pemerintah kota yogyakarta · pembiayaan/dana yang diperlukan, tatakala kegiatan dengan jelas,...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
RENCANA KERJA PERUBAHAN PERANGKAT DAERAH
2018
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA
2018
LAMPIRAN 1
I-1
I BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta merupakan sarana
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat serta tindakan medik yang dilaksanakan selama 24 jam melalui upaya
kesehatan perorangan dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit. Dengan
demikian, rumah sakit harus melakukan senantiasa melakukan upaya peningkatan
mutu pelayanan umum dan pelayanan medik.
Dalam perkembangannya, rumah sakit telah berubah menjadi suatu
institusi yang sangat kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya
dan kegiatan secara komprehensif dan integrative yang menyangkut struktur,
proses, outcome secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai
mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk
meningkatkan pelayanan pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang
muncul sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan
berhasil guna.
Pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional
dituntut semakin berkembang guna memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada
kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu didukung oleh
sumber daya yang dimiliki meliputi sumber daya manusia, sarana, prasarana,
peralatan medis, dan anggaran rumah sakit yang memadai.
Merupakan tantangan tersediri bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Yogyakarta yang telah ditunjuk sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. H.K.
02.03/I/0363/2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah
Sakit Rujukan Regional. Rumah Sakit Rujukan Regional sebagaimana yang
dimaksud pada keputusan tersebut adalah:
1. Menjadi rumah sakit rujukan sebagai pengampu rujukan medik dan transfer
of knowledge dari rumah sakit dibawahnya sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Menjalin kerjasama dengan rumah sakit rujukan nasional dan/atau antar
rumah sakit rujukan terutama dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya
3. Mengembangkan layanan unggulan spesialistik sesuai klasifikasi dan jenis
rumah sakit serta analisa setempat untuk rumah sakit rujukan regional
4. Mengembangkan sarana, prasarana dan peralatan penguatan sebagai
rumah sakit rujukan dengan prioritas penguatan IGD, IBS, ICU, ICCU,
I-2
NICU, PICU dan tempat tidur kelas III serta layanan ambulans untuk
penguatan SPGDT.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta adalah rumah sakit tipe B
Pendidikan milik Pemerintah Kota Yogyakarta dan telah ditetapkan sebagai BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah). Pengelolaan suatu Badan Layanan Umum
yang diharapkan dapat menjadi lebih responsif dan agresif dalam menghadapi
tuntutan masyarakat dengan memberikan pelayanan prima yang efektif dan
efisien namun tidak meninggalkan fungsi sosialnya.
Rencana Kerja (Renja) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan
dokumen perencanaan OPD yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan
sebagai arah dan acuan dalam kebijakan pembangunan kesehatan tahun 2018.
Rencana kerja ini mengacu pada RKPD Kota Yogyakarta tahun 2018 yang telah
mengakomodir program Organisasi Perangkat Daerah (OPD), lintas OPD, dan
program kewilayahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Rencana Kinerja Perubahan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta
tahun 2018 ini disusun melalui perencanaan yang bersifat buttom-up
berdasarkan masukan dari setiap unit kegiatan di lingkungan rumah sakit
sebagai ujung tombak pelayanan. Kegiatan yang direncanakan disesuaikan
dengan prioritas pelayanan dan kebutuhan rumah sakit.
1.1. Latar Belakang
Rencana Kerja Perubahan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Yogyakarta Tahun 2018 merupakan dokumen perencanaan tahunan yang
bersifat indikatif dan memuat berbagai program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan secara langsung oleh Rumah Sakit Jogja untuk Tahun 2018.
Program dan Kegiatan RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2018 ini diprioritaskan
sesuai dengan :
o Prioritas Nasional sebagaimana disebut dalam Undang-undang Nomor 44
Tahun 2010 Tentang Rumah Sakit, dan produk hukum turunannya seperti:
Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019, Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit, dan Andilnya dalam pencapaian Millenium Development
Goals (MDG’s) bidang kesehatan.
o RPJP, RPJMD Pemerintah Kota Yogyakarta
o Rencana Strategis dan Bisnis RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2017–2022
o Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/I/1122/2017
tanggal 20 April 2017
I-3
o Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Regional
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
HK.02.03/I/0363/2015 tanggal 13 Februari 2015.
Dokumen Rencana Kerja PerubahanTahun 2019 ini merupakan
pedoman dalam menyusun Rencana Belanja dan Anggaran (RBA)
Perubahan RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2018; serta merujuk pada
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta Tahun
2005-2025 dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Kota Yogyakarta Tahun 2018 yang mengarah pada koridor
pembangunan Kota Yogyakarta dengan tema : “Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia dalam Rangka Mendorong Pemerataan
Pembangunan”.
Selaras dengan Program Pembinaan Upaya Kesehatan yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015–2019, yaitu meningkatnya akses pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas bagi masyarakat; maka Visi
RSUD Kota Yogyakarta untuk tahun 2017-2022 adalah :
"TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL YANG PRIMA
BERBASIS KESELAMATAN PASIEN DAN WAHANA PENDIDIKAN
BERKOMPETEN”
Misi yang ditetapkan sebagai penjabaran Visi tersebut adalah :
“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar,berbasis keselamatan pasien,
dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan
pengembangan”
Secara spesifik, program dan kegiatan RSUD Kota Yogyakarta
disesuaikan dengan Sasaran yang tercantum pada Program Pembinaan
Upaya Kesehatan Rujukan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2014–2019, yaitu tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
berkualitas yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Senyampang hal tersebut, RSUD Kota Yogyakarta yang telah
ditetapkan sebagai RS Rujukan Regional untuk wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta diharapkan mampu menjadi pengampu rujukan medik dan
transfer of knowledge dari rumah sakit di bawahnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
I-4
1.2. Landasan Hukum
a. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/MENKES/PER /XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
di Lingkungan Departemen Kesehatan;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
Tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;
f. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1214/Menkes/SK/XI/2007 tentang
Peningkatan Kelas Rumah Sakit Jogja Milik Pemerintah Daerah Kota
Yogyakarta;
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah
Sakit;
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019;
j. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/390/2014
Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional;
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/391/2014
Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Regional;
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0233/2014 tentang
Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan;
m. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
HK.02.03/I/0363/2015 Tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi
dan Rumah Sakit Rujukan Regional;
n. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis
Daerah Kota Yogyakarta;
o. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rincian
Tugas dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta.
I-5
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Rencana Kerja Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah RSUD Kota
Yogyakarta (Renja Perubahan RS Jogja) 2018 disusun sebagai pedoman
bagi seluruh personil organisasi dan pihak-pihak yang terkait dalam
rangka mewujudkan tujuan yang hendak dicapai di tahun 2018.
2. Tujuan
Tujuan disusunnya Renja Perubahan RS Jogja adalah :
Tujuan Umum
Dengan tersusunnya Renja Perubahan RS Jogja ini, maka akan:
a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan manajemen Rumah Sakit
yang transparan, efektif dan efisien, responsif serta berkeadilan,
dengan tersedianya rencana kerja sebagai pedoman arah dan tujuan
yang pasti,
b. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi sebagai
wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian visi, misi, tujuan rumah
sakit
c. Mengembangkan pola pikir sumber daya manusia dan manajemen
rumah sakit kepada sikap dan tindakan yang berorientasi pada koridor
perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Tercapainya Efektifitas dan Efisiensi dalam penggunaan sumber daya
yang ada guna terwujudnya visi, tercapainya misi dan tujuan
pembangunan.
Tujuan Khusus
a. Tersusunnya Program, Rencana Kegiatan, dengan indikator-indikator
program dan kegiatan yang akan dicapai, sumber-sumber
pembiayaan/dana yang diperlukan, Tatakala Kegiatan dengan jelas,
terinci dan terstruktur, sehingga dapat diwujudkannya visi, dan
tercapainya misi yang diinginkan pada waktu yang telah
direncanakan.
b. Dikenali dan dapat diantisipasinya kelemahan, tantangan serta
hambatan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan Renja RS Jogja
sehingga dapat menyusun strategi pemecahan masalah yang tepat.
c. Setelah mendapatkan status terakreditasi paripurna, upaya
peningkatan kualitas pelayanan dan pengembangan rumah sakit
semakin dikembangkan; terkait penetapan RSUD Kota Yogyakarta
sebagai RS Rujukan Regional dan RS Pendidikan serta penilaian ISO
9001-2008 untuk pelayanan rawat inap dan rawat jalan tahun 2016.
I-6
1.4. Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam Renja Perubahan SKPD serta susunan
garis besar isi dokumen terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II EVALUASI RENJA SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN
2018
BAB III RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH
BAB IV PENUTUP
II-1
II BAB II
EVALUASI RENJA SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2018
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah s/d Triwulan II dan
Capaian Renstra Perangkat Daerah
Berdasarkan tugas, pokok, fungsi dan urusan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintah daerah dibidang Kesehatan maka
Visi RSUD Kota Yogyakarta untuk tahun 2017-2022 adalah:
"TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL YANG PRIMA
BERBASIS KESELAMATAN PASIEN DAN WAHANA PENDIDIKAN
BERKOMPETEN”
Misi yang ditetapkan sebagai penjabaran Visi tersebut adalah :
“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar,berbasis keselamatan
pasien, dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan
pengembangan”
Berikut ini hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun lalu dan capaian Renstra:
II-2
Tabel 2.1
EVALUASI TERHADAP HASIL RENJA SKPD
KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2018
No Sasaran Program/ Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome)/ Kegiatan (output)
Formula Indikator Program
Target Capaian Kinerja Renstra
SKPD pada Akhir Renstra
Realisasi Capaian Kinerja
Renstra SKPD s/d RKPD Tahun Lalu(n-
1) 2017
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun 2018
Realisasi Kinerja dan Anggaran Renstra
SKPD s/d tahun 2017
Tingkat Capaian Kinerja
dan Realisasi Anggaran
Renstra SKPD s/d Tahun 2017
(%)
Unit SKPD Penanggung Jawab
Ket
Target Kinerja dan Anggaran Renja
SKPD Tahun 2018
Target Renja SKPD TW II Tahun 2018
Realisasi Renja SKPD TW II Tahun 2018
Tingkat Realiasi TW II Tahun 2018
Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuan
gan Fisik Keuangan Fisik Keuangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16=14/10 17=15/11 18=8+14 19=9+1
5 20=18/6
21=19/7
22 23
1 Standar pelayanan RS berbasis mutu dan keselamatan pasien meningkat
Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun
(Jumlah karyawan mendapatkan pelatihan min 20 jam pertahun : Jumlah seluruh karyawan RS)x100%
18% 145.621.706.364 8% 130.494.960.737 10% 127.699.715.000 0,00
% 74.338.499.500 2,00% 47.724.000.605 0,00%
64,20%
Direktur RSUD Kota Yogyakarta
Persentase Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
(∑ pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan: ∑ Standar sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit kelas B pendidikan dan rujukan regional) x 100%
82,00%
78,39%
78,00%
78,00%
78,39% 100,50
% 0,00%
Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)
Jumlah modul pengembangan SIM RS
26 modu
l
16 modu
l
18 modu
l
16 modul
16 modul
100,00
% 0,00%
II-3
1 Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
86.164.000.00
0
82.280.336.137
75.204.000.00
0 49,98%
45.600.000.000 49,98%
45.511.708.529
100,00%
99,81%
0,00% 0,00
%
Belanja Pegawai BLUD
100 bula
n
100 bula
n
12 bula
n
49,98%
49,98%
100,00%
0 0,00%
Belanja Barang dan Jasa BLUD
100 bula
n
100 bula
n
12 bula
n
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Modal BLUD
100 bula
n
100 bula
n
12 bula
n
49,98%
49,98%
100,00%
2 Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
59.457.706.36
4
48.214.624.600
52.495.715.00
0 49,98%
28.738.499.500
49,98%
2.212.292.076
100,00%
7,70% 0,00%
0,00%
Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa
100 op
100 op
130 op
49,98%
49,98%
100,00%
0 0,00%
Honorarium Pelaksana Kegiatan
100 ob
100 ob
52 ob
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Alat Tulis Kantor - Akreditasi
100 op
0 op 120 op
100,00%
100,00%
100,00%
Belanja Bahan Obat-obatan
100 bula
n
100 bula
n
3 bula
n
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Penggandaan Dokumen - Akreditasi
100 lemba
r
0 lemba
r
20000 lemba
r
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Makanan dan Minuman Rapat - Akreditasi
100 oh
0 oh 720 oh
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah - Akreditasi
100 kali
0 kali 80 kali
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Kursus-kursus Singkat/Pelatihan - Akreditasi
100 pake
t
0 pake
t
2 pake
t
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Jasa Moderator - Akreditasi
100 os
0 os 8 os 49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Modal Pengadaan Software/Lisensi
100 pake
t
0 pake
t
1 pake
t
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Modal Pengadaan Alat Pengujian
100 pake
t
0 pake
t
1 pake
t
49,98%
49,98%
100,00%
II-4
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran Umum
100 pake
t
80 pake
t
1 pake
t
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon
100 pake
t
0 pake
t
1 pake
t
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung Kantor
100 pake
t
0 pake
t
1 pake
t
49,98%
49,98%
100,00%
Belanja Modal Perbaikan/Renovasi Konstruksi/Bangunan
100 pake
t
0 pake
t
3 pake
t
49,98%
49,98%
100,00%
Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap (Naban)
100 ob
100 ob
756 ob
49,98%
49,98%
100,00%
Rata-rata capaian kinerja 100,00
% 53,75
% 0,00% 0,00%
Predikat kinerja Sangat Tinggi
Rendah Sangat Rendah
Sangat Rendah
Total anggaran dari seluruh program 127.699.715.00
0
74.338.499.500
47.724.000.60
5
Total Rata-rata capaian kinerja dan anggaran dari seluruh program (Program 1 s.d. 1) (%) 100,00
% 64,20
% 0,00% 0,00%
Predikat kinerja dari seluruh program (program 1 s.d. program 1) Sangat Tinggi
Rendah Sangat Rendah
Sangat Rendah
II-5
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
1. Pencapaian Kinerja Non Keuangan
a. Kinerja Pelayanan
Beberapa produk layanan RSUD Kota Yogyakarta sampai dengan
triwulan II pada Tahun 2018 sebagai berikut :
1) Rawat Darurat
a) Dokter bersertifikat ATLS, ACLS dan GELS
b) Perawat Terlatih PPGD
c) Instruktur PPGD
d) Ambulance 118
Grafik 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Pasien IGD
Januari – Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Pada periode Januari s.d. Juni 2018, Kunjungan pasien UGD
cenderung mengalami penurunan dengan kunjungan tertinggi
berada di bulan Maret 2018 (2344) dan kunjungan terendah terjadi
di bulan Juni 2018.
II-6
Grafik 2. Jumlah Kunjungan Pasien IGD (Baru dan Lama)
Bulan Januari - Juni 2018
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Pada periode Semester I Tahun 2018, jumlah kunjungan pasien
baru dan pasien lama mengalami penurunan.
Grafik 3. Jumlah Kunjungan Pasien IGD Per Status Rujukan
bulan Januari - Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Pada periode Semester I Tahun 2018, kunjungan UGD baik pasien
rujukan maupun pasien non rujukan mengalami penurunan. Dan
kunjungan UGD didominasi oleh Pasien Non Rujukan dengan prosentase
97%.
II-7
2) Rawat Jalan
Grafik 4. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan
bulan Januari - Juni 2018
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Kunjungan pasien rawat jalan selama Semester I Tahun 2018
(Januari s.d. Juni 2018) trendline-nya mengalami penurunan. Pada
periode tersebut, kunjungan tertinggi berada pada bulan Januari
2018 (11057) dan kunjungan terendah berada pada bulan Juni
2018 (8585). Kunjungan pasien rawat jalan pada bulan Juni 2018
mengalami penurunan sebesar 18% dari bulan sebelumnya.
Grafik 5. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan (Baru dan
Lama) Bulan Januari - Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
II-8
Apabila dilihat dari jenis kunjungan pasien, pada semester I Tahun
2018 kunjungan pasien baru dan lama cenderung mengalami
penurunan.
3) Pelayanan Rawat Inap
Grafik 6. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap
Bulan Januari - Juni 2018
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Jumlah pasien rawat inap pada bulan Februari mengalami
penurunan sebesar 14% dari bulan Januari, kemudian naik pada
bulan Maret sebesar 18% dan menurun kembali pada bulan April
sampai dengan Juni 2018.
4) Pelayanan Penunjang
a) Kegiatan Laboratorium
Grafik 7. Jumlah Pemeriksaan Laboratorium
Bulan Januari - Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
II-9
Jumlah pemeriksaan Labolatorium selama periode Semester I
Tahun 2018 (Januari s.d. Juni 2018) cenderung mengalami
penurunan. Pada bulan Juni 2018 data belum dilaporkan oleh
Instalasi Laboratorium.
b) Kegiatan Radiologi
Grafik 8. Jumlah Kunjungan Radiologi Bulan Januari - Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Pada periode Semester I Tahun 2018, Jumlah kunjungan
Radiologi cenderung mengalami penurunan. Jumlah kunjungan
Radiologi pada akhir periode (Juni 2018) mengalami penurunan
sebesar 6% dari bulan sebelumnya.
c) Kegiatan Rehabilitasi Medis
Grafik 9. Jumlah Kunjungan Rehabilitasi Medis
Bulan Januari - Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
II-10
Pada Periode Semester I Tahun 2018, Jumlah kunjungan
Fisioterapi cenderung mengalami penurunan, Kunjungan tertinggi
berada pada bulan Maret 2018 (1587) dan kunjungan terendah
pada bulan Juni 2018 (867).
d) Kegiatan Farmasi
Grafik 10. Jumlah Pelayanan Farmasi Bulan Januari - Juni 2018
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Jumlah Resep yang ditulis di RS dan diterima di Instalasi Farmasi
mengalami penurunan pada periode Semester I Tahun 2018. Dan
Jumlah Resep yang dilayani di Rumah Sakit juga mengalami
penurunan.
e) Kegiatan Kamar Operasi
Grafik 11. Jumlah Tindakan Operasi di IBS Bulan Januari - Juni
2018
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
II-11
Dalam periode Semester I Tahun 2018, jumlah tindakan operasi
di Instalasi Bedah Sentral (IBS) trendlinenya mengalami
penurunan. Pada bulan Juni 2018 jumlah tindakan operasi di IBS
mengalami penurunan sebesar 28% dari bulan sebelumnya.
f) Kegiatan Bank Darah
Grafik 12. Jumlah Pemakaian Darah di BDRS
Bulan Januari - Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Pada periode Semester I Tahun 2018 (Januari s.d. Juni 2018),
jumlah pemakaian darah di Bank Darah Rumah Sakit (BDRS)
trendline-nya cenderung mengalami penurunan. Pada periode
tersebut, jumlah pemakaian darah tertinggi berada di bulan
Januari 2018 (361). Untuk jumlah pemakaian darah pada bulan
Juni 2018 mengalami penurunan sebesar 34% dari bulan
sebelumnya.
g) Kegiatan Pelayanan Penunjang Lain
Grafik 13. Jumlah Kunjungan Pelayanan Hemodialisa
bulan Januari - Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
II-12
Pada periode Semester I Tahun 2018 (Januari s.d. Juni 2018),
jumlah kunjungan Hemodialisa cenderung mengalami
peningkatan. Jumlah kunjungan Hemodialisa tertinggi berada
pada bulan Januari 2018 (929) dan terendah pada bulan Februari
2018 (823).
Grafik 14. Jumlah Kunjungan Pelayanan Audiometri bulan
Januari - Juni 2018
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Pada periode Semester I Tahun 2018 (Januari s.d. Juni 2018),
jumlah pelayanan Audiometri trendline-nya mengalami
peningkatan. Untuk jumlah kunjungan Audiometri tertinggi berada
pada bulan April 2018 (19) dan terendah pada bulan Juni 2018
(8).
Grafik 15. Jumlah Kunjungan Pelayanan Kemoterapi bulan
Januari - Juni 2018
127
110108
118
113
105
110
115
120
125
130
Januari Februari Maret April Mei
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
II-13
Kunjungan pasien untuk pelayanan kemoterapi mengalami
penurunan sebesar 13% dari bulan Januari dan mengalami
kenaikan pada bulan April sebesar 9% dari bulan Maret 2018.
Grafik 16. Jumlah Kunjungan Pelayanan Endoskopi bulan
Januari - Juni 2018
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Jumlah kunjungan pelayanan endoskopi pada bulan Januari
sampai Maret mengalami penurunan, kemudian bulan April dan
Mei kembali meningkat dan kembali menurun di bulan Juni.
2. Pencapaian Kinerja Keuangan
RSUD Kota Yogyakarta yang telah ditetapkan untuk menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD diberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menjalankan praktek-praktek bisnis yang sehat
dalam rangka meningkatkan pelayanan. Fleksibelitas yang
diberikan tersebut antara lain pengelolaan penerimaan
pendapatan yang langsung dapat digunakan untuk membiayai
kebutuhan operasional rumah sakit.
Mendasarkan pada data kunjungan pasien dan cara bayar, maka
kinerja penerimaan pendapatan cenderung dipengaruhi oleh
pembayaran klaim pasien BPJS Kesehatan (JKN). Sedangkan
pembayaran dari pasien umum maupun penjaminan lainnya
cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya
ketentuan peraturan perundangan terkait Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang mengamanatkan bahwa seluruh penduduk
di wilayah RI harus mengikuti program jaminan kesehatan
nasional maupun jaminan ketenagakerjaan terhitung sejak tahun
2014.
II-14
Berikut data kunjungan pasien berdasarkan cara bayar di RSUD
Kota Yogyakarta.
Grafik 17. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN) Tahun 2016 - 2017
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Jumlah kunjungan pasien rawat jalan tahun 2016 dan 2017 apabila
dilihat dari cara bayar pasien, kunjungan dengan cara bayar
pengajuan klaim BPJS Kesehatan (JKN) masih mendominasi.
Kunjungan dengan cara bayar BPJS Kesehatan (JKN) pada tahun
2017 mendominasi dengan persentase sebesar 70,14% sedangkan
untuk pasien umum sebesar 25,22% dan sisanya merupakan pasien
Non-JKN.
Berikut ini data yang menunjukkan penerimaan pendapatan yang
dipengaruhi oleh cara pasien bayar sebagai berikut :
Tabel 1 Data Penerimaan Pendapatan sampai dengan bulan Juni 2018
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI S/D JUNI %
4.1.4.17 PENDAPATAN BLUD
4.1.4.17.01 Jasa Layanan 74.352.000.000,00 57.907.952.761,00 78%
Klaim BPJS Kesehatan 60.550.000.000,00 50.564.583.134,00 84%
Klaim BPJS Ketenagakerjaan 48.000.000,00 32.562.665,00 68%
Klaim Jamkesos 1.203.000.000,00 669.130.431,00 56%
Klaim Jamkesda Kota Yogyakarta 3.040.000.000,00 1.666.672.591,00 55%
Klaim Jamkesda Kab. Bantul 157.000.000,00 220.198.634,00 140%
Klaim Jamkesda Kab. Sleman 55.000.000,00 - 0%
Klaim Jamkesda Kab. Gunung Kidul - - -
Klaim Jasa Raharja 660.000.000,00 339.506.865,00 51%
Klaim Penjaminan Lain 50.000.000,00 8.692.467,00 17%
Pelayanan Pasien Umum 8.277.000.000,00 4.269.765.794,00 52%
II-15
Pendapatan Diklit 312.000.000,00 136.840.180,00 44%
4.1.4.17.03 Hasil Kerjasama dengan Pihak Lain 114.000.000,00 169.333.118,00 149%
Pemanfaatan Aset : - -
a. Lahan parkir 60.000.000,00 13.907.000,00 23%
b. Lahan Kantin 24.000.000,00 25.000.000,00 104%
c. Listrik & Laundry 42.434.250,00 -
Kerjasama Promosi Kesehatan 30.000.000,00 87.737.000,00 292%
Kerjasama EDC - 254.868,00 -
4.1.4.17.06 Lain-lain Pendapatan BLUD yang Sah 138.000.000,00 162.719.558,00 118%
Jasa Giro 12.000.000,00 17.942.859,00 150%
Bunga Deposito 60.000.000,00 96.250.000,00 160%
Pendapatan Gizi - - -
Sanksi Pengembalian 18.000.000,00 47.276.699,00 263%
Pendapatan Sewa Ruang 48.000.000,00 1.250.000,00 3%
Jumlah 74.604.000.000,00 58.240.005.437,00 78%
Sumber : Data penerimaan pendapatan RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Realisasi penerimaan pendapatan BLUD RSUD Kota Yogyakarta
sampai dengan bulan Juni 2018 mencapai 78 %. Kontribusi
terbesar dari penerimaan pendapatan berasal dari komponen
penerimaan Jasa Layanan yang merupakan “bisnis inti/core
business” RS. Sedangkan apabila dilihat dari kontribusi
penerimaan, berasal dari pasien penjaminan Jamkesda Bantul
yaitu sebesar 140%. Namun demikian, apabila ditinjau dari
kepesertaan penjaminan maka pasien yang dijamin melalui
jaminan kesehatan nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS
Kesehatan merupakan kontribusi terbesar yaitu 87,3%.
Besarnya realisasi penerimaan pendapatan dari target yang
direncanakan sebagaimana tabel diatas, dipengaruhi oleh
perencanaan yang mendasarkan pada asumsi-asumsi sebagai
berikut :
a. Adanya kebijakan penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai
RS Rujukan regional sehingga berdampak pada jumlah
kunjungan pasien, disamping juga pemberlakuan sistem
rujukan secara regionalisasi di wilayah Propinsi DIY.
b. Pengajuan klaim peserta JKN ke BPJS Bidang Kesehatan
yang tidak seluruhnya dibayarkan namun berdasarkan
pemilahan berkas yaitu layak, revisi, pending dan tidak layak.
Disisi lain terbatasnya tenaga verifikator BPJS yang
ditempatkan RSUD Kota Yogyakarta sehingga mempengaruhi
besaran klaim yang dibayarkan.
II-16
Mendasarkan pada ketentuan peraturan perundangan tentang
BLUD maka hasil penerimaan pendapatan sebagaimana diuraikan
diatas, dapat langsung digunakan untuk membiayai operasional
rumah sakit. Struktur biaya sesuai ketentuan berbeda dengan
struktur belanja pada perangkat daerah pada umumnya, namun
untuk proses penyusunan anggaran maupun laporan realisasi
biayanya dilakukan konversi ke jenis belanja sesuai struktur
belanja untuk memudahkan konsolidasi
Berikut ini disajikan data realisasi biaya sampai dengan akhir
tahun 2017 sebagai berikut :
Tabel 2 Data Realisasi Biaya BLUD RSUD Kota Yogyakarta sampai dengan bulan Juni 2018
NO URAIAN ANGGARAN
REALISASI
%
I. BIAYA OPERASIONAL 73.849.000.000 44.882.851.177 61%
A. BIAYA PELAYANAN 62.945.484.500 39.711.481.909 63%
1. Biaya Pegawai 8.466.984.500 4.150.704.971 49%
2. Biaya Bahan 21.516.500.000 16.493.794.224 77%
3. Biaya Jasa Pelayanan 30.990.000.000 18.258.188.214 59%
4. Biaya Pemeliharaan - -
5. Biaya Barang dan Jasa 1.972.000.000 808.794.500 41%
6. Biaya Depresiasi - -
7. Biaya Pelayanan Lain-lain - -
B. BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI 10.903.515.500 5.171.369.268 47%
1. Biaya Pegawai 87.630.500 18.091.000 21%
2. Biaya Administrasi Kantor 678.300.000 347.590.939 51%
3. Biaya Pemeliharaan 2.826.000.000 1.103.256.180 39%
4. Biaya Barang dan Jasa 7.145.585.000 3.607.709.844 50%
5. Biaya Promosi 97.000.000 53.128.250 -
6. Biaya Depresiasi - - -
7. Biaya Umum dan Administrasi Lain-lain 69.000.000 41.593.055 -
II. BIAYA NON OPERASIONAL - - -
1. Biaya Bunga - - -
2. Biaya Administrasi Bank - - -
3. Kerugian Penurunan Nilai Kurs - - -
4. Biaya Non Operasional Lain-lain - - -
-
III PENGELUARAN INVESTASI 1.355.000.000 628.857.352 46%
1. Pembelian Surat Berharga - - -
2. Pengeluaran Pembelian Tanah - - -
3. Pengeluaran untuk sarana fisik 200.000.000 519.211.840 260%
4. Pengeluaran untuk peralatan dan mesin 800.000.000 103.503.380 13%
5. Pengeluaran untuk fisik lainnya 355.000.000 6.142.132 2%
Jumlah 75.204.000.000 45.511.708.529 61%
II-17
Realisasi keseluruhan biaya BLUD RSUD Kota Yogyakarta
sampai dengan bulan Juni 2018 mencapai 61 %. Adapun untuk
realisasi komponen biaya terbesar adalah pada pengeluaran
investasi berupa pengeluaran untuk sarana fisik sebesar 260%
hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan renovasi ruang ataupun
gedung untuk menunjang pelayanan kepada pasien.
II-18
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Tabel 2.2
Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
No Indikator SPM/
standar nasional
IKK
Target Renstra OPD Realisasi Capaian Proyeksi Capaian Catatan Analisis
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
Tahun 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
A. Indikator Sasaran :
1 Hasil Akreditasi Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna Paripurna
B. Indikator Program :
1 Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun
8% 10% 12% 14% 8% 12% 14%
2
Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
76,69% 78% 79% 80% 78,39% 79% 80%
3 Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)
16 18 20 22 16 20 22
II-19
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
1. Pemenuhan standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan rumah
sakit sebagai RS Rujukan Regional dapat dipenuhi dalam waktu 5 (lima)
tahun sesuai dengan target kinerja utama Kementerian Kesehatan RI
dalam melaksanakan program Indonesia Sehat. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan
Regional diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sarana, prasarana
dan peralatan kesehatan sesuai standar. Hal ini bertujuan agar RSUD
Kota Yogyakarta dapat menjadi pengampu rujukan medik dan transfer of
knowledge dari RS di bawahnya sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengembangan sarana, prasarana dan peralatan ini diprioritaskan pada
penguatan Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral, ICU, ICCU,
NICU, PICU dan tempat tidur kelas III serta layanan ambulance. Dengan
demikian, penyusunan Rencana Kerja Tahun 2019 ini, RSUD Kota
Yogyakarta memprioritaskan usulan pengadaan alat medis/kedokteran
untuk memenuhi kriteria Rumah Sakit Rujukan terutama untuk penguatan
Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral dan ICU.
2. Telah ditetapkannya RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Pendidikan
Satelit Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
yang berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. Paradigma bahwa fungsi
pendidikan akan mengganggu pelayanan dan kenyamanan pasien di
rumah sakit harus dapat disingkirkan dengan tetap mengutamakan
kualitas mutu layanan dan keselamatan pasien.
3. Sistem pelayanan kesehatan berjenjang sesuai ketentuan pelaksanaan
BPJS dapat membatasi cakupan pelayanan kesehatan (kasus lanjut)
RSUD Kota Yogyakarta. Sebagai Rujukan Regional, pasien BPJS hanya
dapat dilayani apabila ada rujukan dari fasilitas kesehatan di bawahnya
walaupun secara akses lebih dekat ke RSUD Kota Yogyakarta. Kebijakan
regionalisasi yang diterapkan BPJS Bidang Kesehatan maka dapat
menyebabkan banyak pasien beralih ke RS/faskes lain.
4. Adanya pemberlakuan UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah khususnya yang mengatur kelembagaan rumah sakit berada
dibawah Dinas Kesehatan. Hal ini akan mempengaruhi pengambilan
keputusan/kebijakan secara langsung khususnya dalam penanganan
kasus medis, disamping juga kemungkinan adanya tumpang tindih
pelaksanaan operasional oleh karena penyatuan fungsi regulasi dan
fungsi operator (pelaksana).
II-20
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang
dimaksud dengan rancangan awal RKPD kabupaten/kota disusun
berpedoman pada RPJMD kabupaten/kota, rancangan awal RKPD provinsi,
RKP, program strategis nasional, dan pedoman penyusunan RKPD.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum menyebutkan
bahwa Pagu Anggaran BLU dalam RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU
dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang sumber dananya
berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu
program, satu kegiatan, satu output, dan jenis belanja. Sehingga program
dan kegiatan yang dilakukan oleh RSUD Kota Yogyakarta tahun 2018 guna
mendukung target dan sasaran pembangunan khususnya pembangunan
bidang kesehatan di daerah adalah sebagai berikut :
II-21
Tabel 2.3
Review terhadap Rancangan Awal RKPD tahun 2019
Kota Yogyakarta
RSUD Kota Yogyakarta
Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis Kebutuhan
Catatan Penting
No Program Lokasi Indikator kinerja Target
capaian
Pagu indikatif Program/ Kegiatan Lokasi Indikator kinerja
Target capaian
Kebutuhan Dana
(Rp.000) (Rp.000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
RSUD Kota Yogyakarta
Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 per tahun 12 %
Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Umbulharjo Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 per tahun
Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
79 %
Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)
20 modul
Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)
1.1
Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan
12 bulan
81.600.000
Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan
12 bulan
II-22
1.2
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan
100%
46.099.715
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan
100%
II-23
Tabel 2.4
Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Kota Yogyakarta RSUD Kota Yogyakarta
No Program/ Kegiatan Lokasi
Indikator kinerja
Besaran/Volume Catatan
1
2
Penambahan Ruang
Rawat Inap Klas III
Penambahan fasilitas
pelayanan kesehatan
Kec. UH
Pokok-pokok Pikiran
DPRD Kota Yogyakarta,
dalam Musrenbang Kota
Yogyakarta tanggal 24
Maret 2015 dan akan
dijadikannya RS Jogja
sebagai RS Rujukan
Regional
Usulan 1 dan 2
yang tertuang
dalam Pokok-pokok
Pikiran tersebut
telah terakomodir
oleh RSUD Kota
Yogyakarta dalam
Program
Peningkatan Mutu
Pelayanan Medis
dan Program
Pengembangan
Sarana &
Prasarana RS
III-1
III BAB III
RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH
2.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan kesehatan,
yang tertuang dalam Renstra Kementerian Kesehatan RI, telah
mencanangkan Program Indonesia Sehat, sebagai upaya mewujudkan
masyarakat Indonesia yang berperilaku sehat, hidup di lingkungan sehat,
serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk
mencapai derajad kesehatan yang setinggi-tingginya. Program Indonesia
Sehat ini terdiri atas paradigma sehat; penguatan pelayanan kesehatan
primer; dan jaminan kesehatan nasional. Ketiganya akan dilakukan
dengan menerapkan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis
resiko (health risk).
Paradigma Sehat menyasar pada 1) penentu kebijakan pada lintas
sektor, untuk memperhatikan dampak kesehatan dari kebijakan yang
diambil baik dari hulu maupun di hilir, 2) tenaga kesehatan, yang
mengupayakan agar orang sehat tetap sehat atau tidak menjadi sakit,
orang sakit menjadi sehat dan orang sakit tidak menjadi lebih sakit; 3)
institusi kesehatan, yang diharapkan penerapan standar mutu dan standar
tarif dalam pelayanan kepada masyarakat, serta 4) masyarakat, yang
merasa kesehatan adalah harta berharga yang harus dijaga.
Penguatan Kesehatan, untuk tahun 2015-2019 dilakukan melalui 1)
kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional; terbentuknya 14 RS Rujukan
Nasional; serta terbentuknya 184 RS Rujukan Regional.
Jaminan Kesehatan Nasional, dilakukan melalui Kartu Indonesia
Sehat (KIS) yang bertujuan 1) menjamin dan memastikan masyarakat
kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti
yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan; 2) perluasan cakupan Penerima
Bantuan Iur (PBI) termasuk penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS) dan bayi baru lahir dari peserta penerima PBI; serta 3)
memberikan tambahan manfaat berupa layanan preventif, promotif dan
deteksi dini dilaksanakan lebih intensif dan terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta (RSUD) Kota
Yogyakarta yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota
Yogyakarta dengan klasifikasi RS Tipe B Pendidikan, sesuai Undang-
Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, adalah institusi atau
III-2
organisasi perangkat daerah, pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Seiring dengan pelaksanaan kebijakan Program Indonesia Sehat
sebagaimana diuraikan diatas, dalam hal rangka optimalisasi penguatan
pelayanan kesehatan primer maka pada tahun 2015 melalui Keputusan
Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. H.K. 02.03/I/0363/2015
tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit
Rujukan Regional, RSUD Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari 184
RS yang ditetapkan sebagai RS Rujukan Regional di wilayah Propinsi DIY.
Adapun arah kebijakan penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS
Rujukan regional adalah agar:
a. menjadi rumah sakit rujukan sebagai pengampu rujukan medik dan
transfer of knowledge dari rumah sakit dibawahnya sesuai ketentuan
yang berlaku
b. menjalin kerjasama dengan rumah sakit rujukan nasional dan/atau antar
rumah sakit rujukan terutama dalam pemenuhan kebutuhan sumber
daya
c. mengembangkan layanan unggulan spesialistik sesuai klasifikasi dan
jenis rumah sakit serta analisa setempat untuk rumah sakit rujukan
regional
d. mengembangkan sarana, prasarana dan peralatan penguatan sebagai
rumah sakit rujukan dengan prioritas penguatan IGD, IBS, ICU, ICCU,
NICU, PICU dan tempat tidur kelas III serta layanan ambulans untuk
penguatan SPGDT.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, mengacu pada Rencana Kerja
Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2019, tema
pembangunan daerah Kota Yogyakarta adalah “Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia dalam Rangka Mendorong Pemerataan
Pembangunan”.Dari aspek kesehatan pembangunan diarahkan pada upaya
mewujudkan: Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh
masyarakat, sehingga tercipta peningkatan umur harapan hidup masyarakat.
Sebagai pelaksanaan dari salah satu misi Kementerian Kesehatan
yang sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 9 Tahun
2008 Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok
Lembaga Teknis Daerah Kota Yogyakarta; serta Peraturan Walikota
Yogyakarta Nomor 64 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian Tugas Dan Tata
Kerja RSUD Kota Yogyakarta; Tugas RSUD Kota Yogyakarta sebagai
berikut :
III-3
Tugas Rumah Sakit Umum Daerah adalah melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan, pemulihan, yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya
rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Tujuan dan Sasaran Renja Perangkat Daerah
Berpedoman pada Peraturan Walikota Yogyakarta No 15 tahun 2014
tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta,
sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 8 dan Pasal 9 sebagai berikut:
Pasal 8
(1) Rumah Sakit mempunyai tugas membantu Walikota dalam
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, melaksanakan upaya
kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
pencegahan penyakit (preventif), upaya peningkatan promosi
kesehatan (promotif), melaksanakan upaya rujukan kesehatan dan
melaksanakan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan.
(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 8, Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta mempunyai tugas sebagai :
a) menyelenggarakan pelayanan medis paripurna;
b) menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;
c) menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
d) menyelenggarakan pelayanan rujukan;
e) menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan;
f) menyelenggarakan pelayanan penelitian dan pengembangan;
g) menyelenggarakan penapisan teknologi bidang kesehatan;
h) menyelenggarakan pelayanan administrasi dan keuangan rumah
sakit;
i) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 9
RSUD mempunyai fungsi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat sekunder
dan tersier, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam
pemberian pelayanan kesehatan, pelaksanaan penelitian dan
III-4
pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam
rangka pelayanan kesehatan serta pelaksanaan administrasi kesehatan.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan Rencana Strategi dan
Bisnis yang telah disusun, Sasaran target kinerja RSUD Kota
Yogyakarta sebaga berikut:
“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar,berbasis keselamatan
pasien, dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan
pengembangan”
2.3 Program dan Kegiatan
Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2019 RSUD Kota
Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi pelaksanaan renja
dalam satu program satu kegiatan sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum. Dalam PP 74 Tahun 2012 tersebut khususnya Pasal 11 point 3a;
yang menjelaskan bahwa Pagu Anggaran BLU dalam Rancangan Perda
tentang APBD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan
surplus anggaran BLU dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu
output, dan jenis belanja. Mengingat Renja Tahun 2019 ini juga terdapat
rencana kegiatan yang bersumber dana dari selain pendapatan operasional
BLUD dalam hal ini bersumber dana dari APBD Kota Yogyakarta (PAD,
DAK, DBCHT, Pajak Rokok), maka pembagian menjadi dua kegiatan
diharapkan dapat menggambarkan rencana kinerja BLUD RSUD Kota
Yogyakarta yang dibiayai oleh pendapatan operasional BLUD maupun yang
dibiayai melalui subsidi dari APBD Kota Yogyakarta.
Mendasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 dan Rencana Strategis
Bisnis (RSB) RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022, bahwa rumusan
program strategis untuk melaksanakan kebijakan operasional sebagaimana
diuraikan diatas adalah Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah
Sakit Jogja. Adapun indikator program yang ditetapkan adalah :
III-5
Tabel 3 Target Kinerja Indikator Program
Program Indikator Program (Outcome)
Capaian Indikator Program
2017
Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun;
32 %
Persentase Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
102,22%
Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)
100 %
Sedangkan rumusan kegiatan yang ditetapkan dengan target kinerja yang
direncanakan sebagai berikut:
Tabel 4 Target Kinerja Indikator Kegiatan
Kegiatan Keluaran Capaian Kinerja Kegiatan 2017
Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan RS Jogja
Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Jogja
12 bln
Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan RS Jogja
Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan
100%
III-6
Tabel Perubahan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2018
Kota Yogyakarta
No Urut
Urusan/Program/Kegiatan Tolok Ukur Program/Kegiatan Target Anggaran (Rp) Keterangan
Murni Perubahan Murni Perubahan
1 2 3 4 5 6 7 8
Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
78% 78%
Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun
35% 10%
Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)
18 modul 18 modul
01.01
Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan
12 bln 12 bln 75.204.000.000 82.338.048.835 Adanya proyeksi kenaikan pendapatan
01.02
Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan
100% 100% 52.495.715.000 56.902.715.000 Penambahan belanja untuk kebutuhan belanja obat dan biaya pemeliharaan
Total 127.699.715.000 139.240.763.835
IV-1
IV BAB IV
PENUTUP
Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Perubahan Tahun 2018 RSUD
Kota Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan
rencana kerja dalam satu program satu kegiatan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum. Dalam PP 74 Tahun 2012 tersebut khususnya Pasal 11 point
3a; yang menjelaskan bahwa Pagu Anggaran BLU dalam Rancangan Perda
tentang APBD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus
anggaran BLU dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output, dan jenis
belanja.
Penyusunan dokumen Rencana Kerja perubahan ini dilaksanakan
sebagai penyempurnaan dari Rencana Kerja 2018 yang mencerminkan kinerja
pelayanan maupun keuangan sampai dengan triwulan II Tahun Anggaran 2018.
Oleh karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi
terwujudnya penyusunan dokumen perencanaan di tahun-tahun mendatang yang
lebih baik sehingga mampu menjadi institusi yang dapat memenuhi tuntutan
masyarakat; khususnya di era jaminan kesehatan nasional ini. Diantaranya
adalah sebagai rujukan regional yang memberikan pelayanan kesehatan
bermutu dan biaya terjangkau serta dengan kinerja profesional.