pemerintahan daerah provinsi jawa barat dinas …
TRANSCRIPT
PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN Jl. Kawaluyaan Indah Raya No. 6 Soekarno-Hatta : 022-87327711
Bandung 40286
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LKIP)
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2020
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 dapat diselesaikan, sebagai bentuk akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan selama Tahun 2020. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tahun 2020 merupakan capaian kinerja pada tahun kedua dalam periode RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005 – 2025. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) disusun berdasarkan pada Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yaitu untuk meningkatkan efektifitas penggunaan anggaran berorientasi pada hasil dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 serta PP No 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja. Penyusunan LKIP merupakan bentuk komitmen terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Bertujuan memberikan informasi kinerja yang terukur, sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan, gambaran capaian kinerja, analisa dan evaluasi terhadap indikator kinerja termasuk atas analisa efisiensi penggunaan sumberdaya. Demikian kami sampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat tahun 2020, semoga bermanpaat dan sebagai bahan pertimbangan. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI JAWA BARAT,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI i
TABEL Ii
GAMBAR Ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 6
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................7
1.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ................................................... 8
BAB II PERENCANAAN KINERJA 11
2.1 Rencana Stratejik............................................................................................ 11
2.1.1. Visi dan Misi ...................................................................................... 11
2.1.2. Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran ................................ 14
2.1.3. Strategi, Kebijakan dan Program ............................................. 21
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 .............................................................. . 25
BAB III Akuntabilitas Kinerja 27
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ....................................................................... 27
3.1.1. Kerangka Pengukuran Kinerja ................................................... 27
3.1.2. Pengukuran Indikator Kinerja ................................................... 28
3.2 Realisasi Anggaran ........................................................................................ 37
3.2.1. Pengelolaan Dana APBD ............................................................. 37
3.2.2. Pengelolaan Dana APBN ........................................................... 55
BAB IV PENUTUP 57
4.1 Keberhasilan dan Kegagalan Kinerja .................................................... 57
4.2 Kendala, Hambatan dan Pencapaian Kinerja serta
Tingkat Antisipatif ...................................................................................... 59
LAMPIRAN 61
ii
TABEL
Tabel Hal
1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023..................
17
2 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan 2018-2023.........................................................
23
3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 Kepala Dinas Ketahanan Pangan
Dan Peternakan Provinsi Jawa Barat........................................................
25
4 Alokasi Anggaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2019...................................................................
26
5 Pengukuran Kinerja Dinas Ketahanan pangan dan Peternakan
Tahun 2019.......................................................................................................
28
6 Katagori Penilaian Pengukuran Kinerja Dinas Ketahanan pangan
dan Peternakan Tahun 2019...........................................................................
33
7 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kinerja Dinas
Ketahanan pangan dan Peternakan Tahun 2019 ...............................
35
8 Realisasi Anggaran terhadap Indikator Kinerja Program dan
Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tahun 2019 ..
37
9 Realisasi Anggaran APBN Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan lingkup Badan Ketahanan Pangan .......................................
55
10 Anggaran APBN Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dari
lingkup Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan ...............................
56
iii
GAMBAR
Gambar
Hal
1 Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat.............................................. 10
2 Grafik Tingkat Konsumsi Pangan Energi............................. 29
3 Grafik Tingkat Konsumsi Pangan Protein............................ 29
4 Grafik Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan............. 30
5 Grafik Skor PPH Ketersediaan ................................................ 31
5 Grafik Nilai Tukar Usaha Peternakan ( NTUP)................. 32
6 Grafik Komoditas Produksi Peternakan Daging.............. 32
7 Grafik Komoditas Produksi Peternakan Telur................. 33
8 Grafik Komoditas Produksi Peternakan Susu................... 33
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku
kepentingan dalam rangka mencapai sasaran strategis dan target kinerja yang
telah ditetapkan. Setiap instansi pemerintah wajib mengevaluasi pencapaian
tujuan dan sasaran strategis kepada para stakeholders, yang dituangkan melalui
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) dilaksanakan untuk
penyusunan Laporan Kinerja dan dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan
penyelenggaraan sistem akuntabilitas pemerintahan dan tata cara pengendalian
serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan. Penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat dilakukan merupakan dasar penilaian dari sasaran Rencana
Strategis (Renstra). Sebagaimana amanat Permendagri 86 tahun 2017 terhadap
pasal 170.
Rencana strategis akan memberikan arah pembangunan organisasi dalam
jangka menengah sedangkan Rencana Kerja/Rencana Kinerja Tahunan dan
Perjanjian Kinerja menetapkan target dan komitmen kinerja yang akan
diwujudkan dalam tahun tertentu. Rencana Kerja/Rencana Kinerja Tahunan
(annual performance plan) merupakan penjabaran lebih lanjut dari rencana
strategis, didalamnya memuat seluruh rencana atau target kinerja yang hendak
dicapai dalam satu tahun yang dituangkan dalam sejumlah indikator kinerja
strategis (strategic performance indikators) yang relevan. Setiap triwulan Dinas
Ketahanan Pangan dan Petrnakan Provinsi Jawa Barat melaksanakan perbaikan-
perbaikan terhadap kinerja instansinya sehingga dapat terukur dengan baik.
Periode tahun 2018-2023 merupakan tahap kelima dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005 - 2025 yaitu tahap
memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan
2
kemandirian masyarakat Jawa Barat, dengan titik berat pada upaya
penanggulangan masalah kemiskinan (Pro poor), pertumbuhan ekonomi (Pro
growth), penciptaan lapangan kerja (Pro job), upaya penanganan masalah
lingkungan hidup (Pro Environment), pencapaian target-target Millenium
Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs).
Kebijakan pembangunan Jawa Barat yang dilaksanakan melalui proses era
otonomi dan reformasi, dimana Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun
2019 berada pada tahapan lanjutan untuk memantapkan pembangunan secara
menyeluruh sebagai upaya menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat
dalam berbagai bidang, hal ini menuntut semua pihak untuk lebih fokus, tepat
sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Perubahan paradigma ini menuntut
keniscayaan akan adanya suatu manajemen pemerintahan yang menempatkan
pemerintah sebagai pelaku menjadi fasilitator, akselerator, dan regulator serta
lebih diarahkan untuk menjawab tantangan perubahan lingkungan dengan
menyiapkan suatu kondisi yang memungkinkan berkembangnya proses kreatif di
masyarakat, disamping dituntut manajemen yang transparan dan dapat
dipertanggung-jawabkan pada berbagai tingkatan penyelenggaraan
pemerintahan, termasuk di pemerintahan daerah provinsi.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor
32 tahun 2004, Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
mengamanatkan pemerintahan di daerah berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusannya sendiri menurut azas otonomi dan tugas pembantuan.
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah telah
memberikan perubahan di berbagai tatanan pemerintahan di daerah, termasuk
didalamnya perubahan kewenangan yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam
rangka melaksanakan pembangunan di daerah.
3
Sehubungan dengan hal tersebut, maka sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan Permendagri 86 tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah.
Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
negara, diwajibkan untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok
dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya, dengan didasarkan
suatu perencanaan strategik yang ditetapkan oleh intansi masing-masing. Hal ini
berkaitan dengan kegiatan manajemen pemerintahan yang paling tidak mencakup
tiga komponen utama, yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
atau mengendalikan. Dalam siklus tersebut, monitoring dan evaluasi merupakan
unsur penting yang dapat memberi input balik kepada perencanaan karena
evaluasi dapat menilai kinerja sebuah organisasi dalam satu kurun waktu
tertentu.
Dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan kinerjanya, sebagaimana
diatur juga, dalam PP No 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja,
Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, setiap unit organisasi pemerintah Esselon II
diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) setiap
tahunnya. Secara teknis penyusunan LKIP mengacu kepada Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Keputusan
Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang
Perbaikan Pedoman Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat merupakan
salah satu bagian dalam Pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang bertanggung
jawab dalam bidang ketahanan pangan dan peternakan untuk menyusun LKIP ini,
4
dengan menggambarkan kinerja selama tahun 2020 yang didasarkan kepada
Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat sebagai salah
satu Organisasi Perangkat Daerah yang membantu Gubernur dalam menjalankan
kewenangan Desentralisasi, serta kewenangan lainnya yang berazaskan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, berkewajiban untuk menyampaikan
Laporan Kinerjanya dari hasil pelaksanaan kegiatan berbagai urusan pemerintah
daerah pada bidang ketahanan pangan dan peternakan selama satu tahun.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyusun suatu capaian pembangunan
Jawa Barat dalam bentuk “Common Goals” yang diterjemahkan melalui kegiatan sektoral serta kewilayahan dengan melakukan evaluasi tahun sebelum serta
penetapan anggaran untuk mencapai target pembangunan yang ditetapkan.
Terkait dengan common goals tersebut, maka sektor ketahanan pangan dan
peternakan sangat berkepentingan dengan dua hal, yaitu ketahanan pangan,
khususnya dalam meningkatkan serta mempertahankan kuantitas dan kualitas
pangan dan gizi. Kontribusi ini tentunya dapat dicapai ketika sektor ketahanan
pangan dan peternakan mampu secara berkelanjutan memberikan insentif
kepada seluruh pelaku didalam sektor yang kemudian pada gilirannya akan menjadi “key driver” untuk pertumbuhan di sektor-sektor lainnya.
Keberhasilan yang telah dicapai, dalam pengembangan ketahanan pangan
dan peternakan masih ditemukan berbagai hambatan, tantangan dan peluang,
mulai dari masalah 1) pembangunan sektor non pertanian sangat tinggi, 2)
kondisi alam yang berbeda antara Jabar Utara dan Jabar Selatan, 3) rawan
bencana alam, 4) angka kemiskinan 7,88 persen % (rawan pangan), BPS bulan
Maret 2020, 5) rawan pangan melibatkan banyak aspek seperti : akses lisrik, air
bersih, pendidikan (SD), stunting, akses jalan roda 4, buta huruf serta kematian
ibu melahirkan dan anak lahir, 6) terbatasnya produksi pakan ternak HPT dan
mengembangkan budidaya HPT, 7) alih fungsi lahan dan kompetisi pemanfaatan
lahan non pangan, 8) masih rendahnya kemampuan peternak dalam
meningkatkan produktivitas, kualitas, daya saing, berkelanjutan, ketersediaan air,
nilai tambah, pengolahan dan kelembagaan kelompok ternak, 9) aksesibilitas
peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan terbatas, 10)
5
Rendahnya perlindungan terhadap peternak dan 11) minat masyarakat untuk
beternak yang semakin menurun dan rendahnya keterlibatan generasi muda.
Tantangan lainnya 1) Terpokus pada peningkatan produksi belum
mempertimbangkan kecukupan gizi (nutrition sensitive production system) 2)
Tingginya konsumsi padi-padian terutama beras dan masih rendahnya konsumsi
pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur dan buah, 3) Masih rendah konsumsi
penganekaragaman pangan dan pemanfaatan pangan lokal 4) Rata-rata usia
peternak/petani berusia lanjut dan berpendidikan rendah (SD) 5) Mayoritas
kepemilikan ternak sapi 2- 3 ekor dan 6) Masih tingginya impor bahan pangan
(daging). Sedangkan peluangya Pemasok pangan utama DKI Jakarta, Konsumen
pangan paling tinggi dan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
Tahun Anggaran 2020, dalam rangka menjalankan Tugas Pokok dan
Fungsi penyelenggaraan pemerintahan di sektor ketahanan pangan dan
peternakan maka, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat
memperoleh alokasi APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 69.458.878.404,-
(murni), kemudian anggaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi
Jawa Barat berubah menjadi Rp. 39.637.071.052, dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. 37.770.826.663,- (95,29 %) dengan sisa anggaran sebesar Rp.
1,866,244,389,- merupakan hasil efisiensi kegiatan.
Adapun pagu alokasi anggaran APBN secara keseluruhan Tahun 2020
tersebut sebesar Rp. 38.948.241.000,- dan pencapaian realisasi keuangan sebesar
Rp. 38.310.720.965,- atau (98,36 %). Dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kementrian Pertanian melalui Tugas Pembantuan sebesar Rp.
13.803.942.000,-, penyerapan sebesar Rp. 13.528.752.625 atau 98,01 %, PSP
sebesar Rp. 3.257.870.000,- penyerapan sebesar Rp. 3.210.289.390,- atau 98,54
%, sedangkan dari Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian melalui
dekonsentrasi sebesar Rp. 21.886.429.000,-. Penyerapan sebesar Rp.
21.571.678.950,- atau sebesar 98,56 %.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 dimaksudkan sebagai
6
bentuk pertanggungjawaban serta informasi penting tentang capaian kinerja
organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam
satu tahun dengan proses pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan
berkaitan dengan penggunaan anggaran yang telah direalisasikan. Penyusunan
Laporan Kinerja Pemerintah (LKIP) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat adalah sebagai sarana dalam menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholder (Gubernur, DPRD
maupun masyarakat) atas pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan
pengelolaan sumberdaya yang telah dipercayakan kepada Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat. Selain sebagai bahan evaluasi
akuntabilitas kinerja, LKIP diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka :
1. Mendorong Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat
untuk melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang
ketahanan pangan dan peternakan secara baik dan benar, didasarkan kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat di seluruh Jawa Barat;
2. Menjadikan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat yang
akuntabel, sehingga dapat berperan secara efisien, efektif dan responsif
terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan yang tentram, tertib dan
kondusif;
3. Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan
dalam rangka meningkatkan kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat guna membantu pelayanan kepada masyarakat lebih baik;
4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat di Jawa Barat terhadap
penyelenggara Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.
1.3. Dasar Hukum
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2020, didasari oleh
landasan hukum sebagai berikut :
7
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; (Azas
akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara)
2. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Penerapan anggaran
berbasis prestasi kerja)
3. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Penerapan
anggaran berbasis prestasi kerja)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah; (Kewajiban melaporkan akuntabilitas
keuangan dan kinerja pemerintah)
5. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah; (SAKIP diperlukan untuk meningkatkan
efektifitas penggunaan anggaran berorientasi pada hasil)
6. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan
dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 459);
9. Permendagri No. 86 Tahun 2017 tentang tentang tata cara perencanaan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, tata cara evaluasi
rancangan peraturan daerah tentang rencana pembangunan jangka panjang
daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah, serta tata cara
perubahan rencana pembangunan jangka panjang daerah, rencana
pembangunan jangka menengah daerah, dan rencana kerja pemerintah
daerah
8
10. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
11. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 61 Tahun 2017 tentang Tugas Pokok,
Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029
(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 86); dan
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 24 Seri E, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 87);
14. Peraturan Gubernur No. 15 Tahun 2019 tanggal 4 April 2019 tentang
Rencana Strategis Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
1.4. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, merupakan
salah satu perangkat daerah dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, sesuai
dengan Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2017 Tanggal 29 Desember 2017
tentang tugas pokok, fungsi, rincian tugas unit, dan tata kerja Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagai berikut :
a. Tugas Pokok
Melaksanakan urusan pemerintahan bidang pangan dan bidang pertanian, sub
urusan peternakan, meliputi ketersediaan dan distribusi, konsumsi dan
pengembangan sumber daya manusia, produksi peternakan serta kesehatan
hewan dan kesehatan masyarakat veteriner yang menjadi kewenangan
Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk
9
Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas
pembantuan sesuai bidang tugasnya.
b. Fungsi
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Dinas mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan
dan bidang pertanian, sub urusan peternakan yang menjadi kewenangan
Provinsi;
2. Penyelenggaraan ketahanan pangan dan pertanian, sub urusan peternakan
yang menjadi kewenangan Provinsi;
3. Penyelenggaraan administrasi Dinas;
4. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan
5. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan program pembangunan
ketahanan pangan dan peternakan, dengan titik beratnya diarahkan pada
peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengembangan Agribisnis peternakan, maka
susunan organisasi pelaksananya sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat sebagai
tugas pokok merumuskan, menetapkan, memimpin, mengkordinasikan dan
mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok dinas serta pembina dan
penanggungjawab program.
2. Sekretaris, Kepala Bidang Konsumsi dan SDM, Kepala Bidang Ketersediaan
dan Distribusi, Kepala Bidang Produksi Peternakan, dan Kepala Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner adalah sebagai pembina dan
penanggungjawab kegiatan.
3. Kepala UPTD : Balai Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Cikole Lembang, Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan
Ternak Cikole Lembang dengan Satuan Pelayanan Pengembangan Ternak
Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak Bunihayu Subang, Balai Pelatihan
Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole Lembang, UPTD. Rumah Sakit
Hewan, Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole
Lembang, Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan, Balai
10
Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing Margawati dengan
Satuan Pelayanan Pengembangan Perbibitan Ternak Domba Dan Kambing
Tambakmekar Subang, Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi
Buatan Ternak Sapi Potong Ciamis, Balai Perbibitan dan Pengembangan
Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah Bunikasih, Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi adalah sebagai pembina dan
penanggungjawab kegiatan.
4. Kepala Seksi/ Kepala Sub Bagian dan Kelompok Fungsional Lingkup Dinas
sebagai Pelaksana Penyelenggara Teknis Kegiatan.
Adapun Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat adalah sebagaimana terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN
PERENCANAAN DAN
PELAPORAN
SUBBAGIAN
KEUANGAN DAN ASET
SUBBAGIAN
KEPEGAWAIAN DAN
UMUM
BIDANG
KETERSEDIAAN DAN
DISTRIBUSI
BIDANG
KONSUMSI DAN
PENGEMBANGAN
SUMBERDAYA MANUSIA
BIDANG
PRODUKSI PETERNAKAN
BIDANG
KESEHATAN HEWAN
DAN KESMAVET
JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI
KETERSEDIAAN &
KERAWANAN PANGAN
SEKSI
CADANGAN DAN
DISTRIBUSI
SEKSI
SUMBER DAYA DAN
CADANGAN PANGAN
SEKSI
PENGANEKARAGAMAN
PANGAN
SEKSI
KONSUMSI DAN KEAMANAN
PANGAN
SEKSI
SUMBERDAYA MANUSIA
SEKSI
PERBIBITAN
SEKSI
PENGEMBANGAN USAHA
SEKSI
PRASARANA DAN SARANA
PETERNAKAN
SEKSI
PENGAMATAN PENYAKIT
DAN PENGAWASAN OBAT
HEWAN
SEKSI
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN
SEKSI
KESEHATAN
MASYARAKAT
VETERINER
UPTD
11
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Stratejik
2.1.1. Visi dan Misi
Sesuai dengan upaya-upaya pembangunan ketahanan pangan dan
peternakan di Jawa Barat, idealnya sektor ketahanan pangan dan
peternakan dapat menjadi sektor pemacu pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Jawa Barat. Peningkatan produktivitas ketahanan pangan dan
peternakan diindikasikan dapat memicu berputarnya ekonomi regional
mengingat bahwa output yang dihasilkan berpotensi memiliki nilai tambah
relatif lebih tinggi dari sub sektor lainnya. Terciptanya pertumbuhan
ekonomi didalam sektor ketahanan pangan dan peternakan Jawa Barat
secara langsung akan menimbulkan dampak keterkaitan; keterkaitan ke
belakang dalam bentuk meningkatnya permintaan terhadap pasar input
usaha ternak, dan keterkaitan ke depan didalam bentuk meningkatnya
permintaan terhadap barang-barang konsumsi dari rumah tangga sebagai
implikasi dari meningkatnya pendapatan dari usaha tani atau ternak
tersebut.
Adapun beberapa isu-isu stratejik yang terkait dengan sektor
ketahanan pangan dan peternakan yaitu :
1. Terpokus pada peningkatan produksi dengan mempertimbangkan
kecukupan gizi (nutrition sensitive production system).
2. Menekan tingginya konsumsi padi-padian terutama beras dengan
meningkatkan konsumsi pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur
dan buah.
3. Meningkatkan konsumsi penganekaragaman pangan dan pemanfaatan
pangan lokal.
4. Membangun sektor pertanian khususnya sub sektor peternakan
(pangan hewani) untuk mengimbangi pembangunan sektor non
pertanian yang sangat sangat tinggi.
2. Pokus pembangunan sesuai dengan kondisi alam yang berbeda antara
Jabar Utara dan Jabar Selatan
12
3. Ketersediaan pangan dalam mengantisipasi rawan bencana alam.
4. Sektor pangan dan peternakan menjadikan usaha untuk penurunan
kemiskinan dikantung-kantung daerah miskin yang rawan pangan
(angka kemiskinan 7.88 % , BPS bulan Maret 2020)
5. Rawan pangan melibatkan banyak aspek seperti : akses lisrik, air
bersih, pendidikan (SD), pangan (Stunting), akses jalan roda 4, buta
huruf serta kematian ibu melahirkan dan anak lahir
6. Peningkatan SDM dan daya tarik genersai muda (kususunya para
sarjana) untuk menekan peternak dengan rata-rata usia
peternak/petani berusia lanjut dan berpendidikan rendah (SD)
7. Perbaikan fasilitas sarana prasarana diharapkan menikatkan
kepemilikan kepemilikan ternak sapi diatas 2- 3 ekor
8. Meningkatkan populasi sapi potong untuk menekan tingginya impor
bahan pangan (daging)
9. Dikembangkan penanaman HPT dan perluasan penanaman HPT untuk
menanggulangi terbatasnya produksi pakan ternak HPT dan
mengembangkan budidaya HPT dengan
10. Pengembangan kawasan peternakan untuk mempertahankan alih
fungsi lahan dan Kompetisi pemanfaatan lahan non pangan
11. Peningkatan SDM untuk meningkatkan kemampuan peternak dalam
meningkatkan produktivitas, kualitas, daya saing, berkelanjutan,
ketersediaan air, nilai tambah, pengolahan dan kelembagaan
kelompok ternak
12. Aksesibilitas peternak terhadap sarana produksi, pemasaran dan
permodalan terbatas
13. Kebijakan peternakan dalam keberpihakan terhadap kelangsungan
perlindungan terhadap peternak
14. Daya tarik masyarakat untuk beternak sebagai profesi menjanjikan
dalam upaya menarik minat masyarakat yang semakin menurun dan
rendahnya keterlibatan generasi muda.
Visi Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023 menjadi arah bagi
pembangunan sampai dengan 5 (lima) tahun mendatang. Berbagai kebijakan
pembangunan jangka menengah Jawa Barat sampai dengan Tahun 2023
13
difokuskan untuk mewujudkan visi tersebut. Adapun visi pembangunan
jangka menengah Provinsi Jawa Barat 2018-2023, adalah :
“Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin
dengan Inovasi dan Kolaborasi”
Pernyataan visi Provinsi Jawa Barat 2018-2023 memiliki makna
sebagai berikut :
Jabar Juara Lahir Batin : Pembangunan Jawa Barat ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat baik lahir maupun batin.
Pembangunan diarahkan untuk mewujudkan
masyarakat Jawa Barat berdaya saing dan
mandiri.
Inovasi : Pembangunan yang dilaksanakan di berbagai
sektor dan wilayah didukung dengan inovasi yang
ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik,
kualitas hidup, dan pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi : Perwujudan visi dilakukan dengan kolaborasi
antar tingkatan pemerintahan, antar wilayah, dan
antar pelaku pembangunan untuk memanfaatkan
potensi dan peluang serta menjawab
permasalahan dan tantangan pembangunan.
Dalam mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi pembangunan
Provinsi Jawa Barat periode 2018-2023, yaitu :
1. Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa Melalui Peningkatan Peran
Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban.
2. Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif
Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif.
3. Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis
Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan Melalui Peningkatan
Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah.
14
4. Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang
Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi
dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan.
5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan
yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Telahaan tersebut, dapat disimpulkan Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat pada visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi” masuk kedalam misi 4 yaitu : “Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang
Sejahtera dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi
dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan”
Sasaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dari
misi 4 tersebut adalah : “Jawa Barat sebagai daerah pertanian, perikanan dan kelautan yang mandiri untuk mencapai kedaulatan pangan”
2.1.2. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja
A. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Perumusan tujuan pembangunan
jangka menengah Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa
Barat ditempuh dengan menelaah arah kebijakan dan sasaran pokok
RPJMD Provinsi Jawa Barat. Kebijakan pembangunan Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam mendukung jangka
memengah nasional dan isu-isu strategis yang telah ditetapkan
sebelumnya. Selanjutnya, tujuan tersebut dikolaborasi dengan visi dan
misi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpilih untuk
menghasilkan rumusan tujuan pembangunan Jawa Barat sampai dengan
Tahun 2023. Tujuan RPJMD pada misi 4 (empat) adalah ”mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing serta
15
mengurangi disparitas ekonomi” yang merupakan perwujudan dari lingkup bidang ekonomi. Untuk mendukung tujuan tersebut maka, di
dukung oleh Perangkat Daerah lingkup bidang ekonomi diantaranya oleh
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dengan tujuan periode tahun
2018-2023 adalah :
“Meningkatkan serta mempertahankan kuantitas dan kualitas
pangan dan gizi”
Pemenuhan ketersediaan pangan sebagai salah bentuk untuk
mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan berdaya saing dalam rangka
meningkatkan pembangunan ketahanan pangan dan peternakan di Jawa
Barat. Ketahanan pangan didukung oleh beberapa sub sektor pertanian
antara lain peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, tanaman
pangan dan hortikutura. Ketersediaan pangan diawali dengan hasil
produksi pertanian (peternakan, perikanan, kehutanan, perkebunan,
tanaman pangan dan hortikutura) yang melimpah dan mencukupi baik
kualitas maupun kuantitas. Pergerakan perkembangan produksi pertanian
akan menggerakan pertumbuhan ekonomi dan berdaya saing.
B. Sasaran
Pernyataan tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya dijabarkan
kedalam sasaran. Sasaran adalah rumusan kondisi yang menggambarkan
tercapainya tujuan, berupa hasil pembangunan daerah yang diperoleh dari
pencapaian hasil (outcome) program Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat. Sasaran Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat selain menerjemahkan sasaran dari visi
dan misi kepala daerah terpilih, sekurang-kurangnya berisi sasaran pokok
RPJMD. Hal ini dimaksudkan agar sasaran pembangunan jangka menengah
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat merupakan
sarana untuk melaksanakan dan sekaligus upaya untuk mewujudkan
sasaran pembangunan jangka panjang Jawa Barat 2005-2025.
Sasaran dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi
Jawa Barat periode tahun 2018-2023 adalah :
16
1). Pemenuhan ketersediaan pangan
2). Meningkatnya Produksi Peternakan dan
3). Terpenuhinya dukungan manajemen perkantoran.
Sasaran tersebut sebagai lanjutan dari tujuan dinas yang terbagi
kedalam pangan dan peternakan. Pangan secara umum dalam upaya
meningkatkan konsumsi dan ketersediaan baik dari segi mutu maupun
jumlahnya. Sasaran meningkatnya produksi peternakan adalah dalam
upaya meningkatkan ketersediaan protein hewani. Sasaran
terpenuhinya dukungan manajemen perkantoran adalah sasaran
pelayanan fixed cost untuk memenuhi kebutuhan operasional
perkantoran dan mendukung sasaran prioritas (non fixed cost). Untuk
mendukung sasaran tersebut masing-masing memiliki indikator kinerja
sebagai target kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi
Jawa Barat.
C. Indikator Kinerja
Indikator dari tujuan meningkatkan dan mempertahankan
kualitas serta kuantitas pangan dan gizi adalah Tingkat 1) Konsumsi
Pangan Energi dan Protein, dan 2) Nilai Tukar Usaha Peternakan
(NTUP), sedangkan sasaran indikatornya adalah 1) Skor Pola Pangan
Harapan Ketersediaan, 2) Persentase Peningkatan Keamanan Pangan
Segar Asal Tumbuhan Sesuai Standar Mutu dan Keamanan Pangan 3)
Produksi Komoditas Peternakan (Daging, Telur, Susu) dan 4)
Persentase Peningkatan Mutu Produk Hewan, dan 5) tingkat
pemenuhan dukungan manajemen perkantoran.
Untuk lebih jelasnya tujan, sasaran dan indikator Kinerja Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-
2023 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
17
Tabel 1. Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023.
Tujuan Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja
Tujuan/Sasaran
Kondisi
Awal
Target Kinerja
2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 5
1 Meningkatk
an serta
mempertaha
nkan
kuantitas
dan kualitas
pangan dan
gizi
1.1
.
Pemenuhan
ketersediaan
pangan
1.1 Tingkat
Konsumsi
Pangan
- energy
(kkal/kap/hr) 2190 2150 2150 2150 2150 2150
- protein
(gr/kap/hr) 63,33 57 57 57 57 57
1.2 Skor PPH
Ketersediaan
(point)
88 89,8 90,7 91,6 92,5 93,4
1.3 Persentase
keamanan
pangan segar
asal tumbuhan
yang sesuai SNI
(%)
83 84 - - - -
Presentase
peningkatan
keamanan
pangan segar
asal tumbuhan
sesuai standar
mutu dan
keamanan
pangan
0 0 10,10 10,27 11,35 12,67
1.2
.
Meningkatn
ya produksi
peternakan
2.1 Nilai Tukar
Usaha
Peternakan
(point)
125,87 126,07 100,0 101,0 102,5 104,0
2.2 Produksi
komoditas
peternakan (ton)
:
- Daging 990.195 1.043.467 1.021.699 1.084.574 1.147.449 1.210.324
- Telur 229.970 243.517 609.741 630.222 650.702 671.183
- Susu 310.461 326.698 335.773 372.403 409.032 445.662
2.3 Presentase
penigkatan mutu
produk hewan
- 3 10 10 10
1.3 Terpenuhiny
a dukungan
manajemen
perkantoran
3.1 Tingkat
pemenuhan
dukungan
manajemen
perkantoran (%)
74 76 64 80 85 90
Indikator kinerja tingkat konsumsi pangan energi
(kkal/kap/hr) dan protein (gr/kap/hr) berdasarkan Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG 2012). Pengitungan tingkat konsumsi
energi dan protein berdasarkan susunan beragam pangan yang
didasarkan pada konsumsi energi dan protein dari kelompok pangan
utama (baik secara absolute maupun relative) dari suatu pola konsumsi
pangan dengan mempertahankan konsumsi energi 2150 kkal/kap/hr
dan protein 57 gr/kap/hr yang merupakan standar Angka Kecukupan
Gizi (AKG). Tingkat konsumsi energi dan protein menggambarkan
konsumsi penganekaragaman pangan yang mempengaruhi terhadap
18
kondisi skor pola pangan harapan tingkat konsumsi. Dimana skor pola
pangan harapan menunjukan kualitas konsumsi pangan untuk
menciptakan manusia yang produktif, sehat, aktif dan berkelanjutan.
Pangan dan gizi merupakan unsur yang sangat penting dalam
peningkatan produktivitas dan perbaikan hidup penduduk. Penyediaan
pangan harus memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan dan
terjangkau seluruh individu setiap saat.
Indikator Skor PPH Ketersediaan (point) Suatu metode yang
digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi kelompok pangan
utama atau pola ketersediaan pangan yang didasarkan pada sumbangan
energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute maupun
relative). Ketersediaan diharapkan sampai tingkat rumah tangga
minimal 2400 kkal/kapita/hari dan protein 63 gram/kapita/hari.
Pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap saat
baik kuantitas maupun kualitas, aman, bergizi dan terjangkau daya beli
masyarakat. Kekurangan pangan tidak hanya dapat menimbulkan
dampak sosial, ekonomi, bahkan dapat mengancam keamanan sosial.
Skor PPH ketersediaan dapat menggambarkan detail tentang
ketersediaan pangan defisit atau surplus, swasembada pangan,
ketergantungan pada impor, efisensi pasca panen, kompetisi
penggunaan pangan untuk manusia dan ternak, kecenderungan
produksi, ekspor, impor, stock pangan maupun kualitas/komposisi
pangan yang tersedia, selain itu juga untuk pengadaan produksi, impor
dan stock/cadangan dan penggunaan serta ketersediaan pangan untuk
konsumsi penduduk di masyarakat Jawa Barat.
Indikator persentase keamanan pangan segar asal tumbuhan
yang sesuai SNI merupakan pengawasan terhadap pangan segar asal
tumbuhan dalam upaya menyediakan Pangan Segar Asal Tumbuhan
(PSAT) yang bermutu, aman, sehat, dan layak konsumsi. Cara
perhitungannya adalah jumlah sampel komoditas pangan yang aman
dikonsumsi sesuai standar yang berlaku dalam kurun waktu tertentu di
bagi jumlah total sampel komoditas pangan yang diambil dilapangan
menurut ukuran yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu X 100 %.
19
Pangan Segar Asal Tumbuhan merupakan pangan yang beresiko tinggi
terhadap cemaran kimia (residu pestisida, mikotoksin, logam berat)
yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Sehingga perlu dilakukan
pengawasan keamanan pangan terhadap pemasukan pangan segar asal
tumbuhan mulai petani sampai dengan konsumen. Batasan teknis ini
merupakan suatu hal yang telah disosialisasikan dan telah disetujui
dalam forum World Trade Organization (WTO). Instrument terkait
dengan keamanan pangan segar asal tumbuhan berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 51 Tahun 2018 tentang Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT). Jumlah sampel yang diuji setiap tahunnya berubah-
rubah sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Indikator Nilai Tukar Usaha Peternakan NTUP dengan
perhitungan sebagai proxy indikator kesejahteraan peternak, Nilai
Tukar Usaha Peternakan (NTUP) dengan cara membandingkan dua
indeks yaitu Indeks Harga Diterima Peternak (IT) dengan Indeks Harga
Dibayar Peternak (IB). Angka NTUP menunjukkan kemampuan tukar
(term of trade) komoditas hasil peternakan dengan barang dan jasa
konsumsi peternak baik untuk keperluan rumah tangga peternak
maupun biaya keperluan proses produksi. Semakin tinggi angka NTUP ˃100 point, maka ini berarti semakin baik dan kuat kemampuan daya
beli peternak.
Indeks harga yang diterima peternak (IT) adalah indeks harga
yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi
peternak. Nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang
dihasilkan peternak. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang
dalam penghitungan pendapatan sektor peternakan. IT dihitung
berdasarkan nilai jual hasil peternakan yang dihasilkan oleh peternak.
Indeks harga yang dibayar peternak (IB) adalah indeks harga yang
menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga peternak,
baik kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan
untuk proses produksi peternakan. Nilai IB, dapat dilihat fluktuasi harga
barang-barang yang dikonsumsi oleh peternak yang merupakan bagian
terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang
20
diperlukan untuk memproduksi hasil peternakan. Perkembangan IB
juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan. IB
dihitung berdasarkan indeks harga yang harus dibayarkan oleh
peternak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan penambahan
barang modal dan biaya produksi, yang dibagi lagi menjadi sektor
makanan dan barang dan jasa non makanan.
Indikator kinerja produksi komoditas peternakan (ton) daging,
telur dan susu dengan perhitungan jumlah produksi peternakan
(daging, telur dan susu) dari tahun sebelumnya yang merupakan hasil
resultante dari jumlah produksi kabupaten/kota se-Jawa Barat.
Indikator ini menggambarkan kondisi produksi daging, susu dan telur
yang terdapat di wilayah Jawa Barat baik produksi dari hasil budidaya
ternak dari dalam maupun yang didatangkan dari luar Jawa Barat
untuk kebutuhan masyarakat. Produksi daging, telur dan susu secara
tidak langsung dapat menggambarkan populasi ternak setempat
walaupun ada sebagian didatangkan dari luar daerah setempat.
Terpenuhinya produksi daging, telur dan susu dari hasil pengembangan
budidaya ternak setempat dari suatu wilayah mencerminkan populasi
ternak yang cukup tinggi walaupun daerah satu dengan lainnya
memiliki ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan pangan hewani
di wilayah Jawa Barat. Ketersediaan produksi daging, telur dan susu
merupakan kelompok pangan hewani dalam menunjang kemandirian
ketahanan pangan agar masyarakat Jawa Barat sehat, aktif dan
produktif.
Penyediaan produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh
dan Halal (ASUH) maka sarana dan prasarana kesehatan masyarakat
veteriner harus memenuhi menerapkan hygine dan sanitasi sebagai
persyaratan kelayakan dasar jaminan keamanan dan mutu pangan.
Untuk memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi minimal adalah
melalui Sertifikasi Nomor Kontrol Veterier ( NKV ). Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2020 tentang sertifikasi
Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan. Nomor Kontrol
Veteriner ( NKV ) adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah
21
dipenuhinya persyaratan hygine sanitasi sebagai jaminan keamanan
produk hewan pada unit usaha produk hewan.
Indikator kinerja tingkat pemenuhan dukungan manajemen
perkantoran dengan perhitungan jumlah capaian dukungan manajemen
dibagi jumlah total dukungan manajemen x 100 %. Indikator kinerja ini
merupakan indikator pelayanan dasar seperti administrasi
perkantoran, pemeliharaan sarana dan prasarana, peningkatan sarana
dan prasarana sebagai faktor pendukung terhadap faktor utama dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam meningkatkan
pembangunan ketahanan pangan dan peternakan. Dukungan
manajemen perkantoran merupakan fungsi yang meliputi rangkaian
aktivitas manajemen dan pengarahan, tata laksana/penyelenggaraan,
pelaksana secara efisien, manajemen pengawasan, pengendalian dan
pengawasan, pengarahan dan pengawasan, pengarahan, perencanaan,
pengendalian dan pengorganisasian agar mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditentukan pada tujuan dan sasaran dinas yang telah ditetapkan.
2.1.3. Strategi, Kebijakan dan Program
A. Strategi
Strategi memuat program-program sebagai prioritas
pembangunan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa
Barat untuk mencapai sasaran. Konsep strategi merupakan suatu
pendekatan yang menyeluruh yang berhubungan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
strategi adalah koordinasi, sasaran, sumberdaya, efektivitas
pendanaan, dan sistem manajemen yang baik untuk mencapai tujuan
secara efektif.
Metode yang digunakan sebagai alat bantu dalam merumuskan
strategi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2018-2023 yaitu metode SWOT. Analisis SWOT merupakan
analisis mengenai hal-hal pokok yang ada di lingkungan yang
diasumsikan berpengaruh terhadap apa yang terjadi dan yang akan
22
terjadi di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan.
Lingkungan itu sendiri mencakup dua lingkungan pokok, yaitu
lingkungan internal dan lingkungan eksternal.
Dengan menggunakan analisis SWOT, diharapkan dapat
mengungkapkan faktor internal dan faktor eksternal yang dianggap
penting dalam mencapai tujuan, yaitu dengan mengidentifikasikan
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity),
dan ancaman (threat). Analisis ini didasarkan pada logika berpikir
bahwa dalam menentukan strategi kebijakan yang akan
diimplementasikan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi
Jawa Barat harus memaksimalkan kekuatan dan peluang, dan sekaligus
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada, sehingga dapat
dicapai keseimbangan antara kondisi internal dengan kondisi eksternal.
B. Kebjakan
Arah Kebijakan merupakan rumusan kerangka pikir atau
kerangka kerja untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan dalam
mengantisipasi isu strategis di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan secara bertahap sebagai
penjabaran dari strategi. Arah kebijakan juga sebagai pedoman yang
wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi
yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran.
Selain itu arah kebijakan dapat memperjelas strategi sehingga lebih
spesifik atau fokus, konkrit, dan operasional. Arah kebijakan penting juga
untuk ketepatan dalam memilih kegiatan bagi program prioritas yang
menjadi tugas dan fungsi dinas yang lebih tepat dan rasional berdasarkan
strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor penentu
keberhasilan untuk mencapai sasaran dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan dan melanggar kepentingan umum.
Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi
Jawa Barat tahun 2018-2023 dalam penyelenggaraan pelayanan
ketahanan pangan dan peternakan adalah :
1. Penganekaragaman konsumsi pangan
23
2. Akses masyarakat terhadap pangan berkualitas
3. Keamanan pangan segar asal tumbuhan
4. Kelembagaan dewan keamanan pangan
5. Peningkatan diversifikasi dan keamanan pangan
6. Peningkatan ketersediaan dan stabilisasi pasokan dan harga pangan
7. Koordinasi sektor produksi dengan pasar pengguna
8. Peningkatan cadangan pangan
9. Peningkatan penanggulangan daerah rentan pangan
10. Peningkatan SDM pangan dan peternakan
11. Peningkatan populasi ternak
12. Meningkatkan bibit unggul
13. Meningkatkan produktivitas ternak dan daya saing
14. Pengembangan budidaya dan lahan HPT
15. Penyediaan dan pengolahan pakan ternak HPT
16. Peningkatan daya saing dan nilai tambah produk peternakan
17. Peningkatan sarana dan prasarana peternakan
18. Klasterisasi/kawasan peterneakan
19. Meningkatnya Kompetensi dan kinerja aparatur
Untuk lebih jelasnya skema tujuan, sasaran, strategi dan arah
kebijakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan 2018-2023.
Visi Pemerintah Jawa Barat : “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”
Misi 4 : Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Ekonomi Umat Yang Sejahtera dan Adil Melalui
Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Memenuhi
ketersediaan
pangan
1 Meningkatkan
serta
mempertahankan
kualitas dan
kuantitas pangan
dan gizi
1. Peningkatan kualitas konsumsi
pangan dan gizi
2. Peningkatan kuantitas
konsumsi pangan dan gizi
3. Mempertahankan kualitas dan
kuantitas konsumsi pangan dan
gizi
4. Peningkatan pengawasan mutu
dan keamanan pangan
5. Peningkatan ketersediaan
pangan dan stabilisasi harga
6. Daerah rawan pangan yang
diintervensi
7. Penguatan kelembagaan
ketahanan pangan
1. Penganekaragaman konsumsi
pangan
2. Akses masyarakat terhadap
pangan berkualitas
3. Keamanan pangan segar asal
tumbuhan
4. Kelembagaan dewan keamanan
pangan
5. Peningkatan diversifikasi dan
keamanan pangan
6. Peningkatan ketersediaan dan
stabilisasi pasokan dan harga
pangan
7. Koordinasi sektor produksi
dengan pasar pengguna
24
8. Peningkatan cadangan pangan
9. Peningkatan penanggulangan
daerah rentan pangan
10. Peningkatan SDM pangan dan
peternakan
2 Meningkatnya
produksi
peternakan
1. Peningkatan populasi dan
produksi komoditi ternak
2. Peningkatan Status Kesehatan
Hewan dan Peningkatan Status
Produk Hewan yang ASUH
3. Meningkatnya penyidikan dan
pengujian penyakit hewan dan
produk hewan
4. Meningkatnya jumlah
pelayanan kesehatan hewan
5. Peningkatan Kualitas Pakan
dan Bahan Pakan Ternak
6. Peningkatan produksi susu dan
HPT
7. Peningkatan produksi dan
produktivitas ternak dan hasil
ternak
8. Peningkatan produksi dan
produktivitas ternak dan hasil
ternak domba dan kamibing
9. Peningkatan produksi dan
produktivitas ternak dan hasil
ternak unggas
10. Peningkatan kualitas bibit
ternak sapi potong
11. Peningkatan
Pengetahuan,Pemahaman dan
Keterampilan SDM dalam
Mengikuti Pelatihan Teknis
Sektor Peternakan dan
Ketahanan Pangan
12. Meningkatnya Kompetensi dan
kinerja aparatur
1. Peningkatan populasi ternak
2. Meningkatkan bibit unggul
3. Meningkatkan produktivitas
ternak dan daya saing
4. Pengembangan budidaya dan
lahan HPT
5. Penyediaan dan pengolahan pakan
ternak HPT
6. Peningkatan daya saing dan nilai
tambah produk peternakan
7. Peningkatan sarana dan prasarana
peternakan
8. Klasterisasi/kawasan peterneakan
9. Meningkatnya Kompetensi dan
kinerja aparatur
3 Terpenuhinya
dukungan
manajemen
perkantoran
Meningkatnya Kompetensi dan
kinerja aparatur
Meningkatnya Kompetensi dan kinerja
aparatur
C. Program
Program adalah seperangkat kegiatan pembangunan yang diatur
sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh seluruh stakeholder di
dalam sektor peternakan secara terurut dan terukur. Di dalam konteks
pencapaian sasaran dan tujuan, seluruh kegiatan Dinas akan berada di
dalam koridor program-program Pembangunan Jawa Barat dan
Pembangunan Nasional. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan,
terdapat beberapa program besar di dalam sektor ketahanan pangan dan
peternakan yang juga mengacu kepada RPJMD Jawa Barat. Program-
program yang direncanakan tahun 2020 tersebut disajikan berikut ini :
25
a. APBD
1) Program Konsumsi dan pengembangan sumber daya manusia
2) Program pengawasan mutu dan keamanan pangan
3) Program ketersediaan dan distribusi
4) Program pelatihan peternakan dan ketahanan pangan
5) Program Produksi Peternakan
6) Program kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
7) Program penyidikan dan pengujian penyakit hewan dan produk
hewan
8) Program pelayanan rumah sakit hewan
9) Program pengujian mutu dan keamanan pakan/bahan pakan
10) Program pengembangan ternak sapi perah dan hijauan pakan
ternak
11) Program Perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan Sapi
perah Bunikasih
12) Program pengembangan perbibitan ternak domba dan kambing
13) Program pengembangan perbibitan ternak unggas
14) Program Perbibitan dan pengembangan inseminasi buatan
ternak sapi potong
15) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan, dengan sasaran
terpenuhinya dukungan manajemen perkantoran
16) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
17) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole
Lembang
18) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan
Ternak Cikole Lembang
19) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole
Lembang
26
20) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Potong Ciamis
21) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi
22) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing
Margawati
23) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
24) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Perah Bunikasih
25) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur UPTD
Rumah Sakit Hewan, dengan sasaran terpenuhinya dukungan
manajemen perkantoran
26) Program Dukungan Manajemen Perkantoran Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan
27) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
28) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Pengujian Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole
Lembang
29) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak
Cikole Lembang
30) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Pelatihan Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole Lembang
31) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi
Potong Ciamis
32) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi
27
33) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Domba dan Kambing
Margawati
34) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
35) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Balai
Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak Sapi
Perah Bunikasih
36) Program Dukungan Manajemen Perkantoran UPTD Rumah Sakit
Hewan
b. Program APBN
1) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat dengan sasaran pengembangan sistem distribusi dan
stabilitas harga pangan, pengembangan ketersediaan dan
penanganan rawan pangan, pengembangan penganekaragaman
konsumsi dan keamanan pangan, dukungan manajemen dan
teknis lainnya badan ketahanan pangan.
2) Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis
Peternakan Rakyat dengan sasaran meningkatnya ketersedianaan
pangan hewani, kontribusi ternak domestik dalam penyediaan
pangan hewani, ketersediaan protein hewani asal ternak dan
tersedianya daging sapi domestik, pemenuhan pangan asal
ternak, peningkatan daya saing dan peningkatan kesejahteraan
peternak, meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian berkelanjutan.
3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian, dengan tujuan terlaksananya pengembangan fasilitas
dalam pengelolaan lahan dan air melalui upaya pemberdayaan
lahan pertanian, pengelolaan air, irigasi pertanian, dan perluasan
area.
28
2.2. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi
Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
Tabel. 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
1 2 3 4
1. Meningkatkan serta
mempertahankan
kuantitas dan
kualitas pangan dan
gizi
1.1. Tingkat Konsumsi Pangan
- Energi (kkal/kap/hr) 2150
- Protein (gr/kap/hr) 57
1.2 Persentase peningkatan keamanan
pangan segar asal tumbuhan yang
sesuai standar mutu dan keamanan
pangan (%)
10,10
1.3 Skor PPH Ketersediaan (point) 90,7
2. Meningkatnya
produksi peternakan
2.1 Nilai Tukar Usaha Peternakan (point) 100
2.2 Produksi komoditas peternakan (ton) :
- Daging 1.021.699
- Telur 609.741
- Susu 335.773
2.3 Persentase peningkatan mutu produk
hewan (persen)
3
Dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan fasilitasi
pembangunan peternakan dan ketahanan pangan di Jawa Barat untuk mendukung
indikator kinerja tersebut, maka Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi
Jawa Barat pada tahun 2020 mengalokasikan anggaran prioritas sebagai berikut :
Tabel 4. Alokasi Anggaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2020
NO PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp)
Ket MURNI PERUBAHAN
1 2 3 4 5
1 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan
7.106.521.584 3.426.278.439 APBD
2 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Pengawasan
Mutu dan Keamanan Pangan
565.257.962 483.489.298 APBD
3 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi
1.413.678.070 960.233.612 APBD
29
NO PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp)
Ket MURNI PERUBAHAN
1 2 3 4 5
4 Program kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner
1.878.990.525 359.206.445 APBD
5 Program ketersediaan dan distribusi 3.830.471.975 1.726.258.204 APBD
6 Program Konsumsi dan pengembangan
sumber daya manusia
2.252.863.600 362.857.300 APBD
7 Program pelatihan peternakan dan
ketahanan pangan
884.623.590 164.009.775 APBD
8 Program pelayanan rumah sakit hewan 662.135.510 345.518.477 APBD
9 Program pengawasan mutu dan
keamanan pangan
1.413.804.050 487.338.710 APBD
10 Program pengembangan perbibitan
ternak domba dan kambing
3.933.805.759 3.561.252.676 APBD
11 Program pengembangan perbibitan
ternak unggas
5.228.618.590 4.286.240.040 APBD
12 Program pengembangan ternak sapi
perah dan hijauan pakan ternak
726.795.568 434.078.350 APBD
13 Program pengujian mutu dan keamanan
pakan/bahan pakan
655.775.527 232.664.834 APBD
14 Program penyidikan dan pengujian
penyakit hewan dan produk hewan
817.786.130 319.697.850 APBD
15 Program Perbibitan dan pengembangan
inseminasi buatan Sapi perah Bunikasih
2.640.445.744 1.693.913.120 APBD
16 Program Perbibitan dan pengembangan
inseminasi buatan ternak sapi potong
3.842.457.506 2.972.598.555 APBD
17 Program Produksi Peternakan 4.122.272.082 369.809.296 APBD
18 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Dinas Ketahanan
Pangan dan Peternakan
403.652.545 24.400.000 APBD
19 Program kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner
1.001.650.050 173.575.699 APBD
20 Program pengembangan ternak sapi
perah dan hijauan pakan ternak
4.179.231.200 3.210.785.060 APBD
21 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Pengawasan Mutu dan Keamanan
Pangan
67.645.052 9.800.000 APBD
22 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Pengujian Mutu dan Keamanan
Pakan/Bahan Pakan Cikole Lembang
911.177.257 3.961.400 APBD
23 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Pengembangan Ternak Sapi Perah dan
Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang
1.559.232.800 1.025.170.000 APBD
24 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Pelatihan Peternakan dan Ketahanan
Pangan Cikole Lembang
309.398.537 18.075.080 APBD
30
NO PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp)
Ket MURNI PERUBAHAN
1 2 3 4 5
25 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Perbibitan dan Pengembangan
Inseminasi Buatan Ternak Sapi Potong
Ciamis
1.000.000.000 - APBD
26 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak
Unggas Jatiwangi
- - APBD
27 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak
Domba dan Kambing Margawati
1.554.496.451 140.843.596 APBD
28 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner
967.048.714 175.618.600 APBD
29 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Balai
Perbibitan dan Pengembangan
Inseminasi Buatan Ternak Sapi Perah
Bunikasih
- - APBD
30 Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur UPTD Rumah Sakit
Hewan
821.600.000 191.611.000 APBD
31 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Pengujian
Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan
Pakan Cikole Lembang
1.260.181.684 916.250.583 APBD
32 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Pengembangan
Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan
Ternak Cikole Lembang
3.062.375.366 2.471.043.430 APBD
33 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Pelatihan
Peternakan dan Ketahanan Pangan
Cikole Lembang
645.639.338 567.263.829 APBD
34 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Potong Ciamis
1.577.710.839 1.078.587.575 APBD
35 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Domba dan Kambing
Margawati
1.525.543.321 1.115.707.656 APBD
36 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner
1.825.082.979 1.446.926.311 APBD
31
NO PROGRAM/KEGIATAN PAGU ANGGARAN (Rp)
Ket MURNI PERUBAHAN
1 2 3 4 5
37 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Perah Bunikasih
3.012.041.199 2.714.840.149 APBD
38 Program Dukungan Manajemen
Perkantoran UPTD Rumah Sakit Hewan
1.798.867.300 1.665.771.103 APBD
39 Program Peningkatan Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Masyarakat
19.455.900.000 21.886.429.000 APBN
40 Program Pemenuhan Pangan Asal
Ternak dan Agribisnis Peternakan
Rakyat
20.505.440.000 13.803.942.000 APBN
41 Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
3.257.970.000 3.257.870.000 APBN
Total Anggaran 112.678.188.404 78.083.917.052
27
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
3.1.1 Kerangka Pengukuran Kinerja
Untuk mendukung pengukuran kinerja, diperlukan berbagai
perangkat yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja. Perangkat yang
digunakan berupa data dan informasi. Jenis data yang dapat digunakan terbagi
atas dua, yaitu data primer dan data sekunder. Untuk pengukuran kinerja ini,
jenis data yang digunakan sebagian besar adalah data sekunder baik bersifat
kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif adalah data-data yang berkaitan
dengan angka atau numerik, khusus yang menyangkut kegiatan pembangunan
ketahanan pangan dan peternakan di Jawa Barat. Data kualitatif adalah data
yang berkaitan dengan pencapaian hasil yang diuraikan dalam bahasa
kualitatif seperti tercapainya hingga sekian persen, sedangkan sumber data
lebih menekankan darimana data atau informasi tersebut diperoleh. Data
sekunder yang diperlukan untuk mengukur kinerja ketahanan dan peternakan
ini berasal dari berbagai sumber, yaitu untuk data skor pola pangan harapan
tingkat konsumsi, data skor pola pangan harapan tingkat ketersediaan, data
populasi dan produksi dari data kabupaten/kota yang diolah; sedangkan
untuk data PDRB dari Badan Pusat Statistik Jawa Barat.
Pengukuran kinerja mencakup :
- Realisasi kinerja sasaran yang merupakan tingkat capaian dari masing-
masing sasaran indikator kinerja
- Persentase pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian dari
target masing-masing indikator kinerja.
Dengan rumus perhitungan persentase pencapaian kinerja sebagai berikut :
(1). Semakin tinggi realisasi menunjukan pencapaian kinerja yang semakin
baik, maka digunakan rumus :
(2). Semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah pencapaian
kinerja, maka digunakan rumus :
28
( )
Dengan pengukuran skala ordinal untuk memberikan makna capaian maka
ditentukan batasan penilaian sebagai berikut :
SKALA NILAI KATEGORI PENILAIAN
> 100 % Sangat Baik ( SB )
80 – 100 % Baik (B )
50 - 80 % Sedang (S )
< 50 % Kurang (K )
3.1.2 Pengukuran Indikator Kinerja
Berdasarkan sasaran strategis yang telah disampaikan pada bab
sebelumnya, serta ditindak lanjuti dengan DPA pada Lingkup Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran
2018. Hasil pengukuran sampai dengan akhir tahun anggaran 2019 yaitu
sebagai berikut :
Tabel 5. Pengukuran Kinerja Dinas Ketahanan pangan dan Peternakan
Tahun 2020.
No. Indikator Kinerja Capaian
2019
2020 Target
Akhir
Renstra
(2023)
Capaian s/d
2020
terhadap
2023 (%) Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tingkat Konsumsi Pangan :
- energy (kkal/kap/hr) 2165 2150 2.150 100,00 2150 100,00
- protein (gr/kap/hr) 62,9 57 64,9 87,83 57 87,83
2 Persentase peningkatan
keamanan pangan segar
asal tumbuhan sesuai
standar mutu dan
keamanan pangan
0 10,10 65,21 645,64 12,67 514,59
3 Skor PPH Ketersediaan
(point)
93,67 90,7 92,88 102,40 93,4 99,44
4 Nilai Tukar Usaha
Peternakan (point)
124,35 100 94,22 94,22 104 90,60
5 A. Produksi komoditas
peternakan (ton) :
- Daging 1.080.776 1.021.699 1.021.699 100,00 1.194.627 85,525
- Telur 593.129 609.741 609.741 100,00 266.248 229,012
- Susu 300.337 335.773 293.490 87,41 445.662 65,855
6 Persentase peningkatan
mutu produk hewan
0 3 4,6 153,3 12,7 36,3
29
No. Indikator Kinerja Capaian
2019
2020 Target
Akhir
Renstra
(2023)
Capaian s/d
2020
terhadap
2023 (%) Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
7 Tingkat pemenuhan
dukungan manajemen
perkantoran (%)
87,46 64 68,7 107,29 90 76,293
N
o. Indikator Kinerja
Capaian
2019
2020 Target
Akhir
Renstr
a
(2023)
Capaian s/d
2020
terhadap
2023 (%) Target Realisa
si
%
Realisa
si
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Tingkat Konsumsi Pangan :
- energy (kkal/kap/hr) 2165 2150 2.150 100,00 2150 100,00
- protein (gr/kap/hr) 62,9 57 64,9 87,83 57 87,83
2 Persentase peningkatan
keamanan pangan segar
asal tumbuhan sesuai
standar mutu dan
keamanan pangan
0 10,10 65,21 645,64 12,67 514,59
3 Skor PPH Ketersediaan
(point)
93,67 90,7 92,88 102,40 93,4 99,44
4 Nilai Tukar Usaha
Peternakan (point)
124,35 100 94,22 94,22 104 90,60
5 A. Produksi komoditas
peternakan (ton) :
- Daging
1.080.77
6
1.021.699 1.021.6
99
100,00 1.194.6
27
85,525
- Telur
593.129
609.741 609.741 100,00 266.248 229,012
- Susu
300.337
335.773 293.490 87,41 445.662 65,855
6 Persentase peningkatan
mutu produk hewan
0 3 4,6 153,3 12,7 36,3
7 Tingkat pemenuhan
dukungan manajemen
perkantoran (%)
87,46 64 68,7 107,29 90 76,293
Fungsi indikator kinerja tingkat konsumsi pangan energi dan protein
adalah bagaimana mempertahankan konsumsi energi dan protein
masyarakat pada taraf ideal anatara 2150 kkal/kap/hr dan 57 gr/kap/hr.
Tahun 2020 untuk capaian tingkat konsumsi pangan dapat dipertahankan
pada tarap ideal 2150 kkal/kap/hr, sedangkan untuk protein sebsar 64,9
gr/kap/hr tejadi kenaikan. Secara kualitas kontribusi Angka Kecukupan
Energi ini masih didominasi oleh kelompok pangan padi – padian sebesar
30
62,8 %, dimana apabila mengacu kepada standar PPH ideal 100, kontribusi
Angka Kecukupan Energi (AKE) untuk kelompok pangan padi - padian
sebesar 50% dari total Angka Kecukupan Energi. Tingginya kontribusi AKE
padi – padian ini salah satunya disebabkan oleh pola konsumsi masyarakat
yang masih didominasi oleh beras, meskipun mengalami penurunan
dibandingan dengan tahun 2019. Perkembangan tingkat konsumsi energi
dalam tiga tahun terakhir terhadap target dan realisasi dapat dilihat pada
tabel berikut.
Gambar 2. Grafik Presentase Capaian Tingkat Konsumsi Pangan Energi Tahun
2018-2020.
Kondisi tingkat konsumsi pangan protein di atas menggambarkan
bahwa secara kuantitas, AKP memang telah mencapai target yang diinginkan
bahkan untuk beberapa tahun sudah melebihi target. Tetapi dari segi
kualitas, terlihat bahwa asupan protein terbesar ternyata bukan berasal dari
bahan pangan sumber protein baik itu hewani maupun nabati (pangan
hewani dan kacang-kacangan). Kontribusi terbesar justru berasal dari
sumber pangan karbohidrat yaitu padi-padian (beras dan terigu). Untuk lebih
jelasnya grafik tingkat konsumsi pangan energi dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 3. Grafik Presentase Capaian Tingkat Konsumsi Pangan
Protein tahun 2018-2020
98,2 96,9 100
0
20
40
60
80
100
2018 2019 2020
Pe
rse
n
Tahun
31
Peningkatan keamanan pangan segar asal tumbuhan sesuai standar
mutu dan keamanan pangan capaian tahun 2020 sebesar 65,21 persen jauh
melampaui dari target 10,10 persen dengan persentase 645,64 persen.
Capaian sampai dengan 2020 terhadap tahun 2023 sebesar 514,59 persen.
Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai indikator pengawasan/sertifikasi
yang dicapai pada tahun 2020 yaitu berjumlah 622 sedangkan pada tahun
2019 berjumlah 375, jadi ada kenaikan sebesar 247 pengawasan/sertifikasi
atau sama dengan 65,21 %. Nilai ini lebih besar dari target yaitu 10,10 %.
Peningkatan tersebut menunjukkan adanya kenaikan indikator pangan segar
asal tumbuhan yang diawasi dan kenaikan indikator kinerja pangan segar
asal tumbuhan yang diregistrasi
Karakter indikator ini cukup dinamis karena suatu waktu bisa saja
anjlok atau turun tergantung kepada pengawasan dilapangan. Kondisi ini
perlu terus dipertahankan yang bertujuan untuk memberikan jaminan mutu
dan keamanan pangan, memberikan jaminan dan perlindungan
masyarakat/konsumen, mempermudah penelusuran kembali dari
kemungkinan penyimpangan mutu dan keamanan produk, meningkatkan
nilai tambah dan daya saing produk. Untuk lebih jelasnya grafik keamanan
pangan segar asal tumbuhan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4. Grafik Capaian Presentase Keamanan Pangan Segar Asal
Tumbuhan
98,2 96,9 100
0
20
40
60
80
100
2018 2019 2020
Pe
rse
n
Tahun
32
Skor PPH Ketersediaan capaian tahun 2020 sebesar 92,88 point atau
sebesar 102,88 persen dari target sebesar 90,7 point sehingga capaian 2020
terhadap 2023 sebesar 99,44 persen. Tahun 2020 mengalami penurunan
sebesar 0.79 poin atau 0.84% dari 93.67 point menjadi 92.88 point.
Penurunan diantaranya disebabkan oleh banyaknya distribusi pangan keluar
Jawa Barat dan penurunan produksi di beberapa komoditas pangan.
Dari kelompok pangan yang turun pada skor PPH ketersediaan pada
kelompok pangan umbi-umbian dari 2,50 menjadi 2,48 dan kacang-
kacangan dari 10,0 menjadi 9,04. Kelompok bahan pangan dengan tingkat
ketersediaan pangan untuk dikonsumsi masyarakat Jawa Barat surplus yaitu
padi-padian, umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, serta
sayuran dan buah.
Rata-rata jumlah jenis bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi penduduk per kapita pertahun dalam kilogram serta per kapita
per hari dalam satuan gram, pada kurun waktu tertentu. Selanjutnya untuk
mengetahui nilai gizi bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi
tersebut, maka angka ketersediaan pangan untuk konsumsi per kapita per
hari diterjemahkan ke dalam satuan energi, protein, dan lemak per kapita per
hari. Ketersediaan diharapkan sampai tingkat rumah tangga minimal 2400
kkal/kapita/hari dan protein 63 gram/kapita/hari.
Skor PPH menggambarkan detail tentang ketersediaan pangan
defisit atau surplus. Perkembangan tiga tahun terakhir menunjukan kenaikan
setiap tahunnya dengan rasio perimbangan terhadap Skor PPH konsumsi
83
98,46
65,21
0
20
40
60
80
100
2018 2019 2020
Pe
rse
n
Tahun
33
masih diatas dan ini menunjukan cukup baik. Ketersediaan pangan atas
swasembada pangan, stock pangan maupun kualitas/komposisi pangan yang
tersedia, ketergantungan pada impor, efisensi pasca panen, kompetisi
penggunaan pangan untuk manusia dan ternak maupun kualitas/komposisi
pangan yang tersedia akan mempengaruhi terhadap perkembangan Skor
PPH Ketersediaan.
Nilai tukar usaha peternakan terjadi penurunan yang cukup
signifikan di tahun 2020 sebesar 30,13 persen dari 124,35 tahun lalu.
Penurunan ini disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19. Dimana peternak
tidak bisa lagi mampu menutupi biaya produksi. Hal yang dapat
mempengaruhi adalah adanya biaya biaya Produksi dan Penambahan Barang
Modal pada pada bulan Desember 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,18
persen. Sedangkan harga hasil produksi peternakan terjadi penurunan
dibandingkan kenaikan biaya produksi dan penambahan modal. Diantaranya
adanya pengurangan/pembatasan volume penjualan susu di IPS,
Pemotongan betina produktif karena banyak permintaan untuk memenuhi
preferensi pasar (sate kiloan), oleh karena adanya permintaan pemasaran
yang cukup tinggi untuk daging domba sehingga banyak peternak yang
menjual ternaknya. Untuk lebih jelasnya grafik nilai tukar usaha peternakan
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6 . Grafik Capaian Presentase Nilai Tukar Usaha Peternakan ( NTUP)
Tahun 2018-2020.
127,09 125,01
94,22
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
2018 2019 2020
Po
int
Tahun
34
Perlu kerja keras untuk mengungkit NTUP peternakan dengan
melakukan inovasi dan kolaborasi merupakan gambaran tentang
perkembangan tingkat pendapatan petani dari waktu ke waktu yang dapat
dipakai sebagai dasar kebijakan untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan
petani. NTUP juga dapat menunjukkan tingkat daya saing (competiveness)
produk peternakan dibandingkan dengan produk lain.
Angka sementara capaian produksi komoditas peternakan daging
dan telur sudah tercapai diatas angka 100 persen dari target, sedangkan
produksi susu dibawah angka 100 persen. Untuk lebih jelasnya grafik
produksi daging, telur dan susu dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 7. Grafik Capaian Presentase Komoditas Produksi Peternakan
Daging terhadap target.
Produksi daging, telur dan susu sangat bersinggungan dengan
kondisi populasi yang ada di wilayah Jawa Barat serta keluar masuk ternak
dari dan keluar Jawa Barat dan juga adanya impor daging sapi. Populasi
ternak sapi potong di Feedloter yang tidak mengalami mutasi atau
pemotongan tersebut mencapai sekitar 15.000 ekor lebih, sehingga
berpengaruh terhadap jumlah populasi keseluruhan Jawa Barat. Selain itu
saat covid juga import daging sapi terjadi pembatasan, oleh karenanya
banyak sapi perah yang dipotong untuk memenuhi kebutuhan daging. Hasil
87,9
103,6 100,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2018 2019 2020
Pe
rse
n
Tahun
35
kelahiran Inseminasi Buatan (IB) banyak yang dijual atau mutasi keluar Jawa
Barat.
Gambar 8. Grafik Capaian Presentase Komoditas Produksi Peternakan
Telur terhadap target
Secara umum populasi unggas di Jawa Barat terjadi penurunan oleh
karena adanya Covid 19 sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat
yang berdampak pada turunnya permintaan, sehingga skala kepemilikan
usaha menurun sehingga banyak kandang yang kosong. Sementara faktor
pendukung dalam meningkatkan populasi ternak unggas adalah adanya
import Grand Parent Stock GPS oleh perusahaan-perusahaan besar, disesuaikan dengan
kebutuhan serta fasilitasi pengolahan pakan dan gudang pakan yang memadai. Fakor
yang menghambat dalam peningkatan populasi unggas diantaranya adanya pemintaan
daging unggas menurun disebabkan karena hotel, restoran, perkantoran, catering,
wisata, sekolah tutup. Daya beli masyarakat menurun karena adanya PHK dan lainnya
serta diikuti biaya pakan yang tinggi karena harga bahan baku jagung naik akibatnya
ditemukan di lapangan peternak mandiri banyak yang mengalami kebangkrutan
(kolaps).
Pengendalian pasokan melalui cutting hatching egg (HE) atau pembatasan
jumlah umur tetas umur 18 hari dan pengurangan jumlah setting HE di mesin setter
bakal mengurangi pasokan ayam usia sehari (day old chick/DOC) kelas final stock (FS)
atau telur ayam ras. Langkah yang dilakukan perlua Adanya kegiatan kolaborasi kerja
sama dengan kelompok petani terkait penanaman Jagung sebagai bahan baku pakan
unggas yang selama ini masih impor, realisasi data cutting HE, afkir dini, dan penyerapan
livebird. Mendorong peternak untuk melakukan kemitraan dengan perusahaan-
perusahaan yang besar dan berkoperasi. Meningkatkan fungsi pengawasan peredaran
102,8
243,6
100,0
0,0
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
2018 2019 2020
Pe
rse
n
Tahun
36
bibit ayam ras. Meningkatkan fungsi pengawasan kemitraan antara perusahaan inti dan
peternak plasma. Pengembangan klaster ayam petelur dan ditunjang dengan
program peternak milenial.
Gambar 9. Grafik Capaian Presentase Komoditas Produksi Peternakan Susu
terhadap target
Produksi susu terjadi penurunan dari tahun ke tahun. Tahun 2020
terjadi penurunan sekitar 4,52 persen dari tahun sebelumnya. Banyak faktor
yang mempengaruhi. Saat covid sekarang, import daging sapi terjadi
pembatasan, oleh karenanya banyak sapi perah yang dipotong untuk
memenuhi kebutuhan daging sehingga dapat menurunkan produksi susu.
Secara spesifik untuk sapi perah disebabkan karena saat Covid 19 sempat
adanya pengurangan atau pembatasan volume penjualan susu di IPS,
sehingga dapat mempengaruhi produksi dan harga susu di tingkat peternak.
Faktor lainnya secara umumnya jumlah peternak yang semakin sedikit dan
sudah usia lanjut disertai biaya pakan yang tinggi dibandingkan produksi
susu yang dihasilkan menurunkan gairah unutk beternak sapi perah.
Faktor paling umum dari produksi daging, telur dan susu
diantaranya adanya alih fungsi lahan untuk pembangunan tol, bandara,
industri, dan perumahan mempengaruhi peternak untuk alih profesi.
Keterbatasan lahan dan kurangnya permodalan dapat menghambat juga
dalam upaya meningkatkan skala usaha peternakan. Rencana tata ruang
wilayah di kab/kota sering berubah-rubah. Pengetahuan dan skill peternak
yang masih kurang dan petugas harus lebih ditingkatkan. Pola pembibitan
102,8
91,9 87,4
10,0
30,0
50,0
70,0
90,0
110,0
2018 2019 2020
Pe
rse
n
Tahun
37
yang belum terkondisikan, sehingga bibit tidak terstandarisasi. Belum
adanya replacement stok dari perusahaan, koperasi maupun UPTD
Pembibitan.
Diperlukan dukungan program dan kegiatan yang konsisten, kuat,
kerjsasama dan harmonisasi dengan kabupaten/kota. Konsentarsi
pengembangan kawasan peternakan atau pun disebut cluster merupakan
suatu alternatif yang harus terus didukung dan diperkuat secara konsisten
sampai akhir tahun 2023. Pengembangan kawasan peternakan ini
merupakan ruh atau model yang merupakan satu kesatuan mulai dari hulu
sampai hilir. Dampak pandemi covid 19 sangat mempengaruhi terhadap
produksi daging, telur dan susu. Jumlah populasi ternak yang menurun dari
ternak sapi potong dengan pemotongan sapi betina produktif mempengaruhi
akan produksi ternak yang akan datang.
Capaian peningkatan mutu produk hewan baru dimulai tahun 2020
dengan capaian sebesar 4,6 persen naik sekitar 1,6 persen naik dari target 3
persen. Banyaknya pelaku usaha yang mengajukan sertifikasi Nilai Kontrol
Veteriner (NKV) kepada provinsi dapat meningkatkan capaian kinerja
peningkatan mutu produk hewan. Tahun 2020 telah diterbitkan sertifikat
NKV sebanyak 25 sertifikat NKV untuk ; 1) RPHR Swasta (1 unit) dan RPHU
Swasta (2 unit) ; 2) Budidaya; 3) Tempat Pengolahan Daging (2 unit); 4) Unit
Pengolahan Susu (2 unit); 5) Unit Farm Ayam Petelur (2 unit), Industri Telur
(0 unit) dan Industri Pengolahan Telur (1 unit); 6) Tempat Pengolahan
Produk Hewan lainnya (1 unit); 7) Retail (1 unit); 8) Cold Storage/Gudang
Berpendingin (6 unit); 9) Gudang Kering (5 unit); 10) Pengumpulan,
Pengemasan, Pelabelan Telur Konsumsi (2 unit).
Tujuan dari peeningkatan mutu produk ini adalah ; 1) memberikan
jaminan dan perlindungan kepada masyarakat, baik pelaku usaha maupun
konsumen, bahwa PPAH yang dihasilkan telah memenuhi syarat sesuai
dengan standar yang ditetapkan; 2) Terlaksananya tertib hukum dan tertib
administrasi; 3) Mempermudah pelaksanaan sistem pengawasan usaha
PPAH; 4) Meningkatkan daya guna, hasil guna dan produktifitas dalam
mencapai mutu produk hewan yang memenuhi standar
38
Capaian tingkat pemenuhan dukungan manajemen perkantoran
tahun 2020 sebesar 68,7 persen dari target 64 persen. Target ini telah terjadi
penyesuaian dengan penurunan target dengan pengurangan anggaran akibat
dampak covid 19. Umumnya dukungan manajemen perkantoran merupakan
penujang administrasi maupun saran prasaran perkantoran untuk
mendukung program prioritas atau program teknis pad urusan pangan dan
urusan pilihan pertanian. Karakter dari pemenuhan dukungan manajemen
perkantoran cukup dinamis oleh karena sesuai kebutuhan, situasi dan
kondisi di lapangan. Yang perlu diperhatikan adalah tingkat efesiensi dan
efektivitas anggaran terhadap kebutuhan dasar tersebut dalam mendukung
program dan kegiatan prioritas.
Untuk lebih jelasnya katagori tingkat dari penilaian pengukuran
kinerja Dinas Ketahanan pangan dan Peternakan Tahun 2020 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Katagori Penilaian Pengukuran Kinerja Dinas Ketahanan pangan dan
Peternakan Tahun 2020.
No. Tujuan Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
2020 Katagori
Penilaian Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pemenuhan
ketersediaa
n pangan
1. Meningkatkan
serta
mempertahan
kan kuantitas
dan kualitas
pangan dan
gizi
Tingkat Konsumsi
Pangan :
- energy (kkal/kap/hr) 2150 2.150 100,00 B
- protein (gr/kap/hr) 57 64,9 87,83 B
Persentase
peningkatan
keamanan pangan
segar asal tumbuhan
sesuai standar mutu
dan keamanan pangan
10,10 65,21 645,64 SB
Skor PPH
Ketersediaan (point)
90,7 92,88 102,40 SB
2 Meningkatnya
produksi
peternakan
Nilai Tukar Usaha
Peternakan (point)
100 94,44 94,44 B
A. Produksi komoditas
peternakan (ton) :
- Daging 1.021.699 1.021.699 100,00 B
- Telur 609.741 609.741 100,00 B
- Susu 335.773 293.490 87,41 B
Persentase
peningkatan mutu 3 4,6 153,3 SB
39
No. Tujuan Sasaran
Strategis Indikator Kinerja
2020 Katagori
Penilaian Target Realisasi %
Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
produk hewan
3 Terpenuhinya
dukungan
manajemen
perkantoran
Tingkat pemenuhan
dukungan manajemen
perkantoran (%)
64 68,7 107,29 SB
Hasil penilaian pengukuran kinerja terdapat bebrapa indikator kinerja pada katagori
penilaian sangat baik yaitu 1) peningkatan keamanan pangan segar asal tumbuhan sesuai
standar mutu dan keamanan pangan, 2) skor PPH Ketersediaan 3) peningkatan mutu produk
hewan, dan 4) Tingkat pemenuhan dukungan manajemen perkantoran (%). Hasil pengukuran
kinerja lain pada katagori baik terdapat pada indikator kinerja 1) tingkat konsumsi pangan
energi dan protein, 2) nilai tukar usaha peternakan, dan 3) produksi komoditas peternakan
daging, telur dan susu. Beberapa indikator kinerja pada katagori baik perlu untuk ditingkatkan
kembali agar tujuan dan sasaran dinas dapat terlaksana dengan baik. Walaupun pada
kenyataannya dalam mengungkit ketercapaian indikator kinerja akan terbentur oleh
ketersediaan anggaran yang ada. Untuk itu perlu adan efisensi dan efektif penggunaan anggaran
dalam mencapai indikator kinerja yang terbaik.
Secara umum hasil penilaian pengukuran kinerja pada katagori sangat baik. Hasil
pengukuran ini akan mempengaruhi terhadap anilisis efesiensi penggunaan sumber daya
kinerja dinas. Anilisis efesiensi penggunaan sumber daya kinerja dinas untuk mengukur
efesiensi penggunaan anggaran terhadap capaian kinerja yang lebih dari 100 persen, akan
tetapi pencapaian di bawah 100 persen tidak diukur. Untuk lebih jelasnya pengukuran analisis
efesiensi penggunaan sumber daya kinerja dinas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kinerja Dinas Ketahanan pangan
dan Peternakan Tahun 2020
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
% Capaian
Indikator
Kinerja
yang ≥ 100%
%
Penyerap
an
Anggaran
Tingkat
Efisiens
i
1 2 3 4 5 6
Persentase peningkatan
keamanan pangan segar asal
tumbuhan sesuai standar mutu
dan keamanan pangan
645,6 93,2 6,8
Skor PPH Ketersediaan (point) 102,40 96,3 3,7
40
Persentase peningkatan mutu
produk hewan
153,3 100 0,0
Tingkat pemenuhan dukungan
manajemen perkantoran (%)
107,3 97,1 2,9
Tingkat efisiensi penggunaan sumber daya kinerja terhadap penyerapan
anggaran terdapat pada indikator kinerja Persentase peningkatan keamanan
pangan segar asal tumbuhan sesuai standar mutu dan keamanan pangan, skor
PPH Ketersediaan, Persentase peningkatan mutu produk hewan dan pemenuhan
dukungan manajemen perkantoran. Artinya indikator kinerja dalam mengungkit
ketercapaian tujuan dan sasaran dinas memiliki efisensi dan efektivitas yang
cukup baik terhadap penggunaan anggaran.
3.2 REALISASI ANGGARAN
3.2.1. Pengelolaan Dana APBD
Penilaian kinerja program/kegiatan sebagai substansi pengukuran
kinerja Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat dalam
tahun-tahun yang lalu adalah program dan kegiatan yang dilaksanakan
dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Jawa Barat, baik Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung.
Ketentuan menyusun renstra bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Penilaian kinerja program dan kegiatan dilakukan dengan
membandingkan capaian akumulasi kinerja program dan kegiatan pada
indikator kinerja program dan kegiatan terhadap sasaran dan target
program dan kegiatan yang didefinisikan dalam dokumen pelaksanaan
anggaran Bappeda yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tahun Anggaran 2020, dalam rangka menjalankan Tugas Pokok
dan Fungsi penyelenggaraan pemerintahan di sektor ketahanan pangan dan
peternakan maka, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa
Barat memperoleh alokasi APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp.
69.458.878.404,- (murni), kemudian anggaran Dinas Ketahanan Pangan dan
41
Peternakan Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Rp. 39.637.071.052,
dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 37.770.826.663,- (95,29 %) dengan
sisa anggaran sebesar Rp. 1,866,244,389,- merupakan hasil efisiensi kegiatan.
Adapun pagu alokasi anggaran APBN secara keseluruhan Tahun
2020 tersebut sebesar Rp. 38.948.241.000,- dan pencapaian realisasi
keuangan sebesar Rp. 38.310.720.965,- atau (98,36 %). Dari Dirjen
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian melalui Tugas
Pembantuan sebesar Rp. 13.803.942.000,-, penyerapan sebesar Rp.
13.528.752.625 atau 98,01 %, PSP sebesar Rp. 3.257.870.000,- penyerapan
sebesar Rp. 3.210.289.390,- atau 98,54 %, sedangkan dari Badan Ketahanan
Pangan Kementrian Pertanian melalui dekonsentrasi sebesar Rp.
21.886.429.000,-. Penyerapan sebesar Rp. 21.571.678.950,- atau sebesar
98,56 %.. Untuk lebih jelasnya realisasi anggaran dan capaian indikator
kinerja program dan kegiatan dapat di lihat pada tabel berikut ini.
37
Tabel 8. Realisasi Anggaran terhadap Indikator Kinerja Program dan Kegiatan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tahun 2020.
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
A. INDIKATOR KINERJA UTAMA DKPP.Ess II :
Indikator Kinerja Tujuan :
1 Tingkat Konsumsi Pangan
- energi 2150 2150 DKPP/Bid Konsumsi
- protein 57 64,9 DKPP/Bid Konsumsi
Indikator Kinerja Sasaran
2 Skor PPH tingkat Ketersediaan 90,7 92,88 DKPP/Bid Distribusi
3 Presentase peningkatan keamanan
pangan segar asal tumbuhan sesuai
standar mutu dan keamanan pangan
10,10
65,2
DKPP/BPMKP(OKKPD)
1 Program Konsumsi dan
pengembangan sumber daya
manusia
Indikator Kinerja Outcome : Bidang Konsumsi dan
SDM
Penurunan konsumsi Beras (persen) 1,5 3,6 362.857.300 355.194.494 97,9
Peningkatan konsumsi Pangan hewani 116,5 116,5
Peningkatan konsumsi Sayur dan buah 223 223,1
Peningkatan konsumsi Umbi-umbian 40,5 40,5
Peningkatan kelembagaan 17 16
Keamanan pangan segar 10 10
Indikator Output :
Kegiatan Peningkatan
Konsumsi dan Pengembangan
Jumlah tim penggerak PKK kab/kota dan
aparat
0
-
362.857.300 355.194.494 97,9 Seksi
Penganekaragaman
38
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Sumber Daya Manusia Bidang
Ketahanan Pangan dan
Peternakan
Jumlah tim penggerak PKK kab/kota yang
mengikuti lomba cipta menu tingkat
provinsi
0
-
Pangan, Konsumsi &
Keamanan Pangan
serta Sumberdaya
Manusia
Jumlah hasil penghitungan skor PPH
kab/kota
83,2 84,8
Jumlah kelompok yang mendapatkan
program KRPL
68 170
Jumlah pangan lokal yang disosialisasikan
kepada masyarakat
0
-
Persentase advokasi pokja ketahanan
pangan
59,3 59,3
Jumlah sampel yang diuji 30 34
2 Program pengawasan mutu
dan keamanan pangan
Indikator Kinerja Outcome : BPMKP/OKKPD
Persentase pangan segar asal tumbuhan
yang diawasi
50 100
469.538.710
437.692.380
93,2 Kepala BPMKP
Persentase pangan segar asal tumbuhan
yang diregistrasi
10 30,13
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap pengujian mutu dan keamanan
pakan/bahan pakan
75 89,91
Indikator Kinerja Output :
Kegiatan Pelayanan
Pengawasan Mutu Keamanan
Pangan di Balai Pengawasan
Mutu dan Keamanan Pangan
Prov Jabar
Jumlah surveilans sertifikat prima 20 17
116.817.330
97.916.080
83,8 Kasi Pengawasan Mutu
Jumlah surveilans registrasi pangan segar
asal tumbuhan
25 24
39
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah inspeksi pangan segar asal
tumbuhan
13 13
Kegiatan Sertifikasi dan
Registrasi Pangan Segar Asal
Tumbuhan di Balai
Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan prov Jabar
Jumlah pangan segar asal tumbuhan yang
disertifikasi
40 64
352.721.380
339.776.300
96,3 Kasi Pengujian
Jumlah Pangan Segar Asal Tumbuhan
(PSAT) yang terregistrasi
20 361
Jumlah Packing House yang terregistrasi 2 9
Jumlah nilai IKM 75 89,91
3 Program ketersediaan dan
distribusi
Indikator Kinerja Outcome :
1.727.920.604
1.663.154.511
96,3 Bid Ketersediaan dan
Distribusi
Rasio komposisi PPH ketersediaan
terhadap PPH konsumsi
- Padi-padian ≥ 25 ≥ 25
- Umbi-Umbian ≥ 2,5 ≥ 2,5
- Pangan Hewani 17,5 17,5
- Minyak dan Lemak 4,5 4,5
- Buah atau Biji berminyak 0,6 0,6
- Kacang-kacagan ≥ 10 ≥ 10
- Gula 2 2
- Sayur dan Buah ≥ 30 ≥ 30
Persentase daerah rawan pangan yang
diintervensi
5 11,65
40
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Rasio Cadangan Pangan Pemerintah
Daerah (CPPD) dari angka Ideal
5 4
persentase peningkatan jumlah lumbung
pangan masyarakat
0 0
Stabilitasi Harga dan Pasokan Pangan
(CV) :
- Beras ≤ 10 ≤ 10 Seksi Pemasaran dan
Distribusi
- Cabe Merah ≤ 25 ≤ 25
- Bawang Merah ≤ 25 ≤ 25
- Daging Ayam ≤ 10 ≤ 10
HPP Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat
petani/produsen
0 ≥ HPP
Indikator Kinerja Output :
Kegiatan Peningkatan
Ketersediaan dan
Penanggulangan Rawan
Pangan
jumlah hasil analisa NBM 0 1 153.330.624 150.108.190 97,9 Seksi Ketersediaan dan
Kerawanan Pangan
Jumlah kelompok penerima hibah
(demapan, OTD Jatigede dan intervensi
PDRP)
5 6
Kegiatan Sumber Daya dan
Cadangan Pangan
Jumlah pengadaan beras 82,2 82,2 1.156.750.240 1.125.999.581 97,3 Seksi Sumberdaya dan
Cadangan Pangan
Jumlah Penerima Hibah lumbung pangan
masyarakat
0 0
Jumlah penerima Hibah Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
0 0
Penguatan Pemasaran dan
Distribusi Pangan
Jumlah Bazar yang dilaksanakan 0 6 417.839.740 387.046.740 92,6 Seksi Pemasaran dan
Distribusi
Jumlah gudang yang dibangun 0 0 Seksi Pemasaran dan
Distribusi
41
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Kinerja Outcome BPPKP/Diklat
4 Program pelatihan peternakan
dan ketahanan pangan
Persentase Penerapan Hasil Pelatihan
Bidang Peternakan dan Ketahanan
Pangan
65 76,52 164.009.775 156.098.850 95,2
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap Balai Pelatihan Peternakan dan
Ketahanan Pangan
80,5 85,83
Indikator Kinerja Output :
Pelatihan Teknis Peternakan di
Balai Pelatihan Peternakan dan
Ketahanan Pangan Cikole
Tingkat pemahaman peserta pelatihan
peternakan dan ketahanan pangan
82 77 130.440.822 123.767.000 94,9
Jumlah hasil survei Kebutuhan Jenis
Pelatihan
1 1
dokumen analisa kebutuhan pelatihan 1 1
Penyusunan Program dan
Evaluasi Pelatihan di Balai
Pelatihan Peternakan dan
Ketahanan Pangan Cikole
Dokumen analisa kebutuhan pelatihan,
dokumen silabi, Dokumen kurikulum,
bahan praktek
1 1 33.568.953 32.331.850 96,3
Jumlah pendidikan bagi SDM Balai
Pelatihan
2 5
2. INDIKATOR KINERJA UTAMA DKPP
A Indikator Kinerja Tujuan :
4. Nilai Tukar Usaha Peternakan (NTUP) 100 94,44 DKPP
B Indikator Kinerja Sasaran :
5. Produksi komoditas peternakan (ton) : DKPP
- Daging 1.021.699 1.021.699**
- Telur 609.741 609.741**
- Susu 335.773 293.490**
42
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
6. Persentase peningkatan mutu produk
hewan
3
4,6
DKPP/Bid Keswan
Kesmavet
5 Program Produksi Peternakan Indikator Kinerja Outcome : 366.839.296 318.333.764 99,6 Bidang Produksi
Peternakan
Laju pertumbuhan populasi ternak
ruminansia besar
1 -3,46
Laju pertumbuhan populasi ternak
ruminansia kecil
2 0,45
Laju pertumbuhan ternak unggas 2 -5,75
Persentase pelaku usaha dengan
produktivitas yang meningkat
20 22,94
Indikator Kinerja Output :
Produksi dan Produktifitas
Ternak
Angka kebuntingan ternak (%) 35 105,53 98.750.300 98.359.500 99,6
Angka kelahiran ternak (%) 28 110,02
Angka kebuntingan ternak (%) 40 40
Angka kelahiran ternak (%) 32 32
Produksi telur Hen Day (%) 35 35,5
Daya Tetas (%) 35 53,6
Jumlah kelompok yang menerapkan
prinsip-prinsip Good Breeding Practice
(bibit),
4 4
Jumlah Good Farming Practice (budidaya) 20 20
Jumah kelompok yang menerapkan
teknologi dan manajemen pakan
0
Fasilitasi Kawasan Peternakan
dalam membangun Korporasi
Peternakan Rakyat melalui
Sentra Peternakan Rakyat
Jumlah fasiltasi pengembangan klaster
peternakan
3 3 82.762.670 81.330.876 98,3 Kasi Prasar
Jumlah sosialisasi dan bimtek
pengembangan klaster peternakan
3 3 Kasi Prasar
43
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Rancangan pilot project pengembangan
klaster peternakan
3 3 Kasi Prasar
Jumlah penetapan wilayah sumber bibit 0 0
Pengembangan Usaha
Peternakan
Jumlah sosialisasi akses pembiayaan 2 3 95.302.226 94.189.330 98,8 Kasi Pengembangan
usaha
Jumlah sosialisasi kemitraan usaha
peternakan
2 8
Jumlah pelaku usaha yang difasilitasi
pemasaran
25 25
Jumlah pelaku usaha pengolahan hasil
peternakan yang dibina menerapkan Cara
Produksi Pangan Olahah yang Baik
(CPPOB)
40 60
Informasi Harga Pasar
Komoditas Peternakan dan
Fasilitasi Sarana dan
Kelembagaan Pasar Ternak
Jumlah informasi harga komoditas ternak 27 27
90.024.100
45.000.000
50,0 Kasi Prasar
Jumlah sosialisasi penerapan SOP pasar
ternak
7 7 Kasi Prasar
Indikator Kinerja Outcome : Bidang Keswan dan
Kesmavet
6 Program kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat
veteriner
Tingkat kinerja pengendalian penyakit
hewan menular strategis di Jawa Barat
(%)
70 71,8 532.782.144 523.785.175 98,3 Seksi Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit Hewan
Presentase kenaikan unit usaha produk
peternakan yang memiliki sertifikasi
jaminan mutu (%)
3
6,0
Bidang Keswan dan
Kesmavet (seksi
Kesmavet
Indikator Kinerja Output :
44
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengamatan Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
Hewan
Jumlah HPR yang di vaksinasi Rabies
(ekor)
15000 18.540 359.206.445 350.275.563 97,5 Bidang Keswan dan
Kesmavet (Seksi
Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit Hewan)
Jumlah unggas yang divasinasi AI (ekor) 400000 520.369 Bidang Keswan dan
Kesmavet (Seksi
Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit Hewan)
Jumlah sapi perah yang divasinasi
Brucellosis (ekor)
4000 9.238 (Seksi Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit Hewan
Jumlah ternak ruminansia yang
divaksinasi Anthrax (ekor)
4000 21.125 Seksi Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit Hewan
Pembinaan, Penerapan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner dan Kesejahteraan
Hewan
Jumlah Juru Sembelih Halal (Juleha) yang
di latih/bina (orang)
0 0 173.575.699 173.509.612 100,0 seksi Kesmavet
Jumlah Unit Usaha Produk Hewan yang
diaudit/surveillans jaminan mutu
15
30
seksi Kesmavet
Indikator Kinerja Outcome : Balai Keswan Kesmavet
7 Program penyidikan dan
pengujian penyakit hewan dan
produk hewan
Prosentase penambahan ruang lingkup
akreditasi ISO/IEC 17025 : 2017
90 92
319.697.850
319.574.022
100,0
Peningkatan Pelayanan Pengujian dan
pemeriksaan kesehatan hewan dan
produk hewan
0,5 30
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap Balai kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner
82,1 84
Pelayanan Pengujian Penyakit Indikator Kinerja Output :
45
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Hewan di Balai Kesehatan
Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner
Jumlah Pengujian penyakit hewan
9.900
60.771
173.935.498 173.935.498 100,0 Kepala Seksi Pengujian
Penyakit Hewan
Jumlah hewan yang diawasi dalam
lalulintas hewan di perbatasan provinsi
67.500
78.443
Indikator Kinerja Output :
Pelayanan Pengujian Produk
Hewan di Balai Kesehatan
Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner
Jumlah Pengujian produk hewan 2.210 5.594 105.262.352 105.138.524 99,9 Kepala Seksi Pengujian
Produk Hewan
Jumlah hewan yang diawasi dalam
lalulintas hewan di perbatasan provinsi
52.500.000 133.384.279
Pelatihan SDM 2 2
Akreditasi Laboratorium
Pengujian di Balai Kesehatan
Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner
Rekomendasi hasil pengujian penyakit
hewan dan produk hewan
12.110 66.365 40.500.000 40.500.000 100,0 Kepala Seksi Pengujian
Produk Hewan
Rekomendasi hasil pemeriksaan lalu
lintas hewan dan produk hewan
12.045
12.461
Indikator Kinerja Outcome : UPTD RSH
8 Program pelayanan rumah
sakit hewan
Persentase tingkat kesembuhan pasien 90 96,75 445.518.477 444.585.797 99,8
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap pelayanan Rumah Sakit Hewan
88 89,75
Indikator Kinerja Output :
Kegiatan Pelayanan Medis di
UPTD Rumah Sakit Hewan
Jumlah Pelayanan konsultasi medik,
pemeriksaan klinis/jasa medik,
pengobatan, rawat inap, bedah minor dan
mayor serta orthopedik, vaksinasi,
ambulatori, USG, X Ray, laboratorium
diagnostik, grooming sakit dan scalling
gigi
2408 8273 445.518.477 444.585.797 99,8
Jumlah fasilitas penunjang medik
veteriner
2 2
46
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Pendidikan Berkelanjutan bagi
SDM di Rumah Sakit Hewan
2 9
Jumlah lokasi pendampingan pelayanan
kesehatan hewan
8 14
Jumlah Nilai IKM 88 89,75
Indikator Kinerja Outcome : BPMKP/Bahan Pakan
9 Program pengujian mutu dan
keamanan pakan/bahan pakan
Peningkatan pelayanan pengujian 2,5 44,1 232.664.834 218.911.646 94,1
Persentase pakan yang bersertifikat 70 164,31
Persentase penambahan ruang lingkup
parameter uji yang terakrediasi sesuai
ISO 17025:2017
72,7 72,7
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap pengujian mutu dan keamanan
pakan/bahan pakan
82,1 82,15
Indikator Kinerja Output :
Pengujian Mutu Dan
Keamanan Pakan Di Balai
Pengujian Mutu Dan
Keamanan Pakan /Bahan
Jumlah pengujian pakan/bahan pakan
baik aktif service maupun pasif service
4200 8270 166.176.471 158.588.151 95,4 BPMKP/BP CIKOLE
Jumlah Petugas yang mengikuti pelatihan
teknis bersertifikat
5 6
Penyiapan Sampel dan
pelaporan
Jumlah sampel pakan yang disiapkan
untuk pengujian
1050 1513 66.488.363 60.323.495 90,7 BPMKP/BP CIKOLE
Jumlah Sertifikat Pakan yang terbit 100 674
Jumlah ruang lingkup parameter uji
sesuai ISO 17025 yang terakreditasi
8 8
jumlah nilai IKM 82,1 82,15
Indikator Kinerja Outcome : BPTSPHPT Cikole
Lembang
10 Program pengembangan
ternak sapi perah dan hijauan
Presentase ternak sapi perah yang memiliki produksi individu ≥ 5.000 22 22 3.625.778.410 3.570.476.185 98,5
47
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
pakan ternak kg/laktasi
Persentase produksi hijauan pakan ternak
yang berkualitas
55 55
Persentase produksi susu yang diolah 2,2 3
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap pengembangan ternak sapi
perah dan hijauan pakan ternak
89 90
Indikator Kinerja Output :
Budidaya Sapi Perah dan
Hijauan Pakan Ternak di Balai
Pengembangan Ternak Sapi
Perah dan Hijauan Pakan
Jumlah produksi susu pertahun 280000 292.995 3.210.785.060
3.181.437.885
99,1 Seksi Budidaya
Persentase Peningkatan kelahiran ternak 74 78
Penurunan nilai S/C 1,475 1,42
Peningkatan nilai CR 63,5 74
Penurunan persentase kamatian 5 4,5
Jumlah produksi HPT 2450,5 2451
Kaji Terap Teknologi Sapi
Perah, Pakan dan Produksi
Hasil Ternak di Balai
Pengembangan Ternak Sapi
Perah
Jumlah penerapan teknologi pengolahan
pakan
4 4 414.993.350
389.038.300
93,7 Seksi Teknologi
pengolahan
Jumlah penerapan pemanfaatan limbah
ternak
2 2
Jumlah ternak sapi perah yang disebarkan
dimasyarakat
10 0
Jumlah assesmen sistem manajemen
mutu SNI 9001 : 2015
1 1
Jumlah diversifikasi produk olahan susu
yang memenuhi persyaratan SNI
3 3
Jumlah diversifikasi produk olahan susu
yang tersertifikasi
2 2
Jumlah penjualan diversifikasi produk 2 2
48
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
olahan susu
Peningkatan jumlah nilai IKM 89 90
Indikator Kinerja Outcome : BPPIBSP BUNIKASIH
11 Program Perbibitan dan
pengembangan inseminasi
buatan Sapi perah Bunikasih
Persentase bibit ternak betina sesuai SNI
dari produksi bibit betina yang dihasilkan
2 33 1.723.108.120 1.720.820.662 99,9
Jumlah produksi susu 160.000 156.688
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap Balai Perbibitan dan
pengembangan inseminasi buatan Sapi
perah Bunikasih
84 87,00
Indikator Kinerja Output :
Kegiatan Pelayanan Teknis
Kebutuhan Dasar Ternak, di
UPTD BPPIBTSP Bunikasih
Presentase angka kelahiran (Dari
Akspetor)
64 60 1.687.195.520 1.684.938.662 99,9
Presentase angka kematian < 4 3,79
Persentase jumlah induk laktasi produksi
susu per laktasi > 5000
33 33
Kegiatan Pelayanan Kelompok,
Pengujian Pembibitan di UPTD
BPPIBTSP Bunikasih
Presentase pendukung sarana prasarana
berupa bahan prkatek lapangan
(demfarm)
0 0 35.912.600 35.882.000 99,9
Jumlah Bimtek teknologi pengembangan
sapi perah
3 3
Jumlah penyebaran dokumen informasi
dan teknologi pengembangan sapi perah
3 3
Jumlah assesmen sistem manajemen
mutu SNI 9001 : 2015
1 1
Indikator Kinerja Outcome BPPTD MARGAWATI
12 Program pengembangan
perbibitan ternak domba dan
Persentase bibit domba dan kambing
sesuai SNI yang dihasilkan
17 18,33
3.565.027.292
3.555.720.294
99,7
49
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
kambing
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap Balai pengembangan perbibitan
ternak domba dan kambing
84,6 88,48
Indikator Kinerja Output :
Kegiatan Pelayanan Dasar
Teknis Pembibitan Ternak
Domba dan Kambing Di UPTD
BPPTDK
Presentase angka kelahiran 125 138 3.431.319.052 3.422.038.059 99,7 Kasi Pembibitan
Prosentase Angka kebuntingan 85 85,32 Kasi Pembibitan
Presentase angka kematian 7,75 8,23 Kasi Pembibitan
Parameter teknis yang digunakan sebagai
dasar seleksi mutu genetik
Kasi Pembibitan
a. Rataan Berat Lahir 2,25 2,71 Kasi Pembibitan
b. Rataan Berat sapih (100 hari) 10,25 11,51 Kasi Pembibitan
c. Rataan Pertambahan Berat Badan
Harian
80 88,56 Kasi Pembibitan
Kegiatan Pelayanan kelompok,
Pengujian dan Aplikasi
Teknologi Untuk Peningkatan
Performance Ternak Domba
dan Kambing di UPTD BPPTDK
Margawati
Jumlah penanganan pengolahan limbah 3 3 133.708.240 133.682.235 100,0 Kasi Distribusi dan
Informasi
Assesmen sistem manajemen mutu SNI
9001 : 2015
1 1 Kasi Distribusi dan
Informasi
Jumlah diseminasi teknologi
pengembangan ternak domba
4 4 Kasi Distribusi dan
Informasi
Jumlah penerapan disemniasi tekonologi
pengembangan ternak domba di
kelompok
5 5 Kasi Distribusi dan
Informasi
Jumlah penyebaran dokumen informasi
dan teknologi pengembangan ternak
domba/kambing
20 20 Kasi Distribusi dan
Informasi
50
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah ternak domba/kambing yang
disebarkan ke kelompok
396 396 Kasi Distribusi dan
Informasi
Indikator Kinerja Outcome : BPPTU JATIWANGI
13 Program pengembangan
perbibitan ternak unggas
Persentase bibit ayam sentul unggul 11,7 30 4.315.463.024 4.304.405.880 99,7
Persentase bibit itik rambon galur murni 68 68
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap Balai pengembangan perbibitan
ternak unggas
82,2 83,34
Indikator Kinerja Output :
Pelayanan Teknis Kebutuhan
Dasar Ternak Unggas di UPTD
BPPT Unggas Jatiwangi
Jumlah produksi telur ayam sentul 564.655 387.856 4.038.992.824 4.029.678.880 99,8
Pemuliaan Ternak Unggas
Lokal di UPTD BPPT Unggas
Jatiwangi
Jumlah produksi DOC ayam sentul 204.668 111.354 276.470.200 274.727.000 99,4
Jumlah produksi telur itik 298.083 175.159
Jumlah produksi DOD ternak itik 60.505 10.162
Jumlah cetakan publikasi dan
dokumentasi
- -
Jumlah supervisi sistem manajemen
mutu
- 100
Jumlah kelompok ternak yang mendapat
bantuan bibit unggas
50 44
Indikator Kinerja Outcome : BPPIBTSP CIAMIS
14 Program Perbibitan dan
pengembangan inseminasi
buatan ternak sapi potong
Laju produksi benih semen beku sapi
potong
15 17,45 3.201.643.555 3.178.189.871 99,3
Persentase induk sapi potong yang
memiliki SKLB
7 8,93
51
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Persentase bibit ternak sapi potong sesuai
SNI
21
25,00
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
terhadap Balai Perbibitan dan
pengembangan inseminasi buatan ternak
sapi potong
82,1
87,51
Indikator Kinerja Output :
Kegiatan Pengembangan Ternak Sapi Potong di Masyarakat di UPTD BPPIB Ternak Sapi Potong
Jumlah sarana dan prasarana prosesing
semen beku
1
1,00
245.421.156 241.188.642 98,3
Kegiatan Pelayanan Teknis kebutuhan dasar di UPTD BPPIB Ternak Ciamis
Jumlah petugas SDM pelaksana di
laboratorium
4
4,00
2.956.222.399 2.937.001.229 99,3
Jumlah peningkatan hasil uji performa
bibit ternak SKLB
65 58,00
Persentase kluster standar mutu bibit
sapi calon pengganti (replacemen stock)
0 85,53
Jumlah angka kematian < 3 1,55
Jumlah angka kelahiran 60 86,73
Jumlah peningkatan hasil uji performa
bibit ternak SNI
20 2,00
Jumlah dokumen rekording mutu bibit
ternak sapi potong berstandar SNI
20 25,00
Jumlah benih (semen beku) yang
didistribusi ke masyarakat
0
4.872,00
Jumlah bibit ternak sapi potong yang
dikembangkan di masyarakat
0
48,00
52
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah kelompok ternak binaan UPTD
Balai
0
24,00
Jumlah sarana dan prasarana gelar
teknologi di UPTD BPPIB Ternak Sapi
Potong Ciamis
0
-
Jumlah penyebaran dokumen informasi
dan teknologi pengembangan ternak sapi
potong
0
-
Jumlah assesmen sistem manajemen
mutu SNI 9001 : 2015
1
2,00
3. INDIKATOR KINERJA UTAMA DKPP
A Indikator Kinerja Sasaran :
6. Tingkat pemenuhan dukungan
manajemen perkantoran
64 68,7
47 50,1 24.400.000 24.400.000 100,0
15 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur Dinas
Ketahanan Pangan dan
Peternakan
Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan
0,24 0,24 24.400.000 24.400.000 100,0 Sekretaris Dinas
Ketahanan Pangan dan
Peternakan
Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur Dinas
Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa
Barat
1 Jumlah pengadaan peralatan gedung
kantor
2 2 24.400.000 24.400.000 100,0 Kepegum
16 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai Pengawasan
Mutu dan Keamanan Pangan
70 52,5 9.800.000 9.360.250 95,5 Kepala BPMKP Cikole
Lembang
Peningkatan Sarana dan
Prasarana di UPTD Balai
1 Jumlah sarana dan prasarana balai 4 3 9.800.000 9.360.250 95,5 kasubag TU
53
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan
17 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengujian Mutu dan
Keamanan Pakan/Bahan
Pakan Cikole Lembang
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai Pengujian
Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan
Cikole Lembang
65 65 3.961.400 3.961.400 100,0 Kepala BPMKP/BP
Cikole Lembang
Kegiatan Peningkatan Sarana
dan Prasarana di Balai
Pengujian Mutu dan Keamanan
Pakan/Bahan Pakan Cikole
Lembang
1 Peningkatan jumlah peralatan penunjang
kegiatan pengujian pakan/bahan pakan
65 65 3.961.400 3.961.400 100,0 kasubag TU
18 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengembangan Ternak
Sapi Perah dan Hijauan Pakan
Ternak Cikole Lembang
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai
Pengembangan Ternak Sapi Perah dan
Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang
27,27 27,27 54.215.000 53.448.850 98,6 Kepala UPTD Balai
Pengembangan Ternak
Sapi Perah Cikole
Lembang
Peningkatan Sarana dan
Prasarana di UPTD Balai
Pengembangan Ternak Sapi
Perah dan Hijauan Pakan
Ternak Cikole Lembang
1 Jumlah Sarana dan Prasarana
(Perkandangan, Milking Parlour, show
window, sarana pelayanan, gedung
kantor, sarana biosecurity, ruangan unit
penolahan, mesin pengolahan pakan,
peralatan pengolahan produk hasil,
drainase air, Jalan lingkungan balai dan
benteng pembatas balai )
2 4 54.215.000 53.448.850 98,6 kasubag TU
19 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pelatihan Peternakan dan
Ketahanan Pangan Cikole
Lembang
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai Pelatihan
Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole
Lembang
2,6 2,6 42.255.080 41.900.450 99,2 Kepala UPTD Balai
Pelatihan Peternakan
dan Ketahanan Pangan
54
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Peningkatan Sarana dan
Prasarana di Balai Pelatihan
Peternakan dan Ketahanan
Pangan Cikole
1 Jumlah sarana dan prasaran pelatihan,
asrama dan kantor
1 1 42.255.080 41.900.450 99,2 kasubag TU
20 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi
Buatan Ternak Sapi Potong
Ciamis
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai Perbibitan
dan Pengembangan Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Potong Ciamis
0 0 0 0 0 Kepala UPTD Balai
Perbibitan dan
Pengembangan
Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Potong
Ciamis
Kegiatan
Pembangunan/Renovasi
UPTD/Balai Instalasi
Perbibitan dan Hiajauan Pakan
Ternak dan Penyediaan Sarana
Pendukungnya di UPTD BPPIB
Ternak Sapi Potong Ciamis
(DAK)
Jumlah Sarana dan Prasarana Kandang
Ternak, Instalasi limbah kotoran ternak,
Loading dan Gangway, Biosecurity dan
pos jaga, tembok penahan tanah, jalan
produksi (kebun rumput dan
perkandangan), drainase, laboratorium
IB, Masjid Jami UPTD BPPIBT Sapi Potong
Ciamis, Kantor dan Aula, Guest House dan
Rumah pegawai
0 0 0 0 0 kasubag TU
21 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Unggas
Jatiwangi
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas
Jatiwangi
0 0 0 0 0 Kepala UPTD Balai
Pengembangan
Perbibitan Ternak
Unggas Jatiwangi
DAK - Revitalisasi Sarana dan
Prasarana Balai di UPTD BPPT
Unggas Jatiwangi
Jumlah Sarana dan Prasarana Kandang
serta Pondok Pelatihan
0 0 0 0 0 kasubag TU
22 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Domba dan
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Domba
dan Kambing Margawati
78 78 169.888.596 169.329.900 99,7 Kepala BPPTDK
Margawati
55
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Kambing Margawati
Revitalisasi sarana dan
prasarana di BPPTDK
margawati
Jumlah kandang kambing/domba, mes
peserta PKL/magang/penelitian, exserise
ternak domba/kambing, jalan lingkungan
kandang, mesin choper, kendaraan angkut
pengunjung dan sarana lainnya
1 1 169.888.596 169.329.900 99,7 kasubag TU
23 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner
60 100 204.813.600 203.167.060 99,2 Kepala Balai Keswan
dan Kesmavet
Penguatan Pelayanan di Balai
Kesehatan Hewan dan
Masyarakat Veterinerr
1 Presentase sarana prasarana Bangunan
lab dan kantor, kandang issolasi,
mebelair, CCTV, penangkal petir, listrik,
internet, alat laboratorium, sarana
biosekuriti dai Pos
60 100 204.813.600 203.167.060 99,2 kasubag TU
24 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi
Buatan Ternak Sapi Perah
Bunikasih
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Balai Perbibitan
dan Pengembangan Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Perah Bunikasih
0 0 0 0 0 Kepala Balai Perbibitan
dan Pengembangan
Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Perah
Bunikasih
Kegiatan Penguatan Sarana
Dan Prasarana Balai Di UPTD
BPPIBTSP Bunikasih
Jumlah penambahan sarana prasarana 0 0 0 0 0 kasubag TU
25 Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur UPTD
Rumah Sakit Hewan
1 Tingkat Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Kerja UPTD Rumah Sakit
Hewan
75,0 75 191.611.000 191.611.000 100,0 Kepala UPTD Rumah
Sakit Hewan
56
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Peningkatan Sarana dan
Prasarana di UPTD Rumah
Sakit Hewan
Jumlah sarana dan prasaran penunjang
medik veteriner dan kantor
1 4
191.611.000
191.611.000
100,0 kasubag TU
81,6 87,3
64,24 64,24
26 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran Dinas
Ketahanan Pangan dan
Peternakan
1 Persentase ASN yang memiliki kesesuaian
kompetensi di Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan
9 9 3.444.078.439 3.148.325.756 91,4 Sekretaris DKPP
2 Persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di Dinas Ketahanan Pangan
dan Peternakan
11,78 11,78 Sekretaris DKPP
3 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
100 100 Sekretaris DKPP
4 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan
100 100 Sekretaris DKPP
5 Persentase ketersediaan data Kinerja
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
100 100 Sekretaris DKPP
Penyediaan Diklat, Kursus
Singkat dan Bimtek Aparatur
Persentase aparatur yang lulus mengikuti
diklat kepemimpinan, diklat-diklat teknis
dan fungsional
100 100 98.400.000 98.400.000 100,0 Kepegum
Penyediaan Pemeliharaan Kendaraan Dinas
372.070.297 360.178.501 96,8 Kepegum
Pemeliharaan Fasilitas dan Gedung
Kantor
102.479.250 100.527.715 98,1
Presentase Pemeliharaan rutin / berkala
prabotan, fasilitas dan gedung kantor,
100 100
57
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
kendaraan kantor, jasa keamanan dan
kebersihan beserta peralatannya
Penyediaan Langganan Kantor 465.534.081 399.189.984 85,7 Kepegum
Penyediaan Sewa, Publikasi
dan Dokumentasi Kantor
204.000.000 202.579.000 99,3 Kepegum
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor,
349.829.428 327.894.864 93,7 Kepegum
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
319.239.911 289.218.720 90,6 Kepegum
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
1.461.463.970 1.324.635.972 90,6 Kepegum
Penyediaan Tenaga Ahli,
Kerohanian, Sarana dan
Prasarana Olahraga
71.061.502 45.701.000 64,3 Kepegum
Presentase penyediaan alat pendukung
fasilitas kantor, jasa komunikasi,
sumberdaya air dan listrik, alat tulis
kantor, cetakan dan penggandaan, mamin
rapat
100 100 80,4 Kepegum
Tingkat kesesuaian perencanaan kinerja
AKIP
26,97 26,97 Kasubag Perencanaan
Persentase laporan keuangan dan aset
dinas
100 100 Kasubag Keuangan
Persentase jumlah dokumen data
statistik, data fungsi, Renstra, Renja, RKT,
IKU, rencana aksi, PK, RKA, DPA dll
100 100 Kasubag Perencanaan
88,3 88,3 483.489.298 446.568.992 92,4
27 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
1 persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai Pengawasan
75 75
483.489.298
446.568.992
92,4 Kepala BPMKP
58
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Balai Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan
Mutu dan Keamanan Pangan
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan
95 95 Kepala BPMKP
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Pengawasan
Mutu dan Keamanan Pangan
95 95 Kepala BPMKP
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
1 Jumlah Pemeliharaan Kendaraaan Dinas,
Pemeliharaan Perabotan, Fasilitas dan
Gedung Kantor di BPMKP
4 4 74.793.000 61.419.704 82,1 Kasubag TU
Penyediaan Langganan Kantor 21.900.000 12.754.788 58,2
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
18.318.433 16.492.500 90,0
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
328.547.465 324.285.200 98,7
2 Jumlah Penyediaan Barang Habis Pakai,
Langganan, Sewa, Publikasi dan
Dokumentasi, Alat Pendukung Fasilitas
Kantor, Jasa Keamanan dan Kebersihan
Beserta Peralatannya di BPMKP
70 70
368.765.898
353.535.588
95,9 Kasubag TU
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
3 Jumlah Penyediaan Rapat Internal dan
Luar Kantor di Balai Pengawsan Mutu dan
Keamanan Pangan
6 6
39.930.400
31.613.700
79,2 Kasubag TU
86 87,33 916.250.583 867.166.662 94,6
59
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
28 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Balai Pengujian Mutu dan
Keamanan Pakan/Bahan
Pakan Cikole Lembang
1 Persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai Pengujian
Mutu dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan
Cikole Lembang
76
76
135.630.000 119.488.418 88,1 Kepala BPMKP/BP
Cikole Lembang
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Pengujian Mutu dan
Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole
Lembang
86
86
756.283.583 725.111.244 95,9 Kepala BPMKP/BP
Cikole Lembang
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Pengujian Mutu
dan Keamanan Pakan/Bahan Pakan
Cikole Lembang
96
100
24.337.000 22.567.000 92,7 Kepala BPMKP/BP
Cikole Lembang
Penyediaan Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
25.140.000 22.803.418 90,7 Kasubag TU
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
110.490.000 96.685.000 87,5 sda
1 Pemenuhan pemeliharaan kendaraan
operasional
76 76 78.173.600 63.771.169 81,6 Kasubag TU
Penyediaan Langganan Kantor 64.975.645 57.523.137 88,5 sda
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
613.134.338 603.816.938 98,5 sda
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
sda
2 Persentase Langganan Kantor, Barang
Habis Pakai Kantor, Alat Pendukung
Fasilitas Kantor, Jasa Keamanan dan
Kebersihan Beserta Peralatannya
86 86 sda
60
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
3 Persentase dokumen rencana dan laporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
96 100 24.337.000 22.567.000 92,7 Kasubag TU
85,8 85,4 2.490.128.430 2.470.550.476 99,2
29 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Balai Pengembangan Ternak
Sapi Perah dan Hijauan Pakan
Ternak Cikole Lembang
1 persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai
Pengembangan Ternak Sapi Perah dan
Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang
57,53 57,16
2.490.128.430
2.470.550.476
99,2 Kepala UPTD Balai
Pengembangan Ternak
Sapi Perah Cikole
Lembang
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi
Perah dan Hijauan Pakan Ternak Cikole
Lembang
100 99,16 Kepala UPTD Balai
Pengembangan Ternak
Sapi Perah Cikole
Lembang
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Pengembangan
Ternak Sapi Perah dan Hijauan Pakan
Ternak Cikole Lembang
100 100 Kepala UPTD Balai
Pengembangan Ternak
Sapi Perah Cikole
Lembang
Penyediaan Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
254.246.399 254.156.896 100,0
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
273.970.881 270.660.661 98,8
1 Persentase Pemeliharaan Perabotan,
kendaraan, Fasilitas dan Gedung Kantor
di UPTD Pengembangan Ternak Sapi
Perah dan Hijauan Pakan Ternak CIkole
Lembang
57,53 57,16
Penyediaan Langganan Kantor 205.226.600 203.149.893 99,0
Penyediaan Bahan dan Alat 72.034.750 69.739.451 96,8
61
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Pakai Habis
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
1.648.135.800 1.636.329.575 99,3
2 Persentase penyediaan kebutuhan
Barang Habis Pakai, Langganan kantor,
Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa
Keamanan dan Kebersihan Beserta
Peralatannya di UPTD di UPTD BPT Sapi
Perah dan HPT Cikole
100 99,16 99,2 Kasubag TU
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
yang tepat waktu dan sesuai peraturan
Perundang-undangan di UPTD BPT Sapi
Perah dan HPT Cikole
100 100,00
36.514.000
36.514.000
100,0 Kasubag TU
77,9 86,9 567.263.829 543.426.048 95,8
30 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Balai Pelatihan Peternakan dan
Ketahanan Pangan Cikole
Lembang
1 Persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai Pelatihan
Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole
Lembang
33,8 60,6 567.263.829 543.426.048 95,8 Kepala UPTD Balai
Pelatihan Peternakan
dan Ketahanan Pangan
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan
Ketahanan Pangan Cikole Lembang
100 100 Kepala UPTD Balai
Pelatihan Peternakan
dan Ketahanan Pangan
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Pelatihan
Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole
Lembang
100 100 Kepala UPTD Balai
Pelatihan Peternakan
dan Ketahanan Pangan
Penyediaan Pemeliharaan 23.660.000 22.427.651 94,8
62
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Kendaraan Dinas
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
84.986.000 83.555.000 98,3
1 Persentase Pemeliharaan Kendaraaan
Dinas, Perabotan, Fasilitas dan Gedung
Kantor di Balai Pelatihan Peternakan dan
Ketahanan Pangan
Cikole
33.8 60,6
108.646.000
105.982.651
97,5 Kasubag TU
Penyediaan Langganan Kantor 67.189.000 52.566.507 78,2
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
36.711.236 32.243.250 87,8
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
342.635.445 340.614.140 99,4
2 Persentase penyediaan kebutuhan
Barang Habis Pakai, Langganan kantor,
Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa
Keamanan dan Kebersihan Beserta
Peralatannya di Balai Pelatihan
Peternakan dan Ketahanan Pangan Cikole
100 100 446.535.681 425.423.897 95,3 Kasubag TU
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
yang tepat waktu dan sesuai peraturan
Perundang-undangan di UPTD Balai
Pelatihan Peternakan dan Ketahanan
Pangan Cikole Lembang
100 100 12.082.148 12.019.500 99,5 Kasubag TU
50 83,3 1.078.587.565 1.068.344.926 99,1
31 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi
1 Persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Potong Ciamis
50
50
1.078.587.575 1.068.344.926 99,1 Kepala Balai Perbibitan
dan Pengembangan
Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Potong
63
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Buatan Ternak Sapi Potong
Ciamis
Ciamis
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Potong Ciamis
50
100
Kepala Balai Perbibitan
dan Pengembangan
Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Potong
Ciamis
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Potong Ciamis
50
100
Kepala Balai Perbibitan
dan Pengembangan
Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Potong
Ciamis
Penyediaan Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
185.137.425 180.015.525 97,2
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
113.990.899 113.038.099 99,2
1 Persentase jumlah hasil pemeliharaan
sarana dan prasarana dalam kondisi baik
di UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Potong Ciamis
65 47 299.128.314 293.053.624 98,0 Kasubag TU
Penyediaan Langganan Kantor 126.775.200 126.704.102 99,9
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
47.102.991 47.102.800 100,0
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
551.261.200 547.294.396 99,3
64
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Persentase penyediaan kebutuhan
Barang Habis Pakai, Langganan kantor,
Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa
Keamanan dan Kebersihan Beserta
Peralatannya di UPTD Balai Perbibitan
dan Pengembangan Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Potong Ciamis
50
47
725.139.391 721.101.298 99,4 Kasubag TU
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
yang tepat waktu dan sesuai peraturan
Perundang-undangan di UPTD Balai
Perbibitan dan Pengembangan Inseminasi
Buatan Ternak Sapi Potong Ciamis
50
47
54.319.860 54.190.004 99,8 Kasubag TU
85,09 90,45 960.233.612 932.534.954 97,1
32 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Unggas
Jatiwangi
1 persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Unggas
Jatiwangi
55,26 72,225 960.233.612 932.534.954 97,1 Kepala UPTD Balai
Pengembangan
Perbibitan Ternak
Unggas Jatiwangi
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Pengembangan Perbibitan
Ternak Unggas Jatiwangi
100 100 Kepala UPTD Balai
Pengembangan
Perbibitan Ternak
Unggas Jatiwangi
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Unggas Jatiwangi
100 99,13 Kepala UPTD Balai
Pengembangan
Perbibitan Ternak
Unggas Jatiwangi
Kegiatan Pemeliharaan
kendaraan
80.593.200 76.971.346 95,5 Kasubag TU
65
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Pemeliharaan fasilitas dan
Gedung Kantor
39.082.262 39.078.200 99,99
1 Persentase Pemeliharaan kendaraan,
Perabotan, Fasilitas dan Gedung Kantor di
UPTD BPPT Unggas Jatiwangi
85,19 61,32
Penyediaan langganan kantor 202.842.900 181.082.608 89,3 Kasubag TU
Penyediaan bahan dan alat
pakai habis
37.534.350 36.313.900 96,7
Penyediaan jasa tenaga kerja
dan perlengkapannya
575.717.900 575.717.900 100,0
2 Persentase Penyediaan Alat Pendukung
Fasilitas Kantor, Penyediaan Kerohanian,
Sarana dan Prasarana Olahraga serta
Pakaian, Sewa, Publikasi dan
Dokumentasi Kantor, Langganan Kantor,
Barang Habis Pakai Kantor, Jasa
Keamanan dan Kebersihan di UPTD BPPT
Unggas Jatiwangi
100 78,88 97,2
Kegiatan Penyediaan Rapat
Internal dan Luar Kantor UPTD
BPPT Unggas Jatiwangi
3 Persentase Penyediaan Rapat Internal
dan Luar Kantor UPTD BPPT Unggas
Jatiwangi
100 49,53
24.463.000
23.371.000
95,5 Kasubag TU
91,1 91,0
33 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Domba dan
Kambing Margawati
1 Persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai
Pengembangan Perbibitan Ternak Domba
dan Kambing Margawati
73 73 1.115.707.656 1.112.582.729 99,7 Kepala BPPTDK
Margawati
66
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Pengembangan Perbibitan
Ternak Domba dan Kambing Margawati
100 100 Kepala BPPTDK
Margawati
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Pengembangan
Perbibitan Ternak Domba dan Kambing
Margawati
100 100 Kepala BPPTDK
Margawati
Penyediaan Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
227.535.778 226.701.111 99,6 Kasubag TU
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
92.691.001 92.691.000 100,0
1 Persentase Pemeliharaan Kendaraaan
Dinas, Perabotan, Fasilitas dan Gedung
Kantor di UPTD BPPTDK Margawati Garut
dan SP3TDK Tambakmekar Subang
73,33 74
Penyediaan Langganan Kantor 91.755.000 91.583.115 99,8 Kasubag TU
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
33.398.600 33.391.600 100,0
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
616.501.777 614.398.403 99,7
2 Persentase penyediaan kebutuhan
Barang Habis Pakai, Langganan kantor,
Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa
Keamanan dan Kebersihan Beserta
Peralatannya di UPTD BPPTDK
Margawati Garut dan SP3TDK
Tambakmekar Subang
100 100
Penyediaan Makan Minum, 3 Jumlah dokumen rencana dan laporan 100 100 53.825.500 53.817.500 99,98 Kasubag TU
67
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu
88,3 100,0 1.477.589.595 1.458.070.008 98,7
34 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Balai Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat
Veteriner
1 persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner
65 100,00 1.446.926.311 1.417.853.569 97,99 Kepala Balai Keswan
dan Kesmavet
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat Veteriner
100
100,00
Kepala Balai Keswan
dan Kesmavet
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner
100
100,00
Kepala Balai Keswan
dan Kesmavet
Penyediaan Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
68.482.548 62.464.872 91,21 Kasubag TU
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
57.252.000 57.249.400 99,995
1 Fasilitas Pos Pemeriksaan Hewan yang
memadai
65 100,00
penyediaan Langganan Kantor 147.004.500 135.756.317 92,3 Kasubag TU
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
25.948.184 25.900.190 99,8
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
1.084.996.350 1.076.772.940 99,2
68
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
2 presentase fasilitas pendukung kantor,
Penyediaan Barang Habis Pakai Kantor,
langganan kantor, jasa keamanan,
kebersihan beserta peralatannya
100 100 Kasubag TU
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
3 Jumlah dokumen rencana dan laporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu
100 100 93.906.013 93.906.013 100,0 Kasubag TU
89,3 91,1 2.714.840.149 2.659.524.446 98,0
35 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi
Buatan Ternak Sapi Perah
Bunikasih
1 persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Perah Bunikasih
68
73,33
2.714.840.149
2.659.524.446
98,0 Kepala Balai Perbibitan
dan Pengembangan
Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Perah
Bunikasih
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Perah Bunikasih
100
100,00
Kepala Balai Perbibitan
dan Pengembangan
Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Perah
Bunikasih
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Perah Bunikasih
100 100 Kepala Balai Perbibitan
dan Pengembangan
Inseminasi Buatan
Ternak Sapi Perah
Bunikasih
Penyediaan Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
155.115.000 152.454.051 98,3 Kasubag TU
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
144.223.465 141.533.000 98,1
69
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persentase Pemeliharaan Kendaraaan
Dinas, Perabotan, Fasilitas dan Gedung
Kantor di Balai Perbibitan Dan
Pengembangan Inseminasi Buatan Ternak
Sapi Perah Bunikasih
100
100,00
Penyediaan Langganan Kantor 210.325.000 185.014.331 88,0 Kasubag TU
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
36.178.024 36.127.600 99,9
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
2.130.355.660 2.105.972.464 98,9
2 Persentase penyediaan kebutuhan Alat
Pendukung Fasilitas Kantor, Sewa,
Publikasi dan Dokumentasi Kantor,
keamanan, Barang Habis Pakai Kantor
serta langganan kantor di BPPIBTSP
Bunikasih
100 100,00 2.521.082.149 2.468.647.395 97,9
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
yang tepat waktu dan sesuai peraturan
Perundang-undangan di BPPIBTSP
Bunikasih
100 100,00 38.643.000 38.423.000 99,4 Kasubag TU
91,0 91,7
36 Program Dukungan
Manajemen Perkantoran UPTD
Rumah Sakit Hewan
1 persentase sarana dan prasarana dalam
kondisi baik di UPTD Rumah Sakit Hewan
73,0
75,00
77.510.303 71.822.965 92,7 Kepala UPTD Rumah
Sakit Hewan
2 Persentase Unit Kerja yang mendapatkan
pelayanan administrasi Perkantoran di
UPTD Rumah Sakit Hewan
100
100,00
Kepala UPTD Rumah
Sakit Hewan
70
Program dan Kegiatan
Inindikator Kinerja (IKU), Outcome
dan Output
Target
Indikator
Kinerja
Realisasi
Indikator
Kinerja
Pagu Anggaran
Penanggungjawab
Anggaran Realisasi
Anggaran
% Capaian
Anggaran
1 2 3 4 5 6 7 8
3 Persentase Perencanaan dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan yang tepat
waktu dan sesuai peraturan Perundang-
undangan di UPTD Rumah Sakit Hewan
100
100,00
Kepala UPTD Rumah
Sakit Hewan
Penyediaan Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
26.040.000 23.832.215 91,5 Kasubag TU
Pemeliharaan Fasilitas dan
Gedung Kantor
42.910.800 42.616.550 99,3
1 Persentase Pemeliharaan Kendaraaan
Dinas, Perabotan, Fasilitas dan Gedung
Kantor di UPTD Rumah Sakit Hewan
74,8 100,00
Penyediaan Langganan Kantor 166.740.000 152.473.200 91,4
Penyediaan Bahan dan Alat
Pakai Habis
31.032.900 29.076.750 93,7
Penyediaan Jasa Tenaga Kerja
dan Perlengkapannya
1.378.610.000 1.372.916.049 99,6
2 Persentase penyediaan kebutuhan
Barang Habis Pakai, Langganan kantor,
Alat Pendukung Fasilitas Kantor, Jasa
Keamanan dan Kebersihan Beserta
Peralatannya di UPTD Rumah Sakit
Hewan
100 100,00
Penyediaan Makan Minum,
Akomodasi dan Rapat Luar
Kantor
3 Persentase pelaksanaan Perencanaan dan
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
yang tepat waktu dan sesuai peraturan
Perundang-undangan di UPTD Rumah
Sakit Hewan
100 100 20.437.403 18.914.000 92,5 Kasubag TU
55
3.2.2. Pengelolaan Dana APBN
Adapun pagu alokasi anggaran APBN secara keseluruhan Tahun
2020 tersebut sebesar Rp. 38.948.241.000,- dan pencapaian realisasi
keuangan sebesar Rp. 38.310.720.965,- atau (98,36 %). Dari Badan
Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian melalui dekonsentrasi sebesar Rp.
21.886.429.000,-. Penyerapan sebesar Rp. 21.571.678.950,- atau sebesar
98,56 %, sedangkan dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementrian Pertanian melalui Tugas Pembantuan sebesar Rp.
13.803.942.000,-, penyerapan sebesar Rp. 13.528.752.625 atau 98,01 %, PSP
sebesar Rp. 3.257.870.000,- penyerapan sebesar Rp. 3.210.289.390,- atau
98,54 %.
Tabel 9. Realisasi Anggaran APBN Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan lingkup Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020.
Program/Kegiatan Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Keuangan
Target Rea-
lisasi % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5 6 7 8
Program Peningkatan
Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan
Masyarakat
Sasaran: : Meningkatkan serta
mempertahankan
kuantitas dan kualitas
pangan dan gizi
21.886.429.000 21.571.678.950 98,56
1 Tingkat Konsumsi Pangan
- energy (kkal/kap/hr) 2150 2.150 100,0
- protein (gr/kap/hr) 57 64,9 87,8
2 Persentase peningkatan
keamanan pangan segar asal
tumbuhan sesuai standar
mutu dan keamanan pangan
(persen)
10,10 65,21 645,6
3 Skor PPH Ketersediaan
(poin)
90,7 92,88 102,4
1 Pengembangan
Sistem Distribusi
dan Stabilitas Harga
Pangan
6.393.660.000 6.169.191.050 96.49
2 Pengembangan
Ketersediaan dan
Penanganan Rawan
Pangan
1,576,394,000 1,514,563,000 96.08
3 Pengembangan
Penganekaragaman
Konsumsi dan
Keamanan Pangan
13,242,000,000,- 13,235,404,100 99.95
4 Dukungan
Manajemen dan
Teknis Lainnya
Badan Ketahanan
Pangan
674,375,000 652,520,800 96.76
Jumlah 21.886.429.000 21.571.678.950 98,56
56
Tabel 10. Anggaran APBN Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan dari
lingkup Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2020.
Program/Kegiatan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Keuangan
Target Realisasi % Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 2 3 4 5 6 7 8
Sasaran : Meningkatnya
produksi
peternakan
1 Nilai Tukar Usaha
Peternakan
(point)
100 94,22 94,2
2 Produksi
komoditas
peternakan (ton) :
- Daging 1.021.699 1.021.699 100,0
- Telur 609.741 609.741 100,0
- Susu 335.773 293.490 87,4
3 Persentase
peningkatan mutu
produk hewan
3 4,6 153,3
A. Program Pemenuhan
Pangan Asal Ternak dan
Agribisnis Peternakan
Rakyat
13.803.942.000,- 13.528.752.625,- 98,01
1 Peningkatan
produksi pakan
ternak
492.263.000 474.792.540 96,45
2 Pengendalian dan
Penanggulangan
Penyakit Hewan
1.324.526.000 1.203.620.896 90,87
3 Penyediaaan Benih
dan Bibit Serta
Peningkatan
Produksi Ternak
9.727.033.000 9.678.406.205 99,50
4 Peningkatan
Pemenuhan
Persyaratan Produk
Hewan yang ASUH
(Aman, Sehat, Utuh
dan halal )
489.475.000 445.742.110 91,07
5 Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Peternakan
355.745.000 346.399.461 97,37
6 Pengembangan
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Ternak
1.414.900.000 1.379.791.413 97,52
B. Program Penyediaan
dan Pengembangan
Prasarana dan Sarana
Pertanian
3,257,870,000 3,210,289,390 98.54
1 Pengelolaan Air
Irigasi Untuk
Pertanian
2,670,000,000 2,658,970,000 99.59
2 Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen
Prasarana dan
Sarana Pertanian
512,870,000 478,450,390 93.29
3 Fasilitasi Pembiayaan
Pertanian
75,000,000 72,869,000 97.16
Jumlah 3,257,870,000 3,210,289,390 98.54
57
BAB IV
P E N U T U P
4.1. Keberhasilan dan Kegagalan Capaian Kinerja
Tingakt konsumsi pangan energi sesuai standar ideal Angka Kecukupan
Gizi yang direkomendasikan WNPG 2012 sebesar 2150 kkal/kapita/hari. Secara
kualitas kontribusi Angka Kecukupan Energi ini masih didominasi oleh kelompok
pangan padi – padian sebesar 50,0 %, dimana apabila mengacu kepada standar
PPH ideal 100, kontribusi Angka Kecukupan Energi (AKE) untuk kelompok pangan
padi - padian sebesar 50% dari total Angka Kecukupan Energi. Tingginya
kontribusi AKE padi – padian ini salah satunya disebabkan oleh pola konsumsi
masyarakat yang masih didominasi oleh beras, meskipun mengalami penurunan
dibandingan dengan tahun 2018.
Konsumsi protein tahun 2020 sebesar 64,9 gram/kap/hari, konsumsi ini
diatas konsumsi ideal proten sebesar 57 gram/kap/hari. Kondisi di atas
menggambarkan bahwa secara kuantitas, AKP memang telah mencapai target yang
diinginkan bahkan untuk beberapa tahun sudah melebihi target. Tetapi dari segi
kualitas, terlihat bahwa asupan protein terbesar ternyata bukan berasal dari bahan
pangan sumber protein baik itu hewani maupun nabati (pangan hewani dan
kacang-kacangan). Kontribusi terbesar justru berasal dari sumber pangan
karbohidrat yaitu padi-padian (beras dan terigu).
Pada tahun 2020 ada kenaikan peningkatan keamanan pangan segar asal
tumbuhan sesuai standar mutu dan keamanan pangan sebesar 65,21 %. Hal ini
terlihat dari meningkatnya nilai indikator pengawasan/sertifikasi yang dicapai
pada tahun 2020 yaitu berjumlah 622 sedangkan pada tahun 2019 berjumlah 375,
jadi ada kenaikan sebesar 247 pengawasan/sertifikasi atau sama dengan 65,21 %.
Nilai ini lebih besar dari target yaitu 10,1 %. Peningkatan tersebut menunjukkan
adanya kenaikan indikator pangan segar asal tumbuhan yang diawasi dan dan
kenaikan indikator pangan segar asal tumbuhan yang diregistrasi.
Skor PPH Ketersediaan pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu
sebesar 92.88 poin dari 93.67 poin pada tahun 2019, atau menurun sebesar 0.79
poin (0.84%). Hal tersebut menunjukan tingkat ketersediaan pangan di Jawa Barat.
58
Kelompok bahan pangan dengan tingkat ketersediaan pangan untuk dikonsumsi
masyarakat Jawa Barat surplus yaitu padi-padian, umbi-umbian, minyak dan
lemak, kacang-kacangan, serta sayuran dan buah. Tahun 2020 ketersediaan
pangan di Jawa Barat menurun dari tahun 2019 disebabkan oleh banyaknya
distribusi pangan keluar Jawa Barat dan penurunan produksi di beberapa
komoditas pangan. Kondisi di lapangan sesuai dengan hasil perhitungan PPH
ketersediaan.
Indikator Nilai Tukar Usaha Peternakan NTUP capaian sebesar 94,22
persen Angka tersebut menunjukan ketidakamampuan peternak dalam menutupi
biaya produksi terhadap pendapatan yang diterima. Lebih dari 100 persen akan
semakin baik pendapatan yang diterima peternak. Indikator Nilai Tukar Usaha
Peternakan NTUP dengan perhitungan sebagai proxy indikator kesejahteraan
peternak, Nilai Tukar Usaha Peternakan (NTUP) dengan cara membandingkan dua
indeks yaitu Indeks Harga Diterima Peternak (IT) dengan Indeks Harga Dibayar
Peternak (IB). Angka NTUP menunjukkan kemampuan tukar (term of trade)
komoditas hasil peternakan dengan barang dan jasa konsumsi peternak baik untuk
keperluan rumah tangga peternak maupun biaya keperluan proses produksi.
Semakin tinggi angka NTUP ˃100 point, maka ini berarti semakin baik dan kuat kemampuan daya beli peternak.
Capaian indikator kinerja produksi daging sebesar 1.021.699 ton. Angka
tersebut menunjukan produksi daging Jawa Barat dari ternak yang dipotong,
sumbangan terbesar dari ternak daging unggas, bahkan dapat melebihi
ketersediaan konsumsi daging masyarakat. Capaian indikator kinerja produksi
telur sebesar 609.741 ton. Angka tersebut menunjukan produksi telur cukup
tinggi yang dapat memenuhi konsumsi telur di Jawa Barat dan ada sebagian yang
masuk dari luar Jawa Barat Capaian indikator kinerja produksi susu sebesar
293.490 ton. Angka tersebut menunjukan produksi susu masih kurang dan belum
sepenuhnya dipenuhi oleh produksi di Jawa Barat jadi ada sebagian dari luar Jawa
Barat khususnya dari impor.
Capaian indikator kinerja persentase peningkatan mutu produk hewan
sebesar 4,6 %. Angka tersebut menunjukan peningkatan pelaku usaha dalam
menerapkan standar mutu produk hewan yang di ikuti adanya pengawasan mutu
59
produk untuk terjaminnya kesehatan masyarakat veteriner. Indikator kinerja
peningkatan mutu produk peternakan merupakan sistem pengawasan produk
peternakan yang mempunyai aspek permasalahan dengan dimensi yang sangat
luas dan komplek. Tuntutan jaminan mutu dan keamanan pangan terus
berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen. Pengawasan tidak dapat
dilakukan hanya pada produk akhir, tetapi harus dilakukan dari hulu sampai ke
hilir mulai sejak awal proses, mulai bahan baku, proses produksi, produk setengah
jadi, produk jadi sampai produk yang beredar, sehingga menjadikan produk
peternakan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) untuk dikonsumsi di
masyarakat.
Penyediaan produk pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
(ASUH) maka sarana dan prasarana kesehatan masyarakat veteriner harus
memenuhi menerapkan hygine dan sanitasi sebagai persyaratan kelayakan dasar
jaminan keamanan dan mutu pangan. Untuk memenuhi persyaratan hygiene dan
sanitasi minimal adalah melalui Sertifikasi Nomor Kontrol Veterier ( NKV ). Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2020 tentang sertifikasi
Nomor Kontrol Veteriner Unit Usaha Produk Hewan. Nomor Kontrol Veteriner (
NKV ) adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya
persyaratan hygine sanitasi sebagai jaminan keamanan produk hewan pada unit
usaha produk hewan.
Tingkat pemenuhan dukungan manajemen perkantoran merupakan
indikator pelayanan dasar seperti administrasi perkantoran, pemeliharaan sarana
dan prasarana, peningkatan sarana dan prasarana sebagai faktor pendukung
terhadap faktor utama dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam meningkatkan pembangunan ketahanan pangan dan peternakan. Dukungan
manajemen perkantoran merupakan fungsi yang meliputi rangkaian aktivitas
manajemen dan pengarahan, tata laksana/penyelenggaraan, pelaksana secara
efisien, manajemen pengawasan, pengendalian dan pengawasan, pengarahan dan
pengawasan, pengarahan, perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian agar
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan pada tujuan dan sasaran dinas yang
telah ditetapkan.
60
4.2. Langkah-Langkah Yang Akan Datang Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengungkit capaian kinerja
dinas harus terfokus dalam suatu prioritas kegiatan seperti difersifikasi pangan,
ketersediaan kebutuhan pangan dan kawasan peternakan dengan melakukan
kegiatan-kegiatan yang terukur dan efektif. Adapun langkah-langkah yang perlu
diperhatikan anatara lain :
1) Peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan diversifikasi konsumsi
pangan. Melalui upaya ini memungkinkan adanya peningkatan kesadaran,
peran, dan partisipasi dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang
beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) serta mengurangi
ketergantungan terhadap bahan pangan pokok beras. Selain itu, dengan
peningkatan pengetahuan juga diharapkan adanya pengelolaan sumberdaya
secara lebih baik, sehingga masyarakat dapat memilih jenis pangan bermutu
gizi dengan harga yang terjangkau.
2) Penyediaan pangan berbasis sumber daya lokal melalui :
a. Pengembangan industri pangan dengan memanfaatkan pangan lokal
dalam menghasilkan produk pangan yang berkualitas dan bernilai tambah
tinggi
b. Peningkatan efisiensi rantai nilai produk pangan lokal dengan
memanfaatkan inovasi dan teknologi, dukungan sistem transportasi,
logistik dan kelembagaan
c. Pengembangan mutu produk dan olahan pangan lokal dengan mereapkan
Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), dan
Good Manufacturing Practices (GMP)
3) Peningkatan akses pangan keluarga dengan memanfaatkan pekarangan dan
media lainnya untuk budidaya aneka tanaman, ternak dan sayuran
4) Pemberdayaan dengan menggalakkan program gizi sebagai bagian dari 10
kegiatan pokok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
5) Peningkatan pola makan B2SA dengan melakukan sosialisasi, promosi dan
edukasi kepada masyarakat misal dalam bentuk gerakan masal untuk
mengurangi konsumsi beras. Hal ini bisa dimulai dari aparat pemerintah
misal dengan mengganti nasi/terigu dalam snack/konsumsi rapat dengan
61
umbi umbian; untuk anak sekolah dasar dibiasakan membawa bekal
makanan dari rumah sehingga bisa diatur komposisi menunya.
6) Pengembangan jejaring dan informasi pangan melalui :
a. Penguatan kelembagaan pangan pusat dan daerah dan antar daerah
dengan melakukan koordinasi, sinkronisasi serta sinergitas kebijakan
dan program
b. Penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi pangan dengan
membangun sistem informasi pangan dan memanfaatkan berbagai
media
7) Menetapkan jaminan keamanan dan mutu pangan
8) Setiap Orang yang memproduksi dan memperdagangkan Pangan wajib
memenuhi standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan.
9) Pemenuhan standar keamanan pangan dan mutu pangan sebagaimana
dilakukan melalui penerapan sistem jaminan keamanan pangan dan mutu
pangan.
10) Pemerintah dan/atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi oleh Pemerintah
dapat memberikan sertifikat Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
11) Meningkatkan produksi dan distribusi dalam daerah serta melaksanakan PPh
Ketersediaan Tahun 2021.
12) Kegiatan Sikomandan lebih diintensifkan untuk peningkatan Populasi dan
produktivitas.
13) Penetapan Wilayah sumber bibit sapi Pasundan
14) Pengembangan Klaster Sapi Pasundan
15) Pengembangan kebun bibit HMT di pedesaan dan UPTD;
16) Go Green HPT (Hijauan Pakan Ternak) di lahan-lahan marginal
17) Program peternak Milenial
18) Integrasi tanaman pakan dan perkebunan dengan ternak
19) Pengembangan unit usaha bahan pakan ternak
20) Penerapan teknologi pakan dan reproduksi
21) Meningkatkan sosialisasi Produk Pangan Asal Hewan (PPAH) yang
dihasilkan telah memenuhi syarat sesuai dengan standar yang ditetapkan;
62
22) Pelaksanaan tertib hukum dan tertib administrasi Produk Pangan Asal
Hewan (PPAH) ;
23) Mempermudah pelaksanaan sistem pengawasan usaha PPAH;
24) Meningkatkan daya guna, hasil guna dan produktifitas dalam mencapai mutu
produk hewan yang memenuhi standar.
61
LAMPIRAN
PENJELASAN PERHITUNGAN INDIKATOR KINERJA RENCANA STRATEGIS
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN
1. Tingkat konsumsi pangan energi dan protein
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Tingkat Konsumsi Pangan
:
- energy (kkal/kap/hr) kkal/kap/hr 2150 2.150 100,00
- protein (gr/kap/hr) gr/kap/hr 57 64,9 87,83
Penjelasan :
Diolah dengan justifikasi tren Skor PPH, berdasarkan WNPG 2012,
Untuk mengetahui susunan beragam pangan yang didasarkan pada konsumsi
energi dan protein dari kelompok pangan utama (baik secara absolute
maupun relative) dari suatu pola konsumsi pangan dengan mempertahankan
konsumsi energy 2150 kkal/kaplhr dan protein 57 grlkap/hr. Dasar
penghitungannya adalah setiap jenis pangan yang dikonsumsi dengan bantuan
daftar komposisi bahan makanan yang menunjukan kandungan
energi/protein (kkal) per 100 gram bagian yang dapat dimakan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
No Kelompok Pangan
Konsumsi Energi Per Hari Konsumsi Protein Per Hari
Kkal/Kap % % AKE*) gr/Kap % %
AKP**)
1 Padi-padian 1,380.9 62.8 64.2 32.1 62.8 56.3
2 Umbi-umbian 43.9 2.0 2.0 0.5 2.0 0.8
3 Pangan Hewani 251.5 11.4 11.7 21.1 11.4 37.0
4 Minyak dan
Lemak
240.6 10.9 11.2 0.0 10.9 0.1
5 Buah/Biji
Berminyak
7.3 0.3 0.3 0.2 0.3 0.3
6 Kacang-kacangan 62.2 2.8 2.9 6.1 2.8 10.7
7 Gula 48.3 2.2 2.2 0.1 2.2 0.2
8 Sayur dan Buah 100.3 4.6 4.7 3.5 4.6 6.1
9 Lain-lain 64.1 2.9 3.0 1.4 2.9 2.5
Total 2,199 100.0 102.3 64.9 100.0 113.8
62
2. Keamanan pangan segar asal tumbuhan
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Persentase keamanan
pangan segar asal
tumbuhan yang sesuai SNI
(%)
persen 10,10 65,21
652,15
Indikator Kinerja Satuan
Realisasi Rumus
Perhitungan
Hasil
Perhitungan Tahun
2019
Tahun
2020
Persentase peningkatan
keamanan pangan segar asal
tumbuhan sesuai standar
mutu dan keamanan pangan
(%) Jumlah sertifikasi
PSAT tahun N
dikurangi Jumlah
sertifikasi PSAT
tahun N-1 dibagi
Jumlah sertifikasi
PSAT tahun N-1
dikali 100%
= (622 -
375)/375 x
100 % =
65,21 %
Jumlah pengawasan /
sertifikasi PSAT
Sampel 375 622
1 Jumlah pangan segar
asal tumbuhan yang
disertifikasi
sertifikat 68 64
2 Jumlah pangan segar
asal tumbuhan yang
diregistrasi
nomor
registrasi
153 493
3 Jumlah Packing House
yang diregistrasi
nomor
registrasi
14 11
4 Jumlah surveilan
registrasi pangan segar
asal tumbuhan di
BPMKP
nomor
registrasi
42 24
5 Jumlah surveilan
sertifikat prima di
BPMKP
sertifikat 98 17
6 Jumlah inspeksi pangan
segar asal tumbuhan
Sampel 0 13
Penjelasan :
Pada tahun 2020 ada kenaikan peningkatan keamanan pangan segar asal
tumbuhan sesuai standar mutu dan keamanan pangan sebesar 65,21 %. Hal ini
terlihat dari meningkatnya nilai indikator pengawasan/sertifikasi yang dicapai pada
tahun 2020 yaitu berjumlah 622 sedangkan pada tahun 2019 berjumlah 375, jadi ada
kenaikan sebesar 247 pengawasan/sertifikasi atau sama dengan 65,21 %. Nilai ini
lebih besar dari target yaitu 10,1 %.
63
3. Skor PPH Ketersediaan
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Skor PPH Ketersediaan
(point)
point 90,7 92,88 102,40
Penjelasan :
Suatu metode yang digunakan untuk menilai jumlah dan komposisi
kelompok pangan utama atau pola ketersedian pangan yang didasarkan pada
sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute
maupun relative). Ketersediaan diharapkan sampai tingkat rumah tangga
minimal 2400 kka7kapita/hari dan protein 63 gram/kapita/hari. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Kelompok
Bahan Pangan
Energi
(Kalori) % AKE Bobot Skor riil
Skor
PPH
Skor
Maks Ket
1. Padi-padian 1.355 56,5 0,5 28,24 25,00 25,0 +
2. Umbi-umbian 119 5,0 0,5 2,48 2,48 2,5 +
3. Pangan Hewani 232 9,7 2,0 19,37 19,37 24,0 -
4. Minyak dan
Lemak
339 14,1 0,5 7,06 5,00 5,0 +
5. Buah/biji
berminyak
5 0,2 0,5 0,11 0,11 1,0 +
6. Kacang-
kacangan
108 4,5 2,0 9,04 9,04 10,0 +
7. Gula 90 3,8 0,5 1,88 1,88 2,5 +
8. Sayuran dan
buah
165 6,9 5,0 34,38 30,00 30,0 -
9. Lain-lain - - - - - -
Jumlah 2.415 100,6 102,56 92,88 100,0
4. Nilai Tukar Usaha Peternakan
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Nilai Tukar Usaha Peternakan
(point) point 100 94,22 94,22
Indikator ini dihitung oleh BPS, sebagai indikator dalam menggambarkan
daya tukar (terms or trade) dari produk peternakan yang dihasilkan dari peternak
terhadap barang/jasa yang dikonsumsi dan biaya produksi yang dikeluarkan
peternak. NTUP dihitung dengan membandingkan antara indek harga yang diterima
petani terhadap indeks harga yang dibayar petani dikalikan angka 100. Semakin tinggi angka NTUP ˃100 point, maka ini berarti semakin baik dan kuat kemampuan daya beli peternak.
64
NTUP = It X 100
I BP
NTUP : Nilai Tukar Usaha Peternak
It = Indeks yang diterima peternak
Ib = Indeks yang dibayar peternak
IBP = Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal
5. Produksi Komoditi Peternakan Daging, Telur dan Susu
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Produksi komoditas
peternakan (ton) :
- Daging Ton 1.021.699 1.021.699 100,00
- Telur Ton 609.741 609.741 100,00
- Susu Ton 335.773 293.490 87,41
Penjelasan :
Jumlah Produksi Peternakan (Daging, Telur dan Susu) Jawa Barat merupakan
resultante dari Jumlah Produksi Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.
a. Daging
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
1. Per Komoditi
No Jenis Ternak Daging (kg)
1. Sapi potong 80.160.211
2. Sapi Perah
3. Kerbau 1.844.614
4. Kambing 9.666.274
5. Domba 62.307.565
6. Babi 1.135.629
7. Kuda 4.353
8. Ayam Buras 26.403.338
9. Ayam Ras Petelur 13.154.289
10. Ayam ras Pedaging 861.750.341
11. Itik 7.240.614
12. Kelinci 151.903
13. Puyuh 81.434
14. Merpati 15.749
15. Itik Manila 1.097.686
Jumlah (ton) 1.021.699 ton
2. Per Kabupaten :
No Kab/ Kota Tahun 2019
(kg)
(1) (2) (3 )
1 Bogor 187.087.117
2 Sukabumi 75.184.697
3 Cianjur 55.687.967
4 Bandung 47.711.662
65
No Kab/ Kota Tahun 2019
(kg)
5 Garut 17.280.736
6 Tasikmalaya 42.557.928
7 Ciamis 122.713.054
8 Kuningan 28.474.856
9 Cirebon 26.920.695
10 Majalengka 29.115.684
11 Sumedang 25.887.515
12 Indramayu 51.895.793
13 Subang 76.328.004
14 Purwakarta 85.870.933
15 Karawang 95.242.375
16 Bekasi 13.314.249
17 Bandung Barat 24.989.047
18 Pangandaran 3.725.767
19 Kota Bogor 6.060.740
20 Kota Sukabumi 4.356.414
21 Kota Bandung 13.987.922
22 Kota Cirebon 1.157.858
23 Kota Bekasi 12.134.131
24 Kota Depok 12.525.516
25 Kota Cimahi 848.143
26 Kota Tasikmalaya 11.506.689
27 Kota Banjar 5.851.979
Jumlah (ton) 1.021.699 ton
a. Telur
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
a. Perkomoditi
No Jenis Ternak Telur (kg)
1. Sapi potong
2. Sapi Perah
3. Kerbau
4. Kambing
5. Domba
6. Babi
7. Kuda
8. Ayam Buras 17.601.474
9. Ayam Ras Petelur 179.141.720
10. Ayam ras Pedaging
11. Itik 61.780.800
12. Kelinci
13. Puyuh 1.086.666
14. Merpati
15. Itik Manila 3.378.340
Jumlah (ton) 609.741 ton
66
b. Perkabupaten/kota
No Kab/ Kota Tahun 2019
(kg)
1 Bogor 58.423.459
2 Sukabumi 36.374.711
3 Cianjur 30.104.363
4 Bandung 9.232.798
5 Garut 8.398.989
6 Tasikmalaya 14.780.315
7 Ciamis 16.432.623
8 Kuningan 9.144.584
9 Cirebon 6.330.160
10 Majalengka 6.184.057
11 Sumedang 1.973.144
12 Indramayu 15.031.230
13 Subang 5.440.867
14 Purwakarta 13.191.862
15 Karawang 12.033.126
16 Bekasi 3.234.585
17 Bandung Barat 5.552.879
18 Pangandaran 3.344.485
19 Kota Bogor 104.710
20 Kota Sukabumi 2.812.726
21 Kota Bandung 163.964
22 Kota Cirebon 90.498
23 Kota Bekasi 1.061.440
24 Kota Depok 1.585.956
25 Kota Cimahi 32.700
26 Kota Tasikmalaya 2.273.731
27 Kota Banjar 741.808
Jumlah (ton) 609.741 ton
b. Susu
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
A. Perkomoditi
No Jenis Ternak Susu (ton)
1. Sapi potong
2. Sapi Perah 351.885
3. Kerbau
4. Kambing
5. Domba
6. Babi
7. Kuda
8. Ayam Buras
9. Ayam Ras Petelur
10. Ayam ras Pedaging
11. Itik
12. Kelinci
13. Puyuh
14. Merpati
67
No Jenis Ternak Susu (ton)
15. Itik Manila
Jumlah 293.490
c. Per kabupaten/kota
No Kab/ Kota Tahun 2019
(kg)
1 Bogor 19.325.652
2 Sukabumi 11.220.702
3 Cianjur 5.899.042
4 Bandung 95.966.310
5 Garut 43.573.976
6 Tasikmalaya 5.299.675
7 Ciamis 236.637
8 Kuningan 22.383.732
9 Cirebon 412.372
10 Majalengka 1.467.191
11 Sumedang 12.446.113
12 Indramayu 28.915
13 Subang 2.578.750
14 Purwakarta -
15 Karawang 13.058
16 Bekasi -
17 Bandung Barat 124.306.459
18 Pangandaran -
19 Kota Bogor 2.003.136
20 Kota Sukabumi 328.063
21 Kota Bandung 1.573.388
22 Kota Cirebon -
23 Kota Bekasi
24 Kota Depok 1.494.102
25 Kota Cimahi 850.000
26 Kota Tasikmalaya 477.893
27 Kota Banjar -
Jumlah 293.490 (ton)
6. Tingkat Pemenuhan Dukungan Manajemen Perkantoran
Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Tingkat pemenuhan
dukungan manajemen
perkantoran (%)
persen 64 68,7 107,29
Penjelasan :
Indikator ini merupakan kegiatan penunjang dalam meningkatakan kegiatan
prioritas. Kegiatan pemenuhan dukungan manajaemen perkantoran meliputi
peningkatan sarana prasarana, pemeliharaan, kebutuhan administrasi perkantoran
68
dan ketersedian dokumen perencanaan. Perhitungannya adalah Jumlah capaian
dukungan manajemen dibagi jumlah total dukungan manajemen x 100i %.
) 5V,
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2O2O
PIt. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN
PROVINSIJAWA BARAT
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan
dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : lr. EDDY l. M. NASUTION, Dipt. SE, MT
JAbatan : PIt. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN
PROVINSIJAWA BARAT
Selanjutnya disebut PIHAK KESATU
Nama : MOCHAMAD RIDWAN KAMIL
Jabatan : GUBERNUR JAWA BARAT
Selaku atasan PIHAK KESATU, Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK KESATU berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah yang
dilaksanakan dalam program dan kegiatan seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut
menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan
evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang
diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
PIHAK KEDUA,Banduns,! Plilaa' 2929
PIHAK KESATU.
lr. EDDY l. M. NASUTION, Dipl. SE, MTPembina Utama Madya
NtP. 19600803 199003 1 005
MOCH D RIDWAN KAMIL
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2A2O
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN
PROVINSI JAI'UA BARAT
No Sasaran Strategis lndikator Kinerja Target1 2 3 4
1 Meningkatkan sertamempertahankan kuantitas
dan kualitas pangan dan gizi
1.1 Tingkat Konsumsi Pangan
- Energi (kkal/kap/hr)
- Protein (g/kap/hr)
2150
57
1.2 Persentase keamanan pangan
segar asal tumbuhan yang sesuai
sNr (%)
86
1.3 Skor PPH Ketersediaan (point) 90,7
2. Meningkatnya produksi
peternakan2.1 Nilai Tukar Usaha Peternakan
(point)126,17
2.2 Produksi komoditas peternakan
(ton) :
- Daging- Telur- Susu
1.099.606257.373343.698
No Program
1. Program ketersediaan dan distribusi Rp.
2. Program Konsumsi dan Pengembangan Rp.
Sumber Daya Manusia
3. Program Produksi Peternakan Rp.
4. Program kesehatan hewan dan kesehatan Rp.
masyarakat veteriner
5. Program pengembangan perbibitan ternak Rp.
unggas
6. Program pengembangan ternak sapi perah dan Rp.
hijauan pakan ternak
7. Program pengembangan perbibitan ternak Rp.
domba dan kambing
8. Program Perbibitan dan pengembangan Rp.
inseminasi buatan ternak sapi potong
9. Program Perbibitan dan pengembangan Rp.
inseminasi buatan Sapi perah Bunikasih
10. Program pengawasan mutu dan keamanan Rp.
pangan
Anggaran Keterangan
3.830.471.975,-
2.252.863.600,-
4.122.272.082,-
1.878.990.525,-
APBD
APBD
APBD
APBD
5.228.618.590,- APBD
4.179.231.200,- APBD
3.933.805.759,- APBD
3.842.457.s06,- APBD
2.640.445.744,- APBD
1.413.804.050,- APBD
No Program
Program kesehatan hewan dan kesehatan Rp.
masyarakat veteriner
Program pelatihan peternakan dan ketahanan Rp.
pangan
Program penyidikan dan pengujian penyakit Rp.
hewan dan produk hewan
Program pengembangan ternak sapi perah dan Rp.
hijauan pakan ternak
Program pelayanan rumah sakit hewan Rp.
Program pengujian mutu dan keamanan Rp.
pakan/bahan pakan
Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.
Dinas Ketahanan Pangan dan Petemakan
Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.
UPTD Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah
dan Hijauan Pakan Ternak Cikole Lembang
Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.
UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan
lnseminasi Buatan Ternak Sapi Perah Bunikasih
Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.
UPTD Belai Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner
Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.
UPTD Rumah Sakit Hewan
Program Dukungan Manajemen Pekantoran Rp.
UPTD Balai Perbibitan dan Pengembangan
lnseminasi Buatan Ternak Sapi Potong Ciamis
Program Dukungan Manajemen Perkanloran Rp.
UPTD Balai Pengembangan Perbibitan Ternak
Domba dan Kambing Margawati
Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp
UPTD Balai Pengujian Mutu dan Keamanan
Pakan/Bahan Pakan Cikole Lembang
Program Dukungan Manajemen Pe*antoran Rp.
UPTD Balai Pengembangan Perbibitan Ternak
unggas Jatiwangi
Program Dukungan Manajemen Perkantoran Rp.
UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan
884.623.590,- APBD
817.786.130,- APBD
726.795.568,- APBD
Anggaran
't .001 .650.050, -
Keterangan
APBD11
12
13
't4
'15
17
18
19
20
21
23
24
25
662.135.510.-
655.775.527.-
APBD
APBD
7.106.521.584,- APBD
3.062.375.366,- APBD
3.012.041.199,- APBD
1.798.867.300,- APBD
1 .57 7 .7 10.839 ,- APBD
1.525.543.321.- APBD
1.260.181.684,- APBD
1.413.678.070,- APBD
26 645.639.338,- APBD
'1 .825.082.979,- APBD
No Program
Ketahanan Pangan Cikole Lembang
27. Program Dukungan Manajemen Perkantoran
UPTD Balai Pengawasan Mutu dan Keamanan
Pangan
28. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan
29. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur UPTD Balai Pengembangan Ternak
Sapi Perah dan Hijauan Pakan Ternak Cikole
Lembang
30. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur UPTD Balai Pengembangan Perbibitan
Ternak Domba dan Kambing Margawati
31. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur UPTD Balai Perbibitan dan
Pengembangan lnseminasi Buatan Ternak Sapi
Potong Ciamis
32. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur UPTD Balai Kesehatan Hewan dan
Kesehatan Masyarakat Veteriner
33. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur UPTD Balai Pengujian Mutu dan
Keamanan Pakan/Bahan Pakan Cikole
Lembang
34. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur UPTD Rumah Sakit Hewan
35. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur UPTD Balai Pelatihan Peternakan dan
Ketahanan Pangan Cikole Lembang
36. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur UPTD Balai Pengawasan Mutu dan
Keamanan Pangan
37. Program Peningkatan Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan Masyarakat
38. Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan
Agribisnis Peternakan
Rakyat
Anggaran
Rp. 565.257.962,- APBD
Rp. 403.652.545,- APBD
Rp. 1.559.232.800,- APBD
Rp. 1.554.496.451,- APBD
Rp. 1.000.000.000,- APBD
Rp 967.048.714,- APBD
Rp. 911.'177.2s7,- APBD
Rp. 821.600.000,- APBD
Rp 309.398.537,- APBD
Rp 67.645.052,- APBD
Rp. 19.455.900.000,- APBN
Rp. 20.505.440.000,- APBN
Keterangan
No Program
39 Program Penyediaan dan Pengembangan
Prasarana dan Sarana
Pertanian
GUBERNUR JAWA BARAT
MOCHAMAD RIDWAN KAMIL
Rp.
Bandung,) ftba@; 2020
PIt. KEPALA DINAS KETAHANAN PANGANDAN PETERNAKAN
PROVINSI JAWA BARAT
lr. EDDY l. M. NASUTION, Dipt. SE, MTPembina Utama Madya
NtP. 19600803 199003 1 005
Anggaran
3.257.970.000,-
Keterangan
APBN
a