pemerintah kabupaten tanggamus -...

21
PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 01 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGGAMUS, Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab diperlukan kewenangan dan kemampuan menggali sumber keuangan daerah yang salah satunya bersumber dari pajak daerah; b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Sarang Burung Walet merupakan kewenangan Kabupaten / Kota; c. bahwa berdasarkan potensi yang ada, Kabupaten Tanggamus layak untuk dilaksanakan pemungutan pajak sarang burung walet; d. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf b dan huruf c tersebut diatas perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pajak Sarang Burung Walet; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

Upload: trandung

Post on 27-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUSNOMOR : 01 TAHUN 2012

TENTANG

PAJAK SARANG BURUNG WALET

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGGAMUS,

Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan otonomi daerahyang luas, nyata dan bertanggungjawab diperlukankewenangan dan kemampuan menggali sumberkeuangan daerah yang salah satunya bersumberdari pajak daerah;

b. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 28Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah, Pajak Sarang Burung Walet merupakankewenangan Kabupaten / Kota;

c. bahwa berdasarkan potensi yang ada, KabupatenTanggamus layak untuk dilaksanakan pemungutanpajak sarang burung walet;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a, huruf bdan huruf c tersebut diatas perlu menetapkanPeraturan Daerah tentang Pajak Sarang BurungWalet;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentangKonservasi Sumber Daya Alam Hayati danEkosistemnya (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1990 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

Page 2: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 tentangPembentukan Daerah TK II Tulang Bawang danKabupaten Daerah TK II Tanggamus (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 2 ,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3667 );

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 tentangBadan Penyelesaian Sengketa Pajak (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3684 );

5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentangPenagihan Pajak dengan Surat Paksa (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3686) sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2000, Nomor 129,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3987);

6. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentangKehutanan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 167, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3888),sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 41Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 86, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4412);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 45, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 );

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4548);

Page 3: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentangPajak Daerah dan Retribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5049);

12. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5059);

13. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentangPerlindungan Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 149, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);

14. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1998 tentangPenyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di BidangKehutanan Kepada Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1998 Nomor 106, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3769);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4385);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004tentang Perlindungan Hutan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4453);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

Page 4: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang TataHutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutanserta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimanadiubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4814);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010tentang Tata Cara Pemberian dan PemanfaatanInsentif Pemungutan Pajak Daerah dan RetribusiDaerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 119, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5161);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010tentang Jenis Pajak yang Dibayar BerdasarkanPenetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri olehWajib Pajak (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 153, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5179);

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun2011;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 03Tahun 2008 tentang Urusan PemerintahanKabupaten Tanggamus (Lembaran DaerahKabupaten Tanggamus Tahun 2008 Nomor 29,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 13);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 01Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Daerah KabupatenTanggamus Tahun 2010 Nomor 48);

Page 5: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS

dan

BUPATI TANGGAMUS

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK SARANGBURUNG WALET.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Tanggamus.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagaiunsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kabupaten Tanggamus.

4. Bupati adalah Bupati Tanggamus.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis yang selanjutnya disebutSKPD Teknis adalah SKPD yang melakukan pemungutan PajakSarang Burung Walet.

6. Pejabat adalah pegawai yang memberi tugas tertentu di bidang PajakDaerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

7. Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilandan/atau pengusahaan sarang burung walet.

8. Burung Walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitucollocalia fuchliap haga, collocalia maxina, dan collocalia linchi dancollocalia esculanta (seriti).

9. Pengelolaan Sarang Burung Walet adalah rangkaian kegiatan usahadan pembinaan habitat serta pengendalian populasi Burung Walet didalam dan di luar habitat alami;

10. Habitat Alami adalah lingkungan tempat Burung Walet hidup danberkembang secara alami;

11. Di luar Habitat Alami adalah lingkungan tempat Burung Walet hidupdan berkembang yang diusahakan dan dibudidayakan;

Page 6: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

12. Kawasan Hutan Negara adalah Kawasan Hutan Lindung, HutanProdukai, Hutan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

13. Lokasi adalah Kawasan/Tempat tertentu dimana terdapat sarangBurung Walet baik di dalam maupun di luar Habitat Alami;

14. Kawasan Konservasi adalah kawasan yang dilindungi ataudilestarikan;

15. Badan adalah Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakankesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukanusaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan Komoditer,perseroan lainya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau BadanUsaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun,Firma, Kongsi, Koperasi, dana Pensiun Persekutuan,Perkumpulan,Yayasan, Organisasi Masa, Organisasi Politik atauOrganisasi lainya, lembaga dan bentuk badan lainya termasukKontrak Investasi Kolektif dan bentuk usaha tetap.

16. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakanPajak.

17. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayarpajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hakdan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan daerah.

18. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangkawaktu lain yang diatur dengan Peraturan Kepala Daerah paling lama 3(tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untukmenghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.

19. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatusaat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam BagianTahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

20. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai daripenghimpunan data objek dan subjek pajak, penentuan besarnyapajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada WajibPajak atau serta pengawasan penyetorannya.

21. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkatSPTPD, adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untukmelaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajakdan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakandaerah.

22. Surat Setoran Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat SSPD, adalahbukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukandengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lainke kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh KepalaDaerah.

Page 7: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

23. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, yang selanjutnyadisingkat SKPDKB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukanbesarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlahkekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif,dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

24. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yangselanjutnya disingkat SKPDKBT, adalah surat ketetapan pajak yangmenentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

25. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, yang selanjutnya disingkatSKPDN, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlahpokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajaktidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

26. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnyadisingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukanjumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebihbesar dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

27. Surat Tagihan Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat STPD, adalahsurat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratifberupa bunga dan/atau denda.

28. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yangmembetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruandalam penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah yang terdapat dalam SuratPemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, SuratKetetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak DaerahKurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, SuratKetetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, Surat Tagihan Pajak Daerah,Surat Keputusan Pembetulan, atau Surat Keputusan Keberatan.

29. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatanterhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan PajakDaerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar, SuratKetetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat KetetapanPajak Daerah Nihil, Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, atauterhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yangdiajukan oleh Wajib Pajak.

30. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas bandingterhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

31. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secarateratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yangmeliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlahharga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutupdengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan labarugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

Page 8: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

32. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun danmengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secaraobjektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaanuntuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak dan/atauuntuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan daerah.

33. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah adalahserangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencariserta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terangtindak pidana di bidang perpajakan daerah yang terjadi sertamenemukan tersangkanya.

BAB IINAMA, OBJEK, SUBYEK DAN WAJIB PAJAK

Pasal 2

Dengan nama Pajak Sarang Burung Walet dipungut Pajak atas kegiatanpengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung walet.

Pasal 3

(1) Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah kegiatan pengambilandan/atau pengusahaan sarang burung walet.

(2) Dikecualikan dari objek Pajak Sarang Burung Walet sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah:

a. pengambilan Sarang Burung Walet yang telah dikenakanPenerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);

b. kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Waletmilik Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.

Pasal 4

(1) Subjek Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau Badanyang melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan SarangBurung Walet.

(2) Wajib Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau Badanyang mengambil dan/atau mengusahakan Sarang Burung Walet.

BAB IIIDASAR PENGENAAN, TARIF DAN CARA PERHITUNGAN PAJAK

Pasal 5

(1) Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet adalah Nilai Jual SarangBurung Walet.

Page 9: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

(2) Nilai Jual Sarang Burung Walet sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dihitung berdasarkan perkalian antara harga pasaran umum SarangBurung Walet yang berlaku di daerah yang bersangkutan denganvolume Sarang Burung Walet.

(3) Harga pasaran umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalahharga rata-rata yang berlaku di lokasi setempat di wilayah KabupatenTanggamus.

Pasal 6

Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan 6 % (enam persen).

Pasal 7

Besaran pokok Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dihitung dengancara mengalikan tarif pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dengandasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

BAB IVWILAYAH PEMUNGUTAN DAN MASA PAJAK

Pasal 8

(1) Pajak Sarang Burung Walet yang terutang dipungut di wilayah tempatpengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet.

(2) Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya 3 (tiga) bulan takwim.

(3) Saat pajak terutang terjadi pada saat pengambilan dan/ataupengusahaan Sarang Burung Walet.

BAB VPENETAPAN PAJAK

Bagian KesatuTata Cara Pemungutan

Pasal 9

(1) Pemungutan Pajak dilarang diborongkan.

(2) Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang dengan dibayarsendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Page 10: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

(3) Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, dan menetapkan sendiripajak yang terutang dengan menggunakan SPTPD, SKPDKB dan/atau SKPDKBT.

(4) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus diisi dengan jelas,benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atauKuasanya.

(5) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus disampaikankepada Bupati selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelahberakhirnya masa pajak.

(6) Bentuk, isi dan tata cara pengisian SPTPD, SKPDKB dan/atauSKPDKBT sebagaimana di maksud pada ayat (3) ditetapkan denganPeraturan Bupati.

Pasal 10

(1) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak,Bupati dapat menerbitkan:a. SKPDKB dalam hal:

1. jika berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain,pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

2. jika SPTPD tidak disampaikan kepada Bupati dalam jangkawaktu 15 (lima belas) hari kerja dan setelah ditegur secaratertulis tidak disampaikan pada waktunya sebagaimanaditentukan dalam surat teguran;

3. jika kewajiban mengisi SPTPD tidak dipenuhi, pajak yangterutang dihitung secara jabatan.

b. SKPDKBT jika ditemukan data baru dan/atau data yang semulabelum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajakyang terutang.

c. SKPDN jika jumlah pajak yang terutang sama besarnya denganjumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kreditpajak.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1 dan angka 2 dikenakansanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulandihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangkawaktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dihitung sejak saatterutangnya pajak.

(3) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKBTsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikenakan sanksiadministratif berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) darijumlah kekurangan pajak tersebut.

Page 11: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

(4) Kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan jikaWajib Pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan tindakanpemeriksaan.

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a angka 3) dikenakan sanksi administratif berupakenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajakditambah sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambatdibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulandihitung sejak saat terutangnya pajak.

Pasal 11

Tata cara penerbitan, pengisian dan penyampaian SPTPD, SKPDKB, danSKPDKBT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) dan Pasal 10diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian KeduaTata Cara Pembayaran dan Penagihan

Pasal 12

(1) Setiap Wajib Pajak membayar pajak yang terutang denganmenggunakkan SSPD.

(2) SSPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi denganjelas,benar dan lengkap serta di tandatangani oleh wajib pajak ataukuasanya dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, isi dan tata cara pengisiandan penyampaian SSPD sebagaimana di maksud pada ayat (1) diaturdengan Peraturan Bupati.

Pasal 13

(1) Bupati dapat menerbitkan STPD jika:

a. pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar;

b. dari hasil penelitian SPTPD terdapat kekurangan pembayaransebagai akibat salah tulis dan/atau salah hitung;

c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administratif berupa bungadan/atau denda.

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam STPD sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dengan sanksiadministratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulanuntuk paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak.

Page 12: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

(3) Bentuk, isi, dan tata cara penyampaian STPD diatur denganPeraturan Bupati.

Pasal 14

(1) Bupati menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoranpajak yang terutang paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah saatterutangnya pajak dan paling lama 6 (enam) bulan sejak di terimanyaSPPT dari Wajib Pajak .

(2) SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, SuratKeputusan Keberatan, dan Putusan Banding, yang menyebabkanjumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasarpenagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

(3) Bupati atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi persyaratanyang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Pajakuntuk menunda dan mengangsur pembayaran pajak.

(4) Angsuran atau penundaan pembayaran pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (3) dilakukan sampai batas waktu yang ditentukan dengandikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) perbulan dari jumlah pajakyang belum atau kurang bayar.

(5) Ketentuan lebih lanjut tata cara pembayaran, penyetoran, tempatpembayaran dan penundaan pembayaran pajak diatur denganPeraturan Bupati.

Pasal 15

(1) Pajak yang terutang berdasarkan SKPDB, SKPDKBT, STPD, SuratKeputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan PutusanBanding yang tidak atau kurang di bayar oleh Wajib Pajak padawaktunya dan dapat ditagih dengan Surat Paksa.

(2) Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkanperaturan perundang-undangan.

Bagian KetigaKeberatan dan Banding

Pasal 16

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati ataupejabat yang ditunjuk atas suatu:

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

Page 13: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

d. SKPDN; dan

e. Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkanketentuan peraturan perundangundangan perpajakan daerah.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengandisertai alasan-alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)bulan sejak tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutansebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika Wajib Pajak dapatmenunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karenakeadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar palingsedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) tidak dianggap sebagaiSurat Keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh Bupati ataupejabat yang ditunjuk atau tanda pengiriman surat keberatan melaluisurat pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan surat keberatan.

Pasal 17

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejaktanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan ataskeberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnyaatau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yangterutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal initelah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatanyang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 18

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepadaPengadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yangditetapkan oleh Bupati.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukansecara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelasdalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampirisalinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayarpajak sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan PutusanBanding.

Page 14: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

Pasal 19

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkansebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikandengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulanuntuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejakbulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian,Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50%(lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusankeberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelummengajukan keberatan.

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, sanksiadministratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen)sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian,Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100%(seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Bandingdikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelummengajukan keberatan.

Bagian KeempatPembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, danPenghapusan atau Pengurangan Sanksi Administratif

Pasal 20

(1) Atas permohonan Wajib Pajak atau karena jabatannya, Bupati dapatmembetulkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLByang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan/ataukesalahan hitung dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentudalam peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Bupati dapat:

a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupabunga, denda, dan kenaikan pajak yang terutang menurutperaturan perundangundangan perpajakan daerah, dalam halsanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak ataubukan karena kesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD,SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;

c. mengurangkan atau membatalkan STPD;

Page 15: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

d. membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yangdilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yangditentukan; dan

e. mengurangkan ketetapan pajak terutang berdasarkanpertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisitertentu objek pajak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengurangan ataupenghapusan sanksi administratif dan pengurangan atau pembatalanketetapan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur denganPeraturan Bupati.

Bagian KelimaPengembalian Kelebihan Pembayaran

Pasal 21

(1) Atas kelebihan pembayaran pajak, Wajib Pajak dapat mengajukanpermohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan, sejakditerimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajaksebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberi keputusan.

(3) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejakditerimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaransebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat(3) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan,permohonan pengembalian pembayaran Pajak dianggap dikabulkandan SKPDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1(satu) bulan.

(5) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang Pajak, kelebihan pembayaranPajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkanuntuk melunasi terlebih dahulu hutang Pajak tersebut.

(6) Pengembalian kelebihan pembayaran Pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(7) Jika pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilakukan setelahlewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2%(dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihanpembayaran pajak.

(8) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 16: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

Bagian KeenamKedaluwarsa Penagihan

Pasal 22

(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi kedaluwarsa setelahmelampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnyaPajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana dibidangperpajakan daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tertangguh apabila:a. diterbitkan Surat Teguran dan/atau Surat Paksa; ataub. ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak, baik langsung

maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitungsejak tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.

(4) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonanangsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatanoleh Wajib Pajak.

Pasal 23

(1) Piutang pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untukmelakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan keputusan Penghapusan Piutang Pajak yangsudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang pajak yang sudah kedaluwarsadiatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VIPEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 24

(1) Wajib Pajak yang melakukan usaha wajib menyelenggarakanpembukuan atau pencatatan.

(2) Kriteria Wajib Pajak dan penentuan besaran omzet serta tata carapembukuan atau pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 17: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

Pasal 25

(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangkamelaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Wajib Pajak yang diperiksa wajib :a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yangberhubungan dengan objek Pajak yang terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruanganyang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaranpemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Pajak diaturdengan Peraturan Bupati.

BAB VIIINSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 26

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Pajak dapat diberi insentifatas dasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal iniditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pasal ini mengacu pada ketentuan PeraturanPerundang-undangan yang berlaku.

BAB VIIIKETENTUAN KHUSUS

Pasal 27

(1) Setiap pejabat dilarang memberitahukan kepada pihak lain segalasesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh WajibPajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya untuk menjalankanketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku juga terhadaptenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati untuk membantu dalampelaksanaan ketentuan perundang-undangan perpajakan daerah.

(3) Dikecualikan dan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan ayat (2) adalah :

Page 18: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

a. Pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksiahli dalam sidang pengadilan;

b. Pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan oleh Bupati untukmemberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atauinstansi pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaandalam bidang keuangan daerah.

(4) Untuk kepentingan daerah, Bupati berwenang memberi izin tertuliskepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tenaga ahlisebagaimana dimaksud pada ayat (2), agar memberikan keterangan,memperlihatkan bukti tertulis dan atau tentang Wajib Pajak kepadapihak yang ditunjuk.

(5) Untuk kepentingan pemeriksaan di pengadilan dalam perkara pidanaatau perdata, atas permintaan hakim sesuai dengan Hukum AcaraPidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati dapat memberi izin tertuliskepada pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan tenaga ahlisebagaimana dimaksud pada ayat (2), untuk memberikan danmemperlihatkan bukti tertulis dan keterangan Wajib Pajak yang adapadanya.

(6) Permintaan hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harusmenyebutkan nama tersangka atau nama tergugat, keterangan yangdiminta, serta kaitan antara perkara pidana atau perdata yangbersangkutan dengan keterangan yang diminta.

BAB IXPENYIDIKAN

Pasal 28

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan PemerintahKabupaten Tanggamus diberi wewenang khusus sebagai Penyidikuntuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Pajak SarangBurung Walet, sebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangHukum Acara Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalahpejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan PemerintahDaerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai denganketentuan peraturan perundangundangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal iniadalah:

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keteranganatau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang PajakSarang Burung Walet agar keterangan atau laporan tersebutmenjadi lebih lengkap dan jelas;

Page 19: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenaiorang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yangdilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang PajakSarang Burung Walet;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atauBadan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Pajak SarangBurung Walet;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengantindak pidana di bidang Pajak Sarang Burung Walet;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan buktipembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukanpenyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugaspenyidikan tindak pidana di bidang Pajak Sarang Burung Walet;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkanruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsungdan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yangdibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang Pajak Sarang Burung Walet;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksasebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikantindak pidana di bidang Pajak Sarang Burung Walet sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inimemberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasilpenyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik PejabatPolisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yangdiatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

BAB XPENGAWASAN

Pasal 29

Bupati menunjuk pejabat tertentu untuk melaksanakanpengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini.

Page 20: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

BAB XIKETENTUAN PIDANA

Pasal 30

(1) Wajib Pajak tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidakbenar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidakbenar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana denganpidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda palingbanyak 2 (dua) kali jumlah pajak yang terutang.

(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD ataumengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkanketerangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerahdapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahunatau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yangterutang.

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran.

Pasal 31

Tindak pidana dibidang perpajakan daerah tidak dituntut setelahmelampaui jangka waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atauberakhirnya Masa Pajak atau berakhirnya Bagian Tahun Pajak atauberakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Pasal 32

(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karenakealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan halsebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) dipidanadengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana dendapaling banyak Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).

(2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang dengansengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yangmenyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidanakurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyakRp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yangkerahasiaannya dilanggar.

(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)sesuai dengan sifatnya adalah menyangkut kepentingan pribadiseseorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itu dijadikan tindakpidana pengaduan.

Page 21: PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2012/KabupatenTanggamus-2012-1.pdf · harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan

Pasal 33

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2), danPasal 32 ayat (1) dan ayat (2) merupakan penerimaan negara.

BAB XIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan daerah ini, sepanjang mengenaiteknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 35

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka segala ketentuanyang mengatur materi yang sama dan bertentangan dengan PeraturanDaerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 36

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran DaerahKabupaten Tanggamus.

Ditetapkan di Kota Agungpada tanggal 27 Februari 2012

BUPATI TANGGAMUS,

BAMBANG KURNIAWAN

Diundangkan di Kota Agungpada tanggal 28 Februari 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS,

GUNAWAN TARWIN WIYATNA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2012 NOMOR 78 TAHUN 2012