pemerintah kota padang - ppid.padang.go.idppid.padang.go.id/home/download_file/renstra satpol pp...
TRANSCRIPT
[Type text]
PEMERINTAH KOTA PADANG
REVISI RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA)
TAHUN 2014 - 2019
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KOTA PADANG
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era reformasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara telah mendorong pemerintah baik pusat maupun daerah untuk lebih
bersungguh-sungguh membangun dan mengimplementasikan prinsip-prinsip
pemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean
Government).
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan strategik lokal, nasional dan global dan tetap
berada dalam tatanan sistem administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan pendekatan perencanaan strategik yang jelas dan sinergis, intansi
pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi peluang dan
kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
Dalam hal administrasi publik, termasuk diantaranya upaya membangun
akuntabilitas publik dan peningkatan sistem pengelolaan keuangan pemerintah
pusat dan daerah. Pada dasarnya perubahan tersebut mencakup dua aspek yaitu
aspek Psiko-Sosial dan Teknis-Ekonomis. Aspek psiko-sosial terdiri dari
perubahan-perubahan paradigma, perubahan visi, perubahan nilai-nilai, penguatan
komitmen untuk berubah dan pembangkit keberanian untuk berubah. Sedangkan
aspek teknis-ekonomis mencakup perubahan struktur organisasi dan sistem kerja
yang merupakan perubahan bentuk fisik organisasi. Dalam proses perubahan
tersebut, tiga pilar dari Good Governance yaitu transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas, harus tercermin di dalamnya.
2
Berkaitan dengan hal tersebut di atas sejak tahun 1999, pemerintah sudah
berusaha membangun dan menata akuntabilitas publik yaitu dengan dikeluarkannya
Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang antara lain mewajibkan instansi pemerintah sampai dengan tingkat
eselon II untuk menyusun Rencana Strategik. Selanjutnya penataan akuntabilitas
lebih diperkuat lagi dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-Undang No. 25
Tahun 2004 tersebut, Pemerintah Daerah diamanatkan menyusun rencana
pembangunan daerah yang sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap
perubahan. Perencanaan daerah dimaksud mencakup perencanaan daerah jangka
panjang, jangka menengah dan tahunan. Perencanaan daerah jangka panjang
tersebut nantinya dituangkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD), sedangkan perencanaan daerah jangka menengah
dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan perencanaan daerah tahunan nantinya dituangkan dalam bentuk
dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Mengingat RPJMD Kota Padang 2014 - 2019 telah selesai disusun, sesuai
dengan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang sebagai salah satu
Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Padang diwajibkan
menyusun Revisi Rencana Strategis (Renstra) dengan mengacu kepada Peraturan
Pemerintah di atas dan RPJMD yang telah disusun sebelumnya.
Keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan salah satu kebutuhan
masyarakat yang perlu dipenuhi. Hal itu disebabkan karena keamanan dan
ketertiban adalah satu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah dan
masyarakat dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Masyarakat itu sesungguhnya
3
manusia baik sebagai perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang telah
berhimpun untuk berbagai keperluan atau tujuan untuk memenuhi berbagai
keperluan atau tujuan didalam hubungan masyarakat atau pergaulan sehingga
perlu berinteraksi antar manusia dan kelompok yang saling membutuhkan dan
tergantung satu sama lain. Agar hubungan ini bisa berjalan dengan baik dibutuhkan
aturan-aturan atau kaidah-kaidah untuk melindungi kepentingannya, menghormati
kepentingannya dan hak orang lain serta memberikan rasa aman, tertib dan tentram
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Apabila ketertiban dan keamanan dapat terwujud dengan baik sesuai harapan,
masyarakat akan dapat beraktifitas dengan baik dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari demi meningkatkan kesejahteraannya. Kaidah-kaidah atau aturan-aturan
yang menjadi rambu-rambu dalam kehidupan bermasyarakat perlu di kontrol oleh
alat negara atau aparat negara yang ditugaskan menurut undang-undang dan atau
peraturan dibawahnya seperti Peraturan Daerah. Aparat berfungsi menegakkan
aturan-aturan pada umumnya dan pada khususnya dalam menjaga ketentraman dan
ketertiban serta memberikan perlindungan dalam kehidupan masyarakat.
Selanjutnya bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Padang dan Peraturan
Walikota Padang No 71 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi,
Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja, telah dibentuk dan
dilantiknya Pejabat Struktural dilingkungan Satuan Polisi Pamong Praja, untuk itu
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja sebelumnya perlu direvisi disesuaikan dengan
Struktur baru dari Eselon Eselon II type A setingkat Badan.
4
1.2. Landasan Hukum
Dasar hukum penyusunan Rencana Strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Padang tahun 2014 - 2019 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom
Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara
Tahun 1956 Nomor 20) ;
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Per-Undang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4389) ;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5679) ;
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Nomor 3164) ;
5
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578) ;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4815);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 ;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
12. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 01 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Nomor 01 Tahun 2008) ;
13. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Padang Tahun 2009-2014
(Lembaran Daerah Nomor 09 Tahun 2009) ;
14. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah Nomor 6
Tahun 2016) ;
6
15. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah
Nomor 10 Tahun 2011) ;
16. Peraturan Walikota Padang Nomor 71 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan
Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong
Praja.
I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang adalah
untuk memberikan gambaran yang jelas tentang visi, misi, tujuan dan sasaran lima
tahunan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, termasuk strategi arah kebijakan
yang diambil, yang diterjemahkan dalam program dan kegiatan dalam rangka
mencapai dan mendukung visi dan misi organisasi.
Tujuan penyusunan Rencana Strategis ( Renstra ) Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Padang Tahun 2014 – 2014 adalah mendukung pencapaian visi dan misi Kepala
Daerah yang tercantum dalam RPJMD Kota Padang Tahun 2014 – 2019, melalui
perencanaan yang terarah, terukur dan bersinergi dengan perencanaan Provinsi dan
Nasional.
I.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang tercakup dalam Renstra ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang, landasan hukum, maksud dan
tujuan serta sistematika penulisan Renstra.
7
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Bab ini menjelaskan indentifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok
dan Fungsi beserta Struktur Organisasi yang dimiliki Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Padang. Dan juga memaparkan tentang Sumber
Daya yang di miliki oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang,
menjelaskan kinerja pelayanan dan tantangan serta peluang
pengembangan pelayanan dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Bab ini menjelaskan Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan
fungsi pelayanan. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang serta visi,
misi, program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih. Bab ini
juga menjelaskan telaahan Renstra Provinsi dan Renstra Kota dan
telaahan rencana tata ruang wilayah beserta kajian lingkungan hidup
strategis. Isu-isu Strategis pun akan di bahas dalam bab ini.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Bab ini menjelaskan visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang, serta strategi dan kebijakan
yang dimiliki oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang untuk tahun
2015-2019.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Bab ini menjelaskan tentang program dan kegiatan yang dimiliki oleh
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang dilengkapi dengan indikator
kinerja dan kelompok sasaran serta pendanaan indikatif yang berkaitan
dengan visi, misi, tujuan dan sasaran SKPD.
8
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Bab ini akan membahas tentang indikator kinerja Satuan Polisi Pamong
Praja Kota Padang yang mengarah pada tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII PENUTUP
Pada bab ini diuraikan mengenai penjelasan akhir terkait Renstra Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Padang tahun 2015-2019 sebagai pedoman
kerja termasuk harapan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang.
9
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
Dalam rangka penegakan Perda, unsur utama sebagai pelaksana di lapangan
adalah pemerintah daerah, dalam hal ini kewenangan tersebut di emban oleh Satuan
Polisi Pamong Praja yang didalamnya juga terdapat Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang
sudah dididik, dilatih dan sudah memiliki surat keputusan sebagai penyidik.
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 148, 149 UU No 34 tahun 2004 Tentang
Pemerintahan daerah, bahwa (1) Untuk membantu kepala daerah dalam menegakkan
Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dibentuk
Satuan Polisi Pamong Praja.
Adapun wewenang Satpol PP yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 6 Th
2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja Bab III Pasal 6, Polisi Pamong Praja
berwenang :
a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturan kepala daerah
b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
c. fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat
d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturan kepala daerah;
10
e. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan
kepala daerah.
I. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut :
1. Tugas Pokok
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok menegakkan Perda dan
menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja
mempunyai fungsi:
1) Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan Perda dan Peraturan
Kepala Daerah, Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;
2) Pelaksanaan kebijakan penegakkan Perda dan Peraturan Kepala Daerah;
3) Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat di daerah;
4) Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
5) Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Peraturan Kepala Daerah serta
penyelenggaran ketertiban umumdan ketentraman masyarakat dengan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah,
dan aparatur lainnya;
11
6) Pengawas terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi
dan mentaati penegakkan Perda dan Peraturan Kepala Daerah; dan
7) Pelaksanaan tugas lainnya.
Pelaksanaan tugas lainnya meliputi :
a. mengikuti proses penyusunan peraturan perundang-undangan serta kegiatan
pembinaan dan penyebarluasan produk hukum daerah;
b. membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat negara
dan tamu negara;
c. pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan
pemilihan umum kepala daerah;
e. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah
dan/atau kegiatan yang berskala massal; dan
f. Pelaksanaan tugas pemerintahan umum lainnya yang diberikan oleh Walikota
sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Struktur Organisasi
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang
Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja disebutkan bahwa Satuan Polisi Pamong
Praja adalah perangkat pemerintah daerah dalam memelihara dan
menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan
Daerah. Kemudian, Polisi Pamong Praja adalah aparatur pemerintah daerah yang
melaksanakan tugas Kepala Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan
ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan
Kepala Daerah.
12
Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang dipimpin oleh seorang Kepala
Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah sesuai Perda Kota Padang nomor 71 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, tugas, Fungsi dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Padang.
Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja, terdiri dari :
1. Kepala Satuan, membawahi :
2. Sekretaris, membawahi :
1). Sub Bagian Umum
2). Sub Bagian Keuangan;dan
3). Sub Bagian Kepegawaian
3. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah, terdiri atas :
1). Seksi Pembinaan, Pengawasan, dan Penyuluhan;dan
2). Seksi Penyelidikan dan Penyidikan.
4. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masayarakat,terdiri dari :
1). Seksi Operasi dan Pengendalian;dan
2). Seksi Kerjasama;
5. Bidang Sumber Daya Aparatur, terdiri atas :
1). Seksi Pelatihan dan Pengembangan Aparatur;dan
2). Seksi Pengawasan dan Pembinaan Aparatur;
6. Bidang Perlindungan Masyarakat, terdiri dari :
1) Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat; dan
2) Seksi Bina Potensi Masyarakat
13
7. Unit Pelaksana Teknis Satpol PP Kecamatan
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Penjabaran Organisasi sebagai berikut:
Kepala Satuan Praja Kepala Satuan mempunyai tugas memimpin, merencanakan,
mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan mengendalikan serta mengevaluasi
pelaksanaan, pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum
serta penegakan Peraturan Daerah,Peraturan Walikota, dan Keputusan Walikota.
Untuk menyelenggarakann tugas Kepala Satuan mempunyai fungsi :
a. merumuskan kebijakan teknis dibidang ketentraman dan ketertiban
umum, perlindungan masyarakat, penegakan peraturan daerah,
peraturan walikota dan keputusan walikota;
b. menyusun rencana dan program kerja Satpol PP;
c. mengkoordinasikan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum, penegakan peraturan Daerah, peraturan walikota dan
keputusan walikota dengan aparat kepolisian negara, PPNS dan atau
aparat lainnya;
d. menyelenggarakan operasi dilapangan dalam rangka pencegahan dan
penindakan terhadap pelanggaraan peraturan daerah, peraturan walikota
dan keputusan walikota;
e. melaksanakan proses administrasi penyidikan, pemeriksaan, pengusutan
dan pengajuan tuntutan terhadap pelanggaran peraturan daerah, peraturan
walikota dan keputusan walikota;
14
f. melaksanakan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan daerah,
peraturan walikota dan keputusan walikota;
g. melaksanakan penghentian dan atau penyegelan dengan menggunakan garis
pembatas terhadap kegiatan yang melanggar peraturan daerah,
peraturan walikota dan keputusan walikota;
h. menyelenggarakan pemberdayaan PPNS dan pengembangan sumber
daya manusia;
i. melaksanakan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan terhadap
masyarakat dalam rangka penegakan peraturan daerah, peraturan
walikota dan keputusan walikota;
j. mengendalikan penyelenggaraan urusan pengelolaan Satpol PP
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar tugas-tugas
dapat dilaksanakan secara tepat guna dan tepat sasaran;
k. membina aparatur dalam penyelenggaraan urusan pengelolaan Satpol PP
berdasarkan ketentuan perundang-undangan guna mengetahui
keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif;
l. mengarahkan penyelenggaraan urusan pengelolaan Satpol PP
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi tercapainya
pelaksanaan tugas yang tepat sasaran;
m. mengevaluasi penyelenggaraan urusan pengelolaan Satpol PP
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui
keberhasilan pelaksanaan tugas secara komprehensif;
n. melaporkan penyelenggaraan urusan pengelolaan Satpol PP
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk
akuntabilitas kinerja;
o. pengguna anggaran;
15
p. pengguna barang; dan
q. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Satuan dalam memberikan
pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Satpol
PP dalam urusan umum dan aset, urusan perlengkapan, urusan keuangan,
urusan kepegawaian, urusan perpustakaan, penyusunan program, evaluasi dan
pelaporan.
Untuk menyelenggarakan tugas Sekretariat mempunyai fungsi ;
a. menyusun administrasi kepegawaian, umum, aset/perlengkapan, peralatan,
urusan rumah tangga kantor, keuangan, dokumentasi, perpustakaan dan
kearsipan;
b. mengkoordinir penyusunan rencana dan program kerja Satpol PP;
c. mengkoordinir penyusunan laporan akuntabilitas kinerja;
d. menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana, serta
menyusun evaluasi dan pelaporan;
e. memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan peraturan
perundang-undangan, pelayanan administrasi keuangan, umum dan aset
serta kepegawaian;
f. melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi pengajuan
pengusulan pegawai, mutasi, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, kartu
pegawai, dan penerimaan penghargaan;
g. melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan meliputi penyusunan
anggaran, penerimaan, penyetoran, pembukuan, pertanggungjawaban dan
pelaporan keuangan berpedoman pada sistim informasi manajemen pelaporan;
16
h. menyelenggarakan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan
pengendalian di bidang umum, kepegawaian, dan keuangan;
i. mengelola layanan informasi dan dokumentasi publik;
j. mengelola layanan pengaduan masyarakat, dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan
urusan pengelolaan administrasi dan aset, ketatausahaan, hubungan masyarakat serta
urusan rumah tangga Satuan.
Penjabaran tugas Sub Bagian Umum adalah :
a. mengelola tata kearsipan, surat menyurat, dan administrasi perkantoran;
b. merencanakan kebutuhan barang dan perlengkapan kantor;
c. melaksanakan pengendalian administrasi barang, aset dan perlengkapan
kantor;
d. melaksanakan persiapan bahan pelaksanaan administrasi penggunaan dan
pemakaian barang inventaris, kendaraan dinas dan penggunaan
gedung kantor;
e. melaksanakan urusan humas, pengelolaan hukum dan organisasi;
f. melaksanakan urusan pengadaan peralatan/perlengkapan kantor, pencatatan,
penyimpanan dan pendistribusiannya;
g. melaksanakan urusan pemeliharaan/perawatan alat-alat kantor;
h. membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
17
Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu
Sekretaris melaksanakan urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan serta
pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran
pendapatan dan belanja, verifikasi, perbendaharaan, dan menyusun laporan pertanggung
jawaban keuangan.
Penjabaran tugas Sub Bagian Keuangan adalah :
a. Menyiapkan dan menyusun rencana dan program kerja Satuan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. Melaksanakan pembahasan rencana anggaran satuan bersama dengan Kepala
Bidang/Sub Bagian/Kepala Seksi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait
dan atau Tim Anggaran Pemerintah Daerah;
c. Menyajikan data pelaksanaan tugas kegiatan satuan;
d. mengkoordinir pengadministrasian belanja administrasi umum, belanja
operasional dan pemeliharaan, serta belanja modal, baik belanja
aparatur maupun publik;
e. mempertanggungjawabkan pencairan dana;
f. meneliti kelengkapan surat perintah pembayaran uang persediaan, surat
perintah pembayaran ganti uang persediaan, surat perintah pembayaran
tambahan uang, surat perintah pembayaran langsung gaji, dan surat perintah
pembayaran langsung pengadaan barang dan jasa;
g. melaksanakan verifikasi surat perintah pembayaran dan menyiapkan bahan surat
perintah membayar;
h. menyiapkan bahan laporan pertanggungjawaban belanja administrasi umum,
belanja operasional, dan pemeliharaan belanja modal yang meliputi transaksi
jurnal, buku defisit, dan arus nota perhitungan bulanan;
i. menyiapkan bahan rencana anggaran belanja tidak langsung;
18
j. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Sekretaris, yang
berkaitan dengan kegiatan perencanaan dan program satuan serta administrasi
keuangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan;
k. melaksanakan pembahasan rencana anggaran dengan Satuan Kerja
Perangkat Daerah terkait atau dengan Tim Anggaran Pemerintah
Daerah;
l. mengkoordinasikan pelaksanaan penyelesaian laporan hasil pemeriksaan
dan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi;
m. melaksanakan koordinasi dan konsultasi masalah keuangan dengan
Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait;
n. Menyusun Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan, LAKIP, LPPD dan LKPPD,
Renja dan Renstra, Laporan Semester, Laporan Fungsional serta Laporan
Tahunan Keuangan Satuan; dan
o. Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas/Program/Kegiatan
Satuan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
p. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan urusan pengelolaan admistrasi kepegawaian.
Penjabaran tugas Sub Bagian Program adalah :
a. menyiapkan dan menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian
Kepegawaian sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan di bidang
urusan kepegawaian sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
19
c. menginventarisasi serta mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan
urusan kepegawaian, serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan
masalah;
d. menyiapkan bahan pengelolaan kepegawaian dinas dan administrasi
usulan mutasi, promosi pegawai yang meliputi kenaikan pangkat,
promosi jabatan, pindah, pensiun, dan lain-lain;
e. mengelola administrasi kepegawaian meliputi pengurusan gaji berkala, cuti,
kartu pegawai, kartu istri, kartu suami, tabungan asuransi pegawai
negeri, asuransi tabungan perumahan, asuransi kesehatan dan lain-lain;
f. menyiapkan dan menata data pegawai, bezetting dan daftar urut
kepangkatan;
g. menyiapkan bahan pembinaan dan pengendalian disiplin pegawai;
h. melakukan pemeriksaan, penilaian, dan evaluasi terhadap pegawai PNS
dan Non PNS di Lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang;
i. menghimpun program kerja dalam rangka evaluasi tugas;
j. mempersiapkan evaluasi dan pelaporan kegiatan sebagai
pertanggungjawaban pada atasan;
k. Menghimpun, mengelola dan melaporkan data, informasi serta dokumen
kepegawaian dalam rangka mendukung Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian Online;
l. Menghimpun, Mengelola dan melaporkan data, informasi serta dokumen
pendukung untuk BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah mempunyai
tugas membantu Kepala Satuan dalam menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan dan
20
teknis penyidikan, menyiapkan bahan fasilitasi, pemberdayaan mitra kerja bidang
penegakan peraturan perundang-undangan daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan
Daerah mempunyai fungsi :
a. melaksanakan penegakan atas pelanggaran peraturan perundang-undangan
daerah;
b. melakukan penyuluhan, pengawasan dan teknis penyidikan penegakan
peraturan perundang-undangan daerah;
c. melakukan pemeriksaan khusus sebagai bahan dari tindakan kepolisian
dalam pencegahan serta melakukan tindakan pertama ditempat kejadian
atas pelanggaran perundang-undangan daerah;
d. memberdayakan sumber daya yang ada dan mitra kerja bidang
penegakan peraturan perundang-undangan daerah;
e. memberikan masukan dan saran kepada Kepala Satuan;
f. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada
kepala para Kepala Seksi sesuai dengan tugasnya masing-masing;
g. menyusun rencana dan program kerja Bidang Penegakan Peraturan
Perundang-undangan Daerah sebagai pedoman dalam melaksanakan
tugas;
h. memantau, mengendalikan, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan
tugas bawahan;
i. membuat laporan kepada Kepala Satuan setiap selesai melaksanakan tugas;
dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
21
Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan peraturan
perundang-undangan daerah.
Penjabaran tugas Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan adalah :
a. menyusun rencana kerja seksi;
b. melaksanakan penyuluhan peraturan perundang-undangan daerah yang
berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
c. melaksanakan pengawasan terhadap penerapan peraturan perundang-undang
daerah yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
d. melaksanakan penegakan atas pelanggaran pelaksanaan peraturan
perundang-undangan di daerah yang berbentuk tindakan
pembinaan/represif non yustisi;
e. melakukan koordinasi dan memberdayakan mitra kerja dibidang
penegakan peraturan perundang-undangan daerah;
f. menyusun laporan kejadian pelanggaran peraturan perundang-undangan
daerah;
g. melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait terhadap
ditemukannya pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah serta tindak
pidana;
h. melaksanakan pemeriksaaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam pencegahan serta melakukan tindakan pertama ditempat kejadian atas
pelanggaran peraturan perundang-undangan daerah;
i. melakukan pencarian keterangan dan barang bukti dalam penegakan
perundang-undangan daerah;
j. melaksanakan pengamatan dan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan daerah;
k. membuat laporan pelaksanaan tugas dan fungsinya; dan
22
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Penyelidikan dan Penyidikan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
melaksanakan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggar peraturan
perundang-undangan daerah.
Penjabaran tugas Seksi Penyelidikan dan Penyidikan adalah :
a. menyusun rencana kerja Seksi;
b. menginventasir pelanggaran peraturan perundang-undangan di daerah;
c. melaksanakan penerimaan laporan dan atau pengaduan atas pelanggaran
peraturan perundang-undangan di daerah;
d. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan kepolisian dan
lembaga/instansi terkait dalam penanganan/pelaksanaan penyidikan atas
pelanggaran perundang-undangan di daerah;
e. menyiapkan bahan fasilitasi penyusunan berkas penyidikan atas pelanggaran
peraturan perundang-undangan di daerah;
f. menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi tindak lanjut hasil penyedikan atas
pelanggaran peraturan perundanundangan di daerah;
g. menyiapkan bahan monitoring evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
program seksi;
h. melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pertama di tempat kejadian yang
berhubungan dengan ketertiban umum;
i. membuat laporan pelaksanaan tugas dan fungsinya; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
23
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat mempunyai
tugas membantu Kepala Satuan melaksanakan pembinaan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat, melaksanakan operasional penertiban, memimpin personil
dalam operasional lapangan dan pelaksanaan pengamanan objek vital milik pemerintah
daerah serta melakukan kerjasama dengan instansi terkait lainnya.
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Ketertiban Umum dan ketentraman Masyarakat
mempunyai fungsi :
a. menyusun pedoman dan petunjuk teknis pembinaan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;
b. melaksanakan pemantauan terhadap kepatuhan masyarakat mematuhi dan
melaksanakan peraturan daerah, keputusan kepala daerah dan produk hukum
daerah lainnya;
c. melakukan pengawasan terhadap usaha dan kegiatan yang dilakukan secara
masal untuk mencegah timbulnya gangguan ketentraman dan ketertiban;
d. melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat yang melakukan usaha yang
berdampak pada terganggunya ketentraman dan ketertiban umum;
e. melakukan pengkajian langkah preventiv baik sebelum maupun sesudah operasi
penertiban dan pengawasan; dan
f. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Operasi dan Pengendalian mempunyai tugas membantu kepala bidang
melaksanakan operasi rutin, penertiban, serta melakukan pengendalian kegiatan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
24
Penjabaran tugas Seksi Operasi dan Pengendalian adalah :
a. melaksanakan patroli rutin dan khusus;
b. melaksanakan pengamanan unjuk rasa dan kerusuhan massa;
c. melaksanakan operasi penertiban gelandangan, pengemis dan wanita
tuna susila;
d. melaksanakan penertiban beroperasinya tempat-tempat usaha yang
menimbulkan gangguan lingkungan;
e. melaksanakan penertiban izin tempat usaha;
f. melaksanakan penertiban terhadap pengambilan bahan galian C;
g. melaksanakan penertiban izin rumah makan, kafe dan tempat karaoke;
h. melaksanakan penertiban hotel-hotel dan penginapan kelas melati;
i. melaksanakan penertiban tempat-tempat hiburan umum;
j. melaksanakan penertiban pedagang kaki lima yang mengganggu ketertiban,
kebersihan, dan keindahan;
k. melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan fasilitas umum; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Kerjasama Penegakan Hukum mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
melaksanakan koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mewujudkan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat.
Penjabaran tugas Seksi Kerjasama adalah :
a. melakukan koordinasi dengan Koordinator Pengawasan (Korwas (PPNS) dari
Kepolisian;
b. melakukan koordinasi dengan Pengadilan Negeri;
c. melakukan koordinasi dengan Kejaksaan Negeri;
25
d. melaksanakan kerjasama dengan TNI-Polri untuk melaksanakan penertiban;
e. menghimpun dan mengolah bahan laporan atau pengaduan dari masyarakat
mapun instansi terkait;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis
serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan ketentraman dan
ketertiban;
g. melakukan pengumpulan informasi langsung dari lapangan sebelumdan sesudah
pelaksanaan operasional penertiban;
h. merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengawalan terhadap pejabat negara
atau daerah yang melakukan kegiatan dan membutuhkan pengawalan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
Kepala Sumberdaya Aparatur mempunyai tugas membantu Kepala Satuan
operasional pengembangan sumberdaya aparatur berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang berlaku untuk memperlancar pelaksanaan tugas Satpol PP untuk menghasilkan
sumberdaya aparatur Satpol PP yang profesional dan handal.
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Sumberdaya Aparatur mempunyai fungsi :
a. melakukan penyusunan program pembinaan Sumber Daya Aparatur
dalam pelaksanaan kegiatan ketentraman dan ketertiban umum;
b. melaksanakan kebijakan dalam membina dan peningkatan kemampuan
sumber daya aparatur Satpol PP dalam penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum;
c. melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam peningkatan
kemampuan aparatur Satpol PP dalam penyelenggaraan ketentraman
dan ketertiban umum;
26
d. melaksanakan pengawasan terhadap anggota Satpol PP agar selalu taat dan
mentaati prosedur tetap dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat di daerah; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Seksi Pelatihan dan Pengembangan Aparatur mempunyai tugas membantu
kepala bidang melaksanakan pelatihan dan pengembangan sumberdaya
aparatur Satpol PP.
Penjabaran tugas Seksi Pelatihan Dasar adalah :
a. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis seksi;
b. menyusun rencana dan program kerja seksi;
c. menyiapkan bahan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di internal seksi;
d. menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis peningkatan kemampuan dan
keterampilan sumber daya aparatur;
e. melaksanakan pengembangan sumber daya aparatur melalui pendidikan dan
pelatihan meliputi pelatihan baris berbaris, search and rescue, bela diri,
pengawalan, kesamaptaan dan pengamanan;
f. melaksanakan bimbingan teknis kemampuan dan keterampilan anggota Satuan
Polisi Pamong Praja;
g. melakukan pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengenadalian di seksi
pelatihan dasar;
h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
27
Seksi Pengawasan dan Pembinaan Aparatur mempunyai tugas membantu kepala
bidang melaksanakan operasional pengembangan sumberdaya aparatur khususnya
dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan teknis fungsional aparatur.
Penjabaran tugas Seksi Pengawasan dan Pembinaan Aparatur adalah:
a. mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan dan pola
pengawasan dan pembinaan aparatur;
b. menyusun pedoman pemantauan, pengawasan dan pembinaan apartur
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. melaksanakan pengawasan pelaksanan tugas anggota;
d. melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran yang dilakukan anggota dalam
pelaksanaan tugasnya;
e. Menganalisa hasil pemeriksaan terhadap pelanggaran yang dilakukan anggota
dalam pelaksanaan tugasnya;
f. Melaporkan dan memberikan rekomendasi upaya pembinaan pada pimpinan atas
pelanggaran anggota dalam pelaksanaan tugasnya; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala
Satuan melaksanakan operasional pengembangan perlindungan masyarakat dan
pengembangan potensi masyarakat serta melakukan koordinasi dengan instansi
terkait berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. melaksanakan perencanaan di Bidang Perlindungan Masyarakat;
b. melaksanakan program kegiatan di Bidang Perlindungan Masyarakat;
28
c. menyusun dan melaksanakan kegiatan pengembangan sumber daya
manusia yang meliputi pendidikan, pelatihan dan penalaran serta
kebutuhan sarana dan prasarana;
d. melakukan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perlindungan masyarakat;
e. melakukan pembinaan dan pelaksanaan kegiatan bidang perlindungan
masyarakat;
f. memberi petunjuk dan arahan pada seksi-seksi baik secara lisan
maupun tertulis untuk menyelesaikan tugas-tugas disetiap seksi; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang melaksanakan penanganan masalah aktual yang mencangkup aspek-aspek
pengembangan sumberdaya masyarakat, penanggulangan bencana dan perlindungan
masyarakat.
Penjabaran tugas Satuan Perlindungan Masyarakat adalah:
a. menyiapkan pedoman mengenai penanganan masalah aktual yang mencangkup
aspek-aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan pemberdayaan aparatur;
b. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penanganan
masalah aktual;
c. merumuskan hasil pengkajian penanganan masalah aktual daearh dan tindak
lanjut kebijakan penanganan pemberdayaannya;
d. menyiapkan bahan rumusan kebijakan, koordinasi, fasilitasi dan analisa serta
pelaksanaan kerjasama penanganan kontijensi ketentraman masyarakat;
29
e. menyiapkan bahan perumusan kebijakan fasilitasi, sistemasi data dan informasi
yang berkaitan dengan kesiagaan, penanggulangan bencana dan pengembangan
sumberdaya perlindungan masyarakat;
f. memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan penanggulangan
bencana;
g. mengumpulkan dan menginventarisir data yang berkaitan dengan bentuk penyakit
masyarakat, termasuk penyalahgunaan dan peredaran narkoba;
h. menyiapkan pedoman pelaksanaan berbagai macam bentuk penyakit
masyarakat;
i. melaksanakan koordinasi, konsultasi dan kerjasama dengan instansi, unit kerja
terkait dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
penanganan penyakit masyarakat;
j. melaksanakan penyuluhan pencegahan peredaran/penanganan minuman keras,
narkoba, praktek prostitusi, perjudian, aksi premanisme, tindak penyeludupan
peredaran uang palsu dan eksploitasi anak dibawah umur;
k. melakukan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan penanganan penyakit
masyarakat;
Seksi Bina Potensi Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
melaksanakan pengembangan pembinaan potensi masyarakat dan memberikan
bimbingan kepada kelompok masyarakat yang bermasalah.
Penjabaran tugas Bina Potensi Masyarakat adalah:
a. mengumpulkan data dan bahan untuk penyusunan kegiatan seksi bina potensi
masyarakat;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis diseksi bina potensi masyarakat;
30
c. meneliti, menganalisa, mengevaluasi dan mengembangkan pola pengembangan
pembinaan potensi masyarakat;
d. memberikan pembinaan dan bimbingan kepada kelompok masyarakat yang
bermasalah;
e. mengumpulkan dan menginventarisir data yang berkaitan pengembangan potensi
masyarakat;
f. melaksanakan koordinasi dengan dinas/instansi terkait dalam rangka
pengembangan potensi masyarakat;
g. melakukan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan pengembangan potensi
masyarakat;
h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
Unit Pelaksana Satpol PP Kecamatan mempunyai tugas membantu Kepala Satuan
merencanakan, memimpin, mengkoordinasikan, membina, mengawasi dan
mengendalikan serta mengevaluasi pelaksanaan, pemeliharaan dan penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan
Walikota dan keputusan Walikota di wilayah Kecamatan.
Untuk menyelenggarakan tugas, Unit Pelaksana Satpol PP Kecamatan mempunyai
fungsi :
a. menyusun kebijakan teknis dibidang ketentraman dan ketertiban umum,
penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan keputusan Walikota di
wilayah Kecamatan.
31
b. melaksanakan koordinasi dan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman
dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan
Keputusan Walikota dengan aparat Kepolisian Negara, PPNS dan atau aparat
lainnya;
c. melaksanakan operasi dilapangan dalam rangka pencegahan dan penindakan
terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan
Walikota di wilayah Kecamatan;
d. melaksanakan proses administrasi penyidikan, pemeriksaan, pngusutan dan
pengajuan tuntutan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Walikota
dan Keputusan Walikota di wilayah Kecamatan;
e. melaksanakan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan
Walikota dan Keputusan Walikota di wilayah Kecamatan;
f. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
teknis Satpol PP sesuai keahlian dan kebutuhan serta dalam melaksanakan tugasnya
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala satuan.
32
STRUKTUR ORGANISASI SAT POL PP
KASATPOL PP
SEKRETARIS
SUBAG UMUM SUBAG
KEPEGAWAIAN SUBAG KEUANGAN
BID. PENEGAKKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
DAERAH
SIE. BINWASLUH
SIE. PENYELIDIKAN
DAN PENYIDIKAN
BID. TIBUM
TRANMAS
SIE. OPDAL
SIE. KERJASAMA
BID. SUMBER DAYA
APARATUR
SIE. PELATIHAN
DAN
PENGEMBANGAN
APARATUR
SIE. PENGAWASAN
DAN PEMBINAAN
APARATUR
BID. PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
SIE. SATUAN
LINMAS
SIE. BINA POTENSI
MASYARAKAT
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
UPT SATPOL KECAMATAN
33
I. Kedudukan
Satpol PP merupakan bagian perangkat daerah dibidang penegakan perda,
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang dipimpin oleh seorang
Kepala Satuan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah
II. Sumber Daya Manusia
Susunan kepegawaian dan perlengkapan Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Padang sebagai berikut :
Tabel: II.2.1
Jumlah PNS Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2017
No BERDASARKAN
PANGKAT/GOLONGAN
No BERDASARKAN JENIS
KELAMIN
1 Pembina Utama Muda IV c 2 Org 1 LAKI-LAKI 92 Org
2 Pembina Tk.I IV/b 3 Org 2 PEREMPUAN 9 Org
3 Pembina IV/a 3 Org JU M L A H 101 Org
4 Penata Tk.I III/d 6 Org
5 Penata III/c 9 Org
6 Penata Muda Tk.I III/b 8 Org
7 Penata Muda III/a 1 Org No BERDASARKAN
PENDIDIKAN
8 Pengatur Tk.I II/d 5 Org 1 S-2 : 6 Org
9 Pengatur II/c 25 Org 2 S-1 : 19 Org
10 Pengatur Muda Tk.I II/b 26 Org 3 D-3 : 2 Org
34
11 Pengatur Muda II/a 10 Org 4 D-2 : 1 Org
12 Juru Tk.I I/d 1 Org 5 SLTA : 64 Org
13 Juru I/c 1 Org 6 SLTP : 8 Org
14 Juru Muda Tk.I I/b 1 Org 7 SD : 1 Org
JUMLAH 101 Org JUMLAH 101 Org
Sumber : Subag kepegawaian Januari 2017
Berdasarkan Tabel di atas, diketahui dengan telah berubahnya Nomentelatur
Satuan Polisi Pamong Praja dari Eselon III setingkat Kantor menjadi Eselon II
setingkat Badan berdasarkan tingkat pendidikan terdiri S2 sebanyak 6 orang atau
5,94 %, S1 sebanyak 19 orang atau 18,81 %, D3 sebanyak 2 orang atau 1,98 %, D2
sebanyak 1 orang atau 0,99%, SLTA sebanyak 64 orang atau 63,37%, SLTP
sebanyak 8 orang atau 7,92 % dan SD sebanyak 1 orang atau 0,99 %, bila dilihat dari
tingkat pendidikan pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang memiliki
rata-rata masih dibawah standar karena 72,28 % memiliki rata-rata tingkat pendidikan
SMA kebawah, sebagai SKPD terdepan dalam Penegakan Peraturan Walikota
Padang dan Keputusan Walikota Padang Satuan Polisi Pamong Praja akan
berhadapan langsung dengan masyarakat Kota Padang yang belum sadar dan
melanggar Peraturan Daerah yang sudah memiliki latar belakang sosial dan
pendidikan yang bertingkat. Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang akan banyak
mengalami rintangan dan hambatan bahkan tantangan dari komunitas masyarakat
Kota Padang yang memiliki latar belakang kelas sosial dan pendidikan tinggi. Ada
beberapa upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Satuan Polisi
Pamong Praja seperti Diksar Satpol PP dan Diklat PPNS namun itu semua belum
cukup untuk menghadapi keragaman dan kemajemukan Masyarakat Kota Padang.
35
Tabel: II.2.2
Sarana dan Prasarana Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang Tahun 2016
NO JENIS/NAMA BARANG JML
1 Tanah Bangunan Kantor Pemerintah 1379 m2
2 Mobil Minibus 2 unit
3 Mobil Truck 3 unit
4 Mobil Pick Up 10 unit
5 Sepeda Motor 16 unit
6 Mesin Chain Saw 1 unit
7 Mesin Ketik 5 unit
8 Lemari Besi 8 unit
9 Filling Cabinet 5 buah
10 Brandkas 1 unit
11 Papan Pengumuman 1 unit
12 Mesin Absensi 3 unit
13 Genset 1 unit
14 Lemari Kayu 9 unit
15 Locker 80 box
36
16 Pelbed 30 unit
17 Meja rapat 16 unit
18 Kursi Tamu Kayu 2 unit
19 Kursi Tamu Besi 1 unit
20 Kursi Putar Kecil 3 unit
21 Kursi Putar Standar 1 unit
22 Kursi Biasa Futura 134 unit
23 Meja Komputer 4 unit
24 Meja ½ biro 60 unit
25 Meja biro 12 unit
26 Sofa 9 unit
27 Mesin Potong Rumput 1 unit
28 AC 22 unit
29 Kipas Angin 2 unit
30 Exhause Fan 2 unit
31 Televisi 1 unit
32 Camera Film 5 unit
33 Mimbar/podium 1 buah
34 Handy Cam 3 unit
37
35 Pembatas Ruangan 1 buah
36 Camera Digital 1 unit
37 Tab 1 unit
38 PC 13 unit
39 Notebook 9 unit
40 Printer 17 unit
41 Printer Dot Matrix 1 unit
42 CPU 2 unit
43 Monitor 2 unit
44 UPS 8 unit
45 Meja Kerja Pejabat Eselon IV 7 buah
46 Meja Kerja Pejabat Eselon III 2 buah
47 Kursi Kerja Pejabat Eselon IV 18 buah
48 Lemari Arsip 2 unit
49 Proyektor 2 unit
50 Wireless 1 unit
51 Peralatan Studio 1 unit
52 Stand Microphone 1 unit
53 Loudspeaker 2 unit
38
54 Megaphone 1 unit
55 Sound System 6 unit
56 Telp PABX 1 unit
57 Handy Talky 60 unit
58 Faximile 1 unit
59 Alat Komunikasi Lainnya (Power Mixer, Speaker
Lapangan, Connector dan Kabel)
5 buah
60 Reapiter 1 unit
61 Radio RIQ 3 unit
62 Wireless Amplifier 2 unit
63 Senjata Genggam 1 buah
64 Tameng PHH 12 buah
65 Helm PHH 3 buah
66 Rompi PHH 4 buah
67 Alat Kejut Listrik 1 unit
68 CCTV 9 unit
69 Lampu sirine tunggal 2 buah
70 Mesin Kompresor 1 unit
71 Mesin Las Listrik 1 unit
39
72 Dongkrak mekanik 5 unit
73 Global positioning system 1 unit
74 Alat kantor lainnya 1 unit
75 Mesin pompa air 2 unit
76 Tenda 3 buah
77 Unit transceiver fm 2 unit
78 Alat pemadam kebakaran 5 unit
79 Sound monitor/sirine 2 unit
Sumber : Subag Umum
Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa dengan berubahnya status
Satuan Polisi Pamong Praja dari Eselon III setingkat Kantor Eselon II setingkat
Badan perlu adanya penambahan sarana dan prasarana yang memadai dan
dengan telah dilantiknya pejabat struktural baru, perlu penambahan sarana dan
prasarana kedepan, sehingga secara bertahap lima tahun kedepan sarana dan
prasarana Satuan Polisi Pamong Praja dapat terpenuhi dalam mendukung
menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi.
III. Kinerja Pelayanan Satuan Polisi Pamong Praja
Pelaksanaan kegiatan dalam melayani kepentingan masyarakat dan daerah
ditetapkan dalam upaya mewujudkan visi dan misi Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Padang serta pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
sekaligus pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Padang sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Padang dimana Satpol PP Kota Padang.
40
Selanjutnya Pada Tahun 2015 per tanggal 2 Januari 2015 Satuan Polisi Pamong
Praja Kota Padang, telah berubah menjadi setingkat Badan Eselonering II , hal
ini dituntut Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang lebih maksimal dari
Kantor menjadi Badan, maka target/sasaran kinerja yang dicapai dalam
Pelayanan kepada Masyarakat adalah:
1. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Padang untuk menegakan Peraturan Daerah, Keputusan Walikota dalam
rangka mewujudkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat akan
dapat dilaksanakan secara optimal.
2. Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah akan
dapat ditekan di Wilayah Kecamatan dengan adanya Unit Pelaksana Satuan
Polisi Pamong Praja Kecamatan. Kawasan yang sudah ditertibkan oleh
Satuan Polisi Pamong Praja akan diawasi secara langsung oleh Unit
Pelaksana Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan sehingga tidak terjadi
terulangnya terhadap pelanggaran Peraturan Daerah.
3. Pembinaan terhadap PPNS yang tersebar di seluruh SKPD dilingkungan
Pemerintah Kota Padang yang selama ini berada di Bagian Hukum
Sekretariat Daerah akan dipindahkan ke Satuan Polisi Pamong Praja
dengan membentuk Sekretariat PPNS. Hal ini sesuai dengan Surat Menteri
Dalam Negeri Nomor 182.1/857/SJ tanggal 18 Maret 2011 perihal Pedoman
Pemberdayaan PPNS Daerah.
4. Pembinaan SDM anggota Satuan Polisi Pamong Praja akan dapat
dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan dengan adanya Bidang
Sumber Daya Aparatur yang mengurus Diklat Aparatur pegawai baik Diklat
pelatihan dasar Satuan Polisi Pamong Praja dan Diklat Teknis operasional
lainnya melalui peningkatan SDM, sehingga diharapkan pegawai Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Padang dapat meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi secara profesional.
41
5. Peningkatan dan Pengawasan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga
masyarakat Kota Padang atau Pelaku Usaha akan menyadari betapa
pentingnya Pendapatan Asli Daerah untuk kepentingan Pembangunan Kota
Padang.
6. Penggabungan Linmas dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang
dimana sesuai PP No 6 Tahun 2010 tentang Peraturan Satuan Polisi
Pamong Praja Pasal 4 berbunyi Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai
tugas menegakan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat,
sehingga Tugas Linmas merupakan bagian dari fungsi penyelenggaran
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dengan demikian fungsi
Limas yang selama ini berada pada SKPD Bidang Kesbang dan Linmas
menjadi fungsi Satuan Polisi Pamong Praja. Pembinaan Linmas untuk di
Kecamatan dan di Kelurahan di Kota Padang telah dibentuk untuk menjaga
Keamanan dan Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat Kota Padang.
7. Plotting Anggota Tenaga Kontrak Satuan Polisi Pamong Praja sebanyak 357
Orang dengan Pembagian Zona Ploting :
a. Ring I ( 7 Jalur)
No Kode Ring Wilayah Jalur Jumlah
Anggota
1 Jalur I Jl. Sudirman ( Simp. Jl.
Thamrin-Simp. Ujung Gurun)
25
2 Jalur II Jl. R. Said- Tugu Adipura ( Jl.
Khatib)
60
3 Jalur III Jl. Dipenogoro – Tugu Adipura (
Simp.Didong)
70
42
4 Jalur IV Jl. H. Agus Salim – Simp. Haru 20
5 Jalur V Jl. Samudra ( Dinas Pariwisata) –
Muara Lasak ( Blk. Hotel Pangeran)
30
6 Jalur VI Jl. By Pass ( Depan Ktr) – Simp.
Ketaping ( Kuranji)
15
7 Jalur VII Jl. Perintis Kemerdekaan – Lapai (
Simp. Tinju)
15
Jumlah 240
b. Ring II ( 5 Jalur)
No Kode
Ring
Wilayah Jalur Jumlah
Anggota
1 Jalur I Jl. Simpg. Haru (tugu Pdg Area) - Indarung 40
2 Jalur II Simp. Air Mancur ( Pasar raya) – Permindo
– Patimura – A. Yani – Olo Ladang
65
3 Jalur III Jl. Thamrin ( Hotel Grend Zuri) – Teluk
Bayur
80
4 Jalur IV Jl. Raden Saleh – Alai – Simp. By Pass (
Simp. Durian Tarung )
35
5 Jalur V Simp. Hadis Didong – Jl. Adi Negoro ( Batas
Kota )
80
Jumlah 300
43
Terhadap Ring I dan Ring II masih kekurangan Tenaga Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Padang dengan Total dilapangan berjumlah 357 Orang
dibagi menurut Jalur masing-masing dan Jadwal operasional diatur menurut
jalur sehingga Kota Padang dalam mengamankan ketentraman dan
ketertiban umum berjalan sesuai dengan yang diharapkan bersama.
IV. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Satuan Polisi Pamong
Praja
Sesuai dengan tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas
menegakan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat.
Sedangkan fungsinya adalah :
1. Penyusunan Program dan Pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah, penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat
2. Pelaksanaan Kebijakan Penegakan Perda dan Peraturan Kepala Daerah
3. Pelaksanaan Kebijakan penyelenggaraan Ketertiban Umum dan
Ketentraman masyarakat di daerah
4. Pelaksanaan Kebijakan Perlindungan Masyarakat
5. Pelaksanaan Koordinasi Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah serta penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat dengan Kepolisian Negara RI, Penyidik PPNS dan aparatur
lainnya.
6. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur/badan hukum agar mematuhi
dan mentaati penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.
44
Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja adalah:
a. Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda
dan/atau peraturan kepala daerah
b. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat
c. Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan
masyarakat
d. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang didugamelakukan pelanggaran atas Perda dan/atau
peraturankepala daerah;
e. Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan
kepala daerah.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta wewenang tersebut di atas,
Satuan Polisi Pamong Praja tidak terlepas dari Permasalahan dan
hambatan-hambatan yakni :
1. Struktural
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dan telah dilantiknya Pejabat
Struktural Eselon II, III dan IV yakni Kepala Satuan, Sekretaris, 4 Bidang,
Kasi dimasing-masing bidang ada dua dan Subag ada 3 (tiga) orang, secara
maksimal tugas pokok dan fungsi dilaksanakan oleh pejabat struktural,
namun masih perlu ditambah unsur staf yang berlatar belakang sarjana
dalam rangka membantu tugas-tugas yang diberikan dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsi sehingga masih kekurangan personil untuk tenaga
administrasi disetiap bidang-bidang. Selanjutnya untuk tenaga Operasional
dilapangan Satuan Polisi Pamong Praja sudah mulai merekrut Tenaga
Pemula Kontrak dimana kebutuhan menurut Zona Ploting masih
45
membutuhkan tenaga dilapangan agar ketentraman dan ketertiban Kota
Padang dapat terjaga dengan baik dan aman.
2. Koordinasi
Permasalahan Ketentraman dan Ketertiban pada masyarakat Kota Padang
pada saat ini memerlukan penanganan secara komprehensif dengan
melibatkan seluruh lini stakeholders yang terkait, sehingga dalam rangka
menjaga keamanan dan ketertiban umum ditengah masyarakat Satuan
Polisi Pamong Praja dapat berkoordinasi secara maksimal dan dengan
berubahnya status Satuan Polisi Pamong Praja menjadi Eselonering II akan
lebih mempermudah koordinasi dengan unsur Muspida dan yang lainnya
terkait, sehingga penertiban dilapangan secara berkala dapat dilakukan
secara maksimal oleh aparat terkait dan ini merupakan salah satu tugas
pokok dari Satuan Polisi Pamong Praja dalam menjaga ketentraman dan
ketertiban masyarakat yang aman dan tertib dan teratur taat dan patuh
kepada Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.
3. Pengawasan dan Pembinaan
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang dalam mendukung kegiatan
penertiban dilapangan dibutuhkan tenaga dari luar seperti unsur Muspida
dan Tim Terpadu dalam menertibkan suatu Kawasan agar kawasan tersebut
nyaman, teratur, tertib sehingga secara berkala Satuan Polisi Pamong Praja
bersama jajaran terkait secara maksimal melakukan pengawasan dan
pembinaan kepada unsur masyarakat pelaku sosial seperti PKL, GPAO,
Waria, Jual Bunga, Jual Buah, pelanggaran Perda SITU, SIUP dll, sehingga
Kota Padang akan terlihat teratur dan nyaman, dan apabila para pelaku
sosial tidak mau diatur secara tertib Satuan Polisi Pamong Praja akan
melakukan tindakan secara persuasif dan preventif dan akan melakukan
penindakan secara hukum melalui Tindak Pidana Ringan melalui Peradilan
Cepat ditempat oleh unsur Muspida terkait seperti TNI/POLRI, Hakim dan
Jaksa, sehingga masyarakat yang melanggar Peraturan Daerah dan
46
Peraturan Kepala Daerah dapat dilakukan penindakan sehingga adanya
efek jera.
4. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia di Satuan Polisi Pamong Praja perlu adanya
penambahan untuk unsur staf yang berlatar belakang Sarjana dengan
kondisi saat sekarang setelah berubah status menjadi Eselon II pendidikan
Pasca Sarjana sebanyak 4 orang, Sarjana Strata 1 sebanyak 25 Orang,
Pendidikan SLTA sebanyak 59 orang, D3 sebanyak 2 orang, SLTP 18
Orang, SD sebanyak 1 orang, Personil lapangan tenaga Kontrak Satuan
Polisi Pamong Praja sebanyak 300 Orang, Tenaga Kontrak Linmas
sebanyak 40 orang, NPD sebanyak 17 Orang sehingga total PNS sebanyak
110 orang, tenaga kontrak sebanyak 317 orang, untuk memenuhi kebutuhan
Personil dilapangan sebanyak 800 orang untuk 11 Kecamatan melalui Zona
Ploting yang sudah dibagi Jalur I dan Jalur II sehingga kekurangan personil
sebanyak 483 orang lagi, untuk memenuhi kebutuhan operasional
dilapangan dengan luas Wilayah 694,96 Km2, Jumlah Penduduk 1.000.096
Juta Jiwa, Kelurahan 104 sangat dibutuhkan personil yang memadai
sehingga dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi
Pamong Praja dapat berjalan sesuai yang diharapkan bersama.
5. Anggaran
Alokasi Anggaran Satuan Polisi pamong Praja sudah mengalami peningktan
dari tahun tahun sebelumnya dengan berubahnya status menjadi
eselonering II makin meningkat kebutuhan Satuan Polisi pamong Praja ke
depan, hal ini dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta melibatkan
unsur Muspida terkait lainnya sangatlah dibutuhkan dana yang cukup besar,
dalam rangka menertibkan dan mententramkan masyarakat Kota Padang
sehingga dalam melakukan koordinasi tersebut dapat terakomodir sehingga
secara berkala Satuan Polisi Pamong Praja untuk melakukan kegiatan
operasi melalui Tim Terpadu berjalan dengan baik, dan diharapkan semua
47
unsur terkait dilingkungan Pemerintah Kota Padang dan diluar Pemerintah
Kota Padang, selanjutnya Satuan Polisi Pamong Praja setiap tahun
mengusulkan secara bertahap melalui dana Pusat, APBD Propinsi dan
APBD Kota Padang untuk dapat dukungan dari semua pihak.
48
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
III.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi pelayanan
SKPD
1. Analisa Lingkungan Internal
Pencapaian Visi Satuan Polisi Pamong Praja di masa yang akan datang
tidak terlepas dari pengaruh faktor internal seperti kekuatan dan
kelemahan yang ada pada organisasi, oleh karena itu diperlukan upaya
untuk memperbesar peranan kekuatan dan memperkecil kelemahan
mengingat begitu kompleksnya variable yang berkaitan dengan faktor
internal
a. Kekuatan
1. Perumusan kebijakan Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan
Rencana Strategis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Padang
2. Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan kebijakan
bidang pengembangan kapasitas ketentraman, ketertiban,
perlindungan masyarakat dan pengendalian operasional
3. Perumusan perencanaan, pembinaan, koordinasi, pengendalian
dan pengembangan kapasitas
4. Perumusan perencanaan, pembinaan, koordinasi, pengendalian
ketentraman dan ketertiban
5. Perumusan perencanaan, pembinaan, koordinasi, dan
pengendalian perlindungan masyarakat dan operasional
49
6. Pembinaan pelaksanaan tugas bagi Polisi Pamong Praja dan
PPNS
7. Pembinaan kelompok Jabatan Fungsional
b. Kelemahan
1. Sarana dan prasarana Aparatur Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Padang yang belum memadai
2. Dukungan Sumber Daya Manusia Aparatur yang berkualitas untuk
tenaga administrasi dan operasional dilapangan masih kurang
bahkan belum memiliki PNS untuk dilapangan
3. Pegawai Negeri Sipil pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Padang menurut kualifikasi pendidikan belum memadai
4. Hubungan Hirarki antara Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang
dengan Kabupaten/Kota perlu ditingkatkan
5. Koordinasi Penegakan Hukum dan Perundang-undangan perlu
ditingkatkan
6. Tim Penilai Jabatan Fungsional belum terbentuk
2. Analisa Lingkungan Eksternal
Faktor eksternal berupa peluang yang muncul perlu dilakukan disamping
dampak yang ditimbulkan dari ancaman, atas dasar itu, maka dapat
diidentifikasi peluang dan ancaman yang berdampak luas terhadap
pencapaian Visi Satuan Polisi Pamong Praja
a. Peluang
1. Keterlibatan partisipasi masyarakat untuk mengambil kebijakan,
tindakan,program dan kegiatan dalam penegakan Perda dan
50
peraturan lainnya serta upaya-upaya dalam rangka mewujudkan
keberhasilan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum
2. Berubah status Satuan Polisi Pamong Praja dari Eselonering III
setingkat Kantor ke Eselonering IIb setingkat Badan
mempermudah koordinasi dengan TNI/POLRI/Hakim/Kejaksaan
dan aparat lainnya dalam rangka penertiban operasional
dilapangan untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum
masyarakat Kota Padang.
3. Dukungan Ekesekutif dan Legislatif bagi setiap kebijakan,
tindakan,program/kegiatan yang berkaitan dengan ketertiban dan
ketentraman umum serta penegakkan Perda dan Peraturan
Pelaksanaannya di Kota Padang.
b. Ancaman
1. Tuntutan kebutuhan dan harapan akan masyarakat Indonesia baru
yang ditandai dengan Iklim demokratis dan keterbukaan belum
dapat diikuti sama cepat dengan nilai-nilai dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan
2. Berkembangnya Reformasi ditengah masyarakat, dalam
menyampaikan keinginan dan harapan cendrung
sebebas-bebasnya.
3. Unjuk rasa disertai kekerasan, intimidasi, perebutan kekuasaan
politik nasional dan di daerah.
4. Hubungan Pemerintah dengan masyarakat yang diwarnai dengan
saling tidak komunikatif dan saling mencurigai
5. Pengambil kebijakan Pemerintah Pusat dan di daerah yang belum
sepenuhnya transparan
51
6. Masyarakat belum maksimal dalam mematuhi aturan dalam
penegakan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan
peraturan lainnya
Tabel II.2
ANALISA STRATEGIK DENGAN FAKTOR SWOT
ANALISA
LINGKUNGAN
INTERNAL (ALI)
ANALISA
LINGKUNGAN
EKSTERNAL (ALE)
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Perumusan
kebijakan Satuan
Polisi Pamong Praja
sesuai dengan
Rencana Strategis
yang telah
ditetapkan oleh
Pemerintah Kota
Padang
2. Pemberian
dukungan atas
perencanaan,
pembinaan
1. Sarana dan prasarana
Aparatur Satuan Polisi
Pamong Praja Kota
Padang yang belum
memadai
2. Dukungan Sumber
Daya Manusia
Aparatur yang
berkualitas untuk
tenaga administrasi
dan operasional
dilapangan masih
kurang bahkan belum
52
kebijakan bidang
pengembangan
kapasitas
ketentraman,
ketertiban,
perlindungan
masyarakat dan
pengendalian
operasional
3. Perumusan
perencanaan,
pembinaan,
koordinasi,
pengendalian dan
pengembangan
kapasitas
4. Perumusan
perencanaan,
pembinaan,
koordinasi,
pengendalian
ketentraman dan
ketertiban
5. Perumusan
perencanaan,
pembinaan,
koordinasi, dan
pengendalian
perlindungan
memiliki PNS untuk
dilapangan
3. Pegawai Negeri Sipil
pada Satuan Polisi
Pamong Praja Kota
Padang menurut
kualifikasi pendidikan
belum memadai
4. Hubungan Hirarki
antara Satuan Polisi
Pamong Praja Kota
Padang dengan
Kabupaten/Kota perlu
ditingkatkan
5. Koordinasi
Penegakan Hukum
dan
Perundang-undangan
perlu ditingkatkan
6. Tim Penilai Jabatan
Fungsional belum
terbentuk
53
masyarakat dan
operasional
6. Pembinaan
pelaksanaan tugas
bagi Polisi Pamong
Praja dan PPNS
7. Pembinaan
kelompok Jabatan
Fungsional
PELUANG (O) S + O O + W
1. Keterlibatan partisipasi
masyarakat untuk
mengambil kebijakan,
tindakan,program dan
kegiatan dalam
penegakan Perda dan
peraturan lainnya serta
upaya-upaya dalam
rangka mewujudkan
keberhasilan
pemeliharaan
ketentraman dan
ketertiban umum
2. Berubah status Satuan
Polisi Pamong Praja dari
Type B Eselonering III ke
1. Melakukan
optimalisasi
pemanfaatan Sumber
daya manusia
dengan
menggunakan ilmu
dan teknologi
2. Memacu peluang
kerjasama dalam
segala
bidang untuk
mendukung
pelaksanaan Tupoksi
Satpol PP
3. Mendapatkan porsi
dana pembangunan
54
Type A Eselonering II
mempermudah
koordinasi dengan
TNI/POLRI/Hakim/Kejaks
aan dan aparat lainnya
dalam rangka penertiban
operasional dilapangan
untuk menjaga
keamanan dan ketertiban
umum masyarakat Kota
Padang.
3. Dukungan Ekesekutif
dan Legislatif bagi setiap
kebijakan,
tindakan,program/kegiata
n yang berkaitan dengan
ketertiban dan
ketentraman umum serta
penegakkan Perda dan
Peraturan
Pelaksanaannya di Kota
Padang.
yang lebih besae
untuk kesejahteraan
Satuan Polisi
Pamong Praja
4. Memanfaatkan
tenaga terampil dari
luar Satpol PP untuk
meningkatkan
kualitas sumber daya
manusi aparatur
5. Meningkatkan
pelayanan kepada
masyarakat dengan
mengedepankan
pemeliharaan
Trantibum
ANCAMAN (T) S + T W + T
1. Tuntutan kebutuhan dan
harapan akan
masyarakat Indonesia
baru yang ditandai
dengan Iklim demokratis
1. Mengelola
manajemen konflik
yang demokratis dan
terbuka
2. Menegakan
1. Terbentuknya
keterpaduan dan
keserasian
pembangunan
Trantibum Kota
55
dan keterbukaan belum
dapat diikuti sama cepat
dengan nilai-nilai dalam
praktek penyelenggaraan
pemerintahan
2. Berkembangnya
Reformasi ditengah
masyarakat, dalam
menyampaikan keinginan
dan harapan cendrung
sebebas-bebasnya.
3. Unjuk rasa disertai
kekerasan, intimidasi,
perebutan kekuasaan
politik nasional dan di
daerah.
4. Hubungan Pemerintah
dengan masyarakat yang
diwarnai dengan saling
tidak komunikatif dan
saling mencurigai
5. Pengambil kebijakan
Pemerintah Pusat dan di
daerah yang belum
sepenuhnya transparan
6. Masyarakat belum
maksimal dalam
mematuhi aturan dalam
kepastian hokum
guna menciptakan
keamanan, ketertiban
masyarakat
3. Menyusun strategi
kebijakan Trantibum
untuk memacu
kegiatan dalam
pelaksanaan tugas
4. Meningkatkan
hubungan
komunikasi yang
efektif antara
pemerintah dan
masyarakat
5. Meningkatkan
transparansi
pengambil kebijakan
anatara pemerintah
pusat dan daerah
6. Menciptakan
pembangunan
sumberdaya manusia
yang beriman,
bertaqwa, berahlaq
mulia, berdaya
tahan,trampil dan
berdisiplin serta
Padang
2. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat dalam
wilayah NKRI
3. Menegakan kepastian
hukum guna
menciptakan
keamanan, ketertiban
masyarakat di Kota
Padang
4. Meningkatkan
kesadaran hukum
masyarakat Kota
Padang
5. Meningkatkan
pengamanan pada
asset vital dan
strategis di Kota
Padang
6. Terlaksananya
penyelesaian
masalah Trantib
secara arif dan
bijaksana dengan
tetap memperhatikan
nilai-nilai budaya yang
ada
56
penegakan Peraturan
Daerah, Keputusan
Kepala Daerah
memeliki
kesetiakawanan
social
Pembangunan Kota Padang sebagai bagian integral dari pembangunan regional
dan proses yang bersifat integral baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan
maupun pengendalian yang dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Mengingat ruang lingkupnya yang sangat
luas, kegiatan pembangunan tidak semata-mata menjadi tanggung jawab
pemerintah, melainkan harus didukung dan dilakukan oleh seluruh komponen
masyarakat. Oleh karena itu, hubungan kemitraan pemerintah dengan masyarakat
merupakan kata kunci yang sangat strategis dan harus menjadi fokus perhatian
terutama untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam pembangunan.
Kemitraan yang dijalin dan dikembangkan tentunya harus berdasar pada aspek dan
posisi kesejajaran yang bersifat demokratis dan proposional.
Dalam rangka mengantipasi perkembangan dan dinamika kegiatan masyarakat
yang seirama, proporsional dengan tuntutan era globalisasi dan otonomi daerah,
maka kondisi ketentraman dan ketertiban umum daerah yang kondusif merupakan
suatu kebutuhan mendasar bagi seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu
kehidupannya. Untuk mewujudkan kondisi umum daerah yang kondusif tersebut
sesuai dengan kedudukan, kewenangan, tugas pokok dan fungsinya, Satuan Polisi
Pamong Praja sebagai perangkat daerah mempunyai peranan yang sangat strategis
dalam membantu kepala daerah untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang
tentram, tertib, dan teratur, sehingga penyelenggaraan roda pemerintahan dapat
berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan aman.
57
Menumbuhkembangkan kegiatan ketentraman dan ketertiban yang sudah
terbangun selama ini adalah lebih banyak dalam bentuk kemitraan, peran serta
masyarakat diharapkan lebih ditingkatkan lagi, melalui :
a. Peningkatan pelayanan masyarakat, dalam rangka mengantisipasi dinamika
akselerasi reformasi yang demikian cepat sering bebenturan dalam memandang
kewajiban selaku pengajar masyarakat, juga perlu dikaji lebih mendalam guna
menyikapi berbagai opini dan benturan yang terjadi dalam pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat, disamping perlunya dibangun Citra Satuan Polisi
Pamong Praja sebagai pendukung POLRI yang mahir, terampil, bersih dan
berwibawa satu sebagai pelayan, pelindung, pengayom dan pembimbing
masyarakat.
b. Pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan atau bimbingan teknis dan
pengawasan terhadap bentuk – bentuk pengawasan swakarsa sebagai
pengemban fungsi Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki kewenangan
terbatas pada bidangnya masing – masing. Bentuk – bentuk pengawasan
swakarsa ini diharapkan berperan aktif dalam mengantisipasi dan menanggulangi
setiap gejala yang timbul dalam masyarakat dengan cara mencermati setiap
gejala awal dan menemukan sinyal penyebabnya yang bersifat laten potensial
pada sumbernya melalui upaya – upaya yang mengutamakan tindakan – tindakan
pencegahan dan penangkalan. Usaha pencegahan atas timbulnya ancaman /
gangguan keamanan dan ketertiban melalui kegiatan pengaturan penjagaan,
pengawasan dan Patroli serta kegiatan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan
sehingga tercipta lingkungan yang aman, tertib dan teratur.
c. Lemahnya koordinasi sehingga upaya penegakan Peraturan Daerah yang
dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja belum maksimal dan memperoleh hasil
yang diharapkan. Upaya dalam bentuk tindakan yang didasarkan menurut cara
yang diatur dalam Undang-Undang guna mencari serta menyimpulkan barang
bukti atas dilanggar atau tidak ditaatinya peraturan Perundang-undangan yang
berlaku, tidak dapat dilaksanakan karena belum adanya tempat penyimpanan
58
barang bukti dalam penindakan pelanggaran Perda dan Peraturan Kepala daerah
oleh PPNS yang telah dilatih dilingkungan Satuan Polisi Pamong Praja dan
perlunya Pembangunan sarana dan prasarana mendukung dalam rangka operasi
penertiban, sehingga sangat perlu ditingkatkan koordinasi antar PPNS POLRI
dalam Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah dalam
penertiban guna menjaga keamanan dan ketertiban dilingkungan masyarakat
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah
Agenda Pembangunan Kota Padang pada Tahun 2014 – 2019 adalah:
1. Peningkatan Pendidikan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang
beriman, kreatif dan berdaya saing
2. Pengembangan Kota Padang sebagai Pusat Perdagangan
3. Pengembangan Kotas Padang sebagai Kota Wisata dan berdaya saing
4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penurunan angka kemiskinan
5. Peningkatan keamanan dan kebersihan kota
6. Peningkatan kualitas tata kelola Pemerintah Kota Padang
Pembangunan Kota Padang Tahun 2014 – 2019, juga diarahkan pada 10
Program unggulan dan Prioritas Pembangunan Kota Padang, yaitu:
1. Percepatan pembangunan sarana perdagangan kota dan sentra ekonomi
2. Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
3. Peningkatan infrastruktur perkotaan dan transportasi kota
4. Pengembangan industri pariwisata dan kelautan serta pemberdayaan
masyarakat pesisir dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang
berdaya saing,
5. Penataan dan peningkatan pembangunan kawasan perumahan pemukiman
perkotaan
59
6. Peningkatan dan pemerataan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat
7. Pembangunan ekonomi berbasis masyarakat dan mendorong tumbuhnya
investasi daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
penurunan tingkat kemiskinan
8. Penataan lingkungan Perkotaan yang hijau, berkelanjutan dan berbasisi mitigasi
bencana
9. Peningkatan Penataan birokrasi dan tata kelola penyelenggaraan Pemerintahan
yang baik dan bersih untuk peningkatan pelayanan public
10. Pengamalan agama dalam kehidupan masyarakat yang berbudaya
Misi 1 : Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah Barat
Sumatera
Kondisi umum Kota Padang menunjukan bahwa struktur perekonomian
Kota Padang lebih banyak didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa.
Sedangkan kegiatan industri belum begitu berkembang dengan baik
sebagaimana dapat dilihat dari kontribusi sektor industry dalam
perekonomian kota. Berdasarkan fakta maka strategi dan arah kebijakan
pembangunan Kota Padang adalah pengembangan sector perdagangan
dan jasa. Hal ini sesuai dengan Misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih
yaitu Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah
Barat Sumatera. Untuk itu sasaran utama dari kebijakan pembangunan
adalah meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa dengan
meningkatkan pedagang yang tidak mematuhi aturan
Sejalan dengan fungsi dan peranan Kota Padang yang tercantum dalam
RTRW Provinsi Sumatera Barat yang menyatakan bahwa Kota Padang
adalah salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN), maka Kota Padang
60
diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Barat khusunya dan wilayah Barat Sumatera pada umumnya.
Dalam rangka mewujudkan sasaran utama tersebut, maka tujuan
pembangunan untuk mewujudkan misi ini adalah:
1. Terwujudnya Kota Padang sebagai pusat kegiatan perdagangan untuk
wilayah Pantai Barat Sumatera. Pengembangan kegiatan perdagangan
terutama diarahkan untuk perdagangan hasil-hasil pertanian dan
perkebunan serta produk-produk usaha kecil dan menengah lainnya.
Dengan cara demikian diharapkan Kota Padang akan berkembang
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi untuk wilayah pantai Barat
Sumatera.
2. Terwujudnya Kota Padang sebagai Pusat pertumbuhan ekonomi di
wilayah Sumatera Barat, dengan mengembangkan industry berbasis
sumberdaya local dan didukung oleh kegiatan perdagangan yang
terpusat di Kota Padang maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi
tidak hanya bagi Kota padang tetapi juga untuk Kota dan kabupaten
sekitarnya diwilayah Sumatera Barat.
Untuk dapat mewujudkan Kota Padang sebagai pusat perdagangan
wilayah Sumatera Bagian Barat, maka strategi Utama yang diperlukan
adalah meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana yang dapat
mendukung kegiatan perdagangan tersebut. Prasarana dan sarana
tersebut antara lain adalah fasilitas transportasi menuju kawasan
perdagangan, fasilitas pasar dan telekomunikasi. Bila prasarana dan
sarana tersebut dapat dipenuhi dlam jumlah yang cukup dan kualitas baik,
maka kegiatan perdagangan akan dapat ditingkatkan secara optimal.
Selanjutnya mengingat perekonomian sudah berada dalam era
perdagangan bebas (AFTA) dan globalisasi, maka tingkat persaingan
antara sesama pelaku usaha menjadi sangat tajam, maka strategi
61
pembangunan yang mengarah pada peningkatan kualitas SDM pelaku
usaha dan efisiensi serta daya saing pengusaha dan mencegah terjadinya
kecurangan dan monopoli untuk usaha-usaha tertentu. Disamping
keamanan dan ketertiban pada setiap lokasi pasar perlu dijaga agar
kenyamanan para pengusaha dan konsumen dalam kegiatan perdagangan
akan dapat dijaga dengan baik.
Aktifitas perdagangan dan industri merupakan aktivitas ekonomi yang
saling berkaitan erat, oleh sebab itu untuk mewujudkan Kota Padang
sebagai pusat pertumbuhan maka perlu ditumbuhkembangkan kegiatan
produksi yang berbasis sumberdaya lokal. Untuk itu kebijakan diarahkan
untuk merevitalisasi kawasan industri Padang Industrial Park (PIP) dan
lingkungan Industri Kecil (LIK) ulu gadut dalam rangka mendukung
proses industrialisasi Kota Padang, akan difasilitasi pengembangan
Padang Techno-Park guna mengembangkan inovasi dalam bidang
industri kecil dan menengah.
Tabel 3.2
HUBUNGAN ANTARA STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PADA MISI 2
MISI 2 : Menjadikan Kota Padang Sebagai Pusat Perdagangan Wilayah Barat
Sumatera
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Terwujudnya
Kota Padang
sebagai pusat
kegiatan
perdagangan
untuk wilayah
1. Meningkatnya
Volume
Transaksi
perdagangan
barang dan jasa
1. Meningkatkan
kualitas sarana
dan prasarana
perdagangan
1. Peningkatan
kualitas sarana dan
prasarana
perdagangan
2. Peningkatan
62
Pantai Barat
Sumatera Barat
kualitas SDM dan
lembaga Pengelola
Perdagangan
3. Penyediaan dan
Peningkatan
fasilitas
pergudangan
2. Meningkatkan
kualitas SDM
pelaku usaha
perdagangan
1. Pendataan dan
penataan pelaku
usaha perdagangan
berdasarkan
karakteristik usaha
2. Peningkatan
pembinaan dan
pelatihan usaha
bagi pelaku usaha
perdagangan
3. Meningkatkan
effisiensi dan
daya saing
kegiatan
perdagangan
barang dan
jasa
1. Menjaga iklim
persaingan yang
kondusif
2. Penguatan regulasi
penjamin mutu
barang
3. Peningkatan
keamanan dan
kenyamanan
dikawasan
63
perdagangan
2. Meningkatnya
kontribusi sector
perdagangan
dalam
perekonomian
Kota Padang
1. Mendorong
peningkatan
aktivitas
perdagangan
1. Peningkatan skala
usaha perdagangan
2. Penganekaragaman
komoditi
perdagangan
3. Peningkatan
kuantitas dan
kualitas komoditi
perdagangan
4. Memperluas
networking (jejaring)
perdagangan
5. Peningkatan
fasilitas pelayanan
usaha ( service
bussines )
2. Mendorong
investasi sektor
perdagangan
1. Perbaikan iklim
investasi sektor
perdagangan
2. Standarisasi
pelayanan perizinan
investasi
perdagangan
3. Peningkatan
perlindungan dan
promosi investasi
64
perdagangan
2. Terwujudnya
Kota
Padang
sebagai
Pusat
pertumbuha
n ekonomi
1. Meningkatkanya
kegiatan
industry
berbasis
sumberdaya
lokal
1. Pengembangan
kawasan
industry baik
skala kecil dan
besar
1. Pengembangan
Kawasan Industri
Bahan Bangunan di
LIK Ulu Gadut
2. Pengembangan
kawasan ekonomi
khusus
2. Peningkatan
pemanfaatan
bahan baku
lokal
Peningkatan
pengembangan
agroindustri, industri
perikanan, dan
industri kreatif
2. Meningkatnya
penerapan
IPTEK dan
Inovasi
1. Pengembangan
kegiatan R dan
D
Pengembangan
SIDA (Sistem
Inovasi Daerah)
2. Pengembangan
inovasi dan
penerapan
IPTEK
Pengembangan
Teknopark dan
pusat alih teknologi
Misi 2 : Menjadikan Kota Padang Sebagai Daerah Tujuan Wisata Yang Nyaman
dan Berkesan
Pengembangan Pariwisata merupakan kegiatan utama untuk
mendorong Kota Padang sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi untuk
wilayah Provinsi Sumatera Barat. Kegiatan pariwisata ini dapat dijadikan
65
sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi karena kegiatan ini dapat
bersinergi dengan beberapa kegiatan terkait seperti perhotelan,
perdagangan, perhubungan dan industri kerajinan rakyat (industry kreatif),
melalui kegiatan inni maka pengembangan pariwisata akan dapat
mewujudkan pengembangan pariwisata dapat pula menjadi kualitas
lingkungan hidup karena tidak melibatkan expoitasi sumber daya alam.
Kondisi goeografis dan sosial budaya daerah maka jenis pariwisata yang
akan dikembangkan adalah pariwisata bahari karena Kota Padang berada
dipinggir laut dengan kondisi pasar yang baik dan indah. Disamping itu,
pengembangan wisata alam dan kuliner juga sangat sangat potensial
dikembangkan dengan memanfaatkan kondisi alam yang indah serta jenis
makanan spesifik yang beragam, namun demikian, tentunya
pengembangan wisata tersebut perlu dijaga agar tidak bertentangan dengan
agama dan budaya serta kebiasaan masyarakat setempat.
Tujuan utama yang ingin dicapai disini adalah terwujudnya Kota Padang
sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan., dengan
demikian cara demikian diharapkan jumlah kunjungandan rata-rata lama
tinggal wisata di Kota Padang akan dapat ditingkatkan. Tujuan akhir adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan warga kota melalui peningkatan
penyediaan lapangan kerja dan pendapatan dibidang pariwisata.
Strategi untuk Misi 2
Untuk mencapai sasaran yang hendak diwujudkan pada Misi 2, diperlukan
strategi pembanguan sebagai berikut:
1. Melakukan renovasi dan pengembangan objek wisata Kota Padang
yang sudah ada seperti pantai padang, Pasir Jambak, jembatan Siti
Nurbaya, Pantai Bungus dan Pondok Carolina, permandian Lubuk
Minturun, Taman Hutan Raya Bung Hatta.
66
2. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana perhubungan menuju
objek wisata Kota Padang yang sudah ada.
3. Meningkatkan jumlah dan kualitas pemandu wisata untuk meningkatkan
pelayanan kepariwisataan
4. Membangun dan mengembangkan Pusat Informasi Pariwisata (Torist
Information Center) Kota Padang yang dilengkapi dengan system
informasi yang cukup memadai
5. Melakukan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat tentang
manfaat pariwisata untuk pengembangan Kota Padang dan peningkatan
kesejahteraan warga kota.
Arah Kebijakan Misi 2
Untuk dapat mewujudkan strategi pembangunan sebagaimana ditetapkan di
atas, diperlukan beberapa kebijakan pembangunan kota, kebijakan
Pembangunan Kota Padang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan even-even wisata berskala nasional dan internasional,
seperti Tour de Singkarak, pertandingan olah raga, seminar dan
lain-lainnya guna meningkatkan kunjungan wisata ke Kota Padang
2. Meningkatkan jumlah dan kualitas infrastruktur kota yang dapat
menunjang kegiatan pariwisata, seperti fasilitas hotel, transportasi,
pemandu wisata dan hal lainnya yang terkait
3. Membangun sebuah Pusat Informasi Wisata yang dilengkapi dengan
fasilitas teknologi informasi sehingga Kota Padang dikenal luas didunia
internasional
4. Melakukan penyuluhan sadar wisata secara berkala kepada
mmasyarakat tentang manfaat dan pentingnya pariwisata bagi
pembangunan Kota Padang
67
5. Mencegah terjadinya berbagai dampak negative dari kegiatan pariwisata
terhadap agama dan budaya masyarakat
Tabel 3.3
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 3
Misi: Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan
berkesan
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Mewujudkan
Kota Padang
sebagai
daerah tujuan
wisata yang
nyaman dan
berkesan
1. Tercapainya
peningkatan
rata-rata lama
tinggal wisata
di Kota
Padang
1. Meningkatkan
kualitas
akomodasi
penginapan
bertaraf
internasional di
Kota Padang
1. Memberikan
kemudahan
dan insentif
kepada
pengusaha
perhotelan
2. Menciptakan
paket-paket
wisata yang
menarik, kreatif,
layak dan ramah
1. Menciptakan
kondisi wisata
keluarga yang
nyaman dan
aman
2. Mendorong
kesadaran
masyarakat
dalam
menciptakan
objek wisata
religious yang
68
layak dan
ramah
2.Tercapainya
peningkatan
jumlah kunjungan
wisata nusantara
dan
mancanegara
1. Membangun
kelembagaan
pariwisata Kota
Padang yang kuat
berkualitas
1. Penetapan
peraturan
daerah untuk
pengelolaan
pariwisata.
2. Pembenahan
Pusat
Informasi
Wisata (Tourist
Information
Center) yang
dilengkapi
dengan
fasilitas
teknologi
informasi
terkini
2.Mengembangkan
even-even wisata
yang dapat
meningkatan
kunjungan wisata
1. Peningkatan
even-even wisata
yang berskala
nasional dan
Internasional yang
dapat
meningkatkan
kunjungan wisata
ke Kota Padang
69
2. Menjalin
kemitraan dengan
pelaku pariwisata.
2.Terwujudnya
Kota Padang
sebagai Kota
tujuan wisata
budaya yang
religus
1. Terpelihara
dan lestarinya
nilai budaya
religious dan
tradisi local yang
berada di kota
padang
1. peningkatan
pariwisata berbasis
kearifan lokal dan
tradisi seni budidaya
1. pengembangan
seni budaya
tradisional dengan
sentuhan modern
2. Reorganisasi
sanggar seni
tradisional yang
dikelola secara
professional dan
berkelanjutan
3. Peningkatan
Kota Padang
sebagai tempat
festival seni
budaya
ditingkatkan
nasional dan
internasional
2.Pengembangan
wisata religius dan
Kota Tua
1. Pembinaan seni
tradisional
bernuasa religius
dan budaya
minangkabau
2. Pelestarian dan
70
pengembangan
Wisata Kota tua
3. Pengembangan
wisata religi yang
terintegrasi
Misi 3 : Menciptakan Kota Padang Yang Aman, Bersih, Tertib, Bersahabat dan
Menghargai Kearifan Lokal
Pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
merupakan isu yang tidak kalah pentingnya dalam upaya mewujudkan
masyarakat kota yang sejahtera dalam jangka panjang. Kulaitas lingkungan
hidup baik dan menyenangkan akan dapat diwujudkan melalui pencegahan
polusi udara, pengotoran air, mengupayakan lingkungan yang bersih dan
segar, serta menerapkan rencana tata ruang secara konsekuen. Termasuk
dalam hal ini adalah pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang
dapat diupayakan dengan memelihara kawasan hutan lindung, mencegah
eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan, memelihara cadangan air,
memelihara biota laut dan meningkatkan konservasi alam serta reboisasi
hutan secara teratur dan terus menerus.
Tujuan yang hendak dicapai dalam misi ini adalah terwujudnya
perbaikan kualitas lingkungan hidup Kota Padang melalui penanggulangan
resiko bencana, baik gempa, tsunami, banjir, longsor dan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik. Disamping itu, perlu pula peningkatan
penyediaan prasarana dan sarana yang diperlukan untuk mengantisipasi
dampak negatif dari terjadinya bencana alam. Sejalan dengan hal tersebut,
akan ditingkatkan pula kesiapsiagaan seluruh warga kota dalam
menghadapi dan menanggulangi bencana alam melalui kegiatan
kerjasama Patroli Satpol PP dengan Polisi Kehutanan secara berkala.
71
Strategi untuk Misi 3
Untuk mencapai sasaran dalam mewujudkan Misi 3, ditempuh beberapa
strategi pokok sebagai berikut:
1. Menyediakan informassi yang rinci dan jelas tentang wilayah rawan
bencana, meningkatkan sarana prasarana penanggulangan bencana,
peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam penanggulangan
bencana, meningkatkan kesadaran warga kota dalam pelestarian
lingkungan hidup, meningkatkan konversi, rehabilitasi, dan pemulihan
ekosistem dan menurunkan tingkat polusi udara dan air dalam kota
2. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana untuk
penanggulangan kemungkinan bencana alam
3. Meningkatnya kesiapsiagaan fisik dan mental masyarakat dalam
penanggulangan bencana dan pelaestarian lingkungan
4. Meningkatnya konservasi, rehabilitasi dan pemulihan ekosistem serta
penanggulangan polusi udara dan air
Arah Kebijakan untuk Misi 3
Untuk melaksanakan strategi pembangunan tersebut di atas, maka arah
kebijakan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan berbagai bentuk peta dan informasi kongkrit tentang
wilayah rawan bencana dalam kawasan Kota Padang
2. Meningkatkan penyediaan sarana prasarana evakuasi dan
penyelamatanbencana pada lokasi-lokasi rawan bencana
3. Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi kepada segenap warga kota
tentang kesiagaan dan tata cara dalam menghadapi bencana
72
4. Melaksanakan rehabilitasi dan rekontruksi akibat terjadi bencana yang
terjadi sebelumnya.
5. Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi pelestarian lingkungan hidup,
mengembangkankonservasi sumberdaya alam
6. Mengendalikan pencemaran udara dan air serta perusakan lingkungan
hidup wilayah Kota Padang
7. Mengamankan hutan dari illegal logging, mengamankan laut dari illegal
fishing, serta mengelola dan merehabilitasi ekosistem pesisir dan laut
Tabel III.1
Hubungan Antara Strategi dan Arah Kebijakan Pada Misi 5
Misi 5 : Menciptakan Kota Padang yang Aman, Bersih, Tertib, Bersahabat dan
Menghargai Kearifan Lokal
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Mewujudkan
Kota Padang
yang aman
dan tanggap
bencana
1. Tersedianya
Informasi
tentang
Daerah
Rawan
Bencana
1. Meningkatkan
kerjasama
dengan lembaga
penelitian
Menyediakan peta
dan informasi
wilayah resiko
bencana
2. Meningkatkan
Peran
lembaga/SKPD
terkait
Peningkatan
Profesionalitas
Aparatur
Lembaga/SKPD
73
terkait
2. Tercapainya
peningkatan
sarana
prasarana
penanggulang
an bencana
1. Meningkatkan
kerjasama dalam
penyediaan
sarana
prasarana
penanggulangan
bencana
1. Meningkatkan
sarana
prasarana
evakuasi
bencana
2. Meningkatkan
kualitas dan
kuantitas sarana
dan prasarana
penanggulangan
bencana
2. Meningkatkan
sarana dan
prasana SKPD
terkait dan
menjalin
kerjasama
dengan
Kab/Kota dan
Instansi
lainnya
3. Tercapainya
peningkatan
kesiapsiagaan
warga kota
mengantisipa
si
penanggulang
an bencana
Peningkatan
pemahaman dan
kesadaran
masyarakat tentang
antisipasi bencana
Peningkatan
penyediaan
shelter untuk
kesiapsiagaan
bencana
2. Mewujudkan 1. Tercapainya Meningkatkan Melaksanakan
74
lingkungan
hidup kota
yang
berkualitas
peningkatan
kualitas
lingkungan
hidup
kesadaran
masyarakat dalam
menjaga kualitas
lingkungan hidup
penyuluhan dan
sosialisasi
kesiapsiagaan
bencana
2. Tercapainya
peningkatan
konservasi,
rehabilitasi
dan
pemulihan
ekosistem
Intensifikasi
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
peraturan
lingkungan hidup
dalam konservasi
ekosistem
1. Meningkatkan
Jumlah dan
Kualitas
2. Informasi
lingkungan
hidup
3. Tercapainya
penurunan
tingkat
pencemaran
udara dan air
Intensifikasi
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
peraturan
lingkungan hidup
dalam konservasi
ekosistem
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Pengawasan dan
Pengendalian
Pencemaran
Lingkungan.
3. Mewujudkan
Infrastruktur
yang ramah
dan aman
1. Terwujudnya
Tata kelola
Sumber Daya
Air dan
Drainase
Perkotaan
yang
Peningkatan
pengelolaan sungai,
jaringan irigasi dan
drainase
1. Meningkatkan
kualitas sungai
dan SDA
lainnya
2. Meningkatkan
fungsi irigasi
dan drainase
75
berkualitas serta
antisipasi
banjir dan
genangan
2. Tersedianya
infrastruktur
jalan raya
yang aman
Peningkatan dan
penyediaan Sarana
jalan
Meningkatkan
pembangunan
dan perbaikan
jalan dan
jembatan serta
trotoar
3. Tersedianya
sarana dan
prasarana
pemikiman
1. Peningkatam
sarana dan
prasarana
lingkungan
pemukiman.
2. Peningkatan
mutu dan
cakupan layanan
air bersih bagi
masyarakat.
1. Meningkatkan
penyediaan
dan perbaikan
penerangan
jalan umum
dan
lingkungan
2. Meningkatkan
penyediaan
jalan aspal
dan betonisasi
serta drainase
lingkungan
pemukiman.
3. Meningkatkan
sarana
sanitasi
76
pemukiman
4. Mewujudkan
Kota Padang
yang bersih
dan indah
1. Terciptanya
peningkatan
sistem
pengelolaan
persampahan
2. Terciptanya
peningkatan
kualitas dan
kuantitas
Ruang
Terbuka
Hijau, Hutan
Kota, Taman
Kota dan TPU
1. Meningkatkan
pengelolaan dan
pembangunan
Taman Kota,
RTH dan TPU
1. Meningkatkan
kualitas SDM
pengelolaan
Taman Kota,
RTH dan TPU
2. Meningkatkan
Sarana dan
Prasarana
taman kota,
RTH dan TPU
3. Menyediakan
bibit pohon
pelindung dan
tanaman hias
untuk
masyarakat
2. Meningkatkan
kualitas SDM
pengelolaan
taman kota, RTH
dan TPU
1. Meningkatkan
pengelolaan
dan
pembangunan
Hutan Kota
2. Meningkatkan
Sarana dan
Prasana
taman kota,
77
RTH dan TPU
5.Mewujudkan
transportasi
perkotaan yang
lancer, aman,
nyaman dan
murah
1. tersediannya
pelayanan jasa
angkutan kota
yang cukup dan
lancer ke seluruh
wilayah kota
Peningkatan Sarana
dan Prasaranan
serta pelayanan
angkutan umum
1. Menyediakan
angkutan
umum masal
2. Menyediakan
regulasi yang
tegas dalam
pengelolaan
angkutan
umum masal
3. Menyediakan
terminal,
saranan dan
prasarana
angkutan
umum
2.Terciptanya
peningkatan
keamanan
dan
keselamatan
lalu lintas
Peningkatan sarana
dan prasarana lalu
lintas
1. Menyediakan
dan
memelihara
sarana dan
prasarana lalu
lintas
2. Peningkatan
kesadaran lalu
lintas
6.Mewujudka
n penataan
1. Terlaksananya
penataan
1. Meningkatkan
pengawasan dan
1. Melakukan
penataan
78
ruang,
bangunan
dan
perumahan
yang serasi,
selaras dan
seimbang
bangunan dan
perumahan
sesuai dengan
Rencana Tata
Ruang Kota
pengendalian
bangunan dan
perumahan
bangunan dan
gedung
2. Melakukan
penataan
perumahan
dan lingkungan
pemukiman
beserta sarana
dan prasarana
pendukungnya
4. Meningkatkan
pelayanan
dalam
pengurusan
IMB
2.Mendorong
peningkatan jumlah
rumah layak huni
Melakukan
rehabilitasi 1000
unit rumah tidak
layak huni
pertahun
3. Menjaga bentuk
arsitektur bangunan
cagar budidaya /
bersejarah
Meningkatkan
pengendalian
bangunan cagar
budaya bersejarah
7.Mewujudkan
penyediaan
lahan untuk
Tersedianya
lahan untuk
kebutuhan
Menyediakan dan
membebaskan lahan
untuk pembangunan
Penyediaan lahan
untuk
pembangunan
79
kebutuhan
pembangunan
kota yang
berkeadilan
pembangunan
kota yang sesuai
untuk
peruntukannya
kota yang responsif,
adil dan tidak
merugikan pemilik
lahan
kota yang
mengacu kepada
aturan yang
berlaku.
III. 3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Propinsi/Kabupaten/Kota
Telahaan Renstra Kementerian/Lembaga, Propinsi/Kabupaten/Kota
mengacu pada Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, maka telah
ditetapkan 5 (lima) agenda pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kota Padang yang mandiri
dan berdaya saing tinggi
2. Mempunyai daya saing Ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber
daya alam dan energy terbarukan
3. Mewujudkan Infrastruktur dasar yang berkualitas bagi masyarakat secara
merata.
4. Mewujudkan tata kelola Pemerintahan yang professional, transparan dan
berorientasi pada pelayanan public serta
5. Mewujudkan kualitas lingkungan yang baik dan sehat serta berperspektif
perubahan iklim
3.1 Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
Selama kurun waktu 2010 - 2013 terjadi 10 kali unjuk rasa dengan
berbagai macam aspirasi yang disampaikan baik dari kelompok
masyarakat maupun lembaga Swadaya Masyarakat di Kota Padang,
adapun isi unjuk rasa adalah menyampaikan aspirasi tentang pendidikan,
kenaikan upah tenaga kerja, kesenjangan social, penyediaan dan
80
peningkatan sarana dan prasarana umum, kondisi perekonomian
masalah RAS hingga penyampaian ideology.
Untuk Perbantuan penanganan kebencanaan/pemadam kebakaran
dilakukan sebanyak 35 kali kejadian, kegiatan pengawalan sebanyak 35
kali, pengamanan sebanyak 43 kali, patrol dilakukan sebanyak 199 kali,
razia/penertiban gabungan yang dilaksanakan sebanyak 25 kali.
3.2 Sasaran yang ingin dicapai
1. Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Umum untuk mengawal
Pembangunan di Daerah
2. Peningkatan Partisipasi Masyarakat untuk mempererat rasa
persaudaraan dan melestarikan kearifan local melalui prinsip
musyawarah dan mufakat
3. Menciptakan Aparat yang adil dalam penyelesaian permasalahan
4. Peningkatan Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dalam
pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban Umum masyarakat di Kota
Padang
3.3 Permasalahan pencapaian Sasaran
1. Sumber Daya Manusia yang professional untuk menangani berbagai
kasus seperti Pelanggaran Perda dan Peraturan Kepala Daerah serta
peraturan lainnya
2. Kordinasi dengan unsur TNI/POLRI, Hakim, Jaksa perlu ditingkatkan
dalam melakukan penertiban terpadu dengan Satuan Polisi Pamong
Praja dengan melibatkan PPNS Satpol PP dan PPNS POLRI
sehingga bersenergi dalam pelaksanaan tugas
81
3.4 Upaya yang dilakukan
1. Peningkatan kapasitas SKPD Satuan Polisi Pamong Praja maupun
Sumber Daya Manusia yang ada didalam.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga keamanan
dan kenyamanan lingkungan dengan melaksanakan pendidikan,
pelatihan, sosialisasi dan penegakan Peraturan Daerah, Keputusan
Kepala Daerah dan peraturan lainnya.
3. Kerjasama pengembangan kemampuan aparat Satpol PP dengan
TNI/POLRI, Kejaksaan, Hakim serta SKPD lainnya, melalui kegiatan
Tim Terpadu dalam penertiban operasional dilapangan.
4. Pengawasan dan pengendalian kegiatan Satpol PP
5. Pengganggaran dan dukungan dari semua pihak dari Pemerintah
Pusat maupun dari Kota Padang sendiri terhadap Satuan Polisi
Pamong Praja sebelum berubah status dari Kantor (eselon IIIa) ke
setingkat Badan (Eselon IIb)
6. Peningkatan kordinasi dilingkungan Pemerintah Kota Padang
terhadap SKPD terkait dalam pelaksanaan tugas pokok Satpol PP
kedepan.
III.4 Telahaan Rencana Tata Ruang wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Tujuan penataan ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang yang aman,
nyaman, produktif, efektif, efisien, berkelanjutan, dan berwawasan
lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan industri kreatif yang bertaraf
nasional. RTRWK berfungsi sebagai:
1. penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi dan Kota; serta
82
2. acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan
masyarakat untuk mengarahkan lokasi kegiatan dan menyusun program
pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang kota
Kedudukan RTRWK yaitu sebagai pedoman bagi:
1. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), rencana rinci tata ruang kota, dan rencana sektoral lainnya;
2. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang kota;
3. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor,
antar daerah, dan antar pemangku kepentingan;
4. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan
5. penataan ruang kawasan strategis kota.
Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang sebagaimana dimaksud terdiri
atas:
1. kebijakan dan strategi struktur ruang;
2. kebijakan dan strategi pola ruang; dan
3. kebijakan dan strategi kawasan strategis kota.
Kebijakan struktur ruang kota terdiri atas:
1. pusat-pusat pelayanan kota yang efektif dan efisien dalam menunjang
perkembangan fungsi kota sebagai kota perdagangan dan jasa yang
didukung industri kreatif dalam lingkup Kawasan Perkotaan Cekungan
2. pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan
prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan
terkendali; dan
83
3. peningkatan kualitas, kuantitas, keefektifan dan efisiensi pelayanan
prasarana kota yang terpadu dengan sistem regional.
Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana
dan prasarana transportasi berbasis transportasi publik yang terpadu dan
terkendali meliputi:
1. membuka peluang investasi dan kemitraan bagi sektor privat dan
masyarakat dalam menyediakan prasarana dan sarana transportasi;
2. mengawasi fungsi dan hirarki jalan;
3. meningkatkan kapasitas jaringan jalan melalui pembangunan dan
pelebaran jalan, manajemen dan rekayasa lalu lintas serta
menghilangkan gangguan sisi jalan;
4. memprioritaskan pengembangkan sistem angkutan umum massal yang
terpadu;
5. menyediakan fasilitas parkir yang memadai dan terpadu dengan
pusat-pusat kegiatan;
6. mengembangkan sistem terminal dalam kota serta membangun terminal
di batas kota dengan menetapkan lokasi yang dikoordinasikan dengan
Pemerintah Daerah yang berbatasan; dan
7. mengoptimalkan pengendalian dan penyelenggaraan sistem
transportasi kota.
Strategi untuk perwujudan keseimbangan proporsi kawasan lindung
meliputi:
1. menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di
Kawasan Hutan Raya Bung Hatta
84
2. mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan
kota;
3. mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau
kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan
sumber daya air dan kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari
bahaya longsor dan erosi;
4. mengembangkan kawasan jalur hijau pengaman prasarana dalam
bentuk jalur hijau sempadan sungai, jalur tegangan tinggi, dan jalur rel
kereta api;
5. mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan tidak memberi
izin alih fungsi ke fungsi lain didalam mencapai penyediaan ruang
terbuka hijau;
6. melestarikan dan melindungi kawasan dan bangunan cagar budaya
yang telah ditetapkan, terhadap perubahan dan kerusakan struktur,
bentuk, dan wujud arsitektural;
7. meminimalkan dampak resiko pada kawasan rawan bencana
III.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Isu Strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena
atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya memiliki
dampak jangka panjang bagi kelanjutan pelaksanaan pembangunan,
sehingga perlu diatasi secara bertahap.
Berdasarkan Identifikasi permasalahan-permasalahan, dan hasil telahaan
lainnya maka isu strategis yang berkembang Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Padang yakni:
a. Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan standar kebutuhan Unit kerja
yang merupakan tolak ukur dri kinerja Satuan Polisi Pamong Praja masih
85
kurang dan sangat dibutuhkan penambahan baik untuk tenaga
administrasi dan tenaga operasional dilapangan.
b. Kosistensi antara perencanaan dan penganggaran, yang senantiasa
berbeda karena proses perencanaan sampai proses penganggaran
(APBD) tidak luput dari keterlibatan banyak pihak, seperti Kepala SKPD,
DPRD, Stakeholde dan Masyarakat, sehingga mulai dari dokumen RKA
yang dilegalisasi selanjutnya KUA/PPAS yang disepakati antara Kepala
Daerah dengan DPRD (Bangar), yang memungkinkan terjadi
perubahan-perubahan baik pada program/kegitan baru beserta
anggarannya karena kebijakan-kebijakan Pemerintah Pusat/Propinsi dan
kepentingan mendesak hasil kesepakatan bersama untuk kepentingan
masyarakat Kota Padang
c. Masih rendahnya ketaatan masyarakat terhadap K3. Pelanggaran pada
Penyelenggaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan
d. Maraknya peredaran minuman beralkohol illegal. Sebagaimana telah di
atur dalam Perda yang berbunyi Pelarangan, pengawasan dan
pengendalian minuman beralkohol
e. Maraknya café/resto illegal. perda yang mengatur Penyelenggaraan
kepariwisataan
f. Semakin banyaknya reklame illegal. Peraturan Daerah yang mengatur
Penyelenggaraan reklame
86
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN, STRATEGI
DAN KEBIJAKAN
Perencanaan strategik merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai
selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau mungkin timbul.
4. 1 . Visi dan Misi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan kemana organisasi pemerintah harus
dibawah dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis,
antisipatif, inovatif serta produktif. Visi juga merupakan gambaran cita dan citra
yang ingin diwujudkan oleh segenap anggota organisasi. Bagi suatu organisasi,
Visi memiliki peran memberikan arah, menciptakan kesadaran untuk
mengendalikan dan mengawasi (sense of control), mendorong anggota
organisasi untuk menunjukan kinerja yang lebih baik (outperform), menggalakan
anggota organisasi untuk bersaing, menciptakan daya dorong untuk perubahan
dan mempersatukan anggota organisasi, berorientasi kepada Visi Kota Padang
yaitu “Mewujudkan Padang menjadi Kota Pendidikan, Perdagangan dan
Pariwisata yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya”.
Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang :
“Terwujudnya kehidupan Masyarakat Kota yang Tentram, Tertib,
Sejahtera, Religius dan Berbudaya ”.
87
Misi :
Misi organisasi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan
organisasi dalam rangka mewujudkan visi. Dengan pernyataan misi ini
diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat
mengetahui dan mengenal keberadaan serta perannya.
Berdasarkan visi yang ditetapkan tersebut di atas, maka misi Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Padang adalah :
a) Menegakkan hukum dan supremasi hukum secara adil serta menghormati hak
azazi manusia berdasarkan keadilan dan kebenaran sehingga terwujudnya
kehidupan masyarakat Kota Padang yang Sejahtera.
b) Memberikan jaminan kondisi aman, damai, tertib dan tentram untuk
mewujudkan kehidupan masyarakat dan warga kota Padang yang Relegius.
c) Meningkatkan kepatuhan dan ketaatan masyarakat terhadap Peraturan
Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan Produk Hukum Daerah lainnya
sehingga terwujudnya kehidupan masyarakat Kota Padang yang Berbudaya.
d) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Kota Padang dalam hal
menangani masalah-masalah yang dilaporkan masyarakat kepada Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Padang.
e) Meningkatkan koordinasi dengan instansi/dinas terkait dalam hal penertiban
Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan Produk Hukum Daerah
lainnya di Kota Padang.
f) Meningkatkan Sumber Daya Manusia aparatur Satuan Polisi Pamong Praja.
Pemerintah Daerah sebagai penyelenggara pemerintahan di daerah
memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan masyarakat yang
SEJAHTERA, RELIGIUS DAN BERBUDAYA. Selain itu peningkatan penerapan
88
otonomi daerah dengan azas desentralisasi dikarenakan pemerintah daerah lebih
dekat dengan masyarakatnya dalam menampung aspirasi masyarakat. Dalam
Pasal 1 angka 3 UU No. 32 Tahun 1999 yang dimaksud dengan Pemerintah
Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah. Dengan demikian baik tidaknya penyelenggaraan
pemerintahan daerah akan sangat tergantung dari kualitas dan produktivitas kerja
dari Kepala Daerah beserta perangkatnya.
Kota Padang yang merupakan ibukota Propinsi Sumatera Barat yang juga
sebagai gerbang pariwisata, kota pendidikan, kota industri serta barometer
keamanan dan ketertiban sangat memungkinkan terjadinya berbagai
pelanggaran. Seiring dengan lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun
2004 yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja dan Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana peran serta dan harapan
terhadap Polisi Pamong Praja sangat besar, diperlukan upaya pembinaan dan
pengembangan yang berkelanjutan. Hal tersebut dimaksudkan agar antara
pemerintah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan seimbang
tanpa adanya gangguan dan hambatan.
2. 4. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Satuan Polisi Pamong Praja
Tujuan yang ingin dicapai Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang adalah :
a. Terwujudnya masyarakat Kota Padang yang SEJAHTERA, RELIGIUS DAN
BERBUDAYA,mematuhi Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan
Produk Hukum Daerah lainnya guna meningkatkan ketentraman dan
ketertiban umum di Kota Padang.
b. Terwujudnya sumber daya manusia yang profesional dan mandiri dalam
menjaga ketentraman dan ketertiban umum.
89
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah :
a. Meningkatkan kesadaran hukum dan partisipasi masyarakat dan warga Kota
Padang dalam melaksanakan penegakan Peraturan Daerah, Keputusan
Kepala Daerah dan Produk Hukum Daerah lainnya
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya Peraturan
Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan Produk Hukum Daerah lainnya dalam
menjaga ketentraman dan ketertiban umum di Kota Padang
c. Meningkatkan daya kritis dari masyarakat dan warga Kota Padang dalam
penegakan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dan Produk Hukum
Daerah lainnya serta menghormati hak-hak azazi manusia yang berlandaskan
keadilan dan kebenaran.
3. Strategi dan Kebijakan
I. Strategi
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi, Satuan Polisi
Pamong Praja merumuskan strategi yang merupakan rencana menyeluruh
dan terpadu.
Berikut strategi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang tahun 2015-2019 :
1. Mengembangkan kemampuan satuan dan meningkatkan kerjasama
dengan instansi terkait serta stakeholders lainnya.
2. Mendorong dan memfasilitasi adanya partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan dan pemeliharaan ketentraman/ketertiban umum.
3. Meningkatkan penegakkan peraturan daerah, peraturan walikota dan
keputusan walikota.
90
Strategi dan kebijakan yang dilaksanakan berdasarkan arah dan kebijakan
umum seperti “Menyiapkan perangkat pendukung pelaksanaan penertiban di
tengah masyarakat untuk terciptanya ketertiban ditengah masyarakat maka
ketersediaan perangkat pendukung untuk pengaturannya sangatlah
diperlukan. Untuk itu perlu dipersiapkan berbagai produk hukum sebagai
perwujudan adanya kepastian hukum serta upaya pengawasan di
tengah-tengah masyarakat.
Satuan Polisi Pamong Praja sebagai penegak dari produk hukum tersebut
harus menyusun strategi dan skala prioritas untuk mendukung pelaksanaanya
dan ditetapkan sebagai berikut :
a. Melakukan upaya penyadaran warga masyarakat tentang produk hukum
(Perda) dan/atau keputusan kepala daerah dengan melakukan
penyuluhan-penyuluhan Perda di 11 Kecamatan
b. Penertiban Galian C
c. Penertiban Pedagang Kaki Lima di Trotoar, Badan Jalan, jalur hijau dan
fasilitas umum dan fasilitas sosial.
d. Penertiban Hotel, café music dan salon
e. Penertiban IMB/SITU dan bangunan liar
f. Melaksanakan Peradilan Cepat
g. Penertiban Pekerja Seks Komersil
h. Penertiban Rental VCD/DVD porno
i. Penertiban Warung Kelambu
j. Penertiban Minuman keras
k. Pembinaan Pekerja Seks Komersil
l. Meningkatan sarana dan Prasarana Kantor
m. Pembenahan sistem dan management kantor
91
n. Penertiban Papan Reklame
o. Peningkatan profesionalisme dan kinerja personil
2. Kebijakan
Kebijakan ditetapkan untuk mengarahkan program dan kegiatan organisasi
agar fokus terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang sudah
ditetapkan. Berikut ini kebijakan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang
tahun 2014 - 2019 :
1. Penyelenggaraan ataupun pemeliharaan ketertiban dan ketentraman
umum dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan atau dengan
melibatkan instansi terkait.
2. Meningkatkan upaya yang mengarah kepada peningkatan kesadaran
masyarakat dalam penyelenggaraan dan pemeliharaan
ketentraman/ketertiban umum.
3. Memberikan peringatan, teguran keras sampai dengan pengenaan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dilanggar.
92
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Untuk mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan tersebut perlu ditetapkan
program-program dan kegiatan-kegiatan nyata sehingga strategi yang telah
ditetapkan dapat diimplementasikan. Berdasarkan strategi dan kebijakan, selanjutnya
ditetapkan sejumlah program prioritas yang akan dilaksanakan sesuai dengan peran
dan fungsi Satuan Polisi pamong Praja Kota Padang sebagai upaya untuk
mewujudkan visi organisasi melalui perwujudan sasaran-sasaran misi yang telah
ditetapkan. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya program tersebut
dimaksudkan pula sebagai program kerja dan rencana kerja yang akan datang
sebagai pedoman operasional. Beberapa program prioritas tersebut adalah sebagai
berikut
5.1. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUNAN
Berikut ini program-program Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang tahun
2014 - 2019 :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
N
O KEGIATAN
INDIKATOR
KINERJA SASARAN PENDANAAN
1 Penyediaan Jasa
Surat Menyurat
Jumlah materai
yang disediakan
Meningkatkan
Kelancaran
Administrasi
Keuangan
PAD
93
2 Penyediaan Jasa
Komunikasi,
Sumber Daya Air
dan Listrik
Jumlah
penggunaan
Listrik (KWH),
Jumlah
Penggunaan Air
(m3), Jumlah
rekening telepon
dan internet (Rp)
Lancarnya
pelaksanaan
tugas-tugas
perkantoran
dan
meningkatnya
informasi dan
komunikasi
perkantoran
PAD
3 Penyediaan Jasa
Pemeliharaan dan
Perizinan
Kendaraan
Dinas/Operasional
Jumlah unit
kendaraan
dinas/operasion
al yang
dipelihara
Meningkatnya
kelancaran
pelaksanaan
tugas
operasional
PAD
4 Penyediaan Jasa
Perbaikan
Peralatan Kerja
Jumlah jenis
peralatan kerja
yang diperbaiki
Tersedianya
peralatan kantor
dalam kondisi
baik
PAD
5 Penyediaan Jasa
Alat Tulis Kantor
Jumlah jenis alat
tulis kantor yang
disediakan
Terlaksananya
pelayanan
administrasi
perkantoran
dengan baik
PAD
6 Penyediaan Barang
Cetakan dan
Penggandaan
Jumlah bahan
yang dicetak
/digandakan
Meningkatnya
kelancaran
pelaksanaan
PAD
94
tugas dan
administrasi
perkantoran
7 Penyediaan
Komponen Instalasi
Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
Jumlah jenis
komponen
instalasi listrik
yang disediakan
Lancarnya
pelaksanaan
tugas
PAD
8 Penyediaan Bahan
Bacaan dan
Peraturan
Perundang-
undangan
Jumlah bacaan
dan peraturan
perundang-unda
ngan yang
disediakan
Meningkatnya
wawasan dan
pengetahuan
anggota Satpol
PP
PAD
9 Penyediaan Makan
dan Minum
Jumlah porsi
makanan dan
minuman yang
disediakan
Terlaksananya
tugas-tugas dan
fungsi Satpol
PP
PAD
10 Rapat-Rapat
Koordinasi dan
Konsultasi ke Luar
Daerah
Jumlah
koordinasi dan
konsultasi ke
luar daerah yang
dilakukan
Terciptanya
koordinasi
antara Satpol
PP dengan
Leading
Sector Terkait
PAD
11 Penyediaan Alat
Kebersihan
Jumlah jenis alat
kebersihan dan
pembersih yang
Terciptanya
kebersihan dan
keindahan
ruangan kantor
PAD
95
disediakan Satpol PP Kota
Padang
12 Peningkatan Jasa
Pelayanan Publik
Jumlah pegawai
tidak tetap/honor
yang disediakan
gajinya
Lancarnya
pelaksanaan
tugas kantor
PAD
13 Peningkatan
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Jumlah pegawai
honor harian
yang disediakan
gajinya
Pegawai Non
PNS menutup
kekurangan
kebutuhan PNS
untuk
memenuhi
target kinerja
PAD
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
NO KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN PENDANAAN
1. 1111 1
Pengadaan
Kendaraan
Dinas/Operasional
Jumlah
Kendaraan Dinas
Operasional
Roda 4 dan roda
2 yang diadakan
Tersedianya
kendaraan
dinas roda 4
dan roda 2
PAD
2
Penyediaan
Peralatan dan
Perlengkapan
Jumlah Peralatan
dan
perlengkapan
kantor yang
Lancarnya
pelaksanaan
tugas
PAD
96
Kantor diadakan
3
Pengadaan
Mebeleur
Jenis dan Jumlah
Mebeleur yang
diadakan
Terciptanya
ruangan kerja
yang
representatif
PAD
4 Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Gedung Kantor
Jumlah hari
pengerjaan
pemeliharaan
gedung kantor
Terjaganya
aset kantor
dan
meningkatnya
suasana kerja
PAD
5 Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas
Operasional
Jumlah unit
kendaraan
dinas/operasional
yang dipelihara
secara
rutin/berkala
Terwujudnya
kendaraan
dinas yang
layak pakai
sesuai
kebutuhan
operasional
PAD
6 Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Peralatan Gedung
Kantor
Jumlah peralatan
gedung kantor
yang dipelihara
rutin/berkala
Terpeliharanya
aset Kantor
dan suasana
kantor menjadi
kondusif
PAD
7 Rehab Sedang
Berat Gedung
Kantor
Jumlah hari
pengerjaan rehab
sedang besar
gedung kantor
Terjaganya
aset kantor
dan
terciptanya
PAD
97
suasana kerja
yang nyaman
8. Penyediaan Jasa
Perkantoran
Jumlah gudang
yang disewa
untuk
menyimpanan
BB tangkapan
Tersedianya
gudang
penyimpanan
BB tangkapan
untuk 1 tahun
PAD
9. Pengadaan
perlengkapan
kendaraan
Jenis dan jumlah
perlengkapan
kendaraan yang
diadakan
Terwujudnya
kendaraan
dinas yang
lengkap dan
layak pakai
sesuai
kebutuhan
operasional
PAD
10. Perencanaan
Pembangunan
Gedung Kantor
Dokumen
Perencanaan
pembangunan
gedung kantor
direncanakan
Tersusunnya
Dokumen
perencanaan
gedung kantor
PAD
11. Pembangunan
Kantor Satpol PP
Jumlah Gedung
Kantor yang di
bangun
Terbangunnya
gedung Kantor
Satpol PP
yang
PAD
98
representatif
12. Biaya
Pendampingan
APBN
Jumlah biaya
pendamping
yang disediakan
Tersedianya
dana
pendamping
untuk
pembangunan
gedung kantor
Satpol PP
PAD
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
NO KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN PENDANAAN
1 Pengadaan Pakaian
Dinas beserta
perlengkapannya
Jumlah pakaian
dinas dan
perlengkapannya
yang diadakan
Terciptanya
keseragaman
Pakaian Dinas
untuk PNS
Satpol
PP
PAD
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
NO KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN PENDANAAN
99
1 Pendidikan dan
Pelatihan Formal
Jumlah
anggota Satpol
PP yang
mengikuti
Pendidikan
Dasar, Lanjutan
dan pelatihan
formal guna
mendukung
pelaksanaan
tugas dan
meningkatkan
kompetensi
Anggota Satpol
PP
Tersedianya
anggota Satpol
PP yang
profesional
dan
berkompetensi
dalam
mendukung
pelaksanaan
tugas
PAD
2 Pelatihan
Peningkatan
Keterampilan
Pamong Praja
Jumlah
Personil Satpol
PP dan Linmas
yang terlatih
dan terampil di
lapangan
melalui
pelatihan
berganda,
beladiri,
dayung, SAR,
PHH dan
kesamaptaan
Meningkatnya
Kualitas
Personil Satpol
PP dan Linmas
setelah
pelatihan
berganda,
beladiri, SAR,
PHH dan
Kesamaptaan
PAD
100
3 Sosialisasi Peraturan
Perundang-undangan
dan Peraturan
Daerah bagi Aparatur
Jumlah peserta
sosialisasi
peraturan dan
perundang-
undangan dan
peraturan
daerah bagi
aparatur
Meningkatnya
pemahaman
Anggota
Satpol PP
mengenai
peraturan dan
perundang-
undangan dan
peraturan
daerah
PAD
4 Pelatihan Kantor
Sendiri
Jumlah Peserta
yang mengikuti
pelatihan
kantor sendiri
Meningkatnya
pemahaman
Anggota
mengenai
operasional
kantor sendiri
PAD
5 Penyusunan Revisi
Peraturan Daerah No
11 Tahun 2005
Terciptaanya
Peraturan
Daerah
mengenai
Satpol PP yang
telah direvisi
Tersusunnya
Revisi Perda
No 11 tahun
2005
PAD
6 Penyusunan SOP
Satpol PP Kota
Padang
Jumlah Standar
Operasional
Prosedur
Satpol PP yang
di cetak
Terciptanya
Tertib
Administrasi
sesuai SOP
yang telah
PAD
101
disusun
7 Monitoring dan
Evaluasi Anggota
Satpol PP di 11
Kecamatan
Jumlah
anggota Satpol
PP di
kecamatan
yang di
monitoring dan
di evaluasi
Termonitor dan
terevaluasinya
kegiatan
anggota Satpol
PP di 11
Kecamatan
PAD
e. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
NO KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN PENDANAAN
1 Penyusunan laporan
capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja OPD
Jumlah
Laporan
Keuangan OPD
yang di cetak
yang akuntable
Tersedianya
Laporan
Keuangan dan
Aset yang
akuntable
sesuai dengan
ketentuan
yang berlaku
PAD
102
f. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
NO KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA
SASARAN PENDANAAN
1 Peningkatan
Pelayanan dengan
Aparat Keamanan
dalam
penanggulangan
keamanan Kota
Jumlah anggota
Satpol PP yang
diperlukan
untuk menjaga
keamanan
lingkungan
masyarakat
Tersedianya
Personil
Lapangan
yang kompeten
dan
representatif
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
2 Pengadaan Sarana
dan Prasarana
Kelengkapan
Peralatan Satpol PP
sesuai Permendagri
No. 19 Thn 2013
Jenis dan
Jumlah sarana
dan prasarana
yang diadakan
sesuai
Permendagri
No. 19 tahun
2013
Tersedianya
sarana dan
prasarana
yang guna
mendukung
kegiatan
Satpol PP
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
3. Penyelesaian Kasus
di Luar Lembaga
Peradilan
Jumlah Kasus
di luar lembaga
peradilan yang
dapat
diselasaikan
Kasus di luar
lembaga
peradilan yang
dapat
diselasaikan
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
103
g. Program Pemeliharaan Kamtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
NO KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN PENDANAAN
1 Pengawasan
pengendalian dan
evaluasi kegiatan
Satpol PP
Jumlah
Kabupaten
Kota Se
Sumatera
Barat yang
menghadiri
Rapat
Koordinasi
pengawasan
pengendalian
dan evaluasi
kegiatan Satpol
PP
Terlaksananya
Rapat Koordinasi
pengawasan
pengendalian dan
evaluasi kegiatan
Satpol PP Se
Sumatera Barat
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
2 Peradilan
Cepat/Operasi
Yustisia (Tipiring)
Jumlah
peradilan
Cepat/Operasi
Yustisia tindak
pidana ringan
dan
penyelesaian
kasus
pelanggaran
Perda
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat untuk
tidak melanggar
Perda
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
104
3 Pengamanan
hari-hari besar
nasional
Jumlah
hari-hari besar
nasional yang
dilakukan
pengamanan
Terselenggaranya
Pengamanan
Hari-hari Besar
Nasional
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
4
Penyelenggaraan
Rekrutmen Tenaga
Operasional Pemula
Pengamanan
Terpadu
Jumlah tenaga
operasional
pemula
pengamanan
terpadu
yang direkrut
Tersedianya
personil tenaga
operasional
pemula
pengamanan
terpadu untuk
menjaga
ketertiban kota
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
5
Satuan Tugas
Operasi Yustisi
Penertiban
Pemeliharaan
Kebersihan Kota
Jumlah kasus
dalam operasi
yustisi
penertiban
pemeliharaan
kebersihan
kota
Terciptanya
kebersihan Kota
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
6 Operasional
Sekretariat
Bersama Penyidik
Pegawai Negeri
Sipil
Jumlah rapat
Sekretariat
Bersama
Penyidik
Pegawai
Negeri
Terpecahkan
masalah-masalah
pelanggaran
Perda di Kota
Padang
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
105
Sipil (PPNS)
yang dilakukan
7 Pengadaan Pos
Pantau
Jumlah Pos
Pantau Satpol
PP yang
didirikan
guna
memelihara
Kantrantibmas
dan mencegah
tindak kriminal
di daerah
wisata di kota
padang
Berdirinya Pos
Pantau Satpol PP
guna memelihara
Kantrantibmas
dan mencegak
tindak kriminal di
daerah wisata di
kota padang
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
8 Penyegelan Lokasi
Pelanggar Perda
Jumlah
Tempat-tempat
pelanggar
Perda yang di
segel
Penyegelan
tempat-tempat
yang melanggar
Perda
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
9 Pembangunan
Sistem Informasi
Pendataan
Pelanggar Perda
Jumlah sistem
yang dibangun
guna mendata
pelanggar
perda
Terdapatnya data
pelanggar Perda
yang terdata
dengan
jelas
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
h. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga Ketertiban dan
Keamanan
106
No KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA
SASARAN PENDANAAN
1 Peningkatan
Pelayanan Satuan
Keamanan
Lingkungan di
Masyarakat
Jumlah
satlinmas yang
diperlukan
untuk menjaga
keamanan
lingkungan
masyarakat
Terjaganya
keamanan dan
ketertiban
dilingkungan
masyarakat
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
2 Upacara Peringatan
HUT Satpol PP dan
Hansip/Linmas
Jumlah peserta
dan undangan
upacara
peringatan HUT
satuan
Hansip/Linmas
Terciptanya jiwa
korsa dan
kecintaan
terhadap satuan
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
3 Sosialisasi
Peraturan dan
perundang
undangan Penyakit
Masyarakat
(PEKAT)
Jumlah peserta
sosialisasi
peraturan dan
perundang-
undangan
Penyakit
Masyarakat
Meningkatnya
pemahaman
masyarakat
mengenai
peraturan dan
perundang-
undangan
Penyakit
Masyarakat
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
4 Peningkatan
Kemampuan Satuan
Jumlah
Anggota
Anggota
Satlinmas yang
Lain-lain
Pendapatan
107
Hansip/linmas Satlinmas yang
diberikan
pelatihan guna
mendukung
kelancaran
tugas
mengikuti
pelatihan untuk
meningkatkan
kemampuannya
Daerah Yang
Sah
5 Penyerahan Satuan
Hansip/Linmas
Kepada Polresta
Guna Mendukung
Kelancaran Pilkada
Jumlah Satuan
Hansip/Linmas
yang
diserahkan
kepada
Polresta Guna
Mendukung
Kelancaran
Pilkada
Satlinmas/Hansip
yang diserahkan
guna mendukung
Pilkada
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
6 Koordinasi
Pelayanan
Ketertiban dan
Keamanan Kota
Jumlah rapat
koordinasi
pelayanan
ketertiban dan
keamanan kota
Rapat-rapat
Koordinasi yang
dilakukan Satpol
PP dengan
instansi samping
guna mendukung
kelancaran tugas
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
7 Pembekalan bagi
Anggota Satlinmas
Pilkada
Jumlah
Anggota
Satlinmas
Pilkada yang
diberikan
Anggota
Satlinmas
pilkada yang di
berikan
pembekalan
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
108
pembekalan
8 Monitoring dan
Evaluasi Satlinmas
di 11 Kecamatan
Jumlah anggota
Satlinmas di
kecamatan
yang di
monitoring dan
di evaluasi
Termonitor dan
terevaluasinya
kegiatan anggota
Satlinmas di 11
Kecamatan
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
9 Operasi Penertiban
baliho dan atribut
Partai serta iklan
lainnya
Jumlah Operasi
Penerrtiban
baliho dan
atribut Partai
menjelang dan
setelah Pilkada
serta iklan
lainnya
Terlaksananya
Operasi
Penerrtiban
baliho dan atribut
Partai menjelang
dan setelah
Pilkada serta
iklan lainnya
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
10 Sosialisasi Peran
Satlinmas dalam
Upaya Perlindungan
Masyarakat
Jumlah Peserta
Sosialisasi
Peran
Satlinmas
dalam upaya
perlindungan
Masyarakat
Terlaksananya
Sosialisasi Peran
Satlinmas dalam
upaya
perlindungan
Masyarakat
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
109
i. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat)
NO KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN PENDANAAN
1 Operasional
keamanan dan
ketertiban
Jumlah operasi
keamanan dan
ketertiban yang
dilakukan
Terciptanya
Keamanan dan
Ketertiban Kota
Lain-lain
Pendapatan
Daerah Yang
Sah
j. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
NO KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA SASARAN PENDANAAN
1 Penyusunan
Rencana Strategis
(Renstra) OPD
Jumlah Renstra
yang dicetak
Tersusunnya
Renstra OPD
PAD
110
BAB VI
P E N U T U P
Dokumen Rencana Strategik (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang
tahun 2014 - 2019 disusun berpedoman pada Undang-Undang No. 25 tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Sedangkan proses
perumusan Renstra sendiri telah mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang 2014 - 2019 dan memperhatikan
perkembangan lingkungan strategis yang terjadi dan diperhitungkan akan
berpengaruh terhadap upaya-upaya mewujudkan ketenteraman dan ketertiban
umum, penegakkan peraturan daerah, peraturan walikota dan keputusan walikota.
Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang tahun 2014 - 2019 ini
merupakan Revisi dari Rencana Strategis Eselon III setingkat Kantor ke Eselon II
setingkat Badan memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program
serta kegiatan-kegiatan indikatif kurun waktu lima tahun mendatang (2014 - 2019).
Sasaran, program dan kegiatan-kegiatan indikatif tersebut nantinya akan dijabarkan
lebih lanjut ke dalam suatu rencana kinerja tahunan. Renstra ini merupakan langkah
awal dalam rangka pengukuran kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja satuan.
Implementasi dari dokumen ini memerlukan komitmen bersama dari seluruh
pihak baik anggota organisasi maupun pihak-pihak lain yang terkait. Upaya maksimal
dari seluruh potensi sumber daya organisasi dan pihak-pihak terkait sangat
diharapkan, sehingga pada gilirannya akan terwujud visi Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Padang khususnya dan Pemerintah Kota Padang pada umumnya.
Padang, Februari 2017
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Padang
Ir. H. DIAN FAKRI, MSP
Nip.19630511 198810 1 002