pemeriksaanstrukturselbeberapajenisbulukelinci...

228
PEMERIKSAAN STRUKTUR SELBEBERAPAJENIS BULU KELINCI SECARA SPESIFIK Rossuartini dan I Wayan Pasek Balai Penelitian Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Penentuan struktur sel bulu kelinci Rex, kelinci Satin dan persilangan kelinci Rex dan kelinci Satin yang disebut Reza dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 40 x 10. Bulu kelinci yang diperiksa yaitu pada waktu anak kerlinci berumur 3 - 4 minggu agar segera diketahui secara dini hasil yang diharapkan, tetapi tanpa pemeriksaan mikroskop perbedaan ketiga jenis kelinci antara Rex, Satin dan Reza terlihat jelas pada saat kelinci besar namun hal ini memakan waktu, karena induk-induk kelinci tersebut harus segera dikawinkan kembali . Dari hasil pemeriksaan terlihat jelas perbedaan struktur sel bulu kelinci . Struktur sel bulu kelinci Rex berbentuk batang/kotak, sementara bulu kelinci Satin tampak tidak memiliki sel batang/kotak seperti kelinci Rex tetapi tampak lebih terang, sedangkan bulu kelinci hasil persilangan kelinci Rex dan Kelinci Satin/Reza ditentukan kalau selnya berada diantara bulu kelinci Rex dan kelinci Satin. Kata kunel :jenis bulu kelinci Rex, Satin dan Reza, struktur sel. PENDAHULUAN Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003 Potensi kelinci Rex dan kelinci Satin sebagai ternak penghasil bulu dan sebagai komoditi agro industri berorientasi ekspor, termasuk prospek pasarnya mendapat tanggapan positif dari pengusaha kulit (Rahatjo,1994). Peranan komoditas kelinci sebagai penghasil kulit bulu, juga sekaligus menjadi salah satu solusi bagi usaha meningkatkan keberhasilan dalam membudidayakan kelinci Reza dan kelinci Satin yang mampu menghasilkan kulit bulu berkualitas tinggi (Raharjo, 2000) . Dalam rangka mendukung pola usaha ternak kelinci Rex dan kelinci Satin yang mampu menghasilkan produk kulit bulu yang berkaualitas baik serta menunjang pemanfaatan produksi seleksi pembentukan bangsa kelinci baru antara persilangan kelinci Rex dan kelinci Satin yang disebut Reza, sebagai kelincijenis baru (Raharjo, 2001) . Tanggapan positif dari pengusaha kulit terhadap kulit bulu kelinci Rex terlihat dari pesanan 1000 lembar per pesan (terungkap dalam pameran produk kulit di Jakarta pada tanggal 30 Maret sampai 02 Agustus 2000 yang lalu) . Tampaknya mencari pasar bagi kulit-bulu kelinci Rex tidaklah sulit bagi pengusaha kulit maupun kulit bulu . Menurut Siswanto (1988, per.Kom), peluang pasar kulit-bulu di Hongkong cukup besar. Nilai jual kulit bulu kelinci Rex mentah yang betmutu prima bisa mencapai USD 11 .00 per lembar (Raharjo, 2001) . Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memperkenalkan beberapa hasil pemeriksaan bulu kelinci Rex, kelinci Satin dan peluang munculnya kelinci baru harus-kilap yaitu persilangan antara kelinci Rex dan kelinci Satin yang disebut kelinci Reza. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

Upload: others

Post on 25-Apr-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

PEMERIKSAAN STRUKTURSELBEBERAPAJENIS BULUKELINCISECARA SPESIFIK

Rossuartini dan I Wayan Pasek

Balai Penelitian Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002

RINGKASAN

Penentuan struktur sel bulu kelinci Rex, kelinci Satin dan persilangan kelinci Rex dan kelinci Satin yangdisebut Reza dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 40 x 10. Bulu kelinci yang diperiksayaitu pada waktu anak kerlinci berumur 3 - 4 minggu agar segera diketahui secara dini hasil yang diharapkan,tetapi tanpapemeriksaan mikroskop perbedaan ketigajenis kelinci antara Rex, Satin dan Reza terlihat jelaspadasaat kelinci besar namun hal ini memakan waktu, karena induk-induk kelinci tersebut harus segera dikawinkankembali . Dari hasil pemeriksaan terlihat jelas perbedaan struktur sel bulu kelinci . Struktur sel bulu kelinci Rexberbentuk batang/kotak, sementara bulu kelinci Satintampak tidakmemiliki sel batang/kotak seperti kelinci Rextetapi tampak lebih terang, sedangkanbulu kelinci hasil persilangan kelinci Rex dan Kelinci Satin/Reza ditentukankalau selnya berada diantarabulu kelinci Rex dan kelinci Satin.

Kata kunel :jenis bulu kelinci Rex, Satin dan Reza, struktur sel.

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Potensi kelinci Rex dan kelinci Satin sebagai ternak penghasil bulu dan sebagai komoditi agroindustri berorientasi ekspor, termasuk prospek pasarnya mendapat tanggapan positifdari pengusahakulit(Rahatjo,1994).

Peranan komoditas kelinci sebagai penghasil kulit bulu, juga sekaligus menjadi salah satu solusibagi usaha meningkatkan keberhasilan dalam membudidayakan kelinci Reza dan kelinci Satin yangmampu menghasilkan kulit bulu berkualitas tinggi (Raharjo, 2000) . Dalam rangka mendukung polausaha ternak kelinci Rex dan kelinci Satin yang mampu menghasilkan produk kulit bulu yangberkaualitas baik serta menunjang pemanfaatan produksi seleksi pembentukan bangsa kelinci baruantara persilangan kelinci Rex dankelinci Satin yang disebut Reza, sebagai kelincijenis baru (Raharjo,2001) .

Tanggapan positifdari pengusaha kulit terhadap kulit bulu kelinci Rex terlihat dari pesanan 1000lembar per pesan (terungkap dalam pameran produk kulit di Jakartapadatanggal 30 Maret sampai 02Agustus 2000 yang lalu) . Tampaknya mencari pasar bagi kulit-bulu kelinci Rex tidaklah sulit bagipengusaha kulit maupun kulit bulu . Menurut Siswanto (1988, per.Kom), peluang pasar kulit-bulu diHongkong cukup besar. Nilai jual kulit bulu kelinci Rex mentah yang betmutu prima bisa mencapaiUSD 11 .00 per lembar (Raharjo, 2001) .

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memperkenalkan beberapa hasil pemeriksaan bulu kelinciRex, kelinci Satin dan peluang munculnya kelinci baru harus-kilap yaitu persilangan antara kelinci Rexdan kelinci Satin yang disebut kelinci Reza.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

1

Page 2: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

MATERI DAN METODA

1. Alat dan bahan yang dipergunakan dalam pemeriksaan bulu kelinci adalaha . Mikroskopb .

Glass preparatc .

Cover glassd .

Beberapa lembar bulu kelinci dari masing-masingjenis .

HASIL DAN PEMBAHASAN

2

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

2 . Cara kerjaSetelah mengambil/ mencabut bulu kelinci dari ternak basil persilangan antara @&Rex x B& Satin

dan sebaliknya @& Satin x B& Rex yang berumur 3-4 minggumasing-masing sebanyak :i- 5-10 helai,lalu dimasukkan kedalam plastik atau dibungkus kertas putih dan diberi label agar pada waktupemeriksaan tidak tertukar.

Bulu kelinci yang sudah diberi label tadi diperiksa satu per satu sesuai dengan perlakuanperkawinan, ditempatkan pada glass preperat dan ditutup dengan cover glass selanjutnya dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 40 x 10 . Dari hasil pembesaran tadi akan terlihat apakah anakkelinci tersebut menjadi kelinci Rex, kelinci Satin atau menjadi kelinci Reza, kelincijenis baru yangdiharapkan dari persilangan kelinci Rex dan kelinci Satin .

Kelinci Rex dan kelinci Satin masing-masing memilikijenis kulit bulu yang istimewa dan berbeda .Kelinci Rex sangat dikenal dengan panjang bulu yang seragam, halus dan lembut tetapi kurangmengkilap, sedangkan kelinci Satin memiliki kulit bulu panjang, lebat dan mengkilap tetapi tidakseragam dan juga tidak halus (Lukefahr, 1988) . Diharapkan dari persilangan antara kelinci Rex dankelinci Satin akan menghasilkan kelinci yang berbulu halus, seragam danmengkilap . Hasil persilanganini disebut Reza

Untuk menghasilkan kulit bulu persilangan kelinci Rex dan kelinci Satin (Reza) perlu dilakukanpemeriksaan secara mikroskopik, untuk mengetahui berapa banyak hasil yang didapat dari masing-masing jenis kelinci tersebut . Masing-masing bulu kelinci yang sudah diperiksa dengan memakaimikroskop akan terlihat perbedaan anak kelinci yang berbulu Rex, Satin atau Reza, seperti terlihatpada Gambar 1, 2, 3 dan 4 .

Pemeriksaan bulu kelinci dilakukan dengan menggunakan mikroskop sedini mungkin pada waktuanakkelinci berumur3 -4 minggu, agar lebih cepat mengetahui hasil dari persilangan kelinci Rex dankelinci Satin, tetapi tanpa pemeriksaan dengan mikroskop perbedaan ketigajenis kelinci ini Rex, Satindan Reza akan terlihat jelas setelah kelinci besar dan ini memakan waktu yang lama karena induk-induk kelinci tersebut harus segera dikawinkan kembali setelah anak lepas sapih . Pada bulu kelinci

Page 3: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Rex, kelinci Satin dan kelinci persilangan Rex dan Satin/Reza yang sudah besar dan tanpa mikroskopterlihat perbedaan yang jelas, sedangkan bulu kelinci dari ketigajenis yang diperiksa dengan memakaimikroskop adalah : untuk bulu kelinci Rex terlihat jelas struktur sel berbentuk kotak/batang, sementarabulu kelinci Satin tampak tidak memiliki sel batang seperti bulu kelinci Rex tetapi tampak lebih terang(Gambar I) dan untuk bulu kelinci hasil persilangan kelinci Rex dan Kelinci Satin/Reza ditentukankalau selnya berada diantara Rex dan Satin.

Contoh hasil yang diperoleh dari masingmasingjenis bulu kelinci dengan menggunakan mikroskopyang menjadi bulu kelinci Rex, kelinci Satin dan hasil persilangan kelinci Rex dan kelinci Satin/Rezaterlihat pads Tabel I .

Gambar I . Struktursel bttlu kelinci Satin

Prosiding -FenTU Teknis Fungsional Non Pencliti 2003

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

3

Page 4: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dari Tabel 1 terlihat bahwa untuk menghasilkan kelinci jenis baru/Reza masih sedikit (Contohpemeriksaan pada kelahiran 1) dan ini sesuai dengan laporan hasil penelitian tahun 2000 (Raharjo,2000).

Tabel 1 . Contoh hasil yang diperoleh dari masing-masing jenis bulu kelinci dengan pemeriksaanmikroskop

KESIMPULAN

Untuk menghasilkan/menentukan frekuensi kemunculan kelinci harus-kilap/Reza secara dini, waktuanak kelinci berumur 3-4 minggu harus dilakukan dengan menggunakan mikroskop pemb-esaran 40 x10 akan terlihatjelas perbedaannya . Tanpa mikroskop perbedaan bulu kelinci Rex, Bulu kelinci Satindan bulu kelinci hasil persilangnya/Reza akan terlihat setelah kelinci besar. Dari ketigajenis kelinciyaitu kelinci Rex, Satin dan hasil persilangan Rex dan Satin/Reza yang terbaik untuk menghasilkankulit bulu adalah kelinci Reza, tetapi hasilnya belum cukup banyak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menggunakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada INIr Tuti Murtisari MSc . yang telah mengoreksi dan memberikan masukan pada penulisan makalah ini .

DAFTAR BACAAN

LuKumm, SD AND R. ROBINSON, 1988 . Coat colour genetics and breeding plants for the commercialRex breed . J . Appl . Rabbit Res. 11 :68-77 .

RAHAjuo, YC. 1994 . Potential and prospect ofan integrated Rex rabbit farming in supporting an exportoriented agribusiness . IndonesiaAgric . Res . Dev. J . 16 : 69-81 .

4

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Perkawman :Rex x d SatinSatan x d' Rex

Jenis buluRex (ekor)

yang dihasilkanSatin (ekor)

Reza (ekor)

8266 x Satin 4 2 -R298 x ~._Satin 4 - 1R406 x Satin 3 3 1R55 x 6 Satin 4 1 1R224 x 6 Satin--3 -- - --2- .S87x r;,~Rx

3 3 -' ' S66 x S Rex 3 3 -S75 x Rex 4 3 -S26 x ~._ Rex 2 3 2S44 x Rex 2 2 1

Ju l- T

32~.

20 l- 8

Page 5: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

RAHARjo, YC., D. GuLTom DANL.H . PRASETYO, 2000. Pembentukan galur baru kelinci unggulpenghasil daging dan kulit-bulu berkualitas tinggi. Laporan hasil penelitian,

PAATPdan

Balitnak . Bogor.RAHARJO,YC., D . GuLTom, S. IsKANDAR DAN L . H . PRAsETYo, 2001 . Peningkatan produktivitas,

mutu produk dan nilai ekonomi kelinci eksotis melalaui pemuliaan dan nutrisi . Laporan hasilpenelitian, Balitnak danARMP-II .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

5

Page 6: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

FORMULASIPAKANMURAHYANGBERKUALITAS UNTUKUSAHAPENGGEMUKANSAPI BALIMaman Suparman dan H. Muh. Sidik Azis

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

RINGKASAN

Percobaan penggemukan Sapi Bali dilakukan di Kecamatan Taneteriaja, Kabupaten Barru Provinsi SulawesiSelatan . Tujuan percobaan ini adalah meningkatkan produksi dagingsapi dengan biaya yang semurah-murahnya .Sebagai materi dipergunakan 3 ekor Sapi Balijantan yang berumurantara 2 sampai 3 tahun clan mempunyai beratbadan awal masing-masing 180 kg, 184 kg dan 255 kg. Susunan pakan yang diberikan terdiri dari dedak, daungamal (Glirisidia) clan rumput lapangan . Agar sapi percobaan tidak mengkonsumsi pakan lain, maka sapi-sapipercobaan dikandangkan. Percobaan ini dilakukan selama3 (tiga) bulan dan setiap bulan dikontrol penmmbahanberat badannya dengan cara penimbangan . Hasil percobaan menunjukan bahwadengan pemberian pakan murahyang berkualitas dapat meningkatkan berat badan sapi 0,83 kg/ekor/hari, sehingga dapat memberikan tambahankeuntungan sebesar Rp . 992.750,00/3 ekor/3 bulan.

6

Kata kunci : Pakan murah, penggemukan sapi.

PENDAHULUAN

Pada umumnya, masyarakat Indonesia di pedesaan melakukan kegiatan usaha bertani atau beternakhanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup clan mempertahankan hidup . Padahal kegiatanusaha yang dilakukan itu seharusnya secara bertahap dapat merubah clan meningkatkan tarafhidupyang pada akhirnya mewujudkan keluarga-keluarga yang sejahtera . Oleh karena itu pola-polatradisional itu harus segera dirubah dengan cara-cara modern yang telah dimasuki teknologi dansudah teruji melalui berbagai penelitian . Dalam hal ini kita dituntut untuk lebih profesional lagi dalammenyampaikan clan mensosialisasikan teknologi terbaru kepada masyarakat petani atau peternakkhususnya dipedesaan .

Seiring dengan pergeseran waktu yang begitu cepat, tuntutan masyarakat terhadap komoditidaging cenderung membengkak, oleh karena semakin meningkatnya kesadaran akan nilai gizi dankesehatan masyarakat (Ditjen Peternakan, 1979) .

Konsumsi protein produksi hewani di Indonesia baru mencapai 2,56 gr/ kapita/tahun (Mubyarto,1990). Sementara target yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 1983 sebesar 4 gr/kapita/tahun . Sedangkan kebutuhan pada tahun 2003 sebesar 6,5 gr/kapita/tahun (Kusumo, 2003) . Ini berartiproduksi daging dan penyerapan produksi hewani lainnya masih sangat rendah . Fakta inilah yangmemaksa kita untuk melakukan langkah-langkah nyata dalam upaya meningkatkan produksi ternak,terutama daging . Salah satu cara penanggulangan masalah ini adalah dengan melakukan usahapenggemukan Sapi Bali .

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 7: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dalam melaksanakan kegiatan usaha penggemukan ternak, sebagian besar biaya produksiditentukan oleh biaya pakannya . Sementara ini kondisi yang terjadi di negara kita sedang mengalamikrisis ekonomi, sehingga harga bahan-bahan pakan membumbung tinggi yang merupakan tantangan .Maka dari itu sebagai langkah antisipatif dalam melakukan usaha penggemukan sapi, kitaharus dapatmencari alternatif lain, yakni menekan biaya pakan dengan cara mencari pakan yang murah tapikualitasnya baik . Creswell (1980) clan Devendra (1981), menyarankan agar bahan pakan tempkmenggunakan bahan-bahan pakan non konvensional seperti glirisindia, leucaena clan hijauan lainyangberbasis bahan baku lokal . Di Kabupaten Barru, tanaman Glirisidia (Gamal) amat berlimpah clansangat murah. Kandungan proteinnyatinggi, sehingga clapat digunakan sebagai tambahan konsentratselain dedak . Kemudian dedak diberikan selain kandungan proteinnya baikjugs kaya akan serat clankarbohidrat . Dedak merupakan limbah pertanian yang harganya relatifmurah.

MATERI DAN METODE

Sapi yang digunakan dalam percobaan ini adalah 3 (tiga) ekor Sapi Bali jantan yang sehat clantidak terlalu kurus.

Tabel l .

Keadaan awal sapi percobaan

Pelaksanaan penggemukan sapi dilakukan dalam kereman (kandang) selama 3 (tiga) bulan . Hal iniberpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Basya (1992), bahwa keuntungan yang tinggiper satuan waktu merupakan tujuan dari setiap kegiatan usaha . Agar tujuan usaha tercapai, kitajugsharus memperhatikan dalam memilih ternak bakalan, kebersihan kandang clan lingkungan sekitarnyaserta frekuensi clan tatacara pemberian pakan .

Ukuran kandang per ekor adalah 2 m x 0,75 m. Untuk memudahkan pemeliharaan kebersihankandang, makapermukaan lantai kandang dimiringkan ke bagian belakang, kira-kira 100. Di sekelilingkandang bagian luar dibuatkan selokan yang dihubungkan dengan bak penampungan kotoran yangterletak di belakang kandang . Di bagian depan masing-masing kandang, disiapkan tempat pakandisebelah kanan clan tempat minum di sebelah kiri . Pada awal percobaan, sebelum sapi dikandangkan,setiap sapi ditimbang berat badannya. Penimbangan dilakukan pada pagi hari, yakni sebelum sapi-sapi tersebut diberi makan atau minum .

Susunan pakan yang diberikan setiap hari kepada satu ekor sapi terdiri dari daun gurnal yangsudahdilakukan t 24 jam sebanyak 9 kg, 2,1 kg dedak clan rumput lapangan sebanyak 10% dari beratbaclan sapi percobaan clikurangi jumlah berat daun gamal clan berat dedak yang diberikan .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

7

Kode Sapi Umur Bobot bahan

Percobaan (bulan) (kg) Keterangank

S1 26 180 Semua sapiS2 30 184S3 36 255

antan

Page 8: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Ternu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Cara pemberian pakan dan air minum

Daun gamal 9 kg dicampur dengan 2,1 kg dedak, lalu campuran tersebut dibagi menjadi 3 bagianyang masing-masing sama beratnya, misalnya = P I kg . Kemudian dilakukan pula hat yang samaterhadap kebutuhan rumput, misalkan setiap bagian rumput seberat PZ kg . Pemberian pakan dilakukan3 kali sehari yakni pada pagi hari sebanyak ( P I + P Z ) kg, siang hari sebanyak ( P, + PZ ) kg, demikianpula pada sore hari ( P I + P Z ) kg. Setiap kali pemberian pakan, pada satu jam pertama hanya diberikancampuran P, saja, setelah itu barulah diberikan rumput sebanyak PZ kg yang diaduk dengan sisacampuran P, . Setiap hari Residu Ransum yang tidak dimakan ditimbang. Untuk air minum, setiap pagidiberikan sebanyak 20 liter/ ekor. Demikian seterusnya dilakukan selama masa percobaan yakni 3bulan . Setiap bulan dilakukan penimbangan berat badan sapi dan setiap penimbangan selalu dilakukanpada pagi hari, yaitu saat sapi-sapi belum makan/ minum.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka hasil-hasil percobaan disajikan pada Tabel 2 dibawahini . Perbedaan umur pada sapi yang digemukkan ternyata sangat berpengaruh terahdap pertambahanberat badan sapi yang digemukkan, walaupun diberikan pakan / Rnsum yang sama dan dalamjumlahyang sama pula. Sapi yangberumur 30 bulan(S.2 .) memperlihatkan pertambahan beratbadan tertinggi,yakni mencapai 0,911 kg/hari . Sedangkan pada sapi yang berumur 36 bulan (S.3 .) pertambahan beratbadannya hanya 0,725 kg/hari (Tabel 2) .

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2 . Pertambahan berat badan sapi (BB) selama masa percobaan (3 bulan) .

Pertambahan berat badan yang diperoleh dalam percobaan ini lebih baik dibandingkan denganyang dilaporkan oleh Pongsapan dkk . (1992) yaitu seberat 0,457 kg./hari dengan pemberian ampassagu dan rumput lapangan, atau yang dilaporkan oleh Musofre dkk . (1981) seberat 0,406 kg/haridengan pemberian pucuk tebu dan konsentrat.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Berat Badan Sa i

KodeSapi

Umur sapi(bln)

Ag)1

Setelah1 bulan(Kg)

Setelah2 bulan(Kg)

Setelah3 bulan(K8)

TotalKenaikanBB /ekor

S 1 26 180 205 229 258 78S 2 30 184 204 235 266 82S 3 36 255 269 293 320 65

Kenaikan rata rata / ekor / 3 bulan 75Kenaikan berat badan / ekor / hari 0,83

Page 9: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Cara Pemberian Pakan

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Cara pemberian pakan yang baik adalah dengan menggunakan tempat/ wadah pakan denganmaksud untuk menghindarkan terbuangnya ransum sehingga tidak terjadi pemborosan clan semuapakan betul -betul habis dimakan sapi. Minuman berupaair bersih diberikan secara adlibitum (tersediaterus -menerus) clan kualitas aimyaharus dijaga agartidak terkontaminasi oleh bibit-bibit penyakit .

Jumlah kebutuhan pakan sapi rata-rata adalah 10 % dari berat bahan Tmak sapi per ekor per hariclan diberikan 2 - 3 kali dalam sehari . Makanan umum bagi Trnak sapi yang digembalakan adalahrumput lapangan (rumput liar), daun-daunan atau jerami . Bagi Tmak yang clikanclang sebaiknyadiberikan makanan tambahan yang mempunyai nilai nutrisi baik, sehingga dapat memenuhi kebutuhanuntuk pertumbuhan hidupnya.

Tabel 3 . Nilai nutrisi rumput lapangan / rumput liar rata-rata secara umum.

Sumber : Pakan Ternak, LIPI, Desember 1982

Makanan tambahan yang baik yang berupa hijauan dapat diberikan misalnya daun gamal, daunlamtoro, daun turi clan sebagainya. Kemudian sebagai konsentrat dapat diberikandedak padi, bungkilkelapa atau jagung . Jumlah makanan tambahan yang diberikan harus diperhitungkan dalam batasyang menguntungkan. Dalam percoban ini diberikan campuran pakan yangterdiri dari rumput lapangan(rumput liar) dedak clan daun gamal yang sudah dilayukan selama24jam . Pemberian daun gamal segarkurang diminati oleh sapi karena adanya bau yang ticlak sedap. Pelayuan daun jugs clapat menurunkankadar air yang terkandung didalamnya, sehingga apabila dikonsumsi oleh sapi, maka sapi tersebutdapat terhinclar dari penyakit kembung perut clan tentunya persentase bahan kering dari daun gamalyang dikonsumsi oleh sapi akan lebih meningkat.

Analisa Pakan Ternak (Analisis Proksimat)Berdasarkan hasil pengamatan clan hasil analisa di laboratorium BPTP Sulawesi Selatan diperoleh

data sebagai berikut

1 . Kehilangan air dari daun gamal segaryang dilayukan 24 jam adalah sebesar 13%

2 . Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam ransum yang diberikan (campuran dari 9 kgdaun gamal, 2,1 kg dedak clan 15 kg rumput liar) adalah sebagai berikut

"

Protein kasar sebesar 15,73%"

Lemak sebesar 4,02%

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

9

Jenis rumput Protein

kLemak

Serat

kMineral

Liar aar (%) oar (%

Rumput JarumRumput PahitRumput berulang 11,41 3,57 29,3 18,06Dan lain lain

Page 10: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

1 0

"

Serat kasar sebesar 24%"

Kadar air sebesar 53,65%

Tebel 4 .

Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam daun gamal

') Wartazoa, volume 2, No. 1-2, bulan September 1991

Tebel 5 .

Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam dedak padi

Data dari berbagai sumber3 . Residu Ransum pada bulan pertama rata-rata sebesar4% /hari, pada bulan kedua sebesar 2% /hari

clan pada bulan ketiga < 1% /hari .

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan clan sangat manunjang keberhasilan pada usaha penggemukansapi adalah sebagai berikut

1 . Pemilihan ternak bakalana .

Kondisi sapi harus sehat clan keadaan badannya setengah kurus atau sedang. Memiliki ciri-ciri fisik antara lain : kulit halus clan longgar, kepala pendek clan pada bagian dahinya lebar,dadanya lebar clan dalam, punggung clan pinggangnya juga lebar, panjang badan seimbangdengan bagian-bagian tubuh lainnya.

b .

Sapi yang digemukkan adalah sapi jantan yang berumur antara 2 sampai 3 tahun . Padakisaran ini, kualitas dagingnya amat baik clan tidak alot .

c .

Masa penggemukkan tidak terlalu lama, yakni berkisar antara 3-6 bulan, dengan maksud agardapat menekan biaya pakan clan biaya pemeliharaan .

d .

Oleh karena yang diharapkan adalah produksi dagingnya, maka sapi yang akan digemukkanadalah sapi yang tidak baik untuk bibit atau sapi jantan yang sudah dikebiri .

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Kandun an zat-zat makananDedak padi Protein Mineralterdiri dari : Kasar

Lemak(oho) Serat Kasar

(%) NN Cal?Kulit gabahSelaput Perah 13,5 3,76 33,62 0,1Dedak Kasar 1,5

Sumber *) Bhn. Kering Protein kasar Serat Kasar Kadar Abu

Rangkuti dkk 26 27,3 - 6,6(1984)Hartadi dkk (1980) 25 25,7 13,3 8,4Mathius dkk (1981)

19 20,7 14,6 8,9

Page 11: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

2 . Pembuatan kandangkereman

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

a .

Dibuat dari bahan yang mudah didapat dan harganya relatifmurah

b .

Permukaan lantai kandang harus lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan diupayakan harusmudah dibersihkan .

c .

Sirkulasi udara dalam kandang baik cukup mendapat cahaya matahari pagi .

d .

Penempatan kandang harus terpisah agak renggang dari rumah atau pemukiman .

ANALISIS USARA PADA PENGGEMUKAN SAPI BALI

Menurut Soedarsono Hadisapoetro (1973), bahwa suatu kegiatan usaha tani dikatakan berhasilapabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

1 . Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar seluruhbiaya usaha termasuk biaya alat-alat yang diperlukan

2. Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar bungamodal yang digunakan dalam kegiatan usahatani tersebut, baik modal sendiri maupun modal yangberasal dari pinjaman .

3. Usahatani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dipakai untuk membayar upahtenaga kerja yang layak.

4 . Usahatani harus memberikan pendapatan yang dapat menunjang kebutuhan hidup clanmeningkatkan taraf hidup kepada pelaku usaha .

PERINCIAN PENGELUARAN

Bahan-bahan pakan selama melaksanakan percobaan diperoleh dari penduduk di KecamatanTaneteriaja Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu dilokasi tempat pelaksanaan percobaan.Sedangkan hargabahan-bahan pakan dan hargajual daging diuraikan dengan patokan harga setempatpada bulan April tahun 2003 sebagai berikut

Tabel 6 . Perincian biaya pakan selama 3 bulan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

1 1

Jenis Kebutuhan/ Kebutuhan/Kg

Jumlah

Pengeluaran ekor/hari 3 ekor/9j hari(p

Biaya

Dedak 2,1 ? x 2 x 90 = 567,00 700,00 396.900,00Daun gamal 9 3 x 9 x 90 = 2.430,00 200,00 486.000,00Rumput liar 15 3 x 15 x 90 = 4.050,00 75,00 303 .750,00Jumlah biaya pakan 1.186.650,00

Page 12: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Upah tenaga kerja 1 (satu) orang / hari Rp . 15.000,00 atau selama 90 hari = 90 x Rp.15.000,00 = Rp.1 .350.000,00 . Jadi total biaya pengeluaran sebesar Rp.2.536.650,00 (duajuta limaratus tiga puluh enamribu enam ratus lima puluh rupiah) .

PERINCIAN PENERIMAAN

Kenaikan berat badan sapi rata-rata / ekor/ hari adalah 0,83 kg (lihat tabel 2) .Atau kenaikan beratbadan 3 ekor sapi selama 90 hari adalah 3 x 90 x 0,83 kg = 224,1 kg . Apabila karkas sebesar 45% atauseberat 100,84 kg dan harga daging sapi Rp . 35.000,00/kg, maka total penerimaanterhadap 3 ekor sapiselama 3 bulan adalah Rp . 35 .000,00 x 100,84 kg = Rp . 3.529.400,00 (tigajuta lima ratus dua puluhsembilan ribu empat ratus rupiah) . Analisis R/C rasio 3.529.400 = 1,39.

2.536.560

Ini berarti bahwa setiap mengeluarkan biaya Rp . 1,00 diperoleh penerimaan sebesar Rp . 1,39 jadikeuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha ini adalah selisih dari total penerimaan dan totalpengeluaran yaitu sebesar Rp . 992 .750,00 (sembilan ratus sembilan puluh dua ribu tujuh ratus limapuluh rupiah) per 3 ekor selama 3 bulan . Sapi yang berumur 30 bulan memberikan keuntungan terbesarkarena pertambahan berat badannya mencapai 0,911 kg/hari .

KESIMPULAN

1. Formulasi pakan murah yang terdiri dari daun gamal sebanyak 9 kg, dedak sebanyak 2,1 kg danrumput lapangan/ rumput liar sebanyak 10% dari berat badan sapi dikurangi jumlah berat daungamal dan berat dedak, dapat meningkatkan berat badan sapi sebesar 0,83 kg/ekor/hari atau dapatmemberikan tambahan keuntungan sebesar Rp.1 .323.667,-/ekor/tahun .

2. Sapi berumur 30 bulan memberikan keuntungan terbesar, yaitu 0,911 kg/hari.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada

1 .

Ir. Matheus Sariubang, MS. Yang telah banyak memberikan bimbingan sehingga tulisan ini dapatselesai disusun .

2.

DR. Ir. M . Djafar Baco, (Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan) yangtelahmemberikan dorongan moril sehingga membangkitkan semangat untuk terus berkarya .

3. Ir. Rachmat Rachman (Kepala Kebun Percobaan Gowa) yang telah meluangkan waktu untukmemberikan koreksi terhadap isi makalah ini .

12

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 13: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

DAFTAR BACAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

B I P. 1980 . Peningkatan Mutu dan Produktivitas Sapi Potong . BIP. Ujung Pandang .L I P I . 1982 . Pakan Ternak . LIPI . BogorB I P. 1991 . Daun Gamal untuk Pakan Ternak . Liptan . BIP. Kalimantan Timur.Asosiasi Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia. 1992 . Usaha Penggemukan Sapi Potong

dengan Pemeliharaan Sistem Kareman . Pusat Pengkajian dan Pengembangan Agribisnis . AsosiasiPenelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia .Jakarta .

BPTP. 1996 . Penggunaan Limbah Pertanian untuk Pakan Sapi Potong. BPTP Ambon.Manurung, T. 1996 . Penggunaan Hijauan Leguminosa Pohon sebagai Sumber Protein Ransum Sapi

Potong . Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol . l No.3 . Puslitbangnak . Bogor.Mathius, I. W 1991 . TanamanGliricidia sebagai Bank Pakan Hijauan untuk Makanan Kambing-Domba .

Wartazoa Vol.2 No. 1-2 . Puslitbangnak . Bogor.Pengusapan P. clan F.K . Tangdilintin.1992 . Pengaruh Berbagai Tingkat Ampas Sagu dalam Ransum

terhadap Pertumbuhan Sapi Bali . Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Gowa.Reksohadiprodjo S . 1984 . Bahan Makanan Ternak Limbah Pertanian dan Indisutri. Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta .Rukman R. 2001 . TeknikAnalisis Usahatani Tanaman . Universitas Padjadjaran . Bandung .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

13

Page 14: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

TEKNIKPEMBERIAN OBATCACINGKALBAZENPADATERNAKDOMBADIDESAPASIRIPIS KABUPATENMAJALENGKA

Zaenal Kosasih *, Zulqoyah Layla ** dan Siti Aminah**Balai Penelitian Veteriner, Jl. RE Martadinata Bogor *,

Balai Penelitian Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor**

RINGKASAN

Pemeliharaan ternak domba di desa Pasiripis dilakukan dengan cara digembala di padang tebu dan hal inisangat akan rentan terhadap infeksi cacing nematoda terutama pada musim hujan. Dengan adanya ternakterinfeksi cacing maka akan menghambat produktivitas ternak dan dapat menyebabkan kematian . Penanggulanganpenyakitcacing saat ini dilakukan dengan memberikan obat cacingjenis Kalbazen, dengan cara dicekok terhadapternak muda (lepas sapih) s/d ternak dewasa (induk dan pejantan), yang untuk awal pengobatan diberikan secaragratis, sedangkan untuk pengobatan selanjutnya peternak disarankan untuk membeli sendiri dengan sistimpembayaran dicicil satu bulan . Dosis pemberian sesuai dengan berat badan domba, yaitu setiap 5 kg berat badanpemberian obat sebanyak 1ml . Satu bulan setelah pemberian obat cacing, dilakukan pemeriksaan tinja dari setiapdomba untuk mengamati adatidaknya telurcacing nematoda

Kata kunci. Domba, Telur Berat Badan, Obat cacing.

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian sub sektor peternakan pada dasarnya dilaksanakan didaerah, oleh karenaitu keberhasilan pembangunan pertanian sub sektor peternakan tergantung dari keberhasilanpelaksanaan pembangunan daerah ., Kabupaten Majalengka merupakan salah satu daerah ternakdomba yang perkembangannya cukup baik clan hal itu dapat dilihat dari data populasinya yangtercatat di Subdin Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka berdasarkan hasil pendataantahun 2001, yaitu 141 .867 ekor. Sedangkan padatahun2000 populasinya sekitar 112.592 ekor, sehinggajelas terlihat adanya peningkatan jumlah populasi yang cukup baik .

Salah satu penghambat utama yang sangat mengganggu dalam usaha meningkatkan produksiternak dombaadalah penyakit cacing . Penyakit ini kurang disadari oleh petani karena tidak langsungmembunuh, tetapi menurut Beriajaya Dan Stevenson (1986) penyakit cacing dapat menyebabkanpenurunan berat badan hingga mencapai sebesart38 %dan anngakematian sampai f 17%terutamapada ternak muda . Sedangkan pada daerah dimanaternak digembalakan dibawah perkebunan karet,annga kematian ternak dombakarena infeksi cacing dapat mencapat 28%. (Handayani And Gatenby,1988). Pada musim hujan biasanya ternak domba akan rentan terhadap penyakit cacing, terutamaterhadap ternak dombayang sistem pemeliharaanya dengan cara digembalakan karena infeksi cacingmudah terjadi pada saat domba sedang merumput karena rumputnya sudah tercemar oleh larvacacing . Oleh karena itu untuk menanggulangi terjadinya infeksi caing yang terus menerus perlu

14

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 15: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

dilakukan penanggulangan dengan cara pemeberian obat cacing secara berkala . Penanggulanganyang saat ini dilakukan adalah dengan mengobati menggunakan obat tradisionil seperti pepaya,pinang (Murdiati . dkk . 1997 ; Beriajaya . dkk., 1997) karea biayanya murah dan murah didapat .Sedang untuk peternak yang sudah maju, pengobatan dilakukan dengan dengan menggunakan obatcacing (antelmintik). Penggunaan obat cacing saat ini belum meluas karena terbentur harga yangmasih relatifmahal clan kadang-kadang tidak tersedia dalam kemasan kecil .

Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan peternak melalui berbagai program telahdilakukan dan salah satunya adalah berupa bantuan pemberian obat cacing . Pada kondisi peternakanrakyat, tingkat kelayakan usaha sangat ditentukan oleh kondisi sosio-ekonomi peternak itu sendiri ,khususnya desa Pasiripis sumbangan pendapatan dari usaha ternak domba cukup tinggi clan hal initerlihat dari rata-rata kepemilikan ternak antara 20-33 ekor. Hal ini berlawanan dengan kepemilikanternak skala kecil 2-5 ekor (Setiadi, dkk . 1999).

Dalam tulisan ini akan dibahas teknik pemberian obat cacing Kalbazen pada ternak domba clanmanfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan petani/peternak di Desa Pasiripis, Kec . Kertajati ,Kabupaten Majalengka .

MATERI DAN METODE

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Bahan dan Alat

Terdiri dari : Obat cacing Kalbazen, Spuit 10 ml, Selang plastik AE 5 mm dan Timbangan hewan(Salter)

1 . Prosedur

1.1 . Dosis pemberian obat cacing Kalbazen *)"

berat badan

1

-

5

kg dosisnya

1 ml"

berat badan

5,1-10 kg dosisnya 2 ml"

beratbadan

10,1 - 15 kg dosisnya 3 ml"

berat badan

15,1 - 20 kg dosisnya 4 ml"

berat badan

20,1- 25 kg dosisnya 5 ml"

berat badan

25,1 - 30 kg dosisnya 6 ml"

dst. setiap kenaikkan bb 5 kg dosisnya ditambah 1 ml

1 .2 . Cara pemberian obat cacing Kalbazen *)"

siapkan spuit 10 ml yang sudah dipasang selang plastik pada bagian ujungnya"

kocok obat cacing Kalbazen yang ada dalamjerigen kemasan 1 liter

"

sampai kelihatan homogen

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

1 5

Page 16: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

1 6

kemudian sedot dengan spuit 10 ml sebanyak dosis yang diperlukan sesuai dengan beratbadan ternak yang akan diobatimasukkan selang yang ada di ujung spuit ke dalam mulut ternak domba melalui sisi mulutdomba agar selang berada di ruang kosong antara gigidepan dengan rahang sehingga selang tersebut tidak tergigitselanjutnya tekan plunger yang ada dibagian dalam spuit secara perlahanagar obat cacingKalbazen tersebut masuk kedalam mulut domba dantertelan hingga masuk ke saluran pencernaanSumber : Brosur obat cacing Kalbazen (PT. Kalbe Farma, Jakarta, Indonesia)

2 . Pemberian obat cacing KalbazenData pengamatan yang diambil adalah hasil pengamatan/monitoring pada bulan Juni 2002 s/d

bulan Agustus 2002 dan merupakan bagian kecil dari data keseluruhan dari hasil pengamatan yangdilakukan diwilayah Desa Pasiripis Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka yang akan kamijadikan sebagai contoh dalam pemberian obat cacing Kalbazen terhadap domba-domba yang dimilikioleh para peternak kooperator yang telah kami bina dalam proyek penelitian kerjasama antaraPuslitbangnak Bogor Indonesia dengan ILRI, Philipina dalam rangka meningkatkan partisipasi peteni/peternak untuk menanggulangi penyakit parasit cacing pada domba. Dengan cara memberikanpenyuluhan cara pemakaian obat cacing, maka para peternak dibagi dalam tiga kelompok yang masing-masing diketuai oleh Pak Kedut, Pak Carma, clan Pak Jaka. Setiap kelompok diberi obat cacing Kalbazensebanyak 1 liter secara gratis sebagai modal untuk digunakan secara bergulir artinya setiap peternakyang menggunakan obat cacing harus membayar sesuai dengan banyaknya dosis obat cacing yangdipakai dengan harga yang telah disepakati oleh semua anggota kelompokyang telah dimusywarahkandalam kelompok tersebut . Adapun harga obat cacing tersebut per-dosisnya adalah sebesar Rp . 300,-, kemudian apabila obat cacing tersebut habis clan uangnya sudah terkumpul, maka para ketua kelompokdapat membeli kembali obat cacing melalui petugas Dinas Peternakan . Sebelum dilakukan pemberianobat cacing, telah dilakukan penimbangan berat badan pada tiap temak bersangkutan untuk mengetahidosis obat cacing Kalbazen yang akan diberikan terhadap domba tersebut. Melalui pelatihan danperagaan cara pemberian obat cacing Kalbazen yang benar dengan menggunakan alat yang sederhana,maka setiap peternak kooperator sudah bisa melakukan sendiri cara pemberian obat cacing tersebutyaitu dengan cara pencekokan . Saran pemberian obat untuk pencegahan adalah 3 bulan sekali, sedanguntuk pengobatan dapat diberikan 1 bulan sekali (Beriajaya, 1986b).

Pengamatan/monitoring pemberian obat cacing dilakukan terhadap 24 responden yangaktifdalamkegiatan pertemuan kelompok yang dilakukan secara rutin 1 bulan sekali bertempat di Balai DesaPasir Ipis . Pada tahap selanjutnya petugas hanya memonitor pemakain obat cacing denganmengaktifkan Ketua Kelompok untuk mencatat siapa saja yang telah dengan kehendak hati (secarasukarela) membeli obat cacing untuk kebutuhan dombanya, sedangkan untuk pengadaan obat cacingdan pembinaan selanjutnya diserahkan kepada petugas dari Dinas Peternakan setempat . Hasilpencatatan kemudian dilaporkan kepada team peneliti dalam pertemuan kelompok bulan berikutnya .

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 17: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sedangkan pengamatan penyakit parasit cacing yang menginfeksi domba dilakukan dengan carapengambilan sampel tinja dari setiap domba yang telah diberi obat cacing untuk diperiksa dilaboratorium .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berclasarkan laporan Ketua Kelompok ternyata program pemberian obat cacing Kalbazen belumberjalan sebagaimana yang diharapkan clan hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya masihadanya keraguan dari peternak dalam penggunaan obat cacing clan mereka ingin melihat dahuluhasilnya dari peternak yang lain untuk dijadikan acuan juga clikarenakan belum adanya uang untukmembeli obat cacing tersebut. Adapun mereka yang telah menggunakan obat cacing Kalbazen sepertiterlihat pada Tabel 1 . merupakan hanya mencoba dahulu terhadap beberapa ekor domba dari jumlahdomba yang dimilikinya, salah satu contoh seperti Pak Rakim memiliki domba 28 ekor tetapi yangdiobati hanya 4 ekor atau sekitar 14,3 % dari jumlah domba yang dimilikinya, clan hal ini tentu sajatidak akan banyak menimbulkan perubahan kondisi ternak yang lebih baik secara keseluruhan terhadapadanya infeksi cacing pada domba tersebut . Sebagaimana terlihat pada Tabel . 2 . yaitu data hasilpemeriksaan clan penghitungan jumlah telur cacing per-gram tinja dari masing-masing dombabersangkutan .

Pada data keempat pemilik ternak tersebut.diatas semua ternak yang diberi obat cacing Kalbazenternyata hasil pemeriksaan clan penghitungan jumlah telur cacingnya bervariasi antara domba yangsatu dengan yang lainnya, seperti dombamilik Pak Rakim, Pak Rasnen clan Pak Sajab setelah dombanyadiberi obat cacing Kalbazen ternyata jumlah telur cacing per-gram tinja menurun bahkan ada yangsampai nol. Sedangkan domba milik Pak Amir bahkan kebalikannya yakni jumlah telur cacingnyamalah naik dari sebelumnya . Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor non teknis, misalnyadosis pemberian obat yang tidak tepat, cara pemberian obat yang salah sehingga obat tidak masuk/tertelan oleh ternak/dimuntahkan pada saat dilakukan pencekokan obat cacing atau bisa jugadisebabkan karena waktu pemberian obatnya kurang tepat, sebab pemberian obat cacing yang tepat,praktis clan hemat biaya adalah padasaat awal musim hujan clan saat awal musimkemarau atau secaraumum pemberian obat cacing dapat mengikuti pola musim, tetapi untuk ternak yang sakit karenainfeksi cacing maka pemberian obat cacing harus dilakukan secara individual

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

1 7

Page 18: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel 1 . Data Penggunaan Obat Cacing Kalbazen **)

**) Sumber : Subandrio (data penelitian tahun 2002, belum diplubikasi)

Dengan adanya tingkat kesadaran peternak desa Pasiripis untuk memberikan obat cacing sebelumtemaknya terinfeksi cacing, maka peningkatan produktivitas ternak didesa tersebut cukup tinggi, halini terlihat dari rata-rata penjualan temak pertiga bulan sekali yaitu berkisar 2-4 ekor/peternak dengankriteria penjualan sesuai dengan status fisiologinya yaitu anak lepas sapih 72 %, pejantan 18 0/6 daninduk dewasa 10% dan hasil penjualan ternak tersebut dipergunakan untuk keperluan rumah tangga80%, pembelian sapronak 12 %, biaya sekolah 5 % dan hajatan 3 % (Hanafiah, 2001 . belum terbit).Sedangkan pemberian obat cacing pada ternak domba selama penelitian menurutpeternak berpengaruhpositif(Hanafiah, dkk 2001) .

1 8

Tabel . 2. Data hasil pemeriksaan dan pengitungan jumlah telur cacingjenis Strongylesper-gram tinja domba

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

No .

1

N~P.t .euk

RAliax

-

NoT-.Mk121122173124

H.xYH.dan(kv701627,028A21p

Dash(ec)

4665

T~nxlP.niub-eaa

2,1A! Z" rNiYN

T-q lP.agoblla

- ;1--00wN

586 11 3 N a587 23 4 5 N N588 11 3 N M589 2 ,o 5 0 A

7 Ad. Gin -27r-- -3 AMM621 9,6 2 N 0622 220 5 N N623 9.4 7 W w625 26A 6 N M

4 'ab 612 17.4 3 -- tL613 25,6 6 k w615 23.0 5 M N617 23,4 5 N N

No . Nama No . J Te Cacing gram tlnja om aPeteraak Ternak Sebe Ternak Sesudah Tern

Diberi Obat Cacing Diberi Obat Cacing1 . 121 2640 0

122 1840 0123 1040 0124 680 0

2. Ramen 585 2080 0586 4480 1720587 720 0589 400 0

3 . Arm 618 320 1520621 80 240622 560 640623 40 1160625 80 440

4. Sajab 612 2480 720613 880 0615 2960 0617 40 0

Page 19: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KESIMPULAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Teknik pencekokan obat cacing ke dalam mulut domba dengan bantuan spuit ukuran 10 ml dapatmudah diperaktekan oleh petemak dan pemberian obat cacing secara berkala sesuai dengan dosisdan tepat waktu akan membawa dampak positifbagi kesehatan ternakjugs diharapkan dapat menekanangka kematian ternak lepas sapih dan dapat memberikan penghasilan yang lebih baik bagi petani/peternak tersebut .

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para petugas dilapangan Yakni Sdr. Oong, SubdinPeternakan Majalengka dan Aparat Desa Pasir lpis yang telah membantu dalam kegiatan penelitianini dan tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada para peneliti Balitnak dan Balivet Bogor yangtelah memberi kesempatan kepada kami untuk turut serta dalam dalam kegiatan penelitian ini

DAFTAR BACAAN

Beriajaya Dan Stevenson . 1986 . Reduced productivity in small ruminant in Indonesia as result ofagastrointestinal nematode infection . In Livestock Production and Diseases in the Tropic, (edsM.R. Jainudeen, M. Mahyudin and J.E . Huhn). Proc . 5d' Conf. Inst. Trop . Vet . Med. KualaLumpur, Malaysia .

Beriajaya. 1986b . Pengaruh Albendazole terhadap infeksi cacingnematoda saluran pencernaan padadomba lokal di daerah Cirebon . Penyakit hewan 18 (31) : 54-57 .

Beriajaya, T.B . Murdiati Dan G. Adiwinata. 1997 . Pengaruh biji dan getah pepaya terhadap cacingHaemonchus contortus secara in vitro. Maj . Parasitol . Ind. 1 0 (2) : 72-77 .

Beriajaya Dan Suhardono . 1997. Penanggulangan nematodiasis pada ruminansia kecil secara terpaduantara manajemen, nutrisi dan obat cacing . Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner1997 . Jilid I ;110-120 .

Handayani, S.W. And R.M. Gatenby . 1988 . Effect ofmanagement system, legume feeding and anthel-mintic treatment on the performance oflambs in North Sumatera. Trop . Anim . Hlth . Prod. 20:122-128 .

Hanafiah, Beriajaya, D . Haryuningtiyas Dan D. Yulistiani . 2001 . Persepsi Peternak TerhadapSuplementasi UMB dan Pemberian Obat Cacing Untuk meningkatkan Kinerja Temak Domba DiDesa Babajurang, Majalengka, Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakandan Veteriner 2001 . 441-448 .

Murdiati, T.B ., Beriajaya Dan G. Adiwinata . 1997 . Aktivitas getah papayaterhadap cacing Haemon-chus contortus pada domba . Maj . Parasitol Ind. 10(1):1-7 .

Setiadi, B., Subandriyo . I .K . Sutama., K . Diwyanto ., l, Inounu ., M. Martawidjaya., A, Anggraeni ., A .Wilson Dan Nugroho . 1999 . Peningkatan Produktivitas Kambing Melalui Metode Persilangan .Laporan Hasil Penelitian APBNTA. 1998/1999 Balitnak .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

1 9

Page 20: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

20

PELUANGPEMANFAATAN PASCAPANENHIJAUAN LIMAJENISSORGHUMSEBAGAIALTERNATIFPAKANTERNAK

LugiyoBalai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor 16002

RINGKASAN

Pada musim hujan tanaman pakan ternak dapat tumbuh baik, sehingga kebutuhan dapat tercukupi. Tetapipada musim kemarau tanaman terganggu pertumbuhannya sehingga hijauan yang di hasilkan akan sangat berkurangkuantitas dan kualitasnya. Untuk mengatasi masalah ketersediaan hijauan pada musim kemarau adalah berusahamencari altematifpakan pasca panen dengan mengevaluasi limajenis rumput sorghum guna mendapatkanjenisunggul, tahan terhadap kekeringan clan dapat dibudidayakan pada keadaan lahan yang kekerangan air. Limajenissorghum dipotong merata sesudah panen biji pada bulan April 1999, diamati dalam petak-petak ukuran 2 x 2mselamaenam bulan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Temak Ciawi-Bogor. Pengamatan dilakukan terhadapketahanan kekeringan dan pertumbuhan produksi hijauan segar dengan umur potong selama 42 hari . Hasilpengamatan dari kelima jenis sorghum temyata sorghum cv. Ray memberikan produksi berat segar Yang lebihtinggi (95,9 ton/ ha/tahun) kemudian berturut-turut adalah sorghum cv. Rio (87,8 ton / ha / tahun), cv. Cowley72,2 ton / ha / tahun), cv. Keller (71,1 ton / ha / tahun), terakhir cv. RGV (62,4 ton / ha / tahun) . Sedangkan darikelima jenis sorghum yang lebih tahan terhadap kekeringan dilihat dari hasil produksi tiap pemotongan padamusim kemarau cenderung meningkat adalah sorghum cv. Ray.

Kata kuncl : Sorghum vulgare, umur potong, produksi.

PENDAHULUAN

Produktivitas ternak ruminansia ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor bibit,tatalaksana dan pakan . Pakan adalah merupakan salah satu faktor yang palingpenting pertama setelahbibit . Penyediaan hijauan yang cukup dan berkualitas tinggi merupakan prioritas utama dalammenunjang keberhasilan suatu usaha peternakan .

Hijauan makanan ternak merupakan pakan utama untuk ternak ruminansia yang harus tersediasecara berkesinambungan setiap tahun untuk peningkatan clan pengembangan usaha peternakanSoeparno, 1992 ). Pada musim hujan tanaman pakan ternak dapat tumbuh baik, sehingga kebutuhandapat tercukupi . Tetapi pada musim kemarau tanaman terganggu pertumbuhannya sehingga hijauanyang dihasilkan akan sangat berkurang kuantitas clan kualitasnya (Musofie dkk, 1983) MenurutReksohadiprodjo (1985) di Indonesia hijauan sulit didapat dan kualitasnya rendah khususnya padamusim kemarau . Hal ini menyebabkan dapat menurunkan produktivitas temak ruminansia yangdipelihara .

Penyediaan lahan untuk penanaman tanaman pakan sangat terbatas karena bersaing dengantanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan . Biasanya memanfaatkan lahan yang kurangproduktif, karena lahan yang subur clan berpotensi digunakan untuk tanaman pangan (Yuhaeni,

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 21: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Bahan

Cara

BAHAN DAN CARA

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

1997) . Sehingga perlu dipertimbangkan, untuk mengatasi masalah ketersediaan hijauan tersebut adalahdengan mencari suatu jenis rumput unggul makanan ternak yang tahan terhadap kekeringan . Sor-ghum mempunyai potensi yang cukup besaruntuk dikembangkan di Indonesia . Tanaman ini merupakansalah satu jenis rumput yang belum banyakdibudidayakan oleh peternak . Rumput ini memiliki kelebihanyaitu lebih tahan terhadap kekeringan di banding palawija lainnya .

Sorghum dapat tumbuh baik di daerah dengan curah hujan kurang dari 600mm selama pertumbuhan( Sudarjono, 1996) . Oleh karena itu Tnaman ini dapat dikembangkan dilahan yang relatifkering.

Species sorghum meliputi sorghum biji, sorghum manis dan jagung sapu . Bila sorghum bijidigunakan untuk diambil bijinya guna kepentingan manusia, maka batang dan jeraminya digunakanuntuk makanan ternak ( Lubis, 1992, Reksohadiprodjo, 1994) . Selain sebagai bahan pangan, sorghumjuga dapat digunakan sebagai bahan campuran pakan dan bahan baku industri seperti (lem, bir danlain-lain) ( Reddy dkk, 1995 ) . Tanaman ini juga digunakan untuk hay, silase dan hijauan potongan,terutama daerah panas dimana jagung sukar tumbuh ( Reksohadiprodjo, 1994 ) .

Budidaya sorghum untuk digunakan sebagai makanan ternak memerlukan penanganan yang baikterutama pada faktor umur pemotongan ( defoliasi ) karena umur pemotongan akan menentukanproduksi sekaligus juga kandungan nutriennya ( Astuti, 2002 ). Rumput ini mulai tersebar di daerahJawa Tengah sebagai rumput potong untuk ternak, dan memperlihatkan harapan untuk dikembangkan,akan tetapi data produksinya belum terdokumentasi secara baik .

Berdasarkan masalah tersebut, timbul pemikiran penulis untuk memanfaatkan produk sampinganpasca panen hijauan lima jenis sorghum vulgare, sebagai alternatif pakan ternak dengan umurpemotongan selama 42 hari . Tujuan kajian ini adalah guna mendapatkanjenis unggul, tahan terhadapkekeringan dan dapat dibudidayakan pada keadaan lahan yang kekurangan air.

Pengamatan lapangan dilakukan dari bulan April 1999 sampai dengan September 1999 di KebunPercobaan Balai Penelitian Ternak Ciawi - Bogor.

Bahan yang digunakan dalam kajian berupa limajenis sorghum cultivar : RGV, Keller, Rio, Ray danCowley. Peralatan yang digunakan selama kajian berupa garpu, cangkul, sabit, tanda petak, tali rapia,kantong kertas, spidol dan timbangan.

Cara pengamatan adalah produksi hijauan segar sebanyak empat kali pemotongan dengan umurpotong/interval pemotongan selama 42 hari . Masing- masing cultivar sorghum terdiri dari dua ulangandan tiap ulangan ada empat sub ulangan sehingga membentuk 40 kombinasi petak (Denah 1) .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

2 1

Page 22: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Lahan yang digunakan adalah lahan percobaan sesudah panen biji sorghum (pasca panen) .Tanamansorghum dilakukan pemotongan merata dengan meninggalkan batang setinggi 10 cm diatastanah, kemudian petak-petak dan parit dibersihkan gulmanya dengan cangkul / sabit, setelah selesai40 petak dirapihkan kembali masing-masing petak luasnya 4 m2 (2 x2m/ petak) danjarak antar petak50 cm .

Cara penanaman,jarak tanam 75 x20 cm (jaraktanamdalam baris20 cm danjarak antarbaris 75 cm).Tiap petak terdiri 3 baris dan satu barisnya terdiri 7 lubangtanam sehingga setiap petak terdiri dari 21tanaman. (Gambar 1).

Pemupukan dalam kajian produksi hijauan pasca panen tidak di berikan pupuk baik pupuk organikmaupun anorganik, hanya setiap habis panen dibersihkan gulmanya saja.

Denah 1 . Petak kajian produksi berat segar pasca panen lima jenis sorghum vulgare di KebunBalai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor.

Gambar 1 . Cara penanaman limajenis shorgtun vulgare

22

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Tanamanyang diamati

Ua an IB2 B4 B1 B3

E1 E3 E2 E4C3 C1 C4 C2

A2 A4 A1 A3

D4 D2 D3 D1

Ula an IC1 L'2 C3 C4

A2 A3 A1 A4

D3 D2 D4 D1

B2 B3 B1 134

E4 E1 E2 E3

X X 75 cm X

X X X20 Cm

X X X

X X X

X X X 25 Cm

X X X

Page 23: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Pengambilan data

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Produksi, yang diukur adalah denganjalan menimbang produksi berat segar perpetak diambil tigarumpun, untuk diukur beratnya dalam satuan kg/rumpun pada masing-masing sub ulangan satu dansub ulangan dua, dengan interval pemotongan selama 42 hari .

Produksi berat segar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan selama enam bulan dari empat kali pemotongan nenunjukkan rataan produksiberat segar dari lima jenis cultivar sorghum dengan interval pemotongan selama 42 hari tertera padaTabel 1 .

Tabel 1 . Rataan produksi berat segar lima jenis cultivar sorghum selama enam bulan

Pada Tabel 1 diatas terlihat bahwa produksi berat segar yang tertinggi adalah pada rumput sor-ghum cv. Ray ( 95,9 ton/ha/tahun ), menyusul yang lebih rendah sorghum cv. Rio ( 87,7 ), cv. Cowley( 72,7 ), cv . Keller ( 71,1) clan yang paling rendah produksinya adalah sorghum cv. RGV ( 62,4 ) ton/ha/tahun .

Apabila kita perhatikan pada Tabel 1 . rumput sorghum cv. RGV pada pemanenan pertama sampaikeempat produksinya tidak stabil . Tanaman ini produksinya lebih tinggi di musim kemarau dari padadi musim hujan . Kemungkinan cultivar RGV termasuk cultivaryang toleran terhadap kekeringan atausifat pertumbuhannya yang lebat clan anakan maksimumnya di capai pada musim kemarau .

Pada rumput sorghum cv. Keller, cv. Rio clan cv. Cowley pada pemanenan pertama sampaipemanenan keempat produksinya relatifmenurun, sejalan dengan perubahan musim hujan menujumusim kemarau . Umumnya produksi hijauan rumput pada musim hujan lebih tinggi dari pada musimkemarau . Rumput ini cenderung kurang tahan terhadap kekeringan .

Sedangkan untuk rumput sorghum cv. Ray pemanenan pertama lebih tinggi dari pada pemanenanberikutnya karena pada musim hujan . Sedangkan pada pemanenan kedua sampai keempat produksinyarelatifmeningkat walaupun pada musim kemarau . Hal ini menunjukkan bahwa rumput ini lebih tahanterhadap kekeringan .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

23

Petakjenis Rataan produksi setiap pemanenan(gram/rpn)

Total RataanProd .

PerkiraaProduksiton/halth

Rum ut Pertama Kedua Keti a Keem atSor hum 19-5'99 30-6'99 11-8-'99 22-9299A. cv . RGV 85 .5 118.55 101 .55 110.13 415.73 103.93 62 .4B. cv . Keller 150.75 97 .14 117.74 108.13 473.76 118.44 71 .1C . cv. Rio 229.39 141 .89 116.27 97.9 585.45 146.36 87 .8D.cv. Ray 170 153.25 157 .4 158.99 639.64 159.91 95 .9E. cv . Cowley 213.14 91 .99 93 .5 86.2 484.83 121 .21 / 72 .7

Page 24: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel 2 . Komposisi kimia varietas sorghum Indonesia (dalam %)

Sumber : Kochi (1974)

Untuk meningkatkan produktivitas hijauan pakan rumput sorghum pasca panen perlu dilakukankajian selanjutnya untuk mengetahui pengaruh umur pemotongan yang lebih lama dan perawatan(pemupukan dan penyiangan) karena semakin lama umur pemotongan maka tanaman mempunyaikesempatan lebih lama untuk tumbuh dan berkembang sehingga produksinya maksimal . Hasil penelitianAstuti (2002) menunjukkan rataan produksi berat segar rumput sorghum pada perlakuan umurpemotongan 40, 60 dan 80 hari berturut-turut adalah 13,65 ; 34,86 dan 40,44 ton/ha . Hal ini sesuaidengan pernyataan Whiteman ( 1974 ), Mc . Illroy ( 1977 ) dan Reksohadiprodjo ( 1985 ) yangmenyatakan bahwa pemotongan yang lebih panjang akan menghasilkan produksi hijauan lebih tinggi .Produksi yang merupakan hasil fotosintesis (pengalihan tenaga surya ) di pengaruhi oleh umurtanaman dimana semakin lama umur tanaman maka produksi yang dihasilkan akan semakin banyakJumin,1991).

Tanaman ini memiliki keunggulan antara lain karena sorghum : (1) merupakan salah satu bahanpangan tambahan guna kepentingan manusia, (2) sifat ketahanan tanaman sorghum terhadapkekeringan yang tinggi, keadaan ini sangat penting artinya bila dihubungkan dengan tersedianyaareal sawah dan tegalan yang tidak berpengairan di Indonesia, (3) merupakan bahan pencampurmakanan ternak sehingga dapat membantu pengembangan peternakan di Indonesia .

KESIMPULAN

Dari kelima jenis rumput sorghum yang diamati ternyata sorghum cv. Ray (95,9 ton/ha/tahun)memberikan produksi berat segar yang lebih tinggi kemudian berturut-turut adalah sorghum cv. Rio(87,8), cv. Cowley (72,2), cv. Keller (71,1), terakhir cv. RGV (62,4) ton/ha/tahun .

Sorghum cv. Ray (95,9 ton/ha/tahun) di samping produksi berat segarnya lebih tinggi kalau kitaperhatikan pemanenan : kedua (153,25), ketiga (157,4) dan keempat (158,99) gram/rumpun ( padamusim kemarau) produksinya cenderung meningkat. Sorghum cv Ray kelihatannya termasuk rumputjenis unggul dan lebih tahan terhadap kekeringan, meskipun demikian perlu dilakukan kajianselanjutnnya untuk mengetahui ketahanannya pada keadaan lahan yang kekurangan air.

Selain sebagai bahan pangan, sorghum dapat juga digunakan sebagai bahan campuran pakandan bahan baku industri seperti ( lem, bir dan lain-lain). Tanaman inijugs digunakan untuk hay, silasedan hijuan potongan disamping itu batang dan jeraminya digunakan untuk makanan ternak.

24

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Varietas Air Protein Lemak Serat Abu Taninkasar

Kwalitas 13.31 9 .7 3.1 1 .9 1 .6 0.2standar

Page 25: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

UCAPAN TERIMA KASIH

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Penulis mengucapkan terima kasih kepada In Siti Yuhaeni, Drs . Sajimin dan Drs . Endang SutediKoordinator Agrostologi ) yang telah memberikan saran, arahan dan fasilitas sehingga dapatmelaksanakan dan menyelesaikan penulisan makalah ini .

DAFTAR BACAAN

Astuti . N . 2002. Pengaruh Umur Pemotongan Terhadap Produksi Rumput SorghumVulgare . AnimalProduction. Edisi khusus : Buku 1 Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.

Jumin, H . B . 1991 . Dasar-DasarAgronomi . Rajawali, Jakarta .Kochi, E . 1974 The Marketing Condition ofMilo (Sorghum) in Japan . Badan Pengembanan Exspor

Nasional. Jakarta.Lubis,1992 . Ilmu Makanan Ternak . P.T. Pembangunan, Jakarta.Mc . Illroy, R,I . 1977 . Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika . Pradnya Paramita, Jakarta.Musofie, A. Nanik, K.W. dan Sudijanto, T. 1983 . Pedoman Pemanfaatan Pucuk Tebu untuk Pakan

Ternak.Reksohadiprodjo, S.1985 . Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik . Edisi revisi, cetakan 1 .

BPFE UGM, Yogyakarta.Reksohadiprodjo, S . 1994 . Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Edisi ketiga, BPFE,

Yogyakarta .Reddy,D.V.S., J.W. Stenhouse, and H.F.W. Ratunde . 1995 . Sorghum grain quality improvement for

food, feed and industrial uses . Edisi khusus Balitkabi . ( 4 ) : 39 - 52 .Soeparno . 1992 . Ilmu dan Tekhnologi Daging . Cetakan pertama, Gajah Mada University Press,-

Yogyakarta .Sudarjono . 1996 . Prospek Sorghum di Indonesia : potensi, peluang dan tantangan pengembangan

agribisnis . Edisi khusus Balitkabi (4) :25-38 .Whiteman, P.C.1974 . The Inviroment and pasture growth . In : A Course Manual in Tropical Pasture

Science .Yuhaeni, S.1997. RumputBenggala Rumput Unggul Tahan Naungan . Liaflet Balai Penelitian Ternak.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

25

Page 26: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

26

PROSPEKPENGEMBANGANTANAMANJAGUNGSEBAGAISUMBERHIJAUANPAKANTERNAK

Bambang Kushartono dan Nani IrianiBalai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002

RINGKASAN

Tanamanjagung (ZeamisL) mempunyai nilai ekonomis tinggi, selain buahnyasebagai sumber protein nabatidan karbohidrat, hasil samping seperti daun, tongkol, dedakjagung dapat dimanfaatkan sebagai komponen pakantemak . Apabila potensi hasil tanaman jagung yang tinggi tersebut dapat dikembangkan di Indonesia, makadiharapkan tanaman jagung dapat memberikan sumbangan bagi penyediaan hijauan pakan di samping rumput,leguminosa danjerami padi . Seperti halnya rumput raja, tanaman jagung dapat digunakan sebagai pakan temakruminansiaterutama sebagai suplemen protein selama periode mutu rumput rendah . Dari hasil produksi, tanamanjagung sangat menjanjikan 60-70 ton/ha. Tanamanjagung apabila dikembangkan sebagai hijauanpakansecara baikakan mempunyai nilai ekonomis tinggi . Dari daya gunatanaman jagung, prospek sebagai sumberhijauan pakanmempunyai harapan berpotensial sebagai bahan pakan temak ruminansia .

Kata Kunci : Tanamanjagung, prospek, pakan hijauan.

PENDAHULUAN

Tanaman jagung (Zeamis L) adalah jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan(graminacea) yang sudah lama dikenal di Indonesia . Tanaman ini mempunyai nilai ekonomis tinggi,selain buahnya sebagai sumber protein nabati dan sumber karbohidrat; hasil sampingnya seperidaun, tongkol, kelobot dan dedak jagung dapat dimanfaatkan sebagai sebagai komponen pakantemak, baik secara langsung maupun setelah melalui proses pengolahan . Kandungan kadar proteinsekitar 10 %, kadar lemak4 %, karbohidrat 61 % (Martin, 1975 dalam Supanman, 2003) . Keunggulanlain dari tanaman jagung adalah harga relatif murah, mudah ditanam dan dapat tumbuh di berbagaijenis tanah.

Luas tanamanjagungdi Indonesia kira-kira meliputi 2.895.000 ha pada tahun 2000 denganjumlahproduksi sekitar7.490.000 ton (Bastari,1988) . Data inimenunjukkan bahwa tanamanjagungmerupakantanaman yang telah diproduksi dan dikonsumsi secara luas. Di Indonesia pada umumnya tanamanjagung diambil buahnya dan masih merupakan sampingan untuk hijauan pakan ternak.

Apabila potensi hasil tanaman jagung yang tinggi tersebut dapat dikembangkan di Indonesia,maka diharapkan tanaman jagung dapat memberikan sumbangan bagi penyediaan hijauan pakandisamping rumput, leguminosa dan jerami padi . Salah satu faktor penyebab kurang berkembangnyatanaman jagung sebagai pakan temak di Indonesia adalah keterbatasan petani akan pemanfaatannya.Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian secara ekonomis dan pengembangan tanaman jagungyang lebih intensif serta lebih memperkenalkan cara bercocok tanam clan pendayagunaan tanamanjagung sebagai sumber hijauan pakan temak.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 27: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tujuan penulisan makalah adalah untuk mengkaji seberapa jauh prospek tanaman jagung baikbuah maupun hasil sampingnya sebagai sumber hijauan pakan ternak.

Daerah tumbuh

LINGKUNGAN TUMBUH PERTANAMAN JAGUNG

Jagung di Indonesia kebanyakan ditanamam di dataran rendah baik di tanah tegalan, sawah tadahhujan dan ber irigari serta sebagian kecil ditanam di dataran tinggi . Tanah yang baik untuk tanamanjagung adalah gembur dan subur karena tanaman ini memerlukan aerasi dan drainase yang baik,jagung dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapat pengelolaan yang baik .Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya . Kemasamantanah biasanya erat sekali hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman . Kemasamantanah ( pH ) yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung berkisar antara 5,6 - 7,2 .

Cara bercocoktanamPengolahan tanah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan tempat tumbuh bagi

tanamanjagung sehingga perakaran tanaman dapat berkembang dengan baik. Pada tanah -tanah bertekstur berat, pengolahan tanah sebaiknya dilakukan secara intensif. Untuk menghemat tenaga danwaktu serta memanfaatkan air yang tersedia dalam tanah, pengolahan tanah secara minimum dapatdilakukan terutama pada tanah yang ber tekstur ringan . Pengolahan tanah secara minimum yaitumencangkul tanah pada barisan yang akan ditanami selebar 40 cm.

Setelah pertanaman jagung tumbuh kira-kira 4 - 5 minggu, lalu dilakukan pembumbunan .Pembumbunan disamping untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah,jugs dimaksudkan sekaligusuntuk mengurangi gulma . Menurut Sutoro dkk(1988), pembumbunan pada pertanamanjagung yangsemula tanahnya hanya diolah pada bagian yang ditanami saja dapat meningkatkan hasil sekitar 50( tanpa pembumbunan hasil biji 3,16 ton/ha dengan pembumbunan 4,56 ton/ha ) .

Tingkatkerapatan tanamanPeningkatan produksi jagung dapat dilakukan dengan cara perbaikan tingkat kerapatan tanaman .

Peningkatan tingkat kerapatan tanaman persatuan luas sampai batas tertentu dapat meningkatkanhasil biji, akan tetapi penambahanjumlah tanaman selanjutnya akan menurunkan hasil karena terjadikompetisi hara, air, radiasi matahari dan ruang tumbuh . Pada umumnyajaraktanaman yang digunakanadalah 70 cm X 30 cm atau 75 cm X 25 cm dengan 2 benih / lubang tanaman . Untuk tanaman jagungyang diambil sebagai pakan ternakjarak tanam lebih rapat lagi yaitu 50 cm X 20 cm dengan 2 benih /lubang dengan harapan peningkatan hasil produksi hijauan .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

27

Page 28: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Penanganan Pasca PanenPenanganan pasca panen tanamanjagung ada beberapa cara yang berkaitan dengan pemanfaatan

hasil produksi :1 . Pemanenan tanaman jagung yang diperuntukan sebagai pakan ternak seluruhnya yaitu

batangdan daun beserta buahnya dipotong atau dipanen pada saat tanaman berumur 60-70 hari, carapemotongan batang berkisar 20 cm dari tanah . Hasil produksi tanaman jagung seluruhnyadipersiapkan untuk konsumsi ternak .

2 . Pemanenan tanaman jagung yang buahnya diperuntukan sebagai sayur, tanaman jagung dipanenpada saat tanaman umur 75 hari . Kondisi buah jagung pada saat dipanen masih muda dan limbahtanamanjagung masih bisa dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak ( 16 ton / ha / panen ) .

3. Pemanenan tanaman jagung manis seperti pemanenan jagung muda yaitu pemanenan dilakukanpada saat tanaman berumur 70 - 75 hari . Hasil samping berupa pohon jagung dan kelobot bisadimanfaatkan sebagai pakan temak .

4. Pemanenan tanaman jagung yang diperuntukan sebagaijagung pipil, pemanenan tanamanjagungdilakukan apabila kelobot tampak telah kering dan berubah menjadi kecoklatan . Pada tanamanjagung mengeringnya buah jagung diikuti oleh mengeringnya tanaman. Pada fase ini yang bisadimanfaatkan untuk pakan temak hanya pucuk daunnya, namun ada hasil samping lainnya yangbisa dimanfaatkan sebagai sumber pakan temak yaitu tongkolnya .

Sifat fisik

64%.

Sifat kimia dan gizi

EVALUASI SWAT FISIK, KIMIA DAN GIZI

Komposisi tanamanjagung terdiri dari batang, daun dan buahjagungnya . Batangjagung beruas-ruas yang jumlahnya bervariasi antara 10 - 40 ruas umumnya tidak bercabang . Panjang batangberkisar 60 -300 cm tergantung tipejagung . Sedangkan pelepah daun muncul dari buku-buku batangyamg menyelubungi ruas batang sehingga dapat memperkuat batang. Panjangdaun bervariasi antara30 -150 cm dan lebar 4 - 5 cm .

Komposisi buah jagung yang diperoleh dari hasil panen terdiri dari kelobot (daun pembungkusbiji jagung), butiran jagung dan tongkol jagung dengan persentase kelobot (9,70%), biji jagung(75,40%) dan tongkol jagung (14,40%) . Sedangkan komposisi buah jagung manis berbeda karenatanamanjagung masih muda sehingga persentase kelobot lebih tinggi yaitu 36 % dan tongkol dan biji

Komposisi kimia tanaman jagung pada pemanenan 60-70 hari menunjukkan bahan kandunganprotein tidak kalah dengan rumput raja . Terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa tanaman jagungmengandung rata-rata lebih tinggi (12,57 %) dibandingkan dengan rumput raja (10,63 %) . Demikianjuga dengan kandungan energi (34,87%) dibandingkan dengan rumput raja (13,60%) . Kandunganlemak dari keduanya relatifrendah sekitar (3%) .

28

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 29: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tabel 1 . Komposisi kimia tanamanjagung clan rumput raja (dalam %)

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sumber : P.T Family Sejahtera 2002

Sedangkan kandungan serat kasar lebih rendah (23,30%) bila dibandingkan dengan rumput raja

(30,40%). Komposisi kimia (kandungan protein kasar clan serat kasar) limbah jagung manis terlihat

pada Tabel 2 .

Tabel 2. Kandungan Protein kasar clan Serat kasar limbahjagung manis.

Pendayagunaan Tanaman Jagung Sebagai Sumber Hijauan Pakan Ternak

Sifat-sifat yang dimiliki tanamanjagung tidak jauh berbeda dari jenis rumput-rumputan lainnya.

Bentuk fisiknya hampir sama dengan rumput raja baik ketinggian, lebar daun sepintas mirip dengan

tanaman rumput . Komposisi kimia tanaman jagung berbeda dengan rumput dimana protein, Lmak

clan energi lebih tinggi, sedangkan serat kasarnya lebih rendah .

Dengan memperhatikan sifat-sifat fisik clan kimia serta pemanfaatan yang telah dilakukan, maka

usaha peningkatan daya guna tanaman jagung dapat dilakukan dengan ; a) pengembangan cara

pengelolaan tradisional, b) pengembangan sebagai hijauan pakan ternak.

Pengembangan cara pengelolaan tradisional

Pada lunumnya di Indonesiatanamanjagung dalam bentuk biji tua . Jagung yang sudah cukuptua

yakni ditandai dengan warna kelobotnya kuning kecoklatan, biasanya pada umur 7 minggu setelah

tanamanjagung berbunga ( Suparman, 2002).

Buahjagung hasil panen langsung dikupas kelobotnya clan ditampung dalam wadah terbuka. Hal

ini amat membantu dalam proses pengeringan jagung . Buah yang masih mucla banyak digunakan

sebagai bahan sayuran clan buah jagung yang sudah tua bijinya dapat digunakan untuk pengganti

nasi sebagai kebutuhan pokok karbohidrat. Kegunaan lain dari bijijagung adalah sebagai bahan baku

pembuatan pakanternak,jagungmerupakan bahan utama dalam penyusunan ransum ayam, pemakaian

jagung dalam pakan mencapai 50 % dari total ransum (Tangendjaya,1993 ) .

Badan Penelitian clan Pengembangan Peltanian

29

Protein Lemak Serat Abu Karbo EnerjiJenis tanaman Kasar Kasar Hidrat

1 .Tanaman Jagung 12,57 3,31 23,30 6,33 30,80 34,87

2 . Rum ut Raja 10,62 2,64 30,40 9,23 33,73 13,6

Jenis limbah Protein kasar %) Serat kasar_

1 . Kelobot2 . Ton kol

4,505,22

27,9935,95

Page 30: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pengembangan sebagai hijauan pakan ternak

Berbagai jenis tumbuhan yang ditanam clan dibarengi dengan sistem pertanaman yang intensifakan menghasilkan sejumlah besarjerami, pucuk atau bagian tanaman lainnya dikenal sebagai limbah .Semua limbah ini termasuk dari tanamanjagung akan sangat berguna untuk makanan ternak . Potensilimbah untuk makanan temak di Indonesia sangat besar. Limbah jagung secara produktivitas perhektarmenduduki tempat terendah dibandingkan dengan limbah-limbah lain . Tetapi karena luas arealpertanaman yang cukup besar maka hasil produksi totalnya cukup berimbang dengan limbah lainnyakecualijerami padi .

Jerami jagung yang terdiri dari daun clan batang, setelah panen termasuk kelobot clan tongkolmerupakan makanan temak ruminansia. Seluruh tanaman dapat diberikan padatemak manakalajagungticlak bisa di panen misalnya karena kemarau panjang. Disamping itu sisa tanaman jagung setelahpanen clapat dijadikan panang penggembalaan. Pada waktu hargajagung memungkinkan clapat pulaseluruh tanaman jagung termasuk tongkol jagung diberikan kepada ternak untuk penggemukan.

Kenyataan ini menunjukkan persedian tanaman jagung cukup besar diharapkan dapatmenggantikan rumput sebagai pakan ternak. Bahkan saat ini seclang dikembangkan seluruh tanamanjagung diberikan sebagai hijauan pakan temak. Tanaman jagung termasuk buah jagung yang masihmuda, batang clan daun yang masih hijau dipotong-potong untuk dibuat silase . Pada periode initanamanjagungkayaakan zat gizi terutama zat gula sehingga membantu proses fennentasi, clan silaseyang terbentuk lebih disukai temak dengan total nutrien tercerna 60 - 75 %, clan protein sekitar I I -15 % ( Tangendjaya dkk, 1988 ) . Pemanfaatan silase seperti ini dibeberapa daerah sudah mulaidikembangkan clan merupakan komoditi ekspor.

ProspekPengembangan Tanaman JagungDari evaluasi sifattumbuh, lingkungan tumbuhclan produksi ternyata tanaman jagung mempunyai

prospekyang baik sebagai sumber hijauan pakan ternak . Dalampengembangan tanamanjagung bisaditanam secara tunggal atau tumpang sari dengan tanaman lain . Walaupun demikian, keberhasilanusaha pengembangan sangat ditentukan oleh tingkat pemanfaatan hasil . Karenanya perlu dilakukanevaluasi terhadap kemungkinan pengembanganpendayagunaan sebagai sumberhijauan pakan temak .

Dari hasil produksi tanaman jagung sangat menjanjikan hasil per ha per setiap kali pemanenancukup tinggi yaitu 60 - 70 ton. Hal ini apabila dikembang secara baik akan mempunyai nilai ekonomisyang tinggi . Tanaman jagung sebagai sumber hijauan pakan temak mempuyai peluang ekspor clanmasih terbuka peluang pasamya.

Dari berbagai alternatif kiranya peningkatan dayaguna tanaman jagung dapat dikembangkan diIndonesia sehingga lebih bersifat komersial. Komoditi tanamanjagung sebagai sumber hijauan pakanternak hendaknya clikenalkan secara luas kepada masyarakat .

30 Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 31: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KESIMPULAN

Menelaah sifat tanaman jagung yang dapat tumbuh pada berbagai lahan dan nilai gizinya cukupbaik serta berproduksi tinggi, maka sangat baik bila tanaman jagung dikembangkan sebagai sumberhijauan pakan ternak . Dayaguna tanaman jagung prospek pengembangan dan pemanfaatannyasebagai sumber hijauan pakan ternak mempunyai harapan yang baik untuk jangka panjang .

DAFTAR BACAAN

Bastari.T , 1988 . Program pengembangan jagung di Indonesia . Jagung Tusat Penelitian danPengembangan Pangan. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian . P :21-32.

PTFamily Sejahtera, 2002. Komunikasi langsung.

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Suparman.M., 2002 . Teknik komposisibijijagung pipilandalam bauahjagung keringgiling. ProsidingTemuTeknis FungsionalNon Peneliti . Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan . P : 218-229.

Sutoro, YSulaeman dan Iskandar, 1988.Budidaya tanaman jagung. Jagung . Pusat Penelitian danPengembangan Pangan . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . P : 49-66 .

Tangendjaya.B, dan Gunawan, 1988. Jagung dan limbahnya untuk makanan ternak . Jagung . PusatPenelitian danPengembangan Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. P : 349-378.

Tangendjaya. B , 1993 . Bahan pakan alternatif, sebagai subtitusijagung untuk pakan ayam. WartaPenelitian dan Pengembangan Pertanian . Departemen Pertanian. 15 (6) : 15-16.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

3 1

Page 32: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PENGARUHUMURDANPANJANGCACAHANRUMPUT RAJATERHADAPEFISIENSIBAGIANYANGTERMAI{ANDOMBA

DEWASABambang Kushartono, Nani Iriani clan Gunawan

Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor 16002

RINGKASAN

Keterbatasan pakan dapat menyebabkan populasi temak padasuatu daerah menurun . Oleh karena itu untukmencukupi kebutuhan ketersedisan pakan diperlukan teknologi baik yang berkaitan langsung dengan produksipakan maupun teknologi pemberian pakan. Salah satu teknologi pemberian pakan; temak diberikan hijauancacahan . Pada percobaan ini digunakan 4 ekordombajantan dewasa, tiap ekor diberikan 5 kg rumput rajacacahanyang berbeda ukuran ; 2 cm, 5 cm, 10 cm, clan 25 cm serta membandingkan pengaruh perbedaan umur pemanenanrumput raja 50 hari clan 60 hari dengan tujuan mengetahui efisiensi hijauan yang dikonsumsi temak . Panjangpencacahan berpengaruh terhadap efisiensi pakan hijauan, semakin pendek pencacahan semakin tinggi persentasehijauanyangdikonsumsi. Umur pemanenan rumput raja 50 hari dengan perlakuan pencacahan 2 cm menunjukkanpersentase tertinggi yang termakan temak (93,4 %) .

32

KataKunci : Hijauanpakan, efisiensi, pencacahan.

PENDAHULUAN

Pakan hijauan merupakan komponen utama dari ransum temak ruminasia, termasuk domba clankambing. Dalam rangka pengembangan petemakan suplai hijauan mutlak diperlukan . Menurut Sabranidalam Winugroho (1991), kelemahan sistim produksi petemakan pada umumnya terletak padatatalaksana pakan clan kesehatan. Keterbatasan pakan dapat menyebabkan populasi temak suatudaerah menurun. Oleh karena itu kemampuan peteruak dalam menyediakan pakan akan menentukanjumlah temakyang mampu dipelihara.

Untuk menjamin kecukupan pakan harus ditunjang oleh upaya penyediaan pakan secara kontinyusepanjang musim baik melalui penanaman hijauan seperti rumput, leguminosa ataupun melaluipemanfaatan limbahpertanian . Ketersediaan pakan tersebut khususnya untukjenis temak ruminansiadipengaruhi oleh kondisi cuaca clan kesuburan tanah . Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhanpakan, tidak hanya diperlukan teknologi yang berkaitan langsung dengan produksi pakan, namunjuga teknologi pemberian pakan yang lebih baik. Hal ini didorong oleh kondisi dimanajumlah populasitemak selalu cendrung diusahakan untuk meningkat karena kebutuhan akan temak yang selalubertambah . Sedangkan dilain pihak lahan untuk pemeliharaan temak semakin menyempit karenatergusur untuk kepentingan industri clan perumahan (Satryo B, 1977) .

Pusat Penelitian clan Pengembangan Petemakan

Page 33: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Ditinjau dari aspek sumber daya sebenarnya tidak ada alasan yang menyatakan bahwa usahatemak ruminansia kecil tidak memiliki keunggulan komperatifclan kompetitif(Yulistiani, dkk, 1998) .Pernyataan tersebut menggambarkan masih banyak upaya yang harus diperbuat untuk meningkatkanefisiensi usaha clan peningkatan produktivitasnya .

Pencacahan hijauan pakan ternak merupakan salah satu teknologi dalam pemberian pakan ternak,yaitu dengan cara memotong/mencacah hijauan sepanjang antara 2 cm sampai 8 cm (Supriyanto,1994). Dengan mencacah hijauan terlebih dahulu, menjadikan pakan lebih mudah dikonsumsi olehternak, memungkinkan untuk ditambah dengan bahan suplemen lain seperti dedak, vitamin clan lain-lain, clan juga dapat dijadikan silase .

Jenis hijauan yang dipotong ada beberapa macam, seperti rumput raja, rumput gajah,jerami padi,jagung, kacang-kacangan clan lain-lain . Ketinggian (panjang) tanaman yang dicacah biasanya berkisarantara 0,5 meter sampai 2,5 meter. Peternak biasanya mencacah hijauan tersebut secara konvensionalyaitu dengan menggunakan sabit atau golok dengan efisiensi yang rendah clan ukuran cacahan yangkurang seragam . Oleh karena itu, penggunaan alat/mesin pencacah (alsin) akan membantu mengatasipermasalahan tersebut .

Pengamatan pada percobaan ini akan membandingkan berbagai ukuran panjang cacahan clanperbedaan umur saat rumput raja di panen. Dengan tujuan untuk mengetahui seberapajauh pengaruhperlakuan pencacahan terhadap efisiensi hijauan yang termakan oleh ternak.

Percobaan dilakukan di Kandang Percobaan Balai Penelitian Ternak Ciawi pada bulan Nopember2002 clan Mei 2003 . Rumput raja diperoleh dari Kebun Rumput Balai PenelitianTernak Ciawi . Denganperlakuan yaitu

A Rumput raja saat dipanen berumur

1 . 50 hari

2. 60 hari.

BAHAN DAN METODA

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

B. Panjang cacahan rumput raja1 . 2 cm.2.5 cm .3.10 cm.4.25 cm.

Ternak yang digunakan pada pengamatan ini adalah dombajantan dewasa lokal sebanyak4 ekor,masing-masing ditempatkan dalam kandang individu dengan ukuran kandang 0,70 meter x 1,40 meter.

Rancangan pengamatan yaitu ternak ditempatkan di kandang individu dengan pemberian rumputraja cacahan yang ukuran panjangnya berbeda yaitu panjang cacahan 2 cm, 5 cm, 10 cm, clan 25 cm.

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

33

Page 34: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Setiap ekor diberikan 5 kg rumput cacahan sebagai bahan makanan dasar dan diberikan makanantambahan konsentrat 200 gram .

Kriteria pengamatan yaitu pada setiap perlakuan, rumput raja cacahan ditimbang pads, awalpemberian dan dilakukan penimbangan ulang pada setiap sisa hijauan yang tidak termakan .Penimbangan dilakukan setiap hari, masing-masing perlakuan diulang dua kali . Pada akhir pengamatanhasilnya dijumlahkan dan dirata-ratakan.

Analisis komposisi kimia dari daun dan batang rumput raja dilakukan di Laboratorium BalaiPenelitian Ternak Ciawi, yangterdiri dari kandungan protein dan serat kasar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan pendahuluan terhadap rumput raja (Pennisetum Purpurephoides) dilakukan diKebun Rumput Balai Penelitian Ternak Ciawi didapatkanrata-rataproduksi 4-6 kg/m2 atau 360 ton/ha/tahun . Dengancatatanjarak tanam 1 meterx 1 meter, umurrumput rajasaat dipanen 50 -60 hari atau6 kali

pemanenan

dalam satu tahun ( Kushartono, 2001) .

Tinggi atau panjang tanaman rumputrajaberkisar254 cm, bahkan menurut laporan Siregar (1988)ketinggian rumput raja mencapai 3 -4 meter dengan produksi 1076 ton/ha/tahun . Dengan kenyataanini tentunya sangat tidak efisien apabila rumputraja diberikan tanpa perlakuan . Apabila dilihat secarafisik tanaman rumput raja terdiri dari daun dan batang didapatkan perbandingan 40 : 60 dapat dilihatpada Tabel l .

Tabel l . Data pengamatan kondisi awal rumput raja

(Sumber : Kushartono, 2001)

Hasil pengamatan pengaruh berbagai panjang cacahan terhadap efisiensi konsumsi pakan terterapada Grafik 1 .

34 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

No . Panjang (cm) -' 8U'240 4-0--

2. 290 57 433.4.5.

285290310

576282 .5

433837,5

8.7.

278234

8057

4043

8.9.10 .

188210216

688oBO

424040sly

Page 35: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Gafik 1 . Persentase rumput raja yang dikonsumsi oleh Tmak domba dewasaPada pemanenan umur 50 hari dengan panjang cacahan 2 cm persentase bagian yang termakan

cukup tinggi (93,4%) . Apabila dibandingkan dengan ukuran cacahan 5 cm hal tersebut tidak berbedanyata (83,5 %). Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bagian daun dan batang termakan . Sedangkanpada pencacahan 10 cm mulai terlihat pengaruhnya dengan banyaknya sisa yang tidak termakan(33,1%), terutama pada pencacahan 25 cm sisa bagian yang tidak termakan cukup tinggi (43,7%) .Terlihat pada Grafik 1 umur pemanenan dan panjang cacahan sangat besar pengaruhnya terhadapefisiensi bagian yang termakan .

Pada pemanenan rumput raja umur 60 hari persentase yang termakan pada umumnya menurun,kemungkinan tekstur batang sudah mulai mengeras yang berakibat Tmak kurang menyukainya. Padapencacahan 2 cm memperlihatkan masih tingginya persentase bagian yang termakan (91,9%) .Sedangkan untuk pencacaahan 5, 10 dan 25 cm mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwauntuk meningkatkan bagian yang termakan diperlukan perlakuaan pencacahan, atau semakin pendekpencacahan semakin tinggi persentase rumput yang dikonsumsi oleh Tmak.

Pada umumnya pada setiap perlakuan, sisa yang tidak termakan adalah bagian batang rumput,sedangkan bagian daunnya selalu habis dikonsumsi Trnak. Mengingat palatabilitas serta tingginyapersentase bagian yang termakan Tmakterutama pada pencacahan 2 cm dan 5 cm, maka perlu dikaj ilebih lanjut nilai gizi bagian daun dan bagian batang . Hasil analisis kimia, komposisi zat makanan(kandungan protein kasar dan sertrtt kasar) dari bagian-bagian rumput raja dapat dilihat pada Tabel 2 .

Tabel 2 .

Hasil analisis kimia protein kasar dan sertrtt kasar rumput raja

Sumber : Lab. Proximat Balai Penelitian Ternak

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

3 5

Umur panen Bagian rumput Protein Kasar(%) Serat Kasar (%)

50 hari DaunBatang 12,844,94 31,2037,05

60 hari DaunBatang 12,433,89 32,9238,26

Page 36: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Ditinjau dari kandungan zat-zat makanan dari bagian yang dapat dimanfaatkan oleh ternak, makabagian daun adalah yang terbaik dimana karena pada bagian daun menganclung kadarprotein sebesar12,84 % clan lebih besar dari kandungan protein yang terdapat pada bagian batang . Namun demikiankedua bagian tersebut sangat baik untuk dimanfaatkan ternak ruminansia yaitu sebagai sumber pro-tein nabati clan serat kasar yang diperlukan dalam proses pencernaan ternak ruminansia.

Ditinjau dari perbedaan umur pemanenan yaitu rumput raja dipanen pada umur 50 hari clan 60 haritidak nyata perbeclaan nilai gizinya. Kandungan protein kasar untuk umur pemanenan 50 hari daridaun clan batang rata-rata 8,89 % clan untuk pemanenan 60 hari dari daun clan batang rata-rata 8,16 %,meski demikin kanclungan penurunan nilai gizi pengaruh umur tetap ada . Hal ini dapat dilihat padapersentase bagian yang termakan, clan umur pemanenan sangat besar pengaruhnya .

Perlakuan dengan pencacahan terhadap rumput raja seperti yang diuraikan dalam makalah inimempunyai keuntungan antara lain ;1 . Terdapat peningkatan bagian yangtermakan oleh ternak sehingga pemberian rumput lebih efisien.2. Mempermudah penyimpanan clan distribusi, karena proses pencacahan akan menyebabkan

penyusutan dalam volume bahan tersebut .3 . Meperpanjang daya simpan karena bisa dibuat silase yang relatif lebih tahan terhadap serangan

mikro organisme perusak.

KESIMPULAN

Dari hasil clan percobaan tersebut, clapat disimpulkan sebagai berikut1 . Umur pemanenan berpengaruh terhadap persentase bagian yang termakan ternak .2. Panjang pencacahan berpengaruh sangat nyata terhadap efisiensi pakan hijauan, semakin pendek

pencacahan semakin tinggi persentase hijauan yang termakan .3 . Persentase tertinggi bagian yang termakan yaitu pada umur pemanenan 50 hari dengan panjang

pencacahan 2 cm dengan persentase termakan ternak 93,4%.

DAFTAR BACAAN

Kushartono.B, 2001 . Pengaruh Curah Hujan clan Pola Pemupukan Terhadap Produksi Rumput RajaPennisetum Purpurephoides ) . Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti . Pusat Penelitianclan Pengembangan Peternakan . Bogor. P : 42-49 .

Siregar,M .E, 1988 . King Grass Sebagai Hijauan Pakan Ternak. Warta Penelitian clan PengembanganPertanian. Vol 10No.4 Juli 1988 .

Supriyanto, 1994 . Mesin Pencacah Hijauan Pakan Ternak . Laporan Hasil Rekayasa clan RancangBangun . Balai Besar Pengembangan Alat clan Mesin Pertanian . Badan Penelitian clanPengembangan Pertanian . Departemen Pertanian .

36

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 37: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Satryo,B, 1997. Rancang Bangun Alsin Pencacah Hijauan Pakan Ternak Dengan Pisau Vertikal TipeBS V Temu Ilmiah dan Ekspose Alat dan Mesin Pertanian. Balai Besar Pengembangan Alat danMesin Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . Departemen Pertanian .

Winugroho,M., 1991 . Pedoman Cara Pemanfaatan Jerami pada Pakan Ruminansia. Balai PenelitianTernak Bogor. Hal : 32-38 .

Yulistiani, D., B . Triesnamurti, U.Adiati, A.Priyantini dan H. Setiyanto,1988 . Optimalisasi TeknologiUsaha Ternak Kambing dan Domba Sebagai Upaya Meningkatkan Efisiensi Usaha. ProsidingSeminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan .Bogor. P : 130-150.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

37

Page 38: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

38

PEMANFAATKANEKSTRAKHIPOTALAMUS KELINCIUNTUKSUPEROVULASIDANSINKRONISASI ESTRUS

PADAKELINCIREXR. Denny Purnama

Balai Penelitian Ternak PO.Box 221 Bogor 16002

RINGKASAN

Upaya meningkatkan produktivitas kelinci Rex telah dilakukan di laboratorium kandang percobaanBalitnak . Salah satu upayayang dilakukan adalah dengan superovulasi dan sinkronisasi estrus padatemakkelincimelalui berbagai polaperangsangan . Salah satu metode perangsangan adalah dengan penyuntikan preparathormonyang harganya cukup mahal sehingga menyebabkan budidaya kelinci menjadi kurang menguntungkan. Oleh sebabitu perlu mengupayakan bahan lain yang murah dan murah didapat yaitu dengan memanfaatkan ekstrakhipotalamus kelinci yangdapatdiperoleh pada bagian dorsal otak kelinci yang merupakan limbah padapemotongankelinci. Pemanfaatan ekstrak hipofisisa untuk induksi ovulasi telah banyak diteliti, dan pemanfaatan ekstrakhipotalamus kelinci untukinduksi ovulasi pada temak kelinci merupakan yang pertama dan merupakan percobaanpendahuluan . Dasar pemikirannya adalah ekstrakhipotalamus kelinci didugamengandung hormon GnRH (Go-nadotropin Releazing Hormon ) yangdapat membebaskan Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan LuteinizingHormone (LH) yang memacu adenohipofisauntuk meningkatkan produksi LH sehingga terjadi ovulasi. Denganmetode tertentu bagian hipotalamus kelinci dapat diolah menjadi bahan yang bermanfaat untuk menggantikanpreparat hormon yang harganya mahal .

Kata Kunci : Superovulsi,Sinkronisasi Estrus,Ekstrak Hipotalamus,Ternak Kelinct

PENDAHULUAN

Dasar fisiologis dari superovulasi dan sinkronisasi estrus adalah membuka penghambatan padapelepasan LH dari adenohipofisa yang menghambat pematangan folikel de Graaf atau penyingkirancorpus luteum secara mekanik, manual atau secara fisiologik dengan pemberian preparat-preparatluteolitik . Pada ternak sapi dilakukan sinkronisasi estrus untuk keperluan inseminasi buatan (IB)secara masal, sehingga tidak diperlukan lagi pengamatan birahi . Selain itu berguna untuk programembrio transfer (ET) dalam sinkronisasi estrus pada induk donor dan induk penerima.

Dalam upayameningkatkan produktivitas kelinci Rexdi kandang percobaan Balitnak Ciawi, berbagaiusaha telah dilakukan termasuk dengan metoda berbagai rangsangan ovulasi . Dengan rangsanganovulasi diharapkan terjadinya superovulasi, sehingga dapat meningkatkan litter size anak yangdilahirkan . Selain itu dengan metoda rangsangan, diharapkan dapat melakukan sinkronisasi estruspada induk kelinci terutama pada perkawinan dengan metode IB .

Ternak kelinci merupakan ternak prolifik yang berovulasi tidak spontan tetapi harus diinduksi(Induce Ovulator) . Hafez (1970) mengemukakan, bahwa ovulasi pada ternak kelinci akan terjadi jika

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 39: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

mendapat rangsangan dari luar. Rangsangan dapat berupa perkawinan melalui kopulasi, melalui

penyuntikan hormon, rangsangan listrik, rangsangan oleh tangan dan cumbu rayu (Hafez, 1980),

rangsangan thermis dan mekanis (Sastrodihardjo. et a1,1991). Ovulasibiasanya akan terjadi 6 -10 jamsetelah perangsangan (Colby, 1986). Rangsangan kopulasi dapat menstimulir hipotalamus untuk

membebaskan LH-RH(Luteinizing Hormone-Releazing Hormon) dan FSH-RH (Folicle Stimulating

Hormone- Releazing Hormon) yang memacu adenohipofisa untuk meningkatkan serum LH sehingga

menyebabkan terjadinya ovulasi ( Hafez, 1980).

Diantara berbagai metoda induksi ovulasi pada induk kelinci, adalah penggunaan preparat hormon

LH (Luteinizing Hormone) dengan merek "Receptal", hormon GnRH (Gonadotrphin Releazing

Hormon ) dengan merek "Fertagyl" danhomonHCG(Human Chorionic Gonadotropin) dengan merek

"Chorulon" pada IB kelinci telah memberikan hasil yang baik . Yang menjadi kendala adalah mahalnya

preparat hormon tersebut, oleh karena itu perlu diupayakan bahan lainyang murah dan cukup tersedia .

Bahan yang potensial dan mudah didapat adalah ekstrak hipotalamus kelinci, yang diperoleh dari

otakkelinci yang merupakan limbah padapemotongan kelinci Rex.

Penelitian mengenai pemberian ekstrak hipofisa untuk induksi ovulasi telah banyak dilakukan.

Nalley (1993) melaporkan bahwapemberian ektrakhipofisa babi sebanyak 200mg dapat menginduksi

ovulasi pada ikan mas (Cyprinus carpio L.), selanjutnya Jarigau (1991) , Oka(1992) memakai ektrak

hipofisa sapi, kerbau domba dan ayam dapat menginduksi ovulasi pada ikan mas (Cyprinus carpioL.) dan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).

Pemberian ekstrak hipotalamus untuk induksi ovulasi pada ternak kelinci merupakan percobaan

pendahuluan dan baru pertama dilakukan di Balitnak Ciawi.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mencoba dan menginformasikan bagaimana

hipotalamus kelinci dapat dimanfaatkan untuk superovulasi dan sinkronisasi estrus pada kelinci.

Bahandan Peralatan

Bahan

BAHAN DAN CARA KERJA

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Otak kelinci Rex betina (Umur6 bulan) yang dikeluarkan dari kepala kelinci hasil pemotongan,

bahanpengencer(Aquabidest), dan antibiotik untukpencegahan kontaminasi bakteri, yang digunakan

adalah penstrep (penicilin+streptomycin) .

Peralatan

Alat untukmenggerus antara lain, cawan petri, kettas saring, centrifugase,tabung reaksi, timbangan,

pisau scalpel, pinset, alat suntik , dan kertas tissue.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

39

Page 40: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Cara Kerja

a.

Pengambilan hipotalarnus kelinci

40

Kepala induk kelinci yang telah dipotong, dibuka pada bagian dorsalnya . Kemudian bagian otaknyasecara keseluruhan dikeluarkan , dan pada bagian bawah cerebrum terdapat hipotalamus sebesarkacang hijau (Gambar. l) dengan berat berkisar antara 0,64 gram sampai 0,94 gam dengan rata-rata0,74 gram .

Berat hipotalamus tergantung dari besar kepala kelinci . Untuk megambil hipotalamus digunakanpinset dan pisau scalpel . Setelah hipotalamus yang berasal dari beberapa kepala kelinci terkumpulpada cawan petri, selanjutnya ditimbang, supaya dapat menentukan jumlah penambahan bahanpengencer (Aquabidest) .

b . Cara pembuatan ekstrak hipotalamus kelinci

Hipotalamus yang telah ditimbang, selanjutnya digerus pada cawan petri sampai halus . Setelahitu ditambahkan Aquabidest dengan volume 20 kali berat hipotalamus, kemudian diaduk sampailarutan homogen . Setelah larutan hipotalarnus homogen, kemudian larutan hipofisa dituangkandalan tabung reaksi dan disentrifusi selama 15 menit dengan kecepatan putar 3000 rpm/menit.Untukmendapatkan ektrak hipotalamus (Tahap .1), dilakukan penyaringan dengan kertas saring kasar.

Selanjutnya ekstrak hipotalamus hasil penyaringan, disentrifusi kembali selama 15 menit dengankecepatan putar 3000 rpm/menit . Setelah selesai selanjutnya ekstrak disaring kembali dengankertas saring halus untuk mendapatkan ekstrak tahap 2 .

Gambar 1 . Otak induk kelinci dari dorsal . Dalam kotak adalah Hipotalamus

Ekstrak hipotalamus hasil penyaringan, kemudian di sentrifusi kembali selama 15 menit dengankecepatan putar yang sama dan disaring kembali . Hasilnya merupakan ekstrak hipotalamus yangsiap untuk digunakan sebagai perangsang ovulasi pada induk kelinci . Volume ekstrakyang diperoleh

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 41: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

adalah 40% dari total larutan hipotalamus awal, sedangkan yang 60 % lagi terbuangpadakertassaring. Untuk mencegah kontaminasi bakteri, pada ekstrak hipotalamus dapat ditambahkanantibiotika penstrep dengan ukuran 300 mg / ml ekstrak hipotalamus .

c . Dosis penyuntikan ekstrak hipotalamus

Dosis ekstrak hipotalamus yang dapat digunakan untuk induksi ovulasi induk kelinci dengandosis 0,5 -1 cc / kg bobot badan induk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Hafez (1980) menyatakan bahwa sekresi LH oleh kelenjar hipofisa ditimbulkan oleh mekanismeneurohumoral . Pada kelinci rangsangan kopulasi dibawa oleh susunan syaraf kebagian ventralhipotalamus . Kemudian hipotalamus akan mengsekresikam faktor pembebas LH (LH-RH atau LH-RF) kedalam aliran darah menuju adenohipofisa yang menyebabkan sekresi LH dan terjadi ovulasi .LH yangdisekresikan, menyebabkan sintesa RNA dan protein, kemudiandihasilkan enzim proteolitikyang dapat melemahkan dinding folikel dan diikuti oleh pembentukan daerah vaskuler atau stigma(Pool dan Lipner,1966) yang disitasi oleh Susanty (1987) .

Ekstrak hipotalamus diduga mengandung substansi yang dapat mengeluarkan faktor-faktorpelepas, diantaranya FSH-RF dan LH-RF. Faktor ini akan memacu kelenjar adenohipofisa untukmenghasilkan FSH dan LH, yang masing-masing berfungsi sebagai pembentukan dan pematanganFolikel de Graaf(FdG) dalam ovarium sehinggaterjadi ovulasi. Ekstrak hipotalamus yang mengandungGnRHyang disuntikan secara intra muskuler, melalui sirkulasi darah menuju kelenjar adenohipofisaakan meningkatkan FSH dan LH yang dihasilkan oleh kelenjar tersebut. Untuk percobaan lamasetelah penyuntikan dan tingkat dosis ekstrak Hipotalamus yang disuntikan dapat dilihat padsTabel 1 .

Dari table 1 dapat disimpulkan, bahwa penyuntikan ekstrak hipotalamus dengan dosis 1 cc/ kgbb dengan lama pengamatan 8 jam setelah penyuntikan dapat menghasilkan folikel tertier yangterbanyak dengan rata-rata 115,3 buah . Folikel tertier yang tumbuh sempurna selanjutnya akanberubah menjadi Folikel de Graaf(FdG) yangtelah mempunyai ruang antrum yang cukup besar dandiisi oleh cairan folikel diantaranya hormon estrogen . Jumlah folikel tertier yang berhasil menjadifolikel de Graafdapat dilihat pada Tabel. 2 .

Pada Tabel.2 terlihat bahwa folikel tertier tidak seluruhnya menjadi folikel de Graafyang siapuntuk diovulasikan . Distimulir oleh hormon LH dan FSH yang disekresikan oleh adenohipofisa,akan mematangkan folikel de Graafsehinggaterjadi ovulasi yaitu suatu proses pemecahan dindingfolikel de Gradsewaktu ovum dilepaskan dari ovarium. Setelah ovulasi, rongga folikel yangkosongakan diisi oleh darah dan lymphe yang akan membentuk Copus Haemoragikum (CH) (Gambar 2) .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

4 1

Page 42: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

EstrusEstrus atau birahi adalah suatu periode dalam proses reproduksi yang ditandai dengan adanya

keinginan kelamin dalam penerimaan pejantan oleh hewan betina . Jarak estrus ke estrus berikutnyadinamakan dengan siklus estrus atau siklus birahi, dimana pada masing-masing ternak berbeda-beda .

Pada induk kelinci estrus terlihat dengantanda vagina yang membengkak dan berwarna kemerah-merahan dengan tingkah laku j ika bagian punggung dipegang maka induk akan mengangkat tubuhbagian belakang (Purnama, 2000).

SuperovulasiOvulasi adalah peristiwa pecahnya folikel de Graff dan keluarnya sel telur (ovum) bersama isi

follikel tersebut. Superovulasi adalah metode bioteknis reproduksi yang ditujukan untukmeningkatkanjumlah sel telur yang dapat di ovulasikan dari ovarium .

Program ini biasanya menggunakan preparat hormon gonadotropin, antara lain PMSG (PregnantMare Serum Gonadotropin) yang diperoleh dari plasenta kuda bunting muda, HCG (Human ChorionicGonadotropin) yang berasal dari wanita hamil mudayang dikeluarkan malalui air seni dan HAP (HorseAnterior Pituitary) yang merupakan ekstrak hipofisa anterior kuda (McDonald, 1980). Untuk spesiesyang berbeda, superovulasi memberikan respon yang berbeda-beda . Hafez (1980) mengemukakanbahwa, superovulasi dapat meningkatkan hasil embrio normal lima kali lipat pada sapi, kambing,domba, dan kelinci ; tetapi hanya sedikit pada babi dan kuda .

Tingkat kelahiran anak kelinci ditentukan oleh banyaknya ova yang diovulasikan, fertil sertamampu berkembang dan berimplantasi, kemudian dapat bertahan hidup selama masabunting sehinggaakhirnya lahir menjadi individu baru (Susanty. 1987).

Semakin banyak ovum diovulasikan oleh induk kelinci pada perkawinan yang fertil diharapkandapat meningkatkanjumlah litter size anak yang di lahirkan .

Mekanisme proses ovulasi dapat dilihat di bawah ini .

Rangsangant . kopulasl

Adenohipoflsa2. rangsangan lain

Penyuntikan hormone LH

Dar~-e' Ovadum

:Ienyuntikan hormon LH

Ovulasl

42

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

HipotalamusLH-RH

Pada percobaan yang dilakukan terhadap induk kelinci yang diberi induksi ovulasi dengan dosisekstrak hipotalamus 0,5 cc / kg bobot badan, dibandingkan dengan induksi menggunakan hormonHCG dan tanpa induksi (kontrol) ; 5jam setelah penyuntikan yang diamati dibawah mikroskop terlihat

Page 43: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

adanya bercak-bercak pada ovarium yang dikenal dengan corpus haemoragikum (CH) yangmenunjukan telah terjadinya ovulasi . Dari corpus Haemoragikum, dapat dihitungjumlah ovum yangdiovulasikan baik oleh ovarium kiri ataupun ovarium kanan. Hasil pengamatan dapat dilihat padaTabel.3 .

Tabel l . Rata-rata jumlah Folikel Tertier pada ovarium kelinci Rex dengan lama setelahpenyuntikan dan dosis ekstrak hipotalamus yang berbeda.

Sumber : Yusneti (1993)

Gambar 2. Folikel de Graaf(FdG) dan Corpus Haemoragikum (CH)

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

43

PerlakuanLama setelahpenyuntikan

. . .0©© Rata-rata Keterangan

Dosis ekstrak Qam) BuahEH=O 5 8 29 39 25,3(disuntik 8 22 46 35 34,3 EH =EkstrakAquabidest) 11 35 44 41 40 Hipotalamus

14 40 41 44 41 .6

EH=0,5cclkg BB 5 81 62 56 66,38 72 58 75 68,311 96 80 60 78,614 81 51 84 72

EH=1 cclkq_ BB 5 111 93 123 1098 179 68 99 115,31 1 116 76 82 91,314 127 79 80 95,3

Page 44: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabe12 .

Rata jumlah Folikel Tertier yang menjadi folikel de Graaf pada ovarium kelinci Rexdengan lama setelah penyuntikan dan dosis ekstrak hipotalamus yang berbeda .

Tabel.3 Hasil ovulasi kelinci Rex dengan induksi penyuntikan ekstrak hipotalamus, Hormon

Pada Tabel 3 terlihat, bahwa penggunaan ekstrak hipotalamus kelinci dapat meningkatjumlahovum yang diovulasikan .

KESMULANPemanfaatan ekstrak hipotalamus kelinci, merupakan terobosan biateknologi dalam metoda

perangsangan ternak kelinci ; karena selain murah (memanfaatkan limbah)juga memberikan manfaatdalam program superovulasi dan sinkronisasi estrus .

Penyuntikan ekstrak hipotalamus dengan dosis 1 cc / kg bobot badan dengan lama pengamatan8 jam setelah penyuntikan memberikan hasil yang tertinggi pada pembentukan folikel tertier (FT)yaitu 115,3 buah . Akan tetapi dalam petjalanannya yang berhasil mencapai folikel de Graaf(FdG) yangsiap untuk ovulasi ; hasil terbaik diberikan oleh penyuntikan ekstrak hipotalamus dengan dosis 1 cc /kg bobot badan dan lama pengamatan setelah penyuntikan 11 jam yaitu rata-rata 16,3 buah .

44

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Perlakuan Lama setelah Ulangan Rata-rata Keterangan

Dosis ekstrak penyuntikani.

(lam) Buah

EH=O 5 8 29 39i

25,3 EH =Ekstrak(disuntik 8 22 46 35 34,3 HipotalamusAquabidest) 11 ! 35 44 41 40

14 40 41 44 41,6

EH=C,Scc/kg BB 5 81 62 56 66,38 72 58 75 68,311 96 80 60 78,614 81 51 84 72

EH=1 cc/kg BB 5 111 93 123 1098 179 68 99 115,311 116 76 82 91,314 127 79 80 95,3

Jumlah Ovulasi bushPelakuan Kelinci Ovarium Clvarium

ekor) Kanan Kiri JumlahKontrol

14 4 8

HCG 1 13 14 27Ekstrak.Hi otalamus 1 8 7 15

Page 45: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

UCAPAN TERIMA KASIH

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ibu Dralis Arifiantini,MS, StafPengajar Fakultas Kedoteran Hewan IPB yang telah memberikan arahan danbimbingan dan atas bantuan bahan bacaan . Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada Timpembahas yang telah mengkoreksi dan mengarahkan , sehingga makalah ini dapat dimuat dalamprosiding.

DAFTAR BACAAN

Colby. E.D ., The Rabbit Dalam : Morrow .D.A ., 1986 . Current Therapy in Theriogenology 2 . W.B .Saunders Company, Philadelphia.

Hafez E.S.E .,

1970. Rabbit, In : E.S.E . Hafez ed . Reproduction and Breeding

technique forlaboratory animals . Lea & Febiger,Philadelphia .

HAFEz E.S.E.,1980 . Reproduction in farm animal . 4 1 ' Ed. Lea & Febiger, Philadelphia.Jarigau , 1991 . Ektrak Hypofise Ayam Petelur Sebagai Bahan Perangsang Ovulasi Pada Man Lele

Dumbo (Clarias gariepinus). Thesis, Program Pascasarjana IPB .McDonald, L.E ., 1980 . The Pituitary gland . In : L.E . McDonald ed . Veterinary Endocrinology and

Reproduction . 3'° Ed . Lea & Febiger, Philadelphia .

Nalley, W.M. 1993 . Perbandingan Penggunaan Ektrak Hipofisa, Hipotalamus Bagian Dorsal dan BagianVentral Babi Terhadap Spermiasi dan Daya Tetas Telur Man Mas (Cyprinus carpio L.) ThesisProgram Pascasarjana IPB .

Oka ,A.G. 1992 . Studi Anatomi Perbandingan Letak Kelenjar Hipofisa Ternak Sapi, Kerbau, danDomba Serta Pengaruh Ektraksinya Terhadap Spermiasi danMani Ikan Mas (Cyprinus carpio/.).Thesis Program Pascasarjana IPB.

Pumama .R.D ., 2000. Pola reproduksi pada ternak kelinci . Prosiding Temu Teknis Fungsional NonPeneliti tanggal 5 September 2000,Puslitbang Peternakan Bogor.

Sastrodihardjo . S, Raharjo, Sartika, dan E Efendi, 1991 . Pengaruh macam rangsangan ovulasi padainduk kelinci Rex terhadap keberhasilan kelahiran anak . Proceedings Seminar Nasional UsahaPeningkatan Produktivitas Peternakan dan Prikanan . Tanggal 7 Oktober 1981 di Semarang .Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponogoro Semarang .

Susanty, Y,

1987 . Superovulasi pads kelinci persilangan dengan aplikasi "Pregnant Mare SerumGonadotrophin" dan "Luteinizing Hormon" . Skripsi Fakultas Peternakan IPB

Yusneti . 1993 . Pengaruh lama setelah penyuntikan dengan tingkat dosis Ektrak Hypothalamus kelinciterhadap ovulasi kelinci Rex . Skripsi Fakultas Matematika Dan Ilmu PengetahuanAlam JurusanBiologi Universitas Pakuan Bogor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

45

Page 46: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

TEKNOLOGIKAWINSUNTIK(INSEMINASIBUATAN)PADATERNAKKELINCI

R. Denny Purnama

Balai Penelitian TernakPO.Box 221 Bogor 16002

RINGKASAN

Kawin suntik atau inseminasi buatan (IB) adalah suatu terobosan teknologi reproduksi yang telahdikembangkan di Indonesia dan aplikasinya pada ternak sapi telah memasyarakat. Khususnya ternakkelinci teknologi IB baru dimanfaatkan secara terbatas pada bidang penelitian. Keuntungan teknik IBdalam usaha pembibitan kelinci adalah dapat membatasijumlah pejantan yang dipelihara . Pada tulisanini akan membahas mengenai cara kawin suntik (IB) pada kelinci secara lengkap mulai dari carapenampungan semen,proses evaluasi semen, proses pengenceran semen, induksi ovulasi dan caramelakukan IB . Mudah-mudahan apa yang ditulis dapat memberikan manfaat pada kemajuan usahabudidaya kelinci di Indonesia.Kata Kunci : Kawin Suntik.Kelinci .

PENDAHULUAN

Teknologi kawin suntik atau dikenal dengan Inseminasi Buatan (IB) metupakan terobosan teknologireproduksi yang telah lama dikembangkan di Indonesia dan aplikasinya pada temak sapi telahmemasyarakat . Aplikasi teknologi ini pada ternak kelinci, khususnya di negara-negara maju sepertidi Eropa (Jetman, Prancis, Italy, Hungary dan lain-lain) telah dimanfaatkan dengan baik sehinggamampu berperan dalam pengembangan peternakan kelinci dinegara tersebut . Teknik IB apabiladilakukan dalam usaha pembibitan dengan skala besar, sangat efisien karena dapat membatasipenggunaan pejantan secara drastis (Sartika ., 1994) .

Di Indonesia pemanfaatan teknologi IB pada ternak kelinci masih sangat terbatas dan belummemasyarakat, umumnya dilakukan berkaitan dengan penelitian untuk pengujian fertilitas . Untukmemacu perkembangan budidaya ternak kelinci di Indonesia, maka pemanfaatan teknologi IB sudahsaatnya dimasyarakatkan dan diharapkan dapat menggairahkan usaha beternak kelinci, terutamauntuk kelinci Ras .

PENGERTIAN

Teknologi IB adalah suatu proses mendepositkan semen kedalam saluran reproduksi betina yangsedang estrus dengan bantuan alat buatan manusia (Hafez dkk., 2000 ) .

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi secara lengkap mengenai teknikIB pada ternak kelinci clan upaya-upaya yang menunjang keberhasilan kawin suntik tersebut. Dari

46

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 47: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

informasi yang disampaikan diharapkan dapat bermanfaat bagi peternak kelinci terutama yang berusahapada pembibitan kelinci clan penyuluh lapangan sehingga usaha budidaya kelinci clapat lebihberkembang di Indonesia .

Bahan clan Alat

BAHAN DAN CARA KERJA

1 .

Ternak kelinci pejantan unggul yang akan diambil semennya .2 .

Ternak kelinci betina yang akan di IB clan ternak betina yang akan digunakan sebagai pemancingpejantan pada waktu pengambilan semen .

3 .

Peralatan untuk menampung semen terdiri dari : a) Vagina buatan yang dirancang untuk ternakkelinci, b) bahan pelicin (KY Jelly atau vaselin) , c) air panas yang disimpan dalam thermos, d)tabung gelas yang berskala untuk menampung semen,gelas piala, thermometer clan kertas tissue .

4.

Peralatan untuk evaluasi semen yang terdiri dari : a) mikroskop, b) 1 set Haemocytometer, c) pHmeter, d) gelas objek, e) gelas penutup clan f) pipet Pasteur. (Gambar 1) . Untuk dilapanganperalatan evaluasi semen akan sulit didapat, oleh sebab itu cukup melakukan pemeriksaan secaraorganoleptik .

Gambar 1 . Peralatan untuk evaluasi semen5 .

Bahan pengencer (Larutan Na Cl fisiologis 0,90 % )

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

6.

Bahan clan peralatan untuk melakukan kawin suntik yang terdiri dari : a) hormon untuk induksiovulasi seperti HCG (Human Chorionic Gonadotropin) dengan merek Chorulon ® atau dapatjugamenggunakan hormonjenis lain seperti LH (Luteinizing Hormone) dengan merek Receptal ®, b)semen cair kelinci (yang telah diencerkan), c) Kateter IB yang dirancang untuk kelinci clan spuitukuran 1 ml .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

47

Page 48: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

A. Cara penampungan semen kelinci

CARA KERJA

Penjantan kelinci yang akan ditampung semennya dipilih, pejantan yang sehat dan unggul, yangmemiliki libido tinggi dan memiliki catatan reproduksi yangbaik.

Vagina buatan yang telah disiapkan diisi dengan air hangat dengan suhu 39° - 41° C (diukurdengan thermometer) sampai inner liner menyempit. Selanjutnya mulut vagina buatan diolesi denganbahan pelicin dan tabung penampung yang telah ditutup dengan alumunium foil dipasangkan padabagian belakang dari vagina buatan .

Proses penampungan dilakukan dikandang pejantan dengan cara memasukan kelinci betina sebagaipemancing .

Pada saat libido pejantan sudah terangsang biasanya pejantan akan menaiki betina dan pada saatpejantan ereksi ; vagina buatan yang dipegang pada tangan kanan disorongkan kearah penis pejantandan biasanya akan terjadi ejakulasi .

Untuk mendapatkan kualitas semen yang baik, penampungan semen sebaiknya dilakukan dua kaliejakulasi . Dari pengalaman, sering terjadi pada ejakulasi pertama tidak ads spermanya (kosong) danhanya berisi plasma semen .

B. Proses Evaluasi semenEvaluasi semen diperlukan untuk mengetahui kualitas semen yang ditampung, sehinggadari hasil

pemeriksaan dapat ditentukanjumlah bahan pengencer yang akan ditambahkan . Pemeriksaan semenmeliputi1 . Pemeriksaan makroskopis yaitu pemeriksaan organoleptik yang terdiri dari pengukuran volume,

mencium bau, warns, pengukuran pH dan memeriksa kekentalan (konsistensi) .

2. Pemeriksaan mikroskopis terdiri dari pemeriksaan gerakan massa, konsentrasi dan motilitas . Padapemeriksaan dengan harus menggunakan mikroskop dan dikerjakan di laboratotium . Untukpemeriksaan motilitas, digunakan preparat ulas dengan pewarnaan Eosin (Aminah . dan Layla,2000) . Gambaran hasil determinasi semen dapat dilihat pada Tabel 1 .

C. Pengenceran semenTujuan pengenceran semen adalah untuk memperbanyakvolume semen sampai dengan konsentrasi

tertentu, sehingga dapat menginseminasi betina dalamjumlah banyak ( Taurin, 1977) .Untuk kawin suntik dengan menggunakan semen segar, bahan pengencer yang biasa dipakai

adalah larutan NaCl fisiologis 0,90 % karena larutan ini memiliki tekanan osmotic yang equivalendengan darah .

48 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 49: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tabel . 1 . Gambaran hasil determinasi semen Kelinci Rex .

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Sumber Balitnak

Untuk semen yang disimpan, bahan pengencer yang dipakai adalah tras kuning telur, larutan gula(lifos) dan aquades dengan perbandingan masing-masing 10%, 5% dan 85%. Lifos merupakan larutanbergula yang berguna sebagai sumber energi, sedangkan kuning telur mengandung lipoprotein danlesitin yang berguna untuk menjaga sel sperms dari Cold Shock akibat dari pendinginan . Untukmencegah timbulnya bakteri, dapat ditambahkan antibiotika yaitu 1000-IU Streptomisin dan 1000 - IUPenisilin permililiter pengencer.

Setelah semen selesai diperiksa dan diketahui kualitasnya dan kuantitasnya,maka dapat segeraditambahkan bahan pengencer dengan jumlah tertentu untuk mendapat kan konsentrasi yangdiinginkan . Sebagai contoh, untuk pengenceran semen pejantan kelinci Rex No A 82 dengan volumesemen 0,6 cc dan konsentrasi 310 juts sel,jika akan melakukan inseminasi maka terlebih dahulu hatesdiencerkan . Untuk 20 ekor induk dengan dosis IB 0,5 cc/ekor maka diperlukan penambahan bahanpengencer adalah 9,4 cc . Perhitungan konsentrasi sperma motil IB adalah sebagai berikut

Konsentrasi sperms motil IB/ Ekor =

Volume X Konsentrasi X MotilitasJumlah ternak yang di

=

0,6X310.106 X 80% =

148.8 . 106

=7.44 Juta20

20

Dengan dosis IB 0,5 cc/ekor berarti konsentrasi semen IB adalah 7.44 Juta sperms motil . Dosis IBdengan konsentrasi 7.44 Juta telah memenuhi persyaratan sesuai dengan yang dilaporkan Subandi(1983), bahwa konsentrasi sperma motil 1 juta, 4juts, 7 juts dan 10juts tidak berbeda nyata terhadappersentase kebuntingan, lama bunting, litter size dan bobot lahir.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

49

engamatan No . PejantaRata-Rata

Makroskopisvolume(ml) 0,4 0,6 0,7 0,56Warns Putih susu Putih susu Putih susu Putih susuBau Akasia Akasia Akasia AkasiapH 6.9 7 7 6,96Kekentalan Sedang Sedang Sedang Sedang

Mikroskopisa.Gerakan massa +++ ++ +++ +++b.Konsentrasi(Jutalml) 260 310 330 300b.Motilitas % 60 BO 70 76,6esim u an : +++ =, % u a arum onsentrasi - 0 uta

Page 50: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

D. Induksi OvulasiPada kegiatan IB induksi ovulasi diperlukan untuk sinkronisasi estrus sehingga dapat dilakukan

IB secara serentak . Waktu yang tepat untuk induksi adalah 5 -6jam sebelum IB dilakukan. Preparathormon yang digunakan untuk IB kelinci adalah HCG atau dapat jugs memakai hormon LH (Lutein-izing Hormone) secara intravena dengan dosis 30 IU/ekor.

E . Cars melakukan Inseminasi Buatan (LB)

Inseminasi buatan dilakukan 5 jam setelah penyuntikan hormon HCG. Semen cair hasil pengencerandiisap dengan keteter khusus yang dirancang untuk ternak kelinci sebanyak 0,5 cc, kemudian kateterdimasukkan ke dalam vagina dengan ujung yang membengkok diarahkan kepunggung induk kelinci ;setelah bagian yang membengkok masuk kateter diputar 180° dan terus didorong secara hati-hatisampai menyentuh serviks uteri.

Selanjutnya semen cair disemprotkan perlahan-lahan dan kateter ditarik keluar. Kateter IB yangtelah dipakai dibersihkan dengan NaCl fisiologis dan disterilkan . Untuk kesehatan reproduksi, sebuahkateter IB sebaiknya dipakai untuk satu induk .

50

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk memperoleh keberhasilan IB pada ternak kelinci perlu memperhatikan faktor-faktor lainyang menunjang diantaranya koleksi dan determinasi semen . Pada waktu koleksi semen, suhu airvagina buatan yang harus sesuai yaitu berkisar 39 °- 41° C . Pada waktu penampungan semen harusdilakukan secara hati-hati jangan sampai karet vagina buatan sobek yang dapat menyebabkankebocoran . Oleh sebab itu setiap penampungan sebaiknya disediakan beberapa buah vagina buatansebagai cadangan. Suhu air yang terlalu panas dalam vagina buatan akan menyebabkan kematiansperms, sedangkanjika kurang panas dapat menghambat terjadinya ejakulasi . Demikianjugs denganair yang bocor dapat mencemari semen dan membunuh sperms . Pada waktu membawa semen, gelaspenampung harus ditutup dengan alumunium foil untuk menghindari cahaya matahari yang dapatmembunuh sperms .

Saat yang paling tepat untuk melakukan kawin suntik adalah 5 - 6 jam setelah dilakukan induksiovulasi (penyuntikan hormon), karena pada saat itu diperkirakan telah terjadi ovulasi . Penggunaansemen segar untuk IB sangat dianjurkan karena lebih menjamin keberhasilan IB dibandingkanmenggunakan semen yang disimpan. Semen yang disimpan mengalami Cold Shock selamapenyimpanan yang dapat menurunkan kualitas semen .

Untuk perawatan organ reproduksi induk kelinci, kegiatan IB harus dilakukan dengan bersih dansteril terutama pada peralatan yang dipakai . Hal ini penting agar induk dapat melakukan kegiatanreproduksi dalam waktu yang lama. Kateter IB disediakan mencukupijumlah induk yang akan di IBsehingga kateter tidak dipakai untuk induk lain . Kateter IB yang telah dipakai segera dibersihkandengan Na Cl fisiologis dan disterilkan kemudian dibungkus dengan alumunium foil .

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 51: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Pola Ovulasi dan Fertilisasi

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Waktu yang dibutuhkan rata-rata untuk kapasitasi sperma agar dapat membuahi sel telur adalahsekitar 6jam (Adams, 1981) .

Kemampuan hidup sperma didalam saluran kelamin betina dapat bertahan selama 30 - 36 jam,sedang kan sel telur dapat bertahan sekitar 6 - 8jam ( Cole dan Cupps, 1977 ) . Berdasarkan pendapatdiatas maka pola ovulasi dan fertilisasi dapat digambarkan pada Gambar 2 .

Seat Kawin Suntik(16

Saatterjadi Fertilisasi (pembuahan)

d _ 1 V

10

Id

1 14

15

16 15

2a----, .

Deteksi Kebuntingan

Gambar2 . Gambaran pola ovulasi dan fertilisasi .

KESIMPULAN

UCAPAN TERIMA KASIH

Untuk mengetahui keberhasilan kawin suntik (IB) pada ternak kelinci perlu dilakukan deteksikebuntingan . Deteksi kebuntingan dapat dilakukan 14 hari setelah kawin suntik, yaitu menggunakanteknikpalpasiper cutan ventro caudal dengan cara melakukan perabaan foetus pada perut indukbagian bawah ( Sumadia dan Purnama, 2000 ) .

Untuk memastikan kebuntingan , palpasi ulang perlu dilakukan pada hari ke 21dan pada saat itufoetus kelinci sudah membesar sehingga kesalahan palpasi tidak mungkin terjadi . Jika pada seatpalpasi hari ke 21 positip bunting, maka pada hari ke 28 dapat dipersiapkan kotak beranak yang diisidengan serutan kayu sebagai alas .

Dari paparan diatas dapat disimpulkan, bahwa teknik IB pada ternak kelinci tidak terlalu sulitamokdilakukan dengan adanya pelatihan . Teknologi ini dapat diadopsi dan dipalikasikan oleh peternakkelinci khususnya yang berusaha dibidang pembibitan sehingga dapat memajukan usahapengembangan kelinci di Indonesia .

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir.Buyung Taurin dan Ibu Dra Iis Arifiantini Msi, StafPengajar Bagian Reproduksi Fakultas KedokteranHewan IPB yang telah memfasilitasi penulis amok melakukan magang dalam pelatihan Teknik III padaternak kelinci dan membantu penyediaan bahan pustaka . Ucapan terima kasih jugs disampaikanuntuk Tim pembahas yang telah mengkoreksi tulisan ini sehingga dapat dimuat dalam prosiding.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

5 1

Page 52: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

DAFTAR BACAAN

Adams, C.E . 1981 . Artificial insemination in rabbit the technique and application to practice . J.Appl.Rabbit Res. 4 : 10-13

Aminah, S.dan Zulqoyah Layla . 2000 . Teknik menghitung jumlah sel spermatozoa yang hidup darisemen kambing denganpewarnaan eosin. ProsidingTemu Teknis Fungsional Non Peneliti Tanggal5 September2000. Puslitbangnak Bogor.

Cole, H.M. and P.T. Cupps.1977. Reproduction in domesticanimals. 3"' Ed . Academic Press, London.Hafez, E.S.E ., B.Hafez. 2000 . Reproduction in Farm Animal . 71 Ed. Lippincott Williams & Wilkins,

Philadelphia .Purnama.D,1998 . Pemanfaatan teknologi kawin suntik (I.B) dalam usaha meningkatkan produktivitas

induk kelinci di Indonesia. Prosiding Loka Karya Fungsional Non Peneliti tangga116 Desember1998 . Puslitbangnak Bogor.

Sartika.T 1994 . Inseminasi Buatan padakelincidifnjau daribeberapatingkatkelahiran (parity) . ProsidingSeminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi II tanggal 6-7 September 1994 . LIPICibinong.

Subandi D.S. 1983 . Beberapa tingkat konsentrasi sperma motil pada inseminasi buatan kelinci Raspersilangan. Karya Ilmiah Fakultas Peternakan IPB Bogor.

Sumadia, IMPP dan R.Denny Purnama. 2000 . Deteksikebuntingan kelinci dengan cara palpasi PercutanVentro Caudal. Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti Tanggal 5 September 2000.Puslitbang Peternakan Bogor

Taurin, M.B . 1977 . Penyimpanan semen beku dalam bentuk pellet dari sapi Holstein Frishian danPeranakan Ongole . Thesis Fakultas Peternakan IPB Bogor.

52

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 53: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Kata Kunct : Limbah, Pisang, Pakan Ternak

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PELUANGPEMANFAATANLIMBAH PISANGSEBAGAIPAKANTERNAK

A. Ujianto

Balai Penelitian Ternak Po.Box 221 Bogor 16002

Limbah pisang merupakan masalah yang dihadapi oleh pengusaha pisang yang banyak bertebaran didaerah-daerah penghasil pisang, danjika dibiarkan berpotensi untuk mencemari lingkungan yang dapatmerusakekosistemdikawasan tersebut. Dengan mengaplikasikan teknologi fermentasi yaitu menggunakan probiotik, maka nilai giziyang awalnya rendah yaitu Protein War 6,56 %, Serat kasar 15,32 %, lemak 6,7 % dan abu 11,15 %dapatmeningkat menjadi Protein kasar 14,88%, Serat kasar 11,43 %, lemak 7,0% dan abu 23,86%setelah difermentasi .Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa limbah kulit pisang yang awalnya hanya menjadi sampah, ternyataberpeluang untuk dimafaatkan sebagai salah satu bahan baku pakan ternak .

Indonesiaadalah negara penghasil pisang yang sebagian diekspor, sedangkan yangtidak dieksporbiasanya dikonsumsi dalam negeri . Pisang tertentu dapat dikonsumsi setelah masak dan ada jugspisang tertentu yang dikonsumsi setelah direbus atau digoreng .

Ada beberapa daerah yang membuat usaha home industri keripik pisang dan selai pisang sepertidi Bogor(Jaws Barat) danLampung (Sumatera Selatan) . Dengan adanya usaha tersebut, maka kulitpisang setiap saat akan merupakan limbah atau sampah bagi lingkungan sekitarnya yang dapatmengganggu ekosistem daerah tersebut .

Dari sekian banyak pisang yang tersedia, mau tidakmauakan timbul petmasalahan limbah pisang .Sebagai contoh untuk wilayah kecamatan Ciawi terdapat kurang lebih 35 pengusaha pisang . Apabilarata-rata mengolah pisang sebanyak 100 ton/ hari maka akan memproduksi kira-kira 5-7 ton yangterdiri dari packing, kulit pisang, rontokan pisang, tangkai pisang dan daun pisang (sumber. Koperasipisang "Sugita Sejahtera" Ciawi Bogor) . Limbah ini akan semakin bertumpuk di tempat pemeramangudang pisang dan di sekitar rumah pengelola selai dan keripik pisang/home industri . Akibat daritidak terurusnya limbah pisang dapat menimbulkan bauyang menyengatdan penumpukkan limbah dibantaran kali yang berpotensi dapat menyebabkan banjir dan terjangkitnya penyakit.

Untuk menjaga kelestarian lingkungan perlu diberikan suatu informasi tentang bagaimana caramemanfaatkan limbah kulit pisang dan diharapkan dapat berdampak positifterhadap daerah tersebutterutama dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Pengertian limbah disini adalah bagian daritanaman di atas tanah, pucuknya yang tersisa setelah dipanen, sisa hasil panen (Direktorat BinaProduksi, 1982). Limbah kulit pisang segar dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak khususnya

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

53

Page 54: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

temak ruminansia. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan tempk ruminansia dalam konstnnsi kulitpisangadalah sebanyak 36,09 t 2,72 % dari total ransumterhadap bahan kering ( Karto 1995) . Sedangkanlimbah yang tidak dapat digunakan sebagai pakan tempk seperti tangkai pisang, daun pisang yangsudah tua (klaras) dan batang pisang, dengan menggunakan suatu proses tertentu limbah ini dapatdigunakan sebagai pupuk tanaman .

Tujuan tulisan ini untuk mengemukakan teknik pengolahan limbah pisang agar dapat digunakanuntuk pakantempk .

BAHAN DAN CARA

BahanPengamatan ini menggunakan bahan baku limbah pisang dari wilayah kecamatan Ciawi kabupaten

Bogor. Kulit pisang segar sebanyak 750 kg, probiotik tumbuh 400 cc, air 8000 cc dan gula 250 gram.

AlatPeralatan yang dibutuhkan adalah ruang yang terlindungi tapi terbuka, sprayer, sekop, golok dan

alat pengering (oven) .

Cara

A. Cara pengolahan limbah pisang yang mudah busuk1 .

Limbah kulit pisang dikumpulkan pada tempat khusus yang terbuka dan terlindung dari sinarmatahari langsung dan air hujan.

2

Semprotkan secara merata probiotik tumbuh cair dengan dosis 50 cc probiotik dicampur 1000cc air bersih untuk 100 kg, bahan baku limbah kulit pisang .

3 .

Diamkan selama 4 hari untuk proses fermentasi sambil di bolak-balik.

4.

Keringkan pada suhu tempemtur 60 °C selama 24-30jam .

5 .

Selanjutnya limbah kulit pisang yang telah kering digiling hingga halus .

B . Cara pengolahan limbah yang sulit busuk1 .

Tangkai pisang dan daun dipotong dengan ketebalan 1-2 cm .

2

Bahan yang telah dirajang ditempatkan pada tempat khusus yang terbuka dan terlindung darisinar matahari dan hujan .

3.

Semprotkan larutan probiotik dengan dan gula dengan dosis 1 liter/100 kg bahan baku limbah .

4.

Diamkan selama 7. hari untuk proses fermentasi .5 .

Keringkan padatemperatur 60°C selama 24-30jam.

6.

Setelah kering digiling hingga halus .

54

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 55: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Untuk mengurangi pelmasalahan limbah pisang ada beberapa cara yang yang dapat dilakukan,yaitu dengan cara membuat tempat penampungan sampah pisang, mengolah limbah pisang supayadapat digunakan sebagai salah satu campuran bahan baku pakan tempk atau sebagai pupuk tanaman .

Pada dasamya limbah kulit pisang adalah yang lunak dan mudah busuk, berbeda dengan limbahplastik/limbah industri lainnya . Untuk memudahkan dalam hal pengolahan limbah pisang ini, makalimbah harus dipisahkan antara limbah yang mudah busuk dan yang sulitbusuk . Limbah yangmudahbusuk seperti kulit pisang, buah pisang dan rontokan pisang yang busuk. Sedangkan limbah pisangyang sulit busuk seperti tangkai pisang dan dawn pisang pembungkus.

Tujuan pemisahan limbah ini berkaitan dengan pemanfaatan limbah pisang yang mudah busukdapat digunakan sebagai pakan tempk (Soeharinoto dan Hetmanto 1997) . Sedangkan limbah pisangyang alot dapat digunakan sebagai pupuk setelah mengalami proses pembusukan.

Hasil pengolahan limbah kering dari kulit pisang yang difermentasi dapat menghasilkan bahanbaku pakan yang mempunyai gizi yang cukup tinggi untuk pakan tempk (dapat dilihat dari Tabel 1)sedangkan untuk analisa kulit pisang segar sebagai pembanding (dapat dilihat pada Tabel 2).

Tabel l . Kandungan gizi limbah kulit pisang dengan proses fermentasi *)

') Analisa dilakukan di Laboratorium Balitnak Ciawi Bogor.

Tabel 2 . Hasil Analisa Kulit Pisang segar

Sumber : Abdurrays Ambar Karto . Balitnak Ciawi Bogor 1995 .

Sedangkan sebagai pembanding dapat dilihat hasil analisa dedak padi pada Tabel.3, yangmenunjukkan Protein Kasar limbah pisangyang difermentasi jauh lebih tinggi dari pada Protein Kasarpada dedak padi .

Dari segi nutrisi dan dari segi harga diperkirakan limbah pisang yang difermentasi dapat bersaingdengan dedak padi sehingga dapat menekan biaya pakan tempk tanpa mengurangi kualitas pakan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

55

Hasil analisa Persentase (%) Hasil analisa Persentase (%)Protein kasar 14,88 Serat kasar 11,43Lemak 7,0 Ca 0,86Abu 23,86 P 0,41

Hasil analisa Persentase (%) Hasil analisa Perentase (%)Protein kasar 6,56 Serat kasar 15,32

I Lemak T 6,7 Abu 11,15

Page 56: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel.3 Hasil analisa dedak padi

Sumber : NAS-NRC Nutrient Requirement of Poultry (1984) Dalam : Anggorodi (1995)

Sedangkan pemanfaatan hasil limbah alot/tangkai dan daun pisang dapat digunakan untuk pupuktanaman . Menurut Rukmana Rahmat 1999, limbah tanaman pisang berupa bonggol dapat digunakanuntuk sabun dan pupuk kalium. Caranya bonggol pisang diiris-iris tipis kemudian dikeringkan dandibakar untuk dijadikan abu .

NILAI EKONOMIS PENGOLAHAN LIMBAH PISANG

Limbah pisang tidak diperjual belikan. Tidak ada pasar yang memperdagangkan limbah pisangsebagai pakan ternak. Atas dasar penelitian pakar nutrisi di Balitnak bahwa Wit pisang segarmengandung komponen nutrisi yang tinggi dan dapat digunakan sebagai pakan ternak, maka denganmenambahkan sedikit teknologi dan biaya maka harga per kilo limbah kulit pisang dapat bersaingdengan harga per kilo dedak padi .

Harga dedak padi pada saat ini adalah Rp 1000,- / Kg, dengan demikian peluang pemanfaatanlimbah pisang sebagai sumber pakan ternak sangat terbuka karena biaya produksi per kilo lebihrendah dari harga dedak padi .

56

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

HasilAnalisa Prosentase ( % )Protein Kasar 12,0Lemak 12,0Serat Kasar 5,

Analisa Usaha Limbah PisangKebutuhan danaPembelian limbah kulit pisang 750 kg x Rp 0 = Rp0,-Transport = Rp40.000,-Tenaga ketja = Rp24.000,Probioti 400 cc x @Rp 40, = Rp 16.000,-Gula'/. kg =Rp 1000,-Pengeringan 750 kg = Rp 35.000,-Penggilingan 165 kg x Rp 100; B9 16.500.Total biaya = Rp 132.500;Biaya bahan bakuper kilogram = Rp 132.500,-:165 kg = Rp 803,030/kg

Page 57: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KESIMPULAN

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR BACAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Penggunaan limbah pisang fermentasi sebagai pakan ternak mempunyai prospek yang baik karenamempunyai nilai gizi yang tinggi seperti protein kasar 14,88 %, serat kasar 11,43 % clan lemak 7 %.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Entang Suganda selaku manajer KoperasiPisang Sugita Sejahtera yang telah banyak memberikan informasi yang kami perlukan juga rekan-rekan teknisi yang selalu memberikan dukungan moril kepadapenulis sehingga penulisan makalah iniselesai .

Anggorodi,1995 . Nutrisi Aneka Ternak Unggas . Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama . Jakarta . Hal:207.

Direktorat Bina Produksi, 1982 . Inventarisasi Limbah Pertanian, Ditjen Peternakan DepartemenPertanian.

Karto. A.A, 1995 . Penggunaan Kulit Pisang Sebagai Pakan Pada Sapi Peranakan Onggol. BalitnakCiawi . Prosiding, SeminarNasional Sains clan Teknologi Peternakan . Hal : 126 .

Rukmana R., 1999 . Usaha Tani Pisang,Penerbit Kanisius . Hal : 36 .Soebarinoto clan Hermanto, 1997. Kualitas Silase Kulit Pisang Untuk Pakan Ternak Ruminansia .

Prosiding Seminar Nasional II INMT 1997 . hal : 117 .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

57

Page 58: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PERANANTIBIOTIKADALAMPENGOBATANTERNAKDIKANDANGPERCOBAAN

Kata Kuncl : Antibiotika, Dosis .

Suwandi

Balai Penelitian Ternak, PO BOX221 Bogor 16002

RINGKASAN

Antibiotika merupakan golongan obat-obatan yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhanmikroorganisme, terdiri dua golongan, antibiotika spektrum sempit dan spektrum Was. Prinsip kegunaannyauntuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, merangsang pertumbuhan pada ternak muda danpenyembuhan luka bekas operasi serta mempunyai sifat-sifat dapat membunuh satu atau beberapa bakteri,Toksisitas rendah, efektifdalam seluruh jaringan dan cairan tubuh, tidak menimbulkan resisten terhadap suatuspesies mikroorganisme. Jika pemakaian antibiotika tidak sesusi dengan aturan kemungkinan besar dapatmenimbulkan resisten terhadap bakteri, residunya yang diberikan padamakanan bila melebihi ambang batasbisamembahayakan manusia.

PENDAHULUAN

Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme hidup yang dalam jumlahsedikit dapat menghambat mikroorganisme lain termasuk bakteri, virus berukuran besardan protozoa(NGEPKEP, 1992). Antibiotika menekan pertumbuhan, kehidupan, pembelahan sel (replikasi) danpaling efektif pada infeksi akut (pada pertumbuhan bakteri yang cepat) sebelum mikroorganismemenyebabkan kelainan pada tubuh.

Sekarang beberapa antibiotika bisa dibuat secara sintetis dan perkembangan obat ini sangatpesat sekali dengan penemuan-penemuan yang baru. Antibiotika yang kini luas penggunaannyaseperti Penisilin, Streptomisin, Tetrasiklin, Chlortetrasiklin dan Oxytetracyclin (Suradji, 1975).Pembagiannya bisa dibagi dalam 2 golongan besar; yaitu

1. Antibiotika spektrum sempit yang pembagiannya berdasarkan atas kemampuan obat itu untukmembinasakan bakteri danhanya terbatas pada beberapa macam bakteri seperti

58

Penlsilin yang mempunyai daya pembunuh bakteri, terutama yang sifatnya Gram positifsepertiStreptococcus, Stapylococcus, corynebakterium pyogenes, Clostridium dan Bacillus sp . DariPenisilin dibuat bermacam-macam bentuk obat antara lain Salep penisilin, salep mata untuk injeksiparental, injeksi dalam kelenjar susu, tablet dan lain-lain.Streptomisin diambil dari Streptomyces griseus dan merupakan antibiotika yang efektif untukmembunuh bakteri gam negatifr dan kuman TBC. Penisilin dan streptomisin sering dicampurdengan nama penstrep yang maksudnyauntuk meningkatkan daya khasiatnya karena baik bakteriGram positifmaupun negatifdapat dibunuhnya.

2. Antibiotika spektrum luas bisa mencakup bermacam-macam bakteri. Oxytetrasiklin/ Terramisin

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 59: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

berasal dari actinomyces rimesus khasiatnya terhadap bakteri luas sekali (Gram positifdan Gramnegatif) bahkan golongan virus tertentu dapat dihambatnya dan obat ini leas penggunaannyauntuk pengobatan infeksi-infeksi pada hewan.Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memperkenalkan penggunaan antibiotika yang biasa

dipakai oleh petani peternak .

Prinsip Penggunaan Antibiotika1 . Untuk penyakit-penyakit infeksi oleh bakteri baik lokal seperti Mastitis, Pneumonia, Pharingitis

maupun umum seperti S.E . Anthrax .2. Untuk penyakit infeksi oleh virus tetapi dalam hal ini umumnya virus tidak bisa dibunuh dengan

antibiotikatetapi infeksi sekundernya (bakteri penyerta) yang dituju, oleh karena infeksi sekunderini yang memberatkan penyakitnya .

3 . Untuk merangsang pertumbuhan pada ternak muda, mungkin disinipun sifatnya untukmengendalikan bakteri-bakteri yang patogen .

4. Pada hewan Herbivora (pemakan rumput) terutama ruminansia sebaiknya tidak diberikan per-os(mulut), oleh karenaantibiotika itu akanmengganggu hidupnyaflora normal diperut besar sehinggapenyernaan terganggu serta penyerapan obatnya kurang baik kecuali pada hewan yang masihmuda sekaliadimana makanan utamanya bukan rumput (susu induknya) sedangkan pada Car-nivora hewan dengan perut sederhana pemberian per-os tidak jadi masalah.

5 . Pada luka operasi hares diberi antibiotika untuk mencegah infeksi .

Sifat-sifatAntibiotika

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

"

Dapat membunuh satu atau beberapa bakteri

"

Mempunyai aksi spesifik"

Toksisitas rendah"

Efektif dalam seluruhjaringan dan cairan tubuh

"

Tidak dirusak oleh enzym jaringan (trypsin) stabil, tidak gampang diekskresikan dan tidakmenimbulkan resisten terhadap suatu spesies mikroorganisme .

Cara KerjaAntibiotika

1. Mekanisme : Antibiotika menghambat sintesis dalam dinding sel termasuk penisilin, cephalosporindan bacitrasin . Antibiotika yang menghambat sintesis protein dengan cara merusak ribosomtermasuk yang Chloramphenicol, Tetracyclin, Streptomisin, Erythromycin dan Lincomycin.

2. Bakterisid : Antibiotika yang tergolong bakterisid yaitu antibiotika yang hanya menghambatpertumbuhan dan perkembanganmikroorganisme . Pada umumnya aksi bakterisid dapatditemukanpada seluruh antibiotik dalam dosis rendah .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

59

Page 60: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Antibiotik di IndonesiaTampak pemberian antibiotik di Indonesia sangat perlu terutama pada ternak muda (ayam sampai

umur4 bulan) karena"

Selalu timbul perubahan cuaca yang mendadak."

Adanya daerah yang panas terus menerus dan hujan terus menerus ."

Kondisi kandang banyak yang buruk serta sering timbulnya gangguan percernaan dan kondisiyang tidak stabil .

Bahasan Teknik PenggunaaaAntibiotikaSebelum melaksanakan pengobatan harus dipilih terlebih dahulu obat yang benar untuk penyakit

tertentu . Sering timbul kegagalan pengobatan karena diagnosis salah dan aplikasi obat yang salah,hingga saat ini penyakit yang dapat diobati adalah yang disebabkan oleh bakteri, parasit dan riketsia.

Cara memilih obat yang paling tepat adalah tentukan terlebih dahulu agen penyakit setelah itutentukan obat yang sesuai. Apabila belum tahu agen penyakit penentuan obat berdasarkan gejalaklinis penyakit, kalau telah diketahui agen penyakit maka akan lebih mudah untuk menentukan obat .Berdasarkan pengalaman di lapangan untuk pengobatan ternak-ternak yang sakit dengan memakaiobat antibiotika selalu dilakukan sebanyak tiga kali dan bile belum ada perubahan kesehatannya,ditunggu selang waktu 3 sampai 5 hari lalu pengobatan dilakukan lagi selama tiga hari berturut-turutbegitu juga pada perlakuan pasca operasi . Menurut pakar kedokteran keluarga (Anies, 2003), seringdijumpai seseorang memperoleh obat antibiotika dari toko obat hanya kira-kira seperempat dosis yangsemestinya, akibatnya daya tahan tubuh terhadap kuman penyakit tertentu akan berkurang.

Karena dosis yang digunakan terlalu rendah, kuman yang berada di dalam tubuh tidak musnah,akibatnya jika lain waktu menderita penyakit serupa tidak akan sembuh dengan obat yang sama ataudibutuhkan takaran/dosis yang lebih besar. Ada teori yang menjelaskan tentang peristiwa resistensi .

Teori Mutasi, secara spontan terjadijenisjenis yang telah berubah ciri-cirinya, yakni mutan-mutanyang memperbanyak diri menjadi satu suku baru yang resisten .Teori Adaptasi, bakteri yang menyesuaikan diri dalam metabolismenya guna melawan efek obat,antara lain dengan merubah pola enzimnya . Umpamanya Micrococcus dapat menjadi resistenterhadap penisilin karena mulai membuat enzim penisilinase yang menguraikan zat antibiotikatersebut .Bakteri-bakteri yang resisten terhadap obat A sering juga resisten terhadap obat B, dikatakan

bahwa antara Adan B terdapat resistensi silang untuk bakteri-bakteri itu, misalnya antara Sulfonamidadan turunan-turunannya jugs antara Tetrocyclin dan derivat-derivatnya . Hubungan antibiotika dengankesehatan masyarakat, antibiotik yang tidak boleh diberikan pada ayam petelur (Layer) Carbomycin,Chlortetracyclin, Erythromycin, Furazolidone, Novobiocin, Penicilin Powder. Antibiotikyang mempunyairesidu 1 hari pada daging atau telur adalah Carbomycin, Chlortetracyclin, Penisilin Powder. Residu 5hari terdapat pada Furazolidone nitrofurazon .

60 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 61: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Dalam air susu sapi residu antibiotik bisa bertambah sampai 8 hingga 10 hari . Residu Tertracyclinyang diberikan 5-7 ppm pada makanan mungkin berbahaya bagi manusia . Dosis pengobatan antibiotikaberupaAureomycin/ penisilin pada ternak ruminansiabesar dengan berat badan 200 kg-300 kg sekitar3juta IU atau setara dengan 10 ml . Pemberian padaternak ruminansia kecil dengan berat baclan 30-40kg ; 2-3 ml (900.000 Internasional Unit) . Sedangkan suplemen antibiotik Aureomycin/ penisilin yangdiberikan pada anak sapi sangat membantu mempercepat pertumbuhan berat badan terutama padaminggu-minggu pertama clan mengurangi kematian akibat Colibacillosis .

KESIMPULAN

Dari uraian tersebut di atas clapat disimpulkan bahwa, antibiotik merupakan golongan obat-obatanyang dapat membunuh clan menghambat pertumbuhan mikroorganisme . Jika pemakaian antibiotiktidak sesuai dengan aturan kemungkinan besar dapat menimbulkan resistenterhadap bakteri, akibatnyabila penyakit kambuh kembali tidak akan sembuh dengan obat yang sama . Residu antibiotik yangdiberikan pada makanan bila melebihi ambang batas dapat membahayakan kehidupan manusia.

DAFTAR BACAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Anies, 2003 . Penyalahgunaan Obat clan Vitamin . Ilmu Pengetahuan . Kompas hal 28, edisi 29 April .Jakarta.

Ngepkep Ginting, 1992. Pengobatan clan Hapus Hama, Pelatihan Manajemen Kesehatan Unggas,Bogor.

Suradji,1975 . Kesehatan Ternak clan Pengetahuan Obat-obatan . Dirjen Peternakan . Deptan. Jakarta .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

61

Page 62: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

TEKNIKISOLASIRHIZOBIUMALAMDARITANAHIds Heliati

Balai Penelitan Ternak PO BOX 221 Bogor 16002

RINGKASAN

Usaha untuk meningkatkan produksi hijauan pakan umumnya dengan pemupukan. Teknologi lain yangmengaah pada maksimasi produksi hijauan pakan adalah dengan memanipulasi kemampuan mikroorganismetanah dalam merubah unsur hara yang tidak tersedia (Nz) untuk tanaman menjadi tersedia. Salah satu mikrobatersebut adalah Rhizobium . Rhizobium dapat diperoleh dengan caremengisolasi dari bintil akar(nodul) .

Tujuan percobaan ini untuk mengetahui keberadaan Rhizobium alam di tanah dari tiga lokasi yangberbeda .Tanaman Calhandra calothyrsus digunakan sebagaitanaman uji . Percobaan dilakukan di rumah plastik selama6-7 minggu, isolasi Rhizobium dari bintil akar dilakukan di laboratorium.

Hasil yang diperoleh Calliandra calothyrsus padatanah Ciawi tidak satu tanaman pun membentuk bintilakar sedangkan pada tanah Kaum Pandak sekitar 6,2% populasi tanaman membentuk bintil akar dan Cikole(Bandung) tanaman yang membentuk bintil akar sampai 90%. Dari tanah Kaum Pandak diperoleh I isolat danCikole sebanyak 22 isolat dengan karakteristik yang sama seperti Rhizobium dalam pertumbuhan media YMA+ congo red meliputi bentuk, warns dan pertumbuhan koloninya.

Kate kunci` : bintil akar, isolat

PENDAHULUAN

Usaha peternakan khususnya ruminansia sangat tergantung dari ketersediaan pakan hijauan baikdalam jumlah maupun kualitas . Untuk itu perlu upaya untuk mendapatkan teknologi yang mengarahpada maksimasi produksi hijauan pakan melalui berbagai cara. Salah satunya adalah denganmemanipulasi kemampuan mikroorganisme tanah dalam merubah unsur hara yang tidak tersedia untuktanaman menjadi tersedia. Diantara mikroba tersebut adalah Rhizobium.

Rhizobium adalah bakteri tanahyang berbentuk batang denganukuran 1 .2 - 3.0 pm dan lebar 0.5-3.0 pm (Vincent, 1974) . Rhizobium mempunyai kemampuanmembentuk bintil akarbila bersimbiosisdengan tanaman leguminosa. Di dalam akar tanaman leguminosa, Rhizobium mampu menambat NZdari atmosfir dan merubahnya menjadi amonia (NH,), sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanamaninang . Sedangkan Rhizobium sendiri memperoleh karbohidrat sebagai sumber energi dari tanamaninangnya (Allen dkk, 1950) . Adapun bentuk bintil akar (nodul)pada tanaman Calfandracalothyrsus.

Rhizobium mempunyai karakteristik yang spesifik pada media Yeast Mannitol Agar (YMA) sepertibentuk, warns dan tekstur dari koloni dalam pertumbuhannya. Bentuk koloni umumnya datar, bulatdan cembung dalam petridis . Warna koloni bisa putih, warns susu atau tranlucen (putih agak keruh) .Sedangkan tekstur koloni biasanya lengket (Herridge, DF dkk, 1975) . Dari sifat pertumbuhannyaRhizobium dibagi dalam 2 kelompok yaitu pertumbuhan cepatyang memerlukan waktu 3-5 hari setelah

62

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 63: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

inkubasi contohnya tanaman Leucaena, Psoralea dan Sesbania . Kelompok pertumbuhan lambat (5-7 hari) contohnya berasal dari tanaman Macroptilium, Desmodium dan Galictia sedangkan untukStylosanthes dan Lupinus memerlukan waktu inkubasi 7-12 hari .

Identifikasi Rhizobium dapat dilakukan dengan beberapa cara bisa menggunakan media YMA +congo red dimana Rhizobium tidak dapat mengabsorbsi congo red selama masa inkubasi tanpacahaya sehingga koloni yang terbentuk akan berwarna putih . Selain itu dapat juga menggunakanYMA + bromothymol blue yang berwarna hijau pada pH 6,8. Rhizobium yang termasuk kelompokpertumbuhan lambat bereaksi basa padamedia dan merubah warna mediajadi biru . Untuk Rhizobiumpertumbuhan cepat bereaksi asam dan merubah media menjadi kuning (Hahn,N.J,1966) .

Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN CARA

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Penelitian ini dilakukan di rumah plastik dan laboratorium Agrostologi Balai Penelitian Ternak(Balitnak) Ciawi Bogorselama + 3 bulan .

BahanBahan yang digunakan adalah tanah yang berasal dari 3 lokasi yaitu tanah Ciawi, Kaum Pandak

dan Cikole, biji Calliandra calothyrsus, pot plastik, bintil akar (nodul), alkohol 97%, kapas, botol Mc.Cartney, silikagel, mediaYMA (Yeast MannitolAgar), yang terdiri dari l Og Mannitol, 0,5 gK2HP04 ,0,2 gr MgS04 7H20, 0,1 gNaCl, 0,5 gr Yeast extract dan 15 gr bacto agar dilarutkan dengan aquades1liter, media YMA+ Congo red (denganperbandingan 10 ml congo red untuk 1 literYMA). Alat yangdigunakan adalah Autoclave, pH meter, ose, batang pengaduk, petridis, erlenmeyer, pinset, bunsendan ruangan steril (Clemco Bio Hazard) .

Cars kerja

1 . PenanamanBiji Calliandra calothyrsus sebelum ditanam diturih/dilukai bagian pangkalnya dengan pisausteril kemudian dikecambahkan dalam bak plastik sampai pertumbuhan tegar (+ 1 minggu) .Disiapkan masing-masing tanah sebanyak 20 pot (pot sebagai ulangan), kemudian tanaman dipindahkan ke dalam pot tiap pot berisi 4 tanaman. Tanaman dibiarkan tumbuh ± 6-7 minggudengan perawatan penyiraman secukupnya.

2. Koleksi bintil akar(Nodul)

Bintil akar diperoleh dengan cara tanaman di bongkar dari pot dengan dibasahi sampai tanahnyagembur sehingga tanaman terpisah dari tanah kemudian dibersihkan dengan hati-hati . Bagianakar ditiriskan dengan alas tissue dan bintil akarnya dikoleksi dengan menggunakan pinset laludisimpan pada botol Mc. Cartney yang berisi silica gel dan kapas (untuk bintil akar yang tidaklangsung diisolasi) sampai waktu isolasi tiba .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

63

Page 64: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

3.

Isolasi BintilAkar

Nodul yang akan diisolasi direndam dahulu semalam dalam aquades steril (bila telah disimpan)kemudian bintil akar disterilkan dengan cara

Direndam dalam larutan Sodium Hypochlorid 1,5% selama ± 5 menit untuk membunuh kuman-kuman yangmenempel pada bintil akarkemudian bintil akar direndam dalam alkohol 97% selama_+ 5 menit, selanjutnya bintil akar dibilas sebanyak 3 - 5 kali denganaquades steril . Bintil akaryangtelah steril dipindahkan pada plate kemudian bintil akar digerus dengan batang pengaduk steril,suspensinya dengan ose ditumbuhkan ke dalam petridis berisi media YMA + congo red clandiinkubasi pada suhu 28°C . Koloni yang terbentuk dari pertumbuhan suspensi bintil akar diamatimeliputi bentuk, warna clan tekstur. Koloni pada subkultur yang terpisah (isolat) dipindahkan kemedia agar miring, setelah Rhizobium tumbuh disimpan dalam suhu -10°C (kulkas). Semuaperlakuan di atas dilakukan pada ruang steril (BIO-HAZARD).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari ke 3 perlakuan tanah, yaitu tanah Ciawi, Kaum Pandak clan Cikole tanaman Calliandracalothyrsus memberikan respon pertumbuhan bintil akar (nodul) yang berbeda . Pada tanah Ciawitidak satupun yang membentuk bintil akar (nodul) dari 80 tanaman yang diuji . Hal ini menunjukkankemungkinan bahwa tanah Ciawi tidak mengandung Rhizobium atau mengandung Rhizobium tapitidak cocok untuk tanaman Calliandra calothyrsus . Sehingga untuk memastikannya perlu dicobamenggunakan spesies lain,jikatetap tidak membentuk bintil akar maka dapat disimpulkan tanah Ciawitidak mengandungRhizobium . Padatanah Kaum Pandak dari 20 pot (80 tanaman) terclapat 3 tanamanyang mengandung bintil akar. Hal ini mungkin disebabkan populasi yang seclikit untuk cukupmenghasilkan bintil akar pada Calliandra Calothyrsus. Sedangkan pada tanah Cikole paling banyakmembentuk bintil akar, dari 20 pot hanya 2 yang tidakmembentuk bintil akar, ini menunjukkan bahwatanah Cikole mengandung Rhizobium yang cocok untuk tanaman Callindra calothyrsus .

Isolat (Rhizobium alam) dari isolasi bintil akar pada media YMA + congo red diperoleh hasilsebagai berikut : bentukkoloni merata datar pada petridis, warna koloni putih clan warna susu dengantekstur lengket . Hal ini sesuai dengan karakteristik dari Rhizobium yang tidak dapat mengabsorbsicongo red selama inkubasi dalam keadaan tanpa cahaya. Sehingga koloni Rhizobium akan berwarnaputih clanjika kontaminasi maka koloni akan mengabsorbsi wama merah dari congo red Rhizobiumsudah tumbuh pada media YMA+ congo red setelah 3 hari waktu inkubasi, ini menunjukkan bahwaRhizobium alam yang dihasilkan termasuk ke dalam kelompok pertumbuhan cepat . Bintil akaryangdiisolasi sebagian dapat diperoleh isolat pada pertumbuhan (subkultur) tahap pertama, sedangkansebagian lagi perlu dilakukan pertumbuhan (subkultur) beberapa kali (3-4) sampai koloni terpisahdari sub kulturnya (isolat) clan dari tanah Kaum Pandak diperoleh sebanyak 1 isolat sedangkan daritanah Cikole 22 isolat.

64

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 65: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KESIMPULANBerdasarkan proses isolasi bintil akar pada tanaman Calliandra calothyrsus diperoleh sebanyak

23 isolat (Rhizobium alam) dengan karakteristik yang sama dengan Rhizobium pada skala laboratorium .

SARAN

Dari isolat yang diperoleh perlu dilakukan identifikasi Rhizobium lebih lanjut dengan cars dibuatinokulan yang berasal dari isolat pada Yeast Mannitol Broth (YMB)yang digunakan untuk inokulasitanaman. Sebaiknya digunakan tanaman dari spesies yang sama dan ditanam pada media bisa berupapasir, tanah atau agar. Jikatanaman dapat membentuk bintil akar menunjukkan bahwa isolat tersebutRhizobium

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada Dr. Nurhayati Diah Purwantariyangtelah membimbing dalam bekerja sampaiselesainya tulisan ini .

DAFTAR BACAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Allen, O.N . andE.K . Allen. 1950 . Biochemical and symbioticproperties ofthe rhizobia. BacteriologicalReviews 14 : 273 -330.

Badwin, I .L . and E.B . Fred, 1929 . Nomenclature of the root nodule bacteria of the leguminosa. J.Bacteriol.17 : 141-150.

Hahn, N.J.,1966 . The congo red in bacteria and its usefulness in the identification ofrhizoba . Can. J .microbiol 12.725-733 .

Vincent, J.M 1974. Rootnodule symbiosis with Rhizobium . P 265 -341 . InA. Quispel (ed). The biologyofNitrogen Fixation . North Holland Publishing Company, Amsterdam .

Herridge, D.F. andR.J . Roghley,1975 . Variation in colony characteristics and symbiotik effectivenessofrhizobium. J. appl . Bact. 38 :19-27 .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

65

Page 66: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PEMANFAATANSERBUKSABUTKELAPADANAMPASTAHUSEBAGAIMEDIA-PAKAN CACINGTANAH (LumbricusRubellus)

Haryono

Balai Penelitian Ternak, Po. Box 221 Bogor 16002

RINGKASAN

Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus banyak memberikan manfaat bagi manusia, salah satudiantaranya sebagai binatang pengurai limbah organik yang dapat menghasilkan pupuk yang kayazat hara. Untuk pemeliharaan cacing tanah secara intensif memerlukan pakan dan media organiksekaligus sebagai tempat bertumbuh dan perkembang biakannya . Pemanfaatan limbah industri sabutkelapa yang berupa serbuk sabut (coir dust) sebagai media tumbuh cacing tanah dan ampas tahuuntuk bahan pakannya. Cacing tanah sebanyak 320 ekor dipelihara dalam kandang percobaan BalaiPenelitian Ternak lokasi Bogor selama 6 minggu untuk mengetahui pertambahan bobot badan dantingkat kesukaan sertajumlah konsumsi pakan. Dari hasil pengamatan per minggu (rataan bobot awal0,060 gram/ekor)menunjukkan bahwa kelompokAST (media serbuk sabutkelapa)pertambahan bobotbadan yang cukup tinggi = 0,09 g/minggu dibanding kelompok AKT (media kontrol serbuk kayu)sebesar =0,07 g/minggu, bobot badan minggu I s/d VI kelompokAST berturut-turut adalah 0,102 g ;0,290 g; 0,340 g ; 0,460 g ; 0,540 gdan 0,60 g dengan menghabiskan pakan ampas tahu sebanyak 321,1gram, lebih tinggi dari AKThanya 275,3 gram .

Kata kunct : Limbah serbuk sabut kelapa, ampas tahu dan cacing tanah.

PENDAHULUAN

Cacing tanah sangat dikenal di masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang hampir setiaphari menemukannya dikebun, tegalan dan disawah .

Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus merupakan salah satu bagian dari sistem kehidupan yangberperan sebagai mahluk perombak bahan organik (decomposer) . Peranan cacing tanah sangat besardalam menguraikan senyawa organik menjadi unsur-unsur lebih sederhana yang dibutuhkan olehmahluk hidup lain, khususnya tanaman.

Produksi cacing tanah sangat dipengaruhi oleh pemberian pakan dan media yang digunakanuntuk proses pembiakkan. Untuk memperoleh hasil yang optimal maka perlu dicari media dan pakancacing tanah yang sesuai untuk produksi dan reproduksinya . Salah satunya adalah menggunakanlimbah indutri sabut kelapa yang berupa serbuk sabut (coir dust) sebagai media serta ampas tahusebagai pakannya . Dengan demikian budidaya cacing tanah dapat dianggap sebagai salah satu caramenanggulangi produksi limbah padat organik .

66

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 67: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Pengolahan sabut kelapa menjadi bahan baku industri seperti tali/tambang, coco fiber, keset,media hidroponik dan masih banyak lagi yang menghasilkan bahan sisa berupa serbuk sabut kelapa,mempakan salah satu bahan media tumbuh cacing tanah karena sifatnya "porous" sehingga dapatmenyerap air yang berlebih agar memudahkan cacing tanah berkopulasi dan meletakkan telurnya.

Pabrik tahu menghasilkan bahan sisa biasa dikenal dengan nama ampas tahu yang dapatdimanfaatkan sebagai bahan pakan cacing tanah, karena mempunyai kualitas yang tinggi dengankandungan protein sebesar 30,3% (hasil uji lab.Balitnak,1999) . Selain itu keuntungan dari ampas tahuyang bentuknya lumat/lembek dan sudah setengah masak sehingga mudah dicerna . Oleh karena itu,sejauh mana potensi penggunaan kedua limbah tersebut pemanfaatannya kami ujicobakan padatahap pemeliharaan anak cacing tanah.

lhjuanTujuan dilakukan pengamatan ini adalah untuk memanfaatkan limbah yang belum pernah dicoba

digunakan sebagai media yakni serbuk sabut kelapa tanpa proses fermentasi dan pemberian pakanampas tahu pada cacing tanah yang mudah didapat dan relatip murah harganya .

Ruang LingkupRuang lingkup dilakukan percobaan ini lebih ditekankan pada teknik pemelihaaan anak cacing

tanah dalam pemanfaatan media serbuk sabut kelapadan ampas tahu untuk mengetahui pertambahanbobot badan anak cacing tanah dan volume/banyaknya media-pakan yang digunakan .

TINJAUAN PUSTAKA

1. Klasifikasi dan Indentifikasi Cacing tanah (Lumbricusrubellus)Cacing tanah termasuk dalam hewan tingkat rendah, karena tidak memiliki tulang belakang

(avertebrata) . Dalam ilmu taksonomi cacing tanah dikelompokkan dalam tiga filum, yaitu : Platyhel-minthes, Aschelminthes dan Annelida (Sudiarto,1999) . Klasifikasi cacing tanah Lumbricus rubellusmenurut Gates (1972) adalah sebagai berikut

"

Filum

: Annelida"

Class

: Chaetopoda" Ordo :Oligochaeta"

Famili : Lumbricidae"

Genus : Lumbricus"

Species : Lumbricus rubellus

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Ciri-ciri morfologis dari cacing tanah Lumbricus rubellus adalah panjang tubuh berkisar antara80-140 mm,jumlah segmen 85-140 . Jenis ini memiliki tubuh lebih kecil karenakalah bersaing denganjenis lainnya, namun apabila diternakkan besar tubuhnya bisa menyerupai bahkan lebih besar dariyang lainnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

67

Page 68: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Cacing tanahmemiliki seta ditubuhnyayang berfungsi sebagai alatgerak, menggenggam permukaantanah sertamembantu proses perkawinan dengan memberikan rangsangan fisik kepada pasangannya .Menurut Palungkun clan Budiarti (1990), cacingtanah tidak memiliki mata tetapi ditubuhnyaterdapatprostomium yang merupakan organ syarafperasa clan berbentuk seperti bibir. Itulah sebabnyacacingtanah clapat menemukan bahan organik sebagai makanannya walaupun ticlak memiliki mata .

2 . MediaMedia adalah tempat bersarang cacingtanah yang harus dipilih clan diatur sedemikian agardapat

membantu proses produksi clan reproduksinya . Baiktidaknya mutu media dapat menemukan berhasilatau tidaknya suatu peternakan cacing tanah (Palungkun clan Budiarti, 1990). Media tumbuh cacingtanah hates memiliki beberapa syarat/kondisi yakni menurutAndayani (1993), media yang digunakanharus clapat mempertahankan kelembaban, porous clan mengandung nutrisi yang cukup .

Menurut Simanjuntak clan Waluyo (1989), bahan-bahan organik yang layak digunakan sebagaimedia adalah : kotoran ternak, serbuk gergaji kayo, jerami padi, daun-daunan, lumpur tanah, kompossampah, ampas singkong clan berbagai macam limbah organik.

SerbukSabut KelapaSerbuk sabut kelapa banyak terdapat pads tempat-tempat sumber kerajinan tangan yang berasal

dari serabut kelapa. Selain itu serbuk sabut kelapa juga bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya(Faluty,1994) .

Berdasarkan komposisi buah kelapa terdiri dari sabut35%, tempurung 25%, daging buah 29%clanair buah 25% (Faluty, 1994). Komposisi kimia serbuk sabut kelapa adalah seperti yang tercantumdalam Tabel 1 .

68

Tabel l . Komposisi kimia serbukkasar sabut kelapa

Sumber : Thampan P.K . (1981).

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Kom osisi : KadarAir 20,39Bahan organik 96,43Abu 3.57

Total : 100,00Bahan organikNitrogen 0,39Kalium 0,33Lignin 43,65Pentosan 13,10

Page 69: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Serbuk sabut kelapa merupakan komponen yang cukup besar dari sabut kelapa yaitu sekitar 46%(Rumokoi, 1990) . Komponen utama dari serbuk sabut kelapa yaitu lignin clan selulosa .

Pada proses pembuatan tahu akan menghasilkan bahan sisa berupa ampas tahu yang seringdigunakan campuran pakan ternak, karena masih banyak mengandung protein yang sangat bermanfaatuntuk pertumbuhan ternak seperti juga cacing tanah . Komposisi nutrisi dari ampas tahu dapat dilihatdi Tabel 2 .

Tabel 2 . Komposisi Nutrisi Ampas Tahu

AMPAS TAHU

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sumber : Sutardi (1997)Manfaat clan Kegunaan Cacing Tanah (Lumbricusrubellus)

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa cacingtanah mempunyai manfaat yang dapat digunakansebagai bahan pakan ternak, bahkan di beberapa negara telah dijadikan makanan manusia (Simanjuntakclan Waluyo, 1982) .

Tepung cacing tanah mempunyai kandungan protein cukup tinggi (64-76%) lebih tinggi dariprotein pada claging clan tepung ikan, selain itu cacing mengandung asam amino paling lengkap,lemaknya rendah, mudah dicerna clan ticlak mengandung racun (Palungkun clan Budiarti, 1990).

Dalam dunia pengobatan tradisional, cacing tanah telah digunakan sebagai bahan ramuan obatuntuk menyembuhkan berbagai penyakit . Bahkan di negara-negara maju juga digunakan industrikosmetik clan minyak cacing hasil ekstraksi dapat digunakan sebagai pelembab kulit (Simanjuntakclan Waluyo, 1982) .

Teknik Pembuatan Media-Pakan Dan Pengamatan Pemeliharaan Cacing Tanah

Waktu clan TempatPengamatan terhadap pemeliharaan pertumbuhan anak cacingtanah ini dilaksanakan pada tanggal

15 Januari sampai dengan 28 Pebruari 2001 dikandang percobaan Balai Penelitian Ternak (Balitnak)lokasi fl . Raya Pajajaran-Bogor.

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

69

Komposisi Nutrisi Kadar (%)Bahan kering 14,6Protein 30,2Serat kasar 22,2Lemak 9,9Abu 5,2Beta-N 32,5

Page 70: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Alatdan Bahan

Perlengkapan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah : kandang rak susun, wadah/baskomplastik untuk media-pakan tempat cacing dipelihara, clan peralatan terdiri dari termometer, pH meter,timbangan, sprayer, gentong plastik serta bahan-bahan terdiri dari media serbuk sabut kelapa, serbukkayu, ampas tahu clan anak cacing tanah umur 1 minggu.

Teknik clan Cara PembuatanMedia-Pakan

Media serbuk sabut kelapa ditimbang sebanyak 5 kilogram ditambahkan air sebanyak 3 liter clandiaduk secara merata dalam gentong, kemudian ditutup rapat untuk didiamkan selama 5-7 hari, begitujuga perlakuan serbuk kayu sebagai media kontrol. Media yang siap pakai tersebut masing-masingditimbang 200 gram untuk diisikan kesetiap wadah/baskom sebanyak 8 wadah sebagai ulangannya.Sedangkan cara pemberian pakanampas tahu diberikan 3 hari sekali disajikan berupa bubur (kadar air75%), dengan jumlah kebutuhan konsumsi per harinya disesuaikan dengan berat bobot baclan clanjumlah anak cacing tanah yang hidup pada saat awal clan sampai umur 6 minggu.

pH clan Kelembaban Media

Untuk dapat hidup clan tumbuh secara normal cacing tanah memerlukan media dengan pH sedikitasam sampai netral yaitu 6-7,2 (Palungkun clan Budiarti, 1990), karena hanya dalam kondisi inilahbakteri yang ada dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja secara optimal .

Kelembaban yang diperlukan oleh cacing tanah bekisar antara 15-30% clan kokon akan diproduksisecara optimal pada kelembeban 28-42% (Minich, 1977). Cacing tanah pada prinsipnya memerlukantempat yang teduh clan lembab, sehingga lokasi yang dipilih harus terhindar dari sinar mataharisecara langsung .

Pemeliharaan clan Pengamatan Cacing Tanah

Pemeliharaan clan pengamatan anak cacing tanah dilakukan dengan 2 macam/jenis media (serbuksabut kelapa clan serbuk gergaji kayu sebagai kontrol pembanding) x 1 pakan (ampas tahu) x 4ulangan, tiap ulangan di isi anak cacing tanah sebanyak 20 ekor. Penimbangan cacing dilakukansetiap minggu sekali, dengan cara cacing dipisahkan dari medianya sambil clihitung jumlahnyakemudian ditimbang beratnya .

Pengamatan media clan pakan dibedakan menjadi 2 kelompok yakni

AST

:

Kelompok anak cacing dengan media serbuk sabut kelapa yang diberi pakan

ampastahu .

AKT :

Kelompok anak cacing dengan media serbuk kayu sebagai kontrol pembanding mediadengan pemberian pakan ampas tahu .

70 Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 71: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pembuatan media serbuk sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu dibuat secara terpisah, tetap dalamkondisi basah, karena media selain berfungsi sebagai sarang tempat hidup, sekaligus sebagai sumberpakan bagi cacing . Keuntungan penggunaan media ini adalah tidak memakan waktu lama untukproses pelapukannya, sehingga zat-zat organiknya terurai menjadi bentuk yang sederhana dan tidakberacun, sehingga cocok bagi pertambahan cacing tanah, hal ini sesuai dengan hasil penelitianRazon, (1981). Setelah anak cacing ditebar dalam media 20 ekor/wadah dan diberi pakan sesuaikebutuhannya, maka diadakan pengecekkan setiap 3 jam sekali, setelah lebih dari satu hari cacingtidak ada, yang kabur meninggalkan media berarti cacing betah dan mediatersebut cocok digunakan.

Penggantian media dilakukan apabila kondisinya sudah memadat, maka sirkulasi udara dalammedia akan terhambat karena partikel-partikel bahan media mengecil atau menjadi halus, watnanyasudah berubah menjadi hitam, agak lengket karena kandunngan kotorannya(kascing) semakin banyak,maka secara fisik harus diganti . Pada kelompok media serbuk sabut kelapa (AST) penggantiannyalebih lamayakni diganti selama 6 minggu dibandingkan kelompok media serbuk gergaji kayu (AKT)selama 4 minggu sudah mulai hitam clan lengket .

Manfaat penggantian media adalah untuk menerapkan pemeliharaan secara intensif, karenasekaligus dapat mengontrol kokon yang ada untuk ditetaskan sehingga dapat mendeteksi urutanpengelolaan sesuai umur cacing.

Penimbangan cacing tanah dilakukan setiap minggu untuk mengetahui pertambahan bobotbadannya, kemudian dimasukkan lagi kedalam media asalnya .

Hasil penimbangan bobot badan cacing tanah tiap minggu dari bobot badan awal masing- masingkelompok sebesar0,060 gram/ekor, yang paling tinggi diperoleh pada kelompok media AST : serbuksabut kelapa yakni rata-rata seberat 0,60 gram/ekor dengan pertambahan bobot badan sebesar 0,09gram per minggu clan badannya lebih cerah/segar hal ini berarti kualitas badannya lebih baikdibandingkan media AKT : serbuk gergaji kayu dengan rata-rata bobot badannya 0,52 gram/ekorpada umur 6 minggu dengan pertambahan bobot badan hanya 0,07 gram/minggu (dapat dilihat padaTabel 3).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

71

Page 72: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

72

Tabel 3 . Rataan Bobot Badan Cacing Tanah (gram/ekor) selama 6 minggu

Sedangkan jumlah konsumsi pakan pada kelompok AST selama 6 minggu sebanyak 321,1 gramlebih banyak dari kelompok AKT hanya 275,3 gram (dapat dilihat pada Tabel 4), berarti perpaduanmedia-pakan serbuk sabut kelapa dengan ampas tahu lebih disukai oleh Cacing tanah yang berpengaruhbaik terhadap proses reproduksi clan produksi kokon . Hal ini disebabkan unsur N total dari serbuksabut kelapa lebih tinggi (0,39%) dibandingkan serbuk kayu (0,15%) berdasarkan sumber analisaSuprapti,1988 .

Tabel 4 . Konsumsi Pakan Cacing Tanah (gram/ekor) selama 6 minggu

Sesuai pendapat Rukmana (1999) menyatakan bahwa limbah organik yang kaya protein akandirespon lebih cepat oleh Cacing, bahan media serbuk sabut kelapajuga tidak menganclung zat bauyang kurang disukai oleh Cacing Lumbricus rubellus, sehingga dapat meningkatkan konsumsi pakanyang diberikan setiap minggu (dalam Tabel 4) .

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

(`~-Iakuaii. g$ g.._. ._ _

M. I M.29._3

14__ _.

4 ~ IiIT6-._.(awal)

AST 1 0.131 0.321 0.385 0 .40 0.438 0.4562 0.08 0.353 0.211 0 .45 0.525 0.5643 0.125 0.237 0.526 0 .55 0.692 0.6134 0.07 0.250 0.250 0.421 0.50 0.625

Rataan : .060 0.102 0.290 0.340 0.460 0.540 0.60AKT 0.125 0.25 0.231 0.25 0.364 0.417

0.144 0.286 0.455 0.513 0.531 0.56:10 0.10 0.222 0.278 0.375 0.427 0.600.11 0.318 0.227 0.3 0.45

0.4434710.50

Rataan : .060 0.12 0.269 0.298 0.36 .52

er

AST 1 18.38 44.94 53 .9 56 .0 61 .32 63 .842 11 .2 49 .42 29 .54 63 .0 73.64 78 .963 17.5 33 .18 73.64 77.0 96.88 85 .824 9.8 35 .0 35 58.94 70 .0 87.5

Rataan : 200 14 .2 40 .64 48.02 63 .74 75 .46 79 .03AKT 1 17.5 35 .0 32 .34 35.0 50 .96 58 .38

2 20 .16 40.04 40 .04 71 .82 74 .34 78 .43 14.0 31 .08 38 .92 52.5 59 .78 84 .04 15.4 44 .52 31 .78 42.0 63 .0 70 .0

Rataan : 200 16 .77 37.66 35.71 50 .33 62 .02 72 .70

Page 73: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KESIMPULAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dari hasil pengamatan selama 6 minggu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, sistempemeliharaan cacing tanah Lumbricus rubellus meliputi persiapan anak cacing, persiapan tempat clansaranaya, pembuatan media, pemberian pakan, penggantian media, kontrol terhadap hama/serangga,penimbangan clan pemanenan cacing harus dilakukan secara cermat clan teratur agar berhasil secaraoptimal.

Penggunaan media dari limbah berupa serbuk sabut kelapa clan pakan ampas tahu menghasilkanrataan bobot badan cacing tanah clan konsumni pakan tertinggi, karena memiliki kandungan proteintotal lebih tinggi clan baunya lebih disukai sehingga dapat menambah kualitas cacing tanah .

Secara fisik kascing (kotoran bekas cacing) yang dihasilkan dari kelompok AST (media serbuksabut kelapa clan ampas tahu) kualitasnya lebih bagus clan ticlak lengket selama penggantian 6 minggu,clapat digunakan untuk pupuk pada tanaman dengan harga jual yang relatip mahal .

DAFTAR PUSTAKA

Andayani. 1993 . Potensi Cacing Tanah Lumbricus rubellus Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein.Budiarti,A. clan R. Palungkun . 1992 . CacingTanah : Aneka cara budidaya, Penanganan lepas panen,

Peluang campuran ransum tempk clan ikan . Penebar Swadaya. Jakarta .Faluty.1994 . Biology ofEarthworm. Gates. 1972 . Burmese Earthworm . Vol . 62 . New York .Minnich, J . 1977 . The Earthworm Book . How to Raise and Use Earthworm for farm and Garden .

Rodale Press . New York.Razon, C.A . and B.E . Razon. 1981 . How to Raise Red Earthworm Profitably. Bureu ofAnimal Industry,

Phillipines .Rukmana . 1999 . Budidaya Cacing Tanah. Kanisius . Yogyakarta .Rumokoi, M.M.M . 1990 . Potens i prospek pemanfaatan limbah kelapa di Indonesia .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

73

Page 74: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

METODE LARVALCULTURESEBAGAITEKNIKUNTUKMENGIDENTIFIKASIJENISCACINGNEMATODASALURAN

PERCERNAAN PADARUMINANSIAKECIL

Balai Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata 30 Bogor

Domba merupakan jenis ternak yang mudah dipelihara terutama di pedesaan dan bagi petani dijadikan sebagaiuasahasampingan dan tabungan . Karena sistim pemeliharaannya masih tradisional maka segi kesehatannya seringterabaikan, sehingga mudah sekali terserang penyakit terutama penyakit casing yang salah satunya adalah casingnematoda saluran pencernaan . Dengan pemeriksaan tinja akan diketahui apakah domba tersebut terinfeksi casingatau tidak . Dalam pemeriksaan tinja didapatkan hasil yang bervariasi tpg-nya antara domba yang satu denganyang lainnya seperti terlihat pada Tabel 1 . Casing nematoda saluran pencernaan dari kelompok StrongylesyaituHaemonchus sp., Cooperia sp., Oesophagostomum sp., Trichostrongylus sp. dan Bunostomum sp. merupakanyang terbanyak tpg-nya, yaitu 240- 7240 . Untuk mengetahui berapa persentase masing-masingjenis telurcasingtersebut dan sekaligus untuk menentukanjenis cacingnya maka dibuat pupukan larva (Larval Culture) dari tinjadomba bersangkutan dengan cara melakukan identifikasi larvanya. Hasil identifikasi larva menunjukan, bahwalarvadarijenis casing Haemonchus sp . dan Trichostrongylus spp. merupakan yang tertinggi persentasenya, yaitu9 - 85 % untuk Haemonchus sp.dan 33 - 66 % untuk Trichostrongylus sp. seperti terlihat pada Tabel 2 . Keduajenis casing ini cukup berbahaya bagi domba yang terinfeksi, oleh karena itu perlu segera adanyapenangnananyang seriusyaitu dengan pengobatan .

Kata Kuncl : Domba, Tinja, Telur Larva.

Zaenal Kosasih

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Ruminansia kecil yang terdiri dari domba dan kambing, merupakan ternak yang mempunyai nilaiekonomi cukup penting terutama bagi petani kecil di pedesaan . Ternak ini banyak dipelihara secaratradisional dan berfungsi sebagai tabungan, penghasil daging dan pupuk serta untuk mengisi pekerjaanbagi anggota keluarga. Oleh karena cara pemeliharaanya yang masih sederhana, sehingga faktorkesehatannya kurang diperhatikan dan ternak tersebut mudah sekali terserang penyakit terutamapenyakit parasit casing .

Parasit casing adalah semuajenis casing yang hidup sebagai parasit dalam tubuh hewan maupunmanusia. Casing ini bisa hidup pada bagian-bagian tubuh seperti saluran pencernaan, hati, jantung,paru-paru, ginjal, kelopak mata, di dalam clan di bawah kulit dan organ tubuh lain ( Soulsby,1982 ).

Penyakit casing dapat menginfeksi hampir merata pada semua ternak clan terjadinya infeksi lebihbanyak pada musim hujan, dimana dapat terlihat dari kenaikkan jumlah telur casing yang ada dalamtinja (Beriajaya Dan Suhardono, 1997) . Penyakit casing khususnya casing nematoda saluran

74

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 75: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

pencernaan merupakan parasit cacing yang paling banyak ditemukan pada ruminansia kecil denganefek menghambat produktivitas ternak dan menyebabkan kematian pada ternak muda . Penurunanbobot badan pada ternak domba dilaporkan dapat mencapai kurang lebih 30 % (Beriajaya DanStevenson, 1986 ) dan angka kematian dapat mencapai 28 % pada ternak-ternak yang tidakmendapatkan pengobatan . Kematian umumnya terjadi karena hewan banyak kehilangan darah(Adiwinata DanSukarsih, 1992). Cacing nematodasaluran pencernaan yang paling banyakmenimbulkangangguan produksi adalah cacing Haemonchus contortus, Trichstrongylus spp. danOesophagostomun columbianum (Beriajaya DanCopeman, 1997). Cacing ini mempunyai siklus hidupyang langsung tanpa inang perantara dan melangsungkan keturunannya dengan cara bertelur. Telurtersebut akan keluar dari tubuh hewan bersama tinja, sehingga dengan pemeriksaan tinja mudahdiketahui apakah hewan tersebut terinfeksi cacing atau tidak. Telur cacing dalam tinja akan menetasmenjadi larva dengan tiga tahapan yaitu larva 1, larva 2 dan larva 3 atau disebutjuga larva infektifdan siap untuk kembali menginfeksi hewan yang memakan waktu satu minggu (Soulsby,1982) . Larvainfektif hidup di rumput dan hijauan, apabila tertelan oleh hewan sewaktu merumput,maka larva iniakan berkembang menjadi larva 4, kemudian menjadi larva 5, selanjutnya menjadi cacingmuda dankemudian menjadi cacing dewasa yang hidup di dalam abomasum dan usus . Metode larval culture(pemupukan larva) adalah metode untuk mengetahui jenis cacing yang ada dalam tubuh hewantersebut. Cacing nematoda saluran pencernaan dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok Strongyles(Haemonchus sp. Cooperia sp. Oesophagostomum sp . Trichostrongy1us sp. Bunostomum sp.),kelompok Strongyloides dan kelompok cacing lainnya seperti Trichuris sp., Capillaria sp., Ascarissp. dan Moniezia sp . (Anonymous,1978) Dalam tulisan ini akan dibahas tentang cara mengidentifikasilarva cacing nematoda saluran pencernaan dari kelompok Strongyles untuk menentukan jenis cacingyang ada dalam tubuh hewan.

Prosedur

1. Sampel fnja

MATERI DAN METODE

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Bahandan Alat

Bahan yang diperlukan terdiri dari air, sampel tinja domba, garam dapur, vermiculate dan lugol.Sedangkan alat-alat yang dipergunakan terdiri dari timbangan, botoljam/brand, petri disk, botol

plastik, pipet pastuer, cawan/baki kecil, sarung tangan (glove), hand spray, spidol, kertas label, kacahitung (Whitlock slide) dan mikroskop.

Tinja domba lokal sebanyak 30 sampel masing-masing dibagi menjadi 2 kelompok . Kelompokpertama sampel tinja ditimbang masing-masing sebanyak 3 gram dan masukkan ke dalam botolkaca Brand bermulut besar untuk pemeriksaan telur cacing per gram menggunakan uji apung dantambahkan air kran sebanyak 17 ml sehingga volumenya menjadi 20 ml, kemudian simpan dalam

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

75

Page 76: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

lemari es pada suhu 4 °C selama 4jam atau sampai tinja menjadi lunak. Dan kelompok yang keduauntuk pembuatan pupukan larva (larval culture) sampel tinja ditimbang sebanyak 5 - 10 gramdalam kantong plastik kemudian simpan dalam lemari es pada suhu 4 °C agar telur cacingnya tidakmenetas sebelum waktu pembuatan pupukan larva (larval culture) .

2. UjiApung

Sampel tinja dalam botol kaca Brand yangtelah berisi air sebanyak 20 ml diproses menggunakanmesin pengocok (mixer) hingga sampel kelihatan seperti larutan, kemudian tambahkan garamjenuh sebanyak 40 ml sehingga volumenya menjadi 60 ml . Selanjutnya larutan diambil/disedotsambil diaduk sampai merata/homogen menggunakan pipet yang bagian ujungnya telah dipasangsaringan berukuran 250 mm sesuai dengan ukuran telur cacing yang berdiameter 130 - 200 mm(Thienpont, et.al., 1979), sehingga sampah/kotoran dari larutan tinja tidak terbawa dan tidakmengganggu pandangan pada waktu dilakukan pemeriksaan dan penghitungan telur cacing.Kemudian larutan tinja tersebut dimasukkan ke dalam alat hitung kaca(Whitlock slide) dan hitungjumlah telur cacing yang ada berdasarkkan kelompoknya, yaitu kelompok Strongyles, Strongy-loides dan kelompok lainnya .

3. Pembuatan pupukan larva (Larval Culture)

Sampel tinja dimasukkan ke dalam cawan/baki kecil dan tambahkan vermiculate yang gunanyauntuk menjaga kelembaban dengan perbandigan 1 : 1 kemudian diaduk hingga campurannyakelihatan halus dan merata sambil diberi air secukupnya agar pupukan larva menjadi lembab tetapitidak basah . Selanjutnya campuran tersebut dimasukkan ke dalam botol brand/selai dan ratakanpermukaannya sambil ditekan perlahan hingga kelihatan agak padat, kemudian bersihkan dindingbotol bagian atas permukaan pupukan dari sisa kotoran yang menempel menggunakan kapas/tissue, selanjutnya botol tersebut ditutup agak longgar dan diberi label. Pupukan larva simpanpada suhu kamar dan tidak kena sinar matahari langsung selama 7 - 9 hari, setiap 2-3 hari sekalipupukan larva tersebut dilihat/diperiksa agar kelembabannyaterjaga dan bila kelihatan agak keringtambahkan air secukupnya dengan cara disemprot menggunakan hand spray. Setelah telur cacingmenetas dan kelihatan adanya larva cacing yang merayap ke atas melalui dinding botol, makalarva tersebut segera dipanen dengan cara botol bagian dalam disemprot menggunakan handspray secara perlahan atau botol pupukan larva tersebut diisi dengan air kran sampai penuhhingga rata dengan permukaan botol hingga tidak mengeluarkan gelembung udara, kemudiantutup dengan cawan petri dan balikkan sehingga posisinya kelihatan terbalik, selanjutnya sekelilingcawan petri bagian luar diisi air kran dan biarkan selama minimal 4 jam . Dengan menggunakanpipet pasteur, ambil larva yangkeluar dari dalam botol danberkumpul di dalamcawan petri kemudianpindahkan ke dalam botol plastik berukuran volume 100 ml dan simpan dalam lemari es agar tidakcepatrusak.

4 . Identifikasi Larva Cacing Nematoda Saluran PencernaanIdentifikasi larva dilakukan berdasarkan pedoman Manual MAFF (Anonymous, 1978 ; GeorgiDan Theodorides,1980 . Larva yangada dalam botol plastik diberi lugol beberapa tetes agar larvatersebut mati dan untuk memudahkan dalam pemeriksaan . Larva tersebut kemudian diambilsebanyak I - 2 ml menggunakan pipet pasteur sambiI diaduk dan di masukkan ke dalam alat hitungkaca Universal untuk dilakukan pemeriksaan/identifikasi dari masing-masingjenis larva di bawah

76

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 77: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

mikroskop dengan pembesaran 10 X clan di hitungjumlah larva tersebut sampai 100 . Proporsijumlah hasil penghitungan berdasarkan genus cacing dinyatakan dalam persentase .

Sebanyak 30 sampel tinja domba lokal asal Majalengka telah dilakukan pemeriksaan clanpenghitungan, baik dari jumlah maupun jenis telur cacingnya menurut kelompoknya. Sedangkanlarva cacingnya clihitung berdasarkan persentase . Pemeriksaan clan penghitungan telur cacingdilakukan menggunakan uji apung clan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 . Sedangkan pemeriksaan/ identifikasi clan penghitungan larva cacing hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 .

T~1sM- OWAW. .aMSw~f,1~RW~k Mpi1r itY?atYm MIC*14 +asx~wl

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Gambar 1 . Bentuk ekor clan kepala Larva cacing nematoda saluran pencernaankelompok Strongyles (Georgi, et al ., 1980)

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa infeksi cacing pada setiap ekordomba bervariasi antara sampeltinja yang satu dengan yang lainnya, yaitu berdasarkan hasil penghitungan telur per-gram (tpg) tinjauntuk setiap sampel antara 240-7240 clan perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh beberapafaktor, antara lain jumlah cacing yang menginfeksi domba tersebut tidak sama clan jenis cacingnyaberbecla. Sedangkan hasil pupukan larva (Larval Culture) setelah dipanen clan diperiksa ternyata adabeberapa pupukan yang tidak menghasilkan larva yaitu sampel nomor 1844 clan 1693, artinya bahwadalam pupukan tersebut telur cacing tidak menetas yang kemungkinan hal ini disebabkan beberapafaktor, antara lain telur dalam tinja sudah rusak sebelum dilakukan pemupukan atau keadaan pupukanlarva terlalu basah sehingga pada saat telur menetas menjadi larva pada stadium 1 sudah mati ataurusak . Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

77

Page 78: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel 1 . Jumlah terlur cacing per-gram (tpg) dalam setiap sampel tinja

Keterangan :')

Trichuris sp . Capillaria sp ., Ascarais sp . dan Moniezia sp .Hasil identifikasi dari pupukan larva berdasarkan morfologi larva stadium ketiga (L3 ) seperti

terlihat pada Tabel 2 diketahui bahwa dari kelima jenis larva cacing (Gambar 1) . Haemonchus danTrichostrongy1us mempunyai persentase yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan larva yanglainnya . Artinya, bahwa infeksi cacing Haemonchus dan Trichostrongy1us terhadap hewanbarsangkutan lebih dominan. Jenis cacing ini merupakan jenis cacing nematode saluran pencernaanyang paling banyak menimbulkan gangguan produksi pada hewan domba (Beriajaya Dan Copeman,1997) . Oleh karena itu perlu segera adanya penanganan yang serius yaitu dengan melakukan tindakanpengobatan, sebab menurut Adiwinata Dan Sukarsih (1992), bahwa pengobatan yang terlambat akanmenyebabkan hewan menjadi kurus dan kemudia mati karena hewan banyak kehilangan darah .

78 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

No . Kode sampel -- rongyes ngyo s e ureac ng lain1549 560 u 111

2. 1131 680 0 03. 512 1160 0 04. 1853 760 0 05. 1940 2480 0 06. 1844 640 0 07. 1936 480 0 08. 1621 480 0 09 . 1781 1680 0 010 . 1901 2240 0 011 . 1721 1960 0 012 . 1736 1000 0 013 . 1832 1320 0 014 . 1693 280 0 015 . 1295 240 0 016 . 1374 3200 0 017 . 1083 1880 0 018 . 1312 3600 0 019 . 1341 2000 0 020 . 1134 1600 0 021 . 1077 640 0 022. 74 1000 0 023. 67 2960 0 024 . 77 4760 0 025 . 1332 4480 0 026 . 1316 4720 0 027 . 1321 2480 0 026 . 91 1840 0 029 . 1308 7240 0 030 . 117 3240 0 0

Page 79: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tabel . 2 . Penghitungan persentase larva cacing nematoda kelompok Strongyles

KESIMPULAN

Dengan melakukan pemeriksaan dan identifikasi larva cacing pada stadium ketiga, maka dapatdiketahui jenis cacing yang menginfeksi domba dan dapat diketahui pula jenis cacing yang manayang lebih dominan serta apakah cacing tersebut cukup berbahaya atau tidak sehingga dapat segeradilakukan usaha penanggulangannya .

UCAPAN TERIMA KASIH

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drh . Beriajaya, MS. staf peneliti ParasitologiBalitvet yang telah membantu dan membimbing saya dalam pembuatan tulisan ini danjugs tidak lupasaya ucapkan terima kasih kepada rekan teknisi di laboratorium Helminthologi, Parasitologi - Balitvetatas bantuannya .

DAFTAR BACAAN

Adiwinata, G. Dan Sukarsih . 1992 . Gambaran darah domba yang terinfeksi cacing nematoda saluranpencernaan secara alami di Kab. Bogor (Kec . Cijeruk, Jasinga dan Rumpin) . Penyakit Hewan24 (43) : 13-16.

Anonymous. 1978 . Manual ofVeterinary investigation laboratory techniques . Part 7 Parasitology.Refbook 368 : 1- 2 Ministry ofagriculture, fisheries and food . Middlesex UK.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

79

Kode sAmpel HMO Coop O0so Tricho Bunos

1640 85 1 2 0 11131 78 1 O 12 O612 07 6 10 18 O1863 88 1 4 7 O104D 41 13 12 36 O1844 O O O O O1035 71 a 6 1e 21621 62 14 6 28 O1781 87 4 6 4 O1001 72 1 6 22 O1721 04 3 2 2 O1730 46 12 13 26 61632 38 O 21 30 O1003 O O O O O1205 61 10 a 24 O1374 40 17 7 20 11083 70 7 O 17 O1312 73 4 4 10 O1341 33 O 1 O® O1134 00 10 7 18 O1077 64 10 6 31 O74 10 1 1 4 06 1157 63 8 2 37 O77 00 10 3 21 O1332 46 3 20 31 O1310 05 10 1 24 O

1321 64 7 2 30 101 70 4 11 16 O1308 20 12 0 40 1117 73 0 1 20 O

Page 80: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Beriajaya Dan Suhardono . 1997 . Penanggulangan nematodiosis pada ruminansia kecil secara terpaduantara manajemen, nutrisi dan obat cacing. Prosiding SeminarNasional Peternakan dan Veteriner1997 . Jilid I :110-120 .

Beriajaya And D.B . Copeman .

1997. An estimate of seasonality and intensity of infection withgastrointestinal nematodes in Sheep and Goats in West Java . Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 2 .(4) :270-276.

Beriajaya And P. Stevenson . 1986 . Reduced productivity in small ruminant in Indonesia as a resultof a gastrointestinal nematode infections . In Livestock Production and Disesase in the Tropic.(eds . M.R . Jainudeen, M. Mahyudin and J . Huhn) . Proc. 5'" Conf. Inst . Trop . Vet. Med . KualaLumpur Malaysia .

Georgi, Jay R And V.J . Theodorides . 1980. Parasitology for Veterinarians . ThirdEdition. Identifica-tion ofegg, ocyts and larvae : 161-195 .

Soulsby, E.J .L. 1982 . Helminths, Arthhropos and Protozoa ofDomesticated Animals . 7 b' . Baillere,Tindall and Cassell Ltd . London

Thienpont, D. Rochette, F. Vanparij, O.F.J . 1979 . Diagnosing helminthiasis through coprologicalexamination : 47-67 .

80 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 81: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

STRATEGI PENANGGULANGANPENYAKITCACINGPADATERNAKDOMBAMELALUIPENDEKATANPARTISIPATIF DI

KABUPATENPURWAKARTASiti Aminah

Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002

RINGKASAN

Infestasi cacing dalam tubuh domba dapat berdampak menurunkan produktivitas usaha ternak domba,karmaakan mengganggu efisiensi penggunaan pakan . Salah satu carsuntuk menanggulangi adalah melalui pemberianobat cacing (anthelmintik) sesuai dosis danjadwal yang dianjurkan. Suatu pengkajian strategi penanggulanganpenyakit cacing pada dombatelah dilaksanakan selamasatu tahun (Maret 2002 - Maret 2003) di DesaTegalsari,Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Penerapan strategi untuk menanggulangi penyakit cacing yangberkelanjutan dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif Strategi penanggulangan penyakit cacing yang diintroduksikan antara lain : (1) pelatihan peternak mengenai tatacara pemeliharaan (perbibitan, reproduksi,pemberian pakan, perkandangan, sosial-ekonomi, dan kontrol penyakit) ; dan (2) pemberdayaan kelompokpeternak. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa melalui monitoringdan penyuluhan yang dilaksanakan secarakontinu, serta pemberdayaan kelompok peternak yang dilaksanakan secara partisipatif, berdampak positifmenurunkan infeksi cacing dan meningkatnya produktivitas ternak. Dari aspek sosial, hasil pengkajianmenunjukkan bahwa peran serta dan aktivitasi kelompok peternak (melalui pendekatan partisipatif) sangatmembantu keberhasilan suatu teknologi yang diintroduksikan .

Rata kunci : Domba, obat cacing

PENDAHULUAN

Komoditas ternak domba di Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu komoditas unggulanpeternakan. Komoditas ini memiliki kelebihan diantaranya mempunyai kemampuan reproduksi yangrelatif cepat dan ekonomis . Sistem pemeliharaan ternak di desa Tegalsari, Kecamatan Tegalwaru,kabupaten Purwakarta, masihbersifattradisional dengan kepemilikan temak berkisar 5-7 ekor/peternak .Populasi ternak domba di Kabupaten Purwakarta tahun 2000 adalah 180,635 ekor dengan tingkatpertumbuhan sekitar 3,85 % (Divas Pet Purwakarta, 2000) . Meningkatnya populasi ini selain karenaperkembang biakan, juga adanya penyebaran ternak bantuan domba Garut sebanyak 167 ekor dariAPBD kabupaten Purwakarta(sebanyak 100 ekor) dan APBD Tk I sektoral (sebanyak 67 ekor). Secaraumum dapat dilaporkan bahwa fungsi usahaternak domba adalah untuk tabungan dan pemanfaatanpupuk kandang untuk usahatani pertanian . Karena pertimbangan harga jual yang cukup tinggi,biasanya ternak (terutama jantan) dijual menjelang hari raya Idul Adha untuk digunakan sebagaihewan qurban (Soedjana,1983 dan Subandriyo,1990) .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

81

Page 82: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Salah satu penyakit yang dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas usaha ternak dombaadalah kemampuan peternak untuk mengontrol infeksi penyakit cacing . Hal ini disebabkan karenasifat penyakit yang "tersembunyi", cepat "menular", dan walaupun dampaknya "pelan", namunsecara nyata dapat menurunkan produktivitas . Namun demikian, peningkatan produktivitasusahaternak domba juga dipengaruhi oleh tatalaksana pemeliharaan (pemuliaan dan reproduksi,pemberian pakan, dan perawatan/perkandangan) ternak . Pencegahan dan penangulangan penyakitdi peternakan rakyat sampai saat ini masih belum banyak dilakukan, karena keterbatasan pengetahuan,dana, maupun tingkat kepedulian peternak. Dari beberapa faktor penyebab tidak diadopsinya suatuteknologi yang diintroduksikan, kurangnya kepedulian peternak . Walaupun suatu teknologi yangdiintroduksikan secara teknis dan ekonomis layak, masih diperlukan "pembinaan" sosial peternakmelalui pendekatan partisipatif. Untuk meningkatkan respon introduksi teknologi penanggulanganpenyakit cacing secara berkelanjutan, telah dilaksanakan pengkajian sosial kelompok peternak melaluipartisipatif. Harapan dari pembinaan sosial adalah untuk memberdayakan kelompok peternak, bahwaupaya penanggulangan penyakit cacing secara berkelanjutan dapat dilaksanakan secara mandiri danmenjadikan suatu kebutuhan .

MATERI DAN METODE

Suatu pengkajian strategi penanggulangan penyakit cacing secara berkelanjutan dilakukan didesa Tegalsari, kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Pengkajiandilaksanakan merupakan kerjasama penelitian antara pemerintah Indonesia dengan InternationalFundforAgricultural Development (IFAD) dengan kode proyek TAG 443 . Pengkajian dilaksanakansejak Maret 2002 sampai sekarang . Sebelum "paket teknologi penanggulangan penyakit parasit(cacing) secara berkelanjutan" diintroduksikan kepada sejumlah peternak koperator, dilaksanakanpelatihan selama tiga hari di Balai Penelitian Ternak, oleh tim yang terlibat dalam kegiatan tersebut.Materi pelatihan antara lain meliputi aspek pemuliaan, reproduksi, tatalaksana pemberian pakan,hijauanpakan ternak, sosial-ekonomi, kontrol penyakit (terutama penyakit cacing), dan pemberdayaankelompok peternak. Pembekalan aspek sosial (partisipasi peternak) akan sangat menentukankeberhasilan adopsi teknologi yang diintroduksikan .

Tahap selanjutnya adalah menentukan peternak kooperator yang akan terlibat dalam pengkajianini . Berdasarkan pengkajian, dipilih sebanyak 17 kooperator yang ikut serta dalam program ini . Olehkarena lokasi pengkajian relatifterpisah, telah dibentuk dua kelompok peternak dengan perangkatorganisasinya (Ketua, wakil ketua, dan sekretaris) .

Masing-masing kelompok peternak dibantu "modal awal" pengadaan obat cacing . Agar bantuanawal tersebut dapat berkesinambungan, diberlakukan aturan bahwa peternak yang menggunakanobat tersebut menggand biaya sesuai harga obat . Masing-masing ketua kelompok diharapkan dapatberperan aktifdalam hal penanggulangan penyakit cacing, seperti mengelola pembayaran penggunaanobat cacing sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pembayaran dapat dilakukan denganjangka waktu

82

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 83: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

pembayaran satu bulan. Untuk mengetahui pengaruh pemberian obat cacing yang diintroduksikanterhadap perkembangan populasi telur cacing, dilaksanakan koleksi contoh faecesnya untuk diperiksajenis cacing, clan populasi telur cacingnya di desa tersebut . Di samping itu dilaksanakan pertemuan/penyuluhan peternak mengenai tatacara penanggulangan penyakit cacing clan tatalaksana pemeliharaandomba secara, kontinu satu bulan sekali . Di samping itu kegiatan monitoring bulanan dilaksanakanuntuk mengevaluasi respon peternak terhadap penanggulangan penyakit cacing.

Keberhasilan penanggulangan penyakit cacing secara berkelanjutan ditentukan oleh berbagaiaspek, antara lain : (1) tatalaksana pemberian pakan yang meliputi meliputi tatacara penggembalaan ;(2) pemberian pakan tambahan ; (3) tatalaksana perkandangan ; (4) tatalaksana perkembangbiakan ;clan (5) tatalaksana penanggulangan penyakit cacing (Beriajaya, dkk . 1997 . termasuk tatalaksanapengobatan.

1 . Sistem Pemberian Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pengkajian menunjukkanbahwa adatiga sistem tatalaksana pemberian pakan yangumum dilakukan,yakni : (1) cligembalakan ; (2) dikandangkan, dengan pemberian hijauan dengan cara diaritkan; clan (3)secara kombinasi (diaritkan clan digembalakan). Sebagian besar peternak memberikan pakan dengansistem digembalakan . Ada dua alasan peternak menggembalakan ternaknya, yakni : (1) peternaktidakmemiliki lahan, clan (2) tersedia lahan perkebunan (karet) di lokasi . Jenis tanaman yang dikonsumsiternak tergantung pada, tinggi tempat, serta gangguan ternak terhadap tanaman utama . S a I a hsatu keuntungan ternak yang clikandangkan secara terus menerus, kemungkinan infeksi cacing relatifrendah . Namun demikian masih tergantung pada waktu mengarit, clan sistem perkandangan . Padaumumnya pemberian obat cacing kurang diperlukan terkecuali pada individu ternak yang sakit(Beriajaya, 1986a) . Lain hal dengan sistem pemeliharan ternak domba yang dilepas dipadangpenggembalaan clan pada sore hari clikandang ; sistem penggembalaan ini penyebabkan infeksicacing clapat terjadi secara terus menerus . Hal ini disebabkan larva cacing akan naik ke ujung-ujungrumput pada pagi hari clan akan kembali turun bagian bawah rumput bila matahari sudah menyinarirumput . Berdasarkan pengalaman, peternak sudah mengerti bahwa menggembala ternak sebaiknyadilakukan pada siang hari yaitu kira-kirajam 10.00 WIB . Hal ini untuk menghindari embun yang adadalam rumput, sebab bila terlalu pagi menggembala, kemungkinan terjadinya ternak menjadi terinfeksicacing relatifbesar.

Ternak domba di desa Tegalsari umumnya digembalakan diarea perkebunan karet yang luasnya _+40 ha . Penanggulangan penyakit cacing pada saat ini dilakukan secara tradisional yaitu denganmenggunakan pepaya clan pinang atau obat cacing yang ada. diwarung seperti Upixon .

Relatifkurangnya pengetahuan peternak tentang penanggulangan penyakit cacing clan terbatasnyadana untuk membeli obat yang sesuai dengan dosis yang ditentukan, membuat peternak tidak sanggupmembeli obat cacing yang ada di toko obat ternak . Hal ini membawa dampak yang merugikan bagipeternak, karenaternak yang sakit (terinfeksi cacing), harga ternak menjadi lebih rendah, ticlak sesuai

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

83

Page 84: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

dengan yang diinginkan . Berdasarkan hasil wawancara dengan 17 kooperator, hargajual rata-rata perekorternak dengan bobotbadan 25 kghanya berkisar antara Rp . 200.000,00; - Rp 250.000,00, sedangkanhargajual ternak sapihan berkisar Rp 125 .000,00 - Rp . 150.000,00, dan untukjantan dewasa (beratbadan 30 - 35 kg) berkisar Rp 350.000,00 - Rp 400.000,00 . Harga-harga tersebut sangatberbedajauhdengan ternak-ternak yang ada di daerah Jawa Barat lainnya . Dari hasil penjual ternak yang ada padsdasarnya peternak belum menikmati hasil usaha yang memuaskan, hanya sebatas cukup untukmemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk keperluan membeli sapronak .

2. Sistem PerkandanganUmumnya ternak domba di desa Tegalsari dipelihara dalam kandang panggung dengan lantai

tanah,dalam panggung seperti ini sample faeces yang kemungkinan banyak mengandung telur cacingakanjatuh melalui sela-sela kandang, oleh sebab itu harus diperhatikan jarak antara bambu kelantaikandang harus cukup besar agar tinja / faeces jatuh .

3 . Pendekatan Partisipatif

Pelatihan Pemberian Obat CacingSetelah adanya pelatihan kontrol penyakit parasit cacing pada domba secara berkelanjutan selama

3 hari pada tahun 2001 yang meliputi perkandangan, pakan, breeding, pemberian obat cacing sosialekonomi terhadap 17 petemak yang ada di DesaTegalsari, petemak mulai diperkenalkan dengan obatcacing dengan merk dagang kalbazen dan diberikan penyuluhan secara rutin sekali dalam satu bulan,maka petemak mulai dapat memberikan persepsitentang inovasi suatu teknik maupun nilai tambahnya .Pemberian obat cacing ditingkat petemak sudah cukup merata hal ini dikarenakan ketua kelompokternak dapat menyediakan obat cacing dalam kemasan kecil atau tergantung kebutuhan . Pemberianobat cacing harus sesuai dengan ketentuan berdasarkan berat badan ternak yaitu untuk 5 kg Beratbadan hidup dibutuhkan 1 cc obat cacing begitu seterusnya. Dari hasil penelitian yang dilakukanoleh Handayani dkk, diperoleh kesimpulan bahwa angka kematian domba yang disebabkan infeksicacing 28 % (Handayani dan Gatenby, 1988) . Salah satu hal yang menghambat produktivitas ternakadalah penyakit cacing, khususnya cacing gastrointestinal nematoda, penyakit ini penyebabkanpenyrunan bobot badan 38 persen dan kematian ternak 17 persen dilaporkan oleh (Beriajaya danStevenson, 1986), khususnya pada ternak yang digembalakan di daerah Jawa Barat . Cacing inimempunyai siklus hidup yang langsung tanpa inang perantara . Cacing dewasa hidup didalam aboma-sum dan usus sedangkan telur dan larva cacing hidup diluar tubuh hewan yaitu di rumput danhijauan. Larva in dimakan oleh domba pada saat merumput, larva ini kemudian berkembang menjadicacing muda . Masa inkubasi sampai menjadi larva dewasa yaitu dibutuhkan waktu 3 minggu .

Gejala ternak terkena infeksi cacing terlihat dari penampilan ternak yaitu kehilangan nafsu makan,menurunnya daya penyerapan makanan diusus, pucat yang diakibatkan kehilangan darah, yangdikuti dengan kehilangan protein, kesemua ciri-ciri domba terkena infeksi cacing pada dasarnyamenjurus ke penyrunan berat badan yang cukup drastis . Dalam program ini, kepada 17 kooperator

84

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 85: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

4 . Penerapan Teknologi Penanggulangan Penyakit cacing

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

diperkenalkan pula cara menanam hijauan disekitar kandang atau di area lahan yang lain atau dipinggir-pinggir rumah yang letaknya tidak terlalu jauh dengan kandang (pengenaalan demplot hijauan) .Pengenalan demplot hijauan ini diharapkan dapat membatu peternak apabila kekurangan pakan padamusim kemarau atau tidak merasa kesulitan mencari rumput .

a . Danpak Penyakit Cacing Terhadap Perkembangan UsahataniGejala klimis yang ditimbulkan sebagai akibat infeksi cacing dapat dilihat dari kondisi tubuh

ternak yang lemah diikuti dengan kurangnya nafsu makan yang berakibat kehilangan darah yangpada akhirnya akan kehilangan protein, infeksi menjadi berkembang kepada penurunan berat badan .Selain itu infeksi cacing juga dapat disebabkan oleh kekurangan mineral baik dalam tubuh, hijauanmaupun dalam tanah . Akibat dari semua ini maka akan menimbulkan kematian ternak, baik ternakmuda maupun ternak dewasa .

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Beriajaya,dkk (1999) terlihat bahwa angka tertinggikematian ternak akibat infeksi cacing sebanyak 17.1 %, sedangkan angka terendah yaitu 2.2 %.Penurunkan bobot badan yang disebabkan oleh infeksi cacing mencapai 38.1 %. Angka yang masihcukup tingggi clan sangat memprihatinkan mengingatjumlah kepemilikan ternak di Jawa Barat masihbersifat tradisional yaitu kepemilikan ternak berkisar anatara 5-7 ekor/peternak . Mengevaluasi responpeternak terhadap penangulangan penyakit cacing maka dalam setiap bulannya diadakan pertemuanbulanan yang berupa penyuluhan mengenai kandang, pakan hijauan clan tempat pengembalaan yangada di Desa Tegalsari . Penyuluhan ini diberikan oleh para peneliti clan staf teknis laboraturiumBalimak Bogor clan Balivet . Dari hasil pertemuan bulanan ini dilaporkan hasil pemeriksaan sampelfaeces yang telah diperiksa laboraturium parasitologi Balivet Bogor yang dapat ditampilkan pada .Dengan demikian peternak yakin adanya telur cacing dalam rumput .

b. Respon PeternakRespon yang didapat dari peternak sangat baik hal ini terlihat dari peternak secara sadar ingin

menanggulangi penyakit cacing, terbukti dari laporan ketua kelompok diperoleh data pemakaian obatcacing sebanyak 88.23%, sedangkan 11,77% belum mempergunakan obat cacing . bukan karena tidakmau memanfaatkan teknologi pengobatan obat cacing melainkan peternak tersebut memiliki dombayang sehat clan belum terinfeksi oleh cacing .

Pemberian obat cacing berpengaruh positif terhadap kenaikan berat badan clan nafsu makan .Untuk memiliki domba yang sehat clan untuk penanggulangan penyakit cacing perlu diperhatikanhal-hal sebagai berikut antara lain kandang, sistem pemberian pakan, clan rotasi pengembalaan(Kusumamihardja,1982).

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

85

Page 86: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

c. Pencegahan Penularan Penyakit Cacing Melalui Rotasi PenggembalaanTempat pengembalaan ternak domba sebaiknya selama 3 bulan sekali harus berpindah padang

pengembalaan, hal ini disebabkan karena untuk mengurangi terjangkitnya infeksi cacing secaraterus menerus sebab ternak yang terlalu lama digembalakan satu rotasi akan mudah terinfeksipenyakit cacing . Pada dasarnya siklus hidup larva tergantung terhadap faktor lingkungan yaitukelembaban, suhu, cuaca, dan jenis tanaman yang tumbuh disekitar tanaman padangpegembalaan.Telur cacing dalam tinja/faeces akan menetas menjadi larva satu sampai tiga, larvaketiga ini disebut larva infektif yang penyebarannya terhadap ternak domba hanya memerlukanwaktu satu minggu . Untuk penangulangan penyakit cacing secara dini maka sebaiknya perludiperhatikan hal-hal sebagai berikut1 . Mengembala dilakukan agak siangjam 10.00 wib, setelah rumput tidak brembun untuk menghindari

parasit cacing .2 . Tempat pengembalaan tidak tergenang air atau becek .3 . Induk yang baru melahirkan beserta aanaknya harus dikandangkan sekurang-kurangnya selama

dua minggu.4 .

Membuat rotasi penggembalaan secara terpisah untuk memutus siklus hidup cacing di padangpenggembalaan .

86

KESIMPULAN

Cacing yang menyerang saluran pencernaan khususnya cacing nematoda, dapat ditanggulangisecara terpadu yaitu dengan memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan sistem pemeliharaanternak meliputi kebersihan kandang,sistem pemberian pakan dan rotasi penggembalaan . Pemberianobat cacing secara berkesenambungan antara kelompok ternak ikut menentukan kesuksesan pro-gram penangulangan penyakit cacing . Partisipasi peternak sangat menentukan keberhasilan pro-gram penanggulangan penyakit cacing yang berkelanjutan .

UCAPAN TERIMA KASIH

Diucapkan terima kasih kepada para peneliti kerjasama Pusat Penelitian dan PengembanganPeternakan dengan International Livestock Research Institute (11,111) yang telah membrikan izinuntuk ikut serta dalam penyuluhan terhadap peternak kooperator di desa Tegalsari Kab Purwakartadan membatu terlaksananya tulisan ini . .

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 87: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

DAFTAR BACAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Beriajaya and Stevenson . 1986 . Reduced productivity in small

ruminant in Indonesia as result ofagstrointestinal nematode infections . In Livestock Production and Diseses in the Tropics.

Beriajaya, T.B . dan G. Adiwinata 1997 . Pengaruh biji dan getah pepayaterhadap cacing Haemonchuscontortus secara in vitro . Majalah Parasitol Indonesia 10 (2);72-76.

Data Populasi Ternak, . Dinas Peternakan Purwakarta 2000, Kab Purwakarta.Handayani,S .W and R.M.Gatenby 1988 . Effectofmanagement system, legume feeding and anthelm-

intic treatment on the performance oflambs in Notch Sumatera .TropAnim.Hlth Prod 20 :122-125Kusumamihardja,S .1982 . Pengaruh musim umurdan waktu pengembalaan pada derajat infeksi nema-

tode saluran pencernaan domba di Bogor. (Desertasi), Program Pasca Sarjana, IPB .Soedjana, T.D. 1983 . Peranan ternak domba pada periode hari raya kurban di Kodya Bandung. Ilmu

dan Peternakan I (3) ;75-78 .Subandriyo . 1990 . ewe productivity in villages in the district ofGarut, West Java. Ilmu dan Peternakan

4 (3); 307-309.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

87

Page 88: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

KELINCI SEBAGAI KOMODITIPENGHASIL DAGING YANGPOTENSIAL

Salah satu usaha pemerintah untuk mengatasi kekurangan protein hewani di masyarakat khususnya dipedesaan adalah dengan jalan meningkatkan produksi hasil- hasil ternak seperti ternak besar, ternak kecil dananeka ternak. Salah satu ternak yang mempunyai potensi untuk dibudidayakan adalah ternak kelinci . Ternakkelinci tidak membutuhkan tempat yang luas, biayanya relatifkecil serta bahan kandangyang murah clan mudahbisa didapatkan, kandang dapat terbuat dari bambu, kawat dan kayu . Pakan kelinci murah clan mudah didapatkankarena pakan utamanya adalah limbah sayuran atau hijauan yang selalu tersedia clan tidak bersaing denganmanusia/ternak lainnya. Kelinci mempunyai kemampuan untuk memproduksi daging yang cepat karena sifatbiologisnya yang sangat cepat beranak, dengan litter size 6-12 ekor dalam satu masa kelahiran, clan dalam satutahun kelinci dewasa dapat beranak 4 x dengan anak lepas sapih t 6 ekor. Kelinci cepat tumbuh sehingga padaumur 5 - 6 bulan sudah mencapai berat t 2-4 kg untuk jenis kelinci besar (Vlaamsereus).

Kata kunci : kelinci, penghasil daging.

I Wayan Pasek Sumadia dan Rossuartini

Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Sudah tidak asing lagi bagi kita, bahwa di Indonesia terutama di daerah pedesaan, pada umumnyarakyat masih kekurangan protein (zat putih telur), di dalam makanan sehari-hari . Pemerintah telahberupaya dengan berbagai cara untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya adalah dengan jalanmeningkatkan produksi ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi clan ayam (Sitorus dkk.,1982). Meskipun demikian usaha tersebut belum bisa menjawab kendala tersebut, karena memakanwaktu yang cukup lama . Hingga saat ini oleh masyarakat masih banyak yang melupakan tentangpemeliharaan ternak kecil seperti kelinci yang dapat mendukung kendala kekurangan protein/zatputih telur.

Komposisi Daging Kelinci

Kelinci telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu ternak penghasil daging yangpotensial, karena kandungan lemak clan cholesterolnya yang relatif rendah dibandingkan dengandaging yang berasal dari ternak yang lainnya Tabel 1 .

88

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 89: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tabel 1 . Komposisi daging dari beberapajenis ternak/l00 gr

Sumber : Rismunandar, 1986 .

Sebagai Penunjang Sumber Protein/Zat Putih Telur

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Kelinci jugamempunyai potensi lainnya yaitu dapat menghasilkan anak yang banyak, dalam satumasa kelahiran dapat mencapai 6-12 ekor dengan lepas sapih 6 ekor clan dalam satu tahunnya satupasang kelinci dewasa (6 bulan) dapat beranak 4 x . Dengan demikian kelinci mempunyai peluanguntuk dikembangbiakan sebagai ternak penghasil daging yang potensial, sekaligus untuk menambahpenghasilan bagi masyarakat khususnya masyarakat pedesaan . Jenis ternak penghasil dagingVlaamsereus (Belanda) berat badan dewasa 5-6 kg, New Zealand White berat badan dewsa 4 - 5 kg.

Disamping itu pemeliharaan kelinci relative sangat mudah, tidak memerlukan tempat kandangyang luas serta biayanya yang reklatif murah (Sumadia, 2002) . Di luar negeri terutama di Eropa,Amerika, soal pemeliharaan kelinci tidak begitu asing lagi, bahkan tidak kalah pentingnya denganmemeliharaternak besar (Rismunandar,1086) .

Perhitungan secara kasar menunjukkan bahwa kelinci sebagai penghasil daging yang potensial,hal tersebut berdasarkan pertimbangan bahwaa . Satu pasang kelinci dewasa (6 bin) dalam 1 tahun dapat beranak 4 x@ 6 ekor lepas sapih = 24 ekor.b. Jika sex rationya 50 % maka24 x 50 % =12 ekor@& (betina). Maka 12 ekor betina, 50 %nyasudah

dapat beranak 3 x dalam satu tahun ( 6 ekor betina x 3 beranak x 61epas sapih =108 ekor).c. Dalam 1 tahun satu pasang kelinci dewasa dapat menghasilkan anak kelinci 24 ekor + 108 ekor =

132 ekor.d . Dengan rata-rata berat potong 2 kg (5 - 6 bin) karkas 45 % maka daging yang dapat diperoleh

adalah 45 % x 2 kg x 132 ekor = 110.8 kg daging + tulang dengan ati, jantung, ginjal yang dapatdikonsumsijugs . Persentase dari karkas ke daging 75 % = 75 % x 132 = 83.1 kg.Daging kelinci berwarna putih berserat halus seperti layaknya daging ayam clan rasanya sangat

lezat, masyarakat belum terbiasa mengkonsumsi daging kelinci karena kurangnya penyuluhan claninformasi, tidak tersedianya daging kelinci dipasaran secara terus menerus.

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

89

Jns daging Protein (gr) Lemak (gr) Kalori (gr)Kelinci 16.6 2.5 111Ayam 20 5 125Kambing 20 5 125rsapi 20 5 125

Page 90: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Sebagai Bahan Kerajinan/IndustriDisamping kelinci sebagai penghasil daging ada beberapa jenis kelinci sebagai bahan untuk

industri kecil/ besar yaitu kelinci Rex clan kelinci Satin . Kelinci Rex mempunyai keistimewaan yaitubulunya pendek, lembut, halus clan seragam sedangkan satin mempunyai bulu panjang mengkilapkedua jenis kelinci ini dapat menghasilkan kulit bulu yang berkualitas baik yang mempunyai nilaiekonomis yang tinggi .

Sebagai Ternak Kesayangan, Dan Penghasil KomposAda beberapajenis kelinci sebagai ternak kesayangan (pet) seperti kelinci Angora, lion, mini Rex

clan sebagai ternak percobaan khusunya di kalangan perguruan tinbggi, farmasi clan lembaga-lembagapenelitian, juga sebagai produk ikutan lainnya seperti kompos, urine yang sangat baik untuktanamansayuran clan tanaman hias terutama tanaman yang ditanam di dalam pot.

Keragaan

90

BIOLOGIS KELINCI

Pertumbuhan ternak kelinci sangat cepat dibandingkan dengan ternak yang lainnya pada umur 4-6 bulan, untuk kelinci jenis besar bisa mencapai berat 2-4 kg clan mempunyai kemampuan untukmengolah hijauan/limbah pertanian, khususnya limbah sayuran yang tersedia sepanjang tahun, untukmenjadi daging sehingga kelinci cocok dikembangkan untuk skala peternakan sambilan maupunintensif.

Beberapajenis kelinci penghasil daging yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi yaitu : KelinciNZW (berat 2-4 kg clan Vlamens giant (berat 4-6 kg) dua jenis kelinci ini telah lama dipelihara diIndonesia, sehingga telah beradaptasi dengan lingkungan/iklim di Indonesia . Untuk mendapatkanpeluang pasar di Indonesia daging kelinci hendaknya tersedia di pasaran terus menerus . Pemasarandaging kelinci di Indonesia masih terbatas pada beberapa daerah seperti Lembang, Tawangmangu,Batu clan Cisarua . Penjualan daging kelinci masih diolah secara tradisional seperti sate, gulai, sop .Ada beberapa pengusaha/badan yang mengusahakan pengolahan daging kelinci seperti pembuatanbakso, sosis, nugget dll . Tapi masih dalam skala kecil . Baru-baru ini pemeran pembangunan di JCC(Jakarta) beberapa produk yang berasall dari kelinci mendapat perhatian yang cukup baik daripengunjung .

KESIMPULAN

l. Kelinci dapat membantu pemerintah dalam memenuhi kekurangan protein (zat putih telur) bagimasyarakat kekurangan gizi .

Z Penyuluhan atau informasi tentang membiasakan mengkonsumsi daging kelinci .

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 91: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

3 . Prospek ternak kelinci cukup besardalam mendukung ekonomi rumah tangga di pedesaan sekaligussebagai peningkatan gizi keluarga .

,

UCAPAN TERIMA KASIH

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada In Tuti Murtisari, MSc. yang telahmengoreksi sehingga makalah ini dapat diterima dalam Temi Teknis Litkayasa Non Peneliti . Ucapanterima kasih pula penulis sampaikan kepada Ka . Puslitbangnak yang telah memberi kesempatan untukberloka karya pada tenaga fungsional non peneliti .

DAFTAR BACAAN

Rismunandar. 1986 . Meningkatkan konsumsi protein dengan beternak kelinci .Sumadia, I.WP.,1998 . Petunjuk pemeliharaan kelinci . Prosiding Loka Karya Fungsional Non Peneliti .

16 Desember 1998 . Puslitbangnak Bogor. Pp 27-30.Sumadia, I.W.P. dan R.D. Purnama . 1999 . Teknik transportasi ternak kelinci . Prosiding Loka Karya

Fungsional Non Peneliti, 7 Desember 1999 . Puslitbangnak Bogor. pp 71-74 .Cheeke, P.R ..1983. Rabbit production in Indonesia . J . Appl . Rabbit Res . 6 : 80 - 86 .Cheeke, P.R., S . Sastrodirhadjo, Y.C. Raharjo. I Gede Putu, Santoso. B, Sudaryanto dan Nurhadi.1982 .

Laporan peternakan kelinci di Jawa . Puslitbangnak Deptan .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

9 1

Page 92: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

92

TEKNIKPENGENDALIAN HAMAPENGGEREKBATANG(Lophobarispiperish Marsh) PADATANAMANLADA

Kata kunei: Lophobaris piperis Marsh, PHT Lada .

adalah sebagai berikut :

Suroso dan M. Tohir SomantriBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung,

Jl. ZA . Pagar Alam No . la, Rajabasa, Bandar Lampung 325144

RINGKASAN

Teknik Pengendalian Hama Penggerek Batang (Lophobaris piperis Marsh) PadaTanaman Lada dilakukan diBPTP Lampung dengan menggabungkan beberapakomponen pengendalian yang sating kompatibel diantaranyasecara Mekanis, kultur teknis, biologis dan kimiawi . Hama Penggerek batang termasuk hama utama dari genusLophobaris spp . Famili curculionidae dari Ordo Coleoptera . Teknik pengendalian hama tersebut dapat dilakukanmelalui cara makanis, kultur teknis maupun melalui kimiawi .

PENDAHULUAN

Dalam usaha meningkatkan produksi lada banyak ditemui hambatan, antara lain adalah seranganhama . Hamaperusak tanaman lada menurut Kueh (1979) ada lebih kurang 35jenis, salah satunya yaituLophobarispiperish Marsh yang biasanya disebut pengggerek batang lada atau kumbang moncong.Hama ini termasuk famili Curculionidae dari ordo Coleoptera (Kalshoven, 1951).

Hama ini pada fase dewasa merusak bunga, buah clan pucuk tanaman lada . Akibat serangannyabuah dapat menjadi kopong dan bunga tidak berhasil menjadi buah, sehingga kualitas clan kuantitasproduksinya rendah . Pada fase larva hama ini menggerek batang, cabang clan ranting sehinggamengakibatkan kematianjaringan tanaman lada dan pada serangan berat dapat menurunkan produksimencapai 80% (Suprapto, 1983) .

Sebaran penggerak batang terdapat dibeberapa daerah pertanaman lada di Indonesia seperti diBangka, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Aceh clan Lampung (Kalshoven, 1951). Di Lampunghama ini ditemukan didaerah utama pertanaman lada yaitu di Lampung Selatan . Lampung Tengah clanLampung Utara (Suprapto, 1986).

PERKEMBANGAN HIDUP DAN GEJALA SERANGAN

Menurut Kalshoven, (1951) dan Veht, (1940) perkembangan sifat morfologis Lophobaris piperish

1 . Telur. Berkulit licin dan mengkilat, berbentuk bulat lonjong dan salah satu sisinya lebih tumpuldari sisi yang lain . Telur berwarna putih kekuningan clan mempunyai ukuran panjang antara 0,45- 0,65 mm, lebar 0,51- 0,71 mm.

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 93: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

2. Larva. Berbentuk silindrik agak memanjang, berwarna putih kotor, yang baru keluar/menetasmempunyai ukuran panjang 0,27-0,34 mm dan pada pertumbuhan penuh mencapai panjang antara0,85 -1,2mm.

3. Pupa/Kepompong. Semulaberwarna putih kotor, kemudian berubah menjadi kekuningan, beradadalamjaringan dan terbungkus dalam suatu kokon .

4. Imago/Kumbang DewasaBerwarnahitam agak mengkilat, pada kepalanya terdapat moncong (rostrum) yang relatifpanjang

seperti belalai dan mengarah kebawah. Antene berbentuk tungkai berwarna kecoklatan terdiri dari 12ruas . Pada umumnya ukuran kumbang betina lebih besar daripada kumbangjantan .

1 . Cara Mekanis

CARA HIDUP

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Vecht, (1940) Dan Suparpto, (1983). menjelaskan bahwatelur diletakan dalam lubang kecil yangdibuat serangga betina, biasanya lubang gerekan terdapat diantara ruas/buku atau bekas lukapangkasan tanaman lada . Larva dapat hidup didalam rongga gerekan pada jaringan batang/cabangdekattempat telur diletakan sampai menjadi pupa. Kumbang dewasa keluar dari dalam batang melewatilubang yang dibuatnya .

1 . Daur Hidup. Telur 6-7 hari . larva 28 hari, pupa 21 hari, imago sampai telur 21 hari, Kumbangbiasanya berlindung disela-seta akar panjat, pucuk tanaman dan atau diantara bulir buah lada.Siang hari kumbang lebih suka tinggal ditempatterlindung dari sinar matahari langsung, clan aktifterbang pada siang hari sampai sore hari .

2 . Gejala Serangan . Larva penggerek batang, cabang dan ranting, Akibat gerekan mulanya hitamdisekitar tempat peletakan telur, kemudian menguning, menyebabkan pertumbuhan terhambat,layu dan akhirnya mati . Akibat gerekan imago pada buah yang masih muda akan mengakibatkanbuah berlubang-lubang, sehingga buah lada banyak yang tidak berisi (kopong) . Demikian jugapada bunga akan mengalami kerusakan sehingga proses pembuahan akan mengalami hambatan/terhambat .

3. Tanaman Inang. Selain tanaman lada L . piperisjugsmenyerang tanaman dari famili Piperaceaelainya yaitu Piper methysticum, Piper cubeba, Piper retrofraktum dan Piper SPP.

TEKNIK PENGENDALIAN SERANGAN HAMA

Cara pengendalian dapat dilakukan dengan menekan populasi imago clan mencegah berkembanyalarva yaitu dengan cara sebagai berikut

Menangkap imago dengan cara meletakan kain/kertas putih dibawah kanopi tanaman lada yangterserang kemudian menggoncangkan anaman/bagian tanaman atau cabangnya, maka imago akanberjatuhan sehingga mudah ditangkap .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

93

Page 94: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Untuk mengurangi populasi larva dilakukan dengan caramemangkas cabang, ranting yang terdapattanaa-tanaa serangan atau yang kering, kemudian hasil pangkasannya dibakar atau dimasukankedalam kantong plastik atau dikubur.

2 . KulturTeknisYaitu menggunakan varietas yang resisten/ toleran merupakan alternatif dalam memanipulasiserangan hama ini . Varietas yang toleran diantaranya yaitu ; Natar 1, Natar 2 clan Petaling 1 .Pemupukkan yang tepat clan pemangkasan tajar hidup 75 % dapat menekan populasi imago (Wahid,1989).

3. Secara BiologisYaitu dengan menggunakan musuh alami parasitoid yang clikenal yaitu Spatius sp . dengan caramerearing dilaboratorium, kemudiandiinokulasikan ke lapangatau dengan cara konservasi tanamandiantara tanaman ladayaitu dengan memperbanyak tanamanyang menghasilkan bunga, contohnyakopi, kakao atau tanaman obat seperti kumis kucing atau tanaman penutup tanah seperticalopogonium sp (Suprapto,1989, Kasim dkk, 1987) .

4 . 'Secara KimiawiYaitu dengan menggunakan insektisida ramah lingkungan seperti dengan bahan aktifCarbofuranclan monocrotofos 200 gram per liter dengan cara aplikasi melalui injeksi kebatang tanaman ladaatau disemprotkan atau dibenamkan dalam tanah (Soil born) .

KESIMPULAN

Hama penggerek batang Lophobaris piperis Marsh bukan saja mengurang batang, cabang clanranting tanaman lada buahnyapun bisa rusak (butiran lada ticlak berisi/kopong) apabila sudah terseranghama ini. Pada serangan berat akibat hama ini dapat menurunkan produksi mencapai 80 % bahkanclapat mengakibatkan tanaman mati . Sedangkan cara pengendalian yang dianjurkan adalah dengancara menggabungkan beberapa komponen diantaranya secara mekanis, kultur teknis, biologi clankimiawi .

DAFTAR BACAAN

Anonimous, 1982. Pestisida untuk Pertanian. Direktorat Jenderal Perlinclungan Tanaman Pangan.Koperasi Daya Guna . Jakarta

Kalshoven, LGE . 1951 . De plage van de cultuurgewassen in Indonesia; NV UitgeverijW van Hoeve,S. Gravenhage, Bandung. Penerbit ITB. Bandung.

Suprapto, 1983 . Hama Lophobaris spp . pada Tanaman Lada di Kebun Percobaan Natar, Lampung.Pemberitaan LITTRI VIII (5).

Suprapto,1989 . Kemungkinan pengendalian penggerek batang lada dengan parasitoid Spathius piperisWilk. (Hymenoptera, Braconidae) . Lokakarya penelitian clan pengembangan tanaman industri.

94

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 95: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Suprapto dan R . Kasim, 1989 . Pengendalian secara biologik penggerek batang dan penyakit busukpangkal batang pada tanaman lada, Seminar bulanan Sub Balittro Natar,

Wahid, P. 1984 . Pengaruh naungan dan pemukkan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman lada .Disertasi Doktor pada Fakultas Pasca Sarjana IPB .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

95

Page 96: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

TEHNIKPENGAMBILANSAMPELEMISIGASN2ODI LAPANGAN

96

Noeriwan B.S .

Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian, Jakenan Pati

Gas N20 merupakan salah satu gas rumah kaca. Pada kondisi kering, sawah berpotensi sebagai sumber gasN20 . Gas N20 timbul karena adanya proses nitrifikasi dan denitrifikasi oleh bakteri Nitrosomonas. Setiappeningkatan konsentrasi gas N20 akan mempengaruhi suhu pennukaan bumi . Meskipun dalam jumlah sedikittetapi karena sifatnya yang stabil gas ini mampu bertahan sampai 150 tahun di atmosfir. Pengukuran keberadaangas N20 sangat penting untuk mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Salah satunya adalahdengan cara menangkap gas yang tertampung dalam ruangan box. Makalah ini ini bertujuan untuk mengetahuitehnik pengambilan emisi gas NZO di lapang dan manfaatnya bagi pertanian . Tingkat keberhasilan pengamatanditentukan oleh ketelitian pelaksana lapang, banyaknya jumlah plot yangdiamati, interval pengambilan sampelgas, cuaca, dan tingkat kebugaran pelaksana.

Kata kunct : Pengambilan sample, gas N20.

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris dengan areal persawahan sekitar 8.97 juta/ha . Denganpersawahan yang luas akan mempunyai potensi besar dalam pemenuhan produksi pangan, tetapijuga membawa dampak sebagai penghasil gas rumah kaca seperti C02 , CH, atau N20. Pada lahansawah pupuk nitrogen berperan dalam pertumbuhan tanaman dan mendukung upaya peningkatanproduktifitas tanah . namun efisiensi serapan pupuk N oleh tanaman padi dibawah 50% walaupundengan pengelolaan yang baik (De Datta,1981) . Oleh sebab ituNitrogen sering menjadi faktor pembatasdalam meningkatkan produksi padi .

Beberapa penyebab hilangnya pupuk N dalam tanah bisa diakibatkan tervolatilisasi dalam bentukamonia, pencucian, dan pengairan . Pada lapisan reduksi, pupuk N hilang karena menguap dalambentuk gas N20 yang merupakan hasil dari proses nitrifikasi dan denitrifikasi (Setyanto, et al, 1997) .Gas N20 merupakan salah satu dari gas rumah kaca (GRK). Tingkat emisi gas N20 di Indonesiaterutama di lahan kering diperkirakan 12.7 Gg/th (ALGAS, 1998). Gas N20 dapat terbentuk melaluiproses oksidasi biologi NH,' menjadi N02 - oleh bakteri Nitrosomonas dalam tanah kondisi aerob(Bremner& Blackmer,1978 ; Blackmer etal, 1980).

Walaupun konsentrasi gas N20 terhadap efek gas rumahkaca lebih kecil, tetapi lamanya di atmosfirdapat mencapai 150 tahun karena sifatnya yang sangat stabil (Cicerone, 1989) . Emisi gas rumah kacaseperti CO2, CH, dan N20 masing-masing menyumbang 55%, 15% dan 6% terhadap gas rumah kaca(Mosier, 1994) . Jika konsentrasi gas rumah kaca meningkat maka penyerapan radiasi gelombangpanjang di atmosfir meningkat pula sehingga energi yang dihasilkan akan dipancarkan kembali kebumi, yang akan meningkatkan suhu permukaan bumi (Mulyadi, et al, 1999) .

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 97: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tujuan Penulisan adalah untuk mengetahui tehnik pengambilan sampel emisi gas N20 di lapangandan manfaatnya bagi pertanian .

Materi

MATERI DAN METODE

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sebelum pengamatan dan pengambilan sampel gas perlu dibuat plot-plot yang akan diamati .Setiap plot telah ditanami padi umur minimal 1 minggu dari tanam dengan jaraktanam 20 cm x 20 cmjuga telah diberi perlakuan masing-masing plot . Perlakuan bisa menggunakan pupuk organik, anorganik, varietas, olah tanah maupun kontrol .

Bangku pengamatan. Bangku pengamatan dibuat dengan ukuran 1 .5 m - 2 m. Bangku kemudiandiletakan kira-kira 4-5 baris dari tepi . Kegunaan bangku ini agar pelaksana tidak menginjak tanahselain juga untuk memudahkan saat pengambilan sampel gas .Penampang dan box . Penampang dan boxterbuat dari bahan pleksiglas . Ukuran box dan penampangkecil adalah 17 cm x 20 cm x 40 cm dan 5 cm x 22 cm x 45 cm. Penampang diletakan diantara baristanaman dan 4-5 baris dari tepi plot dan sejajar dengan tanah . Ukuran box dan penampang bisa besaratau kecil sesuai kebutuhan. Pada saat pengamatan box diletakan diatas penampang . Kegunaanpenampang agar pada saat box diletakan diatas penampang, posisi box bisa rata dan yang lebihpenting lagi untuk menjaga agar gas yang tertampung didalam box tidak bocor. Hal ini perlu dilakukanpemberian air pada lubangan tempat menaruh box saat kondisi lahan kering . Pada saat pengamatanpeletakan box diletakan pada waktu yang bersamaan .Jarum suntik polypropilen 5 ml dan septum. Jarum suntik yang digunakan berukuran 5 ml . Jumlahjarum suntik yang dibutuhkan setiap box/plotnya adalah 4 buah . Hal ini dimaksudkan pengambilansampel gas pada setiap box/plotnya adalah 4 kali berdasarkan tenggang waktu dari mulai peletakanbox. Semakin banyak jumlah plot yang diamati semakin banyak pulajarum suntik yang dibutuhkan .Sebelum digunakan jarum suntik dibungkus menggunakan kertas perak dan diberi kode sampel .Kegunaan septum adalah untuk menutup jarum suntik agar tidak bocor. Septum ini biasanya diambildari bahan karet .Termometer. Termometermerupakan alat bantu untuk mengukur suhu dan dipasang pada semuaboxyang digunakan untuk pengamatan. Setiap perubahan suhu dalam ruangan box diukur. Pengukuransuhu akan berpengaruh terhadap besarnya emisi gas N20 dan mendukung kegiatan ini .Pemasangan kipas . Pemasangan kipas pada setiap box yang digunakan untuk pengamatan dengantujuan agar udara didalam box dapat menyebar secara merata sebelum pengambilan sampelgas.Pemakaian kipas menyesuaikan besar dankecilnyabox . Box yang kecil otomatis tidak memerlukankipas karena luasannya yang kecil . Kipas dinyalakan setelah peletakan box dan jumlah kipas untukmasing-masing box cukup satu.Blangko pengamatan. Setiap data yang diamati atau diukur dicatat dalam blangko pengamatan.Blangko pengamatan ini terdiri dari parameter-parameter seperti jumlah area per menit, perubahansuhu per menit, dan tinggi air (head space) ( Tabel 1 .) .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

97

Page 98: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel 1 . Contoh blangko pengamatan kegiatan

Tehnik Pengambilan Gas

METODA

Sampel gas diambil setiap 1(satu) minggu sekali bisa lebih sering atau kurang dari interval waktutersebut setelah tanaman berumur satu minggu, dan dilaksanakan pada pagi hari pukul 06.00-07.00 .Interval pengambilan gas adalah 5, 10, 15, 20 menit . Pengambilan sampel dilakukan tanaa menginjaktanah yaitu dengan menggunakan bangku pengamatan. Setiap tekanan pada tanah saat pengamatanakan mempengaruhi datayang diterima. Keluarangas ditampung dalam box kemudian diambil denganmenggunakanjarum suntik yang telah dibungkus kertas perak. Cara pengambilan gas melaluijarumsuntik dipasang pada posisi tegak lurus (tidak miring) dan setelah itu jarum ditutup dengan septumyang terbuatdari karet . Suhu ruangandalam box dan tinggi airdiamati untuk mengurang kelengkapandata . Setelah pengambilan sampel gas, jarum suntik segera dibawa ke laboratorium untuk dianalisadengan menggunakan Gas Chromatografi (GC).

98

PEMBAHASAN

Pada awal pengambilan sampel gas, agar pengamatan dapat betjalan dengan baik maka pelaksanadiharuskan lebih dahulu mengontrol kerapatan box dan penampang untuk menghindari kebocorangas pada saat pengamatan .

Pada saat pengamatan pengambilan sampel gas dilakukan dengan naik bangku pengamatan agarmengurangi tekanan pada tanah yang pada kondisi tertentu dapat menimbulkan terjadinya gelembungudara yang pada akhirnya mempengaruhi hasil akhir. Posisi jarum suntik saat pengambilan sampelgas adalah tegak lurus . Posisi tegak akan mengurangi kebocoran gas . Pengambilan dengan posisimiring akan menyebabkanjarum menekan tutup box untuk membuka yangmengakibatkan keluarnyaudara dari dalam box .

Interval pengambilan sampel emisi gas NZO dilakukan setiap interval 5 menit sekali . Interval iniuntuk mengetahui seberapa besar emisi yang dilepaskan tanah setiap 5 menitnya. Datayang diharapkanadalah emisi gas NZO akan cenderung mengalami peningkatan mulai dari menit 5, 10, 15, dan 20 .Namun penurunan gasjugs sering tampak terjadi terutamajika terjadi kebocoran box (Tabel 2) .

Pada tabel 2 dilihat ada kecenderungan kenaikan sampel gas pada perlakuan 1 dan 4 setiapintervalnya. Namun pada perlakuan 2 dan 3 terjadi penurunan pada interval menit 10 dan 20 (hurufmiring) . Penurunan sampel gas dapat disebabkan ada kebocoran gas pada box .

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Perlakuan Head Space Area pada menit ke . . Suhu pada menit ke. .5' 10' 15' 20'F-5'1 10' 15' 20'

Page 99: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel 2.

Contoh hasil pengambilan sampel emisi gasN20 setelah di analisa menggunakan GasChromatografi.

Kebocoran tersebut bisa terjadi karena kerapatan box yang berkurang, goncangan-goncanganataukurangnya ketelitian pelaksana dalam pengambilan sampel gas. Pengirimanjarum suntik langsungke laboratorium untuk di analisa paling tepat karena sifat gas itu sendiri yang mudah berubah. Sampelgas yang terlalu lama disimpan pada saat penyuntikan di laboratorium akan cenderung menurunhasilnya . Suhu, headspace, pH dan Eh diamati saat pengambilan sampel emisi gas N20. Parameter-parameter tersebut merupakan pendukung dari pengamatan ini .

Faktor cuaca, banyaknya plot, lamanya interval pengambilan gas clan tingkat kebugaran pelaksanacukup berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan . Kondisi cuaca yang terlalu panas maupun hujanyang terus menerus mengakibatkan kebugaran berkurang yang menyebabkan kelelahan padapelaksanalapang. Semakin banyak plot akan menyebabkan lamanyapelaksanaan pengambilan sampel emisi gasN20 di lapang . Untukmenyiasati clan mengurangi waktu yang teralu lama maka perlu dibuat boxdalamjumlah banyak agar pengambilan sampel gas N20 di lapang dapat dilakukan secara cepat clan tidakmengakibatkan keletihan para pelaksana di lapang yang dapat mengurangi ketelitian saat pengamatan .

Manfaat dalam mengetahui besar kecilnya emisi gas N20 di lahan pertanian, yakni agar dapatditentukan alternatifteknologi mitigasi yang tepat untuk menurunkan emisi gasN20. Teknologi mitigasiitu antara lain 1) Pemakaian pupuk yang tepat seperti perbaikan waktu, cara, clan takaran pemeberianpupuk N, 2) Cara tanam seperti tanam benih langsung atau tanam pindah, 3) Pengelolaan air yangsesuai, 4) Mengganti varitas unggul yang mempunyai hasil tinggi clan tanggap terhadap pemupukanN, 5) Penggunaan pupuk N lambat urai .

KESIMPULAN

Ada beberapa tahap persiapan dalam pelaksanaan pengambilan sampel emisi gas N20 yaitupenentuan/pembuatan plot percobaan, pemasangan bangku, pembuatan penampang dan box,menyiapkan jarum suntik, termometer, kipas, dan blangko pengamatan . Keberhasilan pengamatanditentukan oleh ketelitian pelaksana lapang, banyaknyajumlah plotyangdiamati, interval pengambilansampel gas , cuaca clan tingkat kebugaran pelaksana lapang. Untuk menyiasati dan mengurangilamanya waktu pengamatan, maka perlu dibuat box dan penampang dalam jumlah banyak agarpengambilan sampel gas dapat dilakukan secara cepat.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

99

Perlakuan Space Area pada menit ke Suhu pad& enit ke

(cm) 5' 10' 15' 20' 5' 10' 15' 20'1 17 1010 1131 1145 1167 25 25 272 18 1123 1020 1135 1145 25 25 26 .53 18 .5 1335 1369 1383 1209 24 25h26 274 17 .5 1256 1300 1313 1324 25 27 28

Page 100: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. A.M . Faqi, Ir. Johari Sasa, MS, Ir. PrihastoSetyanto, Ir. Mulyadi dan Bapak Kemis yang telah memberikan dukungannya selama ini .

DAFTAR BACAAN

Bremner,J.M. andA.M . Blackmer.1978 . Nitrou s oxide : Emision From Soil DuringNitrification ofFertil-izer Nitrogen. Science 199: 295-296 .

Blackmer, A.M, J.M . Bremner, and E.L. Schmidt, 1980. Production ofNitrous oxide by AmmoniumOxidizing Chemoau Totropic Microorganisms in Soil. Appl . Environ: Microbial . 40:1060-1066 .

Cicerone.R.J . 1989 . Analysis ofSources and Sites ofAtmospheric Nitrous oxide (N20). J . Geophys .Res. 94:18265-18271 .

De Datta, S.K . 1981 . Principles and Practices ofRice Production . John Wiley and Sons . New York.Mulyadi, Noeriwan, I .J . Sasadan S . Partohardjono.1999 . Emisi gas N20 dari Lahan Sawah Irigasi dan

Hubungannya dengan varietas dan Takaran Pupuk Nitrogen . Menuju Sistem Produksi PadiBerwawasan Lingkungan; Risalah Seminar Hasil Penelitian Emisi Gas Rumah Kaca danPeningkatan Produktifitas PadiLahan Sawah . Bogor, 24 April 1999 . P 12-19

Setyanto,P Mulyadi danZ.Zaini.1997 . Emisi Gas N20 dari Beberapa Sumber PupukNitrogen dilahanSawah Tadah Hujan . Penelitian Pertanian Tanaman Pangan.16(l) : 14-18 .

100

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 101: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

CARAMENGATASIHETEROGENITASTANAHUNTUKPERCOBAAN LAPANG

Jojon Suryono dan Suwandi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Jl. Ir. H. Juanda Bogor

RINGKASAN

Salah satu penyebab utama penyimpangan pada percobaan lapangyangdapat mengakibatkan ketidak tepatandi dalam pengambilan kesimpulan dan menurunkan tingkat mutu ketelitian hasil percobaan adalah heterogenitastanah . Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau memperkecil pengaruh heterogenitas tanah adalahpemilihan lokasi percobaan harus dilakukan dengan mempertimbangkan riwayat penggunaan tanah, keadaanpertanaman sebelumnya, letak kemiringan tanah, uji keseragaman (uniformity trial) dan peta kesuburan tanahserta penerapan rancangan percobaan yang tepat. Bila gradien kesuburan tanah berubah kesatu arch, makadigunakan rancangan acak kelompok. Bilagradien kesuburan mengarah kedua arah atau tidakdiketahui archyangtepat, maka dapat digunakan rancangan bujur sangkar dengan ukuran dan bentuk petak disesusikan dengankondisi tanah sertajumlah ulangan diperbanyak

Kata kuncl: heterogenitas tanah, percobaan lapang

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Heterogenitas tanah adalah ketidak seragaman sifat tanah di suatu tempat baik pada luasan lahanyang kecil maupun luas . Perbedaan-perbedaan sifat fisik dan kimia tanah yang menyebabkankeragaman tanah misalnya tekstur, drainase, kelembaban, permeabilitas, kepadatan tanah clan kadarunsur hara. Perbedaan tersebut dapat terjadi secara alarm atau diakibatkan oleh perlakuan yangberbeda pada satu petak perlakuan atau antar petak dalam satu unit percobaan pada musim tanamsebelumnya.

Sumber variasi petak-petak percobaan lapang pada suatu perlakuan yang sama dapat disebabkanoleh heterogenitas tanah dan kesalahan-kesalahan mekanis. Heterogenitas tanah merupakan salahsatu penyebab utama adanya penyimpangan-penyimpangan percobaan di lapangan (Kwanchai,1976).Hal ini mengakibatkan variasi data hasil tanamanyang diperoleh, sehingga nilai derajat ketidak tepatandalam mengambil kesimpulan tinggi, selanjutnya mutuketelitian hasil percobaan menurun . Perbedaanantara petak percobaan yang menerima perlakuan yang sama terlihat pada experimental error(kesalahan percobaan) hasil analisis statistik .

Tulisan ini bertujuan untukmemberikan imformasi dan masukan terutama bagiteknisi atau pelaksanapercobaan dalam mengatasi atau mengurangi heterogenitas tanah, agar ketelitian percobaan dilapangan lebih baik.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

101

Page 102: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Lokasi percobaan

CARA MENGATASI HETEROGENITAS TANAH

Pertumbuhan tanaman di lapangan sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya,terutama sifat tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman . Padapelaksanaan percobaan lapang variasi-variasi tanah diusahakan sekecil mungkin bagi semua unit percobaan, meskipun tidak mungkindilaksanakan sepenuhnya. Yang perlu diperhatikan dengan baik adalah untuk mengusahakan danmenjamin agar variasi antar petak percobaan dapat diperkecil .

Secara garis besarusaha-usaha yang dapatdilakukan untuk mengatasi atau memperkecil pengaruhheterogenitas tanah saat melaksanakan percobaan di lapangan, adalah sebagai berikut

1 . Persiapan Tempat PercobaanHal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menentukan lokasi percobaan yang akan dilaksanakan

adalah sebagai berikut :

Lokasi percobaan hendaknya dipilih tempat yang berjarak paling tidak 100 m atau satu petak aslidari jalan umum, saluran induk, sekunder dan tersier. Hal ini untuk menghindari percobaan daripengaruh bekas penggalian atau bekas tanah timbunan, dan tempat pembakaran atau pengaruhkendaraan .

Heterogenitas tanah biasanya terjadi sejajar denganjalan dan saluran . Untukmenghindari terjadinyaheterogenitas tanah, rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompokdimana ulangannya diletakkan sejajarjalan atau saluran . Sedangkan percobaan dengan RancanganPetak Terpisah sebaiknya petak utamanya dibuat sejajar dengan jalan atau saluran.

Riwayatpenggunaantanah

Informasi mengenai sejarah penggunaan tanah sebelumnya perlu dicari terlebih dahulu . Informasitersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan keseragaman tanah . Heterogenitasdipengaruhi oleh perbedaan takaran pupuk, teknik pengolahan tanah, pengelolaan sisa tanaman,jenis tanaman dan varietas . Sehingga pada lahan sawah keseragaman terjadi pada petak asli yangsama. Oleh karena itu ulngan pada suatu percobaan hendaknya ditempatkan dalam satu petakasli .

Blok-blok penggunaan tanah

Variasi tanah dapat juga diakibatkan oleh pengelolaan sebelumnya, sehingga peta penggunaanlahan pada kebun percobaan sangat penting . Percobaan perlu memperhatikan blok-blok ataubatas antar blok sebelumnya, sehingga percobaan tidak menggunakan atau memotong ketidakseragaman akibat batas antar blok atau blok yang berbeda pada penanaman sebelumnya.

102

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 103: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Lokasi bekas percobaan

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Untuk memperkecil heterogenitas tanah, penggunaan tempat-tempat yang baru saja dipergunakanuntuk percobaan atau pertanaman dengan bermacam-macam perlakuan yang dapat memberikanberbagai pengaruh terhadap kondisi tanah perlu dihindari . Pengecualian dapat dilakukan padapercobaan lanjutan atau percobaan untuk mengetahui efek residu dari pupuk yang dicoba .

Kemiringan tanahTanah-tanah dengan kemiringan tajam atau tanah dengan kemiringan tidak teratur tidak baik

untuk penyelenggaraan percobaan pemupukan. Hal ini karena petak yang di bawah akan mendapatpasokan hara (pengkayaan hara) dari petak di atasnya melalui run off atau erosi . tanah dengankemiringan teratur kesatu jurusan dapat dipergunakan untuk percobaan dengan meletakkan setiaparahnya sejajar dengan arah kemiringan tanah . Namun diperlukan metode konservasi tanah untukmencegah terjadinya run off dan erosi ke petak percobaan dibawahnya .

1 . Uniformity trial dan pets kesuburan tanah

Untuk mengukur ketidak seragaman tanah dilakukan Uniformity trial (uji keseragaman) danmembuat peta kesuburan tanah. Uniformity trial dilakukan dengan menanami suatu luasan tanahyang mempunyai heterogenitas tinggi dengan teknik bercocok tanam menggunakan varietas danpemupukan yang sama. Pada saat akhir pertumbuhan tanaman, luasan tanah tersebut dibagi-bagike dalam petak-petak yang kecil sesuai dengan keseragaman pertumbuhan tanaman .

Petak-petak yang kecil itu dihubungkan menjadi petak yang lebih besar untuk memperoleh luaslahan seragam dengan ukuran tertentu. Data ini digunakan untuk mengetahui ukuran optimumpetak/ plot untuk suatu varietas tertentu.

Dalam membuat peta kesuburan tanah, hasil panen dari tiap plot dihitung dan dicari rata-ratanyadan nilai yangdiperoleh ditempatkan dalam titiktengah plot yang bersangkutan . Titik ini kemudiandihubungkan untuk membentuk suatu garis-garis kountur. Untuk mengetahui arah kesuburantanah, dapat dilakukan percobaan blanko (tanpa pemupukan) terlebih dahulu sebelum percobaansebenarnya dibuat . Cara-cara tersebut di atas biasanya dilakukan bila kita akan melakukanpercobaan dalam jangka panjang karena diperlukan waktu dan dana yang cukup besar.

2.Penerapan Rancangan Percobaan

Rancangan Acak Lengkap (Randomized Complete Design) sulit digunakan sebagai rancanganyang digunakan pada percobaan lapang, karena menghendaki kondisi lahan yang seragam untuksatu unit percobaan. Rancangan Acak Kelompok (Randomized Complete Block Design); PetakTerpisah (Split Plot Design), digunakan untuk penempatan kelompok atau ulangan . Sedangkanuntuk Rancangan Bujur Sangkar (Latin Square Design), bisa dipakai tempat-tempat yangmempunyai gradien kesuburan tanah dua arch . Peletakan kelompok(ulangan) dilakukan sedemikianrupa sehingga perbedaan keragaman tanah antarkelompok dibuat sekecil kecilnya, demikianjugsperbedaan antar petak-petak di dalam satu kelompok menjadi sekecil mungkin (se-Uniformmungkin).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

103

Page 104: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Disamping itu pengaturan petak-petak percobaan dilakukan secara seragam sehingga variasiantar petak-petak di dalam tiap kelompok menjadi kecil .

Ukuran dan bentukpetak

Ukuran dan bentuk petak percobaan dapat memperkecil pengaruh heterogenitas tanah . Misalnya,menggunakan petak yang relatif lebih Was untuk tempat-tempat yang mempunyai heterogenitastanah yang beragam di beberapa tempat . Penggunaan petak percobaan yang berbentuk bujursangkar diperlukan apabila pola kesuburan tanah dari tempat itu tidak diketahui .

Ulangandan Random

Untuk mencapai derajat ketelitian yang sama pada tanah heterogen diperlukan jumlah ulanganyang lebih banyak dari pada tanah yang homogen . Makin banyak ulangan hasil percobaan akansemakin teliti, tetapi pada saat yang sama penyelenggaraanya mungkin susah dan mahal. Olehkarena itu perlu dicari ketentuan minimum jumlah ulangan untuk suatu percobaan yang masihmemberikan hasil cukup teliti . Sebagai pegangan yang dapat dipakai untuk mendapat jumlahulangan yang baik adalah : (r-1) ( t -1) =15 dimana : r = banyaknya ulangan dan t = banyaknyaperlakuan (Kwanchai,1972) .

Random atau pengacakan dimaksudkan untuk menjaga agar perlakuan bebas dari bias ataumenurunkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan lingkungan percobaan. Pengacakanmenjamin setiap perlakuan akan memperoleh kesempatan yang sama untuk ditempatkan padasetiap satuan percobaan dan karenanya akan mempunyai kesempatan yang sama pula untukmemperoleh pengaruh yang adapads suatu petakpercobaan . Prinsip ini penting dalam perhitunganstatistik atau galat percobaan dan perbandingan rata-rata hasil . Sistem random untuktiap perlakuanpada tiap ulangan dapat digunakan daftar acak, undian, dan dengan program komputer (Irristat)

KESIMPULAN

1 . Heterogenitas tanah merupakan salah satu penyebab meningkatnya kesalahan penelitian dankesalahan dalam mengambil kesimpulan .

2 . Usaha-usaha mengatasi atau memperkecil heterogenitas tanah dapat dilakukan dengan cara:menentukan lokasi percobaan yang tepat berdasarkan posisi letak lahan dari jalan dan saluran,mempertimbangkan riwayat penggunaan tanah, keadaan petanaman sebelumnya, kemiringan tanah,pengacakan, menyesuaikan bentuk dan ukuran petak, dan memperbanyakjumlah ulangan .

3 . Untuk mengukur ketidak seragaman tanah, digunakan Uniformitytrial, membuat peta kesuburantanah.

104

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 105: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Yth . Ibu Dr. Diah Setyorini dan Ir. A . Kasno MS. yangtelah membantu mengoreksi tulisan ini sehingga menjadi lebih baik.

DAFTAR BACAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Kwanchai . A.Q danA. A . Gomes,1976, Statististical prosedure for agricultural research With emphasisonrice . The International Rice Research Insttute . Los Banos.Laguna, Philippines .

Kwanchai . A.Q 1972, Techniques for field exferiments . Withrice . International Rice Research Institut,Losbanos, Laguna, Philippines .

Sutjitno . 1986 . Pengantar Rancangan Percobaan Pertanian . Pusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan . Badan Litbang Pertanian.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

105

Page 106: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

APLIKASIANALISISRANCANGANACAKLENGKAPDALAMPENGOLAHANDATAHASILPENELITIAN PERCOBAANPAKAN

TERNAKPADAKAMBINGINDUK

M.E . YusnandarBalai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002

RINGKASAN

Kambing BKC merupakan hasil persilangan antara kambing kacang betina dengan kambingpejantan Boeryangmemiliki keunggulan genetik, kambing BKC memiliki bobot badan lebih baik dibanding kambing kacangsebelum dilakukan persilangan. Rancangan percobaan dilakukan dengan pemberian pakan ternak yangterbagidalam tigatahap yaitu tahap pertamaRumput Gajah adlibitum ditambah Konsentrat sebagai R,, tahap keduaR,ditambah Comin blok sebagai R 2 dan tahap ketiga R2 ditambah Probion I % sebagai R3 pada kambing induk ,selama percobaan dilakukan penimbangan seminggu sekah . Analisis data pertambahan berat badan harian(PBBHRN) setelah 10 minggu pemberian Rannum dilakukan analisa rancangan acak lengkap (RAL) denganmempergunakan Proc ANOVApada SAS dan dari hasil Analisis Keragaman (ANOVA) diperoleh Fw,,r sebesar1,35 (Fwems < F,.,,)dan korelasi determinan (R2 ) sebesar0,3105, sedangkan dari uj i beda dengan metoda Duncanmultirange test atas Rannum (R, , R2 dan R3 ) tidak berbeda nyata karena memiliki hurufyang sama yaitu `A' .

Rata Kunci : Kambing Induk, Ransum, Rancangan Acak Lengkap, SAS

PENDAHULUAN

Kambing kacang merupakan bangsa kambing lokal yang terdapat di Indonesia dengan bentuktubuh relatif kecil . Untuk meningkatkan potensi genetikyang lebih baik, maka dilakukan persilangandengan bangsa kambing lain yang memiliki tingkat keunggulan lebih baik sebagai ternak pedaging .

Salah satu kambing yang mempunyai kemampuan menghasilkan daging kambing yang cukuptinggi adalah kambing Boer, untuk dilakukan persilangan antara kambing kacang betina denganpejantan Boer, maka menghasilkan Kambing BKC yang telah menunjukkan keunggulan dibandingkambing kacang sebelum dilakukan persilangan dengan kambing pejantan Boer.

Bobot hidup kambingkacang sebagimana terlihat pada Tabel 1 hanya 13.2 kg, sedangkan kambingBKC mencapai bobot hidup sebesar 28.0 kg pada umur yang sama yaitu satu tahun.

Sumber : Laporan Tahunan 2001, Badan Litbang PertanianMakalah ini akan membahas masalah aplikasi analisis rancangan acak lengkap dalam pengolahan

data hasil penelitian percobaan pakan ternak pada kambing induk.

106

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 107: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tabel 1 . Keragaan Produksi dan Reproduksi Kambing Kacang dan Kambing

RANCANGAN PERCOBAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Rancangan percobaan dibagi dalam 3 tahap sebagai perlakuan atau faktor yaitu tahap pertamaadalah R1 yaitu Rumput Gajah ad libitum ditambah Konsentrat (PK 15%, Edd . 3500 kkal) ; tahap keduaadalah R2 yaitu Rl ditambah Comin blok, dan tahap ketiga adalah R3 yaitu R2 ditambah probion 1sebagai pakan ternak yang diberikan padaternak kambing induk BKC laktasi masing-masing sebanyak3(tiga) ekor untuk setiap tahap atau perlakuan .

Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui pengaruh ransum (R1 , R2 dan R3) terhadappertambahan berat badan harian setelah 10 minggu pemberian ransum .

PARAMETER YANG DIUJI DAN CARA PENGUMPULAN DATA

Parameter yang diuji yaitu pertambahan berat badan harian selama 10 minggu, dari mulai beratawal hingga minggu ke sepuluh, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan penimbangansecara periodik sebagaimana terlihat pada Tabel 2 berikut

Tabel 2 .

Penimbangan berat badan kambing induk yang diberi ransum R I , RZ dan R, .Keterangan

R I = Rumput Gajah adlibitum ditambah Konsentrat (PK 15%, Edd . 3500 kkal)

RZ = R I ditambah Comin block

R) = RZ ditambahprobion 1

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

107

Mlnggu Penimbengen Kambing Induk BKC LektaelPerla No . II 111 IV V VI - V9 VIII IX X XI PBB PBBWen nduk (Bet'r tiRN

ewe,)

R1 9720 23.00 23.30 23 .00 23.20 23 .60 24.00 24.50 24.60 24.60 24 .50 24.70 1 .70 0.02...... 9701... ..41 .00 . - 40.00 . . .99 .00 39.00 38.70 38.90 39.00 . ..39.00 39.20 39.10 39.00 (2 .00'. ........(0 .03). . . .... R1 . .. .. 9716 04.60 02.00 26.50 09 .00 30 .00 30.50 31 .00 31 .20 31 .30 31 .50 31 .50 (3 .30) (0 .05)Rate-rata 32.93 31 .77 30.17 30.40 30 .77 31 .13 31 .50 31 .60 31 .70 31 .70 31 .73 (1 .2) (0 .02)R2 9708 35.00 35.10 34.40 34 .70 35 .60 36.30 37.00 3730 37.40 37.70 37.50 2.50 0.04R2 971 4

_38.00 36.00 04.00 3400 3430

-34 60 35.20 05 .40 35.50- 35.50 35.60 (2 .40 . (0 .03)

R2 9711 09.20 09.10 29.00 06.20 26 .20 26.40 28.50 28.40 26.80 28.50 28.70 (0 .50 (0 .01)Rata-red a 34.07 33.40 02.47 32.30 32.70 33.17 33.57 33.70 33.83 33.90 33.93 -0 .13 0.0

... .. .

83 9702 20.00 00.10 20 .50 20.20 20 .40 20.70 21 .00 21 .110 01 .40 01.60 21 .50 1 .50 0.02 TR3 9707 41 .00 40.50 40 .00 40.20 40.90 41 .20 42.00 42.20 42.20 42.50 42.50 1 .50 0.02R3 9712 35.00 35.00 34.50 35.00 35.40 35.80 36.20 36.00 36.20 36.50 36.70 1 .70 0.02Rata-rate 32 .00 81 .87 31 .67 31 .6 32 .23 32.57 33.07 33 .1 . 33 .27 33.53 33.57 1 .57 . OA2"

Parameter KambingKacan

KambingBKC

Jumlah anak sekelahiran (ekor) 1 .70 1 .80Bobot lahir (kg) 1 .78 2 .42Bobot Sapih (kg) 7 .02 13.02Bobot hidup umur satu tahun 13 .20 2800(kg/ekor)Pertambahan bobot hidup harian 25-40 57-118

ekor

Page 108: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Perhitungan pertambahan berat badan harian yaitu berat badan minggu ke sepuluh dikurangiberat badan awal kemudian dibagijumlah hari . Data-data yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukanpemeriksaan sehingga data yang akan dianalisis cukup valid .

Rancangan acak lengkap dengan kehomogenan ragam satuan percobaan merupakan suaturancangan yang sangat sederhana yaitu dengan satu faktor atau satu perlakuan (Budi Susetyo danAunuddin, 1992 dalam Yusnandar, 2002) . Model dari rancangan acak lengkap adalah : Yij = p +Ti + fjidimana

Y3 =Repons pengamatan individu yang memperoleh perlakuan ke- i ulangan ke j

It

= Nilai tengahTi = Pengaruh perlakuan ke i

f ij =

Sisaan dengan : i = 1,3

Dalam melakukan analisis data agar lebih efisien dapat dilakukan dengan paket program statistikseperti SAS, SPSS, atau MSUSTAT. Data-data yang akan dianalisis dengan paket program statistikperlu penyesuaian format data yang compatible dengan program statistik .

Untuk penyelesaian Analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada data yang tertera pada Tabel2 yaitu dengan mempergunakan Proc ANOVA pada paket program SAS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penimbangan ternak dilakukan setiap minggu, penimbangan minggu pertama sebagai berat badanawal yaitu dilakukan sebelum pemberian ransum dari ketiga perlakuan dan dari hasil penimbanganterjadi penurunan satu minggu setelah pemberian ransum R1, R2 dan R3, namun setelah 2 minggupemberian ransum cenderung mengalami kenaikan berat badan hingga minggu ke 10 .

Pengaruh ransum R1 terhadap pertumbuhan berat badan temak kambing induk mengalamipenurunan berat badan ternak antara -2 sampai -3,4 kg, sedangkan pengaruh ransum R2 mengalamipengurangan penurunan berat badan antara -0,5 sampai -2,4 kg, sedangkan pengaruh ransum R3mengalami kenaikan berat badan ternak secara meratayaitu antara 1,5 -1,7 kg seperti bagaimanayangterlihat pada gambar 2 .

Untuk mengetahui pertumbuhan berat badan temak kambing induk selama percobaan yang diberiransum R1 , R2 dan R3 pada minggu ke 3 untuk semua perlakuan mengalami penurunan berat badantetapi pada minggu ke 6 sampai minggu ke 10 terjadi penambahan bobot badan sebagimana terlihatpada gambar 3 .

108

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 109: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

4.00 x---

2.00

(2.00)

(4.00)

Gambar 2 . Pertambahan Berat Badan selama 10 minggu pada masing-masing ternak

Cl7

m

dm

35.00 F---34.0033.0032.0031.0030.0029.00

--# - R 1 --E-- R2

R3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Minggu ke

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Gambar 3 .Rata-rata pertambahan berat badan selama 10 Minggu pada masing-masing perlakuan

Dari hasil analisis Rancangan Acak Lengkap menunjukkan bahwa hubungan Ransum yang terdiridari R 1 , R2 dan R3 terhadap pertambahan berat badan harian ternyata tidak berbeda nyata yaitudiperoleh Fhitung sebesar 1,35 dengan korelasi determinan (R2) sebesar 0,3105 (31,05%) pada tingkata = 0,05 dengan probalitas 0,32 . Sedangkan dari uji beda dengan metoda Duncan multi range testantara R 1 , R2 , dan R3 tidak berbeda nyata, pada Duncant grouping dinyatakan dengan hurufyangsama (A) dari masing-masing ransum (R 1 , R2 dan R3) .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

109

Page 110: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

KESIMPULAN

Analisis Rancangan Acak Lengkap dapat dipergunakan untuk analisa data dengan satu perlakuanatau satu faktor pada suatu penelitian percobaan . Pengaruh ransum R1 , dan R2, masing-masing duaekor ternak cenderung menurun, sedangkan pada perlakuan R3 terjadi pertambahan berat badankurang dari 3 kg selama 10 minggu .

Pakan ternak yang diberikan pada kambing induk selama percobaan dengan porsi rumput gajahad libitum ditambah konsentrat(PK15%, edd. 3500 kkal)sebagai perlakuan R1 mengalami penurunanberat badan yang cukup significant bila dibandingkan pada ransum (R2) dengan porsi rumput gajahad libitum ditambah konsentrat PK 15%, edd . 3500 kkal ditambah Comin Block, tetapi apabila ditambahprobion 1% pengaruh terhadap pertambahan berat bada ternak cukup positif,

Hasil analisis Rancangan Acak Lengkap tidak berbeda nyata atas pemberian ransum R1 , R2 danR3 terhadap pertambahan berat badan harian, diperoleh Fhitung sebesar 1,35 sedangkan Ftabelsebesar 5,99 (Fhitung < Ftabel). Sebaiknyajumlah N atau ternak percobaan tidak kurang dari empatatau lima ekor per perlakuan yang diambil secara random .

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak In Muchji Martawijaya,MSyang telah memberi izin untuk menggunakan data-datanya sebagai bahan tulisan ini serta saran -sarannya .

DAFTAR BACAAN

2002 . Laporan Tahunan 2001, Badan Litbang PertanianAnonymous, 1996 . SAS/STAT, for windows ver 12.6.Yusnandar,ME, 2002, Aplikasi Rancangan Acak Lengkap/Kelompok dan Analisis Faktorial dengan

Paket Program Statistik dalamAnalisis Data Hasil Penelitian . Warta Informatika Pertanian, BadanLitbang Pertanian . Volume 11 tahun 2002 .

11 0

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 111: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KADARHARAMAKROBERBAGAI JENIS LIMBAH TANAMANSELAPADAPOLATANAM KELAPA

Ruskandi dan Odih SetiawanLoka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan

Jl . Raya Pakuwon km.2 Parungkuda, Sukabumi 43357

Peningkatan produktivitas pada tanaman dapat diusahakan dengan pengolahan tanah yang baik, pemupukan,dan pemeliharaan tanaman . Pemupukan tanaman sering terhambat oleh mahalnya harga pupuk buatan danketersediaannya sering tidak ada. Salah satu alternatif yang dapat mensubsitusi penggunaan pupuk buatanadalah pemanfaatan sisatanaman atau limbah di sekitar kebun . Hasil analisa labolatorium menunjukkan bahaadari ke delapan limbah tanaman (padi, jagung, kacang tanah, pisang, sabut kelapa muda, rerumputan, daunglericidia, dan lamtoro), untukkadarnitrogen ada tiga Iimbah yang mempunyai persentasediatas satu yaitu daunglericidia, kacang tanah, dan lamtoro (2.36%, 2.33%, dan 1 .43%). Untuk kadar posfat ada tiga limbah tanamanyang mempunyai persentase diatas 0.2% yaitu limbah padi, jagung dan daun glericidia (0.50%, 0.29°/., dan0.21%) . Sedangkan untuk unsur Kalium dari delapan limbah ada tujuh limbah yang mempunyai persentasediatas satu persen dan ada dua limbah yang mempunyai persentase diatas dua yaitu limbah pisang dan daunglericidia (3.05% dan 2.53%). Nilai tersebut apabila disetarakan dengan pupuk urea satu kg memerlukan daunglericidia sebanyak 19.49 kg, limbah kacang tanah 19.74 kg, dan limbah lamtoro 32.17 kg. Untuk pupuk SP36satu kg memerlukan limbah padi 72 kg, limbah jagung 124 kg, dan daun limbah daun glericidia 171.43 kg .Sedangkan untuk pupuk Kalium setara satu kg memerlukan limbah pisang sebanyak 19.67 kg dan daunglericidia sebanyak 23 .72 kg.

Kata kuncl : Kadar hara, pola tanam kelapa.

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman dengan pemupukan sering terhambat olehmahalnya harga pupuk buatan dan ketersediaannya yang sering tidak ada. Karena itu salah satusolusi untuk mencari pupuk alternatifyang dapat mensubstitusi penggunaan pupuk buatan denganharga yang murah dan mudah diperoleh petani adalah memanfaatkan sisa tanaman (limbah)disekitar kebun. Tanaman padi, jagung, kacang tanah, dan pisang merupakan tanaman sela yangcukup prospektif di antara tanaman kelapa

selain produksinya limbah-limbah tanaman selatersebut apabila dibiarkan banyak menimbulkan kerugian seperti kebunjadi kotortempat bersarangnyahama dan penyakit (Baringbing, 1993) sementara itu apabila dimanfaatkan dengan baik banyakkegunaannya .

Sisa tanaman (limbah) baik jerami padi, jagung, kacang tanah, maupun pupuk hijau merupakanbahan organik tanah . Penggunaan sisa tanaman mudah dilaksanakan dan cukup menguntungkankarena tersedia di bahan petani, namun tidak sedikit petani yang belum melakukannya, karena kurangmemahami manfaat dan kegunaan dari limbah tanaman serta cara mengolahnya .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

111

Page 112: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Menurut Takahashi, (1985) dengan pengembalian sisa panen (bahan organik) ke tanah dapatmemperlambat kemiskinan hara (K clan Si) clan mengurangi hama penyakit. Penelitian Rifin, (1991)limbah dapat menaikan hasil jagung, meningkatkan air tanah, clan memperkecil perbedaan antaratemperatur maksimum tanah dengan temperatur minimumtanah. Serta dengan mengembalikan limbahseluruhnya atau 100% setara dengan 5 ton tiap ha dapatmeningkatkan hasiljagung 26% dibandingkantanpa limbah . (Widati dkk, 2000) mengemukakan dengan pemberianjerami nyata meningkatkankadar C-organik, K-dd, clan KTK tanah berturut-turut sebesar 13.2%, 28.6%, clan 15.3% . SedangkanAdiningsih, (1992) dengan memakai 5 ton jerami tiap ha dapat meningkatkan efisiensi pemupukan N,P, clan K, serta Penelitian Muhajir clan Maramis, (1986) dengan pemberian 4 ton tiap ha jerami dapatmeningkatkan hasiljagung 1 ton tiap ha. Keunggulan lainnya dalam menggunakan sebagian limbahtanaman sebagai pupuk organik adalah : perannya di dalam memperbaiki struktur (sifat fisika tanah)pada lahan (marginal) sehingga mampu memberikan daya dukung yang lebih baik bagi pertumbuhanclan perkembangan tanaman .

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kadar hara makroNitrogen, Posfat, clanKaliumberbagai limbah tanaman sela pada pola tanam kelapa yang setara dengan pupuk anorganik seberat 1kg.

BAHAN DAN CARA

Untuk mengetahui kadar hara makro (N, P, clan K) pada berbagai jenis limbah tanaman dilakukandengan pengambilan sampel limbah tanaman yang berasal dari Instalasi Loka Penelitian TanamanSela Perkebunan Pakuwon, Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat, sebanyakdelapanjenis limbah tanamanyaitu: (1) padi (jerami), (2)jagung, (3) kacangtanah, (4) pisang, (5) sabut kelapamuda, (6) retvtnputan,(7) daun glericidia, clan (8) lamtoro . Alat yang dipakai sabit, golok, timbangan, clan kantong plastik .Sabit digunakan untuk pembabadan sisa tanaman yang masih di kebun, golok untuk mencacah limbahtanaman, timbangan digunakan untuk menimbang hasil cacahan limbah tanaman, clan kantong plastiksebagai tempat hasil pemotongan limbah yang siap di kirim ke Laboratorium . Analisadilaksanakan diLaboratorium Pusat Penelitian clan Pengembangan Tanah danAgroklimat Jl . H. Juanda 98 Bogor, JawaBarat dari bulan Agustus sampai dengan September 2002 .

Bahan limbah tanaman padi clanjagung diambil 20 cm dari atas tanah, untuk tanaman padi yangdigunakan adalah batang, daun, clan malai kosong sedang untuk limbah jagung adalah batang, daun,clan bunga, selanjutnya untuk kacang tanah diambil dari seluruh bagian yaitu akar, batang, clan daun,rerumputan diambil dari bermacam-macam rumput yang ada di sekitar kebun, limbah tanaman pisangyang digunakan terdiri atas daun, batang, clan pelepah, sabut kelapa diambil dari sisa kelapa much,serta dawn glericidia clan daun lamtoro yang diambil daunnya dari ranting dengan diameter kuranglebih 6 cm yang masih lunak dengan panjang kurang lebih 40 cm. Seluruh limbah tanaman yangbertumpuk di cacah kurang lebih sepanjang 5 cm. Selanjutnyacontob masing-masing jenis fmbah ditimbang seberat 1 kg, clikemas dalam kantong plastik untuk dianalisa di laboratorium .

112

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 113: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Adapun unsur-unsur makro kimia yang dianalisis meliputi : Nitrogen (N), Posfat (P), dan Kalium(K) . dari 8jenis limbah tanaman yang diuji .

Hasil analisa laboratorium terdapat kadar hara makro N, P, dan K dari ke delapan jenis limbahtanaman padi, jagung, kacang tanah, pisang, sabut kelapa muda, rerumputan, daun glericidia, danlamtoro disajikan dalam Tabel l .

Tabel 1 . Kadar haramakro N, P, dan K limbah tanaman padi, jagung, kacangtanah, pisang, sabutkelapa muda, rerumputan, daun glericidia, dan lamtoro

Keterangan: Hasil Analisis Laboratorium Puslittanak Bogor tahun 2002.

Unsur utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan produksi menurut Cahyono,(1995) yaitu Nitrogen (N), Posfat (P), dan Kalium (K). Hasil analisa Laboratorium dari ke delapanlimbah tanaman unsurharaNitrogen (N) diketahui adatiga limbah yang mempunyai persentase diatassatu, berturut-turut daun glericidia, limbah kacang tanah, dan limbah lamtoro yaitu 2.36%, 2.33%, dan1.43%. Dari data tersebut jika disetarakan dengan pupuk urea satu kg, memerlukan daun glericidiasebanyak 19.49 kg, limbah tanaman kacang tanah 19.74 kg, dan limbah lamtoro sebanyak 32.17 kg(Tabel 2). Sedangkan lima limbah tanaman di bawah 1% yaitu antara0.58-0.92%, adalah limbah sabutkelapa, limbah padi, rerumputan, limbah pisang, dan limbah tanamanjagung.

Nitrogen berfungsi mempercepat pertumbuhan vegetatif pada tanaman yang masih muda,membentukklorofil (hijau daun), meningkatkan kadar protein dalam buah, meningkatkan kadar vita-min, dan membentuk enzim-enzim dan zat asam amino.

Unsur hara posfat (P) diketahui ada tiga limbah tanaman yang mempunyai persentase di atas 0.2,adalah limbah tanaman padi, limbah jagung, dan daun glericidia berturut-turut 0.50%, 0.29%, dan0.21% . Nilai tersebut apabila disetarakan dengan pupuk SP36 dengan berat 1 kg, memerlukan limbahpadi sebanyak 72 kg, limbahjagung 124 kg, dan daun glericidia 171.43 kg(Tabel 2). Sedangkan limalimbah tanaman dari ke delapan limbah yang dianalisa unsur P di bawah 0.2%, yaitu antara 0.070/&-0 . 16%, adalah rerumputan, sabut kelapa, limbah lamtoro, limbah pisang, dan limbah kacang tanah.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

11 3

Limbah tanaman Nitrogen (%) Posfat (%) Kalium (%)

Padi Oerami) 0.82 0.50 1.63Jagung 0.92 0.29 1.39Kc.tanah 2.33 0.16 1.10Pisang 0.88 0.12 3.05Sabut kelapa muda 0.58 0.08 1.41Rerumputan 0.84 0.07 0.64Daun glericidia 2.36 0.21 2.53Lamtoro 1.43 0.10 1 .39

Page 114: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Posfat dibutuhkan tanaman untuk merangsang pembentukan dan pertumbuhan akar tanaman .Akar tanaman yang baik akan dapat menyerap unsur hara lebih banyak sehingga tanaman berdirikokoh, disamping itu tanamanjuga akan cepat berbunga sekaligus buah . Zat-zat posfatjugs diperlukantanaman untuk pembentukan protein dan enzim. Selain itu zat posfat juga diperlukan untuk prosesmetabolisme yang menghasilkan energi panas .

Unsur Kalium (K) dari ke delapan limbah yang dianalisa ada tujuh limbah yang mempunyaipersentase diatas satu dan ada dua limbah yang mempunyai persentase diatas dua yaitu limbahpisang 3 .05% dan daun glericidia 2.53%, jika disetarakan dengan berat pupuk KCl 1 kg diketahuimemerlukan limbah pisang sebayak 19.67 kgdandaun glericidiasebanyak23.72 kg(Tabel2). Sedangkanunsur K hasil analisa dari ke delapan limbah tanaman yang terendah yaitu rerumputan 0.64% .

Kalium berfungsi mengurangi efek negatifdari pemupukan nitrogen, memperkuat batangtanaman,meningkatkan pembentukan hijau daun dan pembentukan karbohidrat pada buah, meningkatkankualitas buah, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit, pembentukan bunga/buah, dandapat mengatur keseimbangan pupuk nitrogen dan posfat.

Tabel2 . Limbah tanaman padi, jagung,

kacang tanah, pisang, sabut kelapa, rerumputan,daun glericidia, dan lamtoro setara dengan

berat pupuk anorganik 1 kg

Dari ke delapan unsur N, P, K yang mempunyai persentase tinggi dan jika disetarakan dengankandungan unsur urea, SP 36, dan KCI, ini akan mengurangi kebutunhan limbah yang diberikan padatanaman untuk pertumbuhan dan produksi.

Menurut Cahyono (1995), pupuk organik kandungan nitrogennya adalah sekitar 0.3%-0.6%,kandungan posfatnya sekitar 0.1%-0.3%, dan kandungan kaliumnya 0.3%-0.5%. Sedangkan hasilanalisa ke delapan limbah tanaman untuk nitrogen sekitar 0.58%-2.36%, kadungan posfat sekitar0.07%-0.50%, dan kandungan kalium sekitar 0.64%-3.05% . Dengan demikian hasil analisa tahun 2002ke delapan limbah tanaman tersebut lebih tinggi dari hasil analisa Cahyono 1995, ini dimungkinkankarena organik yang dianalisa tidak sama .

114

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Lim tanaman Urea 46% 36%(Ica)

K 60%(Ic a)

Pa 56.10 72.00 36.81Jagung 50.00 124.14 43.17Kacang tanah 19 .74 225.00 54.55Pisang 52.27 300.00 19.67Sabut kelapa muda 79.31 450.00 42.55Rerumputan 54.76 514.29 93.75Daun glericidia 19 .49 171 .43 23.72Lamtoro 32.17 360.00 43.17

Page 115: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KESIMPULAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Unsur hara tertinggi dari ke delapan limbah tanaman sela pada polatanam kelapa untuk Nitrogendiatas 1 % adalah daun glericidia, limbah kacang tanah, dan limbah lamtoro . Unsur Posfat di atas 0.2%adalah berasal dari limbah tanaman padi, limbah tanaman jagung, dan daun glericidia . Unsur Kaliumtiga limbah tanaman tertinggi adalah limbah tanaman pisang, daun glericidia, dan limbah tanamanpadi .

Kebutuhan limbah tanaman setara dengan 1 kg pupuk anorganik yang terendah untuk pupukUrea yaitu daun glericidia sebanyak 19.49 kg, untuk pupuk SP36 yaitu limbah padi sebanyak 72 kg,dan pupuk KCI yaitu limbah tanaman pisang sebanyak 19.67 kg . Dengan demikian keuntunganmenggunakan unsur tertinggi akan berpengaruh pada penghematan biaya, tenaga kerja, dan jumlahlimbah yang diperlukan .

Saran-saranUntuk meningkatkan unsur hara dari sisa tanaman baik nitrogen, posfat, dan kalium diharapkan

ada alternatiflain yang bisa dipakai misalnya dengan melakukan pengomposan terlebih dahulu sebelumdigunakan, seperti pengomposan dengan menggunakan EM 4.

DAFTAR BACAAN

Adiningsih . J.S,1992 . Peranan efisiensi penggunaan pupuk untuk melestarikan swasembada pangan .Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama . Pusat Penelitian Tanah danAgroklimat. Bogor.

Baringbing. WA, 1993.

Hama kumbang

kelapa

Oryctes

rhinoceros

Linnaeus dan carapengendaliannya. Kumpulan Makalah Seminar Ilmiah 1993 . ha1102-109 . Loka PenelitianPolatanam KelapaPakuwon,1993 .

Cahyono . B,1995. Pisang. Budidaya dan analisis usahatani . Penerbit Kanisius, Yogyakarta 88 hlm .Muhajir dan Maramis, 1986 . Pengaruh N, P, K dan mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil jagung

pada lahan tadah hujan . Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan . Balai Penelitian TanamanPangan, Bogor. Vol 2.17-18 Desember 1986 .

Rifin A,1991 . Pengelolaan jerami padi terhadap keadaan air tanah, temperatur tanah, dan hasiljagung. Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan, Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor2:306-312

Takahashi, 1985 . Natural suply ofnutriens in relation to plant requiment. P 271-293 . In The mineralnutrition ofthe Rice plant IRRI

Widati . S, E. Santosa, dan T. Prihatini, 2000. Pengaruh inokulan pada berbagai carapemberianjerami terhadap sifat kimia tanah dan hasil padi sawah. hal 13-22 dalam ProsidingSeminar Nasional Reorientasi pendayagunaan sumberdaya tanah, iklim, dan pupuk. Cipayung31 Oktober - 2 Nopember 2000 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.Bogor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

11 5

Page 116: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

ANALISIS KADARSARIAIRDAUNKUMISKUCING (OrthosiphonSYamineus) DENGANPERBEDAANKEHALUSAN

May SukmasariBalai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor

RINGKASAN

Kumis kucing(Orthosiphon Stamineus) termasuk salah satu suku Laminaceae (Labiatea) yang telah dieksporsejak Perang Dunia ke-11 . Simplisia daun kumis kucing telah mendapat kedudukan yang kuat dalam duniapengobatan modern . Daun kumis kucingtelah diketahui khasiatnyasebagai obat tradisional diantaranyasebagaiobat batu ginjal, rematik dan kandungkemih. Pada umumnyadaun kumis kucingdiperdagangkan ke luarnegeridalam bentuk daun kering. Mutu daun kumis kucing dinyatakan dengan beberapa parameter diantaranya kadarsari dalam air. Besamya kadar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranyaukuran kehalusan . Tujuan daripercobaan ini iaah untuk mengetahui tingkat kehalusan yang optimal dalampenentuan kadar sari . Metode yangdigunakan adalah metode Russian Federation Pharmacopoeia X!. Bahan yang digunakan adalah daun kumiskucingkering yangtelah dihaluskan dengan ukuran yang berbeda-beda. Hasil analisis menunjukkan bahwadaunkering dengan kehalusan paling besar yaitu 100 mesh mempunyai kadar sari paling tinggi sebesar 23,46 %.Berdasarkan hasil analisis tersebutmaka ukuran kehalusan daun kering berpengaruh terhadap kadar sari . Dengandemikian daun yang mempunyai ukuran kehalusan paling besar mempunyai komponen yang terlarut dalam airlebih banyak.

Kata kunci : Orthosiphon Stamineus, kehalusan, kadar sari.

PENDAHULUAN

Kumis kucing termasuk salah satu dari suku Laminaceae (Labiatea) yang telah diekspor sejakPerang Dunia ke-II . Simplisia daun kumis kucing ini telah mendapat kedudukan yang kuat dalamduniapengobatan modem, antara lain telahdicantumkan secara resmi pada buku Farmakope Indone-sia dan beberapa negara Eropa Barat. Tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus) merupakantanaman yang umum terdapat di Jawa dan Sumatera, tetapi terdapat juga di negara lain misalnyanegara Asia Tenggara lainnya, Australia dan Afrika ( A. P Dharma,1985) . Di Indonesia tanaman initumbuh disepanjang sungai (Heyne,1987) . Pada umumnya daun kumis kucing yang diperdagangkanke luar negeri berbentuk daun kering. Proses pengeringan daun kumis kucing di Indonesia masihmenggunakan sinar matahari, kanung-kadang proses pengeringan kurang baik sehingga kadar airmasih tinggi yang menyebabkan tumbuhnyajamur(Pohan et al ., 1999) . Untuk memperolehmutu daunyang baik, daun yang telah dipetik dianginkan dahulu di tempat yang teduh, setelah daun layu laludijemur dipanas matahari atau dioven pada suhu 45°C-50°C sehingga diperoleh produksi dengankualitas yang baik (Rusli dan Nasution,1979).

Ada tiga varietas tanaman kumis kucing, yaitu satu varietas berbunga ungu dan dua varietasberbunga putih . Varietas yang berbunga ungu merupakan tanaman dengan batang dan daun yang

116

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 117: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

berwarna ungu sedangkan varietas berbunga putih mempunyai batang, tangkai, daun, urat daunberwarna merah yang merupakan varietas berproduksi tinggi dan memiliki mutu yang baik (Rusli danNasution, 1979). Daun kumis kucing mengandung garam kalium yang relatif tinggi (0,7 %-5,5 %),glikosida orthosipon, saponin dan minyak atsiri . Selain diekspor , komoditi ini digunakan juga didalam negeri pada industri obat tradisional . Daunnya berkhasiat sebagai diuretikum (memperlancarair kemih) (Januwati et al ., 1989) . Daun kumis kucing sudah dikenal sebagai obat kencing (tidakberbahaya bagi ginjal), obat ginjal misal batu ginjal atau fosfatdalam air kencing (A.P Dharma,1985).Selain itujugs digunakan untuk radang kandung kemih dan rematik (LPTI,1974 dan Depkes,1972) .Daun kumis kucing yang diperdagangkan harus memenuhi syarat standar mutu. Standar mutu daunkumis kucing menurut Departemen kesehatan R.I . 1972 dapat dilihat pada Tabel 1 .

Tabel 1 . Standar Mutu Daun Kumis Kucing

Keterangan : b/b = berat/berat

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sedangkan menurut ISO-1575-1987 kadar abu maksimal 12 %, kadar air berdasarkan keringovenpada suhu 105°C maksimal 14 % dan kadar sari menurut Russian Federation Pharmacopoeia XIminimal 22 %.

Dalam penggunaannya sebagai obat biasanya simplisia daun kumis kucing diseduh atau diekstrakdengan air. Proses ekstraksi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kehalusan bahan .Dalam percobaan ini dilakukan ekstraksi bahan dengan berbagai tingkat kehalusan .

BAHAN DAN METODE

Daun kumis kucing yang digunakan dalam analisis ini adalah daun kering yang berasal daripasaran . Analisis dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hasil, Balai Penelitian Tanaman Rempah danObat Bogor pada bulan Januari tahun 2003 . Contoh yang digunakan adalah daun kering yang telahdihaluskan dengan ukuran yang berbeda-beds yaitu 40, 60, 80 dan 100 mesh .

Alat yang digunakan antara lain adalah labu ukur 100 ml, hot plate, penangas air, shaker, kertassaring kasar, pipet gondok 25 ml, pinggan penguapan, oven, eksikatordan neraca analitik . Sedangkanpelarut yang digunakan adalah air suling . Metode yang digunakan adalah metode Russian Federa-tion Pharmacopoeia XI.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

117

Karakteristik Syarat (% b/b)Kadarair, maks 13Kadar abu, maks 8Kadar sari, min i 30

Page 118: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PROSEDUR KERJA

Contoh ditimbang sebanyak f 2 gram kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, ditambahkanair suling t 1/3 volume labu ukur clan dikocok dengan menggunakan shaker selama 2 jam . Kemudiandipanaskan dalam penangas air selama 2 jam clan didiamkan selama 24 jam . Ekstrak disaring clanfiltratnya dipipet sebanyak 25 ml ke dalam pinggan penguapan . Selanjutnya dipanaskan dalam ovenpads suhu 105*C selama 4jam . Kemudian didinginkan dalam eksikator clan setelah dingin ditimbangsampai bobot tetap. Penetapan kadar sari air contoh dilakukan dengan dua kali ulangan.

Perhitungan :

X=(B-A) . fp . 100C

X = Kadar ekstrak, dinyatakan dalam persen .A = Bobot tetap pinggan penguapan kosong.B = Bobot tetap pinggan penguapan + contoh .fp = Faktor pengenceran .C = Bobot contoh berdasarkan bobot kering air.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis diperoleh kadar sari masing-masing contoh sebesarA= 21,21 %; B = 21,60 %,C = 21,84 % clan D = 23,46 %. Dapat dilihat bahwa contoh dengan kehalusan 100 mesh mempunyainilai paling tinggi yaitu sebesar 23,46 %. Dapat dilihat bahwa kadar sari air semakin tinggi dalamcontoh yang mempunyai kehalusan paling besar. Dengan demikian contoh dengan kehalusan 100mesh merupakan contoh terbaik yang mempunyai kadar sari paling tinggi, komponen yang terlarutdalam air lebih banyak, ini mungkin disebabkan karena luas permukaan dari contoh tersebut lebihbesar, sehingga mempermudah keluarnya komponen-komponenyang mudah larut dalam air.

Tabel 2 . Hasil analisis Analisis Sari daun Kumis Kucing

Keterangan : * = Rata-rata dari dua kali ulangan

11 8

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Kode Contoh UkuranKehalusan(mesh)

Kadar Sari AirBobot Kering)*

A 40 21,21B 60 21,60C 80 21,84D too 23,46

Page 119: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR BACAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Menurut standar Departemen Kesehatan R . I tahun 1972 daun kumis kucing yang baik mengandung30% kadar sari sedangkan menurut standar Russian Federation Pharmacopoeia X1 minimum 22%.Dari hasil analisis, daun kumis kucing kering dengan kehalusan paling besar mempunyai kadar sariyang sesuai dengan standar Russian Federation Pharmacopoeia XI.

Kadarsari air dari daun kumis kucing kering dengan kehalusan 100 mesh mempunyai nilai palingtinggi yaitu sebesar 23,46 %. Berdasarkan hasil tersebut maka daun kering dengan kehalusan lebihbesarmempunyai mutu lebih baik . Daun kumis kucing komponen yang terlarut dalam air lebih banyaksehingga dapat diseduh sebagai teh .

Dari hasil analisis, sebaiknya daun kumis kucing kering yang digunakan sebagai seduhan tehadalah contoh yang mempunyai kehalusan 100 mesh .

A . P Dharma, D. R. 1985 . Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Balai Pustaka. Cetakan I . Jakarta . 196 .Departemen Kesehatan. 1972 . Farmakope Indonesia. Edisi II . Departemen Kesehatan Republik Indo-

nesia. 436.Heyne, K. 1987 . Tumbuhan Berguna Indonesia . Jilid III . Badan Litbang Kehutanan. Departemen

Kehutanan . Jakarta .Januwati, M; Sudiarto dan Emmyzar. 1989 . Kumis Kucing, Pule Pundak dan Touki . Edisi Khusus

Penelitian Tanaman Rempah . Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat . Bogor. 5 (I); 24-31 .LPTI. 1974 . Pedoman Bercocok Tanam Kumis Kucing, Tempuyung. Lembaga Penelitian Tanaman

Industri . Bogor. CircularNo . 3.1-9 .Pohan, H. Guring ; Endah Djubaedah dan M. Noerdin N.K.1999. Pengaruh Pelayuan dan Penggulungan

Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus benth) . Warta IHP. Balai Besar Penelitian DanPengembangan Industri Hasil Pertanian. Bogor. 16, (l-2) ; 31-36 .

Rusli, S dan Z. Nasution . 1979 . Penentuan Mutu Kandungan Kalium dan Saponin Daun KumisKucing. Pemberitaan LPTI No. 33 . Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat . Bogor. 9-15 .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

119

Page 120: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

ANALISISKANDUNGANVFADANLCFADENGANMENGGUNAKANALATGASKROMATOGRAFI

Endang NugrahaBalai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor

RINGKASAN

Lemak adalah segolongan zat-zat yang tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam kloroform, eter danbenzena. Lemak memiliki kegunaan penting antara lain sebagai pemasok energi, memperlambat pengosonganlambung, bantalan organ-organ tubuh dan sebagai penyediaasam lemak . VFA (Volatile FattyAcid ) adalah asamasam lemak yang mempunyai ikatan rantai karbon pendek yang merupakan hasil proses pencernaan, khususnyapencernaan karbohidrat, setelah difermentasikan oleh mikrobarumen menjadi asam-asam lemak mudah terbang(VFA). Dan terdiri dari enam komponen utama yaitu asam asetat,asam propionat, asam iso butirat, asam n-butirat, asam iso valerat dan asam n- valerat. LCFA (Long Chain Fatty Acid ) adalah asam-asam lemak yangmempunyai ikatan rantai karbon panjang dan terdiri dari asam lemakjenuh dan asam lemak tidakjenuh . Asamlemak tidakjenuh mempunyai ikatan rangkap pada atom karbonnya. Beberapa komponen yangterdapat dalamminyak ikan antara lain asam miristat, asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, asam eikosenoat, asam stearidonat,asam erukat, asam pentanoat,asam eikosa pentanoat dan lain-lain . Metode VFA pada alat gas kromatografimenggunakan teknik suhu isothermal.Berbeda dengan metode lainnya, yakni menggunakan teknik suhu gradient.Pada makalah ini penulis lebih menekankan padametode yang yang dipakai untuk analisis kandungan VFA danLCFA dengan menggunakan alat gas kromatografi . .Kata kunci : Lemak, VFA, LCFA, Gas kromatografr

PENDAHULUAN

Gas kromatografi merupakan suatu teknis analisis pemisahan komponen zat berdasarkan partisidan absorpsi (kelarutan) zat tersebut pada dua fase yang berbeda . Fase yang pertama adalah fasepadat (stationary phase) dan fase yang kedua adalah fase gerak(moving phase) . Dari hasil partisi dartabsorpsi (kelarutan )zat tersebut dihasilkan beberapa komponen zat hasil pemisahan yang bisaditentukan kandungan komposisi masing masing. Dengan alat gas kromatografi kandungan asamlemak mudah terbang (Volatile FattyAcid = VFA) dan asam lemak rantai panjang (LongChain FattyAcid = LCFA) bisa di analisis, berdasarkan proses dan metode apa yang harus ditetapkan dandilakukan pada contoh zat agar didapatkan hasil analisis yang optimal dan teliti .

Sebagai fase diam pada alat gas kromatografi adalah kolom, sedangkan fase geraknya adalah gas .Kolom berfungsi sebagaijantung pada analisis gas kromatografi . Apabila kolomnya berupa padatanbiasa disebut dengan istilah Gas SolidChromatograpi (GSC) sedangkan apabila fase diamnya berupa

120

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 121: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

larutan disebut Gas Liquid Chromatograpi (GLC) . Ada beberapajenis kolom yang biasa digunakandiantaranya kolom tembaga, kolom alumunium, kolom baja, kolom gelas dan yang paling mutakhirkolom kapiler. Kolom padat bisa berisi antara lain silika gel, molekul halus dan arang batubara danbentuknya bisa berbentuk kolom U, kolomW atau kolom spiral (Grob,1977). Pada kolom kapiler berisibahan larutan inert yang tidak bereaksi baik dengan contoh, pelarut, maupun gas yang digunakan .Pada GLC suhu yang digunakan tidak lebih tinggi dari 400° C, oleh karena itu perlu diperhatikanpenggunaan suhu sewaktu analisis digunakan . Suhu pada oven harus lebih rendah dari suhu injektoruntuk mencegah adanya kondensasi .

Dalam analisis gas kromatografi ada dua sistem yang dipakai yaitu sistem isothermal dan sistemgradient . Gas kromatografi bisa digunakan untuk analisis bahan gas, bahan larutan dan bahan padatan(Nair dkk,1967) . Diantaranya digunakan untuk analisis asam lemak mudah terbang (VFA) dan analisisasam lemak rantai panjang (LCFA). Pada kromatogram terlihat hasil pembacaan asam lemak mudahterbang (VFA) dan asam lemak rantai panjang (LCFA) . Pada VFAtampilan puncaknya lebih sedikit,tetapi tampilan pada LCFA lebih banyak . Hal ini dimungkinkan karena sistem programing yang dipakai berbeda yakni isothermal dan gradient. Mekanisme kerja dari gas kromatografi, larutan contohyang diinjeksikan didorong gas pembawa masuk ke dalam kolom. Di dalam kolom terjadi pemisahankomponen yang selanjutnya dengan adanya pembakaran oleh gas hidrogen dan oksigen terbentukion-ion. Ion-ion akan terkumpul dalam satu kolektor ion dan menghasilkan signal-signal listrik . Denganadanya amplifier dan amperemeter signal-signal tersebut ditransfer ke detektor dan diteruskan masukke integrator. Signal-signal itu diubah ke dalam suatu bentuk pembacaan berupa puncak-puncakyang disebut kromatogram (Hair dkk,1967) .

Komponen-komponen yang terpenting pada gas kromatografi adalah silinder gas, indikatoraliran gas, injektor, kolom, detektor dan integrator (Scheneider,et .al.,1985) .

Tujuan penulisan ini agar masyarakat analis laboratorium maupun masyarakat swam dapatmengetahui metode untuk analisis kandungan VFA dan LCFA dengan gas kromatografi . Dan penulispun menyadari dalam membuat penulisan makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna .

A. Bahan dan Alat

BAHAN DAN CARA

Bahan untuk asam lemak mudah terbang (VFA) berupa cairan rumen sapi bekas penelitian dilaboratorium Balitnak Ciawi dan larutan standar VIA, kertas saringmillipore 0,22 nm, tabung gelas 5ml, 10 ml dan 25 ml, sedangkan untuk asam lemak rantai panjang (LCFA), contob minyak ikan Biolife,klorofom, air suling, es batu, larutan standar LCFA(PUFA-Mix : I dari Poly Unsaturated Fatty AcidMixture) dan larutan sulfat-methanol 15% yang terdiri 15 ml asam sulfat pekat dan 85 ml methanol,gas nitrogen, gas oksigen, gas hydrogen, alat suntik dan alat gas kromatografi .

B. Cara AnalisisAsam Lemak Mudah Terbang(VFA)

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

12 1

Page 122: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sebanyak 2 ml larutan contoh rumen sapi dipipet ke dalam tabung gelasl0 ml, kemudianditambahkan 30 mg asam sulfosalisilat sebagai pengendap protein dan diaduk hingga homogendengan menggunakan pengaduk otomatis (stirer) . Selanjutnya dipusingkan dengan kecepatan 3000rpm (rotation per minute) selama 15 menit . Larutan bagian atas yang terpisah (supernatan) disaringdengan menggunakan kertas saring milipore berdiameter 0,22 nm dan ditampung ke dalam tabunggelas 5 ml. Hasil saringan langsung diinjeksikan sebanyak 1,0 ul ke dalam alat gas kromatografiHewlet Packard model 5890 dengan detektor ionisasi nyala (Flame Ionisation Detector = FID) .Injeksi larutan standar sama perlakuannya dengan injeksi larutan contoh pada alat GLC.

Kolom yang digunakan adalah kolom baja yang diisi dengan 10% SP-AT-1200 pada kromosorbWAW-DMCS(80/100 mesh), diameter dalam 0,20 cm dan diameter luar0,40 cm. Sebagai gas pembakaadalah nitrogen murni dengan kecepatan alir 0,5 ml/ detik dan sebagai gas pembakar dipakai gasoksigen dan gas hidrogen dengan kecepatan alir masing masing 5 ml/detik dan 0,5 ml/detik . Suhukolom adalah 125°C (Isothermal), sedangkan suhu pada injektor dan detektor masing-masing 160°Cdan 200°C .Hasilnya berupa kromatogram pada integratorjenis HP 3396 A dengan kecepatan gerakkertas 1,0 cm per menit dan atenuasi 4 . Rumus perhitungan komponen VFA adalah

area contohKomp VFA=

x standar (ul/ml)area standar

C. Cara analisis Asam Lemak Rantai Panjang (LCFA)Sebanyak 1,4 gram contoh minyak ikan Biolife ditimbang ke dalam tabung gelas 25 ml bertutup

teflon, kemudian ditambahkan 15 ml sulfat-methanol 15 %. Selanjutnya dimetilasi pada suhu oven100°C selama 2 jam . Setelah itu contoh didinginkan di dalam es batu sampai dingin . Kemudiantambahkan 15 ml kloroform dan 15 ml air suling, lalu dikocok sampai tercampur. Larutanyang dihasilkanmenjadi dua lapisan, lapisan atas dibuang sedangkan lapisan bawah disuntikan sebanyak 1 ul/ml kedalam alatgas kromatografi cairan yang berisi kolomjenis SP-2330 . Suhu kolom adalah 190° C(gradient)dengan suhu akhir 230 °C , sedangkan suhu injektor dan detektor masing-masing 210 ° C dan 230 ° C .Hasilnya berupa kromatogram pada integrator jenis HP 3396 dengan kecepatan gerak kertas 0,5 cmper menit dan atenuasinya 4 . Rumus perhitungan komponen adalah :

area contohKomposisi LCFA= Total area contoh

X 100%jumlah area komponen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

122

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 123: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Dari hasil pembacaan kromatogram dapat ditentukan kandungan komponen zat masing masingdengan menggunakan rumusan perhitungan tertentu dengan membandingkan pada standar tertentu .Prosentase komponen zat memakai satuan ul/ml untuk kandungan asam lemak mudah terbang (VFA)clan kadar untuk asam lemak lantai panjang (LCFA) dalam% komposisi

Dari hasil pengamatan di laboratorium ada kendala kendala tertentu yang harus diperhatikansewaktu analisis dengan gas kromotografi seperti reproduksi injeksi manual, pengaruh suhu, pengaruhkecepatan alir gas, pengaruh kecepatan gerakkertasclan nilai atenuasi . Tidak stabilnya gas kromatografiyang digunakan akan berakibat pada tampilan kromatogram yang tidak sempurna (Anonimous,1989) . Pada Tabel l clan Tabel 2 dapat dilihat hasil analisis asam lemak rantai panjang (LCFA) sebanyak 13komponen clan asam lemak muclah terbang 6 komponen setelah dibandingkan dengan standar masing-masing .

Tabel 1 . Komposisi asam lemak rantai panjang dalam minyak ikan Biolife

Sumber : Wildan, F. 1999 .

Tabel 2 . Komposisi asam lemak muclah terbang (VFA) dalam rumen sapi

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

123

Namaasam lemak Komponen asam lemakAsam miristat C 14 : 0Asam palmitat C 16 :0Asam palmitoleat C 16 : 167Asam oleat omega-9 C 18 :169Asam oleat omega-7 C 18 :167Asam linoleat C 18 :20Asam eikosenoat C 20 : 169Asam stearidonat C 18 :463Asam erucat omega-11 C 22 : 1611Asam erucat omega-9 C 22 : 1149Asam eikosapentanoat C 20 : 50Asam dokosapentanoat C22 :50Asam dokosa heksanoat C 22 : 60

Page 124: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sumber : Nugraha, E . .1999 .

Dilihat padai Tabel 2 temyata dapat dideteksi dalam contoh rumen sapi kandungan VFA terdiridari asam asetat, asam propionat, asam iso butirat, asam n-butirat, asam iso valerat, clan asam n-valerat. Sedangkan pada Tabel 1 hasil deteksi kandungan LCFA dalam contoh minyak ikan Biolifeterdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam palmitoleat, asam oleat omega-9, asam oleat omega-7,asam linoleat, asam eikosenoat, asam stearidonat, asam erukat omega-11, asam erukat omega-9, asameikosapentanoat, asam dokosapentanoat clan asam dokosaheksanoat .

Pada Tabel 3 kandungan asam asetat lebih tinggi prosentasenya (1,340 (gl/ml) dibandingkandengan asam n-Valerat . Dilihat susunan kandungan asam lemak mudah terbang terlihat jelas susunankomponen asam lemak mudah terbang yang tertinggi adalah asam asetat (C2) . Asam n-Valeratkandungan komponennya rendah dibandingkan dengan komponen lainnya . Hal ini wajar karenapada umumnya pada standar VFA kandungan asam asetat (C2) lebih tinggi dari asam propionat (C3)clan asam propionat lebih tinggi dari asam butirat clan selanjutnya terus demikian hingga nC5 (n-Valerat) . Hal ini sesuai clegan contoh standar VFA yang digunakan yang mengandung rantai C2sampai C5, produk Supelco, Inc.(Nugraha, E.1999) .

Tabel 3 . Hasil analisis asam lemak mudah terbang (VFA)rumen sapi

124

Pusat Penelitian clan Pengembangan Petemakan

Nama asam lemak Komposisi asam lemakAsam asetat C2Asam propionate C3Asam iso butirat iC4Asam n-butirat n C4Asam iso valerat iC5Asam n- valerat n C5

Nama Komponen Retensiwaktu(menit)

StandardVFA(PVml)

Areastandard

AreaContoh

% KomponenVFA (pVml)

Asam asetat 1.921 1 2528661 3388360 1 .340Asam propionate 2.413 1 1488935 691094 0.464Asam iso butirat 3.170 1 1863032 393879 0.211Asam n-butirat 3.963 1 1708381 680441 0.398Asam iso valerat 5.486 1 1814339 179082 0.099Asam n-valerat 7.237 1 1754850 32461 0.018

Page 125: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

mudah terbang (VFA) dengan menggunakan alat gas kromatografi .

Tabel 4 . Datahasil analisis asam lemak rantai panjang(LCFA) biolife

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pada Tabel 4 prosentase komponen yang hampir sama adalah antara asam palmitat dengan asamoleat omega-7 dan kandungan yang terendah pada minyak tersebut adalah asam erucat omega-9 dankandungan yang tertinggi adalah asam Palmitat, asam oleat omega-7 dan asam eikosapentanoat .Secara keseluruhan dapat dianalisis hasil analisis asam lemak rantai panjang (LCFA) dan asam lemak

KESIMPULAN

Dari uraian di atas ternyata dengan alat gas kromatografi dapat dianalisis kandungan asam lemakmudah terbang (VIA) pada contoh rumen danjumlah kandungan asam lemak rantai panjang (LCFA)pada contoh minyak ikan biolife .

DAFTAR BACAAN

Anonymous.1989. Buku panduan praktikum kimiaAnalisis 11, BPT, Ciawi-BogorCzerkawski,W.J,1986 : "An Introduction to Rumen Studies ", First Edition, Pergamon Press, Oxford

England, 17-21 ;165-167 .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

125

Nama Komponen RetensiWaktuStandar(menit)

RetensiWaktuContoh(menit)

Area ContohProsentaseKomponen (%)

Asam miristat 4.493 4.507 12759400 8.61Asam palmitat 6.981 6.980 27852464 18.80Asam palmitoleat 8.339 8.325 17678352 11.93Asam oleat Omega 9 10.969 10.956 6409437 433Asam oleat Omega 7 12.329 12.248 26957440 18.19Asam fnoleat 13.595 13.520 8786624 5.93Asam eikosenoat 14.847 14.855 6966464 4.70Asam stearidonat 15.905 15.835 5055392 3.41Asam erukat Omega 11 17.484 17.470 1840403 124Asam erucat Omega 9 18.995 19.060 1044902 0.71Asam eikosa pentanoat 20.119 20.128 22027936 14.86Asam dokosa pentanoat 25.428 25.431 1866389 126Asam dekosa heksanoat 26.878 26.901 8942938 6.03

Page 126: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Grob,L.R ..1977 . "Modern practice ofgas chromotografly ", John Willey & Sons, Ine, NewYork, 127-145;245-251

Nair, H.M& E.J Bonelli, 1969, Basic gas Chromotograply Varian Aerograth 2700, Mitchaell Drive,Walsut Creek, California 94598, USA

Nugraha,E.1999.Teknis Analisis Asam Lemak Mudah Terbang (VFA) Dengan Alat GasKromatografi .Prosiding Lokakarya Fungsional Non Peneliti . Puslitbang Peternakan Bogor.Hal211

Scheneider, K.M; Neuperth and G. Spiteller,1985, J . Chromotograply,345, 19-25

Wildan Farihah, 1999.Analisis Asam Lemak Omega-3 Dengan alat Gas Kromatografi. Prosidinglokakarya Fungsional non Peneliti . Puslitbang Peternakan Bogor. Hal.192 .

126

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 127: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

TEKNIK PENGENCERAN ANALISIS PROTEIN KASAR METODEKJELDAHL DENGAN MARKHAM STILL DALAM BAHAN PAKAN

Kata kunci : Tekntk pengenceran, metode Kjeldahl

Heny Hendrayati Dan Surayah Askar

Balai Penelitian Ternak, Po Box 221 Bogor

RINGKASAN

Analisis protein kasar metode Kjeldahl dengan menggunakan Markham Still sudah dikenal dan banyakdipergunakan di laboratorium makanan/pakan, alat ini lebih bemilai ekonomis dan peraktis dibandingkan denganalat destilasi Kjeldahl biasa . Dengan Markham Still larutan destruksi yang dibutuhkannya hanya sedikit sehinggaperlu pengenceran secara kuantitatif. Ada beberapa teknik pengenceran yaitu cara pertama dengan menuanglarutan destruksi ke dalam alai pengukur volume kemudian diencerkan sampai volume tertentu atau dengan carakeduayaitu manambahkan sejumlah akuades ke dalam larutan destruksi yang volumenya sudah diketahui . Carapertama adalah teknik pengenceran yang lazim dilakukan dalam analisis kuantitatif. Dalam percobaan kedua caretersebut dilakukan terhadap bahan pakan baik konsentrat maupun hijauan. Diharapkan kedua teknik pengenceranmemberikan hasil yang tidak berbeda, dan dapat saling menggantikan . Berdasarkan statistika dengan uji t baikpakan konsentrat (konsentrat Adan B) maupun pakan hijauan (rumput Cikole) masing-masing dengan 10 kaliulangan sangat berbeda nyata (t himng > t

uble(s%))' sehingga teknik pengenceran I (yang lazim dilakukan dalamanalisis kuantitatif) tidak dapat digantikan dengan pengenceran II dalam percobaan ini .

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pengenceran adalah salah satu teknik analisis yang biasa dipergunakan dalam menentukan kadarsuatu zat di dalam bahan (makanan, pakan den mineral) . Konsentrasi zat yang diukur pada saatanalisis dalam jumlah yang relatif kecil, agar diperperoleh kadar zat yang sebenarnya dengan caramelipatgandakan konsentrasi zat yang dihasilkan dari analisis contoh bahan tersebut . Maka teknikpengenceran akan menentukan hasil yang diperoleh, teknik pengenceran yang tepatakan memberikanhasil dengan ketepatan dan ketelitian yang tinggi .

Analisis protein kasar adalah salah satu cara yang dapat menentukan kualitas bahan pakan,karena itu hampir semuabahan pakan yang dikirim ke laboratorium akan membeukanjasa pelayanananalisis protein kasar. Analisis protein kasar metode Kjeldahl banyak dipergunakan diberbagailaboratorium baik dengan metode modifikasi maupun motode aslinya. Metode analisis protein kasar

Badan Penelitian den Pengembangan Pertanian

127

Page 128: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

di laboratorium Bogor dengan motode Markham atau yang dikenal dengan semi mikro MarkhamStill, prinsipnya metode Kjeldhal yang peralatannya dimodifikasi . Metode ini digunakan sejak tahun1976 oleh Tuan Brett dari CSIRO Australia . Beberapa keuntungan metode Markham ini biladibandingkan dengan metode Kjeldhal, pemakaian bahan kimia lebih sedikit karena menggunakanalat yang ukurannya lebih kecil, tidak membutuhkan tempat yang lebih luas untuk meletakkan alatMarkham still dan hemat energi untuk memanaskan alat destilasi ini cukup dengan pemanas Bunsen .

Labu Kjeldahl semimikro diperjualbelikan tanpa tanda tera berbeda dengan alat-alat ukur lainnyasehingga untuk pengenceran larutan destruksi diperlukan alat pengukur volume yang lain . Adabeberapa cara pengenceran diantaranya dengan teknik menuang ke dalam alat pengukur volumekemudian diencerkan sampai volume tertentu (I), menghitung volume larutan destruksi lalumanambahkan sejumlah aquades (II) atau dengan menera labu Kjeldahl dan membuat garis tera padalabu (111) . Dalam percobaan teknik pengenceran I sebagai kontrol dan pengenceran II yang akandibandingkan, karena terbatasnya bahan kimia cara III akan dilakukan bila diperlukan .

Tujuan percobaan ini mempelajari pengaruh teknik pengenceran pada hasil analisis protein kasardalam bahan pakan . Diharapkan cara ini akan memberikan hasil analisis yang tidak berbeda denganteknik pengenceran yang lazim dipergunakan pada analisis-analisis kuantitatif atau dapat salingmenggantikan .

BAHAN DAN METODE

Bahan dan alatBahan pakan yang digunakan adalah bahan pakan konsentrat dan hijauan rumput . Bahan tersebut

bahan pakan penelitian yang dikirim ke laboratorium Bogor untuk di analisis proteinnya. Bahanlainnya kimia asam sulfat pekat, selenium mixture buatan Merck, natrium hidroksida 40% larutan asamborat 2%, larutan kaliumhidrogendiiodat dan indikator campuran bromokresolgreen dengan merahmetil, serta kertas sigaret .

Alat panas listrik (digester), alat destilasi Markham, buret semimikro, pipet 5 ml, gelas ukur danlabu Kjeldahl 100 ml .

MetodeMetode Semi Mikro Markham still, sebagai berikut

Destruksi . Contoh ditimbang sebanyak kurang lebih 250 mg di ataskertas sigaret kemudian dimasukkanke dalam labu Kjeldahl .Ditambahkan campuran selenium sebanyak 0,5 gram dan asam sulfat pekat sebanyak 10 ml dandidestruksi di atas pemanas listrik (digester) . Lamanya tergantung padsjenis bahan yang didestruksisampai terbentuk warna cairan yang jernih kehijauan . Selanjutnya cairan didinginkan dandiencerkan sbb

128

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 129: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Pengenceran 1 . Setelah dingin campuran dituang ke dalam gelas ukur (volumenya 10 ml) kemudiandiencerkan sampai volumenya 110 ml, dan dikocok agar homogen .

Pengenceran II . Ke dalam campuran yang dingin ditambahkan 100 ml akuades, volume campurandiperkirakan menjadi 110 ml, kemudian dikocok sampai homogen .

Destilasi . 5 ml larutan destruksi yang telah diencerkan dipipet ke dalam alat Markham dan didestilasi.Destilat ditampung dalam larutan berat 2% yang mengandung indicator campuranbromokresolgreen dan merahmetil dalam erlenmeyer 100 ml . Setelah volume destilat 50mldestilasidihentikan. Warna larutan destilat hijau kebiruan disimpan selanjutnya dititrasi .

Titrasi. Buret 10 ml diisi dengan larutan standard kalium hydrogen diiodat KH(10,),)0,01 N. Destilathijau kebiruan dititrasi dengan larutan standarKH (IOA 0,01 N sampai warnanya berubahmenjadipink keunguan, larutan standard yang dipergunakan untuk titrasi dicatat dan kadar protein dapatdihitung .

PerhitunganKadarProtein Kasar = Vstandard- Vb1anko x Nstandardx 14 x 6,25 x 100%

C

Dimana : V = volume larutan standard /KH(IO,)2 titrasi contoh pakan dan volume blankoN = normalitet larutan standard 0,001 NC = berat contoh (mg)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Teknik pengenceran I sebagai kontrol, merupakan teknik pengenceran yang biasa dilakukandilaboratorium analisis kimia kuantitatif, teknik pengenceran II boleh dilakukan bila volume larutanyang akan diencerkan sudah diketahui jumlahnya dengan tepat .

Reaksi yang terjadi dalam analisa protein pada tahap destruksi sebagai berikutR - NH2+H2S04(NH4)2SO4 + H2O + C02 + S02

(protein)

(asam sulfat pekat)Protein terdiri dairi unsur karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen dan beberapa asam amino

yang mangan belerang. Senyawa organic ini dilambangkan sebagai R - NH2(R = senyawa orgnik)Nitrogen yang terkandung dalam protein akan dirubah menjadi garam ammoniumsulfat, sedangkanunsur karbon danhydrogen menjadi gas karbondioksidadan air. Asam sulfat pekatyang ditambahkandalam jumlah yang berlebihan, akan dipergunakan untuk membentuk garam ammoniumsulfat, gasbelerangdioksida dan sebagian bereaksi dengan katalisator untuk mempercepat terjadinya oksidasipada proses destruksi ini . Selenium mixture berfungsi sebagai katalisator.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

129

Page 130: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel 1 . Hasil Analisis Protein Kasar Pakan Konsentrat A

Tabel 2. Hasil Analisis protein Kasar Pakan Konsentrat B

Berdasarkan pengalaman volume campuran destruksi berkisar 10 ml, sama dengan volumeasamsulfat pekat yang ditambahkan. Maka pada teknik pengenceran 11 cukup dengan manmbahkan10 ml aquades sebagai pengencer ke dalam labu Kjeldahl . Hasil analisis protein kasar dari ke duateknik pengenceran dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan Tabel 3 .

130

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Bahan Pakan PengenceranKonsentrat A 1 111 15.57 15.102 15.48 15.1203 15.45 15.154 15.49 15.175 15.58 15206 15.60 15.147 15.35 15.108 15.30 15.129 15.40 152110 15.56 15.16Rata-rata 15.48+0.082 15.14+0.031

an an en enceranKonsentrat B 1 111 15.45 16252 1723 15.473 15.45 15.454 16.70 15.495 15.60 15.506 16.10 15.607 15.50 15358 15.48 15309 15.47 15.4010 15.46 15.56Rata-rata 15.84+0.0498 15.54+0.0161

Page 131: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Dari Tabel 1 clan 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil analisis protein pakan konsentratdengan teknik pengenceran I menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknikpengenceran II . Demikianjugsterlihat pada Tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata analisis protein kasardlalam pakan hijauan, teknik pengenceran I yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik pengenceranII . Berdasarkan statistika dengan uji t pakan konsentrat A menunjukkan bahwa pengenceran Iberbeda sangat nyata (P < 0,05) dengan pengenceran II, t hit. = 2,78 sedangkan pakan hijau diperoleht hiking = 5,19 . Kedua nilai t hitung tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan t

t .hie(5%) =2,10

dengan derajat bebas=18 . Dengan demikian teknik pengenceran I merupakan teknik pengenceranyang akurat (valid) yang lazim dilakukan di laboratorium . Pengenceran II sekalipun sangat praktistanpaharus memindahkan ke alat ukur lain namun tidak memberikan hasil yang diharapkan .

Tabel 3 . Hasil analisis Protein Kasar dalam Bahan Pakan Hijauan

KESIMPULAN DAN SARAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dari percobaan dapat disimpulkan bahwateknikpengenceran 11 ticlak bisa dilakukan karenahasilnyasangat berbecla dengan teknik pengenceran I (valid) yang bisa dilakukan dalam analisis kuantitatif.Untuk memudahkan analisis protein dengan menggunakan labu Kjeldahl memberikan tanda terapada labu tersebut akan labih baik. Labu yang baru dibeli sebelum digunakan ditera denganmengkikirnya sebagai garis miniskus/tera.

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

13 1

Pakan hijauan Pen enceran

-rumput cikole 1 II1 9 .46 8.202 9.44 8.083 9. .68 8.664 9.68 8.905 936 8.606 9.40 8367 9.52 8.408 9.48 8.609 9.54 8.8010 9.406 8.50Rata-rata 9.49+0.086 15.54±0.0161

Page 132: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Ternu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

DAFTAR BACAAN

Askar, S . dan Darwinsyah Lubis . 1983 . PenuntunAnalisis Bahan Makanan Ternak . Balai PenelitianTernak, Bogor. p . 6 - 7 .

Bradstreet . R.B . 1965 . The Kjeldahl Method for Composition and Analysis . D . Van Nostrand Com-pany, Inc . New York. p . 27 - 28.

Triebold, H.O. andAurand, L.Vi! (1963). Food Composition andAnalysis . D . Van Nostrand Company,Inc . New York . P.27-28 .

132

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 133: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PEMANFAATANPLASMANUTFAHMIKROBAVETERINERES-CHERICHIA COLTENTEROTOKSIGENIKUNTUKVAKSIN

Djaenuri

Balai Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata 30 Bogor, P.O. Box 151, Bogor

RINGKASAN

Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC) yang mempunyai antigen perlekatan K99, F41 dan K99F41merupakan penyebab utama diare pada anak sapi neonatal, sedangkan ETEC pada babi mempunyai antigenperlekatan K88, K99, F41, K88K99, K99F41 dan 987P. Infeksi ETEC pada anak sapi dan anak babi neonataldapat menyebabkan diare dan kematian . ETEC dapat diisolasi dari anak sapi perah yang menderita diare sampaiumur 5 hari dan ETEC pads anak babi antara l-10 hari . Pengendalian infeksi ETEC pads sapi dan babi denganmenggunakan obat antibiotika tidakefektif lagi . Isolat ETEC tersebut menunjukkan multipel resistensi terhadapantibiotik yang sering dipakai di Iapangan. Isolat ETEC dapat dibuat vaksin multivalen untuk pengendaliankolibasilosis neonatal padaanak sapi dan babi dilapangan. Dari hasil uji cobs dilapangan vaksin ETEC multivalenterbukti dapat menurunkan kasus diare dan menurunkan kematian anak sapi dan babi yang disebabkan olehinfeksi ETEC . IsolatEscherichia colienterotoksigenik yang diasingkan dari berbagai tempatdi konservasi dalambentuk kering beku pada unit Balitvet Culture Colection (BCC) Bogor dapat dipakai sebagai kandidat vaksin,untuk pengendalian kolibasilosis . neonatal.

Kate Kunct : PlasmaNutfah, Mikroba, Vaksin

PENDAHULUAN

Escherichia coli enterotoksigenik bersifat patogen dan merupakan penyebab utama diare padsanak babi (Dunne dan Leman, 1975, Hungerford,1975) . Kematian anaksapi danbabi yang menderitadiare akibat infeksi ETEC cukup tinggi, dapat mencapai 50% (Tzipori, 1985 ; Super dkk, 1989) . DiIndonesia kejadian diare dan kematian anak sapi dapat mencapai 20% (Super dkk, 1989) dan kasusinfeksi ETEC sudah diketahui sejak tahun 1932 (Kraneveld, 1932).

ETEC mempunyai antigen perlekatan atau pili K88, K99, F41, K88K99, K99F41 dan 987P Antigenperlekatan tersebut berupa benang halus protein berfungsi sebagai alat bagi bakteri tersebut untukmelekat pada permukaan mukose usus. ETEC mempunyai kemampuan untuk memproduksi 2 macamenterotoksin yang berbeda (Smith den Gyles,1970; Sack, 1975) yaitutoksin tidak tahan panas (heat-labile toksin = LT) dan toksin yang tahan panas (heat-stable toksin ST) .

Infeksi ETEC baik pada anak sapi atau anak babi mekanismenya serupa . ETEC menempel padapermukaan mukose usus halus dengan antigen perlekatanatau fimbrieK88, K99, F41, K88K99, K99F41dan 987P, setelah menempel berkembang biak dan memproduksi toksin LT atau ST.Aktivitas LT danST menstimulasi sekresi cairan tubuh dan elektrolit secara berlebihan, sekresi terjadi lebih banyakdari pada absorbsi, maka terjadilah diare profus den dehidrasi sehingga hewan yang terinfeksi cepat

Badan Penelitian den Pengembangan Pertanian

133

Page 134: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

mati (Sugar, 1987a) . Penyakit yang ditimbulkan oleh ETEC ini secara umum disebut kolibasilosis(Orskovdkk,1975).

Pengobatan infeksi ETEC pada anak sapi clan babi dengan menggunakan obat antibiotik sudahtidak efektif lagi . Isolat sudah menunjukkan multiple resisten terhadap berbagai macam antibiotikantara 4-6 macam obat antibiotika (Sugar et al, 1990). Hasil pemantauan antibiogram 5 berikutnyamenunjukkan peningkatan multiple resistensi 15 macam antibiotika dari 20jenis obat antibiotikyangdiujikan (Sugar, 2001).

Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan tulisan pemanfaatan plasma nutfah mikrobaveteriner Escherichia coli enterotoksigenik untuk vaksin yang berguna untuk pengendaliankolibasllosis pada anak sapi clan babi neonatal.

Berbagai Serotipe ETEC yang Diisolasi dariAnak Sapi clan Babi di IndonesiaIsolat ETEC diperoleh dari anak sapi clan Babi yang menderita diare di beberapa daerah di Indo-

nesia . Anak sapi dapat terinfeksi ETEC sampai umur 5 hari (Sugar et al, 1989b) sedangkan pada anakbabi terinfeksi ETEC antara umur 1-10 hari (Sugar et al, 1990) . Berbagai serotipe yang berhasil diisolasi dari berbagai tempat di Indonesia tertera pada Tabel 1 .

Tabel . 1 . Serotipe Escherichia colt clan anak babi clan anak sapi penderita diare clan distribusinya

134

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Asal Antigen pl7ileifet Erderotokun OSerogluphemolitik

ETEC dad enekbabi:DKIJakeaa K88hemolitik LT den ST Olos,MW,tst

K99non hemolitik ST Nap,ae, mK99F41 nonhemolitik ST 0101F41nonhemofitik ST 09,101K88K99hemolitik LT denST INS987F nonhemotitik ST 09,90,141

Hogor K88hemoM LT d-ST O13e,u9.1nK99 non hemolitik ST 0900. fotF41 nonhemolitik ST 09101997Pnonhemoftl* ST 09,141

Tangerang K88hemolitik LT den ST 013a,149.wK99 non hemolitik ST 09L4, ptK99F41 nonhemohtik ST 0101F41nonhemalitik ST 0101997P nonhemolitik ST 09.20,R1

Sumawa Utera F88hemolitik LT donST 0130.10. LTK99 noon hemolitik ST 09.64, W1F41 nonhemohtik ST 09.101997P non hemolitik ST 09,90

ETEC pada sapi Jaw& F41 no hemofitik ST 0101Tengah

J&waHeret F4In hemohtik ST 0101K99 n hemoldik ST 09, totK99F4 aonhemolitik ST Oat

Page 135: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Penggunaan ETEC Isolat Lokal untukVaksin

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Vaksin ETEC multivalen terdiri dari serotipe bakteri ETEC yang ada di beberapa daerah di Indone-sia diantaranya E. Coli K88

(0108"0138,149,157)E. coli K99 (064,101)E. coli F41 (0101), E. coliK991741 (0 101)

dan E. coli 987p (09.20) . Bakteri tersebut di isolasi dari anak sapi dan babi yang menderita diare akibatinfeksi ETEC (Supar dkk, 1988, Supar dkk 1991) .

Bakteri ETEC di Isolasi dari anak sapi dan babi yang menderita diare di lapangan. Untukmemproduksi antigen perlekatan K99, F41, K99F41 dipakai media agar minca vitox (oxoid) sedangkanuntuk antigen K88, K88K99 dibuat pada media agar alkalis dan untuk antigen 987P dipakai mediaagar darah . Prosedur pembuatan suspensi antigen untuk vaksin ditulis oleh Supar dkk (1988,1991). Vaksin dibuat dalam bentuk mati tidak aktifdiemulsikan dalam adjuvant alhidrogel dengankosentrasi akhir 1,5 % yang mengandung antigen pili dengan kepekaan sel setara dengan tabungstandard Macfarland No . 10 . Komposisi vaksin ETEC terdiri dari galur lapang dengan berbagai serotipediantaranya : ETEC K99 (09.,0.84. , O , )ETEC F41(0101 ) ETEC K99F41(0101 ) ETEC K88 (0108,138.149,157), K88K99 (O,oe) 987P (09.20.141) (Supar et al, 1990).

Aplikasi Vaksin ETEC Untuk Pengendalian Kolibasilosis

Pada Sapi PerahVaksin ETEC multivalent diinjeksikan pada induk sapi perah bunting pada umur kebuntingan 7-8

bulan dengan dosis 5 ml per ekor secara subkutan didaerah leher belakang telinga . Vaksin serupadiinjeksikan pada saat 2 minggu sebelum prakiraan partus. Anak sapi diberi kolustrum induknyasegera setelah dilahirkan . Antibodi terhadap antigen fimbrie sangat tinggi dalam kolustrum sampaihari kelima setelah lahir.

Pada BabiVaksin ETEC multivalent diinjeksikan pada induk babi bunting pada umurkebuntingan 70-75 hari

dengan dosis 2 ml per ekor secara subkutan pada daerah leher dibelakang telinga. Pada umurkebuntingan 100-105 hari injeksi kedua dengan dosis seperti pada tahap pertama . Setelah anak babilahir diusahakan segera menyusui induknya ., melalui kolustrum dari induk babi yang di vaksin, anakbabi mendapat antibodi protektip (Supar dan Hirst, 1991) .

Dari hasil uji di lapangan aplikasi vaksin ETEC babi di daerah Jakarta dan Bogor dapat menurunkankasus diare dari 26-36% (tidak divaksin) menjadi 4-6% (Supar dan Hirst,1990) . Dari data ini terlihatbahwa apbila diare neonatal turun maka kamatianjuga turun.

Percobaan di Medan memberikan hasil serupa . Percobaan di Tangerang dengan hewan yanglebih banyak memberikan hasil yang konsisten seperti percobaan sebelumnya, yakni kasus diareturun rata-rata 30%menjadi 4,2% dan kamatian turun dari 21%menjadi 3,7% (Supar, 1993) .

Aplikasi vaksin ETEC pada sapi di daerah Sukabumi Jawa Barat dapat menekan kasus diare dankamatian anak sapi neonatal akibat infeksi ETEC dapat ditekan dari 13% menjadi 0,7% .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

135

Page 136: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pemeliharaan Dan Penyimpanan Isolat ETECIsolat ETEC dari berbagai daerah di Indonesia yang telah diidentifikasi disimpan dalam bentuk

keringbeku, tapi masih banyak isolat-isolatyang disimpan/dipeliharadalam media-media laboratorium ;seperti agar nutrient, agar semi solid dan dorset egg. Isolat ETEC tersebut disimpan pada suhu 4° C.Pada kondisi ini bakteri ETEC dapat bertahan hidup beberapa tahun . Bakteri ETEC yang disimpandalam bentuk kering beku pada suhu -4° C, tahan sampai 15 tahun dan tidak berubah sifat-sifatnya.Konservasi bakteri ETEC dalam bentuk kering beku lebih aman dibandingkan penyimpanan padamedia laboratorium .

KESIMPULAN

Isolat ETEC dari galur lapang yang mengandung antigen perlekatan K88, K99, F41, K88K99,K99F41, dan 987P dapat dibuat vaksin ETEC multivalen dalam bentuk mati tidak aktif, dapatdiaplikasikan 4untuk pengendalian kolibasilosis sebagai pengganti obat antibiotika. Isolat ETECyang telah di identifikasi sebaiknya disimpan dalam bentuk kering beku pada suhu -4° C . Cara inimerupakan penyimpanan sangat lama dibandingkan dengan penyimpanan pada media laboratorium .

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. H . Supar, MS,APU atas dukungansaran serta bimbingannya yang telah diberikan dalam penulisan makalah ini .

DAFTAR BACAAN

Dunne, H.W. And A.D. Leman. 1975 Diseases ofswine, Fours' edition, Lowa State University Press.Ames . Lowa, U.S.A . 655-689

Hungerford,T.G. 1975 . Diseases ofLivestock Eight Edit . McGraw-Hill Boo Co, Sydney, Aucland, NewYork London, Johanesburg, Singopore, Panama, Sao, Usseldorf, New Delhi, Tokyo, 360-367,505-507.

Kraneveld E.C.1932 . Colibasillosis Bij Biggen . N.I.V. Dierg . 44:52-55 .Orskov, I.F., Orskov, H.W. Smith And W.J . Sojka, 1975. The Establishment of K99 thermolabile

Escherichia coli K antigen previously called Kco possesed by calfand lamb . enterophattogenicstrain . Actapathol. Mivrobiol. Scond. B, 83 : 36

Sack, D.A. And Sack, R.B . 1975 . Test for enteroxigenic Escherchia coli using Y, adrenal cell inminiculture . Infect. Imun . 11 :334-336

Smith, H.W. And C.L . Gyles . 1970 . The relationship between two different enterotoxin produced byenterotoxigenix strains ofEscherichia coli ofporcine origin . J. Med. Microbiol . 3 :387-401 .

Supar.1993 . Prospek pengendalian kolibasilosis neonatal dengan vaksin Escherichia colimultivalenpada peternakan intensif di Tangerang Jawa Barat . Penyakit Hewan. XXV (46):114-119.

136

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 137: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

ProsidingTemu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Super. 1987a . Diagnosis Kollibasillosis pada anak sapi : Penggunaan anak mencit untuk identifikasienterotoksin tahan panes . Penyakit Hewan, 19 (34) : 54-57 .

Super. 1987 . Studi perbandingan uji ELISA den biakan sel jaringan YI pada enterotoksin yang tidaktahan panes kuman Escherichia coli K88 berasal dari anak babi penderita diare. Penyakithewan,19(34):58-64 .

Super. 2001 . Pemberdayaanplasma nutfah milaxbaveteriner dalam pengembanganpetemakan: Harapanvaksin E. coli enterotoksigenik, enteropatogenik den verotoksigenik isolat lokal untukpengendalian kolibasilosis neonatal pada anak babi den sapi . . WartaZoa 11 : 36-43 .

Super. R.G. HirstAndBE Patten. 1988 . K-adhesins and O-serogroup ofEscherichia coli in calvesand piglets with diarrhoea . Proceeding of the sixth Congress of Federation Asian VeterinaryAssociation (FAVA). Bali Indonesia: 479-485

Super. R.G. HirstAnd B.E. Patten,1990 .Antimicrobial drugresistance in enterotoxigenic Escherichiacoli K88, K99, F41 ad 987P isolated from piglet in Indonesia. Penyakit Hewan XXII (39):13-19.

Super, R.G HirstAnd BE Patten.1989. Studies onthe epidemiology ofneonatal Colibacillosis in Foolproducing animal in Indonesia. proceedings of the first seminar on veterinary epidemiology.December, 61' 1899. Yogyakarta Indonesia.

Super Dan Hirts,1991 . Development ofa whole cell vaccine from Eschichia coli bearing K88, K99,F41 and 987P pribial antigen : Studies an the immunogenicity ofthe fribial antigens . PenyakitHewan XXIII (41):1-110.

Tzipori, S. 1985 . The relative importance ofpathogens affecting neonates ofdomestic animals. Adv.Vet. Sci . andComp. 29:103-206.

Baden Penelitian den Pengembangan Pertanian

137

Page 138: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

CARA PEMBUATAN MACAM-MACAM LARUTAN YANG SERINGDIGUNAKAN DI LABORATORIUM KIMIA

Sri Yuliastuti

Balai Penelitian Veteriner, Jl Martadinata 30 Bogor 16114

RINGKASAN

Dalam suatu analisis kimia biasanya diperlukan pereaksi atau larutan,namun pada kenyataannya kendalayang dihadapi di disekitarkita adalah tidak semuateknisi/laboran yangbekerjadi laboratorium kimia mempunyailatar pendidikan kimia sedangkan dalam pembuatan pereaksi diperlukan pemahaman dan pengetahuan tentangpemlatan dan bahan kimia yang akan dipakai juga proses yang akan terjadi . Pereaksi ini dibuat dengan caramenimbang atau mengukur zest tertentu dan melarutkannya dengan pelarut tertentu pules Untukdapat mengetahuijumlah zest dan pelarut yang akan dibuat dengan kosentrasi tertentu diperlukan perhitungan yang tepat. Begitupentingnyapereaksi dalam suatu analisis kimiamakapadsmakalah iniakan diuraikanmacant-macam konsentrasiIarutan,pengenceran dan pencampumn larutan juga teknik pembuatan larutan dan penyimpanannya. Denganmakalah ini pules diharapkan para teknisi laboratorium khususnya laboatorium kimadapat memahami dan lebihteliti jugs hati-hati dalam pembuatan larutan atau pereaksi sehingga spa yang dikerjakannya akan mempunyaihasil yang baik dan dapatdipertanggungjawabkan .

Kata kund : Pereaksi/larutar;konsentrasi,analisis kimia,laboratorium kimia,zestpelarut

PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang ini dimana manusia mulai mementingkan mutu atau kualitas, baik materiyang dipakai maupun lingkungan hidupnya, maka hampir semua bidang menggunakan kimia analisismisalnya dalam bidang perindustrian, pertanian, perdagangan, kesehatan, pertambangan, lingkunganhidup dan sebagainya . Untuk memeriksa suatu contoh biasanya dilakukan analisis kimia danmenggunakan pereaksi kimia .

Kemampuan teknisi laboratorium kimia berbeda-beds, sedangkan dalam suatu analisis kimiabiasanya diperlukan pereaksi yang harus dibuat dengan konsentrasi yang tepat dan dikerjakandengan teliti dan hati-hati karena bila dalam pembuatan pereaksi salah akan mempengaruhi hasilakhir dari analisis . Pereaksi atau larutan adalah campuran homogen dari zest terlarut dan pelarut yangmempunyai komposisi bervariasi . Sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh perbandingan antarapelarut dan zest yang terlarut yang disebut konsentrasi .

Pembuatan dan pengenceran suatu pereaksi memerlukan perhitungan dan harus diperhatikanjuga peralatan yang akan dipakai serta pengetahuan tentang teknik melarutkan dan proses spa yangmungkin terjadi bila zest dan pelarut itu dicampurkan, misalnya : terjadinya endapan, perubahanpanas, perubahan warns larutan, pembentukan gas dan sebagainya. Setiap zest mempunyai kelarutan

138

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 139: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

yangberbeda dalam setiap pelarut tertentu maka labelyang tertera pada botol zatyangakan direaksikantersebut harus dibaca dulu dengan seksama untuk menghindari hal-hal yangtidak diinginkan. Tujuandari pembuatan makalah ini adalahuntuk membantu memberikan informasi teknis dalam menyiapkanclan membuat pereaksi yang baik clan benar guna meningkatkan kinerja sumber daya manusia yangterlibat pada kegiatan penelitian yang berhubungan dengan laboratorium kimia .

Satuan Konsentrasi

1 .

Prosen berat menyatakanjumlah gram zat padat/cair terlarut (solute) dalam 100 gram larutan.2. Prosen volume =jumlah ml solute dalam 100 ml larutan .

Contoh : Larutan alkoho170 % (v/v) berarti setiap 100 ml larutanterdiri atas70 ml alkohol murni clan30ml air.

3 . Prosen berat per volume (w/v) menyatakanjumlah gramsolute dalam 100 ml larutanContoh : LarutanNa S04 2 % (w/v) berarti tiap 100 ml larutan terdiri atas2 gram Na2SO4 clan airsehingga volume larutan seluruhnya menjadi 100 ml. Prosen w/v lebih dikenal clan seringdigunakandi laboratorium .

4. Molaritas (M) menyatakanjumlah mol solute dalam 1000 ml (1 liter) larutan .M = mol/liter = mmol/ml

v

Contoh : LarutanNaCl 4M berarti tiap 1000 ml larutan terdapat 4 mol NaCl atau 4 x 58,5 gram =234 gramNaCl (BMNaCl = 58,5)

'5. Molalitas (m) menyatakanjumlah mol solute dalam 1000 gram pelarut (sol

vent).Contoh : 12 gr urea CO(NHA ( BM = 60 ) dilarutkan dalam 500 gram air, tentukan kemolalanlarutan, dapat dihitung dengan cara

500 12in =-x-=0.4m1000 60

KONSENTRASI LARUTAN

6. Normalitas (N) menyatakanjumlah mol ekivalaen (gst) zat terlarut dalam 1000 ml larutan atau N =gst/h = mgst/ml, sedangkan gst zat dapat dihitung sbb : gst = gr zat terlarut

Bst = BMbst

Valensi

Atau dapat dengan rumus : N = % x bj x 1000/100Bst

Keterangan : Bst

= bobot setara

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

139

Page 140: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

BM

=bobot molekul

Gst

=gram setaraBj

= bobot jenis

Contoh : Berapa N dari H2S04 96 % (pekat) yang mempunyai bj 1,84 ?

N =

% x bi x

1000/ 100

96 x 1,84 x 10 = 36 N

Bst

49

7.

ppm (part per million) atau satu bagian per sejuta ( 1/106 ). Satuan konsentrasi ini dipakai padapembuatan larutan standar/baku . Untuk larutan : ppm menyatakan jumlah mg zat dalam 1000 mllarutannya (mg/1) atau mikrogram zat dalam ml larutannya (mg/ml ).

Contoh : Buat larutan standar pestisida lindan 1000 ppm yaitu dengan cara menimbang stanclarpestisida lindan sebanyak 10 mg kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10 ml lalu dilarutkan clanditera dengan menggunakan heksan sampai 10 ml .

&

ppb(part per billion) atau satu bagian per satu billion( 1/10') .

ppb = mikrogram zat terlarut/liter larutan ( mg/l )

= nanogram zat terlarut/milliliter larutan ( ng/ml )

Pengenceran clan Pencampuran LarutanPengenceran suatu larutan berarti penambahan pelarut ke dalam suatu larutan clan menyebabkan

konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dari semula . Perubahan konsentrasi akibat pengenceran dapatdihitung dengan rumus

V1 XNI=V2XN2 atau VI X M1 = V2 X M2

I = larutan sebelum pengenceran

2 = larutan sesudah pengenceran

Contoha. 200 ml HCI 4 N ditambahkan air sebanyak 300 ml, maka konsentrasi larutan setelah diencerkan adalah

V 1 x N 1 = V2

x N2;

VZ =(200 + 300) ml = 500 ml

200 x 4 = 500 x N2

4 x 200

800konsentrasi larutan setelah diencerkan =

=

=1,6 N500 500

140

Pusat Penelitian clan Pengembangan Petemakan

Page 141: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

b. Berapaml air yang ditambahkan untukmembuat 500 ml NaOH 0,1 Njika yang tersedia NaOH0,5 N?

500 x 0,1ml NaOH yang dibutuhkan =

=100ml0,5

jadi airyang diperlukan = 500 -100 = 400 mlBila beberapa larutan dicampurkan konsentrasi larutan yang terjadi dapat dihitung dengan,rumus :

Vcamp . Ncamp = V1 x N 1 + V2 xN2 + V3 x N3 + . . . . . . .VIN1 + V2N2 + V3N3

Ncamp =

Contoh : 25 ml HCI 0.4 N dicampur dengan 175 ml HC10.2 N . Konsentrasi larutan setelahdicamprkan adalah

N campuran =

-

= 0,225 N

Bila beberapa larutan dicampurkan konsentrasi larutan yang terjadi dapat dihitung dengan,rumus :

Vcamp . Ncamp = V1 x N 1 + V2 x N2 + V3 xN3 + . . . . . . .

Ncamp =

VI+V2+V3

(25 x 0,4) + (175 x 0,2)

45

25+175 200

VINI + V2N2 + V3N3

V1+V2+V3

(25 x 0,4) + (175 x 0,2)

45N campuran =

=

= 0,225N25+175 200

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Contoh: 25 ml HCI 0.4 N dicampur dengan 175 ml HCI 0.2 N . Konsentrasi larutan setelahdicamprkan adalah

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

14 1

Page 142: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel l . Pembuatan macam-macam pereaksi dengan konsentrasi 1 N

Konversion SatuanDalam analisis kimia kadang-kadang cliperlukan mengkonversi satuan, disesuaikan dengan

kebutuhan penelitian seperti yang dapat dilihat pada table 1 .

Tabel 2 . Konversi satuan dari % ke ppm clan ppb .

Konversi satuan berat clan satuan volume sbb. : 1

g= 1000 mg,

1 L =1000ml,

1mg =100011g, 1 ml =1000111,1 ltg =1000 ng, l ng =1000 pg.

Teknik pembuatan larutan clan penyimpananSelain konsentrasi clan perhitungan dalam pembuatan larutan juga perlu diperhatikan

"

Peralatan yang dipakai harus bersih, tidak cukup dengan mencucinya saja, perlu dibilas denganaquades atau zat pelarutnya

"

Teknik melarutkan clan kondisi yang terjadi bila zat clan pelarut dicampurkan .

Peralatan yang dipakaiSelain kebersihan alat yang harus diperhatikan diperlukan juga pemilihan alat yang tepat baik

untuk menimbang, melarutkan maupun tempat untuk menyimpan larutannya .

Tempat untuk menimbang zat bisa menggunakan salah satu dari alat-alat ini, kaca arloj i, sepatutimbang, kertas aluminium foil atau alat lab lainnya. Tempat untuk melarutkan zat dapat memakailabu ukur, erlenmeyer atau piala gelas yang ukurannya sesuai, misalnya :10 ml-1000 ml . Alat untukmengukur pelarut adalah gelas ukur. Larutan-larutan yang telah clibuat disimpan dalam botol-botolyang terbuat dari gelas berwarna atau kaca biasa, clapat juga disimpan dalam botol plastik.

142

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Konsertrasi Banyalmya mlPerseksi Beret Konsertrasi Beret pereeksi pereeksiyang

Pereaksi molekul diparlukanuntukjenis pekat(%) (BM) P membuat 1 Llaruten yang

konseatrasin at Nmomibi©1 .Y 1

Y

sem usw. ~ 60,03 17 .4trial~

Persen % Part/million ppm) Part/billion b1 10 .000 -

0,1 1 .000 1 .000.0000,01 100 100.0000,001 10 10.0000,0001 1 1.0000,00001 0,1 1000,000001 0,01 10

Page 143: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Teknik melarutkan dan kondisi yang terjadi

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tuangkan sperempat bagian air atau pelarut ke dalam labu ukur/piala gelas/erlemeyer, kemudianzat yang akan dilarutkan dimasukkan sedikit demi sedikit lalu diaduk atau dikocok sampai semuanyalarut . Kaca arloji/slat bekas menimbang dibilas dengan pelarut sampai bersih . Tambahkan air ataupelarut sampai volume yang dibutuhkan .

Ada beberapa bahan kimia yang sukar larut, agar pelarutan lebih cepat dapat dilakukan denganpemanasan atau dikocok dengan menggunakan pengocok magnet, misalnya membuat larutan soda .

Zat -zat tertentu bila dilarutkan akan menghasilkan kalor (pasa) yang sangat besar, sehinggacairan menjadi panas bahkan dapat memercik seperti NaOH dan H2SO,. Sebaiknyakitamelarutkan didalam erlenmeyer yang telah berisi air yang direndam air dan berfungsi sebagai pendingin. Zat yangakan dilarutkan ditambahkan dengan hati - hati dan sedikit demi sedikit, bila suhu cukup panas airpendingin harus diganti demikian seterusnya sampai zat habis, setelah dingin baru volumenya ditera/ditetapkan .

Hal-hal yang harus diperhatikanDalam membuat larutan asam sulfatjangan sampai terbalik (air ditambahkan ke asam sulfat) yang

benar adalah asam sulfat ditambahkan ke dalam air. Asam-asam atau zat yang uapnya mengganggu(NO;, HCI, NH,OH) sebaiknya dibuat di ruang asam .

Penyimpanan larutanLarutan harus disimpan di dalam botol tertutup. Zatzat yang tidak peka cahaya dapat disimpan

di dalam botol tak berwarna, misalnya : H2SO4, HCI, NH,OH, BaCi2, NH,Cl dll . Zat-zat yang pekacahaya harus disimpan di dalam botol berwarna coklat, misal : AgNO,, zatzat yang dapat bereaksidengan kaca sebaiknyan disimpan dalam botol plastic, misal : NaOH dan EDTA

KESIMPULAN

Untuk mendapatkan hasil yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan dari suatu analisis kimiasalah satunya adalah persiapan dan pembuatan pereaksi yang benar. Hasil yang tepat akan didapatbila kits mengerjakan suatu analisis dengan teliti dan hati-hati juga memerlukan pengetahuan danpemahaman tentang alat dan bahan kimia yang dipakai, cara kerja dan proses yang akan terjadi .Dengan penulisan makalah ini mudah-mudahan dapat membantu para teknisi laboratorium kimia/laboran untukmemahami dan mengingat kembali bagaimana caranyamembuat pereaksi/larutan yangbaik dan benar sehingga hasil dari analisis yang dikerjakan dapat memuaskan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

143

Page 144: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

ProsidingTemu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

DAFTAR BACAAN

Sumarna A., M. Suhapri, dan WWidarsih . 1997 . Kimia Dasar. Departemen Perindustrian danPerdagangan Pusbinlat Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.

SumarnaA . dan E Krisnandi Ismail .1997 . Pengantar KimiaAnalisis I . Departemen Perindustrian danPerdagangan Pusbinlat Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor .

Everson, R.J .1980 Analytical Toxicology Manual.AmericanCollege ofVeterinary Toxicologist .

144

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 145: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Kata kunci: Brucella, abortus, RB27, mutan, rifampisin, pasase

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PENGEMBANGAN STRAIN MUTANB.ABORTUSRB27 DENGANTEKNIKPASASE DALAMRIFAMPISIN

Supartono

Balai Penelitian veteriner, Jl. R.E. Martadinata 30 Bogor, 16114

RINGKASAN

Pengendalian Brucellosis melalui vaksinasi dengan strain S 19 dilaporkan dapat mengakibatkan keguguran padasapi bunting dan menimbulkan residu antibodi yang berkepanjangan sehingga mengacaukan diagnosis . Strain mutanBrucella abortus diketahui dapat mengatasi brucellosistanpa menimbulkan efek samping tersebut. Pada penelitianini telah dikembangkan isolat mutanB. Abortus RB27 dengan teknik pasase dalam rifampisin . RB27 diderivasi dariisolat lokal B. Abortus S 158 yang patogen dengan teknik pasase berulang pada media trypticase soy agar (TSA)ditambah suplemen rifampisin. Rifampisin ditambahkan dengan konsentrasi bertingkat mulai dari 2511 sampai 30011berulang-ulang sehingga diperolehB. Abortus strain mutan RB27. Koloni strain RB27 berupakoloni rough (kasar)ditandai dengan adanya reaksi autoaglutinasi pada penambahan acrifavine . Strain RB27 merupakan strain B.abortus yang mampu beradaptasi pada kondisi aerobik.

PENDAHULUAN

Brucellosis/ penyakit keluron disebabkan oleh infeksi kuman Brucella abortus yang dapatmengakibatkan keguguran dan menurunkan tingkat kesuburan pada hewan (Enright, 1990) serta dapatmenginfeksi manusia (YOUNG, 1983). Brucellosis yang menginfeksi sapi (Brucella abortus), domba(B. ovis), kambing (B. militensis) dan babi (B. suis). Secara biokimia ada7biotipe dari kuman brucella,yaitu biotipe 1-6 dan biotipe 9 (Alton, dkk., 1988). Secara morfologi kumanB. abortus bersifat gramnegatip, tidak bergerak, tidak berspora, berbentuk kokobasilus dengan panjang 0,6mm -1,5mm. Selkuman terlihat sendiri-sendiri, berpasangan atau membentuk rantai pendek. Koloni kuman berbentukbulat, halus, permukaan cembung dan licin berkilau clan tembus cahaya .

Brucellosis pada sapi sulit disembuhkan oleh karena itu pengendalian penyakit yang dilakukanadalah dengan program vaksinasi (Alton 1988). Di Indonesia dan dibeberapa negara lainnya, vaksinyang biasa digunakan untuk program vaksinasi adalah vaksin aktifB. abortus S19 (Nicoletti, 1990).VaksinB. abortus S19 dilaporkan mempunyai beberapa kelemahan yaitu keguguran pada sapi buntingyang divaksin (Nicoletti 1977), infeksi petmanen (CornerAnd Alton, 1981) dan adanya residu antibodiyang berkepanjangan sehingga mengacaukan diagnosis pada saat potong bersyarat (Morgan, 1977AndMac Milland, 1990).

Strain mutan koloni kasar (rough) dari B. Abortus RB51(SRB51) telah dikembangkan sebagai altematifpengganti S 19 (Steven 1995 ; Schurig 1991 DanOlsen, 2000). Strain B. Abortus mutan tersebut tidakmengakibatkan keguguran pada hewan bunting (Cheville 1996) dan tidak menimbulkan residu antibodi .Hanya saja strain RB51 ini belum diijinkan beredar di Indonesia. Berdasarkan pertimbangan tersebutpenelitian ini bertujuan untuk membuat strain B. Abortus mutan RB27 yang derivasi dari isolat lokalS 158 dengan teknik pasase berulang dengan rifampisin . Diharapkan strain mutan RB27 ini dapat untukdikembangkan menjadi kandidat vaksin untuk penanggulangan brucellosis .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

145

Page 146: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

BAHAN DAN CARA

A. Isolasi Brucella abortus S158 dari sampel susuStrain Brucella abortus galur mutan RB27 diderivasi dari isolat lokal S158 yang diisolasi dari

sampel susu sapi penderita brucellosis di Jakarta Selatan . Sebanyak 50 ml susu positip brucelladisentrifugasi dengan kecepatan 3000 RPM selama 30 menit . Supernatan dibuang, pelet dibiakanpada trypticase soy agar (Oxoid) yang telah ditambah 1,5% bacto agar (Oxoid) (TSBA) dan ditambahBrucellaselective suplemen (Oxoid .) Kultur dinkubasikan pada suhu 37°C dalam kondisi aerobic (5-10% CO) selama 72 jam. Koloni brucella yangtumbuh dimurnikan dan diidentifikasi secara biokimia.Kuman diperbanyak pada agar miring dan disimpan kering beku (Freeze dried) .

B. Derivasi B. abortus mutan RB27 dalam rifampisinDerivasi kuman B. abortus mutan RB27 dalam rifampisin mengikuti metode Schurig dkk., (1991) .

Isolat B. abortus S158 dipasase pada media TSBA yangtelah ditambah rifampisin dengan konsentrasibertingkat dari 2511 sampai 30011 dalam cawan petri dan diinkubasi pada suhu 37°C dalam kondisiaerobic (5-10% CO2) selama 48 jam . Koloni kuman yang tumbuh ditumbuhkan kembali pada mediaTSBA secara berulang-ulang sebanyak 27 kali dengan penambahan rifampisin dengan konsentrasiyang meningkat dan kemudian konsentrasi rifampisin diturunkan kembali sampai diperoleh kolonikuman B. abortus RB27 yangresisten/mutan terhadap rifampisin . Strain brucella mutan bentuk koloniadalah koloni kasar (rough) .

C . Pembebasan ketergantungan C02 B. abortus RB27Strain B. abortus RB27 diadaptasikan pada kondisi tanpa C02 dengan cara kuman B. abortus

mutan RB27 diperbanyak pada TSA dan dibuat konsentrasi yang pekat kemudian sedikit demi sedikitpada waktu inkubasi konsentrasi C02 diturunkan sampai diperoleh koloni yang bertahan hidup tanpapenambahan C02 . Koloni inilah yangdiperbanyak sebagai strain mutan B. abortus RB27 dan disimpandalam keadaan kering beku .

146

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 147: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strain mutan Brucella abortus RB27 diperoleh dari hasil pasase perulang isolat lokal S158 padamedia TSBA dengan penambahan suplemen rifampisin, dengan proses seperti pada Gambar 1 .

f.B_..abortus

12B27Rifampisin 25N.g/ml .

_

Rifampisin 50N.a/ml....._._...___.___ ._ ._ . . . . . . . . .- .

B 2a . . . . .Rifampisin 75N.g/ml... j

B 3aRifampisin 1001,L /ml___..

Sr 4aRifampisin 150~Lg%ml

B 5aRifampisin 200 . Iml

' Br 5a-R. ,.,.,. .,... .,.Rifampisin ..300N ...1m1 .

RB20

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

RifampisinL:LOTR-8-/M1Rifa

sin..300j

...g/mln' .................... . . . . .. . . . . . .. . . . . k~ ..............

Gambar 1 . Derivasi B. abortus mutanRB27 dalam TSBA+ rifampisin

Setelah B. abortus isolat lokal S 158 dipasase 5 kali dalam media TSBA dengan suplemen rifampisindengan konsentrasi bertingkat mulai dari 251g/ml sampai dengan 300ig/ml maka diperoleh kolonikuman yang bersifat rough/ kasar dan koloni tersebut didesain sebagai strain Br 5a-R. Kemudianstrain Br 5a-R dipasase lebih lanjut dengan suplemen rifampisin pada konsentrasi 3001g/ml sehinggadiperoleh strain B. abortus RB. Strain RB ini kemudian dipasase lebih lanjut dengan penambahanrifampisin pada konsentrasi yang tetap yaitu 3001g/ml sampai pasase ke 27 sehingga pada akhirnyadiperoleh B. abortus strain RB 27 yang bersifat mutan .

Penggunaan suplemen rifampisin untuk pembuatan strain mutan B. abortus RB27 padapenelitianini untuk mengurangi tingkat patogenitasnya . Strain brucella yang resisten terhadap rifampisinberkurang tingkat keganasannya dibandingkan dengan kuman yang suseptibel terhadap rifampisin(MoormanAndMandell,1981). Selain rifampisinuntukpembuatan strain mutan dapat pula dikombinasidengan penisilin seperti pada pembuatan B. abortus RB51(Schurig 1991) .

Untuk mengetahui koloni kuman brucella adalah rough atau smooth, dilakukan dengan caramelakukan reaksi autoaglutinasi dengan cara menambahkan acriavine pada suspensi kuman bru-cella segar (Braun And Bonestell, 1947) . Bila tetjadi reaksi aglutinasi maka koloni kuman tersebutadalah rough . Selain dengan penambahan acriflavine, untuk mengetahui strain mutan dapat puladengan pewarnaan crystal violet . Strain mutan akan mengabsorbsi warna dari crystal violet tersebut(White And Wilson, 1951) .

Ketergantungan akan kondisi anaerobik sangat diperlukan untuk tumbuhnya B . abortus . Strainlapang yang umumnya dikategorikan masih ganas biasanya mutlak memerlukan CO2 5-10% untuktumbuh. Strain B. abortus RB 27 pada penelitian ini telah diadaptasikan dalam lingkungan aerobik,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

147

Page 148: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

sehingga kuman tersebut mampu untuk tumbuh tanpa penambahan CO2 5% . Tujuan daridihilangkannya ketergantungan akan CO dengan maksud untuk mengurangi tingkat virulensi strainRB27, sehinggajikananti strain ini digut~ sebagai kandidat vaksin diharapkan tidakmutasi kembalimenjadi ganas .

KESIMPULAN

1. Telah diperoleh strain mutan Brucella abortus RB27 yang dipasase dari isolat lokal S158 .

2. B. abortus RB27 mampu beradaptasi padakondisi aerobik .

TERIMA KASIH

Terima kasih diucapkan kepada Yth . Drh. Susan Maphilindawati Noor, MVSc yangtelah membantupembuatan tulisan hingga dapat dipresentasikan .

DAFTAR BACAAN

Alton, G.G., J.M . Jones, R.D . Angus And J.M. Verger. 1988 . Techniques for the brucellosis laboratory.Institute National de la Recherche Agronomique . Paris .

Braun W. And A.E . Bonestell . 1947 . Independent variation of charachteristic in Brucella abortusvariants and their detection. Am.J Yet.Res. 8:386- 390 .

Cheville, N . .F., S.C . Olsen, A.E . Jensen, M.G. Stevens, M.V. PalmerAndA.M . Florence. 1996. Effects ofage at vaccination on efficacy ofBrucella abortus strain RB51 to protect cattle against brucel-losis. Am. J. Vet.Res. 57:1153-1156.

Corner, L.A . And G.G. Alton . 1981 . Persistent of Brucella abortus strain 19 infection in adult cattlevaccinated with reduced doses . Res. Yet. Sci. 31 :342-344.

Enright, F.M. 1990. The pathogenesis and pathobiology ofbrucella infection in domestic animals. In :Animal Brucellosis. Eds K. Nielson and J.R. Duncan. Boca Raton . Florida, CRC Press . 301-320.

Macmillan, A. 1990 . Conventional serological tests . In: K. Nielsen and J.R. Duncan (Editors) . AnimalBrucellosis . CRC Press . Boca Raton, FL 301-320.

Moorman, D.R. And G.L. Mandell . 1981 . Characteristics ofrifampin resistant variants obtained fromclinical isolates ofStaphylococcus aureus . Antimicrob. Agents Chemother . 20 : 709-713 .

Morgan, D.R . And Mandell G.L . 1977 . Characteristics of Rifampin Resistant Varians Obtained fromclinical isolates ofStaplylococcus aureus . Antimicrob . Agents Chemother. 20 : 709 - 713 .

Nicoletti, P. 1977 . A preliminary report on the efficacy of adult cattle vaccination using strain 19 inselected dairy herds in Florida. Proceedings. 80'Annu . Met. ZISAnimal Health Assoc. 91-100 .

NICOLETTI, P.1990 . Prevalence and persistance ofBrucella abortus Strain 19 infections and preva-lence ofother biotypes in vaccinated adult dairy cattleJ. Am. Vet.Med. Assoc. 178 : 143 -145 .

Schurig, G.G ; RM. Roop; T. Bagchi ; S. Boyle ; D . BuhrmanAnd N. Sriranganathan . 1991 . Biologicalproperties of R135 1 ; a stable rough strain ofBrucella abortus. Yet. Microbiol. 28 : 171-188 .

148

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 149: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

ProsidingTemu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Steven et. al . 1995 . Monoclonal antibodies to Brucella surface antigens assosiated with the smoothlipopolysacharide complex . Am . J. Yet. Res . 45 : 967 - 971 .

White, P.G. And J.B . Wilson . 1951 . Differentiation ofsmooth and non-smooth colonies ofbrucellae .JBact. 61 :239-240 .

Young E.J.1983 . Human Brucellosis . Rev. Infect. Dis. 5 :821-824

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

149

Page 150: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

TEKNIKELISADENGANKITBIOGALIMMUNOCOMB

UNTUKMENDETEKSIANTIBODINEOSPORAANINUMLilis Solihat

Balai Penelitian Veteriner, Jl. R E MartadinataNo. 30 P OBox 52 BOGOR

RINGKASAN

Neosporosis yang disebabkan oleh Neospora caninum merupakan salah satu penyebab keguguranpadasapiyang keberadaannya belum banyak dikenali secara umum terutama di Indonesia. Dalam berbagai literatur luarnegeri sudah banyak dilaporkan kejadian neosporosisyangmenyebabkan keguguran pada sapi perah dan tersebarlugs di bebempa negaradi dunia. UjiELISAdeteksi antibodi dengan kit BiogallmmunoComb yangmenggunakan"crude" antigen dari lysate tachyzoite Neospora caninum telahditerapkan pada 30 sampel sera yang terdiri atas16 sampel sera anak sapi dan 14 sampel sera sapi dewasa dari salah satu peternakan sapi perah di KabupatenSukabumi . Dari hasil uji tersebut telah dihasilkan sebanyak 10 sera (62,5%) anak sapi dinyatakan positif,sedangkan positif neosporosis pada sapi dewasa sebesar 35,7% (5 sera) dan dinyatakan dubius sebanyak 1 sera(7,1 %) .

Kata Kunct : ELISA, ImmunoComb, Antibodi, Neospora caninum

PENDAHULUAN

Neospora caninum penyebab penyakit neosporosis adalah parasit protozoa dari kelompoksporozoa yang baru-baru ini diketahui sebagai penyebab keguguran pada induk sapi dan encephalo-myelitis pada anak sapi yang terinfeksi secara kongenital (Lindsay et al, 1993). Penyakit ini relatifbaru diketahui di dunia veteriner yang diawali dengan teridentifikasinya neospora sebagai penyebabencephalitis dan miositis pada anjing (Bjerkas 1984). Kasus neosporosis telah banyak terjadi dinegara-negara seperti Australia, Belanda, Amerika Serikat, Irlandia, Inggris, Meksiko dan SelandiaBaru (Dubey & Lindsay, 1996). Sebagaimana dilaporkanAnderson 1995 bahwa sebanyak 42% kasusaborsi pada sapi di California disebabkan oleh Neosporosis. Kasus Neosporosis di Indonesia belumbanyak diketahui secara umum. Dari laporan tim kelompok kerja Universitas Airlangga pada tahun2000 (ANON, 2000) sebagaimana yang disampaikan Suhardono et al.(2002) bahwa dari hasil ujiserologik ditemukan 1 dari 10 sampel serasapi perah asal kabupatenMalang diketahui positifterhadapantibodi Neospora caninum. Namun sampai saat ini belum ada laporan ilmiah mengenai kejadianneosporosis di Indonesia.

Berbagai metoda telah banyak dilakukan dalam diagnosa penyakit neosporosis antara lain teknikimmunohistokimia yang didasarkanpada identifikasi dari organisme dalamjaringan tubuh fetus denganmenggunakan antibodi spesifik Neospora caninum (Lindsay & Dubey, 1989) . Teknikimmunohistokimia ini kurang sensitif karenajumlah parasit yang muncul dalamjaringan fetus abortusansangat sedikit sehingga Neospora caninum sulit terdeteksi . Teknik serologik yang biasa dilakukan

150

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 151: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

dalam diagnosa neosporosis adalah uji Indirect Fluorescent Antibody Test (IFAT) dan Enzyme-linkedImmunosorbentAssay (ELISA) (Dubey 1988 & 1996, Romand 1988). IFAT merupakan salahsatu teknik serologik yang pertama kali digunakan dalam diagnosa Neospora caninum (Ossawa1998). Sekalipun uji IFAT telah banyak digunakan dalam diagnosa infeksi kongenital dan dalammonitoring status kelompok, interpretasi hewan secara individual sulit dilakukan (Pare 1995 ; Trees1994). Untuk merubah konsistensi, objektifitas, kecepatan dan keakurasian (Collins 1993 ; Seefekdt1989), maka uji ELISAdapat dipakai untuk memperbaiki sensitifitas dan spesifisitas (Kuby, J. 1992).

Uji ELISA deteksi antibodi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah teknik ELISA menurut Bjorkmandan Uggla (1999), dengan Kit Biogal ImmunoComb Neospora caninum yang menggunakan "crude"antigen dari lysate tachyzoit (Wouda 1998 ; Pare 1995; Ossawa 1998 ; Moen 1998).

Makalah ini mengemukakan prosedur kerja kit ELISA "Biogal ImmunoComb" untuk mendeteksiadanya antibodi Neospora caninum pada anak sapi (umur kurang dari 6 bulan) dan sapi perah

dewasa (pernah beranak) . Hasil uji serologik ELISA ini kemudian dibandingkan terhadap hasil-hasil

uji ELISA lainjuga diuraikan dalam makalah ini .

MATERI DAN METODA

A Pengambilan sampel darah sapi dewasa dananak sapi perah

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sampel sera diambil dari salah satu perusahaan peternakan sapi perah di kabupaten Suka`^midengan jumlah keseluruhan sebanyak 46 sampel. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 sampel diujidengan kit ELISA Biogal ImmunoComb yang terdiri atas 16 sampel sera dari anak sapi (umur kurangdari 6 bulan) dan 14 sampel sera sapi dewasa (pernah beranak) . Pengambilan sampel di lakukan padasapi dewasa yang pernah mengalami abortus dan anak sapi yang lahir dari induk yang di duga tertularNeospora caninum . Darah diambil dari venajugularis danditampung dengan tabung venoject 10 mltanpa koagulan. Darah yang terkumpul kemudian di proses untuk dipisahkan seranya dari komponendarah lainnya dengan cara di sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Sera yangterkumpul disimpan dalam freezer dengan suhu -20°C sampai siap di analisis .

B. Prosedur Kerja KitELISABiogal ImmunoComb

ImmunoComb adalah suatu kit yang dirancang sedemikian rupa dimana bahan dan peralatanyang dibutuhkan sudah tersedia dengan sendirinya dalam kit ini . KitImmunoComb merupakan suatuuji yang sensitifyang dapatmendeteksi level antibodi dalam darah maupun serum. Prosedur pengujian

sampel sera menggunakan kit ELISA Biogal ImmunoComb mengikuti petunjuk pabrik pembuatnya .

Isi dari kit ImmunoComb terdiri atas 30 buah kartu pla-tik bergigi "comb" yang sudah di "coat"antigen Neospora caninumyang masing-masing dibungkus kertas alumunium; 30 buah plate ELISA;30 buah kertas spesimen darah, 1 buah alat penjepit ; 1 buah kartu "combscale" ; i tube serum kontrolpositifdan 1 tube serum kontrol negatif, formulir "combscore" dan lembaran petunjuk kerja kit .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

151

Page 152: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Setiap plate terdiri dari 6 baris yaitu barisA berisi larutan serum, baris B, D dan E buffer pencuci,baris Cberisi larutan konjugat anti-cow IgGyang dilabel enzim ; dan baris Fberisi larutan substrat . UjiELISA dilakukanpads suhu antara 20- 25°C. Hal- hal yang perlu diperhatikan sebelummelakukan ujidiantaranya kit ELISA disimpan pada suhu ruangan selama 1- 2 jam atau disimpan dalam incubator37°C selama 20 menit . Selanjutnya selama "comb" di inkubasikan pada baris A, C dan F sebaiknya"comb" digerak-gerakan ke atas dan kebawah beberapa kali, yang dilakukan pada saat mulai diinkubasikan dan setiap 2 - 3 menit sekali pada saat inkubasi agar antigen dapat bereaksi sempurnadengan masing-masing larutan dalam sumur plate. Jugapada saat "comb" akan dimasukkan ke dalamsumur plate pada masing - masing baris agar sisa - sisa cairan yang terdapat pada ujung "comb"terlebih dahulu dibersihkan dengan kertas tissue . Tahapan-tahapan kerja kit ELISA BiogalImmunoComb adalah sebagai berikut : Kertas alumunium penutup plate pada baris A dibuka dansampel sera sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam setiap sumur plate pada baris A, kemudian pada kedua sumurplate berikutnyamasing-masingdimasukkan 5 ltl sera kontrol positifdan negatif. "Comb"dimasukkan ke dalam sumur plate pada baris A (agar antibodi berikatan dengan antigen) dandiinkubasikan selama 10 menit. Kemudian "comb" dimasukkan ke dalam sumur plate pada baris B(untuk menghilangkan antibodi yang tidak terikat antigen) selama 2 menit . "Comb" dimasukkankembali ke dalam sumur plate pada baris C (antibodi yang terikat akan dilabel oleh enzim) dandiinkubasikan selama 10 menit. "Comb" dicuci kembali denganmemasukkannyake dalam sumur platepada baris D dan E masing-masing selama2 menit. Selanjutnya "comb" dimasukkan ke dalam sumurplate pada baris F (reaksi antigen dan antibodi dapat diukur secara kualitatif yaitu dengan melihatsecara visual perubahan reaksi warna) dan "comb" diinkubasikan lagi selama 10 menit. Tahapselanjutnya "comb" dimasukkan ke dalam sumur plate padabaris E untuk memastikan warm sebagaireaksi positifdan negatif. Contoh plate dan "comb" dari kit ImmunoComb ditampilkan seperti padaGambar 1 dibawah ini .

10 Mln - F2Min-E2 Min - O10 Min -C2 Min -B

10 Min - A

Gambar l . Contoh plate dan "comb" ELISA kitBiogallmmunoComb

152

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 153: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

C. Pembacaan Reaksidan Interpretasi HasilUntuk membaca hasil suatu reaksi dapat dilakukan dengan mencocokkan warnsyang timbul pada

"comb" dengan "combscale" Terlebih dahulu reaksi warnssera kontrol positifpada "comb" dicocokkandengan "combscale" sebagai standar warns untuk menentukan reaksi warns pada sampel sera yangakan diuji . Bulatan bintik yang terdapat pada bagian atas "comb" adalah "Internal Control" (sudahads dalam "comb") . Sedangkan bulatan bintik pads bagian bawah "comb" adalah menunjukkan hasilreaksi uji terhadap Neospora . Setiap bulatan bintik pada bagian bawah "comb" dievaluasi untukditentukan reaksi warnanya. Sampel dengan reaksi warns sama atau lebih tinggi dari reaksi warnsserum kontrol positifdinyatakan "positif' . Bila tidakads antibodi yang terikat, maka reaksi dikatakannegatif (tanpa warns) . Pada sampel dengan reaksi warns lebih rendah dari serum kontrol positifdinyatakan negatif atau tidak terbentuk antibodi . Pembacaan hasil reaksi warns pada "comb"ditunjukkan pada Gambar 2 dibawah ini .

Cat: 1 18NC 100 - or INTERNAL CONTROLS.N: NEOSPORA

2

3

4

5

6

7

K

0

10 11 , 12~ ,, .

r

(.~

r,l~,

, .II

;

I

e~ ~i

+"

s!

~w Wwj 1wi

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Gambar 2. Pembacaan Hasil Reaksi Warns Pada "Comb"

Keterangan

1,5

Reaksi positiftinggi terhadap Neospora

2,6

Reaksi positif terhadap Neospora

3

Reaksi sangat rendah terhadap Neospora, dapat dikatakan negatif

4,10

Reaksi negatif terhadap Neospora

7

Reaksi positif sedang terhadap Neospora

8

Tidak ads reaksi yang terbentuk atau uji dikatakan gagal

9

Warns "background' tinggi, uji tidak berlaku atau harus diulang

11

Kontrol positif

12

Kontrol negatif

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

153

Page 154: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Reaksi wama yang terbentuk pada "comb" kemudian dicocokkan dengan warna yang terdapatdalam "combscale" sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3 dibawah ini.Gambar 3 . Hasil reaksiwarm pada "Comb" dicocokkan dengan "CombScale"

Gambar 3. Hasil reaksi warm pada "Comb" dicocokkan dengan "CombScale"

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari 30 sampel sera yang diuji terdiri atas 16 sampel sera anak sapi yang berumur kurang dari 6bulan, dan 14 sampel sera sapi dewasa (pemah beranak) . Hasil uji ELISA dengan kit BiogalImmunoComb ditampilkan pada Tabel 1 dibawah ini .

Tabel l .

Hasil pemeriksaan pada 16 sampel sera anak sapi dan 14 sampel sera sapi perahdewasa .

154

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Skor ELISA Jumlah sampelAnak < 6 bulan Dewasa ernah Beranak)

0 3(18,8%) 4(28,50/o)1 3(18,8%) 4(28,5%)2 - 1(7,10/o)3 - -4 _ _5 3(18,80/o) 3(21,40/o)6 7 (43,?/,) 2(14,30/o)

Jumlah 16 14

Page 155: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Menurut pabrik pembuat kit Biogal ImmunoComb, reaksi dikatakan negatif apabila bernilai skorsatu atau lebih rendah, sedang nilai skor 2 dianggap dubius, dan nilai skor tiga atau lebih besardinyatakan positif.

Jumlah sampel keseluruhan yang diuji dengan kit ELISA Biogal ImmunoComb yang bereaksinegatif pada kelompok anak sebanyak 6 sampel (37,5%) dan positif 10 sampel (62,5%) denganmemperoleh skorELISA 5 sebanyak 3 sampel (18,8%) dan skor 6 sebanyak7 sampel(43,8%). Sedangkandari kelompok sapi dewasa jumlah sampel keseluruhan yang bereaksi negatif sebanyak 8 sampel(57,1%),1 sampel bereaksi dubius (7,1%) dan sebanyak 5 sampel bereaksi positif(35,7%). Dari sampelsera dewasa yang positifdibagi menurut skornya, yaitu skor 5 sebanyak 3 sampel (21,4%) dan skor 6sebanyak 2 sampel (14,3%). Padakit ELISA BiogalImmunoComb reaksi negatif, dubius dan positifdapat dengan mudah dibedakan dengan melihat perubahan warna yang timbul pada "comb" yangkemudian dicocokkan dengan "combscale" dan dalam waktu 35 menit hasil reaksi sudah dapatdiperoleh.

Dari komunikasi pribadi Suhardono dan Landman (2001) yang disampaikan dalam (Suhardono,2001) dikatakan bahwa uj i ELISA dengan kit BiogalImmunoComb yang dipakai dalam penelitian inimemiliki sensitifitas 95,6% dan spesifisitas 98,31%terhadap ELISA dengan kit IDEXX . Jugadisebabkanbahwa sera yang diuji ELISA dengan nilai dubius masih ditemukan positif pada uji FluorescentAntibodi Test(FAT). Hal ini kemungkinan disebabkan adanya reaksi silangdengan kelompoksporozoalain misalnya Toxoplasma gondii (Suhardono 2002) . Dalam uji FAT hasil reaksi bersifat subjetccifsehingga diperlukan latihan dan pengalaman yang cukup dalam menginterpretasikan hasil reaksisecara individual (Bjorkman & Uggla,1999) Selanjutnya dikatakan bahwapada uji ELISA reaksi yangtimbul bersifat objektifsehingga teknik ini dapat dipakai sebagai uji skrining untuk menguji sampeldalamjumlah banyak . Dalam penelitian lain dikatakan bahwa hasil uji ELISA deteksi antibodi denganmenggunakan "multiple" antigen dimana antigennya berasal dari lysate tachyzoit Neospora caninumseperti yang digunakan dalam "crude" antigen yang dipakai dalam kit ELISA BiogalImmunoComb,menunjukkan angka sensitifitas dan spesifisitas cukup tinggi dan berkorelasi baik dengan hasil ujiIFAT (Wouda 1998) . Kelebihan dari uji ELISA dengan "crude" atau "multiple" antigen selain mudahdilakukanJuga memiliki sensitifitas dan spesifisitas lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan"single" antigen (Ossawa 1998) . Jenis antigen ini sudah banyak digunakan dalam diagnosa Neosporacaninum pada sapi, domba dan kambing . Disisi lain kekurangan dari uji ELISA deteksi antibodidengan "crude" antigen dianggap kurang efektif dalam mendeteksi level antibodi pada sapi-sapiyang terinfeksi secara kronis .

Secara umum sebagaimana yang dilaporkan oleh Pare et al (1995)bahwa pada uji "Indirect" ELISA dengan menggunakan "crude" antigen seperti yang dipakai padaKit Biogal ImmunoComb diperoleh angka sensitifitas 89% dan spesifisitas 97% . Maka uj i ini dapatdikatakan mempunyai angka sensitifitas dan spesifisitas cukup tinggi, cepat dan mudah dilakukannamun tidak ekonomis karena harganya mahal.

Teknik uji ELISA deteksi antibodi masih terus dipakai dan dikembangkan dalam diagnosa Neosporacaninum . Pengembangan uji ini dapat dilakukan diantaranya dengan modifikasi melalui penggunaan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

155

Page 156: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

komplek pemacu kekebalan / immunostimulating complexes (ISCOMS) (Bjorkman 1994). Dalamstudi, ISCOMS dipakai sebagai alat untuk memilih membran protein parasit yang dapat mengurangijumlah protein internal yang menimbulkan masalah dengan adanya ikatan non spesifik dan reaksisilang dalamuj i ELISA (Bjorkman et al, 1997). ISCOMSbelum lama ini dipakai sebagai antigen dalamuji ELISA deteksi antiboditerhadapNeospora caninum padssera anjing (Bjorlanan 1994). Selanjutnyadilaporkan bahwa penggunaan antigen yang terbuat dari protein parasit yang disatukan ke dalamISCOM diperoleh angka spesifisitas lebih tinggi daripada dengan menggunakan "crude" antigen(Bjorkman 1997).

KESIMPULAN

Kit ELISA Biogal ImmunoComb dapat dipakai untuk mendeteksi antibodi Neospora caninum .Uji ini cukup sensitifdan spesifik terhadap Neospora caninum namun tidak ekonomis karenaharganyamahal .

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Dr.Suhardono dan Dr. Sri Muharsini yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam penulisanmasalah ini . Juga kepada stafdan teknisi Parasitologi yang telahbekerja sama dengan baik . Serr-gaAllah swt membalas segalakebaikan ini . Amien.

DAFTAR BACAAN

Anderson, M C; Pahner, CW., Thurmond, MC; Picanso, J P, Blanchard, PC; Breitmeyer, R E. ; Layton,AW; McAllister, M; Daff B ; Kinde, H; Read, D H; Dubey, JP; Conrad, J P; andBarr, B C . 1995 .Evaluation ofabortions in cattle attritable to neosporosis in selecteddairy herds in California . J.Am . Yet. Med. Assoc. 207:1206-1210.

Bjerkas I . ; Jenkins, MC; Dubey, J P 1994 . Identification and characterization of Neospora caninumtachyzoite antigens useful for diagnosis of neosporosis . Clin. Diagn. Lab. Immunol. 1 : 214 -221 .

Bjorkman, C; Lunden,A; Holmdahl, O J M; Barber, J ; Trees, A J, Uggla,A. 1994. Neospora caninumin dogs detection ofantibodies by ELISA using an ISCOM antigen . Parasite lmmunol. 16 : 643-648 .

Bjorkman, C ; Holmdahl, O J M; Uggla, A . 1997 . An Indirect Enzyme-linked ImmunoAssay (ELISA)for demonstration ofantibodies to Neospora caninum in serum and milk ofcattle . Vet. Parasitol.68:(251-260).

Bjorkman, C . and Uggla, A. 1999 . Serological Diagnosis ofNeospora caninum infection . Interna-tionalJournalfor Parasitology. 29 : (1497 -1507) .

156

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 157: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Ternu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Collins, M T; Angulo, A; Buergett, C D. 1993 . Reproducibility of a Commercial Enzyme-linkedImmunosorbent Assay for bovine paratuberculosis among eight laboratories . J. Vet. Diagn.Invest. 5 : 52 - 55 .

Dubey, J P ; Hettel, A L ; Lindsay, D S; Topper, M J . 1998 . Neonatal Neospora caninum infections indogs isolations of the causative agent and experimental transmission . J. Am. Vet. Med. Assoc.193:1259-1263 .

Dubey, J P ; Lindsay, D S. Areview of Neospora caninum and neosporosis . Yet. Parasitol. 1996; 67 :1-59.

Kuby, J . 1992 . Antigen - antibody interactions (ch . 6) In: Immunology, 1 st ed ., pp . 126, 135 . W. H. .Freeman andCompany, New York, NY.

Lindsay, D S and J P Dubey. 1989 . Immunohistochemical diagnosis of Neospora caninum in tissuesections. Ame. J. Yet. Res., 50 : 1981-1983 .

Lindsay, D S; Dubey, J P ; Cole, RA., 1993 . Neospora induced protozoal abortion in

cattle. Comp.Cont. Ed. Pract. Vet. 15 : 882-889 .

Moen, A R; W Wouda; M F, Mul ; EA M, Graat and T Van Werven . 1998 . Increased risk ofabortionfollowing Neospora caninum abortion outbreaks, a retrospective and prospective cohort studyin four dairy herds . Theriogenology . 49 : 1301-1309 .

Ossawa, T; Wastling, J ; Maley, S; Buxton, D; Innes, E A. 1998 . A multiple antigen ELISA to detectNeospora-specific antibodies in bovine sera, bovine foetal fluids, ovine and caprine sera. Yet.Parasitol. 79 : 19 - 34

Pare, J ; Hietala, S K ; Thurmond, M C. 1995 . Interpretation ofan indirect fluorescent antibody test fordiagnosis ofNeospora sp. infection in cattle . J. Yet. Diagn. Invest . 7 : 273 - 275 .

Romand, S; Thulliez, P ; Dubey, J P 1998 . Direct agglutination test for serologic diagnosis ofNeosporacaninum infection . Parasitol. Res. 84 : 50-53 .

Seefekdt, S L ; Kirkbride, CA, Dubey, J P 1989 . Comparison ofenzyme-linked immunosorbent assay,indirect fluorescent antibody test and direct agglutination test for detecting Toxoplasma gondiiantibodies in naturally aborted ovine fetuses. J. Yet. Diagn. Invest. 1 : 124 -127.

Suhardono dan Iskandar, T. 2001 . Studi infeksi Neospora caninum padaternak sapi perah . Laporankegiatan penelitian tahun anggaran 2001 .

Suhardono, Iskandar, T. dan Kosasih, Z . 2002 . Neosporosis salah satu penyebab keguguran padaternak ruminansia, baru dikenali di Indonesia . Prosiding Seminar Nasional TeknologiPeternakan & Veteriner, PuslitbangNak, Badan LitbangTan, DepTan. Hal . : 381 - 384 .

Trees,A J ; F Guy; J C Low,A Robert; D Buxton and J P Dubey. 1994 . Serological evidence implicatingNeospora sp as a cause ofabortion in British cattle . Veterinary Record. 134 : 405 - 407 .

Wouda, W; J . Brinkhof; C Van Maaney ; A L W DeGee and A R Moen. 1998 . Serodiagnosis ofneosporosis in individual cows and dairy herds, a comparative study of three Enzyme-LinkedImmunosorbentAssays .Clin.Diagn. Lab. Immunol. 5 (55):711 -716 .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

157

Page 158: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PENGAMBILANMETASERI{ARIAFASCIOLA IGANTICAPADASIPUTLYMNAEA RUBIGINOSADI SURADE SUKABUMIJAWA

BARAT

Suharyanta

Balai Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata 30 Bogor

RINGKASAN

Pengambilan metaserkaria Fasciola gigantica dilakukan di tujuh lokasi di Kecamatan Surade KabupatenSukabumi . Koleksi ini dilakukan setiap bulansejak Februari hingga Mei2002 selama 4 hari setiap kali pengambilan .SiputLymnaea Rubiginosadikumpulkandari sawah yang berdekatan dengan kandang sapi dengan menggunakankantong plastik, kemudian di ternpatkan pada kaca berukuran 20 x 40 cm untuk dipres clan di seksi kemudiandiperiksa di bawah mikroskop stereo untuk di identifikasi terhadap adanya serkaria yang kemudian akan menjadimetaserkaria F. gigantica. Total siput L.rubigincsa dari 4 kali pengambilan adalah sebanyak 9.191 ekor, terdiridari : 550 siput(5,98 %) positifF. gigantica, 1 .092 (11,92 %) positif trematoda lainnya clan 7.543 siput (82,09%) negatif, serta didapatkan 98.000 metaserkariaF. gigantica . Koleksi metaserkaria dari lapangan ini dilakukanuntuk mencukupi kebutuhan penelitian Fasciolosis di laboratorium Balitvet Bogor.

Kata kunci: Metaserkaria, Fasciola gigantica, Lymnaea rubiginosa, serkaria.

PENDAHULUAN

Penyakit cacing hati (Fasciolosis) merupakan penyakit parasiter yang secara ekonomis yangmenyerang hewan ruminansia yang disebabkan oleh Fasciola gigantica (Edney Dan Muklis, 1962 ;Brotowidjojo 1986) . Siput Lymnaea rubiginosa merupakan satu-satunya induk semang antara dalamsiklus hidup cacing F. gigantica di Indonesia (Boray 1985). Sehubungan dengan banyaknyametaserkaria F. gigantica yang diperlukan untuk penelitian Fasciolosis, maka untuk mencukupikebutuhan metaserkaria F. gigantica di laboratorium, selain membuat infeksi buatan denganmerasidium F. gigantica pada siput L. rubiginosa di aquarium, juga dilakukan pengambilanmetaserkaria F. gigantica yang berasal dari siput L. rubiginosa dilapangan . Selain itu jugs untukmemenuhi kebutuhan yang sifatnya mendadak, di mana persediaan metaserkaria Egigantica semangkosong, sebab bila menunggu produksi dari infeksi buatan, memerlukan waktu sekitar2 bulan setelahsiput di infeksi. Metaserkaria F. gigantica terjadi di lapangan karena adanya tinja sapi atau ternakyang mengandung telur cacingF. gigantica di persawahan yaitu pada saat hewan itu digembalakanatau digunakan untuk mengolah sawah (Boray 1985). Bila kandang sapi tersebut berdekatan dengansawah di mana tinjanya langsung mengalir ke persawahan maka di lokasi ini biasanya siput L .rubiginosa banyak yang terinfeksi dengan F. gigantica. Oleh karena itu lokasi persawahan yangdekat dengan kandang merupakan lokasi yang sangat potensial untuk kelestarian daur hidup F.gigantica, di mana telur cacing F. gigantica menetas menjadi merasidium langsung masuk ke dalam

158

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 159: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

siput L . rubiginosa kemudian akan menjadi redia, setelah selang waktu kurang lebih 6 minggu siputakan mengeluarkan serkaria clan kemudian berenang di permukaan air lalu menempel di rumput ataujerami clan setelah beberapajam akan menjadi metaserkaria . Siput ini selain dapatterinfeksi F. giganticajuga dapat terinfeksi trematoda lainnya seperti : Echinostoma sp. clan Trichobilharzia sp. (Lie EtAl ;1973 ; Ong Dan Kuan, 1973 ; Estuningsih, 1992 ).,serta cacing Oligochaeta, yaitu Chaetogaster sp .(KHALIL, 1961 ; MICHELSON, 1964) . Trematoda tersebut saling bersaing untuk dapat masuk kedalam tubuh siput L . rubiginosa . Siput ini hidup di persawahan clan populasinya tidak di pengaruhioleh musim, namun di pengaruhi oleh sumber makanan clan kestabilan habitatnya (Widjajanti, 1998) .

BAHAN DAN CARA

Siput L. rubiginosa clewasa dikumpulkan dari area persawahan di beberapa desa di KecamatanSumde,kabupaten Sukabumi, Jawa Barat . Koleksi metaserkaria F. gigantica dilakukan setiap bulanselama 4 bulan pada lokasiyang sama yaitu mulai bulan Februari sampai dengan Mei 2002 . Pengambilansiput diutamakan di area persawahan yang berdekatan dengan kandang sapi, yang dianggap infeksiEgigantica pada siput L. rubiginosa lebih tinggi dibandingkan dengan di area persawahan yangjauh dari kandang sapi yanghanya 0,5% (Suhardono, 1998) . Siputdikumpulkandengan menggunakankantong plastik berukuran 1500 cm clan diberi label, kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkanlumpur yang menempel pada rumah siput clan dikeringkan dengan menggunakan tissue atau lapkering . Koleksi metaserkaria F. gigantica harus dilakukan secepat mungkin setelah koleksi siput,untuk mencegah kematian siput . Tempatkan siput secara berukuran pada kaca yang berukuran 20x40cm sebanyak 40 siput, lalu di pres dengan kaca yang berukuran sama, kemudian diklip pada keduaujung kaca dengan menggunakan binder Hip . Periksa di bawah mikroskop stereo untuk identifikasiserkaria F. gigantica clan trematoda lainnya . Siput yang positifterhadap serkaria F. gigantica diberitanda di atas kaca dengan spidol . Dengan menggunakan Was kumpulkan siput yang positiftersebutke dalam cawan petri yang berisi akuades . Siput tersebut satu per satu dibedah clan serkaria besettaredianya dikeluarkan dari badan siput, kemudian di saling dengan saringan berukuran 1 mm clanditampung dalam kantong plastik berukuran 1500 cm dengan menggunakan botol penyemprot berisiakuades, sehingga redia clan serkaria akan lolos clan tertampung, sedangkan cangkang clan badansiput akan tertinggal dalam saringan . Tambahkan akuades hingga cairan jernih clan ikat kantongplastik kemudian tempatkan di tempat yang clatar clan terhinclar dari guncangan pada suhu ruangselama 24 jam. Setelah 24 jam akuades diganti clan bersihkan redia clan serkaria yang tidak menjadimetaserkaria dengan cara menggoyangkan secara perlahan, maka metaserkaria yang baik akanmenempel dengan kuat di plastik . Plastiktersebut disimpan di bak yang berisikan air untuk di bawa kelaboratorium. Setelah sampai di laboratorium metaserkaria dicuci dengan akuades,lalu disimpan dalambotol yangberisi akuades pada suhu 4°c . Akuades diganti setiap 4 hari untuk menghindari tumbuhnyajamur clan protozoa yang akan mengganggu kuaGias dari metaserkaria .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

159

Page 160: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siput L. rubiginosa yang terkumpul sangat beragam baik jumlahnya maupun ukurannya . Siputyang diperiksa diutamakan yang panjang rumah siputnya berukuran lebih dari 1 cm. Akan tetapi siputyang berukuran besar tidak ditemukan disemua lokasi, di Gandasoli misalnya, di lokasi ini hampirtidak pernah didapatkan siput yang besarnya lebih dari 1 cm, tetapi banyak didapatkan siput yangpositif terhadap F. gigantica . Pada umumnya untuk koleksi siput L. rubiginosa tidak mengalamikesulitan, sedangkan untuk mendapatkan siputyang positifterhadap Fgigantica perlu memilih waktudan lokasi yang tepat. Pengambilan pertama di mulai pada bulan Februari di mana pada saat itu petanisedang mengolah sawah untuk tanam padi, pada bulan ini waktunya kurangtepat untuk pengambilanmetaserkaria F. gigantica, karena di samping populasi siputnya rendah, jumlah metaserkaria F.giganticajugsrendah (Tabel 1) . Hal ini disebabkan karena rediaF.gigantica pada siput L. rubiginosamasih terlalu muda. Menurut Boray (1985), merasidium F. gigantica yang masuk kedalam tubuh siputL. rubiginosa,memerlukan waktu sekitar 6 minggu untuk menjadiredia . Pengambilan keduadilakukanpada bulan Maret, di mana tanaman padi berumur sekitar 1 bulan dan belum terlalutinggi pada kondisiini sangat mudah untuk mengumpulkan siputL. rubiginosa. Walaupun persentase siput yangterifeksiF. gigantica masih relatif rendah, akan tetapi jumlah siput yang diperoleh lebih banyak jumlahnyasehingga metaserkaria yang diperolehpun juga lebih banyak (Tabel 2.) . Pada pengambilan ketiga,yaitu pada bulan April di mana padi sudah tinggi,sehingga sulit untuk mendapatkan siput sehinggahanya diperoleh metaserkaria yangjumlahnyapun lebih rendah dari pengambilan kedua (Tabel 3) .

Tabel l . Data pengambilan siput Lymnae Rubiginosaasal lapangan Kec . Surade Kab . Sukabumibulan Februari2002.

Keterangan : Jumlah metaserkaria F. gigantica yang diperoleh 9.000 .

Sedangkan pengambilan keempat yaitu pada bulan Mei, saat itu petani baru saja selesai panenpadi, sehingga siput L. rubiginosa dan metaserkariaF. gigantica dengan mudah dapat dikumpulkanyang diperolehjauh lebih banyak, yaitu sampai mencapai 52.000 .

160

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Lokasi Jumlsh danpersentase siputL mbigir~osa g dikoleksi Jumlsh+F.gigantica +Trematodalain Negatif siput

Cibelung 7(2,00/o) 38 (11,Q9`0) 290 (86�Z%) 335Citanglar 6 (1 �UOYo) 52 (9� "OYo) 479 (89� %) 537Cilalay 5 (2j%) 19 (10W9'0) 161(87 �~Vo) 187Gandasoh 13 (9�,q°/o) 16 (11Xo) 109 (78,Uolo) 138Ciparay 28(10%) 26 (9,,Z`o) 214 (79,U%) 268TegslPari 26 (5 �9ro) 53 (11,x) 393 (83AYo) 472Kadaleman 7(5&%) 21(16 %) 101(78 4'0) 129Total 92 (4&0/6) 225 (10�29'0) 1747 (84,L4%) 2064

Page 161: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosid.ing Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabe12 .

Data pengambilan siput Lymnae Rubiginosa asal lapangan Kec . Surade Kab. Sukabumibulan Maret 2002

Koleksi metaserkaria F. gigantica dilakukan setiap bulan selama 4 bulan pada lokasi yang sama.Jumlah metaserkaria yangdiperoleh bervariasi pada setiap kali pengambilan . Bila dijumlahkan makadari 4 kali pengambilan diperoleh metaserkaria F.gigantica sebanyak 98.000 (rata-rata 24.500/pengambilan) yang berasal dari 550 (5,98%) siput L . rubiginosa . Sebanyak 1096 siput (11,92 %)terinfeksi trematoda lain, seperti Echinostoma sp ., Trichobilharzia sp . dan Streigidae . Sedangkan7.543 siput (82,09 %) tidak terinfeksi (negatif) . Selain terifeksi F. gigantica atau trematoda lainnya,dalam tubuh siput banyak ditemukan Chaetogaster. Chaetogaster tersebut dapat mempengaruhiperkembangan dan pertumbuhan siput (Ong Dan Kuan, 1973), dan menurut Backlund (1949) DanKhalil (1961), Chaetogaster sp. dapat memangsa serkaria F. hepatica dan F.gigantica atau setidaknyadapat menghambat masuknyamerasidium ke dalam badan siput . Faktor lain yang dapat mempengaruhiinfeksi Fgigantica pada siput L . rubiginosa adalah trematoda Echinostoma sp . Trematoda ini dapatmenginfeksi siput dalam bentuk merasidium, maupun serkarianya, bahkan larva cacing Echinostomamampu mendominasi larva cacing trematoda jenis lain dengan cara menyingkirkannya dari tubuhsiput (Lie EtAl ;1965 ;Lie, 1966) .

Tabel 3 . Data pengambiIan siput Lymnae Rubiginosa asal lapangan Kec . Surade Kab. SukabumibulanApril 2002

Keterangan : Jumlah metaserkaria F. gigantica yang di dapatkan 14.500

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

161

Lokasi Jumlah dan persentase siput L. rubiginosa Jumlahan dikoleksi siput

+ F .gigantica +Trematoda Negatiflain

Cibalung 12(4.11%) 29(9.93%) 251 (86,96%) 292Citanglar 9(3,26%) 31 (11,23%) 236 (85,51%) 276Cilalay 11 (7,48%) 18(12 .24%) 118 (80,27%) 147Gandasoli 17(7.30%) 23(9,07%) 193 (87,12%) 233Ciparay 12(5,86%) 21 (9,91%) 179(84,49°!0) 212Tegal Pan 16(4,36%) 34(g.26%) 317 (86,38%) 367Kadaleman 3(3,66%) 19(23 .17%)__ 60(73 .17%) 82T o t a I 80 (4 .9 19/b) i (175

10,88%)1(84,15%)

-

(

_1609

Lokasi um a an persentase siput . ru iginosa yang Jumlahdikoleksi siput

+ .gigantica + remato a egadlain

-ibalung 32 (6 .657.T- 53(11 .01) .sey (~sl,.~srod 481Citanglar 23(4 .35%) 78(14 .74%) 428 (80,91%) 529Cilalay 9(4,15%) 31 (14,29%) 177 (81,57%) 217Gandasoli 11 (6,55%) 19(11 .31%) 138 (82,14%) 168Ciparay 36(9,21%) 43(10 .99%) 312 (79 .79%) 391Tegal Pari 33(6,76%) 58(11 .89%) 397 (81,35%) 488Kadaleman 7(6,73%) 32(30,77%) 65(67 .31%) 104o t a 15 (6,35%) 314 (13,20)

__1913(80,45%) 2378

Page 162: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Disetiap lokasi ditemukan infeksi F. gigantica pada siput L . rubiginosa lebih rendah di bandingkandengan infeksi trematoda lainnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya unggas, seperti : itik, danayam . Unggas tersebut sangat mudah terinfeksi Echinostomasp . dan Streigidae sehingga F. giganticakalah bersaing untuk masuk ke dalam tubuh siput . Estuningsih (1998) menemukan bahwa ada fenomenaantagonis yang kuat antara larva E. revolutum dan F. gigantica, karena dalam waktu 30 hari setelahsiput L . rubiginosa di infeksi secara bersamaan dengan kedua macam larva tersebut, siput L . rubiginosahanya terinfeksi oleh E.revolutum .

Tabel 4 . Data pengambiIan siput Lymnae Rubiginosa asal lapangan Kec. Surade Kab . Sukabumibulan Mei 2002

Keterangan : Jumlah metaserkaria F. gigantica yang diperoleh 52.000 .

KESIMPULAN

Untuk mendapatkan metaserkaria F. gigantica secara maksimal pada siput L. rubiginosa dilapangan, perlu mempertimbangkan waktu dan memilih lokasi yang tepat, karena erathubungannya dengan musim tanam padi di sawah .

Waktu koleksi siput yang paling tepat adalah pada saat padi berumur sekitar satu bulan dan saatsetelah panen .

Lokasi persawahan yang berdekatan dengan kandang sapi merupakan lokasi yang paling tinggitingkat infeksi siputnya .

Tinggi rendahnya tingkat infeksi siput L. rubiginosa terhadap F. gigantica juga di pengaruhioleh keberadaan trematoda lain yang berasal dari unggas .

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada ACIAR PROJECT AS1 /9727 yang telah mendanai seluruhkoleksi metaserkaria F. gigantica. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Drh.S.EndahEstuningsih MSc, Drh . Sri Widjajanti MSc, dan Yayan Daryani di Parasitologi Balitvet,serta Sdr.Ahmad di Kec . Surade Kab . Sukabumi,Jawa Barat yang telah membantu kelancaran koleksi siputtersebut .

162

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Lokasi Jumlah dan persentase siput L. rubiginosayang Jumladikoleksi h siput

+ F.gigantica + Trematoda Negatiflain

Cibalung 54(7,85%) 73(10,61%) 561 (81,54%) 688Citanglar 27(5 .70%) 68(14,35%) 379 (79,96%) 474Cilalay 1 B (5,45%) 43(14,03%) 269 (81 .51%) 330Gandasoli 37(6 .94%) 57(13,77%) 320 (77,29%) 414Ciparay 38(10,67%) 41 (11 .52%) 277 (77.81%) 356Tegal Pari 39(6,59%) 63(10.64%) 490 (82,77%) 592Kadaleman 14 (4,89%) 37(12.94%) 235 (82,17%) 286T o t a 1 227(7,23%) 382 C12,17%) 2531 (80,60%) 3140

Page 163: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

DAFTAR BACAAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Backlund, H.D . 1949 . En kommensal som eter sitt varddjurs parasiter - Fauna O. Flora, pop . Tidske -Biol . 44:38-41 .

Boray, J.C . 1985 . Trematoda ofIndonesian Frinol and Rerviscel Report on A Short Tern Assigment inIndonesia (29 April - 24 May) . PP53 .

Brotowidjojo, M.D . 1986 . Lymnaea auricularia Rubiginosa, snail intermediate host For the LiverFluke Fasciola Gigantica in the Yogyakarta district. 1 . external Characteristics at the shell atthesnail . Bull . FKHUGM 6:20 - 22 .

Edney, N .M. AndA.Muklis . 1962 . Fasciolasis in Indonesian livestock . Comm. Yet. 2: 49-62 .Estuningsih, S.E . 1992 . Larva (cercaria) trematoda pada siput Lymnaea Rubiginosa Yangterdapat di

persawahan daerah Bogor, Jawa Barat. PenyakitHewan 24 (44) :118 - 120.Estuningsih, S.E . 1998 . Studi tentang penggunaan larva cacing Echinostoma evolutum sebagai agen

kontrol biologis cacing FasciolagiganticaJ Ilmu ternak Pet. Vol.3(2).129-135 .Khalil, L.F. 1961 . On the capture and ditrution ofmiracidia by Chaetogaster Lymnaea (Oligochaete) .

J. Helminth . 35 (3/4) : 269 - 274 .Lie, K.J., P.F. Basch, And T. Umathevy. 1965 . Antagonism between two spesies at larvae trematodes

in the same snail . Nature 206 : 422 - 423 .Lie, K.J . 1966 . Antagonistic interaction between Schistosoma mansoni Sporocysts and Echinostome

redial in the snail Australorbis glabratus . Nature 211 :1213 -1215.Lie, K.J, H.K. Lim, And C.K . Ow - Yang . 1973 . Synergism ang antagonism between Two trematodes

species and the snail Lymnaea Rubiginosa. Int. J. parasital. 3 : 729 - 733 .Michelson, E.H . 1964 . The protective action ofChaetogasterLimnaea on snails exposed to Schitosoma

mansoni. J. parasital. 50 (3) : 441 -444 .

Ong, P.L. And E. Kuan. 1973 . The reproductive systems of Indoplanorbis exurtus (Deshayes)(planorbidae : pulmanata) and Lymnaea Rubiginosa (Michelin) (Lymnalidae : Pulmunata) adiscription in healthy Trematodes harbouring snails . SoutheastAsian. J . Trop . Med . Publ . Hlth .4(1) :46-54 .

Suhardono . 1998 . Pengendalian infeksi cacing hati pada ternak : kontrol biologi F. gigantica dengantrematoda lain pada siput Lymneae Rubiginos.

Wartazoa. 7 (1).1998.15 -21 .Widjajanti, S . 1998 . Estimasi populasi siput hymnaea Rubiginosa dan siput air tawar Lainnya di

sawah dan di kolam di Bogor Jawa Barat . J. Ilmu Ternak Vet. 3 (2) . 124 - 128 .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

163

Page 164: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

DETEKSIANTIBODITERHADAPPENYAKIT INFECTIOUS BOVINERHINOTRACHEITISPADAKERBAUDENGAN TEKNIKUJI

NETRALISASI VIRUSPudji Kurniadhi

Balai Penelitian I'eteriner, Jl. R.E. Martadinata 30 Bogor

RINGKASAN

Teknik Uji Netralisasi Virus (UNV) adalah merupakan suatu teknik menetralisir virus dengan antibodisehingga apabila serum yang diuji tersebut mengandung antibodi terhadap virus Infectious Bovine Rhinotracheitis(IBR) maka virus IBR yang ditanam di set tidak akan tumbuh, sehingga tidak terjadi perubahan sitopatik(cytophatic effect / CPE) pada set . Sehingga teknik UNV ini dapat dipakai untuk mendeteksi antibodi IBR.Teknik ini sudah di aplikasikan di Balai Penelitian Veteriner untuk diagnosis serologik terhadap virus penyakitIBR pada kerbau dari daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan hasil koleksi pada bulanAgustus 2001 dan dikerjakan pada bulan Agustus dan Desember 2001 sebanyak 323 sampel serum.

Sampel serum tersebut dicampur dengan virus IBR dan diberi suspensi set Madin Darby Bovine Kidney(MDBK) dan diinkubasikan pada suhu 37°C yang mengandung 5% C02. Pembacaan dilakukan setiap harisampai pada hari ke-4 . Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebanyak 34(10.52%) sampel serum mengandungantibodi terhadap penyakit IBR. Makadapat disimpulkan bahwa kerbau-kerbau yang memberikan reaksi pusitifpada UNV ini telah terinfeksi oleh virus IBR secara alami, karena di Indonesiabelum pernah dilakukan vaksinasiterhadap penyakit IBR pada kerbau .

Kata kunci : Uji Netralisasi virus; virus Infectious Bovine Rhinotracheitis

PENDAHULUAN

Penyakit Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) adalah penyakit infeksius yang menyerangternak sapi, dan agen penyebabnya adalah virus Herpes yang dikenal dengan nama Bovine Herpes-virus I atau BHV 1 (Buxton DanFraser, 1977; GibbsDan Rweyemamu, 1977 ; St George, 1982).

Virus IBR ini selain menyerang alat pernapasan juga dapat menyerang alat-alat genital / reproduksi .Dalam bentuk penyakit pernapasan gejala-gejala klinis hewan penderita berupa demam tinggi (40,5°C- 42°C), nafsu makan hilang / berkurang, depresi, pernapasan terlihat sesak disertai adanya leleran darilubang hidung (ingus) yang pada stadium awal penyakit bersifat encer, tetapi pada stadium yanglebih melanjut berubah menjadi keruh (Gibbs DanRweyemamu, 1977). Selain gejala-gejala klinis yangberupa gangguan pernapasan, gejala lain yang sering menyertai adalah radang pada selaput lendirmata (conjunctivitis dan keratitis (Gibbs Dan Rweyemamu, 1977).

Dalam bentuk penyakit genital/reproduksi, pada hewan jantan menyebabkan balanoposthitis,sedang pada hewan betina menyebabkan radang pada vulva dan vagina sehingga penyakitnya jugadisebut Infectious Pustular Vulvovaginitis (Gibbs dan Rweyemamu, 1977 ; St George, 1982).

Cara penularan biasanya melalui kontak langsung dengan hewan penderita, sedang pada bentukpenyakit genital melalui perkawinan alami maupun buatan (Gillespie DanTimoney, 1981).

164

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 165: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Pada hewanjantan yang terserang oleh penyakit IBR, virusnya dapat ditemukan pada semen, dankeberhasilan isolasi virus IBR dari semen ini pernah dilaporkan di Australia (Spradbrow, 1968), diBelanda (Van Oirschot et al, 1993) dan di Brasilia (Weiblen et al, 1992) . Selain itu virus IBRjugspernah diisolasi dari kerbau di Malaysia (Ibrahim et al, 1983) dan dari kerbau jantan di Australia (StGeorge And Philpott, 1982).

Diagnosis penyakit selain berdasarkan gejala-gejala klinis, perlu didukung dengan pemeriksaanlaboratorium, yang berupa isolasi dan identifikasi virus serta uji serologik. Uji serologik untukmendekteksi ada tidaknya antibodi terhadap virus IBR selain dengan teknik ELISA, umumnya yangdipakai adalah Uji Netralisasi Virus (UNV) .

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah kerbau-kerbau dari daerah PropinsiNusaTenggara Timur (NTT) yang merupakan hasil koleksi pada bulan Agustus 2001 tersebutterinfeksioleh virus IBR atau tidak. Percobaan ini dilakukan pada bulan Agustus dan September 2001 dilaboratorium Virologi Balai Penelitian Veteriner Bogor.

Sampel serum kerbauSampel serum kerbau yang diperiksa sebanyak 323 sampel, berasal dari daerah Propinsi Nusa

Tenggara Timur (NTT) yang merupakan hasil koleksi pada bulanAgustus 2001 .

Biakan selBiakan sel yang dipakai adalah biakan sel yang terbuat dari sel-sel ginjal janin / anak sapi yaitu

biakan sel lestari Madin Darby Bovine Kidney (MDBK) .

VirusVirus yang dipakai sebagai antigen pada Uji Netralisasi Virus (VNT) adalah virus IBR standar

galur Colorado .

Serum kontrol positip IBRSerum kontrol positip IBR adalah serum yang mengandung antibodi terhadap virus IBR yang

diperoleh dari serum lapangan .

Serum kontrol negatip IBR

BARAN DAN CARA

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Serum kontrol negatip adalah serum yang tidak mengandung antibodi terhadap virus IBR.

Prosedur Kerja

Titrasi virus

Virus stok IBR standar galur Colorado yang dipakai pada percobaan ini mula-mula dititrasi untukdiketahui kandungan titer virusnya pada 100 Cell Culture Infectious Dose (CCID)SO / 50 ml, yaitu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

165

Page 166: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

dengan cara sebagai berikut : virus stole IBR standar galur Colorado diencerkan menjadi 10 -'sampaidengan 10 1 yaitu dengan cara mencampur virus stok 1 bagian dengan 9 bagian media pemeliharayaitu media Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM) yang mengandung 2% Fetal BovineSerum (FBS) demikian seterusnya berlaku untuk enceran virus yang berikutnya. Enceran virus tersebutkemudian diisikan lee lubang pada mikroplat steril 96 lubang sebanyak 50 ml tiap lubang, setiapenceran virus mulai dari 10-1 sampai dengan 10 -1 masing-masing 4 lubang . Setelah itu kedalamnyaditambahkan media yang mengandung 2% FBS sebanyak 50 ml tiap lubang, Untuk kontrol sel adalahsebanyak 100 ml media pemelihara tiap lubang sebanyak 4 lubang. Terakhir ditambahkan suspensi selMDBK dengan kandungan sel 3 X 10° / ml sebanyak 50 ml tiap lubang kemudian diinkubasikan padasuhu 37°C yang mengandung 5 % CO2 . Pembacaan dilakukan setiap hari sampai hari lee-4 . Titer virusdinyatakan dengan melihat enceran virus yang tertinggi yang masih dapat menginfeksi sel, dan iniditandai dengan adanya perubahan sitopatik (cytophatic effect / CPE) yaitu terjadinya kerusakanpada sel oleh virus IBR dan untuk menghitung virus dengan titer Cell Cultere Infectious Dose(CCID)SO/50 ml digunakan rumus Reed & Munch (Rovozzo And Burke, 1973)

Uji Netralisasi Virus (UNV)

Semua sampel serum yamg akan diuji diinaktitkan terlebih dahulu denganjalan dipanaskan padasuhu 56°C selama 30 menit . Kemudian sampel serum tersebut diencerkan menjadi 1 : 4 dengan mediayang mengandung 2% FBS (Foetal Bovine Serum) . Enceran serum tersebut dimasukkan lee dalam 2lubang plat mikrotiter sebanyak 50 ml . Demikianjugs untuk kontrol serum positip dan kontrol"�annegatip. Untuk kontrol sel setiap plat mikrotiter cukup 2 lubang dan hanya diisi dengan media yangmengandung 2% FBS sebanyak 100 ml . Kemudian ditambahkan 50 ml virus yang mengandung 100CCID50 /50 ml tiap lubang, kecuali lubang kontrol sel, kemudian diinkubasikan selama 1 jam pada suhu37°C yang mengandung 5% COZ, selanjutnya ditambahkan suspensi sel dengan kandungan sel 3 X101 / ml sebanyak 50 ml dan diinkubasikan pada suhu 37°C yang mengandung 5% CO2 selama 4 hari .Selain itu dibuat titrasi ulang (back titration) dengan cara virus yang mengandung 100 CCIDSO / 50 mldiencerkan 1/10, 1 /100 dan 1 /1 .000 dan diisikan lee lubang sebanyak 50 ml tiap lubang, setiap enceranvirus mulai dari 100 CCID~o / 50 ul sampai enceran 1 / 1 .000 sebanyak 4 lubang. Setelah itu ditambahkanmedia 2% FBS sebanyak 50 ml tiap lubang, Untuk kontrol sel sebanyak 100 ml tiap lubang . Terakhirditambahkan suspensi sel dengan kandungan sel 3 X 10` / ml sebanyak 50 mltiap lubang . Pembacaandilakukan setiap hari sampai hari ke-4 . Titer antibodi dinyatakan dengan melihat enceran serum yangtertinggi yang masih dapat menetralisasi virus, dan ini ditandai dengan tidak adanya perubahanSitopatik (cytophatic effect / CPE) .

Pembacaan titrasi ulang dilakukan setiap hari sampai hari lee-4 . Apabila pada enceran virus 1/100,perubahan Sitopatik (cytophatic effect / CPE) terjadi pada 2 lubang dari 4 lubang yang diinfeksi (50%)maka virus yang dipakai untuk Uji netralisasi virus (UNV) sudah memenuhi syarat 100 Cell CultureInfectious Dose (CCID)SO / 50 ml .

166

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 167: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dari pemeriksaan dengan UNV, dari 323 sampel serum kerbau tersebut, ternyata terdapat 34 (10.52%)sampel serum yang positip mengandung antibodi terhadap virus IBR. Ini menunjukkan bahwa kerbau-kerbau di daerah Propinsi NTT tersebut tidak semua bebas dari penyakit IBR walaupun tingkatinfeksinya masih rendah dan hal ini menunjukkan pula bahwa daerah Propinsi NTT merupakan daerahyang tertular penyakit IBR.

Pada dasarnya teknik UNV ini merupakan suatu teknik menetralisir virus dengan antibodi sehinggaapabila serum yang diuji tersebut mengandung antibodi terhadap virus IBR maka virus IBR yangditanam di sel tidak akan tumbuh, sehingga tidak terjadi perubahan sitopatik (cytophatic effect /CPE)yaitutidak terjadi kerusakan pada sel oleh virus IBR, oleh karena itu teknik Uji Netralisasi Virus (UNV)ini dapat dipakai untuk mendeteksi antibodi .

KESIMPULAN

4

Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa kerbau-kerbau yang memberikan reaksipositip pada UNV ini telah terinfeksi oleh virus IBR secara alami, karena di Indonesia belumpernah dilakukan vaksinasi terhadap penyakit IBR pada kerbau .

4

UNV dapat dipakai untuk mempelajari penyebaran penyakit maupun untuk membantu /melengkapidiagnosis penyakit.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Drh. A . Sarosa, MS yang telahmemberikan bimbingan sehingga tulisan ini dapat diselesaikan .

DAFTAR BACAAN

Buxton,A ., And GFraser,1977. Animal Microbiologi . Vol 11 . Blackwell Scientific Publication, Oxford-London-Edenburg-Melbourne : 745 - 746.

Gibbs,E.PJ. AndM.M.Rweyemamu, 1977. Bovine Herpesvirus 1 . Vet. Bull. vol 47 : 317 - 343 .Gillespie,J.E . And J.F.Timoney, 1981 . Hagan and Bruner's infectious diseases ofdomestic animals.

Comstock Publishing Associates . Cornell University Press . Ithaca & London . 552 -

559.Ibrahim,A., S.P. Saw, I . Fatimah, A.A . Saharee,1983 . Isolation of Infectious Bovine Rhinotracheitis

from buffalo in Malaysia Vet. Rec . 112 : 303 - 304 .Spradbrow, P.B . 1968 . The isolation ofInfectious Bovine Rhinotracheitis from bovine semen . Aust. Vet j

44 :410-412.St George,T.D . 1982 . Herpesvirus in cattle: . Advance in veterinary virology. Proceeding No . 60. Re-

fresher course for veterinarians. University ofSydney. 103 - 108

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

167

Page 168: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

St George,T.D And P. Philpott, 1982 . The isolation of Infectious Bovine Rhinotracheitis from theprepuce ofwater buffalo bulls in Australia . Aust. Vet. J. 48 : 126 .

Van Oirschot,J.T., P.J.Straver, J.A.H.Van Lieshout, J.Quak, .Westenbrink, AndA.C.A.Van Exsel, 1993 .A subclinical infection of bulls with bovine herpesvirus type 1 at an artificial insemina-tion centre . Vet.Rec. 132 : 32 - 35 .

Weiblen,R., L.C.Kreutz, T.F.Cannabarro, L.F.Schuch, And M.C.Rebelatto, 1992 . Isolation ofbovineherpes . virus 1 from preputial swabs and semen ofbulls with balanopostitis . J. Vet. Diagn. Invest4 :341-343.

rovozzo, g.c ., and c.n . burke, 1973 . Calculation of virus titers In : A Manual of basic virologicaltechniques . Prentice-Hall, Inc ., Englewood cliffs, N.J . : 87 - 93 .

168

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 169: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

MERANCANGTAYANGAN (SLIDE) DENGANMENGGUNAKANPROGRAMPOWERPOINT

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor'

Masih sering dijumpai pada kegiatan seperti lokakarya atau seminar dimana presenter dalam memaparkanhasil kajiannya atau dalam mempresentasikannyakurang menarik perhatian parapeserta, bahkan seringdijumpaipara peserta tampak asyik sendiri, ngobrol bahkan ada yang sampai tertidur pulas . Kejenuhan menerima paparanyang kurang menarik adalah penyebabnya. Oleh karena itu pada kesempatan ini akan disampaikan tatacarapembuatan transparant dengan menggunakan program microsoft power point versi terbaru yaitu 2000-XP.Dalam pembahasan ini, terbatas pada masalah-masalah yang paling umum digunakan .

Kata kunci : Tayangan, Powerpoint

Djoko Trijono'dan Hadi Budiman STZ

Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor '

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Di dalam penyajian makalah agar tidak membosankan clan monoton, bentuk tampilan perlu dibuatmenarik. Program power point merupakan salah satu alat untuk penyampaian presentasi yang baikdisamping program tayangan yang lainnya .

Ada beberapa generasi program power pointyangdapat dipakai untuk membuat tayangan, sampaisaat ini versi 2000-XP yang paling lengkap dibanding versi sebelumnya, ini dapat dilihat dari tampilanmenu animasi clan fasilitas-fasilitas clipart maupun tambahan menu lainnya .

Penggunaan program versi baru tentunya harus didukung oleh kemampuan hadware yang lebihcepat clan berkemampuan besar, oleh karena itu spesifikasi komputer yang direkomendasi dalampengoperasian program ini adalah pentium 11 keatas dengan RAM minimal 64 MB.

Makalah ini bertujuan untuk menarik perhatian dalambentuk presentasisehingga tidak memberikankesan membosankan clan menoton.

RANCANGAN TAMPILAN

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membuat tayangan, diantaranya adalah :

a . Jumlah kalimat dalam satu tampiIan harus singkat tetapi informative

b . Penggunaan warna dasar pada layar dengan teks harus kontras, sehingga mudah dibaca olehpeserta baik yang didepan maupun dibagian belakang

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

169

Page 170: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

c .

Contoh : warna dasar biru tua sedangkan teksnya berwarna putih

d.

Besar kecilnya teks harus seimbang, Contoh : Title ukuran 28, maka untuk sub-title 24

e .

Bentuk animasi dan waktu penayangan jangan terlalu lama

f.

Variasi tayangan jangan berlebihan

JENIS DAN PILIHAN WARNA PADA HURUF

Dalam pemilihan jenis warna dan huruf yang akan digunakan perlu dipertimbangkan jenis hurufyang mudah dibaca baik bagi yang didepan maupun yang jauh dari papan tampilan . Penggunaanhurufkapital (Upper case) lebih baik jika dibanding dengan huruf kecil (lower case) .

Penggunaan shadow hanya cocok digunakan untuk judul yang besar saja, sedang untuk isi lebihbaik dihindari, karena akan mengaburkan pandangan peserta yang dibelakang . Warna yang baikadalah harus kontras dengan latar belakang yang digunakan .

PILIHAN FORMATTAVANGAN

Di dalam pemilihan format slide ada banyak pilihan yang dapat diambil dari koleksi slide layout .Dari beberapa bentuk/format slide tersebut mulai dari pembuatan judul, isi tayangan sampai formatdengan menampilkan gambar maupun tabel dengan pandangan yang berbeda-beda seperti gambarberikut :

JENIS LATAR BELAKANG (BACKGROUND)

Program ini telah menyediakan banyak sekali latar belakang (background) dengan menu Tem-plate Design yang dapat dipilih, tetapi perlu diingat bahwajika menggunakan menu ini, maka semuaslide yang dibangun akan memiliki latar belakang yang samajika option yang dipakai apply to all slideataujika dienter pada bagian slide tersebut . Untuk menghindari nal ini, maka pembuatan slide dapatdibagi-bagi menurut kelompok atau bab yang akan ditayangkan .

170

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 171: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

PENGGABUNGANANTARSLIDE

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Untuk proses penggabungan dalam penayangan dapat digunakan fasilitas Hyperlink antar slideyang terdapat pada menu slide show-action button seperti nampak pada gambar berikut :

Pada pilihan action button pilih salah satu icon yang sesuai, kemudian action on click gunakanhyperlink to otherfile pilih slide kedua yang akan ditampilkan .

Dengan penggabungan cara ini, maka dapat ditampilkan beberapa slide dengan beragam latarbelakang yang menarik, sehingga tidak membosankan. Disamping berbeda latarjuga dapat disertakansuara untuk mengiringi pergantian slide dengan mengisi menu play sound seperti nampak padagambar di atas .

TEKNIK PENYAJIAN

Di dalam penyajian terdapat pilihan bentuk tampilan yang dapat dilakukan untuk menarik perhatianpeserta, yaitu ada empat kategori yaitu : Entrance, Emphasis, Exit and Motion Paths . Masing-masing effect ini mempunyai bentuk tayangan yang menarik .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

17 1

Page 172: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

uistam ArAtnwtt

Setelah dipilih jenis effect yang akan ditampilkan, selanjutnya menentukan waktu penayangannya .Pilihan yang ditawarkan pada waktu tayangan adalah : Apakah di dalam pergantian antar slidemenunggu sampai keyboardlmouse ditekan (Start on click) atau secara bersamaan tampil (start withprevious), atau setelah selesai tampilan yang bersangkutan (start after previous) . Demikian jugadurasi penayangan per slide pilihan yang ditawarkan adalah : sangat cepat (very Fast), cepat (Fast),sedang-sedang saja (Medium) Lambat (Slow) saangat lambat (veiy Slowly) .

Untuk menampilkan satu tayangan yang dapat bervariasi, dan lebih hidup diperlukan teknikpemilihan animasi . Pada dasarnya satu teks dapat dibuat beberapa animasi yang berbeda, sehingganampak lebih menarik seperti effect spin dapat digabung dengan split dan shimmer secara berurutandalam satu teks tampilan, kombinasi ini akan menghasilkan bentuk tayangan yang lebih menarik .

PENYIMPANAN FILE

Untuk penyimpanan file untuk presentasi dapat digunakan option Save as dengan pilihan exten-sion pps (powerpoint shows), perbedaan dari file ini dengan ppt (power point template) adalah jikadibuka (open) langsung pada animasi, sedang pada ppt seperti layaknya kita membuat/merancangslide .

KESIMPULAN DAN SARAN

Penampilan yang menarik akan membuat peserta sedikit meluangkan waktu untuk menyimak,meski belum tentu semua hasil paparannya dapat diterima . Dengan teknik pembuatan tayangan ini,mudah-mudahan membuat kita semua terpacu untuk lebih kreatif lagi sehingga dimasa mendatangtidak ada lagi pemaparan hasil yang split untuk dibaca, khususnya pada Temu Teknis Non Peneliti ini .

172

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 173: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

DAFTAR BACAAN

Powerpoint, Help and tutorial menu, Microsoft 2002 .

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Trijono Djoko, 2002, Dasar-dasar pembuatan Bahan Presentasi dengan menggunakan program powerpoint (Bahan latihan internal Puslibang sosek pertanian) .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

173

Page 174: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

LANGKAHDANKIATPENYAJIANDATA/INFORMASI PADASITUSWEBSITE DENGAN FASILITAS PROGRAMFRONTPAGE

Djoko Trijono

Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Jl. A . Yani No. 70 BOGOR.

RINGKASAN

Tuntutan dunia informasi yang semakin cepat, membuat dunia ini nampak dekat dan kecil, apa yang terjadidi Negara lain dengan sekejap dapat dilihat didepan kits, teknologi informasi melalui media InterNet yangdapatdiakses dengan cepat, mudah dan murah membuat semua kejadian diatas dapat dilihat dan dinikmati. Dalammakalah ini akan sedikit dibahas tentang kerangka/pola penyajian data atau informasi pada situs yang kecildengan memanfaatkan fasilitas program FrontPage, untuk keperluan yang lebih besar tentunya memerlukanpenjelasan yangpanjang dan berurutan, karena system jaringan ini diperlukan penjelasan tentang rangkaian kerjaprogram yang saling berintegrasi satu sama lainnya, tetapi dengan uraian singkat ini mudah-mudahan dapatmemacu kita semua untuk dapat menguasai program ini dengan baik, untuk selanjutnya dapat dikembangkansendiri sesuai dengan kebutuhan di unit kerja masing-masing.

Kata kunck Web site, Program FrontPage

PENDAHULUAN

Salah satuprogram yang sering dipakai didalam merancang web site adalah Microsoft FrontPage,program ini berada dibawah Microsoft windows. Seperti layaknya program produk microsoft lainnya,semua option pada program FrontPage dibantu oleh icon-icon yang ada, dengan demikianmemudahkan bagi pemakai dalam pengoperasiannya.

Sebelum merancangweb site terlebih dahulu harus dibuatflow chart atau kerangka pikir tentangapa yang akan disajikan, mulai dari bagian yang terkecil (sebagai produk akhir) hingga urutan yangterbesar. Bila sudah tersusun dengan baik, maka dibuatlah rancangan tersebut dengan menggunakanbantuan program FrontPage. Bagian-bagian kecil yang telah dibuat dengan FrontPage tersebut,selanjutnya digabung dengan menggunakan fasilitas hyperlink, maka akan tersusunlah satu rangkaianprogram yang saling tersambung dan terintegrasi.

Yang perlu menjadi perhatian didalam menyusun situs web site adalah dengan meminimalisasigambar yang tidak perlu atau kurang mendukung pada informasi yang ditampilkan, karena didalampertimbangan banyak orang, kecepatan mengakses suatu situs adalah tujuan utarna, sedangkantampilan gambar adalah hat yang dinomor duakan .

RANCANGAN TAYANGAN UTAMA

Bila ingin menampilkan suatu informasi yang lengkap dari Hulu ke hilir (atau jika digambarkandengan struktur organisasi puslit yaitu mulai dari Kapus, Kabid dan Sub Bidang secara utuh) dan

174

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 175: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

informasi publikasi yang terbit sebagai informasi akhir yang menjadi tampilan, maka rancangan yangharus dibangun adalah pertama merancang produk akhirnya dulu, kedua merancang sub-bidang danterakhir merancang Kabid/Kapus. Sehingga dapat dikatakan bahwasebelum memulai merancang website diibaratkan pohon, yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah bentuk buah, ranting kemudianmenyiapkan batang pohonnya. Dalam diagram dapat digambarkan sbb:

Gambar 1 .

Alur pembuatan situs pada web site

Setiap langkahyang akandibuat dalam situs yang dibangun hendaklahdigambarkanjaluraksesnya,dengan demikian maka hubungan antara batang dengan ranting, dan atau ranting dengan buah dapatterlaksana dengan baik, sehingga tidak terjadi salah arah atau miss match.

Pada diagram diatas (Gambar 1), menu akhir dari bentuk tayangan adalah buah . Pada umumnyabuah tersebut bisa berupa buah matang, mengkal dan mentah . Untuk menampilkan buah matangdibuatlah satu halaman sendiri padaprogramfrontpage, demikianjugauntuk yang mengkal maupunyang muda. Sehingga ada tiga buah file yang masing-masing dicirikan dengan nama file yangkhusus .

Langkah berikut menyiapkan halaman ranting, seperti pada saatmembuat halaman/tampilan buah,pada ranting juga dibuat halaman-ltalaman ranting yang dicirikan dengan kode yang khusus pula,untuk batang pembuatan halaman/tampilan merupakan langkah yang paling akhir, dikarenakan semuahalaman/tampilan baik ranting maupun buah menginduk pada halaman/tampilan batang ini . Padabagian halaman ini hyperlinks baru dapat dilaksanakan dimulai dari halaman/tampilan batang keranting dan dari ranting ke buah dan buah-buah lainnya. Demikianjugs arah balik dari buah ke rantingdan batang.

MENU DASAR FRONTPAGE

Pada dasarnya menu tampilan pada programfrontpage seperti program olah kata lainnya, hanyaterdapat beberapa fasilitas tambahan untuk keperluan tampilan maupun animasi yang tidak terdapatpada program olah kata.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

175

Page 176: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Program FromPage ini mempunyai 6 program penyerta yang dapat dilihat pada menu Piewseperti dimana program penyerta disini masing-masing mempunyai tugas dan fungsi masing-masing .Page lebih berfungsi sebagai program olah kata clan tampilan akhir, Folder menunjukkan lokasidimana file-file yang terorganisasi didalam web site tersebut dibuat, seperti layaknya windows ex-plorer, disini kita dapat melakukan penulisan, menghapus, menyalin, clan memindahkan . Reportsmerupakanjendela untuk membuat laporan tatacara atau system kerja dari situs yang akan ditampilkan,Navigation adalah jalur atau arus file pada direktori yang tersusun, dimana programfrontPage dapatmenampilkan struktur dari web site yang dibangun layaknya program diagram organisasi atau strukturorganisasi . Dapat juga membangun stuktur web site yang secara otomatis menghubungkan antarainduk ke sub induk file dengan berpedoman pada indeks file . Hyperlinks adalah alat sambung antarvariabel clan direktori yang tersambung, Tasks adalah daftar file yang dapat diakses dalam suatusitus/website yang dibangun .

Menu diatas merupakan dasar pembuatan tampilan yang harus dipenuhi sebelum dibuat situspada web site .

PEMILIHAN BENTUK TAYANGAN

Tayangan dapat dipilih dari Page template yangterdiri atas (General, Frames Pages, Style Sheets)masing-masing dapat diambil sebagai master form yang dapat dirancang sesuai dengan kebutuhandan bentuk tampilan yang menarik .

Didalam template banyak pilihan yang dapat dipakai sebagai bentuk tampilan yang akanditayangkan seperti yang terlihat pada Gambar 2, namun setiap pilihan mempunyai kelebihan dankekurangan, untuk membuat tampilan agar terlihat menarik kita dapat merubahnya sesuai dengankebutuhan .

+ newPope«wdOpenaPaw,

detikxam Iofam asM+rom Imfan kaIndexThankyoufory

ti M&epages

n 8lankp

Empty Web

neff from exiSUM pegChoose page . . .

pa&e Tempbte$

Gambar2 .

Pembuatan format pada halaman/tampilan web site

176

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 177: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Setelah ditentukan bentuk tayangan, langkah berikutnya adalah menyiapkan bahan untuk tampilanbaik berupa teks, tabel atau graphic . Kata perintah yang terdapat dalam program frontpage adalahtampak seperti berikut :

eb Ldic YI"w Wan Psrma lock It" P[OM yyndow tL*

Cl - la - la ft

.

IM -

40 ?S !",

11 P,

., -

FUNGSI HYPERLINK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Gambar3 . Menu hyperlink pada program frontpage

Mme'LAI I& :0 'u

~9 -

Menu diatas merupakan menu standard yang ada padafrontpage, kita dapat menggunakan sepertilayaknya program olah kata yang lain. Hasil dari penulisan ini adalah file HTML.

Hal-hal yang berkaitan dengan bentuk tampilan dan animasi dapat dipilih sesuai dengan tujuandari tayangan/tampilan data atau informasi yang diberikan . Untuk itu bentuk maupun model tayangansangat tergantung dari isi informasi itu sendiri .

Jika halaman tayang sudah disiapkan, apakah berupa tabel, graphic atau teks, langkah berikutnyaadalah menyusun dan membuat perintah jaringan antar halaman tayang tersebut dengan menggunakanperintah hyperlink.

1Vw111gr111i

Screen Tip adalah panduan teks yang dapat dipilih untuk menunjukkan lokasi data/informasiyang dimaksudkan . Targetframe terdapat 5 (lima) pilihan bentuk yang dapat dipilih : Pagc Default,Same Frame, Whole Page, New Window atau Parent Frame. Seperti terlihat pada Gambar 3 terdapatmenu pilihan diantaranya Page Default dan Same Frame adalah bentuk tampilan dalam halaman yangsama, dimana informasi tersebut dibuka, tampilan utama akan overlay dengan tampilan yang barudengan bentuk tayangan satu layar penuh . Untuk kembali pada tampilan sebelumnya dapat digunakanmenu back pada toolbar. Wholepage adalah tampilan jendela lain yang berada diatasjendela tampilanyang sedang dibaca . New Windows dan ParentFrame adalah pembuatanjendela baru dengan tampilan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

177

Page 178: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

lebih kecil dari jendelautama atau nampak sebagian kecil dari jendela utama, tetapi berada pada posisi

paling atas . Dari beberapa menu diatas dapat dipilih sesuai dengan tingkat kebutuhan dan tujuan

tampilan itu sendiri.

PEMILIHAN LATAR BELAKANG TAYANGAN (BACKGROUND)

Bentuk tampilan pada web site harus tampak menarik, sehingga informasi yang akan disampaikan

dapat diminati banyak orang. Tampil menarik merupakan suatu keharusan, untuk itu perancang situs

harus memiliki seni dan keahlian dibidang ini. Banyak pilihan latar belakang yang dapat digunakan

seperti terlihat pada Gambar 4 diantaranya Arc, Artsy dan lain-lain.

Format-Themes

Format-Themes

Gambar 4. Tampilan latar belakang tayangan situs

PEMILIHAN ANIMASI DALAM TAYANGAN

Pernik-pernik dalam halaman tayang dapat menghiasi situs yang dibuat, dengan menambahkan

komponen website yang ada pada menu

Web componen dapat berupa : Dynamic Effects (Hover Button, Marquee, Banner ad Manager)Web Search, Spreadsheet and charts, Hit Counter, Photo Gallery dll seperti Gambar 5 .

Penyisipan informasi kedalam halaman tayang ini dapat dipilih jika informasi yang akan ditayangkan

berupa sub informasi yang akan menyaj ikan lebih rinci, dengan demikian user akan lebih cepat menuju

informasi itu, daripada harus keluar dari halaman tayang tersebut . Contoh diatas memberikan gambaran

bahwa untuk membuat bentuk tayangan sisipan dapat dilakukan dengan menggunakan 2 pilihan

diatas memberi kemudahan bagi perancang situs dipilih sesuai dengan kebutuhannya .

178

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 179: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Insert-web component

Gambar 5 . Pilihan animasi dan pernik-pernik dalam tayangan

BENTUK FORMAT BORDER DAN SHADING DALAM PARAGRAPH

Untuk membentuk format tampilan dalam tayangan ada beberapa bentuk yang dapat dipriihdiantaranya adalah border dan shading pada paragraph yang akan ditampilkan, yaitu seperti tampakpada gambar dibawah ini .

Cobr :

Gambar 6 . Menu border dan shading

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Berikut disampaikan program pembuatan situ-,v~b site yang akan menampilkan program agribisnisunggulan untuk komoditasjagung diseluruh Indonesia, yang meliputi kegiatan tahun 2002 dan Peranpelaku serta Masalah tahun 2002 menurut kabupaten di Indonesia (Biro Perencanaan, 2002) .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

179

Page 180: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Pencliti 2003

Untuk merancang situs diatas yang perlu dipersiapkan adalah rancangan tabel ketiga informasiyakni (1) . Kegiatan 2002 ; (2) . Peran pelaku ; dan (3). Masalah 2002 masing-masing kabupaten dariseluruh Indonesia .

Semakin banyak informasi kabupaten yang akan ditampilkan maka semakin banyak pula direktoriyang akan dibuat oleh program,frontpage dengan cara otomatis . Yang perlu dipersiapkan adalahmengalokasikan sub direktori awal, sedangkan sub-sub direktori akan dibuat oleh programfrontpagesendiri .

Dari kondisi data diatas yang harus dipersiapkan adalah ketiga bentuk tayangan akhir denganmembuat secantik mungkin tampilan tersebut, yakni dengan cara singkat, padat dan informatif. 'ikatampilan ini dibuat ruwet, maka orang yang akan mendownload akan malas dan tidak tertarik .

Untuk membuat situs kecil diatas, ada 4 (empat) langkah yang harus dipersiapkan agar jaringaninformasi itu tersusun dengan baik .

Tingkat pertama

/IndonesiaPropinsi

Kabupaten

kegiatan 2002

Peran pelaku

Gambar 7 . Diagram situs Pola agribisnisjagung di Indonesia, 2002

Membuat tabel informasi tentang kegiatan agribisnis jagung di Aceh Tenggara, 2002 .

180

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

art .kur'rjp+

- .

arY~w~ta

~Ax c

116

0

lotFv,;4a�u*,

~_rar'' +tiPvrt** t"onRnawSwwa

bbbbbb

Masalah 2002

Page 181: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Keterangan :

Tingkat keempat

ACEHTENGGARA

Kegiatan 2002Peran pelakuMaesalah 2002

ACEH TIMUR

Kegiatan 2002PeranpelakuMasalah 2002

Prosiding Temu Teknis Fungsional NonPeneliti 2003

Tingkat keduaMembuat file kabupaten yang akan ditampilkan, agar didalam tampilan lebih menarik, maka

penyertaan peta kabupaten dari mapinfo dapat disisipkan dalam tayangan ini .

Tingkat ketigaMembuat tayangan lokasi pulau Sumatera per propinsi, hal ini dimaksudkan untuk melihat propinsi-

propinsi lain di pulau sumatera :

Propinsi yang mempunyai thematic diatas adalah propinsi yang mempunyai kegiatan agribisnis jagung pada

tahun 2002 (data Biro Perencanaan, Deptan 2002).

Merupakan menu utama yang akan mengakomodir file-file yang akan ditayangkan, dengandemikian pada bagian halaman tayang ini banyak digunakan fasilitas hyperlink. Semua fasilitas yangterdapat pada programfrontpage dapat digunakan untuk menghiasi tayangan agar menarik .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

18 1

Y' Aceh Timur

Aceh Tenggara

Sumatera Barat Sumatera Selaten

Page 182: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Pcneliti 2003

Setelah keempat tingkat dibuat, langkah berikutnya adalah menyusun jaringan, agar kerja antar

file tersebut menjadi satu rangkaian yang dapat diakses dan sating terjalin . Dengan fasilitas program

frontpage dapat digunakan hyperlink antar file yang akan ditampilkan mulai dari tingkat empat,

ketiga, keduadan pertama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada masa mendatang setiap unit kerja hendaknya memiliki situs yang dapat diakses oleh unit

kerja lain dengan mudah, sehingga untuk menghadapi era keterbukaan informasi dapat disambut

dengan baik dan sebagai saran hendaknya didalam validitas data perlu mendapat perhatian yang

lebih, karena sebaik-baiknya bentuk tampilan tanpa didukung oleh validitas data, maka informasi itu

akan mubazir.

DAFTAR BACAAN

. . . .. . . . . . . . . . . . ., 2002 . Pola pengembangan Agribisnis Jagung di Indonesia, Peran, perilaku dan

Masalahnya Tahun2002 . Biro Perencanaan Pusat, Jakarta 2002,

. . . . . . . . . . . . . . . . . ., 2002 ., Help andTutorial menu . Microsoft FrontPage 2002 .

Trijono Djoko, 2002 . Buku saku "Panduan Pembuatan PetaData dengan program Maplnfo ."

182

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 183: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

TEKNIK MENAMPILKAN INFORMASI DATA BASE EXPLOITASIKENDARAAN DINAS

Zaenal Arifin

Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang

RINGKASAN

Dewasa ini di Badan LitbangPertanian terdapat barang-barang yang penempatannya tersebar diseluruh unitkerja . Barang-barang tersebut merupakan prasarana atau sarana untuk menunjang kegiatan baik rutin maupunpembangunan khususnya dibidang penelitian . Pengurusan barang miliknegara tersebut perlu mendapatperhatiandan penanganan yang sungguh-sungguh demi tertibnya administrasi materiil . Selama ini pengelolaan data dibuatsecara tradisional yaitu : 1) Sampai saat ini pencatatan data exploitasi kendaraan dinas dilakukan dengan menulisdata pada kartu pengendali yang sifatnya individu perjenis kendaraan, 2) datayang sejenisdikumpulkan dalamsatu kartu dan disusun sesuai urutan tertentu, 3) beberapa kartu dikumpulkan dan disimpan dalam rak/almaricabinet, 4) Untuk mencari Informasi data membutuhkan waktu yang lama, 5) dalam hal keamanan kurangterjamin dan mudah hilang

Dengan kemajuan tekmologi yang semakin maju khususnya dibidang komputer, pada tulisan ini inginmemanfaatkan Program MicrosoftExcel 2000yangmerupakan aplikasi lembar kerja Elektronikuntuk membantumenghitung, memproyeksikan, menganalisa dan menampilkan data .

Dari lembar data base Microsoft Excel 2000 dapat menampilkan informasi mengenai berapajumlah biayaexploitasi masing-masing kendaaan dinas sertaberapajumlah biaya exploitasi kendaaan dinas secaratotal yangberbentuk " KARTU PENGENDALI EXPLOITASI KENDARAAN DINAS" . Tampilan tersebut sangatbermanfaat untukmencari informasi bagi yangselalu berhubungan dengan data dengan mudah akan mengetahuidata yang di butuhkan dengan cepat , sehingga sangat berguna untuk pembuatan kartu pengendali kendaraandinas yang sekaligusdapat mengetahuijumlah biaya masing-masingkendaraandinas sertajumlah keseluruhan,dan bisa menggantikan pembuatan kartu secara konvensional dimana kita harus menulis dan mencatatnya padakartu-kartu serta kita susun sesuai urutan tertentu dan kitajumlah secara manual .

Kata kunci : Data best, eksplotasi kendaraan

Latar belakang

PENDAHULUAN

Pengelolaanbarang-barangmilik negara/kekayaannegaramerupakan hal penting dalam pembinaanlogistik yang siklusnya berawal dari tahap perencanaan dan kebutuhan, penganggaran , pengadaan,

penerimaan dan penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian .

Selain tahap-tahap tersebut diatas ada satu kegiatan yang erat kaitannya dengan prosespengelolaan barang milik negara/kekayaan negara, yaitu inventarisasi dan pelaporan. Salah satukegiatan dalam pengelolaan barang milik negara /kekayaan negara yang perlu diperhatikan secaracetmat dan tepat adalah pemeliharaan barang. Melalui pembuatan program komputerisasi. Adapun

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

183

Page 184: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

tujuan pembuatan program ini adalah untuk meningkatkan koordinasi antar aparat pengelola(administrasi) dan aparat pengguna (tehnis) dalam sistim pencatatan/pendataan sehinggamempermudah pengendalian dan upaya tindak lanjut dalam mempermudah dan efisiensi kinerja dibidang administrasi .

Adapun masalah yang dihadapi dalam pembuatan program ini adalah selama ini pengelolaan datadibuat secara tradisional yaitu

Sampai saat ini pencatatan data exploitasi kendaraan dinas dilakukan dengan menulis

data pada kartu pengendali yang sifatnya individu per jenis kendaraan.

Data yang sejenis dikumpulkan dalam satu kartu dan disusun sesuai urutan tertentu

beberapa kartu dikumpulkan dan disimpan dalam rak/almari kabinet .

Untuk mencari Informasi data membutuhkan waktu yang lama .

Dalam hal keamanan kurang terjamin dan mudah hilang .

Dengan kemajuan tekmologi yang semakin maju khususnya dibidang komputer, pada tulisan iniingin memanfaatkan Program Microsoft Excel 2000 yang merupakan aplikasi lembar kerja Elektronikuntuk membantu menghitung, memproyeksikan, menganalisa dan menampilkan data.

Dari lembar data base Microsoft Excel 2000 yang bisa menampilkan informasi mengenai berapajumlah biaya exploitasi masing-masing kendaraan dinas serta berapajumlah biayaexploitasi ke^daraandinas secara total yang berbentuk "Kartu Pengendali Exploitasi Kendaraan Dinas" .

2 . Metode

CARA PENYUSUNAN PROGRAM

1. Langkah pertama dalam pembuatan program iniadalah membuat kumpulan data . Database padalembar kerja Excel 2000 merupakan File yang berisi data yang disusun berdasarkan barisdankolom.Didalam database Lembar Kerja Excel 2000 ini mempunyai tujuh buah field atau judul kolom

sedangkan baris data disebut record . Tujuh buah field tersebut terdiri dari : tanggal, jenis kendaraan,No. polisi, bahan baker, rekanan, uraian danjumlah .

Dalam pembuatan program ini ada beberapa metode yaitu

Penyaringan data atau mengurutkan database, dengan menggunakan menu data sort.

Menghitung Sub totals database, dengan memanfaatkan fasilitas Data, Sub totals .

Menampilkan rekap sub totals dengan memanfaatkan tombol nomor level .

3. Penyajian DataDari data tersebut dibawah ini menggambarkan data secara keseluruhan , dimana dari satu jenis

kendaraan dinas dikumpulkan dalam sebuah record yang terdiri dari beberapa field yaitu : Tanggal,

184

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 185: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Tentu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Jenis, No.Polisi, Bahan Bakar, Rekanan, Uraian dan Jumlah. Kemudian dari beberaparecord tersebutdikumpulkan menjadi satu dan disimpan dalam sebuah File.

Tabel 1 . Contoh Tampilan Kartu Pengendali Exploitasi Kendaraan Dinas

Dari penyusunan data tersebut kedalam suatu data base dapat dibagi kedalam beberapa tahap.Dari database excel 2000 tersebut diatas agardapat ditampilkan berupa informasi, didalam MicrosoftExcel 2000 telah menyediakan Fasilitas menu untuk menghitung Subtotals untuk masing-masingjenis kendaraan dinas serta Grand totals, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikutTlthapL

Membuat data base secara umum yang menggambarkan seluruh transaksi dari semuajenis kendaraan dinas .

Tahapn.

Dari data tersebut diatas disaring dengan menggunakan Menu Data, Sort denganpilihan- Ascending -> terurut dari yang terkecil ke yang terbesar.- Descending -> terurut dari yang terbesar ke yang terkecil .

'IhhapIll

Dari data yang sudah terurut tersebut kemudian kita membuat perhitungan Subtotals dengan cara memanfaatkan fasilitas Data, Sub totals, pada lembar kerja Excel2000 secara otomatis akan menampilkan Struktur Out Line dari sub totals data yangdihitung dan berada disebelah kiri lembarkerja . Tujuan ditampilkannya StrukturOutLine adalah untuk memudahkan kita melihat dan menganalisa Sub totals dan GrandTotal.

Badan Penelitian den Pengembangan Pertanian

185

Tanggal Janis No .Polisl Behan Baker Rekanan Uraian Jumlsh2Jan-03 Jeep Hartop N 298 AX Solar SPBU Gadang Pembelian Solar 100 Ltr 165,0002-Jan-03 Jeep CJ 7 N3117 M Solar SPBU Gadang Pembellan Solar 100 Ltr 165,0005-Jan-03 Jeep Hartop N298 AX Solar Nilakandi Pembelian Aocu 225,0005-Jan-03 Toyota IQJang N 9475 M Premium SPBU Gadang Pembelian Premium 100

Ltr181,000

10-Jan-03 izuzu Panther N 9473 M Solar SPBU Gadang Pembellan Solar 100 Ltr 165,0003-Feb-03 Toyota 10jang N 9475 M Premium Harto Motor Perbalkan Mesin 600,0005-Feb-03 Izuzu Panther N 9473 M Solar Nilakandi Pembelian 2 Bh Rode 500,00010-Feb-03 Jeep Hartop N298 AX Solar SPBU Gadang Pembellan Solar 100 Ltr 181,0002-Mar-03 Jeep Hartop N298 AX Solar SPBU Gadang Pembelian Solar 100 Ltr 165,0003-Mar-03 Jeep Hartop N298 AX Solar Win Motor Perbalkan Mesin 300,0003-Mar-03 Toyota 19jang N 9475 M Premium SPBU Gadang Pembelion Premium 100

Ltr181,000

5-Mar-03 Izuzu Panther N9473 M Solar SPBU Gadang Pembelian Solar 100 Ltr 165,0007-Mar-03 Jeep Hartop N298 AX Solar SPBU Gadang Pembellan Solar 100 Ltr 165,0007-Mar-03 Izuzu Panther N9473 M Solar Niakandi Pembellen Aocu 225,0007-Mor-03 Toyota Kijang N 9475 M Premium SPBU Gadang Pembellan Premium 100

Ltr181,000

9-Mar-03 Toyota lQjang N 9475 M Premium Nilakandi Pembelian 4 Bh Rode 1,000,00010-Mar-03 izuzu Panther N 9473 M Solar SPBU Gadang Pembellan Solar 100 Ltr 165,00015-Mar-03 JeepHartop ~N 298 AX (Solar ~Harto Motor TPerbaiken Mesin 750,000

Page 186: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dari hasil tampilan tersebut sangat bermanfaat untuk mencari informasi bagi yang selaluberhubungan dengan data dengan mudah akan mengetahui data yang di butuhkan dengan cepat,sehingga sangat berguna untuk pembuatan kartu pengendali kendaraan dinas yang sekaligus dapatmengetahui jumlah biaya masing-masing kendaraan dinas serta jumlah keseluruhan , dan bisamenggantikan pembuatan kartu secara konvensional dimana kita harus menulis dan mencatatnyapada kartu-kartu serta kita susun sesuai urutan tertentu dan kita jumlah secara manual .

KESIMPULAN

Dari tehnik pembuatan program tersebut dapat disimpulkan, bahwa dengan menggunakan data-base pada lembar kerja Microsoft Excel 2000, serta dengan memanfaatkan fasilitas Menu kita dapatmenyampaikan informasi dengan cepat, serta kita dapat menambah data, mengoreksi data sertamenghapus data yang tidak kita perlukan dengan cepat. dan apabila terjadi kesalahan cukup mudahuntuk membetulkannya .

DAFTAR BACAAN

Adipradana.S. 1999 . 36 Jam Belajar Microsoft Excel 2000, Budi Permana Penerbit PT Elex MediaKomputindo, Jakarta.

186

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 187: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

TUGASDANFUNGSIPERPUSTAKAAN BPTPYOGYAKARTADALAMMENUNJANGPENELITIAN,PENGKAJIANDAN

PENYULUHAN BIDANGPERTANIANKusnoto

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Yogyakarta

RINGKASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Program kegiatan penelitian adalah untuk menemukan teknologi yang berdayaguna dan tepat guna. Hasil-hasil penelitian pengkajian dan penyuluhan pertanian perlu disebarluaskan dan dikomunikasikan kepada penggunamelalui berbagai media cetak dan media elektronik . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tugas danfungsi perpustakaan khusus BPTP Jogjakarta dalam menunjang kegiatan dan program dari lembaga induknya.Koleksi perpustakaan merupakan sumberdaya perpustakaan yang dapat didayagunakan untuk penunjangkegiatanpelaksanaan penelitian, pengkajian dan penyuluhan bidang pertanian di lingkup BPTP Jogjakarta . Kesimpulanbahwatugas dan fungsi perpustakaan BPTPJogjakarta merupakan tempat sumber informasi hasil-hasil penelitian,pengkajian dan penyuluhan bidang pertanian komoditas unggulan dan spesifik lokasi, serta perpustakaanmerupakan mediator penghubung antara para peneliti, penyuluh pertanian dan mitra kerja lainnya .

Kata kunci :Perpustakaan Khusus : Jogjakarta : Spesifik Lokasi

PENDAHULUAN

Proses pembangunan pertanian memerlukan dukungan hasil-hasil penelitian, pengkajian clanpenyuluhan pertanian. Tujuan utama dari penelitian adalah untuk menemukan teknologi yangberdayaguna clan tepat guna. Untuk menemukan teknologi yang tepat guna tersebut, diperlukaninovasi baru sebagai sumber untuk menyusun program penelitian, pengkajian clan penyuluhanpertanian yang relevan dengan permasalahan yang timbul di lapangan .

Hasil-hasil penelitian, pengkajian dan penyuluhan pertanian perlu disebarluaskan clandikomunikasikan kepada pengguna melalui berbagai media, tugas peneliti dan penyuluh pertanianbelum dianggap selesaijika hasilnya belum disampaikan kepada pihak yang membutuhkan hasil-hasilpenelitian tersebut. Di lain pihak untuk merencanakan clan melaksanakan penelitian clan penyuluhanpertanian yang terarah diperlukan dukungan informasi yang memadai, baik mengenai permasalahandi lapangan yang timbul maupun perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) secara menyeluruh, olehkarena itu kegiatan komunikasi hasil-hasil penelitian clan pengkajian serta penyuluhan pertanianperlu dioptimalkan clan didayagunakan kepada pengguna yang memerlukan informasi tersebut .

Kegiatan komunikasi hasil-hasil penelitian, pengkajian dan penyuluhan pertanian dapat dilakukandalam pertemuan formal atau non formal dalam bentuk tulisan dalam publikasi tercetak. Walaupunaktivitasnya rendah, komunikasi dalam bentuk publikasitermasuk sangat efektifdan cepatmenjangkaupengguna atau sasaran dalam waktu singkat (Mulyani, 1995).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

187

Page 188: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pembangunan pertanian baik skala besar maupun pertanian rakyat harus dapat bertahan hidupdan berkembang atas kekuatannya sendiri dan menghasilkan produk-produk yang memiliki dayasaing tinggi . Untuk itu efisiensi ekonomi harus menjadi prinsip dalam setiap usaha pertanian. Olehkarena itu pembangunan pertanian harus menghasilkan usaha tani yang berbasis lokal, efisien dandaya saing tinggi dalam kerangka agribisnis . Untuk mendukung pembangunan pertanian seperti itu,maka program penelitian, pengkajian clan penyuluhan pertanian ini mempunyai ciri-ciri : (1) Berbasislokal, (2) Ramah lingkungan, (3) Daya adopsi tinggi, (4) Padat IPTEK hemat atau bahan kimia buatanclan (5) Pemanfaatan sumberdaya secara optimal (Hutabarat, 2000) .

Memasarkan informasi tidak berarti harus menjualnya. Agar informasi yang tersimpan diperpustakaan didayagunakan secara baik oleh peneliti/ ilmuwan, diperlukan kiat-kiat proaktif daripustakawan yang berupa promosi. Salah satu promosi yang dilakukan adalah dengan menyajikanketerangan tentang jasa-jasa informasi/ bahan pustaka yang ada di perpustakaan (Sulastuti, 1998) .Peneliti umumnya tidak tertarik untuk datang ke perpustakaan karena berbagai alasan, antara lainpeneliti lebih suka menggunakan bahan pustaka yang ada di dekatnya, juga karena jasa penyediaanbahan pustaka seringkali mengalami kendala yaitu tidak ditemukannya bahan pustaka pada rakpenyimpanan koleksi . Apabila alasan ini besar maka usaha pustakawan perlu meningkatkan mutuhasil kerjanya, sehingga pustakawan dapat menjadi mitra kerja peneliti dalam proses memperolehbahan pustaka yang diperlukan untuk kegiatan penelitian, pengkajian dan penyuluhan bidangpertanian (Tjiptopranoto, 1993) .

KERANGKA PEMIKIRAN

Perpustakaan merupakan tempat terkumpulnya sumber-sumbee informasi yang kemudian diolah,dilestarikan dan disebarluaskan kepada pengguna perpustakaan . Dengan semakin beratnya bebananggaran dalam kegiatan penelitian dan semakin terbatasnya sumber-sumber keuangan pemerintah,serta belum efektifnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian pertanian, maka kegiatan penelitian di masadepan perlu mengantisipasi perubahan orientasi pembangunan, karena pendekatan pembangunanpertanian akan terpengaruh oleh perubahan lingkungan strategis internal dan eksternal (Hutabarat,2000) . Pemanfaatan jasa penelusuran pustaka oleh peneliti sangat minim . Selama bulan Juli - Septem-ber 1997, hanya ada 19 peneliti yang memintajasa penelusuran manual . Berdasarkan instansi pemintajasa penelusuran, terutama dari lingkup Badan Litbang Pertanian, ternyata hanya ada 10 instansipenelitian yang meminta infonnasi terdiri dari 5 instansi di Jawa Barat dengan 6 permintaan dan 1instansi penelitian masing-masing di Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Riauserta Lampung . Untuk jasa penyediaan bahan pustaka, terlihat bahwa dari bulan Januari hinggaSeptember 1997, hanyaada 17 permintaan bahanpustaka dari peneliti denganartike1106judul (Sulastuti,1998). Kurangnya kunjungan peneliti perpustakaan disebabkan oleh peneliti yang cenderung berubahdari mendatangi dan memperoleh literatur dari perpustakaan ke arah pemanfaatan teknologi informasibaru, baik melalui sistem elektronik maupun optik . Hal tersebut mungkin karena perkembangan internetmemungkinkan penelitian meminta langsung informasi kepadakolega-koleganya di luar dan di dalamnegeri . Namun informasi yang terdapat dalamjasajasa informasi on line kebanyakan hanya informasirujukan (Tjiptopranoto, 1993).

188

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 189: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Hasil pengamatan dari Jurusan Ilmu Perpustakaan - Fikom Unpad 1998, menyatakan bahwa hasilpengamatan Tim Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan terclapat beberapa perpustakaan dalam studimereka hanya 15 % dari jumlah seluruh mahasiswa . Faktor penyebab antara lain kurangnya bantuanpustakawan dalam penelusuran informasi (62,10%), kurangnya koleksi yang mendukung keperluathmereka atau sulitnyamenemukan sumber informasi (21,06%) . Muhidin menyatakan bahwa keberhasilanperpustakaan ditandai oleh aktivitas pembacanya dalam mendayagunakan sumber clan fasilitasperpustakaan yang menunjukkan adanya suatu pengertian pembaca terhadap fungsi clan perananperpustakaan serta kualitas yang diberikan oleh perpustakaan dalam menyelenggarakan perpustakaan .Semakin dalam pengertian pembaca terhadap esensi perpustakaan paralel dengan frekuensi clankualitas penggunaan perpustakaan oleh pemakainya (Muhidin, 1977 : 24) .

Memperhatikan kondisi di Balai Penelitian serta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)lingkup Badan Litbang Pertanian, tampaknyakombinasi berbagai ragam sumber informasi yang perludisiapkan bagi peneliti untuk diakses masih sangat diperlukan . Bentuk cetakan nampaknya belumclapat ditinggalkan karena umumnya perpustakaan BPTP belum memperoleh sarana komputer yangdapat difungsikan dengan baik . Selain itu prasarana listrik clan sambungan telepon yang memenuhisyarat untuk penyelenggaraan kerjasama jaringan informasi belum merata bagi semua unit kerja diPerpustakaan BPTP (Sulastuti, 1998) .

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

Koleksi Hasil

Peneilan Pertanian

Model : Kebutuhan Informasi Pengguna dalam suatu Perpustakaan

'Tugas Pokok clan Fungsi BPTPYogyakartaTugas pokok clan fungsi BPTP Yogyakarta dirumuskan berclasarkan surat keputusan Menteri

Pertanian Nomor : 350/KPTS/OT210/6/2001 tentang organisasi clan tats kerja Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) . Sesuai dengan tugas, fungsi clantats kerjaBPTPYogyakarta mengembantugas clan fungsi sebagai berikut:

a .

Inventarisasi clan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi ;

b. Melakukan penelitian pengkajian clan perakitan teknologi pertanian spesifikasi lokasi;

c . Penyimpan paket teknologi hasil pengkajian clan pertanian untuk penyusun~in materi penyuluhanpertanian ;

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

189

Page 190: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

d . Melakukan pelayanan teknik kegiatan pengkajian, penelitian dan perakitan teknologi pertanian ;e. Melakukan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai .

Perpustakaan Khusus BPTPYogyakarta

Tlugas Pokok PerpustakaanTugas pokok perpustakaan adalah penghimpun, mengolah dan menyajikan, serta menyebarkan

informasi IPTEK bidang pertanian untuk mendukung program penelitian, pengkajian danpenyuluhankegiatan BPTP Yogyakarta. Fungsi perpustakaan untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,perpustakaan khusus BPTP Yogyakarta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut

a. Pengembangan koleksi/ bahan pustaka dalam rangka mendukung program kegiatan penelitian,pengkajian komoditas unggulan dan perakitan teknologi spesifik lokasi .

b . Pengolahan bahan pustaka/ informasi secara sistematis.

c. Pelayanan dan penyediaan informasi kepada para peneliti, penyuluh, pegawai, mahasiswa danpengguna lainnya .

d. Perawatan bahan pustaka dan informasi .e. Adminsitrasi pengelolaan perpustakan dan

f.

Pendukung anggota jaringan informasi bidang pertanian di Indonesia .

Koleksi perpustakaanKoleksi perpustakaan merupakan sumberdaya perpustakaan yang dapat didayagunakan untuk

penunjang kegiatan pelaksanaan pengkajian dan penyuluhan bidang pertanian di BPTP Yogyakarta .Bahan rujukan dan referensi untuk mendukung program tersebut, berupabahan pustaka dan informasidiolah secara sistematis, menggunakan klasif kasi UDC (Universal Decimal Classification) . Edisi tahun1985/ Edisi ringkas (BS 1000) dan klasifikasi informasi hasil penelitian untuk kata kunci menggunakanThesaurus Agrovoc. Sedangkan sistem katalogisasi buku dan majalan berdasarkan ketentuan AACRII (AngloAmericanCataloguing Rules) edisi kedua. Koleksi perpustakaan khususnya BPTP Yogyakartadapat terlihat pada Tabel 1 .

Tabel l . Jenis Koleksi Perpustakaan

Sumber : Laporan Tahunan IPPTPYogyakarta, 2000/2001

190

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

No. Jenis Literatur Frekuensi Ru'ukan JumlahTersedia Mdaktersedia

l . Majalah 213 (18,44) 142 (12,29) 355 (30,74)2 . Buku/Monogmf 284 (24,59) 55 (4,76) 339 (29,35)3 . Prosiding 195 (16,88) 19 (1,65) 214 (18,59)4 . Laporan 66(5,71) 17(1,47) 83(7,19)5 . Makalah 76 (6,58) 64 (5,54) 140 (12,12)6 . Skripsi - 2(0,17) 2(0,17)7 . This 3(0,26) 6(0,52) 9(0,79)8 . Disertasi 2(0 .17) 9(0,78) 11 (0,95)9 . Koran/TV (20,17) 2 0,17Jumlah 839 72,64 316 (27,36) 1 .155 100

Page 191: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Pelayanan Jasa PerpustakaanPelayanan jasa perpustakaan yang diberikan kepada pengguna yang membutuhkan informasi di

perpustakaan BPTP Yogyakarta adalah

a . Sistem layanan perpustakaan bersifat kombinasi terbuka clan tertutup ;

b . Jam pelayanan perpustakaan, yaitu

c . Jenis kelompok pengguna perpustakaan adalah : peneliti, penyuluh, pegawai, mahasiswa clanmasyarakat umum pemerhati pertanian .

d . Jenis layanan jasa perpustakaan yaitu

" Jasa sirkulasi pinjaman bahan pustaka;

"

Jasa layanan baca di tempat ;

"

Jasarujukan/ referensi ;

"

Jasapenelusuran informasi ;

"

Jasa layanan fotokopi clan

"

Jasapemanfaatan jaringan informasi IPTEK pertanian

Penyebaran Publikasi Hasil Penelitian

KESIMPULAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Perpustakaan khusus BPTP Yogyakarta mempunyai tugas untuk ikut menyebarkan publikasitercetak, berupa proseding, brosur, liptan clan poster hasil penelitian clan pengkajian komoditasunggulan clan spesifik lokasi di wilayah Propinsi D.I.Yogyakarta, lingkup bahan Litbang PertanianFakultas Pertanian, peneliti, penyuluh, KTNA, kelompoktam clan para masyarakat pemerhati pertanianyang memerlukannya .

Di samping itu perpustakaan dilibatkan dalam kegiatan acararutin desiminasi, gelarteknologi clanpameran/ display yang bersifat antar lintas dinas terkait di Propinsi Daerah Tingkait I D.I.Yogyakarta.

Dalam tulisan singkat ini dapat disimpulkan bahwa tugas clan fungsi perpustakaan khusus BPTPYogyakarta merupakan tempat sumber informasi hasil-hasil penelitian, pengkajian clan penyuluhanbidang pertanian, yang dapat didayagunakan untuk melaksanakan program kegiatan penelitian,pengkajian clan penyuluhan pertanian komoditas unggulan clan spesifik lokasi . Perpustakaan khususBPTP Yogyakarta merupakan mediator penghubung antara para peneliti, penyuluh pertanian denganmitra kerja/ pengguna informasi hasil-hasil penelitian clan pengkajian komoditas unggulan clan spesifiklokasi yang memerlukannya dalam rangka pemenuhan kebutuhan clan informasi tersebut .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

191

" Hari Senin s/d Kamis :jam 08.00-13.00 WIB

" Hari Jum'at :jam 08.00-10.30 WIB

" Hari Sabtu :jam 08.00-12.00 WIB

Page 192: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

DAFTAR BACAAN

Badan Litbang Pertanian . 1994 . Petunjuk Teknis Penyusunan : Laporan dan Publikasi Hasil Penelitian.Jakarta : Badan Litbang Pertanian .

Hutabarat, Budiman . 2000 . Penelitian dan Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi untuk MeningkatkanProduktivitas Sumber Daya Pertanian dalam Mengatasi Krisis Ekonomi . Yogyakarta : IPPTPYogyakarta .

IPPTPYogyakarta. 1997 . Rencana Strategi 1997 - 2007 IPPTP Yogyakarta : IPPTP Yogyakarta ..2001 . Laporan Tahunan IPPTPYogyakarta 2000/2001 . Yogyakarta : IPPTP Yogyakarta.

Mulyani, Eko Sri . 1995 . Analisis Publikasi Hasil Penelitian Pertanian . Jurnal Perpustakaan Pertanian4(1) :21-26 .

Muhidin,Asih.1997 . Pelayanan Perpustakaan dengan Referensi untuk Perpustakaan Sekolah. BandungIKIP Bandung .

Pustaka.1998 . Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Balai/ Loka Pengkajian Teknologi Pertanian.Bogor : Pustaka .

Shopia, Sulastri . 1998 . Pemanfaatan Jasa Perpustakaan dan Informasi oleh Peneliti . Kasus Pustaka .Jurnal Perpustakaan Pertanian . 8 (1) : 9 -14 .

Tjiptopranoto, Prabowo . 1993 . Pemanfaatan Perpustakaan oleh Peneliti . Jumal Perpustakaan Pertanian .2 (2) :36-42 .

192

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 193: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

PROMOSI PERPUSTAKAAN MELALUI MEDIA BROSUR

Kata kunci : Perpustakaan, Media brosur

Hasiyen Minarni

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Kalimantan Tengah Kotak Pos 122 Palangkaraya73111

RINGKASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dalam rangka memasyarakat keberadaan perpustakaan kepada pengguna, perpustakaan perlu mengadakankegiatan promosi untuk menarik minat masyarakat agar memanfaatkan jasa perpustakaan yang tersedia. Salahsatu program penyampaian tersebut dilakukan dengan pembuatan brosur. Penggunaan media brosur sebagaiupaya promosi selain untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh penggunajuga dapat dijadikan saranauntuk membangun citra positif Promosidalam bidang perpustakaan adalah kegiatan komunikasi dengan pengguna(users) maupun pengguna yang belum memanfaatkan perpustakaan (non users). Promosi perpustakaan dilakukankarena masyarakat diingatkan terus menerus secara efektifmelalui eksistensi jasa perpustakaan. Penyelenggaraperpustakaan dengan segalaaktivitasnyamembawa misi sebagaimana tertuangdalam visi dan misinyayang salahsatunya adalah meningkatkan dan memperluas fungsi serta peran perpustakaan sebagai sumber informasi.Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi perpustakaan merupakan salah satu cara yang paling murah clanpraktis. Selain itu pembuatannya cukup murah, oleh karena itu penerbitan brosur sebagai media promosi bisadilakukan oleh unit atau lembaga yang kecil maupun yangbesar. Banyak sekali informasi yangadadi pe .,n ,, -,takaanyang perlu di sampaikan kepada pengguna .

PENDAHULUAN

Seperti halnyayang sering terjadi di negara-negara maju masyarakat Indonesia kini telah memasukiera informasi, dimana informasi telah menjadi sumber daya strategis yang dibutuhkan oleh lingkungan

bisnis, pemerintah dan para individu . Maka dari itu di perlukan peningkatan kebutuhan akan layananinfonnasi. Peluang yang baik ini perlu dimanfaatkan oleh perpustakaan sebagai lembaga penyediainformasi. Perpustakaan sudah selayaknya menjadi pelopor dalam melayani kebutuhan informasi

masyarakat sehingga eksistensi perpustakaan lebih dibutuhkan dalam tatanan masyarakat dimasakini dan masa mendatang. Keberadaan suatu perpustakaan tidak ditujukan untuk mendapat keuntungan,tetapi harus menghasilkan manfaat bagi masyarakat pengguna.

Untuk mengenalkan serta memasarkan jasa perpustakaan tidak cukup hanya membangun jasainformasi serta mengharapkan masyarakat umum akan memenuhi ruangan perpustakaan, karena itupustakawan perlu mengusahakan agar publisitas dapat diperoleh melalui bentuk serta keluaran sesuaidengan kemampuan keuangan (Basuki, 1991). Promosi perpustakaan dilakukan karena masyarakatdiingatkan terus menerus secara efektif melalui eksistensi jasa perpustakaan . Penyelenggaraperpustakaan dengan segala aktivitasnya membawamisi sebagaimana tertuang dalam visi clan misinyayang salah satunya adalah meningkatkan dan memperluas fungsi serta peran perpustakaan sebagaisumber informasi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

193

Page 194: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dalam rangka memasyarakat keberadaan perpustakaan kepada pengguna, perpustakaan perlumengadakan kegiatan promosi untuk menarik minat masyarakat agarmemanfaatkan jasa perpustakaanyang tersedia . Salah satu program penyampaian tersebut dilakukan dengan pembuatan brosur.

Brosur sebagai media promosi merupakan selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat,tetapi lengkap (Kamus Besar Bahasa Indonesia) . Brosur adalah salah satu media promosi, biasanyaberupa cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang ataujasa yang ditawarkan kepadakonsumen atau pengguna dengan harapan dapat dibeli atau dimanfaatkan oleh konsumen ataupengguna (Mustapa, 1996) . Penggunaan media brosur sebagai upaya promosi selain untukmeningkatkan pemanfaatan perpustakaan oleh pengguna ,juga dapat dijadikan sarana untukmembangun citra positif Promosi ini juga merubah sikap pengguna yang tadinya tidak tahu, tidaksenang dan tidak mau menggunakan jasa perpustakaan menjadi tahu, senang dan mau menggunakan .

Pihak pustakawan berusaha agar brosur perpustakaan sebagai stimulus yang disebarkan kepadapengguna untuk menarik perhatian pengguna . Hal yang harus diperhatikan dalam promosi melaluibrosur adalah bentuk penyajian, isi dan frekuensi penyebarannya. Brosur sebagai salah satu mediapromosi tentunya perlu memperhatikan seluruh penampilan yangdituangkan dalam format (penyaj ian),isi dan frekuensi promosi (Abidin, 1994). Dalam kegiatan promosi melalui brosur, pesan yangdisampaikan peranannya sangat penting untuk mencapai sasaran yang diharapkan untuk itu perludirancang sedemikian rupa supaya dapat dipahami oleh penerima pesan .

PENGERTIAN PROMOSI

Istilah "promotion" sering diindonesiakan menjadi "promosi", istilah inipun berasal dari bahasalatin "pro" berarti maju dan "movere" bermakna "bergerak" . Istilah ini sudah mengandung maknahidup, secara harfrah promosi berarti "bergerak maju" dan secara maknawiyah berarti "meningkat"(Effendy,1981). Untuk bidang perpustakaan makna meningkat dapat diartikan meningkakya penggunaperpustakaan yang memanfaatkan perpustakaan

Promosi sebagai salah satu bentuk komunikasi pemasaran dan sebagai sebuah fungsi pemasaranmerupakan sebuah perluasan alamiah dari konsep pemasaran . Suatu cara langsung atau tidak langsunguntuk mempengaruhi konsumen agar lebih suka membeli suatu merek barang tertentu . Promosi disebutjugakomunikasi untuk menyakinkan masyarakat dalam pemasaran (Simorangkir,1962) . Promosi adalahfungsi pemasaran yang bertanggungjawab terhadap penetapan sasaran audiences, dengan informasiyang relevan dalam suatu cara yang persuasif (menyakinkan/mempengaruhi) .

FUNGSI PROMOSI

Semua bentuk dari pada promosi berusaha untuk memberikan konstribusinya terhadap tujuandari pada suatu lembaga atau perusahaan, yaitu untuk mencapai keuntungan yang maksimal danberkesinambungan . Untuk mencapai tujuan ini hares melalui fungsi-fungsi promosi . Dan mengenaifungsi promosi ini ada 2 pendapat dari para ahli marketing yang menyatakan sebagai berikut :

194

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 195: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Pendapat pertama membagi fungsi promosi itu atas dua bagian yaitu :

1 . Menyakinkan atau menyadarkan para pembeli mengenai produk ataupun jasa

yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut (awareness) .

2 . Mempengaruhi sikap yang baik dari pada pembeli-pembeli tersebut terhadap

produk ataupunjasa tadi atau mengadakan penilaian yang baik (attitudes) . Pendapat kedua menyatakan bahwafungsi promosi itu ada 5 macam yaitu :a.

Menaruh perhatian (attention)

b .

Merasatertarik (interest)

c .

Timbul keinginan (desire)

d .

Tindakan/pelaksanaan (action)

e.

Kepuasan (satisfaction)

PROMOSI PERPUSTAKAAN

Promosi dalam bidang perpustakaan adalah kegiatan komunikasi dengan pengguna (users)maupun pengguna yang belum memanfaatkan perpustakaan (non users). Dalam hal ini parapustakawan yang profesional informasi harus yakin bahwa mereka perlu lebih banyak mempraktekanprinsip pemasaran . Promosi dibidang perpustakaan sangat perlu dilakukan karena masih banyakanggota masyarakat yang belum mengenal manfaat suatu perpustakaan bagi dirinya . Keberhasilanpromosi perpustakaan ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya cara melakukan promosi . Promosiperpustakaan adalah upaya meningkatkan pendayagunaan seluruh koleksi yang dimiliki perpustakaanmelalui kegiatan-kegiatan perpustakaan dan bahkan iming-iming tentang kebaikan dan kemanfaatanperpustakaan bagi kehidupan masyarakat (Yusuf, 1995) .

Tujuan promosi perpustakaan adalah memperkenalkan koleksi serta layanan yang diberikan agaryang memerlukan dapat memanfaatkan secara maksimal . "Promosi perpustakaan pada unit informasitujuan utama memberi informasi tentang produk danjasa yang disediakan oleh organisasi dan membujukkonsumen untuk bereaksi terhadap produk dan jasa"(Wiranto.FA.,1995). Jelaslah tujuan promosiperpustakaan merupakan bentuk penyampaian pesan-pesan / informasi yang mempunyai tiga tujuanutama yaitu ; (1 .) menginformasikan sesuatuyang tidak diketahui sebelumnya tentang perpustakaan,(2 .) membujuk/merayu pengguna untuk melakukan kegiatan mencari informasi diperpustakaan dan(3 .) mengingatkan akan keberadaan perpustakaan .

Brosur merupakan salah satu dari alat/sasaran penyampaian informasi . Brosur digunakan sebagaimedia penghubung antara pengirim pesan dan penerima pesan . Media/sarana adalah alat yangdigunakan komunikator untuk menyampaikan/menyebarkan pesannya agar sampai kepada komunikatoratau sipenerima pesan (Sastropoetro,1987) . Mediadapat dibagi menjadi dua bagian yaitu media massadan media nirmassa . Media massa terbagi dua lagi yaitu media elektronik dan media cetak, sedangkanmedia nirmassa pada umumnya diklassifikasi berdasarkan sasaran . Media nirmassa umumnyadigunakan dalam komunikasi untuk orang atau kelompok tertentu . Disebut demikian karena media

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

195

Page 196: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

nirmassa tidak memiliki daya keserempakan dan komunikannya tidak bersifat massal . Brosur merupakan

salah satu bentuk dari media nirmassa banyak digunakan sebagai media komunikasi atau alat bantu

promosi.

Bentuk Dan Isi Brosur

TEKNIK PEMBUATAN BROSUR PERPUSTAKAAN

Brosur adalah media cetak yang berisi penjelasan secara ringkas tentang sesuatu hal. Brosurmenceritakan kepada pembaca beberapa petunjuk yang meliputi gambaran umum, prosedur-prosedurdan data-data lainnya tentang sebuah lembaga atau program-program tertentu (Djanaid,1991) . Brosurdapat dibedakan atas dua jenis yaitu (1) brosur yang bersifat umum tentang berbagai pelayananbiasanya berisi informasi umum tentang perpustakaan (koleksi,jenis layanan, jam layanan, prosedurmenjadi anggotaperpustakaan) dan hal-hal umumyang perlu diperkenalkan pada pengguna potensial .(2) brosur yang berbentuk lembar-lembar kertas kuarto dicetak atau disetensil dan dibendel beberapalembar.

Pemanfaatan brosur sebagai sarana promosi perpustakaan merupakan salah satu cara yang pal-ing murah dan praktis. Selain itu pembuatannya cukup mudah, oleh karena itu penerbitan brosursebagai media promosi bisa dilakukan oleh unit atau lembaga yang kecil maupun yang besar. Banyak

sekali informasi yang ada di perpustakaan yang perlu disampaikan kepada pengguna .

Isi/Pesan Brosur

Dalam merancang brosur harus memperhatikan pesan yang ada pada brosur agar dapatmenimbulkan ketertarikan pengguna untuk membacanya . Pesan-pesan yang disampaikan harusdirancang untuk mendorong pengguna perpustakaan meningkatkan dukungan terhadap keberadaanperpustakaan serta meningkatkan pengertian tentang peran dan fungsi perpustakaan (Edsall, 1980).Melalui pesan pada brosur, komunikasi antara perpustakaan dan pengguna akan terjalin. Lasswellmenyatakan, bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab dengankomponen-komponen yang merupakanjawaban terhadap pertanyaan dalam rumus sebagai berikut

Who? ( Siapakah komunikatomya )

Says What ? ( Pesan apa yang dinyatakan )

In WhichChannel ? ( Media apa yang digunakan )

To Whom ? ( Siapa Komunikannya )

With What Effect ? ( Efek apa, yang diharapkan )

Dalam proses komunikasi, pesan yang akan disampaikan kepada komunikan menyangkut teknik

transmisinya agar mengenai sasaran dan mencapai tujuannya. Kepiawaian komunikator dalam hal inimenguasai kondisi dan psikologi komunikan, menentukan berhasil tidaknya suatu tujuan komunikasi .

Pengelola perpustakaan sebagaikomunikatorharus mampumenyediakan pesan yang akan disampaikan

dengan menguasai khalayak sasaran. Dalam hal ini pengguna potensial maupun pengguna aktual

dalammembaca informasi/pesan pada brosur.

196

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 197: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tipografi

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tipografi adalah seni memilihjenis huruf Pemilihan jenis huruf untuk brosur harus disesuaikandengan ukuran halaman dan ukuran huruf Penggunaan jenis huruf untuk brosur bertujuan dapatmenarik perhatian, dalam hal ini harus diperhatikan dan disesuaikan dengan isi dan tujuan brosur.Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan, kemenarikan dan desain huruf tertentu dapatmenciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakeristik subjek yang di iklankan (Jetkins,1997).

WarnaPenampilan sebuah media cetak seperti brosur harus didukung oleh penyajian pada warna yang

berhubungan dengan pesan yang akan disampaikan . Warna dapat dijadikan identitas suatu produkdan tujuan komunikasi lainnya :

"

Untuk indentifikasi

"

Untuk menarik perhatian"

Untuk menimbulkan pengaruh psikologis"

Untuk mengembangkan asosiasi

"

Untuk membangun ketahanan minat

"

Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan

LayoutLay out dalam brosur dapat diartikan penyusunan atau penempatan tulisan dan gambar pada

bahan cetak . Sebuah lay out yang baik mampu membuat pembacanya menilai produkyang ditawarkanmerupakan produk yang bagus. Elemen-elemen dirancang sedemikian rupa hingga mampu menarikminat pembaca pada produk dan pesan yang di sampaikan, dan bukan tertarik pada lay out itu sendiri(Kasali,1992).

KESIMPULAN

Penyajian brosur yang menarik meliputi bentuk, warna, ukuran, jenis huruf, dan lay out di dalammempromosikan perpustakaan menimbulkan efek ketertarikan pengguna untuk memanfaatkan jasaperpustakaan. Pesan brosur yang meliputi format, kelengkapan, kesesuaian, kejelasan, dan kemudahandipahami membuat pengguna mengetahui informasi perpustakaan dengan baik dan jelas yangmenumbuhkan minat dan ketertarikan pengguna untuk memanfaatkan jasa perpustakaan .

DAFTAR BACAAN

Abidin, Miranti . 1994. Marketing Public Relation : Upaya Memenangkan Persaingan Melalui PemasaranKreatif lkrar Mandiri : Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

197

Page 198: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Edsall,Mariam S . 1980. Library Promotion Hanbook. Oryx : London

Effendy, Onong Uchayana. 1986 . IImu Komunikasi : Teori dan Praktek. Remaja Rosda Karya : BandungF.A . Wiranto . 1995 . Mempertahankan Keberadaan Perpustakaan Kita. SC.Press : Semarang.

Jeflcins, Frank. 1997 . Periklanan. Ed.3 . Erlangga : Jakarta .Kasali, Rhenald. 1992 . Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia . Pustaka

Utama Grafiti : Jakarta.Mustapa, Badollahi.1996 . Promosi Jasa Perpustakaan . Ghalia : Jakarta .

Simorangkir O.P. 1962 . Pengantar Pemasaran Bank. Aksara Persada : Jakarta .

Sastropoetro, Santoso . 1987 . Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalamKomunikasi Sosial . Alumni : Bandung .

Sulistyo-Basuki. 1991 . Pengantar IImu Perpustakaan . Gramedia : Jakarta.

Yusuf, PawitM. 1995 . Pedoman Praktis Mencari Informasi. Rosda Karya : Bandung .

198

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 199: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

KONTRIBUSIPERPUSTAKAAN SEBAGAI PENYEDIALITERATURUNTUKBARANRUJUKAN DALAMPUBLIKASIBALITKABI

TAHUN2001

Balai Penelitian Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian, Malang

Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui kontribusi perpustakaan terhadap pemakaian literatur sebagaibahan rujukan dalam publikasi Balitkabi tahun 2001 . Bahan yang dikaji adalah Buletin Palawija 2001(1-2),Prosiding Seminar 2001, dan Laporan Hasil Penelitian 2001(1-2), terdiri dari 65 artikel dengan literatur yangdirujuk sebanyak 1 .155 rujukan. Hasil kajian menunjukkan bahwa sejumlah 316 (27%) literatur yang dirujuktidak tersedia di Perpustakaan Balitkabi . Darijumlah tersebut 142 (12,3%) rujukan berasal dari majalah. Besamyarujukan yang tidak tersedia yang berasal dari majalah disebabkan karena faktorketidak-lengkapan nomor-nomormajalah yang dimiliki oleh perpustakaan . Secara kumulatif majalah dan buku merupakan jenis literatur yangbanyak dirujuk, yaitu 31 %, 29%, prosiding 19%, laporan 7%, makalah 12%dan jenis lainnya2%. Crop Sciencemenempati peringkat pertama berdasarkan frekuensi rujukan . Sebagian besar literatur (54%)yangdirujuk berusiadi atas 10tahun. Hasil penelusuran internet belum dimanfaatkan sebagai rujukan . Dari kajian ini dapatdisimpulkanbahwakontribusi perpustakaan Balitkabi dalam menunjang kegiatan penelitian cukup memadai.

Kata kunel: Perpustakaan ; kontribusi ; rujukan .

Sutardji

RINGKASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PENDAHULUAN

Karya para ilmuwan yang berupa ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang sesuai dengantuntutan kebutuhan manusia. Dalammenciptakan inovasi baru, para ilmuwan membutuhkan informasiilmiah dengan cepat, tepat, dan akurat sebagai bahan rujukan. Sumber informasi tersebut pada umumnyaberada di perpustakaan .

Perpustakaan merupakan sumberinformasi, akan berfungsi dengan baik apabila memiliki koleksiyang cukup jumlahnya, berkualitas dan informasinya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Jumlahkoleksi yang banyak belum tentu bermanfaat bagi masyarakat pengguna, karena belum tentu sesuaidengan kebutuhan. Oleh karena itu pustakawan yang profesional sangat diperlukan untuk menyeleksibahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna . Nilai/bobot suatu perpustakaan tidak sajatergantung dari jumlah bahan pustaka, tetapi sangat tergantung dari kualitas bahan pustaka yangtersedia, terutama cakupan subyek harus relevan dengan kebutuhan peneliti serta misi dan tujuanlembaga induknya .

Keterbatasan dana mengakibatkan pengembangan koleksi perpustakaan hanya tergantung padshasil pertukaran dan hadiah . Pengadaan koleksi dengan dana terbatas sering menyebabkan prosespengadaan tidak terseleksi dengan baik, karena pengadaan dengan dana yang tersedia tanpamemperhatikan kebutuhan para pengguna. Apabila masalah ini terus berlanjut dan terabaikan akan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

199

Page 200: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

berdampak kurang baik terhadap citra perpustakaan sebagai pusat/ sumber informasi, dan akanbermuara pada berkurangnya kunjungan peneliti ke perpustakaan . Menurut Tjitropranoto (1993)kurangnya kunjungan peneliti ke perpustakaan disebabkan oleh peneliti cenderung berubah darimendatangi dan memperoleh literatur dari perpustakaan ke arah pemanfaatan teknologi baru, baikmelalui sistem elektronik maupun optip. Pemanfaatan teknologi informasi ini belum banyak digunakansebagai bahan rujukan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Andriani (2002) bahwa sejauh ini hasilpenelusuran di internet belum digunakan sebagai bahan rujukan . Sophia (1997) menyatakan bahwapeneliti lebih suka menggunakan bahan pustaka yang ada di dekatnya. Demikian jugs hasil penelitiansebelumnya yang dilakukan oleh Liu (1993) menyatakan bahwa citation output atau rujukan dokumenyang tertera di daftar pustaka secara positif berhubungan dengan perpustakaan institusi tempatpenulis bekerja .

Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui kontribusi perpustakaanterhadap pemakaian literatursebagai bahan rujukan dalam publikasi Balitkabi tahun 2001 .

BAHAN DAN METODE KAMAN

Metode yang dilakukan dalam kajian ini adalah metode deskriptif, dengan jenis kajian berupaanalisis rujukan . Populasi dalam kajian ini adalah publikasi Balitkabi tahun 2001 (yangterbaru), yaitu:Buletin Palawija 2001(1-2) terdiri dari 10judul artikel dengan 256 rujukan, Prosiding Seminar HasilPenelitian 2001 terdiri 37judul dengan 546 rujukan, dan Laporan Teknis Hasil Penelitian 200 : ^-Au I-II) terdiri 18judul dengan 354 rujukan . Jumlah keseluruhannya sebanyak 65 judul artikel dengan 1 .155rujukan. Analisa data dilakukan dengan mengelompokkan rujukan berdasarkanjenis literatur (majalah/jurnal, buku/monograf, prosiding, laporan, makalah, dsb.) . Kemudian jenis literatur tersebut dirinciberdasarkanjenis literaturyang ada dan yang tidak ada di perpustakaan Balitkabi . Untukmengetahuijenis literatur tersebut ada atautidak ada di perpustakaan dilakukan pengecekan melalui database danatau langsung ke rak koleksi . Selanjutnya dari hasil pengelompokan disajikan dalam masing-masingtabel dan selanjutnya dianalisis .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan kegiatan penelitian selainmenghasilkan informasi baru,jugs membutuhkan dukunganinformasi baru dari berbagaijenis literatur. Pemakaian literatur (primer) dalamtulisan hasil penelitiansangat menentukan tingkat penilaianmutu karyatulis ilmiahyang dihasilkan. Sophia(1999) mengatakantanpa menggunakan literatur yang cukup hasil-hasil penelitian dan pengkajian serta tulisan ilmiahlainyang dihasilkan peneliti akan selalu dianggaptidak bermutu, pada hal mungkin merupakan temuanpenting dari daerah tempat mereka melakukan penelitian .

Sesuai dengan fokus kajian tentang kontribusi perpustakaan yang diekpresikan dalam pemakaianliteratur untuk bahan rujukan dalam publikasi Balitkabi 2001, dari tigapublikasiyangdievaluasi terdiridari 65 artikel dengan 1 .155 rujukan. Selanjutnya dari 1 .155 rujukan tersebut dikelompokkan berdasarkanjenisnya (Tabel 1) dan diketahui bahwa 839 judul (72,64%) tersedia di perpustakaan, sisanya 316judul (27,36%) tidak tersedia di .perpustakaan .

200

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 201: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel 1 .

Proporsi Jenis Literatur yang Dirujuk Dalam Publikasi Balitkabi Tahun 2001, yangtersedia dan tidak tersedia di Perpustakaan .

Catatan : Angka dalan kurung merupakan nilai persentase secara kumulatif.Majalah Qurnal) merupakanjenis literatur yangpalingbanyak dirujuk, yaitusebanyak355 (30,74%),

kemudian buku (monograf) 339 (29,35%), prosiding214 (18,59%), laporan 83 (7,19%), makalah 140(12,12%) dan jenis lainnya relatifkecil . Tabel 1 memperlihatkan bahwa literaturyang dipakai sebagairujukan tidak didapatkan literatur yang berasal dari hasil penelusuran di internet . Ada beberapaalasan, menurutAndriani (2002) yaitu, masih ragu akan validitasnya, hasil penelusuran yang diperolehtidak sesuai dengan topik, membutuhkan waktu yang lama dalam penelusuran, dan artikel yangdiperoleh hanya berupa abstrak, sehingga masih membutuhkan waktu untuk mencari dokumenlengkapnya. Namundemikian artikel di internet absah dirujuk, karenapada umumnyamemiliki copyrighdan pengarangnya ada yang memberikan hak untuk memperbanyak artikelnya, namun adapersyaratannya, tidak diedit atau dimodifikasi (Sophia, 2002) .

Jumlah literatur yang tidak tersedia di perpustakaan sebanyak 316 judul (27,36%). Dari jumlahtersebut 142 (44,93%) berasal dari artikel majalah . Hal ini disebabkan karena sebagian besar majalahyangdimifld tidak lengkap . Ketidak-lengkapan inimengharuskan/ mengakibatkan para peneliti berupayamemperoleh informasi di unit informasi lain .

Ketersediaan majalah terbaru di perpustakaan sangat terbatas, dari 99judul majalah yang dirujukhanya Crop Science dan Agronomy Journal yang dilanggan sejak 1978, selebihnya merupakanbantuan, hibah, hasil pertukaran dan hadiah . Oleh karena itu artikel yang dirujuk dari suatu majalahseringkali tidak dimiliki oleh perpustakaan .

Kelengkapan suatu nomor majalah mempunyai peluang untuk dirujuk lebih banyak, di sampingdari kesesuaian isi (subyek) dari majalah yang bersangkutan . CropScience merupakan majalah yangmenduduki peringkat pertama yang paling banyak dirujuk oleh peneliti Balitkabi, yaitu 75 kali (Tabel2). Garfield dan Weljams-Dorof (1992) yang dikutip Tri Margono (2001) menyatakan artikel yangdirujuk dapat dipakai sebagai dasar untuk mengukur tingkat pemakaian artikel Main suatu majalah .Semakin tinggi frekuensi suatu artikel dirujuk, makin besar pula dampaknya bagi pengembangan ihnupengetahuan dan teknologi .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

20 1

No . Jenis Literatur Frekumsi Ru'ukan JumlahTcrscdia Tidak tcrscdia

1 . Majalah 213 (18,44) 142 (12,29) 355 (30,74)2. Buku/Monograf 284 (24,59) 55 (4,76) 339 (29,35)3. Prosiding 195 (16,88) 19 (1,65) 214 (18,59)4. Laporan 66 (5,71) 17 (1,47) 83 (7,19)5. Makalah 76 (6,58) 64 (5,54) 140 (12,12)6. Skripsi - 2(0.17) 2 (0,17)7. Tesis 3(0,26) 6 (0,52) 9(0.78)8. Disertasi 2(0,17) 9(0.78) 11 (0,95)9. KorarvTV - 2 (0,17 2(0,17)Junrlah 839 (72,64) -316 (27,36) -1 1 .155 (100)

Page 202: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dalam tahun 2001 terdapat 13 majalah yang mendapat rujukan minimal 5 kali (Tabel 2) . Majalahtersebut merupakan majalah yang dianggap penting karena memberi kontribusi yang nyata, danmenggambarkan tingkat pemakaian oleh peneliti Balitkabi pada tahun 2001 .

Untuk periode selanjutnya mungkin akan berubah dan akan muncul majalah baru yang lebihrelevan dengan kegiatan penelitian di Balitkabi . Atas dasar itu perlu dipertimbangkan untukpengembangan koleksi selanjutnya perlu kiranya nomor-nomor majalah yang kosong dan artikelnyayang dirujuk dapat dikopi, dan judul majalah yang belum dilanggan dapat diusahakan untukdilanggan.

Tabel 2 . Peringkat Majalah yang Dirujuk dalam Publikasi Balitkabi 2001 .

Buku/monografmerupakanjenis literatur yang banyak dirujuk setelah majalah, yaitu sebesar 339judul (29,35%) . Darijumlah tersebut sebesar 284 (24,59%) tersedia di perpustakaan, sisanya 55 judul(4,76%) tidak tersedia di perpustakaan . Jenis literatur selanjutnya yang dirujuk adalah prosiding 195(18,59%), makalah 140 (12,12%), laporan 83 (7,19%), disertasi, tesis, skripsi dan lainnya 24 (2,07%) .Sedangkan literatur yang tidak tersedia di perpustakaan, prosiding 19 (1,65%), laporan 17 (1,47%),makalah 64 (5,54%), skripsi, tesis, disertasi dan lainnya 19 (1,65%) . Banyaknya makalah yang dirujukyang tidaktersedia di perpustakaan disebabkan karena pada periode terakhir ini makalah peneliti yangakan dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah tidak tersimpan di perpustakaan, demikianjuga makalahhasil pertemuan ilmiah (seminar, lokakarya) yang diikuti oleh peneliti tidak semuanya diserahkan keperpustakaan. Atas dasar itu, agar makalah yang dipakai sebagai rujukan, bisa ditelusur/ ditemukankembali apabila ada peneliti lain yang membutuhkan, seyoganya diwajibkan bagi peneliti yangmengikuti pertemuan ilmiah untuk menyerahkan makalahnya dan copy semua makalah (Ieks.) yangdibahas dalam pertemuan ilmiah tersebut ke perpustakaan .

Mengingat bahwa sekitar 40% literatur yang dirujuk berupa sumber pustaka nonkonvensional/kepustakaan kelabu di Indonesia (prosiding, laporan, makalah, skripsi, tesis, dan disertasi) yang tidaktersedia di pasaran bebas, perpustakaan perlu proaktif mengumpulkan literatur tersebut dengan carameminta melalui surat, mendatangi langsung instansi penerbitnya, dan meningkatkan pertukaranpublikasi .

202

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

No. Judul Majalah Jumlah ru ukan1 . Crop SOIURM 752. Journal ofEamomic Entomology 193. Agronomy Journal 184. Penelitian Palawiia 185. Pcnclitian Pcrtanian Tanaman Pangan 166. 1'wnut Science 107. Australian Journal Agric. Research 88. Soil SciencePlant Nutrition 89. Phylopathology 810. Agrivita 611 . Contribution CRTFC 512 . 'lheor. Appl . Genet. 513 . Majalah llmiah Pembangunan IJPN Veteran .Iawa 5

Timur

Page 203: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tabel 3 . Tahun Terbit Literatur Yang Dirujuk Dalam Publikasi Balitkabi Tahun 2001 .

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tahun terbit literatur dikelompokkan berdasarkan interval 5 tahunan . Hasil analisis menunjukkanbahwa literatur yang dirujuk sebanyak 785 (67,96%) mengambil terbitan antara tahun 1986 ke atas(Tabel 3) . Namun ada juga terbitan yang relatif tua (1953), hal ini dimungkinkan karena adanyakekhususan informasi, bisa jadi karena peneliti merasa informasi yang dikanclung di dalamnya masihrelevan untuk dipakai sekarang. Selain itu topikpenelitian yang dilakukan masih relatifjarang dilakukan,sehingga peneliti merasa kesulitan dalam menclapatkan literatur yang sesuai .

Catatan : Mil = Majalah, Pros . = Prosiding, Lap . = Laporan, Mak. = Makalah, S-1 = Skripsi, S-2 = Tesis, S-3 = Disertasi, Lain-Lain = Koran, TV.Usia literatur yang dirujuk menunjukkan sebanyak 535 (46,32%) berusia antara >1 sampai 10

tahun . Hal ini berarti 53,68 % literatur yang dirujuk berusia di atas 10 tahun (Tabel 4) . Apabila dilihatdari segi usia, berarti informasi yang dipakai relatif tua.

Tabel 4 . Usia Literatur Yang Dirujuk Dalam Publikasi Balitkabi Tahun 2001

Apabila dikaitkan dengan tingkat kehadiran di perpustakaan secara individu tidak ada korelasiyang signifikan antara tingkat penclidikan dengan jenis clan jumlah literatur yang dipakai sebagairujukan . Hal ini terlihat padajumlah clanjenis literatur yang dirujuk pada setiap artikel dalam publikasiBalitkabi 2001 . Dari 65 judul artikel dengan 1 .155 rujukan, setiap artikel pemakaian literatur untukrujukan tidak sama, sangat bervariasi, berkisar antara 3 sampai dengan 47, dengan rata-rata 17,8rujukan per artikel . Berdasarkan data clan pengamatan selama ini menunjukkan bahwa tingkat kehadiranpeneliti ke perpustakaan sangat berpengaruh terhadap pemakaian literatur untuk rujukan dalam tulisanilmiahnya, balk jumlah maupunjenisnya .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

203

TerbilJenis Uleralur

®®®ffm®1951-55

- . S

1956-611 4 7 - - - - - - - 111961-65 19 7 1 - - - - - - 271966-70 15 I - - - - - - - 161971-75 26 24 4 3 1 - 1 - 591976-90 49 411 6 3

1- 1 - - 107

1981-85 61 61 14 1 3 - - 5 - 1451986_90 68 69 77 11 22 1 1 I - 25111991-95 49 78 72 19 43 - 5 I 1 2681996-181 57 47 40 44 59 - 1 1 1 2502W I . 7 2 5 1 2 17

Usia Literatur>1 17 - 1,47

1 _ 5 25() 21,636 - 10 269 23J RR11 - is 250 21,6316-20 145 12,5421 -25 107 9,2626 - 3(1 59 5,1031 -35 16 1,3936 40 27 2,2541 45 II 0,95

46-50 5 0,52771Jumlah 1 .155 1181

Page 204: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

KESIMPULAN

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukkan bahwa perpustakaan Balitkabi baru dapat memenuhisekitar 73% dari seluruh literatur yang dibutuhkan dalam tahun 2001 . Artinya kontribusi perpustakaansebagai penyedia literatur sebesar 73% dari kebutuhan . Kekurangannya (sekitar 27%), peneliti dapatmemanfaatkan saluran informasi lain yang sifatnya tidak formal seperti dari dosen pembimbing (bagipeneliti yangmasih kuliah di S-2 dan S-3), informasi yang didapat dari hasil pertemuan ilmiah (seminar,lokakarya dll .) dan dari teman seprofesi . Kecenderungan para peneliti dalam mencari informasi demikianberagam dengan memanfaatkan berbagai kemungkinan saluran informasi yang ada di sekelilingnya .Pilihan orientasi pencarian informasi di luar perpustakaannya dapat dijadikan salah satu indikatoryang bersifat umum, bahwa kebutuhan informasi yang beragam rasanya mustahil untuk dipenuhisemuanya oleh perpustakaaan . Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut . Untuk itu pemanfaataninternet di Balitkabi perlu disosialisasikan, dan diharapkan sebagai solusi terhadap meningkatnyakebutuhan informasi bagi para peneliti . Pada saat ini untuk mendapatkan inforrmasi berupa artikelprimer, makin besar peluangnya dengan adanya teknologi informasi . Internet dapat dianggap sebagaisumber yang mendwarkan berbagai jenis informasi dan memberikan kemudahan untuk memperolehinformasi mutakhir dari dalam dan luar negeri .

Apabila dikaitkan dengan fungsi utama keberadaan perpustakaan di lingkungan balai penelitianadalah untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para peneliti guna mendukung kegiatan penelitian .Dengan demikian idealnya perpustakaan balai penelitian dapat memenuhi semua permintaani : : :formasibaik yang lama maupun yang baru . Walaupun kenyataan ini sulit untuk diwujudkan, dan bahkanmustahil bagi semua perpustakaan untuk memenuhi semua permintaan dan kebutuhan informasi darisemua lapisan pemakai dengan berbagai ragam permintaan dan kebutuhannya.

DAFTAR BACAAN

Andriani, Jusnia. 2002 . Alasan dan kriteria pengguna dalam sitasi dokumen . Makalah seminar Masalahdalam Sitasi Dokumen oleh Pengguna Perpustakaan dan Pemecahannya, Bogor 12 September. 9lembar.

Liu, Mengxiong.1993 . Progress in documentation the complexities ofcitation practice: a review ofcitation studies . Journal ofDocumentation 49(4): 37008

Soehard~'an, M.2000 . Pengertian tentang mutu karya tulis ilmiah . Jumal Perpustakaan Pertanian, 9(1) :18-21

Sophia, Sulastuti . 2002 . Sitasi serta cantuman bahan pustaka on-line . Makalah seminar AppesiasiPemanfaatan Teknologi Informasi untuk Penelitian dan Pengembangan Komoditi Strategis, Bogor,22-23 April . 1 l lembar.

1999 . Kajian kebutuhan informasi peneliti/ penyuluh BPTP enam propinsi . Jurnalerpusta caan Pertanian, 8(2):20-27

1997 . Pemanfaatan asa erpustakaan dan informasi oleh peneliti : kasus PUSTAKA .urna

erpustakaan Pertanian 7(1) : ~-14Tjitropranoto, Prabowo . 1993 . Pemanfaatan perpustakaan oleh peneliti. Jurnal Perpustakaan, 2(2) : 36-

Tri Margono. 2000. Studi keterpakaian Jurnal Perpustakaan Pertanian sebagai rujukan pada penulisanilmiah . Jurnal Perpustakaan Pertanian, 9(2) : 53-59

204

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 205: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

RINGKASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PROSES PENGELOLAANDATAAPLIKASI KE DALAM KOMPILASIINFORMASILAPORAN

Sutarno

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-umbian, Malang

Datainformasi laporan hasil-hasil penelitian sangat penting dalam kineda Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang (Balitkabi) untuk mengemban tugas pelaksanaan penelitian-penelitian padasektor pertanian . Penanganan data dikembangkan dan menggunakan sistem pengolah data aplikasi dengan pro-gram baku yang telah disepakati dan dilaksanakan secara sentral . Sedangkan analisis data tersebar ditingkatpeneliti clan diterapkan sistem komunikasi manual. Hasil informasi laporan teknik penelitian masuk ke SeksiPelayanan Teknik (SPT), di mana pada Seksi ini dikompilasi menjadi satu informasi laporan hasil penelitiantingkat Balai . Untuk mencapai data informasi yang handal makaperlu peningkatan kualitas sumberdaya manusiaantara lain melalui pelatihan yang bekerja sama dengan Badan Diklat Pertanian . Sehingga para statisi dan analismampumengeloladatainformasi sebagai laporan . Pengirimandatadengan sistemmanual datafile,dapat mengurangipenggunaanpemborosan kertas . Pengolah datadan penyajian datainformasi dengan sistem database clanperalatankomputer mampu menyediakan informasi yang dibutulikan oleh pimpinan secara cepat clan tepat waktu.

Kata kunch Data aplikasi, Seksi Pelayanan Teknik sumberdaya manusia dan datafile

PENDAHULUAN

Data informasi areal pertanian sangat diperlukan sebagai dasar kegiatan peneliti-an dan penunjangbidang pembangunan pertanian . Data sampel merupakan indikator suatu areal tertentu, maka dalampengambilannya diperlukan kecermatan, ketelitian dan tingkat akurasi yang tinggi . Hasil analisispengolahan data akan menggambarkan makna dan merupakan bahan informasi yang akurat dalammenghasilkan suatu informasi laporan .

Untuk memperoleh suatu informasi pembangunan yanghandal di lingkup Balai Penelitian TanamanKacang-kacangan clan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang, maka dikembangkan sistem informasipertanian ; yaitu sistem pengolahan data dengan program baku yang telah disepakati clan denganmemenuhi kaidah statistik, dilaksanakan secara sentralisasi dengan sistem analisis data tersebar sertasistem komunikasi manual . Selain itu diperlukan pula pembakuan perangkat keras, perangkat lunakserta proses pengolahan data. Arsip file database perlu diinventaris secara detail, dan konsep arsipyang telah ada disimpan dalam bankfile data (Sutarno, 1999) .

Untuk mengumpulkan, mengolah clan menganalisis data diperlukan sejumlah tenaga analis, statisiyang sesuai dengan keahlian yang menjadi tanggung jawabnya (Suprapto, 1994) . Pengumpulan danpengolahan data, maupun penyajian data laporan dan statistik pertanian membutuhkan hardware

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

205

Page 206: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

dan software yangmemadai untuk memenuhi target pengolahan data dan informasi yang dibutuhkan.Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dilakukan melalui pelatihan bekerja sama dengan BadanDiklat Pertanian . Hal ini untuk mendukung usaha peningkatan kinerja fungsionalis tenaga komputerdan statistik.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengorganisir data informasi hasil-hasilpenelitian dengan metode output satu pintu dan menangani data aplikasi secara cepat untuk membantuperumusan perencanaan kebijaksanaan dalam me- laksanakan mandat Balitkabi .

Cara pengolahan data yang digunakan dalam mencapai tujuan adalah pengumpulan datafileyang dilakukan dengan cara konvensional dari unit-unit penelitian . Program (software) yang digunakanadalah Microsoft Word, Microsoft Excel dan program bantu lainnya .

Situasi Pengolahan Data Informasi di Balitkabi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada umumnya pelaksanaan penelitian melalui tahapan sebagai berikut: (1) percobaan pendahuluan,(2) hipotesis, (3) pelaksanaan percobaan, (4) pengumpulan data, (5) analisis data, (6) hipotesis akhir,(7) data tambahan dan (8) file data .

Data informasi memegang peranan yang penting dalam kegiatan penelitian mulai dari tahapperencanaan sampai pengambilan keputusan atau kesimpulan . Berdasarkan kebutuhan data informasidiklasifikasikan menjadi (1) data informasi penunjang pene-litian, (2) data informasi hasil penelitian,(3) data informasi penunjang kegiatan admi-nistrasi (Saleh dkk, 1994) .

Pengolahan data dalam bentuk entry data sampai analisis data, dilaksanakan oleh peneliti danunit-unit di bawahnya. Setelah itu data hasil penelitian diolah dan dibuat menjadi data informasi(laporan) oleh peneliti . Penyajian data informasi kemudian dikompilasi secara sentralisasi, sehinggapenyajian laporan data informasi terakhir melalui satu pintu.

Sampai saat ini analisis data di lingkup Balitkabi dilakukan secara terpisah-pisah oleh kelompokpeneliti masing-masing dan unit-unit di bawahnya . Setiap unit temyata, berada pada tahappengem--bangan yang berbeda-beda, fasilitas penunjangnya berbeda pula dalam jenis dankemam-puannya .

Di Balitkabi sistem ini sudah berjalan, data informasi penelitian (laporan) dari peneliti kemudiandisentralisasi ke SPT dan seksi inilah yang mengkompilasi menjadi laporan penelitian Balitkabi padatahun tertentu . Dapat diinformasikan di sini bahwa pada tahun anggaran 2001 data informasi laporanmasuk ke SPT mulai bulan Maret hingga Juni dengan frekuensi terbesar antara bulan April dan Mei .

Sampai saat ini terdapat bberapa permasalahan yaitu : Sistem pengelolaan infor- masi yang adapada (1) Pengiriman data informasi dari unit-unit penelitian ke tempat pengkompilasian data dengan

206

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 207: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

carakonvensional (2) Data informasi belum seragam karena software clan hardware yang digunakantidak samajenis clan kemampuannya (3) Format data informasi masih berbeda-beda, sehinggaharusdikompilasi sebagai data laporan .

Kelemahan clan kekurangan tersebut telah tersadari pengelola pengkompilasian data informasi diBalai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan clan Umbi-umbian Malang . Usaha perbaikan pengolahandata informasi telah dilaksanakan antara lain dengan memberikan turunan format laporan yang baku,sehingga penyajian data informasi tidak menyimpangjauh dari format yang ditentukan oleh pengelolakompilasi . Pengiriman data informasi dari unit-unit penelitian ke pusat pengelolaan kompilasi datatidak dengan print out, melainkan dengan datafile sehingga mengurangi pemborosan penggunaankertas.

Sumberdaya ManusiaUntuk mengumpulkan, mengolah serta menganalisis datadiperlukan sejumlah tenaga analis, statisi

clan pengkompilasi data yang memadai (handal) serta sesuai dengan beban/bidang kerja yang menjaditanggung jawabnya, untuk menyajikan data laporan . Pada kenyataannya, di Balitkabi tenaga analis,statisi clan pengkompilasian data sangat kurang, sehingga memungkinkan terjadinya keterlambatandata informasi karena keter- batasan tenaga tersebut di atas .

Oleh karena itu, peningkatan sumberdaya manusia di bidang analisis, statistik, pengkompilasiandata dengan pengembangan sistem informasi di Balitkabi perlu ditingkat kan . Usaha pennigkatankualitas sumberdayamanusia melalui berbagai training baik di dalam maupun di luarnegeri, terutamauntuk meningkat-kan keterampilan di bidang analisis, statistik, kompilasi data clan pengembanganaplikasinya guna untuk meningkatkan penanganan data informasi yang baik. Pelatihan-pelatihanuntukpeningkatan kualitas sumberdaya manusia, tidak hanya dilakukan oleh Balitkabi Malang, tetapijuga pelatihan yang dilaksanakan oleh Pusat Data Pertanian . Di Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan clan Umbi-umbian Malang diagram tree sirkulasi pengolahan data, analisis data clanpenyajian data mengikuti suatu alur dalam diagram pohon .

Datahasil penelitian diolah clan ditulis menjadi data informasi hasil penelitian (laporan) di tingkatstafpeneliti, kemudian dikoreksi oleh Ketua kelompok peneliti . Setelah itu di bawa ke Kepala SPTuntuk dikoreksi lebih lanjut . Apabila Kepala SPT setuju maka draft informasi diserahkan ke KepalaBalai . Apabila ada perbaikan, kembali ke stafpeneliti .

Data Informasi yang Dibutuhkan BalitkabiPelaksanaan penelitian memerlukan data clasar sebagai langkah awal dalam penelitian yang akan

dilaksanakan. Tampaknya data tentang kesesuaian lahan di seluruh Indonesia merupakan data yangsangat dibutuhkan . Bentuk clan deskripsi lahan yang ber- sangkutan diperlukan untuk menentukanmodel penelitian . Penempatanjenis komoditas penelitian clan data hasil percobaan yang dilaksanakanadalah merupakandata primer yang perlu dikaj i lebih lanjut . Data hasil penelitian inikemudian ditabulasi

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

207

Page 208: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

sebagai entry data, analisis data dan penyajian data sebagai bentuk laporan hasil penelitian . Hal initentu masih banyak lagi data informasi yang diperlukan sebagai data dasar dalam pelaksanaanpenelitian yang dilakukan .

KESIMPULAN

Peranan data di Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan clan Umbi-umbian Malang adalahpenting untuk merumuskan perencanaan dan kebijaksanaan dalam melaksanakan mandat. Sudahsaatnya dalam pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian data informasi ditunjang olehsistem database dan peralatan komputer agar mampu menyediakan informasi handal yang dibutuhkanoleh pimpinan secara cepat, akurat clan tepat waktu . Pengelolaan data secara manual tidak akanmampu memberikan laporan yang dibutuhkan secara cepat dan akurat, sebaliknya penggunaan sisteminformasi yang ditunjang dengan database dapat memenuhi hal tersebut .

DAFTAR BACAAN

Saleh A . dan Prasetyo L H. 1994. Pengelolaan Data dan Informasi pada Puslitbangtan Peternakan.Dalam: Prosiding Review. Kegiatan Statistik Penelitian Pertanian . 7-9 Juni 1994, Cisarua, Bogor.Pusat Penyiapan ProgramPenelitian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . Hal. 70-71 .

Soehono L A. 1996. Pengantar Perancangan Percobaan Suatu Pendekatan Praktis . Peneroit IKIPMalang,1996 . Hal . 2-5 .

Suprapto A.1994. Perstatistikan Departemen Pertanian. Dalam: Prosiding Review. Kegiatan StatistikPenelitian Pertanian . 7-9 Juni 1994, Cisarua, Bogor. Pusat Penyiapan Program Penelitian . BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian . Hal . 1-19 .

Sutarno, 1999. Informatika Pertanian . Pusat Penyiapan Program Penelitian . Badan Peneliti an danPengembangan Pertanian . 8 : 527-538 .

208

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 209: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

ANALISIS ISIPERBEDAAN RETENSIDALAM MENENTUKANNU AIGUNA ARSIPSUBSTANTIF

Hardiyanto

Sekretariat Badan Litbang Pertanian, Jl. Pasar Minggu No. 29, Jakarta

Penilaian arsip merupakan bentuk kegiatan analisis informasi terhadap arsip melalui penentuan nilai gunadanjangka waktu simpan . Kegiatan tersebut diwujudkan dalam sebuah kajian yang diharapkan memperolehsuatu rumusan pertimbangan dengan menggunakan teknik analisis isi terhadap perbedaan umur yang diberikandalam jadual retensi arsip pada tingkatan penyimpanannya . Kegiatan ini merupakan suatu bentuk upaya dalamlangkah awal proses kegiatan penyusutan arsip yang dinilai sangat pentinguntuk menjamin terpeliharanyainformasi yang memiliki nilai guna bagi perkembangan operasional unit kerja (Anri,2000).

Kata kung: Analisis, Nilaiguna Arsip

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dalam mengatasi pengendapan arsip unit kerja terutama di setiap unit pengolah, upaya yangperlu dilakukan adalah melakukan penyusutan terhadap arsip in aktif secara periodik der~-- caramemindahkan Depot Arsip . Untuk memperoleh hasil penyusutan yang benar dan sesuai prosedurdiperlukan suatu kegiatan penilaian arsip . Hasil evaluasi yang pemah dilakukan pada unit kerjalingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan bahwa sebagian besar unit kerja sampel tidak melakukanpemeriksaan dan penilaian arsip yang akan disusutkan (Litbang, 1994) . Hal tersebut diperparahdengan ketidakberadaan ruang simpan arsip pada masing-masing unit kerja Puslitbang, Balai danBPTP (Litbang 1998). Sehingga pelaksanaan penyusutan tidakberjalan sesuaiproseduryangberlaku,terutama pada tahapan penilaian arsip . Lebih ironis lagi, dengan keterbatasan sarana simpan,pelaksanaan eksekusi pemusnahan dilakukan terhadap sebagian besar arsip yang dianggap sudahmenurun nilaigunanya. Sebenarnya arsip tersebut masih memiliki nilai gunayangdidalamnya tersimpansejarah perjalanan unit kerja. Menyikapi hal tersebut kiranya suatu unit kerja tidak terlambat untuksegera melakukan penilaian arsip sebelum melaksanakan penyusutan .

Penilaian arsip merupakan proses awal dari kegiatan penyusutan dan dinilai sangat penting untukmenjamin terpeliharanya informasi yang memiliki nilai guna bagi perkembangan operasional unitkerja(Anri, 2000) . Penilaian arsip merupakan bentuk kegiatan analisis informasi terhadap sekelompokarsip untuk menentukan nilaiguna dan jangka simpan dilihat dari kaidah hukum dan kepentinganlainnya. Dalam kegiatan ini persoalan dihadapkan pada analisis pertimbangan penentuan nilai gunadengan batasan kaidah yang berlaku dan kepentingan arsip sesuai peran dan isi informasi didalamnya.

Didalam membuat analisis isi informasi arsip, retensi ataujan~ka waktu penyimpanan mempunyaiperan sangat penting. Jadual retensi adalah sebuah bentuk daftar yang berisi tentang jangka waktu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

209

Page 210: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

penyimpanan arsip sebagai pedoman penyusutan arsip (Deptan, 1997) .

Melalui petunjuk retensitersebut, seorang petugas arsip atau staf administrasi dapat menentukan apakah arsip tersebutdisimpan, dipindahkan atau dimusnahkan . Menurut pengamatan penulis, petunjuk penentuan retensidalam bentuk angka menunjukkan batasan yang kurang tegas . Seyogyanya batasan tersebut disampingberupa angka juga disertai penjelasan atau keterangan ringkas, sehingga petugas lebih mudahmenentukan batasan secarajelas. Pengamatan lain yang diperoleh, bahwa ragam sub masalah padadaftar retensi belum menunjukkan gambaran jelas mengenai bentuk isi informasi dalam berkas arsipyang akan dinilai . Oleh sebab itu, penulis mencoba ingin memperoleh batasan lebih tegas dalammenentukan nilai guna arsip melalui kegiatan analisis isi atas ragam isi informasi berkas sampel.

Tujuan dari penulisan ini adalah membuat suatu rumusan berdasarkan pertimbangan denganmenggunakan teknik analisis isi terhadap perbedaan umur yang diberikan dalamjadual retensi padatiap tingkatan penyimpanan . Hasil analisis ini kiranya dapat dijadikan kelengkapan acuan dalammempertimbangkan proses eksekusi arsip . Analisis isi merupakan suatu kegiatan yang digunakanuntuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisisisi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : surat, peraturan, undang-undang dsb . (Rakhmat, 1984) . Perlu diketahui bahwa rangkaian proses pertimbangan dalam analisisisi tersebut tetap mengacu pada, ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kaidah penyusutan arsip(PP.34/1979) clan nilai guna arsip (SE.Anri, 1983) .

RUANG LINGKUP

Kajian analisis isi informasi arsip diarahkan pada arsip bidang substantifyang berorientasi dengantegas pokok unit kerja substansi bidang penelitian terutama ditujukan pada unit pelaksana teknisserta induk instansi terkait . Alasan pemilihan judul tersebut didasarkan pada hasil pengamatantperkembangan produk arsip substantif unit kerja yang semakin meningkat sejalan dengan mandatprogram yang dilaksanakan. Namun disisi lain perkembangan tersebut tidak diimbangi dengan upayapengelolaan arsip yang baik . Sehingga dikhawatirkan kurang selektifnya pelaksanaan penilaian yangmengakibatkan tidak terselamatkannya arsip-arsip substantif yang bernilaiguna tinggi .

Pelaksanaan kegiatan analisis isi ini menyangkut beberapa komponendalam pengelolaan kearsipanyang meliputi

1 . Implementasi kearsipan dalam bentuk rangkaian proses pemberkasan arsip .

2 Penggunaan jadual retensi arsip bidang substantif dalam menentukan sampel yang dilanjutkandengan pengambilan sampel fisik berkas .

3.

Alur proses pekerjaan analisis isi clan penentuan nilai guna arsip .

Dalam penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui tahap-tahap : perumusanmasalah, perumusan hipotesis, penarikan sampel, pembuatan alat ukur (koding), pengumpulan dataclan analisis data (Rakhmat,1984) .

21 0

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 211: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Perumusan Masalah

PROSEDUR KERJA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Kegiatan tersebut diawali melalui tahapan perumusan masalah. Permasalahan yang akan dianalisabobot isi informasi sampel berkas arsip substansifdirumuskan dalam pertanyaan yang dapat diukur(Rakhmat,1984) . Tolok ukur yang digunakan menekankan pada dasar nilai kegunaan bagi penggunaarsip, yaitu nilai primair yang memiliki kegunaan bersifat sementara dan nilai sekunder yang memilikikegunaan bersifat permanen (Deptan, 1996) .

Dalam perumusan hipotesis, atas berkas arsip yang dijadikan sampel dimunculkan persoalan,apakahterdapat perbedaan yang menunjukkan batasan antara arsip kelompok penunjang yang bersifatsementara dengan arsip yang memiliki unsur permanen dalam nilai guna. Hal ini penulis akan mencobamengkaji melalui sampel berkas arsip .

Kegiatan berikutnya dilakukan penarikan sampel dengan langkah mulai dari menentukan sampelsecara acak atas klasifikasi sub masalah terkait dalam daftar jadual retensi sebagai obyek sampel.Perlu diketahui bahwa, pada penarikan sampel satuan analisisnya adalah berkas arsip substantifmelalui pemilihan sampel dan diteruskan dengan pembuatan alat ukur yang didahului dengan prauji .

Dari hasil pendataan fisik atas ragam,jenis serta segi arkivistiknya, kemudian disusun tabulasi isiinformasi yang memiliki retensi rendah dan isi informasi arsip beretensi lebih panjang. Dalam daftarretensi, arsip substantifmemiliki kelompok umur yang berbeda . Selanjutnya dilakukan analisa datayang mendasarkan pada hasil tabulasi untuk disusun pertimbangan dan kejelasan gambaran --- ,~sing-masing satuan arsip setiap kategori retensi yang dimilikinya . Perolehan batasan kejelasan tersebutmerupakan hasil proses analisis isi yang mendasarkan pada ketentuan-ketentuan nilai guna arsip .

Obyek yang akan dianalisis adalah arsip yang mempunyai pengertian berupa : "naskah-naskahyang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara dan badan-badan pemerintahan dalam bentukdan corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka kegiatanpemerintahan" (UU,1971) .

Naskah yang dimaksudkan diatas berisikan informasi yang berkaitan dengan permasalahankegiatan lembaga atau badan pemerintahan berupa produk hasil samping dari mandat program unitkerja . Sedangkan yang dimaksud arsip substantif berupa kumpulan naskah atau dokumen hasilkeluaran kegiatan substansi unit kerja (Deptan, 1996) . Arsip substantif memiliki daur hidup sejakberstatus aktifdimana memiliki nilai guna dan digunakan dalam proses operasional unit kerji, sampaimenuju masa in aktifdimana mulai menurun nilai gunanya . Perjalanan arsip substantifakan berakhirpada saat penentuan nasib akhir, apakah akan disimpan menjadi arsip permanen ntau dimusnahkan.Proses perpindahan nilai guna sampai pada penentuan nasib akhir tersebut melalui kegiatan dalambentuk penilaian arsip.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

21 1

Page 212: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu'reknis Fungsional Non Peneliti 2003

Sebagai bahan penilaian, kriteria arsip yang bersifat sementara diberikan batasan umur 3 tahundikelompokkan dalam arsip produk penunjang. Untuk arsip yang memiliki unsur penmanendimasukkanmenjadi 2 kelompok, yakni arsip penunjang substansi dengan batasan umur 10 tahun dan arsipproduk utama dengan batasan umur 20 tahun dengan tetap mengalami penentuan nasib akhir. Perludiketahui bahwa batasan umur tersebut mengacu pada jadual retensi arsip. Dari uraian tersebutdiatas, dalam perumusan masalah dihadapkan pada sejauhmana ragam arsip yang dikategorikanmemiliki perbedaan nilai guna untuk kelompok arsip produk penunjang, penunjang substansi danproduk utama atas kelompok berkas sampel yang ditentukan .

Perumusan Hipotesis

Pada langkah ini, hipotesis menunjukkan nol apabila tidak terdapat perbedaan kelompok satudengan lainnya atas masing-masingnilai guns yang dimiliki . Hipotesis akan mengarah padshipotesispenelitian (H 1) apabila terdapatnya perbedaan pada masing-masing kelompok, atau kelompok arsipproduk utama memiliki kadar nilai guna lebih tinggi dari kelompok arsip penunjang substansi maupundengan arsip produk penunjang yang bersifat sementara. Bentuk rumusan hipotesis statistiknyaadalah sebagai berikut.

Hnol (0)

: xA sama dengan x B 1.2 (hipotesis nol)

H 1(satu)

: xA tidak sama (=) x B 1 .2 (hipotesis penelitian) atau

H 1(satu)

xB1.2 lebih besar (>) xA.

Keterangan

A : berkas arsip produk penunjang

B1 : berkas arsip penunjang substansi

B2 : berkas arsip produk utama

Penarikan Sampel

Menurut Kasto (1981), pengambilan sampel secara random harus menggunakan metode yangtepat, sesuai ciri populasi dan tujuan penelitian . Metode sampel yang ideal diatas, mempunyai sifat

menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi .

dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan

baku taksiran yang diperoleh.

sederhana dan mudah dilaksanakan .

dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dst.Dari 33 ragam klasifikasi sub masalah yang terdapat dalamjadual retensi arsip substantif bidang

litbang (LB) penulis melakukan pengambilan sampel sebanyak 40% atau sejumlah 12 ragam arsipyang diperoleh untuk dilakukan proses analisis isi . Kasto (1981) menambahkan, bahwa penentuan

212

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 213: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

besarnya sampel tidak boleh kurang dari 10% . Dengan artian, bahwa semakin tinggi tingkat presisiyang dikehendaki, maka semakin besar sampel yang harus diambil . Sampel yang besar cenderungakan memberikan penduga yang lebih mendekati nilai sesungguhnya. Kegiatan tersebut kemudiandilanjutkan dengan uji pemberkasan per sub masalah, selanjutnya dilakukan penentuan nilai guna .Penentuan nilai guna arsip adalah suatu proses penilaian arsip untuk menentukan jangka waktupenyimpanan atau retensi yang didasarkan atas pengkajian terhadap isi arsip, penataannya danhubungan dengan arsip-arsip yang lainnya (Anri, 1983) .

PembuatanAlat UkurDisini penulis menguji kategori pada arsip-arsip kelompok antar produk penunjang, antar arsip

penunjang substansi dan antar kelompok arsip produk utama . Apabila terjadi kesamaan hasilpengukuran antar kelompok pada masing-masing kategori, hal ini dapat disimpulkan bahwa kajian inimemiliki validitas . Dengan kesimpulan bahwa setiap produk arsip yang berkategori penunjang padasetiap satuan sampel pada dasarnya memiliki kesamaan bobot atau nilai guna . Demikian halnya yangterdapat pada arsip yang berkategori penunjang substansi maupun arsip produk utama. Pengamatanper satuan berkas arsip menunjukkan adanya kesamaan atas ragam arsip dalam kategori produk arsippenunjang, arsip penunjang substansi dan arsip produk utama dengan perbedaan relatif kecil (rata-rata kesamaannya diatas 50%), seperti terlihat dalam Tabel , 2 dan 3 .

Apabila dihubungkan dengan hasil pengamatan per satuan sampel ragam arsip substantif antarkategori tersebut memperlihatkan perbedaan yang lebih tegas dengan sampel produk berkas arsipberetensi rendah dengan yangmemiliki retensi lebih tinggi . Hal tersebut terlihat pada tabel perhitungankuantitas batasan nilai guna dan tabel gambaran keragaman jenis berkas pertingkatan kategon (Tabel2 dan 4) .

Pengumpulan DataMenurut ketentuan jadual retensi yang berlaku, rata-rata arsip substantif yang berada di unit

pengolah (Depot Arsip 11) rata-rata memiliki retensi 3 tahun . Arsip yang berada di Unit Kearsipan(DepotArsip I memiliki rata-rata retensi masing-masing 10 tahun . Sedangkan arsip tersebut di DepotArsip Pusat memiliki retensi masing-masing 20 tahun. Nasib akhir dari jenis arsip tersebut masukkategori arsip permanen yang berhak disimpan di Arsip Nasional (Deptan, 1996) .

Dengan berorientasi dengan fisik berkas yang dijadikan sampel, data dikumpulkan denganmenggunakan format pendataan berkas arsip dengan mendasarkan pada indeks sub masalah, kategoriretensi dengan variabel yangdimilikinya, keragaman berkas per kategori, tingkat kesamaan bobot tiapsatuan berkas per kategori dan pembedaan per kategori dengan mendasarkan pembedaan nilai guna .Data tersebut dituangkan dalam format seperti yang ditampilkan pada tabel 1, 2, 3 dan 4 .

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

213

Page 214: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel 1 . Data Sampel Berkas Arsip Substantif Per Kategori Berdasarkan Retensi

Ket. :

'

= umur berkas arsip dalam hitungan tahun di setiap Depot.

" = keterangan "musnah" atau "permanen" .

Analisa Data

Beberapa ketentuan dalam menentukan nilai guna arsip yang sangat penting dalam melakukan

kegiatan analisis isi atas isi arsip substantif, antara lain

Nilai guna primer mendasarkan pada kegunaan arsip bagi kepentingan lembaga pencipta arsip

yang menyangkut nilai guna administrasi, hukum, keuangan, nilai guna ilmiah clan teknologi.

Nilai guna sekunder mendasarkan pada kegunaan arsip bagi kepentingan instansi lain atau

kepentingan umum diluar instansi pencipta, yang mengandung unsur nilai guna kebuktian clan nilai

guna infotmasional(ANRI, 2000) .

214

Pusat Penelitian clan Pengembangan Petemakan

Isv Arsip.Infonnasi Nasib-.No Indeks Akhir

Sub DcpotArsip II DcpotArsip I DcpotArsip (pJm)"Masalah (3 )" _ (10)" Pusat_ (_2_

-----------------___ _ _

1 210_

Tanah produk substansi produk pcrmanonpenunjang pequn,~ang substansi _

2_ _310 Padi- produk Substansi Produk pormanon

adian enun an , ienun an substansi3 320 Kacang- produk substansi produk permanen

kacan an enun an _- v_nuMang . substansi4 340 Sawran produk Substansi produk pormancn

enun an enun an substansi5 360 Tanaman produk Substansi produk permanen

bias enun an enun an substansi6 4211 Tanaman produk substansi produk pennanen

SCMUSlm cnunjan enunian substansi7 430 Tanaman produk Substaasi produk permanen

obat cnunjan enun an substansi% 440 Tanaman produk substansi produk pcnnancn

atsid cnun'an cnun an substansi9 5111 Ternak produk Substansif produk permanen

bcsar cnunjan enun n substansi10 _530 unggas produk substansi produ pcrmancn

enun ang enun an g substansiII 710 Ekonomi produk substansi produk permanen

ortanian onunjan cnun ja_ ng submnsi12 920 Pongujian produk Substansi produk pcrmancn

alsintan enun-an penug an g substansi

Page 215: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tabel 2 . Data Keragaman Jenis Berkas Per Kategori

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Bertolak dari acuan nilai guna tersebut diatas dapat diperoleh alur argumentasi yang tertuangdalam sajian tabel . Dalam data tabel 1 menyajikan upaya pengelompokkan berkas sampel yangterbagi dalam submasalah. Dari pembagian kategori retensi atas variabel produk arsip, menunjukkanbahwaterjadi pemisahan terhadap arsip yang mempunyai kriteria simpan berbeda . Dan disini terdapatkecenderungan bahwa setiap berkas arsip yang dijadikan sampel tersebut masing-masing memilikiketiga kategori tersebut . Karena setiap bentuk pemberkasan arsip terjadi penyatuan komponenberkas arsip yang memiliki permasalahan yang saling mengkait dimana didalamnya terdapat arsippelengkap, dan arsip bernilai guna . Sajian tabel tersebut mengacu padajadual retensi, yang dapatdilihat dari ketentuan pembagian bobot informasi dan batasan tahun berkas .

Pada implementasi pelaksanaan uji pengelompokkan berkas per kategori atas satuan sub masalah,menunjukkan jenis berkas tersebut dapat dipisahkan menjadi tiga kelompok, yakni 16 ragam arsipyang dikategorikan produk penunjang, 9 ragam arsip yang dikategorikan berkas penunjang substansidan berkas produk utama yang terdiri 2 ragam (tabel 2) . Dalam satuan arsip sub masalah untuk satu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

215

No Katcgori 13crka, Arsip Substantif KeteranganPettunjang Pcn1 uttj ang Produk

(3 th) Substvisi (10 th) Utania20 th

1 . Usulan Kegintan Kcrangka Acuan MOU/Kontr Terdapatak Pe;r-Ketjasama bedaan jml

2. Surat Pelaks . Kcgiatan Pcrijinan Laporan per KategonKegiatan Akhir

3. Kelengkapan Perijimm AdministrasiKet7 asattta

4. Laporan Tahapan Laporsm StatistikKcgiatan

5 . Perrnohonan Ijin Lokasi Laporan Survai6. Ijin Menggunakan Sarana L.daran Kebijakan

Kcgiatan7 . Data Kelengkapan Survai l_lraian '1'ugas Dan

Pix~scxiur8. Surat Pengantar Surat Ttg.

KebijakanKegiatan

9. Surat Penugasan/Perintah Risalah RapatKebijakan

10. LaporanKegiatanPenunj ang

11 . surat cdaranterkait/sementara

12 . swat keterangan13 . risalah rapat intern terkait14 . jadual rencana kegiatan15 . pc)kja kegiatun16 . blanko isian/kuesioner

Jumlah = 16 ragam arsip Jun-tlah = 9 ragam Jutnlah= 2(551%) arsip (33%) ragam arsip

Page 216: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penel iti 2003

judul kegiatan saja sudah dapat ditentukan perbedaan persentase setiap kelompok kategori, yanghasilnya cukup mencolok (PP 59%, PS 33%dan PU 8%). Hal tersebut sudah dapat menjawab nnnusan,bahwa di Depot Arsip II arsip unit kerja dapat dipertahankan 60% di Depot Arsip I sebanyak 40%sedangkan di Depot Arsip Pusat sampai ke Arsip Nasional (ANRI) dipertahankan dari 20%sampai5%(Litbang, 1995).

Analisa data yang dilakukan pada tabel 3 sudah dapat menunjukkan adanya validitas dalamkajian ini. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa temyata dari satuan sampel sub masalah dengansatu judul kegiatan memiliki kesamaan dalam keragaman per tingkatan kategori .

Tabel 3. Data Kuantitas Kesamaan Isi Berkas Arsip Per Kategori

Ket. : PP = berkas produk penunjang (3th)PS = berkas penunjang substansi (I Oth)PU =berkas produk utama (20th)

*

=sumber asal berkas proyek ARM dan akuisisi Pusgram

Dari ke 16,9 dan2 ragam berkas arsip sampel hampir seluruhnya dimiliki oleh ke 12 sampel submasalah. Hasil menunjukkan rata-rata satuan sampel berkas memiliki persentase kesamaan diatas 50%, bahkan hingga 100%. Dengan demikian sudah dapat disimpulkan bahwa dengan analisa tersebut,unsur validitas terpenuhi. Hal tersebut sangat mudah digunakan sebagai batasan dalam melakukanpenilaian berkas arsip.

Mencermati sajian tabel 2, hal ini sangat berkaitan dengan argumentasi yang dibrt ikan padasajian tabel 4 berikut ini. Dengan persentase yang diberikan pada keragaman bcrkus per tingkatankategori, temyata diikuti dengan kesamaan keragaman pada masing-masing sampel sub masalahpada setiap judul. Walaupun tidak semuanya keragaman tersebut dimiliki, namun perhitunganmenunjukkan perbedaan yang cukup tegas , sehingga a__ i yang diacu pada rumusan persentasepenyusutan oleh Badan Litbang tersebut diatas masih dapat dibuktikan .

216

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

No Indeks Sumpel PP PS PU Tingkttl Kel .Samp. SubMasaltth Iml ' ;A ImI °/" JmI kesatnavrdari

Kcragamanicr kat on

[

1 210 Tanah 10 62 7 77 2 100 >50"/o to nuhi2 310 Padi- align 14 87 8 88 2 100 >50"/" nuhi3 320 Kacanglkacanga

n16 100 9 100 2 100 >50"/" trpenuhi

4 340 Sayuran 15 93 9 100 2 100 >50"/" to nuhi5 360 Tattmumr Hias 16 100 8 88 2 100 >50"/" 1 nuhi6 420 Tanam m

Semusim14 87 7 77 2 100 >50"/" kxpenuhi

7 430 TanammObat 13 81 9 100 2 100 >50"/" r_an tn~

8 440 lanamuuAlsiri 14 87 8 88 2 100 >50% 1 - nuhi9 510 Temak Besar I 15 93 9 I100 I 2 l 100 I >50"/" . nuhi10 53011 710 Pkonomi

Pertarrian1 " 93 6 66 2 100 >50% ttxpenuhi

12 920 PengunemAlsintan

12 75 5 55 2 100 >50"/" terpenuhi

Page 217: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Tabel 4 . Data Hasil Penentuan Nilai Guna Isi Berkas Arsip Per Kategori

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

S4 l - 920 n u ian

sm

i

Ket. : PP = berkas produk penunjang (3th)PS = berkas penunjang substansi (I Oth)PU = berkas produk utama (20th)

'

= sumber asal berkas proyek ARM dan akuisisi Pusgram

Kesimpulan

KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menentukan nilai guna arsip substantifmelalui :-giatananalisis isi yang mendasarkan atas perbedaan retensi .

1 . Arsip substantifmemiliki daur hidup sejak bersetatus aktifhinggamenuju masa in aktif. Petjalananakhir arsip substantifberakhir saat menghadapi penentuan nasib akhir. Apakah disimpan menjadiarsip permanen atau akan dimusnahkan . Proses perpindahan tersebut dilaksanakan melaluikegiatan penilaian arsip dengan memberikan kategori pada arsip yang akan dinilai. Dalamperumusan masalahterfokus pada masalah, sampai sejauhmana ragam arsip yang memiliki kategoribobot masalah terdapat perbedaan nilai guna dengan batasan kepentingan yang dimilikinya.

2. Dalam perumusan akan mengarah pada hipotesis penelitian apabila terdapatnyaperbedaan kategoriantara arsip yang memiliki kadar nilai sementara dan kelompok arsip yang memiliki kadarnilai gunslebih tinggi . Hal tersebut diperjelas dengan melakukan pengamatan per satuan sampel ragamarsip per kategori, yang memperlihatkan perbedaan lebih tegas antar kategori arsip yang dijadikansampel .

3. Dengan perbedaan tersebut akan mengantarkan bentuk arsip yang mana harus mulai disusutkanhingga pada bentuk arsip masih harus dipertahankan . Perbedaan persentase mencerminkanunsurefisiensi dalam penyimpanan berkas arsip . Hal ini terlihat adanya gambaran analisa dari 59 % arsipyang masih dipertahankan hingga mencapai 8% untuk arsip substantif yang dapat disimpansebagai arsip permanen .

4. Unsur validitas dalam kajian analisis isi terpenuhi . Karena kesamaan jenis atau ragam berkasterdapat pada setiap sampel arsip pada setiap tingkatan ketegori arsip.

5 . Kesamaan ragam per satuan arsip yang dijadikan sampel adalah diatas 50% hingga mencapai100%. Sehingga besamya persentase tersebut memudahkan memberikan batasan retensi padakategori berkas arsip atas variabel yang dimilikinya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

217

indeks sam el PP P . i - PIJ I Nasib

®~it~Tfr!1.aTa~®®®®A~f~u~r~~

~® Sill . IP a AI' tai I 3

®®®®IIIII~III~I III'~I~

Page 218: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

ProsidingTemuTeknis Fungsional Non Peneliti 2003

TindakLanjutSaran masukan yang ditujukan pada unit kerja kearsipan terutama unit yang mempunyai fungsi

pengolahan, antara lain

1 .

Menentukan nilai guna arsip melalui analisis isi sangat membantu dalam kegiatan penilaian arsip,terlepas apakah suatu unit kerja telah memilikijadual retensi atau belum. Dengan memilikijadualretensi arsip, kiranya tetap diperlukan analisa penilaian tersebut. Karena angka-nagka batasanretensi belum menjamin amannya arsip yang harus dipertahankan maupun yang harusdimusnahkan .

2. Langkah penilaian arsip hendaknya hendak tetap dilakukan dalam rangka kegiatan penyusutanarsip dengan melakukan koordinasi pada unsur terkait pada unit kerja . Hal ini sebagai upayamerealisasikan tindakan penyelamatan arsip unit kerja melalui pelestarian arsip substansi .

3 . Keterbatasan sarana simpan selalu menjadi kendala rutin unit kerja akan melakukan kegiatanpenilaian arsip . Karena hal ini nantinya akan berorientasi dengan kebutuhan sarana simpan.Dengan demikian kebutuhan tersebut memperoleh prioritas apabila menempatkan upayapenyelamatan arsip substansi unit kerja menjadi masalah penting yang harus ditanggulangi .Diketahui bahwa arsip substansi berasal dari program kegiatan unit kerja yang telah mengeluarkanbiaya yang tidak sedikit dan disadari bahwa arsip merupakan bagian dari aset yang tidak ternilaiharganya . Oleh sebab itu segala upaya baik secara manual maupun teknologi informasi perludicoba dalam upaya memperoleh kemudahan pada kegiatan penilaian termasuk kajian melaluianalisis isi .

DAFTAR BACAAN

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia . Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip .Kasto.1981 . Metode Penelitian Survei (Penentuan Sampel), Penerbit LP3S, Jakarta .Arsip Nasional Republik Indonesia . 1983 . Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 1983 tentang Pedoman Umum Untuk Menentukan Nilai Guna Arsip .Rakhmat.1984 . Metode Penelltian Komunikasi . Penerbit CV Karya Remaja, Bandung .Anonimous . 1984 . Laporan Akhir Kegiatan Pembuatan Rancang Bangun Instalasi Depot Arsip,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian .Anonimous . 1995 . Laporan Kajian Pengelolaan Administrasi Perkantoran Mendukung Program Kerja

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian .Departemen Pertanian . 1996 . Keputusan Menteri Pertanian Nomor 433 Tahun 1996 Tentang Pedoman

Tata Kearsipan Departemen Pertanian.Departemen Pertanian.1997 . Pedoman Penghapusan clan Jadual Retensi Arsip Departemen Pertanian .Anonimous . 1998 . Laporan Kegiatan Pembinaan Otomasi Perkantoran, Radan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian .Arsip Nasional Republik Indonesia . 2000 . Modul Akuisisi NasiopnalArsip Orde Baru Dan Kabinet

Reformasi Pembangunan, ANRI. Jakarta.

21 8

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

Page 219: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

JABATANFUNGSIONAL SEBAGAIALTERNATIF PEMBINAANDANPENGEMBANGAN KARIRPEGAWAINEGERI SIPIL

Mulyadi

Sekretariat Badan Litbang Pertanian, Jl. Pasar Minggu No. 29 Jakarta

Pegawai Negeri Sipil (PNS) unsur Apartur Negara yang bekerja pada instasi pemerintah (UU No . 43/2002).Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannyadiberi kesempatan untuk mengembangkan karir untuk meningkatkanpotensi dan profesionalisme dibidang pekerjaannya . Peluang untuk mengembangkan karir yang paling besaradalah padajalur fungsional, karena peluang pada jalur struktural relatif kecil, mengingat kebijakan-kebijakanpemerintah yang diambil dalam rangka efesiensi dan efektiftas disegala bidang, sehingga jabatan fungsionalmenjadi alternatifdalam pengembangan karir PNS .

Banyakkeuntungan yang dapat diperoleh dalam jabatan fungsional a.l . : Dapat diusulkan keniakn pangkat 2tahun biladapat memenuhi angka kredit minimal yang dipersyaratkan, meneima tunjanganjabatan setiap bulan .

Prospek jabatan fungsional pada masa yang akan datang cukup prospektif, karena perhatian pemerintahcukup besar.

Kata kunci : Pungsional, Pembinaan, PNS

RINGKASAN

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PNS adalah Aparatur Negara yang menunjang kinerja suatu instansi menjalankan roda kegiatansesuai program dan mandat instansi tersebut . Dalam melaksanakan kewajibannya PNS dituntut out-put dari hasil kinerjanya dengan sebaik-baiknya .

Program dan jenis kegiatan yang harus dilaksanakan oleh PNS sangat banyak dan beragam,sehinggadiperlukan pembagian mandat dan tugas seperti adanya instansi Lembaga Tertinggi Negara,Lembaga Tinggi Negara, Departemen, Lembaga Non Departemen dan sebagainya. Hal ini menunjukkanbahwa begitu beragamnya instansi di negara ini dengan mandat dan tugasnya masing-masing. Namundisisi lain PNS tidak hanya dituntut hasil karyanya saja, PNSjuga diberi kesempatan mengembangkankarimya.

PENGEMBANGAN KARIER

Pengembangan karir PNS mempunyai kesempatan dalam 2 (dua)jalurjenisjabatan, yaitu jabatanstruktural dan jabatan fungsional .

Pada kenyataannya kesempatan berkarir melalui jalur struktural semakin sempit/kecil dengankebijakan pemerintah yang disesuaikan dengan efesiensi, perkembangan zaman dan situasi, terakhirpemerintah telah mengambil kebijakan dengan merampingkan sruktur oganisasi dilembaga-Lmbaga

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

219

Page 220: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

pemerintahan, termasuk menghapus eselon V tingkat Balai dilingkungan Badan Litbang Pertanian,bahkan berkembang isu eselon IV pun akan dihilangkan . Bahkan bagi yang menduduki rangkapdiberi pilihan salah satu dari jabatan yang dipangkunya sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 100Tahun 2002. Pemerintah dalam hal ini menyadari bahwa perampingan ini tidak boleh mengurangikinerja lembaga-lembaga pemerintah, makajabatan fungsional adalah alternnatifuntuk membina clanmengembangkan karir PNS sehingga menjadi tenaga profesional clan potensial dalam bidangnya.Dalam Keputusan Presiden (Keppres) No . 87 Tahun 1999 ditegaskan bahwajabatan fungsional terbagidalam 2 (dua) kategori yaitu

1 . Jabatan fungsional keahlian yang mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan clan teknologi(iptek ) dibidang keahliannya . Untuk memasuki jenjangjabatan fungsional keahlian pendiclikanterendah serendah-rendahnya S1 clan meliputi kegiatan yang berkaitan dengan penelitian clanpengembangan, peningkatan clan penerapan konsep, teori clan metode operasional clan penerapandisiplin ilmu pengetahuan;

2. Jabatan fungsional keterampilan yang mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis dibidangilmu pengetahuan. Untuk memasukijenjangjabatan fungsional ini pendidikan serendah-rendahnyaSekolah Menegah Umum (SMU)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) clan setinggi-tingginyaDiploma III (D . 111) clan meliputi kegiatan teknis operasional yang beraitan dengan peberapankonsep atau metode operasional .

KEADAAN PNS YANG MENDUDUKI JABATAN STRUKTURAL DANFUNGSIONAL LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN

Badan Litbang Pertanian merupakan instansi yang betada dibawah Departemen Pertanian dalammengemban tugas clan fungsinya didukung oleh pejabat struktural clan fungsional dengan komposisisebagaimana tertera pada Tabel 1 clan Tabel 2 dibawah ini .

Tabel 1 .

Keadaan PNS yang menduduki jabatan Struktural, Fungsional clan Umum lingkupBadan Litbang Pertanian per 1 Juli 2003

Sumber : Simpeg Badan Litbang Pertanian

220

Pusat Penelitian clan Pengembangan Peternakan

No . Jenis Jabatan Jumlah Keteran an1 . Struktural 2472. Peneliti 19343. Pereka asa 254. Pen uluh Pertanian 2245. Teknisi Litka asa 9756. Pustakawan 607. Arsi aris 158. Pranata Kom uter 319. Statistisi 210 . Analis Ke e gawaian 1011 . Perencana 112 . Jabatan Umllm 4155 J~Total 7679

Page 221: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Mencermati Tbel-tabel di atas, terlihat komposisi antara jabatan struktural dan fungsional, jugaterlihat cukup banyak PNS yang menduduki jabatan fungsional untuk mengembangkan karir sesuaibidang keahliannya.

Tabel 2 . Sebaran Tenaga Fungsional fngkup Badan Litbang Pertanian per 1 Juli 2003

KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN BERKARIR DIJALUR FUNGSIONA

Bila PNS mendapat kesempatan untuk menduduki salah satu jabatan fungsional, sesungguhnyamerupakan kesempatan untuk meraih beberapa keuntungan antara lain

1 . Dapat mengembangkan berkarir walaupun pendidikan masih di bawah S1

2.

Dapat naik pangkat pilihan 2 tahun

3. Menikmati tunjangan jabatan fungsional

4. Bekerja dengan semangat yang dinamis karena terpacu oleh semboyan "tiada hari tanpa angkakredit

5. Bertambahnya wawasan keilmuan sesuai bidangnya

PROSPEK JABATAN FUNGSIONAL

ProsidingTemu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dimasa yang akan datang pemerintah akan memberikan perhatian yang lebih baik denganmengadakan perubahan-perubahan dalam tata aturan yang melandasai jabatan fungsional dantunjangannya .

1 . Jabatan fungsional yang sudah mendapatkan perubahan aturannya, a.l.a .

Jabatan fungsional Pustakawanb .

Jabatan f ingsional Arsiparisc .

Jabatan f ingsional Penyuluh Pertaniand .

Jabatan fungsional Perekayasae .

Jabatan fungsional Teknisi Litkayasa

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

22 1

JenisJabatan Fun sionalInstonsi Pene

LPereks

assPeny.Pert .

Tek.LitL

PromKom .

Pusts. ArsiParis

Stat . AnslisKev.

PemnCo.

Sekretariat 123 1 72 9 3 3 2 3 1Puslitban tae 218 117 5 12 1 1Puslitban bun 269 123 5 It 1

- ®©IIIIIIIII'AT01111111111111111111111_Alll!4 :~

Puslitban hook 165 187 3 1 4 1 3 1BBPMektanJumlah 193

429 224 975 31 60 15 2 10 1

Page 222: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

2. . Jabatan fungsional yang sedang diolah perubahan aturannya, al : Jabatan fungsional Peneliti .

3 . Jabatan fungsional yang sudah mendapatkan perubahan kenaikan tunjangan jabatan fungsional,al :a.

Jabatan fungsional Penelitib.

Jabatan fungsional Pustakawan

4. Jabatan fungsional yang telah mendapatkan perubahan kenaikan tunjangan jabatan fungsionaldan akan segera dibayarkan, a . l .a.

Jabatan fungsional Arsiparisb .

Jabatan fungsional Penyuluh Pertanianc .

Jabatan fungsional Teknisi Litkayasad .

Jabatan fungsional Perekayasa

3. Jabatan fungsional baru dan telah mendapatkan tunjangan jabatan fungsional, adalah Jabatanfungsional Analis Kepegawaian

4. Jabatan fungsional baru dan akan segera mendapatkan tunjangan jabatan fungsional, adalahJabatan fungsional PerencanaPerhatian pemerintah untuk memperbaiki kinerja dibidang masing-masing, sebagai motivasi baik

untuk pejabat fungsional maupun calon pejabat fungsional .

KESIMPULAN

1 . Masih ada peluang untuk mengembangkan karir diluarjalurjabatan struktural

2. Dapat memanfaatkan tingkat pendidikan menengah (SMU, SMK, D.I11) untuk mendudukijabatanfungsional tertentu

DAFTAR BACAAN

Undang-undang No. 43 Tahun 2003 Tentang Pokok-pokok kepegawaian . Penerbit BKN.Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1994 Tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Struktural .

Penerbit BKN.Pemturan Pemerintah No . 16 Tahun 1994 Tentang Pengangkatan PNS Dalam Jabatan Fungsional .

Penerbit BKN.Peraturan Pemerintah No . 100 Tahun 2002 Tentang Rangkap Jabatan. Penerbit BKN.Keputusan Presiden RI No . 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan . Penerbit BKN.Keputusan Presiden RI No. Tentang Tunjangan Jabatan Arsiparis. Penerbit BKN.Keputusan Presiden RI No . 60 Tahun 2002 Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Analis

Kepegawaian . Penerbit BKN .Keputusan Presiden RI No . 40 Tahun 2003 Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Perekayasa dan

Jabatan Fungsional Teknisi Litkayasa . Penerbit BKN.Buku 25 Tahun Badan Litbang Pertanian . Penerbit BKN .

222

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Page 223: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

TEKNIKPENGAMBILAN SAMPELRENCANAPILOTSTUDIAYAMBURRS

E. Juliantini

Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetika Pertanian, Jl. Tentara Pelajar Bogor

RINGKASAN

Analisis data hasil penelitian sering dilakukan terhadap sebagian dari total objek penelitian yang telahdilakukan . Hal ini disebabkan keterbatasanjumlah biaya, waktu dan tenagayangtersedia. Pengambilan sebagiandari objek penelitian atau sampel yang akan dianalisis sebaiknya mengikuti metode tertentu yang disebut denganteknik pengambilan sampel, agar dapat menggambarkan keadaan total hasil penelitianyang mendekati kebenaran.Penggunaan teknik pengambilan sampel yang tepat sangat tergantung dari sifat-sifat atau karakteristik unit-unitdalam sampel itusendiri . Teknik pengambilan sampel atau Beringjugsdisebut sebagai teknik sampling metupakansalahsatu tahapanyang sangat penting dalamkegiatan pengumpulan data Kesalahan yangterjadi dalampengambilansampel akan mengakibatkan informasi yang disajikan menjadi tidak akurat . Kesalahan itu bisa saja terjadi karenamemang kurang tepatnya cars pengambilan sampel, atau bisa juga disebabkan karena hal-hal lain pads saatmelakukan pengukuran unit sampel . Pada makalah ini ditampilkan teknik pengambilan sampel yang dianggapcukup representatifberdasarkan teori dan diberikan contoh perhitungan ditingkat kota madya Bogor, berdasarkandata sensus tahun 2001 . Dasar pengambilan sampel dilakukan dengan cars bertahap mulai dari tingkatdesa, bloksensus, sampai dengan tingkat rumah tangga peternak . Petemak menjadi unit sampling terkecil (responuen) yangakandiwawancaramengenai ayam buras yang dipunyainya. Pada tahap pertamapengambilansampel berdasarkanprobability proportionate to size (PPS), sedangkan untuk pemilihan unit sampling yang terkecil digunakansampling bersistem. Dengan ketersediaan biaya clan besar standar error 5%,jumlah sampel yang akan diambilsebesar 150 rumah tangga yang tersebar di 15 desa. Penyebaran desayang terpilih sebagai sampel disetiapkecamatan ditentukan oleh proporsi populasi ayam buras pada setiap kecamatan terhadap populasi ayam burnsyangads di kotamadyaBogor berdasarkan sensus tahun 2001 . Dari setiap desa ditentukan satu blok sensus yangkegiatan utama dari penduduknyapaling banyak betemak, jumlah rumah tanggayangterpilih sebagai sampel darimasing-masing blok merupakan proporsi antarajumlah populasi rumah tanggapada masing-masing blokdenganjumlah total populasi dari semua blok yang terpilih sebagai sampel dari jumlah total sampel yang diperlukan .

Kata Kunci : teknik sampling, sampel, blok sensus, PPS, sampling bersistem

PENDAHULUAN

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dalam melakukan analisis data penelitian, sering pengukuran dilakukan hanya terhadap sebagianobjek total penelitian yang disebut sebagai sampel . Pengambilan sampel dari seluruh 3bjApenelitian(populasi) yang disebut dengan sampling, dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkansemua karakteristik dari populasinya, sampel yang demikian dikenal sebagai sa-npel yang representatif(Kish) .

Pemilihan teknik penarikan contoh didasarkan pada persoalan yang dihadapi, biaya, waktu dantenaga yang tersedia serta tingkat ketelitian clan kepercayaan dari hasil yang akan diperoleh. Tidak

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

223

Page 224: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

ProsidingTemuTeknis Fungsional Non Peneliti 2003

ada suatu pedoman khusus bagi peneliti yang menunjukan cars yang akan digunakan untuk memilihrangka penarikan contoh (Simons) . Pilihan seseorang akan bervariasi, tergantung dari ketersediaanbahan dengan pertimbangan secara statistik dan administratif.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi tentang bagaimana mengumpulkandata primer bidang peternakan dengan contoh aplikasi diberikan untuk daerah kota madya Bogor.

METODOLOGI

Pengumpulan data dilakukan pada tingkat kabupaten . Penentuan kabupaten ditentukan secarapurposive, yaitu berdasarkan informasi/rekomendasi dari instansi terkait, misalnya yang menyatakanbahwa kota madya/kabupaten tersebut dianggap sebagai daerah yang potensial dalam pengembanganayam buras Untuk pemilihan sampel diperlukan sampling frame/kerangka populasi yaitu daftar darisemua peternak yang ada didaerah yang akan disensus lengkap dengan kecamatan, desa dan bloksensus . Blok sensus adalah suatu pembagian wilayah dalam suatu desa/kelurahan yang dibuat olehBPS untuk keperluan pencacahan . Biasanya dalam satu desa terdiri dari 7 sampai 60 blok sensus ,dimana dalam satu blok sensus mempunyai 80 sampai 120 rumahtangga . Dalam prakteknyadilapangan,ketersediaan kerangka populasi dan peta dari blok sensus pada beberapa daerah biasanya merupakankendala yang dijumpai dalam pelaksanaan survai .

Dengan populasi ayam buras yang umumnya terhampar secara geografis maka rancangan yangsesuai untuk pencacahan ini adalah pengambilan sampel secara bertahap (Simons) . Rancangan yangdigunakan dalam pelaksanaan survai sebaiknya adalah sampling tiga tahap dengan desa sebagai unitsampling utama (primary sampling unit = PSU), blok sensus sebagai unit sampling kedua (secondarysampling unit = SSU), dan rumah tangga sebagai unit sampling terkecil (ultimate sampling unit =USU).

Menurut Cochran (1963), ada beberapa keuntungan dari pengambilan contoh bertahap yaitu (a)lebih efisien dan fleksibel dibandingkan pengambilan contoh lainnya (tidak bertahap), (b) pada tahappengambilan contoh kedua dan seterusnya, kerangka sampling hanya terdiri dari unit yang telahterpilih pada tahap sebelumnya (c) dapat menghemat biaya transportasi terutamajika unit-unit padatahap pertama berjauban satu dengan lainnya dan menekan biaya pembuatan daftar/kerangka sam-pling. Sedangkan kelemahan dari cara ini adalah teorinya lebih rumit dibandingkan dengan carapengambilan contoh lainnya, sehingga akan dijumpai kesulitan penggunaan dilapangan apalagi jikaunit-unit pada tahappertama tidak berukuran sama, demikian juga dalam menghitung nilai taksirannya.

Unit Sampling Utama (PSU)

TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, biasanya berasal dari instansi terkait dan hasil penelitianterdahulu, ditentukan secara purposive bahwa suatu daerah misalnya suatu kabupaten yang akan

224

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Page 225: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

digunakan sebagai areal survai, dianggap representatif sebagai daerah dengan kegiatanpengembangan ayam buras secara ekstensif atau intensif. Dari kabupaten tersebut dipilih sejumlahdesa sebagai unit sampling primer, dengan cara probability proportionate to size (PPS) terhadapjumlah populasi ayam buras yang ada di dearah tersebut, dan ditentukan juga oleh nilai standar eroryang dikehendaki serta biaya yang tersedia .

UnitSampling Kedua (SSU)Selanjutnya dari setiap desa yang terpilih sebagai sampel, dipilih satu blok sensus yang aktivitas

utama sebagian besar penduduknya adalah beternak ayam buras menggunakan PPS darijumlah totalrumah tangga berdasarkan sensus/penelitian terdahulu sebagai unit sampling kedua, .

Unit SamplingTerkecil (USU)Kemudian ditentukan sampel rumah tangga dalam setiap blok sebagai unit sampling terkecil .

Sampel dipilih berdasarkan daftar seluruh rumah tangga yang ada dalam setiap sensus blok sensus(baik peternak atau bukan peternak) .

Alokasi sampel rumah tangga dalam setiap blok sensus ditentukan dengan

n ip

=jumlah sampel rumahtangga dari blok ke j dan desa ke in

=jumlah sampel rumah tangga dalam setiap kabupaten atau kecamatan

NY

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

= proporsi dari total populasi rumah tangga dalam blok kej clan desa ke i terhadapjumlahtotal populasi numah tangga dalam kabupaten . Setelah semua sampel rumah tangga pada masing-

masing sensus blok ditentukan, dipilih sampel target secara bersistem dengan interval sebesar

NYI = - Kemudian tentukan angka random awal R, £ Interval (I) untuk setiap blok sensus .n; .SampA rumah tangga berikutnyan (R.) ditentukan berdasarkan aturan Rn = (n-1) Iii + R, Proses

baru berhenti setelah sampel yang dikehendaki terkumpul .

Nilai TaksiranUntuk menghitung angka taksiran jumlah ayam buras untuk tingkat kabupaten maupun pada

setiap blok sensus serta variansinya, Kish (1965) memberikan rumus:

- a

ngka taksirmAjumiah ayam buys tingkat kabupatenV-_~- - ~_ -

~ v;;ti (2)d r-~ Xr ra

ti,n9 h=1

dimana : v= taksiran jumlah jenis ayam buras seluruh kabupaten/kota madya

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

225

Page 226: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

d

=

jumlah desa yang dijadikan sampelX

= jumlah populasi ayam buras pada kabupaten/kota madya

= jumlah ayam buras pada desa ke-ibi=

jumlah blok sensus pada desa ke-iT .

= jumlah rumah tangga peternak pada desa ke-i, berdasarkan sensus terakhirt,j=

jumlah rumah tangga peternak pada desa ke-i blok sensus ke-j , berdasarkan sensus terakhir

survai .

v =

(3)- angka taksiran variansinya adalahv(v) =dimana : v .

=nilai taksiranjumlah ayam buras di desa-iv

= nilai taksiran jumlah ayam buras sekabupatenAngka-angka taksiran di atas hanya bisa dihitung setelah nilai y., atau yi;h

telah didapat dari hasil

Contoh Aplikasi

N-j =

jumlah rumah tangga peternak pada sampel desa ke-i, blok sensus kej berdasarkanpencatatan tahun berjalan n~= jumlah rumah tangga peternak yang diambil sebagai sampelpadasampel desa ke-i blok sensus kej , berdasarkan pencatatan tahun berjalan . y,~=jumlahayam buras pada rumah tangga ke-h, blok sensus kej dan desa ke-i - angka taksiranjumlahayam buras per blok sensus, sebagai penaksiran tingkat kedua, ditentukan bahwa jumlahsampel dari blok sensus sama dengan 1, maka angka taksirannya disederhanakan menjadi

Berdasarkan data hasil sensus peternakan 2001 di kodya Bogor, diperoleh data mengenai jumlahrumah tangga, jumlah rumah tangga peternak serta jumlah ayam buras seperti pada tabel 1 .

Tabel l .

Penyebaran jumlah rumah tangga, jumlah rumah tangga peternak, dan jumlah ayamburas dalam setiap kecamatan di Kodya Bogor. Tahun 2001 .

Sumber : Kantor Statistik Kodya Bogor, 200 I .

226

Pusat Penelitian dan Pengembangan Petemakan

Kecarnafan E mmahtangga E RT . petemak E ayamburas

Bogor SeLatan 26900 9.571 73B93ogor m-oar ---3-Z73- 12350

-_.v.,_ _ . ..

_ogorogor -tara. .

. .301. .

3.63.35

4103-._~._. .....~.....

___.TIC_

. ._

58-293_ t1J .

Total 178.443 29376 578.825

Page 227: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dengan kendala ketersediaan dana serta standar error yang dikehendaki sebesar 5% clan tahapan-tahapan seperti pada metodologi, maka diperoleh ukuran target sampel yang akan diambil yaitusebesar 150 rumah tangga peternak yang tersebar di 15 desa diantara 68 desa yang ada di kodyaBogor (Tabel 2) . Distribusijumlah desa pada 6 kecamatan sebagai unit sampling primer (PSU) ditentukandengan cara proporsional dari jumlah ayam pada setiap kecamatan terhadap jumlah populasi ayamburas yang ada di kota madya Bogor sebesar 578 .825 ekor (Kantor Statistik Kodya Bogor, 2001).

Dari setiap desa yang terpilih sebagai sampel dipilih satu blok sensus yang kegiatan utamapenduduk yang paling banyak adalah beternak. Kemudian ditentukan jumlah rumah tangga petemaksebagai unit sampling terkecil dalam setiap blok dengan kerangka samplingnya adalah daftar seluruhrumah tangga yang ada dalam blok sensus tersebut. Besarnya alokasi sampel dalam setiap bloksensus merupakan proporsi dari jumlah rumah tangga dalam blok tersebut terhadap jumlah rumahtangga pada semua blok yang terpilih sebagai sampel dikalikan jumlah total sampel yang akandigunakan.

Untukmemnentukan target sampel digunaka cara sampling bersistem dengan interval pengambiIansampel sebesar I = . Dalam hal ini kerangka samplingnya adalah daftar semua rumah tangga pada bloksensus yang terpilih menjadi sampel . Dengan menggunakan tabel random, ditentukan angka randomawal (RN1) untuk semua blok yang besarnya tidak lebih dari I . Rumahtangga yang mempunyainomorunit pada kerangka samplingnya sama dengan angka random merupakan unit yang terpilih sebagaisampel target. Selanjutnya, penambahan I pada nomor unit yang telah terpilih menjadi sampel,merupakan nomor unit untuk mendapatkan elemen sampel berikutnya . Demikian seterusnya, hinggaalokasi sampel pada masing-masing blok sensus terpenuhi.

Tabel 2.

Alokasi sampel survai peternakan di kotamadya Bogor.

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

227

Kecamatan Desa No.Blok Jumla Alokasih

No Kod Nama No Kode Nama Sensus Rm Sampele tan a

1 . 001 Bogor Selatan 1 . 005 0058 98 102. 003 Bogor Utara 2. 001 0028 105 11

3. 003 0068 95 104. 008 0078 115 125. 010 0058 102 11

3. 005 Bogor Barat 6. 003 0088 85 97. 005 0068 101 118. 009 0068 95 10

4. 006 Tanah Sareal 9. 001 0048 92 1010 . 003 0038 84 911 . 004 007B 88 912 . 005 009B 90 1013 008 008B 93 1014 . 009 0088 81 915 . 010 01013 85 9

Total 1409 150

Page 228: PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI …balitnak.litbang.pertanian.go.id/media/attachments/2020/... · 2020. 10. 20. · PEMERIKSAANSTRUKTURSELBEBERAPAJENISBULUKELINCI SECARASPESIFIK

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Dengan pengambilan sampel secara proporsional terhadap ukuran sampel (PPS), diharapkan hasilanalisis data survai tidak begitu menyimpang dari keadaan populasinya. Karena sampel yang terpilihakan dapat mewakili semua karakteristik yang ada dalam populasi . Jika ketersediaan biayamemungkinkan, akan lebih balkjika blok sensus diambil lebih dari sate.

.2001 . Statistik Kota Madya Bogor.Cochran, William Q 1963 . Sampling Techniques, 2"° ed . John Wiley, NewYork.

Kish, Lislie . 1965 . Survai Sampling . John Wiley & Sons, Inc . New York .

Simons, M .J . 1960 . Sampling: A quick realible guide to practical statistics . Simon and Schuster, NewYork.

KESIMPULAN

DAFTAR BACAAN

Walujadi, Dedi. 2002 . Report Strengthening the Livestock Statistical Information System . Food andAgricultural Organization . Jakarta .

228

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan