pemerintahan daerah provinsi jawa barat dinas …

106
PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN Jl. Kawaluyaan Indah Raya No. 6 Soekarno-Hatta : 022-87327711 Bandung 40286 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2020

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN Jl. Kawaluyaan Indah Raya No. 6 Soekarno-Hatta : 022-87327711

Bandung 40286

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LKIP)

DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN

PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2020

Page 2: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 dapat diselesaikan, sebagai bentuk akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan selama Tahun 2020. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tahun 2020 merupakan capaian kinerja pada tahun kedua dalam periode RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005 – 2025. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) disusun berdasarkan pada Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yaitu untuk meningkatkan efektifitas penggunaan anggaran berorientasi pada hasil dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 serta PP No 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja. Penyusunan LKIP merupakan bentuk komitmen terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Bertujuan memberikan informasi kinerja yang terukur, sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan, gambaran capaian kinerja, analisa dan evaluasi terhadap indikator kinerja termasuk atas analisa efisiensi penggunaan sumberdaya. Demikian kami sampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun 2020, semoga bermanpaat dan sebagai bahan pertimbangan. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT,

Page 3: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI i

TABEL Ii

GAMBAR Ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 6

1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................7

1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ................................................... 8

BAB II PERENCANAAN KINERJA 11

2.1 Rencana Stratejik............................................................................................ 11

2.1.1. Visi dan Misi ...................................................................................... 11

2.1.2. Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran ................................ 14

2.1.3. Strategi, Kebijakan dan Program ............................................. 21

2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 .............................................................. . 25

BAB III Akuntabilitas Kinerja 27

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ....................................................................... 27

3.1.1. Kerangka Pengukuran Kinerja ................................................... 27

3.1.2. Pengukuran Indikator Kinerja ................................................... 28

3.2 Realisasi Anggaran ........................................................................................ 37

3.2.1. Pengelolaan Dana APBD ............................................................. 37

3.2.2. Pengelolaan Dana APBN ........................................................... 55

BAB IV PENUTUP 57

4.1 Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja .................................................... 57

4.2 Kendala, Hambatan dan Pencapaian Kinerja serta

Tingkat Antisipatif ...................................................................................... 59

LAMPIRAN 61

Page 4: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

ii

TABEL

Tabel Hal

1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023..................

17

2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan 2018-2023.........................................................

23

3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Dan Peternakan Provinsi Jawa Barat........................................................

25

4 Alokasi Anggaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat Tahun 2019...................................................................

26

5 Pengukuran Kinerja Dinas Ketahanan pangan dan Peternakan

Tahun 2019.......................................................................................................

28

6 Katagori Penilaian Pengukuran Kinerja Dinas Ketahanan pangan

dan Peternakan Tahun 2019...........................................................................

33

7 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kinerja Dinas

Ketahanan pangan dan Peternakan Tahun 2019 ...............................

35

8 Realisasi Anggaran terhadap Indikator Kinerja Program dan

Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tahun 2019 ..

37

9 Realisasi Anggaran APBN Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan lingkup Badan Ketahanan Pangan .......................................

55

10 Anggaran APBN Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dari

lingkup Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan ...............................

56

Page 5: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

iii

GAMBAR

Gambar

Hal

1 Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat.............................................. 10

2 Grafik Tingkat Konsumsi Pangan Energi............................. 29

3 Grafik Tingkat Konsumsi Pangan Protein............................ 29

4 Grafik Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan............. 30

5 Grafik Skor PPH Ketersediaan ................................................ 31

5 Grafik Nilai Tukar Usaha Peternakan ( NTUP)................. 32

6 Grafik Komoditas Produksi Peternakan Daging.............. 32

7 Grafik Komoditas Produksi Peternakan Telur................. 33

8 Grafik Komoditas Produksi Peternakan Susu................... 33

Page 6: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku

kepentingan dalam rangka mencapai sasaran strategis dan target kinerja yang

telah ditetapkan. Setiap instansi pemerintah wajib mengevaluasi pencapaian

tujuan dan sasaran strategis kepada para stakeholders, yang dituangkan melalui

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) dilaksanakan untuk

penyusunan Laporan Kinerja dan dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan

penyelenggaraan sistem akuntabilitas pemerintahan dan tata cara pengendalian

serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan. Penyusunan Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat dilakukan merupakan dasar penilaian dari sasaran Rencana

Strategis (Renstra). Sebagaimana amanat Permendagri 86 tahun 2017 terhadap

pasal 170.

Rencana strategis akan memberikan arah pembangunan organisasi dalam

jangka menengah sedangkan Rencana Kerja/Rencana Kinerja Tahunan dan

Perjanjian Kinerja menetapkan target dan komitmen kinerja yang akan

diwujudkan dalam tahun tertentu. Rencana Kerja/Rencana Kinerja Tahunan

(annual performance plan) merupakan penjabaran lebih lanjut dari rencana

strategis, didalamnya memuat seluruh rencana atau target kinerja yang hendak

dicapai dalam satu tahun yang dituangkan dalam sejumlah indikator kinerja

strategis (strategic performance indikators) yang relevan. Setiap triwulan Dinas

Ketahanan Pangan dan Petrnakan Provinsi Jawa Barat melaksanakan perbaikan-

perbaikan terhadap kinerja instansinya sehingga dapat terukur dengan baik.

Periode tahun 2018-2023 merupakan tahap kelima dari Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005 - 2025 yaitu tahap

memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan

Page 7: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

2

kemandirian masyarakat Jawa Barat, dengan titik berat pada upaya

penanggulangan masalah kemiskinan (Pro poor), pertumbuhan ekonomi (Pro

growth), penciptaan lapangan kerja (Pro job), upaya penanganan masalah

lingkungan hidup (Pro Environment), pencapaian target-target Millenium

Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs).

Kebijakan pembangunan Jawa Barat yang dilaksanakan melalui proses era

otonomi dan reformasi, dimana Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun

2019 berada pada tahapan lanjutan untuk memantapkan pembangunan secara

menyeluruh sebagai upaya menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat

dalam berbagai bidang, hal ini menuntut semua pihak untuk lebih fokus, tepat

sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Perubahan paradigma ini menuntut

keniscayaan akan adanya suatu manajemen pemerintahan yang menempatkan

pemerintah sebagai pelaku menjadi fasilitator, akselerator, dan regulator serta

lebih diarahkan untuk menjawab tantangan perubahan lingkungan dengan

menyiapkan suatu kondisi yang memungkinkan berkembangnya proses kreatif di

masyarakat, disamping dituntut manajemen yang transparan dan dapat

dipertanggung-jawabkan pada berbagai tingkatan penyelenggaraan

pemerintahan, termasuk di pemerintahan daerah provinsi.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam

Undang-undang Nomor 23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor

32 tahun 2004, Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

mengamanatkan pemerintahan di daerah berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusannya sendiri menurut azas otonomi dan tugas pembantuan.

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah

memberikan perubahan di berbagai tatanan pemerintahan di daerah, termasuk

didalamnya perubahan kewenangan yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam

rangka melaksanakan pembangunan di daerah.

Page 8: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

3

Sehubungan dengan hal tersebut, maka sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun

2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan Permendagri 86 tahun 2017 tentang

Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata

Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,

serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah.

Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

negara, diwajibkan untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok

dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya, dengan didasarkan

suatu perencanaan strategik yang ditetapkan oleh intansi masing-masing. Hal ini

berkaitan dengan kegiatan manajemen pemerintahan yang paling tidak mencakup

tiga komponen utama, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

atau mengendalikan. Dalam siklus tersebut, monitoring dan evaluasi merupakan

unsur penting yang dapat memberi input balik kepada perencanaan karena

evaluasi dapat menilai kinerja sebuah organisasi dalam satu kurun waktu

tertentu.

Dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan kinerjanya, sebagaimana

diatur juga, dalam PP No 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja,

Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, setiap unit organisasi pemerintah Esselon II

diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) setiap

tahunnya. Secara teknis penyusunan LKIP mengacu kepada Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Keputusan

Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang

Perbaikan Pedoman Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat merupakan

salah satu bagian dalam Pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang bertanggung

jawab dalam bidang ketahanan pangan dan peternakan untuk menyusun LKIP ini,

Page 9: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

4

dengan menggambarkan kinerja selama tahun 2020 yang didasarkan kepada

Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat sebagai salah

satu Organisasi Perangkat Daerah yang membantu Gubernur dalam menjalankan

kewenangan Desentralisasi, serta kewenangan lainnya yang berazaskan

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, berkewajiban untuk menyampaikan

Laporan Kinerjanya dari hasil pelaksanaan kegiatan berbagai urusan pemerintah

daerah pada bidang ketahanan pangan dan peternakan selama satu tahun.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyusun suatu capaian pembangunan

Jawa Barat dalam bentuk “Common Goals” yang diterjemahkan melalui kegiatan sektoral serta kewilayahan dengan melakukan evaluasi tahun sebelum serta

penetapan anggaran untuk mencapai target pembangunan yang ditetapkan.

Terkait dengan common goals tersebut, maka sektor ketahanan pangan dan

peternakan sangat berkepentingan dengan dua hal, yaitu ketahanan pangan,

khususnya dalam meningkatkan serta mempertahankan kuantitas dan kualitas

pangan dan gizi. Kontribusi ini tentunya dapat dicapai ketika sektor ketahanan

pangan dan peternakan mampu secara berkelanjutan memberikan insentif

kepada seluruh pelaku didalam sektor yang kemudian pada gilirannya akan menjadi “key driver” untuk pertumbuhan di sektor-sektor lainnya.

Keberhasilan yang telah dicapai, dalam pengembangan ketahanan pangan

dan peternakan masih ditemukan berbagai hambatan, tantangan dan peluang,

mulai dari masalah 1) pembangunan sektor non pertanian sangat tinggi, 2)

kondisi alam yang berbeda antara Jabar Utara dan Jabar Selatan, 3) rawan

bencana alam, 4) angka kemiskinan 7,88 persen % (rawan pangan), BPS bulan

Maret 2020, 5) rawan pangan melibatkan banyak aspek seperti : akses lisrik, air

bersih, pendidikan (SD), stunting, akses jalan roda 4, buta huruf serta kematian

ibu melahirkan dan anak lahir, 6) terbatasnya produksi pakan ternak HPT dan

mengembangkan budidaya HPT, 7) alih fungsi lahan dan kompetisi pemanfaatan

lahan non pangan, 8) masih rendahnya kemampuan peternak dalam

meningkatkan produktivitas, kualitas, daya saing, berkelanjutan, ketersediaan air,

nilai tambah, pengolahan dan kelembagaan kelompok ternak, 9) aksesibilitas

peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan terbatas, 10)

Page 10: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

5

Rendahnya perlindungan terhadap peternak dan 11) minat masyarakat untuk

beternak yang semakin menurun dan rendahnya keterlibatan generasi muda.

Tantangan lainnya 1) Terpokus pada peningkatan produksi belum

mempertimbangkan kecukupan gizi (nutrition sensitive production system) 2)

Tingginya konsumsi padi-padian terutama beras dan masih rendahnya konsumsi

pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur dan buah, 3) Masih rendah konsumsi

penganekaragaman pangan dan pemanfaatan pangan lokal 4) Rata-rata usia

peternak/petani berusia lanjut dan berpendidikan rendah (SD) 5) Mayoritas

kepemilikan ternak sapi 2- 3 ekor dan 6) Masih tingginya impor bahan pangan

(daging). Sedangkan peluangya Pemasok pangan utama DKI Jakarta, Konsumen

pangan paling tinggi dan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).

Tahun Anggaran 2020, dalam rangka menjalankan Tugas Pokok dan

Fungsi penyelenggaraan pemerintahan di sektor ketahanan pangan dan

peternakan maka, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

memperoleh alokasi APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 69.458.878.404,-

(murni), kemudian anggaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat berubah menjadi Rp. 39.637.071.052, dengan realisasi keuangan

sebesar Rp. 37.770.826.663,- (95,29 %) dengan sisa anggaran sebesar Rp.

1,866,244,389,- merupakan hasil efisiensi kegiatan.

Adapun pagu alokasi anggaran APBN secara keseluruhan Tahun 2020

tersebut sebesar Rp. 38.948.241.000,- dan pencapaian realisasi keuangan sebesar

Rp. 38.310.720.965,- atau (98,36 %). Dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan

Hewan Kementrian Pertanian melalui Tugas Pembantuan sebesar Rp.

13.803.942.000,-, penyerapan sebesar Rp. 13.528.752.625 atau 98,01 %, PSP

sebesar Rp. 3.257.870.000,- penyerapan sebesar Rp. 3.210.289.390,- atau 98,54

%, sedangkan dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian melalui

dekonsentrasi sebesar Rp. 21.886.429.000,-. Penyerapan sebesar Rp.

21.571.678.950,- atau sebesar 98,56 %.

1.2. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 dimaksudkan sebagai

Page 11: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

6

bentuk pertanggungjawaban serta informasi penting tentang capaian kinerja

organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam

satu tahun dengan proses pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan

berkaitan dengan penggunaan anggaran yang telah direalisasikan. Penyusunan

Laporan Kinerja Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat adalah sebagai sarana dalam menyampaikan

pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholder (Gubernur, DPRD

maupun masyarakat) atas pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan

pengelolaan sumberdaya yang telah dipercayakan kepada Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Selain sebagai bahan evaluasi

akuntabilitas kinerja, LKIP diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka :

1. Mendorong Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

untuk melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang

ketahanan pangan dan peternakan secara baik dan benar, didasarkan kepada

peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan

dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat di seluruh Jawa Barat;

2. Menjadikan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat yang

akuntabel, sehingga dapat berperan secara efisien, efektif dan responsif

terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan yang tentram, tertib dan

kondusif;

3. Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan

dalam rangka meningkatkan kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat guna membantu pelayanan kepada masyarakat lebih baik;

4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat di Jawa Barat terhadap

penyelenggara Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

1.3. Dasar Hukum

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020, didasari oleh

landasan hukum sebagai berikut :

Page 12: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

7

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; (Azas

akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara)

2. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Penerapan anggaran

berbasis prestasi kerja)

3. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Penerapan

anggaran berbasis prestasi kerja)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah; (Kewajiban melaporkan akuntabilitas

keuangan dan kinerja pemerintah)

5. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah; (SAKIP diperlukan untuk meningkatkan

efektifitas penggunaan anggaran berorientasi pada hasil)

6. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan

dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);

9. Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang tentang tata cara perencanaan,

pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, tata cara evaluasi

rancangan peraturan daerah tentang rencana pembangunan jangka panjang

daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah, serta tata cara

perubahan rencana pembangunan jangka panjang daerah, rencana

pembangunan jangka menengah daerah, dan rencana kerja pemerintah

daerah

Page 13: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

8

10. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003

tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 61 Tahun 2017 tentang Tugas Pokok,

Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029

(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran

Daerah Nomor 86); dan

13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025

(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran

Daerah Nomor 87);

14. Peraturan Gubernur No. 15 Tahun 2019 tanggal 4 April 2019 tentang

Rencana Strategis Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023

1.4. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, merupakan

salah satu perangkat daerah dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, sesuai

dengan Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2017 Tanggal 29 Desember 2017

tentang tugas pokok, fungsi, rincian tugas unit, dan tata kerja Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas pokok dan

fungsi sebagai berikut :

a. Tugas Pokok

Melaksanakan urusan pemerintahan bidang pangan dan bidang pertanian, sub

urusan peternakan, meliputi ketersediaan dan distribusi, konsumsi dan

pengembangan sumber daya manusia, produksi peternakan serta kesehatan

hewan dan kesehatan masyarakat veteriner yang menjadi kewenangan

Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk

Page 14: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

9

Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas

pembantuan sesuai bidang tugasnya.

b. Fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan

dan bidang pertanian, sub urusan peternakan yang menjadi kewenangan

Provinsi;

2. Penyelenggaraan ketahanan pangan dan pertanian, sub urusan peternakan

yang menjadi kewenangan Provinsi;

3. Penyelenggaraan administrasi Dinas;

4. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan

5. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan program pembangunan

ketahanan pangan dan peternakan, dengan titik beratnya diarahkan pada

peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis peternakan, maka

susunan organisasi pelaksananya sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat sebagai

tugas pokok merumuskan, menetapkan, memimpin, mengkordinasikan dan

mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok dinas serta pembina dan

penanggungjawab program.

2. Sekretaris, Kepala Bidang Konsumsi dan SDM, Kepala Bidang Ketersediaan

dan Distribusi, Kepala Bidang Produksi Peternakan, dan Kepala Kesehatan

Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner adalah sebagai pembina dan

penanggungjawab kegiatan.

3. Kepala UPTD : Balai Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

Cikole Lembang, Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan

Ternak Cikole Lembang dengan Satuan Pelayanan Pengembangan Ternak

Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak Bunihayu Subang, Balai Pelatihan

Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole Lembang, UPTD. Rumah Sakit

Hewan, Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole

Lembang, Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan, Balai

Page 15: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

10

Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing Margawati dengan

Satuan Pelayanan Pengembangan Perbibitan Ternak Domba Dan Kambing

Tambakmekar Subang, Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi

Buatan Ternak Sapi Potong Ciamis, Balai Perbibitan dan Pengembangan

Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah Bunikasih, Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi adalah sebagai pembina dan

penanggungjawab kegiatan.

4. Kepala Seksi/ Kepala Sub Bagian dan Kelompok Fungsional Lingkup Dinas

sebagai Pelaksana Penyelenggara Teknis Kegiatan.

Adapun Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUBBAGIAN

PERENCANAAN DAN

PELAPORAN

SUBBAGIAN

KEUANGAN DAN ASET

SUBBAGIAN

KEPEGAWAIAN DAN

UMUM

BIDANG

KETERSEDIAAN DAN

DISTRIBUSI

BIDANG

KONSUMSI DAN

PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA MANUSIA

BIDANG

PRODUKSI PETERNAKAN

BIDANG

KESEHATAN HEWAN

DAN KESMAVET

JABATAN

FUNGSIONAL

SEKSI

KETERSEDIAAN &

KERAWANAN PANGAN

SEKSI

CADANGAN DAN

DISTRIBUSI

SEKSI

SUMBER DAYA DAN

CADANGAN PANGAN

SEKSI

PENGANEKARAGAMAN

PANGAN

SEKSI

KONSUMSI DAN KEAMANAN

PANGAN

SEKSI

SUMBERDAYA MANUSIA

SEKSI

PERBIBITAN

SEKSI

PENGEMBANGAN USAHA

SEKSI

PRASARANA DAN SARANA

PETERNAKAN

SEKSI

PENGAMATAN PENYAKIT

DAN PENGAWASAN OBAT

HEWAN

SEKSI

PENCEGAHAN DAN

PEMBERANTASAN

SEKSI

KESEHATAN

MASYARAKAT

VETERINER

UPTD

Page 16: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

11

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Stratejik

2.1.1. Visi dan Misi

Sesuai dengan upaya-upaya pembangunan ketahanan pangan dan

peternakan di Jawa Barat, idealnya sektor ketahanan pangan dan

peternakan dapat menjadi sektor pemacu pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Jawa Barat. Peningkatan produktivitas ketahanan pangan dan

peternakan diindikasikan dapat memicu berputarnya ekonomi regional

mengingat bahwa output yang dihasilkan berpotensi memiliki nilai tambah

relatif lebih tinggi dari sub sektor lainnya. Terciptanya pertumbuhan

ekonomi didalam sektor ketahanan pangan dan peternakan Jawa Barat

secara langsung akan menimbulkan dampak keterkaitan; keterkaitan ke

belakang dalam bentuk meningkatnya permintaan terhadap pasar input

usaha ternak, dan keterkaitan ke depan didalam bentuk meningkatnya

permintaan terhadap barang-barang konsumsi dari rumah tangga sebagai

implikasi dari meningkatnya pendapatan dari usaha tani atau ternak

tersebut.

Adapun beberapa isu-isu stratejik yang terkait dengan sektor

ketahanan pangan dan peternakan yaitu :

1. Terpokus pada peningkatan produksi dengan mempertimbangkan

kecukupan gizi (nutrition sensitive production system).

2. Menekan tingginya konsumsi padi-padian terutama beras dengan

meningkatkan konsumsi pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur

dan buah.

3. Meningkatkan konsumsi penganekaragaman pangan dan pemanfaatan

pangan lokal.

4. Membangun sektor pertanian khususnya sub sektor peternakan

(pangan hewani) untuk mengimbangi pembangunan sektor non

pertanian yang sangat sangat tinggi.

2. Pokus pembangunan sesuai dengan kondisi alam yang berbeda antara

Jabar Utara dan Jabar Selatan

Page 17: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

12

3. Ketersediaan pangan dalam mengantisipasi rawan bencana alam.

4. Sektor pangan dan peternakan menjadikan usaha untuk penurunan

kemiskinan dikantung-kantung daerah miskin yang rawan pangan

(angka kemiskinan 7.88 % , BPS bulan Maret 2020)

5. Rawan pangan melibatkan banyak aspek seperti : akses lisrik, air

bersih, pendidikan (SD), pangan (Stunting), akses jalan roda 4, buta

huruf serta kematian ibu melahirkan dan anak lahir

6. Peningkatan SDM dan daya tarik genersai muda (kususunya para

sarjana) untuk menekan peternak dengan rata-rata usia

peternak/petani berusia lanjut dan berpendidikan rendah (SD)

7. Perbaikan fasilitas sarana prasarana diharapkan menikatkan

kepemilikan kepemilikan ternak sapi diatas 2- 3 ekor

8. Meningkatkan populasi sapi potong untuk menekan tingginya impor

bahan pangan (daging)

9. Dikembangkan penanaman HPT dan perluasan penanaman HPT untuk

menanggulangi terbatasnya produksi pakan ternak HPT dan

mengembangkan budidaya HPT dengan

10. Pengembangan kawasan peternakan untuk mempertahankan alih

fungsi lahan dan Kompetisi pemanfaatan lahan non pangan

11. Peningkatan SDM untuk meningkatkan kemampuan peternak dalam

meningkatkan produktivitas, kualitas, daya saing, berkelanjutan,

ketersediaan air, nilai tambah, pengolahan dan kelembagaan

kelompok ternak

12. Aksesibilitas peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan

permodalan terbatas

13. Kebijakan peternakan dalam keberpihakan terhadap kelangsungan

perlindungan terhadap peternak

14. Daya tarik masyarakat untuk beternak sebagai profesi menjanjikan

dalam upaya menarik minat masyarakat yang semakin menurun dan

rendahnya keterlibatan generasi muda.

Visi Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023 menjadi arah bagi

pembangunan sampai dengan 5 (lima) tahun mendatang. Berbagai kebijakan

pembangunan jangka menengah Jawa Barat sampai dengan Tahun 2023

Page 18: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

13

difokuskan untuk mewujudkan visi tersebut. Adapun visi pembangunan

jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, adalah :

“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin

dengan Inovasi dan Kolaborasi”

Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018-2023 memiliki makna

sebagai berikut :

Jabar Juara Lahir Batin : Pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup

masyarakat baik lahir maupun batin.

Pembangunan diarahkan untuk mewujudkan

masyarakat Jawa Barat berdaya saing dan

mandiri.

Inovasi : Pembangunan yang dilaksanakan di berbagai

sektor dan wilayah didukung dengan inovasi yang

ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik,

kualitas hidup, dan pembangunan berkelanjutan.

Kolaborasi : Perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi

antar tingkatan pemerintahan, antar wilayah, dan

antar pelaku pembangunan untuk memanfaatkan

potensi dan peluang serta menjawab

permasalahan dan tantangan pembangunan.

Dalam mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi pembangunan

Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023, yaitu :

1. Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran

Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban.

2. Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif

Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif.

3. Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis

Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan

Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah.

Page 19: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

14

4. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang

Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi

dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan.

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan

yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Telahaan tersebut, dapat disimpulkan Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat pada visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi” masuk kedalam misi 4 yaitu : “Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang

Sejahtera dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi

dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan”

Sasaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dari

misi 4 tersebut adalah : “Jawa Barat sebagai daerah pertanian, perikanan dan kelautan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan”

2.1.2. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja

A. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan

dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Perumusan tujuan pembangunan

jangka menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat ditempuh dengan menelaah arah kebijakan dan sasaran pokok

RPJMD Provinsi Jawa Barat. Kebijakan pembangunan Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam mendukung jangka

memengah nasional dan isu-isu strategis yang telah ditetapkan

sebelumnya. Selanjutnya, tujuan tersebut dikolaborasi dengan visi dan

misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih untuk

menghasilkan rumusan tujuan pembangunan Jawa Barat sampai dengan

Tahun 2023. Tujuan RPJMD pada misi 4 (empat) adalah ”mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta

Page 20: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

15

mengurangi disparitas ekonomi” yang merupakan perwujudan dari lingkup bidang ekonomi. Untuk mendukung tujuan tersebut maka, di

dukung oleh Perangkat Daerah lingkup bidang ekonomi diantaranya oleh

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dengan tujuan periode tahun

2018-2023 adalah :

“Meningkatkan serta mempertahankan kuantitas dan kualitas

pangan dan gizi”

Pemenuhan ketersediaan pangan sebagai salah bentuk untuk

mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan berdaya saing dalam rangka

meningkatkan pembangunan ketahanan pangan dan peternakan di Jawa

Barat. Ketahanan pangan didukung oleh beberapa sub sektor pertanian

antara lain peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, tanaman

pangan dan hortikutura. Ketersediaan pangan diawali dengan hasil

produksi pertanian (peternakan, perikanan, kehutanan, perkebunan,

tanaman pangan dan hortikutura) yang melimpah dan mencukupi baik

kualitas maupun kuantitas. Pergerakan perkembangan produksi pertanian

akan menggerakan pertumbuhan ekonomi dan berdaya saing.

B. Sasaran

Pernyataan tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dijabarkan

kedalam sasaran. Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan

tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan daerah yang diperoleh dari

pencapaian hasil (outcome) program Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat. Sasaran Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat selain menerjemahkan sasaran dari visi

dan misi kepala daerah terpilih, sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok

RPJMD. Hal ini dimaksudkan agar sasaran pembangunan jangka menengah

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat merupakan

sarana untuk melaksanakan dan sekaligus upaya untuk mewujudkan

sasaran pembangunan jangka panjang Jawa Barat 2005-2025.

Sasaran dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat periode tahun 2018-2023 adalah :

Page 21: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

16

1). Pemenuhan ketersediaan pangan

2). Meningkatnya Produksi Peternakan dan

3). Terpenuhinya dukungan manajemen perkantoran.

Sasaran tersebut sebagai lanjutan dari tujuan dinas yang terbagi

kedalam pangan dan peternakan. Pangan secara umum dalam upaya

meningkatkan konsumsi dan ketersediaan baik dari segi mutu maupun

jumlahnya. Sasaran meningkatnya produksi peternakan adalah dalam

upaya meningkatkan ketersediaan protein hewani. Sasaran

terpenuhinya dukungan manajemen perkantoran adalah sasaran

pelayanan fixed cost untuk memenuhi kebutuhan operasional

perkantoran dan mendukung sasaran prioritas (non fixed cost). Untuk

mendukung sasaran tersebut masing-masing memiliki indikator kinerja

sebagai target kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat.

C. Indikator Kinerja

Indikator dari tujuan meningkatkan dan mempertahankan

kualitas serta kuantitas pangan dan gizi adalah Tingkat 1) Konsumsi

Pangan Energi dan Protein, dan 2) Nilai Tukar Usaha Peternakan

(NTUP), sedangkan sasaran indikatornya adalah 1) Skor Pola Pangan

Harapan Ketersediaan, 2) Persentase Peningkatan Keamanan Pangan

Segar Asal Tumbuhan Sesuai Standar Mutu dan Keamanan Pangan 3)

Produksi Komoditas Peternakan (Daging, Telur, Susu) dan 4)

Persentase Peningkatan Mutu Produk Hewan, dan 5) tingkat

pemenuhan dukungan manajemen perkantoran.

Untuk lebih jelasnya tujan, sasaran dan indikator Kinerja Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-

2023 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 22: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

17

Tabel 1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023.

Tujuan Sasaran

Strategis

Indikator Kinerja

Tujuan/Sasaran

Kondisi

Awal

Target Kinerja

2019 2020 2021 2022 2023

1 2 3 4 5

1 Meningkatk

an serta

mempertaha

nkan

kuantitas

dan kualitas

pangan dan

gizi

1.1

.

Pemenuhan

ketersediaan

pangan

1.1 Tingkat

Konsumsi

Pangan

- energy

(kkal/kap/hr) 2190 2150 2150 2150 2150 2150

- protein

(gr/kap/hr) 63,33 57 57 57 57 57

1.2 Skor PPH

Ketersediaan

(point)

88 89,8 90,7 91,6 92,5 93,4

1.3 Persentase

keamanan

pangan segar

asal tumbuhan

yang sesuai SNI

(%)

83 84 - - - -

Presentase

peningkatan

keamanan

pangan segar

asal tumbuhan

sesuai standar

mutu dan

keamanan

pangan

0 0 10,10 10,27 11,35 12,67

1.2

.

Meningkatn

ya produksi

peternakan

2.1 Nilai Tukar

Usaha

Peternakan

(point)

125,87 126,07 100,0 101,0 102,5 104,0

2.2 Produksi

komoditas

peternakan (ton)

:

- Daging 990.195 1.043.467 1.021.699 1.084.574 1.147.449 1.210.324

- Telur 229.970 243.517 609.741 630.222 650.702 671.183

- Susu 310.461 326.698 335.773 372.403 409.032 445.662

2.3 Presentase

penigkatan mutu

produk hewan

- 3 10 10 10

1.3 Terpenuhiny

a dukungan

manajemen

perkantoran

3.1 Tingkat

pemenuhan

dukungan

manajemen

perkantoran (%)

74 76 64 80 85 90

Indikator kinerja tingkat konsumsi pangan energi

(kkal/kap/hr) dan protein (gr/kap/hr) berdasarkan Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi (WNPG 2012). Pengitungan tingkat konsumsi

energi dan protein berdasarkan susunan beragam pangan yang

didasarkan pada konsumsi energi dan protein dari kelompok pangan

utama (baik secara absolute maupun relative) dari suatu pola konsumsi

pangan dengan mempertahankan konsumsi energi 2150 kkal/kap/hr

dan protein 57 gr/kap/hr yang merupakan standar Angka Kecukupan

Gizi (AKG). Tingkat konsumsi energi dan protein menggambarkan

konsumsi penganekaragaman pangan yang mempengaruhi terhadap

Page 23: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

18

kondisi skor pola pangan harapan tingkat konsumsi. Dimana skor pola

pangan harapan menunjukan kualitas konsumsi pangan untuk

menciptakan manusia yang produktif, sehat, aktif dan berkelanjutan.

Pangan dan gizi merupakan unsur yang sangat penting dalam

peningkatan produktivitas dan perbaikan hidup penduduk. Penyediaan

pangan harus memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan dan

terjangkau seluruh individu setiap saat.

Indikator Skor PPH Ketersediaan (point) Suatu metode yang

digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi kelompok pangan

utama atau pola ketersediaan pangan yang didasarkan pada sumbangan

energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute maupun

relative). Ketersediaan diharapkan sampai tingkat rumah tangga

minimal 2400 kkal/kapita/hari dan protein 63 gram/kapita/hari.

Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap saat

baik kuantitas maupun kualitas, aman, bergizi dan terjangkau daya beli

masyarakat. Kekurangan pangan tidak hanya dapat menimbulkan

dampak sosial, ekonomi, bahkan dapat mengancam keamanan sosial.

Skor PPH ketersediaan dapat menggambarkan detail tentang

ketersediaan pangan defisit atau surplus, swasembada pangan,

ketergantungan pada impor, efisensi pasca panen, kompetisi

penggunaan pangan untuk manusia dan ternak, kecenderungan

produksi, ekspor, impor, stock pangan maupun kualitas/komposisi

pangan yang tersedia, selain itu juga untuk pengadaan produksi, impor

dan stock/cadangan dan penggunaan serta ketersediaan pangan untuk

konsumsi penduduk di masyarakat Jawa Barat.

Indikator persentase keamanan pangan segar asal tumbuhan

yang sesuai SNI merupakan pengawasan terhadap pangan segar asal

tumbuhan dalam upaya menyediakan Pangan Segar Asal Tumbuhan

(PSAT) yang bermutu, aman, sehat, dan layak konsumsi. Cara

perhitungannya adalah jumlah sampel komoditas pangan yang aman

dikonsumsi sesuai standar yang berlaku dalam kurun waktu tertentu di

bagi jumlah total sampel komoditas pangan yang diambil dilapangan

menurut ukuran yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu X 100 %.

Page 24: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

19

Pangan Segar Asal Tumbuhan merupakan pangan yang beresiko tinggi

terhadap cemaran kimia (residu pestisida, mikotoksin, logam berat)

yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Sehingga perlu dilakukan

pengawasan keamanan pangan terhadap pemasukan pangan segar asal

tumbuhan mulai petani sampai dengan konsumen. Batasan teknis ini

merupakan suatu hal yang telah disosialisasikan dan telah disetujui

dalam forum World Trade Organization (WTO). Instrument terkait

dengan keamanan pangan segar asal tumbuhan berdasarkan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 51 Tahun 2018 tentang Pangan Segar Asal

Tumbuhan (PSAT). Jumlah sampel yang diuji setiap tahunnya berubah-

rubah sesuai dengan anggaran yang tersedia.

Indikator Nilai Tukar Usaha Peternakan NTUP dengan

perhitungan sebagai proxy indikator kesejahteraan peternak, Nilai

Tukar Usaha Peternakan (NTUP) dengan cara membandingkan dua

indeks yaitu Indeks Harga Diterima Peternak (IT) dengan Indeks Harga

Dibayar Peternak (IB). Angka NTUP menunjukkan kemampuan tukar

(term of trade) komoditas hasil peternakan dengan barang dan jasa

konsumsi peternak baik untuk keperluan rumah tangga peternak

maupun biaya keperluan proses produksi. Semakin tinggi angka NTUP ˃100 point, maka ini berarti semakin baik dan kuat kemampuan daya

beli peternak.

Indeks harga yang diterima peternak (IT) adalah indeks harga

yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi

peternak. Nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang

dihasilkan peternak. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang

dalam penghitungan pendapatan sektor peternakan. IT dihitung

berdasarkan nilai jual hasil peternakan yang dihasilkan oleh peternak.

Indeks harga yang dibayar peternak (IB) adalah indeks harga yang

menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga peternak,

baik kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan

untuk proses produksi peternakan. Nilai IB, dapat dilihat fluktuasi harga

barang-barang yang dikonsumsi oleh peternak yang merupakan bagian

terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang

Page 25: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

20

diperlukan untuk memproduksi hasil peternakan. Perkembangan IB

juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan. IB

dihitung berdasarkan indeks harga yang harus dibayarkan oleh

peternak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan penambahan

barang modal dan biaya produksi, yang dibagi lagi menjadi sektor

makanan dan barang dan jasa non makanan.

Indikator kinerja produksi komoditas peternakan (ton) daging,

telur dan susu dengan perhitungan jumlah produksi peternakan

(daging, telur dan susu) dari tahun sebelumnya yang merupakan hasil

resultante dari jumlah produksi kabupaten/kota se-Jawa Barat.

Indikator ini menggambarkan kondisi produksi daging, susu dan telur

yang terdapat di wilayah Jawa Barat baik produksi dari hasil budidaya

ternak dari dalam maupun yang didatangkan dari luar Jawa Barat

untuk kebutuhan masyarakat. Produksi daging, telur dan susu secara

tidak langsung dapat menggambarkan populasi ternak setempat

walaupun ada sebagian didatangkan dari luar daerah setempat.

Terpenuhinya produksi daging, telur dan susu dari hasil pengembangan

budidaya ternak setempat dari suatu wilayah mencerminkan populasi

ternak yang cukup tinggi walaupun daerah satu dengan lainnya

memiliki ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan pangan hewani

di wilayah Jawa Barat. Ketersediaan produksi daging, telur dan susu

merupakan kelompok pangan hewani dalam menunjang kemandirian

ketahanan pangan agar masyarakat Jawa Barat sehat, aktif dan

produktif.

Penyediaan produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh

dan Halal (ASUH) maka sarana dan prasarana kesehatan masyarakat

veteriner harus memenuhi menerapkan hygine dan sanitasi sebagai

persyaratan kelayakan dasar jaminan keamanan dan mutu pangan.

Untuk memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi minimal adalah

melalui Sertifikasi Nomor Kontrol Veterier ( NKV ). Sesuai dengan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2020 tentang sertifikasi

Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan. Nomor Kontrol

Veteriner ( NKV ) adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah

Page 26: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

21

dipenuhinya persyaratan hygine sanitasi sebagai jaminan keamanan

produk hewan pada unit usaha produk hewan.

Indikator kinerja tingkat pemenuhan dukungan manajemen

perkantoran dengan perhitungan jumlah capaian dukungan manajemen

dibagi jumlah total dukungan manajemen x 100 %. Indikator kinerja ini

merupakan indikator pelayanan dasar seperti administrasi

perkantoran, pemeliharaan sarana dan prasarana, peningkatan sarana

dan prasarana sebagai faktor pendukung terhadap faktor utama dan

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam meningkatkan

pembangunan ketahanan pangan dan peternakan. Dukungan

manajemen perkantoran merupakan fungsi yang meliputi rangkaian

aktivitas manajemen dan pengarahan, tata laksana/penyelenggaraan,

pelaksana secara efisien, manajemen pengawasan, pengendalian dan

pengawasan, pengarahan dan pengawasan, pengarahan, perencanaan,

pengendalian dan pengorganisasian agar mencapai tujuan-tujuan yang

telah ditentukan pada tujuan dan sasaran dinas yang telah ditetapkan.

2.1.3. Strategi, Kebijakan dan Program

A. Strategi

Strategi memuat program-program sebagai prioritas

pembangunan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat untuk mencapai sasaran. Konsep strategi merupakan suatu

pendekatan yang menyeluruh yang berhubungan dengan pelaksanaan

gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun

waktu tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

strategi adalah koordinasi, sasaran, sumberdaya, efektivitas

pendanaan, dan sistem manajemen yang baik untuk mencapai tujuan

secara efektif.

Metode yang digunakan sebagai alat bantu dalam merumuskan

strategi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat

Tahun 2018-2023 yaitu metode SWOT. Analisis SWOT merupakan

analisis mengenai hal-hal pokok yang ada di lingkungan yang

diasumsikan berpengaruh terhadap apa yang terjadi dan yang akan

Page 27: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

22

terjadi di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan.

Lingkungan itu sendiri mencakup dua lingkungan pokok, yaitu

lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Dengan menggunakan analisis SWOT, diharapkan dapat

mengungkapkan faktor internal dan faktor eksternal yang dianggap

penting dalam mencapai tujuan, yaitu dengan mengidentifikasikan

kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity),

dan ancaman (threat). Analisis ini didasarkan pada logika berpikir

bahwa dalam menentukan strategi kebijakan yang akan

diimplementasikan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat harus memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan sekaligus

dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada, sehingga dapat

dicapai keseimbangan antara kondisi internal dengan kondisi eksternal.

B. Kebjakan

Arah Kebijakan merupakan rumusan kerangka pikir atau

kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dalam

mengantisipasi isu strategis di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan secara bertahap sebagai

penjabaran dari strategi. Arah kebijakan juga sebagai pedoman yang

wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi

yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran.

Selain itu arah kebijakan dapat memperjelas strategi sehingga lebih

spesifik atau fokus, konkrit, dan operasional. Arah kebijakan penting juga

untuk ketepatan dalam memilih kegiatan bagi program prioritas yang

menjadi tugas dan fungsi dinas yang lebih tepat dan rasional berdasarkan

strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor penentu

keberhasilan untuk mencapai sasaran dan tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan dan melanggar kepentingan umum.

Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat tahun 2018-2023 dalam penyelenggaraan pelayanan

ketahanan pangan dan peternakan adalah :

1. Penganekaragaman konsumsi pangan

Page 28: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

23

2. Akses masyarakat terhadap pangan berkualitas

3. Keamanan pangan segar asal tumbuhan

4. Kelembagaan dewan keamanan pangan

5. Peningkatan diversifikasi dan keamanan pangan

6. Peningkatan ketersediaan dan stabilisasi pasokan dan harga pangan

7. Koordinasi sektor produksi dengan pasar pengguna

8. Peningkatan cadangan pangan

9. Peningkatan penanggulangan daerah rentan pangan

10. Peningkatan SDM pangan dan peternakan

11. Peningkatan populasi ternak

12. Meningkatkan bibit unggul

13. Meningkatkan produktivitas ternak dan daya saing

14. Pengembangan budidaya dan lahan HPT

15. Penyediaan dan pengolahan pakan ternak HPT

16. Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk peternakan

17. Peningkatan sarana dan prasarana peternakan

18. Klasterisasi/kawasan peterneakan

19. Meningkatnya Kompetensi dan kinerja aparatur

Untuk lebih jelasnya skema tujuan, sasaran, strategi dan arah

kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan 2018-2023.

Visi Pemerintah Jawa Barat : “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”

Misi 4 : Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Umat Yang Sejahtera dan Adil Melalui

Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Memenuhi

ketersediaan

pangan

1 Meningkatkan

serta

mempertahankan

kualitas dan

kuantitas pangan

dan gizi

1. Peningkatan kualitas konsumsi

pangan dan gizi

2. Peningkatan kuantitas

konsumsi pangan dan gizi

3. Mempertahankan kualitas dan

kuantitas konsumsi pangan dan

gizi

4. Peningkatan pengawasan mutu

dan keamanan pangan

5. Peningkatan ketersediaan

pangan dan stabilisasi harga

6. Daerah rawan pangan yang

diintervensi

7. Penguatan kelembagaan

ketahanan pangan

1. Penganekaragaman konsumsi

pangan

2. Akses masyarakat terhadap

pangan berkualitas

3. Keamanan pangan segar asal

tumbuhan

4. Kelembagaan dewan keamanan

pangan

5. Peningkatan diversifikasi dan

keamanan pangan

6. Peningkatan ketersediaan dan

stabilisasi pasokan dan harga

pangan

7. Koordinasi sektor produksi

dengan pasar pengguna

Page 29: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

24

8. Peningkatan cadangan pangan

9. Peningkatan penanggulangan

daerah rentan pangan

10. Peningkatan SDM pangan dan

peternakan

2 Meningkatnya

produksi

peternakan

1. Peningkatan populasi dan

produksi komoditi ternak

2. Peningkatan Status Kesehatan

Hewan dan Peningkatan Status

Produk Hewan yang ASUH

3. Meningkatnya penyidikan dan

pengujian penyakit hewan dan

produk hewan

4. Meningkatnya jumlah

pelayanan kesehatan hewan

5. Peningkatan Kualitas Pakan

dan Bahan Pakan Ternak

6. Peningkatan produksi susu dan

HPT

7. Peningkatan produksi dan

produktivitas ternak dan hasil

ternak

8. Peningkatan produksi dan

produktivitas ternak dan hasil

ternak domba dan kamibing

9. Peningkatan produksi dan

produktivitas ternak dan hasil

ternak unggas

10. Peningkatan kualitas bibit

ternak sapi potong

11. Peningkatan

Pengetahuan,Pemahaman dan

Keterampilan SDM dalam

Mengikuti Pelatihan Teknis

Sektor Peternakan dan

Ketahanan Pangan

12. Meningkatnya Kompetensi dan

kinerja aparatur

1. Peningkatan populasi ternak

2. Meningkatkan bibit unggul

3. Meningkatkan produktivitas

ternak dan daya saing

4. Pengembangan budidaya dan

lahan HPT

5. Penyediaan dan pengolahan pakan

ternak HPT

6. Peningkatan daya saing dan nilai

tambah produk peternakan

7. Peningkatan sarana dan prasarana

peternakan

8. Klasterisasi/kawasan peterneakan

9. Meningkatnya Kompetensi dan

kinerja aparatur

3 Terpenuhinya

dukungan

manajemen

perkantoran

Meningkatnya Kompetensi dan

kinerja aparatur

Meningkatnya Kompetensi dan kinerja

aparatur

C. Program

Program adalah seperangkat kegiatan pembangunan yang diatur

sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh seluruh stakeholder di

dalam sektor peternakan secara terurut dan terukur. Di dalam konteks

pencapaian sasaran dan tujuan, seluruh kegiatan Dinas akan berada di

dalam koridor program-program Pembangunan Jawa Barat dan

Pembangunan Nasional. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan,

terdapat beberapa program besar di dalam sektor ketahanan pangan dan

peternakan yang juga mengacu kepada RPJMD Jawa Barat. Program-

program yang direncanakan tahun 2020 tersebut disajikan berikut ini :

Page 30: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

25

a. APBD

1) Program Konsumsi dan pengembangan sumber daya manusia

2) Program pengawasan mutu dan keamanan pangan

3) Program ketersediaan dan distribusi

4) Program pelatihan peternakan dan ketahanan pangan

5) Program Produksi Peternakan

6) Program kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

7) Program penyidikan dan pengujian penyakit hewan dan produk

hewan

8) Program pelayanan rumah sakit hewan

9) Program pengujian mutu dan keamanan pakan/bahan pakan

10) Program pengembangan ternak sapi perah dan hijauan pakan

ternak

11) Program Perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan Sapi

perah Bunikasih

12) Program pengembangan perbibitan ternak domba dan kambing

13) Program pengembangan perbibitan ternak unggas

14) Program Perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan

ternak sapi potong

15) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan, dengan sasaran

terpenuhinya dukungan manajemen perkantoran

16) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan

17) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole

Lembang

18) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan

Ternak Cikole Lembang

19) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole

Lembang

Page 31: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

26

20) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Potong Ciamis

21) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi

22) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing

Margawati

23) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

24) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Perah Bunikasih

25) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD

Rumah Sakit Hewan, dengan sasaran terpenuhinya dukungan

manajemen perkantoran

26) Program Dukungan Manajemen Perkantoran Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan

27) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan

28) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole

Lembang

29) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak

Cikole Lembang

30) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole Lembang

31) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi

Potong Ciamis

32) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi

Page 32: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

27

33) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing

Margawati

34) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner

35) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai

Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi

Perah Bunikasih

36) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Rumah Sakit

Hewan

b. Program APBN

1) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

Masyarakat dengan sasaran pengembangan sistem distribusi dan

stabilitas harga pangan, pengembangan ketersediaan dan

penanganan rawan pangan, pengembangan penganekaragaman

konsumsi dan keamanan pangan, dukungan manajemen dan

teknis lainnya badan ketahanan pangan.

2) Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis

Peternakan Rakyat dengan sasaran meningkatnya ketersedianaan

pangan hewani, kontribusi ternak domestik dalam penyediaan

pangan hewani, ketersediaan protein hewani asal ternak dan

tersedianya daging sapi domestik, pemenuhan pangan asal

ternak, peningkatan daya saing dan peningkatan kesejahteraan

peternak, meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian berkelanjutan.

3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian, dengan tujuan terlaksananya pengembangan fasilitas

dalam pengelolaan lahan dan air melalui upaya pemberdayaan

lahan pertanian, pengelolaan air, irigasi pertanian, dan perluasan

area.

Page 33: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

28

2.2. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel dibawah ini

Tabel. 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan

Peternakan Provinsi Jawa Barat

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 2 3 4

1. Meningkatkan serta

mempertahankan

kuantitas dan

kualitas pangan dan

gizi

1.1. Tingkat Konsumsi Pangan

- Energi (kkal/kap/hr) 2150

- Protein (gr/kap/hr) 57

1.2 Persentase peningkatan keamanan

pangan segar asal tumbuhan yang

sesuai standar mutu dan keamanan

pangan (%)

10,10

1.3 Skor PPH Ketersediaan (point) 90,7

2. Meningkatnya

produksi peternakan

2.1 Nilai Tukar Usaha Peternakan (point) 100

2.2 Produksi komoditas peternakan (ton) :

- Daging 1.021.699

- Telur 609.741

- Susu 335.773

2.3 Persentase peningkatan mutu produk

hewan (persen)

3

Dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan fasilitasi

pembangunan peternakan dan ketahanan pangan di Jawa Barat untuk mendukung

indikator kinerja tersebut, maka Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi

Jawa Barat pada tahun 2020 mengalokasikan anggaran prioritas sebagai berikut :

Tabel 4. Alokasi Anggaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat Tahun 2020

NO PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp)

Ket MURNI PERUBAHAN

1 2 3 4 5

1 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan

7.106.521.584 3.426.278.439 APBD

2 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Pengawasan

Mutu dan Keamanan Pangan

565.257.962 483.489.298 APBD

3 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi

1.413.678.070 960.233.612 APBD

Page 34: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

29

NO PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp)

Ket MURNI PERUBAHAN

1 2 3 4 5

4 Program kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner

1.878.990.525 359.206.445 APBD

5 Program ketersediaan dan distribusi 3.830.471.975 1.726.258.204 APBD

6 Program Konsumsi dan pengembangan

sumber daya manusia

2.252.863.600 362.857.300 APBD

7 Program pelatihan peternakan dan

ketahanan pangan

884.623.590 164.009.775 APBD

8 Program pelayanan rumah sakit hewan 662.135.510 345.518.477 APBD

9 Program pengawasan mutu dan

keamanan pangan

1.413.804.050 487.338.710 APBD

10 Program pengembangan perbibitan

ternak domba dan kambing

3.933.805.759 3.561.252.676 APBD

11 Program pengembangan perbibitan

ternak unggas

5.228.618.590 4.286.240.040 APBD

12 Program pengembangan ternak sapi

perah dan hijauan pakan ternak

726.795.568 434.078.350 APBD

13 Program pengujian mutu dan keamanan

pakan/bahan pakan

655.775.527 232.664.834 APBD

14 Program penyidikan dan pengujian

penyakit hewan dan produk hewan

817.786.130 319.697.850 APBD

15 Program Perbibitan dan pengembangan

inseminasi buatan Sapi perah Bunikasih

2.640.445.744 1.693.913.120 APBD

16 Program Perbibitan dan pengembangan

inseminasi buatan ternak sapi potong

3.842.457.506 2.972.598.555 APBD

17 Program Produksi Peternakan 4.122.272.082 369.809.296 APBD

18 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur Dinas Ketahanan

Pangan dan Peternakan

403.652.545 24.400.000 APBD

19 Program kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner

1.001.650.050 173.575.699 APBD

20 Program pengembangan ternak sapi

perah dan hijauan pakan ternak

4.179.231.200 3.210.785.060 APBD

21 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Pengawasan Mutu dan Keamanan

Pangan

67.645.052 9.800.000 APBD

22 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Pengujian Mutu dan Keamanan

Pakan/Bahan Pakan Cikole Lembang

911.177.257 3.961.400 APBD

23 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Pengembangan Ternak Sapi Perah dan

Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang

1.559.232.800 1.025.170.000 APBD

24 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Pelatihan Peternakan dan Ketahanan

Pangan Cikole Lembang

309.398.537 18.075.080 APBD

Page 35: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

30

NO PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp)

Ket MURNI PERUBAHAN

1 2 3 4 5

25 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Perbibitan dan Pengembangan

Inseminasi Buatan Ternak Sapi Potong

Ciamis

1.000.000.000 - APBD

26 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak

Unggas Jatiwangi

- - APBD

27 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak

Domba dan Kambing Margawati

1.554.496.451 140.843.596 APBD

28 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Kesehatan Hewan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner

967.048.714 175.618.600 APBD

29 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Balai

Perbibitan dan Pengembangan

Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah

Bunikasih

- - APBD

30 Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur UPTD Rumah Sakit

Hewan

821.600.000 191.611.000 APBD

31 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Pengujian

Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan

Pakan Cikole Lembang

1.260.181.684 916.250.583 APBD

32 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Pengembangan

Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan

Ternak Cikole Lembang

3.062.375.366 2.471.043.430 APBD

33 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Pelatihan

Peternakan dan Ketahanan Pangan

Cikole Lembang

645.639.338 567.263.829 APBD

34 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Potong Ciamis

1.577.710.839 1.078.587.575 APBD

35 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Domba dan Kambing

Margawati

1.525.543.321 1.115.707.656 APBD

36 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Kesehatan

Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Veteriner

1.825.082.979 1.446.926.311 APBD

Page 36: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

31

NO PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp)

Ket MURNI PERUBAHAN

1 2 3 4 5

37 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Perah Bunikasih

3.012.041.199 2.714.840.149 APBD

38 Program Dukungan Manajemen

Perkantoran UPTD Rumah Sakit Hewan

1.798.867.300 1.665.771.103 APBD

39 Program Peningkatan Diversifikasi dan

Ketahanan Pangan Masyarakat

19.455.900.000 21.886.429.000 APBN

40 Program Pemenuhan Pangan Asal

Ternak dan Agribisnis Peternakan

Rakyat

20.505.440.000 13.803.942.000 APBN

41 Program Penyediaan dan

Pengembangan Prasarana dan Sarana

Pertanian

3.257.970.000 3.257.870.000 APBN

Total Anggaran 112.678.188.404 78.083.917.052

Page 37: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

27

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

3.1.1 Kerangka Pengukuran Kinerja

Untuk mendukung pengukuran kinerja, diperlukan berbagai

perangkat yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja. Perangkat yang

digunakan berupa data dan informasi. Jenis data yang dapat digunakan terbagi

atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. Untuk pengukuran kinerja ini,

jenis data yang digunakan sebagian besar adalah data sekunder baik bersifat

kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif adalah data-data yang berkaitan

dengan angka atau numerik, khusus yang menyangkut kegiatan pembangunan

ketahanan pangan dan peternakan di Jawa Barat. Data kualitatif adalah data

yang berkaitan dengan pencapaian hasil yang diuraikan dalam bahasa

kualitatif seperti tercapainya hingga sekian persen, sedangkan sumber data

lebih menekankan darimana data atau informasi tersebut diperoleh. Data

sekunder yang diperlukan untuk mengukur kinerja ketahanan dan peternakan

ini berasal dari berbagai sumber, yaitu untuk data skor pola pangan harapan

tingkat konsumsi, data skor pola pangan harapan tingkat ketersediaan, data

populasi dan produksi dari data kabupaten/kota yang diolah; sedangkan

untuk data PDRB dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat.

Pengukuran kinerja mencakup :

- Realisasi kinerja sasaran yang merupakan tingkat capaian dari masing-

masing sasaran indikator kinerja

- Persentase pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian dari

target masing-masing indikator kinerja.

Dengan rumus perhitungan persentase pencapaian kinerja sebagai berikut :

(1). Semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian kinerja yang semakin

baik, maka digunakan rumus :

(2). Semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah pencapaian

kinerja, maka digunakan rumus :

Page 38: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

28

( )

Dengan pengukuran skala ordinal untuk memberikan makna capaian maka

ditentukan batasan penilaian sebagai berikut :

SKALA NILAI KATEGORI PENILAIAN

> 100 % Sangat Baik ( SB )

80 – 100 % Baik (B )

50 - 80 % Sedang (S )

< 50 % Kurang (K )

3.1.2 Pengukuran Indikator Kinerja

Berdasarkan sasaran strategis yang telah disampaikan pada bab

sebelumnya, serta ditindak lanjuti dengan DPA pada Lingkup Dinas

Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran

2018. Hasil pengukuran sampai dengan akhir tahun anggaran 2019 yaitu

sebagai berikut :

Tabel 5. Pengukuran Kinerja Dinas Ketahanan pangan dan Peternakan

Tahun 2020.

No. Indikator Kinerja Capaian

2019

2020 Target

Akhir

Renstra

(2023)

Capaian s/d

2020

terhadap

2023 (%) Target Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Tingkat Konsumsi Pangan :

- energy (kkal/kap/hr) 2165 2150 2.150 100,00 2150 100,00

- protein (gr/kap/hr) 62,9 57 64,9 87,83 57 87,83

2 Persentase peningkatan

keamanan pangan segar

asal tumbuhan sesuai

standar mutu dan

keamanan pangan

0 10,10 65,21 645,64 12,67 514,59

3 Skor PPH Ketersediaan

(point)

93,67 90,7 92,88 102,40 93,4 99,44

4 Nilai Tukar Usaha

Peternakan (point)

124,35 100 94,22 94,22 104 90,60

5 A. Produksi komoditas

peternakan (ton) :

- Daging 1.080.776 1.021.699 1.021.699 100,00 1.194.627 85,525

- Telur 593.129 609.741 609.741 100,00 266.248 229,012

- Susu 300.337 335.773 293.490 87,41 445.662 65,855

6 Persentase peningkatan

mutu produk hewan

0 3 4,6 153,3 12,7 36,3

Page 39: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

29

No. Indikator Kinerja Capaian

2019

2020 Target

Akhir

Renstra

(2023)

Capaian s/d

2020

terhadap

2023 (%) Target Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

7 Tingkat pemenuhan

dukungan manajemen

perkantoran (%)

87,46 64 68,7 107,29 90 76,293

N

o. Indikator Kinerja

Capaian

2019

2020 Target

Akhir

Renstr

a

(2023)

Capaian s/d

2020

terhadap

2023 (%) Target Realisa

si

%

Realisa

si

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Tingkat Konsumsi Pangan :

- energy (kkal/kap/hr) 2165 2150 2.150 100,00 2150 100,00

- protein (gr/kap/hr) 62,9 57 64,9 87,83 57 87,83

2 Persentase peningkatan

keamanan pangan segar

asal tumbuhan sesuai

standar mutu dan

keamanan pangan

0 10,10 65,21 645,64 12,67 514,59

3 Skor PPH Ketersediaan

(point)

93,67 90,7 92,88 102,40 93,4 99,44

4 Nilai Tukar Usaha

Peternakan (point)

124,35 100 94,22 94,22 104 90,60

5 A. Produksi komoditas

peternakan (ton) :

- Daging

1.080.77

6

1.021.699 1.021.6

99

100,00 1.194.6

27

85,525

- Telur

593.129

609.741 609.741 100,00 266.248 229,012

- Susu

300.337

335.773 293.490 87,41 445.662 65,855

6 Persentase peningkatan

mutu produk hewan

0 3 4,6 153,3 12,7 36,3

7 Tingkat pemenuhan

dukungan manajemen

perkantoran (%)

87,46 64 68,7 107,29 90 76,293

Fungsi indikator kinerja tingkat konsumsi pangan energi dan protein

adalah bagaimana mempertahankan konsumsi energi dan protein

masyarakat pada taraf ideal anatara 2150 kkal/kap/hr dan 57 gr/kap/hr.

Tahun 2020 untuk capaian tingkat konsumsi pangan dapat dipertahankan

pada tarap ideal 2150 kkal/kap/hr, sedangkan untuk protein sebsar 64,9

gr/kap/hr tejadi kenaikan. Secara kualitas kontribusi Angka Kecukupan

Energi ini masih didominasi oleh kelompok pangan padi – padian sebesar

Page 40: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

30

62,8 %, dimana apabila mengacu kepada standar PPH ideal 100, kontribusi

Angka Kecukupan Energi (AKE) untuk kelompok pangan padi - padian

sebesar 50% dari total Angka Kecukupan Energi. Tingginya kontribusi AKE

padi – padian ini salah satunya disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat

yang masih didominasi oleh beras, meskipun mengalami penurunan

dibandingan dengan tahun 2019. Perkembangan tingkat konsumsi energi

dalam tiga tahun terakhir terhadap target dan realisasi dapat dilihat pada

tabel berikut.

Gambar 2. Grafik Presentase Capaian Tingkat Konsumsi Pangan Energi Tahun

2018-2020.

Kondisi tingkat konsumsi pangan protein di atas menggambarkan

bahwa secara kuantitas, AKP memang telah mencapai target yang diinginkan

bahkan untuk beberapa tahun sudah melebihi target. Tetapi dari segi

kualitas, terlihat bahwa asupan protein terbesar ternyata bukan berasal dari

bahan pangan sumber protein baik itu hewani maupun nabati (pangan

hewani dan kacang-kacangan). Kontribusi terbesar justru berasal dari

sumber pangan karbohidrat yaitu padi-padian (beras dan terigu). Untuk lebih

jelasnya grafik tingkat konsumsi pangan energi dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Gambar 3. Grafik Presentase Capaian Tingkat Konsumsi Pangan

Protein tahun 2018-2020

98,2 96,9 100

0

20

40

60

80

100

2018 2019 2020

Pe

rse

n

Tahun

Page 41: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

31

Peningkatan keamanan pangan segar asal tumbuhan sesuai standar

mutu dan keamanan pangan capaian tahun 2020 sebesar 65,21 persen jauh

melampaui dari target 10,10 persen dengan persentase 645,64 persen.

Capaian sampai dengan 2020 terhadap tahun 2023 sebesar 514,59 persen.

Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai indikator pengawasan/sertifikasi

yang dicapai pada tahun 2020 yaitu berjumlah 622 sedangkan pada tahun

2019 berjumlah 375, jadi ada kenaikan sebesar 247 pengawasan/sertifikasi

atau sama dengan 65,21 %. Nilai ini lebih besar dari target yaitu 10,10 %.

Peningkatan tersebut menunjukkan adanya kenaikan indikator pangan segar

asal tumbuhan yang diawasi dan kenaikan indikator kinerja pangan segar

asal tumbuhan yang diregistrasi

Karakter indikator ini cukup dinamis karena suatu waktu bisa saja

anjlok atau turun tergantung kepada pengawasan dilapangan. Kondisi ini

perlu terus dipertahankan yang bertujuan untuk memberikan jaminan mutu

dan keamanan pangan, memberikan jaminan dan perlindungan

masyarakat/konsumen, mempermudah penelusuran kembali dari

kemungkinan penyimpangan mutu dan keamanan produk, meningkatkan

nilai tambah dan daya saing produk. Untuk lebih jelasnya grafik keamanan

pangan segar asal tumbuhan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Grafik Capaian Presentase Keamanan Pangan Segar Asal

Tumbuhan

98,2 96,9 100

0

20

40

60

80

100

2018 2019 2020

Pe

rse

n

Tahun

Page 42: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

32

Skor PPH Ketersediaan capaian tahun 2020 sebesar 92,88 point atau

sebesar 102,88 persen dari target sebesar 90,7 point sehingga capaian 2020

terhadap 2023 sebesar 99,44 persen. Tahun 2020 mengalami penurunan

sebesar 0.79 poin atau 0.84% dari 93.67 point menjadi 92.88 point.

Penurunan diantaranya disebabkan oleh banyaknya distribusi pangan keluar

Jawa Barat dan penurunan produksi di beberapa komoditas pangan.

Dari kelompok pangan yang turun pada skor PPH ketersediaan pada

kelompok pangan umbi-umbian dari 2,50 menjadi 2,48 dan kacang-

kacangan dari 10,0 menjadi 9,04. Kelompok bahan pangan dengan tingkat

ketersediaan pangan untuk dikonsumsi masyarakat Jawa Barat surplus yaitu

padi-padian, umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, serta

sayuran dan buah.

Rata-rata jumlah jenis bahan makanan yang tersedia untuk

dikonsumsi penduduk per kapita pertahun dalam kilogram serta per kapita

per hari dalam satuan gram, pada kurun waktu tertentu. Selanjutnya untuk

mengetahui nilai gizi bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi

tersebut, maka angka ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per

hari diterjemahkan ke dalam satuan energi, protein, dan lemak per kapita per

hari. Ketersediaan diharapkan sampai tingkat rumah tangga minimal 2400

kkal/kapita/hari dan protein 63 gram/kapita/hari.

Skor PPH menggambarkan detail tentang ketersediaan pangan

defisit atau surplus. Perkembangan tiga tahun terakhir menunjukan kenaikan

setiap tahunnya dengan rasio perimbangan terhadap Skor PPH konsumsi

83

98,46

65,21

0

20

40

60

80

100

2018 2019 2020

Pe

rse

n

Tahun

Page 43: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

33

masih diatas dan ini menunjukan cukup baik. Ketersediaan pangan atas

swasembada pangan, stock pangan maupun kualitas/komposisi pangan yang

tersedia, ketergantungan pada impor, efisensi pasca panen, kompetisi

penggunaan pangan untuk manusia dan ternak maupun kualitas/komposisi

pangan yang tersedia akan mempengaruhi terhadap perkembangan Skor

PPH Ketersediaan.

Nilai tukar usaha peternakan terjadi penurunan yang cukup

signifikan di tahun 2020 sebesar 30,13 persen dari 124,35 tahun lalu.

Penurunan ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19. Dimana peternak

tidak bisa lagi mampu menutupi biaya produksi. Hal yang dapat

mempengaruhi adalah adanya biaya biaya Produksi dan Penambahan Barang

Modal pada pada bulan Desember 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,18

persen. Sedangkan harga hasil produksi peternakan terjadi penurunan

dibandingkan kenaikan biaya produksi dan penambahan modal. Diantaranya

adanya pengurangan/pembatasan volume penjualan susu di IPS,

Pemotongan betina produktif karena banyak permintaan untuk memenuhi

preferensi pasar (sate kiloan), oleh karena adanya permintaan pemasaran

yang cukup tinggi untuk daging domba sehingga banyak peternak yang

menjual ternaknya. Untuk lebih jelasnya grafik nilai tukar usaha peternakan

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6 . Grafik Capaian Presentase Nilai Tukar Usaha Peternakan ( NTUP)

Tahun 2018-2020.

127,09 125,01

94,22

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

2018 2019 2020

Po

int

Tahun

Page 44: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

34

Perlu kerja keras untuk mengungkit NTUP peternakan dengan

melakukan inovasi dan kolaborasi merupakan gambaran tentang

perkembangan tingkat pendapatan petani dari waktu ke waktu yang dapat

dipakai sebagai dasar kebijakan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan

petani. NTUP juga dapat menunjukkan tingkat daya saing (competiveness)

produk peternakan dibandingkan dengan produk lain.

Angka sementara capaian produksi komoditas peternakan daging

dan telur sudah tercapai diatas angka 100 persen dari target, sedangkan

produksi susu dibawah angka 100 persen. Untuk lebih jelasnya grafik

produksi daging, telur dan susu dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 7. Grafik Capaian Presentase Komoditas Produksi Peternakan

Daging terhadap target.

Produksi daging, telur dan susu sangat bersinggungan dengan

kondisi populasi yang ada di wilayah Jawa Barat serta keluar masuk ternak

dari dan keluar Jawa Barat dan juga adanya impor daging sapi. Populasi

ternak sapi potong di Feedloter yang tidak mengalami mutasi atau

pemotongan tersebut mencapai sekitar 15.000 ekor lebih, sehingga

berpengaruh terhadap jumlah populasi keseluruhan Jawa Barat. Selain itu

saat covid juga import daging sapi terjadi pembatasan, oleh karenanya

banyak sapi perah yang dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging. Hasil

87,9

103,6 100,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2018 2019 2020

Pe

rse

n

Tahun

Page 45: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

35

kelahiran Inseminasi Buatan (IB) banyak yang dijual atau mutasi keluar Jawa

Barat.

Gambar 8. Grafik Capaian Presentase Komoditas Produksi Peternakan

Telur terhadap target

Secara umum populasi unggas di Jawa Barat terjadi penurunan oleh

karena adanya Covid 19 sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat

yang berdampak pada turunnya permintaan, sehingga skala kepemilikan

usaha menurun sehingga banyak kandang yang kosong. Sementara faktor

pendukung dalam meningkatkan populasi ternak unggas adalah adanya

import Grand Parent Stock GPS oleh perusahaan-perusahaan besar, disesuaikan dengan

kebutuhan serta fasilitasi pengolahan pakan dan gudang pakan yang memadai. Fakor

yang menghambat dalam peningkatan populasi unggas diantaranya adanya pemintaan

daging unggas menurun disebabkan karena hotel, restoran, perkantoran, catering,

wisata, sekolah tutup. Daya beli masyarakat menurun karena adanya PHK dan lainnya

serta diikuti biaya pakan yang tinggi karena harga bahan baku jagung naik akibatnya

ditemukan di lapangan peternak mandiri banyak yang mengalami kebangkrutan

(kolaps).

Pengendalian pasokan melalui cutting hatching egg (HE) atau pembatasan

jumlah umur tetas umur 18 hari dan pengurangan jumlah setting HE di mesin setter

bakal mengurangi pasokan ayam usia sehari (day old chick/DOC) kelas final stock (FS)

atau telur ayam ras. Langkah yang dilakukan perlua Adanya kegiatan kolaborasi kerja

sama dengan kelompok petani terkait penanaman Jagung sebagai bahan baku pakan

unggas yang selama ini masih impor, realisasi data cutting HE, afkir dini, dan penyerapan

livebird. Mendorong peternak untuk melakukan kemitraan dengan perusahaan-

perusahaan yang besar dan berkoperasi. Meningkatkan fungsi pengawasan peredaran

102,8

243,6

100,0

0,0

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0

2018 2019 2020

Pe

rse

n

Tahun

Page 46: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

36

bibit ayam ras. Meningkatkan fungsi pengawasan kemitraan antara perusahaan inti dan

peternak plasma. Pengembangan klaster ayam petelur dan ditunjang dengan

program peternak milenial.

Gambar 9. Grafik Capaian Presentase Komoditas Produksi Peternakan Susu

terhadap target

Produksi susu terjadi penurunan dari tahun ke tahun. Tahun 2020

terjadi penurunan sekitar 4,52 persen dari tahun sebelumnya. Banyak faktor

yang mempengaruhi. Saat covid sekarang, import daging sapi terjadi

pembatasan, oleh karenanya banyak sapi perah yang dipotong untuk

memenuhi kebutuhan daging sehingga dapat menurunkan produksi susu.

Secara spesifik untuk sapi perah disebabkan karena saat Covid 19 sempat

adanya pengurangan atau pembatasan volume penjualan susu di IPS,

sehingga dapat mempengaruhi produksi dan harga susu di tingkat peternak.

Faktor lainnya secara umumnya jumlah peternak yang semakin sedikit dan

sudah usia lanjut disertai biaya pakan yang tinggi dibandingkan produksi

susu yang dihasilkan menurunkan gairah unutk beternak sapi perah.

Faktor paling umum dari produksi daging, telur dan susu

diantaranya adanya alih fungsi lahan untuk pembangunan tol, bandara,

industri, dan perumahan mempengaruhi peternak untuk alih profesi.

Keterbatasan lahan dan kurangnya permodalan dapat menghambat juga

dalam upaya meningkatkan skala usaha peternakan. Rencana tata ruang

wilayah di kab/kota sering berubah-rubah. Pengetahuan dan skill peternak

yang masih kurang dan petugas harus lebih ditingkatkan. Pola pembibitan

102,8

91,9 87,4

10,0

30,0

50,0

70,0

90,0

110,0

2018 2019 2020

Pe

rse

n

Tahun

Page 47: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

37

yang belum terkondisikan, sehingga bibit tidak terstandarisasi. Belum

adanya replacement stok dari perusahaan, koperasi maupun UPTD

Pembibitan.

Diperlukan dukungan program dan kegiatan yang konsisten, kuat,

kerjsasama dan harmonisasi dengan kabupaten/kota. Konsentarsi

pengembangan kawasan peternakan atau pun disebut cluster merupakan

suatu alternatif yang harus terus didukung dan diperkuat secara konsisten

sampai akhir tahun 2023. Pengembangan kawasan peternakan ini

merupakan ruh atau model yang merupakan satu kesatuan mulai dari hulu

sampai hilir. Dampak pandemi covid 19 sangat mempengaruhi terhadap

produksi daging, telur dan susu. Jumlah populasi ternak yang menurun dari

ternak sapi potong dengan pemotongan sapi betina produktif mempengaruhi

akan produksi ternak yang akan datang.

Capaian peningkatan mutu produk hewan baru dimulai tahun 2020

dengan capaian sebesar 4,6 persen naik sekitar 1,6 persen naik dari target 3

persen. Banyaknya pelaku usaha yang mengajukan sertifikasi Nilai Kontrol

Veteriner (NKV) kepada provinsi dapat meningkatkan capaian kinerja

peningkatan mutu produk hewan. Tahun 2020 telah diterbitkan sertifikat

NKV sebanyak 25 sertifikat NKV untuk ; 1) RPHR Swasta (1 unit) dan RPHU

Swasta (2 unit) ; 2) Budidaya; 3) Tempat Pengolahan Daging (2 unit); 4) Unit

Pengolahan Susu (2 unit); 5) Unit Farm Ayam Petelur (2 unit), Industri Telur

(0 unit) dan Industri Pengolahan Telur (1 unit); 6) Tempat Pengolahan

Produk Hewan lainnya (1 unit); 7) Retail (1 unit); 8) Cold Storage/Gudang

Berpendingin (6 unit); 9) Gudang Kering (5 unit); 10) Pengumpulan,

Pengemasan, Pelabelan Telur Konsumsi (2 unit).

Tujuan dari peeningkatan mutu produk ini adalah ; 1) memberikan

jaminan dan perlindungan kepada masyarakat, baik pelaku usaha maupun

konsumen, bahwa PPAH yang dihasilkan telah memenuhi syarat sesuai

dengan standar yang ditetapkan; 2) Terlaksananya tertib hukum dan tertib

administrasi; 3) Mempermudah pelaksanaan sistem pengawasan usaha

PPAH; 4) Meningkatkan daya guna, hasil guna dan produktifitas dalam

mencapai mutu produk hewan yang memenuhi standar

Page 48: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

38

Capaian tingkat pemenuhan dukungan manajemen perkantoran

tahun 2020 sebesar 68,7 persen dari target 64 persen. Target ini telah terjadi

penyesuaian dengan penurunan target dengan pengurangan anggaran akibat

dampak covid 19. Umumnya dukungan manajemen perkantoran merupakan

penujang administrasi maupun saran prasaran perkantoran untuk

mendukung program prioritas atau program teknis pad urusan pangan dan

urusan pilihan pertanian. Karakter dari pemenuhan dukungan manajemen

perkantoran cukup dinamis oleh karena sesuai kebutuhan, situasi dan

kondisi di lapangan. Yang perlu diperhatikan adalah tingkat efesiensi dan

efektivitas anggaran terhadap kebutuhan dasar tersebut dalam mendukung

program dan kegiatan prioritas.

Untuk lebih jelasnya katagori tingkat dari penilaian pengukuran

kinerja Dinas Ketahanan pangan dan Peternakan Tahun 2020 dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 6. Katagori Penilaian Pengukuran Kinerja Dinas Ketahanan pangan dan

Peternakan Tahun 2020.

No. Tujuan Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

2020 Katagori

Penilaian Target Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pemenuhan

ketersediaa

n pangan

1. Meningkatkan

serta

mempertahan

kan kuantitas

dan kualitas

pangan dan

gizi

Tingkat Konsumsi

Pangan :

- energy (kkal/kap/hr) 2150 2.150 100,00 B

- protein (gr/kap/hr) 57 64,9 87,83 B

Persentase

peningkatan

keamanan pangan

segar asal tumbuhan

sesuai standar mutu

dan keamanan pangan

10,10 65,21 645,64 SB

Skor PPH

Ketersediaan (point)

90,7 92,88 102,40 SB

2 Meningkatnya

produksi

peternakan

Nilai Tukar Usaha

Peternakan (point)

100 94,44 94,44 B

A. Produksi komoditas

peternakan (ton) :

- Daging 1.021.699 1.021.699 100,00 B

- Telur 609.741 609.741 100,00 B

- Susu 335.773 293.490 87,41 B

Persentase

peningkatan mutu 3 4,6 153,3 SB

Page 49: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

39

No. Tujuan Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

2020 Katagori

Penilaian Target Realisasi %

Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8

produk hewan

3 Terpenuhinya

dukungan

manajemen

perkantoran

Tingkat pemenuhan

dukungan manajemen

perkantoran (%)

64 68,7 107,29 SB

Hasil penilaian pengukuran kinerja terdapat bebrapa indikator kinerja pada katagori

penilaian sangat baik yaitu 1) peningkatan keamanan pangan segar asal tumbuhan sesuai

standar mutu dan keamanan pangan, 2) skor PPH Ketersediaan 3) peningkatan mutu produk

hewan, dan 4) Tingkat pemenuhan dukungan manajemen perkantoran (%). Hasil pengukuran

kinerja lain pada katagori baik terdapat pada indikator kinerja 1) tingkat konsumsi pangan

energi dan protein, 2) nilai tukar usaha peternakan, dan 3) produksi komoditas peternakan

daging, telur dan susu. Beberapa indikator kinerja pada katagori baik perlu untuk ditingkatkan

kembali agar tujuan dan sasaran dinas dapat terlaksana dengan baik. Walaupun pada

kenyataannya dalam mengungkit ketercapaian indikator kinerja akan terbentur oleh

ketersediaan anggaran yang ada. Untuk itu perlu adan efisensi dan efektif penggunaan anggaran

dalam mencapai indikator kinerja yang terbaik.

Secara umum hasil penilaian pengukuran kinerja pada katagori sangat baik. Hasil

pengukuran ini akan mempengaruhi terhadap anilisis efesiensi penggunaan sumber daya

kinerja dinas. Anilisis efesiensi penggunaan sumber daya kinerja dinas untuk mengukur

efesiensi penggunaan anggaran terhadap capaian kinerja yang lebih dari 100 persen, akan

tetapi pencapaian di bawah 100 persen tidak diukur. Untuk lebih jelasnya pengukuran analisis

efesiensi penggunaan sumber daya kinerja dinas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kinerja Dinas Ketahanan pangan

dan Peternakan Tahun 2020

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

% Capaian

Indikator

Kinerja

yang ≥ 100%

%

Penyerap

an

Anggaran

Tingkat

Efisiens

i

1 2 3 4 5 6

Persentase peningkatan

keamanan pangan segar asal

tumbuhan sesuai standar mutu

dan keamanan pangan

645,6 93,2 6,8

Skor PPH Ketersediaan (point) 102,40 96,3 3,7

Page 50: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

40

Persentase peningkatan mutu

produk hewan

153,3 100 0,0

Tingkat pemenuhan dukungan

manajemen perkantoran (%)

107,3 97,1 2,9

Tingkat efisiensi penggunaan sumber daya kinerja terhadap penyerapan

anggaran terdapat pada indikator kinerja Persentase peningkatan keamanan

pangan segar asal tumbuhan sesuai standar mutu dan keamanan pangan, skor

PPH Ketersediaan, Persentase peningkatan mutu produk hewan dan pemenuhan

dukungan manajemen perkantoran. Artinya indikator kinerja dalam mengungkit

ketercapaian tujuan dan sasaran dinas memiliki efisensi dan efektivitas yang

cukup baik terhadap penggunaan anggaran.

3.2 REALISASI ANGGARAN

3.2.1. Pengelolaan Dana APBD

Penilaian kinerja program/kegiatan sebagai substansi pengukuran

kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam

tahun-tahun yang lalu adalah program dan kegiatan yang dilaksanakan

dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Provinsi Jawa Barat, baik Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung.

Ketentuan menyusun renstra bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Penilaian kinerja program dan kegiatan dilakukan dengan

membandingkan capaian akumulasi kinerja program dan kegiatan pada

indikator kinerja program dan kegiatan terhadap sasaran dan target

program dan kegiatan yang didefinisikan dalam dokumen pelaksanaan

anggaran Bappeda yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tahun Anggaran 2020, dalam rangka menjalankan Tugas Pokok

dan Fungsi penyelenggaraan pemerintahan di sektor ketahanan pangan dan

peternakan maka, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa

Barat memperoleh alokasi APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.

69.458.878.404,- (murni), kemudian anggaran Dinas Ketahanan Pangan dan

Page 51: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

41

Peternakan Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Rp. 39.637.071.052,

dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 37.770.826.663,- (95,29 %) dengan

sisa anggaran sebesar Rp. 1,866,244,389,- merupakan hasil efisiensi kegiatan.

Adapun pagu alokasi anggaran APBN secara keseluruhan Tahun

2020 tersebut sebesar Rp. 38.948.241.000,- dan pencapaian realisasi

keuangan sebesar Rp. 38.310.720.965,- atau (98,36 %). Dari Dirjen

Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian melalui Tugas

Pembantuan sebesar Rp. 13.803.942.000,-, penyerapan sebesar Rp.

13.528.752.625 atau 98,01 %, PSP sebesar Rp. 3.257.870.000,- penyerapan

sebesar Rp. 3.210.289.390,- atau 98,54 %, sedangkan dari Badan Ketahanan

Pangan Kementrian Pertanian melalui dekonsentrasi sebesar Rp.

21.886.429.000,-. Penyerapan sebesar Rp. 21.571.678.950,- atau sebesar

98,56 %.. Untuk lebih jelasnya realisasi anggaran dan capaian indikator

kinerja program dan kegiatan dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Page 52: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

37

Tabel 8. Realisasi Anggaran terhadap Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tahun 2020.

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

A. INDIKATOR KINERJA UTAMA DKPP.Ess II :

Indikator Kinerja Tujuan :

1 Tingkat Konsumsi Pangan

- energi 2150 2150 DKPP/Bid Konsumsi

- protein 57 64,9 DKPP/Bid Konsumsi

Indikator Kinerja Sasaran

2 Skor PPH tingkat Ketersediaan 90,7 92,88 DKPP/Bid Distribusi

3 Presentase peningkatan keamanan

pangan segar asal tumbuhan sesuai

standar mutu dan keamanan pangan

10,10

65,2

DKPP/BPMKP(OKKPD)

1 Program Konsumsi dan

pengembangan sumber daya

manusia

Indikator Kinerja Outcome : Bidang Konsumsi dan

SDM

Penurunan konsumsi Beras (persen) 1,5 3,6 362.857.300 355.194.494 97,9

Peningkatan konsumsi Pangan hewani 116,5 116,5

Peningkatan konsumsi Sayur dan buah 223 223,1

Peningkatan konsumsi Umbi-umbian 40,5 40,5

Peningkatan kelembagaan 17 16

Keamanan pangan segar 10 10

Indikator Output :

Kegiatan Peningkatan

Konsumsi dan Pengembangan

Jumlah tim penggerak PKK kab/kota dan

aparat

0

-

362.857.300 355.194.494 97,9 Seksi

Penganekaragaman

Page 53: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

38

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Sumber Daya Manusia Bidang

Ketahanan Pangan dan

Peternakan

Jumlah tim penggerak PKK kab/kota yang

mengikuti lomba cipta menu tingkat

provinsi

0

-

Pangan, Konsumsi &

Keamanan Pangan

serta Sumberdaya

Manusia

Jumlah hasil penghitungan skor PPH

kab/kota

83,2 84,8

Jumlah kelompok yang mendapatkan

program KRPL

68 170

Jumlah pangan lokal yang disosialisasikan

kepada masyarakat

0

-

Persentase advokasi pokja ketahanan

pangan

59,3 59,3

Jumlah sampel yang diuji 30 34

2 Program pengawasan mutu

dan keamanan pangan

Indikator Kinerja Outcome : BPMKP/OKKPD

Persentase pangan segar asal tumbuhan

yang diawasi

50 100

469.538.710

437.692.380

93,2 Kepala BPMKP

Persentase pangan segar asal tumbuhan

yang diregistrasi

10 30,13

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap pengujian mutu dan keamanan

pakan/bahan pakan

75 89,91

Indikator Kinerja Output :

Kegiatan Pelayanan

Pengawasan Mutu Keamanan

Pangan di Balai Pengawasan

Mutu dan Keamanan Pangan

Prov Jabar

Jumlah surveilans sertifikat prima 20 17

116.817.330

97.916.080

83,8 Kasi Pengawasan Mutu

Jumlah surveilans registrasi pangan segar

asal tumbuhan

25 24

Page 54: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

39

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah inspeksi pangan segar asal

tumbuhan

13 13

Kegiatan Sertifikasi dan

Registrasi Pangan Segar Asal

Tumbuhan di Balai

Pengawasan Mutu dan

Keamanan Pangan prov Jabar

Jumlah pangan segar asal tumbuhan yang

disertifikasi

40 64

352.721.380

339.776.300

96,3 Kasi Pengujian

Jumlah Pangan Segar Asal Tumbuhan

(PSAT) yang terregistrasi

20 361

Jumlah Packing House yang terregistrasi 2 9

Jumlah nilai IKM 75 89,91

3 Program ketersediaan dan

distribusi

Indikator Kinerja Outcome :

1.727.920.604

1.663.154.511

96,3 Bid Ketersediaan dan

Distribusi

Rasio komposisi PPH ketersediaan

terhadap PPH konsumsi

- Padi-padian ≥ 25 ≥ 25

- Umbi-Umbian ≥ 2,5 ≥ 2,5

- Pangan Hewani 17,5 17,5

- Minyak dan Lemak 4,5 4,5

- Buah atau Biji berminyak 0,6 0,6

- Kacang-kacagan ≥ 10 ≥ 10

- Gula 2 2

- Sayur dan Buah ≥ 30 ≥ 30

Persentase daerah rawan pangan yang

diintervensi

5 11,65

Page 55: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

40

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Rasio Cadangan Pangan Pemerintah

Daerah (CPPD) dari angka Ideal

5 4

persentase peningkatan jumlah lumbung

pangan masyarakat

0 0

Stabilitasi Harga dan Pasokan Pangan

(CV) :

- Beras ≤ 10 ≤ 10 Seksi Pemasaran dan

Distribusi

- Cabe Merah ≤ 25 ≤ 25

- Bawang Merah ≤ 25 ≤ 25

- Daging Ayam ≤ 10 ≤ 10

HPP Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat

petani/produsen

0 ≥ HPP

Indikator Kinerja Output :

Kegiatan Peningkatan

Ketersediaan dan

Penanggulangan Rawan

Pangan

jumlah hasil analisa NBM 0 1 153.330.624 150.108.190 97,9 Seksi Ketersediaan dan

Kerawanan Pangan

Jumlah kelompok penerima hibah

(demapan, OTD Jatigede dan intervensi

PDRP)

5 6

Kegiatan Sumber Daya dan

Cadangan Pangan

Jumlah pengadaan beras 82,2 82,2 1.156.750.240 1.125.999.581 97,3 Seksi Sumberdaya dan

Cadangan Pangan

Jumlah Penerima Hibah lumbung pangan

masyarakat

0 0

Jumlah penerima Hibah Lembaga

Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)

0 0

Penguatan Pemasaran dan

Distribusi Pangan

Jumlah Bazar yang dilaksanakan 0 6 417.839.740 387.046.740 92,6 Seksi Pemasaran dan

Distribusi

Jumlah gudang yang dibangun 0 0 Seksi Pemasaran dan

Distribusi

Page 56: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

41

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Indikator Kinerja Outcome BPPKP/Diklat

4 Program pelatihan peternakan

dan ketahanan pangan

Persentase Penerapan Hasil Pelatihan

Bidang Peternakan dan Ketahanan

Pangan

65 76,52 164.009.775 156.098.850 95,2

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap Balai Pelatihan Peternakan dan

Ketahanan Pangan

80,5 85,83

Indikator Kinerja Output :

Pelatihan Teknis Peternakan di

Balai Pelatihan Peternakan dan

Ketahanan Pangan Cikole

Tingkat pemahaman peserta pelatihan

peternakan dan ketahanan pangan

82 77 130.440.822 123.767.000 94,9

Jumlah hasil survei Kebutuhan Jenis

Pelatihan

1 1

dokumen analisa kebutuhan pelatihan 1 1

Penyusunan Program dan

Evaluasi Pelatihan di Balai

Pelatihan Peternakan dan

Ketahanan Pangan Cikole

Dokumen analisa kebutuhan pelatihan,

dokumen silabi, Dokumen kurikulum,

bahan praktek

1 1 33.568.953 32.331.850 96,3

Jumlah pendidikan bagi SDM Balai

Pelatihan

2 5

2. INDIKATOR KINERJA UTAMA DKPP

A Indikator Kinerja Tujuan :

4. Nilai Tukar Usaha Peternakan (NTUP) 100 94,44 DKPP

B Indikator Kinerja Sasaran :

5. Produksi komoditas peternakan (ton) : DKPP

- Daging 1.021.699 1.021.699**

- Telur 609.741 609.741**

- Susu 335.773 293.490**

Page 57: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

42

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

6. Persentase peningkatan mutu produk

hewan

3

4,6

DKPP/Bid Keswan

Kesmavet

5 Program Produksi Peternakan Indikator Kinerja Outcome : 366.839.296 318.333.764 99,6 Bidang Produksi

Peternakan

Laju pertumbuhan populasi ternak

ruminansia besar

1 -3,46

Laju pertumbuhan populasi ternak

ruminansia kecil

2 0,45

Laju pertumbuhan ternak unggas 2 -5,75

Persentase pelaku usaha dengan

produktivitas yang meningkat

20 22,94

Indikator Kinerja Output :

Produksi dan Produktifitas

Ternak

Angka kebuntingan ternak (%) 35 105,53 98.750.300 98.359.500 99,6

Angka kelahiran ternak (%) 28 110,02

Angka kebuntingan ternak (%) 40 40

Angka kelahiran ternak (%) 32 32

Produksi telur Hen Day (%) 35 35,5

Daya Tetas (%) 35 53,6

Jumlah kelompok yang menerapkan

prinsip-prinsip Good Breeding Practice

(bibit),

4 4

Jumlah Good Farming Practice (budidaya) 20 20

Jumah kelompok yang menerapkan

teknologi dan manajemen pakan

0

Fasilitasi Kawasan Peternakan

dalam membangun Korporasi

Peternakan Rakyat melalui

Sentra Peternakan Rakyat

Jumlah fasiltasi pengembangan klaster

peternakan

3 3 82.762.670 81.330.876 98,3 Kasi Prasar

Jumlah sosialisasi dan bimtek

pengembangan klaster peternakan

3 3 Kasi Prasar

Page 58: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

43

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Rancangan pilot project pengembangan

klaster peternakan

3 3 Kasi Prasar

Jumlah penetapan wilayah sumber bibit 0 0

Pengembangan Usaha

Peternakan

Jumlah sosialisasi akses pembiayaan 2 3 95.302.226 94.189.330 98,8 Kasi Pengembangan

usaha

Jumlah sosialisasi kemitraan usaha

peternakan

2 8

Jumlah pelaku usaha yang difasilitasi

pemasaran

25 25

Jumlah pelaku usaha pengolahan hasil

peternakan yang dibina menerapkan Cara

Produksi Pangan Olahah yang Baik

(CPPOB)

40 60

Informasi Harga Pasar

Komoditas Peternakan dan

Fasilitasi Sarana dan

Kelembagaan Pasar Ternak

Jumlah informasi harga komoditas ternak 27 27

90.024.100

45.000.000

50,0 Kasi Prasar

Jumlah sosialisasi penerapan SOP pasar

ternak

7 7 Kasi Prasar

Indikator Kinerja Outcome : Bidang Keswan dan

Kesmavet

6 Program kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat

veteriner

Tingkat kinerja pengendalian penyakit

hewan menular strategis di Jawa Barat

(%)

70 71,8 532.782.144 523.785.175 98,3 Seksi Pencegahan dan

Pemberantasan

Penyakit Hewan

Presentase kenaikan unit usaha produk

peternakan yang memiliki sertifikasi

jaminan mutu (%)

3

6,0

Bidang Keswan dan

Kesmavet (seksi

Kesmavet

Indikator Kinerja Output :

Page 59: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

44

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Pengamatan Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit

Hewan

Jumlah HPR yang di vaksinasi Rabies

(ekor)

15000 18.540 359.206.445 350.275.563 97,5 Bidang Keswan dan

Kesmavet (Seksi

Pencegahan dan

Pemberantasan

Penyakit Hewan)

Jumlah unggas yang divasinasi AI (ekor) 400000 520.369 Bidang Keswan dan

Kesmavet (Seksi

Pencegahan dan

Pemberantasan

Penyakit Hewan)

Jumlah sapi perah yang divasinasi

Brucellosis (ekor)

4000 9.238 (Seksi Pencegahan dan

Pemberantasan

Penyakit Hewan

Jumlah ternak ruminansia yang

divaksinasi Anthrax (ekor)

4000 21.125 Seksi Pencegahan dan

Pemberantasan

Penyakit Hewan

Pembinaan, Penerapan

Kesehatan Masyarakat

Veteriner dan Kesejahteraan

Hewan

Jumlah Juru Sembelih Halal (Juleha) yang

di latih/bina (orang)

0 0 173.575.699 173.509.612 100,0 seksi Kesmavet

Jumlah Unit Usaha Produk Hewan yang

diaudit/surveillans jaminan mutu

15

30

seksi Kesmavet

Indikator Kinerja Outcome : Balai Keswan Kesmavet

7 Program penyidikan dan

pengujian penyakit hewan dan

produk hewan

Prosentase penambahan ruang lingkup

akreditasi ISO/IEC 17025 : 2017

90 92

319.697.850

319.574.022

100,0

Peningkatan Pelayanan Pengujian dan

pemeriksaan kesehatan hewan dan

produk hewan

0,5 30

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap Balai kesehatan hewan dan

kesehatan masyarakat veteriner

82,1 84

Pelayanan Pengujian Penyakit Indikator Kinerja Output :

Page 60: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

45

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Hewan di Balai Kesehatan

Hewan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner

Jumlah Pengujian penyakit hewan

9.900

60.771

173.935.498 173.935.498 100,0 Kepala Seksi Pengujian

Penyakit Hewan

Jumlah hewan yang diawasi dalam

lalulintas hewan di perbatasan provinsi

67.500

78.443

Indikator Kinerja Output :

Pelayanan Pengujian Produk

Hewan di Balai Kesehatan

Hewan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner

Jumlah Pengujian produk hewan 2.210 5.594 105.262.352 105.138.524 99,9 Kepala Seksi Pengujian

Produk Hewan

Jumlah hewan yang diawasi dalam

lalulintas hewan di perbatasan provinsi

52.500.000 133.384.279

Pelatihan SDM 2 2

Akreditasi Laboratorium

Pengujian di Balai Kesehatan

Hewan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner

Rekomendasi hasil pengujian penyakit

hewan dan produk hewan

12.110 66.365 40.500.000 40.500.000 100,0 Kepala Seksi Pengujian

Produk Hewan

Rekomendasi hasil pemeriksaan lalu

lintas hewan dan produk hewan

12.045

12.461

Indikator Kinerja Outcome : UPTD RSH

8 Program pelayanan rumah

sakit hewan

Persentase tingkat kesembuhan pasien 90 96,75 445.518.477 444.585.797 99,8

Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap pelayanan Rumah Sakit Hewan

88 89,75

Indikator Kinerja Output :

Kegiatan Pelayanan Medis di

UPTD Rumah Sakit Hewan

Jumlah Pelayanan konsultasi medik,

pemeriksaan klinis/jasa medik,

pengobatan, rawat inap, bedah minor dan

mayor serta orthopedik, vaksinasi,

ambulatori, USG, X Ray, laboratorium

diagnostik, grooming sakit dan scalling

gigi

2408 8273 445.518.477 444.585.797 99,8

Jumlah fasilitas penunjang medik

veteriner

2 2

Page 61: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

46

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Pendidikan Berkelanjutan bagi

SDM di Rumah Sakit Hewan

2 9

Jumlah lokasi pendampingan pelayanan

kesehatan hewan

8 14

Jumlah Nilai IKM 88 89,75

Indikator Kinerja Outcome : BPMKP/Bahan Pakan

9 Program pengujian mutu dan

keamanan pakan/bahan pakan

Peningkatan pelayanan pengujian 2,5 44,1 232.664.834 218.911.646 94,1

Persentase pakan yang bersertifikat 70 164,31

Persentase penambahan ruang lingkup

parameter uji yang terakrediasi sesuai

ISO 17025:2017

72,7 72,7

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap pengujian mutu dan keamanan

pakan/bahan pakan

82,1 82,15

Indikator Kinerja Output :

Pengujian Mutu Dan

Keamanan Pakan Di Balai

Pengujian Mutu Dan

Keamanan Pakan /Bahan

Jumlah pengujian pakan/bahan pakan

baik aktif service maupun pasif service

4200 8270 166.176.471 158.588.151 95,4 BPMKP/BP CIKOLE

Jumlah Petugas yang mengikuti pelatihan

teknis bersertifikat

5 6

Penyiapan Sampel dan

pelaporan

Jumlah sampel pakan yang disiapkan

untuk pengujian

1050 1513 66.488.363 60.323.495 90,7 BPMKP/BP CIKOLE

Jumlah Sertifikat Pakan yang terbit 100 674

Jumlah ruang lingkup parameter uji

sesuai ISO 17025 yang terakreditasi

8 8

jumlah nilai IKM 82,1 82,15

Indikator Kinerja Outcome : BPTSPHPT Cikole

Lembang

10 Program pengembangan

ternak sapi perah dan hijauan

Presentase ternak sapi perah yang memiliki produksi individu ≥ 5.000 22 22 3.625.778.410 3.570.476.185 98,5

Page 62: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

47

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

pakan ternak kg/laktasi

Persentase produksi hijauan pakan ternak

yang berkualitas

55 55

Persentase produksi susu yang diolah 2,2 3

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap pengembangan ternak sapi

perah dan hijauan pakan ternak

89 90

Indikator Kinerja Output :

Budidaya Sapi Perah dan

Hijauan Pakan Ternak di Balai

Pengembangan Ternak Sapi

Perah dan Hijauan Pakan

Jumlah produksi susu pertahun 280000 292.995 3.210.785.060

3.181.437.885

99,1 Seksi Budidaya

Persentase Peningkatan kelahiran ternak 74 78

Penurunan nilai S/C 1,475 1,42

Peningkatan nilai CR 63,5 74

Penurunan persentase kamatian 5 4,5

Jumlah produksi HPT 2450,5 2451

Kaji Terap Teknologi Sapi

Perah, Pakan dan Produksi

Hasil Ternak di Balai

Pengembangan Ternak Sapi

Perah

Jumlah penerapan teknologi pengolahan

pakan

4 4 414.993.350

389.038.300

93,7 Seksi Teknologi

pengolahan

Jumlah penerapan pemanfaatan limbah

ternak

2 2

Jumlah ternak sapi perah yang disebarkan

dimasyarakat

10 0

Jumlah assesmen sistem manajemen

mutu SNI 9001 : 2015

1 1

Jumlah diversifikasi produk olahan susu

yang memenuhi persyaratan SNI

3 3

Jumlah diversifikasi produk olahan susu

yang tersertifikasi

2 2

Jumlah penjualan diversifikasi produk 2 2

Page 63: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

48

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

olahan susu

Peningkatan jumlah nilai IKM 89 90

Indikator Kinerja Outcome : BPPIBSP BUNIKASIH

11 Program Perbibitan dan

pengembangan inseminasi

buatan Sapi perah Bunikasih

Persentase bibit ternak betina sesuai SNI

dari produksi bibit betina yang dihasilkan

2 33 1.723.108.120 1.720.820.662 99,9

Jumlah produksi susu 160.000 156.688

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap Balai Perbibitan dan

pengembangan inseminasi buatan Sapi

perah Bunikasih

84 87,00

Indikator Kinerja Output :

Kegiatan Pelayanan Teknis

Kebutuhan Dasar Ternak, di

UPTD BPPIBTSP Bunikasih

Presentase angka kelahiran (Dari

Akspetor)

64 60 1.687.195.520 1.684.938.662 99,9

Presentase angka kematian < 4 3,79

Persentase jumlah induk laktasi produksi

susu per laktasi > 5000

33 33

Kegiatan Pelayanan Kelompok,

Pengujian Pembibitan di UPTD

BPPIBTSP Bunikasih

Presentase pendukung sarana prasarana

berupa bahan prkatek lapangan

(demfarm)

0 0 35.912.600 35.882.000 99,9

Jumlah Bimtek teknologi pengembangan

sapi perah

3 3

Jumlah penyebaran dokumen informasi

dan teknologi pengembangan sapi perah

3 3

Jumlah assesmen sistem manajemen

mutu SNI 9001 : 2015

1 1

Indikator Kinerja Outcome BPPTD MARGAWATI

12 Program pengembangan

perbibitan ternak domba dan

Persentase bibit domba dan kambing

sesuai SNI yang dihasilkan

17 18,33

3.565.027.292

3.555.720.294

99,7

Page 64: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

49

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

kambing

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap Balai pengembangan perbibitan

ternak domba dan kambing

84,6 88,48

Indikator Kinerja Output :

Kegiatan Pelayanan Dasar

Teknis Pembibitan Ternak

Domba dan Kambing Di UPTD

BPPTDK

Presentase angka kelahiran 125 138 3.431.319.052 3.422.038.059 99,7 Kasi Pembibitan

Prosentase Angka kebuntingan 85 85,32 Kasi Pembibitan

Presentase angka kematian 7,75 8,23 Kasi Pembibitan

Parameter teknis yang digunakan sebagai

dasar seleksi mutu genetik

Kasi Pembibitan

a. Rataan Berat Lahir 2,25 2,71 Kasi Pembibitan

b. Rataan Berat sapih (100 hari) 10,25 11,51 Kasi Pembibitan

c. Rataan Pertambahan Berat Badan

Harian

80 88,56 Kasi Pembibitan

Kegiatan Pelayanan kelompok,

Pengujian dan Aplikasi

Teknologi Untuk Peningkatan

Performance Ternak Domba

dan Kambing di UPTD BPPTDK

Margawati

Jumlah penanganan pengolahan limbah 3 3 133.708.240 133.682.235 100,0 Kasi Distribusi dan

Informasi

Assesmen sistem manajemen mutu SNI

9001 : 2015

1 1 Kasi Distribusi dan

Informasi

Jumlah diseminasi teknologi

pengembangan ternak domba

4 4 Kasi Distribusi dan

Informasi

Jumlah penerapan disemniasi tekonologi

pengembangan ternak domba di

kelompok

5 5 Kasi Distribusi dan

Informasi

Jumlah penyebaran dokumen informasi

dan teknologi pengembangan ternak

domba/kambing

20 20 Kasi Distribusi dan

Informasi

Page 65: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

50

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah ternak domba/kambing yang

disebarkan ke kelompok

396 396 Kasi Distribusi dan

Informasi

Indikator Kinerja Outcome : BPPTU JATIWANGI

13 Program pengembangan

perbibitan ternak unggas

Persentase bibit ayam sentul unggul 11,7 30 4.315.463.024 4.304.405.880 99,7

Persentase bibit itik rambon galur murni 68 68

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap Balai pengembangan perbibitan

ternak unggas

82,2 83,34

Indikator Kinerja Output :

Pelayanan Teknis Kebutuhan

Dasar Ternak Unggas di UPTD

BPPT Unggas Jatiwangi

Jumlah produksi telur ayam sentul 564.655 387.856 4.038.992.824 4.029.678.880 99,8

Pemuliaan Ternak Unggas

Lokal di UPTD BPPT Unggas

Jatiwangi

Jumlah produksi DOC ayam sentul 204.668 111.354 276.470.200 274.727.000 99,4

Jumlah produksi telur itik 298.083 175.159

Jumlah produksi DOD ternak itik 60.505 10.162

Jumlah cetakan publikasi dan

dokumentasi

- -

Jumlah supervisi sistem manajemen

mutu

- 100

Jumlah kelompok ternak yang mendapat

bantuan bibit unggas

50 44

Indikator Kinerja Outcome : BPPIBTSP CIAMIS

14 Program Perbibitan dan

pengembangan inseminasi

buatan ternak sapi potong

Laju produksi benih semen beku sapi

potong

15 17,45 3.201.643.555 3.178.189.871 99,3

Persentase induk sapi potong yang

memiliki SKLB

7 8,93

Page 66: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

51

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Persentase bibit ternak sapi potong sesuai

SNI

21

25,00

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

terhadap Balai Perbibitan dan

pengembangan inseminasi buatan ternak

sapi potong

82,1

87,51

Indikator Kinerja Output :

Kegiatan Pengembangan Ternak Sapi Potong di Masyarakat di UPTD BPPIB Ternak Sapi Potong

Jumlah sarana dan prasarana prosesing

semen beku

1

1,00

245.421.156 241.188.642 98,3

Kegiatan Pelayanan Teknis kebutuhan dasar di UPTD BPPIB Ternak Ciamis

Jumlah petugas SDM pelaksana di

laboratorium

4

4,00

2.956.222.399 2.937.001.229 99,3

Jumlah peningkatan hasil uji performa

bibit ternak SKLB

65 58,00

Persentase kluster standar mutu bibit

sapi calon pengganti (replacemen stock)

0 85,53

Jumlah angka kematian < 3 1,55

Jumlah angka kelahiran 60 86,73

Jumlah peningkatan hasil uji performa

bibit ternak SNI

20 2,00

Jumlah dokumen rekording mutu bibit

ternak sapi potong berstandar SNI

20 25,00

Jumlah benih (semen beku) yang

didistribusi ke masyarakat

0

4.872,00

Jumlah bibit ternak sapi potong yang

dikembangkan di masyarakat

0

48,00

Page 67: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

52

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah kelompok ternak binaan UPTD

Balai

0

24,00

Jumlah sarana dan prasarana gelar

teknologi di UPTD BPPIB Ternak Sapi

Potong Ciamis

0

-

Jumlah penyebaran dokumen informasi

dan teknologi pengembangan ternak sapi

potong

0

-

Jumlah assesmen sistem manajemen

mutu SNI 9001 : 2015

1

2,00

3. INDIKATOR KINERJA UTAMA DKPP

A Indikator Kinerja Sasaran :

6. Tingkat pemenuhan dukungan

manajemen perkantoran

64 68,7

47 50,1 24.400.000 24.400.000 100,0

15 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur Dinas

Ketahanan Pangan dan

Peternakan

Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan

0,24 0,24 24.400.000 24.400.000 100,0 Sekretaris Dinas

Ketahanan Pangan dan

Peternakan

Kegiatan Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur Dinas

Ketahanan Pangan dan

Peternakan Provinsi Jawa

Barat

1 Jumlah pengadaan peralatan gedung

kantor

2 2 24.400.000 24.400.000 100,0 Kepegum

16 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengawasan Mutu dan

Keamanan Pangan

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai Pengawasan

Mutu dan Keamanan Pangan

70 52,5 9.800.000 9.360.250 95,5 Kepala BPMKP Cikole

Lembang

Peningkatan Sarana dan

Prasarana di UPTD Balai

1 Jumlah sarana dan prasarana balai 4 3 9.800.000 9.360.250 95,5 kasubag TU

Page 68: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

53

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Pengawasan Mutu dan

Keamanan Pangan

17 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengujian Mutu dan

Keamanan Pakan/Bahan

Pakan Cikole Lembang

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai Pengujian

Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan

Cikole Lembang

65 65 3.961.400 3.961.400 100,0 Kepala BPMKP/BP

Cikole Lembang

Kegiatan Peningkatan Sarana

dan Prasarana di Balai

Pengujian Mutu dan Keamanan

Pakan/Bahan Pakan Cikole

Lembang

1 Peningkatan jumlah peralatan penunjang

kegiatan pengujian pakan/bahan pakan

65 65 3.961.400 3.961.400 100,0 kasubag TU

18 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengembangan Ternak

Sapi Perah dan Hijauan Pakan

Ternak Cikole Lembang

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai

Pengembangan Ternak Sapi Perah dan

Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang

27,27 27,27 54.215.000 53.448.850 98,6 Kepala UPTD Balai

Pengembangan Ternak

Sapi Perah Cikole

Lembang

Peningkatan Sarana dan

Prasarana di UPTD Balai

Pengembangan Ternak Sapi

Perah dan Hijauan Pakan

Ternak Cikole Lembang

1 Jumlah Sarana dan Prasarana

(Perkandangan, Milking Parlour, show

window, sarana pelayanan, gedung

kantor, sarana biosecurity, ruangan unit

penolahan, mesin pengolahan pakan,

peralatan pengolahan produk hasil,

drainase air, Jalan lingkungan balai dan

benteng pembatas balai )

2 4 54.215.000 53.448.850 98,6 kasubag TU

19 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pelatihan Peternakan dan

Ketahanan Pangan Cikole

Lembang

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai Pelatihan

Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole

Lembang

2,6 2,6 42.255.080 41.900.450 99,2 Kepala UPTD Balai

Pelatihan Peternakan

dan Ketahanan Pangan

Page 69: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

54

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Peningkatan Sarana dan

Prasarana di Balai Pelatihan

Peternakan dan Ketahanan

Pangan Cikole

1 Jumlah sarana dan prasaran pelatihan,

asrama dan kantor

1 1 42.255.080 41.900.450 99,2 kasubag TU

20 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi

Buatan Ternak Sapi Potong

Ciamis

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai Perbibitan

dan Pengembangan Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Potong Ciamis

0 0 0 0 0 Kepala UPTD Balai

Perbibitan dan

Pengembangan

Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Potong

Ciamis

Kegiatan

Pembangunan/Renovasi

UPTD/Balai Instalasi

Perbibitan dan Hiajauan Pakan

Ternak dan Penyediaan Sarana

Pendukungnya di UPTD BPPIB

Ternak Sapi Potong Ciamis

(DAK)

Jumlah Sarana dan Prasarana Kandang

Ternak, Instalasi limbah kotoran ternak,

Loading dan Gangway, Biosecurity dan

pos jaga, tembok penahan tanah, jalan

produksi (kebun rumput dan

perkandangan), drainase, laboratorium

IB, Masjid Jami UPTD BPPIBT Sapi Potong

Ciamis, Kantor dan Aula, Guest House dan

Rumah pegawai

0 0 0 0 0 kasubag TU

21 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Unggas

Jatiwangi

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas

Jatiwangi

0 0 0 0 0 Kepala UPTD Balai

Pengembangan

Perbibitan Ternak

Unggas Jatiwangi

DAK - Revitalisasi Sarana dan

Prasarana Balai di UPTD BPPT

Unggas Jatiwangi

Jumlah Sarana dan Prasarana Kandang

serta Pondok Pelatihan

0 0 0 0 0 kasubag TU

22 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Domba dan

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak Domba

dan Kambing Margawati

78 78 169.888.596 169.329.900 99,7 Kepala BPPTDK

Margawati

Page 70: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

55

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Kambing Margawati

Revitalisasi sarana dan

prasarana di BPPTDK

margawati

Jumlah kandang kambing/domba, mes

peserta PKL/magang/penelitian, exserise

ternak domba/kambing, jalan lingkungan

kandang, mesin choper, kendaraan angkut

pengunjung dan sarana lainnya

1 1 169.888.596 169.329.900 99,7 kasubag TU

23 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Kesehatan Hewan dan

Kesehatan Masyarakat

Veteriner

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai Kesehatan

Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Veteriner

60 100 204.813.600 203.167.060 99,2 Kepala Balai Keswan

dan Kesmavet

Penguatan Pelayanan di Balai

Kesehatan Hewan dan

Masyarakat Veterinerr

1 Presentase sarana prasarana Bangunan

lab dan kantor, kandang issolasi,

mebelair, CCTV, penangkal petir, listrik,

internet, alat laboratorium, sarana

biosekuriti dai Pos

60 100 204.813.600 203.167.060 99,2 kasubag TU

24 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi

Buatan Ternak Sapi Perah

Bunikasih

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Balai Perbibitan

dan Pengembangan Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Perah Bunikasih

0 0 0 0 0 Kepala Balai Perbibitan

dan Pengembangan

Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Perah

Bunikasih

Kegiatan Penguatan Sarana

Dan Prasarana Balai Di UPTD

BPPIBTSP Bunikasih

Jumlah penambahan sarana prasarana 0 0 0 0 0 kasubag TU

25 Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Aparatur UPTD

Rumah Sakit Hewan

1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan

Prasarana Kerja UPTD Rumah Sakit

Hewan

75,0 75 191.611.000 191.611.000 100,0 Kepala UPTD Rumah

Sakit Hewan

Page 71: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

56

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Peningkatan Sarana dan

Prasarana di UPTD Rumah

Sakit Hewan

Jumlah sarana dan prasaran penunjang

medik veteriner dan kantor

1 4

191.611.000

191.611.000

100,0 kasubag TU

81,6 87,3

64,24 64,24

26 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran Dinas

Ketahanan Pangan dan

Peternakan

1 Persentase ASN yang memiliki kesesuaian

kompetensi di Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan

9 9 3.444.078.439 3.148.325.756 91,4 Sekretaris DKPP

2 Persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di Dinas Ketahanan Pangan

dan Peternakan

11,78 11,78 Sekretaris DKPP

3 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

100 100 Sekretaris DKPP

4 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan

100 100 Sekretaris DKPP

5 Persentase ketersediaan data Kinerja

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan

100 100 Sekretaris DKPP

Penyediaan Diklat, Kursus

Singkat dan Bimtek Aparatur

Persentase aparatur yang lulus mengikuti

diklat kepemimpinan, diklat-diklat teknis

dan fungsional

100 100 98.400.000 98.400.000 100,0 Kepegum

Penyediaan Pemeliharaan Kendaraan Dinas

372.070.297 360.178.501 96,8 Kepegum

Pemeliharaan Fasilitas dan Gedung

Kantor

102.479.250 100.527.715 98,1

Presentase Pemeliharaan rutin / berkala

prabotan, fasilitas dan gedung kantor,

100 100

Page 72: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

57

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

kendaraan kantor, jasa keamanan dan

kebersihan beserta peralatannya

Penyediaan Langganan Kantor 465.534.081 399.189.984 85,7 Kepegum

Penyediaan Sewa, Publikasi

dan Dokumentasi Kantor

204.000.000 202.579.000 99,3 Kepegum

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor,

349.829.428 327.894.864 93,7 Kepegum

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

319.239.911 289.218.720 90,6 Kepegum

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

1.461.463.970 1.324.635.972 90,6 Kepegum

Penyediaan Tenaga Ahli,

Kerohanian, Sarana dan

Prasarana Olahraga

71.061.502 45.701.000 64,3 Kepegum

Presentase penyediaan alat pendukung

fasilitas kantor, jasa komunikasi,

sumberdaya air dan listrik, alat tulis

kantor, cetakan dan penggandaan, mamin

rapat

100 100 80,4 Kepegum

Tingkat kesesuaian perencanaan kinerja

AKIP

26,97 26,97 Kasubag Perencanaan

Persentase laporan keuangan dan aset

dinas

100 100 Kasubag Keuangan

Persentase jumlah dokumen data

statistik, data fungsi, Renstra, Renja, RKT,

IKU, rencana aksi, PK, RKA, DPA dll

100 100 Kasubag Perencanaan

88,3 88,3 483.489.298 446.568.992 92,4

27 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

1 persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai Pengawasan

75 75

483.489.298

446.568.992

92,4 Kepala BPMKP

Page 73: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

58

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Balai Pengawasan Mutu dan

Keamanan Pangan

Mutu dan Keamanan Pangan

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Pengawasan Mutu dan

Keamanan Pangan

95 95 Kepala BPMKP

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Pengawasan

Mutu dan Keamanan Pangan

95 95 Kepala BPMKP

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

1 Jumlah Pemeliharaan Kendaraaan Dinas,

Pemeliharaan Perabotan, Fasilitas dan

Gedung Kantor di BPMKP

4 4 74.793.000 61.419.704 82,1 Kasubag TU

Penyediaan Langganan Kantor 21.900.000 12.754.788 58,2

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

18.318.433 16.492.500 90,0

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

328.547.465 324.285.200 98,7

2 Jumlah Penyediaan Barang Habis Pakai,

Langganan, Sewa, Publikasi dan

Dokumentasi, Alat Pendukung Fasilitas

Kantor, Jasa Keamanan dan Kebersihan

Beserta Peralatannya di BPMKP

70 70

368.765.898

353.535.588

95,9 Kasubag TU

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

3 Jumlah Penyediaan Rapat Internal dan

Luar Kantor di Balai Pengawsan Mutu dan

Keamanan Pangan

6 6

39.930.400

31.613.700

79,2 Kasubag TU

86 87,33 916.250.583 867.166.662 94,6

Page 74: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

59

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

28 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Balai Pengujian Mutu dan

Keamanan Pakan/Bahan

Pakan Cikole Lembang

1 Persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai Pengujian

Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan

Cikole Lembang

76

76

135.630.000 119.488.418 88,1 Kepala BPMKP/BP

Cikole Lembang

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Pengujian Mutu dan

Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole

Lembang

86

86

756.283.583 725.111.244 95,9 Kepala BPMKP/BP

Cikole Lembang

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Pengujian Mutu

dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan

Cikole Lembang

96

100

24.337.000 22.567.000 92,7 Kepala BPMKP/BP

Cikole Lembang

Penyediaan Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

25.140.000 22.803.418 90,7 Kasubag TU

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

110.490.000 96.685.000 87,5 sda

1 Pemenuhan pemeliharaan kendaraan

operasional

76 76 78.173.600 63.771.169 81,6 Kasubag TU

Penyediaan Langganan Kantor 64.975.645 57.523.137 88,5 sda

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

613.134.338 603.816.938 98,5 sda

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

sda

2 Persentase Langganan Kantor, Barang

Habis Pakai Kantor, Alat Pendukung

Fasilitas Kantor, Jasa Keamanan dan

Kebersihan Beserta Peralatannya

86 86 sda

Page 75: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

60

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

3 Persentase dokumen rencana dan laporan

Capaian Kinerja dan Keuangan

96 100 24.337.000 22.567.000 92,7 Kasubag TU

85,8 85,4 2.490.128.430 2.470.550.476 99,2

29 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Balai Pengembangan Ternak

Sapi Perah dan Hijauan Pakan

Ternak Cikole Lembang

1 persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai

Pengembangan Ternak Sapi Perah dan

Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang

57,53 57,16

2.490.128.430

2.470.550.476

99,2 Kepala UPTD Balai

Pengembangan Ternak

Sapi Perah Cikole

Lembang

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi

Perah dan Hijauan Pakan Ternak Cikole

Lembang

100 99,16 Kepala UPTD Balai

Pengembangan Ternak

Sapi Perah Cikole

Lembang

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Pengembangan

Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan

Ternak Cikole Lembang

100 100 Kepala UPTD Balai

Pengembangan Ternak

Sapi Perah Cikole

Lembang

Penyediaan Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

254.246.399 254.156.896 100,0

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

273.970.881 270.660.661 98,8

1 Persentase Pemeliharaan Perabotan,

kendaraan, Fasilitas dan Gedung Kantor

di UPTD Pengembangan Ternak Sapi

Perah dan Hijauan Pakan Ternak CIkole

Lembang

57,53 57,16

Penyediaan Langganan Kantor 205.226.600 203.149.893 99,0

Penyediaan Bahan dan Alat 72.034.750 69.739.451 96,8

Page 76: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

61

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Pakai Habis

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

1.648.135.800 1.636.329.575 99,3

2 Persentase penyediaan kebutuhan

Barang Habis Pakai, Langganan kantor,

Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa

Keamanan dan Kebersihan Beserta

Peralatannya di UPTD di UPTD BPT Sapi

Perah dan HPT Cikole

100 99,16 99,2 Kasubag TU

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

yang tepat waktu dan sesuai peraturan

Perundang-undangan di UPTD BPT Sapi

Perah dan HPT Cikole

100 100,00

36.514.000

36.514.000

100,0 Kasubag TU

77,9 86,9 567.263.829 543.426.048 95,8

30 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Balai Pelatihan Peternakan dan

Ketahanan Pangan Cikole

Lembang

1 Persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai Pelatihan

Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole

Lembang

33,8 60,6 567.263.829 543.426.048 95,8 Kepala UPTD Balai

Pelatihan Peternakan

dan Ketahanan Pangan

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan

Ketahanan Pangan Cikole Lembang

100 100 Kepala UPTD Balai

Pelatihan Peternakan

dan Ketahanan Pangan

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Pelatihan

Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole

Lembang

100 100 Kepala UPTD Balai

Pelatihan Peternakan

dan Ketahanan Pangan

Penyediaan Pemeliharaan 23.660.000 22.427.651 94,8

Page 77: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

62

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Kendaraan Dinas

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

84.986.000 83.555.000 98,3

1 Persentase Pemeliharaan Kendaraaan

Dinas, Perabotan, Fasilitas dan Gedung

Kantor di Balai Pelatihan Peternakan dan

Ketahanan Pangan

Cikole

33.8 60,6

108.646.000

105.982.651

97,5 Kasubag TU

Penyediaan Langganan Kantor 67.189.000 52.566.507 78,2

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

36.711.236 32.243.250 87,8

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

342.635.445 340.614.140 99,4

2 Persentase penyediaan kebutuhan

Barang Habis Pakai, Langganan kantor,

Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa

Keamanan dan Kebersihan Beserta

Peralatannya di Balai Pelatihan

Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole

100 100 446.535.681 425.423.897 95,3 Kasubag TU

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

yang tepat waktu dan sesuai peraturan

Perundang-undangan di UPTD Balai

Pelatihan Peternakan dan Ketahanan

Pangan Cikole Lembang

100 100 12.082.148 12.019.500 99,5 Kasubag TU

50 83,3 1.078.587.565 1.068.344.926 99,1

31 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi

1 Persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Potong Ciamis

50

50

1.078.587.575 1.068.344.926 99,1 Kepala Balai Perbibitan

dan Pengembangan

Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Potong

Page 78: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

63

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Buatan Ternak Sapi Potong

Ciamis

Ciamis

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Potong Ciamis

50

100

Kepala Balai Perbibitan

dan Pengembangan

Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Potong

Ciamis

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Potong Ciamis

50

100

Kepala Balai Perbibitan

dan Pengembangan

Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Potong

Ciamis

Penyediaan Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

185.137.425 180.015.525 97,2

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

113.990.899 113.038.099 99,2

1 Persentase jumlah hasil pemeliharaan

sarana dan prasarana dalam kondisi baik

di UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Potong Ciamis

65 47 299.128.314 293.053.624 98,0 Kasubag TU

Penyediaan Langganan Kantor 126.775.200 126.704.102 99,9

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

47.102.991 47.102.800 100,0

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

551.261.200 547.294.396 99,3

Page 79: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

64

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

2 Persentase penyediaan kebutuhan

Barang Habis Pakai, Langganan kantor,

Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa

Keamanan dan Kebersihan Beserta

Peralatannya di UPTD Balai Perbibitan

dan Pengembangan Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Potong Ciamis

50

47

725.139.391 721.101.298 99,4 Kasubag TU

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

yang tepat waktu dan sesuai peraturan

Perundang-undangan di UPTD Balai

Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi

Buatan Ternak Sapi Potong Ciamis

50

47

54.319.860 54.190.004 99,8 Kasubag TU

85,09 90,45 960.233.612 932.534.954 97,1

32 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Unggas

Jatiwangi

1 persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas

Jatiwangi

55,26 72,225 960.233.612 932.534.954 97,1 Kepala UPTD Balai

Pengembangan

Perbibitan Ternak

Unggas Jatiwangi

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Pengembangan Perbibitan

Ternak Unggas Jatiwangi

100 100 Kepala UPTD Balai

Pengembangan

Perbibitan Ternak

Unggas Jatiwangi

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi

100 99,13 Kepala UPTD Balai

Pengembangan

Perbibitan Ternak

Unggas Jatiwangi

Kegiatan Pemeliharaan

kendaraan

80.593.200 76.971.346 95,5 Kasubag TU

Page 80: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

65

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Pemeliharaan fasilitas dan

Gedung Kantor

39.082.262 39.078.200 99,99

1 Persentase Pemeliharaan kendaraan,

Perabotan, Fasilitas dan Gedung Kantor di

UPTD BPPT Unggas Jatiwangi

85,19 61,32

Penyediaan langganan kantor 202.842.900 181.082.608 89,3 Kasubag TU

Penyediaan bahan dan alat

pakai habis

37.534.350 36.313.900 96,7

Penyediaan jasa tenaga kerja

dan perlengkapannya

575.717.900 575.717.900 100,0

2 Persentase Penyediaan Alat Pendukung

Fasilitas Kantor, Penyediaan Kerohanian,

Sarana dan Prasarana Olahraga serta

Pakaian, Sewa, Publikasi dan

Dokumentasi Kantor, Langganan Kantor,

Barang Habis Pakai Kantor, Jasa

Keamanan dan Kebersihan di UPTD BPPT

Unggas Jatiwangi

100 78,88 97,2

Kegiatan Penyediaan Rapat

Internal dan Luar Kantor UPTD

BPPT Unggas Jatiwangi

3 Persentase Penyediaan Rapat Internal

dan Luar Kantor UPTD BPPT Unggas

Jatiwangi

100 49,53

24.463.000

23.371.000

95,5 Kasubag TU

91,1 91,0

33 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Domba dan

Kambing Margawati

1 Persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai

Pengembangan Perbibitan Ternak Domba

dan Kambing Margawati

73 73 1.115.707.656 1.112.582.729 99,7 Kepala BPPTDK

Margawati

Page 81: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

66

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Pengembangan Perbibitan

Ternak Domba dan Kambing Margawati

100 100 Kepala BPPTDK

Margawati

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Pengembangan

Perbibitan Ternak Domba dan Kambing

Margawati

100 100 Kepala BPPTDK

Margawati

Penyediaan Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

227.535.778 226.701.111 99,6 Kasubag TU

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

92.691.001 92.691.000 100,0

1 Persentase Pemeliharaan Kendaraaan

Dinas, Perabotan, Fasilitas dan Gedung

Kantor di UPTD BPPTDK Margawati Garut

dan SP3TDK Tambakmekar Subang

73,33 74

Penyediaan Langganan Kantor 91.755.000 91.583.115 99,8 Kasubag TU

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

33.398.600 33.391.600 100,0

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

616.501.777 614.398.403 99,7

2 Persentase penyediaan kebutuhan

Barang Habis Pakai, Langganan kantor,

Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa

Keamanan dan Kebersihan Beserta

Peralatannya di UPTD BPPTDK

Margawati Garut dan SP3TDK

Tambakmekar Subang

100 100

Penyediaan Makan Minum, 3 Jumlah dokumen rencana dan laporan 100 100 53.825.500 53.817.500 99,98 Kasubag TU

Page 82: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

67

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu

88,3 100,0 1.477.589.595 1.458.070.008 98,7

34 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Balai Kesehatan Hewan dan

Kesehatan Masyarakat

Veteriner

1 persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai Kesehatan

Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Veteriner

65 100,00 1.446.926.311 1.417.853.569 97,99 Kepala Balai Keswan

dan Kesmavet

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Kesehatan Hewan dan

Kesehatan Masyarakat Veteriner

100

100,00

Kepala Balai Keswan

dan Kesmavet

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Kesehatan

Hewan dan Kesehatan Masyarakat

Veteriner

100

100,00

Kepala Balai Keswan

dan Kesmavet

Penyediaan Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

68.482.548 62.464.872 91,21 Kasubag TU

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

57.252.000 57.249.400 99,995

1 Fasilitas Pos Pemeriksaan Hewan yang

memadai

65 100,00

penyediaan Langganan Kantor 147.004.500 135.756.317 92,3 Kasubag TU

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

25.948.184 25.900.190 99,8

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

1.084.996.350 1.076.772.940 99,2

Page 83: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

68

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

2 presentase fasilitas pendukung kantor,

Penyediaan Barang Habis Pakai Kantor,

langganan kantor, jasa keamanan,

kebersihan beserta peralatannya

100 100 Kasubag TU

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

3 Jumlah dokumen rencana dan laporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu

100 100 93.906.013 93.906.013 100,0 Kasubag TU

89,3 91,1 2.714.840.149 2.659.524.446 98,0

35 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi

Buatan Ternak Sapi Perah

Bunikasih

1 persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Perah Bunikasih

68

73,33

2.714.840.149

2.659.524.446

98,0 Kepala Balai Perbibitan

dan Pengembangan

Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Perah

Bunikasih

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Perah Bunikasih

100

100,00

Kepala Balai Perbibitan

dan Pengembangan

Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Perah

Bunikasih

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Perah Bunikasih

100 100 Kepala Balai Perbibitan

dan Pengembangan

Inseminasi Buatan

Ternak Sapi Perah

Bunikasih

Penyediaan Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

155.115.000 152.454.051 98,3 Kasubag TU

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

144.223.465 141.533.000 98,1

Page 84: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

69

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Persentase Pemeliharaan Kendaraaan

Dinas, Perabotan, Fasilitas dan Gedung

Kantor di Balai Perbibitan Dan

Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak

Sapi Perah Bunikasih

100

100,00

Penyediaan Langganan Kantor 210.325.000 185.014.331 88,0 Kasubag TU

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

36.178.024 36.127.600 99,9

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

2.130.355.660 2.105.972.464 98,9

2 Persentase penyediaan kebutuhan Alat

Pendukung Fasilitas Kantor, Sewa,

Publikasi dan Dokumentasi Kantor,

keamanan, Barang Habis Pakai Kantor

serta langganan kantor di BPPIBTSP

Bunikasih

100 100,00 2.521.082.149 2.468.647.395 97,9

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

yang tepat waktu dan sesuai peraturan

Perundang-undangan di BPPIBTSP

Bunikasih

100 100,00 38.643.000 38.423.000 99,4 Kasubag TU

91,0 91,7

36 Program Dukungan

Manajemen Perkantoran UPTD

Rumah Sakit Hewan

1 persentase sarana dan prasarana dalam

kondisi baik di UPTD Rumah Sakit Hewan

73,0

75,00

77.510.303 71.822.965 92,7 Kepala UPTD Rumah

Sakit Hewan

2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan

pelayanan administrasi Perkantoran di

UPTD Rumah Sakit Hewan

100

100,00

Kepala UPTD Rumah

Sakit Hewan

Page 85: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

70

Program dan Kegiatan

Inindikator Kinerja (IKU), Outcome

dan Output

Target

Indikator

Kinerja

Realisasi

Indikator

Kinerja

Pagu Anggaran

Penanggungjawab

Anggaran Realisasi

Anggaran

% Capaian

Anggaran

1 2 3 4 5 6 7 8

3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat

waktu dan sesuai peraturan Perundang-

undangan di UPTD Rumah Sakit Hewan

100

100,00

Kepala UPTD Rumah

Sakit Hewan

Penyediaan Pemeliharaan

Kendaraan Dinas

26.040.000 23.832.215 91,5 Kasubag TU

Pemeliharaan Fasilitas dan

Gedung Kantor

42.910.800 42.616.550 99,3

1 Persentase Pemeliharaan Kendaraaan

Dinas, Perabotan, Fasilitas dan Gedung

Kantor di UPTD Rumah Sakit Hewan

74,8 100,00

Penyediaan Langganan Kantor 166.740.000 152.473.200 91,4

Penyediaan Bahan dan Alat

Pakai Habis

31.032.900 29.076.750 93,7

Penyediaan Jasa Tenaga Kerja

dan Perlengkapannya

1.378.610.000 1.372.916.049 99,6

2 Persentase penyediaan kebutuhan

Barang Habis Pakai, Langganan kantor,

Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa

Keamanan dan Kebersihan Beserta

Peralatannya di UPTD Rumah Sakit

Hewan

100 100,00

Penyediaan Makan Minum,

Akomodasi dan Rapat Luar

Kantor

3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

yang tepat waktu dan sesuai peraturan

Perundang-undangan di UPTD Rumah

Sakit Hewan

100 100 20.437.403 18.914.000 92,5 Kasubag TU

Page 86: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

55

3.2.2. Pengelolaan Dana APBN

Adapun pagu alokasi anggaran APBN secara keseluruhan Tahun

2020 tersebut sebesar Rp. 38.948.241.000,- dan pencapaian realisasi

keuangan sebesar Rp. 38.310.720.965,- atau (98,36 %). Dari Badan

Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian melalui dekonsentrasi sebesar Rp.

21.886.429.000,-. Penyerapan sebesar Rp. 21.571.678.950,- atau sebesar

98,56 %, sedangkan dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kementrian Pertanian melalui Tugas Pembantuan sebesar Rp.

13.803.942.000,-, penyerapan sebesar Rp. 13.528.752.625 atau 98,01 %, PSP

sebesar Rp. 3.257.870.000,- penyerapan sebesar Rp. 3.210.289.390,- atau

98,54 %.

Tabel 9. Realisasi Anggaran APBN Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan lingkup Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020.

Program/Kegiatan Indikator Kinerja

Indikator Kinerja Keuangan

Target Rea-

lisasi % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 2 3 4 5 6 7 8

Program Peningkatan

Diversifikasi dan

Ketahanan Pangan

Masyarakat

Sasaran: : Meningkatkan serta

mempertahankan

kuantitas dan kualitas

pangan dan gizi

21.886.429.000 21.571.678.950 98,56

1 Tingkat Konsumsi Pangan

- energy (kkal/kap/hr) 2150 2.150 100,0

- protein (gr/kap/hr) 57 64,9 87,8

2 Persentase peningkatan

keamanan pangan segar asal

tumbuhan sesuai standar

mutu dan keamanan pangan

(persen)

10,10 65,21 645,6

3 Skor PPH Ketersediaan

(poin)

90,7 92,88 102,4

1 Pengembangan

Sistem Distribusi

dan Stabilitas Harga

Pangan

6.393.660.000 6.169.191.050 96.49

2 Pengembangan

Ketersediaan dan

Penanganan Rawan

Pangan

1,576,394,000 1,514,563,000 96.08

3 Pengembangan

Penganekaragaman

Konsumsi dan

Keamanan Pangan

13,242,000,000,- 13,235,404,100 99.95

4 Dukungan

Manajemen dan

Teknis Lainnya

Badan Ketahanan

Pangan

674,375,000 652,520,800 96.76

Jumlah 21.886.429.000 21.571.678.950 98,56

Page 87: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

56

Tabel 10. Anggaran APBN Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dari

lingkup Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2020.

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Keuangan

Target Realisasi % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 2 3 4 5 6 7 8

Sasaran : Meningkatnya

produksi

peternakan

1 Nilai Tukar Usaha

Peternakan

(point)

100 94,22 94,2

2 Produksi

komoditas

peternakan (ton) :

- Daging 1.021.699 1.021.699 100,0

- Telur 609.741 609.741 100,0

- Susu 335.773 293.490 87,4

3 Persentase

peningkatan mutu

produk hewan

3 4,6 153,3

A. Program Pemenuhan

Pangan Asal Ternak dan

Agribisnis Peternakan

Rakyat

13.803.942.000,- 13.528.752.625,- 98,01

1 Peningkatan

produksi pakan

ternak

492.263.000 474.792.540 96,45

2 Pengendalian dan

Penanggulangan

Penyakit Hewan

1.324.526.000 1.203.620.896 90,87

3 Penyediaaan Benih

dan Bibit Serta

Peningkatan

Produksi Ternak

9.727.033.000 9.678.406.205 99,50

4 Peningkatan

Pemenuhan

Persyaratan Produk

Hewan yang ASUH

(Aman, Sehat, Utuh

dan halal )

489.475.000 445.742.110 91,07

5 Dukungan

Manajemen dan

Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Peternakan

355.745.000 346.399.461 97,37

6 Pengembangan

Pengolahan dan

Pemasaran Hasil

Ternak

1.414.900.000 1.379.791.413 97,52

B. Program Penyediaan

dan Pengembangan

Prasarana dan Sarana

Pertanian

3,257,870,000 3,210,289,390 98.54

1 Pengelolaan Air

Irigasi Untuk

Pertanian

2,670,000,000 2,658,970,000 99.59

2 Dukungan

Manajemen dan

Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Prasarana dan

Sarana Pertanian

512,870,000 478,450,390 93.29

3 Fasilitasi Pembiayaan

Pertanian

75,000,000 72,869,000 97.16

Jumlah 3,257,870,000 3,210,289,390 98.54

Page 88: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

57

BAB IV

P E N U T U P

4.1. Keberhasilan dan Kegagalan Capaian Kinerja

Tingakt konsumsi pangan energi sesuai standar ideal Angka Kecukupan

Gizi yang direkomendasikan WNPG 2012 sebesar 2150 kkal/kapita/hari. Secara

kualitas kontribusi Angka Kecukupan Energi ini masih didominasi oleh kelompok

pangan padi – padian sebesar 50,0 %, dimana apabila mengacu kepada standar

PPH ideal 100, kontribusi Angka Kecukupan Energi (AKE) untuk kelompok pangan

padi - padian sebesar 50% dari total Angka Kecukupan Energi. Tingginya

kontribusi AKE padi – padian ini salah satunya disebabkan oleh pola konsumsi

masyarakat yang masih didominasi oleh beras, meskipun mengalami penurunan

dibandingan dengan tahun 2018.

Konsumsi protein tahun 2020 sebesar 64,9 gram/kap/hari, konsumsi ini

diatas konsumsi ideal proten sebesar 57 gram/kap/hari. Kondisi di atas

menggambarkan bahwa secara kuantitas, AKP memang telah mencapai target yang

diinginkan bahkan untuk beberapa tahun sudah melebihi target. Tetapi dari segi

kualitas, terlihat bahwa asupan protein terbesar ternyata bukan berasal dari bahan

pangan sumber protein baik itu hewani maupun nabati (pangan hewani dan

kacang-kacangan). Kontribusi terbesar justru berasal dari sumber pangan

karbohidrat yaitu padi-padian (beras dan terigu).

Pada tahun 2020 ada kenaikan peningkatan keamanan pangan segar asal

tumbuhan sesuai standar mutu dan keamanan pangan sebesar 65,21 %. Hal ini

terlihat dari meningkatnya nilai indikator pengawasan/sertifikasi yang dicapai

pada tahun 2020 yaitu berjumlah 622 sedangkan pada tahun 2019 berjumlah 375,

jadi ada kenaikan sebesar 247 pengawasan/sertifikasi atau sama dengan 65,21 %.

Nilai ini lebih besar dari target yaitu 10,1 %. Peningkatan tersebut menunjukkan

adanya kenaikan indikator pangan segar asal tumbuhan yang diawasi dan dan

kenaikan indikator pangan segar asal tumbuhan yang diregistrasi.

Skor PPH Ketersediaan pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu

sebesar 92.88 poin dari 93.67 poin pada tahun 2019, atau menurun sebesar 0.79

poin (0.84%). Hal tersebut menunjukan tingkat ketersediaan pangan di Jawa Barat.

Page 89: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

58

Kelompok bahan pangan dengan tingkat ketersediaan pangan untuk dikonsumsi

masyarakat Jawa Barat surplus yaitu padi-padian, umbi-umbian, minyak dan

lemak, kacang-kacangan, serta sayuran dan buah. Tahun 2020 ketersediaan

pangan di Jawa Barat menurun dari tahun 2019 disebabkan oleh banyaknya

distribusi pangan keluar Jawa Barat dan penurunan produksi di beberapa

komoditas pangan. Kondisi di lapangan sesuai dengan hasil perhitungan PPH

ketersediaan.

Indikator Nilai Tukar Usaha Peternakan NTUP capaian sebesar 94,22

persen Angka tersebut menunjukan ketidakamampuan peternak dalam menutupi

biaya produksi terhadap pendapatan yang diterima. Lebih dari 100 persen akan

semakin baik pendapatan yang diterima peternak. Indikator Nilai Tukar Usaha

Peternakan NTUP dengan perhitungan sebagai proxy indikator kesejahteraan

peternak, Nilai Tukar Usaha Peternakan (NTUP) dengan cara membandingkan dua

indeks yaitu Indeks Harga Diterima Peternak (IT) dengan Indeks Harga Dibayar

Peternak (IB). Angka NTUP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade)

komoditas hasil peternakan dengan barang dan jasa konsumsi peternak baik untuk

keperluan rumah tangga peternak maupun biaya keperluan proses produksi.

Semakin tinggi angka NTUP ˃100 point, maka ini berarti semakin baik dan kuat kemampuan daya beli peternak.

Capaian indikator kinerja produksi daging sebesar 1.021.699 ton. Angka

tersebut menunjukan produksi daging Jawa Barat dari ternak yang dipotong,

sumbangan terbesar dari ternak daging unggas, bahkan dapat melebihi

ketersediaan konsumsi daging masyarakat. Capaian indikator kinerja produksi

telur sebesar 609.741 ton. Angka tersebut menunjukan produksi telur cukup

tinggi yang dapat memenuhi konsumsi telur di Jawa Barat dan ada sebagian yang

masuk dari luar Jawa Barat Capaian indikator kinerja produksi susu sebesar

293.490 ton. Angka tersebut menunjukan produksi susu masih kurang dan belum

sepenuhnya dipenuhi oleh produksi di Jawa Barat jadi ada sebagian dari luar Jawa

Barat khususnya dari impor.

Capaian indikator kinerja persentase peningkatan mutu produk hewan

sebesar 4,6 %. Angka tersebut menunjukan peningkatan pelaku usaha dalam

menerapkan standar mutu produk hewan yang di ikuti adanya pengawasan mutu

Page 90: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

59

produk untuk terjaminnya kesehatan masyarakat veteriner. Indikator kinerja

peningkatan mutu produk peternakan merupakan sistem pengawasan produk

peternakan yang mempunyai aspek permasalahan dengan dimensi yang sangat

luas dan komplek. Tuntutan jaminan mutu dan keamanan pangan terus

berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen. Pengawasan tidak dapat

dilakukan hanya pada produk akhir, tetapi harus dilakukan dari hulu sampai ke

hilir mulai sejak awal proses, mulai bahan baku, proses produksi, produk setengah

jadi, produk jadi sampai produk yang beredar, sehingga menjadikan produk

peternakan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) untuk dikonsumsi di

masyarakat.

Penyediaan produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal

(ASUH) maka sarana dan prasarana kesehatan masyarakat veteriner harus

memenuhi menerapkan hygine dan sanitasi sebagai persyaratan kelayakan dasar

jaminan keamanan dan mutu pangan. Untuk memenuhi persyaratan hygiene dan

sanitasi minimal adalah melalui Sertifikasi Nomor Kontrol Veterier ( NKV ). Sesuai

dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2020 tentang sertifikasi

Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan. Nomor Kontrol Veteriner (

NKV ) adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya

persyaratan hygine sanitasi sebagai jaminan keamanan produk hewan pada unit

usaha produk hewan.

Tingkat pemenuhan dukungan manajemen perkantoran merupakan

indikator pelayanan dasar seperti administrasi perkantoran, pemeliharaan sarana

dan prasarana, peningkatan sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung

terhadap faktor utama dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan

dalam meningkatkan pembangunan ketahanan pangan dan peternakan. Dukungan

manajemen perkantoran merupakan fungsi yang meliputi rangkaian aktivitas

manajemen dan pengarahan, tata laksana/penyelenggaraan, pelaksana secara

efisien, manajemen pengawasan, pengendalian dan pengawasan, pengarahan dan

pengawasan, pengarahan, perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian agar

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan pada tujuan dan sasaran dinas yang

telah ditetapkan.

Page 91: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

60

4.2. Langkah-Langkah Yang Akan Datang Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengungkit capaian kinerja

dinas harus terfokus dalam suatu prioritas kegiatan seperti difersifikasi pangan,

ketersediaan kebutuhan pangan dan kawasan peternakan dengan melakukan

kegiatan-kegiatan yang terukur dan efektif. Adapun langkah-langkah yang perlu

diperhatikan anatara lain :

1) Peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan diversifikasi konsumsi

pangan. Melalui upaya ini memungkinkan adanya peningkatan kesadaran,

peran, dan partisipasi dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang

beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) serta mengurangi

ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras. Selain itu, dengan

peningkatan pengetahuan juga diharapkan adanya pengelolaan sumberdaya

secara lebih baik, sehingga masyarakat dapat memilih jenis pangan bermutu

gizi dengan harga yang terjangkau.

2) Penyediaan pangan berbasis sumber daya lokal melalui :

a. Pengembangan industri pangan dengan memanfaatkan pangan lokal

dalam menghasilkan produk pangan yang berkualitas dan bernilai tambah

tinggi

b. Peningkatan efisiensi rantai nilai produk pangan lokal dengan

memanfaatkan inovasi dan teknologi, dukungan sistem transportasi,

logistik dan kelembagaan

c. Pengembangan mutu produk dan olahan pangan lokal dengan mereapkan

Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), dan

Good Manufacturing Practices (GMP)

3) Peningkatan akses pangan keluarga dengan memanfaatkan pekarangan dan

media lainnya untuk budidaya aneka tanaman, ternak dan sayuran

4) Pemberdayaan dengan menggalakkan program gizi sebagai bagian dari 10

kegiatan pokok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

5) Peningkatan pola makan B2SA dengan melakukan sosialisasi, promosi dan

edukasi kepada masyarakat misal dalam bentuk gerakan masal untuk

mengurangi konsumsi beras. Hal ini bisa dimulai dari aparat pemerintah

misal dengan mengganti nasi/terigu dalam snack/konsumsi rapat dengan

Page 92: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

61

umbi umbian; untuk anak sekolah dasar dibiasakan membawa bekal

makanan dari rumah sehingga bisa diatur komposisi menunya.

6) Pengembangan jejaring dan informasi pangan melalui :

a. Penguatan kelembagaan pangan pusat dan daerah dan antar daerah

dengan melakukan koordinasi, sinkronisasi serta sinergitas kebijakan

dan program

b. Penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi pangan dengan

membangun sistem informasi pangan dan memanfaatkan berbagai

media

7) Menetapkan jaminan keamanan dan mutu pangan

8) Setiap Orang yang memproduksi dan memperdagangkan Pangan wajib

memenuhi standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.

9) Pemenuhan standar keamanan pangan dan mutu pangan sebagaimana

dilakukan melalui penerapan sistem jaminan keamanan pangan dan mutu

pangan.

10) Pemerintah dan/atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi oleh Pemerintah

dapat memberikan sertifikat Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan

11) Meningkatkan produksi dan distribusi dalam daerah serta melaksanakan PPh

Ketersediaan Tahun 2021.

12) Kegiatan Sikomandan lebih diintensifkan untuk peningkatan Populasi dan

produktivitas.

13) Penetapan Wilayah sumber bibit sapi Pasundan

14) Pengembangan Klaster Sapi Pasundan

15) Pengembangan kebun bibit HMT di pedesaan dan UPTD;

16) Go Green HPT (Hijauan Pakan Ternak) di lahan-lahan marginal

17) Program peternak Milenial

18) Integrasi tanaman pakan dan perkebunan dengan ternak

19) Pengembangan unit usaha bahan pakan ternak

20) Penerapan teknologi pakan dan reproduksi

21) Meningkatkan sosialisasi Produk Pangan Asal Hewan (PPAH) yang

dihasilkan telah memenuhi syarat sesuai dengan standar yang ditetapkan;

Page 93: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

62

22) Pelaksanaan tertib hukum dan tertib administrasi Produk Pangan Asal

Hewan (PPAH) ;

23) Mempermudah pelaksanaan sistem pengawasan usaha PPAH;

24) Meningkatkan daya guna, hasil guna dan produktifitas dalam mencapai mutu

produk hewan yang memenuhi standar.

Page 94: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

61

LAMPIRAN

PENJELASAN PERHITUNGAN INDIKATOR KINERJA RENCANA STRATEGIS

DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN

1. Tingkat konsumsi pangan energi dan protein

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Tingkat Konsumsi Pangan

:

- energy (kkal/kap/hr) kkal/kap/hr 2150 2.150 100,00

- protein (gr/kap/hr) gr/kap/hr 57 64,9 87,83

Penjelasan :

Diolah dengan justifikasi tren Skor PPH, berdasarkan WNPG 2012,

Untuk mengetahui susunan beragam pangan yang didasarkan pada konsumsi

energi dan protein dari kelompok pangan utama (baik secara absolute

maupun relative) dari suatu pola konsumsi pangan dengan mempertahankan

konsumsi energy 2150 kkal/kaplhr dan protein 57 grlkap/hr. Dasar

penghitungannya adalah setiap jenis pangan yang dikonsumsi dengan bantuan

daftar komposisi bahan makanan yang menunjukan kandungan

energi/protein (kkal) per 100 gram bagian yang dapat dimakan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

No Kelompok Pangan

Konsumsi Energi Per Hari Konsumsi Protein Per Hari

Kkal/Kap % % AKE*) gr/Kap % %

AKP**)

1 Padi-padian 1,380.9 62.8 64.2 32.1 62.8 56.3

2 Umbi-umbian 43.9 2.0 2.0 0.5 2.0 0.8

3 Pangan Hewani 251.5 11.4 11.7 21.1 11.4 37.0

4 Minyak dan

Lemak

240.6 10.9 11.2 0.0 10.9 0.1

5 Buah/Biji

Berminyak

7.3 0.3 0.3 0.2 0.3 0.3

6 Kacang-kacangan 62.2 2.8 2.9 6.1 2.8 10.7

7 Gula 48.3 2.2 2.2 0.1 2.2 0.2

8 Sayur dan Buah 100.3 4.6 4.7 3.5 4.6 6.1

9 Lain-lain 64.1 2.9 3.0 1.4 2.9 2.5

Total 2,199 100.0 102.3 64.9 100.0 113.8

Page 95: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

62

2. Keamanan pangan segar asal tumbuhan

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Persentase keamanan

pangan segar asal

tumbuhan yang sesuai SNI

(%)

persen 10,10 65,21

652,15

Indikator Kinerja Satuan

Realisasi Rumus

Perhitungan

Hasil

Perhitungan Tahun

2019

Tahun

2020

Persentase peningkatan

keamanan pangan segar asal

tumbuhan sesuai standar

mutu dan keamanan pangan

(%) Jumlah sertifikasi

PSAT tahun N

dikurangi Jumlah

sertifikasi PSAT

tahun N-1 dibagi

Jumlah sertifikasi

PSAT tahun N-1

dikali 100%

= (622 -

375)/375 x

100 % =

65,21 %

Jumlah pengawasan /

sertifikasi PSAT

Sampel 375 622

1 Jumlah pangan segar

asal tumbuhan yang

disertifikasi

sertifikat 68 64

2 Jumlah pangan segar

asal tumbuhan yang

diregistrasi

nomor

registrasi

153 493

3 Jumlah Packing House

yang diregistrasi

nomor

registrasi

14 11

4 Jumlah surveilan

registrasi pangan segar

asal tumbuhan di

BPMKP

nomor

registrasi

42 24

5 Jumlah surveilan

sertifikat prima di

BPMKP

sertifikat 98 17

6 Jumlah inspeksi pangan

segar asal tumbuhan

Sampel 0 13

Penjelasan :

Pada tahun 2020 ada kenaikan peningkatan keamanan pangan segar asal

tumbuhan sesuai standar mutu dan keamanan pangan sebesar 65,21 %. Hal ini

terlihat dari meningkatnya nilai indikator pengawasan/sertifikasi yang dicapai pada

tahun 2020 yaitu berjumlah 622 sedangkan pada tahun 2019 berjumlah 375, jadi ada

kenaikan sebesar 247 pengawasan/sertifikasi atau sama dengan 65,21 %. Nilai ini

lebih besar dari target yaitu 10,1 %.

Page 96: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

63

3. Skor PPH Ketersediaan

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Skor PPH Ketersediaan

(point)

point 90,7 92,88 102,40

Penjelasan :

Suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi

kelompok pangan utama atau pola ketersedian pangan yang didasarkan pada

sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute

maupun relative). Ketersediaan diharapkan sampai tingkat rumah tangga

minimal 2400 kka7kapita/hari dan protein 63 gram/kapita/hari. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

No. Kelompok

Bahan Pangan

Energi

(Kalori) % AKE Bobot Skor riil

Skor

PPH

Skor

Maks Ket

1. Padi-padian 1.355 56,5 0,5 28,24 25,00 25,0 +

2. Umbi-umbian 119 5,0 0,5 2,48 2,48 2,5 +

3. Pangan Hewani 232 9,7 2,0 19,37 19,37 24,0 -

4. Minyak dan

Lemak

339 14,1 0,5 7,06 5,00 5,0 +

5. Buah/biji

berminyak

5 0,2 0,5 0,11 0,11 1,0 +

6. Kacang-

kacangan

108 4,5 2,0 9,04 9,04 10,0 +

7. Gula 90 3,8 0,5 1,88 1,88 2,5 +

8. Sayuran dan

buah

165 6,9 5,0 34,38 30,00 30,0 -

9. Lain-lain - - - - - -

Jumlah 2.415 100,6 102,56 92,88 100,0

4. Nilai Tukar Usaha Peternakan

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Nilai Tukar Usaha Peternakan

(point) point 100 94,22 94,22

Indikator ini dihitung oleh BPS, sebagai indikator dalam menggambarkan

daya tukar (terms or trade) dari produk peternakan yang dihasilkan dari peternak

terhadap barang/jasa yang dikonsumsi dan biaya produksi yang dikeluarkan

peternak. NTUP dihitung dengan membandingkan antara indek harga yang diterima

petani terhadap indeks harga yang dibayar petani dikalikan angka 100. Semakin tinggi angka NTUP ˃100 point, maka ini berarti semakin baik dan kuat kemampuan daya beli peternak.

Page 97: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

64

NTUP = It X 100

I BP

NTUP : Nilai Tukar Usaha Peternak

It = Indeks yang diterima peternak

Ib = Indeks yang dibayar peternak

IBP = Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal

5. Produksi Komoditi Peternakan Daging, Telur dan Susu

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Produksi komoditas

peternakan (ton) :

- Daging Ton 1.021.699 1.021.699 100,00

- Telur Ton 609.741 609.741 100,00

- Susu Ton 335.773 293.490 87,41

Penjelasan :

Jumlah Produksi Peternakan (Daging, Telur dan Susu) Jawa Barat merupakan

resultante dari Jumlah Produksi Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.

a. Daging

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

1. Per Komoditi

No Jenis Ternak Daging (kg)

1. Sapi potong 80.160.211

2. Sapi Perah

3. Kerbau 1.844.614

4. Kambing 9.666.274

5. Domba 62.307.565

6. Babi 1.135.629

7. Kuda 4.353

8. Ayam Buras 26.403.338

9. Ayam Ras Petelur 13.154.289

10. Ayam ras Pedaging 861.750.341

11. Itik 7.240.614

12. Kelinci 151.903

13. Puyuh 81.434

14. Merpati 15.749

15. Itik Manila 1.097.686

Jumlah (ton) 1.021.699 ton

2. Per Kabupaten :

No Kab/ Kota Tahun 2019

(kg)

(1) (2) (3 )

1 Bogor 187.087.117

2 Sukabumi 75.184.697

3 Cianjur 55.687.967

4 Bandung 47.711.662

Page 98: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

65

No Kab/ Kota Tahun 2019

(kg)

5 Garut 17.280.736

6 Tasikmalaya 42.557.928

7 Ciamis 122.713.054

8 Kuningan 28.474.856

9 Cirebon 26.920.695

10 Majalengka 29.115.684

11 Sumedang 25.887.515

12 Indramayu 51.895.793

13 Subang 76.328.004

14 Purwakarta 85.870.933

15 Karawang 95.242.375

16 Bekasi 13.314.249

17 Bandung Barat 24.989.047

18 Pangandaran 3.725.767

19 Kota Bogor 6.060.740

20 Kota Sukabumi 4.356.414

21 Kota Bandung 13.987.922

22 Kota Cirebon 1.157.858

23 Kota Bekasi 12.134.131

24 Kota Depok 12.525.516

25 Kota Cimahi 848.143

26 Kota Tasikmalaya 11.506.689

27 Kota Banjar 5.851.979

Jumlah (ton) 1.021.699 ton

a. Telur

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

a. Perkomoditi

No Jenis Ternak Telur (kg)

1. Sapi potong

2. Sapi Perah

3. Kerbau

4. Kambing

5. Domba

6. Babi

7. Kuda

8. Ayam Buras 17.601.474

9. Ayam Ras Petelur 179.141.720

10. Ayam ras Pedaging

11. Itik 61.780.800

12. Kelinci

13. Puyuh 1.086.666

14. Merpati

15. Itik Manila 3.378.340

Jumlah (ton) 609.741 ton

Page 99: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

66

b. Perkabupaten/kota

No Kab/ Kota Tahun 2019

(kg)

1 Bogor 58.423.459

2 Sukabumi 36.374.711

3 Cianjur 30.104.363

4 Bandung 9.232.798

5 Garut 8.398.989

6 Tasikmalaya 14.780.315

7 Ciamis 16.432.623

8 Kuningan 9.144.584

9 Cirebon 6.330.160

10 Majalengka 6.184.057

11 Sumedang 1.973.144

12 Indramayu 15.031.230

13 Subang 5.440.867

14 Purwakarta 13.191.862

15 Karawang 12.033.126

16 Bekasi 3.234.585

17 Bandung Barat 5.552.879

18 Pangandaran 3.344.485

19 Kota Bogor 104.710

20 Kota Sukabumi 2.812.726

21 Kota Bandung 163.964

22 Kota Cirebon 90.498

23 Kota Bekasi 1.061.440

24 Kota Depok 1.585.956

25 Kota Cimahi 32.700

26 Kota Tasikmalaya 2.273.731

27 Kota Banjar 741.808

Jumlah (ton) 609.741 ton

b. Susu

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

A. Perkomoditi

No Jenis Ternak Susu (ton)

1. Sapi potong

2. Sapi Perah 351.885

3. Kerbau

4. Kambing

5. Domba

6. Babi

7. Kuda

8. Ayam Buras

9. Ayam Ras Petelur

10. Ayam ras Pedaging

11. Itik

12. Kelinci

13. Puyuh

14. Merpati

Page 100: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

67

No Jenis Ternak Susu (ton)

15. Itik Manila

Jumlah 293.490

c. Per kabupaten/kota

No Kab/ Kota Tahun 2019

(kg)

1 Bogor 19.325.652

2 Sukabumi 11.220.702

3 Cianjur 5.899.042

4 Bandung 95.966.310

5 Garut 43.573.976

6 Tasikmalaya 5.299.675

7 Ciamis 236.637

8 Kuningan 22.383.732

9 Cirebon 412.372

10 Majalengka 1.467.191

11 Sumedang 12.446.113

12 Indramayu 28.915

13 Subang 2.578.750

14 Purwakarta -

15 Karawang 13.058

16 Bekasi -

17 Bandung Barat 124.306.459

18 Pangandaran -

19 Kota Bogor 2.003.136

20 Kota Sukabumi 328.063

21 Kota Bandung 1.573.388

22 Kota Cirebon -

23 Kota Bekasi

24 Kota Depok 1.494.102

25 Kota Cimahi 850.000

26 Kota Tasikmalaya 477.893

27 Kota Banjar -

Jumlah 293.490 (ton)

6. Tingkat Pemenuhan Dukungan Manajemen Perkantoran

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Tingkat pemenuhan

dukungan manajemen

perkantoran (%)

persen 64 68,7 107,29

Penjelasan :

Indikator ini merupakan kegiatan penunjang dalam meningkatakan kegiatan

prioritas. Kegiatan pemenuhan dukungan manajaemen perkantoran meliputi

peningkatan sarana prasarana, pemeliharaan, kebutuhan administrasi perkantoran

Page 101: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

68

dan ketersedian dokumen perencanaan. Perhitungannya adalah Jumlah capaian

dukungan manajemen dibagi jumlah total dukungan manajemen x 100i %.

Page 102: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

) 5V,

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2O2O

PIt. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN

PROVINSIJAWA BARAT

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan

dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : lr. EDDY l. M. NASUTION, Dipt. SE, MT

JAbatan : PIt. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN

PROVINSIJAWA BARAT

Selanjutnya disebut PIHAK KESATU

Nama : MOCHAMAD RIDWAN KAMIL

Jabatan : GUBERNUR JAWA BARAT

Selaku atasan PIHAK KESATU, Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK KESATU berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai

lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah yang

dilaksanakan dalam program dan kegiatan seperti yang telah ditetapkan dalam

dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut

menjadi tanggung jawab kami.

PIHAK KEDUA akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan

evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang

diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

PIHAK KEDUA,Banduns,! Plilaa' 2929

PIHAK KESATU.

lr. EDDY l. M. NASUTION, Dipl. SE, MTPembina Utama Madya

NtP. 19600803 199003 1 005

MOCH D RIDWAN KAMIL

Page 103: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2A2O

DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN

PROVINSI JAI'UA BARAT

No Sasaran Strategis lndikator Kinerja Target1 2 3 4

1 Meningkatkan sertamempertahankan kuantitas

dan kualitas pangan dan gizi

1.1 Tingkat Konsumsi Pangan

- Energi (kkal/kap/hr)

- Protein (g/kap/hr)

2150

57

1.2 Persentase keamanan pangan

segar asal tumbuhan yang sesuai

sNr (%)

86

1.3 Skor PPH Ketersediaan (point) 90,7

2. Meningkatnya produksi

peternakan2.1 Nilai Tukar Usaha Peternakan

(point)126,17

2.2 Produksi komoditas peternakan

(ton) :

- Daging- Telur- Susu

1.099.606257.373343.698

No Program

1. Program ketersediaan dan distribusi Rp.

2. Program Konsumsi dan Pengembangan Rp.

Sumber Daya Manusia

3. Program Produksi Peternakan Rp.

4. Program kesehatan hewan dan kesehatan Rp.

masyarakat veteriner

5. Program pengembangan perbibitan ternak Rp.

unggas

6. Program pengembangan ternak sapi perah dan Rp.

hijauan pakan ternak

7. Program pengembangan perbibitan ternak Rp.

domba dan kambing

8. Program Perbibitan dan pengembangan Rp.

inseminasi buatan ternak sapi potong

9. Program Perbibitan dan pengembangan Rp.

inseminasi buatan Sapi perah Bunikasih

10. Program pengawasan mutu dan keamanan Rp.

pangan

Anggaran Keterangan

3.830.471.975,-

2.252.863.600,-

4.122.272.082,-

1.878.990.525,-

APBD

APBD

APBD

APBD

5.228.618.590,- APBD

4.179.231.200,- APBD

3.933.805.759,- APBD

3.842.457.s06,- APBD

2.640.445.744,- APBD

1.413.804.050,- APBD

Page 104: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

No Program

Program kesehatan hewan dan kesehatan Rp.

masyarakat veteriner

Program pelatihan peternakan dan ketahanan Rp.

pangan

Program penyidikan dan pengujian penyakit Rp.

hewan dan produk hewan

Program pengembangan ternak sapi perah dan Rp.

hijauan pakan ternak

Program pelayanan rumah sakit hewan Rp.

Program pengujian mutu dan keamanan Rp.

pakan/bahan pakan

Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.

Dinas Ketahanan Pangan dan Petemakan

Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.

UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah

dan Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang

Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.

UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan

lnseminasi Buatan Ternak Sapi Perah Bunikasih

Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.

UPTD Belai Kesehatan Hewan dan Kesehatan

Masyarakat Veteriner

Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.

UPTD Rumah Sakit Hewan

Program Dukungan Manajemen Pekantoran Rp.

UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan

lnseminasi Buatan Ternak Sapi Potong Ciamis

Program Dukungan Manajemen Perkanloran Rp.

UPTD Balai Pengembangan Perbibitan Ternak

Domba dan Kambing Margawati

Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp

UPTD Balai Pengujian Mutu dan Keamanan

Pakan/Bahan Pakan Cikole Lembang

Program Dukungan Manajemen Pe*antoran Rp.

UPTD Balai Pengembangan Perbibitan Ternak

unggas Jatiwangi

Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.

UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan

884.623.590,- APBD

817.786.130,- APBD

726.795.568,- APBD

Anggaran

't .001 .650.050, -

Keterangan

APBD11

12

13

't4

'15

17

18

19

20

21

23

24

25

662.135.510.-

655.775.527.-

APBD

APBD

7.106.521.584,- APBD

3.062.375.366,- APBD

3.012.041.199,- APBD

1.798.867.300,- APBD

1 .57 7 .7 10.839 ,- APBD

1.525.543.321.- APBD

1.260.181.684,- APBD

1.413.678.070,- APBD

26 645.639.338,- APBD

'1 .825.082.979,- APBD

Page 105: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

No Program

Ketahanan Pangan Cikole Lembang

27. Program Dukungan Manajemen Perkantoran

UPTD Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan

Pangan

28. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur Dinas Ketahanan Pangan dan

Peternakan

29. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur UPTD Balai Pengembangan Ternak

Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak Cikole

Lembang

30. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur UPTD Balai Pengembangan Perbibitan

Ternak Domba dan Kambing Margawati

31. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur UPTD Balai Perbibitan dan

Pengembangan lnseminasi Buatan Ternak Sapi

Potong Ciamis

32. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur UPTD Balai Kesehatan Hewan dan

Kesehatan Masyarakat Veteriner

33. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur UPTD Balai Pengujian Mutu dan

Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole

Lembang

34. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur UPTD Rumah Sakit Hewan

35. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan

Ketahanan Pangan Cikole Lembang

36. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur UPTD Balai Pengawasan Mutu dan

Keamanan Pangan

37. Program Peningkatan Diversifikasi dan

Ketahanan Pangan Masyarakat

38. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan

Agribisnis Peternakan

Rakyat

Anggaran

Rp. 565.257.962,- APBD

Rp. 403.652.545,- APBD

Rp. 1.559.232.800,- APBD

Rp. 1.554.496.451,- APBD

Rp. 1.000.000.000,- APBD

Rp 967.048.714,- APBD

Rp. 911.'177.2s7,- APBD

Rp. 821.600.000,- APBD

Rp 309.398.537,- APBD

Rp 67.645.052,- APBD

Rp. 19.455.900.000,- APBN

Rp. 20.505.440.000,- APBN

Keterangan

Page 106: PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS …

No Program

39 Program Penyediaan dan Pengembangan

Prasarana dan Sarana

Pertanian

GUBERNUR JAWA BARAT

MOCHAMAD RIDWAN KAMIL

Rp.

Bandung,) ftba@; 2020

PIt. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGANDAN PETERNAKAN

PROVINSI JAWA BARAT

lr. EDDY l. M. NASUTION, Dipt. SE, MTPembina Utama Madya

NtP. 19600803 199003 1 005

Anggaran

3.257.970.000,-

Keterangan

APBN

a