang yang paham tentang

kesehatan lah mas

Jawaban

saya sih

sama mas kayak Pak

Iman. Saya

kurang tau

juga kader

itu apaan

mas, ya

setau saya

mah kalau

kesehatan

berarti ga

sakit. Kader

kesehatan ya orang

yang ga

sakit mas

Kalau

menurut saya

kader kesehatan ya

orang yang

sibuk

ngurusin

tentang

kesehatan mas

Beranggapan

bahwa kader

kesehatan merupakan

petugas

posyandu

3. Apa pendapat

anda mengenai

pekerjaan

seorang kader

kesehatan?

Menurut saya

kader kesehatan

ya kalau

kerjanya di

kesehatan pinter

mas, harus rajin

belajar

Kader kesehatan

ya orang yang

punya ilmu

tentang

kesehatan dan

kerjanya untuk

ngobatin orang

sakit

Ya orang yang

kerjaannya

tentang kesehatan.

Biasanya itu tugas

ibu-ibu mas buat

ngurusin bayi atau

ibu-ibu hamil.

Orang yang

kerja buat

puskesmas

untuk bantu-

bantu jaga

kesehatan

masyarakat di

sini

Kerjaannya susah

karena tentang

kesehatan mas.

Kan mesti ngerti

obat-obatan

Iya mas

kayaknya

susah

karena

mesti ngerti

tentang obat

Pekerjaan

kader

kesehatan ya

kalau bisa

nolong orang

yang sakit dan

jaga kesehatan

sih baik mas.

Kader

kesehatan

dianggap

mempunyai

pekerjaan

rumit karena

berhubungan

dengan obat-

obatan

4. Bagaimana pendapat anda

mengenai

pentingnya

Ya kalau kader kesehatan kayak

posyandu sih ya

penting bagnet

Kader kesehatan kerja itu seperti

apa ya mas.

Belum pernah

Ibu-ibu posyandu ya emang harus

ada mas, tapi kalo

kader kesehatan

Saya sih merasa penting ada

petugas yang

punya tugas

Kalo tugasnya baik untuk jaga

kesehatan pekerja

ya berarti penting

Kader kesehatan

kerja itu

tugasnya

Ya kalo untuk menjaga

kesehatan

pekerja ya

Kader kesehatan

dianggap

penting jika

Page 214: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU7 IU8 IU9 IU10 IU11 IU12 IU13 Kesimpulan keberadaan kader

kesehatan kerja

di wilayah anda?

mas harus ada di

sini kan banyak

banget ada ibu hamil dan bayi

yang perlu

selalu sehat

denger sih, saya

taunya kader

kesehatan kayak ibu-ibu

posyandu itu

harus ada mas di

daerah sini,

kalau ga ada ya

bisa gawat

kerja buat para

pekerjanya juga

mestinya ada kali mas. Pekerja kan

bisa sakit juga jadi

mesti ada yang

ngurusin

untuk menjaga

kesehatan

pekerja di sini mas. Karena

kita semua kan

bakal lancar

kerjanya pas

sehat

dong mas. Kalo

ga sehat ya ga

bisa kerja

untuk apa

ya mas? Oh

hmm... Kalau gitu

harus ada

dong di sini

kan kita

banyak

pekerjanya

harus ada biar

kita bisa

lancar kerjanya dan

ga gampang

sakit mas

dikaitkan

sebagai kader

posyandu

5. Apa pendapat

anda mengenai

keperluan

pelayanan

kesehatan kerja

bagi pekerja?

Hmm kesehatan

bagi pekerja

mah pasti perlu

mas, kalo ga

dapet itu nanti

kita kurang diperhatikan

dong mas jadi ya

harus ada

Harus ada tuh

mas kalo buat

pekerja jadi

kesehatan

masyarakat di

sini lebih kejaga dan bisa bekerja

lebih baik kalau

ga pernah sakit

Menurut saya ni

ya mas perhatian

pemerintah kurang

ke pekerja

konveksi sini

kalau tentang kesehatannya,

soalnya ya yang

diperhatiin hal lain

kayak ibu-ibu

hamil aja. Padahal

kita pekerjanya

kan yang cari

uang buat

keluarga kalau ga

sehat pas kerja ya

pendapatan kita kurang mas

Iya mas harus

ditambah buat

pekerja juga ada

yang ngurusin

dong mestinya.

Jadi bisa makin maju nih

kampung

konveksi kita

Boleh mas perlu

sih perlu kalau

ada yang

merhatiin

kesehatan kita

saat bekerja kan lebih baik

daripada ngga

Yang pak

Ludi bilang

saya setuju

mas untuk

keperluan

pekerja di sini.

Perhatian

pemerintah

emang harus

buat pekerja

juga mas.

Apalagi kalau lagi musim

sakit gini, kita

mestinya

dapet

perhatian dari

pemerintah

para pekerja

biar sehat

Kesehatan

kerja

dianggap

sebagai hal

yang penting

agar selalu sehat saat

bekerja

6. Bagaimana

pendapat anda

bila diberikan

Waduh kalau

ditawarin gitu

saya bingung

Enggak deh mas

mendingan saya

kerja biasa aja.

Yah nanti waktu

saya berkurang

dong mas. Saya

Iya mas tawarin

yang ngerti aja

saya mah cuman

Haha saya aja ga

ngerti mas

tentang kesehatan

Kurang

paham

tentang

Sama mas

saya juga ga

ngerti gimana

Pekerja tidak

berkeinginan

menjadi kader

Page 215: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU7 IU8 IU9 IU10 IU11 IU12 IU13 Kesimpulan tanggung jawab

sebagai kader

kesehatan kerja?

mas gimana

nanti cara jadi

kader kesehatan kerja, ga ngerti

mas. Saya juga

ga banyak kan

mas waktunya

buat ngerjain itu

Coba tawarin

yang lainnya aja.

Saya soalnya ga ngerti tentang

sehat. Saya aja

terkadang masih

sering sakit

belum tau itu

bagaimana

tugasnya. Coba tawarin ke istri

saya aja mas dia

siapa tau mau

lulusan SMP.

Saya dari kecil

diajarin orang tua saya ya

tentang

konveksi aja

kalau tentang

kesehatan saya

ngga ngerti mas

jangan saya lah

yang lain aja

kesehatan

mas jadi

jangan saya deh nanti

malah pada

sakit saya

bingung

juga haha

tugas kader

kesehatan

kerja itu. Jadi saya ngga

mau

kesehatan

kerja karena

tidak mengerti kegiatan yang

akan

dilakukan

sebagai kader

kesehatan

kerja dan

mempunyai

kendala

kekurangan

waktu

Tempat Pembentukan

7. Apakah Anda

bersedia

meminjamkan

tempat untuk

kegiatan

pelaksanaan

kesehatan kerja?

Posyandu ya ada

di rumah pak

RW mas

Iya mas di

Rumah Pak RW

biasanya

Sama mas Sama mas Kalau ada

kegiatan warga

ya bisa

dilaksanain di

halaman

rumah, kalau

perlu ruangan

ada ruangan

kosong ga

begitu besar

sih tapi

biasanya

warga kalau

mau naruh

- - Terdapat

tempat

pembentukan

Pos UKK

Terintegrasi di

rumah Pak

RW yang juga

tempat

pembentukan

posyandu

Page 216: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU7 IU8 IU9 IU10 IU11 IU12 IU13 Kesimpulan

barang titipan

di situ

Sarana 8. Apakah Anda

mempunyai sarana untuk

dipinjamkan

dalam

pelaksanaan

kesehatan kerja?

(Meja, kursi,

timbangan badan,

alat ukur tinggi

badan, tensimeter

digital, alat ukur

lingkar perut, lampu senter,

kotak P3K dan

isinya, media

KIE, alat tulis

dan buku

pencatatan,

contoh APD

sesuai jenis

pekerjaan)

Ada meja kursi

lebih yg ga

dipake, kalau

ada yang mau

minjam ya

boleh. Kalau

mau dipake

buat kegiatan

ya dibawa aja

yang penting

warga yang

pake

tanggungjawab

jangan

dirusakin.

Saya punya

satu alat

timbangan

yang ga

kepake. Masih

bisa dipake

cuman di

Kalau

ngukur

lingkar

perut ya

biasanya

pake

meteran.

Ada

banyak

meteran,

masa

tukang

jahit ga

punya

meteran

Saya

punya

senter

yang

jarang

dipake, ya

palingan

Sarana Pos

UKK

Terintegrasi

yang

tersedia di

IKM

Konveksi

Jurang

Mangu

Timur

adalah

meja, kursi,

timbangan

badan, alat

ukur tinggi

badan, alat

ukur

lingkar

perut,

lampu

senter,

kotak P3K,

alat tulis

Page 217: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU7 IU8 IU9 IU10 IU11 IU12 IU13 Kesimpulan

rumah jadi

pajangan

doang.

Kotak PK3

ada. Kalau

isinya ya obat-

obatan biasa

aja mas. Ga

pernah saya isi

lagi obat-

obatannya ya

yang dipake

aja

Buku catatan

dan pelaporan

ya punya. Saya

ada stoknya

kalau perlu

bilang aja mas

buat kegiatan

warga gpp

buat pas

mati

lampu aja,

masih

bisa nyala

kok

dan buku

pencatatan.

Sedangkan

untuk

tensimeter

digital,

media KIE,

contoh

APD sesuai

jenis

pekerjaan

dan buku

panduan

pelaksanaan

Pos UKK

Terintegrasi

belum

tersedia.

Sumber Dana 9. Bagaimana

pendapat anda

Ya asal jangan

mahal-mahal lah

Kegiatannya

kayak apa mas?

Kalau iuran mahal

ya jangan mas kan

Yang gratis aja,

kesehatan kan

Susah mas cari

uang sekarang.

Kesehatan

bersama ya

Jangan pake

iuran mas.

Pekerja tidak

menginginkan

Page 218: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU7 IU8 IU9 IU10 IU11 IU12 IU13 Kesimpulan mengenai iuran

kegiatan untuk

kesehatan bersama?

mas kan buat

kehidupan

sehari-hari aja udah ngepas

mas.

Ga dari

puskesmas aja

kalau tentang kesehatan?

Biasanya ada

suka senam ibu-

ibu di puskesmas

mas

susah cari uang

sekarang. Pake

puskesmas aja obatnya murah

mestinya gratis

mas

Buat kegiatan

kesehatan yang

gratis aja

biasanya sih

udah ada

mas tapi itu ga ada

iurannya

Dari

puskesmasnya

aja untuk adain kan

udah dapet

dana dari

pemerintah

adanya iuran

Matriks Wawancara IKM Makanan & Minuman

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU14 IU15 IU16 Kesimpulan

Kelompok Pekerja Sejenis 1. Ada berapa pegawai

yang Anda miliki?

Di sini sih ada 7 orang yang

bantu saya ngelola bisnis ini

mas

Pegawai di sini ada 9 orang Dulu sih ada banyak mas pegawai

saya lebih dari 10 tapi sekarang

saya kurangin jadi 8 aja mas

Terdapat 7 sampai 9 pegwai

per IKM Makanan &

Minuman

Calon Kader 2. Apa yang anda

ketahui mengenai

kesehatan kerja?

Apa ya itu mas? Hmm mungkin

maksudnya kesehatan saat

bekerja? Iya kira-kira begitu ya

mas.. Kesehatan saat kita

bekerja mesti dalam keadaan sehat. Badan kita sedang tidak

sakit

Kesehatan kerja.. hmm.. bekerja

secara sehat. Bekerja dalam keadaan

sehat.

Ya kesehatan kerja adalah hmm

kesehatan yang harus kita jaga

setiap saat, bekerja misalnya

harus tetap sehat

Menganggap kesehatan kerja

merupakan tidak sakit saat

melakukan kegiatan kerja

Page 219: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU14 IU15 IU16 Kesimpulan 3. Apa yang anda

ketahui tentang

kader kesehatan?

Kalo kader kesehatan ya ibu-ibu

yang tugas di posyandu kan

mas. Biasanya suka bantu ngukur berat badan atau tinggi

badan. Atau bagi-bagiin obat.

Bulan lalu sih ya dapet obat apa

tuh yang biar kakinya ga jadi

gede mas

Kader kesehatan itu kayak petugas

posyandu. Mereka tau tentang

kesehatan.

Ya kalau kader sih saya tau itu

petugas kesehatan kan.

Menganggap kader kesehatan

merupakan ibu-ibu posyandu

4. Apa pendapat anda

mengenai pekerjaan

seorang kader

kesehatan?

Kerjaannya ya nimbang berat

badan, tinggi badan. Ga terlalu

susah mas kerjanya

Kerjaan kader kesehatan ya ngadain

penimbangan berat badan dan tinggi

badan. Sama ngasihin obat. Saya

bulan lalu dapet obat kaki gajah.

Pekerjaan petugas kesehatan itu

hmm meriksa kesehatan ibu hamil

dan balita. Sama ngasih tau

makanan sehat.

Tugas kader kesehatan adalah

menimbang berat badan dan

membagikan obat

5. Bagaimana pendapat

anda mengenai

pentingnya

keberadaan kader

kesehatan kerja di wilayah anda?

Penting mas kan buat pekerja

juga penting ada petugasnya

jadi kalau pekerja sakit bisa ada

yang nanganin.

Kalo kader kesehatan kerja itu apa

tugasnya? Hmm penting juga, biar

pekerja dapet perhatian kesehatan

dari pemerintah juga

Di sini belum ada ya kalau buat

yang meriksa kesehatan buat

pekerja dan kayaknya sih penting

juga.

Kader kesehatan kerja

diperlulkan untuk menjaga

kesehatan

6. Apa pendapat anda

mengenai keperluan

pelayanan kesehatan

kerja bagi pekerja?

Ya kalau pengobatan harus buat

semua orang mas. Pekerja juga

perlu karena pas kerja kan bisa

gampang sakit mas

Perlu, semua warga perlu dapet

kesehatan. Kan setiap orang bisa

sakit.

Pelayanan kesehatan perlu buat

semua warga. Pekerja juga perlu

dong

Menganggap kesehatn kerja

diperlukan karena setiap orang

dapat sakit

7. Bagaimana pendapat

anda bila diberikan

tanggung jawab

sebagai kader

kesehatan kerja?

Gimana itu tugasnya mas? Sama

kayak kader posyandu ga?

Saya juga ditawarin jadi kader

posyandu, tapi ga jadi mas karena

saya kadang sibuk mesti urus kerjaan

dan di rumah juga ada kerjaan yang

nunggu

Kalau saya bisa dan ada waktu sih

boleh aja. Tapi sayangnya ga

ngerti gimana caranya, juga waktu

saya biasa di sini ada tempat kerja

sama di rumah ngurus anak

Beberapa informan masih

bingung mengenai tugas

dari kader kesehatan kerja

Tempat Pembentukan 8. Apakah Anda

bersedia meminjamkan

Tempat saya ya nga bisa banyak

anak kecil mas

Ya lahan mah buar parkiran keluar

masuk kendaraan mas

Ngga bisa mas dipake tempatnya Tidak ada tempat

pembentukan dari warga

Page 220: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU14 IU15 IU16 Kesimpulan tempat untuk

kegiatan

pelaksanaan kesehatan kerja?

pekerja

Sarana 9. Apakah Anda

mempunyai sarana

untuk dipinjamkan

dalam pelaksanaan

kesehatan kerja?

(Meja, kursi,

timbangan badan,

alat ukur tinggi

badan, tensimeter digital, alat ukur

lingkar perut, lampu

senter, kotak P3K

dan isinya, media

KIE, alat tulis dan

buku pencatatan,

contoh APD sesuai

jenis pekerjaan)

Ada senter kalau mau

dipake cuman mungkin

baterainya udah abis mesti

diganti

Buat nyatet ya ada buku

catetan saya punya

beberapa bisa buat nyatet

banyak hal mas

Ya sebagian besar meja dan

kursi ya kepake mas buat

duduk duduk atau bikin

adonan kan tapi ada yang

berlebih itu kalau buat

dipinjemin bisa

Kalau mau pinjam alat berat

badan boleh asal jangan

sampe rusak sama

dikembalikan ya

Sarana Pos UKK

Terintegrasi yang tersedia

di IKM Makanan &

Minuman adalah meja,

kursi, lampu senter,

timbangan badan, alat

tulis dan buku pencatatan.

Sedangkan untuk, alat

ukur tinggi badan, alat

ukur lingkar perut,

tensimeter digital, kotak

PK3, media KIE, contoh

APD sesuai jenis

pekerjaan dan buku

panduan pelaksanaan Pos

UKK Terintegrasi belum

tersedia

Sumber Dana 10. Bagaimana pendapat

anda mengenai iuran

kegiatan untuk

kesehatan bersama?

Udah kebanyakan iuran mas, jangan ditambahin.

Kalau iuran jangan mas. Cari yang gratis aja

Ga setuju kalau ada iuran. Pekerja tidak mau melakukan iuran untuk kesehatan kerja

Page 221: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Matriks Wawancara Informan Utama Puskesmas Jurang Mangu

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU17 IU18 Kesimpulan

Sumber Dana 1. Bagaimana ketersediaan

sumber dana dari pemerintah untuk

program UKBM (Pos

UKK)

Sudah memakai dana kapitasi,

sehingga sudah ada alokasi untuk

pelaksanaan kegiatan seperti

promotif dan preventif. Tidak ada

alokasi khusus untuk UKBM yang

ada adalah kegiatan yang

dilaksanakan oleh UKBM tersebut

Menggunakan dana kapitasi ya itu

dana dari pemerintah yang diolah oleh

puskesmas

Tidak ada alokasi dana khusus

untuk kegiatan UKBM, Kegiatan

seperti promotif dan preventif

menggunakan dana kapitasi

Program Kesehatan Yang Terintegrasi

2. Apa saja kegiatan promotif yang dilakukan

?

Ada konseling gizi, konseling ASI, PHBS, senam bersama, pengukuran

berat dan tinggi badan, dsbnya bisa

diliat di program kerja kita

Beberapa yang sudah dilakukan seperti penyuluhan kepada ibu-ibu

hamil untuk selalu check up kondisi

mereka di puskesmas. Gaya hidup

sehat, menyusui juga selalu diberikan

penyuluhan dan juga asupan untuk

bayi baru lahir

Terdapat 7 kegiatn promotif yang dilakukan

3. Bagaimana bila kegiatan

promotif yang dilakukan diintegrasikan untuk

pekerja juga?

Bisa saja karena kegiatan yang

dilakukan tidak terbatas pada

spesifik warga, asalkan masih

termasuk wilayah puskesmas Jurang

Mangu ya masih mendapatkan

kegiatan promotif yang diberikan

Ya semua tindakan penyuluhan

diberikan kepada yang menjadi

sasaran. Jika pekerja menjadi

sasarannya juga, semisal ibu hamil ya

juga dapat penyuluhan

Dapat diintegrasikan asal pekerja

termasuk wilayah kerja Puskesmas

Jurang Mangu

4. Apa saja pelayanan preventif yang dilakukan

oleh puskesmas?

Untuk pencegahan ada kegiatan seperti pengamatan jentik nyamuk,

pemeriksaan gula darah, pemberian

imunisasi, dan tablet Fe bagi ibu

Kegiatan pencegahan seperti pemberian bubuk abate, pemeriksaan

kolestrol yang dilakukan di posbindu,

imunisasi balita

Terdapat 8 kegiatan preventif yang dilakukan.

Page 222: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU17 IU18 Kesimpulan hamil

5. Apa pendapat anda mengenai pelayanan

preventif yang

diintegrasikan untuk

kesehatan kerja?

Sama seperti jawaban saya

sebelumnya memungkinkan untuk

dilakukan

Sesuai dengan sasaran program yang

sudah ditentukan

Dapat diintegrasikan asal pekerja

termasuk wilayah kerja Puskesmas

Jurang Mangu

6. Apa saja pelayanan

kuratif yang diberikan

oleh puskesmas?

Pengobatan tergantung dari diagnosa

dokter, karena sekarang sistemnya

begitu. Ada banyak poli di sini.

Pelayanan kuratif berdasarkan

diagnosa dokter, kalau di sini ga ada

alatnya ya biasanya dirujuk ke rumah

sakit yang terdaftar.

Kegiatan kuratif yang dilaksanakan

berdasarkan diagnose dokter

7. Apa pendapat anda

mengenai pelayanan kuratif yang

diintegrasikan untuk

kesehatan kerja?

Memungkinkan untuk dilakukan Bisa saja kan pekerja juga bisa berobat

ke sini

Memungkinkan untuk dilakukan.

8. Apa saja pelayanan rehabilitatif yang

diberikan oleh

puskesmas?

Tidak memberikan pelayanan

rehabilitatif di puskesmas ini.

Mungkin akan dirujuk

Tidak ada pelayanan rehabilitatif Tidak melakukan kegiatan

rehabilitatif

9. Apa pendapat anda mengenai pelayanan

rehabilitatif yang

diintegrasikan untuk kesehatan kerja?

Akan diberikan rujukan Tidak ada pelayanan rehabilitatif Tidak melakukan kegiatan rehabilitatif

Potensi Pembentukan Pos UKK 10. Bagaimana pendapat

mengenai keberadaan sejumlah kelompok

Semakin banyak yang

sekelompok kerja ya semakin

bagus, itu kan bisa jadi sasaran

Biasanya kalau UKBM itu ada

kelompok masyarakat yang

membutuhkan dan kalau ada

Merupakan faktor pendorong

dan mempunyai skor 7 untuk

IKM Konveksi dan 5 untuk

Page 223: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU17 IU18 Kesimpulan

pekerja di Jurang Mangu? Apakah

mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-

10)

buat dijadikan pelatihan kader,

ya 7 aja buat yang konveksi, 5

buat yang IKM Makanan &

Minuman

keluhan dari masyarakat yang

terdengar maka akan dilakukan

peninjauan tempat untuk

memberdayakan masyarakat

yang membutuhkan agar

terbentuk UKBM, kalau

posyandu misalnya itu ada

penyuluhan yang diberikan oleh

kita tentang kesehatan ibu dan

anak. Nanti kalau mereka sudah

paham akan dicari orang yang

mau menjadi kader. Iya mas

skornya sama.

IKM Makanan & Minuman

11. Bagaimana pendapat

mengenai kondisi

pengetahuan pekerja mengenai kader

kesehatan? Apakah

mendukung/menghambat berdirinya Pos UKK? (1-

10)

Kader kesehatan itu tugasnya

melakukan kegiatan sederhana

yang menunjang kesehatan.

Kayak pengukuran tinggi dan

berat badan, pencatatan

tentang kondisi kesehatan

masyarakat sama biasanya

memberikan informasi tentang

menjaga kesehatan. Kalau

dianggap untuk menangani

obat-obatan itu berarti keliru

harus diperbaiki. Saya kasih

skor 7

Kader-kader ya harus paham

apa itu tugas mereka masing-

masing. Kayak kader Posyandu

ya harus bener-bener paham

tentang kesehatan balita. Kalau

pekerja taunya gitu ya masih

kurang lengkap ya. Saya sih 7

aja itu skornya

Merupakan faktor

penghambat dan mendapatkan

skor 7

Page 224: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU17 IU18 Kesimpulan 12. Bagaimana pendapat

mengenai persepsi

positif tentang tugas

kader kesehatan?

Apakah mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-

10)

Ya kalau dibilang begitu ya

bagus berarti pekerja yang di

sana punya nilai positif

tentang kader kesehatan.

Mendukung lah hal tersebut,

saya kasih nilai 9

Bagus banget itu saya sih 10

mas mendukung banget jadi

gampang diajaknya

Merupakan faktor pendukung

dan mendapatkan skor 9,5

13. Bagaimana pendapat

mengenai pekerja yang

membutuhkan pelayanan

kesehatan kerja? Apakah mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-

10)

Warga pekerja yang

membutuhkan pelayanan

kesehatan kerja artinya

mendukung dong

pembentukannya. Skornya 7

Sama aja mas saya 7 juga Merupakan faktor pendukung

dan mendapatkan skor 7

14. Bagaimana pendapat

mengenai pekerja yang

belum mempunyai

keinginan menjadi kader kesehatan kerja? Apakah

mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-10)

Susah kalau gitu ya saya

skornya 9 juga

Kalau pekerjanya ga ada yang

mau jadi kader ya ga bisa

terlaksana dong kegiatannya.

UKBM kan perlu kader agar

kegiatannya jalan. Kader mutlak

ada kalau ga ada ya harus diajak

warganya agar mau jadi kader.

Skornya 9

Merupakan faktor

penghambat dan mendapatkan

skor 9

15. Bagaimana pendapat mengenai pekerja yang

menyediakan tempat

pelaksanaan kesehatan

Kalau kegiatan posyandu ya

biasanya pada ngadain di

tempat warga. Dari puskesmas

ya tidak menyediakan tempat

UKBM ya ga disediain

tempatnya sama pemerintah,

kalau masyarakat mau

mengadakan UKBM ya

Merupakan faktor pendukung

bila tersedia dengan nilai 8

dan menjadi faktor

penghambat bila tidak

Page 225: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU17 IU18 Kesimpulan

kerja? Apakah mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-

10)

khusus mas karena emang ga

ada tempat khususnya. Jadi

kalau ada warga yang

menyediakan tempatnya ya hal

yang bagus mas. Skornya 8.

Kalau ga ada tempat

pelaksanaannya ya mesti

dicari mas, kalau belum ada ya

berarti penghambat. Skornya

ya 8 juga

biasanya dari warganya sendiri

yang menyediakan tempat

pembentukannya. Biasanya

ketua perkumpulan yang mau

mengadakan UKBM yang

meminjam tempatnya buat

kegiatan UKBM

tersedia dengan skor 8

16. Bagaimana pendapat mengenai pekerja yang

menyediakan sarana

utnuk kegiatan kesehatan

kerja? Apakah mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-

10)

Kalau alat-alat ya dari

warganya sendiri, biasanya

mereka beli patungan untuk

pengadaan barang timbangan

berat badan gitu. Atau bisa

sumbangan dari salah satu

warganya sih. Cuman dari

Puskesmas ya memberikan

petugas UKBM untuk

pengoperasian alat kesehatan,

mereka biasanya bayar kalau

mau cek kesehatan kaya gula

darah kan mesti diganti terus

jarum dan strip nya. Skornya 4

mas

Alat-alat kegiatan UKBM ya

dari mereka sendiri mas, mereka

beli buat sama-sama. Jadi

tanggungan bersama, atau

biasanya sumbangan dari warga

yang punya. Kalau dana untuk

itu pemerintah ga punya dana

buat sarana kegiatan. 3 kali yam

mas skornya

Merupakan faktor pendukung

bila lebih banyak yang

terpenuhi sedangkan menjadi

faktor penghambat bila lebih

banyak yang tidak terpenuhi

dengan skor 3,5.

17. Bagaiamana pendapat Biasanya mereka iuran mas, Iuran ya dibutuhkan buat warga Merupakan faktor

Page 226: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Utama

IU17 IU18 Kesimpulan

mengenai pekerja yang tidak mau mengadakan

iuran untuk kesehatan

kerja? Apakah

mendukung/menghambat berdirinya Pos UKK? (1-

10)

ya yang menggunakan jasa

UKBM aja. Kalau iuran tetap

biasanya ibu-ibu PKK yang

mintain ke ibu-ibu lain iuran

buat posyandu. Kalau ga iuran

ya susah gimana mau jalannya

kegiatan mereka. Karena dari

Puskesmas ya ga ada anggaran

buat kegiatan UKBM.

Skornya 5

agar kegiatannya bisa berjalan.

UKBM itu kan program

masyarakat dari, oleh dan untuk

masyarakat jadi masyarakat

yang menggunakan jasanya

harus bisa mandiri membiayai

kegiatan yang mereka lakukan.

Atau biasanya kalau ada

bantuan dana ya dari kepala

daerah atau tokoh di wilayah

tersebut yang berkecukupan

membantu untuk iuran kegiatan

penghambat dengan skor 5

18. Bagaimana pendapat mengenai program

keseshatan yang

dilaksanakan oleh

Puskesmas Jurang Mangu? Apakah

mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-10)

Ya kita melaksanakan

kegiatan promotif, preventif,

intervensi dan apa ya itu

rehabilitatif kan buat semua

warga di Jurang Mangu. Jadi

kalau pekerjanya di Jurang

Mangu ya mestinya juga

sudah merasakan kegiatan

promotif yang kita lakukan.

Skornya 8

Ya kegiatan puskesmas ya

untuk semua warga di wilayah

Puskesmas tersebut. Kalau soal

sasaran siapa aja kan bisa jadi

sasaran program, kayak

penyakit menular kan yang kena

bisa siapa aja. Cuman kalau

ditambah target programnya

biasanya butuh tambahan

personel di kegiatan tersebut

agar bisa diintegrasikan dengan

kesehatan kerja juga butuh

personel tambahan

Merupakan faktor pendukung

dengan skor 8

Page 227: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Matriks Wawancara Informan Pendukung Puskesmas Jurang Mangu

No

Pertanyaan

Informan Pendukung

IP1

Sumber Dana 1. Bagaimana ketersediaan

sumber dana dari pemerintah untuk

program UKBM (Pos

UKK)

Setiap program dapat bantuan dari pemerintah, sekarang kan

dana kapitasi. Kalau buat posyandu juga ada dari pemerintah

tersedia.

Program Kesehatan Yang Terintegrasi

2. Apa saja kegiatan

promotif yang dilakukan

?

Ya setau saya sih ada penyuluhan DBD

3. Bagaimana bila kegiatan promotif yang dilakukan

diintegrasikan untuk

pekerja juga?

Saya kurang tau kalau itu, tapi ya penyuluhan DBD dimana

aja dilakukan penyuluhannya ke warga-warga

4. Apa saja pelayanan preventif yang dilakukan

oleh puskesmas?

Kayak pembagian bubuk abate gitu ya ada ke warga-warga

5. Apa pendapat anda mengenai pelayanan

preventif yang

diintegrasikan untuk

kesehatan kerja?

Kurang tau ya. Tapi dibagikan ke semua warga.

6. Apa saja pelayanan

kuratif yang diberikan

oleh puskesmas?

Ya banyak mas tergantung sakitnya sakit apa. Ada poli anak,

ada poli TB dan sebagainya

7. Apa pendapat anda Para pekerja juga boleh kok saat sakit

Page 228: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Pendukung

IP1

mengenai pelayanan kuratif yang

diintegrasikan untuk

kesehatan kerja? 8. Apa saja pelayanan

rehabilitatif yang

diberikan oleh

puskesmas?

Di sini ga ada sepertinya

9. Apa pendapat anda mengenai pelayanan

rehabilitatif yang

diintegrasikan untuk kesehatan kerja?

Ga ada

Potensi Pembentukan Pos UKK 10. Bagaimana pendapat

mengenai keberadaan sejumlah kelompok

pekerja di Jurang

Mangu? Apakah mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-

10)

Saya setuju itu skor nya 7

11. Bagaimana pendapat mengenai kondisi

pengetahuan pekerja

mengenai kader kesehatan? Apakah

mendukung/menghambat

Iya itu juga 7

Page 229: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Pendukung

IP1

berdirinya Pos UKK? (1-10)

12. Bagaimana pendapat

mengenai persepsi

positif tentang tugas kader kesehatan?

Apakah

mendukung/menghambat berdirinya Pos UKK? (1-

10)

-

13. Bagaimana pendapat

mengenai pekerja yang membutuhkan pelayanan

kesehatan kerja? Apakah

mendukung/menghambat berdirinya Pos UKK? (1-

10)

Mendukung ma situ 7 skornya

14. Bagaimana pendapat

mengenai pekerja yang belum mempunyai

keinginan menjadi kader

kesehatan kerja? Apakah mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-

10)

-

15. Bagaimana pendapat mengenai pekerja yang

menyediakan tempat

-

Page 230: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Pendukung

IP1

pelaksanaan kesehatan kerja? Apakah

mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-

10) 16. Bagaimana pendapat

mengenai pekerja yang

menyediakan sarana utnuk kegiatan kesehatan

kerja? Apakah

mendukung/menghambat

berdirinya Pos UKK? (1-10)

-

17. Bagaiamana pendapat

mengenai pekerja yang tidak mau mengadakan

iuran untuk kesehatan

kerja? Apakah

mendukung/menghambat berdirinya Pos UKK? (1-

10)

-

18. Bagaimana pendapat mengenai program

keseshatan yang

dilaksanakan oleh

Puskesmas Jurang Mangu? Apakah

mendukung/menghambat

-

Page 231: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan

Informan Pendukung

IP1

berdirinya Pos UKK? (1-10)

Matrik WawancaraInforman Utama Jumlah Kelompok Pekerja Sejenis

No

Pertanyaan Informan Utama

IU20 IU21 Kesimpulan

Kelompok Pekerja Sejenis 1. Berapa banyak IKM

Konveksi yang ada di

Jurang Mangu?

Jadi kalau di Jurang Mangu itu

paling banyak ada IKM

konveksi, sampe ada namanya

kampung konveksi. Adanya di

Jurang Mangu Timur yang

paling banyak, juga ada

beberapa di Jurang Mangu

Barat. Di sana ada sekitar

ratusan IKM konveksi

Ada banyak mas pengusaha

konveksi di sini, kira-kira

seratusan lebih. Di Jurang

Mangu Barat ada, di Jurang

Mangu Timur juga ada.

Kayaknya banyakan yang di

Timur mas. Jaraknya ga jauh-

jauh cuman ya beda jalan aja

tapi tetep satu wilayah

Terdapat lebih banyak IKM

Konveksi di Jurang Mangu Timur

daripada IKM Konveksi di Jurang

Mangu Barat

2 Setiap IKM Konveksi memiliki berapa pekerja?

Setiap IKM ya ada banyak

pekerjanya sekitar 8 paling

sedikit, ada juga yang sampe

10

Masing-masing tempat ya ada

yang 7, ada yang 8, kalau yang

paling banyak banget ya 15

pekerjanya

Terdapat minimal 8 orang pekerja

pada setiap IKM Konveksi

3. Apakah terdapat IKM

selain IKM Konveksi di Ya kalau selain IKM konveksi

ada juga IKM makanan dan

Terdapat IKM Makanan &

Minuman selain IKM Konveksi

Page 232: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No

Pertanyaan Informan Utama

IU20 IU21 Kesimpulan

Jurang Mangu? minuman, sesuai data kita sih

yang didata berdasarkan yang

ikut pengajuan sertifikasi halal

saja

Page 233: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Lampiran 4

MATRIKS HASIL TELAAH DOKUMEN

No. Aspek yang

diteliti Sumber

Ketersediaan dokumen

Keterangan Tersedia

Tidak

Tersedia

1. Jenis Kelompok

Pekerja

Revitalisasi alat

konveksi √ 1. Terdapat 178 IKM Konveksi di wilayah Pondok Aren

2. Terdapat 86 IKM Konveksi di wilayah Jurang Mangu Timur

3. Terdapat 48 IKM Konveksi di wilayah Jurang Mangu Barat

Pengajuan

sertifikasi halal √ Terdapat 18 IKM Makanan & Minuman di kecamatan Pondok Aren.

Di kelurahan Jurang Mangu terdapat 6 IKM Makanan & Minuman

2. Program

Kesehatan

Kinerja Puskesmas

tahun 2015-2016

1. Terdapat 15 kegiatan promotif yang dilaksanakan sesuai

Permenkes 100 tahun 2015 2. Terdapat 9 kegiatan preventif yang dilaksanakan sesuai

Permenkes 100 tahun 2015 3. Terdapat 2 kegiatan kuratif yang dilaksanakan sesuai Permenkes

100 tahun 2015 4. Tidak terdapat kegiatan rehabilitatif

Page 234: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI

IKM Konveksi Jurang Mangu Timur

No. Item Observasi Ada Tidak

Ada Keterangan

Tempat Pembentukan

1.

Bangunan atau ruang yang dapat

digunakan sebagai tempat pelaksanaan

kegiatan Pos UKK Terintegrasi

Terdapat ruangan yang

dapat digunakan sebagai

tempat pelaksanaan

kegiatan Pos UKK

Terintegrasi dari Pak RW

yang juga digunakan

untuk tempat Posyandu

Sarana

2.

Ketersediaan Sarana

a. Meja & kursi √ Terdapat 3 meja dan 5

kursi untuk kegiatan

b. Timbangan badan √ Terdapat 1 buah

c. Alat ukur tinggi badan √ Terdapat 1 buah

d. Tensimeter digital √ Tidak terdapat

e. Alat ukur lingkar perut √ Terdapat banyak

(meteran)

f. Lampu senter √ Terdapat 1 buah

g. Kotak P3K dan isinya

Terdapat 1 buah kotak

P3K namun isinya tidak

lengkap

h. Media KIE √ Tidak terdapat

i. Alat tulis & buku pencatatan

Terdapat pulpen dan

pensil yang dapat

digunakan serta 3 buah

buku pencatatan

j. Contoh APD √ Tidak terdapat

Page 235: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

IKM Konveksi Jurang Mangu Barat

No. Item Observasi Ada Tidak

Ada Keterangan

Tempat Pembentukan

1.

Bangunan atau ruang yang dapat

digunakan sebagai tempat pelaksanaan

kegiatan Pos UKK Terintegrasi

Tidak terdapat tempat

dari warga pekerja

Sarana

2.

Ketersediaan Sarana

a. Meja & kursi √ Terdapat 2 meja dan 4

kursi yang dapat

digunakan

b. Timbangan badan √ Terdapat 1 buah

c. Alat ukur tinggi badan √ Tidak terdapat

d. Tensimeter digital √ Tidak terdapat

e. Alat ukur lingkar perut √

Terdapat banyak

(meteran)

f. Lampu senter √ Terdapat 1 buah

g. Kotak P3K dan isinya √ Tidak terdapat

h. Media KIE √ Tidak terdapat

i. Alat tulis

Terdapat pulpen dan

pensil yang dapat

digunakan dan terdapat 3

buah buku pencatatan

j. Contoh APD √ Tidak terdapat

IKM Makanan & Minuman

No. Item Observasi Ada Tidak

Ada Keterangan

Tempat Pembentukan

1.

Bangunan atau ruang yang dapat

digunakan sebagai tempat pelaksanaan

kegiatan Pos UKK Terintegrasi

Tidak terdapat tempat

dari warga pekerja

Sarana

2.

Ketersediaan Sarana

a. Meja & kursi √ Terdapat 1 meja dan 2

kursi yang dapat

digunakan

b. Timbangan badan √ Terdapat 1 buah

Page 236: PEMETAAN POTENSI PEMBENTUKAN POS UPAYA KESEHATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36638/1/Ruditho... · KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. PROGRAM STUDI KESEHATAN

No. Item Observasi Ada Tidak

Ada Keterangan

c. Alat ukur tinggi badan √ Tidak terdapat

d. Tensimeter digital √ Tidak terdapat

e. Alat ukur lingkar perut √ Tidak terdapat

f. Lampu senter √ Terdapat 1 buah

g. Kotak P3K dan isinya √ Tidak terdapat

h. Media KIE √ Tidak terdapat

i. Alat tulis

Terdapat pulpen dan

pensil yang dapat

digunakan dan terdapat 2

buah buku pencatatan

j. Contoh APD √ Tidak terdapat